Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore 47 Tahun BIG

47 Tahun BIG

Published by BIG, 2017-05-17 21:53:58

Description: Peran Informasi Geospasial dalam Pembangunan Indonesia

Keywords: Badan Informasi Geospasial,BIG,SIG,informasi geospasial,ebook,geospatial ebook

Search

Read the Text Version

Tugas IG 3. Penguatan kelembagaan IG nasional 4. Percepatan tersedianya data IGtugas BIG tidak hanya menangani danmengoordinasikan kegiatan survei dan Sasaran BIGpemetaan yang berada di hulu, tapi juga kegiatandi hilir yaitu penyimpanan, pengamanan, 1. Meningkatkan penyelenggaraan informasipenyebarluasan hingga pemanfaatan informasi geospasial yang telah bereferensi tunggalgeospasial. dan mengacu pada aturan atau panduan penyelenggaraan informasi geospasial.Tujuan BIG 2. Meningkatkan penggunaan Informasi1. Dalam rangka mewujudkan visi dan misi Geospasial di lingkungan pemerintah dan BIG, maka tujuan yang akan dicapai BIG ke masyarakat. depan adalah sebagai berikut: 3. Terselenggaranya reformasi birokrasi di2. Penyelenggaraan IG nasional tidak tumpang Badan Informasi Geospasial di lingkungan tindih, lebih cepat dan memiliki system pemerntah dan masyarakat. referensi tunggal. 4. Meningkatkan kapasitas SDM dan industriPeran Informasi Geospasial dalam Pembangunan Indonesia 3547 Tahun BIG

informasi geospasial nasional. Integritas memiliki makna keselarasan5. Tersedianya data dan IGD yang antara pikiran, perkataan, dan perbuatan berdasarkan prinsip moralitas, transparansi, akurat, dapat dipercaya dan dapat mengedepankan etika, serta taat aturan. dipertanggungjawabkan.6. Tersedianya IGT yang akurat dalam rangka Visioner berarti kemampuan berpikir jernih, pemenuhan kebutuhan nasional yang inovatif, strategis, dan proaktif dengan mengacu pada IGD. perspektif jangka panjang untuk menuju kondisi yang lebih baik.Reformasi Birokrasi Tanggungjawab artinya selalu melaksanakanReformasi Birokrasi (RB) merupakan upaya tugas yang diberikan dengan disiplin hinggapembaharuan dan perubahan pada sistem tuntas dan sesuai peraturan.penyelenggaraan pemerintahan, terutamayang menyangkut aspek-aspek kelembagaan Sedangkan Kerjasama berarti bersinergi(organization), ketatalaksanaan (bussiness menyatukan kemampuan dan potensi dalamprocess), dan sumber daya manusia sebagai semangat saling menghargai, bekerjasama danaparatur pelaksana. mendukung.Saat ini RB merupakan tuntutan seiring Ikrar Reformasi Birokrasi (RB) BIG yangdengan dinamika yang terjadi di lingkungan dituangkan dalam motto INVITAMA tersebutpemerintahan dan masyarakat, yang bertujuan untuk mewujudkan tata kelolamenghendaki adanya efisiensi dan efektivitas pemerintahan yang lebih baik, yaitu dengandalam pemanfaatan sumberdaya alam, empat target yaitu :manusia dan sumberdaya keuangan. 1. Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan NepotismeReformasi Birokrasi juga dilakukan di BIG (KKN)untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan 2. Memiliki pelayanan publik yang berkualitasyang baik (good governance), dan membangun 3. Memiliki kinerja yang akuntabelaparatur negara yang lebih berdaya guna 4. Memiliki SDM yang profesionaldan berhasil guna dalam mengemban tugaspemerintahan dan pembangunan nasional. Dengan motto “INVITAMA” (Integritas, Visioner,Dalam kaitan ini kemudian dicanangkan motto Tanggung Jawab dan Kerjasama), diharapkanatau nilai yang harus dipegang teguh setiap BIG dengan IG-nya bisa mendukung prosespegawai yaitu: Integritas, Visioner, Tanggung pembangunan dan melakukan penyesuaianjawab, dan Kerja sama (INVITAMA). pola dan budaya kerja baru. []36 Peran Informasi Geospasial dalam Pembangunan Indonesia 47 Tahun BIG

Bab 4Periodisasi Pembangunan Informasi Geospasial 37

Hingga tahun 1969 wilayah daratan Indonesia yang telah dicakup oleh peta topografi skala 1:50.000 dan terkontrol secara geodetik baru mencapai 15 persen. Selebihnya dalam peta kompilasi skala 1:100.000 dan 1:500.000.Periode 1969-1978: Konsep tersebut lahir sebagai jalanKoordinasi Kegiatan keluar dari berbagai tantangandan Pelaksanaan yang ada saat itu, yakni anggaranTugas Survei dan penyelenggaraan surta yangPemetaan terbatas dan terpisah-pisah di masing-masing K/L, wilayah geografis Indonesia yang sangatPeriode 1969-1978 adalah luas, tuntutan untuk segera menyediakanperiode membangun fondasi informasi tentang potensi wilayah nasionalpenyelenggaraan surta IG mengingat Indonesia tengah memulai programdi tanah air. Bakosurtanal pembangunan lima tahun (Pelita) pertamalembaga yang dibentuk (1969-1974).pemerintah berdasarkanKeppres No. 83 Tahun 1969 Sebagai catatan hingga Bakosurtanal berdiri,memperkenalkan konsep wilayah Indonesia yang sudah tercakup petapembangunan surta IG baru sebagian kecil dan peta sudah yang adaterpadu, yakni memadukan pun ketinggalan jaman sehingga informasinyaantara kegiatan pemetaan tak akurat lagi bila digunakan sebagai referensidasar dan kegiatan perencanaan pembangunan. Hingga tahuninventarisasi sumberdaya 1969 wilayah daratan Indonesia yang telahalam. dicakup oleh peta topografi skala 1:50.000 dan terkontrol secara geodetik baru mencapai 15 persen. Selebihnya dalam peta kompilasi skala38 Peran Informasi Geospasial dalam Pembangunan Indonesia 47 Tahun BIG

1:100.000 dan 1:500.000. Tak hanya itu, dari sekaligus mempercepat ketersediaan peta.sisi teknis peta dalam berbagai skala tersebutdibuat dalam berbagai sistem proyeksi, Isi Pokok-Pokok Kebijaksanaan tentangberbagai format serta menggunakan berbagai Survey Geografi dan Pemetaan Dasar dalamsistem referensi pemetaan. Menunjang Pembangunan Nasional tersebut adalah sebagai berikut:Sementara yang tercakup peta geologi baru 1. Mengintegrasikan kegiatan pemetaan dasarmencakup 5 persen, selebihnya 75 persendalam tahap penyelidikan umum dan 20 persen nasional dengan pembangunan nasionalmasih terra incognita. Peta tataguna tanah sesuai dengan fungsinya sebagai prasaranabaru mencakup 11 provinsi. Sementara lautan pembangunan dengan memanfaatkanIndonesia seluas 6.846.000 km2, sekitar 10 penemuan-penemuan terbaru dalam bidangpersen belum dipetakan, 60 persen dipetakan ilmu dan teknikpada abad ke-19, 35 persen sebelum Perang 2. Pentahapan dalam pelaksanaan pemetaanDunia II, 5 persen selama dan setelah Perang nasional disesuaikan dengan programDunia II. pembangunan yang ditentukan oleh BappenasKonsep yang menandai babak baru dalam 3. Anggaran untuk pemetaan nasionalpenyelenggaraan surta di Indonesia ini disediakan secara khusus dan sebagiantertuang dalam Pokok-Pokok Kebijaksanaan dapat diperoleh dengan mengkoordinasikantentang Survey Geografi dan Pemetaan Dasar kebutuhan anggaran untuk pengukuran dandalam Menunjang Pembangunan Nasional. pemetaan bagi keperluan instansi-instansiKonsep tersebut memadukan antara pemetaan pemerintahdasar nasional dan pemetaan tematik nasional 4. Kerjasama internasional di bidangserta keterkaitan pemetaan topografi dan pengukuran dan pemetaan dan/atauinventarisasi sumberdaya alam seperti vegetasi, bantuan internasional dimanfaatkan secaramineral, geologi, soil, air. Hal ini mengingat penuh untuk membiayai program-programinformasi yang disajikan dalam peta topografi rehabilitasi dan peningkatan kemampuandan peta tematik sama-sama dibutuhkan pemetaan nasionalsebagai masukan dalam perencanaan 5. Pelaksanaan pemetaan nasional dikerjakanpembangunan. Dengan pemanfaatkan dengan memanfaatkan kemampuanteknologi survei dan pemetaan saat itu, nasional secara maksimal, terutamakonsep pemaduan tersebut dapat menghemat kemampuan survei dan pemetaan yangbiaya penyelenggaraan survei dan pemetaan ada pada Angkatan Bersenjata Republik Indonesia. Dalam hal suatu proyekPeran Informasi Geospasial dalam Pembangunan Indonesia 3947 Tahun BIG

pemetaan nasional dengan pengerahan Sebagai konsep baru, pemikiran Bakosurtanal tak langsung diterima. Lembaga-lembaga seluruh kemampuan yang ada pada kita pemerintah antara lain Badan Perencana Pembangunan Nasional (Bappenas) dan tidak dapat diselesaikan dalam jangka Sekretariat Negara yang dikirimi konsep tersebut tak memberi tanggapan. waktu pelaksanaan yang telah ditentukan, Saat itu pemahaman tentang pemetaan maka pelaksanaan sebagian proyek dapat memang masih semata untuk kepentingan militer. Untuk itu Bakosurtanal perlu berulang- diserahkan kepada pihak luar negeri atas ulang kali menyampaikan pandangan bahwa sejatinya pemetaan adalah untuk kepentingan dasar bantuan teknik maupun kontrak karya pembangunan nasional. Pemetaan dasar dan inventarisasi sumberdaya nasional adalah dengan ketentuan sebagai berikut: suatu usaha inventarisasi potensi wilayah nasional serta monitoring segala perubahan a. Dititiberatkan pada aspek-aspek teknis yang terjadi terhadap potensi tersebut. Untuk itu pemetaan nasional harus dilaksanakan yang belum/belum cukup dikuasai secara sistematik dan berkesinambungan. Selain itu dengan adanya peta dasar dapat Indonesia menyelesaikan masalah tumpang tindih kegiatan pemetaan diantara lembaga-lembaga b. Pelaksanaan dan processing survei dan pembuat peta tematik. pemetaan sejauh mungkin dilakukan di Seiring dengan konsep yang diajukannya, Bakosurtanal minta kegiatan pemetaan Indonesia mendapat alokasi dana dari APBN agar dapat melakukan tugasnya sesuai amanat Keppres c. P eningkatan kemampuan personil. No. 83 Tahun 1969, Pasat 2, ayat (2) yakni mengusahakan data dasar dan segala jenis Baik dengan ikut sertanya tenaga- peta dengan metoda yang memenuhi syarat- syarat teknis sesuai dengan perkembangan tenaga Indonesia sebagai counterpart kebutuhan. maupun dengan menyediakan fasilitas pendidikan dan latihan di luar negeri d. Pengawasan/pengamanan selama dan sesudah operasi-operasi survei dan pemetaan dalam fase terakhir pengawasan/pengamanan dari semua bahan-bahan dan data hasil operasi tersebut e. Dalam hal bantuan teknik diusahakan adanya penyerahan peralatan pada Indonesia pada saat berakhirnya pekerjaan pemetaan.6. Pemusatan bahan-bahan/data pemetaan, termasuk laporan-laporan geografi yang ada pada instansi40 Peran Informasi Geospasial dalam Pembangunan Indonesia 47 Tahun BIG

Pada periode Pelita I Bakosurtanal juga selama lebih lima tahun tak ada kebijakanmenyusun konsep Akselerasi Inventarisasi yang dirumuskan tuntas maupun keputusanSumber Kekayaan Alam dan Pemetaan strategis yang diambil PKA.Dasar Wilayah Nasional. Penyusunan konseptersebut terkait dengan usulan Bakosurtanal Mendapat Dukungan Bank Duniauntuk mengembangkan organisasinya sejalandengan makin meningkatnya kegiatan lembaga Konsep pemetaan nasional Bakosurtanal yangpemetaan tersebut. mengintegrasikan kegiatan pemetaan dasar dan inventarisasi sumberdaya alam akhirnyaPada periode 1969-1978, sebagai organisasi mendapat dukungan Bank Dunia. Setelahbaru Bakosurtanal juga berkonsentrasi mempelajari dokumen Akselerasi Inventarisasimenyusun pengembangan sumberdaya Sumber Kekayaan Alam dan Pemetaan Dasarmanusia/personil, mempelajari perkembangan Wilayah Nusantara, Bank Dunia bersediateknologi survei dan pemetaan, serta aktif menyediakan dana sebesar 13 juta dolarmengusahakan bantuan teknis dari luar negeri. Amerika pada 1973.Pada masa itu teknologi surta, termasukinventarisasi sumberdaya alam memang Menurut Drewes, wakil Bank Dunia yangberkembang sangat pesat. Mengingat era menjalin komunikasi dengan pimpinantersebut adalah masa membangun bagi tiap- Bakosurtanal, konsep semacam itu pernahtiap negara setelah berakhirnya Perang Dunia diterapkan di Brasil dan berhasil denganII. Untuk itu tiap-tiap negara membutuhkan dukungan Bank Dunia. Bappenas yang semulainformasi potensi sumberdaya alamnya. tak menanggapi konsep Bakosurtanal tentang memadukan penyelenggaraan pemetaanGagasan Bakosurtanal bahwa inventarisasi dasar dan inventarisasi sumberdaya alamsumberdaya alam dan pemetaan dasar akhirnya menyetujui rencana Bank Duniasistematis merupakan prasyarat mutlak memberi pinjaman kepada Bakosurtanalbagi perencanaan pembangunan akhirnya setelah Drewes melakukan presentasi di kantormendapat sambutan Prof. Dr. Soemitro Bappenas. Dengan dana pinjaman Bank Dunia,Djojohadikoesoemo, Menteri Negara Urusan Bakosurtanal bisa memulai pelaksanaanRiset Kabinet Pembangunan II. Terkait itu proyek Survei Geografi dan Pemetaaan Dasarpada 1975 keluar Keputusan Presiden No. 27 Nasional yang terdiri dari kegiatan pemotretanTahun 1975 tentang Pembentukan Panitia udara dan penginderaan jauh, pengadaan jaringInventarisasi dan Evaluasi Kekayaan Alam kontrol dan pemetaan fotogrametri.disingkat Panitia Kekayaan Alam (PKA). Namun Pinjaman Bank Dunia juga digunakanPeran Informasi Geospasial dalam Pembangunan Indonesia 4147 Tahun BIG

untuk membangun kantor Bakosurtanal Topografi AD karena personil dan peralatandi Cibinong, Jawa Barat dan mengadakan Bakosurtanal yang terbatas. Sementarasejumlah peralatan survei dan pemetaan serta pemrosesan aerotriangulasi dilakukan dimengembangkan sumberdaya manusia. Australia karena Jantop AD tidak memiliki komputer dengan kapasitas besar untukPemerintah Kanada melalui CIDA juga program PAT-M. Pada kegiatan ini Bakosurtanalmendukung konsep Bakosurtanal dengan bertindak sebagai perencana dan pengendalimemberi pinjaman lunak untuk pelaksanaan proyek. Hingga 1972, Bakosurtanal lebihkegiatan Inventarisasi Sumberdaya Alam. berkonsentrasi melakukan pengajian terhadapDengan bantuan 21 juta dolar Kanada, permasalahan teknis yang terkait kegiatanBakosurtanal melaksanakan proyek Resouces pemetaan dasar seluruh wilayah nusantaraEvaluation Aerial Photography (REAP) mulai sekaligus menyusun kemampuan nasional,1978. utamanya terhadap perkembangan teknologi yang sangat pesat.Penyelenggaraan Pemetaan DasarMemulai Proyek Pemetaan Nasional Penyediaan anggaran dari APBN tersebut sekaligus menandai dimulainyaPada tahun 1970/1971 Bakosurtanal mulai penyelenggaraan Proyek Pemetaan Dasarmelakukan kegiatan pemetaan. Bakosurtanal Nasional dan Inventarisasi Sumberdaya Alam.meneruskan proyek kerja sama Departemen Masih dengan bantuan teknis dari Australia,Pertahanan dan Keamanan (Dephankam) RI dan kegiatan pemetaan dilanjutkan denganDepartemen Pertahanan Australia (Australian- pemetaan Sumatera, yakni Operasi GadingIndonesian Defence Coorporation atau Defco). I meliputi wilayah Lampung (70.000km2),Kerja sama ini dimulai tahun 1969 dengan Operasi Gading II yang meliputi wilayahkegiatan pemetaan topografi Kalimantan Sumatera Selatan (121.000km2), OperasiBarat untuk pembuatan peta skala 1:50.000. Gading III meliputi Sumatera Barat sampaiPada tahun kedua Dephankam RI tak dapat Aceh.lagi menyediakan anggaran untuk kegiatanyang memiliki nama sandi Operasi Mandau ini, Kegiatan pemetaan nasional ini kemudianmaka dialihkan kepada Bakosurtanal dengan mendapat pinjaman lunak dari Bank Duniaanggaran dari Bappenas/APBN. sebesar 13 juta dolar Amerika. Bantuan Bank Dunia ini sebagian digunakan untuk membeliPemotretan udara menggunakan pesawat peralatan survei dan pemetaan denganbuatan Australia jenis Canbera, sementara hasil teknologi terkini pada waktu itu sehingga dapatfoto udara tetap diproses atau diplot di Jawatan42 Peran Informasi Geospasial dalam Pembangunan Indonesia 47 Tahun BIG

mempercepat pelaksanaan kegiatan. Foto Udara wilayah Sumetera Selatan dari Operasi Gading IIPada Pelita II (1974-1978) program pemetaan Sumberdaya Alam, pada tahun 1976nasional dilanjutkan dengan pemetaan Irian Bakosurtanal mulai mengembangkan SistemJaya (operasi Cendrawasih) dan Maluku Informasi Sumberdaya Bereferensi Geografis(operasi Pattimura). Pemotretan udara Irian berdasarkan sistem pemetaan nasional.Jaya dan Maluku pada skala 1:100.000 dengan Sistem ini disiapkan untuk menampungpanchromatic superwide angle photography. berbagai IG tematik yang dihasilkan K/L.Pemotretan udara skala kecil ini dilengkapi Pengembangan sistem ini masih dilakukandengan pemotretan inframerah skala 1:50.000 secara manual namun sudah dipersiapkan keuntuk daerah-daerah tertentu yang dipilih arah komputerisasi.dari intepretasi tingkat pertama atau yangdiperlukan untuk kegiatan pembangunan Sebagai uji coba sistem ini, Bakosurtanaljangka pendek. bekerja sama dengan K/L terkait membuat peta tematik hutan wilayah Propinsi Lampung, petaPada kedua kegiatan tersebut, pemrosesan sumberdaya alam Kabupaten Muarabungo danaerotriangulasi dengan program PAT-M sudah Lembah Serayu serta peta sumberdaya sosialdilakukan di Indonesia. Bakosurtanal merintis Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.penguasaan program PAT-M dan fotogrametribekerja sama dengan ITC Belanda dengan dana REAPdari Bank Dunia. Di penghujung Pelita II atau pada tahun 1978,Hingga pertengahan tahun 1978, pekerjaan Bakosurtanal memulai Proyek Resoucespemotretan udara di Sumatera denganmenggunakan sistem pemetaan dengan 43rujukan teknis yang baku secara nasional telahmencakup 90 persen. Sementara pemotretanwilayah Irian Jaya yang kegiatannya barudimulai pada tahun anggaran 1976/1977mencakup 60 persen, sementara untukpengadaan jaring kontrol mencapai 75 persenPenyelenggaraan InventarisasisumberdayaSebagai bagian dari proyek InventarisasiPeran Informasi Geospasial dalam Pembangunan Indonesia47 Tahun BIG

Evaluation Aerial Photography (REAP). Proyek Proyek REAP ini dilaksanakan setelah melewatiyang dibiayai oleh pinjaman lunak dari CIDA, pembicaraan lebih dari lima tahun. BantuanKanada ini mencakup wilayah Indonesia yang tersebut bermula dari pertemuan Deputibelum dipotret dalam proyek Defco (1969- Koordinasi Pemetaan Bakosurtanal Prof. Dr.1975), yakni Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat, Jacub Rais dengan Director of Survey andNusa Tenggara Timur, Kalimantan Tengah, Mapping Branch of Department of Energy, MinesKalimantan Timur, Kalimantan Selatan dan and Resourses (EMR) J. Thompson pada Unitedseluruh Sulawesi. Nations Regional Cartographic Conference (UNRCC) di Teheran, Iran, 1970.Foto udara untuk Jawa, Bali, NTB, NTT direkamdalam skala 1:60.000 hitam/putih dan skala CIDA menawarkan pinjaman lunak untuk1:30.000 FCIR (False Color Infrared). Sementara pemetaan sumberdaya kehutanan wilayahuntuk Kalimantan dan Sulawesi dalam Indonesia yang sebelumnya pernah ditawarkanskala!:100.000 hitam/putih dan 1:60.000 FCIR. kepada Departemen Kehutanan RI, namunFoto udara hitam/putih adalah untuk pemetaan ditolak karena pemotretan udaranya dilakukandasar rupabumi, sementara foto udara FCIR oleh perusahaan Kanada yang dikontrak CIDAuntuk inventarisasi sumberdaya alam. tanpa melibatkan Departemen Kehutanan.Pemotretan udara tidak seluruhnya memberi Pada tahun 1976 Bakosurtanal menerimahasil baik, khususnya di Kalimantan Timur . Hal tawaran pinjaman lunak CIDA setelah adaini karena cakupan awan yang sangat tinggi. kesepakatan dilibatkan dalam kegiatanWilayah yang bisa dipotret hanya mencakup pemotretan udara dan Departemen Kehutananbagian Kalimantan Timur dari perbatasan menyetujui pelaksanaan proyek dialihkanSabah sampai Balikpapan. Padahal pesawat kepada Bakosurtanal, serta setelah CIDA setujuTaurus King yang digunakan untuk pemotretan untuk menyerahkan pesawat yang digunakanhanya dioperasikan untuk Kalimantan Timur untuk pemotretan udara kepada pemerintahselama lima tahun. Selain itu ada sebagian kecil Indonesia pada akhir proyek.wilayah Kalimantan Tengah dan KalimantanSelatan yang juga belum terpotret. Namun begitu proyek REAP belum bisa langsung dilaksanakan. Pasalnya, Dr. Z.Wilayah-wilayah yang belum dicakup oleh Kalensky, seorang Kanada yang saat itu menjadipemotretan udara tersebut pada kemudian konsultan bidang pemotretan udara terkaithari dengan dipotret menggunakan Synthetic dengan pembangunan gedung BakosurtanalAperture Radar (SAR) dengan pesawat yang mengusulkan agar memodifikasi pesawatdibiayai Bank Dunia. Taurus King Air tipe A-90 yang akan digunakan44 Peran Informasi Geospasial dalam Pembangunan Indonesia 47 Tahun BIG

untuk pemotretan udara. terkait modifikasi desain kerangka pesawat. Pesawat tersebut memerlukan juga registrasiModifikasi yang diusulkan adalah mengubah di Indonesia dengan mempelajari kerangkalubang pesawat dari satu menjadi dua yang telah disetujui oleh FAA. Pesawat akhirnyasehingga sekali terbang dengan dua kamera mendapat registrasi dengan kode PK.(dual camera system). Dengan demikian, dalamsekali terbang diperoleh dua macam foto udara, Pada Proyek REAP, Bakosurtanal melakukanyakni foto udara hitam putih dan foto udara pengadaan hardware untuk menunjang proyekinframerah warna semu. Dengan memakai dua tersebut. Perangkat tersebut adalah 8 unitkamera udara dengan panjang fokus berbeda Doppler Reciever. Alat ini untuk penentuan posisidiperoleh dua foto udara sekaligus dalam skala melalui pengamatan satelit Doppler untukberbeda. Menurut Kalensky cara ini sudah kontrol horisontal. Selain itu juga pengadaandipraktikkan di Afrika Selatan. Airborne Profile Recorder (APR) untuk kontrol tinggi, yang kemudian diganti dengan memakaiPemotretan menggunakan pesawat dual data altimeter satelit (SEASAT dan GEOS-C).camera system tersebut dapat menekan biayapemotretan. Pemotretan udara di Indonesia Penegasan Batas Negarasangat mahal mengingat jendela memotretsangat kecil karena kabut atau langit yang Selain melakukan kegiatan survei danberawan hampir setiap hari. pemetaan, pada akhir Pelita I Bakosurtanal mulai terlibat kegiatan penegasan batasPembicaraan mengenai usulan Kalensky negara. Saat itu keterlibatan Bakosurtanalini pun sangat memakan waktu sampai masih terbatas pada memberikan bantuanakhirnya disetujui CIDA. Usulan ini mendapat teknis dalam perundingan perbatasan dengandukungan Bank Dunia dan EMR. Selanjutnya, Malaysia, khususnya antara Kalimantan TimurBakosurtanal berhubungan dengan Federal dengan Sabah dan Kalimantan Barat denganAviation Adminstration (FAA) karena modifikasi Serawak dengan memberikan bantuan teknis.pesawat Taurus King harus mendapatpersetujuan lembaga yang berwenang memberi Dalam Joint Boundary Technical Committeesertifikat layak terbang tersebut. Pada 1977 itu Indonesia diwakili Ketua Bakosurtanaldilakukan rapat akhir dengan wakil dari Bank sedangkan dari Malaysia diwakili DirectorDunia, US Civil Aviation, kontraktor Kanada of National Mapping negara jiran ini. Padayang memperoleh kontrak melaksanakan akhir tahun 1974, Joint Boundary Technicalpemotretan udara, serta wakil dari EMR dan Committee berhasil membuat kesepakatanCIDA untuk mendapat persetujuan semua pihak mengenai spesifikasi dan prosedur surveiPeran Informasi Geospasial dalam Pembangunan Indonesia 4547 Tahun BIG

serta penegasan batas, datum koordinat batas, sudah tidak sesuai lagi dengan bentuk danbentuk pilar batas dan membentuk organisasi ukuran bumi.survei dan penegasan batas yang dinamakanCo-Project Directors Kaltim-Sabah dan Co- Penyatuan datum dilakukan saat memulaiProject Directors Kalbar-Sarawak pemetaan Sumatera. Datum geodesi baru tersebut semula disebut datum PadangMembakukan Sistem Referensi 1974, namun sejak 1979 BakosurtanalTunggal menamakannya Datum Indonesia 1974.Dari sisi teknis, dengan memanfaatkan Pada pemetaan Sumatera Bakosurtanal mulaiteknologi yang berkembang saat itu, khususnya menggunakan sistem proyeksi UTM, yangteknologi penentuan posisi bumi dengan satelit, kemudian dibakukan sebagai sistem ProyeksiBakosurtanal mulai melakukan penataan Pemetaan Nasional. Pemilihan sistem UTMsistem pemetaan nasional agar tercapai karena melihat kondisi geografis Indonesiapenyelenggaraan pemetaan yang efisien dan yang membujur di sekitar garis lingkarsistematis dan terintegrasi. Dengan demikian khatulistiwa dari Barat sampai ke Timur yangpeta dasar dan peta tematik yang dihasilkan relatif seimbang. Untuk kondisi seperti iniBakosurtanal maupun K/L memiliki rujukan sistem proyeksi Silinder Melintang Mercatoryang sama, yakni dalam sistem koordinat, memberi hasil dengan distorsi minimal.datum geodesi dan proyeksi yang baku secaranasional. Pada pemetaan Kalimantan Barat yang dimulai 1969, sistem penentuan posisinya telahUntuk itu pada tahun 1974 Bakosurtanal mulai menggunakan satelit Doppler (Navy Navigationmenerapkan datum geodesi tunggal, yakni Satellite System, NNSS), dengan Ellipsoid Besseldengan memilih koordinat Doppler titik A 1841 dan sistem proyeksi UTM. Dengan carapada basis Padang 1884 sebagai koordinat pendefinisian datum seperti itu, jika Indonesiageodesi awal pada Sferoid Nasional Indonesia, berpindah datum di kemudian hari tidak akanyang ditetapkan parameternya sama dengan ada kesulitan karena hanya memerlukanGeodetic Reference System 1967 (GRS- 1967). transformasi sederhana sebatas pada translasi,Bakosurtanal GRS-1967 adalah Ellipsoid rotasi, scaling. Hal itu dapat dikerjakan olehinternasional yang diterima General Assembly komputer.pada International Union of Geodesy andGeophysics pada 1971 untuk menggantikan Pada periode ini Bakosurtanal juga menetapkanInternational Ellipsoid 1924 yang parameternya pemetaan wilayah Indonesia berdasarkan Sistem Grid Nasional, dengan ukuran tiap-tiap46 Peran Informasi Geospasial dalam Pembangunan Indonesia 47 Tahun BIG

sel adalah 10 x 1,50 untuk skala dasar 1:250.000. Proyek uji coba ini dipimpin Prof KardonoSistem Grid Nasional ini juga memiliki sistem Darmoyuwono yang saat itu menjabat Deputipenomoran yang baku untuk masing-masing Sumber Daya Alam Bakosurtanal, dengansel dan masing-masing skala peta. Dengan anggota Prof Verstappen dari ITC Belanda,sistem ini, setiap wilayah Indonesia memiliki Drs Sunarso Simoen dan Drs Aris Poniman,koordinat dan nomor yang sama dalam berkesimpulan metoda penginderaan jauhsistem pemetaan nasional. Dengan begitu bertingkat dengan menggunakan citraberbagai data dan IG yang dihasilkan K/L satelit Landsat MSS dapat digunakan untukdapat dikorelasikan dan dapat dianalisa secara pembuatan peta citra dan peta tematikterpadu untuk kepentingan perencanaan skala 1:250.000. Setelah uji coba tersebut,pembangunan. Sistem Grid Nasional ini adalah Bakosurtanal memanfaatkan citra Landsatsarana bagi Bakosurtanal dalam menjalankan MSS untuk pemetaan tematik liputan lahan danfungsi koordinasi. pemetaan tematik lainnya.Teknologi Pemanfaatan satelit penginderaan jauh untuk pemantauan sumberdaya alam mulai dilakukanPada periode ini Bakosurtanal telah setelah Amerika Serikat meluncurkan satelitmenggunakan teknologi surta yang saat itu Landsat pertama tahun 1972. Program Landsattergolong maju melalui kerjasama internasional. yang dikelola NASA dan US Geological Survey meliputi serangkaian misi observasi bumi,Citra Satelit menghasilkan citra atau foto digital benua- benua di permukaan bumi dan kawasan pesisir,Pada 1978, Bakosurtanal melakukan uji coba untuk mendukung berbagai penelitian yangsurvai yang memanfaatkan dari citra satelit berkaitan dengan proses alami dan berbagaiLandsat Multi Spectral Scanner (MMS) untuk praktek pengelolaan alam yang dilakukanpemetaan tematik Pulau Lombok. Metoda manusia.ini merupakan metoda survai bertingkatyang menggabungkan hasil interpretasi citra Sistem satelit Landsat ini terdiri dari Landsatpenginderaan jauh satelit satelit Landsat MSS (Multispectral Scanner) dan Landsat TMskala kecil sebagai tingkat pertama dengan (Thematic Mapper) menghasilkan citra digitalfoto udara skala menengah (1; 50.000) atau dengancakupan seluas 185 km x 170 km untukbesar (1:20.000) sebagai tingkat kedua dan uji setiap lembar atau scene. Setiap elemenlapangan sebagai tingkat ketiga. gambar yang disebut pixel mengandung nilai numerik yang menunjukkan tingkat kecerahanPeran Informasi Geospasial dalam Pembangunan Indonesia 4747 Tahun BIG

atau brightness. Setiap pixel lembar MSS Pada awal pengembangan teknologimenunjukkan area permukaan seluas 68 m x 82 satelit Doppler ini, Bakosurtanal menjalinm sedangkan lembar TM 30 m x 30 m. Namun bekerjasama dengan Amerika Serikat dalampada sistem far-infrared band 6 menggunakan pengaplikasiannya. Pada akhir tahun 1970,pixel 120 m x 120 m. digunakan satelit Doppler buatan AS yang disebut NNSS (Navy Navigation Satellite System).Sensor Landsat MSS memiliki 4 kanal atau Satelit ini diluncurkan Amerika Serikat padaband yang secara simultan merekam radiasi tahun 1964.cahaya yang Satelit Landsat-1 direfleksikanoleh spektrum eletromagnetik dari permukaan Penggunaan NNSS itu mengawali kegiatanbumi. Sedangkan sensor Landsat TM memiliki penentuan posisi secara ekstraterestrial7 band yang merekam emisi radiasi spektrum berbasis satelit di Indonesia. Aplikasi NNSSelektromagnetik dari permukaan bumi dalam untuk survei geodesi bertujuan untukcahaya biru, hingga, merah, dan infra merah. pengadaan Kerangka Kontrol Geodesi (KKG). Hasil dari KKG ini digunakan sebagai referensiData citra yang dihasilkan Landsat ini survei dan pemetaan lainnya, antara laindigunakan oleh berbagai kalangan di dunia, mendukung Operasi Gading di Sumatera,baik pemerintah, perguruan tinggi, industri Operasi Mandau di Kalimantan, Operasimaupun kalangan swasta. Pemanfaatannya Pattimura di Maluku dan Operasi Cendrawasihmeluas di berbagai sektor mulai dari pertanian, di Papua.kehutanan, geologi, geografi, pemetaan,pengelolaan sumberdaya, kualitas air, dan Selain itu dengan menggunakan satelit Doppleroseanografi. Transit NNSS untuk penentuan posisi dengan berbasis pada elipsoid referensi NWL9D,Satelit Doppler Bakosurtanal menetapkan Datum Indonesia 1974 (ID -74). Titik awal Datum ini adalahSistem Satelit Doppler atau transit adalah Titik eksentris (stasiun Dopller) BP-A 1884 disistem satelit navigasi yang pertama Padang. Sedangkan elipsoid referensi ID-74dibangun. Sistem yang didisain pada tahun sendiri adalah GRS-67 (Geodetic Reference1958 ini pengoperasiannya baru dimulai pada System 1967) dengan parameter a = 6378160.00tahun 1964 untuk tujuan militer, sedangkan m dan 1/f = 298.247.penggunaannya untuk keperluan sipil mulaitahun 1967. Ketika itu muncul DORIS (Doppler Referensi ini kemudian diberi nama SNI (SferoidOrbitography and Radiopositioning). Nasional Indonesia). Dengan mendefinisikan48 Peran Informasi Geospasial dalam Pembangunan Indonesia 47 Tahun BIG

SNI dari pergeseran linier pusat sumbunya awan. Pemotretan dengan SLAR mencakupterhadap NWL9D, maka ditetapkan datum wilayah seluas 1 juta hektar meliputi Jambi,geodesi untuk seluruh wilayah Indonesia. Dari Lampung, Kalimantan Tengah dan Selatan.pendefinisian ini ditentukan Titik Eksentris(Titik Doppler DO.806) BP-A 1884 di Padang. Sistem Radar (Radio Detection and Ranging) yang dapat menangkap panjang gelombangSaat ini sistem satelit Doppler sudah tidak mikro mulai dikembangkan di dunia untukdigunakan lagi untuk penentuan posisi, karena pemotretan udara pada tahun 1950-an, hinggatelah tergantikan oleh sistem satelit GPS dan menghasilkan sistem yang disebut SLARGLONASS dan digunakan untuk meningkatkan resolusi pengintaian oleh pihak militer. Sistem radarSistem Radar pertama ini masih terbatas kemampuan antenanya.Bakosurtanal pada tahun 1978/1979, telahmelakukan pemotretan dengan teknologi Teknologi satelit radar kemudian berhasilSLAR (Side-Looking Airborne Radar) untuk dikembangkan lebih lanjut menjadi SARdaerah-daerah yang sukar dilakukan dengan (Synthetic Aperture Radar). SAR meluaspemotretan udara konvensional karena tertutup penggunaannya untuk tujuan sipil di berbagai negara. []Peran Informasi Geospasial dalam Pembangunan Indonesia47 Tahun BIG 49

Periode 1979- Sejalan dengan perkembangan perpetaan di1988 : dunia, pada Pelita III Bakosurtanal semakinPenyatuan memantapkan sistem informasi berbasisSistem Pemetaan data spasial yang dinamakan Sistem Informasi Bereferensi Geografis (GeographicalPeriode ini merupakan periode Reference Information System). Pada periodeyang sibuk bagi Bakosurtanal. ini Bakosurtanal menghasilkan Sistem LahanSelain melanjutkan proyek REAP, skala 1 : 250.000. Ini artinya untuk pertamapemetaan topografi wilayah kalinya Indonesia memiliki informasi tentangSumatera, Irian Jaya dan Maluku, klasifikasi bentang lahan seluruh wilayahinventarisasi dan kompilasi data Indonesia berdasarkan pada pendekatansumberdaya wilayah Nusantara, sistem lahan. Pencapaian ini pada saat ituserta meneruskan membangun termasuk terdepan mengingat masih belumjaring kontrol, Bakosurtanal banyak negara berkembang yang telahmelaksanakan beberapa proyek mempunyai data/peta sumberdaya lahanbaru. selengkap Indonesia.Pada periode ini Bakosurtanal mulai Organisasi Bakosurtanal pada periode ini memproduksi peta rupabumi juga mulai berjalan sesuai dengan struktur wilayah Kalimantan dan. Sulawesi organisasi telah dibuat sejak 1972. Hal ini seiring pada skala 1:50.000 dan Jawa, dengan semakin meningkatnya kegiatan.Madura, Bali, Nusa Tenggara pada skala 1 : Dinas-Dinas di bawah Deputi dan Seksi-Seksi25.000. Pemotretan udara yang mencakup di bawah Dinas mulai terisi personil. Hinggawilayah nusantara hampir selesai seluruhnya. diujung periode ini Bakosurtanal memiliki 478 orang personil dari hanya 13 personil padaBakosurtanal mulai menyusun konsep dan tahun 1970.program-program pemetaan matra laut,pemetaan navigasi laut dan udara dan Bakosurtanal mulai berkantor di gedung sendirimemantapkan anggarannya. Pada 1980, pada tahun 1979 seiring dengan selesainyaBakosurtanal memulai proyek Pemetaan Dasar pembangunan tahap pertama infrastrukturKelautan dalam bentuk survei hidrografi untuk fisik. Personil yang sampai tahun 1977 masihSelat Makassar. bertebaran di beberapa kantor di Jakarta mulai pindah ke Cibinong. Pada periode ini Bakosurtanal untuk pertama50 Peran Informasi Geospasial dalam Pembangunan Indonesia 47 Tahun BIG

kalinya mengemukakan usulan akan perlunya Terkait dengan itu, Bakosurtanal mengajukanUndang-Undang atau Peraturan yang RUU Pemetaan Nasional dan menyampaikannyamendukung efektif dan efisiennya kerjasama kepada Badan Pembinaan Hukum Nasionalantara Bakosurtanal dan kementerian/lembaga pada tahun 1981. Naskah akademis tersebutpembuat peta tematk serta kerjasama diantara merupakan hasil suatu kelompok kerja inter-kementerian/lembaga pembuat petra tematik departemen yang diketuai Prof. Dr. Ir. Jacubdalam tukar menukar informasi, penyempurnaan Rais, MSc yang saat itu menjabat Deputikriteria data dan format data, pengaturan Bakosurtanal bidang Koordinasi Pemetaananggaran inventarisai dan kompilasi, pengisian Dasar, dibantu oleh organisasi profesi Ikatankekosongan data sumberdaya dan penerapan Surveyor Indonesia (ISI) dan Persatuan Sarjanametoda survei bertingkat dalam pengadaan Hukum Indonesia (Persahi).data sumber daya. Penyelenggaraan Pemetaan DasarDengan makin berkembangnya kegiatansurvei dan pemetaan di Indonesia dan makin Selain melaksanakan proyek REAP, padadiperlukannya data/informasi geospasial periode ini Bakosurtanal juga melanjutkanpada Pelita III seiring dengan makin pemetaan topografi wilayah Sumatera yangmeningkatnya pembangunan nasional, telah dimulai sejak 1971/1972 serta pemetaanBakosurtanal memandang perlu adanya UU Irian Jaya dan Maluku yang telah dimulai sejakatau Peraturan sebagai landasan hukum untuk 1976/1977. pemetaan Irian Jaya dan Malukupenyelenggaraan sebuah sistem terpadu yang yang telah dimulai sejak 1976/1977.bersifat nasional untuk dapat memadukansegenap informasi yang diperoleh dari survei Pemotretan udara dilaksanakan di wilayahdan pemetaan tematik yang diselenggarakan Sumatera, Irian Jaya dan Maluku pada skalaoleh instansi-instansi pemerintah. Karena 1:100.000 dengan kamera sudut superlebarsejatinya segenap informasi yang diperoleh pankromatik (panchromatic superwide angledari survei dan pemetaan tersebut merupakan photography). Kamera ini menghasilkankomponen-komponen dari suatu kesatuan citra foto pankromatik yang dibuat denganinformasi yang integral, yang diperlukan bagi menggunakan seluruh spektrum warna tampak.perencanaan pembangunan terpadu. UU atauPeraturan yang mengatur tugas dan tanggung Selain citra pankromatik, berdasarkanjawab pemetaan antara pemerintah dan spektrum elektromagnetik yang digunakan,swasta, tugas dan tanggung jawab memelihara ada 4 jenis lain citra foto yang dihasilkan dalamdata dan peta, jaring kontrol, klasifikasi peta. pemotretan udara, yaitu citra fotoultraviolet yang mengguna spektrum warna ultraungu,Peran Informasi Geospasial dalam Pembangunan Indonesia 5147 Tahun BIG

citra foto ortokromatik yang menggunakan karena tertutup awan. Untuk mengatasi itu,spektrum warna biru hingga sebagian warna pemotretan udara dilakukan dengan sistemhijau, citra inframerah asli,dan citra foto radar, yakni pencitraan dengan Synteticinframerah modifikasi yang menggunakan Aperture Radar.spektrum tampak dari warna merah dansebagian warna hijau. Namun dari kelima Dengan adanya foto-foto udara tersebutjenis citra foto tersebut yang paling banyak dimulailah pembuatan peta RBI untuk wilayahdigunakan dalam pemotretan udara adalah Kalimantan dan. Sulawesi pada skala 1 : 50.000citra foto pankromatik. dan Jawa, Madura, Bali, Nusa Tenggara pada skala 1 : 25.000.Hasil pemotretan udara juga dibedakan olehsudut liputan kameranya, yang terdiri dari 4 Teknik yang dipakai untuk melaksanakanskala yaitu sudut kecil, sudut normal, sudut pekerjaan tersebut adalah fotogrametri.Untuklebar, dan sudut sangat atau superlebar. itu kemudian dilakukan kegiatan triangulasiPemotretan skala ini selanjutnya dilengkapi udara yang dilanjutkan dengan plottingdengan pemotretan inframerah pada skala fotogrametri/kompilasi peta dan pengumpulan1:50.000 untuk wilayah-wilayah yang dipilih nama-nama geografis (toponimi).dari inteprestasi tingkat pertama atau yangdiperlukan untuk kegiatan pembangunan dalam Pengadaan Kerangka Kontrol Geodesijangka pendek. Selain melakukan pemotretan udara,Hingga pertengahan 1983, pekerjaan Bakosurtanal juga melakukan pengadaanpemotretan udara hampir selesai seluruhnya. jaring kontrol. Pada tahun 1979 BakosurtanalUntuk Sulawesi (189.000 km2) telah mencakup melakukan kegiatan pengadaan jaring kontrol90 persen, menghasilkan 393 lembar peta horizontal dengan sistem penentuan posisifoto. Sementara Maluku (74.500 km2), Nusa satelit dengan satelit NNSS atau dikenalTenggara (83.000 km2), Jawa-Madura (128.000 sebagai satelit Doppler. Selama dua tahun.km2) dan Bali (5.600 km2) telah 100 persen, Hingga tahun 1980, telah terpasang jaringmasingmasing menghasilkan 276 lembar peta, kontrol geodetis Doppler di 238 lokasi di217 lembar peta, dan 877 lembar peta. Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara. Hingga tahun 1990 telah dibangun 1.258 jaring kontrolSedangkan untuk Kalimantan (541.000 km2), geodetis Doppler.baru mencapai 60 persen. Pemotretan udarawilayah Kalimantan Tengah dan Kalimantan Bakosurtanal melakukan survei leveling untukbagian utara dan timur mengalami hambatan P.Jawa pada tahun 1980, dan dilanjutkan ke P. Bali, P. Sumatera, P. Kalimantan, Sulawesi,52 Peran Informasi Geospasial dalam Pembangunan Indonesia 47 Tahun BIG

P. Ambon dan P. Seram. Penyediaan Kerangka luar Jawa, Bali dan Nusa Tenggara.Kontrol Vertikal ini sesungguhnya telah dimulaisejak kolonialisasi Hindia Belanda dengan Sementara untuk Jawa, Bali dan Nusadilakukannya survei leveling dengan alat Tenggara, survei sumberdaya diarahkan untukwaterpas di P. Jawa dan dikenal sebagai titik memperoleh informasi tentang daerah kritisNeuwkreigheit Waterpassen Punkt (NWP). mengingat pada wilayah-wilayah tersebut akan dikembangkan program konservasi danPada tahun 1979, Bakosurtanal juga melakukan rehabilitasi, disamping pertanian intensifikasi.kegiatan pengadaan jaring kontrol vertikaldengan sistem Airbone Profile Recorder (APR) Pada periode ini Bakosurtanal melakukandan tringulasi udara untuk wilayah Kalimantan pemantapan Sistem Informasi Sumberdayadan Sulawesi. APR adalah sebuat instrumen Bereferensi Geografis yang telah mulaielektronik yang memancarkan sinyal radar tipe dikembangkan sejak tahun 1976. Bakosurtanalpulsa dari pesawat terbang untuk mengukur melakukan penyempurnaan kriteria data danjarak vertikal antara pesawat dan permukaan format data, pengaturan anggaran inventarisasibumi. APR dikenal juga sebagai Terrain Profile dan kompilasi. Pada tahun 1980 BakosurtnalRecorder (TPR). menerbitkan dokumen untuk menunjang sistem informasi berbasis data spasial, yakni SistemPenyelenggaraan Inventarisasi InformasiBereferensi Geografis (GeographicalSumberdaya dan Evaluasi Sumberdaya Referenced Information System).dan Lingkungan Bakosurtanal mengembangkan sistem GIS iniPada periode ini Bakosurtanal melanjutkan dengan bertumpu pada empat komponen, yaitukegiatan inventarisasi dan kompilasi data pengembangan bank data geografik, analisissumberdaya wilayah Sumatera, skala informasi sumber daya, kartografi otomatis dan1:250.000 yang telah dimulai sejak Pelita II, pemrosesan data. Untuk mempelajari konsepdengan memperluas cakupan wilayah dan baru ini, Bakosurtanal mengirim beberapamenyempurnakannya. Survei sumberdaya orang stafnya ke ITC, Belanda. Pada periodepada wilayah Sumatera bagian selatan yang ini untuk pertama kalinya BAKOSURTANALdiindentifikasikan sebagai areal pertanian menerbitkan Gezetteer Nasional, yakni edisidan wilayah transmigrasi ini diarahkan untuk Daerah Istimewa Aceh Volume 1 yang dikutipmemperoleh informasi kemampuan dan dari peta skala 1:50.000.keserasian lahan. Begitu juga untuk wilayahSulawesi, Kalimantan dan daerah-daerah lain di Pada kurun waktu ini, beberapa kegiatan pemetaan tematik dilakukan oleh BAKOSURTANAL dengan sumber data dasarPeran Informasi Geospasial dalam Pembangunan Indonesia 5347 Tahun BIG

Foto Udara, Citra Landsat, dan pengecekan Karena satu dan lain hal, pemetaanlapangan. Kegiatan pemetaan tematik tersebut geomorfologi sistimatis tidak diteruskan olehmeliputi: BAKOSURTANAL. Karena manfaatnya besar, program ini dilanjutkan oleh Pusat Penelitiana. Pemetaan Geomorfologi dan Pengembangan Geologi sebagai salah satu acuan pembuatan Peta Geologi secaraPemetaan geomorfologi bertujuan sistematis.mengidentifikasi bentuk lahan, jenis material b. Peta Geo Ekologi Pantaipembentuk bentuk lahan tersebut dan proses Peta ini ditujukan untuk melengkapi informasi geografis wilayah pantai Pulau Sumatera bagiangeomorfologi yang terjadi. Peta geomorfologi timur. Informasi yang dikumpulkan tidak hanya aspek fisik wilayah seperti : geomorfologi,ini dimanfaatkan oleh banyak pihak antara tanah, geologi, iklim, dan lain-lain, tetapi juga aspek sosial-budaya seperti : demografi,lain untuk pemetaan geologi dan pemetaan fasilitas jaringan jalan, land cover, dan lain-lain. Peta Geo Ekologi Pantai ini untuk mendukungjenis-jenis tanah. BAKOSURTANAL melakukan pengembangan wilayah pesisir khususnya di pantai timur Sumatera. Di kemudian haripemetaaan geomorfologi dengan skala 1 : kegiatan Peta Geo Ekologi Pantai ini menjadi salah satu acuan untuk Proyek Marine250.000 di seluruh wilayah Pulau Sumatera. Resources Evaluation and Planning atau MREP yang dilakukan beberapa tahun kemudian.Pulau Sumatera terpilih karena saat itu pulautersebut menjadi salah satu fokus wilayah c. Laporan Geografi Provinsipengembangan, karena data/informasikewilayahan telah cukup memadai. Di samping Laporan yang memuat kondisi dan potensiitu untuk pemetaan geomorfologi sistematis geografi dengan satuan wilayah provinsi jugatersebut, pemetaan yang lebih rinci juga dibuat dalam periode 1979-1988 ini. Kondisidilakukan melalui pilot proyek pemetaan dan potensi wilayah baik menyangkut aspekgeomorfologi skala 1 : 50.000 dengan fisik maupun sosial ekonomi yang beradamengambil lokasi antara lain di wilayah Kudus/ dalam satuan wilayah provinsi dihimpunJepara di Jawa Tengah. dalam satu buku laporan yang disebut Laporan Geografi Provinsi. Data kondisi dan potensiSaat itu, untuk menentukan klasifikasi unit-unitgeomorfologi untuk Pemetaan Gemorfologi,BAKOSURTANAL bekerjasama dengan ITC-Belanda, dan Fakultas Geografi UGM. Konsepktasifikasi kemudian dimatangkan dandibakukan oleh para pemangku kepentinganseperti kementerian, lembaga, dan perguruantinggi terkait.54 Peran Informasi Geospasial dalam Pembangunan Indonesia 47 Tahun BIG

ini dimaksudkan sebagai bahan masukan lapangan kemudian didigitasi dan diprosesperencanaan suatu provinsi. Laporan Geografi dengan komputer yang menghasilkan petaProvinsi saat itu juga diprioritaskan untuk digital. Dengan proses tersebut masing-wilayah Sumatera. masing polygon suatu areal perkebunan akan diketahui luasannya. Peta Digital Perkebunand. Kerjasama BAKOSURTANAL dengan ini dilengkapi dengan Laporan Per Provinsi. Departemen/Kementerian Wilayah yang dipetakan merupakan provinsi di Sumatera, sebagian Kalimantan, dan sebagianKerjasama BAKOSURTANAL dengan Sulawesi.berbagai instansi cukup banyak dilakukanBAKOSURTANAL pada waktu itu. Dua contohkerjasama yang patut dicatat disini adalah Proyek RePPProT: Pemetaan Tingkat Bahaya Erosi (TBE) yang Pada tahun 1984, Bakosurtanaldilakukan BAKOSURTANAL bekerjasama menyelenggarakan Proyek RePPProT (Regionaldengan Departemen Kehutanan. Pendanaan Physical Planning Programme for Transmigration).dari Departemen Kehutanan dengan wilayah Proyek RePPProT ini dilaksanakan sebagaipemetaan adalah DAS-DAS kritis di Jawa dan sumber dasar informasi bagi perencanaanluar Jawa. Tingkat Bahaya Erosi di ukur dengan nasional dan regional di Indonesia. Tujuanmenggunakan rumus USLE (United States Land proyek ini juga untuk memfasilitasiErosion). Pemetaan dengan menggunakan penggunaan lahan yang realistik dan akuratinterpretasi foto udara dilengkapi dengan untuk pembangunan di daerah khususnya dipengecekan di lapangan. pulau terluar.Selain itu juga ada Pemetaan Perkebunan Proyek ini untuk mendukung strategi pemerintahkerjasama BAKOSURTANAL dengan Direktorat untuk melakukan program diversifikasi untukJendral Perkebunan. Pemetaan Perkebunan mengurangi ketergantungan pendapatan padaini untuk mengetahui luas areal perkebunan migas dan lebih mengembangan pertanian.menurut jenis tanaman perkebunan, dan Kebijakan diambil setelah menurunnya hargataksiran produksinya. Sebagai data dasar adalah minyak pada tahun 1986 yang mengakibatkanfoto udara dengan pengecekan lapangan dan menurunnya pendapatan pemerintah hinggawawancara dengan pemilik perkebunan untuk berdampak pada pertumbuhan ekonomimengetahui kebenaran interpretasi foto udara Indonesia.dan mengetahui taksiran produktifitasnya.Hasil Peta Perkebunan yang telah dicek di Hasil proyek RePPProT didiseminasikan kepada para pihak untuk menjamin perencanaanPeran Informasi Geospasial dalam Pembangunan Indonesia 5547 Tahun BIG

penggunaan lahan di semua level dapat ini menunjang Sistem Informasi Sumberdayamenggunakan data dengan baik sehingga IG lahan di Indonesia yang telah dirintis olehyang dihasilkan berkontribusi dalam mencapai Bakosurtanal sejak tahun 1976.strategi pembangunan Pemerintah. Proyek iniberjalan hingga tahun 1990 dan menghasilkan Proyek RePPMITpemetaan potensi sumberdaya lahan skala1:250.000 mencakup seluruh wilayah provinsi Proyek RePPProT dilanjutkan dengan proyekdi Indonesia. RePPMIT (Regional Physical Planning, Map Improvement and Training). Proyek RePPMITPemetaan sistem lahan ini menggunakan teknik bertujuan memperkenalkan hasil studipenginderaan jauh, yaitu dengan memakai RePPProT kepada daerah (Bappeda) agar data/data citra foto udara pankromatik atau infra peta-peta RePPProT dapat dipakai sebagaimerah warna semu (skala 1 : 100.000 atau 1 masukan untuk perencanaan fisik secara50.000), serta citra satelit (Landsat). Hasil studi makro di tingkat provinsi.RePPProT yang menggunakan pendekatansistem lahan ini dimaksudkan untuk mencari Proyek LREP Ilahan potensial yang dapat dikembangkanuntuk tanaman pangan, tanaman keras, Pada tahun 1986 dengan dana pinjaman lunakperikanan, peternakan, hutan tanaman industri, dari ADB, Bakosurtanal menyelenggarakanndan daerah yang perlu direboisasi. Proyek ini proyek Evaluasi dan Perencanaan Sumberdayasemula memang bertujuan untuk kepentingan Lahan (Land Resources Evaluation Project –transmigrasi, namun data dari studi RePPProT LREP). LREP bertujuan meningkatkan kualitasjuga dapat dimanfaatkan bagi sektor-sektor perencanaan fisik dan pengambilan keputusanlain, terutama untuk perencanaan regional. yang berkenaan dengan pemanfaatan sumberdaya alam, di tingkat pusat maupunDengan adanya peta Sistem Lahan skala 1 daerah.: 250.000 ini, maka untuk pertama kalinyaIndonesia memiliki informasi tentang klasifikasi LREP juga bertujuan meningkatkan kemampuanbentang lahan seluruh wilayah Indonesia dalam Sistem Informasi Geografis sumber dayaberdasarkan pada pendekatan sistem lahan. lahan, pemetaan tata-guna lahan, pemetaanMasih belum banyak negara berkembang sumber daya tanah. LREP menghasilkan petayang telah mempunyai data/peta sumberdaya satuan lahan (Land unit) dan tanah wilayahlahan selengkap Indonesia. Data sumberdaya Pulau Sumatera, skala 1 : 250.000.lahan yang dihasilkan oleh studi RePPProT Proyek LREP I yang berlangsung hingga 1991 ini melibatkan delapan provinsi di Sumatera56 Peran Informasi Geospasial dalam Pembangunan Indonesia 47 Tahun BIG

dan Jawa Barat. Proyek ini melibatkan Badan Untuk mengoptimalkan pemanfaatan citraPerencana Pembangunan Daerah (Bappeda) satelit, Bakosurtanal membangun gedung Pusattingkat I, Direktorat Pengembangan Daerah Analisa Citra Penginderaan Jauh di kantornya(Ditjen Bangda) Departemen Dalam Negeri di Cibinong. Pada tahun 1981, gedung Pusatdan Pusat Penelitian Tanah dan Agrokilmat Analisa Citra Penginderaan Jauh beroperasi.(Puslittanak), Departemen Pertanian. Fasilitas ini juga digunakan instansi-instansi pemerintah yang belum memiliki fasilitasTeknologi analisa citra penginderaan jauh.Satelit Penginderaan Jauh Pengolahan dataPada periode ini satelit pemantau sumberdayaalam mengalami peningkatan dengan Teknologi pengolahan data survei menjadidiperkenalkannya teknologi digital untuk produk peta mengalami perkembangan pesatmenggantikan sistem manual. Transisi ini pada dekade ini sejalan dengan perkembanganmulai berlangsung pada tahun 1980. Dengan teknologi informasi dan komunikasi khususnyateknologi digital memungkinkan pemrosesan teknologi digital atau komputer. Perkembangandata dilakukan dengan cepat dan akurat. ini mendorong peningkatan kualitas peta yang dihasilkan. Namun sesungguhnya akurasi danSementara itu sistem satelit observasi di ruang faktualisasi dalam pembuatan peta – disebutangkasa pada periode ini bertambah dengan kartografi - telah mulai terlihat pada 17, denganmengorbitnya satelit SPOT buatan Perancis introduksi metode ilmiah.untuk pertamakali pada 21 Februari 1986. Citrasatelit yang mengorbit pada ketinggian 832 km Dalam kartografi modern pemetaan didasarkanitu mulai dimanfaatkan Bakosurtanal setelah pada kombinasi observasi lapangan danpenandatanganan kontrak pembelian dengan penginderaan jauh. Namun berkembangnyaSwedish Space Corporation pada tahun 1987. Sistem Informasi Geografis (SIG) pada tahun 1970-1980 telah merubah paradigma kartografi.Sementara itu dengan terhimpunnya beberapa Pada kartografi tradisional berupa lembarandata satelit observasi alam, Bakosurtanal kertas, peta berfungsi sebagai basisdata danmulai menggunakan metoda survei bertingkat, sekaligus merupakan visualisasi informasiyang mengintegrasikan penginderaan jauh geografi. Sedangkan pada SIG; basisdata,dari wahana satelit dengan penginderaan jauh analisis, dan informasi visual secara fisik dandari wahana pesawat terbang dan ground truth konseptual terpisah dengan pengelolaan datacheck (terestrial) untuk meningkatkan efisiensi geografi.kegiatan terpadu antardisiplin.Peran Informasi Geospasial dalam Pembangunan Indonesia 5747 Tahun BIG

SIG terdiri dari perangkat keras, perangkat Alam saat itu Prof. Kardono Darmoyuwonolunak, data digital, SDM, organisasi dan institusi menerima tawaran tersebut. Prof. Kardono yanguntuk pengumpulan, penyimpanan, analisis dan kemudian ditunjuk menjadi Ketua Penelitianvisualisasi informasi bergeoreferensi tentang Situs Trowulan ini meyakini para geografbumi. Bakosurtanal yang menguasai ilmu kebumian, khususnya geomorfologi dan toponimi sertaPenelitian Rekonstruksi Kerajaaan teknologi penginderaan jauh dapat memberiMajapahit kontribusi pada penelitian yang terintegrasi dan lintas keilmuan yang dikoordinasi olehBakosurtanal terlibat pada penelitian Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.rekonstruksi kerajaan Majapahit di Kecamatan Selain Bakosurtanal, penelitian rekonstruksiTrowulan, Kabupaten Mojokerto pada 1981. kerajaan Majapahit melibatkan UGM, UI, ITB,Proyek tersebut merupakan keikutsertaan Direktorat Kepurbakalaan, Ditjen Kebudayaanpertama bagi Bakosurtanal dalam penelitian Depdikbud.arkeologi. Menurut Prof. Dr. Aris Poniman yang saatKeterlibatan Bakosurtanal bermula dari melakukan penelitian adalah staf Deputipermintaan Dr. Astrid Susanto dari Bappenas Koordinasi Survei dasar Sumberdaya Alam,yang menginginkan penelitian di Trowulan langkah awal penelitian adalah melakukanmenggunakan teknologi remote sensing. penafsiran foto udara Pulau Jawa skalaPenggunaan teknologi penginderaan jauh 1:50.000. Namun ternyata skalanya terlampaudiharapkan bisa menjawab pertanyaan tentang kecil, sehingga kemudian digunakan foto udarapola/struktur Kota Majapahit yang selama skala 1:20.000. Namun dari intepretasi keduaini dicari dan diteliti para arkeolog. Sudah citra itu masih juga belum menemukan apapunbanyak situs dan artefak peninggalan Kerajaan sehingga diputuskan untuk ke lapangan.Majapahit yang ditemukan. Peninggalan itutersebar di beberapa tempat di Kabupaten “Di lapangan kami menemukan candi-candiMojokerta, dan sebagian besar di Trowulan. yang tersebar. Namun belum tahu juga apaNamun temuan-temuan tersebut belum yang bisa diperoleh dari remote sensing, “ ujarmemberi petunjuk tentang pola atau struktur Aris mengenang pengalaman pertamanyaKerajaan/Kota Majapahit, serta dimana menggunakan citra untuk penelitian arkeologi.sesungguhnya pusat kerajaan/ibukota kerajaandan bagaimana konsep pusat kerajaan. Sampai akhirnya kembali ke kantor, dengan bantuan Prof. Kardono, Aris dimintaDeputi Koordinasi Survei dasar Sumberdaya menghubungkan satu titik ke titik lain, dan titik58 Peran Informasi Geospasial dalam Pembangunan Indonesia 47 Tahun BIG

yang lain dihubungkan ke titik yang berbeda. untuk perolehan model pengamatan 3 dimensiDari situ ditemukan parit atau kanal yang (3D) dari wilayah yang dikaji. Dari prosessambung-menyambung dan bersilang tegak interpretasi ditemukannya struktur garis-lurus yang terhubung dengan sangai Sungai garis yang kemudian diindikasikan sebagaiGunting (anak Sungai Brantas) melalui tepi kanal yang diyakini sebagai sistem tata airtimur dan utara Kota Mojoagung.. Artinya ada Kota Trowulan saat itu. Hal ini juga dibuktikanpola. dengan adanya koneksitas dari setiap kanal terhadap sistem aliran sungai.“Dengan intepretasi foto udara yangmenggunakan metode stereoskopik Prof. Dalam beberapa temuan penelitian lainKardono menemukan suatu sistem kanal disebutkan pada masa Kerajaan Majapahit. Dengan demikian bisa diketahui struktur sudah dikenal teknologi pertanian. Dilihat dariibukota kerajaan Majapahit,” jelas Aris. ukuran lebar kanal yang mencapai ± 15-20 m, ada kemungkinan kanal juga dimanfaatkanProses interpretasi foto udara dilakukan sebagai sistem parit pertahanan. Dengandengan menggunakan metode stereoskopikPeran Informasi Geospasial dalam Pembangunan Indonesia 5947 Tahun BIG

demikian diduga area di dalam struktur kanal- Rekonstruksi Kota Kerajaan Majapahit skalakanal ini adalah Ibu Kota Kerajaan Majapahit. 1:5000.Untuk memvalidasi temuan awal tersebut Menurut Susanto, temuan pola kanalkemudian dilakukan survei geomagnetik, menunjukkan bahwa foto udara dapatgeo-listrik, dan pengecekan lapangan untuk digunakan sebagai media untuk identifikasiverifikasi morfometri dan kenampakan dalam penelitian rekonstruksi arkeologis yangarkeologisnya. Survei geomagnetik dilakukan kompleks, seperti pada penelitian rekonstruksioleh ITB untuk mengetahui struktur perlapisan Kota Majapahit. Selain itu, ilmu kebumianmaterial bawah tanah dan tingkat kompaksi khususnya geomorfologi yang dikuasaimaterial bawah tanah di sepanjang kanal. para geograf memperkaya data geografisSurvei geo-listrik dilakukan oleh UGM untuk kelingkungan di area artefak ditemukanmengetahui keberadaan air bawah tanah yang sehingga dapat memperkaya analisis. Demikiansecara logis dapat diasosiasikan terhadap juga dengan ilmu toponimi dapat diketahuikeberadaan struktur kanal. asal usul suatu suatu tempat/daerah. Semisal di Kecamatan Trowulan, ada daearah yangHasil survei ini kemudian diintegrasikan namanya Kedaton, berarti ada hubungannyadengan data interpretasi foto udara untuk dengan keraton.mendapatkan hasil plotting kanal-kanal. Prosesintegrasi data menggunakan metode manual Bakosurtanal terlibat dalam penelitian situs didengan melakukan tumpangsusun setiap peta. Trowulan hingga tahun 2005. Saat ini, hampirPenelitian ini antara lain menghasilkan Peta seluruh situs yang ada di kawasan Trowulan telah diukur posisi geografisnya dengan menggunakan GPS handheld dengan ketelitian horisontal yang sudah cukup baik yaitu 5-10 m. Keberadaan SIG juga telah dilakukan oleh institusi lain yang melakukan tugas pemetaan mengkonversi setiap layer peta menjadi data dalam format digital juga. Bakosurtanal, sebagai penyedia data dasar juga telah melakukan konversi sistem pemetaan digital mulai tahun 1995-an. Terkait dengan pemetaan arkeologis Trowulan, SIG telah diimplementasikan untuk memetakan60 Peran Informasi Geospasial dalam Pembangunan Indonesia 47 Tahun BIG

sebaran situs-situs melalui plotting di atas peta membantu arkeolog merekonstruksi .digital RBI, selain juga pembangunan basisdataarkeologi dari setiap situs yang juga telah Selanjutnya Bakosurtanal melakukanterintegrasi dalam sistem GIS tersebut. penelitian di Sorosuan, Banten yang merupakan Kesultanan Banten. Penelitian dilanjutkan diHasil penelitian rekonstruksi Kerajaan Muaro Jambi, Muaro takus dan Bukit Siguntang.Majapahit ini digunakan sebagai dasar untuk Penelitian di ketiga tempat di Sumatera inimenyusun Pemetaan Terintegrasi Kawasan untuk mencari pusat Kerajaan Sriwijaya karenaStrategis Nasional Trowulan dan World Herritage. diperkirakan kerajaan Sriwijaya memiliki tigaPada tahun 2010 Kementerian Pariwisata dan pusat kerajaan. Penelitian ini bertujuan mencariKebudayaan mengajukan Trowulan sebagai dimana pusat kerajaan yang terlebih dulu,Kawasan Strategis Nasional dan World Herritage dimana tempat orang-orang dari mancanegarabersama 10 kawasan lainnya. Data spasial antara lain Cina belajar agama Budha. AdaTrowulan digunakan sebagai referensi opsional dugaan saat kerajaan Sriwijaya berdiri garisdalam menentukan zonasi Kawasan Strategis pantai ada jauh di pedalaman dan saat iniNasional Trowulan. karena sedimentasi sehingga menjadi daratan. Geograf dalam penelitian ini mencari garisDiusulkan 2 opsi batas kota Majapahit, yakni pantai purba dan aliran sungai purba. DenganOpsi A, berdasarkan batas simbolik dengan data dari geograf, arkeolog terbantu dalambatas-batas Sebani, Klinterejo, Lebak Jabung merekonstruksi dimana posisi pusat kerajaandan Japanan, dengan luas wilayah 99 km2 atau Sriwijaya.9.900 ha (9 x 11 km). Opsi B, berdasarkan batasalamiah dengan batas-batas: kali Konto, kali Selanjutnya penelitian arkeologi di KerajaanBrangkal dan kali Gunting, dengan luas wilayah Demak, Kerajaan Singosari (Kediri), Tuban,9.600 ha. Sumba Opu di Pulau Sumba Opu, Sulawesi selatan dan gua Leang-Leang di Sulsel. TerkaitPenelitian-Penelitian Arkeologi lainnya dengan penelitian arkeologis, Bakosurtanal juga melakukan penelitian Potensi Air di LerengPenelitian Trowulan menjadi cikal bakal Gunung Merapi.penelitian-penelitian arkeologi selanjutnyadengan menggunakan teknologi remote Inilah contoh survei dan pemetaansensing. Keterlibatan para geograf dengan kepurbakalaan terintergrasi. lebih lanjutteknologi remote sensing diapresiasi arkeolog. diselenggarakan basisdata kepurbakalaanData geografis kelingkungan tempat artefak oleh Ditjen Kementerian Pendidikan danditemukan memperkaya analisa sehingga Kebudayaan. []Peran Informasi Geospasial dalam Pembangunan Indonesia 6147 Tahun BIG

Periode 1989-1998 : Sejalan dengan pemberian fokus padaTransformasi pemetaan laut dan pesisir, BakosurtanalManual ke Digital membentuk Pusat Pemetaan Dasar Kelautan dan Dirgantara pada 1997. Sebelumnya,Memasuki dasawarsa ke tiga, pada tahun 1993, Bakosurtanal juga sudahBakosurtanal memasuki era mengembangkan organisasinya denganbaru dalam pemetaan rupabumi, membentuk Pusat Pemetaan dan Pusatyakni era pemetaan digital Bina Basis Data Nasional di bawah Deputidan program pemetaan Koordinasi Pemetaan dan Pusat Bina Aplikasiberbasis satelit GPS. Untuk Penginderaan dan SiG serta Pusat Pendidikanitu, Bakosurtanal menambah dan Pelatihan di bawah Deputi Koordinasi Suveifasilitasnya, yakni Laboratorium Dasar Sumberdaya Alam.Pemetaan Digital dan StasiunGPS. Program digitalisasi peta ini Dari segi sumberdaya manusia, pada periodeantara lain untuk mendukung ini rasio antara SDM Ahli dan Terampilpembangunan Sistem Informasi (berpedidikan S1, S2 dan S3, D3) dan SDMGeografi (SIG) dan Infrastruktur administrasi (berpendidikan SMA ke bawah)Data Spasial Nasional (ISDN). semakin seimbang. Pada periode ini jumlah SDM Ahli dan Terampil berjumlah 181 orangPada periode ini, Bakosurtanal juga dari total 638 orang pegawai atau meningkat memberi fokus pada pemetaan hampir 150 % dibanding periode sebelumnya potensi laut mengingat sebagai yang hanya 65 orang. negara kepulauan, informasigeospasial tentang laut dan perairan Indonesia Sebagai lembaga teknis dengan tugasmasih terbatas. Bakosurtanal antara lain melakukan koordinasi dan pembinaan di bidangmenyelenggarakan proyek MREP (Marine surta, Bakosurtanal dituntut untuk senantiasaResource Evaluation and Planning) dengan memelihara dan meningkatkan keahlian sertatujuan untuk meningkatkan basisdata untuk memantau dan menerapkan Ilmu dan teknologiperencanaan pemanfaatan sumberdaya laut di bidang surta yang berkembang pesat. Untukdan pesisir, dan proyek DMRM (Digital Marine itu, dari periode ke periode BakosurtanalResources Mapping) yakni survei hidrologi untuk berupaya meningkatkan jumlah SDM Ahli danmenghasilkan data Alur Kepulauan Indonesia, Terampil. Terkait dengan itu pula, pada periodepeta garis pangkal dan peta zona ekonomi ini Bakosurtanal lebih aktif menjalin kerjasamaeksklusif. internasional dengan berpartisipasi pada62 Peran Informasi Geospasial dalam Pembangunan Indonesia 47 Tahun BIG

studi-studi kebumian menggunakan teknologi dan topologi. Hampir seluruh tahap produksiterbaru. proyek ini menggunakan teknologi digital, sejak stereoplotting fotogrammetri, pengeditan,Penyelenggaraan Pemetaan Dasar pembuatan database, desain kartografi, sampaiPemetaan Digital separasi warna pracetak offset.Bakosurtanal menyelenggarakan proyek Digital Program digitalisasi peta ini antara lain untukMapping Jawa-Nusa Tenggara pada tahun mendukung pembangunan Sistem Informasi1993. Pemetaan ini mencakup wilayah Jawa, Geografis (SIG). Digitalisasi ini juga sebagaiBali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur persiapan bagi pembangunan Infrastrukturdan Maluku Tenggara pada skala 1:25.000. Total Data Spasial Nasional (IDSN), sekaligus sebagaiwilayah cakupannya 215.000 km2. upaya untuk memudahkan pemutakhiran data.Proyek pemetaan rupabumi digital yang Pemetaan digital menghasilkan peta digitaldibiayai dari pinjamaan pemerintah Norwegia hasil data flow. Teknologi pembuatan petaini merupakan era baru bagi Bakosurtanal. digital dataflow relatif baru saat itu. ProyekPemetaan rupabumi digital adalah Digital Mapping Jawa-Nusa Tenggarapenggambaran permukaan bumi di dalam memerlukan waktu penyelesaian 8 tahun.komputer dengan menggunakan data koordinat Hasilnya berupa 1.736 nomor lembar peta. DariPeran Informasi Geospasial dalam Pembangunan Indonesia 6347 Tahun BIG

Peta sebaran stasiunCORS (ContinuesOperating ReferenceStation) di Indonesiajumlah itu sebanyak 1.662 nomor lembar peta memiliki keakurasian yang tinggi. Untukdicetak. mendapatkan peta rupabumi digital Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara TimurGuna mempercepat penyediaan peta digital dan Maluku Tenggara dilakukan kompilasisebagai data dasar analisis spasial yang harus foto udara skala 1:30.000 dan 1:50.000, yangmenggunakan sistem informasi geografi (SIG), dilengkapi dengan data survei lapanganselain menyelenggarakan pemetaan digital untuk menambah data daerah yang tertutupdata flow, Bakosurtanal pada periode ini juga bayangan dan yang tidak terdapat foto udara,menyelenggarakan pemetaan digital yang seperti klasifikasi bangunan, batas administrasidihasilkan dari proses digitasi peta kertas maupun nama-nama tempat.(hardcopy) yang sudah ada. Pemetaaan hasildigitasi ini mencakup wilayah Sumatera, Sementara akurasi peta digital hasil digitasiKalimantan, Sulawesi dan Irian Jaya. lebih ditentukan oleh skala hardcopy yang dipakai, bukan oleh akurasi piranti digitizer.Peta digital hasil digitasi peta analog memilikibeberapa perbedaan dengan peta digital hasildata flow, baik dari akurasi, format databasemaupun spesifikasi lainnya sehingga keduanyatak bisa digabungkan begitu saja. Pada prosespembuatan peta digital hasil data flow, sumberdata digital ditransfer langsung dari alat-alatseperti Electronic Total Station (ETS), GPS ataualat kompilasi fotogrametri analitis sehingga64 Peran Informasi Geospasial dalam Pembangunan Indonesia 47 Tahun BIG

Akurasi hasil digitasi hardcopy kurang baik di lapangan. Selanjutnya pada tahun yangdibandingkan dengan peta kertas yang sama dan berikutnya dilakukan densifikasididigitasi, karena peta itu sudah dibuat dengan jaring dengan orde yang lebih rendah ke seluruhsuatu generalisasi sampai taraf tertentu. wilayah Indonesia dengan kerapatan 50 km. Jaringan tersebut disebut sebagai JaringPada era awal digitalisasi peta ini, hingga Kontrol Horisontal Nasional (JKHN).tahun 1998 Bakosurtanal sudah berhasilmenyelesaikan peta rupabumi mencakup Penggunaan datum DGN 1995 ditetapkanhampir seluruh wilayah Indonesia, pada skala berdasarkan Surat Keputusan Kepala1:50.000 dan lebih besar lagi. Untuk mendukung Bakosurtanal Nomor: HK.02.04/II/KA/96proyek digitalisasi peta ini Bakosurtanal tanggal 12 Februari 1996. DGN-95 menggantikanmembangun Laboratorium Pemetaan Digital. datum yang telah ada seperti Datum Indonesia 1974 (ID-74). DGN-95 merupakan referensiPenentuan Posisi Berbasis GPS tunggal dalam pengelolaan (pengumpulan, penyimpanan dan penggunaan) data geospasialPada periode ini Bakosurtanal mulai meng- pada strata lokal, regional, nasional bahkanimplementasikan teknologi penentuan posisi internasional. DGN-95 adalah datum geodesiyang berbasis sistem satelit Navstar GPS yang geosentris dan diberlakukan untuk(Navigation Satellite Timing and Ranging Global keperluan survei dan pemetaan di seluruhPositioning System) yang lebih dikenal dengan wilayah NKRI.nama sistem GPS saja.Sistem satelit ini milikDepartemen Pertahanan Amerika Serikat. Peta Lingkungan Laut NasionalFungsinya selain sebagai sistem radio navigasijuga untuk menentukan posisi obyek yang Pada awal periode 1990, BAKOSURTANALmemuat fasilitas penerima sinyal. Sistem juga menyelenggarakan kegiatan pembuatanini terdiri dari 24 satelit yang melayang pada Peta Lingkungan Laut Nasional (LLN)ketinggian 20.000 km itu, akan sampai pada skala 1:500.000. Dalam jangka waktu duasatu titik setiap perioda 12 jam. tahun, Peta Lingkungan Laut Nasional yang mencakup seluruh wilayah Indonesia berhasilPada tahun 1992, Bakosurtamal ikut bagian diselesaikan.dalam survei kampanye yang dilakukan olehInternational GPS Service (IGS). Pada survei Peta LLN skala 1: 500.000 merupakan satu-ini menghasilkan 60 stasiun GPS dengan satunya peta Indonesia yang secara lengkapklasifikasi orde nol. Jaring Orde nol tersebut memberikan informasi wilayah darat dan lautadalah realisasi Datum Geodesi Nasional 1995 serta batas teritorial 12 mil dalam satu lembarPeran Informasi Geospasial dalam Pembangunan Indonesia 6547 Tahun BIG

peta. Dengan Kehadiran Peta Lingkungan Laut pemetaan, Bakosurtanal bertanggung jawabNasional ini diapresiasi banyak pihak karena dalam pemenuhan data tersebut.sangat membantu perencanaan wilayah pantainasional. Dalam melaksanakan kegiatan ini, Bakosurtanal bekerja sama dengan BPPT dan DinasProgram DMRM Hidrografi TNI AL. Dari survei hidrografi yang dilakukan selama dua tahun dihasilkan dataBakosurtanal menyelenggarakan kegiatan Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI), PetaDigital Marine Resources Mapping (DMRM) pada Garis Pangkal sebagai acuan batas NKRI dantahun 1996 hingga 1999. Kegiatan ini untuk Peta ZEE (Zona Ekonomi Eksklusif).melengkapi data dan informasi tentang perairanIndonesia dan Alur Pelayaran internasional Dari survei Digital Marine Resource Mapping inimengingat sebagai negara kepulauan, informasi ditetapkan 183 titik pangkal di sekeliling wilayahyang dimiliki Indonesia masih sangat terbatas. perairan Indonesia. Jumlah titik ini lebih banyakSebagai lembaga negara di bidang survei dan dibandingkan dengan yang ditetapkan pada UU No 4/Prp/ 1960, yaitu 102 titik.66 Peran Informasi Geospasial dalam Pembangunan Indonesia 47 Tahun BIG

Meskipun telah ditetapkan 183 titik pangkal, yang memungkinkan survei pemetaan.namun belum dapat digunakan untuk penetapanbatas wilayah dengan negara tetangga,karena Pada kegiatan ini pengukuran dasar laut atautitik pangkal tesebut belum diakui secara batimetri dilakukan dengan menggunakaninternasional. Untuk mendapat pengakuan serangkaian teknologi yaitu GPS (Globaldunia, sesuai ketentuan dalam UNCLOS 1982, Positioning System) diferensial, pemetaandata tentang titik pangkal tersebut harus pelayaran elektronis (electronic navigationaldiajukan di lembaga terkait di PBB. chart), sistem pemantauan dari udara dengan laser ketajaman tinggi (airborne hawk-eye laserBelum adanya batas wilayah yang diakui secara system), dan pemantauan dengan pantulaninternasional, Indonesia yang memiliki wilayah akustik ke berbagai arah (multibeam echo-perairan sangat luas menjadi pihak yang sounder-MES).dirugikan. Kondisi tidak adanya batas wilayahmerupakan potensi konflik atau saling klaim. Untuk pengumpulan data batimetri hinggaSalah satu contoh adalah konflik Indonesia dan kedalaman 300 meter, digunakan echo sounderMalaysia akibat kasus Sipadan dan Ligitan. Bila jenis Simrad EM 950 yang dipasang di kapalterjadi perselisihan, Indonesia kurang memiliki motor. Data dari sistem yang memiliki 120argumentasi yang kuat dan dapat dirugikan pantulan akustik ini dapat diproses dandalam perundingan. dipantau secara langsung di stasiun kerja. Survei pada kedalaman menengah sampaiPotensi kerugian lainnya adalah dalam 1.000 meter menggunakan Simrad EM 1000penataan ruang diantara kedua negara bisa yang dimuat di kapal riset Baruna Jaya I dan“bertabrakan”. Tanpa adanya penetapan batas II. Sedangkan pemantauan dasar laut dalamwilayah maka tidak ada dasar untuk mengontroldan menegakkan hukum terhadap pencurianikan, penyelundupan barang, dan pengawasanterhadap penyebaran penyakit lintas batas olehorang dan hewan melalui transportasi laut.Paul Suharto, yang saat itu menjabat KepalaBakosurtanal menginginkan survei hidrologidalam proyek DMRM dilakukan dengan cepat,aman, dan akurat. Untuk itu ia mengupayakanpelaksanaan program DMRM dengan saranamodern, yaitu menggunakan sistem digitalPeran Informasi Geospasial dalam Pembangunan Indonesia 6747 Tahun BIG

yang berjarak hingga 10.000 meter dari muka laut antara 1-20 meter tergantung turbiditaslaut memakai jenis EM 12 yang dipasang pada air. Meskipun jangkauan pantauannya lebihBaruna Jaya III. rendah dibandingkan MES, sistem mata elang ini mempunyai kecepatan liputan 18 kilometerSistem pantulan akustik ke berbagai arah persegi per jam, yaitu lima kali kapasitas MES.(MES) mempunyai produktivitas jauh lebih Alat ini dapat menjangkau daerah pantai yangtinggi dibandingkan dengan pancaran searah tidak dapat dicapai dengan cara konvensional(singlebeam echo sounder -SES). Sistem MES dan MES, untuk melakukan survei hidrografi.dapat mencapai 10 kali lipat produktivitasSES, untuk memantau kedalaman rata-rata 50 Sistem Hawk-eye dipilih karena dapatmeter, pada skala 1:5.000, dan pada kecepatan membedakan pantulan dari permukaan danlima knot. Dengan cakupannya yang luas, dasar laut, juga dari daratan. Sehingga alat iniMES dapat menggambar topografi dasar laut efektif digunakan untuk penentuan garis pantai.secara utuh. Hasil pengumpulan data batimetri Pengukuran garis pantai dapat mencapai 57dengan MES dapat langsung disimpan berupa kilometer per jam. Dalam mendukung surveibasisdata kelautan digital. kapal dan helikopter, dipasang jaringan stasiun referensi Differential GPS (DGPS) di enam lokasiHingga tahun 1997 kapal Baruna Jaya milik yaitu di Medan, Denpasar, Ternate, Tarakan,BPPT telah melaksanakan survei di Laut Biak, dan Jakarta sebagai stasiun pusatnya.Jawa, Selat Bali, dan Selat Makassar. Selain Data yang terkumpul di stasiun pusat inimenggunakan kapal riset tersebut, untuk dipancarkan ke kapal dan helikopter melaluimengukur kedalaman laut pada program satelit.DMRM juga digunakan helikopter yangdilengkapi dengan sistem laser hawk-eye. Untuk Pengiriman data navigasi laut secaramendukung operasi helikopter ini, digunakan elektronik ke kapal juga dilakukan denganKRI Multatuli dan Dewa Kembar milik TNI AL penerapan teknologi ENC. Penerapan teknologisebagai landasan pendaratan, jelas Ir Basuki Tri ini dimaksudkan untuk mengembangkanHatmaji, yang ketika itu menjadi Pimpro DMRM. pusat data peta pelayaran (Electronic Chart Centre). Menurut Paul Suharto, persiapanPengukuran kedalaman laut ini dilakukan pengembangan ECC akan dilakukan padadengan memancarkan sinar ultra merah dan program DMRM tahap II (dari tahun 1998 hinggabiru-hijau. Sinar ultra biru-hijau mempunyai 2003).daya penetrasi lebih tinggi. Pantulannya laluditangkap oleh alat penerima di helikopter. Pada DMRM tahap ini pula dilakukanSistem hawk-eye ini dapat memantau kedalaman pembangunan VTS (Vessel Traffic Surveillance)68 Peran Informasi Geospasial dalam Pembangunan Indonesia 47 Tahun BIG

dan sistem kontrol di selat Malaka, Sunda, LREP bertujuan meningkatkan kualitasLombok dan Ombai, serta sistem otomasi perencanaan fisik dan pengambilan keputusanpengawasan lingkungan laut. Ketika itu ECC yang berkenaan dengan pemanfaatandirencanakan akan beroperasi penuh pada sumberdaya alam, di tingkat pusat maupunprogram tahap III (tahun 2003-2008), demikian daerah. Selain itu juga bertujuan meningkatkanpula basisdata sumber daya alam kelautan, dan kemampuan dalam Sistem Informasi Geografisjaringan SIG kelautan. Namun karena kendala sumber daya lahan, pemetaan tata-guna lahan,dana program DMRM terhenti sebelum tahun dan pemetaan sumber daya tanah.2000. Dari LREP II ini berhasil disusun Peta TematikTerkait proyek DMRM ini Bakosurtanal Neraca Sumberdaya Alam. Peta ini disusunmenambah 25 stasiun pasang surut dengan dalam rangka monitoring dan evaluasiperalatan dijital dan sistem pengiriman data sumberdaya alam. Peta Tematik Neracasecara realtime pada tahun 1997. Stasiun Sumberdaya Alam terdiri atas tema: neracapasang surut tersebut untuk mendukung sumberdaya lahan, neraca sumberdaya hutan,pelaksanaan pemetaan batimetri. Selain itu, neraca sumberdaya air, dan neraca sumberdayaBakosurtanal juga membangun Laboratorium mineral. Peta ini disusun sesuai dengan skalaPemetaan Tematik Sumberdaya Laut. tata ruang nasional, provinsi, kabupaten/ kota. Setiap komponen sumberdaya alamPenyelenggaraan Inventarisasi mencakup tema peta aktiva, peta pasiva danSumberdaya peta neracanya.Program LREP II Bakosurtanal bekerja sama dengan DewanPada tahun anggaran 1990/1991 Bakosurtanal Riset Nasional (DRN) Kelompok II Bidangmelanjutkan proyek Evaluasi dan Perencanaan Sumber Alam dan Energi, dimana pada saat ituSumberdaya Lahan (Land Resources Evaluation dari BAKOSURTANAL yang menjadi anggotaProject – LREP). LREP tahap II yang berlangsung DRN adalah Prof. Dr. Ir. Rubni Atmawidjaja,hingga tahun 1996, melibatkan 13 provinsi, MS.c. yang juga menjabat Deputi Koordinasiyakni Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Survei Dasar Sumberdaya Alam. Selain denganKalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi DRN, kerjasama juga dilakukan dengan Bangda,Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Departemen Dalam Negeri dan sektoral terkaitJawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara (BPN, Departemen Kehutanan, DepartemenBarat, Nusa Tenggara Timur, Maluku dan Irian Energi dan Sumberdaya Mineral saat awalJaya. penyusunan konsep peta tematik Neraca Sumberdaya Alam ini.Peran Informasi Geospasial dalam Pembangunan Indonesia 6947 Tahun BIG

Proyek MREP Sistem Informasi GeografisPada tahun anggaran 1993/1994 Bakosurtanal Pada awal periode ini pembangunan SIG ataumenyelenggarakan proyek Marine Resource relatif pertukaran informasi antara lembaga/Evaluation and Planning (MREP). Kegiatan kementerian berjalan lamban karena lembaga/ini merupakan program nasional/Bappenas kementerian cenderung menutup pintu. Namunyang dibiayai dengan pinjaman lunak dari Peristiwa krisis moneter tahun 1997/1998ADB. Program ini diselenggarakan mengingat membawa ‘berkah’ tersendiri bagi kemajuansebagai negara kepulauan, Indonesia belum pembangunan IDSN. Lembaga/departemenmemiliki informasi yang rinci tentang wilayah mulai membuka diri antara lain karenapesisir nasional anggaran survei dan pemetaan di masing- masing lembaga/departmen yang semakinProyek MREP berjalan hingga tahun anggaran ketat. Sejak saat itu, pembangunan IDSN mulai1998/1999, meliputi 10 provinsi, yakni Sumatera menunjukkan kemajuan yang berartiSelatan, Kalimantan Timur, Jawa Timur,Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Bali, Nusa Aplikasi SIG akan semakin berkembang danTenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku dibutuhkan oleh berbagai kalangan, mulai daridan Irian Jaya. kepentingan perencanaan wilayah, riset pasar, analisis lingkungan, analisis banjir, modelingKegiatan ini melibatkan beberapa instansi produksi padi, simulasi propagasi gelombangterkait/Lembaga/ Departemen. Dari proyek radio atau perkiraan tempat-tempat rawanMREP ini berhasil disusun Peta Lingkungan kecelakaan di jalan raya.Pantai Indonesia (LPI) skala 1:50.000 dan1:250.000. Teknologi dan Kerjasama Internasional Teknologi GPSTujuan dari kegiatan ini adalah pengembanganprogram nasional dalam meningkatkan Selain untuk penentuan posisi, Bakosurtanalkemampuan institusi dalam membangun juga memanfaatkan teknologi GPS untukbasisdata (database) yang diperlukan bagi studi geodinamika. Pada tahun 1991 hinggaevaluasi dan perencanaan pemanfaatan 1993 dilakukan studi untuk mempelajari polasumber daya alam laut dan pesisir dengan deformasi pada lempeng di Irian Jaya. GPSmembangun Geographic Marine Resource juga digunakan untuk meneliti deformasi yangInformation System (GMRIS). Melalui kegiatan terjadi pada Danau Toba dengan mengukurtersebut, Bakosurtanal berupaya agar aplikasi transek di bagian dasar selatan danau sebanyakpemanfaatan tekonologi Sistem Informasi dua kali, yakni pada September 1993 danGeografis (SIG) beroperasi secara nasional.70 Peran Informasi Geospasial dalam Pembangunan Indonesia 47 Tahun BIG

September 1994. Dari pengukuran itu diketahui gunung, yakni Gunung Merapi di Yogyakartabahwa terjadi pergerakan akibat dari aktivitas dan Gunung Guntur di Jawa Barat dengantektonik. menggunakan GPS. Kegiatan ini merupakan kerjasama riset antara Indonesia, Jerman danBakosurtanal juga mengadakan studi Jepang.geodinamik untuk mengetahui pergerakan Satelit Radarkerak bumi terkait dengan aktivitas tektonik dan Pada periode ini Bakosurtanal mulai memanfaatkan citra inderaja radar dari satelit,vulkanik di jawa Barat. Investigasi difokuskan atau lebih dikenal dengan nama SAR (Synthetic Aperture Radar). Saat itu Bakosurtanalmempelajari evolusi lempeng Cimandiri dan menggunakan citra satelit milik Eropa yaitu European Remote Sensing (ERS)-1 yang dipasokLembang. Kegiatan ini merupakan bagian dari stasiun bumi milik Lapan di Pare-pare Sulsel. Satelit ini memiliki kelebihan yaitu dapatprogram International Decade for Natural meliput daerah yang tertutup awan.Disaster Reduction yang diselenggarakan oleh Selain satelit milik Eropa itu, lembaga riset di Indonesia juga menggunakan satelit radarthe Disaster Prevention Reseach Institute (DPRI), JERS-1 milik Jepang. Pembangunan stasiun untuk JERS-1 selesai tahun 1995. Pada tahunKyoto University bekerjasama dengan LIPI dan itu pula, Kanada untuk pertama kalinya akan meluncurkan satelit radarnya - Radarsat, untukITB. Untuk memonitor pergerakan kerak bumi tujuan komersial.di sepanjang lempeng dipasang 17 stasiun GPS Pemanfaatan data satelit-satelit tersebut dilaksanakan terintegrasi, yaitu melibatkanselama tahun 1992 hingga 1993. Bakosurtanal, Lapan, dan BPPT. Sedangkan mitra asing adalah Badan Ruang AngkasaBakosurtanal juga bekerja sama dengan ITB, Perancis (CNES), Masyarakat Ekonomi EropaSchool of Survey University of New South (CEC), Badan Ruang Angkasa Eropa (ESA),Wales, Australia dan Scripps Institution of Earth Orbit Satellite (Eosat) - Amerika Serikat,Oceanography, San Diego, USA melakukan Radarsat - Kanada, Scot Conseil - Perancis, danstudi pergerakan subduksi Java trench. Spot Image - Perancis.Pada tahun 1994 Bakosurtanal bekerja samadengan ITB melaksanakan unifikasi ketinggiandatum seluruh wilayah Indonesia. Unifikasi inidilakukan dengan menggunakan kombinasimetoda GPS, penentuan ketinggian, pengukurangravitasi, dan pengukuran ketinggian denganaltimeter di satelit.Dengan memanfaatkan GPS Bakosurtanal punmelaksanakan pemantauan gunung berapi.Studi yang mulai dilakukan pada tahun 1996ini secara intensif memonitor aktivitas duaPeran Informasi Geospasial dalam Pembangunan Indonesia 7147 Tahun BIG

Pengkajian sistem-sistem satelit radar tersebut sistem SAR performansi tinggi juga dimuatiberlangsung hingga tahun 1996. Pada ERS-1 – sensor optik.satelit Eropa generasi pertama – hanya adasatu kanal di gelombang mikro pada C-band. Pada kurun waktu yang sama Kanada jugaSensor inderaja ini selain dapat menembus meluncurkan satelit radarnya yang dinamakanawan juga sedikit menembus kanopi. Menurut Radarsat. Satelit radar ini berada pada orbitAris Poniman, mantan Kepala Pusat Bina rendah dan memadukan sistem navigasi GPS.Aplikasi Inderaja dan Sistem Informasi Satelit orbit rendah itu dapat diaplikasikanGeografi Bakosurtanal, ERS-1 cocok untuk pada skala lokal atau regional dan dapat lebihpeliputan kelautan dan juga dapat digunakan terfokus pada satu obyek pemantauan. Karenauntuk kehutanan”, Aplikasi ERS-1 SAR antara itu dengan sensor gelombang mikro yanglain untuk pengelolaan pesisir dengan studi sama dengan satelit di orbit lebih tinggi bisakasus wilayah pesisir Semarang. Penelitian ini memberi resolusi lebih besar sehingga dapatmerupakan kerjasama Uni Eropa dan ASEAN. menghasilkan data terperinci.Sementara itu satelit milik NASDA atau Jepang Pada periode berikutnya Kanada– JERS-1 itu, digunakan untuk pembuatan peta mengembangkan satelit radar generasi keduadasar, peta tematik daerah rawan gempa bumi yaitu Radarsat-2 beresolusi lima meter, yangserta membuat peta pemanfaatan lahan. Citra diluncurkan sekitar tahun 2002, dirancangJERS-1 juga digunakan BPPT untuk pemantauan beresolusi lima meter. Kemampuan ini lebihdaerah gempa. Dibandingkan dengan ERS-1, tinggi, karena Radarsat-1 yang berada padasatelit radar milik Jepang ini lebih unggul. JERS- ketinggian 800 km sejak diluncurkan tahun1 menggunakan L-band dapat menerobos hutan 1995, ukuran elemen gambarnya paling kecilbahkan sampai ke permukaan tanah. Karena itu delapan meter.cocok untuk penelitian geologi. JERS-1 selaindigunakan untuk survei permukaan bumi, Pada sistem satelit generasi kedua ini dipadukanjuga dikembangkan untuk survei pemetaan kemampuan penginderaan jauh radar SARtematik seperti pertanian, kehutanan, perikana, (synthetic aperture radar) dan GPS (globalperlindungan lingkungan hidup, kebencanaan, positioning system). Dengan penggabungandan pemantauan pantai. sensor radar yang dapat menembus awan dan GPS untuk menentukan posisi, maka akanSatelit ini diluncurkan dari Pusat ruang angkasa dicapai peningkatan akurasi penampakanNASDA di Tanegashima pada 11 Februari 1992 muka Bumi.mengorbit pada ketinggian 568 km, denganperiode edar 44 hari. Satelit ini selain memiliki Dalam mengkaji pemanfaatan satelit radar pada kurun dasawarsa tahun 1990an, citra72 Peran Informasi Geospasial dalam Pembangunan Indonesia 47 Tahun BIG

Radarsat di Indonesia, antara lain digunakan skala 1:50.000 untuk daerah Pangkalansusu,untuk pemantauan polusi laut, dan pemetaan Sumatera Utara dengan menggabungkan petaliputan lahan dan bentuk lahan. Rupabumi Bakosurtanal dan Peta laut Dishidros TNI AL dalam format 15’ x 15 ‘, yang selanjutnyaDengan memanfaatkan berbagai data disempurnakan menjadi 20’ x 20’.penginderaan jauh tersebut inventarisasidan evaluasi sumber daya nasional baik Pada tahun yang sama, Bakosurtanal jugadarat maupun laut dilaksanakan baik secara menyelenggarakan kegiatan pembuatanterintegrasi multidisipliner maupun sektoral Peta Lingkungan Laut Nasional (LLN)dan daerah yang menghasilkan peta tematik skala 1:500.000. Dalam jangka waktu duasumber daya alam dan lingkungan hidup yang tahun, Peta Lingkungan Laut Nasional yangmeliput berbagai wilayah di Indonesia. mencakup seluruh wilayah Indonesia berhasil diselesaikan.Dalam periode 1989 – 1999, pada setiap tahunanggaran Bakosurtanal menambah empat Peta LLN skala 1: 500.000 merupakan satu-stasiun pasang surut di empat lokasi. Hingga satunya peta Indonesia yang secara lengkappada tahun 1996 BAKOSURTANAL memiliki 28 memberikan informasi wilayah darat dan lautstasiun pasang surut yang tersebar di seluruh serta batas teritorial 12 mil dalam satu lembarIndonesia. Terkait proyek Digital Mapping peta. Dengan Kehadiran Peta Lingkungan LautResources Mapping (DMRM), Bakosurtanal Nasional ini diapresiasi banyak pihak karenamenambah 25 stasiun pasang surut dengan sangat membantu perencanaan wilayah pantaiperalatan dijital dan sistem pengiriman data nasional.secara realtime pada 1997. Stasiun pasangsurut tersebut untuk mendukung pelaksanaan Program DMRMpemetaan batimetri. Dengan adanya kemajuan teknologi kelautanPada kurun waktu yang sama, Bakosurtanal yang mengarah pada dijitalisasi dan denganjuga menambah fasilitas berupa Laboratorium dikukuhkannya NKRI sebagai Negara kepulauanPemetaan Digital, Laboratorium Pemetaan oleh PBB maka Inventarisasi Data KepulauanTematik Sumberdaya Laut, Stasiun GPS dan Indonesia dan Alur Pelayaran InternasionalAuditorium. dituntut untuk ditingkatkan ketelitiannya.Peta Batimetri dan Peta LLN Sebagai lembaga negara di bidang survei dan pemetaan, Bakosurtanal bertanggung jawabPada 1990, Bakosurtanal melakukan kegiatan dalam pemenuhan data tersebut. Oleh karenapembuatan prototipe awal peta batimetri itu melalui Bidang Pemetaan Dasar Matra LautPeran Informasi Geospasial dalam Pembangunan Indonesia 7347 Tahun BIG

diselenggarakan kegiatan yang diberi nama acuan batas NKRI dan Peta ZEE (Zona EkonomiDigital Marine Resources Mapping (DMRM). Eksklusif).Dalam melaksanakan kegiatan ini, Bakosurtanal Dari survei Digital Marine Resource Mappingbekerja sama dengan Badan Pengkajian (DMRM) yang dilakukan sejak tahun 1996dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan Dinas hingga 1999, telah ditetapkan 183 titik pangkalHidrografi TNI AL melakukan survei hidrografi. di sekeliling wilayah perairan Indonesia. JumlahKegiatan survei yang berlangsung dua tahun titik ini lebih banyak dibandingkan dengan yangini menghasilkan data Alur Laut Kepulauan ditetapkan pada UU No 4/Prp/ 1960, yaitu 102Indonesia (ALKI), Peta Garis Pangkal sebagai titik.74 Peran Informasi Geospasial dalam Pembangunan Indonesia 47 Tahun BIG

Meskipun telah ada titik pangkal yang dapat yang mengerahkan sarana modern,digunakan untuk penetapan batas wilayahdengan negara tetangga, namun ini belum yaitu menggunakan sistem digital yangdiakui secara internasional. Karena itu untukmendapat pengakuan dunia, sesuai ketentuan memungkinkan survei pemetaan dilakukandalam UNCLOS 1982, data tentang titik pangkaltersebut harus dideposit di lembaga terkait di dengan cepat, aman, dan akurat.PBB. Pengukuran dasar laut atau batimetri dilakukanMengingat belum ada batas wilayah yang dengan menggunakan serangkaian teknologidiakui secara internasional, Indonesia yang yaitu GPS (Global Positioning System) diferensial,memiliki wilayah perairan sangat luas menjadi pemetaan pelayaran elektronis (electronicpihak yang dirugikan. Kondisi tidak adanya navigational chart), sistem pemantauan daribatas wilayah merupakan potensi konflik atau udara dengan laser ketajaman tinggi (airbornesaling klaim. Salah satu contoh adalah konflik hawk-eye laser system), dan pemantauan denganIndonesia dan Malaysia akibat kasus Sipadan pantulan akustik ke berbagai arah (multibeamdan Ligitan. Karena batas wilayah belum diakui echo-sounder-MES).secara internasional, dalam situasi konflik,Indonesia tidak memiliki argumentasi kuat Untuk pengumpulan data batimetri hingga kedalaman 300 meter, digunakan echoMasalah lainnya adalah penataan ruang yang sounder jenis Simrad EM 950 yang dipasangdilakukan kedua negara bisa “bertabrakan”. di kapal motor. Data dari sistem yang memilikiBatas negara merupakan salah satu faktor 120 pantulan akustik ini dapat diproses danyang dapat menentukan “pintu masuk” dipantau secara langsung di stasiun kerja.komoditas atau perdagangan. Oleh karenaitu, tanpa adanya penetapan batas wilayah Survei pada kedalaman menengah sampaimaka tidak ada dasar untuk mengontrol dan 1.000 meter menggunakan Simrad EM 1000menegakkan hukum terhadap pencurian ikan, yang dimuat di kapal riset Baruna Jaya I danpenyelundupan barang, dan pengawasan II. Sedangkan pemantauan dasar laut dalamterhadap penyebaran penyakit lintas batas oleh yang berjarak hingga 10.000 meter dari mukaorang dan hewan melalui transportasi laut. laut memakai jenis EM 12 yang dipasang pada Baruna Jaya III.Dengan latar belakang tersebut, Bakosurtanalberupaya memetakan perairan Nusantara Sistem pantulan akustik ke berbagai arahdengan melaksanaan program DMRM (MES) mempunyai produktivitas jauh lebih tinggi dibandingkan dengan pancaran searah (singlebeam echo sounder -SES). Sistem MES dapat mencapai 10 kali lipat produktivitas SES, untuk memantau kedalaman ratarata 50 meter,Peran Informasi Geospasial dalam Pembangunan Indonesia 7547 Tahun BIG

pada skala 1:5.000, dan pada kecepatan lima dandasar laut, juga dari daratan. Sehinggaknot. Dengan cakupannya yang luas, MES dapat alat ini efektif digunakan untuk penentuanmenggambar topografi dasar laut secara utuh. garis pantai. Pengukuran garis pantai dapatSelanjutnya hasil pengumpulan data batimetri mencapai 57 kilometer per jam.dengan MES dapat langsung disimpan berupabasisdata kelautan digital. Dalam mendukung survei kapal dan helikopter, dipasang jaringan stasiun referensi DifferentialDalam program DMRM hingga tahun 1997 kapal GPS (DGPS) di enam lokasi yaitu di Medan,Baruna Jaya milik BPPT telah melaksanakan Denpasar, Ternate, Tarakan, Biak, dan Jakartasurvei di Laut Jawa, Selat Bali, dan Selat sebagai stasiun pusatnya. Data yang terkumpulMakassar. Selain menggunakankapal riset di stasiun pusat ini dipancarkanke kapal dantersebut, untuk mengukur kedalaman laut pada helikopter melalui satelit.program DMRM juga digunakan helikopter yangdilengkapi dengan sistem laser hawk-eye. Pengiriman data navigasi laut secara elektronik ke kapal juga dilakukan dengan penerapanUntuk mendukung operasi helikopter ini, teknologi ENC. Penerapan teknologi inidigunakan KRI Multatuli dan Dewa Kembar dimaksudkan untuk mengembangkan pusatmilik TNI AL sebagai landasan pendaratan. data peta pelayaran (Electronic Chart Centre). Persiapan pengembangan ECC akan dilakukanPengukuran kedalaman laut ini dilakukan pada program DMRM tahap II (dari tahun 1998dengan memancarkan sinar ultra merah dan hingga 2003).biru-hijau. Sinar ultra biru-hijau mempunyaidaya penetrasi lebih tinggi. Pantulannya lalu Pada DMRM tahap ini pula dilakukanditangkap oleh alat penerima di helikopter. pembangunan VTS (Vessel Traffic Surveillance)Sistem hawk- eye ini dapat memantau kedalaman dan sistem kontrol di selat Malaka, Sunda,laut antara 1-20 meter tergantung turbiditas Lombok dan Ombai, serta sistem otomasiair. Meskipun jangkauan pantauannya lebih pengawasan lingkungan laut. Ketika itu ECCrendah dibandingkan MES, sistem mata elang direncanakan akan beroperasi penuh padaini mempunyai kecepatan liputan 18 kilometer program tahap III (tahun 2003-2008), demikianpersegi per jam, yaitu lima kali kapasitas MES. pula basisdata sumber daya alam kelautan, danAlat ini dapat menjangkau daerah pantai yang jaringan SIG kelautan. Namun karena kendalatidak dapat dicapai dengan cara konvensional dana program DMRM terhenti sebelum tahundan MES, untuk melakukan survei hidrografi. 2000. []Sistem Hawk-eye dipilih karena dapatmembedakan pantulan dari permukaan76 Peran Informasi Geospasial dalam Pembangunan Indonesia 47 Tahun BIG

Periode 1999-2008 : Organisasi dan Tugas LembagaMembangun Pemerintah Non Departermen.Informasi Data Berdasarkan Keppres tersebutSpasial Nasional Bakosurtanal menambah satu kedeputian, yakni Deputi BidangPada dasawarsa ini Bakosurtanal Infrastruktur Data Spasial.memasuki babak baru dalammenjalankan fungsi pembinaandata dan informasi geospasial.Hal ini seiring dengan keluarnyaKeputusan Presiden No. 178Tahun 2000 tentang SusunanPeran Informasi Geospasial dalam Pembangunan Indonesia 7747 Tahun BIG

Keluarnya Keppres No.178 Tahun Geospasial Nasional. Sebagai hasilnya, pada 2000 ini didasari pada hasil Rapat 2007 keluar Peraturan Presiden No.85 Tahun Koordinasi Nasional Survei dan 2007 tentang Jaringan Data Spasial Nasional. Pemetaan pada 11 Juli 2000yang menyepakati perlunya pembangunan Dari sisi jumlah SDM, hingga tahun 2008Infrastruktur Data Spasial Nasional (IDSN) Bakosurtanal didukung oleh 698 oranguntuk mendayagunakan hasil survei dan personil, dengan komposisi jumlah tenaga ahlipemetaan. Hal ini mengingat kebutuhan akan dan terampil mencapai 48 persen. Dari bidangIG semakin meningkat. Beberapa peraturan pendidikan dan keahlian terbanyak dari bidangperundangan secara eksplisit menyatakan geodesi (6 orang lulusan S3, 6 orang S2 dan 59perlunya ketersediaan IG. Antara lain, UU No.17 orang S1), bidang geografi (3 oarng S3, 16 orangTahun 2007 tentang Rencana Pembangunan S2, 20 orang S1, 11 orang S1 Kartografi, 3 orangJangka Panjang Nasional 2005-2025, menyebut S1 Geomorfologi, 2 orang S1 Kependudukan)aspek wilayah/spasial harus diintegrasikan dan bidang Penginderaan Jauh (1 orang S3, 6ke dalam dan menjadi bagian dari kerangka orang S2, 3 orang D3). Selain itu juga memiliki 4perencanaan pembangunan di semua aras orang SDM berpendidikan S3 dan 6 orang S2 dipemerintahan. bidang surveying science.Dalam kaitan ini, terdapat 33 propinsi dan Pada periode ini Bakosurtanal juga melakukanlebih dari 500 kabupaten/kota yang harus program pengembangan SDM surta, sesuaimengintegrasikan rencana tata ruangnya ke dengan amanat SK Menteri Penertibandalam perencanaan pembangunan daerahnya Aparatur Negara No.134/KEP/M.Pan/12/2002(Ditegaskan dalam UU No. 26 Tahun 2007 Tahun 2002 tentang Jabatan Fungsionaltentang Penataan Ruang Provinsi, Peraturan Surta. Bakosurtanal diamanatkan untukMenteri Pekerjaan Umum (PerMen PU) No.16/ membuat kurikulum, menyelenggarakan diklat,PRT/M/2009 tentang Pedoman Penyusunan menetapkan standar kompetensi, menyusunRencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten). formasi jabatan dan menetapkan etika profesi surveyor pemetaan.Untuk itu pada dasawarsa ini selain menjalankanfungsi penyelenggaraan survei dan pemetaan, Pada periode ini Bakosurtanal berhasiltermasuk membangun Infrastruktur Data membangun Sistem Informasi Spasial NasionalSpasial Nasional (ISDN), Bakosurtanal juga dan Jaringan Data Spasial Nasional yang diberifokus menyusun peraturan perundangan- nama Indonesia Geoportal (InaGeoportal).undangan terkait ISDN dan Tata Informasi78 Peran Informasi Geospasial dalam Pembangunan Indonesia 47 Tahun BIG

Peraturan perundang-undangan pelaksanaan IDSN sudah mendesak.RPP Pengelolaan IDSN Penyusunan RPP ini dilatarbelakangi dua hal. Pertama, arah kebijakan dalam pengelolaanPada tahun 2006 Bakosurtanal memasukkan sumberdaya alam adalah memperluasRancangan Peraturan Presiden tentang pemberian akses informasi kepada masyarakatPengelolaan IDSN ke Departemen Hukum mengenai potensi sumberdaya alam didan HAM. Langkah tersebut dalam rangka wilayahnya. Kedua, infrastruktur data spasialmempercepat pembangunan IDSN sekaligus nasional yang tertata dan terselenggara denganuntuk memberikan kepastian hukum yang baik harus dimanfaatkan dan dikelola dalamjelas bagi para pihak. Sesungguhnya peraturan sistem informasi daerah yang terintegrasiyang ideal adalah berupa UU, namun disadari secara nasional dalam suatu jaringan nasional.melahirkan UU memerlukan proses yangpanjang, sementara payung hukum bagi RPP disahkan menjadi Peraturan Presiden No.85 Tahun 2007 pada tahun 2007. PerpresPeran Informasi Geospasial dalam Pembangunan Indonesia 7947 Tahun BIG

ini menetapkan peran Bakosurtanal sebagai Secara konseptual, adanya UU Tata Informasipenghubung dan pembina simpul jaringan Geospasial Nasional bertujuan untuk menjamindengan tugas membangun dan memelihara hak dan kewajiban masyarakat, termasuksistem akses IDSN, serta memfasilitasi dunia usaha, dalam penyelenggaraan surveipertukaran data spasial. Perpres ini dan pemetaan, penghimpunan data danmenegaskan fungsi IDSN sebagai sarana informasi geospasial, pemanfaatan teknologipertukaran dan penyebarluasan data spasial. dan proses interaksi diantaranya yang mampuSelain itu disebutkan bahwa data spasial harus menghasilkan dan menyampaikan informasimemenuhi SNI (Standar Nasional Indonesia). geografis secara cepat, tepat, lengkap, dan akurat untuk mendukung berbagai upaya dalamSimpul jaringan ini terdiri atas Pemerintah mewujudkan berbagai sasaran pembangunanKabupaten/Kota, Pemerintah Provinsi, dan yang diinginkan.Pemerintah Pusat yang meliputi Departemendan Lembaga Pemerintah Non Departemen Undang-undang ini juga diharapkan dapatyang melaksanakan tugas terkait bidang melindungi agar informasi geospasial tidaksurvei dan pemetaan. Kegiatan surta meliputi disalahgunakan, namun dapat dimanfaatkanmencakup aspek yang luas mulai dari untuk berbagai kepentingan, dapatpertanahan, pemerintahan dalam negeri, diintegrasikan dengan informasi geospasialperhubungan daratm, laut, dan udara, pekerjaan lain dan dapat diper-tukarkan oleh berbagaiumum, energi, dan sumber daya mineral, pihak sehingga kemanfaatan akan semakinkehutanan, pertanian, kelautan dan perikanan, optimal.meteorologi, dan geofisika, komunikasi, daninformatika, statistik, hingga kebudayaan, dan RUU TIGNas mengatur akses perolehankepariwisataan, juga antariksa. Kewenangan informasi geospasial, bukan hanya akses publikjenis survei dan data IG yang menjadi tapi juga akses khusus yang hanya dimilikitanggungjawab masing-masing Departemen oleh suatu instansi, dan sumberdaya manusiadan Lembaga diatur dalam Perpres ini pelaksana pengelola informasi geospasial serta teknologi geospasial yang digunakan.RUU Informasi Geospasial Dalam RUU TIGNas juga diatur mengenaiLangkah Bakosurtanal mengupayakan adanya instansi penyelenggara informasi geospasialperaturan perundangan-undangan tentang serta kewenangannya, standar data danInformasi Geospasial terus berlanjut sekalipun informasi geospasial yang meliputi datatelah keluar Perpres No. 85 Tahun 2007 tentang dan informasi geospasial dasar dan tematik,Jaringan Data Spasial Nasional. proses pengadaan informasi geospasial yang80 Peran Informasi Geospasial dalam Pembangunan Indonesia 47 Tahun BIG

meliputi tahapan pengumpulan; pengolahan; nonfisik. Pemetaan dijital wilayah Kalimantanpenyimpanan; pengamanan; penyajian; ini menggunakan teknik fotogrametri.penggunaan; dan pertukaran data. Mengingat alokasi dana APBN untuk kegiatanDengan berbagai perubahan nama, dengan pemetaan sangat terbatas dan permintaannama terakhir RUU Informasi Geospasial masuk akan data dasar sudah sangat mendesak, makatahap harmonisasi pada tahun 2008. pembuatan peta dijital ini memanfaatkan foto udara yang sudah tersedia di instansi sektoral.Penyelenggaraan Pemetaan Dasar Dengan demikian biaya pemotretan udara yang memakan dana sangat tinggi dapat ditekan danPeta Rupa Bumi Indonesia Digital waktu penyelesaian dapat dipercepat.Pada 2005, Bakosurtanal melakukan pemetaan Kegiatan ini menghasilkan peta rupabumidengan sistem digital skala 1:50.000 di wilayah digital skala 1:50.000 sebanyak 125 NLP, dataKalimantan. Informasi spasial berupa peta DEM ORI IF-SAR sebanyak 49 NLP, data fotoRBI berskala besar di Kalimantan diperlukan udara (diapositive paper print) sebanyak 3.950mengingat Kalimantan dihadapkan pada lembar,masalah kebakaran hutan, pembalakan hutan,serta penduduk pribumi yang banyak kehilangan Pada 2007 Bakosurtanal masih memfokuskanhak-haknya. Selain itu juga untuk membantu kegiatan pada pemetaan dasar rupabumidalam proses pembangunan fisik maupun berskala 1:50.000. Kegiatan itu menghasilkanPeran Informasi Geospasial dalam Pembangunan Indonesia Peta Rupabumi Indonesia47 Tahun BIG 81

data digital Rupa Bumi Indonesia (RBI) format 3D dengan cara stereo plotting. Kegiatandalam format Auto-CAD, Basisdata rupabumi tersebut diprioritaskan di wilayah yang belumIndonesia dalam format Arc-GIS shape files, mempunyai peta skala 1:50.000. PembuatanDigital Terrain Model (DTM) dalam format BIL 32- peta skala besar ini dilaksanakan di wilayahbit dan USGS DEM, dan Metadata dalam format tertinggal yang belum mempunyai peta. PetaXML standar Federal Geographic Data Committee skala 1:50.000 atau lebih besar digunakan(FGDC). sebagai data dasar untuk perencanaan percepatan pembangunan wilayah. Sejak 2008Data dasar perpetaan yang dipergunakan Bakosurtanal juga melakukan pemetaan skalaadalah foto udara dan citra satelit Interferometric 1:10.000 setiap tahunnya.Satelllite Aperture Radar (IfSAR). Foto udara yangdigunakan adalah yang telah bergeoreferensi Peta NAD Pascatsunamiyaitu telah melalui proses pengukuran titikkontrol tanah dan triangulasi udara. Pasca-gempa bumi dan tsunami yang meluluhlantakkan bumi Nanggroe AcehPada 2007 telah dipetakan sebanyak 257 NLP Darussalam pada 26 Desember 2004,peta rupabumi skala 1:50.000 untuk wilayah Bakosurtanal pada tahun anggaran 2005Kalimantan, Papua dan Pulau Buru. Dengan melaksanakan kegiatan survei untukdemikian cakupan peta rupabumi telah menghasilkan pemetaan dasar rupabumi skalamencapai 83,4 persen. Sementara untuk peta 1:250.000 untuk wilayah ini. Tujuan kegiatan iniRBI format digital skala 1:250.000 hingga akhir adalah untuk mendukung langkah pemerintah2010 sudah mencakup seluruh nusantara. dalam melakukan rehabilitasi dan rekonstruksiUntuk skala 1:25.000 baru Pulau Jawa, Bali dan Aceh pasca gempa bumi dan tsunami.NTB yang dalam format digital. Kegiatan ini terdiri dari proses digitasi petaSelain itu dengan satelit IfSAR juga dihasilkan skala 1:50.000 dan generalisasi peta skalapeta elevasi digital (Digital ElevationModel 1:25.000. Data yang digunakan adalah petaInterferrometric Satellite Aperture Radar/DEM Dinas Topografi AD skala 1:50.000. Untuk dataIfSAR) untuk kawasan seluas 29.260 Km2, yaitu batas wilayah administrasi diperbarui denganmeliputi: Kalimantan Barat 12.628 Km2, Pantai data lapangan yang dilakukan konsultan swastaBarat Sumatera 24.44,74 Km2, Kalimantan bekerja sama dengan Badan Rekonstruksi danTimur dan Tengah 18.387 Km2, atau dengan Rehabilitasi (BRR).jumlah total 68.067,74 Km2. Hasil kegiatan ini adalah data Peta RupabumiSelain itu sejak 2003, Bakosurtanal juga Indonesia (RBI) skala 1:50.000 sebanyakmembuat peta RBI skala 1:50.000 dalam 101 NLP, data Peta RBI dijital skala 1:50.00082 Peran Informasi Geospasial dalam Pembangunan Indonesia 47 Tahun BIG

sebanyal 101 NLP, data Peta RBI dijital skala Peta Nanggroe Aceh1:250.000 sebanyak 9 NLP, basis data RBI dijital Darussalam pasca bencanasebanyak 9 NLP, data digital elevation model tsunami(DEM) format BIL sebanyak 9 NLP. pendirian SIMC (Spatial Information and MappingUntuk memenuhi kebutuhan data spasial dan Centre) untuk menyediakan data geospasialpeta yang lebih baik bagi organisasi yang melalui web dan intranet. Lembaga penelitianberpartisipasi dalam rekonstruksi Aceh dan nasional yang terlibat dalam pembangunanNias, Pemerintah Indonesia bekerja sama kembali Aceh adalah Lapan, yang menghimpundengan beberapa negara -seperti AS, Australia, sejumlah citra satelit daerah yang dilandaJepang, Jerman, dan Norwegia- serta lembaga tsunami, yaitu dari satelit SPOT 2.5 pankromatikriset nasional terkait untuk menyediakan citra dan multi spektral dan satelit Landsat 7, Asterdan peta topografi digital yang baru. dan Ikonos.Dalam hal ini, Bakosurtanal merupakan instansi Badan asing lain adalah JICA (Japan Internationalutama yang menyediakan peta topografi Coorperation Agency) yang membantu BRRberskala 1: 250.000 hingga 1:50.000. Badan ini mempersiapkan perencanaan spasial Kotamenyediakan data TLM (Topographic Line Map) Banda Aceh berskala 1:10.000 dan TLM untukpada berbagai skala, yaitu 1:2.000 untuk Kota tingkat kecamatan skala 1.2000. SementaraBanda Aceh pascatsunami, sedangkan untuk Australia, melalui AusAid, merupakan badandi luar Kota Aceh berskala 1:5.000 dan 1:10.000. kedua terbesar di Aceh yang memanfaatkan GIS dan Inderaja untuk menyediakan dataUntuk itu antara BRR Aceh-Nias dan IFSAR daerah yang tidak diliput oleh foto udaraBakosurtanal dijalin kesepakatan membentuk dari Norwegia.unit Geospasial untuk mendukung distribusipeta TLM bagi organisasi non-pemerintah lokaldan internasional untuk proses rekonstruksi.Dengan bantuan hibah dari PemerintahNorwegia dan Australia, Bakosurtanal jugamembuat foto udara dengan kamera digitalpada kawasan seluas 6.000 km persegi dandata IFSAR untuk kawasan 13.000 km persegidi sepanjang pantai barat dan timur NAD,termasuk data Digital Elevation Model (DEM).Dalam hal ini Pemerintah Norwegia mendanaiPeran Informasi Geospasial dalam Pembangunan Indonesia 8347 Tahun BIG

Jerman melibatkan Federal Institute for Geo- evaluasi pasang surut air laut, peta batasscience and Natural Resources, yang bekerja administrasi, dan pemantauan manajemensama dengan Pusat Survei Geologi Bandung proyek.melaksanakan survei udara elektromagnetikuntuk memetakan sistem air tanah dan Masa rekonstruksi dan pembangunan Acehmengkaji tingkat kontaminasi air laut. Dan, kembali memang sudah dimulai. Khusus untukGTZ bekerja dengan Inderaja dan GIS untuk masalah kepemilikan lahan masyarakat, telahmenyediakan peta multi-bencana berskala 1: dilakukan cara-cara untuk mengembalikan250.000 untuk Provinsi NAD dan melaksanakan tanah rakyat yang tak beraturan setelahPerencanaan Aksi Masyarakat di beberapa dihantam tsunami, di antaranya dengankabupaten di Banda Aceh. melakukan pemetaan partisipatif.Masih ada sejumlah badan dunia lain yang Pemetaan partisipatif dengan pemanfaatanterlibat. Sebutlah seperti Bank Dunia lewat alat GPS (global positioning system), digunakanproyek RALAS (Reconstruction of Aceh Land untuk mengukur dan menata ulang kepemilikanAdministration System), Bank Pembangunan lahan di provinsi ini terutama yang dilandaAsia melalui ETESP (Earthquake and Tsunami tsunami di Banda Aceh. GPS sendiri berfungsiEmergency Support Program), atau United untuk menentukan titik kordinat tanah yangNations Humanitarian Information Center (UNHIC, diukur.organisasi PBB) yang menyediakan petatematik berskala 1:250.000. Pelaksanaan pemetaan partisipatif yang melibatkan masyarakat sebagai pelaku utamaProses pembuatan berbagai peta tersebut dengan mediator sebagai pendamping danmemang harus ditunjang oleh aplikasi penyedia peralatan teknis, diawali denganteknologi penginderaan jauh dengan satelit dan pengumpulan data pertanahan meliputi suratsistem informasi geografis (GIS). Dua teknologi tanah, data pajak bumi dan bangunan, dan lain-ini digunakan untuk pembuatan peta topografi lain. Data dalam dokumen tersebut berfungsibagi perencanaan wilayah dan pekerjaan sebagai referensi data lahan yang dimiliki.desain teknis, peta tematik untuk pengkajiankerusakan akibat bencana, pemetaan risiko dan Tahap selanjutnya pengambilan data lapangan,bahaya berbagai bencana. yaitu penentuan batas bidang tanah dengan memasang patok-patok pembatas kavlingSelain itu juga dilakukan evaluasi potensi sesuai informasi yang tercantum di surat-sumber daya alam di daerah, peta batimetri dan surat yang ada. Jika data lahan berupa suratpotensi kelautan, studi pembangunan regional, kepemilikan tanah yang resmi tidak ada, hal ini dapat diganti dengan pemufakatan antarwarga84 Peran Informasi Geospasial dalam Pembangunan Indonesia 47 Tahun BIG


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook