L3 Iya saya diperhatikan saudara seiman, Bu Polo memberikan saya mie dan telur L4 Diperhatikan saudara seiman ada anggota Gereja yang memberi saya sembako L5 Tidak terlalu. Hanya kenal-kenal saja. Tetapi saya punya teman dekat lansia namanya Pak Iskandar. Saya merasa cocok berbincang dengan dia. L6 Diperhatikan L7 Iya ada Bu Polo saya diberi uang. Pak Bandi juga membantu memperbaiki rumah saya. TABEL III.5 MERASA DIPERHATIKAN OLEH GEREJA Responden Jawaban L1 Iya, Gereja memperhatikan L2 Iya ada yang perhatikan L3 Diperhatikan gereja L4 Diperhatikan gereja L5 Saya tidak menuntut Gereja memperhatikan saya lebih. Saya tahu pendeta atau majelis memiliki kesibukan dan pelayanan. Saya juga tahu Gereja melayani warga Gereja jika ada kepentingan-kepentingan yang serius saja. L6 Diperhatikan L7 Diperhatikan misal dengan sapaan seperti “Apa kabar bu sehat”. Bu Gembala juga membantu memperbaiki atap rumah saya yang bocor dan membelikan saya kacamata. TABEL III. 6 MERASA DIPERHATIKAN OLEH TETANGGA SEKITAR Responden Jawaban L1 Iya, Saya diperhatikan tetangga. Kalau kita menanam yang baik akan menerima yang baik juga L2 Ya, tetangga dekat saya baik sekali tetapi yang agak jauh beberapa orang mengajak saya untuk pergi ke mesjid tetapi saya tidak mau. L3 Tidak. Semua tetangga sibuk mencari uang dan kerja. L4 Hanya kenal biasa saja karena sekeliling saya muslim L5 Tidak, tetangga saya kebanyakan orang China jadi jarang keluar. L6 Diperhatikan L7 Ada tetangga yang memperhatikan
TABEL III.7 GEREJA MENDORONG UNTUK LEBIH DEKAT DENGAN KELUARGA Responden Jawaban L1 Iya, lewat pengajaran sekolah minggu dan ibadah L2 Ya L3 Tidak L4 Gereja tidak terlalu mendorong hal tersebut karena anak saya muslim semua tetapi jika Saya pergi ke Gereja anak saya tidak apa-apa. Apabila ada kunjungan Gereja ke rumah, anak saya juga tidak mempermasalahkan L5 Tidak karena harus diusahakan sendiri. Apabila ada problematika dengan anak- anak saya dan apabila mereka lupa terlalu lama saya berdoa supaya Tuhan mengetuk anak-anak lebih memperhatikan saya. Tidak selalu mulus hubungan anak dan bapak. Saya berdoa supaya anak-anak bisa mengasihi saya lebih L6 Dekat tetapi keluarga, Istri tidak mungkin kembali lagi ke Gereja L7 Tidak TABEL III.8 GEREJA MENDORONG LEBIH DEKAT DENGAN TETANGGA Responden Jawaban L1 Iya, pasti ada L2 Ya L3 Tidak L4 Tidak. Gereja tidak tahu tetangga saya L5 Tidak juga L6 Ditolong untuk dekat tetangga L7 Tidak
TABEL III.9 GEREJA MENDORONG HADIR DALAM PERTEMUAN GEREJA YANG MENDEKATKAN DENGAN SAUDARA SEIMAN Responden Jawaban L1 Iya, karena kita Saudara seiman harus dekat L2 Iya L3 Iya, tetapi saya tidak bisa datang karena badan saya sakit-sakit dan mata saya terganggu L4 Iya. Gereja mendorong saya untuk hadir L5 Sering disinggung dalam khotbah tetapi harus inisiatif saya yang harus aktif melakukannya L6 Ditolong L7 Sering supaya saya bisa datang di hari Rabu ada doa hana tapi saya tidak ikut karena bersamaan dengan hari check up saya TABEL III. 10 GEREJA SUDAH MEMBANTU SAAT MENGALAMI MASALAH DENGAN KELUARGA DAN TETANGGA SEKITAR Responden Jawaban L1 - L2 Ya L3 Iya, Pak Harno membantu saya. L4 Saya tidak ada masalah dengan tetangga L5 Tidak juga karena harus ada keterbukaan dari warga Gereja apabila ada masalah dengan anak atau tetangga apabila terjadi masalah L6 Membantu tetapi tidak ikut campur L7 Gereja membantu menyelesaikan prosesi pemakaman suami saya. Akhirnya suami saya dimakamkan di Semarang. Namun yang lainnya saya tidak cerita jadi Gereja tidak tahu
TABEL III.11 GEREJA MENDORONG UNTUK IKUT DALAM PELAYANAN SOSIAL GEREJA MENGUNJUNGI PANTI JOMPO ATAU PANTI ASUHAN, PANITIA NATAL, BAKTI SOSIAL DAN LAINNYA Responden Jawaban L1 Iya, jika ada pembicaraan itu, ikut atau tidak ikut tidak dipaksakan untuk ikut. L2 Iya L3 Tidak ada yang mengajak, dulu waktu besuk ke Rumah sakit ikut. L4 Saya ikut kumpul-kumpul dan dilibatkan dalam pelayanan Gereja L5 Tidak. Saya belum tahu kalau ada program-program tersebut. L6 Ikut mengunjungi L7 Tidak pernah karena saya sudah tua TABEL III.12 SUDAH PERASA PUAS DENGAN PELAYANAN GEREJA Responden Jawaban L1 Iya L2 Puas L3 Senang L4 Senang dengan pelayanan Gereja. L5 Puas karena pendeta penuh dengan tanggung jawab dalam memimpin Gereja L6 Puas L7 Puas
TABEL III.13 KRITIK TERHADAP PELAYANAN GEREJA Responden Jawaban L1 Tidak ada L2 Tidak ada L3 Tidak ada L4 Saya ingin lebih diperhatikan oleh Gereja L5 Tidak ada L6 Tidak ada L7 Tidak ada
LAMPIRAN IV MASALAH KEROHANIAN TABEL IV.1 LANSIA YANG HIDUP SENDIRI MENGALAMI MASALAH KEROHANIAN Responden Jawaban P1 Hampir tidak P2 Kalau lansia pada dasarnya mereka kesulitan jika tidak ada yang mengantar ke gereja dan tidak ada antar jemput mereka tidak bisa ke gereja, harus ada yang menjemput mereka untuk ke gereja. Untuk Bu Markinah harus ada yang mengantar kalau tidak ada yang mengantar tidak bisa. Ibu Farida, karena rumahnya dekat biasanya bisa sendiri tetapi bila sakit tidak bisa berangkat. Ibu Suripah terkait dengan kerohanian sepertinya dia belum bertumbuh secara rohani rohani. Dia tidak punya kemampuan untuk membaca firman ataupun untuk berdoa secara teratur. Ibu Suripah terkait dengan kerohanian belum memiliki kehidupan kerohanian yang baik. Ibu Sumarni, dia sangat tahu tentang kebenaran Firman. Dia sering baca Alkitab sendiri tetapi kelihatannya dia agak takut dengan anak-anaknya sehingga jarang berangkat Gereja. Dia juga sakit asam urat jadi untuk berjalan sakit sehingga kurang antusias untuk berangkat. Bapak Susanto untuk kehidupan rohaninya sudah berjalan dengan baik dan tidak masalah. Bapak Subandi memang berusaha rutin untuk berangkat ke Gereja namun tidak aktif dalam kegiatan yang lain. Ibu Mariana kesannya beliau tidak memiliki kehidupan rohani secara pertumbuhan yang sehat karena didalam kehidupannya seringkali karakternya masih kurang bagus. Tetapi untuk berdoa dan berusaha datang ke Gereja dia memprioritaskan untuk itu. Dia selalu datang ke Gereja naik sepeda. Jadi ada usaha untuk berangkat ke Gereja tetapi kesannya memiliki kehidupan rohani yang pribadi. Kerohanian hanya berfokus pada kegiatan Gereja. Masalah kerohanian yang berkaitan dengan mental atau kejiwaan, hampir semua lansia karena pada umumnya mereka sudah hidup sendiri sehingga mereka mengalami persoalan tentang hal itu. Mereka seringkali merasa tidak ada teman untuk bercerita hanya jika seperti Bu Yoto karena tinggal di lingkungan yang dekat dengan anak cucu meskipun dia dirumah sendiri masih ada teman sehingga masih ada kegiatan yang terkait dengan keluarga untuk mengatasi kesepian walaupun sering juga bercerita dia merindukan suaminya. Lansia yang lainnya pada umumnya mereka sangat merasa kesepian. P3 Mungkin, karena belum ada kunjungan khusus untuk membimbing mereka dalam menghadapi masa tua. Ibu Markinah memiliki kerohanian yang cukup baik dan mengambil pelayanan di Gereja. Ibu Agustin Farida sudah mulai aktif dalam Sekolah Minggu dan persekutuan. Beliau memiliki anak perempuan yang memiliki keyakinan yang berbeda.Untuk pelayanan beliau belum aktif. Untuk masalah kerohanian masih naik/turun. Mbah Suripah sudah lama tidak bergereja atau tidak aktif dalam pelayanan karena hidupnya (secara rohani) belum benar- benar mengerti tentang keselamatan. Beliau berharap agar orang lain selalu membantu dan memberikannya yang terbaik dalam fasilitas. Hidupnya
semaunya sendiri. Mbah Sumarni sudah lama tidak ke Gereja dan tidak aktif dalam pelayanan. Dia selalu memiliki konflik dengan dirinya sendiri dan hidup seenaknya. Pengertiannya tentang Tuhan masih dangkal dan kurang mendalami arti keselamatan dalam hidupnya. Pak Susanto Harso orangnya aktif ke Gereja. Pengertian tentang kerohanian cukup baik dan ambil bagian dalam pelayanan doa syafaat. Pak Susanto Harso hidup sendirian di masa tuanya dan memerlukan penolong untuk hidupnya secara pribadi. Ibu Mariana aktif ke Gereja tetapi tidak aktif dalam pelayanan. Pengetahuaannya tentang Tuhan cukup. P4 Sejauh yang saya amati tidak ada masalah yang begitu berat seperti Bp. Susanto, Bp. Subandi, Ibu Markinah, Ibu Agustin Farida, dan Ibu Mariana rajin datang ibadah ke gereja walaupun ada beberapa yang tidak ikut sekolah minggu. Hanya Bp. Susanto yang mengalami kesepian di masa tua ini. Rata- rata para lansia terkendala kondisi kesehatan yang menghambat aktifitas kegerejaan. P5 Pasti mengalami, baik masalah itu kecil maupun besar. Misalnya mata yang sudah rabun, ketika lansia itu ingin membaca Alkitab mereka tidak akan bisa membaca karena kurang jelas, atau tidak ada orang lain yang menolong membacakan Alkitab. Kemudian ketika lansia ingin pergi beribadah tidak ada kendaraan atau orang lain yang mengantar, bisa juga lansia tidak bisa mendengar dengan baik ketika Firman Tuhan disampaikan. Untuk masalah kejiwaan ibu Markinah, karena dia seorang diri jadi secara rohani ada sesuatu yang kurang dalam hidupnya karena dia tidak ada orang yang diajak bicara ketika mengalami masalah dia pasti akan memendamnya didalam dirinya dan tidak ada orang yang bisa mengarahkan. Ibu Agustin Farida saya berpikir hampir sama ya, setiap orang yang hidup sendiri dan ini terjadi di semua lansia yang hidup sendiri. Ketekunan dan pengambilan pelayanan mereka dalam aktifitas ke Gerejaan mereka karena merasa sendiri di rumah, salah satu hal yang bisa dia lakukan yaitu ikut sekolah minggu, ikut komsel dan bahkan ada yang mereka bergereja mereka ambil pelayanan doa syaaat dan lain sebagainya. TABEL IV.2 GEREJA MEMBANTU LANSIA YANG HIDUP SENDIRI SETELAH MENGALAMI KRISIS DALAM KEHIDUPANNYA Responden Jawaban P1 1. Kelas sekolah minggu 2. Jika ada penderitaan atau masalah maka akan dikunjungi Gembala Sidang, Tim Pastoral, Panitia Perancang dan Diakon. P2 Gereja terbatas untuk bisa menolong semua lansia secara maksimal karena ada banyak tugas pelayanan yang lain. Sehingga yang sejauh ini dilakukan Gereja adalah melakukan pengarahan pendampingan kerohanian mendorong mereka untuk hadir didalam sekolah minggu lansia, memberikan perhatian pada para lansia dengan memberikan makanan ataupun hal-hal tertentu seperti batik dalam acara Gereja seperti natal paskah ataupun lebaran meskipun tidak bisa merata pada semua lansia karena dalam sudut ekonomi ada lansia yang berkecukupan tetapi ada juga lansia yang sangat kekurangan didalam kehidupan sehari-hari.
Terkait pendampingan mental, kunjungan menjadi bagian yang diusahakan untuk dilakukan. Ada lansia-lansia yang menutup diri untuk dikunjungi seperti misalnya Bu Suripah, itu tidak selalu terbuka karena situasi rumahnya. Tetapi jika Ibu Suripah sakit ada usaha melakukan perkunjungan secara teratur. Pak Bandi dan Pak Santo adalah yang paling lemah didalam perkunjungan karena rumahnya agak jauh dan belum ada tim kunjungan yang khusus. Kebanyakan dari pelayan di Gereja Bulu lebih banyak yang wanita jadi perkunjungan kepada yang wanita jauh lebih banyak dari pada kepada para lansia yang pria. Terkait dengan aktifitas kegerejaan dorongan untuk mendorong mereka terlibat selalu ada. Hanya memang secara usia seringkali membuat mereka terbatas didalam kegiatan kerohanian. Tapi kalau mendorong mereka untuk menggunakan waktu misal berdoa untuk anak, cucu, menantu diberikan hanya memang tidak semua lansia bisa mengerjakan itu, karena ada lansia yang memiliki kehidupan rohani yang baik tetapi ada juga lansia-lansia yang kehidupan rohaninya masih harus bertumbuh. P3 Memberikan dana santunan dan juga asuransi kematian untuk mereka yang tidak memiliki keluarga P4 Gereja berupaya menolong para lansia melalui tim diakon untuk melayani. Sejauh ini tim diakon dan tim pastoral juga mengunjungi untuk mengurangi rasa kesepian beberapa lansia. Untuk aktifitas kegerejaan Gereja menolong dalam hal transportasi untuk menunjang kehadiran ke Gereja. P5 Cara gereja untuk membantu lansia saat mereka mengalami krisis dalam kehidupan bisa kita kunjungi kalau lansia itu sakit, kita doakan, kita kuatkan bahwa Tuhan pasti akan menolong. Kemudian juga ketika ada lansia yang meninggal dunia gereja bisa memfasilitasi semua kebutuhan dirumah duka. Untuk aktifitas ke Gerejaan menyediakan sarana transportasi jemputan untuk para lansia-lansia ini supaya kerohanian mereka tetap terpelihara. Gereja konsen untuk memperhatikan mereka. TABEL IV.3 PROGRAM KERJA GBI BULU UNTUK MENINGKATKAN KEROHANIAN PARA LANSIA YANG HIDUP SENDIRI Responden Jawaban P1 1. Kelas sekolah minggu lansia 2. WBI 3. Menyanyi atau memuji Tuhan di gereja 4. Acara khusus lomba-lomba di Gereja P2 Secara khusus untuk lansia yang hidup sendiri memang belum di buat tetapi program yang ada dilakukan untuk lansia secara umum. Gereja menyiapkan sekolah minggu khusus untuk lansia dengan pendampingan guru yang cocok untuk para lansia. Untuk kegiatan komsel untuk kegiatan ibadah wanita atau ibadah pria, para lansia memang secara khusus didorong untuk terlibat sehingga persoalan secara program spesifik untuk khusus lansia hidup sendiri kita belum ada tetapi lansia secara umum ada di gereja.
P3 Mereka cenderung aktif dalam persekutuan, sekolah minggu, komsel. Melalui kelompok-kelompok di atas para lansia diberikan pengajaran tentang masa emas mereka tentang apa yang harus dilakukan. Mendampingi mereka dengan doa dan pemuridan supaya kehidupan rohani mereka lebih baik. Lansia yang aktif di Sekolah Minggu yaitu Ibu Markinah dan Ibu Agustin Farida. Lansia yang aktif dalam Komsel yaitu Ibu Markinah dan Bapak Susanto. Lansia yang aktif dalam persekutuan yaitu Ibu Markinah, Ibu Agustin dan Ibu Mariana. P4 Sejauh ini melalui kegiatan komsel dan kunjungan tim diakon P5 Para lansia pasti perlu secara kerohanian juga dibimbing, ditolong. Program gereja adalah menjemput para lansia, atau gereja menyediakan fasilitas untuk menjemput supaya lansia ini dapat ke gereja kemudian mengajak lansia untuk melayani sesuai dengan kemampian yang mereka miliki. TABEL IV.4. HAL YANG DILAKUKAN GEREJA UNTUK MEMBANGUN KEHIDUPAN ROHANI LANSIA YANG HIDUP SENDIRI Responden Jawaban P1 1. Sekolah minggu 2. Komsel 3. Kunjungan pastoral care P2 Sejauh ini dikerjakan yaitu melalui kunjungan, khotbah, sekolah minggu, dan komsel. Memang sedang dipikirkan untuk melakukan pemuridan langsung kerumah, supaya kehidupan kerohaniannya bisa bertumbuh, karena para lansia ini ada yang sama sekali belum mengalami pertumbuhan rohani yang teratur tetapi kalau di dorong aktif untuk hadir dalam semua kegiatan gereja mereka memiliki keterbatasan untuk bisa berangkat. P3 Kunjungan P4 Bisa dengan kunjungan, khotbah, sekolah minggu dan komsel P5 Gereja mengadakan atau mengajak lansia untuk berkumpul, bersekutu melalui Sekolah Minggu kelas lansia, komsel ataupun persekutuan wanita. TABEL IV.5. HAL YANG DILAKUKAN GEREJA UNTUK MEMBANTU PARA LANSIA YANG HIDUP SENDIRI MENERIMA KONDISI MASA TUANYA Responden Jawaban P1 Diberi penghiburan, khotbah-khotbah, materi-materi SM bahwa Tuhan adalah Tuhan yang mampu memelihara kehidupan mereka P2 Hal yang sudah dikerjakan adalah kunjungan dan kegiatan gereja, kemudian usaha untuk menayakan situasi mereka setiap ada kesempatan untuk bertemu, menayakan kesehatannya, bagaimana keluarganya, anak cucu itu yang sering dilakukan untuk pendamingan secara personal memang belum ada. P3 Dengan mengunjungi para lansia dan memberikan kepada mereka motivasi
untuk mengurangi kejenuhan dengan membaca Firman Tuhan, berdoa, dan memasukkan nilai-nilai positif dalam kehidupan mereka karena orang yang sudah lansia biasanya memiliki perasaan yang lebih sensitif. P4 Dengan kunjungan, komsel dan sekolah minggu lansia P5 Memberikan pendampingan dengan cara memberikan konseling secara pribadi kepada lansia berkenaan dengan kesendiriannya untuk menguatkan para lansia. TABEL IV.6 HAL YANG DILAKUKAN GEREJA UNTUK MELIBATKAN LANSIA YANG HIDUP SENDIRI DALAM PELAYANAN GEREJA Responden Jawaban P1 Pengambilan persembahan WBI Pujian istimewa Komsel P2 Gereja memberikan kesempatan kalau mereka masih terbuka untuk melayani. Pada umumnya sudah dikerjakan adalah memberikan tugas untuk mereka pendoa syafaat, untuk membantu menjadi penerima tamu atau mengedarkan kantong persembahan. Sejauh ini, itu yang dikerjakan karena para lansia yang ada juga, bukan para lansia yang dari mudanya terlibat aktif dalam kegiatan dan ambil bagian tetapi pada umunya mereka jemaat yang setia saja. P3 Gereja memberikan kepada lansia kesempatan melayani dengan member jadwal kepada mereka dalam persembahan seperti Ibu Markinah, doa syafaat seperti Bapak Susanto Harso, penerima tamu seperti Ibu Marianah. Ada juga lansia yang melayani dengan merangkai bunga di Gereja. P4 Gereja tetap memberi hak melayani bagi para lansia salah satunya yaitu sebagai pendoa syafaat yang dilakukan oleh Bp. Susanto, kemudian Ibu Suyoto sebagai penerima tamu, Bp. Subandi sebagai pengedar kantong persembahan. P5 Gereja melibatkan mereka dalam pelayanan walaupun mereka sudah lansia, misalkan dalam ibadah digereja mereka diminta tolong untuk berdoa syafaat, kemudian memberikan persembahan bunga, mengambil kolekte, kemudian juga memberikan persembahan kasih untuk Gembala Sidang atau Pendeta. Ibu Markinah misalnya mengambil persembahan, memimpin doa dalam sekolah minggu, Ibu Agustin Farida karena seorang diri dan juga pasif mereka hanya paling datang mendengarkan saja dan memimpin doa, Ibu Marni aktif saja ke gereja, untuk sekolah minggu biasanya seperti itu, ikut persekutuan wanita baptis. Akhir-akhir ini jarang hadir sekolah minggu, Pak Susanto aktif hadir tetapi hanya dikebaktian saja, sekolah minggu tidak, jadi komsel dan kebaktian. Dia juga mengisi doa syafaat. Pak Subandi juga pasif secara kegiatan pelayanan namun aktif dalam kegiatan beribadah, Ibu Mariana datang aktif WBI, sekolah minggu ibadah, kalau pelayanan ikut persembahan dan doa.
TABEL IV.7 PIHAK GEREJA YANG TERLIBAT DALAM PELAYANAN PASTORAL KONSELING BAGI LANSIA YANG HIDUP SENDIRI DI GBI BULU Responden Jawaban P1 Tim Pastoral dan Diakon, Guru Sekolah Minggu dewasa lansia P2 Pada dasarnya semua perancang, tim pastoral, diakon dan para mahasiswa sekolah teologia bergabung untuk memberikan perhatian. Sekarang gereja memiliki petugas-petugas yang khusus melakukan kunjungan dan memberikan laporan teratur kepada gereja dan para lansia dapat lebih di perhatikan. P3 Gembala sidang dan semua tim P4 Tim pastoral, tim diakon dan panitia perancang P5 Ada Bapak Gembala, Ibu Gembala, Saya dan Sdri. Arinta. Responden TABEL IV.8 P1 FREKUENSI KUNJUNGAN P2 Jawaban P3 Rutin P4 Frekuensi kunjungan tidak sama. Sangat bergantung dengan keperluannya. P5 Gereja belum memiliki jadwal karena seringkali dijadwal tetapi tidak terlaksana sehingga lebih pada kegiatan urgent mendesak untuk dikunjungi maka Gereja melakukannya. Masalah kunjungan sudah mulai aktif kembali dengan beberapa panitia yang membuat jadwa (diakon) mingguan. Sepengatahuan saya tidak rutin. Ada, tidak rutin. Responden TABEL IV.9 P1 KEGIATAN YANG DILAKUKAN SAAT KUNJUNGAN P2 Jawaban P3 Menanyakan kondisi dan berdoa Pastinya mendoakan, mendorong dan menasehati memberikan dukungan baik P4 moral, material, membawa bingkisan dan mengajak bercakap-cakap mengenai P5 beberapa persoalan yang mereka hadapi. Dalam kunjungan tersebut memberikan motivasi, mendoakan, dan membacakan Firman. Bagi yang berkekurangan akan diberikan uang untuk mereka. Ada juga yang secara pribadi memberikan secara pribadi. Sepengetahuan saya, kegiatan kunjungan berisi perhatian, penguatan dalam bentuk doa dan memberi bantuan khusus (lihat siapa yang dikunjungi) Kita memberi penghiburan terlebih dahulu, membaca firman dan berdoa, member penguatan
LAMPIRAN V FAKTOR EKONOMI TABEL V.1 LANSIA YANG HIDUP SENDIRI MENGALAMI MASALAH EKONOMI Responden Jawaban P1 Beberapa iya P2 80% lansia mengalami masalah ekonomi. Menurut pengamatan saya yang cukup secara ekonomi hanya Ibu Markinah dan Pak Santo, untuk yang lain mereka P3 bergumul untuk kehidupan sehari-hari karena tidak ada pendapatan yang tetap, P4 tidak ada support yang teratur dari anaknya dan kesan mereka memang P5 dibiarkan hidup sendiri. Topangan yang cukup mapan hanya Ibu Markinah. Secara teratur anak-anak akan menyiapkan semua kebutuhannya setiap bulan. Kalau Bapak Susanto secara ekonomi, dia cukup kuat karena pada mudanya memiliki pekerjaan baik hanya mungkin yang saat ini tidak ada yang spesifik kecuali untuk keperluan kesehatan saja. Iya bagi yang tidak tinggal dengan anak dan keluarga tidak ada kerabat dekat misalnya Bu Mariana dan Mbah Suripah Sejauh pengamatan pribadi, ada yang punya masalah ekonomi seperti ibu Suripah dan ibu Sarono. Ya pasti ada perekonomian yang mereka alami, ada yang kekurangan ada juga yang cukup. Ibu Markinah tidak mengalami masalah ekonomi karena dia pensiunan jadi masih ada income setiap bulannya dari pemerintah. Ibu Agustin Farida iya mengalami kesulitan ekonomi, karena beliau di rumah, tidak punya suami dan tidak punya pekerjaan tetap. Mbah Suripah ini apalagi, ini dia sudah amat sepuh dan dia seorang diri. Dia ikut keponakannya dan keponakannya tidak secara rutin memperhatikan dia jadi secara faktor ekonomi sangat mempengaruhi. Ibu Sumarni masih ada anaknya. Jika Pak Susanto cukup. Pak Subandi karena lansia tetapi masih bekerja. Jika Bu Mariana ini tidak bekerja dan kurang secara finansial. TABEL V.2 GEREJA MEMBANTU LANSIA YANG HIDUP SENDIRI SETELAH MENGALAMI KRISIS EKONOMI DALAM KEHIDUPANNYA Responden Jawaban P1 Menyediakan dana untuk kebutuhan mereka sehari-hari dan kunjungan P2 Sampai dengan dulu katanya pernah ada kegiatan untuk mensupport dan sekarang sedang dipikirkan untuk bisa memberi support rutin kepada para lansia misalnya dengan memberi beras secara teratur tetapi itu belum direlasiasikan. Hal yang sekarang sudah dikerjakan gereja adalah mengatasi secara insidentil
kalau ada keperluan mendesak misalnya terkait dengan keperluan kesehatan, keperluan tentang hal-hal yang terkait dengan kehidupan sehari-hari. Ada beberapa usaha untuk menolong tetapi itu tidak rutin, jadi mungkin sedang dipikirkan untuk memberi support secara teratur. P3 Untuk Ibu Farida kemungkinan masih dapat ditolong anak-anaknya. Untuk Mbah Suripah, Gereja memberikan dukungan melalui sembako atau uang. Secara perekonomian dibandingkan dengan yang lain kedua ibu tersebut diatas memerlukan bantuan untuk kehidupan sehari-hari. P4 Gereja mensuport dalam bentuk dana sosial, kemudian dari organisasi juga memperhatikan, contohnya: WBI memberi sembako, juga ada dana kematian serta asuransi kematian. P5 Ketika melihat kondisi lansia itu gereja memberikan penguatan kepada mereka biasanya melalui kunjungan dan mendoakan mereka supaya segala sesuatu yang terjadi memang Tuhan ijinkan. TABEL V.3 PROGRAM BANTUAN EKONOMI YANG SPESIFIK UNTUK LANSIA YANG HIDUP SENDIRI Responden Jawaban P1 Memberi bantuan sembako ada sponsor pelayanan kematian dan bantuan- bantuan khusus ketika mereka mengalami kesusahan P2 Secara rutin hanya untuk pelayanan kematian. Jadi untuk para lansia yang terbatas secara ekonomi, kita membayar keperluan untuk keperluan pelayanan kematian dari Santa maria kalau ada persoalan sudah tercover melalui pelayanan tersebut, untuk bantuan sembako belum ada kegiatan yang rutin, untuk kesehatan juga. Jadi sejauh ini yang rutin adalah hanya Santa Maria saja. P3 Masih belum penuh kecuali untuk asuransi kematian dan biasanya hanya bantuan jemaat secara pribadi P4 Gereja bekerja sama dengan lembaga kematian yaitu Santa Maria, sebagian anggota khususnya yang lemah ekonomi gereja menolong untuk iuran P5 Gereja memiliki program memberikan sembako kepada lansia. Walaupun memang harus bergantian pemberian sembako tersebut, tetapi ada bukti nyata kalau gereja memberikan bantuan tersebut kepada mereka. Kemudian gereja juga memberikan bantuan dengan cara membayarkan dana kesehatan atau juga dana untuk kematian bagi warga yang sudah lansia. TABEL V.4. GEREJA MEMBIMBING PARA LANSIA YANG HIDUP SENDIRI DALAM HAL EKONOMI Responden Jawaban P1 Iya, pelatihan pembuatan mie ayam, budi daya jamur P2 Tidak ada program khusus. Pendidikan hanya diberikan melalui khotbah baik di
ibadah minggu maupun ibadah organisasi seperti WBI dan PBI. Terus terkait dengan pengembangannya usaha misalnya untuk melakukan seminar pelatihan jamur merang yang sebenarnya bisa difollow up, kemudian seminar untuk membuat usaha kecil tetapi itu semua tidak bisa di follow up oleh para lansia karena mereka memiliki keterbatasan secara kemampuan. Jadi pada umumnya, kita sudah mengusahakan tetapi tidak ada tindak lanjut yang kemudian dilakukan karena berdasarkan usia mereka sudah waktunya memang untuk istirahat. P3 Didalam sekolah minggu atau komsel P4 Ada, dalam bentuk khotbah dan pengajaran sekolah minggu serta pelatihan khususnya lansia WBI yang pada waktu itu mengadakan pelatihan pembuatan sirup di ICB. P5 Memang tidak secara spesifik tetapi itu ada melalui pengajaran atau firman Tuhan disampaikan dalam khotbah Pendeta. TABEL V.5. GEREJA MEMFASILITASI DALAM USAHA MENDAMAIKAN LANSIA DENGAN KELUARGA ATAU LINGKUNGAN SOSIAL APABILA TERJADI KONFLIK YANG BERKAITAN DENGAN MASALAH EKONOMI Responden Jawaban P1 Iya, pernah kejadian. Gereja membantu P2 Dari para lansia yang ada, kami belum melakukan fasilitasi. Hanya saat pernah sebuah peristiwa dengan ibu Sarono dengan berkonflik secara persoalan keuangan dengan keluarga dari mantan suaminya. Gereja memfasilitas dengan melakukan pendampingan. Pada waktu pertemuan antar keluarga dilakukan kemudian, penguatan dengan mendorong ibu ini untuk bisa tinggal dirumah, karena ada usaha dari anaknya untuk mengusir Ibu Sarono itu dari rumah suaminya itu. Sejauh ini yang fasilitasi, kita mendampingi kegiatan-kegiatan pertemuan dan memberikan pengawasan dan memotoring perkembangannya. P3 Untuk pendampingan secara mendalam mungkin gereja tidak berperan aktif didalamnya karena itu termasuk urusan hukum (pribadi/keluarga). Gereja hanya memberikan pendampingan mental supaya hidup mereka selalu bergantung kepada Tuhan. Misalnya ada beberapa jemaat yang mengalami masalah dalam keluarga adalah Ibu Mariana dan Mbah Suripah. P4 Ada usaha gereja yaitu memediasi dalam beberapa kasus, salah satunya dalam kasus Ibu Mariana dengan anak tiri dalam sengketa rumah. P5 Sesekali gereja memfasilitasi untuk mendamaikan mereka, mendamaikan lansia dengan keluarganya tetapi gereja tidak ikut campur terlalu dalam, dalam masalah keluarga. Dari lansia-lansia yang disebutkan tadi memang ada beberapa seperti Bu Suripah yang tinggal bersama keponakannya jadi dia numpang, secara keseharian Ibu Suripah mengusahakan sendiri menghidupi dirinya dan keponakannya sesekali memperhatikannya tetapi Bu Suripah lebih
mengusahakan sendiri perekonomiannya. Bu Sarono itu punya anak tiri karena rumah ini adalah rumah peninggalan suaminya dan suaminya punya anak. Anak tirinya ingin merebut rumah itu. Jadi memang ada masalah. Untuk mbah Suripah Gereja memberikan suplai dana atau sembako kepada mbah Suripah untuk menolong kehidupan sehari-hari supaya tidak menimbulkan konflik antara keponakan dan Bu Surpah supaya keponakan sudah memberikan tumpangan merasa tidak bertanggung jawab dengan hidupnya sehingga Gereja juga ambil bagian di dalam pelayanan kasih. Untuk Bu Sarono, Gereja berusaha mendamaikan. TABEL V.6 GEREJA MENDORONG PARA LANSIA UNTUK TETAP AKTIF DAN MEMBERIKAN KETRAMPILAN SEDERHANA YANG BISA MENGHASILKAN DALAM BIDANG EKONOMI Responden Jawaban P1 Iya, jamur dan usaha yang lain P2 Secara spesifik kita tidak mendorong mereka untuk kerja lagi tapi kegiatan keterampilan sederhana sudah diberikan didalam pertemuan WBI dan PBI. Ada beberapa kegiatan ketrampilan yang diberikan tapi tidak ada satu lansiapun yang kemudian secara aktif mengajukan diri untuk mengembangkan hal itu. P3 Untuk yang menghasilkan secara pribadi mungkin belum tetapi mereka yang mengikuti persekutuan WBI yang didalamnya masih berkaitan dengan beberapa ketrampilan. Namun hal ini tidak dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari untuk menambah perekonomian misalnya cara membuat permen dan cara pembudidayaan jamur P4 Secara spesifik lebih ke kegiatan organisasi seperti WBI dan PBI, contohnya ada kegiatan ketrampilan P5 Untuk sementara ini belum ada.
LAMPIRAN VI FAKTOR SOSIAL TABEL VI.1 LANSIA YANG HIDUP SENDIRI MENGALAMI MASALAH SOSIAL Responden Jawaban P1 Tidak, tetapi jika dimusuhi ada karena masalah warisan P2 Ada lansia yang memiliki persoalan secara sosial tapi ada juga yang tidak. Seperti ibu Markinah, contoh ibu lansia yang hubungan sosialnya sangat baik dengan keluarga maupun lingkungannya. Sedangkan yang lain 70% lansia itu mengalami persoalan sosial. Ada yang punya persoalan dengan anak tiri dan ada dengan anak, ada juga dengan tetangga dengan lingkungan itu menjadi hal yang sudah pernah dan dialami para lansia P3 Kebanyakan dari mereka lebih condong pada kehidupan pribadi (keluarga) karena perasaan takut, cemas, dan kehilangan (ditinggalkan) oleh orang-orang sekitarnya. Perasaan-perasaan tersebut akan menimbulkan perasaan marah dan curiga terhadap orang-orang disekitar mereka. Contohnya Ibu Mariana, Ibu Sumarni, Ibu Farida dan Ibu Suripah) rata-rata mengalami hal yang sama. Untuk konflik dengan teman-teman gereja sendiri kemungkinan tidak ada. P4 Sejauh yang saya lihat, ada masalah sosial salah satu diantaranya adalah antara Ibu Mariana dengan keluarga. P5 Ya mungkin ada konflik ini timbul karena lansia ini merasa tidak dihargai oleh saudara atau orang lain. Contohnya Bu Sarono, dia hidup seorang diri, suaminya meninggal tetapi suaminya punya anak dan memjadi anak tiri dengan Ibu Sarono. Ada konflik perebutan rumah seperti itu sehingga dia sebagai Ibu tiri merasa tidak dihargai dan dihormati. Padahal Ibu Sarono sudah berbuat baik dan mengasihi anak tirinya itu. TABEL VI.2 GEREJA MEMBANTU LANSIA YANG HIDUP SENDIRI SETELAH MENGALAMI MASALAH SOSIAL DALAM KEHIDUPANNYA Responden Jawaban P1 Iya. Memberikan nasehat atau usulan untuk pembagian warisan atau tentang hidup masa tuanya. P2 Ada beberapa usaha gereja yang sudah dilakukan untuk menolong mereka. Untuk persoalan-persoalan yang merupakan konflik besar gereja melakukan pendampingan dengan intensif tetapi untuk persoalan internal dengan, misalnya anak atau menantu gereja tidak terlibat kalau tidak diminta dan selama ini gereja tidak masuk dalam masalah persoalan keluarga kalau tidak diminta oleh yang bersangkutan dengan itu kita menghargai hal tersebut. P3 Iya dengan mengunjungi dan memberikan kekuatan untuk mereka
P4 Gereja menolong melalui kunjungan yang dilakukan oleh tim Pastoral dan tim Diakon. P5 Ya ada pendampingan buat mereka ketika selesai terjadi konflik gereja bisa mengadakan kunjungan ke lansia tersebut. TABEL VI.3 PROGRAM SPESIFIK UNTUK MENIMBULKAN KESADADARAN BAGI KELUARGA, WARGA MASYARAKAT DAN WARGA JEMAAT UNTUK MENOPANG LANSIA MENGHADAPI MASA TUANYA Responden Jawaban P1 Diajari anak-anak harus menghormati orang tuanya dan warga gereja memperhatikan sesamanya P2 Terkait dengan masyarakat kita tidak pernah tetapi terkait dengan jemaat, kita selalu mendorong didalam semacam kegiatan ibadah maupun ibadah komsel. Perhatian secara khusus kepada para lansia ditumbuhkan sehingga dalam acara seperti paskah, natal, maka sembako ataupun parcel itu secara pasti selalu lansia terlebih dahulu. Lansia dengan ekonomi terbatas menjadi prioritas untuk dikunjungi dan diberi parcel oleh gereja baik itu melalui PKMB maupun gereja melalui panitia natal. P3 Iya dengan memberikan khotbah sebulan tentang keluarga dan anak-anak P4 Program retret hanya menguatkan secara iman, tapi belum sepenuhnya menolong dalam beberapa aspek. P5 Gereja punya program seperti ritrit keluarga itu salah satunya. Responden TABEL VI.4. P1 GEREJA MEWADAHI LANSIA UNTUK BERSOSIALISASI P2 Jawaban P3 Mereka terlibat dalam mengunjungi orang yang menikah, orang-orang yang sakit, mendoakan orang-orang yang sakit. Kegiatan gereja, pada umumnya kami mendorong semua lansia untuk terlibat hadir, aktif bahkan menyiapkan antar jemput supaya mereka bisa datang dengan teratur baik dalam ibadah minggu, persekutuan organisasi maupun sekolah minggu. Kalau ada kegiatan yang bukan di gereja misalnya dirumah jemaat maka di prioritaskan lansia disiapkan antar jemput. Kalau mereka meresponi, mereka bisa hadir dan bersosialisasi. Walaupun para lansia ini kan tempat tinggalnya menyebar terutama untuk wilayah kedung batu dan sebagainya ada usaha antar jemput di manapun rumahnya. Sedangkan yang tidak tercover dengan baik adalah Pak Bandi, Pak Santo, karena kita menggap mereka ada alat trasportasi sendiri, sedangkan Bu Sarono, Bu Gunawan, rumahnya dekat dengan gereja, jadi kalau kegiatan-kegiatan rutin mereka selalu diingatkan untuk hadir Didalam komsel, sekolah minggu dan persekutuan WBI beberapa lansia aktif ikut di dalamnya. Pendampingan yang bisa secara spesifik adalah dalam
kelompok sel karena mereka lebih terbuka antara satu dengan yang lainnya dan saling mengerti serta mendoakan kebutuhan masing-masing. P4 Iya gereja memberi wadah dalam bentuk retret, Sekolah minggu Lansia. P5 Ada Sekolah Minggu, WBI, yang dekat itu komsel bentuknya pembinaan bisa disitu. TABEL VI.5. GEREJA MEMFASILITASI DALAM USAHA MENDAMAIKAN LANSIA DENGAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SOSIAL APABILA TERJADI KONFLIK Responden Jawaban P1 Iya P2 Kalau kita diminta untuk terlibat dalam proses itu maka kita selalu siap untuk ambil bagian, tetapi kalau tidak kita tidak masuk. Hal itu sangat bergantung dari kemauan para lansia. Kalau mereka menutup diri tidak mau menyampaikan persoalannya atau tidak meminta tolong ya kita tidak melakukan. Sejauh ini misalnya meminta tolong untuk didamaikan seperti persoalan Bu Sarono kemudian Ibu Suripah. Untuk Bu Marni kita sebatas mengunjungi dan menguatkan. Pernah juga dengan Bu Suripah, kita menawarkan diri supaya persoalannya dengan keponakan terselesaikan tetapi dia tidak mau, malah terkesan untuk menutup diri untuk hal itu. Kita mau bantu untuk diselesaikan secara ekonomi memperbaiki kamar dan sebagainya dia juga menolak, jadi tidak semua lansia terbuka untuk di tolong. P3 Gereja akan membantu jika pihak keluarga meminta pertolongan namun tidak secara spesifik karena persoalan yang dihadapi bukan jangkauan umum namun sudah masuk kedalam ranah personal. Gereja hanya sebatas mendampingi dan mengarahkan supaya mereka ada perasaan lega karena orang-orang seiman memberikan perlindungan (meski secara rohani) mereka sudah sangat senang. P4 Sudah menjadi kewajiban tim pastoral dan tim diakon dengan memediasi masalah dari ibu Mariana P5 Ya gereja bisa memfasilitasi mereka, misal terjadi konfli, yang terlibat dalam konflik dipertemukan kemudian dikonseling didampingi TABEL VI.6 GEREJA MEMBERDAYAKAN PARA LANSIA UNTUK TERLIBAT DALAM PELAYANAN SOSIAL GEREJA DAN HIDUP BERSOSIALISASI Responden Jawaban P1 Iya P2 Kita pernah mengajak para lansia untuk kegiatan semacam itu. Ketika mereka sehat dan bisa berangkat, umumnya mereka berangkat. Pernah misalnya ke panti cacat ganda, ke tempat-tempat seperti itu kita mendorong mereka untuk terlibat.
Dalam bakti sosial misalnya membagikan makanan ke sekitar gereja itu ketika mereka bisa, mereka ikut membantu dan ada yang ikut menolong memasak tetapi tidak semua lansia terlibat, sangat bergantung pada orangnya. P3 Tidak ada, karena mereka merasa sudah tidak kuat untuk melakukan aktivitas yang berhubungan dengan kegiatan outdoor P4 Ada beberapa yang bisa ikut kunjungan seperti ibu Markinah P5 Untuk sementara ini ada, seperti mengunjungi orang sakit.
LAMPIRAN VII MASALAH KEROHANIAN TABEL VII.1 LANSIA YANG HIDUP SENDIRI MENGALAMI MASALAH KEROHANIAN Responden Jawaban T1 Jujur saja memang ada tetapi juga tidak semuanya, disini kan ada beberapa lansia, khususnya bagi mereka yang setia dalam kelas-kelas Sekolah Minggu rata-rata tidak ada masalah dengan kerohanian. Tetapi kalau mereka yang tidak ikut Sekolah Minggu tentunya sangat-sangat berbeda,masalah kerohaniannya pasti ada permasalahan bagi mereka. Untuk masalah kerohanian yang berhubungan dengan Tuhan, Ibu Markinah saya yakin dia mampu melakukan itu. Dia bukan hanya rajin di Gereja tetapi juga dalam jam-jam doa. Dia rajin sekali jam doa dan sekolah minggu selalu ikut. Bahkan jika ada kesempatan acara yang lain dia pamit untuk tidak ikut. Jadi dia masalah kerohaniannya saya jamin sangat bagus. Ibu Agustin Farida hanya ikut sekolah minggu saja jadi hal-hal yang lain seperti baca Firman Tuhan, jam doa, pelayanan yang lain tidak terlalu nampak. Ibu Suripah karena dia tidak bisa membaca dan juga tidak terlibat dalam pelayanan serta dia tidak pernah ikut jam doa karena tidak ada jemputan maka masalah kerohanian sangat dangkal. Pak Susanto Harso memang latar belakangnya seorang guru dan istrinya adalah Gembala Sidang/Pendeta kerohaniaanya sangat bagus walaupun tidak secara langsung ikut terlibat dalam kelas sekolah minggu tetapi dia senang membaca kitab dan buku-buku rohani, renungan dan lain sebagainya. Belakangan ini akan dimintai tolong untuk menyampaikan renungan oleh Pak Pilipus. Pak Pilipus ini sebagai ketua komsel nya dia. Ibu Sumarni sebetulnya ketika masih rajin ke Gereja mungkin sebelum banyak masalah, dia senang bahkan selalu membaca Firman Tuhan dan beberapa ayat Alkitab. Tetapi belakangan karena permasalahan keluarga, dia lama tidak ke Gereja. Kami sendiri hanya tahu dari Mas Paulus dan Ibu Kanti bahwa ada permasalahan dengan keluarga. Pak Subandi, untuk beliau selama saya ada di sini dia sama sekali belum terlibat dengan pelayanan baik sekolah minggu, komsel, atau acara-acara lainnya. Dia bisa dibilang datang ke Gereja jika ada mood saja. Baiknya dia, dia tidak pernah mengeluh dan tidak pernah membuat masalah. Ibu Mariana belakangan ini tidak ke Gereja karena mungkin masalah kesehatan tetapi sebelumnya dia adalah orang yang rajin ke Gereja dan beberapa tahun yang lalu dia ikut terlibat pelayanan dengan JKI. Rumahnya sebagai pos PI tetapi kembali ke Bulu dan setia. Bisa dibilang cukup bagus kerohaniannya. Hal yang berkaitan dengan mental seperti kesepian tidak semuanya tetapi memang yang merasa kesepian seperti yang saya tahu Ibu Surip. Dia datang ke tempat saya karena katanya tidak pernah dikunjungi karena merasa tidak layak sebgaai orang miskin dan mengharapkan dikunjungi. Ibu Marni juga selalu minta dikunjungi. Pak Susanto juga sering merasakan kesepian. Tetapi untuk yang lainnya tidak terlalu mengalami hal tersebut. Untuk aktifitas kegerejaan sebenarnya tidak ada karena ada jemputan. Jika tidak
ada jemputan maka akan ada masalah seperti yang dialami Bu Tohir. T2 Secara kasat mata tidak, justru mereka lebih aktif, lebih siap secara fisik. T3 Ada beberapa, jadi tidak semua yang mengalami masalah kerohanian. Mereka yang mengalami masalah kerohanian dasarnya karena pendidikan, kurangnya dalam pelayanan, bergereja. Ibu Markinah bisa dikatakan dia rajin baca firman Tuhan dan juga untuk saat teduh karena bisa dilihat dari kehidupan dia sehari-hari. Ibu Agustin Farida ini beliau hanya di sekolah minggu saja kalau untuk komsel saya tidak sewilayah. Mbah Suripah ini belum rutin untuk saat teduh dan baca Firman karena beliau buta huruf. Ibu Sumarni karena beberapa saat ini beliau sudah lama tidak ke Gereja dan komsel untuk perkembangan terakhir saya belum tahu. Pak Susanto Harso beliau pasti rajin untuk saat teduh dan baca Firman. Pak Subandi saya terus terang belum tahu tapi dia aktif hadir ke Gereja dalam ibadah hari minggu tetapi tidak hadir di ibadah doa hari Rabu dan sekolah minggu. Ibu Mariana aktif dalam sekolah minggu saja dan untuk komsel saya tidak tahu karena tidak sewilayah. Untuk yang berhubungan dengan masalah kejiwaan, kesepian saya pikir Ibu Markinah tidak mengalami. Mungkin saat pertama kali pada saat suaminya meninggal pasti merasa kehilangan namun setelah itu dia merasa kuat. Ibu Agustin Farida saya belum tahu secara detail. Ibu Suripah sejak saya kenal dia sudah sendiri jadi hanya dengan keponakan saja jadi kalau kesepian jadi ada perasaan seperti itu. Ibu Sumarni akhir-akhir ini dia ada anaknya mungkin kalau kesepian tidak ya. Pak Susanto Harso butuh teman curhat. Pak Subandi saya tidak tahu secara detail. Ibu Mariana, saya merasa tidak. Untuk aktifitas kegerejaan mereka ibu Markinah memang terlibat dalam beberapa aktifitas pelayanan salah satunya pengambil persembahan, penerima tamu di dalam Gereja. Ibu Agustin Farida belum banyak terlibat. Ibu Suripah tidak sama sekali. Ibu Sumarni akhir-akhir ini tidak terlibat dalam pelayanan. Pak Susanto Harso banyak terlibatnya dalam doa syafaat. Pak Subandi kalau dalam Gereja mengambil T4 Masalah kerohanian yang berhubungan dengan Tuhan kalau Bu Markinah, saya rasa dia hubungannya dengan Tuhan dekat, karena saya melihat beliaunya setia dalam ibadah, dalam persekutuan bukan hanya ibadah di hari minggu tetapi dia di ibadah jam doa, dia setia. Ibu Agustin Farida itu setengah-setengah ya, maksudnya dalam arti setengah- setengah itu dia kadang pergi ibadah, dia kadang tidak gitu. Mbah Suripah karena dia faktor usia sehingga pada saat-saat terakhir ini dia kurang mengikuti ibadah tetapi sebelumnya ketika dia masih sehat bu Suripah selalu hadir di hari minggu tetap ibadah, faktor kesehatan juga ya pengaruh. Kalau Bu Marni saya kira kurang karena beberapa bulan ini. Bu Marni datang beribadah juga jarang dan apalagi jika dia kecentok sama orang sedikit gitu terus dia undur. Dia undur dari persekutuan komsel, di dalam persekutuan WBI. Kalau Pak Susanto ini bergabung di gereja Bulu belum lama kira-kira satu tahun. Dalam kehidupan rohaninya Pak Susanto itu bagus, karena pada saat saya kunjungan di rumah ternyata istrinya dulu sebagai pendeta dan Pak Susanto
sendiri mengajar di agama. Lulus pensiunan dari guru di SMA Negeri di Pati sana. Kalau Pak Subandi beribadah di hari minggu rajin, dia seorang pensiunan kalau gak salah. Ibu Mariana istri dari bapak Sarono sama dengan Bu Marni tadi mungkin dalam jam dia terpengaruh karena akibat karena dia hidup seorang diri terus dia juga memerlukan untuk biaya perekonomian dia harus bekerja memenuhi kehidupannya sendiri, kadang ibadah kadang tidak gitu. Masalah kerohanian yang berkaitan dengan masalah mental atau kejiwaan seperti kesepian atau merasa kehilangan kematian keluarga atau teman sebaya untuk Bu Markinah, saya kira tidak karena dia hidup di lingkungan dekat anak dekat cucu suatu saat pasti ada pertolongan ketika ada sesuatu terjadi. Anak Bu Markinah tinggal di sekitar daerah situ. Ibu Agustin ini kebetulan dia disini dia kontrak. Dia kontrak di rumah kecil. Anaknya juga tidak tinggal dengan dia. Dia pindahan dari Karanganyar Solo gabung disini itu mungkin ada pengaruhnya juga karena juga masalah perekonomian. Mbah Suripah karena faktor usia jadi merasa kesepian. Ibu Sumarni ini tidak kesepian. Bu Sumarni juga tinggal dekat dengan anaknya, dekat dengan saudaranya untuk Bu Sutiyah. Kalau pak Susanto, anaknya yang satu di Semarang tinggal di Permata Puri. Pak Susanto merasa kesepian karena hidup sendirian sampai kataya rumahnya tidak pernah dikunci karena kalau ada sesuatu hal pintu langsung di buka. Pak Bandi ini ada anak-anaknya ada gitu gak merasa kesepian. Ibu Mariana hidup sendiri. Dia hidup sendiri pasti merasa kesepian pasti ingin ada teman untuk bicara, untuk curhatlah itu selalu yang dia butuhkan. Untuk aktifitas ke Gerejaan, gereja menyediakan angkutan di daerah orang- orang ini. Kalau Bu Agustina dekat di Poncowolo tinggalnya. Kalau Pak Susanto ada sarana mobil dan kadang diantar anaknya. Pak Bandi berangkat sendiri. Kalau layanan di sekitar gedung batu ada angkutannya ke gereja. TABEL VII.2 GEREJA MEMBANTU LANSIA YANG HIDUP SENDIRI SETELAH MENGALAMI KRISIS DALAM KEHIDUPANNYA Responden Jawaban T1 Dari gereja yang dilakukan khususnya bagi mereka yang sakit, gereja memang selalu ada tim yang dengan cepat melakukan kunjungan, menengok buat mereka yang sakit, juga dalam menengok itu gereja secara sarkiler memberikan bantuan berupa pendanaan. Kemudian dari gereja sendiri itu ada anggaran yaitu dari kas diakonia yang bisa diperbantukan bagi mereka yang dirasa butuh bantuan. Di gereja ini contohnya kayak Bu Tohir yang sakit, itu teman-teman dari WBI mengadakan kunjungan ke Ibu Tohir, dan bukan hanya itu ketika kunjungan mereka juga memberikan bantuan berupa keuangan, dari gereja sendiri juga memberikan bantuan keuangan. Jadi ada perhatian buat mereka baik dari segi kunjungan, segi pendanaan/biaya saat sakit. Tetapi yang cukup berada kayak Bapak Susanto ini misalnya, gereja tentunya tidak memberikan satu bantuan masalah keuangan, tetapi hanya kunjungan, mendoakan, nelpon intinya
memberikan perhatian yang khusus supaya mereka atau orang ini tidak merasa sendirian. Intinya seperti itu, T2 Secara langsung kalau sakit kunjungan seperti biasa, lebih banyak sebenarnya pendampingan di sekolah minggu, walaupun waktunya cukup singkat. Secara khusus kemungkinan hanya lewat kalau sakit, yg meninggal melakukan kebaktian penghiburan dari kuburan, 7 hari, 40 sesuai undangan dari mereka T3 Gereja memfasilitasi dengan apa yang Gereja bisa lakukan yaitu dengan mengunjungi, mendoakan, menguatkan. Gereja juga memberikan fasilitas antar jemput kepada mereka. T4 Untuk membantu lansia kebetulan di setiap kelompok orang-orang yang tadi di sebutkan satu persatu ini kita tiap jumat dua minggu sekali kita adakan komsel. Melalui komsel ini diharapkan kita semakain dekat dan bisa semakin mengerti apa yang menjadi permasalahan. Ketika selesai komsel ada yang ingin bercerita tentang masalah yang dihadapi baiknya kita bisa mendoakan bisa menguatkan mereka. Jika terjadi kesepian, kalau ini kita belum pernah lakukan yang kita lakukan hanya kunjungan secara pribadi. Untuk aktifitas kegerejaan kita melihat dari perekonomian mereka. Jika perekonomian mereka kurang baik, otomatis gereja membantu, kita ada aksi untuk natal kita bagi sembako. TABEL VII.3 PROGRAM KERJA GBI BULU UNTUK MENINGKATKAN KEROHANIAN PARA LANSIA YANG HIDUP SENDIRI Responden Jawaban T1 Untuk meningkatkan kerohanian lansia yang hidup sendiri yaitu seperti yang saya atakana tadi, khususnya yang ibu-ibu, kebetulan mereka setia sekali dalam kelas-kelas Sekolah Minggu dan yang bapak-bapak sering kami himbau untuk bisa mengikuti acara Sekolah Minggu, tapi nampaknya masih banyak alasan kok sulit mengajak bapak-bapak ikut Sekolah Minggu, tetapi diluar itu ada yaitu kegiatan Pendalaman Alkitab atau PA yang diadakan setiap 2 minggu sekali dan mereka rata-rata terlibat dalam acara ini. Tetapi kalau yang khusus setiap minggu Sekolah Minggu lansia, untuk bapak-bapak ini masih belum tertarik. Ya kami tidak segan untuk mengajak supaya mereka tertarik ikut dalam hal kerohanian bapak-bapak lansia T2 Secara khusus program gereja belum ada, hanya pendampingan di sekolah minggu T3 Menganjurkan mereka ikut Sekolah Minggu, Komsel, beberapa persekutuan PBI/WBI. T4 Yang Gereja lakukan, Sebagai ketua umum sekolah minggu saya melihat sekolah minggu kelas lansia pasti lebih banyak. Muridnya melebihi murid-murid yang lain karena mereka membutuhkan untuk kerohanian mereka di hari tua supaya mereka tidak merasa kesepian. Jika mereka bertemu dengan teman di gereja di dalam sekolah minggu mereka bisa saling curhat dan suatu
tersendirilah melalui sekolah minggu, komsel juga begitu. TABEL VII.4. HAL YANG DILAKUKAN GEREJA UNTUK MEMBANGUN KEHIDUPAN ROHANI LANSIA YANG HIDUP SENDIRI Responden Jawaban T1 Kami sudah mencoba, jadi yang bapak-bapak lansia khususnya itu saya sering mempertemukan mereka satu dengan yang lain. Contohnya itu ada Pak Susanto, Pak Bandi, Pak Is, karena merasa sepadan mereka bisa hidup rukun sekali dan mereka sering bersama misal ada acara makan itu keluar bersama, ada acara yang hanya diketahui oleh mereka sendiri. Jadi intinya supaya orang-orang lansia ini supaya tidak merasakan suatu kesepian itu ya diberi teman yang sebaya dengan lansia ini. Jadi saya menghubungkan lansia-lansia ini supaya mereka merasa ketemu dan punya teman disini. Dan terbukti memang demikian kayak Pak Susanto setelah disini ada Pak Is itu merasa cocok sekali, Pak Is setelah ada Pak Susanto juga merasa cocok sekali, kemudian Pak Bandi ketemu Pak Susanto cocok. Jadi ibadah pun mereka selalu ngumpul dalam satu bangku yang sama, mereka rasanya ketemu teman. Jadi mengumpulkan mereka supaya terbangun rohani. T2 Secara garis besar memang belum ada, jadi hampir terpinggirkan, kita fokus nya lebih banyak di secara umum tidak fokus kesana T3 Mendorong mereka untuk lebih giat dalam bergereja, masuk dalam komsel. T4 Ya itu tadi melalui sekolah minggu, melalui komsel. TABEL VII.5. HAL YANG DILAKUKAN GEREJA UNTUK MEMBANTU PARA LANSIA YANG HIDUP SENDIRI MENERIMA KONDISI MASA TUANYA Responden Jawaban T1 Jadi jelas dengan memberikan nasihat-nasihat firman Tuhan, harus bisa menerima bahwa hidup tidak selamanya bersama-sama. Suami isteri pasti suatu saat akan mengalami perpisahan itu tidak ada yang tetap, pasti ka nada satu perubahan. Jadi terimalah itu sebagai satu kehendak Tuhan dan syukurilah dengan apa yang ada, Kalau misal sekarang masih bersama disyukuri, dan menyadari karena usia, kesehatan pasti diantara mereka pun akan mengalami satu perpisahan, akan mengalami kematian sebagai kodrat makhluk hidup, tidak ada istilahnya kecewa saat teman kita meninggal, tidak harus berlarut-larut dalam kesusahan karena suami atau isterinya meninggal. Jadi dengan diberi pengertian bahwa segala sesuatu itu tidak langgeng. Intinya seperti itu. T2 Kunjungan, mendoakan, kasih motivasi. Justru kadang mereka lebih siap dari kita, contoh bu polo, bu yoto, bu usman dan para lansia yang lain mereka lebih siap secara rohani T3 Memberikan kekuatan dengan kata-kata motivasi untuk mereka menerima segala
yang ada. T4 Jika mereka mau pergi ibadah kita ada angkutan. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan kerohanian mereka supaya tetap datang pergi beribadah. Angkutan ini hanya ada di ibadah di hari minggu saja tetapi di jam doa karena tidak ada angkutan hanya orang-orang tertentu saja. Mereka diantar oleh anak dan cucu mereka jika ingin memiliki hubungan yang dekat dengan Tuhan. Jika ibadah doa ada permasalahan yang harus di pergumulkan oleh mereka untuk mendekatkan dengan Tuhan. Melalui komsel itu kita bisa saling menguatkan dan bersama-sama belajar Firman Tuhan. Kita bisa menguatkan mereka, pergumulan mereka, apa yang sedang di pergumulkan. Mereka kita doakan dan kita berikan penguatan untuk mereka. TABEL VII.6 HAL YANG DILAKUKAN GEREJA UNTUK MELIBATKAN LANSIA YANG HIDUP SENDIRI DALAM PELAYANAN GEREJA Responden Jawaban T1 Lansia ini kan latar belakangnya berbeda satu dengan yang lain. Pak Susanto misalnya, dia latar belakangnya sebagai pendidik, jadi di dalam hal tata Bahasa atau wawasan cukup luas maka ia dilibatkan dalam doa syafaat misalnya, tetapi dia ada kelemahan fisik di kakinya, dia tidak dilibatkan untuk ikut mengedarkan kantong persembahan. Dilibatkan sesuai kemampuan masing-masing pribadi. Ibu Markinah sangat suka menyanyi. Dia sering mengisi puji-pujian. Bu Markinah memiliki jadwal untuk mengedarkan kantong persembahan. Ibu Agustin Farida tidak ikut pelayanan. Ibu Suripah juga tidak ikut pelayanan. Pak Susanto melayani doa syafaat. Ibu Marni tidak ikut pelayanan. Pak Subandi mengedarkan kantong persembahan. Ibu Mariana tidak ikut pelayanan. T2 Mereka hanya sesekali dilibatkan untuk doa T3 Salah satunya dalam acara gereja yang simple mereka terlibat dalam doa syafaat, mereka memimpin. Mereka juga dilibatkan dalam panitia-panitia kecil. Ibu Markinah terlibat menyediakan tempat untuk komsel dirumahnya, kalau untuk ibadah beliau mengambil persembahan dan juga menerima tamu. Ibu Agustin Farida untuk ibadah belum terlibat. Mbah Suripah tidak terlibat. Ibu Sumarni akhir-akhir ini tidak terlibat. Pak Susanto Harso terlibat dengan doa syafaat. Pak Subandi terlibat dengan mengambil persembahan. Ibu Mariana kadang mengambil persembahan. T4 Di dalam pelayanan, kita memperlibatkan mereka sebagai pengedar kantong persembahan, doa syafaat, penerima tamu, kita libatkan mereka semua.
TABEL VII.7 PIHAK GEREJA YANG TERLIBAT DALAM PELAYANAN PASTORAL KONSELING BAGI LANSIA YANG HIDUP SENDIRI DI GBI BULU Responden Jawaban T1 WBI yang cepat tanggap, tim diakonia, yang pertama Gembala Sidang. T2 Kebanyakan dari panitia perancang dan gembala sidang T3 Gembala Sidang, tim pastoral, diakon dan perancang. T4 Jemaat, gembala sidang, tim diakon, tim pastoral, panitia perancang dan semua terlibat. Responden TABEL VII.8 T1 FREKUENSI KUNJUNGAN T2 Jawaban T3 Tidak rutin T4 Kunjungan tidak rutin dan hanya dilakukan saat sakit atau terjadi musibah/bencana Tidak rutin Kunjungan yang dilakukan rutin oleh dari salah satu organisasi ini. Kita kunjungan jika mereka satu minggu atau dua minggu tidak kelihatan di ibadah. Tim ini akan datang dan bertanya kenapa tidak pernah kelihatan. Namun demikian waktunya temporer. Responden TABEL VII.9 T1 KEGIATAN YANG DILAKUKAN SAAT KUNJUNGAN T2 Jawaban T3 Kunjungan ini karena biasanya yang dikunjungi sakit maka diberikan penghiburan, berdoa, dan member roti atau oleh-oleh, sumbangan keuangan. T4 Kunjungan bersifat isidentil dan belum bersifat program. Yang dilakukan saat kunjungan biasanya penghiburan dan pendampingan, dukungan doa, dukungan dana dan dukungan sembako. Biasanya kita membawa kebutuhan sehari-hari, seperti beras, gula kalau kita kunjungan. Saat datang biasanya kita menanyakan kabar, menanyakan ada kesulitan apa dan apa yang bisa kita bantu, dan mendoakan. Kita menguatkan mereka dengan membaca Firman Tuhan. Kita juga mendoakan mereka apa yang menjadi pergumulannya.
LAMPIRAN VIII FAKTOR EKONOMI TABEL VIII.1 LANSIA YANG HIDUP SENDIRI MENGALAMI MASALAH EKONOMI Responden Jawaban T1 Untuk permasalahan ekonomi memang satu dengan yang lain berbeda-beda, khususnya disini bagi mereka yang dasarnya masa mudanya memang sudah cukup, mereka tidak ada permasalahan apalagi ada beberapa ini yang memang pensiunan PNS, ada juga pernah jadi usahawan yang cukup berhasil, ada juga yang pensiunan ABRI, dari kesehatan, dari pegawari negeri RRI. Dirata-rata bagi mereka itu tidak terlalu terjadi masalah ekonomi, tapi juga ada yang cukup bermasalah dengan perekonomian misalkan dari Ibu Sarono, permasalahan yang dialami ia bekerja menjadi baby sitter tapi untuk orang tua, jadi menemani orang yang sesama lansia, jadi namanya merawat orang tua yang sakit. Yang dirawat meninggal, dia merasa kehilangan pekerjaaan, dulunya tiap bulan mendapat uang sekarang yang dirawat meninggal jadi cukup bingung juga orang ini, hanya di dalam kebingungan untuk sesaat ya dibantu, jujur yang biasanya melakukan bantuan ini dari gereja itu Ibu dan Bapak Pendeta. Tapi dari program gereja, tim diakonia, kalau itu ada pembagian sembako, aksi-aksi social, orang-orang yang seperti itu yang diutamakan. Itu masalah ekonomi, ya memberikan perhatian khusus bagi mereka yang menderita dan diutamakan mereka yang dipandang butuh bantuan. Ibu Markinah tidak mengalami masalah ekonomi karena dia pensiunan PNS. Ibu Agustin Farida kondisinya juga baik tetapi tidak memiliki penghasilan tetap. Hidupnya didukung oleh anaknya. Mbah Suripah walaupun tidak bekerja tetapi banyak orang yang memberi dia. Dia kemarin titip uang lagi ke saya Rp.200.000,00. Pak Susanto Harso juga tidak ada permasalahan keuangan. Ibu Marni juga mengalami kesulitan ekonomi karena hubungan dengan anak- anaknya kurang begitu baik sehingga sampai terdengar listrik mau diputus karena tidak bisa membayar. Tetapi untungnya ada saudara-saudaranya yang cepat-cepat tanggap dan menolong membantu membayarkan listiknya. Adiknya Bu Sutiyah juga suka menolong seperti memberikan sarapan. Jika ada permasalahan keuangan juga suka diberi uang. Pak Subandi tidak ada permasalahan keuangan karena dia pensiunan PNS. Ibu Mariana mungkin saat ini sudah mulai bekerja lagi jadi tidak pernah bercerita tentang masalah keuangan. T2 Yang mantan pengusaha, mantan pegawai negeri kemungkinan tidak, tapi yang ditinggal suaminya secara dia hanya ibu rumah tangga dan dia hanya sebatang kara jelas mengalami masalah ekonomi T3 Ya ada beberapa seperti Ibu Markinah tidak mengalami masalah keuangan. Ibu Agustin Farida mengalami masalah keuangan. Ibu Suripah mengalami masalah keuangan. Ibu Sumarni bisa dikatakan iya dan tidak karena anak-anaknya ada
yang peduli tetapi mengandalkan anak. Pak Susanto Harso secara jelas tidak mengalami. Pak Subandi terakhir saya lihat tidak. Ibu Mariana tidak mengalami. T4 Ibu Markinah tidak mengalami masalah ekonomi karena beliau mendapatkan pensiun PNS. Ibu Agustin Farida, saya kira mengalami karena dia hidup sendiri, disini kadang dititipin cucu apalagi disini dia ngontrak. Ibu Suripah ini dia tidak ada pendapatan. Ibu Marni ini memang tidak bekerja tetapi jika melihat kehidupan anak-anaknya dalam perekonomiannya cukuplah. Bapak Susanto ini pensiunan guru jadi cukuplah. Pak Bandi juga pensiunan jadi ekonominya cukup. Ibu Mariana juga hidup sendiri di rumah, rumah dan untuk perekonomiannya dia harus bekerja. TABEL VIII.2 GEREJA MEMBANTU LANSIA YANG HIDUP SENDIRI SETELAH MENGALAMI KRISIS EKONOMI DALAM KEHIDUPANNYA Responden Jawaban T1 Kalau untuk masalah kesehatan itu memang jelas kalau sakit pasti diberi bantuan pengobatan. Lalu yang secara khsusu belum ada, misal diikutkan BPJS itu belum ada dari program gereja. Kemudian pendampingan masalah perekonomian juga belum karena disini belum ada pekerjaan yang diberikan pada mereka yang sifatnya mereka melakukan pekerjaan jujur saja belum ada. T2 Belum ada, yang gereja siapkan hanya layanan kematian kerjasama dg santa maria, secara langsung belum ada program kesana T3 Kita ada dulu beberapa kali program sembako, sekarang kita mengambilnya saat-saat tertentu saja misal natal dan ulang tahun gereja. T4 Setiap kali gereja ada momen pasti kita bantu. Kita bantu perekonomian mereka melalui sembako. TABEL VIII.3 PROGRAM BANTUAN EKONOMI YANG SPESIFIK UNTUK LANSIA YANG HIDUP SENDIRI Responden Jawaban T1 Ya kalau bantuan sembako itu ada untuk lansia-lansia yang dinilai kurang pasti dinomor satukan. Kemudian dari diakonia juga selalu dana sewaktu-waktu dibutukan siap digelontorkan bagi orang yang berkekurangan. Kemudian untuk kematian, semua lansia diikutkan semacam asuransi kematian di Santa Maria. Jadi begitu sakit tidak dipusingkan lagi masalah keluarganya itu sudah ada yang menanganinya, baik itu masalah siapa-siapa yang akan berperan maupun hal-hal lain termasuk peti jenasah itu sudah dicover oleh gereja. T2 Sesekali untuk kegiatan diakonia memberikan sembako T3 Kita digereja ada program Santa Maria dan beberapa mereka dihandle. T4 Ada beberapa orang yang kita ikutkan melalui dana kematian Santa Maria. Dari mereka, ada beberapa beberapa yang dibayar oleh Gereja seperti mbah suripah.
WBI dulu membantu secara bergilir setiap bulan khususnya untuk orang-orang yang dianggap benar-benar tidak mampu selalu diberikan sembako. Dulu rutin setiap bulan jika sekarang belum tau untuk WBI. Jadi dulu ada beberapa orang dari WBI, dia patungan untuk memberi sembako dan diserahkan kepada mereka yang tidak mampu. Namun demikian ada kecemburuan sosial makanya dihentikan. TABEL VIII.4. GEREJA MEMBIMBING PARA LANSIA YANG HIDUP SENDIRI DALAM HAL EKONOMI Responden Jawaban T1 Untuk bimbingan ekonomi memang hanya ada satu yaitu yang dialami Ibu Surip. Jadi Ibu Surip ini hidup bersama keponakannya. Dan ponakannya ini agak sedikit nakal, jadi rumah yang dihuni Ibu Surip ini sebagaian dijual, Ibu Surip hanya diberi sedikit saja dari hasil penjualan itu, kemudian dari hasil penjualan itu dia diberi hanya sebesar 15 juta, padahal seharusnya uang yang diterima Ibu Surip itu bisa 30 sampai 40 juta, tetapi hanya diberi sampai 15 juta. Lalu setelah dia pegang, tetangga kanan kirinya berusaha nakal, ikut-ikutan mau pinjam pada Ibu Surip. Lalu kami ikut membantu Ibu Surip yang tidak bisa pegang uang cukup banyak akhirnya kami beri masukan dan masukan kami bisa diterima, uang 15 juta itu dititipkan ke gereja khsusunya ke saya, oleh saya saya titipkan ke keuangan gereja. Lalu tiap-tiap bulan atau sewaktu-waktu Ibu Surip membutuhkan uang tinggal meminta, misalnya butuh untuk makan atau keperluan lain, minta ke kami. Jadi ikut membantu menyelamatkan itu, uang itu ditabung di bank oleh Bu Endang, Jadi ada bunga jutaan masuk di keuangan Ibu Surip. Lalu Ibu Surip juga sering dikasih uang oleh orang lain, misalnya pada saat lebaran atau ibadah haji, ada orang yang suka memberi Ibu Surip, banyak orang yang melas, uang yang ngumpul itu dibawa ke tempat saya, dihitung uangnya sampai misalnya 600-700 ribu, saya sarankan uang yang dipegang ibu itu ditiitpkan ke saya, sewaktu-waktu ibu Surip butuh dapat meminta. Jadi menyelamatkan keuangan itu dengan mencoba membantu supaya uang ini bisa ditabung dan dipakai sewaktu-waktu ada kebutuhan. Dan sudah belangsung 5 tahun itu ada uang terkumpul sekitar 2,5 sampai 3 juta. Tapi untuk yang lainnya karena rata-rata sudah punya dana pensiun, jadi tidak ada permasalahan keuangan. T2 Belum. Rasanya sedikit sekali T3 Ya dan itu disampaikan beberaa kali oleh Pdt Bambang dalam komsel dan renungan. T4 Pernah dari WBI untuk pengembangan usaha tapi sampai sekarang tidak ada tindak lanjutnya. Melalui khotbah itu ada bagaimana mengelola keuangan itu, kita kembali lagi ke individu
TABEL VIII.5. GEREJA MEMFASILITASI DALAM USAHA MENDAMAIKAN LANSIA DENGAN KELUARGA ATAU LINGKUNGAN SOSIAL APABILA TERJADI KONFLIK YANG BERKAITAN DENGAN MASALAH EKONOMI Responden Jawaban T1 Ya betul yang saya alami itu satu yaitu Ibu Surip dengan keponakannya, kami sudah mencoba menolong untuk menjembatani antara Ibu Surip dan keponakannya karena keponakannya ini kelihatannya sangat benci dengan Ibu Surip, dan keponakan ini nampaknya kalau semakin cepat meninggal itu semakin baik. Kami sudah mencoba dengan sering berkunjung ke rumahnya, jadi agak segan keponakannya. Secara tidak langsung ikut menjadi segan karena ada orang yang melindungi Ibu Surip walaupun dari segi rumah itu memang dibuat sedemikian rupa menjadi tidak krasan tinggal disitu. Jadi kalau berkunjung kesana, lainnya sudah bagus tapi kamarnya bu Surip tidak diurus.Ikut memberikan perlindungan secara tidak langsung tapi dengan yang lainnya tidak ada masalah dengan saudara-saudaranya, dengan keluarganya, misalkan Pak Bandi, Pak Susanto. T2 Beberapa kali iya, contohnya bu sarono rumah peninggalan suaminya mau dijual sama anaknya, kita lakukan pendampingan. Kelanjutannya sampai sekarang belum jadi dijual. T3 Iya ini pengalaman saya ada dua orang. Mbah Suripah rumahnya dijual sehingga terdapat perselisihan dengan keponakan dan Gereja memberikan bantuan ya tidak terlalu dalam karena itu masalah sensitive karena masalah warisan. Kedua dengan Bu Sarono, Gereja hanya memberikan solusi dan tidak terlibat secara langsung. T4 Kemarin ada kejadian Bu Mariana dengan anaknya. Gereja mendampingi dan memberi penguatan pengertian kepada anak tirinya karena Bu Mariana ini ibu sah dari mereka. Akhirnya mereka mengerti. Mbah Suripah itu hak warisnya sudah di bagi dan uang itu di titipin ke Pak Harno, tetapi mungkin lama kelamaan habis karena setiap bulan diambil lima ratus ribu lama-lama pasti habis. TABEL VIII.6 GEREJA MENDORONG PARA LANSIA UNTUK TETAP AKTIF DAN MEMBERIKAN KETRAMPILAN SEDERHANA YANG BISA MENGHASILKAN DALAM BIDANG EKONOMI Responden Jawaban T1 Gereja pernah mengadakan pelatihan seperti pelatihan membuat mie, sirup, budidaya jamur hanya untuk lansia nampaknya tidak begitu tertarik dan tidak ikut terlibat didalamnya. Pelatihan-pelatihan ini seperti membuat sirup di Impact
Center Boja jadi kebanyakan tidak ikut datang kesana. T2 Lebih banyak perannya diambil oleh WBI. Tapi secara langsung WBIi seperti apa jg belum tau, paling hanya beberapa kali ada pelatihan-pelatihan seperti buat mie ayam, jamur, tapi secara langsung kan tidak ddapat dikerjakan oleh mereka T3 Ya pasti dan kebanyakan lansia di GBI Bulu itu wanita dan beberapa kali di Persekutuan WBI itu ada pelatihan. T4 Kembali kepada personilnya atau pribadi individunya sendiri. Gereja sudah pernah melakukan tetapi kembali lagi. Pelatihanya kemarin di Boja untuk pembuatan sabun, pembuatan sirup. Sebetulnya jika mereka ingin melakukan pengembangan lewat situ bisa. Ada juga pelatihan jamur. Namun kembali kepada individu mereka ada niat untuk mengembangkan itu. Namun pada intinya gereja sudah melakukan.
LAMPIRAN XI FAKTOR SOSIAL TABEL XI.1 LANSIA YANG HIDUP SENDIRI MENGALAMI MASALAH SOSIAL Responden Jawaban T1 Setau saya mereka tidak ada permasalahan baik dengan masyarakat, teman, atau sesame jemaat memang ada satu jujur saja seperti yang dialami Bu Surip itu dengan ponakannya memang konflik, saya mencoba menjembatani supaya Ibu Surip tidak terus di sia-siakan atau disepelekan dengan saya beberapa kali mendatangi temannya. Kemudian saya juga mendengar keluh kesah dari Ibu Surip ini ketika dia dimaki-maki oleh ponakannya, dimarahi, misal ketika pulang dari bepergian pintunya dikunci, mau masuk tidak boleh, saya memberikan penghiburan bagi ibu Surip. Beberapa teman gereja pada Ibu Surip juga kurang begitu senang, permasalahnnya karna nada bicaranya dibuat memelas seperti mau nangis, itu malah tidak menjadikan orang lain iba malah tidak suka dengan model seperti itu. T2 Ada beberapa yang mengalami konflik, karena masing-masing individu berbeda. Ada yg sensitif, ada yang seperti anak kecil, contoh misalnya duduk ibadah saja harus sebelahnya seseorang tertentu, kalau digeser, dipindah atau berganti tempat marah dan ngambek T3 Ada beberapa. Ibu Sarono dan Mbah Suripah berkaitan dengan masalah warisan yaitu masalah rumah. T4 Bu Markinah tidak mengalami masalah sosial karena saya melihat di lingkungan dimana Ibu Markinah tinggal Ibu Markinah di hormati. Dia dihormati oleh tetangga-tetangga contohnya disaat natal tetangga-tetangganya pada datang, disaat hari raya idul fitri tetangga-tetangga juga datang padahal Ibu Markinah tidak merayakan itu tetapi mereka datang. Ibu Agustin Farida karena dia disini kontrak dan tinggalnya di poncowolo saya tidak tahu. Kalau Mbah Suripah ini dilingkungannya kurang begitu akrab dengan tetangga. Kalau dengan warga gereja tidak bermasalah. Ibu Marni ini akrab dengan tetangga namun jika ada masalah dia enggak mau sama sekali pergi ke gereja. Pak Susanto itu baik ketika dia pindah di puri karena dia merasa tinggal sendiri pintu rumah tidak pernah dia kunci. Kalau ada sesuatu dengan dia nanti tetangga langsung bisa menolong. Dengan Pak Bandi bagus lingkungannya. Ibu Mariana lingkungannya bagus dengan warga gereja tidak ada masalah.
TABEL XI.2 GEREJA MEMBANTU LANSIA YANG HIDUP SENDIRI SETELAH MENGALAMI MASALAH SOSIAL DALAM KEHIDUPANNYA Responden Jawaban T1 Konflik dengan keluarga itu terutama ada sedikit pendampingan tetapi sifatnya tidak terus secara terang-terangan hanya masukan-masukan. Masalah yang dialami Bu Surip hanya menasehati secara rohani supaya tetap sabar, didoakan supaya orang itu sadar dan baik lagi. Diharapkan tidak membalas kejahatan dengan kejahatan tetapi kasih lah orang yang selalu membuat masalah. Tetapi untuk terlibat lebih dalam lagi karena urusan pribadi, kami tidak masuk terlalu dalam kecuali untuk satu orang ini yang saya dampingi secara penuh yaitu Bu Surip dan Ibu Marni. Ibu Marni ada kasus dikejar-kejar saksi Yehuwah. Saya damping sehingga saksi Yehuwah ini tidak lagi datang. T2 beberapa kali iya, tapi tidak secara langsung sampai masalah selesai, jadi hanya sesekali kunjungan atau pas yang bersangkutan bercerita T3 Ya tapi kita tidak bisa terlibat terlalu dalam. T4 Untuk kasus Bu Mariana tadi, ada pendampingan khususnya melalui bapak dan ibu gembala kemudian diakon juga mendampingi. TABEL XI.3 PROGRAM SPESIFIK UNTUK MENIMBULKAN KESADADARAN BAGI KELUARGA, WARGA MASYARAKAT DAN WARGA JEMAAT UNTUK MENOPANG LANSIA MENGHADAPI MASA TUANYA Responden Jawaban T1 Kelas-kelas sekolah minggu karena bahannya terprogram dari LLB jadi tidak secara khusus. Apabila ada seri khotbah tentang keluarga memang ada bahasannya. Sesi-sesi khusus mereka diundang masalah keluarga dan sebagainya belum dilakukan. Akan mulai dipikirkan menjadi program diakonia akan diapakan orang-orang yang memerlukan pertolongan ini. T2 Secara langsung belum ada, jadi ya hanya kalau ada masalah dan orangnya terbuka mau cerita, kalau tidak, tidak T3 Beberapa waktu yang lalu dalam khotbah Pak Bambang ada tema tentang keluarga itu dikupas secara mendalam. T4 Jika di sekolah minggu pasti ada. Untuk keseluruhan di gereja pasti ada khotbah tentang keluarga.
Responden TABEL XI.4. T1 GEREJA MEWADAHI LANSIA UNTUK BERSOSIALISASI T2 Jawaban T3 T4 Wadahnya hanya sekolah minggu lansia hanya orang-orang tertentu saja. Sedangkan yang lainnya seperti Pak Subandi, saya ajak untuk sekolah minggu juga tidak ikut. Pak Susanto mungkin karena kendala kakinya jika harus pergi ke ruang belakang jadi dia tidak ikut. belum ada Ini masuk ke komsel, sekolah minggu, dan ada persekutuan-persekutuan lansia Hanya di WBI saja tetapi khusus untuk lansia belum ada. TABEL XI.5. GEREJA MEMFASILITASI DALAM USAHA MENDAMAIKAN LANSIA DENGAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SOSIAL APABILA TERJADI KONFLIK Responden Jawaban T1 Tidak secara langsung Gereja turun tangan jika terjadi konflik dalam keluarga. Hanya memberikan pendampingan secara sepihak pada pihak-pihak yang memiliki keanggotaan Gereja. Jika dengan pihak lain misal kasus Bu Suripah dengan keponakannya, kami tidak bisa campur tangan dengan memberi tahu dengan keponakannya hanya terbatas dengan Bu Surip. T2 kalau yang bersangkutan terbuka, karena merasa senior, gereja paling hanya mengambil sikap kalau memang dibutuhkan dan lewat kunjungan itu saja dan biasanya lebih banyak cerita ke sesama lansia yang dianggap lebih deket atau ke gembala sidang T3 Ya dan itu apabila diminta. Ibu Sarono hanya memberikan solusi saja karena warisan merupakan permasalahan yang sensitif seperti juga masalah dengan mbah Suripah. T4 Gereja memfasilitasi tetapi hanya permintaan namun dengan kasusnya bu suripah karena ada jemaat yang tinggal dekat situ makanya kita tahu kita tolong datang kesana. TABEL XI.6 GEREJA MEMBERDAYAKAN PARA LANSIA UNTUK TERLIBAT DALAM PELAYANAN SOSIAL GEREJA DAN HIDUP BERSOSIALISASI Responden Jawaban T1 Ibu Markinah jelas suka sekali terlibat dalam pelayanan sosial dan tidak segan- segan memberi pada orang yang merasa kurang mampu berupa makanan atau barang-barang yang lainnya. Ibu Agustin Farida jika kebetulan ada acara kunjungan bersama dan dia ada maka kadang-kadang dia ikut tetapi tidak rutin. Ibu Suripah, orangnya suka ikut-ikutan tetapi terkadang dianggap cukup merepotkan misalnya mabuk atau jadi sakit maka sengaja tidak dilibatkan. Pak
Susanto Harso memang karena kondisi tubuhnya yang tidak begitu sehat. Ibu Marni sama seperti Bu Farida, jika kebetulan ada, dia ikut tetapi jika tidak ada maka tidak ikut. Pak Subandi sama sekali tidak ikut. Ibu Mariana ikut jika kebetulan ada. T2 Selama ini tidak, kebanyakan mereka malahan kita layani, jadi belum kita libatkan T3 Ya kalau kita punya beberapa acara biasanya menawarkan mereka untuk masuk dalam panitia. T4 Kita melibatkan lansia namun bukan hanya lansia tetapi seluruh jemaat di libatkan. Pernah kita mengadakan baksos dengan membagikan sembako. Ada juga pengobatan gratis lansia turut dilibatkan. Makan bersama tukang becak lansia dilibatkan untuk ikut menyiapkan untuk persiapan khusunya untuk konsumsi.
PEDOMAN WAWANCARA 1. Pihak Gereja 1. Siapa saja yang terlibat dalam pelayanan pastoral konseling bagi lansia yang hidup sendiri di GBI Bulu? 2. Apa saja program kerja dari pelayanan pastoral konseling lansia yang hidup sendiri yang telah dilakukan di GBI Bulu? 3. Bagaimana gereja membantu lansia yang hidup sendiri untuk menyembuhkan diri setelah mereka mengalami krisis dalam kehidupannya? 4. Apakah gereja memiliki program yang spesifik untuk menopang lansia menghadapi masa tuanya? Mohon penjelasannya! 5. Apakah gereja memiliki program yang realistis untuk membimbing para lansia menggunakan waktu luangnya? Jelaskan dan tunjukkan programnya jika ada. 6. Apakah gereja melakukan pastoral konseling untuk membangun kehidupan rohani para lansia yang hidup sendiri? Jelaskan 7. Bagaimana gereja melakukan pastoral konseling bagi para lansia yang hidup sendiri jika mereka memiliki masalah ekonomi? 8. Apa saja yang telah dilakukan gereja terkait dengan pelayanan pastoral konseling bagi lansia yang hidup sendiri saat mereka mengalami krisis dalam hubungan sosialnya? Berikan contohnya. 9. Apakah gereja melakukan pendampingan secara rutin saat para Lansia yang hidup sendiri mengalami pergumulan pribadi? Berikan contohnya 10. Apakah gereja memberdayakan para lansia untuk terlibat dalam pelayanan- pelayanan gereja misal mengajar, mengunjungi, berdoa atau mengetik, pemeliharaan gedung gereja, atau kegiatan pelayanan yang bermanfaat lainnya? Jelaskan 2. Pihak Lansia yang Hidup sendiri 1. Apakah Saudara mendapat pelayanan kunjungan dari pihak gereja secara rutin? Berikan informasi frekuensinya jika pernah mengalaminya dan siapa yang melakukan pelayanan kunjungan. 2. Apakah Saudara mendapatkan pelayanan rohani yang membawa pertumbuhan iman bagi Saudara dari gereja? Berikan contohnya 3. Pernahkan Saudara menerima pelayanan pastoral gereja saat Saudara sedang sakit? Jelaskan bentuk dan frekuensinya 4. Apakah Saudara pernah mendapat pertolongan secara finansial ketika mengalami kesulitan keuangan dari pihak gereja?
5. Pernahkan Saudara menerima bantuan dari gereja bagi keperluan hidup sehari- hari-misalnya sembako? Jelaskan jika ada dan berikan informasi frekuensinya 6. Apakah Saudara memiliki persoalan terkait dengan keluarga atau tetangga sekitar? Jika ada, apakah gereja memberikan pertolongan untuk mengatasinya? Jelaskan bentuk pelayanan yang diberikan dalam hal itu. 7. Apakah gereja mendoron sesama jemaat untuk memberikan perhatian kepada Saudara dan sebaliknya juga mendorong Saudara untuk memperhatikan jemaat yang lain? Jelaskan 8. Apakah gereja memberikan kesempatan bagi Saudara untuk melayani? Berikan contohnya jika ada 9. Apakah Saudara merasa bahwa gereja telah cukup memperhatikan Saudara dan mendampingi Saudara saat mengalami krisis atau masalah karena hidup sendirian? Jelaskan 10. Bagaimana perasaan Saudara terkait dengan pelayanan pastoral gereja bagi Saudara pribadi? Apakah Saudara merasa puas atau ada kritik yang akan disampaikan untuk perbaikannya?
Search
Read the Text Version
- 1
- 2
- 3
- 4
- 5
- 6
- 7
- 8
- 9
- 10
- 11
- 12
- 13
- 14
- 15
- 16
- 17
- 18
- 19
- 20
- 21
- 22
- 23
- 24
- 25
- 26
- 27
- 28
- 29
- 30
- 31
- 32
- 33
- 34
- 35
- 36
- 37
- 38
- 39
- 40
- 41
- 42
- 43
- 44
- 45
- 46
- 47
- 48
- 49
- 50
- 51
- 52
- 53
- 54
- 55
- 56
- 57
- 58
- 59
- 60
- 61
- 62
- 63
- 64
- 65
- 66
- 67
- 68
- 69
- 70
- 71
- 72
- 73
- 74
- 75
- 76
- 77
- 78
- 79
- 80
- 81
- 82
- 83
- 84
- 85
- 86
- 87
- 88
- 89
- 90
- 91
- 92
- 93
- 94
- 95
- 96
- 97
- 98
- 99
- 100
- 101
- 102
- 103
- 104
- 105
- 106
- 107
- 108
- 109
- 110
- 111
- 112
- 113
- 114
- 115
- 116
- 117
- 118
- 119
- 120
- 121
- 122
- 123
- 124
- 125
- 126
- 127
- 128
- 129
- 130
- 131
- 132
- 133
- 134
- 135
- 136
- 137
- 138
- 139
- 140
- 141
- 142
- 143
- 144
- 145
- 146
- 147
- 148
- 149
- 150
- 151
- 152
- 153
- 154
- 155
- 156
- 157
- 158
- 159
- 160
- 161
- 162
- 163
- 164
- 165
- 166
- 167
- 168
- 169
- 170
- 171
- 172
- 173
- 174
- 175
- 176
- 177
- 178
- 179
- 180
- 181
- 182
- 183
- 184
- 185
- 186
- 187
- 188
- 189
- 190
- 191
- 192
- 193
- 194
- 195
- 196
- 197
- 198
- 199
- 200
- 201
- 202
- 203
- 204
- 205
- 206
- 207
- 208
- 209
- 210
- 211
- 212
- 213
- 214
- 215
- 216
- 217
- 218
- 219
- 220
- 221
- 222
- 223
- 224
- 225
- 226
- 227
- 228
- 229
- 230
- 231
- 232
- 233
- 234
- 235
- 236
- 237
- 238
- 239