Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore Princess - Jean P. Sasson

Princess - Jean P. Sasson

Published by haryahutamas, 2016-05-29 05:21:44

Description: Princess - Jean P. Sasson

Search

Read the Text Version

14. KELAHIRAN EKSPRESI hidup yang paling lengkap dan kuat adalah kelahiran. Mengandung dan melahirkan memiliki makna yang lebih dalam dan indah dibandingkan seni ajaibmana pun. Hal ini kuketahui ketika aku menunggukelahiran anak pertamaku dengan rasa bahagia. Aku dan Karim dengan sangat cermat merencanakankelahiran ini. Perhitungan dilakukan sampai pada hal-halyang kecil. Kami memesan tiket ke Eropa empat bulansebelum tanggal yang diperkirakan. Aku akan melahirkandi rumah sakit Guy di London. Sebagaimana terjadi pada banyak rencana yangdilakukan secara hati-hati, beberapa peristiwa kecilmenghalangi keberangkatan kami. Ibu Karim, yang takbisa melihat karena terhalang cadar barunya yangterbuat dari kain yang lebih tebal dari biasanya, kakinyamenyandung kaki seorang perempuan badui tua yangsedang duduk di pasar dan mata kakinya terkilir; seorangsepupu dekat yang harus menandatangani kontrakpenting, meminta Karim menunda keberangkatannya;dan kakakku Nura membuat takut keluarga dengan apayang dikatakan oleh dokter sebagai serangan radangusus buntu. Segera setelah kami melewati tiga krisis tersebut,tanda-tanda kesakitan melahirkan mulai timbul. Doktermelarangku melakukan perjalanan. Aku dan Karimmenerima hal yang tak dapat dihindari itu dan mulaimengatur persiapan kelahiran anak kami di Riyadh.

Sialnya, Rumah Sakit Khusus dan Pusat PenelitianRaja Faisal yang akan memberi pelayanan medismutakhir untuk anggota kerajaan belum dibuka. Akuakan melahirkan di sebuah institusi kecil di kota ini,yang terkenal kotor dan para stafnya tak bersemangat. Karena kami berasal dari keluarga kerajaan, kamipunya pilihan yang tak disediakan untuk orang Saudilain. Karim meminta tiga ruangan bersalin disulapmenjadi sebuah kamar kerajaan (royal suite). Ia menyewatukang kayu dan tukang cat lokal. Para dekorator interiordari London didatangkan. Pita pengukur dan contoh-contoh kain disediakan. Aku dan para kakakku dipandu menuju unit itu olehseorang administrator rumah sakit yang angkuh. Suiteitu bernuansa biru tua dengan bed cover dan tirai jendeladari bahan sutra. Sebuah tempat tidur bayi besar dengantutup sutra yang serasi dikunci dengan baut ke lantai,menjaga jika seandainya ada seorang anggota staf yangsembrono menyenggol tempat tidur itu dan membuat bayikami yang sangat berharga jatuh ke lantai! Nura tertawasampai terbungkuk-bungkuk ketika mendengar tindakanpencegahan itu dan mengatakan padaku bahwa Karimakan membuat keluarga gila dengan skemanyamelindungi anak-anak. Aku duduk diam ketika Karim menyampaikankepadaku bahwa enam orang staf akan segera tiba dariLondon untuk membantuku melahirkan. Dokter bidanterkenal dari London bersama dengan lima orang perawatdengan keahlian tinggi, dibayar dengan upah yang sangatmahal untuk melakukan perjalanan ke Riyadh tigaminggu sebelum tanggal kelahiran yang diperkirakan. Karena aku sebentar lagi melahirkan, Sara pindah ke

istanaku sampai akhir masa kehamilanku. Ia menjagakuseperti aku menjaga dia, aku mengamatinya dengan teliti,kutangkap kesedihan merundung kakakku tersayang.Kukatakan pada Karim, aku takut Sara tak akan pernahpulih dari trauma perkawinannya yang menjijikkan,keadaan jiwanya yang hampa sekarang menjadipermanen, padahal dulu ia adalah orang yang selalugembira dan memilki sifat yang riang. Betapa tak adilnya hidup ini! Dengan keagresifan,aku justru lebih bisa menghadapi seorang suami yangkejam, karena seorang penggertak cenderung tidakberdaya di hadapan seseorang yang mau berdirimenghadapinya. Sara yang berjiwa damai dan lembut,mudah menjadi mangsa suami liar yang sombong. Tapi aku berterima kasih dengan kehadiran Sarayang tenang. Ketika tubuhku bertambah besar, akumenjadi gelisah dan tak dapat diprediksi. Karim, karenagembira akan menjadi ayah, kehilangan semuakesabarannya. Karena Asad, saudara laki-laki Karim, dan parasaudara sepupu datang dan pergi semaunya, maka ketikameninggalkan apartemen kami di lantai dua, Sara haruswaspada untuk tetap memakai cadar. Memang, paralelaki yang belum menikah akan ditempatkan di bagianlain, namun mereka menjelajahi istana sepanjang waktu. Setelah Sara berada di rumah kami selama tiga hari,Norah mengirim pesan melalui Karim bahwa Sara takperlu memakai cadarnya ketika memasuki wilayah ruangkeluarga utama dan taman vila itu. Aku sangat gembiradengan pelonggaran aturan yang sangat ketat membebanihidup perempuan. Pada awalnya Sara merasa kuatir, tapiia segera melepaskan kain hitam itu dengan santai.

Di suatu malam yang cukup larut, Aku dan Sarabersandar di kursi panjang rotan, menikmati udaramalam yang sejuk di taman keluarga. (Di kebanyakanistana istana di Arab, ada taman khusus perempuan dantaman keluarga). Tak disangka-sangka, Asad dan empatkenalannya kembali dari sebuah pertemuan tengahmalam. Ketika mendengar para laki-laki itu mendekat, Saramemalingkan wajahnya ke dinding, karena ia tak inginkeluarga mendapatkan aib lantaran ia menunjukkanwajahnya pada orang asing. Aku tak ingin mengikutigerakannya, sehingga dengan keras aku berteriak padaAsad bahwa di taman ada perempuan-perempuan yangtak bercadar. Para lelaki teman Asad secara tergesa-gesamelewati kami tanpa memandang dan kemudianmemasuki salah satu sisi pintu menuju ruang duduklakilaki. Sebagai basa-basi, saat berjalan melewati tempatkami Asad menanyakan di mana Karim berada danmatanya secara tak sengaja berhenti di wajah Sara. Reaksi fisiknya begitu tiba-tiba dan membuatkutakut kalau-kalau ia mendapat serangan jantung. Tubuhnya tersentak aneh sekali sehingga akubergerak secepat yang dimungkinkan oleh perutku yangbesar dan mengguncang lengannya untukmembangkitkan kesadarannya. Aku sungguh-sungguhcemas. Apakah ia sakit? Wajah Asad memerah, dan iatampaknya tak dapat bergerak tanpa dibimbing; akumembawanya ke kursi dan menyuruh dengan suarakeras pelayan untuk membawakan air. Ketika tak ada respon, Sara berdiri dan dengan

tergesa-gesa masuk ke dalam untuk mengambil airsendiri. Asad, karena merasa malu, berusaha pergi,namun aku meyakinkan bahwa dia hampir pingsan. Akubersikeras agar ia tetap duduk. Ia mengatakan ia takapaapa, namun ia tak dapat menjelaskan mengapa ia taditiba-tiba tak dapat bergerak. Sara kembali dengan gelas dan sebotol air mineraldingin. Tanpa melihat Asad, ia menuangkan air danmenyodorkan gelas ke bibir Asad. Tangan Asadbersentuhan dengan jari-jari Sara. Mata merekabertatapan. Gelas terlepas dari genggaman Sara danjatuh ke lantai. Sara berlari melewatiku masuk ke dalamrumah. Aku meninggalkan Asad dengan para temannya yangturut resah dan ikut masuk ke taman. Mereka menjadilebih bingung melihat wajahku dibanding perutku yangmenonjol besar. Tanpa peduli aku berjalan bergoyang-goyang melewati mereka, dan memberikan ucapan salamdi hadapan mereka. Merekapun merespon dengan malu-malu. Saat tengah malam, Karim membangunkanku. Iadicegat oleh Asad ketika sampai di taman. Karim ingintahu apa yang terjadi di taman. Dengan mengantuk akuceritakan peristiwa malam itu dan menanyakan tentangkeadaan Asad. Aku duduk terkejut ketika Karim menjawab bahwaAsad bersikeras ingin menikahi Sara. Ia menyatakanpada Karim bahwa ia tak akan bisa bahagia jika Sara takmenjadi istrinya. Padahal, beberapa minggu sebelumnya,ia membuat sedih ibunya dengan berapi-api bersumpahtak akan mau menikah.

Aku heran. Kukatakan pada Karim, melihat perilaku Asad di taman, memang mudah menduga bahwa ia tertarik pada Sara. Tetapi desakannya untuk menikah sungguh tak dapat dipercaya! Setelah pandangan menyenangkan yang sangat singkat? Aku tak percaya dengan omong kosong itu dan kembali berbaring. Saat Karim sedang mandi, aku memikirkan kembali peristiwa itu dan beranjak dari tempat tidur. Aku mengetuk pintu kamar Sara. Karena tak ada jawaban, aku dengan perlahan mendorong pintu sampai terbuka. Kakakku sedang duduk di balkon menatap bintangyang bertabur di langit. Dengan sangat sulit, aku bergerak menuju pojokbalkon dan duduk, diam. Tanpa melihat ke arahku, Sara berkata dengan pasti.'Ia hendak menikahiku.' 'Ya,' aku mengiyakan dengan suara kecil. Dengan berbinar-binar Sara melanjutkan. 'Sultana,aku lihat masa depanku ketika aku menatap jauhmenembus jiwanya. Ini adalah laki-laki yang dilihat Hudaketika ia mengatakan aku akan mengenal cinta. Ia jugamengatakan, sebagai hasil dari cinta ini, aku akanmelahirkan enam orang anak ke dunia.' Aku menutup mataku mengingat-ingat kata-kataHuda dulu di rumah orangtua kami. Aku ingat kata-katatentang ambisi yang tak akan terealisasi dan kata-katatentang perkawinan, tapi sedikit dari pembicaraan ituyang masih segar dalam pikiranku. Aku gemetar ketikaaku menyadari bahwa banyak ramalan Huda yang

menjadi kenyataan. Aku berusaha keras menolak gagasan tentang cintapada pandangan pertama. Tapi aku tiba-tiba ingat geloraperasaanku pada hari pertama aku bertemu Karim. Akumenggigit lidahku dan tak bersuara. Sara mengelus-elus perutku. 'Tidurlah Sultana.Anakmu butuh istirahat. Takdirku akan menghampiriku.' Ia mengalihkan tatapannya kembali ke bintang-bintang. 'Katakan pada Karim bahwa Asad harus bertemudan berbicara pada ayah tentang persoalan ini.' Ketika aku kembali ke ranjang, Karim masih belumtidur. Aku mengulangi kata-kata Sara, dan iamenggeleng-gelengkan kepalanya heran dan berkomatkamit bahwa hidup ini benar-benar aneh, dan kemudiania memeluk perutku. Kami langsung terlelap, karenahidup kami telah ditetapkan dengan sangat cermat, dantak satupun dari kita mengetahuinya. Pagi keesokan harinya, aku meninggalkan Karimyang sedang bercukur dan bergerak perlahan menurunitangga. Aku mendengar suara Norah sebelum akumelihatnya. Ia sedang melantunkan kutipan sebuahpepatah. Aku mengutuk sambil menarik nafas namunmendengarkannya dengan tenang di gang masuk. 'Laki-laki yang menikahi perempuan karenakecantikannya akan terperdaya; laki-laki yang menikahiperempuan karena kebaikannya baru bisa dikatakanmenikah dengan benar.\"' Aku sedang tidak ingin melawan sehingga aku pikirlebih baik berbatuk-batuk untuk memberi tahu

kehadiranku. Ketika Norah mulai akan bicara lagi, akuberubah pikiran. Aku menahan nafas dan menyiapkantelingaku untuk mendengarkan kata-katanya. 'Asad, gadis itu sudah pernah menikah. Ia punsegera bercerai. Siapa yang tahu alasannya?Pertimbangkan anakku. Kamu bisa menikahi siapa punyang kamu inginkan. Kamu lebih baik menikah denganperempuan yang masih perawan, bukan denganperempuan yang sudah pernah dipakai! Di samping itu,anakku, kamu lihat bola api, yaitu Sultana. Akankahsaudarinya berbeda dengannya?' Aku membawa perut besarku menuju ruangan itu,jantungku berdebar. Ia sedang memperingati Asad untuktak menikahi Sara. Tidak hanya itu; macan tutul takakan mengganti tutul-tutulnya; dalam hati Norah iamasih membenciku. Aku adalah minuman pahit yangharus ditelannya. Sadar akan karakter Asad yang bebas tanpa beban,aku tidak dalam posisi mendukung cintanya dan cintaSara. Sekarang aku sekadar merestui keinginan mereka. Aku bisa dengan mudah melihat ekspresi Asadbahwa tak seorang pun bisa mengubah kemauannya. Ialaki-laki yang sedang dimabuk cinta. Percakapan itu berhenti ketika mereka melihatwajahku, namun aku dengan susah payah menutupikemarahanku; aku geram karena Norah mengira bahwaperkawinan anak laki-lakinya dengan saudariku akanmenimbulkan penderitaan. Tentu saja aku tidak bisamembantah sifatku yang suka memberontak. Itu adalahwatak dari masa kecilku dan aku tak inginmengubahnya.

Tapi aku merasa jengkel jika dikatakan bahwa Saramemiliki watak yang sama denganku! Di masa kecil, aku sering mendengar banyak orangtua berkata: 'jika kamu berdiri di dekat pandai besi,kamu akan terkena panas jelaga, namun jika kamuberdiri di dekat penjual parfum kamu akan ikut wangi.'Aku menyadari itu, sejauh yang dikhawatirkan Norah,Saralah yang membawa jelaga untuk adik kecilnya. Perasaanku sekarang sangat marah pada ibumertuaku. Kecantikan Sara menimbulkan kecemburuanbanyak perempuan. Aku tahu, penampilan Sara sangatdekat dengan sifat yang lemah lembut dan kecerdasanyang berkobar-kobar. Sara yang malang! Asad berdiri dan mengangguk ringan ke arahku. Iamenjauh dari hadapan kami. Norah tampak sepertiseseorang yang menderita luka pisau belati saat Asadberbalik dan berkata: 'Keputusanku sudah bulat. Jikaaku diterima oleh dia dan keluarganya, tak ada yang bisamenghalangiku.' Norah berteriak mencak-mencak mencela anaknyayang tak tahu adat dan mencoba membebaninya denganrasa bersalah saat ia berseru bahwa ia tak akan lama lagidi dunia ini; jantungnya melemah setiap hari. KetikaAsad mengabaikannya, ia menggelengkan kepalanyadengan sedih. Dengan kening berkerut, sambil berpikir,ia menyeruput segelas kopi. Pasti ia sedangmerencanakan sesuatu terhadap Sara seperti ia membuatrencana untuk perempuan Libanon itu. Dengan emosi yang memuncak, aku membunyikanbel untuk memanggil tukang masak, memintanyamenyediakan yogurt dan buah untuk sarapan. Marci

masuk ke dalam ruangan dan jemarinya yang ahlimemijat kakiku untuk menghilangkan rasa sakit. Norahberusaha mengajak bicara, namun aku masih marah;aku tak mau meresponnya. Ketika hendak menggigitstroberi segar yang dikirim setiap hari dari Eropa rasasakit akan melahirkan membuatku terduduk di lantai.Aku takut dan menjerit kesakitan, karena sakit yangsangat parah ini datang terlalu cepat. Aku tahu bahwasakit itu pasti dimulai dengan denyutan, karena tanda-tanda sakit akan melahirkan ini telah mulai timbulkemarin. Kekacauan muncul ketika Norah berteriak kerasmemanggil Karim, Sara, perawat khusus dan parapelayan. Dalam sekejap, Karim menggendongku danmembawaku cepat-cepat ke bagian belakang limusinyang sangat panjang, yang dengan khusus dirancanguntuk mengantisipasi peristiwa semacam ini. Kursi-kursinya dikeluarkan dan sebuah tempat tidur dipasangdi satu sisi. Tiga kursi kecil disediakan untuk dudukKarim, Sara dan perawat. Dokter dari London dan susterlain telah siap siaga dan mengikuti dengan limusin yangberbeda. Aku berpegangan pada sandaranku sementaraperawat dengan sia-sia mencoba memeriksa detakjantungku. Karim berteriak pada sopir untuk berjalanlebih cepat; namun perintah itu segera dibatalkannya,dengan menyatakan bahwa sembrono mengemudi akanmembunuh kita semua. Ia memukul bagian belakangkepala sopir malang itu karena mengizinkan pengendaralain memotong jalan mobil kami. Karim mulai mengutuk dirinya sendiri karena tidakmempersiapkan kawalan polisi. Sara berusaha sepenuh

tenaga menenangkan Karim, tapi suamiku itu sudahseperti badai yang mengamuk. Akhirnya, perawat Inggrisberkata dengan keras di depan wajah Karim; perawat itumenyampaikan bahwa kelakuan Karim bisamembahayakan istri dan anaknya. Perawat itumengancam akan mengeluarkannya dari kendaraan jikatidak juga diam. Sebagai seorang pangeran terkemuka kerajaan yangtidak pernah menerima kritik dari perempuan dalamhidupnya, Karim kaget dan tak bisa berkata-kata. Kamisemua bernafas lega. Petugas rumah sakit dan sejumlah besar staf yangdisuruh bersiaga sudah menunggu di pintu samping. Petugas itu sangat gembira bahwa anak kami akandilahirkan di institusinya, karena pada saat itu banyakkeluarga muda kerajaan pergi keluar negeri untukmelahirkan. Aku melahirkan sangat lama dan sulit, karena akumasih sangat muda dan berbadan mungil sedangkanbayiku besar dan bandel. Aku tak begitu ingat saatkelahiran itu; karena aku dibius. Ketegangan para stafmemenuhi ruangan, dan aku mendengar doktermencerca stafnya berkali-kali. Tak diragukan lagi, merekasemua, begitu juga dengan suami dan keluargaku,berdoa mengharapkan kelahiran seorang anak laki-laki.Upah mereka akan besar jika anak laki-laki yang lahir;jika anak perempuan yang lahir, akan munculkekecewaan besar. Persoalannya, aku sendiri sangatmenginginkan anak perempuan. Negeriku harus berubah,dan aku tersenyum menantikan bayi perempuan. Kegembiraan sang dokter dan stafnya

membangunkanku dari keadaan terbius. Seorang anaklaki-laki telah lahir! Aku yakin aku mendengar dokter ituberbisik ke telinga perawatnya: 'Orang yang bersorban ituakan mengisi penuh kantongku karena hadiah ini!' Pikiranku protes atas penghinaan pada suamiku ini,namun aku lelap dalam rasa sangat ngantuk dan kata-kata itu baru teringat lagi selama beberapa minggukemudian. Pada saat itu, Karim memberi si dokter hadiahsebuah jaguar hitam baru dan uang sebanyak lima puluhribu poundsterling. Para perawat masing-masing diberiperhiasan emas dan lima ribu poundsterling. Si petugasyang berasal dari Mesir bersorak kegirangan menerimasumbangan yang digunakan untuk pembangunan ruangbersalin. Ia sangat senang mendapat bonus tiga bulangaji. Semua pikiran tentang anak perempuan menghilangketika putraku yang sedang menguap diletakkan dipangkuanku. Anak perempuan akan menyusulkemudian. Anak laki-laki ini akan dididik dengan cara yangberbeda dan lebih baik dari generasi sebelumnya. Akumerasakan kekuatan dari cita-cita menciptakan masadepannya. Ia tak akan memiliki pikiran yang terbelakang;saudari-saudarinya akan diberi tempat terhormat dandihargai; dan dia akan mengenal dan mencintaipasangannya sebelum ia menikah. Sangat banyakkemungkinan dari kecakapannya untuk bersinar danberkelip sebagai bintang baru. Dalam hati aku berbisik,berkali-kali dalam sejarah seorang manusia menciptakanperubahaan yang akan mempengaruhi jutaan orang. Akumerasa bangga ketika aku membayangkan kebaikan bagiumat manusia akan datang dari tubuh mungil yang

sekarang berada dalam pangkuanku. Sudah pasti, awalbaru bagi perempuan di Saudi Arabia bisa dimulai daridarahku. Karim tak begitu memikirkan masa depan anak laki-lakinya. Ia sedang keranjingan menjadi seorang ayah dansibuk dengan kata-kata bodoh tentang jumlah anak laki-laki yang akan kami bikin bersama. Kami sangat gembira!

15. RAHASIA GELAP UJUNG kelahiran adalah kematian. Hidup dimulai dengan hanya satu tiket terusan; namun terdapat banyak cara untuk keluar. Cara pergi yang biasanyadiharapkan didasarkan pada pemenuhan kewajibanhidup. Yang sangat menyedihkan adalah jika kematianmenimpa seseorang yang memiliki semangat hidup danharapan. Yang terburuk dalam hidup adalah jika masa mudayang sedang mekar berakhir di tangan manusia lain. Pada saat kelahiran putraku yang sangatmembahagiakan, aku dihadapkan dengan kematiankejam dari seorang gadis yang muda dan tak berdosa. Karim dan staf medis berusaha memisahkanku dariperempuan Saudi lain yang berada hanya beberapalangkah dari ruanganku. Ketika putraku tertidur disampingku dengan penjagaan yang ketat, anak-anak lainditempatkan di kamar anak-anak. Dari ruanganku, akuingin sekali mengetahui kisah hidup mereka. Sepertisebagian besar keluarga kerajaan, aku menjalani hidupterpisah dari warga negara biasa, dan sekarang akuterdorong oleh sifat ingin tahuku untuk berbincang-bincang dengan para perempuan tersebut. Aku segera tahu, jika masa kecilku suram,kehidupan sebagian besar perempuan Saudi lebih suramlagi. Kehidupanku dikendalikan oleh laki-laki, namunaku masih mendapat perlindungan karena nama

keluargaku. Mayoritas perempuan yang berkumpul di sekitarjendela kamar bayi tak memiliki pendapat atas nasibmereka. Saat anak pertamaku lahir, aku berumur delapanbelas tahun. Aku bertemu gadis-gadis kecil berumursekitar tiga belas tahun sedang menyusui anak mereka. Perempuan muda lain, yang baru berumur tak lebihdari usiaku, sudah melahirkan anak kelima. Seorang anak perempuan muda menggugah rasaingin tahuku. Matanya hitam penuh dengan kepedihanketika ia mengarahkan pandangan kepada bayi-bayi yangsedang menangis. Ia berdiri diam cukup lama dan akutahu ia tak lagi menatap apa yang ada di hadapannya. Iaterbenam dalam peristiwa jauh dari tempat di mana kamiberada. Aku tahu, ia berasal dari sebuah desa kecil, tak jauhdari kota ini. Biasanya, perempuan dari sukunyamelahirkan di rumah mereka sendiri, namun ia sudahmenderita sakit melahirkan selama lima hari lima malam,sehingga suaminya membawanya ke kota untukmendapat bantuan medis. Aku berusaha mendekatinyaselama beberapa hari dan aku menjadi tahu bahwa iamenikah pada usia dua belas tahun dengan laki-lakiberumur lima puluh tiga tahun; ia adalah istri ketiga, danmerupakan istri yang paling disukai suaminya. Muhammad, Nabi yang dicintai umat Islam,mengajarkan bahwa laki-laki harus membagi waktumereka dengan adil di antara istri-istri mereka. Dalamkasus ini, sang suami tinggal bersama istri mudanya,yang disenanginya, sementara istri pertama dan kedua

sering membiarkan begitu saja kehilangan hak mereka. Perempuan muda ini berkata, suaminya seoranglaki-laki dengan tenaga yang sangat kuat dan melakukan'itu' beberapa kali dalam sehari. Matanya membelalakketika ia menggerakkan tangannya naik turun ala pompauntuk membumbui ceritanya. Sekarang ia takut, karena ia melahirkan anakperempuan bukan anak laki-laki. Suaminya akan marahkalau ia datang menjemputnya pulang ke desa, karenaanak pertama dari dua istrinya yang lain adalah anaklakilaki. Sekarang firasatnya mengatakan, ia akan dicaci-maki oleh suaminya. Ia mengingat masa kecilnya, yang sekarangtampaknya sudah lama sekali. Ia dibesarkan secaraburuk, dengan kerja keras serta pengorbanan. Iamenggambarkan bagaimana ia membantu saudarasaudaranya yang banyak untuk mengembala kambingdan unta, serta memeliharanya di kebun yang kecil. Akuingin sekali mengetahui bagaimana perasaannya kepadalakilaki dan perempuan serta kehidupan, tapi karena iatidak memiliki pengetahuan, aku tak mendapatkanjawaban yang kucari. Ia pergi sebelum aku sempat mengucapkan salamperpisahan. Aku merasa sedih tentang hidupnya yangsuram dan kembali ke kamarku dengan keadaan hatiyang sedih. Cemas akan keadaan putranya, Karim menempatkanpenjagaan bersenjata di pintu kamarku. Ketika aku pergiberjalan pagi ke ruangan bayi aku terkejut menemukanpenjaga berdiri di depan ruangan lain. Aku pikir pasti adaPutri lain di rumah sakit ini. Dengan rasa ingin tahu, aku

meminta pada seorang perawat untuk memberitahukusiapa nama Putri itu. Keningnya berkerut ketika iamengatakan kepadaku bahwa hanya aku seorang Putriyang ada di rumah sakit ini. Ia menceritakan kepadaku kisahnya, tapisebelumnya ia menyampaikan bahwa ia telahdipermalukan. Ia kemudian memaki semua orang dibumi ini sebelum ia menggambarkan apa yang terjadi diruang212. mengatakan bahwa hal seperti ini tak akan pernahterjadi di negerinya, karena Inggris benar-benar beradab,dan peristiwa ini membuat mereka menganggap duniaselain negerinya tampak benar-benar biadab. Imajinasiku belum dapat membawaku padakemarahan yang sedemikian tinggi, sehingga akumemohon dengan sangat padanya untuk menceritakanapa yang terjadi sebelum Karim datang berkunjung soreitu. Kemarin, katanya, staf rumah sakit kaget melihatseorang gadis kecil yang akan melahirkan, dengan kakidibelenggu dan tangan diborgol, diantar ke ruang bersalindengan penjagaan bersenjata. Sekelompok mutawa (PolisiSyariat) yang sedang marah, diikuti oleh petugas yangketakutan, menemani para penjaga itu. Merekamenunjuk seorang dokter untuk menangani kasus anakitu. Dokter yang sangat kuatir itu diberitahu bahwa gadisini diadili menurut hukum Syariah dan dinyatakanbersalah karena berbuat zina. Karena ini adalahkejahatan hudud (kejahatan melawan Tuhan),hukumannya sangat berat. Para mutawa

mengungkapkan kebenaran menurut mereka sendiri, danberada di sana sebagai pengemban kesaksian untukmemberikan hukuman yang pantas. Sang dokter, seorang Muslim dari India, tidakmemprotes para mutawa itu, namun ia dibuat marahkarena dipaksa melakukan sesuatu yang takdiinginkannya. Ia mengatakan pada staf itu bahwahukuman yang biasa diberikan pada perbuatan zinaadalah hukum dera, namun dalam kasus ini ayahnyabersikeras menunda kematian anaknya. Anak itu dijagasampai ia melahirkan, dan setelah ia melahirkan, ia akandirajam sampai mati. Dagu perawat itu gemetar marah ketika iamenceritakaan bahwa gadis itu tak lebih dari seoranganak kecil. Ia menebak umurnya paling baru empat belasatau lima belas tahun. Ia hanya mengetahui sedikittentang sejarah hidup anak itu. Ia kemudianmeninggalkan sisi tempat tidurku, untuk pergi bergosipdengan perawat lain di gang-gang rumah sakit. Aku memohon kepada Karim untuk mengungkapcerita itu. Ia yang ragu-ragu, mengatakan bahwa itubukan urusan kita. Setelah aku memohon dengan sangatdan mencucurkan air mata, ia berjanji untuk menyelidikipersoalan itu. Sara membuatku gembira ketika ia menyampaikancerita bagus tentang perkembangan percintaannya. Asadtelah berbicara dengan ayah dan telah menerima jawabanpositif yang diharapkan. Sara dan Asad akan menikahdalam waktu tiga bulan ini. Aku ikut bahagia untukkakakku yang tak banyak mendapatkan kebahagiaan ini. Kemudian ia memberitahuku berita baru lainnya

yang membuat perutku sakit karena khawatir. Ia danAsad telah membuat rencana untuk bertemu di Bahrainakhir minggu nanti. Ketika aku protes, Sara mengatakania akan bepergian untuk menemui Asad, dengan atautanpa pertolonganku. Ia berencana mengatakan kepadaayah bahwa ia masih di istanaku, membantuku, seorangibu baru. Ia akan mengatakan kepada Norah bahwa iaingin kembali ke rumah ayah. Ia mengatakan tak seorangpun akan menerka sebaliknya. Aku bertanya bagaimana ia akan bepergian tanpaizin ayah, karena aku tahu ayah yang menyimpan semuapaspor keluarga, terkunci dalam laci di kantornya. Disamping itu, ia akan diminta surat izin dari ayah ataukalau tidak, ia tak akan pernah diizinkan masukpesawat. Aku khawatir ketika Sara mengatakan padakubahwa ia telah meminjam paspor dan surat izin dariteman perempuannya yang berencana melakukanperjalanan ke Bahrain untuk mengunjungi kerabatnyatapi harus dibatalkan ketika salah satu kerabatnya itusakit. Karena para perempuan Saudi memakai cadar, danpenjaga keamanan di bandara tak akan berani memintamereka membuka cadar untuk dilihat wajahnya, makabanyak perempuan Saudi yang saling meminjamkanpaspor mereka. Surat izin adalah kesulitan tambahan;namun surat itu juga dipinjamkan bersama denganpaspor. Sara akan mendapatkan surat resmi padatanggal terakhir rencana perjalanan ke negara tetangga,dan mencapnya pada menit-menit terakhir, kemudianmemberi surat mandatnya pada teman yang sama. Begitulah detilnya, di ruang operasi bawah tanah dimana tak ada satu lelakipun di negeri kami pernah

memikirkannya. Aku selalu tertawa geli ketika denganmudah para perempuan menipu penjaga bandara,namun sekarang yang akan melakukannya kakakku. Akumerasa cemas. Dalam usaha mencegah Sara melakukan tindakanyang sangat berbahaya itu, aku menceritakan kembalikisah seorang gadis muda yang sedang menunggudihukum rajam. Sara, seperti aku, putus asa, namunrencananya tetap tak tergoyahkan. Dengan ragu-ragubercampur takut yang terus meningkat, aku setuju akanmelindunginya. Ia tertawa lebar ketika memikirkanpertemuannya dengan Asad tanpa pengawasan. Ia telahmengatur untuk meminjam apartemen teman diManama, ibu kota negara kecil, Bahrain. Sara mengangkat putraku dari bedung sutranya.Dengan mata gembira, ia mengagumi kesempurnaanbayiku, dan berkata bahwa dirinya juga akan segeramenikmati kesenangan menjadi ibu, karena ia dan Asadmenginginkan enam anak kecil yang diramalkan denganpasti oleh Huda. Aku menunjukkan air muka bahagia yangdiharapkan kakakku namun kekhawatiran tetapmenyelimutiku. Karim kembali lebih awal malam ini denganmembawa informasi tentang gadis yang dihukum itu. Iamengatakan, gadis itu tertangkap berbuat asusila danmenjadi hamil setelah berhubungan seks dengansejumlah pemuda. Karim jijik dengan perilaku itu. Iamengatakan, karena menganggap remeh hukum dinegara kita, ia telah membuat malu nama orang tuanya;tak ada jalan lain yang dapat dilakukan keluarganya.

Aku bertanya pada suamiku tentang hukumanuntuk pemuda yang ikut melakukan perbuatan zina itu,namun ia tak punya jawaban. Aku mengatakan pastihanya akan menerima omelan jelek dan bukannyahukuman mati; di dunia Arab, kesalahan atas hubunganseks yang tak syah dibebankan pada pundak perempuan.Karim membuatku heran dengan ketenangannyamenerima eksekusi yang telah direncanakan untuk anakitu, tak peduli betapapun itu merupakan kejahatan.Meskipun aku menangis mendesaknya untuk melakukanbeberapa usaha mencegah hukuman itu denganmemohon pada Raja, yakni orang yang sering berhasilbersama dengan ayah melenturkan hukuman yangsangat keras, Karim menolak permintaanku dengankejengkelan yang tak disembunyikan dan bersikeras agarpersoalan itu diabaikan. Aku menarik diri dan cemberut ketika iamengucapkan selamat tinggal. Ia menghujani putra kamidengan ciuman dan menjanjikan kehidupan sempurna,sementara aku duduk kesal dan tak meresponnya. Aku sedang bersiap-siap meninggalkan rumah sakitketika perawat Inggris masuk ke dalam kamarku denganwajah pucat karena marah. Ia membawa berita tentanggadis yang dihukum itu. Ia memiliki ingatan yang luarbiasa dan mengingat setiap detil yang menyakitkan,dengan kejernihan yang sempurna, seperti yangdiceritakan oleh dokter India. Gadis yang dihukum itumelahirkan anak perempuan pagi-pagi sekali. Tigamutawa diberitahu tentang kemarahan komunitas asing,dan mereka berdiri dengan penjagaan bersenjata di pintumasuk ruang bersalin untuk memastikan agar tak adasimpati dari orang asing yang akan membantu gadis itu

melarikan diri. Setelah melahirkan, gadis itu didorongdengan kursi kembali ke kamarnya. Para mutawamemberitahu dokter bahwa ibu yang baru melahirkan ituakan dipindahkan hari itu, dan dibawa keluar untukdirajam karena dosanya melawan perintah Tuhan. Nasibanak yang baru lahir tidak jelas karena keluarganyamenolak membesarkan bayi tersebut sebagai anggotakeluarga mereka. Dengan ketakutan di matanya, perawat itumengatakan bahwa gadis muda itu dengan berurai airmata mengatakan kepada dokter peristiwa yangmembawanya kepada situasi tragis itu. Namanya Amal,dan ia adalah anak seorang pemilik toko di Riyadh. Iabaru berumur tiga belas tahun ketika peristiwa yangmenghancurkan dunianya itu terjadi. Ia baru sajamemakai cadar. Saat itu malam Kamis (malam minggu kalau di duniaBarat). Orangtua Amal sedang bepergian ke Emirat untukberakhir pekan dan tak akan kembali sampai Sabtusiang. Tiga pelayan Filipina mereka sedang tidur, dan sopir-nya berada di ruangan kecilnya di gerbang jauh darikediaman utama. Saudara Amal yang lain, yang sudahmenikah, tinggal di daerah lain di kota ini. Darikeluarganya hanya ia dan kakak laki-lakinya yangberumur tujuh belas tahun yang tinggal di rumah.Abangnya dan tiga pelayan Filipina diperintahkan untukmenjaganya. Abangnya mengambil kesempatan untukmenjamu teman-temannya ketika orangtua mereka tidakdirumah. Amal mendengar suara musik yang sangatkeras sampai tengah malam; ruang tempat bermain paraanak muda itu, tepat berada di bawah kamar tidurnya. Ia

pikir abangnya dan teman-temannya sedang mengisapmarijuana, zat yang akhir-akhir ini memikat abangnya. Akhirnya, ketika dinding kamar Amal mulai bergetarkarena suara bass stereo, ia memutuskan untuk turunmeminta kakaknya dan teman-temannya mengecilkansuara musik mereka. Karena hanya mamakai pakaiantidur yang tipis ia tidak bermaksud memasuki ruanganitu. Ia hanya melongokkan kepalanya di jalan masuk danberteriak agar mereka tenang dan tidak berisik. Karenacahaya temaram, dan ruangan gelap, dan karenaabangnya tidak merespon teriakannya, ia masuk kedalam untuk mencarinya. Saudara Amal tidak ada. Pemuda-pemuda diruangan itu bangkit nafsunya oleh obat-obatan danbicara tentang perempuan, sebab secara tiba-tiba Amalditerkam oleh beberapa pemuda itu dan ditekan kelantai. Ia berteriak memanggil kakaknya dan berusahamemberitahu pemuda-pemuda itu bahwa ia adalah anakperempuan si empunya rumah. Namun jeritannya tidakterdengar oleh otak yang sedang mabuk. Pakaiannyadirenggut dari tubuhnya. Ia dengan brutal diperkosa olehteman-teman abangnya, yang berubah menjadigerombolan yang liar. Suara musik yang keras meredamsuara serangan itu, dan tak seorang pun mendengarteriakan minta tolongnya. Amal pingsan setelah laki-lakiketiga memperkosanya. Abangnya berada di kamar mandi, namun ia jugamabuk dan ia merosot di dinding dan tertidur sampaipagi. Kemudian ketika fajar mulai menyinsing danmenerpa kepala para penyerangnya serta identitas Amalsebenarnya terungkap, pemuda-pemuda itu melarikan

diri dari rumah. Amal dibawa ke rumah sakit terdekat oleh sopir danpelayan Filipina. Dokter di ruang gawat darurat menelponpolisi. Para mutawa pun terlibat. Sebagai anakperempuan yang dipingit, Amal tidak bisa mengenalinama para penyerangnya; yang ia tahu hanya merekaadalah kenalan abangnya. Nama-nama mereka didapatdari kakak Amal. Tapi pada saat mereka dikumpulkandan ditanya dihadapan polisi, mereka dengan susahpayah mengarang cerita. Sesuai dengan versi merekatentang malam itu, mereka tidak memakai obat-obatan. Mereka mengakui hanya bermain dengan musikyang keras dan melakukan kesenangan yang tak berdosa.Mereka mengatakan gadis itu memasuki ruangan denganpakaian tidur yang tipis dan membujuk mereka untukbercinta. Gadis itu mengatakan kepada mereka bahwa iabaru saja membaca buku tentang seks di kamar atas dandiliputi oleh rasa sangat ingin tahu. Mereka bersumpahbahwa awalnya mereka menolak, namun gadis itu terusmerayu dengan cara yang berani duduk di pangkuanmereka, menciumi mereka dan meraba-raba tubuhmereka akhirnya mereka tak lagi bisa menahannya.Gadis itu datang tanpa muhrim dan memutuskan untukbersenang-senang dengan beberapa anak lelaki. Merekamengatakan bahwa gadis itu tak pernah puas danmemohon pada mereka semua untuk ikut berpartisipasi. Orang tuanya kembali dari Emirat. Ibu Amal lebihpercaya kepada cerita anaknya; walaupun sangat sedih,ia tidak bisa meyakinkan suaminya bahwa anak merekatak berdosa. Ayah Amal, yang selalu merasa tak nyamandengan anak perempuan, terpukul oleh peristiwa itu,namun merasa bahwa anak-anak lelaki itu hanya

melakukan apa yang akan dilakukan lelaki di dalamkondisi seperti itu. Dengan hati berat, ia menyimpulkanbahwa anak perempuannya harus dihukum karena telahmencoreng nama baiknya. Abang Amal, takut akanhukuman yang berat karena menggunakan obat-obatan,tidak maju untuk membersihkan nama adiknya. Para mutawa memberikan dukungan moral kepadaayah Amal karena pendiriannya yang sangat kuat danmenyiraminya dengan pujian karena keyakinanagamanya. Gadis itu akan mati hari ini. Dipenuhi oleh rasaduka cita dan takut, aku hampir tidak mendengarketerangan selanjutnya dari perawat Inggris itu. Akumerasa kebahagiaanku menghilang ketika akumembayangkan gadis yang tak berdosa itu, dankegagalan usaha sang ibu untuk menyelamatkannya darikematian yang kejam. Aku sendiri tak pernah menyaksikan hukum rajam.Tapi Omar pernah menyaksikannya tiga kali dan dengangembira menggambarkan kepada kami nasib yangmenunggu para perempuan lemah yang tidak denganhati-hati menjaga kehormatan mereka yang sangatberharga. Ketika aku berumur dua belas tahun, seorangperempuan dari salah satu desa kecil tak jauh dariRiyadh dinyatakan bersalah karena berzina. Ia dihukumrajam sampai mati. Omar dan para sopir tetangga kamimemutuskan untuk pergi dan menyaksikanpemandangan itu. Orang berkerumun sangat banyak di sana sejakpagi-pagi sekali. Mereka gelisah dan menunggu melihat

seseorang yang begitu jahat. Omar mengatakan, saatorang-orang yang berkerumun marah karena tak sabar dibawah panas matahari, seorang perempuan mudaberusia sekitar dua puluh lima tahun ditarik dengankasar keluar dari mobil polisi. Ia mengatakan perempuanitu sangat cantik, benar-benar jenis perempuan yangakan melawan perintah Tuhan. Tangan perempuan itu diikat. Kepalanya menunduk.Dengan upacara resmi, seorang laki-laki membacakandengan keras kejahatan perempuan itu pada kerumunan.Sehelai kain kotor digunakan untuk menyumbatmulutnya dan sehelai kerudung hitam ditutupkan kekepalanya. Ia dipaksa berlutut. Seorang laki-laki yangsangat besar, algojo, mencambuk perempuan itu dipunggungnya sebanyak lima puluh cambukan. Sebuah mobil truk datang, dan kemudianmenuangkan sejumlah besar tumpukan batu. Laki-lakiyang telah selesai membacakan kejahatan yangdilakukan perempuan itu menginformasikan padakumpulan orang-orang tersebut bahwa eksekusi dimulai.Kata Omar, orang-orang yang berkumpul di situ, yangsebagian besar laki-laki, dengan ramai-ramai mengambilbatu dan mulai melemparkannya kepada perempuan itu.Orang yang dianggap bersalah itu langsung merosot ketanah dan tubuhnya dilempari dari segala arah. KataOmar, batubatu itu terus menghantam tubuhnya seolah-olah tak akan berakhir. Beberapa kali serangan batu ituberhenti ketika seorang dokter memeriksa urat nadiperempuan itu. Setelah hampir dua jam, dokter akhirnyamengumumkan kematian perempuan itu dan pelemparanbatu pun dihentikan. Perawat Inggris itu menyela lamunan sedihku ketika

ia kembali ke ruanganku dengan sangat marah. Polisidan para mutawa sudah membawa gadis itu untukmenjalani hukumannya. Ia mengatakan bahwa jika akuberdiri di jalan keluar kamarku, aku bisa melihatwajahnya, karena gadis itu tidak memakai cadar. Akumendengar keributan hebat di jalan masuk. Dengancepat, aku memasang cadarku. Tanpa kusadari kakikupun beranjak melangkah. Pesakitan itu begitu rapuh dan kekanak-kanakan,berjalan di tengah kawalan para penjaga yangmenggiringnya menemui ajal. Dagunya menempel didada, sehingga sangat sulit melihat ekspresi wajahnya. Tapi aku melihat bahwa dia adalah seorang anakyang cantik. Ia mengangkat wajahnya sekilas dengantakut dan menatap pada lautan manusia yangmenontonnya dengan rasa ingin tahu yang sangat besar.Aku melihat ketakutannya yang amat sangat. Tak adasanak keluarga yang mengantarnya ke pemakaman itu,hanya orang asing yang menatapnya pergi menujuperjalanan yang gelap. Aku kembali ke ruanganku. Aku memeluk putrakudengan lembut dan lega karena ia bukan dari jeniskelamin yang lemah. Aku menatap wajahnya yang mungildengan takjub. Akankah ia juga menjunjung tinggi danmemperkuat sistim yang begitu tidak adil bagi ibu dansaudara perempuannya? Aku memikirkan kemungkinanbahwa semua bayi perempuan seharusnya dibunuh saatmereka lahir di negeriku. Mungkin sikap jahat laki-laki dinegeri kami akan melunak dengan ketidakhadiran kami,para perempuan. Aku merasa ngeri, dan pertanyaan itumuncul dalam pikiranku. Bagaimana seorang ibu bisamelindungi putri-putri mereka dari hukum negeri ini?

Mata perawat Inggris itu basah oleh air mata. Iaterisak dan bertanya kepadaku mengapa aku, seorangPutri, tidak mencegah kegilaan itu. Aku mengatakankepadanya bahwa aku tidak bisa menolong orang yangdihukum; perempuan tidak dibolehkan mengeluarkanpendapat di negeriku, meskipun ia perempuan darikeluarga kerajaan. Dengan sedih kukatakan kepadaperawat itu bahwa bukan hanya kematian seorang gadisyang bisa ditetapkan, kehidupan mereka pun sulit, dankematian mereka tak akan tercatat. Dengan getir, akuberpikir tentang orang yang sebenarnya bersalah namunsekarang bebas berkeliaran, tanpa memikirkan ataupeduli kepada kematian tragis akibat perbuatan mereka. Karim datang dengan wajah gembira. Ia telah me-ngatur kepulangan kami ke istana seteliti rencanaperang. Pengawalan polisi memudahkan perjalanan kamimelintasi lalu lintas yang sibuk di kota Riyadh yangsedang berkembang. Karim menyuruhku diam ketika akumenceritakan kejadian di rumah sakit. Ia tidak memilikihasrat untuk mendengarkan kesedihan seperti itu selagiputranya berada di pangkuannya, yang mulai menempuhtakdirnya sebagai pangeran di negeri yang tak akanmenyakitinya dan akan mengasuh orang seperti dia. Perasaanku sangat menderita ketika kulihatsuamiku tidak begitu memperdulikan nasib gadis darikalangan rendah. Aku menarik nafas dan merasakesepian serta takut tentang apa yang aku dan putri-putriku nanti hadapi di tahun-tahun yang akan datang.

16. KEMATIAN RAJA TAHUN 1975 berisi kenangan suka dan duka bagiku; di tahun ini aku, keluargaku dan negaraku menghadapi kebahagiaan yang amat sangat namun, juga kesedihanyang mematahkan hati. Dikelilingi oleh orang-orang yang mencintainya,Abdullah anak yang kucintai merayakan ulang tahunkeduanya. Ada hiburan sebuah sirkus kecil dari Prancisyang didatangkan dengan pesawat pribadi kami. Sirkusitu tinggal selama seminggu di istana ayah Karim. Sara dan Asad selamat dalam kencan mereka yangsangat berani. Sekarang mereka telah menikah dansedang menunggu anak pertama. Asad, yang sangatmengharapkan kelahiran anaknya, terbang ke Paris danmembeli semua persediaan pakaian bayi yang ada di tigatoko besar. Norah, ibu yang tak dipercayainya,mengatakan pada orang yang mau mendengar bahwaAsad telah kehilangan akalnya. Terbungkus dalam cintayang kuat, kakakku yang lama menderita akhirnyabersinar oleh perasaan bahagia. Faruq sedang belajar di Amerika Serikat dan sudahtak lagi terlibat dengan urusan saudari-saudarinya. Ayahmenjadi takut ketika Faruq memberitahukan telah jatuhcinta pada perempuan kelas pekerja Amerika. Tapi ayahlangsung lega setelah Faruq berubah dan segeramenyampaikan pada kami bahwa ia lebih suka memilikiistri seorang Saudi. Kami kemudian tahu bahwaperempuan Amerika itu menampar kepala Faruq ketikakeduanya sedang bertengkar, gara-gara Faruq menuntut

kepatuhan dari perempuan itu. Kami para pasangan modern Saudi mengalami masapelonggaran kekangan terhadap perempuan setelahusaha selama bertahun-tahun oleh Raja Faisal danistrinya Iffat. Seiring dengan majunya pendidikan,muncul kebulatan tekad untuk melakukan perubahan dinegara kami. Beberapa perempuan tak lagi menutupiwajah mereka, menyingkirkan cadar mereka dan denganberani menatap muka atau menundukkan pandanganpara laki-laki dewasa Muslim yang berani menentangmereka. Mereka masih menutup rambut mereka danmemakai abaya, namun keberanian beberapa orang inimemberi harapan kepada kita semua. Kami keluargakerajaan tak akan pernah diizinkan mendapatkankebebasan seperti itu; kelas menengahlah yangmenunjukkan kekuatan mereka. Sekolah-sekolah untukperempuan sekarang sudah dibuka tanpa demonstrasimasyarakat karena mengikuti celaan para mutawa. Kamimerasa pasti bahwa pendidikan perempuan akhirnyaakan membawa persamaan hak. Sayangnya, hukumanmati bagi perempuan dari kalangan fundamentalis yangtak berpendidikan masih terjadi. Satu langkah kecil lagi,ingat kami satu sama lain. Tiba-tiba, selama periode enam bulan, Karim danaku telah memiliki empat buah rumah baru. Istana barukami di Riyadh akhirnya selesai. Karim memutuskanputranya lebih baik dibesarkan dengan menghirup udaralaut yang segar, sehingga kami membeli vila baru di tepilaut di Jeddah. Ayahku memiliki apartemen bagus diLondon hanya empat jalan jauhnya dari PusatPerbelanjaan Harrods, dan ia menawarkan properti itu

dengan harga murah kepada beberapa anak-anaknyayang mungkin tertarik. Saudari-saudariku yang lain dansuami-suami mereka telah memiliki apartemen diLondon, dan Sara bersama Asad sedang dalam prosesmembeli apartemen di Venice. Karim dan aku sangatingin meraih kesempatan memiliki rumah di kota yangpenuh warna, yang sangat disukai oleh orang Arab. Danakhirnya, sebagai hadiah ulang tahun perkawinan yangketiga, dan karena aku telah memberinya seorang putralaki-laki yang sangat berharga, Karim membelikan akusebuah vila indah di Kairo. Pada saat kelahiran Abdullah, seorang tukang emaslangganan keluarga diterbangkan ke Riyadh dari Parisuntuk membawa berlian, ruby dan zambrud pilihan yangtelah ia desain menjadi tujuh kalung khusus, besertagiwang dan gelangnya. Tak perlu dikatakan, aku merasasangat dihargai karena melakukan apa yang ingin akulakukan. Aku dan Karim menghabiskan sebanyak mungkinwaktu di Jeddah. Menyenangkan, Vila kami terletak ditempat yang sering didambakan keluarga kerajaan. Kami main triktrak sambil melihat putra kami, yangdiawasi para pelayan Filipina, berkecupak-kecupak didalam air biru hangat yang dipenuhi dengan ikan-ikaneksotik. Meskipun perempuan diizinkan berenang,mereka harus mengenakan abaya hingga mereka masukke air setinggi leher. Baru setelah itu, mereka bolehmelepaskan abaya. Salah satu pelayan mengambil abayayang kuacungkan dengan tanganku, sehingga aku bisaberenang dengan bebas, sejauh yang diizinkan bagi paraperempuan di Arab Saudi. Saat itu akhir Maret, bulan yang tidak panas, se-

hingga kami tidak lama-lama di air setelah tengah hari. Aku menyuruh para pelayan mengangkat bayikuyang sedang tertawa dan membilasnya di tempatpancuran air hangat yang mudah dibawa-bawa. Kamimemandang bayi kami menendang-nendangkan kakinyayang montok. Kami tersenyum lebar dan bangga; Karimmeremas tanganku dan menyatakan rasa bersalahdengan kebahagiaan seperti ini. Kemudian akumenyalahkan dia karena, demi mendapatkan kesenanganhidupnya sendiri, para laki-laki telah memberi kesialanpada kami semua perempuan Saudi. Sebagian besar orang Arab percaya pada mata jahat;kami tak pernah membicarakan keras-keras kegembiraanhidup atau kecantikan anak-anak. Karena, beberapa rohjahat mungkin akan mendengar dan mencuri kesenangankami itu atau menyebabkan duka cita dengan mengambilorang yang kami cintai. Untuk mencegah mata jahat ini,bayi-bayi dilindungi dengan tasbih biru yang disematkanke pakaian. Seberapa pun maju pikiran kami, anak kamitidak akan terlepas dari keyakinan ini. Sesaat kemudian, kami terhenyak kaget ketika Asadberlari ke arah kami dengan kata-kata 'Raja Faisal tewas!Dibunuh oleh salah satu anggota keluarga!' Kami dudukdan terbungkam diam ketika Asad menceritakan sedikitdetil peristiwa yang ia ketahui dari sepupu kerajaan. Sebab kematian Raja Faisal adalah percekcokantentang pembukaan stasiun televisi yang terjadi sepuluhtahun sebelumnya. Raja Faisal ingin sekali menjalankanmodernisasi bagi negeri kami yang terbelakang. Karimmenyatakan pernah mendengar Raja berkata: tak peduliorang Saudi suka atau tidak, mengeluh atau berteriak, iaakan terus menarik maju Arab Saudi menuju abad dua

puluh. Persoalan yang ia hadapi berkaitan dengan kelompokagama yang sangat ekstrim adalah kelanjutan dari situasimenyakitkan yang juga dialami oleh penguasa pertamadan ayah Faisal, Abdul Azis. Orang-orang beragama yangfanatik ini dengan sangat marah menentang pembukaanstasiun radio, dan Raja pertama mengatasinya denganmemerintahkan Alquran dibaca dan dipancarkan lewatsiaran radio itu. Orang-orang beragama fanatik itu tidakbisa menemukan sedikitpun kesalahan dalam metodepenyebaran kata-kata Allah yang sangat cepat seperti itu.Bertahun-tahun kemudian, ketika Raja Faisal bekerjakeras menyediakan stasiun televisi bagi masyarakat, ia,seperti ayahnya, menghadapi banyak tantangan dari paraulama konservatif.Tragisnya, anggota keluarga kerajaan ikut-ikutandalam protes-protes seperti itu. Pada bulan September1965, ketika aku masih kecil, aku melihat salah satusepupuku tertembak dan terbunuh oleh polisi saat iamemimpin sebuah demonstrasi menentangpembangunan stasiun televisi beberapa mil di luarRiyadh. Pangeran pembelot ini, yang bergandengantangan dengan para pengikutnya, menghancurkanstasiun. Kejadian ini berakhir bentrok dengan polisi, dania terbunuh. Hampir sepuluh tahun berlalu, namunkebencian terus menggelumbung dalam hati saudaralaki-laki pangeran itu, sehingga ia sekarang membalasdendam dengan menembak dan membunuh pamannya,Raja Faisal. Karim dan Asad terbang ke Riyadh, sementara Akudan Sara bersama-sama dengan saudara sepupukerajaan yang lain, berkumpul di istana. Kami semua

saling melepaskan kesedihan. Sangat sedikit parasepupuku perempuan yang tak mencintai Raja Faisal,karena ia adalah satu-satunya orang yang berbuat untukperubahan dan kebebasan. Dalam usahamemberdayakan perempuan, beliau memiliki wibawabaik di kalangan agamawan maupun di dalam keluargakerajaan. Belenggu perempuan ia rasakan seolah-olahsebagai belenggu yang melilit dirinya. Beliau memohonkepada ayah kami untuk mendukungnya dalam usahaperubahan sosial ini. Pada suatu waktu aku sendirimendengar beliau mengatakan bahwa meskipun terdapatperan yang berbeda antara lakilaki dan perempuan,sebagaimana diajarkan oleh Allah, satu jenis kelamintidak boleh mengusai jenis kelamin lainnya. Dengansuara yang tenang, beliau nyatakan bahwa dirinya takakan bahagia hingga setiap warga negara, laki-laki danperempuan, menjadi penentu bagi nasib mereka sendiri.Beliau percaya bahwa hanya melalui pendidikan,perempuan dapat diberdayakan, karena kebodohanlahyang membuat kita berada dalam kegelapan. Memang,tak ada penguasa sebelum Raja Faisal yangmemperjuangkan keadaan menyedihkan dari perempuan.Jika direnungkan, perjuangan singkat mencapaikebebasan mulai tergelincir mundur ketika hidup RajaFaisal direnggut oleh peluru dari keluarganya sendiri.Amat sayang, kami para perempuan tahu bahwa satusatunya kesempatan kami untuk bebas terkuburbersama Raja Faisal. Kami marah dan benci kepada orang yangmenembak Raja, yang juga merupakan salah seorangsepupu kami, Faisal ibnu Musaid, pembunuh harapandan mimpi. Salah satu sepupuku berteriak bahwa orangyang membunuh ayah mereka sendiri adalah orang gila.

Lahir dalam lingkungan terkemuka kerajaan Saudi,saudara tiri Raja Faisal, orang itu telah membuat kacausemua yang berkaitan dengan keluarga dan tanggungjawab singgasana. Seorang putra kerajaan yang fanatik,mau mati demi mencegah pembangunan stasiun televisi,dan seorang putra lagi membunuh Raja Faisal yang kamihormati dan cintai. Tak ada sakit yang lebih pedih daripada memikirkanArab Saudi tanpa bimbingan Raja yang bijaksana sepertiRaja Faisal. Tak pernah sebelumnya aku menyaksikanduka cita nasional seperti itu. Seolah-olah seluruh negeridan semua penduduknya diliputi penderitaan yangmendalam. Pemimpin keluarga kami yang terbaik harusmenerima hantaman dari salah satu anggotanya sendiri. Tiga hari kemudian, anak perempuan Saramengejutkan ibunya dengan lahir begitu cepat danmudah. Fadila yang mungil, demikian bayi itu diberinama, mengikuti nama ibu kami. Ia bergabung denganbangsa ini dalam suasana murung. Kesedihan kamimasih dalam dan sulit pulih, namun Fadila kecilmenghidupkan kembali pikiran dan kegembiraan kamimelalui kehidupan barunya. Sara, takut akan masa depan anak perempuannya,meyakinkan Asad untuk menandatangani dokumen yangmengatakan bahwa anak perempuan mereka akan bebasmemilih suaminya tanpa campur tangan keluarga. Saramendapat mimpi buruk bahwa Ia dan Asad terbunuhdalam kecelakaan pesawat dan anak perempuan merekadibesarkan oleh keluarga kami menurut adat yang kaku. Sambil menatap tajam Asad, Sara mengatakan lebihbaik jadi pembunuh daripada melihat anakperempuannya menikah dengan laki-laki jahat. Asad,

yang masih mabuk cinta pada istrinya, menenangkandengan menandatangani kertas kontrak danmembuatkan rekening di Bank Swiss atas nama bayimereka sebanyak satu juta dolar. Anak perempuan Saraakan memiliki dukungan finansial dan legal untukmengenyahkan mimpi buruk. Faruq kembali dari liburan musim panas di AmerikaSerikat. Seingatku, kali ini ia lebih menjijikkan. Denganbangga ia mengatakan pada kami petualangannyadengan para perempuan Amerika. Ia memaklumkanbahwa, benar seperti yang pernah dikatakannya, merekasemua adalah pelacur! Ketika Karim menyela dengan menyatakan bahwa iatelah bertemu dengan banyak perempuan Amerika yangbermoral tinggi jika lagi berada di Washington, Faruqtertawa dan mengatakan bahwa itu semua telah banyakberubah. Ia menyatakan bahwa ia bertemu dengan paraperempuan di bar yang melakukan inisiatif menggodanyauntuk bercinta bahkan sebelum ia sempat memintanya.Karim merespon, itulah masalahnya; jika perempuansendiri yang pergi ke bar, ia kemungkinan besar sedangmencari laki-laki untuk seks semalam atau hanyabersenang-senang. Bagaimanapun, lanjut Karim,perempuan di Amerika sama bebasnya seperti laki-laki. Karim menyarankan Faruq untuk datang ke gerejaatau acara kebudayaan, di sana ia akan terkejut padatingkah laku perempuan. Faruq tetap tak berubah. Iamengatakan bahwa ia telah menguji moral perempuandari semua kalangan Amerika; mereka semua pastipelacur, tentu saja menurut pengalaman Faruq. Seperti sebagian besar Muslim, Faruq tak pernahmau melihat atau memahami adat dan tradisi dari agama

atau negeri lain. Satu-satunya pengetahuan yang dimilikisebagian besar orang Arab tentang masyarakat Amerikaberasal dari film-film dan acara televisi Amerika yangbermutu rendah. Yang lebih penting lagi, laki-laki Saudimelakukan perjalanan sendiri. Karena mereka dijauhkansecara paksa dari persahabatan dengan kaumperempuan, mereka hanya tertarik pada perempuanasing. Buruknya lagi, mereka hanya mencari perempuanyang bekerja di bar-bar sebagai penari telanjang atau ditempat pelacuran. Pandangan yang miring seperti inimendistorsi opini orang Saudi tentang moralitas Barat.Karena sebagian besar perempuan Saudi tidakmelakukan perjalanan, mereka percaya cerita yangdikatakan oleh suami dan saudara laki-laki mereka.Hasilnya, mayoritas orang Arab benar-banar percayabahwa sebagian besar perempuan Barat bersetubuhdengan siapa saja. Kuakui, kakakku tampan dan eksotik, sehingga akanmenarik banyak lawan jenisnya. Tapi aku tahu denganpasti bahwa tidak setiap perempuan Amerika pelacur!Kukatakan pada Karim, aku ingin sekali memilikikesempatan bepergian dengan Faruq. Betapamenyenangkan jika berdiri di belakang Faruq danmengangkat tulisan yang berisi: LAKI-LAKI INI DIAMDIAM MENGHINAMU DAN MENGANGGAPMU JIJIK! JIKAKAMU KATAKAN YA PADA LAKI-LAKI INI, IA AKANMEWARTAKANMU SEBAGAI PELACUR KE SELURUHDUNIA! Sebelum kembali ke Amerika, Faruq mengatakankepada ayah tentang kesiapannya untuk memperolehistri pertama. Hidup tanpa seks itu menderita, katanya,dan ia ingin ada perempuan baginya setiap kali ia

kembali ke Riyadh untuk berlibur. Dan yang palingpenting, inilah saat baginya untuk memiliki putra.Karena tanpa anak laki-laki, seorang pria tak adaharganya di Arab Saudi, dan akan dianggap rendah olehsemua orang yang ia kenal. Tentu saja istrinya itu tak akan hidup bersamadengannya di Amerika Serikat; melainkan tinggal diistana ayah, yang akan dijaga dengan hati-hati oleh Omardan pelayan-pelayan lain. Faruq mengatakan, ia mestibebas menikmati aturan moral yang longgar di Amerika. Ia mensyaratkan istrinya harus selain perawan,tentu saja muda, tak lebih dari tujuh belas tahun, sangatcantik, dan patuh. Dalam dua minggu, Faruqbertunangan dengan sepupu kerajaan, tanggalperkawinan ditentukan pada bulan Desember, saat diamemiliki waktu lebih dari sebulan di antara masasekolah. Melihat kakakku itu, aku mengakui beruntungmenikah dengan laki-laki seperti Karim. Pasti, suamikujauh dari sempurna. Tetapi Faruq adalah tipe khas laki-laki Saudi; memiliki orang seperti itu sebagai tuan, akanmembuat hidup terasa berat dan membosankan. Sebelum Faruq kembali ke Amerika, seluruhkeluarga berkumpul di vila kami di Jeddah. Pada suatumalam, para pria banyak minum dan karenanya sukaberdebat. Setelah makan malam, persoalan apakahperempuan boleh mengendarai mobil muncul sebagaibahan pembicaraan. Aku, Karim, Asad dan Sara setujuuntuk mendorong perubahan atas budaya bodoh yangtak ada dasarnya sama sekali dalam Islam. Kamimemberikan contoh tentang perempuan yang menjadipilot pesawat terbang di negara-negara industri

sementara kami tidak diizinkan untuk mengendaraimobil! Banyak keluarga Saudi yang tidak mampumemiliki lebih dari satu sopir, dan apa yang dilakukanjika keluarga harus berangkat ketika si sopir sedangtidak ada? Apa yang akan terjadi jika muncul keadaandarurat medis sementara sopir tidak ada? Tidakkah laki-laki Saudi berfikir begitu picik akan kemampuanperempuan dengan memilih anak laki-laki berumur duabelas atau tiga belas tahun (yang umum terjadi di ArabSaudi) untuk mengemudi dibandingkan perempuandewasa? Faruq, ayah dan Ahmed merasa topik pembicaraanini menjengkelkan. Faruq menyatakan bahwa perempuandan laki-laki akan bertemu di padang pasir untukmelakukan hubungan seksual! Ahmed mencemaskantentang cadar yang menghalangi penglihatan. Ayahmengemukakan kemungkinan kecelakaan mobil, danmudahnya perempuan diserang atau terluka di jalanselagi menunggu polisi lalu lintas. Ayah melihat kesekeliling ruangan untuk mendapatkan dukungan darimenantunya yang lain bahwa perempuan yang berada dibelakang setir mobil akan membahayakan diri merekasendiri dan orang lain. Suami saudari-saudariku yanglain menyibukkan diri dengan mengisi gelas mereka ataupergi ke kamar mandi. Akhirnya, dengan kepercayaan diri yang keterlaluan,seolah-olah memiliki ide brilian yang akan memenangkanperdebatan, Faruq mengatakan; karena perempuan lebihmudah dipengaruhi ketimbang laki-laki, perempuan akanmeniru anak muda di negeri ini, yang melakukan balapmobil di sepanjang jalan. Biasanya, perempuan tidakakan berfikir panjang kecuali berusaha menyamai anak

muda tersebut, dan akibatnya, tingkat kecelakaan yangsudah tinggi akan semakin tinggi. Kakakku itu masih membuatku marah! Faruq kelirukalau percaya bahwa aku telah kehilangan semangatmasa muda. Aku jadi naik pitam melihat tampang puasdirinya. Mengejutkan semua orang, aku melompat kearah Faruq, menjambak rambutnya dan menariknyasekuat tenaga. Ayah dan Karim segera memaksakumelepaskan jambakan. Tawa kakak-kakak perempuankuyang terbahak memenuhi ruangan sementara suami-suami mereka menatapku dengan pandangan bercampurantara takut dan kagum. Faruq mencoba berdamai denganku sehari sebelumia berangkat ke Amerika. Kebencianku begitu tinggisehingga aku dengan sengaja mengarahkannya kepercakapan tentang pernikahan dan desakan laki-laki dinegeri kami bahwa seorang istri harus perawansementara para suami telah mencoba mencicipi sebanyakmungkin perempuan. Faruq menganggap pembicaraanitu serius dan mulai mengutip Alquran danmemberitahuku tentang pentingnya kesucian bagiperempuan. Trik-trik lama yang biasa kulakukan di masadahulu, muncul lagi pada diriku. Aku menggelengkankepalaku dengan sedih dan menarik nafas dalam-dalam.Faruq bertanya apa yang ada dalam hatiku. Akumengatakan padanya bahwa kali ini ia harus percayapadaku. Aku setuju dengannya bahwa semua perempuanharus perawan ketika mereka menikah. Akumenambahkan, dengan kebencian tersembunyi yang takdapat ia lihat, bahwa watak para gadis muda kita sudahbegitu berubah dan jarang yang benar-benar perawan di

antara mereka. Pada Faruq yang penuh tanda tanya di wajahnya,aku katakan dengan meyakinkan, bahwa perilakuperempuan Saudi sedikit berubah ketika berada di Arab,untuk apa perempuan mau kehilangan jiwa mereka? Danketika para perempuan di negeri kita bepergian,kutegaskan, mereka mencari pasangan seks danmemberikan hadiah keperawanan yang sangat berhargapada orang asing. Faruq menjadi marah sekali memikirkan lelaki selaindirinya, seorang Saudi, merusak keperawananperempuan Saudi! Ia menanyakan, dengan nada sangatmarah, dari mana aku tahu informasi itu. Dengan wajahmemelas, aku meminta dengan sangat pada saudarakuitu untuk tidak membocorkan pembicaraan ini, karenaayah dan Karim akan malu. Kukatakan padanya bahwakami para perempuan sering mendiskusikan persoalanitu dan topik yang sekarang terkenal adalah:keperawanan sudah tidak ada lagi di negeri ini! Faruq mengerutkan bibirnya dan tenggelam dalampikirannya. Ia bertanya padaku apakah yang dilakukangadis muda di malam pertamanya, karena jika tak adadarah keperawanan, gadis itu akan mendapatkan maludan dipulangkan ke ayahnya. Di Arab, seprai yangberdarah dengan bangga diperlihatkan pada ibu mertua. Dengan begitu, ia bisa menunjukkan pada temandan kerabatnya bahwa ibu mertua telah menerimaseorang menantu perempuan yang terhormat dan suci. Aku mencondongkan diri lebih dekat danmengatakan pada Faruq bahwa sebagian besarperempuan muda melakukan operasi untuk memperbaiki

selaput dara mereka. Aku tambahkan bahwa sebagianbesar perempuan muda berkali-kali memberikankeperawanan mereka pada para lelaki yang tak menaruhcuriga. Sangat mudah membodohi laki-laki. Di Eropa,ada banyak dokter yang memiliki keahlian untukmelakukan operasi keperawanan, dan hanya sedikit yangdiketahui buka praktik di Arab Saudi. Untuk semakin membuat takut Faruq, aku berbisikbahwa jika kebetulan seorang gadis tidak bisa melakukanoperasi selaput dara sebelum perkawinannya, makamudah saja baginya untuk meletakkan beberapa helaihati domba di dalam vaginanya sebelum melakukanhubungan seks. Seorang suami tak akan tahuperbedaannya, bahwa hati kambinglah yang telah iaperawani dan bukan istrinya! Ketakutan baru mencengkram abangku yang egois. Ia segera menelepon temannya, seorang dokter.Sambil memegang telepon, wajahnya menjadi pucat saatteman itu menyatakan bahwa operasi keperawananmemang mungkin dilakukan. Kalau tentang hatikambing, dokter itu belum pernah mendengarnya,namun itu terdengar seperti sebuah rencana kotor yangdapat dilakukan seorang perempuan tidak bermoral cepatatau lambat. Karena merasa benar-benar terganggu, Faruq duakali kembali ke rumah pada hari itu, meminta nasehatkubagaimana caranya ia bisa terhindar dari tipu dayaseperti itu. Aku mengatakan padanya, tak cara yang bisadilakukan, kecuali ia terus menjaga pengantin barunyasiang dan malam semenjak ia lahir. Ia hanya sekadarbisa menerima kenyataan bahwa orang yang dinikahinyaadalah manusia juga, yang mungkin pernah melakukan

kesalahan di masa mudanya. Faruq yang gelisah dan patah hati kembali ke Ame-rika Serikat. Ketika aku ceritakan pada Karim, Sara dan Asadtentang gurauanku, Sara tidak bisa mengendalikankegembiraannya. Karim dan Asad bertukar pandangdengan gelisah dan menatap pada istri-istri merekadengan pikiran baru. Pernikahan Faruq tinggal menunggu waktu. Pengantinnya sangat cantik. Betapa kasihan akupadanya. Tapi aku dan Sara tertawa keras ketika kamimelihat Faruq kalut karena cemas. Kemudian suamikumengomeliku atas kenakalan yang kubuat. Faruqmengakui padanya bahwa ia sekarang takut melakukanhubungan seks. Bagaimana kalau dirinya ditipu? Ia takakan pernah tahu dan terpaksa hidup dalam keraguandengan istrinya dan semua istrinya yang akan datang. Mimpi buruk paling ngeri bagi laki-laki Saudi adalahkebersamaan dalam berhubungan seks denganperempuan yang dinikahinya. Jika perempuan itupelacur, itu takkan mambuat malu, tapi istrinyamerepresentasikan nama keluarga dan akan melahirkananak-anaknya. Pikiran bahwa seorang suami telah ditipu, lebihberat ketimbang yang bisa dipikul oleh abangku. Aku telah mengaku pada suamiku bahwa terkadangaku berbuat jahat dan menyatakan tanpa ragu-ragubahwa di hari pembalasan nanti aku siap bertanggungjawab atas banyak dosa yang telah kulakukan. Sekalipunbegitu, pada malam perkawinan Faruq, aku tersenyum

puas. Aku menemukan dan memanfaatkan ketakutanterbesar Faruq.

17. RUANGAN PEREMPUAN TANGAN Nura gemetar ketika ia membaca Alquran, kitab suci kami. Ia menunjukkan sebuah ayat padaku. Dan (terhadap) para wanita yangmengerjakan perbuatan keji, hendaklah ada empat orangsaksi di antara kamu (yang menyaksikannya). Kemudianapabila mereka telah memberi persaksian, makakurunglah mereka (wanita-wanita itu) dalam rumahsampai mereka menemui ajalnya, atau sampai Allahmemberi jalan yang lain kepadanya. (QS. 4:15) Aku memandang Nura, dan kemudian satu per satu,pada kakak-kakakku yang lain. Tatapanku berhenti padawajah Tahani yang terpukul. Semua harapan untuktemannya yang bernama Samira sudah hilang. Sara, yang biasanya tenang dan bisa mengendalikandiri, sekarang berbicara. 'Tak seorang pun bisamenolongnya. Nabi sendiri yang memerintahkan metodehukuman seperti ini.' Dengan geram, aku jawab: 'Samira tidak bersalahkarena perbuatan cabul. Ia hanya jatuh cinta denganorang Barat! Para ulama telah memutuskan bahwa laki-laki diizinkan kawin dengan perempuan asing,perempuan dari agama lain, tapi kita perempuandilarang! Ini gila! Hukum ini dan penafsirannya dibuatoleh laki-laki, untuk laki-laki!' Nura mencoba menenangkanku, tapi aku sudah siapmelawan setiap inci tirani yang tak wajar ini, yangsekarang menimpa salah satu anggota keluarga kami

yang tercinta: Samira Sehari sebelumnya, laki-laki di keluarganya dan paraulama telah menjatuhi Samira hukuman kurungan diruangan yang gelap sampai ia dinyatakan mati. Samiraberumur dua puluh dua tahun. Kematian akan datangperlahan pada orang yang begitu muda dan kuat. Kejahatannya apa? Ketika sedang bersekolah diLondon, ia bertemu dan jatuh cinta dengan orang yangberagama lain. Sejak kami mulai dapat mengerti, kamiperempuan Saudi diajarkan bahwa perempuan Muslimyang memiliki ikatan dengan seorang lelaki non-Muslimberarti berbuat dosa: jika suaminya beragama Kristenatau Yahudi, agama anak mereka tidak bisa dijamin. Karena di dalam keluarga di Timur Tengahkeputusan terakhir berada di tangan suami, anak-anakmungkin akan dibesarkan sebagai orang Kristen atauorang Yahudi. Seorang istri atau seorang ibu tak dapatberkata apa pun. Setiap Muslim diajarkan bahwa Islam adalah agamaterakhir dari Allah untuk umat manusia. Oleh karena itu,Islam adalah agama yang lebih tinggi dari agama lainnya. Kaum Muslim tidak diizinkan, secara sadar, hidup dibawah kepemimpinan non Muslim. Karena itu pula,mereka tidak diizinkan memiliki sebuah hubungan yangmengarah ke keadaan seperti itu. Sekalipun begitu,banyak laki-laki Saudi kawin dengan perempuanberagama lain tanpa sanksi apa pun. Hanya saja,perempuan Saudi akan membayar harga tertinggi bilamereka berhubungan dengan non-Muslim. Para ulamamengatakan bahwa perkawinan laki-laki Muslim denganperempuan dari agama lain dapat diizinkan, karena

anakanak mereka akan dibesarkan menurut Islam,agama ayah. Memikirkan ketidakadilan semacam itu, membuatkuberteriak marah. Aku dan saudariku mengerti bahwapengenaan hukum rajam atas hidup Samira akanmenimbulkan tragedi besar saat itu. Dan kami, temanmasa kecilnya, tak berdaya untuk menyelamatkannya. Samira adalah sahabat tersayang Tahani sejak me-reka berusia delapan tahun. Ia anak tunggal. Ibunyamenderita kanker indung telur, dan meskipun sudahdiobati, ia tidak bisa lagi memiliki anak. Yangmengejutkan, ayah Samira tidak menceraikan istrinyayang menjadi mandul itu, yang biasanya dilakukan olehmayoritas laki-laki Saudi. Aku dan saudari-saudariku tahu bahwa jikaperempuan terkena penyakit serius, mereka akandikesampingkan oleh suami mereka. Stigma sosial atasperceraian sangat menyakitkan, dan trauma finansialdan emosional akan menghinggapi perempuan. Jikaanak-anak dari perempuan yang bercerai tidak lagimenyusu, anakanak itu juga akan diambil dari mereka.Masih beruntung jika perempuan yang bercerai memilikiorangtua yang sangat mencintai mereka dan menerimamereka kembali di rumah, atau ada anak laki-laki tertuayang memberi mereka tempat berlindung. Tanpadukungan keluarga, mereka akan hancur, karena tak adajanda atau perempuan lajang yang bisa hidup sendiri dinegeriku. Memang ada panti-panti milik negara yangdibangun khusus untuk menampung perempuan sepertiini, namun hidup jadi suram dan setiap waktu terasakejam. Masih cukup beruntung jika ada janda yangmemiliki kesempatan untuk menikah lagi dan biasanya

itu terjadi pada perempuan yang sangat cantik ataubernasib balk. Sebagaimana hal lain di masyarakatSaudi, kegagalan perkawinan dan kesalahan perceraianditimpakan pada perempuan. Ibu Samira adalah salah satu perempuan yangberuntung, suaminya benar-benar mencintainya dantidak berfikir untuk menyingkirkannya pada saat yangsangat dibutuhkan. Ia bahkan tak menikah lagi untukmendapatkan anak laki-laki. Ayah Samira adalah laki-laki yang dianggap aneh dalam masyarakat kami. Samira dan Tahani adalah sahabat karib. Dankarena Sara dan aku tidak terlalu jauh jarak umurnyadengan Tahani dan Samira, kami juga jadi kawansepermainan. Kami bertiga cemburu pada Samira dalam banyakhal, karena ayahnya melimpahkan semua kasih sayangpada anak satu-satunya. Tidak seperti sebagian besarlaki-laki Saudi generasinya, ia adalah laki-laki denganpikiran modern dan berjanji pada putrinya bahwa ia telahbebas dari adat kuno yang dipaksakan pada perempuandi negeri kami. Samira iba merasakan kepedihan atas buruknyaperlakuan ayah kami. Dalam setiap krisis iamenunjukkan empati yang kuat pada kami. Mataku perihsaat ingat air mata Samira bercucuran menyaksikanperkawinan pertama Sara. Ia memeluk leherku, merintihbahwa Sara akan mati dalam kekuasaan suaminya! Dansekarang dia, Samira, terkunci dalam penjara tergelap,bahkan pelayan pun dilarang berbicara saat merekamendorongkan makanan melalui lubang khusus dibawah satu-satunya pintu. Ia tak akan pernahmendengar suara manusia lain.

Dunianya benar-benar hanya suara nafasnyasendiri. Tak tahan aku memikirkannya. Aku pergimenemui Sara dan mengusulkan bagaimana kalauKarim dan Asad memberi bantuan. Tahanimengangkat kepalanya dengan penuh harap. Saramenggelengkan kepalanya pelan. Asad telahmelakukan penyelidikan. Baik paman atau bekassuami tidak mau mencabut hukuman keras itusampai Samira meninggal. Ini adalah persoalanantara keluarga dan Tuhan. Di tahun pernikahanku,Samira telah merencanakan masa depannya dengancermat. Sejak masih sangat muda ia telah memilikicita-cita untuk menjadi insinyur. Tak adaperempuan di Arab Saudi mencapai gelar itu, karenapekerjaan yang dianggap pantas untuk kamiperempuan adalah bidan, guru, atau pekerja sosialuntuk anak-anak dan perempuan. Tambah lagi,pelajar perempuan Saudi dilarang berhubungandengan guru laki-laki, sehingga ayah Samiramenggaji guru pribadi dari London untuk putrinya.Setelah bertahun-tahun konsentrasi dan belajar dirumah, Samira diterima oleh sekolah teknik diLondon. Ayahnya, yang bangga dengan putrinyayang cantik dan pintar, menemani istri dan putrinyapergi ke London. Ayah dan ibu Samira memberiSamira tempat tinggal pribadi. Dua pelayanperempuan dan sekretaris berkebangsaan Mesirdipekerjakan untuk tinggal bersama putri mereka.Mereka mengucapkan selamat tinggal dan kembalike Riyadh. Tentu saja, tak seorang pun yang mengiramereka tak akan pernah saling bertemu lagi. Bulan-bulan berlalu, seperti kita duga, Samira sangatpintar di sekolahnya. Setelah empat bulan di

London, Samira bertemu Larry, seorang mahasiswa pertukaran pelajar dari California. Keduanya Saling tertarik, seperti kata mereka,karena Larry tinggi, maskulin dan pirang, dengansemangat Californianya, sementara Samira eksotik,ramping, dan terpuruk dalam kebingungan yang terciptakarena tekanan laki-laki di negeri kami. Samira menulis surat ke Tahani, bahwa ia telahjatuh cinta. Ia tahu seorang Muslimah dilarang menikahdengan seorang Kristen. Larry beragama Katolik, dan takmau pindah agama menjadi Muslim, sebuah proseduryang akan membantu keadaan mereka. Dalam sebulan, Tahani menerima surat kedua, suratyang nekat; Samira dan Larry tidak bisa lagi terpisahkan. Keduanya telah hidup bersama di London, dan me-reka akan lari ke Amerika untuk menikah. Kemudian,Samira mengatakan, orang tuanya dapat membeli rumahdekat putri mereka di Amerika Serikat. Ia sangat yakinhubungan keluarga mereka yang sangat dekat tidak akanrusak. Tapi ia terpaksa kehilangan kewarganegaraanSaudinya. Kami tak akan pernah bertemu ia lagi dinegara kami, karena ia mengerti bahwa ia tak dapatkembali ke negeri kami setelah skandal pernikahannyadengan orang yang berbeda keyakinan. Tragisnya, orangtua Samira tidak pernah tahudilema anaknya, karena mereka berdua dan seorangsopirnya tewas seketika saat sebuah truk tangki minyakmenabrak sisi mobil mereka yang sedang melintasijalanan sibuk di Riyadh. Di dunia Arab, ketika kepala keluarga (selalu laki-lak)i meninggal, kakak laki-laki tertua mengambil alih


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook