Bab 16 Daerah Istimewa Yogyakarta 293 kuno disertai arsitektur yang unik. Di sana, wisatawan bisa berfantasi seolah berada di zaman Kerajaan Mataran dan zaman penjajahan Belanda tempo dulu. Terlebih saat sedang melewati gedung yang bergaya bangunan Belanda klasik atau bangunan tradisional Jawa yang sampai saat ini tetap dilestarikan dan berdiri dengan kokoh sebagai saksi sejarah masa lalu. Gambar 16-3 Kotagede Sumber: pusaka-indonesia.com, via https://travel.tribunnews. com/2017/07/01/kotagede-tak-cuma-jadi-pusat-perak-ternyata-ini-misteri-di- balik-berdirinya-ikon-jogja. Fasilitas wisata di Kotagede cukup memadai. Tempat parkir tersedia di setiap objek wisata, begitupula tempat ibadah. Wisatawan muslim tidak akan kesulitan untuk mencari tempat ibadah. Wisatawan bisa menjalankan ibadah di Masjid Agung Kotagede. Begitu juga jika wisatawan mau menginap, di daerah ini terdapat beberapa hotel, dari yang berbintang lima hingga sekelas losmen. Akses menuju Kotagede sangat mudah, baik dengan kendaraan pribadi maupun dengan kendaraan umum. Dari Teminal Giwangan, wisatawan dapat menggunakan bus Transjogja trayek 3A yang akan mengantarkan ke Kotagede.
294 Wisata Ramah Muslim Untuk cendera mata, wisatawan bisa membeli berbagai macam kerajinan perak, mulai dari perhiasan hingga pajangan rumah, seperti pajangan berbentuk andong, sepeda, atau yang lainnya. Wisatawan juga bisa menikmati aneka kuliner khas Kotagede yang sayang sekali jika tidak dicoba. Hal yang terpenting di antara fasilitas-fasilitas tersebut adalah penduduk lokal yang ramah, santun dan bersahaja, serta sederhana yang menambah kenyamanan bagi para wisatawan. Mengunjungi Kotagede juga sama sekali tidak dipungut biaya karena tempat ini merupakan layaknya sebuah pemukiman yang ramai dengan aktivitas masyarakat. Masjid Gede Kauman Masjid Gede Kauman merupakan salah satu masjid tertua di Yogyakarta yang dibangun oleh Sri Sultan Hamengkubuwono I bersama Kyai Faqih Ibrahim Diponingrat (penghulu keraton pertama) dan Kyai Wiryokusumo sebagai arsiteknya. Masjid ini dibangun pada sebagai pusat peribadatan umat Islam yang berlokasi di sebelah barat alun-alun utara Keraton Yogyakarta. Nama lengkap masjid ini adalah Masjid Kagungan Dalem Keraton Ngayokyakarta Hadiningrat atau juga dikenal sebagai Masjid Besar Yogyakarta. Kompleks masjid memiliki luas sekitar 16.000 m2 yang terdiri atas bangunan utama masjid dan bangunan-bangunan lainnya. Bangunan lain meliputi dua buah Pagongan, dua Pajagon, Pengulon, kantor sekretariat, kantor dewan takmir, dan kantor urusan agama. Pagongan terletak di sebelah utara dan selatan dan merupakan tempat untuk meletakkan gamelan. Pajagan yang merupakan tempat untuk berjaga. Pengulon berfungsi sebagai rumah para ulama dan imam serta makam. Masjid Kauman adalah bagian tak terpisahkan dari Keraton Yogyakarta yang sarat akan simbol dan filosofi Jawa. Arsitektur masjid ini merupakan arsitektur Jawa dengan atap bersusun tiga bernama Tajuk Lambang Teplok dengan mustaka sebagai ilustrasi
Bab 16 Daerah Istimewa Yogyakarta 295 daun labu dan gadha. Sistem atap tumpang tiga ini menyerupai bentuk pura yang menggambarkan akulturasi budaya Mataram Kuno dan Mataram Islam dan memiliki makna kesempurnaan hidup melalui tiga tahapan kehidupan manusia, yaitu, syariat, makrifat dan hakikat. Bagian dalam masjid juga sangat kental dengan nuansa Jawa sehingga membuat para pengunjung atau jamaah terasa berada di tengah jaman kerajaan karena desainnya yang khas. Ruang utama masjid ditopang oleh 36 tiang yang terbuat dari kayu jati tanpa sambungan, dengan empat saka guru atau tiang utama setinggi 4 meter. Tiang kayu tersebut diperkirakan telah berusia 400–500 tahun. Wisatawan sering mengunjungi masjid ini karena letaknya yang berdekatan dengan Keraton Yogyakarta. Selain itu, wisatawan juga penasaran akan keindahan Masjid Kauman yang kaya akan filosofi. Selain itu, wisatawan juga mengunjungi Masjid Kauman sebagai wisata religi atau untuk beribadah karena lokasinya yang berdekatan dengan beberapa objek wisata lainnya. Masjid Gede Kauman merupakan salah satu objek wisata religi yang sayang untuk dilewatkan. Objek wisata ini memiliki arsitektur Gambar 16-4 Masjid Gede Kauman Sumber: Https://punakawan.net/2018/01/12-makna-islami-dalam-arsitektur- masjid-gedhe-kauman-keraton-yogyakarta/
296 Wisata Ramah Muslim yang unik dan indah dan berdekatan dengan beberapa destinasi wisata lainnya yang berada pada kompleks Keraton Yogyakarta. Hal tersebut akan memudahkan wisatawan untuk berpindah dari satu objek wisata ke objek wisata lainnya. Selain itu, pihak Masjid Gede Kauman juga memberikan fasilitas yang cukup memadai, seperti area parkir, tempat penitipan sepatu dan sandal, kamar mandi, radio dakwah, perpustakaan, kantor sekretariat, multimedia, dan masih banyak fasilitas yang lainnya. Bagi wisatawan yang menggunakan sepeda maupun motor, bisa memarkir kendaraannya di area dalam masjid dengan melewati jalur selatan, sedangkan yang mengendarai mobil ataupun bis, bisa parkir di depan pintu gerbang Masjid Gede Kauman Yogyakarta. Rute untuk menuju ke lokasi Masjid Gede Kauman Yogyakarta tidak sulit. Dari titik 0 km atau perempatan Taman Pintar dan kantor pos, ambil ke arah alun-alun utara. Selanjutnya, ambil kanan menuju arah barat, dan masjid berada di kanan jalan menghadap ke timur. Sindu Kusuma Edupark Sindu Kusuma Edupark bisa dikatakan sebagai mini Dufan-nya Yogyakarta. Taman bermain SKE adalah sebuah wahana rekreasi keluarga yang diresmikan pembukaannya pada tanggal 20 Desember 2014. Sindu Kusuma Edupark adalah wahana permainan, baik untuk anak-anak maupun dewasa, yang dapat memberikan hiburan bagi seluruh anggota keluarga. Sindu Kusuma Edupark (SKE) adalah tempat rekreasi dengan sajian wahana seru yang wajib wisatawan kunjungi saat berlibur ke DIY. Tempat wisata ini dibuka sekitar tahun 2014, sampai saat ini pengunjung tetap ramai di setiap harinya. Fasilitas di sini sudah memadai dengan area parkir yang luas, toilet, musala, gazebo untuk bersantai, warung dan gerai makanan dan minuman di dalam area, dan banyak penjual kaki lima di luar kompleks wahana yang siap melayani pengunjung.
Bab 16 Daerah Istimewa Yogyakarta 297 Gambar 16-5 Sindu Kusuma Edupark Sumber: http://piknia-id.blogspot.com/2017/09/harga-tiket-sindu-kusuma- edupark.html. SITUS WEB DAN PUSAT INFORMASI WISATA RAMAH MUSLIM DI YOGYAKARTA Beberapa situs web berikut dapat dijadikan acuan untuk mencari informasi wisata ramah muslim di provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. 1. wisatahalal.sv.ugm.ac.id Situs ini menyediakan berbagai informasi mengenai wisata ramah muslim dan pengembangannya di Yogyakarta, mulai dari peluang dan tantangan wisata ramah muslim, kampung Ramadhan, salon dan spa syariah, wisata belanja, kuliner, tren wisata ramah muslim, destinasi wisata ramah muslim, akomodasi halal, serta banyak informasi lainnya. 2. https://pariwisata.jogjakota.go.id/ Situs ini dikelola oleh Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta yang menyediakan berbagai informasi wisata dan acara kesenian maupun budaya yang diselenggarakan di Yogyakarta dan sekitarnya.
298 Wisata Ramah Muslim 3. https://www.halaltrip.com/city-guide-details/42/yogyakarta/ Halaltrip.com merupakan situs yang membantu wisatawan muslim di seluruh dunia untuk mendapatkan informasi mengenai destinasi wisata ramah muslim di berbagai negara dan memberikan panduan tempat penginapan, hotel, dan restoran ramah muslim serta lokasi masjid terdekat dari lokasi wisata.
BAB 17 WISATA RAMAH MUSLIM DI ACEH PENDAHULUAN Sektor pariwisata merupakan salah satu sektor yang mampu meningkatkan lapangan kerja dan perekonomian pertumbuhan. Seiring pertumbuhan pariwisata dunia, saat ini, wisata ramah muslim juga turut berkembang. Dapat dilihat dari peningkatan jumlah wisatawan muslim dari tahun ke tahun di seluruh dunia dan Indonesia. Banyak negara, baik dengan mayoritas penduduk muslim maupun nonmuslim, telah berusaha mengembangkan pariwisata ramah muslim. Indonesia juga tidak ketinggalan. Apalagi Indonesia memiliki modal sebagai negara dengan populasi muslim terbesar di 299
300 Wisata Ramah Muslim dunia. Indonesia telah menetapkan beberapa daerah sebagai daerah utama pengembangan destinasi wisata ramah muslim. Salah satunya adalah Aceh. Aceh merupakan satu provinsi yang memiliki keistimewaan sebagai satu-satunya provinsi yang menerapkan Syariah Islam sebagai hukum positif. Syariah Islam diterapkan dalam setiap aspek kehidupan, termasuk aspek pariwisata. Oleh karena itu, pemerintah Aceh berupaya untuk mempromosikan pariwisata ramah muslim sebagai citra Aceh sebagai destinasi wisata dunia. Aceh telah memenangkan tiga kategori dalam Kompetisi Pariwisata Halal Nasional tahun 2016 yang diselenggarakan oleh Kementerian Pariwisata Republik Indonesia. Aceh juga memenangkan Destinasi Halal Terbaik Dunia pada Festival World Halal Travel Awards di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab tahun 2016. Potensi wisata Aceh sangat menjanjikan baik dari segi keragaman dan keunikan budayanya dengan nuansa Islam yang kental, kekhasan kuliner, cita rasa kopi, dan pesona alamnya yang alami dan asri. SEJARAH SINGKAT ACEH Aceh merupakan provinsi yang terletak paling barat di Indonesia. Aceh pernah dikenal sebagai Daerah Istimewa Aceh (1959–2001) dan Nanggroe Aceh Darussalam (2001–2009), tetapi namanya kembali menjadi Aceh pada tahun 2009. Ibu kotanya adalah Banda Aceh. Letaknya yang dikelilingi oleh perairan yang strategis, membuat Aceh memiliki banyak pelabuhan, antara lain Malahayati-Krueng Raya, Ulee Lheue, Sabang, Lhokseumawe, dan Langsa. Sejarah dan perkembangan masyarakat Aceh sungguh unik di antara provinsi-provinsi lain di Indonesia sehingga Aceh memiliki otonomi yang diatur tersendiri. Selain itu, keistimewaan lainnya adalah Syariat Islam diberlakukan kepada sebagian besar warga aceh yang menganut agama Islam. Oleh karena itu, Aceh pernah menyandang nama Daerah Istimewa Aceh. Keunikan-keunikan
Bab 17 Aceh 301 tersebut menjadikan Aceh sebagai bahan studi yang menarik bagi para antropolog seperti Snouck Hurgronje. Aceh telah dihuni manusia sejak zaman prasejarah sehingga Aceh memiliki sejarah yang begitu panjang. Kerajaan pertama yang pernah ada di Aceh merupakan kerajaan Hindu dan Aceh juga pernah menjadi bagian dari Kerajaan Sriwijaya. Seperti daerah lain di Nusantara, Aceh pernah menjadi tempat berkembangnya ajaran Hindu dan Buddha. Masuknya Islam ke Aceh masih menjadi perdebatan mengenai kapan dan bagaimana tepatnya. Namun, hal yang pasti dapat dijadikan patokan kapan Islam mulai berkembang di Aceh adalah keberadaan kerajaan Islam di Aceh, yaitu Perlak dan Samudra Pasai. Kerajaan Perlak, yang tepatnya terletak di Aceh Timur sekarang, telah ada sebelum munculnya Samudra Pasai, namun kemudian pada abad ke- 13 Perlak berada di bawah kekuasaan Samudra Pasai. Pada abad ke-14, Samudra Pasai hancur. Kemudian, muncullah Kerajaan Aceh Darussalam dengan masa pemerintahan yang berlangsung selama 407 tahun (1496–1903) sebelum akhirnya dikalahkan Belanda dalam Perang Aceh. Selama penjajahan Belanda, Aceh bekerja sama dengan wilayah-wilayah lain di Indonesia dalam gerakan-gerakan nasionalis dan politis. Pada saat Indonesia, Aceh setuju bergabung dengan jaminan dari Soekarno akan menerapkan Syariat Islam. Namun, karena hal tersebut tidak ditepati, pada tanggal 21 September 1953, Teungku Muhammad Daud Beureu’eh, pernah menjabat sebagai Gubernur Militer Daerah Istimewa Aceh, atas nama rakyat Aceh mengumumkan bergabung dengan Negara Islam Indonesia yang didirikan oleh Kartosoewirjo. Pemberontakan tersebut berakhir pada 1962. Pada 1976, muncul organisasi Gerakan Aceh Merdeka (GAM) yang memiliki visi untuk memerdekakan Aceh dari Indonesia. Setelah 30 tahun konflik berlangsung, Indonesia dan GAM menandatangani kesepakatan pada 15 Agustus 2005 sehingga akhirnya Aceh ditetapkan
302 Wisata Ramah Muslim sebagai daerah khusus yang memiliki 26 Kewenangan Khusus dan Syariah Islam menjadi hukum positif di Aceh. Aceh memiliki budaya yang unik dan beraneka ragam. Kebudayaan Aceh ini banyak dipengaruhi oleh budaya-budaya Melayu dan kebudayaan Timur Tengah karena letaknya yang berada di Selat Malaka yang juga merupakan tempat persinggahan pedagang- pedagang dari Timur Tengah. POPULASI MUSLIM DI ACEH Mayoritas penduduk di Aceh menganut agama Islam, yaitu sekitar 99 persen dari populasi. Menurut Data Konsolidasi Bersih (DKB) Semester I Tahun 2020 Provinsi Aceh, jumlah muslim di Aceh adalah 5.211.888 jiwa. Dari tiga belas suku asli yang ada di Aceh, hanya suku Nias yang tidak semuanya memeluk agama Islam. Agama lain yang dianut oleh penduduk di Aceh adalah agama Kristen yang dianut oleh pendatang suku Batak dan sebagian warga Tionghoa yang kebanyakan bersuku Hakka. PERAN PEMERINTAH DAERAH TERHADAP WISATA RAMAH MUSLIM DI ACEH Pemerintah Aceh terus berbenah dan memaksimalkan berbagai kekayaan dan potensi alam yang berlimpah, termasuk potensi wisata alamnya. Menurut Gubernur Aceh, dr. H. Zaini Abdullah pada 2016 lalu, Aceh kaya dengan pesona dan keberagaman seni budaya, peninggalan sejarah Islam masa lalu, peninggalan Tsunami yang telah mendunia, serta beragam kuliner Aceh yang telah menjadi daya tarik wisatawan nusantara. Dia menambahkan bahwa Aceh memiliki sekitar 803 objek wisata dan 774 situs dan cagar budaya yang tersebar di berbagai daerah di seluruh Aceh. Seluruh potensi wisata tersebut akan menjadi magnet bagi wisatawan untuk datang ke Serambi Mekah ini.
Bab 17 Aceh 303 Aceh sendiri masih sangat tergantung pada dana transfer dari pemerintah. Oleh karena itu, pengembangan sektor pariwisata ini diharapkan dapat menjadi sumber dana tambahan bagi Aceh. Aceh pernah dinominasikan sebagai Destinasi Budaya Ramah Wisatawan Muslim Terbaik 2016. Ini adalah wujud keseriusan pemerintah daerah Aceh untuk membangun dan mengembangkan sektor pariwisata. Aceh kemudian juga terpilih sebagai pemenang kategori Destinasi Halal Terbaik Dunia pada Festival World Halal Travel Awards di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab tahun 2016. Pemerintah telah menargetkan dalam Program Pemerintah untuk mencapai 20 juta angka kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia pada Tahun 2019. Untuk mencapai target tersebut, Pemerintah Aceh melakukan promosi melalui branding wisata terbarunya, yaitu ‘The Light of Aceh’ atau ‘Cahaya Aceh’. Nantinya, jargon ini akan selalu bersanding serasi dengan ‘Wonderful Indonesia’ atau ‘Pesona Indonesia’. PERAN SWASTA DAN PIHAK LAINNYA TERHADAP WISATA RAMAH MUSLIM DI ACEH Potensi pariwisata Aceh yang mungkin tidak ada habisnya jika dieksplorasi, merupakan aset penting yang perlu dijaga dan dikembangkan. Pemerintah berupaya memberdayakan potensi tersebutdengan selalu memelihara nilai budaya lokal dan keseimbangan lingkungan untuk menyejahterakan rakyat dengan selalu melibatkan peran serta masyarakat. Pemerintah telah mengeluarkan berbagai kebijakan dan program yang mendukung pengembangan sektor pariwisata. Dukungan masyarakat untuk melaksanakan kebijakan dan program tersebut tentu juga diperlukan. Masyarakat harus terlibat di sini karena pariwisata akan lebih banyak bersentuhan langsung dengan masyarakat sekitar. Masyarakat, sesuai dengan kapasitas masing-masing, turut berperan dalam promosi dan pengembangan wisata ramah muslim di
304 Wisata Ramah Muslim Aceh. Misalnya, pengusaha travel harus menawarkan program-program yang bisa menarik minat wisatawan berkunjung Aceh. Penyediaan hotel, penginapan, dan restoran halal juga merupakan peluang usaha sekaligus menciptakan kenyamanan bagi para wisatawan karena semua fasilitas tersedia. Masyarakat yang ramah, santun, dan jujur kepada setiap wisatawan akan memberikan citra yang baik bagi wisatawan dan juga merupakan ciri-ciri masyarakat yang islami. STRATEGI PENGEMBANGAN WISATA RAMAH MUSLIM DI ACEH Strategi utama pengembangan wisata ramah muslim yang dilakukan pemerintah Aceh, khususnya Disbudpar Aceh adalah promosi, yaitu melalui branding “The Light of Aceh” atau “Cahaya Aceh”. Pada 2021, festival untuk mempromosikan pariwisata dan kebudayaan Aceh bertajuk “The Light of Aceh in Bali” 2021 akan digelar di bali pada 3 April 2021. Acara tersebut merupakan kelanjutan dari “The Light of Aceh” di Yogyakarta pada 2020. The Light of Aceh telah menjadi agenda resmi tahunan yang diprakarsai oleh Disbudpar Aceh, diluncurkan pertama kali pada 2017. Acara ini pertama kali diselenggarakan di Aceh yang kemudian pada tahun-tahun berikutnya dilangsungkan di kota-kota besar Indonesia. Festival-festival lain dengan tema yang lebih khusus juga digelar untuk mempromosikan keanekaragaman dan keunikan aceh, seperti Aceh Coffee Festival, Aceh Food Festival, Pemilihan Duta Wisata Aceh, Pacuan Kuda Tradisional di Aceh Tengah, dan lain-lain. Selain promosi, pemerintah juga melakukan penguatan SDM pariwisata, pengembangan budaya dan tradisi, pembenahan prasarana dan sarana wisata, pengembangan transportasi wisata, dan senantiasa mendorong masyarakat sadar wisata. Masyarakat perlu mengetahui bahwa wisata halal atau wisata ramah muslim bukanlah sekadar wisata religi sehingga setiap kalangan memiliki kesempatan untuk berperan dalam pengembangan wisata ramah muslim ini.
Bab 17 Aceh 305 Beberapa objek wisata religi di Aceh, seperti makam-makam raja dan ulama, masih belum dikelola secara optimal. Ini juga termasuk dalam agenda pembenahan karena objek wisata ini penting sebagai publikasi sejarah Aceh seperti sejarah masuknya Islam ke Aceh dan sejarah kerajaan-kerajaan di Aceh tempo dulu. DESTINASI WISATA RAMAH MUSLIM DI ACEH Beberapa destinasi wisata di Aceh yang siap menjadi destinasi wisata ramah muslim adalah sebagai berikut. Pulau Weh Pulau Weh adalah pulau vulkanik aktif kecil di barat laut Sumatera. Pulau ini dapat dicapai dari Banda Aceh dengan menaiki kapal reguler cepat selama 45 menit atau dengan kapal feri selama dua jam. Jika beruntung, wisatawan mungkin akan disapa oleh lumba-lumba yang berenang di sekitar sana. Pulau ini terletak di Laut Andaman. Sabang, kota terbesar di Pulau Weh dan lebih banyak dikenal masyarakat, merupakan pos terdepan paling utara Indonesia. Pulau ini terkenal dengan ekosistemnya sehingga pemerintah Indonesia telah mendeklarasikan 60 kilometer persegi daratan dan laut di sekitar pulau sebagai kawasan perlindungan satwa liar. Pulau kecil dengan luas 120,7 km² memiliki banyak pegunungan. Banyak satwa endemik dan langka yang habitatnya di sini, seperti hiu mulut besar atau katak Duttaphrynus valhallae. Kawasan terumbu karang di sekitar pulau dikenal dengan keanekaragaman jenis ikannya yang besar. Oleh karena itu, Menyelam, mendaki gunung berapi dan resor pantai adalah daya tarik utama dari pulau ini. Untuk menikmati pemandangan alam yang indah di Pulau Weh, wisatawan dapat mengunjungi beberapa pantai dengan menggunakan kendaraan sewaan karena belum ada angkutan umum. Pantai Anoi Itam, dengan pantai berpasir hitamnya, berjarak setengah jam berkendara dari Pelabuhan Balohan. Di sini juga terdapat resor.
306 Wisata Ramah Muslim Pantai Gapang cocok bagi para backpacker dengan pantai berpasir putih, warung kuliner sederhana, dan akomodasi. Ada beberapa resor menyelam. Pantai Iboih adalah pantai yang paling ramai di Pulau Weh. Tersedia banyak homestay di sini dengan harga dan fasilitas yang beragam. Lokasinya 5 km dari Pantai Gapang. Pantainya berpasir putih dan terdapat desa kecil Iboih yang dikenal sebagai lokasi untuk berenang di bawah laut. Tidak jauh dari sana, terdapat Pulau Rubiah yang dikenal dengan terumbu karangnya. Wisatawan pasti akan tergoda untuk mencoba snorkeling karena terumbu karangnya dan ikan-ikan hias berukuran besar dengan air yang sangat jernih. Sudah tersedia banyak jasa yang menyewakan peralatan snorkeling dengan harga terjangkau. Kuliner di sekitar pantai juga patut untuk dicoba karena ditawarkan beberapa menu khas, seperti Rujak Klah, mie jalak, dan mie pingsun yang lezat. Gambar 17-1 Tugu Kilometer Nol di Pulau Weh Sumber: Beritasatu.com/Vebma, https://www.beritasatu.com/ rehat/492934/5-aktivitas-seru-yang-tak-boleh-dilewatkan-saat-berkunjung-ke- pulau-weh.
Bab 17 Aceh 307 Banda Aceh Banda Aceh adalah ibu kota Aceh. Di sini, banyak sekali objek wisata yang bisa dikunjungi, baik wisata alam, budaya, maupun religi. Sebagai ibu kota, tentu fasilitas transportasi dan akomodasi tidak menjadi persoalan. Restoran halal mudah sekali ditemukan. Wisatawan juga dapat mengunjungi acara-acara dan festival kebudayaan yang diselenggarakan untuk mengenal budaya Aceh lebih dekat, seperti Tari Seudati dan Tari Saman yang sudah mendunia. Tidak lengkap ke Banda Aceh jika tidak mengunjungi Masjid Raya Baiturrahman, masjid yang begitu terkenal, terutama ketika Tsunami 2004 menimpa Aceh dan masjid tersebut tetap berdiri kokoh. Namun, masjid ini telah menjadi simbol agama, budaya, semangat, kekuatan, perjuangan dan nasionalisme masyarakat Aceh sejak zaman Kesultanan Aceh. Masjid Raya Baiturrahman adalah sebuah Masjid yang terletak di pusat kota Banda Aceh, pertama kali dibangun tahun 1612 pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda. Masjid kerajaan yang asli Gambar 17-2 Masjid Raya Baiturrahman Sumber: Si_Gam, CC BY-SA 3.0, https://commons.wikimedia.org/w/index. php?curid=70992784.
308 Wisata Ramah Muslim dulunya menampilkan atap jerami bertingkat, ciri khas arsitektur Aceh. Masjid terbakar karena suar pada saat Pemerintahan Kolonial Hindia Belanda menyerang pada 10 April 1873. Pada tahun 1879, Belanda membangun kembali Masjid Baiturrahman sebagai hadiah sekaligus untuk meredam amarah orang Aceh. Awalnya Masjid Raya Baiturrahman hanya memiliki satu kubah dan satu menara. Seiring waktu, beberapa kubah dan menara ditambahkan sehingga saat ini masjid memiliki tujuh kubah dan delapan menara. Interiornya dihiasi dengan dinding dan pilar yang lega, tangga dan lantai marmer dari Tiongkok, jendela kaca patri dari Belgia, pintu kayu yang dihias dengan baik, dan lampu gantung perunggu berornamen. Batu bangunannya berasal dari Belanda. Desain yang sangat kontras jika dibandingkan dengan masjid aslinya membuat banyak orang Aceh awalnya menolak untuk beribadah di masjid tersebut karena dibangun oleh “kafir” Belanda. Namun saat ini, masjid tersebut telah menjadi kebanggaan Banda Aceh. Puncak Geurutee Puncak Geurutee adalah salah satu objek wisata di Aceh yang tak pernah sepi dibanjiri oleh wisatawan lokal maupun mancanegara. Lokasinya berada di perbatasan antara Kabupaten Aceh Jaya dan Kabupaten Aceh Besar. Objek wisata ini tidak sulit untuk dicapai karena dilintasi oleh jalan nasional dan jalan telah diaspal dengan baik, meskipun untuk mencapai puncak, banyak jalanan berkelok dan naik turun sehingga pengendara harus berhati-hati. Wisatawan juga tidak disarankan untuk berkunjung ketika hujan karena banyak tebing yang rawan longsor. Tempat ini menjadi kawasan favorit untuk menikmati keindahan pulau dan laut dari puncak. Pemandangan hamparan biru Samudra Hindia serta gugusan pulau-pulau kecil yang nampak hijau dari kejauhan menjadi daya tarik eksotis. Barisan pantai dengan pasir putih yang mengelilingi pulau-pulau eksotis tersebut juga
Bab 17 Aceh 309 Gambar 17-3 Pemandangan dari Puncak Geurutee Sumber: Bagus Setyo Utomo, https://www.tempatwisata.pro/wisata/Puncak- Geurutee. tampak dari Puncak Geurutee. Pemandangan saat senja pun tidak kalah indah. Meskipun berada di puncak, warung makanan dan kafe cukup mudah ditemui. Bahkan warung-warung dan kafe-kafe tersebut didesain agar pengunjung dapat menikmati pemandangan sekitar dari dalam. Tentu saja makanan-makanan yang ditawarkan sudah halal. Terkadang, akan ada monyet-monyet dari hutan sekitar yang menunggu bergelantungan menunggu pemberian makanan dari wisatawan. Namun, tidak perlu khawatir karena monyet-monyet tersebut telah terbiasa berinteraksi dengan manusia. Fasilitas wisata di sini cukup lengkap. Terdapat berbagai pilihan penginapan dan hotel dengan harga yang bervariasi. Musala dan masjid juga mudah dijumpai. Danau Laut Tawar Danau Laut Tawar adalah sebuah danau di Dataran Tinggi Gayo, Kabupaten Aceh Tengah, Aceh. Suku Gayo menyebut danau ini dengan sebutan Danau Lut Tawar karena memiliki semacam gelombang
310 Wisata Ramah Muslim ombak seperti ombak laut dan karena danau tidak berair asin maka disebut Danau Lut Tawar. Kawasan wisata ini dapat dijangkau dari Kota Takengon cukup singkat, yakni sekitar 10 menit. Wisatawan bisa mencoba naik speedboat mengelilingi danau. Terdapat banyak jasa yang melayani naik speedboat yang dapat menampung hingga enam penumpang. Wisatawan akan mendapat fasilitas berupa pelampung ukuran anak-anak hingga dewasa yang wajib untuk dipakai. Gelombang di danau bagian dekat kota cukup tenang, tetapi di bagian ujung lain danau gelombangnya cukup tinggi. Suasananya yang tenang dan sejuk membuat Danau Laut Tawar menjadi tempat yang cocok untuk melepas penat. Wisatawan dapat menyewa penginapan-penginapan di sekitar danau jika ingin menikmati suasana danau sepuasnya. Bagi yang hanya ingin berkunjung sejenak, di sekitar danau juga tersedia toilet dan musala. Warung-warung makan juga mudah ditemui jika sewaktu-waktu rasa lapar datang. Gambar 17-4 Danau Laut Tawar Sumber:Asep Mulyadi,“Danau Laut Tawar,Takengon,Aceh Tengah”, CC BY 2.0, https://commons.wikimedia.org/w/index.php?curid=10625087.
Bab 17 Aceh 311 Pulau Banyak Pulau Banyak merupakan gugusan kepulauan yang terdiri atas 99 pulau sehingga ada banyak pulau eksotis berpasir putih yang bisa dikunjungi. Untuk mencapai Pulau Banyak, wisatawan harus menuju kota Aceh Singkil terlebih dahulu. Perjalanan ke Aceh Singkil membutuhkan waktu hingga 20 jam dari Banda Aceh. Jika berangkat dari Medan, waktu tempuh dari sana ke Aceh Singkil sekitar tujuh jam saja. Dari Aceh Singkil, perjalanan dilanjutkan ke pelabuhan penyeberangan menuju Pulau Banyak kemudian menaiki kapal feri selama tiga hingga empat jam untuk sampai ke Pulau Balai di Kecamatan Pulau Banyak. Alternatif lainnya adalah naik speedboat, tentu dengan harga cukup mahal, tetapi wisatawan bisa langsung menuju pulau yang ingin dikunjungi. Meskipun untuk mencapai Pulau Banyak membutuhkan waktu cukup lama, keelokan alamnya membuat rasa lelah terbayar. Keindahan Pulau Banyak terletak pada pantai pasir putih yang dihiasi pohon kelapa dan air lautnya yang sangat jernih dan biru. Gambar 17-5 Pulau Banyak Sumber:Agus Setyadi/detikcom, https://travel.detik.com/domestic- destination/d-4638026/butuh-20-jam-ke-pulau-banyak-di-aceh-tapi-surga- banget.
312 Wisata Ramah Muslim Wisatawan bisa bersantai-santai atau naik banana boat yang banyak disewakan, snorkeling, diving, dan surfing. Karena alamnya yang masih terjaga, wisatawan juga bisa melihat penyu hijau serta gerombolan paus dan lumba-lumba di kawasan Wisata Pulau Banyak. Di sana, ada dua pulau yang sudah dikembangkan dan memiliki resor, yaitu Pulau Palambak dan Pulau Panjang. Jarak antara kedua pulau ini sekitar satu jam penyeberangan. Pulau ini memang dikhususkan sebagai lokasi wisata dan tidak ada masyarakat yang tinggal di sana sehingga pulau-pulau tersebut sangat bersih. Hal ini menambah kenyamanan pengunjung ketika menikmati keindahannya. SITUS WEB DAN PUSAT INFORMASI WISATA RAMAH MUSLIM DI ACEH Wisatawan dapat mengakses situs web dan pusat informasi berikut untuk mendapatkan informasi mengenai destinasi wisata serta sarana transportasi yang dapat digunakan. 1. www.kepulauanbanyak.com. 2. http://wisatasabang.com/. 3. https://bandaacehtourism.com/.
BAB 18 WISATA RAMAH MUSLIM DI DKI JAKARTA PENDAHULUAN Pariwisata telah menjadi sektor ekonomi penting di Indonesia. Pada tahun 2009, pariwisata menempati urutan ketiga dalam hal penerimaan devisa setelah komoditas minyak dan gas bumi serta minyak kelapa sawit. Jumlah wisatawan mancanegara dan domestik yang berkunjung ke destinasi-destinasi wisata Indonesia turut meningkat setiap tahunnya. Salah satu strategi pemerintah untuk meningkatkan wisatawan mancanegara, khususnya, adalah dengan memposisikan Indonesia sebagai destinasi wisata ramah muslim dunia. Hal ini dilatarbelakangi oleh penduduk Indonesia sendiri yang didominasi oleh muslim dan 313
314 Wisata Ramah Muslim tersedianya fasilitas-fasilitas ramah muslim yang relatif lebih banyak dibandingkan negara lain, seperti tempat ibadah dan rumah makan halal. Ini merupakan modal yang sangat penting. Indonesia hanya perlu mengembangkan dan memperbaikinya. Jakarta, sebagai ibu kota, akan menjadi wajah bagi Indonesia di mata global. Banyak orang dari mancanegara yang datang ke Jakarta untuk sekadar urusan bisnis. Ini merupakan potensi yang bagus apabila mereka tidak hanya berkunjung untuk urusan bisnis atau transit, tetapi juga menikmati pariwisata ramah muslim di Jakarta. Oleh karena itu, untuk mendukung citra Indonesia di mata dunia sebagai destinasi yang ramah muslim, Jakarta juga perlu turut andil dalam sektor pariwisata ramah muslim. SEJARAH SINGKAT DKI JAKARTA Daerah Khusus Ibukota Jakarta (DKI Jakarta) adalah ibu kota negara dan kota terbesar di Indonesia. Mengapa dinamakan daerah khusus? Alasannya, Jakarta merupakan satu-satunya kota di Indonesia yang memiliki status setingkat provinsi. Jakarta, pernah dikenal dengan nama Sunda Kelapa, Jayakarta, dan Batavia Sunda Kelapa, Jayakarta, dan Batavia, terletak di pesisir bagian barat laut Pulau Jawa. Jakarta juga memiliki julukan J-Town, atau lebih populer lagi The Big Durian di dunia internasional karena dianggap sebagai New York City (Big Apple)-nya Indonesia. Jakarta adalah pusat ekonomi, budaya dan politik Indonesia. Populasi kota Jakarta mencapai 10.562.088 jiwa pada tahun 2020. Wilayah metropolitannya merupakan wilayah perkotaan terpadat kedua di dunia, setelah Tokyo. Standar hidup dan peluang bisnis yang lebih tinggi dibandingkan kota-kota lainnya menjadikan Jakarta sebagai tujuan migran dari pelosok Nusantara sehingga berbagai budaya melebur menjadi satu di Jakarta. Pada abad ke-4, wilayah Jakarta merupakan bagian dari kerajaan Tarumanegara, salah satu kerajaan Hindu tertua di Indonesia. Kawasan
Bab 18 DKI Jakarta 315 Jakarta Utara menjadi pemukiman penduduk pada awal abad ke-5. Setelah Tarumanegara runtuh, wilayahnya, termasuk wilayah Jakarta, menjadi bagian dari Kerajaan Hindu Sunda. Dari abad ke-7 hingga awal abad ke-13, pelabuhan Sunda berada di bawah kerajaan maritim Sriwijaya. Karena letaknya yang strategis, pelabuhan Sunda yang kemudian dikenal sebagai Sunda Kelapa, pada abad ke-14 menjadi pelabuhan perdagangan penting bagi Kerajaan Sunda. Pada abad ke-15 Portugis datang ke Sunda Kelapa. Kerajaan Sunda mengizinkan Portugis membangun pelabuhan untuk mempertahankan diri dari kekuasaan Kesultanan Demak dari Jawa Tengah, namun Demak berhasil menaklukkan Sunda Kelapa dan mengusir Portugis. Sunda Kelapa kemudian menjadi bagian dari Kesultanan Banten dan berganti nama menjadi Jayakarta yang menjadi pusat perdagangan utama Asia Tenggara. Pada awal abad ke-16, Belanda dan Inggris mulai datang dan mengincar pelabuhan yang ramai tersebut dan terjadi perebutan kekuasaan antara mereka yang dimenangkan Belanda. Jayakarta kemudian berubah nama menjadi Batavia pada tahun 1619. Pada tanggal 5 Maret 1942, Jepang merebut Batavia dari kendali Belanda, dan diganti lagi namanya menjadi Jakarta. Setelah perang, nama Belanda Batavia diakui secara internasional sampai Indonesia merdeka sepenuhnya pada 27 Desember 1949. Semenjak itu, Jakarta menjadi nama resmi dan diproklamasikan sebagai ibu kota negara Indonesia. Pada tahun 1966, Jakarta ditetapkan sebagai ‘Daerah Khusus Ibukota’, dengan status yang setara dengan provinsi. Jakarta adalah kota alfa dunia dan menjadi titik fokus perubahan demokrasi di Indonesia. Jakarta juga merupakan tempat kedudukan sekretariat ASEAN yang menjadikannya kota penting untuk diplomasi internasional. Lembaga keuangan, seperti Bank Indonesia, Bursa Efek Indonesia, dan kantor pusat berbagai perusahaan Indonesia dan perusahaan multinasional berlokasi di Jakarta.
316 Wisata Ramah Muslim POPULASI MUSLIM DI JAKARTA Tumbuh sebagai kota pelabuhan, Jakarta merupakan kota tempat meleburnya berbagai suku bangsa dan budaya. Begitu pula dengan agama. Pemerintah Republik Indonesia secara resmi telah mengakui enam agama yang dianut oleh warga negaranya yaitu Islam, Protestan, Katolik, Hindu, Buddha dan Konghucu. Menurut data Badan Pusat Statistik DKI Jakarta tahun 2021, persentase penduduk berdasarkan agama yang dianut adalah Islam (83,68%), Kristen Protestan (8,60%), Katolik (3,93%), Buddha (3,59%), Hindu (0,18%), dan Konghucu (0,02%). Islam mulai berkembang di Jakarta pada masa kekuasaan Kerajaan Sunda Pajajaran, sekitar awal abad ke-15. Menurut budayawan Betawi Ridwan Saidi, penyebar agama Islam pertama di wilayah ini adalah Syekh Hasanuddin (Syekh Quro) yang datang dari Champa. Ia menikah dengan penduduk setempat dan mendirikan pondok pesantren Quro pada tahun 1428 di Tanjungpura, Karawang. Penyebaran Islam juga dilakukan oleh para bangsawan yang telah memeluk Islam, serta para pendatang baik dari wilayah Nusantara lainnya maupun para pedagang muslim asal Tiongkok, Gujarat, atau Arab. Islam kemudian menjadi agama yang dipeluk sebagian besar penduduk Jakarta. Menurut penulis sejarah Jakarta Adolf Heuken, masjid tertua di Jakarta yang saat ini masih berdiri ialah Masjid Al- Anshor yang terletak di Jl. Pengukiran II, Pekojan, Tambora, Jakarta Barat yang dibangun pada pertengahan abad ke-17 oleh komunitas Khoja, yaitu para pedagang muslim India. Saat ini, terdapat tiga ribu masjid dan tiga ribu musala di Jakarta. Sebagai Ibu kota, berbagai kantor pusat organisasi-organisasi Islam di Indonesia juga berada di jakarta, seperti Nahdlatul Ulama, Majelis Ulama Indonesia, dan Muhammadiyah.
Bab 18 DKI Jakarta 317 PERAN PEMERINTAH TERHADAP WISATA RAMAH MUSLIM DI JAKARTA Jakarta memiliki destinasi yang sangat beragam. Ada wisata alam, budaya, dan sejarah. Untuk pariwisata ramah muslim, Pemprov Jakarta akan berfokus pada empat kawasan di Jakarta yang dinilai layak untuk pengembangan destinasi pariwisata ramah muslim yang juga merupakan destinasi utama di Jakarta, yaitu Kota Tua, Monumen Nasional (Monas), Setu Babakan, dan Kepulauan Seribu. Program tersebut mendapat dukungan dari Pemerintah Pusat melalui Kementerian Pariwisata, bahkan sudah membentuk tim percepatan pariwisata ramah muslim. Pemprov DKI membangun lokasi wisata ramah muslim bukan hanya untuk umat Islam, tetapi semua golongan masyarakat bisa menikmatinya, seperti Lombok. Wisata ramah muslim diharapkan juga dapat merangkul generasi milenial. Selain itu, Pemprov DKI mengadakan pembinaan dan seminar, termasuk bagaimana memberikan memberikan pelayanan kepada wisatawan muslim dengan menekankan poin keramahan dan penggunaan Bahasa Indonesia yang baik. Pengembangan hotel syariah dilakukan dan pengembangan destinasi kuliner halal telah direncanakan. Pemprov DKI akan segera mengeluarkan kebijakan Insentif Fiskal (pengurangan pajak, subsidi sebagian biaya sertifikasi, dan lain-lain) dan Insentif Non-Fiskal bagi pelaku usaha pariwisata ramah muslim. Pemprov DKI Jakarta juga menargetkan dua juta kunjungan wisatawan mancanegara muslim di tahun 2020. Pengembangan wisata ramah muslim di Jakarta diharapkan akan dapat meningkatkan pendapatan daerah sebesar 20 persen.
318 Wisata Ramah Muslim PERAN SWASTA DAN PIHAK LAINNYA TERHADAP WISATA RAMAH MUSLIM DI JAKARTA Peran swasta dan pihak lain sangat diperlukan dalam mengembangkan usaha-usaha wisata ramah muslim mengingat banyaknya tempat- tempat destinasi wisata ramah muslim yang ada di DKI Jakarta. Sikap masyarakat yang ramah dan santun kepada setiap wisatawan akan membuat citra Jakarta menjadi baik dan mengesankan. Sebagai upaya untuk meningkatkan pelayanan wisata ramah muslim di Jakarta, pelaku usaha hotel dan kuliner diimbau untuk mengurus sertifikasi halal. Apalagi, perhotelan syariah telah marak di Bangkok dan Kuala Lumpur dan sedang tumbuh di Seoul dan Tokyo. Destinasi wisata Setu Babakan merupakan contoh kerja sama yang baik antara pemerintah dan pihak swasta dalam mengelola pariwisata ramah muslim di Jakarta. Destinasi wisata tersebut sebagian besar dikelola oleh pihak swasta dan masyarakat setempat dan Pemprov DKI ikut andil dalam 30 persen pengelolaannya. STRATEGI PENGEMBANGAN WISATA RAMAH MUSLIM DI JAKARTA Pemprov DKI mengembangkan konsep wisata ramah muslim yang berfokus tidak hanya hanya pada pembangunan fisik, tetapi juga pada pengembangan sumber daya manusia (SDM). Strategi pengembangan wisata ramah muslim oleh Pemprov DKI adalah pengembangan yang menyeluruh, baik dari aspek lokasi wisata secara fisik, sarana prasarana transportasi, fasilitas umum dan fasilitas pariwisata, maupun pelayanan. Inilah yang sesuai dengan kaidah dan tata kelola wisata ramah muslim yang sebenarnya. Seperti telah disebutkan sebelumnya, langkah strategis yang pertama adalah penetapan lokasi wisata ramah muslim di Jakarta difokuskan pengembangannya di empat destinasi, yaitu Kota Tua, Monas, Setu Babakan, dan Kepulauan Seribu. Dalam aspek
Bab 18 DKI Jakarta 319 transportasi, Pemprov DKI telah membangun sarana transportasi mulai dari TransJakarta hingga MRT, prasarana transportasi meliputi pelabuhan laut, bandara, stasiun, dan sistem transportasi, seperti informasi rute dan jadwal, ICT, kemudahan reservasi moda, dan lain-lain, untuk memudahkan penduduk dan wisatawan di Jakarta bepergian dengan nyaman, cepat, dan harga terjangkau. Dalam aspek fasilitas umum, pada 2017, Pemprov DKI Jakarta akan membuat pilot proyek hotel syariah di kompleks Jakarta Islamic Center (JIC), Koja, Jakarta Utara. Selain itu, ketersediaan air, jaringan telekomunikasi, dan listrik juga menjadi perhatian. Dilakukan pula pemberdayaan masyarakat setempat untuk membangun mental dan sikap yang sadar wisata dan membangun kapasitas penduduk setempat melalui pelatihan bahasa asing, pelatihan tour guide, dan lain sebagainya. Selanjutnya, untuk lebih memperkenalkan destinasi wisata ramah muslim yang tengah dikembangkan, diperlukan strategi sosialisasi yang dilakukan antara lain melalui acara-acara baik taraf nasional maupun internasional, iklan di media (elektronik dan cetak), penyebaran brosur/booklet, kegiatan seminar, lomba karya tulis, dan lain sebagainya. Dengan berbagai promosi tersebut, diharapkan publik akan termotivasi untuk mengetahui lebih dekat dan berkunjung ke destinasi-destinasi wisata tersebut. DESTINASI WISATA RAMAH MUSLIM JAKARTA Jakarta memiliki empat kawasan pengembangan destinasi pariwisata ramah muslim. Semuanya adalah destinasi utama dan terbaik di Jakarta. Kota Tua Kota Tua Jakarta atau secara resmi dikenal sebagai Kota Tua adalah sebuah lingkungan di kawasan pusat kota Jakarta, Indonesia. Sebutan
320 Wisata Ramah Muslim tersebut tak lepas dari kawasan itu sendiri yang masih dipenuhi bangunan-bangunan bergaya Belanda yang sebagian besar berasal dari abad ke-17, ketika Batavia berfungsi sebagai markas besar VOC di Asia selama masa kejayaan perdagangan rempah-rempah. Rancangan Kota Tua sama dengan tata kota Belanda yang dilengkapi dengan benteng pertahanan, tembok kota, alun-alun, gereja, kanal, dan jalan dengan jajaran pepohonan. Kota itu diatur dalam beberapa blok yang dipisahkan oleh kanal. Tidak ada orang Jawa asli yang diizinkan tinggal di dalam tembok kota, karena pihak berwenang takut mereka akan memulai pemberontakan. Namun, pada abad ke-18, popularitasnya menurun karena sanitasi yang buruk dan udara yang hangat dan lembab sehingga menyebabkan penyakit- penyakit yang mewabah, seperti malaria. Kota Tua sempat berjaya kembali pada akhir abad ke-19 setelah pembukaan pelabuhan Tanjung Priok dan mulai berkembang sebagai kawasan bisnis. Namun, Depresi Hebat tahun 1930 dan pendudukan Jepang di Indonesia pada tahun 1942 kembali menghambat perkembangannya. Apalagi, setelah pengakuan kemerdekaan Indonesia pada Desember 1949, kawasan bisnis dan perbankan dipindahkan ke Thamrin dan Kebayoran Baru. Kawasan Kota Tua Jakarta akhirnya ditetapkan sebagai situs cagar budaya pada 1972 oleh Gubernur Jakarta Ali Sadikin. Meskipun demikian, upaya untuk melindungi dan melestarikan warisan zaman penjajahan Belanda tidak cukup banyak dilakukan. Banyak bangunan di Kota Tua tetap terbengkalai dan beberapa bangunan tua rusak bahkan hancur. Pada Desember 2004, barulah rencana konkret revitalisasi Kota Tua pertama kali ditandatangani oleh Kota Tua Jakarta-Kotaku dan Pemerintah Jakarta. Revitalisasi Kota Tua dimulai pada 2005. Gubernur Joko Widodo kemudian melanjutkan rencana pemugaran Kota Tua pada 2014 melalui proyek bernama “Jakarta Old Town Reborn” yang merupakan kerja sama antara badan usaha milik negara,
Bab 18 DKI Jakarta 321 Gambar 18-1 Kota Tua Jakarta Sumber: Muhammadsyahid, CC BY-SA 4.0, https://commons.wikimedia. org/w/index.php?curid=87382924. pemerintah kota, dan swasta. Pemerintah Belanda juga membantu rencana restorasi pada Juli 2014. Beberapa situs dan bangunan bersejarah yang penting bisa dilihat dan dikunjungi wisatawan di sini, seperti Café Batavia, Museum Seni Rupa dan Keramik (Bekas Pengadilan), Gereja Sion (gereja tertua yang masih ada di Jakarta, dan mungkin di Indonesia), Museum Sejarah Jakarta (Balai Kota Oud Batavia abad ke-18), Kawasan Glodok dan Pinangsia (Pecinan Jakarta), Kali Besar (sungai asli Oud Batavia), Kota Intan Drawbridge (satu-satunya jembatan angkat Belanda yang masih hidup di Indonesia), Masjid Luar Batang, Museum Bahari dan Menara Syahbandar (bekas gudang Oud Batavia), Pasar Ikan, Pelabuhan Sunda Kelapa (pelabuhan asli Oud Batavia), Kim Tek Ie (Buddha tertua di Jakarta), Pasar Jalanan Cina Petak Sembilan, Toko Merah (rumah besar abad ke-18 Gubernur Jenderal Baron Van Imhoff), Museum Wayang (bekas Museum Oud Batavia abad ke-20 yang menandai situs batu nisan Coen), Klenteng Hui Tek Bio, Museum Bank Indonesia
322 Wisata Ramah Muslim (bekas Javasche Bank, bank utama Hindia Belanda), Chartered Bank of India, Australia and China (Sekarang dimiliki oleh Bank Mandiri), Kantor Pos Jakarta Kota dan Museum Bank Mandiri (salah satu dari sedikit contoh arsitektur Nieuwe Zakelijkheid di Indonesia), dan Stasiun Kereta Api Jakarta Kota (dahulu dikenal sebagai Stasiun BEOS atau Stasiun Batavia Zuid). Akses menuju Kawasan Wisata Kota Tua relatif mudah. Wisatawan dapat menggunakan transportasi umum Commuter Line (Kereta Api Indonesia) atau bus Transjakarta. Bagi wisatawan yang membawa kendaraan pribadi, terdapat lahan parkir tidak jauh dari lapangan Museum Fatahillah di Kawasan Kota Tua. Monas Monumen Nasional (Monas) adalah tugu setinggi 132 m yang dibangun untuk memperingati perjuangan kemerdekaan Indonesia. Presiden Soekarno adalah pemrakarsanya. Monas mulai dibangun tahun 1961 dan selesai pada 1976 meskipun pada 1975 Monas telah diresmikan dan dibuka untuk umum. Desain bangunan Monas merupakan rancangan karya R. M. Soedarsono atas usul Presiden Soekarno yang menginginkan bentuk lingga yoni untuk tugu tersebut. Soedarsono kemudian memasukkan angka 17, 8 dan 45 yang mewakili Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945 dalam dimensi tugu. Bentuk lingga yoni memiliki filosofi sendiri. Lingga, berbentuk menyerupai alu padi, melambangkan kejantanan, unsur positif, dan siang, sedangkan yoni, berbentuk menyerupai lesung lesung beras, melambangkan organ kewanitaan yang melambangkan feminitas, unsur negatif, dan malam. Dengan demikian, lingga yoni melambangkan keharmonisan, keseimbangan, kesuburan dan kehidupan abadi. Bagian bawah monas merupakan Museum Sejarah Nasional Indonesia yang memiliki pajangan diorama di aula besar berlapis marmer. Ada total 51 diorama di sekitar dinding dan di tengah aula
Bab 18 DKI Jakarta 323 Gambar 18-2 Tugu Monas Sumber: By Gunawan Kartapranata - Own work, CC BY-SA 3.0, https:// commons.wikimedia.org/w/index.php?curid=11764639. yang menampilkan pemandangan dari sejarah Indonesia dari awal masa prasejarah Indonesia hingga masa kemerdekaan Indonesia. Pengunjung dapat naik ke menara observasi melalui lift untuk melihat pemandangan Jakarta dari dari ketinggian. Di puncak monumen terdapat Flame of Independence perunggu seberat 14,5 ton yang berisi mesin angkat. Awalnya struktur api perunggu ditutupi dengan kertas emas seberat 35 kg, kemudian pada tahun 1995, peringatan 50 tahun kemerdekaan Indonesia, lembaran emas tersebut direkondisi dan ditingkatkan menjadi kertas emas 50 kg. Tugu dan nyala api melambangkan perjuangan rakyat Indonesia untuk kemerdekaan. Wisatawan juga bisa menikmati Pertunjukan Air Mancur Menari yang digelar setiap Sabtu dan Minggu pada pukul 19.30 dan 20.30. Jika wisatawan kehabisan tiket naik ke puncak Monas,
324 Wisata Ramah Muslim mereka bisa menikmati Monas dari ketinggian secara gratis dengan menggunakan Bronto Skylift milik Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan. Wisatawan juga dapat menikmati pemandangan sekitar atau taman dengan menggunakan fasilitas Bike Sharing, yaitu fasilitas sepeda yang dapat digunakan secara gratis oleh wisatawan untuk berkeliling di sekitar Monas. Bagi penikmat kuliner, di sekitar Monas terdapat banyak kuliner lezat dan halal dengan harga terjangkau. Setu Babakan Pariwisata ramah muslim di Jakarta diharapkan menjadi salah satu lokomotif yang terdepan untuk membuka lapangan kerja. Setu Babakan atau Danau Babakan berlokasi di Jagakarsa. Tempat ini khusus ditujukan untuk pelestarian dan kemajuan seni dan budaya Betawi, penduduk asli Jakarta. Perkampungan budaya Betawi ini didirikan pada tanggal 18 Agustus 2000 melalui Surat Keputusan Gubernur DKI Nomor 92 tahun 2000 yang dikeluarkan oleh Gubernur DKI Jakarta pada waktu itu, yaitu Sutiyoso. Secara keseluruhan, PBB Setu Babakan memiliki luas 289 hektar, termasuk perkampungan warga. PBB Setu Babakan yang dikelola pemerintah dibagi 5 zona dan berbagai fasilitas telah dibangun, antara lain museum Betawi, ampiteater, rumah adat Betawi, gedung serbaguna, musala, toilet umum, dan lain-lain. Di sini, berbagai kesenian dan pertunjukan budaya Betawi, seperti Lenong, Tari Topeng, Tanjidor, Marawis, Gambang Kromong, Tari Lenggang Nyai, dan Tari Narojeng, ditampilkan secara reguler. Pengunjung juga dapat melihat rumah Betawi asli yang dibagi menjadi tiga macam, pertama rumah Betawi gudang atau kandang, kedua rumah Betawi Kebaya atau Bapang, dan yang ketiga adalah rumah Joglo, hampir serupa dengan rumah khas Yogyakarta. Berbagai upacara tradisional, seperti Penganten Sunat, Pindah Rumah, Khatam Qur’an, dan Nujuh Bulan, juga dapat disaksikan.
Bab 18 DKI Jakarta 325 Danau buatan dengan luas 30 hektar dan kedalaman mencapai 5 meter yang airnya berasal dari Sungai Ciliwung yang berada di kawasan tersebut merupakan asal nama Setu Babakan (Danau Babakan). Di sekitarnya, tumbuh beragam pohon buah-buahan yang fungsi utamanya sebagai penampung air resapan untuk selatan Jakarta, menjadikan kawasan rindang dan cocok untuk bersantai. Banyak kuliner khas Betawi di sini, antara lain Kerak Telor, Toge Goreng, Arum Manis, Rujak Bebek, Soto Betawi, Es Potong, Es Duren, Bir Pletok, Nasi Uduk, Nasi Ulam, Lontong Sayur, dan lain-lain yang dijual oleh pedagang kaki lima. Tidak dikenakan biaya masuk untuk masuk ke dalam kawasan Setu Babakan, tetapi pengunjung perlu menyiapkan biaya parkir jika menggunakan kendaraan bermotor pribadi. Gambar 18-3 Pertunjukan di Setu Babkan Sumber: Foto:Arief Ikhsanudin/detikcom, https://news.detik.com/ berita/d-4707389/anies-ingin-setu-babakan-jadi-pusat-studi-betawi. Kepulauan Seribu Kepulauan Seribu adalah rangkaian pulau di sebelah utara pantai Jakarta yang merupakan satu-satunya kabupaten di Jakarta. Kabupaten
326 Wisata Ramah Muslim ini terdiri atas 342 pulau yang memiliki pemandangan indah sehingga kemudian dijadikan sebagai Taman Nasional dan kawasan konservasi, selain sebagai tujuan wisata. Kepulauan Seribu merupakan kebalikan dari kota Jakarta yang padat dan modern sehingga cocok untuk melepas penat dari hiruk pikuk kehidupan kota. Beberapa pulau dikelola sebagai tempat wisata oleh pihak swasta dan beberapa dikelola pemerintah. Banyak hal yang bisa dilakukan di Kepulauan Seribu. Salah satu pulau yang paling terkenal adalah Pulau Tidung yang terdiri atas Pulau Tidur Besar dan Pulau Tidung Kecil yang dihubungkan oleh jembatan bernama Jembatan Cinta karena bentuknya menyerupai lambang hati. Pulau Bidadari juga terkenal karena merupakan tempat bersejarah dan konon merupakan tempat liburan yang digunakan oleh pangeran Jayakarta serta para penghuni kerajaan sehingga pulau tersebut kini dikenal dengan nama Pulau Bidadari. Wisatawan dapat berwisata sambil belajar bagaimana hewan- hewan langka hidup dan berkembang biak di fasilitas penangkaran penyu sisik dan penyu hijau di Pulau Pramuka, penangkaran Elang Gambar 18-4 Pulau Tidung Sumber: Dokumentasi Biro Komunikasi Publik Kementerian PUPR, https://properti.kompas.com/read/2019/04/05/124839521/kepulauan- seribu-terkini-lebih-rapi-dan-cantik.
Bab 18 DKI Jakarta 327 Bondol di Pulau Harapan, dan penangkaran hiu. Wisatawan dapat belajar proses budidaya rumput laut di Pulau Pari. Beragam kegiatan air, seperti snorkeling dan diving dapat dilakukan di beberapa pulau, seperti Pulau Semak Daun, Pulau Harapan, Pulau Pari, Pulau Kotok, atau Pulau Bira, yang memiliki rumah-rumah kayu bergaya pedesaan eksotis. Wisatawan dapat menemukan penginapan di pulau-pulau yang dihuni penduduk yang berasal dari berbagai daerah, seperti Pulau Pramuka, Pulau Tidung, Pulau Harapan, Pulau Kelapa, Pulau Untung Jawa, dan Pulau Pari, atau bisa mencoba cottage yang tersedia di sebuah pohon di Pulau Kotok. Di pulau-pulau berpenghuni tersebut, wisatawan juga bisa melihat perpaduan budaya yang unik. Namun, jika wisatawan ingin liburan yang tenang dan nyaman, pulau-pulau resor yang dikelola secara pribadi merupakan pilihan yang lebih tepat. SITUS WEB DAN PUSAT INFORMASI WISATA RAMAH MUSLIM DI JAKARTA Beberapa situs web dan pusat informasi yang dapat diakses oleh wisatawan untuk mendapatkan informasi tentang wisata ramah muslim di Jakarta adalah sebagai berikut. 1. http://jakarta-tourism.go.id/visit/ 2. http://www.setubabakanbetawi.com/ 3. https://pulauseribu.co.id 4. https://www.halaltrip.com/
328 Wisata Ramah Muslim
DAFTAR PUSTAKA Abdila, Reynas dan Sanusi. 18 Juni 2020. “Wisata Halal Tidak Didukung Kebijakan Pemerintah”. Diakses dari https://www.tribunnews.com/ bisnis/2020/06/18/pphi-wisata-halal-tidak-didukung-kebijakan- pemerintah, pada tanggal 8 Maret 2021. Adiska, Putri. 1 Desember 2016. “4 Fasilitas Menarik yang Dinikmati Wisatawan Yogyakarta Kraton”. Diakses dari http://andri.id/ kawasan-yogyakarta-kraton/, pada tanggal 8 Maret 2021. Alhajj, Effendy Asmawi. 23 Maret 2013. “Sejarah Pembentukan Provinsi Kepulauan Riau”. Diakses dari http://effendyalhajj. blogspot.com/2012/03/sejarah-pembentukan-provinsi-kepulauan. html?m=1, pada tanggal 8 Maret 2021. D-1
D-2 Wisata Ramah Muslim Al-Hamarneh, A. 2011. “Islamic Tourism: A Long Term Strategy of Tourist Industries in the Arab World after 9/11”. Centre for Research on the Arab World. Dapat diakses dari http://www.staff. unimainz.de. Al-Rasyid, Fauzan. 26 Oktober 2016. “Rusia Jadi Destinasi Baru Wisata Religi”. Diakses dari https://Id.Rbth.Com/Discover_ Russia/2016/10/26/Rusia-Jadi-Destinasi-Baru-Wisata- Religi_642195, pada tanggal 8 Maret 2021. Andriani, Dini, dkk. 2015. Laporan Awal Kajian Pengembangan Wisata Syari’ah. Jakarta: Kementerian Pariwisata RI. AntaraJogja.14 Juli 2017.“DIYTungguPetunjuk Teknis Pengembangan Wisata Halal”. Diakses dari https://jogja.antaranews.com/ berita/347464/diy-tunggu-petunjuk-teknis-pengembangan-wisata- halal, pada tanggal 8 Maret 2021. Ardee/IndonesiaKaya. 2021. “Danau Maninjau, Danau Legendaris di Jantung Agam”. Diakses dari https://indonesiakaya.com/pustaka- indonesia/danau-maninjau-danau-legendaris-di-jantung-agam/, pada tanggal 8 Maret 2021. Asdhiana, I. M. 2013. “Indonesia Berpotensi Kembangkan Wisata Syariah”. Diakses dari http://travel.kompas.com/ read/2013/10/31/0852207/, pada tanggal 8 Maret 2021. Aziz, Abdul. 25 Desember 2018. “Skripsi Komunikasi Pemasaran Destinasi Wisata Halal oleh Dinas Pariwisata Provinsi Sumatra Barat dan Dinas Pariwisata Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Tanah Datar”. Diakses dari https://dspace.uii.ac.id/bitstream/ handle/ 123456789/9966/ PUNYA%20AZIZ%20%281%29%20 %281%29.pdf?sequence=1&isAllowed=y, pada tanggal 8 Maret 2021. Badan Pusat Statistik. 3 Februari 2020. “Jumlah Kunjungan Wisman ke Indonesia Desember 2019 Mencapai 1,38 Juta Kunjungan”. Diakses dari https://www.bps.go.id/pressrelease/2020/02/03/1711/jumlah- kunjungan-wisman-ke-indonesia-desember-2019-mencapai-1-38-
Daftar Pustaka D-3 juta-kunjungan-.html#:~:text=Selama%20tahun%202019%2C%20 jumlah%20kunjungan,berjumlah%2015%2C81%20juta%20 kunjungan, pada tanggal 8 Maret 2021. Bappeda Provinsi DIY. 2021. “Jumlah Pemeluk Agama”. Diakses dari http://bappeda.jogjaprov.go.id/dataku/data_dasar/cetak/314- jumlah-pemeluk-agama, pada tanggal 8 Maret 2021. Barber, R. 1993. Pilgrimages. London: The Boydell Press. Bektas, Bekir. 16 November 2020. “Halal Tourism in Turkey Exceeds Expectations: Holiday Villas Saw Full Booking Amid Pandemic, Says Halal Tourism Group’s Head”. Diakses dari https:// www.aa.com.tr/en/economy/halal-tourism-in-turkey-exceeds- expectations/2045784., pada tanggal 8 Maret 2021. BPS Provinsi Kaltim. 2021. “Jumlah Penduduk Menurut Agama 2018- 2019”. Diakses dari https://kaltim.bps.go.id/indicator/154/396/1/- jumlah-penduduk-menurut-agama-.html, pada tanggal 8 Maret 2021. Brojonegoro, B. 2016. “Kepala Bappenas Bambang: Daerah Harus Kompak Bantu Pariwisata. Diakses dari http://lifestyle.liputan6. com/read/2672032/kepala- bappenas-bambang-daerah-harus- kompak-bantu-pariwisata, pada tanggal 8 Maret 2021. Buhalis, D. 2000. “Marketing the Competitive Destination of the Future”. Tourism Management, 21(1), 97–152. Candra, Sapto Andika. 2 Januari 2018. “Sumbar Tak Mau Kalah Soal Wisata Halal”. Diakses dari https://www.google.com/url?q=https://m. republika.co.id/berita/ekonomi/syariah-ekonomi/17/08/08/ oudd9q415-sumbar-tak-mau-kalah-soal-wisata-halal&sa=U&ved= 2ahUKEwj0uaaCwrLfAhUdSI8KHTSnB4IQFjAKegQIBBAB&usg= AOvVaw1kJNrDbBIG-WpCdT0XBs8K, pada tanggal 8 Maret 2021. Chadwick, R. A. 1994. “Concepts, Definitions, and Measures Used in Travel and Tourism Research”. Travel, Tourism, and Hospitality Research: A Handbook for Managers and Researchers, J. R. B. Ritchie dan C. R. Goeldner, (ed.), 66. New York: John Wiley.
D-4 Wisata Ramah Muslim Chefa. 7 Januari 2015. “Jemaa El-Fna Surga Kuliner di Maroko”. Diakses dari https://www.cheria-travel.com/2015/01/jemaa-el-fna- surga-kuliner-di-maroko.html, pada tanggal 8 Maret 2021. ____________. 14 Januari 2015. “Kota Tanah Liat Aït Benhaddou di Maroko”. Diakses dari https://www.cheria-travel.com/2015/01/ kota-tanah-liat-ait-benhaddou-di-maroko.html, pada tanggal 8 Maret 2021. ____________. 29 Desember 2014. “Wisata Religi Masjid Hassan II di Maroko”. Diakses dari https://www.cheria-travel.com/2014/12/ wisata-religi-masjid-hassan-di-maroko.html, pada tanggal 8 Maret 2021. Chookaew, S. 2015. “Increasing Halal Tourism Potential at Andaman Gulf in Thailand for Muslim Country”. Journal of Economics, Business and Management, 739–741. Christian, Ruth. 29 Januari 18. “Ngaku Pecinta Pantai? 8 Wisata di Thailand Ini Wajib Kamu Jelajahi”. Diakses dari https://www. idntimes.com/travel/destination/ruth-christian/ngaku-pecinta- pantai-8-wisata-di-thailand-ini-wajib-kamu-jelajahi-c1c2/full, pada tanggal 8 Maret 2021. Danur, K. 10 Januari 2018. “Dari Restoran Sampai Hotel, Cobain Serunya Wisata Muslim Thailand”. Diakses dari https:// moslemlifestyle.com/id/article/wisata-muslim-thailand.html, pada tanggal 8 Maret 2021. Dewan Nasional Kawasan Ekonomi Khusus Republik Indonesia. 2021. “Mandalika”. Diakses dari https://kek.go.id/kawasan/Mandalika, pada tanggal 8 Maret 2021. Dewan Syariah Nasional MUI. 2016. Fatwa Dewan Syariah Nasional MUI No. 108/DSN-MUI/X/2016 tentang Pedoman Penyelenggaran Pariwisata Berdasarkan Prinsip Syariah. Dewi S, E., dan H. Durrotul F. 2018. “Wisata Halal: Perkembangan, Peluang, dan Tantangan”. Journal of Halal Product and Research (JHPR), 01(02), 32–43.
Daftar Pustaka D-5 Din, K. 1989. “Islam and Tourism: Patterns, Issues, and Options”. Annals of Tourism Research, 6(4), 542–563. Dinas Pariwisata Provinsi Nusa Tenggara Barat. 23 November 2017. “Sosialisasi Perda No.2 Tahun 2016 untuk Percepatan Pengembangan Pariwisata Halal”. Diakses dari http://www. disbudpar.ntbprov.go.id/sosialisasi-perda-no-2-tahun-2016-untuk- percepatan-pengembangan-pariwisata-halal, pada tanggal 8 Maret 2021. Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi NTB. 2021. “Global Hub Bandar Kayangan Lombok”. Diakses dari https://investasi-perizinan.ntbprov.go.id/dpmptspprovntb_ globalhub_bandarkayangan_kabupatenlombokutara/, pada tanggal 8 Maret 2021. Disbudpar Provinsi Aceh. 26 Maret 2021. “Festival The Light of Aceh in Bali 2021 Segera Digelar”. Diakses dari http://disbudpar.acehprov. go.id/festival-the-light-of-aceh-in-bali-2021-segera-digelar/, pada tanggal 1 April 2021. Diyanet Isleri Baskanligi. 2011. “Helal (The Halal)”. Diakses dari http:// www.diyanet.gov.tr/turkish/dy/DiniBilgilerDetay.aspx?ID=1884, pada tanggal 8 Maret 2021. Djakfar, M. 2017. Pariwisata Halal Perspektif Multidimensi: Peta Jalan Menuju Pengembangan Akademik & Industri Halal di Indonesia. H. Fathoni (Editor). Malang: UIN-Maliki Press (Anggota IKAPI). Duman, Teoman. 2011. “Value of Islamic Tourism Offering: Perspectives from the Turkish Experience”. World Islamic Tourism Forum (WITF 2011), 12–13 Juli 2011. Malaysia: GITO & IAIS. Dw.com. 18 Maret 2010. “Strategi Turki Tingkatkan Sektor Pariwisata”. Diakses dari https://www.dw.com/id/strategi-turki-tingkatkan- sektor-pariwisata/a-5367362, pada tanggal 8 Maret 2021. Dzulfikar. 2018. “Mengintip Wisata Halal Rusia, Negeri Atlet Voli Cantik Alisa Manyonok”. Diakses dari https://blog.reservasi.com/
D-6 Wisata Ramah Muslim wisata-halal-rusia-negeri-alisia-manyonok-atlet-voli-cantik/, pada tanggal 8 Maret 2021. Egorova, Kira dan Victoria Semióshina. 15 Januari 2016. “Sepuluh Masjid Paling Unik di Rusia”. Diakses dari https://id.rbth.com/ multimedia/pictures/2016/01/15/sepuluh-masjid-paling-unik-di- rusia_556415, pada tanggal 8 Maret 2021. ESQ Tours Travel. 2017. “4 Tempat Istimewa yang Jadi Destinasi Wisata Halal Korea Selatan”. Diakses dari http://esqtours.com/4- tempat-destinasi-paket-tour-muslim-wisata-halal-korea-2018/, pada tanggal 8 Maret 2021. Faruqi. 13 Januari 2015. “Menulusuri Benteng Chellah di Maroko”. Diakses dari https://www.cheria-travel.com/2015/01/benteng- chellah-peninggalan-maroko.html, pada tanggal 8 Maret 2021. ____________. 26 Desember 2014. “Essaouira Si Cantik dari Maroko”. Diakses dari https://www.cheria-travel.com/2014/12/essaouira-si- cantik-dari-maroko.html, pada tanggal 8 Maret 2021. Frameatrip, Detty. 2018. “Halal Travel ke Inggris, 8 Tempat Wisata Muslim Paling Hits di London”. Diakses dari https://blog.frameatrip. com/2018/02/28/halal-travel-ke-inggris-8-tempat-wisata-muslim- paling-hits-di-london/, pada tanggal 8 Maret 2021. Franklin, A. 2003. Tourism: A New Introduction. London: Sage Publications. Fuseini, Awal. April 2017. “Halal Food Certification in the UK and Its Impact on Food Businesses: A Review in the Context of the European Union”. Diakses dari https://www.researchgate.net/ publication/316198580_Halal_food_Certification_in_the_UK_ and_its_impact_on_food_businesses_A_review_in_the_context_ of_the_European_Union, pada tanggal 8 Maret 2021. Galzacorta, M. A. dan B. G. Omil. 2016. “Pilgrimage as Tourism Experience: The Case of the Ignatian Way”. International Journal of Religious Tourism and Pilgrimage, 4(4), 52. Goodwin, Godfrey. 1971. A History of Ottoman Architecture. London: Thames and Hudson: London.
Daftar Pustaka D-7 Graburn, N. 1998. “A Quest for Identity”. Museum International, 50(3), 13–18. ____________. 2001. “Secular Ritual: A General Theory of Tourism”. Dalam V.L. Smith (Ed.), “Hosts and Guests Revisited”. Tourism Issues in the 21st Century. New York: Cognizant Communication Corp. ____________. 1983. “The Antropology of Tourism”. Annals of Tourism Research, 10(1), 9–33. Gulen, F. 2011. “Helal Lokma ve Iffetli Nesiller (Halal Bite and Virtuous Generations)”. Diakses dari http://www.herkul.org/kiriktesti/index. php?view=article& article_id =4597, pada tanggal 8 Maret 2021. Hakam, S., C. Pamungkas, dan E. Budiwanti. 2016. “Komodifikasi Agama-Agama di Korea Selatan”. Jurnal Kajian Wilayah, 7(2). Halal Tourism Indonesia. 16 Maret 2018. “FGD Penyusunan Desain, Strategi, dan Rencana Aksi (DSRA) Pengembangan Destinasi Wisata Halal Provinsi Kepulauan Riau”. Diakses dari https://www. google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://m.facebook. com/IndonesiaHalalTourism/posts/1718953364816884&ved=2ah UKEwiQ5Oi-99HfAhXKgI8KHTTkD8QQFjAJegQIARAB&usg= AOvVaw0utPYP0ic1KKN54B9IxKzE, pada tanggal 8 Maret 2021. Hamzah, M. dan Yi Yudiana. 2015. “Analisis Komparatif Potensi Industri Halal dalam Wisata Syariah dengan Konvensional”. Diakses dari http://catatanek18. blogspot.co.id/2015/02/analisis- komparatif-potensiindustri.html. Haq, Hamka. 22 Juli 2017. “Selintas Islam di Rusia”. Diakses dari https://islam-rahmah.com/2017/07/22/selintas-islam-di-rusia/, pada tanggal 8 Maret 2021. Hassan, A. R. 2007. “Islamic Tourism Revisited”. Islamic Tourism, 32(2). Henderson, J. C. 2010. “Sharia-compliant Hotel”. Tourism and Hospitality Research 10(3), 246–254. HIS Travel. 2018. “4 Rekomendasi Tempat Wisata Halal di Korea Selatan ini Wajib Dikunjungi”. Diakses dari https://www.his-travel.
D-8 Wisata Ramah Muslim co.id/blog/article/detail/rekomendasi-tempat-wisata-halal-di- korea-selatan/, pada tanggal 8 Maret 2021. Ibo, A. (ed). 2016. “Ini 10 Daerah dengan Indeks Pariwisata Tertinggi di Indonesia”. Diakses dari http://lifestyle.liputan6.com/ read/2671822/ini-10-daerah- dengan-indeks-pariwisata-tertinggi- di-indonesia, pada tanggal 8 Maret 2021. ____________. (ed). 2016. “Ini 5 Destinasi dengan Indeks Daya Saing Wisata Tertinggi”. Diakses dari http://lifestyle.liputan6.com/ read/2673886/ini-5-destinasi-dengan-indeks-daya-saing-wisata- tertinggi, pada tanggal 8 Maret 2021. Idntimes.com. 07 November 17. “Hagia Sophia, Indahnya Masjid dan Gereja dalam Satu Bangunan”. Diakses dari https://www.idntimes. com/news/world/siti-hajar-angun/masjid-dan-gereja-dalam-satu- bangunan-c1c2/full, pada tanggal 8 Maret 2021. Ijaj, A. 2011. “Halal Concept & Brands”. Diakses dari http://halal- brands.blogspot.fi/, pada tanggal 8 Maret 2021. Ilaihi, Wahyu dan Harjani Hefni. 2007. Pengantar Sejarah Dakwah. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Immanuel. “Jangan Lewakan Ketika Hendak Wisata Religi dan Sejarah di Jogja”. Diakses dari https://www.tuguwisata.com/masjid-gedhe- kauman-jogja/, pada tanggal 8 Maret 2021. Investor.id. 3 Juni 2018. “Ini Dia, Lokasi Wisata Halal”. Diakses dari https://investor.id/archive/ini-dia-lokasi-wisata-halal, pada tanggal 8 Maret 2021. Islam, Md. Aminul dan L. Kärkkäinen. 2013. “Islamic Tourism as a Prosperous Phenomenon in Lapland”. Thesis. Rovaniemi University of Applied Sciences. Jaelani, A. 2016a. “Islamic Tourism Development in Cirebon: The Study Heritage Tourism in Islamic Economic Perspective”. Journal of Economics Bibliography, 3(2), 215–235. Dapat diakses melalui MPRA Paper No. 74833: https://mpra.ub.uni- muenchen.de/74833/. ____________. 2016b. “Cirebon as the Silk Road: A New Approach of Heritage Tourisme and Creative Economy”. Journal of Economics
Daftar Pustaka D-9 and Political Economy, 3(2), 264–283. Dapat diakses melalui MPRA Paper No. 75189: https://mpra.ub.uni- muenchen.de/75189/. ____________. 2017. “Industri Wisata Halal di Indonesia; Potensi dan Prospek”. Working Paper. Cirebon: IAIN Syekh Nurjati. Jaelani, A., Setyawan, E., dan N. Hasyim. 2016. “Religious Heritage Tourism and Creative Economy in Cirebon: The Diversity of Religious, Cultures and Culinary”. Journal of Social and Administrative Sciences, 3(1), 63–76. Dapat diakses melalui MPRA Paper No. 75181: https://mpra.ub.uni-muenchen.de/75181/. Jafari, J., dan N. Scott. 2014. “Muslim World and Its Tourisms”. Annals of Tourism Research, 44, 1–19. JawaPos.com. 18 November 2017. “Wisata Halal Makin Mudah di Thailand”. Diakses dari https://www.jawapos.com/entertainment/ travelling/18/11/2017/wisata-halal-makin-mudah-di-thailand, pada 8 Maret 2021. Jurnal Berbahasa Indonesia. 2017. “Korea Selatan”. Diakses dari http:// sejarah-korea.biscuit.web.id/id1/961-848/Korea-Selatan_14135_ sejarah-korea-biscuit.html/, pada tanggal 8 Maret 2021. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. 2012. Kemenparekraf Promosikan Indonesia sebagai Destinasi Pariwisata Syariah Dunia. Diakses dari http://www.kemenpar.go.id/asp/detil. asp?c=16&id=2042, pada tanggal 8 Maret 2021. ____________. 2014. Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI Nomor 2 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyelenggaraan Usaha Hotel Syari’ah. Jakarta: Kemenparekraf. ____________. 2015. Kajian Pembangunan Wisata Syariah. Khaliq, Riyaz ul. 11 April 2019. “Turkey Ranks 3rd ‘Halal Tourist’ Destination: Report Halal Tourism Projected to Contribute $300 Billion to World Economy in 2020”. Diakses dari https://www. aa.com.tr/en/turkey/turkey-ranks-3rd-halal-tourist-destination- report/1449385#:~:text=Halal%20tourism%20projected%20 to%20contribute%20%24300%20billion%20to%20world%2-
D-10 Wisata Ramah Muslim 0economy%20in%202020&text=Turkey%20was%20ranked%20 the%20world’s,GMTI)%20released%20earlier%20this%20week., pada tanggal 8 Maret 2021. Kompas.com. 01 November 2018. “6 Destinasi Paket Malaysia Halal Tour”. Diakses dari https://travel.kompas.com/ read/2018/11/01/082200327/6-destinasi-paket-malaysia-halal- tour, pada tanggal 8 Maret 2021. ____________. 17 Mei 2017. “Gedung Gonggong Akan Dibuat Mirip Opera House di Australia”. Diakses dari https://travel.kompas.com/ read/2017/05/17/100800927/gedung.gonggong.akan.dibuat.mirip. opera.house.di.australia, pada tanggal 8 Maret 2021. ____________. 27 April 2016. “IDB Dukung Pengembangan Wisata Halal di NTB”. Diakses dari https://travel.kompas.com/read/2016/04/27/183200227/IDB. Dukung.Pengembangan.Wisata.Halal.di.NTB, pada tanggal 8 Maret 2021. ____________. 6 Agustus 2016. “Aceh Tawarkan Sejumlah Destinasi Wisata Halal”. Diakses dari https://travel.kompas.com/ read/2016/08/06/153900327/Aceh.Tawarkan.Sejumlah.Destinasi. Wisata.Halal, pada tanggal 8 Maret 2021. ____________. 27 Oktober 2020. “Danau Laut Tawar di Aceh Tengah, Wisata Sambil Naik Speed Boat”. Diakses dari https://travel. kompas.com/read/2020/10/27/151224027/danau-laut-tawar-di- aceh-tengah-wisata-sambil-naik-speed-boat?page=all, pada tanggal 8 Maret 2021. Kurniawan, Adji. Selasa, 25 Februari 2014. “Intip Strategi Malaysia Meraup Wisatawan Indonesia”. Diakses dari http:// travelplusindonesia.blogspot.com/.2014/02/intip-strategi-malaysia- meraup.html?m=1, pada tanggal 8 Maret 2021. Kusumaningrum, D. N., dkk. 2017. “Trend Pariwisata Halal Korea Selatan”. Senaspro, 978–979. Diakses dari http://research-report.
Daftar Pustaka D-11 umm.ac.id/index.php/research-report/article/viewFile/1307/1525, pada tanggal 8 Maret 2021. Lestari, Suci Rizqi. 5 Agustus 2018. “Dongkrak Kunjungan Wisatawan, Kaltim Diminta Kelola Objek Wisata”. Diakses dari https:// travel.detik.com/travel-news/d-4150831/dongkrak-kunjungan- wisatawan-kaltim-diminta-kelola-objek-wisata, pada tanggal 8 Maret 2021. Lexi J, Moleong. 2002. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosda Karya. M, Alib. 2021. “15 Tempat Wisata di Berau Terbaru & Terhits Dikunjungi”. Diakses dari https://www.celebes.co/borneo/tempat- wisata-berau, pada tanggal 8 Maret 2021. Magdalena. 31 Oktober 2007. “Empat Organisasi Muslim Terbesar di Inggris, Sepakat Buat Buku Panduan Muslim”. Diakses dari https://www.eramuslim.com/berita/dunia-islam/empat-organisasi- muslim-terbesar-di-inggris-sepakat-buat-buku-panduan-muslim. htm, pada tanggal 8 Maret 2021. Manasiknews.id. 8 November 2017. “Inilah Fakta Louvre Abu Dhabi”. Diakses dari https://manasiknews.id/inilah-fakta-louvre-abu- dhabi/, pada tanggal 8 Maret 2021. Masyrafina, Idealisa. 21 November 2017. “Indonesia Jajaki Kerja Sama Wisata Halal dengan Rusia”. Diakses dari https://www.republika. co.id/berita/dunia-islam/islam-nusantara/17/11/21/ozrnuv423- indonesia-jajaki-kerja-sama-wisata-halal-dengan-rusia, pada tanggal 8 Maret 2021. Medcom.id. 9 April 2018. “Strategi Pengembangan Pariwisata Halal DKI Jakarta”. Diakses dari https://www.medcom.id/ekonomi/ mikro/nN95on9N-strategi-pengembangan-pariwisata-halal-dki- jakarta, pada tanggal 8 Maret 2021. Medic dan Middleton. 1973. “Product Formulation in Tourism”. Tourism and Marketing, 13:173–201.
D-12 Wisata Ramah Muslim Merdeka.com. 30 Desember 2018. “Dihadiri Menpar, Provinsi NTB Sukses Launching CoE 2019”. Diakses dari https://www.merdeka. com/gaya/dihadiri-menpar-provinsi-ntb-sukses-launching- coe-2019.html, pada tanggal 8 Maret 2021. Mill, R. C., dan A. M. Morrison. 1998. The Tourism System. Iowa: Kendall. Munsif, M. Afaf Hirzi. 2018. Perkembangan Islam di Korea Selatan: Sejarah dan Peranan Masjid Menanamkan Ajaran Islam pada Masyarakat Korea Selatan. Muslimah, Fauziah. 26 September 2016. “Begini Rahasia Sukses Negeri Jiran Kembangkan Pariwisata Halal”. Diakses dari https://www. gomuslim.co.id/read/news/2016/09/26/1594/begini-rahasia-sukses- negeri-jiran-kembangkan-pariwisata-halal.html, pada tanggal 8 Maret 2021. Nash, D. 1996. Anthropology of Tourism. Oxford: Pergamon. Nathasi. 26 Oktober 2018. “Ini Empat Destinasi yang Akan Dikembangkan Jadi Wisata Halal Jakarta”. Diakses dari https:// www.gomuslim.co.id/read/news/2018/10/26/9380/-p-ini-empat- destinasi-yang-akan-dikembangkan-jadi-wisata-halal-jakarta-p-. html, pada tanggal 8 Maret 2021. Noviadinia. 2016. “Masjid Gedhe Kauman Yogyakarta”. Diakses dari http://noviadinia.blogspot.com/2016/10/masjid-gedhe-kauman- yogyakarta.html, pada tanggal 8 Maret 2021. Nurjamal. 2 Juni 2018. “Menelisik Perkembangan Islam di Negeri Gajah Putih”. Diakses dari https://www.gomuslim.co.id/read/ khazanah/2018/06/02/7983/-p-menelisik-perkembangan-islam-di- negeri-gajah-putih-p-.html, pada tanggal 8 Maret 2021. Nurjamal. 3 Oktober 2017. “Populasi Muslim di Jepang Terus Bertambah”. Diakses dari https://www.gomuslim.co.id/read/ news/2017/10/03/5661/populasi-muslim-di-jepang-terus- bertambah.html, pada tanggal 8 Maret 2021. Office for National Statistic. 2 Agustus 2018. “Muslim Population in the UK”. Diakses dari https://www.ons.gov.uk/aboutus/
Daftar Pustaka D-13 transparencyandgovernance/freedomofinformationfoi/ muslimpopulationintheuk/, pada tanggal 8 Maret 2021. Park, D. B. dan Y. S. Yoon. 2009. “Segmentation by Motivation in Rural Tourism: A Korean Case Study”. Tourism Management, 30(1), 99– 108.. Pemerintah Uni Emirat Arab. 2021. “Fact Sheet”. Diakses dari https:// government.ae/en/about-the-uae/fact-sheet, pada tanggal 8 Maret 2021. ____________. 2021. “Fujairah 2040 Plan”. Diakses dari https:// government.ae/en/about-the-uae/strategies-initiatives-and-awards/ local-governments-strategies-and-plans/fujairah-2040-plan, pada tanggal 8 Maret 2021. ____________. 2021. “History of UAE”. Diakses dari https:// government.ae/more/history-of-the-uae, pada tanggal 8 Maret 2021. Pertiwi, Ni Luh Made. 3 April 2014. “Situs Ini Jadi Panduan Wisata Muslim”. Diakses dari https://travel.kompas.com/ read/2014/04/03/1712541/Situs.Ini.Jadi.Panduan.Wisata.Muslim, pada tanggal 8 Maret 2021. Portal Statistik Sektoral Provinsi DKI Jakarta. 6 JULI 2020. “Agama yang Dianut oleh Penduduk DKI Jakarta Tahun 2019”. Diakses dari https://statistik.jakarta.go.id/agama-yang-dianut-oleh-penduduk- dki-jakarta-tahun-2019/, pada tanggal 8 Maret 2021. Prakosojoyo. 18 November 2017. “Pesona Kraton sebagai Daya Tarik Wisata Unggulan Kota Yogyakarta”. Diakses dari https:// prakosojoyo.wordpress.com/2017/11/18/pesona-kraton-sebagai- daya-tarik-wisata-unggulan-kota-yogyakarta/, pada tanggal 8 Maret 2021. Pratiwi, Ade Ela. Mei 2016. “Analisis Pasar Wisata Syariah di Kota Yogyakarta”. Jurnal Media Wisata, Volume 14, Nomor 1. Prodjo, Wahyu Adityo (Ed.). 5 September 2019. “Indeks Daya Saing Pariwisata Indonesia Tahun 2019 Naik”. Diakses dari https://travel.
D-14 Wisata Ramah Muslim kompas.com/read/2019/09/05/173751627/indeks-daya-saing- pariwisata-indonesia-tahun-2019-naik?page=all pada tanggal 8 Maret 2021. Prokal.co. 12 Juni 2017. “Promosikan Berau Destinasi Wisata Halal: Targetkan Peningkatan Kunjungan Wisatawan”. Diakses dari http://kaltim.prokal.co/read/news/302825-promosikan-berau- destinasi-wisata-halal.html, pada tanggal 8 Maret 2021. Putra, Radhitya Diva. 23 Mei 2017. “Rusia Kembali Duduki 50 Besar Destinasi Wisata Halal Terbaik Dunia”. Diakses dari https:// Id.Rbth.Com/News/2017/05/23/Rusia-Kembali-Duduki-50-Besar- Destinasi-Wisata-Halal-Terbaik-Dunia_Qyx768774, pada tanggal 8 Maret 2021. Ramldjal, Masrura. 21 Maret 2018. “Melihat Konsep Pariwisata Halal”. Diakses dari https://www.kompasiana.com/ masrura/59a2fbb0f121d405454e9b32/pariwisata-halal-seperti- apakah, pada tanggal 8 Maret 2021. Rasyid, Abdul. Februari 2017. “Pariwisata Halal di Thailand”. Diakses dari HTTP://BUSINESS-LAW.BINUS.AC.ID/2017/02/28/ PARIWISATA-HALAL-DI-THAILAND/, pada tanggal 8 Maret 2021. Republik Indonesia. 2009. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan. Republika.co.id. 17 Mei 2017. “Istana Topkapi: Simbol Arsitektur Kejayaan Turki Utsmani”. Diakses dari https://www.republika. co.id/berita/dunia-islam/islam-digest/17/05/17/oq39xv313-istana- topkapi-simbol-arsitektur-kejayaan-turki-utsmani, pada tanggal 8 Maret 2021. ____________. 7 Agustus 2017. “NTB Fokus Pengembangan Wisata Halal”. Diakses dari https://www.republika.co.id/berita/gaya- hidup/wisatahalal/17/08/07/oub0ob396-ntb-fokus-pengembangan- wisata-halal, pada tanggal 8 Maret 2021.
Search
Read the Text Version
- 1
- 2
- 3
- 4
- 5
- 6
- 7
- 8
- 9
- 10
- 11
- 12
- 13
- 14
- 15
- 16
- 17
- 18
- 19
- 20
- 21
- 22
- 23
- 24
- 25
- 26
- 27
- 28
- 29
- 30
- 31
- 32
- 33
- 34
- 35
- 36
- 37
- 38
- 39
- 40
- 41
- 42
- 43
- 44
- 45
- 46
- 47
- 48
- 49
- 50
- 51
- 52
- 53
- 54
- 55
- 56
- 57
- 58
- 59
- 60
- 61
- 62
- 63
- 64
- 65
- 66
- 67
- 68
- 69
- 70
- 71
- 72
- 73
- 74
- 75
- 76
- 77
- 78
- 79
- 80
- 81
- 82
- 83
- 84
- 85
- 86
- 87
- 88
- 89
- 90
- 91
- 92
- 93
- 94
- 95
- 96
- 97
- 98
- 99
- 100
- 101
- 102
- 103
- 104
- 105
- 106
- 107
- 108
- 109
- 110
- 111
- 112
- 113
- 114
- 115
- 116
- 117
- 118
- 119
- 120
- 121
- 122
- 123
- 124
- 125
- 126
- 127
- 128
- 129
- 130
- 131
- 132
- 133
- 134
- 135
- 136
- 137
- 138
- 139
- 140
- 141
- 142
- 143
- 144
- 145
- 146
- 147
- 148
- 149
- 150
- 151
- 152
- 153
- 154
- 155
- 156
- 157
- 158
- 159
- 160
- 161
- 162
- 163
- 164
- 165
- 166
- 167
- 168
- 169
- 170
- 171
- 172
- 173
- 174
- 175
- 176
- 177
- 178
- 179
- 180
- 181
- 182
- 183
- 184
- 185
- 186
- 187
- 188
- 189
- 190
- 191
- 192
- 193
- 194
- 195
- 196
- 197
- 198
- 199
- 200
- 201
- 202
- 203
- 204
- 205
- 206
- 207
- 208
- 209
- 210
- 211
- 212
- 213
- 214
- 215
- 216
- 217
- 218
- 219
- 220
- 221
- 222
- 223
- 224
- 225
- 226
- 227
- 228
- 229
- 230
- 231
- 232
- 233
- 234
- 235
- 236
- 237
- 238
- 239
- 240
- 241
- 242
- 243
- 244
- 245
- 246
- 247
- 248
- 249
- 250
- 251
- 252
- 253
- 254
- 255
- 256
- 257
- 258
- 259
- 260
- 261
- 262
- 263
- 264
- 265
- 266
- 267
- 268
- 269
- 270
- 271
- 272
- 273
- 274
- 275
- 276
- 277
- 278
- 279
- 280
- 281
- 282
- 283
- 284
- 285
- 286
- 287
- 288
- 289
- 290
- 291
- 292
- 293
- 294
- 295
- 296
- 297
- 298
- 299
- 300
- 301
- 302
- 303
- 304
- 305
- 306
- 307
- 308
- 309
- 310
- 311
- 312
- 313
- 314
- 315
- 316
- 317
- 318
- 319
- 320
- 321
- 322
- 323
- 324
- 325
- 326
- 327
- 328
- 329
- 330
- 331
- 332
- 333
- 334
- 335
- 336
- 337
- 338
- 339
- 340
- 341
- 342
- 343
- 344
- 345
- 346
- 347
- 348
- 349
- 350
- 351
- 352
- 353
- 354
- 355
- 356
- 357
- 358
- 359
- 360
- 361
- 362