Segelas Air | 100 ____________________________Lebih setengah abad yang lalu di pelabuhan Rio De Jaineiro Brazil, seorang pemudapengangguran jatuh terjengkang karena terinjak pisang busuk. Brazil penghasil pisang nomorsatu di dunia. Sambil menahan sakit pemuda itu berfikir dan membuat rencana;mengumpulkan pisang hampir busuk, membuatnya menjadi juice dan mengekspornya dalamkaleng. Sekarang ia menjadi raja pisang, bukan pisang raja. Produk minumannya sangatdisukai di dunia Barat.Berkat pisang busuk pemuda itu melaksanakan ucapan bijak:”Yang penting dalam hidup ini ialahbagaimana mengambil keuntungan dari kemalangan yang menimpa diri kita. Dan inilah yangmembedakan antara orang cerdas dan dungu (bangsawan atau tidak)”, kata cerdik pandai.@ 100
Segelas Air | 101 SANDAL ____________________________Di Kecamatan Rubaru yang makmur, karena menghasilkan nangka, timun, kacang, dan jugacabe keriting, ada pemeo: jika emas mahal berkalung emas, jika cabe lebih mahal kita berkalung cabe.Di sana hidup rukun dan damai seorang mubaligh muda yang baru kondang bernama Da’i,dan seorang bekas maling yang sudah rajin ke mesjid bernama Duno. Suatu Jum’at Da’iberkhotbah tentang amal ma’ruf nahi mungkar yang sangat mengesankan pendengarnya, denganpenutup kata:“oleh karena itu mulai sekarang ambillah yang baik-baik dan buanglah yang buruk-buruk”.Ketika turun dari masjid, sandal Da’i yang baru dibeli, hilang berganti dengan sandal burukDuno. Ketika ditanya, Duno hanya menjawab enteng:”Tadi sampeyan bilang ambillah yang baikdan tinggalkan yang buruk, jadi saya ambil sandal sampeyan yang baik, betul bukan?”. Da’i berkatadalam hati walaupun tidak menjadi bingung: berdakwah yang baik dan benar, sandal jadihilang, berdakwah sembarangan, asalkan menyenangkan orang, jangan-jangan yang malingtetap maling.Da’i lantas berganti materi dakwah. Kepada muslimin dan muslimat, ia berkhotbah berikanlahyang terbaik, yang kamu cintai, ia tidak lagi menyuruh ambillah yang terbaik. Dalam setiapkhotbah dikutipnya Al Baqarah ayat 177:”laisal birra-bukanlah kebaikan” terutama yang ditengah:”wa aatal maala ‘alaa hubbihii dzawil qurbaa wal yataama wal masaakiina wabnassabiili was saa-iliina,- dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabat, anak yatim, orangmiskin, orang yang (terlantar) dalam perjalanan, dan orang peminta-minta (pengemis),”.Karena suatu keperluan, Da’i pergi ke kota Sumenep yang dekat, dua malam menginap.Setibanya di rumah ia mendapati sarung baru, selendang baru, bahkan sorban hijau yang amatdimuliakannya sudah tidak berada di tempatnya lagi. Ketika ditanya, Kalsum istrinya yangsangat muslimat dan mulia menjawab:”Kemarin sudah saya berikan kepada seorang pengemis,sampeyan kan bilang berulang-ulang, bahwa belum berbuat kebaikan seseorang jika belum memberikanapa-apa yang dicintainya. Sampeyan bilang waktu ayat itu turun Abdurrakhman Ibn Auf panglimaperkasa memberikan kuda tunggangan yang disayanginya, sedang sampeyan sarung saja sudah ribut”.Da’i menjawab:”Kamu salah, dakwah itu saya tujukan untuk orang lain, bukan untuk kita”.Da’i berkata dalam hati tetapi tidak menjadi bingung: bahwa untuk selamat dan nyaman didunia dan akhirat, agaknya memang harus berpolitik, harus merubah-rubah sikap, tidak bolehgebyah uyah, dan tepatnya, sudah sepantasnya jika kata-kata khotbah ambillah yang baik-baik, ituditujukan untuk diri sendiri, sedangkan berikan yang baik-baik, hanya ditujukan untuk oranglain.Tiga puluh tahun silam, dikenal istilah santri sarungan atau kyai sandalan. Maaf mungkinbukan untuk menghina, tetapi karena waktu itu pesantren memang belum berlistrik, belumberbahasa Inggris, dan belum bisa bicara besar di seminar tentang DNA atau Cloning. Entahapa maksudnya, soal itu pernah disinggung Da’i dalam khotbahnya:”Mending jadi santri 101
Segelas Air | 102 ____________________________sarungan atau kyai sandalan, dari pada jadi sarungnya santri atau sandalnya kyai. Mending berpolitik,jika takut dimakan politik”. Untuk mengerti maksud Da’i saya rasa kita perlu jadi orang Rubaru,karena di sana kalau kita menyanyikan lagu tak kan lari gunung dikejar, pasti ada yang nyeletuk,iya kalau gunung, lha kalau kucing? Alamnya mungkin tidak banyak berubah tetapi penghuninyabisa saja berpindah, sekarang bahkan seperti berbeda.Sandal tetap sandal, sarung tetap sarung, keduanya tidak harus dilebur menjadi satu, iamenjadi serasi, nyaman jika dipakai bersama-sama. Jika keduanya dimanfaatkan bersama-sama, nyaman dipakai maling, nyaman juga dipakai kyai. Kita tidak terlalu menghinakansandal tidak juga terlalu memuliakan sarung, karena mengambil itu (yang) hak, dan memberi itu(yang) kewajiban.@ 102
Segelas Air | 103SIEGMUND FREUDEmosi (emotion) menjadi penting karena menyangkut ihwal kehidupan manusia. Emosikurang tepat jika hanya diartikan marah-marah atau suka-suka marah. Ia perasaan hati, dasarpaling dalam. Tidak panas dan tidak pula dingin, tetapi harus bisa hangat, dan harus bisa pulaterasa menyejukkan. Tidak ada yang bisa mencapai puncak, tidak ada yang malah bisa jatuhlerlempar di lembah, jika di bumi ini manusia tidak kelaparan emosi. “The height will not beconquered, if no grave is on the slope”. Tidak ada ketinggian yang dapat ditaklukkan, jika dilerengnya tidak ada ditemui satupun kuburan, kata Shlomo Shulsky yang Yahudi. Emosi bisaberarti devotion.Emosi bisa seperti kuda, kadang larat kadang kapok, sehingga perlu kendali. Dikendori bila ____________________________mogok, disentak bila melonjak. Lumrah agaknya orang bersamadi, pergi bertapa, atau ber-yoga, atau bahkan berguru ilmu kanuragan untuk melatih emosi. Dengan pentingnya waktu,terburu-burunya zaman, Islam antara lain mengajarkan bahwa pengendalian emosi bisasingkat, bisa cermat, bisa lebih praktis, tidak usah mencari gua, yaitu dengan pertimbangannurani, akal budi, keimanan dan pikiran sehat. Emosi pencerahan, bertujuan nyata, tidakmesti terselubung.“Addaulah ma’anah”, Everything is in our favour. Lantas apakah perlunya mencari-cari tempatsunyi, mengais-ngais batu kerikil di kuburan, jika hanya untuk bisa “hangroso wani”, merasaberani? Emosi atau rasa, nilainya, maknanya, menyita seluruh kehidupan manusia. Betapahebatnya emosi Nabi Idris, walau berdakwah selama 38 tahun, cuma 3 orang pengikut, iadapat.Emosi bisa berarti akhlak. Akhlak menjadi sempurna dan kuat manakala kita selalumengingat akhirat. Seperti sabda-Nya: “Innaa akhlashnaahum bi khaalishatindzikrad daar” -“Sesungguhnya Kami telah mensucikan mereka dengan (menganugerahkan kepada mereka) akhlak yangtinggi, yaitu selalu mengingatkan (manusia) kepada negeri akhirat”.(QS. 38:46).Dalam lakon Bancaran Sangkuni, sang dalang biasa memulainya dengan suluk: “Bermuladatang dari cipta, lantas timbul rasa, sehingga bulat karsa, menjadilah suatu karya, darma adalahtujuan utamanya, karena itulah karma”. Urutannya memang bisa dibolak balik, kecuali cipta.Karena, adakah sesuatu yang bisa ada dengan sendirinya? Adakah sesuatu yangterjadi saja hanya secara kebetulan? Sebab kalau menganut hukum kebetulan, tidak mungkinalam ini dan segala isinya bisa berjalan secara teratur selamanya. Kita juga tidak.Kita bukan Sangkuni atau Bagawan Wiyasa pengarangnya. “Kita hanyalah manusia umum, yang 103tidak akan pernah keluar dari sifat-sifat umum manusia”, kata Siegmund Freud. Di lingkunganyang mapan, dengan norma yang mapan pula. Apabila kita mencoba menyatukan ataumenghubungkan rasa dengan perasaan orang lain, mungkin hidup ini akan terasa lebihnyaman, bukan saja bagi kita, tetapi juga bagi orang lain, yang pada gilirannya akanmemberikan kenyamanan yang tidak ada putusnya kepada semua. “Jangan berhutang mata”,kata orang Madura. Misalnya kalau kita makan, sedangkan orang di sekeliling kita terpaksa
Segelas Air | 104 ____________________________hanya melihat, tanpa kita ajak ikut makan, namanya berhutang mata. Mata yang nanar, yangenggan rasa, tidak sepatahpun mampu berkata-kata.Konon, rasa pertama yang timbul ketika bayi lahir, adalah rasa lapar. Sehingga ada hadist:“Laisal mukmin billadi yasba’ wajaaruhu jaain”. Tidak beriman seseorang yang perutnyasudah kenyang, sedangkan tetangganya masih merasa lapar. Lapar perut, lapar hati, laparpujian, lapar apa saja, yaitu laparnya emosi-emosi dasar.@ 104
Segelas Air | 105SITI HAJARMenurut Harold Kushner, agama bukan hanya seperangkat keimanan, koleksi doa-doa, bukanrangkaian upacara. Kegunaan agama antara lain ialah cara kita melihat sesuatu. Agama tidakmerubah kenyataan yang ada, kenyataan yang kita alami, tetapi agama dapat merubah carakita melihat kenyataan itu, sehingga sering terjadi sesuatu bisa menjadi lain, bermakna lain.Kita kunjungi rumah sakit. Kita lihat orang tua dengan kanker prostat menunggu ajal, hari-hari ____________________________baginya bukan lagi rakhmat, tetapi terasa sebagai kutukan. Kita lihat pemuda yang hidupnyaakan menjadi hancur karena korban kekerasan. Kita lihat bayi yang cacat karena tragedikelahiran, yang tidak akan pernah mereguk kesempatan baik dalam kehidupan.Fakta di atas sama bagi kita. Tetapi betulkah kita melihat hal yang sama? Belum tentu.Seseorang mungkin melihat semua itu sebagai kesakitan, penderitaan tanpa akhir, sehingga iaberkesimpulan bahwa dunia ini hanya berisi keburukan dan kekacauan, kehidupan ini hanyakonsep lelucon konyol yang belum selesai, buat apa ikut pusing atas penderitaan orang lain?Seorang gadis yang sedang menunggui pacarnya yang sekarat, bisa belajar dan merasakantentang arti keteguhan dan ketabahan manusia, sehingga ia melihat bahwa penyakit yangtidak bisa disembuhkan itu adalah perkosaan kepedihan: karena hidup pada dasarnya baikdan suci. Baginya keberanian untuk tetap mencintai dalam kepahitan adalah responsikemanusiaan yang paling jujur. Terimalah dahulu adanya, pengatur hidup pasti punyamaksud yang lebih baik.Bagi dokter, melihat orang sakit, penyakit, atau trauma, adalah tantangan untuk lebihmeningkatkan kemampuannya dalam usaha penyembuhan. Bagi ulama atau pendeta, adalahkesempatan untuk membuat nyata kehadiran Tuhan sebagai Tuhan yang mencintai segalaciptaan-Nya. Bukan Tuhan yang penghukum. Bagi orang-orang itu, faktanya, medikaldiagnosis-nya, tetap sama. Tetapi kadar keimanan pemilik mata yang melihat fakta-fakta itulahyang akan menentukan apa yang harus mereka perbuat selanjutnya, di dalam atau di luarrumah sakit. Seperti kata Oscar Wilde: “Dua orang hukuman melihat keluar jeruji penjara, yangsatu menampak lumpur, yang lainnya menampak bintang-bintang”.Dalam Genesis 21, Hagar istri Nabi Ibrahim dibuang ke gurun pasir bersama anaknya, Ismail.Tidak lama kemudian mereka tersesat dan kehabisan air, Ismail kehausan. Hagar meletakkanbayinya di bawah semak, berlari kesana kemari sambil menangis mencari air. Agaknya Tuhanmendengar doanya, kita baca dalam Genesis 21.19:”Tuhan membuka mata Hagar, dan ia melihatmata air (Zamzam), dan ia pergi dan ia mengisi kirbahnya dan memberi anaknya minum”.Tuhan tidak membuat keajaiban baru, tidak membuat sumber kehidupan baru yang tidak ada 105di sana sebelumnya. Dunia tidak pernah benar-benar gersang. Tuhan telah membuka matanya,dan memimpin ia menemukan mata air yang tidak ia lihat sebelumnya, dan tiba-tiba duniayang sama yang tampak kejam dan tanpa kehidupan itu, terasa sebagai tempat yang penuhharapan.
Segelas Air | 106Agaknya sebelum Tuhan membuka mata Hagar menuntun ke mata air itu, ia hanya melihat ____________________________penderitaan dan ke-siasia-an. Apabila Hagar tetap duduk menangis, tidak berlari-lari mencari,tidak mengais-ngais, barangkali Tuhan tidak akan menunjukinya bahwa di sana ada sebuahmata air. Karena Tuhan-pun enggan kepada orang yang malas, tidak mau berusaha.Sumur di mana-mana, sumber minyak di jazirah Arab, sebelumnya memang telah ada di sana,di dalam tanah. Ketika dengan pertolongan ilmu dan doa, Tuhan membuka mata mereka,sesudah digali maka memancarlah minyaknya kemana-mana.Konon ada cerita, ketika di Kuwait yang miskin belum ditemukan minyak, di mesjid, merekaselalu berdoa:”Ya Allah, tunjukkan pada kami kebesaran-Mu, bagaimana cara kami memperoleh rezekiagar kami terlepas dari fitnah miskin dan papa”. Dan ketika sudah kaya-raya, doa merekapun jadiberubah: “Ya Allah tunjukkan kepada kami kebesaran-Mu, bagaimana cara kami membelanjakan rezekiagar kami terlepas dari fitnah angkuh dan boros”.Mungkin Somalia atau Ethiopia kekeringan dan kelaparan, karena mata mereka tidak terbukauntuk bertani, menggali mata air, karena mata yang menyiratkan dengki dari sebagiangolongan mereka hanya terbuka: bagaimana kelompok yang satu bisa membinasakankelompok yang lain. Dan penglihatan akan menjadi lebih jelas, jika seseorang tidak merasatakut.Memang kadang dalam pandangan kita ada kelahiran alam baru, seperti daratan baru, gunungapi baru, mesin baru, tetapi semua tidak terlepas dari hukum alam sebelumnya. Hukum yangpasti dan begitu teraturnya alam ini, sehingga sudah dapat dihitung kapan komet-kometmelintas, kapan gerhana terjadi, kapan muncul bulan di langit, mulainya Ramadhan. Tuhanmenciptakan alam seisinya dengan keteraturan. Ketertiban, adalah hukum Tuhan yangpertama.“Innaa kulla syai-in khalaqnaahu bi qadar - Sesungguhnya Kami ciptakan segala sesuatu dengan(menurut) aturan (ukuran) yang pasti”. (QS.54:49) Lantas masih adakah yang gelap bagi kita?“..wa laa yahiiqul makrus sayyi-u illaa bi ahlihii fa wal yanzhuruuna illaa sunnatalawwaliina fa lan tajida li sunnatillaahi tabdiilaw wa lan tajida li sunnatillaahi tahwiilaa -Rencana yang jahat itu tidak akan menimpa selain (kepada) orang yang merencanakannya sendiri.Tiadalah yang mereka nanti-nantikan melainkan (berlakunya) Sunnatullah (yang telah berlaku) kepadaorang-orang yang terdahulu. Maka sekali-kali kamu tidak akan mendapati perubahan pada Sunnatullah,dan sekali-kali (kamu) tidak akan mendapati penyimpangan pada Sunnatullah”(QS.35:43).Lantasmasih adakah kira-kira orang sakti, orang ghaib dan yang khilaf?Sunnatullah, atau hukum Allah untuk seluruh ciptaan-Nya, adalah perjalanan (taqdir) pastidan ukuran (qadar) pasti untuk gejala alam dan seluruh amal perbuatan manusia. Oleh karenaitu salah satu makna beriman kepada taqdir dan qadar dalam pandangan cosmos(keselarasan) dan chaos (kekacauan), ialah beriman kepada adanya hukum-hukum kepastianyang menguasai alam sebagai ketetapan; beriman kepada keputusan Allah yang tidakmungkin bisa dilawan. 106
Segelas Air | 107 ____________________________Dan manusia, jika tidak ingin terbelenggu kebodohan, tidak ingin terlalu celaka, tidak bisatidak, harus selalu memperhitungkannya, serta hanya tunduk kepada hukum-hukum alam itu,dalam seluruh amal perbuatan mereka.Kita bisa melihat dan mengalami kejadian sehari-hari, komedi atau tragedi, dengan rasanyaman. Kita bisa melihat hidup lebih berarti, tidak terlalu bersedih jika duka, tidak terlalugembira jika suka, menjadi orang yang radiyatan-mardiyah (rela dan direlakan), hanya dengancara memahami agama. Seperti sabda Rasulullah yang amat terkenal:”Apabila Allahmenghendaki kebaikan untuk seseorang, maka dibuatlah ia (lebih) paham akan agamanya”.Ketika perintah berperang disampaikan kepada Rasulullah, penduduk Madinah kecuali orang-orang Yahudi, bersuka-ria untuk ikut, mencium sarana dan pahala mati sahid. Akan tetapiAllah Maha Mengetahui, sehingga turunlah ayat: “Wa maa kaanal mu’minuuna li yanfiruukaaffatan fa lau laa nafara min kulli firqatim minhum thaa-ifatul li yatafaqqahuu fid diiniwa li yundziruu qaumahum idzaa raja’uu ilaihim la’allahum yahdzaruun - “Tidak sepatutnyabagi mukminin itu semuanya pergi (ke medan perang). Hendaknya tidak pergi dari tiap-tiap golongandi antara mereka beberapa orang, untuk memperdalam pengetahuan mereka (tentang agama) agar dapatmemberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka kembali kepadanya, supaya mereka itu (waspada)dapat menjaga dirinya”. (QS.9:122).Agama pembuka mata melihat. Memahami agama dengan cara yang benar, mendorong kitaberwatak penyabar, yaitu ikhtiar, teguh dalam pendirian.@ 107
Segelas Air | 108 SOICHIRO HONDA ____________________________Kalau ada orang Jepang bilang “perusahaan saya”, itu cuma berarti perusahaan tempat iabekerja. Kalau ada orang Indonesia bilang “saya sudah....”, disertai kata kerja, itu tidak berartibahwa ia betul-betul sudah mengerjakannya. Mungkin orang lain, karena di sini mengatakansaja, sudah menganggap mengerjakan. Coba tanya dan ajak teman anda makan, ia pastimengatakan sudah, walaupun lapar. Makna lapar di sini, jangan disamakan dengan ucapansamurai Jepang: “Bushi wa kuwanedo taka yooji” -seorang samurai akan mencongkel-congkelgiginya, walaupun ia belum makan. Ini masalah semangat, soal daya tahan akan penderitaan.Supaya dalam keadaan apapun dirinya tetap kelihatan gagah.Soichiro Honda adalah orang kaya yang aneh. Namanya - seperti - Ford - menempel padamobil dan sepeda motor yang keluar dari pabrik-pabriknya. Nama besar itu ternyata cumapemilik kecil. Ia hanya menguasai 5% saham. Honda tidak sendirian, tengok saja KonosukeMatsushita, sang pendiri. Ia hanya memiliki 3% dari seluruh saham Matsushita ElectricCompany. Japan Company Handbook terbitan tahun 1980, menyatakan tidak ada perusahaanJepang yang pemiliknya menguasai 40% atau lebih - dari seluruh saham.Letak perbedaannya, di USA 30% dari perusahaan yang ada merupakan kongsi keluarga. DiPerancis beberapa keluarga memiliki 50% dari 200 perusahaan yang top. Di sana, hanya famili-famili itulah agaknya yang bisa mengatakan “perusahaan saya”. Para karyawan tidak. KojiMatsumoto tahun 1982 dalam Journal of Japanese Trade & Industry menulis: “Umumnya diJepang orang bisa menerima, bahwa para karyawanlah dan bukan para pesero yang merupakan anggotakeluarga perusahaan”. Ia tengah berbicara tentang satu hal yang akhir-akhir ini menakjubkandunia: bagaimana mungkin, tingkat produktivitas perusahaan Jepang bisa lebih dua kali lipatdari perusahaan Amerika atau Jerman.Ternyata Matsumoto tidak menyebut-nyebut semangat bushido, zen, atau mutu gizi ikanmentah. Bahkan tidak sebarispun ia kutip dari buku tua Miyamoto Musashi, A Book of FiveRings, yang diterjemahkan kedalam bahasa Inggris, saking inginnya orang Amerika mencarirahasia sukses management Jepang. Ia justru menyebut sesuatu yang telah diketahui secaraluas yaitu sifat-sifat istimewa dari kapitalisme Jepang, sekarang. Inilah kapitalisme yang tidakmenganggap penting tingginya dividen pemegang saham. Yang menganggap dividen serupasaja dengan bunga pinjaman bank: sejenis biaya. Inilah “kapitalisme para manager”,kapitalisme yang biasa membayar sejumlah orang: sokaiya, yang hadir dalam rapat pemegangsaham untuk mendukung keputusan dewan direksi. Sampai kini, kapitalisme ini masih aman,karena merata.Tapi benarkah ini khas Jepang? Belum tentu. Ketika Jepang belum mengagetkan siapa-siapa, 108pada tahun 1964 Robin Morris telah menulis buku The Economic Theory of ManagerialCapitalism. Robin Morris bicara tentang kapitalisme, yang tujuan para managernya bukanmencapai sebanyak-banyaknya “untung”, tapi sebanyak-banyaknya “assets”. Ia bicara bahwa
Segelas Air | 109 ____________________________pada akhirnya, yang membentuk tujuan perusahaan adalah motivasi para manager, bukanpara pemegang saham, bukan pula hanya permintaan pasar. Ketika hal-ihwal makin majemuk,keunggulan teknik lebih diperlukan, di situlah fungsi seseorang menjadi lebih penting,ketimbang besarnya milik.Soichiro Honda kapitalis yang aneh, ia tidak ingin menguasai segalanya, tiap pagikaryawannya ber-taisho, produksipun sibuk, dan grafik naik. Honda dan karyawannya biasaber-kinrohoshi, dan tidak seorangpun berniat harakiri, apalagi kubikiri (potong leher).@ 109
Segelas Air | 110 ____________________________ TAHUN BARUTanggal 31 Desember 1995. Tahun dan tanggal, yang menentukan kapan gaji dan bonusdibayar. Kapan janji-janji diadakan, diingkari, atau ditepati. Kapan perjalanan sejarah dicatat.Kapan pergantian kekuasaan. Kapan ulang tahun, umur orang-orang dihitung.Tanggal 31 Desember 1995. Beberapa jam lagi tahun baru. Ada yang gembira karena tiketuntuk merayakan Old and New di hotel termewah sudah di tangan. Ada yang gelisah, karenatopi lonjong dan terompet dari kertas yang dijajakan belum kunjung laku. Ada yang berniatuntuk bergadang semalam suntuk, menyanyi dan mabuk, agar terlupa kegagalan tahun lalu,berharap lebih sukses tahun depan. Yang terbanyak justru mereka yang tidak pernahmerasakan perubahan apa-apa. Vryde op de aarde - damai di bumi. Tahun, bulan, musim,saat-saat duka, banjir, gempa bumi, boleh saja silih berganti.Lantas apakah yang tetap, yang berlaku, dan bisa dirasakan oleh semua orang? Alhamdulillah,pada hari itu saya bertemu dengan H. Abdul Halim (namanya bisa berarti hamba dari YangMaha Penyantun dalam Asmaul Husna) bekas teman kuliah, pegawai tinggi BKKBN, hampirpensiun, 3 anaknya sudah sarjana, awet muda, suka lari pagi, dan menurut pengakuannyatidak pernah sakit yang berarti, ataupun korupsi yang berarti.Saya bertanya, apakah rahasianya, barangkali kiat, hingga di usia senja, di ujung pergantianTahun Masehi, ia masih kelihatan ceria, cerah dan gagah. “Sambil memelihara ibadah,memurnikan ketaqwaan kepada Allah, saya mencoba mengamalkan hablum min-Annaas, wahablum min-Allah, dari hari ke hari”, katanya meyakinkan.Hubungan dengan sesama manusia, dan hubungan dengan Allah. Seingat saya memang tidakpernah kita disuruh agar hanya ber hablum min al-Muslimin saja, tidak pernah dianjurkanagar bisa makmur, ber-hablum min al-Jinni, apakah itu Jin-lokal maupun Jin-import, atau minal-Perayangan, min al-sing MBaurekso, min al-Berhala, bahkan kita dilarang ber-hablum minas-Syaithaan nirrajiim, walaupun sering ada kesempatan untuk itu, atau masih dalam tarafkecenderungan mencoba-coba.Rumitkah hablum-hablum-an di bawah kolong langit ini? Barangkali tidak, andai kita biasaberfikir sederhana, menggunakan formulasi tepat guna. Hablum min-Annaas barangkali bisadiartikan, dan bisa dilaksanakan dengan cara : mengingat kebaikan orang lain kepada kita, danmengingat keburukan kita kepada orang lain.Dan hablum min-Allah: melupakan kebaikan kita kepada orang lain dan melupakankeburukan orang lain kepada kita, bukankah baik dan buruk telah diilhamkan oleh-Nya:”Dandiri (jiwa itu) serta yang menyempurnakannya. Maka Dia (Allah) mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan)kejahatan dan ketaqwaannya. Sungguh beruntung orang yang mensucikan dirinya. Dan sungguhmerugi orang yang mengotorinya - Wa nafsiw wa maa sawwaahaa. Fa alhamahaa fujuurahaawa taqwaahaa. Qad aflaha man zakkaahaa. Wa qad khaabaa man dassaahaa”(QS.91:7-10). 110
Segelas Air | 111 ____________________________Bagaimana kita akan merasa bahagia di rumah, jika yang kita ingat hanya keburukan istri,tidak pernah kita ingat lagi manisnya bulan madu, sudah lama kita lupakan betapa baiknya iatelah melayani, atau melahirkan dan memelihara anak-anak kita. Bagaimana kita akan merasanyaman berkendara di jalan tol, jika yang kita ingat hanya kolusi, korupsi, monopoli, tetapi kitalupa bahwa karena pembuatan jalan tol itu justru sudah banyak penganggur yang tertolongmenjadi kuli bangunan, banyak janda mendirikan warung, banyak uang yang bisa dibawapulang ke kampung, ketika mudik lebaran.Bagaimana sesuatu akan menjadi tertib dan lancar, ketika kita sudah jadi pejabat ataupenguasa, hanya karena ingat bahwa kita banyak berjasa, lantas berani menerobos antrian,ketika kita lupa bahwa yang kita rusak antriannya itu barangkali pembayar pajak yang setia,yang membayar gaji kita, ongkos perjalanan dan mobil kita, beaya pengobatan anak, istri danpembantu kita. Yang kita terjang urutannya itu, barangkali kumpulan orang baik-baik, yangsudah kita manfaatkan suaranya sehingga kita menjadi apa-siapa saja.Diriwayatkan oleh Buchari dan Muslim bahwa pernah seorang Yahudi mengolok-olokRasulullah dengan ucapan salam yang diplesetkan tidak senonoh. Rasulullah sebagaipenguasa tertinggi masih menjawab sepantasnya. Ketika Aisyah r.a protes, Rasulullahbersabda:”Ingatlah wahai Aisyah, sesungguhnya Allah itu sangat suka akan segala bentukkeramah-tamahan”. Barangkali inti hablum min-Annaas wa hablum min-Allah bisadimaksudkan juga silaturrakhmi, keramah-tamahan, dengan tidak memandang siapa-siapa.Keramah-tamahan mungkin memang bukan saja hanya senyum, yang beredar di mana-mana,tetapi selebihnya bisa saja diartikan, dengan sedikit perbuatan, yang dapat meningkatkankemaslahatan, makin tersebar kemana-mana, ketika kita berada dalam satu hakikat.Tanggal 31 Desember 1995. Tidak menjadi soal benar jika ia menjadi tahun baru Imlek, tahunbaru Hijriah, tahun baru Dal, tahun baru Saka, atau tahun baru apapun juga, karena dasarperhitungannya tetap hanya mengacu pada matahari dan bulan juga. Karena kitapun sudahpaham bahwa: “Huwal ladzii ja’alasy syamsa dhiyaa-aw wal qamara nuuraw waqaddarahuu manaziila li ta’lamuu ‘adadas siniina wal hisaaba maa khalaqallaahu dzaalikaillaa bil haqqi yufashshilul aayaati liqaumy ya’lamuun - Dialah yang menjadikan mataharibersinar dan bulan bercahaya, dan Dia tentukan perjalanannya, supaya kamu mengetahui bilangantahun dan hisab (perhitungan). Allah menjadikan tidak lain kecuali dengan benar. Dia menerangkantanda-tanda (kebesaran)-Nya bagi kaum yang mengetahui”(QS.10:5).“Al-insan mahall al katha’ wa al-nishyan - Manusia adalah tempat (selalu terancam) untukbanyak berbuat kesalahan dan kealpaan”, konon demikian kata para ulama. Barangkali tidak akanada yang merasa benar-benar gelisah, benar-benar mabuk, menjadi terinjak kakinya, ketikakita yakin bahwa salah satu kebesaran Allah adalah menyediakan perhitungan yang benar-benar mutlak dan mutlak benar.Ketika kita dituntut agar ber-hablum min an-Naas ber-hablum min-Allah, kita dituntut untuk 111sepantasnya mengingat tanda-tanda kebesaran-Nya, agar kita selamanya memiliki kerendahanhati dan tawaddu’ dalam memandang diri sendiri, yaitu sikap untuk tidak mengaku sebagai
Segelas Air | 112 ____________________________yang paling baik, sebagai yang paling benar. Karena kita berada dalam keterbatasan waktu:kemarin, hari ini, dan kelak, dan di dalam firman-Nya:”Manusia diciptakan sebagai makhluk yangdha’if- Wa khuliqal insaanu dha’iifaa “(QS.4:28)@ 112
Segelas Air | 113 THOMAS ALFA EDISON ____________________________Seekor kijang jantan berkaca di kolam, berkeluh kesah dan berbangga, tentang keindahan dankekokohan tanduknya. Tetapi kakinya yang kurus, membuat ia sedih. Kering bagaikan ilalang,sehingga oleh airpun enggan terbayang. Alangkah berbeda, kepalaku cantik-molek terhias olehtandukku, menjulang di antara semak belukar. Tetapi kakiku, membikin malu dan gusar.Sebelum pikirannya berakhir, oleh serbuan anjing pemburu, ia terusir dari pinggir air. Kakinyamembawa ia berlari cepat bagai peluru. Ketepi hutan untuk berlindung. Namun tanduk yangindah tidak membawa untung. Terkait pohon dan ranting. Menjadi penghalang pekerjaankaki. Kini ia mengutuk tanduknya. Apalah gunanya. Terkejar oleh anjing, ia diterkam.Jiwanyapun melayang.AEsopus bercerita lagi. Seorang petani duduk dengan sekeranjang semangka, mengantuk dibawah pohon beringin. Merenungkan ujud semangka, ia heran, mengapa buah sebesar inipunya pohon yang kerdil, punya tangkai yang kecil.Allah telah keliru, otakku lebih bening. Buah ini bergayut tidak pada tempatnya. Salahpasang. Ingin kugantung semangka ini pada pohon beringin. Gagah di situ dan sepadan.Buah beringin yang mungil, tak sebesar jari kelingking lebih tepat bergayut pada tangkaisemangka.Akhirnya petani itu tertidur. Ketika mukanya berdarah karena sebiji buah beringin tepat jatuhdi hidungnya, dengan gemetar ia berfikir: Apakah akibatnya jika yang jatuh itu buah yanglebih besar lagi, misalnya buah semangka. Ia lunglai, dan sejak itu Allah tak habis-habisnya iapuji.Cerita di atas adalah iktibar dan ibarat. Untuk hal-hal yang lebih luas dan lebih hebat, dalammenjalani kehidupan ini, Allah berfirman dalam Al-Qur’an, “Apa yang kamu anggap baik, belumtentu baik bagimu. Dan apa yang kamu anggap buruk, belum tentu buruk bagimu”.Manusia boleh menganggap, tapi yang berlaku, selamanya hukum yang pasti. Inilah salah satutakaran, batu ujian taqwa seseorang. Ketaqwaan yang pada akhirnya memberikan kebahagiaandi dunia dan akhirat. Percaya atau tidak. Kenyataan ini sulit dicerna dan diterima, karenabiasanya segala nafsu terlebih dahulu menghalang di mata, menghadang di hati. Karena bukankita saja yang menentukan ini baik atau itu buruk.Karena Allah bersifat rahman dan rahim, kita yakin bahwa Allah memberikan buat kitamasing-masing, yang terbaik, menurut ukuran-Nya, bukan ukuran kita yang fana, danberubah-ubah. Tidak gentarkah hati kita mendengar firman Allah begini: “Engkau punyakehendak. Aku punya kehendak. Tetapi hanya kehendak-Ku yang berlaku”. Taqwa saja belum cukup,ada lagi: Hikmah. 113
Segelas Air | 114 ____________________________Dalam Surah Al-Baqarah 269, Allah berfirman: “Allah memberikan hikmah kepada siapa yangdikehendaki-Nya. Dan barang siapa yang diberi hikmah, sungguh telah diberi kebajikan yang banyak.Dan tidak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang-orang yang berakal (yang berfikir)”. Jadi,siapapun akan mendapat hikmah itu. Allah berkehendak memberikan hikmah itu untuksemua. Allah seru sekalian alam. Asalkan kita berakal, kita mau berfikir.Teman saya yang muallaf, yang orang Cina pernah berkata;”Mungkin Alfa Edison itu wali,dari buah pikiran dan percobaannya sekarang kita bisa menikmati listrik, kulkas, tv, internet.Mungkin justru Edison yang memperoleh hikmat, bukan kita. Kita masih bersyukur karenakita anggap ibadah itu masih sholat. Kita tidak maju karena anggapan kita terhadap ibadahmasih terbatas sholat. puasa, bukan tindakan kita yang berguna, mungkin di situ kekurangankita.Mengapa Thomas Alfa Edison yang menemukan listrik? Jangan keburu marah. Karena Edisonmenggunakan akal, mau berfikir tentang kelistrikan, tentang hikmah-hikmah yang sudahtersedia. Ibnu Rusdi dan Ibnu Sina menemukan hal-hal baru dalam ilmu kedokteran danperbintangan. Ibnu sekarang sering sibuk dengan bentuk kupluk, batalnya wuduk. Acongyang Cina menjadi kaya, karena mencari uang, menggunakan akal untuk menjadi kaya.Cina=perinciane ana. Tetapi Amat jika ditanya hanya tertawa:” Saya cari kerjaan”, katanya.Dan ia tidak pernah punya perincian.@ 114
Segelas Air | 115 ____________________________Bab.3: Mencapai atau mencariMenang/kalah/sedih/bahagia/cinta/benci 115
Segelas Air | 116 ____________________________Bab.3: Mencapai atau mencariMenang/kalah/sedih/bahagia/cinta/benciKita diuji sekaligus diundi tanpa kita tahu siapa yang harus dimenangkan. Kemenangan dankekalahan tidak soal katanya, yang penting penerimaan kita. Iman dan taqwa akan menuntunkita menerima kalah atau menerima menang. Tidak ada musuh yang besar, tidak adakemenangan yang besar; yang ada adalah hawa nafsu yang suatu waktu musti diperangi.Dusta, sebagaimana cinta, adalah perkakas umum, tidak manusiawi tetapi duniawi, bersifatuniversal. Cinta tidak harus masuk akal, dan memang tidak perlu akal, kecuali sering kali akal-akalan. Cinta tidak perlu latihan, sebaliknya dusta memerlukan, begitu juga pengalaman.Dalam mengelola musuh-musuh kita: -dirampok atau hati dilukai tidak berarti apa-apa,kecuali jika kita terus-menerus mengingatnya. Tidak membebek, tidak membeo, mengikuttanpa akal sehat, tidak berarti lantas tidak menerima dengan hati-hati. Tidak memilikipengetahuan, lantas berarti tetap ingin bodoh. Tidak tahu, tidak berarti anti, lantas engganberfikir, enggan bertanya. Ketakutan atau kesulitan kadang bersumber dari ketidakpedulian,kurangnya ilmu. . Dokter tidak merawat penyakit tetapi merawat yang sakit. Seorang dokter bukanhanya mengisi hari-harinya sarat dengan prestasi, tetapi ia harus bisa menyenangkan. Dokterjuga dihadapkan dengan kejadian tak terduga, harus siap dengan alternatif, siaga dengandialektika. Dan menepis anggapan: tuhan menyembuhkan, dokter terima rekening.Mencintai adalah meletakkan kebahagiaan kita kedalam kebahagiaan orang lain. Salingmenyinta tidak cukup hanya saling pandang, lebih baik bersama-sama melihat ke suatu tujuanyang lebih nyata. Sometimes a man (woman) loves with a woman (man) but happy with another. Kitasering mengejar kebahagiaan, tanpa mengingat akibat yang bisa terjadi, walaupun nyawataruhannya. Kita beruntung dan patut bersyukur jika kita dapat memetik pelajaran baik, dariperjalanan hidup dan pengalaman orang lain, tanpa sedikitpun menderita kesulitan, tanpaikut merasa sedih. Memahami makna hidup yang nampak dahsyat dan hebat cukup denganmenggaulinya. Hidup akan lebih bermakna, andainya kita ingat dan memberi titik positifdalam memandangnya. Kekayaan bisa dilihat dari perbandingan intensitas kebutuhan danpemuasan kebutuhan.Kekayaan dinilai dari seberapa banyak yang masih kita ingini, dibandingkan dengan seberapabanyak yang sudah kita miliki. Kekufuran sangat dekat dengan kefakiran. Orang yangkeinginannya terlalu banyak, yang kebutuhannya tidak terbatas, yang tamak, tidak malumerampas hak, maka darinya kekufuran pasti akan mendekat. Melampaui batas kecukupan,adalah kemiskinan yang tidak ada habis-habisnya. Anugrah tidak selamanya berarti pahala,bisa juga kutukan, bisa juga ujian atau cobaan hidup. Kalau ingin makan enak laparlah dahulu!Kebahagiaan akan terasa nikmatnya bagi orang yang pernah merasakan kesedihan. Selalu adakemungkinan untuk kalah, meskipun kita tidak membuat kesalahan. Mestikah ketidaksempurnaan selalu menjadi kebenaran yang terakhir?. Menjadi tamu yang baik, atau hanyatimun bungkuk? Karena timun bungkuk ada atau tidak ada tidak mempengaruhi penjualan,hadir tidak dianggap berlebih, tidak hadir dianggap masih ada yang kurang. Tuhanmenganjurkan memuliakan yang tidak selamanya berdaya. 116
Segelas Air | 117 ____________________________Judul-judul Bab: 3Cak Durasim, Garibaldi, Gunung Api, George Shaw, Gustav III. Hippocrates, Liang Shanbo, LouisaMay Alcott, Oscar Wilde, Seneca, Shih Haungti, Si-at, Trunojoyo, Timun Bungkuk, Abdullah binUmmi Maktum. 117
Segelas Air | 118 ____________________________ CAK DURASIMSebuah mata uang logam mempunyai dua permukaan yang sama, dibuat dari bahan yangsama, ia dibentuk oleh tangan yang sama, ditempa di dalam api yang sama, tetapi hanya satuwajah yang harus menang. Ini bukan kata-kata mutiara, tetapi terjadi di lapangan tennis, ketikawasit melempar toss untuk menentukan siapa yang terlebih dahulu harus memukul bola.Mungkin begitu juga dalam kehidupan. Kitapun diuji, bahkan sering diundi tanpa kita ketahuisiapa yang harus dimenangkan. Kita bukan wasit, kita adalah mata uang itu. Kemenangan ataukekalahan tidak soal, yang penting adalah penerimaan kita. Jika di dada sudah ada iman, apasalahnya, apa yang perlu dirisaukan, karena hakekatnya kita memang selalu dipertandingkan.Menurut tafsir, iman adalah keyakinan yang teguh, yang disertai dengan ketundukan danpenyerahan jiwa sepenuhnya, dan tanda keberadaan iman ialah jika kita telah kerjakan apayang dikehendaki oleh wujud iman itu sendiri.Coba perhatikan; sejak semula alam diciptakan hingga sekarang, kokok ayam jantan di mukabumi ini, mempunyai satu bunyi yang sama, tetapi begitu bangsa-bangsa atau suku-sukumenirukannya, kedengarannya jadi berbeda. Kokorongkong kata orang Sunda, kukuruyukkata orang Jawa dan kukurunnok kata orang Madura, entah apa lagi kata orang Belanda.Berbeda, karena kita memang hanya mendengarkannya, hanya menirukannya, tanpa pretensiapa-apa.Jika di dada sudah bersemayam iman, (bukan setumpuk uang) selebihnya adalah taqwa.Taqwa tidak cukup hanya diartikan takut. Taqwa bukan saja sifat, tetapi juga sikap. Hakikattaqwa, ialah melaksanakan seluruh hukum alam yang telah diciptakan dan dipersiapkan olehALLAH sebelumnya. Taqwa yaitu memelihara diri dari siksaan ALLAH, dengan mengikutisegala perintah-perintah-NYA, dan menjauhi segala larangan-larangan-NYA. Taqwa adalahaktif, bukan pasif. Taqwa adalah action, bukan passion. Selain daripada itu pasti bukan taqwanamanya, melainkan “tawwa” yaitu tahu rebus yang lembut, dicampur gula dan air jahe, dandiseruput panas-panas.Secara jujur, kemenangan salah-satu permukaan mata uang adalah hal gaib, yang tidak dapatdijabarkan oleh panca indra, juga tidak dapat ditentukan sebelumnya oleh kita. Percayakepada yang gaib yaitu mengi’tikadkan adanya sesuatu yang maujud, yang tidak dapatditangkap oleh pancaindra, karena ada dalil yang menunjukkan kepada adanya, sepertiadanya ALLAH, Malaikat-malaikat, Hari Kemudian dan lain sebagainya.Jadi andaikata ada orang mengatakan bahwa ia pandai ilmu gaib, jangan lekas dipercaya,karena semua ilmu itu ujud, maujud dan hasilnya berwujud, lantas apanya yang ghaib. Jikaada orang mengatakan ia punya ilmu gaib, mungkin saja, karena yang ia miliki barangkalihanya sedikit ilmu jiwa, ilmu hayat (bioritmik), ilmu astrologi (cuaca), ilmu ramuan obat,sedikit ilmu racun, atau tidak punya ilmu sama-sekali, kecuali hanya bondo nekad.Jika kebetulan kita adalah wajah uang yang dimenangkan, sedangkan iman dan taqwa lamamenghilang, dendangkanlah kidung pendekar ludruk Cak Durasim: 118
Segelas Air | 119 ____________________________“Omah genteng dik saponono, cagak pilar laburen putih”.“Abot enteng dik lakonono, ne’ga’ kellar tinggalen mulih”.Sebaliknya kalau kita yang kalah, masih ada kidungnya yang lain, barangkali bisa menolong,agar kita tidak merasa sengsara, atau amat bersedih hati :“Tuku getu’ menyang Krembangan. Awa’ situ’ ilang-ilangan”. Tawakkal ?@ 119
Segelas Air | 120GARIBALDIRobinson Jeffers, pujangga Amerika membuat syair teka-teki. Apakah yang tidak menjadisemakin ringan? Jawabnya, kemenangan. Karena kita tahu bahwa setiap kemenangan adalahbeban, memerlukan kekuatan untuk mempertahankannya dengan kemenangan-kemenanganbaru, karenanya makin lama memang makin tidak pernah menjadi ringan.Seperti sebuah kemenangan, Hamka pernah menulis: “bahwa kebohongan adalah dosa yangbersambung, karena kebohongan harus ditutup pula dengan kebohongan yang lain”. Tetapikemenangan tidak selamanya segumpal dosa dan bukan pula seikat hakikat.“Siapa yang keringatnya mengalir paling deras, ia akhirnya yang dapat berlari paling keras”, sorak ____________________________sorai orang Yunani dahulu di Olympia. Di sanalah pertama timbulnya, bahwa kewenanganbisa bersumber dari kemenangan. Mirip bunyi hadis, lebih 2.000 tahun yang lalu Odysses yangYunani berkata: “Tidak ada kejayaan yang lebih besar bagi seorang manusia, kecuali apa yang telahdimenangkannya dengan tangan dan kakinya sendiri”.Orang Jawa lebih arif, tetapi mungkin lebih sulit: “Menang tanpo ngasorake”. Menang tanpaada yang merasa dikalahkan. Tanpa menghinakan pihak yang kalah. Menang tanpabertempur. Damai tanpa berperang. Semoga ini suatu citra, barangkali keinginan spirituil,agar pujangga Amerika itu tidak bertanya lagi: “How come”. Fantastic.Untuk meraih kemenangan, Napoleon menyuruh seluruh prajuritnya menyimpan masing-masing sebatang tongkat komando. Agar siapapun dapat dengan mudah kelak dinobatkanmenjadi jendral. Tetapi hasilnya hanya kematian sia-sia karena nekad. Dari perwira yang luka-luka, tidak seorangpun sampai menjadi jendral, kecuali dirinya. Napoleoan memenangkanperang, justru karena dapat mengalahkan prajuritnya sendiri.Di dalam Islam, secara klasik dinyatakan bahwa tidak ada musuh yang besar, tidak ada suatukemenangan yang besar, yang ada adalah hawa nafsu yang berakibat buruk yang mestidiperangi, tetapi nafsu yang baik tetap harus dimenangkan. Masih adakah nafsu yang baik?Boleh jadi.Dalam sejarah Italia, kemenangan besar bisa saja disebabkan oleh olok-olok. Dalampertempuran sengit di Sisilia, mengusir penjajah wangsa Habsburg atau Bourbon, 1860,seorang jendral dan pemersatu Guiseppe Garibaldi terkena lemparan batu. Iapun berserubahwa pasukan musuh telah kehabisan amunisi. Laskar baju merah mendengar itu lantaslebih berani lagi menyerbu, dan pertempuran jarak dekatpun berkecamuk. Musuh akhirnyatidak tahan, kalah. Sisilia jatuh. Beberapa bulan kemudian Italia menjadi satu. KarenaGaribaldi dan sebutir batu.Kemenangan bisa juga diakibatkan oleh hal-hal kecil, hal yang tidak pernah diperhitungkan 120sebelumnya, tetapi bahkan akhirnya yang paling menentukan. Misalnya, imajinasi, emosi,bahkan keangkuhan, bahkan kesamaan penderitaan dan bahkan hanya karena keinginan itu
Segelas Air | 121 ____________________________sendiri menggebu-gebu untuk menang. Di dinding ruang kerja seorang dokter hewan dariMinnesota, terpampang tulisan besar-besar, bukan untuk dibaca anjing, atau sapi, atau monyet: In all games, allways weigh the risks against the results. People take miracles for granted. They only remember you by your mistakes.@ 121
Segelas Air | 122 ____________________________ GUNUNG APIGunung api paling indah di Kanada adalah gunung Edith Cavell. Nama itu diberikan untukmenghormati jururawat Inggris, yang dihukum mati di hadapan regu tembak Jerman padatanggal 12 Oktober 1915 pagi hari. Edith Cavell dianggap bersalah karena menyembunyikan,memberi makan, dan merawat tentara Inggris dan Perancis yang terluka, di rumahnya diBrussel,. Ia menyelundupkan mereka ke Belanda. Ketika pendeta mendatangi selnya, untukmemberikan sakramen terakhir dan mempersiapkan kematiannya, ia berkata: “Saya sadar bahwapatriotisme saja tidak cukup. Saya tidak boleh membenci siapapun. Saya tidak boleh mendendamsiapapun”.Kita dapat memaafkan dan melupakan musuh-musuh kita. Peselisihan dan penghinaan yangkita alami tidak ada artinya dan akan terlupakan, jika kita curahkan segala perhatian kitauntuk maksud dan cita-cita yang lebih besar.Masih di masa perang dunia pertama, di sepanjang lembah Mississippi, tersiar kabar bahwaJerman menggerakkan dan menghasut orang Negro untuk berontak. Pendeta Laurence Jones,pendiri sekolah The Pine Wood Country School, yang Negro itu, dituduh menghasutbangsanya. Sekelompok orang kulit putih yang berada di luar gereja mendengar LaurenceJones berkhotbah. “Hidup adalah suatu perjuangan. Setiap putra Negro harus berani mengangkatsenjata dan berjuang agar dapat hidup lebih pantas”. Arm, yang bisa berarti lengan bisa juga berartisenjata.Mendengar kata berjuang dan senjata kelompok orang kulit putih itu marah dan malam itujuga berkeliling kampung mengumpulkan yang lainnya. Pendeta itu diikat dan diseret sejauhsatu mil. Ia disuruh berdiri di atas tumpukan kayu bakar yang mulai dinyalakan. Tiba-tibaseseorang berteriak, “Sebelum dibakar, suruh jahanam itu berpidato. Suruh ia berpidato”.Dengan tali gantungan melingkar di leher Laurence Jones berpidato demi hidupnya, demi cita-citanya. Ia lulus Univeritas Iowa tahun 1907. Karena kepandaiannya bermain musik ia populerdi kalangan mahasiswa. Ia ditawari seorang pengusaha hotel untuk bekerja di hotelnya. Iaditawari biaya untuk melanjutkan pelajaran musiknya. Semua tawaran itu ditolaknya.Setelah membaca riwayat hidup Booker T. Washington, hatinya tergugah. Ia memutuskanuntuk mengabdikan diri serta mengorbankan hidupnya untuk mendidik anak-anak Negroyang miskin dan terlantar. Ia pergi ke daerah yang paling terbelakang di Selatan, diMississippi. Di situ ia menggadaikan arlojinya seharga $1.65. Dengan modal itu ia mulaimembuka sekolah di tengah hutan yang pohonnya sudah ditebangi. Ia menggunakan tonggakkayu cemara sebagai bangku dan meja. Laurence Jones berceritera kepada kelompok orangkulit putih yang marah, yang siap menggantungnya, betapa ia dengan susah payah telahberusaha mendidik anak-anak Negro yang miskin, yang tidak pernah mengenal sekolah, danmelatihnya agar menjadi petani, menjadi tukang, jurumasak atau pembantu rumah tanggayang baik. 122
Segelas Air | 123 ____________________________Ia juga berceritera tentang orang-orang kulit putih yang baik hati, yang telah membantuperjuangan serta usahanya. Orang-orang kulit putih tersebut memberikan sumbangan berupatanah, kayu, babi, lembu serta uang untuk menyelenggarakan pendidikan di sekolah The PineWood Country School (sampai hari ini sekolah itu sangat terkenal di Amerika Serikat).Laurence telah berbicara dengan tulus hati, bukan untuk membela dirinya, melainkan demicita-citanya. Orang-orang kulit putih yang mengerumuninya menjadi lunak. Akhirnya seorangtua, veteran tentara Konfederasi, di tengah-tengah mereka berkata:”Saya percaya, yang dikatakanorang ini benar. Saya kenal orang-orang kulit putih yang ia sebutkan namanya. Orang ini telah berjasabesar. Kita keliru. Seharusnya kita memberikan bantuan kepadanya bukan menggantungnya”.Veteran itu membuka topinya dan menyusup di antara orang banyak untuk memintasumbangan dari mereka, dan ia berhasil mengumpulkan uang sebanyak $52.40 dari orang-orang kulit putih yang semula akan membakar dan menggantung pendiri sekolah desa itu.Di kemudian hari ketika kepadanya ditanya apakah ia tidak dendam atau benci kepada orang-orang yang menyeretnya ke jalanan dan hendak menggantungnya itu, ia menjawab:” Saya tidakpunya waktu untuk bermusuhan. Saya tidak punya waktu untuk mendendam. Tidak ada orang yangdapat memaksa saya untuk merendahkan martabat diri saya agar membenci orang lain”.Bila kita membenci musuh kita, berarti kita telah memberikan kekuatan kepadanya untukmenghancurkan diri kita. Menghancurkan nafsu makan kita, tidur kita, dan kesehatan kita.Musuh akan menari dengan gembira jika tahu bahwa kebencian kita terhadapnya dapatmembuat kita sedih, lemah, kacau, rusak dan memperpendek umur. Rasa benci kita tidakakan melukai hatinya. Justru hasil kebencian kitalah yang dapat menutup kebahagiaan kita,dan mengubah suasana siang dan malam menjadi siksaan bathin yang mengerikan sepertineraka.Mungkin kita tidak begitu rela mencintai musuh kita, tetapi demi kesehatan dan kebahagiaan,sebaiknya kita mengampuni dan melupakannya. Mungkin kita tidak dapat mencintai musuhkita, tetapi paling sedikit kita harus mencintai diri kita agar terlepas dari kesedihan. “Dirampokatau hati dilukai, tidak berarti apa-apa, kecuali jika kita terus menerus mengingatnya”, kata Khongcu.Jendral Eisenhower pernah bilang:”Saya tidak pernah semenitpun memikirkan orang-orang yangtidak saya sukai”. Orang bodoh tidak dapat marah, tetapi orang bijaksana tidak mau marah, katapepatah, yang disambung oleh Shakespeare:”Janganlah engkau menyalakan api terlalu besar untukmembakar musuhmu, agar engkau tidak ikut hangus karenanya”.Bernard Baruch, penasehat enam Presiden Amerika, Wilson, Harding, Coolidge, Hoover,Roosevelt dan Truman, suatu waktu ditanya apakah ia pernah gelisah atau bingung jikadiserang oleh musuh-musuh politiknya. Ia menjawab: “Tidak seorangpun dapat menggelisahkansaya. Tidak seorangpun dapat menghina atau mengganggu saya. Saya tidak mau diperlakukan sepertiitu”. Dan sebuah kalimat tertulis di meja kerjanya yang bersih:”Tongkat dan batu dapatmeremukkan tulang-tulangku, tetapi kata-kata tidak”.Sebenarnya kita juga demikian. Tidak ada orang yang dapat mengganggu atau menghina kita, 123kecuali kalau kita menghendakinya. Dua puluh abad yang lalu Epictetus berkata:”Padaakhirnya setiap orang harus menerima hukuman atas perbuatan-perbuatannya yang salah. Jika sesorang
Segelas Air | 124 ____________________________selalu ingat kepada hal itu, pasti ia tidak akan marah, tidak akan dendam, tidak akan mencerca, tidakakan menyalahkan, tidak akan melukai hati, serta tidak akan benci kepada siapapun”.Kita akan menuai apa yang kita tanam. Bahwa nasib mengharuskan kita untuk membayarkembali perbuatan jahat yang kita lakukan. Di seberang The National Portrait Gallery, diLondon, berdiri patung Edith Cavell, dan ucapannya yang kekal itu, tertulis di batu granit yangberkilat: “Saya sadar bahwa patriotisme saja tidak cukup. Saya tidak boleh membenci siapapun. Sayatidak boleh mendendam siapapun”.@ 124
Segelas Air | 125 GEORGE BERNARD SHAW ____________________________Dusta, sebagaimana halnya cinta, adalah perkakas umum, tidak manusiawi tetapi duniawi,perkakas yang universal. Dusta di mana-mana sudah menjadi semacam “social practice” belumlagi dengan alasan “pragmatic”.Di pedesaan Madura, cinta sering diutarakan sejujurnya, unik kedengarannya dalamkidungan: “Aku cinta kepadamu karena engkau tidak takut berjalan sendirian malam-malam. Akucinta kepadamu karena engkau tidak dusta membalas cintaku diam-diam”. Tidak seperti lagu cintasejuta, yang mendayu sejuta cinta, yang hampir tidak masuk akal. Cinta tidak harus masukakal, dan memang tidak perlu akal, kecuali barangkali seringkali akal-akalan. Cinta tidak perlulatihan, sedang dusta memerlukannya, begitu juga pengalaman.“Pengalaman adalah sebuah nama indah, yang acapkali diberikan kepada semua kesalahan, yang telahdiperbuat oleh seseorang”, kata George Bernard Shaw. Kita berdusta karena merasa salah, jarangkarena merasa benar. Ada juga dusta yang benar, tidak benar-benar dusta, tetapi tetapdianggap bersalah. Pengalaman tidak pernah berdusta.Ketika Islam merata di Jazirah Arab, tidak ada keaiban yang dapat meruntuhkan kehormatanseseorang kecuali dusta. Jika seorang muslim menjentikkan jari telunjuk dan jempol tangan,memanggil anak unta agar mendekat, dan ada muslim lain yang melihat, orang itu sudahdianggap dusta. Ia penipu, karena ia memanggil anak unta hanya dengan bunyi dan lambaiantangan, mengapa tidak menggunakan rumput segar, umpan kesukaan unta? Jangan coba-cobamenyuruh anak babi masuk kandang dengan menariknya, ia akan mogok, bahkan mundur.Tetapi jika kita mendorong kepalanya kuat-kuat lantas tiba-tiba melepaskannya, ia akannyelonong sendiri masuk kandang. Memanggil agar mendekat, menghimbau, tidak cukupdengan kata-kata atau bunyi-bunyian, menghimbau adalah perbuatan nyata, sebaiknyaberusaha dengan suatu cara, dan menyisakan sedikit “kesukaan-kesukaan” orang yangdihimbau.Karena dusta, cinta dan benci hanya perkakas, ahlus-sunnah meriwayatkan, Rasulullah pernahberkata: “Jika engkau mencintai seseorang yang memang seharusnya engkau cintai, maka cintailah diadengan sebaik-baiknya, karena siapa tahu kelak engkau dan dia akan berbalik menjadi saling membenci.Jika engkau membenci seseorang yang memang seharusnya engkau benci, maka bencilah dia dengansebaik-baiknya, karena siapa tahu kelak engkau dan dia akan berbalik menjadi saling mencintai”.Agaknya kita diminta agar tidak berlebihan menggunakan perkakas, agar tidak aus, tidaktertelan perkakas.Albert Einstein dan Bernard Shaw, mempunyai sosok dan wajah yang jauh dari gagah, tetapidikarunai otak yang cemerlang. Ketika Bernard Shaw dijamu makan malam dikalangan parabangsawan Inggris, seorang nyonya yang amat rupawan berseloroh tentang keburukan wajahBernard Shaw: “Tuan Shaw, umpama kita saling mencintai, kita akan menjadi pasangan yang serasi.Anak-anak yang lahir akan mewarisi keunggulan kita berdua: mereka akan pintar seperti Tuan, dan 125
Segelas Air | 126 ____________________________cantik rupawan seperti saya”. Dengan tersipu Bernard Shaw menjawab: “Betul juga kata Nyonya,tetapi bagaimana jika Allah justru menghendaki sebaliknya: anak itu buruk seperti saya, dan berotakbodoh seperti Nyonya “.Kitapun sering bimbang, siapakah sebenarnya yang berkata, Albert Einstein ataukah BernardShaw. Tetapi agaknya tidak menjadi soal, karena yang terpenting bagi sebuah himbauan yangtidak dusta, adalah: THE SONG, NOT THE SINGER .@ 126
Segelas Air | 127 ____________________________ GUSTAV IIIKopi yang dikenal, yang sekarang dianggap barang lumrah, memang berasal dari tanah Arab,dari “qahwah”. Dahulu banyak diminum kaum sufi agar betah melek, betah berdzikir. Tetapiminuman berkhasiat ini pernah dianggap sebagai ramuan setan oleh sebagian pemimpinagama dan negara di Eropah.Dr. Nurcholish Madjid mengutip kisah Raja Gustav III dari Swedia yang pada abad ke 18 yakinbahwa kopi yang diperkenalkan orang Arab itu racun. Untuk membuktikan ia hukum seorangpembunuh agar minum kopi setiap hari sampai mati. Sebagai perbandingan, seorangpembunuh yang lain diampuni tetapi dengan syarat harus minum teh. Dua orang dokterditunjuk untuk mengawasi, siapa yang mati terlebih dahulu. Ternyata dokter-dokter itu yangmati terlebih dahulu, sedangkan Raja Gustav III sendiri bahkan terbunuh tahun 1792, masihdalam usia muda. Setelah bertahun-tahun, salah seorang pembunuh itu ternyata mati padaumur 83 tahun, yaitu yang biasa minum kopi setiap hari, sedangkan yang minum teh, karenaajal, mati jauh sebelumnya.Ketika Raja Faisal dari Saudi Arabia memperkenalkan radio kepada rakyatnya, ia mendapattentangan keras yang tidak disangka-sangka dari alim ulama. Mereka tidak saja menolakkehadiran alat komunikasi modern, bahkan menganggap radio itu hasil perbuatan setan. Manamungkin benda mati bisa mengeluarkan suara kalau tidak ada ruh, tidak ada setan didalamnya. Ketika Raja Faizal lantas memerintahkan menyiarkan ayat-ayat Al Qur-an, paraulama mulai menunjukkan sikap positip. Mereka berpikir, sebuah benda yang dapatmelantunkan suara-suara dari Kitab Suci, mustahil bikinan setan. Bukankah semua setan akanlari terbirit-birit jika mendengar bacaan ta’awwudz: ”audzubillahiminassyaitonirrojim?”Bukankah setan mustahil mau bersusah payah menyuarakan Kalam Ilahi ?Ketika tahun 1969 astronot Amerika berjalan-jalan di bulan, ada beberapa ulama di Maduraribut. Agaknya mereka sudah lupa membaca surah Ar-Rakhman (33): “Hai jama’ah jin danmanusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka tembuslah(lintasilah), kamu tidak (akan) dapat menembusnya (melintasinya) melainkan dengankekuatan”. Hal diatas sebenarnya bisa dihubungkan dengan pepatah Arab yangmengatakan: “Al-nas a’duu ma jahilu - Manusia (pada umumnya) adalah musuh apa saja yangtidak dipahaminya”. Sebagaimana halnya dengan etos para ulama:”Al-muhafadhah ala al-kadim al-shalih ala wa al-akhadz bi al-jadid al-ashlah - Memelihara yang lama yang baik, danmengambil yang baru yang lebih baik”. Surah Al-Israa’ ayat 37, menyatakan: “Dan janganlahkamu mengikuti sesuatu yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya”.Kita memang dilarang membebek, membeo, mengikut tanpa akal sehat. Tidak mengikut,tidak berarti lantas tidak menerima dengan hati-hati. Tidak mempunyai pengetahuan, tidakberarti lantas tetap ingin menjadi bodoh. Tidak tahu tidak berarti anti, lantas enggan berfikirenggan bertanya. 127
Segelas Air | 128 ____________________________Konon ada kisah Syekh Abdulkadir Jaelani selepas tahajjud bermimpi melihat langit terbelah,ada cahaya amat terang dengan tulisan Allah, dan terdengar suara: “Hai Abdulkadir,sesungguhnya ibadahmu sudah cukup dan amalmu sudah penuh. Engkau pasti masuk sorga,berhentilah beribadah, berhentilah berbuat baik”. Syekh Abdulkadir tersentak berteriak:“Enyah engkau setan, engkau bukan Allah, mustahil Allah menyuruhku berhenti dari apa yangtelah diperintahkan-Nya”.Manusia selamanya dalam keadaan terperdaya (ghurur): dengan hal lama yang tetapdianggap baik, kadang dengan hal baru yang telanjur disangka buruk. Akan tetapi bisa jugaterjadi bahwa suatu ketakutan atau kesulitan kadang-kadang bersumber dari ketidak-pedulian,kurangnya ilmu.@ 128
Segelas Air | 129 HIPPOCRATES ____________________________Ketika Plato bertanya kepada Aristoteles sang murid, apakah cita-citanya, ia jawab: “Dokter”.Ucapan spontan bakal filsuf akbar ini terlontar bukan karena ayahnya kebetulan seorangdokter, atau karena Hippocrates bapak kedokteran, yang berolok-olok lewat BenyaminFranklin bahwa: “Tuhan menyembuhkan, dokter yang terima rekening”.Mungkin Aristoteles sudah paham bahwa hanya para dokter, yang lebih maklum bagaimanacara menguasai hidup, dan dari padanya dapat menarik manfaat yang besar. Seorang dokterdikatakan berhasil jika ia bukan hanya mengisi hari-harinya sarat dengan prestasi, tetapi jugaia harus bisa menyenangkan. Kejadian yang tidak terduga, kadang bisa menggembirakan, bisamenyusahkan, atau menggagalkan suatu rencana, dan dokter, siap dengan alternatip, siagadengan dialektika.Dalam Ethica Nicomachea, Aristoteles yang bukan idealis, mengatakan bahwa dokter tidak“merawat penyakit”, tetapi “merawat yang sakit”, yaitu pasien khusus dengan komplikasinyasendiri. Tidak akan ada dua pasien, kendatipun mempunyai penyakit yang sama, benar-benarmemiliki keadaan yang serupa. Seorang dokter harus mempelajari berbagai definisi serta cara-cara umum untuk menghadapi penyakit yang berbeda: suatu tahap awal dari ilmupenyembuhan.Kombinasi antara teori umum dan observasi khusus, menjadikan ilmu kedokteran tidaksemata pengetahuan, tetapi juga seni, yang di dalam masyarakat Athena merupakan cabangpenyelidikan ilmiah pertama, dan yang sepenuhnya modern. Hippocrates sang legenda,meletakkan landasan bahwa: “Dokter adalah seorang yang empiris dan pragmatis. Dan ilmukedokteran adalah semangat keilmuan yang sejati, yang menekankan kepada adanya hubungan sebabakibat yang permanen, dan pentingnya observasi yang luas dan seksama, atas fakta-fakta medis”.Berlawanan dengan pekerjaan dokter, adalah “orang kebanyakan” (rakyat) yang memerlukanpelayanan dan keadilan. Homerus penganjur retorika berkata: “Rakyat harus belajar berbicaradengan jelas, dan berargumentasi dengan bagus, agar kepentingannya terlindungi dalam peradilan dandalam majelis”. Alatnya ialah retorika, caranya ialah memulai dengan memahamikecenderungan alami jiwa manusia dan hubungannya dengan sifat Ketuhanan, dan harusmampu menangkap keberadaan kilasan bentuk ideal, yang kadang auh dan yang tidaknampak.Namun Socrates meragukan retorika (kecakapan berbicara), “yang jika disalah gunakan bisaberbahaya, seperti sikap menjilat atau membujuk. Retorika bisa memuaskan segelintir orang, denganmengorbankan nasib orang banyak, demi kepentingan sendiri”. Aristoteles menyanggah: “Kalaudikatakan bahwa retorika yang disalah gunakan dapat mendatangkan bahaya besar, maka semua halbaikpun dapat mendatangkan bahaya yang sama. Retorika tetap berguna sebab yang benar dan yangadil, lebih unggul dari kebalikannya. Yang benar dan yang lebih baik, lebih mudah dibuktikan dan lebihgampang diyakinkan”. 129
Segelas Air | 130 ____________________________Secara alami manusia memiliki kemampuan yang memadai untuk menerima setiap kebenaran,dan dengan mudah mendapatkannya. Secara alami manusia memiliki kekhawatiran-kekhawatiran dan impian. Silogisme dialektika dimulai dari proposisi yang diyakini selalubenar. Silogisme retorika dimulai dari proposisi yang diyakini sebagai mungkin, walaupuntidak selamanya benar.Manusia tidak harus bermufakat atas dasar sesuatu yang pasti, kadang yang tidak pasti. Danpertimbangan yang diambil tidak lebih dari probabilitas. Dan kitapun yakin: tidak ada tindakanmanusia, yang tidak dapat dielakkan.@ 130
Segelas Air | 131 ____________________________ LIANG SHANBO dan ZHU YINGTAIMencintai, adalah meletakkan kebahagiaan kita ke dalam kebahagiaan orang lain. Oleh karenaitu, mencintai tidak lantas berarti saling pandang memandang satu sama lain, akan tetapibersama-sama melihat ke suatu tujuan yang lebih nyata. “Seorang pengecut tidak akan pernahmampu menunjukkan rasa cintanya, karena cinta hakikatnya adalah hak istimewa para pemberani”, kataMahatma Gandhi. Takut mencintai adalah takut hidup, yang takut hidup biasanya separuhmati.Seperti Romeo dan Juliet, Pranajaya dan Layonsari di Bali, Roro Mendut dan Pronocitro diJawa, Bang Sacara dan Ragapadmi di Madura, ada Kaiz dan Laila Majnun (dibawah pengaruhjin) di jazirah Arab, Laila di waktu senggang konon biasa berdangdut:”Engkaulah hidupku, danrohku. Engkau cemerlang dalam pemandanganku. Wahai Yang Maha Pengampun, Engkaulah pelipurlara bagi kaum yang percaya“. Kasidah itu pasti bukan untuk Kaiz, tetapi lagu puja cinta kepadaAllah, karena kita tahu: melulu mencintai seseorang, biasanya hanya berakhir dengan tragedi.Seribu tahun yang lalu, di jaman dynasti Tang ada tragedi yang sama, yaitu percintaan LiangShanbo dan Zhu Yingtai, di negeri ini disebut Sampek dan Engtay. Semua kisah cinta sepertiitu biasanya berakhir dengan kematian, sebab adanya campur tangan penguasa atau keluarga.Konon kisah sedih Sampek dan Engtay lebih indah, karena konon pula kabarnya sesudah matipenasaran, keduanya bisa menari-nari menjadi rama-rama.Bukan rama-rama yang menyentuh hati saya, tetapi dialog dan monolog dari Sampek danEngtay, karena ketika masih anak-anak, saya nonton kisah ini dipentaskan oleh perkumpulanludruk di Sumenep yang para pemainnya adalah kusir dokar, becak dan cikar. Saya tetap ingatkarena Sami’uddin, kusir dokar yang kekar, bisa juga menjadi Engtay.Di sebuah taman yang sunyi, karena dekornya memang hanya selembar kain layar kasar,Engtay dalam bahasa Madura, berkata terbata-bata: “Engkoh Sampek, cinta adalah bulat dangenap. Ibaratnya adalah angka 10 dan jumlahnya 10 pula. Jika engkoh Sampek 5, saya juga 5, agarberjumlah 10. Jika engkoh Sampek hanya 4 biarlah saya yang 6, pokok menjadi 10. Jika engkoh Sampekhanya 3 biarlah saya yang 7, bahkan kalau engkoh Sampek hanya punya 1 biarlah saya yang 9, engkohSampek, asalkan menjadi 10, engkoh Sampek”, rintihan tangis Engtay.Dalam mencintai Maha Pencipta kita tidak memerlukan angka-angka, karena Allah pasti akanmemberi semuanya hingga menjadi genap 10. Bisakah kita mungkir bahwa Allah MahaPengasih, Maha Penyayang, dan Maha Pencinta? “Sebelumnya saya tidak pernah tahu bagaimanacara beribadah, sampai saya tahu bagaimana cara mencinta”, kata H. W. Beecher. Percintaan yangditumbuhkan oleh sebab segala macam kecantikan, sama halnya dengan kecantikan itusendiri, ia hanya akan cepat musnah. Mencintai yang fana adalah menyadari bahwa semuanyapasti berubah. 131
Segelas Air | 132 ____________________________Sulit dipastikan, apakah sebenarnya yang dapat memberikan kebahagiaan, jika kemiskinanbahkan kekayaanpun bisa gagal? Mencintai (apapun juga) itulah barangkali sumberkebahagiaan. Mengisi waktu-waktu luang dengan pekerjaan, itulah barangkali kebahagiaan.Mencintai pekerjaan adalah mempertaruhkan kebahagiaan kita di dalam pekerjaan itu. Akanlebih bahagia lagi jika kita tidak terlalu meminta penilaian, tidak terlalu menghitung untungruginya. Jika yang kita kerjakan hanya memberikan nilai 3, biarlah kita berikan kepadapekerjaan itu nilai 7, agar menjadi 10. Menjadi 10, angka yang sempurna, menujukesempurnaan, kata Sami’uddin, kata Engtay.Jika Sampek dan Engtay bisa menjelma menjadi rama-rama, lantas akan menjadi apakah kita,jika sekiranya hidup kita di dunia ini tanpa cinta, tanpa amal perbuatan yang baik, dan yangnyata?@ 132
Segelas Air | 133 ____________________________ LOUISA MAY ALCOTTSaling mencinta, bukanlah suatu jaminan untuk merasakan saling berbahagia. Untukkebahagiaan selalu ada perbuatan pilihan yang kadang amat pribadi. Untuk cinta,sebagaimana halnya untuk kepercayaan, tidak ada pilihan lain kecuali percaya ataukah tidakpercaya. Louisa May Alcott yang penulis, berkata: “Sometimes a man (woman) love with a woman(man), but happy with another”. Setidak-tidaknya di dalam kehidupan ini pasti ada satu orangyang selalu memikirkan kita, yang memperdulikan kita, yang juga selalu kita fikirkan.Sementara itu, merasa berbahagia sangat mudah, seperti ucapan banyak orang:”kebahagiaandapat tumbuh dan berkembang di mana-mana, dan sarana untuk menyuburkannya hanya berada didalam hati sanubari kita”. Kita bisa merasa berbahagia selama kita tidak memberi kesempatankepada datangnya kesedihan.Kebahagiaan bukanlah benda, bukan pula sejenis keberadaan, tetapi rasa. Kesedihan kitabeberapa tahun yang lalu, kalau kita kenang sekarang agaknya bukan kesedihan lagi, bahkandapat berubah menjadi keharuan, rasa bangga, dan karenanya kitapun bisa merasakan sebagaisuatu bentuk kebahagiaan baru. Kesedihan karena penderitaan, dan kebahagiaan, agaknyasama-sama bersumber dan bermuara kepada yang amat rahasia, terkadang kita terisak karenasedih, tetapi kita bisa juga menangis karena merasa berbahagia, walaupun sejenak.Orang Eskimo, pada malam musim dingin yang panjang, mempunyai cara unik untukmenangkap serigala liar. Beberapa pisau tajam bermata dua yang sudah diolesi darah, ditanamdalam salju dengan bagian runcingnya tegak lurus. Serigala yang lapar akan datang danmenjilati darah pada pisau-pisau itu. Tetapi karena rakus, lidahnya menjadi terluka, sehinggaakhirnya tanpa disadari justru serigala itu menjilati darahnya sendiri, terus menerus, yangmengucur dari luka-lukanya, dari tubuhnya. Demikian ketagihan, nikmat dalam memuaskanrasa lapar, tanpa berhenti, tidak perduli lagi, tidak bisa membedakan mana yang darahnyasendiri dan mana yang darah binatang lain. Dan keesokan harinya, orang-orang Eskimo akanmenemukan serigala-serigala yang sudah mati karena kehabisan darah, meskipun perutnyamungkin penuh dengan darah, darahnya sendiri, darah yang nikmat yang dihirupnyasemalaman.Kita sering mengejar kebahagiaan, tanpa mengingat akibat yang bisa terjadi, yang biasadialami oleh serigala-serigala malang di dekat igloo orang-orang Eskimo, dan kitapun seringlupa. Kita beruntung dan patut bersyukur jika kita dapat memetik pelajaran baik, dariperjalanan hidup, tanpa sedikitpun menderita kesulitan, dari pengalaman orang lain, tanpamerasa sedih.Louisa May Alcott, di dalam salah satu bukunya, ketika ditanya mengapa ia tidak tampaksedih mendengar kekasihnya gugur di medan perang barat: “I am smiling, to keep from crying”.Aku (selalu) tersenyum agar jangan sampai aku menangis. 133
Segelas Air | 134 ____________________________Dari beberapa kejadian yang kita alami, yang dihadapi oleh orang lain, akhirnya kita sadarbahwa ternyata kita sendiri hanyalah - manusia biasa. Cinta memang tidak dapat menjaminsegalanya, kecuali barangkali, cinta kita yang ikhlas, cinta kita kepada Tuhan. Manifestasinyabisa sulit, mungkin juga tidak: “Selama kita masih merasa sebagai manusia biasa, di sanalah terletakbentuk keikhlasan cinta, keimanan kita, jalan kita kepada Tuhan”. Rainer Maria Rilke bernyanyitentang Tuhan, ia berbisik dalam sajak:”Tuhan, arti keberadaan-Mu adalah kerendahan hati”.@ 134
Segelas Air | 135OSCAR WILDEKeledai bukan binatang malang, ia hanya bodoh. Tetapi orang Belanda yang tidak pernahmemiliki keledai, berpepatah: “Keledai sekalipun, tidak akan menabrakkan kaki untuk yangkedua kalinya kepada batu yang sama”. Keledai mempunyai naluri untuk melawan perintah,bukan Pemerintah, karena itu ia dianggap binatang bodoh. Ia tidak punya cara lain untukmenyalurkan aspirasinya, kecuali menendang dan mengeluh. Ia tidak punya gagasan bahwauntuk menyenangkan diri sendiri, terlebih dahulu harus menyenangkan diri orang lain. Karenaitu ia tidak bisa menjadi pemimpin, di hutan ataupun dalam peperangan.Kalaupun ia menjadi pemimpin, paling banter ia hanya bisa memerintah atau menghukum, ____________________________karena begitulah yang biasa ia terima. Karena kuatir, ia akan menghambur-hamburkan hadiah,karena memang begitu obsessi dirinya, menerima imbalan. Ia tidak akan seperti Sun Tze, yangberkata: “untuk memelihara semangat prajurit, seorang jendral tidak boleh menghukum jika tidakberani memberi hadiah, tidak boleh memberi hadiah jika tidak berani menghukum”.Kitab Pancatantra karangan Visynu Sharman di India, juga berceritera tentang keledai. Adaseekor keledai yang sangat takabur, yang membanggakan garis keturunannya, karena iamemang cucu kuda jantan tunggangan sang raja. Ia senantiasa mencanangkan keunggulannyakarena ia memang lahir di kandang dekat istana. Kakeknya berkali-kali menang berperang,bagai pahlawan dan perwira, berpakaian serba gemilang. Pokoknya tidak ada nama yang lebihcemerlang tercatat dalam kronik negara, dan ialah yang mewarisi segala keharuman. Mewarisisegala kebanggaan. Tetapi lantaran keledai itu kurang berguna di istana, maka dijuallah iakepada seorang pedagang. Dan oleh sebab merasa tinggi derajadnya, tingkah polahnyamenjadi tidak patut, hingga lenyap manfaatnya dan akhirnya iapun dijual lagi kepada seorangpetani. Terpaksa ia kini membanting tulang, bersimbah peluh, mengisap debu. Dan setelahterlambat, barulah ia ingat, bahwa dari pihak ibu, asalnya ternyata hanya keledai biasa.Masih dalam kitab Pancatantra: ketika manusia yang pertama menjumpai keledai, ia melarikandiri karena gentar melihatnya, orang yang kedua mendekati, dan orang yang ketiga sudahberani memasang kekang di mulutnya. Akhirnya ia menjadi milik sehari-hari, menjaditunggangan sehari-hari. Apa-apa yang dahulu kelihatan sangat dahsyat dan aneh, lambat launakan menjadi lazim, bahkan remeh, jika kita sering bergaul dengannya.Dua ekor keledai ditugaskan mengawal pantai, dari jauh keduanya melihat sesuatu terkatung-katung di permukaan laut. Yang pertama melaporkan bahwa ia telah menampak sebuah kapalperang. Makin dekat, yang kedua menyatakan bahwa itu hanya sebuah bahtera. Yang pertamamengoreksi, bukan bahtera tapi layaknya sebuah perahu. Makin dekat, laporan-laporansebelumnya cepat disanggah, bukan perahu, bukan bahtera, bukan pula kapal perang, tapipasti sebuah barang. Akhirnya ternyata bahwa benda itu hanyalah kepingan kayu yangmengambang.Saya kenal beberapa orang yang mudah dikenang. Dari jauh mereka masih boleh dipandang 135dan kelihatannya amat terpandang. Akan tetapi setelah didekati, ternyata biasa-biasa saja,manusia biasa, bahkan sama-sekali tidak ada tampang.
Segelas Air | 136 ____________________________Oscar Wilde, bukan sebangsa keledai, ia pemikir dan penyair, orang besar pada jamannya.Sebait syairnya, tersimpan rapi dalam laci meja tulis saya: “Two men look out from prison bars, onesaw the muds the other saw the stars. Oscar Wilde mengajarkan bahwa hidup akan lebihbermakna, seandainya kita selalu ingat untuk memberi titik positip dalam memandangnya.@ 136
Segelas Air | 137 ____________________________ SENECASuatu siang yang terik di tengah pasar Agora, Socrates mencegat Critobolus orang yang palingmakmur di Athena, seorang konglomerat pada jamannya. Seperti kebiasaannya serta merta iamengajak Critobolus mulai berdebat. “Hai Critobolus, menurutmu siapakah yang lebih kaya diantara kita berdua?” Ketika Critobolus masih bingung, Socrates melanjutkan: “Akulah yang lebihkaya, karena kebutuhanku tidak banyak, dan keinginanku sangat sedikit”.Socrates melihat kekayaan dari perbandingan intensitas kebutuhan dan pemuasan kebutuhan.Socrates menilai suatu kekayaan dari seberapa banyak yang masih kita ingini, dibandingkandengan seberapa banyak yang sudah kita miliki.Lao Tze di Cina pada saat yang hampir bersamaan sedang membaca syair Tao Teh Ching dihadapan Chuang Tze sang murid:”Buatlah cendela-cendela dan pintu-pintu dalam rumah yangengkau bangun, tetapi kegunaan sebuah rumah hanya tergantung kepada ruangan kosong yang terletakdi antara dinding-dinding”. Kegunaan sesuatu dalam kehidupan ini tergantung dari adatidaknya kearifan di dalamnya.Seribu tahun setelah kedua kejadian di atas, seorang muallaf Madinah yang papa mendatangiRasulullah:”Ya Rasulullah, saya mempunyai tetangga kaya. Ia muslim seperti saya, rajin beribadahseperti saya, tetapi amalnya pasti lebih sempurna dari saya karena ia amat gemar berinfak, ber-qurban,menyantuni ibu bapa dan anak yatim, memberi makan musafir dan fakir miskin, menafkahkan hartanyapada jalan Allah, dan memerdekakan budak-budak”:”Baiklah, jika engkau ingin agar amalmu samadengan amal tetanggamu, bacalah Subhanallah, Alhamdulillah, Allahu Akbar masing-masing 33 kaliselepas sembahyang”, jawab Rasulullah. Selang seminggu kemudian muallaf itu datang lagitergopoh-gopoh. “Ya Rasulullah, ternyata tetangga saya membaca juga seperti yang Rasulullahajarkan”. Mendengar kata muallaf itu Rasulullah tersenyum lebar, hingga terlihat kedua gigiserinya.Sampai sekarang saya belum mengerti apa makna senyum lebar Rasulullah. Senyum,mengapa kita mesti membandingkan amal-amal kita dengan amal orang lain. Senyum, ketikapersaingan dihalalkan, yang merupakan benih kapitalisme. Ketika penghasilan kita mestidiukur dengan pendapatan tetangga, ketika sekolah anak, mobil, bahkan mengatur kebunpunharus dibanding dengan milik jiran. Kita merasa berkecukupan asalkan yang dimiliki tetanggatidak lebih dari kita.Kekufuran sangat dekat dengan kefakiran. Betul, jika fakir di sini tidak saja berarti orang yangmiskin tetapi yang menurut Socrates berarti orang yang keinginannya terlalu banyak, yangkebutuhannya tidak terbatas, yang tamak, tidak malu merampas hak, maka darinya kekufuranpasti akan mendekat. Melampaui batas kecukupan, adalah kemiskinan yang tidak ada habis-habisnya. 137
Segelas Air | 138 ____________________________Niscaya memang ada benarnya bahwa salah satu hakekat dari agama ialah agar manusiahendaknya dapat hidup sedemikian rupa, sehingga kebahagiaannya tidak begitu tergantungkepada benda-benda jasmaniah. Merasa puas, mensyukuri setiap nikmat, bisa berarti bahwamanusia harus berfikir positip, dengan memandang sekeliling: hanya sebagai rakhmat belaka.Ayat 7 Ar-Rakhman bukan teka-teki: “Allah membentangkan langit dan menjaga keseimbangandimuka bumi. “Adakah agama yang sengaja menurunkan aturan, agar kehidupan ini menjadisempit ? “Jika kita merasa belum puas dengan apa yang telah kita miliki sekarang ini, maka kita tidakakan pernah merasa puas, sekalipun seluruh dunia ini telah kita miliki”, kata Seneca.@ 138
Segelas Air | 139SHIH HUANGTIAnugerah tidak selamanya berarti pahala, bisa juga kutukan, bisa ujian atau mungkin juga ____________________________cobaan hidup. Ketika Midas yang raja turun dari gunung Olympus, ia tersenyum, karenaranting yang ia sentuh tiba-tiba menjadi emas. Ia makin gembira ketika pohon, batu, yang iaraba berubah jadi emas. Ia baru saja mendapat anugerah dari Dewa Zeus, dewa mitos orangYunani. Seluruh pintu dan perabotan istananya menjadi emas, bahkan beberapa menterinyayang tidak luput dari sentuhannya, terbelalak matanya menjadi emas. Akan tetapi ketika iaakan kencing, dan ingin makan karena lapar, barulah ia sadar bahwa anugerah yang ia terima,ternyata suatu kutukan, karena Midas terkenal sangat tamak akan harta; apapun yangdisentuh menjadi emas.Kaisar Shih Huangti, sang penakluk, pemersatu seluruh daratan Cina pada tahun 221 SM,mempunyai seorang jendral pintar dan gagah perkasa, yang dengan mudah membuat negarakecil sekelilingnya bertekuk lutut. Kaisar akhirnya iri dan cemburu kepada jendral yang setiadan hampir tidak punya cacat dan kesalahan itu. Suatu waktu jendral itu dikirimi makananyang lezat-lezat, penuh lemak jenuh seperti babi, jerohan, bebek goreng, yang khusus dimasakdi dapur kaisar, sebagai anugerah. Ketika jendral yang konon berpenyakit darah tinggi,kolesterol dan asam urat menumpuk, menerima makanan itu, ia menangis sedih: “Oh, kaisarsudah tidak senang padaku, ia mengharap kematianku”. Setiap hari makanan datang, setiap haripula, karena setia sang jendral melahapnya sampai ludas. Jendral itu mati karena seranganjantung, karena sedih, berumur tidak lebih dari 33 tahun. Anugerah bisa menipu, bisa jugabikin celaka.Menurut R.V.C. Bodley, penulis buku The Messenger, suku bangsa pengembara Tuareg(Badwi) di Afrika Baratlaut hampir bisa membedakan mana yang pahala dan mana yangpetaka. Apabila sesuatu yang buruk terjadi, mereka akan berkata “Mektoub” sudah tertulis,memang ditakdirkan begitu. “Kismet” sudah nasib, apa boleh buat. Kita harus menerimakenyataan, betapa seringnya hidup kita ditentukan oleh nasib.Konon di antara suku itu belum pernah ditemukan penyakit jantung karena sedih, kecewaatau karena sakit hati. Mereka biasanya pasrah terhadap hal yang tidak mungkin dihindariatau dielakkan. Mungkin kata-kata Mektoub dan Kismet merupakan obat yang paling mujarabdaripada seribu obat penenang. Globalisasi, walaupun tempatnya berjauhan, Dr. RienholdNiebuhr di New York menulis: “Oh Tuhan, berilah saya kekuatan untuk menerima sesuatu yangtidak dapat dirubah, berilah saya keberanian untuk merubah apa yang dapat dirubah, dan berilah sayakebijaksanaan untuk membedakan antara keduanya”.Bila bulan purnama, anak-anak Tuareg biasa melagukan kasidah merdu:Apabila Allah hendak menghinakan kehidupan seekor rayap,dimuliakan-Nya rayap itu dengan dua belah sayap,akhirnya ia terbang mencari api, yang membuat dirinya mati.Apabila Allah hendak memuliakan kehidupan seekor ulat, 139
Segelas Air | 140 ____________________________ dihinakan-Nya ulat itu menjadi kepompong, berhari-hari ia terkurung, akhirnya ia menjadi rama-rama, dengan indahnya ia terbang kemana suka.Ketika pada tahun 335 SM Shih Huangti terbaring sekarat, ia berbisik kepada anak-anaknya:“Betul kata Kong Hucu, kita tidak akan dapat melihat bayangan wajah kita di air yang mengalir, kitahanya dapat melihatnya di air yang diam”. Dan Shih Huangti yang gagah perkasa, memang lantasterdiam untuk selamanya, menyusul jendral-jendralnya.@ 140
Segelas Air | 141 ____________________________ SI-ATKebetulan saya dilahirkan di kalangan keluarga yang tidak terlalu biasa. Mengapa hal itu bisaterjadi saya juga tidak mengerti. Yang pasti sampai hari ini tidak ada satupun keistimewaanyang dapat saya peroleh, yang dapat saya rasakan manfaatnya, atau yang dapat sayamanfaatkan.Ketika saya kanak-kanak, di samping beberapa orang pembantu rumah tangga yang sudahberanak-pinak, hampir setiap hari dari desa-desa yang jauh datang beberapa orang untukbekerja apa saja di rumah. Ada yang mengurus kuda, membersihkan halaman dan kebun,memperbaiki atap rumah yang bocor, mengapur dinding membantu memasak, bahkan adayang datang hanya untuk berkabar-kabar. Mereka datang tanpa diundang, tanpa dibayar dansejak dari kakek-neneknya dahulu konon memang sudah demikian.Salah seorang dari mereka bernama Si-at. Ia berbadan paling kekar sehingga dengan mudahsaya dapat duduk di lehernya yang telanjang sewaktu ia menyiangi kebun, bahkan ketikasedang menanam bibit kelapa semua adik saya yang berjumlah lima orang itu disuruhnyanaik keatas punggungnya, agar kelapa itu kelak berbuah lebat, katanya.Di samping badannya yang kekar, kerjanya yang kuat, Si-at selalu makan dengan nikmatwalaupun lauk untuk mereka hanya sayur daun kelor, garam dan lombok yang digerus dansepotong ikan laut. Setiap ia makan saya khusus duduk di tanah di sampingnya, untuk melihatbetapa lahap ia menyuap nasi campur jagung hingga matanya berbinar-binar, mulutnyamendesis-desis kepedasan napasnya terengah-engah karena suapannya yang besar dan cepat.Saya pernah bertanya mengapa ia bisa makan begitu banyak dan begitu nikmat sedangkansaya dengan lauk yang lebih baik tidak pernah merasakan kenikmatan seperti dia. Dengantersenyum-senyum model desanya ia menjawab: “Wong sampeyan tidak pernah lapar den, manabisa makan terasa enak”.Lain halnya dengan Addul kusir kami. Ketika saya tanya apa cita-citanya apa keinginannyadan apa permohonannya kepada Tuhan, ia menjawab bahwa cita-citanya, keinginan danpermohonannya hanya satu yaitu agar kuda-kudanya cukup rumput setiap hari dan tidakngadat kalau dinaiki. Doanya terkabul, karena tiap pagi dan petang ia tidak lupa menyabitrumput.Setiap doa, setiap cita-cita pasti dikabulkan Tuhan asal cita-cita itu sederhana, masuk akal,untuk kepentingan orang banyak dan disertai dengan usaha dan kerja keras. Andaikata Addulyang buta huruf berdoa dan bercita-cita menjadi Bupati mungkin saja terkabul, tapi BupatiLudruk, atau ia akan gila dahulu dan baru dalam gilanya itu ia merasa menjadi Bupati.“Ahlul jannatul bahlu”, kata hadis Rasulullah, yang arti bebasnya bisa begini: “Sesungguhnyakebanyakan penghuni sorga itu adalah orang-orang yang berfikiran sederhana”. 141
Segelas Air | 142 ____________________________Kalau ingin makan enak sebaiknya laparlah dahulu. Nikmatnya air dingin terasa kalau sedanghaus. Bagaimana seseorang akan merasa bahagia jika ia tidak pernah merasakan kesedihan.Kesedihan yang kita alami membantu kita menjadi bijaksana, dan yang lebih pentingkesedihan itu akan membuat kita menjadi lebih kuat untuk menghadapi kesedihan lainnyayang bakal selalu datang. Si-at akan saya ingat, andai makanan yang saya kunyah tidak lagiterasa nikmat.@ 142
Segelas Air | 143 TRUNOJOYO ____________________________Inilah cuplikan sandiwara Trunojoyo, yang pernah dipentaskan tahun 1956 di S.M.A. NegeriPamekasan. Ia tidak berusaha mengejek sekeliling, karena ia merasa bukan yang terbaik. Iatidak berusaha membenci - karena semua sudah terjadi, tetapi kita harus berbuat, karenamerasa bukan yang paling tinggi. Ia mencoba berbicara kepada hati kita masing-masing,bahwa menjadi pahlawan lantas menjadi penghianat, atau sebaliknya, tetap menunggu urutan,lazimnya kadang dipergilirkan. Ia tidak meminta orang lain sependapat, tidak mengajarbagaimana seharusnya sesuatu dilakukan, atau tidak dilakukan. Ia bahkan sadar bukan sajakelemahan, kesempurnaan kadang tetap pada batasnya. “Selalu ada kemungkinan untuk kalah,meskipun kita tidak membuat kesalahan”.Di hutan Ngantang, di lereng gunung di Malang, ketika Trunojoyo dan sisa pasukannyaterkepung, ia bergumam: “Sebuah kejayaan masa silam dan pengalaman besar tidak lagi dapatmenjamin bahwa suatu golongan bisa menidakkan keyakinan golongan lain akan derajad serta hakmereka untuk tetap hidup”.Ia tidak kunjung jadi pahlawan, cuma dikenang.Dalam gelap malam yang berhujan, prajurit Mataram dan pasukan Kompeni pimpinan KaptenJonker hanya sejauh 3 pal dari kubu pertahanan mereka “Patih Singonagoro, ada persamaanderajad antara aku, Kompeni dan Mataram, tetapi di balik itu mengapa selalu ada perbedaan tingkatkekuatan dan pengaruh ?”.Ia sadar bahwa kesewenangan akhirnya tidak dapat bertahan, entah di pihak manakesewenangan lain kelak akan mampir. “Kita telah berjuang patih, kita telah berusaha, telahbertindak tanpa takut, juga akhirnya tanpa harapan, jika demikian halnya, sama saja bagi kita, menyerahatau tidak menyerah”.Bersamaan dengan jeritan kulik dan kuwu, yang kata orang Madura pertanda kematian, iatengadah setengah menangis: “Mestikah ketidak sempurnaan selalu menjadi kebenaran yangterakhir ?” Dahulu diam-diam orang mengaguminya bahkan menggantungkan harapan agaria menghancurkan kelaliman. Tetapi ketika kelaliman yang satu harus ditiadakan olehkelaliman yang lain, sesuatu menjadi pengulangan, lantas mereka tidak lagi mengacuhkannya.Kemana rakyat dan orang kecil yang dahulu setia mendukungnya? Sebagian memang sudahmati ketika sebagian lagi menghindarkan diri. Akhirnya rakyat akan meninggalkan setiapketamakan, keangkara-murkaan sang pemimpin. Karena rakyat atau petani bahkan tukangpukul, yang paling tahu: bahwa jika pemimpin mereka berjuang, merekalah yang terlebihdahulu terpijak, terinjak-injak. Mereka yang pertama, dan secara langsung, merasakanpahitnya setiap pertikaian.Trunojoyo memang seperti telah membuat sejarah. Kita tidak begitu jelas bagaimanaseharusnya menyebut namanya, atau menuliskan sepak terjangnya.Henri Pirenna, sejarahwanBelgia berkata: “Semua kisah sejarah sekaligus adalah suatu sintesa dan juga hipotesa Sintesa: karena 143
Segelas Air | 144 ____________________________menggabungkan fakta-fakta yang diketahui dalam satu keseluruhan yang padu. Hipotesa: karenahubungan antara fakta-fakta itu belum tentu dapat dibuktikan, sedang kita cenderung untuk memilihhipotesa yang paling menyenangkan hati kita”.Inginkah kita lebih menyukai dongeng di atas segalanya, juga di atas semangat dan kreativitaskita yang tentu lebih tahan lama? Kita telah lama terharu ketimbang gembira ketika dipedalaman Jawa anak-anak bermain di sawah sambil berdendang “Tiyet-tiyet Trunojoyo numbakceleng, lantas tiyet-tiyet Trunojoyo dikerangkeng”.@ 144
Segelas Air | 145 TIMUN BUNGKUK ____________________________“Jangan menjadi timun bungkuk”, hardik kakek saya. Timun bungkuk, karena ada atau tidak ada,biasanya tidak mempengaruhi penjualan, juga tidak dianggap bonus, karena ia tidak lurus.Timun bungkuk juga tidak dibenci, bahkan bisa diganyang duluan, karena memang tidakpernah masuk hitungan. Agaknya timun bungkuk memang bersinggungan, mempunyaihubungan rapat dengan petuah kakek saya: jika sendirian jangan menganggur, jika menganggurjangan sendirian.Timun bungkuk sebenarnya sudah berusaha untuk menjadi seperti tamu yangbaik, yang lazimnya jika datang tampak muka, jika pulang tampak punggung, yang jika hadirdianggap tidak berlebih, dan jika tidak hadir seperti masih ada yang kurang, sayangnya iatetap masih membungkuk.Memuliakan tamu hukumnya wajib, dan sesudah tiga hari baru sunnat, tanpa harusmembedakan tamu macam mana, hina atau dihormat. Ibnu Abbas pernah berkata:”Ada tigakewajiban terhadap tamu, yaitu bila ia datang, saya sambut dengan baik, saya persilahkan ia, dan sayadengar pembicaraannya dengan penuh perhatian”. Agaknya seperti urutan silaturakhmi yangdidahului dengan salam saling mendoakan, dilanjutkan dengan pertemuan dan pembicaraan,ditutup atau diteruskan dengan kesepakatan-kesepakatan. Silaturrakhmi bukan sekedarsanjang-sinanjang, bukan juga keperluan sesaat, sebab kalau hanya demikian, kata teman saya,itu kiat pemborong.Silaturrakhmi bukan satu-satunya kiat politik, karena bagaimanapun silaturrakhmi harusbebas dari caci-maki, dari sumpah-serapah. Namun dalam perjalanannya silaturrakhmimempunyai tujuan yang bisa lebih tinggi dari politik, yaitu memperpanjang umur danmemperbanyak rezeki, agar seseorang merasa berumur panjang, tidak merasa sepi, hari-harinya menjadi terisi. Agar seseorang merasa berkecukupan karena ada pembanding, adakenikmatan pengertian, satu sama lain.Sebaiknya seorang tukang politik memang seorang negarawan juga, agar lebih bermanfaat,dan lebih nyata jika berbicara atau berbuat, karena pernah disindir oleh James F.Clark:”Seorang politikus memikirkan pemilihan umum yang akan datang, tetapi seorang negarawanmemikirkan generasi yang akan datang”.Di pentas sebuah ludruk, seorang lelaki dan seorang perempuan tanpa tujuan, berjalan hilirmudik. Tiba-tiba si lelaki menabrak. Si perempuan tidak mengelak:”He, wong lanang, koknabrak, ndak punya mata barangkali?”. Si lelaki pura-pura naik pitam:“Apa kamu punya mata?”.Dijawab kenes oleh si perempuan:”Ya puuuunya!”. Si lelaki cengar-cengir:”Lho, kok ndaknyiiiingkir!”. Penonton haha hihi, gemar. Pemain ludruk sudah saling berkata-kata, tetapi tidakberusaha untuk saling memahami, saling mendengar.Dalam kehidupan politik, pola demokrasi ada juga yang seperti ludruk, setiap orang berhakuntuk menyatakan pendapat, dan setiap orang yang lainnya juga berhak untuk tidak 145
Segelas Air | 146 ____________________________mendengarkannya. Urusan berkata-kata, urusan menyatakan pendapat, pernah saya baca,semisal itu:”wa idzaa kultum fa’ diluu wa lau kaana dzaa qurbaa, wa bi’ahdillaahi aufuudzaalikum washshaakum bihii la’allakum tadzakkaruun-dan apabila kamu(semua) berkatahendaklah benar biarpun mengenai kerabat kamu sendiri (golonganmu). Dan penuhilah janji Allah.Demikian yang telah diperintahkan-Nya kepada-Mu (Muhammad) agar kamu mendapatperingatan”(Q.S.6:152).Kita punya maksud, kita punya rencana, dan orang lain juga punya yang sama. Kita kadangsaling menuduh, walau yang kita tuduhkan sudah kita laksanakan, atau setidaknya sangatingin juga kita kerjakan. Kita seperti mau saling beradu, walau kenyataannya akhirnya harussaling berangkulan. Alhamdulillah, dalam kehidupan politik kita masih diberi hak memilih:menjadi tamu yang baik, atau hanya ingin menjadi timun bungkuk.@ 146
Segelas Air | 147 ____________________________ ABDULLAH bin UMMI MAKTUMSejak kecil saya meyakini bahwa Allah lebih memperhatikan dan lebih mencintai orang-orangyang tidak berdaya, seperti yang miskin, bergaji kecil, cacat, buta, pengkor, anak-anak yanglemah, orang tua yang sudah renta dan sebagainya, asal mereka tidak berputus asa dan maubelajar. Kalau secara fisik, kelihatannya menurut ukuran manusia yang tamak, Allah belummelimpahkan rakhmat-Nya untuk mereka di dunia ini, mungkin disimpan-Nya untukdilimpahkan-Nya kelak di akhirat, kitapun tidak tahu ilmu-Nya, tapi sebuah Hadistmenyatakan: “Yang banyak tangisnya di dunia, akan banyak pula tertawanya kelak di akhirat”. Jadikalau perolehan (kasb) di dunia dan akhirat ditambahkan pasti klop untuk masing-masingmakhluk, siapapun dia sekarang.Keyakinan itu saya peroleh dari nenek buyut, yang menuntun saya sembahyang dan kadangmengajari mengaji Al-Qur’an, dengan tafsir dan kisah nuzulnya, sering marah karena sayatermasuk buyutnya yang bodoh dan malas mengaji. Keyakinan itu datang dari kisah tentangAbdullah bin Ummi Maktum, wakil Bilal, sahabat Rasulullah, yang buta dan sangat miskin,tetapi mau belajar. Karena besar-Nya perhatian dan kasih sayang pada orang miskin dan butaitu bahkan Allah telah mengabadikan-Nya dalam Surah Abasa (1-16) yang terjemahanbebasnya saya hafal kira-kira sebagai berikut:“Ia (Muhammad) telah bermuka masam dan berpaling, karena telah datang kepadanya seorang buta(Abdullah bin Ummi Maktum). Tahukah kamu (Muhammad) barangkali dia ingin membersihkan diridari dosa atau dia ingin mendapatkan pelajaran, sehingga pelajaran itu memberikan manfaat yang besarkepadanya. Adapun kepada orang yang merasa dirinya dalam kecukupan (pembesar-pembesarQuraisy), maka kamu telah melayani dengan sopan. Padahal tidak ada celaan bagimu jika mereka itu(pembesar-pembesar Quraisy) tidak membersihkan dirinya (beriman). Sedangkan orang yang datangkepadamu dengan bersegera untuk mendapatkan pelajaran, dan dia takut kepada Allah ternyata kamumengabaikannya. Sekali-kali jangan begitu. Sesungguhnya ajaran Allah itu suatu peringatan, makabarangsiapa yang menghendaki tentulah ia memperhatikan, di dalam kitab-kitab yang dimuliakan, yangditinggikan lagi disucikan, di tangan para utusan, yang mulia lagi berbakti”.Ketika saya pindah dan sudah masuk SMP, setiap sembahyang Jumat di mesjid jami’ kotaSampang, saya menangis kalau mendengar Surah Abasa dibacakan. Saya menitikkan air mata,betapa indah, sejuk dan nikmat lantunan lafaz Kiai Haji Akhmad Zubeir, yang tanpa pengerassuara itu, dalam suasana hening mesjid kota kecil. Seolah dunia berhenti berputar ikutmendengar. Saya menangis, betapa besar jasa nenek buyut yang menuntun saya sembahyang,sedang saya belum sempat menyenangkannya karena beliau sudah meninggal.Saya menitikkan air mata, betapa Rasulullah yang sangat saya cintai ditegor oleh Allah karenatidak sengaja lebih memuliakan orang kaya daripada orang miskin. Dan tegoran itu telahdiabadikan dalam Al-Qur’an yang tidak bisa terhapus sampai kiamat. Tidak ada tegoransedahsyat itu di dunia. 147
Segelas Air | 148 ____________________________Sembahyang saya tidak khusyuk. Saya ingin meresapkan betapa banyaknya Ibnu Maktum disekeliling kita, yang diam-diam menjalani hidupnya sehari-hari tanpa keluh kesah, tanpapretensi apa-apa, bahkan luput dari perhatian kita. Saya tetap menitikkan air mata, karenaMaha Besar dan Maha Mulia Allah, yang kasih-Nya saya rasakan, juga terhadap orang-orangyang tidak selamanya berdaya.@ 148
Segelas Air | 149 ____________________________ Bab.4: Memimpin atau berkuasaDisiplin/perkasa/adil/arif/jujur/sempurna 149
Search
Read the Text Version
- 1
- 2
- 3
- 4
- 5
- 6
- 7
- 8
- 9
- 10
- 11
- 12
- 13
- 14
- 15
- 16
- 17
- 18
- 19
- 20
- 21
- 22
- 23
- 24
- 25
- 26
- 27
- 28
- 29
- 30
- 31
- 32
- 33
- 34
- 35
- 36
- 37
- 38
- 39
- 40
- 41
- 42
- 43
- 44
- 45
- 46
- 47
- 48
- 49
- 50
- 51
- 52
- 53
- 54
- 55
- 56
- 57
- 58
- 59
- 60
- 61
- 62
- 63
- 64
- 65
- 66
- 67
- 68
- 69
- 70
- 71
- 72
- 73
- 74
- 75
- 76
- 77
- 78
- 79
- 80
- 81
- 82
- 83
- 84
- 85
- 86
- 87
- 88
- 89
- 90
- 91
- 92
- 93
- 94
- 95
- 96
- 97
- 98
- 99
- 100
- 101
- 102
- 103
- 104
- 105
- 106
- 107
- 108
- 109
- 110
- 111
- 112
- 113
- 114
- 115
- 116
- 117
- 118
- 119
- 120
- 121
- 122
- 123
- 124
- 125
- 126
- 127
- 128
- 129
- 130
- 131
- 132
- 133
- 134
- 135
- 136
- 137
- 138
- 139
- 140
- 141
- 142
- 143
- 144
- 145
- 146
- 147
- 148
- 149
- 150
- 151
- 152
- 153
- 154
- 155
- 156
- 157
- 158
- 159
- 160
- 161
- 162
- 163
- 164
- 165
- 166
- 167
- 168
- 169
- 170
- 171
- 172
- 173
- 174
- 175
- 176
- 177
- 178
- 179
- 180
- 181
- 182
- 183
- 184
- 185
- 186
- 187
- 188
- 189
- 190
- 191
- 192
- 193
- 194
- 195
- 196
- 197
- 198
- 199
- 200
- 201
- 202
- 203
- 204
- 205
- 206
- 207
- 208
- 209
- 210
- 211
- 212
- 213
- 214
- 215
- 216
- 217
- 218
- 219
- 220
- 221
- 222
- 223
- 224
- 225
- 226
- 227
- 228
- 229
- 230
- 231
- 232
- 233
- 234
- 235
- 236
- 237
- 238
- 239
- 240
- 241
- 242
- 243
- 244
- 245
- 246
- 247
- 248
- 249
- 250
- 251
- 252
- 253
- 254
- 255
- 256
- 257
- 258
- 259
- 260