Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore Thesis Lia

Thesis Lia

Published by angarlzdomugllpzol, 2021-02-01 12:32:17

Description: Thesis Lia

Search

Read the Text Version

88 2. Triangulasi Trianggulasi adalah pemeriksaan keabsahan data dengan memanfaatkan sesuatu yang lain. Ada tiga teknik trianggulasi yaitu trianggulasi sumber, trianggulasi teknik pengumpulan data dan trianggulasi waktu.9 Dalam penelitian ini peneliti memanfaatkan sumber untuk triangulasi. Adapaun yang dijadikan sumber untuk trianggulasi adalah sebagai berikut: TABEL 3.4 Tim Diakon di GBI Bulu Semarang No Nama Jabatan 1 Stefanus Suharno Diakon 2 Philipus Dwi Harmono Diakon 3 Erni Setyawati Diakon 4 Endang Indraning Suwasti Ketua Umum Sekolah Minggu 3. Uraian rincian Sejak pengumpulan data di lapangan, peneliti berupaya menemukan data secara terperinci. Demikian pula penulis berusaha mengungkapkan secara terperinci proses penelitian, data yang diperoleh, analisis data, temuan penelitian dan implikasinya. 3.7. Keterbatasan Yang dimaksud dengan keterbatasan menurut Yount yang dikutip Subagyo ialah pembatasan dari luar (di luar pengendalian peneliti), yang mengurangi kemampuannya menarik kesimpulan umum.10 Keterbatasan yang di 9 Ibid., 273. 10Subagyo, hal. 242-243.

89 alami peneliti yang pertama adalah kesubyektifitasan responden dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan peneliti sehingga menyebabkan ketidakjujuran responden dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan wawancara. Yang kedua adalah waktu wawancara yang direncanakan terbatas. Peneliti menggunakan teknik wawancara langsung (bertatap muka dengan responden) kemudian membandingkan dengan dokumen-dokumen yang akan diperiksa untuk mengurangi ketidakjujuran responden. Peneliti akan mencari waktu yang tepat dengan cara mendiskusikannya dengan responden dan membuat kesepakatan apabila wawancara mendadak harus dihentikan karena perihal yang tidak terduga maka wawancara dilanjutkan sesuai jadwal yang akan disepakati kedua belah pihak. 3.8. Anggapan Dasar Anggapan dasar ialah pernyataan tentang sesuatu yang diterima begitu saja sebagai kebenaran tanpa mempersoalkan bukti-bukti atau yang menjadi dasar dari keputusan-keputusan.11 Peneliti memiliki anggapan dasar bahwa: 1. Ada lansia di GBI Bulu yang hidup sendiri sehingga diperlukan pelayanan pastoral konseling. 2. Pelayanan pastoral konseling bagi jemaat menjadi tugas dari gereja untuk melakukan tugas penggembalaan. 11Ibid., 243.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan cara analisis data kualitatif. Responden menjawab daftar wawancara berjumlah tujuh orang lansia yang hidup sendiri, lima orang yang terlibat dalam pelayanan pastoral dan tiga orang diakon dan satu orang ketua umum sekolah minggu sebagai tranggulasi. Jawaban yang diberikan dapat dilihat pada tabel yang terlampir. 4.1. Hasil Pengumpulan Data Penyajian data dengan deskripsi berusaha tetap dekat dengan cara sebagaimana aslinya (dicatat atau direkam). Rentang usia lansia yang diteliti berkisar antara 61-81. Jenis kelamin responden terdiri dari lima orang adalah perempuan dan dua orang adalah laki-laki. Data selengkapnya dapat dilihat di tabel 4.1. Tabel 4.1 Responden Lansia (L) yang Hidup Sendiri di GBI Bulu Semarang No Nama Usia Jenis Kelamin 1 Ibu Markinah 77 Perempuan 2 Ibu Agustin Farida 61 Perempuan 3 Ibu Suripah 70 Perempuan 4 Ibu Sumarni 80 Perempuan 5 Pak Susanto Harso 81 Laki-laki 6 Pak Subandi 68 Laki-laki 7 Ibu Mariana 67 Perempuan 90

91 Pihak Gereja yang dijadikan responden bisa dilihat di table 4.2 yang terdiri dari seorang gembala sidang dan empat orang tim pastoral. Jenis kelamin responden terdiri dari tiga orang adalah perempuan dan dua orang adalah laki-laki Tabel 4.2 Tim Pastoral Konseling (P) di GBI Bulu Semarang No Nama Jabatan Jenis Kelamin Laki-laki 1 Pdt. Dr. Bambang Sriyanto Gembala Sidang Perempuan Perempuan 2 Dr. Kanti W Tim Pastoral Laki-laki Perempuan 3 Arinta Sulistiyorini Tim Pastoral 4 Andri Anto W.P Tim Pastoral 5 Puji Rahayu Tim Pastoral Pihak Gereja yang dijadikan trianggulasi untuk keabsahan data bisa dilihat di tabel 4.3 yang terdiri dari tiga orang diakon dan satu orang ketua umum guru sekolah minggu. Jenis kelaminnya terdiri dari dua orang adalah perempuan dan dua orang adalah laki-laki. Tabel 4.3 Tim Diakon (T) di GBI Bulu Semarang No Nama Jabatan Jenis Kelamin Laki-laki 1 Stefanus Suharno Diakon Laki-laki Perempuan 2 Philipus Dwi Harmono Diakon Perempuan 3 Erni Setyawati Diakon 4 Endang Indraning Suwasti Ketua Sekolah Minggu Studi evaluasi pastoral konseling pada lansia yang hidup sendiri di GBI Bulu Semarang mencangkup masalah kerohanian, masalah ekonomi, dan masalah sosial. Setiap masalah akan ditinjau dari peran pastoral konseling yang meliputi menyembuhkan (healing), menopang (sustaining), membimbing (guiding), mendamaikan (reconciling), memberdayakan (empowering)

92 4.1.1.Masalah Kerohanian Responden telah memberikan jawaban terhadap daftar pertanyaan wawancara dan dapat dilihat pada lampiran I, lampiran IV, dan lampiran VII. Sejumlah penemuan yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah: pertama, Tabel 4.4 dibawah ini menjelaskan ada tiga kelompok jawaban yang disampaikan oleh tujuh orang responden yang menjelaskan apakah mereka pernah dikunjungi. Sebanyak lima orang responden menyatakan pernah dikunjungi. Satu orang responden menyatakan jarang dikunjungi dan satu orang responden menyatakan dikunjungi saat sakit. Tabel 4.4 Jumlah Kunjungan Jawaban Pernah 5 Jarang 1 Dikunjungi saat sakit 1 Kedua, tabel 4.5 dibawah ini menjelaskan ada tiga kelompok jawaban yang disampaikan oleh tujuh orang responden lansia yang hidup sendiri yang menjelaskan frekuensi kunjungan. Sebanyak tiga responden dikunjungi tidak teratur. Tiga responden dikunjungi saat sakit. Satu orang responden dikunjungi secara teratur. Tabel 4.5 Jumlah Berapa Kali Dikunjungi Jawaban

93 Tidak teratur 3 Waktu Sakit 3 Teratur 1 Ketiga, tabel 4.6 dibawah ini menjelaskan ada tiga kelompok jawaban yang disampaikan oleh tujuh orang responden lansia yang hidup sendiri yang menjelaskan siapa yang datang mengunjungi. Sebanyak tiga responden lansia menyatakan dikunjungi oleh tim pastoral dan jemaat. Dua responden menyatakan menyatakan dikunjungi oleh tim pastoral, tim diakon, dan jemaat. Dua responden menyatakan dikunjungi oleh tim pastoral dan mahasiswa. Tabel 4.6 Jumlah 2 Siapa yang Mengunjungi 3 Jawaban 2 Tim Pastoral, Tim Diakon dan Jemaat Tim Pastoral dan Jemaat Tim Pastoral dan Mahasiswa Tabel 4.7 dibawah ini menjelaskan ada empat kelompok jawaban yang disampaikan oleh lima orang responden dari tim pastoral menyatakan bahwa yang terlibat dalam pelayanan pastoral konseling bagi lansia yang hidup sendiri di GBI Bulu. Dua orang responden menyatakan pihak yang mengunjungi lansia yang hidup sendiri adalah tim pastoral dan semua tim. Satu orang responden menyatakan pihak yang mengunjungi lansia yang hidup sendiri adalah tim pastoral dan tim diakon. Satu orang responden menyatakan pihak yang mengunjungi lansia yang hidup sendiri adalah tim perancang, tim pastoral, tim

94 diakon, mahasiswa. Satu orang responden menyatakan pihak yang mengunjungi lansia yang hidup sendiri adalah tim pastoral. Tabel 4.7 Pihak Gereja yang Terlibat Dalam Pelayanan Pastoral Konseling bagi Lansia yang Hidup Sendiri di GBI Bulu Jawaban Jumlah Tim Pastoral dan Tim Diakon 1 Tim Perancang, Tim Pastoral, Tim Diakon, Mahasiswa 1 Tim Pastoral dan Semua Tim 2 Tim Pastoral 1 Hal serupa juga dinyatakan oleh tim diakon dan ketua umum sekolah minggu sebagai trianggulasi data. Selain pihak yang disebutkan diatas disebutkan juga WBI dan jemaat ikut dalam kunjungan kepada pihak lansia yang hidup sendiri (lampiran VII.7). Keempat, tabel 4.8 dibawah ini menjelaskan jawaban yang disampaikan tentang frekuensi kunjungan. Ada satu kelompok jawaban yang disampaikan oleh tujuh orang responden lansia yang hidup sendiri yang menjelaskan bahwa kunjungan dilakukan secara tidak rutin. Tabel 4.8 Jumlah Frekuensi Kunjungan Jawaban Tidak rutin 7 Tabel 4.9 dibawah ini menjelaskan ada dua kelompok jawaban yang disampaikan oleh lima orang responden dari tim pastoral mengenai frekuensi

95 kunjungan. Tiga orang responden menyatakan kunjungan tidak rutin. Dua orang responden menyatakan kunjungan rutin Tabel 4.9 Jumlah Frekuensi Kunjungan Jawaban Tidak rutin 3 Rutin 2 Trianggulasi yang dilakukan kepada pihak diakon dan ketua umum sekolah minggu didominasi jawaban bahwa kunjungan tidak rutin dan hanya dilakukan saat terjadi sakit penyakit, musibah atau bencana (lampiran VII.8). Kelima, tabel 4.10 dibawah ini menjelaskan ada lima kelompok jawaban yang disampaikan oleh tujuh orang responden lansia yang hidup sendiri yang menjelaskan kegiatan yang dilakukan saat kunjungan. Tiga orang responden lansia menyatakan yang dilakukan saat kunjungan adalah berdoa. Satu orang responden lansia menyatakan yang dilakukan saat kunjungan adalah berdoa dan membaca firman. Satu orang responden lansia menyatakan yang dilakukan saat kunjungan adalah berdoa dan member nasihat. Satu orang responden lansia menyatakan yang dilakukan saat kunjungan adalah menanyakan kabar dan berdoa. Satu orang responden lansia menyatakan yang dilakukan saat kunjungan adalah berdoa, membaca firman dan memberi nasihat. Tabel 4.10 Jumlah 1 Kegiatan yang Dilakukan saat Kunjungan 1 Jawaban Berdoa dan membaca firman Berdoa dan memberi nasihat

96 Berdoa 3 Menanyakan kabar dan berdoa 1 Berdoa, membaca firman dan memberi nasihat 1 Tabel 4.11 dibawah ini menjelaskan ada lima kelompok jawaban yang disampaikan oleh lima orang responden dari tim pastoral mengenai kegiatan yang dilakukan saat kunjungan. Satu orang responden menyatakan kunjungan dilakukan dengan menanyakan kabar dan berdoa. Satu orang responden menyatakan kunjungan dilakukan dengan berdoa, memberi nasihat, memberi dukungan moral dan material serta mengajak bercakap-cakap. Satu orang responden menyatakan kunjungan dilakukan dengan berdoa, membacakan firman, memberi dukungan moran dan material. Satu orang responden menyatakan kunjungan dilakukan dengan memberi perhatian, berdoa dan memberikan bantuan material. Satu orang responden menyatakan kunjungan dilakukan dengan memberi dukungan moral, membaca firman dan berdoa Tabel 4.11 Kegiatan yang Dilakukan saat Kunjungan Jawaban Jumlah Menanyakan kabar dan berdoa 1 Berdoa, memberi nasihat, memberi dukungan moral 1 dan material, mengajak bercakap-cakap Berdoa, membacakan firman, memberi dukungan 1 moran dan material Memberi perhatian, berdoa, bantuan material 1 Memberi dukungan moral, membaca firman dan 1 berdoa

97 Trianggulasi yang dilakukan kepada pihak diakon dan ketua umum sekolah minggu juga menyatakan hal senada. Selain hal yang disebutkan diatas, dinyatakan bahwa bantuan yang diberikan dari pihak Gereja kepada lansia yang hidup sendiri berupa bantuan keuangan, sembako maupun bahan makanan lainnya (lampiran VII.9). Keenam, tabel 4.12 dibawah ini menjelaskan ada empat kelompok jawaban yang disampaikan oleh tujuh orang responden lansia yang hidup sendiri yang menjelaskan mengenai penghiburan disaat sakit. Tiga orang responden lansia menyatakan mendapat penghiburan saat sakit. Satu orang responden lansia menyatakan mendapat penghiburan dan bernyanyi saat sakit. Satu orang responden lansia menyatakan mendapat makanan dan minuman saat sakit. Dua orang responden lansia menyatakan mendapat penghiburan yang sekedarnya saja. Tabel 4.12 Jumlah 1 Penghiburan Saat Sakit 3 Jawaban 1 Penghiburan dan bernyanyi 2 Penghiburan Memberikan makanan dan obat Penghiburan hanya sekedarnya saja Tabel 4.13 dibawah ini menjelaskan ada lima kelompok jawaban yang disampaikan oleh lima orang responden dari tim pastoral mengenai gereja membantu lansia yang hidup sendiri setelah mengalami krisis dalam kehidupannya. Satu orang responden menyatakan gereja membantu dengan mendorong untuk ikut kelas sekolah minggu lansia dan kunjungan ketika mengalami masalah. Satu orang responden menyatakan mendorong untuk ikut

98 kelas sekolah minggu lansia, perhatian berupa bantuan material dan non material, kunjungan, dorongan untuk berdoa, dorongan terlibat untuk aktifitas kegerejaan. Satu orang responden menyatakan gereja membantu dengan bantuan material. Satu orang responden menyatakan gereja membantu dengan kunjungan dan bantuan untuk aktifitas kegerejaan. Satu orang responden menyatakan gereja membantu dengan melakukan kunjungan, didoakan, dukungan material dan non material dan bantuan untuk aktifitas kegerejaan. Tabel 4.13 Gereja Membantu Lansia yang Hidup Sendiri Setelah Mengalami Krisis dalam Kehidupannya Jawaban Jumlah Dorongan untuk ikut kelas sekolah minggu lansia dan 1 kunjungan ketika mengalami masalah 1 Dorongan untuk ikut kelas sekolah minggu lansia, perhatian berupa bantuan material dan non material, 1 kunjungan, dorongan untuk berdoa, dorongan terlibat 1 untuk aktifitas kegerejaan 1 Bantuan material Kunjungan, bantuan untuk aktifitas kegerejaan Kunjungan, didoakan, dukungan material dan non material, bantuan untuk aktifitas kegerejaan Trianggulasi yang dilakukan kepada empat orang responden menyatakan bahwa memang terdapat kunjungan yang dilakukan pihak Gereja kepada mereka yang sakit dan bantuan pendanaan juga diberikan kepada mereka. Pendanaan ini berasal dari Kas Diakonia. Lansia yang hidup sendiri ini juga akan didoakan dan dikuatkan. Hal ini banyak dilakukan pada kelas sekolah minggu lansia dan pertemuan kelompok sel meskipun diakui dengan adanya keterbatasan

99 waktu. Ketika ada kematian Gereja juga melayani melalui kebaktian penghiburan yang dilakukan sesuai undangan dari pihak keluarga. Hal lain yang dilakukan Gereja yaitu menyediakan fasilitas antar jemput untuk ibadah hari Minggu (lampiran VII.2). Ketujuh, Ada beberapa lansia yang hidup sendiri di GBI Bulu Semarang mengalami masalah kerohanian meskipun tidak semuanya. Tabel 4.14 dibawah ini menjelaskan ada enam kelompok jawaban yang disampaikan oleh tujuh orang responden lansia yang hidup sendiri yang menjelaskan kesulitannya ketika beribadah. Dua orang responden lansia menyatakan tidak mengalami kesulitan dalam menjalankan ibadah. Satu orang responden lansia menyatakan tidak berani bersaksi. Satu orang responden lansia menyatakan mengalami kendala fisik, kesulitan berdoa di muka umum dan kesulitan membaca firman saat beribadah. Satu orang responden lansia menyatakan tidak pernah berdoa, buta huruf, kendala fisik saat beribadah. Satu orang responden lansia menyatakan mengalami ketakutan akan kematian, kesulitan membaca firman, kesepian, rusaknya Alkitab, kendala fisik saat beribadah. Satu orang responden lansia menyatakan mengalami kendala fisik saat pergi beribadah, keengganan menjadi tempat giliran ibadah, kekecewaan pada teman segereja yang menyebabkan keenganan pergi beribadah. Tabel 4.14 Jumlah 1 Kesulitan Ketika Beribadah 1 Jawaban Tidak berani bersaksi Kendala fisik, kesulitan berdoa di muka umum, kesulitan membaca Firman

Tidak pernah berdoa, buta huruf, kendala fisik 100 Ketakutan akan kematian, kesulitan membaca firman, kesepian, rusaknya Alkitab, kendala fisik. 1 Tidak mengalami kesulitan 1 Kendala fisik, keengganan menjadi tempat giliran ibadah, kekecewaan pada teman segereja yang 2 menyebabkan keenganan pergi beribadah 1 Tabel 4.15 dibawah ini menjelaskan ada lima kelompok jawaban yang disampaikan oleh lima orang responden dari tim pastoral mengenai lansia yang hidup sendiri mengalami masalah kerohanian. Satu orang responden menyatakan hampir tidak mengalami masalah kerohanian pada lansia. Satu orang responden menyatakan kesulitan transportasi, kendala fisik, tidak bisa membaca firman, tidak bisa berdoa, halangan keluarga yang beda agama, karakter yang kurang baik, kesepian, tidak ikut dalam pelayanan, tidak rutin hadir dalam ibadah pada lansia. Satu orang responden lansia menyatakan tidak ikut dalam pelayanan, halangan keluarga yang beda agama, tidak bisa berdoa dan membaca firman, tidak rutin hadir dalam ibadah pada lansia. Satu orang responden lansia menyatakan tidak rutin hadir dalam ibadah, kesepian, kendala fisik pada lansia. Satu orang responden lansia menyatakan kendala fisik, kesulitan transportasi, kesepian pada lansia. Tabel 4.15 Lansia yang Hidup Sendiri Mengalami Masalah Kerohanian Jawaban Jumlah Hampir tidak 1 Kesulitan transportasi, kendala fisik, tidak bisa 1 membaca firman, tidak bisa berdoa, halangan keluarga

yang beda agama, karakter yang kurang baik, kesepian, 101 tidak ikut dalam pelayanan, tidak rutin hadir dalam ibadah 1 Tidak ikut dalam pelayanan, halangan keluarga yang 1 beda agama, tidak bisa berdoa dan membaca firman, 1 tidak rutin hadir dalam ibadah Tidak rutin hadir dalam ibadah, kesepian, kendala fisik Kendala fisik, kesulitan transportasi, kesepian Trianggulasi yang dilakukan pada empat responden menyatakan bahwa memang terdapat masalah kerohanian namun tidak semuanya mengalami. Satu responden menyatakan bahwa lansia yang aktif ikut kelas sekolah minggu hampir tidak memiliki masalah kerohanian. Masalah kerohanian bisa muncul karena kurangnya pendidikan, masalah kesehatan, masalah keluarga, masalah kesepian, keaktifan bergereja dan kurangnya pelayanan dalam gereja. (lampiran VII.1). Kedelapan, Tabel 4.16 dibawah ini menjelaskan ada lima kelompok jawaban yang disampaikan oleh lima orang responden dari tim pastoral mengenai program kerja GBI Bulu untuk meningkatkan kerohanian para lansia yang hidup sendiri. Satu orang responden menyatakan meningkatkan kerohanian para lansia yang hidup sendiri dengan mendorong hadir dalam kelas sekolah minggu, WBI, pujian istimewa, dan acara khusus Gereja. Satu orang responden menyatakan belum ada program khusus untuk lansia yang hidup sendiri namun kegiatan umum dan kelas lansia ada kelas sekolah minggu lansia, komsel, WBI, PBI. Satu orang responden menyatakan untuk meningkatkan kerohanian para lansia yang hidup sendiri dengan kelas Sekolah Minggu, komsel. Satu orang responden menyatakan

102 untuk meningkatkan kerohanian para lansia yang hidup sendiri dengan komsel dan kunjungan diakon Satu orang responden menyatakan untuk meningkatkan kerohanian para lansia yang hidup sendiri dengan menjemput lansia dan mendorong untuk terlibat dalam pelayanan. Tabel 4.16 Program Kerja GBI Bulu untuk Meningkatkan Kerohanian Para Lansia yang Hidup Sendiri Jawaban Jumlah Mendorong hadir dalam kelas Sekolah Minggu, WBI, 1 pujian istimewa, Acara khusus Gereja Belum ada program khusus untuk lansia yang hidup 1 sendiri namun kegiatan umum dan kelas lansia ada kelas sekolah minggu lansia, komsel, WBI, PBI 1 Kelas Sekolah Minggu, komsel, 1 Komsel dan kunjungan diakon 1 Menjemput lansia dan mendorong untuk terlibat dalam pelayanan Trianggulasi yang dilakukan kepada empat responden juga menyatakan bahwa belum ada program khusus untuk lansia yang hidup sendiri dan baru lansia secara umum. Namun demikian untuk meningkatkan kerohanian para lansia yang hidup sendiri diadakan kelas Sekolah Minggu Lansia, Kelompok Sel, persekutuan PBI/WBI (lampiran VII.3) Pihak Gereja juga tidak bosan untuk mengajak para lansia yang hidup sendiri ini untuk hadir ke sekolah minggu karena diakui tingkat kehadiran lansia putri lebih banyak dari lansia putra. Diakui oleh Ketua umum sekolah minggu tingkat kehadiaran kelas lansia adalah tertinggi dari semua kelas yang ada di sekolah minggu. Hal ini dikarenakan selain untuk tempat

103 berkumpul untuk belajar Firman Tuhan, pertemuan sesama lansia ini digunakan sebagai tempat bersosialisasi untuk mengusir kesepian dan tempat untuk mengungkapkan isi hati. Tabel 4.17 dibawah ini menjelaskan ada dua kelompok jawaban yang disampaikan oleh tujuh orang responden lansia yang hidup sendiri yang menjelaskan pertolongan untuk datang ke Gereja dan pertemuan-pertemuan lainnya. Lima orang responden menyatakan pertolongan gereja lewat jemputan yang ada hanya dihari minggu dan ari-hari pertemuan ibadah lainnya tidak ada jemputan. Dua orang responden menjawab datang sendiri untuk menghadiri acara- acara Gereja. Tabel 4.17 Pertolongan untuk Datang ke Gereja dan Pertemuan-Pertemuan Lainnya Jawaban Jumlah Dijemput hanya pada hari minggu dan tidak dihari 5 ibadah yang lain Datang Sendiri 2 Kesembilan, tabel 4.18 dibawah ini menjelaskan ada dua kelompok jawaban yang disampaikan oleh tujuh orang responden lansia yang hidup sendiri yang menjelaskan apakah Gereja mendorong lansia yang hidup sendiri ini untuk berdoa, membaca firman dan kegiatan rohani lainnya. Enam orang responden menyatakan kesadarannya sendiri untuk berdoa, membaca firman dan kegiatan rohani lainnya serta mendapat dorongan dari Gereja. Satu orang responden menyatakan kesadarannya sendiri untuk berdoa, membaca firman dan kegiatan rohani lainnya serta tidak tergantung oleh Gereja.

104 Tabel 4.18 Gereja Mendorong untuk Bedoa, Membaca Firman dan Kegiatan Rohani Lainnya Jawaban Jumlah Kesadaaran sendiri tetapi juga didorong oleh Gereja. 6 Kesadaran sendiri dan tidak tergantung oleh Gereja 1 Tabel 4.19 dibawah ini menjelaskan ada empat kelompok jawaban yang disampaikan oleh lima orang responden dari tim pastoral mengenai hal yang dilakukan Gereja untuk membangun kehidupan rohani lansia yang hidup sendiri. Dua orang responden menyatakan melalui kunjungan kunjungan, khotbah, sekolah minggu, komsel. Satu orang responden menyatakan dengan sekolah minggu, komsel, kunjungan. Satu orang responden menyatakan dengan kunjungan. Satu orang responden menyatakan dengan sekolah minggu, komsel, WBI. Tabel 4.19 Hal yang Dilakukan Gereja untuk Membangun Kehidupan Rohani Lansia yang Hidup Sendiri Jawaban Jumlah Sekolah minggu, komsel, kunjungan 1 Kunjungan, khotbah, sekolah minggu, komsel 2 Kunjungan 1 Sekolah minggu, komsel, WBI 1 Trianggulasi yang dilakukan kepada tim diakon dan ketua umum guru sekolah minggu menyebutkan bahwa untuk membangun kehidupan rohani para lansia yang hidup sendiri adalah mendorong mereka untuk lebih giat hadir bergereja, sekolah minggu dan pertemuan kelompok sel. Namun demikan acara

105 tersebut bersifat umum kepada lansia dan belum dikhususkan hanya pada lansia yang hidup sendiri. Cara lain yang digunakan yaitu berupaya untuk mengumpulkan para lansia ini satu dengan yang lain sehingga bisa terbangun rohaninya (lampiran VII. 4). Kesepuluh, tabel 4.20 dibawah ini menjelaskan ada dua kelompok jawaban yang disampaikan oleh tujuh orang responden lansia yang hidup sendiri yang menjelaskan Gereja membantu mereka menerima perubahan di masa tua. Enam jawaban responden menyatakan Gereja membantu lansia untuk menerima perubahan dimasa tua. Satu jawaban responden menyatakan inisiatifnya sendiri untuk menerima perubahan dimasa tua. Tabel 4.20 Gereja Membantu Menerima Perubahan Di Masa Tua Jawaban Jumlah Gereja membantu lansia untuk menerima perubahan 6 dimasa tua Inisiatif sendiri untuk menerima perubahan dimasa tua 1 Tabel 4.21 dibawah ini menjelaskan ada lima kelompok jawaban yang disampaikan oleh lima orang responden dari tim pastoral mengenai hal yang dilakukan Gereja untuk membantu para lansia yang hidup sendiri menerima masa tuanya. Satu orang responden menyatakan melalui penghiburan, khotbah, sekolah minggu lansia. Satu orang responden menyatakan melalui kunjungan, melalui kegiatan gereja, dan perhatian. Satu orang responden menyatakan melalui kunjungan, memotivasi untuk membaca Alkitab, berdoa, dan mengajarkan hal-hal positif. Satu orang responden menyatakan melalui kunjungan, komsel, dan

106 sekolah minggu lansia. Satu orang responden menyatakan melalui kunjungan, dan penghiburan Tabel 4.21 Hal yang Dilakukan Gereja untuk Membantu Para Lansia yang Hidup Sendiri Menerima Masa Tuanya Jawaban Jumlah Penghiburan, khotbah, sekolah minggu lansia 1 Kunjungan, melalui kegiatan gereja, perhatian 1 Kunjungan, memotivasi untuk membaca Alkitab, 1 berdoa, mengajarkan hal-hal positif Kunjungan, komsel, dan sekolah minggu lansia 1 Kunjungan, penghiburan 1 Trianggulasi yang dilakukan kepada tim diakon dan ketua umum sekolah minggu menjelaskan bahwa hal yang dilakukan Gereja untuk membantu para lansia yang hidup sendiri untuk menerima kondisi masa tuanya yaitu dengan para lansia yang hidup sendiri ini telah mendapatkan penghiburan dengan memberikan kata-kata motivasi, kunjungan, nasihat-nasihat firman Tuhan, penguatan melalui pertemuan kelompok sel dan berdoa untuk menerima kondisi yang ada. Gereja juga menyediakan angkutan dihari minggu agar mereka bisa llebih mudah pergi beribadah di hari Minggu. Namun angkutan jemputan ini hanya ada di ibadah hari minggu dan tidak ada jemputan di jam doa Rabu, pertemuan kelompok sel maupun aktifitas kegerejaan yang lainnya (lampiran VII.5).

107 Kesebelas, tabel 4.22 dibawah ini menjelaskan ada dua kelompok jawaban yang disampaikan oleh tujuh orang responden lansia yang hidup sendiri yang menjelaskan apakah Gereja mengajak mereka untuk pelayanan. Lima orang responden menyatakan Gereja mengajak untuk ikut dalam pelayanan. Dua orang responden menyatakan tidak mau terlibat dalam pelayanan. Tabel 4.22 Jumlah 5 Gereja Mengajak Dalam Pelayanan 2 Jawaban Gereja mengajak untuk ikut dalam pelayanan Tidak mau terlibat dalam pelayanan Tabel 4.23 dibawah ini menjelaskan ada tiga kelompok jawaban yang disampaikan oleh lima orang responden dari tim pastoral mengenai hal yang dilakukan Gereja untuk melibatkan lansia yang hidup sendiri dalam pelayanan Gereja. Tiga orang responden menyatakan Gereja melibatkan lansia yang hidup sendiri untuk pendoa syafaat, penerima tamu, mengedarkan kantong persembahan. Satu orang responden menyatakan Gereja melibatkan lansia yang hidup sendiri untuk mengambil persembahan, WBI, Pujian Istimewa dan Komsel. Satu orang responden menyatakan Gereja melibatkan lansia yang hidup sendiri untuk berdoa syafaat, merangkai bunga, mengambil persembahan, memberikan persembahan, memimpin doa, WBI. Tabel 4.23 Hal yang Dilakukan Gereja untuk Melibatkan Lansia yang Hidup Sendiri Dalam Pelayanan Gereja Jawaban Jumlah

Pengambilan persembahan, WBI, Pujian Istimewa, 108 Komsel 1 Pendoa syafaat, penerima tamu, mengedarkan kantong 3 persembahan 1 Berdoa syafaat, merangkai bunga, mengambil persembahan, memberikan persembahan, memimpin doa, WBI. Trianggulasi yang dilakukan kepada tim diakon dan ketua umum sekolah minggu melibatkan para lansia yang hidup sendiri ini dalam pelayanan Gereja melalui doa syafaat, pujian istimewa, pengambil persembahan, penerima tamu, dan ikut dalam panitia-panitia kecil. Namun demikian ada juga lansia yang tidak terlibat dalam pelayanan. Pelayanan yang diberikan disesuaikan dengan kemampuan mereka masing-masing (lampiran VII.6). 4.1.2.2.Masalah Ekonomi Responden telah memberikan jawaban terhadap daftar pertanyaan wawancara dan dapat dilihat pada lampiran II, lampiran V, dan lampiran VIII. Sejumlah penemuan yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah pertama, tabel 4.24 dibawah ini menjelaskan ada dua kelompok jawaban yang disampaikan oleh tujuh orang responden lansia yang hidup sendiri yang menjelaskan apakah mereka mengalami masalah ekonomi. Tiga orang responden menyatakan tidak mengalami masalah ekonomi. Empat orang responden menyatakan mengalami masalah ekonomi.

109 Tabel 4.24 Lansia Memiliki Masalah Dalam Ekonomi Jawaban Jumlah Tidak mengalami masalah ekonomi 3 Mengalami masalah ekonomi 4 Tabel 4.25 dibawah ini menjelaskan jawaban yang disampaikan oleh lima orang responden dari tim pastoral mengenai lansia yang hidup sendiri mengalami masalah ekonomi. Lima orang responden menyatakan beberapa orang lansia mengalami masalah ekonomi dan lainnya tidak mengalami masalah ekonomi. Tabel 4.25 Lansia yang Hidup Sendiri Mengalami Masalah Ekonomi Jawaban Jumlah Beberapa orang lansia mengalami masalah ekonomi 5 dan lainnya tidak mengalami masalah ekonomi Trianggulasi yang dilakukan dengan tim diakon dan ketua umum guru sekolah minggu juga menyatakan hal yang demikian (lampiran VIII.1). Beberapa lansia yang hidup sendiri dan memiliki dana pensiun tidak mengalami kesulitan ekonomi namun apabila hanya ibu rumah tangga biasa saja maka akan mengalami permasalahan ekonomi. Kedua, tabel 4.26 dibawah ini menjelaskan ada tiga kelompok jawaban yang disampaikan oleh tujuh orang responden lansia yang hidup sendiri yang menjelaskan apakah lansia yang hidup sendiri ini ditolong oleh Gereja untuk menyelesaikan masalah ekonomi. Dua orang responden menjawab ditolong rutin

110 oleh Gereja untuk menyelesaikan masalah ekonomi. Satu orang responden menjawab tidak ditolong rutin oleh Gereja hanya ketika sakit. Satu orang responden menjawab tidak memberitahu ketika ada masalah ekonomi. Tabel 4.26 Ditolong Gereja Menyelesaikan Masalah Ekonomi Jawaban Jumlah Ditolong rutin 2 Tidak Menolong Secara Rutin hanya ketika sakit 1 Tidak Memberitahu Pihak Gereja 1 Tabel 4.27 dibawah ini menjelaskan ada empat kelompok jawaban yang disampaikan oleh lima orang responden dari tim pastoral mengenai apakah Gereja membantu lansia yang hidup sendiri setelah mengalami krisis ekonomi dalam kehidupannya. Dua orang responden menyatakan Gereja membantu lansia yang hidup sendiri setelah mengalami krisis ekonomi dalam kehidupannya dengan memberikan bantuan untuk kebutuhan sehari-hari. Satu orang responden menyatakan Gereja membantu lansia yang hidup sendiri setelah mengalami krisis ekonomi dalam kehidupannya dengan memberikan bantuan untuk kebutuhan sehari-hari dan kunjungan. Satu orang responden menyatakan Gereja membantu lansia yang hidup sendiri setelah mengalami krisis ekonomi dalam kehidupannya dengan memberikan bantuan untuk kebutuhan sehari-hari yang sifatnya mendesak. Satu orang responden menyatakan Gereja membantu lansia yang hidup sendiri setelah mengalami krisis ekonomi dalam kehidupannya dengan kunjungan, penghiburan dan mendoakan

111 Tabel 4.27 Gereja Membantu Lansia yang Hidup Sendiri Setelah Mengalami Krisis dalam Ekonomi dalam Kehidupannya Jawaban Jumlah Bantuan untuk kebutuhan sehari-hari dan kunjungan 1 Bantuan untuk kebutuhan sehari-hari yang sifatnya 1 mendesak Bantuan untuk kebutuhan sehari-hari 2 Kunjungan, penghiburan dan mendoakan 1 Trianggulasi yang dilakukan dengan tim diakon dan ketua umum guru sekolah minggu juga menyatakan hal yang demikian. Gereja membantu melalui dana pengobatan diberikan kepada mereka yang sakit, dana kematian Santa Maria, program sembako yang hanya diberikan pada acara-acara tertentu seperti natal dan ulang tahun Gereja (lampiran VIII.2). Ketiga, tabel 4.28 dibawah ini menjelaskan ada tiga kelompok jawaban yang disampaikan oleh tujuh orang responden lansia yang hidup sendiri yang menjelaskan apakah lansia yang hidup sendiri menerima bantuan. Dua orang responden menjawab menerima bantuan sembako dan dana kematian Santa Maria. Satu orang responden menjawab tidak mau menerima bantuan perbaikan rumah tetapi mau menerima bantuan dana kematian Santa Maria. Satu orang responden menjawab menerima sembako, uang tunai, bantuan kacamata, dana kematian Santa Maria, dan bantuan perbaikan rumah. Tabel 4.28 Jumlah Menerima Bantuan dari Gereja 2 Jawaban Sembako dan dana kematian Santa Maria

Tidak mau menerima bantuan perbaikan rumah, 112 menerima dana kematian Santa Maria 1 Sembako, uang tunai, bantuan kacamata, dana 1 kematian Santa Maria, bantuan perbaikan rumah Tabel 4.29 dibawah ini menjelaskan ada lima kelompok jawaban yang disampaikan oleh lima orang responden dari tim pastoral mengenai program bantuan ekonomi yang spesifik untuk lansia yang hidup sendiri. Satu orang responden menyatakan program bantuan ekonomi yang spesifik untuk lansia yang hidup sendiri berupa sembako, dana kematian, dan bantuan khusus yang isidental. Satu orang responden program bantuan ekonomi yang spesifik untuk lansia yang hidup sendiri berupa dana kematian yang rutin dilakukan, sembako dan pelayanan kesehatan belum rutin dilakukan. Satu orang responden program bantuan ekonomi yang spesifik untuk lansia yang hidup sendiri berupa dana kematian yang secara rutin dan bantuan jemaat secara perorangan. Satu orang responden program bantuan ekonomi yang spesifik untuk lansia yang hidup sendiri berupa Dana kematian. Satu orang responden program bantuan ekonomi yang spesifik untuk lansia yang hidup sendiri berupa dana kematian, sembako yang tidak secara rutin, dan dana kunjungan ketika sakit. Tabel 4.29 Program Bantuan Ekonomi yang Spesifik untuk Lansia yang Hidup Sendiri Jawaban Jumlah Sembako, dana kematian, dan bantuan khusus yang 1 isidental 1 Dana kematian yang rutin dilakukan, sembako dan 1 pelayanan kesehatan belum rutin dilakukan Dana kematian yang secara rutin dan bantuan jemaat

secara perorangan 113 Dana kematian Dana kematian, sembako yang tidak secara rutin, dan 1 dana kunjungan ketika sakit 1 Trianggulasi yang dilakukan dengan tim diakon dan ketua umum guru sekolah minggu juga menyatakan hal yang demikian. Gereja membantu melalui dana kematian Santa Maria, dana kesehatan ketika mengunjungi orang sakit, pembagian sembako pada acara-acara besar Gereja seperti Natal dan ulang tahun Gereja. Hal lain yang diungkapkan bahwa pembagian sembako bagi lansia yang hidup sendiri yang tidak mampu dulu pernah dibagikan secara rutin oleh WBI. Namun demikian muncul kecemburuan sosial sehingga pembagian sembako ini sekarang hanya bersifat insidental pada acara-acara khusus Gereja saja (lampiran VIII.3). Keempat, tabel 4.30 dibawah ini menjelaskan ada tiga kelompok jawaban yang disampaikan oleh tujuh orang responden lansia yang hidup sendiri yang menjelaskan apakah mereka mendapat bimbingan bagaimana cara mengatur keuangan dari pihak Gereja. Empat orang responden menjawab menerima bantuan dari khotbah. Dua orang responden menjawab tidak mendapat bimbingan. Satu orang menjawab menerima bantuan dengan pengelolaan keuangan. Tabel 4.30 Mendapat Bimbingan Bagaimana Cara Mengatur Keuangan Dari Pihak Gereja Jawaban Jumlah Menerima bantuan dari khotbah 4 Menerima bantuan dengan pengaturan keuangan 1 Tidak mendapat bimbingan 2

114 Tabel 4.31 dibawah ini menjelaskan ada lima kelompok jawaban yang disampaikan oleh lima orang responden dari tim pastoral mengenai Gereja membimbing para lansia yang hidup sendiri dalam hal ekonomi. Satu orang responden menyatakan Gereja membimbing para lansia yang hidup sendiri dalam hal ekonomi lewat pelatihan. Satu orang responden menyatakan tdak ada program khusus untuk membimbing para lansia yang hidup sendiri dalam hal ekonomi hanya lewat khotbah baik ibadah minggu, WBI, PBI serta lewat pelatihan. Satu orang responden menyatakan khotbah di sekolah minggu dan komsel. Satu orang responden menyatakan Gereja membimbing para lansia yang hidup sendiri dalam hal ekonomi lewat khotbah di sekolah minggu dan pelatihan. Satu orang responden menyatakan Gereja membimbing para lansia yang hidup sendiri dalam hal ekonomi lewat khotbah. Tabel 4.31 Gereja Membimbing Para Lansia yang Hidup Sendiri Dalam Hal Ekonomi Jawaban Jumlah Pelatihan 1 Tidak ada program khusus hanya lewat khotbah baik 1 ibadah minggu, WBI, PBI, lewat pelatihan Khotbah di Sekolah minggu dan komsel 1 Khotbah di Sekolah minggu dan pelatihan 1 Khotbah 1 Trianggulasi yang dilakukan dengan tim diakon dan ketua umum guru sekolah minggu juga menyatakan hal yang demikian yaitu adanya bimbingan lewat khotbah dalam ibadah minggu maupun lewat komsel. Namun demikian porsinya sangat sedikit. Bimbingan ekonomi khusus yang dilakukan personal juga

115 pernah dilakukan di GBI Bulu Semarang. Pengembangan usaha memang pernah dilakukan oleh WBI tetapi tidak ada tindak lanjutnya (lampiran VIII.4) Kelima, Tabel 4.32 dibawah ini menjelaskan ada dua kelompok jawaban yang disampaikan oleh tujuh orang responden lansia yang hidup sendiri yang menjelaskan apakah Gereja menolong ketika ada masalah keuangan yang berhubungan dengan tetangga atau anggota keluarga. Dua orang responden menjawab Gereja menolong ketika ada masalah keuangan yang berhubungan dengan tetangga atau anggota keluarga. Dua orang responden menjawab tidak menyampaikan kepada pihak Gereja. Tabel 4.32 Gereja Menolong Ketika Ada Masalah Keuangan yang Berhubungan dengan Tetangga atau Anggota Keluarga Jawaban Jumlah 2 Gereja menolong ketika ada masalah keuangan yang berhubungan dengan tetangga atau anggota keluarga 2 Tidak menyampaikan kepada pihak Gereja Tabel 4.33 dibawah ini menjelaskan ada lima kelompok jawaban yang disampaikan oleh lima orang responden dari tim pastoral mengenai Gereja memfasilitasi dalam usaha mendamaikan lansia dengan keluarga atau lingkungan sosial apabila terjadi konflik yang berkaitan dengan masalah ekonomi. Satu orang responden menyatakan ada kejadian tersebut dan Gereja membantu. Satu orang responden menyatakan belum melakukan fasilitasi yang mendalam, fasilitas yang diberikan lewat pendampingan, pengawasan, penguatan. Satu orang responden menyatakan pendampingan yang tidak terlalu mendalam, pendampingan hanya

116 pendampingan mental. Satu orang responden menyatakan melakukan mediasi Satu orang responden menyatakan melakukan pendampingan tidak terlalu mendalam dengan berupaya mendamaikan apabila terjadi konflik, memberikan support dana dan sembako Tabel 4.33 Gereja Memfasilitasi Dalam Usaha Mendamaikan Lansia Dengan Keluarga atau Lingkungan Sosial Apabila Terjadi Konflik yang Berkaitan Dengan Masalah Ekonomi Jawaban Jumlah Ada kejadian tersebut dan Gereja membantu 1 Belum melakukan fasilitasi yang mendalam. Fasilitas 1 yang diberikan lewat pendampingan, pengawasan, penguatan 1 Pendampingan yang tidak terlalu mendalam. Pendampingan hanya pendampingan mental 1 Mediasi 1 Pendampingan secara tidak terlalu mendalam dengan berupaya mendamaikan saat terjadi konflik, memberikan support dana dan sembako Trianggulasi yang dilakukan dengan tim diakon dan ketua umum guru sekolah minggu juga menyatakan ada dua kasus yang dialami oleh lansia yang hidup sendiri ini berkaitan dengan masalah konflik ekonomi dengan keluarga. Gereja melakukan pendampingan dan perlindungan secara tidak langsung kepada lansia yang hidup sendiri ini. Pendampingan yang dilakukan Gereja hanya memberikan masukan dan tidak terlibat secara mendalam (lampiran VIII.5). Keenam, tabel 4.34 dibawah ini menjelaskan ada tiga kelompok jawaban yang disampaikan oleh tujuh orang responden lansia yang hidup sendiri

117 yang menjelaskan apakah Gereja mendorong untuk tetap aktif dan memiliki kegiatan untuk memanfaatkan waktu luang. Empat responden menjawab Gereja mendorong mereka menggunakan waktu luang. Satu responden menjawab Gereja mendorong tetapi terhalang kondisi fisik. Satu orang responden menjawab tidak mendorong karena jarang datang ke Gereja. Tabel 4.34 Gereja Mendorong untuk Tetap AKtif dan Memiliki Kegiatan untuk Memanfaatkan Waktu Luang Jawaban Jumlah Gereja mendorong menggunakan waktu luang 4 Gereja mendorong tetapi terhalang kondisi fisik 1 Tidak mendorong karena jarang datang ke Gereja 1 Tabel 4.35 dibawah ini menjelaskan ada empat kelompok jawaban yang disampaikan oleh lima orang responden dari tim pastoral mengenai apakah Gereja mendorong para lansia yang hidup sendiri untuk tetap aktf dan memberikan ketrampilan sederhana yang bisa menghasilkan dalam bidang ekonomi. Dua orang responden menyatakan ada pelatihan sederhana. Satu reponden menyatakan Tidak mendorong untuk bekerja kembali namun ada pelatihan sederhana. Satu reponden menyatakan Pelatihan sudah dilakukan namun pelatihan yang menghasilkan secara pribadi belum ada. Satu reponden menyatakan belum ada.

118 Tabel 4.35 Gereja Mendorong Para Lansia yang Hidup Sendiri untuk Tetap Aktf dan Memberikan Ketrampilan Sederhana yang Bisa Menghasilkan Dalam Bidang Ekonomi Jawaban Jumlah Pelatihan sederhana 2 Tidak mendorong untuk bekerja kembali namun ada 1 pelatihan sederhana Pelatihan sudah dilakukan namun pelatihan yang 1 menghasilkan secara pribadi belum ada Belum ada 1 Trianggulasi yang dilakukan dengan tim diakon dan ketua umum guru sekolah minggu juga menyatakan Gereja lewat WBI pernah mengadakan pelatihan ketrampilan. Ketrampilan ini berupa pembuatan mie, sirup, sabun dan budidaya jamur namun lansia kebanyakan tidak datang. Ketrampilan ini tidak ditindaklanjuti maupun dikerjakan oleh para lansia yang hidup sendiri (lampiran VIII.6). 4.1.2.3.Masalah Sosial Responden telah memberikan jawaban terhadap daftar pertanyaan wawancara dan dapat dilihat pada lampiran III, lamiran VI, dan lampiran XI. Sejumlah penemuan yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah: pertama, tabel 4.36 dibawah ini menjelaskan ada dua kelompok jawaban yang disampaikan oleh tujuh orang responden lansia yang hidup sendiri yang menjelaskan apakah mereka memiliki permasalahan sosial yang terkait dengan keluarga dan tetangga

119 sekitar. Ada lima responden yang menyatakan memiliki masalah yang terkait dengan keluarga dan tetangga sekitar. Dua orang responden menyatakan tidak memiliki masalah terkait dengan keluarga dan tetangga sekitar. Tabel 4.36 Memiliki Persoalan Terkait Dengan Keluarga dan Tetangga Sekitar Jawaban Jumlah Memiliki Persoalan Terkait Dengan Keluarga dan 5 Tetangga Sekitar Tidak Memiliki 2 Tabel 4.37 dibawah ini menjelaskan jawaban yang disampaikan oleh lima orang responden dari tim pastoral mengenai apakah lansia yang hidup sendiri ini memiliki persoalan terkait dengan keluarga dan tetangga sekitar. Ada satu kelompok jawaban yang menyatakan Beberapa orang lansia mengalami masalah sosial dan lainnya tidak mengalami masalah sosial dari 5 orang responden Tabel 4.37 Lansia yang Hidup Sendiri Mengalami Masalah Sosial Jawaban Jumlah Beberapa orang lansia mengalami masalah sosial dan 5 lainnya tidak mengalami masalah sosial Trianggulasi yang dilakukan dengan tim diakon dan ketua umum guru sekolah minggu juga menyatakan hal yang senada. Ada lansia yang tidak memiliki masalah sosial dengan keluarga ataupun tetangga sekitar. Namun ada juga lansia yang memiliki masalah dengan keluarga dan tetangga. Konflik ini terjadi karena perebutan hak waris, merasa ingin dikasihani, hubungan yang tidak

120 akrab dengan keluarga, perubahan sifat lansia menjadi lebih sensitif dan menjadi ada yang seperti anak kecil (lampiran XI.1) Kedua, tabel 4.38 dibawah ini menjelaskan ada dua kelompok jawaban yang disampaikan oleh tujuh orang responden lansia yang hidup sendiri yang menjelaskan apakah Gereja terus mengunjungi setelah mengalami masalah dengan keluarga dan tetangga sekitar. Empat orang responden menjawab Gereja terus mengunjungi setelah mengalami masalah dengan keluarga dan tetangga sekitar. Satu orang responden Gereja tidak mengunjungi setelah mengalami masalah dengan keluarga dan tetangga sekitar. Tabel 4.38 Gereja Terus Mengunjungi Setelah Mengalami Masalah dengan Keluarga dan Tetangga Sekitar Jawaban Jumlah 4 Gereja Terus Mengunjungi Setelah Mengalami Masalah dengan Keluarga dan Tetangga Sekitar 1 Tidak Tabel 4.39 dibawah ini menjelaskan ada empat kelompok jawaban yang disampaikan oleh lima orang responden dari tim pastoral mengenai apakah Gereja membantu lansia yang hidup sendiri setelah mengalami masalah sosial dalam hidupnya. Dua orang responden menyatakan Gereja membantu lansia yang hidup sendiri setelah mengalami masalah sosial dalam hidupnya dengan mengunjungi. Satu orang responden menyatakan Gereja membantu lansia yang hidup sendiri setelah mengalami masalah sosial dalam hidupnya dengan memberikan nasihat. Satu orang responden menyatakan Untuk konflik besar.

121 Gereja memberikan pendampingan yang intensif, persoalan internal (seperti masalah menantu dll) Gereja tidak terlibat kalau tidak diminta. Satu orang responden menyatakan Mengunjungi dan menguatkan Tabel 4.39 Gereja Membantu Lansia yang Hidup Sendiri Setelah Mengalami Masalah Sosial dalam Hidupnya Jawaban Jumlah Memberikan nasihat 1 Untuk konflik besar. Gereja memberikan 1 pendampingan yang intensif, persoalan internal (seperti masalah menantu dll) Gereja tidak terlibat kalau tidak 1 diminta. 2 Mengunjungi dan menguatkan Mengunjungi Trianggulasi yang dilakukan dengan tim diakon dan ketua umum guru sekolah minggu juga menyatakan hal yang senada. Gereja membantu lansia setelah mengalami masalah sosial dalam kehidupannya dengan pendampingan. Namun demikian pendampingan yang diberikan bersifat tidak terlalu dalam. Gereja hanya melakukan pendampingan pada pihak yang merupakan anggota Gereja (lampiran XI.2) Ketiga, tabel 4.40 dibawah ini menjelaskan ada dua kelompok jawaban yang disampaikan oleh tujuh orang responden lansia yang hidup sendiri yang menjelaskan apakah lansia yang hidup sendiri merasa diperhatikan oleh keluarga. Empat orang responden menjawab mereka diperhatikan oleh keluarga. Tiga menjawab tidak diperhatikan oleh keluarga.

122 Tabel 4.40 Lansia Merasa Diperhatikan oleh Keluarga Jawaban Jumlah Diperhatikan oleh keluarga 4 Tidak diperhatikan oleh keluarga 3 Tabel 4.41 dibawah ini menjelaskan ada dua kelompok jawaban yang disampaikan oleh tujuh orang responden lansia yang hidup sendiri yang menjelaskan apakah lansia yang hidup sendiri merasa diperhatikan oleh warga Gereja. Enam orang responden menjawab mereka merasa diperhatikan oleh warga gereja. Satu orang menjawab tidak diperhatikan oleh warga Gereja. Tabel 4.41 Lansia Merasa Diperhatikan oleh Warga Gereja Jawaban Jumlah diperhatikan oleh warga gereja 6 tidak terlalu diperhatikan oleh warga gereja 1 Tabel 4.42 dibawah ini menjelaskan ada dua kelompok jawaban yang disampaikan oleh tujuh orang responden lansia yang hidup sendiri yang menjelaskan apakah lansia yang hidup sendiri merasa diperhatikan oleh Gereja. Enam orang responden menjawab mereka diperhatikan oleh Gereja. Tiga menjawab tidak diperhatikan oleh Gereja. Tabel 4.42 Jumlah 6 Lansia Merasa Diperhatikan oleh Gereja 1 Jawaban diperhatikan oleh gereja tidak menuntut diperhatikan gereja

123 Tabel 4.43 dibawah ini menjelaskan ada dua kelompok jawaban yang disampaikan oleh tujuh orang responden lansia yang hidup sendiri yang menjelaskan apakah lansia yang hidup sendiri merasa diperhatikan oleh tetangga sekitar. Empat orang responden menjawab mereka diperhatikan oleh tetangga sekitar. Tiga menjawab tidak diperhatikan oleh tetangga sekitar. Tabel 4.43 Lansia Merasa Diperhatikan oleh Tetangga Sekitar Jawaban Jumlah diperhatikan oleh tetangga sekitar 4 tidak terlalu diperhatikan oleh tetangga sekitar 3 Tabel 4.44 dibawah ini menjelaskan ada tiga kelompok jawaban yang disampaikan oleh lima orang responden dari tim pastoral mengenai program spesifik untuk menimbulkan kesadaran bagi keluarga, warga masyarakat dan warga jemaat untuk menopang lansia menghadapi masa tuanya. Dua orang responden menyatakan Anak-anak diajari harus menghormati orang tuanya dan warga Gereja memperhatikan sesamanya. Dua orang responden menyatakan dengan ritrit keluarga. Satu orang responden menyatakan Terkait dengan masyarakat tidak pernah melakukan, tetapi untuk jemaat didorong lewat kegiatan ibadah dan kelompk sel. Pemberian sembako maupun parcel dengan memprioritaskan lansia juga dilakukan dalam acara-acara besar Gereja seperti paskah maupun natal lewat PKMB (Persekutuan Kaum Muda Baptis maupun panitia natal) untuk menumbuhkan kesadaran bagi kaum yang lebih muda.

124 Tabel 4.44 Program Spesifik untuk Menimbulkan Kesadaran Bagi Keluarga, Warga Masyarakat dan Warga Jemaat untuk Menopang Lansia Menghadapi Masa Tuanya Jawaban Jumlah Anak-anak diajari harus menghormati orang tuanya dan 2 warga Gereja memperhatikan sesamanya 1 Terkait dengan masyarakat tidak pernah melakukan, tetapi untuk jemaat didorong lewat kegiatan ibadah dan 2 kelompk sel. Pemberian sembako maupun parcel dengan memprioritaskan lansia juga dilakukan dalam acara-acara besar Gereja seperti paskah maupun natal lewat PKMB (Persekutuan Kaum Muda Baptis maupun panitia natal) untuk menumbuhkan kesadaran bagi kaum yang lebih muda Retret keluarga Trianggulasi yang dilakukan dengan tim diakon dan ketua umum guru sekolah minggu juga menyatakan bahwa untuk menimbulkan kesadaran bagi keluarga dan warga jemaat menopang lansia menghadapi masa tuanya dilakukan melalui seri khotbah mengenai keluarga. Namun demikian program yang secara langsung dikhususkan untuk lansia belum ada karena sifatnya masih umum untuk semua anggota Gereja. Keterbatasan lainnya yaitu kurikulum Sekolah Minggu menggunakan LLB (Lembaga Literatur Baptis) sehingga kurikulum yang disampaikan terprogram secara terpusat sehingga tidak secara khusus membahas hal tersebut (lampiran XI.3). Keempat, tabel 4.45 dibawah ini menjelaskan ada empat kelompok jawaban yang disampaikan oleh tujuh orang responden lansia yang hidup sendiri yang menjelaskan apakah Gereja mendorong mereka untuk lebih dekat dengan

125 keluarga. Dua orang responden menjawab Gereja mendorong mereka untuk lebih dekat dengan keluarga. Dua orang responden menjawab mereka dekat dengan keluarga tetapi terdapat perbedaan agama yang menjadi penghalang. Dua orang Gereja tidak mendorong mereka untuk dekat dengan keluarga. Satu orang menjawab hal tersebut harus diupayakan sendiri. Tabel 4.45 Gereja Mendorong Lansia Untuk Lebih Dekat dengan Keluarga Jawaban Jumlah Gereja mendorong untuk lebih dekat dengan keluarga. 2 Dekat dengan keluarga tetapi terdapat perbedaan 2 agama yang menjadi penghalang mereka Gereja tidak mendorong mereka untuk dekat dengan 2 keluarga. Harus diupayakan sendiri 1 Tabel 4.46 dibawah ini menjelaskan ada dua kelompok jawaban yang disampaikan oleh tujuh orang responden lansia yang hidup sendiri yang menjelaskan apakah Gereja mendorong mereka lebih dekat kepada tetangga. Empat orang responden menjawab Gereja tidak mendorong mereka lebih dekat kepada tetangga. Tiga responden menjawab Gereja mendorong mereka lebih dekat kepada tetangga. Tabel 4.46 Gereja Mendorong Mereka Lebih Dekat Kepada Tetangga Jawaban Jumlah Gereja mendorong mereka lebih dekat kepada tetangga 3 Gereja tidak mendorong mereka lebih dekat kepada 4 tetangga

126 Tabel 4.47 dibawah ini menjelaskan ada satu kelompok jawaban yang disampaikan oleh tujuh orang responden lansia yang hidup sendiri yang menjelaskan apakah Gereja mendorong mereka untuk hadir dalam pertemuan Gereja yang mendekatkan mereka dengan saudara seiman. Tujuh orang responden mejawab Gereja mendorong mereka untuk hadir dalam pertemuan Gereja yang mendekatkan mereka dengan saudara seiman. Tabel 4.47 Gereja Mendorong Lansia untuk Hadir Dalam Pertemuan Gereja yang Mendekatkan Mereka dengan Saudara Seiman Jawaban Jumlah 7 Gereja Mendorong Lansia untuk Hadir Dalam Pertemuan Gereja yang Mendekatkan Mereka dengan Saudara Seiman Tabel 4.48 dibawah ini menjelaskan ada tiga kelompok jawaban yang disampaikan oleh lima orang responden dari tim pastoral mengenai apakah Gereja mewadahi lansia untuk bersosialisasi. Tiga orang responden menyatakan Gereja menyiapkan antar jemput supaya bisa hadir dengan teratur dalam acara ibadah minggu, persekutuan organisasi maupun sekolah minggu supaya bisa bersosialisasi. Satu orang responden menyatakan kunjungan. Satu orang responden menyatakan dengan retret dan sekolah minggu. Tabel 4.48 Gereja Mewadahi Lansia untuk Bersosialisasi Jawaban Jumlah Kunjungan 1 Gereja menyiapkan antar jemput supaya bisa hadir 3

dengan teratur dalam acara ibadah minggu, 127 persekutuan organisasi maupun sekolah minggu supaya 1 bisa bersosialisasi Retret dan sekolah minggu Trianggulasi yang dilakukan dengan tim diakon dan ketua umum guru sekolah minggu juga menyatakan bahwa sekolah minggu lansia, persekutuan kelompok sel dan WBI bisa menjadi tempat sosialisasi. Namun demikian pertemuan-pertemuan tersebut bersifat umum. Beberapa lansia yang hidup sendiri tidak ikut pertemuan-pertemuan tersebut (lampiran IX.4). Kelima tabel 4.49 dibawah ini menjelaskan ada dua kelompok jawaban yang disampaikan oleh tujuh orang responden lansia yang hidup sendiri yang menjelaskan apakah Gereja memfasilitasi dalam usaha mendamaikan lansia yang hidup sendiri dengan keluarga dan lingkungan sekitar apabila terjadi konflik. Empat responden menjawab gereja sudah membantu lansia saat mengalami masalah dengan keluarga dan tetangga sekitar. Satu responden lansia menjawab perlunya keterbukaan dari warga Gereja apabila terjadi masalah dengan keluarga dan tetangga. Tabel 4.49 Gereja Sudah Membantu Saat mengalami Masalah dengan Keluarga dan Tetangga Sekitar Jawaban Jumlah 4 Gereja Sudah Membantu Saat mengalami Masalah dengan Keluarga dan Tetangga Sekitar 1 Tidak, karena perlu ada keterbukaan dari warga Gereja

128 Tabel 4.50 dibawah ini menjelaskan ada tiga kelompok jawaban yang disampaikan oleh lima orang responden dari tim pastoral mengenai Gereja memfasilitasi dalam usaha mendamaikan lansia dengan keluarga dan lingkungan sosial apabila terjadi konflik. Tiga orang responden menyatakan Gereja memfasilitasi dalam usaha mendamaikan lansia dengan keluarga dan lingkungan sosial apabila terjadi konflik. Dua orang menyatakan Gereja memfasilitasi dalam usaha mendamaikan lansia dengan keluarga dan lingkungan sosial apabila terjadi konflik apabila diminta maka akan ditolong dengan mengunjungi, menguatkan, mendamaikan. Pernah menawarkan bantuan tetapi ditolak. Satu orang responden menyatakan Gereja memfasilitasi dalam usaha mendamaikan lansia dengan keluarga dan lingkungan sosial apabila terjadi konflik apabila diminta maka akan ditolong dengan apabila diminta maka akan ditolong. Mendampingi dan mengarahkan Tabel 4.50 Gereja Memfasilitasi Dalam usaha Mendamaikan Lansia dengan Keluarga dan Lingkungan Sosial Apabila Terjadi Konflik Jawaban Jumlah Iya 3 Apabila diminta maka akan ditolong. Mengunjungi, 1 menguatkan, mendamaikan. Pernah menawarkan bantuan tetapi ditolak 1 Apabila diminta maka akan ditolong. Mendampingi dan mengarahkan Trianggulasi yang dilakukan dengan tim diakon dan ketua umum guru sekolah minggu juga menyatakan bahwa Gereja memfasilitasi dalam usaha

129 mendamaikan lansia yang hidup sendiri dengan keluarga dan lingkungan sekitar apabila terjadi konflik. Namun demikian Gereja tidak secara langsung turun tangan. Gereja hanya memberikan pendampingan pada pihak-pihak yang memiliki keanggotaan Gereja. Keterbukaan dan permintaan dari pihak lansia yang hidup sendiri ini diperlukan agar Gereja bisa menolong mereka (lampiran XI.5). Keenam, tabel 51. dibawah ini menjelaskan ada empat kelompok jawaban yang disampaikan oleh tujuh orang responden lansia yang hidup sendiri yang menjelaskan apakah Gereja memberdayakan lansia yang hidup sendiri untuk terlibat dalam pelayanan sosial Gereja dan hidup bersosialisasi. Empat orang responden menjawab Gereja mendorong lansia untuk hadir dalam pertemuan Gereja yang mendekatkan mereka dengan saudara seiman. Satu responden menjawab tidak ada yang mengajak. Satu responden menjawab Gereja tidak karena sudah tua. Satu responden menjawab tidak tahu programnya. Tabel 4.51 Gereja Memberdayakan Lansia yang Hidup Sendiri untuk Terlibat Dalam Pelayanan Sosial Gereja dan Hidup Bersosialisasi. Jawaban Jumlah Gereja Mendorong Lansia untuk Hadir Dalam 4 Pertemuan Gereja yang Mendekatkan Mereka dengan Saudara Seiman 1 Tidak ada yang mengajak 1 1 Tidak karena sudah tua Tidak tahu adanya program Tabel 4.52 dibawah ini menjelaskan ada dua kelompok jawaban yang disampaikan oleh lima orang responden dari tim pastoral mengenai Gereja memberdayakan para lansia untuk terlibat dalam pelayanan sosial Gereja dan

130 hidup bersosialisasi. Dua orang responden menyatakan Gereja memberdayakan para lansia untuk terlibat dalam pelayanan sosial Gereja dan hidup bersosialisasi. . Satu orang responden menyatakan mengunjungi panti cacat ganda, bakti sosial pembagian makanan. Satu orang responden menyatakan tdak. Satu orang responden menyatakan mengunjungi orang sakit. Tabel 4.52 Gereja Memberdayakan Para Lansia untuk Terlibat dalam Pelayanan Sosial Gereja dan Hidup Bersosialisasi Jawaban Jumlah Iya 2 Mengunjungi panti cacat ganda, bakti sosial pembagian 1 makanan Tidak 1 Mengunjungi orang sakit 1 Trianggulasi yang dilakukan dengan tim diakon dan ketua umum guru sekolah minggu juga menyatakan bahwa Gereja memberdayakan lansia yang hidup sendiri untuk terlibat dalam pelayanan sosial. Namun diakui tidak semuanya terlibat dalam pelayanan sosial Gereja. Lansia dengan faktor kesehatan yang baik akan ikut dalam kegiatan sosial Gereja namun demikian lansia yang memiliki kesehatan yang tidak baik tidak dilibatkan dalam pelayanan sosial Gereja (lampiran XI.6). Ketujuh, tabel 4.53 dibawah ini menjelaskan jawaban yang disampaikan oleh tujuh orang responden lansia yang hidup sendiri. Dominan merasa puas dengan pelayanan yang ada di Gereja.

131 Tabel 4.53 Jumlah Puas dengan Pelayanan Gereja Jawaban Puas 7 Kedelapan, Tabel 4.54 dibawah ini menjelaskan jawaban yang disampaikan oleh tujuh orang responden lansia yang hidup sendiri. Enam orang responden menyatakan tidak memiliki kritik terhadap pelayanan Gereja. Satu orang merasa ingin lebih diperhatikan oleh Gereja. Tabel 4.54 Jumlah Kritik terhadap Pelayanan Gereja Jawaban Tidak ada 6 Ingin lebih diperhatikan 1 4.2. Analisis Data Jawaban Wawancara Partisipan 4.2.1. Pastoral Konseling pada Lansia yang Hidup Sendiri pada Masalah Kerohanian Masalah kerohanian yang terjadi pada lansia yang hidup sendiri di GBI Bulu Semarang akan ditinjau dari peran pastoral konseling yang meliputi menyembuhkan (healing), menopang (sustaining), membimbing (guiding), mendamaikan (reconciling), memberdayakan (empowering). Pastoral konseling pada lansia yang hidup sendiri di GBI Bulu Semarang pada masalah kerohanian menunjukkan sudah dilakukan namun perlu ditingkatkan kembali agar lebih baik.

132 Berdasarkan data-data yang berhasil dikumpulkan akan dijabarkan sebagai berikut: Pertama, lansia yang hidup sendiri ini pernah dikunjungi oleh pihak Gereja. Ada tiga kelompok jawaban yang disampaikan oleh tujuh orang responden yang menjelaskan apakah mereka pernah dikunjungi. Responden lansia menyatakan pernah dikunjungi. Hal ini tentulah sejalan dengan dengan definisi yang diungkapkan Totok yang menyatakan pada hakikatnya proses perjumpaan pertolongan antara dua orang manusia sebagai subjek yakni konselor diistilahkan dengan pastoral konseling1. Gereja berperan melayani lansia sebagai satu keluarga (Roma 12:4-5, Markus 3:35) bersama jemaat yang lainnya. Gereja juga harus memandang lansia sebagai tubuh Kristus (1 Korintus 12:27). Namun demikian muncul jawaban kunjungan walaupun pernah dilakukan tetapi jarang dilakukan. Jawaban lain yang muncul adalah kunjungan dilakukan pada saat sakit. Kedua, frekuensi kunjungan kepada lansia yang hidup sendiri ini dilakukan tiga orang lansia menjawab kunjungan dilaksanakan tidak teratur dan tiga orang lansia dilakukan saat sakit. Hal ini perlu diperbaiki karena sesuai landasan teori tentang tahapan proses konseling dipahami sebagai usaha yang teratur dan terstruktur dalam melaksakan layangan pastoral konseling.2 Ketiga, kunjungan kepada lansia yang hidup sendiri ini dilakukan oleh tiga kelompok jawaban. Namun demikian dari ketiga kelompok jawaban tersebut muncul muncul jawaban yang didominasi oleh tim pastoral. Maka 1 Totok, hal.59 2 Ibid, hal 110

133 demikian tim pastoral telah menjalankan fungsinya untuk melaksanakan pastoral konseling. Keempat, dominasi jawaban kunjungan kepada lansia yang hidup sendiri ini dilakukan secara tidak rutin. Hal ini perlu diperbaiki karena sesuai landasan teori tentang tahapan proses konseling dipahami sebagai usaha yang teratur dan terstruktur dalam melaksakan layangan pastoral konseling.3 Kelima, hal yang dilakukan saat berkunjung kepada lansia yang hidup sendiri ini adalah tiga orang responden lansia menyatakan yang dilakukan saat kunjungan adalah berdoa. Satu orang responden lansia menyatakan yang dilakukan saat kunjungan adalah berdoa dan membaca firman. Satu orang responden lansia menyatakan yang dilakukan saat kunjungan adalah berdoa dan memberi nasihat. Satu orang responden lansia menyatakan yang dilakukan saat kunjungan adalah menanyakan kabar dan berdoa. Satu orang responden lansia menyatakan yang dilakukan saat kunjungan adalah berdoa, membaca firman dan memberi nasihat. Dari kelima kelompok jawaban ini, berdoa selalu muncul dalam kelompok jawaban. Hal ini tentulah sesuai dengan landasan teori untuk mengundang keterlibatan campur tangan Allah dalam proses pastoral konseling secara mutlak. Namun demikian, aspek lainnya perlu dilengkapi agar pastoral konseling menjadi proses yang terstruktur. Keenam, Gereja telah melaksanakan fungsi menyembuhkan/healing pada masalah kerohanian. Dari empat kelompok jawaban yang diungkapkan oleh responden, tiga kelompok jawaban diantaranya telah menyatakan menerima 3 Ibid.

134 penghiburan. Menurut landasan teori, fungsi menyembuhkan digunakan Gereja apabila adanya keadaan yang perlu dikembalikan ke keadaan semula atau mendekati semula. Fungsi ini digunakan bagi mereka yang mengalami duka cita dan luka batin karena masalah kerohanian. Gereja menolong melalui pendekatan dimana mengajak konseli mengungkapkan perasaan hatinya yang tertekan (Roma 14:7-9).4 GBI Bulu Semarang telah memberikan pendampingan rohani setelah mereka mengalami krisis dalam kehidupannya. Namun demikian fungsi yang dilakukan GBI Bulu Semarang ini sifatnya masih terbatas karena lansia yang hidup sendiri mengungkapkan penghiburan yang dilakukan hanya sekedarnya saja, belum adanya tim kunjungan khusus, gender tim kunjungan, keterbukaan lansia untuk dikunjungi, dan jarak rumah lansia yang hidup sendiri. Ketujuh, Gereja telah melaksanakan fungsi menopang (sustaining) pada masalah kerohanian. Lima responden lansia di GBI Bulu Semarang mengalami masalah kerohanian. Hal ini sejalan juga dengan pernyataan 4 responden dari GBI Bulu Semarang yang menyatakan bahwa lansia di GBI Bulu Semarang mengalami masalah kerohanian. Oleh sebab ada upaya dari GBI Bulu Semarang untuk meningkatkan kerohanian para lansia yang hidup sendiri. Fungsi menopang digunakan gereja untuk dapat membantu mereka bertahan dalam krisis yang berat. Gereja dapat melakukan pendampingan dengan menguatkan dan memberikan dukungan melewati krisis yang berat.5 Alkitab 4 Ibid, hal.106. 5 Aart, hal 14.

135 menjelaskan bagaimana menopang membantu seseorang untuk bertemu Yesus (Markus 2:1-12) dengan bantuan orang lain. Peningkatan kerohanian para lansia yang hidup sendiri di GBI Bulu dilakukan dengan mendorong mereka untuk hadir dalam kelas sekolah minggu lansia, WBI (Wanita Baptis Indonesia), PBI (Pria Baptis Indonesia), kelompok sel, kunjungan tim diakon, kelompok sel, pendampingan dalam doa dan pemuridan serta menyediakan fasilitas-fasilitas pendukung untuk lansia seperti antar jemput untuk ibadah lansia di hari minggu. Namun demikian program yang ada masih dilakukan untuk jemaat pada umumnya. Selain itu tidak semua lansia memanfaatkan fungsi ini dikarenakan keterbatasan Gereja dalam memberikan jemputan dan penurunan fungsi tubuh. Kedelapan, GBI Bulu telah melaksanakan fungsi membimbing (guiding) pada masalah kerohanian. Enam orang lansia yang hidup sendiri menyatakan memiliki kesadaran sendiri untuk beribadah tetapi juga didorong oleh Gereja untuk menjalankan hal tersebut. Beribadah mendekatkan diri dengan Tuhan Yang Maha Kuasa merupakan kebutuhan yang sangat dirasakan oleh usia lanjut. Persiapan agama akan membekali usia lanjut untuk bisa menerima semua kenyataan yang dialami secara ikhlas.6 Ketika lansia sudah percaya dengan Yesus bukan berarti mereka terbebas dari masalah. Namun kepercayaan mereka kepada Yesus telah membantu mereka menghadapi stres dengan lebih efektif. Orang-orang dengan segala umur butuh dorongan untuk berdoa, membaca Alkitab, menyembah secara rutin, 6 Siti, hal. 186.

136 persahabatan dengan saudara seiman, dan terlibat sejauh mungkin dalam pelayanan.7 Lansia dapat berdosa, bukan karena mereka tua, tetapi karena berpaling dari anugrah. Mereka juga dipanggil untuk bertobat dan terbuka pada perubahan sebagaimana dengan anak-anak (Yohanes 3:1-15; Matius 18:2-4).8 Oleh karena itu lansia perlu dibimbing agar mereka mengalami pertumbuhan rohani. GBI Bulu membangun kehidupan rohani para lansia dengan mengajak lansia untuk berkumpul dan bersekutu lewat sekolah minggu lansia, pertemuan kelompok sel, kunjungan pastoral care, khotbah, dan WBI. Fungsi ini sangat bergantung dengan tingkat keaktifan lansia yang hidup sendiri menghadiri acara-acara ibadah.dan faktor kesehatan Diakui bahwa ada lansia yang sama sekali belum mengalami pertumbuhan rohani yang teratur namun memiliki keterbatasan untuk bisa hadir di setiap aktifitas gereja. Oleh sebab itu sedang dipikirkan untuk melakukan pemuridan dari rumah kerumah. Kesembilan, GBI Bulu telah menjalankan fungsi mendamaikan (reconciling) pada masalah kerohanian. Enam orang lansia menjawab gereja membantu lansia menerima perubahan di masa tua. Alkitab menjelaskan usia lanjut sangat familiar dengan rambut yang memutih. Perubahan ini tidak bisa ditolak dan berjalan seiring dengan waktu. Rambut putih adalah mahkota yang indah (Amsal 16:31). Umur panjang adalah tanda dari berkat Allah itulah yang 7 “Mencegah Masalah-Masalah Dalam Usia Lanjut”, http://c3i.sabda.org/15/jan/2007/konseling_mencegah_masalah_masalah_dalam_u sia_lanjut (akses 10 Januari 2019) 8 Banner, hal. 119.

137 bangsa Ibrani yakini. Rambut putih dan usia tua menjadi suatu kebaikan. Fungsi mendamaiakan digunakan apabila terjadi konflik yang mengakibatkan rusaknya hubungan maka Gereja berada ditengah-tengah dan menempatkan dirinya sebagai mediator. GBI Bulu menyatakan bahwa mereka berupaya membatu para lansia yang hidup sendiri untuk menerima kondisi di masa tuanya dengan lima jawaban kelompok yang berbeda. Namun demikian setiap kelompok jawaban ini berupaya membantu konseli untuk menemukan kata rujuk atau damai dari setiap persoalan yang ada khususnya yang menyangkut diri sendiri. Kesepuluh, GBI Bulu telah menjalankan fungsi memberdayakan (empowering) pada masalah kerohanian. Lima orang lansia yang hidup sendiri ini menyatakan ikut dalam pelayanan. Lansia yang hidup sendiri di GBI Bulu Semarang merasa dilibatkan dalam pelayanan Gereja sebagai penerima tamu, mengedarkan kantong persembahan, ikut kunjungan pada orang sakit, mendukung dana pelayanan lewat persembahan maupun perpuluhan, pujian istimewa, dan berdoa syafaat. Namun demikian, ada pula lansia tidak terlibat dalam pelayanan karena masalah kesehatan dan menolak untuk diajak terlibat dalam pelayanan. Responden juga menyatakan bahwa pelayanan yang mereka ambil bergantung dengan kemampuan mereka. Hal ini sejalan dengan landasan teori yang dikemukakan bahwa fungsi ini digunakan untuk membantu konseli berdaya mandiri. Konseli juga dapat menjadi penolong bagi orang lain. Konseli menjadi berguna dan keberadaannya memberi nilai positif bagi orang lain baik di lingkungan keluarga maupun lingkungan-lingkungan lainnya dimana lansia terlibat. Titus 2:2-4 menjelaskan


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook