Penilaian dan kritik yang terlalu sering membuat anak-anak tertentu merasa bahwa mereka bukan anak baik dan bahwa orang tua tidak mengasihi mereka. MEMUJI, SETUJU Bertentangan dengan pendapat umum bahwa pujian membawa akibat baik terhadap anak, pujian sering kali menyebabkan akibat yang sangat negatif. Penilaian positif yang tidak sesuai dengan citra diri anak dapat menimbulkan sikap bermusuhan: “Saya tidak cantik, saya jelek”, “Saya benci rambut saya”, “Saya tidak bisa bermain dengan baik, saya brengsek”. Anak menyimpulkan bahwa kalau orang tua menilai positif, mereka lain kali juga bisa memberi penilaian negatif. Juga tidak adanya pujian dalam keluarga yang sering menggunakan pujian, dapat dianggap sebagai kritik oleh anak. (“Kamu tidak mengatakan sesuatu yang menyenangkan tentang rambut saya, berarti kamu tidak menyukainya”). Anak sering merasakan pujian sebagai alat manipulasi – suatu cara halus untuk mempengaruhi anak supaya mau mengerjakan apa yang dituntut oleh orang tuanya. (“Kamu mengatakan itu hanya supaya saya mau belajar lebih keras”). Anak-anak kadang-kadang menyimpulkan bahwa orang tua mereka tak memahami mereka bila memberikan pujian. (“Kamu tak akan mengatakan hal itu kalu kamu benar-benar tahu apa yang sebenarnya kurasakan”). Anak-anak sering merasa malu dan tidak enak bila diberi pujian, terutama bila di depan kawan-kawannya. (“Oh, Pak, itu sama sekali tidak benar”). Anak-anak yang terlalu banyak dipuji mungkin menggantungkan diri pada hal tersebut dan mungkin bahkan menuntutnya. (“Kamu tidak mengatakan apa-apa tentang prestasi saya membersihkan kamar”, “Bagaimana rupa aku, Bu?”, “Apakah saya bukan anak yang baik?”, “Apakah ini bukan gambar yang baik?”). MEMBERI JULUKAN, MENCEMOOHKAN, MEMBUAT MALU Pesan-pesan semacam ini dapat membuat efek yang luar biasa terhadap citra diri seorang anak. Pesan-pesan ini dapat membuat seorang anak merasa tak berharga. Jahat dan tidak dicintai. Jawaban anak yang paling sering terhadap pesan-pesan semacam itu adalah memberikan jawaban yang sama kepada orang tuanya. (“Dan kamu ini, kamu mulut besar”, “Nah, coba, siapa yang mengatakan saya pemalas?”). Bila seorang anak menerima pesan semacam itu dari orang tua yang sedang mencoba mempengaruhinya, ia hampir tidak bisa berubah dan melihat dirinya dengan cara yang realistik. Sebagai gantinya ia akan melawan pesan yang dianggapnya tidak adil ini dan memanfaatkan dirinya sendiri. (“Saya tidak kelihatan murahan dengan cat mata yang ini. Sungguh menggelikan dan tak adil”). MEMBUAT INTERPRETASI, MEMBUAT ANALISIS, MEMBUAT DIAGNOSA Pesan-pesan semacam ini mengkomunikasikan kepada anak bahwa oran tua telah dapat “menebak” dirinya, tahu apa yang menjadi motifnya, atau tahu mengapa dia bertingkah laku semacam itu. Orang tua yang mengadakan psikoanalisis semacam ini terhadap anak dapat menyebabkan anak merasa terancam dan frustasi. Bila analisis atau interpretasi orang tua ternyata tepat, anak mungkin merasa malu sudah dipamerkan semacam itu. (“Kamu tak punya pacar karena kamu terlalu pemalu”, “Kamu melalukan itu hanya untuk menarik perhatian”). Bila analisis atau interpretasi orang tua ternyata salah, seperti yang lebih sering terjadi, anak akan menjadi marah karena dituduh secara tidak adil. (“Saya tidak iri – sungguh menggelikan”). Anak-anak sering dapat menemukan sikap superior dalam tindakan orang tua. (“Kamu pikir, kamu tahu banyak?”). Orang tua yang sering menganalisis anak- 243
anaknya mengkomunikasikan kepada mereka bahwa orang tua merasa superior, lebih bijaksana, lebih pandai. Pesan-pesan “Saya tahu mengapa” dan “Saya dapat menebakmu” sering kali memotong komunikasi dari anak pada saat itu, dan mengajar anak untuk tidak membagi persoalan yang dipunyainya dengan orang tuanya. MENENTRAMKAN, MEMBERI SIMPATI, MENGHIBUR, MEMBERI SOKONGAN Pesan-pesan itu tidak sangat menolong seperti yang diyakini oleh kebanyakan orang tua. Menentramkan seorang anak bila ia merasa terganggu oleh sesuatu, hanya akan meyakinkan anak ini bahwa Anda tidak memahami dirinya. (“Kamu tak bisa berkata begini kalau kamu benar-benar tahu betapa takutnya saya ini”). Orang tua menentramkan dan menghibur karena merasa kurang enak kalau anaknya merasa disakiti, bingung, kecil hati, dan yang sebangsanya. Pesan-pesan semacam ini mengatakan kepada anak bahwa Anda menginginkan supaya dia berhenti merasakan demikian. (“Jangan merasa sedih, keadaan akan menjadi baik”). Anak-anak bisa melihat usaha orang tua untuk menentramkan ini sebagai usaha untuk mengubah mereka dan sering kali tidak mempercayai orang tua ini. (“Kamu mengatakan itu hanya untuk membuat saya merasa lebih nyaman”). Tidak memperhitungkan atau atau menunjukkan simpati sering kali menghentikan komunikasi lebih lanjut karena anak merasa bahwa Anda menghendaki supaya dia berhenti merasakan apa yang dia rasakan. MENYELIDIKI, MENANYAI, MENGINTEROGASI Mengajukan pertanyaan-pertanyaan buat anak dapat diartikan sebagai kurang percaya, curiga, atau meragukan. (“Apakah kau sudah mencuci tangan seperti yang saya suruh?”). Anak-anak juga bisa memandang pertanyaan-pertanyaan tertentu sebagai usaha orang tua supaya orang tua bisa menyalahkan dirinya. (“Berapa lama kamu belajar? Hanya satu jam. Nah, memang pantas kalau kamu hanya mendapat nilai ‘C’. Nilai ‘C’ berarti nilai ‘6’ atau ‘7’”). Anak sering merasa terancam oleh pertanyaan-pertanyaan, terutama bila mereka tidak paham apa maksud orang tua menanyainya. Perhatikan betapa seringnya anak berkata, “Mengapa kamu menanyakan itu?” atau “Apa maksudmu sebenarnya?” Apabila Anda menanyai seorang anak yang membagi persoalan dengan Anda, dia bisa curiga bahwa Anda sedang mengumpulkan data untuk membuat penyelesaian persoalan bagi dirinya, dan tidak akan membiarkannya untuk mencari penyelesaiannya sendiri. (“Kapan kamu mulai merasa seperti ini? Apakah ada hubungannya dengan sekolah? Bagaimana keadaan di sekolah?”). Anak-anak sering kali tidak menginginkan orang tua mereka menemukan jawaban bagi persoalan mereka: “Bila saya mengatakannya kepada orang tua saya, mereka akan mengatakan kepada saya apa yang harus saya lakukan”. Bila Anda mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada seseorang yang membagi persoalannya dengan Anda, tiap pertanyaan membatasi kebebasan individu ini untuk menceritakan apa yang dia inginkan – boleh dikata, tiap pertanyaan mendiktekan pesannya yang selanjutnya. Bila Anda bertanya, “Kapan kamu menyadari perasaan ini?”, Anda mengatakan kepada individe tersebut hanya untuk berbicara tentang mulai timbulnya perasaan tersebut dan tidak yang lainnya. Inilah sebabnya mengapa kalau ditanya-tanya oleh seorang ahli hukum dipengadilan, rasanya adalah sangat tidak nyaman – Anda merasa bahwa Anda menceritakan cerita Anda tepat seperti apa yang dituntut oleh pertanyaannya. Dengan demikian, menginterogasi bukanlah cara cara yang baik untuk mendorong 244
komunikasi dan orang lain, malah sebaiknya dapat sangat membatasi kebebasannya. MENARIK DIRI, MENGACAUKAN PERHATIAN, MEMBELOKKAN PERHATIAN, MELUCU Pesan-pesan semacam ini dapat mengkomunikasikan kepada anak bahwa Anda tidak menaruh minat terhadap dirinya, tidak menghargai perasaan- perasaannya, dan begitu saja menolaknya. Anak-anak biasanya sangat serius dan sungguh-sungguh bila mereka butuh mempercakapkan sesuatu. Bila Anda menjawab dengan melucu, Anda bisa membuat mereka sakit hati da ditolak. Mengacaukan perhatian anak atau membelokkan perasaan mereka, barangkali kelihatan berhasil untuk saat itu, tetapi perasaan orang tidak selalu mudah hilang. Sering kali muncul kembali. Penolakan yang ditinggalkan jarang merupakan persoalan yang terselesaikan. Anak-anak, seperti halnya orang dewasa, ingin untuk didengar dan dipahami dengan penuh hormat. Bila orang tuanya mengesampingkan mereka, mereka akan segera belajar untuk membawa persoalan-persoalan dan perasaan-perasaan mereka yang penting ke tempat lain. 245
Daftar Pustaka 1. Axline,Virginia M. Dibs: In Search of Self. New York: Ballatine Books, 1969. 2. Axline,Virginia M. Play Therapy. Boston: Houghton Mifflin, 1947. 3. Baruch, Dorothy W. New Ways in Discipline. New York: McGraw-Hill, 1949. 4. Bettelheim, Bruno. The Children of Dream. New York: Macmillan Co., 1969. 5. Briggs, Dorothy C. Your Child’s Self-Esteem. New York:Doubleday, 1970 6. Bronferbenner, Urie. Two Worlds of Childhood: U.S. and U.S.S.R. New York: Russel Sage Foundation, 1970. 7. Button, Alan DeWitt. The Authentic Child. New York: Random House, 1969. 8. Donovan, Frank R. Wild Kids. Harrisburg, Pennsylvania: Stackpole Books, 1967. 9. Dreikurs, Rudolph. Children: The Challenge. Des Moines, Iowa: Meredith Press (Duell, Sloan and Pearce), 1964. 10. Faber, Adele and Elaine Mazlish. Liberated Parents, Liberated Children. New York: Grosset and Dunlap, 1974. 11. Farson, Richard. Birthrights. New York: Macmillan Publishing Co., Inc., 1974. 12. Ginott, Haim G. Between Parent and Child. New York: Macmillan Co., 1965. 13. Ginott, Haim G. Between Parent and Teenager. New York: Macmillan Co., 1969. 14. Glasser, William. Schools Without Failure. New York: Harper and Row, 1969. 15. Gordon, Thomas. Group-Centered Leadership. Boston: Houghton Mifflin, 1953. (out of print) 16. Gordon, Thomas. Teacher Effectiveness Training. New York: Peter H. Wyden, Inc., 1975. 17. Holt, John. How Children Fail. New York: Dell Publishing Co., 1964. 18. Holt, John. The Underachieving Scholl. New York: Pitman Publishing Corp., 1969. 19. Hymes, James L. The Child Under Six. Englewood Cliffs, New Jersey: Prentice Hall, 1963. 20. Jourard, Sidney M. The Transparent Self. New York: D. Van Norstrand, 1964. 21. Katz, Robert L. Empathy. New York: The Free Press of Glencoe, Macmillan Co., 1963. 246
22. Missildine, W. Hugh. Your Inner Child of the Past. New York: Simon and Schuster, 1963. 23. Neill, A.S. Summerhill. New York: Hart Publishing Co., 1960. 24. Neill, A.S. Freedom-Not License. New York: Hart Publishing Co., 1966. 25. Putney, Shell, and Putney, Gail. The Adjusted American. New York: Harper, 1964. 26. Rogers, Carl R. Client-Centered Therapy. Boston: Houghton Mifflin, 1954. 27. Rogers, Carl R. On Becoming a Person. Boston: Houghton Mifflin, 1963. 28. Rogers, Carl R. Freedom to Learn. Columbus, Ohio: Charles E. Merrill, 1969. 29. Spock, Benyamin. The Common Sense Book of Baby and Child Care. New York: Duell, Sloan and Pearce, 1957. 247
Indeks \"aku percaya pada kaum muda\", Children: The Challenge (Dreikurs), 234–35 246 \"anti-kalah\", metode pemecahan Client-Centered Therapy (Rogers), konflik, 9–10, 147–201 247 keenam langkah anti-kalah, 179– Common Sense Book of Baby and 84 Child Care, The (Spock), 247 kekhawatiran dan ketakutan orang diagram penerimaan, 12–17, 22–23 tua, 164–78 Dibs: In Search of Self (Axline), 246 Donovan, Frank R., 246 keuntungan penerapannya, 151– 63 Dreikurs, Rudolph., 246 konflik antar-anak, 192–95 Empathy (Katz), 247 melaksanakan, 179–201 Faber, Adele and Elaine Mazlish, metode pembagian kertas untuk 246 mulai, 214–16 Farson, Richard, 246 Freedom to Learn (Rogers), 247 \"pesan aku\", 84–101 masalah dengan, 99–101 Freedom-Not License (Neill), 247 menerapkan, 89–101 Ginott, Haim G., 246 metode \"antikalah\", 183–85 nonverbal, bayi, 98–100 Glasser, William, 246 \"pesan kamu\", 84–86, 88 kemarahan dan, 92–95 Gordon, Thomas, 247 terselubung, 89–90 Group-Centered Leadership Acton, Lord, 143 (Gordon), 247 hadiah, ganjaran, 124–30 hak-hak asasi, 207–8 Adjusted American, The (Putney), Heirens, William, 117 247 Holt, John, 247 adu kekuatan, orang tua dan anak, How Children Fail (Holt), 247 111–21 hubungan seks sebelum perkawinan, Authentic Child, The (Button), 246 214 Axline,Virginia M., 246 hukuman, 2, 8, 124–30 Baruch, Dorothy W., 246 Hymes, James L., 247 bayi Jourard, Sidney M., 247 \"pesan aku\" nonverbal, 98–100 mendengar aktif, 69–74 Katz, Robert L., 247 berbicara, 75–88 kedisiplinan, 111 kekuasaan, orang tua, 122–46 Bettelheim, Bruno, 246 keterbatasan, 126–30 Between Parent and Child (Ginott), pengaruh atas anak, 130–39 246 kemarahan, 92–95 Between Parent and Teenager kesenjangan generasi, 2, 7 (Ginott), 246 ketidakkonsistensian, orang tua, 17 Briggs, Dorothy C., 246 komunikasi Bronferbenner, Urie., 246 cara yang efektif, 88 Button, Alan DeWitt., 246 cara yang tidak efektif, 78–84 Child Under Six, The (Hymes), 247 konflik Children of Dream, The memecahkan, 109–21 mencegah, 217–27 (Bettelheim), 246 248
metode \"anti-kalah\", 147–201 model, orang tua sebagai, 208–10 konfrontasi dengan anak Neill, A.S., 247 cara yang efektif, 84–88 cara yang tidak efektif, 78–82 New Ways in Discipline (Baruch), konsultan, orang tua sebagai, 210–12 246 nilai-nilai, 203–14, 221–22 lingkungan anak yang lebih besar dan, 106–8 On Becoming a Person (Rogers), membatasi ruang geerak anak, 247 104 orang tua. lihat juga: kekuasaan, mempermiskin, 103 orang tua mempersiapkan anak mengalami ketidakkonsistensi, 17 perubahan, 105–6 pengganti, 228–35 sebagai contoh, 208–10 mengubah, memperbaiki tingkah sebagai konsultan, 210–12 laku, 102–8 sebagai pribadi, 11–23 ukuran psikologis, 122–26 menyederhanakan, 103–4 tahan anak, 104–5 pekerjaan rumah, 213 M.O.E. (Melatih Orang tua Efektif), pemecahan masalah 1–10 mendengar aktif, 37–67 metode \"anti-kalah\", 147–201 Maier, Norman, 141–42 penerimaan membuka pintu, 37 bahasa, 24–45 diagram, 12–17, 22–23 mendengar mendengar pasif dan,, 30–31 aktif, 6, 37–74, 183–85 menunjukkan, 27–28 empati, 64–66 orang tua, 12–23 palsu, 18–21 pasif, penerimaan ditunjuk pesan verbal, 31–37 dengan, 30–31 tanggapan verbal, 32–35 tanpa empati, 64–66 pengganti orang tua, 228–35 mendengar aktif, 6, 37–67 permisif, 5, 9, 18, 20, 21 akibat, 45 bayi, 69–74 pesan menggunakan ketrampilan, 46–67 meremehkan, 82–84 pemecahan, 79–82 metode keputusan \"antikalah\", 183–85 Play Therapy (Axline), 246 pribadi, orang tua sebagai, 11–23 saat yang salah, 66–67 syarat-syarat, 44–45 prinsip partisipasi, 152 menggantikan kegiatan, 105 proses mengurai (decoding), 38 mengubah diri sendiri, 217–27 Putney, Gail, 247 merokok, 213 Putney, Shell, 247 metode pembagian kertas rambut gondrong, 203–7 pemecahan \"anti-kalah\", 214–16 Missildine, W. Hugh, 247 249
Search
Read the Text Version
- 1
- 2
- 3
- 4
- 5
- 6
- 7
- 8
- 9
- 10
- 11
- 12
- 13
- 14
- 15
- 16
- 17
- 18
- 19
- 20
- 21
- 22
- 23
- 24
- 25
- 26
- 27
- 28
- 29
- 30
- 31
- 32
- 33
- 34
- 35
- 36
- 37
- 38
- 39
- 40
- 41
- 42
- 43
- 44
- 45
- 46
- 47
- 48
- 49
- 50
- 51
- 52
- 53
- 54
- 55
- 56
- 57
- 58
- 59
- 60
- 61
- 62
- 63
- 64
- 65
- 66
- 67
- 68
- 69
- 70
- 71
- 72
- 73
- 74
- 75
- 76
- 77
- 78
- 79
- 80
- 81
- 82
- 83
- 84
- 85
- 86
- 87
- 88
- 89
- 90
- 91
- 92
- 93
- 94
- 95
- 96
- 97
- 98
- 99
- 100
- 101
- 102
- 103
- 104
- 105
- 106
- 107
- 108
- 109
- 110
- 111
- 112
- 113
- 114
- 115
- 116
- 117
- 118
- 119
- 120
- 121
- 122
- 123
- 124
- 125
- 126
- 127
- 128
- 129
- 130
- 131
- 132
- 133
- 134
- 135
- 136
- 137
- 138
- 139
- 140
- 141
- 142
- 143
- 144
- 145
- 146
- 147
- 148
- 149
- 150
- 151
- 152
- 153
- 154
- 155
- 156
- 157
- 158
- 159
- 160
- 161
- 162
- 163
- 164
- 165
- 166
- 167
- 168
- 169
- 170
- 171
- 172
- 173
- 174
- 175
- 176
- 177
- 178
- 179
- 180
- 181
- 182
- 183
- 184
- 185
- 186
- 187
- 188
- 189
- 190
- 191
- 192
- 193
- 194
- 195
- 196
- 197
- 198
- 199
- 200
- 201
- 202
- 203
- 204
- 205
- 206
- 207
- 208
- 209
- 210
- 211
- 212
- 213
- 214
- 215
- 216
- 217
- 218
- 219
- 220
- 221
- 222
- 223
- 224
- 225
- 226
- 227
- 228
- 229
- 230
- 231
- 232
- 233
- 234
- 235
- 236
- 237
- 238
- 239
- 240
- 241
- 242
- 243
- 244
- 245
- 246
- 247
- 248
- 249
- 250
- 251
- 252
- 253
- 254
- 255
- 256
- 257