hati. Siapa lagi yang lebih sesat daripada yang mengikuti hawa nafsunya, tanpa petunjuk dan Allah? (QS Al-Qashash [28]: 50).Nabi Yusuf diabadikan Al-Quran ucapannya: Aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan) karena sesungguhnya (hawa) nafsu selalu mendorong kepada kejahatan kecuali yang diberi rahmat oleh Tuhanku (QS Yusuf [12]: 53)Jelaslah, paling tidak jihad harus dilaksanakan menghadapiorang-orang kafir, munafik, setan, dan hawa nafsu.Dapat dikatakan bahwa sumber dari segala kejahatan adalahsetan yang sering memanfaatkan kelemahan nafsu manusia. Ketikamanusia tergoda oleh setan, ia menjadi kafir, munafik, danmenderita penyakit-penyakit hati, atau bahkan pada akhirnyamanusia itu sendiri menjadi setan. Sementara setan seringdidefinisikan sebagai \"manusia atau jin yang durhaka kepadaAllah serta merayu pihak lain untuk melakukan kejahatan.\"Menghadapi mereka tentunya tidak selalu harus melaluipeperangan atau kekuatan fisik. Tapi pada saat yang sama perludiingat bahwa hal ini sama sekali bukan berarti bahwa jihadfisik tidak diperlukan lagi --sebagaimana pandangan kelompokQadiyaniah dari aliran Ahmadiah.Seluruh potensi yang ada pada manusia harus dikerahkan untukmenghadapi musuh, tetapi penggunaan potensi tersebut harusjuga disesuaikan dengan musuh yang dihadapi.BERJIHAD MENGHADAPI MUSUHAllah Swt. memerintahkan untuk mempersiapkan kekuatan danmengatur strategi menghadapi musuh sebelum berjihad. Salahsatu hal yang membantu tercapainya kemenangan adalahWAWASAN AL-QURAN 500Tafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan UmatDr. M. Quraish Shihab, M.A.ebook [email protected]
pengetahuan tentang kekuatan dan kelemahan musuh, serta tipudayanya. Karena itu pula Al-Quran banyak menguraikansifat-sifat setan, nafsu manusia, orang kafir, dan orangmunafik.Al-Quran dan hadis Nabi Saw. juga memberi petunjuk tentangcara menghadapi setan dan nafsu manusia, serta petunjukmengenai batasan-batasan jihad dengan menggunakan senjata.BERJIHAD MENGHADAPI SETAN DAN NAFSUSeperti dikemukakan di muka, sumber segala kejahatan adalahsetan yang sering menggunakan kelemahan nafsu manusia. Setanadalah nama yang paling populer di antara nama-nama si perayukejahatan. Begitu populernya sehingga menyebut namanya saja,terbayanglah, kejahatan itu. Nama setan dikenal dalam ketigaagama samawi: Yahudi, Nasrani, dan Islam. Konon kata setanberasal dari bahasa ibrani, yang berarti \"lawan/musuh.\"Tetapi, barangkali juga berasal dari bahasa Arab, syaththayang berarti \"tepi\", dan syatha yang berarti \"hancur danterbakar\", atau syathatha yang berarti \"melampaui batas\".Setan, karena jauh dari rahmat Allah, akan hancur dan terbakardi neraka. Setan selalu di tepi, memilih yang ekstrem danmelampaui batas. Bukankah seperti sabda Nabi saw., \"Khairal-umur al-wasath\" (Sebaik-baik sesuatu itu adalah yangmoderat, yang di tengah). Demikian halnya kedermawanan yangberada di antara keborosan dan kekikiran, dan keberanianberada di tengah antara takut dan ceroboh. Konon kata devil didalam bahasa Inggris terambil dari kata do yang beratimelakukan dan evil yang berarti kejahatan. Dengan demikiansetan adalah \"yang melakukan kejahatan.\"Setan terjahat bernama iblis. Sebagian pakar Barat berpendapatbahwa kata iblis asalnya adalah dari bahasa Yunani Diabolosyang mengandung arti memasuki dua pihak untuk menghasut danmemecah belah. Diabolos adalah gabungan Dia yang berartiketika, dan Ballein yang berarti melontar. Hingga kemudiansecara majazi berarti demikian. Dari bahasa Arab, iblis didugaWAWASAN AL-QURAN 501Tafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan UmatDr. M. Quraish Shihab, M.A.ebook [email protected]
terambil dari akar kata ablasa yang berarti putus harapan,karena iblis telah putus harapannya masuk ke surga. Demikiantulis Abbas Al-Aqqad dalam bukunya, iblis.Yang jelas Allah Swt. tidak menciptakan setan secara sia-sia.Sejak manusia mengenalnya, sejak itu pula terbuka lebar pintukebaikan bagi manusia, karena dengan mengenalnya, danmengetahui sifat-sifatnya, manusia dapat membedakan yang baikdan yang buruk. Bahkan dapat mengenal substansi kebaikan.Kebaikan bukan sekadar sesuatu yang tidak jelek atau jahat,bukan pula sekadar lawan kejelekan atau kejahatan. Wujudkebaikan baru nyata pada saat kejahatan yang ada itudiabaikan, lalu dipilihlah yang baik. Itu sebabnya manusiamelebihi malaikat, karena kejahatan tidak dimiliki malaikat,sehingga mereka tidak dapat tergoda. Manusia dapat menjadisetan pada saat ia enggan memilih yang baik lalu merayu yanglain untuk memilih kejahatan.Ketika iblis (setan) dikutuk Tuhan, ia bersumpah dihadapan-Nya:Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, maka sayabenar-benar akan (menghalang-halangi) mereka darijalan-Mu yang lurus. Kemudian saya akan mendatangi(merayu) mereka dari muka dan dan belakang, dan kanandan kiri mereka, dan Engkau tidak akan mendapatikebanyakan mereka bersyukur (taat) (QS Al-A'raf [7]:16-17).Ayat ini mengisyaratkan bahwa setan akan menghadang dan merayumanusia dari empat penjuru: depan, belakang, kanan dan kiri,sehingga tinggal dua penjuru yang aman, yaitu arah ataslambang kehadiran Allah Swt., dan arah bawah lambang kesadaranmanusia akan kelemahannya di hadapan Allah Swt. Manusia harusberlindung kepada Allah, sekaligus menyadari kelemahannyasebagai makhluk, agar dapat selamat dari godaan dan rayuansetan.Ulama-ulama menggambarkan godaan setan seperti serangan virus,WAWASAN AL-QURAN 502Tafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan UmatDr. M. Quraish Shihab, M.A.ebook [email protected]
yaitu seseorang tidak akan terjangkiti olehnya selama memilikikekebalan tubuh. Imunisasi menjadi cara terbaik untukmemelihara diri dari penyakit jasmani. Kekebalan jiwadiperoleh saat berada di arah \"atas\" maupun \"bawah\". Al-Quransurat An-Nisa ayat 76 menggarisbawahi bahwa:Sesungguhnya tipu daya setan lemah.Ini tentu bagi mereka yang memiliki kekebalan jiwa. Inimenjadi dasar Al-Quran memerintahkan manusia untukberta'awwudz memohon perlindungan-Nya saat terasa ada godaan,sebagaimana dalam berjihad seorang Muslim dianjurkan banyakberzikir, antara lain dengan menyebut atau memekikkan kalimattakbir \"Allahu Akbar\".Al-Quran surat terakhir menggambarkan setan sebagai al-waswasal-khannas. Kata al-waswas pada mulanya berarti suara yangsangat halus, lantas makna ini berkembang hingga diartikanbisikan-bisikan hati. Biasanya dipergunakan untukbisikan-bisikan negatif, karena itu sebagian ulama tafsirmemahami kata ini sebagai setan. Menurut mereka setan seringmembisikkan rayuan dan jebakannya ke dalam hati seseorangKata al-khannas terambil dari kata khanasa yang berartikembali, mundur, melempem, dan bersembunyi. Dalam suratAn-Nas, kata tersebut dapat berarti: (a) Setan kembalimenggoda manusia pada saat manusia lengah dan melupakan Allah,atau (b) Setan mundur dan melempem pada saat manusia berzikirdan mengingat Allah.Pendapat kedua ini didukung hadis yang diriwayatkan olehBukhari --walaupun dalam bentuk mu'allaq berasal dari ibnuAbbas-- yang berkata bahwa Nabi Saw. bersabda,Sesungguhnya setan itu bercokol di hati putra Adam.Apabila berzikir, setan itu mundur menjauh, dan bilaia lengah, setan berbisik.Ini berarti bahwa setan dapat mundur dan melempem, atauWAWASAN AL-QURAN 503Tafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan UmatDr. M. Quraish Shihab, M.A.ebook [email protected]
bersembunyi, jika manusia melakukan zikir kepada Allah.Di atas telah dikemukakan bahwa setan, baik dari jenis jin danmanusia selalu berupaya untuk membisikkan rayuan dan ajakannegatif, yang dalam surat An-Nas disebut yuwaswisu fishudurin-nas. Dalam konteks ini, Al-Quran mengingatkan: Dan jika kamu ditimpa godaan setan, berlindunglah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa, bila mereka ditimpa waswas setan, mereka ingat kepada Allah, maka ketika itu juga mereka melihat (menyadari) kesalahan-kesalahannya. (QS Al-A'raf [7]: 200-201)Tidak mudah membedakan antara rayuan setan dan nafsu manusia.Ulama-ulama, khususnya para sufi, menekankan bahwa padahakikatnya manusia tidak mengetahui gejolak nafsu dan bisikanhati, kecuali bila dapat melepaskan diri dari pengaruh gejolaktersebut. Al-Tustari seorang sufi agung menyatakan: Tidak mengetahui bisikan syirik kecuali orang Muslim, tidak mengetahui bisikan kemunafikan kecuali orang Mukmin, demikian juga bisikan kebodohan kecuali yang berpengetahuan, bisikan kelengahan kecuali yang ingat, bisikan kedurhakaan kecuali yang taat, dan bisikan dunia kecuali dengan amalan akhirat.Bisikan-bisikan tersebut dapat ditolak dengan jihad, yangdilakukan dengan menutup pintu-pintu masuknya, atau denganmematahkan semua kekuatan kejahatannya. Banyak pintu masukbisikan negatif ke dalam dada manusia, antara lain: 1. Ambisi yang berlebihan dan prasangka buruk terhadap Tuhan. Ini melahirkan budaya mumpung serta kekikiran. Pintu masuk tersebut dapat ditutupi dengan keyakinan terhadap kemurahan Ilahi, serta rasa puas terhadap hasil usaha maksimal yang halal.WAWASAN AL-QURAN 504Tafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan UmatDr. M. Quraish Shihab, M.A.ebook [email protected]
2. Gemerlap duniawi. Pintu ini dapat tertutup dengan sikap zuhud dan kesadaran ketidakkonsistenan kehidupan duniawi. Di siang hari Anda dapat melihat seorang kaya, berkuasa, atau cantik, dan menarik, tetapi pada sore hari semuanya dapat hilang seketika.3. Merasa lebih dari orang lain. Setan biasanya membisikkan kalimat-kalimat yang mengantarkan mangsanya merasa bahwa yang telah dan sedang dilakukannya adalah benar dan baik. Pintu masuk ini dapat dikunci dengan kesadaran bahwa penilaian Tuhan ditetapkan dengan memperhatikan keadaan seseorang hingga akhir usianya.4. Memperkecil dosa atau kebaikan. Sehingga mengantarkan yang bersangkutan melakukan dosa dengan alasan dosa kecil, atau enggan berbuat baik dengan alasan malu karena amat sederhana. Ini mesti ditampik dengan menyadari terhadap siapa dosa dilakukan, yakni terhadap Allah. Juga kesadaran bahwa Allah tidak menilai bentuk perbuatan semata-mata, tetapi pada dasarnya menilai niat dan sikap pelaku.5. Riya' (ingin dipuji baik sebelum, pada saat, maupun sesudah melakukan satu aktivitas). Hal ini dihindari dengan menyadari bahwa Allah tidak akan menerima sedikit pun amal yang dicampuri pamrih.Sufi besar Al-Muhasibi menjelaskan bahwa setan amat pandaimenyesuaikan bisikannya dengan kondisi manusia yang dirayunya.Orang-orang durhaka digodanya dengan mendorong yangbersangkutan meninggalkan ketaatan kepada Allah dan dibisikankepadanya bahwa perbuatannya (yang buruk) adalah baik/indah.Upaya setan itu biasanya langsung mendapat sambutan mangsanya.Adapun terhadap orang yang taat kepada Allah, bisikar setandilakukan dengan cara mendorong agar meninggalkanamalan-amalan sunah dengan berbagai dalih, misalnya, letihatau mengganggu konsentrasi saat mengamalkannya, bahkanWAWASAN AL-QURAN 505Tafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan UmatDr. M. Quraish Shihab, M.A.ebook [email protected]
menimbulkan pikiran-pikiran yang dapat mengurangi nilai amalibadah. Hal-hal tersebut dapat di tampik dengan zikir,mengingat Allah, melaksanakan tuntunan-tuntunannya, sertamenyadari kelemahan, dan kebutuhan manusia kepada-Nya.Di sisi lain perlu diingat bahwa kemiskinan, kebodohan, danpenyakit merupakan senjata~senjata setan sekaligus menjadiiklim yang mengembangbiakkan virus-virus kejahatan.Setan menjanjikan (mentakut-takuti) kamu dengankemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan,sedangkan Allah menjanjikan kamu ampunan dan karunia.Allah Mahaluas karunia-Nya lagi Maha Mengetahui (QSAl-Baqarah [2]: 268).Penyakit juga merupakan senjata setan. Perhatikan keluhan NabiAyyub a.s.yang diabadikan Al-Quran surat Shad ayat 41 ketikamenderita penyakit menahun.Dan ingatlah akan hamba Kami, Ayub (a.s.), ketika iamenyeru Tuhannya, \"Sesungguhnya aku diganggu setandengan kepayahan dan siksaan (penyakit).\"Kebodohan juga merupakan senjata dan lahan subur bagi setanuntuk memberi janji-janji kepada manusia:Setan selalu memberi janji-janji kepada mereka, danmembangkitkan angan-angan kosong pada mereka, padahalsetan tidak menjanjikan kepada mereka selain tipuanbelaka (QS Al-Nisa' [4]: 120).Manusia dituntut berjihad melawan segala macam rayuan setan,menyiapkan iklim dan lokasi yang sehat untuk menghalangitersebarnya wabah dan virus yang diakibatkan olehnya.Selanjutnya yang akan terjangkiti penyakit hati adalah orangkafir dan munafik. Al-Quran dan Sunnah menjelaskan caramenghadapi mereka. Intinya dijelaskan oleh sabda Nabi Saw.. Siapa yang melihat kemungkaran hendaklah dicegahnya 506WAWASAN AL-QURANTafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan UmatDr. M. Quraish Shihab, M.A.ebook [email protected]
dengan tangannya, bila ia tidak mampu maka denganlidahnya, dan bila tidak mampu maka dengan hatinya...Ketiga cara ini termasuk berjihad juga.BERJIHAD DENGAN SENJATAAl-Quran menyebutkan bahwa yang pertama dan utama pada saatmelakukan jihad --dengan fisik atau bukan-- adalah kesiapanmental, yang intinya adalah keimanan dan ketabahan. Al-Quransurat Al-Anfal ayat 65 mengingatkan:Hai Nabi, kobarkanlah semangat kaum Mukmin untukberperang. Jika ada di antara kamu dua puluh orangyang sabar, maka mereka dapat mengalahkan dua ratusorang musuh. Kalau ada di antara kamu seratus orang(yang sabar), maka mereka dapat mengalahkan seribuorang kafir, ini karena mereka (orang-orang kafir)tidak mengerti.Pada mulanya para sahabat Nabi Saw. memang berat melaksanakantuntunan ini, karena itu turun keringanan yang menyatakan,Sekarang Allah meringankan untukmu. Dia mengetahuibahwa padamu ada kelemahan, maka jika di antara kamuada seratus orang yang sabar, niscaya mereka dapatmengalahkan dua ratus orang, dan jika ada seribu orang(yang sabar) niscaya mereka dapat mengalahkan dua ribuorang dengan seizin Allah Dan Allah besertaorang-orang yang sabar (QS Al-Anfa1 [8]: 66).Sebelum memberi tuntunan, Al-Quran memerintahkan Rasul sebagaipemimpin kaum Mukmin agar mempersiapkan kekuatan menghadapimusuh. Seandainya musuh mengetahui kesiapan kaum Muslim terjunke medan jihad, tentu mengurungkan niat agresi mereka. Allahberfirman dalam surat Al-AnfA1 [8]: 60. Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka (musuh) 507 kekuatan yang kamu sanggupi, dan dari kuda-kuda yangWAWASAN AL-QURANTafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan UmatDr. M. Quraish Shihab, M.A.ebook [email protected]
ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu)kamu menggentarkan musuh Allah, musuhmu danorang-orang selain mereka yang tidak kamu ketahui,sedangkan Allah mengetahuinya.Tetapi lanjutan ayat ini menyebutkan sikap Al-Quran terhadappeperangan, yaitu upaya untuk menghindarinya dan tidakdilakukan kecuali setelah seluruh cara damai ditempuh:Dan jika mereka condong kepada perdamaian, condonglahkepadanya, dan berserah dirilah kepada Allah.Sesungguhnya Dia-lah yang Maha Mendengar lagi MahaMengetahui. Jika mereka bermaksud untuk menipumu, makasesungguhnya cukuplah Allah (menjadi Pelindungmu). Diayang menguatkanmu dengan pertolongan-Nya dan denganpara Mukmin (QS 8: 61-62).Memang, peperangan pada hakikatnya tidak dikehendaki olehIslam. Seorang yang telah dihiasi iman pasti akan membencinya,begitu yang dijelaskan Al-Quran:Diwajibkan kepada kamu berperang, padahal berperangadalah sesuatu yang kamu benci, (tetapi) boleh jadikamu membenci sesuatu tetapi baik untukmu, dan bolehjadi pula kamu menyukai sesuatu padahal buruk bagimu.Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui (QS2: 216).Allah Swt. mewajibkan perang dan jihad, karena sebagaimanafirman-Nya:Seandainya Allah tidak menolak keganasan sebagianmanusia dengan sebagian yang lain (mengizinkanpeperangan), maka pasti rusaklah bumi ini. TetapiAllah mempunyai karunia (yang dicurahkan pada seluruhalam) (QS Al-Baqarah [2]: 251)Ayat tersebut turun berkaitan dengan izin peperangan bagi kaumMuslim, dan izin itu diberikan dengan penjelasan tentangWAWASAN AL-QURAN 508Tafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan UmatDr. M. Quraish Shihab, M.A.ebook [email protected]
alasannya:Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yangdiperangi, karena sesungguhnya mereka telah dianiaya.Dan sesungguhnya Allah benar-benar Mahakuasa menolongmereka. Yaitu orang-orang yang telah diusir darikampung halaman mereka tanpa alasan yang benar,kecuali karena mereka berkata, \"Tuhan kami hanyalahAllah\". Sekiranya Allah tidak menolak keganasansebagian manusia dengan sebagian yang lain, niscayaakan dirobohkan biara-biara Nasrani, gereja-gereja,rumah-rumah ibadat orang Yahudi, dan masjid- masjidyang di dalamnya banyak disebut nama Allah.Sesungguhnya Allah benar-benar Mahakuat lagiMahaperkasa (QS Al-Hajj [22]: 39-40).Jihad atau peperangan yang diizinkan Al-Quran hanya untukmenghindari terjadinya penganiayaan sebagaimana bunyi firman-Nya:Perangilah di jalan Allah mereka yang memerangi (kamu)dan jangan melampaui batas, karena sesungguhnya Allahtidak menyukai orang-orang yang melampaui batas (QS 2:190).\"Melampaui batas\" dijelaskan oleh Nabi Saw. dengan contohmembunuh wanita, anak kecil, dan orang tua. Bahkan oleh A1Quran salah satu pengertiannya adalah tidak mendadak melakukanpenyerangan, sebelum terjadi keadaan perang dengan pihak lain:karena itu jika sebelumnya ada perjanjian perdamaian dengansuatu kelompok, perjanjian itu harus dinyatakan pembatalannyasecara tegas terlebih dahulu.Al-Quran menegaskan:Dan jika kamu khawatir akan (terjadinya) pengkhianatandari satu golongan, kembalikanlah perjanjianperdamaian kepada mereka secara jujur. SesungguhnyaAllah tidak menyukai orang-orang yang berkhianat (QSWAWASAN AL-QURAN 509Tafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan UmatDr. M. Quraish Shihab, M.A.ebook [email protected]
Al-Anfal [8]: 58)Peperangan harus berakhir dengan berakhirnya penganiayaan.Begitu penegasan Al-Quran:Perangilah mereka sampai batas berakhirnyapenganiayaan, dan agama itu hanya untuk Allah belaka.Jika mereka telah berhenti dari penganiayaan, tidaklagi dibenarkan permusuhan kecuali atas orang-orangyang zalim (QS Al-Baqarah [2]: 193).Kaum Muslim yang melampaui batas ketetapan Allah pun dinilaiberbuat zalim, dan atas dasar itu mereka wajar untuk dimusuhiAllah dan kaum Mukmin (yang lain).Perlu disadari bahwa izin memerangi kaum kafir bukan karenakekufuran atau keengganan mereka memeluk Islam, tetapi karenapenganiayaan yang mereka 1akukan terhadap \"hak asdsi manusiauntuk memeluk agama yang dipercayainya\". Banyak sekali ayatyang dapat diketengahkan untuk membuktikan hal itu, misalnyalanjutan ayat Al-Baqarah 191:Bunuhlah mereka dimana saja kamu jumpai mereka danusirlah mereka dari tempat mereka telah mengusir kamu,fitnah (penganiayaan dan pengacauan) lebih besarbahayanya daripada pembunuhan, (tetapi) jangan perangimereka di Masjid Al-Haram kecuali jika merekamemerangi kamu di sana. Apabila mereka memerangi kamu,bunuhlah mereka! Demikian itulah balasan bagiorang-orang kafir. Kemudian jika mereka berhenti (daripenganiayaan/permusuhannya), sesungguhnya Allah MahaPengampun lagi Maha Penyanyang (QS Al-Baqarah [2]:191-192) .Dalam ayat lain ditegaskan: Allah tidak melarang kamu berbuat baik dan berlaku 510 adil (memberi sebagian hartamu) terhadap orang-orang (non-Muslim) yang tidak memerangi kamu karena agama,WAWASAN AL-QURANTafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan UmatDr. M. Quraish Shihab, M.A.ebook [email protected]
dan tidak pula mengusir kamu dari negerimu.Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlakuadil. Sesungguhnya Allah hanya melarang kamu(menjadikan sebagai kawanmu) orang-orang yangmemerangi kamu karena agama dan mengusir kamu dannegerimu, dan membantu (orang lain) untuk mengusirmu.Barangsiapa yang menjadikan mereka sebagai kawan, makamereka itulah orang-orang yang zalim (QS Al-Mumtahanah[60]: 8-9).Dari ayat-ayat itu --dan ayat-ayat lain seperti dalam suratAn-Nisa' ayat 75-- dipahami bahwa Al-Quran mensyariatkanpeperangan untuk mengusir orang-orang yang menduduki tanahtumpah darah; gugur dalam medan perjuangan ini dinilai sebagaisyahid. Ulama-ulama menegaskan bahwa jihad membela negaraselama musuh masih berada di luar wilayah negara, hukumnyafardhu kifayah. Oleh karena itu, bila telah ada sekelompokmasyarakat yang melaksanakan pembelaan, maka kewajiban itugugur bagi orang yang tidak melaksanakannya. Tetapi jika musuhtelah memasuki wilayah negara, maka hukumnya adalah fardhu'ain, yakni wajib bagi setiap individu bangkit berjihad sesuaidengan batas kemampuan masing-masing. ***Demikian terlihat bahwa jihad beraneka ragam: memberantaskebodohan, kemiskinan, dan penyakit adalah jihad yang tidakkurang pentingnya daripada mengangkat senjata. Ilmuwanberjihad dengan memanfaatkan ilmunya, karyawan bekerja dengankarya yang baik, guru dengan pendidikannya yang sempurna,pemimpin dengan keadilannya, pengusaha dengan kejujurannya,demikian seterusnya.Dahulu, ketika kemerdekaan belum diraih, jihad mengakibatkanterenggutnya jiwa, hilangnya harta benda, dan terurainyakesedihan dan air mata. Kini jihad harus membuahkanterpeliharanya jiwa, terwujudnya kemanusiaan yang adil danberadab, melebarnya senyum dan terhapusnya air mata, sertaberkembangnya harta benda. Sehingga,WAWASAN AL-QURAN 511Tafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan UmatDr. M. Quraish Shihab, M.A.ebook [email protected]
Apakah kamu menduga akan masuk surga, padahal belumnyata bagi Allah orang-orang yang berjihad di antarakamu dan belum nyata pula orang-orang yang tabah? (QSAli 'Imran [3]: 142). []4. PUASA MARHABAN YA RAMADHAN Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata \"marhaban\" diartikan sebagai\"kata seru untuk menyambut atau menghormati tamu (yang berarti selamatdatang).\" Ia sama dengan ahlan wa sahlan yang juga dalam kamus tersebut diartikan\"selamat datang.\"Walaupun keduanya berarti \"selamat datang\" tetapi penggunaannya berbeda.Para ulama tidak menggunakan ahlan wa sahlan untuk menyambut datangnyabulan Ramadhan, melainkan \"marhaban ya Ramadhan\".Ahlan terambil dari kata ahl yang berarti \"keluarga\", sedangkan sahlanberasal dari kata sahl yang berarti mudah. Juga berarti \"dataran rendah\" karenamudah dilalui, tidak seperti \"jalan mendaki\". Ahlan wa sahlan, adalah ungkapanselamat datang, yang dicelahnya terdapat kalimat tersirat yaitu, \"(Anda beradadi tengah) keluarga dan (melangkaLkar1 kaki di) dataran rendah yang mudah.\"Marhaban terambil dari kata rahb yang berarti \"luas\" atau \"lapang\", sehinggamarhaban menggambarkan bahwa tamu disambut dan diterima dengan dada lapang,WAWASAN AL-QURAN 512Tafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan UmatDr. M. Quraish Shihab, M.A.ebook [email protected]
penuh kegembiraan serta dipersiapkan baginya ruang yang luas untuk melakukanapa saja yang diinginkannya. Dari akar kata yang sama dengan \"marhaban\",terbentuk kata rahbat yang antara lain berarti \"ruangan luas untuk kendaraan, untukmemperoleh perbaikan atau kebutuhan pengendara guna melanjutkan perjalanan.\"Marhaban ya Ramadhan berarti \"Selamat datang Ramadhan\" mengandung artibahwa kita menyambutnya dengan lapang dada, penuh kegembiraan; tidak denganmenggerutu dan menganggap kehadirannya \"mengganggu ketenangan\" atausuasana nyaman kita.Marhaban ya Ramadhan, kita ucapkan untuk bulan suci itu, karena kitamengharapkan agar jiwa raga kita diasah dan diasuh guna melanjutkan perjalananmenuju Allah Swt.Ada gunung yang tinggi yang harus ditelusuri guna menemui-Nya, itulah nafsu. Digunung itu ada lereng yang curam, belukar yang lebat, bahkan banyak perampokyang mengancam, serta iblis yang merayu, agar perjalanan tidak melanjutkan.Bertambah tinggi gunung didaki, bertambah hebat ancaman dan rayuan, semakincuram dan ganas pula perjalanan. Tetapi, bila tekad tetap membaja, sebentar lagiakan tampak cahaya benderang, dan saat itu, akan tampak dengan jelas rambu-rambujalan, tampak tempat-tempat indah untuk berteduh, serta telaga-telaga jernih untukmelepaskan dahaga. Dan bila perjalanan dilanjutkan akan ditemukan kendaraan Ar-Rahman untuk mengantar sang musafir bertemu dengan kekasihnya, Allah Swt.Demikian kurang lebih perjalanan itu dilukiskan dalam buku Madarij As-Salikin.WAWASAN AL-QURAN 513Tafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan UmatDr. M. Quraish Shihab, M.A.ebook [email protected]
Tentu kita perlu mempersiapkan bekal guna menelusuri jalan itu. Tahukah Andaapakah bekal itu? Benih-benih kebajikan yang harus kita tabur di lahan jiwa kita.Tekad yang membaja untuk memerangi nafsu, agar kita mampu menghidupkanmalam Ramadhan dengan shalat dan tadarus, serta siangnya dengan ibadah kepadaAllah melalui pengabdian untuk agama, bangsa dan negara. Semoga kita berhasil,dan untuk itu mari kita buka lembaran Al-Quran mempelajari bagaimana tuntunannya.PUASA MENURUT AL-QURANAl-Quran menggunakan kata shiyam sebanyak delapan kali, kesemuanya dalamarti puasa menurut pengertian hukum syariat. Sekali Al-Quran juga menggunakan katashaum, tetapi maknanya adalah menahan diri untuk tidak bebicara:Sesungguhnya Aku bernazar puasa (shauman), maka hari ini aku tidak akan berbicara dengan seorang manusia pun (QS Maryam [19]: 26).Demikian ucapan Maryam a.s. yang diajarkan oleh malaikat Jibril ketika adayang mempertanyakan tentang kelahiran anaknya (Isa a.s.). Kata ini juga terdapatmasing-masing sekali dalam bentuk perintah berpuasa di bulan Ramadhan,sekali dalam bentuk kata kerja yang menyatakan bahwa \"berpuasa adalah baikuntuk kamu\", dan sekali menunjuk kepada pelaku-pelaku puasa pria danwanita, yaitu ash-shaimin wash-shaimat.WAWASAN AL-QURAN 514Tafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan UmatDr. M. Quraish Shihab, M.A.ebook [email protected]
Kata-kata yang beraneka bentuk itu, kesemuanya terambil dari akar kata yangsama yakni sha-wa-ma yang dari segi bahasa maknanya berkisar pada\"menahan\" dan \"berhenti atau \"tidak bergerak\". Kuda yang berhenti berjalandinamai faras shaim. Manusia yang berupaya menahan diri dari satu aktivitas –apapun aktivitas itu-- dinamai shaim (berpuasa). Pengertian kebahasaan ini,dipersempit maknanya oleh hukum syariat, sehingga shiyam hanya digunakan untuk\"menahan diri dari makan, minum, dan upaya mengeluarkan sperma dariterbitnya fajar hingga terbenamnya matahari\".Kaum sufi, merujuk ke hakikat dan tujuan puasa, menambahkan kegiatan yangharus dibatasi selama melakukan puasa. Ini mencakup pembatasan atas seluruhanggota tubuh bahkan hati dan pikiran dari melakukan segala macam dosa.Betapa pun, shiyam atau shaum --bagi manusia-- pada hakikatnya adalah menahanatau mengendalikan diri. Karena itu pula puasa dipersamakan dengan sikap sabar,baik dari segi pengertian bahasa (keduanya berarti menahan diri) maupun esensikesabaran dan puasa.Hadis qudsi yang menyatakan antara lain bahwa, \"Puasa untuk-Ku, dan Akuyang memberinya ganjaran\" dipersamakan oleh banyak ulama dengan firman-Nya dalam surat Az-Zumar (39): 10.Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang disempurnakan pahalanyatanpa batas. 515WAWASAN AL-QURANTafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan UmatDr. M. Quraish Shihab, M.A.ebook [email protected]
Orang sabar yang dimaksud di sini adalah orang yang berpuasa.Ada beberapa macam puasa dalam pengertian syariat/hokum sebagaimanadisinggung di atas.1. Puasa wajib sebutan Ramadhan.2. Puasa kaffarat, akibat pelanggaran, atau semacamnya.3. Puasa sunnah.Tulisan ini akan membatasi uraian pada hal-hal yang berkisar pada puasa bulanRamadhan.PUASA RAMADHAN Uraian Al-Quran tentang puasa Ramadhan, ditemukan dalam surat Al-Baqarah (2): 183, 184, 185, dan 187. Ini berarti bahwa puasa Ramadhan barudiwajibkan setelah Nabi Saw. tiba di Madinah, karena ulama Al-Quran sepakatbahwa surat A1-Baqarah turun di Madinah. Para sejarawan menyatakan bahwakewajiban melaksanakan puasa Ramadhan ditetapkan Allah pada 10 Sya'ban tahunkedua Hijrah.Apakah kewajiban itu langsung ditetapkan oleh Al-Quran selama sebutan penuh,ataukah bertahap? Kalau melihat sikap Al-Quran yang seringkali melakukan 516WAWASAN AL-QURANTafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan UmatDr. M. Quraish Shihab, M.A.ebook [email protected]
penahapan dalam perintah- perintahnya, maka agaknya kewajiban berpuasapun dapat dikatakan demikian. Ayat 184 yang menyatakan ayyaman ma'dudat(beberapa hari tertentu) dipahami oleh sementara ulama sebagai tiga hari dalamsebutan yang merupakan tahap awal dari kewajiban berpuasa. Hari-hari tersebutkemudian diperpanjang dengan turunnya ayat 185: Barangsiapa di antara kamu yang hadir (di negeri tempat tinggalnya) padabulan itu (Ramadhan), maka hendaklah ia berpuasa (selama bulan itu), dansiapa yang sakit atau dalam perjalanan, maka wajib baginya berpuasa sebanyakhari yang ditinggalkannya. Pemahaman semacam ini menjadikan ayat-ayat puasa Ramadhan terputus-putus tidak menjadi satu kesatuan. Merujuk kepada ketiga ayat puasa Ramadhansebagai satu kesatuan, penulis lebih cenderung mendukung pendapat ulama yangmenyatakan bahwa Al-Quran mewajibkannya tanpa penahapan. Memang, tidakmustahil bahwa Nabi dan sahabatnya telah melakukan puasa sunnah sebelumnya.Namun itu bukan kewajiban dari Al-Quran, apalagi tidak ditemukan satu ayat punyang berbicara tentang puasa sunnah tertentu.Uraian Al-Quran tentang kewajiban puasa di bulan Ramadhan, dimulai dengansatu pendahuluan yang mendorong umat islam untuk melaksanakannya denganbaik, tanpa sedikit kekesalan pun.WAWASAN AL-QURAN 517Tafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan UmatDr. M. Quraish Shihab, M.A.ebook [email protected]
Perhatikan surat Al-Baqarah (2): 185. ia dimulai dengan panggilanmesra, \"Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan kepada kamuberpuasa.\" Di sini tidak dijelaskan siapa yang mewajibkan, belum juga dijelaskanberapa kewajiban puasa itu, tetapi terlebih dahulu dikemukakan bahwa,\"sebagaimana diwajibkan terhadap umat-umat sebelum kamu.\" Jika demikian,maka wajar pula jika umat Islam melaksanakannya, apalagi tujuan puasa tersebutadalah untuk kepentingan yang berpuasa sendiri yakni \"agar kamu bertakwa(terhindar dari siksa).\" Kemudian Al-Quran dalam surat A1-Baqarah (2): 186 menjelaskan bahwakewajiban itu bukannya sepanjang tahun, tetapi hanya \"beberapa hari tertentu,\" itupun hanya diwajibkan bagi yang berada di kampung halaman tempat tinggalnya, dandalam keadaan sehat, sehingga \"barangsiapa sakit atau dalam perjalanan,\" makadia (boleh) tidak berpuasa dan menghitung berapa hari ia tidak berpuasa untukdigantikannya pada hari-hari yang lain. \"Sedang yang merasa sangat beratberpuasa, maka (sebagai gantinya) dia harus membayar fidyah, yaitu memberimakan seorang miskin.\" Penjelasan di atas ditutup dengan pernyataan bahwa\"berpuasa adalah baik.\"Setelah itu disusul dengan penjelasan tentang keistimewaan bulanRamadhan, dan dari sini datang perintah-Nya untuk berpuasa pada bulan tersebut,tetapi kembali diingatkan bahwa orang yang sakit dan dalam perjalanan (boleh)tidak berpuasa dengan memberikan penegasan mengenai peraturan berpuasasebagaimana disebut sebelumnya. Ayat tentang kewajiban puasa Ramadhan ditutupWAWASAN AL-QURAN 518Tafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan UmatDr. M. Quraish Shihab, M.A.ebook [email protected]
dengan \"Allah menghendaki kemudahdn untuk kamu bukan kesulitan,\" laludiakhiri dengan perintah bertakbir dan bersyukur. Ayat 186 tidak berbicara tentangpuasa, tetapi tentang doa. Penempatan uraian tentang doa atau penyisipannya dalamuraian Al-Quran tentang puasa tentu mempunyai rahasia tersendiri. Agaknya iamengisyaratkan bahwa berdoa di bu1an Ramadhan merupakan ibadah yang sangatdianjurkan, dan karena itu ayat tersebut menegaskan bahwa \"Allah dekatkepada hamba-hamba-Nya dan menerima doa siapa yang berdoa.\"Selanjutnya ayat 187 antara lain menyangkut izin melakukan hubungan seks dimalam Ramadhan, di samping penjelasan tentang lamanya puasa yang harusdikerjakan, yakni dari terbitnya fajar sampai terbenamnya matahari. Banyak informasi dan tuntunan yang dapat ditarik dari ayat-ayat di atasberkaitan dengan hukum maupun tujuan puasa. Berikut akan dikemukan sekelumitbaik yang berkaitan dengan hukum maupun hikmahnya, dengan menggarisbawahikata atau kalimat dari ayat-ayat puasa di atas.BEBERAPA ASPEK HUKUM BERKAITAN DENGAN PUASAa. Faman kana minkum maridha (Siapa di antara kamu yang menderita sakit) Maridh berarti sakit. Penyakit dalam kaitannya dengan berpuasa secara garis besar dapat dibagi dua: 1. Penderita tidak dapaat berpuasa; dalam hal ini ia wajib berbuka; danWAWASAN AL-QURAN 519Tafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan UmatDr. M. Quraish Shihab, M.A.ebook [email protected]
2. Penderita dapat berpuasa, tetapi dengan mendapat kesulitan atau keterlambatan penyembuhan, maka ia dianjurkan tidak berpuasa.Sebagian ulama menyatakan bahwa penyakit apa pun yang diderita oleh seseorang,membolehkannya untuk berbuka. Ulama besar ibnu Sirin, pernah ditemui makandi siang hari bukan Ramadhan, dengan alasan jari telunjuknya sakit. Betapapun, harus dicatat, bahwa Al-Quran tidak merinci persolan ini. Teks ayatmencakup pemahaman ibnu Sirin tersebut. Namun demikian agaknya kita dapatberkata bahwa Allah Swt. sengaja memilih redaksi demikian, guna menyerahkankepada nurani manusia masing-masing untuk menentukan sendiri apakah iaberpuasa atau tidak. Di sisi lain harus diingat bahwa orang yang tidak berpuasadengan alasan sakit atau dalam perjalanan tetap harus menggantikan hari-hariketika ia tidak berpuasa dalam kesempatan yang lain.b. Aw'ala safarin (atau dalam perjalanan ) Ulama-ulama berbeda pendapat tentang bolehnya berbuka puasa bagi orang yang sedang musafir. Perbedaan tersebut berkaitan dengan jarak perjalanan. Secara umum dapat dikatakan bahwa jarak perjalanan tersebut sekitar 90 kilometer, tetapi ada juga yang tidak menetapkan jarak tertentu, sehingga seberapa pun jarak yang ditempuh selama dinamai safar atau perjalanan, maka hal itu merupakan izin untuk memperoleh kemudahan (rukhshah).Perbedaan lain berkaitan dengan 'illat (sebab) izin ini. Apakah karenaadanya unsur safar (perjalanan) atau unsure keletihan akibat perjalanan. Di sini,WAWASAN AL-QURAN 520Tafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan UmatDr. M. Quraish Shihab, M.A.ebook [email protected]
dipermasalahkan misalnya jarak antara Jakarta-Yogya yang ditempuh denganpesawat kurang dari satu jam, serta tidak meletihkan, apakah ini dapat dijadikanalasan untuk berbuka atau meng-qashar shalat atau tidak. Ini antara lainberpulang kepada tinjauan sebab izin ini. Selanjutnya mereka juga memperselisihkan tujuan perjalanan yangmembolehkan berbuka (demikian juga qashar dan menjamak shalat). Apakahperjalanan tersebut harus bertujuan dalam kerangka ketaatan kepada Allah,misalnya perjalanan haji, silaturahmi, belajar, atau termasuk juga perjalanan bisnisdan mubah (yang dibolehkan) seperti wisata dan sebagainya? Agaknya alasan yangmemasukkan hal-hal di atas sebagai membolehkan berbuka, lebih kuat, kecualijika perjalanan tersebut untuk perbuatan maksiat, maka tentu yangbersangkutan tidak memperoleh izin untuk berbuka dan atau menjamakshalatnya. Bagaimana mungkin orang yang durhaka memperoleh rahmatkemudahan dari Allah Swt.?Juga diperselisihkan apakah yang lebih utama bagi seorang musafir,berpuasa atau berbuka? Imam Malik dan imam Syafi'I menilai bahwaberpuasa lebih utama dan lebih baik bagi yang mampu, tetapi sebagian besarulama bermazhab Maliki dan Syafi'i menilai bahwa hal ini sebaiknyadiserahkan kepada masing-masing pribadi, dalam arti apa pun pilihannya, makaitulah yang lebih baik dan utama. Pendapat ini dikuatkan oleh sebuah riwayat dariimam Bukhari dan Muslim melalui Anas bin Malik yang menyatakan bahwa,\"Kami berada dalam perjalanan di bulan Ramadhan, ada yang berpuasa danWAWASAN AL-QURAN 521Tafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan UmatDr. M. Quraish Shihab, M.A.ebook [email protected]
adapula yang tidak berpuasa. Nabi tidak mencela yang berpuasa, dan tidakjuga (mereka) yang tidak berpuasa.\" Memang ada juga ulama yang beranggapan bahwa berpuasa lebih baik bagiorang yang mampu. Tetapi, sebaliknya, ada pula yang menilai bahwa berbuka lebihbaik dengan alasan, ini adalah izin Allah. Tidak baik menolak izin dan sepertipenegasan Al-Quran sendiri dalam konteks puasa, \"Allah menghendakikemudahan untuk kamu dan tidak menghendaki kesulitan.\"Bahkan ulama-ulama Zhahiriyah dan Syi'ah mewajibkan berbuka, antara lainberdasar firman-Nya dalam lanjutan ayat di atas, yaitu:c. Fa 'iddatun min ayyamin ukhar (sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari lain). Ulama keempat mazhab Sunnah menyisipkan kalimat untuk meluruskan redaksi di atas, sehingga terjemahannya lebih kurang berbunyi, \"Barangsiapa yang sakit atau dalam perjalanan (dan ia tidak berpuasa), maka (wajib baginya berpuasa) sebanyak hari-hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain.\"Kalimat \"lalu ia tidak berpuasa\" adalah sisipan yang oleh ulama perluadanya, karena terdapat sekian banyak hadis yang membolehkan berpuasa dalamperjalanan, sehingga kewajiban mengganti itu, hanya ditujukan kepada para musafir dan orang yang sakit tetapi tidak berpuasa. 522WAWASAN AL-QURANTafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan UmatDr. M. Quraish Shihab, M.A.ebook [email protected]
Sisipan semacam ini ditolak oleh ulama Syi'ah dan Zhahiriyah, sehinggadengan demikian --buat mereka-- menjadi wajib bagi orang yang sakit dandalam perjalanan untuk tidak berpuasa, dan wajib pula menggantinya pada hari-hari yang lain seperti bunyi harfiah ayat di atas. Apakah membayar puasa yang ditinggalkan itu harus berturut-turut?Ada sebuah hadis --tetapi dinilai lemah—yang menyatakan demikian. Tetapi adariwayat lain melalui Aisyah r.a. yang menginformasikan bahwa memang awalnyaada kata pada ayat puasa yang berbunyi mutatabi'at, yang maksudnyamemerintahkan penggantian (qadha') itu harus dilakukan bersinambungtanpa sehari pun berbuka sampai selesainya jumlah yang diwajibkan. Tetapi katamutatabi'at dalam fa 'iddatun min ayyamin ukhar mutatabi'at yangberarti berurut atau bersinambung itu, kemudian dihapus oleh Allah Swt.Sehingga akhirnya ayat tersebut tanpa kata ini, sebagaimana yang tercantumdalam Mushaf sekarang.Meng-qadha' (mengganti) puasa, apakah harus segera, dalam arti harusdilakukannya pada awal Syawal, ataukah dapat ditangguhkan sampaisebelum datangnya Ramadhan berikut? Hanya segelintir kecil ulama yangmengharuskan sesegera mungkin, namun umumnya tidak mengharuskanketergesaan itu, walaupun diakui bahwa semakin cepat semakin baik. Nah,bagaimana kalau Ramadhan berikutnya sudah berlalu, kemudian kita tidaksempat menggantinya, apakah ada kaffarat akibat keterlambatan itu? ImamWAWASAN AL-QURAN 523Tafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan UmatDr. M. Quraish Shihab, M.A.ebook [email protected]
Malik, Syafi'i, dan Ahmad, berpendapat bahwa di samping berpuasa, ia harusmembayar kaffarat berupa memberi makan seorang miskin; sedangkan imamAbu Hanifah tidak mewajibkan kaffarat dengan alasan tidak dicakupoleh redaksi ayat di atas.d. Wa 'alal ladzina yuthiqunahu fidyatun tha'amu miskin (Dan wajib bagi orang yang berat menjalankannya membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin) (QS Al-Baqarah [2]: 184). Penggalan ayat ini diperselisihkan maknanya oleh banyak ulama tafsir. Adayang berpendapat bahwa pada mulanya Allah Swt. memberi alternatif bagi orangyang wajib puasa, yakni berpuasa atau berbuka dengan membayar fidyah. Ada jugayang be~pendapat bahwa ayat ini berbicara tentang para musafir dan orang sakit,yakni bagi kedua kelompok ini terdapat dua kemungkinan:musafir dan orang yang merasa berat untuk berpuasa, maka ketika itu diaharus berbuka; dan ada juga di antara mereka, yang pada hakikatnya mampuberpuasa, tetapi enggan karena kurang sehat dan atau dalam perjalanan,maka bagi mereka diperbolehkan untuk berbuka dengan syarat membayarfidyah.Pendapat-pendapat di atas tidak populer di kalangan mayoritas ulama.Mayoritas memahami penggalan ini berbicara tentang orang-orang tua atauorang yang mempunyai pekerjaan yang sangat berat, sehingga puasa sangatmemberatkannya, sedang ia tidak mempunyai sumber rezeki lain kecualiWAWASAN AL-QURAN 524Tafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan UmatDr. M. Quraish Shihab, M.A.ebook [email protected]
pekerjaan itu. Maka dalam kondisi semacam ini. mereka diperbolehkan untuktidak berpuasa dengan syarat membayar fidyah. Demikian juga halnyaterhadap orang yang sakit sehingga tidak dapat berpuasa, dan diduga tidak akansembuh dari penyakitnya. Termasuk juga dalam pesan penggalan ayat di atasadalah wanita-wanita hamil dan atau menyusui. Dalam hal ini terdapat rinciansebagai berikut: Wanita yang hamil dan menyusui wajib membayar fidyah danmengganti puasanya di hari lain, seandainya yang mereka khawatirkanadalah janin atau anaknya yang sedang menyusui. Tetapi bila yang merekakhawatirkan diri mereka, maka mereka berbuka dan hanya wajib menggantinya dihari lain, tanpa harus membayar fidyah.Fidyah dimaksud adalah memberi makan fakir/miskin setiap hari selama iatidak berpuasa. Ada yang berpendapat sebanyak setengah sha' (gantang)atau kurang lebih 3,125 gram gandum atau kurma (makanan pokok). Ada jugayang menyatakan satu mud yakni sekitar lima perenam liter, dan ada lagiyang mengembalikan penentuan jumlahnya pada kebiasaan yang berlaku padasetiap masyarakat.e. Uhilla lakum lailatash-shiyamir-rafatsu ila nisa'ikum (Dihalalkan kepada kamu pada malam Ramadhan bersebadan dengan istri-istrimu) (QS Al- Baqarah [2]:187)WAWASAN AL-QURAN 525Tafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan UmatDr. M. Quraish Shihab, M.A.ebook [email protected]
Ayat ini membolehkan hubungan seks (bersebadan) di malam hari bulanRamadhan, dan ini berarti bahwa di siang hari Ramadhan, hubungan seks tidakdibenarkan. Termasuk dalam pengertian hubungan seks adalah\"mengeluarkan sperma\" dengan cara apa pun. Karena itu walaupun ayat ini takmelarang ciuman, atau pelukan antar suami-istri, namun para ulama mengingatkanbahwa hal tersebut bersifat makruh, khususnya bagi yang tidak dapat menahandiri, karena dapat mengakibatkan keluarnya sperma. Menurut istri Nabi, Aisyahr.a., Nabi Saw. pernah mencium istrinya saat berpuasa. Nah, bagi yangmencium atau apa pun selain berhubungan seks, kemudian ternyata \"basah\",maka puasanya batal; ia harus menggantinya pada hari 1ain. Tetapi mayoritasulama tidak mewajibkan yang bersangkutan membayar kaffarat, kecualijika ia melakukan hubungan seks (di siang hari), dan kaffaratnya dalamhal ini berdasarkan hadis Nabi adalah berpuasa dua bulan berturut-turut.Jika tidak mampu, maka ia harus memerdekakan hamba. Jika tidak mampujuga, maka ia harus memberi makan enam puluh orang miskin.Bagi yang melakukan hubungan seks di malam hari, tidak harus mandisebelum terbitnya fajar. Ia hanya berkewajiban mandi sebelum terbitnyamatahari --paling tidak dalam batas waktu yang memungkinkan ia shalat subuhdalam keadaan suci pada waktunya. Demikian pendapat mayoritas ulama.f. Wakulu wasyrabu hatta yatabayyana lakumul khaith al-abyadhu minalkhaithil aswadi minal fajr (Makan dan minumlah sampai terang bagimu benang putih dan benang hitam, yaitu fajar). 526WAWASAN AL-QURANTafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan UmatDr. M. Quraish Shihab, M.A.ebook [email protected]
Ayat ini membolehkan seseorang untuk makan dan minum (juga melakukanhubungan seks) sampai terbitnya fajar. `Pada zaman Nabi, beberapa saat sebelum fajar, Bilalmengumandangkan azan, namun beliau mengingatkan bahwa bukan itu yangdimaksud dengan fajar yang mengakibatkan larangan di atas. Imsak yangdiadakan hanya sebagai peringatan dan persiapan untuk tidak lagimelakukan aktivitas yang terlarang. Namun bila dilakukan, maka dari segihukum masih dapat dipertanggungjawabkan selama fajar (waktu subuh belummasuk). Perlu dingatkan, bahwa hendaknya kita jangan terlalu mengandalkanazan, karena boleh jadi muazin mengumandangkan azannya setelah berlalubeberapa saat dari waktu subuh. Karena itu sangat beralasan untuk menghentikanaktivitas tersebut saat imsak.g. Tsumma atimmush shiyama ilal lail (Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai malam).Penggalan ayat ini datang setelah ada izin untuk makan dan minum sampaidengan datangnya fajar.Puasa dimulai dengan terbitnya fajar, dan berakhir dengan datangnyamalam. Persoalan yang juga diperbincangkan oleh para ulama adalah pengertianmalam. Ada yang memahami kata malam dengan tenggelamnya matahariWAWASAN AL-QURAN 527Tafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan UmatDr. M. Quraish Shihab, M.A.ebook [email protected]
walaupun masih ada mega merah, dan ada juga yang memahami malam denganhilangnya mega merah dan menyebarnya kegelapan. Pendapat pertama didukungoleh banyak hadis Nabi Saw., sedang pendapat kedua dikuatkan oleh pengertiankebahasaan dari lail yang diterjemahkan \"malam\". Kata lail berarti \"sesuatuyang gelap\" karenanya rambut yang berwarna hitam pun dinamai lail.Pendapat pertama sejalan juga dengan anjuran Nabi Saw. Untuk mempercepatberbuka puasa, dan memperlambat sahur pendapat kedua sejalan dengansikap kehatian-hatian karena khawatir magrib sebenarnya belum masuk.Demikian sedikit dari banyak aspek hukum yang dicakup oleh ayat-ayat yangberbicara tentang puasa Ramadhan.TUJUAN BERPUASA Secara jelas Al-Quran menyatakan bahwa tujuan puasa yang hendaknyadiperjuangkan adalah untuk mencapai ketakwaan atau la'allakum tattaqun.Dalam rangka memahami tujuan tersebut agaknya perlu digarisbawahi beberapapenjelasan dari Nabi Saw. misalnya, \"Banyak di antara orang yang berpuasatidak memperoleh sesuatu daripuasanya, kecuali rasa lapar dan dahaga.\"Ini berarti bahwa menahan diri dari lapar dan dahaga bukan tujuan utama daripuasa. Ini dikuatkan pula dengan firman-Nya bahwa \"Allah menghendaki untukkamu kemudahan bukan kesulitan.\" 528WAWASAN AL-QURANTafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan UmatDr. M. Quraish Shihab, M.A.ebook [email protected]
Di sisi lain, dalam sebuah hadis qudsi, Allah berfirman, \"Semua amal putra-putri Adam untuk dirinya, kecuali puasa. Puasa adalah untuk-Ku dan Akuyang memberi ganjaran atasnya.\" Ini berarti pula bahwa puasa merupakan satu ibadah yang unik. Tentu sajabanyak segi keunikan puasa yang dapat dikemukakan, misalnya bahwa puasamerupakan rahasia antara Allah dan pelakunya sendiri. Bukankah manusia yangberpuasa dapat bersembunyi untuk minum dan makan? Bukankah sebagai insan,siapa pun yang berpuasa, memiliki keinginan untuk makan atau minum pada saat-saat tertentu dari siang hari puasa? Nah, kalau demikian, apa motivasinya menahandiri dan keinginan itu? Tentu bukan karena takut atau segan dari manusia, sebabjika demikian, dia dapat saja bersembunyi dari pandangan mereka. Di sinidisimpulkan bahwa orang yang berpuasa, melakukannya demi karena Allah Swt.Demikian antara lain penjelasan sementara ulama tentang keunikan puasa danmakna hadis qudsi di atas.Sementara pakar ada yang menegaskan bahwa puasa dilakukan manusia denganberbagai motif, misalnya, protes, turut belasungkawa, penyucian diri,kesehatan, dan sebagai-nya. Tetapi seorang yang berpuasa Ramadhan denganbenar, sesuai dengan cara yang dituntut oleh Al-Quran, maka pastilah ia akanmelakukannya karena Allah semata.WAWASAN AL-QURAN 529Tafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan UmatDr. M. Quraish Shihab, M.A.ebook [email protected]
Di sini Anda boleh bertanya, \"Bagaimana puasa yang demikian dapat mengantarkanmanusia kepada takwa?\" Untuk menjawabnya terlebih dahulu harus diketahui apayang dimaksud dengan takwa.PUASA DAN TAKWATakwa terambil dari akar kata yang bermakna menghindar, menjauhi, ataumenjaga diri. Kalimat perintah ittaqullah secara harfiah berarti, \"Hindarilah,jauhilah, atau jagalah dirimu dari Allah\" Makna ini tidak lurus bahkan mustahil dapat dilakukan makhluk. Bagaimanamungkin makhluk menghindarkan diri dari Allah atau menjauhi-Nya, sedangkan\"Dia (Allah) bersama kamu di mana pun kamu berada.\" Karena itu perludisisipkan kata atau kalimat untuk meluruskan maknanya. Misalnya kata siksaatau yang semakna dengannya, sehingga perintah bertakwa mengandung arti perintahuntuk menghindarkan diri dari siksa Allah.Sebagaimana kita ketahui, siksa Allah ada dua macam.a. Siksa di dunia akibat pelanggaran terhadap hukum-hukum Tuhan yang ditetapkan-Nya berlaku di alam raya ini, seperti misalnya, \"Makan berlebihan dapatmenimbulkan penyakit,\" \"Tidak mengendalikan diri dapat menjerumuskankepada bencana\", atau \"Api panas, dan membakar\", dan hukum-hukum alam dan masyarakat lainnya. 530WAWASAN AL-QURANTafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan UmatDr. M. Quraish Shihab, M.A.ebook [email protected]
b. Siksa di akhirat, akibat pelanggaran terhadap hukum syariat, seperti tidak shalat, puasa, mencuri, melanggar hak-hak manusia, dan 1ain-lain yang dapat mengakibatkan siksa neraka.Syaikh Muhammad Abduh menulis, \"Menghindari siksa atau hukuman Allah,diperoleh dengan jalan menghindarkan diri dari segala yang dilarangnya sertamengikuti apa yang diperintahkan-Nya. Hal ini dapat terwujud dengan rasa takut darisiksaan dan atau takut dari yang menyiksa (Allah Swt ). Rasa takut ini, padamulanya timbul karena adanya siksaan, tetapi seharusnya ia timbul karena adanyaAllah Swt. (yang menyiksa).\"Dengan demikian yang bertakwa adalah orang yang merasakan kehadiran AllahSwt. setiap saat, \"bagaikan melihat-Nya atau kalau yang demikian tidak mampudicapainya, maka paling tidak, menyadari bahwa Allah melihatnya,\"sebagaimana bunyi sebuah hadis.Tentu banyak cara yang dapat dilakukan untuk mencapai hal tersebut, antara 1aindengan jalan berpuasa. Puasa seperti yang dikemukakan di atas adalah satu ibadahyang unik. Keunikannya antara lain karena ia merupakan upaya manusiameneladani Allah Swt.WAWASAN AL-QURAN 531Tafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan UmatDr. M. Quraish Shihab, M.A.ebook [email protected]
PUASA MENELADANI SIFAT-SIFAT ALLAHBeragama menurut sementara pakar adalah upaya manusia meneladani sifat-sifat Allah, sesuai dengan kedudukan manusia sebagai makhluk. Nabi Saw.memerintahkan, \"Takhallaqu bi akhlaq Allah\" (Berakhlaklah (teladanilah) sifat-sifat Allah).Di sisi lain, manusia mempunyai kebutuhan beraneka ragam, dan yang terpentingadalah kebutuhan fa'ali, yaitu makan, minum, dan hubungan seks. Allah Swt.memperkenalkan diri-Nya antara lain sebagai tidak mempunyai anak atau istri: Bagaimana Dia memiliki anak, padahal Dia tidak memiliki istri? (QS Al-An'am [6]: 101) Dan sesungguhnya Mahatinggi kebesaran Tuhan kami. Dia tidak beristri dantidak pula beranak (QS Al-Jin [72]: 3).Al-Quran juga memerintahkan Nabi Saw. untuk menyampaikan, Apakah aku jadikan pelindung selain Allah yang menjadikan langit dan bumipadahal Dia memberi makan dan tidak diberi makan...? (QS Al-An'am [6]: 14).WAWASAN AL-QURAN 532Tafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan UmatDr. M. Quraish Shihab, M.A.ebook [email protected]
Dengan berpuasa, manusia berupaya dalam tahap awal dan minimal mencontohi sifat-sifat tersebut. Tidak makan dan tidak minum, bahkan memberi makan orang lain(ketika berbuka puasa), dan tidak pula berhubungan seks, walaupun pasangan ada. Tentu saja sifat-sifat Allah tidak terbatas pada ketiga hal itu, tetapi mencakuppaling tidak sembilan puluh sembilan sifat yang kesemuanya harus diupayakanuntuk diteladani sesuai dengan kemampuan dan kedudukan manusia sebagai makhlukilahi. Misalnya Maha Pengasih dan Penyayang, Mahadamai, Mahakuat, MahaMengetahui, dan lain-lain. Upaya peneladanan ini dapatmengantarkan manusia menghadirkan Tuhan dalam kesadarannya, dan bila hal ituberhasil dilakukan, maka takwa dalam pengertian di atas dapat pula dicapai. Karena itu, nilai puasa ditentukan oleh kadar pencapaian kesadarantersebut --bukan pada sisi lapar dan dahaga-- sehingga dari sini dapatdimengerti mengapa Nabi Saw. Menyatakan bahwa, \"Banyak orang yangberpuasa, tetapi tidak memperoleh dari puasanya kecuali rasa lapar dandahaga.\"PUASA UMAT TERDAHULUPuasa telah dilakukan oleh umat-umat terdahulu. Kama kutiba 'alal ladzinamin qablikum (Sebagaimana diwajibkan atas (umat-umat) yang sebelumkamu). Dari segi ajaran agama, para ulama menyatakan bahwa semua agamasamawi, sama dalam prinsip-prinsip pokok akidah, syariat, serta akhlaknya. IniWAWASAN AL-QURAN 533Tafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan UmatDr. M. Quraish Shihab, M.A.ebook [email protected]
berarti bahwa semua agama samawi mengajarkan keesaan Allah, kenabian, dankeniscayaan hari kemudian. Shalat, puasa, zakat, dan berkunjung ke tempat tertentusebagai pendekatan kepada Allah adalah prinsip-prinsip syariat yang dikenaldalam agama-agama samawi. Tentu saja cara dan kaifiatnya dapat berbeda, namunesensi dan tujuannya sama.Kita dapat mempertanyakan mengapa puasa menjadi kewajiban bagi umat islam danumat-umat terdahulu? Manusia memiliki kebebasan bertindak memilih dan memilah aktivitasnya,termasuk dalam hal ini, makan, minum, dan berhubungan seks. Binatang --khususnya binatang-binatang tertentu-- tidak demikian. Nalurinya telahmengatur ketiga kebutuhan pokok itu, sehingga --misalnya-- ada waktu atau musimberhubungan seks bagi mereka. Itulah hikmah Ilahi demi memelihara kelangsunganhidup binatang yang bersangkutan, dan atau menghindarkannya dari kebinasaan. Manusia sekali lagi tidak demikian. Kebebasan yang dimilikinya bila tidakterkendalikan dapat menghambat pelaksanaan fungsi dan peranan yang harusdiembannya. Kenyataan menunjukkan bahwa orang-orang yang memenuhi syahwatperutnya melebihi kadar yang diperlukan, bukan saja menjadikannya tidak lagimenikmati makanan atau minuman itu, tetapi juga menyita aktivitas lainnya kalauenggan berkata menjadikannya lesu sepanjang hari.WAWASAN AL-QURAN 534Tafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan UmatDr. M. Quraish Shihab, M.A.ebook [email protected]
Syahwat seksual juga demikian. Semakin dipenuhi semakin haus bagaikan penyakiteksim semakin digaruk semakin nyaman dan menuntut, tetapi tanpa disadarimenimbulkan borok. Potensi dan daya manusia --betapa pun besarnya-- memiliki keterbatasan,sehingga apabila aktivitasnya telah digunakan secara berlebihan ke arah tertentu --arah pemenuhan kebutuhan faali misalnya-- maka arah yang lain, --mentalspiritual-- akan terabaikan. Nah, di sinilah diperlukannya pengendalian.Sebagaimana disinggung di atas, esensi puasa adalah menahan atau mengendalikandiri. Pengendalian ini diperlukan oleh manusia, baik secara individu maupunkelompok. Latihan dan pengendalian diri itulah esensi puasa. Puasa dengan demikian dibutuhkan oleh semua manusia, kaya atau miskin,pandai atau bodoh, untuk kepentingan pribadi atau masyarakat. Tidak heranjika puasa telah dikenal oleh umat-umat sebelum umat Islam, sebagaimanadiinformasikan oleh Al-Quran.Dari penjelasan ini, kita dapat melangkah untuk menemukan salah satu jawabantentang rahasia pemilihan bentuk redaksi pasif dalam menetapkan kewajibanpuasa. Kutiba 'alaikumush shiyama (diwajibkan atas kamu puasa), tidakmenyebut siapa yang mewajibkannya?WAWASAN AL-QURAN 535Tafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan UmatDr. M. Quraish Shihab, M.A.ebook [email protected]
Bisa saja dikatakan bahwa pemilihan bentuk redaksi tersebut disebabkankarena yang mewajibkannya sedemikian jelas dalam hal ini adalah Allah Swt.Tetapi boleh jadi juga untuk mengisyaratkan bahwa seandainya punbukan Allah yang mewajibkan puasa, maka manusia yang menyadari manfaatpuasa, dan akan mewajibkannya atas dirinya sendiri. Terbukti motivasi berpuasa(tidak makan atau mengendalikan diri) yang selama ini dilakukan manusia, bukansemata-mata atas dorongan ajaran agama. Misalnya demi kesehatan, ataukecantikan tubuh, dan bukankah pula kepentingan pengendalian diri disadari olehsetiap makhluk yang berakal?Di sisi lain bukankah Nabi Saw. bersabda, \"Seandainya umatku mengetahui(semua keistimewaan) yang dikandung oleh Ramadhan, niscaya merekamengharap seluruh bulan menjadi Ramadhan.\"KEISTIMEWAAN BULAN RAMADHANDalam rangkaian ayat-ayat yang berbicara tentang puasa, Allah menjelaskan bahwaAl-Quran diturunkan pada bulan Ramadhan. Dan pada ayat lain dinyatakannyabahwa Al-Quran turun pada malam Qadar, Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Quran) pada Lailatul Al-Qadr.WAWASAN AL-QURAN 536Tafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan UmatDr. M. Quraish Shihab, M.A.ebook [email protected]
Ini berarti bahwa di bulan Ramadhan terdapat malam Qadar itu, yang menurut Al-Quran lebih baik dari seribu bulan. Para malaikat dan Ruh (Jibril) silih bergantiturun seizin Tuhan, dan kedamaian akan terasa hingga terbitnya fajar.Di sisi lain --sebagaimana disinggung pada awal uraian—bahwa dalam rangkaianayat-ayat puasa Ramadhan, disisipkan ayat yang mengandung pesan tentangkedekatan Allah Swt. Kepada hamba-hamba-Nya serta janji-Nya untukmengabulkan doa --siapa pun yang dengan tulus berdoa.Dari hadis-hadis Nabi diperoleh pula penjelasan tentang keistimewaan bulan suciini. Namun seandainya tidak ada keistimewaan bagi Ramadhan kecuali Lailat Al-Qadr, maka hal itu pada hakikatnya telah cukup untuk membahagiakan manusia. LAILAT AL-QADARBerbicara tentang Lailat Al-Qadar mengharuskan kita berbicara tentang surat Al-Qadar.Surat Al-Qadar adalah surat ke-97 menurut urutannya dalam Mushaf. Iaditempatkan sesudah surat Iqra'. Para ulama Al-Quran menyatakan bahwa ia turunjauh sesudah turunnya surat Iqra'. Bahkan sebagian di antara mereka menyatakanbahwa surat Al-Qadar turun setelah Nabi Saw. berhijrah ke Madinah.WAWASAN AL-QURAN 537Tafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan UmatDr. M. Quraish Shihab, M.A.ebook [email protected]
Penempatan urutan surat dalam Al-Quran dilakukan langsung atas perintah AllahSwt., dan dari perurutannya ditemukan keserasian-keserasian yangmengagumkan.Kalau dalam surat Iqra' Nabi Saw. (demikian pula kaum Muslim) diperintahkan untukmembaca, dan yang dibaca itu antara lain adalah Al-Quran, maka wajar jika suratsesudahnya yakni surat Al-Qadar ini berbicara tentang turunnya Al-Quran,dan kemuliaan malam yang terpilih sebagai malam Nuzul Al-Quran.Bulan Ramadhan memiliki sekian banyak keistimewaan, salah satunya adalahLailat Al-Qadar, suatu malam yang oleh Al-Quran \"lebih baik dari seribu bulan.\"Tetapi apa dan bagaimana malam itu? Apakah ia terjadi sekali saja yakni malamketika turunnya Al-Quran lima belas abad yang lalu, atau terjadi setiap bulanRamadhan sepanjang masa?Bagaimana kedatangannya, apakah setiap orang yang menantinya pasti akanmendapatkannya, dan benarkah ada tanda-tanda fisik material yang menyertaikehadirannya (seperti membekunya air, heningnya malam, dan menunduknyapepohonan dan sebagainya)? Bahkan masih banyak lagi pertanyaan yang dapat dansering muncul berkaitan dengan malam Al-Qadar itu.Yang pasti dan harus diimani oleh setiap Muslim berdasarkan pernyataan Al-Quranbahwa, \"Ada suatu malam yang bernama Lailat Al-Qadar, dan bahwa malam ituWAWASAN AL-QURAN 538Tafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan UmatDr. M. Quraish Shihab, M.A.ebook [email protected]
adalah malam yang penuh berkah, di mana dijelaskan atau ditetapkan segala urusanbesar dengan penuh kebijaksanaan.\" Sesungguhnya Kami menurunkannya (Al-Quran) pada suatu malam, dansesungguhnya Kamilah yang memberi peringatan. Pada malam itu dijelaskan semua urusan yang penah hikmah, yaitu urusan yang besar di sisi Kami (QS Al-Dukhan [44]: 3-5).Malam tersebut terjadi pada bulan Ramadhan, karena kitab suci menginformasikanbahwa ia diturunkan Allah pada bulan Ramadhan (QS Al-Baqarah [2]: 185) serta padamalam Al-Qadar (QS Al-Qadr [97]: l).Malam tersebut adalah malam mulia. Tidak mudah diketahui betapa besarkemuliannnya. Hal ini disyaratkan oleh adanya \"pertanyaan\" dalam bentukpengagungan, yaitu:Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? (QS Al-Qadr [97]: 2)Tiga belas kali kalimat ma adraka terulang dalam Al-Quran, sepuluh di antaranyamempertanyakan tentang kehebatan yang berkait dengan hari kemudian, seperti: Maadraka ma yaum al-fashl, dan sebagainya. Kesemuanya merupakan hal yang tidakmudah dijangkau oleh akal pikiran manusia, kalau enggan berkata mustahildijangkaunya. Tiga kali ma adraka sisa dari angka tiga belas itu adalah:WAWASAN AL-QURAN 539Tafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan UmatDr. M. Quraish Shihab, M.A.ebook [email protected]
Tahukah kamu apakah yang datang pada malam hari itu? (QS Al-Thariq [86]: 2) Tahukah kamu apakah jalan yang mendaki lagi sukar itu? (QS Al-Balad [90]: 12) Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? (QS Al-Qadr [97]: 2)Pemakaian kata-kata ma adraka dalam Al-Quran berkaitan dengan objek pertanyaanyang menunjukkan hal-hal yang sangat hebat, dan sulit dijangkau hakikatnya secarasempurna oleh akal pikiran manusia.Walaupun demikian, sementara ulama membedakan antara pertanyaan maadraka dan ma yudrika yang juga digunakan Al-Quran dalam tiga ayat.Dan tahukah kamu, boleh jadi hari berbangkit itu adalah dekat waktunya? (QS Al-Ahzab [33]: 63)Dan tahukah kamu, boleh jadi hari kiamat itu (sudah) dekat? (QS Al-Syura [42]: 17~. Tahukah kamu barangkali ia ingin membersihkan diri (dan dosa)? 540 (QS 'Abasa [80]: 3).WAWASAN AL-QURANTafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan UmatDr. M. Quraish Shihab, M.A.ebook [email protected]
Dua ayat pertama di atas mempertanyakan dengan ma yudrika menyangkutwaktu kedatangan kiamat, sedang ayat ketiga berkaitan dengan kesucian jiwamanusia. Ketiga hal tersebut tidak mungkin diketahui manusia.Secara gamblang Al-Quran --demikian pula As-Sunnah-- menyatakan bahwaNabi Saw. tak mengetahui kapan datangnya hari kiamat, tidak pula mengetahuitentang~perkara yang gaib. Ini berarti bahwa ma yudrika digunakan oleh Al-Quranuntuk hal-hal yang tidak mungkin diketahui walau oleh Nabi Saw. sendiri, sedangwa ma adraka, walau berupa pertanyaan namun pada akhirnya Allah Swt.menyampaikannya kepada Nabi Saw. Sehingga informasi lanjutan dapat diperolehdari beliau. Demikian perhedaan kedua kalimat tersebut.Ini berarti bahwa persoalan Lailat Al-Qadar, harus dirujuk kepada Al-Quran danSunnah Rasulullah Saw., karena di sanalah kita dapat memperoleh informasinya.Kembali kepada pertanyaan semula, apa malam kemuliaan itu? Apa arti malam Qadar,dan mengapa malam itu dinamai demikian? Di sini ditemukan berbagai jawaban.Kata qadar sendiri paling tidak digunakan untuk tiga arti:1. Penetapan dan pengaturan sehingga Lailat Al-Qadar dipahami sebagai malampenetapan Allah bagi perjalanan hidup manusia. Pendapat ini dikuatkanoleh penganutnya dengan firman Allah dalam surat Ad-Dukhan ayat 3 yangWAWASAN AL-QURAN 541Tafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan UmatDr. M. Quraish Shihab, M.A.ebook [email protected]
disebut di atas. (Ada ulama yang memahami penetapan itu dalam batassetahun). Al-Quran yang turun pada malam Lailat Al-Qadar, diartikan bahwapada malam itu Allah Swt. mengatur dan menetapkan khiththah dan strategibagi Nabi-Nya Muhammad Saw., guna mengajak manusia kepada agama yangbenar, yang pada akhirnya akan menetapkan perjalanan sejarah umat manusiabaik sebagai individu maupun kelompok.2. Kemuliaan. Malam tersebut adalah malam mulia tiada bandingnya. Ia mulia karena terpilih sebagai malam turunnya Al-Quran, serta karena ia menjadi titik tolak dari segala kemuliaan yang dapat diraih. Kata qadar yang berarti mulia ditemukan dalam surat Al-An'am (6): 91 yang berbicara tentang kaum musyrik: Mereka itu tidak memuliakan Allah dengan kemuliaan yang semestinya, tatkalamereka berkata bahwa Allah tidak menurunkan sesuatu pun kepada masyarakat.3. Sempit. Malam tersebut adalah malam yang sempit, karena banyaknya malaikat yang turun ke bumi, seperti yang ditegaskan dalam surat Al-Qadr: Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan Ruh (Jibril) dengan izinTuhannya untuk mengatur segala urusan.Kata qadar yang berarti sempit digunakan Al-Quran antara lain dalam surat A1-Ra'd(13): 26: 542WAWASAN AL-QURANTafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan UmatDr. M. Quraish Shihab, M.A.ebook [email protected]
Allah melapangkan rezeki yang dikehendaki dan mempersempit (bagi yangdikehendaki-Nya). Ketiga arti tersebut pada hakikatnya dapat menjadi benar, karena bukankahmalam tersebut adalah malam mulia, yang bila diraih maka ia menetapkan masadepan manusia, dan bahwa pada malam itu malaikat-malaikat turun ke bumimembawa kedamaian dan ketenangan. Namun demikian, sebelum kitamelanjutkan bahasan tentang Laitat Al-Qadar, maka terlebih dahulu akan dijawabpertanyaan tentang kehadirannya adakah setiap tahun atau hanya sekali, yakniketika turunnya Al-Quran lima belas abad yang lalu? Dari Al-Quran kita menemukan penjelasan bahwa wahyu-wahyu Allah ituditurunkan pada Lailat Al-Qadar. Akan tetapi karena umat sepakat mempercayaibahwa Al-Quran telah sempurna dan tidak ada lagi wahyu setelah wafatnya NabiMuhammad Saw., maka atas dasar logika itu, ada yang berpendapat bahwa malammulia itu sudah tidak akan hadir lagi. Kemuliaan yang diperoleh oleh malam tersebutadalah karena ia terpilih menjadi waktu turunnya Al-Quran.Pakar hadis Ibnu Hajar menyebutkan satu riwayat dari penganut paham di atasyang menyatakan bahwa Nabi Saw. pernah bersabda bahwa malam qadar sudah tidakakan datang lagi.WAWASAN AL-QURAN 543Tafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan UmatDr. M. Quraish Shihab, M.A.ebook [email protected]
Pendapat tersebut ditolak oleh mayoritas ulama, karena mereka berpegang kepadateks ayat Al-Quran, serta sekian banyak teks hadis yang menunjukkan bahwaLailat Al-Qadar terjadi pada setiap bulan Ramadhan. Bahkan Rasululllah Saw.Menganjurkan umatnya untuk mempersiapkan jiwa menyambut malam mulia itu,secara khusus pada malam-malam ganjil setelah berlalu dua puluh Ramadhan.Demikian sabda Nabi Saw.Memang turunnya Al-Quran lima belas abad yang lalu terjadi pada malam LailatAl-Qadar, tetapi itu bukan berarti bahwa ketika itu saja malam mulia itu hadir. Inijuga berarti bahwa kemuliaannya bukan hanya disebabkan karena Al-Quran ketika ituturun, tetapi karena adanya faktor intern pada malam itu sendiri.Pendapat di atas dikuatkan juga dengan penggunaan bentuk kata kerja mudhari'(present tense) oleh ayat 4 surat Al-Qadr yang mengandung arti kesinambungan,atau terjadinya sesuatu pada masa kini dan masa datang.Nah, apakah bila Lailat Al-Qadar hadir, ia akan menemui setiap orang yang terjaga(tidak tidur) pada malam kehadirannya itu? Tidak sedikit umat Islam yangmenduganya demikian. Namun dugaan itu menurut hemat penulis keliru, karena halitu dapat berarti bahwa yang memperoleh keistimewaan adalah yang terjaga baikuntuk menyambutnya maupun tidak. Di sisi 1ain berarti bahwa kehadirannyaditandai oleh hal-hal yang bersifat fisik-material, sedangkan riwayat-riwayatdemikian, tidak dapat dipertanggungjawabkan kesahihannya. 544WAWASAN AL-QURANTafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan UmatDr. M. Quraish Shihab, M.A.ebook [email protected]
Seandainya, sekali lagi seandainya, ada tanda-tanda fisik material, maka itu puntakkan ditemui oleh orang-orang yang tidak mempersiapkan diri danmenyucikan jiwa guna menyambutnya. Air dan minyak tidak mungkin akanmenyatu dan bertemu. Kebaikan dan kemuliaan yang dihadirkan oleh Lailat Al-Qadar tidak mungkin akan diraih kecuali oleh orang-orang tertentu saja. Tamuagung yang berkunjung ke satu tempat, tidak akan datang menemui setiap orang dilokasi itu, walaupun setiap orang di sana mendambakannya. Bukankah ada orangyang sangat rindu atas kedatangan kekasih, namun ternyata sang kekasih tidak sudimampir menemuinya?Demikian juga dengan Lailat Al-Qadar. Itu sebabnya bulan Ramadhan menjadibulan kehadirannya, karena bulan ini adalah bulan penyucian jiwa, dan itu pulasebabnya sehingga ia diduga oleh Rasul datang pada sepuluh malam terakhir bulanRamadhan. Karena, ketika itu, diharapkan jiwa manusia yang berpuasa selamadua puluh hari sebelumnya telah mencapai satu tingkat kesadaran dankesucian yang memungkinkan malam mulia itu berkenan mampirmenemuinya, dan itu pula sebabnya Rasul Saw. menganjurkan sekaligusmempraktekkan i'tikaf (berdiam diri dan merenung di masjid) pada sepuluhhari terakhir bulan Ramadhan.Apabila jiwa telah siap, kesadaran telah mulai bersemi, dan Lailat Al-Qadardatang menemui seseorang, ketika itu, malam kehadirannya menjadi saat qadar dalamarti, saat menentukan bagi perjalanan sejarah hidupnya di masa-masa mendatang.WAWASAN AL-QURAN 545Tafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan UmatDr. M. Quraish Shihab, M.A.ebook [email protected]
Saat itu, bagi yang bersangkutan adalah saat titik tolak guna meraih kemuliaandan kejayaan hidup di dunia dan di akhirat kelak. Dan sejak saat itu, malaikat akanturun guna menyertai dan membimbingnya menuju kebaikan sampai terbitnyafajar kehidupannya yang baru kelak di hari kemudian. (Perhatikan kembali makna-makna Al-Qadar yang dikemukakan di atas!).Syaikh Muhammad 'Abduh, menjelaskan pandangan Imam Al-Ghazali tentangkehadiran malaikat dalam diri manusia. 'Abduh memberi ilustrasi berikut: Setiap orang dapat merasakan bahwa dalam jiwanya ada dua macam bisikan, baikdan buruk. Manusia sering merasakan pertarungan antar keduanya, seakan apa yangterlintas dalam pikirannya ketika itu sedang diajukan ke satu sidang pengadilan. Yangini menerima dan yang itu menolak, atau yang ini berkata lakukan dan yang itumencegah, sampai akhirnya sidang memutuskan sesuatu.Yang membisikkan kebaikan adalah malaikat, sedang yangmembisikkan keburukan adalah setan atau paling tidak, kata 'Abduh, penyebabadanya bisikan tersebut adalah malaikat atau setan. Turunnya malaikat pada malamLailatul Al-Qadar menemui orang yang mempersiapkan diri menyambutnya,menjadikan yang bersangkutan akan selalu disertai oleh malaikat. Sehinggajiwanya selalu terdorong untuk melakukan kebaikan-kebaikan, dan dia sendiriakan selalu merasakan salam (rasa aman dan damai) yang tak terbatas sampaifajar malam Lailat Al-Qadar, tapi sampai akhir hayat menuju fajar kehidupan barudi hari kemudian kelak. 546WAWASAN AL-QURANTafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan UmatDr. M. Quraish Shihab, M.A.ebook [email protected]
Di atas telah di kemukakan bahwa Nabi Saw. menganjurkan sambilmengamalkan i'tikaf di masjid dalam rangka perenungan dan penyucian jiwa.Masjid adalah tempat suci. Segala aktivitas kebajikan bermula di masjid. Dimasjid pula seseorang diharapkan merenung tentang diri dan masyarakatnya, sertadapat menghindar dari hiruk pikuk yang menyesakkan jiwa dan pikiran gunamemperoleh tambahan pengetahuan dan pengkayaan iman. Itu sebabnya ketikamelaksanakan i'tikaf, dianjurkan untuk memperbanyak doa dan bacaan Al-Quran, atau bahkan bacaan-bacaan lain yang dapat memperkaya iman dantakwa. Malam Qadar yang ditemui atau yang menemui Nabi pertama kali adalahketika beliau menyendiri di Gua Hira, merenung tentang diri beliau danmasyarakat. Saat jiwa beliau telah mencapai kesuciannya, turunlah Ar-Ruh (Jibril)membawa ajaran dan membimbing beliau sehingga terjadilah perubahan totaldalam perjalanan hidup beliau bahkan perjalanan hidup umat manusia.Karena itu pula beliau mengajarkan kepada umatnya, dalam rangka menyambutkehadiran Lailat Al-Qadar itu, antara 1ain adalah melakukan i'tikaf.Walaupun i'tikaf dapat dilakukan kapan saja, dan dalam waktu berapa lama saja --bahkan dalam pandangan Imam Syafi'i, walau sesaat selama dibarengi oleh niat yangsuci-- namun Nabi Saw. selalu melakukannya pada sepuluh hari dan malam terakhirbulan puasa. Di sanalah beliau bertadarus dan merenung sambil berdoa.WAWASAN AL-QURAN 547Tafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan UmatDr. M. Quraish Shihab, M.A.ebook [email protected]
Salah satu doa yang paling sering beliau baca dan hayati maknanya adalah: Wahai Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami kebajikan di dunia dankebajikan di akhirat, dan peliharalah kami dan siksa neraka (QS Al-Baqarah [2]: 201).Doa ini bukan sekadar berarti permohonan untuk memperoleh kebajikan duniadan kebajikan akhirat, tetapi ia lebih-lebih lagi bertujuan untuk memantapkanlangkah dalam berupaya meraih kebajikan dimaksud, karena doa mengandung artipermohonan yang disertai usaha. Permohonan itu juga berarti upaya untukmenjadikan kebajikan dan kebahagiaan yang diperoleh dalam kehidupan dunia ini,tidak hanya terbatas dampaknya di dunia, tetapi berlanjut hingga hari kemudian kelak.Adapun menyangkut tanda alamiah, maka Al-Quran tidak menyinggungnya.Ada beberapa hadis mengingatkan hal tersebut, tetapi hadis tersebut tidakdiriwayatkan oleh Bukhari, pakar hadis yang dikenal melakukan penyaringan yangcukup ketat terhadap hadis Nabi Saw.Muslim, Abu Daud, dan Al-Tirmidzi antara lain meriwayatkan melalui sahabatNabi Ubay bin Ka'ab, sebagai berikut, Tanda kehadiran Lailat Al-Qadr adalah matahari pada pagi harinya (terlihat)putih tanpa sinar.WAWASAN AL-QURAN 548Tafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan UmatDr. M. Quraish Shihab, M.A.ebook [email protected]
Imam Ahmad bin Hanbal meriwayatkan, Tandanya adalah langit bersih, terang bagaikan bulan sedang purnama,tenang, tidak dingin dan tidak pula panas ...Hadis ini dapat diperselisihkan kesahihannya, dan karena itu kita dapat berkatabahwa tanda yang paling jelas tentang kehadiran Lailat Al-Qadar bagi seseorangadalah kedamaian dan ketenangan. Semoga malam mulia itu berkenan mampirmenemui kita.[]5. WAKTU Berbicara mengenai \"waktu\" mengingatkan penulis kepadaungkapan Malik Bin Nabi dalam bukunya Syuruth An-Nahdhah(Syarat-syarat Kebangkitan) [*] saat ia memulai uraiannyadengan mengutip satu ungkapan yang dinilai oleh sebagian ulamasebagai hadis Nabi Saw.:[*] Edisi Indonesianya telah diterbitkan oleh Penerbit Mizandengan judul Membangun Dunia Baru Islam (1994)Tidak terbit fajar suatu hari, kecuali dia berseru.\"Putra-putri Adam, aku waktu, aku ciptaan baru, yangmenjadi saksi usahamu. Gunakan aku karena aku tidakakan kembali lagi sampai hari kiamat.\"Kemudian, tulis Malik Bin Nabi lebih lanjut: Waktu adalah sungai yang mengalir ke seluruh penjuru 549 sejak dahulu kala, melintasi pulau, kota, dan desa, membangkitkan semangat atau meninabobokan manusia. IaWAWASAN AL-QURANTafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan UmatDr. M. Quraish Shihab, M.A.ebook [email protected]
Search
Read the Text Version
- 1
- 2
- 3
- 4
- 5
- 6
- 7
- 8
- 9
- 10
- 11
- 12
- 13
- 14
- 15
- 16
- 17
- 18
- 19
- 20
- 21
- 22
- 23
- 24
- 25
- 26
- 27
- 28
- 29
- 30
- 31
- 32
- 33
- 34
- 35
- 36
- 37
- 38
- 39
- 40
- 41
- 42
- 43
- 44
- 45
- 46
- 47
- 48
- 49
- 50
- 51
- 52
- 53
- 54
- 55
- 56
- 57
- 58
- 59
- 60
- 61
- 62
- 63
- 64
- 65
- 66
- 67
- 68
- 69
- 70
- 71
- 72
- 73
- 74
- 75
- 76
- 77
- 78
- 79
- 80
- 81
- 82
- 83
- 84
- 85
- 86
- 87
- 88
- 89
- 90
- 91
- 92
- 93
- 94
- 95
- 96
- 97
- 98
- 99
- 100
- 101
- 102
- 103
- 104
- 105
- 106
- 107
- 108
- 109
- 110
- 111
- 112
- 113
- 114
- 115
- 116
- 117
- 118
- 119
- 120
- 121
- 122
- 123
- 124
- 125
- 126
- 127
- 128
- 129
- 130
- 131
- 132
- 133
- 134
- 135
- 136
- 137
- 138
- 139
- 140
- 141
- 142
- 143
- 144
- 145
- 146
- 147
- 148
- 149
- 150
- 151
- 152
- 153
- 154
- 155
- 156
- 157
- 158
- 159
- 160
- 161
- 162
- 163
- 164
- 165
- 166
- 167
- 168
- 169
- 170
- 171
- 172
- 173
- 174
- 175
- 176
- 177
- 178
- 179
- 180
- 181
- 182
- 183
- 184
- 185
- 186
- 187
- 188
- 189
- 190
- 191
- 192
- 193
- 194
- 195
- 196
- 197
- 198
- 199
- 200
- 201
- 202
- 203
- 204
- 205
- 206
- 207
- 208
- 209
- 210
- 211
- 212
- 213
- 214
- 215
- 216
- 217
- 218
- 219
- 220
- 221
- 222
- 223
- 224
- 225
- 226
- 227
- 228
- 229
- 230
- 231
- 232
- 233
- 234
- 235
- 236
- 237
- 238
- 239
- 240
- 241
- 242
- 243
- 244
- 245
- 246
- 247
- 248
- 249
- 250
- 251
- 252
- 253
- 254
- 255
- 256
- 257
- 258
- 259
- 260
- 261
- 262
- 263
- 264
- 265
- 266
- 267
- 268
- 269
- 270
- 271
- 272
- 273
- 274
- 275
- 276
- 277
- 278
- 279
- 280
- 281
- 282
- 283
- 284
- 285
- 286
- 287
- 288
- 289
- 290
- 291
- 292
- 293
- 294
- 295
- 296
- 297
- 298
- 299
- 300
- 301
- 302
- 303
- 304
- 305
- 306
- 307
- 308
- 309
- 310
- 311
- 312
- 313
- 314
- 315
- 316
- 317
- 318
- 319
- 320
- 321
- 322
- 323
- 324
- 325
- 326
- 327
- 328
- 329
- 330
- 331
- 332
- 333
- 334
- 335
- 336
- 337
- 338
- 339
- 340
- 341
- 342
- 343
- 344
- 345
- 346
- 347
- 348
- 349
- 350
- 351
- 352
- 353
- 354
- 355
- 356
- 357
- 358
- 359
- 360
- 361
- 362
- 363
- 364
- 365
- 366
- 367
- 368
- 369
- 370
- 371
- 372
- 373
- 374
- 375
- 376
- 377
- 378
- 379
- 380
- 381
- 382
- 383
- 384
- 385
- 386
- 387
- 388
- 389
- 390
- 391
- 392
- 393
- 394
- 395
- 396
- 397
- 398
- 399
- 400
- 401
- 402
- 403
- 404
- 405
- 406
- 407
- 408
- 409
- 410
- 411
- 412
- 413
- 414
- 415
- 416
- 417
- 418
- 419
- 420
- 421
- 422
- 423
- 424
- 425
- 426
- 427
- 428
- 429
- 430
- 431
- 432
- 433
- 434
- 435
- 436
- 437
- 438
- 439
- 440
- 441
- 442
- 443
- 444
- 445
- 446
- 447
- 448
- 449
- 450
- 451
- 452
- 453
- 454
- 455
- 456
- 457
- 458
- 459
- 460
- 461
- 462
- 463
- 464
- 465
- 466
- 467
- 468
- 469
- 470
- 471
- 472
- 473
- 474
- 475
- 476
- 477
- 478
- 479
- 480
- 481
- 482
- 483
- 484
- 485
- 486
- 487
- 488
- 489
- 490
- 491
- 492
- 493
- 494
- 495
- 496
- 497
- 498
- 499
- 500
- 501
- 502
- 503
- 504
- 505
- 506
- 507
- 508
- 509
- 510
- 511
- 512
- 513
- 514
- 515
- 516
- 517
- 518
- 519
- 520
- 521
- 522
- 523
- 524
- 525
- 526
- 527
- 528
- 529
- 530
- 531
- 532
- 533
- 534
- 535
- 536
- 537
- 538
- 539
- 540
- 541
- 542
- 543
- 544
- 545
- 546
- 547
- 548
- 549
- 550
- 551
- 552
- 553
- 554
- 555
- 556
- 557
- 558
- 559
- 560
- 561
- 562
- 563
- 564
- 565
- 566
- 567
- 568
- 569
- 570
- 571
- 1 - 50
- 51 - 100
- 101 - 150
- 151 - 200
- 201 - 250
- 251 - 300
- 301 - 350
- 351 - 400
- 401 - 450
- 451 - 500
- 501 - 550
- 551 - 571
Pages: