Penulis : Nisfatul ‘Azizah - Nunung Hermawati - Warjiyah – Alfi Hidayati – Narti - Delfi Florida Beauty - Nur Indriyati – Hafidah – Robingaenah - Saryati Musrifatul Ulumi - Muharis - Elijah Rizqiyani - Lila Supriyatin Iqbal Al Basith - Puji Astuti - Nur Laela Fauziyah - Susiyanti – Susanto - Siti Nur ‘Aliyah - Tasbihah - Uswanti – Wiwit Purwaningsih - Misbahussurur Editor : Etik Fadhilah Ihsanti i
Cetakan Pertama, Juni 2021 Surabaya, Jawa Timur Penulis : Nisfatul ‘Azizah - Nunung Hermawati - Warjiyah - Alfi Hidayati - Narti Delfi Florida Beauty - Nur Indriyati – Hafidah – Robingaenah - Saryati Musrifatul Ulumi - Muharis - Elijah Rizqiyani - Lila Supriyatin Iqbal Al Basith - Puji Astuti - Nur Laela Fauziyah - Susiyanti - Susanto Siti Nur ‘Aliyah - Tasbihah - Uswanti - Wiwit Purwaningsih - Misbahussurur Editor : Etik Fadhilah Ihsanti, M.S.I., M.Pd. Penyunting : Chotib, M.S.I. Desain Cover : Kanaka Media Penerbit: CV. KANAKA MEDIA Surabaya, Jawa Timur Email : [email protected] IG : katalog_knk FB : Kanaka Media Telp/WA : 0895384076090 ISBN: 978-623-258-648-2 Tebal: 295 hlm; A5 Hak cipta dilindungi undang-undang. dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku tanpa seizin tertulis dari penulis dan penerbit. ii
iii
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta Lingkup Hak Cipta Pasal 1: Hak Cipta adalah hak eksklusif pencipta yang timbul secara otomatis berdasarkan prinsip deklaratif setelah suatu ciptaan diwujudkan dalam bentuk nyata tanpa mengurangi pembatasan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal 9: 1. Pencipta atau Pemegang Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 memiliki hak ekonomi untuk melakukan: a. penerbitan Ciptaan; b. Penggandaan Ciptaan dalam segala bentuknya; c. penerjemahan Ciptaan; d. pengadaptasian, pengaransemenan, atau pentransformasian Ciptaan; e. Pendistribusian Ciptaan atau salinannya; f. Pertunjukan Ciptaan; g. Pengumuman Ciptaan; h. Komunikasi Ciptaan; dan i. penyewaan Ciptaan. Ketentuan Pidana Pasal 113: 1. Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf i untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp 100.000.000,- (seratus juta rupiah). 2. Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f, dan/ atau huruf h untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/ atau pidana denda paling banyak Rp500. 000. 000,00 (lima ratus juta rupiah). 3. Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegan g Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (l) huruf a, huruf b, huruf e, dan/ atau huruf g untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/ atau pidana denda paling banyak Rp1. 000. 000. 000,00 (satu miliar rupiah). 4. Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang dilakukan dalam bentuk pembajakan, dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp 4.000.000 000,- (empat miliar rupiah). Pasal 114 Setiap Orang yang mengelola tempat perdagangan dalam segala bentuknya yang dengan sengaja dan mengetahui membiarkan penjualan dan/atau penggandaan barang hasil pelanggaran Hak Cipta dan/atau Hak Terkait di tempat perdagangan yang dikelolanya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10, dipidana dengan pidana denda paling banyak Rp 100.000.000,- (seratus juta rupiah). iv
Berkarya Tanpa Batas Menebar Manfaat Untuk Sesama Komunitas GUMALIS (Guru Madrasah Menulis) Kabupaten Cilacap merupakan komunitas yang menfasilitasi para guru madrasah di Kabupaten Cilacap untuk mengembangkan keterampilan menulisnya, mengekspresikan ide-ide kreatif sesuai kompetensi yang dimilikinya. Komunitas GUMALIS Cilacap lahir pada tanggal 18 Desember 2020 dan diresmikan pada tanggal 20 Maret 2021. Visi Komunitas yang kreatif, inovatif , semangat menyebarkan kebermanfaatan melalui tulisan. Misi 1. Mengembangkan kualitas sebagai penulis 2. Membangun Shilaturahmi antar penulis 3. Menjadi penggiat literasi Narahubung : Tasbihah : 087803643381 Nisfa Azizah :085601237502 v
vi
Prakata Rektor Universitas Nahdlatul Ulama Al Ghazali (UNUGHA) Cilacap Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillahirobbil ‘alamin, Wasshalatu wassalamu ‘ala asyrofil anbiyai wal mursalin. Wa’ala alihi wa ashabihi ajma’in. Amma ba’du. Segala puji bagi Allah SWT, shalawat dan salam semoga tercurah kepada Rasululloh Nabi Muhammad SAW beserta para sahabat dan ummatnya yang senantiasa mengikuti ajaran dan sunnahnya. Aamiin. Ramadan merupakan bulan yang sangat mulia, dengan segala keistimewaan yang dimilikinya, umat manusia dianjurkan bersama berlomba-lomba beribadah dan mendulang kebaikan sebanyak-banyaknya. Tujuannya tak lain adalah menggapai Rida Illahi dan mengumpulkan bekal untuk kehidupan masa depan yang sesungguhnya yakni alam akhirat. Setiap orang tentu memiliki kisah dalam menjalani bulan Ramadan baik kisah masa kanak-kanak maupun ketika sudah beranjak dewasa. Saya ikut berbahagia dan bangga ketika guru-guru madrasah di Kabupaten Cilacap yang tergabung dalam GUMALIS atau Guru Madrasah Menulis Kabupaten Cilacap menggiatkan budaya literasi dengan mengabadikan cerita pengalaman selama Ramadan kedalam sebuah buku sederhana berjudul Menggapai Berkah Ramadan. vii
Semoga buku ini bisa menjadi inspirasi bagi para pembaca di semua kalangan. Sekali lagi saya ucapkan selamat atas terbitnya buku ini. Semoga membawa keberkahan untuk semuanya. Akhirnya bila ada kata yang kurang berkenan, saya mohon maaf yang setulus-tulusnya. Terima kasih. Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Cilacap, Mei 2021 Rektor Universitas Nahdlatul Ulama Al Ghazali (UNUGHA) Cilacap ttd K.H. Nasrulloh M.H. viii
Prakata An. Koordinator GUMALIS Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillahirobbil ‘alamin, Wasshalatu wassalamu ‘ala asyrofil anbiyai wal mursalin. Wa’ala alihi wa ashabihi ajma’in. Amma ba’du. Segala puji bagi Allah SWT, shalawat dan salam semoga tercurah kepada Rasululloh Nabi Muhammad SAW beserta para sahabat dan ummatnya yang senantiasa mengikuti ajaran dan sunnahnya. Aamiin Bulan Ramadan adalah bulan yang istimewa, dengan segala kebaikan dan keberkahan di dalamnya. Di dalam bulan Ramadan manusia sangat dianjurkan agar berlomba-lomba mengerjakan kebaikan sebanyak-banyaknya, berjuang melawan hawa nafsu dan mengikis rasa tamak akan duniawi. Begitu mulianya bulan Ramdan sehingga disebut sebagai penghulunya bulan. Buku berjudul Menggapai Berkah Ramadan merupakan kumpulan kisah menarik yang ditulis oleh para penulis tentang pengalaman masa kecil dalam menyambut dan mengisi bulan Ramadan yang tidak terlupakan sepanjang perjalanan hidup. Adapula pengalaman mengharukan menjalani Ramadan dengan disertai ujian dari Allah SWT berupa penyakit yang diderita oleh diri penulis maupun olah orang tersayang. Dalam buku ini pula terdapat sekumpulan ix
puisi karya penulis mengenai kekaguman pada Allah SWT dan keagungan bulan Ramadan. Banyak kisah yang tidak biasa terjadi di bulan suci Ramadan, terlebih saat harus berpuasa di masa pandemi, hal itu belum pernah terbayangkan sebelumnya. Beribadah tidak lagi sebebas dulu. Tapi sebagai manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, tentu memiliki keyakinan bahwa semua yang Allah ciptakan pastilah membawa hikmah meskipun itu bernama Covid-19. Sesungguhnya di balik kesulitan pasti tersimpan kemudahan. Tugas kita hanyalah bersabar, ikhlas dan ikhtiar. “Tiada gading yang tak retak”, kesempurnaan hanya milik Allah SWT. Kami mohon maaf jika banyak kekurangan maupun kesalahan dalam buku ini. Semoga buku ini bisa memberikan inspirasi dan bermanfaat bagi kita semuanya. Terima kasih. Salam Literasi ! Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Cilacap, Mei 2021 An. Koordinator GUMALISTasbihah, S.Pd.I x
Prakata Rektor Universitas Nahdlatul Ulama Al Ghazali (UNUGHA) Cilacap____________vii Prakata An. Koordinator GUMALIS____________ix Bagian 01 Cerita Ramadanku Nisfatul ‘Azizah____________1 Bagian 02 Checklist Ramadan Nunung Hermawati____________13 Bagian 03 Ahlan Wa Sahlan Ya Ramadan Warjiyah____________25 Bagian 04 Ramadan Yang Indah Alfi Hidayati____________35 Bagian 05 Hadiah C2 di Bulan Ramadhan Narti____________51 Bagian 06 Kisah Masa Kecil Saat Ramadan Delfi Florida Beauty____________66 Bagian 07 Ramadan Teramat Istimewa Nur Indriyati ____________83 xi
Bagian 08 Serba Serbi Ramadan Hafidah____________97 Bagian 09 Seribu Cerita Ramadanku Robingaenah____________113 Bagian 10 Mutiara Hatiku Saryati____________125 Bagian 11 Barisan - Barisan Musrifatul Ulumi ____________136 Bagian 12 Tergulai Lemah Saat Ramadan Muharis____________147 Bagian 13 Marhaban Ya Ramadan Elijah Rizqiyani____________161 Bagian 14 Ujian Ramadan Menyapa Arina Lila Supriyatin____________172 Bagian 15 Terasa Sayang Untuk Dilupakan Iqbal Al Basith____________187 Bagian 16 Ramadan Penuh Berkah Puji Astuti____________204 Bagian 17 Ramadan, Masa Kecil dan Pandemi Nur Laela Fauziyah____________214 xii
Bagian 18 Kebahagiaan Bersama Ramadan Susiyanti____________224 Bagian 19 Masa Kecil Saat Ramadan Susanto____________234 Bagian 20 Ramadan Syauq II Siti Nur ‘Aliyah ____________240 Bagian 21 Puisi Ramadan I Tasbihah____________254 Bagian 22 Puisi Ramadan II Uswanti____________260 Bagian 23 Puisi Ramadan III Wiwit Purwaningsih____________265 Bagian 24 Puisi Ramadan IV Misbahussurur____________271 xiii
xiv
Bagian 01 Cerita Ramadanku Nisfatul ‘Azizah Ramadan adalah bulan yang selalu ditunggu dan dirindukan oleh seluruh umat muslim di dunia, karena di bulan ini Allah melimpahkan begitu banyak berkah dan ampunan kepada kita semua. Sepuluh hari pertama bulan Ramadan adalah rahmat, sepuluh hari kedua bulan Ramadan adalah maghfirah, dimana Allah membukakan pintu-pintu maaf, dan sepuluh hari terakhir bulan Ramadan adalah ‘Itqun Minan Nar (pembebasan dari api neraka), dimana saat hari raya Idul Fitri kita diibaratkan bayi yang baru lahir dan dalam keadaan fitri/suci. Selain beberapa keutamaan bulan Ramadan tersebut, ramadan juga selalu membawa cerita-cerita yang unik, lucu, menyenangkan, dan selalu menjadi kenangan. Seperti ceritaku berpuluh tahun yang lalu ketika masih duduk di bangku kelas tiga madrasah ibtidaiyah, aku sudah mulai belajar puasa yang sehari penuh. Kalau sebelum-sebelumnya, aku puasa hanya sekuatnya saja, bahkan kadang puasa sampai dzuhur saja, atau yang ketika aku masih kecil dulu biasa disebut “puasa bedugan”. Puasa bedugan ini, kalau dengar 1
bedug dzuhur terus buka puasa, tapi setelah itu dilanjutkan lagi puasanya sampai maghrib. Jangan tanya, apakah puasa seperti ini syah atau tidak? Karena jelas tidak syah, tapi tujuan abah dan ibu waktu itu adalah mengajakku untuk belajar dan berlatih berpuasa, dan itu disesuaikan dengan kemampuanku. Alhamdulillah, aku melakukan “puasa bedugan” sampai dengan usia kelas tiga madrasah ibtidaiyah, setelahnya, aku selalu berusaha untuk sampai bedug maghrib tiba. Apa yang terjadi padaku dalam perjuangan puasa penuh, luar biasa sekali. Lebih luar biasa lagi adalah ibuku yang dengan sabar membangunkanku untuk makan saur, yang seringkali susah sekali dibangunkan. Dini hari sekitar jam 03.00 WIB, terdengar suara ramai kentongan dan, “sauuur…sauuuuur…sauuur…”, sebuah kebiasaan di desaku. Ada beberapa pemuda yang berkeliling sambil membunyikan kentongan dan membangunkan warga untuk bangun saur. Aku masih saja asyik menaikkan selimut kembali untuk menutupi badanku yang agak kedinginan. Aku masih saja terpejam meski sudah dibangunkan berkali-kali, sampai digendong sama abah ke kamar mandi untuk cuci muka, digendong lagi untuk duduk di kursi makan, tapi tetap saja matanya terpejam. Dengan penuh kesabaran dan perjuangan, ibu menyiapkan menu saur dengan berbagai sayur dan lauk pauk. Kalau jam 03.00 WIB saja menu saur sudah siap, bisa dibayangkan ibu mulai masak jam berapa? Jaman dulu, belum ada magic com, belum punya kompor gas, semuanya masih dilakukan secara alami, memakai tungku atau kompor minyak tanah. Sebuah perjuangan dan pengorbanan luar biasa seorang ibu demi anak-anaknya bisa saur dan bisa belajar puasa. 2
Ketika pagi harinya aku ditanya sama ibu. “Nduk, wau pas saur maem lawueh nopo?” “Mboten ngertos bu…” pasti jawabku seperti itu. “Hehehe…” ibu hanya tertawa saja mendengar jawabanku. Karena memang aku kadang bener-bener tidak tahu, aku makan pakai lauk apa, makannya saja sambil “merem”. Sama sekali tidak ingat makan saur pakai lauk apa, antara sadar dan tidak. Yang paling berkesan juga di bulan Ramadan saat aku masih kecil ketika puasa, sepulang sekolah, biasanya aku dan teman-teman akan mengumpulkan buah-buahan dan makanan sebanyak-banyaknya untuk disimpan di kamar dan dimakan nanti ketika bedug maghrib tiba. Makanannya mulai dari buah jambu dan mangga yang memungut di halaman rumah tetangga, atau jajanan yang ada di warung. Setelah sekian lama menunggu, saat bedug maghrib tiba, ternyata kondisi perut sudah sangat tidak memungkinkan untuk makan makanan yang dikumpulkan tadi siang. Akhirnya, makanannya utuh tidak tersentuh. Yang lebih lucu lagi, kalau melihat iklan di televisi yang menayangkan iklan minuman, sirup, dan makanan, masyaAllah, rasanya ingin makan dan minum. Pernah sekali tergoda minum sirup di dapur, rasanya segar. Sebenarnya ibu pasti tahu, tapi ibu diam saja, sampai akhirnya aku yang bilang dan mengaku ke ibu kalau sudah minum segelas sirup. Kegiatan lain setelah berbuka puasa dan salat Maghrib adalah salat tarawih di mushala depan rumah. Nah ini, yang kemudian sangat menguji semangat dan kesabaranku, 3
meskipun sebenarnya sangat berat rasanya jika harus ikut salat taraweh 20 rokaat dan salat witir 3 rakaat. Tapi demi tandatangan di buku amaliyah kegiatan Ramadan, aku tetap berangkat dan mengikuti salat sampai akhir. Ketika bulan Ramadan, seperti biasa bu guru akan membagikan buku atau lembar pantauan kegiatan selama bulan ramadan yang kemudian di tandatangani oleh orang tua dan imam salat taraweh. Setelah taraweh berakhir, perjuanganku belum selesai, karena aku harus berjuang mendapatkan tandatangan dari bapak imam salat tarawehnya. Rasanya lega banget ketika buku sudah ditandangani, karena ketika bu guru ngecek buku amaliyah ramadan, kita pasti akan diberi nilai bagus karena sudah melakukan kegiatan-kegiatan tersebut. Ketika tarawih di mushola, ada satu hal yang selalu ditunggu aku dan teman-temanku, yaitu pembagian takjilan setelah selesai salat taraweh. Takjil ini rutin dibagikan dengan membuat jadwal kepada ibu-ibu jamaah mushola. Takjilnya pun macam-macam, kadang es buah, kadang kolak pisang, buah, gorengan, snack, dan lain-lain. Berebut takjil, makan takjil bersama teman-teman, menyalakan kembang api di depan mushola, adalah aktivitas yang rutin dilaksanakan di masa kecilku ketika bulan ramadan, dan mungkin moment seperti ini tidak akan pernah kami alami selain bulan ramadan. Kebiasaan lain yang juga menjadi rutinitas di bulan ramadan yaitu buka bersama dengan seluruh keluarga besar Mbah Haji Affandi Kesugihan, keluarga mbah dari jalur ibu. Ramai sekali, kumpul dengan seluruh anggota keluarga, dari mulai mbah putri, pak dhe, bu dhe, pak lik, bu lik, saudara- saudara sepupu dan kerabat lainnya. Menu yang sebenarnya biasa menjadi luar biasa karena makan bersama, saling 4
menjaga tali silaturrahmi, dan saling mengenalkan, mengeratkan hubungan kekeluargaan diantara seluruh anggota keluarga. Buka bersama ini sampai sekarang masih menjadi tradisi yang tetap dilaksanakan ketika bulan ramadan. Setelah satu bulan berpuasa, maka datanglah saat-saat yang selalu aku tunggu, yaitu lebaran Idul Fitri. Senang sekali rasanya, pakai baju baru, banyak makanan, dan juga banyak angpao yang di dapat. Malamnya, aku dan teman- teman santri madrasah diniyah lainnya melakukan pawai takbir keliling membawa obor. Ada yang atraksi menampilkan seni “abid-abidan” yaitu atraksi api. Ramai sekali dan sepertinya pengalaman lebaran ini yang selalu aku kenang. Selesai shalat Idul Fitri adalah saat yang paling aku nanti, karena abah pasti akan membagikan reword ke aku dan adik-adik atas pencapaian prestasi berpuasa. Meski nilainya mungkin tidak seberapa, tapi suatu kebanggaan yang teramat sangat jika dapat reword karena lulus puasa tiga puluh hari full. Setelah pembagian reword, aku diajak oleh abah dan ibu berkeliling silaturahim ke tetangga sekitar rumah, ke saudara-saudara dekat dan yang jauh. Senengnya itu, ketika mau pulang selalu di beri angpao, uangnya aku kumpulkan untuk membeli sesuatu yang selalu aku inginkan. Tapi sesuai pesan ibu, tetap harus ada yang ditabung, jangan dihabiskan semuanya. Berbagai cerita tentang masa kecilku ini, rasanya lucu kalau dilihat oleh anak-anak sekarang. Karena mungkin sebagian anak sekarang sudah tidak menemukan berbagai hal yang sama dengan zaman yang lalu. Misalkan beberapa pemuda yang keliling kampung sambil memukul kentongan untuk membangunkan warga yang belum bangun untuk saur. Sebuah fenomena yang mungkin sudah sangat langka 5
sekarang. Tapi ada beberapa hal yang dulu aku lakukan ternyata menurun ke anak-anakku. Menjelang saur pasti susah banget untuk dibangunin, makan saur sambil merem, dan mengumpulkan makanan di siang hari. Untuk ramadan tahun lalu, anak pertamaku, Naya sudah mulai menjalankan ibadah puasa di pesantren. Sedangkan anak keduaku, Haydar masih di rumah dan sangat membutuhkan kesabaran ekstra untuk melatihnya berpuasa. Menjadi ibu yang harus serba cekatan selama bulan ramadan ternyata sangat berat. Memikirkan bagaimana caranya agar anak-anak dan suami bisa semangat menjalankan ibadah puasa, menyusun daftar menu buka dan saur. Bahkan kadang harus browsing di internet untuk mencari resep menu special, ditambah tetap harus beraktivitas seperti biasa, harus berangkat ke madrasah, dan lain-lain. Pokoknya menjadi ibu itu harus super strong, ga boleh sakit. Kalau ibu sampai sakit, maka akan terjadi ketidak seimbangan dalam rumah, lebih tepatnya “keporak porandaan” dalam rumah. Mungkin kalau melihat bagaimana dulu perjuangan ibu, aku merasa belum apa-apa. Sekarang semua serba instan, alat-alat masak semua sudah sangat mudah, ada kompor gas, magic com, bahkan kalau yang lebih instan lagi, tinggal kring saja makanan sudah ada yang antar sampai depan rumah. Pokoknya serba praktis dan serba dipermudah sangat membantu para kaum ibu yang sepertiku. Saat bulan Ramadan tiba biasanya disambut dengan sukacita dengan dimeriahkan berbagai kegiatan, mulai dari pawai taaruf dan pawai menyambut datangnya bulan suci ramadan yang dilakukan oleh siswa-siswi Midagama, santri madin, dan anak-anak santri TPQ. Akan tetapi, ramadan dua tahun ini kita dalam kondisi pandemi Covid-19. Ramadan 6
tahun 2020, setahun kemarin misalnya, waktu masih awal- awal pandemi Covid-19 di Indonesia. Untuk mencegah penularan virus, pemerintah memberlakukan aturan untuk melakukan ibadah salat di rumah masing-masing dengan keluarga inti. Masjid dan mushola yang biasanya ramai dengan kegiatan amaliyah ramadan tiba-tiba harus sepi. Pusat jajanan jelang buka puasa yang biasanya banyak bermunculan di bulan ramadan harus ditiadakan untuk mengurangi kerumunan orang. Puncaknya, ketika menjelang lebaran biasanya saudara-saudara yang jauh di perantauan mudik ke rumah, terpaksa tidak bisa karena aturan pemerintah yang melarang mudik ke kampung. Rasanya kasihan pada ibu, yang sudah memendam rasa kangennya pada salah satu adikku yang merantau ke kota, tidak bisa mudik lebaran tahun kemarin. Aku, suami dan anak-anak juga biasanya pulang ke kampung halaman suami di Brebes, terpaksa tidak pulang untuk bersilaturrahmi dengan keluarga di sana. Rasanya, ramadan dan lebaran Idul Fitri tahun 2020 sepi dan meninggalkan kesan yang mendalam. Akupun harus memberikan penjelasan kepada si kecil kenapa tidak pulang ke Brebes, kenapa tidak silaturrahmi keliling kampung, kenapa tidak ke rumah saudara-saudara. Melihat dan mengingat apa yang terjadi di tahun 2020, aku sangat berharap ramadan dan lebaran di tahun 2021 sudah ada perubahan kebijakan. Misalnya, sudah boleh silaturrahmi meski dengan pembatasan dan dengan protocol kesehatan yang ketat. Bisa mudik untuk pulang kampung. Tapi sepertinya, kebijakan tahun ini masih sama dengan tahun 2020, dimana mudik tidak diperbolehkan. 7
Semoga suasana ramadan di masa pandemi ini tidak mengurangi nilai ibadah kita. Semoga kita semua dapat melewati pandemi ini dan kehidupan kita normal kembali seperti sebelum ada pandemi Covid-19. Semoga seluruh amal ibadah kita diterima Allah SWT. Ya Allah, terimalah doa kami, lindungilah kami, berilah keselamatan pada kami… Aamiin… 8
Marhaban Ya Ramadan Hari yang di nanti telah tiba Ramadan datang bulan penuh bahagia Kita syukuri nikmat yang diberikan-Nya Agar mendapat berkah-Nya Selamat datang bulan penuh berkah Akan kunikmati anugerah terindah. Selamat datang bulan mulia Bersimpuhku mengharap Ridha-Nya Marhaban bulan pahala penuh kemuliaan Mampukan diri menapaki dengan ketaqwaan Hingga akhir menggapai kemenangan Berkah menggapai kebahagiaan Marhaban Ya Ramadan Izinku untuk menyambutmu Dengan rasa suka cita Agar menggapai Ridha-Nya 9
Ramadan di Masa Pandemi Tahun ini terasa sangat berbeda Walau Ramadan karim tlah tiba Semua karena si virus Corona Yang meneror kedamaian dunia. Masjid mushola surau menjadi sepi Orang-orang berdiam mengurung diri Beribadah di rumah sendiri-sendiri Agar si Corona tidak menghampiri Marilah kita banyak berdoa Agar Corona tidak lagi menghantui kita Semoga kita diberi kesehatan Agar bisa beribadah dengan nyaman. 10
Saat Ramadan Memanggilmu Saat Ramadan memanggilmu Bukalah pintu jiwamu Sambutlah ia sepenuh hatimu Genggam erat ia sepenuh cinta Biarkan rengkuhannya Memelukmu dalam ampunan-Nya Saat Ramadan memanggilmu Sambutlah layaknya tamu istimewamu Kenanglah setiap helaian waktunya Sampai tak ada yang kau lewatkan Kenanglah ia selayaknya seorang pecinta Yang bertemu kekasih yang lama tak bersua Bersiaplah menjemput berkahnya Bersiaplah menyambut maghfirohnya Ramadan, cintamu yang lama tak bersua Saat Ramadan memanggilmu Bersihkan hati dari segala dengki Sucikan jiwa dari segala syak prasangka Bersihkan raga dari segala dosa Saat Ramadan memanggilmu Rentangkan tangan jemput panggilan-Nya Marhaban ya Ramadan… 11
Biografi Penulis Nisfatul ‘Azizah, S.Pd.I., lahir di Cilacap pada tanggal 05 September 1982, adalah seorang kepala madrasah di MI Darwata Glempang. Sejak tahun 2005 menjadi guru di madrasah yang saat ini dipimpinnya, kemudian menjadi kepala madrasah sejak tahun 2016. Ketertarikannya ke dunia menulis mulai dia wujudkan dengan menulis beberapa karya antologi sampai dengan tahun 2021. Beberapa karya antologi yang terbit, diantaranya, Melangkah Bersama Belahan Jiwa (2020), Mendidik dengan Setulus Hati (2020), Sahabat Sejati (2020), Inspirasi Hidup Sepanjang Hayat (2020), Marketing Pendidikan (2020), Pelita yang Tak Pernah Padam (2021), Bersamamu, Ingin Kuraih Rida-Nya (2021), Merajut Memori 2020 (2021), Mengukir Mimpi 2021 (2021), Berlibur di Masa Pandemi (2021), Jejak Langkah Sang Guru (dalam proses), dan Ayah Iibu Mentari Kehidupan (dalam proses). Sekarang dengan beberapa guru madrasah yang lain membuat komunitas GuMalis (Guru Madrasah Menulis) di Kabupaten Cilacap. Selain aktivitasnya di dunia pendidikan, dia juga owner dari usaha laundry yang di beri nama “Nayha Laundry”, juga reseller dari produk-produk edukasi dan home living Tigaraksa, gabung dengan EPC Khuzniyya. Motto hidupnya adalah Do a Kindness Right Now (lakukanlah hal baik sekarang juga). Fb : Nisfa Azizah Wibowo WA : 085601237502 Email : [email protected] 12
Bagian 02 Checklist Ramadan Nunung Hermawati Melihat iklan-iklan sirup bersliweran di televisi menandakan akan segera tiba bulan Ramadan, dengan tidak ketinggalan backsound lagu dari penyanyi Opick. Ramadan tiba... Ramadan tiba... Marhaban ya Ramadhan... Marhaban ya Ramadan... Semakin sudah tidak sabar untuk berjumpa dengan bulan suci Ramadan. Bulan yang penuh ampunan dan berkah. Biasanya sebelum memasuki bulan Ramadan kita sudah menghitung hari per hari menuju bulan yang dinanti. Pada bulan suci ini kita diwajibkan untuk menahan haus, lapar juga hawa nafsu dari waktu terbit fajar sampai terbenamnya matahari bagi yang sudah masuk usia baligh. Dengan suasana sore hari menjelang berbuka banyak kita jumpai para pedagang yang menjajakan dagangannya di 13
tepi jalan. Banyak orang-orang yang hanya sekedar jalan-jalan menunggu waktu berbuka atau istilah lainnya biasa kita sebut dengan istilah ngabuburit. Juga dapat kita temui ada yang membagikan takjil gratis dan minuman. Pada malam hari kita bisa menjalankan sholat tarawih bersama-sama. Salat tawarih ini hanya bisa kita jumpai di bulan Ramadan. Pastinya sangat dirindukan dengan keadaan dan suasana yang demikian. Bulan yang penuh ampunan dan bulan yang penuh dengan berkah, bulan yang penuh dengan pahala. Oleh karena itu harus kita manfaatkan untuk mencari pahala dan tidak bisa kita sia-siakan begitu saja. Belajar dari Ramadan tahun kemarin tentunya kita memiliki evaluasi yang ingin kita perbaiki maupun kita tingkatkan di bulan Ramadan yang akan datang. Nah, pada Ramadan kali ini mari kita memperbaiki dan meningkatkan ibadah kita. Agar Ramadan kali ini lebih produktif, maka sebaiknya kita membuat atau merancang checklist atau to do list yang akan kita target sampai dengan akhir Ramadan. “Sleep less, Pray More” pastinya quotes tersebut sudah familiar di telinga kita. Nah, dengan quotes seperti itu mengingatkan kita agar lebih disiplin serta lebih produktif lagi di Ramadan. Kurang tidur dan perbanyak dengan ibadah. Walaupun kondisi kita yang sedang berpuasa, dimana pada saat berpuasa rasanya badan kita lemes kurang tenaga. Akan tetapi tidak membuat kita untuk bermalas-malasan. Kali ini izinkan saya untuk berbagi tulisan ini untuk yang menginginkan bulan Ramadan lebih produktif. Bukan hanya produktif untuk diri kita tetapi juga untuk anak kita yang kiranya sudah mampu untuk belajar berpuasa. 14
Mari kita buat to do list yang ingin kita capai selama 30 hari di bulan Ramadan. Dengan harapan bahwa hari-hari yang akan kita list di bulan penuh berkah akan lebih produktif dan bermanfaat. Karena adanya list yang sudah kita susun bisa untuk target kita dalam mengejar checklist tersebut. Caranya bagaimana biar kita bisa disiplin dalam membagi waktu? Mengingat kesibukan dan juga aktifitas kita yang berbeda-beda dan mempunyai kesibukan tersendiri. Mungkin jawaban ini terdengar sudah biasa di telinga kita. Apa itu? Checklis yang sudah kita susun kita tempel di tempat yang sering kita lihat. Misal di lemari, dinding, atau pintu. Memang terdengar biasa. Akan tetapi jika dilakukan dan bisa produktif serta disiplin dalam menjalankannya maka akan terasa luar biasa. Kita akan lebih terjadwal dalam target yang ingin dicapai. Selanjutnya apa saja yang sebaiknya kita susun di bulan Ramadan? Pertama, Buat Daily Planner. Tentukan apa yang akan kita lakukan setiap harinya. Dengan membuat checklist akan memudahkan kita dalam mengatur jadwal harian. Antara mengurus rumah, suami dan anak-anak, sekolah, dan aktivitas lain dirumah maupun di luar rumah. Kedua, adalah Khatam Al Quran selama bulan Ramadan. Pada hari-hari dibulan Ramadan pastinya kita sering mendengar lantunan serta tadarus Al Quran dari masjid-masjid yang ada di lingkungan kita. Itu menandakan bahwa orang-orang sedang berlomba-lomba dalam kebaikan yaitu tadarus Al Quran. “Barang siapa yang membaca satu huruf dari Al Quran maka ia akan mendapat satu kebaikan dan dari satu kebaikan itu berlipat menjadi sepuluh kebaikan. Aku tidak mengatakan alif lam mim sebagai satu huruf kan 15
tetapi alif satu huruf, lam satu huruf, dan mim satu huruf”. (HR. Bukhori) Ini juga sebaiknya dibuat checklist untuk membantu kita mencapai target tadarus selama bulan Ramadan. Ada berbagai cara yang bisa dilakukan dalam mengkhatamkan tadarus Al Quran. Ada yang satu hari satu juz bisa satu kali duduk atau dibagi menjad beberapa waktu, ada yang per waktu salat wajib, misal : Subuh : 2 Lembar Zuhur : 2 Lembar Asar : 2 Lembar Magrib : 2 Lembar Isya : 2 Lembar Jadi jumlah halaman Al Quran yang telah kita baca sehari bisa 10 lembar atau setara dengan 1 juz. Maka dalam 30 hari Ramadan insyaAlllah bisa mengkhatamkannya bukan? Luangkan waktu sebentar setelah salat untuk membaca Al Quran sebanyak 2 lembar. Kira-kira kurang lebih 5-10 menit sudah cukup. Atau bisa juga yang mempunyai waktu lebih bisa menambah tadarusnya lebih banyak, itu lebih bagus lagi bahkan bisa hatam lebih dari satu kali. Untuk menghatamkan Al Quran, bulatkan niat semata mengarap ridha Allah SWT lakukan dengan tulus dan iklas agar kemuliaan bulan Ramadan bisa senantiasa meliputi hidup. Ketiga, memperbanyak ibadah sunnah. Siapa yang tidak mau dapat pahala yang lebih besar dengan melakukan hal kecil. Inilah saatnya kita mencari pahala wajib hanya dengan melaksanakan ibadah sunnah. Karena hanya di bulan Ramadan saja kamu akan mendapatlan double bonus pahala. 16
Keempat, bersedekah. Bersedekah itu banyak sekali manfaatnya. Sedekah itu tidak harus mahal yang penting kita niatkan lillahi ta’ala. Misalnya, membuat takjil untuk dibagikan, mengajari anak-anak mengaji, menyedekakan baju yang masih layak pakai bagi yang membutuhkan, dan yang lainnya. Kelima, jadilah pemburu ilmu. Bulan Ramadan adalah moment yang tepat untuk kita mencari ilmu sebanyak- banyaknya. Kita bisa mengadiri majelis ilmu, mendengarkan pengajian atau tausiyah-tausiyah, dan juga bisa dengan kita membaca buku. “Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetaui apa yang kamu kerjakan.” (Al-Mujadalah : 11). MasyaAllah mendengar ayat tersebut menjadkan kita lebih semangat dalam mencari ilmu. Keenam, diet TV dan bijak sosmed. Di era sekarang yaitu era milenial, tentu media social tidak bisa lepas dalam keseharian kita. Kita mengalami tsunami informasi yang tidak jelas mana fakta dan mana hoax, belum lagi timeline sosmed kita bersliweran foto-foto gaya hidup orang lain, yang terkadang mengundang kita ingin kepo tentang kehidupannya. Pastinya banyak sekali iklan-iklan sosmed bersliweran di bulan Ramadan terutama iklan-iklan gamis cantik atau furniture cantik yang menggiring nafsu kita untuk mengklik dan membukanya. Tidak terasa scrolling dan waktu pun berlalu begitu banyak. Ya, begitulah sosmed, bila tidak bijak dalam menggunakannya kita akan terperdaya. Sayang sekali jika waktu bersosmed atau nonton TV yang kita habiskan berjam-jam di bulan Ramadan sebetulnya bisa kita pakai untuk membaca Al Quran atau membaca buku. Alangkah baiknya jika sosmed yang kita optimalkan untuk 17
berdakwah. Allah dalam firman-Nya :“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung”. (Ali Imran : 104) “Ramadan tahun ini harus lebih baik daripada Ramadan tahun kemarin” mungkin itulah kalimat yang ada di benak kita ketika akan berjumpa dengan Ramadan. Dengan berbekal cheklist yang sudah kita susun, harapannya lebih mudah untuk mencapai target yang sudah kita rancang. Pastinya niat untuk menjadi insan lebih baik. Belajar berpuasa untuk anak usia dini biasanya disebut dengan istilah puasa setengah hari. Puasa tersebut dilakukan setelah waktu sahur sampai waktu dzuhur berbuka puasa. Dan dilanjut berpuasa lagi sampai waktu maghrib tiba. Istilah berpuasa setengah hari hanya untuk mereka anak-anak yang belajar membiasakan diri untuk berpuasa. Sebenarnya bagi mereka yang belum baligh belum diwajibkan untuk berpuasa. Akan tetapi terkadang orang tua berinisiatif untuk membiasakan sejak dini berpuasa di bulan Ramadan. Moment Ramadan dapat dimaknai secara luas, karena kita bukan hanya menahan lapar dan haus yang menjadi ibadah. Namun, dibulan baik ini kegiatan bermanfaat apa saja yang dkerjakan akan bernilai ibadah. Dengan kita melakukan lebih banyak kegiatan yang bermanfaat, maka semakin banyak pula kebaikan yang diterima. Ramadan checklist berupa selembar kertas yang berisi jadwal ibadah, yang dapat dicentang bila sudah melaksanakannya. Sekaligus melatih kedisiplinan dan kejujuran anak. 18
Dimulai dari sepertiga malam anak dibangunkan, doa bangun tidur, salat tahajud bersama ayah bunda, berdoa, sahur, gosok gigi. Di waktu subuh anak-anak dianjurkan untuk menjawab adzan, doa setela adzan, salat sunnah fajar, salat Subuh, dzikir, baca Al Quran, sedekah subuh. Sedekah di waktu subuh bisa cepat terkabulkannya hajat. Karena setiap waktu subuh Allah turunkan malaikat tugasnya hanya satu yaitu mendoakan orang yang berinfaq di waktu subuh. Sedekah subuh ini biasa kita ajarkan ke anak kita agar anak- anak bisa belajar bersedekah. Selanjutnya beranjak ke waktu dhuha, kegiatannya salat dhuha, berdoa, tidur siang. Pada waktu dzuhur, kegiatannya menjawab adzan, berdoa setelah adzan salat qobliyah, salat dzuhur, salat ba’diyah. Masuk waktu ashar, mendekati waktu berbuka puasa persiapan buka puasa. Waktu maghrib kegiatannya sama dengan ashar dan dzuhur. Begitu juga dengan waktu salat isya, tambahan tarawih bersama. 19
Contoh daily checklist untuk belajar anak. 1/3 malam Asar Doa bangun tidur Jawab azan Wudu Doa setelah azan Tahajud Qobliyah 2 rakaat Berdoa Salat Asar Sahur Zikir Gosok gigi Baca Al Quran Persiapan buka Subuh puasa Jawab azan Doa setelah azan Maghrib Salat sunnah fajar Jawab azan Salat Subuh Doa setelah azan Zikir Salawat Baca Al Quran Salat Magrib Sedekah Subuh Zikir Ba’diyah 2 rakaat Baca Al Quran 20
Dhuha Isya Aktivitas pagi Jawab azan Salat Dhuha Doa setelah azan Berdoa Qobliyah 2 rakaat Tidur siang Salat Isya Zikir Dzuhur Ba’diyah 2 rakaat Jawab azan Tarawih berjamaah Doa setelah azan Pulang tarawih baca Al Qobliyah 2 rakaat Quran Salat Duhur Zikir Ba’diyah 2 rakaat Baca Al Quran 21
Setelah kita merancang checklist di bulan Ramadan tentunya checklist tersebut nantinya bukan hanya sebagai pajangan semata. Melainkan menjadi spirit untuk kita mencapai target di bulan Ramadan. Memang terkadang yang namanya teori itu mungkin mudah, yang sulit itu adalah ketika action. Ya, banyak yang gagal di action setelah menyusun checklist Ramadan. Kenapa bisa demikian? Mungkin disebabkan oleh beberapa hal seperti dibawah ini: 1. Karena kurangnya niat 2. Karena tidak bersunggu-sungguh 3. Spirit lemah 4. Karena kurang disiplin 5. Kesibukan Oleh karena itu, kita harus pandai mengatur waktu dengan kegiatan lainnya. Bagi wanita yang berhalangan dengan tamu bulanannya, pastinya jadwal bisa menyesuaikan. Rancanglah target, sehingga bisa produktif dan mencapai target. Kuncinya adalah DNA. Apa itu DNA? Do aNd Action tidak lain adalah lakukan dan bertindak. Jangan menunggu nanti, besok atau tahun depan. Jika sudah membuat to do list maka Do aNd Action lah segeera. Karena hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan hari esok harus lebih baik dari hari ini. Niatkan dalam diri, ingin menjadi insan yang lebih baik lagi. Perubahan kita dimulai dari diri kita. Semangat untuk mencapai target…!! 22
Puisi Ramadan Ramadan.. Mendengar kata itu hatiku rindu tak tertahan Akan suasana yang mendalam Tentang waktu di dalam kehidupan Marhaban ya Ramadan Bulan suci penuh ampunan Bulan yang Engkau muliakan Menjalankan ibadah penuh keikhlasan Dimana pada sepertiga malam Lekas kugelar sujudah Menunaikan sunnah penuh kekhusukan Tak lupa Al Quran kulantunkan Dan pada jiwa penuh bimbingan Bahwa Engkaulah segala sandaran Tempat mengadukan keinginan Menumpuk harapan-harapan Wahai Insan… Tunaikanlah Ramadan dengan penuh keikhlasan Beningkan jiwa di bulan kemuliaan Sucikan debu pada akal pikiran Untuk Ramadan menuju kemenangan 23
Biografi Penulis Nunung Hermawati, S.Pd., yang memiliki motto dalam hidupnya ‘Man Jadda Wa Jadda’ bahwa siapa yang bersungguh- sungguh pasti akan berhasil. Lahir di Cilacap pada tanggal 02 Februari 1995. Menyelesaikan pendidikan dasar di SDN 06 Gandrungmangu, Pendidikan Menengan Pertama di SMP Negeri 01 Gandrungmangu, dan melanjutkan Pendidikan Menengah Atas di SMA Negeri 01 Ajibarang, Kabupaten Banyumas. Pada Tahun 2014 melanjutkan pendidikan tinggi pada STAI Miftahul Huda Al Azhar Kota Banjar lulus pada tahun 2018. Setelah lulus study S1 menjadi seorang kepala madrasah di RA An Najah Gandrungmangu. Sejak tahun 2014 menjadi guru di madrasah yang saat ini dipimpinnya. Sekarang sedang menempuh pendidikan S2 di Institute Agama Islam Nahdlatul Ulama (IAINU) Kebumen Jurusan Manajemen Pendidikan Islam Program Pascasarjana. Menika dengan Muhamad Saefudin (31) pada tahun 2013 dan saat ini memiliki dua orang anak yaitu, Muhammad Dzaki Nawawi (5) dan Muhammad Fathir Rakhman Azraqi (3). Berdomisili di desa Gandrungmangu Kecamatan Gandrungmangu Kabupaten Cilacap. 24
Bagian 03 Ahlan Wa Sahlan Ya Ramadan Warjiyah Mengingat cerita puluhan tahun yang lalu ketika aku masih kecil menyambut bulan Ramadan. Setiap waktu menghitung hari waktu Ramadhan akan tiba dengan sederetan rencana. Salat tarawih, jalan-jalan di waktu pagi, buka bersama dan kegiatan lainnya. Tentu saja sangat dinanti kedatangannya. Masyarakat melakukan kerja bakti membersihkan mushola, masjid dan mengecatnya untuk menyemarakkan datangnya bulan suci. Bersih makam juga dilakukan masyarakat untuk mendoakan para keluarga yang sudah dahulu dipanggil Sang Khaliq. Sore hari aku disuruh ibuku untuk mandi dan berdoa. Mandi keramas sebelum berpuasa di pagi hari pertama, menyiapkan diri bersih lahir dan batin penuh keikhlasan dan kepasrahan akan perintah-Nya untuk orang yang beriman. Jadwal tadarus yang ditargetkan keluarga setiap bulan Ramadan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki oleh 25
anggota keluarga. Semua direncanakan dengan baik untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Yang aku ingat di masa kecil ketika berlatih puasa yaitu dengan puasa “godhong pring” atau puasa esuk-esuk nyandhing piring. Artinya pagi hari sarapan baru lanjut puasa. Lalu ada juga puasa “mbedhug” yaitu puasa tengah hari, pas waktu dhuhur berbuka lalu lanjut puasa lagi. Ada juga puasa “nyore” yaitu berbuka di waktu sore waktu bedhug ashar lalu lanjut puasa lagi. Dan akhirnya berpuasa full sehari dengan bonus sebagai hadiah mampu berpuasa sehari penuh. Sebuah perjuangan yang besar melewati hari-hari dan selalu menghitung hari yang sudah dilewati berpuasa. Lucu juga kalau mengingatnya. Belum lagi moment mengumpulkan makanan di siang hari dan disimpan hati-hati supaya tidak ketahuan ibuku. Sampai-sampai aku menyimpannya di lemari baju, godaan begitu mempesona dan menggiurkan ketika siang hari. Kenangan yang tidak terlupakan menjadi bahan cerita untuk anak dan cucu kelak di kemudian hari. Pagi hari yang cerah sang surya tersenyum manis, siang hari panas menyengat membuat tenggorokan kering kerontang, sore hari mulai meredup. Sesudah waktu ashar mandi sore lalu mengaji di masjid hingga waktu berbuka tiba. Ada santapan rohani unuk menyambut waktu berbuka. Sejumlah makanan pun sudah disiapkan secara bergiliran untuk sekedar membatalkan puasa. Segelas teh manis dan camilan terasa begitu nikmatnya bersama-sama mensyukuri nikamt Allah SWT yang teramat besar jumlahnya. Alhamdulillah ya Rabb. Sepulang dari masjid pulang ke rumah dan menyantap makanan yang sudah disiapkan ibuku. Sampai kadang terlupa makanan yang ada di lemari bajuku. Lucunya kalau 26
mengingatnya. Rasanya baru sebentar di rumah tapi bedug pun sudah terdengar di telinga. Suara adzan Isya berkumandang merdu, kami pun bersiap ke masjid untuk salat Isya berjamaah dilanjutkan sholat tarawih. Aku ingat selalu membawa buku tugas sekolah, catatan kegiatan ramadan dan mencatat ceramah yang disampaikan lalu antri meminta tanda tangan petugasnya. Tidak terlewatkan makan takjil bersama sesudah rangkaian kegiatan salat selesai. Nikmatnya bersantap bersama, indahnya kebersamaan. Kembali ke rumah melewati jalan yang berbeda, berjalan beriringan sambil bersalawat sungguh sangat menentramkan hati sambil berjanji untuk jalan-jalan pagi esok hari. Setelah mempersiapkan pelajaran di sekolah, waktunya istirahat dan bersiap bangun sahur. Kata ibuku, aku sulit kalau dibangunin sahur, tidur lagi, bangun lagi. Tapi ibuku selalu sabar dan sangat sayang kepada kami semua. Waktu sahur pun tiba. Terdengar suara-suara rombongan pemuda masjid yang berkeliling membangukan orang-orang yang akan berpuasa untuk bangun dan bersantap sahur. Dengan alat yang sederhana, ada panci ada galon dan lainnya menjadi nada yang indah, berkeliling di lingkungan sekitar. Otomatis mulutku pun ikut bernyanyi mengikuti mereka walau hanya mengintip di balik kaca jendela rumah. Dlam hatiku berkata, akupun ingin ikut andil membangunkan orang-orang untuk bersantap sahur berkeliling di sekitar rumahku sambil memukul galon. Santap sahur tetap berlangsung walau kadang aku masih duduk sambil terkantuk-kantuk. Segelas teh hangat atau susu dan aroma telur dadar membuat mataku melek, alhamdulillah nikmat yang luar biasa. Waktu imsak pun terdengar nyaring memberi tanda waktu sahur segera 27
berakhir akan memasuki waktu shubuh. Semua bersiap ke masjid untuk berjamaah bersama. Ada acara kultum yang harus aku ikuti dan mencatatnya di buku tugas kegiatan ramadan lalu meminta tanda tangan petugas setelah waktu selesai. Lalu dilanjutkan dengan jalan-jalan bersama menghirup udara pagi yang masih bersih dan menyegarkan, udara yang sehat di pagi hari. Semilir angin yang sepoi-sepoi basah membuat mukena kami berkibar-kibar seakan-akan ikut senang mendapatkan berkah di bulan suci. Saling berpapasan dengan teman dan saudara, saling menyapa dan terdengar tawa yang lepas, riangnya rasa hati. Pulang ke rumah dan bersiap aktivitas selanjutnya di rumah. Belum lagi kenangan ketika bermain kembang api dan petasan. Walaupun dilarang oleh orang tua, namun rasa keingintahuan dan menariknya kembang api membuat harus diam-diam ketika menyalakannya. Pancaran apinya yang indah berkilauan menerangi malam hari, dan betapa riangnya kami, saling tertawa riang, menjerit, berjingkrak-jingkrak bahkan menari kegirangan dan ekspresi lainnya yang spontan muncul. Pesona yang luar biasa untuk sebuah kembang api. Biasanya dilakukan setelah pulang dari tarawih dan dilakukan di tempat yang lapang. Untuk bermain petasan biasanya dilakukan oleh teman laki-laki. Aku sendiri takut petasan dikarenakan suaranya yang bikin kaget juga karena bahaya yang ditimbulkan seandainya ada kesalahan dalam bermain petasan. Namun namanya anak-anak rasa takut terkadang bisa terkalahkan saking mempesonanya bermain petasan. Waktu terus berjalan, masa kanak-kanak terlewati sudah dengan berjuta kenangan di hati. Julukan seorang ibu pun sudah melekat bahkan sudah menjadi seorang nenek. 28
Banyak anak banyak rezeki, banyak pengalaman yang dirasakan. Setiap anak mempunyai watak dan pembawaan yang berbeda. Namun dengan pondasi agama yang kuat maka anak pun akan lebih bisa memahami walaupun harus dengan pengorbanan dan kesabaran yang luar biasa. Apalagi kalu anak dididik tanpa pondasi yang kuat tentu akan semakin sulit dalam pembentukan akhlakul karimahnya. Melatih anak berpuasa di waktu kecil biasanya ada yang harus dengan reward atau penghargaan. Acungan jempol saja kadang tidak cukup walaupun tidak semua anakku begitu. Memenuhi permintaan mereka untuk menu buka puasa ataupun hadiah uang sekedarnya ketika waktu berbuka tiba karena sudah berpuasa sehari penuh. Semua dilakukan untuk memotivasi mereka hingga mereka mempunyai kesadaran penuh akan kewajiban yang harus ditunaikan tanpa mengharap imbalan kecuali pahala dari Allah SWT Sang Pencipta. Perjuangan yang luar biasa, membutuhkan proses yang panjang juga untuk menuju pemahaman. Anak pun akan bangga bisa melewati puasa penuh walaupun godaan menghadang di tengah jalan namun mampu menghadapinya. Awal-awal mereka akan banyak permintaan namun lambat laun akan berhenti dengan sendirinya dan akan terbiasa berpuasa, Paling di akhir waktu puasa usai mereka akan minta dibelikan perlengkapan untuk menyambut lebaran. Baju baru, sandal baru mukena baru lazimnya hari lebaran tiba. Sampai terbawa mimpi dan mengigau senangnya menyambut hari lebaran setelah satu bulan berpuasa. Perintah berpuasa memang hanya diperuntukkan bagi orang- orang yang beriman, yang patuh akan perintah-Nya. Ibadah 29
puasa adalah sebagai tameng bagi kita, ibarat tameng bagi prajurit dalam medan pertempuran. Dengan berpuasa akan menjadikan diri seseorang mampu menahan diri terhindar dari segala perbuatan yang membatalkan puasa. Banyaknya godaan yang muncul bisa dilawan dengan satu kalimat, “ saya sedang berpuasa”. Apalagi anak-anak yang masih dalam tahapan belajar dan belum dewasa tentu saja akan sangat besar tantangan dan godaannya. Oleh karena itu perlu penanaman sejak usia dini dan tahu akan manfaat berpuasa. Sehingga anak akan nyaman dalam melaksanakan ibadah puasa. Mengajari anak untuk berpuasa bisa dilakukan dengan cerita-cerita yang mengandung pelajaran dan hikmah didalamnya. Bisa cerita berdasarkan pengalaman pribadi ataupun diambilkan dari buku-buku cerita atau kisah-kisah nabi atau video yang dengan sangat mudah dicari karena kemudahan dan kecanggihan IT saat ini. Jadi pendongeng untuk belajar bersama anak-anak. Bisa juga dari pengalaman kakak-kakaknya yang terdahulu karena saya dikarunia banyak anak, jadi tinggal mengambil contoh langsung dari anak-anak yang lebih tua. Ibarat pepatah, “experience is the best teacher”, pengalaman adalah guru yang paling baik. Belajar dari pengalaman, mengambl hikmah dan pengalaman untuk mendapatkan yang terbaik. Melatih anak untuk banyak beramal dan berbuat baik memanfaatkan moment selama bulan suci juga bisa dilakukan dengan banyak cara. Bisa dengan menyisihkan sebagian uang jajannya untuk berinfaq di rumah dengan kaleng kencleng, mengantarkan takjil buka puasa ke masjid, membantu di dapur menyiapkan menu buka puasa, membiasakan sholat dhuha, tadarus Al Quran, menghapalkan doa-doa harian 30
ataupun mendengarkan menyimak setoran hafalan yang dikehendaki anak untuk dihafal. Intinya bagaimana agar anak tetap merasa nyaman dam hati selalu riang tanpa merasa terbebani. Anak akan memilih kegiatan yang akan dilakukan dan kita sebagai orang tua menghargai apa yang menjadi pilihan anak, sehingga semua sama-sama berlapang dada dan senang menjalaninya. Atau bisa juga dengan mengikutkan anak di kegiatan pesantren yang ada. Biasanya lembaga pendidikan atau remaja masjid atau pondok ada yang mengemas acara pesantren Ramadhan bagi pelajar. Ajang latihan untuk mondok sebagai santri, jauh dari orang tua melatih kemandirian dan kedewasaan. Bertambah wawasan, bertambah saudara, sebagai uji nyali menempa keberanian. Namun tidak semua anak akan mau mengikuti ajang ini dengan berbagai pertimbangan. Berbagai cara bisa dilakukan untuk mengajari anak berpuasa, tentu saja dengan arif dan bijaksana. Dengan cara yang baik dan penuh kesan mendalam membekas di hati anak kita. Sehingga anak pun akan bisa mempunyai bahan cerita di kehidupan mendatang tentang pengalaman masa kecilnya berpuasa. Pengalaman yang sangat berharga untuk bisa diambil pelajaran yang baik di kehidupan mendatang. 31
Ahlan Wa Sahlan Ramadan Alangkah senangnya rasa hati Hari yang dinanti tiba waktunya Lalui hari dengan penuh kepastian Amboi sungguh sangat menyenangkan Nuansa Ramadhan penuh keikhlasan Wahai jiwa-jiwa nan tenang Adakah tanya dalam anganmu Semangat yang muncul ketika kau datang menghampiri Anganku melayang jauh ke masa depan Hari-hari lalu yang terlewati sudah Lanjutkan perjalanan yang masih teramat panjang Ayunan langkah tertata penuh program Niat baik selalu terucapkan dengan sepenuh hati Rasa yang membuncah memenuhi ragaku nan mulai renta Amalan kebaikan terbentang luas di depan mata Membuat langkahku semakin mantap menyambut bulan penuh berkah Akan aku sambut dan mengisinya dengan sebaik-baik sebatas kemampuan Derap langkah tak kenal lelah pantang menyerah apalagi putus asa karena-Mu ya Rabbku Harapan dan impian terpateri di sanubari menyelimuti dan menghiasi hari-hari Anganku pun melambung terbang lepas tinggi jauh menatap masa depan Naluriku semakin mantap menggapai ridho-Mu dengan keyakinan yang nyata… Aamiin. 32
Bulan Suci Ramadan Bulan suci bulan mulia bulan penuh berkah Untaian doa dan harapan senantiasa dipanjatkan Lantunan kalimat thayibah merdu mendayu indah terdengar Ada rasa bahagia mengharu biru terasa menyesakkan dada Nuansamu begitu mempesona menyelimuti kalbuku yang papa Suasana khas bulan penuh berkah rahmat dan ampunan kian terasa Uji nyali kemampuan pengendalian diri bak kawah candradimuka Curahan hati, penuh kepasrahan, kecintaan dan pengharapan Iringi selalu dengan doa dan usaha rasa ikhlas yang menghunjam di lubuk hati Rasa yang membuncah memenuhi ragaku nan mulai renta Amalan kebaikan terbentang luas di depan mata Membuat langkahku semakin mantap menyambut bulan penuh berkah Akan aku sambut dan mengisinya dengan sebaik-baik sebatas kemampuan Derap langkah tak kenal lelah pantang menyerah apalagi putus asa karena-Mu ya Rabbku Harapan dan impian terpateri di sanubari menyelimuti dan menghiasi hari-hari Anganku pun melambung terbang lepas tinggi jauh menatap masa depan Naluriku semakin mantap menggapai ridho-Mu dengan keyakinan yang nyata… Aamiin. 33
Biografi Penulis Warjiyah, biasa dipanggil Yayah. Sebuah nama yang sangat sederhana, terlahir sebagai orang desa anak ketiga dari lima bersaudara. Lahir di Banyumas, 26 mei 1971 dari keluarga petani. Setelah menikah sekarang bertempat tinggal di Desa Paberasan Kecamatan Sampang Kabupaten Cilacap. Saat ini penulis menjadi ASN Guru di MIN 1 Cilacap. “Mencari kebahagiaan dengan jalan yang mulia, tiada hari tanpa berbuat baik” sebuah motto hidup yang selalu menjadi spirit menjalani kehidupan yang penuh coba dan goda. Penulis juga masih aktif menulis di Gurusiana Media Guru Indonesia. Email : [email protected] CP : 081327405688 34
Bagian 04 Ramadan Yang Indah Alfi Hidayati Suasana pagi yang sedikit masih berkabut di lembah bukit Bukakan (hutan Pinus) masih terasa dingin, butiran embun pun masih betah bersinggah di dedaunan yang hijau segar. Sebuah desa di lembah bukit Bukakan sudah mulai banyak aktifitas pagi. Nampak beberapa jamaah salat Subuh satu persatu beranjak pulang ke kediamannnya masing-masing. Seorang kakek-kakek menghampiri kyai imam masjid tersebut. “Nyuwun sewu Pak Kyai, bulan puasanya kapan datang sebenarnya, saya takut ketinggalan informasi?” Tanya kakek yang selalu setia dan rajin berjamaah. “Oh nggeh Mbah, kalau menurut informasi yang beredar dari Departemen Agama, puasanya jatuh pada hari Ahad besok,” jawab pak kyai tersebut. “Hari Ahad..??? Hari Ahad itu kapan Pak Kyai?” Tanya kakek itu lagi. 35
Search
Read the Text Version
- 1
- 2
- 3
- 4
- 5
- 6
- 7
- 8
- 9
- 10
- 11
- 12
- 13
- 14
- 15
- 16
- 17
- 18
- 19
- 20
- 21
- 22
- 23
- 24
- 25
- 26
- 27
- 28
- 29
- 30
- 31
- 32
- 33
- 34
- 35
- 36
- 37
- 38
- 39
- 40
- 41
- 42
- 43
- 44
- 45
- 46
- 47
- 48
- 49
- 50
- 51
- 52
- 53
- 54
- 55
- 56
- 57
- 58
- 59
- 60
- 61
- 62
- 63
- 64
- 65
- 66
- 67
- 68
- 69
- 70
- 71
- 72
- 73
- 74
- 75
- 76
- 77
- 78
- 79
- 80
- 81
- 82
- 83
- 84
- 85
- 86
- 87
- 88
- 89
- 90
- 91
- 92
- 93
- 94
- 95
- 96
- 97
- 98
- 99
- 100
- 101
- 102
- 103
- 104
- 105
- 106
- 107
- 108
- 109
- 110
- 111
- 112
- 113
- 114
- 115
- 116
- 117
- 118
- 119
- 120
- 121
- 122
- 123
- 124
- 125
- 126
- 127
- 128
- 129
- 130
- 131
- 132
- 133
- 134
- 135
- 136
- 137
- 138
- 139
- 140
- 141
- 142
- 143
- 144
- 145
- 146
- 147
- 148
- 149
- 150
- 151
- 152
- 153
- 154
- 155
- 156
- 157
- 158
- 159
- 160
- 161
- 162
- 163
- 164
- 165
- 166
- 167
- 168
- 169
- 170
- 171
- 172
- 173
- 174
- 175
- 176
- 177
- 178
- 179
- 180
- 181
- 182
- 183
- 184
- 185
- 186
- 187
- 188
- 189
- 190
- 191
- 192
- 193
- 194
- 195
- 196
- 197
- 198
- 199
- 200
- 201
- 202
- 203
- 204
- 205
- 206
- 207
- 208
- 209
- 210
- 211
- 212
- 213
- 214
- 215
- 216
- 217
- 218
- 219
- 220
- 221
- 222
- 223
- 224
- 225
- 226
- 227
- 228
- 229
- 230
- 231
- 232
- 233
- 234
- 235
- 236
- 237
- 238
- 239
- 240
- 241
- 242
- 243
- 244
- 245
- 246
- 247
- 248
- 249
- 250
- 251
- 252
- 253
- 254
- 255
- 256
- 257
- 258
- 259
- 260
- 261
- 262
- 263
- 264
- 265
- 266
- 267
- 268
- 269
- 270
- 271
- 272
- 273
- 274
- 275
- 276
- 277
- 278
- 279
- 280
- 281
- 282
- 283
- 284
- 285
- 286
- 287
- 288
- 289
- 290
- 291
- 292
- 293
- 294
- 295
- 296