(QS Al-'Ankabut [29]: 50)Dr. Nazme Luke, seorang pendeta Mesir, berkomentar bahwamenghidupkan orang mati, mengembalikan penglihatan orang buta,dan lain-lain adalah hal-hal yang sangat mengagumkan, tetapitidak berarti apa-apa jika digunakan untuk membuktikan bahwa2+2 = 5.Masyarakat pada masa Isa a.s. membutuhkan bukti-bukti yangbersifat suprarasional, karena mereka belum mencapai tingkatkedewasan yang memadai. Hal ini, tulisnya, sama denganmembujuk anak kecil untuk makan, padahal jika telah dewasa, iaakan makan tanpa dibujuk.Memang Nabi Muhammad Saw. tidak mengandalkan hal-hal yangbersifat suprarasional sebagai bukti kebenaran ajarannya.Bukti kebenaran kenabian dan kerasulannya adalah Al-Quran dandiri beliau sendiri yang ummi (tidak pandai membaca danmenulis). Para pakar bersepakat dengan menggunakan berbagaitolok ukur untuk mengakui beliau sebagai manusia teragung yangpernah dikenal oleh sejarah kemanusiaanDemikianlah kesimpulan Thomas Carlyle dalam bukunya On Heroes,Hero, Worship and the Heros in History dengan menggunakantolok ukur kepahlawanan. Demikian pula Will Durant dalam TheStory of Civilization in the World dengan tolok ukur hasilkarya, Marcus Dodds dalam Muhammad, Buddha, and Christ, dengantolok ukur keberanian moral, Nazme Luke dalam MuhammadAl-Rasul wa Al-Risalah dengan tolok ukur metode pembuktianajaran, serta Michael Hart dalam bukunya tentang seratus tokohdunia yang paling berpengaruh dalam sejarah, dengan tolok ukurpengaruh serta sederetan pakar lainnya.\"Mustahil bagi siapa pun yang mempelajari kehidupan dankarakter Muhammad (Saw.), hanya mempunyai perasaan hormat sajaterhadap Nabi mulia itu. Ia akan melampauinya sehinggameyakini bahwa beliau adalah salah seorang Nabi terbesar darisang Pencipta,\" demikian Annie Besant menulis dalam The LifeWAWASAN AL-QURAN 50Tafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan UmatDr. M. Quraish Shihab, M.A.ebook [email protected]
and Teachings of Muhammad.Dalam konteks ini Al-Quran surat Alam Nasyrah ayat 4menyatakan,\"Sesungguhnya Kami pasti akan meninggikan namamu.\"Dalam ayat lain dinyatakan:\"Wahai seluruh manusia, telah datang kepada kamu bukti yangsangat jelas dan Tuhanmu (yakni Muhammad Saw.), dan Kami telah(pula) menurunkan cahaya yang terang benderang (Al-Quran)\" (QSAl-Nisa' [4]: 174).Akhlak dan Fungsi Kenabian Muhammad Saw.Al-Quran mengakui secara tegas bahwa Nabi Muhammad Saw.memiliki akhlak yang sangat agung. Bahkan dapat dikatakanbahwa konsideran pengangkatan beliau sebagai nabi adalahkeluhuran budi pekertinya. Hal ini dipahami dari wahyu ketigayang antara lain menyatakan bahwa:\"Sesungguhnya engkau (Muhammad) berada di atas akhlak yangagung\" (QS Al-Qalam [68]: 4).Kata \"di atas\" tentu mempunyai makna yang sangat dalam,melebihi kata lain, misalnya, pada tahap/dalam keadaan akhlakmuliaSeperti dikemukakan di atas, Al-Quran surat Al-An'am ayat 90menyebutkan dalam rangkaian ayat-ayatnya 18 nama Nabi/Rasul.Setelah kedelapan belas nama disebut, Allah berpesan kepadaNabi Muhammad Saw.,\"Mereka itulah yang telah memperoleh petunjuk dari Allah, makahendaknya kamu meneladani petunjuk yang mereka peroleh.\"Ulama-ulama tafsir menyatakan bahwa Nabi Saw. pastimemperhatikan benar pesan ini. Hal itu terbukti antara lain,WAWASAN AL-QURAN 51Tafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan UmatDr. M. Quraish Shihab, M.A.ebook [email protected]
ketika salah seorang pengikutnya mengecam kebijaksanaan beliausaat membagi harta rampasan perang, beliau menahan amarahnyadan menyabarkan diri dengan berkata,\"Semoga Allah merahmati Musa a s. Dia telah diganggu melebihigangguan yang kualami ini, dan dia bersabar (maka aku lebihwajar bersabar daripada Musa a s.).\"Karena itu pula sebagian ulama tafsir menyimpulkan, bahwapastilah Nabi Muhammad Saw. telah meneladani sifat-sifatterpuji para nabi sebelum beliauNabi Nuh a.s. dikenal sebagai seorang yang gigih dan tabahdalam berdakwah. Nabi Ibrahim a.s. dikenal sebagai seorangyang amat pemurah, serta amat tekun bermujahadah mendekatkandiri kepada Allah. Nabi Daud a.s. dikenal sebagai nabi yangamat menonjolkan rasa syukur serta penghargaannya terhadapnikmat Allah. Nabi Zakaria a.s., Yahya a.s., dan Isa a.s.,adalah nabi-nabi yang berupaya menghindari kenikmatan duniademi mendekatkan diri kepada Allah Swt.Nabi Yusuf a.s. terkenal gagah, dan amat bersyukur dalamnikmat dan bersabar menahan cobaan. Nabi Yunus a. s. diketahuisebagai nabi yang amat khusyuk ketika berdoa, Nabi Musaterbukti sebagai nabi yang berani dan memiliki ketegasan, NabiHarun a.s. sebaliknya, adalah nabi yang penuh dengankelemahlembutan. Demikian seterusnya, dan Nabi Muhammad Saw.meneladani semua keistimewaan mereka itu.Ada beberapa sifat Nabi Muhammad Saw. yang ditekankan olehAl-Quran, antara lain,\"Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummusendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu (umat manusia),serta sangat menginginkan kebaikan untuk kamu semua, lagi amattinggi belas kasihannya serta penyayang terhadap orang-orangmukmin\" (QS Al-Tawbah [9]: 128).Begitu besar perhatiannya kepada umat manusia, sehinggaWAWASAN AL-QURAN 52Tafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan UmatDr. M. Quraish Shihab, M.A.ebook [email protected]
hampir-hampir saja ia mencelakakan diri demi mengajak merekaberiman (baca QS Syu'ara [26]: 3). Begitu luas rahmat dankasih sayang yang dibawanya, sehingga menyentuh manusia,binatang, tumbuh-tumbuhan, dan makhluk-makhluk tak bernyawa.Sebelum Eropa memperkenalkan Organisasi Pencinta Binatang,Nabi Muhammad Saw. telah mengajarkan,\"Bertakwalah kepada Allah dalam perlakuanmu terhadapbinatang-binatang, kendarailah dan makanlah dengan baik.\"\"Seorang wanita terjerumus ke dalam neraka karena seekorkucing yang dikurungnya.\"\"Seorang wanita yang bergelimang dosa diampuni Tuhan karenamemberi minum seekor anjing yang kehausan.\"Rahmat dan kasih sayang yang dicurahkannya sampai pula padabenda-benda tak bernyawa. Susu, gelas, cermin, tikar, perisai,pedang, dan sebagainya, semuanya beliau beri nama, seakan-akanbenda-benda tak bernyawa itu mempunyai kepribadian yangmembutuhkan uluran tangan, rahmat, kasih sayang, danpersahabatan.Diakui bahwa Muhammad Saw. diperintahkan Allah untukmenegaskan bahwa,\"Aku tidak lain kecuali manusia seperti kamu, (tetapi aku)diberi wahyu ...\" (QS Al-Kahf [18]: 110).Beliau adalah manusia seperti manusia yang lain dalam naluri,fungsi fisik, dan kebutuhannya, tetapi bukan dalam sifat-sifatdan keagungannya, karena beliau mendapat bimbingan Tuhan dankedudukan istimewa di sisi-Nya, sedang yang lain tidakdemikian. Seperti halnya permata adalah jenis batu yang samajenisnya dengan batu yang di jalan, tetapi ia memilikikeistimewaan yang tidak dimiliki oleh batu-batu lain. Dalambahasa tafsir Al-Quran, \"Yang sama dengan manusia lain adalahbasyariyah bukan pada insaniyah.\" Perhatikan bunyi firmanWAWASAN AL-QURAN 53Tafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan UmatDr. M. Quraish Shihab, M.A.ebook [email protected]
tadi: basyarun mitslukum bukan insan mitslukum.Atas dasar sifat-sifat yang agung dan menyeluruh itu, AllahSwt. menjadikan beliau sebagai teladan yang baik sekaligussebagai syahid (pembawa berita gembira dan pemberi peringatan)\"Sesungguhnya terdapat dalam diri Rasul teladan yang baik bagiyang mengharapkan (ridha) Allah dan ganjaran di harikemudian.\" (QS Al-Ahzab [33]: 2l).Keteladanan tersebut dapat dilakukan oleh setiap manusia,karena beliau telah memiliki segala sifat terpuji yang dapatdimiliki oleh manusiaDalam konteks ini, Abbas Al-Aqqad, seorang pakar Muslimkontemporer menguraikan bahwa manusia dapat diklasifikasikanke dalam empat tipe: seniman, pemikir, pekerta, dan yang tekunberibadah.Sejarah hidup Nabi Muhammad Saw. membuktikan bahwa beliaumenghimpun dan mencapai puncak keempat macam manusia tersebut.Karya-karyanya, ibadahnya, seni bahasa yang dikuasainya, sertapemikiran-pemikirannya sungguh mengagumkan setiap orang yangbersikap objektif. Karena itu pula seorang Muslim akan kagumberganda kepada beliau, sekali pada saat memandangnya melaluikacamata ilmu dan kemanusiaan, dan kedua kali pada saatmemandangnya dengan kacamata iman dan agama.Banyak fungsi yang ditetapkan Allah bagi Nabi Muhammad Saw.,antara lain sebagai syahid (pembawa berita gembira dan pemberiperingatan) (QS Al-Fath [48]: 8), yang pada akhirnya bermuarapada penyebarluasan rahmat bagi alam semesta.Di sini fungsi beliau sebagai syahid/syahid akan dijelaskanagak mendalam.Demikian itulah Kami jadikan kamu umat pertengahan, agar kamumenjadi saksi terhadap manusia, dan agar Rasul (Muhammad Saw.)menjadi saksi terhadap kamu ... (QS Al-Baqarah [2]: 143)WAWASAN AL-QURAN 54Tafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan UmatDr. M. Quraish Shihab, M.A.ebook [email protected]
Kata syahid/syahid antara lain berarti \"menyaksikan,\" baikdengan pandangan mata maupun dengan pandangan hati(pengetahuan). Ayat itu menjelaskan keberadaan umat Islam padaposisi tengah, agar mereka tidak hanyut pada pengaruhkebendaan, tidak pula mengantarkannya membubung tinggi ke alamruhani sehingga tidak berpijak lagi di bumi. Mereka berada diantara keduanya (posisi tengah), sehingga mereka dapat menjadisaksi dalam arti patron/teladan dan skala kebenaran bagiumat-umat yang lain, sedangkan Rasulullah Saw. yang jugaberkedudukan sebagai syahid (saksi) adalah patron dan teladanbagi umat Islam. Kendati ada juga yang berpendapat bahwa katatersebut berarti bahwa Nabi Muhammad Saw. akan menjadi saksidi hari kemudian terhadap umatnya dan umat-umat terdahulu,seperti bunyi firman Allah dalam Al-Quran surat Al-Nisa' (4):41:Maka bagaimanakah halnya orang-orang kafir nanti apabila Kamimenghadirkan seorang saksi dari tiap-tiap umat dan Kamihadirkan pula engkau (hai Muhammad) sebagai saksi atas mereka(QS Al-Nisa, [4]: 41).Tingkat syahadat (persaksian) hanya diraih oleh mereka yangmenelusuri jalan lurus (shirath al-mustaqim), sehingga merekamampu menyaksikan yang tersirat di balik yang tersurat. Merekayang menurut Ibnu Sina disebut \"orang yang arif,\" mampumemandang rahasia Tuhan yang terbentang melalu qudrat-Nya.Tokoh dari segala saksi adalah Rasulullah Muhammad Saw. yangsecara tegas di dalam ayat ini dinyatakan \"diutus untukmenjadi syahid (saksi).\"Sikap Allah Swt. terhadap Nabi Muhammad Saw.Dari penelusuran terhadap ayat-ayat Al-Quran ditemukan bahwapara nabi sebelum Nabi Muhammad Saw. telah diseru oleh Allahdengan nama-nama mereka; Ya Adam..., Ya Musa..., Ya Isa...,dan sebagainya. Tetapi terhadap Nabi Muhammad Saw., Allah Swt.sering memanggilnya dengan panggilan kemuliaan, seperti Yaayyuhan Nabi..., Ya ayyuhar Rasul..., atau memanggilnya denganWAWASAN AL-QURAN 55Tafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan UmatDr. M. Quraish Shihab, M.A.ebook [email protected]
panggilan-panggilan mesra, seperti Ya ayyuhal muddatstsir,atau ya ayyuhal muzzammil (wahai orang yang berselimut). Kalaupun ada ayat yang menyebut namanya, nama tersebut dibarengidengan gelar kehormatan. Perhatikan firman-Nya dalam suratAli-'Imran (3): 144, Al-Ahzab (33): 40, Al-Fat-h (48): 29, danAl-Shaff (61): 6.Dalam konteks ini dapat dimengerti mengapa Al-Quran berpesankepada kaum mukmin.\"Janganlah kamu menjadikan panggilan kepada Rasul di antarakamu, seperti panggilan sebagian kamu kepada sebagian yanglain... (QS Al-Nur [24]: 63).Sikap Allah kepada Rasul Saw. dapat juga dilihat denganmembandingkan sikap-Nya terhadap Musa a.s.Nabi Musa a.s. bermohon agar Allah menganugerahkan kepadanyakelapangan dada, serta memohon agar Allah memudahkan segalapersoalannya.\"Wahai Tuhanku, lapangkanlah dadaku dan mudahkanlah untukkuurusanku (QS Thaha [20]: 25-26).Sedangkan Nabi Muhammad Saw. memperoleh anugerah kelapangandada tanpa mengajukan permohonan. Perhatikan firman Allahdalam surat Alam Nasyrah, Bukankah Kami telah melapangkandadamu? (QS Alam Nasyrah [94]: 1).Dapat diambil kesimpulan bahwa yang diberi tanpa bermohontentunya lebih dicintai daripada yang bermohon, baikpermohonannya dikabulkan, lebih-lebih yang tidak.Permohonan Nabi Musa a.s. adalah agar urusannya dipermudah,sedangkan Nabi Muhammad Saw. bukan sekadar urusan yangdimudahkan Tuhan, melainkan beliau sendiri yang dianugerahikemudahan. Sehingga betapapun sulitnya persoalan yang dihadapi-dengan pertolongan Allah-beliau akan mampu menyelesaikannya.Mengapa demikian? Karena Allah menyatakan kepada Nabi MuhammadWAWASAN AL-QURAN 56Tafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan UmatDr. M. Quraish Shihab, M.A.ebook [email protected]
dalam surat Al-A'la (87): 8:\"Dan Kami mudahkan kamu ke jalan yang mudah.\"Mungkin saja urusan telah mudah, namun seseorang, karena satudan lain sebab-tidak mampu menghadapinya. Tetapi jika yangbersangkutan telah memperoleh kemudahan, walaupun sulit urusantetap akan terselesaikan.Keistimewaan yang dimiliki beliau tidak berhenti di sana saja.Juga dengan keistimewaan kedua, yaitu \"jalan yang beliautempuh selalu dimudahkan Tuhan\" sebagaimana tersurat dalamfirman Allah, \"Dan Kami mudahkan kamu ke jalan yang mudah.\"(QS Al-A'la [87]: 8).Dari sini jelas bahwa apa yang diperoleh oleh Nabi MuhammadSaw. melebihi apa yang diperoleh oleh Nabi Musa a.s., karenabeliau tanpa bermohon pun memperoleh kemudahan berganda,sedangkan Nabi Musa a.s. baru memperoleh anugerah \"kemudahanurusan\" setelah mengajukan permohonannya.Itu bukan berarti bahwa Nabi Muhammad Saw. dimanjakan olehAllah, sehingga beliau tidak akan ditegur apabila melakukansesuatu yang kurang wajar sebagai manusia pilihan.Dari Al-Quran ditemukan sekian banyak teguran-teguran Allahkepada beliau, dari yang sangat tegas hingga yang lemah lembutPerhatikan teguran firman Allah ketika beliau memberi izinkepada beberapa orang munafik untuk tidak ikut berperang.\"Allah telah memaafkan kamu. Mengapa engkau mengizinkanmereka? (Seharusnya izin itu engkau berikan) setelah terbuktibagimu siapa yang berbohong dalam alasannya, dan siapa pulayang berkata benar (QS Al-Tawbah [9]: 43)Dalam ayat tersebut Allah mendahulukan penegasan bahwa beliautelah dimaafkan, baru kemudian disebutkan \"kekeliruannya.\"WAWASAN AL-QURAN 57Tafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan UmatDr. M. Quraish Shihab, M.A.ebook [email protected]
Teguran keras baru akan diberikan kepada beliau terhadapucapan yang mengesankan bahwa beliau mengetahui secara pastiorang yang diampuni Allah, dan yang akan disiksa-Nya, maupunketika beliau merasa dapat menetapkan siapa yang berhakdisiksa.\"Engkau tidak mempunyai sedikit urusan pun. (Apakah) Allahmenerima tobat mereka atau menyiksa mereka (QS Ali 'Imran [3]:128).Perhatikan teguran Allah dalam surat 'Abasa ayat 1-2 kepadaNabi Muhammad Saw., yang tidak mau melayani orang buta yangdatang meminta untuk belajar pada saat Nabi Saw. sedangmelakukan pembicaraan dengan tokoh-tokoh kaum musyrik diMakkah\"Dia (Muhammad) bermuka masam dan berpaling, karena telahdatang seorang buta kepadanya...\"Teguran ini dikemukakan dengan rangkaian sepuluh ayat, dandiakhiri dengan:\"Sekali-kali jangan (demikian). Sesungguhnya ajaran-ajaranAllah adalah suatu peringatan\" (QS 'Abasa [80]: 11).Nabi berpaling dan sekadar bermuka masam ketika seseorangmengganggu konsentrasi dan pembicaraan serius pada saat rapat;hakikatnya dapat dinilai sudah sangat baik bila dikerjakanoleh manusia biasa. Namun karena Muhammad Saw. adalah manusiapilihan, sikap dernikian itu dinilai kurang tepat, yang dalamistilah Al-Quran disebut zanb (dosa).Dalam hal ini ulama memperkenalkan kaidah: Hasanat al-abrar,sayyiat al-muqarrabin, yang berarti \"kebajikan-kebajikan yangdilakukan oleh orang-orang baik, (dapat dinilai sebagai) dosa(bila diperbuat oleh) orang-orang yang dekat kepada Tuhan.\" --oo0oo--WAWASAN AL-QURAN 58Tafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan UmatDr. M. Quraish Shihab, M.A.ebook [email protected]
Disadari sepenuhnya bahwa uraian tentang Nabi Muhammad Saw.amat panjang, yang dapat diperoleh secara tersirat maupuntersurat dalam Al-Quran, maupun dari sunnah, riwayat, danpandangan para pakar. Tidak mungkin seseorang dapat menjangkaudan menguraikan seluruhnya, karena itu sungguh tepatkesimpulan yang diberikan oleh penyair Al-Bushiri,\"Batas pengetahuan tentang beliau, hanya bahwa beliau adalahseorang manusia, dan bahwa beliau adalah sebaik-baik makhlukAllah seluruhnya.\"Allahumma shalli wa sallim 'alaih. []TAKDIRKetika Mu'awiyah ibn Abi Sufyan menggantikan Khalifah IV,Ali ibn Abi Thalib (W. 620 H), ia menulis surat kepada salahseorang sahabat Nabi, Al-Mughirah ibn Syu'bah menanyakan,\"Apakah doa yang dibaca Nabi setiap selesai shalat?\" Iamemperoleh jawaban bahwa doa beliau adalah,\"Tiada Tuhan selain Allah, tiada sekutu bagi-Nya. WahaiAllah tidak ada yang mampu menghalangi apa yang engkau beri,tidak juga ada yang mampu memberi apa yang Engkau halangi,tidak berguna upaya yang bersungguh-sungguh. Semua bersumberdari-Mu (HR Bukhari).Doa ini dipopulerkannya untuk memberi kesan bahwa segalasesuatu telah ditentukan Allah, dan tiada usaha manusiasedikit pun. Kebijakan mempopulerkan doa ini, dinilai olehbanyak pakar sebagai \"bertujuan politis,\" karena dengan doaitu para penguasa Dinasti Umayah melegitimasi kesewenanganpemerintahan mereka, sebagai kehendak Allah. Begitu tulisAbdul Halim Mahmud mantan Imam Terbesar Al-Azhar Mesir dalamAl-Tafkir Al-Falsafi fi Al-Islam (hlm- 203).Tentu saja, pandangan tersebut tidak diterima olehWAWASAN AL-QURAN 59Tafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan UmatDr. M. Quraish Shihab, M.A.ebook [email protected]
kebanyakan ulama. Ada yang demikian menggebu menolaknyasehingga secara sadar atau tidak -mengumandangkan pernyataanla qadar (tidak ada takdir). Manusia bebas melakukan apasaja, bukankah Allah telah menganugerahkan kepada manusiakebebasan memilih dan memilah? Mengapa manusia harus dihukumkalau dia tidak memiliki kebebasan itu? Bukankah Allahsendiri menegaskan,\"Siapa yang hendak beriman silakan beriman, siapa yanghendak kufur silakan juga kufur\" (QS Al-Kahf [18]: 29).Masing-masing bertanggung jawab pada perbuatannyasendiri-sendiri. Namun demikian, pandangan ini jugadisanggah. Ini mengurangi kebesaran dan kekuasaan Allah.Bukankah Allah Mahakuasa? Bukankah\"Allah menciptakan kamu dan apa yang kamu lakukan\" (QSAl-Shaffat [37]: 96).Tidakkah ayat ini berarti bahwa Tuhan menciptakan apa yangkita lakukan? Demikian mereka berargumentasi. Selanjutnyabukankah Al-Quran menegaskan bahwa,\"Apa yang kamu kehendaki, (tidak dapatterlaksana) kecualidengan kehendak Allah jua\" (QS Al-Insan [76]: 30).Demikian sedikit dari banyak perdebatan yang tak kunjunghabis di antara para teolog. Masing-masing menjadikanAl-Quran sebagai pegangannya, seperti banyak orang yangmencintai si Ayu, tetapi Ayu sendiri tidak mengenal mereka.Kemudian didukung oleh penguasa yang ingin mempertahankankedudukannya, dan dipersubur oleh keterbelakangan umat dalamberbagai bidang, meluaslah paham takdir dalam arti kedua diatas, atau paling tidak, paham yang mirip dengannyaYang jelas, Nabi dan sahabat-sahabat utama beliau, tidakpernah mempersoalkan takdir sebagaimana dilakukan oleh parateolog itu. Mereka sepenuhnya yakin tentang takdir AllahWAWASAN AL-QURAN 60Tafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan UmatDr. M. Quraish Shihab, M.A.ebook [email protected]
yang menyentuh semua makhluk termasuk manusia, tetapisedikit pun keyakinan ini tidak menghalangi merekamenyingsingkan lengan baju, berjuang, dan kalau kalahsedikit pun mereka tidak menimpakan kesalahan kepada Allah.Sikap Nabi dan para sahabat tersebut lahir, karena merekatidak memahami ayat-ayat Al-Quran secara parsial: ayat demiayat, atau sepotong-sepotong terlepas dari konteksnya,tetapi memahaminya secara utuh, sebagaimana diajarkan olehRasulullah Saw.Takdir dalam Bahasa Al-QuranKata takdir (taqdir) terambil dan kata qaddara berasal dariakar kata qadara yang antara lain berarti mengukur, memberikadar atau ukuran, sehingga jika Anda berkata, \"Allah telahmenakdirkan demikian,\" maka itu berarti, \"Allah telahmemberi kadar/ukuran/batas tertentu dalam diri, sifat, ataukemampuan maksimal makhluk-Nya.\"Dari sekian banyak ayat Al-Quran dipahami bahwa semuamakhluk telah ditetapkan takdirnya oleh Allah. Mereka tidakdapat melampaui batas ketetapan itu, dan Allah Swt. menuntundan menunjukkan mereka arah yang seharusnya mereka tuju.Begitu dipahami antara lain dari ayat-ayat permulaan SuratAl-A'la (Sabihisma),\"Sucikanlah nama Tuhanmu Yang Mahatinggi, yang menciptakan(semua mahluk) dan menyempurnakannya, yang memberi takdirkemudian mengarahkan(nya)\" (QS Al-A'la [87]: 1-3).Karena itu ditegaskannya bahwa:\"Dan matahari beredar di tempat peredarannya Demikian itulahtakdir yang ditentukan oleh (Allah) Yang Mahaperkasa lagiMaha Mengetahui\" (QS Ya Sin [36]: 38).Demikian pula bulan, seperti firman-Nya sesudah ayat diatas:WAWASAN AL-QURAN 61Tafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan UmatDr. M. Quraish Shihab, M.A.ebook [email protected]
\"Dan telah Kami takdirkan/tetapkan bagi bulanmanzilah-manzilah, sehingga (setelah dia sampai ke manzilahyang terakhir) kembalilah dia sebagai bentuk tandan yangtua\" (QS Ya Sin [36]: 39)Bahkan segala sesuatu ada takdir atau ketetapan Tuhanatasnya,\"Dia (Allah) Yang menciptakan segala sesuatu, lalu Diamenetapkan atasnya qadar (ketetapan) dengansesempurna-sempurnanya\" (QS Al-Furqan [25]: 2).\"Dan tidak ada sesuatu pun kecuali pada sisi Kamilahkhazanah (sumber)nya; dan Kami tidak menurunkannya kecualidengan ukuran tertentu\" (QS Al-Hijr [15]: 21).Makhluk-Nya yang kecil dan remeh pun diberi-Nya takdir.Lanjutan ayat Sabihisma yang dikutip di atas menyebutcontoh, yakni rerumputan.\"Dia Allah yang menjadikan rumput-rumputan, laludijadikannya rumput-rumputan itu kering kehitam-hitaman\" (QSSabihisma [87]: 4-53)Mengapa rerumputan itu tumbuh subur, dan mengapa pula ialayu dan kering. Berapa kadar kesuburan dan kekeringannya,kesemuanya telah ditetapkan oleh Allah Swt., melaluihukum-hukum-Nya yang berlaku pada alam raya ini. Ini berartijika Anda ingin melihat rumput subur menghijau, makasiramilah ia, dan bila Anda membiarkannya tanpapemeliharaan, diterpa panas matahari yang terik, maka pastiia akan mati kering kehitam-hitaman atau ghutsan ahwaseperti bunyi ayat di atas. Demikian takdir Allah menjangkauseluruh makhluk-Nya. Walhasil,\"Allah telah menetapkan bagi segala sesuatu kadarnya\" (QSAl-Thalaq [65]: 3)Peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam raya ini, dan sisiWAWASAN AL-QURAN 62Tafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan UmatDr. M. Quraish Shihab, M.A.ebook [email protected]
kejadiannya, dalam kadar atau ukuran tertentu, pada tempatdan waktu tertentu, dan itulah yang disebut takdir. Tidakada sesuatu yang terjadi tanpa takdir, termasuk manusia.Peristiwa-peristiwa tersebut berada dalam pengetahuan danketentuan Tuhan, yang keduanya menurut sementara ulama dapatdisimpulkan dalam istilah sunnatullah, atau yang seringsecara salah kaprah disebut \"hukum-hukum alam.\"Penulis tidak sepenuhnya cenderung mempersamakan sunnatullahdengan takdir. Karena sunnatullah yang digunakan olehAl-Quran adalah untuk hukum-hukum Tuhan yang pasti berlakubagi masyarakat, sedang takdir mencakup hukum-hukumkemasyarakatan dan hukum-hukum alam. Dalam Al-Quran\"sunnatullah\" terulang sebanyak delapan kali, \"sunnatina\"sekali, \"sunnatul awwalin\" terulang tiga kali; kesemuanyamengacu kepada hukum-hukum Tuhan yang berlaku padamasyarakat. Baca misalnya QS Al-Ahzab (33): 38, 62 atauFathir 35, 43, atau Ghafir 40, 85, dan lain-lain.Matahari, bulan, dan seluruh jagat raya telah ditetapkanoleh Allah takdirnya yang tidak bisa mereka tawar,\"Datanglah (hai langit dan bumi) menurut perintah-Ku, sukaatau tidak suka!\" Keduanya berkata, \"Kami datang dengarpenuh ketaatan.\"Demikian surat Fushshilat (41) ayat 11 melukiskan\"keniscayaan takdir dan ketiadaan pilihan bagi jagat raya.\"Apakah demikian juga yang berlaku bagi manusia? Tampaknyatidak sepenuhnya sama.Manusia mempunyai kemampuan terbatas sesuai dengan ukuranyang diberikan oleh Allah kepadanya. Makhluk ini, misalnya,tidak dapat terbang. Ini merupakan salah satu ukuran ataubatas kemampuan yang dianugerahkan Allah kepadanya. Ia tidakmampu melampauinya, kecuali jika ia menggunakan akalnyauntuk menciptakan satu alat, namun akalnya pun, mempunyaiukuran yang tidak mampu dilampaui. Di sisi lain, manusiaWAWASAN AL-QURAN 63Tafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan UmatDr. M. Quraish Shihab, M.A.ebook [email protected]
berada di bawah hukum-hukum Allah sehingga segala yang kitalakukan pun tidak terlepas dari hukum-hukum yang telahmempunyai kadar dan ukuran tertentu. Hanya saja karenahukum-hukum tersebut cukup banyak, dan kita diberi kemampuanmemilih -tidak sebagaimana matahari dan bulan misalnya- makakita dapat memilih yang mana di antara takdir yangditetapkan Tuhan terhadap alam yang kita pilih. Apiditetapkan Tuhan panas dan membakar, angin dapat menimbulkankesejukan atau dingin; itu takdir Tuhan -manusia bolehmemilih api yang membakar atau angin yang sejuk. Di sinilahpentingnya pengetahuan dan perlunya ilham atau petunjukIlahi. Salah satu doa yang diajarkan Rasulullah adalah:\"Wahai Allah, jangan engkau biarkan aku sendiri (denganpertimbangan nafsu akalku saja), walau sekejap.\"Ketika di Syam (Syria, Palestina, dan sekitarnya) terjadiwabah, Umar ibn Al-Khaththab yang ketika itu bermaksudberkunjung ke sana membatalkan rencana beliau, dan ketikaitu tampil seorang bertanya:\"Apakah Anda lari/menghindar dari takdir Tuhan?\"Umar r.a. menjawab,\"Saya lari/menghindar dan takdir Tuhan kepada takdir-Nyayang lain.\"Demikian juga ketika Imam Ali r.a. sedang duduk bersandar disatu tembok yang ternyata rapuh, beliau pindah ke tempatlain. Beberapa orang di sekelilingnya bertanya sepertipertanyaan di atas. Jawaban Ali ibn Thalib, sama intinyadengan jawaban Khalifah Umar r.a. Rubuhnya tembok,berjangkitnya penyakit adalah berdasarkan hukum-hukum yangtelah ditetapkan-Nya, dan bila seseorang tidak menghindar iaakan menerima akibatnya. Akibat yang menimpanya itu jugaadalah takdir, tetapi bila ia menghindar dan luput darimarabahaya maka itu pun takdir. Bukankah Tuhan telahmenganugerahkan manusia kemampuan memilah dan memilih?WAWASAN AL-QURAN 64Tafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan UmatDr. M. Quraish Shihab, M.A.ebook [email protected]
Kemampuan ini pun antara lain merupakan ketetapan atautakdir yang dianugerahkan-Nya Jika demikian, manusia tidakdapat luput dari takdir, yang baik maupun buruk. Tidakbijaksana jika hanya yang merugikan saja yang disebuttakdir, karena yang positif pun takdir. Yang demikianmerupakan sikap 'tidak menyucikan Allah, serta bertentangandengan petunjuk Nabi Saw.,' \"... dan kamu harus percayakepada takdir-Nya yang baik maupun yang buruk.\" Dengandemikian, menjadi jelaslah kiranya bahwa adanya takdir tidakmenghalangi manusia untuk berusaha menentukan masa depannyasendiri, sambil memohon bantuan IlahiApakah Takdir Merupakan Rukun Iman?Perlu digarisbawahi bahwa dari sudut pandang studi Al-Quran,kewajiban mempercayai adanya takdir tidak secara otomatismenyatakannya sebagai satu di antara rukun iman yang enam.Al-Quran tidak menggunakan istilah \"rukun\" untuk takdir,bahkan tidak juga Nabi Saw. dalam hadis-hadis beliau.Memang, dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh banyakpakar hadis, melalui sahabat Nabi Umar ibn Al-Khaththab,dinyatakan bahwa suatu ketika datang seseorang yangberpakaian sangat putih, berambut hitam teratur, tetapitidak tampak pada penampilannya bahwa ia seorang pendatang,namun, \"tidak seorang pun di antara kami mengenalnya.\"Demikian Umar r.a. Dia bertanya tentang Islam, Iman, Ihsan,dan saat kiamat serta tanda-tandanya. Nabi menjawab antaralain dengan menyebut enam perkara iman, yakni percaya kepadaAllah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, Rasul-rasulNya, hari kemudian, dan \"percaya tentang takdir-Nyayang baik dan yang buruk.\" Setelah sang penanya pergi, Nabimenjelaskan bahwa,\"Dia itu Jibril, datang untuk mengajar kamu, agama kamu.\"Dari hadis ini, banyak ulama merumuskan enam rukun Imantersebut.Seperti dikemukan di atas, Al-Quran tidak menggunakan kataWAWASAN AL-QURAN 65Tafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan UmatDr. M. Quraish Shihab, M.A.ebook [email protected]
rukun, bahkan Al-Quran tidak pernah menyebut kata takdirdalam satu rangkaian ayat yang berbicara tentang kelimaperkara lain di atas. Perhatikan firman-Nya dalam suratAl-Baqarah (2): 285,\"Rasul percaya tentang apa yang diturunkan kepadanya dariTuhannya, demikian juga orang-orang Mukmin. Semuanya percayakepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya,Rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian.\"Dalam QS Al-Nisa' (4): 136 disebutkan:\"Wahai orang-orang yang beriman, (tetaplah) percaya kepadaAllah dan Rasul-Nya, dan kepada kitab yang diturunkan kepadaRasul-Nya, dan kitab yang disusunkan sebelum (Al-Quran).Barangsiapa yang tidak percaya kepada Allah, malaikat-Nya,kitab-kitab-Nya, Rasul-rasul-Nya, dan hari kemudiam, makasesungguhnya dia telah sesat sejauh-jauhnya.\"Bahwa kedua ayat di atas tidak menyebutkan perkara takdir,bukan berarti bahwa takdir tidak wajib dipercayai. Tidak!Yang ingin dikemukakan ialah bahwa Al-Quran tidakmenyebutnya sebagai rukun, tidak pula merangkaikannya dengankelima perkara lain yang disebut dalam hadis Jibril di atas.Karena itu, agaknya dapat dimengerti ketika sementara ulamatidak menjadikan takdir sebagai salah satu rukun iman,bahkan dapat dimengerti jika sementara mereka hanya menyebuttiga hal pokok, yaitu keimanan kepada Allah, malaikat, danhari kemudian. Bagi penganut pendapat ini, keimanan kepadamalaikat mencakup keimanan tentang apa yang mereka sampaikan(wahyu Ilahi), dan kepada siapa disampaikan, yakni para Nabidan Rasul.Bahkan jika kita memperhatikan beberapa hadis Nabi,seringkali beliau hanya menyebut dua perkara, yaitu percayakepada Allah dan hari kemudian.\"Siapa yang percaya kepada Allah dan hari kemudian, makahendaklah ia menghormati tamunya. Siapa yangpercaya kepadaWAWASAN AL-QURAN 66Tafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan UmatDr. M. Quraish Shihab, M.A.ebook [email protected]
Allah dan hari kemudian, maka hendaklah ia menyambung talikerabatnya. Siapa yang percaya kepada Allah dan harikemudian, maka hendaklah ia berkata benar atau diam.\"Demikian salah satu sabdanya yang diriwayatkan oleh Bukharidan Muslim melalui Abu Hurairah.Al-Quran juga tidak jarang hanya menyebut dua di antarahal-hal yang wajib dipercayai. Perhatikan misalnya suratAl-Baqarah (2): 62,\"Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang Yahudi,Nasrani, Shabiin (orang-orang yang mengikuti syariat Nabizaman dahulu, atau orang-orang yang menyembah bintang ataudewa-dewa), siapa saja di antara mereka yang benar-benarberiman kepada Allah dan hari kemudian, dan beramal saleh,maka mereka akan menerima ganjaran mereka di sisi Tuhanmereka, tidak ada rasa takut atas mereka, dan tidak jugamereka akan bersedih.\"Ayat ini tidak berarti bahwa yang dituntut dari semuakelompok yang disebut di atas hanyalah iman kepada Allah danhari kemudian, tetapi bersama keduanya adalah iman kepadaRasul, kitab suci, malaikat, dan takdir. Bahkan ayattersebut dan semacamnya hanya menyebut dua hal pokok, tetapitetap menuntut keimanan menyangkut segala sesuatu yangdisampaikan oleh Rasulullah Saw., baik dalam enam perkarayang disebut oleh hadis Jibril di atas, maupun perkaralainnya yang tidak disebutkan.Demikianlah pengertian takdir dalam bahasa dan penggunaanAl-Quran. KEMATIANSebelum membicarakan wawasan Al-Quran tentang kematian,terlebih dahulu perlu digarisbawahi bahwa kematian dalampandangan Al-Quran tidak hanya terjadi sekali, tetapi duakali. Surat Ghafir ayat 11 mengabadikan sekaligus membenarkanWAWASAN AL-QURAN 67Tafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan UmatDr. M. Quraish Shihab, M.A.ebook [email protected]
ucapan orang-orang kafir di hari kemudian:\"Mereka berkata, 'Wahai Tuhan kami, Engkau telahmematikan kami dua kali dan telah menghidupkankami dua kali (pula), lalu kami menyadaridosa-dosa kami maka adakah jalan bagi kami untukkeluar (dari siksa neraka)?\"Kematian oleh sementara ulama didefinisikan sebagai\"ketiadaan hidup,\" atau \"antonim dari hidup.\" Kematianpertama dialami oleh manusia sebelum kelahirannya, atau saatsebelum Allah menghembuskan ruh kehidupan kepadanya; sedangkematian kedua, saat ia meninggalkan dunia yang fana ini.Kehidupan pertama dialami oleh manusia pada saat manusiamenarik dan menghembuskan nafas di dunia, sedang kehidupankedua saat ia berada di alam barzakh, atau kelak ketika iahidup kekal di hari akhirat.Al-Quran berbicara tentang kematian dalam banyak ayat,sementara pakar memperkirakan tidak kurang dari tiga ratusanayat yang berbicara tentang berbagai aspek kematian dankehidupan sesudah kematian kedua.KESAN UMUM TENTANG KEMATIANSecara umum dapat dikatakan bahwa pembicaraan tentangkematian bukan sesuatu yang menyenangkan. Namun manusiabahkan ingin hidup seribu tahun lagi. Ini, tentu saja bukanhanya ucapan Chairil Anwar, tetapi Al-Quran pun melukiskankeinginan sekelompok manusia untuk hidup selama itu (bacasurat Al-Baqarah [2]: 96). Iblis berhasil merayu Adam danHawa melalui \"pintu\" keinginan untuk hidup kekalselama-lamanya.\"Maukah engkau kutunjukkan pohon kekekalan (hidup)dan kekuasaan yang tidak akan lapuk? (QS Thaha[20]: 120).DEMIKIAN IBLIS MERAYU ADAM. 68WAWASAN AL-QURANTafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan UmatDr. M. Quraish Shihab, M.A.ebook [email protected]
Banyak faktor yang membuat seseorang enggan mati. Ada orangyang enggan mati karena ia tidak mengetahui apa yang akandihadapinya setelah kematian; mungkin juga karena mendugabahwa yang dimiliki sekarang lebih baik dari yang akandidapati nanti. Atau mungkin juga karena membayangkan betapasulit dan pedih pengalaman mati dan sesudah mati. Ataumungkin karena khawatir memikirkan dan prihatin terhadapkeluarga yang ditinggalkan, atau karena tidak mengetahuimakna hidup dan mati, dan lain sebagainya, sehingga semuanyamerasa cemas dan takut menghadapi kematian.Dari sini lahir pandangan-pandangan optimistis danpesimistis terhadap kematian dan kehidupan, bahkan darikalangan para pemikir sekalipun.Manusia, melalui nalar dan pengalamannya tidak mampumengetahui hakikat kematian, karena itu kematian dinilaisebagai salah satu gaib nisbi yang paling besar. Walaupunpada hakikatnya kematian merupakan sesuatu yang tidakdiketahui, namun setiap menyaksikan bagaimana kematianmerenggut nyawa yang hidup manusia semakin terdorong untukmengetahui hakikatnya atau, paling tidak, ketika itu akanterlintas dalam benaknya, bahwa suatu ketika ia pun pastimengalami nasib yang sama.Manusia menyaksikan bagaimana kematian tidak memilih usiaatau tempat, tidak pula menangguhkan kehadirannya sampaiterpenuhi semua keinginan. Di kalangan sementara orang,kematian menimbulkan kecemasan, apalagi bagi mereka yangmemandang bahwa hidup hanya sekali yakni di dunia ini saja.Sehingga tidak sedikit yang pada akhirnya menilai kehidupanini sebagai siksaan, dan untuk menghindar dari siksaan itu,mereka menganjurkan agar melupakan kematian dan menghindarisedapat mungkin segala kecemasan yang ditimbulkannya denganjalan melakukan apa saja secara bebas tanpa kendali, demimewujudkan eksistensi manusia. Bukankah kematian akhir darisegala sesuatu? Kilah mereka.WAWASAN AL-QURAN 69Tafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan UmatDr. M. Quraish Shihab, M.A.ebook [email protected]
Sebenarnya akal dan perasaan manusia pada umumnya engganmenjadikan kehidupan atau eksistensi mereka terbatas padapuluhan tahun saja. Walaupun manusia menyadari bahwa merekaharus mati, namun pada umumnya menilai kematian buat manusiabukan berarti kepunahan. Keengganan manusia menilai kematiansebagai kepunahan tercermin antara lain melalui penciptaanberbagai cara untuk menunjukkan eksistensinya. Misalnya,dengan menyediakan kuburan, atau tempat-tenapat tersebutdikunjunginya dari saat ke saat sebagai manifestasi darikeyakinannya bahwa yang telah meninggalkan dunia itu tetapmasih hidup walaupun jasad mereka telah tiada.Hubungan antara yang hidup dan yang telah meninggal amatberakar pada jiwa manusia. Ini tercermin sejak dahulu kala,bahkan jauh sebelum kehadiran agama-agama besar dianut olehumat manusia dewasa ini. Sedemikian berakar hal tersebutsehingga orang-orang Mesir Kuno misalnya, meyakini benarkeabadian manusia, sehingga mereka menciptakan teknik-teknikyang dapat mengawetkan mayat-mayat mereka ratusan bahkanribuan tahun lamanya.Konon Socrates pernah berkata, sebagaimana dikutip olehAsy-Syahrastani dalam bukunya Al-Milal wa An-Nihal (I:297), \"Ketika aku menemukan kehidupan (duniawi) kutemukan bahwa akhir kehidupan adalah kematian, namun ketika aku menemukan kematian, aku pun menemukan kehidupan abadi. Karena itu, kita harus prihatin dengan kehidupan (duniawi) dan bergembira dengan kematian. Kita hidup untuk mati dan mati untuk hidup.\"Demikian gagasan keabadian hidup manusia hadir bersamamanusia sepanjang sejarah kemanusiaan. Kalau keyakinanorang-orang Mesir Kuno mengantar mereka untuk menciptakanteknik pengawetan jenazah dan pembangunan piramid, makadalam pandangan pemikir-pemikir modern, keabadian manusiadibuktikan oleh karya-karya besar mereka.WAWASAN AL-QURAN 70Tafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan UmatDr. M. Quraish Shihab, M.A.ebook [email protected]
Abdul Karim Al-Khatib dalam bukunya Qadhiyat Al-Uluhiyah(I:214) mengutip tulisan Goethe (1749-1833 M) yangmenyatakan:\"Sesungguhnya usaha sungguh-sungguh yang lahirdari lubuk jiwa saya, itulah yang merupakan buktiyang amat jelas tentang keabadian. Jika saya telahmencurahkan seluruh hidup saya untuk berkarya,maka adalah merupakan hak saya atas alam ini untukmenganugerahi saya wujud baru, setelah kekuatansaya terkuras dan jasad ini tidak lagi memikulbeban jiwa.\"Demikian filosof Jerman itu menjadikan kehidupan duniawi inisebagai arena untuk bekerja keras, dan kematian merupakanpintu gerbang menuju kehidupan baru guna merasakanketenangan dan keterbebasan dari segala macam beban.PANDANGAN AGAMA TENTANG MAKNA KEMATIANAgama, khususnya agama-agama samawi, mengajarkan bahwa adakehidupan sesudah kematian. Kematian adalah awal dari satuperjalanan panjang dalam evolusi manusia, di manaselanjutnya ia akan memperoleh kehidupan dengan segala macamkenikmatan atau berbagai ragam siksa dan kenistaan.Kematian dalam agama-agama samawi mempunyai peranan yangsangat besar dalam memantapkan akidah sertamenumbuhkembangkan semangat pengabdian. Tanpa kematian,manusia tidak akan berpikir tentang apa sesudah mati, dantidak akan mempersiapkan diri menghadapinya. Karena itu,agama-agama menganjurkan manusia untuk berpikir tentangkematian. Rasul Muhammad Saw., misalnya bersabda,\"Perbanyaklah mengingat pemutus segala kenikmatan duniawi(kematian).\"Dapat dikatakan bahwa inti ajakan para Nabi dan Rasulsetelah kewajiban percaya kepada Tuhan, adalah kewajibanpercaya akan adanya hidup setelah kematian.WAWASAN AL-QURAN 71Tafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan UmatDr. M. Quraish Shihab, M.A.ebook [email protected]
Dari Al-Quran ditemukan bahwa kehidupan yang dijelaskannyabermacam-macam dan bertingkat-tingkat. Ada kehidupantumbuhan, binatang, manusia, jin, dan malaikat, sampai ketingkat tertinggi yaitu kehidupan Yang Mahahidup danPemberi Kehidupan. Di sisi lain, berulang kali ditekankannyabahwa ada kehidupan di dunia dan ada pula kehidupan diakhirat. Yang pertama dinamai Al-Quran al-hayat ad-dunya(kehidupan yang rendah), sedangkan yang kedua dinamainvaal-hayawan (kehidupan yang sempurna). \"Sesungguhnya negeri akhirat itu adalah al-hayawan (kehidupan yang sempurna\" (QS Al-'Ankabut [29]: 64).Dijelaskan pula bahwa, \"Kesenangan di dunia ini hanya sebentar, sedang akhirat lebih baik bagi orang-orang bertakwa, dan kamu sekalian (yang bertakwa dan yang tidak) tidak akan dianiaya sedikitpun (QS Al-Nisa' 14]: 77)Di lain ayat dinyatakan, \"Hai orang-orang yang beriman, mengapa jika dikatakan kepada kamu berangkatlah untuk berjuang di jalan Allah, kamu merasa berat dan ingin tinggal tetap di tempatmu? Apakah kamu puas dengan kehidupan di dunia sebagai ganti kehidupan di akhirat? Padahal kenikmatan hidup di dunia ini dibanding dengan akhirat (nilai kehidupan duniawi dibandingkan dengan nilai kehidupan) di akhirat hanyalah sedikit (QS At-Tawbah [9]: 38).Betapa kehidupan ukhrawi itu tidak sempurna, sedang disanalah diperoleh keadilan sejati yang menjadi dambaansetiap manusia, dan di sanalah diperoleh kenikmatan hidupyang tiada taranya.WAWASAN AL-QURAN 72Tafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan UmatDr. M. Quraish Shihab, M.A.ebook [email protected]
Satu-satunya jalan untuk mendapatkan kenikmatan dankesempurnaan itu, adalah kematian, karena menurut RaghibAl-Isfahani:\"Kematian, yang dikenal sebagai berpisahnya ruhdari badan, merupakan sebab yang mengantar manusiamenuju kenikmatan abadi. Kematian adalahperpindahan dari satu negeri ke negeri yang lain,sebagaimana dirtwayatkan bahwa, \"Sesungguhnyakalian diciptakan untuk hidup abadi, tetapi kalianharus berpindah dan satu negen ke negen (yanglain) sehingga kalian menetap di satu tempat.\"(Abdul Karim AL-Khatib, I:217)Kematian walaupun kelihatannya adalah kepunahan, tetapi padahakikatnya adalah kelahiran yang kedua. Kematian manusiadapat diibaratkan dengan menetasnya telur-telur. Anak ayamyang terkurung dalam telur, tidak dapat mencapaikesempurnaan evolusinya kecuali apabila ia menetas. Demikianjuga manusia, mereka tidak akan mencapai kesempurnaannyakecuali apabila meninggalkan dunia ini (mati).Ada beberapa istilah yang digunakan Al-Quran untuk menunjukkepada kematian, antara lain al-wafat (wafat), imsak(menahan).Dalam surat Al-Zumar (39): 42 dinyatakan bahwasanya,\"Allah mewafatkan jiwa pada saat kematiannya, danjiwa orang yang belum mati dalam tidurnya, makaAllah yumsik (menahan) jiwa yang ditetapkanbaginya kematian, dan melepaskan yang lain (orangyang tidur) sampai pada batas waktu tertentu.\"Ar-Raghib menjadikan istilah-istilah tersebut sebagai salahsatu isyarat betapa Al-Quran menilai kematian sebagai jalanmenuju perpindahan ke sebuah tempat, dan keadaan yang lebihmulia dan baik dibanding dengan kehidupan dunia. Bukankahkematian adalah wafat yang berarti kesempurnaan serta imsakWAWASAN AL-QURAN 73Tafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan UmatDr. M. Quraish Shihab, M.A.ebook [email protected]
yang berarti menahan (di sisi-Nya)?Memang, Al-Quran juga menyifati kematian sebagai musibahmalapetaka (baca surat Al-Ma-idah [5]: 106), tetapi agaknyaistilah ini lebih banyak ditujukan kepada manusia yangdurhaka, atau terhadap mereka yang ditinggal mati. Dalamarti bahwa kematian dapat merupakan musibah bagi orang-orangyang ditinggalkan sekaligus musibah bagi mereka yang matitanpa membawa bekal yang cukup untuk hidup di negeriseberang.Kematian juga dikemukakan oleh Al-Quran dalam konteksmenguraikan nikmat-nikmat-Nya kepada manusia. Dalam suratAl-Baqarah (2): 28 Allah mempertanyakan kepada orang-orangkafir.\"Bagaimana kamu mengingkari (Allah) sedang kamutadinya mati, kemudian dihidupkan (oleh-Nya),kemudian kamu dimatikan dan dihidupkan-Nyakembali, kemudian kamu dikembalikan kepada-Nya.\"Nikmat yang diakibatkan oleh kematian, bukan saja dalamkehidupan ukhrawi nanti, tetapi juga dalam kehidupanduniawi, karena tidak dapat dibayangkan bagaimana keadaandunia kita yang terbatas arealnya ini, jika seandainya semuamanusia hidup terus-menerus tanpa mengalami kematian.Muhammad Iqbal menegaskan bahwa mustahil sama sekali bagimakhluk manusia yang mengalami perkembangan jutaan tahun,untuk dilemparkan begitu saja bagai barang yang tidakberharga. Tetapi itu baru dapat terlaksana apabila ia mampumenyucikan dirinya secara terus menerus. Penyucian jiwa itudengan jalan menjauhkan diri dari kekejian dan dosa, denganjalan amal saleh. Bukankah Al-Quran menegaskan bahwa, \"Mahasuci Allah Yang di dalam genggaman 74 kekuasaan-Nya seluruh kerajaan, dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. Yang menciptakan mati dan hidup untuk menguji kamu siapakah di antara kamuWAWASAN AL-QURANTafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan UmatDr. M. Quraish Shihab, M.A.ebook [email protected]
yang paling baik amalnya, dan sesungguhnya DiaMahamulia lagi Maha Pengampun\" (QS Al-Mulk [67]:1-2).1Demikian terlihat bahwa kematian dalam pandangan Islambukanlah sesuatu yang buruk, karena di samping mendorongmanusia untuk meningkatkan pengabdiannya dalam kehidupandunia ini, ia juga merupakan pintu gerbang untuk memasukikebahagiaan abadi, serta mendapatkan keadilan sejati.KEMATIAN HANYA KETIADAAN HIDUP DI DUNIAAyat-ayat Al-Quran dan hadis Nabi menunjukkan bahwa kematianbukanlah ketiadaan hidup secara mutlak, tetapi ia adalahketiadaan hidup di dunia, dalam arti bahwa manusia yangmeninggal pada hakikatnya masih tetap hidup di alam lain dandengan cara yang tidak dapat diketahui sepenuhnya.\"Janganlah kamu menduga bahwa orang-orang yanggugur di jalan Allah itu mati, tetapi mereka ituhidup di sisi Tuhannya dengan mendapat rezeki\" (QSAli-'Imran [3]: 169).\"Janganlah kamu mengatakan terhadap orang-orangyang meninggal di jalan Allah bahwa 'mereka itutelah mati,' sebenarnya mereka hidup, tetapi kamutidak menyadarinya\" (QS Al-Baqarah [2]: 154).Imam Bukhari meriwayatkan melalui sahabat Nabi Al-Bara' binAzib, bahwa Rasulullah Saw., bersabda ketika putra beliau,Ibrahim, meninggal dunia, \"Sesungguhnya untuk dia (Ibrahim)ada seseorang yang menyusukannya di surga.\"Sejarawan Ibnu Ishak dan lain-lain meriwayatkan bahwa ketikaorang-orang musyrik yang tewas dalam peperangan Badardikuburkan dalam satu perigi oleh Nabi dansahabat-sahabatnya, beliau \"bertanya\" kepada mereka yangtelah tewas itu, \"Wahai penghuni perigi, wahai Utbah binRabi'ah, Syaibah bin Rabi'ah, Ummayah bin Khalaf; Wahai AbuWAWASAN AL-QURAN 75Tafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan UmatDr. M. Quraish Shihab, M.A.ebook [email protected]
Jahl bin Hisyam, (seterusnya beliau menyebutkan namaorang-orang yang di dalam perigi itu satu per satu). Wahaipenghuni perigi! Adakah kamu telah menemukan apa yangdijanjikanTuhanmu itu benar-benar ada? Aku telah mendapatiapa yang telah dijanjikan Tuhanku.\"\"Rasul. Mengapa Anda berbicara dengan orang yang sudahtewas?\" Tanya para sahabat. Rasul menjawab: \"Ma antum hiasma' mimma aqul minhum, walakinnahum la yastathi'una anyujibuni (Kamu sekalian tidak lebih mendengar dari mereka,tetapi mereka tidak dapat menjawabku).\"2Demikian beberapa teks keagamaan yang dijadikan alasan untukmembuktikan bahwa kematian bukan kepunahan, tetapi kelahirandan kehidupan baru.MENGAPA TAKUT MATI?Di atas telah dikemukakan beberapa faktor yang menyebabkanseseorang merasa cemas dan takut terhadap kematian.Di sini akan dicoba untuk melihat lebih jauh betapa sebagiandari faktor-faktor tersebut pada hakikatnya bukan padatempatnya.Al-Quran seperti dikemukakan berusaha menggambarkan bahwahidup di akhirat jauh lebih baik daripada kehidupan dunia.\"Sesungguhnya akhirat itu lebih baik untukmudaripada dunia\" (QS Al-Dhuha [93]: 4).Musthafa Al-Kik menulis dalam bukunya Baina Alamainbahwasanya kematian yang dialami oleh manusia dapat berupakematian mendadak seperti serangan jantung, tabrakan, dansebagainya, dan dapat juga merupakan kematian normal yangterjadi melalui proses menua secara perlahan. Yang matimendadak maupun yang normal, kesemuanya mengalami apa yangdinamai sakarat al-maut (sekarat) yakni semacam hilangnyakesadaran yang diikuti oleh lepasnya ruh dan jasad.WAWASAN AL-QURAN 76Tafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan UmatDr. M. Quraish Shihab, M.A.ebook [email protected]
Dalam keadaan mati mendadak, sakarat al-maut itu hanyaterjadi beberapa saat singkat, yang mengalaminya akan merasasangat sakit karena kematian yang dihadapinya ketika itudiibaratkan oleh Nabi Saw.- seperti \"duri yang berada dalamkapas, dan yang dicabut dengan keras.\" Banyak ulama tafsirmenunjuk ayat Wa nazi'at gharqa (Demi malaikat-malaikat yangmencabut nyawa dengan keras) (QS An-Nazi'at [79]: 1),sebagai isyarat kematian mendadak. Sedang lanjutan ayatsurat tersebut yaitu Wan nasyithati nasytha(malaikat-malaikat yang mencabut ruh dengan lemah lembut)sebagai isyarat kepada kematian yang dialami secaraperlahan-lahan.3Kematian yang melalui proses lambat itu dan yang dinyatakanoleh ayat di atas sebagai \"dicabut dengan lemah lembut,\"sama keadaannya dengan proses yang dialami seseorang padasaat kantuk sampai dengan tidur. Surat Al-Zumar (39): 42yang dikutip sebelum ini mendukung pandangan yangmempersamakan mati dengan tidur. Dalam hadis pun diajarkanbahwasanya tidur identik dengan kematian. Bukankah doa yangdiajarkan Rasulullah Saw. untuk dibaca pada saat banguntidur adalah: \"Segala puji bagi Allah yang menghidupkan kami (membangunkan dari tidur) setelah mematikan kami (menidurkan). Dan kepada-Nya jua kebangkitan (kelak).\"Pakar tafsir Fakhruddin Ar-Razi, mengomentari surat Al-Zumar(39): 42 sebagai berikut: \"Yang pasti adalah tidur dan mati merupakan dua hal dari jenis yang sama. Hanya saja kematian adalah putusnya hubungan secara sempurna, sedang tidur adalah putusnya hubungan tidak sempurna dilihat dari beberapa segi.\"Kalau demikian. mati itu sendiri \"lezat dan nikmat,\"WAWASAN AL-QURAN 77Tafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan UmatDr. M. Quraish Shihab, M.A.ebook [email protected]
bukankah tidur itu demikian? Tetapi tentu saja adafaktor-faktor ekstern yang dapat menjadikan kematian lebihlezat dari tidur atau menjadikannya amat mengerikan melebihingerinya mimpi-mimpi buruk yang dialami manusia.Faktor-faktor ekstern tersebut muncul dan diakibatkan olehamal manusia yang diperankannya dalam kehidupan dunia iniNabi Muhammad Saw. dalam sebuah hadis yang diriwayatkan olehImam Ahmad menjelaskan bahwa, \"Seorang mukmin, saatmenjelang kematiannya, akan didatangi oleh malaikat sambilmenyampaikan dan memperlihatkan kepadanya apa yang bakaldialaminya setelah kematian. Ketika itu tidak ada yang lebihdisenanginya kecuali bertemu dengan Tuhan (mati). Berbedahalnya dengan orang kafir yang juga diperlihatkannyakepadanya apa yang bakal dihadapinya, dan ketika itu tidakada sesuatu yang lebih dibencinya daripada bertemu denganTuhan.\"Dalam surat Fushshilat (41): 30 Allah berfirman,\"Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan bahwaTuhan kami ialah Allah, kemudian mereka meneguhkanpendirian mereka, maka malaikat akan turun kepadamereka (dengan mengatakan), 'Janganlah kamu merasatakut dan jangan pula bersedih, sertabergembiralah dengan surga yang dijanjikan Allahkepada kamu.'\"Turunnya malaikat tersebut menurut banyak pakar tafsiradalah ketika seseorang yang sikapnya seperti digambarkanayat di atas sedang menghadapi kematian. Ucapan malaikat,\"Janganlah kamu merasa takut\" adalah untuk menenangkanmereka menghadapi maut dan sesudah maut, sedang \"janganbersedih\" adalah untuk menghilangkan kesedihan merekamenyangkut persoalan dunia yang ditinggalkan seperti anak,istri, harta, atau hutang.Sebaliknya Al-Quran mengisyaratkan bahwa keadaan orang-orangkafir ketika menghadapi kematian sulit terlukiskan:WAWASAN AL-QURAN 78Tafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan UmatDr. M. Quraish Shihab, M.A.ebook [email protected]
\"Kalau sekuanya kamu dapat melihatmalaikat-malaikat mencabut nyawa orang-orang yangkafir seraya memukul muka dan belakang merekaserta berkata, 'Rasakanlah olehmu siksa nerakayang membakar' (niscaya kamu akan merasa sangatngeri)\" (QS Al-Anfal [8]: 50)\"Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat diwaktu orang-orang yang zalim berada dalamtekanan-tekanan sakaratul maut, sedang paramalaikat memukul dengan tangannya sambil berkata,'Keluarkanlah nyawamu! Di hari ini, kamu dibalasdengan siksaan yang sangat menghinakan karena kamuselalu mengatakan terhadap Allah perkataan yangtidak benar, dan karena kamu selalu menyombongkandiri terhadap ayat-ayat-Nya\" (QS Al-An'am [6]:93).Di sisi lain, manusia dapat \"menghibur\" dirinya dalammenghadapi kematian dengan jalan selalu mengingat danmeyakini bahwa semua manusia pasti akan mati. Tidak seorangpun akan luput darinya, karena \"kematian adalah risikohidup.\" Bukankah Al-Quran menyatakan bahwa,\"Setiap jiwa akan merasakan kematian?\" (QS Ali'Imran [3]: 183)\"Kami tidak menganugerahkan hidup abadi untukseorang manusiapun sebelum kamu. Apakah jika kamumeninggal dunia mereka akan kekal abadi? (QSAl-Anbiya' [21]: 34)Keyakinan akan kehadiran maut bagi setiap jiwa dapatmembantu meringankan beban musibah kematian. Karena, sepertidiketahui, \"semakin banyak yang terlibat dalam kegembiraan,semakin besar pengaruh kegembiraan itu pada jiwa;sebaliknya, semakin banyak yang tertimpa atau terlibatmusibah, semakin ringan musibah itu dipikul.\"WAWASAN AL-QURAN 79Tafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan UmatDr. M. Quraish Shihab, M.A.ebook [email protected]
Demikian Al-Quran menggambarkan kematian yang akan dialamioleh manusia taat dan durhaka, dan demikian kitab suci irõimenginformasikan tentang kematian yang dapat mengantarseorang mukmin agar tidak merasa khawatir menghadapinya.Sementara, yang tidak beriman atau yang durhaka diajak untukbersiap-siap menghadapi berbagai ancaman dan siksaan.Semoga kita semua mendapatkan keridhaan Ilahi dan surga-Nya.[]Catatan kaki:1 Tajdid Al-Fikr Al-lslami, 134.2 Muhammad Husain Haikal, Sejarah Hidup Muhammad: 259.3 Musthafa Al-Kik, hlm. 67 HARI AKHIRATHARI AKHIRAT (1/4)Dr. M. Quraish Shihab, M.A.Ada dua hal pokok berkaitan dengan keimanan yang mengambiltempat tidak sedikit dalam ayat-ayat Al-Quran. Pertama adalahuraian serta pembuktian tentang keesaan Allah Swt.; dan keduaadalah uraian dan pembuktian tentang hari akhir. Al-Quran danhadis Nabi Saw. tidak jarang menyebut kedua hal itu saja untuk\"mewakili\" rukun-rukun iman lainnya. Perhatikan misalnya:Dan ada orang-orang yang berkata, \"Kami telah berimankepada Allah dan hari kemudian\", padahal (sebenarnya)mereka bukan orang-orang mukmin (QS Al-Baqarah [2]:8).Sesungguhnya yang memakmurkan masjid-masjid Allahadalah yang beriman kepada Allah dan hari kemudian (QSAl-Tawbah [9]: 18). Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang 80WAWASAN AL-QURANTafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan UmatDr. M. Quraish Shihab, M.A.ebook [email protected]
Yahudi, Shabiin, dan orang-orang Nasrani, siapa sajadiantara mereka yang beriman kepada Allah, harikemudian dan beramal saleh, maka tidak adakekhawatiran untuk mereka dan tidak (pula) merekabersedih hati (QS Al-Ma'idah [5]: 69).Perhatikan juga sabda Nabi Saw. yang diriwayatkan oleh Bukharidan Muslim melalui Abu Hurairah yang menyatakan:Siapa yang beriman kepada Allah dan hari kemudian,maka hendaklah dia berkata benar atau diam. Siapa yangberiman kepada Allah dan hari kemudian, maka hendaklahia menghormati tamunya.Demikian terlihat bahwa keimanan kepada Allah berkaitan eratdengan keimanan kepada hari kemudian. Memang keimanan kepadaAllah tidak sempurna kecuali dengan keimanan kepada hariakhir. Hal ini disebabkan keimanan kepada Allah menuntut amalperbuatan, sedangkan amal perbuatan baru sempurna motivasinyadengan keyakinan tentang adanya hari kemudian. Karenakesempurnaan ganjaran dan balasannya hanya ditemukan di harikemudian nanti.Banyak redaksi yang digunakan Al-Quran untuk menguraikan hariakhir, misalnya yaum Al-Ba'ts (hari kebangkitan) yaumAl-Qiyamah (hari kiamat),' yaum Al-Fashl (hari pemisah antarapelaku kebaikan dan kejahatan), dan masih banyak lainnya.Al-Quran Al-Karim menguraikan masalah kebangkitan secarapanjang lebar dengan menggunakan beberapa metode danpendekatan. Kata \"Al-Yaum Al-Akhir\" saja terulang sebanyak 24kali, di samping kata \"akhirat\" yang terulang sebanyak 115kali. Belum lagi kata-kata padanannya. Ini menunjukkan betapabesar perhatian Al-Quran dan betapa penting permasalahan ini.Banyak juga sisi dari \"hari\" tersebut yang diuraikan Al-Quran,dan uraian itu -yang tidak jarang berbeda informasinya; bahkanberlawanan- diletakkan dalam berbagai surat. Seakan-akanAl-Quran bermaksud untuk memantapkan keyakinan tersebutWAWASAN AL-QURAN 81Tafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan UmatDr. M. Quraish Shihab, M.A.ebook [email protected]
-bagian demi bagian serta fasal demi fasal- dalam jiwapemeluknya. Di sisi lain, banyak pula cara yang ditempuhAl-Quran ketika menguraikan masalah tersebut serta banyak pulapembuktiannya.Penafsir besar Al-Biqa'i (809-885 H) mengamati bahwa\"kebiasaan Allah Swt. adalah bahwa Dia tidak menyebut keadaanhari kebangkitan, kecuali Dia menetapkan dua dasar pokok,yaitu qudrat (kemampuan) terhadap segala yang sifatnyamungkin1 dan pengetahuan tentang segala sesuatu yang dapatdiketahui baik yang bersifat kulli (umum) maupun juz'i(rinci). Karena, siapa pun tidak dapat melakukan kebangkitankecuali yang menghimpun kedua sifat tersebut.\" Untukmembuktikan hipotesisnya, Al-Biqa'i mengutip surat Al-An'am(6): 72-73.Walaupun berdasarkan penelitian yang penulis lakukan dalamrangka menyusun disertasi, apa yang dikemukakan di atas tidaksepenuhnya benar. Namun dapat dikatakan bahwa kebanyakan ayatAl-Qur'an yang berbicara tentang hari kebangkitan memangsifatnya demikian, apalagi jika dirangkaikan dengan ayatsebelum dan sesudahnya. Penyebutan kedua sifat itu agaknyamerupakan argumen singkat menghadapi keraguan atau penolakankaum musyrik menyangkut hari kiamat yang berdalih: \"ApakahTuhan mampu menghidupkan kembali tulang-belulang dan yangtelah menyatu dengan tanah? Apakah Dia mengetahuibagian-bagian tubuh manusia yang telah berserakan bahkan telahbercampur dengan sekian banyak makhluk selainnya?\"Tentu saja tulisan ini tidak dapat menguraikan secara rinciseluruh persoalan \"hari akhir\" yang dikemukakan Al-Quran.Namun, semoga hal-hal pokok yang berkaitan dengannya dapatdikemukakan.AL-QURAN MENGHADAPI PENGINGKAR HARI AKHIRMenghadapi para pengingkar, Al-Qur'an seringkali mengemukakanalasan-alasan pengingkaran, baru kemudian menanggapi danmenolaknya. Hal demikian terlihat dengan jelas dalam uraianWAWASAN AL-QURAN 82Tafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan UmatDr. M. Quraish Shihab, M.A.ebook [email protected]
Al-Qur'an tentang hari akhir.Pada umumnya masyarakat Arab meragukan bahkan mengingkariadanya hari akhir; sementara yang percaya pun memilikikepercayaan keliru.Mereka berkata: \"Jika kami telah menjaditulang-belulang dan benda-benda yang hancur, apakahbenar-benar kami masih akan dibangkitkan dalam bentukmakhluk yang baru?\" (QS Al-Isra, [17]: 49).Mereka berkata: \"Ia (hidup ini) tidak lain kecualikehidupan kita di dunia (saja) dan kita tidak akandibangkitkan!\" (QS Al-An'am [6]: 29).BahkanMereka bersumpah demi Allah dengan sumpah yangsungguh-sungguh: \"Allah tidak akan membangkitkan orangyang mati\" (QS Al-Nahl [16]: 38).Aneka ragam cara Al-Qur'an menyanggah pandangan keliru itu,sekali secara langsung dan di kali yang lain tidak secaralangsung. Dengarkan misalnya Al-Qur'an ketika menyatakan:Sesungguhnya merugilah orang-orang yang mendustakanpertemuan dengan Allah. Apabila kiamat datang kepadamereka dengan tiba-tiba, mereka berkata: \"Alangkahbesarnya penyesalan kami terhadap kelalaian kamitentang kiamat\"; sambil mereka memikul dosa-dosamereka di atas punggung mereka. Sungguh amat buruk apayang mereka pikul itu (QS Al-An'am [6]: 31).Orang-orang kafir (mendustakan) ayat-ayat Allah danpertemuan dengan-Nya Mereka itulah yang berputus asadari rahmatKu, dan buat mereka siksa yang pedih (QSAl-'Ankabut [29]: 23).Anda lihat ayat-ayat di atas dan semacamnya tidak secaraWAWASAN AL-QURAN 83Tafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan UmatDr. M. Quraish Shihab, M.A.ebook [email protected]
langsung menuding si pengingkar, tetapi kandungan ayat-ayatitu sedemikian jelas dan tegas menyentuh setiap pengingkar.Abdul-Karim Al-Khatib dalam bukunya Qadhiyat Al-Uluhiyah bainaAl-Falsafah wa Ad-Din, mengibaratkan gaya bahasa demikiandengan keadaan satu kelompok yang berbicara tentangpembunuhan. Ketika itu tampil seorang yang menguraikankekejaman pembunuh dan akibat-akibat yang akan dialaminya.Ketika menguraikan hal tersebut, si pembunuh ikut hadirmendengarkan ucapan-ucapan tadi. Tentu saja, pelaku pembunuhandalam hal ini akan merasa bahwa pembicaraan pada hakikatnyaditujukan kepadanya walaupun dari segi redaksi tidak demikian.Namun justru karena itu, hal ini malah bisa membawa pengaruhke dalam jiwanya, sehingga diharapkan dapat menimbulkan rasatakut, atau penyesalan yang mengantarkannya kepada kesadarandan pengakuan. Dampak psikologis ini tentu akan berbeda bilasejak semula pembicara menuding si pelaku kejahatan secaralangsung. Kemungkinan besar ia malahan akan menyangkal. Jadi,dalam gaya demikian, redaksi-redaksi Al-Quran tidak lagimengarah kepada akal manusia, tetapi lebih banyak diarahkankepada jiwanya dengan menggunakan bahasa \"hati\".Seperti diketahui, bahasa hati tidak (selalu) membutuhkanargumentasi-argumentasi logis. Karena itu, uraian-uraianAl-Quran dalam berbagai masalah tidak selalu disertai buktiargumentatif. Namun hal ini bukan berarti ayat-ayat lain yangmenguraikan hari kebangkitan tidak menggunakan argumentasisebagai bahasa untuk akal.Perhatikan misalnya surat Yasin (36): 78-81 yang mengemukakanargumentasi filosofis, atau surat Al-Baqarah (2): 259-260,serta surat Al-Kahf (18): 9-26 yang mengemukakan alasanhistoris, atau surat Al-Hajj (22): 5-7 yang menggunakananalogi, serta surat Al-Najm (53): 31 yang menguraikankeniscayaannya dari segi tujuan dan hikmah. Berikut ini akandikemukakan sekilas beberapa ayat yang menguraikan dalil-daliltersebut.BUKTI-BUKTI KENISCAYAAN HARI AKHIR 84WAWASAN AL-QURANTafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan UmatDr. M. Quraish Shihab, M.A.ebook [email protected]
Perlukah bukti tentang adanya hari akhir? Kehidupan sesudahmati pasti adanya. Bukankah makhluk yang termulia adalahmakhluk yang berjiwa? Bukankah yang termulia di antara merekaadalah yang memiliki kehendak dan kebebasan memilih? Kemudianyang termulia dari kelompok ini adalah yang mampu melihat jauhke depan, serta mempertimbangkan dampak kehendak danpilihan-pilihannya. Demikian logika kita berkata. Dari sinipula jiwa manusia memulai pertanyaan-pertanyaan baru. Sudahkahsemua orang melihat dan merasakan akibatperbuatan-perbuatannya yang didasarkan oleh kehendak danpilihannya itu? Sudahkah yang berbuat baik memetik buahperbuatannya? Sudahkah yang berbuat jahat menerima nistakejahatannya? Jelas tidak, atau belum, bahkan alangkah banyakmanusia-manusia baik yang dicambuk oleh kehidupan dengancemeti-cemetinya, dan alangkah banyak pula orang-orang jahatyang disuapi oleh dunia dengan kenikmatan-kenikmatannya.Kemah-kemah para perusak sangat menyenangkan. Merekayang mendurhakai Tuhan (tampak) tenang. Ini semuadilihat oleh mataku, didengar oleh telingaku dankuketahui sepenahnya.Demikian Nabi Ayyub a.s. yang mengalami kepahitan hidupmengeluh kepada Tuhan.Karena itu, demi tegaknya keadilan, harus ada satu kehidupanbaru di mana semua pihak akan memperoleh secara adil dansempurna hasil-hasil perbuatan yang didasarkan atas pilihannyamasing-masing. Itu sebabnya Al-Quran menamai hidup di akhiratsebagai al-hayawan yang berarti \"hidup yang sempurna\"; dankematian dinamainya wafat yang arti harfiahnya adalah\"kesempurnaan.\"Sekian banyak ayat Al-Quran yang menjelaskan hakikat di atas,antara lain: Sesungguhnya saat (hari kiamat) akan datang. Aku 85 dengan sengaja merahasiakan (waktu)-nya. Agar setiapWAWASAN AL-QURANTafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan UmatDr. M. Quraish Shihab, M.A.ebook [email protected]
jiwa diberi balasan (dan ganjaran) sesuai hasil usahanya (QS Thaha [20]: 15). Orang-orang kafir berkata: \"Hari kebangkitan tidak akan datang kepada kami.\" Katakanlah: \"Pasti datang. Demi Tuhanku yang mengetahui yang gaib, sesungguhnya kiamat itu pasti akan datang kepada kamu. Tidak ada yang tersembunyi bagi-Nya sebesar zarrahpun yang ada di langit dan di bumi, dan tidak ada pula yang lebih kecil daripada itu atau lebih besar, kecuali termaktub dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfudz). Supaya Allah memberi balasan kepada orang-orang yang beriman dan beramal saleh. Mereka itu adalah orang-orang yang baginya ampunan dan rezeki yang mulia; dan orang-orang yang berusahn (menentang) ayat-ayat Kami dengan anggapan mereka dapat melepaskan diri dan siksa (Kami). Mereka itu memperoleh azab yakni (jenis) siksa yang sangat pedih (QS Saba' [34): 3-5).Memang ada saja orang-orang yang tidak sabar dan tidak tahanmenunggu. Mereka menghendaki agar perhitungan, ganjaran danbalasan diadakan segera -paling tidak di dunia ini juga.Tetapi mereka lupa bahwa hidup dan mati adalah ujian: (Allah) yang menciptakan kematian dan kehidupan untuk menguji kamu, siapakah di antara kamu yang paling baik amalnya (QS Al-Mulk [67]: 2).Apakah mereka yang ingin segera melihat balasan itu mendugabahwa si pembunuh akan melangkah jika balasan segeraditimpakan kepadanya? Kemudian apakah masih bermakna suatukebaikan bila segera pula dirasakan kesempurnaan ganjarannya?Jika demikian di mana letak ujiannya?Manusia dapat menyadari hal-hal di atas. Namun, Al-Quran masihtetap melayani mereka yang ragu dengan menampilkan dalil-dalilyang membungkam mereka. Berikut beberapa di antara dalil-dalildimaksud.WAWASAN AL-QURAN 86Tafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan UmatDr. M. Quraish Shihab, M.A.ebook [email protected]
Pertama, dalam surat Ya Sin (36): 78-83 Allah berfirman,Dan dia (manusia durhaka) membuat perumpamaan bagikami dan dia lupa kepada kejadiannya. Dia berkata,\"Siapakah yang dapat menghidupkan tulang-belulang yangtelah hancur luluh?\" Katakanlah (hai Muhammad), \"Iaakan dihidupkan oleh yang menciptakannya kali yangpertama (Allah). Dia Maha Mengetahui tentang segalamakhluk. Yaitu Tuhan yang menjadikan untukmu api darikayu yang hijau; maka tiba-tiba kamu nyalakan (api)dari kayu itu (memperoleh bahan bakar darinya). Dantidakkah Tuhan yang menciptakan langit dan bumiberkuasa untuk menciptakan yang serupa dengan itu?Benar. Dia berkuasa dan Dialah Maha Pencipta lagi MahaMengetahui. \"Sesungguhnya keadaannya apabila Diamenghendaki sesuatu, hanyalah berkata kepadanya,\"Jadilah,\" maka terjadilah ia. Mahasuci Dia yang ditangan-Nya kekuasaan atas segala sesuatu dankepadaNyalah kamu dikembalikan.Mari kita dengar uraian filosof Muslim, Al-Kindi, tentangkandungan ayat tersebut, sebagaimana dikutip oleh Abdul-HalimMahmud dalam bukunya At-Tafkir Al-Falsafi Al-Islam (hlm. 73).Menurut Al-Kindi:Ayat ini menegaskan bahwa:(a)Keberadaan kembali sesuatu setelah kepunahannya adalah bisa atau mungkin. Karena menghimpun sesuatu yang telah berpisah-pisah atau mengadakan sesuatu yang tadinya belum pernah ada, lebih mudah daripada mewujudkannya pertama kali. Meskipun demikian, bagi Allah tidak ada istilah \"lebih mudah atau lebih sulit\". Hakikat ini diungkapkan oleh ayat di atas ketika menyatakan: Katakanlah bahwa ia akan dihidupkan oleh yang menciptakannya kalipertama.(b)Kehadiran atau wujud sesuatu dari sumber yang berlawanan 87 dengannya bisa terjadi, sebagaimana terciptanya api daridaunWAWASAN AL-QURANTafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan UmatDr. M. Quraish Shihab, M.A.ebook [email protected]
hijau (yang mengandung air). Ini diinformasikan oleh ayatyang berbunyi: Yang menjadikan untukmu api dari kayu yang hijau.(c)Menciptakan manusia dan menghidupkannya setelah kematiannya, (lebih mudah bagi Allah) daripada menciptakan alam raya yang sebelumnya tidak pernah ada. Ini dipahamidari firman-Nya: Dan tidakkah Tuhan yang menciptakan langit dan bumi itu berkuasa menciptakan yang serupa dengan itu?(d)Untuk menciptakan dan atau melakukan sesuatu, betapa pun besar dan agungnya ciptaan itu, bagi Tuhan tidak diperlukan adanya waktu atau materi. Ini jelas berbeda dengan makhluk yang selalu membutuhkan keduanya. Hal ini bisa dipahami dari firman-Nya: Jadilah, maka terjadilah ia.Manusia mana yang mampu dengan fasafah manusia,menghimpun (informasi) dalam ucapan sebanyakhuruf-huruf ayat diatas, sebagaimana yang telahdthimpun oleh Allah untuk Rasul-Nya Saw.Demikian komentar filosof Al-Kindi tentang ayat-ayat di atas.Kedua, lihat misalnya surat Al-Isra' yang menguraikanbagaimana pembuktian tentang kepastian hari kiamat -padaakhirnya ditemukan sendiri melalui tuntunan Al-Quran- olehmereka yang tadinya meragukannya. Gaya ini digunakan olehAl-Quran agar manusia merasa bahwa ia ikut berperan dalammenemukan satu kebenaran dan dengan demikian ia merasamemilikinya serta bertanggung jawab untuk mempertahankannya. (Mereka bertanya), \"Apakah bila kami telah menjadi 88 tulang-belulang dan benda-benda yang hancur, masih dapat dibangkitkan kembali sebagai makhluk-makhluk yang baru?\" Katakanlah, \"Jadilah kalian batu, atau besi, atau apa saja yang menuntut pikiran kalian lebih mustahil untuk diciptakan kembali.\" Maka mereka akan bertanya, \"Siapakah yang akan menghidupkan kamiWAWASAN AL-QURANTafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan UmatDr. M. Quraish Shihab, M.A.ebook [email protected]
kembali?\" Katakanlah, \"Yang telah menciptakan kamupada kali pertama.\" Lalu mereka akanmenggeng-gelengkan kepala mereka kepadamu dan berkata,\"Kapan itu (akan terjadi)?\" Katakanlah, \"Boleh jadi(dalam waktu) dekat\" (QS Al-Isra' [17]: 49-51).Al-Quran -yang bermaksud melibatkan manusia dalam penemuankeyakinan tentang hari kebangkitan ini- tidak menjawabpertanyaan kaum musyrik tadi degan \"ya\" atau \"tidak\". Tetapi,diajukan-Nya suatu problem baru yang belum terlintas dalambenak si penanya, yaitu dengan pernyataan yang diperintahkankepada Nabi Saw. untuk disampaikan seperti terbaca di atas.Seakan-akan penggalan kata tersebut berbunyi, \"Bagaimanaseandainya setelah kematian nanti kalian bukan menjaditulang-belulang yang pernah mengalami hidup, tetapi batu-batuatau besi-besi atau makhluk apa saja yang sama sekali belumpernah mengalami 'hidup' dan menurut kalian lebih mustahiluntuk dihidupkan?\" Pada saat itu Al-Quran mengajak akal merekamengajukan pertanyaan yang mereka ajukan semula, \"Siapakahyang akan menghidupkan itu semua kembali?\" Jawabannya adalah,\"Dia yang pertama kali mewujudkannya sebelum tadinya iatiada.\" Bukankah mewujudkan sesuatu yang pernah mengalami\"hidup\" lebih mudah daripada mewujudkan sesuatu yang belumpernah berwujud sama sekali.Di sini terlihat bahwa problem yang mereka ajukan sudah tidakberarti sama sekali. Bahkan \"akal\" mereka sendiri kelihatannyatelah menyadari kelemahan argumen merreka, sehinggamenimbulkan pertanyaan baru.Ketiga, bertitik tolak dan hakikat di atas, seringkaliAl-Quran menganalogikan hari kebangkitan dengan keadaan hujanyang menimpa tanah yang gersang. Surat Al-Hajj menyeru seluruhmanusia: Wahai seluruh manusia, kalau kamu sekalian meragukan 89 hari kebangkitan, maka (sadarilah bahwa) Kami menciptakan kamu dari tanah, kemudian nuthfah, kemudian 'alaqah, kemudian mudhgah (sekerat daging)WAWASAN AL-QURANTafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan UmatDr. M. Quraish Shihab, M.A.ebook [email protected]
yang sempurna penciptaannya atau tidak sempurnapenciptaannya, agar Kami jelaskan kepada kamu dan Kamitetapkan di dalam rahim apa yang Kami kehendaki sampaiwaktu yang telah ditentukan. Kemudian Kami keluarkankamu sebagai bayi, dan (secara berangsur-angsur) kamusampai kepada (usia) kedewasaan. Di antara kamu adayang diwafatkan dan ada pula yang dipanjangkan usianyasampai pikun, supaya (sehingga) dia tidak mengetahuilagi apa yang tadinya telah diketahui. Dan kamu lihatbumi itu tandus/mati, kemudian apabila Kami turunkanair (hujan) di atasnya hiduplah bumi itu dan suburlahia serta menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhanyang indah. Yang demikian itu karena sesungguhnyaAllah adalah Yang Hak, Dia yang menghidupkan yangmati, Dia Mahakuasa atas segala sesuatu, dan harikiamat pasti datang. Tidak ada keraguan atasnya danAllah membangkitkan semua yang dikubur (QS Al-Hajj[22]: 5-7).Manusia berasal dari tanah; bukankah makanannya berasal daritumbuhan-tumbuhan dan binatang yang memakan apa yangterbentang di bumi Allah? Makanan tersebut diolah olehtubuhnya, sehingga menghasilkan sperma. Pertemuan sperma danovum menghasilkan 'alaqah' sesuatu yang bergantung di dindingrahim. Kemudian ini melalui tahap-tahap seperti yangdikemukakan di atas, sehingga akhirnya manusia mati terkuburdi bawah tanah atau menjadi tanah lagi. Nah apakah mustahilyang kini menjadi tanah, hidup lagi dengan kehidupan baru?Bukankah sebelumnya ia pun berasal dari tanah? Bukankahsehari-hari terlihat pula tanah yang gersang setelah dicurahihujan -ditumbuhi pepohonan yang hijau? Kalau demikian mengapameragukan kebangkitan? Demikian lebih kurang peringatan ayatdi atas.Keempat, kematian sama dengan tidur. Begitu pernyataanAl-Quran. Allah yang memegang jiwa (orang) saat kematiannya, dan 90 (memegang) yang belum mati pada saat tidurnya. MakaWAWASAN AL-QURANTafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan UmatDr. M. Quraish Shihab, M.A.ebook [email protected]
Dia tahan jiwa (orang) yang telah Dia tetapkankematiannya, dan Dia melepaskan jiwa yang lain (yangtidur dengan membangunkannya) sampai waktu yang Diatentukan ... (QS Al-Zumar [39]: 42).Untuk membuktikan adanya kebangkitan, Al-Quran menceritakanapa yang dilakukan Allah terhadap seorang yang mempertanyakantentang \"bagaimana kebangkitan\". Maka ditidurkannya yangbersangkutan selama seratus tahun, dan Dia menjadikanmakanannya tetap utuh tidak rusak, sedangkan keledainyamenjadi tulang-belulang. (Baca QS Al-Baqarah [2]: 259)Bahkan sekelompok pemuda yang beriman -yang terpaksaberlindung ke sebuah gua karena khawatir kekejaman penguasamasanya-ditidurkan selama tiga ratus tahun lebih, kemudiandibangunkan kembali oleh Allah. Kisah mereka diuraikan secarapanjang lebar dalam surat Al-Kahf (18): 9-26 dan bekas-bekaspeninggalan mereka berupa gua tempat persembunyian telahditemukan beberapa kilometer dari kota Amman, Yordania. Kinigua itu menjadi salah satu objek yang dikunjungi parawisatawan dan peziarah.Demikian sedikit dari dalil dan bukti-bukti yang dikemukakanAl-Quran untuk menyingkirkan keraguan tentang harikebangkitan.KEHIDUPAN DI ALAM BARZAKHAl-Quran tidak hanya menjelaskan tentang hari akhir, tetapijuga memberikan sekian banyak informasi menyangkutkejadian-kejadian saat kematian. kehidupan barzakh, danperistiwa-peristiwa sesudahnya. Dengan kematian, seseorangberanjak untuk memasuki saat pertama dari hari akhir. Dalamsebuah riwayat dinyatakan bahwa:Siapa yang meninggal, maka kiamatnya telah bangkit.Kiamat ini dinamai \"kiamat kecil\". Saat itu yang bersangkutandan semua yang meninggal sebelumnya hidup dalam satu alam yangWAWASAN AL-QURAN 91Tafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan UmatDr. M. Quraish Shihab, M.A.ebook [email protected]
dinamai \"alam barzakh\". Mereka semua menanti kedatangan kiamatbesar, yang ditandai dengan peniupan sangkakala pertamasebagaimana akan diuraikan nanti.... sehingga apabila datang kematian kepada seorang diantara mereka (yang kafir) ia berkata: \"Ya Tuhanku,kembalikanlah aku, agar aku berbnat amal salehterhadap yang telah aku tinggalkan.\" (Allahberftrman), \"Sekali-kali tidak! Sesungguhnya ituhanyalah perkatan yang diucapkannya saja. Dan dihadapan mereka ada barzakh (pemisah) sampai harimereka dibangkitkan\" (QS Al-Mu'minun [23]: 99-100).Dari segi bahasa, \"barzakh\" berarti \"pemisah\". Para ulamamengartikan alam barzakh sebagai \"periode antara kehidupandunia dan akhirat\". Keberadaan di sana memungkinkan seseoranguntuk melihat kehidupan dunia dan akhirat. Kehidupan di sanabagaikan keberadaan dalam suatu ruangan terpisah yang terbuatdari kaca. Ke depan penghuninya dapat melihat hari kemudian,sedangkan ke belakang mereka melihat kita yang hidup di pentasbumi ini.Al-Quran melukiskan keadaan orang-orang kafir ketika itudengan firman-Nya:... Fir'aun beserta kaum (pengikut)-nya dikepung olehsiksa yang amat buruk. Kepada mereka dinampakkanneraka pada pagi dan petang. Dan (nanti) pada hariterjadinya kiamat, (dikatakan kepada malaikat):\"Masukkanlah Fir'aun dan kaumnya ke dalam azab yangsangat keras\" (QS Al-Mu'min [40]: 45-46).Para syuhada ketika itu dilukiskan sebagai orang-orang yanghidup dan mendapatkan rezeki. Dan janganlah kamu mengatakan terhadap orang-orang 92 yang gugur di jalan Allah (bahwa mereka itu) mati. Sebenamya mereka itu hidup, tetapi kamu tidak menyadarinya (QS Al-Baqarah [2]: 154).WAWASAN AL-QURANTafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan UmatDr. M. Quraish Shihab, M.A.ebook [email protected]
Jangan sekali-kali menduga yang gugur di jalan Allah adalah orang-orang mati. Sebenarnya mereka hidup di sisi Tuhan mereka dan mereka memperoleh rezeki (QS Ali 'Imran [3]: 169).Sementara orang memahami \"ketidakmatian atau kehidupan mereka\"dalam arti keharuman dan kelanggengan nama mereka di duniaini. Kalau demikian, mengapa surat Al-Baqarah [2]: 154 di atasmenyatakan \"tetapi kamu tidak menyadarinya\"? Bukankahkeharuman nama itu kita sadari? Kemudian apakah ganjaran\"kekekalan nama\" ini merupakan suatu keistimewaan? Bukankahada yang gugur dan dikenal namanya secara harum, padahalhakikatnya ia tidak dinilai Allah sebagai syuhada karenakematiannya bukan fi sabilillah? Apakah dengan demikiandipersamakan antara yang baik dan yang buruk? Di sisi lain,bagaimana pula halnya dengan para syuhada yang tidak dikenaldan alangkah banyaknya mereka. Bukankah Allah menyatakan bahwamereka hidup dan mendapat rezeki? Kalau demikian apa rezekimereka yang tidak dikenal itu? Apakah mereka tidakmendapatkannya? Kalau demikian di mana keadilan Ilahi?Cukup banyak ayat yang dapat dijadikan titik pijak bagi adanyaapa yang dinamai kehidupan di alam barzakh. Bacalah misalnyasurat Al-Baqarah (2): 28, Al-Mu'min (40): 11, dan lainsebagainya. Memang ada juga yang berpegang pada surat Ya Sin[36]: 52 yang menceritakan ucapan orang-orang kafir saatditiupnya sangkakala pertama yaitu: Celakalah kami! Siapakah yang membangkitkan kami dari tempat tidur kami?Mereka menyatakan bahwa ayat ini menginformasikan bahwa kaumkafir ketika itu merasa diri mereka tidur dan terhentak bangundengan tiupan sangkakala. Jadi, dalih mereka selanjutnyaadalah \"Kalau memang mereka tidur dan terhentak dengan tiupansangkakala, maka bagaimana bisa dinyatakan bahwa ada kehidupandi alam barzakh? Atau ada siksa dan nikmat kubur?\"WAWASAN AL-QURAN 93Tafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan UmatDr. M. Quraish Shihab, M.A.ebook [email protected]
Hemat penulis, pandangan ini bisa dipertimbangkan untukditerima jika ayat tersebut berkata: \"Siapakah yangmembangkitkan kami dari tidur kami?\" Tetapi, redaksinya adalah\"dari tempat tidur kami\" yakni kubur. Di sisi lain harusdipahami bahwa kubur yang dimaksud di sini bukannya sebidangtanah tempat jasad mereka dikuburkan, tetapi satu alam yangkita tidak tahu persis bagaimana keadaannya. Kalaulah ayat diatas dianggap \"tidak jelas maknanya\" atau yang diistilahkanoleh para ulama dengan mutasyabih, maka ayat-ayat lain yangmaknanya cukup jelas (muhkam) seperti sekian banyak ayat yangtelah disinggung sebelum ini -dapat menjadi patokan untukmemahaminya.Hadis-hadis Nabi pun -dengan kualitas yang beraneka ragam-amat banyak yang berbicara tentang alam barzakh, sehingga amatriskan untuk menolak keberadaan alam itu hanya denganmenggunakan satu atau dua ayat yang sepintas terlihat berbedadengan keterangan-keterangan tersebut. Ketika putra Nabi yangbernama Ibrahim meninggal dunia, Nabi Saw. bersabda:Sesungguhnya ada yang menyusukannya di surga (HRBukhari).Imam Ahmad ibn Hanbal, Ath-Thabarani, Ibnu Abi Ad-Dunya, danIbnu Majah meriwayatkan melalui sahabat Nabi, Abu SaidAl-Khudri, bahwa Nabi Saw. bersabda:Sesungguhnya yang meninggal mengetahui siapa yangmemandikannya, yang mengangkatnya, yang mengafaninya,dan siapa yang menurunkannya ke kubur.Imam Bukhari juga meriwayatkan bahwa, Apabila salah seorang di antara kamu meninggal, maka 94 diperlihatkan kepadanya setiap pagi dan petang tempat tinggalnya (kelak di hari kiamat). Kalau dia penghuni surga, maka diperlihatkan kepadanya (tempat) penghuni surga; dan kalau penghuni neraka, maka diperlihatkan (tempat) penghuni neraka. Disampaikan kepadanya bahwaWAWASAN AL-QURANTafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan UmatDr. M. Quraish Shihab, M.A.ebook [email protected]
inilah tempatmu sampai Allah membangkitkanmu ke sana (HR Bukhari).Ibnu Hisyam dalam Sirah-nya menuturkan sebuah riwayat bahwaNabi Saw. setelah selesainya Perang Badar, menuju tempatpemakaman pemuka-pemuka kaum musyrik yang tewas ketika itu,dan memanggil nama-nama mereka satu per satu:\"Wahai penghuni al-qalib (sumur atau kubur). Hai'Utbah bin Rabi'ah. Hai Syaibah bin Rabi'ah. HaiUmayyah bin Khalaf. Hai Abu Jahl bin Hisyam. Apakahkalian telah menemukan apa yang dijanjikan Tuhankalian dengan benar? Karena sesungguhnya aku telahmenemukan apa yang dijanjikan Tuhanku dengan benar.\"Kaum Muslim yang ada di sekitar Nabi bertanya: \"WahaiRasulullah, apakah engkau memanggil/berbicara dengankaum yang telah menjadi bangkai (mati)?\" Beliaumenjawab: \"Kamu tidak lebih mendengar dari mereka(tentang) apa yang saya ucapkan, hanya saja merekatidak dapat menjawab saya.\"Di sisi lain Imam Muslim meriwayatkan bahwa Masruq berkata: \"Kami bertanya (atau aku bertanya) kepada Abdullah bin 95 Mas'ud tentang ayat, Janganlah kamu mengira orang-orang yang gugur di jalan Allah adalah orang-orang mati, bahkan mereka hidup di sisi Tuhan mereka dengan mendapatkan rezeki (QS Ali 'Imran [2]: 169).\" Abdullah bin Mas'ud berkata: \"Sesungguhnya kami telah menanyakan hal itu kepada Rasulullah Saw., dan beliau bersabda, 'Arwah mereka di dalam rongga burung (berwarna) hijau dengan pelita-pelita yang tergantung di 'Arsy, terbang dengan mudah di surga ke manapun mereka kehendaki, kemudian kembali lagi ke pelita-pelita itu. Tuhan mereka \"mengunjungi\" mereka dengan kunjungan sekilas dan berfirman: \"Apakah kalian menginginkan sesuatu?\" Mereka menjawab: \"Apalagi yang kami inginkan sedangkan kami terbang dengan mudahaya di surga, ke mana pun kami kehendaki?\" Tuhan melakukan hal yang demikian terhadap mereka tiga kali dan ketikaWAWASAN AL-QURANTafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan UmatDr. M. Quraish Shihab, M.A.ebook [email protected]
mereka sadar bahwa mereka tidak akan dibiarkan tanpameminta sesuatu, mereka berkata: \"Wahai Tuhan, kamiingin agar arwah kami dikembalikan ke jasad kamisehingga kami dapat gugur terbunuh pada jalan-Mu(sabilillah) sekali lagi. Setelah Tuhan melihat bahwamereka tidak memiliki keinginan lagi di sana (lebihdari apa yang mereka peroleh selama ini) maka merekadibiarkan.\"'Ada juga riwayat yang dinisbahkan kepada Ali bin Abi Thalibbahwa beliau bertanya kepada Yunus bin Zibyan: \"Bagaimanapendapat orang tentang arwah orang-orang mukmin?\" Yunusmenjawab: \"Mereka berkata bahwa arwahnya berada di ronggaburung berwarna hijau di dalam pelita-pelita di bawah 'Arsyllahi.\" Ali bin Abi Thalib berkomentar:Mahasuci Allah. Seorang mukmin lebih mulia di sisiAllah untuk ditempatkan ruhnya di rongga burung hijau,wahai Yunus. Seorang mukmin bila diwafatkan Allah,ruhnya ditempatkan pada satu wadah sebagaimanawadahnya ketika di dunia. Mereka makan dan minum,sehingga bila ada yang datang kepadanya, merekamengenalnya dengan keadaannya semasa di dunia.Boleh jadi ada saja yang bertanya bagaimana kehidupan itu?Kita tidak dapat menjelaskan. Memang ada saja yang berusahamengilmiahkan kehidupan di sana, tetapi agaknya hal tersebutlebih banyak merupakan kemungkinan, walaupun ada sekianrtwayat yang dijadikan pegangan.Mustafa Al-Kik, misalnya, berpendapat bahwa manusia memiliki\"jasad berganda\": pertama, jasad duniawi; dan kedua, jasadbarzakhi. Mustafa dalam --Baina 'Alamain-- setelah mengutipsekian banyak pendapat ulama tentang hal di atas, berusahauntuk menjelaskan hal tersebut dengan teori frekuensi dangelombang-gelombang suara. Contoh konkret yang dikemukakannyaadalah radio yang dapat menangkap sekian banyak suara yangberbeda-beda melalui gelombang yang berbeda-beda. Walaupun iasaling masuk-memasuki, namun ia tidak menyatu dan tetapWAWASAN AL-QURAN 96Tafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan UmatDr. M. Quraish Shihab, M.A.ebook [email protected]
berbeda. Ini pula yang menjadikan kita tak dapat melihatsesuatu yang sebenarnya \"ada\" namun kita tak melihatnya akibatperbedaan frekuensi dan gelombang-gelombang itu. Apa yangdikemukakan ini -menurutnya sejalan dengan informasi Al-Quran,antara lain yang berbicara tentang keadaan seorang yang sedangsekarat:Maka mengapa ketika nyawa telah sampai kekerongkongan, padahal kamu ketika itu melihat (yangsekarat), sedangkan (malaikat) Kami lebih dekatkepadanya darimu, tetapi kamu tidak melihat (QSAlWaqi'ah [56]: 83-85).Atau firman-Nya:Aku (Allah) tidak bersumpah dengan apa yang kamu lihatdan yang kamu tidak lihat (QS Al-Haqqah [69]: 38-39).Kedua ayat mulia di atas mengemukakan teori gelombangdan getaran yang sangat jelas dan gamblang. Keduanyatelah membagi materi menjadi dua macam, yang sejalandengan tingkat bumi sehingga dapat dilihat oleh mata,dan yang tidak sejalan karena tingginya gelombangnya,sehingga tersembunyi dari pandangan dan tidak terlihatoleh mata. Dengan demikian kedua ayat tersebutmenunjuk ke alam materi yang terasa oleh kita semua,dan alam lain yang tinggi yang tersembunyi dari matakita. Teori ini juga menafsirkan kepada kita jawabanNabi Saw. ketika kaum Muslim mempertanyakanpembicaraan beliau dengan Ahl Al-Qalib (tokoh-tokohkaum musyrik yang gugur dalam peperangan Badar)sebagaimana dikemukakan di atas. (Mustafa Al-Kik dalamBaina 'Alamain hlm. 51)Akhirnya betapa pun terdapat sekian banyak ayat denganpenafsiran-penafsiran di atas, serta ada pula riwayat-riwayatdari berbagai sumber dan kualitas, namun kita tidak dapatmencap mereka yang mengingkari kehidupan barzakh, sebagaiorang-orang yang keluar dari keimanan atau ajaran Islam,WAWASAN AL-QURAN 97Tafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan UmatDr. M. Quraish Shihab, M.A.ebook [email protected]
selama mereka tetap mengucapkan dua kalimat syahadat. Inidisebabkan karena akidah harus diangkat dari nash keagamaanyang pasti, yaitu Al-Quran dan maknanya pun harus pasti.sedangkan penafsiran-penafsiran yang dikemukakan di atas belummencapai tingkat kepastian yang dapat dijadikan akidah.KEHIDUPAN AKHIRATKehidupan akhirat dimulai dengan peniupan sangkakala:Maka apabila sangkakala ditiup sekali tiup, dandiangkatlah bumi dan gunung-gunung, lalu dibenturkankeduanya sekali bentur. Maka hari itu terjadilah harikiamat, dan terbelahlah langit sehingga hari itulangit menjadi lemah (QS Al-Haqqah [69]: 13-16).Dalam ayat lain dijelaskan bahwa:... dan ditiup sangkakala sehingga matilah siapa(rnakhluk) yang di langit dan di bumi, kecuali siapayang dikehendaki Allah (QS Al-Zumar [39]: 68).Yang dikecualikan antara lain adalah malaikat Israfil yangbertugas meniup sangkakala itu. Ini karena masih akan adapeniupan kedua sebagaimana lanjutan ayat di atas:Kemudian ditiupkan sangkakala itu sekali lagi, makatiba-tiba mereka (semua yang telah mati) berdirimenunggu (putusan Tuhan terhadap masing-masing) (QSAl-Zumar [39]: 68).Banyak sekali ayat Al-Quran yang berbicara tentang kehancuranalam raya, matahari digulung, bulan terbelah, bintang-bintangpudar cahayanya, gunung dihancurkan sehingga menjadi debu yangbeterbangan bagaikan kapas, dan sebagainya. Itu semuamerupakan kehancuran total, bukan kehancuran bagian tertentusaja dari alam raya ini.Begitu manusia dihidupkan kembali dengan peniupan sangkakalaWAWASAN AL-QURAN 98Tafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan UmatDr. M. Quraish Shihab, M.A.ebook [email protected]
kedua, tiba-tiba: Sambil menundukkan pandangan, mereka keluar dari kubur mereka bagaikan belalang yang beterbangan. Mereka datang dengan cepat kepada penyeru itu. Orang-orang kafir -ketika itu- berkata: \"Ini adalah hari yang sulit.\" (QS Al-Qamar [54]: 7-8).Ada jarak waktu antara peniupan pertama dan kedua. Hanya Allahyang mengetahui kadar waktu itu. Dan ketika semua makhluktelah meninggal, termasuk Israfil, Allah Swt. \"berseru\" dan\"bertanya\": Kepunyaan siapakah kerajaan/kekuasaan hari ini? (Kemudian Allah menjawabnya sendiri): \"Kepunyaan Allah yang Maha Esa lagi Maha Mengalahkan\" (QS Mu'min [40]: 16).Saat peniupan kedua, manusia sadar bahwa kehidupan di duniahanya sebentar (QS Al-Isra' [17]: 43) bahkan mereka merasahanya bagaikan boberapa saat di sore atau pagi hari (QSAl-Nazi'at [79]: 46).Dari sana manusia digiring ke mahsyar (tempat berkumpul untukmenghadapi pengadilan Ilahi): Setiap jiwa datang dengan satu penggiring dan satu penyaksi (QS Qaf [50]: 21).Penggiring adalah malaikat dan penyaksi adalah diri manusiasendiri yang tidak dapat mengelak, atau amal perbuatannyamasing-masing. Begitu penafsiran para ulama.Dan ketika itu terjadilah pengadilan agung. Pada hari itu yang menjadi saksi atas mereka adalah lidah, tangan, dan kaki mereka, menyangkut apa yang dahulu mereka lakukan (QS Al-Nur [24]: 24).WAWASAN AL-QURAN 99Tafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan UmatDr. M. Quraish Shihab, M.A.ebook [email protected]
Search
Read the Text Version
- 1
- 2
- 3
- 4
- 5
- 6
- 7
- 8
- 9
- 10
- 11
- 12
- 13
- 14
- 15
- 16
- 17
- 18
- 19
- 20
- 21
- 22
- 23
- 24
- 25
- 26
- 27
- 28
- 29
- 30
- 31
- 32
- 33
- 34
- 35
- 36
- 37
- 38
- 39
- 40
- 41
- 42
- 43
- 44
- 45
- 46
- 47
- 48
- 49
- 50
- 51
- 52
- 53
- 54
- 55
- 56
- 57
- 58
- 59
- 60
- 61
- 62
- 63
- 64
- 65
- 66
- 67
- 68
- 69
- 70
- 71
- 72
- 73
- 74
- 75
- 76
- 77
- 78
- 79
- 80
- 81
- 82
- 83
- 84
- 85
- 86
- 87
- 88
- 89
- 90
- 91
- 92
- 93
- 94
- 95
- 96
- 97
- 98
- 99
- 100
- 101
- 102
- 103
- 104
- 105
- 106
- 107
- 108
- 109
- 110
- 111
- 112
- 113
- 114
- 115
- 116
- 117
- 118
- 119
- 120
- 121
- 122
- 123
- 124
- 125
- 126
- 127
- 128
- 129
- 130
- 131
- 132
- 133
- 134
- 135
- 136
- 137
- 138
- 139
- 140
- 141
- 142
- 143
- 144
- 145
- 146
- 147
- 148
- 149
- 150
- 151
- 152
- 153
- 154
- 155
- 156
- 157
- 158
- 159
- 160
- 161
- 162
- 163
- 164
- 165
- 166
- 167
- 168
- 169
- 170
- 171
- 172
- 173
- 174
- 175
- 176
- 177
- 178
- 179
- 180
- 181
- 182
- 183
- 184
- 185
- 186
- 187
- 188
- 189
- 190
- 191
- 192
- 193
- 194
- 195
- 196
- 197
- 198
- 199
- 200
- 201
- 202
- 203
- 204
- 205
- 206
- 207
- 208
- 209
- 210
- 211
- 212
- 213
- 214
- 215
- 216
- 217
- 218
- 219
- 220
- 221
- 222
- 223
- 224
- 225
- 226
- 227
- 228
- 229
- 230
- 231
- 232
- 233
- 234
- 235
- 236
- 237
- 238
- 239
- 240
- 241
- 242
- 243
- 244
- 245
- 246
- 247
- 248
- 249
- 250
- 251
- 252
- 253
- 254
- 255
- 256
- 257
- 258
- 259
- 260
- 261
- 262
- 263
- 264
- 265
- 266
- 267
- 268
- 269
- 270
- 271
- 272
- 273
- 274
- 275
- 276
- 277
- 278
- 279
- 280
- 281
- 282
- 283
- 284
- 285
- 286
- 287
- 288
- 289
- 290
- 291
- 292
- 293
- 294
- 295
- 296
- 297
- 298
- 299
- 300
- 301
- 302
- 303
- 304
- 305
- 306
- 307
- 308
- 309
- 310
- 311
- 312
- 313
- 314
- 315
- 316
- 317
- 318
- 319
- 320
- 321
- 322
- 323
- 324
- 325
- 326
- 327
- 328
- 329
- 330
- 331
- 332
- 333
- 334
- 335
- 336
- 337
- 338
- 339
- 340
- 341
- 342
- 343
- 344
- 345
- 346
- 347
- 348
- 349
- 350
- 351
- 352
- 353
- 354
- 355
- 356
- 357
- 358
- 359
- 360
- 361
- 362
- 363
- 364
- 365
- 366
- 367
- 368
- 369
- 370
- 371
- 372
- 373
- 374
- 375
- 376
- 377
- 378
- 379
- 380
- 381
- 382
- 383
- 384
- 385
- 386
- 387
- 388
- 389
- 390
- 391
- 392
- 393
- 394
- 395
- 396
- 397
- 398
- 399
- 400
- 401
- 402
- 403
- 404
- 405
- 406
- 407
- 408
- 409
- 410
- 411
- 412
- 413
- 414
- 415
- 416
- 417
- 418
- 419
- 420
- 421
- 422
- 423
- 424
- 425
- 426
- 427
- 428
- 429
- 430
- 431
- 432
- 433
- 434
- 435
- 436
- 437
- 438
- 439
- 440
- 441
- 442
- 443
- 444
- 445
- 446
- 447
- 448
- 449
- 450
- 451
- 452
- 453
- 454
- 455
- 456
- 457
- 458
- 459
- 460
- 461
- 462
- 463
- 464
- 465
- 466
- 467
- 468
- 469
- 470
- 471
- 472
- 473
- 474
- 475
- 476
- 477
- 478
- 479
- 480
- 481
- 482
- 483
- 484
- 485
- 486
- 487
- 488
- 489
- 490
- 491
- 492
- 493
- 494
- 495
- 496
- 497
- 498
- 499
- 500
- 501
- 502
- 503
- 504
- 505
- 506
- 507
- 508
- 509
- 510
- 511
- 512
- 513
- 514
- 515
- 516
- 517
- 518
- 519
- 520
- 521
- 522
- 523
- 524
- 525
- 526
- 527
- 528
- 529
- 530
- 531
- 532
- 533
- 534
- 535
- 536
- 537
- 538
- 539
- 540
- 541
- 542
- 543
- 544
- 545
- 546
- 547
- 548
- 549
- 550
- 551
- 552
- 553
- 554
- 555
- 556
- 557
- 558
- 559
- 560
- 561
- 562
- 563
- 564
- 565
- 566
- 567
- 568
- 569
- 570
- 571
- 1 - 50
- 51 - 100
- 101 - 150
- 151 - 200
- 201 - 250
- 251 - 300
- 301 - 350
- 351 - 400
- 401 - 450
- 451 - 500
- 501 - 550
- 551 - 571
Pages: