Petualangan Tom Sawyer 237 Penjaga hutan harus menceritakan kejadian itu. Rasa terima kasih Nyonya J anda yang sudah m endapat perlindungan tidak terkira. “J angan berterim a kasih padaku, Nyonya, ada orang lain yang lebih berhak untuk m enerim a ucapan itu daripada saya dan anak-anak saya. Sayang, ia m elarang saya m enyebutkan nam anya. Tanpa dia, kam i tak akan tahu tentang kejahatan itu.” Pernyataan itu m enim bulkan rasa ingin tahu yang begitu besar hingga malahan mendesak minta untuk mengetahui kejadian utam anya—tapi penjaga hutan tak m au m em uaskan rasa ingin tahu para tam unya yang pasti nanti diteruskan ke seluruh isi kota. Ia tak m au m em buka rahasianya. Ketika hal-hal lain telah diketahui, Nyonya J anda berkata, “Aku pergi m em baca di tem pat tidur. Aku sam a sekali tak terbangun, walaupun terjadi keributan itu. Mengapa aku tidak d ib a n gu n ka n ?” “Kam i kira itu tak ada gunanya. Orang-orang itu tak akan datang kembali. Mereka tak akan bisa bekerja tanpa alat-alat. Apa gun an ya m em ban gun kan dan m en akut-n akuti Nyon ya? Apa gunanya m em bangunkan Nyonya? Tiga orang budak negro suruhan saya, berjaga sem alam -m alam an di rum ah Nyonya; mereka baru saja kembali.” Makin banyak tam u datang, hingga cerita itu harus diulang dan diulang lagi selama dua jam. Dalam liburan sekolah, tak ada Sekolah Minggu namun pagi-pagi telah banyak orang berkum pul di gereja. Berita yang m enggem parkan itu telah tersebar. Berita terakhir m engatakan bahwa jejak kedua orang penjahat belum diketem ukan. Ketika upacara kebaktian selesai, Nyonya Hakim Thatcher m enunggu Nyonya Harper yang sedang berjalan di gang antara kursi-kursi gereja. Setelah dekat dia berkata, “Apakah Becky anakku, akan tidur sepanjang hari? Mungkin ia hampir mati kelelahan.”
238 Mark Twain “Becky, Nyonya?” “Ya,” dengan terkejut, “Apakah ia tidak berm alam di rum ah Nyonya tadi m alam ?” “He, tidak.” Nyonya Thathcer pucat seketika. Terhenyak dia di kursi yang terdekat pada saat Bibi Polly lewat, yang sedang berbicara ram ai dengan seorang tem an. Melihat Nyonya Harper dan Nyonya Thatcher, Bibi Polly berkata, “Selam at pagi, Nyonya Thatcher, selam at pagi Nyonya Harper. Aku m em punyai seorang anak lelaki yang hilang. Kukira Tom tinggal di rum ah Nyonya. Dan sekarang ia takut ke gereja. Ia harus berurusan dengan saya.” Nyonya Thatcher m enggelengkan kepala dan m akin pucat. “Ia tidak berm alam di rum ah kam i,” kata Nyonya Harper m ulai khawatir. Kekhawatiran juga nam pak di wajah Bibi Polly. “J oe Harper, apakah kau m elihat Tom pagi ini?” “Tidak, Nyonya.” “Kapan kau m elihatnya paling akhir?” J oe m encoba m engingat-ingat, tapi tak begitu yakin ia bisa mengatakan. Orang-orang berhenti bergerak ke luar gereja. Orang mulai berbisik-bisik; setiap muka mulai menunjukkan perasaan gelisah. Dengan cem as anak-anak ditanyai, begitu juga guru-guru m uda. Sem ua m engatakan tak m em perhatikan, apakah Becky dan Tom ada di kapal tambang dalam perjalanan pulang. Waktu itu hari telah gelap tak ada yang ingat untuk m em eriksa, apakah ada yang ketinggalan. Akhirnya seorang pem uda m enyatakan kekhawatirannya, jangan-jangan kedua anak itu m asih di dalam gua. Nyonya Thatcher seketika itu juga pingsan. Bibi Polly meremas-remas tangan sambil menangis. Dari mulut ke mulut, dari kelompok ke kelompok, dari jalan ke jalan, berita duka itu tersiar. Dalam waktu lima menit lonceng dibunyikan dan seluruh isi kota terbangun! Kejadian di Bukit Cardiff dilupakan orang, para penjahatnya tidak diingat lagi,
Petualangan Tom Sawyer 239 pelana kuda dipasang, biduk disiapkan, kapal tambang diperintah untuk m eninggalkan tugasnya, dan sebelum berita tentang hilang Tom dan Becky itu tersiar pula, dua ratus orang telah m em banjir ke arah gua dengan menggunakan jalan darat dan jalan air. Sepanjang sore hari desa itu tampak kosong dan mati. Banyak wanita m engunjungi Nyonya Thatcher dan Bibi Polly, untuk m enghibur m ereka. Mereka pun ikut m enangis, yang lebih menghibur dari kata-kata. Malam tiba, seluruh kota masih menunggu berita. Tapi ketika pagi m enyingsing, berita yang datang hanyalah, “Kirim kan lilin lebih ban yak—dan kirim m akanan .” Nyon ya Thatcher ham pir-ham pir gila; Bibi Polly dem ikian juga. Hakim Thatcher m engirim kan pesan yang penuh harapan dan m enggem birakan dari dalam gua, namun pesan-pesan itu tak berisi kegembiraan yang sesungguhnya. Si penjaga hutan tua tiba di rum ahnya sebelum m atahari terbit, seluruh tubuhnya penuh tetesan lilin dan goresan tanah liat; tenaganya habis. Ditem uinya Huck, yang m asih terbaring di tempat tidur dan mengigau karena demam. Dokter-dokter ikut pergi ke gua, m aka Nyonya J anda Douglas datang untuk m engurus penderita kecil itu. Nyonya J anda berkata ia akan m erawat Huck sebaik-baiknya, tak peduli apakah ia baik atau jahat atau tidak penting. Bagaim anapun, ia adalah um at Tuhan dan um at Tuhan tak bisa diabaikan begitu saja. Si penjaga hutan berkata bahwa Huck m em punyai titik-titik kebaikan. Nyonya J anda m enyahut, “Hal itu sudah pasti. Itulah tanda-tanda yang diberikan Tuhan pada setiap m akhluk yang pernah diciptakannya.” Menjelang tengah hari orang-orang yang m erasa letih m ulai m em asuki desa, sedang orang-orang yang m asih kuat terus m encari. Berita yang dibawa hanyalah bahwa sudut-sudut gua yang terjauh telah diselidiki sem ua, tem pat-tem pat yang belum pernah dikunjungi manusia diperiksa; ke mana pun orang pergi
240 Mark Twain di gang-gang lingkaran setan itu pasti akan m elihat cahaya lilin di mana-mana, teriakan dan tembakan pistol sekali-sekali meng- getarkan langit-langit gua. Di suatu tempat, jauh dari daerah yang biasa dilalui oleh para wisatawan, tertulis “BECKY & TOM” di dinding gua dengan asap lilin, dan di dekatnya terdapat pita yang penuh bekas lilin. Nyonya Thatcher m engenal pita itu dan m enangis. Katanya, itulah peninggalan yang bisa dim ilikinya dari anaknya yang hilang; tak ada benda yang lebih berharga dari pita itu, karena benda itu yang disentuh paling akhir sebelum m aut tiba. Ada yang berkata bahwa sesekali di dalam gua, di kejauhan tam pak kelipan cahaya, teriakan gem bira yang diteriakkan dan orang-orang berlari-larian menuju tempat itu untuk menemukan kekecewaan sebab ternyata anak-anak itu tak ada di sana. Cahaya itu cahaya lam pu kelom pok pencari yang lain. Tiga hari tiga m alam terasa berat dan m enyedihkan bagi desa itu, jam-jam berjalan amat lambat, seakan tak ada lagi harapan. Tak ada minat untuk mengerjakan apa pun bagi setiap orang. Suatu penem uan yang tak sengaja yang m em punyai berita besar tidaklah menggugah perhatian penduduk. Penemuan itu adalah bahwa pem ilik Penginapan Anti Minum an Keras m em pu- nyai tim bunan m inum an keras. Pada suatu saat waktu pikiran Huck terang, lemah sekali Huck memimpin percakapan tentang rum ah penginapan dengan perawatnya, Nyonya J anda Douglas, dan akhirnya bertanya—dengan m em endam rasa takut, apakah sesuatu telah diketem ukan di Penginapan Anti Minum an Keras sejak ia sakit. “Ya,” jawab Nyonya J anda. Huck tersentak bangun, m atanya m elebar. “Apa? Apakah yang telah diketem ukan?” “Minum an keras! Dan kini penginapan itu telah ditutup. Berbaringlah, Nak, engkau m em bikin aku terkejut.”
Petualangan Tom Sawyer 241 “Katakan satu hal lagi—hanya satu hal—tolong beri tahu aku. Apakah Tom Sawyer yang m enem ukannya?” Tiba-tiba Nyonya J anda m encucurkan air m ata. “Diam , diam, Nak, diamlah! Telah kukatakan, kau belum boleh berbicara. Kau sakit sekali.” J adi hanya m inum an keras yang diketem ukan. Akan ribut sekali bila yang diketem ukan adalah em as. Maka harta karun itu telah lenyap—lenyap untuk selam a-lam anya! Tapi, m engapa Nyonya J anda m enangis? Aneh sekali. Pikiran ini merambat dalam kegelapan otak Huck, dan pikiran itu m em buatnya lelah hingga jatuh tertidur. Nyonya J anda berkata pada dirinya sendiri, “Nah, kini ia tidur, Anak m alang. Tom Sawyer m enem ukannya! Sedang untuk m enem ukan Tom Sawyer saja sudah sangat sulit! Ah, sudah tak banyak lagi orang m em punyai harapan dan tenaga untuk terus m encarinya.”
Tersesat di dalam Gua MARILAH KITA kem bali pada Tom dan Becky dalam pikniknya. Mereka menjelajahi gang-gang gelap bersama peserta piknik lainnya, m engunjungi keanehan-keanehan yang telah dikenal, m isalnya “Kam ar Tam u”, “Gereja Besar”, “Istana Aladin” dan sebagainya. Segera perm ainan sem bunyi-sem bunyian dim ulai. Dengan penuh sem angat Tom dan Becky m enyertai perm intaan itu sam pai m ereka m erasa bosan. Kem udian m ereka m enjelajah suatu gang besar berkelok-kelok, lilin terangkat tinggi, membaca coretan-coretan di dinding, tulisan-tulisan nama, alamat, tanggal dan sem boyan yang berdesak-desakan ditulis di dinding dengan asap lilin. Mereka mengikuti gang itu sambil bercakap-cakap, tak sadar bahwa dinding di sekitar mereka bersih dari tulisan-tulisan. Di bawah sebuah lekukan, Mereka menuliskan nama mereka dan terus berjalan. Sampailah mereka ke sebuah tempat, di mana
Petualangan Tom Sawyer 243 sebuah anak sungai tercurah dari suatu batu ceper. Curahan itu dengan m engikis tem patnya m engalir sam pai ke lapisan batu paling keras yang tak terkikis hingga m em bentuk air terjun, sem acam Niagara kecil yang berdesau-desau. Tom m enyelinap ke belakang air terjun untuk m eneranginya agar bisa dinikm ati keindahannya oleh Becky. Didapatinya, air terjun itu m enutupi suatu tangga batu alam, terapit oleh dua dinding batu. Seketika itu juga keinginannya untuk m enjadi seorang penem u m enguasai dirinya dan Becky m enyetujui ajakan Tom . Setelah m em baut tanda di dinding untuk penuntun kelak dengan mempergunakan asap lilin, m ereka m em ulai perjalanan penyelidikan. Mereka berbelok-belok m engikuti gang sem pit, yang m akin lam a m akin turun, jauh ke bawah ke kedalam an gua itu yang penuh rahasia. Tom membuat suatu tanda lagi dan membelok untuk mencari keanehan-keanehan yang bisa diceritakan di atas tanah. Di suatu tempat mereka menemukan sebuah ruangan gua yang am at luas, yang atapnya penuh dengan batu stalaktit bersinar-sinar, sepanjang dan sebesar kaki manusia dewasa. Mereka berkeliling-keliling dalam ruangan besar ini, penuh kekaguman. Ruang itu mereka tinggalkan dengan memasuki salah satu dari sekian banyak gang yang m asuk ke dalam nya. Gang itu m em bawa m ereka ke sebuah sum ber air yang m enakjubkan, yang membentuk kolam dengan kristal-kristal air beku gemerlapan m elengket di dinding-dindingnya. Kolam kecil itu di sebuah gua yang dinding-dindingnya ditopang oleh tiang-tiang aneh, terbentuk oleh pertemuan batu-batu stalaktit dan stalagmit, hasil karya tetesan air selam a berabad-abad. Di atap gua berkelom pok- kelom pok kelelawar bergantungan, ribuan ekor jum lahnya. Cahaya lilin m engganggu m ereka dan beratus-ratus binatang itu terbang ke bawah, m enjerit-jerit m enyam bar ganas ke arah lilin. Tom tahu kebiasaan kelelawar dan m engerti bahaya serangan m ereka. Maka disam barnya tangan Becky, diajak m asuk ke dalam
244 Mark Twain gang yang ditem uinya. H am pir terlam bat, seekor kelelawar m em adam kan lilin di tangan Becky. Kelelawar-kelelawar itu mengejar kedua anak sampai jauh, berbelok-belok memasuki gang dan akhirnya lolos dari kejaran m akhluk-m akhluk yang mengerikan itu. Tom menemukan sebuah danau di bawah tanah yang tepi seberangnya tak terlihat dalam kegelapan. Ingin sekali ia m enyelidiki sepanjang tepi danau itu, nam un istirahat lebih perlu. Mereka berdua duduk. Dan kini kesunyian m endalam dari tem pat itu m ulai terasa m encengkam . Becky berkata, “Oh, tak kuperhatikan, tapi rasanya sudah lam a aku tak m endengar kawan-kawan lain.” “Benar, Becky, kita jauh di bawah m ereka—dan entah berapa jauhnya ke sebelah utara, selatan, atau tim ur atau ke m ana pun. Kita tak akan bisa m endengarkan m ereka di sini.” Becky m erasa khawatir. “Berapa lam a kita di sini, Tom ? Lebih baik kita kem bali saja.” “Kukira begitulah. Mungkin kita lebih baik pulang saja.” “Bisakah kau m encari jalan, Tom ? Aku bingung.” “Kukira bisa kucari lagi—tapi kelelawar-kelelawar itu. Bila m ereka m em atikan kedua lilin kita, betul-betul akan berabe. Kita coba m encari jalan lain, supaya tak usah kita lewat sana.” “Baiklah, asal kita tak tersesat. Alan gkah m en gerikan , bila kita tersesat di tem pat ini!” Becky m enggigil m em ikirkan kem ungkinan yang m enakutkan itu. Mereka berjalan sepanjang gang tanpa berbicara. Tiap gang m uncul m ereka m em perhatikan m ulutnya, m engingat-ingat apakah gang itu pernah mereka lewati. Tetapi semua nampak asing. Setiap Tom m em eriksa suatu m ulut gang, Becky m em - perhatikan wajahnya harap-harap cem as m enunggu tanda yang m enim bulkan harapan, tetapi Tom hanya berkata dengan nada gem bira dibuat-buat, “Oh, bukan ini, tapi dengan segera akan kita tem ukan gang yang tepat.”
Petualangan Tom Sawyer 245 Tapi harapannya kian lam a kian habis setelah sekian lam a tak m enem ui gang yang dicarinya. Segera ia m em asuki gang-gang secara tidak teratur dengan harapan nekad bisa menemukan gang yang tepat. Ia m asih m engatakan bahwa gang-gang itu ‘beres’ tetapi hatinya dipenuhi rasa takut, hingga kata-kata itu bagi Becky terdengar seakan ‘Tak ada harapan lagi!’ Becky m em egang erat-erat tangan Tom, berusaha keras untuk menahan air mata, tapi akhirnya air m ata itu pasti keluar. Becky berkata, “Oh, Tom , jangan pedulikan kelelawar-kelelawar itu, mari kita kembali lewat sana lagi. Nam paknya m akin lam a kita m akin tersesat.” Tom berhenti. “Dengarkan!” katanya. Am at sunyi, begitu sunyinya sam pai napas terdengar keras sekali rasanya. Tom berteriak. Teriakan itu dipantulkan ke sana ke m ari berkali-kali oleh dinding-dinding, hingga akhirnya lenyap di kejauhan, m em buat suara itu m enyerupai suara tawa m engejek. “Oh, Tom , jangan berteriak lagi, terlalu ngeri,” desak Becky. “Mem ang ngeri, Becky, tapi terpaksa. Mereka m ungkin bisa mendengar suara kita,” dan ia berteriak lagi. Kata ‘m ungkin’itu lebih m enakutkan daripada setan disebab- kan teriakan Tom , sebab kata itu m enunjukkan hilangnya harapan. Kedua anak terdiam m em asang telinga, tapi tak ada akibat yang m enyenangkan. Tom berbalik, m engikuti jalan yang pernah dilaluinya. Beberapa saat kem udian tam pak suatu keraguan lagi dalam tindakannya, dan Becky sadar akan sebabnya—Tom tak bisa mencari jalan kembali! “Oh, Tom , kau tak m em buat tanda-tanda tadi!” “Becky, aku betul tolol. Sangat tolol! Tak pernah kupikirkan bahwa kita harus kem bali! Tidak—aku tak bisa m enem ukan jalan kem bali. Sem uanya m em bingungkan.” “Tom , kita tersesat! Kita tersesat! Kita tak akan bisa lagi keluar dari tempat seram ini! Oh, mengapa kita meninggalkan ka wa n -ka wa n !”
246 Mark Twain Becky roboh dan m enangis begitu hebat hingga Tom m erasa takut, kalau-kalau gadis itu mati atau gila. Ia duduk di samping Becky, m em eluknya. Becky m em benam kan kepala di dada Tom , m enyatakan rasa takutnya, rasa sesal yang sia-sia, sem entara suaranya terus dipantulkan oleh dinding-dinding gua m enjadi tawa ejekan. Tom m em ohon, agar Becky m engerahkan harapan lagi. Becky m enjawab, ia tak m am pu. Tom m ulai berkeluh kesah, m engutuk dan m em aki-m aki dirinya yang telah m enyeret Becky dalam keadaan celaka itu. Ini m em punyai akibat yang lebih baik dari hiburannya. Becky m enyatakan akan m encoba m enim bulkan harapan lagi. Ia akan m engikuti ke m ana Tom m em bawanya, asal Tom tak berbicara lagi. Sebab m enurut Becky yang bersalah bukan hanya Tom , tapi dirinya juga. Mereka bergerak lagi—tak tentu arah. Yang m ereka kerjakan hanya bergerak dan terus bergerak. Untuk beberapa saat harapan m em ang sedikit—tanpa alasan, kecuali m em ang begitu kebiasaan suatu pengharapan, bila sum bernya belum kering oleh um ur dan terlalu banyak m enjum pai kegagalan. Setelah agak lam a. Tom m en gam bil lilin Becky dan m eniupnya padam . Penghem atan ini besar sekali artinya. Kata- kata tak diperlukan untuk m enerangkan tindakan itu. Becky m engerti dan harapannya lenyap kem bali. Ia tahu bahwa Tom m asih m em punyai sebatang lilin serta tiga atau em pat potong di kantungnya—nam un ia harus m enjalankan penghem atan. Akhirnya kaki Becky tak m au diajak berjalan lagi. Tom pun beristirahat di sam pingnya. Mereka m em bicarakan rum ah, kawan-kawan, tem pat tidur yang m engim bau, di atas segala- galanya: cahaya m atahari! Becky m enangis, Tom m encoba untuk m enghiburnya, tapi sem ua percobaan telah usang dan kedengaran m alah m enyakitkan hati. Kelelahan begitu m enekan Becky hingga tak terasa ia mengantuk dan tertidur. Tom berterima kasih karena itu. Ia duduk m em perhatikan wajah Becky. Rasa ketakutan di
Petualangan Tom Sawyer 247 Kelelahan begitu menekan Becky hingga tak terasa ia mengantuk dan tertidur.
248 Mark Twain wajah itu lama-lama berubah menjadi lembut oleh impian-impian yang m enyenangkan, bahkan akhirnya tam pak senyum di wajah itu yang tak terhapus lagi. Wajah penuh dam ai itu m em buat jiwa Tom m erasa dam ai dan segar lagi, pikirannya m engem bara jauh ke masa-masa lalu dan kenang-kenangan indah. Waktu ia terbenam dalam renungannya, Becky terbangun dengan tawa kecil—tawa yang segera lenyap dan digantikan oleh keluhan. “Oh, bagaim ana aku bisa tertidur di saat seperti ini. Oh, betapa senangnya bila aku tak terbangun lagi! J angan, jangan, Tom jangan m elihatku begitu! Aku tak akan m engatakannya lagi.” “Aku gem bira kau bisa tidur, Becky. Kini tenagam u telah pulih. Akan kita cari jalan ke luar.” “Akan kita coba, Tom , tapi aku m elihat suatu negeri yang sangat indah dalam im pian. Kukira, kita akan pergi ke sana.” “Mungkin juga tidak, m ungkin juga tidak. Gem biralah, Becky, dan mari kita teruskan percobaan.” Mereka bangkit, berjalan lagi, bergandeng tangan, tidak m em punyai harapan. Mereka m encoba m engira-ngira sudah berapa lam a m ereka di dalam gua itu, tapi yang m ereka ketahui hanya seakan-akan telah berhari-hari dan berm inggu-m inggu mereka di sana. Namun mereka pun tahu, hal itu tak mungkin sebab lilin belum habis. Lam a setelah pem bicaraan, m ereka tak tahu sudah berapa lama, Tom berkata, mereka harus bergerak tanpa berbicara untuk mendengarkan tetesan air; mereka harus m encari sum ber air. Sum ber air itu cepat juga diketem ukan. Kata Tom , telah tiba waktunya untuk beristirahat. Keduanya am at lelah, tapi Becky berkata, ia m asih sanggup berjalan agak jauh. Betapa herannya Becky, Tom m enolak tawaran itu. Sam a sekali tak dim engertinya. Mereka berdua duduk. Tom m enancapkan lilinnya di depan m ereka, dengan diperkuat lapisan lum pur pada batang lilin. Mereka diam , sibuk dengan pikirannya m asing- m asing. Kem udian Becky berkata, “Tom , aku lapar.”
Petualangan Tom Sawyer 249 Tom m engam bil sesuatu dari kantungnya. “Ingatkah kau apa ini?” tanyanya. Becky ham pir tersenyum . “Kue pengantin kita, Tom .” “Ya—alangkah senangnya bila kue ini sebesar tong, sebab tinggal ini sajalah milik kita.” “Aku telah m enyisakannya dari kue piknik kita Tom , untuk bermimpi nanti. Seperti orang-orang dewasa bermimpi dengan kue pengantin—tak kuduga, kue itu akan m enjadi—” Becky m em utuskan kalim atnya. Kue itu oleh Tom dibagi dua dan Becky m akan dengan lahap, sem entara Tom hanya m enggigit bagiannya kecil-kecil. Banyak tersedia air dingin untuk m engakhiri pesta m ereka. Kem udian Becky m engusulkan agar m ereka berjalan lagi. Sesaat Tom berdiam dan berkata, “Becky, bisakah kau m endengarkan hal yang m engecewakan lagi?” Becky pucat, nam un ia m enjawab bisa. “Nah, dengar, Becky. Kita harus tetap tinggal di sini, di m ana ada air untuk m inum . Potongan kecil lilin itu adalah lilin kita yang t er a kh ir !” Becky m enangis tersedu sedan. Tom m em bujuknya, tapi hasilnya sedikit sekali. Akhirnya Becky berkata, “Tom !” “Apa, Becky?” “Orang-orang pasti kehilangan kita, bukan?” “Ya, pasti! Mereka m esti m encari kita!” “Mungkin kini m ereka sedang m encari kita, Tom .” “Kukira m ungkin begitu. Mudah-m udahan!” “Kapan m ereka m erasa kehilangan kita, Tom ?” “Bisa jadi waktu m ereka kem bali ke kapal.” “Tom , waktu itu hari pasti sudah gelap. Mungkinkah m ereka mengetahui, kita tidak ada?” “Aku tak tahu. Tetapi betapapun, ibum u akan tahu engkau tidak ada di antara kawan-kawan.”
250 Mark Twain Ketakutan tergam bar di wajah Becky yang m enyadarkan kepada Tom bahwa ia telah berbuat kesalahan . Becky tak diharapkan pulang m alam itu! Kedua anak berdiam diri, berpikir- pikir. Sesaat kemudian kesedihan memancar lagi dari wajah Becky yang m em buat Tom sadar bahwa yang terpikir olehnya terpikir pula oleh Becky, yaitu Minggu pagi akan lalu sebelum Nyonya Thatcher m engetahui bahwa Becky tidak m enginap di rum ah Nyonya Harper. Tom dan Becky terpaku m em andang lilin, yang m akin lam a m akin kecil, m encair perlahan. Akhirnya tinggal sum bu sepanjang satu senti berdiri sendiri. Kem udian sinar yang lem ah naik turun sepanjang asap tipis m enegak. Di puncak asap itu nyala kecil berm ain-m ain sebentar; kem udian—gelaplah alam sekitar. Berapa lam anya Becky tak sadarkan diri m enangis dalam pelukan Tom , keduanya tak tahu. Yang m ereka ketahui hanyalah, m ereka telah m enjelang waktu yang panjang sekali dengan tidur bagai terbius dan bangun kembali menghadapi kemalangan. Tom berkata, hari itu m ungkin hari Minggu—m ungkin juga Senin. Dicobanya untuk m em buat Becky berbicara, nam un kesedihan Becky begitu m enekan, sehingga sem ua harapannya lenyap. Menurut Tom, semua orang mesti telah mengetahui kehilangan mereka. Tak ragu lagi rombongan pencari telah memasuki gua. Ia akan berteriak, m ungkin ada yang m endengar. Ia betul-betul berteriak, namun suara gema di kejauhan itu begitu menakutkan hingga ia tak m encobanya lagi. Waktu berlalu terus, dan mereka disiksa lapar. Sebagian dari separuh kue m ilik Tom m asih ada. Bagian kecil itu dibagi dua. Namun setelah makan perasaan lapar makin menjadi. Makanan yang sedikit m alah m enam bah napsu m akan. Beberapa lam a kem udian Tom berkata, “Ssssh! Kau dengar itu?”
Petualangan Tom Sawyer 251 Keduanya m enahan napas, m em asang telinga. Terdengar suara yang m elengking am at jauh. Seketika itu juga Tom berteriak m enyahut. Sam bil m enuntun Becky ia m eraba sepanjang gang ke arah teriakan tadi. Ia mendengarkan lagi, suara itu terdengar kem bali, dan nyata sekali tem patnya m akin dekat. “Itu m ereka,” kata Tom , “m ereka datang! Marilah, Becky, kini sem uanya beres!” Kegem biraan kedua orang tawanan itu m eluap-luap. Nam un m ereka tak bisa bergerak cepat sebab di tem pat itu banyak jurang yang harus dihindari. Ada yang dalam nya hanya satu m eter tapi ada pula yang lebih dari dari tiga puluh m eter. Mereka tertahan oleh jurang-jurang itu, sam a sekali tak ada jalan untuk m elintasinya. Tom berbaring di tepi jurang, menjulurkan tangan ke bawah. Tak bisa m enyentuh dasarnya. Terpaksa m ereka berhenti, m enunggu hingga para pencari tiba. Mereka mendengar-dengarkan, tetapi teriakan-teriakan itu m akin jauh! Bahkan sesudah beberapa saat, teriakan-teriakan itu lenyap. Mereka berputus asa Tom berteriak hingga suaranya habis, nam un tak ada gunanya. Dengan penuh harapan Tom m encoba m enggem birakan Becky; nam un setelah m enunggu dengan harap-harap cem as selam a waktu yang rasanya seabad, suara-suara tak terdengar lagi. Kedua anak m eraba-raba kem bali ke tem pat sem ula di dekat sumber air. Waktu berjalan penuh siksaan. Mereka tertidur lagi dan bangun dengan perasaan lapar dan sedih. Menurut Tom, hari itu hari Selasa. Suatu pikiran muncul dalam benak Tom. Dekat di sana terdapat beberapa gang kecil. Daripada berputus asa dengan hampa, ia merasa lebih baik memeriksa gang-gang kecil tersebut. Tom m engeluarkan benang layang-layang dari sakunya, m engikatkan salah sebuah ujungnya pada sebuah batu yang mencuat dari dinding. Dia mengulur benang, sambil berjalan.
252 Mark Twain Tom dan Becky bergerak lagi; Tom di depan dengan m eraba- raba. Sesudah langkah kedua puluh, gang itu terputus oleh celah dalam. Tom bersimpuh di tanah, meraba ke bawah, kemudian m eraba m engitari sudut belokan patah itu sebisa-bisa tangannya. Ia pun m encoba m erenggangkan tubuhnya sejauh m ungkin ke kanan dan saat itu, tak lebih dari dua puluh meter, ada tangan manusia dengan sebatang lilin muncul dari balik sebuah batu! Tom berteriak karena saat itu juga muncul sebuah tubuh manusia yang tak lain adalah J oe si Indian! Tom serasa lum puh, tak bisa bergerak. Betapa lega hatinya, si ‘orang Spanyol’ itu lari terbirit- birit dan lenyap dari pandangan. Heran sekali Tom , m engapa J oe tak m engenali suaranya dan datang untuk m em bunuhnya karena bersaksi di pengadilan. Agaknya gem a di gua itu m em buat suaranya tak bisa dikenal. Tak ragu lagi itulah sebabnya. Karena ketakutan, Tom m erasa seluruh tubuhnya lem as. Ia berjanji, bila ia merasa kuat untuk kembali ke sumber air, ia akan terus di sana. Tidak ada yang bisa m em bikin dia pergi dari sana dengan kemungkinan akan bertemu lagi dengan J oe. Dia mesti berhati- hati, jangan sam pai Becky m engetahui apa yang dilihatnya. Katanya ia berteriak hanya ‘untung-untungan’. Namun lama-kelamaan karena lapar dan sedih, dia tidak merasa takut lagi. Disebabkan terlalu lama menunggu dan sesudah lam a tertidur, Tom m em buat keputusan. Kedua anak itu terbangun oleh kelaparan. Tom mengira hari itu adalah hari Rabu atau Kam is; m ungkin juga J um at atau Sabtu. Ia m engusulkan untuk m enyelidiki gang yang lain. Ia bersedia untuk bertem u dengan J oe si Indian sekalipun atau dengan yang m e- ngerikan lainnya. Tapi Becky sangat lem ah tubuhnya. Dia begitu berputus asa, hingga dia tak ada m inat untuk apa pun. Ia hanya berkata m enunggu m aut, yang pasti tak akan lam a lagi tiba. Ia m em perbolehkan Tom pergi dengan tali layang-layangnya untuk m enyelidiki gang-gang sekitar, asal sebentar-sebentar ia kem bali.
Petualangan Tom Sawyer 253 ...tangan manusia dengan sebatang lilin muncul dari balik sebuah batu! Dan Tom harus berjanji. Bila m aut tiba ia harus di sam pingnya, m em egang tangannya hingga sem uanya selesai. Dengan kerongkongan tersum bat Tom m encium Becky, dan berbuat seolah-olah ia yakin, kalau tidak bertem u dengan para pencari pasti ia m enem ukan jalan keluar. Kem udian diam bilnya ujung tali layang-layang, m erangkak m elalui gang, sedih oleh perasaan lapar dan nasib buruk yang dihadapinya.
Keluar! Mereka Ditemukan! SELASA SORE. Kota kecil St. Petersburg m asih diliputi suasana berkabung. Anak-anak yang hilang belum diketem ukan. Doa penduduk dipanjatkan untuk m ereka. Selain itu banyak orang bermohon untuk keselamatan mereka. Tapi tak ada juga kabar baik dari gua. Sebagian besar dari yang m encari telah pulang dan kembali bekerja seperti biasa dengan mengatakan, anak-anak itu tak bisa diketem ukan. Nyonya Thatcher sakit parah, m engigau sepanjang waktu. Kata orang sungguh m em buat hati sedih untuk m endengarnya m em anggil-m anggil nam a puterinya. Sesekali mengangkat kepala dan mendengar-dengarkan, kemudian berbaring lagi dengan berkeluh kesah. Bibi Polly m erasa kehi- langan sem angat, ram butnya yang abu-abu tiba-tiba berubah menjadi putih. Malam itu seluruh desa tidur dengan perasaan sedih.
Petualangan Tom Sawyer 255 Nam un tengah m alam kesunyian dikoyakkan oleh suara lonceng berdentang-dentang. Seketika itu juga jalan-jalan diserbu penduduk dengan pakaian setengah dipakai, “Keluar! Keluar! Mereka sudah ditem ukan!” Penggorengan seng dipukul-pukul, terompet ditiup menambah suara ribut. Orang berbondong- bondong m enuju tepi sungai, m enyam but rom bongan yang m engantar Becky dan Tom . Keduanya naik kereta terbuka, ditarik orang banyak, dikelilingi dan diiringkan ke jalan utam a dengan sorak riang gembira. Lam pu-lam pu dinyalakan, tak seorang pun tidur lagi. Malam itu adalah m alam paling m eriah yang pernah dialam i St. Petersburg. Selama setengah jam arak-arakan melalui rumah H akim Thatcher, m em eluk dan m encium kedua anak yang diselam atkan berjabat tangan dengan Nyonya Thatcher. Tak ada yang bisa m engucapkan kata-kata, begitu terharunya, tem pat itu betul-betul dihujani air mata. Bibi Polly betul-betul gem bira dan kegem biraan Nyonya Thatcher m encapai puncaknya setelah berita gem bira itu disam paikan pada suam inya yang m asih berada di dalam gua. Tom berbaring di sebuah sofa, dikerum uni oleh orang banyak yang sangat ingin m endengarkan pengalam annya. Tom tak mengecewakan mereka. Panjang lebar dia bercerita, membumbui sebanyak-banyaknya tentang petualangannya di dalam gua. Cerita itu diakhiri dengan menceritakan bagaimana ia meninggalkan Becky untuk m engadakan penyelidikan dengan m em pergunakan tali layang-layang. Diceritakannya bagaim ana dua gang telah diselidikinya sam pai benang layang-layang habis. Gang ketiga diselidikinya, sejauh benang layang-layang itu m engizinkan, dan ia sudah hampir berpaling kembali ketika di kejauhan ia melihat sebuah titik yang nam paknya seperti sinar m atahari. Dilepas- kannya ujung benang yang dipegangnya dan ia m erangkak m enuju titik cahaya itu. Akhirnya ia m eneroboskan kepala dan bahu di
256 Mark Twain sebuah lubang dan terentanglah sungai raksasa Mississippi tenang di depannya! Kalau hal itu terjadi pada m alam hari, niscaya ia tak akan m elihat titik cahaya itu dan tak akan m enyelidiki gang tadi sekali lagi! Diceritakannya, bagaim ana ia kem bali kepada Becky untuk m enceritakan berita gem bira itu. Becky m em inta agar Tom tak m em bujuknya lagi dengan kata-kata seperti itu karena ia merasa sangat lelah dan mungkin sudah dekat kepada m aut. Diceritakan Tom , bagaim ana ia m eyakinkan Becky, hingga Becky m au diajaknya ke tem pat itu, bagaim ana Becky kegirangan sam pai ham pir m ati ketika m elihat titik cahaya siang dengan mata kepala sendiri, bagaimana ia menerobos ke luar, kemudian m enolong m engeluarkan Becky. Keduanya duduk di tepi sungai, di bawah sinar matahari menangis kegirangan sampai beberapa orang datang dengan sebuah biduk. Tom memanggil mereka, dan m enceritakan keadaannya. Mula-m ula orang-orang itu tak percaya. “Sebab,” kata m ereka “engkau berada tujuh kilom eter di hilir sungai dari lem bah di m ana gua itu berada.” Kem udian keduanya dibawa naik biduk itu ke sebuah rum ah. Di sana keduanya diberi m akan dan disuruh beristirahat selam a dua atau tiga jam . Baru m ereka diantarkan p u la n g. Sebelum fajar, dengan m engikuti tali-tali yang m ereka ren- tangkan di belakang, Hakim Thatcher dan beberapa orang pencari ditemukan di dalam gua dan diberi tahu tentang kabar gembira itu. Tom dan Becky segera m engetahui bahwa tiga hari tiga malam dengan lelah dan lapar di dalam gua tidak bisa diabaikan begitu saja. Mereka terpaksa berbaring terus selama hari Rabu dan Kam is, m alah m erasa lebih lelah dan lem as. Tom bangkit di hari Kam is dan sudah bisa berjalan-jalan lagi di hari J um at. Hampir boleh dikatakan, sembuh sama sekali pada hari Sabtu.
Petualangan Tom Sawyer 257 Tetapi Becky tak bisa m eninggalkan kam arnya sam pai hari Minggu, dan pada waktu ia bisa berjalan, ia tampak seakan-akan baru saja sakit parah. Hari J umat Tom mengetahui Huck sakit. Ia mengunjungi sahabatnya itu tapi belum boleh m asuk ke tem pat tidurnya, begitu pula hari Sabtu dan Minggu. Sesudah hari Minggu boleh masuk, nam un tak boleh m em percakapkan hal-hal yang m engejutkan hati ataupun pengalam annya di gua. Selam a berkunjung, Nyonya J anda Douglas m enunggunya terus agar perintah tadi dipatuhi. Di rum ah, Tom diberi tahu tentang ‘peristiwa Bukit Cardiff’ dan tentang diketem ukannya m ayat ‘si orang com pang-cam ping’, kawan J oe si Indian di sungai dekat tambatan kapal tambang. Mungkin orang itu terbenam waktu akan melarikan diri. Kira-kira dua m inggu setelah Tom keluar dari gua, ia pergi m engunjungi Huck yang kini telah bisa dianggap kuat untuk m endengarkan cerita-cerita yang m engagetkan. Dan pada pikiran Tom ia punya sebuah cerita yang pasti bisa m em buat Huck terkejut. Dalam perjalanan Tom melewati rumah Hakim Thatcher. Tom singgah untuk m elihat keadaan Becky. Hakim Thatcher dan beberapa orang rekannya m engajak Tom berbicara, dan seseorang dengan nada m engejek bertanya, apakah Tom m au masuk kembali ke dalam gua. Tom menjawab, tak ada alasan mengapa tidak mau. “Hm , banyak orang seperti engkau, Tom ,” Hakim Thatcher ikut berbicara, “pasti. Nam un hal itu telah aku cegah, tak akan ada yang bisa tersesat lagi dalam gua.” “Men ga p a ?” “Sebab pintu besarnya telah kututup dengan rangka besi dua m inggu yang lalu dan kukunci dengan tiga buah kunci. Kunci- kuncinya sem ua kusim pan sendiri.”
258 Mark Twain Mendadak wajah Tom pucat hingga Hakim Thatcher terkejut, “Kenapa, Nak? Cepat, am bilkan air dingin!” Air dingin segera dibawakan orang dan disiram kan ke m uka Tom . “Ah, kau kini telah sadar. Apa yang m em buatm u terkejut, Tom ?” “Oh, Tuan Hakim , J oe si Indian ada dalam gua itu!”
Nasib Joe si Indian DALAM WAKTU beberapa m enit saja berita itu tersiar ke m ana- m ana. Lebih dari sepuluh biduk m eluncur ke arah Gua McDougal, penuh dengan yang akan m encari, disusul oleh kapal tam bang yang juga penuh penum pang. Tom Sawyer sebiduk dengan Hakim Thatcher. Ketika pintu gua dibuka, suatu pem andangan m engerikan m enyam but orang-orang itu dalam rem ang-rem ang. J oe si Indian terkapar di tanah, m ati, dengan m atanya terpaku ke arah sebuah retak di pintu, seakan pandang terakhir, terpukau oleh cahaya dan kegembiraan dunia bebas di luar. Tom terharu, sebab dengan pengalam annya sendiri ia tahu, betapa besar penderitaan orang m alang ini. Runtuh belas kasihannya, nam un ia pun m erasa lega dan am an kini yang m em buatnya sadar besarnya ketakutan m enekan hatinya sejak ia bersaksi m elawan penjahat haus darah in i.
260 Mark Twain Pisau J oe tergeletak di dekatnya, logam nya patah jadi dua. Tiang dasar yang besar dari pintu gua telah dikerat dan diserpih-serpihkan. Dengan rajin tapi sia-sia, sebab di luar tiang kayu itu batu karang m em bentuk bingkai yang tak bisa ditem bus pisau. Yang rusak hanya pisau itu sendiri. Bahkan bila di luar tak terdapat bingkai karang ini, pekerjaan itu tetap sia-sia, sebab walaupun tiang dasar itu bisa dilubangi, takkan m ungkin J oe bisa keluar m elalui lubang yang kecil itu. J oe tahu pula hal ini; ia m engorek-ngorek tem pat itu hanya untuk m ele- watkan waktu—untuk m elupakan penderitaan. Biasanya orang menemukan potongan-potongan lilin tertancap di lekuk-lekuk dinding ‘seram bi’ itu, tapi kini bersih, tak tam pak bekas-bekas yang ditinggalkan oleh para wisatawan. Rupanya J oe si Indian telah m em akannya sem ua. Ia juga telah m enangkap kelelawar dan m em akannya dengan hanya m enyisakan kuku-kuku binatang itu. Tak jauh dari tempat dia meninggal, selama bertahun-tahun sebuah batu stalagmit tumbuh perlahan dari tanah, terbentuk oleh tetesan air dari batu stalaktit di atasnya. J oe si Indian telah m em atahkan batu stalagm it itu, dan pada patahannya ia m eletakkan sebuah batu yang telah dibentuknya hingga cekung untuk menampung tetesan air dari atas. Tetesan itu jatuh tiap tiga m enit sekali dengan ketetapan m enetes yang m em bosankan bagaikan detik jarum arloji—kira-kira air sesendok teh tiap dua puluh empat jam. Tetesan itu menetes pada saat di Mesir dibangun piram ida-piram ida, pada saat Troya runtuh, pada saat sendi-sendi dasar Rom a dibentuk, pada saat Yesus disalib, pada saat sang penakluk m em bangun Kerajaan Inggris, pada saat Kolum bus m ulai berlayar, pada saat pem bunuhan besar- besaran di Lexington m erupakan berita hangat. Tetesan itu kini masih menetes dan akan terus menetes kalau semua telah tenggelam dalam senja sejarah, bila adat istiadat mulai mengabur dan tenggelam di kekelam an kelalaian. Betulkah segala sesuatu
Petualangan Tom Sawyer 261 itu diciptakan dengan m aksud tertentu? Apakah tetesan air itu menetes selama lima ribu tahun dengan penuh kesabaran untuk m em enuhi keinginan m anusia yang hidup sangat pendek itu? Dan apakah tetesan air itu m em punyai tugas pula untuk m asa sepuluh ribu tahun mendatang? Tidak mengapa, tak perlu dipikirkan. Tahun-tahun berlalu sejak peranakan Indian yang m alang itu m engeruk sebuah batu untuk m enam pung tetesan yang baginya sangat berharga itu, tapi sampai saat ini para wisatawan mesti m enatap batu yang beriwayat serta air yang m enetes itu, bila mereka mengunjungi Gua McDougal. Mangkuk J oe si Indian menduduki tempat pertama dalam urutan keajaiban gua itu, bahkan Istana Aladin tak dapat m engalahkannya. J oe dikubur dekat m ulut gua. Banyak orang datang untuk m enonton penguburannya, naik kereta dan perahu, dari kota- kota dan desa-desa kecil sampai kira-kira sepuluh kilometer jauhnya. Mereka berdatangan m em bawa anak istri, serta berbagai macam bekal makanan. Menurut mereka, melihat penguburan itu sam a puasnya m elihat penggantungannya. Penguburan ini m enghentikan pula suatu hal yang sedang berkem ban g—yaitu perm oh on an kepada gubern ur un tuk m engam puni J oe si Indian. Surat perm ohonan itu telah banyak yang m enandatangani; pertem uan-pertem uan yang bisa mencucurkan air mata dilangsungkan. Sebuah komite terdiri dari wanita-wanita yang banyak air m atanya direncanakan dengan berpakaian berkabung guna menghadap gubernur, dan m engelilinginya dengan m enangis, agar beliau m au m enjadi keledai yang m urah am punnya serta m enginjak-injak tugasnya. Diperkirakan J oe telah membunuh lima orang penduduk desa itu. Walaupun demikian, walaupun dia setan sendiri, pasti akan ada saja orang-orang lem ah yang m au m enuliskan nam anya dalam surat permohonan ampun dan meneteskan air mata dari sumber yang tak kunjung kering.
262 Mark Twain Menurut mereka, melihat penguburan itu sama puasnya dengan melihat penggantungannya.
Petualangan Tom Sawyer 263 Pagi hari setelah penguburan J oe, Tom membawa Huck ke suatu tempat sepi untuk pembicaraan rahasia. Huck telah m endengar segala pengalam an Tom dari Nyonya J anda Douglas dan si penjaga hutan, tapi m enurut Tom ada satu hal yang belum diketahui oleh kedua orang itu, dan itulah yang akan dibicarakan dengan Huck. Huck m enjadi sedih, dan ia berkata, “Aku tahu, apa yang akan kau katakan. Kau telah m em asuki No. 2 dan tidak menemukan apa-apa, kecuali minuman keras. Dan tak seorang pun m engatakan bahwa yang m em bongkar rahasia No. 2 itu engkaulah, namun segera setelah aku mendengar kabar itu, aku tahu kaulah yang m enjadi biang keladinya. Dan aku tahu, kau tak berhasil mendapatkan uang itu, sebab bila tidak, pasti kaukata- kan itu padaku, walaupun kau menutup mulut pada lain orang. Tom, aku mendapat irasat, kita tidak akan menemukan uang uang itu.” “Wah, Huck, aku tak pernah m em buka rahasia pem ilik peng- inapan itu. Kau tahu penginapannya baik-baik saja di hari Sabtu, waktu aku pergi piknik. Tak ingatkah kau harus berjaga-jaga malam itu?” “Oh, ya. Wah, rasanya hal itu telah setahun yang lalu. Tepat m alam itu aku m engikuti J oe si Indian ke rum ah Nyonya J anda.” “Kau m engikutinya?” “Ya, tapi jangan kau katakan pada siapa pun. Mungkin J oe m asih punya banyak tem an dan aku tak ingin m ereka m enganiaya aku karena ia pernah kubuat gagal dalam rencananya. Kalau bukan karena aku, pasti J oe sekarang sudah ada di Texas.” Kem udian Huck m enceritakan pengalam annya pada Tom , dengan janji Tom harus m enutup m ulut. H anya sebagian pengalam an Huck yang didengar Tom dari si Penjaga Hutan. “Nah,” kata Huck setelah ceritanya selesai. Kem bali pada persoalan utam a, “siapa pun yang m enem ukan m inum an keras di No. 2, m enem ukan pula uangnya kukira. Tetapi uang itu tak bisa kita kejar lagi, Tom.”
264 Mark Twain “Huck, uang itu tak pernah ada di No. 2!” “Apa!” H uck m en atap wajah Tom , “Tom , apakah kau m enem ukan jejak uang itu!” “Huck, uang itu ada di gua!” Mata Huck bersinar. “Katakan lagi, Tom !” “Uang itu ada di gua!” “Tom —jan gan bergurau—betul-betul ataukah bercan da saja?” “Betul-betul, H uck, sun gguh -sun gguh , beran i m ati. Maukah kau masuk ke dalam gua bersama aku, membantu aku mengeluarkan uang itu?” “Tentu aku m au! Aku m au bila saja kita datangi tem pat itu asal kita tidak sesat!” “Huck, kita bisa am bil uang itu tanpa kesulitan sedikit pun.” “Bagus! Bagaim ana kau bisa yakin bahwa uang itu—” “Huck, tunggu sam pai kita tiba di tem pat itu. Bila kita tak menemukan uang itu, boleh kauambil genderangku dan semua barang yang kum iliki. Berani bersum pah?” “Bagus, jadilah! Kapan kita berangkat?” “Sekarang, kalau kau setuju. Cukup kuatkah engkau?” “J auhkah tem patnya di gua? Aku baru bisa berjalan tiga atau em pat hari, tapi rasanya aku tak akan kuat untuk berjalan lebih dari satu m il, Tom , setidak-tidaknya begitulah perkiraanku.” “Bila m elalui jalan yang biasa ditem puh orang, jaraknya kira- kira lim a m il, Huck, tapi ada satu jalan m em intas yang sangat singkat, yang hanya diketahui olehku. Huck, kubawa kau ke jalan itu dengan biduk. Kita berhanyut-hanyut dengan biduk itu, dan kem balinya aku saja yang berdayung, kau tak usah m enggerakkan t a n ga n .” “Mari kita berangkat, Tom .”
Petualangan Tom Sawyer 265 “Baiklah. Kita harus m em bawa beberapa potong roti dan daging, juga pipa dan satu atau dua kantong dan dua atau tiga gulung benang layang-layang. J angan lupa m em bawa benda baru yang bernam a ‘korek api’. Betapa senangnya dulu bila waktu aku tersesat m em punyai korek api baru ini.” Beberapa saat setelah tengah hari, kedua anak itu m em injam sebuah biduk yang pem iliknya sedang tak ada, dan berangkat segera. Ketika m ereka sudah beberapa m il di sebelah hilir ‘Gua Kosong’, Tom berkata, “Kau lihat, Huck, batu-batu karang di tepi itu nam paknya sam a sem ua, bila dilihat dari Gua Kosong. Tak ada rum ah, tak ada tem pat pengum pulan kayu, sem ak-sem ak liar melulu. Tapi tampakkah olehmu tempat putih di atas itu, bekas tanah longsor? Itulah salah satu tanda yang kuhafal. Kita sam pai seka r a n g.” Mereka mendarat. “Nah, Huck, dari tem pat kita berdiri ini, kau bisa m enyentuh lubang tempat aku keluar dari gua dengan mempergunakan tangkai pancing. Coba cari kalau bisa.” Huck m encari keadaan sekitarnya dengan teliti, nam un tak bisa menemukan apa-apa. Dengan bangga Tom mendekati semak- sem ak dan berkata, “Inilah! Lihat, Huck, inilah lubang yang paling tersem bunyi di daerah ini. Kau harus tutup m ulut. Sudah lam a aku ingin m enjadi peram pok, tapi aku tahu harus m em punyai tempat semacam ini. Sebelum kutemui tempat ini, itulah salah satu kesulitan untuk bisa m enjadi peram pok yang baik. Kini kita telah m em punyai m arkas rahasia, kita harus m enutup m ulut tentang ini. Hanya J oe Harper dan Ben Rogers yang akan kita beri tahu, sebab m ereka akan turut dengan gerom bolan kita. Kalau tidak, tak akan m encukupi syarat. Gerom bolan Tom Sawyer— enak bukan kedengarannya, Huck?” “Tepat sekali, Tom . Siapa yang akan kita ram pok?” “Oh, sem ua orang. Kebanyakan kita hadang orang yang b er p er gia n .”
266 Mark Twain “Dan m em bunuh m ereka?” “Tidak, tidak selalu. Kita sem bunyikan m ereka di gua, sam pai mereka bisa mengumpulkan tebusan.” “Tebusan? Apa itu?” “Uang. Kita buat m ereka m engum pulkan uang sebanyak- banyaknya dengan bantuan kawan-kawan m ereka. Dan bila dalam setahun uang itu belum terkumpul, kita bunuh mereka. Itulah garis besar pekerjaan seorang perampok. Tetapi kaum wanita tidak akan kita bunuh. Kita tawan wanita-wanita itu, tapi tidak akan dibunuh. Mereka cantik dan kaya dan m ulanya sangat ketakutan. Harta bendanya kita ram pas, tapi kita perlakukan m ereka dengan sopan. Tak ada orang yang lebih sopan daripada peram pok. Bisa kau buktikan dalam buku-buku. Nah, wanita- wanita itu lama-kelamaan akan jatuh cinta pada kita. Setelah satu-dua minggu di gua, mereka tak akan menangis lagi, malahan m ereka tak ingin pulang. Bila m ereka kita usir pasti m ereka akan kem bali lagi. Begitulah m enurut buku-buku.” “Wah, Tom , alangkah m enyenangkannya. Kukira itu lebih baik daripada jadi bajak laut.” “Ya, dalam beberapa hal lebih m enyenangkan, sebab kita tak usah menjauhi rumah atau sirkus.” Saat itu mereka telah siap untuk masuk. Tom membimbing Huck. Payah m ereka m erangkak m elalui terowongan sem pit. Sesudah m elalui terowongan, m ereka berada dalam gua. Benang layang-layang yang telah m ereka rangkap, m ereka ikat erat-erat pada sebuah batu, dan m ereka m aju lagi. Beberapa langkah kem udian m ereka tiba di sum ber air, tem pat Becky m enanti m aut. Tom m enggigil. Ia m enunjukkan pada Huck sisa lilinnya yang m asih m enancap di dinding, dilekatkan dengan tanah liat. Diceritakanlah bagaim ana ia dan Becky m engawasi lilin itu m enyala m akin lam a m akin kecil.
Petualangan Tom Sawyer 267 Kedua anak m erasa ada yang m enekan jiwa, hingga m ereka hanya berani berbicara, dengan berbisik. Mereka m aju, sam pai m ereka m em asuki gang yang dulu diselidiki oleh Tom pertam a kali. Diikutilah gang itu sam pai ke tem pat ‘patahan’, yang ternyata bukanlah sebuah jurang, nam un hanya sem acam bukit tanah liat, kira-kira dua puluh atau tiga puluh kaki tingginya, yang sangat curam . Tom berbisik, “Lihatlah, Huck!” Diangkatnya lilin tinggi-tinggi dan berkata, “Lihat, di sudut itu, sejauh pandanganm u. Kaulihat itu? Tuh – di batu besar di sana– dibuat dengan asap lilin.” “Tom , itu tanda salib!” “Nah, kau ingat? Di m anakah No. 2? ‘Di baw ah tanda salib’, hei? Tepat di tem pat itu kulihat J oe si Indian m engangkat lilin n ya .” Beberapa saat Huck bagai terpukau oleh tanda salib di dinding gua itu dan dengan suara gem etar ia berkata, “Tom , m ari cepat-cepat kita pergi dari sini.” “Apa? Dan kita tinggalkan harta karun itu di sini?” “Ya, kita tinggalkan saja. Aku yakin hantu J oe si Indian berkeliaran di sini.” “Tidak, Huck, tak m ungkin. Tak m ungkin. Ia akan m enghantui tem patnya m ati—di m ulut gua—lim a m il dari sini.” “Tidak, Tom , bukan begitu. Ia pasti m enghantui tem pat ia m enyim pan uang. Aku paham akan kebiasaan hantu dan kau pun tahu.” Tom merasa takut bahwa Huck benar. Ia sudah akan kecewa, nam un pikiran baru m uncul di otaknya, “Dengar, Huck, kita betul-betul tolol! Hantu J oe si Indian tak akan berani berkeliaran di sekitar tanda salib!” Pendapat Tom dianggap betul. Akibatnya m enggem birakan. “Tom , hal itu tak terpikir olehku. Benar sekali. Untung, ada salib untuk pelindung kita. Nah, kalau begitu, mari kita turun dan m encari kotak harta itu!”
268 Mark Twain Tom turun lebih dahulu, sambil menakik-nakik lereng bukit tanah itu untuk lewat Huck. Batu karang besar yang dilihat Tom tadi letaknya di tengah sebuah ruang gua, dengan em pat buah lorong merupakan jalan ke luar. Tiga buah lorong mereka selidiki tanpa hasil yang m em uaskan. Mereka m enem ukan sebuah lubang dekat dasar batu karang, tapi isinya hanyalah setum puk seli- mut, sebuah celana tua, kulit babi, dan tulang-tulang burung hantu, dua atau tiga ekor, licin tandas dagingnya digerogoti. Tak ada kotak uang. Anak-anak itu m em eriksa dan m em eriksa lagi, tetap nihil. Tom berkata, “J oe si Indian berkata bahwa kotak itu ditaruhnya di bawah tanda salib. Di m ana lagi? Inilah tem pat yang terdekat di bawah tanda salib. Mungkinkah di bawah batu ini? Namun batu ini kokoh tertanam di tanah.” Mencari lagi di setiap tempat di sekitar itu tanpa hasil, mereka duduk putus asa. Huck tak bisa mengusulkan apa-apa. Akhirnya Tom berkata, “Dengar, Huck, kau lihat ini. Di sebelah batu ini banyak terlihat jejak kaki dan tetesan lilin, tapi di sebelah sana bersih sam a sekali. Nah, apa artinya? Aku berani bertaruh, uang itu di bawah batu ini. Aku akan gali tanah liatnya.” “Pikiran bagus, Tom !” sahut Huck gem bira. Pisau ‘Barlow asli’ Tom segera keluar dan digunakan. Belum sam pai sepuluh sentim eter, pisau itu sudah m enum buk kayu. “He, Huck! Kau dengar?” Huck turut m enggali serta m encakar-cakar tanah. Beberapa bilah papan tam pak, yang segera m ereka angkat. Di bawah papan- papan itu terdapat sebuah lubang, yang m em buat terowongan ke bawah batu karang. Tom melompat masuk ke dalam terowongan itu m engangkat lilin setinggi-tingginya. Tapi ujung terowongan tak bisa dilihatnya. Ia m enyarankan supaya terowongan diseli- diki. Ia m em bungkuk, m enyelinap m asuk. Terowongan itu m akin lam a m akin m enurun. Tom terus m engikutinya, sekali berbelok ke kanan, sekali ke kiri, diikuti oleh Huck. Tom membelok di suatu belokan pendek dan berseru tiba-tiba, “Huck, lihat ini!”
Petualangan Tom Sawyer 269 Di hadapan mereka terlihat kotak harta karun itu, di sebuah gua kecil di mana juga tampak sebuah tong mesiu, dua buah senapan dalam bungkus kulit, dua atau tiga pasang sepatu Indian, sebuah ikat pinggang kulit dan beberapa benda lain, sem uanya dalam keadaan basah. “Akhirnya kita tem ukan!” kata Huck, m em ainkan uang em as di tangannya. “Wah, kita kini kaya raya, Tom .” “Huck, aku selalu punya dugaan, akhirnya harta karun ini akan jatuh ke tangan kita. Dugaan yang nam paknya khayalan, nam un akhirnya m enjadi kenyataan! He, lebih baik kita tak lam a- lam a di sini, Huck. Mari cepat-cepat kita bawa ke luar. Coba, bisakah aku angkat kotak itu.” Berat kotak itu dua puluh lim a kilo. Setelah berusaha keras Tom sanggup m engangkatnya, nam un tak sanggup m em bawanya dengan mudah. “Sudah kuduga,” kata Tom , “di rum ah hantu kem arin itu tam pak, betapa sukar m ereka m em bawanya. Ternyata betul dugaanku. Itulah sebabnya aku bawa kantong-kantong ini.” Uang-uang itu segera dipindahkan ke kantong-kantong itu dan kedua anak segera m em bawanya ke batu karang di bawah tanda salib. “Mari kita am bil senapan itu,” usul Huck. “Tidak, Huck—biarkan benda-benda itu di sana, untuk alat- alat kita. Kita sim pan di sana. Dan di sana pulalah akan kita adakan upacara rahasia. Tepat untuk keperluan semacam itu.” “Upacara rahasia apa?” “Aku tak tahu. Tapi peram pok selalu m em punyai upacara rahasia, jadi kita pun harus punya. Marilah, Huck, kita sudah terlalu lam a di sini. Telah m alam agaknya. Dan aku pun lapar. Kita m akan dan m erokok di biduk.” Ternyata hari m asih senja ketika dengan hati-hati m ereka m enyem bulkan kepala di antara daun-daun sem ak. Segala-
270 Mark Twain nya am an. Mereka keluar dan segera m akan serta m erokok di dalam biduk. Ketika m atahari m ulai terbenam Tom m enjalankan biduknya, berdayung sepanjang tepian sam bil bercakap-cakap gembira dengan Huck. Mereka berlabuh beberapa saat setelah gelap. “Nah, Huck,” kata Tom , “kita sem bunyikan uang ini di tem pat penim bunan kayu Nyonya J anda. Dan besok pagi kuam bil untuk kita hitung dan kita bagi dua. Kem udian kita cari suatu tem pat tersem bunyi di hutan untuk m enyem bunyikannya. Tunggu dan jaga di sini, akan kuam bilkan gerobak kecil m ilik Benny Taylor. Aku pergi hanya sebentar.” Betul-betul ia hanya pergi sebentar. Segera dia kem bali dengan m em bawa gerobak. Kedua kantong berisi uang em as ditaruhnya di atas gerobak, ditutupi beberapa kain rom beng. Beran gkatlah keduan ya. Tom yan g m en arik. Dekat rum ah penjaga hutan mereka berhenti untuk beristirahat. Dan tepat pada saat mereka akan berangkat lagi, si penjaga hutan keluar dari rum ahnya, berseru, “Halo, siapa itu?” “Huck dan Tom Sawyer.” “Bagus! Mari ikut aku, kalian m em buat banyak orang m e- nunggu. Ayo, cepat, biar kutarik gerobakm u ini. Wah, tak seringan dugaanku. Apa isinya? Batu bata atau besi tua?” “Besi tua,” jawab Tom . “Betul juga dugaanku. Anak-anak di kota ini lebih suka bermalas-malasan dan membuang-buang waktu dengan mencari besi tua yang hanya berharga enam ketip untuk dijual ke pandai besi daripada mendapatkan upah dua kali lipat dengan pekerjaan yang wajar. Tapi m em ang begitu sifat m anusia. Ayo lari cepat!” Kedua anak itu ingin tahu m engapa m ereka harus berlari- lari. “Tak usah tahu. Nanti juga akan tahu, bila telah sam pai di rum ah Nyonya J anda Douglas.”
Petualangan Tom Sawyer 271 Dengan penuh rasa khawatir karena sering mendapat tuduh- an palsu, Huck m encetus, “Tuan J ones, kam i tak berbuat salah.” “Oh, entahlah, Huck, entahlah,” si penjaga hutan tertawa, “bukankah kau dan Nyonya J anda bersahabat baik?” “Yah, benar, ia m em perlakukanku dengan baik.” “Nah, baiklah. Untuk apa kau m erasa takut?” Pertanyaan itu belum sam pai terjawab oleh Huck sam pai saat ia sadar bahwa dirinya didorong m asuk bersam a Tom ke dalam ruang tam u rum ah Nyonya J anda Douglas. Tuan J ones m enaruh gerobaknya di dekat pintu dan ikut m asuk. Ruangan itu diterangi dengan banyak lam pu. Dan sem ua orang yang punya kedudukan di desa itu hadir. Keluarga Thatcher, keluarga Harper, keluarga Rogers, Bibi Polly, Sid, Mary, pendeta, redaktur surat kabar dan banyak lagi, sem ua berpakaian bagus. Nyonya J anda m em aksa untuk m enyam but kedua anak dengan hati riang. Keduanya penuh lum pur dan tetesan lilin. Merah wajah Bibi Polly, kem alu-m aluan m elihat Tom . Tapi tak ada yang lebih m enderita daripada kedua anak itu sen d ir i. Tuan J ones berkata, “Tom belum tiba di rum ah, aku berputus asa m encarinya. Tapi aku kepergok dengan dia dan Huck dekat rumahku. Maka kuajak mereka datang ke mari.” “Tepat tindakanm u,” kata Nyonya J anda, “ayo, ikut aku, Anak-anak.” Tom dan Huck dibawanya ke sebuah kam ar tidur. “Nah, bersihkan tubuhm u dan berpakaianlah yang baik,” kata Nyonya J anda. “Ini ada dua pasang pakaian; kem eja, celana, kaus kaki, segalanya lengkap. Tak usah berterim a kasih padaku, Huck, keduanya m ilikm u, tapi yang satu pem belian Tuan J ones dan yang satu pem belianku. Kukira keduanya cukup baik bagi kalian berdua. Nah, berpakaianlah cepat-cepat. Kam i akan m enunggu. Cepat turun bila kalian telah berdandan rapi.” Nyonya J anda m eninggalkan m ereka.
Timbunan Uang Emas HUCK BERKATA, “Tom , kita bisa turun dengan m enggunakan tali, jendela ini tak begitu tinggi.” “Bah, untuk apa kita turun?” “Aku tak pernah m enghadapi orang banyak seperti di bawah itu. Aku tak tahan. Aku tak m au turun.” “Oh, jangan pedulikan m ereka! J angan takut. Kau akan kujaga.” Sid muncul. “Tom ,” katanya, “sepanjang hari Bibi m enantim u. Mary telah m enyiapkan pakaianm u untuk hari Minggu dan sem ua orang gelisah karena engkau. Eh, apakah ini bekas lumpur dan lilin di b a ju m u ?” “Tuan Siddy, jangan cam puri perkara orang. Untuk apa keramaian ini?”
Petualangan Tom Sawyer 273 “Oh, pesta biasa, seperti yang diadakan oleh Nyonya J anda. Kali ini untuk m enghorm ati Penjaga Hutan dan anak-anaknya yang telah m elindunginya beberapa m alam yang lalu. Dan dengar, kalau kau ingin tahu, bisa kukatakan padamu.” “Apakah itu?” “Tuan J ones tua itu m alam ini akan m em buat orang-orang tercengang dengan suatu rahasia. Tadi pagi aku telah mendengar rahasia itu waktu ia m engatakannya pada Bibi. Kukira rahasia itu kini bukan rahasia lagi. Sem ua orang telah tahu, Nyonya J anda juga, walaupun pura-pura tak m engetahuinya. Tuan J ones ber- kata bahwa Huck harus hadir. Tanpa kehadirannya dia tak bisa m em buka rahasianya, kau tahu.” “Rahasia tentang apa, Sid?” “Tentang Huck m engikuti para penjahat ke rum ah Nyonya J anda! Kukira, Tuan J ones akan bangga m em buat sem ua orang tercengang, tapi aku berani bertaruh ia pasti gagal.” Sid tertawa puas. “Sid, kaukah yang m enyiarkan rahasianya?” “Oh, tidak m enjadi soal, siapa yang m enyiarkan. Pokoknya rahasia itu telah tersiar. Cukup, bukan?” “Sid, hanya ada seorang m anusia di seluruh desa ini yang sifatnya begitu rendah untuk m engerjakan hal itu dan orang yang rendah budi itu adalah engkau! Bila yang m engikuti para penjahat itu engkau dan bukan Huck, sudah pasti engkau akan lari pontang-panting tanpa memberitahukan kepada siapa pun. Kau tak bisa mengerjakan apa pun, kecuali itnah yang kotor kotor! Kau tak tahan m elihat orang lain dipuji karena m elaku- kan pekerjaan mulia. Nah, tak usah berterima kasih seperti kata Nyonya J anda tadi.” Tom m enem peleng Sid sekeras-kerasnya dan m enendangnya berkali-kali, hingga Sid terpelanting ke luar pintu. “Kini m engadulah pada Bibi, jika berani—besok kuberi upah!”
274 Mark Twain Beberapa m en it kem udian , sem ua tam u Nyon ya J an da Douglas duduk m engelilingi m eja untuk m akan m alam . Anak- anak m akan di ruangan yang sam a, di m eja-m eja kecil seperti m enjadi adat daerah itu. Pada saat yang direncanakan Tuan J ones mengucapkan pidato kecil. Ia mengucapkan terima kasih kepada Nyonya J anda atas kehorm atan yang diperolehnya beserta kedua anaknya, tetapi sesungguhnya kehorm atan itu harus diterim a oleh orang lain yang begitu bersifat sederhana, sehingga... dem ikianlah set er u sn ya . Ia membuka rahasia tentang peranan Huck dalam peristiwa Bukit Cardiff. Gayanya sungguh baik, sebaik yang bisa dilakukannya, para pendengar pura-pura tercengang, yang m enjadikan suasana tidak begitu m eriah. Nyonya J anda pura- pura terkejut. Dibanjirinya H uck dengan sanjungan dengan ucapan-ucapan terima kasih, sehingga Huck hampir lupa akan pakaiannya yang ham pir tak tertahankan dalam keadaan, di m ana orang m em andang kepadanya, yang sam a sekali tak enak baginya. Nyonya J anda Douglas berjanji untuk m em beri Huck tem pat bernaung di rum ahnya serta m enyekolahkannya; dan kelak bila ia bisa m enyisihkan uang, ia akan m em beri Huck m odal untuk pegangan hidup secara sederhana. Inilah kesem patan yang ditunggu-tunggu Tom . Ia berkata, “Hal itu tidak perlu. Huck sudah kaya. Ia tak m em erlukan pem berian dari siapa pun.” Hanyalah karena kesopanan saja yang m em buat hadirin tak tertawa atas ‘lelucon’ Tom itu. Tapi terasa juga betapa sunyi situasi akibat pernyataan Tom yang kaku itu. Tom m em ecah kesunyian itu dengan berkata, “Huck m em punyai banyak uang. Mungkin kalian tak percaya, nam un uangnya sungguh berlim pah- lim pah. Oh, tak usah tertawa. Kukira, aku bisa m enunjukkan buktinya. Tunggu sebentar!”
Petualangan Tom Sawyer 275 Tom berlari ke luar melalui beberapa pintu. Hadirin saling pandang dengan perasaan tercengang dan memandang penuh tanya pada Huck yang m erasa lidahnya kelu. “Sid, kenapa Tom ?” bisik Bibi Polly, “Ia... wah, betul-betul aku tak bisa memahami anak itu. Tak pernah aku....” Tom m asuk, terhuyung oleh kantung yang berat, m em buat Bibi Polly tak m eneruskan pem bicaraannya. Tom m enuang uang em as itu ke atas m eja dan berkata, “Nah, apa kataku? Separuh dari uang ini milik Huck, separuh milikku.” Sem ua orang lupa bernapas. Sesaat sem ua hanya m elongo. Kem udian sem ua ribut m inta penjelasan. Tom berkata bahwa ia dengan senang hati akan memberi penjelasan. Ia menceritakan suatu cerita yang panjang dan penuh hal-hal yang m enarik. Ham pir tak ada yang m enyela, takut untuk m em utuskan cerita yang m em ikat itu. Setelah Tom selesai, Tuan J ones berkata, “Kukira aku telah m enyiapkan suatu cerita yang m enarik untuk pesta ini, nam un ternyata ceritaku tak berarti. Cerita Tom membuat ceritaku tidak berarti. Harus kuakui.” Uang itu dihitung, jum lahnya lebih sedikit dari dua belas ribu dolar. J um lah itu jum lah paling banyak yang pernah dilihat siapa pun di antara hadirin dalam satu tumpukan, walaupun beberapa orang m em punyai jum lah yang lebih besar.
Huck yang Terhormat Menyatukan Diri dengan Para Petualang PARA PEMBACA tentu tak perlu diberi tahu, bagaim ana harta karun Tom dan Huck itu telah m em buat geger desa kecil yang miskin seperti St. Petersburg itu. J umlah sebegitu besar dalam satu tum pukan, ham pir-ham pir tak dapat m ereka bayangkan. Berita itu dibicarakan, diperdebatkan, diagung-agungkan, sam pai banyak orang kehilangan akal. Sem ua ‘rum ah hantu’ di sekitar St. Petersburg dibongkar, papan dem i papan, bagian dasarnya digali untuk m encari harta karun. Bukan saja anak-anak, tetapi juga orang tua. Beberapa di antaranya adalah orang-orang yang selalu berpikir dan berbuat dengan kesungguhan hati, tak pernah bermain-main. Di mana pun, Tom dan Huck dikelilingi, dikagumi dan ditonton. Kedua anak itu tak pernah ingat sebelum nya bahwa kata-kata m ereka m em punyai arti. Kini setiap perkataan m ereka dianggap berharga dan diulang-ulangi. Apa pun yang m ereka
Petualangan Tom Sawyer 277 kerjakan, selalu dianggap luar biasa. Agaknya m ereka tak bisa berbuat atau berbicara seperti orang biasa lagi. J uga penga- laman-pengalaman mereka di masa lalu diperbincangkan untuk membuktikan bahwa masa lalu itu penuh dengan perbuatan dan perkataan yang m engandung tanda-tanda kem urnian yang nyata. Surat kabar di desa itu bahkan m em buat riwayat hidup kedua anak itu. Nyonya J anda Douglas m enyim pankan uang Huck di bank dengan bunga enam persen, begitu juga Hakim Thatcher berbuat yang sam a atas uang Tom untuk m em enuhi perm intaan Bibi Polly. Kini kedua anak itu m em punyai gaji yang betul-betul term asuk luar biasa—sedolar tiap hari biasa dan setengah dolar di hari Minggu sepanjang tahun! Gaji yang sam a seperti yang diterim a Tuan Pendeta, setidak-tidaknya jum lah itulah yang dijanjikan kepadanya, nam un jarang diterim a. Satu seperem pat dolar waktu itu cukup untuk sewa kamar dan makan seorang anak, serta pakaian dan cucian dalam waktu seminggu. H akim Thatcher m em punyai harapan besar akan m asa depan Tom . Dalam pendapatnya, seorang anak biasa tak m ungkin bisa m engeluarkan anak perem puan dari dalam gua. Ketika Becky secara rahasia menceritakan, bagaimana Tom berdusta untuk m enyelam atkan dirinya dari hukum an cam buk, hakim itu sangat terharu. Becky m em ohon am pun atas dusta Tom itu, dusta yang m em indahkan hukum an cam buk dari punggungnya ke punggung Tom. Hakim Thatcher dengan penuh kebanggaan mengatakan, dusta semacam itu adalah dusta dari hati mulia, dusta dari hati yang pem urah—dusta yang berharga untuk dikenangkan sejarah di sam ping Kebenaran George Washington yang term asyhur tentang kapaknya. Bagi Becky, beum pernah ayahnya nam pak begitu tinggi dan gagah seperti waktu beliau berjalan mondar- mandir sambil mengucapkan itu semua. Saat itu juga ia pergi untuk menemui Tom serta mengatakan hal itu.
278 Mark Twain Hakim Thatcher ingin melihat Tom menjadi seorang ahli hukum atau ahli m iliter yang term asyhur kelak. Ia berjanji untuk m eratakan jalan bagi Tom guna m em asuki Akadem i Militer Nasional dan kem udian belajar di sekolah hukum yang terbaik di Am erika Serikat, agar ia siap untuk m enjalankan salah satu dari bidang tadi atau kedua-duanya. Kekayaan Huck Finn dan kenyataan bahwa kini ia berada di bawah naungan Nyonya J anda Douglas m em perkenalkan dirinya pada pergaulan m asyarakat beradab, bukan—bukan m em per- kenalkan, tapi m enariknya, m elontarkannya ke m asyarakat den gan paksa—dan pen deritaan n ya ham pir tak tertahan kan olehnya. Para pelayan Nyonya J anda selalu m em buatnya bersih dan rapi, m enyisir dan m enyikat ram butnya, m enidurkannya di tem pat tidur yang tak bersahabat dengannya, segalanya putih bersih, tak ada noda setitik pun yang bisa ditekankan ke dadanya untuk dianggapnya sebagai sahabat. Ia harus m akan dengan pisau dan garpu, ia harus menggunakan serbet, cangkir, dan piring; ia harus belajar, ia harus pergi ke gereja; ia harus berbicara dengan sopan hingga baginya setiap perkataan terasa ham bar di mulut; ke mana pun ia berpaling, belenggu dan terali peradaban m engungkungnya, m engikatnya erat-erat. Tiga m inggu dengan gagah berani dihadapinya sem ua penderitaan ini, dan kem udian ia lenyap. Em pat puluh delapan jam Nyonya J anda m encarinya di m ana-m ana dengan hati sedih. Masyarakat pun ikut terpengaruh, m ereka m encari Huck Finn di setiap tem pat, m enjelajahi sungai untuk m encari m ayatnya. Di hari ketiga, pagi-pagi sekali, secara bijaksana Tom Sawyer turun tangan, mencari di antara tong-tong tua di belakang rumah pem bantaian. Dan di salah sebuah tong diketem ukannya anak hilang itu. Huck tidur di dalam tong, baru selesai dengan sarapan yang terdiri dari m akanan-m akanan curian, kini berbaring m enikm ati pipanya. Ia tam pak tidak terurus, ram butnya tak
Petualangan Tom Sawyer 279 disisir, berpakaian com pang-cam ping yang m em buatnya sedap dipandang, bebas, m erdeka, bahagia. Tom m enariknya ke luar tong, m enceritakan kekacauan yang diakibatkan olehnya dan m em inta agar H uck segera pulang. H uck yang m enghirup kemerdekaan itu sekarang menjadi sedih. “J angan berbicara tentang itu lagi, Tom ,” kata Huck, “telah kucoba dan aku gagal. Kehidupan sem acam itu tak cocok bagiku. Huck tidur di dalam tong. Nyonya J anda m em ang baik padaku, tetapi aku tak tahan caranya menjalankan hidup. Ia membangunkan aku pada jam itu-itu juga tiap pagi, m enyuruh aku m encuci m uka, pelayannya m enyisir rambutku habis-habisan, ia tak memperbolehkan aku tidur di gudang kayu, aku harus berpakaian yang ketat yang tak ada jalan keluar masuk bagi udara. Pakaian-pakaian itu begitu bagus, hingga aku tak dapat duduk atau berbaring atau bergulung di
280 Mark Twain rum put. Aku tak pernah lagi m enerobos pintu gudang di bawah tanah. Hm m , kira-kira setahun kurasa, bertahun-tahun! Aku harus pergi ke gereja, sam pai aku berm andi peluh. Aku benci m endengarkan khotbah-khotbahnya; aku tak boleh m enangkap lalat di sana atau m engunyah. Aku pun harus terus m em akai sepatu sepanjang hari Minggu. Nyonya J anda m akan m enurut bunyi lonceng, tidur m enurut bunyi lonceng; sem uanya begitu ditetapkan waktu, hingga membuat orang tak tahan.” “Tetapi sem ua orang hidup secara itu, Huck.” “Tak ada bedanya, Tom . Aku tidak seperti orang lain, dan aku tak tahan. Aku tak senang untuk selalu hidup terkekang. Dan makanan mudah sekali didapat, aku tak senang pada makanan yang m udah didapat. Untuk pergi m engail aku harus m inta izin, untuk pergi berenang harus m inta izin—untuk segala-galanya harus m inta izin dulu. Dan aku harus berbicara dengan baik sehingga membuatku tak enak badan, sampai terpaksa tiap hari aku harus naik ke loteng untuk bisa berbicara bebas, walaupun sendirian, agar bisa kurasakan kebebasan berbicara. Kalau tidak, pasti aku m am pus. Nyonya J anda tak m em perkenankan aku merokok, tak memperkenankan aku berteriak, tak memper- kenankan aku melongo, menggaruk atau menggeliat di depan orang banyak.” Dengan tambahan perasaan derita dan luka hati istimewa, Huckleberry m enam bahkan keluh kesahnya, “Dan sialan betul; tiap saat ia berdoa! Belum pernah kulihat seorang wanita seperti dia, Tom ! Aku harus pergi, aku harus, Tom . Dan lagi sebentar lagi m usim libur selesai dan sekolah dim ulai. Aku pun harus m asuk sekolah nanti—dan itu tak bisa kutahan. Tom , m enjadi kaya ternyata tak seenak yang kubayangkan. Setiap saat khawatir, setiap saat berkeringat dan mengharapkan kedatangan kematian selalu. Nah, pakaian ini cocok bagiku, tong ini cocok bagiku, dan tak akan pernah kulepaskan lagi. Tom, aku tak akan pernah me-
Petualangan Tom Sawyer 281 nem ui kesulitan begini banyak, bila tidak karena uang itu. Kini, baiklah kau am bil bagianku sem ua, hanya kadang-kadang berilah aku sepuluh sen—tak usah terlalu sering, sebab aku tak bisa m enghargai yang bisa kudapatkan tanpa berusaha keras lebih dahulu. Dan tolong m inta agar Nyonya J anda m elepaskan diriku.” “Oh, Huck, tak bisa kulakukan itu. Tak adil, cobalah sekali lagi, m ungkin kau bisa m enyukainya.” “Menyukainya—ya, m ungkin akan kusukai seperti aku akan m enyukai sebuah kom por panas, bila telah kududuki cukup lam a. Tidak, Tom , aku tak m au kaya dan aku tak m au hidup di rum ah yang tak ada udaranya itu. Aku senang hidup di hutan, di sungai, di tong kosong, dan tak kan kuubah hidupku itu. Terkutuk se- m uanya! Pada waktu kita telah m em punyai senjata, dan gua, dan siap untuk merampok, semua ketololan ini muncul untuk m enggagalkan rencana kita!” Tom melihat kesempatan untuk mengubah pandangan Huck. “Dengar Huck, kekayaan tak m enghalangiku untuk m enjadi p er am p ok.” “Betulkah, Tom ? Betulkah katam u itu?” “Betul, Huck. Tapi Huck, kau tak bisa m asuk ke dalam gerom bolan peram pok, bila kau tidak m em punyai penghidupan yang terhom at. Kau tahu.” Kegem biraan Huck lenyap. “Aku tak boleh m asuk, Tom ? Bukankah kau m em perbolehkan aku menjadi bajak laut?” “Ya, tapi beda sekali. Seoran g peram pok lebih tin ggi derajatnya daripada seorang bajak laut—secara keseluruhannya. Di beberapa negara perampok terdiri dari bangsawan-bangsawan tinggi, pangeran dan sebangsanya.” “Tom , bukankah kau selalu bersahabat dengan aku? Kau tak akan m engeluarkan aku dari gerom bolanm u, bukan? Kau tak
282 Mark Twain akan sekejam itu.” “Huck, aku tak ingin dan tak akan bertindak sem acam itu. Tapi apa kata orang banyak? Mereka pasti berkata, ‘Puh, gerom bolan Tom Sawyer? An ggota-an ggotan ya bertin gkat rendah.’ Yang m ereka m aksudkan adalah engkau, Huck! Kau pasti tak suka dikatakan begitu, aku pun tidak.” Huck terdiam , pertarungan sengit terjadi dalam benaknya. Akhirnya ia berkata, “Nah, baiklah, aku akan kem bali ke rum ah Nyonya J anda sebulan lagi dan akan kulihat apakah aku bisa m enahan penderitaan itu. Asal kau perkenankan aku jadi anggota gerom bolanm u, Tom !” “Baik, Huck, janji deh! Marilah, Sahabat, akan kum inta agar Nyonya J anda tak terlalu keras bertindak terhadapm u!” “Betulkah, Tom betulkah akan kau m inta pada Nyonya J anda? Bagus kalau begitu. Bila ia m au m engendurkan beberapa peraturan kerasnya, aku akan m erokok dengan sem bunyi- sem bunyi, m em aki bersem bunyi-sem bunyi, dan akan kujalani penghidupan itu sekuat hati. Kapankah kau m ulai m em bentuk ger om b ola n m u ?” “Oh, sekarang juga. Kita kum pulkan anak-anak dan m ungkin malam ini kita buat upacara pentahbisan.” “Upacara apa?” “P en t a h b isa n .” “Apa itu?” “Upacara sum pah setia satu dengan yang lain sesam a anggota gerom bolan . Bersum pah un tuk tidak m em bocorkan rahasia gerom bolan walaupun dicincang sam pai lem but. Bersum pah untuk m em bunuh siapa saja bersam a seluruh sanak keluarganya yang berani m enyakiti salah seorang anggota gerom bolan.” “Bagus, Tom , hebat sekali.” “Mem ang dem ikian. Dan sum pah itu harus dilakukan di m alam hari, tengah m alam , di suatu tem pat yang paling sepi,
Petualangan Tom Sawyer 283 paling seram . Kalau m ungkin di sebuah rum ah hantu. Sayangnya semua rumah hantu telah dibongkar orang.” “Tengah m alam cukup baik, Tom .” “Tepat. Dan kita harus bersum pah di dalam peti m ati, menandatangani dengan darah.” “Bukan m ain hebatnya. Lebih hebat daripada m enjadi bajak laut. Aku akan tinggal bersam a Nyonya J anda sam pai aku mati, Tom. Dan bila kelak aku telah menjadi seorang perampok yang term asyhur, pastilah Nyonya J anda m erasa bangga telah menolong aku dari dalam lumpur.”
Penutup DEMIKIANLAH, habis sudah cerita ini. Karena cerita ini cerita tentang seorang anak, maka berakhirlah sampai di sini. Cerita ini tak bisa dilanjutkan sam pai m enjadi cerita seorang dewasa. Bila seseorang m enulis rom an tentang orang dewasa, ia tahu, di m ana harus berhenti—yaitu pada perkawinan; tapi bila yang ditulis itu cerita tentang anak-anak, ia harus berhenti di m ana ia bisa berhenti dengan sebaik-baiknya. Hampir semua pelaku dalam cerita ini masih hidup, sejahtera, dan bahagia. Suatu hari m ungkin ada baiknya untuk menelaah kembali cerita kehidupan anak-anak guna melihat m ereka m enjadi apa setelah dewasa. Karena itu saat ini tak bijaksana untuk menceritakan kehidupan mereka sekarang.
MARK TWAIN PETUALANGAN TOM SAWYER Kisah petualangan remaja karangan Mark Twain dengan latar belakang alam bebas di tepi Sungai Mississippi ini merupakan salah satu karya klasik Amerika. Tom yang nakal inggal di rumah Bibi Polly yang dermawan. Setelah bertengkar dengan sahabatnya, Becky Thatcher, Tom pergi bertualang bersama Huck Finn, temannya. Secara kebetulan keduanya menyaksikan penjahat menusuk seorang dokter hingga meninggal. Si pembunuh menggenggamkan pisau itu di dalam tangan seorang pemabuk. Diselingi pengembaraan dan ingkah polah yang serba nakal dan berani, Tom dan Huck dapat menemukan tempat persembunyian si pembunuh. SASTRA KPG: 59 16 01185 KPG (KEPUSTAKAAN POPULER GRAMEDIA) Gedung Kompas Gramedia, Blok 1 Lt. 3, Jl. Palmerah Barat 29-37,Jakarta 10270 Telp. 021-53650110, 53650111 ext. 3359; Fax. 53698044, www.penerbitkpg.com KepustakaanPopulerGramedia; @penerbitkpg; penerbitkpg
Search
Read the Text Version
- 1
- 2
- 3
- 4
- 5
- 6
- 7
- 8
- 9
- 10
- 11
- 12
- 13
- 14
- 15
- 16
- 17
- 18
- 19
- 20
- 21
- 22
- 23
- 24
- 25
- 26
- 27
- 28
- 29
- 30
- 31
- 32
- 33
- 34
- 35
- 36
- 37
- 38
- 39
- 40
- 41
- 42
- 43
- 44
- 45
- 46
- 47
- 48
- 49
- 50
- 51
- 52
- 53
- 54
- 55
- 56
- 57
- 58
- 59
- 60
- 61
- 62
- 63
- 64
- 65
- 66
- 67
- 68
- 69
- 70
- 71
- 72
- 73
- 74
- 75
- 76
- 77
- 78
- 79
- 80
- 81
- 82
- 83
- 84
- 85
- 86
- 87
- 88
- 89
- 90
- 91
- 92
- 93
- 94
- 95
- 96
- 97
- 98
- 99
- 100
- 101
- 102
- 103
- 104
- 105
- 106
- 107
- 108
- 109
- 110
- 111
- 112
- 113
- 114
- 115
- 116
- 117
- 118
- 119
- 120
- 121
- 122
- 123
- 124
- 125
- 126
- 127
- 128
- 129
- 130
- 131
- 132
- 133
- 134
- 135
- 136
- 137
- 138
- 139
- 140
- 141
- 142
- 143
- 144
- 145
- 146
- 147
- 148
- 149
- 150
- 151
- 152
- 153
- 154
- 155
- 156
- 157
- 158
- 159
- 160
- 161
- 162
- 163
- 164
- 165
- 166
- 167
- 168
- 169
- 170
- 171
- 172
- 173
- 174
- 175
- 176
- 177
- 178
- 179
- 180
- 181
- 182
- 183
- 184
- 185
- 186
- 187
- 188
- 189
- 190
- 191
- 192
- 193
- 194
- 195
- 196
- 197
- 198
- 199
- 200
- 201
- 202
- 203
- 204
- 205
- 206
- 207
- 208
- 209
- 210
- 211
- 212
- 213
- 214
- 215
- 216
- 217
- 218
- 219
- 220
- 221
- 222
- 223
- 224
- 225
- 226
- 227
- 228
- 229
- 230
- 231
- 232
- 233
- 234
- 235
- 236
- 237
- 238
- 239
- 240
- 241
- 242
- 243
- 244
- 245
- 246
- 247
- 248
- 249
- 250
- 251
- 252
- 253
- 254
- 255
- 256
- 257
- 258
- 259
- 260
- 261
- 262
- 263
- 264
- 265
- 266
- 267
- 268
- 269
- 270
- 271
- 272
- 273
- 274
- 275
- 276
- 277
- 278
- 279
- 280
- 281
- 282
- 283
- 284
- 285
- 286
- 287
- 288
- 289
- 290
- 291
- 292
- 293
- 294
- 295
- 296
- 297
- 298
- 299
- 300