Abdul Latief SulamTEKNIK PEMBUATANBENANG DANPEMBUATAN KAINJILID 2SMK Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional
Hak Cipta pada Departemen Pendidikan NasionalDilindungi Undang-undangTEKNIK PEMBUATANBENANG DANPEMBUATAN KAINJILID 2Untuk SMK : Abdul Latief Sulam : TimPenulis UtamaPerancang KulitUkuran Buku : 18,2 x 25,7 cmSLM SULAM, Abdul Latieft Teknik Pembuatan Benang dan Pembuatan Kain Jilid 2 untuk SMK /oleh Abdul Latief Sulam ---- Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional, 2008. xxix. 217 hlm Daftar Pustaka : B1-B2 ISBN : 978-979-060-108-6 978-979-060-110-9Diterbitkan olehDirektorat Pembinaan Sekolah Menengah KejuruanDirektorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan MenengahDepartemen Pendidikan NasionalTahun 2008
KATA SAMBUTANPuji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dankarunia Nya, Pemerintah, dalam hal ini, Direktorat PembinaanSekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal ManajemenPendidikan Dasar dan Menengah Departemen PendidikanNasional, pada tahun 2008, telah melaksanakan penulisanpembelian hak cipta buku teks pelajaran ini dari penulis untukdisebarluaskan kepada masyarakat melalui website bagi siswaSMK.Buku teks pelajaran ini telah melalui proses penilaian oleh BadanStandar Nasional Pendidikan sebagai buku teks pelajaran untukSMK yang memenuhi syarat kelayakan untuk digunakan dalamproses pembelajaran melalui Peraturan Menteri PendidikanNasional Nomor 12 tahun 2008.Kami menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepadaseluruh penulis yang telah berkenan mengalihkan hak ciptakaryanya kepada Departemen Pendidikan Nasional untukdigunakan secara luas oleh para pendidik dan peserta didik SMK diseluruh Indonesia.Buku teks pelajaran yang telah dialihkan hak ciptanya kepadaDepartemen Pendidikan Nasional tersebut, dapat diunduh(download), digandakan, dicetak, dialihmediakan, atau difotokopioleh masyarakat. Namun untuk penggandaan yang bersifatkomersial harga penjualannya harus memenuhi ketentuan yangditetapkan oleh Pemerintah. Dengan ditayangkannya soft copy iniakan lebih memudahkan bagi masyarakat untuk mengaksesnyasehingga peserta didik dan pendidik di seluruh Indonesia maupunsekolah Indonesia yang berada di luar negeri dapat memanfaatkansumber belajar ini.Kami berharap, semua pihak dapat mendukung kebijakan ini.Selanjutnya, kepada para peserta didik kami ucapkan selamatbelajar dan semoga dapat memanfaatkan buku ini sebaik-baiknya.Kami menyadari bahwa buku ini masih perlu ditingkatkan mutunya.Oleh karena itu, saran dan kritik sangat kami harapkan. Jakarta, Direktur Pembinaan SMK i
PENGANTAR PENULIS Dengan terlebih dahulu memanjatkan puji syukur kepadaAllah SWT bahwa penulis telah dapat menyelesaikan penulisanbuku ini tanpa ada halangan yang berarti. Buku merupakan bagian integral dari suatu sistem pendidikanbahkan merupakan salah satu kunci untuk melepaskan diri dariketinggalan pengetahuan dan teknologi yang terus tumbuh danberkembang. Penyediaan buku ini untuk Sekolah Menengah Kejuruandengan tujuan untuk menunjang pelaksanaan proses belajar disekolah, baik digunakan oleh siswa maupun sebagai pedoman bagiguru dalam mengajar, khususnya pada Program KeahlianTeknologi Pembuatan Benang dan Teknologi Pembuatan KainTenun. Kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisanbuku ini kami sampaikan banyak terima kasih dan kepada parapembaca, segala saran yang bersifat konstruktif kamimenyampaikan penghargaan dan terima kasih. Penulis ii
DAFTAR ISI HalamanKATA SAMBUTAN .................................................................. iPENGANTAR PENULIS .......................................................... iiDAFTAR ISI ............................................................................ iiiDAFTAR ISTILAH/GLOSARI .................................................. xvSINOPSIS ............................................................................... xviDESKRIPSI KONSEP PENULISAN........................................ xviiPETA KOMPETENSI .............................................................. xviii JILID 1BAB I PENDAHULUAN1.1 Ruang Lingkup Teknologi Tekstile .......................... 11.1.1 Pengertian Tekstil..................................................... 11.1.2 Pengertian Berdasarkan Etimologi ........................... 11.1.3 Pengertian Berdasarkan Substansi Bahan............... 11.1.4 Pengertian Berdasarkan Modifikasi Bahan dan Fungsi....................................................................... 11.1.5 Pengertian Berdasarkan Teknologi Proses .............. 11.2 Prinsip Pembuatan Benang ..................................... 21.3 Prinsip Pembuatan Kain Tenun ............................... 3BAB II BAHAN BAKU 4 42.1. Pengertian Serat ...................................................... 42.2. Sejarah Perkembangan Serat .................................. 62.2.1 Produksi Serat.......................................................... 62.3. Jenis Kapas ............................................................. 62.4. Penerimaan Bal Kapas............................................. 62.5. Penyimpanan Bal Kapas .......................................... 62.6. Pengambilan Bal Kapas ........................................... 62.7. Persyaratan Serat untuk dipintal ............................. 72.7.1 Panjang Serat........................................................... 72.7.1.1 Penentuan Panjang Serat dengan Tangan .............. 82.7.1.2 Penentuan Panjang Serat dengan Alat ................... 82.7.2 Kekuatan Serat......................................................... 82.7.2.1 Kekuatan Serat per Helai ......................................... 92.7.2.2 Kekuatan Serat per Bundel (Berkas)........................ 112.7.3 Kehalusan Serat ....................................................... 112.7.4 Gesekan Permukaan Serat ......................................2.7.5 Kekenyalan Serat (Elastisitas)..................................BAB III BENANG3.1 Benang menurut Panjang Seratnya ......................... 13 iii
3.2 Benang menurut Konstruksinya ............................... 133.3 Benang menurut Pemakaiannya .............................. 133.4 Persyaratan Benang................................................. 173.4.1 Kekuatan Benang ..................................................... 173.4.2 Mulur Benang ........................................................... 183.4.3 Kerataan Benang ..................................................... 183.5 Penomoran Benang ................................................. 193.5.1 Satuan-satuan yang dipergunakan .......................... 193.5.2 Penomoran Benang secara tidak langsung ............. 193.5.2.1 Penomoran Cara Kapas (Ne1) ................................. 203.5.2.2 Penomoran Cara Worsted (Ne3) ............................. 213.5.2.3 Penomoran Cara Wol Ne2 atau Nc ........................ 213.5.2.4 Penomoran Cara Metrik (Nm) ................................. 223.5.2.5 Penomoran Cara Perancis (Nf) ............................... 223.5.2.6 Penomoran Cara Wol Garu (Ne4) ........................... 233.5.3 Penomoran Benang Secara Langsung .................... 233.5.3.1 Penomoran Cara Denier (D atau Td) ....................... 243.5.3.2 Penomoran Cara Tex (Tex)...................................... 243.5.3.3 Penomoran Cara Jute (Ts) ....................................... 25BAB IV PENCAMPURAN SERAT 27 284.1 Pembukaan Bungkus Bal Kapas .............................. 294.2 Penyimpanan Bal Kapas di Ruang Mixing ............... 314.3 Blending ...................................................................4.4 Mixing .......................................................................BAB V PROSES PEMBUATAN BENANG 33 345.1 Sistem Pintal dengan Flyer....................................... 345.2 Sistem Pintal Mule.................................................... 355.3 Sistem Pintal Cap ..................................................... 365.4 Sistem Pintal Ring ................................................... 375.5 Sistem Pintal Open End ...........................................5.6 Pembuatan Benang Kapas....................................... 375.6.1 Cara Memintal dengan regangan biasa (ordinary draft spinning system) .............................................. 375.6.2 Cara memintal dengan regangan tinggi (High draft spinning system)....................................................... 385.6.3 Cara memintal dengan regangan yang sangat 39 tinggi (Super high draft spinning system) ................. 425.6.4 Pembuatan Benang Sisir (Combed Yarn) ................5.7 Pembuatan Benang Wol........................................... 425.7.1 Sistem Pembuatan Benang Wol Garu (Woolen 44 Spinning) .................................................................. 485.7.2 Pembuatan Benang Wol Sisir...................................5.8 Pembuatan Benang Rami ........................................ iv
5.8.1 Bahan Baku .............................................................. 485.8.2 Proses Pengolahan Bahan Baku menjadi Benang... 485.8.3 Sifat Rami dibanding dengan serat Kapas .............. 495.8.4 Kegunaan Serat Rami .............................................. 505.8.5 Pencampuran dengan serat-serat lain ..................... 505.8.6 Skema Proses Pemintalan Rami.............................. 505.9 Pengolahan Benang Sutera ..................................... 535.9.1 Bahan Baku .............................................................. 535.9.2 Pengolahan Kokon ................................................... 535.9.3 Proses Pemilihan Kokon ......................................... 535.9.4 Pembuatan Benang dengan Mesin Reeling ............. 545.9.5 Limbah Sutera .......................................................... 565.10 Pembuatan Benang Sintetik ..................................... 565.10.1 Pengolahan Serat Buatan ........................................ 565.10.2 Pembuatan Benang dari Serat Buatan..................... 575.10.3 Benang Pintal (Spun Yarn) ...................................... 595.11 Pembuatan Benang Campuran ................................ 605.12 Proses di Mesin Blowing .......................................... 625.12.1 Mesin Loftex Charger ............................................... 635.12.1.1 Proses di mesin Loftex Charger ............................... 635.12.2 Mesin Hopper Feeder .............................................. 645.12.2.1 Proses di mesin Hopper Feeder Cleaner ................. 645.12.2.2 Mesin Hopper Feeder Cleaner ................................ 645.12.2.3 Proses di mesin Hopper Feeder Cleaner ................ 645.12.2.4 Gerakan antara permukaan berpaku........................ 655.12.2.5 Proses di mesin Pre Opener ................................... 675.12.2.6 Pemisahan Kotoran di mesin Pre Opener Cleaner .. 685.12.2.7 Gerakan Pemukul..................................................... 685.12.3. Mesin Condensor at Cleaner.................................... 695.12.3.1 Proses di Mesin Condensor at Cleaner.................... 695.12.3.2 Pemisahan Kotoran di Mesin Condensor at Cleaner 695.12.4 Mesin Opener Cleaner ............................................. 705.12.4.1 Proses di mesin opener Cleane ............................... 705.12.4.2 Pemisahan kotoran di mesin opener cleaner .......... 715.12.5 Mesin Condensor at Picker ..................................... 715.12.5.1 Proses di Mesin Condensor at Picker ...................... 715.12.5.2 Pemisahan kotoran di Mesin Condensor at Picker... 715.12.6. Mesin Micro Even Feeder......................................... 725.12.6.1 Proses di Mesin Micro Even Feeder......................... 735.12.7 Mesin Scutcher......................................................... 735.12.7.1 Proses di Mesin Scutcher......................................... 745.12.7.2 Gerakan Pengaturan Penyuapan ............................. 745.12.8.3 Proses Pembukaan dan Pemukulan serat di Mesin Scutcher ................................................................... 785.12.8.4 Pemisahan Kotoran di Mesin Scutcher .................... 805.12.8.5 Tekanan Rol Penggilas…… ..................................... 82 v
5.12.8.6 Tekanan Batang Penggulung Lap............................ 845.12.9 Pengujian Mutu Hasil................................................ 875.12.9.1 Penimbangan Berat Lap........................................... 875.12.9.2 Pengujian Nomor Lap............................................... 875.12.9.3 Pengujian Kerataan Lap ........................................... 875.12.9.4 Pengujian persen limbah .......................................... 885.12.10 Perhitungan Regangan............................................. 885.12.10.1 Susunan Roda Gigi Mesin Scutcher......................... 885.12.10.2 Sistim Hidroulik pada Mesin Blowing ...................... 915.12.10.3 Perhitungan Regangan............................................. 915.12.11 Perhitungan Produksi ............................................... 965.12.11.1 Produksi Teoritis....................................................... 965.12.11.2 Produksi Nyata ......................................................... 965.12.11.3 Efisiensi .................................................................... 975.12.11.4 Pemeliharaan Mesin Blowing .................................. 975.13 Proses di Mesin Carding ......................................... 985.13.1 Bagian Penyuapan ................................................... 1015.13.1.1 Pelat Penyuap .......................................................... 1025.13.1.2 Rol Penyuap (Feeder Roller).................................... 1025.13.1.3 Rol Pengambil (Taker-in/Licher-in)........................... 1035.13.1.4 Pisau Pembersih (mote knife) dan saringan bawah (under grid) .......................................................................... 1045.13.1.5 Tekanan pada Rol Penyuap ..................................... 1065.13.1.6 Mekanisme pemisahan kotoran dari serat pada Taker-in ................................................................... 1075.13.2 Bagian Penguraian ................................................... 1095.13.2.1 Silinder Utama .......................................................... 1095.13.2.2 Pelat Depan dan Pelat Belakang.............................. 1115.13.2.3 Top Flat .................................................................... 1115.13.2.4 Saringan Silinder (Cylinder Screen) ........................ 1125.13.2.5 Gerakan Pengelupasan (Stripping Action) ............... 1135.13.2.6 Gerakan Penguraian (Carding Action) .................... 1135.13.2.7 Pemisahan Serat Pendek dan serat Panjang........... 1145.13.3 Bagian Pembentukan dan Penampungan Sliver...... 1145.13.3.1 Doffer........................................................................ 1155.13.3.2 Sisir Doffer (Doffer Comb) ........................................ 1175.13.3.3 Rol Penggilas ........................................................... 1195.13.3.4 Coiler ........................................................................ 1205.13.4 Pengujian Mutu Hasil................................................ 1235.13.4.1 Pengujian Nomor Sliver Carding .............................. 1235.13.4.2 Pengujian Kerataan Sliver Carding .......................... 1235.13.4.3 Pengujian Persentase waste .................................... 1245.13.5 Setting pada Mesin Carding ..................................... 1245.13.6 Pemeliharaan Mesin Carding .................................. 1265.13.7 Perhitungan Regangan............................................. 1265.13.7.1 Putaran Lap Roll....................................................... 126 vi
5.13.7.2 Putaran Rol Penggilas pada Coiler .......................... 1295.13.7.3 Tetapan Regangan (TR) atau Draft Constant (DC).. 1305.13.7.4 Regangan Mekanik (RM).......................................... 1315.13.7.5 Regangan Nyata (RN) .............................................. 1315.13.8 Perhitungan Produksi ............................................... 1325.13.8.1 Produksi Teoritis....................................................... 1325.13.8.2 Produksi Nyata ......................................................... 1335.13.8.3 Efisiensi .................................................................... 1335.13.9 Pergantian Roda Gigi ............................................... 1345.13.9.1 Roda gigi pengganti regangan ................................ 1345.13.9.2 Roda gigi pengganti produksi ................................... 1345.14 Proses di Mesin Drawing.......................................... 1355.14.1 Bagian Penyuapan ................................................... 1385.14.1.1 Can Penyuapan........................................................ 1385.14.1.2 Pengantar Sliver ....................................................... 1385.14.1.3 Rol Penyuap ............................................................. 1385.14.1.4 Traverse Guide......................................................... 1385.14.2 Bagian Peregangan.................................................. 1395.14.2.1 Pasangan rol-rol penarik .......................................... 1395.14.2.2 Rol Bawah ................................................................ 1395.14.2.3 Rol Atas .................................................................... 1405.14.2.4 Pembebanan pada Rol Atas..................................... 1415.14.2.4.1 Pembebanan Sendiri (Self Weighting) ..................... 1415.14.2.4.2 Pembebanan Mati/Bandul (Dead Weighting) ........... 1425.14.2.4.3 Pembebanan Pelana (Saddle Weighting) ................ 1425.14.2.4.4 Pembebanan dengan Tuas (Lever Weighting)......... 1425.14.2.4.5 Pembebanan dengan Per (Spring Weighting).......... 1425.14.2.5 Peralatan Pembersih ................................................ 1435.14.2.6 Proses Peregangan.................................................. 1445.14.2.7 Penyetelan Jarak Antar Pasangan Rol Peregang ... 1475.14.2.8 Faktor-faktor yang mempengaruhi penyetelan jarak antar Rol Peregang .................................................. 1495.14.3 Bagian Penampungan .............................................. 1515.14.3.1 Pelat Panampung ..................................................... 1515.14.3.2 Terompet ................................................................. 1515.14.3.3 Rol Penggilas ........................................................... 1525.14.3.4 Coiler ....................................................................... 1525.14.3.5 Can Penampung Sliver............................................. 1525.14.3.6 Pemeliharaan Mesin Drawing................................... 1535.14.4 Pengujian Mutu Hasil................................................ 1535.14.4.1 Pengujian Nomor Sliver Drawing.............................. 1535.14.4.2 Pengujian Kerataan Sliver Drawing.......................... 1535.14.5 Perhitungan Regangan............................................. 1545.14.5.1 Putaran Rol Penyuap ............................................... 1545.14.5.2 Putaran Rol-rol Peregang......................................... 1565.14.5.3 Putaran Rol Penggilas.............................................. 157 vii
5.14.5.4 Tetapan Regangan................................................... 1575.14.5.5 Regangan Mekanik................................................... 1575.14.5.6 Regangan Nyata....................................................... 1595.14.6 Perhitungan Produksi .............................................. 1595.14.6.1. Produksi Teoritis....................................................... 1595.14.6.2 Produksi Nyata ........................................................ 1605.14.6.3 Efisiensi ................................................................... 1605.14.7 Penggantian Roda Gigi ............................................ 1605.14.7.1 Roda Gigi Pengganti Regangan............................... 1615.14.7.2 Roda Gigi Pengganti Produksi (RPR) ...................... 1615.15 Persiapan Combing .................................................. 1615.15.1 Proses di Mesin Pre Drawing ................................... 1655.15.1.1 Bagian Penyuapan ................................................... 1665.15.1.2 Bagian Peregangan.................................................. 1665.15.1.3 Bagian Penampungan .............................................. 1665.15.1.4 Prinsip Bekerjanya mesin Pre Drawing .................... 1675.15.1.5 Pemeliharaan Mesin Pre Drawing ........................... 1675.16 Proses di Mesin Lap Former .................................... 1675.16.1 Bagian Penyuap ....................................................... 1685.16.2 Bagian Peregangan.................................................. 1695.16.3 Bagian Penggulungan .............................................. 1695.16.4 Prinsip Bekerjanya Mesin Lap Former (Super Lap) . 1695.16.5 Pemeliharaan Mesin Lap Former (Super Lap) ........ 1695.16.6 Perhitungan Produksi Mesin Lap Former (Super Lap) .......................................................................... 1705.17 Proses di Mesin Combing......................................... 1745.17.1 Bagian Penyuapan ................................................... 1765.17.2 Bagian Penyisiran..................................................... 1785.17.3 Bagian Penampungan Serat Panjang (Web) ........... 1845.17.4 Bagian Perangkapan, Peregangan dan Penampungan Sliver ................................................ 1865.17.5 Penyetelan Jarak dan Pengaturan Waktu ............... 1895.17.6 Pemeliharaan Mesin Combing ................................. 1935.17.7 Menentukan Doffing ................................................. 1935.17.8 Pengendalian Mutu................................................... 1935.17.9 Perhitungan Penyisiran ........................................... 1955.17.10 Perhitungan Penyuapan ........................................... 1955.17.11 Perhitungan Produksi ............................................... 1955.18 Proses di Mesin Flyer ............................................... 1965.18.1 Bagian Penyuapan ................................................... 2015.18.1.1 Can ........................................................................... 2015.18.1.2 Rol Pengantar........................................................... 2015.18.1.3 Terompet Pengantar Sliver....................................... 2025.18.1.4 Penyekat................................................................... 2025.18.2 Bagian Peregangan.................................................. 2025.18.2.1 Rol Peregang............................................................ 203 viii
5.18.2.2 Penampung (Colektor) ............................................. 2035.18.2.3 Pembersih ................................................................ 2035.18.2.4 Cradle ....................................................................... 2035.18.2.5 Penyetelan Jarak antara titik jepit rol........................ 2045.18.2.6 Pemeliharaan Mesin Flyer ....................................... 2045.18.2.6 Pembebanan pada Rol Atas..................................... 2045.18.3 Bagian Penggulungan .............................................. 2055.18.3.1 Flyer.......................................................................... 2065.18.3.2 Bobin ........................................................................ 2065.18.3.3 Penggulungan Roving pada Bobin ........................... 2065.18.3.4 Trick Box................................................................... 2095.18.3.5 Kesalahan bentuk gulungan Roving......................... 2125.18.3.6 Mendoffing................................................................ 2135.18.4 Pengendalian Mutu................................................... 2145.18.5 Perhitungan Peregangan.......................................... 2155.18.6 Perhitungan Antihan (Twist) ..................................... 2225.18.7 Perhitungan Produksi ............................................... 2265.19 Proses Mesin Ring Spinning. ................................... 2285.19.1 Bagian Penyuapan ................................................... 2325.19.1.1 Rak ........................................................................... 2345.19.1.2 Penggantung Bobin .................................................. 2345.19.1.3 Pengantar ................................................................. 2345.19.1.4 Terompet Pengantar................................................. 2345.19.2 Bagian Peregangan.................................................. 2345.19.2.1 Rol Peregang............................................................ 2355.19.2.2 Cradle ....................................................................... 2365.19.2.3 Penghisap (Pneumafil) ............................................. 2365.19.2.4 Penyetelan Jarak antara Rol Peregang.................... 2365.19.2.5 Pembebanan pada Rol Atas..................................... 2385.19.3 Bagian penggulungan............................................... 2395.19.3.1 Ekor Babi (Lappet).................................................... 2405.19.3.2 Traveller.................................................................... 2405.19.3.3 Ring .......................................................................... 2415.19.3.4 Spindel ..................................................................... 2415.19.3.5 Pengontrol Baloning (Antinode Ring) ....................... 2415.19.3.6 Penyekat (Separator) ............................................... 2415.19.3.7 Tin Roll ..................................................................... 2425.19.3.8 Proses Pengantihan (Twisting)................................. 2425.19.3.9 Peroses Penggulungan Benang pada Bobin............ 2445.19.3.10 Bentuk Gulungan Benang pada Bobin ..................... 2505.19.3.11 Proses Doffing .......................................................... 2515.19.4 Pengendalian Mutu................................................... 2515.19.4.1 Nomor Benang ......................................................... 2515.19.4.2 Kekuatan Benang ..................................................... 2515.19.4.3 Twist Per Inch (TPI)… .............................................. 2525.19.4.4 Ketidakrataan Benang .............................................. 252 ix
5.19.4.5 Putus Benang ........................................................... 2525.19.4.6 Grade Benang .......................................................... 2525.19.5 Susunan Roda Gigi Mesin Ring Spinning ................ 2535.19.6 Pemeliharaan Mesin Ring Spinning ......................... 2555.19.7 Perhitungan Regangan............................................. 2555.19.8 Perhitungan Antihan (Twist) ..................................... 2585.19.9 Perhitungan Produksi ............................................... 2615.20 Proses di Mesin Ring Twister ................................... 2655.20.1 Bagian Penyuapan ................................................... 2705.20.1.1 Rak Kelos (Creel) ..................................................... 2715.20.1.2 Pengantar Benang.................................................... 2715.20.1.3 Rol Penarik ............................................................... 2715.20.2 Bagian Penggulungan .............................................. 2725.20.2.1 Ekor Babi (Lappet).................................................... 2725.20.2.2 Pengontrol Baloning (Antinode Ring) ....................... 2705.20.2.3 Penyekat (separator) ................................................ 2735.20.2.4 Spindel ..................................................................... 2735.20.2.5 Ring .......................................................................... 2735.20.2.6 Traveller.................................................................... 2735.20.2.7 Tin Roll ..................................................................... 2735.20.2.8 Proses Pengantihan (Twisting)................................. 2745.20.2.9 Proses Penggulungan Benang pada Bobin.............. 2765.20.2.10 Proses Doffing .......................................................... 2815.20.2.11 Proses Steaming ..................................................... 2825.20.2.12 Pemeliharaan Mesin Ring Twister ........................... 2825.20.2.13 Bentuk Gulungan Benang pada Bobin ..................... 2835.20.3 Pengendalian Mutu................................................... 2845.20.4 Perhitungan Antihan (Twist) ..................................... 2855.20.5. Perhitungan Produksi ............................................... 286 JILID 2BAB VI DESAIN ANYAMAN6.1. Pengertian Desain Anyaman.................................... 2886.2. Cara Menggambar Desain Anyaman ....................... 2886.3. Desain dan Motif Kain. ............................................. 2926.4. Cara Pembuatan Desain Anyaman .......................... 2946.5. Anyaman Dasar........................................................ 2946.5.1. Anyaman Polos (Plain, Platt, Taffeta)....................... 2946.5.2. Anyaman Keper (Twill, Drill) ..................................... 2946.5.3. Anyaman Satin ......................................................... 2956.6. Anyaman Turunan .................................................... 2956.6.1. Turunan Anyaman Polos Langsung ......................... 2956.6.2. Turunan Anyaman Polos Tidak Langsung ............... 2926.6.3. Turunan Anyaman Keper ......................................... 2926.6.4. Turunan Anyaman Satin........................................... 3016.7. Anyaman Campuran................................................. 3026.8. Anyaman untuk tenunan rangkap............................. 303 x
6.9. Anyaman Kain Khusus ............................................. 3046.9.1. Anyaman Dua Muka ................................................. 3046.9.2. Anyaman Leno ......................................................... 304BAB VII PROSES PERSIAPAN PERTENUNAN7.1. Tujuan Proses Persiapan Pertenunan...................... 3067.1.1 Standar Konstruksi Kain Tenun................................ 3067.1.1.1 Pengaruh Konstruksi Kain terhadap Proses Persiapan Pertenunan.............................................. 3067.1.1.2 Urutan Proses Persiapan Pertenuan........................ 3077.1.1.2.1 Macam-macam Proses Persiapan ........................... 3077.1.1.2.2 Macam-macam Proses Pertenunan ......................... 3077.2. Proses Pengelosan .................................................. 3107.2.1 Tujuan Proses Pengelosan. ..................................... 3107.2.2 Bentuk Bobin Kelos .................................................. 3107.2.3 Mekanisme Gerakan Mesin Kelos............................ 3117.2.4 Pemeliharaan Mesin Winding .................................. 3257.2.5 Perhitungan Produksi ............................................... 3267.3. Proses Pemaletan .................................................... 3277.3.1 Tujuan Proses Pemaletan ........................................ 3287.3.2 Bentuk Bobin Palet ................................................... 3287.3.3 Mesin Palet (Print Winder)........................................ 3327.3.3.1 Mesin Palet Otomatis ............................................... 3317.3.3.2 Pemeliharaan Mesin Palet ....................................... 3467.4. Proses Penghanian .................................................. 3467.4.1 Tujuan Proses Penghanian ...................................... 3467.4.2 Cara Penghanian...................................................... 3467.4.3 Pemilihan Gulungan Benang pada Bobin................. 3477.4.4 Cara Penarikan Benang ........................................... 3487.4.4.1 Penarikan Benang Tegak Lurus dengan Poros Bobin ........................................................................ 3487.4.4.2 Penarikan Benang Sejajar (segaris) dengan poros Bobbin ...................................................................... 3497.4.5 Mesin Hani Seksi Silinder (Cylinder Sectional Warping Machine) .................................................... 3497.4.5.1 Bagian-bagian peralatan Mesin Hani Seksi Silinder. 3497.4.5.2 Proses Penghanian .................................................. 3507.4.6 Mesin Hani Seksi Kerucut (Cone Sectional Warping 345Machine)............................................................. 3507.4.6.1 Bagian-bagian Mesin Hani Seksi Kerucut ................ 3517.4.6.2 Proses Penghanian .................................................. 3637.4.6.3 Pemeliharaan Mesin Hani ........................................ 3887.5. Proses Penganjian Benang lusi................................ 3897.5.1 Faktor-faktor Teknis yang mempengaruhi Benang Lusi pada Proses Pertenunan .................................. 3897.5.2 Tujuan Proses Penganjian Benang .......................... 389 xi
7.5.3 Kriteria Proses Penganjian yang Baik ...................... 3907.5.4 Bahan Kanji .............................................................. 3917.5.5 Resep Penganjian Benang....................................... 3947.5.6 Cara Penganjian....................................................... 3957.6 Pencucukan (Drawing in, Reaching in) .................... 4187.6.1 Mencucuk dengan Tangan ....................................... 4197.6.2 Mencucuk dengan Mesin.......................................... 4207.6.2.1 Bagian Peralatan Mesin Cucuk ................................ 4217.6.2.2 Alat Perlengkapan Proses Pencucukan ................... 4227.6.2.3 Persiapan Sebelum Proses pencucukan.................. 4277.6.2.4 Proses Pencucukan.................................................. 429BAB VIII PROSES PEMBUATAN KAIN TENUN8.1 Perkembangan Alat Tenun....................................... 4318.1.1 Alat Tenun Tangan ................................................... 4318.1.2 Mesin Tenun............................................................. 4328.1.3 Mesin Tenun Teropong Otomatis ............................. 4338.1.4 Mesin Tenun Tanpa Teropong ................................. 4338.1.5 Mesin Tenun Multifase ............................................. 4338.1.6 Kombinasi Tenun dan Rajut ..................................... 4348.1.7 Peralatan Pembentuk Corak .................................... 4348.2. Pemilihan Mesin Tenun ............................................ 4348.2.1 Berdasarkan Jenis Barang ....................................... 4348.2.2 Berdasarkan Corak Anyaman .................................. 4358.2.3 Berdasarkan Tingkat Efisiensi yang diinginkan ........ 4358.2.4 Berdasarkan Corak Warna Pakan............................ 4378.3. Pembentukan Kain Tenun ........................................ 4378.3.1 Gerakan Pakan Mesin Tenun................................... 4388.3.2 Diagram Engkol ........................................................ 4408.4. Mesin Tenun............................................................. 4428.4.1 Klasifikasi Mesin Tenun............................................ 4428.4.2 Fungsi Bagian-bagian Mesin .................................... 4448.4.3 Rangka Mesin........................................................... 4458.5 Gerakan Kopling dan Pengereman .......................... 4468.5.1 Tipe-tipe Penggerak ................................................. 4468.5.1.1 Penggerak Langsung ............................................... 4468.5.1.2 Penggerak dengan Kopling ...................................... 4478.5.2 Kopling...................................................................... 4478.5.3 Rem .......................................................................... 4488.5.4 Pengontrol Penggerakan.......................................... 4508.5.5 Rancangan Penggerak Kopling Pelat Tunggal Sulzer ....................................................................... 4518.5.6 Gerakan putaran balik .............................................. 4538.6. Penggulungan Lusi................................................... 4548.6.1 Rem Beam Lusi ........................................................ 4548.6.2 Penguluran Lusi dengan Gandar Belakang.............. 455 xii
8.6.2.1 Penguluran Lusi dengan kendali Pengungkit ........... 4568.6.3 Penguluran Dua Beam ............................................. 4588.7 Beam Lusi................................................................. 4598.8 Gandar Belakang...................................................... 4598.8.1 Macam-macam Gandar Belakang............................ 4598.8.2 Penyetelan Gandar Belakang................................... 4618.9 Penyetekan Tegangan Benang Lusi ........................ 4618.10 Penggulung kain....................................................... 4638.10.1 Pengontrol kain dan Benang Lusi............................. 4638.10.1.1 Batang Silangan (Lease Rod) .................................. 4648.10.1.2 Pengontrol Lusi Putus .............................................. 4658.10.1.3 Temple...................................................................... 4668.10.2 Gerakan Penggulung Kain ....................................... 4688.10.2.1 Penggulungan Pasif ................................................. 4688.11 Pembukaan Mulut Lusi dengan Cam ....................... 4718.11.1 Macam-macam cam ................................................. 4718.11.2 Gerakan Pembalik .................................................... 4728.11.3 Positif Cam ............................................................... 4738.11.4 SIstem Cam dan Kontra Cam................................... 4738.12 Pembentukan Mulut Lusi dengan Dobby.................. 4738.12.1 Macam-macam Dobby ............................................. 4748.12.2 Mekanisme Dobby.................................................... 4748.13 Mesin Jacquard ........................................................ 4758.13.1 Mekanisme Mesin Jacquard..................................... 4758.13.2 Klasifikasi Mesin Jacquard ....................................... 4818.14 Mekanisme Pengetekan ........................................... 4928.14.1 Mekanisme Mata Rantai (link) .................................. 4928.14.2 Mekanisme Cam....................................................... 4948.14.3 Mekanisme Roda Gigi .............................................. 4958.14.4 Mekanisme Khusus .................................................. 4968.15 Penyisipan Pakan..................................................... 4968.15.1 Penyisipan Pakan dengan Teropong ....................... 4968.15.1.1 Teropong (Shuttle).................................................... 4988.15.1.2 Mekanisme Penyisipan Pakan dengan Cam............ 4988.15.2 Penyisipan Pakan pada Mesin Tenun Tanpa Teropong .................................................................. 4998.15.2.1 Penyisipan Pakan Sistem Jet ................................... 5008.15.2.2 Penyisipan Benang Pakan dengan Rapier............... 5018.16 Pemeliharaan Mesin Tenun ..................................... 5028.16.1 Pemeliharaan Mesin Tenun Teropong dengan Menggunakan Cam/Exentrik .................................... 5028.16.2 Pemeliharaan Mesin Tenun Teropong dengan Menggunakan Dobby ............................................... 5028.16.3 Pemeliharaan Mesin Tenun Teropong dengan Menggunakan Jacquard ........................................... 503 xiii
8.16.4 Pemeliharaan Mesin Tenun Rapier dengan8.16.5 Menggunakan Cam/Exentrik ................................... 5038.16.6 Pemeliharaan Mesin Tenun Projektil dengan8.17 Menggunakan Cam/Exentrik ................................... 503 Pemeliharaan Mesin Tenun Jet dengan Menggunakan Cam/Exentrik ................................... 504 Proses Pemeriksaan Kain Tenun.............................. 504PENUTUP ................................................................................ A1DAFTAR PUSTAKA.................................................................. B1DAFTAR GAMBAR ................................................................. C1DAFTAR TABEL ....................................................................... C14 xiv
DAFTAR ISTILAH / GLOSARI1. Serat : adalah benda yang perbandingan2. Stapel panjang dan diameternya sangat besar.3. Filament4. Benang : adalah serat yang mempunyai panjang5. Peregangan terbatas.6. Antihan : adalah serat yang panjangnya berlanjut. : Susunan serat-serat yang teratur ke7. Cam/eksektrik/tapet8. Beam arah memanjang dengan diberi antihan. : adalah proses penarikan / penggeseran9. Shuttle/teropong kedudukan serat-serat dalam sliver10. Coupling/Cluth maupun roving11. Shedding : adalah pilinan atau twist yang diberikan12. Taking up pada serat atau benang dengan tujuan13. Beating Up untuk memberikan kekuatan.14. Letting Off : adalah peralatan yang dapat merubah15. Inserting/Tiking Up gerak berputar menjadi gerak lurus. : adalah tempat menggulung benang lusi dengan posisi benang lusi sejajar antara satu dengan yang lainnya. : adalah alat yang bergerak bolak balik ke arah lebar kain untuk membawa benang pakan. : adalah peralatan yang bisa meneruskan atau memutus gerak putar. : adalah pembukaan mulut lusi. : adalah penggulungan kain. : adalah gerakan pengetekan. : adalah gerakan penguluran lusi. : adalah gerakan peluncuran benang pakan / teropong. xv
SINOPSIS Pembuatan benang menggunakan bahan baku yang berasaldari serat-serat alam atau serat-serat buatan baik yang berupastapel atau filamen. Pembuatan benang ada bermacam-macam cara, tergantungpada bahan baku yang diolah, namun pada prinsipnya sama, yaitumembuat untaian serat-serat yang kontinyu dengan diameter danantihan tertentu. Pembuatan benang melalui tahapan : pembukaangumpalan serat, penarikan serat-serat, pemberian antihan danpenggulungan. Kain tenun dibentuk dengan cara menganyamkan ataumenyilangkan dua kelompok benang yang saling tegak lurussehingga membentuk kain tenun dengan konstruksi tertentu. Prinsip pembentukan kain tenun melalui gerakan : pembukaanmulut lusi, penyisipan/pakan, pengetekan, penggulungan kain danpenguluran lusi. xvi
DESKRIPSI KONSEP PENULISAN− Buku ini dikerjakan sebagai sumber informasi untuk siswa SMK Bidang Keahlian Teknologi Pembuatan Benang dan Pembuatan Kain Tenun, yang diharapkan memiliki pengetahuan yang lebih dalam dan lebih luas sehingga mampu menggambarkan bahan ajar yang sesuai standar kurikulum.− Dengan buku ini diharapkan guru bisa atau mampu mengembangkan bahan ajar dalam bentuk modul yang siap dipakai oleh guru dan siswa di kelas dan di bengkel-bengkel.− Tidak semua teknologi yang ada dituangkan dalam buku ini mengingat luasnya ruang lingkup teknologi dan teknologi yang sudah diterapkan di industri Pembuatan Benang dan Pembuatan Kain Tenun di Indonesia.− Penyajian buku ini belum bisa mencapai tingkat kesempurnaan yang memadai mengingat keterbatasan sumber informasi dan waktu penulisan yang sangat terbatas, walaupun demikian penulis mengharapkan kesempatan untuk bisa menyempurnakan sehingga dapat mencapai kriteria standar. xvii
PETA KOMPETENSI Level Kompetensi Sub Kompetensi Kualifikasi Mengidentifikasi serat tekstil • MenyiapkanOperator Yunior proses Mengidentifikasi identifikasi serat benang tekstil • Identifikasi serat berdasarkan bentuk fisiknya • Identifikasi serat dengan uji bakar • Identifikasi jenis serat dengan uji pelarutan • Membuat laporan kerja • Melaksanakan aturan kesehatan dan keselamatan kerja • Menyiapkan proses identifikasi benang • Identifikasi benang berdasarkan bentuk fisiknya • Menguji nomor benang • Menguji antihan (twist benang) • Membuat laporan kerja • Melaksanakan aturan kesehatan dan keselamatan kerja xviii
Level Kompetensi Sub KompetensiKualifikasi Membaca dan • Membaca dan memahami gambar memahami teknik gambar teknik Membuka bal serat • Menyiapkan kapas pembukaan bal serat • Membuka bal serat • Melaksanakan aturan dan keselamatan kerja • Membuat laporan Melakukan • Menyiapkan pencampuran serat pencampuran kapas serat kapas • Mengambil gumpalan serat • Melaksanakan aturan dan keselamatan kerja • Membuat laporan Melakukan • Memeriksa penyuapan serat kesiapan bahan secara manual di baku mesin feeding pada • Mengoperasikan unit mesin blowing unit blowing • Melakukan penyuapan • Mengendalikan proses • Melaksanakan aturan dan kesehatan kerja • Membuat laporan xix
Level Kompetensi Sub KompetensiKualifikasi Melakukan • Memeriksa kesiapan penyuapan serat proses dengan alat • Mengoperasikan unit otomatis di mesin blowing feeding unit • Melakukan blowing penyuapan • Mengendalikan proses • Melaksanakan aturan dan kesehatan kerja • Membuat laporan • Mengoperasikan Memeriksa kesiapan mesin scutcher • mesin scutcher Mengoperasikan unit blowing • Melakukan doffing lap • Mengendaliakan proses • Melaksanakan keselamatan dan kesehatan kerja • Membuat laporan • Mengoperasikan Memeriksa kesiapan mesin flat card • mesin flat carding Mengoperasikan unit flat carding • Melakukan doffing sliver • Mengendalikan proses • Melaksanakan keselamatan dan kesehatan kerja • Membuat laporan xx
Level Kompetensi Sub KompetensiKualifikasi Mengoperasikan mesin roller card • Memeriksa kesiapan Mengoperasikan mesin drawing mesin roller carding Mengoperasikan • Mengoperasikan unit mesin lap former roller carding • Melakukan doffing sliver • Mengendalikan proses • Melaksanakan keselamatan dan kesehatan kerja • Membuat laporan • Memeriksa kesiapan mesin drawing • Mengoperasikan unit drawing • Melakukan doffing sliver • Mengendalikan proses • Melaksanakan keselamatan dan kesehatan kerja • Membuat laporan • Memeriksa kesiapan mesin lap former • Mengoperasikan unit lap former • Melakukan doffing • Mengendalikan proses • Melaksanakan keselamatan dan kesehatan kerja • Membuat laporan xxi
Level Kompetensi Sub KompetensiKualifikasi Mengoperasikan mesin ribbon lap • Memeriksa kesiapan Mengoperasikan mesin super lap mesin ribbon lap Mengoperasikan • Mengoperasikan unit mesin combing ribbon lap • Melakukan doffing • Mengendalikan proses • Melaksanakan keselamatan dan kesehatan kerja • Membuat laporan • Memeriksa kesiapan mesin super lap • Mengoperasikan unit super lap • Melakukan doffing • Mengendalikan proses • Melaksanakan keselamatan dan kesehatan kerja • Membuat laporan • Memeriksa kesiapan mesin combing • Mengoperasikan unit combing • Melakukan doffing • Mengendalikan proses • Melaksanakan keselamatan dan kesehatan kerja • Membuat laporan xxii
Level Kompetensi Sub Kompetensi Kualifikasi Mengoperasikan • Memeriksa kesiapanOperator mesin simplex mesin simplex • Mengoperasikan unit simplex • Melakukan doffing • Mengendalikan proses • Melaksanakan keselamatan dan kesehatan kerja • Membuat laporan Mengoperasikan • Memeriksa kesiapan mesin ring mesin ring spinning spinning • Mengoperasikan unit ring spinning • Melakukan doffing • Mengendalikan proses • Melaksanakan keselamatan dan kesehatan kerja • Membuat laporan Mengelos Benang 1. Menyiapkan proses pengelosan (winding). 2. Mengoperasikan mesin kelos (mesin winding) 3. Mengendalikan proses 4. Melakukan perawatan sederhana 5. Menangani gulungan benang hasil kelosan 6. Melaksanakan aturan kesehatan dan keselamatan kerja 7. Membuat laporan pekerjaan xxiii
Level Kompetensi Sub KompetensiKualifikasi Memberi antihan 1. Menyiapkan proses pada benang twisting (proses twisting) 2. Mengoperasikan dengan mesin mesin twisting (mesin throwing throwing) 3. Mengendalikan proses 4. Melakukan perawatan sederhana 5. Menangani gulungan benang hasil twisting 6. Melaksanakan aturan kesehatan dan keselamatan kerja 7. Membuat laporan pekerjaan Menggulung 1. Menyiapkan proses benang dalam pemaletan bentuk paletan 2. Mengoperasikan mesin palet 3. Mengendalikan proses 4. Melakukan perawatan sederhana 5. Menangani gangguan benang hasil paletan 6. Melaksanakan aturan kesehatan dan keselamatan kerja 7. Membuat laporan pekerjaan xxiv
Level Kompetensi Sub KompetensiKualifikasi Melaksankan 1. Menyiapkan proses proses 2. warping penghaniang 3. Mengoperasikan (Warping) 4. mesin warping 5. Mengendalikan 6. proses 7. Melakukan perawatan sederhana 8. Memotong ujung benang pada beam Proses menganji 1. Menangani gulungan benang lusi benang hasil warping Melaksanakan 2. aturan kesehatan dan keselamatan kerja 3. Membuat laporan 4. pekerjaan 5. 6. Menyiapkan proses penganjian (Sizing) 7. Mengiperasikan mesin kanji (mesin Sizing) Mengendalikan proses Melakukanperawatan sederhana Menangani beam tenun Melaksanakan aturan kesehatan dan keselamatan kerja Membuat laporan pekerjaan xxv
Level Kompetensi Sub KompetensiKualifikasi Mencucuk benang 1. Menyiapkan lusi dari beam lusi ke Dropper Gun peralatan (Heald) dan sisir pencucukan 2. (reaching) 3. Melakukan persiapan 4. pencucukan 5. Melakukan 6. pencucukan benang 7. lusi Memasang beam 1. lusi yang telah Menangani hasil dicucuk, dropper rod, kamran dan 2. pencucukan sisir pada mesin tenun Melakukan 3. perawatan 4. sederhana 5. Melaksanakan aturan kesehatan dan keselamatan kerja Membuat laporan kerja Menyiapkan beam lusi yang sudah dicucuk Memasang beam lusi, kamran, sisir dan dropper Melakukan perawatan sederhana Melaksanakan aturan kesehatan dan keselamatn kerja Membuat laporan kerja xxvi
Level Kompetensi Sub KompetensiKualifikasi Merawat mekanis 1. Merawat mesin tenun mesin tenun teropong dengan teropong yang tapet menggunakan 2. Perbaikan kerusakan tappet mekanis mesin tenun (cam/eksentrik) teropong dengan dobby 3. Pengoperasian mesin tenun teropong dengan tapet 4. Melaksanakan aturan kesehatan dan keselamatan kerja 5. Membuat laporan kerja Merawat mekanis 1. Merawat mesin tenun mesin tenun teropong dengan teropong yang Dobby menggunakan 2. Perbaikan kerusakan Dobby mekanis mesin tenun teropong dengan dobby 3. Pengoperasian mesin tenun teropong dengan dobby 4. Melaksanakan aturan dan keselamatan kerja 5. Membuat laporan kerja xxvii
Level Kompetensi Sub KompetensiKualifikasi Merawat mekanis 1. Merawat mesin tenun mesin tenun teropong dengan teropong yang Jacquard menggunakan 2. Perbaikan kerusakan Jacquard mekanis mesin tenun teropong dengan Jacquard 3. Pengoperasian mesin tenun teropong dengan Jacquard 4. Melaksanakan aturan dan keselamatan kerja 5. Membuat laporan kerja Merawat mekanis 1. Merawat mesin tenun mesin tenun rapier dengan tapet Rapler yang 2. Perbaikan kerusakan menggunakan mekanis mesin tenun tapet rapier dengan tapet (Cam/Eksentrik) 3. Pengoperasian mesin tenun rapier dengan tapet 4. Melaksanakan aturan dan keselamatan kerja 5. Membuat laporan kerja xxviii
Level Kompetensi Sub KompetensiKualifikasi Merawat mekanis 1. Merawat mesin tenun mesin tenun projectile dengan Projectile yang tapet menggunakan 2. Perbaikan kerusakan tapet mekanis mesin tenun (Cam/Eksentrik) projectile dengan tapet 3. Pengoperasian mesin tenun projectile dengan tapet 4. Melaksanakan aturan dan keselamatan kerja 5. Membuat laporan kerja Merawat mekanis 1. Merawat mesin tenun mesin tenun Jet Jet dengan tapet yang 2. Perbaikan kerusakan menggunakan mekanis mesin tenun tapet Jet dengan tapet (Cam/Eksentrik) 3. Pengoperasian mesin tenun Jet dengan tapet 4. Melaksanakan aturan dan keselamatan kerja 5. Membuat laporan kerja xxix
288BAB VI Langkah-langkah untukDESAIN ANYAMAN mencapai kondisi tersebut antara lain : - memilih kawat gun yang6.1 Pengertian Desain sesuai Anyaman - menentukan jumlah kawat gun dalam satu kamranSelain kehalusan benang, - menentukan jumlah kamrankerapatan benang dan lebar yang akan dipakaikain, spesifikasi kain tenun - membuat skemaditentukan antara lain oleh pencucukan pada droper,anyaman kain tenun. gun dan sisirSeperti telah dijelaskan pada - memasang, menyetelpendahuluan kain tenun peralatan pembukaan mulutterbentuk oleh silangan antara lusi agar mekanismedua kelompok benang yang gerakannya sesuai denganmembentuk sudut 90º. Struktur rencana tenun atau rencanasilangan-silangan tersebut anyamanmembentuk suatu anyamanyang disebut kain tenun. Untuk memahami makna suatu desain anyaman perlu diketahuiSeorang teknisi pertenunan batasan-batasan, simbol-simbol yang lazim tercantum dalamperlu memahami beermacam- suatu gambar anyaman, yang merupakan salah satu caramacam anyaman untuk bisa untuk membuat suatu desain struktur pada kain tenun.melaksanakan suatu intruksikerja yang berkaitan dengananyaman. Dalam teknologipertenunan, anyamanberhubungan dengan sistempembukaan mulut lusi, apakah 6.2 Cara Menggambar Desain Anyamanmenggunakan sistempembukaan mulut lusi dengan :- crank Sebelum pembuatan desain pada kain tenun, perlu- eksentrik/cam/tappet dipersiapkan/direncanakan terlebih dahulu rencana tenun- dobby yang biasanya dituangkan didalam bentuk gambar-gambar- jacquard anyaman.Selain itu pada proses persi x Tanda-tanda Gambarapan pertenunan harus sudahmempersiapkan kondisi benanglusi yang sesuai dengan prosesselanjutnya dimesin tenun. - Benang Lusi
289Dalam anyaman kain tenun, Garis a // b bidang yang terletakbenang lusi digambarkan dalam diantara garis a dan bbentuk bidang sempit yang menggambarkan 1 helai benangpanjang dan vertikal (tegak). pakan.Bidang sempit ini dibatasi oleh 2 Cara memberi angka benang-garis vertikal yang sejajar satu benang pakan selalu dilakukanterhadap lainnya. dari bawah menuju ke atas. - Silangan Benang Lusi dan pakan membentuk sudut 90º didalam tenunan. ab Tenunan terjadi karena adanya Gambar 6.1 silangan-silangan antara Benang Lusi benang lusi dan benang pakan.Garis a // b Bidang yang terletakdiantara garis a dan b Yang dimaksud denganmenggambarkan 1 helai benanglusi. silangan disini ialahCara memberi angka benang-benang lusi selalu dilakukang perpindahan dari efekdari kiri menuju ke kanan. lusi/pakan atas ke efek lusi- Benang Pakan pakan bawah.Dalam anyaman kain tenun,benang pakan digambarkan Benang lusi yang terletak diatasdalam bentuk bidang sempithorisontal (mendatar). Bidang benang pakan disebut “efek lusisempit ini dibatasi oleh 2 garishorisontal yang sejajar satu atas”. Tempat persilanganterhadap lainnya. antara benang lusi dan benang pakan disebut “titik silang”. Apabila benang lusi berada diatas benang pakan, titik silangnya disebut “titik silang lusi”. Benang lusi Benang pakan Titik silang lusi a b Benang lusi Benang pakan Gambar 6.2 Gambar 6.3 Benang Pakan Lusi diatas Pakan
290Benang pakan yang terletak lusidiatas benang lusi disebut “efek pakanpakan atas” atau efek pakan.Apabila benang pakan beradadiatas benang lusi, titiksilangnya disebut titik silangpakan. Benang lusi Benang pakan silangan Titik silang pakan Gambar 6.5 Efek Lusi dan Efek Pakan Benang pakan - Angka Loncat Benang lusi Efek lusi pada benang-benang lusi sesudah lusi nomor 1 Gambar 6.4 secara berturut-turut selalu Lusi dibawah Pakan dimulai dengan meloncat (pindah) keatas sebanyak 1x Efek (Float) Lusi dan Efek helai (atau lebih) benang (Float) Pakan terhadap efek benang lusi sebelumnya.Yang dimaksud dengan efeklusi ialah benang lusi yang Banyaknya loncatan atauberada diatas benang pakan perpindahan efek lusi tersebutdan terletak diantara 2 silangan dinyatakan dengan sebuahbenang lusi. angka yang disebut angkaYang dimaksud dengan efek loncat (“V”).pakan ialah benang pakan yang Contoh :berada diatas benang lusi danterletak diantara 2 silangan 2benang pakan. Keper 3 lusi - Rapot Anyaman silangan Rapot Anyaman disebut juga pakan pola anyaman. Yang dimaksud dengan rapot anyaman ialah satuan terkecil
291dari lusi dan pakan didalam Yang dimaksud dengan rencanasuatu jenis anyaman, satuan tenun adalah suatu bagan yangterkecil ini diulangi dengan cara memberi petunjuk tentangyang sama didalam tenunan, hubungan antara anyamanbaik ke arah vertikal (arah lusi) tekstil, cucukan gun ikatan gunmaupun ke arah horisontal dan cara pengangkatan gun.(arah pakan). Dengan demikian maka rencana tenun terdiri dari :Contoh : - Gambar anyaman - Cucukan sisir (bagan iniAnyaman polos, Keper, Satindan sebagainya. tidak digambarkan) - Cucukan gun- Rencana Tenun - Ikatan gun/rencana pena - Injakan Gambar 6.6 Contoh Rencana Tenun untuk Rol Kerek dan DobbyDesain struktur kain tenun Sering digunakan dalamdibentuk pada saat kain ditenun anyaman polos ataudengan jalan mengolah faktor- anyaman keper, benangfaktor konstruksi kain. Desain diatur sedemikian rupastruktur kain tenun dapat untuk membentuk poladilakukan dengan cara sebagai seperti strip, kotak-kotak,berikut : plaid dan sebagainya.1. Menggunakan beberapa 2. Menggunakan benang yang berbeda jenis seratnya. macam warna benang :
292 Setiap jenis seratmempunyai sifatkenampakan yang berbeda,dengan menggunakanbenang yang berbeda jenisseratnya, maka akanmemberikan efek tertentupada permukaan kain. Gambar 6.7 Desain Strip Horisontal3. Menggunakan benang 2. Desain Strip Vertikal (arahdengan proses pengerjaan lusi)tertentu. Desain strip ini banyak terdapat Benang yang diberi twist pada kain lurik, bahan piyama atau kain cele, bentuk strip tinggi (benang crepe) terjadi karena perbedaan warna Benang novelty pada benang-benang lusi. Benang teksture dan lain-lain6.3 Desain dan Motif KainPada dasarnya kain tenun Gambar 6.8tersusun dari anyaman benang Desain Strip Vertikallusi dan benang pakan yangletaknya membuat sudut 90º 3. Desain Strip Miringsatu sama lain, sehingga desainstruktur yang dapat dibuat akan Desain strip terbentuk karenabertitik tolak dari susunan ini. anyaman, terdapat pada kainDesain struktur pada umumnya keper.dapat digolongkan sebagaiberikut :a. Desain polos (over-all)b. Desain strip, yang terbagidalam 5 golongan antara lain :1. Desain Strip Horisontal (Arah Pakan )Desain strip ini misalnyaterdapat pada kain ribs. Padakain ribs bentuk strip terjadikarena perbedaan tetal antarabenang lusi dan pakan. Gambar 6.9 Desain Strip Miring
2934. Desain Strip teratur Plaid Desain5. Desain Strip tidak teratur Yang dimaksud plaid desain adalah kombinasi antara desainPembuatan motif strip dapat strip dengan desain kotak.dilakukan dengan bermacam- Gambar 6.12 Plaid Desainmacam cara, yaitu dengan : Kedua zigzag dan desain Menggunakan jenis benang bayangan Kedua jenis desain ini terbentuk yang berbeda jenis oleh salah satu jenis anyaman. Menggunakananyaman yang berbeda Menggunakan warna benang yang berbeda Menggunakan tetal lusi yangberbeda dan cara lain-lainnyaDesain kotak-kotak (checkdesign)Desain kotak dibagi menjadi 2golongan, yaitu :- Desain kotak teratur (tiap kotak berukuran sama) Gambar 6.10 Desain Kotak Teratur- Desain kotak tidak teratur (tidak semua kotak berukuran sama) Gambar 6.11 Gambar 6.13Desain Kotak Tidak Teratur Desain Zigzag dan Desain Bayangan
2946.4 Cara Pembuatan Desain AnyamanSatu-satunya cara untukmembuat desain anyaman padakain adalah dengan metodepembuatan gambar anyamanpada kertas desain.Desain anyaman tekstil dapat Gambar 6.14dibagi ke dalam 5 golongan, Anyaman Polosyaitu :6.5 Anyaman DasarAnyaman dasar merupakan 6.5.2 Anyaman Keper (Twill,anyaman yang dijadikan dasar Drill)atau dalam pengembangannyasehingga diperoleh suatu Anyaman keper memiliki ciristruktur anyaman yang lebihrumit atau lebih komplek. khusus yang nampak jelas,Suatu anyaman dasar memilikijumlah benang lusi dan benang yaitu efek garis miring kekiripakan yang paling kecildibandingkan dengan hasil atau kekanan, baik efek lusipengembangannya.Anyaman dasar terbagi dalam 3 maupun efek pakan.jenis anyaman, yaitu : Dalam satu rapot anyaman minimal terdiri dari 3 helai lusi dan 3 helai pakan. Sudut kemiringan garis keper ditentukan oleh angka loncat. Dibawah ini contoh gambar anyaman keper 5 gun yang6.5.1 Anyaman Polos (Plain, ditulis dengan rumus 4 Platt, Taffeta) / 1. 1Anyaman polos merupakan Arti rumus tersebut adalah :anyaman dasar yang paling 4sederhana. Dalam satu rapat menunjukkan jalan lusianyaman polos terdiri dari 2 1helai lusi dan 2 helai pakan. Ciri dalam 1 rapot, 4 naik – 1khusus anyaman ini ialah turun. / 1 menunjukkan arahjumlah titik silang pada kainpaling banyak, karena kemiringan danperbandingan antara lusi naik penggeseran tanda silangdan lusi turun sama. pada helai lusi berikutnya.
295 6.6 Anyaman Turunan Anyaman turunan terbagi menjadi 3 jenis anyaman, yaitu : 6.6.1 Turunan Anyaman Polos Langsung Perpanjangan efek lusi (Rib Lusi/Cannele Lusi) Gambar 6.15 4 Anyaman Keper / 1 16.5.3 Anyaman SatinCiri khusus anyaman satin ialahmemiliki daya pantul sinar yang Rib Lusi 2/2lebih kesan karena Rib Lusi 3/3perbandingan antara lusi naik Gambar 6.17 Anyaman Rib Lusidan lusi turun relatif lebih besar Perpanjangan efek pakan pakanatau dengan kata lain jumlah (Rib Pakan/Cannele Pakan)titik silang dalam satu rapotrelatif lebih kecil.Jumlah benang lusi dan benangpakan dalam satu rapot minimal5 helai.Dibawah ini salah satu contohanyaman satin yang terdiri dari5 helai lusi dan 5 helai pakan. Gambar 6.16 Gambar 6.18 Anyaman Satin 5 Gun Anyaman Rib Pakan Perpanjangan efek lusi dan efek pakan (Panama).
296 2 Panama 2 Gambar 6.21 Anyaman Berlubang (Perforated Fabrics) 6.6.3 Turunan Anyaman Keper 3 x Keper Rangkap (Croise atau Cashmere) Panama Angka diatas dan dibawah garis 3 pada rumus keper jumlahnya sama. Gambar 6.19 Anyaman Panama6.6.2 Turunan Anyaman Polos Tidak Langsung 2 Keper /1 2 Gambar 6.20 Anyaman Huckback
297 Keper 3 /1, yang biasa disebut 2 keper diperkuat hanya dengan satu buah keper.Keper 211 /1 121 Gambar 6.22Anyaman Keper Rangkapx Keper Diperkuat Gambar 6.24 Anyaman Keper DiperkuatKalau angka diatas garis padarumus lebih besar dari dibawah Keper diperkuat lusi dengan 4garis, biasa disebut keper buah keper :diperkuat lusi dan sebaliknya,angka 1 baik diatas ataupun 3121dibawah garis tidak lagi dipakai. /1 1 211 Gambar 6.23Anyaman Keper Diperkuat
298x Herringbone Twill (Keper Tulang Ikan) 3Dengan dasar anyaman keper rangkap /1 3 Cucukan Gun Anyaman Rencana Pasak Gambar 6.25 Rencana Tenun Anyaman Keper Tulang Ikan- Keper CuramKeper curam adalah keper yangmempunyai sudut :Vt = 2 (63º) l = p/v untuklusi genap, l=p untuk lusi ganjilVt = 3 (7º) l = p/v bila lhabis dibagi 3, l=p jikasebaliknyaVt = 4 (75º) l = p/v bila l Gambar 6.26 51habis dibagi 2 dan 4, l=p jika Keper / 2 (63º)sebaliknya 22
299 Gambar 6.27 Gambar 6.28 Keper 53 / 3 (70º) Keper 612 / 4 (75º) 22 322 Dengan cara yang sama, bisa dibuat Anyaman Keper landai dengan sudut :Vh = 2 (27º) angka loncat arah horisontalVh = 3 (20º)Vh = 4 (15º) - Anyaman Krepe Gambar 6.29 Anyaman krepe adalah Anyaman Gabardine merupakan tiruan dari kain krepe, yaitu kain yang Keper 3 / 2 (63º) permukaannya berbutir atau 2 berpasir, biasanya disebut kain krepe imitasi. Ada beberapa metode pembuatan anyaman krepe, diantaranya adalah : Dengan penambahan efek lusi pada anyaman satin.
300 Gambar 6.30Basis Satin Pakan Teratur 8V3 Gambar 6.31 Gambar 6.32Basis Satin Pakan Tidak Teratur Anyaman Crepe dengan Metode Pembalikan 8 gun AnyamanDengan penggabungan dua jenis anyaman keper (Zand Crepe). Gambar 6.33 Anyaman Zand Crepe
301- Anyaman ArmuresIstilah armures biasa digunakan Gambar 6.36untuk jenis anyaman yang Satin 8V3 Bucksinpermukaan kainnya mempunyai Penambahan efek lusiefek yang lebih menonjol jika horisontal, vertikal atau kedua-dibandingkan dengan anyaman keduanya.crepe. Untuk penambahan efek lusi ini rapot anyaman berubah 2 kali rapot dasar sesuai dengan arah penambahan efek lusinya. Gambar 6.34 Anyaman Armures6.6.4 Turunan Anyaman SatinTurunan anyaman satin yangterkenal adalah Venetian danBucksin yang merupakananyaman satin diperkuat 5 dan8 gun dengan penambahan 1efek lusi arah horisontal. Gambar 6.35 Satin 5V8 Venetian Gambar 6.37 Anyaman Satin 5V3 Penambahan Efek Lusi
302Anyaman dasar diatas adalahSatin 5V3, dengan penambahanefek lusi secara horisontal,vertikal dan kedua-duanyakemudian ditambahkan lagi efeklusi sesuai dengan motif yangdikehendaki.CorckscrewIstilah anyaman ini basa Gambar 6.39 Satin 8V3digunakan untuk jenis anyamanyang merupakan kombinasi Turunan satin ganjil > 7 gun,antara yang merupakan untuk satin 9,11 dan 13 gunkombinasi antara anyaman rib Va = P 1 dengan meloncatlusi dengan anyaman keper 2(Twilled ribs) dengan dasar satu helai lusi, dengan efek lusi,pembuatan menggunakan 32 43anyaman satin, anyaman ini 9 gun , 11 gun dan 13biasa dikenal sebagai anyaman 22 22rib miring lusi dengan jumlah 54 gunlusi ganjil atau genap. 22 Gambar 6.38 Gambar 6.40 Satin 7V3 Turunan Satin Ganjil > 7 GunSatin 8V3 (jumlah lusi genap), 6.7 Anyaman Campurandengan menggunakan duaangka loncat secara bergantian. Anyaman campuran merupakanVal = 4 (loncat atas ke-1) kominasi dari berbagaiVa2 = 5 (loncat atas ke-2) anyaman, baik antar anyamanVh = 2 (loncat samping) dasar atau antar kelompokPenambahan efek lusi = 8/2 = 4 anyaman lainnya. PencampuranJumlah lusi dalam 1 rapot = 8 x jenis-jenis anaman berorientasi2 = 16, jumlah pakan tetap
303pada keindahan / kenampakandan teknologi.6.8 Anyaman untuk Tenunan Rangkapx Kain Rangkap dengan Ikatan Lusi Atas dan Lusi Bawah (Self Stitched Double Cloth)Kain rangkap atau doble cloth Gambar 6.41 Anyaman Atasatau biasa disebut kain lapis Gambar 6.42adalah kain tenun yang dibuat Anyaman Bawahdari dua buah benang lusi dan Gambar 6.43 Ikatan Lusidua buah benang pakan Lusi bawah mengikatsekaligus, sehingga menyerupai pakan atas Lusi atas mengikatdengan pembuatan 2 buah kain pakan bawahatau lebih sekaligus. Biasanyakedua lapis kain ini diikat ataudisatukan baik dengan carapengikatan lusi, pengikatanpakan atau kedua-duanya. Jikapembuatan kain rangkapdilakukan pengikatan hanyapada satu sisi kain, maka akanterbentuk kain dua kali lebar,apabila pengikatannyadilakukan pada kedua sisi kainmaka akan terbentuk kainsilindris biasanya kain karungdibuat dengan cara seperti ini.Tujuan utama pembuatan kaindua muka dan kain rangkapadalah untuk membuat kainyang relatif lebih tebal tapimasih mempunyai pegangankain yang lembut.
304 Gambar 6.44 Anyaman Rangkap6.9 Anyaman Kain Khusus(Pique, Handuk, Tapestrydan lain-lain) 6.9.2 Anyaman Leno6.9.1 Anyaman Dua Muka Anyaman leno adalah anyaman yang posisi benang lusinya tidakKain dua muka atau backed tetap, misalnya : - Pada peluncuran pakan kecloth dibuat dengan 1, lusi ganjil dan lusi genapmenggunakan dua buah benang menyilang pakan secara normal.lusi (kain dobel lusi), atau yang - Pada peluncuran pakan ke 2, lusi ganjil posisinyaterbuat dari dua buah benang bergeser ke tempat lusi genap, sedangan lusi genappakan (kain dobel pakan). akan bergeser ke posisi lusi ganjil.Kain handuk adalah termasukdari jenis kain dobel lusi, Untuk peluncuran pakan ganjilsedangkan kain dobel pakan kejadiannya seperti pakan 1 danyang populer biasanya adalah pakan genap seperti pakan 2.kain selimut.
Search
Read the Text Version
- 1
- 2
- 3
- 4
- 5
- 6
- 7
- 8
- 9
- 10
- 11
- 12
- 13
- 14
- 15
- 16
- 17
- 18
- 19
- 20
- 21
- 22
- 23
- 24
- 25
- 26
- 27
- 28
- 29
- 30
- 31
- 32
- 33
- 34
- 35
- 36
- 37
- 38
- 39
- 40
- 41
- 42
- 43
- 44
- 45
- 46
- 47
- 48
- 49
- 50
- 51
- 52
- 53
- 54
- 55
- 56
- 57
- 58
- 59
- 60
- 61
- 62
- 63
- 64
- 65
- 66
- 67
- 68
- 69
- 70
- 71
- 72
- 73
- 74
- 75
- 76
- 77
- 78
- 79
- 80
- 81
- 82
- 83
- 84
- 85
- 86
- 87
- 88
- 89
- 90
- 91
- 92
- 93
- 94
- 95
- 96
- 97
- 98
- 99
- 100
- 101
- 102
- 103
- 104
- 105
- 106
- 107
- 108
- 109
- 110
- 111
- 112
- 113
- 114
- 115
- 116
- 117
- 118
- 119
- 120
- 121
- 122
- 123
- 124
- 125
- 126
- 127
- 128
- 129
- 130
- 131
- 132
- 133
- 134
- 135
- 136
- 137
- 138
- 139
- 140
- 141
- 142
- 143
- 144
- 145
- 146
- 147
- 148
- 149
- 150
- 151
- 152
- 153
- 154
- 155
- 156
- 157
- 158
- 159
- 160
- 161
- 162
- 163
- 164
- 165
- 166
- 167
- 168
- 169
- 170
- 171
- 172
- 173
- 174
- 175
- 176
- 177
- 178
- 179
- 180
- 181
- 182
- 183
- 184
- 185
- 186
- 187
- 188
- 189
- 190
- 191
- 192
- 193
- 194
- 195
- 196
- 197
- 198
- 199
- 200
- 201
- 202
- 203
- 204
- 205
- 206
- 207
- 208
- 209
- 210
- 211
- 212
- 213
- 214
- 215
- 216
- 217
- 218
- 219
- 220
- 221
- 222
- 223
- 224
- 225
- 226
- 227
- 228
- 229
- 230
- 231
- 232
- 233
- 234
- 235
- 236
- 237
- 238
- 239
- 240
- 241
- 242
- 243
- 244
- 245
- 246
- 247
- 248
- 249
- 250
- 251
- 252
- 253
- 254
- 255
- 256
- 257
- 258
- 259
- 260
- 261
- 262
- 263
- 264
- 265
- 266
- 267
- 268
- 269
- 270