belum pernah bertemu, laki-laki itu sudah mendengarkecantikan Sara dari famili perempuannya, dan inginsekali tanggal perkawinan segera ditentukan. Ibuberusaha ikut campur tangan membela Sara; tapi ayah,sebagaimana biasanya, merespon dingin air mata anakperempuannya. Dan sekarang Sara mendengar ia akan dikawinkan.Ibu menyuruhku meninggalkan ruangan, sambilmembelakangiku; aku pura-pura keluar, dengan berjalandan membanting pintu. Aku masuk ke dalam lemari yangpintunya terbuka, dan menangis diam-diam ketikakakakku memaki-maki ayah, negeri dan kebudayaankami. Dia menangis begitu keras sehingga aku tak bisamenangkap seluruh kata-katanya, tapi aku mendengar iaberteriak bahwa ia telah dikorbankan seperti seekor anakbiri-biri. Ibu juga menangis, namun ia kehilangan kata-katauntuk menghibur Sara. Ia tahu suaminya memiliki hakpenuh untuk mengatur anak-anak perempuannya dalamperkawinan yang ia sukai. Enam dari sepuluh anakperempuannya telah menikah dengan laki-laki yangbukan pilihan mereka. Ibu tahu bahwa empat yanglainnya akan mengalami hal yang sama; tak adakekuatan di bumi yang bisa menghentikan itu. Ibumendengar gerakanku dalam lemari. Ia menajamkanmatanya dan menggelengkan kepalanya ketika iamelihatku. Namun tak melakukan apa pun untukmembuatku pergi. Ia menyuruhku mengambil handukdingin, dan kemudian kembali beralih ke Sara. Ketikaaku kembali, ia meletakkan handuk itu di kepala Saradan menyuruhnya tidur. Ibu duduk dan melihat anakgadisnya selama beberapa menit, dan akhirnya dengan
lesu ia bangkit. Dengan menarik nafas sedih, iamerangkulku dan membawaku ke dapur. Meskipun inibukan waktunya makan, dan tukang masak sedang tidursiang, ibu menyiapkan sepiring kue dan segelas susudingin untukku. Aku berumur tiga belas tahun saat itu,tapi karena tubuhku kecil, ia memelukku dalampangkuannya. Sialnya, airmata Sara hanya memperkeras hati Ayah.Aku mendengar Sara benar-benar memohon kepadaAyah. Ia semakin tenggelam dalam kesedihan sehingga iamenuduh ayah pembenci perempuan. Ia mengucapkankata-kata Budha: 'kemenangan melahirkan kebencian,karena yang kalah merasa tidak bahagia.' Ayah, yangpunggungnya kaku karena marah, berbalik dan pergi.Sara meratap di belakangnya, menyatakan lebih baik takdilahirkan, bila harus menanggung luka hati yang begituberat. Dengan suara yang kasar, ayah merespon denganmengatakan bahwa tanggal perkawinan akan dimajukanuntuk mengurangi sakit yang semakin lama dirasakan. Biasanya ayah datang ke rumah kami di hari ke-empat. Para lelaki Muslim, dengan empat istri, menggilirwaktu malam mereka, sehingga setiap istri dan keluargamendapatkan waktu yang adil. Keadaan menjadi sangatserius ketika seorang laki-laki menolak pergi menemuiistri dan anak-anaknya, sebuah bentuk hukuman.Rumah kami haru biru dengan penderitaan Sara. Ayahmemerintah ibu, yang merupakan istri pertama dan olehkarena itu pemimpin para istri, untuk memberitahukanpada ketiga istri ayah yang lain, bahwa ia akan menggilirmereka kecuali rumah kami. Sebelum meninggalkanrumah, Ayah dengan kasar mengatakan pada ibu agarmenghilangkan kemarahan anak perempuannya dan
membimbingnya menerima takdirnya dengan ikhlas, yangdalam kata-katanya itu terkandung makna 'istri yangpatuh dan ibu yang baik'. Aku hampir tidak ingat dengan perkawinan kakakkakakku yang lain. Yang samar-samar teringat hanyalahair mata. Aku masih terlalu muda, belum lagi traumaperkawinan dengan orang asing merasuk ke dalampikiranku. Tapi aku bisa menutup mataku sekarang danmengingat setiap detik peristiwa yang terjadi di bulan-bulan sebelum perkawinan Sara, hari perkawinan itusendiri, dan peristiwa menyedihkan yang terjadi diminggu-minggu setelahnya. Aku dikenal sebagai anak yang nakal di dalamkeluarga, anak perempuan yang paling mengujikesabaran orang tua. Dengan sengaja dan nekat, akumenciptakan malapetaka di rumah kami. Akulah yangmemasukkan pasir ke dalam mercedes baru Faruq; akumencuri uang dari dompet ayahku: mengubur koleksikoin emas Faruq di halaman belakang; melepaskan ularhijau dan kadal dari kandangnya ke kolam renangkeluarga ketika Faruq berbaring tidur di ataspelampungnya. Sara adalah anak perempuan sempurna, yang selalupatuh, dan mendapatkan nilai sempurna di sekolahnya.Aku sangat mencintainya. Aku merasa Sara lemah.Namun ia mengejutkan kami selama minggu-minggusebelum perkawinannya. Rupanya ia menyembunyikankekuatannya, ia menelpon kantor ayah setiap hari danmeninggalkan pesan untuknya bahwa dia tidak akanmenikah. Ia bahkan menelpon kantor laki-laki yang akanmenikahinya dan meninggalkan pesan kasar padasekretarisnya yang berasal dari India bahwa menurutnya
bosnya adalah laki-laki tua yang menjijikkan, danseharusnya ia menikahi perempuan dewasa, bukan anakkecil. Sekretaris India itu pun menyampaikan pesan Sarapada majikannya, supaya laut tidak pecah dan gunungtidak meletus. Sara memutuskan kembali menelpon danmeminta untuk berbicara sendiri pada laki-laki itu!Namun calon suaminya itu tidak ada di kantor. Saradiberitahu bahwa lelaki itu berada di Paris untukbeberapa minggu. Ayah, lelah oleh kelakuan Sara,memutuskan saluran telepon kami. Dan Sara dikurung dikamarnya. Takdir kakakku tampak di hadapan mata. Haripernikahan pun tiba. Minggu-minggu kelabu yangmelelahkan sama sekali tak mengurangi kecantikan Sara.Ia malah tampak lebih cantik, bening, makhluk surgayang tidak diciptakan untuk dunia ini. Karena berattubuhnya berkurang, matanya yang gelap mendominasiwajahnya, dan roman wajahnya tampak seperti di pahat.Tatapan matanya kosong, dan aku dapat melihat jiwanyamelalui manik mata hitamnya yang besar. Aku melihatketakutan di sana. Kakak-kakak kami yang lebih tua, suadara-saudarasepupu dan bibi-bibi, datang lebih awal di pagi hariperkawinan untuk mempersiapkan pengantin wanita.Kehadiranku yang tak diinginkan, tak menarik perhatianperempuan-perempuan itu, karena aku duduk sepertipatung di pojok ruang pakaian yang sangat besar, yangdiubah menjadi ruang persiapan pengantin wanita. Tak kurang dari lima belas perempuan yangmengurus berbagai macam detil perkawinan. Upacarapertama, halawa, dilakukan oleh ibuku dan bibi tertua.Semua bulu di tubuh Sara dicukur, kecuali alis mata dan
rambutnya. Campuran gula khusus, air mawar dan juslemon yang akan dilumuri ke tubuhnya sedang direbusdengan api kecil di dapur. Ketika pasta manis itu sudahmengering di tubuhnya, baru kemudian dihapus, danbulu di tubuh Sara dicabut bersama denganmenggunakan campuran lengket itu. Aromanya manisdan wangi. Namun teriakan kesakitan Sara membuatkumerasa ngeri. Inai sudah dipersiapkan untuk pembilasan terakhirrambut ikal Sara yang lebat; rambutnya sekarangbercahaya. Kukunya dicat dengan warna merah cerahwarna darah, aku membayangkannya dengan murung.Gaun pengantin berenda warna merah jambu pucattergantung di depan pintu. Kalung berlian, gelang dangiwang yang serasi terletak di atas meja rias. Meskipunsudah dikirim beberapa minggu yang lalu sebagai hadiahdari pengantin pria, perhiasan itu sama sekali tak dilihatapalagi disentuh oleh Sara. Bila pengantin perempuan Saudi bahagia, ruangpersiapan penuh dengan suara tawa dan pengharapan.Untuk perkawinan Sara, suasananya suram; parapelayan seolah-olah menyiapkan tubuh Sara untukdimakamkan. Setiap orang berbicara dengan berbisik.Tak ada respon dari Sara. Aku melihatnya menundukaneh, dibanding reaksi-reaksi bersemangatnya selamabeberapa minggu sebelumnya. Kemudian, akumemahami keadaannya yang seperti tak sadarkan Ayah, kuatir Sara akan mempermalukan namakeluarga dengan mengemukakan penolakan, ataubahkan menghina pengantin pria, memerintahkanseorang dokter Istana agar menyuntik Sara dengan obatpenenang yang tahan sepanjang hari. Kepada pengantin
pria dikatakan bahwa Sara benar-benar gugup dengankegembiraan selama perkawinan, dan obat itu diberikandengan resep untuk perut mual. Karena mempelai laki-laki tak pernah bertemu Sara, di hari-hari berikutnya iamesti berasumsi bahwa ia adalah perempuan jinak dansangat tenang. Tambahan lagi, banyak laki-laki tua dinegeri kami yang menikahi gadis muda; aku yakinmereka sudah terbiasa menjadi teror bagi calon istrimuda mereka. Tabuhan gendang menandakan kehadiran tamu.Akhirnya Sara selesai didandani. Pakaian yang lembutdisorongkan melalui kepalanya dan sendal merah jambudipasangkan ke kakinya. Ibuku memasangkan kalungberlian di lehernya. Aku dengan suara kerasmemberitahukan kalung itu mungkin sebuah jerat. Salahsatu bibiku menjitak kepalaku, dan yang lainnyamenjewer telingaku, namun tak ada suara dari Sara.Kami semua menatapnya dalam keheningan yangmengagumkan. Kami tahu tak ada pengantin yangsecantik dia. Tenda yang sangat besar telah didirikan di halamanbelakang untuk upacara. Kebun telah dibanjiri bungabunga yang dikirim dari Belanda. Dengan ribuan lampuwarna warni yang bergantungan, tempat ini menjadisangat menakjubkan. Masuk dalam kemegahan, sejenakaku melupakan situasi yang suram. Tenda sudah dipenuhi oleh tamu. Perempuanperempuan dari keluarga kerajaan, yang benar-benardiberati oleh berlian, ruby dan zamrud, bersama-samadengan rakyat jelata mengikuti acara ini sesuatu yangjarang terjadi. Kelas bawah perempuan Saudi diizinkanmelihat perkawinan kerajaan selama mereka tetap
memakai cadar dan tidak bersosialisasi dengan anggotakerajaan. Salah seorang teman mengatakan padakubahwa kadang-kadang laki-laki memakai cadar danbergabung dengan perempuan-perempun ini sehinggamereka bisa melihat wajah terlarang perempuan.Agaknya, semua tamu laki-laki dihibur di hotel besar dikota ini, menikmati sosialisasi yang sama seperti tamutamu perempuan: ngobrol, menari, dan makan. Pada pesta perkawinan di Arab Saudi, laki-lakimerayakannya di lokasi yang terpisah dari perempuan.Satu-satunya laki-laki yang diizinkan di tempat perayaanperempuan adalah pengantin laki-laki, ayahnya, danayah pengantin perempuan dan penghulu, gunamelakukan upacara singkat. Dalam hal ini, karena ayahpengantin laki-laki sudah meninggal, hanya ayahku yangakan menemani pengantin laki-laki menemui pengantinperempuan ketika tiba saatnya. Tiba-tiba para budak dan pelayan mulai membukapenutup makanan, yang langsung diserbu paraundangan, terutama mereka yang bercadar. Perempuan-perempuan malang ini menjejalkan makanan ke mulutmereka melalui balik cadar. Tamu yang lain mulaimencicipi salmon asapan dari Norwegia, kaviar Rusia,telur puyuh dan makanan lezat lainnya. Empat mejabesar bergoyang karena berat menahan makanan:makanan pembuka di sebelah kiri, makanan utama ditengah, makanan penutup di sebelah kanan, dan diseberangnya adalah minuman yang menyegarkan. Tentusaja tak ada alkohol. Tapi banyak perempuan kerajaanmembawa botol kecil indah di dalam tas tangan mereka.Sambil tertawa genit, mereka akan membawa masukminuman botol kecil itu ke ruang bersih-bersih untuk
diminum sedikit demi sedikit. Penari perut dari Mesir bergerak ke tengah-tengahtenda. Perempuan dari segala umur dengan perhatianyang bercampur menonton gerakan-gerakan penari. Iniadalah bagian yang paling kusukai dari pestaperkawinan, namun sebagian besar perempuan tampaktidak nyaman dengan tontonan erotis ini. Kamiperempuan Saudi terlalu serius, melihat kesenangan dankeriangan penuh dengan curiga. Namun aku terkejutketika salah satu bibi kami melompat ke tengahkeramaian dan bergabung menari bersama para penariperut. Kemampuan menarinya sangat menakjubkan,namun aku mendengar ucapan mencela dari beberapakerabatku. Sekali lagi suara gendang memenuhi udara, dan akutahu ini saatnya Sara muncul. Semua tamu melihat kearah pintu masuk rumah. Tak lama kemudian dibelakang pintu yang terbuka lebar, Sara, diapit oleh ibudi satu sisi dan bibi di sisi lain, dibimbing ke podium. Aku melihat kakak, cadar merah jambu yangmelayang-layang menutupi wajahnya dijepit olehmahkota mutiara merah jambu. Cadar tipis itu semakinmenambah kecantikannya yang tak terlupakan. Adagumaman dari para tetamu yang ikut merasakanpenderitaan Sara. Bagaimanapun, pengantin perawanyang masih muda tentu takut dengan inti kehidupannya. Lusinan kerabat perempuan mengikuti di belakang,memenuhi udara dengan suara-suara kegembiraan:bunyi bernada tinggi dari lidah yang dicekikkan ke langit-langit mulut mereka. Perempuan yang lebih tua ikutmengeluarkan teriakan yang melengking. Saratersandung namun langsung dibantu ibu.
