Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore PEDOMAN PERENCANAAN RUANG DAN INFRASTRUKTUR HIJAU

PEDOMAN PERENCANAAN RUANG DAN INFRASTRUKTUR HIJAU

Published by Dagu Komunika Bookcases, 2022-02-22 07:05:15

Description: Pedoman Perencanaan Ruang dan Infrastruktur Hijau disusun sebagai dokumen panduan tentang perencanaan yang memberikan arahan yang memberikan penjelasan bagaimana perencanaan yang mempertimbangkan upaya menjaga keseimbangan fungsi ekologi pada ruang-ruang hijau kota yang mendukung implementasi kota keberlanjutan sebagai pertimbangan utama dalam perencanaan. Tujuan penyusunan Pedoman Perencanaan Ruang dan Infrastruktur Hijau adalah sebagai dokumen panduan untuk meningkatkan kualitas dan keberlanjutan kota melalui komponen- komponen perencanaan yang terdiri dari: manajemen dan konservasi air, penciptaan iklim mikro, kualitas tutupan lahan, keanekaragaman hayati, serta estetika ruang dan infrastruktur hijau.

Keywords: Infrastruktur Hijau

Search

Read the Text Version

Pemupukan dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu: Pendangiran dan Penyiangan 4.2 PANDUAN PERAWATAN TANAMAN • Tebar langsung, umumnya dilakukan pada tanaman rumput atau tanaman semak kecil. Peralatan • Deep application (dibenamkan) melalui dua cara • Garpu tanah yaitu frencing (sistem parit di sepanjang lingkar • Sekop tajuk) dan hole (sistem lubang). Cara hole lebih • Serok taman Cangkul efektif daripada frencing. Kedalaman lubang • Kereta dorong untuk mengangkut sampah pupuk diusahakan tidak terjangkau rumput. • Sapu lidi • Liquid (cair), zat dicairkan terlebih dahulu dan • Pakaian seragam dengan warna mencolok dan disemprotkan ke tanaman menggunakan topi. Tata Cara Pemupukan Bahan • Tidak diperlukan bahan • Pupuk anorganik ditabur pada tanah yang telah didangir sedalam 15 -20 cm di sekeliling batang Tata Cara Pendangiran & Penyiangan pohon selebar diameter tajuk, kemudian pupuk ditutup tanah kembali dan disiram dengan air • Pendangiran dan penyiangan dilakukan agar cepat larut. minimal 1 bulan sekali • Pupuk organik/ pupuk kandang diberikan • Tanaman liar harus dicabut sampai ke dengan ditaburkan di tanah kemudian perakarannya dan penggemburan tanahnya dicampur dengan tanah subur (top soil). dupayakan agar tidak merusak perakaran tanaman • Cara lain pemupukan pupuk anorganik -> campuran pupuk dengan air kemudian • Pendangiran dan penyiangan dilakukan disiramkan di sekeliling perakaran tanaman, minimal 1 bulan sekali untuk pupuk daun disemprotkan pada daun. • Pekerjaan ini tidak perlu dilakukan apabila: • Pemakaian pupuk dilaksanakan minimal 1 bulan 1. Tanaman mempunyai perakaran dalam, terutama setelah penanaman dan setelahnya dilakukan minimal 1 bulan sekali. jenis pohon. 2. Pada lokasi yang curam (lereng) karena pekerjaan tersebut dapat menyebabkan terjadinya erosi/ longsor. Hlm. 4 - 8

4.2 PANDUAN PERAWATAN TANAMAN Transplantasi/ Pemindahan Pohon Panduan pemindahan dan transplantasi pohon sebagai panduan umum untuk menyediakan tahapan dalam mengevaluasi kelayakan dan kesesuaian dari proyek transplantasi serta sebagai pertimbangan utama dalam merancangan, mendokumentasikan, mengimplementasikan dan tahap setelah transplantasi serta perawatannya. Tranplantasi merupakan istilah yang digunakan untuk penggalian dan penanaman kembali pohon dari suatu lokasi ke lokasi yang baru. Karena ukuran dan morfologi dari sistem akar pohon yang akan dipindahkan, transplantasi pohon umumnya melibatkan pemindahan akar substansial. Seluruh proses transplantasi khususnya untuk pohon besar adalah suatu rekayasa yang membutuhkan sumberdaya dan waktu. Keputusan untuk transplantasi pohon harus mempertimbangkan kondisi pohon (kesehatan, bentuk dan struktur), ukuran, jenis spesies, status konservasi, nilai kemudahan, kesesuaian untuk transplantasi, faktor lingkungan dan budaya, pertimbangan fungsi dan teknik serta efektivitas biaya. Sumber : The Government of The Hongkong Special Administrative Proses Transplantasi/Pemindahan Pohon Region (2014) Guidelines on Tree Transplanting Greening, Landscape, and Tree Management Section Development Bureau, Hongkong. Sumber : http://www.establishedtrees.com.au/wp-content/uploads/2016/05/IMG_1049-1024x768.jpg diakses pada tanggal 14 Februari 2019 ; https://i.ytimg.com/vi/Ix6V-wlW8F4/maxresdefault.jpg Hlm. 4 - 9 diakses pada tanggal 14 Februari 2019

Perencanaan Berbagai Faktor yang Dipertimbangkan dalam 4.2 PANDUAN PERAWATAN TANAMAN Transplantasi Pohon Pohon yang Terkena Dampak Pembangunan Untuk menentukan keputusan pohon mana yang akan dipertahankan, di tebang atau dipindahkan/ditransplantasi pada 1. Pohon harus terlindungi secara benar dan tidak ada suatu area proyek, terdapat berbagai faktor yang harus dipertimbangkan: pohon yang dihilangkan dari proyek pembangunan. Pohon yang layak untuk dilindungi diidentifikasi 1 Kesehatan, bentuk dan Dalam praktik internasional transplantasi pohon, melalui studi kelayakan. struktur umum dari perbandingan yang direkomendasikan antara bola pohon akar : diameter batang adalah 8: 1 atau 10:1. Bola akar 2. Survei pohon pada lokasi pembangunan dan area yang lebih besar direkomendasikan untuk memudahkan yang terasosiasi dengan lokasi pembangunan harus Kondisi yang harus dipertimbangkan pemulihan pohon dewasa pasca transplantasi. dilakukan, untuk mendapatkan informasi untuk dari pohon yang akan ditranplantasi perencanaan tapak dan proposal transplantasi atau dipindahkan yaitu kesehatan, pohon. bentuk dan struktur pohon, karena 3. Proposal untuk mempertahankan atau mentransplantasi pohon harus direncanakan untuk hal-hal tersebut akan mempengaruhi pada keberhasilan memastikan ruang cukup untuk mengakomodasi pohon eksisting dan pertumbuhan pohon dari transplantasi. Pohon yang memiliki kesehatan, kedepannya. Serta tersedia waktu yang cukup untuk persiapan transplantasi. bentuk dan struktur pohon yang tidak baik sebaiknya 4. Jika menghadapi situasi, pohon eksisting tidak dipertimbangkan untuk tidak dipindahkan. Menggali dapat dipertahankan, prioritas harus diberikan untuk mentransplantasikan pohon yang terkena pohon untuk transplantasi dapat menghilangkan dampak, ke lokasi permanen lain dalam lokasi proyek untuk meminimalisir kehilangan hijauan 90% akar-akar kecil yang berfungsi untuk absorbsi air pada lokasi proyek. Jika tidak bisa diterapkan maka transplantasi pohon ke lokasi sesuai diluar lokasi dan nutrisi dari dalam tanah sehingga pohon akan 3 Ukuran Pohon proyek diperbolehkan. Lokasi pemindahaan pohon mengalami stress atau shock. Pohon yang ditranplantasi di luar lokasi proyek sebaiknya berada dekat dengan harus dapat bertahan dengan kondisi tersebut, jika Secara umum tingkat keberhasilan memindahkan/ lokasi proyek dan mempertimbangkan kemudahan pohon dalam keadaan sakit maka kemampuan bertahan mentransplantasi pohon berukuran kecil akan lebih dalam memindahkan pohon. dan pemulihannya akan sangat rendah. tinggi dibanding memindahkan pohon berukuran besar 5. Dalam pelaksanaannya, jangka waktu untuk 2 Ukuran bola akar dan dari jenis yang sama. Persyaratan bahan dan biaya transplantasi pohon maksimum 12 bulan mencakup kualitas sistem akar pemindahan/transplantasi akan semakin meningkat kegiatan survei, konsultasi, identifikasi kesesuaian sebanding dengan ukuran pohonnya. lokasi dan proses persetujuan. Selain itu disiapkan juga proposal usulan transplantasi pohon. Pohon yang besar membutuhkan 4 Jenis spesies dan status perlindungan/ bola akar yang lebih besar untuk konservasi pohon memastikan lebih banyak akar yang Jenis spesies invasif (dapat berkembang dengan cepat) ikut ditransplantasi sehingga dapat menunjang sebaiknya tidak ditransplantasi, tanaman yang memiliki pertumbuhan, penguatan pasca transplantasi dan nilai konservasi tinggi sangat direkomendasikan untuk menjaga stabilitas kondisi pohon. Transplantasi tidak ditransplantasi, jika tidak mampu dikonservasi atau direkomendasikan untuk situasi dimana ukuran bola akar dipertahankan pada tapak eksisting. tidak mampu mencapai ukuran yang dibutuhkan oleh pohon besar. Keseimbangan antara ukuran bola akar, Hlm. 4 - 10 biaya dan aspek teknis harus dipertimbangkan.

4.2 PANDUAN PERAWATAN TANAMAN Proses Persiapan Bola Akar 7 Perawatan 9 Kendala lokasi tapak Sumber : https://www.princelandscape.com/wp-content/uploads/2016/03/ (diakses 14 Februari 2019) Pohon-pohon yang akan dipindahkan pada Lokasi tapak eksisting dan lokasi pemindahan lokasi pemindahan memiliki kebutuhan pohon mungkin memiliki kendala yang 5 Ketersediaan dan perawatan yang berbeda-beda, selama akan mengganggu proses pemindahan. Kesesuaian Lokasi proses perencanaan pemindahan pohon, penting untuk Contoh kendala lokasi tapak: Lokasi tapak Pemindahan Pohon mengidentifikasi dan membuat kesepakatan untuk perawatan berada di bawah flyover, dekat dengan lereng, terlalu dekat jangka panjang dari pohon yang dipindahkan. dengan struktur bangunan, berada pada jalur kendaraan Sebelum melakukan transplantasi, atau pedestrian akan memberikan kendala dalam proses perlu dipastikan lokasi pemindahan 8 Akses dan transportasi pemindahan atau transplantasi pohon. pohon baik didalam lokasi atau pun diluar lokasi proyek. dloakrai sloi pkaesmi ienkdsaishtainng ke Jika lokasi pemindahan pohon hanya bisa digunakan 10 Efektivitas Biaya setelah periode/jangka waktu tertentu (belum siap) Seluruh faktor termasuk akses dari lokasi maka sebelum dipindahkan pohon transplantasi harus eksisting ke lokasi pemindahan, ruang Pertimbangan dalam waktu, tenaga dan dirawat pada nurseri/ lokasi transit sementara. untuk manuver, dan transportasi ke lokasi biaya harus dipertimbangkan dalam proses pemindahan dan kendala tapak lainnya harus dipertimbangkan. pemindahan/transplantasi pohon, pohon 6 Waktu Persiapan Mesin pemindah yang lebih besar mungkin diperlukan. yang dipindahkan akan menghadapi kesulitan untuk tumbuh, Aksesibilitas dari tapak harus mempertimbangkan pergerakan, menjadi penting untuk mempertimbangkan kontribusi dari Waktu yang memadai harus disediakan manuver dan lokasi mesin serta peralatan transplantasi pohon. pohon setelah transplantasi apakah sebanding dengan biaya untuk persiapan tranplantasi/pemindahan Tidak direkomendasikan memangkas pohon yang akan pemindahan yang telah dilakukan. yang mencakup waktu penggalian dipindahkan agar cukup pada alat transportasi atau mesin pemindahan. Hlm. 4 - 11

Pohon yang Tidak Boleh Pelaksanaan Pemindahan/Transplantasi Pohon 4.2 PANDUAN PERAWATAN TANAMAN Ditransplantasi Sulit dipindahkan Pohon Sakit 1 Peralatan dan Perlengkapan Ukuran bola akar berbeda-beda tergantung pada • Seluruh peralatan dan perlengkapan harus sesuai jenis spesies, habitat, lokasi dan pengaruh lingkungan. Sangat Spesies dengan standar pelaksanaan dan dipersiapkan Umumnya diamater dari bola akar lebih dari 1 m dibawah Besar Pohon Tidak sebelumnya. Alat gali dan pemangkas harus tajam permukaan tanah. Dalam pelaksanaannya membentuk Mudah mati Diinginkan dan bersih. Peralatan menggali harus dioperasikan bola akar kedalam bentuk umum atau bentuk yang Pohon Tua sesuai dengan yang direkomendasikan oleh pabrik direkomendasikan untuk pemindahan membutuhkan untuk meminimumkan kerusakan akar. rekomendasi dari ahli tanaman. Pemindahan/transplantasi pohon tinggi merupakan • Kabel pengangkat, rantai, tali pengikat, dan atau proyek teknik yang membutuhkan biaya tinggi, dan sling harus diperiksa sesuai dengan instruksi dan 8:1 / 10:1 evaluasi terhadap nilai fungsi, budaya dan lingkungan spesifikasi pabrik. perlu dilakukan untuk menentukan apakah pohon harus Diameter Bola Akar : Diameter Batang Pohon ditransplantasi/dipindahkan. Pohon dengan kriteria 2 Waktu Untuk Transplantasi/ berdasarkan standar internasional (kecuali untuk palem yang memiliki dibawah ini seharusnya tidak dipindahkan: Pemindahan Pohon spesifikasi bola akar lebih kecil) • Memiliki tingkat kesulitan pemindahan tinggi Pada area tropis seperti di Indonesia pada musim • Memiliki bentuk yang tidak dapat diperbaiki kering atau kemarau bukan merupakan waktu tepat 4 Tahap Penggalian Bola Akar untuk transplantasi karena pada musim kering setelah transplantasi (contoh: memotong laju evapotranspirasi tinggi sehingga pohon yang Setelah persiapan bola akar selesai, tahap selanjutnya atau memangkas akar besar pohon agar bisa dipindahkan akan mudah mengarami stres selama adalah tahap penggalian bola akar. Terdapat empat ditransplantasi) pemindahan. Waktu tepat adalah saat musim hujan atau tahap dalam penggalian: • Tingkat ketahanan hidup rendah setelah peralihan. transplantasi • Tahap 1 : Menggali lubang/parit disekeliling • Berukuran sangat besar (kecuali saat tahap uji 3 Persiapan Bola Akar kelayakan, pohon dianggap layak di transplantasi, pohon dibagian yang sudah ditandai, menggali mampu secara finansial dan teknis) Pemangkasan akar terkadang dibutuhkan saat lubang pada dua segmen yang berseberangan. • Pohon yang sudah tidak memiliki tanda/ transplantasi pohon. Tersedia waktu yang cukup kemampuan untuk tumbuh atau pohon sudah tua dari persiapan hingga proses pemindahan, untuk • Tahap 2 : setelah penggalian pertama, dalam • Pohon yang dalam kondisi sakit, dan memiliki memberikan waktu akar baru tumbuh agar mampu bentuk serta struktur dalam kondisi tidak baik menopang. Sistem perakaran pohon berkayu dan pohon periode kurang dari 1 bulan, gali kembali lubang • Jenis spesies yang tidak diinginkan di alam bebas umumnya menyebar. Pemindahan pohon pada dua segmen yang berseberangan di sisi jenis ini akan meninggalkan banyak akar di dalam tanah, lainnya. kemungkinan untuk tidak dapat pulih kembali dan mati cukup besar. • Tahap 3 : setelah penggalian kedua, dalam periode kurang dari 1 bulan, gali kembali lubang pada dua segmen yang berseberangan di sisi lainnya. • Tahap 4 : setelah penggalian ketiga, terbentuk lubang/parit keliling. Selanjutnya siapkan bola akar dan potong bagian bawahnya. Hlm. 4 - 12

4.2 PANDUAN PERAWATAN TANAMAN 5 Memindahkan pohon Proses Persiapan dan Penggalian Pohon • Bola akar harus dibungkus karung goni dengan Tahap 3 Tahap 2 Tahap 1 Tahap 3 benar. Pemindahan/pengangkatan pohon Sumber :The Government of The Hongkong Special Administrative Region (2014) Guidelines Tahap 1 Tahap 2 dilakukan dengan perlindungan berlapis pada on Tree Transplanting Greening, Landscape, and Tree Management Section Development akar pohon. Pohon diangkat pada bagian bola Bureau, Hongkong Catatan : lebar parit akan bervariasi pada jenis pohon akarnya (yang sudah terbungkus karung goni), yang berbeda, lubang/parit yang sudah digali harus pohon tidak boleh diangkat pada bagian batang Proses Pembungkusan Bola Akar dengan Karung Goni ditimbun kembali dengan campuran tanah yang karena dapat menyebabkan luka atau kerusakan mendorong pertumbuhan kar serabut. batang. Sumber :The Government of The Hongkong Special Administrative Region (2014) Guidelines • Sling pada sekitar batang dan percabangan on Tree Transplanting Greening, Landscape, and Tree Management Section Development Pemangkasan saat pembentukan bola akar harus pohon tidak boleh digunakan karena dapat Bureau, Hongkong hati-hati dan bersih agar akar tidak rusak. Akar yang menyebabkan kerusakan batang dan dipangkas dengan bersih dan benar dapat membentuk percabangan. Percabangan harus diikat secara Perlindungan Bola Akar Saat Pemindahan perakaran baru, sehingga pohon dapat pulih dengan longgar agar tidak menyebabkan luka atau patah, lebih cepat. selain itu untuk menghindari kerusakan batang Sumber :The Government of The Hongkong Special Administrative Region (2014) Guidelines atau cabang pohon dapat dilapisi oleh karung on Tree Transplanting Greening, Landscape, and Tree Management Section Development goni. Bureau, Hongkong 6 Pemindahan dengan menggunakan wadah Pohon yang dipindahkan dengan menggunakan wadah lebih tahan terhadap kerusakan selama proses transportasi menuju lokasi baru. Metode ini direkomendasikan karena bola akar terlindungi dan meningkatkan prose pertumbuhan pohon yang lebih baik setelah transplantasi. Hlm. 4 - 13

7 Perlindungan Selama 9 Penanaman 4.2 PANDUAN PERAWATAN TANAMAN Proses Transportasi Proses Pengangkatan Pohon • Dalam penanaman pohon sebaiknya pohon Dalam proses pengangkutan atau transportasi diletakan pada orientasi yang sama dengan lokasi Sumber :The Government of The Hongkong Special Administrative Region (2014) Guidelines perlindungan akar dan mahkota pohon dengan asalnya on Tree Transplanting Greening, Landscape, and Tree Management Section Development menggunakan karung goni dapat mengurangi resiko Bureau, Hongkong kekeringan dan kerusakan. Oleh karena itu pelapisan • Semua bahan pendukung bola akar (karung goni pelindung harus dilakukan dengan hati-hati dan benar. dll) harus dilepaskan dan dikeluarkan dari lubang Transportasi Pohon ke Lokasi Baru tanam sebelum lubang tanam ditimbun kembali, 8 Persiapan di Lokasi Baru selain itu pelindung batang dan percabangan Sumber :The Government of The Hongkong Special Administrative Region (2014) Guidelines • Selama persiapan lubang tanam baru, lapisan juga harus dilepaskan, jika ada cabang pohon on Tree Transplanting Greening, Landscape, and Tree Management Section Development tanah yang digali harus digunakan kembali yang rusak dalam perjalanan maka cabang pohon Bureau, Hongkong sebanyak mungkin untuk menghindari perbedaan tersebut dapat dipangkas hingga ke cabang kondisi tanah terdekat. • Lebar dan kedalaman lubang tanaman ditentukan oleh kedalaman dan ukuran bola akar serta • Saat penanaman bagian atas bola akar tidak karakteristik fisik dari lokasi. boleh dibawah atau pada level yang sama • Menurut Watson dan Himelick (1997) Lebar Lubang dengan tanah disekitarnya. Bagian atas bola akar tanam yag dibuat harus dibuat satu setengah kali harus berada lebih tinggi sedikit dari level tanah sampai tiga kali lebih besar dari lebar bola akar disekitarnya. Timbunan tanah pengisi lubang agar dapat berfungsi optimal. tanam tidak harus dipadatkan karena dapat • Secara umum, kedalaman lubang tanaman menghambat pertumbuhan akar pohon yang tidak boleh melebihi kedalaman bola akar dan baru ditransplantasi. sisi lubang tanam harus digemburkan. Secara umum lebar lubang tanam mengikuti standar • Timbunan tanah disekitar pangkal bola akar harus internasional minimal 1,5 kali dimeter bola akar. dipadatkan untuk memberi kestabilan pohon. Diamater Lubang Tanam di Buat • Air harus ditambahkan pada bola akar 3 kali lebih besar dari diameter bola akar • Pohon harus diamankan pada posisinya dengan menggunakan penyangga (stakes) atau dengan anchor bawah tanah yang sesuai. • Segera setelah penanaman, pembentukan permukaan tanah yang sudah ditimbun menjadi bentuk cekungan untuk memungkinkan air hujan atau air irigasi ditahan dan perlahan-lahan meresap kedalam tanah dan bola akar. Hlm. 4 - 14

4.2 PANDUAN PERAWATAN TANAMAN 10 Pohon di nurseri atau tempat 11 Perawatan Pohon Pasca 12 Mulsa dan Penyiraman transit sementara Transplantasi • Mulsa dapat digunakan untuk mempertahankan • Dalam beberapa kondisi, pohon harus • Semua pohon transplantasi yang baru ditanam kelembaban tanah, mengendalikan gulma dan dipindahkan sementara ke nurseri atau tempat akan mengalami tekanan sampai sistem akar, sebagai bahan organik untuk tanah. Mulsa transit sementara sebelum dipindahkan ke lokasi tujuan utama dari persiapan lokasi pemindahan sebaiknya tidak di taruh terlalu dekat dengan pemindahan adalah menyediakan jumlah tanah timbunan yang batang pohon atau akar. cukup untuk mendorong perkembangan akar • Pohon yang sementara disimpan di nurseri atau dengan cepat dan menyebar keluar dari lubang • Penyiraman yang cukup dan tepat penting untuk lokasi sementara pada umumnya tidak memiliki tanam. pertumbuhan pohon. Penyiraman dilakukan untuk sistem perakaran yang kuat, oleh karena itu, elemen meminimumkan kerentanan terhadap stres setelah penunjang yang tepat harus dipertimbangkan • Jika pohon ditransplantasi ke dalam suatu proyek transplantasi dan menjaga keberlangsungan agar pohon tersebut dapat segera dipindahkan konstruksi maka pohon transplantasi harus hidup pohon. ke lokasi pemindahan. dilindungi dengan pagar yang kuat 13 Penyangga diatas dan dibawah • Penyebab stres utama yang sering terjadi • Semua pohon yang baru ditransplantasikan tanah pada pohon yang ditransplantasi adalah harus mendapatkan perawatan yang tepat agar kekeringan. Perlu diketahui bahwa bola akar dapat membantu pemulihan pohon dari shock Ajiran atau bambu penyangga atau anchor bawah tanah dapat pohon transplantasi tidak mampu menampung transplantasi. Sangat penting untuk memastikan membantu mempertahankan pohon sampai kekuatan akar air sebanyak yang dibutuhkan, oleh karena itu pohon yang ditransplantasi stabil sebelum sistem kembali. Stakes atau bambu penyangga harus dihilangkan, penting untuk semua pohon yang sementara akarnya pulih sepenuhnya. diganti atau ditambah tergantung dari efektivitas dan untuk disimpan di lokasi transit harus memiliki rencana mencegah terjadinya kerusakan. Penggunaan penyangga yang perawatan harian • Tindakan transplantasi atau pemindahan pohon terlalu lama juga dapat merugikan pohon dan membahayakan. akan sia-sia jika pohon tidak diberikan perawatan • Pohon transplantasi biasanya tidak boleh disimpan yang tepat setelah penanaman dan pemindahan. di tempat transit lebih dari dua musim tanam. • Pertumbuhan pohon transplantasi yang melambat dapat terlihat selama periode awal transplantasi. Hlm. 4 - 15

Tanaman Asli / Native Plants mengalir menuju sungai, danau dan muara. Hal 7 Alasan menggunakan Tanaman Asli/ 4.2 PANDUAN PERAWATAN TANAMAN ini meningkatkan kualitas dari air dan kehidupan Native Plants 2 Apa itu Tanaman Asli/Native Plants? makhluk hidup yang berada pada badan air. 4. Mudah digunakan : Tanaman Asli dapat tumbuh 1. Untuk Sense of Place : tanaman asli dapat Tanaman dipertimbangkan sebagai tanaman asli, pada kondisi lokal dan ukuran pertumbuhannya menciptakan interaksi dan keterhubungan dengan lokal atau endemik jika berasal dan tumbuh secara dapat diprediksi, tanaman asli tidak membutuhkan alam (sense of place), karena berasal dari wilayah alami pada suatu wilayah. Banyak tanaman liar yang penyiraman intensif (kecuali saat penanaman), tersebut atau wilayah disekitarnya. dianggap sebagai tanaman asli. Kebanyakan tanaman pestisida kimia dan pupuk, serta pemangkasan asli suatu wilayah dapat ditanam pada wilayah tersebut yang intensif 2. Untuk Keindahan : tanaman asli memiliki keindahan atau wilayah didekatnya. Jika memungkinkan maka dalam 5. Kesehatan Publik (menurunkan resiko kanker) : masing-masing dengan tekstur, bentuk, dan warna. suatu perancangan lanskap sebaiknya menggunakan Tanaman asli tidak membutuhkan penggunaan Selain itu keindahan ini dapat menarik perhatian tanaman lokal yang berasal tidak jauh dari lokasi tapak pestisida dan pupuk kimia yang bersifat karsinogen burung, kupu-kupu dan satwa lainnya. perancangan berada, hal ini untuk memastikan bahwa terhadap tubuh manusia sehingga resiko kanker tanaman yang ditanam dapat beradaptasi dengan baik dapat diminimalisir. 3. Untuk Stormwater Management/Konservasi Air: dengan kondisi lingkungan lokal. 6. Menghemat biaya : biaya dalam merawat tanaman vegetated swales, bioretention swales, bioretention asli lebih rendah dibanding dengan merawat Manfaat dari Penggunaan Tanaman Asli/ tanaman introduksi, karena tanaman asli mampu basins/rain garden serta elemen konservasi air Native Plants 1: bertahan hidup sendiri. Selain menghemat biaya lainnya, umumnya tanaman yang direkomendasi tanaman asli juga menghemat waktu (karena tidak untuk elemen konservasi air adalah tanaman asli 1. Mereduksi menggunaan pestisida : Tanaman asli membutuhkan waktu perawatan yg intensif ) untuk meminimumkan perawatan tanaman merupakan tanaman yang dapat beradaptasi 7. Meningkatkan keanekaragaman hayati suatu area 4. Untuk Edukasi : Suatu area yang ditanam dengan dengan kondisi local, sehingga resisten terhadap : Tanaman asli dapat menarik burung, kupu-kupu tanaman asli memberikan peluang untuk belajar hama-penyakit dan satwa lain, selain itu tanaman asli juga menjadi mengenai pola musim tanaman, kehidupan liar dan habitat bagi satwa-satwa tersebut daur hidup tanaman. Hal ini mendukung kegiatan 2. Meningkatkan Kualitas Udara : Penataan tanaman 8. Berkontribusi terhadap ekosistem lokal : Hilangnya kelas dan seni outdoor. asli dapat membantu meningkatkan kualitas udara habitat sebagai hasil dari meningkatnya urbanisasi 5. Untuk Mengendalikan Erosi : Tanaman asli umumnya tingkat local, regional dan global. Dalam skala lokal, kota dapat berdampak pada keberadaan ekosistem memiliki akar yang dalam dan kuat sehingga kabut dan polusi udara dapat direduksi. Tanaman asli dan mereduksi keanekaragaman dari tanaman asli pada permukaan atau tebing curam efektif untuk membantu mereduksi jumlah CO2 diudara dengan dan kehidupan liar pada suatu area alami. Oleh mengendalikan erosi mengambil CO2 dari udara dan menyimpan karbon karena itu, dengan menggunakan tanaman asli 6. Untuk Habitat Kehidupan Liar : Tanaman asli kedalam bagian tubuh tanaman, akar dan tanah. dapat membantu mempertahankan ekosistem dengan keanekaragaman strata tanaman dapat lokal. menyediakan makan dan tempat berlindung untuk 3. Meningkatkan kualitas air: Tanaman asli lebih kehidupan liar. resisten terhadap hama-penyakit sehingga dapat 7. Untuk Minimum Perawatan : Tanaman asli mengurangi penggunaan pestisida dan pupuk, membutuhkan perawatan yang lebih sedikit sehingga polutan dari pestisida dan pupuk tidak Hlm. 4 - 16

4.2 PANDUAN PERAWATAN TANAMAN dibanding tanaman lain, tanaman asli membutuhkan Perawatan dan Proses Aklimatisasi Tanaman penyiraman saat penanaman dan kekeringan, selain itu tidak membutuhkan pupuk dan pestisida. Apa itu proses aklimatisasi tanaman? Karakteristik dari tanaman asli yang dapat Aklimatisasi merupakan proses penyesuaian tanaman 3. Saat memindahkan tanaman polybag dipindahkan meminimumkan perawatan : dengan kondisi cuaca di lokasi penanaman. Aklimatisasi dan dibawa dengan hati-hati. Sebaiknya bagian dilakukan dengan tujuan untuk mempersiapkan dan yang dipegang saat pemindahan polybag tanaman • Tanaman yang telah hidup selama beberapa melatih tanaman agar dapat beradaptasi dengan kondisi adalah sisi samping/keliling polybagnya. dekade cuaca di lokasi penanaman. Pada proses aklimatisasi tanaman, kegiatan perawatan tanaman juga dilakukan 4. Ratakan area terbuka yang akan dipakai untuk • Tanaman yang menarik sepanjang tahun agar mendapatkan tanaman berkualitas dan siap tanam menata jalur perawatan dengan menggunakan • Tanaman yang mentoleransi berbagai kondisi di lokasi penanaman. Proses aklimatisasi ini khususnya cangkul atau alat lainnya. untuk tanaman jenis semak dan tanaman penutup tanah. cahaya matahari dan kelembaban 5. Pindahkan tanaman menuju area terbuka yang • Kecil dan padat : tanaman yang dapat mengisi Secara umum, proses aklimatisasi meliputi sudah disiapkan. dua kegiatan utama yaitu: ruang pada ruang yang diberikan 6. Dengan menggunakan tali,buat jalur penataan • Tanaman yang dapat tumbuh dengan padat dan 1. Pengurangan naungan secara bertahap hingga polybag tanaman dengan sistem jalur atau tanaman mampu bertahan pada kondisi cuaca memanjang, untuk memudahkan dalam perawatan. menghilangkan gulma terbuka atau di lokasi penanaman • Tanaman yang tidak menyebar dengan biji 7. Jika tanaman sudah berada di area terbuka dengan 2. Pengurangan intensitas penyiraman hingga dilindungi paranet/jaring pelindung/naungan maka Sumber : tanaman mampu bertahan aklimatisasi dapat dilakukan dengan menggeser 1 Benefits of using native plants U.S.EPA http://www.epa.gov/greenacres/ sarlonet secara bertahap. index.html Native Plants Society of Texas – Houston Chapter; www. Langkah-langkah kegiatan: toronto.ca/greentoronto/greengroups.htm 8. Tanaman yang baru dipindahkan dari nursery 2 Chapter Four : Landscaping with Native Plants, SHAW Nature Reserve 1. Proses aklimatisasi dapat dilakukan ketika tanaman (sumber) umumnya akan layu sementara karena MHlimss.o4ur-i 1B7otanical Garden dipindahkan dari nurseri (sumber) ke nurseri perbedaan kondisi cuaca. Siram segera dengan air sementara atau tempat yang sudah disediakan di secukupnya, tanaman dapat segera beradaptasi lokasi penanaman. dengan lingkungan baru. Jika hujan sudah sering turun maka sebaiknya kurangi penyiraman. 2. Proses aklimatisasi dapat dilakukan dengan mengurangi intensitas naungan secara bertahap Tanaman dalam proses aklimatisasi ditutupi paranet sementara yaitu pengurangan naungan sebesar 40-60% setiap waktu 1 atau 2 minggu sampai akhirnya tanaman dapat dilepas ditempat terbuka 100% untuk menyiapkan Sumber : http://paranet123.blogspot.com (diakses pada tanggal 25 Februari 2019) ketahanan tanaman dan adaptasi tanaman menjelang penanaman.

Perawatan Rooftop Greenery masa depan dan masalah pada atap (tanaman 7. Pengecekan kestabilan tanaman tinggi pada atap 4.2 PANDUAN PERAWATAN TANAMAN jatuh, resiko kebakaran, tanaman yang tumbuh (lebih banyak diaplikasikan pada roof gardens) Green Roof berlebihan, perkembangbiakan nyamuk, genangan air dll). 8. Membuang sampah dan sedimentasi Green Roof ekstensif tidak dirancang untuk kegiatan • Keamanan dari pekerja pada tapak dan orang 9. Mengganti Tanaman rekreasi aktif. Sebagian besar taman atap dibangun untuk disekitar lokasi tapak ketika bekerja diatap atau 10. Memastikan penggunaan yang aman pada setiap memperoleh manfaat estetis dan ekologis. Tanaman disepanjang tepian atap. Menjadi penting selama yang dipilih biasanya mudah dirawat dan dapat tumbuh perancangan, pertimbangan dan persyaratan komponen rooftop greenery (termasuk didalamnya dengan sendirinya. perawatan dibuat untuk perancangan tanaman peralatan dan elemen lainnya yang mudah disepanjang tepian atap. Hal ini tidak hanya berkarat, berbaut dan terkena vandalisme) seperti Rooftop Garden menjaga efektifitas perawatan tanaman, dan furnitur pencahayaan, playground, tempat sampah, memastikan keamanan dari pekerja. Persyaratan signage, paving dll. Green roof intensif atau roof gardens dibangun agar keamanan seperti akses aman menuju lokasi dapat diakses. Umumnya roof gardens digunakan untuk tapak pekerjaan, prosedur pekerjaan yang Irigasi rekreasi dan kegiatan sosial lainnya, menggunakan layak, perlengkapan pelindung yang layak harus tanaman intensif dan membutuhkan perawatan yang disediakan. Persyaratan Kinerja tinggi. Pemilihan tanaman mulai dari rumput ornamental, semak, hingga pohon. Karena roof garden dirancang Perawatan Rooftop Greenery • Sistem irigasi yang terpasang harus memenuhi untuk digunakan, perawatan yang dibutuhkan. Secara Umum persyaratan sebagai berikut: Persyaratan Kinerja Perawatan roof gardens saat ini lebih banyak • Mendukung kinerja jangka panjang dari green permintaaan/kebutuhan, sering dilakukan dan lebih teliti roof dan atau roof garden Secara umum perawatan dari rooftop greenery harus dibandingkan dengan green roofs. Aktivitas perawatan mecapai kinerja dibawah ini: yang umumnya dilakukan pada roof gardens dan green • Menggunakan air seefisien mungkin melalui roofs yaitu: jadwal irigasi dan pemantauan penggunaan air • Perawatan secara umum dilakukan untuk menjaga 1. Irigasi dan mempertahankan keberlanjutan kualitas serta 2. Pemupukan • Tidak membandingkan penggunaan atau nilai kinerja dari rooftop greenery yang terpasang 3. Pemangkasan estetika dari green roof dan atau roof garden 4. Pemberian Lapisan Mulsa • Perawatan memastikan kinerja dari atap tidak 5. Pengecekan drainase dan lapisan-lapisan media Konservasi air harus dipertimbangkan: terganggu oleh pertumbuhan tanaman pada area atap. Hijauan pada atap dirawat untuk menjaga, tanam rooftop greenery • irigasi air pada pagi hari atau malam hari sekitar memitigasi dan atau mengembalikan kinerja dari 6. Pengendalian jamur dan hama jam 04.00-07.00 pagi dan 18.00-21.00 malam. atap. • Memasang meteran atau kontrol penggunaan air • Perawatan juga untuk mengidentifikasi dan untuk mengawasi penggunaan air memperbaiki kemungkinan kesalahan fungsi di Hlm. 4 - 18

4.2 PANDUAN PERAWATAN TANAMAN Pemilihan sistem irigasi pada rooftop Jumlah dan jenis pupuk yang digunakan Jenis pupuk - terdapat dua jenis pupuk: greenery dipengaruhi oleh beberapa faktor dipengaruhi beberapa faktor : yaitu: 1. Pupuk organik : merupakan pupuk yang dibuat • Kandungan Nutrisi yang terdapat didalam media menggunakan bahan-bahan alami seperti kotoran • Kebutuhan air dari jenis spesies yang digunakan tanam hewan dan lain-lain • Kapasitas tampungan air dari sistem irigasi • Pola curah hujan • Tujuan dari penghijauan : green roofs dan roof 2. Pupuk anorganik : merupakan pupuk yang dibuat • metode irigasi terbagi menjadi dua yaitu irigasi gardens dirancang untuk memenuhi tujuan dan meggunakan bahan anorganik diantaranya sodium fungsi yang berbeda. Rooftop greenery pada nitrat, fosfat. Batu gamping/limestone biasanya manual dan irigasi otomatis umumnya dirancang sebagai : digunakan untuk meningkatkan PH dan Kalsium. Pupuk anorganik dikenal juga sebagai pupuk kimia Pemupukan • Taman Ornamental dan estetik untuk roof atau pupuk sintetis yang terdiri dari tiga komponen gardens, pada umumnya lanskap dirancang untuk nutrisi utama yang dibutuhkan tanaman: Nitrogen • Pupuk merupakan komponen kimia yang menyediakan visual dan spasial dari pengguna. (N), Fosfor (P), dan Kalium (K) dan nutrisi pelengkap diaplikasikan pada tanaman untuk meningkatkan Penggunaan dari pupuk juga lebih tinggi jika lainnya. kesehatan dan pertumbuhan tanaman. Beberapa dibanding aplikasi dari pupuk ada yang diaplikasikan Bentuk pupuk dan penerapan : pada media tanam atau beberapa ada yang • Memaksimumkan Hijauan yang Ekologis untuk diaplikasikan langsung pada daun green roofs, lanskap biasanya dirancang untuk • Pupuk Solid (pupuk dalam bentuk solid pupuk memundahkan tanaman untuk tumbuh secara umumnya dalam bentuk bubuk atau pelet), • Pupuk pada umumnya terdiri dari tiga komponen alami tanpa intervensi manusia. Penggunaan umumya pupuk dalam bentuk solid diterapkan nutrisi utama yang dibutuhkan tanaman: Nitrogen pupuk lebih rendah dibandingkan roof gardens. langsung pada media tanam (tanah) (N) , Fosfor (P) dan Kalium (K). Kebutuhan nutrisi sekunder tanaman seperti Kalsium (Ca), Sulfur (S) Tabel Rekomendasi Frekuensi Pemupukan Tanaman • Pupuk Cair, pupuk ini digunakan secara manual dan Magnesium (Mg) Rooftop Greenery dengan penggunaan air sebagai bagian dari irigasi melalui penggunaan nutrisi pada reservoir • Setelah penanaman tanaman pada green roof Jenis Rooftop Kategori Tanaman Frekuensi nutrisi. dan roof garden, aplikasi rutin dari pupuk sangat Greenery Pemupukan penting untuk menjaga keberlanjutan kesehatan Pohon dan Palem Tiga Bulan Sekali Selama pengguna pupuk dan perawatan tanaman tanaman. Roof Garden Semak Tiga Bulan Sekali secara periodik direkomendasikan nutrisi dengan Tiga Bulan Sekali pupuk NPK slow-release berbentuk granul atau pelet. Hlm. 4 - 19 Green Roof Tanaman Penutup Sangat penting untuk membawa sampel tanah dari Tanah Tiga Bulan Sekali lokasi penanaman setiap tahunnya ke laboratorium analisis untuk menentukan jumlah dan jenis nutrisi yang Tanaman toleran dibutuhkan. kering, tumbuh baik tanpa perawatan intensif

Dosis yang direkomendasikan secara umum Tata cara memangkas pada Poin-poin mendasar dalam memangkas pohon: 4.2 PANDUAN PERAWATAN TANAMAN sebagai berikut: Rooftop Greenery • Hindari pemangkasan yang merusak kulit Roof gardens : 10 gr nitrogen per m2 Pohon pohon dengan metode pemangkasan tiga titik : Green roofs : 7 gr nitrogen per m2 menggergaji bagian atas cabang terlebih dahulu Pohon pada Rooftop Greenery perlu dipangkas kemudian menggergaji dari bagian bawah cabang Rekomendasi Frekuensi Pemupukan Rooftop Greenery berdasarkan alasan dibawah ini: setelah itu memangkas cabang tersebut. Pemangkasan • Menghilangkan cabang atau ranting yang mati, • Tidak meninggalkan luka pada pohon, karena sakit atau patah dapat menyebabkan penyakit Pemangkasan merupakan praktik untuk menghilangkan bagian tanaman yang berpenyakit, tidak produktif dan • Pemangkasan tajuk untuk memudahkan aliran • Pangkas cabang pohon sedekat mungkin tidak diinginkan. Pemangkasan yang benar seperti angin dengan percabangan hanya tidak tepat pada pekerjaan seni, sedangkan pemangkasan yang salah percabangannya langsung. dapat menimbulkan penyakit dan pertumbuhan yang • Untuk menghilangkan cabang yang memiliki tidak diinginkan. penyakit • Untuk pemangkasan tajuk pohon, hilangkan cabang pohon yang sakit, mati, patah, ditumbuhi Tujuan dari pemangkasan : • Untuk mengendalikan tinggi dari tajuk pohon parasit, atau rentan dari tajuk pohon. Pohon tidak • Untuk mengendalikan bentuk dari tajuk pohon boleh dipangkas berlebihan. Untuk penjarangan 1. Mempertahankan dan meningkatkan kesehataan tajuk, pilih dan pangkas cabang pohon untuk serta kekuatan tanaman Tidak memangkas pohon berlebihan dengan alasan: meningkatkan cahaya dan aliran angin melewati tajuk. 2. Mengelola ukuran dan bentuk tanaman • Pemangkasan hanya jika dibutuhkan, 3. Melatih tanaman muda agar tumbuh sesuai dengan pemangkasan berlebihan dapat menyebabkan • Perlengkapan yang layak dan prosedur pohon stres dan sakit. pelaksanaan pemangkasan harus aman bentuk dan pola yang diinginkan di masa yang akan datang • Sebagai aturan, pemangkasan tajuk pohon tidak • Pemangkasan pohon yang berada dekat dengan 4. Memanipulasi produksi buah dan bunga pada boleh lebih dari 25 % bagian tajuk. tepi atau sepanjang atap perlu dilakukan untuk tanaman menghindari bagian pohon yang jatuh. 5. Meningkatkan keamanan (menghilangkan ranting Jika pohon terletak pada tepi atap , lantai dasar bangunan atau cabang yang berbahaya dan cabang yang harus di sterilisasi (tidak ada kegiatan), pekerjakan • Membutuhkan saran pemangkasan dari ahli mati) minimum 2 tenaga kerja untuk memastikan tidak ada tanaman dan membutuhkan tenaga kerja yang 6. Pemindahan tanaman yang mudah (pemangkasan pejalan kaki atau kendaraan lewat dilantai dasar. Tidak kompeten untuk melaksanakan pemangkasan. biasanya dibutuhkan sebelum pemindahan disarankan menanam pohon pada tepi atap karena tanaman) berbahaya dan tidak efektif dalam perawatan (termasuk Hlm. 4 - 20 pemangkasan).

4.2 PANDUAN PERAWATAN TANAMAN Palem • Pada saat pemangkasan tidak memangkas daun besar, pangkas beberapa cabang semak yang yang dekat dengan tunas, untuk menghindari sudah tua Palem pada pada Rooftop Greenery perlu dipangkas kerusakan pada batang palem • Jika semak tinggi 0,5-1m terlalu tinggi, maka berdasarkan alasan dibawah ini: pemangkasan sangat dibutuhkan. Pangkas setiap • Jika palem jenis palem raja (Rosystonea regia) jika cabang semak dengan panjang yang berbeda- • Ketika daun palem mati, atau berubah kecoklatan daun palem hampir mati dan akan jatuh, daun beda. Untuk mempertahankan bentuk alami dari atau rusak palem yang jatuh dapat menyebabkan kerusakan semak. dan berbahaya. Oleh karena itu daun yang hampir • Untuk pemangkasan semak yang berada pada • Ketika batang buah perlu dihilangkan dengan mati, berubah kecoklatan atau rusak sebaiknya tepian atap, pemangkasan harus sangat hati- berbagai alasan dipangkas. hati untuk menghindari jatuhnya sampah dan peralatan pemangkasan • Ketika kumpulan palem sudah tumbuh dengan • Buah yang besar seperti yang dihasilkan kelapa • Sangat disarankan pada tahap perancangan, terlalu padat dan besar (Cocos nucifera) dapat menyebabkan bahaya pertimbangan dan pelaksanaan dilakukan untuk untuk pejalan kaki dan pengguna kendaraan pertimbangan perawatan semak tepi atap. Tidak memangkas palem berlebihan dengan alasan: yang melintas dibawah palem jenis tersebut, oleh karena itu pertimbangan keamanan sebaiknya Tabel Rekomendasi Frekuensi Pemangkasan Tanaman • menghilangkan terlalu banyak daun palem dipertimbangkan: Rooftop Greenery dapat menyebabkan palem lemah atau sakit, hal tersebut akibat dari fotosintesis palem berkurang • Palem dengan buah besar sebaiknya diletakan Jenis Rooftop Kategori Tanaman Frekuensi jauh dari manusia atau lalu lintas kendaraan Greenery Pohon dan Palem Pemangkasan • Daun palem yang sudah dewasa membutuhkan Roof Garden Tiga s.d Enam beberapa tahun untuk dapat tumbuh, daun • Jenis palem yang memiliki batang berbuah Bulan Sekali tersebut melindungi daun palem muda yang seperti Palem Manila (Veitchia merrillii) dan palem Green Roof Semak Satu Bulan Sekali sedang tumbuh. lainnya dapat dimanfaatkan karena yang memilki Satu Minggu Sekali karakteristik ornamental Tanaman Penutup Tata Cara Memangkas Palem: Tanah Tiga Bulan Sekali Pada pemangkasan palem di atap sebaiknya melibatkan • Hanya memangkas daun yang hampir mati, tenaga kerja yang ahli dalam pemangkasan Tanaman toleran berubah kecoklatan, atau rusak kering, tumbuh Semak dengan baik tanpa • Palem menumbuhkan beberapa daun baru setiap perawatan intensif tahunnya. Jangan memangkas daun palem lebih Tata Cara Memangkas Semak: dari sekali setiap tahunnya. Keterangan : Seluruh pemangkasan tergantung pada spesies • Pangkas semua cabang semak yang mati, sakit dan tingkat pertumbuhan • Daun palem tidak dipangkas dekat dengan dan luka percabangannya, untuk menghindari palem terluka • Jika semak tumbuh dengan terlalu padat atau Hlm. 4 - 21

Pemberian Mulsa Tata Cara Pemberian Mulsa Pengecekan Drainase dan Lapisan 4.2 PANDUAN PERAWATAN TANAMAN Media Tanam Rooftop Greenery Mulsa merupakan material organik atau anorganik Pohon penggembur tanah yang dapat ditaruh di atas Pengecekan Lapisan Media Tanam permukaan tanah sebagai penutup tanah. Mulsa • Hilangkan tanaman yang berada dibawah Rooftop Greenery digunakan untuk mempertahankan kelembaban tanah, dekat dengan batang utama pohon sebelum mempertahankan suhu tanah dan membuat area hijau memberikan mulsa Inspeksi lapisan media tanam rooftop greenery sebaiknya terlihat lebih menarik. Mulsa organik seperti kompos dilakukan minimum satu sampai dua kali setahun. dapat meningkatkan kesuburan tanah (penjelasan • Buat pembatas sekeliling batang pohon sekitar Komponen yang digunakan untuk membuat rooftop mengenai kompos dapat melihat lampiran 6.4 Lampiran 0,3-0,5 m tergantung dari ukuran pohon greenery merupakan sistem yang dapat dibuka dengan Perawatan). Mulsa harus memiliki PH antara 5,5 - 7,0). dipotong. • Taruh mulsa sesuai dengan ketebalan yang Mulsa umumnya biasa digunakan di roof garden tetapi disarankan tidak lebih dari 100mm Tabel ukuran area pemotongan lapisan tidak disarankan untuk green roof. Prosedur penerapan media tanam rooftop greenery mulsa pada roof garden sama dengan prosedur • Untuk mempertahankan keberadaan mulsa, siram penerapan mulsa di atas permukaan tanah lantai dasar. mulsa dengan air Jenis Rooftop Greenery Ukuran area pemotongan yang direkomendasikan Jenis Mulsa : • Material mulsa tidak boleh berinteraksi langsung Roof Garden: dengan batang pohon, harus ada batas 50-80 mm Kedalaman keseluruhan 350 x 350 mm dari atas • Organik : contoh dari mulsa organik diantaranya sekeliling batang pohon untuk memberi mulsa. <300mm sampai lapisan bawah potongan ranting-ranting kecil, potongan kayu Kedalaman antara 300- 500 x 500 mm dari atas hasil gergaji, hasil potongan rumput, sampah Semak 500mm sampai lapisan bawah dedaunan kering dll Kedalaman antara 500- 500 x 500 mm dari atas • Bersihkan area dibawah semak dari berbagai 800mm sampai lapisan bawah • Anorganik : contoh mulsa anorganik diantaranya gulma atau daun Kedalaman lebih dari Tidak disarankan karena isu kerikil, dll 800mm keamanan • Bentuk pembatas sekitar 100mm dengan 20mm Green Roof 250-250 mm Ketika memutuskan jenis mulsa yang akan digunakan, batas dari batang semak utama kondisi dari rooftop greenery harus dipertimbangkan, termasuk pertimbangan angin akan membawa terbang • Taruh mulsa dengan ketebalan 20-30 mm. material mulsa. Ketebalan dari mulsa pada umumnya 25-100mm tergantung dari jenis tanaman. Untuk pohon Catatan: Seluruh pohon dan semak membutuhkan mulsa tinggi ketebalan mulsa dapat setebal 100mm. segera setelah penanaman. Hlm. 4 - 22

4.2 PANDUAN PERAWATAN TANAMAN Daftar pegecekan lapisan media tanam • gutter rooftop greenery yang perlu dilakukan: • spouts • batas tepian Jenis Rooftop Lapisan Media Pengecekan yang dilakukan Fokus utama dalam pengecekan drainase adalah Greenery Tanam membersihkan sampah dan sedimentasi yang memungkinkan menghambat atau menghalangi Roof Garden Substrat Evaluasi umum perlengkapan drainase dan atau porositas lapisan Green Roof Kedalaman Pengendalian Jamur dan Hama Evaluasi umum jika terdapat • Seluruh jenis tanaman harus dilakukan pengecekan material asing secara berkala terhadap infeksi hama dan penyakit (seperti hama,dll) pada tanaman Rooftop Greenery. Lapisan Penyaring Evaluasi umum • Penggunaan herbisida, pestisida, fungsida, dan dari kapasitas produk sejenis sebaiknya dihindari agar tidak (Filter Layer) drainase terbawa aliran air permukaan dan mencemari air bawah tanah. Evaluasi jika ada Lapisan Media Tanam pada Rooftop Greenery tanda-tanda • Penggunaan pestisida hanya jika dibutuhkan, kerusakan Sumber : dimodifikasi dari https://cdn.gardenista.com/ (diakses pada tanggal 25 Februari 2019) bukan penggunaan rutin. Pengecekan Perlengkapan Drainase Pengecekan Kestabilan Tanaman Tinggi pada Atap Lapisan Drainase Evaluasi umum Pengecekan pelengkapan drainase secara rutin harus (Drainage Layer) kapasitas retensi dilakuka perawatan dengan rekomendasi seperti Sistem penunjang pelengkap (pengajiran : penggunaan dibawah ini: penopang baik berupa kayu/bambu/kawat untuk air menjaga kestabilan tanaman tinggi). Sistem ini diterapkan Evaluasi jika ada Jenis Rooftop Greenery Frekuensi saat tanaman baru ditanam, untuk memastikan kestabilan tanda-tanda Direkomendasikan tanaman atau agar tanaman tidak tumbang. kerusakan L a p i s a n Evaluasi umum Roof Garden Tiga Bulan Sekali P e l i n d u n g / kapasitas retensi P e n j a g a air Evaluasi jika ada Green Roof Setiap Bulan tanda-tanda Kelembaban kerusakan Tipe Perlengkapan drainase yang harus diperiksa (Protection Mat) pada Rooftop Greenery: Pembatas Akar Evaluasi umum kondisi dan (Root Barier) potensi penetrasi akar • ruang inspeksi • saluran air permukaan • lubang air • pipa air hujan Hlm. 4 - 23

Untuk menjaga kestabilan tanaman tinggi Pengajiran batang pohon menggunakan 4.2 PANDUAN PERAWATAN TANAMAN dapat dilakukan tiga hal yaitu: sling atau kawat • Pengajiran batang pohon menggunakan kayu • Pengajiran dengan menggunakan sling atau atau bambu (staking) kawat memungkikan untuk tightening system untuk memastikan bahwa ikatan penyangga • Pengajiran batang pohon menggunakan sling/ dapat disesuaikan dari waktu ke waktu kawat • Sling atau kawat diikat pada struktur bangunan • Penjangkaran/pengikatan akar pohon • Pengikatan Sling atau kawat dari tanaman ke Pengajiran batang pohon menggunakan struktur bangunan harus membentuk sudut kayu atau bambu (staking) minimum 60 derajat. • Pengajiran dengan menggunakan kayu atau Penjangkaran dan pengikatan akar pohon bambu berperan dalam menjaga kestabilan tanaman kayu secara berkala. Sangat penting • Rangka persegi atau segitiga dapat membantu untuk memiliki kedalaman lapisan media tanam untuk menyangga tanaman yang di jangkar yang cukup untuk roof garden, agar akar tanaman dibawah media tanam. tinggi dapat tumbuh dan bertahan. Agar tanaman dapat tumbuh tegak, pengajiran dibutuhkan untuk • Jenis metal yang digunakan untuk penjangkaran tanaman tinggi. dibawah media tanam harus anti karat atau korosi • Jika komponen berbahan metal digunakan • Setiap rangka memiliki plat mendatar untuk sebagai bagian dari pengajiran maka bahan menjaga kestabilan tanaman tersebut harus tahan karat. • Selama masa pengajiran/penggunaan penyangga, tanaman harus rutin dicek secara rutin tiga bulan atau empat bulan sekali, memastikan jika ada kerusakan atau masih dalam kondisi baik. Sumber : Center for Urban Greenery and Ecology (2012) Guidelines On General Maintanance for Rooftop Greenery. Cuge Standards CS E07:2012, Singapura. Hlm. 4 - 24

4.3 PANDUAN PERAWATAN ELEMEB AIR 4.3 PANDUAN PERAWATAN ELEMEN AIR RUANG & INFRASTUKTUR HIJAU Perawatan elemen konservasi air menekankan perawatan pada elemen konservasi air yang paling sering digunakan seperti swales (vegetated swales dan bioretention swales), constructed wetland dan taman memanen air hujan (rain garden/bioretention basins). Panduan perawatan elemen konservasi ini berfungsi sebagai referensi praktis arsitek lanskap, arsitek dan insinyur untuk merawat elemen konservasi air baik pasca konstruksi maupun untuk perawatan jangka panjang agar elemen konservasi air dapat terus berfungsi dan berkelanjutan. Hlm. 4 - 25 Constructed Wetland dan Bioswales di Kallang River, Potong Pasir, Singapura Sumber : Buku Panduan ABC Waters Singapura Edisi 2018 – Condensed Booklet on Engineering Procedures for ABS Waters Design Features dan Active Beautiful Clean Waters Design Guidelines 4th Edition

Perawatan Pasca Konstruksi 4. Pada permukaan dengan sistem lahan basah dapat Seperti sistem lainnya, pemeliharaan sangat penting 4.3 PANDUAN PERAWATAN ELEMEN AIR dikombinasikan dengan keberadaan satwa ikan dan menjadi pertimbangan saat merancang untuk 1. Pengendalian Nyamuk untuk mengendalikan larva nyamuk pemeliharaan jangka panjang. Elemen konservasi air harus dipantau, diperiksa dan dirawat secara teratur Upaya untuk mencegah, mendeteksi, mengidentifikasi 5. Melibatkan Operator Pengendali Hama untuk untuk mempertahankan fungsi dan manfaatnya. dan menghilangkan tempat nyamuk berkembang biak, mengimplementasikan progam pengendalian Inspeksi rutin dan program pemeliharaan juga serta untuk menghilangkan habitat potensial (tempat nyamuk membantu menjaga keberlanjutan elemen konservasi yang dapat menampung air atau terdapat genangan air) air. Dengan mengidentifikasi permasalahan sejak awal, memerlukan penerapan langkah-langkah pengelolaan 2. Evaluasi Keselamatan biaya pemeliharaan dapat dikurangi dan perbaikan lingkungan, yaitu: yang membutuhkan biaya yang tinggi dapat dihindari. 1. Pengawasan rutin (minimum sekali seminggu) untuk Pengembang, konsultan dan auditor keselamatan Pemeliharaan yang buruk dan tidak teratur dapat harus melakukan evaluasi pada lokasi dimana elemen menyebabkan kegagalan pada sistem pemeliharaan, menghilangkan habitat potensial nyamuk dengan konservasi air berada dan memastikan bahwa semua menyebabkan biaya tambahan, dan dampak pada (1) memastikan lokasi drainase yang tepat sebagai aktivitas terkait air berjalan dengan baik dan aman lingkungan seperti perkembangbiakan nyamuk, lokasi untuk mengumpulkan air dan menjadi lokasi berdasarkan prosedur keselamatan. Evaluasi harus penurunan kualitas air pada badan air dan banjir. genangan air; (2) Membuang sampah (puing- dilaksanakan secara berkala. puing, sedimentasi, dll) yang ada pada elemen nByioasmwuakles dengan genangan air berpeluang menjadi sarang konservasi air; (3) Membersihkan pipa bawah tanah 3. Edukasi Publik dari sampah yang menyebabkan menyumbatan Sumber : https://www.americover.com/wp-content/uploads/stormwater-management.jpg dan menghalangi aliran air menuju outlet; (4) Beberapa hal dapat diterapkan untuk mengedukasi (diakses pada tanggal 14 Februari 2019) Memangkas tanaman dengan daun yang sudah masyarakat mengenai elemen konservasi air yaitu: panjang Contoh Papan Interpretasi untuk Edukasi Publik 2. Melakukan pengawasan dan perawatan berkala • Signage untuk pipa drainase bawah tanah, untuk memastikan • Workshop atau program edukasi Sumber : http://singaporeproperties.me/images/bt_property/80/ air mengalir dan tidak menggenang didalam pipa • Media (contoh: brosur/video/website) original-1462592908-20150610_164106.jpg (diakses pada tanggal 14 Februari 2019) 3. Pengawasan berkala terhadap lamanya air limpasan meresap melalui lapisan penyaring sistem 4. Meningkatkan Kesadaran & Hlm. 4 - 26 bioretensi. Jika air tertahan atau menggenang Tanggung Jawab Individu selama lebih dari 1-2 hari, menjadi indikasi bahwa terjadi penyumbatan di dalam lapisan filter atau Setelah prosedur keselamatan diterapkan masyarakat pipa bawah tanah. Sehingga perlu dilakukan didorong agar memiliki rasa tanggung jawab dan tindakan: (1) pembilasan pipa bawah tanah melalui keperdulian terhadap elemen konservasi air saat mereka pipa pemeliharaan yang tertutup; (2) menggali memanfaatkan elemen tersebut untuk berekreasi. Dalam kembali (membuat rongga) pada permukaan tanah hal ini orangtua berperan penting untuk mendidik dan lapisan penyaring ; (3) menanam kembali tanaman memperkenalkan anak-anak mereka dengan elemen yg mati atau harus diganti pada media penyaring. konservasi air.

4.3 PANDUAN PERAWATAN ELEMEB AIR Perawatan Jangka Panjang Untuk Seluruh Elemen Konservasi Air Persyaratan Perawatan : Perawatan Untuk Seluruh Elemen 5. Membersihkan sedimentasi atau sampah yang Konservasi Air, meliputi: menghalangi titik inlet dan outlet air Perawatan elemen konservasi air tergantung pada pertumbuhan tanaman yang baik, oleh karena itu 1. Inspeksi rutin profil swale/ bioretensi untuk 6. Penyiraman atau irigasi tanaman sampai tanaman memastikan pertumbuhan tanaman baik adalah tujuan mengidentifikasi area yang memiliki peningkatan tumbuh dan berkembang dengan baik utama dari perawatan elemen konservasi air. Sebagai timbunan sedimentasi signifikan, area yang terkena pertimbangan elemen konservasi air juga memiliki fungsi erosi dari aliran air. 7. Pemangkasan tanaman jika diperlukan untuk mengalirkan air limpasan/banjir yang harus dipelihara menjaga tinggi tanaman sesuai perencanaan atau untuk memastikan pelindungan banjir untuk kawasan 2. Inspeksi rutin titik inlet (masuknya air) untuk rancangan lokal. mengidentifikasi area yang terkena timbunan atau terhalang sedimentasi 8. Membersihkan gulma atau tanaman invasif Masa intensif perawatan adalah selama 9. Membersihkan tanaman yang sudah mati dan pertumbuhan tanaman dalam jangka waktu 2 tahun 3. Membersihkan sedimentasi yang menghalangi pertama (setelah konstruksi) ketika pembersihan aliran air pada swales/bioretensi dan membersihkan menggantinya dengan tanaman yang sama baik gulma dan penggantian tanaman dibutuhkan. 2 tahun gulma pada tanaman dan jika diperlukan dari ukuran dan spesiesnya sesuai yang tertera pertama juga waktu saat sedimen dalam jumlah besar pembentukan kembali profil swales/bioretensi pada skedul tanaman dapat berdampak pada pertumbuhan vegetasi. dan menanam kembali tanaman sesuai dengan 10. Memangkas daun tanaman yang mati atau sakit spesifikasi perencanaan atau rancangan untuk menstimulasi pertumbuhan daun tanaman baru 4. Memperbaiki kerusakan dari profil akibat dari erosi 11. Membuang sampah dan sedimentasi 12. Pemantauan dan pengendalian hama-penyakit tanaman Bioswales di Kallang River, Potong Pasir, Singapura Sumber : Dimodifikasi dari Buku Panduan ABC Waters Singapura Edisi 2018 – Condensed Booklet on Engineering Procedures for ABS Waters Design Features dan Active Beautiful Clean Waters Design Guidelines 4th Edition Hlm. 4 - 27

Vegetated Swales di Kallang River, Potong Pasir, Singapura Bioretention Swales di Kallang River, Potong Pasir, Singapura Bioretention Basins di Punggol Waterway, Singapura 4.3 PANDUAN PERAWATAN ELEMEN AIR Sumber : Buku Panduan ABC Waters Singapura Edisi 2018 – Condensed Booklet on Engineering Sumber : Buku Panduan ABC Waters Singapura Edisi 2018 – Condensed Booklet on Engineering Sumber : Buku Panduan ABC Waters Singapura Edisi 2018 – Condensed Booklet on Engineering Procedures for ABS Waters Design Features dan Active Beautiful Clean Waters Design Procedures for ABS Waters Design Features dan Active Beautiful Clean Waters Design Procedures for ABS Waters Design Features dan Active Beautiful Clean Waters Design Guidelines 4th Edition Guidelines 4th Edition Guidelines 4th Edition Perawatan Vegetated Swales Perawatan Bioretention Swales Perawatan Bioretention Basins/ Rain Garden Vegetated swales memiliki fungsi untul mengalirkan aliran air Bioretention swales memiliki fungsi untuk mengalirkan aliran permukaan sehingga fungsi tersebut perlu dipertahankan air permukaan sehingga fungsi tersebut perlu dipertahankan Tanaman pada bioretention basins/rain garden memiliki untuk melindungi dari banjir. Perawatan utama yang untuk melindungi dari banjir. Perawatan utama yang peranan penting dalam mempertahankan porositas dibutuhkan adalah memastikan bahwa penampang atau dibutuhkan adalah memastikan bahwa penampang atau permukaan media penyaring dan menangkap nutrisi profil swales dipertahankan, tidak mengalami erosi atau profil bioretention swales dipertahankan, tidak mengalami dari limpasan air. Selain itu tanaman juga berperan penumpukan sedimentasi yang berlebihan, selain itu vegetasi erosi atau penumpukan sedimentasi yang berlebihan, dalam proses fitoremediasi (proses pencucian polutan yang berukuran terlalu besar dapat menghambat aliran air. sedimen dapat menyebabakan aliran air permukaan dengan menggunakan tanaman sebagai media untuk terhambatan penting dalam memelihara elemen konservasi memindahkan atau menghancurkan polutan). Tanaman Perawatan utama untuk elemen konservasi air berupa air, Inlet dan area aliran air harus dijaga untuk tetap bersih. yang sehat dan terlindungi sangat penting agar fungsi dan vegetated swales terdiri dari : kinerja biretention basins/rain garden dapat berjalan. Perawatan utama untuk elemen konservasi air • Inspeksi rutin profil swale untuk mengidentifikasi berupa bioretention swales terdiri dari : Perawatan utama untuk elemen konservasi air berupa area yang mengalami erosi dan memiliki bioretention basins/rain garden terdiri dari : peningkatan timbunan sedimentasi signifikan, • Inspeksi rutin profil swale untuk mengidentifikasi area yang mengalami erosi dan memiliki • Perawatan rutin profil swales yang menuju • Inspeksi rutin titik inlet (masuknya air) untuk peningkatan timbunan sedimentasi signifikan, bioretention basins/rain garden mengidentifikasi area yang terkena timbunan atau terhalang sedimentasi • Inspeksi rutin titik inlet (masuknya air) untuk • Inspeksi rutin titik inlet (masuknya air) untuk mengidentifikasi area yang terkena timbunan mengidentifikasi area yang terkena timbunan • Rutin membersihkan sampah dan sedimentasi atau terhalang sedimentasi atau terhalang sedimentasi • Menjaga tinggi tanaman dalam swales sesuai • Rutin membersihkan sampah dan sedimentasi • Rutin membersihkan sampah dan sedimentasi perencanaan atau rancangan • Menjaga tinggi tanaman dalam swales sesuai • Menjaga kesehatan pertumbuhan tanaman, • Menjaga kesehatan pertumbuhan tanaman perencanaan atau rancangan berperan penting dalam mempertahankan dengan penyiangan, pemangkasan dan kontrol • Menjaga kesehatan pertumbuhan tanaman, porositas dari tanah dan membantu dalam hama-penyakit tanaman menangkap nutrisi dari limpasan air dengan • membersihkan gulma pada tanaman swales dan berperan penting dalam mempertahankan penyiangan, pemangkasan dan kontrol hama- jika diperlukan pembentukan kembali swales porositas dari tanah dan membantu dalam penyakit tanaman. Direkomendasikan untuk dan menanam kembali tanaman sesuai dengan menangkap nutrisi dari limpasan air dengan menggunakan berbagai jenis tanaman untuk spesifikasi perencanaan atau rancangan penyiangan, pemangkasan dan kontrol hama- memudahkan pengendalian tanaman yang • Irigasi dibutuhkan saat kekeringan penyakit tanaman rusak akibat hama/penyakit. Hlm. 4 - 28

4.3 PANDUAN PERAWATAN ELEMEB AIR Irigasi - Manajemen Sumberdaya Air Pada Ruang dan Infrastruktur Hijau Air Sebagai Bahan Penting untuk Tanaman air yang efisien dan disimpan menjadi lebih penting, Air Limbah yang Diolah/ agar ketersediaan air pada musim kering tetap dapat Treated Wastewater Air merupakan sumberdaya fundamental untuk setiap terpenuhi. Jika tidak memanen air hujan maka kebutuhan Penggunaan air limbah untuk irigasi hijauan. Tanpa air yang memadai, keberlanjutan dan air akan terus dipenuhi dari sumber air publik, dimana memungkinkan diterapkan pada pengaplikasian air yang benar , tanaman tidak akan penggunaan air dari sumber air publik tidak efisien kawasan besar seperti kawasan kampus tumbuh bahkan bisa mati. dan mungkin tidak mendapatkan izin. Jika pemipaan dan resort. Penerapan air limbah untuk dari kelebihan air hasil pemanenan air hujan ke tangki irigasi tidak memungkinkan untuk Perkembangan Kota Berarti penyimpanan dilakukan pada sebuah bangunan, tim proyek skala kecil. Sebagai contoh Membutuhkan Lebih Banyak Air perancangan harus mengintergrasikan area tangkapan di Singapura, air limbah yang diolah air dan tangki air untuk memaksimumkan kapasitas dari (NEWater) saat ini berasal dari air Populasi kota yang terus meningkat berarti semakin pemanenan air hujan / rain water harvesting. kota untuk industri dan komersial dan banyak area terbangun, banguanan, ruang terbangun disimpan dalam tangki penyimpanan air yang membutuhkan hijau dan secara langsung Darimana sumber air irigasi berasal? pada bangunan, baik sebagai sumber membutuhkan air dalam jumlah banyak untuk irigasi. air utama maupun sebagai sumber air Banyak bangunan baru megintegrasikan ruang hijau Terdapat dua jenis sumber air untuk irigasi, yaitu: pelengkap. pada lantai yang berbeda seperti landscape terraces, green wall, dan green roof. Seluruhnya membutuhkan Air Kota Pemanenan Air Hujan/ air. Agar tanaman dapat tumbuh dengan baik, sistem Rain Water Harvesting irigasi harus dirancang, diimplementasikan, dan dirawat Tipikal air dari pipa permukiman dengan benar. dan komersial yang sesuai untuk Setiap kota pada area tropis akan menerima intensitas dihubungkan dengan sistem irigasi hujan musiman dan harian dalam jumlah berbeda. Merencanakan Sistem Irigasi yang kecil yang membutuhkan sedikit Hujan tidak konsisten secara rutin terjadi. Walaupun Berkelanjutan tekanan air agar sistem dapat bekerja. dengan kuantitas hujan kecil, pemanenan air hujan Untuk proyek skala besar, irigasi dari melalui saluran-saluran sangat mungkin dialirkan ke Dalam merencanakan penanaman, harus terdapat sumber independen seperti air kota tangki penyimpanan air sebagai bentuk investasi bijak. jumlah air yang cukup untuk irigasi. Idealnya, air tidak lebih dipilih. Air hujan yang berlebih dari tangki penyimpaan air berasal dari sumber air publik. Pada lokasi dimana dari Air Daur Ulang/Recycled Water dapat dialirkan menuju saluran/drainase. hujan lokal dengan area tangkapan air dan kapasitas dari tempat penyimpanan air yang besar, dengan menyimpan area hijau bertingkat pada bangunan Terjadinya hujan air dari air hujan seharusnya dapat mencukupi kebutuhan membutuhkan sumber air irigasi yang irigasi. Hal ini dikenal dengan pemanenan air hujan (rain signifikan. Penggunaan dari air daur Jumlah hari hujan / rain days (didefinisikan sebagai satu water harvesting). Jika curah hujan rendah, tangkapan ulang dan air hasi pemanenan air hujan hari dengan 0,2 mm atau lebih hujan) dan hari basah/ lebih dipilih dibanding air kota. wet days (didefinisikan sebagai satu hari dengan lebih Hlm. 4 - 29

dari 10, 2mm hujan) dapat dibaca dengan jumlah hari Konsumsi Air Harian : Komponen Sistem Irigasi 4.3 PANDUAN PERAWATAN ELEMEN AIR diantara hari hujan untuk menentukan hari memanen air Total Area Irigasi X Tingkat Penerapan hujan untuk memastikan efektifitas pemanenan air hujan Setiap sistem irigasi terdiri dari tiga komponen: dan tampungan. (tipikal rata-rata irigasi 5mm/hari) 1. Sumber Air : Untuk seluruh sistem irigasi, tekanan Area Tangkapan Air dan Pemulihan Air Volume Tampungan Irigasi : air dibutuhkan untuk menyalurkan air Konsumsi Irigasi Harian x Jumlah Hari Tampungan 2. Jaringan distribusi pemipaan : Jaringan distribusi Untuk menentukan kelayakan memanen air hujan, area tangkapan air (vs) total area yang diirigasi harus dihitung. Dengan menghitung volume tampungan irigasi, dapat pemipaan merupakan hal utama untuk menyalurkan Rumus sederhana untuk mengestimasi yaitu ditentukan dimensi dari tangki irigasi. air ke tanaman 3. Sistem pengawasan : Sistem irigasi baik manual Total Area Tangkapan Air > atau = Rangkuman dibawah ini merupakan panduan maupun otomatis dikendalikan oleh sistem 2 x Area Irigasi tingkat aplikasi tipikal, rasio tangkapan air dan pengendalian terpusat. ukuran tangki pemanenan air hujan di lingkungan Untuk area irigasi seluas 500 m2, maka 1000 m2 area tropis. Jenis-jenis irigasi : tangkapan air dibutuhkan untuk memastikan kecukupan air hujan untuk air irigasi. tingkat penerapan tipikal 3-5 mm per hari Beberapa jenis sistem irigasi umum pada ruang hijau dan (semak) 5-7 mm per hari infrastruktur hijau: Mengukur Kebutuhan Tangki tingkat penerapan tipikal 1. Irigasi permukaan : untuk irigasi tanaman skala (rumput) Rasio yang disampaikan pada bagian “terjadinya hujan” luas dan tanaman yang membutuhkan intensif mengartikan bahwa setiap hari basah/ wet days saat tingkat penerapan rata-rata 5mm per hari penyiraman hujan, dapat mengumpulkan air dua kali lipat jumlah 2. Irigasi bawah permukaan : Irigasi ini merupakan air (20,4 mm). Metode verifikasi ini, berdasarkan kondisi Area tangkapan air vs rasio Total area tangkapan air> irigasi akar menggunakan sistem drip/tetes dengan iklim lokal, dikombinasi dengan pendekatan langsung area irigasi atau = 2 x area irigasi saluran air langsung menuju tanah. Porositas ke ukuran tangki irigasi berdasarkan jumlah tipikal hari Total area irigasi x tingkat tanah berperan krusial untuk mensukseskan atau penyimpanan diantara tiga sampai lima hari untuk tangki Konsumsi air irigasi harian penerapan (rata-rata 5mm mengagalkan sistem. Sehingga saran dari ahli pemanenan air. Untuk mengukur tangki irigasi pemanen (m3) per hari) irigasi dan ahli tanah dibutuhkan untuk memastikan air hujan, dengan menggunakan rumus : Konsumsi air irigasi harian x metode irigasi dapat bekerja. Volume air irigasi tersimpan Jumlah hari penyimpanan 3. Irigasi dengan sprinkler: Sistem irigasi ini merupakan (m3) jenis penyiraman untuk area rumput atau area Jumlah hari penyimpanan 3-5 hari penanaman luas yang membutuhkan jangkauan tipikal untuk tangki air yang luas. Sistem irigasi sprinkler dapat secara akurat diletakan untuk mengendalikan air siraman. 4. Irigasi sprinkler untuk membersihkan daun dan menghilangkan debu: Tanaman diharapkan dapat tumbuh didalam ruangan. Tanaman yang tumbuh Hlm. 4 - 30

4.3 PANDUAN PERAWATAN ELEMEB AIR didalam ruangan umumnya permukaan daunnya Sistem Irigasi yang Terintegrasi dengan Elemen Konservasi Air dipenuhi oleh debu, serangga dan polutan. Sistem sprinkler dapat secara periodik pada malam hari Elemen konservasi air juga dapat menyediakan air sebagai sumber untuk irigasi tanaman dalam suatu tapak, air yang dapat membersihkan daun dan menghilangkan tersimpan didalam kolam/ tangki bawah tanah (watertank) yang dikumpulkan dari elemen konservasi air dapat digunakan debu. dan disalurkan untuk penyiraman tanaman dalam jangka waktu tertentu. Salah satu perbandingan irigasi konvensional 5. Micro spray atau irigasi tetes : Sistem irigasi ini dan irigasi dengan sistem elemen konservasi air pada ruang hijau seperti plaza. termasuk micro sprays dan irigasi tetes linear yang umumnya digunakan pada ruang hijau karena tidak Plaza Tipikal mengganggu dan menyemprotkan air. • Terpisahnya lanskap dan hidrologi: Lanskap dan hidrologi sering dipisahkan dalam suatu sistem yang berbeda ketika merancang suatu plaza. itur air merupakan elemen umum dalam sebuah plaza, tetapi di menjadi sebuah elemen lanskap yang berdiri sendiri. Elemen air secara tipikal berbentuk kolam beton dengan sedikit atau tanpa lanskap sama sekali. Dimana tanaman didalam elemen air hanya sebagai elemen estetika dan sering ditanam terpisah dalam pot tanaman. • Terpisahnya fitur air rekreatif dengan sistem manajemen air limpasan : air mancur dirancang pada suatu plaza untuk kebutuhan rekreasi masyarakat. Namun pada umumnya air mancur hanya sebagai elemen estetik. Dengan suatu sistem sendiri biasanya menggunakan sumber air dari air untuk konsumsi. Sumber : Dimodifikasi dari Henry Steed (2015) . Greening The Vertical Plaza Terintegrasi dengan Elemen Konservasi Air Garden City : The Planning, Design and Management of Planting in High Density Tropical Cities. Urban Redevelopment Authority, Singapore. Elemen konservasi air menerapkan konsep terintegrasi dengan lingkungan, badan air Hlm. 4 - 31 dan komunitas, dengan beberapa faktor desain: • Tanaman pada plaza berperan dalam sistem fitoremediasi (penyaringan polutan oleh tanaman): untuk mentreatment limpasan air yang dapat meningkatkan kualitas air dengan menyaring polutan yang terdapat dalam air • Minimum perawatan : Elemen konservasi air merupakan sistem alami yang berkelanjutan yang membutuhkan minimum pemeliharaan • Estetika dan Biodiversitas: Ketika treatment aliran permukaan dikombinasikan dengan fungsi manajemen, elemen konservasi air yang terintegrasi dengan fitur air dan tanaman menyediakan lingkungan nyaman untuk interaksi sosial dan meningkatkan biodiversitas

BAGIAN 5 : PEMBINAAN PELAKSANAAN RUANG & INFRASTRUKTUR HIJAU 5.1 Stakeholder dan Perannya 5.2 Sosialisasi dan Pelatihan untuk Stakeholder 5.3 Bantuan Teknis

5.1 STAKEHOLDERS & PERANNYA 5.1 STAKEHOLDERS & PERANNYA PADA RUANG & INFRASTUKTUR HIJAU Siapa Saja Stakeholders? Peran Stakeholders Pemangku kepentingan (stakeholders) yang terlibat dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, peman- Secara umum peran masing-masing stakeholder adalah faatan dan pemeliharaan Ruang Hijau dan Infrastruktur Hijau terdiri dari: untuk mewujudkan, menumbuhkan, mengembang- kan serta meningkatkan kesadaran, tanggung jaw- 1. Pemerintah Pusat 4. Bisnis / Usaha ab & partisipasi semua stakeholder akan pentingnya keberadaan & penyelenggaraan Pedoman Perencanaan • Pemerintah Pusat • Pemerintah Provinsi Perancangan Ruang dan Infrastruktur Hijau (P3RIH). • Badan Usaha Milik Negara (BUMN) • Pemerintah Kabupaten dan Kota • Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Penyelenggaraan Pedoman Perencanaan Perancan- 2. Pemerintah Daerah gan Ruang dan Infrastruktur Hijau (P3RIH) yg di- 5. Akademisi maksud terdiri dari: • Pemerintah Provinsi • Pendidik, seperti guru, dosen, dll. • Pembuatan Pedoman; maksud, tujuan, sasaran, • Pemerintah Kabupaten dan Kota • Peneliti, panduan, indikator, dll. • Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) • Institusi pendidikan, seperti Playgrup, TK, SD, SMP, • Pelaksanaan Pedoman; sosialisasi, penerapan, 3. Komunitas Masyarakat SMA, Akademi, Perguruan Tinggi, dll pelatihan, dll. • Komunitas Hijau (komunitas yang fokus pada isu 6. Media • Pengawasan Pelaksanaan Pedoman; pendampin- lingkungan & sosial budaya) yang memilih ter- gan, dll. gabung dalam FKH binaan P2KH dari PU. • Penerbit Media Cetak, seperti buku, majalah, en- siklopedia, dll. • Pengendalian & Penertiban Pedoman; Tata cara • Komunitas Hijau yg memilih utk tidak tergabung pengendalian & Penertiban, penyelidikan pelang- dalam FKH binaan P2KH dari PU. • Penerbit Media Elektronik, seperti website, blog, garan, penertiban pelanggaran, konsekuensi media sosial, dll. pelanggaran, dll. • Komunitas Hijau yang belum tergabung dalam FKH binaan P2KH dari PU. • Evaluasi Pedoman sesuai Indikator Keberhasilan; penelitian, pengembangan, dll. • Komunitas yang memanfaatkan Ruang dan Infra- struktur Hijau, misal komunitas pecinta olahraga, komunitas pecinta hewan, dll. • Komunitas profesi, Asosiasi, Badan usaha, misal IALI, IAP, IAI, ARKI, INKINDO, REI, PII, APERSI, dll. • Masyarakat umum Hlm.5 - 2

5.1 STAKEHOLDERS & PERANNYA PEMERINTAH PERAN PEMERINTAH PUSAT PUSAT 1. Koordinasi penyelenggaraan P3RIH pd semua tingkat wilayah; 2. Pembuatan peraturan perundang-undangan & kebijakan terkait penyelenggaraan P3RIH di level Nasional; PEMERINTAH 3. Penanggung jawab P3RIH di level Nasional; PUSAT 4. Sosialisasi peraturan perundang-undangan & kebijakan terkait penyelenggaraan P3RIH ke semua stakeholder di level Nasional; 5. Sosialisasi P3RIH ke semua stakeholder di level Nasional;  6. Pemberian bimbingan, supervisi & konsultasi penyelenggaraan P3RIH ke semua stakeholder di level Nasional;  7. Pendidikan & pelatihan P3RIH di level Nasional;  8. Penelitian & pengembangan P3RIH di level Nasional;  9. Pengembangan sistem informasi & komunikasi P3RIH di level Nasional;  10. Koordinasi & fasilitasi penyelenggaraan P3RIH utk lintas provinsi; 11. Pembinaan penyelenggaraan P3RIH utk lintas provinsi; 12. Monitoring penyelenggaraan P3RIH utk lintas provinsi; 13. Evaluasi penyelenggaraan P3RIH utk lintas provinsi; 14. Penertiban/Menindak pelanggaran penyelenggaraan P3RIH di level nasional. 15. Memastikan penyelenggaraan P3RIH di Daerah dgn menjadikannya bahan verifikasi utk tiap tahap Perencanaan, Perancangan, Pembangunan & Perizinan RIH; BUMN PERAN BUMN 1. Berkoordinasi aktif dengan Pemerintah Pusat dalam penyelenggaraan P3RIH 2. Mitra Pemerintah Pusat dalam penyelenggaraan P3RIH 3. Menjadikan P3RIH sbg salah satu acuan dlm melaksanakan manajemen kawasan usaha BUMN 4. Mematuhi laporkan kepada aparat Pemerintah Pusat apabila ada dugaan pelanggaran penyelenggaraan P3RIH; Hlm. 5 - 3

PEMERINTAH PERAN PEMERINTAH PROVINSI 5.1 STAKEHOLDERS & PERANNYA PROVINSI 1. Penanggung jawab P3RIH di tingkat Provinsi; 1. Penyelenggara dan Implementasi P3RIH pada lokasi terpilih di wilayah Provinsi; PEMERINTAH 2. Koordinasi penyelenggaraan P3RIH pd semua tingkat wilayah Provinsi; DAERAH 3. Pembuatan peraturan perundang-undangan & kebijakan terkait penyelenggaraan P3RIH di level Provinsi; 4. Sosialisasi peraturan perundang-undangan & kebijakan terkait penyelenggaraan P3RIH ke semua stakeholder di level Provinsi; PEMERINTAH 5. Sosialisasi P3RIH ke semua stakeholder di level Provinsi;  KOTA 6. Pemberian bimbingan, supervisi & konsultasi penyelenggaraan P3RIH ke semua stakeholder di level Provinsi;  & 7. Pendidikan & pelatihan P3RIH di level Provinsi;  8. Penelitian & pengembangan P3RIH di level Provinsi;  KABUPATEN 9. Pengembangan sistem informasi & komunikasi P3RIH di level Provinsi;  10. Koordinasi & fasilitasi penyelenggaraan P3RIH utk lintas Provinsi; BUMD 11. Pembinaan penyelenggaraan P3RIH utk lintas Provinsi; 12. Monitoring penyelenggaraan P3RIH utk lintas Provinsi; 13. Evaluasi penyelenggaraan P3RIH utk lintas Provinsi; 14. Penertiban/Menindak pelanggaran penyelenggaraan P3RIH di level Provinsi. PERAN PEMERINTAH KOTA DAN KABUPATEN 1. Penanggung jawab P3RIH di tingkat kab./kota; 1. Penyelenggara dan Implementasi P3RIH pada lokasi terpilih di wilayah kab./kota; 1. Koordinasi penyelenggaraan P3RIH wilayah kab./kota; 2. Pembuatan peraturan perundang-undangan & kebijakan terkait penyelenggaraan P3RIH di level daerah; 3. Sosialisasi peraturan perundang-undangan & kebijakan terkait penyelenggaraan P3RIH ke semua stakeholder di level daerah; 4. Sosialisasi P3RIH ke semua stakeholder di level daerah;  5. Pemberian bimbingan, supervisi & konsultasi penyelenggaraan P3RIH ke semua stakeholder di level daerah;  6. Pendidikan & pelatihan P3RIH di level daerah;  7. Penelitian & pengembangan P3RIH di level daerah;  8. Pengembangan sistem informasi & komunikasi P3RIH di level daerah; 9. Koordinasi & fasilitasi penyelenggaraan P3RIH lintas kab./kota; 10. Pembinaan penyelenggaraan P3RIH utk lintas kab./kota; 11. Monitoring penyelenggaraan P3RIH utk lintas kab./kota; 12. Evaluasi penyelenggaraan P3RIH utk lintas kab./kota; 13. Penertiban/Menindak pelanggaran penyelenggaraan P3RIH di level Daerah; 14. Pengembangan kesadaran & tanggung jawab masyarakat akan RIH; 15. Memastikan penyelenggaraan P3RIH di Daerah dgn menjadikannya bahan verifikasi utk tiap tahap Perencanaan, Perancangan, Pembangunan & Perizinan RIH; 16. Memastikan penyelenggaraan P3RIH secara jangka panjang di Daerah. PERAN BUMD 1. Berkoordinasi aktif dengan Pemerintah Daerah dalam penyelenggaraan P3RIH 2. Mitra pemerintah daerah dalam penyelenggaraan P3RIH 3. Menjadikan P3RIH sbg salah satu acuan dlm melaksanakan manajemen kawasan usaha BUMD 4. Mematuhi laporkan kepada aparat Pemerintah Daerah apabila ada dugaan pelanggaran penyelenggaraan P3RIH; Hlm.5 - 4

5.1 STAKEHOLDERS & PERANNYA KOMUNITAS • KOMUNITAS PERAN KOMUNITAS MASYARAKAT MASYARAKAT HIJAU 1. Mitra pemerintah dalam penyelenggaraan P3RIH di kalangan komunitas; • KOMUNITAS 2. Berkoordinasi aktif dengan pemerintah dalam penyelenggaraan P3RIH HIJAU NON- P2KH 3. Sosialisasi P3RIH kepada anggota komunitas; 4. Menampung & menggali aspirasi anggota ttg penyelenggaraan P3RIH; • KOMUNITAS 5. Mengajak anggotanya utk berpartisipasi aktif dalam penyelenggaraan P3RIH; HIJAU NON- 6. Menjaga RIH yg berada di dlm lahan yg dimiliki atau dikuasai privat/komunitas/masyarakat, walau dgn metode yg FKH berbeda dgn yg tercantum di P3RIH; • KOMUNITAS 7. Melaporkan kepada aparat Pemerintah Daerah apabila ada dugaan pelanggaran penyelenggaraan P3RIH; OLAHRAGA • KOMUNITAS PROFESI • MASYARAKAT UMUM BISNIS PELAKU BISNIS, PERAN PELAKU BISNIS, INVESTOR DAN DEVELOPER INVESTOR, 1. Mitra pemerintah dalam penyelenggaraan P3RIH di kalangan Bisnis/Usaha; AKADEMISI DEVELOPER MEDIA 2. Berkoordinasi aktif dengan pemerintah dalam penyelenggaraan P3RIH Hlm. 5 - 5 3. Sosialisasi P3RIH kepada pelaku Bisnis/Usaha; 4. Menjadikan P3RIh sbg salah satu acuan dlm melaksanakan Bisnis/Usaha; 5. Menjaga RIH yg berada di dlm lahan yg dimiliki atau dikuasai pihak bisnis/usaha, walau dgn metode yg berbeda dgn yg tercantum di P3RIH; 6. Mematuhi laporkan kepada aparat Pemerintah Daerah apabila ada dugaan pelanggaran penyelenggaraan P3RIH; PENDIDIK, PERAN AKADEMISI PENELITI, 1. Mitra pemerintah dalam penyelenggaraan P3RIH di kalangan akademisi; INSTITUSI PENDIDIKAN 2. Berkoordinasi aktif dengan pemerintah dalam penyelenggaraan P3RIH 3. Sosialisasi P3RIH kepada pelaku akademisi; 4. Memberi masukan secara akademik ttg penyelenggaraan P3RIH; 5. Membantu sesuai keahlian dlm meningkatkan kuantitas & kualitas P3RIH; 6. Sebagai saksi ahli dlm penyelidikan dugaan pelanggaran penyelenggaraan P3RIH; MEDIA PERAN MEDIA CETAK 1. Mitra pemerintah dalam penyelenggaraan P3RIH di kalangan Media; & 2. Berkoordinasi aktif dengan pemerintah dalam penyelenggaraan P3RIH MEDIA ELEKTRONIK 3. 4. Sosialisasi P3RIH kepada kalangan Media; 5. Melaksanakan pemberitaan ttg penyelenggaraan P3RIH ke semua stakeholder; 6. Memberikan informasi yg diperlukan terkait penyelenggaraan P3RIH oleh Stakeholder lainnya; 7. Membuat pemberitaan objektif apabila ada dugaan pelanggaran penyelenggaraan P3RIH;

5.2 SOSIALISASI & PELATIHAN UNTUK STAKEHOLDERS 5.2 SOSIALISASI & PELATIHAN STAKEHOLDERS PADA RUANG & INFRASTUKTUR HIJAU Tujuan sosialisasi dan pelatihan untuk stakehold- 1. Penyuluhan 4. Rembug Warga ers, agar masing-masing pemangku kepentingan (Stakeholder) dapat mengetahui, memahami, men- Upaya yang dilakukan untuk mendorong terjadinya pe- Rembug warga memiliki definisi sama dengan musy- jalankan & menjaga keberadaan penyelenggaraan rubahan perilaku pada individu, kelompok, komunitas, awarah yaitu kegiatan perundingan warga dengan cara Pedoman Perencanaan Perancangan Ruang dan ataupun masyarakat agar mereka mengetahui, mema- bertukar pendapat dari berbagai pihak mengenai suatu Infrastruktur Hijau (P3RIH). hami, menjalankan Pedoman Perencanaan Perancangan masalah untuk kemudian dipertimbangkan dan diputus- Ruang dan Infrastruktur Hijau (P3RIH). kan serta diambil keputusan terbaik demi kemaslahatan LANDASAN SOSIALISASI DAN PELATIHAN bersama. 1 Sesuai kompetensi & kapasitas stakeholder 2. Musyawarah Sesuai konteks kawasan (kabupaten, kota, Jawa-luar 5. Seminar, Kursus, dll Jawa Kegiatan perundingan dengan cara bertukar pendapat dari berbagai pihak mengenai suatu masalah untuk ke- Seminar merupakan pertemuan ilmiah sistematis mem- CARA SOSIALISASI DAN PELATIHAN mudian dipertimbangkan dan diputuskan serta diambil pelajari suatu topik khusus di bawah pimpinan seorang 1. Penyuluhan keputusan terbaik demi kemaslahatan bersama. 1 Dalam ahli atau pihak berwenang dalam bidang tertentu. 2. Musyawarah hal ini terutama terkait penilaian indikator Pedoman Per- 3. Focus Group Discussion (FGD) encanaan Perancangan Ruang dan Infrastruktur Hijau 6. Training for Trainers/Workshop 4. Rembug Warga (P3RIH) agar sampai pada mufakat. 5. Seminar, kursus dll utk keahlian tertentu Suatu kegiatan memberikan pengajaran atau pelatihan 6. Training for Trainers/ Workshop 3. Focus Group Discussion kepada peserta mengenai teori dan juga praktek pada 7. Pendampingan teknis suatu bidang. 8. Bantuan Teknis Suatu metode dan teknik dalam mengumpulkan data kualitatif di mana sekelompok orang berdiskusi tentang 7. Pendampingan Teknis suatu fokus masalah atau topik tertentu dipandu oleh seorang fasilitator atau moderator 2. FGD diikuti oleh Suatu kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah dan para peserta yang idealnya terdiri dari 7-11 orang. Ke- lembaga non-profit dalam upaya peningkatan mutu dan lompok tersebut harus cukup kecil agar memungkinkan kualitas dari sumber daya manusia, sehingga mampu setiap individu mendapat kesempatan mengeluarkan mengidentifikasi permasalahan dan mencari alternatif pendapatnya, sekaligus agar cukup memperoleh pan- pemecahan masalah , kegiatan ini menentukan keber- dangan dari anggota kelompok yang bervariasi. hasilan suatu program. 1 Abdullah D (2014) Musyawarah Dalam Al-Quran (Suatu Kajian Tafsir Tematik. Jurnal Al Daulah Volume 3 No. 2. Hal 242 - 253 8. Bantuan Teknis 2 Indrizal E (2018) Diskusi Kelompok Terarah Focus Group Discussion (FGD) (Prinsip-Prinsip dan Langkah Pelaksanaan Lapangan) Artikel Hal 76 - 82. Suatu kegiatan pemberian bantuan tenaga pengelola teknis) kepada pemangku kepentingan (stakeholders) baik kementerian/lembaga pelaksana suatu program tertentu. Hlm.5 - 6

5.2 SOSIALISASI & PELATIHAN STAKEHOLDERS PEMERINTAH MANFAAT SOSIALISASI & PELATIHAN SOSIALISASI & PELATIHAN MATERI SOSIALISASI PUSAT BAGI PEMERINTAH PUSAT INTERNAL PEMERINTAH PUSAT • Secara umum mengenai Pe- PEMERINTAH • Memahami penyelenggaraan P3RIH secara utuh & doman Perencanaan Peran- PUSAT menyeluruh sesuai tugas pokok dan fungsi di level Na- • Focus Group Discussion (FGD) cangan Ruang dan Infrastruk- sional; • Kursus, seminar dll utk keahlian tur Hijau (P3RIH); BUMN • Menjadikan P3RIH salah satu acuan dlm rencana pem- tertentu • Secara spesifik disesuaikan bangunan jangka pendek, menengah & panjang di • Training for Trainers/Workshop dengan kebutuhan pada level level Nasional, Kawasan Strategis Nasional (KSN); nasional. untuk Kementerian, Pemerin- • Meningkatkan kompetensi teknis aparat pemerintah tah Pusat terkait. terkait penyelenggaraan P3RIH • Pendampingan teknis • Bantuan Teknis • Menumbuhkembangkan kesadaran akan hak, kewa- jiban, dan peran pemerintah pada penyelenggaraan P3RIH • Bagi aparat Pemerintah Pusat mengkoordinasikan dan memilih komponen mana saja yang dibutuhkan sesuai tugas pokok dan fungsi di level Nasional; PEMERINTAH MANFAAT SOSIALISASI & PELATIHAN SOSIALISASI & PELATIHAN MATERI SOSIALISASI PROVINSI BAGI PEMERINTAH DAERAH INTERNAL PEMERINTAH DAERAH • Secara umum mengenai Pe- PEMERINTAH PEMERINTAH • Memahami penyelenggaraan P3RIH secara utuh & me- doman Perencanaan Peran- DAERAH KOTA nyeluruh sesuai tugas pokok dan fungsi di level daerah; • Focus Group Discussion (FGD) cangan Ruang dan Infrastruk- & • Kursus, seminar dll utk keahl- tur Hijau (P3RIH); • Menjadikan P3RIH salah satu acuan dlm rencana pem- KABUPATEN bangunan jangka pendek, menengah & panjang di ian tertentu • Secara spesifik disesuaikan level daerah (RTRW, RDTR, RTBL, & UDGL/PRK) • Training for Trainers/Work- dengan kebutuhan pada level daerah. • Meningkatkan kompetensi teknis aparat pemerintah shop untuk Pemerintah Dae- daerah terkait penyelenggaraan P3RIH rah dan Dinas / SKPD terkait • Pendampingan teknis • Menumbuhkembangkan kesadaran akan hak, kewa- • Bantuan Teknis jiban, dan peran pemerintah daerah pada penyeleng- BUMD garaan P3RIH • Bagi aparat Pemerintah Daerah mengkoordinasikan dan memilih komponen mana saja yang dibutuhkan sesuai tugas pokok dan fungsi di level daerah; Hlm. 5 - 7

• KOMUNITAS MANFAAT SOSIALISASI & PELATIHAN SOSIALISASI & PELATIHAN MATERI SOSIALISASI 5.2 SOSIALISASI & PELATIHAN STAKEHOLDERS HIJAU BAGI KOMUNITAS MASYARAKAT KOMUNITAS MASYARAKAT • Secara umum mengenai Pe- KOMUNITAS • KOMUNITAS • Meningkatkan kompetensi komunitas masyarakat • Penyuluhan doman Perencanaan Peran- MASYARA- HIJAU NON- mengenai penyelenggaraan P3RIH • Musyawarah cangan Ruang dan Infrastruk- P2KH • Rembug Warga tur Hijau (P3RIH); KAT • Mengetahui hak, kewajiban, dan peran komunitas ma- • Focus Group Discussion (FGD) • KOMUNITAS syarakat pada penyelenggaraan P3RIH • Kursus, seminar dll utk keahlian • Secara spesifik disesuaikan BISNIS HIJAU NON- dengan kebutuhan pada FKH • Komunitas dan masyarakat mengetahui tata cara dan tertentu tingkat komunitas. AKADEMISI konsekuensi berkegiatan RIH • Training for Trainers/Workshop • KOMUNITAS MATERI SOSIALISASI MEDIA OLAHRAGA • Penyelenggaraan P3RIH melibatkan partisipasi komu- untuk komuitas • Secara umum mengenai Pe- nitas dan masyarakat • Pendampingan teknis & Ban- • KOMUNITAS doman Perencanaan Peran- PROFESI MANFAAT SOSIALISASI & PELATIHAN tuan Teknis (komunitas profesi) cangan Ruang dan Infrastruk- BAGI PELAKU BISNIS, INVENSTOR & DEVELOPER tur Hijau (P3RIH); • MASYARA- • Meningkatkan kompetensi pelaku bisnis, investor dan SOSIALISASI & PELATIHAN • Secara spesifik disesuaikan KAT UMUM developer mengenai penyelenggaraan P3RIH BAGI PELAKU BISNIS, INVEN- dengan kebutuhan pelaku • Mengetahui hak, kewajiban, dan peran pelaku bisnis, bisnis, investor dan developer. PELAKU BISNIS, investor dan developer pada penyelenggaraan P3RIH STOR & DEVELOPER INVESTOR, • Pelaku bisnis, investor dan developer mengetahui tata • Focus Group Discussion (FGD) MATERI SOSIALISASI DEVELOPER cara dan konsekuensi berkegiatan RIH • Kursus, seminar dll utk keahlian • Secara umum mengenai Pe- • P3RIH sebagai salah satu pertimbangan dalam strategi PENDIDIK, usaha. tertentu doman Perencanaan Peran- PENELITI, • Training for Trainers/Workshop cangan Ruang dan Infrastruk- INSTITUSI MANFAAT SOSIALISASI & PELATIHAN BAGI • Pendampingan teknis & Ban- tur Hijau (P3RIH); PENDIDIKAN AKADEMISI • Secara spesifik disesuaikan tuan Teknis dengan kebutuhan pelaku MEDIA • Meningkatkan kompetensi akademisi mengenai P3RIH bisnis, investor dan developer. CETAK • Mengetahui hak, kewajiban, dan peran akademisi pada SOSIALISASI & PELATIHAN BAGI AKADEMISI Hlm.5 - 8 & penyelenggaraan P3RIH MEDIA • P3RIH dapat dipertimbangkan sebagai salah satu ma- • Focus Group Discussion (FGD) ELEKTRONIK • Kursus, seminar dll teri pengajaran • Training for Trainers/Workshop • Pendampingan teknis & Ban- MANFAAT SOSIALISASI & PELATIHAN BAGI MEDIA • Meningkatkan kompetensi para awak media mengenai tuan Teknis P3RIH SOSIALISASI & PELATIHAN • Mengetahui hak, kewajiban, dan peran media pada pe- BAGI AKADEMISI nyelenggaraan P3RIH • Focus Group Discussion (FGD) • Dapat mengetahui dan memilih prioritas berita apa saja • Kursus, seminar dll utk keahlian yang akan disampaikan ke khalayak mengenai P3RIH tertentu • Training for Trainers/Workshop

5.2 SOSIALISASI & PELATIHAN STAKEHOLDERS 5.3BANTUAN TEKNIS PADA RUANG & INFRASTUKTUR HIJAU Pemerintah dalam penyelenggaraan Pedoman Perenca- yang akan dijadikan sebagai aset negara oleh Kemente- Atas dasar permintaan bantuan teknis kepada Direktur naan Perancangan Ruang dan Infrastruktur Hijau (P3RIH) rian/Lembaga Pengguna Anggaran, dapat dilaksanakan Penataan Bangunan dan Lingkungan Direktorat Jenderal melakukan pembinaan pelaksanaan kepada para pe- secara tertib, efektif dan efisien. Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum atau Kepala mangku kepentingan (stakeholders) terhadap penggu- Dinas Pekerjaan Umum Pemerintah Provinsi/Instansi Tek- naan anggaran dan penyedia jasa konstruksi. Selain itu petunjuk teknis mengenai bantuan teknis nis Pemerintah Provinsi yang bertanggung jawab, per- Tenaga Pengelola Teknis Kementerian Pekerjaan Umum intah penugasan secara tertulis kepada tenaga teknis Pada setiap pembangunan ruang dan infrastruktur hi- dibutuhkan agar dalam setiap penyelenggaraan Pedo- Kementerian Pekerjaan Umum untuk melaksanakan tu- jau yang dilaksanakan oleh kementerian dan lembaga man Perencanaan Perancangan Ruang dan Infrastruktur gas sebagai Tenaga Pengelola Teknis, Tenaga Ahli/Nara sebaiknya mendapatkan bantuan teknis berupa tenaga Hijau (P3RIH) dapat mewujudkan Ruang dan Infrastruk- Sumber, dan Tenaga Pembantu Pengelola Teknis. pengelola teknis dari Departemen Pekerjaan Umum. tur Hijau yang sesuai dengan fungsinya, memenuhi per- syaratan keselamatan, kesehatan, kenyamanan, kemu- 3. Penerbitan Surat Keputusan dan Tembusan Dalam rangka pelaksanaan bantuan teknis (pem- dahan, efisien dalam penggunaan sumber daya serta Surat Kepada Pemberi Tugas berian bantuan tenaga pengelola teknis) kepada selaras dengan lingkungannya. pemangku kepentingan (stakeholders) baik kemen- Kepala Instansi/Kepala Satuan Kerja Kementerian/ terian/lembaga perlu ditetapkan Petunjuk Teknis Tahapan dalam Pemberian Bantuan Lembaga Pengguna Anggaran, yang telah mendapat- Pemberian Bantuan Tenaga Pengelola Teknis Ke- Tenaga Pengelola Teknis: kan Tenaga Pengelola Teknis, segera menerbitkan Su- menterian Pekerjaan Umum. Petunjuk teknis dike- rat Keputusan Organisasi Pengelola penyelenggaraan luarkan oleh Menteri Pekerjaan Umum Republik Indo- 1. Mengajukan Permintaan Bantuan Tenaga Pedoman Perencanaan Perancangan Ruang dan In- nesia, salah satunya dalam bentuk surat edaran. Salah Pengelola Teknis Secara Tertulis Kepada: frastruktur Hijau (P3RIH) ,tembusan Surat Keputusan satu contoh Petunjuk Teknis yang telah dikeluarkan oleh tersebut disampaikan kepada pemberi tugas (Direktur Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia yaitu Surat • Direktur Penataan Bangunan dan Lingkungan Di- Penataan Bangunan dan Lingkungan Direktorat Jenderal Edaran Nomor 06/SE/M/2010 mengenai “Petunjuk Tek- rektorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Peker- Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum atau Kepala nis Pemberian Bantuan Tenaga Pengelola Teknis Kemen- jaan Umum di tingkat pusat dan di wilayah DKI Dinas Pekerjaan Umum Pemerintah Provinsi/Instansi Tek- terian Pekerjaan Umum dalam rangka Penyelenggaraan Jakarta, termasuk perwakilan Republik Indonesia nis Pemerintah Provinsi yang bertanggung jawab) Pembangunan Bangunan Gedung Negara”. di luar negeri. 4. Pembentukan Tim Pelaksana Koordinasi Ban- Maksud dibutuhkannya petunjuk teknis mengenai ban- • Kepala Dinas Pekerjaan Umum Pemerintah tuan Tenaga Teknis tuan teknis Tenaga Pengelola Teknis Kementerian Pe- Provinsi/Instansi Teknis Pemerintah Provinsi yang kerjaan Umum adalah agar penyelenggaraan Pedoman bertanggung jawab Untuk koordinasi pemberian bantuan Tenaga Pengelola Perencanaan Perancangan Ruang dan Infrastruktur Hijau Teknis, pemberi tugas membentuk Tim Pelaksana Koordi- (P3RIH) yang di biayai oleh Anggaran Pendapatan dan 2. Perintah penugasan secara tertulis kepada nasi Bantuan Tenaga Teknis penyelenggaraan Pedoman Belanja Negara atau sumber dana lainnya yang sah dan tenaga teknis Kementerian Pekerjaan Umum Hlm. 5 - 9

Perencanaan Perancangan Ruang dan Infrastruktur Hijau manajemen untuk percepatan penyelenggaraan kegiatan MK / Pengawasan dan kegiatan peren- 5.3 BANTUAN TEKNIS (P3RIH). Pembentukan Organisasi/Bagan Organisasi, Tu- yang tertib, efektif, efisien dan berkualitas. canaan. gas, Fungsi dan Tanggung Jawab Tim Pelaksana Koordi- nasi Bantuan Tenaga Teknis penyelenggaraan Pedoman Secara terinci Tenaga Pengelola teknis bertugas mem- Tugas pada tahap pelaksanaan konstruksi, mem- Perencanaan Perancangan Ruang dan Infrastruktur Hijau bantu kepala satuan kerja, pejabat pembuat komitmen, bantu dalam kegiatan : (P3RIH). bendahara, pejabat verifikasi, pengelola administrasi ke- giatan Kementerian/Lembaga dalam penyelenggaraan • Menyiapkan proses pengadaan penyedia jasa Siapa Tenaga Pengelola Teknis? Pedoman Perencanaan Perancangan Ruang dan Infra- pengawasan termasuk menyusun KAK; struktur Hijau (P3RIH) di setiap tahapan, antara lain: Tenaga Pengelola Teknis merupakan: • Menyiapkan proses pengadaan penyedia jasa • Pejabat fungsional Bidang Tata Bangunan dan Pe- Tugas pada tahap persiapan dan perencanaan kon- pelaksana konstruksi; rumahan sekurang-kurangnya Ahli Pratama Pan- struksi, membantu dalam kegiatan : gkat Golongan III/b, yang ditetapkan oleh Menteri • Mengendalikan kegiatan pengawasan pelaksa- Pekerjaan Umum atau; • Menyiapkan bahan masukan untuk penetapan or- naan konstruksi; • Pegawai Negeri Sipil Pangkat Golongan III/b Ke- ganisasi kegiatan; menterian Pekerjaan Umum/Dinas Pekerjaan • Mengendalikan kegiatan pelaksanaan konstruksi Umum/Dinas Teknis Provinsi yang bersertifikat • Menyiapkan bahan, Jadual, waktu, dan strategi dan penilaian atas prestasi kemajuan tahap pelak- Pengelola Teknis Kualifikasi C yang ditetapkan oleh penyelesaian kegiatan; sanaan konstruksi; Direktur Penataan Bangunan dan Lingkungan Di- rektorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Peker- • Menyiapkan proses pengadaan penyedia jasa • Menyiapkan model berita acara persetujuan ke- jaan Umum. manajemen konstruksi termasuk menyusun KAK; majuan pekerjaan untuk pembayaran angsuran dan berita acara lainnya yang berkaitan dengan Tugas Tenaga Pengelola Teknis • Menyiapkan proses pengadaan penyedia jasa pelaksanaan konstruksi; perencanaan termasuk menyusun KAK; Tugas Umum : • Menyiapkan model berita acara serah terima ban- 1. pembinaan teknis, memantau kegiatan para pe- • Menyiapkan surat penetapan penyedia barang/ gunan yang telah selesai dari pelaksana konstruksi. jasa (SPPBJ), surat perjanjian kerja, dan surat per- nyedia jasa konstruksi pada saat pengadaan/ pe- intah mulai kerja Pada tahap pasca-konstruksi, membantu dalam ke- milihan dan pada saat melaksanakan pekerjaan; giatan : 2. memberikan masukan saran teknis administrasi • (SPMK); kepada Pimpinan Instansi/Kepala Satuan Kerja Ke- • Mengendalikan kegiatan MK atau Pengawasan • Membantu dalam kegiatan persiapan untuk menterian/ Lembaga yang menyelenggarakaan; mendapatkan status dari Pengguna Anggaran, 3. memberikan masukan saran teknis teknologis dan dan mengendalikan kegiatan perencanaan untuk pekerjaan yang menggunakan konsultan Penga- • Sertifikat Laik Fungsi (SLF) dari Instansi Teknis Dae- was; rah, • Menyiapkan model berita acara persetujuan ke- majuan pekerjaan untuk pembayaran angsuran • Pendaftaran sebagai bangunan gedung negara dan berita acara lainnya yang berkaitan dengan untuk mendapatkan Huruf Daftar Nomor (HDNo) dari Kementerian Pekerjaan Umum. Hlm.5 - 10

5.3 BANTUAN TEKNIS Tenaga Pengelola Teknis wajib memberikan laporan Pedoman Perencanaan Perancangan Ruang dan atas pelaksanaan tugasnya secara periodik setiap bulan. Infrastruktur Hijau (P3RIH) yang tertib, efektif, Dalam melaksanakan tugasnya, Tenaga Pengelola Teknis efisien dan berkualitas. dapat didampingi oleh Tenaga Ahli/Nara Sumber dan Tenaga Pembantu Pengelola Teknis Biaya Operasional Bantuan Teknis Tenaga Pengelola Teknis bertugas untuk masa waktu Biaya operasional kegiatan unsur Pengelola Teknis ter- satu tahun anggaran, dan dapat diminta perpanjangan masuk didalamnya untuk Pembiayaan kegiatan Pengelo- penugasan untuk kegiatan yang merupakan kegiatan la Teknis/Tenaga Ahli/Nara Sumber/Pembantu Pengelola lanjutan dan atau kegiatan proyek yang melebih satu ta- Teknis dibebankan pada biaya kegiatan unsur Pengelo- hun anggaran (multi years). laan Teknis yang besarnya 35% dari keseluruhan biaya pengelolaan kegiatan yang telah tersedia pada angga- Fungsi Tenaga Pengelola Teknis ran Kementerian/Lembaga Pengguna Anggaran. 1. Berfungsi sebagai tenaga teknis yang membantu Biaya kegiatan unsur Pengelola Teknis digunakan untuk Pimpinan Instansi/Kepala Satuan Kerja Kement- keperluan : erian/ Lembaga yang 1. Honorarium; 2. Perjalanan dinas; 2. penyelenggaraan Pedoman Perencanaan Per- 3. Transport lokal; ancangan Ruang dan Infrastruktur Hijau (P3RIH) 4. Biaya rapat; dalam pengelolaan teknis administratif pada se- 5. Biaya pembelian/penyewaan bahan dan alat; dan tiap tahapan, baik di tingkat program maupun di 6. Biaya-biaya lain yang berkaitan dengan kegiatan tingkat operasional. penyelenggaraan Pedoman Perencanaan Peran- Secara terinci membantu Kepala Satuan Kerja/Pejabat cangan Ruang dan Infrastruktur Hijau (P3RIH) Pembuat Komitmen, untuk : Realisasi pembiayaan kegiatan unsur Pengelola Teknis • Memberikan masukan (input) dari segi teknis ad- dapat dilakukan secara bertahap sesuai kemajuan pe- ministratif penyelenggaraan Pedoman Perenca- kerjaan (tahap persiapan, tahap perencanaan, dan tahap naan Perancangan Ruang dan Infrastruktur Hijau pelaksanaan konstruksi). (P3RIH) Penjelasan detail dan lebih lanjut sesuai dengan per- • Memberikan masukan (input) teknologi dan aturan yang berlaku mengenai bantuan teknis. manajemen, untuk percepatan penyelenggaraan Hlm. 5 - 11





PEMILIHAN JENIS VEGETASI GLOSARIUM Sinar Matahari 6.1 PEMILIHAN JENIS VEGETASI Penuh Berdasarkan Fisik dan Kekhasan : Simbol : 6.1.1 Vegetasi Berdasarkan Tajuk Ternaungi 6.1.2 Vegetasi Berdasarkan Warna Banyak Air sebagian 6.1.3 Vegetasi Berdasarkan Tekstur 6.1.4 Vegetasi Aroma Khas/Fragrant Plants Cukup Air Ternaungi 6.1.5 Vegetasi Pengundang Hewan (Serangga & Burung) Penuh 6.1.6 Vegetasi yang dapat dimakan/Edible Plants Sedikit Air 6.1.7 Vegetasi Khas Budaya Lokal/ Vegetasi Tanaman Karakteristik : Pengundang Air Local Cultural Memory Burung Pohon Vegetasi Berdasarkan Letak : Tanaman Beraroma 6.1.8 Vegetasi Tepi Jalan inang 6.1.9 Vegetasi Vertical Garden (Greenwall) 6.1.10 Vegetasi Bawah Jembatan Layang Tanaman 6.1.11 Vegetasi Penahan Tanah Nektar 6.1.12 Vegetasi Taman Atap 6.1.13 Vegetasi Vegetasi Tepi Air (Riparian) 6.1.14 Vegetasi Air/Penjernih 6.1.15 Vegetasi Tepi Pantai Vegetasi Rambat & Menjuntai * Ukuran tinggi (height) pada tanaman rambat merupakan ukuran panjang (length).



6.1.1 Vegetasi Berdasarkan Tajuk 6.1 PEMILIHAN JENIS VEGETASI Tajuk Bulat (Rounded) Tajuk Memanyung Tajuk Oval Filicim Filicim Lagerstroemia Erythrina Mimusops Cassia decipiens pandurata loudonii fusca elengi siamea (Kiara Payung) (Biola Cantik) (Bungur) (Dadap) (Johar) Tinggi 25 m Tinggi 12 m Tinggi 12 m (Tanjung ) Tinggi 20 m Tinggi 10-15 m Tinggi 12 m Tajuk Kerucut Tajuk Vertikal Tajuk Menyebar Bebas Cassuarina Polyalthea Glycyrrhiza Cannarium Ptherocarphus Accasia equisetifolia longifolia glabra communeae indicus mangium (Glodokan) (Cemara) Tinggi 8 m (Kayu Manis) (Kenari) (Angsana) (Akasia) Tinggi 35 m Tinggi 10 m Tinggi 45 m Tinggi 30 m Tinggi 15 m Tajuk Persegi Empat Tajuk Kolom (Columnar) Switenia Bambusa Polyalthea Oreodoxa mahagoni sp. sp. regia (Mahoni) (Bambu) (Glodokan Tiang) (Palem Raja) Tinggi 40 m Tinggi 20 m Tinggi 35 m Tinggi 20 m



6.1.2 Vegetasi Berdasarkan Warna (Pohon - Bunga Merah) 6.1 PEMILIHAN JENIS VEGETASI Amherstia Bombax ceiba Brownea Brownea Butea Calliandra Callistemon Callistemon nobilis (Kapuk/Randu ariza coccinea monosperma tergemina citrinus lanceolatus hutan) (Mawar Venezuela) (Kaliandra) (Sikat Botol) (Bunga Ratu) Tinggi 23 m (Bunga Lampion) Tinggi 3-5 m (Ploso) Tinggi 5-6 m (Sikat Botol) Tinggi 10-15 m Tinggi 15 m Tinggi 15 m Tinggi 8 m Tinggi 6 m Callistemon Cordia Delonix Erythrina Erythrina Plumeria Spathodea viminalis sebestena regia crista-galli subumbrans rubra campalunata (Sikat Botol) (Dadap merah) (Dadap Serep) Tinggi 10 m (Kendal) (Flamboyan) Tinggi 10-15 m (Kamboja merah) (Ki Angsret) Tinggi 10 m Tinggi 18 m Tinggi 15 m Tinggi 8 m Tinggi 10-35 m

6.1 PEMILIHAN JENIS VEGETASI 6.1.2 Vegetasi Berdasarkan Warna (Pohon - Bunga Pink) Amherstia Bauhinia Bixa Cassia Calliandra Couropita Cratoxylum Gliricidium nobilis purpurea orellana grandis surinamensis guianensis formosum sepium (Bunga Kupu-kupu) (Kesumba Keling) (Trembalo) (Buah Kanon) (Mampat pink) (Gamal) (Bunga Ratu) Tinggi 6-15 m Tinggi 8 m Tinggi 20 m (Kaliandra) Tinggi 15 m Tinggi 45 m Tinggi 10-15 m Tinggi 20 m Tinggi 15 m Jacaranda Lagerstroemia Lagerstroemia Lagerstroemia Lagerstroemia Samanea Tabebuia obtusifolia floribunda loudonii macrocarpa speciosa saman rosea (Jambol pink) (Bungur) (Bungur) (Bungur Anyer) (Trembesi) Tinggi 15 m Tinggi 15 m Tinggi 12 m Tinggi 10 m (Bungur pink) (Tabebuia pink) Tinggi 7-15 m Tinggi 26 m Tinggi 8-15 m

6.1.2 Vegetasi Berdasarkan Warna (Pohon - Bunga Kuning) 6.1 PEMILIHAN JENIS VEGETASI Acacia Caesalpinia Cananga Cassia Cassia Cochlospermum Fagraea Lophanthera auriculiformis ferrea odorata fistula siamea religiosum fragrans lactescens (Akasia daun kecil) (Kenanga) (Trengguli) (Johar) (Tembesu) Tinggi 16-30m (Kayu Ulin Brazil) Tinggi 18 m Tinggi 15 m Tinggi 20 m (Buttercup Tree) Tinggi 30 m (Golden Chain Tree) Tinggi 20 m Tinggi 7.5 m Tinggi 20 m Michelia Peltophorum Plumeria Pterocarpus Saraca Tabebuia champaca pterocarpum ‘Bali Whirl’ indicus thaipingensis chrysantha (Cempaka) (Kamboja) (Angsana) (Soka kuning) (Tabebuia kuning) Tinggi 15-20 m (Soga) Tinggi6-15m Tinggi 12-15 m Tinggi 5-9 m Tinggi15-25 m Tinggi 30 m

6.1 PEMILIHAN JENIS VEGETASI 6.1.2 Vegetasi Berdasarkan Warna (Pohon - Bunga Putih) Azadirachta Bauhinia Cerbera Citharexylum Crateva Dalbergia Euphoria Fagraea indica variegata manghas spinosum L. magna latifolia longan fragrans (Mimba) (Bunga Kupu-kupu) (Fiddlewood) (Sempal Wadak) (Sonokeling) (Tembusu) Tinggi 12 m (Bintaro) Tinggi 12 m Tinggi 20 m Tinggi 15 m (Kelengkeng) Tinggi 20 m Tinggi 15 m Tinggi 16 m Tinggi 12 m Gliricidia Melia Nephelium Mesua Mimusops Muntingia Nyctanthes Schima sepium azadirachta litchi ferrea elengi calabura arbor-tristis wallichii (Gamal putih) (Leci) (Nagasari) (Tanjung) (Sri-gading) Tinggi 15 m (Mindi) Tinggi 20 m (Kersen) Tinggi 6-15 m (Puspa) Tinggi 20 m Tinggi 12 m Tinggi 10-12 m Tinggi 10 m Tinggi 25 m Shorea Sandoricum Tectona roxburghii koetjape grandis (Meranti Nipis) (Kecapi) Tinggi 15-30 m Tinggi 40 m (Jati) Tinggi 50 m



6.1.3 Vegetasi Berdasarkan Tekstur 6.1 PEMILIHAN JENIS VEGETASI Pennisetum x Leucophyllum Dalbergia Ficus villosa Argyreia Licuala Goeppertia Pellionia advena frutescens latifolia Roxb. Blume nervosa grandis ‘Black Rose’ repens (Zitun) (Elephant Climber) (Palem Kipas) (Black Rose) (Rumput Api) Tinggi 2.4 m (Sonokeling) (Villous Fig) Tinggi 15 m Tinggi 2.5m Tinggi 0.4 m (Rainbow Vine) Tinggi 1.5 m Tinggi 40 m Tinggi 11 m Tinggi 0.2 m Microsorum Orchidantha Ipomoea Petrea Tetracera Pilea mollis musifolium fimbriata quamoclit volubilis indica ‘Moon Valley’ (Pakis Buaya) (Orchidantha) (Rincik Bumi) (Petrea) Tinggi 1.5 m Tinggi 5-6 m Tinggi 6 m (Akar Mempelas) (Pilea) Tinggi 1 m Tinggi 5 m Tinggi 0.3 m



6.1.4 Vegetasi Aroma Khas (Bunga) 6.1 PEMILIHAN JENIS VEGETASI Aloysia Aglaia odorata Buddleja davidii Cananga Centratherum Cestrum Citharexylum Crinum virgata Lour. Franch. odorata punctatum diurnum Linn. spinosum L. asiaticum L. (Bunga Aloysia) (Kenanga) (Kancing Brazil) (Fiddlewood) Tinggi 3.6 m (Pacar Cina) (Semak Kupu-kupu) Tinggi 2 m Tinggi 0.5 m (Kopsia) Tinggi 12 m (Spider Lily) Tinggi 20-30 m Tinggi 3.7 m Tinggi 2 m Tinggi 2 m Evodia Gardenia Gardenia Ixora Jasminum Jasminum Lavandula Magnolia hortensis jasminoides mutabilis finlaysoniana multifloru sambac angustifolia figo (Kaca Piring putih) (Kaca Piring kuning) (Melati Bintang) (Zodia) Tinggi 5 m (Soka putih) Tinggi 3 m (Melati Arab) (Lavender) (Cempaka Ambon) Tinggi 2 m Tinggi 2 m Tinggi 6 m Tinggi 1.5 m Tinggi 0.36 m Tinggi 5 m Otacanthus Pleiocarpa Plumeria Polianthes Quisqualis Rosa Uvaria Vallaris azureus mutica Benth ‘Bali Whirl’ tuberosa indica sp. grandiflora glabra (Bunga Kanwene) (Sedap Malam) (Ceguk) (Mawar) (Bunga Akar Larak) (Wangi Pandan) (Amazon blue) (Kamboja) Tinggi 1.3 m Tinggi 1.5 m Tinggi 10 m Tinggi 3 m Tinggi 1,2 m Tinggi 7.5 m Tinggi 8 m Tinggi 8 m

6.1 PEMILIHAN JENIS VEGETASI 6.1.4 Vegetasi Aroma Khas (Daun) Asparagus Alstonia Artemisia Artemisia Cymbopogon Coriandrum Cryptomeria Murraya densiflorus angustifolia Miq. ludoviciana vulgaris L. citratus sativum L. japonica (L. f.) Koenigii (L.) (Rosemary) (Perak Apsintus) (Baru Cina) (Sereh) (Daun Ketumbar) (Cedar Jepang) Tinggi 0.6 m (Pulai) Tinggi 0.3-0.9 m Tinggi 1.5 m Tinggi 0.45-0.6 m Tinggi 15-50 m (Daun Kari) Tinggi 6-15 m Tinggi 1.2 m Tinggi 2.5 m Melaleuca Ocimum Pandanus Plectranthus Syzygium bracteata basilicum amaryllifolius amboinicus polyanthum (Cemara mas) (Kemangi) (Pandan Wangi) Tinggi 2.5 m Tinggi 0.40 m Tinggi 1-4.5 m (Oregano) (Salam) Tinggi 0.9 m Tinggi 16-36 m


PEDOMAN PERENCANAAN RUANG DAN INFRASTRUKTUR HIJAU

The book owner has disabled this books.

Explore Others

Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook