d. Al-GhufranAl-ghufran terambil dari kata kerja ghafara yang pada mulanyaberarti menutup. Rambut putih yang disemir hingga tertutupputihnya disebutkan dengan ghafara asy-sya'ra. Dari akar katayang sama, lahir kata ghifarah, yang berarti sepotong kainyang menghalangi kerudung sehingga tidak ternodai oleh minyakrambut. Maghfirah Ilahi adalah \"perlindungan-Nya dari siksaneraka.\"Dalam Al-Quran surat Ali Imran (3): 31 dinyatakannya bahwa,Katakanlah, \"Jika kamu benar-benar mencintai Allah,ikutilah aku, niscaya Allah mencintai dan menutupidosa-dosamu. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagiMaha Penyayang.\"Kemudian dalam Al-Quran surat Al-Anfal (8): 29, dinyatakan,Wahai orang-orang yang beriman, apabila kamu bertakwakepada Allah, niscaya Dia akan memberikan kepadamufurqan (petunjuk membedakan yang hak dan yang batil),dan menghapuskan kesalahan-kesalahan kamu, sertayaghfir lakum (melindungi kamu dari siksa). Dan Allahmempunyai karunia yang besar.Dari kedua ayat di atas terlihat, bahwa kata yaghfir biladirangkaikan dengan menyebutkan dosa, berarti menutup dosadengan sesuatu. Sedangkan bila tidak dirangkaikan denganmenyebutkan dosa --sebagaimana ditunjukkan dalam suratAl-Anfal ayat 29-- berarti melindungi manusia dari siksa ataubencana. Baik dalam konteks pertama maupun konteks kedua,ayat-ayat tersebut memperlihatkan bahwa ghufran (pengampunanatau perlindungan) tidak dapat diperoleh kecuali setelahmemenuhi syarat-syarat tertentu.Dari kedua ayat tersebut juga terbaca bahwa syarat penutupandosa dan perlindungan dari siksa adalah berbuat kebajikan. Disini terlihat salah satu perbedaan antara al-'afw (maaf)WAWASAN AL-QURAN 250Tafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan UmatDr. M. Quraish Shihab, M.A.ebook [email protected]
dengan ghufran. Karena itu, ditemukan ayat yang menggabungkankeduanya, yakni:Hapuskanlah dosa kami, lindungilah kami, dan rahmatilahkami (QS Al-Baqarah [2]: 286).TAKFIRUntuk menutup dosa dengan pekerjaan tertentu, Al-Quran jugamenggunakan istilah takfir. Kata ini, terambil dari katakaffara yang berarti menutup.Al-Quran mempergunakan kata kaffara dengan berbagai bentuknyasebanyak 14 kali (kecuali kaffarat), pelakunya ada1ah A11ahSwt.Yang empat kali itu selalu digandengkan dengan syaratmelakukan amal-amal saleh, atau upaya meninggalkan dosa-dosabesar.Perhatikan misalnya firman Allah:Apabila kamu menghindari dosa-dosa besar yang dilaranguntuk melakukannya, akan Kami tutupikesalahan-kesalahanmu (QS Al-Nisa' [4]: 3l).Orang-orang yang beriman dengan beramal saleh pastiKami tutupi kesalahan-kesalahan mereka ... (QSAl-'Ankabut [29]: 7)Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan beramalsaleh, ditutupi kesalahan-kesalahannya (QS Al-Taghabun[64]: 9).Dari keempat belas kali yang disebut itu, teramati pula tigabelas di antaranya dirangkaikan dengan kata as-sayyiat yangditerjemahkan sebagai kesalahan-kesalahan atau dosa-dosakecil. Hanya satu ayat yang tidak menyebutkan kata as-sayyiat, melainkan menggunakan istilah aswa' alladzi 'amiluWAWASAN AL-QURAN 251Tafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan UmatDr. M. Quraish Shihab, M.A.ebook [email protected]
(perbuatan terjelek yang mereka lakukan), yang pada hakikatnyadapat juga diartikan sebagai dosa-dosa kecil.Nah, dari sini dapat dipahami bahwa dosa-dosa kecil seseorangdapat ditoleransi oleh Allah Swt. akibat adanya amal-amalsaleh yang menutupinya .Dalam konteks ini Nabi Saw. berpesan, Bertakwalah kepada Allah di mana pun kamu berada, dan susulkanlah kesalahan dengan kebaikan, niscaya kebaikan itu menghapusnya dan pergaulilah manusia dengan akhlak yang baik. (HR At-Tirmidzi melalui sahabat Nabi Abu Dzar).Demikian sedikit dan banyak kesan yang dapat diperoleh dariayat-ayat Al-Quran berkaitan dengan halal-bihalal/maafmemaafkan. []7. AKHLAKDalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata akhlak diartikansebagai budi pekerti atau kelakuan. Kata akhlak walaupunterambil dari bahasa Arab (yang biasa berartikan tabiat,perangai kebiasaan, bahkan agama), namun kata seperti itutidak ditemukan dalam Al-Quran. Yang ditemukan hanyalah bentuktunggal kata tersebut yaitu khuluq yang tercantum dalamAl-Quran surat Al-Qalam ayat 4. Ayat tersebut dinilai sebagaikonsiderans pengangkatan Nabi Muhammad Saw. sebagai Rasul,Sesungguhnya engkau (Muhammad) berada di atas budipekerti yang agung (QS Al-Qalam [68]: 4).Kata akhlak banyak ditemukan di dalam hadis-hadis Nabi Saw.,dan salah satunya yang paling populer adalah, Aku hanya diutus untuk menyempurnakan akhlak yang 252WAWASAN AL-QURANTafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan UmatDr. M. Quraish Shihab, M.A.ebook [email protected]
muliaBertitik tolak dari pengertian bahasa di atas, yakni akhlaksebagai kelakuan, kita selanjutnya dapat berkata bahwa akhlakatau kelakuan manusia sangat beragam, dan bahwa firman Allahberikut ini dapat menjadi salah satu argumen keaneka-ragamantersebut. Sesungguhnya usaha kamu (hai manusia) pasti amat beragam (QS Al-Lail [92]: 4).Keanekaragaman tersebut dapat ditinjau dari berbagai sudut,antara lain nilai kelakuan yang berkaitan dengan baik danburuk, serta dari objeknya, yakni kepada siapa kelakuan ituditujukan.BAIK DAN BURUKPara filosof dan teolog sering membahas tentang arti baik danburuk, serta tentang pencipta kelakuan tersebut, yakni apakahkelakuan itu merupakan hasil pilihan atau perbuatan manusiasendiri, ataukah berada di luar kemampuannya?Tulisan ini tidak akan mengarungi samudera pemikiran yangdalam lagi sering menenggelamkan itu, namun kita dapat berkatabahwa secara nyata terlihat dan sekaligus kita akui bahwaterdapat manusia yang berkelakuan baik, dan juga sebaliknya.Ini berarti bahwa manusia memiliki kedua potensi tersebut.Terdapat sekian banyak ayat Al-Quran yang dipahami menguraikanhal hakikat ini, antara lain: Maka Kami telah memberi petunjuk (kepada)-nya (manusia) dua jalan mendaki (baik dan buruk) (QS Al-Balad [90]: 10). ...dan (demi) jiwa serta penyempurnaaaan ciptaannya, maka Allah mengilhami (jiwa manusia) kedurhakaan dan ketakwaan (QS Asy-Syams [91]: 7-8).WAWASAN AL-QURAN 253Tafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan UmatDr. M. Quraish Shihab, M.A.ebook [email protected]
Walaupun kedua potensi ini terdapat dalam diri manusia, namunditemukan isyarat-isyarat dalam Al-Quran bahwa kebajikan lebihdahulu menghiasi diri manusia daripada kejahatan, dan bahwamanusia pada dasarnya cenderung kepada kebajikan.Al-Quran surat Thaha (20): 121 menguraikan bahwa Iblismenggoda Adam sehingga,... durhakalah Adam kepada Tuhannya dan sesatlah ia.Redaksi ini menunjukkan bahwa sebelum digoda oleh Iblis, Adamtidak durhaka, dalam arti, tidak melakukan sesuatu yang buruk,dan bahwa akibat godaan itu, ia menjadi tersesat. Walaupunkemudian Adam bertobat kepada Tuhan, sehingga ia kembali lagipada kesuciannya.Kecenderungan manusia kepada kebaikan terbukti dari persamaankonsep-konsep pokok moral pada setiap peradaban dan zaman.Perbedaan --jika terjadi-- terletak pada bentuk, penerapan,atau pengertian yang tidak sempurna terhadap konsep-konsepmoral, yang disebut ma'ruf dalam bahasa Al-Quran. Tidak adaperadaban yang menganggap baik kebohongan, penipuan, ataukeangkuhan. Pun tidak ada manusia yang menilai bahwapenghormatan kepada kedua orang-tua adalah buruk. Tetapi,bagaimana seharusnya bentuk penghormatan itu? Boleh jadi carapenghormatan kepada keduanya berbeda-beda antara satumasyarakat pada generasi tertentu dengan masyarakat padagenerasi yang lain. Perbedaan-perbedaan itu selama dinilaibaik oleh masyarakat dan masih dalam kerangka prinsip umum,maka ia tetap dinilai baik (ma'ruf).Kembali kepada persoalan kecenderungan manusia terhadapkebaikan, atau pandangan tentang kesucian manusia sejak lahir,hadis-hadis Nabi Saw. pun antara lain menginformasikannya: Setiap anak dilahirkan dalam keadaan suci (fithrah), 254 hanya saja kedua orang-tuanya (lingkungannya) yang menjadikan dia Yahudi, Nasrani, atau Majusi (HR Bukhari).WAWASAN AL-QURANTafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan UmatDr. M. Quraish Shihab, M.A.ebook [email protected]
Seorang sahabat Nabi Saw. bernama Wabishah bin Ma'badberkunjung kepada Nabi Saw., lalu beliau menyapanya denganbersabda:\"Engkau datang menanyakan kebaikan?\" \"Benar, wahaiRasul,\" jawab Wabishah. \"Tanyailah hatimu! \"Kebajikanadalah sesuatu yang tenang terhadap jiwa, dan yangtenteram terhadap hati, sedangkan dosa adalah yangmengacaukan hati dan membimbangkan dada, walaupunsetelah orang memberimu fatwa.\" (HR Ahmad danAd-Darimi).Dengan demikian menjadi amat wajar jika ditemukan ayat-ayatAl-Quran yang mengisyaratkan bahwa manusia pada hakikatnya--setidaknya pada awal masa perkembangan-- tidak akan sulitmelakukan kebajikan, berbeda halnya dengan melakukankeburukan.Salah satu frase dalam surat Al-Baqarah ayat 286 menyatakan,Untuk manusia ganjaran bagi perbuatan baik yangdilakukannya dan sanksi bagi perbuatan (buruk) yangdilakukannyaOleh beberapa ulama, frase ini kerap dijadikan sebagai buktiapa yang disebut di atas. Dalam terjemahan di atas terlihatbahwa kalimat \"yang dilakukan\" terulang dua kali: yang pertamaadalah terjemahan dari kata kasabat dan kedua terjemahan dankata iktasabat.Syaikh Muhammad Abduh dalam tafsir Al-Manar menyatakan kataiktasabat, dan semua kata yang berpatron demikian, memberiarti adanya semacam upaya sungguh-sungguh dari pelakunya,berbeda dengan kasabat yang berarti dilakukan dengan mudahtanpa pemaksaan. Dalam ayat di atas, perbuatan-perbuatanmanusia yang buruk dinyatakan dengan iktasabat, sedangkanperbuatan yang baik dengan kasabat. Ini menandakan bahwafitrah manusia pada dasarnya cenderung kepada kebaikan,WAWASAN AL-QURAN 255Tafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan UmatDr. M. Quraish Shihab, M.A.ebook [email protected]
sehingga dapat melakukan kebaikan dengan mudah. Berbeda halnyadengan keburukan yang harus dilakukannya dengan susah payahdan keterpaksaan (ini tentu pada saat fitrah manusia masihberada dalam kesuciannya).Potensi yang dimiliki manusia untuk melakukan kebaikan dankeburukan, serta kecenderungannya yang mendasar kepadakebaikan, seharusnya mengantarkan manusia memperkenankanperintah Allah (agama-Nya) yang dinyatakan-Nya sesuai denganfithrah (asal kejadian manusia). Dalam Al-Quran surat Ar-Rum(30): 30 dinyatakan, Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Al1ah). Itulah fithrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fithrah itu.Di sisi lain, karena kebajikan merupakan pilihan dasarmanusia, kelak di hari kemudian pada saat pertanggungjawaban,sang manusia dihadapkan kepada dirinya sendiri: Bacalah kitab amalmu (catatan perbuatanmu); cukuplah engkau sendiri yang melakukan perhitungan atas dirimu (QS Al-Isra' [17]: 14).PERTANGGUNGJAWABANAtas dasar uraian di atas, Al-Quran membebaskan manusia untukmemilih kedua jalan yang tadi disebutkan, tetapi ia sendiriyang harus mempertanggung-jawabkan pilihannya. Manusia tidakboleh membebani orang lain untuk memikul dosanya, tidak jugadosa orang lain dipikulkan ke atas pundaknya. Tetapi dalamAl-Quran surat Al-An'am ayat 164 dinyatakan bahwa tanggungjawab tersebut baru dituntut apabila memenuhi syaratsyarattertentu, seperti pengetahuan, kemampuan, serta kesadaran. Dan seorang yang berdosa tidak dapat memikul dosa orang lain, dan Kami tidak akan menyiksa sebelum Kami mengutus seorang rasul... (QS Al-Isra' [17]: 15).WAWASAN AL-QURAN 256Tafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan UmatDr. M. Quraish Shihab, M.A.ebook [email protected]
Allah tidak membebani seseorang kecuali sesuai dengankemampuannya... (QS Al-Baqarah [2]: 286)Dari gabungan kedua ayat ini, kita dapat memetik paling tidakdua kaidah yang berkaitan dengan tanggung jawab, yaitu:1. Manusia tidak diminta untuk mempertanggungjawabkan apa yang tidak diketahui atau tidak mampu dilakukannya.2. Manusia tidak dituntut mempertanggungiawabkan apa yang tidak dilakukannya, sekalipun hal tersebut diketahuinya.Di sisi lain, ditemukan ayat-ayat yang menegaskan bahwapertanggungjawaban tersebut berkaitan dengan perbuatan yangdisengaja, bukan gerak refleks yang tidak melibatkan kehendak.Al-Quran secara tegas menyatakan:Allah tidak akan meminta pertanggungjawabanmu atassumpah-sumpah yang tidak kamu sengaja, tetapi Diaakan meminta pertanggungjawabanmu terhadap apa yangdisengaja oleh hatimu... (QS Al-Baqarah [2]: 225)....tetapi jika seseorang terpaksa, sedangkan ia tidakmenginginkannya, dan tidak pula melampaui batas, makatidak ada dosa baginya... (QS Al-Baqarah [2]: 173).Dapat juga disimpulkan, bahwa karena manusia diberi kemampuanuntuk memilih, maka pertanggungjawaban berkaitan dengan niatdan kehendaknya. Atas dasar ini pula, maka niat dan kehendakseseorang mempunyai peran yang sangat besar dalam nilai amalsekaligus dalam pertanggungjawabannya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah sesudah ia 257 beriman, dia mendapatkan kemurkaan Allah, kecuali orang-orang yang dipaksa kafir sedang hatinya tetap tenang dalam keimanan... (QS An-Nahl [16]: 106) .WAWASAN AL-QURANTafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan UmatDr. M. Quraish Shihab, M.A.ebook [email protected]
Al-Quran surat Al-Isra ayat 23-24 memerintahkan kepada seoranganak agar menghormati kedua orang-tuanya, khususnya kalau usiamereka sudah tua (karena ketika telah uzur boleh jadi merekamelakukan hal-hal yang menjengkelkan). Anak dilarang berkatauf (cis), dan harus memilih kata-kata yang baik, sambilmerendahkan diri kepada keduanya. Ayat ini disusul denganfirman-Nya:Tuhanmu lebih mengetahui yang ada dalam hatimu. Jikaseandainya kamu orang baik-baik (Allah akanmemaaafkan sikap dan ke1akuan yang telah kamu lakukandengan terpaksa, tidak sadar, atau yang berada diluar kontrol kemampuanmu), karena Allah MahaPengampun bagi orang-orang yang bertobat (QS Al-Isra'[17]: 25).TOLOK UKUR KELAKUAN BAIKTolok ukur kelakuan baik dan buruk mestilah merujuk kepadaketentuan Allah. Demikian rumus yang diberikan oleh kebanyakanulama. Perlu ditambahkan, bahwa apa yang dinilai baik olehAllah, pasti baik dalam esensinya. Demikian pula sebaliknya,tidak mungkin Dia menilai kebohongan sebagai kelakuan baik,karena kebohongan esensinya buruk.Di sisi lain, Allah selalu memperagakan kebaikan, bahkan Diamemiliki segala sifat yang terpuji. Al-Quran suci surat Thaha(20): 8 menegaskan:(Dialah) Allah tiada Tuhan selain Dia, Dia mempunyaiSifat-sifat yang terpuji (Al-Asma' Al-Husna) (QSThaha [20]: 8).Rasulullah Saw. juga memerintahkan umatnya agar berusahasekuat kemampuan dan kapasitasnya sebagai makhluk untukmeneladani Allah dalam semua sifat-sifat-Nya, Berakhlaklah dengan akhlak Allah. 258WAWASAN AL-QURANTafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan UmatDr. M. Quraish Shihab, M.A.ebook [email protected]
Ketika Aisyah ditanya mengenai akhlak Rasulullah Saw., beliaumenjawab,Budi pekerti Nabi Saw. adalah Al-Quran(Diriwayatkan oleh Imam Ahmad).Semua sifat Allah tertuang dalam Al-Quran. Jumlahnya bahkanmelebihi 99 sifat yang populer disebutkan dalam hadis.Sifat-sifat Allah itu merupakan satu kesatuan. Bukankah DiaEsa di dalam zat, sifat, dan perbuatan-Nya? Karenanya tidakwajar jika sifat-sifat itu dinilai saling bertentangan.Artinya, semua sifat memiliki tempatnya masing-masing. adatempat untuk keperkasaan dan keangkuhan Allah, juga tempatkasih sayang dan kelemah-lembutan-Nya. Ketika seorang Muslimmeneladani sifat Al-Kibriya' (Keangkuhan Allah), ia harusingat bahwa sifat itu tidak akan disandang oleh Tuhan kecualidalam konteks ancaman terhadap para pembangkang, terhadaporang yang merasa dirinya superior. Ketika Rasul Saw melihatseseorang yang berjalan dengan angkuh di medan perang, beliaubersabda,\"Itu adalah cara berjalan yang dibenci Allah, kecualidalam kondisi semacam ini.\"Seseorang yang berusaha meneladani sifat Al-Kibriya' tidakakan meneladaninya kecuali terhadap manusia-manusia yangangkuh. Dalam konteks ini ditemukan riwayat yang menyatakan,\"Bersikap angkuh terhadap orang yang angkuh adalahsedekah\".Ketika seorang Muslim berusaha meneladani kekuatan dankebesaran Ilahi, harus diingat bahwa sebagai makhluk iaterdiri dan jasad dan ruh, sehingga keduanya harus sama-samakuat. Kekuatan dan kebesaran itu mesti diarahkan untukmembantu yang kecil dan lemah, bukan digunakan untuk menopangyang salah maupun yang sewenang-wenang. Karena ketika Al-QuranWAWASAN AL-QURAN 259Tafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan UmatDr. M. Quraish Shihab, M.A.ebook [email protected]
mengulang-ulang kebesaran Allah, Al-Quran juga menegaskanbahwa:Sesungguhnya Allah tidak suka kepada orang yang,angkuh lagi membanggakan diri (QS Luqman [31]: 18).Jika seorang Muslim meneladani Allah Yang Mahakaya, ia harusmenyadari bahwa istilah yang digunakan Al-Quran untukmenunjukkan sifat itu adalah Al-Ghani. Ini yang maknanyaadalah tidak membutuhkan --dan bukan kaya materi-- sehinggaesensi sifat itu (kekayaan) adalah kemampuan berdiri sendiriatau tidak menghajatkan pihak lain, sehingga tidak perlumembuang air muka untuk meminta-minta.Orang-orang yang tidak tahu, menduga mereka kaya,karena mereka memelihara diri dari meminta-minta (QSAl-Baqarah [2]: 273)Tetapi dalam kedudukan manusia sebagai makhluk, ia sadar bahwadirinya amat membutuhkan Allah:Wahai seluruh manusia, kamu sekalian adalahorang-orang faqir (butuh) kepada Allah (QS Fathir[35]: 15).Demikian seterusnya dengan sifat-sifat Allah yang lain, yangharus diteladaninya, seperti Maha Mengetahui, Maha Pemaaf,Maha Bijaksana, Maha Agung, Maha Pengasih, dan lain-lain.Adalah merupakan keistimewaan bagi seseorang atau masyarakatjika menjadikan sifat-sifat Allah sebagai tolok ukur, dantidak menjadikan kelezatan atau manfaat sesaat sebagai tolokukur kebaikan. Karena kelezatan dan manfaat dapat berbeda-bedaantara seseorang dengan yang 1ain, bahkan seseorang yangberada dalam kondisi dan situasi tertentu juga bisa berbeda,dengan kondisi lainnya. Boleh jadi suatu masyarakat yangterjangkiti penyakit akan menilai keburukan sebagai kebaikan.SASARAN AKHLAK 260WAWASAN AL-QURANTafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan UmatDr. M. Quraish Shihab, M.A.ebook [email protected]
Akhlak dalam ajaran agama tidak dapat disamakan dengan etika,jika etika dibatasi pada sopan santun antar sesama manusia,serta hanya berkaitan dengan tingkah laku lahiriah.Akhlak lebih luas maknanya daripada yang telah dikemukakanterdahulu serta mencakup pula beberapa hal yang tidakmerupakan sifat lahiriah. Misalnya yang berkaitan dengan sikapbatin maupun pikiran. Akhlak diniah (agama) mencakup berbagaiaspek, dimulai dari akhlak terhadap Allah, hingga kepadasesama makhluk (manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan, danbenda-benda tak bernyawa).Berikut upaya pemaparan sekilas beberapa sasaran akhlakIslamiyah.a. Akhlak terhadap AllahTitik tolak akhlak terhadap Allah adalah pengakuan dankesadaran bahwa tiada Tuhan melainkan Allah. Dia memilikisifat-sifat terpuji; demikian agung sifat itu, yang jangankanmanusia, malaikat pun tidak akan mampu menjangkau hakikat-Nya. Mahasuci engkau --Wahai Allah-- kami tidak mampu memuji-Mu; Pujian atas-Mu, adalah yang Engkau pujikan kepada diri-Mu.Demikian ucapan para malaikat.Itulah sebabnya mengapa Al-Quran mengajarkan kepada manusiauntuk memuji-Nya, Wa qul al-hamdulillah (Katakanlah\"al-hamdulillah\"). Dalam Al-Quran surat An-Nam1 (27): 93,secara tegas dinyatakan-Nya bahwa, Dan katakanlah, \"Segala puji bagi Allah, Dia akan memperlihatkan kepadamu tanda-tanda kebesaran-Nya, maka kamu akan mengetahuinya. Dan Tuhanmu tiada lalai dari apa yang kamu kerjakan.\"WAWASAN AL-QURAN 261Tafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan UmatDr. M. Quraish Shihab, M.A.ebook [email protected]
Mahasuci Allah dan segala sifat yang mereka sifatkankepada-Nya, kecuali (dari) hamba-hamba Allah yangterpilih (QS Ash-Shaffat [37]: 159-160).Teramati bahwa semua makhluk --kecuali nabi-nabi tertentu--selalu menyertakan pujian mereka kepada Allah denganmenyucikan-Nya dari segala kekurangan.Dan para malaikat menyucikan sambil memuji Tuhanmereka (QS Asy-Syura [42]: 5).Guntur menyucikan (Tuhan) sambil memuji-Nya (QSAr-Ra'd [13]: 13).Dan tidak ada sesuatu pun kecuali bertasbih(menyucikan Allah) sambil memuji-Nya (QS Al-Isra'[17]: 44).Semua itu menunjukkan bahwa makhluk tidak dapat mengetahuidengan baik dan benar betapa kesempurnaan dan keterpujianAllah Swt. Itu sebabnya mereka --sebelum memuji-Nya--bertasbih terlebih dahulu dalam arti menyucikan-Nya. Jangansampai pujian yang mereka ucapkan tidak sesuai dengankebesaran-Nya. Bertitik tolak dari uraian mengenaikesempurnaan Allah, tidak heran kalau Al-Quran memerintahkanmanusia untuk berserah diri kepada-Nya, karena segala yangbersumber dari-Nya adalah baik, benar, indah, dan sempurna.Tidak sedikit ayat Al-Quran yang memerintahkan manusia untukmenjadikan Allah sebagai \"wakil\". Misalnya firman-Nya dalam QSAl-Muzzammil (73): 9:(Dialah) Tuhan masyrik dan maghrib, tiada Tuhanmelainkan Dia, maka jadikanlah Allah sebagai wakil(pelindung).Kata \"wakil\" bisa diterjemahkan sebagai \"pelindung\". Katatersebut pada hakikatnya terambil dari kata \"wakala-yakilu\"yang berarti mewakilkan.WAWASAN AL-QURAN 262Tafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan UmatDr. M. Quraish Shihab, M.A.ebook [email protected]
Apabila seseorang mewakilkan kepada orang lain (untuk suatupersoalan), maka ia telah menjadikan orang yang mewakilisebagai dirinya sendiri dalam menangani persoalan tersebut,sehingga sang wakil melaksanakan apa yang dikehendaki olehorang yang menyerahkan perwakilan kepadanya.Menjadikan Allah sebagai wakil sesuai dengan makna yangdisebutkan di atas berarti menyerahkan segala persoalankepada-Nya. Dialah yang berkehendak dan bertindak sesuaidengan kehendak manusia yang menyerahkan perwakilan itukepada-Nya.Makna seperti itu dapat menimbulkan kesalahpahaman jika tidakdijelaskan lebih jauh. Pertama sekali harus diingat bahwakeyakinan tentang Keesaan Allah antara lain berarti bahwaperbuatan-Nya esa, sehingga tidak dapat disamakan denganperbuatan manusia, walaupun penamaannya sama. Sebagai contoh,Allah Maha Pengasih (Rahim) dan Maha Pemurah (Karim). Keduasifat ini dapat pula dinisbahkan kepada manusia, namun hakikatdan kapasitas rahmat dan kemurahan Tuhan tidak dapat disamakandengan apa yang dimiliki manusia, karena mempersamakan hal ituakan berakibat gugurnya makna keesaan.Allah Swt., yang kepada-Nya diwakilkan segala persoalan adalahYang Mahakuasa, Maha Mengetahui, Mahabijaksana dan semua mahayang mengandung pujian. Manusia sebaliknya, memilikiketerbatasan pada segala hal. Jika demikian \"perwakilan\"-Nyapun berbeda dengan perwakilan manusia.Benar bahwa wakil diharapkan dan dituntut untuk memenuhikehendak yang mewakilkan. Namun, karena dalam perwakilanmanusia sering terjadi kedudukan maupun pengetahuan orang yangmewakilkan lebih tinggi daripada sang wakil, dapat saja orangyang mewakilkan tidak menyetujui atau membatalkan tindakansang waki1 atau menarik kembali perwakilannya, bila ia merasa--berdasarkan pengetahuan dan keinginannya-- tindakan sangwakil merugikan. Jika seseorang menjadikan Allah sebagaiwakil, hal serupa tidak akan terjadi, karena sejak semula iaWAWASAN AL-QURAN 263Tafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan UmatDr. M. Quraish Shihab, M.A.ebook [email protected]
telah menyadari keterbatasan dirinya, dan menyadari pulaKemahamutlakan Allah Swt. Oleh karena itu, ia akan menerimanyadengan sepenuh hati, baik mengetahui maupun tidak hikmah suatuperbuatan Tuhan. Allah mengetahui dan kamu sekalian tidak mengetahui (QS Al-Baqarah: 216). Dan tidak wajar bagi lelaki Mukmin, tidak pula bagi wanita Mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka (QS Al-Ahzab [33]: 36).Demikian salah satu perbedaan antara perwakilan manusia kepadaTuhan dengan perwakilan manusia kepada selain-Nya.Perbedaan kedua adalah dalam keterlibatan orang yangmewakilkan.Jika Anda mewakilkan orang lain untuk melaksanakan sesuatu,Anda telah menugaskannya untuk melaksanakan ha1 tertentu. Andatidak perlu melibatkan diri, karena hal itu telah dikerjakanoleh sang wakil.Ketika menjadikan Allah Swt. sebagai wakil, manusia dituntutuntuk melakukan sesuatu yang berada dalam batas kemampuannya.Perintah bertawakal kepada Allah --atau perintahmenjadikan-Nya sebagai wakil-- terulang dalam bentuk tunggal(tawakkal) sebanyak sembilan kali, dan dalam bentuk jamak(tawakkalu) sebanyak dua kali. Semuanya didahului olehperintah melakukan sesuatu, lantas disusul dengan perintahbertawakal. perhatikan misalnya Al-Quran surat Al-Anfal ayat61: Dan jika mereka condong kepada perdamaian, condonglah kepadanya, dan bertawakallah kepada Allah.WAWASAN AL-QURAN 264Tafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan UmatDr. M. Quraish Shihab, M.A.ebook [email protected]
Yang lebih jelas lagi adalah dalam Al-Quran surat Al-MaidahSerbulah mereka melalui pintu gerbang (kota); apabilakamu memasukinya, niscaya kamu akan menang, dan hanyakepada Allah hendaknya kamu bertawakal jika kamubenar-benar orang yang beriman.Jika Anda telah merasa yakin terhadap kesempurnaan Allah, dansegala yang dilakukan-Nya adalah baik serta terpuji, Anda punharus percaya bahwa:Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allah,dan apa saja bencana yang menimpamu, itu dan(kesalahan) dirimu sendiri (QS An-Nisa' [4]: 79).Al-Quran memberi contoh bagaimana seharusnya seorang Muslimmengekspresikan keyakinan itu dalam ucapan-ucapannya.Perhatikan pengajaran Allah dalam Al-Quran surat Al-Fatihah:Jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahi nikmat,bukan jalan orang yang dimurkai, dan bukan (jalan)mereka yang sesat (QS Al-Fatihah [1]: 7).Di sini, petunjuk jalan menuju kebaikan dinyatakan bersumberdari Allah yang memberi nikmat. Perhatikan redaksi ayat diatas \"yang telah Engkau anugerahi nikmat\". Tetapi, ketikaberbicara tentang jalan orang-orang sesat dan yang akanmendapat murka, tidak dinyatakan \"jalan orang-orang yangEngkau murkai,\" tetapi \"yang dimurkai,\" karena murka dapatmengandung makna negatif, sehingga tidak wajar disandar kepadaAllah.Perhatikan juga ucapan Nabi Ibrahim a.s.:Dan apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkanku (QSAsy-Syu'ara' [26]: 80).Karena penyakit merupakan sesuatu yang buruk, tidak dinyatakanWAWASAN AL-QURAN 265Tafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan UmatDr. M. Quraish Shihab, M.A.ebook [email protected]
bahwa ia berasal dari Tuhan, tetapi, apabila aku sakitkesembuhan yang merupakan sesuatu yang terpuji, dinyatakanbahwa \"Dia (Allah) yang menyembuhkan\".Sekali lagi, bacalah firman Allah dalam surat Al-Kahf yangmengisahkan perjalanan Nabi Musa a.s. bersama seorang hambapilihan Allah (Khidir a.s.).Ketika sang hamba Allah itu membocorkan perahu, dia berucap\"Aku ingin merusaknya\" (ayat 79), ini disebabkan karenapembocoran perahu tampak sebagai sesuatu yang buruk. Tetapiketika ia membangun kembali tembok yang hampir rubuh, kalimatyang digunakan adalah \"Maka Tuhanmu menghendaki\" (ayat 82),karena di sana amat jelas sisi positif pembangunan itu. KetikaKhidhir membunuh seorang bocah dengan maksud agar Tuhanmenggantikan dengan bocah yang lebih baik, redaksi yangdigunakannya adalah \"Maka kami berkehendak\" (ayat 81).Kehendaknya adalah pembunuhan, dan kehendak Tuhan adalahpenggantian anak dengan yang lebih baik.b. Akhlak terhadap sesama manusiaBanyak sekali rincian yang dikemukakan Al-Quran berkaitandengan perlakuan terhadap sesama manusia. Petunjuk mengenaihal ini bukan hanya dalam bentuk larangan melakukan hal-halnegatif seperti membunuh, menyakiti badan, atau mengambilharta tanpa alasan yang benar, melainkan juga sampai kepadamenyakiti hati dengan jalan menceritakan aib seseorang dibelakangnya, tidak peduli aib itu benar atau salah, walaupunsambil memberikan materi kepada yang disakiti hatinya itu.Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baikdaripada sedekah yang disertai dengan sesuatu yangmenyakitkan (perasaan si penerima) (QS Al-Baqarah[2]: 263).Di sisi lain Al-Quran menekankan bahwa setiap orang hendaknyadidudukkan secara wajar. Nabi Muhammad Saw. --misalnya--dinyatakan sebagai manusia seperti manusia yang lain, namunWAWASAN AL-QURAN 266Tafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan UmatDr. M. Quraish Shihab, M.A.ebook [email protected]
dinyatakan pula bahwa beliau adalah Rasul yang memperolehwahyu dari Allah. Atas dasar itulah beliau berhak memperolehpenghormatan melebihi manusia 1ain. Karena itu, Al-Quranberpesan kepada orang-orang Mukmin:Jangan meninggikan suaramu lebih dari suara Nabi(saat berdialog), dan jangan pula mengeraskan suaramu(di hadapannya saat beliau diam) sebagaimana(kerasnya) suara sebagian kamu terhadap sebagian yanglain... (QS Al-Hujurat [49]: 2).Janganlah kamu jadikan panggilan (nama) Rasul diantara kamu, seperti panggilan sebagian kamu kepadasebagian (yang lain) (QS An-Nur [24]: 63).Petunjuk ini berlaku kepada setiap orang yang harus dihormati.Al-Quran juga menekankan perlunya privasi (kekuasaan ataukebebasan pribadi).Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasukirumah yang bukan rumahmu sebelum kamu meminta izindan memberi salam kepada penghuninya (QS An-Nur [24]:27).Hai orang-orang yang beriman, hendaklah budak-budaklelaki dan wanita yang kamu miliki, dan orang-orangyang belum balig di antara kamu meminta izin kepadakamu tiga kali (yaitu waktu) sebelum shalat subuh,ketika kamu menanggalkan pakaian (luar)-mu di tengahhari, dan sesudah shalat isya ... (QS An-Nur [24):58).Salam yang diucapkan itu wajib dijawab dengan salam yangserupa, bahkan juga dianjurkan agar dijawab dengan salam yanglebih baik (QS An-Nisa' [4]: 86).Setiap ucapan haruslah ucapan yang baik, Al-Quranmemerintahkan, 267WAWASAN AL-QURANTafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan UmatDr. M. Quraish Shihab, M.A.ebook [email protected]
Ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia (QSA1-Baqarah [2]: 83).Bahkan lebih tepat jika kita berbicara sesuai dengan keadaandan kedudukan mitra bicara, serta harus berisi perkataan yangbenar,Dan katakanlah perkataan yang benar (QS Al-Ahzab[33]: 70).Tidak wajar seseorang mengucilkan seseorang atau kelompok1ain, tidak wajar pula berprasangka buruk tanpa alasan, ataumenceritakan keburukan seseorang, dan menyapa ataumemanggilnya dengan sebutan buruk (baca Al-Hujurat [49]:11-12) .Yang melakukan kesalahan hendaknya dimaafkan. Pemaafan inihendaknya disertai dengan kesadaran bahwa yang memaafkanberpotensi pula melakukan kesalahan. Karena itu, ketikaMisthah --seorang yang selalu dibantu oleh Abu Bakar r.a.--menyebarkan berita palsu tentang Aisyah, putrinya, Abu Bakardan banyak orang lain bersumpah untuk tidak lagi membantuMisthah. Tetapi Al-Quran turun menyatakan:Janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dankelapangan di antara kamu bersumpah bahwa merekatidak akan memberi bantuan kepada kaum kerabat(-nya),orang-orang miskin dan orang-orang yang berhijrahdijalan Allah, dan hendaklah mereka memaafkan, sertaberlapang dada. Apakah kamu tidak ingin Allahmengampuni kamu? Allah Maha Pengampun lagi MahaPenyayang (QS An-Nur [24]: 22).Sebagian dari ciri orang bertakwa dijelaskan dalam Quran suratAli Imran (3): 134, yaitu: Maksudnya mereka mampu menahan amarahnya, dan 268 memaafkan, (bahkan) berbuat baik (terhadap merekaWAWASAN AL-QURANTafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan UmatDr. M. Quraish Shihab, M.A.ebook [email protected]
yang pernah melakukan kesalahan terhadapnya),sesungguhnya Allah senang terhadap orang yang berbuatbaik.Di dunia Barat, sering dinyatakan, bahwa \"Anda boleh melakukanperbuatan apa pun selama tidak bertentangan dengan hak oranglain\", tetapi dalam Al-Quran ditemukan anjuran, \"Andahendaknya mendahulukan kepentingan orang lain daripadakepentingan Anda sendiri.\"Mereka mengutamakan orang lain daripada diri merekasendiri, walaupun mereka amat membutuhkan (QSAl-Hasyr [59]: 9).Jika ada orang yang digelari gentleman --yakni yang memilikiharga diri, berucap benar, dan bersikap lemah lembut {terutamakepada wanita)-- seorang Muslim yang mengikutipetunjuk-petunjuk akhlak Al-Quran tidak hanya pantas bergelardemikian, melainkan lebih dari itu, dan orang demikian dalambahasa Al-Quran disebut al-muhsin.c. Akhlak terhadap lingkunganYang dimaksud lingkungan di sini adalah segala sesuatu yangberada di sekitar manusia, baik binatang, tumbuh-tumbuhan,maupun benda-benda tak bernyawa.Pada dasarnya, akhlak yang diajarkan Al-Quran terhadaplingkungan bersumber dari fungsi manusia sebagai khalifah.Kekhalifahan menuntut adanya interaksi antara manusia dengansesamanya dan manusia terhadap alam. Kekhalifahan mengandungarti pengayoman, pemeliharaan, serta pembimbingan, agar setiapmakhluk mencapai tujuan penciptaannya.Dalam pandangan akhlak Islam, seseorang tidak dibenarkanmengambil buah sebelum matang, atau memetik bunga sebelummekar, karena hal ini berarti tidak memberi kesempatan kepadamakhluk untuk mencapai tujuan penciptaannya.WAWASAN AL-QURAN 269Tafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan UmatDr. M. Quraish Shihab, M.A.ebook [email protected]
Ini berarti manusia dituntut untuk mampu menghormatiproses-proses yang sedang berjalan, dan terhadap semua prosesyang sedang terjadi. Yang demikian mengantarkan manusiabertanggung jawab, sehingga ia tidak melakukan perusakan,bahkan dengan kata lain, \"Setiap perusakan terhadap lingkunganharus dinilai sebagai perusakan pada diri manusia sendiri.\"Binatang, tumbuhan, dan benda-benda tak bernyawa semuanyadiciptakan oleh Allah Swt. dan menjadi milik-Nya, serta semuamemiliki ketergantungan kepada-Nya. Keyakinan ini mengantarkansang Muslim untuk menyadari bahwa semuanya adalah \"umat\" Tuhanyang harus diperlakukan secara wajar dan baik.Karena itu dalam Al-Quran surat Al-An'am (6): 38 ditegaskanbahwa binatang melata dan burung-burung pun adalah umatseperti manusia juga, sehingga semuanya --seperti ditulisAl-Qurthubi (W. 671 H) di dalam tafsirnya-- \"Tidak bolehdiperlakukan secara aniaya.\"Jangankan dalam masa damai, dalam saat peperangan pun terdapatpetunjuk Al-Quran yang melarang melakukan penganiayaan.Jangankan terhadap manusia dan binatang, bahkan mencabut ataumenebang pepohonan pun terlarang, kecuali kalau terpaksa,tetapi itu pun harus seizin Allah, dalam arti harus sejalandengan tujuan-tujuan penciptaan dan demi kemaslahatanterbesar.Apa saja yang kamu tebang dari pohon (kurma) ataukamu biarkan tumbuh, berdiri di atas pokoknya, makaitu semua adalah atas izin Allah ... (QS Al-Hasyr[59]: 5).Bahwa semuanya adalah milik Allah, mengantarkan manusia kepadakesadaran bahwa apa pun yang berada di dalam genggamantangannya, tidak lain kecuali amanat yang harusdipertanggungjawabkan. \"Setiap jengkal tanah yang terhampar dibumi, setiap angin sepoi yang berhembus di udara, dan setiaptetes hujan yang tercurah dari langit akan dimintakanWAWASAN AL-QURAN 270Tafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan UmatDr. M. Quraish Shihab, M.A.ebook [email protected]
pertanggungjawaban manusia menyangkut pemeliharaan danpemanfatannya\", demikian kandungan penjelasan Nabi Saw.tentang firman-Nya dalam Al-Quran surat At-Takatsur (102): 8yang berbunyi, \"Kamu sekalian pasti akan diminta untukmempertanggungjawabkan nikmat (yang kamu peroleh).\" Dengandemikian bukan saja dituntut agar tidak alpa dan angkuhterhadap sumber daya yang dimilikinya, melainkan juga dituntutuntuk memperhatikan apa yang sebenarnya dikehendaki olehPemilik (Tuhan) menyangkut apa yang berada di sekitar manusia.Kami tidak menciptakan langit dan bumi serta yangberada di antara keduanya, kecuali dengan (tujuan)yang hak dan pada waktu yang ditentukan (QS Al-Ahqaf[46]: 3).Pernyataan Tuhan ini mengundang seluruh manusia untuk tidakhanya memikirkan kepentingan diri sendiri, kelompok, ataubangsa, dan jenisnya saja, melainkan juga harus berpikir danbersikap demi kemaslahatan semua pihak. Ia tidak bolehbersikap sebagai penakluk alam atau berlaku sewenang-wenangterhadapnya. Memang, istilah penaklukan alam tidak dikenaldalam ajaran Islam. Istilah itu muncul dari pandangan mitosYunani yang beranggapan bahwa benda-benda alam merupakandewa-dewa yang memusuhi manusia sehingga harus ditaklukkan.Yang menundukkan alam menurut Al-Quran adalah Allah. Manusiatidak sedikit pun mempunyai kemampuan kecuali berkat kemampuanyang dianugerahkan Tuhan kepadanya.Mahasuci Allah yang menjadikan (binatang) ini mudahbagi kami, sedangkan kami sendiri tidak mempunyaikemampuan untuk itu (QS Az-Zukhruf [43]: 13)Jika demikian, manusia tidak mencari kemenangan, tetapikeselarasan dengan alam. Keduanya tunduk kepada Allah,sehingga mereka harus dapat bersahabat.Al-Quran menekankan agar umat Islam meneladani Nabi MuhammadSaw. yang membawa rahmat untuk seluruh alam (segala sesuatu).WAWASAN AL-QURAN 271Tafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan UmatDr. M. Quraish Shihab, M.A.ebook [email protected]
Untuk menyebarkan rahmat itu, Nabi Muhammad Saw. bahkanmemberi nama semua yang menjadi milik pribadinya, sekalipunbenda-benda itu tak bernyawa. \"Nama\" memberikan kesan adanyakepribadian, sedangkan kesan itu mengantarkan kepada kesadaranuntuk bersahabat dengan pemilik nama.Sebelum Eropa mengenal Organisasi Pencinta Binatang NabiMuhammad Saw. telah mengajarkan,Bertakwalah kepada Allah dalam perlakuanmu terhadapbinatang, kendarailah, dan beri makanlah dengan baik.Di samping prinsip kekhalifahan yang disebutkan di atas, masihada lagi prinsip taskhir, yang berarti penundukan. Namun dapatjuga berarti \"perendahan\". Firman Allah yang menggunakan akarkata itu dalam Al-Quran surat Al-Hujurat ayat 11 adalahJanganlah ada satu kaum yang merendahkan kaum yanglain.Dan Dia (Allah) menundukkan untuk kamu; semua yangada di langit dan di bumi semuanya (sebagai rahmat)dari-Nya (QS Al-Jatsiyah [45]: 13).Ini berarti bahwa alam raya telah ditundukkan Allah untukmanusia. Manusia dapat memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya.Namun pada saat yang sama, manusia tidak boleh tunduk danmerendahkan diri kepada segala sesuatu yang telah direndahkanAllah untuknya, berapa pun harga benda-benda itu. Ia tidakboleh diperbudak oleh benda-benda itu. Ia tidak bolehdiperbudak oleh benda-benda sehingga mengorbankankepentingannya sendiri. Manusia dalam hal ini dituntut untukselalu mengingat-ingat, bahwa ia boleh meraih apa pun asalkanyang diraihnya serta cara meraihnya tidak mengorbankankepentingannya di akhirat kelak. ***Akhirnya kita dapat mengakhiri uraian ini dengan menyatakanWAWASAN AL-QURAN 272Tafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan UmatDr. M. Quraish Shihab, M.A.ebook [email protected]
bahwa keberagamaan seseorang diukur dari akhlaknya. Nabibersabda, Agama adalah hubungan interaksi yang baik.Beliau juga bersabda: Tidak ada sesuatu yang lebih berat dalam timbangan (amal) seorang mukmin pada hari kiamat, melebihi akhlak yang luhur (Diriwayatkan oleh At-Tirmidzi).[] BAB III Manusia dan Masyarakat1. MANUSIADalam bukunya, Man the Unknown, Dr. A. Carrel menjelaskantentang kesukaran yang dihadapi untuk mengetahui hakikatmanusia. Dia mengatakan bahwa pengetahuan tentangmakhluk-makhluk hidup secara umum dan manusia khususnya belumlagi mencapai kemajuan seperti yang telah dicapai dalam bidangilmu pengetahuan lainnya. Selanj utnya ia menulis: Sebenarnya manusia telah mencurahkan perhatian dan usaha yang sangat besar untuk mengetahui dirinya, kendatipun kita memiliki perbendaharaan yang cukup banyak dari hasil penelitian para ilmuwan, filosof, sastrawan, dan para ahli di bidang keruhanian sepanjang masa ini. Tapi kita (manusia) hanya mampu mengetahui beberapa segi tertentu dari diri kita. Kita tidak mengetahui manusia secara utuh. Yang kita ketahui hanyalah bahwa manusia terdiri dari bagian-bagian tertentu, dan ini pun pada hakikatnya dibagi lagi menurut tata cara kita sendiri. Pada hakikatnya, kebanyakan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh mereka yang mempelajari manusia --kepada diri mereka-- hingga kini masih tetap tanpa jawaban.WAWASAN AL-QURAN 273Tafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan UmatDr. M. Quraish Shihab, M.A.ebook [email protected]
Keterbatasan pengetahuan manusia tentang dirinya itudisebabkan oleh:1. Pembahasan tentang masalah manusia terlambat dilakukan, karena pada mulanya perhatian manusia hanya tertuju pada penyelidikan tentang alam materi. Pada zaman primitif, nenek moyang kita disibukkan untuk menundukkan atau menjinakkan alam sekitarnya, seperti upaya membuat senjata-senjata melawan binatang-binatang buas, penemuan api, pertanian, peternakan, dan sebagainya sehingga mereka tidak mempunyai waktu luang untuk memikirkan diri mereka sebagai manusia. Demikian pula halnya Pada Zaman Kebangkitan (Renaisans) ketika para ahli digiurkan oleh penemuan-penemuan baru mereka yang disamping menghasilkan keuntungan material, juga menyenangkan publik secara umum karena penemuan-penemuan tersebut mempermudah dan memperindah kehidupan ini.2. Ciri khas akal manusia yang lebih cenderung memikirkan hal-hal yang tidak kompleks. Ini disebabkan oleh sifat aka1 kita seperti yang dinyatakan oleh Bergson tidak mampu mengetahui hakikat hidup.3. Multikompleksnya masalah manusia.Dari penjelasan di atas, agamawan dapat berkomentar, bahwapengetahuan tentang manusia demikian itu disebabkan karenamanusia adalah satu-satunya makhluk yang dalam unsurpenciptaannya terdapat ruh Ilahi sedang manusia tidak diberipengetahuan tentang ruh, kecuali sedikit (QS Al-Isra' [17]:85).Jika apa yang dikemukakan oleh A. Carrel itu diterima, makasatu-satunya jalan untuk mengenal dengan baik siapa manusia,adalah merujuk kepada wahyu Ilahi, agar kita dapat menemukanjawabannya.Untuk maksud tersebut tentu tidak cukup dengan hanya merujukWAWASAN AL-QURAN 274Tafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan UmatDr. M. Quraish Shihab, M.A.ebook [email protected]
kepada satu dua ayat, tetapi seharusnya merujuk kepada semuaayat Al-Quran (atau paling tidak ayat-ayat pokok) yangberbicara tentang masalah yang dibahas, dengan mempelajarikonteksnya masing-masing, dan mencari penguat-penguatnya baikdari penjelasan Rasul, maupun hakikat-hakikat ilmiah yangtelah mapan. Cara ini dikenal dalam disiplin ilmu Al-Qurandengan metode maudhu'i (tematis).Istilah Manusia dalam Al-QuranAda tiga kata yang digunakan Al-Quran untuk menunjuk kepadamanusia.l. Menggunakan kata yang terdiri dari huruf alif, nun, dan sin, semacam insan, ins, nas, atau unas.2. Menggunakan kata basyar.3. Menggunakan kata Bani Adam, dan zuriyat Adam.Uraian ini akan mengarahkan pandangan secara khusus kepadakata basyar dan kata insan.Kata basyar terambil dari akar kata yang pada mulanya berartipenampakan sesuatu dengan baik dan indah. Dari akar kata yangsama lahir kata basyarah yang berarti kulit. Manusia dinamaibasyar karena kulitnya tampak jelas, dan berbeda dengan kulitbinatang yang lain.Al-Quran menggunakan kata ini sebanyak 36 kali dalam bentuktunggal dan sekali dalam bentuk mutsanna (dual) untuk menunjukmanusia dari sudut lahiriahnya serta persamaannya denganmanusia seluruhnya. Karena itu Nabi Muhammad Saw.diperintahkan untuk menyampaikan bahwa,Aku adalah basyar (manusia) seperti kamu yang diberiwahyu (QS Al-Kahf [18]: 110).Dari sisi lain diamati bahwa banyak ayat-ayat Al-Quran yangWAWASAN AL-QURAN 275Tafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan UmatDr. M. Quraish Shihab, M.A.ebook [email protected]
menggunakan kata basyar yang mengisyaratkan bahwa proseskejadian manusia sebagai basyar, melalui tahap-tahap sehinggamencapai tahap kedewasaan.Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya (Allah)menciptakan kamu dari tanah, kemudian ketika kamumenjadi basyar kamu bertebaran (QS Al-Rum [30]: 20).Bertebaran di sini bisa diartikan berkembang biak akibathubungan seks atau bertebaran mencari rezeki. Kedua hal initidak dilakukan oleh manusia kecuali oleh orang yang memilikikedewasaan dan tanggung jawab. Karena itu pula Maryam a.s.mengungkapkan keheranannya dapat memperoleh anak, padahal diabelum pernah disentuh oleh basyar (manusia dewasa yang mampuberhubungan seks) (QS Ali 'Imran [3]: 47). Kata basyiruhunnayang digunakan oleh Al-Quran sebanyak dua kali (QS Al-Baqarah[2]: 187), juga diartikan dengan hubungan seks.Demikian terlihat basyar dikaitkan dengan kedewasaan dalamkehidupan manusia, yang menjadikannya mampu memikul tanggungjawab. Dan karena itu pula, tugas kekhalifahan dibebankankepada basyar {perhatikan QS Al-Hijr 115): 28 yang menggunakankata basyar), dan QS Al-Baqarah (2): 30 yang menggunakan katakhalifah, yang keduanya mengandung pemberitaan Allah kepadamalaikat tentang manusia.Kata insan terambil dari akar kata uns yang berarti jinak,harmonis, dan tampak. Pendapat ini, jika ditinjau dari sudutpandang Al-Quran lebih tepat dari yang berpendapat bahwa iaterambil dan kata nasiya (lupa), atau nasa-yanusu(berguncang).Kitab Suci Al-Quran --seperti tulis Bint Al-Syathi' dalamAl-Quran wa Qadhaya Al-Insan-- seringkali memperhadapkan insandengan jin/jan. Jin adalah makhluk halus yang tidak tampak,sedangkan manusia adalah makhluk yang nyata lagi ramah.Kata insan, digunakan Al-Quran untuk menunjuk kepada manusiadengan seluruh totalitasnya, jiwa dan raga. Manusia yangWAWASAN AL-QURAN 276Tafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan UmatDr. M. Quraish Shihab, M.A.ebook [email protected]
berbeda antara seseorang dengan yang lain, akibat perbedaanfisik, mental, dan kecerdasan.Produksi dan Reproduksi ManusiaAl-Quran menguraikan produksi dan reproduksi manusia. Ketikaberbicara tentang penciptaan manusia pertama, Al-Quranmenunjuk kepada sang Pencipta dengan menggunakan penggantinama berbentuk tunggal: Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dan tanah (QS Shad [38]: 71). Apa yang menghalangi kamu (iblis) sujud kepada apa yang Aku ciptakan dengan kedua tangan-Ku? (0S Shad [38]: 75).Tetapi ketika berbicara tentang reproduksi manusia secaraumum, Yang Maha Pencipta ditunjuk dengan menggunakan bentukjamak. Demikian kesimpulan kita kalau membaca surat At-Tinayat 4: Sesungguhnya Kami telah menjadikan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.Ha1 itu untuk menunjukkan perbedaan proses kejadian manusiasecara umum dan proses kejadian Adam a.s. Penciptaan manusiasecara umum, melalui proses keterlibatan Tuhan bersamaselain-Nya, yaitu ibu dan bapak. Keterlibatan ibu dan bapakmempunyai pengaruh menyangkut bentuk fisik dan psikis anak,sedangkan dalam penciptaan Adam, tidak terdapat keterlibatanpihak lain termasuk ibu dan bapak.Al-Quran tidak menguraikan secara rinci proses kejadian Adam,yang oleh mayoritas ulama dinamai manusia pertama. Yangdisampaikannya dalam konteks ini hanya: a. Bahan awal manusia adalah tanah.WAWASAN AL-QURAN 277Tafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan UmatDr. M. Quraish Shihab, M.A.ebook [email protected]
b. Bahan tersebut disempurnakan.c. Setelah proses penyempurnaannya selesai, ditiupkan kepadanya ruh Ilahi (QS Al-Hijr [15]: 28-29; Shad [38]: 71-72).Apa dan bagaimana penyempurnaan itu, tidak disinggung olehAl-Quran. Dari sini, terdapat sekian banyak cendekiawan danulama Islam, jauh sebelum Darwin yang melakukan penyelidikandan analisis sehingga berkesimpulan bahwa manusia diciptakanmelalui fase atau evolusi tertentu, dan bahwa adatingkat-tingkat tertentu menyangkut ciptaan Allah. Nama-namaseperti Al-Farabi (783-950 M), Ibnu Miskawaih (Wafat 1030 M),Muhammad bin Syakir Al-Kutubi (1287- 1363 M), Ibnu Khaldun(1332-1406 M) dapat disebut sebagai tokoh-tokoh paham evolusisebelum lahirnya teori evolusi Darwin (1804-1872 M). Perluditambahkan bahwa kesimpulan ulama-ulama tersebut tidaksepenuhnya sama dalam rincian teori evolusi yang dirumuskanoleh Darwin.Dari sini pula dapat dimengerti uraian pakar tafsir SyaikhMuhammad Abduh yang menyatakan bahwa seandainya teori Darwintentang proses penciptaan manusia dapat dibuktikankebenarannya secara ilmiah, maka tidak ada alasan dariAl-Quran untuk menolaknya. Al-Quran hanya menguraikan prosespertama, pertengahan, dan akhir. Apa yang terjadi antaraproses pertama dan pertengahan, serta antara pertengahan danakhir, tidak dijelaskannyaAbbas Al-Aqad, seorang ilmuwan dan ulama Mesir kontemporer,dalam bukunya Al-Insan fi Al-Quran (Manusia dalam Al-Quran)mempersilakan setiap Muslim, untuk --menerima atau menolakteori itu-- berdasarkan penelitian ilmiah, tanpa melibatkanAl-Quran sedikit pun, karena Al-Quran tidak berbicara secararinci tentang proses kejadian manusia pertama.Potensi ManusiaYang banyak dibicarakan oleh Al-Quran tentang manusia adalahWAWASAN AL-QURAN 278Tafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan UmatDr. M. Quraish Shihab, M.A.ebook [email protected]
sifat-sifat dan potensinya. Dalam hal ini, ditemukan sekianayat yang memuji dan memuliakan manusia, seperti pernyataantentang terciptanya manusia dalam bentuk dan keadaan yangsebaik-baiknya (QS Al-Tin [95]: 5), dan penegasan tentangdimuliakannya makhluk ini dibanding dengan kebanyakanmakhluk-makhluk Allah yang lain (QS Al-Isra' [17]: 70) Tetapi,di samping itu sering pula manusia mendapat celaan Tuhankarena ia amat aniaya dan mengingkari nikmat (QS Ibrahlm [14]:34), sangat banyak membantah (QS Al-Kahf [18]: 54), danbersifat keluh kesah lagi kikir (QS Al-Ma'arij [70]: l9), danmasih banyak lagi lainnya.Ini bukan berarti bahwa ayat-ayat Al-Quran bertentangan satudengan lainnya, akan tetapi ayat-ayat tersebut menunjukkanbeberapa kelemahan manusia yang harus dihindarinya. Disampingmenunjukkan bahwa makhluk ini mempunyai potensi (kesediaan)untuk menempati tempat tertinggi sehingga ia terpuji, atauberada di tempat yang rendah sehingga ia tercela.Seperti dikemukakan di atas, Al-Quran menjelaskan bahwamanusia diciptakan dari tanah dan setelah sempurna kejadiannyadihembuskanlah kepadanya Ruh Ilahi (QS Shad [38]: 71-72) .Dari sini jelas bahwa manusia merupakan kesatuan dua unsurpokok, yang tidak dapat dipisahkan karena bila dipisahkan makaia bukan manusia lagi. Sebagaimana halnya air yang merupakanperpaduan antara oksigen dan hidrogen dalam kadar-kadartertentu. Bila kadar oksigen dan hidrogennya dipisahkan, makaia tidak akan menjadi air lagi.Potensi manusia dijelaskan oleh Al-Quran antara lain melaluikisah Adam dan Hawa (QS Al-Baqarah [2]: 30-39).Dalam ayat itu dijelaskan bahwa sebelum kejadian Adam, Allahtelah merencanakan agar manusia memikul tanggung jawabkekhalifahan di bumi. Untuk maksud tersebut di samping tanah(jasmani) dan Ruh Ilahi (akal dan ruhani), makhluk inidianugerahi pula:WAWASAN AL-QURAN 279Tafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan UmatDr. M. Quraish Shihab, M.A.ebook [email protected]
a. Potensi untuk mengetahui nama dan fungsi benda-benda alam.Dari sini dapat ditarik kesimpulan bahwa manusia adalahmakhluk yang berkemampuan untuk menyusun konsep-konsep,mencipta, mengembangkan, dan mengemukakan gagasan, sertamelaksanakannya. Potensi ini adalah bukti yang membungkamkanmalaikat, yang tadinya merasa wajar untuk dijadikan khalifahdi bumi, dan karenanya mereka bersedia sujud kepada Adam.b. pengalaman hidup di surga, baik yang berkaitan dengan kecukupan dan kenikmatannya, maupun rayuan Iblis dan akibat buruknya.Pengalaman di surga adalah arah yang harus dituju dalammembangun dunia ini, kecukupan sandang, pangan, dan papan,serta rasa aman terpenuhi (QS Thaha [20]: 116-ll9), sekaligusarah terakhir bagi kehidupannya di akhirat kelak. Sedangkangodaan Iblis, dengan akibat yang sangat fatal itu, adalahpengalaman yang amat berharga dalam menghadapi rayuan Iblis didunia, sekaligus peringatan bahwa jangankan yang belum masuk,yang sudah masuk ke surga pun, bila mengikuti rayuannya akanterusir.c.Petunjuk-petunjuk keagamaan.Masih banyak ayat-ayat lain yang dapat dikemukakan tentangsifat dan potensi manusia serta arah yang harus ia tuju.Dari kitab suci Al-Quran dan hadis-hadis Nabi Saw. diperolehinformasi serta isyarat-isyarat yang boleh jadi dapatmengungkap sebagian misteri makhluk ini. Namun demikian,pemahaman atau informasi dan isyarat tersebut tidak dapatdilepaskan dari subjektivitas manusia, sehingga ia tetapmengandung kemungkinan benar atau salah, seperti halnya yangdikemukakan oleh tulisan ini.Secara tegas Al-Quran mengemukakan bahwa manusia pertamadiciptakan dari tanah dan Ruh Ilahi melalui proses yang tidakdijelaskan rinciannya, sedangkan reproduksi manusia, walaupundikemukakan tahapan-tahapannya, namun tahapan tersebut lebihWAWASAN AL-QURAN 280Tafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan UmatDr. M. Quraish Shihab, M.A.ebook [email protected]
banyak berkaitan dengan unsur tanahnya.Isyarat yang menyangkut unsur immaterial, ditemukan antaralain dalam uraian tentang sifat-sifat manusia, dan dari uraiantentang fithrah, nafs, qalb, dan ruh yang menghiasi makhlukmanusia. Berikut dicoba untuk memahami istilah-istilahtersebut.FithrahDari segi bahasa, kata fithrah terambil dari akar kataal-fathr yang berarti belahan, dan dari makna ini lahirmakna-makna lain antara lain \"penciptaan\" atau \"kejadian\".Konon sahabat Nabi, Ibnu Abbas tidak tahu persis makna katafathir pada ayat-ayat yang berbicara tentang penciptaan langitdan bumi sampai ia mendengar pertengkaran tentan kepemilikansatu sumur. Salah seorang berkata, \"Ana fathar tuhu\". IbnuAbbas memahami kalimat ini dalam arti, \"Saya yang membuatnyapertama kali.\" Dan dari situ Ibnu Abbas memahami bahwa kataini digunakan untuk penciptaan atau kejadian sejak awal.Fithrah manusia adalah kejadiannya sejak semula atau bawaansejak lahirnya.Dalam Al-Quran kata ini dalam berbagai bentuknya terulangsebanyak dua puluh delapan kali, empat belas diantaranya dalamkonteks uraian tentang bumi dan atau langit. Sisanya dalamkonteks penciptaan manusia baik dari sisi pengakuan bahwapenciptanya adalah Allah, maupun dari segi uraian tentangfitrah manusia. Yang terakhir ini ditemukan sekali yaitu padasurat Al-Rum ayat 30:Maka hadapkanlah wajahmu kepada agama, (pilihan) fitrah Allahyang telah menciptakan manusia atas fitrah itu. Tidak adaperubahan pada fitrah Allah. Itulah agama yang lurus, tetapikebanyakan manusia tidak mengetahuinya.Merujuk kepada fitrah yang dikemukakan di atas, dapat ditarikWAWASAN AL-QURAN 281Tafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan UmatDr. M. Quraish Shihab, M.A.ebook [email protected]
kesimpulan bahwa manusia sejak asal kejadiannya, membawapotensi beragama yang lurus, dan dipahami oleh para ulamasebagai tauhid.Selanjutnya dipahami juga, bahwa fitrah adalah bagian dankhalq (penciptaan) Allah.Kalau kita memahami kata la pada ayat tersebut dalam arti\"tidak\", maka ini berarti bahwa seseorang tidak dapatmenghindar dari fitrah itu. Dalam konteks ayat ini, ia berartibahwa fitrah keagamaan akan melekat pada diri manusia untukselama lamanya, walaupun boleh jadi tidak diakui ataudiabaikannya.Tetapi apakah fitrah manusia hanya terbatas pada fitrahkeagamaan? Jelas tidak. Bukan saja karena redaksi ayat initidak dalam bentuk pembatasan tetapi juga karena masih adaayat-ayat lain yang membicarakan tentang penciptann potensimanusia --walaupun tidak menggunakan kata fitrah, sepertimisalnya:Telah dihiaskan kepada manusia kecenderungan hatikepada perempuan (atau lelaki), anak lelaki (dariperempuan), serta harta yang banyak berupa emas,perak, kuda pilihan, binatang ternak dan sawah ladang(QS Ali 'Imran [3]: 14).Karena itu agaknya tepat kesimpulan Muhammad bin Asyur dalamtafsirnya tentang surat Al-Rum (30): 30, yang menyatakanbahwa:Fitrah adalah bentuk dan sistem yang diwujudkan Allahpada setiap makhluk. Fitrah yang berkaitan denganmanusia adalah apa yang diciptakan Allah pada manusiayang berkaitan dengan jasmani dan akalnya (sertaruhnya).Manusia berjalan dengan kakinya adalah fitrah jasadiahnya,sementara menarik kesimpulan melalui premis-premis adalahWAWASAN AL-QURAN 282Tafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan UmatDr. M. Quraish Shihab, M.A.ebook [email protected]
fitrah akliahnya. Senang menerima nikmat dan sedih biladitimpa musibah juga adalah fitrahnya.NafsKata nafs dalam Al-Quran mempunyai aneka makna, sekalidiartikan sebagai totalitas manusia, seperti antara lainmaksud surat Al-Maidah ayat 32, di kali lain ia menunjukkepada apa yang terdapat dalam diri manusia yang menghasilkantingkah laku seperti maksud kandungan firman Allah. Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan satu masyarakat, sehingga mereka mengubah apa yang terdapat dalam diri mereka (QS Al-Ra'd [13]: 11)Kata nafs digunakan juga untuk menunjuk kepada \"diri Tuhaan\"(kalau istilah ini dapat diterima), seperti dalam firman-Nyadalam surat Al-An'am {6): 19: Allah mewajibkan atas diri-Nya menganugerahkan rahmat.Secara umum dapat dikatakan bahwa nafs dalam kontekspembicaraan tentang manusia, menunjuk kepada sisi dalammanusia yang berpotensi baik dan buruk.Dalam pandangan Al-Quran, nafs diciptakan Allah dalam keadaansempurna untuk berfungsi menampung serta mendorong manusiaberbuat kebaikan dar1 keburukan, dan karena itu sisi dalammanusia inilah yang oleh Al-Quran dianjurkan untuk diberiperhatian lebih besar. Demi nafs serta penyempurnaan ciptaan, Allah mengilhamkan kepadanya kefasikan dan ketakwann (QS Al-Syams [91]: 7-8).Mengilhamkan berarti memberi potensi agar manusia melalui nafsdapat menangkap makna baik dan buruk, serta dapat mendorongnyauntuk melakukan kebaikan dan keburukan.WAWASAN AL-QURAN 283Tafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan UmatDr. M. Quraish Shihab, M.A.ebook [email protected]
Di sini antara lain terlihat perbedaan pengertian kata inimenurut Al-Quran dengan terminologi kaum sufi, yang olehAl-Qusyairi dalam risalahnya dinyatakan bahwa, \"Nafs dalampengertian kaum sufi adalah sesuatu yang melahirkan sifattercela dan perilaku buruk.\" Pengertian kaum sufi ini samadengan penjelasan Kamus Besar Bahasa Indonesia, yang antaralain, menjelaskan arti kata nafsu, sebagai \"dorongan hati yangkuat untuk berbuat kurang baik\".Walaupun Al-Quran menegaskan bahwa nafs berpotensi positif dannegatif, namun diperoleh pula isyarat bahwa pada hakikatnyapotensi positif manusia lebih kuat dari potensi negatifnya,hanya saja daya tarik keburukan lebih kuat dari daya tarikkebaikan. Karena itu manusia dituntut agar memelihara kesuciannafs, dan tidak mengotorinya, Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang menyucikannya dan merugilah orang-orang yang mengotorinya (QS Al-Syams [91]: 9-10)Bahwa kecenderungannya kepada kebaikan lebih kuat dipahamidari isyarat beberapa ayat, antara lain firman-Nya: Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Nafs memperoleh ganjaran dan apa yang diusahakannya, dan memperoleh siksa dari apa yang diusahakannya (QS Al-Baqarah [2]: 286)Kata kasabat yang dalam ayat di atas menunjuk kepada usahabaik sehingga memperoleh ganjaran, adalah patron yangdigunakan bahasa Arab untuk menggambarkan pekerjaan yangdilakukan dengan mudah, sedangkan iktasabat adalah patron yangdigunakan untuk menunjuk kepada hal-hal yang sulit lagi berat.Ini --menurut pakar Al-Quran Muhammad Abduh-- mengisyaratkanbahwa nafs pada hakikatnya lebih mudah melakukan hal-hal yangbaik daripada melakukan kejahatan, dan pada gilirannyamengisyaratkan bahwa manusia pada dasarnya diciptakan Allahuntuk melakukan kebaikan.WAWASAN AL-QURAN 284Tafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan UmatDr. M. Quraish Shihab, M.A.ebook [email protected]
Ayat lain yang sejalan dengan isyarat di atas, adalahfirman-NyaWahai manusia! Apa yang memperdayakanmu (berbuat dosa)terhadap Tuhanmu yang telah menciptakan engkau,menyempurnakan kejadianmu, dan menjadikan engkau\"adil\" (seimbang atau cenderung kepada keadilan) (QSAl-Infithar [82): 6-7).Kata \"menjadikan engkau adil\" dipahami oleh sementara pakarseperti Yusuf Ali sebagai kecenderungan berbuat adil. Pendapatini cukup beralasan, karena dengan pemahaman semacam itu,menjadi amat lurus kecaman Allah terhadap manusia yangmendurhakainya.Al-Quran juga mengisyaratkan keanekaragaman nafs sertaperingkat-peringkatnya, secara eksplisit disebutkan tentangan-nafs al-lawamah, ammarah, dan muthmainnah.Di sisi lain ditemukan pula isyarat bahwa nafs merupakanwadah.Firman Allah dalam surat Al-Ra'd (13): 11 yang dikutipdi atas, mengisyaratkan bahwa nafs menampung paling tidakgagasan dan kemauan. Suatu kaum tidak dapat berubah keadaanlahiriahnya, sebelum mereka mengubah lebih dulu apa yang adadalam wadah nafs-nya. Yang ada di sini antara lain adalahgagasan dan kemauan atau tekad untuk berubah. Gagasan yangbenar, yang disertai dengan kemauan satu kelompok masyarakat,dapat mengubah keadaan masyarakat itu. Tetapi gagasan sajatanpa kemauan, atau kemauan saja tanpa gagasan tidak akanmenghasilkan perubahan.Yang terdapat dalam wadah nafs bukan hanya gagasan dan kemauanyang disadari manusia, tetapi juga menampung sekian banyak hallainnya, bahkan boleh jadi ada hal-hal yang sudah hilang dariingatan pemiliknya.Al-Quran mengisyaratkan hal tersebut,Dan jika kamu mengeraskan ucapanmu, maka sesungguh nyaWAWASAN AL-QURAN 285Tafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan UmatDr. M. Quraish Shihab, M.A.ebook [email protected]
Dia mengetahui rahasia dan yang lebih tersembunyi (QS Thaha [20]: 7).Yang lebih tersembunyi dan rahasia adalah yang terdapat dalam\"bawah sadar manusia\", sedangkan yang tersembunyi adalah \"yangdisadari manusia namun dirahasiakannya.\"Khalifah keempat Ali bin Abi Thalib pernah berkata: Tidak seorangpun menyembunyikan sesuatu kecuali tampak pada salah ucapnya atau air mukanya.Apa yang ada dalam nafs dapat juga muncul dalam mimpi, yangoleh Al-Quran pada garis besarnya dibagi dalam dua bagianpokok. Pertamaa dinamainya ru'ya dan kedua dinamainyaadhghatsu ahlam. Yang pertama dipahami sebagai gambaran atausimbol dari peristiwa yang telah, sedang, atau akan dialami,dan yang belum atau tidak terlintas dalam benak yangmemimpikannya. Yang kedua lahir dan keresahan atau perhatianmanusia terhadap sesuatu dan hal-hal yang telah berada dibawah sadarnya.Dalam wadah nams terdapat qalb.QalbKata qalb terambil dari akar kata yang bermakna membalikkarena seringkali ia berbolak-balik, sekali senang sekalisusah, sekali setuju dan sekali menolak. qa1b amat berpotensiuntuk tidak konsisten. Al-Quran pun menggambarkan demikian,ada yang baik, ada pula sebaliknya. Berikut beberapa contoh.a. Sesungguhnya yang demikian itu benar-benar terdapat peringatan bagi orang-orang yang memiliki kalbu, atau yang mencurahkan pendengaran lagi menjadi saks~ (QS Qaf [50]: 37) b. Kami jadikan dalam kalbu orang-orang yang mengikuti 286 (Isa a.s ) kasih sagang dan rahmat (QS Al-Hadid [57]:WAWASAN AL-QURANTafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan UmatDr. M. Quraish Shihab, M.A.ebook [email protected]
27). c. Kami akan mencampakkan ke dalam hati orang-orang kafir rasa takut (QS Ali 'Imran [3]: 151). d. Dia (Allah) menjadikan kamu cinta kepada keimanan, dan menghiasinya indah dalam kalbumu (QS Al-Hujurat [49]: 7).Dari ayat-ayat di atas terlihat bahwa kalbu adalah wadah daripengajaran, kasih sayang, takut, dan keimanan. Dari isi kalbuyang dijelaskan oleh ayat-ayat di atas (demikian jugaayat-ayat lainnya), dapat ditarik kesimpulan bahwa kalbumemang menampung hal-hal yang disadari oleh pemiliknya. Inimerupakan salah satu perbedaan antara kalbu dan nafs. Bukankahseperti yang dinyatakan sebelumnya bahwa nafs menampung apayang berada di bawah sadar, dan atau sesuatu yang tidakdiingat lagi?Dari sini dapat dipahami mengapa yang dituntut untukdipertanggungiawabkan hanya isi kalbu bukan isi nafs, Allah menuntut tanggungjawab kau menyangkut apa yang dilakukan oleh kalbu kamu (95 Al-Baqarah [2]: 225).Namun dinyatakan bahwa, Allah lebih mengetahui (dari kamu sendiri) apa yang terdapat dalam nafs (diri kamu) (QS Al-Isra' [17]: 25)Di sisi lain seperti dikemukakan di atas, bahwa nafs adalah\"sisi dalam\" manusia, kalbu pun demikian, hanya saja kalbuberada dalam satu kotak tersendiri yang berada dalam kotakbesar nafs.Dalam keadaannya sebagai kotak, maka tentu saja ia dapat diisidan atau diambil isinya, seperti yang digambarkan ayat-ayatberikut ini:WAWASAN AL-QURAN 287Tafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan UmatDr. M. Quraish Shihab, M.A.ebook [email protected]
Kami cabut apa yang terdapat dalam kalbu mereka rasairi, sehingga mereka semua merasa bersaudara dudukberhadap-hadapan di atas dipan-dipan (QS Al-Hijr [15]:47)Belum lagi masuk keimanan ke dalam kalbu kamu (QSAl-Hujurat [49]: 14).Bahkan Al-Quran menggambarkan bahwa ada kalbu yang disegel:Allah telah mengunci mati kalbu mereka (QS Al-Baqarah [2]: 7),sehingga wajar jika Al-Quran menyatakan bahwa ada kunci-kuncipenutup kalbu (QS Muhammad [47]:24). Wadah kalbu dapatdiperbesar, diperkecil, atau dipersempit. Ia diperlebar denganamal-amal kebajikan serta olah jiwa. Al-Quran mengatakan,\"mereka itulah yang diperluas kalbunya untuk menampung takwa\"(QS Al-Hujurat [49]: 3). Bukankah kami telah memperluasdadamu? (QS Alam Nasyrah [94]: 1). Dan siapa yang dikehendakiAllah kesesatannya, Dia menjadikan dada (kalbu)nya sempit lagisesak (QS Al-An'am [6]: 125).Perlu ditambahkan bahwa Al-Quran --sesuai dengan kaidah bahasaArab-- seringkali menggunakan bagian dari sesuatu untukmenunjuk keseluruhan bagian-bagiannya, seperti menggunakankata sujud dalam arti shalat yang mencakup berdiri, rukuk, danlain-lain. Al-Quran juga biasa menyebut sesuatu yangmenggambarkan keseluruhan bagian-bagian, tetapi yang dimaksudhanyalah salah satu bagiannya seperti firman-Nya \"merekamemasukkan jari-jari mereka ke dalam telinganya\" (QSAl-Baqarah [2]: 19) dalam arti ujung jari-jari. Al-Quranterkadang menggunakan kata nafs dalam arti kalbu. Biasa jugamenyebut tempat sesuatu tetapi yang dimaksud adalah isinya,seperti \"tanyakanlah kampung\" (QS Yusuf [12]: 82), yangdimaksud adalah penghuninya, demikian seterusnya.Kata dada dalam ayat di atas adalah tempat kalbu sebagai manaditegaskan Sesungguhnya bukan mata yang buta, tetapi kalbu yang 288 berada di dalam dada (QS Al-Hajj [22]: 46).WAWASAN AL-QURANTafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan UmatDr. M. Quraish Shihab, M.A.ebook [email protected]
Dalam beberapa ayat, kata qalb yang merupakan wadah itu,dipahami dalam arti \"alat\" seperti dalam firman-Nya: Merekamempunyai kalbu, tetapi tidak dõgunakan untuk memahami (QSAl-A'raf [7]: 179). Kalbu sebagai alat, dilukiskan pula denganfu'ad (seperti dalam firman-Nya: Allah mengeluarkan kamu danperut ibumu da1am keadaan tidak mengetahui sesuatu. Maka Diamemberikanmu (alat-alat) pendengaran, (alat-alat) penglihatan,serta (banyak) hati agar kamu bersyukur (menggunakannya untukmemperoleh pengetahuan) (QS Al-Nahl [16]: 78) .Membersihkan kalbu, adalah salah satu cara untuk memperolehpengetahuan. Imam Al-Ghazali memberi contoh mengenai kalbusebagai wadah pengetahuan, serta cara mengisinya. \"Kalau kitamembayangkan satu kolam yang digali di tanah, maka untukmengisinya dapat dilakukan dengan mengalirkan air sungai--dari atas-- ke dalam kolam itu. Tetapi bisa juga denganmenggali dan menyisihkan tanah yang menutupi mata air. Jikaitu dilakukan, maka air akan mengalir dari bawah ke atas untukmemenuhi kolam, dan air itu, jauh lebih jernih dari air sungaiyang mengalir dari atas. Kolam adalah kalbu, air adalahpengetahuan, sungai adalah pancaindera dan eksperimen. Sungai(pancaindera) dapat dibendung atau ditutup, selama tanah yangberada di kolam (kalbu) dibersihkan agar air (pengetahuan)dari mata air memancar ke atas (kolam).Al-Quran juga menegaskan bahwa Allah Swt. dapat mendindingmanusia dengan kalbunya.Dan ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah mendindingantara manusia dan hatinya (0S Al-Anfal [8]: 24).Salah satu makna ayat ini adalah bahwa Allah menguasai kalbumanusia, sehingga mereka yang merasakan kegundahan dankesulitan dapat bermohon kepada-Nya untuk menghilangkankerisauan dan penyakit kalbu yang dideritanya. Ayat ini sangatberkaitan dengan firman-Nya dalam Al-Ra'd (13): 28: Sesungguhnya hanya dengan mengingat Allah hati akan 289WAWASAN AL-QURANTafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan UmatDr. M. Quraish Shihab, M.A.ebook [email protected]
tenteram.Demikian sekelumit dari pengertian dan peranan hati yangdiperoleh dari isyarat-isyarat Al-Quran.RuhBerbicara tentang ruh, Al-Quran mengingatkan kita akanfirman-Nya: Dan mereka bertanya kepadamu tentang ruh. Katakanlah, \"Ruh adalah urusan Tuhan-Ku, kamu tidak diberi ilmu kecuali sedikit\" (QS Al-Isra' [17]: 85)Apa yang dimaksud dengan pertanyaan tentang ruh di sini?Apakah substansinya? Kekekalan atau kefanaannya, kebahagiaanatau kesengsaraannya? Tidak jelas. Selain itu, apa yangdimaksud dengan \"kamu tidak diberi ilmu kecuali sedikit\"? Yangsedikit itu apa? Apakah yang berkaitan dengan ruh? Sehinggaada informasi sedikit tentang ruh, misalnya gejala-gejalanya?Ataukah \"yang sedikit itu\" adalah ilmu pengetahuan kita, tidaktermasuk di dalamnya ruh, karena ilmu kita hanya sedikit.Yang menambah sulitnya persoalan adalah bahwa kata ruhterulang di dalam Al-Quran sebanyak dua puluh empat kalidengan berbagai konteks dan berbagai makna, dan tidak semuaberkaitan dengan manusia. Dalam surat Al-Qadar misalnyadibicarakan tentang turunnya malaikat dan ruh pada malamLailat Al-Qadr. Ada juga uraian tentang ruh yang membawaAl-Quran.Kata ruh yang dikaitkan dengan manusia juga dalam konteks yangbermacam-macam, ada yang hanya dianugerahkan Allah kepadamanusia pilihan-Nya (QS Al-Mu'min [40]: 15) yang dipahami olehsementara pakar sebagai wahyu yang dibawa malaikat Jibril, adajuga yang dianugerahkannya kepada orang-orang Mukmin (QSAl-Mujadilah [58]: 22) dan di sini dipahami sebagai dukungandan peneguhan hati atau kekuatan batin; dan ada juga yangdianugerahkannya kepada seluruh manusia,WAWASAN AL-QURAN 290Tafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan UmatDr. M. Quraish Shihab, M.A.ebook [email protected]
Kemudian Kuhembuskan kepadanya dan ruh-Ku.Apakah di sini dia berarti nyawa? Ada yang berpendapatdemikian, ada juga yang menolak pendapat ini, karena dalamSurat Al-Mu'minun dijelaskan bahwa dengan ditiupkannya ruhmaka menjadilah makhluk ini khalq akhar (makhluk yang unik),yang berbeda dari makhluk lain. Sedangkan nyawa juga dimilikioleh orang utan, misalnya. Kalau demikian nyawa bukan unsuryang menjadikan manusia makhluk yang unik.Demikian terlihat Al-Quran berbicara tentang ruh dalam maknayang beraneka ragam, sehingga sungguh sulit untuk menetapkanmaknanya apalagi berbicara tentang substansinya.Dalam beberapa hadis, ada disinggung tentang ruh, misalnyasabda Nabi Saw., Ruh-ruh adalah himpunan yang terorganisasi, yang saling mengenal akan bergabung, dan yang tidak saling mengenal akan berselisih.Hadis di atas seringkali dirangkaikan dengan ungkapan yangdikenal luas dalam literatur keagamaan: Burung-burung akan bergabung dengan jenisnya.Hadis ini, sekali lagi tidak membicarakan apa yang disebut ruhtersebut? Dia hanya mengisyaratkan tentang keanekaragamannya,dan bahwa manusia mempunyai kecenderungan yang berbeda-beda,dan setiap pemilik kecenderungan jiwanya akan bergabung dengansesamanya.Demikian kembali kita bertanya, \"Apa ruh itu dan bagaimanaia?\" Penulis lebih tenang dan mantap menjawab, Katakanlah, \"Ruh adalah urusan Tuhan-Ku.\" Kamu tidak diberi pengetahuan kecuali sedikit.WAWASAN AL-QURAN 291Tafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan UmatDr. M. Quraish Shihab, M.A.ebook [email protected]
'AqlKata 'aql (akal) tidak ditemukan dalam Al-Quran, yang adaadalah bentuk kata kerja --masa kini, dan lampau. Katatersebut dari segi bahasa pada mulanya berarti tali pengikat,penghalang. Al-Quran menggunakannya bagi \"sesuatu yangmengikat atau menghalangi seseorang terjerumus dalam kesalahanatau dosa.\" Apakah sesuatu itu? Al-Quran tidak menjelaskannyasecara eksplisit, namun dari konteks ayat-ayat yangmenggunakan akar kata 'aql dapat dipahami bahwa ia antara lainadalah:a. Daya untuk memahami dan menggambarkan sesuatu, seperti firman-Nya dalam QS Al-'Ankabut (29): 43. Demikian itulah perumpamaan-perumpamaan yang Kami berikan kepada manusia, tetapi tidak ada yang memahaminya kecuali orang-orang alim (berpengetahuan) (QS Al-'Ankabut [29]: 43)Daya manusia dalam hal ini berbeda-beda. Ini diisyaratkanAl-Quran antara lain dalam ayat-ayat yang berbicara tentangkejadian langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang,dan lain-lain. Ada yang dinyatakan sebagai bukti-bukti keesaanAllah Swt. bagi \"orang-orang berakal\" (QS Al-Baqarah [2]:164), dan ada juga bagi Ulil Albab yang juga dengan maknasama, tetapi mengandung pengertian lebih tajam dari sekadarmemiliki pengetahuan.Keanekaragaman akal dalam konteks menarik makna danmenyimpulkannya terlihat juga dari penggunaan istilah-istilahsemacam nazhara, tafakkur, tadabbur, dan sebagainya yangsemuanya mengandung makna mengantar kepada pengertian dankemampuan pemahaman.b. Dorongan moral, seperti firman-Nya, ... dan janganlah kamu mendekati perbuatan-perbuatan 292 keji, baik yang nampak atau tersembunyi, dan janganWAWASAN AL-QURANTafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan UmatDr. M. Quraish Shihab, M.A.ebook [email protected]
kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah dengan sebabyang benar. Demikian itu diwasiatkan Tuhan kepadamu,semoga kamu memiliki dorongan moral untukmeninggalkannya (QS Al-'Anam [6]: 151).c. Daya untuk mengambil pelajaran dan kesimpulan serta \"hikmah\"Untuk maksud ini biasanya digunakan kata rusyd. Daya inimenggabungkan kedua daya di atas, sehingga ia mengandung dayamemahami, daya menganalisis, dan menyimpulkan, serta doronganmoral yang disertai dengan kematangan berpikir. Seseorang yangmemiliki dorongan moral, boleh jadi tidak memiliki daya nalaryang kuat, dan boleh jadi juga seseorang yang memiliki dayapikir yang kuat, tidak memiliki dorongan moral, tetapiseseorang yang memiliki rusyd, maka dia telah menggabungkankedua keistimewaan tersebut. Dari sini dapat dimengertimengapa penghuni neraka di hari kemudian berkata,Seandainya kami mendengar dan berakal maka pasti kamitidak termasuk penghuni neraka (QS Al-Mulk [67]: l0)Demikian sekilas tentang pengertian kata-kata yang boleh jadidapat menggambarkan sekilas tentang manusia dalam pandanganAl-Quran. Penulis sepenuhnya sadar bahwa uraian di atas amatterbatas. Uraian yang memadai mungkin dapat diperoleh dengankerja sama pakar-pakar Al-Quran dengan Pakar dalam berbagaidisiplin ilmu lain. []2. PerempuanSejarah menginformasikan bahwa sebelum turunnya Al-Quranterdapat sekian banyak peradaban besar, seperti Yunani,Romawi. India, dan Cina. Dunia juga mengenal agama-agamaseperti Yahudi, Nasrani, Buddha, Zoroaster, dan sebagainya.Masyarakat Yunani yang terkenal dengan pemikiran-pemikiranfilsafatnya, tidak banyak membicarakan hak dan kewajibanwanita. Di kalangan elite mereka, wanita-wanita ditempatkanWAWASAN AL-QURAN 293Tafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan UmatDr. M. Quraish Shihab, M.A.ebook [email protected]
(disekap) dalam istana-istana. Dan di kalangan bawah, nasibwanita sangat menyedihkan. Mereka diperjualbelikan,sedangkan yang berumah tangga sepenuhnya berada di bawahkekuasaan suaminya. Mereka tidak memiliki hak-hak sipil,bahkan hak waris pun tidak ada. Pada puncak peradabanYunani, wanita diberi kebebasan sedemikian rupa untukmemenuhi kebutuhan dan selera lelaki. Hubungan seksual yangbebas tidak dianggap melanggar kesopanan, tempat-tempatpelacuran menjadi pusat-pusat kegiatan politik dansastra/seni Patung-patung telanjang yang terlihat dinegara-negara Barat adalah bukti atau sisa pandangan itu.Dalam pandangan mereka, dewa-dewa melakukan hubungan gelapdengan rakyat bawahan, dan dari hubungan gelap itu lahirlah\"Dewi Cinta\" yang terkenal dalam peradaban Yunani.Dalam peradaban Romawi, wanita sepenuhnya berada di bawahkekuasaan ayahnya. Setelah kawin, kekuasaan tersebut pindahke tangan sang suami. Kekuasaan ini mencakup kewenanganmenjual, mengusir, menganiaya, dan membunuh Keadaan tersebutberlangsung terus sampai abad ke-6 Masehi. Segala hasilusaha wanita, menjadi hak milik keluarganya yang laki-laki.Pada zaman Kaisar Constantine terjadi sedikit perubahanyaitu dengan diundangkannya hak pemilikan terbatas bagiwanita, dengan catatan bahwa setiap transaksi harusdisetujui oleh keluarga (suami atau ayah).Peradaban Hindu dan Cina tidak lebih baik dariperadabanperadaban Yunani dan Romawi. Hak hidup seorangwanita yang bersuami harus berakhir pada saat kematiansuaminya; istri harus dibakar hidup-hidup pada saat mayatsuaminya dibakar. Ini baru berakhir pada abad ke-17 Masehi.Wanita pada masyarakat Hindu ketika itu sering dijadikansesajen bagi apa yang mereka namakan dewa-dewa. Petuahsejarah kuno mereka me ngatakan bahwa \"Racun, ular dan apitidak lebih jahat daripada wanita.\" Sementara itu dalampetuah Cina kuno diajarkan \"Anda boleh mendengar pembicaraanwanita tetapi sama sekali jangan mempercayai kebenarannya.\"Dalam ajaran Yahudi, martabat wanita sama dengan pembantu.WAWASAN AL-QURAN 294Tafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan UmatDr. M. Quraish Shihab, M.A.ebook [email protected]
Ayah berhak menjual anak perempuan kalau ia tidak mempunyaisaudara laki-laki. Ajaran mereka menganggap wanita sebagaisumber laknat karena dialah yang menyebabkan Adam terusirdari surga.Dalam pandangan sementara pemuka/pengamat Nasrani ditemukanbahwa wanita adalah senjata Iblis untuk menyesatkan manusia.Pada abad ke-5 Masehi diselenggarakan suatu konsili yangmemperbincangkan apakah wanita mempunyai ruh atalu tidak,Akhirnya terdapat kesimpulan bahwa wanita tidak mempunyairuh yang suci. Bahkan pada abad ke-6 Masehi disselenggarakansuatu pertemuan untuk membahas apakah wanita manusia ataubukan manusia. Dari pembahasan itu disimpulkan bahwa wanitaadalah manusia yang diciptakan semata-mata untuk melayanilaki-laki. Sepanjang abad pertengahan, nasib wanita tetapsangat memprihatinkan, bahkan sampai tahun 1805perundang-undangan Inggris mengakui hak suami untuk menjualistrinya, dan sampai tahun 1882 wanita Inggris belum lagimemiliki hak pemilikan harta benda secara penuh, dan hakmenuntut ke pengadilan.Ketika Elizabeth Blackwill - yang merupakan dokter wanitapertama di dunia - menyelesaikan studinya di GeneveUniversity pada tahun 1849, teman-temannya yang bertempattinggal dengannya memboikotnya dengan dalih bahwa wanitatidak wajar memperoleh pelajaran, Bahkan ketika sementaradokter bermaksud mendirikan Institut Kedokteran untuk wanitadi Philadelphia, Amerika Serikat, Ikatan Dokter setempatmengancam untuk memboikot semua dokter yang bersediamengajar di sana.Demikian selayang pandang kedudukan wanita sebelum,menjelang, dan sesudah kehadiran Al-Quran. Nah, situasi danpandangan yang demikian tentunya tidak sejalan denganpetunjuk-petunjuk Al-Quran. Disisi lain, sedikit atau banyakpandangan demikian mempengaruhi pemahaman sementara pakarterhadap redaksi petunjuk-petunjuk Al-Quran sebagaimana akandisinggung berikut ini.WAWASAN AL-QURAN 295Tafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan UmatDr. M. Quraish Shihab, M.A.ebook [email protected]
ASAL KEJADIAN PEREMPUANBerbicara mengenai kedudukan wanita, mengantarkan kita agarterlebih dahulu mendudukkan pandangan Al-Quran tentang asalkejadian perempuan. Dalam hal ini, salah satu ayat yangdapat diangkat adalah firman Allah dalam surat Al-Hujuratayat 13,\"Wahai seluruh manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakankamu (terdiri) dan lelaki dan perempuan, dan Kami jadikankamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu salingmengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamuadalah yang paling bertakwa.\"Ayat ini berbicara tentang asal kejadian manusia - danseorang lelaki dan perempuan - sekaligus berbicara tentangkemuliaan manusia - baik lelaki maupun perempuan - yangdasar kemuliaannya bukan keturunan, suku, atau jeniskelamin, tetapi ketakwaan kepada Allah Swt. Memang, secarategas dapat dikatakan bahwa perempuan dalam pandanganAl-Quran mempunyai kedudukan terhormat.Dalam hal ini Mahmud Syaltut, mantan Syekh Al-Azhar, menulisdalam bukunya Min Tawjihat Al-Islam bahwa,\"Tabiat kemanusiaan antara lelaki dan perempuan hampir dapat(dikatakan) sama. Allah telah menganugerahkan kepadaperempuan- sebagaimana menganugerahkan kepada lelaki -potensi dan kemampuan yang cukup untuk memikul tanggungjawab, dan menjadikan kedua jenis kelamin ini dapatmelaksanakan aktivitas-aktivitas yang bersifat umum maupunkhusus. Karena itu, hukum-hukum syariat pun meletakkankeduanya dalam satu kerangka. Yang ini (lelaki) menjual danmembeli, mengawinkan dan kawin, melanggar dan dihukum,menuntut dan menyaksikan, dan yang itu (perempuan) jugademikian, dapat menjual dan membeli, mengawinkan dan kawin,melanggar dan dihukum, serta menuntut dan menyaksikan.\"Ayat Al-Quran yang populer dijadikan rujukan dalamWAWASAN AL-QURAN 296Tafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan UmatDr. M. Quraish Shihab, M.A.ebook [email protected]
pembicaraan tentang asal kejadian perempuan adalah firmanAllah dalam surat An-Nisa, ayat 1:\"Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu yang telahmenciptakan kamu dari nafs yang satu (sama), dan darinyaAllah menciptakan pasangannya, dan dari keduanya Allahmemperkembang-biakkan lelaki dan perempuan yang banyak.\"Banyak sekali pakar tafsir yang memahami kata nafs denganAdam, seperti misalnya Jalaluddin As-Suyuthi, Ibnu Katsir,Al-Qurthubi, Al-Biqa'i, Abu As-Su'ud, dan lain-lain. BahkanAt-Tabarsi, salah seorang ulama tafsir bermazhab Syi'ah(abad ke-6 H) mengemukakan dalam tafsirnya bahwa seluruhulama tafsir sepakat mengartikan kata tersebut dengan Adam.Beberapa pakar tafsir seperti Muhammad 'Abduh, dalam tafsirAl-Manar, tidak berpendapat demikian; begitu juga rekannyaAl-Qasimi, Mereka memahami arti nafs dalam arti \"jenis.\"Namun demikian, paling tidak pendapat yang dikemukakanpertama itu, seperti yang ditulis Tim Penerjemah Al-Quranyang diterbitkan oleh Departemen Agama. adalah pendapatmayoritas ulama.Dari pandangan yang berpendapat bahwa nafs adalah Adam,dipahami pula bahwa kata zaujaha, yang arti harfiahnyaadalah \"pasangannya,\" mengacu kepada istri Adam, yaitu Hawa.Agaknya karena ayat diatas menerangkan bahwa pasangantersebut diciptakan dari nafs yang berarti Adam, parapenafsir terdahulu memahami bahwa istri Adam (perempuan)diciptakan dari Adam sendiri. Pandangan ini, kemudianmelahirkan pandangan negatif terhadap perempuan, denganmenyatakan bahwa perempuan adalah bagian dari lelaki. Tanpalelaki, perempuan tidak akan ada. Al-Qurthubi, misalnya,menekankan bahwa istri Adam itu diciptakan dari tulang rusukAdam sebelah kiri yang bengkok, dan karena itu \"wanitabersifat 'auja' (bengkok atau tidak lurus).\"Kitab-kitab tafsir terdahulu hampir sepakat mengartikannyaWAWASAN AL-QURAN 297Tafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan UmatDr. M. Quraish Shihab, M.A.ebook [email protected]
demikian- Pandangan ini agaknya bersumber dari sebuah hadisyang menyatakan:\"Saling pesan-memesanlah untuk berbuat baik kepadaperempuan, karena mereka diciptakan dari tulang rusuk yangbengkok... (HR At-Tirmidzi dari Abu Hurairah).Hadis diatas dipahami oleh ulama-ulama terdahulu secaraharfiah. Namun tidak sedikit ulama kontemporer memahaminyasecara metafora, bahkan ada yang menolak kesahihan(kebenaran) hadis tersebut.Yang memahami secara metafora berpendapat bahwa hadis diatasmemperingatkan para lelaki agar menghadapi perempuan denganbijaksana, karena ada sifat, karakter, dan kecenderunganmereka yang tidak sama dengan lelaki - hal mana bila tidakdisadari akan dapat mengantarkan kaum lelaki bersikap tidakwajar. Mereka tidak akan mampu mengubah karakter dan sifatbawaan perempuan, kalaupun mereka berusaha akibatnya akanfatal, sebagaimana fatalnya meluruskan tulang rusuk yangbengkok.Ath-Thabathaba'i dalam tafsirnya menulis, bahwa ayat diatasmenegaskan bahwa \"perempuan (istri Adam) diciptakan darijenis yang sama dengan Adam, dan ayat tersebut sedikit puntidak mendukung paham sementara mufasir yang beranggapanbahwa perempuan diciptakan dari tulung rusuk Adam. Kitadapat berkata, bahwa tidak ada satu petunjuk yang pasti dariayat Al-Quran yang dapat mengantarkan kita untuk menyatakanbahwa perempuan diciptakan dari tulang rusuk, atau bahwaunsur penciptaannya berbeda dengan lelaki. Ide ini, sepertiditulis Rasyid Ridha dalam Tafsir Al-Manar-nya, timbul danide yang termaktub dalam Perjanjian Lama (Kejadian II:21-22) yang menyatakan bahwa ketika Adam tidur lelap, makadiambil oleh Allah sebilah tulang rusuknya, laluditutupkannya pula tempat itu dengan daging. Maka daritulang yang telah dikeluarkan dan Adam itu, dibuat Tuhanseorang perempuan.WAWASAN AL-QURAN 298Tafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan UmatDr. M. Quraish Shihab, M.A.ebook [email protected]
\"Seandainya tidak tercantum kisah kejadian Adam dan Hawadalam Kitab Perjanjian Lama seperti redaksi diatas, niscayapendapat yang menyatakan bahwa wanita diciptakan dari tulangrusuk Adam tidak pernah akan terlintas dalam benak seorangMuslim,\" demikian Rasyid Ridha- (Tafsir Al-Manar IV: 330)Bahkan kita dapat berkata bahwa sekian banyak teks keagamaanmendukung pendapat yang menekankan persamaan unsur kejadianAdam dan Hawa, dan persamaan kedudukannya, antara lain suratAl-Isra' ayat 70,\"Sesungguhnya Kami telah memuliakan anak-anak Adam, Kamiangkut mereka di daratan dan di lautan (untuk memudahkanmereka mencari kehidupan). Kami beri mereka rezeki yangbaik-baik, dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yangsempuma atas kebanyakan makhluk-makhluk yang Kami ciptakan.\"Tentu, kalimat anak-anak Adam mencakup lelaki dan perempuan,Demikian pula penghorrnatan Tuhan yang diberikan-Nya itumencakup anak-anak Adam seluruhnya, baik perempuan maupunlelaki. Pemahaman ini dipertegas oleh surat Ali-Imran ayat195 yang menyatakan,\"Sebagian kamu adalah bagian dari sebagian yang lain ...\"Ini dalam arti bahwa sebagian kamu (hai umat manusia yangberjenis lelaki) berasal dari pertemuan ovum perempuan dansperma lelaki dan sebagian yang lain (hai umat manusia yangberjenis perempuan) demikian juga halnya. Kedua jeniskelamin ini sama-sama manusia, dan tidak ada perbedaandiantara mereka dari segi asal kejadian sertakemanusiaannya.Dengan konsiderans ini, Tuhan menegaskan bahwa:Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan amal orang-orang yangberamal, baik lelaki maupun perempuan (QS Ali 'Imran [3]:195)WAWASAN AL-QURAN 299Tafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan UmatDr. M. Quraish Shihab, M.A.ebook [email protected]
Search
Read the Text Version
- 1
- 2
- 3
- 4
- 5
- 6
- 7
- 8
- 9
- 10
- 11
- 12
- 13
- 14
- 15
- 16
- 17
- 18
- 19
- 20
- 21
- 22
- 23
- 24
- 25
- 26
- 27
- 28
- 29
- 30
- 31
- 32
- 33
- 34
- 35
- 36
- 37
- 38
- 39
- 40
- 41
- 42
- 43
- 44
- 45
- 46
- 47
- 48
- 49
- 50
- 51
- 52
- 53
- 54
- 55
- 56
- 57
- 58
- 59
- 60
- 61
- 62
- 63
- 64
- 65
- 66
- 67
- 68
- 69
- 70
- 71
- 72
- 73
- 74
- 75
- 76
- 77
- 78
- 79
- 80
- 81
- 82
- 83
- 84
- 85
- 86
- 87
- 88
- 89
- 90
- 91
- 92
- 93
- 94
- 95
- 96
- 97
- 98
- 99
- 100
- 101
- 102
- 103
- 104
- 105
- 106
- 107
- 108
- 109
- 110
- 111
- 112
- 113
- 114
- 115
- 116
- 117
- 118
- 119
- 120
- 121
- 122
- 123
- 124
- 125
- 126
- 127
- 128
- 129
- 130
- 131
- 132
- 133
- 134
- 135
- 136
- 137
- 138
- 139
- 140
- 141
- 142
- 143
- 144
- 145
- 146
- 147
- 148
- 149
- 150
- 151
- 152
- 153
- 154
- 155
- 156
- 157
- 158
- 159
- 160
- 161
- 162
- 163
- 164
- 165
- 166
- 167
- 168
- 169
- 170
- 171
- 172
- 173
- 174
- 175
- 176
- 177
- 178
- 179
- 180
- 181
- 182
- 183
- 184
- 185
- 186
- 187
- 188
- 189
- 190
- 191
- 192
- 193
- 194
- 195
- 196
- 197
- 198
- 199
- 200
- 201
- 202
- 203
- 204
- 205
- 206
- 207
- 208
- 209
- 210
- 211
- 212
- 213
- 214
- 215
- 216
- 217
- 218
- 219
- 220
- 221
- 222
- 223
- 224
- 225
- 226
- 227
- 228
- 229
- 230
- 231
- 232
- 233
- 234
- 235
- 236
- 237
- 238
- 239
- 240
- 241
- 242
- 243
- 244
- 245
- 246
- 247
- 248
- 249
- 250
- 251
- 252
- 253
- 254
- 255
- 256
- 257
- 258
- 259
- 260
- 261
- 262
- 263
- 264
- 265
- 266
- 267
- 268
- 269
- 270
- 271
- 272
- 273
- 274
- 275
- 276
- 277
- 278
- 279
- 280
- 281
- 282
- 283
- 284
- 285
- 286
- 287
- 288
- 289
- 290
- 291
- 292
- 293
- 294
- 295
- 296
- 297
- 298
- 299
- 300
- 301
- 302
- 303
- 304
- 305
- 306
- 307
- 308
- 309
- 310
- 311
- 312
- 313
- 314
- 315
- 316
- 317
- 318
- 319
- 320
- 321
- 322
- 323
- 324
- 325
- 326
- 327
- 328
- 329
- 330
- 331
- 332
- 333
- 334
- 335
- 336
- 337
- 338
- 339
- 340
- 341
- 342
- 343
- 344
- 345
- 346
- 347
- 348
- 349
- 350
- 351
- 352
- 353
- 354
- 355
- 356
- 357
- 358
- 359
- 360
- 361
- 362
- 363
- 364
- 365
- 366
- 367
- 368
- 369
- 370
- 371
- 372
- 373
- 374
- 375
- 376
- 377
- 378
- 379
- 380
- 381
- 382
- 383
- 384
- 385
- 386
- 387
- 388
- 389
- 390
- 391
- 392
- 393
- 394
- 395
- 396
- 397
- 398
- 399
- 400
- 401
- 402
- 403
- 404
- 405
- 406
- 407
- 408
- 409
- 410
- 411
- 412
- 413
- 414
- 415
- 416
- 417
- 418
- 419
- 420
- 421
- 422
- 423
- 424
- 425
- 426
- 427
- 428
- 429
- 430
- 431
- 432
- 433
- 434
- 435
- 436
- 437
- 438
- 439
- 440
- 441
- 442
- 443
- 444
- 445
- 446
- 447
- 448
- 449
- 450
- 451
- 452
- 453
- 454
- 455
- 456
- 457
- 458
- 459
- 460
- 461
- 462
- 463
- 464
- 465
- 466
- 467
- 468
- 469
- 470
- 471
- 472
- 473
- 474
- 475
- 476
- 477
- 478
- 479
- 480
- 481
- 482
- 483
- 484
- 485
- 486
- 487
- 488
- 489
- 490
- 491
- 492
- 493
- 494
- 495
- 496
- 497
- 498
- 499
- 500
- 501
- 502
- 503
- 504
- 505
- 506
- 507
- 508
- 509
- 510
- 511
- 512
- 513
- 514
- 515
- 516
- 517
- 518
- 519
- 520
- 521
- 522
- 523
- 524
- 525
- 526
- 527
- 528
- 529
- 530
- 531
- 532
- 533
- 534
- 535
- 536
- 537
- 538
- 539
- 540
- 541
- 542
- 543
- 544
- 545
- 546
- 547
- 548
- 549
- 550
- 551
- 552
- 553
- 554
- 555
- 556
- 557
- 558
- 559
- 560
- 561
- 562
- 563
- 564
- 565
- 566
- 567
- 568
- 569
- 570
- 571
- 1 - 50
- 51 - 100
- 101 - 150
- 151 - 200
- 201 - 250
- 251 - 300
- 301 - 350
- 351 - 400
- 401 - 450
- 451 - 500
- 501 - 550
- 551 - 571
Pages: