Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore Kelas XI_smk_budidaya_ikan_gusrina

Kelas XI_smk_budidaya_ikan_gusrina

Published by haryahutamas, 2016-06-01 19:50:06

Description: Kelas XI_smk_budidaya_ikan_gusrina

Search

Read the Text Version

lebih jelasnya dapat dilihat pada Prinsip : Air akan menguap Gambar 6.12. seluruhnya jika bahan Gambar 6.12. Peralatan pengukuran makanan dipanaskan pada suhu 105–110 oC. kadar abu.Adapun prosedur yang dapat Peralatan :dilakukan dalam melakukan uji coba y Botol timbang bertutup/cawansecara kimia yang disebut dengan y Dessiccator/Eksikatormelakukan uji analisa proksimat y Ovendapat menggunakan beberapa y Neraca analitikmetode. Dibawah ini akan diuraikanbeberapa metode yang dapat Langkah Kerja 1 :dilakukan dalam melakukan 1. Cawan dipanaskan dalam ovenpengukuran beberapa parameter ujikimia pakan ikan. Adapun prosedur pada suhu 105 – 110o C selamayang harus dilakukan adalah sebagai 1jam, dinginkan dalam eksikatorberikut : selama 10 menit dan ditimbang (x1).Pengukuran Kadar Air 2. Timbang bahan/contoh yangPengukuran kadar air pakan ikan telah dihaluskan sebanyak 2 – 3atau bahan baku yang akan gram (a) lalu dimasukkandigunakan untuk membuat pakan kedalam cawan X1 .ikan dapat dilakukan dengan cara 3. Cawan dan bahan dipanaskanpemanasan yang biasa disebut dalam oven selama 4 – 6 jamdengan Metode Gravimetri. pada suhu 105 – 110o C, dinginkan dalam eksikator296 kemudian timbang, lakukan pemanasan kembali dalam oven selama 30 menit, dinginkan dalam eksikator dan timbang, lakukan hal tersebut sampai tercapai berat yang konstan (selisih penimbangan berturut- turut kurang dari 0,02 gram). 4. Hitunglah persentase kadar air bahan yang dapat diperoleh dengan rumus sebagai berikut : (X1 + a) - X2 Kadar air (%) = X100% a Prosedur pengukuran kadar air dapat dilakukan berdasarkan prrosedur Standar Nasional Indonesia (SNI), dengan menggunakan pengukuran dengan SNI yang merupakan suatu standar dalam melakukan

pengukuran yang telah diakreditasi Peralatan :secara internasional yang disebutdengan ISO 17025 mengenai y Cawan porselenInternasional Standar Operational y Tanur listrikuntuk kegiatan laboratorium. Oleh y Neraca analitikkarena itu bagi para penguji yang y Dessicator/eksikatorlaboratoriumnya telah mendapatkansertifikat ini akan menggunakan Langkah Kerja 1 :prosedur pengujian dengan prosedurSNI. 1. Cawan dipanaskan dalam oven pada suhu 105 – 110 o C selamaLangkah Kerja SNI : 1jam, dinginkan dalam eksikator1. Timbang dengan seksama 1-2 g selama 10 menit dan ditimbang (X1). cuplikan pada sebuah botol timbang bertutup yang sudah 2. Timbang bahan/contoh yang diketahui bobotnya (W1). kering sebanyak 2 – 3 gram (a)2. Keringkan pada oven suhu 105oC lalu masukkan ke dalam cawan selama 3 jam X1.3. Dinginkan dalam eksikator4. Timbang (W), ulangi pekerjaan ini 3. Masukkan cawan dan bahan hingga diperoleh bobot tetap kedalam oven pengabuan/tanur dengan cara dipanaskan denganPerhitungan : X 100% suhu 550 – 600 o C sampai W menjadi abu dan berwarna putih (selama 3 – 6 jam).Kadar air = W1 4. Dinginkan dalam eksikator selama 15 menit dan timbangPengukuran Kadar Abu cawan dan abu tersebut (X2).Pengukuran kadar abu pakan ikan 5. Hitunglah persentase kadar abuatau bahan baku yang akan bahan yang dapat diperolehdigunakan untuk membuat pakan dengan rumus sebagai berikut :ikan dapat dilakukan dengan carapemanasan yang biasa disebut X2 – X1dengan Metode Gravimetri. Kadar Abu (%) = X 100%Prinsip : Bahan makanan jika dilakukan pemanasan a didalam tanur listrik yang bersuhu 600o C, maka zat- Langkah kerja SNI : zat organik akan diuraikan 1. Timbang dengan seksama 2-3 g menjadi air dan CO2 yang tertinggal hanya bahan contoh kedalam cawan porselen anorganik yaitu abu. yang telah diketahui bobotnya 2. Arangkan di atas nyala pembakar, lalu abukan dalam tanur listrik pada suhu maksimum 550o C sampai pengabuan sempurna (sekali-kali pintu tanur dibuka sedikit, agar oksigen bisa masuk) 297

3. Dinginkan dalam eksikator, lalu y Neraca analitik timbang sampai bobot tetap y Kapas bebas lemak y Pereaksi : hexane atau pelarutPerhitungan : lemak lainnya W1 – W2Kadar abu = X 100% Langkah kerja 1 : W 1. Panaskan cawan labu dalamW : Bobot contoh sebelum oven pada suhu 105–110o C diabukan dalam gram selama satu jam, dinginkanW1 : Bobot contoh + cawan sesudah diabukan dalam dalam eksikator selama 10 menit gram dan timbang (X1).W2 : Bobot cawan kosong dalam gram 2. Timbang bahan/contoh sebanyak 2 – 5 gram (bahan sebaiknya dalam bentuk halus dan kering), dan dibungkus dengan kertas saring/kertas filter dalam bentukPengukuran Kadar Lemak silinder (a).Pengukuran kadar lemak pakan ikan 3. Masukkan selongsong kertasatau bahan baku yang akandigunakan untuk membuat pakan filter kedalam tabung ekstraksiikan dapat dilakukan denganmenggunakan metode Soxhlet dan dan diberi pemberat sertametode Weibull. Metode soxletdigunakan jika bahan baku pakan dihubungkan denganatau pakan ikan mengandung kadarlemak yang relatif tidak terlalu kondensor/pendingin .banyak, dan jika kadar lemak dalambahan pakan atau pakan ikan cukup 4. Pasanglah tabung ekstraksi padabanyak maka bahan pakan danpakan itu harus dilakukan hidrolisis alat destilasi Soxhlet denganterlebih dahulu dan metode yangdigunakan adalah metode weibull. pelarut petroleum ether/Prinsip : Bahan makanan yang larut petroleum benzena/hexana di dalam petrelium eter, atau ekstraksi lemak bebas sebanyak 150 ml yang dengan pelarut non polar dimasukkan kedalam soxhletPeralatan : sampai kertas saring tersebuty Kertas saringy Labu lemak terendam dan sisa larutany Alat soxhlety Pemanas listrik dimasukkan kedalam labu.y Oven 5. Panaskan cawan labu yang298 dihubungkan dengan soxhlet di atas water bath sampai cairan dalam soxhlet terlihat bening. Pemanasan ini berlangsung selama 2 – 4 jam, apabila setelah 4 jam ekstraksi belum sempurna pemanasan dapat dilanjutkan selama 2 jam lagi. 6. Lepaskan labu dari soxhlet dan tetap dipanaskan di atas water bath untuk menguapkan semua petroleum ether dari cawan labu.

7. Cawan labu dipanaskan dalam W: bobot contoh dalam gram oven pada suhu 105 – 110 oC W1 : bobot lemak sebelum selama 15 –60 menit, kemudian ekstraksi dalam gram didinginkan dalam eksikator W2 : bobot labu lemak sesudah selama 10 menit dan ditimbang. ekstraksi Ulangi prosedur ini sampai diperoleh berat yang stabil (X2). Pengukuran Kadar Lemak dengan Metode Weibull8. Hitunglah persentase kadar lemak bahan/contoh dengan Prinsip : ekstraksi lemak dengan persamaan sebagai berikut ; pelarut non polar setelah contoh dihidrolisis dalam X2 – X1 suasana asam untuk membebaskan lemakKadar Lemak (%)= X 100% yang terikat. a Peralatan : y Kertas saringLangkah kerja SNI : y Kertas saring pembungkus1. Timbang seksama 1-2 g contoh, (Thimle) y Labu lemakmasukkan kedalam selongsong y Alat Soxhlet y Neraca Analitikkertas yang dialasi dengan kapas y Pereaksi : larutan HCl 25%,2. Sumbat selongsong kertas berisi kertas lakmus, n-Heksana atau pelarut lemak lainnyacontoh tersebut dengan kapas, Langkah kerja SNI ;keringkan dalam oven pada suhu 1. Timbang seksama 1-2 g cuplikantidak lebih dari 80 oC selama ke dalam gelas pialalebih kurang satu jam, kemudian 2. Tambah 30 ml HCl 25% dan 20masukkan ke dalam alat soxhlet ml air serta beberapa butir batu didihyang telah dihubungkan dengan 3. Tutup gelas dengan kaca arloji dan didihkan selama 15 menitlabu lemak berisi batu didih yang 4. Saring dengan keadaan panas dan cuci dengan air panastelah dikeringkan dan telah hingga tidak bereaksi asam lagi 5. Keringkan kertas saring berikutdiketahui bobotnya isinya pada suhu 100 – 105 oC. 6. Masukkan ke dalam kertas saring3. ekstrak dengan heksana atau pembungkus (paper thimble) dan ekstrak dengan heksana ataupelarut lemak lainnya selamalebih kurang 6 jam4. Sulingkan heksana dankeringkan ekstrak lemak dalamoven pengering pada suhu 105oC5. Dinginkan dan timbang6. Ulangi pengeringan ini hinggatercapai bobot tetapPerhitungan : W – W1% Lemak = X 100% W2 299

pelarut lemak lainnya 2 – 3 jam y Alat penyulingan dan pada suhu lebih kurang 80 oC. kelengkapannya7. Sulingkan larutan heksana atau y Pemanas listrik/pembakar pelarut lemak lainnya dan y Neraca analitik keringkan ekstrak lemak pada suhu 100 – 105 oC. Tahap Oksidasi, langkah kerjanya ; 1. Masukkan 0,5 – 1 gram8. Dinginkan dan timbang bahan/contoh (a), 3 gram katalis9. Ulangi proses pengeringan ini ( K2SO4 + CuSO4) dan 10 ml H2SO4 kedalam tabung Kjeldahl. hingga tercapai bobot tetap 2. Tabung dipanaskan hingga larutan di dalam tabung berubahPerhitungan : warna menjadi hijau bening, kemudian di dinginkan. W1 – W2 3. Encerkan dengan akuades sampai larutan menjadi 100 ml.Kadar lemak = X 100% WW: bobot cuplikan dalam gram Tahap Destruksi, langkah kerjanya:W1 : bobot labu lemak sesudah ekstraksi dalam gram 1. Masukkan 5 ml larutan hasilW2 : bobot labu lemak sebelum ekstraksi dalam gram oksidasike dalam cawan labu kjeldahl. 2. Tambahkan NaOH 0,05 NPengukuran Kadar Protein dengan sebanyak 10 ml.Metode Kjeldahl 3. Siapkan Erlenmeyer, masukkanPrinsip : H2SO4 0,05 N sebanyak 10 mlMenentukan kadar protein secaratidak langsung, dengan cara dan tambahkan 2 – 3 tetesmenentukan kadar N nya kemudiandikalikan dengan faktor protein 6,25. larutan indikator (metylSenyawa nitrogen diubah menjadiamonium sulfat oleh H2SO4 pekat. red/methylen blue), kemudianAmonium Sulfat yang terbentukdiuraikan dengan NaOH, amoniak didestruksi selam 10 menit.yang dibebaskan diikat dengan asamborat dan kemudian dititar dengan Tahap Titrasilarutan baku asam. 1. Hasil destruksi dititrasi denganPeralatan : NaOH 0,05 Ny Labu kjeldhal 2. Volume titran yang digunakan dicatat. 3. Lakukan prosedur yang sama pada blanko. Perhitungan kadar protein diperoleh dari persamaan sebagai berikut : 0,0007 X 6,25 X 20 X (titran blanko-titran sampel)Kadar Protein (%) = X 100% a300

Pengukuran Kadar Protein 4. Setelah labu kjeldahl besertaMetode Gunning cairannya menjadi dingin, tambahkan 200 ml aquades danLangkah kerja : 75 ml larutan NaOH 40-45% sampai larutan menjadi basa,1. Timbang bahan sebanyak 2 – 5 pasanglah labu kjeldahl dengan gram yang telah ditumbuk halus segera pada alat destilasi. dan masukkan kedalam labu kjeldahl, tambahkan 10 gram 5. Panaskan labu kjeldahl sampai K2S atau Na2SO4 anhidrat dan amonia menguap semua, 15 – 25 ml H2SO4 pekat, kalau destilat ditampung dalam destruksi sukar dilakukan perlu erlenmeyer yang berisi 100 ml ditambah katalis CuSO4 HCl 0,1 N yang sudah diberi sebanyak 6 gram dan digoyang. indikator phenolphtalein 1% 2 – 5 tetes. Destilasi diakhiri setelah2. Kemudian dipanaskan pada volume destilat 150 ml atau pemanas listrik atau api bunsen setelah destilat yang keluar dalam almari asanm, mula-mula tidak bersifat basa. dengan api kecil dan setelah asap hilang api dibesarkan, 6. Kelebihan HCl 0,1 N dalam pemanasan diakhiri setelah destilat dititrasi dengan larutan cairan menjadi jernih tidak basa standar (larutan NaOH 0,1 berwarna. N) samapi larutan berwarna pink, catat volume titran.3. Lakukan langkah 1 dan 2 untuk perlakuan blanko. 7. Hitunglah kadar protein bahan dengan persamaan sebagai berikut : (ml NaOH blanko – ml NaOH contoh)Kadar Nitrogen (%)= X N NaOH X 14,008 Gram contoh X 10Kadar Protein (%) = Kadar Nitrogen X faktor konversiPengukuran Kadar Protein Metode terpisah. Campur 10 mlSNI bromcresol green dengan 2 ml merah metil.Pereaksi : 3. Larutan asam borat H3BO3 2 %,1. Campuran selen, campuran 2,5 larutkan 10 gr H3BO3 dalam 500 ml air suling. Setelah dingin gr serbuk SeO2, 100 gr K2SO4 pindahkan kedalam botol dan 20 gr CuSO4 5 H2O. bertutup gelas. Campur 500 ml2. Indikator campuran, siapkan asam borat dengan 5 ml indikator. latutan bromcresol green 0,1 % 4. Larutan asam klorida, HCL 0,01 dan larutan merah metil 0,1 % N dalam alkohol 95 % secara 301

5. Larutan Natrium Hidroksida 4. Biarkan dingin, kemudian NaOH 30%, larutkan 150 gram encerkan dan masukkan kedalam Natrium Hidroksida kedalam 350 labu ukur 100 ml, tepatkan ml air, simpan dalam botol sampai tanda garis bertutup karet. 5. Pipet 5 ml larutan dan masukkanLangkah kerja : kedalam alat penyuling,1. Timbang seksama 0,51 g tambahkan 5 ml NaOH 30% dan beberapa tetes indikator PP, cuplikan, masukkan ke dalam labu Kjeldahl 100 ml 6. Sulingkan selama lebih kurang2. tambahkan 2 g campuran selen 10 menit, sebagai penampung dan 25 ml H2SO4 pekat. gunakan 10 ml larutan asam3. Panaskan diatas pemanas listrik borat 2% yang telah dicampur atau api pembakar sampai indikator mendidih dan larutan menjadi jernih kehijau-hijauan (sekitar 2 7. Titar dengan larutan HCL 0,01 jam) N 8. Kerjakan penetapan blankoPerhitungan : (V1-V2) X N X 0,014 X f.k X fp Kadar Protein = WW : bobot cuplikanV1 : volume HCL 0,01 N yang Peralatan : dipergunakan penitaran y Neraca analitik y Pendingin contoh y Corong Buchner y Pompa vakumV2 : volume HCl yang Pereaksi : dipergunkan penitaran blanko y Asam sulfat H2SO4 1,25%N : normalitas HCl y Natrium Hidroksida, NaOH 3,25% y Etanol 96%Fk : faktor konversi untuk protein y Kertas saring Whatman 54, 541 6,25 atau 41fp : faktor pengenceran Langkah kerja SNI :Pengukuran Kadar Serat Kasar 1. Timbang seksama 2 – 4 gdengan Metode Pencucian asam cuplikandan basa kuat Bebaskan lemaknya dengan cara ekstraksi dengan caraPrinsip : Menentukan zat organik yang tidak larut dalam asam kuat dan basa kuat dan disertai dengan pemanasan.302

SOXlet atau dengan cara w2 mengaduk, mengenap tuangkan contoh dalam pelarut organik w : bobot cuplikan dalam gram sebanyak 3 kali. Keringkan contoh dan masuk-kan ke dalam w1 : bobot abu dalam gram erlemeyer 500 ml. w2 : bobot endapan pada kertas2. Tambahkan 50 ml larutan H2SO4 saring dalam gram 1,25%, kemudian didihkan selama 30 menit dengan Langkah kerja 2 : menggunakan pendingin tegak 1. Timbang bahan sebanyak 0,5–23. Tambahkan 50 ml NaOH 3,25% gram (a) lalu masukkan kedalam dan didihkan lagi selama 30 erlenmeyer, kemudian tambah- menit kan 50 ml H2SO4 0,3 N dan di panaskan diatas hot plate selama4. Dalam keadaan panas, saring 30 menit. dengan corong Buchner yang berisi kertas saring tak berabu 2. Tambahkan 25 ml NaOH 1,5 N Whatman 54, 41 atau 541 yang kemudian panaskan kembali telah dikeringkan dan diketahui selama 30 menit. bobotnya. 3. Panaskan kertas saring di dalam5. Cuci endapan yang terdapat oven selama 1 jam pada suhu pada kertas saring berturut-turut 110 oC dengan H2SO4 1,25% panas, air Dan dinginkan dalam eksikator panas dan etanol 96%. lalu ditimbang (X1). Pasang kertas saring pada corong6. Angkat kertas saring beserta buchner yang dihubungkan isinya, masukkan kedalam kotak dengan vacuum pump. timbang yang telah diketahui Panaskan juga cawan porselen bobotnya, keringkan pada suhu pada suhu 110 oC selama satu 105o C dinginkan dan timbang jam dan dinginkan didalam sampai bobot tetap. eksikator.7. bila ternyata kadar serat kasar 4. Larutan yang telah dipanaskan lebih besar 1% abukan kertas dituang ke dalam corong buchner. saring beserta isinya, timbang Lakukan pembilasan berturut- sampai bobot tetap turut menggunakan 50 ml air panas, 50 ml H2SO4 0,3 N, 50Perhitungan : ml air panas dan 25 ml aceton.a. Serat kasar < 1%, 5. Masukkan kertas saring dari w corong buchner kedalam cawan, panaskan pada suhu 105–110 oC% Serat kasar = X 100% selama 0,5–1 jam, dinginkan dalam eksikator dan timbang (X2). w1 6. Panaskan cawan dalam tanurb. serat kasar > 1% listrik bersuhu 600 oC selama 2 w – w1 303% Serat kasar = X 100%

jam hingga bahan di dalam sampai berwarna biru tidak berubah).cawan berwarna putih, 4. Pindahkan secara kuantitatif residu dari kertas saring kedalam didinginkan dan timbang (X3). erlemeyer kembali dengan7. Hitunglah kadar serat kasar spatula, dan sisanya dicuci dengan larutan NaOH 0,313 Nbahan dengan menggunakan sebanyak 200 ml sampai semua residu masuk kedalam erlemeyer.persamaan sebagai berikut : Didihkan dengan pendingin balik sambil kadang kala digoyang- X2 – X3 – X1 goyangkan selama 30 menit. 5. Saring menggunakan kertasSerat Kasar (%)= X100% saring yang telah diketahui beratnya, sambil dicuci dengan a larutan K2SO4 10%, cuci lagi residu dengan aquades mendidihLangkah Kerja 3 : dan kemudian dengan lebih kurang 15 ml alkohol 95%.1. Timbang bahan sebanyak 2 – 5 6. Keringkan kertas saring dan gram isinya pada oven dengan suhu 110OC sampai berat konstan2. Masukkan kedalam erlemeyer selama 1 – 2 jam, dinginkan 600 ml, tambahkan larutan dalam eksikator dan timbang H2SO4 0,255 N sebanyak 200 ml 7. Hitunglah kadar serat kasar dan batu didih, panaskan selama dengan persamaan sebagai 30 menit dengan dilakukan berikut : penggoyangan sesekali.3. Saring suspensi dengan kertas saring dan residu yang tertinggal dalam erlemeyer dicuci dengan aquades mendidih, cucilah residu dalam kertas saring sampai air cucian tidak bersifat asam lagi (uji dengan kertas lakmus, (Berat kertas saring +serat) – Berat kertas saring)Kadar Serat Kasar(%)= X100% Berat Sampel6.4.2. Uji Pakan secara Fisik kekompakan pakan didalam air. Hal ini dapat dideteksi dengan dayaUji coba yang kedua adalah uji coba tahan pakan buatan didalam air.pakan secara fisik. Uji coba pakan Dengan mengetahui daya tahansecara fisik bertujuan untuk pakan buatan didalam air akanmengetahui stabilitas pellet didalam sangat membantu para praktisiair (Water Stability Feed) yaitu daya perikanan dalam memberikan pakan,tahan pakan buatan didalam air. berapa lama waktu yang dibutuhkanSelain itu uji fisik dapat dilakukan oleh ikan untuk mengejar pakandengan melihat kehalusan dan dikaitkan dengan lama waktu pakankekerasan bahan baku pakan yang itu bertahan didalam air sebelumakan sangat berpengaruh terhadap dimakan oleh ikan.304

Oleh karena itu dalam membuat pengukuran dengan prosedurpakan buatan, bahan baku yang sebagai berikut :digunakan harus dalam bentuk 1. Masukkan keranjang kawat ketepung, dengan semakin halusnyabahan baku yang digunakan maka dalam oven untuk dikeringkanbentuk fisik akan semakin baik, dan pada suhu 100 oC selama 1 – 3seluruh bahan baku akan tercampur jam. Kemudian simpan di dalamsecara sempurna. Hal ini akan desikator dan timbanglahmenghasilkan dampak terhadap keranjang tersebut sampaipakan buatan yang dibentuk menjadi diperoleh berat yang konstant.lebih kompak dan stabil. Dengan 2. Masukkan sebanyak 5 grampakan buatan yang kompak dan pakan yang telah diketahui kadarstabil maka pakan buatan akan airnya kedalam keranjang kawatmudah dicerna oleh ikan. Pakan tersebut.buatan yang mudah dicerna oleh 3. Masukkan keranjang kawat yangikan akan mengakibatkan efisiensi telah berisi pakan kedalam airpakan yang sangat baik dan sangat pada kondisi perairan yangmenguntungkan pemakai/petani ikan. dibuat sama dengan kondisiAdapun pengukuran pakan secara pakan ikan tersebut akanfisik dapat dilakukan sebagai diberikan dan dibuat eksperimentberikut : penelitian dengan desain waktu selama 2, 4, 6 dan 8 jam.Pengukuran Water Stability 4. Lakukan pengeringan keranjang basket yang telah direndamDaya tahan pakan ikan didalam air dalam air kedalam oven, kemudian simpan dalamharus diperhatikan karena hal ini desikator dan timbang beratnya sampai diperoleh berat yangsangat diperlukan bagi pakan yang konstan. 5. Persentase berat kering yangakan dikonsumsi oleh ikan. Ikan hilang dihitung setelah dikurangi dengan berat keranjang.yang hidup didasar perairan 6. Nilai water stability dalam persen dapat dihitung menggunakanmembutuhkan pakan yang lebih rumus sebagai berikut :tahan lama didalam air dibandingkanpakan ikan yang akan dibuat untukikan yang hidup dipermukaan atauditengah perairan. Semakin lama Fopakan terendam dalam air dan tidak % Water stability = X 100cepat hancur maka ikan dapat Iodengan mudah memakan pakanbuatan tersebut. Oleh karena itu Dimana : Io : adalah berat awal pakanwater stability dari pakan ikan ini keringsangat bergantung pada Fo: adalah berat akhir pakanperuntukkan pakan tersebut. Water keringstability pakan menurut Millamenenaet al (2000) dapat dilakukan 305

Sebagai contoh dalam pengukuran Misalnya, berat pakan adalah 5,26water stability adalah sebagai gram, berat kering pakan adalahberikut: 95% maka berat kering pakan adalah berat pakan X % berat kering dibagi 100. % berat kering Berat kering pakan = berat pakan X 100 Maka Io = 5,26 gram X 95 Io = 5,0 gram 100Dari hasil perlakuan pencelupan tadi budidaya. Biasanya pakan untukdiperoleh data sebagai berikut : udang sebagai organisme air yang hidup di dasar perairan maka pakanBerat pakan dan keranjang = 12,5 yang direndam di dalam air minimalgram membutuhkan waktu selama 30 menit, sedangkan untuk ikan yangBerat keranjang kosong= 8,0 gram hidup dipermukaan air lebih cepat menangkap pakan sehingga waktuMaka berat akhir pakan kering yang dibutuhkan sampai pakanadalah berat keranjang dan pakan hancur lebih cepat. Daya tahandikurangi dengan berat keranjang pakan di dalam air ini sangatyaitu : bergantung pada jumlah bahan baku yang digunakan sebagi perekatFo = 12,5 gram – 8,0 gram (binder) dan prosesing pembuatan pakan.Fo = 4,5 gram Langkah kerja dalam uji water Fo stability yang praktis adalah sebagai berikut :% Water Stability = X 100 1. Menyiapkan alat dan bahan yang Io akan digunakan sebelum melakukan uji fisik pakan (wadah 4,5 budidaya, pakan ikan yang dibuat, = X 100 aerator, stop watch, air). 2. Mengisi wadah uji dengan air 5,0 dengan ketinggian minimal 50 cm. 3. Memasukkan selang aerasi = 90% kedalam wadah uji. 4. Memasang aerator dengan kuatPengukuran water stability yang sehingga air didalam wadah ujipaling mudah dilakukan denganmenghitung lama waktu yangdibutuhkan oleh pakan tersebutsampai hancur di dalam wadah306

bergerak dan menimbulkan 1. Menyiapkan alat dan bahan yang gelombang. akan digunakan sebelum5. Memasukkan pakan buatan melakukan uji fisik pakan. kedalam wadah uji dan catat waktu pertama pakan buatan 2. Mengisi wadah uji dengan air dimasukkan kedalam wadah uji. dengan ketinggian minimal 50 cm.6. Memperhatikan kekompakan pakan buatan didalam wadah uji 3. Memasukkan selang aerasi dan catat waktu pakan tersebut kedalam wadah uji. mulai mengembang serta catat pula waktu pakan tersebut mulai 4. Memasang aerator dengan kuat hancur. sehingga air didalam wadah uji7. Pakan yang baik akan stabil bergerak dan menimbulkan didalam air selama 30 menit gelombang dan masukkan ikan untuk pakan udang sedangkan kedalam wadah tersebut. untuk pakan ikan biasanya kurang dari tiga puluh menit. 5. Memasukkan pakan buatan kedalam wadah uji danPengujian bau pakan (attractant) perhatikan tingkah laku ikan dalam menangkap pakan danPakan ikan yang sudah dibuat harus perhatikan juga berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh ikanmempunyai bau yng khas sesuai untuk mengkonsumsi pakan tersebut.dengan keinginan ikan sehingga ikan 6. Melakukan uji fisik yang keduayang mencium bau pakan ikan yaitu bau pakan buatan dengan cara mencium pakan buatantersebut tertarik untuk yang telah dibuat dibandingkan dengan pakan buatan pabrikmengkonsumsi pakan atau biasa yang sudah biasa digunakan untuk pakan ikan.disebut dengan daya terima ikan 7. Membandingkan hasilnya secaraterhadap pakan ikan yang dibuat organoleptik dan juga amati daya terima ikan terhadap pakan(pallatabilitas). Pakan ikan yang buatan yang dibuat dengan cara mengamati respon ikan terhadapmempunyai bau yang enak akan pakan buatan dan bandingkan pula respon ikan terhadap pakanmenarik minat ikan untuk segera pabrik.memakan pakan ikan tersebut. Oleh 8. Mencatat hasil perbandingan tersebut .karena itu jika anda membuat pakan Pengujian tingkat kehalusanikan ini harus dilakukan uji fisik pakantentang bau pakan tersebut apakah Pakan ikan yang dibuat biasanya tidak akan langsung dijual kepadasudah dapat diterima oleh ikan. konsumen, tetapi akan disimpan terlebih dahulu dalam ruangAdapun langkah kerja yang dapatdilakukan untuk mengetahui baupakan dan daya terima ikan terhadappakan dapat dilakukan denganprosedur sebagai berikut :Langkah kerja : 307

penyimpanan pakan. Dalam ruang pada bagian bawah terjadipenyimpanan pakan, pakan ikan ini kehancuran atau tidak.biasanya disimpan dalam tumpukan 5. Pakan yang baik tidak akanpakan yang berjumlah 6 karung hancur jika dilakukandengan berat setiap karung adalah penumpukan pakan dalam ruang50 kilogram maka jumlah beban penyimpanan. Hal ini haruspakan selama penyimpanan adalah dilakukan karena pakan ikan300 kilogram. Bagaimana anda yang dibuat akan disimpanmembuat pakan yang tidak mudah maksimal tiga bulan setelahhancur dengan beban berat selama proses pembuatan pakan.penyimpanan. Hal ini sangatditentukan pada saat pemilihan 6.4.3. Uji Pakan secara Biologisbahan baku dimana bahan bakuyang digunakan untuk membuat Uji coba pakan yang ketiga adalah ujipakan ikan harus dari bahan yang pakan secara biologis. Dalam ujibenar halus dalam bentuk tepung. coba pakan secara biologisSemakin halus ukuran tepung maka dilakukan untuk mengetahui bebrapakekompokan pakan dalam komposisi parameter biologis yang sangatpakan semakin bagus. Oleh karena diperlukan untuk menilai apakahitu untuk mengetahui tingkat pakan ikan yang dibuat dapatkehalusan pakan dapat dilakukan uji memberikan dampak terhadap ikancoba secara fisik ini dengan cara yang mengkonsumsinya. Olehsebagai berikut : karena itu dalam uji biologis harus dilakukan pengujian terhadap pakanLangkah kerja : yang dibuat dengan cara memelihara ikan dengan diberikan pakan uji1. Menyiapkan alat dan bahan yang tersebut. Beberapa parameter biologis tersebut antara lain adalahakan digunakan sebelum nilai konversi pakan dan effisiensi pakan. Nilai konversi pakan danmelakukan uji fisik pakan. efisiensi pakan ini dapat diketahui dengan melakukan pemberian pakan2. Meletakkan pakan pada ruang selama periode waktu tertentu sehingga bisa dihitung nilainyapenyimpanan pakan diatas kayu dengan menggunakan rumus yang sudah berlaku. Semakin kecil nilaidengan jarak antara lantai konversi pakan maka semakin baik kualitas pakan tersebut karenadengan kayu sebaiknya 3 – 4 inci semakin ekonomis. Nilai konversi pakan yang baik adalah kurang dari(1 inci = 2,54 cm) sebanyak dua yang berarti dalam memberikan pakan sebanyak dua kilogram akanenam tumpukan jika berat pakan menghasilkan daging ikan sebanyak satu kilogram. Parameter bilogiperkarung adalah 50 kg. lainnya yang dapat dilakukan pengukuran antara lain adalah3. Memasukkan tumpukan pakanbuatan kedalam ruang ujisebanyak 350 kg dan catat waktupertama pakan buatandimasukkan kedalam ruangpenyimpanan.4. Perhatikan kekompakan pakanbuatan didalam ruangpenyimpanan dan perhatikanapakah pakan yang terdapat308

pertumbuhan, tingkat konsumsi yang diberikan persentasenyapakan,kecernaan total, retensi semakin besar, sebaliknya semakinprotein,lemak dan energi. besar bobot individu ikan semakin menurun tingkat konsumsi pakanTingkat Konsumsi Pakan yang diberikan. Tingkat Konsumsi Pakan (TKP) yang diberikan dapatPada umumnya tingkat konsumsi dihitung dengan menggunakanpakan yang diberikan pada ikan erat berbagai macam rumus antara lainhubungannya dengan besarnya adalah menurut National Researchindividu ikan. Semakin kecil bobot Council (NRC), 1977 adalah :individu ikan tingkat konsumsi pakan 100TKP = % pakan yang diberikan X bobot total populasi X Berat kering pakanMenurut Halver (1989), tingkat dengan pembuangan sisa pakankonsumsi pakan perhari dapat (Zonneveld et al.,1991;NRC, 1983).dihitung dengan rumus sebagaiberikut : Kecernaan adalah suatu parameter yang menunjukkan berapa dari Konversi X ǻL X 100 makanan yang dikonsumsi dapat Pakan diserap oleh tubuh (Lovel, et al., 1988), karena dalam suatu prosesTKP = 3 X pencernaan selalu ada bagian L makanan yang tidak dapat dicerna dan dikeluarkan dalam bentuk fesesDimana : (Affandi et al., 1992). Ikan mempunyai kemampuan mencernaTKP : Tingkat konsumsi pakan yang berbeda dengan hewan daratǻL : kenaikan harian panjang (Watanabe,1988). tubuh ikan Menurut Heper (1988), kecernaan pakan dipengaruhi oleh tiga faktorL : panjang tubuh ikan yaitu: keberadaan enzim dalam saluran pencernaan ikan, tingkatKecernaan Total aktivitas enzim-enzim pencernaan dan lamanya pakan yang dimakanPencernaan adalah proses bereaksi dengan enzim pencernaan. Masing-masing faktor tersebut akanpenghancuran pakan menjadi dipengaruhi oleh faktor sekunder, yang berhubungan dengan spesiesmolekul-molekul mikro melalui ikan, umur, dan ukuran ikan,kondisi lingkungan dan komposisi, ukuranrangkaian proses fisik maupun serta pakan yang dikonsumsi.kimiawi, sehingga bisa diserap 309melalui dinding usus kedalam kapilerdarah. Proses ini terjadi terusmenerus,diawali denganpengambilan pakan dan berakhir

Menurut Affandi et al. (1992), nilai Pengukuran kecernaan secara tidak langsung lebih menguntungkankecernaan pakan dapat karena tidak memperhitungkan jumlah pakan yang dikonsumsi sertamenggambarkan kemampuan ikan feses yang diekskresikan, tetapi didasarkan kepada kandungandalam mencerna suatu pakan. Selain indikator dalam pakan dan feses (Tytler and Calow, 1985). Kecernaanitu nilai kecernaan dapat secara tidak langsung dihitung berdasarkan perbandingan indikatormenentukan kualitas pakan yang yang terdapat pada pakan dengan indikator yang terdapat padadikonsumsi ikan. Pakan yang berasal feses.Indikator yang digunakan adalah bahan yang tidak dapatdari bahan nabati umumnya lebih dicerna, diserap atau masuk kedalam lendir usus, tidak berubahsulit dicerna oleh ikan dibandingkan secara kimiawi, dapat dianalisa dan dapat melewati saluran pencernaanbahan hewani (Hepher, 1988). (Lovell, 1988). Indikator yang digunakan mengukur daya cernaSedangkan bahan-bahan semi murni yang digunakan secara tidak langsung adalah Cr2O3 dan ligninseperti kasein dan gelatin dicerna (Hepher, 1988). Biasanya indikator yang sering digunakan adalah Cr2O3hampir sempurna oleh ikan (NRC, sebesar 0,5 dalam pakan uji (NRC,1983).1983). Disamping itu kecernaanpakan juga dipengaruhi oleh prosesdan metoda pengolahan bahan-bahan tersebut, sebab ada beberapabahan makanan yang perlupenanganan khusus karenakeberadaan zat inhibitor dalambahan makanan, contohnyapemanasan terhadap kacang kedelaidapat meningkatkan tingkatkecernaannya.Prinsip penentuan kecernaan pakan Metoda kecernaan makanan dapatadalah dengan membandingkan dihitung menurut Affandi et al 1992kadar nutrisi atau energi pakan dengan menggunakan rumusdengan kadar nutrisi atau energi sebagai berikut :feses (Affandi et al., 1992).Penentuan daya cerna ini bisa 1. Metoda langsungdilakukan secara langsung dilakukanpengukuran jumlah pakan yang Kecernaan pakan dengandikonsumsi untuk dibandingkandengan jumlah feses yang metoda langsung biasadiekskresikan (Lovel, 1988).Penentuan daya cerna secara diterapkan pada level individulangsung dianggap sulit danmemakan waktu lama karena dengan menggunakanpengumpulan feses dilakukandengan stripping, menghisap feses perhitungan sebagai berikut :lewat anus, atau dengan membedahikan. I-F D = X 100 % I Keterangan : D = kecernaan total310

I = total nutrien yang Np = persentase nutrien dalam dikonsumsi Nf = pakan persentase nutrien dalanF = total nutrien dalam feses fesesPada metoda ini semua makanan Kecernaan total dari pakan yangyang dikonsumsi dan semua dikonsumsi dapat pula dihitungfeses yang dikeluarkan oleh ikan berdasarkan rumus Windel (1978)selama fase pengukuran (24 jam) yaitu :harus diukur.2. Metoda tidak langsung Kecernaan Total=100–(100–a/a*) Kecernaan total pakan dari dimana : pakan yang dikonsumsi dapat a = Cr2O3 dalam pakan (%) dihitung dengan metode tidak a* = Cr2O3 dalam feses (%) langsung yaitu : Selain kecernaan total dari pakan Ip Np yang dikonsumsi juga harusD = 100 – (100 X --- X ) diperhitungkan kecernaan dari If Nf nutrien yang terdapat pada pakan.Keterangan : Kecernaan nutrien itu terdiri dariD = kecernaan total kecernaan protein, kecernaan lemak,Ip = persentase indikator kecernaan karbohidrat dandalam pakan kecernaan energi. PerhitunganIf = persentase indikator kecernaan nutrien ini menggunakandalam feses rumus yang dikemukakan oleh NRC (1982) yaitu :Kecernaan ProteinKecernaan Protein = 100 – ( 100 X a/a* X b*/b )dimana :a = Cr2O3 dalam pakan (%)a* = Cr2O3 dalam feses (%)b = protein dalam pakan (%)b* = protein dalam feses (%)Kecernaan LemakKecernaan Lemak = 100 – ( 100 X a/a* X b*/b )dimana :a = Cr2O3 dalam pakan (%)a* = Cr2O3 dalam feses (%)b = lemak dalam pakan (%) 311

b* = lemak dalam feses (%) Kecernaan Karbohidrat Kecernaan Karbohidrat = 100 – (100 X a/a* X b*/b) dimana : a = Cr2O3 dalam pakan (%) a* = Cr2O3 dalam feses (%) b = karbohidrat dalam pakan (%) b* = karbohidrat dalam feses (%) Kecernaan Energi Kecernaan Energi = 100 – ( 100 X a/a* X b*/b ) dimana : a = Cr2O3 dalam pakan (%) a* = Cr2O3 dalam feses (%) b = energi dalam pakan (%) b* = energi dalam feses (%)Retensi Protein, lemak dan energiUntuk mengetahui efektivitas pakan disimpan dalam tubuh. Adapun rumus yang digunakan untukyang diberikan dapat diketahui menghitung retensi protein, lemak dan energi sebagai berikut :dengan jalan menentukanbanyaknya zat makanan yang Bobot protein yang disimpan tubuh (gram)Retensi Protein (%) = X 100% Bobot protein yang diberikan (gram) Bobot lemak yang disimpan tubuh (gram)Retensi Lemak (%) = X 100% Bobot lemak yang diberikan (gram) Jumlah energi (kkal) yang disimpan tubuhRetensi Energi (%) = X 100% Jumlah energi (kkal) yang diberikan312

Cara menghitung Retensi Protein/ perubahan jumlah atau ukuran selLemak penyusun jaringan tubuh pada periode waktu tertentu. SedangkanBobot protein/lemak yang disimpan secara energetik , pertumbuhantubuh: diekspresikan dengan adanya perubahan kandungantotal energiBobot biomassa awal = WA tubuh pada periode waktu tertentuAnalisa proksimat awal ikan = a% (Rahardjo et al, 1989).Jumlah protein awal = a% X WA=ABobot biomass akhir + bobot Pertumbuhan terjadi apabila adamortalitas = WT kelebihan energi bebas setelah energi yang tersedia dipakan untukAnalisa proksimat akhir ikan = b% metabolisme standar, energi untukJumlah protein pada akhir = b% X proses pencernaan dan energi untukWT = B aktivitas.Protein yang disimpan dalam tubuh= Ada dua model yang dipakai untukB–A=C menghitung pertumbuhan. ModelBobot protein yang diberikan: pertama adalah model yangJumlah total pakan yang diberikan= berhubungan dengan berat danp (gram) berbentuk eksponensial. Model ini baik untuk waktu yang pendek.% Protein pakan = CP % (hasil Model pertumbuhannya menurutanalisa proksimat) Ricker (1979) adalah:Jumlah protein pakan=CP% X p= K Wt = Wo. egtRetensi Protein/ C X 100 dimana :Lemak (%) = Wt : bobot ikan pada saat t Wo : bobot ikan awal K E : dasar logaritma naturalPertumbuhan (2,7183) g : aju pertumbuhan harianPertumbuhan adalah perubahanukuran baik panjang, berat atau spesifikvolume dalam jangka waktu tertentu. t : waktuPertumbuhan ini secara fisikdiekspresikan dengan adanya Laju pertumbuhan harian spesifik dapat dihitung dari rumus awal yaitu : WtWt = Wo. egt ĺ = egt WoWt Ln Wt – Ln WoLn = gt ĺ g = 313

Wo t Wt - Wo g= tMenurut Huisman (1976) dan NRC Laju pertumbuhan mutlak(1977) mengemukakan rumus lajupertumbuhan harian sebagai berikut : Wf - Wi Wt/hari = Wt = Wo (1 + g/100) t atau Waktu kultur (hari) t Pertumbuhan relatif g = ¥ (Wt/Wo) – 1 X 100% Wf - WiModel pertumbuhan yang keduaadalah berhubungan dengan % Wt = X 100panjang yang dinamakan rumus VonBertalanfall dimana rumus yang Widigunakan adalah sebagai berikut : Laju pertumbuhan relatif Lt = L ~ 1 – e –k (t-to) Wf - Widimana :Lt : panjang ikan pada waktu t % Wt/hari = X 100L~ : panjang maksimum ikank : koefisien pertumbuhan (Wi) (waktu kultur)e : bilangan yang nilainya adalah Laju pertumbuhan harian spesifik 2,7183 (SGR)Selain itu dari beberapa literatur SGR = Ln W2 – ln W1pertumbuhan ikan dapat juga t2 – t1dilakukan pengukuran secarasederhana dengan menggunakan dimana : pada perioderumus antara lain adalah : W1 : berat ikan pada periodePertumbuhan mutlak waktu 1 (t1) W2 : berat ikanWt = Wf – Wi waktu 2 (t2)dimana :Wt : pertumbuhan mutlakWf : berat akhirWi : berat awal Konversi Pakan314

Untuk dapat mengetahui Fpenggunaan pakan oleh ikan dapat dimana : Wt : bobot ikan pada waktu tdihitung dengan menentukan Wo : bobot ikan pada waktu 0 D : bobot ikan yang matiperbandingan faktor konversi pakan. selama pengamatanIkan hanya diberi pakan buatan F : jumlah pakan yang100% nilai konversi pakannya lebih dikonsumsidari 1. Hal ini disebabkan pakan Dari rumus efisiensi pakan juga dapat dihitung nilai konversi pakantidak dapat dimanfaatkan semua danada yang menjadi feses. Dari segiekonomis nilai konversi pakan dapatjuga dipakai untuk menentukankualitas pakan. Nilai konversi pakanyang mendekati nilai satu makasemakin bagus kualitas pakan yangdiberikan. Konversi pakan dapat 6.5. MANAJEMEN PEMBERIAN PAKANdihitung dengan menggunakanrumus sebagai berikut : F Dalam budidaya ikan pakanKonversi pakan = merupakan salah satu faktor yang (Wt + D) - Wo sangat menentukan dalam keberhasilan suatu budidaya ikandimana : selain kualitas air. Pakan dalamF : jumlah pakan yang kegiatan budidaya ikan sangat diberikan selama dibutuhkan oleh ikan untuk tumbuh pemeliharaan dan berkembang. Pemberian pakanWt : berat akhir ikan rata-rata dalam suatu usaha budidaya sangatWo : berat awal ikan rata-rata bergantung kepada beberapa faktorD : jumlah ikan yang mati antara lain adalah jenis dan ukuran selama pemeliharaan ikan, lingkungan dimana ikan itu hidup dan teknik budidaya yang akan digunakan. Dalam subbab ini akanEfisiensi Pakan dibahas tentang manajemen pemberian pakan dilihat dari jenisSama halnya dengan konversi pakan, dan ukuran ikan serta teknikefisiensi pakan merupakan indikatoruntuk mengetahui efektivitas pakan budidaya. Sedangkan pakan danyang diberikan kepada ikan terhadappertumbuhan. Untuk menghitung kualitas air akan dibahas padaefisiensi pakan dapat digunakanrumus menurut NRC (1977) adalah subbab selanjutnya.sebagai berikut : Pemberian pakan adalah kegiatan (Wt + D) - Wo yang rutin dilakukan dalam suatu usaha budidaya ikan oleh karena ituE (%) = X 100 dalam manajemen pemberian pakan harus dipahami tentang beberapa pengertian dalam kegiatan budidaya 315

ikan sehari-hari yang terkait dengan mempunyai kekhasan dalammanajemen pemberian pakan antara frekuensi pemberian pakan.lain adalah feeding frekuensi, feedingtime, feeding behaviour, feeding Feeding time atau waktu pemberianhabits, feeding periodicity dan pakan adalah waktu yang tepat untukfeeding level. melakukan pemberian pakan pda setiap jenis ikan. Waktu pemberianFeeding frekuensi atau frekuensi pakan ini juga sangat khas untukpemberian pakan mempunyai makna setiap jenis ikan. Berdasarkanjumlah waktu ikan untuk makan kapasitas daya tampung lambungdalam sehari. Setiap jenis ikan setiap jenis ikan atau biasa disebutmempunyai kebiasaan makan yang juga dengan feeding periodicity jenisberbeda. Oleh karena itu dalam ikan dapat dibedakan yaitu ikanmelakukan pemberian pakan kepada pemakan malam hari atau aktivitasikan setiap hari biasanya bergantung makannya meningkat pada malamkepada jenis dan ukuran ikan, hari yang biasa disebut denganketersediaan tenaga kerja, pakan nocturnal misalnya ikan kelompokdan ukuran kolam budidaya. catfish, dan ikan pemakan siang hariBiasanya semakin kecil ikan atau aktivitas makannya lebihfrekuensi pemberian pakannya meningkat pada siang hari (diurnal).semakin banyak sedangkan semakin Oleh karena itu pada kelompok ikanbesar ikan frekuensi pemberian yang mempunyai aktivitas makanpakannya setiap hari semakin pada malam hari maka dalamberkurang. Frekuensi pemberian melakukan pemberian makan, waktupakan dihitung dalam waktu sehari pemberian pakannya sebaiknya lebih(24 jam). Pada ikan air tawar banyak pada malam hari. Agarmisalnya ikan patin merupakan salah pakan yang diberikan lebih efisiensatu jenis ikan air tawar yang dan efektif.mempunyai fase kritis pada saatberusia larva yaitu 0 – 14 hari. Untuk Selain itu dalam melakukanmeningkatkan kelangsungan hidup pemberian pakan juga haruslarvanya salah satu solusinya adalah diperhatikan tentang tingkah lakumemberikan pakan alami selama ikan dalam kehidupannya di dalamfase tersebut sebanyak 12 kali sehari perairan dimana ikan berdasarkandimana pakan alami tersebut tingkah lakunya dalam mediadiberikan setiap dua jam sekali hidupnya dapat dikelompokkanselama sehari. Pada ikan laut menjadi tiga yaitu ikan yangfrekuensi pemberian pakan pada hidupnya diatas permukaan air, ikanmasa larva lebih banyak yang hidupnya lebih senang beradadibandingkan pada fase pembesaran. ditengah-tengah air dan ikan yangOleh karena itu frekuensi pemberian hidupnya lebih senang di dasarpakan pada masa larva bagi ikan perairan. Oleh karena dalambudidaya mempunyai jumlah yang melakukan pemberian pakanlebih banyak dibandingkan dengan terhadap jenis-jenis ikan tersebutfase lainnya dan setiap jenis ikan harus disesuaikan dengan tingkah laku ikan tersebut.316

teknik budidaya yang diterapkan.Berdasarkan kebiasaan makannya Pada suatu usaha budidaya ikanikan yang dibudidayakan dapatdikelompokkan menjadi ikan dapat dikelompokkan menjadi tigaherbivora, ikan omnivora dan ikankarnivora. Oleh karena itu melakukan yaitu :pemberian pakan untuk ikanherbivora, omnivora dan karnivora 1. Budidaya ikan secara ekstensifharus berbeda. Pada budidaya ikan ini yangJumlah pakan ikan yang diberikansetiap hari pada ikan yang menjadi ciri khasnya adalahdibudidayakan dan biasanyadiekspresikan dalam persen biomas dalam pemberian pakannyaikan biasa disebut dengan feedingrate. Feeding rate pada pemberian mengandalkan pakan alami.pakan ikan berkisar antara 2 – 5%perhari atau bahkan lebih. Oleh karena itu dalam sistemSedangkan biomas adalah jumlahtotal ikan perunit area pada waktu budidaya ini pemupukan padatertentu dan diekspresikan dalamkg/ha atau kg/meter persegi. kolam budidaya harus kontinuBiasanya dalam pemberian pakanpada ikan yang berukuran besar dilakukan agar pakan alamijumlah pakan yang diberikan setiaphari semakin berkurang dan semakin tumbuh dengan subur padakecil ukuran ikan jumlah pakan yangdiberikan semakin banyak. Hal ini kolam budidaya. Pengelolaandikarenakan ikan yang berukurankecil mempunyai masa pertumbuhan pemberian pakan pada sistemyang lebih besar dibandingkandengan ikan berukuran besar. budidaya ekstensif lebihSeperti yang diketahui bahwapertumbuhan ikan mempunyai kurva mengutamakan tumbuhnyapertumbuhan yang sigmoid yaitu adamasa dalam kurva tersebut adalah plankkton baik phytoplanktonmasa pertumbuhan emas dan itubiasa terjadi pada ikan yang maupun zooplankton di dalamberukuran larva dan benih. Olehkarena itu dibutuhkan jumlah pakan wadah budidaya sebagai pakanyang lebih banyak dibandingkandengan ikan yang berukuran dewasa. alami ikan yang dibudidayakanDalam melakukan pengelolaan dan jenis ikan yangpemberian pakan pada suatu usahabudidaya sangat bergantung pada dibudidayakan adalah ikan herbivora yaitu ikan yang senang mengkonsumsi tumbuhan atau nabati. 2. Budidaya ikan semi intensif Pada budidaya ikan sistem semiintensif yang menjadi cirinya adalah dalam budidayanya sangat mengandalkan pakan alami dan pakan tambahan. Pakan alami masih digunakan dalam sisitem budidaya ini sehingga sistem pemupukan pada kolam budidaya masih dilakukan dan pemberian pakan tambahan yaitu pakan yang dalam kontribusinya hanya menghasilkan penambahan berat pada ikan kurang dari 50% atau kurang dari pakan utama. Pakan tambahan ini biasanya dibuat sendiri oleh pembudidaya dari 317

beberpa bahan baku dan diberikan dalam pemeliharaan ikan kandungan nutrisinya tidak (feeding rate), frekuensi pemberian selengkap pakan buatan pabrik pakan dalam satu hari (feeding sehingga pertumbuhan ikan dari frekuensi), waktu pemberian pakan pakan tambahan ini kurang dari yang tepat (feeding time) dan 50%. Biasanya kelompok ikan konversi pakan yang ditargetkan yang dipelihara secara semi dalam suatu usaha budidaya ikan. intensif adalah kelompok ikan Jumlah pakan yang akan diberikan omnivora misalnya kelompok setiap hari pada budidaya ikan carper seperti ikan mas. secara intensif sangat bergantung pada faktor biotik dan faktor3. Budidaya ikan secara intensif lingkungan dimana ikan itu hidup. Jumlah pakan yang akan diberikan Pada budidaya ikan secara setiap hari ini juga ditentukan pada perbandingan jumlah pakan yang intensif yang menjadi ciri khasnya akan diberikan. Pada suatu usaha budidaya ikan dimana terdapat adalah dalam melakukan beberapa fase kegiatan budidaya sehingga pakan yang akan diberikan kegiatan budidaya pada setiap fase akan berbeda. Berdasarkan jumlah pakan yang mengandalkan pakan buatan harus diberikan dalam suatu usaha budidaya dapat dibedakan menjadi sebagai sumber makanan utama tiga kelompok yaitu : 1. Pemberian pakan secara ikan yang dibudidayakan. Pakan berlebihan (excess) yang digunakan adalah pakan Pemberian pakan secara berlebihan atau biasa disebut ad buatan yang mempunyai libitum merupakan salah satu cara pemberian pakan yang kandungan gizi yang lengkap. biasa diberikan pada fase pemberian pakan untuk larva Karena pakan buatan ini sebagai ikan sampai ukuran benih ikan pada suatu hatchery. Pada stadia sumber energi utama dan materi tersebut tingkat konsumsi pakan masih tinggi hal ini berkaitan bagi kehidupan dan pertumbuhan dengan kapasitas tampung lambung larva atau benih ikan ikan. Pakan buatan dalam usaha masih sangat terbatas, struktur alat pencernaan yang masih budidaya ikan intensif merupakan belum sempurna dan ukuran bukaan mulut larva yang masih komponen terbesar dalam suatu sangat kecil, sehingga dengan memberikan pakan dengan usaha budidaya biasanya sekenyangnya atau ad libitum dimana pakan selalu tersedia berkisar antara 40 – 70% dari total biaya produksi . Oleh karena itu dalam mengelola pemberian pakan secara intensif harus benar-benar dilakukan secara benar agar efisiensi pakan dan efektifitas kegiatan budidaya dapat menguntungkan.Manajemen pemberian pakan padasuatu usaha budidaya ikan yangintensif harus dilakukan . Hal inidikarenakan pada pengelolaanpemberian pakan dalam suatu usahabudidaya ada beberapa elemen kritisyang harus diperhatikan antara lainadalah jumlah pakan perhari yang318

dalam jumlah yang tidak 2. Pemberian pakan sekenyangnya (satiation)dibatasai maka larva atau benih Pada sistem pemberian pakan seknyangnya adalah suatu usahaikan ini dapat makan kapanpun para pembudidaya ikan untuk melakukan pemberian pakanjuga sesuai dengan keinginan pada ikan yang dibudidayakan dalam jumlah yang maksimal. Halikan. Tetapi pemberian pakan ini dapat dilakukan pada ikan budidaya yang benar-benarsecara berlebihan pada fase sudah diketahui daya tampung lambungnya secara maksimalsetelah larva atau nebih akan dalam setiap pemberian pakan, sehingga pakan ikan yangmembawa dampak yang diberikan semuanya dikonsumsi oleh ikan. Tetapi dalammerugikan bagi sistem perairan kenyataannya sangat sulit bagi para pembudidaya untukdalam suatu usaha budidaya. menerapkan sistem pemberian pakan ini karena untukDimana pakan ikan yang menghindari pakan yang terbuang itu sangat sulit. Olehberlebihan akan berpengaruh karena itu dalam pemberian pakan secara maksimal akanlangsung terhadap organisme mudah diterapkan jika ikan yang dibudidayakan sudah terbiasaakuatik (ikan) yang hidup dalam dengan jumlah pemberian pakan tersebut setiap hari berdasarkanwadah budidaya dan kondisi pengalaman di lapangan.lingkungan budidaya tersebut. 3. Pemberian pakan yang dibatasi (restricted)Pakan ikan yang berlebihan tidak Pemberian pakan tipe ini adalah pemberian pakan buatan yangakan dimakan oleh ikan dan akan biasa dilakukan dalam suatu usaha budidaya ikan dimanaterjadi penumpukan pakan pada para pembudidaya melakukan pembatasan jumlah pakan yangwadah budidaya di dasar diberikan setiap hari. Jumlah pakan yang aka diberikan setiapperairan. Penumpukan pakan hari ini dibatasi berdasarkan hasil suatu penelitian dengan jumlahikan didasar budidaya akan pakan tertentu akan diperoleh pertumbuhan ikan yang optimal.tercampur dengan hasil buangan Pemberian pakan dalam budidaya ikan secara intensifikan seperti feses, urine yang 319nantinya akan menghasilkanbahan-bahan toksik sepertiamoniak, H2S dan sebagainyayang dihasilkan dari perombakanbahan-bahan organiktersebut.Kandungan toksik yang tinggidalam wadah budidaya akanmenyebabkan aktivitas ikan danterganggu. Oleh karena itumanajemen pemberian pakanpada ikan harus dilakukandengan benar disesuaikandengan melihat jenis dan umurikan, lingkungan perairan sertateknik budidaya yang digunakan.Pemberian pakan secara adlibitum dengan menggunakanpakan buatan akan memberikandampak negatif karenamengakibatkan meningkatnyabiaya produksi.

biasanya jumlah pakan yang ikan mas di Jawa Barat dalam diberikan dibatasi jumlahnya melakukan manajemen berdasarkan hasil penelitian dan pemberian pakan dapat dilihat pengalaman dilapangan. pada Tabel 6.3. Berdasarkan pengalaman petaniTabel 6.3. Skedul pemberian pakan dalam usaha budidaya ikan masStadia Umur Ukuran Bobot ikan Jenis Dosis Feeding ikan ikan ikan pakan pakan frekuensi 0,18-20 mgLarva 1-4 hr 0,5-0,6 mm 15-20 mg Kuning Adlibitum - telurKebul 5 hr 1 cm 0,1-0,5 g Pakan Adlibitum - alami &Burayak 5-10 hr 1-3 cm Emulsi 1 g/1000 6 - 8 kali Emulsi 2 g/1000 6 – 8 kaliPutihan 10-15 hr 3-5cm 0,5-2,5 g Emulsi 3 g/1000 6 -8 kaliBenih 3 bl 8-12 cm 100 g Remah 4% biomas 5 kaliInduk 6 bl > 12 cm 0,5 kg Pellet 3% biomas 4 kali Pellet 3% biomas 3 kaliDalam membuat skedul pemberian mengkonsumsi pakan alami yangpakan ikan mas ini dibuat suatu tumbuh di kolam, baik dari jenisasumsi berdasarkan stadia dan phytoplankton maupun zooplanktonukuran ikan. Frekuensi pemberian dengan ukuran pakan alami yangpakan pada suatu usaha budidaya dikonsumsi disesuaikan denganikan mas harus disesuaikan dengan bukaan mulut larva dan setelahkebutuhan pakan berdasarkan stadia beberapa hari kemudian larva siapikan mas itu sendiri. Skedul dipindah ke kolam pendederan. Jenispemberian pakan ikan mas ini pakan yang diberikan pada stadiatidaklah mutlak seperti tabel di atas kebul adalah pakan alami yangharus disesuaikan dengan kondisi tumbuh di kolam ditambah denganlahan dimana ikan mas tersebut emulsi kuning telur dengan jumlahdibudidayakan. Hal ini dikembalikan pakannya 1 gram kuning telur untukkepada sifat alamiah ikan yang mulai 1000 ekor kebul dan diberikandari larva yang baru menetas dengan sebanyak 6 – 8 kali dalam sehari.sumber pakannya masih disediakna Pada stadia burayak ukuran sudaholeh kantung kuning telur, sehingga mulai bertambah sehingga jumlahpada stadia ini larva tidak perlu diberi emulsi pakannya ditingkatkanpakan tambahan, kecuali untuk paka menjadi 2 gram untuk 1000 ekoralami dimana proses penyiapannya kebul dengan frekuensi pemberiansudah dilakukan pada saat persiapan pakan 6 – 8 kali sehari. Pada stadiakolam mulai dari pengeringan dasar putihan menjadi 3 gram untuk 1000kolam, pengapuran dan pemupukan. ekor , sedangkan pada tahap benihSetelah kantung kuning telur habis mencapai ukuran gelondongan ataumaka larva akan mulai ukuran 3 bulan pakan nya berubah320

menggunakan pakan buatan di muali yang dipelihara mempunyaidari bentuk remahan kemudian pellet pertumbuhan yang sudah lebihberukuran 2 mm dengan jumlah lambat sehingga jumlah pakan yangpakan remahan sebanyak 4% dari diberikan berkurang menjadi 3% daritotal biomas sedangkan untuk pakan biomas dengan frekuensi pemberianpellet 2 mm jumlah pakan yang pakan sebanyak 3 kali sehari. Padadiberikan 3% dari biomas. Frekuensi stadia ini ikan sudah akanpemberian pakan untuk pakan mengalami pertumbuhan gonadikremahan adalah 5 kali sehari pada sehingga pakan yang diberikanminggu pertama sedangkan pada harus memiliki kandungan gizi yangminggu selanjutnya diberikan pakan lengkap untuk mempercepat tingkatbuatan bentuk pellet 2 mm sebanyak kematangan gonad. Dengan4 kali sehari. Hal ini dilakukan karena demikian jumlah pakan yangpada stadia ini ikan mas sangat diberikan selama pemeliharaanrakus memakan makanannya dan dibatasi sehingga pertumbuhansifat alami ikan mas sebagai mencapai optimal.pemakan segala/omnivora akanmuncul. Aktifitas makan ikan mas Selain itu dalam melakukanakan meningkat pada siang hari pengelolaan pemberian pakan padakarena ikan mas termasuk jenis ikan udang yang telah dilakukukan olehdiurnal. Oleh karena itu dalam Akiyama dalam Goddart (1996)pemeliharaan dikolam juga diberikan merupakan salah satu komoditaspakan tambahan untuk memenuhi organisma air yang mempunyaikebutuhan ikan mas terhadap pakan kebiasaan makan pada malam harialami. Pada tahap calon induk dapat dilihat pada Tabel 6.4.samapi akan menjadi induk ikan masTabel 6.4. Skedul pemberian pakan pada udangTipe pakan Berat udang Feeding Time 06.00 10.00 14.00 18.00 22.00Starter <3g 30% - 35% - 35%Grower 3-15 g 20% 15% 15% 30% 20%Finisher > 15 g 20% 15% 15% 30% 20%Pada tabel diatas memperlihatkan gelap sehingga menjelang sorebahwa pakan udang yang diberikan jumlah pakan relatif lebihbervariasi pada setiap stadia udang banyak.Untuk lebih jelasnya dapatdan waktu pemberian pakannya diperhatikan Tabel 6.5, yangdisesuaikan dengan kebiasaan memperlihatkan jumlah pemberianudang yang mempunyai aktivitas pakan dari larva samapi ukuran siapmakannya meningkat pada hari panen semakin berkurang. 321

Tabel 6.5. Jumlah pakan harian pada udang dengan kelangsungan hidup 80%Berat udang (gram) Biomas Feed Rate Jumlah pakan (kg) (%) harian (kg) < 10 hari - - 4 10 – 20 hari - - 8 20 – 30 hari - - 12 240 5,7 14 3 320 5,4 17 4 400 5,1 20 5 480 4,8 23 6 560 4,6 26 7 640 4,4 28 8 720 4,21 30 9 800 4,0 32 10 880 3,9 34 11 960 3,7 36 12 1040 3,6 37 13 1120 3,5 39 14 1200 3,3 40 15 1280 3,2 41 16 1360 3,1 42 17 1440 2,9 42 18 1520 2,8 43 19 1600 2,7 43 20 1680 2,6 44 21 1760 2,6 45 22 1840 2,5 46 23 1920 2,4 46 24 2000 2,3 46 25 2080 2,3 48 26 2160 2,2 48 27 2240 2,2 49 28 2320 2,1 49 29 2400 2,1 50 30 2480 2,1 52 31 2560 2,1 54 32 2640 2,1 55 33 2720 2,1 56 34 2800 2,0 57 35Pada beberapa negara yang sudah pakan. Berdasarkan peralatan yangmaju jika akan memberikan pakan digunakan dalam melakukanpada suatu usaha budidaya ikan pemberian pakan pada usahamenggunakan beberapa alat yang budidaya ikan, ada beberapa metodedapat membantu proses pemberian322

pemberian pakan yang dapatdilakukan yaitu :1. Pemberian pakan dengan tangan Pemberian pakan dengan cara metode pemberian pakannya menggunakan tangan (disebar). Metode pemberian pakan dengan tangan ini biasanya disesuaikan dengan stadia dan umur ikan yang dibudidayakan Gambar 6.17. Gambar 6.18.Metode pemberian pakan Metode pemberian pakan dengan tangan dengan demand feeder2. Pemberian pakan secara 3. Pemberian pakan di Hatchery mekanik Pada beberapa unit hatcheryPemberian pakan dengan cara ikan air laut atau ikan air tawarmenggunakan alat bantu pakan biasanya dibutuhkan suatu alatyang digerakkan oleh tenaga bantu untuk memudahkan prosesmekanik, seperti demand feeder pemberian pakan. Pada stadiadan automatically feeder yang larva ikan merupakan fase kritisbiasa digunakan pada budidaya dimana pada fase tersebutikan di kolam air deras. dibutuhkan pakan yang tepat jenis, ukuran dan jumlah dimana yang dimasukkan kedalam pipa- pipa adalah pakan alami yang telah dibuat sedemikian rupa sehingga pipa yang berisi pakan alami ini masuk kedalam wadah pemeliharaan secara otomatis. Selain itu yang perlu diperhatikan dalam melakukan pengelolaan pemberian pakan adalah melakukan pencatatan pemberian pakan yang biasa disebut dengan Feeding record. Dengan membuat suatu catatan tentang pemberian pakan pada setiap kolam budidaya akan memudahkan untuk memantau perkembangan setiap kolam budidaya. Adapun data yang 323

sebaiknya dicatat pada setiap kolam kepada larva ikan sebanyak 4 kali pada waktu pukul 06.00,dalam manjemen pemberian pakan 10.00, 14.00 dan 19.00. Maka jumlah pakan setiap kaliadalah : pemberian adalah 18 kg : 4 = 4,5 kg.1. Berat rata-rata ikan yang ditebar Dengan melakukan pencatatan makapada waktu tertentu (W) dalam akan jumlah pakan yang dihabiskan selama kegiatan budidaya dan dapatgram diprediksi hasil produksi dengan memperkirakan nilai konversi pakan2. Jumlah ikan yang ditebar dalam dan efisiensi pakan dari kegiatan selama budidaya ikan.satu kolam (N) 6.6 PAKAN DAN3. Perkiraan kelangsungan KUALITAS AIRhidup/sintasan selama periode Pakan yang diberikan kepada ikan sebagai organisme air akan selaluwaktu pemeliharaan (SR) berhubungan dengan air sebagai media budidaya ikan. Pada budidayadalam % ikan secara intensif penggunaan pakan buatan sangat mendominasi4. Jumlah pakan yang diberikan biaya produksi. Seperti kita ketahui pakan ikan yang diberikan selamasetiap hari (FR) dalam % kegiatan budidaya tidak seratus persen dikonsumsi oleh ikan. Jika5. Jumlah pakan harian yang konversi pakan pada ikan mas mencapai 1,5 berarti dalam 1,5diberikan pada setiap kolam kilogram pakan akan memberikan konstribusi penambahan berat(DFA) daging ikan sebanyak 1 kilogram. Hal ini berarti pakan yang diolahNilai DFA dapat dihitung dengan menjadi daging tidak seratus persen ada bagian dari pakan yangmenggunakan rumus sebagai digunakan sebagai energi untuk feses dan lainnya. Menurut Calowberikut : (1986) dalam Harris (2005) energi pakan yang dimakan ikan (C) samaDFA = W X N X SR X FR dengan produksi daging ikan (P) + energi metabolisme (R) + energiMisalnya dalam suatu kolam urine (U) dan energi feses (F) ataubudidaya jumlah ikan yangditebar adalah 50.000 ekor,dengan berat rata-rata ikan padawaktu tebar adalah 5 g, denganperkiraan kelangsungan hidupadalah 90% dan jumlah pakanharian adalah 8%, maka jumlahpakan harian yang harusdiberikan pada setiap kolamadalah : 5 X 50.000 X 0,9 X0,08 = 18 kg perhari6. Jumlah pakan selamapemeliharaanDari contoh diatas maka jumlahpakan yang dibutuhkan selamapemeliharaan 15 hari adalah 18kg/hari X 15 hari = 270 kg7. Frekuensi pemberian pakan danwaktu pemberian pakanDalam contoh diatas jumlahpakan perhari adalah 18 kg,pakan tersebut akan diberikan324

dengan rumus ditulis sebagai berikut: pakan dengan kualitas air di dalamC = P + R + U + F. Berapa banyak budidaya ikan secara intensif sangatpakan yang dikonsumsi (C) akan komplek. Ada beberapa parametermenjadi daging tergantung dari kualitas air yang sangatberapa banyak yang terbuang mempengaruhi aktivitas makan,sebagai limbah feses dan sisa metabolisme dan pertumbuhan ikanmetabolisme berupa urin, amoniak, diantaranya adalah suhu air dankarbondioksida, air dan hidrogen tingkat kelarutan oksigen. Pakansulfida. Seberapa banyak pakan yang diberikan dalam budidaya ikanakan menjadi feses tergantung pada intensif akan dikonsumsi oleh ikanseberapa sesuai komponen pakan dan ikan akan mengeluarkandengan kemampuan enzimatik di buangan berupa limbah organik dansaluran pencernaan ikan (daya organik kedalam wadah budidaya.cerna). Pakan yang dicerna Salah satu limbah nitrogen yangselanjutnya diabsorbsi ke dalam sebagian besar berupa amoniakdarah dan seberapa banyak pakan terlarut dan feses merupakan bahanyang diabsorbsi akan menjadi daging yang akan banyak dibuang kedalamikan bergantung pada pola asam peraiaran. Amoniak dikeluarkan olehamino, asamlemak, keseimbangan ikan melalui insang, urine dan feses.energi antar nutrien, vitamin, mineral Amoniak dapat mempengaruhidan lain-lain. Kalau dilihat dari sisi secara langsung pada ikan budidayapraktis, pakan yang diberikan (P) = sedangkan bahan limbah lainnyapakan yang dikonsumsi (C) + pakan seperti phosphor dan nitrogen dalamyang tidak termakan (PT). Untuk ikan bentuk lainnya secara tidak langsungbagian yang tidak termakan ini bisa 0 akan mempengaruhi ikan juga.– 10%, sementara untuk udang Karena amoniak dalam bentuk belumdapat mencapai 15% (Goddard, terionisasi sangat berbahaya bagi1996). Perbedaan itu terjadi karena ikan, sedngkan feses yangikan makannya jauh lebih cepat dikeluarkan oleh ikan lama kelamaandaripada udang, ransum udang akan menjadi bahan tersuspensibiasanya habis dimakan selama 0,5– ataupun terendap dalam sistem2 jam dan selama proses tersebut perairan.terjadi pencucian pakan (leaching). Pada kolam air mengalir denganDalam budidaya ikan secara intensif pergantian air yang memadai makadimana 40 – 70% komponen biaya kandungan amoniak dan feses yangproduksi adalah pakan ikan maka terndap dalam wadah budidaya bisaefisiensi pakan atau konversi pakan terbuang keluar tetapi pada kolamsangat penting diperhatikan. Dari pemeliharaan ikan dengan sistem airsekian banyak pakan yang yang tidak mengalir maka semuadikonsumsi oleh ikan maka akan amoniak dan feses yang dikeluarkanbanyak terjadi pelepasan bahan oleh ikan akan tetap mengendap diorganik dan anorganik yang berasal dalam wadah budidaya yang dapatdari pakan yang akan mempengaruhi mengakibatkan racun bagi ikan yangkualitas air dalam wadah budidaya. dibudidayakan. Jika kolam dalamOleh karena itu antara pemberian kondisi optimal maka amoniak dan 325

racun lainnya masih dapat dinetralisir mempunyai toleransi yang optimaldan akan diubah menjadi terhadap suhu untuk dapat tumbuhmikronutrien untuk pertumbuhan dan berkembang. Berdasarkanpakan alami dikolam budidaya. perubahan suhu ikan yang hidupTetapi jika kesuburan perairan didaerah panas mempunyai aktivitasmenjadi meningkat maka hal ini juga makan yang lebih tinggiakan membahayakan organisma air dibandingkan dengan ikan yanglainnya karena dengan adanya hidup didaerah dingin. Oleh karenablooming phytoplankton dapat itu pada suhu air yang tinggi nafsumembahayakan bagi ikan. Oleh makan ikan akan meningkat dankarena itu keterkaitan antara metabolisme didalam tubuh ikanpemberian pakan dengan kualitas air akan meningkat dan pertumbuhansangat penting diperhatikan dalam ikan akan meningkat pula. Kaitanbudidaya ikan secara intensif. antara suhu perairan danParameter yang akan dibahas dalam pertumbuhan ikan telah dilakukanhal ini adalah suhu dan oksigen. penelitian oleh Elliot (1981) dalam Goddard (1996) pada ikan masSuhu (Cyprinus carpio) dan brown trout (Salmo trutta) pada gambar dibawahSetiap ikan mempunyai kemampuan ini dan tabel 6.6.untuk beradaptasi terhadapperubahan suhu karena sifat ikan Gambar Kebutuhan suhu pada ikanyang poikilothermal yaitu mampu mas dan ikan brown troutberadaptasi dengan perubahan suhulingkungan dengan suhu tubuhnya.Tetapi setiap jenis ikan ini Tabel 6.6. Kisaran suhu optimum untuk beberapa ikan budidaya (Goddard, 1996) Jenis ikan Suhu optimal untuk pertumbuhan (oC) Rainbow trout Atlantic salmon 12 – 18 Common carp 12 – 17 Channel catfish 23 – 25 European eel 28 – 30 Japanese eel 18 – 21,5 African catfish 23 – 30 Tilapia 25 – 27,5 Giant tiger shrimp 25 – 30 Giant freshwater prawn 28 – 33 25 - 30Dari tabel diatas diketahui bahwa setiap jenis ikan mempunyai kebutuhanterhadap suhu yang berbeda, dimana pada setiap jenis ikan mempunyaikebutuhan suhu optimum yang berbeda. Pada suhu lingkungan yang optimal326

dimungkinkan juga ikan akan mengalami pertumbuhan yang optimal. Olehkarena itu dalam proses pemeliharaan ikan agar pakan yang diberikandikonsumsi oleh ikan secara optimal karena aktivitas makannya meningkatperlu dibuat suatu lingkungan budidaya yang mempunyai suhu optimal.Oksigen terlarutDalam bab 2 kita telah bahas secara detail tentang oksigen terlarut dalamwadah budidaya ikan . Pada bab ini akan dibahas kaitan antara kandunganoksigen terlarut dengan proses pemberian pakan. Kandungan oksigen terlarutdalam suatu wadah budidaya sangat berpengaruh terhadap aktivitaspemberian pakan, metabolisme, pertumbuhan , tipe dan jumlah pakan yangakan diberikan. Kandungan oksigen terlarut dalam wadah budidaya ikanminimal adalah 5 ppm. Semakin tinggi kandungan oksigen terlarut dalamwadah budidaya dapat meningkatkan nafsu makan ikan, akibatnya ikan akanlebih cepat tumbuh dan efisiensi makanan akan meningkat.Ikan sebagi organisme air membutuhkan energi untuk bergerak, mencari danmencerna makanan, untuk tumbuh dan merawat fungsi tubuhnya. Energi yangdisimpan didalam tubuh ikan diperoleh dari proses metabolisme. Dalam prosesmetabolisme ini dibutuhkan oksigen, oleh karena itu ketersediaan oksigenterlarut dalam wadah budidaya ikan mutlak diperlukan, dengan adanyakecukupan oksigen yang terlarut dalam wadah budidaya maka kebutuhan ikanakan oksigen untuk proses metabolisme akan terpenuhi. Hal ini akan sangatmenguntungkan dalam proses pemberian pakan karena pakan yang dicernaoleh ikan akan termetabolisme dengan baik sehingga akan diperoleh energiyang akan dibutuhkan untuk tumbuh dan berkembang.Rata-rata konsumsi oksigen pada organisme air sangat dipengaruhi olehbeberapa faktor diantaranya adalah berat tubuh, suhu air dan tingkat aktivitasikan. Pada umumnya ikan yang berukuran besar mengkonsumsi oksigen lebihbanyak perjamnya daripada ikan yang berukuran kecil. Tetapi jika dihitungperberat tubuh ikan yang lebih kecil mengkonsumsi oksigen yang lebih banyakdaripada ikan yang berukuran besar. Pada suhu yang tinggi dan aktivitas ikanyang tinggi, ikan akan membutuhkan oksigen lebih banyak daripada suhu yangrendah dan pada saat ikan beristirahat. Ikan yang hidup didaerah tropisbiasanya dapat hidup pada kondisi perairan yang kandungan oksigennyarendah seperti ikan nila yang masih dapat hidup pada kondisi oksigen terlarut 3ppm dibandingkan dengan ikan salmon yang hanya dapat hidup jika perairanmengandung oksigen terlarut berkisar antara 5 – 6 ppm. Ikan melakukanpertukaran oksigen melalui sistem pernafasannya yaitu di insang khususnyalamella insang. Oksigen diserap maka karbondioksida dilepaskan.Perpindahan gas ini dilakukan secara difusi melewati membran tipis lamellayang memisahkan sistem perputaran darah dari air selama melewati insang.Kandungan oksigen dalam darah bergantung pada beberapa faktor dinatranyaadalah tekanan partial oksigen dan karbondioksida di dalam air, pH, suhu dan 327

tingkat aktivitas makan ikan. Kandungan oksigen yang rendah dapatmenyebabkan mortalitas dan lambatnya pertumbuhan ikan atau udang didalam wadah budidaya.Selama dalam pemeliharaan ikan yang dibudidayakan selalu melakukanaktivitas makan. Selama proses pemberian pakan maka aktivitas makan ikanakan meningkat dan kebutuhan ikan akan oksigen akan meningkat dan akanmenurun kembali jika ikan tidak melakukan aktivitas makan. Pada suhu airyang meningkat tinggi biasanya kandungan oksigen terlarut akan didalamwadah bididaya menurun tetapi kebutuhan ikan akan oksigen terlarutmeningkat karena nafsu makan ikan meningkat dan proses metabolismedidalam tubuh akan meningkat, oleh karena itu ikan akan mempertahankankebutuhannya jika tidak ikan akan mati. Hal ini sangat perlu diperhatikan agardalam proses pemberian pakan pada suhu perairan yang sedang tinggisebaiknya dikurangi untuk meminimalkan oksigen yang dibutuhkan untukproses metabolisme.Pemantauan kandungan oksigen terlarut dalam wadah budidaya ikan sangatdiperlukan dalam melakukan manajemen pemberian pakan. Denganmengetahui kandungan oksigen terlarut dalam wadah budidaya ikan dapatdibuat pengaturan tentang jumlah pakan yang diberikan setiap hari dan waktuyang tepat alam melakukan pemberian pakan serta berapa kali dalam seharidiperlukan pemberian pakan tersebut.328

BAB VII. TEKNOLOGI PRODUKSI PAKAN ALAMI7.1. JENIS-JENIS PAKAN Dalam bab ini akan dibicarakan tentang pakan alami yang ALAMI merupakan makanan yang sangat disukai oleh ikan hias dan ikanApakah pakan alami itu? Sebelum konsumsi. Pakan alami dapatmembicarakan tentang pakan alami diperoleh dengan melakukan usahaperlu dipahami arti katanya. Pakan budidaya. Usaha budidaya pakanmerupakan peristilahan yang alami ini dapat dibagi atas duadigunakan dalam dunia perikanan kelompok besar yaitu : penyediaanyang mempunyai arti makanan. pakan alami yang selektif danSedangkan alami menurut arti penyediaan pakan alami secarakatanya adalah sesuatu yang berasal nonselektif seperti pemupukan didari alam. Oleh karena itu pakan lahan perairan. Penyediaan pakanalami adalah pakan yang dikonsumsi alami secara selektif adalaholeh organisme yang berasal dari melakukan budidaya pakan alami inialam. secara terpisah dengan wadah budidaya ikan, sedangkan budidayaPakan alami merupakan salah satu pakan alami secara nonselekstifjenis pakan ikan hias dan ikan adalah melakukan budidaya pakankonsumsi air tawar, payau dan laut. alami bergabung dengan ikan yangPakan alami adalah pakan yang akan dibudidayakan dimana kegiatandisediakan secara alami dari alam tersebut dilakukan pada saatdan ketersediaannya dapat di dilakukan persiapan kolam untukbudidayakan oleh manusia, budidaya.sedangkan pakan buatan adalahpakan yang hanya dibuat oleh Agar dapat membudidayakan pakanmanusia dengan menggunakan alami maka harus dikuasai teknikbeberapa bahan baku dan formulasi budidayanya yang didasarkan padapakannya disesuaikan dengan pengetahuan aspek biologi dankebutuhan ikan. kimianya yang mencakup: morfologi, 329

tahapan stadia seperti berwarna hijau, biru atauperkembangbiakkannya, daur hidup coklat. Hal ini dikarenakan didalamdan habitat, kecepatan dan tingkat tubuh phytoplankton terdapat zatpertumbuhan, kebiasaan dan cara warna atau pigmen. Zat warna ataumakan atau unsur hara yang pigmen ini dapat diklasifikasikandibutuhkan untuk hidup dan yaitu :pertumbuhan serta nilai gizi pakanalami. 1. Warna biru (Fikosianin) 2. Warna hijau (Klorofil)Pakan alami sangat cocok untuk 3. Warna pirang (Fikosantin)benih ikan/udang dan ikan hias 4. Warna merah (Fikoeritrin)karena pakan alami sangat mudah 5. Warna kuning (Xantofil)dicerna didalam tubuh benih 6. Warna keemasan (Karoten)ikan/udang dan ikan hias. Selain itunilai gizi pakan alami sangat lengkap Berdasarkan zat warna yang dimilikidan sesuai dengan tubuh ikan, tidak oleh alga ini, maka alga dapatmenyebabkan penurunan kualitas air dikelompokkan menjadi :pada wadah budidaya ikan,meningkatkan daya tahan tubuh 1. Alga Hijau (Kelasbenih ikan terhadap penyakit dan (Kelasperubahan kualitas air, mudah Chlorophyceae)ditangkap karena pergerakan pakan (Kelasalami tidak begitu aktif dan 2. Alga Coklat (Kelasberukuran kecil sesuai dengan (Kelasbukaan mulut larva. Bacillariophyceae/kelasPakan alami yang dapat Phaephyceae)dibudidayakan dan banyak terdapatdialam dapat dikelompokkan menjadi 3. Alga Keemasantiga yaitu phytoplankton, zooplanktondan benthos. Phytoplankton adalah Chrysophyceae)organisme air yang melayang-layangmengikuti pergerakan air dan berupa 4. Alga Merahjasad nabati. Dalam siklus hidupnyaphytoplankton melakukan proses Rhodophyceae)fotosintesa dan berukuran kecil yaituterdiri dari satu sel atau beberapa sel. 5. Alga Hijau KebiruanBentuk phytoplankton antara lain:oval, bulat dan seperti benang. Cyanophyceae)Phytoplankton yang hidup di dalam Beberapa jenis phytoplankton yangperairan ini akan memberikan warna sudah dapat dibudidayakan danyang khas pada perairan tersebut dikonsumsi oleh ikan/udang/ikan hias antara lain adalah : 1. Kelas Chlorophyceae, mem- punyai ciri-ciri : x Bersel tunggal tidak bergerak, misalnya Chlorococcum, Chlorella. x Bersel tunggal dapat bergerak, misalnya Chlamydomonas, Euglena, Tetraselmis.330

x Bentuk koloni dapat bergerak, Beberapa aspek biologi dari phytoplankton yang sudah dapatmisalnya Volvox, dibudidayakan secara massal antara lain adalah :Scenedesmus.x Bentuk koloni yang tidakbergerak, misalnya 1. Aspek biologi Chlorella sp. :Hydrodictyon reticulatum x Alga sel tunggalx Bentuk benang, misalnya x Bentuknya bulat atau bulatSpyrogyra, Oedogonium telurx Bentuk lembaran, misalnya, x Mempunyai khloroplas sepertiUlva, Chara cawan, dindingnya keras, padat dan garis tengahnya 5Selain itu ciri-ciri umum yang mikron.dimiliki dari alga hijau ini adalah: x Perkembangbiakan terjadix Berwarna hijau rumput karena mengandung khlorofil secara aseksual, yaitux Mempunyai empat bulu dengan pembelahan sel atau cambuk. pemisahan autospora dari selx Reproduksi sel terjadi secara vegetatif aseksual dan induknya. seksual x Habitatnya adalah tempat- tempat yang basah dan medianya mengandung cukup unsur hara seperti N, P, K dan unsur mikro lainnya2. Kelas Bacillariophyceae mem- (karbon, nitrogen, fosfor, punyai ciri-ciri : sulfur dan lain-lain)x Berwarna coklat karena Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 7.1.mengandung silikatx Berbentuk seperti cawan petrix Reproduksi secarapembelahan selx Bersel tunggal, misalnyaChaetoceros calcitran danSkeletonema costatum3. Kelas Cyanophyceae, mem- Gambar 7.1. Chlorella sp punyai ciri-ciri : ƒ Berwarna hijau kebiruan karena mengandung klorofil dan pigmen kebiru-biruan yaitu phycocyanin ƒ Berbentuk benang yang melingkar seperti spiral, misalnya Spirulina. 331

2. Aspek biologi Tetraselmis sp. bersatunya khloroplas dari gamet jantan dan betina x Alga sel tunggal yang bergerak aktif x Hidup di perairan pantai atau laut dengan kisaran salinitas x Mempunyai empat buah 27 – 37 permil. flagella dan berukuran 7 – 12 mikron Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 7.2. x Mempunyai kloroplas x Perkembangbiakan secara aseksual yaitu pembelahan sel dan seksual yaitu dengan Gambar 7.2. Tetraselmis sp3. Aspek biologi Scenedesmus sp. melalui suatu pecahan pada dinding sel induk. x Jenis alga yang berkoloni Untuk lebih jelasnya dapat dilihat x Mempunyai kloroplas pada pada Gambar 7.3. selnya x Perkembangbiakkannya dengan pembentukan koloni, dari setiap sel induk dapat membentuk sebuah koloni awal yang membebaskan diri332

Gambar 7.3. Scenedesmus sp4. Aspek biologi Skeletonema 5. Aspek biologi Spirulina sp. costatum x Bersel tunggal, berukuran 4– x Alga hijau biru yang 6 mikron berbentuk spiral dan memiliki x Mempunyai bentuk seperti dinding sel tipis yang kotak dengan sitoplasma mengandung murein yang memenuhi sel dan tidak memiliki alat gerak x Mempunyai dua macam x Perkembangbiakan melalui ukuran yaitu jenis kecil pembelahan sel berukuran 1–3 mikron dan jenis besar berukuran 3–12 Untuk lebih jelasnya dapat dilihat mikron pada Gambar 7.4. x Perkembangbiakan terjadi secara aseksual atau pembelahan sel yaitu dengan memutus filamen menjadi satuan-satuan sel yang membentuk filamen baru. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 7.5.Gambar 7.4. Skeletonema costatum 333

Gambar 7.5. Spirulina, spJenis pakan alami yang kedua Gambar 7.6. Brachionus spadalah zooplankton yaitu organismaair yang melayang-layang mengikuti 2. Brachiopoda, yaitu Artemia salinapergerakan air dan berupa jasadhewani. Jenis zooplankton yang Ciri-cirinya antara lain adalah :biasa digunakan sebagai makananlarva atau benih ikan/udang/ikan hias y Telurnya berwarna coklatdan sudah dapat dibudidayakansecara massal adalah : dengan diameter 200 – 3001. Rotifera, yaitu Brachionus sp. mikron, sedangkan pada saat dewasa berwarna kuning cerah Ciri-cirinya antara lain adalah : y Perkembangbiakan dengan x Berwarna putih dua cara yaitu x Tubuhnya berbentuk seperti parthenogenesis dan piala dan mempunyai biseksual panjang 60 – 80 mikron y Nauplius tubuhnya terdiri dari x Terlihat koronanya dan tiga pasang anggota badan terdapat bulu getar yang yaitu antenula, antenna I bergerak aktif yang berfungsi sebagai alatx Perkembangbiakannya sensor dan antenna II yang dilakukan dengan dua cara berfungsi sebagai alat gerak yaitu secara parthe- atau penyaring makanan dan nogenesis dan seksual rahang bawah belum sempurna. y Artemia dewasa berukuran 1-Untuk lebih jelasnya dapat dilihat 2 cm dengan sepasang matapada Gambar 7.6. majemuk dan 11 pasang thoracopoda334

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat 3. Cladocera, yaitu Moina sp. Danpada Gambar 7.7 Daphnia sp.Gambar 7.7. Artemia salina Ciri-cirinya antara lain adalah : y Berwarna merah karena mengandung haemoglobin y Bergerak aktif y Bentuk tubuh membulat untuk moina dan lonjong untuk daphnia y Perkembangbiakannya secara sexual dan parthenogenesis Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 7.8 dan 7.9.Gambar 7.8. Moina sp Gambar 7.9. Daphnia sp4. Infusaria, yaitu Pharamecium sp. x Berwarna putih Ciri-cirinya antara lain adalah : Untuk lebih jelasnya dapat dilihat x Bersel tunggal pada Gambar 7.10. 335

Gambar 7.11. Cacing rambut (Tubifex sp) Ciri-ciri benthos secara umum antara lain adalah : x Berwarna merah darah karena banyak mengandung haemoglobin. x Berbentuk seperti benang yang bersegmen-segmen. Gambar 7.10. Paramecium Berdasarkan media tumbuhnya pakan alami dapat dibedakanJenis pakan alami yang ketiga yang menjadi dua kelompok yaitu pakandapat diberikan kepada ikan hias, alami air tawar dan pakan alami airlarva dan benih ikan/udang/ikan hias laut. Jenis pakan alami air tawaradalah benthos. Benthos adalah yang sudah banyak dibudidayakanorganisma air yang hidupnya di antara lain adalah Moina, Daphnia,dasar perairan. Benthos yang biasa Brachionus, Tubifex , sedangkandimanfaatkan dan dapat jenis pakan alami air laut yang sudahdibudidayakan sebagai makanan dibudidayakan adalah jenis-jenisikan antara lain adalah cacing phytoplankton, Brachionus, Artemiarambut atau tubifex dan larvaChironomus sp. Untuk lebih jelasnya salina.dapat dilihat pada Gambar 7.11. Dalam membudidayakan pakan alami yang akan diberikan kepada ikan hias dan ikan konsumsi dipilih jenis pakan alami yang relatif mudah dan mempunyai siklus hidup yang singkat. Hal ini bermanfaat untuk menyediakan pakan alami tersebut secara kontinu. Pada bab ini akan diuraikan secara detail tentang budidaya pakan alami dari kelompok phytoplankton, zooplankton dan benthos.336

7.2. BUDIDAYA PHYTOPLANKTONAgar dapat membudidayakan Gambar 7.12. Erlemeyer/toplesphytoplankton harus dilakukan Sedangkan peralatannya adalah.beberapa kegiatan yaitu : jarum ose, pipet kaca, tabung reaksi, mikroskop.1. Persiapan wadah dan peralatan budidaya Gambar 7.13. Cawan petri2. Penyiapan media budidaya Gambar 7.14. Jarum ose3. Pemilihan bibit dan menginokulasi bibit4. Pemeliharaan pakan alami5. Pemanenan7.2.1. Wadah dan peralatan budidaya phytoplanktonApakah wadah itu? Wadah adalahtempat yang digunakan untukmemelihara organisme air , dalamhal ini adalah tempat yang digunakanuntuk membudidayakan phytoplakton.Ada beberapa jenis wadah yangdapat digunakan untukmembudidayakan pytoplankton.Pemilihan jenis wadah ini sangatbergantung kepada jenisphytoplankton dan sistem kulturnya.Jenis-jenis wadah yang dapatdigunakan untuk budidayaphytoplankton sangat bergantungpada skala produksi. Tahap awaldalam membudidayakanphytoplankton adalah melakukanisolasi dan kultur murni, wadah yangdigunakan adalah erlemeyer/toples. 337

Gambar 7.15. Pipet kaca Gambar 7.17. MikroskopGambar 7.16. Tabung reaksi Pada tahap selanjutnya adalah tahap semi massal dan massal, wadah yang digunakan antara lain adalah bak semen, tanki plastik, bak beton dan bak fiber. Sedangkan peralatan yang dibutuhkan untuk melakukan budidaya phytoplankton secara semi massal dan massal antara lain adalah aerator/blower selang aerasi, batu aerasi, selang air, timbangan, saringan halus/seser, ember, gayung, gelas ukur kaca. Gambar 7.18. Bak fiber338

juga untuk mengeluarkan kotoran dan air pada saat dilakukan pemeliharaan. Dengan menggunakan selang air akan memudahkan dalam melakukan penyiapan wadah sebelum digunakan untuk budidaya. Peralatan lainnya yang diperlukan dalam membudidayakan phytoplanktonGambar 7.19. Aerator adalah timbangan, timbangan yang digunakan boleh berbagai macam bentuk dan skala digitalnya, karenaUntuk membedakan antara kultur fungsi utama alat ini untuksemi massal dan massal hanya darivolume media yang dapat disimpan menimbang bahan yang akandidalam wadah tersebut. Olehkarena itu ukuran dari wadah yang digunakan dalam membudidayakanakan digunakan sangat menentukankapasitas produksi dari pakan alami . phytoplankton. Phytoplankton yang dipelihara didalam wadah pemeliharaan akan tumbuh dan berkembang olehPeralatan yang digunakan untuk karena itu harus dipantau kepadatanbudidaya phytoplankton mempunyai populasinya didalam wadah. Alatfungsi yang berbeda-beda, misalnya yang digunakan adalah gelas ukuraerator digunakan untuk mensuplai kaca yang berfungsi untuk melihatoksigen pada saat membudidayakan kepadatan populasi phytoplanktonpakan alami skala kecil dan yang dibudidayakan didalam wadahmenengah, tetapi apabila sudah pemeliharaan, mikroskop lengkapdilakukan budidaya secara dengan haemocytometer untukmassal/skala besar maka peralatan menghitung kepadatanyang digunakan untuk mensuplai phytoplankton didalam wadahoksigen kedalam wadah budidaya budidaya. Selain itu diperlukan jugamenggunakan blower. Peralatan plakton net atau saringan halus padaselang aerasi berfungsi untuk saat akan melakukan pemanenanmenyalurkan oksigen dari tabung phytoplankton.oksigen kedalam wadah budidaya, Setelah berbagai macam peralatansedangkan batu aerasi digunakan dan wadah yang digunakan dalamuntuk menyebarkan oksigen yang membudidayakan pakan alamiterdapat dalam selang aerasi phytoplankton diidentifikasi dankeseluruh permukaan air yang dijelaskan fungsi dan cara kerjanya ,terdapat didalam wadah budidaya. langkah selanjutnya adalahSelang air digunakan untuk melakukan persiapan terhadapmemasukkan air bersih dari tempatpenampungan air kedalam wadah wadah tersebut. Langkah pertamabudidaya. Peralatan ini digunakan adalah peralatan dan wadah yang akan digunakan ditentukan sesuai dengan skala produksi dan 339

kebutuhan. Peralatan dan wadah Media adalah bahan atau zatdisiapkan untuk digunakan dalam sebagai tempat hidup pakan alami.budidaya phytoplankton. Wadah Kultur adalah kata lain dari budidayayang akan digunakan dibersihkan yang merupakan suatu kegiatandengan menggunakan sikat dan pemeliharaan organisme. Jadidiberikan desinfektan untuk media kultur adalah bahan yangmenghindari terjadinya kontaminasi digunakan oleh suatu organismedengan mikroorganisme yang lain. sebagai tempat hidupnya selamaUntuk wadah dan peralatan budidaya proses pemeliharaan. Dalam hal iniskala laboratorium harus dilakukan phytoplankton pada umumnyapensucihamaan dilakukan sterilisasi merupakan organisme air yangdengan alat autoclave atau dengan hidupnya melayang-layang mengikutilarutan chlorin. Wadah yang telah pergerakan air dalam bentuk jasaddibersihkan selanjutnya dapat diari nabati dan mempunyai ukuran yangdengan air bersih. relatif sangat kecil dan disebut sebagai mikroorganisme. OlehWadah budidaya yang telah diairi karena itu untuk dapatdapat digunakan untuk memelihara membudidayakan phytoplankton kitaphytoplankton. Air yang dimasukkan harus menyiapkan media yang tepatkedalam wadah budidaya harus untuk phytoplankton tersebut agarbebas dari kontaminan seperti dapat tumbuh dan berkembang.pestisida, deterjen dan chlor. Airyang digunakan sebaiknya diberi Media seperti apakah yang dapat digunakan untuk tumbuh danoksigen dengan menggunakan berkembang pakan alami dari kelompok phytoplankton ini. Mediaaerator dan batu aerasi yang tempat tumbuhnya pakan alami sangat berbeda untuk setiap jenisdisambungkan dengan selang aerasi. pakan alami. Pada subbab sebelumnya sudah dijelaskanAerasi ini dapat digunakan pula berbagai jenis pakan alami yang dapat dibudidayakan. Setiap jenisuntuk menetralkan chlor atau pakan alami tersebut mempunyai media tumbuh yang berbeda.menghilangkan karbondioksida Didalam buku ini akan dibicarakan tentang media tumbuh darididalam air. phytoplankton.7.2.2. Penyiapan media budidaya Jenis phytoplankton yang banyak dibudidayakan pada usaha budidaya phytoplankton perikanan laut adalah Chlorella, Tetraselmis dan SkeletonemaBagaimanakah anda melakukan costatum. Dari ketiga jenispenyiapan media kultur yang akan phytoplankton tersebut secaradigunakan untuk membudidayakan proses pembuatan medianya hampirphytoplankton secara terkontrol ? sama yang membedakannya adalahApakah media kultur itu? Untukmenjawab pertanyaan tersebut marikita diskusikan dan pelajari bab padabuku ini atau mencari referensi laindari internet , majalah dansebagainya.340

jenis pupuk dan volume media yang membuat kultur murni dengandigunakan. Media tempat tumbuhnyaphytoplankton ini dapat menggunakan media agar . Mediadikelompokkan dalam tiga tahapkegiatan yaitu isolasi dan teknik yang digunakan pada saat inokulasikultur murni di laboratorium, teknikkultur skala semi massal dan teknik adalah media agar yang dilengkapikultur skala massal. dengan larutan nutrien pengkaya , larutan trace element dan vitamin. Media nutrient tersebut mengandung bahan-bahan kimia yang digunakan untuk sintesis protoplasma pada proses kulturnya. Setelah mediaMedia Kultur murni kultur skala laboratorium disiapkan langkah selanjutnya adalahTeknik kultur phytoplankton dalam melakukan penebaran bibit pakanskala laboratorium dilakukan dalam alami. Sumber nutrient yangruangan tertutup dan ber-AC. Hal ini digunakan untuk tumbuhnyadiperlukan agar suhu selalu phytoplankton dalam kultur murniterkendali dan mencegah kontak digunakan bahan kimia Pro Analisdengan lingkungan luar yang dapat (PA) dengan dosis pemakaian 1menyebabkan kontaminasi sehingga ml/liter kultur. Pupuk yang umummengurangi kemurnian digunakan adalah pupuk Conwy danphytoplankton yang dikultur. Sumber pupuk Guillard . Pupuk Conwycahaya yang digunakan agar proses digunakan untuk phytoplankton hijaufotosintesis terjadi adalah lampu sedangkan pupuk Guillard untukneon TL dengan kekuatan cahaya phytoplankton coklat. Untuk lebih2000 – 8000 lux, sedangkan sumber jelasnya dapat dilihat pada tabel 7.1aerasi menggunakan HI-Blower dan 7.2. Jenis pupuk yang akantersendiri yang dilengkapi dengan digunakan untuk melakukan kultursaringan untuk memperkecil murni beberapa jenis phytoplanktonkontaminasi. sangat bermacam-macam biasanya jenis medium yang digunakanMetode kultur murni phytoplankton di disesuaikan dengan jenislaboratorium untuk memperoleh satujenis phytoplankton (monospesies) phytoplankton yang akan di kulturdapat dilakukan dengan beberapacara yaitu : secara murni. Pada tabel 7.1 dan 7.21. Metode media agar2. Metode subkultur merupakan komposisi nutrien yang3. Metode pengenceran berseri4. Metode pipet kapiler biasa digunakan untuk membuat medium pada jenis phytoplankton dari air laut. Untuk jenis phytoplankton dari perairan tawar dapat dilakukan dengan komposisi nutrien yang berbeda. Berdasarkan hasil penelitian ada beberapaMetode media agar komposisi nutrien untuk membuatMetode media agar adalah suatu medium pada phytoplankton airmetode pemurnian individu darisuatu sampel perairan dengan cara tawar antara lain adalah media Benneck, media Demer dan media Bristole. Untuk lebih jelasnya 341

komposisi ketiga media tersebutdapat dilihat pada Tabel 7.3.Tabel 7.1. Komposisi pupuk pada media stok murni kultur algaeNo. Bahan kimia Pupuk Pupuk Guillard Conwy/wayne1. EDTA 45 gram 10 gram2. NaH2PO4.2H2O 20 gram 10 gram3. FeCl3.6H2O 1,3 gram 2,9 gram4. H3BO3 33,6 gram -5. MnCl2.4H2O 0,36 gram 3,6 gram6. NaNO3 100 gram 100 gram7. Na2SiO3.9H2O - 5 gram/30 ml8. Trace Metal Solution 1 ml 1 ml9. Vitamin 1 ml 1 ml10. Aquades sampai 1000 ml 1000 mlTabel 7.2. Komposisi Trace Metal SolutionNo. Bahan kimia Pupuk Pupuk Guillard1. ZnCL2 Conwy/Wayne2. CuSO4. 5 H2O -3. ZnSO4. 7 H2O 2,1 gram 1,96 gram4. CoCl2. 6 H2O 2,0 gram 4,40 gram5. (NH4)6. Mo7O24. 4 H2O - 2,00 gram6. Aquabides sampai 2,0 gram 1,26 gram 0,9 gram 100 ml 100 ml342

Tabel 7.3. Komposisi pupuk pada phytoplankton air tawar (Chlorella sp)No. Bahan kimia Media Media Demer Media Bristole Benneck 1. MgSO4 550 mg/l - 2. KH2PO4 100 mg/l 250 mg/l 7 g/400ml 3. NaNO3 200 mg/l 10g/400 ml 4. FeCl3 500 mg/l - 5. Ca(NO3)2 Sedikit - - 6. KCl 1000 mg/l - 7. CaCl2.2H2O - 250 mg/l - 8. MgSO4,7H2O - - 1 g/400ml 9. K2HPO4 - - 3 g/400ml 10. NaCl -- - 3 g/400ml - - 1 g/400ml -Pada metode agar ini peralatan yang Sterilisasi peralatan dan bahan yangdigunakan adalah mikroskop,peralatan gelas (erlemeyer, beker akan digunakan dapat dilakukanglass, toples, petri dish, pipet, tabungreaksi), alat penghitung plankton dengan cara :(Haemocytometer, hand counter),alat ukur kualitas air (termometer, 1. Air laut yang akan digunakanrefraktometer, pH meter dll),timbangan, oven/autoclave, lemari es, dilakukan sterilisasi denganair conditioner, blower, lampu neon.Sedangkan bahan-bahan yang berbagai cara diantarany adalahdigunakan selain bahan-bahan yangdigunakan untuk membuat pupuk perebusan selama 10 menit,ditambah lagi agar difco, formalin,aquades, alkohol, air laut steril. dengan memberikan sinarKegiatan yang dilakukan dalam ultraviolet atau ozonisasi,melakukan kultur murni untuk semuametode adalah hampir sama , dalam penyaringan denganmetode media agar kegiatan yangharus dilakaukan antara lain adalah : menggunakan plankton net1. Sterilisasi peralatan dan bahan2. Pembuatan media agar ukuran 15 mikron atau pemberian3. Kultur di media agar4. Kultur di media cair larutan chlorine 60 ppm,5. Pembuatan pupuk6. Penghitungan phytoplankton kemudian diaduk rata selama7. penyimpanan beberapa menit dan dinetralkan dengan Natrium Thiosulfat 20 ppm. 2. Sedangkan peralatan yang akan digunakan juga dapat dilakukabn dengan beberapa cara diantaranya adala perebusan, perendaman dalam larutan kaporit/chlorine 150 ppm, pemberian alkohol, diautoclave dengan temperature 100oC dengan tekanan 1 atm selama 20 menit atau di oven. 343

Setelah peralatan dan bahan yang 2. Biarkan media tersebut danakan digunakan disterilisasi langkah biasanya inokulum akan tumbuhselanjutnya adalah membuat media setelah 4 – 7 hari dilakukanagarnya dengan cara : penggoresan dengan terlihatnya1. Bahan yang akan digunakan koloni plankton yang tumbuh pada media agar tersebut. Amati untuk membuat media agar dibawah mikroskop koloni adalah 1,5 gram Bacto agar tersebut dan ambil koloni yang dalam 100 ml air laut di tambah diinginkan dan dikultur pada dengan pupuk Conwy untuk media agar miring dalam tabung green algae dan pupuk silikat reaksi yang akan digunakan untuk Diatomae. sebagai bibit.2. Panaskan agar dan media tersebut dengan menggunakan 3. Koloni murni ini selanjutnya hotplate atau microwave sampai diinkubasi pada ruangan ber AC. cairannnya mendidih dan masukkan kedalam autoclave Kultur selanjutnya setelah diperoleh pada suhu 120oC dengan tekanan 1 atm selama 20 menit . koloni murni pada tabung rekasi3. Biarkan agak dingin sebentar kemudian tambahkan vitamin langkah selanjutnya adalah setelah itu larutan agar dan pupuk tersebut dituangkan melakukan kultur koloni plankton kedalam petridish atau tabung reaksi dan dibiarkan sampai yang diperoleh tersebut pada media dingin dan membeku kemudian simpan di dalam lemari es. cair. Kultur murni dimedia cair ini dapat dilakukan dengan berbagai macam media yang sudah biasa dilakukan. Adapun prosedur yang harus dilakukan adalah : 1. Siapkan erlemeyer yang telah disterilisasi 2. Masukkan air laut dan pupukLangkah selanjutnya adalah sesuai dengan media yangmelakukan kultur murni/isolasi diinginkan pada setiap jenisplankton pada media agar yang telah phytoplanktondisiapkan sebelumnya. Adapun 3. Lakukan inokulasi bibitlangkah yang harus dilakukan phytoplankton dari hasil kulturadalah: murni1. Ambil contoh air plankton dengan 4. Amati pertumbuhanjarum ose yang telah phytoplankton tersebut dengandipanaskan/disterilisasi dan menghitung kepadatan populasioleskan kepermukaan media phytoplankton.agar, pengolesan jarum ose padamedia agar ini dilakukan dengan Media yang akan digunakan sebagi pupuk pada media agar ini banyakcara zigzag, kemudian tutup dan sekali macamnya antara lain adalah media Zarrouk, media Berneck,simpan media agar yang telah media detmer, media allan miquel, media mollish dan media TMRL.digoresi dengan plankton padasuhu kamar dibawah sinarcahaya lampu neon secara terusmenerus.344

Volume media kultur murni biasanya 2. Bilaskan peralatan pada pointadalah bertahap mulai dari isolasidalam tabung rekasi volume 10 – 15 satu dengan menggunakan HClml, kemudian dipindahkan padabotol erlemeyer dengan volume yang 0,1 N dan kemudian dibilasbertahap dari100 ml , 250 ml, 500 mldan botol kultur 1 liter yang kembali dengan akuades.kemudian dikembangkan dari ukuran2 liter sampai 30 liter. 3. Biarkan peralatan tersebut kering udara 4. Setelah peralatan kering udara masukkan peralatan tersebut ke dalam autoclave dengan suhu 120oC dengan tekanan 1 atm selama 20 menit atauMetode subkultur menggunakan oven dengan suhu 150oC selama 1 jam.Metode subkultur adalah suatu 5. Sedangkan untuk bahan yangmetode mengisolasi mikroalgadimana metode ini dapat digunakan akan digunakan sebagi mediajika mikroalga yang kita inginkanbukan mikroalga yang dominan. kecuali vitamin, sterilisasiPeralatan yang digunakan dalammengisolasi phytoplankton dengan dilakukan dengan cara memakaimetode ini adalah mikroskop, pipet, autoclave pada suhu 120oCautoclave, oven, Haemocytometer,gelas ukur, gelas piala dan tabung dengan tekanan 1 atm selama 15rekasi. Bahan-bahan yang digunakanadalah medium Bristole, air tanah, menit. Karena pemanasan dapatakuades, vitamin B12, vitamin B6,vitamin B1 dan sampel air kolam. merusak vitamin maka larutan ini disterilisasikan dengan menggunakan metode penyaringan. Isolasi mikroalga dengan menggunakan metode subkultur dapat dilakukan dengan mengikutiAdapun prosedur yang digunakan prosedur sebagai berikut :dalam metode subkultur ada dua 1. Siapkan air tanah dengantahapan yaitu pertama melakukan melarutkan 1 sendok teh tanahsterilisasi peralatan dan bahan yang kering dalam 200 ml air,akan digunakan , kedua adalah kemudian tempatkan dalammelakukan isolasi. wadah yang tertutup. KukusSterilisasi dilakukan pada semua alat media selama dua jam pada duadan bahan yang akan digunakan hari berturut-turut, kemudiandalam kultur mikroalga/ dinginkan dalam suhu ruang atauphytoplankton. Untuk peralatan gelas di lemari es selama 24 jamseperti pipet, gelas ukur, gelas piala sebelum digunakan.dan tabung reaksi dapat dilakukan 2. Buat medium air tanah dengandengan cara sebagai berikut : cara mencampurkan 960 ml1. Mencuci semua peralatan medium Bristol dengan 40 ml airtersebut dengan menggunakan tanah.sabun yang tidak mengandung 3. Ambil masing-masing 1 mldeterjen kemudian dibilas sampai sampel air kolam kemudianbersih. encerkan 10 kali 345


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook