Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore kelas11_alat ukur dan Teknik Pengukuran Jilid 2_sri

kelas11_alat ukur dan Teknik Pengukuran Jilid 2_sri

Published by haryahutamas, 2016-06-01 20:04:33

Description: kelas11_alat ukur dan Teknik Pengukuran Jilid 2_sri

Search

Read the Text Version

Sri Waluyanti, dkk.ALAT UKUR DANTEKNIKPENGUKURANJILID 2SMK Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional

Hak Cipta pada Departemen Pendidikan NasionalDilindungi Undang-undangALAT UKUR DANTEKNIKPENGUKURANJILID 2Untuk SMKPenulis : Sri Waluyanti Djoko Santoso Slamet Umi RochayatiPerancang Kulit : TIMUkuran Buku : 18,2 x 25,7 cmWAL WALUYANTI, Sria Alat Ukur dan Teknik Pengukuran Jilid 2 untuk SMK oleh Sri Waluyanti, Djoko Santoso, Slamet, Umi Rochayati ---- Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional, 2008. xvii, 261 hlm Daftar Pustaka : Lampiran. A Daftar Tabel : Lampiran. B Daftar Gambar : Lampiran. C Glosarium : Lampiran. D ISBN : 978-602-8320-11-5 ISBN : 978-602-8320-13-9Diterbitkan olehDirektorat Pembinaan Sekolah Menengah KejuruanDirektorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan MenengahDepartemen Pendidikan NasionalTahun 2008

KATA SAMBUTANPuji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dankarunia Nya, Pemerintah, dalam hal ini, Direktorat Pembinaan SekolahMenengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasardan Menengah Departemen Pendidikan Nasional, pada tahun 2008, telahmelaksanakan penulisan pembelian hak cipta buku teks pelajaran ini daripenulis untuk disebarluaskan kepada masyarakat melalui website bagisiswa SMK.Buku teks pelajaran ini telah melalui proses penilaian oleh Badan StandarNasional Pendidikan sebagai buku teks pelajaran untuk SMK yangmemenuhi syarat kelayakan untuk digunakan dalam proses pembelajaranmelalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 12 tahun 2008.Kami menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepadaseluruh penulis yang telah berkenan mengalihkan hak cipta karyanyakepada Departemen Pendidikan Nasional untuk digunakan secara luasoleh para pendidik dan peserta didik SMK di seluruh Indonesia.Buku teks pelajaran yang telah dialihkan hak ciptanya kepadaDepartemen Pendidikan Nasional tersebut, dapat diunduh (download),digandakan, dicetak, dialihmediakan, atau difotokopi oleh masyarakat.Namun untuk penggandaan yang bersifat komersial harga penjualannyaharus memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Pemerintah. Denganditayangkannya soft copy ini akan lebih memudahkan bagi masyarakatuntuk mengaksesnya sehingga peserta didik dan pendidik di seluruhIndonesia maupun sekolah Indonesia yang berada di luar negeri dapatmemanfaatkan sumber belajar ini.Kami berharap, semua pihak dapat mendukung kebijakan ini.Selanjutnya, kepada para peserta didik kami ucapkan selamat belajardan semoga dapat memanfaatkan buku ini sebaik-baiknya. Kamimenyadari bahwa buku ini masih perlu ditingkatkan mutunya. Olehkarena itu, saran dan kritik sangat kami harapkan. Jakarta, Direktur Pembinaan SMK

KATA PENGANTAR PENULIS Pertama-tama penulis panjatkan puji syukur kahadlirat Allah s.w.t.atas segala rahmat dan kuruniaNya hingga penyusunan buku kejuruanSMK Alat Ukur dan Teknik Pengukuran ini dapat terselesaikan. Buku ini disusun dari tingkat pemahaman dasar besaran listrik,jenis-jenis alat ukur sederhana hingga aplikasi lanjut yang merupakangabungan antar disiplin ilmu. Untuk alat ukur yang wajib dan banyakdigunakan oleh orang yang berkecimpung maupun yang mempunyaiketertarikan bidang elektronika di bahas secara detail, dari pengertian, carakerja alat, langkah keamanan penggunaan, cara menggunakan, perawatandan perbaikan sederhana. Sedangkan untuk aplikasi lanjut pembahasandititik beratkan bagaimana memaknai hasil pengukuran. Penyusunan initerselesaikan tidak lepas dari dukungan beberapa pihak, dalamkesempatan ini tak lupa kami sampaikan rasa terimakasih kami kepada :1. Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Ditjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Deparmeten Pendidikan Nasional yang telah memberi kepercayaan pada kami2. Kesubdit Pembelajaran Direktorat Pembinaan SMK beserta staff yang telah banyak memberikan bimbingan, pengarahan dan dukungan hingga terselesaikannya penulisan buku.3. Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta beserta staff yang telah membantu kelancaran administrasi4. Ketua Jurusan beserta staff Pendidikan Teknik Elektronika FT-UNY atas fasilitas dan dukungannya hingga terselesaikannya tugas ini.5. Teman-teman sesama penulis buku kejuruan SMK di lingkungan FT- UNY atas kerjasama, motivasi, pengertian dan dukungan kelancaran pelaksanaan.6. Para teknisi dan staff pengajaran yang memberi kelonggaran penggunaan laboratorium dan kelancaran informasi.7. Dan orang yang selalu ada di hati dan di samping penulis dengan segala pengertian, dukungan semangat dan motivasi hingga terselesaikannya penyusunan buku ini.Tak ada yang sempurna kecuali Dia yang memiliki segala puji. Oleh karenaitu masukan dan saran penulis harapkan untuk kesempurnaan penulisanini, atas saran dan masukannya diucapkan banyak terimakasih. Tim penyusun,

DAFTAR ISIBAB JILID 1 HalamanKATA PENGANTAR PENULIS i 11. PENDALULUAN 1 31.1. Parameter Alat Ukur 3 41.1.1. Sistem Satuan Dalam Pengkuran 6 61.1.2. Satuan Dasar dan Satuan Turunan 6 81.1.3. Sistem-sistem satuan 9 91.1.4. Sistem Satuan Lain 10 101.2. Kesalahan Ukur 11 121.2.1. Kesalahan kesalahan Umum 13 191.2.2. Kesalahan-kesalahan sistematis 20 221.2.3. Kesalahan-kesalahan Tidak Sengaja 24 271.3. Klasifikasi Kelas Meter 28 281.4. Kalibrasi 30 331.4.1. Kalibrasi Ampermeter Arus Searah 35 351.4.2. Kalibrasi Voltmeter Arus Searah 38 401.5. Macam-macam Alat Ukur Penunjuk Listrik 421.5.1. Alat Ukur Kumparan putar 42 431.5.2. Alat Ukur Besi Putar 47 481.5.2.1. Tipe Tarikan (Attraction) 48 491.5.2.2. Tipe Tolakan (Repolsion)1.5.3. Alat Ukur Elektrodinamis 50 551.5.4. Alat Ukur Elektrostatis 551.6. Peraga Hasil Pengukuran 58 591.6.1. Light Emitting Dioda (LED) 63 631.6.2. LED Seven Segmen 66 671.6.3. LCD Polarisasi Cahaya 671.6.4. Tabung Sinar Katoda (Cathode Ray Tube/CRT)1.6.4.1. Susunan Elektroda CRT dan Prinsip Kerja1.6.4.2. Layar CRT1.6.4.3. Gratikulasi2. MULTIMETER2.1. Multimeter Dasar2.1.1. Ampermeter Ideal2.1.2. Mengubah Batas Ukur2.1.3. Ampermeter AC2.1.4. Kesalahan Pengukuran2.1.4.1. Kesalahan Paralaks2.1.4.2. Kesalahan Kalibrasi2.1.4.3. Kesalahan Pembebanan2.2. Voltmeter2.2.1. Mengubah Batas Ukur2.2.2. Hambatan Masukkan Voltmeter2.2.3. Kesalahan Pembebanan Voltmeter2.3. Ohmmeter2.3.1. Rangkaian Dasar Ohmmeter Seri2.3.2. Ohmmeter Paralel2.4. Multimeter Elektronik Analog2.4.1. Kelebihan Multimeter Elektronik

2.4.2.. Konstruksi Multimeter Analog 692.4.3. Multimeter Elektronik Fungsi Tegangan DC 692.4.4. Multimeter Elektronik Fungsi Tegangan AC 702.4.5. Multimeter Elektronik Fungsi Ohm 712.4.6. Parameter Multimeter Elektronik Analog 722.4.6.1. Spesifikasi dan Parameter Multimeter Elektronik 722.4.6.1.1. Spesifikasi Umum 722.4.6.1.2. Range Pengukuran dan Akurasi 722.4.6.2. Langkah Keselamatan Alat 732.4.7. Prosedur Pengoperasian 742.4.7.1. Persiapan Pengukuran 742.4.7.2. Panel Depan dan Fungsi Multimeter 752.4.7.3. Pengukuran Tegangan 782.4.7.3.1. Pengukuran Tegangan DC 782.4.7.3.2. Pengukuran Tegangan AC 802.4.7.4. Kalibrasi Voltmeter 812.4.7.4.1. Kalibrasi Uji Kelayakan Meter 822.4.7.4.2. Harga Koreksi Relatif dan Kesalahan Relatif 842.4.7.5. Pengukuran Arus DC 852.4.7.5.1. Kalibrasi Arus 872.4.7.5.2. Harga Koreksi Relatip dan kesalahan relatip 892.4.8. Pengukuran Tahanan 902.4.9. Pengukuran Keluaran Penguat Audio Frekuensi (dB) 942.4.10. Pengukuran Arus Bocor (ICEO) transistor 952.4.11. Pengukuran Dioda ( termasuk LED) 962.4.12. Pengukuran Kapasitor 982.4.12. Pengetesan Komponen 992.4.13.1. Pengetesan Dioda 992.4.13.2. Pengetesan Transistor 1022.4.13.3. Pengetesan SCR 1042.4.14. Perawatan 1062.4.14.1. Mengganti Sekering 1062.4.14.2. Perawatan Penyimpanan Meter 1072.4.15. Perbaikan 1072.5. Multimeter Elektronik Digital 1092.5.1. Bagian-bagian Multimeter Digital 1092.5.2. Spesifikasi Digital Multimeter 1122.5.3. Prinsip Dasar Pengukuran 1152.5.3.1. Voltmeter 1152.5.3.2. Ohmmeter 1172.5.3.3. Pengukuran Frekuensi 1172.5.3.4. Pengukuran Perioda dan Interval Waktu 1182.5.3.5. Kapasitansimeter 1202.5.4. Petunjuk Pengoperasian 1222.554. Mengatasi Gangguan Kerusakan 1233. LCR METER 1263.1. Prinsip Dasar Pengukuran Komponen LCR 1263.1.1. Prinsip pengukuran Resistansi 1283.1.1.2. Jembatan Kelvin 1303.1.1.3. Jembatan Ganda Kelvin 1323.1.2. Prinsip Dasar Pengukuran L 1401.2. LCR meter model 740

3.2.1 Spesifikasi LCR meter 1403.2.2. Pengoperasian 143 1453.3. Pembacaan Nilai Pengukuran 1463.3.1. Pengukuran Resistansi 1493.3.2. Pengukuran Kapasitansi 153 1563.3.3. Pengukuran Induktansi 1583.4. Pengukuran Resistansi DC Dengan Sumber Luar3.5. Pengukuran resistansi DC 160 162 JILID 2 163 1644. PENGUKURAN DAYA 164 1664.1. Pengukuran Daya Rangkaian DC 1684.2. Pengukuran Daya Rangkaian AC 1684.2.1 Metoda tiga Voltmeter dan metode tiga Ampermeter 168 1694.3. Wattmeter 1704.3.1. Wattmeter satu fasa 1714.3.2. Wattmeter tiga fasa 175 1754.3.3. Pengukuran Daya Reaktif 1754.3.4. Konstruksi dan Cara Kerja Wattmeter 1754.3.4.1. Wattmeter tipe elektrodinamometer 1764.3.4.2. Wattmeter tipe induksi 1764.3.4.3. Wattmeter tipe thermokopel4.3.4.4. Prinsip Kerja Wattmeter Elektrodinamometer 1774.3.5. Spesifikasi Alat 1774.3.6. Karakteristik 1784.3.7. Prosedur Pengoperasian 1794.3.7.1. Pengukuran daya DC atau AC satu fasa 1794.3.7.2. Pengukuran daya satu fasa jika arus melebihi nilai 179 180 perkiraan 183 1844.3.7.3. Pengukuran daya satu fasa jika tegangan melebihi nilai 186 perkiraan 187 1874.3.7.4. Pengukuran daya satu fasa jika tegangan dan arus 188 191 melebihi nilai perkiraan 1914.3.7.5. Pengukuran daya tiga fasa (metode dua watt meter) 1924.3.7.6. Pengukuran daya tiga fase jika tegangan dan arus 195 198 melebihi nilai perkiraan 2004.3.8. Pemilihan Range1.3.9. Keselamatan Kerja4.3.10. Error (Kesalahan)4.4. Error Wattmeter4.5. Watt Jam meter4.5.1. Konstruksi dan Cara Kerja Wattjam meter4.5.2. Pembacaan4.6. Meter Solid States4.7. Wattmeter AMR4.8. Kasus Implementasi Lapangan4.9. Faktor Daya4.9.1. Konstruksi4.9.2. Cara Kerja4.9.3. Faktor Daya dan Daya4.9.4. Prosedur Pengoperasian Cos Q meter4.10. Metode Menentukan Urutan Fasa

4.10.1. Kawat Penghantar Tiga Fasa 2004.10.2. Prinsip Dasar Alat Indikator Urutan Fasa 203 2034.10.3. Cara Kerja Alat 2064.10.4. Prosedur Pengoperasian Alat 2105. PENGUJI TAHANAN ISOLASI DAN KUAT MEDAN 212 2165.1.1. Pengujian Tahanan Isolasi 2175.1.2. Pengukuran Tahanan Isolasi 2175.2. Tahanan Pentanahan (Earth Ground Resistance) 218 2195.2.1. Cara Menguji Sistem Pentanahan 2195.2.2. Pentanahan dan Fungsinya 2205.2.3. Nilai Tahanan yang Baik 222 2235.2.4. Dasar-dasar Pentanahan 2235.2.4.1. Komponen elektroda pentanahan 2245.2.4.2. Hal-hal yang mempengaruhi tahanan tanah 224 2255.2.5. Metode Pengetesan Pentanahan Tanah 2255.2.5.1. Ukuran tahanan tanah 2265.2.5.2. Cara menghitung tahanan tanah 2275.2.5.3. Cara mengukur tahanan tanah 2295.2.6. Metode Pengetesan Pentanahan Tanah 2295.2.6. 1. Cara kerja uji Drop Tegangan 230 2335.2.6. 2. Cara Menempatkan Tiang Pancang 2335.2.6. 3. Ukuran selektif 2345.2.7. Metode Pengetesan Pentanahan Tanah Ukuran Tanpa 235 235 Pancang 2395.2.7.1. Ukuran impedansi tanah 2395.2.7.2. Tahanan tanah dua kutub 240 2405.2.7.3. Mengukur Tahanan Tanah di Kantor Pusat 2405.2.8. Aplikasi Tahanan Pentanahan yang Lain 2405.2.8. 1. Lokasi aplikasi 241 2415.2.8. 2. Uji-uji yang direkomendasikan 2415.3. Pengukuran Medan 2415.3.1. Field meter Statik : 242 2425.3.1.1. Data Teknik 2425.3.1.1.1. Ukuran Fieldmeter Statik 2435.3.1.1.2. Letak Pin : 243 2435.3.1.2. Metode Pengukuran5.3.1.2.1. Pengaturan Offset 2475.3.1.2.2. Penghitungan Pengisian Muatan 247 2475.3.1.3. Perawatan5.3.1.4. Instruksi Peringatan5.3.2. Field meter Statik Digital5.3.2.1. Diskripsi Instrument5.3.2.2. Fungsi Display5.3.2.3. Prosedur Pengukuran5.3.2.3.1. Set-up5.3.2.3.2. Persiapan Pengukuran5.3.2.4. Data Teknik5.3.3. Smart Field Meter6. PEMBANGKIT SINYAL6.1. Fungsi Generator6.1.1. Pendahuluan6.1.2. Konstruksi dan Cara kerja

6.1.3. Spesifikasi 249 6.1.4. Prosedur Pengoperasian 250 6.1.4.1.Troubleshooting dengan teknik signal tracing 250 6.1.4.2. Troubleshooting menggunakan teknik sinyal pengganti 251 6.1.5. Penggunaan generator fungsi sebagai bias dan sumber 252 sinyal 253 6.1.5.1. Karakteristik beban lebih pada amplifier 253 6.1.5.2. Pengukuran Respon Frekuensi 254 6.1.5.3. Setting Peralatan Tes 254 6.1.5.4. Peraga Respons Frekuensi 255 6.1.5.5. Pengetesan Tone Control Sistem Audio 2566.1.4.6. Pengetesan speaker dan rangkaian impedansi 258 6.1.4.7 Keselamatan Kerja 258 6.2. Pembangkit Frekuensi Radio 259 6.2.1. Konstruksi dan Cara Kerja 259 6.2.1.1. Direct Digital Synthesis 262 6.2.1.2. Creating Arbitrary Waveform 265 6.2.1.3. Pembangkit Gelombang 265 6.2.1.4. Generasi Bentuk Gelombang Pulsa 266 6.2.2. Ketidaksempurnaan Sinyal 266 6.2.2.1. Cacat Harmonis 267 6.2.2.2. Cacat Non-Harmonis 267 6.2.2.3. Pasa Noise 268 6.2.2.4. Kesalahan Kuantisasi 268 6.2.2.5. Pengendali Tegangan Keluaran 270 6.2.3. Pengendali Tegangan Keluaran 270 6.2.3.1. Rangkaian Tertutup Ground 271 6.2.3.2. Atribut Sinyal AC 273 6.2.4. Modulasi 274 6.2.4.1. Modulasi Amplitudo (AM) 274 6.2.4.2. Frequency Modulation (FM) 275 6.2.4.3. Frequency-Shift Keying (FSK) 276 6.2.4.5. Sapuan Frekuensi 277 6.2.4.6. Sinyal Sinkron dan Marker 277 6.2.4.6.1. Burst 279 6.2.4.6.2. Gated Burst 279 6.2.5. Spesifikasi Alat 280 6.2.6. Prosedur Pengoperasian Pengukuran Pulsa noise 282 6.3. Pembangkit Pulsa 282 6.4. Sweep Marker Generator 282 6.4.1. Prosedur Pengoperasian 282 6.4.1.1. Alignment penerima AM 284 6.4.1.2. Alignment penerima Komunikasi FM

7.1. Pengantar 287 2877.1.1. Pemahaman Dasar Sinyal 289 2917.1.2. Pengetahuan dan Pengukuran Bentuk Gelombang 292 2927.1.2.1. Gelombang kotak dan segiempat 292 2927.1.2.2. Gelombang gigigergaji dan segitiga 293 2947.1.2.3. Bentuk Step dan Pulsa 294 2947.1.2.4. Sinyal periodik dan Non periodik 294 2957.1.2.5. Sinyal sinkron dan tak sinkron 295 2957.1.2.6. Gelombang kompleks 298 3007.1.3. Pengukuran Bentuk Gelombang 301 3017.1.3.1. Frekuensi dan Perioda 3027.1.3.2. Tegangan 302 3037.1.3.3. Amplitudo 305 3087.1.3.4. Pasa 313 3137.1.3.5. Pergeseran Pasa7.2. Operasi Dasar CRO7.2.1. Prinsip Kerja Tabung Sinar Katoda7.2.2. Sensitivitas Tabung7.3. Jenis-Jenis Osiloskop7.3.1. Osiloskop Analog7.3.2. Jenis- jenis Osiloskop Analog7.3.2.1. Free Running Osciloscope7.3.2.2. Osiloskop sapuan terpicu7.3.2.3. CRO Dua Kanal7.3.2.4. CRO Penyimpanan Analog (Storage Osciloscope)7.4. Osiloskop Digital7.4.1.Prinsip Kerja CRO Digital

7.4.2. Metoda Pengambilan Sampel 3147.4.3. Pengambilan Sampel Real-Time dengan Interpolasi 3147.4.4. Ekuivalensi Waktu Pengambilan Sampel 3167.4.5. Osiloskop Penyimpan Digital 3167.5. Spesifikasi Osiloskop 3187.5.1. Spesifikasi Umum 3187.5.2. Mode Peraga Vertikal 3187.5.3. Perhatian Keamanan 3197.6. Pengukuran Dengan Osikoskop 3197.6.1. Pengenalan Panel Depan dan Fungsi 3197.6.2. Pengukuran Tegangan DC 321 3237.6.3. Pengukuran Tegangan AC 326 3267.6.4. Pengukuran Frekuensi 3277.6.4.1. Peralatan yang Dibutuhkan 3287.6.4.2. Pengukuran Frekuensi Langsung 3297.6.4.3. Pengukuran Frekuensi Model Lissayous 3317.6.5. Pengukuran Pasa 3317.7.1. MSO Sumbu XYZ Aplikasi Pada Pengujian Otomotif 3317.7.2. Mixed Signal Oscilloscope 3327.7.3. Osiloskop Digital Pospor (Digital Phospor Osciloscope / DPO) 3357.7.4. Arsitektur Pemrosesan Paralel 3367.7.5. Mudah Penggunaan 3387.7.6. Probe 3387.8. Pengoperasian Osiloskop 3387.8.1. Pengesetan7.8.2. Menggroundkan osiloskop

7.8.3. Ground Diri Pengguna 339 3397.8.4. Pengaturan Pengendali 339 3427.8.5. Penggunaan Probe 342 3437.8.6. Pengukuran Tegangan 3447.8.7. Pengukuran Waktu dan Frekuensi 345 3457.8.8. Pengukuran Lebar dan Waktu Naik Pulsa 3477.8.9. Pengukuran Pergeseran Pasa 3488. FREKUENSI METER 349 3498.1. Frekuensi Meter Analog . 353 3548.1.1. Alat ukur frekuensi jenis batang atau lidah bergetar 354 3558.1.2. Alat pengukur frekuensi dari type alat ukur rasio 357 3598.1.3. Alat ukur frekuensi besi putar 359 3608.2. Frekuensi Meter Digital 3628.2.1. Prinsip kerja 3658.2.2. Rangkaian frekuensi meter digital yang disederhanakan 3658.3. Metode Pengukuran 3668.3.1. Pengukuran Frekuensi dengan counter8.3.2 Pengukuran Frekuensi System Heterodyne8.3.3. Pengukuran Perioda Dengan Counter Perioda Tunggal8.3.4. Pengukuran Perbandingan atau Perbandingan Ganda8.3.5. Pengukuran Interval Waktu dengan Counter8.3.6. Pengukuran Interval Waktu8.3.7. Totalizer8.4. Kesalahan pengukuran8.4.1. Kesalahan pada “gate”8.4.2. Kesalahan Time Base

8.4.3. Kesalahan “Level trigger”. 368 JILID 3 370 3729. PENGANALISA SPEKTRUM 372 3739.1. Pengantar dan Sejarah Perkembangan Spektrum Analiser 373 3749.1.1.Tantangan Pengukuran Sinyal RF Modern 377 3819.1.2. Pertimbangkan Pengukuran 381 3839.2. Jenis-jenis Penganalisa Spektrum 384 3889.2.1. Penganalisa Spektrum tersapu 3899.2.2. Penganalisa Vektor Sinyal dengan Analisis Modulasi Digital 390 3929.2.3. Kunci Konsep Analisis Spektrum Waktu Riil 392 3949.3. Dasar Analisa Spektrum Waktu Riil 395 3969.3.1. Analisa Multi Ranah Korelasi Waktu 396 3969.3.2. Prinsip Kerja Spektrum Analisa Waktu Riil9.3.3. Penganalisa Spektrum Waktu Riil9.3.4. Pengaruh Ranah Frekuensi dan Waktu Terhadap Kecepatan Pencuplikan9.3.5. Pemicuan Waktu Riil9.3.5.1. Sistem Picu dengan Akuisis Digital9.3.5.2. Mode Picu dan Corak9.3.5.3. Sumber-sumber Picu RSA9.3.5.4. Membangun Topeng Frekuensi9.3.5.5. Pewaktuan dan Picu9.3.5.6. Baseband DSP9.3.5.7. Kalibrasi / Normalisasi9.3.5.8. Penyaringan

9.3.5.9. Analisa Transformasi Fast Fourier 397 4019.3.5.10. Modulasi Amplitudo, Frekuensi dan pasa 4049.3.5.11. Pengukuran Ranah frekuensi 415 4159.4. Aplikasi Dalam Penggunaan 416 4189.4.1. Informasi Keselamatan 419 4219.4.2. Mengukur Perbedaan antara Dua Sinyal Pada Layar 4229.4.3. Resolving SInyal of Equal Amplitudo 4239.4.4. Pemecahan Sinyal 431 4329.4.5. Pengukuran Frekuensi 432 4339.4.6. Pengukuran Sinyal Terhadap Noise 4339.4.7. Demodulasi Sinyal AM 434 43410. PEMBANGKIT POLA 435 43610.1. Latar Belakang Sejarah 43610.2. Sinyal Pengetesan 436 43710.2.1. Komponen Sinkronisasi 439 43910.2.2. Sinyal Luminansi (Video Monokrom)10.2.3. Informasi Warna (Krominansi)10.2.4. Ukuran IRE10.2.5. Sinyal Tes TV10.3. Pola Standar10.3.1. Pola Pengetesan EIA10.3.2. Penyusunan Bingkai10.3.3. Pemusatan10.3.3. Linieritas Pembelokan10.3.4. Aspek Perbandingan10.3.5. Cakupan Kontras

10.3.6. Penjalinan Gambar (Interlacing) 43910.3.7. Resolusi 44010.4. Pola Pengetesan Batang Untuk Pengecekan Lapisan 44210.4.1. Pengetesan Ringing Dalam Gambar 44210.4.2. Sinyal Monoscope 44410.4.3. Chart Bola Untuk Pengetesan Linieritas Kamera 44410.4.4. Sinyal Batang Warna Standar EIA 44610.4.5. Batang SMPTE 44710.4.6. Batang Bidang Putih Penuh 100% 44910.4.7. Batang Warna Putih EIA 75% 45010.4.8. Jendela 45010.5. Pengembangan Pola 45110.6. Pembangkit Pola 45310.6.1. Blok diagram Pattern generator 45510.6.2. Kontrol dan Spesifikasi Pola generator 45810.7. Spesifikasi 45910.8. Aplikasi 45910.8.1. Prosedur Penggunaan Pembangkit Pola 45910.8.2. Pengukuran Lebar Penalaan Tuner Televisi 46110.8.3. Pengaturan Gambar dan Suara Menggunakan Pattern generator 46210.8.4. Pembangkit pola dipasaran 46410.8.5. Pola Pengetesan Sinyal Video 46711.MESIN TESTER11.1. Pengantar 46811.1.1. MSO 47011.1.2. Verivikasi Sifat operasi Sistem Whindshield Wiper Automatis 471

11.1.3. Pemicuan MSO Pada Bingkai Kesalahan 474 47611.1.4. Pemicuan MSO Mengungkapkan Glitch Acak 477 47811.1.5. Penambahan Pengetesan Throughput ECU Otomotip 47911.1.6. Karakteristik Input dan Output 479 48111.2. Elektronik Pengetesan Fungsi Otomotif Menggunakan 482 483Sistem Komponen 485 48611.2.1. Penghitungan 486 48611.2.2. Komunikasi Serial 486 48711.2.3. Instrumentasi Pengukuran Frekuensi Rendah 487 48811.2.4. Pensaklaran Beban dan Pengukuran 490 49111.2.5. Peletakkan Semua Bersama 492 49411.3. Aplikasi 495 49611.3.1. Pengetesan Rem Anti-lock dan Kontrol Daya Tarik 499 50011.3.1.1. Sensor Reluktansi yang dapat divariasi11.3.1.2. Deteksi Kelicinan Roda11.3.1.3. Pengetesan Deteksi Kelicinan Roda11.3.2. Pengetesan Ambang Kecepatan Roda11.3.3. Pengetesan Selenoid Pengarah11.3.4. Pengetsan Smart Drivers11.3.5. Pengujian Remote Keyless Elektronik Otomotif11.3.6. Perlindungan Immobilizer11.3.7. Pengetesan Pengapian11.3.8. Pengetesan Kepemilikan11.3.9. Pengetesan Sistem Pemantauan Tekanan Ban (TPMS)11.3.10. Kalibrasi Pengukuran Kerugian Jalur11.3.11. Kerugian Jalur Pengukuran dan Kalibrasi Pesawat

11.3.12. Mesin Tester 50111.3.13. Spesifikasi 50211.3.14. Keunikan Pengetesan Fungsi Otomotif 50211.4. Rupa rupa Penguji Mesin 50411.5. Penganalisa Gas 50512. SISTEM POSISI GLOBAL (GPS)12.1. Pengantar Teknologi GPS 51812.1.1. Segemen ruang 52112.1.2. Gerakan Satelit 52212.1.3. Konstruksi GPS Satelit 52312.1.4. Sinyal Satelit 52512.1.5. Segmen Kontrol 52612.1.6. Segmen Pemakai 52712.2. Cara Bekerja GPS 52812.2.1. Koreksi Perbedaan Posisi 52812.2.2. Navigasi Sederhana 52912.2.3. Menghitung Jarak Satelit 53112.2.4. Perhitungan Posisi 53212.2.5. Sumber-sumber kesalahan 53312.3. Differential GPS (DGPS) 53912.3.1. Koreksi Perbedaan Posisi 53912.3.2. Menentukan Nilai Koreksi 53912.3.3. Penyiaran Nilai Koreksi 54012.3.4. Koreksi Pengukuran Cakupan Semu 54012.3.5. Penerima Acuan 54112.4. Petunjuk Pengoperasian GPS Maestro 4050 542

12.4.1. Instalasi GPS 543 54412.4.2. Pengoperasian Dasar 545 54612.4.3. Menu Utama 547 55112.4.4. Point Of Interest (POI) 55212.4.5. Perencana Perjalanan (Trip Planner) 554 55612.4.6. Prosedur Point Of Interest (POI) 557 55912.4.7. Prosedur Perencana Perjalanan (Trip Planner) 561 56213. PERALATAN ELEKTRONIKA KEDOKTERAN 563 56413.1.1 MRI (Magnetic Resonance Imaging) 565 56613.1.1.1.Scan MRI 566 56713.1.1.2.Konstruksi Mesin MRI 568 56813.1.1.3. Resonansi Magnetik 568 56913.1.1.4. Keselamatan MRI 56913.1.1.5. Magnet MRI13.1.1.6.Magnit MRI Tambahan13.1.2. Mesin MRI13.1.2.1. MRI Images13.1.2.2. Keuntungan MRI13.1.2.3. Alasan Melakukan MRI13.1.2.4. Kelemahan MRI13.1.3. MRI Masa depan13.1.3.1. Pengertian FMRI13.13.2. Perbedaan Antara MRI dan FMRI13.13.3. Tata cara pemeriksaan dan apa yang akan dialami pasien saat pemeriksaan MRI :13.2.1. Pengertian CT SCAN

3.2.1.1. Penemuan Sinar X 57113.2.1. 2. Pengertian Sinar X 57213.2.2. Mesin Sinar X 57313.2.3. Prosedur Scanning 57613.2.3.1. Cara kerja CT Scan dan Perkembangnnya 577 57913.2.3.2. Pengoperasian Alat 58013.2.3.3. Optimalisasi Peralatan Dengan Model jaringan 58113.2.4.1. Perawatan 58113.2.4.2. Kapan CT scan diperlukan 58213.3.1. Diagnosis Medis Penggambaran Sonography 58213.3.1.1. Pengertian Ultrasonik Medis 58313.3.1. 2. Penggambaran Medis Ultrasonography 58413.3.2. Aplikasi Diagnostik 58613.3.2.1. Pengolahan Suara Menjadi Gambar 586 58613.3.2.2. Produksi Gelombang Suara 587 58813.3.2.3. Menerima Pantul 58913.3.2.4. Pembentukan Gambar 58913.3.2.5. Susunan transduser linier 59113.3.3. Metoda Sonography 59413.3.3.1. Sonography Doppler 59613.3.3.2. Mesin Ultrasonik 59713.3.4. Perbedaan Jenis Ultrasonik13.3.5. Prosedur Pengujian Dengan Ultrasonik13.3. Penggambaran Dari Kedokteran Nuklir

13.4.1. Prosedur Pengujian 59713.4.2. Prosedur Pelaksanaan 60113.4.3. Resiko 60913.4.4. Keterbatas Tomograpi Emisi Positron 60913.4.5. Teknik Cardiosvascular Imaging 61013.4.6. Scanning Tulang 610DAFTAR PUSTAKA ADAFTAR TABEL BDAFTAR GAMBAR CGLOSARIUM D

BAB 4 PENGUKURAN DAYATujuan Pokok BahasanPembahasan ini bertujuan 1. Metoda pengukuran dayamembekali kemapuan : 2. Jenis-jenis wattmeter1. Mendiskripsikan jenis dan dan cara penggunaanprinsip pengukuran daya 3. Prinsip kerja wattmeter jam (WH)2. Menggunakan wattmeter 4. Kasus aplikasi lapangansebagai alat ukur daya wattmeter jam (WH).3. Menjelaskan prinsip kerjawatt jam meter4. Memprediksi beayapemakain listrik.4.1. Pengukuran Daya Rangkaian DCDaya arus searah dapat diukur gambar 4-1. Dalam hal ini pentingdengan alat pengukur volt dan alat untuk diperhitungkan kerugian-pengukur amper, yang kerugian daya yang terjadi, olahdihubungkan seperti terlihat pada adanya alat-alat pengukuran. Vv Vv R Rv RvGambar 4-1. Pengukuran daya dengan memakai voltmeter dan ampermeter.Keterangan : A : AmpermeterV : voltmeterMisalkan, bila beban adalah R, Ra. Tegangan pada voltmetertegangan beban adalah V dan adalah Vv dan arus padaarus beban adalah I, sedangkan ampermeter adalah Ia . Denganvoltmeter dan ampermeter mempergunakan rangkaian padamempunyai tahanan dalam Rv dan gambar 4-1, akan didapatkan :

Vv I R  I Ra, Ia IMaka daya yang akan diukur adalah :W I 2 R Vv I a  I a2 RaDengan cara yang sama, pada gambar 4-1bdiperoleh :W VI Vv Ia  Vv2 RvPada gambar (1b), bila dimisalkan ltmeter menunjukkan 100 V, dantahanan dalam dari voltmeter ampermeter menunjukkan 5 A,adalah 10 K? , sedangkan v maka daya pada beban adalah : W 100 x 5  1002 /104 499WAda dua cara penyambungan voltmeter tidak hanya mengukurpengukuran daya denganmenggunakan voltmeter dan tegangan VL yang ada di bebanampermeter seperti ditunjukkan tetapi juga mengukur teganganpada gambar 1 diatas. Padagambar (a) Ampermeter terhubung yang drop di Ampermeter. Jika Raantara beban dan Voltmeter. Maka merupakan tahanan dari Ampermeter, drop tegangan Va I Ra Konsumsi daya beban : VL I V  Va I V I  Va I V I  I 2 RaPada gambar (b) Voltmeter yang melewati beban tetapi jugaterhubung antara beban dengan arus yang melewati voltmeter.Ampermeter. Maka ampermeter Arus yang melalui voltmetertidak hanya menunjukkan arus IV V RVdimana Rv = tahanan dalam voltmeter.

Konsumsi daya beban V IL V I  IV V §¨¨© I  V ·¸¸¹ V I V2 RV RVDalam kedua kasus, daya yang kondisi normal nilai kerugian dayaditunjukkan oleh instrumen samadengan konsumsi daya pada pada alat ukur cukup kecil bilabeban ditambah konsumsi alatukur daya. dibandingkan dengan daya beban.Untuk memperoleh besarnya dayapada , perlu dilakukan koreksi Bagaimanapun juga ampermeterpada kerugian daya yangdisebabkan oleh alat ukur. Dalam dan voltmeter akan membebani rangkaian yang dapat menyebabkan kesalahan dalam pengukuran daya4.2. Pengukuran Daya Rangkaian ACDalam arus bolak-balik daya yang ratanya. Jika sedang dalamada setiap saat berubah sesuai kondisi steady state, daya yangdengan waktu. Daya dalam arus ada pada saat itu dirumuskan Pbolak-balik merupakan daya rata- = V I.Dimana P = merupakan harga daya saat itu, V = tegangan I = arus.Jika sinyalnya adalah sinusoidal, tegangan dalam fasanya denganmaka arus akan tertinggal dengan sudut ? , kemudian: v Vm Sin ω t i Im Sin ω t ϕ Maka besarnya daya adalah sebagai berikut : P V I Vm Im Sin ω t Sin ω t ϕ Jika θ ω tsehingga diperoleh P Vm Im Sinθ Sin θ ϕ Vm Im >Cos ϕ Cos 2θ  ϕ @ 2Daya rata-rata untuk tiap periode adalah :

Vm Im Cosϕ 2 V I Cos ϕDimana V dan I merupakan harga besarnya daya dalam sirkit AC, inirms dari tegangan dan arus. Cos berarti bahwa wattmeter harus digunakan dalam pengukuran? merupakan faktor daya dari daya dalam sirkuit AC sebagaibeban. Dari hasil yang diperoleh pengganti Ampermeter dandidapatkan bahwa faktor daya (cos Voltmeterf ) berpengaruh dalam penentuan4.2.1 Metoda tiga Voltmeter dan metode tiga AmpermeterDaya satu fasa dapat diukur Gambar 4-2 memperlihatkandengan menggunakan tiga pengukuran daya denganVoltmeter atau tiga Ampermeter. menggunakan metode tersebut. V2 A3 A1 A2 R V3 V1 R21 Beban 21 Beban V1 I2 =V/Rff VV2=IR I3 V3 I1 I Gambar 4-2. Pengukuran daya metoda tiga voltmeter dan tiga ampermeterDalam metoda tiga Voltmeter, menunjukkan V1, V2 dan V3,masing-masing alat pengukur volt maka:

V32 V12  V22  2 V1 V2 Cos ϕ W V1 I Cos ϕ V1 ¨§ V2 ·¸ Cos ϕ ©R ¹ W §¨ 1 R ¸· ©2 ¹ V3 2  V22  V1 2Dalam menggunakan metode tiga pengukur amper menunjukkan I1,Ampermeter, masing-masing alat I2, I3 maka: I 32 I 12  I 2 2  2 I 1 I 2 Cos ϕ W V I1 Cos ϕ I 2 R I1 Cos ϕ W R 2 I32  I 22  I124.3. Wattmeter Elektrodinamometer, Induksi danWattmeter digunakan untuk Thermokopel. Jika ditinjau darimengukur daya listrik searah (DC)maupun bolak-balik (AC). Ada 3 fasanya ada 2 yaitu wattmeter satutipe Wattmeter yaitu fasa dan wattmeter tiga fasa. kumparan tetap yang disebut4.3.1. Wattmeter satu fasa kumparan arus dan kumparanElektrodinamometer dipakai berputar yang disebut dengansecara luas dalam pengukuran kumparan tegangan, sedangkandaya, wattmeter tipe alat penunjuknya akan berputarElektrodinamometer dapat dipakai melalui suatu sudut, yanguntuk mengukur daya searah (DC) berbanding lurus dengan hasilmaupun daya bolak-balik (AC) perkalian dari arus-arus yanguntuk setiap bentuk gelombang melalui kumparan-kumparantegangan dan arus dan tidak tersebut. Gambar 4-3terbatas pada gelombang sinus menunjukkan susunan wattmetersaja. Wattmeter tipe satu fasa.elektrodinamometer terdiri darisatu pasang kumparan yaitu

Kumparan kompensasi dibagian dalam kumparan arus Kumparan arus Kumparan R beban teganganJala-jala Kumparan arusGambar 4- 3. Wattmeter satu fasaArus sesaat didalam kumparan kumparan tegangan besertayang berputar (kumparan tahanan serinya. Defleksitegangan) adalah Ip, besarnya kumparan putar sebanding denganIp=e/Rp dimana e adalah perkalian Ic dan Ip , defleksi rata-tegangan sesaat pada jala - jala rata selama satu perioda dapatdan Rp adalah tahanan total dituliskan : rata  rata K Ic I p dtdimana: rata-rata = defleksi sudut rata-rata kumparanK = konstanta instrumenIc = arus sesaat dalam kumparan arusIp = Arus sesaat di dalam kumparan teganganDengan menganggap sementara menggunakan nilai Ip = e/RpIc sama dengan arus beban I didapatkan :(secara aktual Ic = Ip + I) dan rata  rata K I e dt K 1 e I dt * Rp TMenurut definisi, daya rata-rata didalam suatu rangkaian adalah : P rata  rata e I dtElektrodinamometer yang rata. Jika f dan I adalah besarandihubungkan dalam konfigurasi sinus dengan bentuk e = Em sin wtgambar 4-3 mempunyai defleksi dan I = Im sin (wt + f ) makayang sebanding dengan daya rata- persamaan (*) berubah menjadi : rata  rata K E I Cosϕ

dimana E dan I menyatakan nilai - terkompensasi. Kumparan arusnilai rms tegangan dan arus f terdiri dari dua kumparan, masing-menyatakan sudut fasa antara masing mempunyai jumlah lilitantegangan dan arus. yang sama. Salah satu kumparanWattmeter elektrodinamometer menggunakan kawat lebih besarmembutuhkan sejumlah daya yang membawa arus bebanuntuk mempertahankan medan ditambah arus untuk kumparanmagnetnya, tetapi ini biasanya tegangan. Kumparan lainsangat kecil dibandingkan daya menggunakan kawat kecil (tipis)beban sehingga dapat diabaikan, dan hanya membawa arus keJika diperlukan pembacaan daya kumparan tegangan. Tetapi arusyang tepat, arus kumparan harus ini berlawanan dengan arussama dengan arus beban, dan didalam kumparan besar,kumparan potensial harus menyebabkan fluks yangdihubungkan diantara terminal berlawanan dengan fluks utama.beban. Berarti efek I dihilangkan danKesulitan dalam menempatkan wattmeter menunjukkan daya yangsambungan kumparan tegangan sesuai.diatasi dengan wattmeter yang4.3.2. Wattmeter tiga fasaPengukuran daya dalam suatu setimbang yang dihubungkan secara delta.sistem fasa banyak, memerlukan Kumparan arus wattmeter 1 dihubungkan dalam jaringan A,pemakaian dua atau lebih dan kumparan tegangan dihubungkan antara (jala-jala, line)wattmeter. Kemudian daya nyata A dan C. Kumparan arus wattmeter 2 dihubungkan dalamtotal diperoleh dengan jaringan B , dan kumparan tegangannya antara jaringan Bmenjumlahkan pembacaan dan C. Daya total yang dipakai oleh beban setimbang tiga fasamasing-masing wattmeter secara sama dengan penjumlahan aljabar dari kedua pembacaan wattmeter.aljabar. Teorema Blondel Diagram fasor gambar 4-5 menunjukkan tegangan tiga fasamenyatakan bahwa daya nyata VAC, VCB, VB A dan arus tiga fasa IAC, ICB dan IB A. Beban yangdapat diukur dengan mengurangi dihubungkan secara delta dan dihubungkan secara induktif dansatu elemen wattmeter dan arus fasa ketinggalan dari tegangan fasa sebesar sudut ?.sejumlah kawat-kawat dalamsetiap fasa banyak, denganpersyaratan bahwa satu kawatdapat dibuat common terhadapsemua rangkaian potensial.Gambar 4-4 menunjukkansambungan dua wattmeter untukpengukuran konsumsi daya olehsebuah beban tiga fasa yang

Wattmeter 1 Kumparan arusR Kumparan arus Kumparan tegangan A CR beban BKumparan arusKumparan arus Kumparan teganganGWaamttmbaerter42-4. Metode ARONGambar 4-4 Konfigurasi WattmeterKumparan arus wattmeter 1 antara IB’B yang merupakanmembawa arus antara IA’A yangmerupakan penjumlahan vektor penjumlahan vektor dari arus-arusdan arus-arus fasa IAC dan IAB. fasa IB A dan IAC, sedang teganganKumparan potensial wattmeter 1dihubungkan ke tegangan antara pada kumparan tegangannyaVAC. Dengan cara sama kumparan adalah tegangan antara VBC.arus wattmeter 2 membawa arus Karena beban adalah setimbang, tegangan fasa dan arus-arus fasa sama besarnya dan dituliskan : VAC = VBC = V dan IAC = ICB =IB A = IDaya dinyatakan oleh arus dan tegangan masing-masing wattmeteradalah: W1 = VAC.IA’A Cos (30°-?) = VI Cos (30°-?) W2 = VBC.IB’B Cos (30°+?) = VI Cos (30°+?)dan W1+W2 = VI Cos (30°-?) + VI Cos (30°+?) = VI Cos 30°Cos ? + Sin 30°Sin? + Cos30°Cos? -Sin30°sin?) = 3 VI Cos?Persamaan diatas merupakan tersebut. Dapat ditunjukkan bahwabesarnya daya total dalam sebuah penjumlahan aljabar darirangkaian tiga fasa, dan karena itu pembacaan kedua wattmeter akankedua wattmeter pada gambar memberikan nilai daya yang benarsecara tepat mengukur daya total untuk setiap kondisi yang tidak

setimbang. Jika kawat netral dari bintang 4 kawat, sesuai dengansystem tiga fasa juga tersedia teorema Blondel, diperlukan tigaseperti halnya pada beban yang wattmeter untuk melakukan dayatersambung dalam hubungan nyata total.Gambar 4-5. Diagram fasor tegangan tiga fasa VAC, VCB, VBA dan arus tiga fasa IAC, ICB dan IBA.4.3.3. Pengukuran Daya Reaktif 4.3.4. Konstruksi dan Cara KerjaDaya reaktif yang disuplai ke Wattmetersebuah rangkaian arus bolak-balik Wattmeter analog terdiri dari 3 tipesebagai satuan yang disebut VAR yaitu wattmeter tipe(Volt-Ampere-Reaktif), yang elektrodinamometer, wattmetermemberikan perbedaan antara tipe induksi dan wattmeter tipedaya nyata dan daya oleh thermokopel.komponen reaktif. Merupakan duafasor E dan I yang menyatakan 4.3.4.1. Wattmeter tipetegangan dan arus pada sudut elektrodinamometer.fasa ?. Daya nyata adalah Wattmeter tipeperkalian komponen-komponen elektrodinamometer terdiri darisefasa dari tegangan dan arus satu pasang kumparan yaitu(E.I.cos ?), sedang daya reaktif kumparan yang tetap disebutadalah perkalian komponen- kumparan arus dan kumparankomponen reaktif yaitu E.I.sin ? yang berputar disebut denganatau E.I.cos (? - 90°). kumparan tegangan, sedangkan alat penunjuknya akan berputar melalui suatu sudut, yang

berbanding lurus dengan hasil melalui kumparan-kumparanperkalian pada arus-arus yang tersebut (gambar 4-6).Gambar 4-6. Konstruksi wattmeter elektrodinamometerKumparan arus dari Wattmeter line Kumparan tegangan daridihubungkan secara seri dengan wattmeter dipasang seri denganrangkaian (beban), dan kumparan resisitor yang mempunyai nilaitegangan dihubungkan parallel resistansi sangat tinggi. Tujuannyadengan line. Jika arus line adalah untuk membuat rangkaianmengalir melewati kumparan arus kumparan tegangan dari meterdari wattmeter, maka akan mempunyai ketelitian tinggi. Jika tegangan dipasangkan kemembangkitkan medan disekitar kumparan tegangan, arus akankumparan. Kuat medan ini sebanding dengan tegangan line.sebanding dengan besarnya arus4.3.4.2. Wattmeter tipe induksi pengukur watt. UntukSeperti alat ukur wattmeter memungkinkan hal ini F 1 dalamelektrodinamometer, alat ukur tipeinduksi mempunyai pula sepasang gambar 4-7 didapat dari aruskumparan-kumparan yang bebassatu dan lainnya. Susunan ini beban I dan F 2 dari teganganmenghasilkan momen yangberbanding lurus dengan hasil kali beban V. Perlu diperhatikan bahwadari arus-arus yang melaluikumparan-kumparan tersebut, F 2 akan mempunyai sudut fasadengan demikian dapat puladipergunakan sebagai alat sebesar 90° terlambat terhadap V. Hubungan antara fasa-fasa diperlihatkan dalam gambar 4-8, dan menurut persamaan di dapat : sin α cos ϕ

a V f Vf I2 F1 a I1=I I F2 Gambar 4-7. Gambar 4-8Diagram vektor wattmeter Diagram vektor wattmeterjenis elektrodinamometer jenis induksiUntuk mendapatkan F2 kumparan tersebut dapat dianggap induktansi murni. Dengan keadaanmempunyai sudut fasa yang ini maka F 2 sebanding dengan V/? sehingga didapat :terlambat 90° terhadap V, maka KVI cosϕjumlah lilitan kumparan dinaikkan mempunyai sudut yang lebar, dansedemikian rupa, sehingga banyak dipakai dalam panil-panil listrik. ωφ1 φ2 sin αDengan cara ini pengukuran dayadapat dimungkinkan . Alatpengukur watt tipe induksi seringdipergunakan untuk alat ukur yang4.3.4.3. Wattmeter tipe thermokopelAlat pengukur watt tipe Konfigurasi alat ukur inithermokopel merupakan contoh diperlihatkan dalam gambar 4-9.dari suatu alat pengukur yang Bila arus-arus berbanding lurusdilengkapi dengan sirkuit terhadap tegangannya, dan arusperkalian yang khusus. beban dinyatakan sebagai maka akan didapatkan : i1 k1 v dan i2 k2 i i1  i2 2  i1  i2 2 4i1 i2 4k1 k2 vi

i1 + i2 T1 i1 Thermokopel V i1 Hampa (Vacuum) mA T2 i1 - i2 iGambar 4-9 Prinsip wattmeter jenis thermokopelHarga rata – rata dari hasil perbedaan tegangan tersebut pada ujung-ujungnya akan dapatpersamaan tersebut diatas, adalah diukur melalui suatu alat pengukur milivolt. Dengan demikian makasebanding dengan daya beban. penunjukan dari alat ukur milivolt tersebut akan berbanding denganDalam gambar 4-9, i1 = k1v adalah daya yang akan diukur.arus sekunder dari transformator Alat pengukur watt jenis thermokopel ini dipakai untukT1, dan 2i2 = 2k2i adalah arus pengukuran daya-daya kecil padasekunder dari transformator T2. frekuensi audio. Pada saat ini terdapat banyak bentuk dari alatBila sepasang tabung thermokopel pengukur watt, yang dilengkapi dengan sirkit-sirkit kalkulasidipanaskan dengan arus-arus ( i1 + khusus, dan berbagai detail dapat ditemukan pada alat-alat ukuri2) dan ( i1 - i2 ), maka gaya listrik tersebut.secara termis akan digerakkanberbanding lurus kwadrat dariarus-arus, dan akan didapat darimasing-masing thermokopel. Bilakedua thermokopel tersebutdihubungkan secara serisedemikian rupa sehinggapolaritasnya terbalik, maka4.3.4.4. Prinsip Kerja Wattmeter ElektrodinamometerWattmeter pada dasarnya dan Voltmeter, untuk itu padamerupakan penggabungan dari Wattmeter pasti terdiri daridua alat ukur yaitu Amperemeter kumparan arus (kumparan tetap)

dan kumparan tegangan putarnya i2 , dan dibuat supaya(kumparan putar), sehingga masing-masing berbanding luruspemasangannyapun juga sama dengan arus beban i dan teganganyaitu kumparan arus dipasang seri beban v, maka momen yangdengan beban dan kumparan menggerakkan alat putar pada alattegangan dipasang paralel dengan ukur ini adalah i1. i2 = Kvi untuksumber tegangan. arus searah, dimaka K adalahApabila alat ukur Wattmeter adalah suatu konstanta, dengandihubungkan dengan sumber daya demikian besarnya momen(gambar 4-10), arus yang melalui berbanding lurus dengan dayakumparan tetapnya adalah i1 , pada beban VI .serta arus yang melalui kumparanUntuk jaringan arus bolak balik maka : i1 i2 Kvi KVI >cosϕ  cos 2ωt ϕ @ V Vm sin ω t Yang didapat dengan asumsi bahwa : i I m sin ω t  ϕ i1 F1 F2 i i1 F1 F2 i i2 M Beban i2Sumber Daya V M Sumber Daya Beban V R RGambar. 4-10. Rangkaian wattmeter jenis elektrodinamometerdan i2 adalah sefasa dengan V, penunjukan dari alat ukut Wattmeter tipe elektrodinamikmaka penunjukan akan akan berbanding lurus dengan daya beban.Gambar 4-11.berbanding dengan VI cos f , menunjukkan beberapa variasi penyambungan alat ukuryang sama dengan daya yang wattmeter tergantung dengan sistem yang dipilih.dipakai oleh beban. Jadi dengandemikian untuk arus searahmaupun untuk arus bolak-balikdapat dikatakan bahwa

Gambar 4-11. Variasi penyambungan wattmeter.Salah satu tipe wattmeter Konstruksi wattmeter tipe Portableelektrodinamometer adalah tipe Single Phase ditunjukkan padaPortable Single Phase wattmeter. gambar 4-12. dan hubunganAlat ukur ini dapat dirancang untuk internal dari alat ukur ditunjukanmengukur DC dan AC (25 ~ 1000 pada gambar 4-13.Hz) dengan akurasi tinggi.

6 542 13 7Gambar 4-12. Konstruksi wattmeter tipe Portable Single PhaseSeperti ditunjukkan pada gambar diberi tanda (±), dan terminal4-12, alat ukur wattmeter ini tegangan yang laindikemas dalam kotak bakelite yang mengindikasikan ukurankuat. Bagian-bagian external dari tegangan terukur.wattmeter dijelaskan sebagai (6) Terminal arus : Salah satuberikut : terminal diberi tanda (±)(1) Jarum penunjuk untuk menunjukkan bahwa(2) Kaca : dfungsikan untuk terminal ini dihubungkanmengeliminir kesalahan dengan terminal commonparallax dalam pembacaan. tegangan, dan terminal arus(3) Pengatur Nol (Zero) : yang lain mengindikasikandigunakan untuk mengatur ukuran arus terukur.posisi nol dari penunjukan (7) Tabel Perkalian : letak tabel(4) Skala : terdiri dari 120 bagian perkalian di sisi samping alat(linear) ukur, tabel ini digunakan(5) Terminal tegangan : untuk menentukan besarnyadigunakan untuk daya nyata dari nilaimenyambungkan tegangan. penunjukan.Terminal common tegangan 1A 120V 240V CC VC 5A CC +/- +/-Gambar 4-13. Hubungan internal wattmeter tipe Portable Single Phase

4.3.5. Spesifikasi AlatSpesifikasi teknik dan karakteristik alat ukur wattmeter :Tipe : 2041Akurasi : ± 0.5% dari nilai skala penuhUkuran dimensi : 180 x 260 x 140 mmBerat : 2.8 KgPanjang skala : 135 mmSkala : 120 bagianFrekuensi : DC, 25 – 1000 HzKapasitas Overload : Rangkaian tegangan ..... 50% Rangkaian arus ............ 100%4.3.6. Karakteristik :Efek pemanasan diri : ± 0.15%Perbedaan Pengukuran antara DC dan AC : ± 0.1%Efek temperature eksternal : ± 0.2% /10° CEfek medan maghnit eksternal : ± 0.65% /400 A/mRespons Frekuensi : 45 – 65 Hz ....0.0% 50 – 1000 Hz ...0.1%Efek faktor daya : ± 0.1%Factor daya dari 1.0 sampai 0.5Tabel 4-1. Rating, internal impedance, and rated power lossRange Rating Internal Rated power loss Impedance (VA) Voltage 120 V Approx 12,000 ? Approx 1.2VA Approx 2.4VACurrent 240 V Approx 24,000 ?0.2 / 1 A 0.2 A 24 W 48 W Approx 16.35 ? Approx 0.66VA 1A 120 W 240 W Approx 0.56 ? Approx 0.56VA1/5A 1A 120 W 240 W Approx 0.93 ? Approx 0.93VA 5A 600 W 1.2KW Approx 0.034 ? Approx 0.84VA5 / 25 A 5A 600 W 1.2KW Approx 0.068 ? Approx 1.72VA 25 A 3 KW 3KW Approx 0.0027 ? Approx 1.69VA4.3.7. Prosedur Pengoperasian4.3.7.1. Pengukuran daya DC atau AC satu fasa :Hubungkan kumparan arus secara dengan beban. Dengan caraseri terhadap beban. Dengan cara menghubungkan terminalmenghubungkan terminal kumparan tegangan (±) kekumparan arus (.± ) ke sumber beban, sedangkan ujungtegangan, sedangkan ujung terminal tegangan yang lain (V)kumparan arus yang lain (A) dihubungkan ke ujung bebandihubungkan ke beban. yang lainnya.Hubungkan kumparan Jika jarum penunjuk bergeraktegangan secara parallel kearah kiri, tukar ujung-ujung kumparan tegangannya.

Power LoadSource ± AA Gambar 4-14 Hubungan kumparan arus seri terhadap beban4.3.7.2. Pengukuran daya satu fasa jika arus melebihi nilai perkiraanSeperti pada gambar 4-15, mendapatkan daya beban. Jangansambungkan trafo arus (CT) ke membuka rangkaian arus sampairangkaian arus. Kalikan rasio pengukuran selesai.transformasi arus dengan W (nilaiterukur dikalikan konstanta) untukPower LoadSource Gambar 4 – 15 Pengukuran daya satu fasa jika arus melebihi nilai perkiraan4.3.7.3. Pengukuran daya satu fasa tegangan melebihi nilai perkiraanSeperti pada gambar 4-16, dengan W (nilai terukur dikalikansambungkan trafo tegangan (P.T) konstanta). Jika dimungkinkan,ke rangkaian tegangan. Untuk hubungkan grounding konduktormendapatkan daya beban, kalikan dari sumber daya ke rangkaianrasio lilitan dari transformator arus.

Power LoLaodadSSoouurrccee AAGambar 4 - 16 Pengukuran daya satu fasa jika tegangan melebihi nilai perkiraan4.3.7.4. Pengukuran daya satu fasa jika tegangan dan arus melebihi nilai perkiraanSeperti pada gambar 4-17, ( C.T ) ke rangkaian arus. Dayahubungkan trafo tegangan (P.T) ke beban ditentukan dengan rumus :rangkaian tegangan, dan trafo arus W = ( nilai yang terindikasi x konstanta perkalian ) x rasio C.T x rasio P.T Contoh, nilai terindikasi = 120, konstanta perkalian =5 ( 120V, 5A) Rasio P.T= 6600/110 Rasio CT= 50/5 W = 120x5x6600/110x50/5=360.000=360kWPower LoadSource AA Ground Gambar 4-17 Pengukuran daya satu fasa jika arus dan tegangan melebihi nilai perkiraan4.3.7.5. Pengukuran daya tiga fasa (metode dua watt meter)Pengukuran daya tiga fasa ditunjukkan gambar 4-18. Nilaidilakukan dengan menghubungkan daya diindikasikan dengandua watt meter, seperti yang penjumlahan aljabar dari nilai

indikasi pada dua wattmeter. (penunjuk akan bergerak ke kiri).Ketika faktor daya dari rangkaian Jika ini terjadi baliklah hubunganyang diukur lebih besar dari 50%, tegangan dari meter dengankedua meter akan mempunyai nilai defleksi negatif. Jika dibalik makaposotif. Total daya beban dihitung akan menunjukkan nilai positif.dengan penjumlahan dari dua nilai Kurangkan nilai ini dari nilaiini. terindikasi pada meter yang lain,Tetapi, jika faktor daya dari untuk menghasilkan daya bebanrangkaian lebih rendah dari 50%, total.satu atau dua wattmeter akanmemberi indikasi negatifR LoadS ± AAT AAGambar 4-18 Pengukuran daya tiga fasa (metode dua wattmeter)4.3.7.6. Pengukuran daya tiga fase jika tegangan dan arus melebihinilai perkiraanHubungkan dua wattmeter seperti pembacaan daya dari dua meter.ditunjukkan gambar 4-19 , lalu ikuti Setiap perhitungan dihasilkanprosedur nomor (5) diatas. Daya dengan mengalikan rasio PT danbeban total tiga fase dengan rasio CT dengan W (nilaimenjumlahkan perhitungan terindikasi x konstanta perkalian).RS LoadTGambar 4-19 Pengukuran daya tiga fasa jika arus dan tegangan melebihi nilai perkiraan

4.3.8. Pemilihan Range 240 V sedangkan range arus adalah 1 A dan 5 A.Ketika melakukan pengukuran, jika Ketika menggunakan trafo arus,arus beban tidak diketahui, yakinlah tidak membuat loophubungkan rangkaian ke terminal terbuka dalam rangkaian sekunderarus yang lebih tinggi dari nilai ketika mengubah range arus. Jikaperkiraan. Kemudian pasang trafo arus dilengkapi denganwattmeter ke rangkaian. Range sebuah lilitan sekunder , tutuptegangan dan arus diatur dengan rangkaian dengan kunci pertama,menggunakan saklar.Rasio dari dan kemudian rubah range.range tegangan adalah 120 V danTabel 4-2. Tabel konstanta pengali (tegangan perkiraan 120/240V, arus perkiraan 1/5A) Konstanta PengaliRange Arus Range Tegangan 1A 120 V 240 V 5A 12 5 10Tabel konstanta pengali diatas 4.3.10. Kesalahan (Kesalahan)ditempatkan disisi dari wattmeter, Induktansi dari kumparandan digunakan untuk tegangan pada wattmeter adalahmengkonversi nilai terbaca dari penyebab adanya kesalahan,skala ke nilai daya. Daya beban = tetapi dengan tahanan non-induktifNilai terindikasi x konstanta yang tinggi yang dipasang seripengali dengan kumparan tegangan dapat mengurangi kesalahan ini.4.3.9. Keselamatan Kerja Penyebab lain adanya kesalahan(1) Letakkan wattmeter pada adalah 1. Drop tegangan pada permukaan rata(2) Cek apakah penunjuk pada rangkaian 2. Arus yang diambil oleh posisi nol (0) pada skala. Jika tidak putarlah pengatur nol kumparan tegangan (lihat gambar 4-12) sampai jarum penunjuk pada posisi Pada wattmeter standar, nol. kesalahan ini disebabkan karena(3) Pastikan sumber daya pada adanya tambahan kumparan rangkaian yang akan diukur kompensasi, kesalahan yang pada posisi off sebelum disebabkan oleh adanya kumparan rangkaian terangkai dengan kompensasi ini dapat diatasi benar. dengan memasang kumparan kompensasi sedemikian rupa sehingga menghasilkan medan yang berlawanan arah dengan

medan yang dihasilkan oleh Ada 2 kemungkinan untukkumparan arus. merangkai wattmeter pada4.4. Kesalahan Wattmeter rangkaian AC fase tunggal, seperti terlihat pada gambar 4-20,1. Kesalahan akibat perbedaan sekaligus dengan diagram rangkaian. vektornya. V1 I VV1 I R V (b) R (a) (a)V V’ V I1I (c) I (d)Gambar 4- 20. Rangkaian wattmeter AC satu fasaPada gambar 4-20(a) kumparan maka daya pada beban adalah =arus tidak dilalui arus, sedangkan V I cos f . Sekarang, teganganpada rangkaian gambar 4-20(b) pada kumparan tegangan adalaharus melalui kumparan arus. V1 yang merupakan jumlah vektorSebuah wattmeter sebenarnya dari tegangan beban V dan dropdiharapkan dapat menunjukkan tegangan pada kumparan arus =daya yang dipakai oleh beban, V’ (= I r. di , dimana r adalahtetapi pembacaannya sebenarnya resistansi pada kumparan arus).sedikit kelebihan yang disebabkan Maka pembacaan daya oleholeh rugi-rugi daya pada rangkaian wattmeter = V1 I cos f , dimana finstrument. Besarnya kesalahan adalah beda fase antara V1 dan Itergantung dari banyaknya seperti terlihat pada diagramrangkaian. vektor gambar 4-20(a).Perhatikan gambar 4-20(a). Jikacos f adalah power faktor beban,

V1 cos f . I = ( V cos f + V’) I = V.I cos f + V’ I = V I cos f + I2 . r = Daya beban + Daya pada rangkaian kumparan tegangan.2. Kesalahan akibat induktansi kumparan tegangan Kesalahan pembacaan pada wattmeter disebabkan juga oleh induktansi pada kumparan tegangan. I2 V ?=f I1 a) R b) I2 I1 (a) (b)Gambar 4-21. Rangkaian kumparan tegangana. Jika induktansi kumparan tegangan diabaikan : VVI 2 (R RV ) Rθ φ , terlihat pada gambar 4-21 a.Jadi pembacaan wattmeter= I1 V Cos θ ........................................(1) Rb. Jika induktansi kumparan tegangan diperhitungkan : V V VI2 ( R  R )2  X L2 R 2  X L2 ZPDimana I 2 ini tertinggal terhadap V dengan sudut a(gambar 4-21 b ) sehingga

tan X L X L ω LV ( RV  R ) RR Jadi pembacaan wattmeter : = I1 V cos θ = I1 V cos (φ α ) ZV ZV Jadi pembacaan wattmeter = I1 V cos ( φ α ) .................................(2) RPersamaan (1) untuk tegangan ikut diperhitungkan.pembacaan wattmeter dimana Faktor koreksi yang diberikaninduktansi kumparan tegangan oleh perbandingan antaradiabaikan dan persamaan (2) pembacaan sesungguhnya (Wt)untuk pembacaan wattmeter dengan pembacaan yang adadimana induktansi kumparan pada wattmeter (Wa) adalah : V I1 cos φ cos φ Wt R1 W a V I 1 cos α cos ( φ  α ) cos α cos (φ  α ) RPada prakteknya karena sangat kecil, maka cos α 1Maka : Wt cos φ Wa cos (φ α )Kesalahan pembacaan adalah : = Pembacaan yang ada – pembacaan sesungguhnya = pembacaan yang ada cos φ x pembacaan yang adacos (φ  α )= pembacaan yang ada ¨§©¨1  cos φ ·¹¸¸ cos φ  α cos φ  sin φ sin α  cos φ x pembacaan yang ada cos φ  sin φ sin α = sin φ sin α x pembacaan yang ada cos φ  sin φ sin α

= sin α x pembacaan yang ada cot φ  sin αJadi presentase kesalahan = sin α x 100% cot φ  sin α3. Kesalahan akibat medan Eddy-current adalah medan arusSTRAY (Pengganggu) bolak-balik pada bagian-bagianKarena medan yang bekerja logam yang padat dari instrument.pada instrument ini adalah kecil, Ini dihasilkan oleh medan bolak-maka mudah dipengaruhi oleh balik pada kumparan arus akankesalahan akibat medan mengubah besar dan kuat medanpengganggu dari luar. Oleh kerja, dengan demikiankarena itu harus dijaga agar menimbulkan kesalahan bagisejauh mungkin berada dari pembacaan wattmeter.medan STRAY tadi. Tetapi , Kesalahan ini tidak mudahkesalahan akibat medan ini dihitung meskipun dapat menjadipada umumnya dapat sangat besar jika tidak berhati-diabaikan. hati dalam memindahkan bagian4. Kesalahan akibat kapasitansi padat dari dekat kumparan arusdalam kumparan tegangan tadi.Pada bagian rangkaiankumparan tegangan , terutama 4.5. Watt Jam meterpada bagian tahanan serinya Watt jam meter merupakan alatakan selalu muncul kapasitansi ukur untuk mengukur energi listrikwalaupun kecil. Akibatnya akan dalam orde Kwh. Karena energimengurangi besarnya sudut, merupakan perkalian antara dayadengan demikian mengurangi dengan waktu, maka watt jamkesalahan yang diakibatkan meter membutuhkan kedua faktorinduktansi pada rangkaian ini. Pada prinsipnya, watt jam meterkumparan tegangan. Pada adalah sebuah motor kecil yangkenyataannya pada beberapa mempunyai kecepatan sebandingwattmeter, sebuah kapasitor dengan daya yang melaluinya.dihubungkan paralel terhadap Total putaran dalam suatu waktutahanan seri untuk sebanding dengan total energi,mendapatkan rangkaian atau watt-jam, yang dikonsumsikumparan tegangan yang non- selama waktu tersebut. Alat ukurinduktif. watt jam tidak sering digunakan diJelas bahwa kompensasi yang laboratorium tetapi banyakberlebihan akan membuat digunakan untuk pengukuranresultante reaktansi kapasitif, energi listrik komersil.dengan demikian akan Kenyataannya adalah bahwamenyebabkan sudut negatif. disemua tempat dimanapun,5. Kesalahan akibat EDDY- perusahaan listrik menyalurkanCurrent (Arus pusar) energi listrik ke industri dan

pemakai setempat (domestik). Alat kerja induksi.ini bekerja berdasarkan prinsip 4.5.1. Konstruksi dan Cara Kerja Watt jam meter Elemen alat ukur watt jam satu piringan aluminium ringan fasa ditunjukkan pada gambar 4- digantung di dalam senjang udara 22 dalam bentuk skema. medan kumparan arus yang Kumparan arus dihubungkan seri menyebabkan arus pusar mengalir dengan jala-jala, dan kumparan di dalam piringan. Reaksi arus tegangan dihubungkan paralel. pusar dan medan kumparan Kedua kumparan yang dililitkan tegangan membangkitkan sebuah pada sebuah kerangka logam torsi (aksi motor) terhadap piringan dengan desain khusus melengkapi dan menyebabkannya berputar. dua rangkaian maghnit. Sebuah Jala -jala poros Kumparan piringan magnit tegangan piringanmagnit Magnit inti Kumparan arus bebanGambar 4 - 22. Konstruksi watt jam meterTorsi yang dibangkitkan sebanding Redaman piringan diberikan olehdengan kuat medan kumparantegangan dan arus pusar di dalam dua maghnit permanen kecil yangpiringan yang berturut-turut adalahfungsi kuat medan kumparan arus. ditempatkan saling berhadapanBerarti jumlah putaran piringansebanding dengan energi yang pada sisi piringan. Bila piringantelah dipakai oleh beban dalamselang waktu tertentu, dan diukur berputar, maghnit-maghnitdalam kilowatt-jam (kWh, kilowattjam). Poros yang menopang permanen mengindusir arus pusarpiringan aluminium dihubungkanmelalui susunan roda gigi ke di dalamnya. Arus-arus pusar inimekanisme jam dipanel alat ukur,melengkapi suatu pembacaan bereaksi dengan medan maghnitkWh yang terkalibrasi dalamdesimal. dari maghnit-maghnit permanen kecil dan meredam gerakan piringan. Kalibrasi alat ukur watt jam dilakukan pada kondisi beban penuh yang diijinkan dan pada kondisi 10% dari beban yang diijinkan. Pada beban penuh, kalibrasi terdiri dari pengaturan

posisi maghnit-maghnit permanent pelat diatas sebagian kumparankecil agar alat ukur membaca tegangan dengan membuat alatdengan tepat. Pada beban-beban ukur bekerja pada 10% bebanyang sangat ringan, komponen yang diijinkan. Kalibrasi alat ukurtegangan dari medan pada kedua posisi ini biasanyamenghasilkan suatu torsi yang menghasilkan pembacaan yangtidak berbanding langsung dengan memuaskan untuk semua beban-beban. Kompensasi kesalahan beban lainnya. Sebuah alat ukurdiperoleh dengan menyisipkan watt jam satu fasa ditunjukkansebuah kumparan pelindung atau pada gambar 4-23. Gambar 4-23. Mekanik meter induksi elektromekanik Keterangan : (1) Kumparan tegangan, yang dihubungkan paralel dengan beban(2) Kumparan arus, dihubungkan seri dengan beban(3) Stator(4) Piringan Aluminium Rotor(5) rotor brake magnets(6) spindle dengan worm gear(7) Display dial : 1/10, 10 dan 1000 , 1, 100 dan 10000.dials berputar searah jarum jamMeter induksi elektromekanik mengkonsumsi power yang kecilberoperasi dengan menghitung sekitar 2 watts. Cakram metalikputaran dari cakram aluminium bekerja dengan dua kumparan.yang dibuat berputar dengan Kumparan satu disambungkankecepatan proporsional dengan dengan sebuah benda yangpower yang digunakan. Alat ini menghasilkan flux magnetik yang

proporsional dengan tegangan dan flux magnetik yang proporsional dengan arus. Keadaan inikumparan kedua disambungkan menghasilkan eddy currents di pengereman yang menyebabkandengan benda yang menghasilkan cakram berhenti berputar. Tipe meter yg didiskripsikan di atascakram dan efeknya adalah gaya digunakan pada AC fasa tunggal. Perbedaan konfigurasi antara fasayang digunakan dalam cakram tunggal dan tiga fasa adalah terletak adanya tambahanproporsional dengan hasil arus kumparan tegangan dan arus.dan tegangan. Magnet permanenmenggunakan gaya berlawananyang proporsional dengankecepatan rotasi cakram, hal inimenyebabkan sebuahGambar 4-24. Meter induksi elektromekanik, 100 A 230/400 V. cakram baling-baling aluminium horisontal merupakan pusat meterPengukuran energi dalam sistem jam mempunyai rangkaiantiga fasa dilakukan oleh alat ukur maghnetik dan piringan tersendiri,watt jam fasa banyak. Kumparan tetapi semua piringan dijumlahkanarus dan kumparan tegangan secara mekanis dan putaran totaldihubungkan dengan cara yang permenit dari poros sebandingsama seperti wattmeter tiga fasa. dengan energi total tiga fasa yangMasing-masing fasa alat ukur watt dipakai.4.5.2. Pembacaan yang digunakan. Dial termasuk tipe cyclometer, yaitu sebuahCakram aluminium dilengkapi display seperti odometer yangdengan sebuah spindle yang menampilkan setiap dial digitmempunyai worm-gear untuk tunggal lewat jendela padamenggerakkan register. Register permukaan meter, atau tipe pointerseri dengan dial yang berfungsiuntuk merekam jumlah energi

dimana sebuah pointer detik, maka dayanya adalah 1800menunjukkan setiap digit. Pointer watts. Metode ini dapat digunakanbiasanya berputar dalam arah untuk menentukan konsumsi dayaberlawanan dengan mekanik ulir. dari peralatan rumah tangga.Jumlah energi yang dipergunakan Sebagian besar meter listrikditunjukkan oleh putaran cakram, domestik masih dicatat secaradinotasikan dengan simbol KWh manual, dengan carayang diberikan dalam unit watt jam perwakilan/utusan dari perusahaanper putaran. Dengan mengetahui listrik atau oleh pelanggan.nilai KWh, seorang pelanggan Dimana pelanggan membacadapat menentukan konsumsi daya meter, pembacaan harusyang dipergunakan dengan cara dilaporkan ke perusahaan listrikmenghitung putaran cakram lewat telepon,post atau internet.dengan stopwatch. Jika waktu Seorang karyawan perusahaanyang dibutuhkan cakram dalam listrik biasanya mengunjungidetik untuk menyelesaikan satu pelanggan sedikitnya setiap tahunputaran adalah t, dan daya dalam untuk mengecek pembacaanwatt adalah P=3600xKWh/t. pelanggan serta melakukanContoh, jika KWh=7.2 dan satu pengecekan keselamatan dasarputaran membutuhkan waktu 14.4 meter.4.6. Meter Solid States permintaan maksimum, faktor daya, dan daya reaktif yangJenis meter meter listrik terbaru digunakan. Meter solid state dapatadalah solid state yang dilengkapi menghitung jumlah listrik yangdengan LCD untuk menampilkan dikonsumsi, dengan penetapandaya serta dapat dibaca secara harga yang bervariasi menurutotomatis. waktu setiap hari, minggu, danSelain dapat mengukur listrik yang musim.digunakan , meter solid state dapatjuga merekam parameter lain daribeban dan suplai seperti 4.7. Wattmeter AMR Sebagian besar meter solid state menggunakan arus transformer untuk mengukur arus. Ini artinya bahwa arus tidak melewati meter sehingga meter dapat di letakkan di lokasi yang jauh dari konduktor yang membawa arus. Teknologi meter solid state ini merupakan keuntungan bagi instalasi yang menggunakan daya besar, teknologi ini memungkinkan jugaGambar 4-25. Meter listrik solid state

menggunakan transformer arus dan dapat menayangkan kembali hanya dengan meng-klik tombol,jarak jauh dengan meter data pembacaan disimpan dengan akurat. Profile data ini diproseselektromekanikal, hal ini jarang dan hasilnya berupa laporan atau grafik. Pembacaan meter jarakdilakukan. jauh menerapkan aplikasi telemetri. Biasanya, meter yang diMeter elektronik sekarang ini desain untuk pembacaan semi automatik mempunyai serial portdilengkapi dengan komunikasi untuk komunikasi dengan meletakkan LED infra merahteknologi antara lain low power diatas permukaan meter.radio, GSM, GPRS, Bluetooth,IRDA yang terpisah dari hubungankonvensional, denganmenggunakan RS-232 dan RS-485. Meter elektronik dapatmenyimpan semua penggunaandaya dengan waktu penggunaan4.8. Kasus Implementasi LapanganPada dasarnya, besarnya energi angka yang tertera pada registeryang telah dipakai oleh pelanggan terakhir (akhir) atau dapatditunjukkan dengan angka-angka dinyatakan dengan rumus kWh =(register) yang tertera pada alat (selisih pembacaan meter kWh) xukur kWh meter. Jumlah Faktor Meter. Selisih pembacaanpemakaian yang sebenarnya meter kWh = Penunjukan meterdihitung berdasarkan angka-angka bulan ini - Penunjukan meter bulanyang tertera pada register lalu. Faktor Meter = Rasio CT xsebelumnya (awal) yang Rasio PT x Faktor Registerdikurangkan terhadap angka-Kasus Aplikasi Lapangan4.8.1. Pelanggan Tegangan rendah (TR) yang tidak memerlukan CT (pelangan dengan tarif S2-R1-R2-R3- U1). Untuk tarif S2-R3-U1 : Stand meter bulan lalu : 07139 Stand meter bulan lalu : 06825 Selisih pembacaan meter : 314 ( pemakaian kWh). Untuk tarif R2-R3 Stand meter bulan ini : 15762 Selisih pembacaan standmeter : 269 (pemakaian kWh). Pemakaian blok1= (60jamX daya terpasang1300VA)/1000 = 78kWh Pemakaian blok 2 = (pemakaian total – blok1) = 191 kWh. Perhitungan biaya gunakan CT tariff S3-R4-U2.


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook