arti. ”Awas lho, Ciiin… kelewat seksi nanti masnya jadi nggak ku-ku... alias kurang tahan lama. Kayak paket kilat gitchuuu....” Lalu seisi ruangan khusus pengantin perem- puan di ballroom hotel itu tertawa kompak. Evan yang duduk di pojok ruangan ikut cekikikan. Nggak nyangka, salah satu sahabatnya bakal menikah secepat itu. Padahal tiga bulan yang lalu belum ada tanda apa-apa. ”Yuliaaa... maaf, cintaku, gue telaaat....” Pintu ruangan terbuka. Shera tergopoh-gopoh masuk dengan kantong plastik minimarket 24 jam di tangannya. ”Nih, cokelat pesenan lo. Demi menebus ketelatan, gue sampe rela turun di minimarket dengan dandanan total begini.” Shera menyodorkan plastiknya ke arah Yulia. Yulia cemberut menyambar plastik yang disodorkan Shera. ”Gila lo ya, berani-beraninya nyaris telat ke resepsi kawinan gue! Nyebelin sih lo, habis akad pakai ke kantor dulu! Untung lo masih sempet. Kalau nggak... nggak ter- maafkan!” ”Iyaaa... iyaaa....” Shera tersenyum maklum. Sahabatnya itu cantik banget hari ini. Balutan kebaya pengantin bernuansa salem betul-betul bikin Yulia keli- hatan anggun, elegan, dan tentu saja sangat bahagia. Tiba-tiba mata Shera menghangat. Setelah akad nikah tadi pagi, Yulia sudah sah jadi seorang istri. Nggak nyangka, Yulia yang menikah duluan. Tiga bulan lalu, tiba-tiba aja Dennis melamar Yulia. Tanpa pikir panjang, Yulia menjawab iya. Lalu tiga bulan kemudian, di sinilah mereka. Di hari pernikahan Yulia. 299 pustaka-indo.blogspot.com
”Eh, kenapa muka lo bengong tiba-tiba begitu?” ”Yuliaaa... Selamat ya!” Shera memeluk Yulia tiba-tiba. Dia terlalu terharu dan ikut bahagia. ”Berkali-kali meluk lo hari ini, gue tetep belum puas, Yul. Gue terlalu bahagia buat lo.” Yulia balas memeluk Shera. Tanpa harus mengatakan apa pun, Yulia tahu Shera bahagia banget untuk dia. Dalam hati Yulia berulang kali berdoa semoga Shera mendapatkan kebahagiaan yang sama seperti dia hari ini. ”Eeh... kecurangan terselubung banget sih kalian peluk- an berdua!” Evan melompat dari duduknya lalu ikut me- meluk kedua sahabatnya. ”Oke, sekarang lo bisa lepasin gue, Sher, sebelum ada ornamen sanggul gue yang nyangkut di rambut kalian berdua. Kalau sanggul gue rusak dan gue harus duduk diem sampe kepala pegel lagi, gue cekek lo berdua sampe jadi kuntilanak!” * ”Makan chocolate fondue yuk?” ajak Evan sambil meng- gandeng tangan Shera yang lagi asyik berdiri di gubuk siomay Bandung. ”Ah, makan mulu lo, Van! Itu perut nggak penuh-pe- nuh? Kita baru juga beres makan siomay.” Evan cengengesan. ”Eh, intisari kondangan itu, selain merayakan pernikahan seseorang, ya makan-makan gra- 300 pustaka-indo.blogspot.com
tis. Lagian, kalau perut lo melenting dikit, nggak bakal kelihatan. Semua orang udah terpesona sama gaun lo yang bikin lo cuantik dahsyat bak dewi-dewi khayangan yang iseng-iseng turun ke bumi ini.” ”Ih!” Shera mendelik. Tapi Evan nggak salah. Shera memang nggak kalah cantik dengan Yulia malam ini. Gaun brokat pink pucat dengan punggung terbuka, rambut digelung bergaya messy, Shera seperti siap melenggang di red carpet Piala Oscar sambil melambai dadah-dadah mesra pada paparazi. ”Sudah ah, ayo!” Niat Evan makan chocolate fondue ternyata nggak main- main. Begitu sampai di konternya, Evan kalap mencomot semua yang ada di situ. Stroberi, apel, marshmallo, bis- kuit... semuanya deh. Sementara di panggung kecil dekat pelaminan, band sudah mulai memainkan lagu-lagu cinta mengiringi resepsi. Shera cuma sanggup makan dua stroberi dan sepotong apel. Perutnya telanjur penuh sate, lasagna, mini piza, dan siomay. Shera melempar pandangan ke seluruh ruang- an resepsi. Nuansa romantisnya betul-betul terasa. Shera tersenyum puas. Mudah-mudahan Yulia juga. Shera memang bukan edding organizer. Tapi dia nggak mungkin menolak permintaan sahabatnya untuk bikin konsep dekorasi romantic edding khusus untuk Yulia. ”Buat nikahan si Yulia aja lo bisa mikirin dekor sero- mantis ini ya, Nek? Gimana buat nikahan lo sendiri?” celetuk Evan tiba-tiba. Sedetik kemudian mukanya lang- 301 pustaka-indo.blogspot.com
sung berubah panik, merasa salah ngomong. ”E-eh, so- ri....” ”Santai aja kali.” Shera menepuk bahu Evan pelan. Toh omongan Evan nggak salah. Kalau untuk pernikahannya sendiri, Shera pasti akan membuat sesuatu yang ekstraisti- mewa. Shera terenyak. Kalau waktu itu dia menerima lamaran Alva dan menikah sebelum Alva berangkat ke Tokyo, mungkin pesta pernikahan mereka akan sederhana aja karena waktunya mepet. Mungkin pernikahan mereka akan menjadi resepsi kecil-kecilan yang romantis dan syahdu dan dihadiri orang-orang dekat saja. Shera mung- kin akan memilih menikah di pulau, seperti pasangan artis yang sering dia lihat di TV. Kalau mereka sudah menikah, mungkin mereka datang ke pernikahan Yulia berdua. Terbang dari Tokyo khusus untuk menghadiri acara Yulia. Dan mungkin juga, saat ini perut Shera membuncit bukan karena kebanyakan makan, tapi karena mengandung bayi mungil buah cinta- nya dengan Alva. Pipi Shera memerah, membayangkan hangatnya dipe- luk Alva. Apa mereka kalau ketemu nanti juga akan ber- pelukan, atau mereka bakal sama-sama canggung? Atau jangan-jangan mereka malah langsung berciuman dengan hot dan mesra. Shera sama sekali nggak keberatan dengan pilihan terakhir. ”Wah... ternyata ada yang mau nyanyi nih, perwakilan dari tamu-tamu di sini.” Suara vokalis band terdengar riang. 302 pustaka-indo.blogspot.com
Shera menyikut Evan pelan. ”Ada yang nyanyi tuh! Keduluan sama orang deh lo, Van. Sebagai penyanyi karaoke sejati, lo kalah start. Lepas sudah aura bintang lo.” Shera cekikikan. Evan mendelik. ”Giling lo! Suara gue khusus buat yang kupingnya pada tahan sama tingkat kemerduan ekstrem.” ”Buat lumba-lumba sama anjing pelacak...,” sambung Shera sambil terus cekikikan. Tapi, tiba-tiba tubuhnya membeku. Stars shining bright above you. Baru saja dia teringat Alva, lalu petikan gitar intro lagu ini.... ”Lagu kesukaan lo tuh!” Evan menoel pipi Shera. ”Bia- sa aja, jangan sampe bengong gitu!” Night breezes seems to hisper I love you. Birds singing in the sycamore tree , dream a little dream of me Shera tercekat. Suara yang tenang dan datar minim vibrasi itu.... ”Kirain suaranya bakal kayak apa gitu. Nekat amat ya nyanyi di panggung? Siapa sih, Sher? Eh, kenapa lo?” Tanpa menjawab pertanyaan Evan, Shera meletakkan piring kecil berisi potongan stroberi yang dia pegang. Sti- letto-nya nggak menghalangi dia untuk berlari kecil 303 pustaka-indo.blogspot.com
sambil berusaha menerobos kerumunan tamu yang ber- kumpul di seluruh area ballroom sambil makan dan ngo- brol. Say nighty night and kiss me, just hold me tight and tell me you miss me, When I’m alone as blue as can be dream a little dream of me... Semakin mendekati panggung, Shera semakin gemetar. Kalau dia nggak berusaha mengatur irama napasnya untuk tetap normal dan menjaga keseimbangan, mungkin dia sudah terjungkal karena berlari-lari dengan stiletto sepuluh senti. Dia bisa saja masuk UGD karena jatuh lalu kejedot ujung meja. Shera menatap kaku ke arah panggung. Dan di situlah dia. Alva. Pria itu duduk di kursi kecil di atas panggung sambil memetik gitar dan menyanyikan lagu kesukaan Shera dengan setelan jas hitam serta kerah kemeja yang kancing atasnya terbuka. Dream A Little Dream. Shera mematung. Kenapa dia ada di sini? Kapan dia datang? Kenapa dia menyanyikan lagu ini? Kenapa dia nggak bilang dia mau ke sini? Alva terus bernyanyi sambil menatap Shera. Gadis itu berdiri di hadapannya sekarang dengan ekspresi tak ter- baca. Dia kangen, ingin berhenti dan langsung meme- 304 pustaka-indo.blogspot.com
luknya. Cuma kekagetan yang terlihat di wajah Shera. Alva bisa membayangkan dua kemungkinan reaksi perem- puan itu. Dia bisa balas memeluk, atau malah menampar Alva karena berbohong. Alva nggak bisa menebak, ma- kanya dia terus bernyanyi. Stars fading, but I linger on dear, Still craving your kiss, I’m longing to linger till dan dear, just saying this.... Sweet dreams till sunbeams ind you, Seet dreams that leave all orries behind you, But in your dreams, hatever they be, dream a little dream of me.... Lalu setelah bait terakhir, Alva meletakkan gitarnya. Matanya nggak lepas dari mata Shera. Pelan dan hati- hati, Alva bangkit dari kursi kecil tempat dia duduk, bergerak begitu pelan dan ragu. Alva takut Shera marah dan berlari pergi. Tapi perempuan itu hanya diam me- matung dengan ekspresi masih tak terbaca. Yulia mengamati semuanya dari panggung. Waktu serasa membeku. Yulia takut semuanya jadi kacau dan malah terjadi keributan. Sedetik kemudian, Shera meno- leh dan menatap Yulia dari tempatnya berdiri, meminta penjelasan. Yulia melambai pada Shera sambil tersenyum dengan sejuta arti. Cukup senyuman itu, Yulia yakin Shera bisa menebak kalau Yulia yang mengundang Alva tanpa bilang-bilang pada Shera. 305 pustaka-indo.blogspot.com
Yulia menghela napas. Semoga apa yang dia lakukan nggak bikin hubungan mereka jadi kacau. Kadang-kadang, jelas-jelas Tuhan sudah mempermudah segalanya, tapi manusianya sendiri yang membuat semua jadi rumit. Yang lebih ajaib, manusianya suka pusing sendiri atas kerumitan yang dia ciptakan dengan sadar dan kelewat kreatif, misalnya Shera. Ketika malam itu e-mail dari Alva sampai pada Yulia, pikiran itu terlintas begitu aja. Siapa tahu Tuhan mau menuntaskan segala kerumitan antara Shera dan Alva lewat dirinya. Itu alasan Yulia memutuskan untuk mem- balas e-mail Alva, sekaligus mengirimkan undangan per- nikahannya. Alva nggak pernah membalas lagi. Sebetulnya Yulia nggak begitu berharap Alva akan datang. Lagi pula, ter- bang dari Tokyo kan lumayan jauh. Pekerjaan Alva juga mungkin nggak bisa ditinggalkan, tapi ternyata Yulia salah. Pria itu sekarang ada di sini, menyanyikan sebuah lagu yang sepertinya membuat Shera berlari pontang- panting, entah dari mana dia berdiri tadi. ”Kamu... jangan marah sama Yulia.” Alva maju selang- kah. Shera masih mematung. Dadanya terasa penuh sesak dengan segala jenis perasaan yang campur aduk. ”Yulia... memang mengirim undangan untuk aku, tapi itu karena dia membalas e-mailku, aku yang kirim e-mail duluan, karena aku menanyakan kabarmu. Dan waktu dia kirim undangan, aku sama sekali nggak konirmasi untuk datang. Jadi... Yulia juga nggak tahu.” 30 pustaka-indo.blogspot.com
Suara itu. Suara yang sudah berbulan-bulan Shera rindukan. Jadi... Alva berhasil mendapatkan alamat e-mail Yulia dan menulis e-mail karena pengin tahu kabar Shera? Jadi dia mencari tahu soal Shera? Apa karena dia kangen? Jantung Shera berdegup kencang. Debarannya masih sama kuatnya seperti setiap kali dia bersama Alva. Nggak ada yang berubah. Shera tetap diam dengan ekspresi yang masih tak terbaca. Alva mendadak ragu. Apa dia harus mundur? Apa dia... lebih baik pergi dari sini karena gagal menepati janji? Dia tahu dia sudah ingkar. Shera memang nggak tahu mereka akan bertemu hari ini, tapi Alva tahu—dia curang. ”Sher, apa pertemuan ini... bikin kamu marah? Tapi, pertemuan ini kan kebetulan karena Yulia ngundang aku. Sher, aku… minta maaf kalau kamu marah. Tapi aku cuma mau—” Air mata Shera menetes satu per satu. Mata Shera ter- pejam, berusaha mendengarkan kata hatinya sendiri de- ngan lebih jelas. Nggak ada yang berubah, semua masih sama. Melihat Alva masih membuatnya deg-degan. Mendengar suara Alva masih membuat darahnya berdesir. Dada bidang Alva, masih membuatnya ingin melompat dan tenggelam dalam pelukan pria itu. Bibir Alva... bibir yang pernah menciumnya dengan hangat, lembut, dan mesra, masih membuatnya ingin menciumnya lagi.... ”Sher, kamu—” 30 pustaka-indo.blogspot.com
”Alva....” Shera melompat ke pelukan Alva dengan masih berderai air mata. Nggak peduli berpasang-pasang mata sekarang menatap ke arah mereka, Shera memeluk pria itu erat-erat. Merasakan hangatnya pelukan Alva. Mendengarkan debar jantungnya. Shera nggak peduli pada semua mata yang menatap ke arah mereka sekarang, dibumbui dengan bisik-bisik gosip. Nggak peduli make up-nya bakal berantakan, berlepotan, dan membuat muka- nya mirip setan atau mengotori jas dan kemeja Alva. Alva melepas pelukannya sesaat, lalu menatap Shera dengan lembut. Dia sangat merindukan Shera. Dia cuma ingin mereka bersatu dan nggak berpisah dengan konyol lagi. Tangannya meremas lembut bahu Shera. ”Jangan nangis....” Dia menarik Shera kembali ke pelukannya. Shera membenamkan wajahnya ke dada Alva, meng- hirup aroma tubuh pria itu dalam-dalam. Sepuasnya, se- perti membayar kerinduannya selama berbulan-bulan. Alva membelai rambut Shera lembut, lalu memeluknya lebih erat lagi. Berkali-kali dia menciumi ujung kepala Shera dan merasakan rambut Shera yang wangi dan lembut. Kangen yang berlebihan ternyata memabukkan. Alva betul-betul merasa seperti orang mabuk yang nggak peduli sekelilingnya. ”Semua orang... ngeliatin kita, Al,” bisik Shera semen- tara kepalanya masih terbenam di pelukan Alva. Alva malah mempererat pelukannya. ”Biar aja mereka ngeliatin kita. Aku mau begini dulu.” Shera nggak menjawab lagi. Apa yang mau dia bantah? 30 pustaka-indo.blogspot.com
Karena Shera sendiri juga mau begini dulu. Menikmati pelukan ini. Dia tahu, setelah acara berpelukan dan penuh air mata, banyak hal yang harus mereka bicarakan. Soal perjanjian itu, soal apa yang akan terjadi pada mereka setelah ini karena kontrak kerja Alva baru habis sekitar empat bulan lagi dan ada kemungkinan akan diperpanjang. Mereka harus memikirkan semua itu setelah sekarang jelas terbukti mereka memang saling mencintai. Tapi itu nanti. Sekarang, detik ini, Shera cuma ingin puas-puas berpe- lukan dengan Alva. Mengungkapkan kerinduan yang sudah nggak bisa diwaliki kata-kata. Tuhan memang punya cara yang nggak terduga untuk memberi kejutan. Dan kali ini Shera bersyukur karena Tuhan menjadikan Yulia malaikat yang dikirimkan khusus untuk memper- temukan Shera dan Alva lagi. Shera tersadar, janji adalah janji dan harus dia tepati. Biarpun ingin lebih lama menikmati suasana ini, Shera terpaksa melepaskan pelukan Alva. Dengan lembut dia menggenggam jemari pria itu. Diiringi lagu Every Day I Love You yang dinyanyikan band di atas panggung, Shera menatap mata Alva yakin. Cuma dua kata yang ingin dia ucapkan dengan senyum paling manis yang dia punya. ”I do.” 309 pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
So, After all we’ve been through together Now and forever, good and bad times I love you, you love me, always... Jangan salahkan cinta, karena dia jujur apa adanya. Alhamdulillah, akhirnya buku ke-12. Thanks to Allah SWT buat ide yang selalu mengalir. Papah, Mamah, Yura, Kenzi, Aa, Iki, Diena, Musa, I have the best family in the orld. Thanks to my Mister Sunshine for alays being there for me, I love you. My best friends, my horses, thank you! No I can say, I love my life Dan buat kamu yang memegang buku ini, happy read- ing! IG: miaarsjad FB page: Mia Arsjad Feel free to contact me! pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
HONEYMOTigOa N EXPRESS Alva bukan sekadar teman lama. Dia laki-laki yang selalu bikin jantung Shera berdebar nggak keruan sewaktu di kampus. Dan setelah sekian tahun, reaksi debar jantungnya masih sama. Tapi lamunan Shera langsung buyar setelah Alva bilang dia mau memakai jasa Honeymoon Express—biro perjalanan bulan madu milik Shera—untuk merancang bulan madunya dengan wanita lain! Rasanya seperti patah hati dua kali dengan orang yang sama. Tapi, yang namanya bisnis harus profesional. Shera setuju menangani langsung proyek bulan madu Alva sambil diam-diam menikmati setiap kali berada di dekat Alva. Shera nggak menyangka, semuanya jadi berantakan karena ternyata proyek bulan madu Alva bukan bulan madu biasa. Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama Kompas Gramedia Building Blok I, Lantai 5 Jl. Palmerah Barat 29-37 Jakarta 10270 www.gpu.id www.gramedia.com pustaka-indo.blogspot.com
Search
Read the Text Version
- 1
- 2
- 3
- 4
- 5
- 6
- 7
- 8
- 9
- 10
- 11
- 12
- 13
- 14
- 15
- 16
- 17
- 18
- 19
- 20
- 21
- 22
- 23
- 24
- 25
- 26
- 27
- 28
- 29
- 30
- 31
- 32
- 33
- 34
- 35
- 36
- 37
- 38
- 39
- 40
- 41
- 42
- 43
- 44
- 45
- 46
- 47
- 48
- 49
- 50
- 51
- 52
- 53
- 54
- 55
- 56
- 57
- 58
- 59
- 60
- 61
- 62
- 63
- 64
- 65
- 66
- 67
- 68
- 69
- 70
- 71
- 72
- 73
- 74
- 75
- 76
- 77
- 78
- 79
- 80
- 81
- 82
- 83
- 84
- 85
- 86
- 87
- 88
- 89
- 90
- 91
- 92
- 93
- 94
- 95
- 96
- 97
- 98
- 99
- 100
- 101
- 102
- 103
- 104
- 105
- 106
- 107
- 108
- 109
- 110
- 111
- 112
- 113
- 114
- 115
- 116
- 117
- 118
- 119
- 120
- 121
- 122
- 123
- 124
- 125
- 126
- 127
- 128
- 129
- 130
- 131
- 132
- 133
- 134
- 135
- 136
- 137
- 138
- 139
- 140
- 141
- 142
- 143
- 144
- 145
- 146
- 147
- 148
- 149
- 150
- 151
- 152
- 153
- 154
- 155
- 156
- 157
- 158
- 159
- 160
- 161
- 162
- 163
- 164
- 165
- 166
- 167
- 168
- 169
- 170
- 171
- 172
- 173
- 174
- 175
- 176
- 177
- 178
- 179
- 180
- 181
- 182
- 183
- 184
- 185
- 186
- 187
- 188
- 189
- 190
- 191
- 192
- 193
- 194
- 195
- 196
- 197
- 198
- 199
- 200
- 201
- 202
- 203
- 204
- 205
- 206
- 207
- 208
- 209
- 210
- 211
- 212
- 213
- 214
- 215
- 216
- 217
- 218
- 219
- 220
- 221
- 222
- 223
- 224
- 225
- 226
- 227
- 228
- 229
- 230
- 231
- 232
- 233
- 234
- 235
- 236
- 237
- 238
- 239
- 240
- 241
- 242
- 243
- 244
- 245
- 246
- 247
- 248
- 249
- 250
- 251
- 252
- 253
- 254
- 255
- 256
- 257
- 258
- 259
- 260
- 261
- 262
- 263
- 264
- 265
- 266
- 267
- 268
- 269
- 270
- 271
- 272
- 273
- 274
- 275
- 276
- 277
- 278
- 279
- 280
- 281
- 282
- 283
- 284
- 285
- 286
- 287
- 288
- 289
- 290
- 291
- 292
- 293
- 294
- 295
- 296
- 297
- 298
- 299
- 300
- 301
- 302
- 303
- 304
- 305
- 306
- 307
- 308
- 309
- 310
- 311
- 312
- 313
- 314
- 315
- 316