175 Curhat Yang Seolah-Olah Meminta Pendapat Padahal Nggak B ro dan sis, bayangkan ceritanya ada seorang teman yang curhat pada kita soal barang second yang baru dibelinya beberapa hari yang lalu. Dia meminta pendapat kita terhadap barang second-nya itu. Andaikala sobat yang diminta olehnya, kira-kira apa pendapat sobat? Bukan nggak mungkin kita bakal ngasih pendapat “padahal beli yang baru aja.” Inilah yang belum kita sadari sob. Sebetulnya, kalo orang meminta pendapat tentang suatu hal yang udah telanjur diputuskan dan dilakukan olehnya itu, cenderung bukanlah pendapat yang bener-bener dia minta dari kita, melainkan pujian. Kasusnya mirp dengan peribahasa “nasi sudah menjadi bubur” yang berarti suatu hal udah telanjur dan sulit bahkan Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat By Faisal Dwikusuma
176 tidak bisa diubah atau diperbaiki lagi. Kalo dalam hal ini, ini ibarat konseling yang memang diberikan tatkala suatu hal telanjur sudah diputuskan atau dilakukan. Biar pun pengen memberi masukkan, cobalah biar nggak menyampaikannya secara langsung. Hal itu agar masukkan yang kita sampaikan bisa diterima olehnya tanpa menjadi sebuah biang keladi timbulnya sikap dingin bahkan benci cuma karena penyampaian masukkan yang nggak pada tempatnya. Lebih jelasnya, coba amati dialog berikut. Handini : “Wid, kata kamu, puisi yang aku buat dan aku bacain kemarin tuh bagus nggak sih?” Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat By Faisal Dwikusuma
177 Widyastuti : “Kata aku mah terlalu monoton bahasanya Din. Udah gitu, kurang bikin greget.” K alo sobat memposisikan diri sebagai Handini, kemungkinan besar sobat bakal merasa kurang enak sama Widyastuti. Kenapa? Gini sob, kalo kita udah merasa berusaha semaksimal mungkin, tapi usaha kita cuma dibilang gagal apalagi dibilang nol banget, gimana nggak sakit hati coba. Bahkan jangan kaget aja kalo sobat memberikan pendapat semacam itu, tiba-tiba teman sobat yang menerima pendapat itu menjadi benci sama sobat. So, dalam kondisi kayak gini, kejujuran nggak selalu menjadi jalan terbaik dan nggak harus kita tunjukkan banget sob. Soalnya, percuma aja kalo jujur dengan memberikan pendapat negatif di saat kondisi dia Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat By Faisal Dwikusuma
178 udah nggak bisa berbuat apa-apa karena udah telanjur melakukannya kan. Lebih baik, kita beri dia pujian atau apresiasi atas usaha yang udah dia lakukan sekecil apapun itu. Kalau pun ingin berkata jujur demi memberi yang terbaik untuknya, perkataan seperti “kamu udah bagus nih, tapi aku tahu kalo kamu bisa jauh lebih bagus lagi dari yang barusan” atau “pilihan tempat kamu udah tepat kok. Entar kalo mau lagi, aku mau tunjukkin referensi tempat yang barangkali kamu suka deh” mungkin jauh lebih baik untuk dijadikan solusi N ah sob, kalo gitu, apa emang kita harus selalu berkata nggak jujur sama seseorang cuma untuk menghindari perasaan yang kurang mengenakkan pada dirinya. Jawabannya adalah “nggak gitu juga” sob. Aturan itu cuma Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat By Faisal Dwikusuma
179 berlaku dalam kondisi pas dia udah telanjur melakukan suatu hal dan aturan itu nggak berlaku dalam setiap kondisi. Kalo dia meminta pendapat sama kita terhadap suatu hal yang belum terjadi dan belum dilakukan olehnya, kemungkinan besar dia emang bener-bener meminta pendapat dari kita dan itu baru kita jawab secara jujur dengan bahasa yang tetap baik. Contohnya seperti dialog yang satu ini. Laela : “Tin, aku mau belajar bikin puisi nih. Kira-kira mendingan berguru ke Dosen kita aja atau gimana ya?” Antini : “Kalo mau, jangan tanggung-tanggung, langsung aja ke profesornya biar lebih maksimal Lae. Hihi (sambil berseri)” Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat By Faisal Dwikusuma
180 S obat lihat kan, dalam dialog di atas, Laela meminta pendapat Antini. Dalam kasus yang satu ini, Laela bener-bener meminta pendapat Antini karena berencana mengikuti sebuah bimbingan membuat puisi dan itu belum dilakukan olehnya. Jadi, pendapat yang dia minta dari Antini tuh diharapkannya sebagai pertimbangan atau masukkan terhadap keinginannya yang belum dilakukan guna memantapkan hasil dia dalam membuat puisi atau guna menghindari hal-hal yang nggak diinginkan. N ah guys, sekarang tebak beberapa permintaan pendapat berikut ini, mana yang mending kita jawab dengan jujur dan mana yang kita jawab nggak harus dengan jujur. Posisikanlah diri sobat sebagai nama-nama yang ada dalam setiap permintaan pendapat tersebut. Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat By Faisal Dwikusuma
181 1. “Mukminah, kalo mau beli kaos di Mall sebelah gerbang komplek waktu itu gimana ya kualitasnya?” 2. Purnama, aku udah punya anak cewek nih. Aku udah kasih dia nama, yaitu Nur Amaliyah, dan itu udah aku cantumkan di dokumen-dokumen penting kayak akte kelahiran gitu. Menurutmu bagus nggak namanya? 3. “Shafira, apa kamu suka rajutan kain punyaku waktu itu?” 4. “Nurhadiyanti, ada yang ngajakkin aku berbisnis secara online loh. Kata kamu mending terima jangan ya?” 5. “Gimana pendapatmu dengan sepatu baruku ini, Alifah?” 6. “Yanawati, berikan kesanmu terhadap pameran yang aku adain kemarin dong.” Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat By Faisal Dwikusuma
182 7. “Suprihatin, menurutmu, desain yang pas dan bisa bikin ruangan ini menarik seperti apa ya?” 8. “Malurita, enak nggak makanan buatanku barusan?” Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat By Faisal Dwikusuma
Gimana, udah ada sedikit pencerahan tentang Konselor atau Bimbingan dan Konseling sob? Syukurlah kalo ada. Eits, tapi ada satu lagi pertanyaan yang harus sobat jawab. Silakan buka halaman berikutnya!
Adakah isi pesan yang masih keliru dari buku ini? Besar kemungkinan ada! Untuk menjawabnya, mari kita kembali menambah wawasan pustaka tentang BK, apalagi banyak sumber baru termasuk Permendiknas 111 tahun 2014 dan lainnya. Kritisi kawan-kawan di lain waktu tetap akan kami sambut dengan hangat!
Sumber Referensi dan Inspirasi Abdullah, K. (Penyunting). (2006). Agar Siapa Saja Mau Melakukan Apa Saja Untukmu. Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta Abkin. (2007). Naskah Akademik : Penataan Pendidikan Profesional Konselor dan Layanan Bimbingan dan Konseling Dalam Jalur Pendidikan Formal. Jakarta: Dirjen Dikti Depdiknas Almansur, A.A. & Baasyarahil, U. (Penyunting). (2000). Anda Bertanya Islam Menjawab. Jakarta : Gema Insani Press Astuti, R. & Chaerani, R. (Penyunting). (2005). How to Have a Beautiful Mind : Seni Mengomunikasikan Pikiran Anda Agar Menjadi Pribadi Yang Mengesankan. Bandung : Kaifa Baswedan, A. (2012). Pengembangan Diri. [Online]. Diakses dari : http://lumbalumba.tumblr.com/post/34246 869037/pengembangan-diri Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1999). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : PT. Balai Pustaka
Gunarsa, S. D. & Gunarsa, Ny. Y. S. D. (1980). Psikologi Untuk Membimbing. Jakarta : BPK GM Kartadinata, S. (2011). Menguak Tabir Bimbingan dan Konseling Sebagai Upaya Pedagogis. Bandung : UPI Press Lovely & Melati, H.P. (Penyunting). (2006). Masalah Bukan Masalah: 9 Kiat Mengatasi Persoalan Hidup. Bandung : Kaifa Munro, E.A. dkk. (1983). Penyuluhan (Counselling) : Suatu Pendekatan Berdasarkan Keterampilan. Jakarta : Ghalia Indonesia Prayitno. (2003). Wawasan dan Landasan BK (Buku II). Depdiknas : Jakarta Rustianto, T. (2012). Berpikir Benar. [Online]. Diakses dari : http://www.docstoc.com/docs/ 114915947 /BERPIKIR-BENAR Singer, J. S. dkk. (2009). Evaluasilah Diri Anda : Psikologi (Evaluate Yourself : Psychology). Tangerang : KARISMA Publishing Group Tanpa nama. (2011). Characteristics of Good Friend Curhat. [Online]. Diakses dari : http://jadilah.com/2011/06/11/characterist ics-of-good-friend-curhat/
Tanpa nama. (2011). Gambar E-Card, Prof-pict, & Wallpaper Berisi Kutipan, Kata Bijak, Motivasi, & Pepatah. [Online]. Diakses dari : http://akinini.com/category/kesabaran- ketabahan/page/2 Willis, S. S. (2009). Konseling Individual : Teori dan Praktek. Bandung : Alfabeta
Penulis Saya hanyalah orang dengan segudang kegagalan. Sejak kecil, banyak julukan yang pernah singgah untuk saya. Babon lah, eceng gondok lah, Nana Onana lah, Syaiful Jamil lah, apa pun itu asalkan jangan sampai berjuluk “kafir!” Sejak berstatus siswa di SMPN I Dayeuhkolot dan SMAN 9 Bandung, beberapa kali dipilih sebagai ketua kelas bahkan angkatan. Dipilih karena postur badannya yang lebih tinggi atau karena pada belum tau aja kelakuan saya. Setelah pada kenal, nyaris nggak ada lagi yang mau memilih saya, hanya ketika kelas 3 SMA saja teman-teman tulus memilih saya sebagai ketua karena saat itu memang kita sudah saling mengenal dalam setahun sebelumnya
Pernah menjadi perintis, koordinator, sekaligus desainer pembuatan kaos kelas sejak SMP, namuuun...masih perlu banyak belajar kayaknya. Lumayan, pengalaman. Saat SMA pun sempat menjadi salah seorang muadzin utama di masjid sekolah. Bukan karena suaranya yang paling bagus, melainkan karena nyaris nggak ada lagi teman yang mau. Awal masuk kuliah tahun 2011, iseng-iseng bikin grup info jasa dan acara gratis di facebook karena waktu itu, saya sendiri maunya yang gratis melulu. Makin ke sini, justru grup itu menarik minat facebookers. Namanya “La-Gu-Kan Info.” Secara berkala, ada pemberian pulsa gratis bagi yang beruntung di dalamnya. Pernah menjadi koordinator penyewaan alat camping, namun kacau balau.
Sempat menjadi freelance marketing di beberapa bidang (bimbel, obat, dan lain-lain). Pernah mengikuti seleksi proposal usaha dari Kementerian Koperasi dan UKM 2012 dengan mengajukan bisnis karaoke dan hasilnyaaa...belum dilirik. Gagal menerima beasiswa Djarum 2013, padahal tinggal selangkah lagi. Ibaratnya kalah di partai final. Pernah mengikuti lomba essai bertema “peran muslim di dunia modern” tingkat nasional 2014, namun harus mengikhlaskan status pemenang di tangan yang lain. Pernah mengikuti ajang lomba foto satwa Internasional 2014 dengan foto kojo ciuman mesra induk kucing, laba-laba raksasa, dan lele
jumbo, padahal bukan fotografer. Pada akhirnya, kembali emang belum rezekinya. Baru pada pertengahan tahun 2013 mulai merintis merk sekaligus lembaga training sendiri, namanya Top Moment Management. Dari sinilah saya mulai berkesempatan beberapa kali keluar kota tanpa meminta ongkos ke orang tua atau keluarga. Transpor ditanggung oleh partner atau pemesan gitu. Saya pun hanya mahasiswa biasa. Selain pernah mendapat pujian, pernah juga mengalami yang namanya dihukum hingga ditegur keras oleh Dosen, umumnya karena tugas. Beberapa mata kuliah saya pun memperoleh hasil C. Hingga semester tujuh, saya pun belum pernah menghasilkan karya tulis baik artikel penelitian maupun sejenisnya yang bener-bener sesua
dengan yang selama ini kerap dianjurkan oleh Dosen untuk membawa nama baik departemen bahkan kampus. ...tapi di samping semua itu, saya adalah orang yang selalu berusaha konsisten dalam menemukan kesimpulan, “oh ternyata ini ada baiknya juga buat saya.” So, setiap kekecewaan, kesedihan, dan kekesalan yang saya alami selalu berujung rasa “itulah nikmatnya petualangan hidup.”
Saya cabut dulu kawan!!! Lets keep in touch! Facebook : Faisal Dwikusuma Twitter : @faisaldwikusuma Sensor
Search
Read the Text Version
- 1
- 2
- 3
- 4
- 5
- 6
- 7
- 8
- 9
- 10
- 11
- 12
- 13
- 14
- 15
- 16
- 17
- 18
- 19
- 20
- 21
- 22
- 23
- 24
- 25
- 26
- 27
- 28
- 29
- 30
- 31
- 32
- 33
- 34
- 35
- 36
- 37
- 38
- 39
- 40
- 41
- 42
- 43
- 44
- 45
- 46
- 47
- 48
- 49
- 50
- 51
- 52
- 53
- 54
- 55
- 56
- 57
- 58
- 59
- 60
- 61
- 62
- 63
- 64
- 65
- 66
- 67
- 68
- 69
- 70
- 71
- 72
- 73
- 74
- 75
- 76
- 77
- 78
- 79
- 80
- 81
- 82
- 83
- 84
- 85
- 86
- 87
- 88
- 89
- 90
- 91
- 92
- 93
- 94
- 95
- 96
- 97
- 98
- 99
- 100
- 101
- 102
- 103
- 104
- 105
- 106
- 107
- 108
- 109
- 110
- 111
- 112
- 113
- 114
- 115
- 116
- 117
- 118
- 119
- 120
- 121
- 122
- 123
- 124
- 125
- 126
- 127
- 128
- 129
- 130
- 131
- 132
- 133
- 134
- 135
- 136
- 137
- 138
- 139
- 140
- 141
- 142
- 143
- 144
- 145
- 146
- 147
- 148
- 149
- 150
- 151
- 152
- 153
- 154
- 155
- 156
- 157
- 158
- 159
- 160
- 161
- 162
- 163
- 164
- 165
- 166
- 167
- 168
- 169
- 170
- 171
- 172
- 173
- 174
- 175
- 176
- 177
- 178
- 179
- 180
- 181
- 182
- 183
- 184
- 185
- 186
- 187
- 188
- 189
- 190
- 191
- 192
- 193
- 194
- 195
- 196
- 197
- 198
- 199
- 200
- 201
- 202
- 203
- 204
- 205
- 206
- 207
- 208
- 209
- 210
- 211
- 212
- 213
- 214
- 215
- 216
- 217
- 218
- 219
- 220