Selain itu, setiap unit juga dipastikan memiliki setidaknya satu kamar khusus untuk romo pamong/frater subpamong. Kamar kepamongan inilah yang paling sering diketuk oleh kami apabila ada keperluan khusus, sekaligus kamar yang paling dipantau, ada orangnya atau tidak. Beberapa dari kami bahkan sampai menghafalkan kebiasaan pamong sehingga dapat membedakan kamar itu kosong atau tidak, mulai dari nyala lampu sampai meletakkan kaki di bawah pintu, untuk merasakan ada hawa dingin dari AC atau tidak. Ketika malam hari, kamar ini juga paling diperhatikan, jangan sampai ada suara berisik yang mengganggu, atau pamong akan keluar dan marah karena kami belum tidur. Bahkan kami diam-diam saja pun, seringkali mereka berkeliling untuk mengecek dan mengingatkan agar kami tidak tidur larut malam, tidak peduli kalau besok ada 2 ulangan, remedial, tugas, dan presentasi sekaligus. Kurang lebih demikian yang dapat kugambarkan mengenai unit pada umumnya. Yang pasti, unit memiliki banyak sekali kenangan berkesan, entah baik atau buruk, lebih sering keduanya. Selain yang disebutkan di atas, masing-masing unit juga memiliki ruangan khusus/keunikannya masing-masing. Perbedaan di setiap unit akan dijelaskan pada beberapa subbagian berikut ini:
1. Unit 1 – Unit St. Yohanes Unit 1 adalah unit yang letaknya paling depan dibandingkan dengan ketiga unit lainnya. Oleh karena itu, unit ini adalah unit yang paling terbuka dan “berinteraksi” dengan pihak luar. Lantai 1 pada unit ini tidak memiliki ruang studi, kecuali ruang kelas KPA yang sekaligus menjadi ruang studi mereka. Di lantai 1 terdapat ruang konsultasi, ruang administrasi, ruang guru untuk guru-guru KPP dan tutor orkestra, ruang rapat unit 1 untuk rapat ofisi dan panitia, perpustakaan seminari, wash, serta kamar subpamong. Di dekat unit 1, terdapat juga beberapa kandang anjing seminari yang berdekatan dengan bagian belakang rektorat. Ruang konsultasi, ruang administrasi, serta ruang guru adalah ruangan yang ditempati oleh para karyawan seminari, dan dapat dikategorikan sebagai tempat yang jarang dikunjungi seminaris, kecuali mungkin ruang administrasi. Ruang konsultasi adalah ruangan pribadi psikolog seminari, Bu Putri, yang siap menerima curhatan dan memberikan berbagai bimbingan kepada seminaris yang membutuhkan konsultasi, atau dengan kata lain semacam ruang BK di sekolah. Sayangnya, fasilitas ini jarang sekali digunakan oleh seminaris. Di belakang ruang konsultasi terdapat ruang administrasi. Di tempat ini seminaris dapat mengambil dan menitipkan uang saku, serta
menerima jasa fotokopi dengan tarif yang telah ditentukan. Ruangan ini cukup penting karena berurusan dengan uang saku kami, dan juga untuk beberapa keperluan lainnya, misalnya tempat pelaporan kerusakan alat musik. Di sebelah ruang konsultasi dan ruang administrasi terdapat ruang guru, tempat berkumpulnya para guru dan tutor seminari, tempat untuk beristirahat sejenak sebelum dan sesudah mengajar. Karena ini merupakan ruang guru, maka seminaris hampir tidak pernah masuk ke dalamnya, kecuali ada urusan tertentu. Setiap hari Jumat sore, ruangan ini juga digunakan oleh salah satu presidium seminari untuk mengadakan rapat mingguan Legio Maria. Oh iya, di depan ruang administrasi juga terdapat perangkat sound system dan bagian pusat informasi. Di sini terdapat sebuah mixer dan peralatan lainnya yang berfungsi untuk menyampaikan berita ataupun memutar musik yang akan terdengar di seantero seminari, khususnya di kamar-kamar dan ruang studi seminaris. Ruang rapat unit 1 biasa digunakan untuk keperluan rapat para seminaris, dan seringkali membahas beberapa hal yang cukup penting. Setiap hari Rabu, ruangan ini juga digunakan sebagai tempat tutor untuk tutor alat musik trombon bagi para seminaris. Ruangan berkarpet dan ber-AC ini sangat nyaman untuk acara-acara
formal semacam rapat panitia, dan juga digunakan juga untuk rapat mingguan salah satu presidium Legio Maria setiap hari Jumat sore. Perpustakaan seminari sebenarnya memiliki banyak koleksi buku-buku bagus, sebagian besar koleksinya adalah buku rohani dan ilmiah, namun ada juga beberapa novel dan komik. Sebenarnya perpustakaan adalah tempat yang menarik dan menyenangkan, namun sayangnya sepi peminat karena mungkin terlihat kurang menarik dibandingkan dengan perpustakaan SMA Kolese Gonzaga yang dapat kami akses, dan harus kuakui jauh lebih canggih dan menarik daripada perpustakaan kami. Meskipun demikian, tetap saja perpustakaan seminari lebih dari layak untuk dipertahankan, karena dari tahun ke tahun perpustakaan ini semakin maju dan memperbanyak koleksi buku yang berkualitas. Semua seminaris diperbolehkan untuk meminjam buku di perpustakaan ini, maksimal 3 setiap peminjaman, dengan durasi peminjaman seminggu dan denda terlambat pengembalian Rp 500,00 per hari. Perpustakaan untuk saat ini dikelola oleh Pak Markus, buka pada jam sekolah sampai sekitar pukul 3. Sama seperti ruang guru dan ruang rapat unit 1, perpustakaan juga digunakan untuk rapat mingguan salah satu presidium Legio Maria setiap Jumat sore.
Wash unit 1 dapat dikatakan unik jika dibandingkan dengan wash ketiga unit lainnya. Wash unit 1 memiliki 4 toilet, karena sekaligus memfasilitasi untuk toilet para karyawan seminari. Wash di unit 1 ini juga terhubung langsung dengan area parkiran seminari. Selebihnya, kelengkapan fasilitas dan perlengkapan lainnya tidak jauh berbeda dengan wash di unit lain. Tidak banyak yang dapat diceritakan kembali mengenai kamar subpamong dan ruang KPA. Di lantai 2 unit 1 terdapat kamar para seminaris, dan dari tahun ke tahun unit 1 selalu ditempati oleh seminaris kelas 3 atau tahun terakhir bersama teman-teman KPA. Oleh karena itu, aku jarang sekali pergi ke atas sana karena hampir tidak pernah memiliki kepentingan. Secara keseluruhan bentuk bangunan unit 1 dan unit 2 mirip, setiap lingkungan memiliki 4 kamar yang berhadapan satu sama lain dengan masing-masing kamar mandi di tengahnya. Berbeda dengan unit 3 dan 4, loker unit 1 dan 2 terdapat di lantai 2. Selain itu, unit 1 juga dikenal memiliki kamar tamu dan beberapa kamar mandi ekstra yang dapat digunakan. Kurang lebih, demikian yang dapat kugambarkan mengenai keunikan unit 1. 2. Unit 2 – Unit St. Markus
Secara arsitektur unit 2, tidak jauh berbeda dengan unit 1. Perbedaannya hanya terletak pada pemanfaatan berbagai ruangan yang ada di dalamnya. Di lantai 1 unit 2 terdapat labkom lama, kamar pamong umum, wash serta tiga ruang studi. Labkom, atau disebut labkom lama untuk membedakannya dari ruang kelas KPP, adalah ruangan yang paling digemari oleh seminaris. Mengapa? Jelas, karena di dalamnya terdapat banyak komputer yang dapat digunakan untuk mengerjakan tugas, dan terutama internet untuk terhubung dengan “dunia luar” melalui media sosial (yang juga dibatasi dengan berbagai peraturan). Bidel komputer bertanggungjawab atas ketertiban dan kesiapan kondisi perangkat- perangkat di semua labkom, serta mengingatkan teman-teman yang menggunakan komputer untuk hal-hal yang menyeleweng. Tepat di seberang labkom lama terdapat ruang kerja dan kamar Pater Ari selaku pamong umum. Ini juga merupakan salah satu ruangan yang paling sering diketuk oleh beberapa orang yang memiliki suatu tanggungjawab dalam kehidupan berkomunitas. Selain itu, terdapat tiga buah ruang studi yang digunakan oleh teman-teman seminaris, pembagiannya berdasarkan keputusan pamong. Lalu ada wash yang juga di depannya terdapat
gudang unit 2 untuk menyimpan peralatan opera. Di lantai 2 terdapat kamar seminaris, dengan bentuk bangunan mirip dengan unit 1. 3. Unit 3 – Unit St. Matius Sejujurnya, hampir tidak ada yang istimewa yang dapat dijelaskan di unit 3. Bentuk bangunannya mirip dengan unit 4. Di lantai 1 terdapat area luas untuk ruang studi, kemudian di sudut terdapat wash, gudang, lalu kamar pamong. Selain itu, tidak ada ruangan yang spesial di unit 3 ini. Di sebelah unit 3 juga terdapat jalan kecil yang menuju ke tempat pembuangan sampah di area belakang seminari. Di lantai 2 unit 3 terdapat kamar-kamar seminaris, dengan 3 kamar konektor dan sebuah kamar untuk subpamong tambahan (jika tidak ada, kamar ini menjadi kamar kosong). 4. Unit 4 – Unit St. Lukas Bentuk bangunan unit 4 tidak jauh berbeda dengan unit 3, bahkan sama persis, hanya saya bersifat terbalik seperti cermin. Perbedaan utamanya adalah, di depan ruang kerja pamong unit 4 terdapat valet. Valet adalah tempat untuk merawat teman-teman seminaris yang sakit, atau biasa disebut UKS di sekolah-sekolah. Valet dikelola oleh suster, dan dibantu oleh beberapa teman bidel valet yang menyimpan obat-obatan
tertentu (jangan salah paham di sini ya...) untuk teman-teman yang sakit. Selain itu, beberapa kamar kosong di lantai 2 digunakan sebagai kamar valet, yaitu kamar untuk teman-teman yang sakit cukup parah sampai harus beristirahat di tempat tidur. Agar mencegah penularan penyakit dengan teman sekamar, orang yang sakit itu harus beristirahat di kamar valet agar mendapat perawatan secara khusus oleh suster dan beberapa bidel valet. Selain itu, hal yang menarik dari unit 4 adalah lokasinya yang berada di pinggir lapangan, dengan sebuah pohon rambutan yang tinggi besar di depannya. Ketika musim berbuah, beberapa teman memanjat pohon untuk memetik banyak buah rambutan untuk dimakan beramai-ramai. Di samping unit 4 ini juga terdapat bagian belakang lapangan, di sana tumbuh beberapa pohon rindang yang membuat udara menjadi lebih sejuk, namun agak menyeramkan ketika malam hari. Lokasi unit yang berdekatan dengan lapangan ini juga merupakan lokasi unit yang paling strategis, karena dekat dengan kapel dan refter, serta unit yang paling dekat dengan SMA Kolese Gonzaga. Mungkin karena itulah, beberapa tahun ini unit 4 ditempati oleh teman-teman kelas 1, mungkin agar mereka dapat lebih cepat sampai ke sekolah dibandingkan dengan teman-teman yang tinggal di unit lainnya.
Lokasi yang berada di dekat lapangan juga berarti mudah untuk menonton orang-orang bermain dari pinggir lapangan. Selain itu, unit 4 juga terletak di ujung seminari sehingga berdekatan dengan pagar, yang dimanfaatkan untuk beberapa tujuan tertentu...(?) Apa maksudnya itu tidak akan dibahas di sini, karena tidak lulus sensor. Lebih baik kita segera membahas ruangan berikutnya, yaitu ruang karawitan. Ruang Karawitan Ruangan ini terletak di samping refter dan ruang kelas KPP, serta berada di belakang taman yang ada di samping studio. Ruangan kecil yang terbuat dari kaca ini digunakan untuk bermain alat musik gamelan. Di dalamnya, sudah tertata rapi semua peralatan gamelan yang dimiliki oleh seminari. Sayangnya, gamelan ini hanya dipelajari ketika kelas 1 sehingga ruangan ini hanya digunakan saat pelajaran tersebut. Selain itu, ruangan ini tidak digunakan dan seakan hanya menjadi dekorasi semata. Meskipun demikian, bangunan ini indah karena tersusun dari kaca, dengan tanaman merambat di atapnya sehingga memberi kesan natural. Taman Di seminari terdapat beberapa taman. Ada taman di belakang asem dan depan studio yang memiliki
kolam ikan, patung St. Mikael serta tulisan 4 pilar hidup SWB; taman di samping studio dan depan ruang gamelan; taman di setiap unit yang memiliki patung pelindung setiap unit; serta taman di belakang refter, yang adalah taman terbesar dari semua taman di seminari. Keberadaan taman-taman ini dimaksudkan agar para seminaris dapat melepas penat dan stress dengan mengamati keindahan alam dan makhluk hidup di lingkungan sekitar. Secara garis besar kerapian dan kebersihan taman-taman ini dijamin oleh teman-teman bidel opera dan lingkungan hidup, dan juga dibantu oleh beberapa tukang kebun seminari. Taman di belakang refter adalah taman yang paling strategis untuk dijadikan tempat nongkrong di sore hari, selain di lapangan. Taman ini memiliki 2 buah tempat duduk yang di tengahnya terdapat pohon rindang. Taman ini juga seringkali digunakan oleh teman-teman KPP untuk beristirahat atau ketika sedang menunggu guru, karena letaknya persis di depan ruang kelas KPP. Dapur Dapur termasuk salah satu ruangan yang jarang didatangi oleh seminaris, kecuali ada urusan tertentu, misalnya kehabisan makanan karena terlambat mengikuti jadwal makan siang. Sejak pagi-pagi sekali, dapur tampak sibuk mempersiapkan menu sarapan untuk kami para seminaris. Dapur seminari dikelola
oleh suster dan beberapa ibu-ibu karyawan yang siap memasak makanan untuk kami, 3 kali sehari dan juga 2 kali snack. Aku kagum sekali dengan mereka yang dapat dengan cepat dan sigap mempersiapkan makanan dengan porsi besar-besaran setiap harinya. Aku agak kesulitan membayangkan, bagaimana rasanya memasak makanan untuk lebih dari 100 orang sekaligus, sekalipun ada beberapa orang yang mengerjakannya. Dapur juga menjadi salah satu area paling belakang dari seminari, dan di belakang dapur terdapat pintu ke arah area di belakang seminari, yang masih menjadi bagian dari kompleks SWB. Kurang lebih begitulah yang dapat kuceritakan mengenai tempat-tempat yang ada di lingkungan seminari. Semoga penjelasanku cukup memberi gambaran mengenai lingkungan seminari. Bertahun-tahun tinggal di seminari membuatku nyaman dan mengenal seluruh sudut tempat di seminari, yang semuanya memiliki kenangan tersendiri bagiku. Kuharap aku dapat selalu mengingatnya, dan aku dapat kembali ke sana pada suatu hari nanti.
Bonus MK (Momen Ketika)... Pada bagian ini diceritakan beberapa momen-momen tertentu di seminari yang (mungkin) lucu dengan model teks percakapan. Cerita ini adalah fiktif belaka kisah nyata. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata fakta dan tidak ada unsur kesengajaan. Terdapat beberapa adegan berbahaya dengan peringatan “jangan tiru adegan ini”, harap waspada. Mohon agar jangan terlalu dianggap serius, nanti sakit loh... (lah, apaan sih?) Momen ketika: Darurat mengerjakan tugas Pada suatu malam di ruang studi... Endru : “Eh Buddd, ngeprint Biologi yokk,” Budi : “Nah, hayuk dah gue juga belom ngeprint. Kertasnya masing-masing yee,” Endru : “Yah elah... iya dah iya... Eh Jo bagi kertas HVS dong 5 lembar...” Jonan : “Ah kebiasaan lu... ambil sendiri tuh di lemari gue,”
Endru : “Hehehe... makasih yakk, lu mah baek ga kek Budi,” *mengambil kertas dari lemari Jonan* Budi : “Lah... iya dah serah lu... yok ke labkom, gecee...” (Di labkom KPP) Kakel : “Eh... lu mau ngeprint yak? Printernya lagi rusak nih...” Endru : “Yah... kaga bisa yak... yaudah dah, Bud coba lu cek printer di labkom lama,” 2 menit kemudian... Budi : “Lagi gak bisa juga... gimana dongg, besok ulangan nihh udah jam segini...” Endru : “Hadehh... gimana yak, bisa rusak gitu printernya... Oh gue tau! Coba kita ke kamar pater aja, siapa tau boleh numpang ngeprint di sana,” Budi : “Eh buset... seriusan lu? Ya..yaudah serah dah daripada gak bisa ngeprint...” (Depan kamar pamong) Endru : “Ryan, ada pater gak?”
Ryan : “Ada tuh, tadi baru balik dia,” Endru : “Oke dehh... lu aja Bud yang ketok pintunya,” Budi : “Lah... kok gue sih? Kan lu yang usul ke sini...” Endru : “Lu mau ngeprint juga gak nih?” Budi : “Ah elah... yaudah deh... gue yang ketok, lu yang ngomong yaa,” Endru : “Iyaa iyaa... cepetan!” Tok tok tok... Budi : “Permisi... Pater!!!” Pater : “Iyaa tunggu sebentar...” Endru *membuka pintu* Pater : “Permisi Pater, saya sama Budi boleh numpang ngeprint nggak? Printer di labkom lagi bermasalah soalnya...” : “Ohh, boleh boleh.. masuk aja dulu,” *masuk ke ruangan pater* Budi : “Ini Pater, filenya ada di flashdisk saya,” Pater : “Okee.. sebentar ya... filenya yang ini? Diprint dua kali ya?”
Budi : “I-Iya Frat, eh.. Ter,” Pater : “Mau dibagi dua halaman atau gimana?” Budi : “Iya, boleh Frat, eh... Ter,” Pater : “Okee...” Beberapa menit kemudian... Pater : “Ini sudah semua kan ya? Ada yang mau diprint lagi?” Endru : “Enggak, Ter... udah cukup ini aja, terimakasih ya Ter,” Budi : “Iya, terimakasih banyak Pater, maaf mengganggu...” Pater : “Iya sama-sama, gak apa-apa kok, santai aja..” Budi : “Oke Pater, selamat malam.” Pater : “Selamat malam..” *menutup pintu* Endru : “HAHAHAHAH tuh kan bisaa! Aduh ngakak gue, lu kocak banget sih!” Budi : “Huh... untung bisa ngeprint juga akhirnya. Berisik ah, bodo amat. Yuk kerjain, udah malem nih bentar lagi bel...”
*berjalan menuju ruang studi* Momen ketika: Mencuci baju Selasa malam Setiap malam di hari Selasa... (Di wash) *ngobrol-ngobrol* Yayas : “Wehh.. pada ngapain ni rame amat!” Bandot : “Biasa Yas.. ngobrol-ngobrol, gabut kitaa” Jacobs : “Ya elu gabut... nih setrikaan gue banyak banget bantuin dong!” Bandot : “Yehh bocah, udah bagus gue temenin yak,” Adi : “Tau tuh.. bersyukur lu ditemenin kita-kita,” Yayas : “Eh ini yang lagi nyuci siapa? Hari ini mesin cuci buat kamar berapa sih?” Bandot : “Kosong tuh... kamarnya si Yohan tapi udah pada nyuci semua, pake ae,” Yayas : “Nah cakepp, gue mau nyuci baju putih nih,” Adi : “EH GUE NITIP DONGG!!” Bandot : “Wet.. santai bang, lu gimana sih bukannya nyuci dari kemaren-kemaren? Eh Yas, gue nitip juga yak,”
Adi : “Yeh sama aja lu!!! Eh Jacobs emang lu udah nyuci seragam besok?” Jacobs : “Belom, sans jeehhh... eh tapi boleh deh sekalian, bentar gue ambil bajunya” Yayas : “Nih bocah kok santai banget... yaudah dah siapa lagi nih yang mau nitip?” Jonathan : “Akuu akuu, punten bang ikutan yakk wkwkkwk” Yayas : “Yaudah siapa lagi nihh? Udah yeee udah penuh nih mesinnya,” Bandot : “Busett, penuh amat tuh mesin, udahlah gapapa sans..” Yayas : “Iya dah gapapa, 30 menit aja yak biar cepet...” Adi : “Yaudah sabeb, yang penting bersih dah. Oiyak, keringinnya yang lama,” Yayas : “Siapp bangg...” Aceng : “Samlekom... buset rame amat lagi pada ngapain?” Bandot : “Biasa Ceng... nungguin cucian,” Aceng : “Eh buset ini seragam semua... baju siapa ae?” Yayas : “Gatau pokoknya banyak dah, yang penting aman baju gue ada namanya.”
Bandot : “Hah? Baju lu dikasih nama Yas?” Yayas : “Iye dah serah lu Dot...” Aceng : “Kalian kok pada bisa yak, nyuci malem-malem gini.. besok kering nih?” Jacobs : “Sans jehhh, kipas banyak Ceng,” Aceng : “Ckckck... yaudah terserah dah..” Sean : “Ehh, yah udah telat yak? Baru mau nitip cucian...” Bandot : “Auk, telat banget lu, tapi gapapa sih sans masukin ae,” Sean : “Ah yaudah dah, daripada lama lagi...” *beberapa saat kemudian, tampak deretan seragam putih abu-abu digantung dan 4 buah kipas angin yang menyala dengan kecepatan maksimal semalaman...* Keesokan paginya... Adi : “Yas cepetan lu nyetrika lama amat... udah jam segini nihh!” Yayas : “Sabar atuh... Di bagi kispr*y yakk..” Adi : “Yaudah pake ae, tapi cepetan yakk kalo udah bilang gue,” Yayas : “Siapp boskuhh!”
Jonathan : “Yahh, setrikanya penuh yak, abis lu gue dongg...” Yayas : “Yah telat lu Jo, barusan abis gue Adi...” Jonathan : “Aduh, yaudah dah.. nasib..” Aceng : “Halo gaess, eak pada nyetrika berjamaah..” Yayas : “Eh Ceng, Ceng, pinjem baju OR dongg...” Aceng : “Buset nih anak... baju OR gue ada di ember kotor noh..” Yayas : “Yah, baju OR gue ilang Ceng, Jo lu ada baju OR gak?” Jonathan : “Gaada, punya gue juga ilang, gatau siapa yang betak..” Yayas : “Aduh, pinjem siapa yakk? Ehh Di, Adi, pinjem baju OR dongg!” Adi : “Buset baru juga dateng gue... yaudah ntar ambil aja di lemari gue. Eh lu udah belom nyetrikanya?” Yayas : “Iya nih dikit lagi.. eh jam berapa sekarang?” Aceng : Jam 7 kurang 10 nih, cepetan gaess, gue duluan yaakk...” Adi : “WEH YASSS CEPETAANNN!!!!”
Yayas : “Iyaaaa niii udah nihhh,” Jonathan : *pasrah* Momen ketika: SKS dan Ujian Pada suatu malam... Yayas : “Yokk capsa capsa, player one player one...” Asep : “Sekipp dulu gua, ini latihan belom kelar..” Alvin : “Ah kentang lu sepp.. gassss lah boii, asik nih bodoamat lah sosiologi...” Nuel : “Yoii..” Matheus : “Lah sekuuttt!!” Star : “Eh gue ikut dong! Password kalah ganti” Yayas : “Yaudeh, abis ini yee” Asep : “Eh entar gue ikutan dongg..” Alvin : “Lah katanya tadi gak mau..” Asep : “Ya ini bentar lagi kelar tugas gua...” Matheus : “Yaudah sabeb ae sabeb.. maen tinggal maen dah..” Nuel : “Gas lah... horeee menanggg wkwkwk”
Yayas : “Yahh sialan kan, abis ini gue nih yang menang...” Star : “Udeh Yas, majuin Yas! Pede aja pede!” Sean : “Weh weh weh ikutan dong, password kalah ganti,” Matheus : “Ini lagi telat banget.. ngantri lu..” Sean : “Yah yaudah dah, kalo udah kelar panggil gue yaak,” Hames : “Lu pada kagak belajar?” Alvin : “Udah capek nih, butuh refreshing kitaa,” Yayas : “Iya Hames, capek, bentar ni dua kali doang kok maennya,” Hames : “Hhh.. yaudah serah lah..” Setelah doa malam... Andro : “Cengg pinjem catetan lu yakk, besok gue balikin,” Aceng : “Ah kebiasaan lu, yaudah tuh... kalo udah taro di meja gue yaa,” Andro : “Okee siap!”
Aceng : “Capek banget gue, mending tidur ah...” *naik ke kamar* Andro : “Aaaaaa gilak udah jam segini edan, belom belajar apa-apa gue...” Hames : “Daritadi ngapain aja lu Ndro?” Andro : “Ada deh, mau tau aja lu..” Hames : “Hadehh.. gue duluan ya mau tidur,” Andro : “Sok atuh... tidur jam berapa ya gue.. Ah, untung gue ada temennya!” Guse : “Haduh ngantukkk!! Aaaaa capek bangettt...” Andro : “Nah ayo Gus sekalian temenin gue belajar...” Guse : “Gue sekalian nungguin cucian doang tuh, abis itu tidur capek bangett..” Andro : “Yah... yaudah deh...” Oppa : “Cie Androo lagi belajarr...” Andro : “Berisik lu ahh, diem napa..” Oppa : “Waduh iya dah, galak banget.. gue tidur duluan ya,”
Beberapa menit kemudian... Pater : “Haloo Andro... sudah jam berapa ini?” Andro : “Eh, iya Pater, sebentar saya lagi belajar Fisika, besok ulangan...” Pater : “Mending kamu tidur dulu, besok bangun pagi- pagi belajar lagi... sudah waktunya tidur..” Andro : “Iya Pater, sebentar saya bereskan.” Pater : “Baik.. jangan biasakan tidur malam-malam ya..” Andro : “Baik Pater...” *naik ke kamar* Beberapa saat kemudian... Andro : *menuruni tangga pelan-pelan* *tengok kiri-kanan, lalu mengambil catatan dan buku pelajaran* *naik ke kamar, lanjut belajar sampai ketiduran* Momen ketika: Ada fogging dadakan Pada suatu makan malam di hari Jumat... Star : “Selamat malam teman-teman, pengumuman besok pagi ada fogging, diharapkan untuk
membereskan jemuran, tempat tidur, dan peralatan lainnya. Terimakasih.” Sfx : *bisik-bisik ramai* Noel : “Yah elah, mana gue baru nyuci lagi...” Mamang : “Iya sama, mana banyak banget lagi cucian gue... yaudahlah siap-siap abis ini..” Keesokan paginya... Daniel : “Yokk teman-teman jangan lupa diberesin baju- bajunya yaa...” Yohan : “Siapp kaka..” Daniel : “Mantapp.. ini yang laen gimana dah? Itu wash masih berantakan gitu?” Guse : “Iyaa bentar bentar, ini baru mau gue rapihin... sabarrrr...” Vinno : “Oh iya, bentar, bentar..” Jonathan : “Ehh Gus, sekalian dong baju gue nitip..” Guse : “Ah ambil sendiri lahh, ini baju gue aja udah banyak banget, cucian 2 ember...” *suara mesin fogging* Guse : “AAAAA ADUH ADUH CEPETAAANNN”
Iman : “Ayoo teman-teman, cepattt cepatt...” Mamang : “Tuh kan dibilangin daritadi, baru panik sekarang...” Jonathan : “EHH CUPANG GUE, CUPANG GUE! KERTAS MANA KERTAS...” Vinno : “EH IYA JOOO SEKALIAN DONG CUPANG GUAAA!!!” Daniel : “Bocah yakk... dibilangin daritadi juga malah santai-santai..” Jonathan : “Yamaap bang tadi gue baru kelar mandi iniii,” Guse : “OH IYAAA HANDUK GUE JUGA BELOMM” *berlari ke kamar* Daniel : “Iya yak handuk masih banyak tuh yang belom diambilin... yaudah yuk kita bantu tutupin, kasian kalo sampe kena asep...) Yohan : “Hadehh, yaudah hayukk,” Mamang : “Yaudah, ayo cepetan itu asepnya udah mau ke sini..” Hames : “Jangan lupa gaes 10 menit lagi masuk kelas,” Iman : “Waduh... kita harus cepat teman-teman”
Daniel : “Iya iyaa, siapp.. ayo cepetan!” *secepat kilat menyambar semua pakaian, menyimpannya di lemari* NGEEEEEENNNNGGGGGGGGGG
UCAPAN TERIMA KASIH Pertama-tama, syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yesus yang sudah membimbing saya agar dapat menyelesaikan tulisan ini. Syukur atas kesempatan yang Ia berikan kepada saya untuk mengalami kehidupan di seminari dan mendapat berbagai pengalaman menarik dari sana. Tanpa campur tangan-Nya, saya tidak mungkin dapat menjadi seperti sekarang ini. Semoga saya senantiasa mampu mengambil makna dari setiap peristiwa kehidupan saya dan semakin mampu untuk mendekatkan diri kepada- Nya, karena hidup ini adalah sebuah “Perjalananku Bersama-Mu”. Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada mama yang dengan setia membimbing dan menemani saya selama di rumah, dari awal hingga akhir proses penulisan ini. Terima kasih atas segala dukungan dan motivasinya, maaf jika terkadang ada kesalahpahaman dan salah ucap ketika sedang sibuk mengerjakan tugas-tugas sekolah. Terima kasih kepada pihak SMA Kolese Gonzaga yang memberikan tugas Babak Jiwa Raga Utama, yang kembali menyulut semangat saya untuk mengerjakan tulisan ini dengan sungguh-sungguh di tengah kesibukan PJJ. Terima kasih juga kepada Ibu Ely yang bersedia menjadi guru pendamping untuk geladi cipta sastra ini, menemani saya dan membantu memperbaiki kemampuan saya dalam
menulis. Tak lupa juga saya ucapkan terima kasih kepada seluruh teman-teman seperjuangan yang memilih geladi cipta penulis, karena sharing-nya yang menguatkan dan saling memotivasi untuk terus melanjutkan tulisannya masing-masing. Terima kasih juga kepada seluruh teman-teman komunitas Seminari Menengah Wacana Bhakti, khususnya WB angkatan 32 yang telah menemani hari-hari saya di seminari dan menjalani kehidupan bersama. Banyak suka dan duka yang telah kita lalui, dan banyak juga pelajaran dan pengalaman bermakna yang kini kita miliki. Semuanya menjadi momen yang indah dan berkesan dari masa lalu, untuk terus maju di jalan panggilan Tuhan menuju masa depan. Terima kasih telah menjadi teman cerita, motivator, pendukung setia, dan teman yang baik dalam proses menjalani kehidupan hari demi hari. Terima kasih sudah membantu saya mencetak berbagai macam pengalaman menarik dalam ingatan, yang beberapa di antaranya dapat dituangkan ke dalam tulisan ini. Terima kasih pula karena mau membaca dan memberi masukan untuk tulisan saya pada tahap-tahap awal. Terima kasih juga kepada teman- teman dan para guru serta karyawan SMA Kolese Gonzaga yang telah membantu menemani hari-hari kami di sekolah. Terkhusus, terima kasih kepada teman saya Dhita yang bersedia menjadi pembaca pertama dari beberapa tulisan saya.
Dan yang terakhir, terima kasih banyak kepada kalian semua yang meluangkan waktu untuk membaca tulisan saya yang masih sederhana ini. Semoga tulisan ini dapat membantu kalian dalam mengenal lebih dekat mengenai Seminari Menengah Wacana Bhakti dengan segala dinamikanya. Saya berharap, melalui tulisan ini mungkin ada lebih banyak lagi orang yang tertarik untuk menanggapi panggilan Tuhan menjadi pelayan-Nya dengan masuk ke seminari. Tidak harus ke seminari WB, saya akan senang mendengarnya apabila semakin banyak orang yang masuk ke seminari manapun itu. Akhir kata, saya memohon maaf atas segala kekurangan yang ada di buku ini, kritik dan saran yang membangun saya terima dan semoga menjadi pelajaran untuk menjadi lebih baik lagi ke depannya. Sekali lagi, terima kasih! Semoga Tuhan menyertai kita semua.
ditempuh dengan menaiki angkot satu kali. Itu adalah alternatif, di mana kami dapat menghabiskan waktu tanpa mengeluarkan banyak uang. Selain kedua tempat tersebut, masih ada banyak sekali tempat- tempat lain yang bisa kami kunjungi, pokoknya bebas terserah mau pergi ke mana. Entah itu ke Katedral, Gramedia, Ragunan (mungkin), Pondok Indah Mall, atau lokasi apapun selagi itu bukan rumah sendiri (yang sebenarnya tidak terlalu dipatuhi juga). Ini adalah kesempatan kebebasan sekali sebulan yang sangat disenangi oleh teman-teman KPP. Tetapi setelah naik ke kelas 1 dan kemudian kelas 2, percayalah, ambulasi menjadi suatu momen yang agak membosankan karena bingung mau hendak pergi ke mana lagi. Biasanya beberapa orang hanya menghabiskan waktu beberapa menit untuk membeli keperluan di supermarket, kemudian pulang lebih awal ke seminari sehingga dapat memiliki waktu luang untuk belajar, tidur, atau kegiatan bebas lainnya. Seminari tetap menyediakan jatah makan siang bagi teman-teman yang masih ingin makan siang di seminari, sehingga tidak perlu mengeluarkan uang untuk membeli makanan di luar. Apapun tujuan dan kegiatannya, jadwal ambulasi menjadi jadwal yang menyenangkan dan ditunggu-tunggu oleh sebagian besar seminaris. Kegiatan khusus Minggu 5: ???
Apabila ada Minggu kelima dalam bulan, biasanya ada beberapa kegiatan khusus yang dilakukan. Atau, tidak menutup kemungkinan juga kegiatan khusus tersebut (misalnya live in, Expo Panggilan, dan sebagainya) diadakan pada Minggu lainnya sehingga menimpa jadwal Minggu tersebut. Apabila tidak ada agenda khusus pada hari Minggu kelima, maka hari itu menjadi hari yang memiliki banyak templi. Hari bersantai, beristirahat, atau justru mengerjakan tugas-tugas yang menumpuk. Sekali lagi, itu tergantung masing-masing pribadi. Apapun kegiatannya, hari Minggu menjadi salah satu kesempatan bagi para seminaris untuk menjauhkan diri sejenak dari kesibukan sekolah, dan menghabiskan waktu bersama komunitas, keluarga, atau dengan Tuhan dan diri sendiri. Kegiatan-kegiatan ekstra Opera Magna Seperti yang pernah kusebutkan, opera magna adalah kegiatan membersihkan seluruh area seminari saat beberapa hari sebelum dan sesudah libur semester. Setiap liburan kami pulang ke rumah masing-masing, oleh karena itu lingkungan seminari menjadi sepi dan perlu dibersihkan agar tetap nyaman ketika hendak digunakan kembali. Opera magna menjadi kegiatan yang menyenangkan karena
kami dapat bekerjasama sebagai satu angkatan untuk membersihkan satu tempat tertentu, yang seringkali dilakukan sambil bercanda dan menemukan hal-hal baru di ruangan tersebut. Musik opera yang terus menggema di seluruh penjuru seminari menambah semangat kami, dan bahkan terkadang sampai teriak- teriak nyanyi bareng, kemudian tertawa. Meskipun terkesan main-main, pada akhirnya hasil kerja kami terlihat ketika opera magna selesai. Meskipun lelah, kami senang karena sudah membersihkan area seminari dengan baik, apalagi setelah menghitung hari ketika kami dapat pulang ke rumah. Biasanya setelah diadakan opera magna, refter tidak boleh digunakan agar tidak kotor lagi. Maka, setelah opera magna hingga waktunya pulang kami harus makan di luar refter, yakni di taman dan di koridor. Hal itu juga terasa menyenangkan, karena kami dapat duduk lesehan atau di bangku taman untuk makan, sambil mengobrol dan bercanda lintas angkatan. Momen-momen sebelum liburan semester, selalu menjadi momen yang dirindukan ketika sudah berada di rumah. Latihan Orkestra WBSO seringkali mendapat proyek untuk bermain orkestra dalam acara-acara besar, dimulai dari acara HOTS dan upacara sekolah sampai dengan acara-acara resmi seperti JP II Cup dan Expo
Panggilan. Oleh karena itu, dibutuhkan waktu latihan selain dari waktu yang ditentukan pada jam sekolah. Sejak beberapa bulan sebelum acara berlangsung, partitur lagu mulai dibagikan dan dipelajari. Studio menjadi lebih ramai dari biasanya ketika jam templi, banyak orang yang berlatih orkestra, dan berharap memiliki kesempatan main. Karena jumlah alat musik yang terbatas, terkadang tidak semua seminaris dapat tampil pada saat itu juga. Berlatih memainkan beberapa lagu menggunakan alat musik orkestra bukanlah suatu hal yang mudah, namun kami berusaha untuk melakukannya. Seiring berjalannya waktu, kami pun semakin mahir memainkan lagu- lagu yang akan digunakan pada acara tersebut. Sekitar sebulan sebelum hari H, latihan orkestra gabungan mulai dijadwalkan. Setelah beberapa waktu latihan masing-masing alat musik, kami pun mencoba untuk berlatih gabungan menjadi sebuah kelompok orkestra. Ada banyak suka duka di sini, sebuah perjuangan untuk hasil yang terbaik. Pada awal-awal latihan orkestra gabungan, biasanya ada pemain alat musik tertentu yang belum siap sehingga membutuhkan latihan lebih ekstra lagi. Biasanya latihan orkestra gabungan diadakan sepulang sekolah atau sore hari, menggantikan jadwal siesta atau bacaan rohani. Meskipun lelah setelah sekolah, kami harus langsung berlatih orkestra hingga sore. Rasa lelah itu terkadang tergantikan oleh semangat dan
nuansa yang dihasilkan oleh keindahan suara musik. Setelah latihan orkestra gabungan, biasanya mulai diadakan latihan gabungan dengan koor, yakni teman-teman KPP. Di sini kami banyak mengevaluasi apabila ada perbedaan pada teks yang digunakan, kapan harus masuk, dan segala macam urusan teknis lainnya. Mempersiapkan itu semua bukanlah hal yang mudah. Dalam latihan itu entah berapa kali harus mengulang, mengeluh, dan marah-marah karena kesalahan yang dilakukan oleh satu atau beberapa orang. Namun dari sana kami belajar untuk bersabar, kompak, peka, serta berusaha untuk mempersiapkan yang terbaik untuk acara yang akan kami iringi. Semua pengorbanan, untuk hasil yang luar biasa demi memuliakan Tuhan. Rapat Legio Maria Sejak 2018 yang lalu, kegiatan Legio Maria kembali diaktifkan di komunitas WB. Organisasi ini bersifat opsional, tidak wajib diikuti oleh seluruh seminaris. Legio Maria adalah kegiatan bersama di mana kami belajar untuk mengikuti rapat, mengerjakan tugas-tugas, dan berdoa yang ditujukan kepada Tuhan melalui perantaraan Bunda Maria. Setiap minggunya kami mengadakan rapat presidium, pada hari Jumat jam 6 sore dalam 3 ruangan yang berbeda, karena kami memiliki 3 presidium. Di sini
juga para seminaris belajar untuk terbuka satu sama lain, belajar berorganisasi, serta bersosialisasi dengan baik. Tetapi yang terutama, kegiatan ini diadakan untuk membangun devosi secara khusus kepada Bunda Maria. Meskipun demikian, sayangnya kegiatan ini tidak cukup populer di kalangan teman- teman komunitas. Tahun demi tahun berlalu, Legio Maria di Seminari Wacana Bhakti mendapat dukungan penuh dari kepamongan dan terus berkembang menjadi lebih baik lagi, dan semakin aktif dalam berkegiatan dengan Legio Maria dalam lingkup yang lebih luas. Forum Komunitas dan Rapat Perbidelan Setiap pengumuman makan malam hari Jumat, teman-teman ofisi inti mengadakan forum bersama seluruh teman komunitas untuk membahas beberapa topik tertentu berdasarkan salah satu 4 pilar utama hidup kami di seminari, yakni Sanctitas, Scientia, Sanitas, dan Societas. Ada beberapa permasalahan dan kritik yang dibicarakan dalam kesempatan ini, siapapun boleh berbicara apapun yang dapat diperbaiki mengenai topik yang bersangkutan, dengan tujuan agar kehidupan di seminari terus dapat menjadi lebih baik dan lebih baik lagi. Notulen dari forum ini dicatat oleh teman-teman ofisi (biasanya sekretaris dan humas) dan kemudian
diajukan kepada kepamongan untuk ditindaklanjuti. Pada kesempatan ini semua orang diberi kebebasan untuk berbicara, sehingga melatih kemampuan untuk berpikir kritis dan mampu memberikan usulan- usulan yang tepat untuk semakin memajukan kehidupan di seminari. Dalam jangka waktu tertentu, diadakan rapat perbidelan bersama dengan pihak kepamongan, atau biasanya lebih sering hanya antara ofisi inti dengan kepamongan. Rapat ini merupakan acara yang cukup resmi meskipun berjalan dengan santai, dan tidak semua orang bisa memiliki kesempatan untuk mengikuti rapat ini. Biasanya rapat ini diadakan pada hari Jumat malam di ruang rapat unit 1, untuk membahas berbagai macam hal. Mulai dari hasil perbincangan pada forum komunitas, rencana dan usulan program kerja, kegiatan-kegiatan mendatang, evaluasi kegiatan yang baru saja berlalu, dan sebagainya. Meskipun memotong jam studi, kegiatan ini juga menarik untuk beberapa orang, karena dalam rapat ini kami dapat menyampaikan dan menyalurkan aspirasi-aspirasi kepada kepamongan agar kehidupan di seminari menjadi lebih baik lagi. Sebenarnya masih ada banyak sekali kegiatan- kegiatan khusus selain yang disebutkan di atas, yang tidak dapat disebutkan satu per satu karena akan ada banyak
sekali. Kegiatan tersebut selalu muncul dengan berbagai macam tujuan tertentu, dan juga agar kehidupan kami selama di seminari dapat semakin bervariasi dan memiliki berbagai macam dinamika. Semuanya itu membantu kami untuk melatih diri menjadi pribadi yang lebih baik, lebih disiplin, dan mampu memiliki kompetensi dalam melakukan apapun.
Gudang Kamar Tangga Area Pamong Studi Area Belakang Wash Lantai 2: Kamar Tangga D Seminari Area Pintu Pintu Area Taman Tempat Pembuangan Studi Sampah Unit 3 Studi Santo Matius Area Studi Pintu Tangga Taman Area Area Taman Studi Studi Patung St. Matius Tangga Ruang Studi Gudang dan Unit 2 Ruang KPP Taman Wash Santo Markus Lab Komputer Tangga Lantai 2: Kamar Ruang MusikKran Air Taman Kamar Patung St. Markus Ruang Cuci Pamong Piring Lab Komputer Ruang Studi Tangga Lantai 2: Kamar Tangga Ruang Karawitan Tangga Kapel Semin Kamar Frater Ruang Taman (Lantai 2) KPA Tangga Sakristi (Lt. Wash Unit 1 R. Studio Perpustakaan Pubdok Tower Air WB St.Yohanes Kran Air Kolam dan Tam Ruang Ruang Ruang Rapat Guru Konsultasi Unit 1 Ruang Taman Tangga Administrasi Patung St. Yohanes Koridor Belakang Ruang Pintu Minister Refter Rektorat Lantai 2: Perpustakaan, Ruang Panggung Kamar Romo, Rektor Kapel Rektorat Aula Seminari Parkiran Rektorat Ruang Resepsionis Toilet Rapat Wanita Ruang Pintu Utama Ruang Tamu Toilet Pria Tamu Lapangan Depan dan Parkiran Parkiran
Area Kamar Tangga Wash Pintu belakang DENAH SEMINARI MENENGAH WACANA BHAKTI Studi Pamong Gudang Pepohonan Dapur Ruang Kerja Lapangan Kecil Pamong Valet Pintu Tangga Pintu Unit 4 Area Studi Lantai 2: Santo Lukas Kamar Taman Pintu Area Studi Tangga Taman Area Studi Taman Patung St. Lukas Pohon Rambutan Kran Got Besar Air Air Toilet Lapangan Mini Soccer Refter nari Tangga Gawang Gawang ) Gudang Tangga Perkap 2) R. R. Drum Piano man Kran Air Kran Air Kantin Belakang SMA Kolese Gonzaga Asem Pintu Pintu (Asem) Pintu Asem Kecil Kompleks SMA Kolese Gonzaga a Gua Maria
AREA SEMINARI MENENGAH WACANA BHAKTI Gambar di atas kurang lebih menunjukkan mengenai ruangan-ruangan yang ada di Seminari Wacana Bhakti. Aku berusaha menjelaskan sebaik yang kubisa mengenai tempat-tempat yang penuh kenangan ini. Biasanya, lingkungan seminari terbuka untuk dikunjungi oleh siapapun pada acara-acara tertentu, misalnya HOTS atau Live In dari pihak luar. Selain itu, orang luar tidak diperkenankan untuk memasuki area internal seminari. Oke, aku akan berusaha menjelaskan dimulai dari bagian depan. Aula Seminari Aula seminari (kami biasa menyingkatnya menjadi “asem”) adalah tempat yang paling dikunjungi oleh banyak orang dari luar seminari. Di tempat ini, dilangsungkan hampir semua acara besar yang diadakan oleh SWB maupun SMA Kolese Gonzaga, mulai dari acara internal seperti Welcome Party, rekoleksi, MIG (Masa Inkorporasi Gonzaga), sampai acara-acara yang mengundang banyak orang seperti HOTS, JP II Cup, dan acara-acara lainnya. Terkadang asem juga digunakan sebagai tempat berkumpul untuk kegiatan komunitas yang tidak terlalu resmi, seperti Sidang Akademi, latihan orkestra, dan menonton film bersama pada hari Sabtu
malam. Namun, ketika sedang tidak ada acara semacam itu, aula ini hampir tidak pernah dikunjungi siapapun. Di bagian tengah asem terdapat panggung dengan banner yang berubah-ubah setiap tahunnya, sesuai dengan acara terdekat yang dilaksanakan. Di samping kanan asem terdapat ruangan kecil yang kami sebut sebagai “aula kecil”, biasanya digunakan untuk menyimpan kursi dan sebagai tempat bermain tenis meja. Namun, belakangan ini nampaknya ruangan itu sudah dibereskan dan disulap menjadi ruangan semacam kelas. Di sebelah kiri asem, terdapat toilet pria dan wanita. Perlu diperhatikan, ini adalah satu-satunya toilet khusus wanita yang terdapat di lingkungan seminari, selain yang ada di lingkungan SMA Kolese Gonzaga. Oh iya, selain itu terdapat lemari piala, foto-foto rektor, dan ruangan kecil di sudut kiri asem yang berfungsi sebagai ruangan sound system, dan di sebelahnya terdapat tangga untuk jalan pintas menuju lantai 2 lingkungan SMA Kolese Gonzaga. Sepengetahuanku, asem adalah salah satu tempat yang paling tidak diharapkan oleh kami untuk menjadi lokasi opera (bersih-bersih), karena sangat luas sehingga butuh waktu lama untuk membersihkannya. Sekalipun dikerjakan bersama- sama, biasanya tetap repot dan butuh ketekunan tinggi. Meskipun demikian, biasanya selalu diadakan
kerja bakti bersama membersihkan aula sesudah acara-acara besar, dan beberapa saat kemudian asem sudah kembali bersih. Kami para seminaris juga sudah terlatih untuk menyusun maupun merapikan kursi-kursi berwarna biru yang digunakan dalam acara. Ketika sedang tidak ada acara, semua kursi itu ditumpuk dan diletakkan di aula kecil atau di sudut- sudut asem. Pekerjaan yang membutuhkan cukup banyak tenaga, yang dikerjakan oleh banyak orang juga. Rektorat Rektorat termasuk salah satu tempat yang jarang kami kunjungi, karena tidak ada seminaris yang ke sana jika tidak ada keperluan dengan beberapa romo. Di rektorat terdapat resepsionis, kemudian di sebelah kiri dan kanan terdapat ruang tamu yang biasa digunakan untuk bimbingan rohani antara romo dengan seminaris, atau menerima tamu pada hari biasa. Kemudian terdapat refter rektorat, yaitu ruang makan untuk para romo dan frater, entah itu romo/frater yang bertugas di seminari, Gonzaga, atau tamu, semuanya makan di sini. Ssttt! Terkadang, beberapa dari kami memberanikan diri ke refter ini untuk meminta sepiring nasi ketika di refter kami sudah kehabisan nasi, hahaha... Selain itu, di lantai 1 rektorat juga terdapat ruang kerja minister dan Pater rektor. Di sebelah kiri
belakang terdapat sebuah toilet untuk tamu. Kemudian, sekitar di tengah rektorat terdapat akuarium dan beberapa sofa empuk (lengkap dengan meja dan beberapa koleksi majalah rohani), dan di seberangnya terdapat tangga menuju lantai 2. Selama ini aku baru sekali pergi ke sana, itupun hanya sebentar karena ada keperluan di kapel rektorat. Aku sempat menengok sebentar area yang cukup privasi ini. Di lantai 2 rektorat terdapat beberapa peralatan olahraga, perpustakaan rektorat (jangan bertanya padaku apa saja isinya, aku tidak tahu), kamar para romo dan frater yang tidak menjadi pamong seminari, dan kapel rektorat di tengah-tengah, yang menurutku sangat indah. Berbeda dengan kapel seminari, kapel rektorat sangat kecil dan memiliki cahaya yang temaram. Ruangannya hanya sedikit lebih luas dari kamar, tidak memiliki kursi, tetapi memiliki AC. Di depannya terdapat meja altar dan Tabernakel yang terbuat dari kayu dengan ukiran yang indah. Sepengetahuanku, kapel ini sangat jarang digunakan (setidaknya oleh kami seminaris), atau terkadang digunakan sebagai ruangan meditasi atau latihan doa. Kurang lebih begitu yang kuketahui mengenai area rektorat, apabila ternyata masih ada ruangan lain, aku tidak (atau belum) mengetahuinya lagi. Kuharap gambaran yang kuberikan cukup jelas untuk area ini.
Kapel Dilihat dari namanya, sudah jelas apa yang ada di tempat ini. Kapel, atau disebut kapel seminari untuk membedakan dari kapel rektorat, adalah bangunan berbentuk bundar yang unik, tempat ibadah kami di seminari. Kapel ini memiliki 4 buah pintu di 4 penjuru, dan masing-masing memiliki tangga untuk turun ke bawah. Oh iya, kapel ini berada di lantai 2, sementara di lantai 1 terdapat studio dan refter yang akan dijelaskan pada bagiannya tersendiri. Bangunannya berbentuk bundar, dengan atap yang tidak secara langsung menyentuh dinding kapel. Di sekeliling dinding terdapat kaca patri berwarna-warni, seperti bangunan gereja pada umumnya. Di dalam bangunan kapel deretan kursi umat, dengan altar berbentuk setengah lingkaran di depan dan sepasang ruang pengakuan dosa di area belakang. Di sebelah kiri altar terdapat patung Yesus yang diletakkan di atas speaker, sementara di sebelah kanan altar terdapat patung Bunda Maria yang berdekatan dengan gong. Di bagian kanan altar juga terdapat sebuah Tabernakel, dan di tengah altar terdapat salib Yesus yang cukup besar. Di sebelah kiri altar juga terdapat seperangkat organ dan beberapa kabel lainnya, serta seperangkat proyektor yang menggantung di atas. Di sebelah kiri dan kanan altar juga terdapat pintu yang terhubung dengan ruangan tepat di belakang altar.
Di belakang altar terdapat ruangan yang terbagi menjadi 2, yaitu sakristi di sebelah kanan, dan gudang di sebelah kiri. Seperti sakristi pada umumnya, di sana terdapat lemari penyimpanan alat-alat dan pakaian imam, cermin, wastafel, dan perlengkapan sound system. Apa saja yang ada di sakristi ini mungkin secara lebih lanjut bisa dijelaskan oleh teman-teman bidel koster. Sedangkan di sebelah kiri sakristi, terdapat gudang kapel. Di situ terdapat lemari penyimpanan pakaian liturgi untuk petugas (misdinar dan lektor), piano yang sebenarnya masih berfungsi tetapi tidak digunakan, rak untuk menyimpan tumpukan teks lagu koor, dan beberapa barang-barang lainnya seperti tempat lilin atau semacam itu. Terkadang ruangan ini agak berantakan, tetapi secara rutin dibersihkan oleh suster dan teman-teman yang opera di sana. Sakristi dan gudang kapel ini adalah salah satu tempat opera favoritku, karena tidak luas dan mudah untuk membersihkannya. Kapel ini menjadi pusat dari hidup rohani para seminaris. Di sana kami mengikuti Ibadat Pagi, Misa, bacaan rohani, visitasi, doa malam, latihan koor, atau pengakuan dosa. Selain dari kegiatan yang diwajibkan, kapel juga selalu terbuka untuk orang-orang yang secara pribadi atau kelompok kecil ingin berdoa secara khusus . Bagian teras kapel juga menjadi tempat yang menyenangkan untuk duduk-duduk,
karena lumayan sejuk dan dari sana kami dapat memandangi langit dan sekeliling area seminari dengan jelas. Selain itu, kapel ini juga mungkin menjadi “kamar kedua” bagi beberapa orang... namun sebaiknya hal itu dibahas pada lain waktu saja. Studio Studio juga termasuk salah satu ruangan yang jarang dikunjungi oleh sebagian besar seminaris, atau malah dikunjungi setiap hari oleh beberapa orang tertentu. Ruangan ini diberi nama studio, ruangan yang dirancang supaya kedap suara (meskipun tidak terlalu efektif) dengan beberapa ruangan kecil di dalamnya. Ruangan ini biasanya digunakan untuk latihan orkestra (pribadi atau gabungan), menonton film atau televisi (pada jam-jam tertentu), atau kegiatan-kegiatan lainnya seperti bible sharing, pertemuan angkatan, dan lain-lain. Ruangan ini termasuk salah satu ruangan terfavorit di seminari, karena memiliki AC yang sangat dingin dan nyaman. Studio menjadi semacam versi lebih kecil dari asem, yakni ketika kami hendak melakukan kegiatan yang tidak formal dan tidak terlalu serius, tetapi harus mengumpulkan seluruh anggota komunitas. Di dalam studio terdapat 4 ruangan kecil. Ruangan paling kiri (dari sudut pandang depan seminari) adalah ruangan khusus untuk bidel pubdok (Publikasi & Dokumentasi). Di ruangan kecil ini
terdapat rak berisi partitur orkestra (yang dititipkan ke sini) dan sebuah meja dengan seperangkat komputer canggih di atasnya. Di ruangan inilah teman-teman bidel pubdok bekerja untuk mengedit video-video dan konten menarik, serta melakukan beberapa keperluan lainnya. Ruangan ini juga salah satu tempat favorit beberapa orang untuk nongkrong ketika gabut (tetapi diusir pamong jika terlihat), karena di ruangan ber-AC ini terdapat komputer yang dapat diakses bebas dengan koneksi internet yang cepat, lengkap dengan speaker untuk mendengarkan berbagai macam lagu. Tentu saja komputer canggih itu memiliki password sehingga hanya dapat digunakan oleh pihak berwenang, yaitu bidel pubdok. Maka, biasanya ketika ada bidel pubdok yang sedang bekerja, di situ berkumpullah sekitar 3,4,5 orang atau lebih untuk memberi masukan mengenai proyek yang sedang dikerjakan, atau sekadar mengobrol sambil request berbagai macam musik yang terkadang membuat bidelnya sendiri kesal karena banyak sekali request yang diajukan. Ruangan di samping ruang pubdok adalah semacam gudang, namun juga berisi seperangkat drum elektronik. Kemudian di seberang kanan terdapat ruangan yang berisi seperangkat drum “asli”, dan ruangan yang paling kanan adalah ruang piano. Ruang piano juga merupakan salah satu ruangan favorit kami. Selain ber-AC, di ruangan ini terdapat 2
piano dan sebuah organ yang dapat kami mainkan secara bebas bertanggungjawab pada waktu-waktu yang diperbolehkan untuk itu. Di sini kami dapat berkumpul sambil mengobrol, atau sekadar menghabiskan waktu dengan bermain piano. Entah benar-benar bermain piano atau hanya asal pencet, intinya membunyikan piano tersebut untuk mendengarkan alunan melodi. Ruangan ini juga digunakan untuk pelajaran seni oleh beberapa anak Gonzaga sehingga cukup terbuka untuk mereka. Di depan studio terdapat taman, lengkap dengan kolam ikan dan patung St. Mikael. Di sebelah studio (atau lebih tepatnya di bawah tangga menuju kapel) terdapat ruangan kecil. Di sayap kiri terdapat ruang musik yang digunakan sebagai tempat penyimpanan alat musik orkestra. Ruangan ini dilengkapi dengan CCTV dan AC, dan menjadi ruangan yang nyaman karena dingin. Karena sempit sekali (ruangan di kolong tangga), kami harus membawa keluar sebagian besar alat musik jika hendak memainkannya, yaitu ke studio. Akan tetapi, ruangan ini masih cukup apabila digunakan untuk sekadar bermain biola, gitar, kajon, dan alat musik lainnya yang tidak terlalu besar. Di sayap kanan terdapat gudang tempat penyimpanan sound dan perlengkapan, berisi banyak sekali peralatan sound system (seperti speaker, mic, dan sebagainya). Ruangan ini hanya diakses oleh bidel sound dan perlengkapan, dan sejujurnya tidak terlalu
menarik melihat apa saja yang ada di dalamnya. Di belakang studio, terdapat ruangan besar yang disebut dengan refter, yang akan kita bahas pada bagian selanjutnya. Refter Refter atau ruang makan, adalah salah satu ruang yang paling sering kami kunjungi (ya iyalah!). Seperti namanya, ruangan ini digunakan untuk sarapan, potus pagi (atau snack), makan siang, potus sore, dan makan malam. Di dalamnya terdapat sekitar 13-15 meja makan (@7-8 kursi), menyesuaikan dengan jumlah seminaris. Di ruangan inilah sebagian besar komunikasi antarangkatan terjadi, karena meja makan diatur sedemikian rupa agar dalam satu meja terdapat seminaris dari semua angkatan. Pembagian kelompok meja makan ini diubah dalam jangka waktu tertentu yang ditetapkan oleh bidel refter. Ketika jam makan, refter menjadi sangat ramai dengan berbagai macam perbincangan di setiap meja. Dari obrolan ringan hingga perdebatan serius, semua dapat saja terjadi pada jam makan malam, kecuali pada waktu makan pagi. Ketika sarapan, kami diharuskan untuk hening dan tidak boleh mengobrol, karena masih pagi (silentium). Pada jam makan, semua dapat membicarakan apapun dengan leluasa karena tidak ada pamong yang mendengar perkataan kami.
Di bagian depan tengah refter terdapat podium, yang digunakan oleh teman-teman ofisi inti untuk membacakan berbagai macam pengumuman pada saat makan malam. Di sudut kanan refter terdapat lemari berisi berbagai macam komik dan sedikit tempat untuk membacanya. Di sana juga diletakkan koran harian yang diatur oleh bidel rekreasi, serta meja dan lemari penyimpanan bidel toko. Di belakang refter ada sebuah ruangan untuk mencuci piring yang memiliki sekitar 5 wastafel. Di seminari, semua orang diharuskan untuk mencuci peralatan makannya masing-masing, dan pada malam hari ditugaskan 2 kelompok meja untuk mencuci semua piring, tempat lauk, dan tempat nasi. Di bagian belakang ruang cuci piring ini, terdapat taman yang cukup luas. Ruang KPP dan Labkom Baru Ruangan yang berada di antara Unit 2 dan Unit 3 ini adalah ruang kelas untuk teman-teman KPP. Di ruangan ini, teman-teman KPP mengikuti pelajaran khusus seminari selama setahun. Sejak tahun 2019, ruangan ini dilengkapi dengan fasilitas komputer, sehingga kemudian ruangan ini disebut juga dengan “labkom baru” atau “labkom KPP”. Pada pagi hari, ruangan ini ramai dengan teman-teman KPP yang mengikuti pelajaran. Sementara pada sore dan malam hari, ruangan ini ricuh dengan teman-teman komunitas yang rebutan agar mendapatkan
Search
Read the Text Version
- 1
- 2
- 3
- 4
- 5
- 6
- 7
- 8
- 9
- 10
- 11
- 12
- 13
- 14
- 15
- 16
- 17
- 18
- 19
- 20
- 21
- 22
- 23
- 24
- 25
- 26
- 27
- 28
- 29
- 30
- 31
- 32
- 33
- 34
- 35
- 36
- 37
- 38
- 39
- 40
- 41
- 42
- 43
- 44
- 45
- 46
- 47
- 48
- 49
- 50
- 51
- 52
- 53
- 54
- 55
- 56
- 57
- 58
- 59
- 60
- 61
- 62
- 63
- 64
- 65
- 66
- 67
- 68
- 69
- 70
- 71
- 72
- 73
- 74
- 75
- 76
- 77
- 78
- 79
- 80
- 81
- 82
- 83
- 84
- 85
- 86
- 87
- 88
- 89
- 90
- 91
- 92
- 93
- 94
- 95
- 96
- 97
- 98
- 99
- 100
- 101
- 102
- 103
- 104
- 105
- 106
- 107
- 108
- 109
- 110
- 111
- 112
- 113
- 114
- 115
- 116
- 117
- 118
- 119
- 120
- 121
- 122
- 123
- 124
- 125
- 126
- 127
- 128
- 129
- 130
- 131
- 132
- 133
- 134
- 135
- 136
- 137
- 138
- 139
- 140
- 141
- 142
- 143
- 144
- 145
- 146
- 147
- 148
- 149
- 150
- 151
- 152
- 153
- 154
- 155
- 156
- 157
- 158
- 159
- 160
- 161
- 162
- 163
- 164
- 165
- 166
- 167
- 168
- 169
- 170
- 171
- 172
- 173
- 174
- 175
- 176
- 177
- 178
- 179
- 180
- 181
- 182
- 183
- 184
- 185
- 186
- 187
- 188
- 189
- 190
- 191
- 192
- 193
- 194
- 195
- 196
- 197
- 198
- 199
- 200
- 201
- 202
- 203
- 204
- 205
- 206
- 207
- 208
- 209
- 210
- 211
- 212
- 213
- 214
- 215
- 216
- 217
- 218
- 219
- 220
- 221
- 222
- 223
- 224
- 225
- 226
- 227
- 228
- 229
- 230
- 231
- 232
- 233
- 234
- 235
- 236
- 237
- 238
- 239
- 240
- 241
- 242
- 243
- 244
- 245
- 246
- 247
- 248
- 249
- 250
- 251
- 252
- 253
- 254
- 255
- 256
- 257
- 258
- 259
- 260
- 261
- 262
- 263
- 264
- 265
- 266
- 267
- 268
- 269
- 270
- 271
- 272
- 273
- 274
- 275
- 276
- 277
- 278
- 279
- 280
- 281
- 282
- 283
- 284
- 285
- 286
- 287