oleh guru pembimbing. Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan pada siswa dalam rangka upaya menemukan pribadi, mengenal lingkungan dan merencanakan masa depan, kalimat tersebut telah secara langsung memuat pengertian dan tujuan pokok bimbingan dan konseling di sekolah. Pelaksanaan bimbingan dan konseling tentunya tidak lepas dari tugas dan peran guru bidang studi dan wali kelas. Adapun tugas guru bidang studi dan wali kelas yaitu: 1) Guru bidang studi a. Membantu memasyarakatkan layanan bimbingan dan konseling kepada siswa, b. Melakukan kerja sama dengan guru pembimbing dalam mengidentifikasi siswa yang melakukan layanan bimbingan dan Ykonseling, c. Mengalihtangankan siswa yang memerlukan bimbingan kepada guru pembimbing, d. Mengadakan upaya tindak lanjut layanan bimbingan, Me. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperoleh layanan bimbingan dan konseling dari guru pembimbing, f. Membantu mengumpulkan informasi yang diperlukan dalam rangka Mpenilaian layanan bimbingan dan konseling, g. Ikut serta dalam program layanan bimbingan, h. Berpartisipasi dalam kegiatan pendukung seperti konferensi kasus, Ui. Berpartisipasi dalam upaya pencegahan munculnya masalah siswa dalam pengembangan potensi. 2) Wali kelas Da. Membantu guru pembimbing melaksanakan layanan yang menjadi tanggung jawabnya, b. Membantu memberikan kesempatan dan kemudahan bagi siswa, khususnya di kelas yang menjadi tanggung jawabnya untuk mengikuti layanan bimbingan, c. Memberikan informasi tentang siswa di kelas yang menjadi tanggung jawabnya untuk memperoleh layanan bimbingan, d. Menginformasikan kepada guru mata pelajaran tentang siswa yang perlu diberi perhatian khusus, e. Ikut serta dalam konferensi kasus. Bab 2 | Bimbingan dan Konseling 91
Ada beberapa peran yang dapat dilakukan oleh guru ketika dia diminta mengambil bagian dalam penyelenggaraan program bimbingan dan konseling di sekolah, yaitu guru sebagai informator, guru sebagai fasilitator, guru sebagai mediator, guru sebagai motivator dan guru sebagai kolaborator. Adapun bagan mengenai organisasi bimbingan dan konseling di sekolah ini adalah sebagai berikut: YTata usaha STRUKTUR ORGANISASI BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH Personel kantor dinas pendidikan MWali kelas/Guru pembina Kepala sekolah MTenaga ahli Guru mata pelajaran/pelatih DUSiswa Guru pembimbing BP 3 H. Orientasi Bimbingan dan Konseling Layanan bimbingan konseling juga dilakukan dengan mempertimbangkan orientasi atau pusat perhatian atau arah yang menjadi focus dalam layanan yang akan diberikan kepada konseli. Yang dimaksudkan orientasi dalam layanan bimbingan konseling di sini adalah “pusat perhatian” atau “titik berat pandangan”. Ada beberapa orientasi dalam layanan bimbingan dan konseling yaitu: orientasi perorangan,orientasi perkembangan, dan orientasi permasalahan. 92 Profesi Kependidikan
1. Orientasi Perorangan Orientasi perorangan pada bimbingan dan konseling yaitu orientasi yang menghendaki konselor menitikberatkan pandangan pada siswa secara individual. Artinya seorang konselor harus menjadikan perhatian pada siswa secara individual, yaitu satu persatu siswa perlu mendapat perhatian. Untuk itu maka pemahaman seorang konselor yang utuh terhadap keseluruhan siswa sebagai individu dan kelompok dalam kelas menjadi sangat penting. Meskipun demikian dalam orientasi ini arah pelayanan dan kegiatan bimbingan tetap ditujukan kepada masing-masing siswa secara individual. Individu perlu mendapat perhatian utama dan kelompok dianggap sebagai lingkungan yang memberikan pengaruh besar terhadap individu. Ada beberapa prinsip dasar yang perlu mendapat perhatian dalam rangka Yorientasi perorangan dalam layanan bimbingan dan konseling yaitu sebagai berikut: a. Semua kegiatan yang diselenggarakan dalam rangka pelayanan bimbingan dan konseling diarahkan bagi peningkatan perwujudan diri sendiri setiap Mindividu yang menjadi sasaran layanan. b. Pelayanan bimbingan dan konseling meliputi kegiatan berkenaan dengan individu untuk memahami kebutuhan-kebutuhannya, serta untuk membantu individu agar dapat menghargai kebutuhan, motivasi, dan Mpotensinya ke arah pengembangannya yang optimal dan pemanfaatan yang sebesar-besarnya bagi diri dan lingkungannya. c. Setiap klien harus diterima sebagai individu dan harus ditangani secara Uindividual. d. Adalah menjadi tanggung jawab konselor untuk memahami minat, Dkemampuan, dan perasaan klien serta untuk menyesuaikan program- program pelayanan dengan kebutuhan klien setepat mungkin. Dalam hal itu penyelenggaraan program yang sistematis untuk mempelajari individu nerupakan dasar yang tak terelakkan bagi berfungsinya program bimbingan. 2. Orientasi Perkembangan Orientasi perkembangan dalam bimbingan dan konseling lebih menekankan lagi pentingnya peranan perkembangan yang terjadi dan hendaknya diterjadikan pada diri individu. Bimbingan dan konseling memusatkan perhatiannya pada keseluruhan proses perkembangan itu. Bab 2 | Bimbingan dan Konseling 93
Menurut Myrick (dalam Mayers, 1992) perkembangan individu secara tradisional dari dulu sampai sekarang menjadi inti dari pelayanan bimbingan. Dalam hal itu peranan bimbingan dan konseling adalah memberikan kemudahan bagi gerak individu menjalani alur perkembangannya. Pelayanan bimbingan dan konseling berlangsung dan dipusatkan untuk menunjang kemampuan inheren individu bergerak menuju kematangan dalam perkembangannya. Ivey dan Rigazio Digilio (dalam Mayers, 1992) menekankan bahwa orientasi perkembangan justru merupakan ciri khas yang menjadi inti gerakan bimbingan. Secara khusus, Thompson dan Rudolph (1983) melihat perkembangan individu dari sudut perkembangan kognisi. Dalam perkembangannya anak-anak berkemungkinan mengalami hambatan perkembangan kognisi dalam empat bentuk, yaitu; Ya. Hambatan egosentrisme: ketidakmampuan melihat kemungkinan lain di luar apa yang dipahaminya. b. Hambatan konsentrasi: ketidakmampuan untuk memusatkan perhatian pada lebih dari satu aspek tentang suatu hal. Mc. Hambatan reversibilitas: ketidakmampuan menelusuri alur yang terbalik dari alur yang dipahami semula. d. Hambatan transformasi: ketidakmampuan meletakkan sesuatu pada susunan urutan yang ditetapkan. MThompson dan Rudolph menekankan bahwa tugas bimbingan dan konseling adalah menangani hambatan-hambatan perkembangan itu. U3. Orientasi Permasalahan Seperti kita ketahui bahwa fungsi-fungsi bimbingan dan konseling, maka Dorientasi masalah secara langsung terkait dengan fungsi pencegahan dan fungsi pengentasan. Fungsi pencegahan menghendaki agar individu dapat terhindar dari masalah-masalah yang mugkin membebani dirinya, sedangkan fungsi pengentasan menginginkan agar individu yang sudah terlanjur mengalami masalah dapat terentaskan masalahnya. Fungsi-fungsi lain dari layanan bimbingan konseling yaitu fungsi pemahaman masalah sehingga memungkinkan individu memahami berbagai informasi sumber masalah yang bersumber dari berbagai aspek seperti aspek lingkungan yang dapat berguna untuk mencegah timbulnya masalah pada diri klien. 94 Profesi Kependidikan
I. Ruang Lingkup Pelayanan Bimbingan dan Konseling Pelayanan bimbingan dan konseling memiliki peranan penting bagi individu yang berada dalam lingkungan sekolah, keluarga maupun masyarakat pada umumnya. Berikut peranan bimbingan dan konseling dalam masing- masing ruang lingkup kerja: 1. Pelayanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Sekolah merupakan lembaga formal yang secara khusus dibentuk untuk menyelenggarakan pendidikan bagi warga masyarakat. a. Keterkaitan antara Bidang Pelayanan Bimbingan Konseling dan Bidang-bidang Lainnya. YDalam proses pendidikan, khususnya di sekolah, Mortensen dan Schmuller (1976) mengemukakan adanya bidang-bidang tugas atau pelayanan yang saling terkait. Bidang-bidang tersebut hendaknya secara lengkap ada apabila diinginkan agar pendidikan di sekolah dapat berjalan dengan sebaik- Mbaiknya untuk memenuhi secara optimal kebutuhan peserta didik dalam proses perkembangannya. Terdapat tiga bidang pelayanan pendidikan yaitu bidang kurikulum dan pengajaran, bidang administrasi dan kepemimpinan dan kesiswaan: M1. Bidang kurikulum dan pengajaran meliputi semua bentuk pengembangan kurikulum dan pelaksanaan pengajaran, yaitu penyampaian dan pengembangan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan kemampuan berkomunikasi peserta didik. U2. Bidang administrasi atau kepemimpinan, yaitu bidang yang meliputi berbagai fungsi berkenaan dengan tanggung jawab dan pengambilan kebijaksanaan, Dserta bentuk-bentuk kegiatan pengelolaan dan administrasi sekolah, seperti perencanaan, pembiayaan, pengadaan, dan pengembangan staf, prasarana dan sarana fisik, dan pengawasan. 3. Bidang kesiswaan, yaitu bidang yang meliputi berbagai fungsi dan kegiatan yang mengacu kepada pelayanan kesiswaan secara individual agar masing- masing peserta didik itu dapat berkembang sesuai dengan bakat, potensi, dan minat-minatnya, serta tahap-tahap perkembangannya. Ketiga bidang tersebut tampaknya terpisah antara satu dengan yang lain, namun semuanya memiliki arah yang sama, yaitu memberikan kemudahan bagi pencapaian perkembangan yang optimal terhadap peserta didik. Pelayanan bimbingan dan konseling dapat memberikan sumbangan yang berarti terhadap pengajaran. Misalnya, proses belajar mengajar akan dapat berjalan dengan Bab 2 | Bimbingan dan Konseling 95
efektif apabila siswa terbebas dari masalah–masalah yang mengganggu proses belajarnya. Lebih jauh, materi layanan bimbingan dan konseling dapat dimanfaatkan oleh guru untuk penyesuaian pengajaran dengan individualitas siswa. b. Tanggung Jawab Konselor Sekolah Kegiatan layanan bimbingan tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang tetapi harus dilakukan oleh seorang yang telah memperoleh pendidikan khusus dalam bimbingan konseling atau dengan kata lain harus dilakukan oleh tenaga ahli. Tenaga inti (dan ahli) dalam bidang pelayanan bimbingan dan konseling ialah konselor. Konselor inilah yang mengendalikan dan sekaligus melaksanakan berbagai layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling yang menjadi tanggung jawabnya. Dalam melaksanakan tugas–tugas dan tanggung Yjawabnya itu konselor menjadi ”pelayan” bagi pencapaian tujuan pendidikan secara menyeluruh, khususnya bagi terpenuhinya kebutuhan dan tercapainya tujuan–tujuan perkembangan masing–masing peserta didik sebagaimana telah disebutkan. Dalam kaitannya dengan tujuan yang luas, konselor tidak hanya berhubungan dengan peserta didik atau siswa saja (sebagai sasaran utama Mlayanan), melainkan juga dengan berbagai pihak yang dapat secara bersama– sama menunjang pencapaian tujuan itu, yaitu sejawat (sesama konselor, guru, dan personel sekolah lainnya), orangtua, dan masyarakat pada umumnya. M1. Tanggung jawab konselor kepada siswa, yaitu bahwa konselor: a. memiliki kewajiban dan kesetiaan utama dan terutama kepada siswa yang harus diperlakukan sebagai individu yang unik; b. memerhatikan sepenuhnya segenap kebutuhan siswa (kebutuhan Uyang menyangkut pendidikan, jabatan/pekerjaan, pribadi dan sosial) dan mendorong pertumbuhan dan perkembangan yang optimal bagi Dsetiap siswa; c. memberi tahu siswa tentang tujuan dan teknik layanan bimbingan dan konseling, serta aturan ataupun prosedur yang harus dilalui apabila ia menghendaki bantuan bimbingan dan konseling; d. tidak mendesakkan kepada siswa nilai-nilai tertentu yang sebenarnya hanya sekadar apa yang dianggap baik oleh konselor saja; e. menjaga kerahasiaan data tentang siswa; f. memberi tahu pihak yang berwenang apabila ada petunjuk kuat sesuatu yang berbahaya akan terjadi; g. menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling secara tepat dan profesional. 96 Profesi Kependidikan
2. Tanggung jawab kepada orangtua, yaitu bahwa konselor: a. menghormati hak dan tanggung jawab orangtua terhadap anaknya dan berusaha sekuat tenaga membangun hubungan yang erat dengan orangtua demi perkembangan siswa; b. memberi tahu orangtua tentang peranan konselor dengan asas kerahasiaan yang dijaga secara utuh; c. menyediakan untuk orangtua berbagai informasi yang berguna dan menyampaikan dengan cara yang sebaik-baiknya untuk kepentingan perkembangan siswa; d. menyampaikan informasi (tentang siswa dan orangtua) hanya kepada pihak-pihak yang berhak mengetahui informasi tersebut tanpa merugikan siswa dan orangtuanya. Y3. Tanggung jawab kepada sejawat, yaitu bahwa konselor: a. memperlakukan sejawat dengan penuh kehormatan, keadilan, keobjektifan, dan kesetiakawanan; b. membangun kesadaran tentang perlunya asas kerahasiaan, perbedaan Mantara data umum dan data pribadi, serta pentingnya konsultasi sejawat; c. menyediakan informasi yang tepat, objektif, luas dan berguna bagi Msejawat untuk membantu menangani masalah siswa; 4. Tanggung jawab kepada sekolah dan masyarakat, bahwa konselor: a. mendukung dan melindungi program sekolah terhadap penyimpangan- penyimpangan yang merugikan siswa; Ub. mengembangkan dan meningkatkan peranan dan fungsi bimbingan dan konseling untuk memenuhi kebutuhan segenap unsur-unsur Dsekolah dan masyarakat; c. bekerja sama dengan lembaga, organisasi, dan perorangan baik di sekolah maupun di masyarakat demi pemenuhan kebutuhan siswa, sekolah dan masyarakat, tanpa pamrih. 5. Tanggung jawab kepada diri sendiri, bahwa konselor: a. berfungsi (dalam layanan bimbingan dan konseling) secara profesional dalam batas-batas kemampuannya serta menerima tanggung jawab dan konsekuensi dari pelaksanaan fungsi tersebut; b. menyadari kemungkinan pengaruh diri pribadi terhadap pelayanan yang diberikan kepada klien; Bab 2 | Bimbingan dan Konseling 97
c. memonitor bagaimana diri sendiri berfungsi, dan bagaimana tingkat keefektifan pelayanan serta menahan segala sesuatu kemungkinan merugikan klien. 6. Tanggung jawab kepada profesi, yaitu bahwa konselor: a. bertindak sedemikian rupa sehingga menguntungkan diri sendiri sebagai konselor dan profesi; b. melakukan penelitian dan melaporkan penemuannya sehingga memperkaya khasanah dunia bimbingan dan konseling; c. menjalankan dan mempertahankan standar profesi dan konseling serta kebijaksanaan yang berlaku berkenaan dengan pelayanan bimbingan dan konseling. YJ. Kode Etik Bimbingan Konseling Menurut Winkel (1992): “kode etik jabatan ialah pola ketentuan/aturan/ cara yang menjadi pedoman dalam menjalankan tugas dan aktivitas suatu profesi”. MBimo Walgito (1980) mengemukakan beberapa butir rumusan kode etik bimbingan dan konseling sebagai berikut: 1. Pembimbing atau pejabat lain yang memegang jabatan dalam bidang Mbimbingan dan penyuluhan harus memegang teguh prinsip-prinsip bimbingan dan konseling. 2. Pembimbing harus berusaha semaksimal mungkin untuk dapat mencapai hasil yang sebaik-baiknya, dengan membatasi diri pada keahliannya atau Uwewenangnya. Karena itu, pembimbing jangan sampai mencampuri wewenang serta tanggung jawabnya. D3. Oleh karena pekerjaan pembimbing langsung berkaitan dengan kehidupan pribadi orang, maka seorang pembimbing harus: a. Dapat memegang atau menyimpan rahasia klien dengan sebaik- baiknya. b. Menunjukkan sikap hormat kepada klien. c. Menunjukkan penghargaan yang sama kepada bermacam-macam klien. d. Pembimbing tidak diperkenankan: 1) Menggunakan tenaga-tenaga pembantu yang tidak ahli atau tidak terlatih. 98 Profesi Kependidikan
2) Menggunakan alat-alat yang kurang dapat dipertanggungjawabkan. 3) Mengambil tindakan yang mungkin menimbulkan hal-hal yang tidak baik bagi klien. 4) Mengalihkan klien kepada konselor lain tanpa persetujuan klien tersebut. e. Meminta bantuan ahli dalam bidang lain di luar kemampuan atau keahliannya ataupun di luar keahlian stafnya yang diperlukan dalam melaksanakan bimbingan dan konseling. f. Pembimbing harus selalu menyadari akan tanggung jawabnya yang berat yang memerlukan pengabdian penuh. Rumusan kode etik bimbingan dan konseling dirumuskan oleh Ikatan YPetugas Bimbingan Indonesia (IPBI) yang dikutip oleh Syahril dan Ahmad (1986),yaitu: a. Pembimbing/konselor menghormati harkat pribadi, integritas, dan keyakinan klien. Mb. Pembimbing/konselor menempatkan kepentingan klien di atas kepentingan pribadi pembimbing/konselor itu sendiri. c. Pembimbing/konselor tidak membedakan klien atas dasar suku bangsa, warna kulit, kepercayaan atau status sosial ekonominya. Md. Pembimbing/konselor mempunyai serta memperlihatkan sifat-sifat rendah hati, sederhana, sabar, tertib, dan percaya pada paham hidup sehat. e. Pembimbing/konselor memiliki sifat tanggung jawab, baik terhadap Ulembaga dan orang-orang yang dilayani maupun terhadap profesinya. f. Pembimbing/konselor mengusahakan mutu kerjanya setinggi mungkin. Dg. Sesuatu tes hanya boleh diberikan oleh petugas yang berwenang menggunakan dan menafsirkan hasilnya. h. Konselor memberikan orientasi yang tepat kepada klien mengenai alasan digunakannya tes psikologi dan hubungannya dengan masalah yang dihadapi klien. K. Peranan Guru dalam Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah Guru bukan hanya sekadar penyampai pelajaran, bukan pula sebagai penerap metode mengajar, melainkan guru adalah pribadinya, yaitu keseluruhan penampilan serta perwujudan dirinya dalam berinteraksi dengan siswa. Bernard (1961:127-128) menyatakan bahwa pribadi guru lebih dari Bab 2 | Bimbingan dan Konseling 99
apa yang diucapkan dan metode yang digunakannya yang menentukan kadar dan arah pertumbuhan siswa. Beliau juga mengemukakan bahwa banyak penelitian yang menyatakan adanya akibat langsung pribadi guru terhadap tingkah laku siswa. Dalam keseluruhan pendidikan, guru merupakan faktor utama. Dalam tugasnya sebagai pendidik, guru banyak sekali memegang berbagi jenis peranan yang harus dilaksanakan. Peranan adalah suatu pola tingkah laku tertentu yang merupakan ciri-ciri khas semua petugas dari suatu pekerjaan atau jabatan tertentu. Setiap jabatan atau tugas tertentu akan menuntut pola tingkah laku tertentu pula dan tingkah laku mana akan merupakan ciri khas dari tugas atau jabatan tadi. Peranan guru adalah setiap pola tingkah laku yang merupakan ciri-ciri jabatan guru yang harus dilakukan guru dalam tugasnya. Peranan ini meliputi berbagai jenis pola tingkah laku, baik dalam Ykegiatannya di dalam sekolah maupun di luar sekolah. Guru yang dianggap baik ialah mereka yang berhasil dalam memerankan peranan-peranan itu dengan sebaik-baiknya, artinya dapat menunjukkan suatu pola tingkah laku yang sesuai dengan jabatannya dan dapat diterima oleh lingkungan dan masyarakat. M1. Guru Sebagai Mediator Kebudayaan Guru merupakan seorang perantara di dalam suatu proses pewarisan kebudayaan. Beberapa keterampilan dan kecakapan yang merupakan aspek Mkebudayaan seperti: bahasa, ilmu pengetahuan, keterampilan sosial, sikap dan sebagainya diterima oleh anak dengan perantaraan guru. Dalam peranannya sebagai seorang mediator kebudayaan maka seorang guru harus sanggup Umemberikan, mengajarkan dan membimbing berbagai ilmu pengetahuan, keterampilan dan sikap kepada peserta didiknya. Seorang guru harus mampu membimbing peserta didiknya dalam penyesuaian diri terhadap Dlingkungan kebudayaannya. Perkembangan kebudayaan itu sendiri sering kali menimbulkan masalah-masalah bagi murid-murid, terutama masalah penyesuaian diri dan masalah pemilihan. Untuk itu hendaknya guru mampu memberikan bantuan kepada peserta didiknya dalam melakukan penyesuaian diri kepada unsur-unsur kebudayaan. 2. Guru Sebagai Mediator dalam Belajar Guru bertindak sebagai perantara dalam proses pembelajaran secara keseluruhan. Guru lah yang menyelenggarakan pembelajaran peserta didik dan guru harus bertanggung jawab akan hasil pembelajaran itu, melalui proses interaksi belajar-mengajar. Guru merupakan faktor penting yang memengaruhi berhasil tidaknya proses pembelajaran. Oleh karena itu, guru harus menguasai 100 Profesi Kependidikan
prinsip-prinsip belajar, di samping menguasai materi yang akan diajarkan dan guru juga harus mampu menciptakan suasana belajar yang sebaik-baiknya. 3. Guru Sebagai Pembimbing Dalam tugasnya yang pokok yaitu mendidik, guru harus membantu agar anak mencapai kedewasaan secara optimal, artinya kedewasaan yang sempurna sesuai dengan norma dan sesuai pula dengan kodrat yang dimiliknya. Dalam peranan ini guru harus memerhatikan aspek-aspek pribadi peserta didik, antara lain aspek kematangan, bakat, kebutuhan, kemampuan, sikap dan sebagainya, supaya kepada mereka ini dapat diberikan bantuan dalam mencapai tingkat kedewasaan optimal. Hal ini mengandung arti bahwa guru pun turut bertanggung jawab dalam penyelenggaraan bimbingan dan konseling. YSebagai seorang petugas bimbingan, guru merupakan tangan pertama dalam usaha membantu memecahkan kesulitan murid-murid yang menjadi peserta didiknya. Guru harus paling banyak dan sering berhubungan dengan murid-muridnya, terutama dalam kegiatan-kegiatan kurikuler. Jadi, tugas Mguru tidak hanya terbatas dalam memberikan berbagai ilmu pengetahuan dan keterampilan kepada murid-muridnya, tetapi guru juga bertanggung jawab untuk membantu dan mengawasi peserta didiknya. Sehubungan dengan peranannya sebagai pembimbing, maka seorang guru harus: Ma. Mengumpulkan data tentang murid b. Mengamati tingkah laku murid dalam situasi sehari-hari c. Mengenal murid-murid yang memerlukan bantuan khusus Ud. Mengadakan interaksi dengan orangtua murid, baik secara individual maupun secara kelompok untuk memperoleh saling pengertian dalam pandidikan anak De. Bekerja sama dengan masyarakat dan lembaga-lembaga lainnya untuk membantu memecahkan masalah murid f. Membuat catatan pribadi murid serta menyiapkannya dengan baik g. Menyelenggarakan bimbingan kelompok maupun individual h. Bekerja sama dengan petugas-petugas bimbingan lainnya untuk membantu memecahkan masalah murid i. Bersama-sama dengan petugas bimbingan lainnya menyusun program bimbingan sekolah j. Meneliti kemajuan murid baik di sekolah maupun di luar sekolah. Bab 2 | Bimbingan dan Konseling 101
4. Guru Sebagai Mediator antara Sekolah dan Masyarakat Ini berarti bahwa kelancaran hubungan antara sekolah dan masyarakat merupakan tugas dan tanggung jawab guru. Lancar tidaknya hubungan tersebut tergantung pada tingkat kemampuan guru dalam memainkan peranan ini. Dalam peranan itu, guru seharusnya mampu: a. Memberikan penjelasan-penjelasan kepada masyarakat tentang kebijaksanaan pendidikan yang sedang berlangsung atau yang akan ditempuh b. Menerima usul-usul atau pertanyaan dari pihak masyarakat tentang pendidikan c. Menyelenggarakan pertemuan-pertemuan antara sekolah dan masyarakat khususnya dengan orangtua murid Yd. Bekerja sama dengan berbagai pihak di masyarakat dalam memecahkan masalah-masalah pendidikan e. Menyelenggarakan hubungan yang sebaik-baiknya antara sekolah dengan Mlembaga-lembaga yang berhubungan dengan pendidikan f. Guru merupakan suara sekolah di masyarakat dan suara masyarakat di sekolah. M5. Guru Sebagai Penegak Disiplin Dalam peranan ini guru harus menegakkan disiplin baik di dalam maupun di luar kelas. Guru harus menjadi teladan bagi terlaksananya suatu disiplin. Guru harus membimbing murid agar menjadi warga sekolah dan masyarakat Uyang berdisiplin. Guru harus menyiapkan murid-muridnya sebagai calon anggota masyarakat yang sadar akan hak dan kewajibannya sebagai masyarakat. DDalam peranan inilah seorang guru harus mencerminkan suatu tingkah laku sebagai anggota masyarakat yang dapat “digugu dan ditiru” oleh segenap peserta didik dengan penuh kesadaran. 6. Guru Sebagai Administrator dan Manager Kelas Sebagai administrator, tugas seorang guru harus dapat menyelenggarakan program pendidikan dengan sebaik-baiknya. Berbagai aspek yang menyangkut kelancaran jalannya pendidikan merupakan tanggung jawab guru. Guru harus mengambil bagian dalam hal perencanaan kegiatan pendidikan (planning), mengatur dan menyusun berbagai aspek dalam pendidikan (organizing), mengarahkan kegiatan-kegiatan dalam pendidikan (directing), melaksanakan segala rencana dan kebijakan pendidikan (actuating), merencanakan dan 102 Profesi Kependidikan
menyusun biaya (budgeting), dan mengawasi serta menilai kegiatan-kegiatan pendidikan (controlling dan evaluating). Sebagai manager, khususnya sebagai manager kelas, guru merupakan penguasa utama dan bertanggung jawab terhadap kelancaran program pendidikan dan pengajaran. Dalam management kelas, guru berfungsi sebagai pemimpin yang harus memimpin murid-muridnya dalam kegiatan pembelajaran. Kepemimpinan guru di sekolah menentukan keberhasilan sekolah itu secara keseluruhan. Guru harus mengatur dan mengoordinir jalannya program pendidikan agar memperoleh hasil yang sebaik-baiknya. 7. Guru Sebagai Anggota Suatu Profesi Suatu profesi adalah jabatan yang mempunyai kualifikasi tertentu. YPekerjaan guru sebagai suatu profesi berarti bahwa guru merupakan seorang yang ahli. Keahlian tersebut tidak dapat dilakukan oleh ahli-ahli atau pejabat- pejabat lain yang tidak memperoleh dasar pendidikan keahlian tersebut. Sebagai anggota suatu profesi, maka guru harus memiliki pengetahuan, kecakapan Mdan keterampilan tertentu yaitu keterampilan keguruan. Kemampuan untuk membimbing murid, merupakan salah satu aspek keterampilan profesi keguruan. Di samping itu, seorang guru harus menunjukkan, mempertahankan serta mengembangkan keahlian itu. MPeranan guru tidak hanya terbatas dalam kegiatan dalam kelas atau pengajaran saja, akan tetapi lebih luas dari itu. Guru memiliki peranan yang besar dalam mendewasakan murid-muridnya dengan berbagai cara. Salah satu di antaranya melalui partisipasi dalam program bimbingan dan konseling di Usekolah. Implementasi kegiatan BK dalam pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi sangat menentukan keberhasilan proses belajar-mengajar. DOleh karena itu, peranan guru kelas dalam pelaksanaan kegiatan BK sangat penting dalam rangka mengefektifkan pencapaian tujuan pembelajaran yang dirumuskan. Sardiman (2001:142) menyatakan bahwa ada sembilan peran guru dalam kegiatan BK, yaitu: a. Informator, guru diharapkan sebagai pelaksana cara mengajar informatif, laboratorium, studi lapangan, dan sumber informasi kegiatan akademik maupun umum. b. Organisator, guru sebagai pengelola kegiatan akademik, silabus, jadwal pelajaran dan lain-lain. c. Motivator, guru harus mampu merangsang dan memberikan dorongan serta reinforcement untuk mendinamisasikan potensi siswa, menumbuhkan Bab 2 | Bimbingan dan Konseling 103
swadaya (aktivitas) dan daya cipta (kreativitas) sehingga akan terjadi dinamika di dalam proses belajar-mengajar. d. Director, guru harus dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar siswa sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan. e. Inisiator, guru sebagai pencetus ide dalam proses belajar-mengajar. f. Transmitter, guru bertindak selaku penyebar kebijaksanaan dalam pendidikan dan pengetahuan. g. Fasilitator, guru akan memberikan fasilitas atau kemudahan dalam proses belajar-mengajar. h. Mediator, guru sebagai penengah dalam kegiatan belajar siswa. i. Evaluator, guru mempunyai otoritas untuk menilai prestasi anak didik dalam bidang akademik maupun tingkah laku sosialnya, sehingga dapat Ymenentukan bagaimana anak didiknya berhasil atau tidak. Fungsi dan Peran Guru Sebagai Pembimbing Menurut Ngalimun, sebagai guru kelas yang mengajarkan mata Mpelajaran, guru sekolah dasar pada dasarnya mempunyai peran sebagai pembimbing. Dalam SK Menpan No. 83/1993 ditegaskan bahwa selain tugas utama mengajar, guru sekolah dasar ditambah dengan melaksanakan program bimbingan di kelas menjadi tanggung jawabnya. Bahkan Murno dan MKottman (1995:69), menempatkan posisi guru sebagai unsur yang sangat kritis dalam inplementasi program bimbingan perkembangan: “Without teacher involvement, developmental guidance is simply one more good, Ubud unworkable, concept”. Guru merupakan pelindung terdepan dalam mengidentifikasi kebutuhan siswa, penasihat utama bagi siswa, dan perekayasa nuansa belajar, dan bekerja sama dengan orangtua untuk keberhasilan siswa. DPeran guru sebagai guru pembimbing, sesungguhnya akan tumbuh subur jika guru menguasai rumpun model mengajar pribadi. Rumpun mengajar pribadi terdiri atas model mengajar yang berorientasi kepada perkembangan diri siswa. Penekanannya lebih diutamakan kepada proses yang membantu individu dalam membentuk dan mengorganisasikan realita yang unik, dan lebih banyak memerhatikan kehidupan emosional siswa. Model mengajar yang termasuk rumpun ini adalah model pengajaran non-direktif, dan pemerkayaan harga diri (enbancing self esthem). Model mengajar untuk mengembangkan kebersamaan adalah belajar kelompok, sedangkan model mengajar untuk memecahkan masalah sosial adalah bermain peran (Joyce dan Well, 1996). 104 Profesi Kependidikan
L. Kerja Sama Guru dan Konselor Sekolah dalam Layanan Bimbingan dan Konseling Dalam kegiatan belajar mengajar sangat diperlukan adanya kerja sama antara guru dan guru pembimbing demi tercapainya tujuan yang diharapkan. Pelaksanaan tugas pokok guru dalam proses pembelajaran tidak dapat dipisahkan dari kegiatan bimbingan, sebaliknya, layanan bimbingan di sekolah memerlukan dukungan atau bantuan guru. Dukungan atau bantuan tersebut terutama dari guru mata pelajaran dan wali kelas. Ada beberapa pertimbangan mengapa guru juga harus melaksanakan kegiatan bimbingan dalam proses pembelajaran. Dalam hal ini, Natawidjaya dan Surya (1985) mengutip pendapat Millen yang mengatakan: a. Proses belajar menjadi sangat efektif, jika bahan yang dipelajari dikaitkan Ylangsung dengan tujuan pribadi siswa. Guru dituntut memahami harapan- harapan dan kesulitan-kesulitan siswa, selanjutnya siswa dapat belajar dengan baik. b. Guru yang memahami siswa dan masalah-masalah yang dihadapinya, Mlebih peka terhadap hal-hal yang dapat memperlancar dan mengganggu kelancaran kegiatan kelas. Guru berkesempatan luas untuk mengadakan pengamatan terhadap siswa yang diperkirakan memiliki masalah. Dengan demikian, masalah itu dapat diantisipasi sedini mungkin sehingga siswa Mdapat belajar dengan baik tanpa dibebani suatu masalah. c. Guru dapat memerhatikan perkembangan masalah atau kesulitan secara lebih nyata. Guru memiliki kesempatan terjadwal untuk bertatap muka Udengan para siswa, maka ia akan memperoleh informasi yang lebih banyak tentang keadaan siswa maupun kelebihan dan kekurangannya. DLayanan bimbingan di sekolah akan lebih efektif jika guru dapat bekerja sama dengan pembimbing sekolah dalam proses pembelajaran. Adanya keterbatasan-keterbatasan dari kedua pihak (guru pembimbing) menuntut adanya kerja sama itu. Di dalam menangani kasus-kasus tertentu, guru pembimbing perlu menghadirkan guru atau pihak-pihak terkait guna membicarakan pemecahan masalah yang dihadapi siswa. Kegiatan semacam ini disebut konferensi kasus (case conference). Kegiatan-kegiatan bimbingan dan konseling yang dilaksanakan di sekolah, dikoordinasikan oleh guru pembimbing. Pelaksanaan kegiatan bimbingan oleh para guru tidak lepas begitu saja, tetapi dipantau oleh guru pembimbing. Bab 2 | Bimbingan dan Konseling 105
Kerja sama guru pembimbing dengan wali kelas sebagai pengelola kelas tentu sangat erat dan besar sekali. Terutama membantu memberikan kesempatan dan kemudahan bagi siswa, khususnya di kelas yang menjadi tanggung jawabnya, untuk mengikuti/menjalani layanan dan atau kegiatan bimbingan dan konseling. Dengan kata lain, wali kelas membantu guru pembimbing melaksanakan tugas-tugasnya dalam pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah. Dalam buku Bimbingan Konseling di SD/MI menurut Ngalimun (2002;158), hubungan konselor (guru pembimbing) dengan peserta didik di sekolah, berada dalam koridor hubungan yang membantu. Artinya konselor menciptakan dan mengembangkan interaksi yang membantu peserta didik untuk mengaktualisasikan potensi secara optimal, mengembangkan pribadi yang utuh dan sehat, serta menampilkan perilaku efektif, kreatif, produktif, Ydan adjusted. Kualitas hubungan dalam proses bimbingan dan konseling sangat dipengaruhi oleh kualitas pribadi konselor (guru pembimbing). Kepribadian konselor menurut Rogers (1962), merupakan teknik atau intervensi utama, karena seseorang tidak akan dapat memberikan bantuan tanpa memiliki Mkepribadian membantu. Kepribadian utama yang harus dimiliki oleh seorang konselor (guru pembimbing) adalah terpercaya, sehingga menjadi agen yang membawa pengaruh positif pada pertumbuhan dan perkembangan helper (individu). MKepribadian terpercaya akan teraktualisasikan dalam sikap: mampu menjaga rahasia, terbuka, jujur, tulus, autentik dalam bertindak, memandang dan DUmenerima individu apa adanya, perhatian, percaya diri, dan hangat. 106 Profesi Kependidikan
ADMINSEISKMTORLAASHI BY3ABSalah satu tugas seorang pendidikan dan tenaga kependidikan lainnya di sekolah adalah tugas-tugas yang terkait dengan administrasi sekolah. MAdministrasi sekolah merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan sekolah dalam mencapai efektivitas penyelenggaraan pembelajaran yang berkualitas. Berikut ini akan dicoba untuk menjelaskan tentang “Tugas- Utugas Administratif Guru di Sekolah”. Di bawah ini akan menguraikan dan mendiskusikan tentang berbagai hal yang berkaitan dengan tugas guru dalam administrasi sekolah di sekolah, yang mencakup uraian tentang: Pengertian Dadministrasi pendidikan, lingkup dan fungsi administrasi pendidikan, tugas- tugas administrasi dalam tataran kelas, tugas-tugas administrasi dalam tataran sekolah serta pengelolaan sumber belajar. Apabila tugas-tugas administrasi di sekolah yang terkait dengan tugas sebagai guru dikuasai secara tuntas, maka guru akan lebih menghayati profesionalismenya terutama bagaimana dapat berperan secara aktif dalam pengelolaan sekolah yang mencakup pengelolaan berbagai aspek manusia (murid dan sebagainya) serta pengelolaan fisik termasuk pengelolaan lingkungan yang sangat berperan penting dalam menunjang terciptanya proses pembelajaran yang berkualitas. Hal ini menjadi sangat urgen (penting) di tengah-tengah era globalisasi dan era informasi yang ditandai oleh persaingan yang sangat ketat dalam berbagai aspek kehidupan termasuk persaingan dalam Bab 3 | Administrasi Sekolah 107
pelayanan. Pelayanan yang berkualitas harus dimulai dari manajemen dan administrasi yang baik. Di samping itu, penguasaan pengetahuan tentang administrasi sekolah ini secara mantap merupakan bekal yang sangat penting bagi seorang guru untuk dapat berperan sebagai pemimpin sekolah (kepala sekolah) di kemudian hari. A. Pengertian Administrasi Pendidikan di Sekolah 1. Pengertian Administrasi Pendidikan Pernahkah Anda mendengar kata administrasi dalam kehidupan sehari- hari. Tentunya Anda sudah sering mendengar, karena dalam setiap lembaga, organisasi dan bahkan pengumuman-pengumuman yang berhubungan dengan penerimaan calon pegawai termasuk penerimaan guru selalu ada istilah Ypersyaratan administrasi. Tetapi tahukah Anda apa makna administrasi itu. Kita sering mendengar kata administrasi selalu dihubungkan dengan surat menyurat, perlengkapan persyaratan kepegawaian dan lain-lain. Apakah demikian makna sebenarnya dari administrasi itu? MMakna administrasi yang sebenarnya jauh lebih luas dari apa yang pernah kita dengar atau kita persepsi selama ini. Untuk melihat pemahaman yang mendalam tentang makna administrasi tersebut mari kita diskusikan beberapa pendapat para ahli tentang makna pentingnya administrasi di suatu lembaga Mdan apa sebenarnya administrasi itu. Dengan demikian, kita dapat menguji pemahaman kita selama ini, sudah tepat atau malah salah kaprah tentang administrasi. UDalam setiap organisasi, apa pun bentuk dan jenisnya, administrasi dan manajemen menempati kedudukan sentral dan menentukan dalam pembinaan dan pengembangan serta keberhasilan kegiatan kerja sama. Oleh karena itulah, Dadministrasi telah dan selalu akan dikaji secara ilmiah. Administrasi sebagai disiplin ilmu telah dikaji secara mendalam dan intensif secara teoretis maupun praktis tentang rangkaian perilaku berkaitan dengan kegiatan pengendalian, pengelolaan dan usaha kerja sama dalam mencapai suatu tujuan. Kecenderungan berkelompok merupakan hakikat manusia sebagai makhluk sosial, yang mendorong mereka untuk selalu hidup berkelompok sehingga terbentuklah berbagai kelompok dalam kegiatan manusia. Ilmu administrasi sebagai ilmu, berusaha mengkaji berbagai usaha- usaha manusia dalam mencapai dan meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja di dalam suatu kelompok. Sebagai disiplin ilmu, administrasi mengkaji dan mencari metode serta alat kerja yang tepat, juga menaruh perhatian 108 Profesi Kependidikan
terhadap pengaturan tenaga-tenaga manusia sehingga diperoleh kelompok yang produktif dalam pelaksanaan kerjanya. Perhatian ini terutama ditujukan kepada usaha untuk mendayagunakan dan memberdayakan serta meningkatkan sumber daya manusia agar dapat mencapai hasil kerja yang maksimal tanpa mengorbankan hakikatnya sebagai manusia. Meskipun demikian ilmu administrasi tetap memerhatikan unsur-unsur psikologis manusia, karena itu administrasi berusaha mengkaji bagaimana cara memanfaatkan sumber daya manusia agar menjadi produktif dalam kerjanya yang diiringi dengan perasaan puas bagi yang bersangkutan. Hal inilah yang mendorong mengapa teori manajemen modern seperti Human Resource Management (HRM) selalu diadopsi oleh teori administrasi pendidikan. Lembaga pendidikan formal (sekolah) sebagai salah satu bentuk fenomena Ypengelompokan manusia yang keberadaannya tidak dapat melepaskan diri dari kecenderungan kegiatan administrasi. Hal ini dapat kita lihat bahwa di sekolah terdapat sejumlah orang (siswa, guru, tata usaha, pesuruh, kepala sekolah, bahkan masyarakat) yang terlibat bekerja sama untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Pada institusi ini dalam melaksanakan tugasnya Mmasing-masing, mereka tidak cukup kalau hanya dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan mengenai teori kependidikan saja, akan tetapi harus pula dilengkapi dengan kemampuan untuk bekerja sama, menciptakan kerja sama dan membina kerja sama untuk mencapai tujuan lembaga yang Mbersangkutan. Hal ini mutlak diperlukan karena setiap personel pendidikan tidak hanya terlibat dalam kegiatan kependidikan (edukatif) tetapi juga terlibat dalam kegiatan administrasi yang menuntut mereka untuk menguasai dan Umemiliki knowledge, skill dan expertness dalam perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, koordinasi, pengendalian dan pengawasan. Kemampuan tersebut di atas diperlukan agar dalam pelaksanaan Dkegiatan penyelenggaraan pendidikan di sekolah berjalan secara efektif dan efisien. Lebih-lebih dalam era globalisasi dari abad informasi yang selalu menuntut kemampuan mencari, mengolah, menganalisis, memanfaatkan serta mengkomunikasikan informasi menuntut adanya sikap kreatif dan inovatif dan petugas pendidikan, tanpa sikap tersebut akan berdampak pada kegagalan dalam mencapai hasil pendidikan yang optimal. Sehubungan dengan hal ini Edgar Faure (Unesco, 1972) menyatakan bahwa kebangkrutan sistem pendidikan disebabkan karena cara penyelenggaraan pendidikan, terutama masa lampau akibat perencanaan yang lemah serta koordinasi dan komunikasi yang sangat kurang efektif. Sistem sekolah tampak dijalankan hanya melalui surat keputusan dan instruksi dan kantor pusat, tanpa mempertimbangkan apakah sekolah beserta aparatnya di daerah siap dan mampu melaksanakan Bab 3 | Administrasi Sekolah 109
apa yang diinginkan oleh pusat (terlalu sentralisasi). Dengan kata lain sering terjadi konsepsi-konsepsi pendidikan yang hanya baik di atas kertas dan atau untuk satu daerah/lokasi tertentu, tetapi tidak cocok untuk daerah/lokasi lain, artinya sering terjadi kebijakan pendidikan yang tidak melihat situasi atau kondisi daerah. Dengan demikian, maka tampak kelemahan penyelenggaraan pendidikan sering bukan diakibatkan oleh sistem dan gurunya, tetapi lebih diakibatkan oleh Manajemen Sekolah dan Manajemen Pendidikan yang tidak baik. Oleh karena itu, para perancang pembangunan pendidikan di Negara-negara Asia 1965-1980 (the Karachi Plan) memperingatkan bahwa “reorganisasi dan penguatan administrasi hendaknya mendahului tahap suatu rencana dijalankan” Hal ini diperkuat oleh pernyataan Philip H. Coombs seorang ahli perencanaan pendidikan yang terkemuka yang menyarankan bahwa: revolusi Ydalam pendidikan harus dimulai dengan Manajemen Pendidikan. Dari uraian di atas apa yang dapat Anda simpulkan? Mari kita cermati kembali apa yang telah kita diskusikan di atas, ternyata kemampuan administrasi dan atau Manajemen Pendidikan pada gilirannya akan menempatkan para Mpetugas pendidikan bertanggung jawab terhadap pengelolaan pendidikan dalam unit kerjanya masing-masing, baik dalam posisinya sebagai pemimpin pendidikan, supervisor pendidikan maupun pelaksana proses pembelajaran di kelas (guru). MDi samping itu, administrasi pendidikan yang baik akan memberikan dampak yang sangat besar bagi lembaga pendidikan untuk meningkatkan kualitas kinerja lembaganya. Hal ini berarti administrasi/manajemen yang Ubaik akan dapat membawa pada peningkatan mutu hasil lulusan bagi lembaga pendidikan seperti sekolah. D2. Pengertian Administrasi dan Administrasi Pendidikan Mari kita mencoba mengkaji lebih dalam pengertian administrasi yang sebenarnya, kemudian kita mencoba merefleksi apakah pengertian kita tentang adminsitrasi sudah sesuai dengan pengertian yang hakiki, hal ini penting untuk menjaga agar kita tidak salah kaprah dalam memberi makna tentang administrasi. Uraian berikut ini akan memberikan Anda pada pemahaman dan wawasan tentang administrasi. Administrasi menurut asal katanya berasal dari bahasa Latin yang terdiri dari AD+MINISTRARE yang berarti melayani, membantu dan memenuhi. Dari perkataan itu terbentuk kata benda ADMINISTRATIO dan kata sifat ADMINISTRATIVUS yang kemudian dikenal dalam bahasa lnggris 110 Profesi Kependidikan
ADMINISTRATION. Perkataan ini selanjutnya diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia menjadi Administrasi. Di Indonesia selain istilah yang berasal dan bahasa lnggris tersebut juga dikenal yang berasal dan bahasa BelAnda yaitu Administrate yang mengandung arti hanya sebagian dari pengertian administrasi yaitu hanya diartikan dengan ketatausahaan (Clerical work). Ketatausahaan mengandung arti kegiatan penyusunan keterangan-keterangan secara sistematik dan pencatatan-pencatatan secara tertulis semua keterangan yang diperlukan, dengan maksud memperoleh suatu ikhtisar mengenai keterangan-keterangan itu dalam keseluruhannya dan dalam hubungannya satu sama lainnya. Fungsi dari kegiatan ketatausahaan itu adalah: melakukan pencatatan tentang segala sesuatu yang terjadi di dalam organisasi untuk digunakan sebagai bahan informasi bagi pimpinan. Pengertian administrasi sebagai kegiatan ketatausahaan ini adalah pengertian administrasi dalam arti Ysempit. Kalau demikian apa yang dapat kita simpulkan tentang administrasi dalam arti sempit, seperti yang selama ini kita hayati sebagai pengertian administrasi. Administrasi dalam arti sempit dapat diartikan sebagai kegiatan ketatausahaan Myang mencakup kegiatan: 1. Melayani pelaksanaan kegiatan operasional dan suatu unit kerja sehari- hari. M2. Menyediakan berbagai informasi, data dan keterangan yang diperlukan oleh pimpinan guna pengambilan keputusan atau kebijakan organisasi. 3. Membantu kelancaran tugas sehari-hari dan suatu unit kerja. UPengertian itu administrasi tidak lebih dari kegiatan atau pekerjaan tulis menulis, catat mencatat, mengirim dan menyimpan data keterangan (agenda) yang dilakukan oleh sejumlah personel. Biasanya di dalam suatu Druangan yang penuh dengan meja, kursi, mesin tik, komputer dan berkas- berkas yang memuat berbagai data lain-lain. Dengan kata lain administrasi dalam pengertian tersebut dihubungkan dengan kegiatan perkantoran yang merupakan salah satu aspek saja dan kegiatan administrasi dalam makna yang sebenarnya. Untuk mendapatkan pemahaman tentang pengertian administrasi dan beberapa orang ahli sebagai berikut: Leonard D. White (1982) menyebutkan administrasi adalah Process to all group effort, public or private. Ordway Tead menyatakan: Administration is conceived as the necessary activities of individuals (executives)in an organization who charged with ordering, Bab 3 | Administrasi Sekolah 111
forwarding, and facilitation the associate effort of group of individuals brought together to realize certain defined purposes. Herbart K Simon menyatakan administration as the activities of groups cooperating to accomplish common goals. Wiliam H. Newman menyatakan administration has been defined as the guidance, leadership and controlle of the effort a group of individual toward some goals. Sementara Siagian menyatakan bahwa administrasi adalah proses kerja sama antara dua orang manusia atau lebih yang didasarkan atas rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Coba Anda bandingkan dan sejumlah pengertian tersebut di atas, komponen apa yang memiliki kesamaan dan dikemukakan oleh semua ahli Ytersebut di atas. Kalau kita cermati berbagai kutipan di atas, tampak ada beberapa persamaan khusus yang dikemukakan oleh beberapa ahli sebagai berikut: Ma) Merupakan kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok orang b) Bahwa kelompok orang tersebut berada dalam suatu kelompok kerja sama. c) Kerja sama yang dilakukan diarahkan kepada pencapaian tujuan yang telah Mditetapkan. Agar kegiatan tidak menjadi tumpang tindih, maka dalam kerja sama ada yang berperan sebagai pemimpin untuk mengarahkan, mengajak, membimbing, memengaruhi, memberi nasihat dan lain-lain. Dengan demikian maka orang-orang yang berada dalam kelompok akan Ubekerja untuk mencapai tujuan. d) Kegiatan yang dilakukan merupakan suatu proses, keseluruhan. Artinya Dmasing-masing orang dan kelompok dalam kegiatan administrasi saling mengisi dan melengkapi. Dalam proses kerja sama sekelompok orang untuk mencapai tujuan tersebut ada dua sasaran penting yang perlu diperhatikan sebagai kegiatan administrasi yaitu: a) Kualitas orang-orang yang terlihat di dalam menghadapi pekerjaan yang dipercayakan kepadanya (performance quality). b) Kualitas efisiensi (efficiency quality). Keduanya menjadi syarat untuk tercapainya tujuan organisasi dengan sebaik-baiknya. Sukar dibayangkan tujuan yang telah ditetapkan dengan memperhitungkan berbagai faktor dapat tercapai secara efektif apabila orang- 112 Profesi Kependidikan
orang yang melakukan pekerjaan hanya bekerja semaunya, dan bekerja tanpa didasari oleh kemampuan dan pengetahuan tentang apa yang dipekerjakan. Ini berarti dalam administrasi dituntut adanya kesesuaian antara kemampuan/ keahlian dengan jenis dan bidang yang dikerjakan. Pengertian di atas juga tampak merujuk kepada pengertian administrasi sebagai pekerjaan (doing), yang pada akhir-akhir ini sudah mulai bergeser menjadi proses memutuskan (deciding), seperti yang dilihat oleh para ahli seperti Chester Bernard dan Daniel Griffiths. Bagi mereka administrasi itu tidak lain dari seni dan ilmu pengambilan keputusan. Menurut analisis mereka, proses pengambilan keputusan dalam administrasi menyangkut berbagai aspek seperti perencanaan, pengorganisasian, pengoordinasian, pengarahan dan pengawasan. YDari berbagai pengertian administrasi di atas akan timbul pertanyaan, apakah yang dimaksud dengan administrasi pendidikan? Administrasi pendidikan pada dasarnya adalah penerapan administrasi umum dalam pendidikan. lnikah hakikat sebenarnya administrasi pendidikan? Muntuk menjawab hal berikut akan dikemukakan beberapa kutipan pengertian administrasi pendidikan menurut beberapa ahli: Wartel s Monroe mengemukakan bahwa: educational administration is the direction, control of management of all matter pertaining to school affairs, including Mbusiness administration since aspect of school affairs may be considered as carried on for educational end. Albert H. Shuster dan Wilson F. Wetzler mendefinisikan administration of school may be defined as the art and science of creatively integrating ideas, materials and Uperson in to an organic, harmonious working unit for the achievement of desired goal. Lebih lanjut Albert dkk menyatakan bahwa fungsi administratif di sekolah Dmencakup memimpin staf personel, menyediakan materiil pengajaran, dan mengarahkan penyelenggaraan pendidikan. Selanjutnya Oteng Sutisna menyatakan bahwa administrasi di mana pun sama, apakah dalam pemerintahan, perusahaan, maupun pendidikan. Sehubungan dengan hal itu ia merumuskan administrasi pendidikan sebagai suatu keseluruhan proses membuat sumber-sumber personel maupun materiil yang tersedia dan efektif bagi pencapaian tujuan-tujuan suatu kerja sama. Dari berbagai definisi tersebut di atas, apabila kita coba untuk menarik kesimpulan berdasarkan komponen pengertian administrasi yang terdapat pada masing-masing pengertian yang dikemukakan oleh para ahli dapat dikatakan bahwa administrasi pendidikan adalah keseluruhan proses pengelolaan dan pengendalian usaha kerja sama sejumlah orang pada lembaga pendidikan Bab 3 | Administrasi Sekolah 113
yaitu kepala sekolah, guru, murid, karyawan bahkan orangtua murid dengan mendayagunakan berbagai sumber dan metode serta alat tertentu untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien. Pengertian administrasi pendidikan tersebut jelas membedakan antara kegiatan administrasi pendidikan dengan kegiatan operasional pendidikan. Sebab kegiatan administrasi pendidikan pada dasarnya adalah administrasi dalam pendidikan yang merupakan rangkaian pengendalian dan pengelolaan kegiatan kependidikan yang terarah pada pencapaian tujuan pendidikan. Dengan pengendalian dan pengelolaan ini maka kegiatan kependidikan akan berlangsung secara efektif dan efisien. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa suatu kegiatan bersama/ usaha kerja sama baru dapat dikatakan kegiatan administrasi apabila telah Ymemenuhi syarat-syarat sebagai berikut: 1. Adanya proses kegiatan kerja sama. 2. Dilakukan oleh dua orang atau lebih (sekelompok orang). 3. Adanya sumber daya (manusia dan non manusia) untuk didayagunakan Mdan ditata atau diatur. 4. Adanya penataan atau pengaturan kegiatan dalam kerja sama dengan menggunakan metode, alat dan teknik tertentu dalam rangka efektivitas dan efisiensi kegiatan (siapa melakukan apa dan bagaimana melakukannya) M5. Adanya tujuan yang akan dicapai dari kerja sama tersebut. Kelima kriteria di atas harus ada dalam administrasi, apabila salah satu hilang tidak dapat dikatakan lagi sebagai kegiatan administrasi. UB. Fungsi Administrasi DSecara umum dan banyak dikemukakan oleh beberapa ahli bahwa administrasi pendidikan memiliki ruang lingkup yang luas. Tetapi sebelum membahas ruang lingkup tersebut terlebih dahulu akan diuraikan tinjauan administrasi sebagai proses kegiatan, yang di dalamnya menerapkan fungsi- fungsi manajemen (ada ahli yang menyebutkan dengan fungsi organik). Sedangkan John Stephen Knezevich menyebutnya dengan istilah administrasi pendidikan dilihat sebagai proses manajemen. Tugas pengelolaan (khususnya dalam dunia perusahaan) sering berada pada manajer. Meskipun demikian sering pula tugas pengelolaan itu dilakukan sendiri oleh pimpinan tertinggi. Sebagai manajer ia perlu menggunakan fungsi-fungsi manajemen dalam pelaksanaan tugasnya. Ada berbagai macam 114 Profesi Kependidikan
fungsi manajemen yang dikemukakan oleh para ahli, menurut cara pandang dan latar belakang filosofis mereka masing-masing. 1. Fayol : Planning, organizing, commanding, coordinating and controlling. 2. GulHck : Planning, organizing, staffing, directing, coordinating, reporting and budgetting 3. Newman: Planning, organizing, assembling resource, directing and controlling. 4. Sears : Planning, organizing, allocating, coordinating and evaluating. 5. Assa : Planning, allocating, stimulating, coordinating, and evaluating. 6. Gregg: Decision making, planning, organizing, communication, influencing, coordinating and evaluating. 7. Campbell: Decision making, programming, coordinating, and appraising. YDalam diskusi kita pada bagian ini, tidak menguraikan seluruh fungsi- fungsi di atas, tetapi hanya beberapa fungsi yang memang mutlak ada dalam setiap kegiatan proses manajemen yaitu planning, organizing, directing, coordinating, controlling dan communicating. M1. Planning (Perencanaan) Pernahkah Anda membayangkan bagaimana suatu kegiatan dilakukan tanpa perencanaan? Bahkan kita sering memberikan kritik kepada seseorang Matau lembaga tertentu dengan kata-kata tajam kurang perencanaan, atau perencanaan tidak matang apabila kita melihat kegiatan tidak dilakukan secara baik. Tetapi apa dan bagaimana perencanaan itu sebenarnya? Sudahkah kita Umenghayatinya secara benar. Untuk memantapkan pemahaman kita tentang perencanaan mari kita simak uraian-uraian berikut ini. Perencanaan adalah proses pemikiran tentang bagaimana kegiatan yang Dakan dilakukan dimasa yang akan datang dengan sebaik-baiknya sehingga tujuan yang ditetapkan dapat dicapai secara efektif dan efisien. Ini berarti dalam perencanaan adalah persiapan menyusun suatu keputusan, berupa langkah- langkah penyelesaian suatu masalah atau pelaksanaan suatu pekerjaan yang terarah kepada pencapaian tujuan tertentu. Perencanaan merupakan suatu keharusan yang mutlak dipersiapkan terlebih dahulu sebelum orang melaksanakan kegiatan. Apabila pekerjaan tersebut sudah merupakan pekerjaan yang besar dan kompleks, perencanaan yang matang mutlak diperlukan. Apa yang harus dipikirkan dan diputuskan dalam kegiatan perencanaan adalah jawaban dan pertanyaan-pertanyaan berikut ini. Bab 3 | Administrasi Sekolah 115
a. Apa yang harus dikerjakan (What), hal ini berarti mencakup penentuan tujuan kegiatan yang ingin dicapai serta jenis kegiatan yang akan dilakukan. Memikirkan tentang apa yang akan dilakukan harus diingat dan diperhatikan adalah apa yang menjadi visi dan misi organisasi atau kalau organisasi sekolah maka visi dan misi sekolah harus menjadi dasar untuk menentukan apa yang akan dilakukan di masa yang akan datang. b. Mengapa hal tersebut dikerjakan (Why). Hal ini berarti menyangkut rasional suatu kegiatan dilakukan, atau dengan kata lain latar belakang dan alasan suatu kegiatan perlu dilakukan. Dalam membuat kegiatan di sekolah, maka latar belakang ini perlu disusun alasan rasional (akademik), landasan empirik dan landasan yuridis sehingga kegiatan tersebut perlu dilakukan yang dituangkan dalam perencanaan. Yc. Siapa yang mengerjakan (Who). Ini berarti menyangkut personel yang akan melaksanakan kegiatan yang akan dilakukan. Untuk itu pilihan penempatan seseorang sesuai dengan keahlian dan kemauan merupakan pertimbangan yang harus diperhatikan. Sudah bukan lagi zamannya pada saat sekarang menentukan siapa yang akan melakukan kegiatan didasarkan pada suka Mdan tidak suka (like and dislike). Jadi dalam menentukan siapa yang akan mengerjakan harus didasarkan pada kriteria yang jelas dan tegas. d. Di mana kegiatan akan dilaksanakan (Where). Ini berarti menyangkut Mtempat pelaksanaan kegiatan. Tidak semua tempat cocok untuk semua kegiatan. Setiap kegiatan memiliki karakteristik tersendiri, oleh sebab itu, dalam menentukan tempat kegiatan harus mempertimbangkan kesesuaian karakteristik kegiatan dengan tempat kegiatan yang akan Udigunakan. Ketidaksesuaian karakteristik tempat dengan karakteristik kegiatan akan menentukan keberhasilan kegiatan mencapai tujuan yang Ddiinginkan. e. Kapan kegiatan tersebut akan dilakukan dan kapan akan berakhir (When). Ini berarti menyangkut waktu pelaksanaan, periodisasi tahapan kegiatan yang akan dilaksanakan. Untuk itu maka penyusunan jadwal kegiatan secara rinci dengan mempertimbangkan berbagai aspek perlu diperhatikan. f. Bagaimana kegiatan tersebut akan dikerjakan (How). Ini berarti menyangkut tata kerja, metode dan prosedur atau mekanisme kerja perlu diatur secara matang agar kegiatan dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Bagian ini menjadi sangat penting karena berkaitan dengan strategi implementasi. 116 Profesi Kependidikan
Perencanaan dapat berfungsi sebagai pengarah semua kegiatan yang dilakukan dalam pencapaian tujuan. Di samping itu, ia berfungsi juga sebagai alat kontrol terhadap pekerjaan yang sedang dilakukan. Oleh sebab itu, perencanaan yang baik akan sangat menentukan keberhasilan pelaksanaan pekerjaan. Bagaimana perencanaan yang baik, di samping harus mempertimbangkan beberapa karakteristik sebagai berikut: 1) Tujuan, harus jelas dalam arti tidak menimbulkan makna gAnda bagi para pelaksana pekerjaan, serta tujuan tersebut mudah diukur. 2) Perencanaan sederhana dan fleksibel, sederhana dalam arti tidak muluk- muluk dan bombastis, tetapi kemungkinan pencapaian tujuan lebih besar sesuai dengan kondisi dan potensi organisasi yang bersangkutan. 3) Tersedianya sumber daya, dalam arti tersedia sumber daya yang memadai Ybaik dilihat dan segi kuantitas (jumlah pelaksana) maupun dilihat dari segi kualitas tenaga yang tersedia. Semakin lengkap tenaga yang tersedia dan berkualitas tinggi, maka semakin besar kemungkinan pencapaian tujuan sesuai dengan yang direncanakan dapat berhasil secara optimal. M4) Segala kendala sudah diperhitungkan secara matang, dalam arti apa hambatan yang akan mungkin muncul pada saat pelaksanaan pekerjaan sudah diperhitungkan secara matang dan diantisipasi kemungkinan mengatasinya. MCoba Anda buat kesimpulan bersama kawan-kawan, apa sebenarnya yang dimaksudkan dengan perencanaan itu, dan apa kaitannya dengan keberhasilan pelakasnaan program di masa depan. U2. Organizing (Pengorganisasian) DKalau kita berada di suatu unit organisasi termasuk di sekolah, kita akan menyaksikan gambar struktur organisasi sekolah mulai dari kepala sekolah sebagai pucuk pimpinan sampai pada tingkat yang paling bawah apakah itu yang disebut dengan pengorganisasian? Pengorganisasian diartikan sebagai pengaturan penyelesaian kegiatan berdasarkan aturan yang berlaku. Pengorganisasian dapat diartikan sebagai kegiatan menyusun struktur dan membentuk hubungan-hubungan agar diperoleh kesesuaian dalam usaha mencapai tujuan bersama. Dengan demikian pengorganisasian ini diwujudkan dengan menetapkan bidang-bidang atau fungsi-fungsi yang termasuk ruang lingkup kegiatan yang akan dilaksanakan oleh sekelompok orang, kegiatan ini sekaligus merupakan pembagian kerja beserta deskripsi kerjanya, juga dilengkapi dengan mekanisme kerja dalam bentuk struktur organisasi. Bab 3 | Administrasi Sekolah 117
Melalui struktur organisasi akan tampak pembagian kerja dan mekanisme hubungan serta pertanggungjawaban dalam pekerjaan tersebut. Struktur organisasi sebagai salah satu bentuk pengorganisasian merupakan kerangka yang terdiri dan satuan-satuan kerja atau fungsi-fungsi yang memiliki wewenang dan tanggung jawab secara hierarkis. Di sana tergambar mekanisme hubungan pertanggungjawaban sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing personel. Namun demikian dalam struktur organisasi hendaknya juga dikembangkan hubungan informal yang dapat meningkatkan produktivitas, efektivitas dan efisiensi kerja antarpersonel. Pembagian kerja pada dasarnya merupakan pembagian tugas dan jenis- jenis kegiatan yang menjadi wewenang dan tanggung jawab masing-masing personel, namun perlu dihindari pembagian kerja yang menjadikan pengotakan antarpersonel dan antarunit sehingga seolah-olah terpisah antara satu unit Ydengan unit yang lain. Dalam pengelompokan kerja harus dipertimbangkan beban tugas, sifat pekerjaan dan spesialisasi yang diperlukan untuk melaksanakan tugas yang dibebankan kepada personel. MPengorganisasian sebagai salah satu fungsi manajemen, harus disusun secara pasti oleh manajer pendidikan, sehingga dalam praktik kegiatannya dapat diperoleh/ditemukan keteraturan dalam pelaksanaan tugas berdasarkan Mtanggung jawab setiap personel. Agar pengorganisasian ini jelas maka, harus dibuat skema/bagan struktur organisasi, baik skema jabatan (memuat jabatan- jabatan dalam organisasi), skema nama (memuat nama-nama pejabatnya), skema tugas (memuat tugas-tugas yang harus dilakukan oleh pejabat maupun Uskema foto yang memuat foto pejabat. Di samping itu dapat pula skema atau struktur tersebut gabungan dan bermacam-macam bentuk skema. DDari berbagai uraian tersebut di atas, mari kita mencoba menarik kesimpulan bersama pengorganisasian tidak hanya sebatas menyusun struktur organisasi, tetapi jauh lebih luas yaitu: pembagian kerja, pengaturan kerja, penetapan pola hubungan kerja yang disertai dengan pemberian tugas, tanggung jawab dan kewenangan dalam suatu organisasi. 3. Directing (Pengarahan) Pernahkah Anda mendengar istilah pengarahan? Atau pernahkan Anda diundang untuk menghadiri pertemuan yang katanya untuk mendengarkan pengarahan? Rasanya semua orang pernah mendengar istilah pengarahan, bahkan sering ikut dalam kegiatan pengarahan mulai dari perkumpulan di tingkat RT/RW sampai dengan pengarahan dari lurah, camat, bupati/walikota 118 Profesi Kependidikan
dan sebagainya. Apakah kita semua sudah mengetahui apa makna sebenarnya tentang pengaharan? Untuk mempertajam pemahaman dan pengertian kita apa makna pengarahan mari kita simak bersama uraian-uraian berikut ini. Apabila kegiatan sudah dimulai dan setiap personel mulai berfungsi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya masing-masing dalam organisasi untuk mencapai tujuan yang diinginkan? Apakah mereka sudah memahami secara jelas apa dan bagaimana mereka melakukan kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya masing-masing? Sejumlah pertanyaan lain dapat diajukan untuk mengetahui pelaksanaan kegiatan yang mantap, pada saat itulah kegiatan pengarahan (ada ahli yang menyebutnya dengan istilah bimbingan) sangat diperlukan agar seluruh kegiatan selalu terarah kepada pencapaian tujuan yang ditetapkan. YPengarahan dapat diartikan sebagai proses kegiatan memberi petunjuk secara operasional kepada semua anggota staf yang berhubungan dengan tujuan yang akan dicapai, tugas dan tanggung jawab masing-masing, waktu yang tersedia untuk melakukan kegiatan (target waktu) serta memberikan gambaran umum tentang pelaksanaan kegiatan secara keseluruhan. MPengarahan dapat pula diartikan sebagai kegiatan untuk memelihara, menjaga dan memajukan organisasi melalui setiap personel, baik secara struktural maupun fungsional agar setiap kegiatannya tidak terlepas dari Musaha pencapaian tujuan. Kegiatan nyata dalam rangka pemeliharaan tersebut diwujudkan oleh pimpinan dengan melakukan berbagai hal sebagai berikut: a. Memberi dan menjelaskan perintah. b. Memberi petunjuk melaksanakan suatu kegiatan. Uc. Memberi kesempatan meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan keahlian agar lebih efektif dalam melaksanakan berbagai tugas yang Ddipercayakan organisasi kepada personel yang bersangkutan. d. Memberi kesempatan ikut serta menyumbangkan tenaga dan pikiran untuk memajukan organisasi berdasarkan inisiatif dan kreativitas masing- masing. e. Memberikan koreksi agar setiap personel memahami serta mampu melaksanakan tugas sehari-hari secara efektif dan efisien. Apabila kita cermati secara mendalam apa yang diuraikan di atas, dapat kita tarik suatu kesimpulan bahwa pengarahan pada dasarnya adalah upaya yang harus dilakukan oleh seseorang (kepala sekolah atau orang lain yang ditunjuk) untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelaksanaan kegiatan. Pengarahan ini dapat dilakukan melalui berbagai kegiatan seperti pemberian Bab 3 | Administrasi Sekolah 119
petunjuk, bimbingan, penjelasan tentang proses dan prosedur kerja kepada semua staf. 4. Coordinating (Pengoordinasian) lstilah koordinasi merupakan istilah yang sangat akrab bagi kita semua. Kita sering mendengar rapat koordinasi, kecaman tentang kurang koordinasi, harus berkoordinasi dan lain-lain istilah yang diungkapkan orang dalam kehidupan sehari-hari. Tetapi apakah Anda memahami apa makna sebenarnya istilah koordinasi? Pengoordinasian dapat diartikan sebagai kegiatan membawa orang-orang, mempersatukan sumbangan masing-masing orang atau unit, mempersatukan metode, bahan dan sumber lain ke arah hubungan kerja yang harmonis, saling melengkapi dan saling menunjang sehingga semua pekerjaan Yyang sedang dilakukan semua terarah kepada pencapaian tujuan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien. Pengoordinasian sebagai fungsi manajemen memegang peranan penting dan merupakan kegiatan yang mutlak dilakukan oleh seorang manajer. MKoordinasi yang sistematik akan menjamin terhindarnya saling tumpang tindih atau konflik antar berbagai kegiatan. Kegiatan ini memegang peranan yang sangat besar lebih-lebih pada organisasi yang unit kerjanya besar. Pembentukan unit kerja dalam organisasi pada dasarnya adalah untuk Mefisiensi pekerjaan. Oleh sebab itu, hendaknya hal tersebut bukan menyebabkan pengotakan pekerjaan, sehingga satu unit kerja merasa lebih penting daripada unit kerja lain, tetapi semua unit kerja merupakan satu kesatuan yang secara bersama-sama memikul tanggung jawab untuk mencapai tujuan bersama. UUntuk itulah kegiatan koordinasi sangat diperlukan. Dalam suatu organisasi, tidak hanya sekadar antar unit kerja akan tetapi Djuga antarpersonel di dalam suatu unit kerja yang berlainan harus dilakukan koordinasi yang efektif. Pekerjaan yang sangat besar artinya akan memberikan sumbangan bagi pencapaian tujuan apabila personel dan masing-masing unit kerja, bekerja dan bergerak sebagai suatu kesatuan integral dalam satu langkah dan satu bahasa (meskipun bervariasi dan berbeda jenis pekerjaan) untuk mencapai tujuan organisasi. Untuk itulah diperlukan masing-masing unit kerja diberikan job description yang tegas dan jelas. Dalam usaha pengoordinasian ini manajer dituntut kecermatannya dalam memonitor berbagai kegiatan. Untuk itu ia dituntut memiliki pengetahuan kepemimpinan dengan sejumlah keterampilannya. Dalam hal ini Kimball mengemukakan paling tidak menyangkut keterampilan tentang personnel administration, group process, human relation, dan evaluation. Pemimpin harus 120 Profesi Kependidikan
mampu memberikan dorongan, motivasi, membimbing, menumbuhkan kepuasan (satisfaction) dan membangun iklim kerja yang positif dalam lingkungan kerja. Dengan cara ini pemimpin akan mampu menumbuhkan sence of belonging dan sence of participation bagi pekerja. Perasaan ini sangat menunjang bagi keberhasilan pencapaian tujuan organisasi. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa: koordinasi pada dasarnya merupakan upaya untuk menyatukan, menyamakan persepsi dan tindakan dalam rangka mencapai tujuan organisasi sehingga semua kegiatan organisasi yang berbeda dalam unit, staf dan jenis kegiatan dapat mengarah pada satu tujuan yang sama yaitu tujuan organisasi. 5. Controlling (Pengawasan) YPengawasan berarti kegiatan memonitor, mengobservasi dan melihat untuk membandingkan apakah kegiatan yang sedang dilakukan sesuai dengan apa yang seharusnya dilakukan. Dengan arti lain pengawasan juga berarti mengukur tingkat efektivitas kerja personel dan tingkat efisiensi penggunaan Mmetode dan alat dalam usaha mencapai tujuan. Mengukur efektivitas berarti menilai apakah kegiatan yang dilakukan telah menghasilkan sesuatu seperti apa yang telah direncanakan, paling tidak kegiatan yang sedang berjalan sesuai dengan apa yang telah ditetapkan Mdalam perencanaan. Sedangkan mengamati efisiensi berarti menilai kegiatan yang dilakukan apakah metode yang dilakukan merupakan cara yang paling tepat dan terbaik untuk mencapai hasil yang sebesar-besarnya dengan tingkat kerugian yang paling kecil. UDengan kegiatan pengawasan maka akan dapat diketahui sampai sejauhmana tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai, juga dapat diketahui Dhambatan-hambatan, masalah-masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan tugas. Dengan demikian dapat dilakukan tindakan perbaikan dan penyempurnaannya. Dari uraian di atas jelas keterkaitan antara kegiatan pengawasan dengan kegiatan evaluasi, dengan kata lain kegiatan pengawasan harus memungkinkan dilakukannya kegiatan evaluasi terhadap bidang-bidang yang sedang dikontrol. Kegiatan pengawasan ini dapat dilakukan antara lain dengan pemeriksaaan, penyampaian pertanggungjawaban, pengecekan dan pengumpulan informasi (dari berbagai sumber) untuk diolah dan diinterpretasikan berdasarkan perbandingan dengan tujuan yang hendak dicapai sebagai standar keberhasilan. Jadi pengawasan dan penilaian ini tidak hanya menyangkut kuantitas tetapi juga hendaknya menyangkut kualitas. Bab 3 | Administrasi Sekolah 121
Kesimpulan yang dapat kita tarik bersama dari uraian tentang pengawasan dan evaluasi ini adalah bahwa pengawasan dan evaluasi tidak boleh dipergunakan sebagai alat untuk memberikan hukuman yang tidak wajar dengan maksud menjatuhkan atau merugikan personel yang tidak disenangi secara pribadi (hindarkan perasaan like and dislike atau anak emas dalam organisasi). Oleh sebab itu, pengawasan dan evaluasi harus objektif (menilai apa adanya tanpa pandang bulu), komprehensif (memberikan penilaian kepada seluruh aspek, bukan hanya pada aspek tertentu saja) dan kontinuitas dalam pelaksanaannya. 6. Communicating (Pengomunikasian) Mari kita membayangkan bersama, apakah seseorang dapat hidup dengan Ysempurna tanpa berkomunikasi dengan orang lain atau tanpa berkomunikasi dengan lingkungan? Dapatkah seorang guru berhasil mengajar tanpa melakukan komunikasi? Dapatkah seorang kepala sekolah berhasil memimpin sekolahnya tanpa komunikasi dengan lingkungannya di sekolah dan di luar sekolah? Tentu kita akan menjawab pertanyaan tersebut serentak TIDAK. MKenapa kita menjawab serentak seperti itu, ikuti uraian berikut ini untuk mendalami berbagai argumen pentingnya komunikasi dan bagaimana cara berkomunikasi. Komunikasi sering diartikan sebagai proses penyempurnaan informasi, Mide, gagasan, pendapat dan saran-saran bahkan kritik secara timbal balik dalam rangka melancarkan proses kerja sama untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Komunikasi sebagai salah satu fungsi manajemen mutlak dilakukan oleh Useorang manajer (dalam pendidikan berarti kepala sekolah, di dalam kelas berarti guru) dalam proses kegiatan untuk mencapai tujuan. Dalam setiap Dorganisasi (termasuk organisasi pendidikan di sekolah) komunikasi juga berarti untuk menyampaikan informasi, perintah memengaruhi, membujuk atau persuasi serta mengadakan integrasi (Koontz, 1981), bahkan Kallaus dan Kelling (1987) menambahkan fungsi komunikasi juga berarti untuk mengevaluasi dan memenuhi kebutuhan kemanusiaan dan budaya. Karena menurut Kallaus dkk komunikasi merupakan kebutuhan dasar (basic needs) manusia dalam kodratnya sebagai makhluk sosial. Ditinjau dan segi teori kebutuhan, maka Adler & Rodman, (1982) menyatakan bahwa komunikasi merupakan salah satu kebutuhan hidup yaitu kebutuhan fisik berupa kerja sama, sehingga manusia tidak akan menjadi manusiawi tanpa berkomunikasi dengan manusia lainnya. Hal ini menuntut kemampuan berkomunikasi. Tanpa kemampuan komunikasi ini dalam rangka 122 Profesi Kependidikan
bertukar pesan secara efektif manusia mungkin tidak bakal bertahan sebagai spesies demikian ungkapan Maslow dan Schultz. Komunikasi sebagai sarana hubungan antar orang-orang di dalam organisasi untuk mencapai tujuan, oleh sebab itu tanpa hal ini tidak mungkin ada aktivitas kelompok. Dalam kehidupan organisasi anggota organisasi tidak dapat dan memang tidak mungkin terisolasi dari pimpinan. Strategi, rencana, program kerja yang hendak direalisasikan membutuhkan komunikasi baik antarindividu maupun satuan kerja. Dengan kata lain komunikasi merupakan bagian integral dari seluruh proses manajemen. Komunikasi dengan segala seginya merupakan hal yang sangat penting untuk mendapatkan perhatian dari seluruh anggota organisasi, baik tingkat pelaksana apalagi tingkat pimpinan. Sebab melalui Ykomunikasi yang efektiflah kerja sama yang harmonis dan sinergis dapat ditumbuhkembangkan dan dipelihara serta ditingkatkan. Siagian (1983) menyatakan ada empat alasan utama mengapa komunikasi harus dilakukan yaitu: Ma. adanya kebutuhan untuk mengurangi ketidakpastian b. memperoleh informasi c. menggunakan keyakinan tentang jalan yang ditempuh organisasi d. menggunaan wewenang fungsional. MBrume Da Sheats melihat komunikasi kelompok dalam dua perspektif yaitu perilaku tugas dan perilaku pemeliharaan. Dalam perspektif perilaku tugas, melalui komunikasi ini bawahan dapat mengambil inisiatif, memberi Udan mencari informasi, memberi dan mencari pendapat, mengelaborasi dan menjelaskan serta mengembangkan konsensus. Hal ini sangat penting Ddan bermakna bagi pengambilan kebijakan dalam rangka penyempurnaan pelaksanaan tugas. Dengan demikian, efektivitas dapat ditingkatkan. Sedangkan dalam perspektif pemeliharaan, komunikasi bermanfaat untuk mengharmoniskan kelompok seperti mengurangi ketegangan, menghindarkan pertentangan serta mempermudah interaksi di antara anggota dalam rangka menumbuhkan komunikasi interpersonal. Agar komunikasi dapat berjaan lancar, perlu diperhatikan beberapa hal yaitu: a) Clearity (kejelasan), yaitu informasi yang akan disampaikan harus jelas dan tidak menimbulkan tafsiran yang salah dari penerima (artinya bahasa yang digunakan harus sesuai dengan tingkat pemahaman orang-orang yang diajak berkomunikasi). Bab 3 | Administrasi Sekolah 123
b) Consistency (kesesuaian), yaitu informasi yang disampaikan jangan sampai bertentangan antara yang satu dengan yang lain/bagian sehingga dapat menimbulkan kebingungan. c) Adequacy (kecukupan), yaitu informasi yang disampaikan cukup memadai dalam arti tidak terlalu berlebihan (overload), tetapi informasi tersebut harus lengkap. d) Timelesness (tepat waktu), yaitu informasi harus up to date dan disampaikan pada saat yang tepat. e) Distribution (penyebaran), yaitu informasi yang disebarkan harus mencapai orang yang menjadi sasaran informasi. f) Uniformity (keseragaman), yaitu informasi yang bersifat umum harus disampaikan dalam bentuk yang sama atau seragam. Yg) Interet atau acceptance (menarik), yaitu informasi dan cara menyampaikannya harus menarik bagi penerimanya. Dari uraian di atas jelas bahwa komunikasi sangat besar pengaruhnya bagi Mkeberhasilan organisasi (sekolah) dalam mencapai tujuannya. Oleh karena itu, komunikasi yang efektif harus terus-menerus dikembangkan dan diwujudkan dengan tercapainya tujuan bersama yang sudah dirumuskan sebelumnya. Apabila fungsi-fungsi manajemen mulai dari perencanaan sampai Mkomunikasi. Fungsi-fungsi tersebut harus diwujudkan secara terpadu, akan berdaya guna secara optimal bagi keseluruhan proses manajemen di sekolah. Keterpaduan itu akan terwujud apabila pimpinan berusaha mendayagunakan dan memberikan peran serta pada setiap personel sesuai Uposisi dan kedudukannya masing-masing. Peran serta yang diberikan ini pada gilirannya akan menumbuhkan dan mengembangkan perasaan memiliki Dterhadap organisasi. Apabila keadaan tersebut tumbuh maka akan menumbuhkan perasaan bertanggung jawab (sence of responsibility) yang tinggi, sehingga akan memungkinkan seluruh volume kerja dan beban kerja dilaksanakan secara baik sehingga tujuan akan dapat tercapai secara efektif dan efisien. C. Kegiatan-kegiatan Administratif Guru di Sekolah Pada bagian ini akan diuraikan secara singkat tentang beberapa aspek yang tergolong dalam kegiatan pengelolaan dalam administrasi pendidikan, khususnya dalam bidang garapan administrasi sekolah yang mencakup: “Pengelolaan pengajaran, pengelolaan kepegawaian, pengelolaan kesiswaan, pengelolaan keuangan, pengelolaan alat pengajaran, pengelolaan perlengkapan 124 Profesi Kependidikan
dan pengelolaan hubungan sekolah dengan masyarakat”. Hal ini penting untuk diketahui dan dipahami oleh setiap aparat pendidikan termasuk guru (dan calon guru), karena bidang-bidang garapan tersebut terkait langsung dengan tugas sehari-hari sebagai guru atau sebagai pimpinan pendidikan. Di samping itu, semua fungsi-fungsi manajemen yang telah diuraikan pada bagian terdahulu aplikasinya adalah pada proses pengelolaan bidang tersebut. 1. Pengelolaan Pengajaran Guru dalam tugasnya sehari-hari selalu berada dalam konteks pengelolaan pengajaran di sekolah dan di dalam kelas. Pernahkah Anda membayangkan apa sebenarnya yang dikerjakan guru dalam pengelolaan pengajaran. Sudahkah guru melakukan berbagai kegiatan Yyang terkait dalam pengelolaan pengajaran secara baik. Untuk memperdalam wawasan kita tentang pengelolaan pengajaran mari kita berdiskusi tentang hal tersebut lebih lanjut dengan mengikuti uraian berikut ini. Pengelolaan pengajaran dalam istilah John S. Knezevich disebut Minstructional leadership, pada hakikatnya adalah penataan seluruh kegiatan yang berhubungan dengan pengajaran, mulai dari perencanaan kurikulum sampai dengan pengembangan dan evaluasi kurikulum. Dalam uraian ini tidak dibahas secara luas, tetapi hanya dibatasi pada Mmasalah-masalah yang terkait langsung dengan pengelolaan pengajaran di sekolah. Sehubungan dengan hal ini ada beberapa kegiatan yang harus dilakukan oleh sekolah dalam rangka pengelolaan pengajaran sehingga proses belajar dan pembelajaran dapat berjalan dengan lancar. Kegiatan-kegiatan Utersebut adalah sebagai berikut: 1) Pembagian Tugas D Aspek ini menyangkut kemampuan pengorganisasian berdasarkan volume dan beban kerja yang terdapat di dalam kurikulum. Untuk itu harus dipertimbangkan adalah: a. Menghitung apakah terdapat cukup guru untuk melaksanakan bidang studi yang ada dalam kurikulum, baik dilihat dari segi jumlah maupun keahlian (sesuai dengan bidang studinya masing-masing). Di sekolah dasar sampai saat ini sebagian besar tugas guru adalah guru kelas, maka pertimbangannya adalah seberapa cukup jumlah guru menurut jumlah kelas, ditambah dengan guru agama dan guru olahraga. b. Beban kerja yang telah dipercayakan kepada guru, baik dalam kegiatan kurikuler maupun ekstrakurikuler maupun tugas-tugas administratif lainnya. Bab 3 | Administrasi Sekolah 125
Sehubungan dengan pembagian tugas ini menurut Surat Edaran Mendikbud (1990) dan permendiknas tentang sertifikasi guru juga ditegaskan bahwa dalam penjabaran tugas harus diupayakan guru memperoleh jam mengajar 24 jam pelajaran dalam seminggu dan tidak diberi tugas melebihi 36 jam pelajaran. Apabila hal ini tidak terpenuhi maka guru yang bersangkutan diserahi tugas mata pelajaran lain sesuai dengan spesialisasi dan atau pelatihan/penataran yang pernah diikutinya atau diserahi tugas-tugas lain yang berkaitan dengan proses belajar mengajar, seperti pengelola perpustakaan, pengelola laboratorium dan lain-lain. 2) Menyusun Program Kerja Selama ini kita berpikir bahwa yang membuat program kerja adalah tugas Ypara pimpinan birokrasi saja. Bagaimana dengan di sekolah dasar dan sekolah menengah, apakah Anda pernah melihat program kerja sekolah atau sebagai guru pernahkan Anda membuat program kerja. Sebagian mungkin akan menjawab sudah ada, tetapi pertanyaan kita lebih lanjut adalah sudah komprehensifkah program-program yang kita buat. Untuk Mdapat merefleksikan hal tersebut maka kita berdiskusi tentang hal tersebut dengan menyimak beberapa uraian berikut ini. Program kerja yang harus dibuat dapat berupa program kerja tahunan, Msemester atau catur wulan sesuai dengan kebutuhan sekolah. Dalam program kerja hendaknya memuat baik program kerja yang berhubungan dengan masalah-masalah administratif maupun masalah edukatif. Program yang berkaitan dengan masalah administratif seperti kapan Upelaksanaan semester, UTS, UAS, UN, pembagian raport, awal tahun ajaran (pembukaan tahun ajaran) dan akhir tahun ajaran, sampai pada masalah kapan pelepasan siswa, rapat sekolah dengan orangtua murid Ddan lain-lain. Sedangkan yang menyangkut teknis edukatif seperti pelaksanaan supervisi terhadap masing-masing guru (kapan observasi kelas, individual conference, teacher meeting dan lain-lain). Di samping itu, juga program-program yang berkaitan dengan peningkatan kompetensi guru dan tenaga kependidikan lainnya. Hal yang tidak kalah pentingnya adalah program kerja yang terkait pengembangan sarana dan prasarana pendidikan serta lingkungan. 3) Menyusun Kalender Sekolah Kalender sekolah menyangkut ketentuan hari sekolah yang efektif dalam satu tahun ajaran, juga termasuk hari-hari libur nasional, keagamaan dan hari libur lainnya seperti libur karena upacara adat dan lain sebagainya. 126 Profesi Kependidikan
4) Pengaturan Jadwal Pelajaran Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun jadwal pelajaran (khususnya dengan sistem paket seperti di sekolah-sekolah) yaitu: a. keseimbangan antara tuntutan dan kebutuhan guru dengan kebutuhan dan kepentingan sekolah. b. bidang studi yang memerlukan pemikiran yang berat sebaiknya diberikan pada waktu siswa masih dalam keadaan segar. c. pelajaran yang lebih banyak memberikan keterampilan dan atau yang memberikan kesenangan diberikan pada saat siswa mulai jenuh dalam berkonsentrasi (biasanya pada siang hari kalau mereka sekolah pagi). d. hindarkan saling mengganggu antara kelas yang satu dengan kelas Yyang lain terutama yang berdekatan, misalnya kelas yang satu belajar musik sedangkan kelas lain disampingnya yang berdekatan sedang belajar kimia/matematika dan lain-lain, atau dihari-hari terakhir dalam satu minggu (hari sabtu misalnya). Me. hindarkan satu bidang studi/pelajaran diberikan selama 4 jam berturut-turut, tanpa diselingi jam istirahat. Ada juga cara penyusunan jadwal pelajaran berdasarkan pilihan kelas siswa, kalau cara ini yang diterapkan, maka setiap siswa memasukkan Mmata pelajaran yang dipilihnya. Atas dasar pilihan tersebut sekolah menyusun jadwal pelajaran. Dengan melalui guru penasihat (Dosen Penasihat bagi mahasiswa) siswa dapat memilih berapa jam yang akan Udiikutinya. Cara ini memberikan keuntungan siswa bebas memilih program yang diinginkan sesuai dengan minat dan kebutuhannya, namun bisa berakibat tabrakan jadwal yang sulit dihindarkan. Di samping itu Dsekolah memerlukan sarana dan prasarana yang sangat banyak. Hal inilah yang menjadi problem bagi sekolah. 5) Menyusun Rencana Pembelajaran (RPP) Dalam hal ini mengatur agar semua guru membuat RPP sebelum melakukan kegiatan belajar mengajar dikelas. Untuk itu model prosedur pengembangan RPP perlu ditanamkan kepada semua guru/tenaga edukatif. Untuk memperdalam pemahaman Anda tentang hal ini akan dijelaskan dalam bentuk modul tersendiri pada mata kuliah perencanaan pengajaran dan strategi belajar mengajar. Sebagai pengetahuan awal sebaiknya Anda melihat beberapa contoh RPP yang telah dibuat oleh guru di sekolah. Bab 3 | Administrasi Sekolah 127
6) Mengelola Evaluasi Belajar (UTS, UAS & UN) Kita sering melakukan kegiatan evaluasi, bahkan tidak jarang guru dilibatkan sebagai panitia pada pelaksanaan ujian/evaluasi belajar, baik evaluasi semester, evaluasi akhir dan sebagainya. Kegiatan evaluasi untuk mengetahui hasil belajar siswa merupakan kegiatan yang tidak dapat dilepaskan dari kegiatan belajar mengajar sebagai suatu proses secara keseluruhan. Untuk itu diperlukan pengelolaan-pengelolaan yang intensif dan cermat serta matang dan berdaya guna/berhasil guna bagi sekolah secara keseluruhan. Dalam rangka pengelolaan evaluasi belajar ini langkah- langkah kegiatan yang perlu mendapat perhatian adalah: a. Perencanaan, apa dan bagaimana melakukan perencanaan yang Ybaik dapat dilihat kembali pada uraian terdahulu tentang fungsi manajemen. (Ingat apa yang harus dilaksanakan adalah menjawab pertanyaan yang singkat dengan 5 W + 1 H). b. Pelaksanaan, setelah persiapan berupa penyusunan alat tes, Mmenggandakan, mengatur tempat duduk ( jumlah dan jarak tempat duduk yang baik), pengaturan ruangan, menentukan pengawas ujian pada masing-masing ruangan, mengumumkan waktu pelaksanaan (dibuat dengan jadwal khusus sehingga dapat menggambarkan jam Mpelaksanaan, ruangan beserta nama pengawasnya) serta pembuatan tata tertib ulangan/ujian. Dalam pelaksanaan ulangan/ujian diperlukan tempat duduk yang dapat menghindarkan siswa dari dorongan untuk berkerja sama, menyontek dan lain-lain. Untuk itu Udiperlukan sejumlah pengawas. ldealnya satu orang pengawas hanya mengawasi 10 orang peserta ujian, maksimal 20 orang peserta ujian. DDi samping itu dalam pelaksanaan ujian perlu pula diperhatikan kenyamanan dan keamanan, tenang dan terhindar dari suara dari luar ruangan yang dapat mengganggu konsentrasi para peserta ujian. c. Pengolahan hasil evaluasi, pekerjaan siswa setelah dikoreksi dan diolah harus dicatat, baik untuk menentukan keberhasilan siswa maupun untuk bahan laporan kepada atasan sekolah yang bersangkutan. Pengolahan hasil evaluasi ini mencakup kegiatan- kegiatan sebagai berikut: 1) Nilai seluruh siswa untuk setiap bidang studi lengkap dengan nilai rata-rata kelas, rata-rata bidang studi dan indeks prestasi masing-masing siswa. 128 Profesi Kependidikan
2) Presentasi siswa yang tergolong baik, sedang dan kurang (di bawah standar). 3) Pengolahan yang dapat rnenggambarkan daya serap siswa dan atau target penguasaan siswa terhadap kurikulum sekolah. Apabila pengolahan hasil evaluasi menggunakan LJK (Lembar Jawaban Komputer), maka segala persiapan peralatan harus sudah disiapkan sejak awal. 7) Membuat Laporan Kemajuan Setiap guru diwajibkan membuat laporan kemajuan pelajaran masing- masing. Berdasarkan laporan tersebut pimpinan sekolah dapat membuat laporan kemajuan sekolah secara keseluruhan. Dengan demikian akan diperoleh gambaran tingkat target kurikulum yang dilaksanakan dalam Ysatu semester, catur wulan atau bahkan tiap bulan. Di samping itu, dapat pula diketahui pokok bahasan apa, bidang studi apa yang belum dapat dicapai sesuai dengan target yang dicantumkan dalam GBPP kurikulum bidang studi yang bersangkutan. M8) Melakukan Pembinaan Terhadap Guru Guru sebagai pengajar akan selalu berhadapan dengan sejumlah permasalahan, baik masalah yang menyangkut pribadi maupun masalah pengajaran dan atau masalah profesi guru. Ada guru yang mampu Mmengatasi sendiri masalah yang dihadapinya, tetapi tidak sedikit bahkan sebagian besar guru tidak mampu mengatasi masalah yang dihadapinya sendiri. Jangankan mengatasi masalah, melihat dan merasa mempunyai Umasalah saja terkadang mereka tidak tahu, kalau kondisinya demikian apa yang harus dilakukan oleh seorang guru. Mereka harus mendapatkan bantuan untuk mengatasi masalahnya. Orang yang paling dekat untuk Dmembantu guru tersebut adalah kepala sekolah. Di samping itu guru sudah semestinya untuk selalu berkonsultasi dengan kepala sekolah apabila mendapatkan atau menghadapi masalah. Dengan demikian, kepala sekolah akan dapat mencari solusi dan permasalahan yang dihadapi. Banyak cara yang dapat dilakukan kepala sekolah dalam melakukan pembinaan kepada guru-guru untuk mengatasi masalah/membina guru seperti individual conference (percakapan pribadi antara guru dengan kepala sekolah), classroom observation, demonstration teaching, teachers meeting (rapat pembinaan), directed reading dan sebagainya. Tetapi teknik itu tidak akan membawa hasil apabila tidak didasarkan pada karakteristik guru yang bersangkutan. Bab 3 | Administrasi Sekolah 129
Untuk memperluas dan memperdalam pemahaman serta keterampilan kita tentang pengelolaan pengajaran, mari kita lihat format-format administrasi ketatausahaan di sekolah yang harus kita kuasai. Untuk itu coba Anda berlatih mengisi format-format berikut sebagai latihan. Apabila Anda masih bingung dalam mengisi format tersebut coba berdiskusi dengan guru-guru di sekolah atau kepala sekolah di lingkungan Anda. 2. Pengelolaan Kesiswaan Di lingkungan sekolah pengelolaan kesiswaan memerlukan kegiatan perencanan, pengorganisasian, koordinasi, pengarahan dan kontrol. Perencanaan kesiswaan menyangkut rencana jumlah siswa (student body) di Ysekolah, baik untuk satu tahun maupun jangka panjang dengan mengingat daya tampung dan kemungkinan pengembangan sekolah selanjutnya. Pengorganisasian siswa menyangkut pengaturan dan penempatan siswa di kelas dan pencatatannya sehingga dapat memenuhi keseimbangan baik Mantarkelas maupun keseimbangan jumlah pria dan wanita dalam satu kelas, serta keseimbangan siswa berprestasi (anak cerdas dan tidak) dalam satu kelas, status sosial ekonomi bahkan keseimbangan agama dan keyakinan. Dengan demikian, dapat menghindarkan adanya kelas eksklusif dan kelas Myang dianggap buangan. Dengan pengaturan yang demikian akan dihindarkan adanya konflik antarkelas, antarindividu dalam kelas dan akan membuat kelas menjadi dinamis. Pengorganisasian ini juga menyangkut pengelompokan belajar, olahraga, kesenian, pengurus OSIS dan berbagai panitia siswa. UAgar dalam pengelompokan dapat menghasilkan kelompok yang harmonis dan produktif maka selanjutnya tugas membimbing dan membina diserahkan Dkepada guru, perlu dilakukan pengarahan dan koordinasi oleh kepala sekolah dan atau guru yang ditugaskan khusus untuk itu. Dengan demikian, kegiatan yang dilakukan oleh masing-masing dapat menyatu, baik tindakan maupun arah kegiatan. Selanjutnya kegiatan tersebut selalu dimonitor secara kontinu untuk menghindarkan penyimpangan yang mungkin terjadi dan mencari alternatif untuk mengatasi penyimpangan dan masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan. Adapun kegiatan konkret dalam pengelolaan kesiswaan ini dapat diuraikan secara ringkas sebagai berikut: a. Penerimaan Siswa Baru Pernahkah Anda ditunjuk sebagai panitia dalam penerimaan siswa baru di sekolah. Kalau pernah apa yang menjadi kewajiban Anda sebagai panitia. 130 Profesi Kependidikan
Untuk mencermati hal tersebut mari kita ikuti penjelasan sebagai berikut: Dalam kegiatan penerimaan siswa baru, sebaiknya didahului dengan pembentukan panitia penerimaan siswa baru dengan surat keputusan kepala sekolah. Panitia ini sebaiknya terdiri dari guru-guru dan tenaga administratif. Panitia berkewajiban untuk melaksanakan tugas-tugas sebagai berikut: 1) Membuat pengumuman penerimaan siswa baru (apa yang perlu ada dalam surat pengumuman penerimaan siswa baru coba Anda diskusikan bersama teman untuk selanjutnya buat pengumuman tersebut). Lengkap dengan kriteria dan persyaratannya 2) Melakukan pencatatan pendaftaran, 3) Membuat/mempersiapkan segala formulir yang diperlukan. Y4) Melaksanakan seleksi, menentukan kelulusan (sebaiknya dalam rapat Lengkap). 5) Membuat pengumuman kelulusan. 6) Membuat laporan kepada kepala sekolah tentang siswa yang diterima, Mcadangan dan yang ditolak dengan dilengkapi alasan dan data yang lengkap. b. Melakukan Pengelompokan Siswa dalam Kelas M Sering setelah siswa diterima pada awal tahun ajaran terjadi problem yang dihadapi oleh guru dalam mengelompokkan siswa di suatu kelas. Bagaimana cara Anda membagi siswa dalam kelas kalau Anda menjadi guru kelas di kelas satu SD. Untuk menjawab pertanyaan tersebut ada Ubeberapa pertimbangan yang seharusnya diperhatikan dalam membagi siswa menjadi kelompok-kelompok tertentu. Dalam membagi siswa Dkepada sejumlah kelas, perlu memerhatikan rasio kelas dan keseimbangan baik jenis kelamin, tingkat kecerdasan, status sosial ekonomi dan lain- lain. c. Melakukan Pencatatan Kehadiran/Ketidakhadiran Siswa Kehadiran dan ketidakhadiran dianggap sebagai masalah penting bagi sekolah, sebab hal ini sangat berkaitan dengan prestasi belajar anak dan prestasi sekolah, sehingga tidak salah kirangan adanya pengaturan tentang batas minimum kehadiran siswa (misalnya 80% dari hari belajar efektif atau paling banyak 30 hari tidak hadir) dianggap tidak dapat mengikuti UTS, UAS atau UN. Karena itu guru perlu memiliki daftar hadir sendiri untuk siswanya baik untuk kelas maupun untuk masing-masing mata pelajaran. Di samping itu untuk sekolah akan lebih baik pada masing- Bab 3 | Administrasi Sekolah 131
masing kelas dibuat papan daftar yang memuat siswa yang tidak hadir dan ditempatkan di dinding agar dapat diketahui pada hari itu siapa yang tidak hadir dan apa alasan ketidakhadirannya. d. Pembinaan Disiplin Siswa Masalah displin siswa merupakan masalah penting yang dihadapi sekolah dewasa ini. Bahkan sering disiplin siswa di sekolah menjadi barometer pengukur sejauhmana kemampuan kepala sekolah dan guru dalam mengelola Sekolahnya. Disiplin sekolah harus dimulai dari disiplin kelas, sehingga dengan demikian sedikit demi sedikit akan terbentuk disiplin individu siswa, dalam pembinaan disiplin kelas, dikenal beberapa teknik seperti: 1) External control technique, yaitu pengendalian dari luar berupa Ybimbingan dan penyuluhan dalam arti pengawasan yang diperketat untuk menghindarkan adanya pelanggaran disiplin. 2) Inner control technique, yaitu tumbuhnya kesadaran dari dalam diri siswa sendiri (self discipline) dengan inner control ini siswa diharapkan Mdapat mengendalikan diri sendiri ‘self control, ke arah pembinaan dan perwujudan diri sendiri (self realization). 3) Cooperative control/technique, yautu teknik pengendalian yang merupakan kerja sama antara siswa, guru, kepala sekolah dan bahkan Mdengan orangtua murid dalam mengendalikan perilaku siswa yang berdisiplin. e. Pengelolaan Mutasi Siswa U Keluar masuknya siswa perlu dilakukan pendokumentasian, dalam hal ini tentunya perlu diperhatikan secara teliti segala aturan dan persyaratan untuk dapat masuk atau pindah, misalnya SPP, raport terdahulu, kesediaan Dsekolah baru untuk menerima pindahan siswa dan persyaratan lainnya. Pindah/keluar bisa juga berarti siswa lulus/tamat dari sekolah. Dalam hal ini perlu dicatat dan diberikan bukti-bukti bahwa siswa yang bersangkutan telah lulus dan sekolah secara sah seperti ijazah/STTB dan surat keterangan lainnya. Pengelolaan dan pencatatan ini sangat penting untuk menghindari penyalahgunaan di kemudian hari. Kita banyak menyaksikan dalam pemberitaan tentang pemalsuan ijazah asli tapi palsu yang berasal dari tidak baiknya proses pencatatan dan pengelolaan mutasi siswa. f. Pembinaan Osis Dalam pembinaan siswa juga termasuk pembinaan keorganisasian siswa (OSIS/IKOSIS). Organisasi siswa sebagai wadah bagi siswa dalam melatih 132 Profesi Kependidikan
berorganisasi dan kemampuan memimpin dengan demikian ía dapat tumbuh menjadi warga negara yang baik kelak di masyarakat sebagai warga dan organisasi masyarakat. Pembinaan kesiswaan ini juga mencakup pembentukan karakter siswa, bahkan memberikan bekal dalam pembentukan jiwa kepemimpinan siswa dikemudian hari melalui pembinaan kegiatan kesiswaan yang baik akan terbentuk karakter yang tangguh bagi siswa. 3. Pengelolaan Personalia/Kepegawaian Agar pegawai dapat bekerja secara efektif dan produktif, diperlukan personel-p ersonel yang cerdas, terampil dan mempunyai moral (semangat kerja) yang tinggi. Untuk memperoleh personel yang demikian maka Ypengelolaan kepegawaian merupakan hal yang teramat penting untuk dilaksanakan secara cermat, sistematis dan mantap. Dalam pengelolaan kepegawaian ini ada beberapa kegiatan yang perlu mendapat perhatian yaitu: a. Perencanaan Pegawai M Dalam perencanaan pegawai perlu dilihat kebutuhan pegawai. Untuk itu perlu dianalisis terutama menyangkut jumlah dan jenis pegawai yang telah ada, beban dan volume kerja dari unit-unit yang ada dalam organisasi serta kapasitas kerja pegawai. M Dalam rangka perencanaan pegawai di sekolah menyangkut pegawai administratif dan edukatif. Untuk personal edukatif maka perencanaan pengembangan perlu mempertimbangkan jumlah guru berdasarkan Ubidang studi yang masih memerlukan atau dengan kata lain Harris (1977) menyebutkan bahwa dalam rangka reassigment di sekolah perlu dilakukan analisis profil kemampuan guru. Untuk itu maka operasional demand D(tuntutan operasional berupa kebutuhan pemeliharaan dan kebutuhan perbaikan (improvement needs dan maintenance needs) perlu dipertimbangkan dalam keputusan penambahan personel. Sistem Pengadaan Kepegawaian di Indonesia tidak memungkinkan kepala sekolah mengangkat sendiri pegawai yang dibutuhkannya, tetapi melalui dinas pendidikan (Pemda) masing-masing. Dalam rangka promosi dan mutasi, maka sekolah perlu melakukan berbagai kegiatan, terutama memproses usul-usul baik mengenai kenaikan gaji berkala, usul kenaikan pangkat, mutasi dan cuti. Disamping itu, kepala sekolah juga bertanggung jawab untuk mempertimbangkan dan mengusulkan seorang pegawai untuk promosi pada jabatan yang lebih tinggi. Bab 3 | Administrasi Sekolah 133
Agar kegiatan promosi ini dapat merupakan dorongan untuk berprestasi bagi guru lain yang belum dipromosikan, maka Kepala Sekolah harus mempertimbangkan berbagai aspek, seperti prestasi kerja, disiplin kerja, integritas dan dedikasi dan lain-lain secara objektif. Sejauh mungkin dihindari perasaan like and dislike dalam mempromosikan seorang personal. b. Pengembangan Pegawai Pengembangan pegawai ialah usaha untuk memajukan dan meningkatkan mutu, keahlian, keterampilan, pengetahuan dan moral serta disiplin pegawai sehingga diperoleh personel yang memiliki profesionalisme dalam pelaksanaan tugasnya. Ada beberapa alasan mengapa pengembangan pegawai sangat perlu mendapatkan perhatian bagi pemimpin pendidikan yaitu: Y1) Perkembangan ilmu pengetahuan teknologi yang cepat dalam era globalisasi dan abad informasi ini menumbuhkan penemuan-p enemuan baru yang dapat berpengaruh bahkan mengubah sistem kerja dan prosedur kerja baru. Keadaan ini menuntut pengetahuan dan keterampilan baru Mdari guru, yang pada gilirannya menuntut pengembangan pegawai agar mereka dapat menyesuaikan dirinya dengan tata kerja baru tersebut. 2) Menutupi kelemahan-kelemahan dari hasil seleksi rekrutmen pegawai yang telah ditetapkan. M3) Menumbuhkan ikatan batin, sebab dengan pengembangan dan kesempatan yang diberikan oleh organisasi/lembaga untuk meningkatkan karier dan pendidikan akan menyebabkan pegawai merasa diperhatikan Uoleh lembaganya yang pada gilirannya menumbuhkan perasaan memiliki yang dapat mendorong semangat kerja dan produktivitas kerjanya. DDubrin A.J. (1981) menyarankan beberapa hal yang mendorong perlunya dilakukan pengembangan pegawai melalui pendidikan dan latihan yaitu: 1) Meningkatkan berbagai aspek job performance secara kualitas maupun kuantitas 2) Mengatasi kekurangan yang dimiliki calon dalam job performance 3) Memberikan cara-cara baru tentang bagaimana bertindak dalam pekerjaan/ jabatannya 4) Membantu pegawai beradaptasi pada perubahan teknologi 5) Memungkinkan untuk mengintegrasikan tujuan individu dengan tujuan organisasi. 134 Profesi Kependidikan
Memang salah satu cara pengembangan pegawai pada saat ini adalah melalui pendidikan dan atau latihan, sebab latihan adalah salah satu wahana yang efektif dalam pengembangan sumber daya insani (Straus & Sayles, 1981). Agar pendidikan dan latihan ini dapat mencapai sasaran yang diinginkan Dubrin menyarankan framework (kerangka kerja) sebagai berikut: 1) Lakukan identifikasi keterampilan yang diperlukan (identify skill need) yang diperlukan dalam unit kerja. Untuk mengidentifikasi ini dapat dilakukan melalui job deskripsi dan job analisis atau melakukan interview dengan semua unit yang representatif, selanjutnya dianalisis dalam hubungannya dengan organisasi secara keseluruhan. 2) Menggolongkan keterampilan (classify skill), dari hasil analisis kebutuhan dalam langkah pertama dilanjutkan dengan mengklasifikasi jenis Yketerampilan (motorik skill, cognitif skill atau interpersonal skill). Dari jenis keterampilan yang ditetapkan dapat dipilih metode yang sesuai dengan untuk menunjang optimalisasi pencapaian tujuan yang diinginkan. 3) Seleksi dan implementasi program yang tepat (select and implem entation Mappropriate programme). Dalam hal ini memilih sumber latihan yang tepat baik dari dalam maupun dari luar, termasuk dalam hal ini tenaga pelatih yang paling tepat sesuai dengan kebutuhan dengan acuan jenis keterampilan yang ingin ditingkatkan. M4) Mengevaluasi hasil program latihan (evaluate outcame of program), dalam hal ini yang dievaluasi adalah produktivitas, moral dan kepuasan, pengaruh sistem dan keefektifan biaya. Hasil evaluasi dijadikan feed back untuk memperbaiki pola latihan berikutnya, khususnya pada aspek tertentu yang Udalam penyelenggaraannya kurang memberikan hasil yang baik. Di samping melalui pendidikan dan latihan, pengembangan pegawai juga Ddapat dilakukan melalui bimbingan yang diberikan kepada pegawai setiap saat ada kesempatan, mengikutkan konferensi, seminar, workshop, lokakarya dan lain-lain yang berguna untuk menambah wawasan pengetahuan pegawai. Untuk memperluas dan memperdalam pemahaman serta keterampilan kita tentang kegiatan pengelolaan kepegawaian di sekolah, mari kita lihat format-format administrasi ketatausahaan kepegawaian di sekolah yang harus kita kuasai. Untuk itu coba Anda berlatih mengisi format-format berikut sebagai latihan. Apabila Anda masih bingung dalam mengisi format tersebut coba berdiskusi dengan guru-guru di sekolah atau kepala sekolah di lingkungan Anda. Bab 3 | Administrasi Sekolah 135
4. Pengelolaan Alat Pelajaran Beberapa hal pokok yang perlu mendapatkan perhatian dari kepala sekolah dalam pengelolaan alat pelajaran ini adalah sebagai berikut: a. Perencanaan jenis dan jumlah alat Jumlah dan jenis alat yang diperlukan tergantung pada kebutuhan masing- masing bidang studi. Untuk itu kepala sekolah dapat meminta kepada guru-guru berupa daftar alat pelajaran yang diperlukan oleh bidang studinya masing-masing. Daftar tersebut hendaknya dibuat dengan menetapkan prioritasnya, sehingga dapat diketahui alat mana yang perlu dan harus diadakan dengan segera dan mana yang dapat ditunda. b. Pengadaan alat pelajaran Y Sesuai dengan tingkat prioritas yang telah ditentukan kepala sekolah dapat melakukan pengadaan alat pelajaran yang diperlukan dan tergolong prioritas utama. Dalam pengadaan alat harus dipertimbangkan kemampuan sekolah, kemampuan guru untuk menggunakan alat tersebut dan kesesuaian dengan tingkat kemampuan siswa. M Pengadaan alat pelajaran dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain: 1) Melalui pembelian, yang dananya bisa diperoleh dari uang sekolah, Muang sumbangan BP3 dan lain-lain. 2) Melalui membuat sendiri, dalam hal ini guru-guru diajak bersama siswa untuk membuat alat sendiri yang mungkin dapat dibuat dengan memanfaatkan bahan-bahan bekas, misalnya membuat globe, peta Udan sebagainya, sehingga tidak perlu dibeli. 3) Melalui bantuan, baik bantuan dari masyarakat sekitar, pengusaha, Dhibah luar negeri dan sebagainya atau bantuan sebagai akibat dari kerja sama dengan pihak luar sekolah. c. Penyimpanan dan penggunaan alat pelajaran. Barang/alat pelajaran yang dimiliki sekolah setelah diinventaris (mungkin menggunakan kode-kode tertentu dalam daftar barang) harus disimpan dan dipelihara dengan baik dan penuh tanggung jawab, agar setiap kali diperlukan dapat dipergunakan secara berdaya guna dan berhasil guna. Sehubungan dengan penyimpanan ini ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan yaitu: 1) Penyimpanan alat harus di tempat yang aman, bersih dan teratur. Misalnya penyimpanan alat pelajaran berupa lensa memerlukan tempat 136 Profesi Kependidikan
penyimpanan yang berbeda dengan alat peraga yang lain seperti globe dengan demikian alat tersebut dapat berdaya guna dalam kurun waktu yang relatif lebih lama. 2) Mudah dicari dan mudah diambil sewaktu-waktu akan digunakan. 3) Tidak mengganggu kelas lain, saat diambil dan digunakan untuk kepentingan belajar mengajar. 4) Penyimpanan dapat dilakukan dalam gudang khusus tersendiri. Untuk pemeliharaannya perlu ditunjuk seorang guru dan atau seorang karyawan yang bertanggung jawab terhadap pemeliharaan semua alat tersebut. 5) Satu hal yang perlu diperhatikan juga adalah peminjaman alat peraga dan alat pelajaran lainnya di sekolah adalah jangan sampai peminjaman alat untuk dibawa pulang yang tidak ada kaitannya dengan pelajaran di sekolah. Y5. Pengelolaan Gedung Beserta Perlengkapannya Beberapa kegiatan yang harus dilakukan dalam rangka pengelolaan gedung dan perlengkapannya adalah: Ma. Melakukan pemeliharaan dan pengaturan terhadap gedung sekolah secara keseluruhannya baik kebersihan, keindahan, kenyamanan, keasrian dan keserasiannya. Disamping itu juga perlu pengelolaan dan pemeliharaan halaman sekolah agar bersih, menarik, teduh dan nyaman. Untuk itu Mkalau perlu dapat diatur taman bunga yang dapat memberikan kesejukan dalam belajar. Yang sangat penting dalam pengaturan ini adalah penataan ruang belajar, seperti meja, kursi, papan tulis dan sebagainya, sebab hal Uini sangat mendukung bagi terciptanya suasana yang kondusif bagi proses belajar mengajar yang efektif. Apabila Anda ingin memperdalam teori tentang bagaimana mengatur kelas yang baik Anda dapat membaca buku- Dbuku manajemen kelas. Satu hal yang juga penting untuk mendapatkan perhatian kepala sekolah dalam pengaturan ini adalah kelengkapan kamar kecil/WC untuk siswa maupun guru. b. Melakukan pencatatan dan inventarisasi terhadap semua perabot sekolah, baik perabot untuk kegiatan belajar mengajar (meja kursi, papan tulis, dan sebagainya) maupun perabot untuk keperluan administrasi ketatausahaan seperti mesin tik, mesin hitung, komputer dan sebagainya. c. Melakukan monitoring dan atau pengecekan terhadap keadaan barang perlengkapan sekolah, sehingga dapat diketahui dengan jelas keadaan masing-masing barang, mana yang perlu diperbaiki, atau malah dihapuskan. Keadaan ini sangat berguna dalam rangka perencanaan dan pengadaan barang selanjutnya. Bab 3 | Administrasi Sekolah 137
Monitoring dan pengecekan ini baik menyangkut kuantitas maupun kualitas barang yang masih ada di sekolah. Disamping itu, juga hasil pengecekan ini menjadi bahan laporan kepada atasan sekolah yang bersangkutan. Salah satu kegiatan dalam pengelolaan alat pelajaran maupun perlengkapan sekolah adalah penghapusan dan pelaporan barang. Karena mekanisme penghapusan tersebut pada dasarnya sama, maka kedua pengelolaan tersebut di atas pembahasan tentang penghapusannya dalam buku tersendiri. 6. Pengelolaan Keuangan Kegiatan pengaturan keuangan di sekolah meliputi: kegiatan perencanaan sumber keuangan, pengalokasian/penganggaran, pemanfaatan dan pembukuan, penyimpanan, pengawasan, pertanggungjawaban dan pelaporan Ykeuangan sekolah. Dalam era otonomi sekolah yang didasarkan pada Paradigma Manajemen Berbasis Sekolah (MBS), sekolah memiliki kewenangan dan atau kewajiban untuk menyusun perencanaan anggaran sekolah yang dituangkan dalam bentuk RAPBS (Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah). MPrinsip dasar yang harus diperhatikan dan tidak boleh diabaikan masa sekarang dalam pengelolaan keuangan adalah transparansi dan akuntabilitas. Sebab dalam era keterbukaan sekarang apabila tidak dilakukan transparansi maka akan menimbulkan kecurigaan masyarakat yang berujung pada hal-hal Myang tidak diinginkan. 7. Pengelolaan Hubungan Sekolah dengan Masyarakat Keberhasilan pendidikan tidak hanya ditentukan oleh proses pendidikan di Usekolah, pendidik, tersedianya sarana dan prasarana saja, tetapi juga ditentukan oleh lingkungan keluarga dan atau masyarakat. Karena itu pendidikan Dadalah tanggung jawab bersama antara pemerintah (sekolah), keluarga dan masyarakat, sebagaimana telah lama dikemukakan oleh Ki Hajar Dewantoro yaitu tri pusat pendidikan (keluarga, sekolah dan masyarakat). Ini berarti mengisyaratkan bahwa orangtua murid dan masyarakat mempunyai tanggung jawab untuk berpartisipasi, turut memikirkan dan memberikan bantuan dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Turner., Chandler dan Heffer seperti dikutip oleh Suriansyah (2014), menyatakan bahwa perilaku orangtua dalam mendidik anak dapat memengaruhi motivasi berprestasi siswa, self eficasy dan prestasi belajar siswa. Artinya bagaimana bentuk pengasuhan orangtua di rumah merupakan faktor yang tidak dapat diabaikan dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan di sekolah. Beberapa bentuk pengasuhan tersebut seperti orangtua otoriter, 138 Profesi Kependidikan
orangtua yang permissive atau orangtua yang sangat demokratis merupakan bentuk perilaku pengasuhan yang nantinya akan memengaruhi kebiasaan anak, perilaku anak dan akhirnya prestasi belajar anak. Sejumlah penelitian yang dilakukan para ahli telah menemukan pengaruh keterlibatan keluarga/orangtua murid mulai dari jenjang pendidikan anak usia dini hingga sekolah menengah atas. Hendarson dan Mapp seperti dikutip oleh Suriansyah (2014) telah mereview ratusan kajian menyimpulkan bahwa tingginya kualitas keterlibatan keluarga dalam program meningkatkan dan mendukung prestasi belajar siswa. Secara khusus Grant dan Ray (2010) juga menyatakan bahwa siswa yang keluarganya terlibat dalam pendidikannya, maka anak akan mendapatkan keuntungan yaitu: 1) Earn higher grades and test scores, 2) Are less likely to be retained in a grade, 3) Are more apt to have an accurate diagnosis for educational Yplacement in classes, 4) Attend school regularly, 5) Like school and adapt well to it, 6) Have better social skills, 7) Have fewer negative behavior report, and, 8) Graduate and go on to post secondary education. Heath dan McLaughlin seperti dikutip oleh Suriansyah (2014) menyatakan Mbahwa keterlibatan orangtua murid dan masyarakat di sekolah sangat penting sebab problem pencapaian prestasi/mutu pendidikan dan keberhasilan akademik menuntut sumber-sumber yang sangat besar yang sering berada di luar kemampuan sekolah bahkan juga di luar kemampuan orangtua. Mereka Mmengidentifikasi bahwa perubahan demografi orangtua murid dan keluarga bervariasinya perkembangan di antara siswa merupakan alasan bahwa sekolah dan keluarga secara sendiri tidak dapat menyediakan sumber yang cukup untuk Umeyakini bahwa semua anak mendapatkan pengalaman dan dukungan dalam mencapai kesuksesan di sekolah dan masyarakat. Banyak masalah-masalah pendidikan di sekolah yang tidak dapat diatasi Doleh sekolah tanpa kerja sama dengan orangtua murid/masyarakat. Oleh karna itulah kepala sekolah harus melakukan pengelolaan hubungan sekolah masyarakat ini secara intensif. Elsbree & McNally menyatakan bahwa hubungan sekolah dengan masyarakat pada dasarnya bertujuan untuk: 1) To improve the quality of children’s learning and growing. 2). To raise community goals and improve the quality of community living, 3). To Develop understanding, antusiasme and support for the community programme of public education. Hubungan sekolah dengan masyarakat ini sangat penting dalam rangka mendapatkan bantuan dan masyarakat, sebab melalui kegiatan ini dapat diberikan penjelasan kepada masyarakat tentang program yang ingin dilakukan Bab 3 | Administrasi Sekolah 139
oleh sekolah sehingga mereka mengerti dan mau membantu. Sehubungan dengan ini Clifford Lee Brownell mengemukakan: Knowledge of the programme is essential to understanding, understanding is basic to appreciation, and appreciation is basic to support. Bertolak dari pendapat di atas berarti bahwa sekolah harus memberikan penjelasan kepada orangtua murid atau masyarakat tentang program sekolah yang akan dilaksanakan, serta tujuan apa yang ingin dicapai melalui program tersebut. Untuk mengelola program ini ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan hubungan masyarakat, yaitu: a. Integrity, Integrity maksudnya semua fakta-fakta informasi yang disajikan kepada orangtua murid/masyarakat hendaknya didasarkan pada kegiatan Yyang terpadu antara kegiatan akademik dan kegiatan non akademik, jangan ada hal-hal yang disembunyikan dari segala kegiatan yang telah dan sedang dilakukan oleh sekolah. b. Continuity, Prinsip ini menghendaki adanya keteraturan dan kemantapan Mprogram hubungan sekolah dengan masyarakat dilakukan secara kesinambungan, dalam arti jangan hanya pada ingin minta bantuan uang kepada orangtua murid/masyarakat baru sekolah mengadakan hubungan. c. Coverage, Prinsip ini berarti bahwa hubungan sekolah dengan masyarakat Mdalam memberikan informasi hendaknya mencakup keseluruhan aspek kegiatan sekolah secara lengkap. Misalnya mulai dari kegiatan belajar mengajar sampai kepada kegiatan ekstrakurikuler, semuanya perlu Udiinformasikan kepada masyarakat agar mereka mengetahui secara jelas keberhasilan dan kegagalan yang dihadapi sekolah. Dengan demikian mereka akan dapat merenungkan pada bagian mana mereka dapat Dmembantu sekolah meningkatkan aktivitasnya. d. Simplicity, Prinsip ini menghendaki penggunaan kata-kata yang sederhana, mudah dimengerti, jelas dan disukai oleh masyarakat/orangtua murid. e. Constructiveness, Prinsip ini menghendaki informasi yang diberikan bersifat konstruktif, dalam arti sekolah dapat mengungkapkan problem yang dihadapi sekolah dan masyarakat diminta merespons bagaimana usaha mereka membantu sekolah mengatasi masalah tersebut. f. Adaptability, Prinsip ini menghendaki pelaksanaan hubungan sekolah dengan masyarakat disesuaikan dengan keadaan, kondisi dan situasi masyarakat lingkungan. 140 Profesi Kependidikan
Search
Read the Text Version
- 1
- 2
- 3
- 4
- 5
- 6
- 7
- 8
- 9
- 10
- 11
- 12
- 13
- 14
- 15
- 16
- 17
- 18
- 19
- 20
- 21
- 22
- 23
- 24
- 25
- 26
- 27
- 28
- 29
- 30
- 31
- 32
- 33
- 34
- 35
- 36
- 37
- 38
- 39
- 40
- 41
- 42
- 43
- 44
- 45
- 46
- 47
- 48
- 49
- 50
- 51
- 52
- 53
- 54
- 55
- 56
- 57
- 58
- 59
- 60
- 61
- 62
- 63
- 64
- 65
- 66
- 67
- 68
- 69
- 70
- 71
- 72
- 73
- 74
- 75
- 76
- 77
- 78
- 79
- 80
- 81
- 82
- 83
- 84
- 85
- 86
- 87
- 88
- 89
- 90
- 91
- 92
- 93
- 94
- 95
- 96
- 97
- 98
- 99
- 100
- 101
- 102
- 103
- 104
- 105
- 106
- 107
- 108
- 109
- 110
- 111
- 112
- 113
- 114
- 115
- 116
- 117
- 118
- 119
- 120
- 121
- 122
- 123
- 124
- 125
- 126
- 127
- 128
- 129
- 130
- 131
- 132
- 133
- 134
- 135
- 136
- 137
- 138
- 139
- 140
- 141
- 142
- 143
- 144
- 145
- 146
- 147
- 148
- 149
- 150
- 151
- 152
- 153
- 154
- 155
- 156
- 157
- 158
- 159
- 160
- 161
- 162
- 163
- 164
- 165
- 166
- 167
- 168
- 169
- 170
- 171
- 172
- 173
- 174
- 175
- 176
- 177
- 178
- 179
- 180
- 181
- 182
- 183
- 184
- 185
- 186
- 187
- 188
- 189
- 190
- 191
- 192
- 193
- 194
- 195
- 196
- 197
- 198
- 199
- 200
- 201
- 202
- 203
- 204
- 205
- 206
- 207
- 208
- 209
- 210
- 211
- 212
- 213
- 214
- 215
- 216
- 217
- 218
- 219
- 220
- 221
- 222