Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore Kelas X_SMK_teknologi-pembuatan-benang-dan-pembuatan-kain_a_1

Kelas X_SMK_teknologi-pembuatan-benang-dan-pembuatan-kain_a_1

Published by haryahutamas, 2016-06-01 19:43:27

Description: Kelas X_SMK_teknologi-pembuatan-benang-dan-pembuatan-kain_a_1

Search

Read the Text Version

266 Gambar 5.198 Skema dan Cara Penulisan Benang Gintirx Macam-macam Mesin x Penggintiran Turun (Down Ruang Twister Twister)Berdasarkan jalannya benang, Pada sistem ini, jalannyamesin gintir (ring twister) dapat benang yang dikerjakan dari rakdibagi menjadi : kelosan sampai digulung pada1. mesin gintir turun bobin dari atas kebawah (down2. mesin gintir naik proses). Skema penggintiran turun (down twist) ini dapat dilihat pada gambar 5.199.

267 Gambar 5.199Skema Penggitiran Turun (Down Twist)Keterangan : spindel yang berada di bawah,1. Rak benang (creel) maka didapat benang gintir2. Pengantar yang tergulung pada spindel3. Rol penarik bobin.4. Lappet Jadi pada mesin ini jalannya5. Bobin benang adalah dari atas6. Spindel kebawah. Bagian-bagian dari7. Tin roll mesin gintir ini dapat dilihat8. Pita (tape) pada gambar 5.199 dan prinsip9. Ring kerjanya adalah sebagai10. Traveller berikut : Motor penggerak memutarkanPada mesin gintir ini benang- roda-roda gigi yang berada dibenang yang akan digintir dalam gear box. Roda-roda gigiditempatkan di atas. Dengan ini diantaranya ada yangmenarik beberapa benang berhubungan dengan roda gigitunggal, yang lalu digintir pada yang menggerakkan rol penarik

268(3). Karena perputaran rol Penggulungan pada bobin (5) terjadi karena adanya selisihpenarik (3) maka benang- perputaran antara spindel (6) (bobin) dengan traveller (10).benang dari kelosan akan Putaran spindel (6) sangat cepat yaitu berkisar antara 7000tertarik rol penarik (3) ini sampai 9000 putaran per menit. Karena spindel (6) ini banyakberfungsi juga sebagai pengatur jumlahnya dan memerlukan putaran per menit yang tinggi,jumlah produksi. Benang- maka sumber gerakan diperoleh dari silinder panjang yangbenang yang keluar dari rol disebut tin roll (7) yang berdiameter jauh lebih besarpenarik (3) dilakukan ke lappet dari diameter spindel (6). Tin roll (10) dihubungkan ke spindel(4). Fungsi lappet (4) adalah dengan pita (tape) (8). Pita-pita (8) ini dapat diatur untuksebagai pengatur tegangan mengubah arah putaran dari spindel agar sesuai denganbenang yang akan dihasilkan. arah puntiran yang dikehendaki, sedangkan arah putaran silinderDari lappet (4) benang adalah tetap, yaitu sesuai dengan arah putaran motordilakukan ke traveler (10) yang penggerak.berfungsi mengantarkan benangyang akan digulung ke bobin.Traveler (10) berjalan di atasring. Ring (9) ini ditempatkanpada ring–bank yanggerakannya naik turun. Gerakannaik turun dari ring-banktersebut akan membentuktraverse pada gulungan. Daritraveller (10), benang digulungpada spindel bobin (5). Bobin(5) ini diterapkan pada spindel(6) sehingga bobin (5) berputarmenurut putaran spindel (6) x Penggintiran Naik (Uptwister)karena perputaran bobin (5)maka benang yang akandigulung menarik traveller (10) Berbeda dengan mesin gintir dengan sistem down twisting,yang berputar mengelililngi ring pada mesin gintir naik jalannya benang dari bawah keatas.(9). Besarnya perputaran Skemanya tertera pada gambar 5.200.traveller (10) ini akanmenentukan jumlah puntiranpada benang yang akan digintir.

269 Gambar 5.200 Skema Penggintiran Naik (Up Twister)Keterangan : penggintiran turun, malahan1. Tin roll pada mesin-mesin uptwister2. Spindel tape modern tidak lagi menggunakan3. Spindel tin roll untuk memutar spindel,4. Benang tetapi cukup dengan sepasang5. Lapet roda yang dipasang pada6. Pengantar masing-masing di ujung rangka7. Bobin mesin dan pada roda tersebut dipasang ban kulit yang takBenang disuapkan dari bobin berujung dan menggeser pangkal-pangkal spindel yang(4) yang dipasang dan diputar ada di kedua sisi rangka mesin. Keistimewaan daripada mesinoleh spindel (3) yang digerakan ini adalah bahwa benang yang digulung pada bobin (penyuap)oleh tin roll (1), dengan harus sudah dirangkap, karena tiap-tiap spindel khususperantaraan spindel tape (2). melayani satu bobin penggulungan. Secara teoritisBenang dari bobin (4) dilalukan besarnya twist (gintiran) adalah sama dengan banyaknyamelalui lappet (5) terus ke garpu putaran spindel (3) dibagi olehpengantar/pengatur jalannyabenang untuk digulung padabobin (7) yang diputar olehdrum friksi. Dilihat sepintas laluproses penggintiran ini lebihsederhana daripada

270kecepatan penggulungan bobin berbeda yaitu lebih kecil, hal ini(7) untuk waktu yang sama. disebabkan adanya slip.Contoh : Perubahan TPI dapatPutaran spindel (rpm) = 10.000 dilaksanakan dengan jalanDiameter drum penggulung (D) mengubah rangkaian roda-roda= 2 inci gigi yang menghubungkan drumPutaran drum (rpm) = 100 friksi (7). Berlainan denganMenurut rumus : mesin gintir biasa, mesin iniTwist per Inci (TPI) tidak menggunakan ring dan traveler, karena fungsi bobin (4) rpm spindle tidak menggulung benang, bahkan melepasnya; jadi juga= tidak membutuhkan lifter (builder motion). kecepatan keliling bobin Perlu diperhatikan bahwa putaran spindel (3) (=arah twist)Maka : Twist per Inci (TPI) yang dikehendaki harus searah dengan arah gulungan benang 10.000 pada bobin penggulung. Mengingat konstruksinya, mesin= ini sangat cocok untuk mengerjakan benang-benang S .D.n filament dan benang yang tidak tahan gesekan (berbulu)= 10.000 3,14 x 2 x 100 10.000= = 16 628Twist per inch tersebut adalahperhitungan secara teori, tetapidalam kenyataannya tentu5.20.1 Bagian Penyuapan Gambar 5.201 Skema Bagian Penyuapan

271Nama-nama peralatan yang Pengantar benang (2), yangpenting dari bagian penyuapanmesin gintir (mesin ring twister ) berebentuk pipa bulat keciladalah : memanjang gunanya untuk5.20.1.1 Rak Kelos (Creel) mempermudah penarikan benang yang akan digintir. 5.20.1.3 Rol PenarikGambar 5.202 Rak KelosRak kelos (creel) (1) yangberbentuk pipa besi bulat kecil Gambar 5.204 Rol Penarikpanjang tertentu tertentu, Rol penarik (3), rol atasnya dibuat dari besi yanggunanya untuk tempat permukaannya dilapisi bahan sintetis, rol bawahnya berputarkedudukan bobin-bobin aktif dan rol atasnya berputar secara pasif karena adanyagulungan benang tunggal atau gesekan dengan rol bawah, gunanya untuk menarik benangbenang rangkap. dari rak kelos, dan seterusnya diberikan kepada spindel untuk5.20.1.2 Pengantar Benang diberi antihan (twist). Gambar 5.203Pengantar Benang

2725.20.2 Bagian Penggulungan Gambar 5.205Skema Bagian PenggulunganNama-nama peralatan yang 5.20.2.2 Pengontrol Baloningpenting dari bagian (Antinode Ring)penggulungan mesin gintir(mesin ring twister) adalah :5.20.2.1 Ekor Babi (Lappet) Gambar 5.206 Gambar 5.207 Ekor Babi (Lappet) Pengontrol BaloningEkor babi (lappet) (8) dibuat dari (Antinode Ring)kawat baja yang dibengkokkanmenyerupai ekor babi dan Pengontrol baloning (antinodedipasang tepat di atas spindel, ring) (9) dibuat dari kawat bajagunanya untuk menyalurkan yang melingkari spindel,benang supaya tepat pada gunanya untuk menjaga agarporos spindel. baloning tidak teralu besar.

2735.20.2.3 Penyekat (Separator) 5.20.2.5 Ring Gambar 5.210 Ring Gambar 5.208 Ring (12) dibuat dari baja danPenyekat (Separator) dipasang pada Ring Rail, dimana traveller ditempatkan.Penyikat (separator) (10) dibuat 5.20.2.6 Travellerdari besi pelat, atau aluminiumyang tipis, dan dipasang Gambar 5.211 Travellerdiantara spindel yang satu Traveller (11) dibuat dari bajaterhadap spindel yang lain dan dan bentuknya seperti huruf C,gunanya untuk membatasi fungsinya sebagai pengantarbaloning tidak saling terkena benang.satu sama lain, sehingga dapatmengakibatkan benang putus.5.20.2.4 Spindel 5.20.2.7 Tin RollGambar 5.209 SpindelSpindel (13) dbuat dari bajadimana bobin ditempatkan /dipasang. Gambar 5.212 Tin Roll

274Tin rol (14) suatu silinder besi panjangnya benang yangsebagai poros utama mesin ring dikeluarkan dari rol depan untukspinning, dan juga untuk waktu yang sama.memutarkan spindel dengan Banyaknya antihan yangperantaraan pita (spindel tape) diberikan pada benangyang ditegangkan oleh dirumuskan sebagai berikut :peregang jocky pulley. TPI = C x Ne15.20.2.8 Proses Pengantihan Dimana : (Twisting) TPI = Twist per inch C = konstanta antihan atauYang dimaksud proses twist multiplierpengantihan ialah penyusunan Ne1 = nomor dari benangserat-serat yang akan dibuat untuk sistem tidak langsungbenang agar menempatikedudukan seperti spiralsedemikian sehingga serat- Hubungan antihan denganserat tersebut saling mengikat nomor benang seperti yangdan menampung serat-serat dirumuskan di atas dapatyang masih terlepas satu sama dijelaskan sebagai berikut :lainnya yang dalam bentuk pita Apabila suatu untaian dari serat-menjadi suatu massa yang serat diputar mengelilingi sumbukompak sehingga memberikan panjangnya, maka serat-seratkekuatan pada benang yang komponennya dapat dianggapdibentuknya. akan menempati kedudukanPemberian antihan ini pada sebagai spiral sempurna atauprinsipnya dilakukan dengan tidak sempurna. Bentuk spiralmemutar satu ujung dari untaian yang tidak sempurna tergantungserat, sedang ujung yang kepada kesamaan (uniformity)lainnya tetap diam. Pada proses serta keteraturan (regularity)pemintalan pemberian antihan dari susunan serat-serat padadilakukan oleh spindel dan untaian serat yang akan diberitraveller sebagai pemutar ujung twist tersebut.untaian serat yang keluar dari Apabila untaian tersebut akanrol peregang depan, sedangkan mengalami tegangan danujung yang lainnya tetap perpanjangan (stretching),dipegang atau dijepit oleh rol seperti halnya kalau suatu perperegang depan. ditarik, sepanjang tidak terjadiBanyaknya antihan yang pergeseran atau slip antaradiberikan pada benang serat. Apabila tegangan initergantung kepada menyebabkan adanyaperbandingan banyaknya perpanjangan atau mulur, makaputaran dari mata pintal dengan

275serat-serat yang menempati membesar, demikian pula tekanan kedalam pada serat-kedudukan yang paling luar serat akan meningkat dan gesekan antara serat makinakan mendesak kedalam, kuat. Hal ini akan mengurangi atau menghentikan pergeseran-sehingga mengakibatkan pergeseran antara serat, sehingga kekuatan benangnyapenampang dari untaian serat dapat ditingkatkan sampai mencapai titik kekuatantersebut akan menciut/mengecil. maksimumnya (titik kritis). Apabila banyaknya putaranHal yang demikian berarti ditambah lagi melebihi titik kritisnya, maka serat-seratnyabahwa akibat dari adanya reaksi akan harus mulur lebih banyak karena adanya tegangandari tarikan tersebut, maka tersebut, dan kalau batas mulurnya dilampaui, maka serattimbul gaya menekan kearah akan putus dan mengakibatkan benangnya putus pula.titik pusat untaian tersebut, yang Andaikata serat-seratnya belum putus, tetapi serat-serat tersebutcenderung untuk mendorong sebenarnya telah mengalami tegangan yang cukup berat,serat-serat individu makin sehingga sisa kekuatan yang masih ada pada serat akanberdekatan dan berkelompok digunakan untuk mengatasi beban dari luar, dan sisamenjadi satu dan bersamaan kekuatan ini akan berkurang. Hal ini dapat dilihat padadengan ini akan meningkatkan gambar dibawah ini.gesekan antar serat atau daya Gambar 5.213kohesinya (daya lekatnya).Dengan demikian makasebenarnya timbul dua macamgaya sebagai akibat adanyatarikan tersebut, masing-masingialah gaya yang cenderunguntuk memisahkan serat-seratdan satunya lagi ialah gaya-gaya yang cenderung untukmengikat serat-serat menjadisatu. Resultante dari gaya-gayaini tergantung dari besarnyasudut dari spiralnya.Apabila jumlah putaran persatuan panjang sedikit, makasudut spiralnya kecil. Dalam halyang sedemikian, serat-seratmudah tergeser satu denganyang lainnya dan untaian serat-serat tersebut akan putus,apabila tarikan yang dikenakancukup besar.Sebaliknya apabila putaranyang diberikan pada untaianserat persatuan panjangnyadiperbanyak, maka sudutputarannya (spiralnya) akan

276 Hubungan antara TPI dan roving di mesin flyer. Perbedaan Kekuatan Benang tersebut antara lain ialah :Jadi, banyaknya antihan yangharus diberikan pada benang - Pada mesin ring spinningmerupakan masalah yang haruskita pertimbangkan, baik ditinjau pengantar benang naikdari segi teknis (operasionil)maupun ekonomi. turun, bobin berputar tetapx Arah Antihan pada tempatnya, sedangkanArah antihan pada benang ada pada mesin flyer pengantardua macam tergantung dariarah putaran spindelnya. Kedua benangnya tetap padaarah antihan tersebut disebutarah Z (kanan) atau S (kiri), tempatnya dan bobinnyaseperti terlihat pada gambar5.203. disamping berputar juga Gambar 5.214 bergerak naik turun. Arah Antihan - Pada mesin ring spinning5.20.2.9 Proses Penggulungan penggulungan terjadi karena Benang pada Bobin adanya perbedaanProses penggulungan benangpada ring spinning akan jauh kecepatan antara putaranberbeda bila dibandingkandengan proses penggulungan spindel (Nsp) dengan putaran traveller (Ntr) sehingga jumlah gulungan benang g = Nsp – Ntr. Pada mesin flyer penggulungan terjadi karena adanya perbedaan kecepatan antara putaran bobin (Nb) dengan putaran spindel, sehingga jumlah gulungan roving g = Nb – Nsp - Sistem penggulungan benang mesin ring spinning adalah konis, dan penggulungan roving pada bobin di mesin flyer adalah paralel. - Bentuk gulungan benang pada bobin di mesin ring spinning dapat terlihat pada gambar 5.215a. sedang bentuk gulungan roving pada bobin di mesin flyer seperti terlihat pada gambar 5.215b.

277 Gambar 5.215Bentuk Gulungan Benang dan Roving pada BobinTraveller merupakan pengantar yang bergerak naik turun adalahbenang pada mesin ring bobin bersama-sama denganspinning yang dipasang pada keretanya.ring rail, turut bergerak naik Gerakan naik turun dari ring rail.turun bersama-sama dengan Peralatan yang mengaturring railnya. Sedang pada mesin gerakan naik turunnya ringflyer, lengan flyer merupakan disebut builder motion, sepertipengantar roving yang tidak tampak pada gambar di bawahdapat bergerak naik turun, tetapi ini :tetap pada tempatnya, sedang Gambar 5.216Peralatan Builder Motion

278Keterangan : (Rachet menempel pada batang (2)6. Eksentrik berada pada kedudukan teratas.7. batang penyangga Naik turunnya batang (2) akan8. Roda gigi Racet selalu mengikuti gerakan berputarnya eksentrik (1). Wheel)9. Pal x Gerakan Naik Turunnya /10. Pen Ring RailA = titik putarB = Rantai Stang rail (11) dipasang padaC = Rol C suatu tabung yang mati pada rangka mesin, sehinggax Prinsip Bekerjanya Builder gerakan naik turunnya ring rail Motion dapat stabil. Setiap putaran eksentrik (1), rail akan bergerakGambar di atas memperlihatkan naik dan turun satu kali yang disebut satu gerakan penuhperalatan builder motion dengan atau satu traverse. Karena pada waktu menggulung benang dibatang penyangga (2) yang bobin dikehendaki suatu lapisan pemisah antara gulungan yangselalu menempel pada eksentrik satu dengan gulungan berikutnya, maka gerakan ring(1) yang berputar secara aktip. rail waktu dan turun kecepatannya dibuat tidakMenempelnya batang sama. Pada waktu naik ring rail bergerak lambat, sehinggapenyangga (2) tersebut terjadi penggulungan yang sejajar, sedang waktu turun ringdisebabkan oleh rantai (B) yang rail bergerak cepat sehingga terjadi gulungan pemisah yangdihubungkan dengan ring rail. tidak sejajar.Karena berat penyangga (2)selalu menempel pada eksentrik(1). Batang penyangga sebelahkiri mempunyai titik putar (A).Bila bagian yang tinggi darieksentrik menempel padabatang (2) maka batangpenyangga (2) berada padakedudukan yang terendah.Begitu juga bagian yang rendah

