["orang-orang cenderung menilai kelompok atau individu tersebut berdasarkan atribut yang sudah dianggap umum dan tidak berubah. Dalam kasus tersebut, sifat atau karakteristik negatif terhadap guru yang digambarkan sebagai sosok yang sok galak atau berpura-pura menjadi galak dapat dianggap sebagai bentuk stereotip karena memberikan penilaian umum yang negatif pada seluruh guru, tanpa memperhatikan perbedaan individu dan konteks yang berbeda-beda. Hal ini dapat memengaruhi persepsi dan sikap terhadap guru secara keseluruhan, tanpa memberikan kesempatan untuk memahami kualitas individu dan konteks di mana guru tersebut berada. Dalam kutipan tersebut, tergambar makna sifat kemarahan yang kuat dari orang yang mengucapkannya. Ia menggunakan kata- kata yang kasar dan merendahkan dengan menyebut guru sebagai \\\"dasar guru sok galak\\\". Ungkapan \\\"sok galak\\\" menunjukkan bahwa guru tersebut tidak memiliki hak atau alasan yang jelas untuk bersikap galak dan dianggap hanya pura-pura. Selain itu, ungkapan \\\"tidak tahu apa\\\" menunjukkan ketidaksukaan yang mendalam terhadap perilaku guru tersebut. Makna sifat kemarahan tersebut semakin terlihat dari ungkapan \\\"tambah keriting saja rambutnya setiap kali dia marah-marah\\\". Hal ini menunjukkan bahwa pengucap kutipan menginginkan guru tersebut mendapat Analisis Sastra Menggunakan Teori Charles Sander Pierce 43","hukuman atau perlakuan buruk sebagai bentuk pembenaran atas kemarahannya. Sifat kemarahan dalam kutipan tersebut juga dapat dilihat dari bahasa yang dipilih, yaitu bahasa yang kasar dan merendahkan. Hal ini menunjukkan bahwa pengucap kutipan sedang dalam keadaan emosi dan tidak mampu mengontrol diri. Emosi tersebut disebut emosi psikis karena kemarahan dianggap memiliki alasan kejiwaan yang mempengaruhi pikiran dan perasaan seseorang. Secara spesifik, kutipan tersebut termasuk dalam paralinguistik verbal karena menggambarkan penggunaan kata-kata dalam menggambarkan suara atau intonasi ketika seseorang marah-marah. Sifat kemarahan yang tidak terkendali tersebut dapat berdampak negatif terhadap hubungan antara pengucap dan guru, serta menciptakan lingkungan belajar yang tidak kondusif. Pesan tersirat dalam kutipan tersebut adalah bahwa orang yang mengucapkan kalimat tersebut memiliki persepsi negatif terhadap guru yang dianggap sok galak dan merendahkan. Ungkapan \\\"tambahan keriting saja rambutnya setiap kali dia marah-marah\\\" juga menunjukkan bahwa pengucap kutipan meremehkan tindakan guru yang marah-marah, seolah-olah tindakan tersebut tidak memiliki alasan yang jelas. Interpretasi kutipan tersebut adalah bahwa stereotip atau kesan umum yang diberikan pada sekelompok orang atau individu 44 Pembelajaran Semiotika","tertentu dapat sangat merugikan dan tidak adil. Persepsi negatif yang diberikan pada guru secara umum tanpa mempertimbangkan perbedaan individu dan konteks di mana guru tersebut berada dapat merusak citra dan kredibilitas guru secara keseluruhan. Oleh karena itu, penting untuk tidak menggeneralisasi atau menilai orang berdasarkan atribut yang dianggap umum dan tidak berubah. 2. Tegas dan disiplin \\\"Raib! Seli!\\\" guru geografi berseru. Dia memukul papan tulis dengan penggaris besar. \\\"Harus berapa kali Ibu bilang, hah?\\\" (141, MT, 2016 : 51) Pada data (2) kata \\\"Raib! Seli!\\\" sebagai penanda Qualisign dan terdengar memiliki makna sifat tegas dan disiplin sebagai petanda (sifat). Jika sedang mengungkapkan ketegasan dengan seseorang, intonasinya akan lebih tinggi. Pada kata \u201cRaib! Seli!\u201d dengan intonasi yang keras dan tanda seru digunakan untuk ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketegasan dan emosi yang kuat. Kata tegas yang dikeluarkan oleh guru geografi bukan bermakna marah akan tetapi nada tersebut bermakna tegas dan disiplin. Artinya seorang guru yang menegur siswanya pada saat mengajar dengan mengeluarkan intonasi keras berarti kata-kata yang dikeluarkan bersifat mendidik. Analisis Sastra Menggunakan Teori Charles Sander Pierce 45","Sifat kesungguhan, ketegasan dan emosi yang kuat yang ditunjukkan oleh guru geografi dalam kutipan tersebut. Sikapnya yang keras dan berteriak-teriak menunjukkan ketidakpuasan dan kekecewaan yang dirasakannya terhadap Seli dan Raib, yang tidak memperhatikan atau tidak mematuhi perintahnya. Kkesungguhan, ketegasan dan emosi yang kuat ini terlihat dari tindakan guru geografi memukul papan tulis dengan penggaris besar. Hal ini menunjukkan bahwa guru geografi sedang tidak sabar dan tidak dapat mengendalikan emosinya. Emosi tersebut disebut emosi psikis karena guru geografi tersebut mengeluarkan respons emosional dalam bentuk kemarahan akibat ketidakpatuhan siswa dalam mengikuti instruksi yang telah diberikan dan tindakan guru geografi memukul papan tulis dengan penggaris besar termasuk paralinguistik dan kinesik, karena menggambarkan penggunaan kata-kata dan gerakan tubuh guru tersebut. Makna yang tergambar dari kutipan tersebut adalah bahwa guru geografi menginginkan kedisiplinan dan ketertiban di kelasnya. Ia ingin siswanya mematuhi perintahnya dan mengikuti aturan yang telah ditetapkan. Hal ini dapat dilihat dari kalimat \\\"Harus berapa kali Ibu bilang, hah?\\\", yang menunjukkan bahwa guru geografi merasa frustrasi karena harus mengulang perintah yang sama berkali-kali. Dalam hal ini, pesan yang 46 Pembelajaran Semiotika","ingin disampaikan adalah pentingnya kedisiplinan dalam kelas agar proses belajar mengajar dapat berjalan dengan efektif. Pesan tersirat dalam kutipan tersebut adalah sifat yang agak kasar dan kurang sabar dari guru geografi. Ia terlalu keras dan tergesa- gesa dalam mengekspresikan kesungguhan, ketegasan dan emosi yang kuat, dan ini dapat mempengaruhi hubungannya dengan siswanya. Terlalu banyak menunjukkan sifat yang tidak menyenangkan dapat membuat siswa merasa tidak nyaman dan tidak bersemangat dalam belajar. Oleh karena itu, sebagai seorang pendidik, guru perlu menunjukkan sifat-sifat yang lebih positif seperti kesabaran dan empati agar siswanya dapat merasa terbuka dan nyaman dalam kelas. Sebagai interpretasi, kutipan tersebut menunjukkan sifat ketegasan dan pesan tentang pentingnya kedisiplinan di kelas. Namun, juga terdapat sifat yang kurang sabar dari guru geografi yang dapat mempengaruhi hubungannya dengan siswa. Oleh karena itu, seorang guru perlu menunjukkan sifat yang bijaksana dan tenang. Seorang guru juga seharusnya tidak hanya fokus pada tugas mengajar tetapi juga memperhatikan hubungan dengan murid. Mengeluarkan seruan atau tindakan kasar tidak selalu menjadi solusi yang baik untuk memperbaiki perilaku murid. Sebagai gurulah yang bertanggung jawab untuk membimbing dan membantu murid dalam Analisis Sastra Menggunakan Teori Charles Sander Pierce 47","proses pembelajaran, sehingga sebaiknya mencoba untuk menyelesaikan masalah dengan pendekatan yang lebih baik dan efektif. 3. Otoriter \\\"Singkirkan mereka dari hadapanku, Faar! Aku tidak mau bertemu!\\\" Sekretaris berteriak.\u201d (184, BT, 2017: 53) Pada data (3) juga menggunakan intonasi keras seperti \u201csingkirkan\u2026\u201d, kata tersebut merupakan Qualisign karena pada kata tersebut diucapkan dengan intonasi tinggi yang memiliki makna bahwa pada saat itu Faat sedang marah. Kutipan tersebut terlihat Fara sangat membenci Raib, Ali, Seli, sehingga kata yang ia keluarkan memiliki intonasi yang tinggi yang menandakan kemarahan disebut paralinguistik karena menggambarkan penggunaan kata-kata dalam menggambarkan suara atau intonasi saat sekretaris tersebut berteriak. Qualisign dalam kutipan tersebut ditandai dengan kalimat \u201csingkirkan\u2026.\u201d. sebagai penanda Qualisign karena diucapkan dengan intonasi keras (tinggi) dan marah sebagai petanda (sifat). Ketika seseorang sudah keadaan marah maka orang tersebut tidak mau menerima jawaban apa pun dari lawannya. Tanda Qualisign dalam kutipan tersebut memiliki makna yang kuat dan mengandung kekuatan ekspresi yang menunjukkan perintah atau permintaan yang tegas dan menunjukkan emosi yang kuat, yaitu keinginan untuk menjauhkan atau menghilangkan orang-orang 48 Pembelajaran Semiotika","yang tidak diinginkan dari hadapannya. Selain itu, kata \\\"singkirkan\\\" juga diucapkan dengan intonasi yang keras, sehingga memberikan efek yang lebih kuat lagi pada makna dan ekspresi yang ingin disampaikan. Hal ini membuat kata \\\"singkirkan\\\" menjadi tanda Qualisign yang penting dalam konteks tersebut. Kata \\\"singkirkan\\\" yang diucapkan dengan intonasi yang keras dan agak kasar, memberikan kesan yang kuat dan memperlihatkan emosi yang diungkapkan oleh karakter. Intonasi keras pada kata \\\"singkirkan\\\" dapat menjadi ciri khas dari karakter tersebut dan dapat memperlihatkan bagaimana dia ingin menunjukkan kekuasaannya dalam situasi tersebut. Hal ini menunjukkan bagaimana bahasa dapat digunakan untuk memperlihatkan emosi dan kepribadian seseorang, yang merupakan salah satu ciri khas dari Qualisign. Emosi yang diperlihatkan disebut Emosi psikis adalah respons emosional yang muncul sebagai reaksi terhadap peristiwa mental atau kejadian yang mempengaruhi pikiran seseorang, seperti ketidaknyamanan atau kemarahan. Selain dianggap diucapkan dengan intonasi keras, kata \\\"singkirkan\\\" juga ditunjukkan dengan tanda seru dan diucapkan dengan intonasi yang keras. Hal ini dapat menunjukkan makna sifat otoriter dan kemarahan dari sekretaris yang berbicara. Dia menggunakan bahasa yang kasar dan perintah yang tegas, menunjukkan bahwa dia ingin Analisis Sastra Menggunakan Teori Charles Sander Pierce 49","mengendalikan situasi dan orang-orang di sekitarnya. Oleh karena itu, kata \\\"singkirkan\\\" dapat diinterpretasikan sebagai tanda sifat kemarahan, otoriter dan dominan. Makna yang terdapat dalam kutipan tersebut adalah bahwa kekuasaan dapat membuat seseorang merasa lebih baik dan lebih tinggi daripada orang lain. Sekretaris tersebut merasa bahwa orang-orang tersebut tidak penting dan tidak membutuhkan perhatiannya. Namun, tindakan tersebut dapat merugikan orang lain dan dapat menciptakan rasa tidak nyaman atau tidak adil. Pesan yang terkandung dalam kutipan tersebut adalah bahwa sifat kemarahan dan otoriter dapat mengarah pada ketidakadilan dan merugikan orang lain. Kekuasaan harus digunakan dengan bijak dan tidak semata-mata untuk memuaskan ego seseorang. Orang-orang yang bekerja dalam posisi kekuasaan harus memperhatikan dan menghormati pandangan dan kebutuhan orang lain. Interpretasikan kutipan tersebut sebagai contoh situasi di mana seseorang menggunakan kekuasaan atau posisi otoritasnya untuk mengeluarkan orang-orang yang dianggap mengganggu tanpa memperhatikan hak dan kepentingan mereka. Kata \\\"singkirkan\\\" dalam konteks ini bisa saja diartikan sebagai tindakan represif dan tidak menghargai martabat orang lain. Hal ini menunjukkan pentingnya memiliki sikap yang bijaksana dan bertanggung jawab 50 Pembelajaran Semiotika","dalam menggunakan kekuasaan atau otoritas yang dimiliki. Selain itu, kutipan tersebut juga dapat diinterpretasikan sebagai gambaran bahwa sekretaris tersebut memiliki sifat otoriter dan merasa superior dibandingkan dengan orang- orang yang harus disingkirkan. Kemarahan dan ketidakmauan untuk bertemu dengan seseorang juga dapat mencerminkan sifat yang kurang sabar dan mudah terpancing emosi. Dalam konteks tertentu, sifat ini perlu diatur agar tidak berdampak buruk pada hubungan dan kinerja di tempat kerja. Oleh karena itu, penting bagi setiap individu untuk memahami dan mengontrol emosi mereka dalam berinteraksi dengan orang lain, terutama di lingkungan kerja yang memerlukan kerja sama dan kolaborasi. 4. Pemarah \u201cUlangi, Putri Bulan!\u201d Batozar berteriak marah. Intonasi suaranya semakin tinggi dua-tiga jam terakhir. Dia semakin tidak kami kenali terlepas dari fakta kami memang baru mengenalnya beberapa hari. (226, BTZR, 2018: 277-278). Pada data (4) dapat dianggap sebagai Qualisign karena kata \\\"ulangi\\\" diucapkan dengan intonasi suara yang tinggi dan diikuti dengan kalimat \\\"Putri Bulan\\\" yang menunjukkan kemarahan Batozar. Intonasi suara yang tinggi pada kata \\\"ulangi\\\" menjadi tanda kualitatif yang menunjukkan emosi Batozar yang marah, sehingga kata \\\"ulangi\\\" Analisis Sastra Menggunakan Teori Charles Sander Pierce 51","menjadi Qualisign yang menunjukkan karakteristik tertentu dalam situasi komunikasi tersebut. Kata \\\"Ulangi, Putri Bulan\\\" dalam kutipan tersebut merupakan sebuah Qualisign, yaitu sebuah tanda atau ciri yang memiliki sifat khas dan unik yang mampu memberikan makna dan pesan tertentu dalam konteks tertentu. Dalam konteks tersebut, kata tersebut menjadi sebuah tanda yang menunjukkan kemarahan Batozar terhadap Putri Bulan yang tidak melakukan sesuatu dengan benar atau tidak memahami instruksinya. Selain itu, intonasi suaranya yang semakin tinggi juga menunjukkan bahwa Batozar semakin kehilangan kendali emosinya, emosi tersebut disebut emosi psikis. Makna sifat pemarah dari Batozar tercermin dari kutipan tersebut, di mana ia terus meminta Putri Bulan untuk mengulang sesuatu, namun tidak jelas apa yang sebenarnya dimaksud dengan permintaannya tersebut. Hal ini membuat orang-orang di sernya merasa tidak mengenali dirinya. Dengan demikian, Qualisign pada kata \\\"Ulangi, Putri Bulan!\\\" membantu membangun makna atau interpretasi dari adegan yang dijelaskan dalam kutipan tersebut. Kutipan \\\"Ulangi, Putri Bulan!\\\" dalam data teks merupakan contoh nyata dari penggunaan Qualisign yang dapat membantu memperjelas intensitas perasaan dan emosi dari karakter Batozar. Penekanan pada kata \\\"Ulangi\\\" dan penambahan \\\"Putri Bulan\\\" menunjukkan 52 Pembelajaran Semiotika","bahwa Batozar sedang merasa frustrasi atau terganggu oleh sesuatu yang tidak masuk akal atau tidak wajar. Kehadiran Qualisign pada kata tersebut dapat membantu membentuk gambaran yang lebih jelas tentang karakter Batozar dan bagaimana ia merespons situasi yang sedang dihadapinya, sehingga dapat memperkaya pemahaman seseorang tentang adegan tersebut dan penggunaan tanda Qualisign ini juga dapat membantu untuk memahami lebih dalam tentang karakteristik Batozar dan situasi yang sedang terjadi. Qualisign pada kutipan tersebut juga dapat membantu membangun citra emosional yang kuat bagi Batozar, sehingga memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pengalaman dalam membaca dan memahami teks tersebut. Dengan demikian, kutipan ini menjadi penting karena memberikan informasi tambahan tentang keadaan emosional dan psikologis karakter dalam cerita. Kata \\\"Ulangi, Putri Bulan!\\\" yang diucapkan oleh Batozar disebut paralinguistik karena menggambarkan penggunaan kata-kata dalam bentuk suara atau intonasi ketika Batozar berteriak marah dan semakin tinggi. Kata \\\"Ulangi\\\" sendiri menunjukkan bahwa ada sesuatu yang harus diulang, yang tidak memuaskannya atau salah dilakukan oleh orang lain. Selain itu, kata \\\"Putri Bulan\\\" bisa jadi merujuk pada seseorang atau sesuatu yang berada di posisi tinggi atau dianggap penting, Analisis Sastra Menggunakan Teori Charles Sander Pierce 53","sehingga kesalahan yang dilakukan oleh orang tersebut dirasa lebih menyakitkan bagi Batozar. Dalam konteks ini, makna sifat \u201cpemarah\u201d dihubungkan dengan kata \\\"Ulangi, Putri Bulan\\\" karena Batozar mengekspresikan rasa tidak puas dan frustrasi yang besar terhadap sesuatu yang dianggap penting atau vital bagi dirinya. Marah juga dapat menjadi respons emosional yang muncul ketika seseorang merasa tidak terkendali atau merasa tidak dapat mengendalikan situasi, yang dalam hal ini dapat disebabkan oleh ketidakpuasan atau kekecewaan. Oleh karena itu, dengan menggabungkan kata-kata yang memperlihatkan keinginan untuk mengulang sesuatu dan referensi pada sesuatu yang penting atau berharga, dapat disimpulkan bahwa marah adalah sifat yang diungkapkan oleh Batozar melalui ucapan \\\"Ulangi, Putri Bulan!\\\" tersebut. Pesan tersirat dari kutipan ini adalah bahwa kadang-kadang orang bisa merasa sangat tertekan dan tidak berdaya dalam situasi tertentu, dan itu bisa menyebabkan emosi seperti kemarahan dan frustrasi. Dalam kasus Batozar, kemarahan tersebut tampaknya terkait dengan situasi yang belum jelas dalam novel, tetapi dapat diasumsikan bahwa dia merasa frustrasi dengan sesuatu yang tidak dapat diatasi dengan mudah. Interpretasi kutipan tersebut menunjukkan bahwa Batozar sedang mengekspresikan emosinya dengan keras dan 54 Pembelajaran Semiotika","terbuka. Intonasi suaranya yang semakin tinggi menunjukkan bahwa dia sedang kehilangan kendali atas emosinya dan perlu waktu untuk tenang kembali. Hal ini dapat menjadi pengingat bagi bahwa penting untuk memahami dan mengelola emosi dengan baik, terutama dalam situasi yang menantang dan sulit. 5. Gembira atau Senang \u201cAku tahu hewan ini\u201d Ily justru melangkah maju, suaranya riang menatap ke dalam kandang. Demi melihat Ily mendekat, gerung harimau putih semakin keras, ekornya terangkat.\u201d (BL,2015 : 108) Pada data (5), dapat dianggap sebagai Qualisign karena terdapat tanda-tanda fisik yang merepresentasikan emosi dan karakteristik dari Ily dan harimau putih. Suara riang Ily dan gerakan harimau putih yang semakin keras dan ekornya terangkat merupakan tanda-tanda kualitatif yang merepresentasikan emosi dan karakteristik dari kedua karakter tersebut. Emosi tersebut disebut emosi sensoris karena menggambarkan respons emosional Ily yang muncul sebagai reaksi terhadap pengalaman sensoris atau indra, yaitu melihat hewan yang dikenalinya di dalam kandang. Dalam kutipan dari novel Bulan karya Tere Liye yang berbunyi \\\"Aku tahu hewan ini\u201d Ily justru melangkah maju, suaranya riang menatap ke dalam kandang. Demi melihat Ily mendekat, gerung harimau putih semakin keras, Analisis Sastra Menggunakan Teori Charles Sander Pierce 55","ekornya terangkat\\\" terdapat sebuah tanda Qualisign yang dapat diidentifikasi. Tanda Qualisign dalam kutipan tersebut adalah suara riang yang dihasilkan oleh Ily ketika menatap ke dalam kandang harimau putih, yang ditunjukkan dengan adanya kata \\\"riang\\\" dalam kutipan. Tanda ini menggambarkan sifat Ily yang senang dan bersemangat ketika melihat hewan tersebut, gambaran tersebut termasuk dalam kategori kinesik karena menggambarkan gerakan tubuh dari hewan (harimau putih) dalam merespons perilaku Ily yang mendekat ke dalam kandang. Dalam kutipan tersebut, sifat yang dapat diinterpretasikan adalah ekspresi sukacita atau kegembiraan dari Ily ketika melihat hewan yang dikenalnya, yang ditunjukkan oleh suaranya yang riang saat melangkah maju dan menatap ke dalam kandang. Selain itu, gerung harimau putih yang semakin keras dan ekornya yang terangkat dapat diartikan sebagai reaksi atau respons dari hewan terhadap kehadiran Ily, yang mengindikasikan keinginan untuk bertindak atau bereaksi terhadap situasi yang ada. Dalam konteks yang lebih luas, kutipan ini dapat menggambarkan interaksi antara manusia dan hewan serta peran penting emosi dan ekspresi dalam komunikasi antara makhluk hidup. Tanda Qualisign yang ditunjukkan melalui deskripsi suara dan gerakan harimau putih. Suara Ily yang riang dan tindakannya 56 Pembelajaran Semiotika","yang maju menggambarkan kualitas suatu keberanian dan kepercayaan diri yang tinggi. Sementara itu, gerakan dan ekspresi harimau putih juga menunjukkan sifatnya yang ganas dan siap untuk bertindak jika merasa terancam. Kombinasi dari kedua tanda tersebut menciptakan kualitas ketegangan dan ekspektasi dalam bacaan, yang dapat mengarahkan seseorang untuk mengantisipasi suatu peristiwa yang signifikan. Selain itu, hadirnya tanda Qualisign dalam kutipan tersebut juga dapat membantu membangun citra yang lebih jelas dan terperinci tentang kejadian yang sedang terjadi. seseorang dapat membayangkan suara Ily yang riang dan tindakan harimau putih yang semakin keras dan ekornya yang terangkat, sehingga membawa mereka lebih dekat ke dalam pengalaman membaca secara emosional. Hal ini dapat meningkatkan daya tarik narasi dan membantu membawa seseorang lebih dalam ke dalam dunia fiksi yang dibuat oleh penulis. Dalam konteks yang lebih luas, kutipan tersebut dapat menjadi bagian penting dari data yang menggambarkan interaksi manusia dan hewan. Data tersebut dapat digunakan untuk mempelajari bagaimana manusia memahami dan merespons perilaku hewan melalui pengalaman sensoris yang mereka alami. Dengan demikian, kutipan tersebut memperkuat penggunaan Qualisign sebagai alat analisis dalam memahami pengalaman sensoris manusia Analisis Sastra Menggunakan Teori Charles Sander Pierce 57","dan bagaimana sifat-sifat tersebut dapat memengaruhi persepsi dan tindakan manusia dalam interaksi dengan lingkungannya. Dengan demikian, kutipan tersebut dapat memberikan wawasan yang lebih dalam terhadap pengamatan dan pemahaman tentang hewan dan interaksinya dengan manusia. Kutipan tersebut memiliki makna positif bagi orang yang bahagia karena menggambarkan keberanian dan kegembiraan Ily saat berada di dekat gerbang kandang harimau putih. Meskipun ada bahaya yang mengancam, Ily tetap merasa senang dan terkesan dengan keindahan dan kekuatan harimau putih tersebut. Selain itu, reaksi harimau putih yang semakin menggeram dan ekornya yang terangkat dapat dipandang sebagai tanda rasa hormat atau pengakuan terhadap keberanian Ily, yang dapat memberikan kepuasan atau rasa bangga pada orang yang membaca atau mendengarkan kisah tersebut. Kutipan tersebut bisa dihubungkan dengan kehidupan kenyataan bahwa ketika seseorang memiliki pengetahuan atau pengalaman tentang sesuatu, maka rasa penasaran dan keingintahuannya untuk mengeksplorasi lebih jauh akan semakin besar. Seperti pada kutipan tersebut, Ily yang mengenal hewan di kandang tersebut dengan suara riangnya mendekati gerung harimau putih, meskipun gerung tersebut sudah 58 Pembelajaran Semiotika","menunjukkan sikap agresif dengan mengangkat ekornya. Hal ini menunjukkan bahwa ketika seseorang memiliki pengetahuan atau pengalaman, maka ia akan memiliki keberanian untuk mengeksplorasi lebih jauh dan tidak takut menghadapi tantangan. Dalam kehidupan kenyataan, pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki seseorang dapat membuka peluang dan menghasilkan kesempatan yang lebih baik, sehingga penting bagi seseorang untuk selalu mencari pengetahuan baru dan berani mengambil risiko dalam mengejar impian dan tujuan hidupnya. Pesan tersirat yang dapat diambil dari kutipan tersebut adalah pentingnya rasa percaya diri dan keberanian dalam menghadapi hal-hal yang belum diketahui. Ily dalam kutipan tersebut menunjukkan rasa percaya diri dan keberaniannya dengan tetap maju dan menghadapi gerung harimau putih yang sebelumnya belum dikenalnya. Dalam kehidupan sehari-hari, hal ini dapat diartikan sebagai pentingnya memiliki keberanian dan percaya diri untuk menghadapi hal-hal baru dan tantangan dalam hidup. Tanpa rasa percaya diri dan keberanian yang cukup, seseorang tidak akan berani mencoba hal baru atau mengambil risiko yang dibutuhkan untuk mencapai kesuksesan. Berdasarkan kutipan tersebut, dapat diinterpretasikan bahwa Ily adalah seseorang yang memiliki ketertarikan dan rasa ingin tahu Analisis Sastra Menggunakan Teori Charles Sander Pierce 59","yang besar terhadap hewan, termasuk harimau putih yang dihadapinya di dalam kandang. Meskipun banyak orang yang merasa takut atau enggan mendekati hewan buas seperti harimau, Ily justru merasa senang dan riang dalam melihat harimau tersebut. Reaksi harimau putih yang semakin keras dan ekornya yang terangkat dapat diartikan sebagai respons terhadap keberanian Ily yang mendekatinya. Pesan tersirat yang dapat diambil dari kutipan ini adalah bahwa keberanian dan rasa ingin tahu yang besar dapat membawa seseorang pada pengalaman- pengalaman baru dan medan untuk menemukan hal-hal yang menarik dan menyenangkan, meskipun di hadapan hal-hal yang menakutkan atau tidak biasa. Berdasarkan data yang ditemukan terdapat beberapa tanda Qualisign pada novel \u201cBumi, Bulan, Bintang, Matahari dan Ceros Batozar\u201d semuanya menggunakan bentuk tanda dalam intonasi kalimat yang keras, dan penggunaan makna sifat pada hewan, hanya digunakan pada novel Bulan. Akan tetapi pada dasarnya penggunaan intonasi yang keras. Hal tersebut juga tampak pada korpus data pada semua novel . 60 Pembelajaran Semiotika","b. Sinsign Singsign merupakan suatu tanda yang menampilkan kenyataan pada tampilannya. Tanda ini berdasarkan tampilan real-nya. Singsign juga berbicara tentang tanda itu sendiri. Artinya seseorang memahami apa yang ditampilkan oleh tanda tersebut. Misalkan wajah yang pucat, menandakan orang tersebut sedang ketakutan. Tanda tersebut merupakan tanda singsign, karena melihat wajah pucatnya. Seperti pada kutipan berikut ; 1) Ketakutan dan Kepanikan \u201c\u2026Ilo berseru, melangkah mundur. Tangannya gemetar kesan seperti habis disetrum sesuatu. Wajahnya pucat\u2026.\u201d(19, BM, 2014 : 201) Pada data (6), data dianggap sebagai Sinsign karena merupakan tanda yang langsung teramati oleh indra pengamatan. Sinsign dapat didefinisikan sebagai suatu tanda yang mewakili sifat atau kualitas tertentu dari objek atau fenomena yang diamati, dan tanda tersebut hadir karena adanya keterkaitan atau hubungan yang erat antara tanda tersebut dengan objek atau fenomena yang diamati. Dalam kutipan tersebut, terdapat tangannya yang gemetar dan wajahnya yang pucat merupakan tanda-tanda kinesik yang sesuai dengan keadaan yang dirasakan Ilo setelah menyaksikan sesuatu yang membuatnya terkejut atau takut sehingga membuat emosi psikis. Kedua tanda tersebut memberikan informasi visual yang kuat mengenai keadaan emosional Ilo, dan secara Analisis Sastra Menggunakan Teori Charles Sander Pierce 61","tidak langsung memberikan petunjuk mengenai situasi atau peristiwa yang sedang terjadi. Oleh karena itu, data tersebut dapat dianggap sebagai Sinsign karena memberikan informasi yang langsung teramati oleh indra pengamatan. Kata-kata seperti \\\"gemetar\\\" dan \\\"pucat\\\", dapat dianggap sebagai Sinsign karena mereka mendeskripsikan kualitas atau sifat yang terlihat atau dirasakan oleh pengamat. Makna dalam kutipan tersebut adalah kepanikan atau ketakutan yang dirasakan oleh Ilo. Tanda-tanda seperti berseru, melangkah mundur, tangan yang gemetar dan wajah yang pucat dapat memberikan gambaran yang jelas tentang perasaan Ilo yang sedang mengalami situasi yang menakutkan. Maksud dihadirkannya tanda Sinsign dalam kutipan tersebut adalah pengarang menggunakan tanda Sinsign untuk memberikan gambaran yang lebih jelas tentang kondisi Ilo yang sedang mengalami ketakutan atau terkejut yang cukup besar. Tangan yang gemetar dan wajah yang pucat merupakan tanda fisik dari reaksi Ilo terhadap suatu kejadian, yang kemudian dapat diinterpretasikan sebagai ketakutan atau terkejut. Dengan menggunakan tanda Sinsign, pengarang memberikan informasi tentang keadaan Ilo secara visual, sehingga seseorang dapat lebih memahami perasaan dan emosinya dalam situasi tersebut. Dalam hal ini, tanda Sinsign berfungsi sebagai alat untuk menciptakan gambaran yang lebih hidup dan 62 Pembelajaran Semiotika","mendalam bagi seseorang, sehingga dapat memperkuat efek emosional dari cerita yang sedang dibaca. Kutipan tersebut menjadi penting bagi data ini karena melalui pengamatan tanda-tanda fisik yang muncul pada Ilo, dapat memahami bahwa ia mengalami suatu ketakutan atau kepanikan. Selain itu, tanda-tanda fisik yang menunjukkan ketakutan yang sangat besar. Ketakutan bisa muncul karena berbagai alasan, seperti rasa takut akan sesuatu yang akan terjadi, ketidakpastian tentang masa depan, atau bahkan karena trauma masa lalu. Sinsign yang muncul dalam kutipan tersebut, yaitu tangan gemetar dan wajah pucat, memberikan petunjuk pada seseorang tentang kondisi emosional Ilo yang dapat menjadi bagian penting dalam memahami cerita atau narasi secara keseluruhan. Dengan memperhatikan tanda- tanda fisik seperti ini, seseorang dapat membentuk gambaran lebih jelas tentang keadaan karakter dan situasi yang dialaminya. Oleh karena itu, penggunaan tanda Sinsign dalam kutipan tersebut dapat membantu meningkatkan kedalaman dan keakuratan interpretasi seseorang terhadap narasi. Dalam kehidupan nyata, ketakutan bisa menjadi sebuah hal yang sangat mengganggu dan mempengaruhi keputusan dan perilaku seseorang. Terkadang, ketakutan bisa menjadi sebuah tantangan yang sulit diatasi, dan orang tersebut membutuhkan dukungan dan bantuan Analisis Sastra Menggunakan Teori Charles Sander Pierce 63","dari orang lain untuk dapat mengatasi ketakutan tersebut. Dalam konteks cerita atau narasi, tanda- tanda fisik seperti tangan gemetar dan wajah pucat dapat memberikan gambaran yang kuat tentang keadaan emosi dan psikologis tokoh. Kutipan tersebut berhasil menunjukkan betapa besar ketakutan yang dialami oleh Ilo, sehingga membantu membentuk gambaran yang lebih jelas tentang karakter dan situasi dalam cerita tersebut. Pesan tersirat yang dapat diinterpretasikan dari kutipan tersebut adalah Ilo sedang mengalami kejadian yang sangat mengejutkan atau menakutkan sehingga ia merasa sangat ketakutan dan terkejut. Tangan yang gemetar dan wajah yang pucat dapat menunjukkan gejala-gejala fisik dari reaksi stres dan ketakutan. Pesan tersiratnya adalah bahwa kejadian yang Ilo alami dapat sangat mengganggu dan berdampak besar pada dirinya, bahkan hingga menimbulkan efek fisik yang kuat. 2) Kegembiraan \u201c\u2026Satu-dua bersorak-sorai, bertepuk tangan. Penduduk juga memberikan sekantong uang Klan Matahari-itulah kenapa mereka menyebutnya dengan \u201dbutir\u201d. Uang di dunia ini bentuknya memang seperti kelereng, terbuat dari kristal berwarna pelangi (103, BL, 2015: . 255) Pada data (7), kutipan dianggap sebagai tanda Sinsign karena menggambarkan tanda atau 64 Pembelajaran Semiotika","gejala yang konkret dan dapat diamati secara langsung, yaitu penduduk memberikan sekantong uang Klan Matahari dan melakukan sorak-sorai dan bertepuk tangan sebagai reaksi atas pemberian uang tersebut. Sinsign merupakan salah satu jenis tanda dalam teori semiotika yang mengacu pada tanda yang memiliki hubungan langsung dengan objeknya dan dapat diamati melalui indra. Tanda atau petunjuk yang diberikan oleh kata \\\"bersorak-sorai\\\" disebut sebagai Sinsign karena tanda tersebut memiliki hubungan langsung dengan objek atau fenomena yang diwakilinya. Dalam hal ini, kata \\\"bersorak-sorai\\\" menunjukkan makna aksi kegembiraan dan kegirangan yang dapat diobservasi secara langsung oleh orang yang mengalami atau melihatnya. Sinsign memiliki sifat indexical, yang berarti bahwa mereka memiliki hubungan kausal langsung dengan objek atau fenomena yang mereka wakili. Makna yang ditafsirkan dalam kutipan tersebut adalah kegembiraan dan antusiasme. Hal ini terlihat dari aksi bersorak-sorai dan bertepuk tangan yang dilakukan oleh penduduk setelah menerima uang dari Klan Matahari. Selain itu, nama uang tersebut \\\"butir\\\" juga menunjukkan betapa berharganya uang tersebut bagi penduduk. Bentuk uang yang seperti kelereng berwarna pelangi juga menunjukkan sifat yang indah dan bernilai tinggi. Secara keseluruhan, kutipan tersebut Analisis Sastra Menggunakan Teori Charles Sander Pierce 65","menggambarkan suasana yang ceria dan penuh sukacita karena adanya pemberian uang tersebut. Maksud dihadirkannya tanda Sinsign dalam kutipan tersebut adalah untuk memberikan informasi atau gambaran yang lebih jelas tentang keadaan atau situasi yang sedang terjadi. Dalam hal ini, tanda Sinsign \\\"bersorak-sorai\\\" menggambarkan kegembiraan dan kegirangan masyarakat setempat atas pemberian sekantong uang Klan Matahari yang terlihat seperti butiran kristal berwarna pelangi. Dengan hadirnya tanda Sinsign ini, seseorang dapat lebih memahami secara detail bagaimana suasana dan perasaan orang-orang di dalam cerita dan dengan adanya Sinsign dapat membantu untuk memahami dan menginterpretasikan makna dari suatu situasi atau kejadian dengan lebih baik. Kata \\\"bersorak-sorai\\\" memiliki makna yang mengacu pada tindakan atau aksi dari orang-orang yang merayakan atau mengekspresikan kegembiraan dengan cara bersorak-sorai dan bertepuk tangan. Makna ini tercermin dalam kutipan tersebut karena kata tersebut digunakan untuk menggambarkan aksi dan tampilan real dari penduduk yang merayakan dan memberikan uang dalam bentuk \\\"butir\\\" kepada Klan Matahari. Kutipan tersebut berasal dari buku atau cerita fiksi yang menggambarkan dunia fiksi yang berbeda dengan dunia nyata. Namun, jika 66 Pembelajaran Semiotika","dihubungkan dengan kehidupan nyata, kutipan tersebut dapat menggambarkan pentingnya kegembiraan dan kegirangan dalam kehidupan. Memberikan apresiasi dan menghargai momen- momen bahagia dalam kehidupan, seperti yang dilakukan penduduk dalam kutipan dengan memberikan uang kepada mereka yang bersorak-sorai, dapat meningkatkan rasa kebersamaan dan kebahagiaan di masyarakat. Selain itu, kutipan juga menunjukkan pentingnya uang atau kekayaan dalam kehidupan, yang dapat memberikan kebahagiaan dan kegembiraan dalam hidup seseorang atau masyarakat. Pesan tersirat dalam kutipan tersebut adalah bahwa penduduk di dunia ini memiliki budaya yang berbeda-beda, termasuk dalam hal uang dan tanda-tanda kegembiraan. Meskipun uang di dunia tersebut memiliki bentuk yang unik, namun tetap memiliki nilai sebagai alat tukar yang diterima oleh masyarakat. Selain itu, tanda-tanda seperti bersorak-sorai juga dapat berbeda-beda di setiap budaya, namun tetap merupakan ekspresi kegembiraan yang sama di dalam hati manusia. Interpretasi dari kutipan bahwa dalam perayaan atau kegembiraan, sering kali muncul tanda atau simbol-simbol yang sesuai dengan suasana hati yang terpancar dari wajah para peserta. Dalam hal ini, tanda atau simbol tersebut adalah \\\"singsign\\\" yang dihubungkan Analisis Sastra Menggunakan Teori Charles Sander Pierce 67","dengan tampilan realnya yaitu \\\"bersorak-sorai\\\" Top of Form. 3) Kesakitan \u201cPenonton di aula berteriak semangat. Namun... Buk! (103, MT, 2016 : 27) Pada data (7) kutipan dianggap sebagai tanda sinsign karena merujuk pada tampilan riilnya suara buk..! (terlihat orang yang jatuh dengan bunyi buk\u2026!) yang menandakan Ali terjatuh pada saat itu. Buk\u2026 merupakan suara khas kehidupan sehari-hari merupakan bunyi suara yang dihasilkan dari aktivitas kehidupan sehari- hari dan bunyi yang tercipta akibat suatu peristiwa alami dari rutinitas keseharian manusia. Kutipan tersebut dianggap sebagai Sinsign karena kata \\\"buk\\\" digunakan untuk menggambarkan suara keras yang mendadak terdengar di tengah keributan. Dalam konteks tersebut, \\\"buk\\\" menjadi tanda yang merepresentasikan suara tersebut secara visual dan membantu membawa seseorang ke dalam adegan dengan lebih intens. Makna yang ditampilkan dalam kutipan tersebut adalah makna kesakitan dan kejutan, terlihat dari adanya kontras antara keributan dan keheningan mendadak yang diwakili oleh \\\"buk\\\". Kutipan ini juga menunjukkan sifat dinamis dan hidup dalam adegan, karena penonton di aula dijelaskan sedang berteriak semangat. 68 Pembelajaran Semiotika","Maksud dari dihadirkannya tanda Sinsign dalam kutipan tersebut adalah untuk memperkuat penggambaran adegan dan menarik perhatian seseorang. Dengan menggunakan kata \\\"buk\\\", dapat membangun suatu pengalaman visual dan suara yang sangat kuat dan memikat bagi seseorang. Tanda Sinsign seperti ini sering digunakan dalam fiksi untuk menunjukkan kejutan atau kejadian mendadak. Kata \\\"buk\\\" dalam kutipan tersebut dipakai untuk mengekspresikan suara keras dan mendadak yang muncul di tengah keributan. Makna dari kata ini didapatkan dari bunyi yang dihasilkan ketika suara tersebut terdengar. Meskipun \\\"buk\\\" memiliki makna yang jelas bahwa pada saat itu Ali sedang kesakitan, penggunaannya sebagai Sinsign sangat efektif dalam membantu seseorang membayangkan adegan yang lebih hidup. Pesan tersirat dalam kutipan tersebut adalah bahwa adegan yang sedang digambarkan sangat intens dan penuh dengan kejutan. Kata \\\"buk\\\" mengindikasikan adanya sesuatu yang tidak terduga yang terjadi dan mengejutkan para penonton. Selain itu, kutipan ini juga menunjukkan bagaimana penggunaan tanda- tanda dapat membantu mengembangkan pengalaman seseorang yang lebih intens dan mendalam. Interpretasi terhadap kutipan tersebut adalah bahwa penggunaan tanda Sinsign dapat membantu membawa seseorang ke dalam Analisis Sastra Menggunakan Teori Charles Sander Pierce 69","adegan dengan lebih intens dan membantu membentuk pengalaman seseorang yang lebih hidup. Kutipan ini menunjukkan bagaimana tanda-tanda dapat menjadi alat yang sangat kuat untuk membangun suasana yang lebih dalam dan mendalam bagi seseorang. 4) Kebahagiaan \u201cMurid-murid mendadak berseru histeris saat salah satu Robot Z masuk ke dalam kantin. Robot Z melakukan salto, gerakan hebat. Murid-murid men- jerit kegirangan\u201d (188, BT, 2017:193) Pada data (9), tanda yang menunjukkan Sinsign adalah kegirangan dan jeritan histeris yang dilakukan oleh murid-murid saat melihat Robot Z melakukan gerakan salto yang hebat di kantin. Tanda tersebut sesuai dengan tampilan real atau peristiwa nyata yang terjadi di dunia nyata. Data tersebut dianggap sebagai Sinsign karena kebahagiaan dan jeritan histeris tersebut tidak secara langsung menunjukkan arti atau makna tertentu, namun hanya merupakan tanda fisik atau peristiwa yang terjadi. Tanda tersebut harus diinterpretasikan secara kontekstual untuk memahami makna dan arti yang tersirat di dalamnya. Singsign adalah tanda yang didasarkan pada korespondensi fisik antara tanda tersebut dan objek yang ditunjuk. Dalam kutipan tersebut, kata \\\"histeris\\\" merupakan ciri khas dari singsign karena kata tersebut menggambarkan tampilan real atau kondisi fisik 70 Pembelajaran Semiotika","dari perilaku murid-murid, yaitu mereka berseru dengan suara yang sangat keras, melompat, dan juga menunjukkan reaksi fisik lainnya. Kata \\\"histeris\\\" menjadi tanda yang merepresentasikan atau merefleksikan tampilan real atau respons fisik dari perilaku murid- murid terhadap gerakan hebat Robot Z. Oleh karena itu, kata \\\"histeris\\\" dalam kutipan tersebut dapat dianggap sebagai singsign. Dalam kutipan tersebut, terdapat interpretasi mengenai reaksi dan emosi murid- murid yang menyaksikan gerakan hebat dari Robot Z di dalam kantin sekolah. Makna yang diinterpretasikan adalah kegembiraan atau kegirangan yang ditunjukkan melalui jeritan para murid yang bersorak histeris saat menyaksikan gerakan hebat Robot Z. Sifat ini dapat diartikan sebagai rasa senang dan terkesan yang diungkapkan secara luar oleh para murid, yang merupakan respons langsung terhadap aksi Robot Z. Hal ini juga menunjukkan bagaimana sebuah tanda (singsign) seperti reaksi murid-murid dapat mempresentasikan suatu tampilan real (real appearance) dari sebuah peristiwa yang terjadi. Dalam kutipan tersebut, tanda Sinsign digunakan untuk menggambarkan suatu peristiwa yang tidak dapat langsung dilihat atau dipahami secara eksplisit. Meskipun kata-kata yang digunakan dalam kutipan tersebut dapat memberikan gambaran tentang situasi yang terjadi, namun mereka tidak cukup untuk secara Analisis Sastra Menggunakan Teori Charles Sander Pierce 71","langsung menggambarkan ekspresi kegembiraan murid-murid ketika melihat gerakan Robot Z. Oleh karena itu, tanda Sinsign yang muncul dalam kutipan tersebut adalah jeritan dan sorak-sorai murid-murid yang berfungsi sebagai tanda untuk menunjukkan kegembiraan mereka, meskipun mereka tidak secara eksplisit menggambarkan situasi tersebut, selain itu kutipan tersebut juga memberikan informasi penting tentang bagaimana manusia bereaksi terhadap teknologi dan bagaimana teknologi dapat memengaruhi emosi manusia. Dengan demikian, kutipan ini dapat memberikan wawasan dan pemahaman yang lebih dalam tentang interaksi antara manusia dan teknologi, serta pentingnya memahami konteks sosial dalam penggunaan teknologi. Kutipan tersebut menjadi penting bagi data ini karena dengan adanya tanda Sinsign dalam kutipan tersebut, dapat melihat bagaimana reaksi dan emosi para murid yang melihat robot melakukan gerakan salto yang hebat. Sifat histeris dan kegirangan yang ditunjukkan oleh para murid merupakan tanda bahwa mereka terkesan dan kagum dengan gerakan robot tersebut. Kata-kata dalam kutipan tersebut, seperti \\\"berseru histeris,\\\" \\\"men-jerit kegirangan,\\\" dan \\\"gerakan hebat\\\" adalah kata-kata yang menggambarkan suatu kejadian secara konkret dan secara langsung berkaitan dengan peristiwa yang diamati. Oleh 72 Pembelajaran Semiotika","karena itu, kata-kata tersebut dapat dianggap sebagai tanda yang mewakili atau menggambarkan kejadian yang sebenarnya terjadi, sehingga dapat dikategorikan sebagai tanda Sinsign. Dalam hal ini, kata \\\"singsign\\\" merujuk pada tanda yang menggambarkan peristiwa atau fenomena secara langsung dan konkret, sehingga seseorang dapat membayangkan atau memvisualisasikan kejadian tersebut dengan lebih jelas dan terperinci. Kutipan tersebut dapat dihubungkan dengan kehidupan kenyataan dalam hal menggambarkan bagaimana teknologi dan robotik dapat memberikan dampak pada masyarakat. Robot Z yang melakukan gerakan hebat dan menjadi sorotan murid-murid menunjukkan betapa inovatifnya teknologi dan kemampuan robotik saat ini. Dapat juga diartikan bahwa adopsi teknologi oleh masyarakat dapat memberikan kesenangan dan kegembiraan. Namun demikian, kutipan tersebut juga dapat menggambarkan bagaimana teknologi dapat mempengaruhi perilaku dan emosi manusia. Reaksi histeris dari murid- murid menunjukkan betapa mudahnya teknologi mempengaruhi emosi dan perilaku manusia, dan bagaimana teknologi dapat mengubah interaksi sosial dan lingkungan di sernya. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa kutipan tersebut menggambarkan betapa Analisis Sastra Menggunakan Teori Charles Sander Pierce 73","pentingnya memahami dan mengelola dampak teknologi dan robotik pada kehidupan manusia. Pesan tersirat dalam kutipan tersebut adalah tentang dampak teknologi pada kehidupan manusia, terutama dalam hal hiburan dan daya tarik visual. Teknologi yang semakin maju, seperti robot dan teknologi tampilan visual yang canggih, dapat memicu reaksi emosional yang kuat pada manusia, seperti kegembiraan dan kekaguman. Namun, pesan tersirat tersebut juga menunjukkan bahwa manusia harus tetap waspada terhadap dampak negatif dari teknologi dan mempertimbangkan penggunaannya dengan bijak. Interpretasi kutipan tersebut menggambarkan kegembiraan dan antusiasme murid-murid ketika menyaksikan gerakan hebat dari Robot Z. Kegirangan yang dirasakan oleh murid-murid dihasilkan dari kombinasi faktor- faktor seperti kekaguman terhadap teknologi robotik, rasa penasaran untuk melihat sesuatu yang baru, dan kebanggaan terhadap keberhasilan Robot Z dalam melakukan gerakan sulit. Hal ini juga dapat menggambarkan bagaimana teknologi dan inovasi dapat membangkitkan semangat dan minat siswa dalam belajar dan eksplorasi. 5) Kebahagiaan \u201cNgglanggeram tertawa riang. \u2019Aku yang mengajari penduduk Bumi memasak, Seli. Mereka dulu hanya memakan hewan mentah, ikan mentah, hasil berburu.\u201d (231, BTZR, 2018:78) 74 Pembelajaran Semiotika","Pada data (9), dapat dianggap sebagai Sinsign karena menyajikan informasi spesifik tentang karakter Ngglanggeram dalam cerita. Data tersebut juga memperlihatkan kemampuan koki alien tersebut dalam memasak, yang kemudian berbeda dari penduduk bumi sebelumnya yang hanya makan makanan mentah. Data tersebut hanya dapat diinterpretasikan dalam konteks cerita dan tidak memiliki makna yang sama jika ditemukan di tempat lain. Tanda tersebut sesuai dengan tampilan real atau peristiwa nyata yang terjadi di dunia nyata. Kata \\\"tertawa riang\\\" dianggap sebagai Sinsign karena kata tersebut merupakan tanda atau petunjuk yang mengindikasikan adanya suatu keadaan atau peristiwa di mana Ngglanggeram sedang merasa senang dan gembira. Hal ini dapat diartikan sebagai suatu tanda yang bersifat nyata dan empiris yang mampu menggambarkan perasaan Ngglanggeram secara langsung. Makna yang diinterpretasikan dalam kutipan tersebut adalah kegembiraan atau kebahagiaan, yang ditunjukkan oleh Ngglanggeram yang tertawa riang ketika mengatakan bahwa dia yang mengajari penduduk Bumi untuk memasak. Kutipan ini menjadi sesuatu yang penting karena menyajikan informasi tentang bagaimana Ngglanggeram mengajarkan penduduk Bumi untuk memasak. Hal ini terkait dengan tema atau topik tertentu yang sedang Analisis Sastra Menggunakan Teori Charles Sander Pierce 75","dibahas dalam data atau karya sastra yang lebih besar. Selain itu, kutipan ini juga dapat memberikan gambaran tentang bagaimana kehidupan dan kebiasaan manusia pada masa lalu, yang dapat membantu seseorang memahami lebih baik konteks cerita atau karya sastra yang sedang dibaca. Pesan tersirat dalam kutipan tersebut adalah bahwa manusia dapat berkembang dan memperbaiki kehidupannya dengan belajar dan mengembangkan pengetahuan baru. Dalam hal ini, pengajaran memasak oleh Ngglanggeram kepada penduduk Bumi merupakan simbolisasi dari upaya manusia untuk terus belajar dan berkembang. Pesan ini juga dapat diartikan bahwa manusia tidak harus terus-terusan mengandalkan kemampuan instingnya dalam bertahan hidup, melainkan dapat memanfaatkan pengetahuan dan teknologi yang ada untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Kutipan tersebut menunjukkan bagaimana kebiasaan makan manusia dapat berubah seiring dengan perkembangan pengetahuan dan teknologi. Ngglanggeram mengajarkan penduduk Bumi untuk memasak makanan, yang pada awalnya hanya memakan makanan mentah seperti hewan dan ikan yang diperoleh dari berburu. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya pengetahuan dan kemampuan dalam memasak dalam memperbaiki kualitas hidup manusia. Pesan tersirat dari kutipan ini adalah bahwa kebiasaan 76 Pembelajaran Semiotika","dan gaya hidup manusia dapat berkembang seiring dengan perkembangan pengetahuan dan teknologi, dan pentingnya belajar dan mengembangkan kemampuan baru. Berdasarkan kutipan tersebut, dari hasil data yang didapat, terdapat beberapa tanda Singsign pada novel \u201cBumi, Bulan, Bintang, Matahari dan Ceros Batozar\u201d semuanya menggunakan bentuk tanda yang sama yaitu menampilkan bentuk tampilan yang real sesuai dengan kenyataannya. c. Legisign Dalam novel \u201cBumi, Bulan, Matahari, Bintang dan Ceroz dan Batozar\u201d karya Tere Liye ditemukan beberapa tanda yang berupa Legisign. Legisign merupakan tanda karena adanya kesepakatan (konvensi) bisa jadi kode\/peraturan. Jadi tanda tersebut menjadi tanda karena ada aturan tanda tersebut menjadi tanda. 1) Penghormatan \u201cDi tengah lapangan, sepuluh pemain bersalam- salaman. Wasit melangkah maju, menjelaskan peraturan secara singkat. Kapten kedua tim mengangguk. Beberapa detik kemudian, wasit meniup peluit sambil melemparkan bola ke atas.\u201d (26, BM, 2014 : . 25) Pada data (11), Data tersebut dianggap sebagai Legisign karena terdapat kesepakatan atau konvensi yang mengatur dan memaknai tanda- tanda yang muncul dalam situasi tertentu. Dalam hal ini, tanda-tanda tersebut adalah Analisis Sastra Menggunakan Teori Charles Sander Pierce 77","bersalam-salaman, peraturan sepak bola, kapten tim, peluit, dan lemparan bola ke atas. Semua tanda tersebut hanya memiliki arti dan makna karena ada kesepakatan atau konvensi yang mengatur dan memaknainya, seperti ketentuan dalam peraturan sepak bola yang menyatakan bagaimana cara bermain dan bagaimana memahami tanda-tanda yang muncul dalam pertandingan yang menyatakan bagaimana cara bermain dan bagaimana memahami tanda-tanda yang muncul dalam pertandingan. Legisign adalah salah satu jenis tanda dalam semiotika yang memiliki makna karena adanya kesepakatan atau konvensi di antara para penggunanya. Dalam contoh kalimat tersebut, beberapa tindakan yang terjadi dalam pertandingan sepak bola, seperti pemain bersalam-salaman, wasit menjelaskan peraturan, kapten tim mengangguk, wasit meniup peluit, dan melemparkan bola ke atas, semuanya merupakan contoh dari Legisign. Tindakan-tindakan ini memiliki makna yang jelas karena diatur oleh peraturan resmi dalam permainan sepak bola yang disepakati oleh semua pihak yang terlibat. Oleh karena itu, Legisign adalah tanda yang memperoleh makna melalui konvensi atau kesepakatan di antara penggunanya. Legisign yang terdapat dalam kutipan tersebut adalah memiliki makna karena adanya penghormatan. Tindakan yang dilakukan oleh para pemain, kapten tim, dan wasit memiliki 78 Pembelajaran Semiotika","makna tertentu karena telah disepakati dalam aturan main sepak bola. Misalnya, saling bersalaman dan mengangguk pada awal pertandingan adalah tindakan yang disepakati sebagai tanda saling menghormati dan menunjukkan persetujuan terhadap aturan main. Begitu pula, peniupan peluit oleh wasit menandakan dimulainya pertandingan dan mengikuti aturan yang telah disepakati sebelumnya. Makna bersalam-salaman dan meniup peluit pada saat pertandingan dapat dianggap sebagai bentuk penghormatan atau respek terhadap lawan dan peraturan yang telah disepakati bersama. Dalam konteks olahraga, tindakan-tindakan tersebut dapat diartikan sebagai tindakan pengakuan terhadap keterlibatan dan kesetaraan antara tim atau pemain yang berkompetisi, serta terhadap kepatuhan pada peraturan dan tata tertib pertandingan. Oleh karena itu, tindakan- tindakan tersebut dianggap sebagai bagian dari etika atau nilai-nilai dalam olahraga. dalam kutipan tersebut, penghormatan dengan bersalam-salaman dan meniup peluit oleh wasit adalah bagian dari tanda Legisign. Kedua tindakan ini memiliki makna karena disepakati dalam aturan dan konvensi permainan sepak bola. Dengan melakukan penghormatan dan meniup peluit, para pemain dan wasit mematuhi aturan dan konvensi tersebut, sehingga dapat memulai pertandingan dengan sah. Analisis Sastra Menggunakan Teori Charles Sander Pierce 79","Kutipan tersebut menjadi penting bagi data mengenai Legisign karena menunjukkan bagaimana tindakan-tindakan yang dilakukan oleh para pemain dan wasit dalam pertandingan sepak bola menjadi tanda atau simbol yang memiliki makna tertentu karena adanya kesepakatan atau konvensi di antara mereka. Tindakan bersalam-salaman, mengangguk, meniup peluit, dan melemparkan bola ke atas semua merupakan tindakan-tindakan yang sudah disepakati sebagai bagian dari aturan main sepak bola. Oleh karena itu, tindakan- tindakan tersebut dapat dianggap sebagai Legisign yang menunjukkan bagaimana kesepakatan atau konvensi dapat membentuk makna dari tindakan-tindakan yang dilakukan dalam suatu konteks sosial. Kata-kata tersebut memiliki makna yang telah disepakati bersama dalam konteks permainan sepak bola. Bersalam-salaman sebelum pertandingan dimulai dianggap sebagai penghormatan antar tim yang bertanding. Sedangkan, meniup peluit oleh wasit memiliki makna untuk memulai pertandingan, memberikan sinyal untuk menghentikan permainan, atau memberikan peringatan atau sanksi kepada pemain yang melanggar aturan. Makna ini menjadi konsisten dan dihormati karena sudah diatur dalam peraturan dan konvensi permainan sepak bola. Oleh karena itu, kedua tindakan tersebut merupakan contoh dari tanda Legisign. 80 Pembelajaran Semiotika","Pesan tersirat yang dapat diambil adalah pentingnya memiliki aturan yang jelas dalam suatu pertandingan, sehingga para pemain dan wasit dapat mengikuti dan mematuhi aturan tersebut. Selain itu, kutipan juga menggambarkan kerja sama dan kesepakatan antara kedua tim untuk memulai pertandingan. Interpretasi dari kutipan tersebut adalah bahwa dalam kehidupan, penting untuk memiliki peraturan yang jelas dan mengikuti aturan tersebut dengan disiplin, serta bekerja sama dan mencapai kesepakatan untuk mencapai tujuan bersama. 2) Kesopanan \u201cAda banyak undangan penting Klan Matahari yang menyambut kami di tribune utama. Mereka berdiri, membungkukkan badan. Mereka mengenakan pakaian jubah berwarna-warni, dengan topi-topi kerucut. Beberapa di antara mereka dengan janggut sama putihnya, memeluk Av, berseru sambil tertawa. (109, BL, 2015: . 72) Pada data (12), dapat dianggap sebagai Legisign karena tindakan para undangan Klan Matahari yang berdiri dan membungkukkan badan saat kedatangan orang lain merupakan sebuah tindakan yang sudah menjadi kebiasaan dan kesepakatan yang dilakukan dalam budaya atau komunitas mereka. Tindakan tersebut merupakan sebuah aturan atau norma sosial yang diikuti oleh anggota komunitas tersebut. Sehingga, berdiri dan membungkukkan badan pada saat kedatangan orang lain dapat dianggap Analisis Sastra Menggunakan Teori Charles Sander Pierce 81","sebagai sebuah Legisign yang merupakan tanda berdasarkan kesepakatan atau kesepakatan norma sosial yang berlaku di dalam komunitas Klan Matahari. Ciri kata-kata tersebut sebagai Legisign adalah bahwa perilaku yang dilakukan oleh undangan Klan Matahari tersebut, yaitu berdiri dan membungkukkan badan, didasarkan pada kesepakatan atau norma yang berlaku di dalam kelompok tersebut. Tindakan tersebut merupakan bagian dari tata cara penyambutan tamu yang telah disepakati dalam kelompok, sehingga dapat dikategorikan sebagai Legisign. Dalam kutipan tersebut, terdapat tindakan dari para undangan Klan Matahari yang berupa berdiri dan membungkukkan badan saat menyambut kedatangan orang. Tindakan ini dapat dianggap sebagai penghormatan dan kesopanan dalam budaya mereka. Selain itu, para undangan juga mengenakan pakaian jubah berwarna-warni dengan topi kerucut, serta beberapa di antara mereka memiliki janggut yang sama putihnya. Hal ini juga merupakan suatu bentuk penghargaan terhadap acara atau orang yang mereka sambut. Terakhir, ada beberapa di antara mereka yang memeluk Av, yang menunjukkan adanya rasa keakraban dan persahabatan antara Av dengan para undangan tersebut. Secara keseluruhan, tindakan para undangan tersebut dapat dianggap sebagai bentuk penghormatan, penghargaan, dan kesopanan. 82 Pembelajaran Semiotika","Kehadiran tanda Legisign dalam kutipan tersebut menggambarkan adanya kesepakatan atau norma sosial yang mengatur bagaimana cara para undangan Klan Matahari memberikan penghormatan dan penghargaan kepada tamu yang datang ke tempat mereka. Tanda Legisign tersebut juga menunjukkan adanya tindakan kesopanan yang dilakukan oleh para undangan tersebut sebagai bentuk makna penghormatan dan penghargaan terhadap kedatangan tamu mereka. Dalam kutipan tersebut, terdapat deskripsi tentang tindakan para anggota Klan Matahari yang melakukan penghormatan dan penghargaan kepada kedatangan Av dan rombongannya. Tindakan penghormatan ini mencakup berdiri dan membungkukkan badan, serta mengenakan pakaian yang menunjukkan kesopanan dan penghormatan. Hal ini terkait dengan konsep Legisign, yaitu tanda yang terbentuk berdasarkan kesepakatan dan norma- norma dalam suatu komunitas. Dengan demikian, kutipan tersebut menunjukkan pentingnya penghormatan dan norma-norma sosial dalam suatu komunitas, serta bagaimana tindakan dan pakaian dapat menjadi tanda yang merepresentasikan nilai-nilai dan norma-norma tersebut. Kutipan tersebut menjadi sesuatu yang penting bagi data ini karena mencerminkan adanya tanda-tanda kesepakatan dan aturan yang diikuti oleh Klan Matahari. Tanda-tanda Analisis Sastra Menggunakan Teori Charles Sander Pierce 83","penghormatan, penghargaan, dan kesopanan yang ditunjukkan oleh Klan Matahari dalam kutipan tersebut adalah contoh dari tanda Legisign, yaitu tanda yang diberikan berdasarkan kesepakatan atau perjanjian. Hal ini menunjukkan bahwa Klan Matahari memiliki struktur dan hierarki yang terorganisir dengan baik, serta adanya aturan dan norma-norma yang harus diikuti oleh anggotanya. Kata \\\"Legisign\\\" memiliki makna penghormatan, penghargaan, dan kesopanan karena tindakan membungkukkan badan dan berdiri saat seseorang datang adalah sebuah tanda penghormatan dan penghargaan yang lazim dilakukan dalam berbagai budaya dan lingkungan sosial. Dalam konteks kutipan yang diberikan, tindakan para undangan Klan Matahari membungkukkan badan dan berdiri dapat dianggap sebagai bentuk penghormatan dan penghargaan terhadap kedatangan Av, yang merupakan tokoh penting atau tamu kehormatan. Oleh karena itu, kata \\\"Legisign\\\" digunakan untuk menggambarkan tindakan para undangan tersebut sebagai sebuah tanda kesopanan dan penghormatan. Pesan tersirat dalam kutipan tersebut adalah adanya tindakan penghormatan dan penghargaan yang dilakukan oleh Klan Matahari terhadap kedatangan Av dan kawan-kawan, serta adanya keakraban dan hubungan baik antara mereka. Hal ini bisa diinterpretasikan sebagai pentingnya menjalin hubungan sosial 84 Pembelajaran Semiotika","yang baik dengan orang lain, serta memberikan penghormatan dan penghargaan yang sepatutnya dalam setiap interaksi sosial. 3) Penghormatan terakhir Top of Form \\\"Selamat tinggal, Ily. Salah satu petarung terbaik Pasukan Bayangan,\\\" Tog berseru, kemudian memukulkan tangannya ke udara. Suara berdentum kencang terdengar, salju berguguran di sekitar kami. Belum genap suara dentuman itu hilang, ribuan pasukan bayangan yang hadir ikut memukulkan tangannya ke udara, termasuk Miss Selena. Mereka memberikan salut, penghormatan terakhir. (151, MT, 2016 : . 13) Pada data (12), kata memukulkan tangan ke udara untuk memberikan penghormatan terakhir kepada seseorang yang meninggal dalam kutipan tersebut dapat dianggap sebagai contoh dari Legisign. Hal ini karena tanda tersebut bergantung pada kesepakatan budaya atau sosial tertentu untuk dikenali dan di mengerti sebagai tanda penghormatan terakhir, dan tidak ada keterkaitan alami antara tindakan tersebut dan artinya sebagai tanda penghormatan terakhir. Kata \\\"salut\\\" dalam kutipan tersebut dianggap sebagai Legisign karena memiliki makna penghormatan atau penghormatan terakhir yang diberikan oleh Pasukan Bayangan kepada Ily. Ciri dari kata \\\"salut\\\" sebagai Legisign adalah bahwa maknanya hanya diberikan oleh kesepakatan dan konvensi sosial antara anggota Analisis Sastra Menggunakan Teori Charles Sander Pierce 85","Pasukan Bayangan, sehingga hanya dapat dipahami oleh mereka yang mengenal dan memahami makna dari tanda tersebut. Dalam kutipan tersebut, terdapat sifat penghormatan, rasa duka, dan rasa hormat terhadap Ily yang telah meninggal. Hal ini tercermin dari tindakan Pasukan Bayangan yang memberikan salut penghormatan terakhir dengan memukulkan tangan ke udara, serta ucapan Tog yang menyebut Ily sebagai salah satu petarung terbaik Pasukan Bayangan. Suara dentuman yang terdengar juga menambah kesan kesedihan dan penghormatan yang kuat. Tanda Legisign dalam kutipan tersebut adalah penggunaan penghormatan terakhir dengan memukulkan tangan ke udara sebagai bentuk pengakuan terhadap kesepakatan atau norma yang berlaku di dalam Pasukan Bayangan untuk memberikan penghormatan terakhir kepada orang yang telah meninggal. Dalam hal ini, tanda tersebut dihasilkan dari kesepakatan atau konvensi yang diadopsi oleh anggota Pasukan Bayangan sebagai suatu bentuk tindakan atau perilaku yang dianggap pantas untuk menunjukkan rasa hormat dan penghormatan terakhir. Kutipan tersebut penting bagi data ini karena menunjukkan adanya sebuah tanda penghormatan yang secara kolektif disepakati dan dilakukan oleh anggota Pasukan Bayangan sebagai bentuk penghormatan terakhir bagi seseorang yang telah meninggal. Hal ini juga 86 Pembelajaran Semiotika","dapat diinterpretasikan sebagai sebuah tradisi atau budaya yang dapat memberikan pemahaman lebih dalam tentang karakter dan nilai-nilai yang dimiliki oleh Pasukan Bayangan sebagai suatu kelompok. Kata \\\"Legisign\\\" digunakan dalam konteks kutipan tersebut untuk menjelaskan tanda atau simbol yang diberikan oleh Pasukan Bayangan sebagai penghormatan terakhir kepada Ily yang telah meninggal. Tanda tersebut ditetapkan berdasarkan kesepakatan atau konvensi di antara anggota Pasukan Bayangan untuk memberikan penghormatan pada sesama anggota yang telah meninggal. Oleh karena itu, kata tersebut digunakan untuk menjelaskan konsep tanda atau simbol yang dibuat berdasarkan kesepakatan atau perjanjian antara individu atau kelompok. Tanda Legisign yang dilakukan merupakan sebuah ritual atau tindakan simbolik untuk menghormati dan mengenang seorang petarung terbaik yang telah meninggal. Dalam kehidupan kenyataan, tindakan simbolik seperti ini juga dapat dilakukan oleh masyarakat untuk memberikan penghormatan atau menghormati seseorang yang telah meninggal. Pesan tersirat dalam kutipan tersebut adalah rasa hormat dan penghormatan kepada Ily, yang dianggap sebagai salah satu petarung terbaik. Penggunaan tanda Legisign atau salut sebagai tanda penghormatan terakhir juga menunjukkan adanya tradisi dan nilai-nilai yang Analisis Sastra Menggunakan Teori Charles Sander Pierce 87","dijunjung tinggi dalam kelompok tersebut. Selain itu, kutipan ini juga dapat menggambarkan rasa kebersamaan dan solidaritas antar anggota Pasukan Bayangan, yang turut serta memberikan penghormatan terakhir kepada salah satu rekan mereka. Dan interpretasi menunjukkan rasa solidaritas dan kebersamaan di antara anggota Pasukan Bayangan dalam menghormati sesama anggota yang telah meninggal. 4) Penghormatan terakhir \\\"Selamat tinggal, Ily. Salah satu petarung terbaik Pasukan Bayangan,\\\" Tog berseru, kemudian memukulkan tangannya ke udara. Suara berdentum kencang terdengar, salju berguguran di sekitar kami. Belum genap suara dentuman itu hilang, ribuan Pasukan Bayangan yang hadir ikut memukulkan tangannya ke udara, termasuk Miss Selena. Mereka memberikan salut, penghormatan terakhir. (151, MT, 2016 : . 13) Pada data (14) dianggap sebagai Legisign karena menutup mulut dengan dua telapak tangan sebagai makna tanda untuk mengekspresikan kejutan atau kesedihan atas kabar meninggalnya seseorang sudah merupakan bentuk tanda yang telah disepakati atau diakui oleh masyarakat sebagai simbol atau lambang dari suatu makna atau pesan yang ingin disampaikan. Hal ini menunjukkan adanya kesepakatan atau aturan dalam penggunaan tanda tersebut sebagai bentuk komunikasi antar individu. Kata \\\"menutup mulut\\\" dalam kutipan 88 Pembelajaran Semiotika","tersebut dianggap sebagai tanda Legisign karena mempunyai makna yang dihasilkan melalui kesepakatan dan konvensi sosial di antara anggota masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut. Tindakan tersebut memiliki makna tanda dalam konteks tersebut, yaitu sebagai tanda kaget atau terkejut, dan makna tersebut hanya bisa dipahami oleh mereka yang memahami kesepakatan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa kata \\\"menutup mulut\\\" adalah tanda atau simbol yang dibuat oleh kesepakatan masyarakat, sehingga dapat dikategorikan sebagai tanda Legisign. Sifat yang diinterpretasikan dalam kutipan tersebut adalah kejutan atau kaget, yang ditunjukkan melalui ungkapan \\\"Astaga!\\\" dan reaksi diamnya orang yang berbicara. Sedangkan menutup mulut dengan dua telapak tangan dapat menjadi tanda ekspresi atau sikap yang menyertai perasaan kaget. Kehadiran tanda Legisign dalam kutipan tersebut memberikan gambaran bahwa menutup mulut dengan dua telapak tangan sebagai suatu tindakan yang memiliki makna dan dipahami oleh orang-orang yang berada dalam situasi yang sama. Dalam hal ini, tindakan menutup mulut oleh Seli dapat diartikan sebagai ekspresi kesedihan dan kejutan atas kematian Zaad, dan dipahami oleh orang lain dalam konteks yang sama. Dengan demikian, kehadiran tanda Legisign membantu memperjelas makna dan situasi yang terjadi Analisis Sastra Menggunakan Teori Charles Sander Pierce 89","dalam kutipan tersebut. 5) Petunjuk \\\"Hijau lampunya, Bang! Ngebut ke sekolah!\u201d Aku berseru mengingatkan \\\"Eh, hijau? Baiklah.\u201d Sopir angkot kembali menyetir. (234, BTZ, 2018:138) Pada data (15) terdapat kata hijau lampunya dapat dianggap sebagai Legisign yang bermakna petunjuk karena konvensi atau aturan yang mengatur penggunaan lampu merah sebagai tanda untuk menghentikan kendaraan telah diterima dan diakui oleh masyarakat sebagai bagian dari sistem tanda dalam transportasi. Oleh karena itu, lampu merah memainkan peran penting dalam memastikan keselamatan dan kelancaran lalu lintas. Tanda tersebut merupakan bentuk tanda berupa peraturan dan konvensi yang digunakan di dalam masyarakat, tanda yang berlaku umum baik secara hukum dibuat atau tanpa sengaja terbentuk dengan sendirinya dari kebudayaan. Makna yang diinterpretasikan dalam kutipan tersebut adalah lampu hijau sebagai tanda petunjuk atau sinyal untuk menyetir. Lampu hijau pada lalu lintas merupakan jenis Legisign, yaitu tanda yang berdasarkan kesepakatan. Dalam kutipan tersebut, sopir angkot mengikuti kesepakatan tersebut dengan merespons seruan penumpang untuk menghentikan kendaraan ketika lampu hijau menyala dan melanjutkan perjalanan saat lampu hijau kembali menyala. 90 Pembelajaran Semiotika","Makna \\\"Hijau lampunya\\\" pada kutipan tersebut menunjukkan sebuah petunjuk atau perintah (informasi) yang harus diikuti, karena pada saat itu lampu lalu lintas sudah berwarna hijau. Dalam konteks tertentu, petunjuk atau perintah tersebut dapat disampaikan secara tegas atau dengan nada tertentu. Dihadirkannya tanda lampu hijau dalam kutipan tersebut bertujuan untuk memberikan informasi (petunjuk atau perintah) kepada sopir bahwa ia boleh melanjutkan perjalanan karena jalan sudah aman, dan juga memberikan informasi kepada seseorang bahwa tanda lampu hijau adalah tanda yang harus dipatuhi oleh pengguna jalan. Dengan demikian, kutipan tersebut dapat memberikan pemahaman dan kesadaran kepada seseorang mengenai pentingnya mematuhi tanda-tanda lalu lintas yang telah disepakati bersama sebagai wujud keselamatan dalam berlalu lintas. kutipan ini penting karena menunjukkan contoh konkret dari penerapan tanda Legisign dalam kehidupan sehari-hari, yaitu penggunaan lampu hijau sebagai tanda untuk sopir angkot untuk melanjutkan perjalanan. Hal ini membantu memperjelas konsep dan pengertian tentang Legisign sebagai tanda yang berdasarkan kesepakatan. Kata \\\"lampu merah\\\" pada konteks yang sama dengan kutipan tersebut, dapat memberi informasi tentang tanda yang menunjukkan berhentinya kendaraan, yang dikenal sebagai Analisis Sastra Menggunakan Teori Charles Sander Pierce 91","tanda Legisign. Dalam hal ini, lampu merah menjadi tanda yang ditaati oleh pengendara, yang menunjukkan peraturan lalu lintas dan kesepakatan yang disepakati bersama. Situasi di mana sopir angkot mengabaikan lampu hijau yang seharusnya menjadi sinyal untuk berhenti dan menunggu giliran. Aksi sopir angkot yang menyetir tidak memperhatikan sinyal tersebut dapat membahayakan keselamatan pengendara dan pejalan kaki di sernya. Oleh karena itu, kutipan tersebut dapat dihubungkan dengan pentingnya mematuhi aturan lalu lintas dan menghargai keselamatan bersama. Pesan tersirat dalam kutipan tersebut adalah pentingnya mematuhi aturan lalu lintas dan tanda-tanda yang telah disepakati secara universal, seperti lampu lalu lintas. Kutipan tersebut juga menunjukkan bahwa keselamatan dalam berkendara dapat dipertahankan jika semua pihak, baik pengemudi maupun pengguna jalan lainnya, mematuhi peraturan tersebut. Kutipan tersebut merupakan contoh konkret dari penggunaan tanda Legisign, yaitu dalam bentuk lampu lalu lintas hijau, yang digunakan untuk memberikan instruksi atau petunjuk kepada pengemudi agar dapat melanjutkan perjalanan. Kutipan tersebut juga menunjukkan pentingnya pemahaman atas tanda-tanda yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari, dan betapa bahayanya jika mengabaikan atau tidak memahami tanda-tanda 92 Pembelajaran Semiotika"]
Search
Read the Text Version
- 1
- 2
- 3
- 4
- 5
- 6
- 7
- 8
- 9
- 10
- 11
- 12
- 13
- 14
- 15
- 16
- 17
- 18
- 19
- 20
- 21
- 22
- 23
- 24
- 25
- 26
- 27
- 28
- 29
- 30
- 31
- 32
- 33
- 34
- 35
- 36
- 37
- 38
- 39
- 40
- 41
- 42
- 43
- 44
- 45
- 46
- 47
- 48
- 49
- 50
- 51
- 52
- 53
- 54
- 55
- 56
- 57
- 58
- 59
- 60
- 61
- 62
- 63
- 64
- 65
- 66
- 67
- 68
- 69
- 70
- 71
- 72
- 73
- 74
- 75
- 76
- 77
- 78
- 79
- 80
- 81
- 82
- 83
- 84
- 85
- 86
- 87
- 88
- 89
- 90
- 91
- 92
- 93
- 94
- 95
- 96
- 97
- 98
- 99
- 100
- 101
- 102
- 103
- 104
- 105
- 106
- 107
- 108
- 109
- 110
- 111
- 112
- 113
- 114
- 115
- 116
- 117
- 118
- 119
- 120
- 121
- 122
- 123
- 124
- 125
- 126
- 127
- 128
- 129
- 130
- 131
- 132
- 133
- 134
- 135
- 136
- 137
- 138
- 139
- 140
- 141
- 142
- 143
- 144
- 145
- 146
- 147
- 148
- 149
- 150
- 151
- 152
- 153
- 154
- 155
- 156
- 157
- 158
- 159
- 160
- 161
- 162
- 163
- 164
- 165
- 166
- 167
- 168
- 169
- 170
- 171
- 172
- 173
- 174
- 175
- 176
- 177
- 178
- 179
- 180
- 181
- 182
- 183
- 184
- 185
- 186
- 187
- 188
- 189
- 190
- 191
- 192
- 193
- 194
- 195
- 196
- 197
- 198
- 199
- 200
- 201
- 202
- 203