Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore Manah Shanti Kedamaian Sejati Di Dalam Diri

Manah Shanti Kedamaian Sejati Di Dalam Diri

Published by sugiartha26, 2018-06-22 02:32:17

Description: Manah Shanti Kedamaian Sejati Di Dalam Diri

Search

Read the Text Version

MANAH SHANTIKEDAMAIAN SEJATI DI DALAM DIRI Oleh : I Nyoman Kurniawan Rumah Dharma - Hindu Indonesia

MANAH SHANTIKEDAMAIAN SEJATI DI DALAM DIRIDitulis oleh : I Nyoman KurniawanRahina Purnama Kedasa, 23 Maret 2016Rumah Dharma – Hindu Indonesia

MULAT SARIRA PERENUNGAN DIRI

Bagian 1 EMPAT KENYATAAN HIDUP Jika kita memperhatikan dan merenungkan rangkaian perjalanankehidupan, kita akan menemukan 4 [empat] kenyataan dalam kehidupan,yaitu sebagai berikut :1. Dalam Perjalanan Kehidupan Ini Kita Mengalami Berbagai MacamKebahagiaan. Kenyataan hidup pertama adalah bahwa dalam hidup ini kitamengalami banyak kebahagiaan. Kita bahagia karena bisa rekreasi jalan-jalan, kita bahagia karenamakan enak di restaurant, kita bahagia karena naik kelas, kita bahagiakarena jadi juara kelas, kita bahagia karena gaji naik, kita bahagia karenakenaikan jabatan, kita bahagia karena dimanja pacar, kita bahagia karenadisayang pasangan [suami atau istri], kita bahagia karena membeli sepedamotor baru, kita bahagia karena membeli HP baru, kita bahagia karenamendapat pujian orang, kita bahagia karena menonton konser penyanyiidola kita, kita bahagia karena klub sepakbola favorit kita menjadi juara,dsb-nya. Ada banyak sekali berbagai kebahagiaan yang pernah kita alamidalam kehidupan. Pengalaman-pengalaman bahagia tersebut adalah baik dan berguna,karena memberikan kita semangat, gairah dan motivasi di dalam menjalanikehidupan. Hanya saja sayang sekali, bahwa pengalaman-pengalaman bahagiatersebut cenderung tidak pernah dapat bertahan selamanya, atau tidakdapat memuaskan kita selamanya, serta tidak ada kepastian tentang apa

yang akan terjadi setelahnya, kebahagiaan itu cepat berakhir akibat munculmasalah baru. Misalnya saat ini segala hal berjalan baik sesuai harapan kita, disanakita merasa bahagia. Tapi sayang sekali bahwa hal itu tidak mungkin abadiselamanya. Di waktu berikutnya kemudian akan muncul masalah-masalahyang membuat kehidupan berjalan buruk. Ketika itu terjadi kita menjadicemas atau marah. Saat ini ada orang yang memberikan kita pujian dan sanjungan, atausangat menghormati kita, kita merasa puas dan bahagia. Tapi sayang sekalibahwa tidak mungkin semua orang akan bersikap sama. Di waktuberikutnya kita akan bertemu orang yang mencela, menghina, mengkritik,atau bahkan mencaci-maki dan menghujat kita. Ketika itu terjadi kitamenjadi kecewa atau marah. Kita bahagia karena bisa bermesraan romantis dengan pasangan kita,tapi itu tidak dapat bertahan selamanya. Ada waktunya kemudian kita akanbertengkar dengan pasangan kita karena perbedaan pendapat, atau kitamerasa sangat cemburu. Kebahagiaan itu tidak pernah dapat bertahanselamanya, tidak ada kepastian tentang apa yang akan terjadi setelahnya. Atau mungkin saat ini kita bisa membeli handphone baru, tentu sajakita merasa sangat senang. Tapi di waktu berikutnya handphone itubermasalah, atau rusak, atau kita kehilangan handphone itu. Ketika ituterjadi kita menjadi tidak puas, galau atau marah. Dalam kehidupan ini kita menikmati begitu banyak jenis kebahagiaan,hanya saja sayang sekali tidak bisa dihindari, kebahagiaan itu tidak pernahdapat bertahan selamanya. Kita akan terus mengalami siklus perputaranyang naik-turun, kadang segala sesuatu berjalan baik, kadang banyakmasalah. Kadang orang memuji, kadang orang mencela. Kadang kitamemperoleh sesuatu, kadang kita kehilangan sesuatu, dsb-nya. Siklus naik-

turun perputaran kehidupan itu kadang sangat sulit dan menjengkelkan,membuat kita merasa lelah dan sakit hati. Selain itu, sifat kebahagiaan itu juga tidak pernah benar-benar dapatmemberikan kita suatu titik kepuasan yang abadi. Selalu hanyamenghasilkan kebahagiaan atau kepuasan yang hanya bersifat sementarasaja, kemudian kita ingin dan ingin lagi. Di waktu berikutnya kemudian, kitaselalu kehilangan rasa bahagia dan puas tersebut. Misalnya saat ini kita bisa membeli sepeda motor baru, tentu kitamerasa sangat senang. Tapi suatu saat nanti kita merasa bosan dengansepeda motor baru itu, atau kita lagi-lagi ingin membeli sepeda motor baruyang lebih bagus lagi. Kita kembali merasa tidak puas dan tidak bahagia.Kebahagiaan membeli sepeda motor baru itu tidak dapat memuaskan kitaselamanya. Atau mungkin saat ini kita bisa jalan-jalan ke tempat rekreasi atau ketempat berlibur lainnya, disana kita merasa bahagia. Tapi di waktuberikutnya kemudian kita harus pulang ke rumah dan kembali bergelutdengan tugas-tugas kita beserta semua masalahnya. Ketika itu terjadi kitakembali menjadi tidak puas dan gelisah. Kebahagiaan rekreasi jalan-jalanitu tidak dapat memuaskan kita selamanya. Kita bahagia saat bisa pergi ke restaurant, menyantap makanan yanglezat dan perasaan kenyang setelahnya. Tapi itu tidak dapat bertahanselamanya, tidak dapat menghapuskan rasa lapar kita untuk selamanya.Semakin banyak kita makan malahan kita menjadi sakit. Kita bahagia saat bisa membeli sepeda motor baru, kita bahagia saatbisa rekreasi jalan-jalan, kita bahagia saat bisa pergi ke restoran, dsb-nya,tapi itu tidak dapat bertahan selamanya. Semua kebahagiaan itu tidakdapat memberikan kita titik kebahagiaan dan kepuasan yang abadi. Suatusaat kita kembali merasa tidak bahagia karena keinginan-keinginan sepertikembali muncul lagi dan kembali muncul lagi.

Pengalaman-pengalaman bahagia dalam kehidupan adalah bergunadan kita butuhkan. Karena dapat memberikan kita energi semangat, gairahdan motivasi di dalam menjalani kehidupan. Tapi pengalaman-pengalamanbahagia disaat ini, kemudian bisa membuat kita kecewa dan sengsara dimasa waktu berikutnya. Semua mahluk ingin bahagia, tidak ada mahluk yang ingin sengsara.Akan tetapi semua usaha-usaha yang kita lakukan untuk meraihkebahagiaan tidak pernah ada akhirnya. Semua kebahagiaan yang kita raihtidak dapat bertahan selamanya, tidak ada kepastian tentang apa yangakan terjadi setelahnya, serta tidak dapat memberikan kita suatu titikkepuasan dan kebahagiaan yang bertahan abadi.2. Dalam Perjalanan Kehidupan Ini Kita Mengalami Berbagai MacamKesulitan, Masalah Dan Kesengsaraan. Kenyataan hidup kedua adalah bahwa dalam perjalanan kehidupan inikita juga mengalami berbagai pengalaman sulit, masalah dankesengsaraan. Semua mahluk ingin bahagia, tidak ada mahluk yang ingin sengsara.Akan tetapi, semua orang, siapapun, di dalam kehidupan ini pasti akanpernah mengalami berbagai pengalaman sulit, masalah dan kesengsaraan.Kita pasti akan pernah mengalami kesengsaraan, ketidakbahagiaan danrasa sakit, dalam berbagai bentuknya, dalam berbagai jenisnya, sertaberbagai tingkat kesulitannya. Kita mengalami kesulitan di sekolah, kita mengalami masalah dalampekerjaan, kita mengalami kesulitan menghadapi orang tua dan keluarga,kita mengalami kesulitan menemukan pasangan hidup yang tepat, kitamengalami kesulitan dalam membina hubungan harmonis denganpasangan hidup [suami atau istri], kita mengalami kesulitan mengatasikenakalan anak-anak, kita mengalami masalah keuangan, kita merasa tidak

aman dengan hidup kita, kita mengalami perasaan gelisah dan terasing,kita mengalami kesulitan dengan pikiran dan perasaan kita sendiri. Jika kitamasih berusia muda, kita mengalami kesulitan dalam menentukanbagaimana menata hidup, bagaimana mempersiapkan masa depan, dsb-nya. Jika kita sudah berusia tua, kita mengalami masalah menghadapipenyakit, menghadapi badan fisik yang mengalami kerapuhan, dsb-nya. Seringkali kita menghadapi berbagai kesulitan dan masalah yangberat dan rumit, yang membuat kita sangat terluka atau frustrasi. Kita jugamenghadapi berbagai kesulitan dan masalah yang ringan saja, tapi tetapsaja membuat kita merasa lelah atau sakit hati. Demikianlah kenyataanhidup kedua, yaitu bahwa dalam perjalanan kehidupan ini kita juga melaluiberbagai pengalaman sulit, masalah dan kesengsaraan.3. Dalam Perjalanan Kehidupan Ini Kita Pernah Mengalami PerasaanHampa Dan Tanpa Tujuan. Kenyataan hidup ketiga adalah bahwa dalam hidup ini kita jugapernah merasa bosan, hampa, hambar, datar, atau tanpa tujuan. Dalamkegiatan rutin yang kita lakukan, tiba-tiba kita merasa hampa dan terasingdengan kehidupan kita sendiri. Perasaan kita selalu berubah-ubah. Tidak ada kepastian dalamperasaan kita. Tiba-tiba saja suasana hati kita berubah. Walaupun disaat itutidak ada masalah berarti dalam kehidupan kita. Bahkan kadang-kadangketika semua hal berjalan baik, aman dan lancar, suasana hati kita bisamendadak berubah. Tanpa sebab-sebab yang jelas, tiba-tiba kita merasahambar, hampa, atau tanpa tujuan, padahal sesungguhnya semua halberjalan baik-baik saja.4. Semua Mahluk Pasti Akan Mengalami Kematian. Kenyataan hidup keempat adalah bahwa suatu saat kita semua pastiakan mati. Orang suci orang jahat, orang miskin orang kaya, rajin

sembahyang tidak rajin sembahyang, siapapun dan apapun kita, semuanyapasti akan mati. Sekalipun kita berhasil menjadi sangat kaya, mencapai jabatantertinggi, sangat berkuasa, atau sangat terkenal, tapi suatu saat kita akanmati. Semua hasil perjuangan hidup kita, suatu saat semuanya akandirenggut oleh kematian. Kita pasti akan berpisah dengan semua kekayaan,jabatan, kekuasaan, keternalan. Kita pasti akan berpisah dengan semua halyang kita miliki, dengan orang-orang dekat, dengan semua orang yang kitakenal. Kita pasti akan berpisah dengan semua itu, karena kematian pastiakan dialami setiap manusia. Empat kenyataan hidup ini akan terus-menerus menyertai kita setiapsaat dalam siklus samsara. Pengalaman hidup bahagia yang tidak bertahanselamanya, pengalaman hidup sengsara dan rasa sakit, serta suasana hatiyang tiba-tiba berubah menjadi hambar atau hampa. Yang mungkin terasamelelahkan dan menggusarkan karena semua kenyataan hidup itu seolahterus-menerus terjadi berulang-ulang. Kemudian setelah semua usaha keras dan perjuangan hidup kita,pada akhirnya kita semua pasti akan mengalami kematian. Sebahagia danseindah apapun kehidupan seseorang, semua itu akan berlalu sepertiberlalunya bunga melati yang harum. Jatuh ke tanah, membusuk danmenyatu kembali dengan ibu pertiwi.

Bagian 2 KENYATAAN SEJATI MANUSIA Dalam kehidupan ini kita semua memiliki masalah-masalah. Adabanyak sekali ragam dan jenis masalah-masalah yang kita hadapi dalamperjalanan kehidupan. Kita mengalami kesulitan di sekolah, kita mengalamikesulitan dalam pekerjaan, kita mengalami kesulitan menghadapi orang tuadan keluarga, kita mengalami kesulitan menemukan pasangan hidup yangtepat, kita mengalami kesulitan dalam membina hubungan harmonisdengan pasangan [suami atau istri], kita merasa tidak aman dengan hidupkita, kita mengalami perasaan gelisah dan terasing, kita mengalamikesulitan dengan pikiran dan perasaan kita sendiri. Jika kita masih berusiamuda, kita mengalami kesulitan dalam menentukan bagaimana menatahidup, bagaimana mempersiapkan masa depan, dsb-nya. Jika kita sudahberusia tua, kita mengalami kesulitan menghadapi penyakit, menghadapibadan fisik yang mengalami kerapuhan, dsb-nya. Di tengah-tengah tekanan kehidupan yang tinggi tersebut, kehidupanjaman modern berisi banyak sekali hal-hal yang menawarkan kebahagiaanuntuk manusia. Kehidupan jaman modern setiap hari menawarkan kitahandphone, pakaian, motor, mobil, perjalanan wisata, dsb-nya, lengkapdengan iklan dan promosinya. Demikianlah ciri khas kehidupan duniawi,selalu menawarkan kebahagiaan dari luar. Penjual handphone berjanji kalau kita bisa bahagia dengan memakaihandphone baru. Kalau handphone yang sudah dibeli tidakmembahagiakan, mereka akan menawarkan lagi handphone lain denganharga yang lebih mahal. Penjual sepeda motor berjanji kalau kita bisa bahagia denganmemakai sepeda motor baru. Tapi suatu saat nanti kita merasa bosandengan sepeda motor baru itu, atau kita lagi-lagi ingin membeli sepeda

motor baru yang lebih bagus lagi, disana kita kembali merasa tidak puasdan tidak bahagia. Kebahagiaan membeli sepeda motor baru itu tidakdapat memuaskan kita selamanya. Selain itu, kehidupan jaman modern bahkan juga menawarkankebahagiaan luar yang sangat berbahaya bagi perjalanan manusia.Misalnya narkoba, minuman keras, dugem, seks bebas, perselingkuhan,dsb-nya, yang dijanjikan sebagai obat penawar bagi tekanan kehidupanyang tinggi di jaman modern. Tentu saja semua hal itu pada akhirnya tidakakan memberikan kebahagiaan yang kita cari, justru malahan cepat ataulambat akan membuat perjalanan kehidupan semakin gelap danmemburuk. Akan semakin menjerumuskan perjalanan kita ke dalam jurangkerumitan dan kesengsaraan. Sifat kebahagiaan dari luar tidak pernah benar-benar dapatmemberikan kita suatu titik kepuasan yang abadi. Selalu hanyamenghasilkan kebahagiaan atau kepuasan yang hanya bersifat sementarawaktu saja, kemudian kita ingin lagi dan ingin lagi. Karena di waktuberikutnya kemudian, kita selalu kehilangan rasa bahagia dan puastersebut. Hasilnya mudah ditebak, pencarian kebahagiaan seperti ini tidaksaja tidak pernah selesai dan tidak pernah ada akhirnya, tapi juga membuatkita di dalam diri suatu saat kelak secara kejiwaan akan merasa sangatkelelahan.KESADARAN ATMA Menyadari keringnya semua bentuk kebahagiaan dari luar sepertiitulah yang menjadi bahan perenungan bagi kita semua, untuk belajarmenemukan kedamaian sejati yang tersedia berlimpah di dalam diri. Intisari terdalam semua mahluk adalah kesadaran Atma [Atma Jnana].Sayangnya, ketidaktahuan dan kebodohan [avidya] membuat nyaris semuamahluk mengidentikkan dirinya dengan lapisan-lapisan pembungkus luarAtma yaitu tubuh fisik, pikiran dan perasaan. Melalui pelaksanaan sadhana

dharma kita sedang diajak membuka lapisan-lapisan pembungkus luarAtma yaitu tubuh fisik, pikiran dan perasaan, untuk kemudian menyadariintisari sejati semua mahluk yaitu kesadaran Atma. Kenyataan sejati manusia adalah kesadaran Atma. Ini berartisesungguhnya kita tidak pernah “mencapai” kesadaran Atma. Kita hanyaperlu menyadarinya kembali. Itu bukanlah sebuah pencapaian, sebab kitahanya perlu membuka lapisan-lapisan pembungkus luarnya saja dankesadaran Atma akan hadir dengan sendirinya. Kesadaran Atma laksana permata berkilau yang dibungkus olehlumpur dan tanah. Permata itu selalu ada disana, tapi tidak kita sadarikarena tertutupi oleh lumpur dan tanah. Untuk dapat menemukannya kitahanya perlu menyingkirkan bungkus luarnya yaitu lumpur dan tanahnya.Ketika lumpur dan tanahnya disingkirkan dengan sendirinya permatanyaakan kelihatan. Sama dengan kita cukup hanya melenyapkan cengkeramansad ripu dan ahamkara dalam kesadaran kita, maka disana kesadaran Atmaakan hadir dengan sendirinya. Ini berarti bahwa di dalam diri kita sesungguhnya telah tersedia suatuhal yang paling didambakan oleh semua makhluk, yaitu kedamaian sejati didalam diri [Manah Shanti]. Akan tetapi karena avidya [kebodohan,ketidaktahuan] kita tidak menyadarinya.LAPISAN-LAPISAN PEMBUNGKUS ATMA Keberadaan kita sebagai manusia sesungguhnya ada di dalamberbagai lapisan-lapisan badan, yang merupakan wahana bagi Atma didalam mengarungi siklus samsara [siklus kelahiran kembali yang berulang-ulang]. Ini berarti bahwa sesungguhnya keberadaan diri kita sebagaimanusia ini sangatlah kompleks, tidak hanya sebatas tubuh fisik, pikirandan perasaan. Tidak sesederhana apa yang hanya bisa dilihat oleh matabiasa. Tidak sebatas apa yang bisa dicerap oleh indriya dan pikiran.

Karena berada dalam avidya [ketidaktahuan, kebodohan], kitamengidentikkan diri kita sebagai “aku”, kita mengidentikkan diri kitasebagai tubuh fisik [tubuh fisik-Ku], kita mengidentikkan diri kita sebagaipikiran [pikiran-Ku], kita mengidentikkan diri kita sebagai perasaan[perasaan-Ku]. Kita mengidentikkan diri kita sebagai seorang manusia.Padahal dalam kenyataan kosmik sesungguhnya tidak sesempit dansedangkal itu. Sesungguhnya semua itu hanya ilusi, hanya merupakankenyataan yang sangat tidak kekal. Sebagaimana termuat dalam Taittriya Upanishad dan buku-buku suciHindu lainnya, Atma dibungkus oleh lapisan-lapisan tubuh yang disebutdengan Panca Maya Kosha, yaitu :1. Annamaya Kosha - merupakan lapisan tubuh fisik, yang terbentuk dariunsur-unsur panca maha bhuta, serta keberlangsungannya berasal darienergi sari-sari makanan.2. Pranamaya Kosha - merupakan lapisan tubuh energi pemberi gerakkehidupan kepada tubuh fisik, yang terbentuk dari energi prana, yaitusamudera besar energi pembentuk kehidupan yang ada di alam semesta.3. Manomaya Kosha - merupakan lapisan tubuh pikiran, yang terbentukdari energi pikiran dan perasaan [emosi].4. Vijnanamaya Kosha - merupakan lapisan tubuh kebijaksanaan [tubuhketerhubungan], yang tersusun dari energi pikiran yang murni, jernih, halus,sadar, cerdas dan bijaksana.5. Anandamaya Kosha - merupakan lapisan tubuh kosmik, yang tersusundari energi alam semesta yang transenden [tidak terjangkau pikiran].

Dilihat dari energi pembentuknya, keberadaan kita sebagai manusiaterdiri dari lima lapisan-lapisan tubuh, yang disertai beberapa sub-lapisantubuh yang membungkus Atma. Yang jika dianalogikan persis sepertilapisan-lapisan bawang. Lapisan-lapisan tubuh ini disebut kosha dan sarira.Kosha dalam bahasa sansekerta berarti \"lapisan\". Sedangkan sarira dalambahasa sansekerta berarti \"sesuatu yang gampang terurai”, atau “sesuatuyang mudah lenyap”, atau “sesuatu yang sifatnya sementara [tidak kekal]\".1. ANNAMAYA KOSHA Lapisan tubuh annamaya kosha merupakan lapisan tubuh fisik, yangterbentuk dari unsur-unsur panca maha bhuta. Keberlangsungannya

berasal dari energi sari-sari makanan. Terdiri dari dua sub-lapisan, yaitusthula sarira dan linga sarira.- Sthula Sarira Sthula sarira adalah lapisan tubuh fisik kita, sebagaimana yang bisakita lihat secara paling nyata. Wujud dari sthula sarira adalah tubuh kitamanusia yang telanjang bulat. Bagi sebagian besar manusia, lapisan tubuhini adalah satu-satunya lapisan tubuh yang dapat dikenalinya dalamkelahiran sebagai manusia di alam marcapada. Dibandingkan dengan umur alam semesta, umur manusia sangatsingkat, mirip dengan umur kilatan petir di langit. Demikian juga dengankeberadaan tubuh fisik ini. Tapi walaupun tubuh fisik keberadaannya palingtidak kekal [paling pendek umurnya], justru manusia umumnya teramatsangat melekat dengan badan fisik ini. Seperti misalnya tubuh fisik ini dapatmenyebabkan rasa minder, rasa tidak percaya diri, rasa sombong, rasasedih, rasa malu, dsb-nya. Tidak menyadari bahwa tubuh fisik inimerupakan ilusi yang paling sementara dan sangat tidak kekal. Dalam siklus samsara [siklus kelahiran kembali yang berulang-ulang],dalam jutaan kelahiran-kelahiran kita sebelumnya, sesungguhnya kitasudah pernah menggunakan jutaan sthula sarira [tubuh fisik] yangberbeda-beda. Sifat lapisan tubuh ini adalah yang paling sangat tidak kekaldan penuh kepalsuan. Lapisan tubuh ini akan mengalami pralina [hancurterurai] dengan sendirinya saat kematian tiba. Kenyataan sejati diri kitabukanlah tubuh fisik ini.- Linga Sarira Linga Sarira adalah lapisan tubuh fisik halus. Lapisan tubuh fisik halusini tidak dapat dilihat dengan indriya mata biasa, sehingga kebanyakanmanusia tidak menyadari keberadaannya. Wujud linga sarira [tubuh fisik

halus] sama dengan wujud sthula sarira [tubuh fisik], hanya saja tidak dapatdilihat oleh indriya mata biasa. Saat kematian tiba, manusia akan meninggalkan sthula sarira [tubuhfisik]. Jika seseorang tidak terlatih dalam sadhana, maka selama jangkawaktu tertentu dia akan berada dalam lapisan tubuh fisik halus [linga sarira]dan bergentayangan sebagai “hantu” di alam halus dari alam marcapada[mrtya loka]. Jika ada orang yang mata ketiga-nya [trineta] sudah terbuka,akan melihat linga sarira ini sebagai \"hantu\" dari orang yang sudahmeninggal. Sebenarnya yang dilihat adalah lapisan tubuh fisik halus [lingasarira] dari orang yang sudah meninggal tersebut. Linga sarira ini biasanyadiselimuti warna agak keungu-unguan.2. PRANAMAYA KOSHA Lapisan tubuh pranamaya kosha merupakan lapisan tubuh energipemberi gerak kehidupan kepada tubuh fisik kita, yang terbentuk darienergi prana, yaitu samudera besar energi pembentuk kehidupan yang adadi alam semesta. Alam semesta ini diselimuti oleh samudera besar energi pemberikehidupan yang disebut energi prana. Pranamaya kosha adalah lapisantubuh yang terbentuk dari energi prana, yaitu energi yang memberikangerak kehidupan kepada tubuh fisik kita. Setiap organisme, dari mulai yangterkecil [mikroba] s/d yang terbesar, disaat punarbhawa [kelahiran kembali],menarik ke dalam dirinya sendiri energi prana dari samudera energi pranaalam semesta ini. Kekuatan kehidupan [prana] yang terdapat di dalam dirikita sebagai lapisan badan inilah yang disebut dengan pranamaya kosha. Di dalam lapisan tubuh pranamaya kosha kita terdapat jutaan noktah-noktah kecil [laksana debu] energi prana atau energi kehidupan yangberputar dan berpusat pada apa yang disebut sebagai chakra. Chakradalam bahasa sansekerta berarti roda berputar. Disebut chakra karenaenergi ini berputar dan bentuknya cenderung bulat seperti roda. Melalui

jaringan saluran-saluran energi prana yang disebut nadi, setiap chakra initerhubung satu sama lain dan mempengaruhi keseluruhan lapisan-lapisantubuh kita. Terkait jaringan energi prana dalam lapisan tubuh pranamaya kosha,secara mendasar adalah sebagai berikut ini, yaitu :1. Nadi - adalah jaringan saluran-saluran energi prana. Jumlahnya ada72.000 nadi. Seluruh nadi bermula dari kanda, daerah diatas chakramuladhara. Diantaranya terdapat 14 nadi yang penting, tapi yangterpenting ada 3 yaitu Ida, Pingala dan Sushumna. Ida adalah saluran kiri,energi feminim yang dingin. Pingala adalah saluran kanan, saluran maskulinyang panas. Sushumna adalah saluran tengah.2. Chakra - adalah titik pusat-pusat energi prana yang berada sepanjangshusumna [letaknya pada poros tulang belakang]. Dalam lapisan tubuhprana kita terdapat ribuan chakra mikro [sangat kecil], 114 chakra kecil dan7 [tujuh] chakra utama. Ke-tujuh chakra utama ini masing-masing terkaiterat dengan pikiran, emosi, kesehatan dan dinamika perilaku kita dalamkehidupan sehari-hari. Ke-tujuh chakra utama tersebut adalah :- Chakra muladhara [chakra dasar]. Terletak pada titik antara kemaluan dananus. Warnanya merah. Bentuknya seperti bunga teratai dengan empatdaun bunga.- Chakra svadishthana [chakra seks]. Terletak pada titik tepat diataskemaluan. Warnanya oranye. Bentuknya seperti bunga teratai dengan enamdaun bunga.- Chakra manipura [chakra pusar]. Terletak pada pusar. Warnanya kuning.Bentuknya seperti bunga teratai dengan sepuluh daun bunga.- Chakra anahata [chakra jantung]. Terletak pada titik di tengah dada [uluhati]. Warnanya hijau. Bentuknya seperti bunga teratai dengan duabelasdaun bunga.

- Chakra visuddha [chakra tenggorokan]. Terletak pada titik tengah dibawah leher. Warnanya biru. Bentuknya seperti bunga teratai dengan enambelas daun bunga.- Chakra ajna [chakra mata ketiga]. Terletak pada titik di tengah dahi,sedikit diatas diantara titik tengah kedua alis. Warnanya ungu. Bentuknyaseperti bunga teratai dengan dua daun bunga.- Chakra sahasrara [chakra mahkota]. Terletak pada titik di tengah ubun-ubun. Warnanya lembayung senja. Bentuknya seperti bunga teratai denganseribu daun bunga.3. Granthi - adalah tiga simpul energi penghalang yang terletak disepanjang sushumna, yaitu : Brahma Granthi, Vishnu Granthi dan RudraGranthi.4. Kundalini - adalah api energi berupa gulungan yang saat masih “tertidur”terletak pada chakra muladhara [chakra dasar], pada titik antara kemaluandan anus.3. MANOMAYA KOSHA Lapisan tubuh manomaya kosha merupakan lapisan tubuh pikiran,yang terbentuk dari energi pikiran dan perasaan [emosi]. Terdiri dari duasub-lapisan, yaitu sukshma sarira dan karana sarira.- Sukshma Sarira Lapisan tubuh sukshma sarira wujud dasarnya mirip dengan kabutatau awan tanpa bentuk, dengan pendaran warna-warni yang selaluberubah-ubah sesuai dengan kondisi pikiran-perasaan kita sendiri. Orangyang kesadarannya dicengkeram kuat oleh hawa nafsu keinginan,ketidakpuasan dan emosi-emosi negatif [marah, benci, iri hati, dsb-nya],maka wujud sukshma sarira-nya akan cenderung kasar, tebal dan wujudnyatidak sempurna. Sebaliknya orang yang telah maju dalam kesadaran

[sangat sabar, pemaaf, tenang-seimbang, penuh belas kasih dan kebaikan],maka wujud sukshma sarira-nya akan lembut, cerah dan berpendar. Jika ada orang yang mata ketiga-nya [trineta] sudah terbuka, akanmelihat sukshma sarira sebagai apa yang sering disebut sebagai “aura”[sebenarnya yang dilihat adalah sukshma sarira]. Bagi seorang sadhaka yang sudah mencapai tingkat kesiddhiantertentu, sukshma sarira-nya bisa dia gunakan untuk bepergian ke segalatempat yang sangat jauh di berbagai dimensi alam [loka], termasuk dapatmelakukan perjalanan ke alam suci para Dewa, dengan wujudnya bisadiatur seperti tubuh fisiknya sendiri. Salah satu sifat dari sukshma sarira adalah lapisan badan ini memilikisifat interaktif dengan energi-energi yang datang dari luar. Jika kitaberinteraksi dengan energi-energi buruk yang datang dari luar, yang akanterkena pengaruh adalah sukshma sarira, yang dapat menyebabkan kitaberpikir tidak jernih, mudah marah, dsb-nya. Demikian juga sebaliknya, jikakita berinteraksi dengan energi-energi baik yang datang dari luar, yangakan terkena pengaruh adalah sukshma sarira, yang dapat menyebabkankita menjadi tenang, jernih, dsb-nya. Selain itu, dengan tehnik sadhana tertentu, sukshma sarira dapatmenarik energi-energi alam semesta yang baik yang bersifat menyucikandiri. Misalnya dengan cara melukat [mandi penyucian] di mata air suci [bejiatau pathirtan] yang memiliki getaran energi sakral yang sangat baik.Dengan cara demikian pikiran kita dapat dijernihkan dan dimurnikan, sertakesadaran kita dikuatkan.- Karana Sarira Lapisan tubuh karana sarira berbeda tapi sekaligus sama menjadi satudengan sukshma sarira. Wujudnya bundar oval yang membungkus tubuhfisik kita.

Orang yang kesadarannya dicengkeram kuat oleh hawa nafsukeinginan, ketidakpuasan dan emosi-emosi negatif [marah, benci, iri hati,dsb-nya], maka wujud karana sarira-nya cenderung rusak dan sulit dikenali.Bentuknya samar-samar dan tidak sempurna. Perlu konsentrasi khusus agarseorang sadhaka yang mata ketiga-nya [trineta] sudah terbuka untuk bisamelihat keseluruhan wujudnya. Sebaliknya orang yang telah maju dalam kesadaran [sangat sabar,pemaaf, tenang-seimbang, penuh belas kasih dan kebaikan], maka wujudkarana sarira-nya tampak jelas dan pasti, dikelilingi warna cerah [cenderungputih terang, tapi tidak menyilaukan mata] yang indah dan penuh daya. Aspek lain dari karana sarira adalah lapisan badan ini merupakan\"gudang\" tempat penyimpanan rekaman dan ingatan dari seluruhkehidupan-kehidupan kita dan karma-karma kita. Dalam ilmu psikologimodern disebut juga sebagai alam bawah sadar.4. VIJNANAMAYA KOSHA Lapisan tubuh vijnanamaya kosha merupakan lapisan tubuhkebijaksanaan [tubuh keterhubungan], yang tersusun dari energi pikiranyang murni, jernih, halus, sadar, cerdas dan bijaksana. Wujudnya berupacahaya murni yang sangat luas, terang benderang dan maha-damai. Jika kita sudah sangat terlatih dalam meditasi, serta sudah mencapaitingkat dimensi kesadaran yang tinggi, kita akan dapat terserap ke dalamkesadaran luas di dalam diri kita sendiri, yaitu kesadaran lapisan tubuhvijnanamaya kosha. Sehingga kita dapat mengakses limpahan pengetahuanuniversal dan pengetahuan spiritual yang tersedia berlimpah di dalam diri,serta memiliki intuisi yang sangat jernih dan akurat. Dalam lapisan tubuh kita ini mengalir pengetahuan tentangkenyataan keberadaan diri kita dan semesta, kebijaksanaan sejati dan

pengetahuan universal. Di lapisan badan ini tidak lagi ada pembatasan. Kitadapat merasakan secara luas dan mutlak kesadaran mahluk lain jugatercakup di dalam kesadaran kita sendiri.5. ANANDAMAYA KOSHA Lapisan tubuh anandamaya kosha merupakan lapisan tubuh kosmik,yang tersusun dari energi alam semesta yang transenden [tidak terjangkaupikiran]. Lapisan tubuh anandamaya kosha seolah tidak berwujud, tapi ada.Lapisan tubuh kosmik yang murni, abadi dan konstan laksana meditasiterus-menerus, serta luas tidak terbatas melingkupi seluruh penjuru ruangalam semesta dan para mahluk. Kesadaran seperti ini disebut jugachittakash. Dengan sebuah catatan bahwa lapisan tubuh anandamaya kosha initetaplah juga masih sebagai lapisan tubuh yang membungkus kesadaranAtma. Lebih tinggi dari ini adalah Moksha, kembali sempurnanya kesadaranAtma. Tersadarkan bahwa Atman dan Brahman sesungguhnya satu dantunggal. Ini terkadang diistilahkan sebagai penyatuan kosmik antara Atmadengan seluruh keberadaan semesta.PENJELASAN MENGENAI ATMA Atma bukanlah sebatas “roh” sebagaimana yang selama ini banyakdisalahpahami oleh orang awam dan orang yang tidak mendalami ajaranHindu Dharma. Panca maya kosha adalah lapisan-lapisan tubuhpembungkus Atma. Sedangkan Atma tidak ada bedanya dengan Brahman,sebagaimana yang disebutkan dalam mahavakya ini :Aham Brahmasmi – aku adalah Brahman.Atma Brahman Aikyam – Atma dan Brahman tiadalah berbeda. Setiap lembar daun, setiap tetes air, seluruh awan di langit, semuaobyek, hidup dan tidak hidup, seluruh keberadaan yang ada baik di dalam

maupun diluar alam semesta, semuanya adalah Brahman. Apapun,kapanpun, dimanapun, semuanya Brahman dan tiada yang lain selainBrahman. Kesadaran Atma adalah kesadaran tentang kebersatuan kosmik.Mengalami dan merasakan sendiri secara langsung bahwa segalakeberadaan semesta sesungguhnya adalah satu kesatuan. Ketika ego atau ke-aku-an lenyap [nirahamkarah], terjadikemanunggalan atau kebersatuan dengan keseluruhan keberadaansemesta. Analoginya laksana setetes air [Atma] di dalam samudera yangmaha luas [Brahman], ketika ke-aku-an setetes air lenyap, yang ada hanyasamudera yang maha luas. Kesadaran sempurna seperti inilah yang disebutsebagai Moksha. Tidak ada lagi pemisahan aku dan kamu, atau pemisahanini dan itu. Semuanya satu, manunggal. Dalam istilah buku-buku suci Hindudisebut menyatunya Atman dengan Brahman. Dengan catatan bagi masyarakat awam, penjelasan mendalam sepertiini hanya sekedar untuk diketahui saja. Penjelasan seperti ini sangatmungkin akan sangat sulit dipahami oleh orang kebanyakan. Lebih sedikitdijelaskan lebih baik.

Bagian 3 AVIDYA [KETIDAKTAHUAN/KEBODOHAN] Umumnya sebagian besar dari kita manusia berada dalam avidya[ketidaktahuan, kebodohan], kita tidak menyadari kenyataan sejati diri kita,yaitu kesadaran Atma [Atma Jnana]. Kita tidak menyadari bahwa di dalamdiri kita tersedia kedamaian sejati yang abadi [Manah Shanti]. Hampirsemua dari kita manusia mengidentikkan diri kita dengan lapisan-lapisanpembungkus luar Atma yaitu tubuh fisik, pikiran dan perasaan. Hal ini mengakibatkan kita terseret tidak berdaya ke dalam derasnyaarus empat kenyataan hidup yang kita alami, yang menyebabkan terjadinyadua hal, yaitu :1]. Kesadaran Kita Dicengkeram Oleh Enam Kegelapan Pikiran. Ketika kehidupan memberikan kita berbagai pengalaman sulit,masalah dan kesengsaraan, disana seringkali kesadaran kita tanpa dayadicengkeram oleh sad ripu [enam kegelapan pikiran]. Sad ripu atau enam kegelapan pikiran terdiri dari : - Matsarya [iri hati, sentimen]. - Kroda [marah, benci, dendam]. - Kama [terikat dengan hawa nafsu, terikat dengan keinginan]. - Lobha [keserakahan, ketidakpuasan]. - Mada [kesombongan, penghakiman]. - Moha [kebingungan, kegelisahan, ketakutan, kesedihan yang terlalu dalam]. Dimana semua cengkeraman sad ripu tersebut, akan menjauhkan kitadari kesadaran Atma dan kedamaian sejati di dalam diri. Serta sekaligus

membenamkan kita semakin dalam pada ketidakbahagiaan, kesengsaraandan masalah kehidupan.2. Kita Mengalami Kegelisahan Akibat Luka-Luka Kehidupan. Berbagai pengalaman sulit, masalah dan kesengsaraan yang kitahadapi dalam hidup, seringkali menggoreskan luka-luka kehidupan, dalamtingkatan beban, latar belakang, situasi dan kondisi yang berbeda-beda. Ada banyak sekali beragam luka-luka kehidupan manusia. Sepertimisalnya [contoh], masa kecil yang tidak bahagia, hidup yang serbakekurangan, cita-cita atau harapan yang gagal tercapai, orang tua yangterlalu otoriter, masa sekolah yang tegang dan keras, diselingkuhi pacarsaat usia muda, pernah ditipu orang, dsb-nya, itu hanya merupakansekelumit kecil dari beragam luka-luka kehidupan manusia. Tanpa kita sadari, luka-luka kehidupan tersebut terus-menerusmengejar kita minta untuk disembuhkan. Ini yang membuat kita manusiasering merasa tidak aman, tidak pernah merasa puas, mengalamikebingungan dan kegelisahan. Yang kemudian memunculkan berbagaimacam dorongan, kegelapan-kegelapan pikiran [sad ripu] dan ego[ahamkara] yang tidak kita sadari. Misalnya dorongan mendambakan sesuatu, yang kita pikir akanmembuat hidup kita aman dan bahagia. Dalam contoh yang umummisalnya, bahwa jika saya bisa mendapatkan hal ini atau hal itu,mendapatkan uang yang banyak, mendapatkan harta-benda yang banyak,memperoleh kekuasaan yang besar, memperoleh pengakuan dan sikaphormat orang lain, bisa jalan-jalan keliling Eropa, bisa punya motor besar,mendapat kasih sayang yang cukup, dsb-nya, itu akan membuat hidup sayaaman dan bahagia. Bisa dipastikan bahwa cara-cara seperti itu tidak akan berhasil.Walaupun ada saat-saat dimana cara itu kelihatan berhasil, yaitu pada

waktu kita merasa bahwa apa yang kita dambakan sudah cukup, kitamerasa aman dan kita merasa puas. Tapi kemudian di waktu selanjutnyakita tidak lagi merasa berkecukupan, kita selalu ingin lebih dan kita tidakpuas. Disaat itu, ketika tidak mendapatkannya, kita menjadi gelisah,sengsara atau marah. Dalam bentuk yang berbeda, karena rasa tidak aman, karenakebingungan dan kegelisahan yang tidak disadari di dalam diri, kitaseringkali terjebak dalam sikap mementingkan diri sendiri. Kita melakukansuatu perbuatan atau perkataan yang egois. Hanya peduli pada diri kitasendiri dan tidak peduli pada masalah penting orang lain atau yangmenyakiti mereka. Kita ambil saja contoh-contoh kecil yang umum dalam kehidupansehari-hari, misalnya kebut-kebutan di jalan, membuang sampahsembarangan, melanggar aturan lalu lintas, menyerobot antrean,menghidupkan musik keras-keras, meledek orang lain, dsb-nya. Itutindakan-tindakan yang umum dalam keseharian, yang akan menjadi beratsekali bobotnya bagi kesadaran jika kita melakukannya dengan riang-gembira, kita merasa senang atau puas setelah melakukannya, serta tidakmenganggapnya sebagai sebuah kesalahan. Hal ini akan menguatkan ego bahwa diri kita adalah pusat alamsemesta, bahwa diri kita adalah yang paling penting di alam semesta, sertabahwa tidak ada masalah orang lain yang penting atau dapat menyakitimereka. Semakin kuat ego mencengkeram maka semakin kuat jugalahkegelapan pikiran. Ini merupakan beban berat bagi kesadaran dankedamaian di dalam diri akan terus menjauh. Tanpa kita sadari hal tersebut membuat kita mengalami avidya[kebingungan, kegelisahan dan rasa tidak aman yang tidak disadari] dalamtingkatan tertentu. Sehingga perbuatan dan perkataan kita ada di bawahpengaruh dorongan rasa tidak aman, kebingungan dan kegelisahan yangtidak disadari tersebut.

Misalnya dorongan bahwa orang lain harus melakukan hal-hal bukandengan cara mereka tapi dengan cara saya, dorongan bahwa kehidupan iniharus begini atau harus begitu, dorongan untuk mengecam orang-orangyang kita anggap melakukan kesalahan, atau dorongan menuntut agarpasangan kita menuruti semua keinginan dan harapan kita, dsb-nya. Setiap manusia yang pikiran-perasaannya gelisah, terasa sekalihadirnya banyak kegelapan di dalam diri mereka. Cirinya ini disalahkan danitu dikritik, ini dihakimi dan itu direndahkan, dst-nya. Mereka ibarat berjalandi ruang gelap tanpa cahaya penerang sama sekali. Ini bahkan terjadi tidak hanya sebatas dalam kehidupan duniawi saja,tapi di jalan spiritual juga terdapat banyak jebakan sad ripu dan ahamkara[ego, ke-aku-an] yang tidak disadari. Di dunia spiritual ada banyak pencintakebaikan yang sangat bermusuhan dengan kegelapan. Sebagai akibatnyaniat kebaikan yang luhur dan mulia tidak berujung pada kesadaran yangterang. Tapi malah sebaliknya, niat kebaikan membuat kesadaranseseorang jadi demikian kotor karena kesombongan atau kebencian. Misalnya kita tekun melaksanakan dharma, rajin mebanten dan rajinsembahyang, tapi itu kemudian membuat kita menghakimi orang lain yangsibuk mencari uang, jarang ke pura dan sering ke mall sebagai orangduniawi yang salah jalan, cepatlah sadar bahwa kesadaran kita sedangdicengkeram oleh sad ripu dan ahamkara yang tidak kita sadari. Atau misalnya jika kita memakai baju sembahyang putih-putih danvegetarian, tapi itu kemudian membuat kita menghakimi orang lain yangberpakaian seksi dan non-vegetarian sebagai salah, buruk, tidak suci ataukotor, cepatlah sadar bahwa kita sedang berada dalam jebakan sad ripudan ahamkara yang tidak kita sadari. Semua rasa tidak aman, rasa tidak puas, kebingungan dankegelisahan tersebut, kemudian memunculkan berbagai macam dorongan,

kegelapan-kegelapan pikiran [sad ripu] dan ego [ahamkara] yang tidak kitasadari. Dimana hal itu akan menjauhkan kita dari kesadaran Atma dankedamaian sejati di dalam diri. Serta sekaligus membenamkan kita semakindalam pada ketidakbahagiaan, kesengsaraan dan masalah kehidupan.

MANAH SHANTIKEDAMAIAN SEJATI DI DALAM DIRI

Bagian 1 SADHANA Sadhana dalam bahasa sansekerta berarti “upaya spiritual”.Sedangkan orang yang tekun, tulus dan sungguh-sungguh di dalammelaksanakan sadhana disebut sebagai seorang sadhaka. Dalam bahasasansekerta sadhaka berarti “orang yang melakukan upaya spiritual”. Melaksanakan sadhana berarti melaksanakan segala jenis upaya-upaya spiritual untuk meredakan kesinambungan pikiran-perasaan kitayang dicengkeram oleh sad ripu [enam kegelapan pikiran] dan ego[ahamkara], serta untuk mengembangkan sifat belas kasih dan penuhkebaikan. Melaksanakan segala jenis upaya-upaya spiritual dengan tujuanutama untuk membangunkan kembali kekuatan kesadaran Atma di dalamdiri [pikiran-perasaan yang tidak lagi dicengkeram sadripu dan ahamkara,serta mekarnya kekuatan belas kasih dan kebaikan tidak terbatas].TUJUAN MELAKSANAKAN SADHANA Secara garis besar setidaknya ada 4 [empat] tujuan untukmelaksanakan sadhana, yaitu :1. Agar kita dapat selamat dari kejatuhan dalam kesengsaraan dankegelapan pada siklus samsara. Dengan ketekunan melaksanakan sadhana, kita akan cenderungterhindar dari kemungkinan pikiran-perasan kita terjerat dalam kegelapandan kesengsaraan sad ripu dan ahamkara. Jika sad ripu dan ahamkarasudah kehilangan cengkeramannya dalam pikiran-perasaan kita, sudahtentu pikiran-perasan kita akan lebih tenang, jernih dan damai.Membebaskan kita dari kondisi kegelapan dan kegelisahan pikiran-perasaan. Selain itu kita akan terhindar dari kemungkinan membuat

masalah dan konflik dengan orang lain, serta kita akan terhindar dari darikemungkinan membuat akumulasi karma buruk yang banyak, yang berartisecara karma kita akan terhindarkan dari kemungkinan mengalamiperjalanan kehidupan yang lebih sengsara. Hasil yang terpenting dari ketekunan melaksanakan sadhana adalahkita akan selamat dari kemungkinan mengalami kejatuhan spiritual dalamsamsara. Mencegah diri kita sendiri pada saat kematian ditarik menujualam-alam bawah atau terlahir kembali sebagai binatang. Mencegah dirikita sendiri mengalami dhuka punarbhawa, yaitu dari kehidupan sebagaimanusia, terlahir kembali “turun tingkat” menjadi binatang atau mahluk-mahluk alam bawah. Yang berarti kita harus mengulangi lagi perjuangansangat berat untuk mengumpulkan akumulasi karma baik yang sangatbanyak dalam jangka waktu sangat panjang, agar kita dapat terlahirkembali sebagai manusia.2. Agar kita dapat membangunkan Manah Shanti [kedamaian sejati]di dalam diri. Dalam kehidupan ini kita semua memiliki masalah-masalah. Adabanyak sekali ragam dan jenis masalah-masalah yang kita hadapi dalamperjalanan kehidupan. Mengapa pikiran-perasaan kita bergejolak [tidakpuas, kecewa, sedih, marah,benci, dsb-nya] ketika muncul masalah-masalahdalam kehidupan, disebabkan karena pikiran-perasaan kita laksana perahuyang diombang-ambingkan kesana-kemari oleh gelombang di samuderakehidupan [masalah-masalah kehidupan]. Cara agar perahu [pikiran-perasaan kita] tidak lagi diombang-ambingkan kesana-kemari oleh gelombang samudera [masalah-masalahkehidupan] adalah dengan memasang jangkar [kesadaran]. Dengankesadaran sebagai jangkar, maka pikiran-perasaan kita tidak akan demikianmudah diombang-ambingkan kesana-kemari [tidak puas, kecewa, sedih,marah, benci, dsb-nya] oleh gelombang [masalah-masalah] di samuderakehidupan. Jangkar yang baik adalah kesadaran yang kuat. Dimana

kesadaran yang kuat merupakan hasil dari ketekunan kita melaksanakansadhana. Dengan ketekunan melaksanakan sadhana kita akan dapat berdamaidengan garis karma kita sendiri. Karena ketekunan melaksanakan sadhanamembangunkan kekuatan kesadaran yang jernih dan kokoh di dalam diri,yang meredakan kesengsaraan emosional di dalam diri kita. Pikiran-perasaan kita menjadi kuat [tidak mudah kena pengaruh tidak baik dariorang lain], tidak mudah terguncang [tidak emosional, tidak mudah marah,tidak mudah sedih, tidak mudah takut] dan stabil [tidak mudah stres, tidakmudah depresi]. Sebagai hasilnya tentu saja pikiran-perasaan kita akanlebih damai di dalam menghadapi garis karma kita sendiri. Membuat kitadapat menerima karma-karma kita sendiri dengan lebih baik, lebih positif,lebih tabah, dan lebih tahan menderita. Dengan melaksanakan sadhana kita akan dapat menghadapiperjalanan kehidupan dengan pikiran-perasaan lebih damai. Membuat kitamudah untuk sabar dan memaafkan, mudah untuk merelakan, mudahuntuk bersyukur, mudah untuk bersikap rendah hati, dsb-nya, yang sudahtentu semua itu akan membuat pikiran-perasaan kita menjadi lebih damai.3. Agar kita dapat menciptakan kebaikan, keberkahan dan kedamaianbagi semua mahluk di alam semesta [Jagadhita]. Dengan lebih sedikit marah dan benci, kita pasti lebih sedikit melukaiperasaan mahluk lain. Dengan lebih rendah hati, kita pasti dapatmenghormati orang lain dan menghormati perbedaan secara lebih baik.Dengan lebih sedikit serakah, kita pasti dapat lebih sedikit membuat oranglain menderita. Dengan pikiran-perasaan lebih tenang-seimbang, kita pastilebih sedikit membunuh nyamuk dan serangga, dsb-nya. Dengan kata lain, bahwa tujuan kita melaksanakan sadhana tidakhanya untuk diri kita sendiri tapi sekaligus juga untuk semua mahluk. Untuk

menciptakan kedamaian dan keharmonisan bagi semua mahluk di alamsemesta.4. Agar kita dapat mencapai tujuan utama dari samsara, yaitumencapai Moksha [kemanunggalan kosmik] dan terbebaskan darisiklus samsara. Kita melaksanakan sadhana agar kita mengetahui sebab-sebab yangbenar dari permasalahan dan kesengsaraan yang berulang kali tidakterkendali kita hadapi dalam kehidupan ini, serta agar kita dapatmengetahui kenyataan. Kita tidak sadar siapa diri kita sebenarnya, siapaorang lain sebenarnya, apa makna kehidupan ini, apa tujuan kehidupan ini,apa yang sebenarnya terjadi di dunia ini. Ini disebut avidya [ketidaktahuan,ketidaksadaran]. Oleh karena kita tidak tahu atau tidak sadar, kita menjalanikehidupan dan mengalami samsara ini dengan kebingungan, salah paham,salah mengerti dan bahkan dengan tenggelam dalam kesengsaraan. Dengan ketekunan melaksanakan sadhana, maka secara perlahan-lahan tidak saja kesengsaraan kita akan mereda, tapi sekaligus juga kelakakan membuka rahasia terdalam tentang siapa diri kita sebenarnya dan apasebenarnya tujuan dari perjalanan kehidupan ini.KENYATAAN DIRI YANG SEJATI Kenyataan sejati diri kita semua mahluk adalah kesadaran Atma.Sayangnya, ketidaktahuan dan kebodohan [avidya] membuat nyaris semuamahluk mengidentikkan dirinya dengan lapisan-lapisan pembungkus luarAtma yaitu tubuh fisik, pikiran dan perasaan. Di dalam diri kita sesungguhnya telah tersedia suatu hal yang palingdidambakan oleh semua makhluk, yaitu kedamaian sejati di dalam diri[Manah Shanti]. Akan tetapi karena avidya [kebodohan, ketidaktahuan] kitatidak menyadarinya. Kita gagal menyadarinya karena kita mengidentikkan

diri kita sebagai lapisan-lapisan pembungkus luar Atma yaitu tubuh fisik,pikiran dan perasaan. Sesungguhnya keberadaan diri kita sebagai manusia ini sangatlahkompleks, tidak hanya sebatas tubuh fisik, pikiran dan perasaan. Tidaksesederhana apa yang hanya bisa dilihat oleh mata biasa. Tidak sebatas apayang bisa dicerap oleh indriya dan pikiran. Dalam kaitannya dengan kesadaran, jika diambil secara garisbesarnya dapat dikatakan bahwa kita memiliki tiga jenis lapisan tubuh, yaitutubuh ke-aku-an [tubuh fisik atau annamaya kosha + tubuh pikiran-perasaan atau manomaya kosha], tubuh keterhubungan [vijnanamayakosha] dan tubuh kosmik [anandamaya kosha]. Orang awam [bukan praktisi spiritual] kesadarannya hanya terfokuspada tubuh ke-aku-annya saja. Yaitu tubuh fisik dan pikiran-perasaannya. Seorang sadhaka dapat disebut sudah maju dalam spiritual jika sudahmencapai tubuh keterhubungan. Di tingkatan ini tubuh tidak lagi tubuh ke-aku-an, tapi tubuh juga mencakup mahluk lain, lingkungan sekitar danalam. Di tingkatan ini seorang sadhaka menemukan kedamaian sejati didalam diri. Sedangkan para jiwan-mukta [orang yang sudah mencapai Moksha]lain lagi, mereka hidup dalam tubuh kosmik. Di tingkatan tubuh kosmik,semua tembok-tembok yang memisahkan seperti aku-kamu, kita-mereka,ini-itu, semuanya roboh. Yang tersisa hanya sebuah pengalamankebersatuan kosmik dengan seluruh keberadaan. Di tingkatan ini seorangsadhaka mencapai keheningan sempurna.. Melalui pelaksanaan sadhana kita sedang diajak untuk membukalapisan-lapisan pembungkus luar Atma yaitu tubuh fisik, pikiran danperasaan, untuk kemudian menyadari esensi dasar semua mahluk yaitukesadaran Atma. Intisari ajaran suci dharma adalah langkah-langkah untuk

mengenal kenyataan diri yang sejati, di dalam diri sendiri yang terdalam.Dengan cara penembusan langsung secara sangat mendalam ke dalam dirikita sendiri. Suatu upaya spiritual [sadhana] untuk melampaui tubuh fisik,pikiran, dan perasaan. Rintangan kita untuk dapat menyadari kedamaian sejati di dalam diri[Manah Shanti] adalah rintangan tubuh fisik, rintangan pikiran danrintangan perasaan. Dimana rintangan tubuh fisik, pikiran dan perasaan initermanifestasi sebagai cengkeraman sad ripu [enam kegelapan pikiran] danahamkara [ego, ke-aku-an] dalam kesadaran kita. Jika cengkeraman sad ripu dan ahamkara masih kuat dalamkesadaran kita, itu hanyalah merupakan sebuah masukan kalau kesadarankita masih terbelenggu dalam tingkat dimensi kesadaran yang rendah. Ditataran terdalam, masalah sesungguhnya bukanlah masalah-masalah hidupyang kita alami, atau masalah hubungan kita dengan orang-orang lain,melainkan tentang avidya, yaitu kebingungan dan ketidaktahuan kita.Masalah sesungguhnya adalah cengkeraman sad ripu dan ahamkara yangmenghalangi kita menyadari kenyataan sejati diri kita, yaitu kesadaranAtma. Kedamaian sejati selalu ada di dalam diri kita, pada setiap hembusannafas, pada setiap detik, hanya saja kita tidak menyadarinya. Kesadaran Atma laksana permata berkilau yang dibungkus olehlumpur dan tanah. Permata itu selalu ada disana, tapi tidak kita sadarikarena tertutupi oleh lumpur dan tanah. Untuk dapat menemukannya kitahanya perlu menyingkirkan bungkus luarnya yaitu lumpur dan tanahnya.Ketika lumpur dan tanahnya disingkirkan dengan sendirinya permatanyaakan kelihatan. Sama dengan kita cukup hanya menyingkirkan sad ripu[enam kegelapan pikiran] dan ahamkara [ego atau ke-aku-an]. Berusahamencapai kesadaran yang melampaui tubuh fisik, pikiran dan perasaan.Terus menggali dan menggali ke dalam diri, sampai di kedalaman diri yangterdalam kita menemukan diri kita yang suci. Ketika lumpur dan tanahnyadisingkirkan permatanya seketika terlihat. Ketika kita dapat meredakan

cengkeraman sad ripu dan ahamkara dalam kesadaran kita, maka disanakesadaran Atma akan hadir dengan sendirinya.

Bagian 2 EKA DASA SADHYA-SADHANA : 11 SADHANA UNTUK MENCAPAI MANAH SHANTI [KEDAMAIAN SEJATI DI DALAM DIRI] Eka Dasa Sadhya-Sadhana adalah ringkasan seluruh sadhana dalamajaran suci Hindu Dharma, dalam bentuk melaksanakan 11 [sebelas] upayaspiritual, yang fokus utamanya adalah upaya untuk membuka lapisan-lapisan pembungkus luar Atma yaitu tubuh fisik, pikiran dan perasaan. EkaDasa Sadhya-Sadhana adalah jalan ringkas dan paling ringkas untukmencapai Manah Shanti [kedamaian sejati di dalam diri]. Intisari manusia adalah kesadaran Atma yang penuh kedamaian. Iniberarti sesungguhnya manusia tidak perlu mencari kedamaian. Manusiahanya perlu istirahat dari segala bentuk konflik pertempuran dualitaspikiran di dalam diri. Seorang sadhaka yang terus-menerus berlatih untukistirahat dari konflik pertempuran dualitas pikiran, dengan cara tekunmelaksanakan 11 [sebelas] sadhana ini, suatu hari dia akan bisa mencapaiintisari diri yang penuh kedamaian. Ketekunan melaksanakan 11 [sebelas] Eka Dasa Sadhya-Sadhanasecara mendasar bertujuan untuk mencapai Manah Shanti. Sedangkantujuannya yang lebih mendalam adalah untuk mengangkat naik kesadarankita menuju tingkat dimensi kesadaran yang lebih tinggi, lebih murni danlebih terang, yaitu kesadaran Atma yang sempurna. Sebelas Eka Dasa Sadhya-Sadhana, secara garis besar adalah upayakita untuk istirahat dari segala bentuk konflik pertempuran dualitas pikirandi dalam diri. 11 [sebelas] Eka Dasa Sadhya-Sadhana terdiri dari 1 [satu]praktek meditasi kesadaran, 9 [sembilan] praktek pengembangan kualitas

kesadaran dalam kehidupan sehari-hari [yama dan niyama], serta 1 [satu]praktek pemurnian energi di dalam diri. Secara mendasar dalam ajaran dharma, praktek meditasi kesadaran[dhyana] hanya satu dari banyak kualitas yang ditekankan. Praktek meditasikesadaran sangatlah penting. Karena praktek meditasi kesadaran adalahsadhana yang dapat mengubah kecenderungan pikiran dan perasaan[emosi] kita. Ketekunan untuk praktek meditasi terus-menerus dapatmenurunkan kualitas dan kuantitas cengkeraman sad ripu [enam kegelapanpikiran] dan ahamkara [ego, ke-aku-an] dalam kesadaran. Akan tetapi, perubahan diri dari kesadaran yang diselimuti oleh kabutavidya [ketidaktahuan dan kebodohan] menjadi kesadaran Atma yangmulai terang bercahaya biasanya jauh dari mudah. Hal ini disebabkankarena dalam siklus samsara, selama milyaran tahun kesadaran kita sudahdicengkeram kuat oleh sad ripu [enam kegelapan pikiran] dan ahamkara[ego atau ke-aku-an]. Sehingga hendaknya kita menjadi sadhaka yangseimbang dan menjangkau secara total tujuan menjadi manusia yangtersadarkan. Ini berarti selain praktek meditasi, kita juga melengkapinyadengan mengembangkan kualitas kesadaran dalam kehidupan sehari-hari,serta melakukan sadhana memurnikan energi di dalam diri. Untuk menjinakkan pikiran dan perasaan [emosi] kita yang sangat liar,untuk membuat pikiran-perasaan kita menjadi semakin jernih, serta untukmenjaga kesadaran, kita memerlukan praktek 11 [sebelas] Eka DasaSadhya-Sadhana secara menyeluruh, yang kita laksanakan dengan tekunselama bertahun-tahun. Melaksanakan 11 [sebelas] sadhana Eka Dasa Sadhya-Sadhanasebagai suatu perjuangan spiritual, bukanlah sesuatu yang langsung terasaenak atau menyenangkan. Kita sedang belajar untuk dapat menghadapimasalah-masalah kehidupan secara lebih baik, lebih positif, lebih tabah,lebih tahan menderita, serta lebih penuh belas kasih dan kebaikan. Dalamproses ini sangat mungkin kita akan sering-sering mengalami rasa sakit,

akibat kegelapan pikiran-perasaan dan ego kita, dihantam habis oleh nasibburuk dan caci-maki. Tidak ada hasil yang cepat atau instant dalam hal ini, melainkanhanya bisa melalui ketekunan untuk terus-menerus melaksanakannya.Jatuh, bangun, jatuh lagi, bangun lagi, demikian seterusnya. Tapi kita tidakmemiliki pilihan lain selain terus tekun melanjutkan praktek melaksanakan11 [sebelas] sadhana. Yang penting bukan berapa kali kita jatuh, melainkanberapa kali kita bangun dan bangun lagi. Sehingga kesadaran kita dapatterus berkembang dari waktu ke waktu. Terus-menerus mengenali diri yangsejati semakin dalam dan semakin dalam. Hal ini ibarat menetesi batu dengan air yang jika dilaksanakan harianatau bulanan hanya sedikit saja hasilnya. Tapi jika terus tekun dilaksanakanselama bertahun-tahun maka batu pasti akan berlubang.

1. DHYANA [MEDITASI] Dhyana secara literal dalam bahasa sansekerta memiliki arti meditasi.Dalam ajaran dharma, dhyana berarti kewajiban suci seorang sadhakauntuk tekun melakukan praktek meditasi. Secara garis besar terdapat 3 [tiga] tingkatan kesadaran manusia. Tingkat yang pertama [1] adalah orang yang kesadarannya masihdipenuhi kontradiksi [dualitas]. Orang yang kesadarannya masih dipenuhi oleh kontradiksi [dualitas],kesadarannya mudah sekali dicengkeram kuat oleh sad ripu [enamkegelapan pikiran] dan ahamkara [ego atau ke-aku-an]. Kesadarannyasangat rapuh. Sehingga semuanya dia terjang dengan sikap protes, marah,tersinggung, tidak puas, kata-kata menyakitkan, tidak setuju, tidak terima,dsb-nya. Atau dia mudah sekali tenggelam dalam rasa sedih, rasa takut,keraguan, rasa bersalah, rasa tidak percaya diri, dsb-nya. Pikiran yang dipenuhi kontradiksi [dualitas], adalah pikiran penuhpenghakiman yang tidak pernah istirahat. Baik melawan buruk, benarmelawan salah, suci melawan kotor, bahagia melawan sengsara, untungmelawan rugi, berani melawan takut, rasa lepas melawan rasa malu, agamamelawan ilmu pengetahuan, damai melawan kacau, ekspresi diri melawannorma sosial, logika melawan rasa, menyenangkan melawan menyakitkan,pendapat saya benar melawan pendapat orang lain salah, dsb-nya.Kebiasaan pikiran yang penuh penghakiman [tidak pernah istirahat] inilahyang menyebabkan pikiran kita penuh kontradiksi [dualitas]. Tingkat yang kedua [2] adalah orang yang tekun dan konsistenmelakukan praktek meditasi kesadaran, orang yang sudah sering-sering“mengistirahatkan pikiran“ dari konflik pertempuran dualitas pikiran.

- Pertanda dalamnya adalah di dalam diri kita merasa nyaman, tenang dandamai terhadap semua kontradiksi-kontradiksi yang muncul di dalam diri.Kedamaian sejati bukanlah keadaan tanpa konflik dan kekacauan di dalamdiri, karena hal itu tidak mungkin. Kedamaian sejati adalah kemampuanuntuk selalu tersenyum penuh belas kasih dan nyaman, tenang, damaiterhadap semua kontradiksi-kontradiksi yang muncul di dalam diri.- Pertanda luarnya adalah di kita suka melakukan kebaikan danmemberikan pertolongan, serta penuh pengertian kepada orang lain. Sikapkita penuh belas kasih dan kebaikan. Siapa saja yang dalam jangka waktu lama bertahun-tahun tekun dankonsisten melatih pikirannya sering-sering “istirahat” dari kontradiksi-kontradiksi di dalam diri, hanya masalah waktu saja kesadarannya akanbertransformasi untuk memasuki kesadaran tingkat ketiga [3]. Kembalikepada intisari diri yang sejati, yaitu kesadaran Atma. Keheningan yangberlimpah dengan belas kasih dan kebaikan. Kenyataan sejati setiap manusia adalah kesadaran Atma yang penuhkedamaian. Tubuh fisik dan tubuh pikiran-perasaan, hanyalah bungkus-bungkus luar dari kenyataan sejati manusia. Ini berarti sesungguhnyamanusia tidak perlu mencari kedamaian, kita hanya perlu membukalapisan-lapisan pembungkus luar Atma, yaitu tubuh fisik dan tubuh pikiran-perasaan. Caranya dengan “istirahat” dari segala bentuk konflikpertempuran dualitas pikiran di dalam diri. Para Guru dan orang-orang suci dari berbagai jaman menyampaikanbahwa, merupakan sebuah kerugian besar jika dalam kelahiran sebagaimanusia ini kita tidak tekun melaksanakan praktek meditasi kesadaran.Karena praktek meditasi kesadaran adalah sadhana yang dapat mengubahkecenderungan pikiran dan perasaan [emosi] kita.

Ketekunan untuk praktek meditasi terus-menerus dapat menurunkankualitas dan kuantitas cengkeraman sad ripu [enam kegelapan pikiran] danahamkara [ego, ke-aku-an] dalam kesadaran. Karena pikiran mulai belajaruntuk “istirahat” disaat kita tekun dan konsisten melakukan praktekmeditasi. Pikiran yang sering-sering istirahat inilah yang akan mengantar kitauntuk bertemu intisari diri sejati, kesadaran Atma, yang penuh kejernihandan kedamaian. Inilah tehnik praktek meditasi kesadaran :1. Duduklah bersila dengan santai dan tenang.2. Punggung dalam posisi tegak lurus tapi santai.3. Kedua telapak tangan membentuk mudra. Silahkan bebas memilih mudramana yang sesuai untuk diri kita sendiri. Yang terpenting bahu dalamkeadaan santai [tidak tegang].4. Tekuk ujung lidah menyentuh langit-langit mulut.5. Pejamkan mata.6. Bernafaslah secara alami saja. Tidak usah mengatur irama nafas.7. Konsentrasilah kepada sentuhan keluar-masuk nafas pada hidung. Jika pada saat konsentrasi itu pikiran kita berkeliaran kesana-kemari,itu bukanlah suatu masalah, kegagalan, atau kesalahan dalam meditasi,karena itu memang sifat alami dari pikiran kita. Sadari dengan penuh belas kasih bahwa pikiran yang berkeliarankesana-kemari memang sifat alami dari pikiran kita. Jangan ditolak atauberusaha dikendalikan. Disaksikan saja dengan senyum penuh belas kasihtanpa dihakimi sebagai salah-benar, baik-buruk, suci-kotor [dualitaspikiran]. Kemudian kembalilah konsentrasi kepada sentuhan keluar-masuknafas pada hidung. Demikianlah seterusnya dan seterusnya.

Inilah yang disebut dengan praktek meditasi kesadaran, atau meditasinon-dualitas [advaita-citta]. Setiap kali memulai meditasi, sangat-sangat penting untukmemulainya dengan bibir yang tersenyum tipis. Karena dengan tersenyummenjadi pertanda kita istirahat dengan damai disaat ini seperti apa adanya,dengan tersenyum kita mengirim energi persahabatan mendalam padaalam semesta beserta isinya dan dengan tersenyum kita mengirim energikelembutan ke dalam diri kita. Selain itu, dengan tersenyum dapat memudahkan upaya kitakonsentrasi dalam meditasi. Saat pikiran kita berkeliaran kesana-kemari,kita terima dan saksikan dengan senyum penuh belas kasih, untukkemudian konsentrasi kita kembalikan kepada sentuhan keluar-masuknafas pada hidung. Praktek meditasi kesadaran, tidak lain merupakan latihan kesadaranuntuk “istirahat” dari konflik dualitas di dalam diri. Dalam praktek meditasikita belajar membebaskan kesadaran kita dari segala bentuk kontradiksi,dengan cara menjaga jarak dengan tubuh fisik, pikiran dan perasaan. Jika kita sering-sering berlatih menjaga jarak dengan tubuh fisik,pikiran dan perasaan, untuk kemudian merasa aman, tenang dan nyamandengan semua kontradiksi di dalam diri, di titik itulah akan terbuka gerbanguntuk bertemu dengan intisari diri sejati, kesadaran Atma, yang penuhkedamaian. Kita perlu menjadwalkan meditasi sebagai kegiatan rutin dalamkehidupan sehari-hari, dengan berlandaskan pada ketekunan dankonsistensi. Karena meditasi bukanlah sadhana [upaya spiritual] harian ataubulanan, melainkan sadhana yang hendaknya dilakukan dengan tekun dansabar selama bertahun-tahun.

- Lakukan praktek meditasi dengan durasi waktu antara 30 menit s/d 2 jamsecara rutin setiap hari.- Di dalam melakukan aktifitas keseharian, kapan saja kehidupan dalamkeadaan rumit, sulit, atau penuh dengan gejolak emosi [marah,tersinggung, sedih, bosan, galau, bingung, bad mood, didatangi memoriburuk, dsb-nya], lakukan praktek meditasi-meditasi singkat. “Istirahat” darikontradiksi-kontradiksi di dalam diri. Cukup selama 1 [satu] menit saja.Singkat-singkat saja cukup 1 [satu] menit, tapi sering kita lakukan.

2. PRITI [BELAS KASIH DAN KEBAIKAN] Priti secara literal dalam bahasa sansekerta memiliki arti belas kasihdan kebaikan. Dalam ajaran dharma, priti berarti sadhana melatih dirisendiri menjadi manusia yang dapat bersikap penuh belas kasih dankebaikan kepada semua mahluk. Belas kasih dan kebaikan kepada semua mahluk sangatlah ditekankandi jalan dharma. Karena hati yang penuh belas kasih serta ketekunanmelakukan kebaikan-kebaikan tidak saja akan menjernihkan kesadaran kita,tapi juga sekaligus akan melindungi kita secara berlapis-lapis, yaitumelindungi kita dari melakukan perbuatan buruk, melindungi kita darikarma buruk yang datang dalam hidup, melindungi kita dari kesengsaraan,serta melindungi kita dari bahaya sekala dan niskala. Melaksanakan kebaikan-kebaikan tidak hanya membantu, menolongatau menyelamatkan mahluk lain, tapi sekaligus juga mengirimkan energipemurnian ke dalam diri kita sendiri. Melaksanakan kebaikan tidak hanyamembahagiakan mahluk lain, tapi sekaligus juga mengirimkan energikebahagiaan ke dalam diri kita sendiri. Melaksanakan kebaikan tidak hanyamenyegarkan hati mahluk lain, tapi sekaligus juga mengirimkan energikedamaian ke dalam diri kita sendiri. Melaksanakan kebaikan tidak sajaakan menghasilkan akumulasi karma baik, tapi sekaligus juga secara pastiakan memantul balik ke dalam kecenderungan pikiran kita sendiri[kekuatan kesadaran]. Dengan kata lain, melaksanakan kebaikan-kebaikantidak hanya berguna bagi mahluk lain, tapi terutama sekali sangat bergunauntuk diri kita sendiri. Kesuksesan, keterkenalan, kehebatan, badan fisik yang sangatmenarik, kekayaan, kehormatan, dsb-nya, suatu saat semuanya harus kitatinggalkan. Didepan kematian semuanya tidak ada artinya. Laksana debuyang seketika lenyap dihempas angin dan air, di depan kematian semuanya

seketika akan hilang. Hanya kebaikan-kebaikan tulus yang pernah kitalakukan akan menjadi jejak-jejak kosmik yang tidak akan pernah hilangditelan waktu. Sehingga seberat apapun beban kehidupan kita, belajar untuk terus-menerus melakukan kebaikan-kebaikan. Tidak perlu melakukan hal-halyang besar, cukup kita memberikan orang lain kesempatan menyeberangjalan, memberikan tempat duduk kita di ruang tunggu yang penuh untukorang tua atau wanita hamil, bantu memungut sampah yang berserakan dijalan, dsb-nya. Karena belas kasih dan kebaikan adalah kendaraan spiritualyang bisa membawa kejernihan dan kedamaian di dalam diri kita, ketempat dan waktu yang jauh melampaui apa yang bisa dijangkau olehbadan fisik. Bahkan seandainya kita sudah berada di depan kematian yangmengerikan, kalau kita dalam kehidupan ini mempunyai akumulasi karmabaik yang berlimpah, karma baik itulah yang akan menyelamatkan kita. Lebih dari itu, ketekunan kita untuk menumbuhkan hati yang penuhbelas kasih dan tekun melakukan kebaikan-kebaikan akan meredakancengkeraman ahamkara [ego, ke-aku-an] dan sifat egois mementingkan dirisendiri dari kesadaran kita, serta akan membersihkan sad ripu [enamkegelapan pikiran]. Karena pada saat kita menolong tidak mungkin munculkebencian, pada saat kita memberi tidak mungkin muncul keserakahan.Menolong dan membenci tidak akan muncul secara bersamaan. Memberidan serakah tidak akan muncul secara bersamaan. Jika kita tekunmelakukan kebaikan-kebaikan, secara alami ego dan kegelapan pikiranakan berkurang. Akan tetapi, hendaknya kita jangan pernah melakukan kebaikan-kebaikan kepada orang lain dengan harapan mendapatkan balasan dariorang tersebut. Sehingga disaat kebaikan kita tidak mendapatkan balasandari orang tersebut, disana kita mengeluh, marah, atau protes. Akibatnyajangankan kejahatan orang lain, bahkan kebaikan kita-pun menjadi sumberdari kegelapan pikiran. Itu merupakan pertanda jelas bahwa kita tidakdibekali oleh pengetahuan dharma dan kebijaksanaan.

Jika kita tertarik untuk memiliki kesadaran yang bercahaya,hendaknya kita tekun melaksanakan kebaikan-kebaikan secara tulus.Artinya di dalam melakukan kebaikan-kebaikan agar kita memahaminyasebagai praktek melepas dan merelakan, itulah yang akan dapatmengembangkan kesadaran. Dalam perjalanan kehidupan ini ada banyak sekali jenis dankesempatan yang kita miliki untuk melaksanakan kebaikan-kebaikan.Misalnya memberikan kursi kita di bis umum untuk wanita hamil atau orangtua, meminggirkan kendaraan saat ada ambulance lewat, membelikanmakanan atau pakaian bagi yang memerlukan, menyumbang uang untukpenyebaran ajaran dharma, menyekolahkan anak-anak miskin dan yatim-piatu, mencarikan pekerjaan bagi pengangguran, membantu kesembuhanorang-orang yang sakit, kalau tirtayatra ke pura ambil sapu kita bantubersih-bersihkan sampah, kalau di jalan melihat ada paku yangmembahayakan kita pungut dan amankan, kalau di toilet umum kitamelihat keran air mengalir sia-sia kita bantu matikan, dsb-nya. Banyaksekali ada jenis dan kesempatan untuk melakukan kebaikan di dunia ini. Penghalang utama untuk melaksanakan kebaikan hanya satu saja,yaitu ahamkara [ego, ke-aku-an], sifat kita yang mementingkan diri sendiri.Padahal sesungguhnya, mengapa kita terus berputar-putar tanpa hentidalam siklus samsara, jatuh bangun dalam kurun waktu yang tidakterhingga panjangnya, terutama sekali disebabkan oleh sifat kita yangmementingkan diri sendiri [ego, ke-aku-an]. Perhatikan orang-orang yang sangat jarang melakukan kebaikanyang tulus, hidupnya kering banyak masalah dan pikirannya gelisah. Mudahcuriga, mudah marah dan tersinggung, mudah putus asa, sulit tidur, adalahpertanda lain kalau seseorang jarang melakukan kebaikan. Sebaliknya perhatikan orang-orang yang baik hati dan sukamenolong dengan tulus, pikirannya relatif tenang dan stabil. Dia jarang

merasa ketakutan, jarang merasa kesepian, jarang merasa resah dan jarangdiliputi kegelisahan. Orang-orang yang sangat jarang melakukan kebaikan yang tulus,mudah jenuh dan bahkan mengalami stress. Sebagian dari merekakemudian mencoba mencari variasi pada hal-hal yang berbahaya, sepertiselingkuh, minuman keras, dugem, narkoba, dsb-nya. Hal ini tentunyasangat berbahaya. Terlebih lagi bahwa, orang-orang yang di dalamnyajahat atau egois [mementingkan diri sendiri], tanpa dia niatkan sebenarnyadia sedang mengundang datangnya kejahatan ke dalam hidupnya.Menyadari hal ini, belajarlah mendidik diri untuk selalu tekun melakukankebaikan-kebaikan. Dibandingkan merusak diri sendiri dengan melakukan hal-halberbahaya, disaat di dalam diri terasa gelap, gelisah dan tertekan,berteduhlah kepada kekuatan belas kasih dan kebaikan yang ada di dalamdiri kita. Lihat sekeliling kita, cari seseorang atau mahluk yangmembutuhkan belas kasih dan kebaikan kita. Bisa tanaman yang kering,anjing atau kucing liar yang belum makan, anak-anak kurang perhatianyang perlu teman bermain, dsb-nya. Dekati mereka dan berikan kebaikansemampu kita, seperti dengan cara menyirami tanaman, memberi makananjing atau kucing liar, menemani anak-anak bermain. Orang-orang yang pikirannya resah dan gelisah, penyebab utamanyaadalah karena kesadarannya lama sekali tidak pernah mengalamiketerhubungan. Kesadarannya terasing di dalam tubuh ke-aku-an [tubuhfisik dan tubuh pikiran-perasaan] yang kecil dan sempit. Sehingga sesibuk apapun kegiatan keseharian kita, seberat apapuntantangan kehidupan kita, berusahalah selalu membangun keterhubungandengan cara tekun melaksanakan kebaikan-kebaikan. Tidak perlumelakukan hal-hal besar, cukup dalam keseharian berusaha banyakmenolong.

Yang penting bukan seberapa besar tindakan kita, tapi seberapabesar belas kasih dan kebaikan di balik tindakan kita. Singkatnya, jika kitasedang mengalami kesedihan, lakukanlah kebaikan-kebaikan. Jika kitasedang mengalami kebahagiaan, lakukanlah kebaikan-kebaikan. Karena jikabelas kasih dan kebaikan terus kita berikan, suatu saat kita akanmenemukan kembali diri kita yang sejati, yang penuh dengan kedamaian. Kesadaran yang bercahaya merupakan hasil dari ketekunan untukselalu melakukan kebaikan, kebaikan dan kebaikan. Seringkali melakukankebaikan bahkan diikuti oleh disakiti. Tapi tidak ada pilihan lain, teruslahmelakukan kebaikan. Terutama karena belas kasih hanya bisadisempurnakan dengan cara terus-menerus melakukan kebaikan. Jika kitatekun melakukan kebaikan dengan cara seperti ini, suatu hari kesadarankita akan terang bercahaya. Belas kasih dan kebaikan yang tulus kepada semua mahlukmerupakan jembatan yang menghubungkan kesadaran kita dengan lapisantubuh keterhubungan dan tubuh kosmik, yang jauh lebih besar dan agungdibandingkan sekedar tubuh ke-aku-an [tubuh fisik dan tubuh pikiran-perasaan] yang kecil dan sempit. Ketika pikiran kita diterangi oleh belas kasih dan kebaikan, makadisana muncul cahaya kejernihan dan kebersatuan. Yang akan meredakancengkeraman ahamkara [ego, ke-aku-an] dan sifat egois mementingkan dirisendiri dari kesadaran kita. Yang akan membuat kesadaran kita terhubungdengan lapisan tubuh keterhubungan dan tubuh kosmik, yang jauh lebihbesar dan agung dibandingkan sekedar tubuh ke-aku-an [tubuh fisik dantubuh pikiran-perasaan] yang kecil dan sempit. Kenyataan sejati setiap manusia adalah kesadaran Atma yang penuhkedamaian. Tubuh fisik dan tubuh pikiran-perasaan, hanyalah bungkus-bungkus luar dari kenyataan sejati manusia. Ini berarti sesungguhnyamanusia tidak perlu mencari kedamaian, kita hanya perlu membuka

lapisan-lapisan pembungkus luar Atma, yaitu tubuh fisik dan tubuh pikiran-perasaan. Kesadaran kita mulai terhubung dengan lapisan tubuh kita yang jauhlebih besar dan agung, jika kita tekun melatih diri sendiri menjadi manusiayang dapat bersikap penuh belas kasih dan kebaikan kepada semuamahluk. Kesadaran yang sering-sering terhubung dengan lapisan tubuhketerhubungan dan tubuh kosmik inilah yang akan mengantar kita untukbertemu intisari diri sejati, kesadaran Atma, yang penuh kedamaian.

3. SEWAKA DHARMA [PELAYANAN] Sewaka dharma secara literal dalam bahasa sansekerta memiliki artidharma dalam bentuk melaksanakan pelayanan. Dalam ajaran dharma,sewaka dharma berarti sadhana melatih diri sendiri menjadi manusia yangbersikap penuh pelayanan kepada semua mahluk. Kejujuran, kebaikan dan ketulusan kita untuk melakukan pelayanan[sewaka dharma] dalam kehidupan keseharian merupakan praktek spiritualyang sederhana tapi mendalam. Entah kita menjadi pekerja kantoran,tukang kebun, petani, dokter, guru sekolah, gubernur, receptionist hotel,membuka usaha, ibu rumah tangga, dsb-nya, asalkan kita melakukantugas-tugas kita dengan kejujuran, kebaikan dan ketulusan untukmelakukan pelayanan, itu adalah sadhana [upaya spiritual] yang mendalam. Misalnya [contoh] kita bekerja di hotel sebagai receptionist.Sambutlah setiap tamu yang datang dengan senyuman, keramahan,kesabaran dan tekad untuk memberikan pelayanan terbaik. Kalau tamusedang sepi, bersihkan tempat kerja kita, rapikan berkas-berkas file, dsb-nya. Jangan lupa untuk bekerja dengan jujur dan jangan bermalas-malasan.Atau misalnya kita membuka usaha bengkel motor. Sambutlah setiappelanggan yang datang dengan ramah, sabar dan tekad untuk memberikanyang terbaik. Jujurlah dan penuh pelayanan dalam usaha kita, janganmenipu pelanggan dengan mengatakan onderdil yang masih baikmengalami kerusakan, jika pelanggan memiliki uang yang terbatas janganbersikap meremehkan dan berikan jalan keluar terbaik, dsb-nya. Ini tidak berarti kita tidak berusaha mencari nafkah atau memperolehlaba, tapi intinya adalah kita tulus, penuh pelayanan dan tidak serakahdalam menjalankan usaha kita. Kita perlu mengingat hal ini secaramendalam, jika kita menjalani kehidupan duniawi dengan ketekunan kerja,kejujuran, kebaikan dan ketulusan untuk melakukan pelayanan, kita akan


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook