yang terlibat. Untuk memulai pengukuran itu dihasilkan data pengukuran sipat datar yangsecara sederhana, kompas sebagai penunjuk teliti sepanjang 20 km di Kalimantan Baratarah angin dan meteran untuk mengukur bisa terdiri dari 50 pilar.digunakan. Pada 2005 survei di Kalimantan menghasilkanSetelah batasan tanah ditentukan, maka data hasil pengukuran titik kontrol tanahditentukan titik-titik kordinatnya dengan GPS. sebanyak 300 titik, dan data hasil triangulasiAlat ini akan merekam seluruh kordinat lahan udara sebanyak 6.000 model. Sementara itu,yang diukur. Seluruh rekaman pengukuran pada tahun 2007 dari 320 titik kontrol (Groundkoordinat tanah ini diplot atau dipetakan Control Point/GCP) yang direncanakan dapatdengan menggunakan software yang disebut diukur terrealisasi sebanyak 360 GCP yangsistem informasi geografis (SIG). bersumber dari 31 Nomer Lembar Peta (NLP) Wilayah Maluku dan 43 NLP wilayah MalukuHasilnya adalah peta baru yang permanen Utara.berdasarkan persepsi masyarakat. Peta denganrekaman kordinat batas-batas tanah ini akan Selain itu, Bakosurtanal juga melakukanberlaku selamanya. pemeliharaan pilar Jaring Kontrol Geodesi dan Geodinamika yang telah ada. PadaBelajar dari Aceh, Pemerintah Kota Padang pilar tersebut dilakukan pemutakhiran datajuga telah mulai menata kawasan pantainya. melalui pengukuran ulang besaran koordinatDi bawah koordinasi Kementerian Negara Riset geodetik yang terdiri dari koordinat horisontal,dan Teknologi, Kota Padang mulai disiagakan. vertikal, gayaberat dan koordinat deformasiLewat tahapan perencanaan dari atas dan lempeng bumi. Pergeseran lempeng ini diukurpartisipasi, Kota Padang kini telah mempunyai kecepatannya setiap tahun. peta evakuasi menghadapi tsunami, danpemerintah daerah setempat membangun Peta Pulau-pulau Terluartanggul sepanjang pantai yang berfungsi jugasebagai jalan untuk membendung terjangan Sebagai negara kepulauan Indonesia memilikitsunami. jumlah pulau terbanyak di dunia yaitu 17.504 pulau besar dan kecil, sekitar 6000 di antaranyaTitik Kontrol Nasional tidak berpenghuni, yang menyebar di sekitar khatulistiwa. Beberapa diantaranya merupakanKegiatan penyediaan kerangka dasar perpetaan pulau terluar dan berada di daerah terpencil.nasional dan geodinamika selama tahun 2005menghasilkan data titik kontrol nasional di Riau Selama ini kegiatan survei pemetaan diKepulauan dan Batam sebanyak 15 pilar. Selain Indonesia diarahkan pada pulau-pulau utamaPeran Informasi Geospasial dalam Pembangunan Indonesia 8547 Tahun BIG
Peta pulau-pulau terluar Indonesiayaitu Jawa (132.107 km²), Sumatera (473.606 Nomor 78 Tahun 2005 tentang Pengelolaankm²), Kalimantan (539.460 km²), Sulawesi Pulau Pulau Kecil Terluar, yang mencakup 12(189.216 km²), dan Papua (421.981 km²). pulau kecil terluar yang berbatasan langsung dengan negara tetangga.Merebaknya praktek ilegal di pulau terluar danterpencil, kemudian mendorong Bakosurtanal Untuk itu dilakukan pemotretan pulau-pulaumelakukan pemetaan kawasan tersebut pada kecil terluar di Nusa Tenggara dan Papuatahun 2003. Pemotretan paling awal diarahkan sebanyak 15 pulau, yaitu; P. Miossu, P. Fanildo,di 11 pulau kecil di sekitar Selat Singapura. P. Bras, P. Bepondi, P. Liki, P. Kolepon, P. LaagSurvei kemudian dilanjutkan tahun 2005 ke 32 (Papua), P. Alor, P. Batek, P. Ndana, P. Mangudupulau kecil terluar di sekitar Laut China Selatan dan P. Sophialouisa. Dengan demikian hinggadan Laut Sulawesi, dan ke 10 pulau kecil terluar tahun 2007 telah terdata sebanyak 68 pulaudi wilayah Laut Halmahera, setahun kemudian. dari 92 pulau terluar atau sebanyak 74%.Pada tahun 2007, Bakosurtanal mulai Sebelum survei GPS itu, Bakosurtanal sudahmelakukan pemotretan pulau-pulau kecil melakukan eksplorasi keragaman ekosistem diterluar berbasis pada GPS Kinematik (Kinematic Ndana salah satu pulau terluar Indonesia dan diGlobal Positioning System) untuk skala 1:10.000. Pulau Rote NTT pada tahun 2005. Eksplorasi ituKegiatan ini untuk memenuhi kebutuhan data dilakukan Bakosurtanal bekerja sama denganspasial terhadap 92 pulau-pulau kecil terluar Lembaga Penelitian dan Pemberdayaansesuai dengan Peraturan Pemerintah nomor Masyarakat Institut Pertanian Bogor (IPB).86 Peran Informasi Geospasial dalam Pembangunan Indonesia 47 Tahun BIG
Ndana merupakan pulau paling selatan Selain menyusun NPPSS, PSSDAL jugaIndonesia, yang memiliki potensi keindahan memetakan sumberdaya alam laut yaitualam pulau, laut dan pantainya. Potensi ini tentang bentuk dan liputan lahan wilayahdapat dijadikan objek wisata bahari, selam dan pesisir berskala 1 : 1.000.00. Pemetaan tematikselancar. Ekosistem yang diteliti di Rote dan sumberdaya alam laut daerah KabupatenNdana meliputi ekosistem samudra, perairan Waingapu NTT, Ciamis Jabar dan Kabupatenpantai, selat teluk, gugusan terumbu karang, Bengkalis Riau, dan penyusunan Neracagugusan pulau kecil, pesisisr, muara dan delta, Sumberdaya Alam Laut untuk Ikan, Mangroverumput laut, mangrove, dan daerah pasang dan Lahan pada skala 1 : 1.000.000, sertasurut. Neraca Sumberdaya Alam Laut Kabupaten Ciamis skala 1 : 50.000.Hasil dari kegiatan ini adalah datasetKeanekaragaman Hayati di Pulau Rote dan Pemetaan Batas Wilayah AdministrasiNdana, Peta Ekosistem Pulau Rote dan Ndanaskala 1 ; 50.000, sebanyak 6 NLP. Selain itu, Pada 2007 Bakosurtanal menyelenggarakantim peneliti juga berhasil membuat multimedia pemetaan dan klarifikasi batas wilayahinteraktif yang berisikan keanekaragaman administrasi hingga menghasilkan 80 NLPhayati Pulau Rote dan Ndana, NTT. peta batas wilayah. Selain itu juga dilakukan verifikasi ke 19 daerah di Kalimantan Timur, DIY,Penyusunan NPPSS Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Maluku, Maluku Utara,Terkait dengan posisi Bakosurtanal di era Kalimantan Barat, Papua, Kalimantan Selatan,otonomi daerah sebagai instansi pusat yang Riau, Kepulauan Riau, Jawa Tengah dan Balibertugas memandu pelaksanaan survei dan serta Kabupaten/Kota Bandung, Ciamis, danpemetaan di daerah, pada tahun 2002 Pusat Tebing TinggiSurvei Sumber Daya Alam Laut (PSSDAL)Bakosurtanal menyusun Norma Pedoman Pemetaan Batas Darat InternasionalProsedur Standar dan Spesifikasi (NPPSS).NPPSS ini terdiri dari 12 tema yang mencakup Dalam peta dunia posisi Indonesia terletakInventarisasi dan Neraca Sumberdaya Terumbu pada koordinat 6°LU - 11°08’LS dan dari 95°’BBKarang, Hutan Mangrove, Lahan Pesisir, - 141°45’BT. Lokasinya terletak di antara duaIkan Laut, dan Mineral Lepas Pantai, juga benua yaitu benua Asia dan benua Australia/Pengelolaan dan Pemanfaatan Basis Data Oseania serta terbentang sepanjang 3.977Sumberdaya Alam Laut. mil di antara Samudera Hindia dan Samudera Pasifik.Peran Informasi Geospasial dalam Pembangunan Indonesia 8747 Tahun BIG
Meskipun ketentuan internasional tentang Oleh karena itu, Bakosurtanal berpandanganbatas wilayah laut antar-negara telah berlaku UU baru ini perlu direvisi kembali.sejak tahun 1982, yaitu UNCLOS (United NationsConvention on the Law of the Sea) 1982, hingga Perbatasan Papua Nuginikini batas wilayah Indonesia dengan negaratetangga masih banyak belum terdefinisi. Meski terganjal aspek hukum upaya diplomasiNegara kepulauan ini belum mencapai dan kerjasama teknis untuk mencapaikesepakatan batas wilayah dengan 10 negara kesepakatan tapal batas terus dilakukan dengantetangga antara lain: Malaysia, Singapura, negara tetangga, baik di wilayah darat maupunVietnam, Filipina, Papua Nugini, Timor Leste, di laut. Hasilnya, pada tahun 2002 dihasilkan 27Palau, dan Australia. Selain itu, juga ada potensi NLP yang dibuat bersama Indonesia dan Papuakonflik perbatasan dengan India dan Thailand New Guinea. Peta tersebut kemudian diperbaruisoal wilayah perbatasan di Andaman. dengan data satelit IfSAR hingga menghasilkan sebanyak 8 NLP pada tahun 2008.Pada tahun 2002 ada sekitar 80 persenbatas wilayah perairan Indonesia dengan Selain itu, pada tahun 2007 dicapai kesepakatannegara tetangga belum disepakati. Pasalnya, pelaksanaan Survei Common Border Datumpenanganan masalah perbatasan bersifat Reference Frame (CBDRF) di perbatasan PNG.parsial dan ad hoc. Untuk mengatasinya Kegiatan survei tersebut sampai tahun 2008diperlukan keputusan politik dalam penanganan menghasilkan 31 titik MM dalam koordinastperbatasan dan penegasan garis batas wilayah WGS84. Survei CBRF ini mencakup pengamatanlaut dan darat, serta sistem referensi geodesi GPS (Global Positioning System) di 5 titik bataskoordinat titik batas. dan 3 titik ikat (Jayapura, Merauke, Vanimo), serta pemetaan perbatasan RI-PNG sebanyakSelain itu, data survei dan pemetaan daerah 8 NLP. Sementara itu, perundingan penegasanperbatasan kurang lengkap dan belum ada batas darat antara Indonesia dan PNG telahaspek legal untuk hasil survei dan pemetaan. menghasilkan dokumen kesepakatan sebanyakSaat ini UU terkait yang berlaku adalah Undang- 52 titik MM dalam sistem koordinat Astro-Undang Nomor 6 Tahun 1996. Geodesi.Perundangan ini tidak menyebutkan tentang Perbatasan Malaysiabatas wilayah laut Indonesia. Padahal di UUlama yang digantikan, yaitu UU No 4/Prp/1960 Kerjasama pemetaan perbatasan denganterlampir daftar titik pangkal wilayah Indonesia, Malaysia lewat survei CBRF pada tahun 2007termasuk batas wilayah dengan negara lain. menghasilkan 12 pilar batas dan 4 titik acuan88 Peran Informasi Geospasial dalam Pembangunan Indonesia 47 Tahun BIG
yang berlokasi di sepanjang garis batas kedua ditandatangani 8 April 2005. Disepakati bahwanegara dan di lokasi yang terdapat stasiun/pilar Treaty 1904 antara Belanda dan Portugis dantetap GPS. Keputusan Arbitrari 1914 menjadi dasar hukum penetapan dan penegasan batas darat keduaSementara itu kegiatan penegasan batas negara.darat antara Indonesia dan Malaysia hingga2008 telah menghasilkan beberapa capaian. Berbeda dengan perundingan penegasan batasDiantaranya, telah terpasang pilar batas pada waktu sebelumnya, pada perundingansebanyak 19.328 buah di sepanjang garis batas penegasan batas antara RI dan RDTL ini perandarat Indonesia- Malaysia 2004 km. Bakosurtanal adalah memimpin TSC-BDR (Technical Sub-Committee on Border DemarcationSelain itu juga telah dihasilkan peta kerja skala 1: and Regulation).2.500 dan 1: 5.000 sebanyak 1.341 NLP denganmenggunakan koordinat RSO, datum Timbalai. Sebelumnya, peran Bakosurtanal dalamNamun penggunaan datum tersebut tidak permasalahan batas wilayah internasionalmenunjukkan adanya kesetaraan akses dengan adalah memberikan bantuan teknis di bidangdatum yang digunakan Indonesia adalah datum survei dan pemetaan garis dan wilayahG. Segara, Kalimantan Timur dan datum G. perbatasan. Sejalan dengan kesepakatanSerindung, Kalimantan Barat. Karena itu masih tersebut pada tahun 2006 telah dipasangperlu dilakukan CBDRF (Common Border Datum Border Sign Post (BSP) sebanyak 95 buahReference Frame) agar kedua negara memiliki di wilayah perbatasan dengan Timor Leste.akses yang sama terhadap sistem koordinat di BSP yang ditempatkan dengan jarak + 80daerah perbatasan. meter dari garis perbatasan Negara, bertujuan untuk mengetahui atau pemantau sekaligusDi daerah perbatasan dengan Malaysia, peringatan bagi pelintas batas (border crosser)dilakukan pula pemetaan perbatasan bersama dari dan ke wilayah NKRI dalam rangkadengan skala 1:50.000 dengan sistem koordinat penegakan hukum yang jelas dan tegas.WGS-84. Hingga tahun 2008, kegiatanpemetaan tersebut telah menghasilkan 8 NLP Setahun kemudian terpasang 50 BSP lainnya,dari 45 NLP yang direncanakan. yaitu di Motain/Desa Silawan sebanyak 10 BSP dan sebanyak 40 BSP di sepanjangPerbatasan Timor Leste batas sungai Motamasin (Desa Fohoeka/ Pos TNI Laktutus) sampai ke Muara sungaiBatas wilayah perbatasan Indonesia dengan Motamasin.Kegiatan penegasan batas antaraTimor Leste ditetapkan berdasarkan dokumen Indonesia dan Republic Democratic of Timorkesepakatan Provisional Agreement 2005 yangPeran Informasi Geospasial dalam Pembangunan Indonesia 8947 Tahun BIG
Survei pemetaan batas wilayah Malaysia 4 kali, dan dengan Pilipina 3 kali.Leste (RDTL) hingga pertengahan tahun 2009 Perbatasan Singapuratelah menghasilkan beberapa capaian, yaknisurvei delineasi telah selesai 97 persen, survei Perundingan batas laut dengan Singapura,demakarsi bersama baru mencapai 10 persen. sejak tahun 1973 baru dimulai kembali pada tahun 2005. Pada tahun 2007 dilakukanDalam waktu tiga tahun setelah RDTL pertemuan di Singapura dan di Bandung.merdeka, penetapan dan penegasan batas Kesepakatan yang dicapai adalah bahwa areadarat bersama dengan mencapai 97 persen. yang akan didelimitasi kedua negara yaitu titikKonon ini merupakan penyelesaian batas darat nomor 1 perjanjian laut wilayah tahun 1973internasional tercepat di dunia. sampai dengan garis 103o 34’ Bujur Timur (hanya sektor barat – western grey area).Pemetaan Batas Laut Internasional Karena pada sektor timur Singapura masih terikat dengan kasus Pedra Branca yang diklaimSebagai negara maritim, Indonesia tentunya pihak Malaysia (berdasarkan peta tahun 1979).memiliki batas wilayah perairan dengan negaratetangga. Untuk mempersiapkan materi Berdasarkan perjanjian tahun 1973 tentangperundingan dalam penetapan batas maritim batas wilayah antara Singapura-Indonesiapada tahun 2007 dilakukan kajian batas laut telah ditetapkan enam titik pangkal yangdengan Singapura sebanyak 2 kali, dengan berada di sebelah barat hingga timur Pulau Batam. Bila dilihat dari sisi Singapura, titik pangkal itu berada di Sultan Shoul hingga90 Peran Informasi Geospasial dalam Pembangunan Indonesia 47 Tahun BIG
ke timur Singapura internasional ini bisa salah satu pihak saja yang atau sebelah barat mengajukan kasusnya. Indonesia memperoleh Changi. hak kedaulatan atas batas wilayah itu. Titik-titik tersebut Perbatasan Malaysia sudah definit atau Sementera itu dengan Malaysia dilakukan perundingan batas maritim pada tingkat teknis tidak terpengaruh di Malaysia dan Jakarta. Pada beberapa kali pertemuan tersebut masih mendiskusikan dengan perluasan isu-isu yang telah dibahas pada tahun-tahun sebelumnya yaitu terkait dengan delimitasi wilayah Singapura batas maritim Indonesia-Malaysia di Laut Sulawesi (batas territorial, Continguous Zone,karena reklamasi. Landas kontinen dan ZEE); dan batas Indonesia – Malaysia yang masih belum selesai yaituSementara ini bagian Selat Malaka, Selat Singapura dan Laut Cina Selatan.yang masih dipermasalahkan Perbatasan Filipinaadalah ada di bagian barat sepanjang 14 mil. Pertemuan bilateral Indonesia - PhilipinaSedangkan di sebelah timur meliputi garis untuk mengkaji batas laut kedua negara telah disepakati bersama delimitasi batas di Lautbatas sepanjang 28 mil. Sulawesi untuk mencapai sebuah common provisional line – note: merupakan ZEE line.Pembicaraan penetapan batas wilayah antaraSingapura dan Indonesia telah dimulai lagi Indonesia menyampaikan proposal garistahun 2006. Namun pihak Singapura hingga batas dengan metoda proportionality yangkini hanya menyepakati penetapan wilayah menggunakan perbandingan panjangbarat. Untuk pembahasan batas wilayah baseline yang dimiliki Fhilipina dan Indonesiadengan Singapura, terutama di bagian barat, ( dengan perbandingan 1:1.336). SedangkanIndonesia berpegang pada peta yang dibuat Philipina mengajukan proposal garis batastahun1973. Sedangkan Singapura saat ini menggunakan prinsip median line.meminta dilakukannya survei kembali. Dalam hal ini Philipina telah menganggap dan Penyelesaian masalah perbatasandengan Singapura ini memang berlarut-larut,karena pihak Singapura tidak menunjukkankeseriusan dalam menjaga wilayah terluar. Bilaperundingan dengan Singapura tentang bataswilayah tetap buntu, langkah yang mungkinditempuh Indonesia adalah mengajukannyake International Tribunal for the Law of theSea di Hamburg, Jerman. Dalam mahkamahPeran Informasi Geospasial dalam Pembangunan Indonesia 9147 Tahun BIG
mengakomodir prinsip proportionality dari Sementara itu penetapan batas wilayahluasan area yang akan didelimitasi (Area RP:RI dengan Palau belum dapat dilakukan karenaratio 1:1.312). Indonesia juga menyampaikan Indonesia belum memiliki hubungan diplomatikdelimitasi pada area dari 125o Bujur Timur ke dengan negara kecil di Pasifik ini. Saat iniarah timur sampai dengan kemungkinan lokasi pihak perunding dari Indonesia menunggutrijunction antara Indonesia, Philipina dan persetujuan dari DPR untuk membukaPalau. hubungan diplomatik dengan Palau.Di antara perundingan batas wilayah dengan Batas Laut Teritorialenam negara tetangga, penetapan bataswilayah paling cepat dapat terealisasi dengan Hingga periode ini Indonesia belum mencapaiFilipina, yang telah menyatakan kesediaannya kesepakatan tentang batas laut teritorialuntuk penyelesaian proses ini. Pembicaraan dengan tiga negara, yaitu Singapura, Malaysia,kedua belah pihak untuk penetapan batas dan Timor Leste. Panjangnya mencapai 40wilayah di Laut Sulawesi telah dimulai tahun persen dari seluruh batas yuridiksi maritim1994. Indonesia.Perbatasan Palau Batas laut teritorial dengan Malaysia yang belum terselesaikan ada di tiga wilayah, yaitu92 Peran Informasi Geospasial dalam Pembangunan Indonesia 47 Tahun BIG
yang berada di Selat Malaka sepanjang 17 mil Kegiatan pemetaan batas wilayah yanglaut; 12 mil laut di Tanjung Datuk, Kalimantan dilaksanakan Bakosurtanal pada tahun 2007Barat; dan 18 mil di Sebatik, Kalimantan Timur. juga mencakup pemetaan zona tambahanSedangkan dengan Timor Leste, Pemerintah (contiguous zone). Berdasarkan UNCLOSIndonesia belum menyepakati lebih dari 100 mil 1982 pasal 33 ayat 1 dan 2, zona tambahanpanjang batas laut teritorial. (contiguous zone) merupakan jalur laut yang terletak di sebelah luar batas terluar lautBatas ZEE territorial atau laut wilayah, yang lebarnya tidak boleh melebihi 24 mil laut dari garis pangkal,Meski ketentuan internasional UNCLOS (United dan wilayah zona tambahan merupakanNations Convention on the Law of the Sea) bagian laut dimana Negara memiliki yurisdiksi1982 tentang Zona Ekonomi Eksklusif telah terbatas.diratifikasi dan mulai berlaku tahun 1994,70 persen ZEE Indonesia belum disepakati Mengingat kondisi geografi Indonesia dannegara tetangga. ZEE didefinisikan sebagai hak posisi sebagai Negara kepulauan, makaberdaulat atas pengelolaan sumber kekayaan dalam upaya peningkatan pertahanan danalam pada kolom air. keamanan dimungkinkan bagi Indonesia untuk menyatakan wilayah tertentu sebagai daerahZEE yang belum disepakati hingga kini berada tertutup untuk melaksanakan kegiatan tertentu.di perbatasan dengan negara Timor Leste,Palau, Filipina, Vietnam, Thailand, dan India. Sampai tahun 2007 Bakosurtanal telahKesepakatan batas ZEE sejauh ini baru tercapai menyelesaikan Peta Contigous Zone sebanyakdengan pihak Australia dan Papua Niugini. 46 NLP. Peta ini dapat dimanfaatkan sebagai ilustrasi/ gambaran garis batas Contigous ZoneSelain ZEE, ada dua batas yuridiksi maritim di NKRI, serta sebagai supporting data spasialyang belum terselesaikan, yaitu batas laut dalam implementasi yang terkait denganteritorial dan batas landas kontinen. Meski pelanggaran peraturan perundang-undanganbatas landas kontinen telah ditetapkan bea cukai, fiskal, imigrasi atau saniter.berdasarkan Konvensi PBB tahun 1958, tetapiproses tersebut belum terselesaikan hingga Pemetaan Landas Kontinen Indonesiakini. Untuk landas kontinen sekitar 30 persenyang belum disepakati, yaitu yang berbatasan Kegiatan pemetaan landas kontinen Indonesiadengan Filipina, Palau, dan Timor Leste. (LKI), dilakukan Bakosurtanal pada tahun 2007. Peta ini menjadi dasar bagi klaim IndonesiaPemetaan Zona Tambahan atas landas kontinen disekelilingnya. SepertiPeran Informasi Geospasial dalam Pembangunan Indonesia 9347 Tahun BIG
disebutkan dalam article 76 UNCLOS tahun Indonesia berpotensi melebarkan wilayah1982 bahwa negara kepulauan mempunyai landas kontinennya di luar 200 mil laut yaituhak untuk melakukan klaim landas kontinen seluas kurang lebih 3.900 km2 di perairanmelampaui 200 mil laut maksimum sampai sebelah barat Aceh, kurang lebih 1.000 km2dengan 350 mil laut. Klaim disampaikan ke selatan Sumba, dan sebelah utara Papua.UN-Commision on the Limits of Continental Shelf(CLCS) disertai dengan bukti-bukti. Penyelenggaraan Inventarisasi SDAUntuk keperluan klaim tersebut pada tahun Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan2005, melalui Keputusan Kepala Bakosurtanal Laut (Marine and Coastal ResourcesNomor HK.01.04/37a-KA/VIII/2005 tertanggal 4 Management Project/ MCRMP)Agustus 2005 telah dibentuk Tim PenyelenggaraSurvei dan Kajian Landas Kontinen Indonesia di Pada tahun 2002 Bakosurtanal ikut dalamluar 200 Mil Laut. kegiatan Marine and Coastal Resource Management Project (MCRMP). Tugas danAnggota Tim berasal dari berbagai institusi fungsi Bakosurtanal dalam proyek ini adalahyaitu: Bakosurtanal, Lembaga Ilmu mendukung pada komponen B yaitu manajemenPengetahuan Indonesia (LIPI), Departemen data dan informasi spasial. Komponen ini terdiriKelautan dan Perikanan (DKP), Departemen atas: survey dan pemetaa, teknologi informasi,Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), infrastruktur data spasial, dan NationalBadan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Biodiversity Information Network (NBIN).(BPPT), Jawatan Hidro-Oseanografi TNI AL,Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Kegiatan ini dikoordinasi oleh DepartmenTrisakti, PT. Elnusa, PT. Pertamina, BP. Migas, Kelautan dan Perikanan dan dibiayai dariHAGI dan IAGI dengan dikoordinasikan oleh tim pinjaman lunak Asian Development Bank (ADB).dari Bakosurtanal. Kegiatan ini merespon berbagai permasalahan wilayah pesisir dan laut, baik di tingkat lokal,Dalam mempersiapkan klaim, pada 2007 regional maupun global, yang terkait langsungdilakukan pelaksanaan desktop study. maupun tidak langsung dengan wilayahJenis data yang diperlukan dalam proses perairan Indonesia.pengkajian garis batas terluar landas kontinendi luar 200 mil laut adalah data geodesi, data MCRMP dirancang dalam jangka waktu enambatimetri, geologi maupun data geofisik. Dari tahun (2001 – 2006) dengan tujuan untukhasil desktop study yang dilakukan dengan pengelolaan sumberdaya wilayah pesisir danmenggunakan formula ketebalan sedimen, laut secara berkelanjutan di 15 propinsi, yaitu:94 Peran Informasi Geospasial dalam Pembangunan Indonesia 47 Tahun BIG
Wilayah MCRMP Provinsi NTB (bagian biru) Kota Mataram,Kab. Lombok Barat dan Kab. SumbawaMedan, Padang, Pakanbaru, Jambi, Bengkulu, wilayah pesisir dan laut, infrastruktur, demografi dan infrastruktur komunitas,Pontianak, Palangkaraya, Samarinda, ekonomi kecamatan dan penghasilan rumah tangga, resiko dan bencana alam.Gorontalo, Kendari, Manado, Palu, Ujung Kegiatan MCRMP tahun 2007 menghasilkanPandang, Kupang dan Mataram. Hingga tahun data dasar yang meliputi data citra satelit, data hasil survei baseline dan tematik, data hasil2006 proyek ini menghasilkan peta sebanyak survei ekonomi dan foto berbagai kegiatan selama survei lapangan. Data tersebut disimpanlebih dari 8.000 NLP. di dalam beberapa eksternal harddisk dengan jumlah kapasitas data lebih dari 600 GB. UntukPada 2007 MCRMP masih berlanjut. Pada tahun menjadikan data dapat digunakan secaraitu Bakosurtanal bersama LIPI menangani optimal, dibuat suatu sistem katalog data yangpengelolaan informasi dan data spasial. Untuk memudahkan manajemen data dalam rangkamenunjang pembangunan data spasial yang optimalisasi infrastruktur data spasial MCRMPmendukung perencanaan fisik di suatu wilayah, yang ada di dalam rangka IDSN.dilakukan Survei Baseline dan Survei Tematik. Data tersebut selain dipasang di BakosurtanalDari survei baseline dihasilkan peta tematik dan Departemen Kelautan dan Perikanan, jugaterestrial, batimetri, geologi, geomorfologi, diinstal di 15 provinsi wilayah MCRMP (Prov.sedimen, arus, kecerahan, salinitas, pH, Sumut, Sumbar, Riau, Jambi, Bengkulu, NTB,temperatur dan gelombang. Dari hasil survei NTT, Kalbar, Kalteng, Kaltim, Sulsel, Sulteng,tematik dihasilkan peta penggunaan lahan,status lahan, tata ruang, kesesuaian lahan,sumber daya air, ekosistem pesisir, kelimpahanikan, kelimpahan khlorofil, kecerahan, salinitas,oksigen terlarut, logam berat, penggunaanPeran Informasi Geospasial dalam Pembangunan Indonesia 9547 Tahun BIG
Sultra, Gorontalo dan Sulut). Kelima belas Hasil Kajian di Wilayah Pulau-Pulau Kecil diprovinsi ini di masa mendatang akan menjadi Madura dan Kangean juga dilakukan berbasisPusat Pengembangan Infrastruktur Data pada 4 NLP peta skala 1 : 250.000 dan 1:50.000.Spasial (PPIDS) yang menghasilkan peta sertadapat menjadi outlet penjualan data spasial di Pada tahun 2005 dihasilkan beberapa petawilayahnya. tematik terkait inventarisasi sumberdaya alam dan lingkungan hidup yaitu Peta Liputan LahanPemetaan Sumberdaya Alam dan Propinsi Gorontalo dan Jawa Tengah berskalaLingkungan Hidup 1:250.000 masing-masing sebanyak 8 NLP. Sedangkan untuk Papua dan Jawa dibuat PetaSelama 10 tahun terakhir ini Bakosurtanal Liputan Lahan, Aliran Sungai dan Kawasantelah menyelesaikan beragam peta tematik Lindung, masing-masing sebanyak 43 NLP danterutama yang berkaitan dengan sumberdaya 19 NLP.alam dan lingkungan hidup. Bakosurtanalmelakukan beberapa kegiatan survei pada Selain itu dihasilkan Peta Ekosistem skalatahun 2003 berdasarkan penghitungan model 1:250.000, untuk Propinsi Gorontalo (4 NLP) dananalisis valuasi ekonomi sumberdaya alam Jawa Tengah (8 NLP), DAS Kahayan, Propinsihingga dihasilkan, Peta Inventarisasi Sumber Kalimantan Tengah (8 NLP). Adapun petaDaya Alam Laut di Selat Makasar, yang meliputi potensi dibuat untuk Propinsi Jawa Tengahpesisir timur pulau Kalimantan dan barat Pulau dan Jawa Timur, yaitu Peta Potensi Air SungaiSulawesi berskala 1 : 250.000, sebanyak 24 dan peta Potensi Mata Air. Keduanya berskalaNLP. 1:250.000 dan masing-masing berjumlah 8 NLP.Selanjutnya untuk Selat Madura dan Kepulauan Pada program survei dan pemetaan tahun 2005Kangean dibuat Peta wilayah berskala 1: itu, juga dihasilkan Peta Sistem dan Potensi250.000 sebanyak 4 NLP dan Peta tematik Lahan skala 1:250.000, untuk Propinsi Jawabentuk dan tutupan Lahan, Mangrove, Terumbu Tengah (8 NLP), Kalimantan Tengah (17 NLP)Karang, Sebaran Ikan Karang berskala 1:50.000 dan Kalimanyan Barat 18 NLP serta Peta Curahsebanyak 4 NLP dihasilkan untuk Selat Madura Hujan Tahunan skala 1:250.000, wilayah Jawadan Kepulauan Kangean. Sedangkan untuk Tengah senayak 8 NLP, Jawa Timur sebanyak 8Kepulauan Madura dihasilkan 4 NLP Peta NLP.Wilayah skala 1 : 250.000 dan peta tematikskala 1 : 50.000 bertema Mineral Lepas Pantai, Inventarisasi SDA PesisirMangrove, Terumbu Karang dan Ikan Karang. Sementara itu terkait dengan pembangunan infrastruktrur dan penyajian data spasial96 Peran Informasi Geospasial dalam Pembangunan Indonesia 47 Tahun BIG
nasional, Bakosurtanal juga melakukan mengidentifikasi karkteristik dan potensiInventarisasi SDA Pesisir dan Laut di Ternate. sumberdaya andalan untuk pengembanganKegiatan ini pada tahun 2005 menghasilkan ekosistem pesisir selatan jawa. Lokasinya dipeta wilayah Ternate skala 1 : 250.000, sebanyak Pesisir Ujung Kulon, Pelabuhan Ratu, Segara2 NLP dan skala 1 : 50.000 sebanyak 1 NLP. Anakan, Pesisir parangtritis, Baron, Kukup,dengan tema: kekeruhan, terumbu karang dan Pacitan dan Marubetiri.ikan karang, lamun, kualitas air, mangrove,bentuk lahan, liputan lahan pesisir, sebaran dan Selain itu juga dilakukan Pemetaan sebarankerapatan penduduk. ekosistem di Singkawang, Kalimantan Barat pada skala 1 : 50.000 dan 1 : 250.000. PetaSelanjutnya pada tahun 2007 Bakosurtanal tersebut bertema Sebaran Ekosistem Terumbumelakukan kegiatan Pemetaan Kawasan Karang, Sebaran Ekosistem Mangrove, SebaranPesisir Indonesia. Kegiatan ini pada awalnya Ikan karang, Arus Permukaan, Keasaman Airdilakukan pengolahan data SRTM untuk Laut, Salinitas, Oksigen Terlarut, Temperatur Airmenentukan kawasan pesisir. Dilanjutkan Laut, Konduktifitas Air Laut, Sebaran Klorofildengan pengolahan citra satelit Landsat dan di permukaan laut, serta Kekeruhan air laut.peta tematik lain untuk membuat deskripsi / Selain itu dihasilkan peta tentang pendudukanalisis karakteristik kawasan pesisir. Hasil menurut jenis kelamin, Kepadatan Pendudukanalisis kemudian diplotting ke peta dasar. Wilayah Pesisir, dan Komposisi Penduduk menurut Pendidikan.Pembuatan deskripsi kawasan pesisirberdasarkan data sekunder maupun data Peta sebaran klorofil berskala 1: 1.000.000primer hasil pengamatan lapangan. Dalam juga dihasilkan Bakosurtanal melalui Proyekpelaksanaan kegiatan Pemetaan Kawasan Inventarisasi dan Evaluasi SumberdayaPesisir Indonesia, Pusat Survei Sumber Daya Nasional Matra Laut (INEV-ML) pada tahunAlam Laut Bakosurtanal bekerjasama dengan 2004, yaitu sebanyak 36 NLP. Selain itu dibuatFakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada. Peta Suhu Muka Laut berskala 1 : 1.000.000,Kegiatan ini menghasilkan Peta Kawasan sebanyak 36 NLP.Pesisir Indonesia skala 1 : 1.000.000, sebanyak36 NLP, Peta Kawasan Pesisir Provinsi dan Pemetaaan Sumberdaya Laut Wilayahdeskripsi/analisis karakteristik kawasan pesisir ALKIper Provinsi. Sementara itu pada tahun 2005 BakosurtanalKegiatan lainnya adalah pemetaan ekosistem melaksanakan survei dan pemetaan tematikwilayah pesisir selatan Pulau Jawa, yaitu dengan sumberdaya laut antara lain untuk menyusunPeran Informasi Geospasial dalam Pembangunan Indonesia 9747 Tahun BIG
Neraca Sumberdaya Alam wilayah Alur Laut Jalur yang strategis itu menimbulkan polusiKepulauan Indonesia (ALKI) II, yang meliputi minyak dari kapal tanker dan pencemaranSulawesi bagian barat dan Kalimantan bagian perairan.timur. Karena itu data dan informasi dari programPemetaan terumbu karang dilakukan dengan tersebut selanjutnya dapat digunakan untukteknik penginderaan jauh menggunakan membantu pengambil keputusan dalam prosestransformasi Lyzenga, yang mampu penyelamatan eksosistem terumbu karang,memberikan efek penajaman pada objek hutan mangrove dan padang lamun yangperairan dangkal dengan kondisi air jernih. memiliki nilai ekonomi tinggi tersebut.Selain itu digunakan dalam kajian ini adalahdata sebaran terumbu karang hasil pemetaan Pemetaan potensi sumber daya airCoremap LIPI tahun 1997 sebagai peta aktivayang menggambarkan kondisi awal terumbu Sementara itu, terkait dengan kegiatan Surveikarang, dan sebaran terumbu karang hasil Sumber Daya Alam Darat, pada tahun 2007intepretasi citra Landsat ETM tahun 2003 Bakosurtanal berhasil menghasilkan petasebagai peta pasiva yang menggambarkan bentuk lahan dengan skala 1:25.000 sebanyakkondisi akhir. Selain itu peta kerja yang 7 NLP untuk wilayah Pulau Jawa. Peta inidigunakan adalah Peta Lingkungn Pantai bermanfaat sebagai dasar dalam pengambilanIndonesia (LPI) skala 1: 250.000 dan Peta Rupa keputusan atau pembuatan rencanaBumi Indonesia (RBI) skala 1: 250.00. pembangunan mengetahui perubahan bentuk lahan untuk menghitung tingkat kerusakanKegiatan ini menghasilkan dua skala peta dan nilai kerugiannya sehingga dapat dilakukantematik Neraca Hutan Mangrove dan Terumbu perencanaan rehabilitasinya.Karang yang berskala 1 : 250.000 sebanyak 12NLP dan 3 NLP skala 1 : 1.000.000. Dari kegiatan Melengkapi peta liputan lahan tersebut, telahini juga terungkap luas areal terumbu karang, dihasilkan pula peta sistem lahan (land system)hutan mangrove, padang lamun dan pasir di skala 1:250.000 sebanyak 9 NLP untuk wilayahwilayah ALKI yang mengalami penurunan dan Jawa, Lampung dan Sumatera Selatan. Petakerusakan serius. liputan lahan ini menyediakan informasi lahan bagi berbagai keperluan antara lain untukKerusakan itu didominasi oleh perubahan menunjang program transmigrasi, pengelolaan,lingkungan. Apalagi posisi perairan tersebut inventarisasi dan evaluasi sumberdaya lahanterletak di ALKI yang memang menjadi lalu termasuk perencanaan wilayah dan tata ruang.lintas beragam kapal dari berbagai negara. Pada tahun yang sama Bakosurtanal juga98 Peran Informasi Geospasial dalam Pembangunan Indonesia 47 Tahun BIG
melakukan pemetaan potensi sumber daya Barat dan Banten, sebanyak 8 NLP.air untuk menyediakan informasi spasialpotensi air permukaan beserta analisisnya, Pemetaan Sumberdaya Mineralserta menyusun data potensi air permukaantersebut dalam format siap tayang sehingga Pada tahun yang sama Bakosurtanal jugaakses informasi stakeholders semakin cepat menghasilkan peta aktiva sumberdaya mineraldan efisien. skala 1:250.000 sebanyak 11 NLP untuk wilayah Kalimantan Timur dan KalimantanInformasi dilakukan dengan inventarisasi Selatan. Peta ini dibuat untuk mendukungkomponen potensi sumberdaya air permukaan: sistem pengambilan keputusan denganpotensi air hujan, air sungai dan mata air mengembangkan informasi neraca sumberberdasarkan standarisasi pemetaan tematik daya mineral yang terintegrasi dengan sumberyang sudah diterbitkan, serta melakukan daya lainnya sehingga para pengambilappraisal kondisi kuantitatif dan kualitatif kebijakan atau pengguna pada umumnya dapatpotensi air permukaan di wilayah Provinsi Bali memperoleh informasi mengenai seberapadalam suatu wadah analisis yang terintegrasi. banyak potensi mineral yang terdapat padaPada tahun 2007 telah dihasilkan peta potensi suatu kawasan.sumber daya air dengan skala 1:250.000sebanyak 2 NLP untuk wilayah Provinsi Jawa Pemetaaan Sumberdaya DASPeran Informasi Geospasial dalam Pembangunan Indonesia 9947 Tahun BIG
Bengawan SoloUntuk menyediakan informasi spasial aktivasumber daya air yang dapat dimanfaatkanuntuk perencanaan wilayah disekitar DASBengawan Solo, Bakosurtanal pada tahun 2007menghasilkan peta aktiva sumberdaya air DASBengawan Solo skala 1:250.000 sebanyak 6NLP. Selain itu juga dihasilkan peta ekosistemDAS di wilayah Kalimantan skala 1:250.000untuk wilayah Kalimantan sebanyak 2 NLP danRiau sebanyak 3 NLP.Pemetaaan Potensi Kawasan Lindung lingkunan, lalu mengubahnya menjadi kawasan pemukiman. Konsentrasi penduduk di suatuPada tahun 2007 ini telah dihasilkan peta wilayah dapat mengakibatkan munculnyapotensi kawasan lindung dengan skala 1: dampak negatif seperti menurunnya kualitas25.000 sebanyak 4 NLP untuk wilayah Pulau lingkungan hidup hingga terjadi prosesJawa. Selain itu juga dihasilkan Peta Neraca pemiskinan dan kerusuhan sosial.Sumberdaya hutan skala 1:250.000 dan petalahan terbaharui skala 1:25.000. Peta yang Pentingnya faktor demografi yang mendorongmemberi informasi perubahan luas hutan, lahan Bakosurtanal menyusun peta demografidan juga air pada dua kurun waktu tertentu di seluruh wilayah Indonesia, terutama diini dapat digunakan sebagai masukan dalam kawasan yang padat penduduk yaitu wilayahperencanaan pembangunan wilayah agar dari Lampung hingga Lombok NTB. Diketahuipotensi SDA yang tersedia dapat termanfaatkan konsentrasi penduduk tertinggi ada di Pulausecara optimal. Jawa, nyaris tak ada wilayah hutan yang tersisa.Pemetaaan Demografi Selain itu untuk melihat penurunan daya dukung di Pulau Jawa, Bakosurtanal akanMeningkatnya kasus bencana di berbagai membuat atlas dinamis. Pembuatan atlasdaerah akibat menurunnya daya dukung ini antara lain akan mengacu kepada Atlaswilayah, salah satu faktor penyebabnyaadalah pada melonjaknya jumlah penduduk. Peran Informasi Geospasial dalam Pembangunan IndonesiaDesakan populasi ini terus memakan daerah 47 Tahun BIGterbuka hijau – salah satu sumberdaya dukung100
Nasional Indonesia dan memperbandingkan 250.000 sebanyak 42 NLP.dengan Atlas Indonesia oleh Pemerintah HindiaBelanda tahun 1939. Selain itu juga disusun basis data lahan kritis yang bermanfaat untuk pemantauan terhadapAtlas yang dibuat Bakosurtanal bekerjasama daerah yang memiliki lahan kritis. Pada tahundengan departemen terkait dan beberapa 2007 ini basis data lahan kritis menghasilkan 11perguruan tinggi ini, semestinya menjadi acuan NLP peta lahan kritis untuk wilayah Pulau Jawa.bagi pemerintah daerah dalam merencanakanpembangunan wilayahnya. Dan berdasarkan Sementara itu melalui koordinasi denganpada peta sebaran penduduk tersebut. Direktorat Jenderal Sumber Daya`Air Departemen Pekerjaan Umum, BadanPada tahun 2005, Bakosurtanal menerbitkan Meteorologi dan Geofisika, Direktorat Mitigasiserangkaian Atlas Sumberdaya dan Lingkungan Bencana Alam dan Bencana Geologisdan Atlas Publik yaitu Atlas sumberdaya Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral,kelautan sebanyak (30 NLP), Atlas Sumberdaya Kementerian Lingkungan Hidup, dan Universitasekonomi Indonesia sebanyak 28 NLP. Selain Gadjah Mada Bakosurtanal telah menyusunitu dihasilkan Atlas daerah yaitu Atlas basisdata spasial rawan banjir dan longsor diBangka Belitung dari angkasa (41 NLP), Atlas pulau Jawa dan Sumatera skala 1: 250.000.Pariwisata Jawa Tengah (28 NLP), Atlas AcehSebelum dan sesudah Tsunami (1.000 buku), Analisis daerah rawan banjir menggunakanBuku Atlas Propinsi Jawa Timur (750 buku), dan pendekatan geomorfologis. Pada pendekatanPeta global mapping sebanyak 19 NLP. ini, pemetaan daerah rawan banjir mengunakan satuan pemetaan bentuk lahan (sistem lahan)Basisdata Ekonomi hasil interpretasi dari citra satelit (Landsat TM dan Shuttle Radar Topographic Mission/SRTM).Bakosurtanal terus membangun basisdata (database) spasial diantaranya adalah Basisdata Toponimi dan PendaftaranBasisdata Ekonomi Indonesia (21 NLP), Basis Toponim Indonesia di PBBdata ketahanan pangan di Sulawesi SelatandanGorontalo, Basis data bencana alam (rawan Pada tahun 2007 Bakosurtanal jugabanjir dan longsor) di Pulau Sumatera,Kabupaten Lampung Barat dan kabupaten memfokuskan kegiatannya padaNunukan, Basis data Liputan Lahan skala1:250.000, sebanayk 130 NLP, dan Basis data pengembangan Basisdata Toponimi. termasukPotensi Lahan untuk Propinsi Papua berskala 1: didalamnya adalah pembenahan data. Pembenahan itu meliputi: tata cara penulisan nama geografis, pembagian kelas unsur dan nama lokalnya, koordinat geografi dibuatPeran Informasi Geospasial dalam Pembangunan Indonesia 10147 Tahun BIG
menjadi koordinat desimal agar dapat diakses Dalam pembangunan, pengelolaan, danmenjadi data Arcinfo, pengisian kolom diskripsi pengembangan, serta distribusi informasiriwayat dan asal usul nama geografis. spasial Bakosurtanal sepanjang 10 tahun terakhir melaksanakan serangkaian kegiatanPada tahun 2007 telah dapat direalisasikan antara lain integrasi data sumberdaya alambasis data toponimi untuk 853 NLP wilayah darat dan laut, integrasi data pulau-pulauJawa. Basis data 853 NLP ini bermanfaat kecil, Sistem Informasi Ketahanan Pangan dansebagai sumberdaya yang dapat dipergunakan Rawan Bencana Alam berbasis Web, Metadataoleh berbagai pihak yang membutuhkan dan Web Atlas mencakup 16 tema, Sisteminformasi terkait dengan nomor lembar peta Jaringan Atlas Nasional (27 tampilan), sertatersebut. metadata tematik survei dasar sumberdaya alam.Sistem Informasi Spasial Nasional102 Peran Informasi Geospasial dalam Pembangunan Indonesia 47 Tahun BIG
Metadata survei dasar sumberdaya alam yang dilaksanakan Bakosurtanal, antara lain integrasi data sumberdaya alam laut, danberskala 1: 1.000.000 meliputi tema menyusun Direktori pulau-pulau kecil. Integrasi Data Sumber Daya Alam Darat dan Laut padasumberdaya lahan, mineral, air dan hutan. skala 1 : 1.000.000 dihasilkan masing-masing sebanyak 5 tema darat dan 5 tema lautSedangkan yang skala 1:250.000 adalah untuk dengan komposisi: Peta Bentuk Lahan dengan Batimetri, Peta Liputan Lahan dengan Terumbutema Liputan Lahan Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Karang dan Lamun, Peta Geologi Darat dengan Geologi Dasar Laut, Peta Jenis Tanah denganTenggara Barat, Nusa Tenggara Timur dan Sedimen dan Peta Iklim dengan Suhu Muka Laut. Kegiatan ini mendapat dana dari ProyekMalaku. Adapun metadata wilayah Lampung Peningkatan Keterpaduan Informasi Spasial Sumberdaya dan Lingkungan Hidup (PKISbertema liputan lahan, bentuk lahan, potensi SDALH).kawasan lindung, kekerapan aliran, sebaran Selain itu Bakosurtanal juga menghimpun dan memadukan Data Sumberdaya Alam Lautpenduduk dan kemiringan lereng berskala 1: wilayah ALKI III. Hasilnya diperoleh 17 NLP peta pada skala 1 : 250.000, mencakup 10 tema50.000; sebanyak 719 NLP. yaitu : Peta Batimetri, Peta Arus Permukaan Laut, Peta Zona Pasang Surut, Peta SebaranDari sisi konten informasi, hingga pertengahan Mangrove dan Liputan Lahan, Peta Sebaran2007 Bakosurtanal telah menghasilkan Terumbu karang dan Padang Lamun, Peta1.500 dataset metadata. Selain itu ada 2.500 sebaran Suhu Permukaan Laut, Peta Sebarandataset lainnya yang dihasilkan instansi pusat dan Kerapatan Penduduk, Peta KomposisiDepartemen Pekerjaan Umum, Departemen penduduk Menurut Umur dan Angkatan Kerja,Energi dan Sumber Daya Mineral, Departemen Peta Komposisi Penduduk Menurut Pendidikan,Petrtanian, Departemen Kelautan dan Mata Pencaharian, Kecamatan Pesisir di Pulau-Perikanan, Departemen Kehutanan, Badan Pulau Kecil.Pertanahan Nasional, Badan Pusat Statistik,Jawatan Hidro-Oseanografi TNI-AL dan DIY, DKI Masih dengan dana dari PKIS SDALH, padaJakarta, Nangroe Aceh Darussalam. 2004 Bakosurtanal melakukan Pengembangan Model Direktori Pulau-Pulau kecil, serta KajianKegiatan pengembangan metadata geospasialmenghasilkan: sistem basis data simpul,basis data geodesi dan geodinamika, aplikasisistem clearing house, basis data SEF (standarexchange format). Pengembangan BasisMetadata ini bermanfaat untuk meningkatkanjumlah informasi metadata dari produk dataspasial yang telah dihasilkan oleh stakeholderdata spasial.Pada tahun 2004, ada serangkaian kegiatanPeran Informasi Geospasial dalam Pembangunan Indonesia 10347 Tahun BIG
wilayah potensi sumberdaya alam Pulau Salura Adapun sistem clearinghouse yang dibangundan Mangkudu di Kabupaten Sumba Timur Bakosurtanal adalah sistem berbasis internetPropinsi Nusa Tenggara Timur dan Pulau Wetar yang bertujuan mempertemukan institusidan Liran di Kabupaten Maluku Tenggara Barat penghasil dan pengguna data, sehinggaPropinsi Maluku. pemanfaatan bersama data (data sharing) dapat terwujud, membuat usulan peraturanPada program tahun 2007, terkait dengan Survei perundang-undangan dalam pengelolaan dataSumber Daya Alam Darat, Bakosurtanal juga spasial nasional yang efisien dan bertanggungmelakukan penanganan data dan informasi jawab, membangun sumber daya manusia yanggeo-spasial tematik berupa Sistem Informasi berkompeten di bidang data spasial.Ketahanan Pangan Nasional yang ditujukanuntuk menghimpun data ketahanan pangan Jaringan Informasi Spasial Nasionalsebagai pendukung penanganan bencanaalam. Dalam pembangunan jaringan informasi dan komunikasi data spasial, BakosurtanalSampai dengan tahun 2007 telah dihimpun melaksanakan serangkaian program mulai daridata/informasi ketahanan pangan di Provinsi penetapan standar, penyediakan perangkatNusa Tenggara Timur, data rawan banjir Provinsi keras dan lunak, hingga melaksanakanJawa Timur, kajian wilayah berbasis citra satelit pengembangan aplikasi data untuk berbagaiProvinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan bidang.laporan basisdata rawan banjir dan ketahananpangan. Sistem Informasi Spasial Nasional (SISN) yang dibangun Bakosurtanal sejak 2004 berbasis: a)Bakosurtanal juga telah membangun basis data web sehingga memudahkan pemutakhiran datadan sistem informasi Pulau-Pulau Indonesia secara online oleh pusat dan daerah, b) Sistemyang menyajikan data dan informasi mengenai Informasi Geografis (SIG) sehingga dapatpulau-pulau di seluruh Indonesia meliputi: dilakukan analisis ruang untuk pengambilanjumlah pulau, panjang garis pantai, luas pulau keputusan, c) menampilkan potensi wilayah(daratan), luas lautan, direktori pulau yang dalam bentuk spasial dan tekstual, d)disepakati secara nasional. menampilkan data dalam beberapa tahun untuk melihat arah pembangunan yang telah berjalanSementara itu untuk menyajikan dan sebagai dasar penyusunan rencana ke depan.menyebarluaskan distribusi dan penggunaandata spasial, Bakosurtanal membangun sistem Pada tahap awal, aplikasi SISN dikembangkanclearinghouse, outlet data, serta jaringan untuk melihat kemiskinan di suatu daerah.informasi dan komunikasi data spasial104 Peran Informasi Geospasial dalam Pembangunan Indonesia 47 Tahun BIG
Aplikasi ini bisa dioperasikan di Kantor Wakil kegiatan, yakni pengembangan metadataPresiden RI dan Bakosurtanal. Program ini geospasial, pembangunan sistem pengelolaanmerupakan kerjasama antara Bakosurtanal dan dan penyebarluasan data dan informasiKantor Wakil Presiden RI. geospasial, penyediaan kerangka dasar perpetaan nasional dan geodinamika, sertaAplikasi SISN untuk melihat kemiskinan penyelenggaraan koordinasi kajian kebijakan ditersebut menggunakan peta dasar (peta bidang geodesi dan geodinamika.rupabumi Indonesia) dengan kedalamaninformasi sampai kabupaten/kota di seluruh Membina Simpul Jaringan di Daerah Indonesia, mencakup 33 propinsi dan 442kabupaten/kota. Selain di tingkat pusat, Bakosurtanal juga telah mulai melakukan pembinaan simpulData yang tercantum meliputi garis pantai, jaringan di daerah dengan membangun Pusathidrologi, transportasi, permukiman, hipsografi, Pengembangan Infrastruktur Data Spasialbatas wilayah dan toponimi. Selain itu juga (PPIDS) di setiap propinsi. PPIDS berperandigunakan data dari badan Pusat Statistik sebagai tangan kanan Bakosurtanal yang akanyang meliputi data kemiskinan, pembangunan mempercepat implementasi Perpres No.85manusia, pendidikan, tenaga kerja, fasilitas dan Tahun 2007, juga melakukan pelatihan untukkesehatan, serta potensi desa. mempercepat pembangunan simpul jaringan dan unit clearing.Berdasarkan analisis SISN tersebut dapatdiketahui propinsi yang memiliki penduduk Dalam mengembangkan PPIDS, Bakosurtanalmiskin terparah dalam berbagai aspek seperti bekerja sama dengan perguruan tinggi. Haltingkat pendidikan, pengangguran, pendapatan ini untuk mempercepat pembangunan IDSNdan kesehatan. Berdasarkan data tersebut mengingat terdapat lebih 500 simpul jaringan,in pemerintah, antara lain dapat lebih mudah yang terdiri 14 instansi di tingkat pusat, 33mendistribusikan dana kompensasi bahan pemerintah propinsi, dan 456 pemerintahbakar minyak (BBM) untuk warga miskin, juga kabupaten.bisa menentukan prioritas pembangunandi suatu daerah. Dari data itu juga dapat Dalam hal ini Bakosurtanal telah memilikidiketahui korelasi antar-aspek, misalnya aspek kesepakatan kerjasama dengan Institutpendidikan, pengangguran, dan kesehatan Teknologi Bandung (Bandung), Institutpenduduk. Teknologi Surabaya (Surabaya), Univesitas Mulawarman (Samarinda), UniversitasTerkait dengan mandat membangun SISN, pada Hasanuddin (Makassar), Universitas Syahtahun 2005 Bakosurtanal melakukan empat Kuala (Bandaaceh). Kebijakan BakosurtanalPeran Informasi Geospasial dalam Pembangunan Indonesia 10547 Tahun BIG
adalah satu propinsi satu PPIDS. pesawat terbang yang digunakan untuk survei itu.Pembangunan sistem pengelolaan sertapenyebarluasan data dan informasi geospasial Kehadiran kamera digital untuk foto udarameliputi pengembangan web IDSN dan ini mulai menggeser penggunaan kamerapembinaan simpul jaringan data geospasial di sistem analog dan manual. Pada tahun 2005Propinsi Nusa Tenggara Timur, Sumatera Barat, diintroduksi kamera digital (Digital AerialSumatera Utara dan Sulawesi Tengah. Camera) jenis baru yang disebut Digital Mapping Camera (DMC). Ujicoba sistem kamera iniPenerapan Teknologi dan Kerja sama dilakukan tahun 2008.Internasional Jenis DMC memiliki kelebihan dibandingkanFoto Udara Menggunakan Kamera Digital dengan versi terdahulu. Pada versi lama, pemotretan dilakukan seperti layaknyaPada periode ini atau tepatnya tahun 2005, memotret dengan kamera biasa denganBakosurtanal untuk pertama kali menggunakan beberapa kali pengambilan gambar dari lubangkamera digital untuk pemotretan udara. lensa berukuran 23 x 23 cm untuk menghasilkanBekerja sama dengan Norwegia, Bakosurtanal serangkaian bingkai atau frame foto di jalurmelakukan survei udara kawasan pesisir barat tertentu.NAD pasca-tsunami 2005. Pemotretan dengankamera digital hanya membutuhkan waktu tiga Pada DMC, pemotretan dapat berlangsungbulan. Dengan sistem analog dibutuhkan waktu kontinu seperti rekaman video. Kamera optiksekitar 45 bulan atau hampir empat tahun. ini merekam kontinu seluruh rupa bumi di jalur yang dilalui hingga beberapa kilometer. HasilKehadiran kamera digital untuk foto udara ini gambar DMC versi video ini jauh lebih baikmulai menggeser penggunaan kamera sistem dibanding versi kamera digital biasa. Gambaranalog dan manual. Dibandingkan sistem yang dihasilkan lebih banyak dan lebih utuh.analog, sistem foto udara digital memiliki Dengan keunggulan itu, harganya bisa 2-2,5 kalibeberapa keunggulan, antara lain lebih cepat lipat dibandingkan jenis lama. DMC video inidalam menghasilkan foto udara. Untuk harganya 17-20 miliar rupiah.menghasilkan foto udara berkualitas baik tidakperlu dilakukan penerbangan berulang kali. Pemotretan udara belakangan terusHasil pemotretannya juga dapat diedit dengan dikembangkan bukan hanya menggunakanmudah dalam sistem komputer. Tampilan sistem digital tapi juga dengan perekamanhasil pemotretan kamera digital dapat dilihat radar interferometri untuk menghasilkan datalangsung pada layar monitor, yang terpasang di106 Peran Informasi Geospasial dalam Pembangunan Indonesia 47 Tahun BIG
pemetaan yang kian detail. memanfaatkannya untuk pembaruan peta dasar. Selain itu Departemen Pertanian jugaSatelit Penginderaan Jauh memanfaatkan data citra ALOS untuk melihat pergerakan masa air dan degradasi lahan,Hingga kini paling tidak ada sembilan satelit Departemen Kehutanan untuk perkiraanpenginderaan jauh untuk observasi alam, yaitu volume kayu di Kalimantan, Departemen EnergiLANDSAT dan NOAA milik Amerika Serikat. dan Departemen Sumber Daya Mineral untukSPOT - Perancis, ERS – European Space Agency pemantauan geologi., Radarsat – Kanada, serta dari Jepang tercatatada tiga yaitu JERS, ADEOS dan ALOS. Sementara itu institusi pendidikan pun terlibat dalam pemanfaatan data ALOS seperti IPBIndonesia mulai memanfaatkan satelit ALOS untuk identifikasi obyek dan klasifikasi tutupan(Advanced Land Observing Satellite) sejak lahan di Jabodetabek, lalu ITB dan Universitastahun 2006, melalui kerjasama dengan Japan Syiah Kuala untuk mendeteksi perubahanAerospace Exploration Agency (JAXA). Satelit ini tutupan lahan di NAD.diarahkan untuk memantau sumber daya alamdi darat seperti kehutanan dan pertambangan. Dilihat dari sisi teknis, ALOS memeiliki beberapaSelain itu dengan resolusinya yang tinggi keunggulan antara lain dapat digunakan untuksatelit ini digunakan untuk kartografi, observasi pembuatan peta dengan citra tiga dimensi,regional, dan pemantau bencana alam. Untuk dengan spesifikasi yang sesuai. Pembuatanitu selain digunakan untuk survei memperbarui peta dengan satelit ini tidak memerlukanpemetaan topografi, data citra satelit ini juga pengolahan data di darat.digunakan untukpemetaan geologi pegununganJawa selatan, inventarisasi tutupan lahan dan Satelit ini menggunakan sensor optik dan radarpenggunaannya, dan oseanografi. sekaligus sehingga dapat menyajikaninformasi stereoskopis yang akurat tanpa terganggu olehSatelit ini juga menyuplai data terkait dengan cuaca. ALOS adalah satu-satunya satelit yangkebencanaan, yaitu erosi dan tanah longsor dapat diubah polarisasinya. Hal ini misalnyaserta dan data pengukuran kandungan karbon sangat membantu untuk menghasilkan citradioksida yang tersimpan di hutan. Dengan data yang tajam dan memantau tingkat pertumbuhancitra ALOS penanganan bencana dilakukan tanaman seperti tegakan padi.hingga 2012 serta pemantauan karbon dankebakaran tahun 2009-2014. Satelit yang memiliki masa operasi tiga tahun ini, merupakan kelanjutan dari JERS-1 yang dapatSejauh ini sudah lebih dari 525 lembar foto meliput daerah berawan di areal hutan. Satelitsatelit ALOS yang disuplai JAXA. Bakosurtanal penginderaan jauh berteknologi mutakhirPeran Informasi Geospasial dalam Pembangunan Indonesia 10747 Tahun BIG
milik Jepang sesungguhnya telah diawali Dengan sensor-sensor itu satelit dapatdengan sistem satelit ADEOS (Advanced Earth mengukur kecepatan angin dan kondisiObservation Satellite). Hingga akhir tahun 2002 lingkungan atmosfer lainnya seperti suhutelah diluncurkan satelit generasi keduanya global dan presipitasi awan, termasukyaitu ADEOS-2, yang memantau sumber daya kandungan karbon di udara. Dengan demikianalam, termasuk di wilayah Indonesia. dapat diketahui adanya anomali cuaca, variasi iklim dan perubahan lingkungan global. SedangALOS mulai diluncurkan Jepang dalam hal ini radarnya dapat memantau tingkat vegetasiNASDA (National Space Development Agency) dan adanya kebakaran hutan meski tertutuppada pertengahan tahun 2004. Dengan awan dan asap. Kemampuan ini merupakanberoperasinya Adeos dan ALOS, kini ada empat kelebihan dari ADEOS-IIsistem satelit milik Jepang – termasuk JERS danGMS – yang mengobservasi wilayah Indonesia, dibandingkan satelit observasi lainnya. Satelitbaik darat maupun laut dimanfaatkan untuk NOAA misalnya hanya mengukur suhu mukaberbagai keperluan. laut saat daerah yang dipantau tidak berawan.Dilihat dari resolusinya yang sekitar 2,5 meter, Stasiun Pengamatan Gaya beratALOS hampir menandingi satelit milik RusiaIkonos yang resolusinya satu meter. Dengan Berkaitan dengan survei kebumian,resolusi setinggi itu, benda berukuran sekitar Bakosurtanal sejak beberapa tahun terakhirsatu meter persegi seperti kendaraan bermotor ini melakukan survei pengamatan gaya beratdi permukaan bumi akan tampak jelas. bumi menggunakan gravimeter atau alat pengukur gravitasi bumi. Munculnya alat yangData inderaja satelit Ikonos telah dimanfaatkan dikembangkan berdasarkan teori gravitasidi Indonesia melalui Lapan sejak tahun Isaac Newton sejak 300 tahun lalu, telah2002. Sedangkan ADEOS-II yang diluncurkan meningkatkan pemahaman dan aplikasinyaDesember tahun 2003 , datanya baru bisa dalam pemantauan gravitasi. Sistem itu laludiperoleh akhir tahun 2003 di Indonesia. dimanfaatkan untuk tujuan komersial, antara lain untuk mencari sumber daya mineral danSatelit observasi ADEOS II ini memiliki minyak bumi, yaitu dengan mengungkapkemampuan lebih baik dibandingkan generasi kondisi lapisan permukaan Bumi yang memilikisebelumnya-ADEOS-I, karena menggunakan cekungan minyak.sensor lebih banyak dan menggunakan sistemradar. ADEOS-II tergolong satelit hiperspektral Alat pemantau sendiri mengalamiyang memiliki 36 sensor dan sistem radar pasif. pengembangan dari yang semula108 Peran Informasi Geospasial dalam Pembangunan Indonesia 47 Tahun BIG
Indonesia Airborne Gravity Survey 2010menggunakan sistem mekanis diganti parameter yang bekerja di dalamnya, sepertidengan sistem elektronis, sehingga akurasi medan gravitasi, medan magnet, kelistrikan,pengukurannya lebih tinggi. Alat gravimeter suhu, porositas, atau kandungan air dimodern itu dilengkapi dengan sebuah sistem permukaan tanah.superkomputer yang disebut SuperconductingGravimeter (SG). Gravimeter konduksi super itu mulai terpasang di Stasiun Pengamatan Gaya Berat di BadanDengan gravimeter dapat diketahui adanya Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasionalpasang-surut atau muai-susut nya inti dan (Bakosurtanal) sejak September 2008.mantel bumi. Proses ini terjadi akibat tarik- Pengoperasiannya bekerja sama denganmenarik bumi dengan planet di sekitarnya, perguruan tinggi di Jepang, sebagai bagian dariterutama Matahari dan Bulan. Perubahan Global Geodynamics Project.gravitasi dapat dipantau berdasarkan Dalam jejaring stasiun SG Global hanya ada 24 unit gravimeter serupa yang tersebar di berbagai negara. Keberadaan stasiun ini di Indonesia sangat penting karena merupakan satu-satunya di khatulistiwa dan kawasan tektonik paling aktif di dunia. SG memiliki beberapa keunggulan dibandingkan sistem yang konvensional, terutama dalam hal kepekaan yang sangat tinggi memantau perubahan gaya berat atau gravitasi Bumi, yaituPeran Informasi Geospasial dalam Pembangunan Indonesia 10947 Tahun BIG
dalam fraksi satu permiliar kali atau nano Gal. melalui program SAGI Survey Airborne GravityDengan kemampuan ini, alat yang ditempatkan Indonesia yang dikoordinatori Fientje Kasendadi permukaan Bumi itu dapat menangkap sinyal peneliti dari Balai Geomatika Bakosurtanal.peubah mulai dari aktivitas inti Bumi hingga kepermukaan Bumi. Dengan begitu lebih lanjut Survei dilakukan dengan pesawat terbangdapat diperoleh gambaran tentang interaksi dengan pertimbangan agar diperoleh jangkauanperubahan massa atmosfer sesuai kondisi lebih luas dan lebih cepat untuk mendata daerahcuaca. Data yang ada juga dapat digunakan bermedan berat, seperti hutan, pegunungan,untuk memantau perilaku kerak bumi yang dan perairan dangkal hingga pesisir. Selainberperan dalam memicu gempa bumi. itu akan dicapai kesinambungan data antara laut dan darat. Resolusi data yang diperolehSebagai bukti Sistem SG yang terpasang di dari pesawat terbang lebih baik dibandingkanKantor Bakosurtanal Cibinong, sejak September dengan data satelit. Biaya pun lebih rendah.2008 antara lain dapat memantau gempaGorontalo, Desember tahun 2008, dan gempa Untuk menghasilkan data yang baik dalam waktuTasikmalaya, awal September 2009. Alat ini cepat, jelas Parluhutan Manurung Kepala Pusatbekerja otomatis memonitor terus-menerus Gaya Berat dan Pasang Surut Bakosurtanalperubahan medan gaya berat atau gravitasi harus dilakukan pengkombinasian tiga unsur-Bumi dari detik ke detik hingga tahunan. Ujicoba alat ukur gaya berat atau gravimeter digital,alat ini akan berlangsung selama enam tahun. pesawat kecil auto pilot dan Global Positioning Satellite. Dengan demikian pemetaan daerahSebelum ujicoba alat tersebut, pengukuran pantai bisa dilakukan tanpa hambatan berartigaya berat di Indonesia sebenarnya telah dalam waktu relatif lebih cepat.dilakukan, namun terbatas di Pulau Jawadan Sumatara. Itupun hanya untuk keperluan Program SAGI tahap pertama dilakukan dieksplorasi minyak dan gas bumi. Sementara itu, seluruh Sulawesi yang topografinya kompleks.di luar Pulau Jawa dan Sumatera boleh dibilang Selanjutkan akan beralih ke Kalimantan.hingga kini minim data gaya berat, bahkan Survei gaya berat dan pembuatan peta seluruhPapua masih tergolong blank area. Indonesia ini diharapkan selesai pada tahun 2012.Karena itu Bakosurtanal juga memprakarsaipengukuran gaya berat di luar dua pulau Teknik ini sesungguhnya telah banyaktersebut dengan menggandeng Denmark dikembangkan dan digunakan di dunia, antaraTechnical University. Survei gravitasi atau lain oleh Badan Survei dan Kadaster (KMS)gaya berat itu mulai tahun 2008 dilaksanakan Denmark dan University of Kopenhagen. Di negara Skandinavia ini pemetaan gaya110 Peran Informasi Geospasial dalam Pembangunan Indonesia 47 Tahun BIG
berat dilakukan dengan satelit gravitasi yang Horisontal Nasional) yang ditetapkan tahunbernama Grace milik Germany Earth Research 1995 kemudian dihitung kembali dalamCenter (GeoForsching Zentrum) yang diluncurkan International Terrestrial Reference FrameJuli 2000. 2000 (ITRF91) epoch 1998.0.Saat ini Kerangka Horisontal Nasional terdiri dari 9 stasiun tetap,Selain untuk misi penetapan geoid (bidang 60 buah orde nol dan 556 buah orde 1, yangacuan untuk penentuan tinggi secara teliti dari tersebar di seluruh wilayah Indonesiapermukaan bumi) dan eksplorasi, misi satelitdan pesawat terbang untuk tujuan ini dapat Penelitian dengan GPS antara lain dilaksanakanmembantu aplikasi tracking (penelusuran) di kawasan pesisir mulai dari Sumatera,gerakan air di bawah permukaan bumi, Jawa, Nusa Tenggara hingga Maluku, yangpenelusuran perubahan ketebalan es dan merupakan kawasan yang terpengaruh zonamuka laut global, studi arus laut, baik di dekat subduksi lempeng Samudera IndoAustralia.permukaan maupun jauh di bawah gelombang,serta penelusuran perubahan-perubahan Untuk meneliti pergerakan daratan di kawasanstruktur bumi padat. Selat Sunda misalnya, dibangun jejaring stasiun GPS, baik di Lampung, Banten,Stasiun GPS maupun Jawa Barat. Penelitian yang dilakukan Cecep Subarya, Kepala Pusat GeodinamikaUntuk kepentingan navigasi surta baik di darat, Bakosurtanal saat itu menemukan adanyalaut maupun udara telah banyak digunakan pembukaan selat tersebut di wilayah selatan.electronic chart dan sistem GPS. Dalam bidang Artinya ada pergerakan menjauh bagiansurvei dan pemetaan sistem GPS (Global tenggara Sumatera terhadap bagian baratPositioning System) digunakan untuk mengukur Jawa.pergerakan tanah atau daratan di permukaanbumi baik dalam areal terbatas maupun areal Dalam hal ini, data vektor stasiun GPS yangyang luas, dan pada arah horizontal dan vertikal. terpantau sistem Satelit Navigasi tersebut menunjukkan bagian utara Sesar SemangkoDengan satelit navigasi GPS milik Amerika berputar searah jarum jam, sedangkan di sisiSerikat yang diluncurkan pada tahun 1993 Banten berputar melawan jarum jam. BagianBakosurtanal melakukan pengukuran selatan Sesar Semangko, yaitu di daerah Kruipergerakan tanah di bebagai wilayah di Lampung, terkunci, urai Cecep yang melakukanIndonesia. Untuk itu di lokasi tertentu dipasang penelitian tersebut untuk tesis S3 bidangantena GPS sebagai titik kontrol. Geodesi di ITB.Pada periode ini, status JKHN (Jaring Kontrol Penelitian ini telah memberi sedikitPeran Informasi Geospasial dalam Pembangunan Indonesia 11147 Tahun BIG
Jaringan Stasiun GPS di Seluruh Indonesiagambaran pola kegempaan yang kompleks GPS yang mengirim data secara telemetri dandi kawasan Selat Sunda. Hasil penelitian kontinyu atau realtime ke stasiun pusat GPS diitu mestinya dapat menjadi patokan dalam Bakosurtanal Cibinong. Pembangunan stasiunpembangunan infrastruktur, termasuk GPS ini terkait dengan sistem peringatan dinijembatan, yang rencananya akan dibangun tsunami (Ina TEWS) pasca-tsunami tahun 2004.untuk menghubungkan dua pulau: Jawa danSumatera. Untuk tujuan pemantauan kebencanaan, GPS sebelumnya telah digunakan untuk memantauDari sisi teknologi, sistem GPS mengalami gempa dan gunung berapi. Di sepanjang sesarkemajuan dalam hal teknik pengiriman Sumatera misalnya, dilakukan penelitiandatanya. Yaitu dari yang semula bersifat gerakan kerak bumi berdasarkan pengamatanmanual atau offline ke sistem otomatis (online). posisi pilar dengan menggunakan satelit GPS.Pada tahun 2005, mulai dibangun stasiun Pengukuran GPS dilakukan di titik kontrol geodesi (triangulasi) yang dibangun Belanda untuk pemetaan sejak 1880 hingga 1930. Dengan membandingkan kondisi saat ini dengan 100 tahun lalu dapat memberikan indikasi siklus gempa, serta untuk mengetahui daerah rawan gempa sepanjang zona sesar. Dalam pengukuran aktivitas vulkanis itu, ITB112 Peran Informasi Geospasial dalam Pembangunan Indonesia 47 Tahun BIG
bekerja sama dengan Pusat Vulkanologi dan satelit navigasi ini merupakan teknik yangMitigasi Bencana Geologi Departemen Energi digunakan pada survei tanah dan hidgrografidan Sumber Daya Mineral (ESDM) melakukan berbasis pada sinyal GPS, GLONASS danpemantauan gunung berapi di Indonesia. Galileo. Setiap stasiun referensi di bumiSejak 1997, tim penelitian ini telah melakukan memberikan koreksi pengukuran jarak denganpengukuran antara lain di Gunung Krakatau, akurasi hingga satu sentimeter.Galunggung, Tangkuban Perahu, Kelud, danBromo. Penelitian bertujuan untuk melihat Selain untuk keperluan kontrol geodesi,deformasi kubah akibat naiknya magma. Bakosurtanal juga mengimplemtasikan GPSDengan demikian dapat diketahui tingkat untuk kepentingan penentuan batas wilayah.ancaman letusan gunung berapi untuk tujuan Pada survei batas wilayah antar-propinsimitigasi. maupun kabupaten/kota hingga tahun 2003 sebanyak 101 pilar batas yang posisinyaPenerapan GPS untuk survei dan pemetaan ditentukan dengan menggunakan GPS.dilakukan Bakosurtanal antara lain untukpengadaan jaring titik kerangka pemetaan Penentuan batas wilayah negara, sebanayaknasional. Sementara instansi lain, sebutlah 93 pilar batas yang posisinya ditentukanseperti Departemen PU, Departemen dengan menggunakan GPS, yakni 52 pilar padaKehutanan, dan Badan Pertanahan Nasional, perbatasan antara Indonesia dan Malaysia danmenggunakannya untuk memonitor deformasi 41 pilar pada perbatasan Indonesia dan PNG.bendungan, dan penentuan batas persil tanah Sementara itu, pada penentuan batas lautdan kawasan hutan. setidaknya lebih dari 200 titik yang posisinya ditentukan dengan menggunakan GPS.Bakosurtanal pada tahun 2005 telah Titik-titik tersebut untuk menentukan batasmembangun stasiun tetap GPS untuk juridiksi, batas kontinen sekaligus juga batasmenghasilkan data koordinat kontinyu di 8 titik Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE). Hal itu sebagaiuntuk mendukung InaTEWS. Sedangkan pada implementasi UNCLOS 1982.tahun 2007, Badan riset ini telah melakukansurvei dengan menggunakan GPS Kinematik Stasiun Pasang Surut Ina TEWS(Kinematic Global Positioning System). Datasurvei tersebut antara lain dimanfaatkan Sementara itu, untuk mewujudkan dansebagai bahan dalam pembuatan peta membangun sistem peringatan dini tsunamirupabumi skala 1:10.000. Indonesia (Ina TEWS), Bakosurtanal terlibata dalam pembangunan stasiun pasang surutKinematik yang bekerja realtime (RTK) pada untuk memantau terjadinya gelombangPeran Informasi Geospasial dalam Pembangunan Indonesia 11347 Tahun BIG
Jaringan Stasiun Pasang Surut Indonesiapasang tsunami akibat gempa tektonik di zona Taliabu, Sorong dan Maumere. Selain itu untuksubduksi di bawah laut. melengkapi fasilitas Laboratorium Geospasial Pesisir Parangtritis, Bakosurtanal juga telahPada tahun 2005 Bakosurtanal telah memiliki dipasang stasiun psang surut di pantai Sadeng,stasiun pasang surut di 54 lokasi yang Yogyakarta.menghasilkan data pengamatan secarakontinyu. Pada tahun 2007 Bakosurtanal Hingga tahun 2009 telah terpasang total 86telah melakukan pengamatan data pasang stasiun pasang surut permanen. Penambahansurut laut dari 60 stasiun yang tersebar di jumlah yang cukup signifikan ini karenaseluruh Indonesia. Sebanyak 40 stasiun dapat keterlibatan Bakosurtanal dalam pembangunanmengirimkan data secara real time melalui sistem peringatan dini tsunami Indonesiasatelit VSAT. (Indonesia Tsunami Early Warning System/ InaTEWS). Untuk kepentingan Ina TEWS, alatStasiun tersebut antara lain stasiun: Singkil, pemantau pasut yang dipasang adalah tipePulau Banyak, Gunung Sitoli, Lahewa, Tello, digital dengan komunikasi real time. SebanyakMuarasekabaluan, Tuapejat, Sikakap, Bengkulu, 10 dari stasiun pengamatan pasang surutKuri, Bintuhan, Kotajawa, Binuangeun, merupakan bantuan pemerintah JermanPelabuhan Ratu, Pangandaran, Grajagan, melalui lembaga Geo Forschungs Zentrum, danNusa Penida, Ende, Alor, Wetar, Waingapu, 7 stasiun lainnya merupakan bantuan dariToli Toli, Luwuk, Tahuna, Jailolo, Sanana, Amerika Serikat melaui NOAA dan UHSLC114 Peran Informasi Geospasial dalam Pembangunan Indonesia 47 Tahun BIG
Stasiun Pasang Surut INA TEWS Teknologi Pemetaan(University of Hawaii Sea Level Center). Produk peta mengalami kemajuan berarti dengan diperkenalkannya serangkaianSementara itu delapan stasiun lain teknologi terutama sistem digital yangmenggunakan satelit Meteosat dan BGAN/ menggantikan sistem analog. Sedangkan dariImmarsat. Sisanya, yakni 22 stasiun merupakan sisi pencitraan dikembangkan pula sistem non-stasiun dijital near real time dengan down load optik, yaitu menggunakan sensor. Dari sensordata memakai GSM dan 38 stasiun analog ini dihasilkan citra non-foto yang dihasilkangrafis. dengan cara memindai atau scanning.Kegiatan pemantauan permukaan air laut Citra dari sensor ini dibedakan atas dasartersebut juga merupakan bagian dari kerjasama spektrum elektromagnetik, jenis sensor, daninternasional pembangunan Indian Ocean wahana yang digunakan. Jika melihat spektrumTsunami Warning System (IOTWS) yang dipimpin elektromagnetik yang digunakan, maka aplikasidan dikoordinasi oleh Inter-Governmental yang dikembangkan adalah teknik pencitraanOceanographic Commission (IOC)/UNESCO. dengan inframerah-termal, radar, dan citra gelombang mikro. Dengan teknik radar,Mengingat manfaat stasiun pengamatan citra yang dibuat menggunakan spectrumpasang surut real time di wilayah Indonesia gelombang mikro dan sumber energi buatan.juga memberi manfaat bagi negara-negarasekitar Samudra Hindia, maka partisipasi Sementara itu langkah yang biasanyainternasional dalam pembangunan IOTWS dilakukan untuk memperoleh data indraja yaitumemiliki nilai strategis untuk mempertahankan mulai dari mendeteksi, mengidentifikasi, dankeberlanjutan kegiatan ini. Beberapa negara menganalisis objek pada citra sehingga dapatseperti Jerman, Amerika Serikat berkontrubusi diaplikasikan di berbagai bidang. Ada berbagaidalam pembangunan stasiun. karakteristik untuk mengenali objek pada citra disebut unsur interpretasi citra yaitu rona dan warna, bentuk, ukuran, tektur, pola, bayangan, serta asosiasi. Meskipun citra menyajikan gambaran lengkap, pada umumnya masih perlu dilakukan kegiatan lapangan (observasi). Observasi tersebut dilakukan untuk menguji atau meyakinkanPeran Informasi Geospasial dalam Pembangunan Indonesia 11547 Tahun BIG
Interpretasi Foto Udara dengan Stereoskopis multiarah sensor, multipolarisasi pada bidang vertikal dan horizontal, dan multidisiplin yangkebenaran hasil interpretasi citra yang telah memanfaatkan data citra.dilakukan. Observasi atau uji medan (fieldcheck) perlu dilakukan terutama pada tempat- Adapun langkah-langkah untuk mendapatkantempat yang hasil interpretasinya meragukan. data indraja dimulai dari mendeteksi objek yang terekam pada foto udara maupun foto satelit,Dalam hal ini dikenal istilah pengamatan mengidentifikasi, pengenalan obyek, analisis,Stereoskopis yaitu kegiatan menafsir citra deduksi atau pemrosesan citra berdasarkandengan menggunakan alat bantu yang objek yang terdapat pada citra kearah yangdinamakan stereoskop. Salah satu syarat dapat lebih khusus, klasifikasi atau deskripsi, hinggadilakukannya pengamatan stereoskopis adalah idealisasi atau penyajian hasil interpretasi citraadanya daerah yang bertampalan. Pengamatan ke dalam bentuk peta yang siap pakai.stereoskopis pada citra yang bertampalanmenimbulkan gambaran tiga dimensi. Aplikasi teknologi baru dibidang penginderaan jauh ini di Bakosurtanal menghasilkan petaJenis yang umum untuk pengamatan dasar digital wilayah Indonesia berskalastereoskopis adalah citra foto udara. 1:1.000.000 dan program Viewer. Pada AprilPerwujudan tiga dimensi pada citra foto udara tahun 1999 produk peta digital diperkenalkanmemungkinkan adanya pengukuran beda Bakosurtanal pertamakali pada Pertemuantingi dan kemiringan lereng sehingga dapat Ilmiah Tahunan ke-8 Masyarakat Penginderaandimanfaatkan untuk pembuatan peta kontur. Jauh Indonesia (Mapin). Peta ini dibuat Bakosurtanal bekerja sama dengan MapindoSelain itu cara perolehan dan analisis data Parama dalam format Arc/Info.indraja dikenal dengan konsep multi, yaitumultispektrum warna, multitingkat ketinggian Program Viewer dalam CD-ROM dijalankanterbang, multitemporal waktu perekaman, pada Windows ‘95 dengan resolusi monitor minimum 800 x 600 pixel. Dari piringan kompak itu, selain peta dasar dapat ditampilkan pula peta tematik digital dengan tema curah hujan rata-rata tahunan dan batas DAS, pemanfaatan ruang, sebaran bahan galian (mineral logam; nir logam; batubara; gambut; dan migas), penggunaan tanah, jenis tanah, dan kerapatan penduduk. []116 Peran Informasi Geospasial dalam Pembangunan Indonesia 47 Tahun BIG
Periode mengingat IG semakin diperlukan dalam2009-Sekarang : proses pembangunan. Sampai 2013 terdapatMembangun lebih dari 94 peraturan perundang-undanganLandasan Hukum yang secara eksplisit menyatakan perlunyaPenyelenggaraan ketersediaan IG. Antara lain UU No.17 TahunInformasi Geospasial 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025, Perpres No.5Pada periode ini penyelenggaraan Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunaninformasi geospasial di tanah Jangka Menengah Nasional, UU No.32 Tahunair memasuki babak baru dengan 2004 tentang Pemerintahan Daerah dandisahkannya UU No.4 Tahun 2011 Perpres No.2 Tahun 2015 tentang RPJMN 2015-tentang Informasi Geospasial. 2019 menyebut IG sebagai prasyarat dalamKehadiran UU yang disahkan perencanaan pembangunan.pada April 2011 ini menjaminpenyelenggaraan IG di tanah air Demikian pula dengan program Nawacitalebih sistematis, terpadu, efisien pemerintahan Joko Widodo. Terkait dengandan efektif. itu pada periode ini keluar beberapa peraturan ber tujuan untuk mempercepat penyelenggaraanUndang-undang ini mengamanatkan IG, antara lain Peraturan Pemerintah No. 9 dibentuknya Badan Informasi Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Geospasial dengan tugas Kebijakan Satu Peta. menyediakan IG yang akurat, dapatdipertanggungjawabkan dan mudah diakses. Pada periode ini BIG antara berhasilTanggung jawab tersebut mengharuskan membangun peta RBI skala 1:250.000 seamlessBIG bekerja lebih keras lagi. Pasalnya, selain dan peta RBI skala 1:50.000 seamless per pulaumenjadi satu-satunya lembaga pemerintah untuk seluruh wilayah Indonesia. Pada periodeyang bertanggung jawab atas penyelenggaraan ini BIG melakukan percepatan pengadaan petaIGD dimana semua K/L harus mengacu pada RBI skala besar. Pada 2013 penyelenggaraaanIGD dalam penyelenggaraan IG Tematik, BIG IGD difokuskan pada wilayah Indonesia timurjuga harus memastikan IG mudah diakses. untuk mendukung program P31. Sementara pada tahun 2016, difokuskan pada KalimantanTuntutan akan penyelenggaraan IG yang sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo.efektif, efesien dan akuntabel menjadi mutlak Untuk mendukung program pembangunan dari desa yang merupakan salah satu dariPeran Informasi Geospasial dalam Pembangunan Indonesia 11747 Tahun BIG
Nawacita, BIG pada periode ini membangun beberapa kegiatan pendukung, antara lainPeta Desa dengan skala 1:5000 atau 1:50.000 penyiapan basis data spasial sesuai kebutuhandan mengembangkan Sistem Informasi analisis RPJMN, penyesuaian variabel danIGT Perdesaan Terpadu. Sebagai proyek indikator sesuai tingkat kedalaman analisispercontohan kegiatan ini telah dilaksanakan yang dibutuhkan, penjabaran struktur modeldi 31 desa yang tersebar di Provinsi Bangka pada masing-masing wilayah provinsi, integrasiBelitung,Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, sistem antara wilayah hingga pengembanganSulawesiSelatan, Jawa Barat, dan Jawa Tengah. aplikasi yang lebih interaktif.Sebelumnya pada awal periode ini BIG Peraturan perundang-undanganmembangun Peta Moratorium Kehutanan. Peta UU Informasi Geospasialindikatif kawasan hutan dan lahan gambut inimerupakan hasil dari harmonisasi Informasi RUU Informasi Geospasial yang diajukanGeospasial Tematik (IGT) yang diselenggarakan Bakosurtanal (pemerintah) sejak tahun 2006oleh 4 instansi pemerintah sekaligus, yaitu: akhirnya berhasil masuk dalam Prolegnas tahunKementerian Kehutanan, Kementerian 2010. Komisi VII DPR RI membahas RUU IG iniESDM, BPN, dan BIG sebagai penyelenggara pada 16 Februari 2010 dan menyetujuinya padatunggal Informasi Geospasial Dasar (IGD). 30 Maret 2011. Dalam Sidang Paripurna yangPeta moratorium hutan dan lahan gambut ini dipimpin Pramono Anung di Jakarta, 5 Aprilmerupakan implementasi IGT pertama dari 2011, DPR RI mengesahkan RUU ini. SegeraKebijakan Satu Peta sebagaimana amanat UU setelah itu Presiden RI mengesahkannyaNomor 4 Tahun 2011. Dengan adanya peta yang menjadi UU No.4 Tahun 2011 tentang Informasidievaluasi setiap enam bulan sekali ini maka Geospasial pada 21 April 2011 dan masuk kekesimpangsiuran informasi luas hutan dan dalam Lembaran Negara Republik Indonesialahan gambut yang akan digunakan sebagai nomer 49 Tahun 2011.dasar perhitungan pengurangan emisi CO2 diwilayah NKRI bisa terhindarkan. Tujuan UU IG sebagaimana tercantum pada Pasal 3 adalah: a). menjamin ketersediaanPada periode ini BIG juga berhasil dan akses terhadap IG yang dapatmengembangkan model dinamika spasial untuk dipertanggungjawabkan; b). mewujudkanmendukung terselenggaranya pendekatan penyelenggaraan IG yang berdayaguna danpembangunan berdimensi kewilayahan secara berhasilguna melalui kerja sama, koordinasi,penuh oleh seluruh kementerian/ lembaga. integrasi, dan sinkronisasi; dan c). mendorongPermodelan dinamika spasial membutuhkan penggunaan IG dalam penyelenggaraan118 Peran Informasi Geospasial dalam Pembangunan Indonesia 47 Tahun BIG
pemerintahan dan dalam berbagai aspek instansi pemerintah, pemerintah daerah, dan/kehidupan masyarakat. UU IG mengamanatkan atau setiap orang. Pasal 19 menyebutkandibentuknya Badan Informasi Geospasial. IGT wajib mengacu pada IGD. Terkait denganPasal 22, ayat 3 dan 4 menyebutkan kedudukan penyelenggaraan IGT, UU IG menyebutkan, BIGBIG yang berkedudukan di bawah dan dapat mengintegrasikan lebih dari satu IGT yangbertanggung jawab kepada Presiden. Oleh ada menjadi IGT baru, dan menyelenggarakankarena itu tugas, fungsi, susunan organisasi IGT yang belum diselenggarakan pemerintahdan tata kerja BIG diatur dengan Peraturan selain BIG atau yang belum diselenggarakanPresiden yang dikeluarkan sebagai turunan pemerintah daerah.undang-undang tersebut. Berdasarkan UU IG,BIG memiliki tiga fungsi utama, yaitu sebagai UU IG juga menjadi menjadi babak baruregulator dengan tugas menyiapkan rancangan dalam pendayagunaan dan pemanfaatanperaturan turunan UU IG, eksekutor dengan IG. Karena UU IG Pasal 2 huruf c dan Pasaltugas menyelenggarakan IGD di Indonesia dan 2 huruf f secara jelas menyebutkan bahwakoordinator dengan tugas membina jaringan IG IG diselenggarakan berdasarkan asasdan melakukan akreditasi lembaga sertifikasi keterbukaan dan kemanfaatan. SementaraIG. asas penyelenggaraan IG lainnya adalah kepastian hukum, keterpaduan, kemutakhiran,UU Informasi Geospasial mengatur instansi keakuratan, dan demokratis.penyelenggara informasi geospasial sertakewenangannya, standar data dan informasi UU IG memberi pesan bahwa tugas BIG sebagaigeospasial yang meliputi data dan informasi lembaga yang melaksanakan tugas pemerintahgeospasial dasar dan tematik, proses di bidang IG sangat berat. Menyelenggarakanpengadaan informasi geospasial yang IG wilayah NKRI yang merupakan negarameliputi tahapan pengumpulan; pengolahan; kepulauan yang terdiri dari 13.466 pulau, denganpenyimpanan; pengamanan; penyajian; luas daratan sekitar 1.910.000 km2, luas lautanpenggunaan; dan pertukaran data. sekitar 6.279.000 km2, berbatasan dengan 10 negara, dengan skala 1:1.000.000 hinggaUU IG menyatakan bahwa IG terdiri dari 1:1.000 sungguh bukan pekerjaan mudah. BIGInformasi Geospasial Dasar (IGD) dan Informasi menyadari tidak bisa memenuhi tugas besarGeospasial Tematik (IGT). Dalam Pasal 22 tersebut tanpa didukung K/L, pemerintah(2) disebutkan, penyelenggara IGD dilakukan daerah, akademisi, dunia usaha dan asosiasiBadan Informasi Geospasial. Sementara Pasal profesi. Untuk itu BIG gencar menyosialisasi23 menyebutkan IGT diselenggarakan oleh UU IG dan tugas pokok dan fungsi BIG menjadi langkah awal.Peran Informasi Geospasial dalam Pembangunan Indonesia 11947 Tahun BIG
Perpres No. 94 Tahun 2011 dan Perpres dan memperkuat agar proses pembangunanNo.127 Tahun 2015 IG dapat diselenggarakan dengan baik dan benar sehingga dapat dimanfaatkan secaraPemerintah mengeluarkan Perpres No.94 Tahun maksimal oleh seluruh pemangku kepentingan.2011 tentang Badan Informasi Geospasial pada Diantaranya kebijakan Satu Peta atau “One Map27 Desember 2011. Diterbitkannya Perpres Policy”. Kebijakan Satu Peta (One Map Policy)tersebut untuk memenuhi amanat UU IG Pasal mengandung makna Satu Referensi, Satu22 ayat (4) UU tentang BIG dengan tugas Standard, Satu Database dan Satu Geoportal.melaksanakan tugas pemerintahan di bidanginformasi. Dalam rangka menjalankan kebijakan satu peta ini diterbitkan InPres/KepPres no 10 tahun2011Pada 2015 pemerintah membatalkan tentang moratorium izin baru pengelolaanPerpres No.94 Tahun 2011 tersebut dengan kawasan hutan dan InPres no 6 tahun 2012mengeluarkan Perpres No.127 Tahun 2015 tentang Pengadaan dan pengolahan citra tegaktentang Perubahan atas Perpres No.94 Tahun resolusi tinggi. Kebijakan Satu Peta, muncul2011 pada 1 November 2015. Keluarnya Perpres pertama kali sejak Presiden RI Susilo Bambangtersebut karena pemerintah memandang Yudhoyono, pada Rapat Kabinet 23 Desemberperlu melakukan reposisi BIG. Dalam Perpres 2010 mengatakan: “Saya ingin hanya satu petaNo.127 tahun 2015 ditetapkan BIG dikoordinasi saja sebagai satu-satunya referensi nasional!”.oleh menteri yang bertanggung jawab dibidang perencanaan pembangunan nasional. Adanya Kebijakan Satu Peta memperkuatReposisi bertujuan untuk mengoptimalkan Badan Informasi Geospasial dalampenyediaan, pengelolaan dan pemanfaatkan menjalankan amanah UU No.4 Tahun 2011,IG dalam mendukung pembangunan nasional khususnya melaksanakan pembinaan danpemerintah, serta optimalisasi tugas dan pengintegrasian Informasi Geospasial Tematikfungsi BIG. Dengan demikian terhitung sejak (IGT) yang diselenggarakan oleh lebih dari satukeluarnya Perpres N0.127 tahun 2015, BIG tidak instansi pemerintah dan/atau pemerintah.lagi di bawah koordinasi Menteri Riset dan Hal ini mengingat penyelenggaraanTeknologi. informasi geospasial terdapat beberapa kendala yaitu banyak peta yang dibuat olehPenetapan Kebijakan Satu Peta (KSP) berbagai Kementerian dan Lembaga dengan beragam spesifikasi, sehingga menimbulkanSetelah UU IG disahkan diterbitkkan pula kesimpangsiuran informasi, dan IG tersebutperaturan perundangan dan berbagai tidak dapat dipadukan dan dipertukarkan.kebijakan lainya yang sifatnya mendukung120 Peran Informasi Geospasial dalam Pembangunan Indonesia 47 Tahun BIG
Dalam rangka melaksanakan investasi, baik dari dalam maupun luargerakan menuju Satu Peta negeri, dan mengurangi kebocoran keuangandibentuk 12 Kelompok Kerja negara. Dengan begitu diharapkan mampu(pokja) Nasional IGT, yang meningkatkan pertumbuhan perekonomiananggotanya terdiri dari (growth), meningkatkan kesejahteraan rakyatkementerian/lembaga terkait, (prosperity), dan sekaligus mengurangiperguruan tinggi, asosiasi kesenjangan antar wilayah (disparity).profesi Percepatan Pelaksanaan KSP pada tingkatPerpres No.9 Tahun ketelitian peta skala 1:50.000 berfungsi sebagai2016 tentang Percepatan acuan data IG Tematik pada masing-masingPelaksanaan KSP sektor, dan acuan perencanaan pemanfaatan ruang skala luas yang terintegrasi dalamPemerintah memformalkan Kebijakan Satu dokumen Rencana Tata Ruang.Peta dengaan menerbitkan Peraturan PresidenNomor 9 Tahun 2016 tentang Percepatan Dalam hal tertentu Percepatan PelaksanaanPelaksanaan Kebijakan Satu Peta (KSP) pada KSP dapat dilakukan pada tingkat ketelitian petaTingkat Ketelitian Peta Skala 1:50.000 pada 1 di luar skala 1:50.000. Hal tersebut tercantumFebruari 2016. Perpres ini merupakan bagian dalam Rencana Aksi Percepatan Pelaksanaandari Paket Kebijakan Ekonomi VIII merupakan KSP tahun 2016-2019.bagian dari Paket Kebijakan Ekonomi VIII.Perpres ini dilengkapi dengan Rencana Aksi Perpres Percepatan Pelaksanaan KSP padaPercepatan Pelaksanaan KSP yang disertakan Pasal 4 mengamanahkan pelaksaaan KSPpada Lampiran Perpres.Perpres Percepatan Pelaksanaan KSPpada tingkat ketelitian peta skala 1:50.000bertujuan untuk terpenuhinya satu peta yangmengacu pada satu referensi geospasial, satustandar, satu basis data, dan satu geoprtalguna percepatan pelaksanaan pembangunannasional (Nawacita). KSP ini diharapkanmampu meningkatkan keandalan informasispasial, sehingga dapat meningkatkan tingkatkepastian lokasi (spasial) untuk aktivitasPeran Informasi Geospasial dalam Pembangunan Indonesia 12147 Tahun BIG
dilakukan melalui empat kegiatan, yaitu: Dirjen Bina Pembangunan Daerah Kemendagrikompilasi, integrasi, sinkronisasi dan solusi. dengan anggota: Dirjen Anggaran KementerianKompilasi dilakukan melalui pengumpulan Keuangan, Deputi bidang Perekonomian, dandata IGT yang dimiliki oleh Kementerian/ Sekretariat Kabinet. Tim Pelaksana KSP secaraLembaga, Kelompok Kerja Nasional IGT, dan/ administratif berkedudukan di Badan Informasiatau pemerintah daerah untuk seluruh wilayah Geopasial (Pasal 6 ayat (3) Perpres No. 9 TahunIndonesia. 2016).Integrasi data IGT dilakukan melalui proses Sekretariat Tim Percepatan Pelaksanaan KSPkoreksi dan verifikasi IGT terhadap IGD. terdiri dari Sekretaris yakni Deputi bidangSinkronisasi melalui penyelarasan antar data Koordinasi Percepatan Infrastruktur danIGT yang terintegrasi. Sedangkan solusi dengan Pengembangan Wilayah pada Kemenko bidangcara penyusunan rekomendasi dan fasilitas Perekonomian dengan Wakil Sekretaris Ipenyelesaian permasalahan IGT, termasuk Deputi bidang Kajian dan Pengelolaan Programpenyediaan alokasi anggaran dalam rangka Prioritas Kantor Staf Presiden dan Wakilpenyelesaian permasalahan tersebut. Sekretaris II Deputi Bidang Informasi Geospasial Tematik Badan Informasi Geospasial.Untuk menindaklanjuti Perpres Percepatan Tugas tim Pelaksana KSP adalah melakukanPelaksanaan KSP ini, pemerintah membentuk koordinasi teknis pelaksanaan percepatan KSP. Dalam melakukan tugas tersebut, Timtiga tim, yakni Tim Percepatan KSP, Tim Pelaksana menetapkan langkah-langkah dan kebijakan dalam rangka penyelesaianPelaksana KSP dan Tim Sekretariat KSP. Tim permasalahan dan hambatan percepatan pelaksanaan KSP, menetapkan langkah-Percepatan KSP yang diketuai oleh Ketua: langkah dan kegiatan prioritas bagi Pokja Nasional IGT dan Walidata IGT, melakukanMenteri Koordinator Perekonomian dengan monitoring dan evaluasi pelaksanaan renaksi percepatan pelaksanaan KSP, serta menyusunanggota: Menteri PPN/Kepala Bappenas, mekanisme berbagi data IGT melalui JIGN (Jaringan Informasi Geospasial Nasional).Mendagri, Menteri Keuangan, MenteriLingkungan Hidup dan Kehutanan, MenteriAgraria dan Tata Ruang/Kepala BadanPertanahanan Nasional dan SekretariatKabinet.Tim Pelaksana KSP diketuai oleh KepalaBadan Informasi Geospasial dengan wakilketua I Tim Pelaksana adalah Deputi BidangPengembangan Regional dan Otonomi DaerahKementerian PPN/Bappenas, Wakil Ketua II:122 Peran Informasi Geospasial dalam Pembangunan Indonesia 47 Tahun BIG
Penyelenggaraan Informasi Geospasial Maluku, dan Jawa. Hasil dari pengecekan ulangDasar ini menjadi dasar pengukuran ulang harga gayaJaring Kontrol berat di 35 pilar tersebut pada tahun 2012.Pada periode ini BIG melakukan pemeliharaan Pada tahun 2012 BIG juga melakukanpilar Jaring Kontrol Geodesi dan Geodinamika pemadatan jaring control geodesi secara digitalyang telah ada. Pada pilar tersebut dilakukan dari 200 menjadi 500 stasiun GPS. Jumlahpemutakhiran data melalui pengukuran ulang tersebut sesuai dengan jumlah kabupaten/kotabesaran koordinat geodetik yang terdiri dari di Indonesia. Harapannya, tiap-tiap kabupaten/koordinat horisontal, vertikal, gayaberat dan kota dapat memelihara stasiun GPS.Padakoordinat deformasi lempeng bumi. Pergeseran 2013 BIG membangun 10 pilar sebagai titiklempeng ini diukur kecepatannya setiap pantau geodinamika dan deformasi di Provinsitahun. Nanggrao Aceh Darussalam. Selain itu, BIG juga melakukan perawatan pilar di 20 titikPada tahun 2011, BIG melaksanakan pengukuran pantau geodinamika dan deformasi di provinsipemantauan deformasi lempeng atau kerak tersebut.bumi di 27 titik di Papua dan Papua Barat. Datahasil pengukuran ini kemudian diolah untuk Pada 2014, BIG merencanakan membangunmendapatkan informasi posisi terkini kerak Jaring Kontrol Geodesi dan Dinamika sebanyakbumi. Selain itu diketahui koordinat titik kontrol 68 titik, namun karena ada pemotongangeodetik dalam sistem koordinat ITRF 2005. anggaran maka hanya dibangun 16 titik, yakni 3 stasiun Continuously Operating ReferencePada tahun 2011 juga telah diselesaikan Station (CORS) Indonesia, 11 titik pemantaupengecekan ulang kondisi 35 pilar GBU di Geodinamika dan demorfasi dan 2 stasiunPapua, Bali, Sulawesi, Kalimantan, Sumatra, pasang surut. Pada tahun 2014 juga dilakukanPeran Informasi Geospasial dalam Pembangunan Indonesia 12347 Tahun BIG
perawatan sebanyak 43 jaring control geodesi, merupakan stasiun pengamat satelit global118 stasiun CORS dan 116 stasiun pasang surut. (Global Navigation Satellite System/GNSS) yang beroperasi secara terus menerus setiapHingga awal tahun 2015 terdapat 1450 titik hari yang berada di seluruh Indonesia. DataJaring Kontrol Horizontal Nasional (JKHN) dari stasiun CORS ini dapat digunakan untukyang tersebar di pulau-pulau Indonesia. berbagai aplikasi terkait penentuan posisi.Berdasarkan UU No.4 Tahun 2011 tentangInformasi Geospasial dan dijabarkan dalam Hingga tahun 2015, stasiun CORS BIGPerka BIG Nomor 14 tahun 2013 tentang Norma, berjumlah 114 tersebar di wilayah Indonesia.Standar, Prosedur, dan Kriteria pemutakhiran Sesuai dengan RPJMN tahun 2014-2015 akanIGD, pemutakhiran JKHN harus dilakukan dibangun 10 stasiun baru setiap tahunnya.dalam jangka waktu 5 tahun sekali. Tujuan Pembangunan 10 stasiun baru pada tahundari pemeliharaan Jaring Kontrol tersebut 2015 yaitu: CNAT (P. Natuna, Kepri), CRAUadalah agar tersedia informasi terkini tentang (Berau, Kaltim), CPAL (Palopo, Sulsel), CMLIkeadaan pilar di lapangan, serta tersedianya (Malili, Sulsel), CAMP (Ampana, Sulteng), CTIMtitik koordinat suatu posisi yang akurat. (Timika, Papua), CWAI (Waingapu, NTT), CLBJ (Labuanbajo, NTT), CNDE (Ende, NTT), CSIBPada tahun 2015 telah dilakukan pemeliharaan (Sibolga, Sumut). Selain itu, dilakukan pulasebanyak 208 titik dari target sebanyak pembangunan 1 stasiun CORS di Laboratorium207 titik. Sedangkan titik JKG yang berhasil Geospasial Pesisir Parangtritis yang diberidiinventarisasi sebanyak 473 titik. Pemeliharaan nama CPTS (Parangtritis, DIY).titik kontrol geodesi tersebut dilaksanakan dipulau Kalimantan, Sulawesi, Lombok, Maluku,dan Jawa.Disamping pemeliharaan, pada tahun 2015 jugatelah dilaksanakan pembangunan Titik PantauGeodinamika sebanyak 20 titik. Pembangunantersebut difokuskan di Sulawesi Tengah danSulawesi Selatan karena di wilayah ini terdapatsesar atau patahan yang tergolong aktif diSulawesi.Stasiun CORS IndonesiaContinuously Operating Reference Station (CORS)124 Peran Informasi Geospasial dalam Pembangunan Indonesia 47 Tahun BIG
Meskipun perawatan stasiun CORS telah di stasiun, dan selanjutnya dilakukan puladilakukan sepanjang tahun 2015, namun pada pengukuran beda tinggi palem tersebut denganakhir tahun 2015 terdapat 5 stasiun CORS yang BM Pasut yang terletak di dekat stasiun.bermasalah sehingga tidak bisa mengirimkandata ke server BIG. Permasalahan tersebut Sistem Referensi Geospasial Indonesianantara lain 2 stasiun CORS dicuri yaitu di (SRGI) 2013stasiun CSGT (Sagaranten, Jawa Barat) danstasiun CKUR (P. Sukun, NTT). Selain itu, ada BIG meluncurkan Sistem Referensi Geospasialpermasalahan receiver pada 1 stasiun CORS Indonesia (SRGI) 2013 pada 17 Oktober 2013,di CPBI (Bukit Tengah, Bali) dan permasalahan bertepatan dengan HUT lembaga tersebut.jaringan komunikasi pada 2 stasiun CORS di SRGI tunggal sangat diperlukan untukTOBP (Toboli, Sulteng) dan WATP (Watatu, mendukung kebijakan Satu Peta (One MapSulteng). Policy) bagi Indonesia. Dengan diluncurkannya SRGI 2013 maka DGN95 tidak lagi digunakan.Stasiun Pasang Surut Indonesia SRGI 2013 digunakan sebagai sistem referensi geospasial tunggal. Seluruh penyelenggaraanHingga awal tahun 2015 BIG telah memiliki 118 IG harus mengacu kepada SRGI 2013 sepertistasiun pasang surut yang tersebar di berbagai yang tertuang pada Peraturan Kepala BIG.wilayah di Indonesia. Stasiun pasang surut SRGI 2013 digunakan sebagai referensi tunggaltersebut keseluruhan sudah menggunakan dalam penyelenggaraan IG nasional.peralatan digital yang pengiriman datanyasudah online. Namun, sekalipun pada tahun SRGI 2013 merupakan suatu sistem koordinat2015 sudah dilakukan perawatan, namun ada nasional yang konsisten dan kompatibel14 stasiun pasang surut yang tidak dapat dengan sistem koordinat global, yakni dalammengirim data ke server BIG. menentukan lintang, bujur, tinggi, skala, gayaberat, dan orientasinya mencakup seluruhPada tahun 2015 dilaksanakan pembangunan wilayah NKRI, termasuk bagaimana nilai-nilai10 Stasiun Pasang Surut, yakni: Breuh, Kuala koordinat tersebut berubah terhadap waktu.Tanjung dan Bengkalis (Sumatera); Serang Tidak seperti DGN95 dan DI74 bersifat statis,(Jawa); Lembar (NTB), Kayong (Kalimantan); SRGI2013 memperhitungkan aspek pergerakanKolaka, Ampana, dan Melonguane (Sulawesi); lempeng tektonik dan deformasi kerakdan Ternate (Maluku). bumi. Keberadaan wilayah Indonesia pada zona deformasi kerak bumi akibat interaksiSebagai referensi data pasang surut yang pergerakan lempeng tektonik dan aktivitasterbaca oleh peralatan, saat ini masih seismik mengakibatkan posisi suatu titikmenggunakan referensi palem yang terpasangPeran Informasi Geospasial dalam Pembangunan Indonesia 12547 Tahun BIG
akan berubah sebagai fungsi waktu. Dengan kota pada koridor ekonomi MP3EI di Sulawesimenyertakan laju kecepatan pergerakan yakni Kota Makassar, Pare-Pare, Gorontalo,lempeng tektonik, deformasi kerak bumi dan Manado, Tomohon dan Bitung. Pemotretaninformasi tanggal referensi waktu astronomi udara tersebut dalam rangka penyelenggaraanatau epoch, setiap perubahan posisi dapat Informasi Geospasial Dasar skala besardirekontruksi dengan teliti. yang pada 2012 diarahkan untuk mendukung kebijakan P3EI.Pemutakhiran sistem referensi geospasialatau datum geodesi merupakan suatu hal yang Pada tahun 2013, BIG melanjutkan pemotretanwajar sejalan dengan perkembangan teknologi udara digital skala 1 :10.000 denganpenentuan posisi berbasis satelit yang semakin menggunakan kamera digital matrik mencakupteliti. Sistem referensi geospasial global wilayah perkotaan di provinsi Lampung danyang menjadi acuan seluruh negara dalam Bangka Belitung. Dipilihnya dua lokasi tersebutmendefinisikan sistem referensi geospasial dengan dua alasan utama. Pertama, keduadi negara masing-masing juga mengalami kota tersebut termasuk dalam koridor ekonomipemutakhiran dalam kurun waktu hampir Sumatera dalam program MP3EI. Kedua,setiap 5 tahun atau lebih cepat. untuk melengkapi agar seluruh kota besar di Sumatera dipetakan dalam skala 1:10.000 ini.Untuk mengakomodasi kebutuhan pengguna Pemetaaan ini melanjutkan pemetaan skaladan memudahkan pengguna dalam besar di Sumatera yang dimulai sejak 2011menggunakan SRGI 2013, BIG membuat sistem untuk Kota Medan, Padang, Pekanbaru dandan layanan untuk mengakses SRGI2013. Sistem ini terdiri dari aplikasi SistemInformasi Jaring Kontrol, Geoid, Online GPSProcessing, dan User Guide, memuat informasimengenai SRGI 2013, dan helpdesk yang akanmenjawab semua pertanyaan mengenai SRGI2013.Pemetaaan Rupa Bumi IndonesiaPemotretan UdaraPada tahun 2012 BIG melaksanakan pemotretanudara dijital dengan menggunakan kameradijital metrik. Pemotretan mencakup kota-126 Peran Informasi Geospasial dalam Pembangunan Indonesia 47 Tahun BIG
Jambi dengan anggaran PHLN dari JICA. wilayah Indonesia sebanyak 309 NLP.Data foto udara tersebut digunakan sebagai Kegiatan tersebut untuk memenuhi ketentuandata dasar stereoplotting pembuatan PetaRupabumi Indonesia (RBI) skala besar yakni mendasar UU IG yakni membangun IG yangskala 1:10.000. Hasil kegiatan digunakansebagai sumber basisdata spasial nasional dapat dipertanggungjawabkan. Informasidalam hal untuk percepatan rencana detil tataruang kabupaten/ kota di kawasan koridor Geospasial Tematik harus dibangun denganperluasan dan pengembangan pembangunanekonomi Indonesia. merujuk kepada Informasi GeospasialPada 2014, dilakukan pemotretan udara skala Dasar yang dihasilkan oleh BIG. Saat UU IG1:5.000 di wilayah Bogor (159 NLP) dan KotaSamarinda, Balikpapan, Tanjung Selor, Tarakan disahkan pada akhir tahun 2011, IGD yang(207 NLP), Banjarmasin-Kota Banjarbaru(144 NLP) serta wilayah Kota Bandung (161 telah terbangun baru pada skala 1: 1.000.000,NLP). Foto udara ini digunakan sebagai dasarpembuatan peta RBI skala 1:5.000. Terobosan 1: 500.000, 1:250.000, 1: 50.000, 1: 25.000. IGDini dilakukan untuk mempercepat penyediaanIGD, khususnya di wilayah ibukota provinsi dan tersebut belum dimutahirkan karena umumnyakota-kota besar mengingat ketersediaan IGDskala besar masih sangat terbatas. dibangun sebelum tahun 2000 dan tidakPemetaaan RBI Skala 1:1.000.000 seamless sekalipun sudah digital. Data dasarPada tahun 2014, BIG melakukan kegiatan yang digunakan dalam pekerjaan pemutakhiranPemetaan Rupabumi Indonesia skala1:1.000.000 yang mencakup seluruh Indonesia adalah data SRTM dilengkapi ASTERGDEMsebanyak 37 NLP serta citra satelit optik resolusi menengahPemutakhiran RBI Skala 1:250.000 terbaru yang terdiri atas citra Landsat, SPOTHingga akhir tahun 2012, peta RBI skala1:250.000 untuk seluruh wilayah Indonesia dan ALOStelah termutakhirkan. Jumlah keseluruhanpeta RBI skala 1:250.000 untuk seluruh Pada tahun 2013, BIG melaksanakan kegiatan seamless pada peta RBI 1:250.000 sebanyak 309 NPL. Hal tersebut untuk menjamin kualitas data spasial dalam format standar sehingga memudahkan saat data akan dipertukarkan dan disebarluaskan melalui infrastruktur data spasial nasional. Selain itu juga untuk membentuk basis data geospasial seamless Peta Rupabumi Indonesia skala 1:250.000 sebanyak 309 NLP. Dengan terbangunnya peta dasar pada skala 1:250 000 ini maka IGT yang berbasis skala 1 : 250 000 telah dapat dibangun dan dikoreksi agar masuk dalam kerangka pembangunan IG nasional dalam tatanan kebijakan satu peta.Peran Informasi Geospasial dalam Pembangunan Indonesia 12747 Tahun BIG
Sejalan dengan kegiatan seamless, khusus pemutakhiran peta RBI skala 1:50.000 daerahuntuk Peta Rupabumi Indonesia (RBI) skala Kalimantan Tengah, yaitu sebanyak 64 NLP.1:10.000 sejumlah 150 NLP dan skala 1:50.000 Penentuan wilayah ini berkaitan dengan rencanasejumlah 50 NLP masih perlu melalui proses aksi penanganan masalah informasi geospasialkartografi mengingat RBI tersebut belum eks-Pemanfaatan Lahan Gambut (PLG) dantersedia dalam format kartografi. uji coba pemanfaatan Revisi Permendagri No 1 Tahun 2006 tentang Pedoman PenegasanPemetaan RBI Skala 1:100.000 Batas Daerah. Uji coba ini menggunakan peta rupabumi, sebagai peta dasar dalam prosesBIG melakukan pemetaan Rupabumi Indonesia penetapan batas administrasi. Pemanfaatanskala 1:100.000 mencakup sebagian wilayah RBI skala menengah ini adalah sebagai salahPapua sebanyak 26 NLP; satu komponen dasar penyusunan peta-peta tematik wilayah. Pada 2014, BIG melanjutkanPemetaan RBI Skala 1:50.000 kegiatan pemutakhiran peta RBI skala 1:50.000 dengan cakupan wilayah Kalimantan sebanyakPada Tahun 2012, pemetaan RBI skala 1:50.000 33 NLP.mencakup Pulau Biak dan Pulau Kei sebanyak58 NLP. Pemetaan dilakukan dengan metode Dalam rangka mendukung K/L menyusunstereoplotting dengan data dasar yang digunakan informasi geospasial tematik yang terkaitadalah citra radar TerraSAR-X tahun 2011. dengan Rencana Aksi Percepatan KebijakanHingga akhir tahun 2012, status ketersediaan Satu Peta guna mendukung program Nawacita,peta RBI skala 1:50.000 adalah sebanyak 2417 BIG telah menyerahkan peta rupabumi seluruhNLP. Pada 2013, BIG menyelesaikan peta digital wilayah Indonesia skala 1:50.000 seamlessSumatera dan peta Kalimantan skala 1:50.000. kepada 18 K/L pada April 14 2016. Peta RBI skala 1: 50.000 tersebut juga bisa diunduhSementara penyelenggaraan Pemetaan melalui portal BIG.Rupabumi pada tahun anggaran 2015, BIG fokuspada RBI skala menengah dengan prioritas Kementerian dan lembaga yang menerimapada daerah yang tersedia data dasarnyasesuai dengan target RPJMN. Pada tahun 2015, Peta Rupabumi skala 1:50.000 tersebut adalahBIG menyelenggarakan pemetaan RupabumiIndonesia skala 1:50.000 di wilayah Kalimantan Kementerian Perhubungan, Kementeriansebanyak 367 NLP. Pendidikan dan Kebudayaan, KementerianPemutakhiran RBI 1:50.000 Lingkungan Hidup dan Kehutanan, KementerianSementara itu pada tahun 2013, BIG melakukan Energi dan Sumber Daya Mineral, Kementerian Pertanian, Kementerian Pertahanan, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian,128 Peran Informasi Geospasial dalam Pembangunan Indonesia 47 Tahun BIG
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan ketersediaan sumber daya (khusunya dana),Rakyat, Kementerian Kelautan dan Perikanan, pembangunan peta RBI skala 1:25.000 terusKementerian Desa, Pembangunan Daerah dilaksanakan. Hingga akhir tahun 2013 BIGTertinggal dan Transmigrasi, Kementerian berhasil menyelesaikan peta RBI pada skalaDalam Negeri, Kementerian Perindustrian, 1:25.000 untuk seluruh Pulau Sulawesi. BIGKementerian Agraria dan Tata Ruang/ Badan mengawali pembuatan peta skala 1:25.000Pertanahan Nasional, Kementerian Luar dari kawasan timur Indonesia. Hal itu untukNegeri, Badan Pusat Statistik (BPS), Badan mendukung program Masterplan PercepatanNasional Pengelola Perbatasan (BNPP), Badan dan Perluasan Pembangunan EkonomiPengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Indonesia (MPE3I). Pada 2014, pemetaanBadan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Rupabumi Indonesia skala 1:25.000 mencakup(BMKG) Selain itu, telah diluncurkan pula citra wilayah Aceh, Lampung, Bangka Belitung, dantegak satelit resolusi tinggi wilayah P. Bali, P. Muna Buton sebanyak 753 NLP. PembuatanLombok dan sebagian dari Provinsi NTT, untuk peta RBI ini berdasarkan pada hasil pemotretandigunakan sebagai data dalam pembuatan peta udara digital dengan menggunakan kameradasar skala besar, khususnya untuk mendukung digital matrik yang dilakukan BIG pada 2013.pemetaan desa dan Rencana Detil Tata Ruang,penetapan batas desa, penyelesaian konflik Pemetaan RBI Skala 1: 10.000lahan, dll. Pada awal periode ini BIG meneruskanPemetaan RBI Skala 1:25.000 pemetaan skala 1: 10.000, yang telah dimulai sejak 2008. Kegiatan ini diprioritaskan diPada Tahun 2012, BIG melakukan pemetaan wilayah rawan bencana. Informasi geospasialRBI skala skala 1:25.000 mencakup Provinsi pada skala tersebut memadai sebagaiSulawesi Selatan dan sebagian kecil Provinsi untuk dasar perencanaan tata ruang untukSulawesi Tengah sebanyak 333 NLP. Pemetaan keperluan mitigasi bencana. Sejak keluarnyadilakukan dengan metode stereoplotting PP No.15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraandengan menggunakan data dasar citra radar Penataan Ruang, peta RBI skala 1:10.000 iniIFSAR tahun 2003, yang dimutakhirkan juga digunakan sebagai informasi dasar untukmenggunakan citra satelit optik resolusi keperluan perencanaan tata ruang dalammenengah terbaru. Hingga akhir tahun 2012, rangka percepatan pembangunan wilayah. Petastatus ketersediaan peta RBI skala 1:25.000 skala 1:10.000 digunakan sebagai rencana detiladalah sebanyak 2120 NLP. tata ruang kabupaten/kota, dan juga digunakan sebagai pengembangan ekonomi Indonesia.Pada 2013, secara bertahap sesuai denganPeran Informasi Geospasial dalam Pembangunan Indonesia 12947 Tahun BIG
Sampai dengan tahun 2010 telah dihasilkan kegiatan yang berhubungan dengan keruangan.peta skala 1:10.000 sebanyak 545 NLP. Padatahun berikutnya pemetaan skala 1:10.000 Pada tahun 2012, pemetaan skala1:10.000dilakukan di sebagian pantai barat Sumatera dilakukan dengan menggunakan data dasarBarat dan Bengkulu. Hingga menghasilkan 114 foto udara dijital. Pemotretan udara dijitalNLP. dengan menggunakan kamera dijital metrik. Pada tahun 2012 BIG berhasil menyelesaikanUntuk mempercepat penyediaan IG untuk 135 NLP (Nomor Lembar Peta) atau 99 NLPperencanaan tata ruang termasuk penyusunan luas daratan. Wilayah prioritas diutamakanpeta risiko bencana untuk mitigasi, BIG pada kota-kota besar di Sulawesi yakni Kotamenggunakan data citra tegak rupabumi Makassar (22 NLP), Kota Pare-Pare (14 NLP),beresolusi tinggi menggunakan citra satelit Kota Gorontalo (20), serta kawasan Kotadan foto udara. Hal tersebut sejalan dengan Tomohon, Bitung dan Manado (79 NLP) .terbitnya Inpres No.6 Tahun 2012 tentang Dengan demikian status ketersediaan peta RBIPenyediaan, Penggunaan, Pengendalian skala 1:10.000 sampai akhir tahun 2012 adalahKualitas, Pengolahan dan Distribusi Data Satelit sebanyak 790 NLPPenginderaan Jauh Resolusi Tinggi. Pemetaan RBI Skala 1:5.000Pada tahun 2011 Bakosurtanal melakukanpengujian akurasi terhadap peta yang sudah Pada tahun 2013, BIG melakukan pemetaanada. Hal ini diperlukan untuk mengetahui wilayah Bandung utara pada skala 1:5.000.keakuratan peta RBI dan sebagai salah satu Pemetaaan ini karena ada permintaan darikontrol dan dasar keputusan untuk pemutahiran Kementerian Pekerjaan Umum dan Dinas Tatapeta. Uji akurasi dilakukan terhadap geometrik Ruang. Pemetaaan ini untuk keperluan untukatau posisi dan sematik atau isi peta, yang penataan ruang mengingat wilayah tersebutantara lain tentang tutupan lahan. berkembang dengan pesat. Pemetaan ini menggunakan data citra tegak rupabumiPada tahun 2012, pembuatan peta RBI skala beresolusi tinggi menggunakan citra satelit dan1:10.000 diprioritaskan untuk mendukung foto udara.kebijakan P3EI. Peta RBI skala 1:10.000 sangatpotensial digunakan sebagai informasi dasar Mengingat pemetaan skala 1:5.000 merupakanuntuk keperluan perencanaan, monitoring dan pengalaman pertama kali BIG, maka hasilevaluasi pembangunan wilayah serta sebagai kegiatan ini akan menjadi prototype ataualat bantu dalam perumusan kebijakan, standar peta rupabumi Indonesia skala 1:5.000,pengambilan keputusan dan/atau pelaksanaan Untuk pemetaan skala besar ini digunakan130 Peran Informasi Geospasial dalam Pembangunan Indonesia 47 Tahun BIG
teknologi pemotretan udara untuk akuisisi Banjarmasin-Kota Banjarbaru (144 NLP), dansumber datanya dengan pengolahan data Kota Palangkaraya (136 NLP). Pada tahunsecara 3D menggunakan metoda fotogrametri. anggaran 2015, penyelenggaraan Pemetaan Rupabumi skala 1:5.000 meliputi wilayahPada tahun 2014, penyelenggaraan kegiatan Bandung Selatan (161 NPL) dan kota Bogor (33pemetaan RBI skala Skala 1:5.000 mencakup NPL).wilayah Kota Bandung (161 NLP), dan Pemetaan Kelautan dan Lingkungan Pantai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merupakan Negara kepulauan dengan panjang garis pantai kurang lebih 99.093 km dengan kurang lebih 75% wilayah negara adalah wilayah perairan, yang terdiri dari wilayah laut (perairan pedalaman, kepulauan dan laut territorial) kurang lebih 3,351 juta km2 dan wilayah perairan Zona Ekonomi Ekslusif dan landas kontinen kurang lebih 2,936 juta km2. Dengan kondisi alamiah tersebut, wilayah pesisir dan lautan menjadi bagian integral dari dimensi negara kepulauan yang mempunyai potensi kekayaan alam yang sangat besar dan beragam. Dengan adanya otonomi daerah, masing- masing pemerintah daerah membutuhkan data yang mempresentasikan tentang penggunaan dan potensi wilayah yang dimilikinya. Mengetahui potensi pengelolaan dan tata ruang pesisir adalah sangat penting, terutama untuk daerah yang memiliki wilayah pesisir dan laut. Wilayah pesisir merupakan peralihan antara dua wilayah ekosistem yaitu darat dan air yang mempunyai sifat berbeda, namun masih saling mempengaruhi.Peran Informasi Geospasial dalam Pembangunan Indonesia 13147 Tahun BIG
Untuk dapat mengelola wilayah pesisir dan laut Bengkulu dan Lampung), Pantai Kalimantandengan baik diperlukan sarana untuk menyusun Bagian Selatan, Pantai Sulawesi Tengah Bagianperencanaan yang terpadu dan lestari Timur dan Pantai Papua Barat Bagian Baratdengan tidak mengesampingkan perbedaan (Sorong dan Rajaampat). Sementara padalingkungan dan ekosistem tersebut. Salah satu 2013 dilakukan pemetaaan daerah Sulawesisarana tersebut adalah Peta Lingkungan Pantai sebanyak 10 NPL.Indonesia (LPI) dan Peta Lingkungan LautNasional (LLN). Peta LPI dan LLN merupakan Pada tahun 2014 dilaksanakan Pembuatan Petasumber informasi wilayah pesisir dan laut, LPI berbasis SIG beserta penyajian kartografisyang menyajikan informasi geospasial secara Peta LPI skala 1:250.000 untuk wilayah pantaisimultan dalam satu lembar peta dengan skala Selat Makassar, Nusa Tenggara Timur, Pulaudan sistem proyeksi yang sama. UU No.4 Tahun Halmahera, dan Papua Barat sebanyak 10 NLP.2011, Pasal 7 mengamanatkan BIG menyediakan Peta LPI skala 1:250.000 dibuat berdasarkaninformasi geospasial dasar, antara lain berupa data yang telah tersedia yaitu Peta LPI skalaPeta LPI dan Peta LLN. 1:50.000 dan/atau survei hidrografi yang dilakukan antara tahun 2004 – 2012.Pembuatan Peta Lingkungan PantaiIndonesia (LPI) Peta LPI Skala 1:50.000Survei hidrografi dan pembuatan peta LPI Pada tahun 2012 BIG menyelenggarakandalam format Sistem Informasi Geografis kegiatan survei hidrografi serta pembuatan(SIG) merupakan salah satu tugas BIG dalam Peta LPI skala 1:50.000 pada empat wilayah,pengadaan informasi geospasial dasar untuk yaitu : Pantai Sumatera Bagian Barat (Nias,kepentingan pembangunan nasional yang Bengkulu dan Lampung), Pantai Kalimantanberkesinambungan di bidang kelautan. Wilayah Bagian Selatan, Pantai Sulawesi Tengah Bagianpesisir dan laut mempunyai sumberdaya Timur dan Pantai Papua Barat Bagian Baratalam yang berlimpah dan perlu digali untuk (Sorong dan Rajaampat). Kegiatan pemetaankepentingan dan kesejahteraan masyarakat. LPI skala 1:50.000 pada tahun 2013 mencakup wilayah Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat,Peta LPI Skala 1:250.000 Sulawesi Utara dan Enggano sebanyak 40 NPL. Dari seluruh panjang garis pantai IndonesiaPada tahun 2012 BIG menyelenggarakan sampai dengan akhir tahun 2013 baru mencapaikegiatan survei hidrografi serta pembuatan kurang lebih 38,4 % yang dipetakan dalam PetaPeta LPI skala 1:250.000 pada empat wilayah, LPI skala 1:50.000. Sementara pemetaan LPIyaitu : Pantai Sumatera Bagian Barat (Nias, skala 1:50.000 pada tahun 2014 dilaksanakan132 Peran Informasi Geospasial dalam Pembangunan Indonesia 47 Tahun BIG
melalui survei hidrogafi dan pembuatan peta yang melintas dan menemukan gosong yangLPI berbasis SIG beserta penyajian kartografis tidak ada di peta), perubahan pada garis pantai,untuk wilayah Pantai Sulawesi Utara, Gorontalo, pembangunan dan permukiman, kedalamanSulawesi Tengah, Sulawesi Barat dan Sulawesi laut, dan lain sebagainya.Tenggara. Jumlah total Peta LPI skala 1:50.000yang dihasilkan dari kegiatan ini berjumlah 40 Pembuatan Peta Lingkungan LautNLP. Nasional (LLN)Peta LPI Skala 1:25.000 Peta LLN adalah peta dasar yang memberikan informasi secara khusus untuk wilayah laut.Pada tahun 2012 BIG menyelenggarakan Sesuai dengan amanat Undang-undang Nomorkegiatan survei hidrografi serta pembuatan 4 Tahun 2011 tentang Informasi Geospasial,Peta LPI skala 1:25.000 di daerah Selat Sunda Peta LLN terdiri atas skala 1:50.000, 1:250.000sebanyak 4 NPL. Sementara pada tahun 2014, dan 1:500.000.dilaksanakan survei hidrogafi dan pembuatanpeta LPI berbasis SIG beserta penyajian Peta LLN skala 1:50.000kartografis Peta LPI skala 1:25.000 untukwilayah pantai Teluk Jakarta (DKI Jakarta dan Peta LLN skala 1:50.000 mencakup wilayahJawa Barat) sejumlah 4 NLP. pulau kecil, wilayah terpencil (remote area) yang berpenduduk, bagian dari pulau kecil terluarPemutakhiran Peta LPI atau pulau kecil lainnya, mempunyai nilai ekonomi dan bisa dikembangkan, pulau yangDalam rangka mendukung pembangunan akan dibangun dan memerlukan tata ruangkhususnya wilayah pesisir dan laut, diperlukan wilayah. Selain itu, peta LLN skala 1:50.000peta dasar yang mutakhir untuk menjamin merupakan area prioritas dari peta LLN skalakeakuratan informasi yang disajikan. Oleh 1:250.000 atau 1:500.000. Pembuatan peta LLNkarena kegiatan pemutakhiran terhadap berdasarkan data batimetri yang diperoleh daripeta LPI dan LLN secara berkelanjutan. survei hidrografi.Pemutakhiran peta LPI dan LLN adalah kegiatanyang dilakukan untuk memperbaharui sebagian Pada tahun 2014, dilaksanakan Survei Hidrogafiatau keseluruhan informasi yang ada pada peta dan Pembuatan Peta LLN berbasis SIG besertatersebut sesuai dengan perubahan yang ada di penyajian kartografis Peta LLN skala 1:50.000wilayah pesisir dan laut. Data atau informasi untuk wilayah Kepulauan Karimunjawa, Jawaperubahan ini dapat diperoleh dari hasil survei, Tengah sejumlah 4 NLP.pengamatan participatory (misalnya pelautPeran Informasi Geospasial dalam Pembangunan Indonesia 13347 Tahun BIG
Peta LLN 1:250.000 3 zonasi, yaitu Zona 1 - 3 , inundasi masing- masing dengan elevasi 0 – 0,5 m, 0,5 - 3 m danPemetaan LLN pada skala ini dilakukan melalui lebih dari 3 m. Kegiatan 2012 ini menghasilkankompilasi dari data sekunder. Area peta LLN 4 NLP yaitu pada area Bandara Minangkabau,tidak overlap dengan peta LPI 1:250.000 dan Pariaman, Glagah Indah dan Parangtritismerupakan inset dari peta LLN 1:500.000.Dalam hal ini, data batimetri yang digunakan Peta Lingkungan Bandar Udaramerupakan data sekunder. Indonesia (LBI)Peta LLN skala 1:500.000 Peta Lingkungan Bandar Udara Indonesia (LBI) skala 1:25.000 merupakan peta dasar yangPada tahun 2014 peta LLN skala 1:500.000 yang digunakan untuk manajemen bandar udara danselesai dipetakan sejumlah 44 NLP, mencakup perencanaan serta pengembangan wilayahseluruh wilayah Indonesia. Sebagai informasi di sekitar bandar udara. Peta LBI telah mulaipada tahun 2006 - 2010 telah dilakukan dibuat oleh Bakosurtanal sejak tahun 1997 danpemutakhiran peta LLN skala 1:500.000. saat ini dari 50 Bandar Udara kelas domestik dan internasional di Indonesia telah dibuatPeta Dasar Zonasi tingkat Peringatan sejumlah 31 peta LBI. Peta LBI tersebut terdiriTsunami dari 31 NLP yang dibuat dalam format CAD dan Freehand (14 NLP) dan format Geodatabase (17Pada 2012 BIG berhasil menyelesaikan peta NLP). Pembuatan Peta LBI tahun 2012 dengandasar zonasi tingkat peringatan tsunami Skala 1:25.000 berjumlah 3 NLP meliputi : LBIskala 1:25.000 dari hasil pemodelan tsunami Fatmawati Soekarno – Bengkulu, LBI Sentanimenggunakan data dasar batimetri dan –Jayapura, dan LBI Domine Eduard Osok –topografi dari peta dasar dengan didukung data Sorong .global lainnya. Inundasi (sebagai komponenhorisontal) dan kenaikan air/run-up (sebagai Pembuatan Peta Navigasi Udarakomponen vertikal) dicatat ke dalam sebuahmatriks dan didokumentasikan ke dalam peta Pembuatan Aeronautical Chart (AC) Skaladasar yang berisi informasi topografi dan 1:250.000 merupakan usaha yang dilakukanbathimetri. Peta ini menampilkan pola-pola Bakosurtanal untuk membantu memenuhipenggunaan lahan serta zonasi dari tingkat kebutuhan ketersediaan peta-peta navigasiperingatan. Zonasi tingkat peringatan yang udara bagi Direktorat Jenderal Perhubungandipakai adalah zonasi tingkat peringatan Udara - Kementerian Perhubungan RI.yang dikeluarkan oleh BMKG yang terdiri dari Pembuatan peta ini telah mulai dibuat oleh134 Peran Informasi Geospasial dalam Pembangunan Indonesia 47 Tahun BIG
Search
Read the Text Version
- 1
- 2
- 3
- 4
- 5
- 6
- 7
- 8
- 9
- 10
- 11
- 12
- 13
- 14
- 15
- 16
- 17
- 18
- 19
- 20
- 21
- 22
- 23
- 24
- 25
- 26
- 27
- 28
- 29
- 30
- 31
- 32
- 33
- 34
- 35
- 36
- 37
- 38
- 39
- 40
- 41
- 42
- 43
- 44
- 45
- 46
- 47
- 48
- 49
- 50
- 51
- 52
- 53
- 54
- 55
- 56
- 57
- 58
- 59
- 60
- 61
- 62
- 63
- 64
- 65
- 66
- 67
- 68
- 69
- 70
- 71
- 72
- 73
- 74
- 75
- 76
- 77
- 78
- 79
- 80
- 81
- 82
- 83
- 84
- 85
- 86
- 87
- 88
- 89
- 90
- 91
- 92
- 93
- 94
- 95
- 96
- 97
- 98
- 99
- 100
- 101
- 102
- 103
- 104
- 105
- 106
- 107
- 108
- 109
- 110
- 111
- 112
- 113
- 114
- 115
- 116
- 117
- 118
- 119
- 120
- 121
- 122
- 123
- 124
- 125
- 126
- 127
- 128
- 129
- 130
- 131
- 132
- 133
- 134
- 135
- 136
- 137
- 138
- 139
- 140
- 141
- 142
- 143
- 144
- 145
- 146
- 147
- 148
- 149
- 150
- 151
- 152
- 153
- 154
- 155
- 156
- 157
- 158
- 159
- 160
- 161
- 162
- 163
- 164
- 165
- 166
- 167
- 168
- 169
- 170
- 171
- 172
- 173
- 174
- 175
- 176
- 177
- 178
- 179
- 180
- 181
- 182
- 183
- 184
- 185
- 186
- 187
- 188
- 189
- 190
- 191
- 192
- 193
- 194
- 195
- 196
- 197
- 198
- 199
- 200
- 201
- 202
- 203
- 204
- 205
- 206
- 207
- 208
- 209
- 210
- 211
- 212
- 213
- 214
- 215
- 216
- 217
- 218
- 219
- 220
- 221
- 222
- 223
- 224
- 225
- 226
- 227
- 228
- 229
- 230
- 231
- 232
- 233
- 234
- 235
- 236
- 237
- 238
- 239
- 240
- 241
- 242
- 243
- 244
- 245
- 246
- 247
- 248
- 249
- 250
- 251
- 252