Biografi Prof. Sugimin WW, PARA PERINTIS FSAD ITS/Penulis: Imung Mulyanto, Adriono Surabaya: Juni, 2022 xiv + 214 hlm.; 17,6 cm X 25 cm BIOGRAFI PROF. SUGIMIN WW PARA PERINTIS FSAD ITS Diterbitkan oleh: l Fakultas Sains dan Analitika Data Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya l Kampus ITS Sukolilo, Surabaya, 60111, Telp. 031-5994251-54, 5947274, 5945472 (hunting) Pengarah Materi: l Prof. Hamzah Fansuri, S.Si., M.Si., Ph.D Penulis: l Imung Mulyanto l Adriono Editor: l Sukemi l Zainal Arifin Emka Desain Sampul: l Condro Wiratmoko Tata Letak: l Sulistyorini Foto: l Dokumen Humas FSAD dan dokumen pribadi Prof. Sugimin Cetakan Pertama: l Juni 2022 Hak cipta dilindung oleh undang-undang Copyright 2022 All Rights Reserved 4 Politeknik Tumpuan Harapan
Kata Sambutan Rektor Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Assalamualaikum Wr. Wb. T idak ada ungkapan yang melebihi kata ucapan terimakasih, yang ingin saya sampaikan kepada para penggagas dan pemrakarsa atas terbitnya buku ini. Sebuah buku biografi dari seorang guru besar yang telah memberikan kontribusi positif bagi perjalanan ITS selama ini. Siapa yang tidak mengenal Prof. Sugimin WW. Saya dapat kat berani mengatakan hampir semua dosen d anmahasiswa ITS di tahun 1980-an mengenal beliau. Apalagi mereka yang menginduk pada Fakultas Sains dan Analitika Data (FSAD). Ya, Prof. Sugimin adalah orang yang ikut merintis pendirian sekaligus m embesarkan Fakultas Ilmu Pasti Ilmu Alam (FIPIA) ITS Kata Sambutan Rektor iii
yang kini m enjadi Fakultas Sains dan Analitika Data. Dedikasinya terhadap ITS tidak diragukan lagi, bahkan setelah beliau purna tugas sekali pun, perhatiannya terhadap ITS tidak pernah surut. Buku Biografi Prof Sugimin WW yang diinisiasi oleh Fakultas Sains dan Analitika Data ini adalah salah satu cara ITS untuk memberikan penghargaan kepada beliau yang telah berjuang membesarkan kampus dan mendarmabaktikan sebagian hidupnya untuk ITS. Karena itu saya menyambutnya dengan gembira atas terbitnya buku ini. Kedepan jika memang memungkinkan, tradisi semacam ini —membuatkan dan menerbitkan buku biografi kepada siapa saja yang akan memasuki purna tugas di ITS— dapat dilaksanakan saat acara pelepasan, tidak hanya untuk Fakultas Sains dan Analitika Data, tapi berlaku di tiap fakultas atau program studi. Dalam pandangan saya, buku semacam ini tidak hanya berguna bagi sang tokoh yang dijadikan objek penulisan, melainkan juga bermanfaat bagi perjalanan institusi, karena di dalamnya diungkap tentang peran sang tokoh dalam membangun dan mengembangkan institusi. Mungkin buku ini agak terlambat “dihadiahkan” k epada Prof Sugimin WW, karena beliau sudah cukup lama meningglkan ITS dan berkarier di kampus lain. Tapi menurut saya tidak ada kata terlambat untuk sebuah kebaikan. Selamat Membaca! Wassalamu’alaikumWr. Wb. Surabaya, Juni 2022 Prof. Dr. Ir. Mochamad Ashari, M.Eng iv Biografi Prof. Sugimin WW
Kata Sambutan Dekan Fakultas Sains dan Analitika Data (FSAD) ITS Assalamu’alaikum Warokhmatullohi Wabarokatuh M emberikan suatu penghargaan kepada pribadi yang telah membangun dan membesarkan fakultas adalah hal lumrah. Inilah antara lain upaya yang dilakukan oleh Fakultas Sains dan Analitika Data (FSAD) ITS dalam menerbitkan buku Biografi Prof. Sugimin WW, PARA PERINTIS FSAD ITS. Tentu ke depannya bukan hanya bagi yang telah membangun dan membesarkan fakultas, tapi juga siapa saja yang telah berkontribusi positif untuk fakultas baik dosen mau pun tenaga kependidikan. Inilah langkah awal yang coba ingin kami budayakan s ekaligus membangun dan mengembangan literasi dalam membaca sekaligus menulis. Sedikitnya ada tiga nilai positif yang ingin diraih dari penerbitan buku ini. Pertama, buku ini sebagai ucapan Kata Sambutan Dekan v
terima kasih dan apresisasi kepada beliau yang telah mirintis dan mengantarkan fakultas yang hingga kini terus berkembang dan besar. Ini s ekaligus bagian dari pencatatan perjalanan beliau selama mengabdi di fakultas. Kedua, bagian dari upaya mengabadikan pemikiran-pemikiran beliau, keteladanan bagi generasi penerus yang kini sedang memimpin sekaligus bagi generasi mendatang. Ini penting agar perjalanan institusi tidak kehilangan atau tercerabut dari akarnya atau agar tidak kehilangan obor. Kita ingin menganut ungkapan mempertahankan yang sudah ada yang masih baik dan mengambil yang baru yang lebih baik. Ketiga, buku ini juga bagian untuk memberi penyadaran diri, bahwa FSAD ITS, tidak serta merta besar seperti saat ini, tapi s ebagai sebuah perjalanan institusi ada masa-masa perihatin, tumbuh dan berkembang, begitu juga dengan nama dan p rogram studi yang ada di dalamnya. Ini penting diungkapkan agar kita tidak berpuas diri lalu melupakan para pendahulu. Di belakang ada nama-nama yang telah membesarkan institusi ini dengan susah payah. Ini penting agar kita tidak mudah menepuk dada bahwa semua ini karena keberadaan saya. Alhamdulillah saya sudah membaca buku biografi ini. Saya apresiasi ide awal dalam menggagas menandai purnatugas b eliau (meski agak terlambat) berwujud buku. Apalagi isinya m erekam dan menyajikan dengan apik kisah perjalanan dan jatuh b angunnya upaya Prof. Sugimin selama mengabdi di ITS. Buku ini akan memberikan nilai ganda, bila semua orang, ya semua orang, yang kini mengabdi di ITS khususnya di FSAD ikut menyimak perjalanan Prof. Sugimin. Petik pelajarannya. M anfaatkan dan kembangkan. Demikian yang bisa saya s ampaikan. Mudah-mudahan langkah pertama ini bisa d itindaklanjuti untuk buku dan tokoh yang lain di fakulas atau pun program studi di lingkungan FSAD ITS. Terakhir semoga kita bisa meneladani dan meneruskan pengabdian beliau selama di ITS. Wassalamu’alaikum Warokhmatullohi Wabarokatuh. Surabaya, Juni 2022 Prof. Hamzah Fansuri, S.Si, M.Si., Ph.D. vi Biografi Prof. Sugimin WW
Sambutan Wali Amanat ITS A ssalamu’alaikum Warokhmatullohi Wabarokatuh, Alhamdulillah. Sungguh saya senang memberi sambutan atau pengantar bagi para senior di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, dalam hal ini u ntuk Prof Sugimin. Keberhasilan kita dalam menjalani perjalanan hidup, salah satu di antaranya adalah kemampuan kita m enjadikan m irorring, pencerminan kemuliaan dan kebaikan dalam diri dan aktivitas kita. Salah satu di antaranya dalam memberikan makna kepada sebanyak mungkin orang. Karena menurut Rasulullah, sebaik-baik orang adalah yang paling bermanfaat buat orang lain. Insya Allah, sebatas kemampuan kita dalam melihat, P rofesor Sugimin sudah mencapai fase itu. Karena itu saya ingin m engingatkan beliau untuk mensyukuri karunia Allah itu. Karena hanya dengan dan bersama Allah semua itu terwujud. Hidup ini perjalanan panjang: mulai dari alam ruh, rahim, dunia, barzach, kiamat, hari perhitungan dan pembalasan surga atau neraka. Dalam perjalanan panjang, ada transit-transit. Sekarang ini Prof Sugimin sedang transit setelah menunaikan tugas dan kewajibannya Sambutan Wali Amanat ITS vii
di ITS Surabaya, dalam kurun waktu cukup p anjang, hampir separuh usia beliau: 42 tahun. Kita semua tahu, pada saat transit di ITS, Prof Sugimin telah memberikan sumbangsihnya bersama banyak orang lainnya u ntuk merinstis, membangun, dan membesarkan Fakultas Ilmu Pasti dan Ilmu Alam (FIPIA) awalnya dulu, yang kini karena tuntutan z aman menjadi Fakultas Sains dan Analitika Data (FSAD) ITS. Dilihat dari sisi yang lain, pada saat b erbuat dan memberi untuk ITS, pada hakikatnya Prof Sugimin juga telah mengambil dan mengumpulkan banyak bekal untuk perjalanan beliau selanjutnya. Ya, perjalanan hidup pasti memerlukan bekal. Kalau tidak p unya bekal, hidup kita akan terlunta-lunta. Oleh karena itu, orang yang cerdas adalah mereka yang telah menyiapkan bekal masa depannya dengan baik. Saya sudah membaca buku biografi berjudul Prof. Sugimin WW, PARA PERINTIS FSAD ITS. Saya mengapresiasi apa yang dilakukan oleh jajaran FASD untuk memberikan penghargaan dengan cara membuatkan buku biografi beliau. Apalagi isinya merekam dan menyajikan dengan apik kisah perjalanan dan jatuh bangun Prof Sugimin selama mengabdi di ITS. Buku ini akan memberikan nilai ganda, bila semua orang, yang kini mengabdi di ITS ikut menyimak perjalanan Prof S ugimin. Petik pelajarannya. Manfaatkan dan kembangkan. Dalam kaidah ilmu fiqih kita kenal dengan al muhafadhotu ‘ala al qodim as sholih, wal akhdu bil jadidi al ashlah (mempertahankan yang sudah ada yang masih baik, dan mengambil yang baru yang lebih baik). Berbahagialah Prof Sugimin yang telah memiliki amalan yang pahalanya akan terus mengalir berupa ilmu yang bermanfaat. B erbahagialah beliau karena Insya Allah sudah mempunyai passive income berupa ilmu yang bermanfaat. Inilah hari-hari yang merupakan waktu yang sangat baik untuk melakukan p erenungan, evaluasi diri atau kontemplasi untuk perjalanan panjang berikutnya. Mari kita memohon kepada Allah, Tuhan yang Maha P engasih, mudah-mudahan seluruh amal ibadah Prof S ugimin dicatat sebagai amal kebajikan di dunia. Semoga kita bisa m eneladani dan meneruskan pengabdian beliau selama di ITS. Wassalamu’alaikum Warokhmatullohi Wabarokatuh. Surabaya, Juli 2022 Prof. Mohammad NUH, DEA viii Biografi Prof. Sugimin WW
Prakata Penulis K ehadiran buku ini merupakan sebuah upaya m embuat tradisi baru, setidaknya untuk intern lingkungan FSAD ITS Surabaya. Semua ini b ermula dari satu pertanyaan ringan tetapi ternyata kerap membuat kalangan dekanat mati langkah dalam m enjawabnya. Setia pada dosen senior yang memasuki purna tugas, selalu muncul pertanyaan rutin: “untuk m emberi penghormatan kepada mereka yang pensiun, sebaiknya diberi kado apa, ya?” Dari sekian banyak opsi yang muncul, selalu ada rasa kurang pas apabila ditinjau dari sudut pandang k epantasan maupun dari segi anggaran. Kemudian muncul satu usulan menarik, mengapa tidak dihadiahi sebuah buku biografi saja? Rupanya ini merupakan cinderamata yang tepat dan feasible. Buku adalah benda terhormat apalagi di lingkungan kampus yang bernuansa akademik. Memberi tanda mata berupa buku biografi tentu akan membawa banyak manfaat. Akan memberi kebahagiaan tersendiri bagi s osok yang ditulis Prakata Penulis xi
kisah hidupnya. Buku tersebut juga akan kenang-kenangan b erharga bagi anak cucu serta keluarga besar tokoh yang b ersangkutan. Sedangkan bagi institusi, keberadaan buku b iografi jajaran staf pengajar FSAD ITS dapat d ijadikan s ebagai dokumentasi penting serta catatan tertulis tentang identitas para perintis, kiprah, prestasi, dan kontribusi mereka terhadap kemajuan lembaga. Diharapkan semua sajian yang tertulis dalam biografi dapat menginspirasi dosen muda, para penerus g enerasi, serta pembaca pada u mumnya. Pada tahap pertama ditulis buku biografi Prof. S ugimin WW, seperti yang sedang ada di tangan Anda ini. B eliau layak menjadi pembuka pertama karena b erjasa dalam memperjuangkan dan sumbangsihnya dalam membuka Program Studi Fisika FSAD di ITS. Kepribadian dan penampilannya yang bersahaja sangat patut untuk d iteladani. Kapasitas keilmuannya sangat mumpuni, bahkan terus-menerus dikembangkan secara lintas disiplin ilmu. Prof. Sugimin mampu mengaitkan gejala dan fenomena fisika dengan ajaran agama. Sebagian kilatan pemikiran dan sepak terjangnya dapat dibaca pada bab-bab yang tertuang dalam buku ini. Setelah buku Prof. Sugimin sukses beredar, insyaallah tidak lama lagi segera disusul dengan terbitnya biografi Prof.Dr. Taslim Ersam, M.S., yang akan memasuki masa purna tugas pada b ulan S eptember 2022 mendatang. Demikian s ekelumit prakata yang dapat diutarakan tim p enulis. Semoga upaya membuat tradisi baru, memberi kado buku biografi bagi dosen yang pensiun, akan dapat d iwujudkan dan berkelanjutan di masa-masa mendatang. Diucapkan terimakasih kepada semua pihak yang turut berpartisipasi bagi terwujudnya buku ini, terutama kepada Prof. Sugimin beserta keluarganya yang bersedia direpoti w aktunya untuk keperluan wawancara maupun dipinjam foto-foto d okumen k eluarganya untuk dipakai mempermanis tampilan buku ini. Semoga akan membawa manfaat bagi semua. Surabaya Juni 2022 Tim Penulis xii Biografi Prof. Sugimin WW
Daftar Isi - Kata Sambutan Rektor ITS: ........................................iii Prof. Dr. Ir. Mochamad Ashari, M.Eng - Kata Sambutan Dekan................................................v Prof. Hamzah Fansuri, S.Si, M.Si., Ph.D. - Sambutan Wali Amanat ITS....................................... vii - Prakata Penulis..........................................................ix - Daftar Isi...................................................................xi - Prolog..................................................................... xiii Bab 1: Mengabdi di ITS............................................. 2 1.1. Baru Tanya, Sudah Direkrut................................. 3 1.2. Mengajar Fisika, Mendidik Etika........................... 9 1.3. Turut Mendirikan FIPIA ITS................................. 17 1.4. Menolong Mahasiswa DO................................. 21 1.5. Belajar ke Belanda dan Jepang......................... 29 1.6. Ilham Onde-onde............................................. 37 1.7. ‘Jalan Cepat’ Menjadi Profesor.......................... 45 1.8. Selalu Duduki Jabatan Struktural........................ 51 1.9. Jurus Halus Menegur Karyawan......................... 57 Daftar Isi xiii
Bab 2: Cah Angon Itu Akhirnya Sekolah......................................... 60 2.1. Tertangkap Ndara Mantri........................................................... 61 2.2. Lulus SR, Nilai Berhitung 9.......................................................... 67 2.3. Ingin SGB, Didaftarkan SMP....................................................... 73 2.4. Menjelang Khitan, Ayah Dirampok.............................................. 79 2.5. SMA, Bertapa di Kali Code......................................................... 87 2.6. Masuk UGM, Ingin Jadi Guru Fisika............................................ 91 2.7. Menolak Dosa, Menikah Saat Kuliah........................................... 97 2.8. Berkat Istri, Kuliah Mulus.......................................................... 105 Bab 3: Perjalanan Spiritual, Cinta, dan Kiprah di Luar ITS............. 114 3.1. ‘Ngebleng’ Mencari Tuhan....................................................... 115 3.2. Berburu Al-Qur’an di Yogya..................................................... 123 3.3. Strategi Belajar Salat................................................................ 127 3.4. Di Antara Empat Perempuan.................................................... 133 3.5. Sang Pemuja Istri..................................................................... 141 3.6. Mendidik Calon Perwira........................................................... 147 3.7. Bergaul dengan Seniman......................................................... 151 3.8. Cinta Mati Fisika...................................................................... 155 3.9. Atasi Stres dengan Cara Fisika.................................................. 161 3.10. Menguak Makna di Balik Gejala Fisika..................................... 165 Bab 4: Suara Mereka.................................................................... 170 4.1. Dra. Lubna Algadrie, Dipl. TELF, M.A.: Orangnya Bersahaja...... 171 4.2. Prof. Dr. rer.nat Agus Rubiyanto, M.Eng.Sc.: Menabung Ikhlas... 175 4.3. Dokter Soekirno: Selalu Mengalah............................................ 179 4.4. Dra.Wahyu Fistia Doctorina, M.Si.: Dorong Cucu Kuliah S3....... 181 4.5. Ir. Wahju Inggar Fipiana, M.M.: Diajari Setir Mobil.................... 185 4.6. Wahyu Elftia Erland, S.T.: Waktunya Habis di Meja Belajar......... 191 4.7. Ir. M. Taufiqul Bar, M.Si: Tawadu dan Religius........................... 195 4.8. Dr. Mochamad Mockhlas, S.Si, M.M.: Energik dan Tepat........... 197 4.9. Ir. Iswahyudi, SS: Sosok Sempurna............................................ 199 4.10. Ir. Agus Soerarso, M.T.: Sabar Ketika Mengajar......................... 201 4.11. Mohamad Hasan Bashory, S.Si, MS-CNS: Jari Kita Seperti......... 203 4.12. Eka Wahyono, S.Si: Bapak bagi Mahasiswa Aktivis.................... 205 Epilog ............................................................................................... 207 Lampiran: Dokumen dan foto-foto..................................................... 212 xiv Biografi Prof. Sugimin WW
Prolog S ugimin. Iya, Sugimin. Itu nama asli pemberian orang tuanya. Adapun tambahan Wahyu Winata itu diperolehnya dari ayah mertua saat hendak menikah. Maklum, sang mertua berdarah priyayi. Jadi biar tampak keren di undangan pengantin ditulis: S. Wahyu Winata. Tapi dalam perjalanannya dia lebih suka menyingkatnya menjadi Prof. Drs. Sugimin WW. “Apik, mirip www dot com,” katanya. Jadi, tetap saja nama Sugimin yang dipakai. Ayah Sugimin bernama Martoikromo. Meski hanya bisa berkomunikasi dengan huruf jawa, ayahnya seorang petani sekaligus pedagang sapi yang sukses. Bundanya yang buta huruf tapi jago berhitung, juga sukses jadi pedagang beras. Jadi, boleh dibilang Sugimin anak orang kaya untuk ukuran di desanya. Itu sebelum Prolog xv
ayahnya jadi korban perampokan habis-habiskan hingga jatuh miskin saat Sugimin hendak ujian SMP dan hendak khitan. Sugimin anak nomor dua dari empat bersaudara. Kakaknya, Sukiman alias Yahno Sutjipto, menjadi satu-satunya penerus sang ayah, bertahan di desa m enjadi petani hingga ujung usia. Sang adik, Sukirno, kelak menjadi dokter dan sempat menjadi direktur PKU Solo. Adik bungsunya, satu-satunya perempuan dalam k eluarga, Djumiati lulusan Institut Keguruan dan Ilmu P endidikan (IKIP) Yogyakarta (Kini berubah menjadi Universitas Negeri Y ogyakarta), mengikuti jejak Sugimin, menjadi dosen di IKIP S urabaya (kini menjadi Universitas Negeri Surabaya/Unesa). Sugimin merasakan aneka masa dan orde. Masa penjajahan Jepang, Belanda, dan kemerdekaan. M erasakan Orde Lama, Orde Baru, dan Orde Reformasi. Dia dilahirkan di masa p enjajahan Belanda di Desa Dengok Kulon, Bugisan, Prabanan, Jawa tengah,hari Jumat Kliwon, 1 Oktober 1936. Pada usia delapan tahun dia baru bisa masuk Sekolah Rakyat (SR) di tahun 1944. Itupun karena “tertangkap” Ndara Mantri Guru tatkala “mengintip” temannya yang sedang bersekolah. K arenanya dia bercita-cita, lebih tepatnya terobsesi, ingin menjadi guru ingin seperti Ndara Mantri Guru. Sugimin menyelesaikan Sekolah Rakyat (SR) yang berjarak s ekitar 1,5 km dari desanya dengan nilai b erhitung sembilan. L antaran bercita-cita menjadi guru, dia bermaksud melanjutkan ke SGB. Tetapi guru asuhnya malah mendaftarkannya di SMP. Lalu SMA. Keduanya di kota pelajar Yogyakarta, sekitar 20 km dari K laten, kota Kelahirannya. Sempat mendaftar BI di S emarang, d iterima, dan langsung diberi beasiswa. Namun pemuda S ugimin akhirnya memilih kuliah di Universitas Gajah Mada (UGM) Y ogyakarta. Sugimin mulus menyelesaikan kuliah di Jurusan Fisika FIPIA UGM. Boleh dikatakan lulus cepat di masanya. Semua itu berkat support sang istri Rr. Sri Wahyuni yang dinikahinya saat duduk di tingkat III, 1959. Setelah lulus dari UGM, 1964, Sugimin langsung diterima menjadi tenaga pengajar di Institut Teknologi Sepuluh N opember (ITS) Surabaya. Selanjutnya Sugimin berkarier dan menjalani hidup di Kota Pahlawan. Menjadi arek S urabaya. Tetapi karakternya konsisten kalem dan santun, khas wong Klaten, Jawa Tengah. n xvi Biografi Prof. Sugimin WW
1
1 MENGABDI DI ITS 2 Biografi Prof. Sugimin WW
1.1. BARU TANYA, LANGSUNG DIREKRUT D i tahun 1964, ketika sebagian besar rakyat Indonesia masih buta huruf dan tidak p ernah “makan sekolahan”, pemuda desa ini telah bergelar doktorandus. Sugimin WW namanya. Di tahun itu dia telah lulus menjadi sarjana penuh bidang studi Fisika Material dari kampus ternama Universitas Gajah Mada Yogyakarta. Ini b erarti dirinya termasuk sekelompok kecil kaum terpelajar b erpendidikan tinggi. Kelompok elite intelektual yang berada di puncak piramida hirarkhi pendidikan di negeri ini. Implikasi yang paling nyata adalah para penyandang gelar akademik sarjana di kala itu tidak akan k esulitan untuk mendapatkan pekerjaan. Dia bahkan punya kebebasan memilih pekerjaan atau karier yang diingini. Mengabdi di ITS 3
Prof. Sugimin di depan masjid. k ampus Bulaksumur tersebut. Atau s arjana pertama untuk Ibarat kata, bukan sarjana kategori fisika eksperimental. yang m encari pekerjaan, tetapi Sugimin merupakan sarjana p ekerjaan yang mencari-cari yang lulus tercepat, yaitu tujuh sarjana. Bukan orang mencari tahun, sehingga cukup layak kursi, tetapi kursinya yang datang u ntuk menjadi tenaga pengajar mencari orang yang layak di perguruan tinggi. Apalagi m endudukinya. waktu itu jurusan Fisika hanya ada di UGM dan ITB, sementara Begitulah adanya. Setelah lapangan pekerjaan terbuka menyandang gelar “Drs”, luas. S ugimin segera m encari p ekerjaan yang sesuai Tetapi Sugimin punya dengan kemauannya. Banyak pendirian lain. Dirinya ingin p eluang terpampang. Yang bekerja di tempat yang lebih terdekat adalah mengabdi di jauh, mosok seumur hidup akan a lmamaternya sendiri di UGM. mbulet bekerja di Yogyakarta Dapat diduga pintu kampus saja. Menjadi guru adalah tersebut pasti terbuka m engingat c ita-citanya sejak dahulu kala. Sugimin termasuk mahasiswa Maka dia lebih tertarik dengan pioneer. Tercatat sebagai s arjana fisika lulusan kedua dari 4 Biografi Prof. Sugimin WW
Saya tercatat sebagi Namanyapun diganti m enjadi dosen yang kesepuluh ITS. Status penegerian di ITS. Juga menjadi dikukuhkan dengan P eraturan p rofesor yang kesepuluh. Pemerintah No. 9/1961 Kayaknya angka sepuluh tertanggal 13 Maret 1961. “merupakan a ngka Dengan demikian, ketika era istimewa bagi saya. tahun 1964, keberadaan PTN A ngka keberuntungan.” ITS Surabaya masih tergolong “batita” alias baru tiga tahun. sebuah p erguruan tinggi Karena berminat menjadi guru yang b erada kota S urabaya di ITS, maka Drs. Sugimin segera yaitu Institut Teknologi Sepuluh mengirim surat. Pada amplopnya N opember (ITS). Tetapi h arap ditulis Kepada Yth. Presiden ITS jangan dibayangkan k ampus ITS Surabaya. Begitu saja. Tanpa dengan bangunan m entereng alamat lengkap karena dirinya di k awasan Keputih seperti tidak tahu persis di mana alamat sekarang ini. Ketika ITS masih kampusnya. Dulu belum ada belum m emiliki ruang kuliah mesin pencari Google. Uniknya, p ermanen sendiri, masih ternyata surat tersebut sampai t erpencar dan b erpindah-pindah. juga. Sekadar kilas balik sekilas, Sebenarnya isi surat Sugimin ITS dulunya merupakan bukan ekspisit surat lamaran, p erguruan tinggi swasta d engan tetapi hanya surat p ertanyaan nama P erguruan Tinggi Teknik yang meminta informasi 10 Nopember (PTTS) yang a pakah di ITS ada jurusan berdiri s ejak 1957. Dalam Fisika? A pakah ada rencana perjalanannya PTTS mengalami m engembangkan ilmu pasti dan pasang surut hingga akhirnya ilmu alam? Pertanyaan dalam kesulitan menanggung biaya surat tersebut memang dapat operasional. Kemudian kampus ditafsiri mengandung maksud itu diselamatkan oleh pemerintah tersirat, bahwa apabila ada pusat dengan cara d inegerikan. jurusan yang sesuai dengan ijazahnya, sang penulis surat akan berminat untuk bergabung. Dalam etika Jawa pesan asli penulis surat kadang cenderung dibalut dengan eufimisme, p enghalusan kata. Enggan Mengabdi di ITS 5
berterus terang. Mau melamar dalam rombongan dosen kerja ditulis menanyakan jurusan perintis awal ITS, turut “babat baru. alas” membenahi kampus yang sebelumnya sempat terpuruk itu. Untungnya pihak ITS “Saya tercatat sebagi dosen yang s angat tanggap. Tidak sekadar kesepuluh di ITS. Juga m enjadi m enjawab pertanyaan S ugimin, profesor yang kesepuluh. tetapi langsung meminta agar K ayaknya angka sepuluh Sugimin mau bergabung m enjadi m erupakan angka istimewa bagi tenaga pengajar di kampus saya. Angka keberuntungan,” negeri tersebut. “Surat lamaran katanya. Saudara kami terima, harap segera datang ke S urabaya, Begitu tiba di Surabaya begitu kira-kira inti surat calon dosen baru ini ditampung itu,” kata Sugimin. Agaknya sementara di Hotel Tanjung ITS saat itu memang sedang kawasan Jl. Panglima Sudirman membutuhkan banyak dosen. 43-45 Surabaya, karena rumah Apalagi Sugimin juga sudah dinas masih dibangun. Setelah punya bekal portofolio berupa menunggu tiga bulan, barulah pengalaman menjadi Instruktur Sugimin sekeluarga pindah ke Fisika di Akademi Militer rumah dinas di Jl. Darmahusada N asional (AMN) Magelang pada XI Nomor 10 Surabaya. Itulah tahun 1959 hingga 1964. perumahan dinas pertama bagi dosen ITS. Sebagaimana diketahui, sebelum menjadi ITS, PTTS Banyak cerita unik saat baru memiliki dua fakultas Sugimin menjadi manusia hotel. yaitu Teknik Mesin dan Teknik Pertama menjadi dosen tetap, Sipil. K emudian untuk menjadi Sugimin terlihat menjalani hidup PTN, d ipersyaratkan harus ada mewah. Banyak orang bilang minimal lima fakultas. Maka hidup di hotel itu enak. Ternyata pada saat dinegerikan, ITS tidak selalu demikian. Setidaknya menambah tiga fakultas baru bagi Sugimin yang berasal dari yakni Teknik Elektro, Teknik desa. Kimia, dan Teknik Perkapalan. “Ibaratnya, kerbau itu p aling Rupanya gayung b ersambut. bahagia bila di kubangan. Di ITS meminta Sugimin ikut hotel, mau makan saja harus memperkuat jajaran staf berpakaian rapi, seperti orang ke p engajar di ITS. Dengan kantor. Di teras kamar hotel juga demikian Sugimin termasuk harus rapi. Bisa bebas hanya 6 Biografi Prof. Sugimin WW
Prof. Sugimin bersama kolega di kampus ITS. dalam kamar. Kalau di rumah rumah dinas belum tuntas, sendiri kan bisa makan sayur s arana air bersih belum asem dengan duduh diuyup (air terpasang. Tetapi Sugimin sayur langsung diseruput dari b ersikeras untuk menempati, pinggir piring). Rasanya nikmat,” karena dia ingin segera keluar Sugimin membandingkan. dari hotel. Untuk keperluan air dapat diatasi dengan meminta Setelah satu bulan tinggal air dari rumah tetangga. di hotel dirinya baru paham ternyata jatah makan dari ITS Sugimin diangkat sebagai berlaku untuk tiga jiwa. U ntuk pegawai negeri sipil (PNS) istri dan anaknya yang m asih g olongan F2. Waktu itu masuk kecil. Akhirnya disepakati PNS bukan berarti “m endaftar” b ersama pihak hotel, jatah menjadi orang kaya. Meski makan tersebut tukar dengan mengajar di p erguruan “mentahan” saja alias uang tinggi tidak otomatis gajinya tunai. Gara-gara mendapat juga tinggi. Mungkin karena rezeki dadakan Sugimin dapat k enyataan tersebut lalu muncul membeli sepeda bekas yang lelucon pahit di kalangan kondisinya cukup bagus. Dengan masyarakat bahwa dosen itu sepeda pancal inilah keluarga akronim dari penggawehane muda itu dapat b ertamasya sak “dos”, bayarane sak “sen” k eliling kota, ke pasar (p ekerjaannya satu kardus, W onokromo dan m engunjungi upahnya satu sen). derenten atau kebun binatang. “Gaji golongan gaji F2. Untuk Sementara itu b angunan makan nasi penuh saja tidak Mengabdi di ITS 7
Prof. Sugimin bersalaman dengan Prof. Agus Rubiyanto. mampu. Jatahnya separoh beras, Dalam pandangan orang separoh jagung. Bagi saya tak zaman sekarang kondisi ada masalah. Tapi anak dan seperti itu mungkin terlihat isteri saya tidak tawar. Perutnya menyedihkan. Tetapi ternyata sakit,” katanya mengenang. tidak demikian dengan yang dirasakan oleh sang p elakunya Ditambahkan, zaman itu sendiri. Sugimin mengaku memang zaman susah. Sebagai dirinya bahagia. Bahagia guru, celana dril utuh saja tidak karena b erprofesi sebagai terbeli. Dia memang punya celana guru, meski berada dalam dril tetapi sudah sobek di bagian kemiskinan. Apalagi saat itu bokongnya karena terlalu intensif dirinya melihat banyak para bergesekan dengan sadel sepeda. pemimpin yang memberikan Tetapi selalu ada solusi. Bagian keteladanan d engan hidup yang sobek d itambal dengan sederhana, bangga terhadap kain dari dalam, lalu dijahit k esederhanaan, bangga rapat-rapat. Untuk k amuflase terhadap produk dalam negeri. agar b enang-benang jahitan tidak terlalu kelihatan makan “Ketika itu saya memang celana permakan diselup ke wenter miskin, tetapi itu sudah jauh lebih pewarna hitam p ekat. Bimsalabim, kaya dibandingkan kondisi ketika jadilah celana baru. Sugimin awal-awal saya menikah dulu,” memiliki beberapa celana “baru” kata Gimin. Agaknya bahagia berkat jasa mulia teknologi wenter. dan susah sangat ditentukan Oleh karena itu dirinya sempat oleh sikap dan cara berpikir mendapat julukan baru sebagai masing-masing individu yang guru bercelana hitam. menjalani. n 8 Biografi Prof. Sugimin WW
1.2. MENGAJAR FISIKA, MENDIDIK ETIKA S aat pertama diterima menjadi dosen, S ugimin mengajar mahasiswa di tingkat dua, m engampu mata kuliah dasar, di antaranya Fisika Dasar, A ljabar Tinggi, Diferensial Integral, dan Ilmu Ukur. Di sini Sugimin berteman akrab dengan s ejumlah kolega kerjanya antara lain dengan Mahmud Zaki. Sosok ini kelak naik menjadi Rektor ITS periode 1973-1982. Karena mengajar mata kuliah dasar umum, maka Sugimin mengajar di semua fakultas yang ada di ITS. Konsekuensinya dia harus hilir mudik mengajar di b erbagai tempat yang terpencar. Waktu itu tempat kuliah Fakultas Teknik Elektro, Teknik Kimia, dan Teknik Perkapalan ditempatkan di Jl. Undaan Kulon, Surabaya. Ruang Kuliah di Undaan masih tergolong sederhana, untuk tidak mengatakan kelas Mengabdi di ITS 9
Sedang studi di Belanda, 1966. m ending terpencar daripada tidak ada tempat sama sekali. darurat. Bangunan kelas hanya menempel di tembok pabrik lalu Baru pada tahun 1967 diberi atap seng gelombang. Bila m ahasiswa dapat mengikuti hujan turun kelewat deras, maka perkuliahan dengan lebih wajar suasana perkuliahan jadi riuh, yaitu di Jl. Baliwerti nomor air hujannya ikut aktif berdiskusi. 117-121 Surabaya. Kondisi Fasilitasnya standar, ada d eretan gedung belas sekolah Cina meja kursi. Di bagian depan ini lumayan bagus. Kemudian ada papan tulis hitam d ilengkapi ITS juga mulai memiliki kantor k apur dan alat penghapus tata usaha dan kantor rektorat, p apan. di Jl. Kaliasin 84 Surabaya. Keberadaan ITS semakin eksis Sebelumnya, waktu ITS masih dan dapat bergaya karena bernama PTTS, kuliah mahasiswa sudah memiliki kantor tersendiri. pernah dilaksanakan di Jl. Letaknya strategis, terlihat Embong Ploso nomor 12 dan dari jalan raya utama yaitu Jl. perumahan Jl. Simpang Dukuh Basuki Rachmad. Waktu itu nomor 11. Cukup b erjauhan lokasinya. Tapi tidak soal, 10 Biografi Prof. Sugimin WW
Sosok ilmuwan muda. mengajar dulu. Kurikulum tidak dilihat, yang dilihat hanya buku sebenarnya ITS sudah membeli teks. Jadi, asal sudah dapat lahan di k awasan Sukolilo seluas mengajarkan sesuai dengan 200 hektare tetapi bangunan buku teks, ya sudah bagus,” kata k ampusnya belum berdiri. Nanti Sugimin mengenang. pada tahun 1969 mulai ada kegiatan pembangunan kampus. Dikisahkan ada seorang profesor yang cara mengajarnya Waktu terus berlalu. Pada sistematis, tulisannya rapi, tahun 1972 perkuliahan Fakultas cara menerangkan jelas sekali, Ilmu Pasti Ilmu Alam (FIPIA) ITS namun soal-soal ujiannya sudah berlangsung di gedung justru tidak dapat diselesaikan baru di Jl. Cokroaminoto No 12 d engan rumus-rumus bagus A Surabaya. Selain untuk FIPIA, yang telah ditulis itu. Jadi kuliah gedung tersebut juga d igunakan tersebut seperti hanya memberi ruang kuliah mahasiswa kerangka berpikir tentang ilmu. A rsitektur dan difungsikan untuk Sedang isi ilmunya, mahasiswa perpustakaan. “Jurusan saya itu harap mencari sendiri. Ternyata ilmu murni, maka cara m engajar saya juga seperti cara guru saya Mengabdi di ITS 11
metoda mengajar seperti ini Tugas guru bukan juga dihasilkan orang-orang sekadar menularkan yang hebat dalam ilmu yang ilmu tetapi juga b ersangkutan. m enanamkan budi pekerti. Mengajar Ada juga dosen yang pelit memberi informasi, bahkan “dan mendidik adalah kadang sengaja dikelirukan satu paket yang tidak untuk jebakan. Mahasiswa harus terpisahkan.” waspada dan mampu mencari kesalahan yang d ikuliahkan itu dengan pengalaman dan jam dan menemukan jawaban yang terbang mengajar yang panjang benar. Ternyata menghasilkan Sugimin banyak belajar tentang murid-murid yang hebat dalam metodologi pengajaran, tentang ilmu pengetahuan alam. Ada paedagogik, serta perangkat model yang lagi. Profesor ilmu lain yang relevan. Apalagi hanya menuliskan buku-buku kemudian Sugimin juga aku yang dipergunakan, s edangkan juga dipercaya menjadi staf yang dikuliahkan hanya pengajar di fakultas pendidikan. s ebagian kecil saja, tetapi saat Membimbing tesis mahasiswa ujian soal-soalnya menyangkut S2 kependidikan. Dari sana k eseluruhan isi buku yang dirinya menjadi paham tentang direferensikan. Ternyata juga rencana pembelajaran, lembar menghasilkan murid-murid yang kerja siswa (LKS), petunjuk LKS hebat. “Jadi, apapun model untuk guru, rencana evaluasi, mengajarnya, keberhasilan itu hingga buku ajar. Sampai sangat ditentukan oleh keuletan, k emudian dia dipercaya menjadi ketekunan, semangat si murid,” evaluator pembuatan buku untuk katanya. Namun diakui cara p embelajaran kontekstual tingkat mengajar yang dicontohkan tadi SMP. memang tidak efektif dan tidak efisien karena memakan waktu Bahkan kelak, d engan yang lama dan berbiaya b anyak. m enjadi Kepala Balai Karenanya perlu dicari cara P engembangan Media T elevisi mengajar yang lebih efektif dan (BPM-TV) Kemendikbud p eriode lebih efisien. Tidak hanya b erwacana Sugimin juga berupaya m elaksanakannya. Seiring 12 Biografi Prof. Sugimin WW
1980-1987, teknik m engajarnya agar ketika mengajar tahu pasti bertambah c anggih. Dirinya apa yang akan d iajarkan. Ketika mampu m embuat skenario mengajar konsep-konsep dasar film pembelajaran e dukatif dia tidak perlu membawa lembar dan m embuat paket tayangan catatan rangkuman, a palagi buku. berbasis audio visual. Untuk sampai ke tingkat seperti Sampai-sampai memahami kode itu guru harus banyak membaca kamera dan posisi pengambilan buku, sehingga banyak waktu gambar untuk keperluan s yuting: yang harus d isediakan. B egitu seperti close-up, long shot, suntuk Sugimin mempelajari maupun zoom. Berkat dukungan ilmu sampai-sampai membuat ilmu baru ini dirinya sempat “t rauma” anak l aki-lakinya. K etika membuat karya pengabdian si anak sudah lulus kuliah dan masyarakat berupa V isualisasi ditawari menjadi guru, jawabnya Konsep Fisika dalam Televisi bikin kecut hati: ”Saya tidak mau P endidikan (1993). jadi guru, takut seperti Bapak. Kapan Bapak santai? Pagi-pagi Dalam pandangannya, seorang berangkat, sore baru pulang, guru harus m enyiapkan dan malam belajar.” menguasai ilmu sebaik mungkin Passion-nya memang menjadi guru/dosen. Mengabdi di ITS 13
Usir Mahasiswa kesan bahwa dirinya p emberani, penentang feodalisme, pemuja Bagi Sugimin tugas seorang e galitarianisme sehingga guru bukan sekadar m enularkan s opan santun sudah tidak ilmu, bukan cuma melakukan diperlukan lagi. Atau mungkin kegiatan transfer of knowledge tengah m embangun citra diri belaka. Tugas utama guru sebagai “jagoan” di mata adalah mengajar dan m endidik. t eman-temannya. K eduanya satu paket yang tak terpisahkan. P embentukan Tetapi rupanya S ugimin karakter mahasiswa juga tidak berkenan. Dengan sigap menjadi tugas yang diemban tangan kanannya menuding dosen. Sikap ini membawa mahasiswa yang bersangkutan konsekuensi bahwa yang disertai sepotong kalimat harus dilakukan bukan hanya perintah s ingkat: Keluarr…! menerangkan mata kuliah tetapi Ketegasan itu membuat juga m enanam karakter dan budi s uasana kelas l angsung hening. pekerti. M emberi keteladanan Karena Sugimin t ampaknya dan m emedulikan budi pekerti. tidak main-main, maka tidak ada p ilihan lagi bagi Pernah suatu ketika, di saat m ahasiswa tersebut untuk tidak perkuliahan akan dimulai, m eninggalkan ruang kuliah. S ugimin melihat ada siswa yang Kemudian kegiatan kuliahpun cara duduknya agak aneh. dilanjutkan kembali. Terlihat pundaknya lebih tinggi dibanding rata-rata mahasiswa Tetapi ternyata insiden di seputarnya. Oh, p enyebabnya tersebut tidak berhenti sampai di cara duduknya yang tidak situ. Rupanya mahasiswa yang sama. Jika umumnya orang di bersangkutan tidak terima di duduk di alas kursi, mahasiswa pelakukan seperti itu. Mungkin yang satu pantatnya duduk di dirinya merasa dipermalukan di pegangan kursi. Siapnya cuek depan umum, mengingat dirinya dan g esture tubuhnya juga adalah tokoh mahasiswa, bukan terkesan s eenaknya. Selama mahasiswa biasa-biasa saja. ini dia dikenal sebagai aktifis Maka harus ada perhitungan. kampus, memiliki kedudukan di S ugimin sudah menangkap k epengurusan Dewan Mahasiswa g elagat itu. Benar, menjelang UGM. pulang, masih di areal k ampus dirinya dihadang m ahasiswa Boleh jadi lagak s eperti ini tersebut dan langsung berusaha sengaja dibikin, u ntuk memberi 14 Biografi Prof. Sugimin WW
Bersama para petinggi ITS. m enenangkan situasi. Beruntung mahasiswa itu untuk m elakukan tindak k ekerasan. Sugimin s pontan mau menahan emosi. Lalu berusaha mengelak dan Sugiminpun menjelaskan m undur mengambil jarak. Di s ikapnya dengan singkat. belakang mahasiswa itu terlihat Dikatakan, dirinya di ITS tidak ada b eberapa laki-laki yang hanya berperan sebagai guru kemungkinan besar rekan yang tetapi juga menjadi orang akan turut mengeroyok sang tua dari mahasiswa. Jadi, jika dosen. ada perilaku mahasiswa yang tidak sopan maka dirinya “Sabar-sabar, stop-stop dulu. berkewajiban mengingatkan. Ini Silakah nanti Saudara pukul adalah bentuk kasih s ayangnya. saya, tapi dengarkan saya dulu. Kalau dirinya tidak peduli, buat Tunggu saya selesai bicara dulu. apa repot-repot menasihati baru Saudara boleh m emukuli saya,” katanya berusaha Mengabdi di ITS 15
orang lain, biarkan saja nanti lega. Dalam situasi seperti itu menjadi berandalan. Tak lupa sebenarnya dirinya mengaku dikutipnya pepatah bijak “anak tidak mampu sepenuhnya sendiri dicubiti, kampung sendiri m engendalikan keadaan. Dia ditinggalkan.” hanya berbekal niat baik dan ketulusan. Entah tiba-tiba saja “Jadi saya bersikap s eperti dia spontan berkata seperti itu. tadi itu karena saya sayang Lidahnya tahu-tahu m enemukan kepada Saudara. Saudara saya ungkapan pas tentang “anak anggap sebagai anak saya sendiri dicubiti” itu. Dan, sendiri,” kata Sugimin. syukurlah, hasilnya sangat signifikan. Ucapan spontan dosen itu agaknya cukup m engena. Sesuatu yang berangkat dari Buktinya mahasiswa t ersebut hati, sampainya juga ke hati. mematung diam. Dan Setelah kejadian itu S ugimin sejurus kemudian dirinya jarang melihat mahasiswa itu justru m enangkupkan dua lagi. Kabarnya dia pindah kuliah. belah telapak tangan sambil Tetapi beberapa tahun kemudian digerak-gerakkan di depan dada Sugimin ditemui oleh mantan seperti menyembah. mahasiswanya lagi. Tapi kali ini penampilannya berbeda. “Ampun… ampun Pak, Dia mengenakan seragam TNI saya salah…,” katanya dengan A ngkatan Udara. n gagap. Sugimin pun bernapas Jajaran dosen FIPIA ITS saat itu. 16 Biografi Prof. Sugimin WW
1.3. TURUT MENDIRIKAN FIPIA ITS K etika perguruan tinggi belum banyak jumlahnya, maka hubungan staf pengajar lintas kampus masih terjalin akrab. Di era 1965-an perguruan tinggi di Surabaya baru ada dua biji. ITS dan Universitas Airlangga (Unair). Maka h ubungan pribadi antara dosen ITS dengan dosen Unair sangat dekat. Apalagi pada masa suram, “embrio ITS” dulu pernah akan digabungkan ke Unair, dijadikan sebagai fakultas teknik, tetapi akhirnya batal. Lalu ITS memilih menjadi kampus tersendiri. Suatu saat Unair berencana membuka Fakultas Ilmu Pasti Ilmu Alam (FIPIA). Untuk keperluan tersebut maka dibentuklah tim kecil dari internal Unair untuk mempersiapkan segalanya, mulai dari penyiapan k urikulum, SDM, hingga kebutuhan sarana dan Mengabdi di ITS 17
prasarananya. Karena intelektual Sehat dan aktif di usia tinggi. waktu itu masih langka, maka wajar jika tim Unair tersebut ada anak kunci yang membuka melibatkan dosen ITS untuk lemari. Dan faktor pembuka diminta kontribusi pemikirannya lemari itu ternyata mengeram dan membantu menyiapkan dalam benak salah seorang tim s egala sesuatuya. Drs. Abdul penyusun dokumen tersebut. Basir dosen fisika dari Unair (kemudian menjadi guru besar Adalah Mahmud Zaki, waktu Unair) menggandeng Drs. itu menjabat sebagai Pembantu Sugimin dan Mahmud Zaki, M.Sc Rektor I yang tiba-tiba merasa untuk diajak turut menggodog sayang dengan dokumen yang konsep bersama. mangkrak tersebut. Eman-eman jika dibuang. Isinya sudah Maka mereka pun rinci dan telah melalui proses m engadakan rapat, berdiskusi brainstorming dan adu a rgumen guna menyusun draf kurikulum berhari-hari. Ya, kenapa dan menyiapkan dokumen dokumen tidak dipakai untuk ITS yang dibutuhkan. Setelah sendiri saja. semua k onsep dan rencana telah tertuang dalam b erkas Gagasan itu k emudian tertulis, tibalah saatnya d iajukan dilontarkan ke Sugimin, ke s idang senat Universitas Airlangga untuk m endapatkan persetujuan. Ternyata s uasana sidang tidak berjalan m ulus. Muncul tarik ulur dalam perbedaan pendapat. Ujungnya, forum senat menolak rencana pendirian FIPIA Unair. Terpaksa dokumen itu kemudian dimasukkan lemari. Dikunci rapat, karena tidak diperlukan lagi. Setelah waktu berjalan b eberapa bulan, rupanya “ embrio” di dalam lemari itu tidak mati. Dia seolah tumbuh sendiri dan menunggu suatu saat 18 Biografi Prof. Sugimin WW
Drs.Suryanto (dosen m atematika), sejarah pendirian ITS pada dan rekan dosen lainnya. zaman s ebelumnya. Semua Umumnya mereka m engagguk d iperjuangkan d engan tanpa setuju. Oke, kalau begitu kita modal yang cukup. Penamaan bawa saja ke rapat senat. Greget “Sepuluh N ovember” juga yang masih hangat itu segera m engabarkan pesan b ahwa ditindaklanjuti. Rapat senat semangat pertempuran pun digelar. Ah, lagi-lagi ada a rek-arek Surabaya harus tetap hambatan. Hambatan e lementer d igelorakan. dan terlihat realistis yaitu soal finansial. Mau membuka FIPIA Begitulah akhirnya FIPIA ITS tidak ada biayanya. dibuka pada Agustus 1965. Ini rupanya blessing in disguise, Tetapi Mahmud Zaki p antang hikmah yang terselubung. menyerah. Dia mengajak maju G ara-gara Unair batal membuat terus. Bahkan menantang siap FIPIA, maka dokumen-dokuennya membuka FIPIA tanpa minta malah sangat bermanfaat bagi dukungan dana. Biayanya berdirinya FIPIA ITS. dicari sambil jalan. Agaknya dirinya berkaca dengan Dekan perdana FIPIA dipegang oleh Mahmud Zaki “Para perintis itu (atau Drs. Wibisono Gunawan?). p antang menyerah. Pembantu Dekan 1 d ipercayakan Bahkan mereka Sumekto. P embantu Dekan 2 menyatakan siap dijabat Benyamin Adi Suryo. membuka FIPIA tanpa Sedang posisi Pembantu minta dukungan dana Dekan 3 diduduki oleh Drs. dari Institut. Biayanya Sugimin. Karena keterbatasan dicari sambil jalan. SDM, jabatan Ketua Jurusan Jiwa pejuang ‘Sepuluh Kimia dirangkap oleh Nopember’ dijadikan Sumekto. Menurut Sugimin, dasar penyemangat.” p emilihan dekan waktu itu tidak seperti s ekarang, di mana setiap calon kandidat wajib m empresentasikan visi misi serta program kerjanya untuk menggalang dukungan. Dulu penentuan pimpinan lebih mirip dengan penunjukan ketua kelas. Pokoknya pihak yang Mengabdi di ITS 19
Mendirikan salat berjamaah. 1965 perkuliahan FIPIA dimulai di kampus Simpang Dukuh, ditunjuk k elihatannya tidak boleh setahun kemudian boyongan ke m enolak. Baliwerti. “Pengalaman m enunjukkan, Sugimin menjadi Pembantu pejabat yang dipilih seperti Dekan III selama tiga tahun. pemilihan ketua kelas itu hasilnya Pada periode berikutnya ternyata bagus. B enar-benar ( 1967-1969) Sugimin dipercaya amanah, meskipun beban menjadi Pembantu Dekan I kerjanya tidak s eimbang dengan merangkap Ketua Jurusan tunjangan yang d idapat. Fisika. Kariernya terus menanjak Aturan kepegawaian d itepati karena pada periode 1969-1971 dan m enjadi teladan bagi Sugimin sudah tampil menjadi para p ejabat di b awahnya. menjadi Dekan FIPIA. Kelak akan Pemimpin yang seperti itu tercatat bahwa jabatan struktural datang m endahului pegawainya ini seolah menempel terus pada dan p ulang paling belakang,” dirinya. Betapa tidak, Sugimin katanya menyimpulkan. menduduki kursi Dekan FIPIA selama tiga periode berturut-turut Pada tahun pertama F IPIA (1969-1971, 1971-1973, membuka jurusan Fisika dan dan 1976), nantinya dia akan jurusan Kimia. Syukurlah, “n ambah” dua kali lagi pada ternyata kehadiran fakultas masa bakti 1990-1993 dan baru ini mendapat respons yang 1993-1996). n cukup bagus dari masyarakat. Banyak yang mendaftar menjadi m ahasiswa baru. Mulai Agustus 20 Biografi Prof. Sugimin WW
1.4. MENOLONG MAHASISWA DO Z aman dahulu kuliah itu makan waktu yang panjang. Mustahil dapat menjadi sarjana hanya dalam tempo tujuh sampai delapan semester. Sugimin saja, yang disebut sebagai lulusan tercepat, masih menghabiskan waktu 14 semester. Tidak lulus ujian adalah pemandangan yang lazim. Untuk satu mata kuliah kadang mahasiswa harus m enghadapi ujian berkali-kali, bisa sampai 10 kali. B ahkan ada yang memecahkan rekor menjalani ujian mata kuliah Mekanika sampai 22 kali ujian. Ada b eberapa mahasiswa yang baru dapat lulus sarjana setelah belajar di kampus selama 10 tahun lebih. Entah kenapa, dulu itu berkembang pemeo bahwa kalau dosen yang gampang meluluskan mahasiswa itu pertanda dosennya yang bodoh. Semakin sulit soal Mengabdi di ITS 21
yang dibuat dosen, semakin mahasiswanya yang kelewat terkesan berkelas. Karena salah bodoh atau soal u jiannya yang kaprah seperti itu mengakibatkan kelewat sulit? Lalu di sana sini mahasiswa menjadi sulit lulus. muncul l etupan ketidakpuasan, semacam k ekecewaan Atmosfir seperti itu masih bercampur k ejengkelan kental mewarnai situasi kampus di k alangan mahasisnya. ketika Sugimin menjadi dekan Puncaknya mereka menggelar FIPIA. Bagi sang nakhoda unjuk rasa kepada pimpinan fakultas tersebut kondisi ini dinilai fakultas, memprotes sistem ujian tidak kondusif. Ada semacam yang ketat dan mereka anggap simalakama, sehingga tidak kelewat subyektif. mudah untuk mengubahnya dengan seketika. Sugimin menjadi sosok yang dibidik saat itu. S ebagai Di satu sisi dosen adalah komandan, sebagai Dekan, sosok independen yang tidak Sugimin memang h arus gampang diintervensi. M ereka bertanggung jawab atas memegang kendali penuh t erwujudnya sistem p erkuliahan atas proses perkuliahan dan yang berkualitas. Maka k ewenangan mutlak atas lulus dirinya kemudian melakukan tidaknya seorang mahasiswa. u paya-upaya pembenahan Tetapi di sisi lain lembaga FIPIA sistem perkuliahan agar lebih sebagai “produsen” sarjana logis dan sehat. juga butuh proses yang w ajar, sehingga kelulusan m ahasiswa “Sebelum tahun 1976, dapat terjadi wajar, tanpa p endidikan di perguruan tinggi memberi “kesulitan” yang masih mencari bentuk. Guru boleh jadi diciptakan secara mengajar biasanya mengikuti b erlebih-lebihan. Dampaknya riwayat pendidikannya. Ada bisa buruk. Akan muncul k ecenderungan mengikuti apa k esan bahwa bahwa kuliah yang dahulu dilakukan g urunya. di F IPIA mirip masuk wuwu, Ada kejadian aneh tetapi nyata. alat p enjaring ikan tradisional. Pengumuman tentamen, ujian, Mudah masuk, tapi sukar keluar. sudah dicetak hasilnya: nihil! Lembar pengumuman itu tinggal Faktanya, waktu itu, sejak diisi nama guru dan mata FIPIA berdiri tahun 1965 hingga kuliahnya. Kondisi seperti itu 10 tahun kemudian, belum dapat mengakibatkan sudah hampir 10 meluluskan satu orang sarjana tahun pendidikan tinggi belum pun. Ini mengusik tanda tanya: 22 Biografi Prof. Sugimin WW
menghasilkan sarjana. Wajar Ayahnya berpesan, bila kemudian timbul gelombang tolonglah orang protes mahasiswa,” katanya yang dikejar kematian. S ugimin Tetapi demo mahasiswa itu m enganalogikan kemudian kemudian melebar isunya, berkembang menjadi “a ncaman drop out demo mosi tidak percaya dan sama dengan dikejar menginginkan dekan dicopot. kematian.” Sugimin mengaku diri sempat dicari-cari kesalahannya agar diumumkan esok hari pukul dapat lengser dari jabatannya. 10.00. Tetapi Sugimin tetap menolak, lalu menyarankan Tetapi Sugimin tenang agar orang tersebut memberikan saja sebab selama memimpin uangnya secara resmi ke kantor. dirinya merasa tidak pernah menyalahgunakan jabatan. “Putri Bapak pasti saya terima, B ahkan mobil pribadinya, yang asal Bapak besok menemui dibeli dari hasil hidup hemat Ir. Witono. Serahkan uang itu saat tugas belajar di Belanda, sebelum pukul sembilan pagi,” justru sering digunakan untuk katanya tegas. Uang itu a khirnya keperluan kantor, antar jemput diterima oleh lembaga dan dosen, layaknya kendaraan dinas d igunakan untuk kepentingan saja. dinas. Sugimin juga mengaku Dengan demikian praktis bersyukur karena pernah Sugimin bersih dari kecurangan, pendapat peluang uang dan itu sanggup m enyelamatkan “remang-remang” tetapi dia dirinya dari bidikan para sanggup menampiknya. Waktu pengunjuk rasa dan pihak lain itu ada orang dari Kalimantan yang tidak menyukainya. S ugimin yang membawa uang Rp 2 juta tetap menjadi dekan, dan secara sebagai imbalan jika anaknya bertahap sistem perkuliahan diterima di FIPIA. Itu uang gede, dibenahi dan ditingkatkan sebab waktu itu Colt T 120 kualitasnya. Memang perlu h arganya masih Rp 1,2 juta. dicari sintesa yang pas agar Kalau mau, uang itu bisa saja diterima dan aman, mengingat anak tersebut sebenarnya sudah lulus murni. Daftar mahasiswa baru telah diteken atasan, tinggal Mengabdi di ITS 23
otoritas dosen tetap terjaga dan dan status akreditasi fakultas institusi juga dapat meluluskan yang bersangkutan. mahasiswa tanpa hambatan yang tidak perlu. Karena, terlalu Masih ada kisah lagi gampang meluluskan mahasiswa m engenai sulitnya mahasiswa juga akan berdampak b uruk, lolos ujian. Dulu cukup b anyak kualitas jadi merosot dan mahasiswa yang tidak naik tingkat m enimbulkan “inflasi” sarjana. sampai dua kali, jumlahnya Sebaliknya jika terlalu sulit mencapai 10 sampai 15 orang. m eluluskan mahasiswa akan Ini berarti posisi mereka amat dapat mengganggu keberadaan mengkhawatirkan: berada di bibir jurang drop out (DO). Hari yang santai, di luar kampus. 24 Biografi Prof. Sugimin WW
Sugimin prihatin dengan b erinisiatif mengajak m ahasiswa nasib mereka. Dirinya juga tersebut untuk membuat surat terispirasi dari nasihat ayahnya, perjanjian rahasia. Namanya “Le, yen kowe bisa, tetulunga saja rahasia, maka tidak boleh marang wong kang dioyak pati.” ada pihak lain yang tahu (Nak, kalau kamu bisa, tolonglah s elain Sugimin dan mahasiswa orang yang dikejar kematian). yang bersangkutan. Pejabat Sugimin menganalogikan atasan pun tidak tahu. Surat a ncaman DO sama dengan itu bunyinya: ”Saya mahasiswa dikejar kematian. bernama….. bila dalam sidang kenaikan tingkat yang akan Lalu diam-diam dirinya Prof. Sugimin. Mengabdi di ITS 25
datang saya belum memenuhi Berada di antara mahasiswi, terasa ikut muda. syarat kenaikan tingkat, maka saya mengundurkan diri tanpa Sebaliknya jika dibiarkan syarat apa pun.” maka dapat dianggap salah dan melanggar aturan. Tetapi Ternyata surat tersebut bocor masih ada klausul lain yang ke para pengunjuk rasa dan menyebut bahwa setiap p ejabat kasus dilaporkan ke atasan. berwenang dapat dianggap Akibatnya Sugimin dipanggil mempunyai wewenang untuk untuk dimintai klarifikasi mengambil kebijakan atau setengah interogasi. “Saya semacam d iskresi s esuai situasi menjelaskan kepada atasan dan kondisi. “A khirnya atasan saya, p erjanjian rahasia ini saya memutuskan m ahasiswa memuat daftar m ahasiswa yang harus masuk kuliah lagi, soal tidak d imunculkan dalam sidang belum ada mahasiswa FIPIA kenaikan tingkat,” katanya. yang menjadi sarjana, bukan semata-mata kesalahan Ditambahkan, semua itu pimpinan,” katanya. dilakukan karena niat baik ingin membantu mahasiswa. Seluruh Walhasil Sugimin selamat dan surat perjanjian rahasia itupun dibebernya, termasuk siapa yang telah berhasil lolos dan siapa g agal. Terbukti p erjanjian tersebut cukup menjadi c ambuk bagi mahasiswa yang s ebenarnya sudah dikenai DO. Hanya sedikit saja yang gagal. Pejabat atasan S ugimin sempat bimbang dalam menyikapi kasus ini. Bila Sugimin dianggap bersalah karena melanggar peraturan maka p erjanjian rahasia itu dianggap batal demi tegaknya peraturan. Konsekuensinya berat: semua mahasiswa yang telah d iselamatkan dari DO oleh perjanjian rahasia tersebut harus di-DO. 26 Biografi Prof. Sugimin WW
dapat mengakhiri tugas jabatan kebijakan baru dari Institut, pimpinan fakultas pada periode bahwa seluruh mahasiswa ketiga dengan baik. Juga m asih tingkat satu, apapun jurusannya, sempat memberikan ijazah wajib mengikuti kuliah bersama. pada pelepasan w isudawan. Dirinya lega karena telah Model TSB ini m emungkinkan m enuaikan pesan ayahnya. mahasiswa diberi kuliah secara Dapat m enyelamatkan sejumlah massal. Mahasiswa empat mahasiswa dari DO. kelas bisa digabung menjadi satu, dalam kelas besar. Kuliah Bersama Beruntung waktu itu ITS sudah memiliki fasilitas ruang aula Setelah tidak menjabat yang memadai di Jl. Baliwerti sebagai Dekan FIPIA, Sugimin Surabaya. mendapat tugas baru sebagai Ketua Lembaga Tingkat Satu Mengelola TSB b utuh B ersama (TSB) pada 1976 manajemen tersendiri. Salah hingga 1980. Ini merupakan satu hal yang h arus dikendalikan adalah m ekanisme daftar hadir (presensi) mahasiswa. Perlu diciptakan sistem cerdik untuk mengatasi kecurangan-kecurangan mahasiswa yang suka menitipkan tanda tangan p resensi ke temannya. Jika presensi d ilaksanakan seperti model konvensional, setiap mahasiswa tanda tangan satu per satu, maka akan makan waktu yang lama. Bisa-bisa kuliah sudah selesai, lembar presensi belum tuntas ditandatangani. Sugimin pun mencari akal. Nah, dari Kantor Pos dirinya menemukan ilham. “Ya, m engapa saya tidak meniru cara petugas Kantor Pos dalam menangani antrean pengunjung,” bisiknya. Lalu Mengabdi di ITS 27
Dipercaya menjadi dekan FIPIA ITS. Nanti untuk dapat mengikuti tentamen (ujian), mahasiswa diciptakan kertas kecil-kecil w ajib menunjukkan lembar kertas yang telah diberi tanda yang berisi deretan tempelan tangan Ketua TSB d isertai kertas berstempel tersebut. Cara stempel b asah. Kepada sederhana ini ternyata cukup m ahasiswa yang masuk kuliah, mengena, untuk mendisiplinkan m asing-masing diberi potongan mahasiswa. n kertas tersebut sebagai bukti hadir kuliah. 28 Biografi Prof. Sugimin WW
1.5. BELAJAR KE BELANDA DAN JEPANG B aru dua tahun menjadi dosen, Sugimin mendapat tawaran menarik. Tugas belajar ke luar negeri, wow keren. Dosen Fisika ini diberi kesempatan mengikuti program R esearch Training, di Technisceh Hoogeschool Delft, Belanda. Program riset ini berlangsung enam bulan. Tetapi k emudian dijalani Sugimin hingga satu tahun agar memperoleh pengetahuan yang lebih mendalam. Jelas ini sebuah kesempatan dan tantangan yang seyogyanya ditangkap. Sugimin pun bersedia, meskipun dirinya m asih belum bisa membayangkan bagaimana nanti hidup di negeri kincir angin itu. Bulan Februari 1966 yang cerah Sugimin bertolak ke Eropa, dengan pengetahuan yang minim tentang tata cara bepergian ke luar negeri. Dulu belum ada pesawat Mengabdi di ITS 29
Foto bersama trainer di Delf Nederland. sekali,” katanya dalam hati. Dalam k esempitan selalu muncul yang langsung ke Belanda. akal kreatif. Mungkin inilah Pemerintah Soekarno membuat yang disebut dengan the power kebijakan semua penumpang off kepepet. Caranya? Sugimin yang akan keluar negeri wajib bersikeras tidak mau membayar, naik Garuda dulu ke negara dirinya berargumen bahwa tertentu, lalu transit sesuai tujuan. semua biaya harus ditanggung Oleh karena itu Sugimin harus KLM dan pihak kampus yang menuju ke Bangkok Thailand mengundangnya. dulu. Kemudian menyambung ke Belanda dengan naik p esawat Dua petugas bandara KLM. Gara-gara transit itulah b erunding sebentar dengan dirinya wajib membayar pajak b ahasa yang tidak dipahami Bandar udara (airport tax ) Sugimin. Mungkin dalam b ahasa s ebesar 5 dolar AS. Suroboyoan seseorang dari mereka bilang begini: “Wis… “Oh tidak. Di saku saya angel…angel…nek ketemu wong hanya ada lima dolar. Kalau kayak ngene iki.” Tetapi S ugimin saya berikan semua, berarti saya tidak pegang uang sama 30 Biografi Prof. Sugimin WW
tetap tidak peduli. Terbukti terlebih dahulu. M ereka tidak kengototan tersebut menjadi mau menerima tamu tanpa solusi jitu. Harta pas-pasan itu di ada perjanjian. Sugimin b elajar saku pun dapat dipertahankan bahasa Belanda tanpa guru dari rongrongan pajak. baru tiga bulan, sehingga agak sulit berbicara dengan Di Belanda Sugimin Bahasa Belanda. Maka dalam mendapatkan banyak ilmu dan b erkomunikasi dia lebih sering pengalaman baru. P engalaman menggunakan bahasa Inggris. tentang kedisiplinan dan bersikaf profesional. Profesor Bryan Di Delft, ilmu yang dipelajari Gregor pembimbingnya di sana Sugimin tidak jauh-jauh dari sangat serius dalam menjalankan b idang fisika yang ditekuni. tugasnya. Termasuk belajar W aktu itu topik yang diteliti budaya dan kebiasaan orang di adalah tentang menumbuhkan Belanda, di antaranya hendak kristal natrium klorida NaCl bertamu harus dengan p erjanjian dalam penguapan lambat. Sebuah tema yang sejalan “Ke Belanda mengikuti dengan skrispinya waktu di pelatihan riset, UGM. Namun kini peralatan ke Jepang belajar yang digunakan Sugimin lebih mikroskopi elektron canggih dengan memakai sinar X membuat Sugimin sehingga objek penelitian dapat mendapat tambahan dicermati dengan rinci. Berada di ilmu pengetahuan dan bawah bimbingan Prof. de Wolf, kompetensi. Termasuk dirinya banyak mendapatkan belajar budaya orang pengetahuan, bahkan penilitian negeri manca serta Sugimin disebut-sebut setara berlatih mengatur uang dengan riset level doktoral. agar punya saldo untuk dibawa pulang. Begitu kegiatan belajar di Belanda tuntas, dengan gembira semua dokumen hasil risetnya dikirim pulang ke tanah air. Tetapi ternyata tindakan itu tidak diperbolehkan. Pihak TH Delft menarik kembali berkas-berkas penemuan itu dengan alasan semua yang d ihasilkan dari laboratorium mereka adalah Mengabdi di ITS 31
hak mereka. Akhirnya, dengan Gaya santai mahasiswa Indonesia di Belanda. agak berat Sugimin pun m engembalikan semuanya. sudah mewah. Menikmati jerohan 1,5 kilo per hari, rasanya Saat belajar di Belanda tidak akan mungkin di Tanah dirinya mendapat beasiswa Air. Saat itu istilah kolesterol uang gulden sebesar f 700. belum populer. Setidaknya aku Angka ini setara dengan 21 kali belum pernah mendengar atau g ajinya di ITS yang besarnya m embaca,” katanya. Rp 3.000 per bulan. Dari uang itu dirinya dapat menabung Setiap hari Kamis ada dan m embeli sepeda bekas p enjualan barang-barang seharga f 35. D engan memiliki bekas dan barang-barang sarana transportasi berbahan sortiran yang tidak memenuhi bakar “nasi” ini maka Sugimi k ualifikasi. Tempatnya di dapat putar-putar berwisata ke lapangan parkir gereja dekat R otterdam, Hook Van Holland, a srama. Harga b arang bekas pantai Scheveningen, Leiden, dan b arang s ortiran murah dan tempat-tempat lainnya. sekali. Kesempatan satu m inggu Dengan sepeda itu, setiap jam sekali ini tidak lupa untuk istirahat kuliah dirinya dapat kembali ke asrama untuk makan siang. Tak perlu mengeluarkan biaya lagi untuk makan di kantin. Pengalaman masak sendiri sudah terlatih ketika masih mahasiswa yang hidup di tepi kuburan Kali Code Yogya dulu. Bagaimana jurus berhemat ala Sugimin? “Beasiswa saya 700, harus dicukupkan 100 u ntuk hidup, 70 untuk sewa kamar, 30 untuk makan. Dengan f 1 untuk makan bagi saya sudah mewah. Jerohan (voor honden) 0,5 sen per kilo, beras 40 sen per kilo, kubis, kentang, dan apel yang dijual di luar toko murah. Pokoknya dengan f 1 m akananku 32 Biografi Prof. Sugimin WW
dimanfaatkannya. Pimpinan ITS menawarinya untuk mengikuti kursus mikroskop Ke Nakagami Jepang elektron, di Nakagami, O kinawa, Jepang.Tanpa banyak Dua puluh tahun k emudian, p ertimbangan dirinya langsung tepatnya tahun 1987, S ugimin menghormat dan menjawab: kembali mendapat peluang siap! untuk melanglang buana ke luar negeri.Saat itu ITS Mikroskop elektron lebih akan m enerima bantuan alat canggih dari mikroskop laboratorium berupa mikroskop b iasa. Dia dapat melihat dan elektron dari Jepang. Agar m emunculkan data mengenai alat canggih tersebut nantinya unsur-unsur di dalam logam, tidak mangkrak, maka sebelum seperti Fe atau Si secara terpisah. barang datang, perlu dikirim Kelak, karena bermodal keahlian seseorang ke Jepang untuk mengoperasikan alat inilah maka belajar mengoperasikannya. Sugimin dapat m enganalisis kandungan besi m ilik pabrik Sugimin ketiban sampur. Barata yang k emudian mengantarnya menjadi guru besar. Karena sudah pernah ke luar negeri, Sugimin sudah percaya diri. Apalagi dia p unya agenda romantik yaitu ingin mengenang kembali apa yang dilihat pada zaman p enjajahan dulu. Apa benar orang Jepang itu kecil-kecil? Kabarnya Jepang sudahmaju sekali. Dirinya antusias ingin melihat Jepang saat di negerinya sendiri. Karena tugas belajar ini bersifat mendadak maka dia tidak sempat belajar Bahasa Jepang. Namun tidak terlalu masalah karena nanti kegiatan kursus menggunakan Bahasa Inggris . Ketika akan berangkat Mengabdi di ITS 33
Sugimin harus mengurus paspor. pemberian biaya selama kursus, Zaman itu untuk mendapatkan biaya makan, hotel, transpor paspor harus lolos penelitian lokal, dan uang saku. khusus (litsus) terlebih dahulu. Kebijakan screening khusus Kursus mikroskopi elektron ini diberlakukan pemerintah EPMA (electron probe micro untuk mengikis habis sisa-sisa analyzer) diikuti peserta dari p endukung PKI. Uniknya Sugimin hampir gagal menghadapi litsus Wisata ke Jepang. karena tidak dapat m enyebutkan nama kecil ibu kandungnya. Sesuatu yang dianggap aneh, padahal dia benar-benar tidak tahu. Rupanya ketidaktahuan ini dianggap menyembunyikan sesuatu yang mengarah adanya indikasi tersangkut G-30-S/PKI. Perjalanan keluar negeri kali ini dipersiapkan dengan baik, termasuk bekal uang dolar, tidak seperti pergi ke Belanda yang hanya berbekal lima d olar dengan kaos dan jas pinjaman. Pesawat ke Tokyo lancar. Sugimin mendarat di Bandara Narita sesuai jadwal. Turun dari pesawat sampai tempat pengambilan bagasi tidak ada masalah. Perjalanan dengan mobil m emakan waktu cukup lama. Sepertinya bukan berjalan kea rah kota Tokyo. A khirnya s ampailah di sebuah hotel yang tidak terlalu mewah. Di sana sudah ada pemandu yang dapat berbahasa Inggris. Dia m enjelaskan seluruh rangkaian acara kursus di Jepang, disertai 34 Biografi Prof. Sugimin WW
Search
Read the Text Version
- 1
- 2
- 3
- 4
- 5
- 6
- 7
- 8
- 9
- 10
- 11
- 12
- 13
- 14
- 15
- 16
- 17
- 18
- 19
- 20
- 21
- 22
- 23
- 24
- 25
- 26
- 27
- 28
- 29
- 30
- 31
- 32
- 33
- 34
- 35
- 36
- 37
- 38
- 39
- 40
- 41
- 42
- 43
- 44
- 45
- 46
- 47
- 48
- 49
- 50
- 51
- 52
- 53
- 54
- 55
- 56
- 57
- 58
- 59
- 60
- 61
- 62
- 63
- 64
- 65
- 66
- 67
- 68
- 69
- 70
- 71
- 72
- 73
- 74
- 75
- 76
- 77
- 78
- 79
- 80
- 81
- 82
- 83
- 84
- 85
- 86
- 87
- 88
- 89
- 90
- 91
- 92
- 93
- 94
- 95
- 96
- 97
- 98
- 99
- 100
- 101
- 102
- 103
- 104
- 105
- 106
- 107
- 108
- 109
- 110
- 111
- 112
- 113
- 114
- 115
- 116
- 117
- 118
- 119
- 120
- 121
- 122
- 123
- 124
- 125
- 126
- 127
- 128
- 129
- 130
- 131
- 132
- 133
- 134
- 135
- 136
- 137
- 138
- 139
- 140
- 141
- 142
- 143
- 144
- 145
- 146
- 147
- 148
- 149
- 150
- 151
- 152
- 153
- 154
- 155
- 156
- 157
- 158
- 159
- 160
- 161
- 162
- 163
- 164
- 165
- 166
- 167
- 168
- 169
- 170
- 171
- 172
- 173
- 174
- 175
- 176
- 177
- 178
- 179
- 180
- 181
- 182
- 183
- 184
- 185
- 186
- 187
- 188
- 189
- 190
- 191
- 192
- 193
- 194
- 195
- 196
- 197
- 198
- 199
- 200
- 201
- 202
- 203
- 204
- 205
- 206
- 207
- 208
- 209
- 210
- 211
- 212
- 213
- 214
- 215
- 216
- 217
- 218
- 219
- 220
- 221
- 222
- 223
- 224
- 225
- 226
- 227
- 228
- 229
- 230
- 231
- 232