125 gunakan, yaitu pertanyaan terbuka dan tertutup. Bedanya apa ya? Apa pertanyaan terbuka tuh maksudnya pertanyaan yang nggak perlu dirahasiain dan terbuka untuk umum, sedangkan pertanyaan tertutup sebaliknya? Bukan gitu sob, itu mah jadi infotainment dong Maksudnya, pertanyaan terbuka adalah pertanyaan yang cenderung mengundang jawaban yang panjang lebar kayak contoh berikut : 1. ”Siti, kenapa kamu ngambil keputusan kayak gitu?” 2. “Yani, gimana awalnya sampai bisa kayak gitu tuh?” 3. “Putri, maksud pernyataan kamu tadi apa?” 4. “Kapan dan di mana kamu bertemu dia, Ekaresta?” Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat By Faisal Dwikusuma
126 5. “Amaliyah, dia bilang apa sama kamu?” K alo pertanyaan tertutup tuh sebaliknya, pertanyaan yang cenderung mengundang jawaban singkat, yes or no. Makanya, biasa digunakan juga untuk mengakhiri pembicaraan atau hubungan konseling. Contohnya adalah sebagai berikut nih sob : 1. “Kirain aku, kamu nggak bakal ngikutin perintahnya Dwi Putri. Iya kan?” 2. “Zawati, apa kamu masih enggan berbicara sama Nurwitasarinya?” 3. “Anita, kamu nggak takut berangkat ke sana kan?” 4. “Wildaniyah, keliatannya kamu bahagia begitu di sana. Bener kagak?” Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat By Faisal Dwikusuma
127 5. “Praciliani, mau nggak maen ke rumahnya Nurul?” K awan, konseli yang datang ke kita dan lebih bermaksud untuk mencurahkan emosi atau perasaan mereka entah sedih, bingung, ragu, bahagia, dilema, galau, gelisah, frustasi, dan lain- lain harus kita sikapi sebagai konselor dengan sebagaimana mestinya. Nah sob, ternyata ada beberapa senjata ampuh dalam hal ini, diantaranya adalah tatapan mata, senyuman, dan sentuhan! So, langsung aja kita bahas satu- persatu ok ! 1. Tatapan mata S obat, saya minta sobat berhadapan dengan seseorang. Terus, tataplah kedua Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat By Faisal Dwikusuma
128 mata orang itu sebentar aja, cuma beberapa detik. Alhasil gimana rasanya? Mantap dan bikin nggak tahan bukan? Itulah kekuatan dari tatapan mata 2. Senyuman S iapa sih orang yang nggak seneng kalo melihat temennya atau siapa tersenyum pada dirimu? Apa pernah sobat mengalami kasus pas sobat tersenyum sama seseorang entah itu teman, guru, atau saudara, tiba-tiba mereka malah merespon dengan memukuli, menendang, atau bahkan membanting sobat? (lebay) Nggak pernah kan. Kecuali kalo senyumnya sobat dianggap nggak wajar, dibuat-buat, kelihatan ada maksud atau maunya, dan terkesan mengejek atau Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat By Faisal Dwikusuma
129 menyindir. Asal tau aja sob, senyuman itu punya makna tersendiri bagi setiap mata yang menyaksikannya. Tokoh psikologi terkemuka, David J. Lieberman (dalam Abdullah, 2006), menemukan empat makna di balik sebuah senyuman. Pertama, senyuman itu menunjukkan kepercayaan diri kita sob. Kalo tiap ketemu atau berhubungan dengan siapa pun meskipun belum kenal atau akrab dengannya, sobat selalu memancarkan senyuman, itu adalah simbol atau rangsangan bagi orang tersebut agar memandang dan menganggap sobat sebagai sosok yang penuh percaya diri. Kedua, senyuman itu bermakna kebahagiaan. Orang yang selalu tersenyum mencirikan dia lagi enjoy, happy, atau bahagia. Meskipun, sebetulnya dalam hatinya banyak masalah, lagi cemberut, dan lain-lain, tapi orang kayak gitu nggak pengen segala permasalahan Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat By Faisal Dwikusuma
130 yang ngeganjel di hatinya diketahui sama orang- orang di sekitarnya. Inilah sosok yang saya kagumi sekaligus saya acungkan jempol karena dia adalah sosok yang bisa menyembunyikan permasalahannya dan selalu pengen tampil perfect di mata orang lain. Ketiga, senyuman itu menunjukkan sobat adalah orang yang antusias. Kondisi gerakan badan yang enerjik ditambah dengan wajah yang fresh dan enak dipandang karena kekuatan dari senyuman makin menambah daya tarik seseorang terhadap sobat. Coba aja, ada nggak SPG atau tukang promosi gitu yang memperkenalkan atau menawarkan produknya dengan lesu dan cemberut? Ada sih ada aja, cuma saya yakin kalo sobat ketemu dengan orang kayak gitu, belum lama juga sobat udah memalingkan muka dan pergi. Bener nggak? Bandingkan dengan mereka yang antusias. Antusias adalah daya tarik Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat By Faisal Dwikusuma
131 added value atau nilai tambah bagi mereka khususnya SPG untuk menarik konsumen atau pelanggan. Nah sob, yang terakhir dan yang nggak kalah pentingnya arti dari sebuah senyuman adalah penerimaan. Bayangkan sobat ketemu dan kenalan dengan seorang teman baru yang murah senyum. Pasti nyaman kan, karena kita ngerasa dihargai dan diterima olehnya. 3. Sentuhan S obat, gimana rasanya sih berjabat tangan dengan seseorang, dipeluk orang tua, atau dirangkul sama sahabat? Mungkin aja sobat gemetaran, cuma yang pasti, sobat nggak bakal menghajar balik mereka-mereka yang menjabat, memeluk, atau merangkul dirimu itu kan. Kalo Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat By Faisal Dwikusuma
132 misalkan ada yang kayak gitu, saya anggap Anda nggak waras!! Sadarkah bro dan sis kalo ketiga perlakuan itu tiada lain adalah sebuah sentuhan? So, jangan sia-siakan yang namanya sentuhan. Eits, tapi ingat! Sentuhan yang sewajarnya ya. Maksudnya wajar di sini tuh tepat dilakukannya baik secara waktu, tempat, maupun kondisinya. Kalo di salah gunakan seperti halnya senyum yang nggak jelas atau terlihat ada maunya, sentuhan pun bisa berdampak negatif. Jangan asal sentuh aja apalagi ke lawan jenis sob, entar dianggap “genit.” Sama aja, ke sesama jenis pun harus berhati-hati sob! Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat By Faisal Dwikusuma
133 Judgement S obat, pernahkah dirimu berkata hal-hal seperti ini? 1. “Dia anak yang tolol.” 2. “Kamu nakal banget sih.” 3. “Mereka semua anak yang pemalas.” 4. “Kalian bener-bener anak yang nggak sopan dan nggak punya etika.” Ayo, ngaku Dalam bahasa psikologi atau pun BK, itu semua adalah penghakiman atau bahasa kerennya, yaitu judgement. Kalo emang pernah berkata kayak gitu, sekarang coba dibalik, giliran sobat yang ceritanya menerima perkataan kayak gitu dari orang lain. Bagaimanakah perasaan sobat kalo digituin? Pasti nggak enak kan, Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat By Faisal Dwikusuma
134 meskipun kita sendiri mengakui kalo kita emang udah berbuat salah. Men-judgement tuh udah jadi kebiasaan yang nggak aneh di mana-mana apalagi buat tukang gosip. Saya yakin beberapa diantara sobat pun udah ngerasa nggak aneh kalo berkata kayak gitu soalnya memang udah jadi kebiasaan sejak dulu, sehingga wajar aja kalo kata-kata itu udah nggak susah keluar dari mulut kita. Logikanya begini sob, apakah yang namanya tingkah laku itu bersifat tetap? Contohnya aja, misalkan pas kelas satu SMP, sobat kerap bolos sekolah karena nggak semangat. Saking seringnya, akhirnya sobat dicap sebagai murid yang nakal. Pertanyaannya, apakah perilaku sobat pas kelas satu SMP itu udah pasti bakal tetap begitu pas kelas dua SMP? Belum tentu kan. Atau misalkan hari ini, bisa aja saya pesimis atau nggak pede ngelakuin suatu hal, tapi keesokan harinya, Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat By Faisal Dwikusuma
135 bukan nggak mungkin saya malah jadi optimis atau pede. Bener nggak? Itulah salah satu alasan kenapa men-judgement itu nggak baik meskipun kita emang memandang dia udah keterlaluan, tapi pandangan orang lain belum tentu sama dengan pandangan kita bukan? Nah sob, orang-orang yang dianggap nakal, nggak pintar, nggak sopan, pemalas, pendendam, dan lain-lain sama sebagian orang itu justru biasa disebut konselor sebagai ”orang yang secara nggak langsung meminta kita untuk memerhatikan dan memahami mereka” atau “orang yang sedang berproses menuju kematangan.” S obat, di awal saya bilang kalo kadang- kadang orang yang curhat ke kita itu cuma pengen kita memahaminya aja tanpa harus memberikan nasehat padanya. Pertanyaan yang Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat By Faisal Dwikusuma
136 barangkali muncul di benak sobat adalah “memahaminya tuh kayak gimana?” Nggak susah kok, tinggal fokus seratus persen sama semua yang dikomunikasikan oleh konseli baik bahasa lisan maupun bahasa isyarat atau gerakan tubuhnya, cuma sekali lagi, harus berhati-hati dalam menafsirkan pandangan kita terhadap konseli ya. Jangan asal menafsirkan aja. Entar dianggap “sok tau” sama konseli. B ro dan sis, pernah kan pas menjelang kelulusan SMA bingung memilih jurusan yang cocok? So, sebagian besar diantara sobat pasti mencari berbagai informasi yang berkaitan dengan berbagai jurusan di setiap universitas. Nah sob, masa-masa inilah diantaranya ruang BK di sekolah sering didatangi murid. Konselor yang diminta atau ditanya sebuah informasi, wajib Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat By Faisal Dwikusuma
137 hukumnya untuk segera mentransfer informasi yang sesuai secara jelas, pas, dan sederhana. Hindari atau kurangi berkata “entar dulu, terakhir aja ya.” Kalo gitu, keliatan banget konselornya ragu-ragu. Bisa-bisa konselinya merasa bingung dan jengkel. Kalo emang nggak tau, bilang aja dengan jelas “saya kurang tau soal itu.” Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat By Faisal Dwikusuma
138 Kenalan Sama Perasaannya Dong S obat, coba ceritakan satu hal yang paling diingat berdasarkan pengalaman sobat apa pun itu. Saya rasa hal-hal yang sobat ingat dan susah dilupakan itu adalah hal-hal yang punya kesan tersendiri bagi sobat baik suka maupun duka. Maksudnya apa? Maksudnya adalah bahwa semakin besar pengaruh suatu hal dalam mengendalikan emosi kita, semakin kuat pula hal itu tertanam dalam ingatan kita. Contohnya, kalimat “kita dituntut untuk bekerja keras, bukan dituntut untuk berhasil” dengan mudah dan cepatnya langsung menempel dalam ingatan saya sampai hari ini sob. Kenapa? Soalnya buat saya, kalimat itu begitu dalam dan mengena. Coba kalo kalimat yang biasa dan nggak menarik, boro-boro diingat, mendengarkannya saja terkadang agak Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat By Faisal Dwikusuma
139 malas Hal ini berlaku pula dalam berkomunikasi dengan konseli. K awan, bayangkan suatu ketika kawan melihat seorang teman yang sebetulnya nggak begitu dekat atau akrab terbiasa melamun dan menangis secara tiba-tiba. Bagi kawan yang peduli, pasti tergerak untuk mendekatinya kan. Hanya saja kesalahan kebanyakan orang dalam kasus kayak gini tuh ialah cenderung memaksakan diri untuk langsung bertanya ke orangnya pas kondisinya lagi nggak mau diajak ngobrol. Sampai- sampai dia lagi nangis pun, kita hujani dengan pertanyaan “kamu kenapa sih? Ceritain dong, jangan nangis melulu..ayolah..ii, kamu nggak mau cerita ama aku ya, gitu deh.” Ya iyalah dia nggak mau cerita, orang dianya juga lagi nangis! Kenalan ama perasaannya sih ya harus, tapi bukan dengan Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat By Faisal Dwikusuma
140 memaksa-maksa kayak gitu juga kali Kalo gitu, harus gimana? Sosok konselor bakal membiarkan anak itu menangis terlebih dahulu sampai berhenti dengan sendirinya. Karena seperti penjelasan di awal, efek orang yang baru menangis itu dahsyat loh sob. Dia bakal lebih segar, prima, dan fresh lagi dari sebelumnya. Selain itu, janganlah terlalu gampang menyindir atau mengejek mereka-mereka yang menangis. Karena apa? Karena nggak selamanya menangis itu berarti lemah. Nah sob, makanya nggak ada salahnya kita biarkan dulu dia menikmati cucuran air matanya sendiri. Paling tidak, badan kita aja yang bergerak, kasih dia tisu atau usap-usap pundaknya kek. K awan, setuju kan kalo seringkali cara teman yang curhat ke kita khususnya dalam Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat By Faisal Dwikusuma
141 berbicara lebih punya makna terselubung dibandingkan dengan tiap kata yang keluar dari mulutnya? Terkadang, cara mereka berbicara dan bahasa tubuh mereka lebih menunjukkan perasaan mereka dibandingkan dengan ucapan atau kata-kata mereka. Eits, bukan berarti tiap dia ngomong kita harus selalu nanya “dirimu nggak bohong kan?”. Makanya, untuk mengetahui kebenaran, polisi selalu bertanya berulang-ulang pada tersangka terkait dengan kasus yang dilakukannya. Misalkan, jawaban pertama tersangka adalah “B.” Jawaban kedua masih “B.” Berikutnya, yakni ketiga pun masih “B.” Baru ternyata pas keempat kalinya ditanyakan hal yang sama, jawaban tersangka adalah “C,” berbeda dengan jawaban sebelumnya. Akhirnya kan ketahuan deh . Eits, tapi bukan berarti teknik bertanya berulang-ulang ini harus sobat Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat By Faisal Dwikusuma
142 aplikasikan ke konseli ok. Contoh lainnya adalah kisah berikut. Ada pasangan suami istri. Sebut aja Parmawanti dan Akbar. Suatu ketika, Akbar pulang larut malam karena bertemu dengan mantannya dulu. Setiba di rumah, Parmawanti bertanya dengan penuh curiga. Parmawanti : “Pah, ke mana dulu? Kok baru pulang?” Akbar : “…Papah kejebak macet di jalan mah. Jadi, kemalaman nih sampai rumahnya.” Sang istri yang nggak percaya pun menyindir dan berpura-pura berkata... Parmawanti : “Oohh. Tadi mamah kontak sama Bu Siti katanya kondisi jalan raya lancar kok.” Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat By Faisal Dwikusuma
Akbar 143 : “……(diam dan nampak bingung)” S obat, kisah ini pun memberi gambaran kalo bahasa tubuh yang kaku dan muka yang bingung seperti yang ditunjukkan Akbar tuh adalah wujud perasaan aslinya yang kaget dan bingung karena ketidakjujuran atau alibinya ketebak sama istrinya. Amatilah dialog singkat di bawah ini dan temukan perbedaannya sob Dialog satu Mulyana : “Saya udah ngelakuin apa yang saya bisa, tapi dia tetap menuntut dan menuduh saya.” Nurfauzia : “Eehmm…kamu keliatan kesal banget sama sikap kayak gitu ya?” Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat By Faisal Dwikusuma
144 Dialog dua Suryanti : “Saya udah ngelakuin apa yang saya bisa, tapi dia tetap menuntut dan menuduh saya.” Rahayu : “Yaahhh…koreksi juga diri kamunya, jangan dulu nyalahin orang. Barangkali kamunya juga emang salah kan.” N ah sob, kalo sobat memposisikan diri sebagai Mulyana seperti dalam dialog pertama, saya rasa dirimu merasa lebih dihargai, dipahami, dan diterima betul sama Nurfauzia yang dalam hal ini sebagai tempat curhatnya bukan? Sebaliknya, kalo sobat berada di posisi Suryanti, kemungkinan besar dalam diri sobat, sobat menjerit “iiiiiiihhhhhh” karena merasa nggak dihargai Rahayu dalam dialog tersebut Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat By Faisal Dwikusuma
145 cenderung bersikap unsympathetic alias nggak bisa mengenali perasaan yang dialami dan ditunjukkan sama Suryanti. So, bersikaplah secara considerate alias berusaha mengenali sekaligus menghargai keperluan dan perasaan orang lain khususnya konseli. Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat By Faisal Dwikusuma
146 Kontrol Emosi B ro dan sis, sebagai konselor, kita pun harus bisa mengendalikan emosi kita sendiri loh. Jangan gampang terpancing sama sikap konseli yang terkesan cuplas ceplos atau nyebelin buat kita. Menanggapinya secara santai sih nggak masalah, tapi tahan aja deh emosi kita yang berlebihan. Jangan kayak contoh dialog-dialog berikut ini. Dialog satu Afifah : “Hiks…aku nggak kuat.. (bercucuran air mata)” Rosmiati : “Aku nggak tega ngeliat kenyataan yang kamu alamin…hiks.. (ikut nangis)” Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat By Faisal Dwikusuma
147 Dialog dua Trenasih : “Aku kesel banget sama dia! Dia udah ngelukain harga diri aku..!!” Rahmawati : “Hei! Biasa aja dong!” Kalo dia lagi nangis, bukan berarti kita harus ikut nangis sob. Entar yang ada, dia malah bingung. Dia meluapkan amarahnya pun jangan kita balas dengan amarah lagi kayak contoh di atas. Sebaliknya, jangan terlalu dingin juga sob. Jangan menanggapi curhatan seseorang kayak contoh-contoh berikut. Dialog satu Utami : “Hikss…aku nggak kuat…(bercucuran air mata)” Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat By Faisal Dwikusuma
Navisah 148 : “Lebay banget sih kamu..sampai nangis segala.” Dialog dua Wini : “Aku ngerasa seneng loh pur. Rasanya seneng banget deh sekarang-sekarang tuh.” Purnamasari : “Hee..terus? Aku mah biasa aja tuh.” Dia nangis, kita dingin menanggapi. Dia seneng atau nunjukkin kebahagiaannya pun kita tanggapi dengan dingin. Kalo kayak gitu, dia bakalan merasa nggak dihargai atau diperhatikan, sehingga bikin dia nggak nyaman berhubungan dengan kita. Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat By Faisal Dwikusuma
149 Bandingkan dengan percakapan yang satu ini yang dijamin bakal bikin konseli nyaman dengan kita karena sikap kita yang menghargainya. Dialog satu Larasati : ”Hikss…aku nggak kuat…(bercucuran air mata)” Sukma : “Sabar ya Ras..aku turut berduka cita atas apa yang menimpa kamu. Mudah-mudahan ada kabar baik di balik semua itu (mengusap pundak Larasati)” Dialog dua Ulfa : “Aku kesel banget sama dia! Dia udah ngelukain harga diri aku..!!” Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat By Faisal Dwikusuma
Finaldhia 150 : “Ulfa..aku tau gimana perasaan kamu diperlakukan kayak gitu. Wajar kalo kamu ngerasa sakit hati. Sabar ya Ulfa..” So, berikanlah respon emosi kita yang sewajarnya S ob, pernah juga kan mengalami situasi pas kita ngobrol sama orang, beberapa lama kemudian obrolan kita tuh mentok. Baik kita maupun lawan bicara terdiam sejenak. Mungkin pas lagi sama-sama diam, sobat sempat berpikir “ngomong apa lagi ya?” Suasana diam tuh bisa jadi merupakan kesempatan baik buat konselor maupun konseli untuk berpikir “apa lagi yang harus diomongin?” Makanya, diam tuh bukan berarti diam sepenuhnya sob. Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat By Faisal Dwikusuma
151 Menghadapi Konseli Yang Plin Plan? K awan, kadang yang curhat ke kita plin plan dalam berbicara. Ngakunya gini, tapi ternyata gitu. Bilangnya gitu, eeh nyatanya gini. Kalo dari pembicaraan dia udah jelas banget ada yang nggak sesuai, nggak usah ragu buat balik bertanya dan meminta kejelasan sama dia. Kalo dalam BK, tindakan ini biasa disebut dengan konfrontasi. Berikut contohnya : Yustari : “Nailul, kalo aku sayang sama mamah pastinya nggak usah ditanya lagi ya. Mamah aku pernah ngambek hebat karena aku suka nebeng di kosan temen dan nggak pulang ke rumah sampai seminggu karena emang betah banget sama temen aku. Sebaliknya, aku bosan di rumah Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat By Faisal Dwikusuma
152 melulu cuma sama mamah lagi..mamah lagi. Aku sakit hati banget sama mamah aku yang udah ngambek waktu itu, padahal, aku sayang sama mamah aku.” Nailul : “Ehm, bentar Yus, tadi kamu bilang kamu udah pasti sayang sama mamah kamu, tapi kenapa sampai tega ninggalin mamah kamu sendirian terus di rumah? Nggak mungkin juga kan kalo rasa bosan kamu udah ngalahin rasa sayang kamu sama mamah kamu?” P erlu diingat juga ya sob, berhubung tindakan yang biasa disebut konfrontasi ini bisa bikin suasana dengan konseli menjadi kurang nyaman, kita tetap harus berhati-hati. Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat By Faisal Dwikusuma
153 Sebaliknya, kalo tindakan ini tepat dilakukan dan berhasil, prosesnya bisa jadi lebih lancar dan cepat loh. Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat By Faisal Dwikusuma
154 Biar Konseli Sadar Dengan Sendirinya K awan, saya minta kawan menghitung nilai semua anggota badan kawan-kawan semua satu persatu mulai dari mata, hidung, telinga, mulut, tangan, kaki, dan lain-lain. Kira-kira berapa rupiahkah kalo dihargai? Kalo kurang gede, ok deh berapa dollar? Boleh saya beli mata sobat dengan harga US$ 10 juta? Kalo kurang, ok deh, US$ 1 miliar gimana? Tetap nggak mau kan ? Itulah sob, seperti yang udah banyak disuarakan berbagai orang dan sumber, kita adalah kekayaan kita. Bersyukurlah atas apa yang udah sobat miliki! Apalagi hati dan pikiran kita yang jauh lebih bernilai. Bukankah itu yang membedakan kita dengan hewan, tumbuhan, dan makhluk lainnya? Orang tuh bakal ngelakuin hal yang sama Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat By Faisal Dwikusuma
155 seperti apa yang dikatakan oleh pikirannya sendiri. Setuju? Makanya ada pepatah “hati-hati dengan pikiran Anda karena itu akan menentukan perkataan dan perbuatan Anda.” So, intinya kalo kita pengen mengubah perilaku temen kita yang cenderung nggak baik, nggak ada cara lain lagi selain kita membuat dia agar berpikir kayak gitu dengan sendirinya. Kalo pikiran dia sendiri udah mengarah ke sana tanpa paksaan, otomatis anggota badan yang lain pun bakal mengikuti. Contohnya aja, kalo sobat berpikir pengen keluar rumah, akhirnya bergerak dan berjalan keluar rumah juga kan. Begitu pun hal yang sebetulnya gampang dilakukan bisa jadi terasa sulit kalo apa yang pertama kali kita pikirkan adalah kata ”sulit.” So, pikiran adalah komandan dirimu, kawan. Kebanyakan orang tuh cenderung cuma asal menasehati doang. Konselor pun nggak Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat By Faisal Dwikusuma
156 sedikit yang kayak gitu. Mereka cuma bisa bilang “kamu jangan…” atau “harusnya kamu tuh…” tanpa tau konseli itu bener-bener sadar atau nggak. Bisa aja konseli bilang “iya” dan mengangguk- anggukkan kepala mereka. Pertanyaannya, apa mereka memang benar-benar sadar dan punya niat untuk berubah atau justru cuma trik mereka untuk mengakhiri pembicaraannya dengan konselor karena bosan dengan sikap konselornya yang cuma bisa menasehati melulu? Dalam hatinya, konseli bilang “yang penting beres” atau orang Sunda mah bilangnya “eunya we ah, ameh tereh.” Lantas kalo gitu, gimana sih cara konselor biar konselinya bisa sadar dan berpikir jernih? Coba sobat amati contoh pembicaraan antara konselor dan konseli yang satu ini. Ceritanya, konseli yang merupakan salah seorang murid ini suka telat masuk sekolah. Muridnya Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat By Faisal Dwikusuma
157 bernama Dyanata, sedangkan guru BK-nya bernama Bu Herlinawati. Bu Herlinawati : “Kenapa sering di luar kelas Dyan?” Dyanata : “Saya telat masuk bu, jadi nggak boleh masuk sama gurunya.” Bu Herlinawati : “Coba, bangun tidur biasanya shubuh sekitar jam lima kan?” Dyanata : “Ehmm..nggak juga sih bu. Seringnya bangun jam enam kurang sih.” Bu Herlinawati : “Bisa nyenyak gitu. Jangan- jangan karena mimpi dapetin cewek cantik ya.” Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat By Faisal Dwikusuma
Dyanata 158 : “Ah, ibu bisa aja. Malamnya saya begadang sih bu. Jadi telat bangun.” Bu Herlinawati : “Ohh, begadang sampai jam berapa Dyan?” Dyanata : “Ehmm.. biasa sih bisa sampai jam dua belasan bu.” Bu Herlinawati : “Begadangnya ngapain Dyan?” Dyanata : “Soalnya begadang juga karena susah tidur bu. Jadi, suka nyempetin maen game online dulu sampai bener- bener ngantuk.” Bu Herlinawati : “Hobi banget maen game online ya?” Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat By Faisal Dwikusuma
159 Dyanata : “Iya bu, saya gemar.” Bu Herlinawati : “Nah, kira-kira sekarang tau nggak kenapa kamu telat datang ke sekolah terus?” Dyanata : “………karena suka begadang maen game online terus bu.” Bu Herlinawati : “ Naaahh, yang ibu liat, kamu tuh kecanduan sama game online. Dyan ngerasa gitu nggak?” Dyanata : “….ehmm…….iya juga sih bu..hee (sambil menggaruk- garuk rambutnya)” S obat, ini cuma salah satu contoh aja gimana cara Bu Herlinawati berkomunikasi dengan Dyanata yang dalam hal ini Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat By Faisal Dwikusuma
160 suka telat datang ke sekolah. Sosok guru BK yang satu ini berusaha mencari tau apa penyebabnya dan dengan keterampilannya itu, dia tau apa yang sebenarnya bikin Dyanata sering telat datang ke sekolah. Bukan cuma itu aja, Bu Herlinawati pun bisa membuat Dyanata sadar akan kegemarannya terhadap game online yang berlebihan itu. Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat By Faisal Dwikusuma
161 Biar Konseli Rileks dan Nggak Tegang K awan, ada kalanya orang yang curhat pada kita tiba-tiba mendadak mengalami ketegangan entah malu berhadapan sama sobat yang tampangnya ok atau apa Sebagai pelayan curhat, konselor tuh harus pandai-pandai menggunakan bahasa. Kayak yang disebutin di awal, pandai berkomunikasi dan bukan pandai berbicara. A da beberapa kata yang keliatan “wah ” dibanding kata lainnya. Padahal, maknanya masih itu-itu aja sob. Contohnya, saya yakin sobat bakal kaget kalo mendengar berita “perang.” Apalagi kalo diberitakan terjadi di daerah tempat tinggal sobat. Nah, tapi gimana kalo yang sobat dengar adalah berita “aksi Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat By Faisal Dwikusuma
162 militer?” Saya rasa respon sobat nggak bakal seheboh respon terhadap berita pertama, padahal nyaris sama aja kan. Nah, teknik simple ini bisa digunakan konselor dalam menyampaikan informasi yang terbilang buruk biar orang yang curhat padanya nggak kaget, panik, atau pun tegang secara berlebihan. N ah sob, kalo kondisi emosi konseli udah bener-bener nggak stabil, kita bisa melakukan suatu hal yang disebut dengan penenangan. Caranya bisa dengan mensugestikan atau membuat dia membayangkan hal-hal yang juga tenang, damai, atau have fun. Buat melakukan hal ini, sobat harus bisa mengatur pemakaian bahasa yang berbunga dengan nada dan tekanan suara yang pas. Berikut salah satu contoh sederhananya : Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat By Faisal Dwikusuma
163 “Bayangkan saat ini secara perlahan, kamu berada di tempat yang sangat kamu idam- idamkan. Bayangkan dan bayangkan, kamu semakin nyata berada di empat itu. Rasakan dan nikmati setiap hembusan anginnya, suara apa pun yang terdengar, pemandangan yang begitu indahnya, seolah-olah semua itu hanya membuatmu semakin nyaman dan hilanglah keteganganmu seketika ini juga.” Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat By Faisal Dwikusuma
164 Camkan Padanya “Karena Kita Begitu Berharga” K awan, konselor tuh sering bak sosok seorang trainer atau motivator. Kenapa? Soalnya, nggak sedikit orang yang datang padanya tuh cenderung yang nggak pede, takut, dan putus asa sebagai orang. So, konselor harus selalu membuat mereka open mind dan berpikir positif. Coba aja, trainer atau motivator mana sih yang nggak pernah mengimbau pesertanya untuk “berpikir positif?” Nah, orang yang cenderung nggak pede, takut, dan gampang putus asa ini merasa dirinya lemah dan nggak bernilai dibandingkan dengan orang lain. Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat By Faisal Dwikusuma
165 S eseorang bernama Pascal (dalam Rustianto, 2012) pernah bilang kayak gini: “pikiran positif datang dari sebuah kepercayaan sedangkan pikiran negatif datang dari sebuah keragu-raguan. Rasa takut yang benar adalah rasa takut yang digabungkan dengan harapan karena itu lahir berasal dari harapan serta kita berharap pada Tuhan yang kita yakini. Sedangkan rasa takut yang salah adalah rasa takut yang digabungkan dengan keputus asaan karena kita takut dan tidak percaya pada Tuhan. Beberapa orang takut kehilangan-Nya sementara yang lainnya takut mencari-Nya.” Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat By Faisal Dwikusuma
166 N ah sob, bener banget kata Pascal kalo positive thinking itu muncul tatkala sobat yakin dan percaya pada Tuhan Yang Maha Kuasa sebagai pengendali seluruh jagat raya ini kalo Tuhan bakal ngasih yang terbaik untuk dirimu. Kalo sobat nggak yakin dan percaya pada-Nya, dari situlah muncul berbagai pikiran negatif dari diri sobat. Mereka nggak pede menjalani hidup ini karena pikiran negatif yang selalu membelenggu diri mereka. Belum mencoba, udah takut duluan. Belum apa-apa, udah pesimis duluan. Kenapa? Karena bukan bayang-bayang ”kesuksesan atau keberhasilan” yang kerap muncul di benak mereka melainkan bayang-bayang “kegagalan” yang bagi mereka amat mengerikan. N ah sob, gimana caranya sih konselor menghadapi orang kayak gini? Sebagai Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat By Faisal Dwikusuma
167 pelayan curhat yang selalu berusaha memahami karakter manusia yang datang padanya, konselor tau kalo sebenarnya orang yang cenderung nggak pede atau pesimis ini adalah orang yang punya keyakinan tinggi. Loh, kok gitu ? Yah, keyakinan untuk gagal! So, keyakinan inilah yang harus kita ubah pada mereka. Gimana caranya? Amatilah percakapan di bawah ini dan ambilah kesimpulannya Lerian : “Nur, aku tuh pengen banget gabung di grup paduan suara tingkat daerah gitu.” Nurani : “Wahh, bagus dong. Terus gimana?” Lerian : ”Iya, justru itu Nur, cuma aku nggak pede tuh. Aku takut nggak bisa nunjukkin kalo bareng sama mereka yang udah level daerah gitu.” Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat By Faisal Dwikusuma
168 Nurani : ”Loh, kok gitu sih? Aku mah ngedukung banget Ri kalo kamu ke sana. Suara kamu tuh jauh banget dibanding sama suara aku dan teman-teman lainnya. Suara aku malah nggak ada apa-apanya dibanding sama suara kamu. ” Lerian : “…gimana yaaa..?” Nurani : “Haduuh, gimana apanya Leri? Coba deh kamu masih inget kagak, waktu itu Bu Wulandari bilang apa? Dia tuh muji penampilan kamu tau. Dia bilang “Ibu suka banget sama penampilan vokalnya Leri, salut deh sama Leri.” Kalo penampilan vokal kamu jelek mah mana mungkin dia muji kamu.” Lerian : “….heee, iya sih..” Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat By Faisal Dwikusuma
169 Nurani : “Iya, jadi kenapa kamu harus pesimis kalo kamu udah punya bekal buat dikembangin. Soalnya aku tau kalo kamu emang suka bernyanyi. Ngaku deh.” Lerian : “Hahaaha, bisa aja dikau. Iyaaa, aku emang suka nyanyi. Ok deh, nggak ada salahnya aku cobain dulu ya nur.” Nurani : “Nah, gitu dong. Itu baru temen aku yang namanya Lerian.” Udah jelas dialog barusan sob? Apa pelajaran yang bisa diambil? Sobat liat kan gimana rasanya jadi Lerian dalam dialog tersebut, pasti merasakan adanya kepercayaan diri yang naik lagi. Kok bisa? Soalnya, lawan bicaranya, Nurani, bisa menyampaikan kata demi kata yang emang bersifat semangat dan dorongan. Nurani berusaha meyakinkan Lerian kalo Lerian emang Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat By Faisal Dwikusuma
170 berbakat dalam bernyanyi. Eits, tapi meyakinkannya bukan dengan penekanan paksaan ya sob! Nurani meyakinkan Lerian akan bakat hebatnya dengan pujian apa adanya yang membuat Lerian merasa dirinya berharga dan akhirnya pede lagi deh Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat By Faisal Dwikusuma
171 Nggak Usah Malu Meminta Klarifikasi N ah sob, pernahkah sobat sewaktu ngobrol sama teman atau siapa, mata sobat sih memandang mata dia seolah mendengarkannya, padahal pikiran sobat ngawur entah ke mana? Saya rasa hampir tiap orang mengalaminya. Itu adalah saat-saat kita lagi cenderung scatterbrained alias nggak bisa berkonsentrasi dalam mendengarkan atau menaruh perhatian sama orang lain karena pikiran kita yang lagi berubah-ubah. Selain itu, nggak sedikit pula orang yang merasa agak bingung atas apa yang disampaikan oleh lawan bicaranya, tapi dia memaksakan untuk mengambil penafsiran sendiri yang nggak seratus persen dia yakini. Sampai-sampai, begitu topik pembicaraan yang masih nyambung dengan pembicaraan sebelumnya Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat By Faisal Dwikusuma
172 berlanjut, ternyata kesimpulan yang diambil oleh orang yang mendengarkan itu salah. Ada dua kemungkinan respon yang bakal ditunjukkan sama lawan bicaranya itu. Kalo nggak ketawa, dia kesel! Ketawa karena penafsiran kita yang ngaco. Kesal karena dia udah bicara banyak dan mengira kita udah bener-bener memahaminya, eehh ternyata nggak kayak gitu. Nah sob, sebagai konselor, kalo kita merasa ada perkataan atau penjelasan dari konseli yang nampak meragukan atau membingungkan, wajib bagi kita untuk segera meminta klarifikasi darinya. Nggak usah malu meminta klarifikasi. Biasanya orang merasa malu tuh karena takut dianggap lemot alias lemah otak, tapi jauh bakal lebih malu lagi kalo sobat sok ngaku paham dan asal mengambil penafsiran sendiri. Toh sobat nggak bakal dianggap “lemot” kok. Justru dengan begitu, sobat menunjukkan Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat By Faisal Dwikusuma
173 ketertarikan sobat pada apa yang disampaikan oleh konselinya dan pengen memastikan kalo sobat udah paham dengan benar. Bahkan, sosok Mario Teguh dalam berbagai sumber bilang kalo “keberanian untuk mengatakan tidak tahu untuk yang tidak diketahuinya jauh akan lebih menenangkan dan dihormati daripada selalu ingin kelihatan serba tahu atau sok tahu.” Meminta klarifikasi bisa dengan kalimat berikut ini: 1. “Aku kira maksud kamu kayak gini Ni Luh…apa betul?” 2. “Permana, aku kurang paham sama penjelasan kamu barusan. Bisa diulang lagi?” 3. “Sejauh yang saya pahami…Anda mengatakan…apa itu benar Bu Qurrotu?” Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat By Faisal Dwikusuma
174 T erus sob, kalo konseli diminta klarifikasinya, udah pasti dia bakal menjawab sepenuh hati karena emang dia pengen sobat memahami penyampaian dirinya kan. Kalo dia nggak pengen sobat paham betul atas apa yang dia sampaikan, baru saya yakin kalo dia bakal keberatan menjawab klarifikasi dari kita sob. Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat By Faisal Dwikusuma
Search
Read the Text Version
- 1
- 2
- 3
- 4
- 5
- 6
- 7
- 8
- 9
- 10
- 11
- 12
- 13
- 14
- 15
- 16
- 17
- 18
- 19
- 20
- 21
- 22
- 23
- 24
- 25
- 26
- 27
- 28
- 29
- 30
- 31
- 32
- 33
- 34
- 35
- 36
- 37
- 38
- 39
- 40
- 41
- 42
- 43
- 44
- 45
- 46
- 47
- 48
- 49
- 50
- 51
- 52
- 53
- 54
- 55
- 56
- 57
- 58
- 59
- 60
- 61
- 62
- 63
- 64
- 65
- 66
- 67
- 68
- 69
- 70
- 71
- 72
- 73
- 74
- 75
- 76
- 77
- 78
- 79
- 80
- 81
- 82
- 83
- 84
- 85
- 86
- 87
- 88
- 89
- 90
- 91
- 92
- 93
- 94
- 95
- 96
- 97
- 98
- 99
- 100
- 101
- 102
- 103
- 104
- 105
- 106
- 107
- 108
- 109
- 110
- 111
- 112
- 113
- 114
- 115
- 116
- 117
- 118
- 119
- 120
- 121
- 122
- 123
- 124
- 125
- 126
- 127
- 128
- 129
- 130
- 131
- 132
- 133
- 134
- 135
- 136
- 137
- 138
- 139
- 140
- 141
- 142
- 143
- 144
- 145
- 146
- 147
- 148
- 149
- 150
- 151
- 152
- 153
- 154
- 155
- 156
- 157
- 158
- 159
- 160
- 161
- 162
- 163
- 164
- 165
- 166
- 167
- 168
- 169
- 170
- 171
- 172
- 173
- 174
- 175
- 176
- 177
- 178
- 179
- 180
- 181
- 182
- 183
- 184
- 185
- 186
- 187
- 188
- 189
- 190
- 191
- 192
- 193
- 194
- 195
- 196
- 197
- 198
- 199
- 200
- 201
- 202
- 203
- 204
- 205
- 206
- 207
- 208
- 209
- 210
- 211
- 212
- 213
- 214
- 215
- 216
- 217
- 218
- 219
- 220