Segelas Air | 150Bab.4: Memimpin atau berkuasaDisiplin/perkasa/adil/arif/jujur/sempurnaTidak ada kepemimpinan yang kuat jika hanya mengandalkan orang-orang yang merasa takut. ____________________________Bisakah bawahan atau kawan merasa nyaman dengan: - tidak takut tetapi tidak menjilat(manipulate), tidak takut tetapi menjilat, takut tetapi tidak menjilat, takut tetapi menjilat. Etikaseorang pemimpin, harus tahan terhadap godaan, keras terhadap dirinya sendiri, mau belajardari perubahan. Masyarakat menjadi baik manakala pemimpinnya baik. Seorang pemimpinyang baik ibarat danau. Ia tidak tangkas dan lincah seperti sungai di gunung, tetapi dalam. Iatidak berada di puncak paling tinggi, tetapi menampung. Ia tahu bahwa sumbernya adalah airyang datang jauh dari pedalaman. Sebuah danau tidak bermula dari genangan air, hanyakarena kebetulan turun hujan.Benarkah ada peluru emas? Karena ia telah banyak membunuh pemimpin dalam legendarakyat. Pemimpin ibarat blue jeans. Setiap jaman memiliki modelnya sendiri. Usaha pemimpinmembuahkan hasil begitu pula doanya asal dia adil dan jujur. Mendefinisikan kata adil dalamperbuatan nyata, mulailah dengan tidak berburuk sangka; terus mengerjakan apa yangseharusnya dikerjakan dan tidak mengerjakan yang seharusnya tidak dikerjakan. Nilai setiapkerja tergantung kepada niat pelakunya. Hakikat kerja adalah realisasi percintaan yang mahadahsyat dalam suatu arak-arakan panjang: percintaan kita kepada Tuhan, sesama manusia,alam sekitar, dan diri kita sendiri. Semua kerja itu hampa, berisi bila ada cinta.Seorang yang mengabdi harus pandai, harus mampu merampungkan setiap pekerjaan, kalauperlu harus bersedia berkorban demi tugas dan cita-cita. Hidup manusia tidak sepenuhnyaberupa perhitungan rugi-laba, karena komputasi cinta, belas kasih, hati nurani, desakankebenaran bahkan uneg-uneg belum terprogram secara berhasil. Keadilan memang buta,tetapi ia masih bisa melihat di dalam gelap. Ia jelas melihat, setidaknya ke dalam hati kita.Andaikata sudah tanpa penglihatan, pastikan kita masih bertongkat. Bila tidak alangkahgamangnya, ibarat pepatah: Bagai si buta kehilangan tongkat; tiada arah, Barat atau Utara? Hanyagelap kita termangu.Keperkasaan dapat saja jatuh karena remeh temeh. Petir, badai, panas dan hujan tidakmenggoyahkan keperkasaan sebuah pohon namun sekumpulan beetles malah melapukkanpohon tersebut. Sejarah sering dikorupsi ramai-ramai. Karena manusia dilecut ambisi. Semuabisa dicatat, tetapi tidak semua mendapat tempat. Walaupun sejarah terkadang hasil kerjatukang-tukang dan kuli-kuli, sejarah tidak mencatat yang terbanyak, ia mencatat yang 150
Segelas Air | 151 ____________________________tersedikit. Sejarah cukup menunjuk adanya lambang-lambang, oleh karenanya ia bisa dianyambak permadani. Mohon doa restu..adakah berati pamit untuk menang atau kalah dalam perangbaik yang dikehendaki maupun yang tidak dikehendaki.Guru menunjukkan tetapi tidak memberikan cara. Guru tidak merubah kenyataan yang kitaalami, namun ia dapat mengubah cara kita melihat kejadian-kejadian. Inti kemanusiaan- adilkepada diri sendiri dan kepada orang lain- jangan kamu menganiaya dan jangan mau dianiaya.Sudahkah kita melayani pembeli yang sebenarnya (the true buyer)? Memahami persatuan dankesatuan, adakah kita hanya ikhlas dalam persatuan-nya sedangkan kesatuan-nya masih ingindimiliki sendiri, untuk tujuan dan kepentingan sendiri-sendiri? .Puja dan puji kadang melecehkan pengawasan. Memuji diri untuk dipuji, bisa melemahkanpengawasan. Orang bodoh selalu menemukan orang yang lebih bodoh untuk memujanya.Pengelolaan (manajemen) mati karena kita diam atau panik. Konflik ibarat melodi, diamenyelaraskan, kadang menerjemahkan, atau sekaligus membuyarkan angan-angan. Strategilompatan katak (leap frog), didasarkan pada keberanian, kematangan, perhitungan,pengorbanan dan kemampuan, atau kompetensi. Jadi jangan mau ibarat katak di dalam sumur,karena cakrawala dunia tidak hanya selebar mulut sumur.Ketidakadilan (Hi) tidak dapat menaklukkan prinsip-Prinsip (Ri) tidak dapat menaklukkanhukum-Hukum (Ho) tidak dapat menaklukkan kekuatan- Kekuatan (Keng) tidak dapatmenaklukkan langit (Teng). Ketidaksempurnaan rupanya selalu hadir, satu sama lain salingdipergilirkan. Taat memang perlu, tetapi menyempurnakan setiap perbuatan atas sesuatuperintah adalah ketaatan yang terbaik. Jadi jangan taat yang membabi-buta. Manajemen rapatmengatur bagaimana rapat menjadi manjur dan efektif. Penuhi unsur-unsurnya, dan disiplindalam berperan sebagai pemimpin atau peserta? Semut adakalanya menggigit, adakalanyamenghindar, bukankah kepada semut telah diilhamkan Allah ibarat, disiplin dan ikhsan? Rasacemas sering timbul karena kita tidak mengerjakan apa-apa, dunia akan berlalu kelewat cepat,seandainya kita tidak mengerjakan apa-apa.Urusan pemimpin untuk memimpin, dan urusan yang dipimpin untuk patuh. Seorangpemimpin seyogyanya merasa malu apabila mengerjakan yang tidak seharusnya dikerjakan, danmerasa malu apabila tidak mengerjakan yang seharusnya dikerjakan. Todus tona, ta’ todus tada’malona – Malu merugikan, tidak memiliki rasa malu, benar-benar sangat memalukan.Membentuk bangsa yang gagah dan perkasa tidak dengan ajian atau jimat. Sebuah tekad dantantangan barangkali lebih sakti dari ajian atau jimat.Judul-judul Bab: 4Ali bin Abi Thalib, Noblesse Oblige, Robin Hood, Abang Jampang. Aesopus, Al-israa’, BambangSumantri, Beethoven, Beetles, Bertold Brecht, Damarwulan, Durna, Khittah, Kiat, Kyai Jambhu, Lie-Zi, M , Mac Arthur, Masashige Kusunoki, Samurai, Sari Rapat, Semut, Socrates, Ashr : Masa keMasa, Viking. 151
Segelas Air | 152 ____________________________ ALI bin ABI THALIBManakah yang lebih berakibat buruk, manipulasi kata-kata, manipulasi beras, ataukahmanipulasi pendapat? Manipulasi sebenarnya berarti menggosok secara cerdik, mencerdikisesuatu. Jika ada kawan kita kerjanya hanya menggosok-gosok hidungnya sendiri, tidak berartisudah bermanipulasi, ia cuma malas atau ngupil. Manipulasi di negeri ini mempunyai artimiring, karena mengandung kata “nipu”. “Manipu, bah”, kata kawan dari Tapanuli.Bersama “manipulate” adalah menjilat, yang dalam bahasa Inggris “kiss up”, mencium-ciumkeatas, seperti anjing setia yang mengendus-endus sambil menjulurkan lidah, untuk membuatsenang tuan-tuannya, yang karena itu menyenangkan dirinya, dengan tulang atau sementaraimbalan yang didapat.Manipulasi campur menjilat, akhirnya mengangkat dirinya sendiri dengan cara memburuk-burukkan orang lain. Ali bin Abi Thalib berkata: “Barangsiapa suka memburuk-burukkan oranglain di hadapanmu, maka iapun akan memburuk-burukkan dirimu di hadapan orang lain”. Silahkanbuktikan dengan diri kita sendiri.Kecuali anjing, setiap penjilat hanya akan berakhir menjadi penghianat. Karena apabila ia tidakberhasil menjilat, ia akan pindah menjilat orang lain. Apabila berhasil, ia akan menganggapbahwa yang sudah dijilat tidak ada apa-apanya lagi, sudah dimiliki kedudukannya, perludisingkirkan, agar ia bisa menjilat yang lebih besar, karena jilatan adalah ambisi salah bentuk.Di jaman Khalifah Ali, fitnah dan intrik paling subur. Kedahsyatan fitnah tidak pandang bulu,dan akibatnya adalah riuh dan ngawur. Menyampaikan berita yang kita dengar, dengan tidakkita pastikan kebenarannya adalah fitnah. Cuma meng-iya-tidak-kan perkara yang tidak adahubungannya dengan kita: fitnah. Bahkan membikin gelap sesuatu yang sudah terangpun:fitnah. Fitnah adalah berita yang kabur atau dikaburkan, di mana kita campur tangan, bisauntuk menarik keuntungan, bisa menyudutkan, tanpa bukti, tanpa saksi.Mengatakan “ya” melulu adalah fitnah, apalagi jika hanya mengatakan melulu “tidak”.Keduanya cenderung mengingkari kebenaran, melecehkan fakta. Melulu intuisi, ilusi. Seorangpemimpin, sebuah system, tidak akan pernah berhasil, tidak akan berkembang, manakalaseluruh anak buah dan anggotanya hanya pandai mengatakan “ya”, “Tidak ada kepemimpinanyang kuat jika hanya mengandalkan orang-orang yang merasa takut”, kata Ali bin Abi Thalib.Bisakah bawahan atau kawan merasa nyaman, dengan: - tidak takut tetapi tidak menjilat -tidak takut tetapi menjilat - takut tetapi tidak menjilat - takut tetapi menjilat? Mungkinseseorang akan merasa aman dan nyaman jika setiap tujuan dalam hidupnya semakin jelas.Manakala cara mencapainya semakin tahan uji. Manakala yakin, seseorang menjadi bernilaikarena: perbuatannya sehari-hari. Seperti macan yang ditakuti karena terkamannya. Bukankarena taring dan cakarnya. Dan kita, karena amal, iman, dan pemikiran.Kita bisa merasa aman dan nyaman, manakala di dalam suatu lingkungan, kita tidak begitumemikirkan, tidak begitu tertarik, kepada hasil-hasilnya. Tetapi kita lebih tertarik untuk 152
Segelas Air | 153 ____________________________bagaimana memecahkan masalah-masalahnya. Mempelajari, mengikuti prosesnya, denganperbuatan nyata. Problem solving, bukan gaining. Kita juga yakin, sesuatu akan tetap berlanjutkarena kita ada, juga sekalipun kita tidak ada. Hidup tidak membawa datang, mati tidak membawapulang, “ZEN PU TAI LAI, ZE PU TAI CHI”, kata petuah moyang Cina.@ 153
Segelas Air | 154 NOBLESSE OBLIGE ____________________________Siapa yang mempunyai kedudukan lebih tinggi, harus mengabdi lebih banyak. Ojo dumeh,sergah orang Jawa. Kepada siapa. Paling tidak kepada yang didudukinya. Mengabdi lebihbanyak, bisa tidak harus berbuat sesuatu. Noblesse oblige, bisa hanya berupa sikap: Ia harustahan terhadap godaan privilege. Ia harus keras dan tegas kepada dirinya sendiri. Ia harusyang pertama berani mengalah, wani ngalah luhur wekasane, kutip Ronggowarsito.Tiga hari sesudah Abubakar diangkat sebagai khalifah, ia pergi ke pasar. Dipundaknya,dipikul bahan-bahan pakaian, dagangan untuk dijual. Umar memergokinya dan bertanya:“Apa yang anda lakukan, sedangkan anda telah menjadi pemimpin besar kaum muslimin”. Abubakarmenjawab: “Kalau aku tidak berjualan, lantas dari mana aku dan keluargaku dapat makan?”.Agar tugas utama tidak terlantar, Umar ada usul, dan untuk seterusnya, seorang khalifahharus dapat uang dari baitul maal, secukup untuk makan sekeluarga. Akan tetapi menjelangwafat, Abubakar berpesan, menyuruh orang mengambil 8.000 dirham dari harta miliknyauntuk dikembalikan ke baitul maal. Pemimpin ini selalu merasa khawatir, adakah ia sudahberhak, tidak berlebihan, memperoleh makan dari harta yang diusahakan bersama?Malangnya, dalam sejarah manusia, tidak semua pemimpin bisa berbuat begitu. Kitapunkadang-kadang juga tidak. Al Maududi menulis buku tentang pelbagai keburukan yang terjadidalam riwayat para pemimpin Islam. Bahkan konon kesalahan telah dimulai oleh beberapasahabat Rasulullah: Orang yang pernah menyaksikan, bagaimana sepatutnya kepemimpinandijalankan. Mereka bukan manusia yang ma’sum: yang terlindung dari berbuat dosa. Simaklahruntuhnya kekuasaan Islam Andalusia di Spanyol (718-1218), setelah 500 tahun.Al Maududi hanya menyoroti etika kepemimpinan, tentang kekuasaan, sebelum mendapatkankekuatannya sendiri didalam organisasi birokrasi. Ia tidak menganalisa latar belakang sosial,ekonomi, sejarah, yang makin merosot. Ia belum menelaah dinamika kekuasaan, ketikakebutuhan-kebutuhan sosial menjadi berubah, dan konflik-konklik baru, semakin timbul.Zaman khulafaurrasyidin, ialah zaman ketika kekuasaan hanya bersumber pada kewibawaanseorang tokoh, atau lebih. Sebuah masyarakat menjadi baik, manakala pemimpinnya baik.Dapatkah kita bicara hal yang sama sekarang? Memang, orang masih membahas perlunya“panutan”, tingkah pemimpin yang diteladani. Tetapi kenyataannya, banyak hal yang tidaktergantung hanya dari niat baik seseorang, betapapun ia berkuasa, atau berkasta.Seorang pemimpin perlu mesin. Makin majemuk masyarakat, makin susahlah bergerak, jika 154hanya mengandalkan teladan, tingkah laku. Perlu komunikasi, kampanye, dan kaki-tanganyang effektif. Dalam perkembangannya, pemimpin sangat tergantung pada kaki-tangan itu.Kebutuhan akan birokrasi, dan birokrasinya suatu kebutuhan. Cita-cita apapun di dalam abadini, apapun benderanya, tidak cukup hanya dengan menghimbau budi pekerti. Ada aturanberputar, cetak-biru, kadang berjalan sendiri. Ada batas, di dalam kekuatan ajaran apapun.Syariat sendiri, tidak selamanya memberi petunjuk yang pasti.
Segelas Air | 155 ____________________________Pemimpin memang harus sarat berilmu. Belajar dari perobahan, dari gejolak zaman. Belajar:ilmu-ilmu yang hanya bersumber dari kehidupan yang nyata. Kalaupun semua menjadimusykil, masih ada yang paling gampang: “Bertanya”.@ 155
Segelas Air | 156 ____________________________ ROBIN HOODBetapa sulit bagi seorang pemimpin untuk menjelaskan kewajiban moralnya tanpa dicurigaidan tanpa dicibir, karena hakekat pemimpin yang baik adalah - consist of doing less and beingmore - menjadi banyak yang dihasilkan, menjadi sedikit yang dikerjakan. Betapa sulitmenjelaskan tanggung jawab moral, karena banyak hal yang terjadi atau tidak terjadi, di luarjangkauan.Menurut Tao Teh Ching, seorang pemimpin yang baik ibarat danau, ia tidak tangkas danlincah seperti sungai di gunung, tetapi dalam. Ia tidak berada di puncak yang paling tinggi,tetapi menampung. Ia tahu bahwa sumbernya adalah air yang datang jauh dari pedalaman.Sebuah danau tidak bermula dari genangan air, hanya karena kebetulan hujan turun.Karenanya kepemimpinan yang baik tidak saja dapat dinilai dari keberaniannya bertindak,kepemimpinan yang baik bisa terjadi manakala tindakan merupakan bagian dari kehidupanyang utuh, yang mempernyatakan aktualisasi. Bentuk kehidupan politik sekarang telahmelahirkan tipe pemimpin yang tidak lagi dapat mendengarkan daun tumbuh, tidak lagidapat melihat rumput bergoyang, apalagi untuk bertanya-tanya kepada burung, jauh dariimajinasi. Pemimpin bukanlah besi berani, yang mendapatkan kekuatan karena imbas, kata Thales.Betapa sulit bagi yang dipimpin membedakan mana yang perintah dan mana yang ajakan.Mana yang kepentingan semua dan mana yang kepentingan sendiri. Kadang kita cenderungmenganggap sesuatu dengan tidak semestinya, tidak pantas, bahkan karena tindakan kecilsemata, kita sudah menggambarkannya seakan-akan sudah berlaku untuk seluruh jagad raya.Ketika Robin Hood bersama anak buahnya di hutan Sherwood dikepung pasukan sheriff dariNottingham, ia berkata: “Jangan melawan, karena kita sedang dalam kebaktian, sedang menungguturunnya pemberkatan”. Ketika anak buahnya banyak yang terluka dan mati, Friar Tuck yangpendeta botak, sempat bergumam: “Rupanya memang hanya sedikit pemberkatan yang disisihkanbuat kita”.Betulkah pemberkatan hanya sedikit buat orang yang tidak mampu, yang tidak melawan,yang tidak mempunyai kekuatan? “Ngalap berkah” memang biasanya tidak dikerjakan olehpara bangsawan, tidak oleh pejabat dan pemimpin besar, tetapi oleh bawahan, abdi dalem,anggota masyarakat yang tercecer.Sekali lagi jawabannya adalah determinasi, di dalamnya ada optimisme, dan penularankeyakinan, bisa ketegasan, dan memastikan yang mungkin dikerjakan benar-benardikerjakan. Dan semakin sederhana yang dapat disombongkan oleh seorang pemimpin,semakin baik pula hal yang dapat diperbuat, yaitu kata lain dalam menyatakan kebesarannya.Ambisi kita untuk bermegah-megah, kekerasan hati untuk berunggul-unggul, hanya akanmenjadi pucat pasi pada detik kita menyadari, betapa posisi kita yang sesungguhnya. 156
Segelas Air | 157 ____________________________Kepekatan hati untuk fanatik dan kesiapan pikiran untuk menyederhanakan seluruhpersoalan, menjauhkan kita dari perbuatan munafik.Apabila pemberkatan di dunia ini memang hanya sedikit yang diperuntukkan buat bawahan,perlukah seorang pemimpin yang baik, menanamkan rasa takut, memupuk tipu muslihat danmenuai ancaman, agar ia menjadi berwibawa? Hidup bukan dibentuk dari kumpulan kata-katamutiara, pepatah atau petitih, tetapi dari keyakinan bahwasanya: setiap hari adalah hidup barubagi orang yang arief bijaksana.@ 157
Segelas Air | 158ABANG JAMPANGAkhirnya pemimpin seperti blue jean. Setiap jaman modelnya bisa berubah. Suatu saat ____________________________disesuaikan dengan keperluannya. Pada jaman wayang, pemimpin haruslah Trahing Kusumo,Rembesing Madu (harus keturunan pemimpin-pemimpin yang terdahulu). Otot Kawat, BalungBesi (dagingnya sekeras Sol Sepatu, keringatnya seharum Kopi Mocca). Ora Tedas TapakPaluning Pande, Landeping Gurindo (tidak mempan senjata apapun atau gesekan). Kualitasotaknya, tidak disebut seperti Lesmono Mondrokumoro. Yang penting legitimasi, danpembedaan dalam segala hal dengan yang dipimpinnya. Seperti Achilles, Hercules, Baladewadan Ontoseno mereka harus sakti, keturunan para dewa, kebal, dipuja, sering menerimahadiah wanita cantik, kadang berakhir tragis ditipu dewa (beranikah bakul rokok menipuBaladewa?)Timbul kisah romantis dan aneh-aneh untuk menguatkan legitimasi setiap pemimpin. Adapemimpin yang lahir dari telur, turun dari atas langit, turunan putri yang lahir dari buih, daribambu. Bahkan anak jadah rajapun bisa jadi pemimpin, karena gadis desa yang cantikkebetulan makan kelapa bekas kencing raja ketika berburu di hutan. Kita harus maklumbahwa kalau soal kencing mengencing, buah kelapa pelepas dahaga, di tengah hutan, gadiscantik, bukanlah soal yang kebetulan. Konon Jokotole raja Sumenep kuno lahir dari putri rajayang bermimpi ria di pertapaan dengan Raja Adipoday dari Sepudi yang terkenal sakti. Mimpiduakali punya anak dua kali pula.Di jaman revolusi hanya pemberani yang bisa menjadi pemimpin. Tidak peduli buta huruf,bekas maling, atau konon sakit sipilis seperti Paul Marat dari Prancis. Sifatnya sementara,sebab konon revolusi itu biasa memangsa anak-anaknya sendiri.Di jaman kolonial pemimpin setempat juga hanya pemberani, pembela orang kecil, dekil,pencuri orang kaya, bercambang dan berkumis. Seperti Robin Hood, Pak Sakerah, Jiih, danPitung. Sampai ada pantun - Jampang jago dahulu - kumis melintantg dada berbulu - (Atau hutangmelulu, karena bapaknya bukan konglomerat atau boss, dan karena tampangnya, makan diwarung tidak usah bayar). Pemimpin rakyat ini semua mati karena peluru emas Wedana ataupenguasa Belanda. Kita curiga sebab Colt dan Winchester tidak pernah membuat peluru emas,paling dari perak. Jangan-jangan uang emas, agar ia berhenti jadi jago, ganti nama danminggat dari kampungnya, beres.Seperti disinyalir oleh Marchiavelli dalam buku Diabolis, pemimpin di atas belum perlusepenuhnya pakai otak atau akhlak. Menurutnya, pemimpin harus mempunyai empat sifatkebinatangan. Ia harus berani seperti singa, ia harus kuat dan tangkas seperti kuda, ia harus setiaseperti anjing, ia harus licik, tidak punya budaya malu, dan tidak pernah stress seperti kera.Pemimpin yang lebih cocok untuk jaman sekarang, ialah jika ia selalu sama dan bersama-sama 158dengan yang dipimpinnya. Serap-menyerap dengan yang dipimpinnya. Ia seniman, dirigen,penuh imaginasi, dan bukan Superman. Ia harus lebih banyak menggunakan otak danperasaannya dari pada tangannya. Kalau betul manusia masih satu keturunan dengan monyet,
Segelas Air | 159 ____________________________bedanya hanyalah monyet terlalu lama menggunakan tangan, sehingga ia tetap berangkang,sedangkan manusia tegak karena ia banyak menggunakan otak, kata Darwin.Sifat pemimpin masa kini, untuk hal tertentu, cocok jika gunakan falsafah Jawa yang luhur itu,yang mewakili budaya Nusantara. Baggy, asal tidak terlalu besar, tidak akan kedodoran untukorang kurus. Kata pemimpin Jawa: ing ngarso sung tulodo (di depan, pemimpin harus menjaditeladan dan panutan, jangan terlalu maju kedepan jika tidak berani menoleh kebelakang). ingmadyo bangun karso (di tengah, pemimpin harus menciptakan karsa dan karya, bersama denganyang dipimpinnya). tut wuri handayani (di belakang, pemimpin harus mengikuti, mengayomi,bukan seperti sais dokar di belakang kuda, selalu mengancam dengan cambuk).-Jangan tut wuri ambebayani: mengikuti dari belakang tapi membahayakan yang mau majukedepan, menyerobot hak yang dipimpinnya dari belakang, dan menakuti-nakuti yang didepannya sehingga tidak maju-maju, atau tertinggal jauh di belakang, sedang yangdipimpinnya sudah jauh di depan.-Jangan ing madyo bangun kerso :di tengah-tengah jangan diktator, menangnya sendiri, tidakada tenggang rasa, tidak ada musyawarah, kupingnya tebal terhadap keluhan, acuh tak acuh,perintah tidak jelas, bisanya hanya marah.-Jangan ing ngarso sung teletong :biar di muka ternyata hanya seonggok tahi sapi, tidak adainisiatip walaupun menang umur, menang pangkat dan menang segala-galanya, miskingagasan walau sudah berpengalaman, nyentrik tanpa guna, flamboyant tanpa maksud dantanpa sebab, tidak punya cita-cita dan biasanya habis pikiran.Menerima kontrol dari bawah, sulit dalam falsafah seorang Pemimpin Jawa. Paling banterhanya mawas diri atau tepo seliro. Kalau selironya tidak komplit celakalah bawahannya.Untuk self control pemimpin atau pengusaha adalah suro diro jayaningrat lebur dening pangastuti- keberanian dan kesombongan, kekayaan dan kecongkakan, kepintaran dan ketakaburan akanhancur lebur dalam cinta kasih kepada sesama dalam keadilan hidup anak manusia.Pemimpin sekarang kadang-kadang harus berada di depan sekali, kadang-kadang harusberada di tengah, dan kalau perlu harus bisa berada di barisan paling belakang, terutama kalaumenyangkut soal entit-entitan dan dum-duman rezeki.Yang sempurna, sesuai dengan azas kebersamaan, Glasnost, Perestroika dan Globalisasi (yangmembuat Rusia bangkrut), pemimpin harus berada di depan, berada di tengah-tengah, beradadi belakang, sekaligus. Ibarat roda pedati yang dituntut untuk berputar terus, ia harusmenjadi ban (di depan) ia harus menjadi ruji (di belakang) dan ia adalah as (di tengah). Jikasebuah roda kehilangan salah satu dari tiga unsur itu, ia bukan roda lagi, ia bisa disebutkerupuk udang atau cacing tambang.Kalau kita sering membaca kitab sejarah, kita tahu bahwa betapapun buruknya dunia yangkita tempati sekarang ini, masih lebih buruk dunia yang terdahulu, tanpa tivi, tanpa pesawatterbang, tanpa mobil, tanpa karaoke. Walaupun betapa buruknya kepemimpinan yang kitajalankan. Walaupun betapa bejatnya orang yang kita pimpin, jauh lebih buruk lagikepemimpinan yang terdahulu. Untuk menjadi pemimpin sekarang kita tidak perlu memiliki 159
Segelas Air | 160 ____________________________usus babi di leher, jimat penolak sihir di saku, keris di pinggang, tombak di tangan, kumissedepa, istri sepuluh. Tidak perlu dikawal siang malam, tidak perlu naik gajah atau jalan kakidari Tomang ke Marunda pulang pergi. Dan jika salahpun kita tidak langsung dipancung ataudigantung, paling-paling dimutasi.Islam memberikan kesempatan seluas-luasnya agar semua orang bisa jadi pemimpin dalambidangnya masing-masing. Yang berat hanya tanggung-jawab dan pertanggungan-jawabnya,karena kelak akan ditanya. Allah tidak hanya memberi beban kepada pemimpin, tapi jugaprivilege. Di samping doa anak yang shaleh, doa orang yang teraniaya, doa pemimpin yangadil dan jujurpun akan dikabulkan Allah, asal mengikuti Sunnatullah. Mintalah apa saja, asalcara, tujuan, organisasi dan manajemennya ditata rapi, dan tidak diharamkan, pasti terkabul.“Wal mu’minuuna wal mu’minaatu ba’dhuhum auliyaa-u ba’dhiy ya’muruuna bil ma’ruufi wayanhauna ‘anil munkari.. - Mukminun dan Mukminat itu, mereka satu sama lain pimpin-memimpin.Mereka (saling) menyuruh mengerjakan yang baik (benar), (saling) melarang mengerjakan yang buruk(salah)..”(QS.9:71)@ 160
Segelas Air | 161AESOPUSDua puluh enam abad yang lalu, AEsopus, seorang budak Yunani, bercerita kepada raja ____________________________Kroisos. Suatu waktu anggota badan yang terdiri dari dua kaki dan dua tangan menjadi kesaldan jemu, kata AEsopus. Mereka merasa diperkuda usus besar. Seumur hidupnya hanyaditakdirkan menjadi pelayan usus besar.Sejak hari ini kita harus mengambil sikap, kata kaki kiri. Kita tidak boleh lagi tunduk kepadakemauan usus besar, ucap tangan kanan. Tanpa kita, hidupnya tidak berarti apa-apa. Kita yangmembanting tulang, mengucurkan keringat. Buah segala jerih-payah kita ternyata hanya untukusus besar, yang makan lahap dan berlimpah-limpah, ujar mereka serempak.Pembicaraan beranak perbuatan. Tangan pun mogok, tidak bergerak, hanya berpangku tangan.Kaki tidak berjalan lagi, duduk bersila sepanjang hari. Tahu rasa engkau sekarang usus besar,ujar mereka, menggerutu dan mengutuk.Tertepuk air di dulang, terpercik muka sendiri, kata pepatah. Kiranya sikap mereka malahsalah. Sebentar saja semua menjadi sengsara, lumpuh. Tidak ada darah baru yang mengalirdari jantung. Tidak ada tenaga yang menggerakkan otot. Persediaan oksigen tipis karena paru-paru dan cuping hidung ikut menderita. Semua megap-megap. Seperti berpuasa, semua jadilemas.Akhirnya kaum pembangkang itu insyaf (seperti biasanya akhir cerita film Indonesia). Menjadimalu, karena yang mereka sangka bermalas-malas, ternyata bekerja paling keras. Karena yangmereka sangka memper-anjing orang lain, ternyata bekerja diam-diam, untuk menghidupiseluruh anggota keluarga. Kitapun boleh jadi demikian, mungkin usus besar, bisa juga kakitangan.Berburuk sangka, menjadikan kita berfikir negatif. Berburuk sangka dengan maksud inginmenyengsarakan orang lain, tapi yang terjadi kadangkala malah sebaliknya. Berburuk sangka,mendorong orang berlaku tidak adil kepada dirinya dan kepada orang lain. Sukardal, karenabecaknya dirampas tibum, telah menggantung diri di Bandung, tanggal 2 Juli 1986 di jalanTernate di sebuah pohon tanjung. Sebagian karena buruk sangka.Iskandar Zulkarnain raja Macedonia, penguasa separuh dunia, di atas puncak kekuasaannyamenjadi cepat curiga, pemberang dan buruk sangka. Ia pancung Cleitus, sahabat dan orangkepercayaannya, karena merasa dicemooh. Ia penjarakan Callisthenes, sejarahwan, karenamerasa dikecam. Ia minta agar penduduk Yunani mengakuinya sebagai anak dewa Zeus-Ammon. Ia wafat pada usia 33 tahun tanpa sempat menyiapkan penggantinya. Ketika terlukaoleh panah, yang membawa kepada kematiannya, ia berkata kepada para prajuritnya:“Lihatlah, ini darah - bukan cairan dari luka seorang dewa”.Berburuk sangka berarti tidak adil, kata Cak To, tukang becak langganan saya di Gubeng 161Trowongan Surabaya. Yang namanya adil itu, pokoknya mengerjakan apa yang seharusnyadikerjakan dan tidak mengerjakan apa yang seharusnya tidak dikerjakan, ia berkhotbah. Kalau
Segelas Air | 162 ____________________________tukang becak, ya mbecak. Lha kalau Bupati manjing kelakuan seperti tukang becak, rusaktatanan. Jodohnya tukang becak biasanya babu. Jodohnya Bupati ya Nyonya Bupati. Lha kalauada Bupati ngesir babu, kan tidak adil, mas. Jatahnya tukang becak lalu apa, mosok maunguber nyonya Bupati, kan ghendeng. Tidak adil membuat semua rusak. Allah sudahberfirman: “Jangan kamu berbuat kerusakan di muka bumi”. Wawasan Cak To sempit, ia muballighjuga.@ 162
Segelas Air | 163 ____________________________ AL- ISRAA’Pandangan Islam tentang kerja dimulai dengan sabda Rasulullah yang amat terkenal: “Innamala’malu bin niah” bahwa nilai setiap kerja tergantung kepada niat yang dimiliki pelakunya: jikatujuannya tinggi, mencari ridla Allah, maka tinggi pula nilai kerja yang diperoleh, jikatujuannya rendah, hanya mencari keridlaan sesama manusia, maka rendah pula nilai kerjayang diperoleh.Niat adalah sumber dorongan bathin bagi manusia untuk mengerjakan sesuatu atau tidakmengerjakan sesuatu. Niat selamanya bersumber dari Allah, dengan keridlaan Allah. Seorangmukmin memang seharusnya hanya bekerja dengan niat dan tujuan untuk memperoleh ridlaAllah, Karena perbuatan baik seperti sedekahpun akan hilang kebaikannya manakala niatpelakunya aneh-aneh, seperti firman-Nya:”Yaa ayyuhal ladziina aamanuu laa tubthiluushadaqaatikum bil manni wal adzaa kal ladzii yunfiqu maalahuu ri-aa-an naasi wa laayu’minu billaahi wal yaumil aakhiri fa matsaluhuu ka matsali shafwaanin ‘alaihi turaabunfa ashaabahuu waabilun fa tarakahuu shaldal laa yaqdiruuna ‘alaa syai-im mim maakasabuu wallaahu laa yahdil qaumal kaafiriin-Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamumenghilangkan pahala sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti perasaan penerimanya.Seperti mereka yang mendermakan hartanya karena pamrih kepada manusia dan tidak beriman kepadaAllah dan Hari Kemudian. Maka perumpamaan untuk mereka itu seperti batu licin yang di atasnyaada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu jadilah batu itu bersih tidak bertanah. Merekatidak mendapat sesuatupun dari apa yang mereka usahakan, dan Allah tidak memberi petunjuk kepadaorang orang yang ingkar”.(QS.2:264)Kebalikannya dapat kita simak bagaimana seharusnya kualitas mukmin dalam: “Wayuth’imuunath tha’aama ‘alaa hubbihii miskiinaw wa yatiimaw wa asiiraa. Innamaanuth’imukum li wajhillaahii laa nuuriidu minkum jazaa-aw wa laa syukuuraa-Dan merekamemberi makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim dan orang yang terbelenggu.(mereka berkata): Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanya untuk mengharap ridlaAllah, kami tidak menghendaki balasan atau ucapan terima kasih dari kamu”.(QS.76:8-9)Pekerjaan yang dilakukan dengan tujuan tidak untuk memperoleh ridla Allah, tidakerdasarkan iman kepada-Nya, tidak mempunyai nilai apapun. Tidak memberikan kebahagian,tidak memberikan kepuasan, bahkan mungkin hanya akan memberikan kejenuhan. “Walladziina kafaruu a’maaluhum ka saraabim bi qii’aty yahsabuhuzh zhamaanu maa-an hattaaidzaa jaa-ahu lam yajid-hu syai-an wa wajadallaaha ‘indahuu fa waffaahgu hisaabahuuwallaahu sarii’ul hisaab - (Untuk) Mereka yang ingkar itu, amal perbuatan (pekerjaan) merekabagaikan fatamorgana di padang pasir. Orang yang kehausan mengiranya mata air, akan tetapi ketikamereka datangi, mereka tidak mendapatkan sesuatu apapun “.(QS.24:39)Mengerjakan sesuatu demi ridla Allah, tidak boleh sembrono, bersikap seenaknya dan acuhtak acuh. Sebab jika demikian berarti niat kita tidak tulus, bahkan bisa dipandang sebagaisikap merendahkan ridla Allah, yang secara tidak langsung merendahkan Allah. Tidak ihsan, 163
Segelas Air | 164 ____________________________yang berarti tidak berbuat sebaik mungkin, tidak bersungguh-sungguh dan tidak sesuaidengan yang dimaksud oleh makna sabda Rasulullah (Al-Mukhtashar hadis no.1249):“Sesungguhnya Allah mewajibkan ihsan atas segala sesuatu. Karena itu jika kamu membunuh, makaber-ihsan-lah dalam membunuh itu; dan jika kamu menyembelih maka ber-ihsan-lah dalammenyembelih itu; dan hendaknya seseorang menajamkan pisaunya dan menenangkan binatangsembelihannya itu“.Karena Allah mewajibkan ihsan dalam segala sesuatu, semestinya kita juga melaksanakanihsan dalam segala pekerjaan kita. Menyembelih binatang untuk dimakanpun, kita harusmenajamkan pisau (efisiensi-dengan kegunaan yang amat tinggi), membuat tenang binatangyang hendak disembelih agar tidak tersiksa (perfeksionis-dengan rasa kasih sayang).Ihsan, yaitu melakukan pekerjaan dengan baik dan sempurna, “Alladzii ahsana kulla syai-inkhalaqahuu - yang membuat segala yang Dia ciptakan, sebaik-baiknya”. (QS.32:7). Di sampingIhsan, ada juga syarat Itqan, yaitu mengerjakan sesuatu secara teliti, rapi, indah, tertib, salingbersesuaian satu dengan yang lain “...Shun’allaahil ladzi atqana kulla syai-in - (Begitulah)ciptaan Allah yang membuat dengan (kokoh) teliti (atqana, melakukan itqan) segalasesuatu”.(QS.27:88), menunjukkan bahwa dalam menciptakan segala sesuatu Allah tidakpernah bersikap setengah-setengah, apalagi separuh hati.Jika Allah melakukan ihsan, maka manusia juga dituntut untuk melakukannya,mengusahakan tercapainya kebahagiaan akhirat melalui penggunaan yang benar atas hartabenda dan karunia Allah di dunia:”Wab taghi fii maa aataakallaahud daaral aakhirata a laatansa nashiibaka minad dun-yaa wa ahsin ka maa ahsanallaahu ilaika wa laa tabghil fasaadafil ardhi innallaaha la yuhibbul mufsidiin - Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allahkepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari kenikmatandunia ini, dan ber-ihsanlah sebagaimana Allah telah melakukan ihsan kepadamu, dan janganlah kamumembuat kerusakan di(muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak suka kepada orang-orang yang berbuatkerusakan”.(QS.28:77)Yang hendak disampaikan kepada kita ialah bahwa sementara kita harus berusaha mencapaitujuan hidup yang lebih tinggi dan abadi di akhirat, kita tidak boleh melupakan keadaan yangsekarang, di sini, menjalani hidup dengan penuh kesungguhan melalui kerja, demi kebaikansemua, demi semua kebaikan, jangan sampai perbuatan kita menimbulkan kerusakan didunia.Di dalam makna mukmin, manusia tidak akan mendapatkan sesuatu apapun kecuali apa yangtelah diusahakannya sendiri, “Am lam yunabba’ bi maa fii shuhufi muusaa. Wa ibraahiimalwaffaa. Allaa taziru waasiratuw wizra ukhraa. Wa allaisa lil insaani illaa maa sa’aa. Wa annasa’yahuu saufa yuraa. Tsumma yujzaahul jazaa-al aufaa. Wa anna ilaa rabbikal muntahaa -Belumkah ia (manusia) diberitahu tentang apa yang ada dalam lembaran Musa? dan lembaran Ibrahimyang selalu menyempurnakan janji? (yaitu) bahwa seseorang yang berdosa tidak akan memikul dosaorang lain, dan bahwa seseorang tidak memperoleh selain apa yang telah diusahakannya. Dan bahwausahanya itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya). Kemudian akan diberi balasan yang setimpal, dankepada Tuhanmulah kesudahan segala sesuatu”.(QS.53:36-42). 164
Segelas Air | 165Harga manusia dan apa yang dimilikinya hanyalah amal perbuatan di dunia ataupekerjaannya. Manusia ada, karena pekerjaannya. Dengan bekerja yang baik ia akan mampumencapai harkat yang setinggi-tingginya, yaitu “bertemu” Tuhannya dengan penuh keridlaan,“...Fa man kaana yarjuu liqaa-a rabbihii fal ya’mal ‘amalan shaalihaw wa laa yusyrik bi‘ibaadati rabbihii ahadaa - Barang siapa benar-benar mengharap bertemu dengan Tuhannya, makahendaklah ia bekerja (berbuat baik), dan dalam beribadah kepada Tuhannya itu ia tidak melakukan syirik(mengalihkan tujuan pekerjaannya selain kepada Tuhan)”. (QS.18:110).Kalau manusia tidak mendapatkan apa-apa kecuali yang ia usahakan sendiri, maka hendaknya ____________________________ia tidak boleh memandang enteng pekerjaan yang ia lakukan, hendaknya ia memberi artikepada pekerjaannya, sehingga merupakan bagian dari hidupnya, hendaknya ia sadar bahwapekerjaan itu, akan membentuk dirinya. Ia tidak boleh memandang bahwa pekerjaannya ituhanya untuk orang lain, tetapi dari pandangan baik dan buruk sesungguhnya untuk dirinyasendiri, untuk mendapat ridla Allah,“Man amila shaalihan fa li nafsihii wa man asaa-a fa ‘alaihaa wa maa rabbuka bi zhallaamillil ‘abiid - Barangsiapa (bekerja) berbuat baik tidak lain ia berbuat baik untuk dirinya sendiri; danbarangsiapa berbuat jahat, tidak lain ia berbuat jahat untuk dirinya sendiri”.(QS.41:46) Seperti halnya:“Wa may yasykur fa innamaa yasykuru li nafsihii - Dan barangsiapa bersyukur (kepada Allah),maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri (QS.31:12)“Orang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih disukai Allah dari pada orang mukmin yang lemah,meskipun pada keduanya ada kebaikan. Perhatikanlah hal-hal yang bermanfaat bagimu, serta mohonlahpertolongan kepada Allah, dan janganlah kamu menjadi lemah. Jika sesuatu (musibah) menimpamu,maka janganlah berkata: “Andaikata aku lakukan sesuatu maka hasilnya akan begini dan begitu”.Sebaiknya berkatalah:”Ketentuan (qadar) Allah, dan apapun yang dikehendaki-Nya tentu dilaksanakan-Nya”. Sebab sesungguhnya perkataan andaikata itu membuka perbuatan setan”, sabda Rasulullahagar kita tidak cengeng dan menggantang asap.Orang mukmin yang kuat adalah orang yang beriman kepada Allah, orang yang aktip bekerjadi dalam kehidupan dunia, dengan pandangan bahwa dunia inipun dapat menyediakankebahagiaan, selain kebahagiaan yang abadi di akhirat. Tanpa pandangan serupa ini maka doakita untuk memperoleh kebahagiaan di dunia dan akhirat akan menjadi sia-sia dan sulitdipahami. Perintah untuk aktip bekerja itu, ialah menggarap kehidupan dunia ini secara giat,dengan mengarahkannya kepada yang lebih baik, “Fa idzaa faraghta fan shab. Wa ilaarabbika far ghab- Maka apabila kamu berwaktu luang (telah selesai dari suatu urusan), bekerjakeraslah (kerjakan dengan sungguh-sungguh urusan yang lain), dan hanya kepada Tuhanmulahberusaha mendekat (hendaknya kamu berharap)”.(QS.94:7-8)Hendaknya kita beribadah sebagaimana diwajibkan, namun hendaknya kita bekerja mencarirezeki kemurahan Allah, dan bersama dengan itu kita selalu ingat kepada-Nya, yaitumemenuhi semua ketentuan akhlak dalam bekerja, meyakini bahwa Allah tetap mengadakanpengawasan dan seluruh perhitungan terhadap setiap pekerjaan kita-”Fa idzaa qudhiyatishshalaatu tasyiruu fil ardhi wab taghuu min fadhlillaahi wadz kurullaaha katsiiral 165
Segelas Air | 166 ____________________________la’allakum tuflihuun - Maka apabila sembahyang itu telah usai, menyebarlah kamu dimuka bumi, dancarilah (kemurahan) karunia Allah, serta banyaklah ingat kepada Allah, agar kamu berjaya”. (QS.62:10)Tidak ada agama di dunia ini yang mengajarkan atau hanya menyuruh pengikutnya untukberpangku tangan. “Tujuan pokok agama, bukan saja agar seseorang kelak bisa masuk surga, akantetapi bagaimana agar surga itu bisa masuk kedalam diri seseorang”, kata Thomas Hardy.Kahlil Gibran dalam buku The Prophet menulis bahwa : Semua kehidupan itu gelap, terangbila ada kebutuhan. Semua kebutuhan itu buta, melihat bila ada pengetahuan. Semuapengetahuan itu sia-sia, berguna bila ada kerja. Semua kerja itu hampa, berisi bila ada cinta.Karena pada hakikatnya kerja adalah realisasi dari percintaan yang maha dahsyat, dalam satuarak-arakan yang panjang, yaitu percintaan kita kepada Tuhan, percintaan kita kepada sesamamanusia, percintaan kita kepada alam sekitar, dan percintaan kita kepada diri kita sendiri.Sejak kecil saya sering mendengarkan kisah Israa’ dan Mi’raj. Guru mengaji saya berceritabahwa Rasulullah menerima langsung perintah beribadah. Tetapi hendaknya kita tidak lupabahwa ada salah satu firman tentang urusan dunia, yang bisa menyemarakkan kehidupan, bisajuga menyuramkannya. Bisa mendekatkan, dan bisa menjauhkan manusia dengan Tuhannya,mendekatkan rezeki seseorang dengan tuannya, “Qul kulluy ya’malu ‘alaa syaakilatihii farabbukum a’lamu bi man huwa ahdaa sabiilaa - Katakanlah (wahai Muhammad), tiap-tiap orang(harus) bekerja sesuai dengan keadaannya (kecenderungannya) (bakatnya) masing-masing. MakaTuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalannya (siapakah yang sebenar-benarnyaberiman)”.(QS.17:84)@ 166
Segelas Air | 167 ____________________________ BAMBANG SUMANTRILamun sira, hangawula....(jika engkau mengabdi), demikian pembukaan kidung Dandanggula,nasehat sang ayah, ketika Bambang Sumantri mengutarakan maksud pergi ke kota, berniatmerubah nasib menjadi ksatrya. Ingin mengangkat derajat dan harkat dirinya. Sudah bulattekadnya, untuk mengabdi kepada Sang Maharaja Mahespati, Arjuna Sasrabahu.Guno lawan sekti, purun lan koyo: seseorang yang mengabdi itu harus pandai, harus mampumerampungkan setiap pekerjaan, kalau perlu harus bersedia berkorban demi tugas dan cita-citanya. Ayahnya tekun mendidik dengan baik, karena itu merestuinya pula. Nasehat yanglengkap dapat kita baca di dalam Serat Tripama, ditulis oleh KGPA Mangkunegara IV. Dansaya ingat ketika kanak-kanak, melakonkan Sukrosono, raksasa cebol, dekil, buruk, tetapisakti.Bermula dari desa, hati Sumantri dapat menerima segala bentuk, akan tetapi ketika kejelekandan kebagusan bertengger di tempat yang paling dekat, ia harus memilih, dan siapapun akanberbuat demikian. Jika kita tidak tahu apa yang sebetulnya disebut “baik dan sempurna”,kitapun masih bisa menghargai proses kearah penyempurnaan. Proses yang terus menerusitulah agaknya tujuan hidup. Sumantri menjalani proses itu agar ia dapat menjadi yang lain.Kita sering tafakkur oleh kisah-kisah passion yang begitu nekat, tetapi begitu indah dan tidakpalsu: kita ternyata bisa memberi harga kepada sesuatu yang tidak sia-sia, bahwa hidupmanusia tidak sepenuhnya berupa perhitungan rugi laba. Kita tidak bisa mengkomputasikancinta, belas kasih, hati nurani, desakan-desakan akan kebenaran, bahkan uneg-uneg.Lamat-lamat terdengar sedu-sedan sedih, isak tangis Sukrosono, adik yang sangatmencintainya, ketika mereka harus berpisah. Akhirnya Sumantri diwisuda dengan gelar PatihSuwondo. Ia berhasil membebaskan Magada dari kepungan raja Widarba, memboyong hartarampasan dan putri-putri cantik. Entah karena ingin menguji kemampuan majikan, ataukarena mabuk kemenangan dalam mempertahankan jati diri, agar tidak ditegur atau digusur,Sumantri berani menantang raja. Ia kalah, dan di sini bermula malapetaka, ketika ia dipidana,harus memindah taman Sriwedari ke Mahespati, utuh dalam satu malam.Pada waktu yang tepat Sukrosono datang menolong, pekerjaan menjadi rampung, tetapi ditaman itu pula Sumantri menemui bencana, karena rupa yang menakutkan dan prilaku yangmasih udik, Sukrosono membikin onar para putri. Sumantri mengusirnya, sang adik menolak:merengek tidak mau berpisah lagi.Oleh kesadaran akan tugas, oleh rasa malu karena tingkah laku dan rupa yang jelek, denganpanah Sumantri menggertak. Panah itu begitu sakti, dan nasib begitu buruk, tergelincir daritali busur, Sukrosono tewas. Setiakah Sumantri, sebagai manusia biasa, ataukah ia sudah tidaklagi memiliki rasa humor, terlalu serius, sehingga dikekang ambisi ? 167
Segelas Air | 168 ____________________________Di sekeliling kita mungkin masih banyak Sumantri, dengan versi yang selalu baru dengan bajuyang selalu sama, petugas yang baik, yang sukses, tegas-lugas, tetapi kadang masih jijik akannasib buruk orang cilik. Adakah mereka masih memiliki hati nurani: sebagai Sumantri ?Kaningaya sira, kakang Sumantri. Tega nian dikau Sumantri, keluh Sukrosono meregang nyawa.Budaya menguasai hati nurani, dan ambisi menguasai selebihnya.@ 168
Segelas Air | 169 ____________________________ BEETHOVENKeadilan memang buta, tetapi ia masih bisa melihat di dalam gelap. Ia jelas melihat, setidaknyakedalam hati kita. Tetapi benarkah penglihatan bisa sejujurnya, kongruen dengan pikiran,ketika kita tidak mengetahui sesuatu meskipun kita telah melihatnya? Benarkah penglihatanbisa menggambarkan keadilan, selaras dengan pemikiran? Bisakah keadilan menuntunpenglihatan dan pikiran kita untuk bertindak sesuai dengan hati nurani yang congrity?Ketika Islam baru pertama kali tersebar, nun jauh di tengah padang pasir, orang-orang tuamemberi nasehat kepada anak-anaknya yang akan merantau: “Jika ente sampai di Indonesia,jangan terlalu lama ente tekankan tongkat ente di tanah, di sana buminya subur, salah-salah tongkatente bisa tumbuh jadi pohon”. Sekarangpun bisa kita lihat bahwa orang-orang di kampung Arabmemang jarang menekan tongkatnya ketanah, mereka cukup cantelkan benda itu dilengannya. Agaknya menjadi lazim: tongkat di tangan kiri, dan tasbih di tangan kanan.Jika kita meletakkan tongkat tegak lurus separuh tenggelam di air, kita bisa melihatnya sepertibengkok, patah tepat dari permukaan air kebawah (bias, kata orang). Karena penglihatan kitadihadapkan kepada dua dinding batas, dinding udara dan dinding air. Karena selalu ada lataryang membelakangi penglihatan kita. Karena penglihatan kita hanya sejauh mata memandang.Selamanya ada cakrawala untuk batas suatu penglihatan.Jika kita melihat suatu object dari dekat, yang tampak hanyalah object itu. Tetapi jika kitamelihatnya dari jauh, maka object-object lain di sekitarnyapun akan tampak. Bahwa setiapobject tidak berada sendirian. Tidak sendirinya berada. Jika obyek hanya dilihat dari dekat,tidak mikradj, tidak hogere optrekking, penglihatan kita menjadi tidak lengkap.Achmad Dailamy meriwayatkan, bahwa Rasulullah pernah berkata: “Jika engkau melihatperempuan yang menarik dan cantik di sembarang tempat, sebaiknya engkau pulang, karena dirumahmu ada juga perempuan, yaitu istrimu, yang memiliki “unsur-unsur” seperti yang engkau lihatdan engkau pikirkan itu”. Jika penglihatan kita kurang lengkap, kita cenderung menampaksesuatu dengan intuisi. Intuisi bisa berbohong sebab bersifat subyektif, tetapi sering perluuntuk melengkapi fakta. Fakta tidak bisa berbohong, cuma sering tidak lengkap. Hanya yangberpenglihatan benar, yang bisa bertindak berdasarkan fakta dan intuisi. Fakta kasat mata,sedangkan intuisi itu datangnya dari hati.Zen, berkonsentrasi melatih kemampuan: “Jika kita melihat sesuatu, lantas kita berpikir, makapada saat itu momentum untuk melihat sudah hilang, tertutup oleh pikiran. Jika kita ingin melihat,lihatlah. Jika ingin berpikir, berpikirlah “. Jika sedang bermain tennis, bermainlah. Karena yangmembuat seseorang mahir bermain, bukan penglihatan, bukan pikiran, tetapi gerakan. Latihanyang panjang dan lama, ketekunan sejak mula pertama.Andaikata kita sudah tanpa penglihatan, setidaknya kita pastikan bahwa kita masih memilikisebatang tongkat, karena jika tidak, alangkah gamangnya kita ini, seperti kata pepatah: “Bagai 169
Segelas Air | 170 ____________________________si buta kehilangan tongkat”. Tiada arah, tiada Barat atau Utara, hanya gelap semesta, dan kitapuncuma bisa termangu.Mozart melarat dan mati muda. Beethoven tuli sejak bayi, tetapi mereka dapat menciptakanmusik yang abadi sampai kini. Lalu selebihnya, siapakah gerangan sebenarnya kita ini ?@ 170
Segelas Air | 171 ____________________________ BEETLESPendeta Protestan Harry Emerson Fosdick berceritera tentang raksasa hutan yang selalumenang dalam peperangan besar, tetapi akhirnya tumbang terkalahkan.Di lereng Long Peaks di Colorado Amerika terdapat reruntuhan pohon raksasa. Para ahlibotani berkata bahwa pohon itu pernah hidup selama lima abad. Raksasa itu sudah tumbuhketika Colombus menginjakkan kakinya di San Salvador. Dan pada tahun 1620 tatkala kaumPilgrims, Puritan dari Inggris menduduki Plymouth, pohon itu sudah menjulang ke langit.Selama hidupnya ia telah disambar petir delapan belas kali, diserang badai dan salju longsorberibu kali. Namun raksasa itu tetap perkasa.Akhirnya pada suatu hari, pohon raksasa itu tumbang, tergeletak rata dengan tanah setelahdiserbu sepasukan kumbang (pine beetles). Serangga itu melobangi batangnya sedikit demisedikit, namun tidak kunjung berhenti, sehingga raksasa itu kehilangan kekuatannya. Pohonraksasa yang gagah perkasa, yang tidak mempan disambar petir, tidak goyah diserang badai,tidak lekang oleh panas tidak lapuk oleh hujan, tidak mati dimakan usia, akhirnya roboh danhancur hanya karena diserang oleh kumbang (the beetle), binatang yang badannya sangat kecilyang dapat kita bunuh hanya dengan menggunakan satu jari saja.Bukankah kita seperti raksasa itu?, kita dapat bertahan melawan badai, petir dan longsornyasalju kehidupan, akan tetapi kadangkadang dibiarkannya hati kita tumbang digerogoti olehkumbang-kumbang, digerogoti oleh kesedihan yang kecil-kecil. Dua puluh lima abad yanglalu Pericles, pemimpin Athena berkata: “Marilah kita bangkit kawanku, kita telah terlalu lamatermenung memikirkan hal yang kecil-kecil”. Dan Swami Vivekananda bapak perjuangan Indiadua abad yang lalu juga berkata: “Sudah terlalu lama kita bersedih. Jangan bersedih lagi. Bangkitlah.Jadilah jantan”.Sering kita hadapi kemalangan besar dalam hidup ini dengan gagah berani, tetapi kemudianterjatuh karena hal-hal yang sepele, tetek-bengek yang menjengkelkan. Ketika Sir Harry Vanedi London akan naik ke tempat pemenggalan kepala, ia sama-sekali tidak membela hidupnya,tetapi ia minta dengan sangat kepada algojo, agar jangan menetak persis di atas bisul yangsakit di lehernya. Ia tidak memikirkan hidupnya, ia malah merisaukan bisulnya.Admiral Byrd, penakluk kutub Selatan, melihat banyak dari anggota ekspedisinya yang nyarisgila, karena perkara kecil-kecil. Mereka dapat bertahan di tengah kegelapan kutub dengansuhu udara -80oF, tetapi banyak di antara mereka yang saling tidak berbicara, karenamemperebutkan tempat tidur yang tidak luas, atau bertengkar karena cangkir kopinyatersenggol temannya.De minimis non curat lex. Hukum tidak mempersoalkan perkara-perkara kecil. Begitu jugabagi mereka yang suka bersedih hati. Mereka seharusnya tidak usah bingung karena hal-hal 171
Segelas Air | 172 ____________________________sepele, jika menginginkan ketenteraman bathin, pikiran yang jernih dan menyenangkan. Kitamerasa sedih karena sebenarnya banyak hal-hal kecil yang kita besar-besarkan sendiri.Dengarkan yang telah dikatakan oleh Perdana Menteri Disraeli:”Hidup ini terlalu singkat untukmemikirkan persoalan yang kecil-kecil, soal tetek-bengek”. “Saya dapat menghabiskan seekor anakanjing yang dimasak asal-asalan, daripada harus makan bebek Peking dengan sirip ikan hiusambil mendengarkan istri ngomel, mengeluh karena hal-hal tetek-bengek”, kata DaleCarnegie.@ 172
Segelas Air | 173 ____________________________ BERTOLD BRECHTSejarah tidak cuma subur melahirkan orang-orang besar. Sejarah di dalam perjalanannya,justru sanggup melahirkan perbuatan-perbuatan besar. Sejarah bukan hanya pintarmenciptakan para pahlawan. Sejarah setiap saat justru menciptakan perbuatan-perbuatankepahlawanan. Sejarah sering terasa juga berlaku tidak adil. Oleh karena itulah manusiadilecut ambisi. Gagal menjadi sesuatu, ia mencoba menjadi yang lain. Hitler karena gagalmenjadi pelukis, lantas menjadi politikus, akhirnya korbanpun bergelimpangan, dunia hampirberantakan, berkembang ke arah yang berlainan.Penyair Berthold Brecht terharu akan kelakuan dan perlakukan sejarah. Yang seharusnya tidakhanya kagum kepada raja yang mendapatkan pahala, pemimpin yang menerima tepuk tangan,atau para pejabat yang menginginkan elusan di pundak, seringai sukses dari tetua masyarakat.Dia justru bertanya-tanya tentang nasib sebagian besar pelakunya. Yang biasanya, tetapi tidaksemestinya, dilupakan begitu saja. Ia tidak hanya membaca prasasti, tetapi ia ingin tahu apayang terjadi dibalik prasasti. Sejarah sering juga terasa palsu, terasa pilu. Sering ada kepalsuandalam dimensinya. Sejarah memang sering dikorupsi beramai-ramai. Ketika malam itu tembok besar Tiongkok jadi, kemanakah para tukang batu pergi?Kita punya Chairil Anwar, yang berang, menyuruh kita membuka buku sejarah: Semua perludicatat. Semua dapat tempat. Kenyataanpun bisa melenceng, walau hal itu bukan urusan kita.Kemauan kita tidak mesti sama dengan kemauan sejarah. Kita tidak pernah berulang,sedangkan le histoire c’est repete - sejarah selalu berulang kembali. Kemauan sejarah tidak harustakluk kepada kemauan kita. Semua bisa dicatat tetapi semua belum tentu mendapat tempat -belum tentu, paling tidak untuk sekarang ini.Sejarah terkadang hasil kerja tukang-tukang dan kuli-kuli. Lantas mereka mengangkatseseorang yang semula disukai, lantas tidak. Tetapi sejarah memang sangat hemat mencatat,tidak bisa semuanya ditulis, beberapa nama sudah cukup. Sejarah tidak mencatat yangterbanyak, ia mencatat yang tersedikit. Ia menulis Firaun, bukan tukang-tukang yang yangdilecut kelaparan, atau yang ikut terkubur atau dibenamkan. Sejarah cukup menunjuk adanyalambang-lambang.Beberapa penulis Barat dibikin terheran-heran sewaktu membaca kisah yu gong yi shan tentangseorang kakek bodoh yang bekerja sendirian meratakan gunung batukarang. Ketika Kong HuCu bertanya kapan dan bagaimana cara menyelesaikan pekerjaan itu, si kakek (yang jugapelaku sejarah) menjawab:”Ah gampang, hari ini saya angkut batu satu keranjang, besok satukeranjang. Kalau saya mati, anak saya yang akan melanjutkannya. Kalau belum selesai, cucu saya,lantas anak-anak cucu-cucu saya. Begitulah seterusnya, sekeranjang demi sekeranjang, sampai tuntas,gampang bukan, gunungnya memang tinggi tetapi tidak mungkin akan menjadi lebih tinggi lagi”. 173
Segelas Air | 174 ____________________________Lima ribu tahun yang lalu Meng-Tze berkata: “Sepuluh ribu kilometer bukan perjalanan susah,yang diperlukan hanya satu ayunan langkah pertama. Untuk langkah pertama, tidak diperlukan usaha,kecuali kemauan yang kuat untuk memulainya”. Meng-Tze tidak ribut dengan sejarah, ia cumaberpesan, juga kepada kita: “Siapa yang berjalan perlahan-lahan dan berhati-hati akan sampaiketempat yang lebih jauh. Siapa yang menganyam dengan lemah lembut, akan menghasilkan permadani-permadani yang lebih indah”. Sejarah tidak selamanya berarti susah, ia bisa berarti perjalanan, iapun (yang paling sering), bisa dianyam seperti permadani.@ 174
Segelas Air | 175 DAMAR WULAN ____________________________Duapuluh tahun lewat di Banjarmasin. Pesta perkawinan anak pejabat asal Jawa, sedikitrunyam. Tidak ada tumpukan kado di tempat yang disediakan. Tidak ada hadiah kulkas atautivi yang dikirim. Tidak ada kunci mobil atau emas picis raja brana yang diantar.Sang pejabat dan istrinya heran. Yang diterima hanya beratus-ratus amplop, sehingga saku-saku surjan tuan rumah menggelembung tak menampung. Ketika dibuka, semua amplop ituhanya berisi uang kontan, “dua ratus rupiah” masing-masing, tidak lebih dan tidak kurang.Intel disebar, informan dipanggil, adakah sabotase atau rasa tidak senang. Beberapa oknumsempat dicurigai, adakah unsur subversi, adakah organisasi tanpa bentuk, melecehkan yangberwenang. Akhir cerita, semua tenang, seperti sebuah pepatah: “ketakutan mengetuk pintu,keyakinan membukanya, ternyata tidak ada apa-apa di luar”.Kerunyaman bersumber pada surat undangan. Pada tukang zetter yang masih muda dipercetakan. Konsep tulisan “Mohon Doa Restu” dalam undangan telah diubah dengan sengaja,dengan kesadaran penuh, menjadi “Mohon Dua Ratus”. Ia melihat kenyataan denganpandangannya sendiri. Mana ada orang minta-minta doa restu. Yang diminta biasanya pastiuang atau barang. Mana ada doa restu, ini salah sebut, yang betul dua ratus. Dan tertulislahdalam undangan itu “ mohon dua ratus”. Ia sulit menafsir arti restu, yang sebetulnya berartidoa. Maka perhelatan itu hanya mendapat uang dua ratus ribu rupiah, dari modal berjuta jutarupiah.Pemuda itu belum tahu, bahwa saat itu ucapan mohon doa restu lagi trendi. Pertandinganbola, mohon doa restu, walaupun akhirnya kita kalah dari Korea Selatan 7 - 0. Team ThomasCup, Uber Cup, atau Hockey, mohon doa restu dari para pemirsa TVRI di seluruh Tanah Air,walaupun akhirnya kita keok dari China dan India. Mungkin karena walaupun diminta, tidakada seorang pemirsapun yang sempat berkomat-kamit membaca doa, ketimbang melihatpemain kita kalah stamina. Atau doa untuk hal-hal yang dipertandingkan memang tidak ada,mungkin tidak boleh, tidak sportip. Tuhan enggan mengabulkan ke-tidak-sportip-an.Mohon doa restu, jaman dulu berarti pamit. Mohon doa restu eyang, ibu, untuk berangkat.Pejuang kemerdekaanpun mohon doa restu, untuk berjuang sampai mati. Jangan-jangan doarestu kita untuk sepakbola dan bulutangkis barangkali berarti pamit untuk kalah. Mungkinteam Korea Selatan atau China tidak ambil pusing akan doa bangsa Indonesia. Yang pastimereka telah berlatih sungguh-sungguh, bermain ngotot untuk menang. Satu milyar orangCina, enam ratus juta orang India, tidak akan peduli terhadap apa yang kita lakukan hari ini.Mereka tidak ambil pusing pada komat-kamit mulut kita.Betapapun, pamitnya (mohon doa restu) Damarwulan kepada istrinya Anjasmara, sebelum 175besoknya berangkat berperang ke Blambangan, masih menyentuh. Pamit, karena perangnyamerasa akan kalah, menghadapi Prabu Menakjingga. Perang, karena ambisi Kenconowungu,
Segelas Air | 176 ____________________________dan Logender, Layangseto Layangkumitir. Perang yang bukan atas kehendaknya, perangbukan untuk membela apa-apa. Perang kita sendiri. Perang kita sehari-hari, mencari sesuapnasi: Karia mukti wong ayu, kakang pamit palastra. Tinggallah dalam kebahagiaan istriku sayang, Suamimu minta diri, (mungkin) menuju mati.@ 176
Segelas Air | 177DURNADurna mandi di sungai Gangga, disaksikan para muridnya, Kurawa dan Pandawa, lantas tiba-tiba seekor buaya raksasa menyambar, melibas, dan iapun meraung-raung kesakitan. ParaKurawa menyingkir takut, sedangkan Pandawa masih sibuk mengupayakan pertolongan, saatArjuna berhasil memanah mati buaya itu. Werkudara bertanya, bagaimana bisa Durna yangsakti dihantam seekor buaya. “Aku tadi menguji kalian”, jawab Durna. Hanya guru yang baik,yang tidak saja menilai kemampuan, tetapi juga menilai watak dan laku. Ia tidak mengujidengan kata-kata, ia menguji dengan perbuatan-perbuatan nyata.Tetapi Durna bukan contoh guru yang terlalu baik. Ia menolak Karna karena pamrih, hanya ____________________________mau mengajar anak ksatrya. Ia sesumbar, Arjuna murid tercinta, yang bisa menjadi pewaris,pemanah paling ulung di dunia. Ia kuatir jika Ekalaya yang lugu bakal lebih mahir, jadi iapotong jempol tangannya, dalih sebagai upah untuk ilmu yang ia dapat dari mengintip.Agaknya ilmu memang barang mahal, kurang lazim jika sembarangan diwariskan.Tugas guru menunjukkan cara, bagaimana seharusnya kita menghadapi sesuatu. Guru tidakmerubah kenyataan yang ada, yang kita alami. Tetapi guru dapat merubah cara kita melihatkejadian-kejadian, sehingga sering terjadi, kita bisa menjadi orang lain, tanpa kita sadari. Gurubisa terlalu agung, bisa terlalu hina, jika hanya untuk digugu dan ditiru. Guru bukanseperangkat atribut, bukan koleksi ilmu. Guru bukan memberikan, tetapi menunjukkan.Kadang kita tertegun ketika kita menampak sebuah gelas yang separuh kosong atau setengahterisi. Dan kitapun sering bimbang ketika kita bertanya: apakah karena ilmu, pengalaman,ataukah keimanan yang telah mengajari kita, sehingga kita yakin bahwa pasti ada sumber didunia ini yang mampu mengisi kembali gelas itu menjadi penuh. Atau sesuatu yang memilikikekuatan dahsyat untuk membikin tetap kosong.Setiap kita mempelajari kecenderungan alam berhadapan dengan keinginan kita sendiri, selaluada sebab yang kuat dan benar mengapa sesuatu bisa terjadi. Selalu ada alasan tertentu, untuksetiap kejadian, yang tidak kita ketahui. Tidak ada kejadian yang berdiri sendiri atau yang adadengan sendirinya. Dan kitapun bukan hanya akan bertanya-tanya, apa yang telah terjadi,tetapi dengan cara bagaimana sebaiknya kita mesti melihat kejadian-kejadian itu.Tatkala Durna menampak seekor burung kecil bertengger di puncak pohon besar, inilah saatuntuk menilai murid-muridnya dalam hal kepandaian memanah. “Yudistira bidiklah burungitu. Apa yang telah engkau lihat, Yudistira ?” “Saya melihat bumi, langit, awan dan matahari,guru”. “Ah, engkau keliru”. “Duryudana tujukan panahmu kepada burung itu, apa yangengkau lihat ?” “Saya melihat akar, pohon, daun, bunga dan di sana ada seekor burung kecil”.“Dan engkau Aswatama ?” “Saya melihat kaki, jubah putih, dan ketiak guru”. “Sekaranggiliranmu Arjuna, arahkan panahmu, apa yang tampak padamu ?” “Saya melihat kepala seekorburung, guru”. “Coba bidik lebih baik”. “Saya hanya lihat matanya, lurus dengan ujung anakpanah saya”. 177
Segelas Air | 178 ____________________________Ilmu atau kecakapan hanya dapat mengukur sesuatu yang dapat diukur, tetapi iman ataukeyakinan, mengukur sesuatu yang sebenarnya tidak dapat diukur. Tetesan air dari ilmu tidakberasa dan tidak berwarna, bisa berubah apabila ia tercemar, dengan racun berasa racun,dalam kegelapan ia berwarna lebih hitam.“Konsentrasi Arjuna”. Keinginan untuk unggul kadang memang memudahkan segalanya.@ 178
Segelas Air | 179 ____________________________ KHITTAHDeklarasi apapun. Semua Manifesto, jika menyebut manusia, akan menyebut sama. NipponIndonesia sama-sama, kata semboyan PUsat TEnaga RAkyat cikal bakal Peta dahulu, Bedanyahanya: yang satu menjadi kenpetai, sedangkan yang lainnya dipaksa menjalani takdir sebagairomusha. Yang satu berhak menampar, sedang lainnya wajib membungkuk, mengais-ngais bilalapar. Sampai Cak Durasim, pemain ludruk tidak ketinggalan menembang: “Pegupon kandangedoro, melu Nippon kok yo tambah soro”. Ini dahulu. Sekarang mungkin tidak. Semua sudahsama-sama memakai sandal jepit, apa boleh buat.Manusia sama di hadapan hukum. Di hadapan Tuhan. Di hadapan tirani sekalipun. Seolahmanusia hanya dilahirkan satu saat, dari satu perut, satu tikar, sekaligus, bersama-samamenggeliat. Bila menyangkut interest semua terperangah, menyeringai ramai-ramai. Lantasmanusiapun menjadi tidak sama di hadapan manusia yang lainnya.Banyak sudah kata-kata: Homo Sacra res Homini, manusia seharusnya sacral di hadapanmanusia yang lain, tetapi masih menjadi kenyataan: Homo Homini Lupus, manusia itu serigalabagi manusia yang lain.Manusia memang sukar untuk sama. Apapun perbedaan ras, agama, golongan dan ideologi,kemanusiaanlah yang tetap sama. Kemanusiaan, yang sama pada batas kematian, padabencana, pada rasa sedih, pada air mata, mungkin juga pada rasa cemburu dan gembira.Kesadaran kemanusiaan adalah benih yang indah dalam budi yang luhur, moralitas yangberalasan dan berlandasan. Ia sanggup menghibur kita, ketika kita sedih menyaksikan buasnyakebencian. Ia pantulan cahaya, dari sumber terang entah dari mana, ketika kita hampir putusasa di tengah prasangka keruh dan selingkuh. Tetapi seperti halnya yang baik-baik, ia jugamenyebabkan adanya hasrat-hasrat yang berlebihan.Suatu hari Rasulullah sedang berkumpul dengan para sahabat. Tiba-tiba beliau berdiri karenamelihat iring-iringan jenazah datang dari kejauhan. Setelah makin mendekat, salah seorangsahabat melihat hal yang aneh, lantas berkata: “Tetapi Rasulullah, itu jenazah orang Yahudi”.Rasulullah tetap berdiri tegak, menghormat, maka saat itu lahirlah hadis yang sahih daribeliau: “Jika ada iring-iringan jenasah lewat, berdirilah”. Rasulullah bersama Umar bin Chattabberada di pasar, ketika seorang Yahudi yang kasar tiba-tiba mencekal leher jubah Rasulullah,membentak menagih hutang. Umar dengan sigap sudah menghunus pedang akan menimpastangan yang kurang ajar itu. Dengan sabar, Rasulullah melerai: “Jangan wahai Umar, ia benar,aku memang masih punya hutang kepadanya”.Inti kemanusiaan adalah berbuat adil, kepada diri sendiri dan kepada orang lain. Ada ayatyang sering diulang-ulang: “Wa laa yajrimannakum syana-aanu qaumin ‘alaa allaa ta’diluui’diluu huwa aqrabu lit taqwaa - Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap suatu kaum 179
Segelas Air | 180 ____________________________mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepadataqwa”.(QS.5:8)Sering orang berkata, kemanusiaan saya tebal, tetapi kebanyakan orang lain tidak berbuatbegitu kepada saya. Kalau demikian kita harus buru-buru kembali kepada khittah agamasemula: “Jangan kamu menganiaya, dan jangan mau dianiaya”.@ 180
Segelas Air | 181 ____________________________ KIATPada suatu pagi di musim dingin yang berkabut, di pinggiran Tokyo, dengan kaki terpincang-pincang, seorang laki-laki yang kelihatan sangat tua dan kotor, bahkan sangat miskin,memasuki sebuah toko makanan yang mewah, yang baru saja dibuka hanya untuk membelisepotong roti sarapannya karena sejak kemarin sore, perutnya tidak kemasukan makanansedikitpun.Dengan menggenggam beberapa uang receh yang sudah kusam orang tua tersebut dengantertatih-tatih menunjuk sepotong roti yang paling murah dan paling kecil di lemari kaca.Namun ia tidak segera dilayani. Bahkan para pegawai dan pelayan yang masih muda dancantik serta bersih lagi wangi itu, saling berpandangan, tersenyum-senyum penuh arti karenakedatangan tamu pertama pagi itu mereka anggap telah merusak suasana harmoni di toko itu.Beberapa pelayan diam-diam menuduhnya sebagai pengemis yang tidak tahu diri, karena laindari biasanya pembeli di toko itu adalah para eksekutif yang berkantong tebal, berpakainindah-indah, bermobil dan membeli makanan dalam jumlah yang berlimpah-limpah.Melihat dan merasakan suasana yang tidak mengenakkan dari balik kaca ruang kerjanya yangtemaram, si pemilik toko segera keluar menemui si orang tua, mengambilkan roti yangditunjuknya, membungkusnya dan menyerahkannya, bahkan menghitung uangkembaliannya. Dan seperti lazimnya orang Jepang dengan terbungkuk penuh hormatmengucapkan terima kasih dan meminta maaf dengan tulus atas perlakuan para karyawannyayang tidak segera melayaninya.Semua sudah berlalu, si orang tua cepat-cepat keluar dari toko. Tapi suasana tegang masihmenyelimuti ruangan itu. Tiba-tiba seorang pegawai senior yang sudah lama bekerja di tokoitu bertanya kepada si pemilik toko: “Sudah sepuluh tahun saya bekerja di sini. Dan selama itu Tuantidak pernah saya lihat melayani sendiri para pembeli, bahkan langganan kaya yang membeli setiap haridalam jumlah yang besarpun tidak pernah Tuan layani. Tetapi, mengapa terhadap pembeli tadi, seorangmiskin yang hanya membeli sepotong roti seharga 150 yen, Tuan telah bersusah payah melayaninya,sedangkan kami sendiripun enggan melayaninya?”.Si pemilik toko dengan sungguh-sungguh menjawab: “Tahukah kamu bahwa dialah sebenarnyapembeli yang paling terhormat. Dialah pembeli yang sebenarnya pembeli. Karena untuk sampai kemaridengan berjalan kaki, dia harus bangun lebih cepat dari biasanya. Karena untuk dapat dilayani terlebihdahulu, agar tidak mengganggu pembeli yang lain, dan malu karena dia tahu bahwa uangnya hanyacukup untuk membeli sepotong roti yang paling kecil, dia sudah lama kedinginan menunggu di luarsebelum toko ini dibuka, sebelum pembeli yang lain berdatangan. Karena miskinnya, dia harusmenabung beberapa hari agar dapat membeli roti itu, sedangkan orang lain cukup dengan selembarcredit card. Saya yakin, sesampai di rumahnya dia akan memakan roti itu dengan lahap, dengan nikmat, 181
Segelas Air | 182 ____________________________karena hanya itulah persediaan yang dia miliki dan dia idamkan, sedangkan yang lain datang membeli,hanya karena toko kita sudah terkenal dan menjanjikan gengsi”.Akhirnya semua sadar, tapi sudah terlambat. Memang yang datangnya paling akhir di mukabumi ini hanyalah rasa sesal, diawali kesadaran, kalau ada. Sedihnya karena sesal datang dariprasangka baik atau buruk. “Wa’asaa an takrahuu syai-aw wa huwa khairul lakum wa’aasaan tuhibbuu syai-aw wa huwa syarrul lakum, wallaahu ya’lamu wa antum laa ta’lamuun-Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia baik bagimu dan boleh jadi kamu menyukai sesuatupadahal ia buruk bagimu. Dan Allah mengetahui sedangkan kamu tidak mengetahui”.(QS.2:216) @ 182
Segelas Air | 183 ____________________________ Kyai JAMBHUDi alun-alun Sampang, dalam persiapan pemilu tahun 1955, Kiai Jambhu dari pesantren yangtermasyhur, ikut kampanye. Ia calon anggota DPRDS, berperawakan tinggi besar, berjanggut,bermisai, dan sorbannya berjumbai. Ia tidak menjanjikan apa-apa, belum berjanji untukmembangun jembatan Surabaya - Madura. Ia hanya berpidato singkat dalam bahasa Madura:“Allahu Akbar - Saudara-saudara - Kyai Jambhu ikut PNI - goncang Madura - sekian”, lantas turundari podium, tanpa pembuka salam, tanpa penutup salam. Bupati yang juga PNI bertepuk.Hadirin bersorak ada yang terbahak, kota Sampang goncang. Bumi Madura gonjang-ganjing.Karena waktu itu, semua kyai, semua pesantren, kalau bukan NU, tentu Masyumi.Saya yang SMP dan ketua PII, yang diundang seperti Bupati, ikut-ikutan bersorak. Agaknyasang kyai ingin menyatakan pesan: jangan perhatikan (dengar) apa yang aku katakan, tetapiperhatikan siapa (aku) yang mengatakan. Untuk hal-hal tertentu, dengan tujuan tertentu pula,pernyataan seperti itu bisa saja benar dan memang sering berlaku. The Singer not the Song.Kebalikannya, konon dalam suatu kesempatan Ali bin Abi Thalib r.a. pernah juga bersabda:”Undzur maa-kaala, wala tandzur man-kaala-Jangan perhatikan siapa yang mengatakan, tetapiperhatikan apa yang dikatakan”. Keduanya benar, karena ia nyata, karena ia suatu keinginan.Yang ini juga petuah, agar kita tidak terlalu meng-global-kan suatu penampilan.Era global-isasi, bukan saja harus lebih memahami perkembangan yang terjadi, tetapi semuabisa makin diperjelas, semua bisa dipertanyakan, bisa juga jika terpaksa dipertentangkan.Kitab-kitab yang terlanjur berwarna kuning, kitab-kitab apapun, yang dari China sekalipun,kalau perlu, sebaiknya sering-sering dikaji kembali. Dibuat transparent tanpa monopoly.Dalam satu kitab kuning, yang tentu ada di pesantren Kyai Jambhu, memang tersebut syarat-syarat, yang harus dimiliki oleh tukang pidato, tukang kampanye, tukang dakwah bahkantukang penjual obat. Syarat untuk menunjukkan sifat seseorang dan untuk sifat perkataannya.Qaulan ma’ruufah, perkataan yang baik, yang diharapkan keluar dari mulut orang baik-baik.Qaulan baliigha, perkataan yang menarik, yang diharapkan dari mulut orang yang disenangi.Qaulan masyhuura, perkataan yang mudah dimengerti, dari orang yang tidak menclamencle.Qaulan kariiman, perkataan yang sopan, dari orang yang seharusnya bersifat sopan santun.Qaulan syadiidan, perkataan yang jujur, yang seharusnya hanya keluar dari orang yang jujur.Qaulan layyinan, perkataan yang mendidik, yang seharusnya keluar dari orang yang terdidik.Pendidikan adalah inti dari semua kata-kata, tujuan dari kata-kata, dari pidato, dari dakwah.Pendidikan moral, pendidikan politik, pendidikan agar menjadi selamat, salaamah, Islam.Barangkali Qaulan layyinan yang agak sulit diterapkan, bagaimanapun dan di manapun agarlebih berhasil, keteladanan masih sering diperlukan. 183
Segelas Air | 184 ____________________________Keteladanan yang baik, satunya kata dan perbuatan, dalam hal apapun, tetap diutamakan,seperti sabda Rasulullah:”Sesuatu itu baru ada gunanya jika ia memulai dari dirinya sendiri”.Keteladanan yang baik, memang sering memerlukan idealisme. Cuma sayangnya, idealismatau bisa juga suatu ideology dari seseorang, kadang bisa mati, terkikis oleh realita ekonomiatau realita lainnya. Ketika di pesantren itu yang unggul adalah Masyumi, padahal semuasudah janji masuk PNI, sang Kyai marah-marah. “Kenapa bisa begini, padahal kalian sudah ikutsantiaji”. Para santri itu serempak menjawab:”Kami sudah lima tahun ikut PNI, moso’ ikutMasyumi lima menit pada waktu nyoblos saja tidak boleh? Kami ini hanya ikut petuah Kyai, agar selalumembuat seimbang urusan dunia dan akhirat”.Pada awal kemerdekaan, ketika kanak-kanak, saya masih ingat, semua kyai, santri, pamong,pangreh, rakyat dan laskar sering berkumpul, di surau atau di mesjid bahkan di alun-alun,tidak satupun saling berebut pengaruh. Saya masih ingat hanya ada slogan dalam bahasaMadura yang diteriakkan berulang-ulang:”Allahu Akbar, hancurkan musuh, bela tanah Madura!”Agaknya peta bumi waktu itu belum lengkap, belum begitu terasa bahwa Madura ituIndonesia juga. Agaknya jika memperkatakan “persatuan dan kesatuan”, orang memang lebihcondong hanya saling ikhlas dalam persatuannya, sedangkan dalam kesatuannya masih ingindimiliki sendiri, demi tujuan sendiri, demi kepentingan sendiri, seperti lagu dangdut yangbaru beredar: makan-makan sendiri, masak-masak sendiri.Saya terkejut, tetapi tidak bertanya-tanya lagi, ketika almarhum Kyai Haji Bahaudin Mudhary,berkata: “Di bumi ini, kamu boleh merasa bangga menjadi orang Jepang, Madura, Eskimo, atau orangJerman, kamu boleh ikut golongan apa saja, bahkan kalau mau boleh menjadi apa saja, tetapi cuma harusdiingat bahwa di akhirat, di hadirat Allah, tidak ada peta bumi yang dibagi pulau-pulau, negara-negara,tidak ada peta politik golongan-golongan, yang ada hanya rakhmatan lil-alamin, jika kamu percaya”.“Jika tidak, ya terserah!”, tambahnya.Kyai Jambhu ikut PNI, entah ikut apa lagi ia sekarang, pulau Madura tidak akan tergoncang,karena siapa yang dapat memastikan, bahwa orang-orang Madura tidak accommodative?Setelah empat dekade kitapun masih akan bertanya, kepada orang-orang dan diri kita sendiri:“Ketika nanti jembatan Sura-Madu jadi, kemana kira-kira orang-orang Madura akan pergi?”.@ 184
Segelas Air | 185 ____________________________ LIE-ZILie-Zi dari negeri Wei pada jaman Sam Kok, pelatih hewan yang cakap dan banyak sekalimemelihara kera. Berkat usaha dan pengawasan yang tekun, Lie-Zi semakin maklum akansetiap watak kera, dan para kera mengerti kata-kata dan perintah Lie-Zi, sehingga merekasaling dapat menyenangi satu sama lain. Tidak jarang karena negeri saling berperang, Lie-Zimengurangi jatah makan keluarganya, untuk diberikan kepada para kerabat bala tentara SriRama itu.Ketika negeri Wei dikuasai negeri Shu, makanan menjadi semakin langka, dan Lie-Zi harusmengurangi jatah makan untuk keranya. Dengan hati-hati sebab kuatir sang kera tidak akanmenyukai pengurangan jatah makannya, Lie-Zi berkata: “Sejak hari ini aku hanya dapat memberikalian makan: tiga biji kacang di waktu pagi, dan empat biji di waktu sore. Bukankah itu sudahcukup?”. Anak-anak cucu Hanoman itu memperlihatkan muka bengis, mempertunjukkantaring, tanda mereka tidak suka, karena pikirnya jatah itu terlalu sedikit.Lie-Zi berpikir sejenak lantas berkata lagi: “Baiklah, karena kamu sekalian menganggap bahwatiga biji kacang di waktu pagi, dan empat biji di waktu sore terlalu sedikit, aku akan memberi kalian:empat biji kacang di waktu pagi, dan tiga biji di waktu sore, tidak tambah lagi, sekarang kalian pastipuas”. Mendengar kata-kata itu para kera ndeprok di tanah sambil mengibas-ngibaskan ekor,menunjukkan bahwa mereka amat puas atas kebijaksanaan engkong Lie-Zi.Kita kadang dipaksa, atau terpaksa berperan seperti Lie-Zi, walaupun tidak jarang justrukitalah sebenarnya kera-kera itu. Sering kali pikiran kita bisa menipu diri kita sendiri, ketikaperasaan, objektivitas dan pertimbangan akal sehat tidak selamanya di dalam keadaan siap.Ketika data tidak dianggap lengkap, bahkan sering dianggap tidak lengkap. Selingkuh.Hakikat data hanya ada dua: data yang betul dan data yang tidak betul. Tetapi kegunaannyabisa menjadi empat: data yang betul untuk tujuan betul, data yang betul untuk tujuan tidakbetul, data yang tidak betul untuk tujuan betul, dan data yang tidak betul untuk tujuan yangtidak betul pula.Pengawasan tetap diperlukan, bukan saja oleh Lie-Zi untuk keranya, bukan untuk mengintipmaling, bukan untuk menjebak, tetapi pada hakikatnya untuk memberi penghargaan, rasa adildan rasa nyaman. Pengawasan bisa dikatakan berhasil, manakala ia makin memperlancar aruspekerjaan, mempermudah urusan antar bagian. Pengawasan yang baik mencegah timbulnyafitnah yang buruk. Pengawasan bukan saja rem, tetapi ia juga motor, ia bisa minyak pelumas.Pengawasan erat hubungannya dengan anjuran yang jelas dengan contoh yang baik, sepertikata Francis Bacon: “Mereka yang memberikan anjuran baik, telah membangun dengan satu tangan.Mereka yang memberikan anjuran baik dengan contoh perbuatan, telah membangun dengan duatangan. Tetapi mereka yang memberikan anjuran baik dengan contoh perbuatan buruk, telahmembangun dengan satu tangan tetapi menghancurkannya dengan tangan yang satunya”. 185
Segelas Air | 186 ____________________________Puja dan puji kadang melecehkan pengawasan. Memuji diri untuk dipuji, bisa melemahkanpengawasan. Kita sering menyenangi orang yang memuji-muji kita, tetapi jarang sekali kitamau menyenangi orang yang semestinya kita puji. Orang bodoh selalu dapat menemukan orangyang lebih bodoh untuk memujanya. Akhirnya dalam segala sikap, perlu disimak kata-kataGuiseppe Garibaldi: “Berilah saya tangan-tangan yang siap ketimbang lidah-lidah yang siap”. Sebabpikiran adalah akar, kata-kata adalah bunga, dan buahnya: Perbuatan.@ 186
Segelas Air | 187(M)Sangat menakjubkan memang, apabila (M) bukan saja berarti datang bulan. Menstruasi.Bahkan beberapa huruf (M) tidak perlu berurutan, menentukan bangkrut atau majunya suatuusaha. Misalnya: Management, Manpower, Money, Market, Machine, Maintenance, bermuladari huruf (M). Yang paling seronok dan ajaib adalah Management. Konon di bumi ini semuatindakan atas namanya belaka. Ia seperti mantra, ia sumber akibat, ia danau tetapi juga sungai.Tetapi dari semua (M), Management itulah yang subur mengandung konflik. Management ____________________________binatang rakus. Ia melayani, ia juga minta dilayani. Dalam sistem apapun ia selalu berniatmengelola segala hal yang timbul dalam kehidupan bersama, termasuk konflik. Kita akuibahwa konflik adalah bagian dari kita, biarpun kita dari satu lubuk, biarpun kita di satukandang.Konflik itu ibarat sebuah melodi. Terkadang menyelaraskan. Menterjemahkan. Bisa jugamembuyarkan angan-angan. Management totaliter tidak menghendaki adanya konflik. Beraniberbeda adalah bid’ah. Individu adalah dosa asal. Konflik pembawa malapetaka. Psikologimanagement totaliter berkata: yang tidak sama dengan kita dialah musuh yang harusdiganyang.Management demokratis, mempunyai asumsi bahwa manusia memang agak sial. Tidak berartisesuatu yang memburuk. Sial karena ternyata ekspressi kemanusiaan memang berbeda-beda,banyak kerepotan, kadang menjengkelkan. Sehingga manusia saling merasa perlu berunding.Mencari konsensus. Setelah bersitegang, punya cadangan di hati, suatu saat kelak berbaik lagi.Sejarah menunjukkan: kesepakatan sebaiknya tidak menghasilkan kemenangan ataukekalahan mutlak. Karena yang terjadi bisa suasana berbahaya. Ada yang merasa ditipu ataudiancam pikirannya. Ada yang bisa kehilangan batas sehingga permusuhan selaludipersiapkan dan kesepakatanpun kehilangan arti, dan hidup bersama menjadi mustahil.Seorang besar pernah berkata: “apabila dua orang selalu seia-sekata, maka salah satu dari padanyatidak berguna. Apabila dua orang tidak pernah seia-sekata maka kedua-duanya tidak berguna”.Seorang ahli management dari Amerika dengan dingin menyesali bahwa: masyarakatnya kiniadalah masyarakat yang dirundung suatu rasa takut akan konflik, akan ke-tidak-sepakatan,akan rasa bermusuhan, akan antagonisme. Sebabnya bisa kita ketahui dari pengalaman kitayang melarat tujuh turunan: bahwa setiap konflik pasti menanggung resiko, dan resikobukanlah hal yang harus diambil, kalau kita berharap tidak menjadi melarat delapan turunan.Konflik akan merusak jaringan pembagian kemakmuran. Di Jawa anak-anak dididik denganuro-uro, agar menundukkan kepala bila dimarahi, nrimo. Bapang den simpangi, ana caturmungkur - agar menghindar dari konflik, gossip, kasak-kusuk, celoteh. Ini mungkinpendidikan baik bagi si lembek. Atau latihan kekuatan bathin untuk menahan diri. Mungkinajaran priyayi, yang harus merunduk karena merasa dirinya sudah demikian luhur. Candu sitertindas. Unen-unen kaum tani: ia bisa celaka bila marah, ia bisa berantakan bila bertikai. 187
Segelas Air | 188 ____________________________Soalnya, kita lantas menjadi tidak biasa dengan konflik. Cemas. Kain cabikpun disangka robek.Kita tanggapi konflik dengan sikap kurang percaya diri. Kita lupa, beras menjadi putih bukankarena ditumbuk, menjadi putih karena bergesek. Management bukan gempa, jin setan ataupageblug. Konflik bukan persepsi black magic. Dan management kadang mati karena diam,kadang justru karena panik.@ 188
Segelas Air | 189 ____________________________ MAC ARTHURApa yang dapat kita simak dan kita kenang dari seekor katak yang buruk? Kepercayaan orangCina kuno menempatkan katak sebagai lambang umur panjang. Sehingga apabila ada orangsetengah baya kulitnya berbintil seperti katak, karena penyakit atau memang lumutan, makaorang itu akan berumur panjang. Katak dianggap lambang persatuan langit dan bumi, karenaia bisa hidup berganti-ganti di udara terbuka atau di dalam air. Karena dagingnya lezat biladigoreng, dalam bahasa Cina katak disebut ayam air. Sedangkan ayam goreng utuh berolehsebutan baru: ayam kodok. Ada mobil mendapatkan namanya, seperti VW kodok atau Fiatkodok.Matsuo Basho, penyair Jepang yang kondang di dunia, menulis sebuah haiku, bersunyi-sunyikarena seekor katak: “Furu ike ya kawazu to bi komu mizuno oto - Ada sebuah blumbang tua, seekorkatak melompat kedalamnya, yang terdengar hanya bunyi air, plung, dan sepi kembali”. Kita yangpernah kanak-kanak pasti tahu arti cerita: katak hendak menjadi lembu.Ritme gamelan Jawa untuk mengiringi peristiwa sakral seperti perkawinan, penobatan raja-raja, tidak segan-segannya meniru bunyi katak: kodok ngorek. Kodok ngorek pertanda hujanakan turun, agar kita siap-siap sedia payung. Sesudah hujan turun mereka berbunyi bersahut-sahutan lebih nyaring. Konon menurut kakek saya, ketika hujan akan turun katak bertanyakepada langit kapan hujan turun? Sesudah hujan, katak bersyukur karena turunnya hujan.Betul memang, pertanyaan tidak pernah memihak, yang memihak justru sering kalijawabannya.Musailamah al Kazzab seorang penyair Arab, cemburu atas kerasulan Muhammad Rasulullah,Ia menuduh bahwa ayat-ayat Al’Quran hanyalah karangan Muhammad. Serta merta iamengangkat dirinya sendiri sebagai nabi. Untuk melengkapi murtadnya, ia mencoba meniru,aneh dan ajaib, membuat ayat tentang katak,:”Wahai katak, anak dari dua katak, bersihkanlah apa-apa yang akan engkau bersihkan, bagian atas engkau di air dan bagian bawah engkau di tanah “.Ayat Musailamah ternyata sekarangpun masih kalah jauh dari lagu anak-anak: “lompat haikatak lompat”, baik isi maknanya, cengkoknya dan kata-katanya. Alhamdulillah bahwaMusailamah memang bukan nabi, bayangkan jika kita mengikutinya, lantas ajarannya hanyatentang katak, kecoak, dan biawak. Belakangan Musailamah terbunuh, namanya abadi:Musailamah si Katak.Jendral Mac Arthur, pahlawan perang Pasific yang gagah perkasa, yang menerima penyerahantidak bersyarat Balatentara Dai Nippon dan Tenno Heika, menggunakan taktik dan stategipenyerangannya dengan nama: “lompatan katak”. Ia menang karena berani dan matang. Iaberani dengan perhitungan bahwa sesuatu masih bisa dicapai, kendati dengan pengorbanan,dengan kemampuan”.No sacrifice is waste, tidak ada pengorbanan yang tersia “. kata T.Carlyle. 189
Segelas Air | 190 ____________________________Pada acara perpisahan di hadapan taruna Akademi Militer West Point, ketika mengakhirijabatan yang kedua kalinya pada umur 78 tahun, ia telah berkata: “The old soldier never die, hejust fade away - Prajurit yang tangguh tidak akan pernah mati, ia hanya menghilang”. Seperti kitakahitu?“Kullu man ‘alaihaa faan - Semua yang ada di dunia akan binasa”, (QS.55:26). Memang tidak adasesuatu yang pasti, kecuali awal dan akhir. Kalau kita mengingat katak, Musailamah, MacArthur, Thomas Carlyle, Jepang atau orang Cina, maka kitapun akan menjadi paham, bahwa:“Keberanian dan dedikasi, tidak pernah tidak diperhitungkan, oleh lawan, bahkan oleh kawansekalipun”, kita bukan katak dalam sumur, menganggap cakrawala hanya selebar mulutsumur.@ 190
Segelas Air | 191ASASHIGE KUSUNOKIBila seseorang hidup sendirian di muka bumi ini, maka kata keadilan tidak akan mempunyaiarti dan nilai apa-apa. Selama tidak ada orang lain, tidak akan timbul persoalan yangmembutuhkan penyelesaian adil, atau penentuan atas apa yang adil. Masalah keadilan, danrasa keadilan yang mengangkat harkat manusia melampaui impuls kebuasannya itu, adalahaturan di dalam kehidupan bermasyarakat, milik beragam masyarakat dalam pergaulan politikmasyarakat.Menurut Aristoteles, konsep keadilan bukan sesuatu yang bisa dicapai oleh segelintir orang, ____________________________melainkan sesuatu yang tumbuh dari pengalaman dan dari sifat alami manusia sebagai hewanpolitik (zoon-politicon). Manusia bila disempurnakan akan menjadi hewan yang paling baik,tetapi bila diasingkan dari hukum dan keadilan, akan menjadi hewan yang paling buruk. Bilatanpa keutamaan atau pengetahuan, maka ia menjadi mahluk jahat yang paling buas.Sulit ditemukan definisi absolut yang memadai mengenai keadilan, seperti sulitnyamenciptakan satu definisi untuk kasus yang tidak terbatas, yang masing-masing memilikikeistimewaannya sendiri. Ide keadilan sangat mirip dengan ide tentang batas, yang tidakpernah bisa dicapai dalam ilmu hitung. Absolutisme, menurut pengalaman manusia kuno danmodern justru sering melahirkan yang tidak adil, seperti yang diperlihatkan oleh Fir’aun danStalin, yang menggunakan cara-cara kebijaksanaan preventif dan repressif.Para hakim atau juri di Athena dan Sparta biasa bersumpah sebagai berikut: “Saya akanmengambil keputusan hukum, apabila ada hukumnya, dan jika tidak ada, saya akan mengambilkeputusan berdasarkan rasa keadilan yang ada pada diri saya”. Sumpah ini mengisyaratkan bahwamereka memiliki rasa keadilan, tetapi tetap menyadari akan ketidak sempurnaan hukum.Hukum tidak mungkin menetapkan yang paling adil, karena ada perbedaan antara manusiasatu sama lain. Hukum tidak mungkin membuat aturan yang sederhana untuk segala hal, danuntuk setiap kesempatan, karena ada perbedaan dalam tiap tindakan. Kahlil Gibran bisamenyajikan aspek lain dari keadilan :”Kita dapat meremukkan tambur, merenggut dawai gitarsampai hancur, tetapi siapakah yang dapat memerintah, agar burung-burung itu berhenti berceloteh ?”Masashige Kusunoki, samurai pemberontak dari Jepang Selatan, pada jaman ShogunTokugawa, menulisi bendera perangnya dengan huruf kanji besar-besar: Hi, Ri, Ho, Keng, Teng.Semboyan yang berasal dari Cina itu, berarti:-Ketidakadilan (Hi) tidak dapat menaklukkan Prinsip (Ri).-Prinsip tidak dapat menaklukkan Hukum (Ho).-Hukum tidak dapat menaklukkan Kekuatan (Keng).-Kekuatan tidak dapat menaklukkan Langit (Teng).Semboyan itu menunjukkan bahwa ketidaksempurnaan selalu hadir, satu sama lain selalusaling dipergilirkan, seperti halnya jika kita berada di suatu tempat gelap, bukan hanya karenagulita, kita tidak melihat, melainkan karena sinar terang yang sedang absen. 191
Segelas Air | 192 ____________________________Ayah saya selalu berkeinginan, agar saya menjadi orang yang adil dan jujur:-karena dalam kasus tertentu ada kecenderungan untuk membengkokkan hukum, dengandalih-untuk menciptakan keputusan yang adil.-karena keadilan akan selalu dipermasalahkan, jika ia tidak lagi dirasakan.-karena berlawanan dengan ketamakan, keutamaan sangat sulit terdapat.-karena ketidaksempurnaan adalah kodrat - dan kesempurnaan sering luput.Setidak-tidaknya kejujuran masih dapat menyejukkan hati, meskipun perut sedang kosong.@ 192
Segelas Air | 193 SAMURAI DAN KITA (1) ____________________________Menjadi STAFF atau KARYAWAN yang hebat sama dengan cara menjadi SAMURAI. Ia harusmelengkapi dirinya dengan Kepintaran, Kemanusiaan dan Keberanian. - Kepintaran didapat dengan cara selalu mendiskusikan segala sesuatu dengan orang lain. Kebijaksanaan yang tidak habis-habis bersumber dari hal ini. - Kemanusiaan adalah mengerjakan segala sesuatu untuk kepentingan orang lain. Semata-mata mempersamakan dirinya dengan orang lain, dan tidak meletakkan kepentingan dirinya-sendiri di depan kepentingan orang lain. - Keberanian adalah selalu siap maju kedepan, semata-mata menjadi pelopor bukan pelapor, tidak cengeng atau terpengaruh dengan hal-hal cengeng.Ketiga hal tersebut adalah masalah sehari-hari, yang terwujud dalam penampilan dankepribadian seseorang. Ia makin meningkat dengan praktek terus menerus dan dengan KERJAKERAS. SAMURAI DAN KITA (2)Sekilas pandang, ukuran kemuliaan (DIGNITY) seorang SAMURAI atau seorang STAFFperusahaan, atau bahkan seorang ABDHI DHALEM keraton, terletak dalam: - penampilan yang rapi (tidak klombrotan) - sudut pandangan yang tenang (tidak gupuhan) - tegas berkata-kata (tidak clometan) - tabiat yang tanpa cacat (tidak ngentitan, tidak nilapan) - kebiasaan yang ramah dan meriah (tidak petentengan) - keinsyafan yang mendalam (tidak cengengesan, tidak gumunan) - harapan dan gagasan yang jelas (tidak celingukan, tidak celingusan)Hal-hal di atas yang tampak dari luar. Tetapi dasar sesungguhnya kemuliaan itu adalah:kesederhanaan berfikir (SIMPLICITY of THOUGHT) dan ketegaran semangat (TOUGHNESSof SPIRIT).SAMURAI DAN KITA (3)Shiba Kizaemon adalah Samurai yang mengabdi sejak muda kepada keturunan NabeshimaKatsushige. Suatu sore di paseban duduk tuannya sedang memotong kuku, sesudah rampungia berkata kepada Kizaemon:”Buang ini cepat”. Setelah menerima potongan-potongan kuku 193
Segelas Air | 194 ____________________________itu Kizaemon tetap tidak beranjak dari hadapannya, sehingga tuannya membentak: “Hemengapa tidak segera kamu buang?” Kizaemon menjawab:”Ada satu yang hilang, tuan”. “Inidia,” kata tuannya senyum, menyerahkan satu potongan kuku, yang sengaja ia sembunyikan.Taat memang perlu, tetapi menyempurnakan setiap perbuatan atas suatu perintah adalahketaatan yang terbaik. Sering bahwa perkataan:”saya hanya menjalankan perintah atasan,”pada dasarnya adalah semacam alasan pembenar untuk menutupi suatu tragedi yang terjadi,karena membabi-butanya ketaatan. “Atiullaha wa atiurrasuli wa ulil amri minkum”, taatkepada Allah, dan taat kepada Rasul, dan taat kepada pemimpin di antara kamu: pemimpin-pemimpinmu.@ 194
Segelas Air | 195 ____________________________ SARI RAPATDi Tapanuli, Manado, Nias, di Sulawesi Selatan, banyak peninggalan yang berupa batu-batubesar pipih, tersusun melingkar, yang menyatakan bahwa raja-raja dahulu senang mengadakanrapat. Orang Dayak dan Indian jaman dahulu bahkan mengadakan rapat berhari-hari untukmenentukan kapan mulai berperang atau kapan waktu yang baik, memotong kepala orang.Rapat adalah hal buruk - sialnya sangat diperlukan. Orang menganggap rapat hanya menyia-nyiakan waktu dan uang. Semakin banyak peserta semakin lama rapat berlangsung, apalagijika tidak diputuskan terlebih dahulu kapan rapat harus berakhir. Semakin sedikit pesertarapat semakin penting arti dan manfaat rapat.Walaupun hubungan jarak jauh bertambah maju, faksimile, dan dengan komputer pemimpinperusahaan dapat mengetahui dalam waktu singkat angka penjualan, tapi rapat masih tetapberlangsung secara kuno. Pemimpin rapat duduk di kepala meja - sering dengan palu ditangan - sementara hadirin yang lain duduk manis mengelilingi meja, dan ada sekretaris yangmencatat risalah rapat.Sari Rapat sejak dahulu berarti: ada pemimpin rapat, ada peserta rapat, ada agenda rapat,persoalan yang lalu dan persoalan yang akan datang, ada setuju atau tidak, dan semua dicatatdalam risalah yang disahkan rapat. Produktivitas, kreativitas, efisiensi, komitmen danpartisipasi adalah hasil yang ingin dicapai. Untuk mencapainya kita harus memahamiprosesnya. Percuma mengadakan rapat tentang effisiensi jika rapat itu diselenggarakan dihotel mewah berminggu-minggu.Sari Rapat akan manjur jika mengandung lima unsur:(1) Ada fokus yang sama tentang masalah yang dibicarakan. Agenda perlu dibuat dandisepakati. Pemimpin rapat harus bertindak seperti -polisi lalu lintas- untuk menjagapembicaraan tetap pada fokusnya.(2) Ada fokus yang sama tentang proses. Pemimpin rapat harus sadar bahwa ia memegang duaperan: peran prosessor dan peran pemimpin. Sebagai pemimpin bisa saja ia menyatakankekuasaannya dengan cara mengatakan:”Untuk menurunkan beaya produksi, mulai minggudepan tunjangan makan dan uang lembur kalian dihapuskan”. Tetapi akan lebih produktiflagi jika kita memakai proses inter-aksi dan mengatakan: “Kita merasa perlu untukmenurunkan beaya produksi. Saya ingin mendengar pendapat Saudara-Saudara bagaimanakita bisa mencapai hal itu”.(3) Ada pemimpin rapat atau penata tertib yang menjaga berlangsungnya percakapan yangberimbang dan lancar. Pemimpin tidak perlu memborong kesempatan untuk berbicara.(4) Pemimpin rapat harus menjaga agar pembicara tidak menyerang peserta rapat lainnyasecara pribadi. 195
Segelas Air | 196 ____________________________(5) Peserta rapat harus menyadari peranannya masing-masing. Oleh karena itu perludipastikan agar orang yang tidak perlu hadir dan tidak ada sangkut pautnya, tidak perludiundang.Sari Rapat perlu struktur dan pemimpin. Selama dua hal ini cukup jelas, tempat duduk tidakpenting. Di kasur atau di lantai sama saja. Boleh pakai meja bundar. Halal saja sambil berdiri.Boleh juga sambil sarapan. Jangan memakai palu atau jangan memimpin rapat dengan mataberapi-api. Jangan selalu monologis kalau masih bisa dialogis.Di jaman Rasulullah sering ada rapat-rapat, baik rahasia atau terang-terangan. Yang rahasia,seperti sekarang, karena mau bikin tandingan. Hakikat rapat untuk menghilangkan konflikagar tidak ada yang merasa terinjak kakinya. “Laa khaira fii katsiirim min najwaahum illaaman amara bi shadaqatin au ma’-ruufin au ishlaahim bainan naasi - Tidak mendatangkankebaikan banyaknya rapat-rapat (rahasia) mereka. Hanya yang mendatangkan kebaikan ialah (rapat-rapat) orang-orang yang menyuruh bersedekah, menyuruh berbuat baik, atau untuk membuatperdamaian di antara mereka”(QS.4:114).Tidak penting apa yang kita katakan, yang penting bagaimana cara kita mengatakannya.Tidak penting bagaimana kepemimpinan kita, tapi yang lebih penting ialah bagaimana carakita memimpin. HOW bukan WHAT.@ 196
Segelas Air | 197 SEMUT ____________________________Ketika saya semakin dewasa, saya selalu memimpikan seraut wajah di desa Gappora, yangkeriput dimakan usia, yang bersinar penuh kasih, yang membuat saat-saat saya terjaga terasaberbahagia. Seraut wajah itu bernama Mutha’aliyah, nenek buyut saya. Beliau sering berkisahdari kutipan Alfi Layl wa Layl (1001 Malam), dari Aesopus, dari negeri Cina, atau cerita rakyat:Bangsacara. Setiap malam liburan selepas Isya, selepas mengaji, kami bersaudara, bersepupu,bersimpuh dekat kakinya, memijat betisnya, mendengarkan kisahnya.Seakan semua pernah terjadi, menjembatani kesenjangan antara situasi supranatural dannatural. Menarik karena setiap fantasi didasarkan atas hal yang kongkrit, karena yang bersifatsupranatural sering berpijak kepada yang natural. Di akhir kisah beliau selaluberkata:”begitulah keadaan, sering berubah, sehingga suatu hari berduka, di hari yang lain bergembira,begitulah setiap kehidupan, suatu hari bermasalah, suatu hari indah”. Beliau tidakmempertentangkan nasib, dan kami karena asyik mendengar, kadang tidak pernahmempertanyakan nasib.Ketika saya semakin dewasa, saya selalu mengenang seraut wajah di desa Kapanjin, yangkeriput, berkumis melintang tegar dan berwibawa yaitu kakek buyut teman saya bergelarMangkudiningrat. Beliau sering berkisah, tentang dirinya, bahwa sebelum perang duniapertama, di Aceh, semua anggota resimen yang dipimpinnya mati, hanya beliau satu-satunyayang hidup. Konon katanya ketika kedua pasukan berhadapan saling menembak, beliau yangberdiri paling depan merunduk, karena sibuk menggaruk, kedua kakinya yang dirubung dandigigit semut. Saya tidak bertanya apakah beliau sengaja menunduk karena licik atau karenasemut, sebab perang dahulu sama-sama tegak, bergantian menembak, belum ada atau terpikirseperti sekarang, untuk merunduk-runduk.Ada kisah perang yang benar terjadi, yang dialami Abdulhamid mertua saya, di Kamal,Madura. Pada clash pertama untuk menghadang Belanda, beliau dan satu peleton tentaranyaberkubu di pelabuhan. Tengah malam semua anak buahnya dirubung semut, lantas pindahberkubu dekat masjid. Sejurus kemudian seluruh wilayah pelabuhan itu di bom Belanda darilaut, dan selamatlah beliau dengan peletonnya. Ada perbedaan dari dua kisah ini, yangpertama bertempur bersama Belanda, mati semua, dan yang kedua melawan Belanda, hidupsemua, antara lain karena semut.Yang lebih saya herankan betapa Allah, telah menurunkan ayat Al Qur’an tentang semut,Surat An Naml (Semut) 18: “Hingga apabila mereka sampai di lembah semut, berkatalah seekor semut:hai semut-semut masuklah kedalam sarang-sarangmu agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman danbalatentaranya sedangkan mereka tidak menyadari”. Nabi Sulaiman ta’jub mendengarnya.Semut adakalanya menghindar, adakalanya menggigit, betapa Allah mengilhamkan pada 197semut, ibarat, disiplin dan ikhsan. Semut bukan hanya masyarakat petani yang ngalah luhurwekasane. Semut bisa peladang dan nelayan, yang sering pergi ke Banjar, Malaysia, Pontianak
Segelas Air | 198 ____________________________dan Jember, yang egalitarian dan tidak terpola pada hirarki yang ketat, sehingga acap terkesanmilitan atau ngamuk, karena semut memiliki dimensi transendensi agama akan keyakinan yangdipeluknya.Dari orang-orang tua, agaknya masih tersisa beberapa kearifan yang bisa dipetik, yaitu kisah,bisa juga sejarah, karena demikian dekatnya kedudukan mereka, dengan super natural power.Dan Nabi Sulaiman, Raja Agung, punya waktu untuk mendengar suara-suara semut, suaraburung, seraya bermunajat, agar selalu diberi ilham untuk mensyukuri nikmat, berbuat lebihbaik, kepada umat.Sering terjadi, sesuatu menjadi buntu, karena keinginan dan etika dipertentangkan terburu-buru, karena kejujuran, ilmu dan agama, dan kehendak orang banyak, dipertautkan, jugaterburu-buru.@ 198
Segelas Air | 199 ____________________________ SOCRATESPepatah kuno Cina berkata:”Seorang lelaki yang terlalu lama berdiam di satu tempat maka dunia iniseperti hanya lewat di hadapannya”. Maksud saya tidak menyindir atau menganjurkan agar andahengkang dari tempat anda sekarang.Banyak berjalan, banyak yang dilihat. Barangkali konotasi sesepuh Cina itu agaknya: dimanapun kita berada sebaiknya gagasan dan wawasan kita tidak hanya berada di satu tempat.Tidak mandek. Menjauhkan pikiran dan perasaan statis, walaupun terasa stabil. Dinamis, tidakselamanya berarti labil.Melihat dan merasakan dunia di hadapan kita sekedar lewat, ataukah kita yang terlewat,pantasnya memakai otak dan hati. Para filsuf selalu bertanya: manakah lebih penting “isi otak”atau “isi hati”. Yang saya tahu otak-otak, gulai otak, gegar otak, sakit hati, dan jantung hati.Aristoteles dalam karya filsafat pertamanya: Metaphysica, mengangkat isyu: “Semua manusiapada dasarnya selalu merindukan ilmu pengetahuan buktinya: penghargaan kita terhadap panca inderaterutama penglihatan. Tanpa itu bagaimana kita bisa tahu, dan bisa berbuat?” (semacam dasar teposeliro).Kata orang-orang, agar dunia tidak terasa lewat begitu saja: jadilah pemimpin. Pemimpindalam lingkungannya sendiri, pemimpin dalam keluarga, pemimpin bagi babu-babu ataubujangnya. Pemimpin bagi dirinya sendiri, pemimpin untuk melaksanakan tugas-tugas yangdipercayakan kepadanya. Dunia akhirat.Dengan memimpin kita lantas sering berfikir, mencoba menyenangkan hati, meringankanbeban orang lain. Hakikat pemimpin adalah mereka yang memudahkan urusan dirinya danurusan orang lain. Firman Allah: “Semua dari kamu adalah pemimpin, dan kelak akan ditanya perihalkepemimpinanmu”.Ternyata orang memang tidak akan ditanya tentang nasab silsilah keturunan, kepandaiannya,kekayaannya dan di mana alamatnya. Tetapi tetap akan diminta bertanggung jawab, apa yangtelah ia perbuat, di tempat yang paling sepi sekalipun. Tanggung jawab berbeda denganbertanggung jawab. Amanah. Itulah khalifah di bumi, bukan bertanya atau kadang hanyabertapa.Konon seseorang akan sulit bersedih hati, jika mau berbuat sesuatu, jika dirinya merasadiperlukan, jika dirinya berusaha berguna untuk orang lain. Cemas sering timbul justru karenakita tidak mengerjakan apa-apa. Dunia akan kelewat cepat, seandainya kita tidak berbuat apa-apa.Socrates mendapat kesulitan dari penguasa Athena karena ia memaksa mereka kearahkebajikan, namun tidak pernah membantu mereka mencapai kemapanan. Dalam Politica, 199
Search
Read the Text Version
- 1
- 2
- 3
- 4
- 5
- 6
- 7
- 8
- 9
- 10
- 11
- 12
- 13
- 14
- 15
- 16
- 17
- 18
- 19
- 20
- 21
- 22
- 23
- 24
- 25
- 26
- 27
- 28
- 29
- 30
- 31
- 32
- 33
- 34
- 35
- 36
- 37
- 38
- 39
- 40
- 41
- 42
- 43
- 44
- 45
- 46
- 47
- 48
- 49
- 50
- 51
- 52
- 53
- 54
- 55
- 56
- 57
- 58
- 59
- 60
- 61
- 62
- 63
- 64
- 65
- 66
- 67
- 68
- 69
- 70
- 71
- 72
- 73
- 74
- 75
- 76
- 77
- 78
- 79
- 80
- 81
- 82
- 83
- 84
- 85
- 86
- 87
- 88
- 89
- 90
- 91
- 92
- 93
- 94
- 95
- 96
- 97
- 98
- 99
- 100
- 101
- 102
- 103
- 104
- 105
- 106
- 107
- 108
- 109
- 110
- 111
- 112
- 113
- 114
- 115
- 116
- 117
- 118
- 119
- 120
- 121
- 122
- 123
- 124
- 125
- 126
- 127
- 128
- 129
- 130
- 131
- 132
- 133
- 134
- 135
- 136
- 137
- 138
- 139
- 140
- 141
- 142
- 143
- 144
- 145
- 146
- 147
- 148
- 149
- 150
- 151
- 152
- 153
- 154
- 155
- 156
- 157
- 158
- 159
- 160
- 161
- 162
- 163
- 164
- 165
- 166
- 167
- 168
- 169
- 170
- 171
- 172
- 173
- 174
- 175
- 176
- 177
- 178
- 179
- 180
- 181
- 182
- 183
- 184
- 185
- 186
- 187
- 188
- 189
- 190
- 191
- 192
- 193
- 194
- 195
- 196
- 197
- 198
- 199
- 200
- 201
- 202
- 203
- 204
- 205
- 206
- 207
- 208
- 209
- 210
- 211
- 212
- 213
- 214
- 215
- 216
- 217
- 218
- 219
- 220
- 221
- 222
- 223
- 224
- 225
- 226
- 227
- 228
- 229
- 230
- 231
- 232
- 233
- 234
- 235
- 236
- 237
- 238
- 239
- 240
- 241
- 242
- 243
- 244
- 245
- 246
- 247
- 248
- 249
- 250
- 251
- 252
- 253
- 254
- 255
- 256
- 257
- 258
- 259
- 260