Tak lama kemudian ayah dan pengantin laki-lakimuncul. Aku tahu pengantin prianya lebih tua dari ayahtapi aku menantang dengan tatapan pertamaku padanya. Ia nampak usang di mataku, dan kupikir ia lebihmenyerupai musang. Aku ngeri membayangkantangannya menyentuh kakakku yang pemalu dansensitif. Pengantin pria kelihatan tersenyum mengerlingketika ia mengangkat cadar kakakku. Sara tak kuasauntuk bereaksi, dan ia berdiri tanpa bergerak di hadapantuan barunya. Upacara pernikahan telah diselenggarakanseminggu sebelum pesta perkawinan ini: tak seorangperempuanpun hadir. Hanya laki-laki yang ikut dalamupacara itu. Upacara itu adalah upacaramenandatangani persetujuan mas kawin dan pertukaransurat-surat sesuai undang-undang. Hari ini beberapakata akan diucapkan untuk melengkapi upacarapernikahan. Pak penghulu melihat ke arah ayah ketika iamengucapkan kata-kata bahwa Sara sekarang telahmenikah dengan mempelai pria, berikut mas kawin yangsudah disetujui. Kemudian ia melihat sekilas padamempelai pria yang membalas dengan jawaban bahwa iamenerima Sara sebagai istrinya, yang mulai sekarang danselanjutnya akan berada di bawah perawatan danperlindungannya. Tak seorang laki-lakipun melihat kearah Sara selama upacara itu berlangsung. Dengan membaca ayat Alquran, penguhulu itumemberkati pernikahan kakakku. Tiba-tiba, para perem-puan mulai memekik dan berteriak. Sara sudah menikah.Para laki-laki memandang, senang dan tersenyum.
Ketika Sara berdiri diam, mempelai priamemindahkan kantong kecil dari saku jubahnya danmelemparkan koin-koin emas kepada para tamu. Akugemetar ketika melihat laki-laki itu dengan puasmenerima ucapan selamat atas perkawinannya denganperempuan cantik. Ia mengapit kakakku dan denganburu-buru menggandengnya pergi. Sara menatapku dengan sangat lekat ketika iaberjalan melewatiku; aku tahu seseorang harusmenolongnya, namun aku merasa tak seorang pun bisamelakukannya. Tiba-tiba aku teringat kata-kata Sarakepada Ayah: 'kemenangan melahirkan kebencian,karena yang kalah tidak bahagia.' Dalam jiwaku yangsangat sedih, aku merasa tak terhibur denganpengetahuan bahwa mempelai laki-laki tak akan pernahmengenal kebahagiaan dalam perkawinan yang tak adilini. Hal itu tak cukup bisa menghukum dia.
4. PERCERAIAN AYAH melarang kami mengunjungi Sara selama tiga bulan pertama perkawinannya. Ia mengatakan bahwa Sara membutuhkan waktu untuk menyesuaikan diri dengankehidupan dan tanggung jawabnya yang baru;berkunjung padanya hanya akan membangkitkanhasratnya pada mimpi yang tak berguna. Kegelisahankami atas penghambaan Sara hanya akan berartianggukan tanpa semangat. Menurut Ayah, Sara sedangmelakukan apa yang harus dilakukan perempuan:melayani, menyenangkan laki-laki, dan melahirkan anak. Tak ada barang di kamarnya yang dibawa Sara.Mungkin dia merasa bahwa buku-buku dan barang-barang lain kesukaannya hanya akan membuat dirinyalebih menderita. Bagiku, semua itu pertanda bahwaseolah-olah Sara sudah meninggal. Kepergian Sarameninggalkan lubang hitam dalam hidupku. Akuberduka cita dengan menghabiskan waktu selamaberjam-jam di kamarnya bersama barang-barangmiliknya. Aku mulai tertarik pada hobi Sara danmenganggap diriku bagian dari pribadinya. Aku membacabuku harian Sara. Aku merasakan mimpimimpi Saraseolah-olah menjadi mimpiku. Aku menangis geramlayaknya seseorang yang mempertanyakan kebijaksanaanTuhan, yang mengizinkan kejahatan mengalahkan orangyang tak berdosa. Ibu memerintahkan agar pintu kamar Sara dikuncisetelah ia tahu aku berada di tempat tidur Sara, memakaipakaian tidurnya, dan membaca buku-buku seninya.
Kami tak perlu menderita menunggu tiga bulanuntuk bertemu Sara. Lima minggu setelahpernikahannya, Sara berusaha bunuh diri. Aku sedang di kebun, berbicara pada hewan-hewandi kebun binatang mini kami yang baru dibangun, ketikatiba-tiba Omar berlari terburu-buru sambil menentengsandalnya melintasi gerbang depan. Kulitnya yangbiasanya merah tua, tampak pucat pasi. Iamembersihkan jubah dan mengibaskan pasir darisandalnya di sisi dinding. Ia menyuruhku berlari mencariibu. Ibu merasa ada sesuatu dengan anak-anaknya, danketika ia melihat Omar, ia bertanya-tanya apa yangterjadi pada Sara. Orang Arab biasa tidak mengatakan keadaan yangsebenarnya ketika salah seorang anggota keluarganyasakit, sekarat, atau mati. Orang Arab tidak bisa menahansisi buruk. Jika ada seorang anak meninggal, orang yangbertugas memberitahukan keluarganya akan mengatakanbahwa anak itu sedang tidak enak badan. Setelahditanya, orang itu akan memberitahukan bahwa si anakharus dibawa ke dokter dan akhirnya ke rumah sakit.Setelah didesak, ia baru mengatakan bahwa sakitnyaparah dan keluarga harus pergi melihatnya. Terakhirorang itu dengan sangat tersiksa akan mengatakanbahwa anak itu dalam bahaya kematian. Diperlukanbeberapa jam untuk bisa sampai ke tahap yang serius.Tapi tak seorang pun akan mengatakan tentang kematianseseorang yang disayangi. Seberapa pun jauh beritaburuk yang disampaikan, tujuannya hanyalahmempersiapkan keluarga untuk mendengarkan beritayang lebih buruk dari dokter.
Omar mengatakan kepada ibu bahwa Sara telahmemakan daging busuk dan sekarang ada di klinikpribadi di Jeddah. Dalam hitungan satu jam, ayahmengirim ibu dengan pesawat pribadi. Ibu menguncimulutnya, dan segera berbalik untuk berkemas. Aku berteriak dan memeluk ibu erat-erat, sehingga iamerasa kasihan dan mengizinkan aku ikut dengan janjiaku tidak bikin gaduh di klinik jika Sara sakit parah. Akuberjanji dan lari ke kamar Sara, mengetuk-ngetuk danmenendang pintu yang terkunci, sampai salah satupelayan menemukan kuncinya. Aku ingin membawakansalah satu buku seni kesukaan Sara. Omar mengantar kami ke kantor ayah karena ia lupamembawa surat-surat perjalanan untuk kami. Di ArabSaudi, laki-laki harus menuliskan surat izin perjalananuntuk anggota keluarganya yang perempuan. Tanpasurat itu, kami mungkin akan diberhentikan di kantorpabean dan dilarang masuk ke pesawat. Ayah jugamemberikan paspor kami karena, seperti yang ia katakankepada ibu, mungkin perlu bagi kami untuk merawatSara ke London. Daging busuk? London? Aku tahu apaitu busuk, dan itu hanya karangan ayah. Aku pikirkakakku benar-benar meninggal. Kami berangkat ke Jeddah dengan pesawat pribadiyang kecil. Perjalanannya mulus, namun suasana didalam kabin penuh ketegangan. Ibu tak banyak bicaradan menutup matanya hampir selama perjalanan. Memang, belum lama ibu naik mobil untuk kali per-tama. Sekarang aku lihat bibirnya bergerak dan aku tahuitu dua buah doa agar dikuatkan oleh Tuhan: doapertama untuk keselamatan Sara dan yang kedua agarpesawat membawa kami dengan selamat.
Pilot dan ko-pilotnya orang Amerika. Aku tiba-tibatertarik kepada sikap mereka yang terbuka danbersahabat. Mereka bertanya padaku apakah aku inginduduk di kokpit. Ibu mengangguk, sedikit keberatandengan kakiku yang menekan dan kedua tanganku yangmengepak-epak. Aku tak pernah duduk di kokpitsebelumnya. Faruq yang selalu duduk di sana. Awalnya aku takut memandang langit yang terben-tang, dan pesawat terasa seperti mainan di antara kamidan bumi yang keras. Aku menjerit kecil dan berbalik.John, yang berbadan terbesar di antara kedua orangAmerika itu, memberiku senyum yang menentramkanhati, dan dengan sabar menerangkan fungsi-fungsiberbagai macam tombol dan alat. Karena terkejut, akumemeluk bahunya, sangat nyaman; satu satunyaperistiwa pada masa kecilku di mana aku merasa tenangdan nyaman dengan kehadiran laki-laki. Aku sangattakut pada ayahku. Aku benci Faruq dan saudara laki-lakiku yang lain. Meskipun terasa aneh, aku mabukdengan pengetahuan bahwa laki-laki, yang selama iniaku kira dewa-dewa, bisa menjadi sangat biasa dan tidakmengancam. Ini sesuatu yang baru dalam pikiranku. Ketika aku memandang keluar lewat jendelapesawat, aku mengerti mengapa burung elang yangterbang tinggi sangat memikat hati, dan aku mengalamiperasaan bebas yang menakjubkan. Pikiranku melayangke Sara dan menyadari kenyataan yang mengejutkanbahwa burung dan binatang buas lebih bebas dibandingkakakku itu. Aku berjanji pada diriku bahwa aku akanmenjadi tuan dalam hidupku sendiri, tak peduli apa puntindakan yang akan kulakukan atau sakit yang akankutanggung.
Aku bergabung dengan ibu kembali ketika pesawatakan mendarat; ia memelukku dengan lembut ketikapesawat berjalan menuju pangkalan. Meskipun iamemakai cadar, aku tahu setiap ekspresinya, dan akumendengar desahan nafasnya yang panjang, tersiksa. Aku mungucapkan selamat tinggal kepada dua orangAmerika yang baik itu. Aku harap mereka yang akanmembawa kami kembali ke Riyadh, karena aku merasapersahabatan dengan kedua laki-laki itu memberikanmakna penting padaku, anak yang penuh denganpertanyaan. Di klinik, ketika kami berjalan di koridor kamimendengar ratapan dan tangisan. Ibu mempercepatlangkahnya dan menggenggam erat tanganku. Sara nyaris meninggal. Kami sangat putus asamengetahui bahwa ia mencoba bunuh diri denganmemasukkan kepalanya ke dalam kompor gas. Ia diamdan sangat pucat. Suaminya tidak ada di sana, dan iamengirim ibunya sebagai ganti. Sekarang, dengan suarakeras, perempuan tua itu mulai memarahi Sara dengankasar karena mempermalukan anak laki-lakinya dankeluarganya. Dia wanita tua yang jelek dan jahat. Akuingin sekali mencakar wajahnya dan mengusirnya, tapiaku ingat janjiku pada ibu. Akhirnya aku berdiri,berusaha keras menahan amarah, menepuk tangan Sarayang lembut. Ibu menaikkan cadarnya ke atas kepala danmenghadapi perempuan tua itu. Ia resah dengan banyakkemungkinan, namun sangat tidak menyangka anakperempuannya berusaha bunuh diri. Aku ingin melonjakdan bersorak senang ketika ibu berbalik dengan wajahyang sangat marah ke arah besannya. Ia menghentikan
perempuan berdarah dingin itu dengan pertanyaan, apayang telah dilakukan putranya sehingga gadis muda iniingin bunuh diri. Ibu memintanya untuk meninggalkantempat tidur Sara, karena tidak ada tempat untukseorang yang tak bermoral. Perempuan tua itu pergitanpa memasang kembali cadarnya. Kami bisamendengar suaranya yang marah ketika ia berteriak padaTuhan memohon simpati. Ibu berbalik ke arahku dan melihat senyumtakjubku. Aku kagum pada kemarahannya, dan untuksesaat aku merasa Tuhan tidak akan meninggalkan kami. Dan Sara akan selamat. Tapi aku tahu kehidupanibu akan sangat sengsara bila ayah mendengar kata-katayang baru saja diucapkannnya. Aku telah kenal denganwatak ayah. Ia akan marah dan bukan simpati pada Saraatas perbuatan nekadnya. Ia pasti akan sangat marahkepada ibu karena membela anaknya. Di Arab Saudi,kaum tua betul-betul dipuja. Tidak peduli apa yangdilakukan atau diucapkannya, atau bagaimanakelakuannya, tak seorang pun berani melawan orangyang sudah berumur. Ketika menghadapi perempuan tuaitu, ibu seperti harimau betina yang melindungi anaknya.Hatiku merasa seolah-olah itu muncul karena harga diridan keberaniannya. Setelah tiga hari, tanpa menelpon sebelumnya,suami Sara datang ke klinik untuk mengklaim miliknya.Pada saat ia datang, ibu telah mengetahui sumberpenderitaan Sara yang sangat mendalam. Ia menghadapimenantunya itu dengan perasaan jijik. Suami Sara orangyang sadis. Ia menjadikan saudaraku sasaran perilakuseksualnya yang brutal hingga Sara merasa kematianadalah satu-satunya tempat pelarian. Setelah tiba di
Jeddah, Ayahpun tak mengakui penderitaan yang dialamianaknya. Dan ayah setuju dengan menantunya bahwaseorang istri adalah milik suaminya. Suami Sara berjanjikepada Ayah bahwa hubungannya dengan Sara akankembali seperti normal. Tangan ibu gemetar dan mulutnya meraung ketikaayah mengatakan kepadanya tentang keputusan itu. Saramulai menangis dan mencoba meninggalkan tempattidur, sambil berkata ia tak ingin hidup. Ia mengancamakan menyobek pergelangan tangannya jika dipaksakembali ke suaminya. Ibu berdiri melindungi anaknyaseperti gunung dan, untuk kali pertama dalam hidupnya,ia menentang suaminya. Ia berkata pada suaminyabahwa Sara tak akan pernah kembali ke rumah seorangmonster. Dirinya akan pergi ke Raja dan Majelis ulama untukmenceritakan kisah ini, dan bila ini terjadi, tak seorangpun akan mengizinkan kebringasan seorang suami terusberlanjut. Ayah mengancam akan menceraikan ibu, ibulangsung berdiri dan mengatakan pada ayah untukmelakukan apa pun yang ingin dilakukannya. Tapi yangpasti, anaknya tak akan kembali ke suami iblis. Ayah berdiri, tanpa berkedip. Ia mungkin menyadaribahwa, mungkin sekali Sara akan dipaksa oleh paraulama untuk kembali ke suaminya. Seperti yang selamaini terjadi, mereka akan menasehati si suami untukmemperlakukan istrinya sesuai dengan yangdiperintahkan dalam Alquran, dan kemudian merekaakan meremehkan situasi yang tak menyenangkan. Ayahdiam, melihat dan menganalisa ketetapan hati ibu. Takpercaya dengan ketetapan hati ibu yang tampak nyata,dan ingin menghindari campur tangan publik dalam
persoalan keluarganya, sekali dalam seumur hidupperkawinannya, ia menyerah. Karena kami dari kelurga kerajaan dan tak inginmerusak hubungan dengan ayahku, suami Sara denganenggan setuju untuk bercerai. Islam memberikan hak untuk bercerai pada laki-laki,apa pun alasannya. Namun sangat sulit bagi perempuanuntuk menceraikan suaminya. Sara akan dipaksamengajukan alasan mengapa minta bercerai, banyakkesulitan akan muncul, karena para pemimpin agamamungkin akan mengeluarkan kaidah, 'kamu mungkin takmenyukai sesuatu yang menurut Allah itu untukkebaikanmu,' dan memaksa Sara untuk tetap dengansuaminya. Tapi suami Sara mengalah dan mengucapkankata-kata 'Aku menceraikan kamu' tiga kali dengandihadiri dua saksi laki-laki. Dan perceraian selesai padasaat itu juga. Sara bebas! Ia kembali ke rumah kami. Setiap pergolakan adalah peralihan. Dunia remajakudiisi dengan perkawinan, usaha bunuh diri, danperceraian Sara. Pemikiran dan ide-ide segar mulaitumbuh dalam pikiranku; aku tak pernah berfikir sepertianak-anak lagi. Lama aku merenungkan tradisi primitif seputarperkawinan di negeriku. Banyak faktor yang menentukankelayakan seorang gadis untuk dinikahi di Arab Saudi:nama keluarga, kekayaan keluarga, kesempurnaan, dankecantikannya. Bertemu di muka umum adalah sesuatuyang tabu, jadi laki-laki harus bergantung pada mataelang ibunya dan saudara perempuannya untukmenemukan pasangan yang pantas baginya. Bahkan
setelah janji untuk menikah dibuat dan tanggalnyasudah ditentukan, sangat jarang si gadis bertemu dengancalon suaminya sebelum terjadi pernikahan, walaupunterkadang anggota-anggota keluarga saling bertukar foto. Jika si gadis dari keluarga yang baik dan tanpa ke-kurangan, ia akan mendapatkan sejumlah lamaranperkawinan. Jika ia cantik, banyak laki-laki akanmengirim ibu atau ayah mereka untuk memohonnyamenjadi istrinya, karena kecantikan adalah komoditipokok bagi perempuan Saudi Arabia. Tentu saja tanpaskandal yang bisa merusak reputasi kecantikan itu;kalau tidak, hasrat orang padanya akan lenyap; gadisseperti ini akan menjadi istri ketiga atau keempat seoranglaki-laki tua di desa yang sangat jauh. Banyak laki-laki Saudi menyerahkan keputusan finalperkawinan anak perempuannya pada istri-istri mereka,karena tahu mereka akan mencarikan yang paling cocokuntuk keluarga. Namun masih sering terjadi seorang ibumemaksakan perkawinan yang tak diinginkan anakgadisnya. Karena bagaimanapun juga, ia sendiri menikahdengan laki-laki yang ditakutinya, dan hidupnya berjalandengan kengerian dan kesakitan yang tak terbayangkan.Cinta dan kasih sayang saja tidak akan mencukupi,demikian peringatan sang ibu pada anak gadisnya; lebihbaik menikah dengan keluarga yang telah mereka kenal.Dan ada laki-laki, seperti ayahku, yang mendasarkankeputusan perkawinan putrinya demi keuntungan bisnisdan pribadi, dan tak ada otoritas yang lebih tinggi untukmembatalkan keputusan itu. Sara, karena kecantikan,kecerdasan, dan mimpi masa kecilnya, pada akhirnya taklebih dari sebuah bidak dalam rencana licik ayah untukmendapat kekayaan.
Mengetahui dengan sangat baik keadaan kakakkuyang berada dalam bahaya, membuat aku memutuskan:kita perempuan harus memiliki hak berbicara untukkeputusan akhir dalam persoalan-persoalan yang akanmengubah kehidupan kita selamanya. Dari sekarang, akumulai hidup, bernafas dan merencanakan dengan diam-diam perjuangan untuk hak-hak perempuan di negerikusehingga kami bisa hidup lebih bermartabat dan dapatmemenuhi kebutuhan personal yang selama ini hanyamenjadi hak laki-laki sejak lahir.
5. FARUQ BEBERAPA bulan setelah Sara kembali, kakak perempuanku yang lebih tua, Nura, meyakinkan ayah bahwa Sara dan aku perlu melihat dunia di luar Arab Saudi.Tak satupun dari kami yang dapat membangkitkan Saradari depresi kronisnya, dan menurut Nura sebuahperjalanan mungkin akan menjadi obat yang tepat. Darisekian perjalanan yang kulakukan, aku sudah dua kalimengunjungi Spanyol, namun saat itu aku masih sangatkecil sehingga tak banyak yang kuingat. Nura menikah dengan salah satu cucu Raja pertamakami. Ayah puas dengan perkawinan Nura yang memangmemiliki pandangan kalem pada hidup. Dia melakukanapa saja yang diperintahkan tanpa bertanya. Ayah benar-benar semakin mencintainya seiring berlalunya waktu,karena sedikit dari saudara perempuanku yang memilikikualitas kepatuhan seperti Nura. Semenjak perceraianSara, ayah mengangkat Nura sebagai contoh untuk anak-anaknya yang lain. Nura menikah dengan orang yang takdikenalnya, dan perkawinannya terbukti memuaskan.Tentu saja, karena suami Nura baik budi dan penuhperhatian. Dalam pikiran ayah, Sara jelas-jelas memprovokasisuaminya untuk berperilaku kriminal. Kesalahan takpernah menjadi milik lelaki di Timur Tengah. Meskipunmembunuh istrinya, lelaki akan mengatakan alasan'valid' atas tindakannya, yang akan diterima oleh laki-lakilain tanpa tanya. Di negeriku sendiri, aku pernah melihatsurat kabar harian memberikan penghormatan pada laki-
laki yang mengeksekusi istri atau anak perempuannyakarena kesalahan 'perilaku yang tak senonoh'.Kecurigaan pada tindakan seksual yang tak senonoh,seperti berciuman, bisa membawa kematian pada seoranggadis muda. Tambah lagi, ucapan selamat di depanumum diberikan oleh para penjaga agama atas tindakan'mulia' seorang ayah yang menjalankan perintah Nabi! Nura dan Ahmed sedang membangun istana, danNura ingin pergi ke Eropa untuk membeli perabotanItalia. Dalam perjalanan, kami akan berhenti di Mesiragar anakanak Nura yang masih kecil bisa melihatpiramid. Ayah, yang memiliki 22 anak perempuan dari empatistri, sering terdengar menggerutu, 'perempuan adalahkutukan bagi laki-laki.' Anak perempuannya yang palingkecil, yang terus melakukan usaha pemberontakan yangsetimpal melawan kekuasaan absolut laki-laki, tak bisamengubah pendiriannya. Ucapan dan tindakan kamitidak pernah dihargai dan diperhitungkan. Karena sangatyakin kami tak akan pernah mencapai puncak yang kamiinginkan, maka ucapan kami saja adalah sebuahkemenangan. Memang, tak ada perempuan Saudi yangsecara bebas pernah mendekati topik yang kamidiskusikan. Nura ingin ibu ikut dengan kami keluar negeri,namun ibu menjadi sangat pendiam sejak Sara kembali.Seolah-olah satu-satunya pemberontakan hebat yang ialakukan pada kekuasaan ayah telah mengurassemangatnya. Namun ia mendukung perjalanan itu,sebab ia ingin Sara melihat Italia. Ia pikir aku terlalumuda dan harus tetap tinggal di rumah, tapi sepertibiasanya, sifatku yang keras menyempurnakan hasil
yang kuinginkan. Sara tidak begitu tertarik, meskipunnanti bisa melihat keajaiban-keajaiban seni Italia,sebaliknya aku betul-betul gembira. Kegembiraanku hilang oleh keinginan Faruq untukikut dengan kami. Ayah merasa kami butuh pengawal.Aku langsung berpikiran bahwa kehadiran Faruq yangcurang akan merusak liburanku. Aku memutuskanuntuk mempermainkan dia. Aku merebut ghutra (kainpenutup kepala) barunya dan igaal (tali hitam yangmengikat ghutra) dan berlari di tengah rumah menujukamar mandi. Aku tak tahu apa yang akan kulakukanterhadap bendabenda itu, namun laki-laki Saudi sangatsakit hatinya kalau ada orang yang menyentuh ghutra-nya. Aku merasa, harus menyakiti Faruq secepatmungkin. Ketika Faruq mengejarku dan mengancam akanmengatakannya pada ayah, aku membanting pintukamar mandi di hadapannya. Karena Faruq memakaiSandal, jempol kakinya terluka, dan tangannya memar.Dari teriakan dan rintihannya, para pelayan mengira akusedang membunuh Faruq. Meskipun begitu tak seorangpun datang menyelamatkan dia. Aku tidak tahu apa yang menyelimutiku mungkinsuara erangan yang sedang memohon simpati tapi akusecara terburu-buru memasukkan ghutra-nya ke toiletdan menghanyutkannya. Tapi Igaal-nya tidak hanyut,bahkan ketika dengan kalut aku mendorongnya denganalat penyedot. Tali hitam yang basah itu menyumbat ditoilet! Ketika Faruq melihat apa yang kulakukan, iamenyerangku. Kami berguling di lantai dan aku menangdengan menarik dan membelit jarinya yang luka. Ibu,
mendengar teriakan kesakitan Faruq, ikut campurtangan dan melindunginya dari kemarahanku yangtertahan selama bertahun-tahun. Aku tahu aku dalam masalah besar. Tetapi akumenganggap situasiku tidak buruk. Maka ketika Ibu danOmar mengantar Faruq ke klinik untuk membalut jarinyayang luka, aku mengendap-endap masuk ke kamarnyadan mengumpulkan timbunan 'harta karun' rahasianyayang dilarang oleh agama dan negara. 'Harta karun' ini adalah barang-barang yang biasadikoleksi oleh semua anak laki-laki di seluruh dunia.Namun memiliki barang-barang ini adalah pelanggaranyang serius terhadap hukum agama di Arab. Lamasebelumnya, aku telah menemukan koleksi playboy,penthouse dan majalah-majalah Faruq yang lainnya.Baru-baru ini aku menemukan koleksi barunya, slide(film) porno. Karena ingin tahu, aku membawa semuabarang itu ke kamarku; dan melihatnya dengan proyektorfilmku. Laki-laki dan perempuan telanjang sedangmelakukan segala macam hal yang asing; ada jugaadegan seks antara wanita dengan hewan. TampaknyaFaruq sudah pernah meminjamkannya pada anak laki-laki lain, karena ia dengan jelas menulis namanya sendirike setiap barang terlarang ini. Aku terlalu lugu waktu itu untuk mengetahui apamakna semua itu. Tapi aku tahu 'harta karun ini' adalahbarang yang buruk karena Faruq selalu menyimpannyadalam kotak penyimpanan yang ditumpuk dalam kotaktua yang berlabel 'Buku Catatan Sekolah'. Aku sangatkenal dengan barang-barang miliknya. Dengan hati-hatiAku mengeluarkan setiap majalah dan slide itu. Aku jugamenemukan tujuh botol kecil alkohol yang di bawa Faruq
ke rumah dari perjalanan akhir pekan ke Bahrain. Saatmemasukkan semua barang itu ke dalam tas kertas, akutersenyum dengan rencanaku. Di Arab Saudi, masjid ada di setiap perkampungan,karena pemerintah ingin menyediakan tempat ibadahyang mudah dijangkau dengan berjalan kaki untuk setiapMuslim laki-laki. Dengan perintah salat lima kali sehari,para jamaah akan mudah menyempurnakan salatmereka bila berada dekat dengan masjid. Meskipun salatbisa dilakukan di mana saja sepanjang menghadap keMakkah, namun salat di masjid itu lebih balk. Karena kami tinggal di distrik yang paling kaya, kamimemiliki masjid besar yang terbuat dari marmer. Jam 2siang, salat zuhur sudah selesai dilakukan; ini waktuyang aman untuk menjalankan rencanaku tanpa terlihatorang. Bahkan para ustad sedang tidur siang akibatcuaca panas di Arab. Dengan rasa takut Aku membuka pintu masjid, danmengintip hati-hati sebelum memasukinya. Karenabelum pakai cadar, aku pikir kehadiranku tidak akanbanyak mengundang rasa ingin tahu. Aku sudahmenyiapkan cerita bila aku tertangkap. Jika ditanya, akuakan mengatakan aku mengejar anak kucingku yang larimasuk ke halaman masjid. Mengejutkan, masjid ini sejuk dan menarik. Aku takpernah masuk ke dalam bangunan besar ini. Tapi akupernah mengikuti ayah dan Faruq pergi salat beberapakali. Dari umur enam tahun, Faruq sudah dianjurkanuntuk melaksanakan salat lima kali sehari. Aku merasadadaku sesak akibat luka yang aku rasakan ketikamelihat ayah menggandeng Faruq dan membimbingnyadengan bangga melewati pintu masuk masjid. Ayah selalu
meninggalkanku di sisi jalan, anak perempuan yangdirendahkan. Aku memandang mereka dengan sedih danmarah. Di negaraku, perempuan dilarang masuk ke dalammasjid. Sekalipun Nabi Muhammad tidak melarangperempuan salat di dalam masjid, ia menyatakan bahwalebih baik bagi perempuan untuk salat sendiri di rumah.Akibatnya, tak seorang pun perempuan di Arab Saudidiizinkan memasuki masjid. Tak ada orang di sekitar sini, dengan tergesa-gesaaku berjalan melintasi lantai marmer itu; bunyi sandalkuterdengar keras dan aneh. Aku meletakkan tas berisibarang terlarang Faruq di ruang tangga menuju balkonyang berisi pengeras suara tempat mengumandangkanhadits-hadits Nabi ke seluruh kota, lima kali sehari. Jikamemikirkan kehebatan seruan mu'azin yang akanmemanggil umat untuk mendirikan salat, aku mulaimerasa bersalah dengan petualanganku. Namunkemudian aku ingat senyuman menyeringai Faruq yangsombong ketika ia mengatakan padaku bahwa Ayahmembolehkan dirinya mencambuk dan memukulku. Akukembali ke rumah dengan tersenyum puas. Biar Faruqmenikmati yang satu ini. Malam harinya, sebelum ayah pulang dari kantor,tiga mutawa (Polisi Syariah/hukum Islam) datang kepintu pagar rumah kami. Aku dan tiga orang pelayanFilipina mengintip dari salah satu jendela lantai atas,melihat mereka berteriak ke arah Omar dan membuatgerak isyarat ke langit dan ke arah beberapa buku danmajalah yang jelas-jelas tidak mereka sukai. Aku ingintertawa, namun berusaha menjaga agar wajahkukelihatan datar dan serius.
Semua orang asing dan sebagian besar orang Sauditakut pada mutawa karena mereka memiliki kekuasaanyang besar, dan mereka mengamati setiap orang kalaukalau ada gelagat kekurangan. Bahkan anggota keluargakerajaan berusaha menghindari perhatian mereka. Dua minggu sebelum ini, salah satu pelayan Filipinakami membuat marah beberapa mutawa karena memakairok pendek di pasar. Sekelompok mutawa melecutnyadengan tongkat dan menyemprot kakinya yang taktertutup dengan cat merah. Walaupun pemerintah ArabSaudi tidak mengizinkan turis memasuki negara kami,ada banyak perempuan yang bekerja sebagai perawat,sekretaris, atau pembantu rumah tangga di kota-kotabesar. Banyak dari perempuan ini merasa gusar padaorang-orang yang memakai kata-kata Tuhan untukmemandang rendah jenis kelamin perempuan. Jikaseorang perempuan berani menentang tradisi denganmembiarkan tangannya atau kakinya terbuka, ia akanmendapat risiko di cambuk dan disemprot dengan cat. Pelayan kami ini merendam kakinya dalam cairanpenghapus cat, namun kakinya masih tetap merah dantampak kasar. Ia yakin bahwa entah bagaimana paraPolisi Syariah itu telah mengikutinya ke rumah danmereka sekarang akan memasukkannya ke penjara. Ialari untuk bersembunyi di bawah tempat tidurku. Akuingin mengatakan yang sebenarnya mengapa para PolisiSyariah itu datang sekarang, tapi aku harus menjagarahasiaku meskipun dari seorang pelayan Filipina. Omar benar-benar pucat ketika masuk rumah serayaberteriak memanggil Faruq. Aku lihat Faruq dengan hati-hati berjalan ke arah pintu masuk dengan ujung kakikanannya diangkat dan tumit berusaha menjaga
keseimbangan tubuhnya. Aku mengikutinya bersama ibu.Faruq sedang di ruang duduk, dan Omar menelpon,menghubungi ayah di kantornya. Para mutawa sudahpergi, memberikan Omar contoh barang selundupan:satu majalah, beberapa slide, dan satu botol kecilminuman keras. Sisanya mereka simpan sebagai barangbukti kesalahan Faruq. Aku menatap Faruq dan melihatwajahnya pucat ketika ia mengetahui 'harta karunrahasia' nya ada di tangan Omar. Melihat aku di sana, Omar menyuruhkumeninggalkan ruangan, tapi aku memegang erat rokibuku dan ia menepuk-nepuk kepalaku. Ibu pasti bencimelihat cara Omar memerintah anaknya dan iamenantang mata Omar. Omar memutuskan untukmengabaikan kami. Ia menyuruh Faruq duduk, Ayahsedang dalam perjalanan pulang dan para mutawa sudahpergi ke kantor polisi. Faruq akan ditahan, iamengatakannya dengan nyaring. Kesunyian di ruangan itu muncul seperti ketenangansebelum prahara terjadi. Untuk sesaat aku merasa takut,tapi kemudian Faruq kembali tenang dan membalasOmar, ia mengatakan: 'Mereka tidak bisa menahanku,aku adalah pangeran. Orang-orang agama yang fanatikitu tak lebih dari serangga sial di kakiku.' Sekelebatpikiran singgah di kepalaku bahwa penjara mungkintidak akan membuat Faruq lebih baik. Bunyi rem mobil ayah menandakan ia sudah datang.Dengan terburu-buru ia masuk ke dalam rumah denganmenahan amarah. Ia mengambil barang-barang terlarangitu satu persatu. Ketika ia melihat majalah itu, ia melihatmarah ke Faruq. Ia hanya menyingkirkan minuman kerasitu dengan jijik, karena semua pangeran memiliki
minuman keras di rumah mereka. Tapi ketika ayahmemegang slide itu dan mendekatkannya ke lampu, iaberteriak padaku dan ibuku agar meninggalkan ruangan.Kami bisa mendengar ia menampar Faruq dengantangannya. Bagaimanapun, ini adalah hari yang buruk bagiFaruq. Para mutawa berfikir pasti lebih baik menelpon polisiuntuk menangkap salah seorang anak keluarga kerajaan,karena tak lama kemudian mereka kembali dengansedikit kemarahan orang yang saleh. Bahkan ayahpunmerasa kesulitan menghadapi para mutawa ini saatmeminta maaf atas slide yang menggambarkanpersetubuhan perempuan dengan hewan. Itu terjadi tahun 1968, dan Raja Faisal tidaksetoleran kakaknya yang tertua, Raja Saud, terhadapkelakuan tak senonoh pangeran-pangeran muda. Paramutawa merasa mereka berada dalam posisi sangatberkuasa, karena mereka dan ayah tahu bahwa pamannya, sang Raja, akan sangat tersakiti jika isi slide itumenjadi pengetahuan umum. Ketakutan para mutawamemiliki kaitan dengan rangkaian modernisasi yangterjadi saat itu di negeri kami. Raja Faisal terusmengingatkan saudara-saudaranya dan keponakan-keponakannya agar mengawasi anak-anak mereka untukmenghindari kemarahan para Polisi Syariah terhadapkepala keluarga kerajaan yang memerintah. Rajameyakinkan para tetua agama bahwa ia sedangmemimpin negara ini ke arah modernisasi yangdiperlukan, bukan ke Westernisasi yang merendahkan,mengambil yang terbaik dari Barat, bukannya yangterjelek. Para mutawa melihat bukti dekadensi Barat
dalam perilaku keluarga kerajaan. Koleksi slide Faruqmembuktikan pada mereka tentang kabar burung yangmengatakan menurunnya kualitas keluarga kerajaan. Kami mendengar para mutawa berdebat lama sampaitengah malam tentang hukuman yang pantas untukseorang pangeran. Faruq beruntung termasuk anggotakeluarga kerajaan Saud. Para mutawa tahu bahwa taksatupun pengeran dari keluarga kerajaan akan dituntutdi dalam sistim pengadilan negara, kecuali Rajamemberikan restunya. Namun perstiwa seperti itu jarangterjadi. Tapi jika Faruq berasal dari keluarga biasa atauanggota masyarakat asing, ia akan mendapat hukumanpenjara yang lama sekali. Kami sekeluarga semuanya tahu tentang kisah sedihsaudara laki-laki sopir Filipina kami. Empat tahun yanglalu, kakaknya yang bekerja pada sebuah perusahaanItalia untuk pembangunan di Riyadh, ditangkap karenamemiliki film porno. Laki-laki malang itu sekarangmenjalani hukuman penjara selama tujuh tahun. Tidakhanya merana di dalam penjara, namun ia jugamendapat sepuluh cambukan setiap hari Jumat. Sopirkami, yang mengunjungi saudaranya setiap sabtu,menangis ketika ia mengatakan kepada Faruq setiap kalimelihat kakaknya yang malang dengan punggung, darileher sampai kaki, menghitam akibat cambukan itu. Iatakut kakaknya tak akan bisa bertahan hidup lagi ditahun berikutnya. Sial bagi Faruq, kesalahannya terpampang denganjelas karena namanya nyata-nyata tertulis pada setiapbarang terlarang itu. Akhirnya kompromi pun dibuat:Ayah memberi sejumlah besar uang untuk masjid, danFaruq harus hadir di masjid setiap salat lima waktu
setiap hari untuk membuat senang para ulama, termasukAllah. Para mutawa tahu bahwa hanya sedikit pangeranmuda keluarga kerajaan yang pergi ke masjid setiapharinya, dan itulah mengapa hukuman seperti itu akanmerupakan sesuatu yang menjengkelkan bagi Faruq. Iadiharuskan melapor ke kepala mutawa di masjid kamilima kali sehari selama setahun berikutnya. Ia hanyadiizinkan tidak datang bila keluar kota. SebelumnyaFaruq biasa tidur sampai jam sembilan. Ia tidak sukabangun pagi untuk salat subuh. Tambah lagi ia harusmenulis seribu kali di atas kertas resmi: 'Allah MahaBesar, dan aku telah melawan perintahnya denganmengikuti adat kebiasaan Barat yang tidak bermoral danburuk.' Sampai akhirnya, Faruq disuruh mengungkapkannama orang yang telah memberinya slide dan majalahtersebut. Seperti biasa, Faruq membawa majalah-majalahitu dari perjalanan ke luar negeri dan setelah itupangeran mendapatkannya melalui pabean hanya denganperintah sekilas lewat mata. Padahal seorang bule yangberlagak seperti sahabat di sebuah pesta telah menjualslide itu padanya, dan Faruq, yang ingin sekalimengungkapkan nama penjahat asing itu untukmeringankan tekanan pada dirinya, dengan gembiramemberikan nama dan alamat kantor bule itu pada paramutawa. Kami kemudian mengetahui bahwa laki-laki ituditangkap, dicambuk dan dideportasi. Aku merasa ngeri. Kelakar bodohku mempermalukanseluruh keluarga dengan penghinaan yang menyakitkan.Aku tidak menyangka bahwa pelajaran itu akanmembahayakan Faruq, mencoreng nama orang tuaku,dan membuat orang lain yang tak berdosa ikut terluka.Aku pun malu mengakui bahwa aku sangat ketakutanbila kesalahanku ketahuan. Aku berdoa pada Allah, jika
Ia membiarkankanku tidak ketahuan sekali ini, mulaisekarang dan selanjutnya, aku akan menjadi anak yangbaik. Omar mengantar para mutawa keluar dari halamankami. Aku dan ibu menunggu ayah dan Faruq kembali keruang duduk. Ayah menarik nafas keras dan menjepitFaruq dengan lengan atasnya, mendorongnya menujulantai atas. Faruq melihat ke arahku dan pandangankami bertemu. Hanya sebentar, dan aku segera sadarbahwa Faruq telah menyimpulkan akulah pelakunya.Parahnya, Faruq tampak lebih terluka, bukannya marah. Aku mulai terisak, karena aku merasa perbuatanyang kulakukan buruk sekali. Ayah melihatku dengankasihan. Kemudian ia mendorong Faruq dan berteriakbahwa ia telah merusak seluruh keluarga, termasuk anakkecil yang tidak berdosa. Kali pertama dalam hidupku,ayah datang padaku, memelukku dan berkata \"jangankhawatir\". Aku benar-benar merasa sangat sedih. Sentuhanyang selama hidupku sangat kurindukan sekarang terasakosong, dan kegembiraan yang selama ini kubayangkanrusak akibat hadiah yang kumenangkan dengan carasalah. Bagaimanapun, kelakuan burukku benar-benarmengenai target. Belum lagi apa yang sebelumnyakulakukan: melukai jari kaki Faruq atau memasukkanikat kepala Faruq ke toilet. Satu dosa lebih beratdaripada dosa lainnya, sehingga keduanya salingmembatalkan.
6. PERJALANAN MESKIPUN baru saja terjadi kekacauan dalam keluarga, perjalanan ke Italia dan Mesir tetap direncanakan, namun hatiku tak lagi dipenuhi kegembiraan. Akusedang mempersiapkan isi koperku ketika aku melihatFaruq berjalan dengan susah payah dan hati-hatimelewati pintu kamar tidurku. Dulu, aku selalu dianggapsebagai anak kecil yang layak dicemooh, dibenci ataukadang-kadang diserang seseorang yang sangat tidakberharga. Sekarang ia melihatku dengan cara berbeda. Iamulai sadar bahwa, meski aku seorang perempuantermuda yang dianggap rendah, aku adalah orang yangberbahaya dan lawan yang layak dipertimbangkan. Di hari keberangkatan, kami pergi ke bandaradengan menggunakan enam buah limosin. Kami semuaberjumlah sebelas orang: Nura dan Ahmed, dengan tigadari lima orang anaknya; dua pelayan Filipinanya; Saradan aku sendiri; serta Faruq dan seorang temannya Hadi.Kami akan bepergian selama sebulan. Hadi adalah pelajar Institute Agama di Riyadh, se-buah sekolah bagi anak laki-laki yang ingin menjadimutawa. Hadi lebih tua dua tahun dari Faruq. Hadimemukau orang-orang dewasa dengan kemampuannyamengutip ayat-ayat Alquran dan bertindak sangat alim.Ayahku merasa Hadi bisa memberi pengaruh baik kepadaanaknya. Di mata para pendengarnya, Hadi memilikipandangan bahwa semua perempuan seharusnya dirumah; ia mengatakan kepada Faruq bahwa perempuanadalah penyebab kejahatan di bumi ini.
Aku bisa katakan, perjalanan dengan Faruq danHadi ini akan menyenangkan. Ibu tidak ikut mengantar kami ke bandara. Karenabeberapa hari sebelumnya, ia tampak tak bergairah dansedih. Kurasa ia resah dengan perilaku memalukanFaruq. Ia mengucapkan selamat jalan dari kebun danmelambaikan tangannya kepada kami dari depan pagar.Ia memakai cadar, tapi aku tahu air mata mengalir dikedua pipinya. Aku merasa ibu tidak seperti biasanya.Namun aku tak memiliki cukup waktu untukmemikirkan kemungkinan sebabnya, karena aku begitugembira membayangkan perjalanan yang akan kamilakukan. Ahmed baru saja membeli pesawat baru, sehinggapenerbangan kami adalah penerbangan keluarga. Akumencari tahu apakah yang menerbangkan pesawatadalah dua orang Amerika yang dulu menjadi pilot waktuaku dan ibu pergi ke Jeddah; aku kecewa ternyata bukanmereka. Di kokpit, dua pilot Inggris, dan mereka cukupbersahabat. Keluarga kerajaan mempekerjakan sejumlahorang Amerika dan Inggris sebagai pilot pribadi. Ahmedsedang berbicara dengan kedua pilot itu sementara Nuradan pelayannya duduk bersama dengan tiga anaknya.Sara, dengan cadar yang sudah dibuka dan siap masukke dalam selimut, memegang bukunya yang sangatberharga. Hadi memandang dengan rasa tak suka padawajahnya yang tak ditutupi, dan berbisik marah padaFaruq, yang akhirnya menyuruh Sara memakai cadarnyahingga kami meninggalkan Arab Saudi. Sara berkatapada Faruq bahwa ia tidak bisa membaca melalui kaintebal penutup mukanya, dan kalau memang cukup
cerdas, sebaiknya ia diam saja. Bahkan sebelum tinggal landas sudah munculpercekcokan. Aku mencoba menginjak kaki Faruq yangterluka tapi meleset, dan Faruq melayangkan pukulan kearah kepalaku; aku menunduk, dan pukulan itu takmengena. Ahmed, sebagai laki-laki yang paling tua danberkuasa, berteriak agar semua duduk dan diam. Ia danNura bertukar pandang, mempertimbangkan-ulangundangan baik yang mereka berikan. Tiga tempat suci Islam adalah Mekkah, Madinah danYerusalem. Mekkah adalah kota yang menarik hati jutaankaum Muslim di seluruh dunia, karena di sanalah Allahmenurunkan pada Nabi Muhammad wahyu tentangdasardasar kehidupan beragama kami, yakni lima rukunIslam, yang disebut tiang agama. Salah satu rukun inimewajibkan pada setiap Muslim yang memilikikemampuan ekonomi untuk menunaikan ibadah haji.Muslim yang baik baru merasa sempurna agamanyaapabila sudah berhaji ke Mekkah sekurangnya sekaliseumur hidup. Kota suci kedua, Madinah, yang dianggap sebagai'kota Nabi', merupakan tempat nabi dimakamkan. DanYerusalem adalah kota suci ketiga. Di kota ini, tepatnyadi Masjidil Aqsa (Dome of the Rock), Nabi diangkat kesurga oleh Allah. Umat Muslim mencucurkan air mataketika menyebut Yerusalem, karena tempat ini sekarangdiduduki, tak lagi bebas dan terbuka untuk mereka. Jika Mekkah, Madinah dan Yerusalem adalahsumber spiritual umat Muslim, Kairo adalah mahkotakebanggaan dan kepercayaan diri umat Muslim. Kairomerepresentasikan lima puluh abad masa kejayaan, danmemberi orang Arab salah satu keajaiban peradaban
terbesar yang ada di muka bumi. Mesir adalah sumberkebanggaan terbesar bagi seluruh orang Arab.Dibandingkan kekuatan, kekayaan, dan prestasi orang-orang Mesir kuno, kekayaan minyak Teluk Arab moderntampak tak berarti apa-apa. Di Kairolah, kota yang tak pernah tidur, aku menjadiseorang perempuan sesungguhnya. Dalam kebudayaanArab, yang banyak memberi perhatian pada perubahandari masa kanak-kanak hingga akil balikh, setiap gadiskecil dengan harap-harap cemas menunggu melihatdarah pertama mereka. Aku terdiam terkejut, ketikateman-teman bule-ku bercerita bahwa mereka tak tauapa yang terjadi ketika haid pertama mereka datang, danmereka yakin mereka akan mati. Di dunia Muslim,mendapat menstruasi pertama adalah percakapan yangsangat biasa. Secara tiba-tiba, ketika hal itu terjadi,seorang gadis kanak-kanak berubah menjadi perempuandewasa. Tak ada jalan untuk kembali ke kepompongmasa kecil yang hangat dan tanpa dosa. Di Arab Saudi, mendapat menstruasi pertama berartisaatnya untuk memilih abaya dan cadar pertama dengansangat teliti. Bahkan penjaga toko, yang biasanya seoranglaki-laki Muslim India atau Pakistan, dengan senang danpenuh hormat menanyakan saat seorang gadis kecilberubah menjadi perempuan dewasa. Dengan segalakesungguhan hati, penjaga toko akan tersenyum ramah,dan membantu memilihkan abaya dan cadar demipenampilan terbaik seorang perempuan muda. Meskipun hitam adalah satu-satunya warna cadar,ada banyak pilihan kain dan berat ringannya bahan.Cadar bisa terbuat dari bahan yang tipis, membuat duniabisa melihat bayangan wajah yang terlarang. Kain dengan
berat sedang lebih praktis, karena orang bisa melihatmelalui kain tipis tanpa mendapat pandangan kasar atauteguran tajam dari para penjaga agama. Jika seorangperempuan memilih kain hitam tebal tradisionil, takseorang laki-lakipun dapat membayangkan rupa wajahyang berada di balik topeng, yang tak akan bergerakditerpa angin. Tentu saja, dengan memilih kain sepertiitu, sulit melihat-lihat perhiasan di pasar emas ataumelihat mobil yang bergerak cepat menjelang malam. Disamping cadar tradisionil yang berat ini, beberapaperempuan konservatif menggunakan sarung tanganhitam dan stoking hitam tebal sehingga tak ada bagiantubuh yang bisa dibayangkan. Bagi perempuan yang ingin mengekspresikankepribadian dan selera fashion, ada cara-carapenyesuaian yang tak ada habisnya melalui desain-desain kreatif. Banyak yang membeli syal dengandekorasi permata. Dan gerakan perhiasan kecil akanmembuat sebagian besar pria menoleh. Dekorasi-dekorasimahal yang menyolok sering dijahitkan ke sisi-sisi danbelakang abaya. Perempuan muda, khususnya, berjuang untukmenciptakan gayanya sendiri dengan pilihan-pilihan unikmereka. Laki-laki penjaga toko akan memperagakanpakaian-pakaian dari disainer fashion abaya dan cadaryang paling mutakhir dan memamerkan pada gadis-gadismuda cara mengenakan syal ke kepala untukmenghasilkan corak fashion yang bagus. Penjaga tokojuga akan menunjukkan cara mengikatkan abayasehingga bagian kaki yang diizinkan terbuka tidakdianggap beresiko. Setiap gadis muda mencoba-cobasendiri menemukan cara memakai abayanya berdasarkan
kemampuan mereka. Masuk toko sebagai gadis, saat keluar menjadi se-orang perempuan muda dewasa yang bercadar, dan saatitu ia memasuki usia pantas menikah. Kehidupannyaberubah dalam hitungan detik. Laki-laki Arab jarangyang mau memandang ke seorang gadis yang masuk ketoko, namun ketika keluar dengan memakai cadar danabaya, diam-diam gadis itu akan diperhatikannya. Seorang laki-laki akan berusaha mencuri pandang kebagian terlarang, pergelangan kaki yang erotis. Dengancadar, kami perempuan Arab menjadi sangatmenggiurkan dan diinginkan oleh laki-laki Arab. Tapi aku sekarang sedang di Kairo, bukan di rumahdi Arab Saudi, sehingga dampak dari menstruasipertamaku tidak terlalu menggangguku. Sara dan Nuramengajarkan segala sesuatu yang harus dilakukanperempuan. Mereka berdua mengingatkanku untuk tidakbercerita pada Faruq, karena mereka tahu Faruq akanmemaksaku langsung memakai cadar, meskipun diKairo. Sara memandangku dengan sedih dan memelukkulama sekali. Ia tahu bahwa mulai hari ini aku akandianggap sebagai ancaman dan bahaya bagi semua laki-laki sampai aku menikah dan hidup terkurung di balikdinding. Di Kairo, Ahmed memiliki sebuah apartemen mewahberlantai tiga di pusat kota. Kamar pribadi Ahmed danNura ada di lantai paling atas. Dua pelayan Filipina, tigaanak-anak Nura, Sara dan aku tinggal di lantai dua.Faruq, Hadi dan penjaga rumah, seorang Mesir, tinggal dilantai bawah. Aku dan Sara berpelukan senang ketika
tahu kami tidak selantai dengan Faruq dan Hadi. Pada malam pertama, Ahmed, Nura, Hadi dan Faruqberrencana pergi ke klab malam untuk menonton tariperut. Menurut Ahmed, Sara dan aku harus tinggal dirumah bersama para bayi dan pelayan Filipina. Saratidak protes, tapi aku memohon dengan sangat sehinggaAhmed merasa kasihan. Pada usia empat belas tahun, aku dengan gembiradatang ke negeri para Fir'aun dan menyatakan Kairosebagai kota favoritku. Cinta pada Kairo tak pernahdiragukan lagi. Kehebatan kota ini memabukkankudengan hasrat yang tak pernah kurasakan sebelumnya,dan perasaan itu tak pernah bisa kujelaskan sampai hariini. Laki-laki dan perempuan dengan berbagai macamwarna kulit dan pakaian memenuhi jalan-jalan, mencaripetualangan dan kesempatan. Aku merasa hidupkusebelum ini sangat kering, tanpa gairah. Menurutku, kotaKairo sangat bertolak belakang dengan kota-kota diArabia, yang tandus dan tak hidup. Ada kemiskinan yang mengganggu ketenangan, na-mun itu tak segera menyurutkan hatiku, karena akumelihat di dalamnya kekuatan hidup yang amat sangatbesar. Kemiskinan bisa mengubah orang menjadi lebihbersemangat untuk melakukan perubahan dan revolusi.Tanpa keadaan seperti itu umat manusia akan sampaipada perhentian. Perhatianku tertoleh kembali ke ArabSaudi dan menyadari bahwa beberapa kadar kemiskinanseharusnya merembes ke dalam kehidupan kami danmemaksa kami memperbaharui kehidupan spiritual. Memang, ada banyak tingkat kelas masyarakat dinegeriku, mulai dari keluarga kerajaan yang terkayasampai para pekerja dengan gaji terendah. Tapi
semuanya, termasuk pekerja-pekerja asing, hidup tanpakekurangan dan semua kebutuhan dasar merekaterpenuhi. Pemerintah kami menjamin kesejahteraan semuapenduduk. Setiap warga negara laki-laki mendapatkanjaminan rumah, kesehatan, pendidikan, bisnis, pinjamanbebas bunga dan bahkan uang untuk makanan, danberbagai keperluan tambahan. Warga negara perempuanditanggung oleh laki-laki di dalam keluarga mereka,apakah itu ayah, suami, saudara laki-laki atau sepupu. Akibat tercukupinya kebutuhan dasar adalahkurangnya semangat hidup di negeriku yang ditimbulkanoleh keinginan materi. Itulah mengapa aku tak yakin jikapagina-pagina sejarah bisa menyentuh negeriku. Kamiorang Saudi terlalu kaya, terlalu mapan dan apatis untuksebuah perubahan. Ketika kami berkeliling di kota Kairoyang sibuk, aku mengutarakan pandanganku ini kekeluargaku, tapi aku lihat hanya Sara yangmendengarkan dan memahami esensi pemikiranku. Matahari mulai tenggelam, dan langit mulaiberwarna keemasan di atas piramida-piramida. Aliranlambat sungai nil memberi nafas kehidupan pada seluruhkota dan padang pasir. Melihat itu, aku merasakehidupan menyeruak melalui urat nadiku. Faruq dan Hadi sangat marah karena Sara dan akudua perempuan yang belum menikah diizinkan ikut keklab malam. Hadi berbicara panjang lebar dan seriuspada Faruq tentang kemunduran nilai-nilai keluargakami. Ia mengungkapkan dengan sangat puas bahwasaudarasaudara perempuannya telah menikah pada usiaempat belas tahun, dan mereka dijaga secara penuh olehlakilaki di keluarganya. Ia mengatakan bahwa, sebagai
polisi syariat, dirinya harus protes pada ayah kamisekembali dari perjalanan ini. Sara dan aku, karena jauhdari Riyadh, berani menghadapinya dan mengatakanbahwa ia (Hadi) belum lagi menjadi polisi syariat. Kamikatakan ini padanya, dalam bahasa popular yang kamipelajari dari menonton film-film Amerika, 'untukmenyelamatkannya'. Mata Hadi melotot ke penari-penari itu, danmengucapkan kata-kata kotor ke bagian-bagian tubuhmereka. Kemudian ia bersumpah pada Faruq bahwamereka itu adalah pelacur, dan bila diperbolehkan, iaakan melemparinya dengan batu. Hadi itu seorang bodohyang angkuh. Bahkan Faruq capek pada sikapnya yangsok alim dan mulai mengetuk-ngetukkan jari-jarinya kemeja dengan tak sabar dan melihat ke sekeliling ruangan. Setelah komentar dan sikap Hadi, giliran aku yangterkejut dengan tindakannya di hari berikutnya. Ahmed menyewa sopir untuk mengantar Nura, Saradan aku berbelanja. Ahmed pergi menghadiri pertemuanbisnis. Penjaga rumah, yang juga sopir, mengantar keduapelayan Filipina dan ketiga anak-anak Nura ke kolamrenang di Hotel Mena House. Ketika kami meninggalkanapartemen, Faruq dan Hadi sedang bermalas-malasan,letih karena acara semalam. Panas yang sangat terik membuat Sara cepat lelah.Aku tawarkan untuk kembali ke apartemen danmenemaninya sementara Nura menyelesaikan belanja.Nura setuju, ia menyuruh sopir mengantar kami, dankembali lagi nanti untuk menjemputnya. Ketika kami memasuki apartemen, kami mendengarjeritan tertahan. Sara dan aku mengikuti suara itu yang
ternyata berasal dari ruangan Faruq dan Hadi. Pintunyatak terkunci, dan kami segera tahu apa yang sedangterjadi di depan mata kami. Hadi sedang memperkosaseorang gadis kecil, umurnya tak lebih dari delapantahun, dan Faruq memegangi gadis kecil itu. Darah adadi manamana. Faruq dan Hadi malah tertawa. Melihat pemandangan yang traumatis ini, Saramenjadi histeris dan mulai berteriak dan lari. WajahFaruq sangat marah ketika ia mendorongku keluar dariruangan, yang membuatku jatuh ke lantai. Aku mengejarSara. Kami duduk berdekatan di dalam kamar. Ketika aku tak tahan lagi mendengar suara teror itu,yang terdengar sampai ke kamar kami, aku mengendap-endap ke ruang tangga. Dengan putus asa aku mencobamemikirkan perbuatan itu dan pada saat yang sama belberbunyi. Aku lihat Faruq membuka pintu menemuiseorang perempuan Mesir berumur kira-kira empat puluhtahun. Ia memberi perempuan itu lima belas poun Mesirdan bertanya apakah ia masih punya anak gadis.Perempuan itu menjawab ya, dan akan kembali besok.Hadi mengantar anak yang sedang menangis itu. Sangibu, tanpa menunjukkan emosi apa pun, meraih anakitu, yang berjalan pincang dengan air mata mengalirderas di wajahnya. Ahmed tidak nampak terkejut ketika Nura, denganmarah, menceritakan padanya tentang peristiwa itu. Iamengerutkan bibirnya dan berkata akan mencari tahudetil kejadiannya. Kemudian ia mengatakan pada Nurabahwa ibu anak itu sendiri yang menjual anaknya,sehingga tak ada yang bisa ia lakukan. Meskipun tertangkap basah dalam tindakan yangmemalukan, Faruq dan Hadi bersikap seolah-olah tak
terjadi apa pun. Ketika aku mengejek Hadi dan bertanyapadanya bagaimana ia bisa menjadi polisi syariat, iatertawa di hadapan wajahku. Aku berbalik ke Faruq danmengatakan padanya bahwa aku akan mengadukannyake ayah karena telah menyerang gadis kecil. Tetapi iatertawa bahkan lebih keras dari Hadi. Ia mencondongkanwajahnya ke arahku dan berkata: 'Katakan saja! aku takpeduli!' Kata Faruq, justru ayah yang memberinya namaagen yang bisa dihubungi untuk mendapatkan pelayananseperti itu. Ia tersenyum dan mengatakan gadis kecillebih menyenangkan, apalagi, katanya, ayah selalumelakukan hal itu saat pergi ke Kairo. Aku merasa tersengat listrik; pikiranku terbakar,mulutku ternganga, dan aku menatap kosong padasaudara laki-lakiku itu. Yang terpikir pertama olehku:semua laki-laki adalah iblis. Aku ingin menghapusingatanku tentang hari itu dan masuk kembali ke masakecilku yang lugu. Aku perlahan berjalan menjauh. Akumenjadi takut akan apa yang mungkin aku temuiselanjutnya dalam dunia laki-laki yang kasar. Aku masih menghargai Kairo sebagai kotapencerahan, tapi kerusakan yang disebabkan olehkemiskinan menyebabkan aku berfikir ulang tentangpandanganku sebelumnya. Kemudian masih di mingguitu, aku melihat ibu Mesir itu kembali mengetuk pintudengan seorang gadis kecil lain dalam gandengannya.Aku ingin bertanya padanya, sekadar ingin tahu,mengapa seorang ibu bisa menjual anaknya. Ia melihattatapanku yang menusuk dan penuh tanya, ia kemudianburu-buru pergi. Aku dan Sara berbincang dengan Nura selama be-berapa jam tentang fenomena itu, dan dengan menarik
nafas panjang Nura menceritakan bahwa kata Ahmedcara hidup seperti itu terjadi di banyak negara. Saat akuberteriak dengan marah bahwa aku lebih baik menderitakelaparan daripada menjual anakku, Nura setuju; tapi iaberkata, mudah berbicara seperti itu ketika perutmusedang tidak perih kelaparan. Kami tinggalkan Kairo dan kesengsaraannya. Saraakhirnya memiliki kesempatan untuk merealisasikanimpiannya tentang Italia. Apakah wajahnya yang berseri-seri seimbang dengan luka yang didapatnya untuk bisadatang ke sini? Dengan berkhayal ia menyatakan bahwakenyataan sedang membumbung tinggi di atas fantasi-fantasinya. Kami mengelilingi kota Venice, Florence dan Roma.Keriangan dan tawa dari orang-orang Italia masihterngiang di telingaku. Aku pikir kecintaan mereka padahidup adalah salah satu berkah terhebat dunia, jauhmelebihi kontribusi mereka pada seni dan arsitektur. Karena lahir di negeri yang murung, aku terhiburdengan pikiran tentang sebuah bangsa yang takmemahami dirinya terlalu serius. Di Milan, Nura menghabiskan banyak uang dalamhitungan beberapa hari, padahal orang lain butuhseumur hidup untuk mendapatkannya. Seolah-olah iadan Ahmed berbelanja gila-gilaan, dengan keinginan yangsangat kuat untuk mengisi suatu kekosongan dalamhidup mereka. Faruq dan Hadi menghabiskan waktunya denganmembeli perempuan, karena jalan-jalan di Italia, siangmalam, dipenuhi oleh perempuan-perempuan muda yangtersedia bagi mereka yang mampu membayar. Aku
melihat Faruq seperti kukenal, seorang laki-laki mudayang egois, yang hanya memerhatikan kesenangannya.Tapi Hadi jauh lebih jahat, karena ia membeli perempuandan kemudian mengutuk mereka karena perbuatanmereka. Ia menginginkan mereka, tetapi sekaligusmembenci mereka. Ia membenci sistim yang membebas-kan mereka melakukan apa yang ingin mereka lakukan.Bagiku, kemunafikan Hadi adalah esensi sifat jahat laki-laki. Ketika pesawat kami mendarat di Riyadh, aku mem-persiapkan diriku untuk keadaan yang lebih takmenyenangkan. Dengan usia empat belas tahun, akusekarang dianggap perempuan dewasa, dan takdir yangberat sudah menungguku. Betapapun sulitnya masakecilku, aku sangat ingin kembali ke masa itu dan takingin beranjak pergi. Aku yakin hidupku sebagaiperempuan yang akil baliq akan merupakan perjuanganabadi melawan aturan sosial negeriku, yangmengorbankan kaum perempuan. Ketakutan akan masa depan membuat wajahkupucat. Sampai di rumah, aku menemukan ibu sedangsekarat.
7. KEMATIAN SATU-SATUNYA kepastian dalam hidup kita adalah kematian. Sebagai orang yang percaya pada kata-kata Nabi Muhammad, ibuku tidak takut pada kematian. Iamenjalani hidup saleh sebagai Muslim yang baik dantahu bahwa pahala telah menunggunya. Duka cita danketakutannya bercampur mengingat beberapa anakperempuannya belum menikah. Ia adalah kekuatan kami,satu-satunya pendukung kami, dan ia tahu bahwa kamiakan terombang ambing diterpa angin setelahkepergiannya. Ibu mengaku, hidupnya hampir berakhir bahkanketika kami masih dalam perjalanan. Ibu tidak tahualasannya kecuali tiga mimpi aneh yang datang dalamtidurnya. Orangtua ibuku meninggal akibat demam ketika ibumasih berumur delapan tahun. Sebagai satu-satunyaanak perempuan, ibu merawat orang tuanya selamasakit. Mereka berdua nampak sudah pulih ketika, ditengah tengah badai pasir, ayah dari ibuku (kakek)setengah bangkit dari pembaringan, dan tersenyum kelangit, sambil mengucapkan kata-kata 'aku melihattaman' dan kemudian meninggal. Sedangkan ibu dariibuku (nenek) meninggal tak lama setelah itu tanpamengungkapkan isyarat kesaksian yang telah menunggu.Ibuku kemudian diasuh empat kakak laki-lakinya,menikah dengan ayahku pada usia yang sangat muda. Kakek adalah orang yang menyenangkan dan balk.Ia mencintai anak perempuannya sebagaimana ia
mencintai anak laki-lakinya. Ketika laki-laki lain kesaldengan kelahiran anak perempuan, kakek tertawa danmengatakan pada mereka agar bersyukur pada Allah ataskarunia Nya, yang memberikan sentuhan lembut dalamrumah mereka. Ibu mengatakan ia tak akan menikah diusia yang sangat muda jika kakek masih hidup. Kakekpasti akan memberinya waktu untuk menikmatikebebasan masa kecil; ibu sangat yakin akan itu. Sara dan aku duduk di samping ibu ketika ibudengan terbata-bata menceritakan mimpinya yangmengganggu itu. Mimpi pertamanya datang empat malamsebelum kami menerima berita tentang usaha bunuh diriSara. 'Aku berada di dalam tenda badui, tenda itu samadengan tenda keluarga di masa kecilku. Aku terkejutmelihat ibu dan ayahku, muda dan sehat, duduk disamping pembakaran kopi. Aku mendengar kakak laki-lakiku di kejauhan sedang berjalan pulang darimenggembala domba. Aku tergopoh-gopoh mendatangiorang tuaku, tapi mereka tak bisa melihatku, juga tidakbisa mendengarku ketika aku berteriak memanggil namamereka. 'Dua dari kakak laki-lakiku, yang sekarang sudahmeninggal, masuk ke tenda dan duduk bersamaorangtuaku. Kakak-kakakku menyesap susu unta yangmasih hangat dari sebuah gelas kecil, sementara ayahkumenumbuk biji kopi. Mimpi itu berakhir ketika ayahmengutip sebuah syair tentang Surga yang menungguseorang Muslim saleh. Syair itu sederhana, namunmenentramkan hatiku. Syair itu berbunyi: Sungai mengalir tenang
Pohon-pohon rindang melindungi dari panas matahari Buah-buahan berjatuhan Susu dan madu berlimpah Kekasih menunggu orang yang terperangkap di bumi.' Mimpi berhenti di situ. Ibu berkata ia tak begitumemikirkan mimpi itu, karena ia mengira itu pesanmenyenangkan dari Tuhan untuk meyakinkannya bahwaorangtua dan keluarganya ada di surga. Kira-kira seminggu setelah Sara pulang, ibu men-dapatkan mimpi kedua. Sekarang, semua keluarganyayang sudah meninggal sedang duduk di bawah rindangpohon palem. Mereka memakan makanan yang enak daripiring perak. Tapi kali ini mereka melihat ibu. Kemudianayah ibu bangkit dan datang menyambutnya. Iamenggamit ibu dan mengajaknya duduk dan makan. Ibu mengatakan, dirinya takut dan mencoba pergi,namun sang ayah memegangnya kuat-kuat. Ibu ingatbahwa ia masih memiliki anak kecil yang harus dirawatdan memohon kepada ayahnya untuk melepaskannya; iamengatakan kepada ayahnya bahwa ia tidak memilikiwaktu untuk duduk dan makan. Nenek kemudian berdiridan menyentuh bahunya dan berkata padanya: 'Fadila,Allah akan menjaga anak-anakmu. Sudah saatnya kamumeninggalkan mereka dalam penjagaan-Nya.' Ibu terbangun dari mimpinya. Katanya ia langsungtahu bahwa waktunya untuk tinggal di dunia sudahhabis dan ia akan segera pergi ke tempat orang-orangyang telah mendahuluinya. Dua minggu setelah kami pergi, ibu mulai merasasakit di punggung dan leher. Ia merasa pusing dan
lemah. Sakit itu adalah pesan bahwa ia tahu waktunyapendek. Ia pergi ke dokter dan mengatakan tentangmimpinya itu dan sakit barunya. Sang dokter menolakmimpi-mimpi itu dengan mengibaskan tangan, tapikemudian menjadi serius mendengar penjelasan sakitibu. Tes-tes khusus segera menunjukkan bahwa adasebuah tumor yang tak dapat dibedah pada tulangbelakangnya. Mimpi ibu yang terakhir datang pada malam ketikadokter mengkonfirmasikan keadaan sakitnya. Dalammimpi itu, ia sedang duduk dengan keluarganya yangamat menyenangkan, makan dan minum dengan riangdan bebas. Ia ditemani oleh orang tuanya, kakek danneneknya, saudara laki-laki dan sepupu-sepupunyakerabat yang sudah lama meninggal. Ia tersenyum ketikamelihat seorang anak kecil merangkak di lantai danmengejar kupu-kupu di padang rumput. Ibunyatersenyum padanya dan berkata: 'Fadila, mengapa kamutidak memerhatikan bayi-bayimu? Apakah kamu tidakmengenali darah dagingmu? Ibu segera menyadari bahwa mereka benar anaknyamereka adalah anak-anaknya yang meninggal ketikamasih dalam kandungan. Mereka berkumpul dalampangkuan ibu, lima bayi yang sangat menyenangkan, danibu mulai mengayun dan memeluk mereka erat. Ibu pergi ke anaknya yang dulu hilang danmeninggalkan anak yang ia kenal. Ia meninggalkan kami. Syukur pada Allah, ibu meninggal dengan tenang.Aku merasa, Tuhan melihat betapa ibu telah melewaticobaan berat hidup sebagai orang saleh sehingga tidakperlu lagi dilukai lagi dengan sakit sakratul maut.
Anak-anak perempuannya mengelilingi setiap inciranjang kematiannya ia terbaring diselimuti cinta darahdagingnya. Matanya menatap kami satu persatu, tak adakata yang terucap, tapi kami bisa merasakan ucapanselamat tinggalnya. Ketika tatapannya berhenti di wajahku, aku melihatkekhawatirannya terasa seperti badai, karena ia tahubahwa aku adalah anak yang keras hati, dan akanmengalami hidup yang lebih berat dari yang sebelumnya. Tubuh ibu dimandikan dan dipersiapkan untukdikembalikan ke tanah oleh bibi-bibi yang lebih tua. Akumelihat ketika mereka membungkus tubuhnya yangkurus dengan kain kapan putih, tubuh yang letih karenamelahirkan dan penyakit. Wajahnya tampak damai,sekarang bebas dari kecemasan-kecemasan duniawi. Menurutku, ibu tampak lebih muda dalamkematiannya daripada saat ia masih hidup. Sulit bagikuuntuk percaya bahwa ia telah melahirkan enam belasanak, dan sebelas orang yang bertahan hidup. Keluarga dekat kami, bersama semua istri ayah yanglain dan anak-anak mereka, berkumpul di rumah kami,ayat-ayat Alquran dibaca untuk memberikan ketenangan.Tubuh ibu yang sudah dibalut kain kafan kemudiandiletakkan di kursi belakang limosin hitam yangdikemudikan oleh Omar. Adat kami melarang perempuan pergi ke tempatpemakaman, namun aku dan saudari-saudarikumenunjukkan wajah tak mau mundur pada ayah kami;akhirnya ayah melunak dengan janji bahwa kami tidakakan meratap atau membuka rambut kami. Denganbegitu seluruh keluarga kami mengikuti mobil jenazah,
Search
Read the Text Version
- 1
- 2
- 3
- 4
- 5
- 6
- 7
- 8
- 9
- 10
- 11
- 12
- 13
- 14
- 15
- 16
- 17
- 18
- 19
- 20
- 21
- 22
- 23
- 24
- 25
- 26
- 27
- 28
- 29
- 30
- 31
- 32
- 33
- 34
- 35
- 36
- 37
- 38
- 39
- 40
- 41
- 42
- 43
- 44
- 45
- 46
- 47
- 48
- 49
- 50
- 51
- 52
- 53
- 54
- 55
- 56
- 57
- 58
- 59
- 60
- 61
- 62
- 63
- 64
- 65
- 66
- 67
- 68
- 69
- 70
- 71
- 72
- 73
- 74
- 75
- 76
- 77
- 78
- 79
- 80
- 81
- 82
- 83
- 84
- 85
- 86
- 87
- 88
- 89
- 90
- 91
- 92
- 93
- 94
- 95
- 96
- 97
- 98
- 99
- 100
- 101
- 102
- 103
- 104
- 105
- 106
- 107
- 108
- 109
- 110
- 111
- 112
- 113
- 114
- 115
- 116
- 117
- 118
- 119
- 120
- 121
- 122
- 123
- 124
- 125
- 126
- 127
- 128
- 129
- 130
- 131
- 132
- 133
- 134
- 135
- 136
- 137
- 138
- 139
- 140
- 141
- 142
- 143
- 144
- 145
- 146
- 147
- 148
- 149
- 150
- 151
- 152
- 153
- 154
- 155
- 156
- 157
- 158
- 159
- 160
- 161
- 162
- 163
- 164
- 165
- 166
- 167
- 168
- 169
- 170
- 171
- 172
- 173
- 174
- 175
- 176
- 177
- 178
- 179
- 180
- 181
- 182
- 183
- 184
- 185
- 186
- 187
- 188
- 189
- 190
- 191
- 192
- 193
- 194
- 195
- 196
- 197
- 198
- 199
- 200
- 201
- 202
- 203
- 204
- 205
- 206
- 207
- 208
- 209
- 210
- 211
- 212
- 213
- 214
- 215
- 216
- 217
- 218
- 219
- 220
- 221
- 222
- 223
- 224
- 225
- 226
- 227
- 228
- 229
- 230
- 231
- 232
- 233
- 234
- 235
- 236
- 237
- 238
- 239
- 240
- 241
- 242
- 243
- 244
- 245
- 246
- 247
- 248
- 249
- 250
- 251
- 252
- 253
- 254
- 255
- 256
- 257
- 258
- 259
- 260
- 261
- 262
- 263
- 264
- 265
- 266
- 267
- 268
- 269
- 270
- 271
- 272
- 273
- 274
- 275
- 276
- 277
- 278
- 279
- 280
- 281
- 282
- 283
- 284
- 285
- 286
- 287
- 288
- 289
- 290
- 291
- 292
- 293
- 294
- 295
- 296
- 297
- 298
- 299
- 300
- 301
- 302
- 303
- 304
- 305
- 306
- 307
- 308
- 309
- 310
- 311
- 312
- 313
- 314
- 315
- 316
- 317
- 318
- 319
- 320
- 321
- 322
- 323
- 324
- 325
- 326
- 327
- 328
- 329
- 330
- 331
- 332
- 333
- 334
- 335
- 336
- 337
- 338
- 339
- 340