279Gambar 5.217 Ring RailSebagaimana telah diuraikan terdapat pada ujung batang (2),dimuka bahwa setiap putarandari eksentrik satu kali sehingga pada waktu eksentrikmenyebabkan ring rail bergeraknaik dan turun satu kali, yang berputar batang (2) terbawadisebut satu traverse dangerakan ini disebut gerakan naik turun pula. Pen (5)printer. Setelah ring railbergerak naik dan turun satu dipasangkan mati pada rangkakali, maka kedudukan ring railakan naik satu diameter benang mesin, jadi tidak turun karenadan gerakan ini disebut gerakansekunder. gerakan naik turun dari batangKalau panjang rantai B tetap,maka setiap putaran eksentrik (2).(1) akan mengakibatkangerakan naik turun dari ring rail Pada waktu batang (2) bergerakjuga tetap. Tetapi apabila rantaiB diturunkan sedikit, maka hal naik maka pal (4)ini menyebabkan ring rail juganaik sedikit. Turunnya rantai (B) kedudukannya tergeser kesedikit tersebut disebabkankarena berputarnya rol (C) kanan karena pen (5) diam disesuai arah anak panah. Rol Cberputar karena diputar oleh tempat, dan pada waktu batangroda gigi rachet (3) seperti padagambar 5.216. Pada gambar (2) turun pal (4) akan5.217 terlihat rol (c) adalahpenggulung dari rantai (B) yang mendorong maju roda gigi rachet (3). Banyak sedkitnya gigi rachet yang didorong akan mempengaruhi perputaran rahet, yang juga mempunyai putaran rol (C) yang mengggulung rantai (B). Dengan tergulungnya rantai B sedikit dari sedikit setiap gerakan naik turun dari batang (2), maka rantai B akan menjadi semakin pendek. Karena kedudukannya tetap dalam batang (2) maka rol (D) akan

280terputar ke kiri oleh rantai (B) dengan naiknya stang ring railyang semakin pendek. Dengan (11) beserta ring railnya (12).demikian rantai (7) juga tertarik Untuk membentuk gulunganke kiri oleh rol (B) yang terputar benang pada bobin di mesinoleh rol (D). Jadi kedudukan ring spnning terbagi dalamrantai (7) makin lama makin tahap yaitu :bergeser ke kiri, dan peralatan 1. Pembentukan gulungan(8) semakin condong ke kiri. Halini akan menarik batang (9) ke benang pada pangkal bobinkiri dan (10a) bergerak ke kiri 2. Pembentukan gulunganpula yang akibatnya (10b)bertambah naik yang diikuti benang setelah gulungan pangkal bobin Gambar 5.218 Cam Screw dan Gulungan Benang pada Pangkal Bobinx Pembentukan Gulungan pada waktu rol C turun sebesar Benang pada Pangkal a cm, maka rol D tidak akan Bobin berputar sebesar busur yang lebih kecil dari a cm, tetapiKalau pada gambar 5.218 cam mengulurnya rantai (8) sebesarscrew tidak dipasang pada rol a cm, hal ini terjadi karenaD, maka waktu rol C turun rantai (8) dilalukan cam screw,sebentar a cm, rol D juga akan sehingga dengan demikianberputar oleh rantai (8) sebesar walaupun rol C turun sebesar abusur yang sama dengan a cm. cm, rol D akan berputar sedikitKalau sekarang pada rol D dan hal ini akan menyebabkandipasang cam screw (6) dan naiknya ring rail juga sedikit.rantai (8) juga dipasang melalui Karena rol C selalu menggulungcam screw terus ke rol C, maka rantai (8) untuk setiap gerakan

281batang (2) naik turun, maka Gulungan benang yang tidak sejajar tersebut merupakankedudukan cam screw makin lapisan pemisah antara gulungan benang yang satulama makin ke bawah, sehingga terhadap lapisan gulungan benang yang berikutnya.akhirnya rantai (8) tidak melalui Demikian penggulungan benang berlangsung terus hinggacam screw lagi, tetapi langsung gulungan benang pada bobin penuh seperti terlihat padarol D terus ke rol C. Pada saat gambar 5.218.yang demikian ini cam screw 5.20.2.10 Proses Doffingtidak menyinggung rantai (8) x Untuk mesin gintir (ring twister turun.lagi, sehingga pada waktu rol C - Turunkan kereta (ring rail)turun sebesar a cm, rol D juga apabila angka counter (hank meter) sudah mencapaidiputar oleh rantai (8) sebesar angka yang telah ditentukan dengan melepas tuil pad gigibusur a cm dan rol E juga Rachet.berputar sebesar busur a cm, - Matikan mesin dengan menekan tombol STOP.dan hal ini menyebabkan - Ganti bobin penuh dengannaiknya ring rail sebesar a cm bobin kosong dan masukan bobin penuh ke box benangjuga. pad kereta.Pada saat cam screw tidak - Naikkan kedudukan ring rail dengan mengetek kembalimenyinggung rantai (8) lagi, kedudukan Rachet untuk menentukan awal gulunganmaka gerakan naik rai ring rail benang pada bobin.sudah tidak dipengaruhi lagi - Jalankan mesin dengan menekan tombol START.oleh screw, dan dengan - Periksa benang dandemikian pembentukan sambung benang-benang yang putus.gulungan benang pada pangkal x Untuk mesin gintir (ringbobin telah selesai. twister) naik.x Pembentukan Gulungan - Matikan mesin dengan menekan tombol STOPBenang setelah apabila angka counter (hankPenggulungan Benangpada Pangkal BobinSetelah pembentukan gulunganbenang pada pangkal bobinselesai, kemudian diteruskandengan penggulungan benangberikutnya. Sebagaimana telahdiuraikan di muka pada wakturing rail turun terjadipenggulungan benang yangsejajar dan pada waktu ring railturun dengan kecepatan yanglebih besar daripada kecepatanpada waktu naik, sehinggaterjadi penggulungan benangyang tidak sejajar.

282meter) sudah mencapaiangka yang telah ditentukan. 5.20.2.12 Pemeliharaan mesin- Lepaskan gulungan benang Ring Twisterdengan hati-hati dan cermat Pemeliharaan mesin Ringagar tidak merusak Twister meliputi :gulungan benang. 1. Pembersihan rutin mesin- Pasang cones kosong pada dan penggantian travellerdudukannya kemudian setiah hari.gulung benang pada coner 2. Pelumasan gear end danuntuk awal gulungan. out end setiap 2 minggu.- Jalankan mesin dengan 3. Pelumasan spindel setiap 6menekan tombol START. bulan.- Periksa benang dan 4. Pelumasan bearing tin rollsambung benang-benang setiap 6 bulan.yang putus. 5. Pelumasan bearing bottom roll setiap 3 bulan. 6. Centering lappet, antinode ring dan spidelsetiap 15.20.2.11 Proses Steaming. tahun.Steaming adalah proses 7. Pelumasan bearing gearpenguapan terhadap benanggintir yang memiliki twist sangat end setia 4 tahun.tinggi. Proses ini bertujuanuntuk mematikan twist yang 8. Kontrol jockey pulley setiapterjadi pada benang sehinggatidak terjadi snarling. 2 tahun.Proses steaming dilakukan degan cara memasukkan benang 9. Kontrol lifting shaft dan ranteyang memiliki twist tinggikedalam tabung, kemudian gear end setiap 4 tahun.kedalam tabung dialirkan uapdengan suhu 950C selama 10. Penggantian rubber cotskurang lebih 20 menit. setiap 4 tahun. 11.Pelumasan dan penggerindaan top roll setiap 1 tahun.

2835.20.2.13 Bentuk Gulungan Benang pada Bobin Gambar 5.219 Bentuk Gulungan Benang pada BobinDidalam praktik sering terjadi sulit sewaktu dikelos dibentuk gulungan yang tidak mesin kelos (winder).normal, hal ini mungkin terjadi b. Bentuk gulungan benangkesalahan dala melakukan yang tidak normal karenapenggulungan benang. dalam proses benang seringKesalahan tersebut dapat putus dandisebabkan oleh pengaruh penyambungannya seringmesin atau kesalahan operator terlambat.dalam melayani mesin. c. Bentuk gulungan benangKesalahan yang disebabkan tidak normal, karena bagianpengaruh mesin mungkin bawahnya besar.karena penyetelan yang kurang d. Bentuk gulungan benangbetul, sedangkan kesalahan tidak normal, karena bagianyang disebabkan oleh operator atasnya besar.karena terlambat menyambung. e. Bentuk gulungan benangPada gambar 5.219 terlihat tidak normal, karena terlalumacam bentuk gulungan kurus.benang pada bobin. f. Bentuk gulungan benanga. Bentuk gulungan yang tidak normal, karena terlalunormal. Isi gulungan gemuk.tergantung panjang bobin g. Bentuk gulungan benangdan diameter ring. Gulungan tidak normal, karena bagiantidak mudah rusak dan tidak atas membesar.

284h. Bentuk gulungan benang pengujian ini dilakukan pada tidak normal, karena bagian panjang benang 10 inch. bawah membesar. 5.20.4 Perhitungan Antihani. Bentuk gulungan benang (Twist) normal, tetapi tidak penuh. Antihan diberikan terhadapj. Bentuk gulungan benang tidak normal, karena bagian benang yang baru keluar dari rol bawahnya kosong. penarik agar benang gintirk. Bentuk gulungan benang tidak normal, karena bagian menjadi cukup kuat. tengah ada benang yang tidak tergulung. Besar kecilnya antihan sangat5.20.3 Pengendalian Mutu mempengaruhi kekuatanHasil mesin gintir (ring twister) benang gintir. Makin besaradalah benang gintir, maka testyang dilakukan adalah antihan, makin kuat benangpengujian Twist per Inch (TPI).Pengujian ini dimaksudkan gintir yang dihasilkan.untuk menguji jumlah pintiranbenang setiap inchnya. Alat Agar benang gintir yangyang dipakai adalah “Twisttester”. Pada prinsipnya alat ini dihasilkan memenuhi syarat-dipakai untuk melepaskanpuntiran benang dan atau syarat yang diinginkan, makamemberikan puntiran kembalidengan arah berlawanan. antihan diberikan secukupnyaDengan menghitung jumlahputaran tersebut dapat pula hingga benang mempunyaiditentukan berapa jumlahpuntiran untuk panjang 1 inch kekuatan yang optimum.atau twist per inch. Biasanya Jumlah antihan yang diberikan pada benang gintir biasanya dinyatakan per satuan panjang. Satuan panjang dapat diambil dalam inch atau meter. Bila diambil satuan panjang inch, maka antihannya adalah Twist per Inch (TPI). Bila satuannya diambil dalam meter, maka antihannya adalah antihan per meter (APM).

285 Gambar 5.220 Susunan Roda Gigi Mesin Ring TwisterAntihan per Inch (API) atau Twist per Inch (TPI)TPI = Kecepatan putaran spindel (N sp ) / menit Panj.benang yg dikeluarkan dari rol penarik (L) inch / menitTPI = N sp per menit L inch per menit

286Lihat gambar 5.220 Susunan antihan tersebut mempengaruhiroda gigi mesin ring twister. jumlah produksi yang 180 200 dihasilkan.Nsp = 1430 x x 230 25 Produksi per spindel per menit= 8953 putaran per menit adalah :L = 1430 x 180 x 27 x 40 x = KPS per menit inch 230 54 40 Twist per Inch (TPI ) 8953 40 x 25 x 40 x 50 x 3,14 60 50 60 25,4 = = 768,6 inch 11,6 = 768,6 inchJadi TPI = N sp 11,6 Keterangan : L KPS = Kecepatan Permukaan = 8953 768,6 Spindel5.20.5 Perhitungan Produksi Bila satu mesin ring twister mempunyai jumlah mata pintal =Seperti halnya pada mesin ring 400 tiap frame, nomor benangspinning, produksi mesin ring yang akan digintir adalah Ne1twister, juga dinyatakan dalam 40/2 (Ne1 20), dan efisiensiberat per satuan waktu tertentu. mesin = 95%, maka produksi mesin ring twister per menitx Produksi Teoritis adalah : = efisiensi mesin x jml spindel xProduksi teoritis didapat dari N spperhitungan berdasarkan TPIsusunan roda gigi mesin ring = 80 x 400 x 8953twister (lihat gambar 5.220). 100 11 ,6Dalam perhitungan ini harus = 246979,31 inchdiperhatikan nomor benang Produksi mesin per jam adalah :tunggal yang akan digintir, dan = 80 x 400 x 60 x N sp x 1 x 100 TPI 36jumlah rangkapannya.Hal ini perlu karena adahubungannya dengan nomor 1 1 453,6benang yang dihasilkan, dan xx kg 840 Ne1 1000jumlah antihan yang akandiberikan pada benang gintir, = 80 x 400 x 60 x 8953 x 1 x 100 11,6 36karena nomor benang gintiryang dihasilkan dan jumlah

287 1 x 1 x 453,6 kg x Efisiensi 840 20 1000 Seperti halnya pada mesin-= 11,14 kg mesin sebelum ring twister,x Produksi Nyata maka untuk menghitung efisiensi produksi mesin ringUntuk menghitung produksi twister dilakukan dengannyata dari mesin ring twister membandingkan antaradapat dilakukan dengan produksi teoritis denganmenghitung atau menimbang produksi nyata.jumlah benang gintir yang Untuk menentukan efisiensidihasilkan. produksi mesin ring twister,Penghitungan atau diambil data perhitunganpenimbangan dapat dilakukan produksi teoritis danpada setiap kali doffing atau perhitungan produksi nyata.dalam satu periode waktu Produksi teoritis/mesin/jamtertentu. = 11,114 kgSebagai misal, diambil data Produksi nyata/mesin/jamrealisasi produksi mesin ring = 9,5 kgtwister untuk satu kali doffing = Jadi efisiensi produksi mesin38 kg. ring twister adalah :Waktu doffing yang diperlukan = Prod.nyata/ mesin/ jam x100% Prod.teoritis/ mesin/ jamuntuk memproduksi benang = 9,5 x100%gintir Ne1 40/2 (Ne1 20) = 4 jam, 11,14maka : = 85,47 %Realisasi produksi / jam / mesin 38 9,5 kg=4

PENUTUPBuku ini diharapkan dapat membantu guru dan siswa dalammengadakan observasi pada mesin-mesin Pembuatan Benang danmesin-mesin Pembuatan Kain Tenun di dunia usaha dan duniaindustri.Selain itu masih diperlukan juga pengembangan bahan ajaranuntuk ilmu pengetahuan dan teknologi Pembuatan Benang danPembuatan Kain yang sudah ada di industri namun landasanteorinya belum tercakup pada buku ini.Masih diperlukan pengkajian tentang isi buku ini yang meliputikedalamanan dan keluasannya serta materi cara penyajiannya agarlebih dapat dipahami oleh siswa maupun guru. A1

DAFTAR PUSTAKA1. Baba Sangyo Kikai Co LTD. Baba High Performance Sizing Machine. Osaka,Japan2. Baba Sangyo Kikai Co LTD. Universal Sectional Warp Sizing Machine. Osaka,Japan3. Baba Sangyo Kikai Co LTD. Baba High Speed Warping Machine. Osaka,Japan4. Elang, S.Teks dkk. 1982. Pedoman Praktikum Persiapan Pertenunan. Bandung. Institut Teknologi Tekstil.5. Hamamatsu.1967.Haw To Handle Sakamoto’s SO Type Cop- Change Automatic Loom. Japan.6. John Wiley & Sons,Inc.1976. Modern Textiles.Toronto.7. Liek Soeparlie,S.Teks dkk.1973.Teknologi Pertenunan. Bandung. Institut Teknologi Tekstil.8. Liek Soeparlie,S.Teks dkk.1974.Teknologi Persiapan Pertenunan. Bandung. Institut Teknologi Tekstil.9. Nagoya International Training Center. 1976. Weaving Machine. Japan. International Cooperation Agency.10. Oldrich Talavasek / and Vladimir Svaty.1981.Shuttleless Weaving Machines. New York. Elsever Scientific Publishing Company.11. Pawitro,S.Teks.dkk.1973. Teknologi Pemintalan Bagian Pertama. Bandung. Institut Teknologi Tekstil.12. Pawitro,S.Teks.dkk.1975. Teknologi Pemintalan Bagian Kedua. Bandung. Institut Teknologi Tekstil.13. R.E Dachlan,S.Teks dkk.1998.Teknologi Pertenunan Tanpa Teropong. Bandung. Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil.B1

14. Soji Muramatsu. Jacquard Weaving .Kyoto Japan. Murata Textile Machine. CO.LTD.15. Toyoda Automatic Loom Works LTD. 1990. Intruction Manual For Ring Spinning Frame Model RY 5 4th Edition. Tokyo Japan.16. Toyoda Automatic Loom Works LTD. 1990. Intruction Manual For Roving FL 16. 9th Edition. Tokyo Japan.17. To Do Seikusho. Information and Direction For Using Reaching Machine.Osaka Japan.18. Wibowo Moerdoko,S.Teks.dkk.1973.Evaluasi Tekstil Bagian Fisika. Bandung. Institut Teknologi Tekstil. B2

DAFTAR GAMBARGanbar 2.1 Klasifikasi Serat Berdasarkan Asal Bahan. 5Gambar 2.2 Hand Stapling............................................. 7Gambar 2.3 Baer Sorter ................................................ 7Gambar 2.4Gambar 2.5 Pinset Pencabut Serat ................................ 7Gambar 2.6Gambar 2.7 Garpu Penekan Serat ................................ 7Gambar 2.8 Fraksi Serat Kapas diatas Beludru ............ 7 Skema Single Fibre Strength Tester.......... 8Gambar 2.9 Skema Pressley Cotton Fibre StrengthGambar 2.10 Tester ........................................................ 9Gambar 2.11 Vice (tempat mengencangkan klem) ......... 9Gambar 3.1. Klem Serat dan Kunci Pas......................... 9Gambar 3.2. Skema Micronaire...................................... 10Gambar 3.3. Pemintalan secara Mekanik...................... 12Gambar 3.4. Pemintalan secara Kimia ........................... 12Gambar 3.5. Benang Stapel ........................................... 13Gambar 3.6. Benang Monofilamen................................. 14Gambar 3.7. Benang Multifilamen .................................. 14Gambar 3.8. Filamen Low .............................................. 14Gambar 3.9. Benang Logam .......................................... 15Gambar 3.10 Benang Tunggal ........................................ 15Gambar 3.11 Benang Rangkap ....................................... 15Gambar 3.12 Benang Gintir............................................. 15Gambar 3.13 Benang Tali ............................................... 15Gambar 4.1. Benang Hias .............................................. .. 16Gambar 4.2. Benang Jahit.............................................. .. 17Gambar 4.3 Landasan Bal Kapas ................................. 27Gambar 4.4 Bal Kapas dengan jumlah Pelat Besi 6...... 27 Besi Pelepas Pelat Pembalut Kapas ......... 27Gambar 5.1 Gunting Pemotong Pelat Pembalut BalGambar 5.2 Kapas ........................................................ 27Gambar 5.3 Sistem Pintal dengan Flyer........................ 33Gambar 5.4 Sistem Pintal dengan Cap ......................... 34Gambar 5.5 Sistem Pintal Ring ..................................... 35Gambar 5.6 Sistem Pintal Open End............................. 36Gambar 5.7 Urutan Proses Ordinary Draft System....... 37Gambar 5.8 Urutan Proses High Draft System ............ 38Gambar 5.9 Urutan Proses Super High Draft System 38 Urutan Proses Hock System ..................... 39 Urutan Proses Gombed Yarn.................... 40 C1

Gambar 5.10 Urutan Proses Pembuatan Benang Tunggal dan Benang Gintir....................... 41Gambar 5.11 Urutan Proses Pemintalan Benang Wol Garu .................................................. 42Gambar 5.12 Pengelompokan Serat Wol Berdasarkan 3 Kelas....................................................... 45Gambar 5.13 Pengelompokan Serat Wol Berdasarkan 4 Kelas....................................................... 45Gambar 5.14 Skema Proses Pemintalan Rami .............. 52Gambar 5.15 Skema Reeling Sutera............................... 55Gambar 5.16 Filamen Keriting......................................... 59Gambar 5.17 Filamen Helix ............................................. 59Gambar 5.18 Unit Mesin Blowing .................................... 62Gambar 5.19 Skema Mesin Loftex Charger .................... 63Gambar 5.20 Skema Mesin Hopper Feeder.................... 64Gambar 5.21 Skema Mesin Hopperv Feeder Cleaner .... 64Gambar 5.22 Alur Gerakan antara Permukaan Berpaku. 65Gambar 5.23 Skema Mesin Pre Opener Cleaner............ 67Gambar 5.24 Skema rol pemukul dan batang saringan .. 68Gambar 5.25 Skema rol pemukul mesin Pre Opener Cleaner ...................................................... 68Gambar 5.26 Skema Mesin Condensor at Cleaner......... 69Gambar 5.27 Skema pemisah kotoran mesin Condensor at Cleanser ................................................ 69Gambar 5.28 Skema Mesin Opener Cleaner .................. 70Gambar 5.29 Skema Rol Pemukul dan Batang saringan 71Gambar 5.30 Skema mesin Condensor at Picker ........... 71Gambar 5.31 Skema Pemisah kotoran Mesin Condensor at Cleaner ............................... 71Gambar 5.32 Skema Mesin Micro Even Feeder.............. 72Gambar 5.33 Skema Mesin Scutcher.............................. 73Gambar 5.34 Pengatur Penyuapan ................................. 74Gambar 5.35 Pengatur Penyuapan (Feed Regulator)..... 75Gambar 5.36 Pergerakan Pedal dan Perpindahan Belt .. 76Gambar 5.37 Bagian penyuapan mesin Scutcher ........... 80Gambar 5.38 Terpisahnya kotoran dari serat .................. 80Gambar 5.39 Tekanan Rol Penggilas pada Kapas ......... 83Gambar 5.40 Tekanan Batang Penggulung Lap ............. 84Gambar 5.41 Tekanan Batang Penggulung pada Rol Penggulung Lop ........................................ 86Gambar 5.42 Susunan Roda Gigi Mesin Scutcher dengan satu sumber gerakan .................... 89Gambar 5.43 Mesin Carding ........................................... 99Gambar 5.44 Gulungan Lap ............................................ 101 C2

Gambar 5.45 Lap Roll ..................................................... 101Gambar 5.46 Lap Stand .................................................. . 101Gambar 5.47 Lap Cadangan ........................................... 102Gambar 5.48 Pelat Penyuap ........................................... 102Gambar 5.49 Bentuk dari Gigi-gigi pada Taker-in ........... 103Gambar 5.50 Rol Pengambil dan Silinder ....................... 104Gambar 5.51 Rol Pengambil, Pisau Pembersih dan Saringan .................................................... 106Gambar 5.52 Sistem Pembebanan dengan Bandul pada Rol Penyuap ..................................... 106Gambar 5.53 Bagian dari Rol Pengambil ........................ 108Gambar 5.54 Gaya-gaya yang bekerja pada kotoran dan kapas .................................................. 109Gambar 5.55 Penampang Melintang dan memanjang dari Flat Carding ........................................ 111Gambar 5.56 Saringan Silinder (Cylinder Screen) .......... 112Gambar 5.57 Stripping Action ......................................... 113Gambar 5.58 Carding Action ........................................... 113Gambar 5.59 Doffer Comb .............................................. 119Gambar 5.60 Rol Penggilas (Calender Roll) ................... 120Gambar 5.61. Letak Sliver didalam Can........................... 121Gambar 5.62. Penampungan Sliver dalam Can ............... 122Gambar 5.63. Warp Block ................................................ 123Gambar 5.64. Neraca Analitik .......................................... 123Gambar 5.65. Daerah Setting Mesin Carding................... 125Gambar 5.66. Leaf Gauge ................................................ 126Gambar 5.67. Leaf Gauge khusus Top Flat ..................... 126Gambar 5.68. Susunan Roda Gigi Mesin Carding ........... 128Gambar 5.69. Skema Mesin Drawing............................... 137Gambar 5.70. Can ............................................................ 138Gambar 5.71 Pengantar Sliver ........................................ 138Gambar 5.72 Traverse Guide .......................................... 138Gambar 5.73 Pasangan Rol-rol Penarik.......................... 139Gambar 5.74 Rol Atas ..................................................... 140Gambar 5.75 Alur pada penampang Rol Atas dan Rol Bawah dari Logam .............................. 141Gambar 5.76 Pembebanan Sendiri ................................ 141Gambar 5.77 Pembebanan Mati/Bandul ......................... 142Gambar 5.78 Pembebanan Pelana ................................. 142Gambar 5.79 Pembebanan dengan Tuas ....................... 142Gambar 5.80 Pembebanan dengan Per.......................... 142Gambar 5.81 Peralatan Pembersih Rol Bawah............... 143Gambar 5.82 Peralatan Pembersih Rol Atas................... 143 C3

Gambar 5.83 Pasangan-pasangan Rol pada Proses 144 Peregangan ............................................... 145Gambar 5.84 Dua Pasang Rol pada proses Peregangan 146Gambar 5.85 Empat Daerah Peregangan ....................... 146Gambar 5.86 Tiga Daerah Peregangan ..........................Gambar 5.87 Pengaruh jarak antar Rol dengan 147 ketidakrataan dari sliver yang dihasilkan ... 148Gambar 5.88 Roller Gauge .............................................Gambar 5.89 Kedudukan Serat antara dua pasangan 149 rol penarik ..................................................Gambar 5.90 Sliver yang melalui rol dengan ukuran 150 yang berbeda............................................. 151Gambar 5.91 Pelat penampung Sliver ............................ 151Gambar 5.92 Penampang Terompet ............................... 152Gambar 5.93 Coiler ......................................................... 153Gambar 5.94 Letak Sliver dalam Can ............................. 155Gambar 5.95 Susunan pada gigi mesin Drawing ............ 162Gambar 5.96 Urutan Proses Persiapan Combing........... 163Gambar 5.97 Arah Penyuapan pada Mesin Combing .....Gambar 5.98 Tekukan serat yang diserapkan ke Mesin 164 Combing .................................................... 165Gambar 5.99 Mesin Pre Drawing .................................... 166Gambar 5.100 Alur Proses Mesin Pre Drawing................. 168Gambar 5.101 Skema Mesin Lap Former ........................ 168Gambar 5.102 Alur Proses Mesin Lap Former .................. 171Gambar 5.103 Susunan Roda Gigi Mesin Lap Former ..... 174Gambar 5.104 Skema Mesin Combing .............................Gambar 5.105 Skema Bagian Penyuapan mesin 176 Combing .................................................... 176Gambar 5.106 Gulungan Lap ............................................ 176Gambar 5.107 Rol Pemutar Lap........................................ 176Gambar 5.108 Pelat Penyuap ........................................... 176Gambar 5.109 Rol Penyuap .............................................. 177Gambar 5.110 Landasan Penjepit..................................... 177Gambar 5.111 Pisau Penjepit............................................ 177Gambar 5.112 Awal Penyuapan Lap................................. 178Gambar 5.113 Penjepitan Lap...........................................Gambar 5.114 Posisi Sisir Utama pada saat penjepitan 178 lap ..............................................................Gambar 5.115 Skema Bagian Penyisisran Mesin 178 Combing .................................................... 179Gambar 5.116 Sisir Utama ................................................ 179Gambar 5.117 Rol Pencabut ............................................. 179Gambar 5.118 Sisir Atas ................................................... C4

Gambar 5.119 Penyuapan Lap ......................................... 180Gambar 5.120 Penyisiran sedang berlangsung ................ 180Gambar 5.121 Penyisiran telah selesai ............................. 180Gambar 5.122 Pencabutan Serat ...................................... 181Gambar 5.123 Skema Bagian Penampungan Limbah ...... 182Gambar 5.124 Silinder Pengering ..................................... 182Gambar 5.125 Kipas.......................................................... 182Gambar 5.126 Rol Penekan .............................................. 182Gambar 5.127 Skema Bagian Penampungan Web........... 184Gambar 5.128 Pelat Penampung Web.............................. 184Gambar 5.129 Terompet .................................................. 184Gambar 5.130 Rol Penggilas ............................................ 184Gambar 5.131 Pelat Pembelok ......................................... 185Gambar 5.132 Pelat Penyalur Sliver ................................. 185Gambar 5.133 Skema Bagian Perangkapan Peregangan dan penampungan Sliver........................... 186Gambar 5.134 Rol Peregang............................................. 187Gambar 5.135 Terompet ................................................... 187Gambar 5.136 Rol Penggilas ............................................ 187Gambar 5.137 Coiler ......................................................... 188Gambar 5.138 Can ............................................................ 188Gambar 5.139 Susunan Roda gigi mesin Combing .......... 194Gambar 5.140 Proses Peregangan ................................... 197Gambar 5.141 Proses Pengantihan .................................. 198Gambar 5.142 Proses Penggulungan ............................... 198Gambar 5.143 Skema Mesin Flyer .................................... 199Gambar 5.144 Skema Bagian Penyuapan Mesin Flyer..... 201Gambar 5.145 Can ............................................................ 201Gambar 5.146 Rol Pengantar............................................ 201Gambar 5.147 Terompet Pengantar Sliver........................ 202Gambar 5.148 Penyekat.................................................... 202Gambar 5.149 Skema Bagian Peregangan mesin Flyer ... 202Gambar 5.150 Rol Peregang............................................. 203Gambar 5.151 Penampung ............................................... 203Gambar 5.152 Pembersih ................................................. 203Gambar 5.153 Cradle ........................................................ 203Gambar 5.154 Penyetelan Jarak antara titik jepit rol peregang .............................................. 204Gambar 5.155 Pembebanan pada Rol Atas...................... 205Gambar 5.156 Penyetelan dan Penunjuk beban............... 205Gambar 5.157 Skema Bagian penampungan mesin flyer… 205Gambar 5.158 Flyer........................................................... 207Gambar 5.159 Bobin ......................................................... 207Gambar 5.160 Susunan Roda Gigi mesin Flyer ................ 209 C5

Gambar 5.161 Batang Penggeser ..................................... 210Gambar 5.162 Peralatan Trick Box ................................... 211Gambar 5.163 Gaya Putar pada Trick Box........................ 212Gambar 5.164 Roda Gigi Bauble ...................................... 213Gambar 5.165 Macam Bentuk gulungan Roving pada Bobin ......................................................... 213Gambar 5.166 Susunan Roda Gigi Mesin Flyer ................ 216Gambar 5.167 Susunan Roda Gigi 3 pasang rol peregang ................................................... 217Gambar 5.168 Susunan Roda Gigi dari 4 pasang rol peregang ................................................... 220Gambar 5.169 Skema Mesin Ring Spinning ..................... 231Gambar 5.170 Skema Bagian Penyuapan Mesin Ring Spinning..................................................... 234Gambar 5.171 Rak ............................................................ 235Gambar 5.172 Penggantung Bobin (Bobin Holder) ........... 235Gambar 5.173 Pengantar .................................................. 235Gambar 5.174 Terompet Pengantar.................................. 235Gambar 5.175 Skema Bagian Peregangan Mesin Ring Spinning..................................................... 237Gambar 5.176 Rol Peregang............................................. 237Gambar 5.177 Cradle ........................................................ 238Gambar 5.178 Penghisap (Pneumafil) .............................. 238Gambar 5.179 Penyetelan Jarak Antar Rol Peregang ...... 239Gambar 5.180 Pembebanan pada Rol Atas...................... 240Gambar 5.181 Kunci Penyetel Pembebanan pada Rol Atas ........................................................... 241Gambar 5.182 Skema Bagian Penggulungan Mesin Ring Spinning..................................................... 242Gambar 5.183 Ekor Babi (Lappet)..................................... 242Gambar 5.184 Traveller..................................................... 242Gambar 5.185 Ring .......................................................... 243Gambar 5.186 Spindel....................................................... 243Gambar 5.187 Pengontrol Baloning (Antinode Ring) ........ 243Gambar 5.188 Penyekat (Separator) ................................ 243Gambar 5.189 Tin Roll ...................................................... 244Gambar 5.190 Hubungan Antara TPI dan Kekuata42 Benang ...................................................... 246Gambar 5.191 Arah Antihan .............................................. 246Gambar 5.192 Bentuk Gulungan Benang dan Roving pada Bobin ................................................ 247Gambar 5.193 Peralatan Builder Motion ........................... 247Gambar 5.194 Ring Rail .................................................... 249 C6

Gambar 5.195 Cam Screw dan Gulungan Benang 250 pada Pangkal Bobin .................................. 252Gambar 5.196 Bentuk Gulungan Benang Pada Bobin ...... 255Gambar 5.197 Susunan Roda Gigi mesin Ring Spinning.. 268Gambar 5.198 Skema dan cara penulisan Benang Gintir . 269Gambar 5.199 Skema Penggintiran Turun (Down Twist) .. 271Gambar 5.200 Skema Penggintiran Naik (Up Twister)...... 272Gambar 5.201 Skema Bagian Penyuapan ........................ 273Gambar 5.202 Rak Kelos .................................................. 273Gambar 5.203 Pengantar Benang..................................... 273Gambar 5.204 Rol Penarik ................................................ 274Gambar 5.205 Skema Bagian Penggulungan ................... 274Gambar 5.206 Ekor Babi (Lappet)..................................... 274Gambar 5.207 Pengontrol Baloning (Antinode Ring) ....... 275Gambar 5.208 Penyekat (Separator) ................................ 275Gambar 5.209 Spindel....................................................... 275Gambar 5.210 Ring ........................................................... 275Gambar 5.211 Traveller..................................................... 275Gambar 5.212 Tin Roll ......................................................Gambar 5.213 Hubungan antara TPI dan kekuatan 277 Benang ...................................................... 278Gambar 5.214 Arah Antihan ..............................................Gambar 5.215 Bentuk Gulungan Benang dan Roving 279 pada Bobin ................................................ 279Gambar 5.216 Peralatan Builder Motion ........................... 281Gambar 5.217 Ring Rail ....................................................Gambar 5.218 Cam Screw dan Gulungan Benang pada 282 Pangkal Bobin ........................................... 285Gambar 5.219 Bentuk Gulungan Benang pada Bobin ...... 287Gambar 5.220 Susunan Roda Gigi Mesin Ring Twister .... 291Gambar 6.1 Benang Lusi............................................... 291Gambar 6.2 Benang Pakan ........................................... 291Gambar 6.3 Lusi di atas Pakan ..................................... 292Gambar 6.4 Lusi di bawah Pakan ................................. 292Gambar 6.5 Efek Lusi dan Efek Pakan .........................Gambar 6.6 Contoh Rencana Tenun untuk Rol Kerek 293 dan Dobi .................................................... 294Gambar 6.7 Desain Strip Horisontal .............................. 294Gambar 6.8 Desain Strip Vertikal .................................. 294Gambar 6.9 Desain Strip Miring .................................... 295Gambar 6.10 Desain Kotak Teratur ................................ 295Gambar 6.11 Desain Kotak Tidak Teratur ...................... 295Gambar 6.12 Plaid Desain .............................................. 295Gambar 6.13 Desain Zigzag dan Desain Bayangan ....... C7

Gambar 6.14 Anyaman Polos ......................................... 296Gambar 6.15 297Gambar 6.16 Anyaman Keper ......................................... 297Gambar 6.17 297Gambar 6.18 Anyaman Satin 5 gun ................................ 297Gambar 6.19 298Gambar 6.20 Anyaman Rib Lusi ..................................... 298Gambar 6.21 298Gambar 6.22 Anyaman Rib Pakan .................................. 299Gambar 6.23 299Gambar 6.24 Anyaman Panama ..................................... 299Gambar 6.25 300 Anyaman Huck back..................................Gambar 6.26 300 Anyaman Berlobang (Perforated Fabries) .Gambar 6.27 301 Anyaman Keper Rangkap .........................Gambar 6.28 301 Anyaman Keper diperkuat .........................Gambar 6.29 301 Anyaman Keper diperkuat .........................Gambar 6.30 302Gambar 6.31 Rencana Tenun Anyaman keper Tulang .. 302Gambar 6.32 Keper 51 / 2 (63°) … .................................. 302Gambar 6.33 22 302Gambar 6.34 303Gambar 6.35 53 / 3 (70°) … ............................................. 303Gambar 6.36 22 303Gambar 6.37 612 / 4 (75°) … ........................................... 303Gambar 6.38 322 304Gambar 6.39 304Gambar 6.40 Anyaman Gabardine Keper ....................... 304Gambar 6.41 305Gambar 6.42 3 / 2(63°) ................................................. 305Gambar 6.43 2 305Gambar 6.44 306Gambar 6.45 Basis Satin Pakan Teratur 8V3.................. 307Gambar 7.1 Basis Satin Pakan Tidak Teratur 8 Gun ... 310 Anyaman Crepe dengan Metoda Pembalikan Anyaman................................ Anyaman Zand Crepe................................ Anyaman Armures ..................................... Satin 5 V 8 Venetian .................................. Satin 8 V 3 Bucksin ................................... Anyaman Satin 5 V 3 Penambahan Efek Lusi ............................................................ Satin 7 V 3 ................................................ Satin 8 V 3 ................................................ Turunan Satin Ganjil > 7 Gun .................... Anyaman Atas ........................................... Anyaman Bawah ....................................... Ikatan Lusi ................................................. Anyaman Rangkap .................................... Silangan Anyaman Leno ........................... Skema Proses Persiapan Pertenunan (Shuttless Loom) ....................................... C8

Gambar 7.2 Skema Proses Pertenunan (Shuttleless 311 Loom) ........................................................ 312Gambar 7.3 Bobin Kerucut ............................................ 312Gambar 7.4 Bobin Cakra ............................................... 313Gambar 7.5 Bobin Silinder ............................................ 313Gambar 7.6 Penggulung Pasif ...................................... 314Gambar 7.7 Penggulung Aktif ....................................... 315Gambar 7.8 Pengantar Bersayap .................................. 316Gambar 7.9 Pengantar Silinder Beralur Exentrik........... 316Gambar 7.10 Pengantar Silinder Beralur Spiral .............. 317Gambar 7.11 Pengatur Tegangan dengan Per ............... 317Gambar 7.12 Pengatur Tegangan dengan Cincin ........... 319Gambar 7.13 Glub Catcher Type Blade .......................... 319Gambar 7.14 Catcher Type Comb (Sisir) ........................ 320Gambar 7.15 Leaf Gauge ................................................ 322Gambar 7.16 Haspel ....................................................... 322Gambar 7.17 Spindel (Pasak) ......................................... 323Gambar 7.18 Spindel Bobin (Pemegang Bobin).............. 324Gambar 7.19 Otomatis Penjaga Benang Putus .............Gambar 7.20 Pengatur Gulungan Penuh dengan Cincin 325 Penggantung .............................................Gambar 7.21 Pengatur Gulungan Penuh dengan Alat 325 Ukur ........................................................... 326Gambar 7.22 Peralatan Penjaga Benang Kusut ............. 327Gambar 7.23 Peralatan Pembakar Bulu Benang ............ 327Gambar 7.24 Pengatur Bentuk Gulungan Benang .......... 328Gambar 7.25 Diagram Poros Friksi ................................. 330Gambar 7.26 Bentuk Gulungan Benang Pakan .............. 331Gambar 7.27 Bobin Palet Biasa ...................................... 331Gambar 7.28 Bobin Palet Peraba Elektrik ....................... 331Gambar 7.29 Bobin Palet Peraba Mekanik .....................Gambar 7.30 Bobin Palet Shuttle Change Peraba 332 Mekanik ..................................................... 332Gambar 7.31 Bobin Palet Peraba Foto Elektrik...............Gambar 7.32 Full Automatic Weft Pirn Winder Type 334 110’S Murata .............................................Gambar 7.33 Mekanisme Penggerak Mesin Pallet 335 Otomatis Murata Type 100’S .................... 336Gambar 7.34 Starting and Stopping ................................ 337Gambar 7.35 Diagram Mekanisme Gerakan ................... 339Gambar 7.36 Otomatis Gulungan Penuh ........................ 340Gambar 7.37 Gerakan Pergantian Palet ......................... 341Gambar 7.38 Pengatur Tebal Gulungan ......................... 342Gambar 7.39 Gulungan Benang Cadangan Bunch ......... C9

Gambar 7.40 A, B, C, D, E Peralatan Gerakan 344 Gulungan Benang Cadangan (Bunch)....... 345Gambar 7.41A. Pengatur Tegangan Tension Washer........ 346Gambar 7.41B. Pengatur Tegangan ................................... 346Gambar 7.41C. Pengatur Tegangan Pegas (Per Spiral)..... 347Gambar 7.41D. Pengatur Tegangan (Per Spiral) ...............Gambar 7.41E. Arah Jalan Benang pada Pengukur 347 Tegangan .................................................. 352Gambar 7.42 Cylinder Sectional Warping Machine......... 353Gambar 7.43 Skema Mesin Hani Seksi Kerucut ............. 354Gambar 7.44 Creel tanpa Spindel Cadangan .................Gambar 7.45 Creel dengan Spindel Cadangan 355Gambar 7.46 Creel dengan Kereta Dorong..................... 356Gambar 7.47 Creel Bentuk V ..........................................Gambar 7.48 Cara Penempatan Spindel dan Pengantar 357 Benang (Pengatur Tegangan) ................... 358Gambar 7.49 Pengatur Tegangan Type Universal .......... 358Gambar 7.50 Pengatur Tegangan Type Kapas............... 359Gambar 7.51 Sisir Silang dengan 2 silangan .................. 360Gambar 7.52 Sisir Silang Ganda ..................................... 360Gambar 7.53 Peralatan Sisir Silang ................................ 361Gambar 7.54 Jalan Benang pada Sisir Silang................. 362Gambar 7.55 Penarikan Datar ........................................ 362Gambar 7.56 Penarikan Tegak ....................................... 363Gambar 7.57 Sisir Hani ................................................... 365Gambar 7.58 Mesin Hani Seksi Kerucut Type K-50 III .... 368Gambar 7.69 Elevation Wing Angle ................................ 369Gambar 7.60 Stang Penyetel Pergeseran Sisir Hani ...... 370Gambar 7.61 Drum Revolution Counter .......................... 370Gambar 7.62 Traveling Fron Reed dan Counter Length . 371Gambar 7.63 Posisi Band Lusi dan Drum ....................... 371Gambar 7.64 Pengatur Kecepatan Putaran Drum........... 373Gambar 7.65 Mesin Penggulung ..................................... 385Gambar 7.66 High Speed Warping Machine ................... 385Gambar 7.67 Skema Penggulung Benang ...................... 387Gambar 7.68 Sisir Ekspansi Model Zig-zag ....................Gambar 7.69 Alat Penjaga Benang Putus Sistem 388 Elektrik ....................................................... 394Gambar 7.70 Penampang Benang Terkanji .................... 398Gambar 7.71 Pembangkit Uap dan Tempat Penguapan. 400Gambar 7.72 Mesin Kanji Hank....................................... 401Gambar 7.73 Unit Proses Penganjian .............................Gambar 7.74 Penganjian dengan Mesin Hani Seksi 402 Kerucut ...................................................... C10

Gambar 7.75 Penganjian dengan Mesin Hani Lebar....... 403Gambar 7.76 Alat Pemasak Kanji Terbuka ..................... 404Gambar 7.77 High Pressure Cooker ............................... 405Gambar 7.78 Grafik Viscositas dan Waktu...................... 406Gambar 7.79 Visko Cup .................................................. 406Gambar 7.80 Grafik Kecepatan habisnya Larutan 407Gambar 7.81 terhadap Cps, untuk Viskocup ∅ 6 mm..... 410Gambar 7.82 Skema Proses Mesin Kanji Slasher........... Penempatan Bum dan Arah Penarikan 411Gambar 7.83 Benang ...................................................... Penguluran Pasif dengan Pemberat 411Gambar 7.84 (Bandul) ..................................................... 412Gambar 7.85 Pengereman Sistem Servomotor............... 412Gambar 7.86 Pengereman Sistem Elektromagnet .......... 412Gambar 7.87a Bagian Penganjian (Sizing Section) .......... 413Gambar 7.87b Pemeras Tunggal ...................................... 413Gambar 7.87c Pemeras Ganda dan Perendam tunggal ... 414Gambar 7.87d Pemeras Ganda dan Dua perendam......... Pemeras Ganda, Perendam Tunggal, dan 414Gambar 7.88 dua Bak Kanji ............................................ 415Gambar 7.89 Posisi peralatan Rol Pemisah Basah......... 416Gambar 7.90 Pengering dengan 5 Silinder ..................... 417Gambar 7.91 Pengering Ruang Pengering dan Silinder . 418Gambar 7.92 Pengering dengan Udara Panas ............... 419Gambar 7.93 Rol Pemisah Benang Lusi Kering .............. 420Gambar 7.94 Peralatan Penggulung Benang.................. 422Gambar 7.95 Skema Urutan Proses Pencucukan........... 423Gambar 7.96 Peralatan Pencucukan .............................. 424Gambar 7.97 Carriage ..................................................... 425Gambar 7.98 Kawat Cucuk Tunggal................................ 425Gambar 7.99 Kawat Cucuk Ganda.................................. 425Gambar 7.100 Pisau Cucuk .............................................. 426Gambar 7.101 Sisir Mesin Tenun Konvensional ............... 427Gambar 7.102 Sisir Mesin Tenun Air Jet Loom................. Sisir Mesin Tenun Rapier, Water Jet, 427Gambar 7.103 Projectile .................................................... 428Gambar 7.104 Gun (Wire Head) ....................................... 428Gambar 7.105 Droper........................................................ 429Gambar 7.106 Gulungan Benang Lusi Bum Tenun........... 430Gambar 7.107 Pemasangan Benang Lusi......................... Bagian-bagian Peralatan Kerangka Mesin 431Gambar 7.108 Cucuk ........................................................ 432Gambar 8.1 Lebar Cucuk pada Sisir Tenun .................. 439 Pembentukan Kain Tenun ......................... C11

Gambar 8.2 Bagian-bagian Utama Mesin Tenun .......... 441Gambar 8.3 Diagram Engkol Anyaman Polos ............... 442Gambar 8.4 Diagram Lintasan Pembawa Pakan .......... 444Gambar 8.5 Macam-macam Rangka Mesin .................. 447Gambar 8.6 Tipe Penggerak Sederhana....................... 449Gambar 8.7 Kopling Konis............................................. 450Gambar 8.8 Rem Mesin Tenun ..................................... 451Gambar 8.9 Kopling Magnit Listrik dan Pengereman .... 452Gambar 8.10 Kopling Pelat Tunggal................................ 453Gambar 8.11 Kopling dengan Pengontrol Rem oleh Magnit Listrik Tunggal................................ 454Gambar 8.12 Ban Rem pada Beam Lusi......................... 456Gambar 8.13 Rem Beam Lusi Otomatis.......................... 457Gambar 8.15 Mekanisme Penyuapan Lusi...................... 459Gambar 8.16 Penguluran Lusi untuk Dua Beam ............. 460Gambar 8.17 Macam-macam Beam Lusi ........................ 461Gambar 8.18 Lokasi Back Rest pada Mesin Tenun ........ 463Gambar 8.19 Pengontrol Kain dan Lusi pada Mesin Tenun ........................................................ 466Gambar 8.20 Ayunan Batang Silangan ........................... 467Gambar 8.21 Roller Temple ............................................ 469Gambar 8.22 Ring Temple Mendatar .............................. 470Gambar 8.23 Clamp Temple ........................................... 470Gambar 8.24 Penggulung Kain Satu Pawl ...................... 471Gambar 8.25 Penggulungan Sistem Multi Pawl .............. 472Gambar 8.26 Penggulungan tanpa Pawl......................... 472Gambar 8.27 Gerakan Pembalikan Gun ......................... 474Gambar 8.28 Macam-macam Cam Positif....................... 475Gambar 8.29 Dobby Pengangkatan Ganda .................... 476Gambar 8.30 Bagian-bagian dalam Mesin Jacquard ...... 477Gambar 8.31 Butter, Silinder dan Kartu........................... 478Gambar 8.32 Diagram Tali Harness dengan atau Tanpa Harness Guide........................................... 482Gambar 8.33 Mesin Jacquard 1300 Jarum .................... 484Gambar 8.34 Perbandingan antara Tegangan Lusi dengan Tinggi Mulut Lusi........................... 485Gambar 8.35 Panjang Mulut Lusi diperbesar .................. 485Gambar 8.36 Pembentukan Mulut Tengah...................... 485Gambar 8.37 Kombinasi Hook Jarum dan Benang Lusi.. 486Gambar 8.38 Posisi Awal Jacquard saat Peluncuran Pakan Pertama .......................................... 487Gambar 8.39 Hubungan Kartu, Jarum dan Hook pada Sistem Pengangkatan Ganda Dua Silinder 489Gambar 8.40 Jacquard Dua Silinder tanpa Pegas .......... 490 C12

Gambar 8.41 Mesin Jacquard Cross Border ................... 491Gambar 8.42 Mesin Jacquard Veldol .............................. 492Gambar 8.43 Mekanisme Gerakan Jacquard Dua Silinder....................................................... 493Gambar 8.44 Foto Mesin Jacquard Veldol ...................... 493Gambar 8.45 Mekanisme Pengetekan Link..................... 495Gambar 8.46 Mekanisme Cam........................................ 496Gambar 8.47 Mekanisme Roda Gigi ............................... 497Gambar 8.48 Penenunan dengan Shuttle ....................... 499Gambar 8.49 Shuttle ....................................................... 500Gambar 8.50 Mekanisme Pukulan .................................. 501Gambar 8.51 Sistem Penyisipan Pakan pada Jet Loom . 502Gambar 8.52 Transmisi Pakan pada Rapila.................... 503 C13

DAFTAR TABELlTabel 2.1 Penilaian Serat Kapas terhadap Kehalusan ............ 10Tabel 4.1 Macam-macam Perbandingan Persentase Campuran................................................................. 30Tabel 5.1 Macam-macam Perbandingan Persentase Campuran................................................................. 61Tabel 5.2 Hubungan antara Tebal Kapas dengan Putaran Cone Drum ............................................................... 78Tabel 5.3. Diameter Terompet yang sesuai untuk Ukuran Sliver ....................................................................... 121Tabel 5.4 Setting Mesin Carding ............................................. 125Tabel 5.5 Penyetelan Jarak dan Pengaturan Waktu ............... 189Tabel 5.6 Koefisien Antihan pada Mesin Flyer ........................ 226Tabel 5.7 Perbedaan Ring Spinning dengan Mesin Flyer ....... 230Tabel 5.8 Penyetelan Staple menurut Pabrik Suessen WST .. 239Tabel 5.9 Twist Multiplier......................................................... 262Tabel 7.1 Tegangan Benang Proses Pengelosan................... 317Tabel 7.2 Beban Cincin dalam Pengelosan ............................ 318Tabel 7.3 Jarak Celah Slub Catcher ....................................... 319Tabel 7.4 Jarak Celah Slub Catcher ....................................... 320Tabel 7.5 Berat Jenis Serat..................................................... 321Tabel 7.6 Constanta Sudut Kerucut ........................................ 367Tabel 7.7 Traveling Distance Table......................................... 368Tabel 7.8a Pemasangan Cones pada Creel dengan Cara Penarikan ................................................................ 378Tabel 7.8b Pemasangan Cones pada Creel dengan Cara Penarikan ................................................................ 379Tabel 7.9 Raport Hanian ......................................................... 390Tabel 7.10 Resep Benang Polyester 65%, Kapas 35 %........... 409Tabel 7.11 Resep Benang Polyester 65%, Rayon 35 % ........... 409Tabel 8.1 Penyetelan Panjang Tali Harness ........................... 480Tabel 8.2 Standar Berat Lingoes............................................. 480Tabel 8.3 Hubungan antara Jumlah Lubang dan Nomor Comberboard .......................................................... 481 C14


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook