Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore Midnight Restaurant

Midnight Restaurant

Published by almeirasetiadi, 2022-08-29 03:55:34

Description: Midnight Restaurant

Search

Read the Text Version

WORDS FROM THE AUTHOR Tahun dua ribu empat belas.... Saya dan empat orang delegasi harus mengikuti sebuah diklat di sebuah kota di Jawa Timur. Rencana untuk bersantai dan lepas tugas selama seminggu lebih jadi berantakan gara-gara penginapan yang disediakan panitia sangat jauh dari kata layak. Terpaksa saya mencari kontrakan sementara untuk ditempati lima orang selama satu minggu. Walaupun lahir di kota itu, saya tetap tidak punya pengalaman mencari kontrakan terutama di daerah perbatasan yang lumayan sepi dari keramaian kota. Tapi akhirnya saya menemukan sebuah kontrakan kecil di ujung pertigaan. Lokasinya terbilang dekat dari tempat diklat, harganya juga sangat murah (karena memang hanya satu minggu dua hari), dan bagi kami itu adalah keberuntungan, karena selain murah, kontrakan kami juga dekat dengan sebuah rumah makan. Keberuntungan kami hilang di malam pertama.... Salah seorang teman kami kesurupan, dan sialnya setan itu memilih orang yang salah untuk dirasuki. salah seorang sahabat saya yang terkenal flamboyan tiba-tiba mengamuk dan menyerang kami satu persatu dengan cara menindih. Tidak hanya itu, dia mulai melepas baju dan juga sarungnya dan masih dalam keadaan kesurupan. Butuh usaha lebih untuk membuatnya kembali sadar, dan ketika dia kembali normal dengan sifat feminimnya itu, kami malah berharap dia kembali kesurupan. (Inspirasi saya membuat karakter Samsol) Kabar tidak sedap kami dapat di hari keempat... Seorang tukang sayur bercerita tentang masa lalu kontrakan yang kelam, bahkan hubungan antara kontrakan itu dan rumah makan di sebelah pun diceritakan tuntas hingga dia lupa berjualan. Ketika kami tanya darimana sumber cerita itu, si tukang sayur bilang kalau dia pernah bekerja di rumah makan tersebut. Tukang sayur ini selalu datang setiap pagi menggunakan mobil pickup, dan setiap pagi pula kami belanja sekaligus mendengarkan ceritanya. (Inspirasi saya membuat karakter Pak Lukman) Kami menyaksikannya di hari kelima… Salah seorang teman membangunkan kami tengah malam. Dia memang selalu tidur lebih lambat, karena hobi begadang dan minum-minum (kopi). Cara dia membangunkan kami membuat kami panik, dan setelah kami tahu alasannya kami 300

bertambah panik. Baru saja dia kembali dari kamar mandi dan mendegar, suara orang-orang sedang bernyanyi di rumah makan sebelah. Nyanyian yang sama sekali tidak bisa kami mengerti, dan walaupun samar-samar.... kami bisa melihat ada tujuh wajah di meja makan. Cuma wajah? Ya! Karena kami melihatnya dari video yang direkam dengan Handphone (Sebelum tenarnya smartphone). (Inspirasi saya membuat karakter Sandy) Kami membuktikannya di hari keenam… Saya dan empat orang lainnya mencoba makan di rumah makan tersebut. Luas sekali ada sekitar dua puluh meja lebih. dan harga menunya, membuat kami ingin pesan nasi putih dan garam saja. Tapi darah muda memang selalu berpikir belakangan. Kami makan banyak sekali, tapi setelah selesai kami tidak langsung pergi. Menunggu sampai jam dua belas malam, meski pun pengunjung yang lain sudah pada pulang. Dan benar sekali! tepat pukul sebelas malam..... terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. KAMI DIUSIR DARI RUMAH MAKAN KARENA SUDAH MAU TUTUP. Kami menyesalinya di hari ketujuh, kedelapan, kesembilan… Sejak saat itu banyak teman saya mengaku di ganggu mahluk halus. Ditarik kakinya, di teriaki telinganya, saya sendiri sering mendengar suara orang sedang masak di dapur, tapi setelah saya dan teman-teman periksa. Tidak ada apa-apa, kecuali panci yang masih terasa panas. Sering setiap habis maghrib kami mendengar suara bayi menangis dari samping kontrakan, padahal tidak ada rumah lain di sekitar situ. Pernah suatu ketika seorang teman menyuruh bayi ghaib itu diam, tapi alih-alih diam bayi itu malah tertawa. Teman saya yang lain sedang kebelet pipis tapi antara ngantuk dan sadar dia justru balik lagi ke lantai dua. padahal kamar mandi ada di bawah. Semua selesai di hari terakhir... Untuk terakhir kalinya kami makan di rumah makan itu, sebagai perpisahan, sekaligus alasan untuk bertemu dua pelayannya yang cantik. Salah seorang teman tanpa ragu bertanya tentang adanya hantu di rumah makan itu, dan di luar dugaan pelayan cantik itu menjawab dengan “BANYAK BANGET MAS” Kami pun pulang ke rumah, usai sudah diklat, kami kembali membawa sertifikat, juga sebuah cerita yang sedang agan baca sekarang. Terimakasih sudah jadi pembaca setia MIDNIGHT RESTAURANT. Banyak sekali kekurangan saya dalam penulisan cerita ini, sebagai seorang amatir hanya ini yang bisa saya persembahkan. I love you, kalian pembaca yang baik. ----‘’---- 301


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook