Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore #Dharmaistory: Kiprah dan Kisah RS Kanker Dharmais Menangani Pandemi COVID-19

#Dharmaistory: Kiprah dan Kisah RS Kanker Dharmais Menangani Pandemi COVID-19

Published by anjari, 2021-01-17 05:44:30

Description: Buku inspiratif dan menarik, menceritakan apa yang telah dilakukan oleh tenaga kesehatan dan civitas hospitalia RS Kanker Dharmais dalam menangani pandemi Covid-19.

Buku yang terbit serangkaian Hari Ulang Tahun RS Kanker Dharmais ke-27 ini disajikan dalam kemasan ringan dengan gaya bertutur yang bersumber dari dokter, perawat, petugas yang melayani pasien kanker yang terpapar atau tertular Covid-19. Ada juga sumber cerita dari anak pasien kanker yang positif Covid-19.

#DharmaiStory bisa menjadi pembelajaran yang sangat berharga bagi siapa saja sekarang ini atau di masa depan dalam menangani pandemi Covid-19 atau wabah lain.

Keywords: RS Kanker Dharmais,RSKD,Dharmais,Covid-19,Bersatu Melawan Covid-19,Anjari Umarjiyanto,anjarisme

Search

Read the Text Version

#DharmaiStory 201 adalah ketua Tim KLB sekaligus dokter paru senior RS Kanker Dharmais Achmad Mulawarman Jayusman dan dokter spesialis hematologi onkologi sekaligus Direktur Pelayanan Medik Keperawatan dan Penunjang RS Kanker Dharmais Nina Kemala Sari. Jurnal tersebut berisi tentang bagaimana pusat- pusat kanker nasional di berbagai negara di Asia tetap mempertahankan pemberian perawatan kanker sambil melindungi pasien dan petugas kesehatannya dari risiko paparan COVID-19. Walau disibukkan dengan berbagai perubahan dan adaptasi di masa pandemi, para ahli di RS Kanker Dharmais tidak ingin hal-hal penting yang bisa dijadikan pelajaran bagi generasi selanjutnya hilang begitu saja. .... Ada yang sampai tengah malem aja masih ada yang nanyain hasil. Sedangkan alatnya kan ya 7 jam baru keluar hasil. Mau diburu-buruin juga alatnya nggak bakal ngeluarin hasil kalau belum selesai. Dr. dr. Lyana Setiawan, Sp.PK

202 Sayup Informasi Virus Korona

#DharmaiStory 203 Babak III

204 Rencana dan Pembelajaran untuk Masa Depan Rencana dan Pembelajaran untuk Masa Depan “Dharmais memiliki agent of change yang cukup banyak dari berbagai unit kerja. Mereka lah yang dapat membuat perubahan-perubahan itu terjadi dan memiliki semangat yang tinggi. Itu jadi kelebihan di Dharmais,” Dr. dr. Nina Kemala Sari, Sp.PD-KGER Tahun 2020 menjadi tahun yang penuh tantangan bagi banyak pihak termasuk RS Kanker Dharmais. Halaman depan rumah sakit kini menjadi tempat skrining pasien sebelum memasuki area rumah sakit. Petugas keamanan beserta kurang

#DharmaiStory 205 lebih sepuluh petugas medis dan tenaga administrasi bergiliran di bagian depan melakukan skrining pasien dan pengunjung. Tenda besar terpasang di halaman depan untuk melindungi para calon pasien dan pengunjung dari terik dan hujan. Sementara area parkir hampir selalu penuh meski jam belum menunjukkan pukul 10 pagi. Peralihan rute keluar masuk dan lokasi menurunkan penumpang cukup menyibukkan petugas parkir sedari pukul 6 pagi. Dari sekian banyak pintu masuk, kini RS Kanker Dharmais hanya membuka satu pintu saja sebagai jalur keluar masuk pasien dan pengunjung. Banyak Sedang mengamati hasil pemeriksaan pasien.

206 Rencana dan Pembelajaran untuk Masa Depan Layanan MRI pasien kanker di masa pandemi COVID-19 dilaksanakan dengan protokol kesehatan yang ketat. perubahan baik dari segi teknologi maupun infrastruktur yang dilakukan selama menghadapi pandemi COVID-19. Mulai dari skrining yang semula dilakukan secara manual dengan mengisi lembaran kertas, kini pasien mengisi berbagai pertanyaan penyelidikan epidemiologi secara online. Perubahan tersebut mengurangi kebutuhan petugas yang jaga bergilir di depan sehingga efisiensi berbagai sumber daya dapat dilakukan, termasuk sumber daya manusia yang mesti bertugas.

#DharmaiStory 207 “Kondisi krisis ini membuat semua harus bisa berpikir cepat mencari penyelesaian masalah. Setelah dapat ide, ternyata kita bisa membuat QR Code untuk skrining hanya dalam waktu dua hari. Jadi nggak perlu cetak formulir yang biasanya menghabiskan 3 rim kertas dalam satu hari,” kata Wisnu Handoyo, Kepala Bagian Umum dan Perencanaan RS Kanker Dharmais. Bagi Wisnu, kondisi pandemi merupakan tantangan yang cukup berat bagi rumah sakit untuk secepat mungkin beradaptasi dengan situasi demi memastikan kualitas layanan kesehatan yang diberikan. “Kita harus sedari awal meluruskan niat kita bahwa bekerja di rumah sakit itu bukan hanya untuk diri sendiri atau keluarga, tapi juga kesehatan orang lain,” ucapnya. Niat baik tersebut, menurutnya, menjadi motivasi terciptanya perubahan-perubahan yang bermanfaat bagi banyak orang meskipun membutuhkan energi yang luar biasa. Maka, selain dengan melakukan skrining pasien, RS Kanker Dharmais pun membangun laboratorium khusus untuk pemeriksaan virus SARS-CoV-2 atau virus menular lainnya di masa mendatang. Penanganan pasien pun dapat lebih cepat dilakukan. Setelah berbulan-bulan sebelumnya memeriksa satu per satu hasil rontgen, foto toraks, dan berbagai catatan pasien

208 Rencana dan Pembelajaran untuk Masa Depan sebelum melakukan tindakan, kini para tenaga medis di RS Kanker dapat bernapas lebih lega karena hasil swab pasien dapat keluar dalam waktu satu hari. Hal tersebut membantu para tenaga medis untuk menentukan penanganan seperti apa yang dibutuhkan si pasien tanpa harus menunggu lama. Keberadaan laboratorium biosafety level 2 bertekanan negatif (BSL2+) yang selesai bulan Mei menjadi salah satu jantung utama kelancaran pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh RS Kanker Dharmais. Memastikan apakah pasien kanker yang datang positif atau negatif COVID-19 menjadi hal penting demi keselamatan pasien sendiri maupun tenaga kesehatan yang bertugas. Tindakan yang dibutuhkan oleh pasien pun tak lagi mesti ditunda atau dihentikan dengan alasan pandemi. “Dharmais ini bisa menjadi role model tata laksana COVID-19 bagi rumah sakit lainnya. Karena, misalnya, kita masih bisa melakukan tindakan bronkoskopi (pemeriksaan saluran pernapasan paru-paru bagian dalam),” ujar dokter “Saya bersyukur sekali dengan teamwork yang ada itu sudah memberikan semangat bagi kami berjuang melawan ini semua.”

#DharmaiStory 209 Petugas medis dengan APD level 3 lengkap, siap menangani pasien COVID-19. spesialis paru, Arif Riswahyudi Hanafi. Di beberapa rumah sakit, tindakan tersebut ditunda sementara waktu dengan berbagai alasan yang sulit dihindari. Namun, RS Kanker Dharmais tak bisa berlama-lama menunda tindakan yang dibutuhkan oleh pasien. “Kalau kita, nggak bisa menunda karena kemungkinan terjadi doubling time. Kalau kita menunggu sampai 3 bulan dan si pasien tidak melakukan kemoterapi, kankernya bisa tumbuh progresif,” tutur Arif.

210 Rencana dan Pembelajaran untuk Masa Depan Pekerja sedang melakukan renovasi ruangan-ruangan penunjang penanganan COVID-19. Oleh karena itu, standar clean hospital diterapkan dengan ketat oleh RS Kanker Dharmais. “Tindakan dengan APD lengkap yang sesuai dengan kebutuhan, memastikan terlebih dulu pasien tersebut negatif atau tidak,” ucapnya kemudian. Jika hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa pasien tersebut negatif COVID-19, maka pemeriksaan dan perawatan kanker bisa dilanjutkan. Akan tetapi jika pasien kanker tersebut ternyata positif COVID-19 berdasarkan hasil pemeriksaan swab, maka pasien mesti menjalani perawatan untuk menyembuhkan

#DharmaiStory 211 COVID-19 terlebih dulu sebelum menjalani tindakan lainnya. Pengalaman pertama menghadapi wabah ini menjadi pelajaran berharga. “Karena masih baru, kita ambil guideline dari luar negeri juga. Semuanya masih berproses dan berubah- ubah,” ucap dokter spesialis paru, Mariska Taruli Godang Pangaribuan. Patokan berapa lama tindakan untuk pasien kanker boleh ditunda dan bagaimana penanganan pasien kanker dengan COVID-19 yang dijalankan oleh RS Kanker Dharmais menyesuaikan dengan panduan internasional yang dikeluarkan baik oleh European Society for Medical Oncology (ESMO) maupun American Society of Clinical Oncology (ASCO). Sebagai dokter spesialis paru yang telah bertugas lebih dari lima tahun, Mariska merasakan bahwa dampak terbesar pandemi adalah ketakutan. Oleh karena itu, rumah sakit harus bisa memberikan rasa aman kepada pasiennya. “Itu yang kita lakukan sekarang, memberikan rasa aman kepada pasien dan kepada petugas kesehatan.” Bagi pasien kanker yang positif COVID-19 ini disediakan ruangan isolasi khusus bertekanan negatif sehingga kondisi kanker pasien masih bisa dipantau langsung oleh para dokter sembari sebisa mungkin mengusir virus tersebut dari tubuh pasien. Ruang perawatan intensif ICU (intensive care unit)

212 Rencana dan Pembelajaran untuk Masa Depan dan HCU (high care unit) bertekanan negatif juga akan segera rampung sebagai fasilitas tambahan dalam menghadapi pandemi di masa depan. Selain fasilitas-fasilitas yang telah dibangun karena desakan situasi pandemi, pembangunan lain yang tengah dilakukan adalah pembangunan Tower C yang memang sudah direncanakan sejak sebelum wabah merebak. Mulanya pembangunan Tower C ini dilakukan untuk memperluas fasilitas layanan kanker, namun peruntukkannya sedikit bergeser. Tak hanya untuk perluasan pelayanan kanker semata, tapi juga penambahan fasilitas kondisi darurat wabah penyakit menular. Segala perubahan dan pembangunan itu, tidak lain dan tidak bukan, adalah demi menjaga kualitas pelayanan kesehatan bagi pasien dan juga menjamin keselamatan tenaga kesehatan yang bertugas. “Yang jadi pemikiran utama kita adalah bagaimana mengamankan pasien terlebih dulu,” ucap Direktur Utama RS Kanker Dharmais, Raden Soeko Werdi Nindito. Berangkat dari niat itu lah segala jalan perubahan ditempuh oleh RS Kanker Dharmais. Namun semua proses pembangunan itu bukan tanpa hambatan. Persoalan anggaran, perubahan struktur organisasi, hingga duka akibat kehilangan juga dialami oleh rumah sakit

#DharmaiStory 213 yang telah 27 tahun bertugas sebagai Pusat Kanker Nasional. “Selain ada perubahan struktur organisasi, jumlahnya juga dirampingkan. Maka dari itu kita betul-betul perlu strategi untuk menghadapi pandemi ini,” ujar Nina Kemala Sari yang kini menjabat Direktur Pelayanan Medik, Keperawatan, dan Penunjang. Perubahan struktur organisasi di tengah tahun membuat RS Kanker Dharmais harus lebih cepat beradaptasi dengan banyak hal. Namun semua itu, menurut Nina, berlangsung dengan lancar karena seluruh civitas hospitalia memiliki tujuan dan niat baik demi rumah sakit. Demi mendukung berbagai perubahan anggaran belanja di masa pandemi ini, Direktur Keuangan dan BMN RS Kanker Dharmais, Nugroho Tam Tomo, menegaskan bahwa perubahan prioritas belanja mau tak mau segera dilakukan. Penghematan di sana-sini dilakukan untuk dialihkan kepada kebutuhan lain yang mendesak dalam menghadapi wabah. Sementara pemasukan rumah sakit pun dihitung ulang setelah sempat terjadi penurunan jumlah kunjungan di masa- masa awal COVID-19 merebak di Indonesia. “Kita harus cari peluang-peluang yang menghasilkan pendapatan. Kita berpikir bersama, keuangan rumah sakit ini juga untuk kesejahteraan kita dan untuk support semua kebutuhan-kebutuhan medis,”

214 Rencana dan Pembelajaran untuk Masa Depan ucapnya. Sebab semua ini tak bisa terwujud jika tidak ada kerja sama tercipta. Selain itu, duka dan kehilangan juga mewarnai perjalanan RS Kanker Dharmais di masa pandemi. Tak hanya pasien yang akhirnya tak tertolong karena tak kuat melawan kanker beserta COVID-19, tapi juga satu anggota keluarga RS Kanker Dharmais meninggal akibat wabah satu ini. Di luar itu, kabar kehilangan rekan sejawat, adik kelas, atau kerabat dari tempat lain terus berdatangan. Berdasarkan catatan PB IDI sejak Maret hingga 26 Oktober 2020 terdapat total 253 petugas medis dan kesehatan yang wafat akibat terinfeksi COVID-19. Jumlah ini terdiri dari 141 dokter, 9 dokter gigi, dan 103 perawat. Sementara itu penambahan kasus per hari belum menunjukkan tanda-tanda kurva epidemiologi akan melandai. Perjuangan belum selesai. Akhir dari pandemi belum terlihat, entah sampai kapan wabah akan berlangsung. Sejumlah prediksi menyebut bahwa Indonesia akan mengalami pandemi COVID-19 hingga tahun 2022, sungguh bukan waktu yang singkat. Bersiap menghadapi kondisi tersebut, RS Kanker Dharmais mulai memiliki pondasi yang mapan untuk menghadapi segala kemungkinan itu. Ada banyak pelajaran berharga yang membuat RS Kanker

#DharmaiStory 215 Dharmais mampu bertahan melewati masa-masa krisis di fase awal pandemi muncul. Catatan pertama dari Tim Penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB) RS Kanker Dharmais adalah kondisi krisis tidak bisa ditangani dan dihadapi sendiri- sendiri. Semua bagian di rumah sakit harus bergerak bersama dengan satu tujuan yang sama. Ketika satu bagian menolak berjalan satu arah maka semakin sulit mencari jalan keluar. “Saya bersyukur sekali dengan teamwork yang ada itu sudah memberikan semangat bagi kami berjuang melawan ini semua,” kata Ketua Tim KLB Achmad Mulawarman Jayusman. Mulai dari tim medik maupun nonmedik, baik di level manajemen hingga bagian petugas keamanan, semuanya harus bekerja sama beradaptasi dan membenahi mekanisme layanan demi melindungi seluruh civitas hospitalia RS Kanker Dharmais. Urusan menangani wabah bukanlah perkara menjaga kesehatan diri sendiri, tapi menjaga kesehatan bersama-sama. Maka mau tak mau memang dibutuhkan kerja sama tim yang kompak sehingga segala adaptasi dan perubahan dimungkinkan terjadi dengan cepat dan tepat. Tujuannya tentu saja melindungi seluruh pasien dan juga seluruh keluarga RS Kanker Dharmais dari risiko penularan.

216 Rencana dan Pembelajaran untuk Masa Depan Masa krisis ini juga, bagi banyak pegawai RS Kanker Dharmais, mengajarkan kesabaran dan keikhlasan dalam bekerja termasuk peduli kepada lingkungan sekitar. “Kita semua diminta untuk memperhatikan dan melindungi sekitarmu,” ucap Dian Triana. Saling mengingatkan dan saling menguatkan menjadi kunci agar sama-sama bisa bertahan di tengah kelelahan yang dirasakan hampir setiap hari selama berbulan-bulan. Menurut Dian, mental yang kuat akan membuat kelelahan fisik pulih lebih cepat. Itupun mesti dibangun secara kolektif, kesadaran bahwa kita semua tengah menghadapi kesulitan ini bersama-sama dan berjuang sesuai dengan kapasitas yang dimiliki. Meski begitu, pengalaman mengarungi pandemi COVID-19 bukanlah pengalaman yang bisa disia-siakan. Begitu banyak pelajaran yang bisa diambil dan bermanfaat bagi generasi selanjutnya. Semua pengalaman ini bisa menjadi bekal bagi masa depan, baik itu fasilitas yang telah dibangun, ilmu dalam menghadapi krisis, ataupun pengetahuan khusus mengenai karakteristik penyakitnya. “Kita harus peduli dengan pandemi ini. Tapi jangan sampai pandemi ini menghambat kemajuan kita di bidang lain,” kata Putri. Maka, walaupun disibukkan dengan penanganan jenazah

#DharmaiStory 217 COVID-19 yang penuh gejolak, Putri sebagai dokter spesialis patologi anatomi menyiapkan rencana penelitian lebih lanjut dari sampel-sampel swab pasien COVID-19. Ia ingin melakukan studi untuk melihat gambaran patologi anatomi dari sampel swab tersebut. Sejalan dengan Putri, dokter spesialis paru Arif Riswahyudi Hanafi juga menekankan agar tidak kehilangan kesempatan untuk melakukan studi pada kasus-kasus pasien kanker yang terinfeksi COVID-19. Karena kekhususan pasien yang ditangani RS Kanker Dharmais ini, studi yang dilakukan bisa jadi pelajaran penting bagi ahli-ahli di lembaga lain. Ia bersama dokter paru lainnya dan dokter spesialis patologi klinik, Lyana Setiawati, sedang menyiapkan pemetaan karakteristik pasien COVID-19 dengan kanker yang rencananya akan diselesaikan dalam waktu dekat. Semua itu dilakukan sebab, seperti kata Dokter Mula, tugas RS Kanker Dharmais sebagai Pusat Kanker Nasional bukan hanya di bidang pelayanan kesehatan semata tapi juga pendidikan dan penelitian. Semua itu diperlukan untuk mengantisipasi kondisi-kondisi serupa yang mungkin terjadi di masa yang akan datang. “Sebenarnya dalam teori itu wabah penyakit muncul secara berkala, bisa 100 tahun sekali atau berapa ratus tahun sekali,”

218 Rencana dan Pembelajaran untuk Masa Depan kata Jaka. Maka dari itu, catatan-catatan studi akan sangat membantu jika ada wabah penyakit serupa yang muncul di masa depan. “Kita harus terus melakukan penyesuaian, modifikasi, dan adaptasi yang bersifat responsif. Kemampuan kita untuk beradaptasi ini menjadi ujian yang harus kita lewati,” ucap dokter spesialis paru ini. Keberlanjutan layanan kesehatan di RS Kanker Dharmais yang tetap terjaga dan berbagai perubahan serta penelitian yang tengah berlangsung, menurut Nina Kemala Sari, merupakan usaha bersama-sama seluruh civitas hospitalia di rumah sakit ini. “Dharmais memiliki agent of change yang cukup banyak dari berbagai unit kerja. Mereka lah yang dapat membuat perubahan-perubahan itu terjadi dan memiliki semangat yang tinggi. Itu jadi kelebihan di Dharmais,” pungkasnya.

#DharmaiStory 219

220 Sayup Informasi Virus Korona “Hal yang jadi bahan utama pertimbangan kita adalah bagaimana kita mengamankan pasien terlebih dulu” dr. Raden Soeko Werdi Nindito Daroekoesoemo, MARS “Sebagai tenaga medis kita tahu bahwa sewaktu-waktu wabah itu pasti akan sampai ke Rumah Sakit Kanker Dharmais. Namun, kita tidak menyangka secepat itu” Dr. dr. Nina Kemala Sari, Sp.PD-KGER “Kondisi ini sangat berat. Kita mesti menyelamatkan seluruh pegawai kita, ­ tapi pelayanan harus tetap berjalan.” drg. Setiawaty, M.Kes “Semakin kritis situasinya, semakin butuh kemampuan memutuskan sesuatu dengan tenang” Nugroho Tam Tomo SE, M.Kes “Ini adalah masalah yang paling rumit, karena rumah sakit kita itu kan rumah sakit untuk pasien immunocompromised, sistem imunnya rendah” Dr. dr. Achmad Mulawarman Jayusman, Sp.P (K) “Saya melihat mereka memiliki dedikasi yang sangat tinggi. Mereka berusaha sekuat tenaga menjaga rumah sakit kita, menjaga pasien kita, supaya jangan ada virus bersebaran” dr. Dian Triana Sinulingga,. M.Epid “Jadi, yang sekarang kita coba lakukan itu adalah memberikan rasa aman baik kepada pasien maupun tenaga kesehatan” dr. Mariska T.G. Pangaribuan, Sp.P Diterbitkan oleh: RS Kanker Dharmais Jl. Letjen Jend. S. Parman No.84-86, Jakarta Barat Kontak: (021) 5681570 Website: www.dharmais.co.id Email: [email protected] @rskankerdharmais @rskankerdharmais @rskankerdharmais


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook