File yang sudah kita simpan dalam bentuk RTF dan WMF akan tersimpan masing masing dengan kunci jawaban dan tanpa kunci jawaban. Karena tersimpan di MS WORD, kita bisa lebih gampang mengedit bisa dengan menambahkan judul, mengganti tulisan, menambahkan identitas siswa, dan sebagainya. Selanjutnya, pilih insert, masukkan kotak-kotak TTS yang tersimpan dalam format WMF. Bisa kita pilih hanya kotak kosong saja atau berisi jawaban. TTS kita cetak dan siap diberikan ke siswa untuk dikerjakan. Untuk video tutorial dalam pembuatan TTS dengan aplikasi Eclipse crossword ini dapat dilihat di link youtube berikut ini https://www.youtube.com/watch?v=6W73pLu754Q&t=511s Demikianlah tutorial singkat dari saya tentang pembuatan TTS dengan aplikasi ENCLIPSE CROSSWORD, semoga dapat dimengerti dan bermanfaat bagi semuanya. Khairunnisya Tanjung, S.Pd, Guru Mata Pelajaran Geografis SMAN 8 Padangsidimpuan Khairunnisya Tanjung, S.Pd atau biasa dipanggil Nisa adalah seorang guru Geografi di SMA Negeri 8 Padangsidimpuan, Sumatera Utara. Kelahiran Medan pada tanggal 30 Nopember 1986 ini menyelesaikan pendidikan S-1 Jurusan Pendidikan Geografi di Universitas Negeri Medan padan tahun 2010. Ibu dari dua orang anak ini sejak kecil bercita-cita dari guru dan mulai mengajar sejak lulus kuliah di tahun 2010. Pengalaman 9 tahun mengajar penulis sangat menyadari masih kurangnya informasi dan ilmu terutama dibidang pendidikan dalam hal inovasi pembelajaran. Maka dari itu sampai sekarang penulis masih terus giat dalam menggali ilmu dan informasi dari berbagai kegiatan-kegiatan pelatihan seperti yang diadakan oleh SEAMEO/ SEAMOLEC ataupun dari Ikatan Guru Indonesia (IGI). Link : https://www.youtube.com/watch?v=6W73pLu754Q&t=511s Kumpulan materi beserta virtual coordinator – VCT Indonesia 201
Bab 49 video pembelajaran untuk siswa SMK Materi oleh Komang Santri Lestari Latar Belakang Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang semakin berkembang mempunyai peran dalam meningkatkan kemajuan di bidang pendidikan. Pendidikan merupakan ujung tombak dari kemajuan anak bangsa, adanya pendidikan dapat mengubah pola pikir anak maupun orangtua. Namun dari segi pemerintah juga harus melakukan peningkatan mutu dalam pendidikan yang merupakan salah satu unsur konkrit yang penting dalam upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia. Seiring dengan perkembangan di bidang pendidikan juga mempengaruhi proses pembelajaran disekolah. Proses pembelajaran tidak hanya dilaksanakan secara konvensional namun secara modern juga. Pembelajaran konvensional hanya memanfaatkan sumber belajar seperti buku, dan alat peraga. Sebaliknya pembelajaran modern sudah menggunakan media dan sumber belajar yang sesuai dengan perkembangan pendidikan, seperti sumber pembelajaran elektronik (e-book), video,dll. Dengan pembelajaran yang bersifat modern siswa tidak harus belajar secara tatap muka saja melainkan siswa dapat belajar secara jarak jauh dan secara mandiri dengan memanfaatkan sumber-sumber teknologi yang ada. Guru dapat menggunakan media pembelajaran yang sederhana ketika melaksanakan pembelajaran dikelas, dengan menggunakan media pembelajaran yang inovatif tersebut siswa akan merasa tertarik dan bersemangat ketika melaksanakan kegiatan belajar mengajar dikelas. Pengertian Media Video Media video merupakan salah satu jenis media audio-visual. Media audio visual adalah gabungan dari media audio (suara) dan visual gambar. Jadi, media audio visual adalah media yang mengandalkan pendengaran dan penglihatan. Media audio-visual merupakan salah satu media yang dapat digunakan dalam pembelajaran menyimak. Media ini dapat menambah minat siswa dalam belajar karena siswa dapat menyimak sekaligus melihat gambar. Media audio-visual mengacu pada indera yang menjadi sasaran dalam sebuah media. Media audio-visual mengandalkan pendengaran dan penglihatan dari khalayak sasaran (penonton). Pemanfaatan Video Pembelajaran Kumpulan materi beserta virtual coordinator – VCT Indonesia 202
Pemanfaatan video pembelajaran yaitu digunakan untuk membantu guru dalam menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa agar siswa lebih memahami dan melihat dengan nyata tentang materi yang disampaikan oleh guru dan materi yang di sampaikan dapat diulang kembali. Selain itu terdapat jenis presentasi video yang dapat digunakan oleh guru yaitu : 1. Video proses yang pengambilan gambarnya dilakukan dengan kamera video, baik yang terpasang pada telpon genggam dan perangkat gadget lainnya, maupun pada kamera khusus untuk perekaman video, termasuk camcorder. 2. Screen recording yang pengambilan gambarnya menggunakan lensa yang terpasang pada laptop atau webcam yang sengaja dipasang untuk perekaman gambar. Kelebihan dan Kekurangan Video Pembelajaran Kelebihan Media Video Pembelajaran yaitu : 1. Memaparkan keadaan riel dari suatu proses, fenomena atau kejadian 2. Sebagai bagian terintegrasi dengan media lain seperti teks atau gambar, video dapat memperkaya pemaparan. 3. Pengguna dapat melakukan replay pada bagian-bagian tertentu untuk melihat gambaran yang lebih fokus. Hal ini sulit diwujudkan bila video disampaikan melalui media seperti televisi. 4. Sangat cocok untuk mengajarkan materi dalam ranah perilaku atau psikomotor. 5. Kombinasi video dan audio dapat lebih efektif dan lebih cepat menyampaikan pesan dibandingkan media text. 6. Menunjukkan dengan jelas suatu langkah prosedural (misal cara melukis suatu segitiga sama sisi dengan bantuan jangka). Kelemahan Media Video Pembelajaran yaitu: 1. Video mungkin saja kehilangan detil dalam pemaparan materi karena siswa harus mampu mengingat detil dari scene ke scene. 2. Umumnya pengguna menganggap belajar melalui video lebih mudah dibandingkan melalui text sehingga pengguna kurang terdorong untuk lebih aktif di dalam berinteraksi dengan materi. Faktor yang mempengaruhi hasil belajar : Internal Eksternal 1. Faktor Jasmaniah ( kesehatan, cacat tubuh) 2. Faktor psikologis (intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, kesiapan) 3. Faktor kelelahan 1. Faktor lingkungan sosial Kumpulan materi beserta virtual coordinator – VCT Indonesia 203
- Lingkungan sosial sekolah (guru, teman, administrasi) - Lingkungan masyarakat - Lingkungan sosial keluarga 2. Faktor lingkungan non-sosial - Lingkungan alamiah (kondisi udara, suasana ruang belajar ) - Faktor instrumental (gedung sekolah, alat-alat belajar, fasilitas belajar, kurikulum,buku panduan(modul) ) 3. Faktor materi pelajaran (cara penyampaian, metode, media belajar) Berdasarkan beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar diatas dapat diketahui bahwa keberhasilan tidak hanya dipengaruhi oleh keberhasilan guru dalam mendidik siswanya, tetapi banyak faktor yang mempengaruhinya. Hamalik dalam Azhar (2009:15) mengemukakan bahwa keuntungan belajar dengan menggunakan media adalah “membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa”. Berdasarkan penjelasan tersebut kita tahu bahwa media pembelajaran mempunyai mafaat yang besar bagi guru dalam menyampaikan materi pembelajaran. Guru memiliki peranan yang sangat besar dalam menentukan keberhasilan belajar siswanya. Disini guru memiliki tugas untuk menyampaikan materi pembelajaran ketika dikelas. Selain itu guru juga harus membantu mengatasi kesulitan siswanya dalam belajar. Banyak guru yang mengalami hambatan dalam menyampaikan materi pembelajran, sehingga sekarang ini guru dituntut untuk lebih kreatif ketika menyampaikan materi pelajaran agar siswa lebih memahaminya. Selanjutnya salah satu upaya dalam menangani hal tersebut adalah menggunakan media pembelajaran yang dapat menarik minat siswa untuk mengikuti proses belajar mengajar. Selanjutnya penggunaan media pembelajaran bisa disesuaikan dengan karakteristik siswa yang ada dikelas, karena tidak semua siswa memiliki kemampuan yang sama dalam menangkap materi. Dan jenis media pembelajaran juga harus disesuaikan dengan materi pelajarannya. Ada banyak jenis media yang dapat digunakan untuk proses belajar mengajar diantaranya yaitu media pembelajaran berbasis video. Media pembelajaran yang bisa digunakan oleh guru yaitu media pembelajaran berbasis video, karena media ini mempunyai banyak kelebihan dari pada media yang lainnya. Guru dapat memperoleh video untuk pembelajaran dari berbagai sumber yang ada. Di era saat ini, mencari video/film yang akan dipakai dalam pembelajaran tidak begitu sulit. Guru bisa browsing melalui Youtube dan searching video yang diinginkan, selanjutnya diputar di depan kelas. Bahkan untuk pelajaran-pelajaran tertentu, terutama pelajaran sejarah dan sains Guru bisa menemukan film dokumenter dalam bentuk CD ataupun DVD di toko-toko buku maupun toko/rental video. Bahkan jika lebih jeli dan punya cukup banyak waktu, banyak video-video Hollywood yang relevan dan bisa dipakai Kumpulan materi beserta virtual coordinator – VCT Indonesia 204
dalam pembelajaran, tentu saja setelah diedit pada point yang berkesesuaian atau menyensor action yang inappropriate. Dengan banyaknya sumber dan keterbatasan waktu yang dimiliki oleh Guru, seringkali pembelajaran dengan menggunakan media film, yang semula dibayangkan akan menarik dan interaktif malahan menjadi “garing” dan membosankan. Bahkan dalam beberapa kejadian, film atau video hanya bersifat hiburan tanpa makna atau menjadi pengganti Guru berbicara. Jika hal tersebut terjadi, maka yang dikhawatirkan adalah kehilangan makna dan fokus dari pembelajaran itu sendiri. Untuk meminimalisir kejadian tersebut, Greg Nielsen, mahasiswa doctoral dari University of Nevada, menuliskan lima langkah yang harus dilakukan oleh Guru dalam majalah EdDigest edisi Maret 2011. Langkah pertama, pilih video/film yang sesuai Memilih video/film untuk pembelajaran bukanlah hal yang mudah. Tahap ini memerlukan waktu yang cukup banyak. Dengan semakin banyak resources bukan berarti semakin mudah, tetapi bisa jadi semakin memerlukan waktu banyak. Namun demikian, langkah ini harus dilakukan, karena ini merupakan sebuah keniscayaan dan saya yakin dilakukan oleh setiap Guru yang akan menggunakan video/film dalam pembelajaran. Dalam memilih video/film cari video/film yang sesuai dengan tujuan pembelajaran. Pastikan video/film yang akan ditayangkan berkesesuaian dengan apa yang akan Guru ajarkan di depan kelas. Selanjutnya Guru perlu memilih adegan-adegan yang appropriate untuk usia dan culture serta value yang berlaku di sekolah. Satu hal lagi yang perlu mejadi perhatian adalah, Guru perlu mempertimbangkan sekiranya siswa yang akan menonton tertarik atau tidak dengan video/film yang akan ditayangkan. Langkah kedua, beri pengantar tentang video/film sebelum diputar Sebelum Guru memutar video/film, sebaiknya didahului oleh pengantar tentang video/film yang akan ditayangkan. Dalam memberikan pengantar, Guru bisa memulai dengan tujuan menayangkan video/film dan hubungannya dengan tujuan pembelajaran saat itu, maupun pokok bahasan yang sedang berlangsung. Guru juga bisa meng- explore pesan dari film melalui serangkaian diskusi dan tanya jawab dengan siswa. Jika video/film terkait dengan sejarah atau konteks sosial tertentu, maka sebaiknya dijelaskan background-nya. Lebih baik lagi jika dihubungkan dengan textbook yang dimiliki siswa maupun resources lain yang dijadikan referensi dalam pembelajaran. Lebih dari itu semua, diskusi pengantar sebelum dimulainya video/film akan menjadi salah satu faktor kunci yang bisa men-drive siswa pada tujuan pembelajaran dan memastikan video/film terhubung dengan tema pembelajaran yang sedang dibahas. Langkah ketiga, lakukan interaksi aktif dengan siswa selama pemutaran video/film Pemutaran video/film dalam pembelajaran tentu berbeda dengan untuk tujuan entertaintment. Salah satu point yang sangat perlu diperhatikan adalah memastikan siswa fokus pada tujuan pembelajaran. Kumpulan materi beserta virtual coordinator – VCT Indonesia 205
Untuk mengawal agar siswa fokus, Guru dapat menugaskan siswa untuk membuat catatan pada point- point tertentu dalam film yang sesuai dengan objective dari pembelajaran. Dalam video/film yang diputar, biasanya ada moment atau adegan yang berhubungan kuat dengan value atau character atau pesan tertentu yang ingin Guru tanamkan. Untuk itu, sebaiknya Guru melakukan reply atau reviewing dua kali atau lebih dengan disertai pengajuan pertanyaan atau memberikan penjelasan. Langkah keempat, dorong siswa untuk melakukan aktivitas setelah menonton Setelah siswa menonton video/film maka sebaiknya beri kesempatan pada siswa untuk melakukan elaborasi tentang tayangan yang baru mereka tonton. Bentuk yang dapat dilakukan misalnya melalui pembuatan kelompok diskusi yang terdiri dari 2 – 4 orang siswa. Agar diskusi berlangsung menarik Guru perlu memberikan arahan atau panduan tentang apa saja yang perlu mereka diskusikan. Misalnya tugaskan siswa untuk membuat kesimpulan dari sisi film dan bandingkan isi film dengan sumber belajar lain seperti textbook atau artikel. Siswa juga bisa ditugaskan untuk mengkritisi alur film, tokoh yang terlibat, dan setting maupun pesan dari film tersebut. Setelah siswa berdiskusi kelompok, beri fasilitas bagi mereka untuk mengekpresikan hasilnya. Ada beberapa aktivitas yang bisa dilakukan untuk tujuan ini, misalnya membuat poster, presentasi di depan kelas atau membuat journal kelompok. Apapun aktivitas yang dipilih, pastikan siswa memiliki media untuk mengekspresikan pemahaman yang mereka peroleh dari aktivitas yang telah mereka lakukan. Langkah kelima, mengevaluasi pembelajaran yang telah dilakukan Setelah serangkaian proses pembelajaran berlangsung, guru perlu mengetahui efektivitas dari kegiatan yang dilakukan. Untuk itulah maka perlu dibuat rancangan assessment-nya. Dengan merujuk pada langkah keempat di atas, dimana siswa bisa diminta membuat poster, presentasi atau journal, maka jadikan hasil yang dibuat siswa sebagai portofolio untuk penilaian pembelajaran. Selanjutnya Guru bisa melihat sejauh mana efektivitas video/film yang diputar dalam mencapai tujuan pembelajaran. Hal lain, jika Guru memerlukan penilaian secara individual, Guru bisa melakukannya dengan banyak cara, namun sebaiknya tidak menggunakan model test pilihan ganda. Pemanfaatan media video dalam pembelajaran ini mempunyai pegaruh terhadap minat dan antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran sehingga mempengaruhi hasil belajar siswa juga. Menurut Dimyati dan Mudjiono (1999), hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis- jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat terselesikannya bahan pelajaran. Kumpulan materi beserta virtual coordinator – VCT Indonesia 206
Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya yaitu motivasi dan minat belajar siswa terhadap mata pelajaran tertentu. Ketika guru menggunakan media pembelajaran yang menarik ,siswa akan lebih mudah memahami dan antusias mengikuti pembelajaran. Sehingga akan memotivasi siswa dalam belajar, dengan begitu hasil belajar juga akan maksimal. Kesimpulan dan saran Semakin berkembangnya IPTEK sekarang ini juga berpengaruh kepada dunia pendidikan sehingga menuntut guru untuk lebih kreatif dan inovatif dalam menyampaikan materi pembelajaran. Salah satunya yaitu menggunakan media pembelajaran berbasis video. Dengan menggunakan video pembelajaran ini proses pembelajaran akan lebih menarik dan tidak membosankan bagi siswa karena, siswa dapat lebih memahami materi yang dijarkan. Tidak hanya itu penggunaan media pembelajaran video dapat meingkatkan hasil belajar siswa. Kumpulan materi beserta virtual coordinator – VCT Indonesia 207
Bab 50 mengintip laptop teman dengan teamviewer Daring? Seperti kosakata \"Darling\" jika salah mengeja. Duh... Sebagai guru yang baru saja disengat kalajengking sebab ini sesuat yang baru. Menakutkan awalnya. Belajar tidak membedakan kelas. Kelas dunia atau kelas maya. Belajar dalam kelas maya memiliki spesialisasi tersendiri bagi peserta. Kegiatan daring yang diselenggarakan SEAMEO salah satunya adalah Virtual Coordinator Training (VCT) 1 Batch 2, meskipun banyak pelatihan online lainnya. Jika hanya sepintas dibaca mungkin memusingkan kepala, tetapi setelah merambahnya pelan-pelan di tengah berjubelnya kegiatan, memiliki keasyikan tersendiri. Benar, daring SEAMEO membuka telinga, membelalakkan mata bahwa sesungguhnya belajar tidak hanya dengan tatap muka. VCT adalah program mengelola training online. Melalui SEAMEO, rasa berbagi ilmu itu begitu besar. Berbagi ilmu itu dapat dilakukan dengan pembelajaran daring, transfer via email, telegram, whatsApp, google drive, dan Teamviewer. Kesempatan pertama kali sebagai presenter dengan materi “Mengintip Laptop Teman dengan Teamviewer. TeamViewer adalah perangkat lunak yang dapat digunakan secara gratis untuk pribadi/penggunaan non-komersial. Teamviewer dapat digunakan untuk mengakses PC dari jarak jauh melalui jaringan yang menghubungkan seperti Internet. Ada 3 jenis Teamviewer adalah yang tersedia adalah versi Installer, portabel versi dan versi web dasar. Fungsi Teamviewer Remote control Remote control adalah kita bisa mengendalikan komputer orang lain, tetapi kita perlu mengetahui ID dari mitra Teamviewer pada komputer Anda ingin mengontrol. Kita hanya perlu memasukkan ID Partner terus klik terhubung ke pasangan dan kita bisa mengontrol laptop/komputer orang lain dari jarak jauh. File transfer Fitur ini berfungsi sebagai client dan server. Cara dengan men-drag dan drop untuk memindahkan file dari client ke server atau sebaliknya. Meeting Fitur ini digunakan sebagai pertemuan atau membuat rapat dan memungkinkan hingga 20 komputer. Kumpulan materi beserta virtual coordinator – VCT Indonesia 208
Cara Menggunakan Teamviewer Berikut ini sekilas penjelasan tentang cara pakai Teamviewer versi lama 7.00 a. Instal TeamViewer di kedua PC atau laptop. Pada proses instalasi jangan lupa memilih Personal/Non-commercial use, kemudian pilih Accept – finish. b. Anggap saja disini saya memiliki 2 laptop. Laptop pertama bernama Dewi dan laptop kedua bernama Calli. Dalam kasus ini, saya ingin meremote laptop Calli dari jarak jauh menggunakan laptop Dewi. c. Pada laptop Calli, silakan buka aplikasi TeamViewer. Lihat yang namanya Your ID dan Password seperti yang telah saya garis bawahi. ID dan password tersebut dibutuhkan jika anda ingin meremote laptop Calli dari jarak jauh. d. Pada laptop Dewi, buka juga aplikasi Teamviewer. Kemudian pada kolom Partner ID, masukkan ID laptop Calli. Setelah itu klik Connect untuk melakukan remote pada laptop Calli. e. Masukkan password laptop Calli (passwordnya dapat anda lihat pada langkah nomor 3). Jika sudah, klik Log On. f. Nah sekarang anda dapat meremote laptop Calli dari jarak jauh. Kumpulan materi beserta virtual coordinator – VCT Indonesia 209
Kunti Dewi Hambawani, Guru SMAN 8 Merangin Kunti Dewi Hambawani lahir di Wonogiri, 3 November 1979. Alumni Universitas Veteran program Bahasa dan Sastra Indonesia. Saat ini mengajar di SMA Negeri 8 Merangin, Jambi sebagai guru Bahasa dan Sastra Indonesia. Sebelumnya, sempat mengajar di beberapa sekolah di wilayah Merangin yaitu di SMP N 11 Merangin, SMP N 7 Merangin dan MAS Pamenang. Berbicara masalah karir, guru sederhana ini belum sehebat guru-guru yang lain. Mengikuti beberapa kali pelatihan guru inti, pelatihan penyusunan soal USBN, SEAMEO (Virtual Coordinator Training 1 Batch 2), Etraining Seamolec,Sagusablog, Sagusanov 18 tentunya. Mengikuti kelas daring, sesuatu banget, khususnya Kelas VCT 1 Batch 2. Minder pooknya, sebab banyak ketemu guru-guru hebat se-indoesia. Sebuah pengalaman pembelajara berharga. Terima kasih SEAMEO. Sematan: <iframe width=\"560\" height=\"315\" src=\"https://www.youtube.com/embed/l007bgVlAt4?start=190\" frameborder=\"0\" allow=\"accelerometer; autoplay; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture\" allowfullscreen></iframe> Link: https://www.youtube.com/watch?v=l007bgVlAt4&t=187s Kumpulan materi beserta virtual coordinator – VCT Indonesia 210
Bab 51 penelitian kualitatif deskriptif Abstrak. Penelitian kualitatif deskriptif ini bertujuan untuk mendeskripsikan komunikasi matematis siswa dalam menyelesaikan soal open-ended. Penelitian ini menggunakan kriteria komunikasi matematis QCAI dan kriteria pemecahan masalah Polya. Subjek penelitian pertama dari SMK Negeri 1 Bakung adalah 1 siswa yang dipilih karena memiliki jawaban unik yaitu data yang disusun merupakan bilangan desimal. Subjek penelitian kedua dari SMA Negeri 1 Talun adalah 1 siswa yang dipilih dari kelas akselerasi dan cukup komunikatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa subjek memberikan respons yang berbeda dari siswa lain. Subjek mampu menyususn pola yang memungkinkan jawaban memenuhi soal sebanyak tak hingga jawaban. Subjek mempunyai komunikasi matematis yang berbeda sehingga mempunyai cara tersendiri bagaimana mengomunikasikan jawabannya secara efektif kepada orang lain dan memberikan argumen kuat yang mendukung jawabannya baik secara lisan maupun tulisan. Perlunya memberikan kesempatan siswa untuk berpikir bebas sesuai dengan minat dan kemampuannya akan menciptakan aktivitas yang penuh dengan ide-ide matematis, sehingga akan memacu kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa. Abstract. This descriptive qualitative research aims to describe students' mathematical communication in solving open-ended problems. This study uses QCAI mathematical communication criteria and Polya problem solving criteria. The first research subject from SMK Negeri 1 Bakung was 1 student who was chosen because it has a unique answer, namely the data compiled is a decimal number. The second research subject from SMA 1 Talun was 1 student selected from the acceleration class and quite communicative. The results of the study indicate that the subject gives a different response from other students. Subjects are able to follow patterns that allow answers to meet as many problems as possible until the answer. Subjects have different mathematical communication so that they have their own way of communicating their answers effectively to others and provide strong arguments that support their answers both verbally and in writing. The need to provide opportunities for students to think freely in accordance with their interests and abilities will create activities that are full of mathematical ideas, so that it will spur students' high-level thinking skills. Keywords: mathematical communication, open-ended questions Pendahuluan Komunikasi matematis adalah kemampuan dalam menyampaikan ide matematis baik secara lisan maupun tulisan. Komunikasi adalah bagian penting dari matematika dan pembelajaran matematika (NCTM, 2000:60; Ahl, 1999:50; Cai, dkk., 1996). NCTM (2000:29) menyebutkan bahwa salah satu cara penting untuk memperoleh dan menggunakan pengetahuan adalah standar proses komunikasi matematis. Hal ini menunjukkan bahwa dalam proses pembelajaran kemampuan komunikasi matematis siswa harus menjadi salah satu fokus yang harus diperhatikan oleh guru (Ahl, 1999). Santos & Semana (2014) menyebutkan bahwa guru harus membantu siswa menulis untuk menstimulasi perkembangan komunikasi matematis dan pemahaman ide matematis yang lebih mendalam. Kumpulan materi beserta virtual coordinator – VCT Indonesia 211
Cotton (2008) menyatakan bahwa ketika siswa tertantang untuk mengomunikasikan alasannya secara lisan dan tulisan, siswa lebih menikmati dan mengatakan matematika lebih menyenangkan. Komunikasi matematis siswa dapat dikembangkan dengan melatih siswa mengerjakan soal-soal yang tidak rutin dan melakukan kegiatan yang berhubungan dengan kemampuan tersebut. Huggins & Maiste (1999) mengembangkan kemampuan komunikasi matematis lisan dan tulisan melalui beberapa strategi, yaitu jurnal matematika siswa, kelompok kerjasama, pemecahan masalah sehari-hari, dan peningkatan yang menitikberatkan pada kosa kata matematis. Namun beberapa penelitian di atas masih berfokus pada komunikasi matematis secara klasikal dalam pembelajaran matematika, sehingga siswa dengan komunikasi matematis tinggi akan lebih dominan dalam pembelajaran dan siswa dengan komunikasi matematis rendah kurang berkembang. Cai, dkk. (1996:246) menyatakan salah satu cara agar siswa berkomunikasi secara matematis adalah guru menggunakan tugas open ended, dimana siswa diminta untuk menunjukkan proses pengerjaannya dalam memperoleh solusi dan menjelaskan alasannya. Menurut Muhsetyo (2015) proses pembelajaran matematika yang menggunakan open ended mempunyai potensi kekuatan untuk mengembangkan siswa dalam berpikir tingkat tinggi. Lebih lanjut Muhsetyo (2015) mengemukakan bahwa siswa Indonesia membutuhkan banyak pengalaman dalam memecahkan masalah open ended. Bahkan dalam Permendikbud RI No. 22 tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah disebutkan bahwa prinsip pembelajaran yang digunakan dari pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menuju pembelajaran dengan jawaban yang kebenarannya multi dimensi. Lane, dkk. (1996) menyusun kriteria pada rubrik QCAI (QUASAR Cognitive Assessment Instrument) untuk menyekor kemampuan pemecahan masalah, penalaran dan komunikasi matematis siswa. QUASAR adalah proyek penelitian nasional Amerika yang didesain untuk mengembangkan pembelajaran matematika siswa kelas menengah. Dalam penelitian ini, peneliti mengadopsi beberapa kriteria pada rubrik QCAI terbatas pada kriteria komunikasi matematis siswa dengan menggunakan masalah open ended. Salah satu temuan penulis bahwa pembelajaran matematika yang dilaksanakan selama ini cenderung pada pencapaian target materi. Sedangkan buku wajib yang digunakan lebih banyak fokus pada soal-soal ujian nasional. Sehingga pemecahan masalah dan komunikasi matematis yang seharusnya mendapat perhatian sering terabaikan. Siswa kurang mampu mengungkapkan ide-ide matematisnya. Fenomena ini mendorong adanya pembaharuan dalam pembelajaran matematika. Salah satu cara untuk mengembangkan komunikasi matematis adalah memberikan soal open-ended dan melakukan kegiatan yang berhubungan dengan kemampuan tersebut. Soal open ended memberikan kesempatan siswa untuk mengeksplorasi ide-ide dan pemikirannya dalam menyelesaikan suatu masalah. Hal ini diperkuat oleh Baroody (1993: 107), bahwa pembelajaran harus dapat membantu siswa mengomunikasikan ide matematis melalui lima aspek komunikasi yaitu merepresentasi (representing), mendengar (listening), membaca (reading), berdiskusi (discussing), dan menulis (writing). Berdasarkan uraian di atas, penelitian tentang komunikasi matematis siswa dalam mengerjakan soal open ended penting dilakukan. Joseph (2009) menyebutkan bahwa ketika siswa menyelesaikan masalah open ended secara reguler, siswa dapat mengembangkan kemampuan penalaran dan komunikasi dalam bentuk kata-kata dan diagram. Untuk itu peneliti merancang penelitian tentang “Komunikasi Matematis Siswa dalam Menyelesaikan Soal Open Ended”. Penelitian kualitatif deskriptif ini bertujuan untuk mendeskripsikan komunikasi matematis siswa dalam menyelesaikan soal open ended. Kumpulan materi beserta virtual coordinator – VCT Indonesia 212
Penelitian ini menggunakan kriteria komunikasi matematis QCAI (QUASAR Cognitive Assessment Instrument) yang disusun oleh Lane, dkk. (1996) dalam QUASAR Project. QUASAR Project mengukur kemampuan pemecahan masalah, penalaran dan komunikasi matematis siswa secara lengkap sehingga berlangsung beberapa musim. Penelitian ini hanya fokus pada komunikasi matematis saja, sehingga penelitian mendeskripsikan kemampuan siswa tersebut lebih mendalam. Peneliti hanya menggunakan sebagian kriteria komunikasi matematis QCAI. Pengamatan indikator-indikator perilaku yang muncul dilakukan melalui jawaban siswa dalam menyelesaikan soal dan wawancara dalam rangka mengomunikasikan jawabannya. Pedoman wawancara disusun berdasarkan empat langkah pemecahan masalah matematika, yaitu memahami masalah (understanding the problem), menyusun rencana (devising plan), melaksanakan rencana (carrying out the plan), dan memeriksa kembali (looking back). Pembahasan Lane, dkk. (1996) menyebutkan kriteria komunikasi matematis yang digunakan dalam QUASAR Cognitive Assessment Instrumen (QCAI) diantaranya (1) memberikan respons dengan jelas; (2) ada diagram lengkap dan cocok dengan soal (jika memungkinkan); (3) mengomunikasikan secara efektif kepada orang lain; (4) menyajikan argumen kuat yang mendukung jawaban; (5) ada contoh (examples) dan contoh penyangkal (counterexamples) (jika memungkinkan). Kriteria komunikasi matematis yang digunakan dalam penelitian ini adalah (1) memberikan respons dengan jelas; (2) mengomunikasikan secara efektif kepada orang lain; dan (3) menyajikan argumen kuat yang mendukung jawaban. Subjek penelitian pertama dari SMK Negeri 1 Bakung adalah 1 siswa yang dipilih dari 38 siswa karena memiliki jawaban unik yaitu data yang disusun merupakan bilangan desimal. Subjek penelitian kedua dari SMA Negeri 1 Talun adalah 1 siswa yang dipilih dari 33 siswa kelas akselerasi dan cukup komunikatif. Subjek mampu menyusun pola yang memungkinkan jawaban memenuhi soal sebanyak tak hingga jawaban. Deskripsi Komunikasi Matematis Subjek 1 Menjelaskan pemahamannya terhadap informasi soal secara efektif setelah dilakukan wawancara. Hal ini sesuai dengan apa yang diharapkan NCTM (2000) bahwa siswa tingkat menengah atas harus mampu mengutarakan ide matematisnya kepada orang lain secara efektif dengan memberikan penjelasan, dan menulis argumen sehingga orang lain memahami maksud dari penjelasan tersebut untuk selanjutnya dipertimbangkan kebenaran dan kejelasannya secara logis. Deskripsi Komunikasi Matematis Subjek 2 Subjek 2 memberikan respons yang berbeda dari siswa lainnya. Gambar 2.2a berikut menunjukkan respons subjek dalam memahami soal yang diberikan. Subjek 2 menerjemahkan apa yang diketahui dalam soal dengan pengetahuannya yaitu makna mean, modus, dan median. Subjek 2 menuliskan rencana yang dilakukan dalam rangka menyelesaikan soal. Subjek 2 mengaitkan definisi mean, modus dan median dengan syarat dalam soal. Respons selanjutnya pada Gambar 2.2b berikut, subjek 2 melaksanakan rencana dengan menyusun 2 data sesuai ketentuan soal. Kumpulan materi beserta virtual coordinator – VCT Indonesia 213
Data pertama yang dibentuk sebenarnya tidak memenuhi soal karena tidak memiliki modus. Padahal dalam memahami soal, subjek sudah mengaitkan dengan pengetahuan sebelumnya. Wawancara singkat dalam rangka mengonfirmasi jawaban, subjek lupa dengan data yang tidak memiliki modus. Pada data kedua, subjek mulai membentuk pola yang sesuai dengan syarat soal yaitu mean 5, modus 5 dan median 5. Ada dua pola yaitu data yang memuat modus 5 muncul sebanyak 2 kali dan data yang memuat modus 5 muncul sebanyak 3 kali. Subjek 2 memberikan respons jelas dengan menuliskan perhitungan, menjelaskan secara efektif kepada orang lain dan menyajikan argumen kuat yang mendukung jawaban. Subjek 2 menggunakan kemampuan menyusun bilangan, melakukan perhitungan, dan menyesuaikan bilangan dengan ketentuan syarat dalam soal. Subjek 2 menggunakan strategi menebak dan mengujinya (intelligent guessing and testing). Strategi ini tampak lebih efektif bagi subjek yang mempunyai kemampuan lebih dalam menghitung. Subjek 2 merencanakan langkah penyelesaian soal menggunakan strategi dengan menebak dan kemudian mengujinya (intelligent guessing and testing). Strategi menebak yang dimaksudkan adalah menebak yang didasarkan pada alasan tertentu serta kehati-hatian (Posamentier & Krulik:2009). Subjek menebak angka dalam menyusun data yang didasarkan pada syarat soal bahwa mean 5 sehingga jumlah data seharusnya 25. Subjek 2 perlu memiliki pengalaman yang cukup untuk dapat melakukan tebakan dengan baik. Kesimpulan yang disusun berupa pola yang dilambangkan variabel dengan syarat tertentu. Kesimpulan yang dibuat subjek memungkinkan jawaban memenuhi soal sebanyak tak hingga jawaban. Berdasarkan wawancara singkat, subjek mengemukakan banyaknya tak hingga jawaban yang bisa disusun dari pola yang dibuat. Berdasarkan jawaban yang ditulis, subjek memberikan respons dengan jelas. Wawancara dilakukan untuk mengonfirmasi jawaban subjek. Wawancara secara mendalam menunjukkan subjek mampu mengomunikasikan secara efektif kepada orang lain. Subjek juga mampu menyajikan argumen kuat yang mendukung jawabannya ketika peneliti bertanya lebih lanjut terhadap jawaban yang ditulisnya. Berdasarkan kriteria komunikasi matematis yang digunakan dalam penelitian ini subjek (1) memberikan respons dengan jelas; (2) mengomunikasikan secara efektif kepada orang lain; dan (3) menyajikan argumen kuat yang mendukung jawaban. Pemberian soal open ended ini memberikan kesempatan siswa untuk berpikir secara bebas tentang semua kemungkinan data yang memenuhi soal, sehingga subjek mampu membuat pola secara umum. Hal ini berbeda dengan jawaban siswa lain yang kebanyakan hanya membuat data tanpa membuat pola secara umum. Perlunya memberikan kesempatan siswa untuk berpikir bebas sesuai dengan minat dan kemampuannya akan menciptakan aktivitas yang penuh dengan ide-ide matematis, sehingga akan memacu kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa (Muhsetyo, 2015). Kumpulan materi beserta virtual coordinator – VCT Indonesia 214
Subjek mengomunikasikan secara efektif kepada orang lain dan menyajikan argumen kuat yang mendukung jawaban. Subjek hanya menjelaskan apa yang telah dilakukan yaitu memeriksa kembali jawaban sebelum mengumpulkan. Pada dasarnya tahap ini tidak dapat dilihat hanya pada tulisan jawaban siswa saja. Akan tetapi dibutuhkan wawancara yang mendalam dalam mengonfirmasi jawaban siswa. Wawancara mendalam secara langsung menurut Guba & Lincoln (dalam Moleong, 2014:195) bertujuan menggali lebih dalam untuk menglarifikasi jika peneliti memerlukan lagi informasi tentang hal yang dipersoalkan sebelumnya. Wawancara pada tahap ini juga bertujuan untuk memperoleh informasi bahwa subjek menjelaskan dan meyakinkan bahwa jawaban mempunyai kecocokan dengan apa yang diminta oleh soal. Kesimpulan dan Saran Berdasarkan rumusan masalah dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa subjek mempunyai komunikasi matematis beragam dan mempunyai cara tersendiri bagaimana mengomunikasikan apa yang mereka pikirkan. Respons yang diberikan merupakan hasil pemikiran subjek dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi. Faktor yang mempengaruhi respons yang diberikan adalah pemahaman konsep dari subjek. Pemahaman terhadap konsep merupakan faktor penting yang dapat mempengaruhi bagaimana subjek mengomunikasikan ide matematis baik secara lisan maupun tulisan. Berdasarkan pembahasan di atas, kemampuan dalam menyampaikan ide matematis baik secara lisan (orally) maupun tulisan (in writing) harus menjadi salah satu perhatian guru dalam proses pembelajaran. Pentingnya komunikasi matematis dalam pembelajaran matematika menuntut guru untuk melakukan perubahan dalam pembelajaran. Komunikasi matematis dapat tumbuh dan berkembang dengan baik jika guru mampu memotivasi siswa untuk mengembangkan berbagai ide-ide matematis atau membangun pengetahuannya. Pemberian soal open ended secara reguler dalam pembelajaran matematika merupakan salah satu cara mengembangkan komunikasi matematis siswa, bahkan mampu meningkatkan kemampuan ini. Hal ini merupakan tantangan bagi guru yang sudah terbiasa menggunakan soal dengan satu jawaban benar dan sudah tersedia kunci jawabannya. Soal open ended mampu merangsang pertumbuhan profesionalisme guru, sehingga dibutuhkan niat, semangat, ketekunan, motivasi dan tekad kuat bagi seorang guru untuk merubah kebiasaan lama. Soal open ended bukanlah hal yang baru, akan tetapi dibutuhkan kemauan besar dalam membiasakannya, sehingga guru dan siswa akan memperoleh manfaatnya, terutama dalam kemampuan pemecahan masalah. Kumpulan materi beserta virtual coordinator – VCT Indonesia 215
Lilik Fauziah Guru SMAN 1 Talun Lilik Fauziah, dilahirkan di Blitar pada tanggal 12 Maret 1983, putri satu-satunya dari pasangan Bapak Chudlori (Alm) dan Ibu Siti Mahmudah. Pendidikan dasar ditempuh di SD Tegalrejo I dan lulus tahun 1996. Pendidikan menengah pertama ditempuh di MTsN Kunir (kelas 1) dan MTsN Jambewangi (kelas 2 dan 3), lulus tahun 1999. Pendidikan menengah atas ditempuh di MAN 3 Kediri dan lulus tahun 2002. Pendidikan berikutnya penulis tempuh di Universitas Negeri Malang dengan Program Studi Pendidikan Matematika melalui jalur PMDK dan lulus tahun 2006. Penulis pernah menjadi tenaga pengajar di MTs Miftahun Najah tahun 2005-2008. Pada tahun 2009, penulis ditugaskan menjadi guru matematika di SMK Negeri 1 Bakung Blitar dan pada tahun 2018 dimutasi ke SMA Negeri 1 Talun sampai sekarang. Pada tahun 2008, penulis menikah dengan Ahmad Nur Kusufi dan dikaruniai tiga putra dan satu putri yaitu Faaza Ahmad Alghozy (2009), M. Abrisam Ahza Ashidiq (2013), M. Faiz Sholahudin Al Ayubi (2015), dan Iftita Mafaz Ramadani (2018) Pada bulan Mei 2015, penulis mendapat kesempatan melanjutkan pendidikan di Program Studi Pendidikan Matematika Pascasarjana Universitas Negeri Malang melalui program beasiswa Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Melalui beasiswa tersebut, penulis juga berkesempatan mengikuti Sandwich Graduate Program on Mathematics Education di Yangzhou University, China pada bulan Mei-Juni 2016. KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL OPEN ENDED Lilik Fauziah SMA Negeri 1 Talun, Jl. Raya Kaweron, Talun, Blitar; [email protected] Link presentasi https://youtu.be/6Uc99wnUsks Kumpulan materi beserta virtual coordinator – VCT Indonesia 216
Bab 52 menuju sekolah Adiwiyata SMAN 2 Trenggalek Masalah yang tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat modern saat ini adalah perusakan dan ketidakpedulian terhadap lingkungan. Mulai dari permasalahan lingkungan lokal seperti masalah pembuangan sampah dan kurangnya ruang hijau, polusi industri dan tanah longsor. Permasalahan lingkungan nasional seperti penangkapan ikan dengan bom, dan pembakaran hutan. Untuk meningkatkan peran pemerintah dalam memecahkan persoalan lingkungan melalui jalur pendidikan, Departemen Pendidikan Nasional dan Kementerian Negara Lingkungan Hidup mengembangkan program PLH pada jenjang pendidikan dasar dan menengah melalui Adiwiyata. Namun, sejak tahun 2006 sampai 2011, jumlah sekolah yang mengikuti Adiwiyata baru mencapai 1.351 sekolah dari 251.415 sekolah dari berbagai jenjang di seluruh Indonesia. Penyelenggaraan Sekolah Adiwiyata merupakan pilihan dan upaya strtegis dalam mensukseskan program pembangunan nasional berkelanjutan. Melalui penyelenggaraan model sekolah inilah akan terbangun komitmen, kesadaran, dan tanggung jawab antara warga sekolh, komite sekolah, forum orang tua, dan berbagai pihak yang terlibat di dalam lingkungan sekolah (stakeholder) untuk berpartisipatif aktif menjaga, memelihara, dan melestarikan lingkungan.Sebagai sebuah lembaga, Sekolah Adiwiyata diharapkan menjadi media tepat dan ideal untuk mendidik dan menanamkan budaya positif dan strategis dalam mengubah pola pikir masyarakat dalam melindungi dan mengelola lingkungan hidup. Dasar Hukum Pelaksanaan dan pengembangan Sekolah Adiwiyata berpijak pada beberapa landasan hukum, yaitu: Undang-undang RI Nomor 0 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,Tahun 1990 tentang Pendidikan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH), Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1990 tentang tentang pendidikan Dasar, Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1990 tentang tentang pendidikan Menengah, Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang tentang kewenangan pusat dan daerah, Permendiknas Nomor 39 Tahun 2008 tentang pembinaan Kesiswaan, Permendiknas Nomor 62 Tahun 2014 tentang Kegiatan Ekstrakurikuler, Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 05 Tahun 2013 tentang Pedoman Pelaksanaan Adiwiyata, dan Kesepakatan bersama antara Menteri Negara lingkungan Hidup dengan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 03/MENLH/02/2010 dan Nomor 01/11/KB/2010 tentang Program Sekolah Berbudaya Lingkungan (Adiwiyata) Kumpulan materi beserta virtual coordinator – VCT Indonesia 217
Pengertian Sekolah peduli dan berbudaya lingkungan juga dinamakan sebagai Sekolah Adiwiyata. Kata “Adiwiyata” diambil dari kata dalam bahasa Sansekerta dn memiliki makna: Adi, yang berarti besar, baik, agung, ideal, dan sempurna. Wiyata yang berarti tempat yang baik dan ideal untuk memperoleh segala ilmu pengethuan, norma, dan etika dalam kehidupan sosial. Adiwiyata yang berarti tempat yang baik dan idel untuk memperoleh ilmu pengetahuan, norma, dan etika yang menjadi dasar manusia menuju terciptanya kesejahteraan hidup menuju kepada cita-cita. Prinsip Dasar Kegiatan utama diarahkan pada terwujudnya kelembagaan sekolah yng peduli dan berbudaya lingkungan. Dengan mengembangkan norm-norma dasar yaitu norma kebersamaan, keterbukaan, kesetaraan, kejujuran, keadilan, dan kelestarian fungsi lingkungan hidup dan sumber daya alam. Berikut ini prinsip dasar yang melandasi pelaksanaan Adiwiyata: Partisipatif, yang berarti semua bagian manajemen sekolah terlibat di dalam seluruh proses perencanaan, persiapan, pelaksanaan, dan penilaian sesuai tanggung jawab dan perannya. Berkelanjutan, yang berarti seluruh kegiatan harus dilakukan secara terencana dan terus menerus dalam kurun waktu jangka panjang dan menyeluruh, meliputi aspek kehidupan dalam proses perencanaan, persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi sehingga dapat memberikan konstribusi yang besar bagi lingkungan (Ilyas Assad, 2011) Komponen dan Standar Komponnen Sekolh Adiwiyata terdiri dari: Kebijakan berwawasan lingkungan Pelaksanaan kurikulum berbasis lingkungan Kegiatan lingkungan berbasis partisipatif Pengelolaan sarana pendukung rmah lingkungan Sasaran Program Institusi yang menjadi sasaran Sekolah Adiwiyata adalah: Sekolah Dasar dan yang sederajad Sekolah Menengah Pertama dan yang sederajad Sekolah Menengah Atas dan yang sederajad Pelaksanaan pengelolaan sekolah yang menjadi ssasaran sekolah Adiwiyata adalah seluruh warga sekolah yang meliputi kepala sekolah, guru, staf internal sekolah, guru, murid, dan seluruh pendukung, serta masyarakat sekitar lingkungan sekolah. Kumpulan materi beserta virtual coordinator – VCT Indonesia 218
Manfaat dan Tujuan Melindungi dan merawat lingkungan sekitar merupakan tanggung jawb tiap individu dalam suatu masyarakat. Hal ini menjadi lebih penting lagi ketik lingkungan tersebut difungsikan sebagai tempat berkumpul dn berkegiatan masyarakat. Atas dasar tersebut, maka Sekolah Adiwiyata memiliki manfaat yang sangat besar dan luas. Berikut ini berbagai manfaat sekolah Adiwiyata. Mendukung pencapaian standar kompetensi dasar dan kompetensi lulusan pendidikan dasar dan menengah Meningkatkan efisiensi penggunaan dan operasional sekolahpenghematan dan pengurangan konsumsi berbagai sumber daya dan energi Menciptakan kondisi belajar mengajar yang nyaman dan kondusif bagi warga sekolah Menjadikan tempat pembelajaran nilai-nilai PLH yang baik dan benar bagi warga sekolah dan masyarakat sekitar. Meningkatkan upaya berkonsep PLH melalui kegiatan pengendalian pencemaran dan pengendalian kerusakan lingkungan serta melalui kegiatan pelestarian fungsi lingkungan sekolah (Ilyas Assad, 2011) Langkah - langkah Menjadi Adiwiyata Membentuk tim adiwiyata sekolah (Kepala sekolah, komite sekolah, guru, tenaga kependidikan, siswa, orang tua siswa, Pemda setempat, masyarakat sekitar) Menyusun Tinjauan lingkungan Sekolah untuk mengetahui gambaran dan kondisi lingkungan sekolah sesuai format dan sistematika yang telah ditetapkan oleh BLH Provinsi Jawa Timur Menyusun Rencana aksi dari hasil Tinjauan Lingkungan Melaksanakan kegiatan aksi lingkungan sebagai program adiwiyata berdasarkan komponen dan standar adiwiyata Monev pelaksanaan Program Adiwiyata Sekolah Mengusulkan Sekolah ke BLH Kab/Kota untuk dinilai sebagai Sekolah Adiwiyata Kab/Kota Kumpulan materi beserta virtual coordinator – VCT Indonesia 219
Lilik Idayati, S.Pd, M.Pd Guru SMAN 2 Trenggalek LILIK IDAYATI, S.Pd., M.Pd. Penulis Lahir di Kabupaten Trenggalek, 8 April 1977. Penulis menikah dengan Suharjo, S.Pd, dan di karuniai dua orang anak, anak pertama kelas XI dengan nama Rizqa Ulya Fakhrun Nisa’ dan anak kedua kelas 3 Sekolah Dasar dengan nama Haziq Almas Alfarezel. Penulis tinggal di Desa Durenan, Kec. Durenan, Kabupaten Trenggalek. Penulis menyelesaikan pendidikan S1 jurusan Pendidikan Fisika di Universitas Negeri Malang tahun 2000, kemudian menyelesaikan pendidikan S2 Teknologi Pendidikan di Universitas PGRI Adibuana Surabaya tahun 2014. Pekerjaan formal yang pernah penulis jalani yaitu sebagai guru tidak ttap di SMA Negeri 1 Durenan mulai 01 Oktober 2000 sd 31 Desember 2004. Menjadi ASN mulai 1 januari 2005 sd 31 September 2014 di SMA Negeri 1 Bendungan, dan mulai 1 Oktober 20014 sd sekarang mengajar di SMA Negeri 2 Trenggalek. Prestasi yang pernah penulis raih adalah juara 2 OGN Fisika SMA tingkat Kabupaten Trenggalek tahun 2015, juara 1 guru prestasi tingkat Kabupaten tahun 2016, menerima penghargaan sebagai guru pelopor peduli lingkungan tingkat kabupaten tahun 2017 dan juara 1 guru prestasi tingkat kabupaten tahun 2018. Selain itu penulis juga merupakan Tim penilai sekaligus Tim Pembina Adiwiyata Kabupaten sejak tahun 2016 sampai dengan sekarang. LINK YOUTUBE https://youtu.be/dssXyFHCW70 Kumpulan materi beserta virtual coordinator – VCT Indonesia 220
Bab 53 pembiasaan nilai penguatan pendidikan karakter melalui pembuatan mikro organic lokal A. Latar Belakang Perkembangan ilmu dan teknologi yang sangat pesat menimbulkan dampak negatif. Sistem pembuangan sampah baik sampah zat kimia cair maupun sampah anorganik kurang berwawasan lingkungan. Hal ini berdampak juga terhadap polusi tanah. Tanah mengalami penurunan kesuburan. Di sekitar SMA Negeri 4 Cimahi banyak ditemukan tanaman Titonia.sp. Tanaman ini memiliki kadar nitrogen yang tinggi. Nitrogen dapat dipergunakan untuk mengembalikan kesuburan tanah. Peserta didik SMA Negeri 4 Cimahi merupakan generasi millenial tidak dapat dipisahkan dengan teknologi. Berbagai aplikasi telah memudahkan mereka dalam segala bidang. Kemudahan tersebut mengakibatkan daya juang, sifat individual, dan peduli mereka mengalami penurunan. Termasuk kepedulian terhadap lingkungan. Bertolak dari kenyataan itu maka pemerintah merasa perlu mengadakan Penguatan Pendidikan Karakter dalam pembelajaran. Melalui pembuatan Mikro Organik Lokal (MOL) peserta didik diharapkan memiliki nilai-nilai karakter. Karakter bangsa Indonesia yang sadar budaya mutu, kolaborasi, berjiwa pembelajar, kerja keras, komunikasi efektif, dan berjiwa reflektif. MOL berbahan dasar Titonia.sp. Berdasarkan bahan yang banyak ditemukan di sekitar lingkungan maka mereka membuat MOL berbahan dasar Titonia.sp. B. Materi 1. Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) Pendidikan karakter merupakan bentuk kegiatan yang di dalamnya terdapat tindakan mendidik bagi generasi muda. Agar generasi muda Indonesia mengalami penyempurnaan diri individu secara terus- menerus dan memiliki kemampuan diri demi menuju ke arah yang lebih baik. Melalui PPK diharapkan dapat membentuk pribadi peserta didik. Menjadi generasi yang baik yang siap bersaing di era global ini. Bersaing secara kontekstual. Selain lima nilai PPK yang utama yaitu Nasionalis, Religius, Mandiri, Gotong Royong/lingkungan, dan Integritas. Ada juga nilai lain yang dapat dimiliki yaitu sadar budaya mutu, kolaborasi, berjiwa pembelajar, kerja keras, komunikasi efektif, dan berjiwa reflektif Beberapa dampak positif dari Penguatan Pendidikan Karakter adalah: a. Pemikiran yang fleksibel Dengan perubahan cara pembelajaran peserta didik akan diajarkan untuk memiliki cara berpikir yang berbeda. Peserta didik dapat mengamati permasalahan lingkungan. Mencari tahu apa penyebabnya. Bagaimana cara mengatasinya. Dan melakukan aksi nyata untuk mengatasi permasalahan tersebut. b. Mempunyai hubungan baik Kumpulan materi beserta virtual coordinator – VCT Indonesia 221
Pendidikan karakter mengajari nilai dasar etika. Peserta didik dapat mengimplementasikan nilai tersebut di lingkungan. Memperlakukan lingkungan dengan sopan. Baik lingkungan biotik maupun lingkungan abiotik. c. Mampu menunjukkan sisi emosional, sosial dan empati Nilai PPK berdasarkan saran dari Prof. Dr. H. Arief Rachman, M. Pd bahwa perkembangan karakter yang optimal seorang anak harus dilakukan secara sinergi. Antara keluarga, sekolah, dan masyarakat. Pendidikan keluarga yang diperoleh secara baik akan menjadi fondasi karakter yang kuat. Fondasi ini seyogyanya diperkuat oleh pendidikan di masyarakat dan di sekolah. Sehingga akan terbentuk karakter yang baik. Mempunyai emosi yang stabil, jiwa sosial yang tinggi, dan mempunyai rasa empati yang kuat. “Gerakan Penguatan Pendidikan Karakter sebagai fondasi dan ruh utama pendidikan,” pesan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy. Tak hanya olah pikir (literasi), PPK mendorong agar pendidikan nasional kembali memperhatikan olah hati (etik dan spiritual) olah rasa (estetik), dan juga olah raga (kinestetik). Keempat dimensi pendidikan ini hendaknya dapat dilakukan secara utuh-menyeluruh dan serentak. Integrasi proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler di sekolah dapat dilaksanakan dengan berbasis pada pengembangan budaya sekolah maupun melalui kolaborasi dengan komunitas-komunitas di luar lingkungan pendidikan. Saat ini, melalui revisi Peraturan Pemerintah Nomor 64 Tahun 2008 menjadi PP Nomor 19 Tahun 2017, Kemendikbud mendorong perubahan paradigma para guru agar mampu melaksanakan perannya sebagai pendidik profesional yang tidak hanya mampu mencerdaskan anak didik, namun juga membentuk karakter positif mereka agar menjadi generasi emas Indonesia dengan kecakapan abad ke- 21. Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Jasmine Cintya Wirawan 2. Mikro Organik Lokal (MOL) Mikro Organik Lokal adalah makhluk hidup yang berukuran kecil tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Hidup di lingkungan sekitar. Bersahabat dan sudah beradaptasi baik dengan lingkungannya. Maka melalui peran serta mikro organik ini lingkungan sekitar dapat dikembalikan kesuburannya. Begitu juga keseimbangan lingkungannya. Langkah-langkah pembuatan MOL, yaitu : a. Peserta didik diajak melihat lingkungan sekitar. b. Diskusi pemecahan masalah tentang tanah yang tandus. c. Pembuatan MOL d. Presentasi pembuatan dan pengguanaan MOL. a. Peduli Lingkungan Dengan mengajak peserta didik melihat-lihat lingkungan sekitar. Mereka dapat melihat sendiri kondisi tanah, tanah tandus. Kondisi tanah tandus terjadi di antaranya karena penggunaan pupuk buatan, Kumpulan materi beserta virtual coordinator – VCT Indonesia 222
limbah cair zat kimia, atau sampah anorganik. Penggunaan pupuk buatan yang terus menerus berdampak terhadap pengerasan dan keasaman tanah. Limbah cair zat kimia yang berasal dari pabrik mengakibatkan mikro organismenya mati. Sampah organik yang menutupi tanah mengakibatkan udara dan sinar matahari tidak dapat masuk. Sebagai peserta didik sekolah berwawasan lingkungan mereka diharapkan memiliki karakter sadar terhadap mutu sekolahnya. Peduli terhadap lingkungan. Dapat memecahkan dan melakukan aksi nyata untuk memperbaiki kondisi lingkungan. Mengembalikan kesuburan dan keseimbangan lingkungan. Untuk menanggulangi dan mengembalikan kesuburan tanah secara alami, digunakan MOL. Mikroorganik lokal bersahabat dengan kondisi setempat. Menguraikan sampah-sampah organik, sehingga porositas tanah menjadi lebih baik. Udara masuk ke dalam tanah. Kehidupan organisme jamur dan lumut berkembang dengan baik. Hewan –hewan terpancing untuk datang dan menetap di sana. Tanah menjadi subur kembali. b. Pemecahan Masalah Masalah tanah yang tandus merangsang peserta didik berpikir kritis. Mengembalikan kesuburan dan keseimbangan tanah. Peserta didik mendapat solusi melalui pemakaian pupuk organik, yaitu Mikro Organik Lokal (MOL). MOL Titonia. sp. c. Pembuatan MOL Nilai karakter yang akan digali melalui pembuatan MOL yaitu sadar budaya mutu, kolaborasi, berjiwa pembelajar, kerja keras, komunikasi efektif, dan berjiwa reflektif. Bahan-bahan dan alat yang diperlukan yaitu: 1. Air cucian beras 2. Gula merah ¼ kg dicairkan 3. Irisan daun Titonia.sp 1kg 4. Keler plastik ukuran 5 liter 5. Kertas koran 6. Tali 7. Spidol Kumpulan materi beserta virtual coordinator – VCT Indonesia 223
Cara Pembuatan : 1) Masukkan gula merah cair, irisan Titonia.sp ke dalam keler 2) Tambahkan air cucian beras ke dalam keler sampai penuh, tidak ada ruang udara yang tersisa 3) Tutup keler dengan kertas koran, kemudian ikat bagian pinggirnya 4) Tulis tanggal pembuatan dan pematangan dengan spidol 5) Tanggal pematangan 2 minggu setelah pembuatan 6) Simpan di tempat yang teduh dan aman 7) Setelah satu minggu periksa kondisi MOL 8) Apabila mengeluarkan bau tape maka proses berjalan sesuai yang diharapkan, tutup kembali keler dengan rapat. 9) Dan apabila mengeluarkan bau busuk maka tambahkan cairan gula secukupnya, kemudian tutup kembali 10) Setelah dua minggu MOL siap dipanen MOL yang sudah dipanen dapat dipergunakan sebagai pupuk cair organik. Dengan perbandingan 1 liter MOL ditambahkan ke dalam 5 liter air. Gunakan untuk menyiram tanah yang tandus atau kurang subur. MOL akan mengundang mikro organisma lain untuk melakukan pembusukan. Proses pembusukan akan menambah unsur hara tanah. Memperbaiki porositas tanah, sehingga sikulasi udara tanah menjadi lancar. Unsur hara dan ketersedian udara akan merangsang pertumbuhan jamur dan bakteri sebagai pioner kehidupan. Sehingga cacing dan hewan tanah lainnya serta tanaman akan dapat hidup dengan baik. Bunga –bunga yang bermekaran akan mengundang kupu-kupu cantik. Terjadilah kesuburan dan keseimbangan di lingkungan sekitar. Selain itu MOL juga dapat dipergunakan untuk mencegah spitank mampet. Dengan cara menyiramkan satu atau dua gelas MOL ke dalam lubang WC. d. Presentasi Pembuatan dan Penggunaan MOL Hasil dan cara pembuatan MOL dipresentasikan di depan kelas. Sebagai upaya menumbuhkan nilai keberanian, percaya diri, pembelajar, dan komunikatif. C. Penutup Dari uraian di atas dapat kita tarik kesimpulan bahwa Penguatan Pendidikan Karakter peserta didik dapat dilakukan melalui pembuatan MOL. Karakter yang terbentuk yaitu sadar budaya mutu, kolaborasi, berjiwa pembelajar, kerja keras, komunikasi efektif, dan berjiwa reflektif. Kumpulan materi beserta virtual coordinator – VCT Indonesia 224
Lilis Endang Sunarsih, Guru SMAN Talaga Kabupaten Majelengka Lilis Endang Sunarsih terlahir pada tanggal 24 Agustus 1963 di Banjarmasin Kalimantan Selatan. Pendidikan terakhir S2 di STKIP Siliwangi Bandung, lulus tahun 2015 jurusan Pendidikan Luar Sekolah. Adapun pengalaman mengajar di SMAN Talaga kabupaten Majalengka provinsi Jawa Barat mulai dari tahun 1985 sampai dengan tahun 1992. Dari tahun 1992 sampai sekarang mengajar di SMAN 4 Cimahi. Pernah menjadi guru berprestasi dan guru berdedikasi tingkat kota Cimahi pada tahun 2015. Menulis buku solo ‘Pengolahan Limbah’, beberapa karya tulis, artikel, dan beberapa buku antologi. Mengikuti beberapa pelatihan, seminar, dan bimbingan teknis, Terakhir mengikuti Bimbingan Teknis Fasilitator Daerah Sistem Penjaminan Mutu Internal (Bimtek Fasda SPMI). Selain sebagai pengajar juga menjadi Fasilitator SPMI. Link youtube : https://www.youtube.com/watch?v=MZuE_sK6eR0&feature=youtu.be Kumpulan materi beserta virtual coordinator – VCT Indonesia 225
Bab 54 Pemantauan Kualitas lingkungan menggunakan bioindikator kupu kupu Materi oleh Lilis Setiasih Lima buah gambar ditayangkan kepada peserta vicon adalah slide pertama pemberian materi yang ditanyakan dengan pertanyaan fenomena apakah ini ?. rata rata peserta dengan benar dapat menjawab tentang adanya bencana banjir, kekeringan, gagal panen, gletser mencair, kematian hewan akibat serangan udara panas. Fenomena ini disebabkan adanya global warming. Tayangan materi berikutnya adalah video tentang global warming https://www.youtube.com/watch?v=Vztjbm6HA58. Fenomena global warming adalah suatu bentuk ketidak seimbangan ekosistem di bumi akibat terjainya proses peningkatan suhu rata rata atmosfer laut dan daratan di bumi.Suhu bumi naik 0,740C. yang menyebabkan terlewatinya batas toleransi terhadap faktor lingkungan sehingga terancam punahnya berbagai jenis flora fauna.Apa yang harus kita lakukan untuk mengurangi global warming ? Salah satu upayanya adalah melakukan pemantauan lingkungan. Apa manfaat pemantauan lingkungan ? diantaranya memberi data informasi pantauan lingkungan , membantu pencapaian Bandung juara , jabar kahiji. Data ini amat diperlukan untuk peneliti, BPLH Kota Bandung serta masyarakat yang membutuhkan salah satunya para peserta didik kelas X SMAN 25 Bandung. Pantauan ini akan bersifat rutin berkesinambungan yang dilakukan oleh guru Biologi serta peserta didk kelas X SMAN 25 Bandung. Untuk melakukan pemantauan diperlukan suatu indikator lingkungan dari mahluk hidup dengan kriteria mahluk hidup ini tidak membahayakan, merusak atau menakutkan peserta didk yang melakukan pantauan terhadapanya.Mahluk hidup yang memnuhi kriria diatas diatas sebagai indikator pemantauan adalah kupu kupu . Semua orang selalu senang terhadap kupu-kupu yang terbang , hinggap di pohon bunga rumput dengan warna dan corak sayapnya indah, beragam. Kupu kupu sangat sensitif terhadap perubahan suhu,kelembapan sehingan keberadaan kupu kupu dapat mengukur sehat tidaknya suatu lingkungan . Bagaimana cara menemukan kupu -kupu di lingkungan sekitar ?. hal yang harus di amati faktor yang mempengaruhi keberadaan kupu-kupu yaitu suhu, kelembapan yang sesuai ,ketersediaan air, serta tanaman pakan . Untuk mengenal lebih dekat tentang kupu-kupu harus dipelajari siklus hidup kupu kupu . Sikus ini lebih dikenal sebagai metamorfosis kupu kupu https://www.youtube.com/watch?v=xXBtGObyYzw .Kupu- kupu bertelur pada daun atau cabang batang , telurnya berwarna putih. Sebuah kupu kupu dapat meletakkan telurnya sebanyak 500 telur . telur menetas menjadi ulat . Tahap ulat adalah tahap makan dan tumbuh.Ulat akan membuat cangkang /pupa dengan menggunakan daun yang dililitkan kedalam benang khusus yang mengandung sutra dari tubuh pupa . Setelah 14 hari menjema menjadi bentuk kupu-kupu dewasa yang menakjubkan . Waktu yang dilalui untuk metamorfosis kupu-kupu adalah tahap telur, ulat membutuhkan waktu 5-10 hari , pupa 2 minggu, imago ( kupu-kupu dewasa 2 minggu sampai 1 bulan. ‘ Kumpulan materi beserta virtual coordinator – VCT Indonesia 226
Cara memantau lingkungan menggunakan bio indikator kupu-kupu pertama menetapkan waktu pemantauan yaitu pikul 7.40-15.30.Peserta didk berjalan mengitari suatu lingkungan selama lima belas menit dengan membawa lembar pengamatan yang berisi gambar kupu kupu yang sering ada di lingkungan kota Bandung. Peserta didik mencocokkan kupu-kupu yang dihatnya dengan lembar pengamatan yang di bawanya. Bila kupu kupu yang ditemukan tidak ada dalam lembar pengamatan dapat difoto atau ditangkap dengan jala serangga untuk didentifikasi lebih lanjut dengan guru. Peserta didik mencatat lokasi, waktu mendapatkan kupu-kupu mencatat lama waktu kupu-kupu terbang, hinggap, mengisap nektar bunga pada tanaman pakan,mengidentifikasi tanaman pakan misalnya tanaman soka, kembang sepatu, mawar, bunga knop, marygold, jeruk, lengkeng, sirih dan sebagainya . Tahap selanjutnya memasukkan dalam data pengamatan. Hasil pengamatan tentang suhu, kelembapan , jumlah kupu kupu yang ditemukan keanekaragaman jenis kupu kupu, tanaman pakan kupu-kupu dapat dijadikan indikator sehat tidaknya lingkungan sehingga pemantauan ini merupakan early warning system terhadap kondisi lingkungan yang menunjukkan respon atau feed back keterkaitan faktor biotik atau abiotik. Hasil pemantauan ini akan mengindikasikan ada tidaknya tingkat kerusakan lingkungan yang menjadi habitat kupu-kupu. Apakah kita mau bergabung memantau kualitas ingkungan yang merupakan tugas mulia melahirkan para enviromental warrior ?. Link youtube : https://www.youtube.com/watch?v=-wOzf3hF5DQ&t=392s Kumpulan materi beserta virtual coordinator – VCT Indonesia 227
Bab 55 Materi 1 pengembangan model pembelajaran inovatif barium pada materi tata nama senyawa Anak didik kita adalah generasi abad 21. Generasi abad 21 harus dibelajarkan dengan kecakapan belajar abad 21. Menurut Partnership for 21st Century Skills, kecakapan belajar abad 21, meliputi: berpikir kritis, pemecahan masalah, komunikasi dan kolaborasi. Pembelajaran abad 21 harus mampu mengintegrasikan kemampuan literasi, kecakapan pengetahuan, keterampilan dan sikap, serta penguasaan teknologi. Hal tersebutlah yang mendasari materi pertama Virtual Coordinator Indonesia yang saya angkat adalah pengembangan model inovatif BARIUM. Model inovatif BARIUM adalah sebuah karya inovasi pembelajaran yang telah berhasil mengantarkan saya sebagai pemenang pertama lomba inovasi pembelajaran (INOBEL) tingkat Nasional Tahun 2018. Urgensi kehadiran inovasi model ini adalah melihat penerapan kurikulum 2013 dalam pembelajaran yang masih sangat kaku, terutama dalam tahapan mengamati, menanya dan mengumpulka data. Selain itu, belum ada model pembelajaran yang mampu mengintegrasikan antara K-13, pendidikan abad 21, literasi dan penguatan pendidikan karakter (PPK). Padahal, aspek-aspek tersebut sangat diperlukan oleh peserta didik sebagai pebelajar millenial di era revolusi industri 4.0. Apa itu model pembelajaran BARIUM? BARIUM adalah akronim dari 5 tahapan pembelajaran, yaitu: bringing something, analyzing the problems, reading the literatures, integrating games and discussions, using the concept to solve the problems, and making conclusions. Pada tahap bringing something, peserta didik diminta untuk membawa benda-benda terkait dengan materi yang akan dipelajari. Misalnya, peserta didik diminta membawa pembungkus makanan, botol minuman, dan berbagai produk rumah tangga lainnya. Setiap peserta didik membawa satu jenis benda yang berkaitan dengan materi tata nama senyawa. Tahapan pembelajaran ini mengajak peserta didik untuk meningkatkan rasa keingintahuan (curiosity) hal-hal di sekitar mereka. Peserta didik diberikan waktu untuk mengamati benda/gambar/video/fenomena yang mereka bawa. Guru memfokuskan pengamatan peserta didik tentang rumus kimia dan nama senyawa sesuai materi yang akan dipelajari. Pada tahap analyzing the problem, peserta didik menuliskan pertanyaan yang muncul setelah melakukan pengamatan pada kertas sticky note. Kemudian, peserta didik menempelkan sticky note tersebut di papan tulis. Selanjutnya, beberapa peserta didik diminta untuk mengungkapkan pertanyaan yang muncul setelah melakukan pengamatan terhadap benda yang mereka bawa. Misalnya, “mengapa rumus kimia garam meja adalah NaCl?” Di luar dugaan dengan cara seperti ini, peserta didik tidak lagi kesulitan untuk mengajukan pertanyaan. Langkah selanjutnya, setelah semua pertanyaan dari setiap peserta didik terhimpun, guru membaca dengan cepat (melakukan screening) pertanyaan yang terdapat pada pada sticky note. Pada tahapan ini pula guru mengajak peserta didik untuk mengerucutkan semua pertanyaan yang telah dituliskan menjadi rumusan masalah. Tahapan ketiga adalah reading literature. Tahapan sintaks ini terinspirasi dari gerakan literasi yang tengah up to date akhir-akhir ini. Banyak sekali kegiatan literasi yang telah dilakukan oleh sekolah- sekolah. Misalnya, kegiatan membaca selama 15 menit di awal pembelajaran. Namun, kegiatan ini hanya sebatas kegiatan membaca. Kegiatan ini belum sampai bagaimana peserta didik menganalisis bacaan mereka kemudian mentransformasi bacaan tersebut menjadi sebuah informasi yang berguna. Kumpulan materi beserta virtual coordinator – VCT Indonesia 228
Oleh karena itu, inovasi yang penulis lakukan adalah menjadikan kegiatan membaca sebagai bagian dari sebuah sintaks dalam suatu model pembelajaran inovatif. Pada tahap integrating games and discussion, peserta didik melakukan diskusi bersama kelompoknya tentang materi tata nama senyawa. Permainan yang digunakan ada dua, yaitu: permainan intra dan antar kelompok. Di dalam kelompok, peserta didik bersama kelompok melakukan diskusi dengan media kartu (CAROLEN). Setiap anggota kelompok diminta untuk memasangkan antara kartu kation dengan kartu anion kemudian membuat rumus kimia dan memberi nama senyawa tersebut. Kemudian, setiap kelompok menuliskan hasil diskusi dan menyimpulkannya. Proses diskusi kelompok dibawa ke dalam proses diskusi kelas dengan melakukan permainan antar kelompok. Pada tahap analyze the problem, salah satu kelompok dapat mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas. Sementara, kelompok yang lainnya menjadi pendengar. Guru dapat memfasilitasi proses diskusi kelas ini sehingga terjadi persamaan konsep yang diterima semua peserta didik dalam satu kelas. Kemudian, kelompok presentasi juga diminta untuk menjawab pertanyaan/permasalahan yang telah mereka tulis pada sticky note di depan kelas menggunakan temuan konsep yang telah didapatkan. Di akhir tahapan ini, guru dapat memberikan penguatan konsep untuk meluruskan konsep-konsep yang keliru atau untuk menguatkan pemahaman konsep peserta didik dengan memberikan contoh-contoh yang lebih jelas.Tahap keenam adalah “Making conclusions”. Tahap ini merupakan tahapan akhir dimana guru perlu menyeragamkan konsep yang diterima oleh peserta didik. Sebelum pembelajaran berakhir, guru dengan peserta didik perlu bersama-sama membuat kesimpulan. Para ahli, guru pengguna model dan peserta didik sepakat bahwa model pembelajaran BARIUM adalah model yang sangat komprehensif yang mampu menggabungkan antara teori pembelajaran kognitif (kontruktivisme) dan sosial (kooperatif). Model ini sangat tepat diterapkan untuk menjawab tantangan pembelajaran abad 21 dan tantangan revolusi industri 4.0. Untuk mengetahui bagaimanakah proses pengembangan model pembelajaran inovatif BARIUM dan Hasil dari implementasi model tersebut, Anda dapat mengakses link : Kumpulan materi beserta virtual coordinator – VCT Indonesia 229
Materi 2 pembuatan E-MODUL dengan menggunakan aplikasi SIGIL Pendidikan di Indonesia harus mampu melakukan loncatan lebih maju dalam revolusi industri 4.0 melalui pemanfaatan implementasi teknologi digital dan komputasi ke dalam penggunaan proses pembelajaran. Oleh karena itu, diperlukan bahan ajar yang mampu mengintegrasikan antara konten materi pembelajaran dengan teknologi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan teknologi seperti peralatan mobile dan lingkungan virtual (e-modul, video, animasi) dapat memfasilitasi pembelajaran berpusat pada peserta didik dan meningkatkan keterampilan serta hasil belajar (Chen, Metcalf, & Tutwiler, 2014; Grotzer et al., 2015; Sitzman, 2011). Salah satu pengggunaan teknologi dalam pembelajaran dengan membuat buku digital (E-book). Buku digital yang dimaksud dapat berupa e- modul. Perkembangan dunia digital mampu mewujudkan sebuah bahan ajar “nirkertas”. Bahkan, teknologi digital memungkinkan untuk membuat buku “maya”. E-modul merupakan kependekan dari electronic module yang disebut juga dengan modul digital. Ebook adalah adalah bentuk digital dari buku cetak (Seamolec, 2016). E-book khususnya e-modul merupakan buku yang dipublikasikan dalam format digital berisi tulisan gambar, audio, dan video, yang dapat dibaca melalui perangkat komputer atau perangkat digital lainnya. Kelebihan e-book dibandingkan buku kertas lainnya, antara lain: e-book lebih praktis, tidak membutuhkan kertas dan tinta, lebih murah, mudah didapatkan dengan cara mendownload, pendistribusian lebih mudah dan mampu melindungi informasi yang disampaikan. Fungsi dari buku/modul digital adalah sebagai salah satu alternatif media belajar dan sebagai media berbagi informasi. Sementara, tujuan pengembangan e-book/e-modul, antara lain: memberikan kesempatan bagi pembuat konten untuk berbagi informasi dengan mudah dan melindungi informasi yang disampaikan serta mempermudah proses memahami materi ajar. Format apa sajakah yang dapat kita gunakan saat membuat buku digital? Beragam format file untuk buku dalam format digital, antara lain: Pdb (Ereader/Palm Digital Book), Epub (Electronic Publication), Fiction Book, Htm/.html (Hypertext Markup Lanuange), IBooks (Apple), .azw3;.kf8 (Kindle) dan Pdf ( Portable Document Format). Namun, dalam sharing informasi pada Virtual Coordination Indonesia 3, saya memaparkan tentang pembuatan buku digital/e-modul berformat epub. Mengapa format E-Pub? Pertimbangan ketersedian perangkat yang dapat digunakan untuk membaca e-modul berformat epub. E-modul berbasis epub mempunyai beberapa kelebihan, antara lain: dapat disisipkan video dan audio; dan dapat dijalankan di multi perangkat, yaitu komputer dan ponsel pintar, berbagai pembaca e-pub yang telah tersedia di berbagai perangkat, berbagai software pembuat epub telah tersedia, support untuk video dan audio, Reflowble dan pengaturan teks, Support untuk DRM. Dengan penyisipan video ini materi pembelajaran akan lebih mudah disampaikan Bagaimanakah cara membuat e-book? Tahapan pertama adalah kita harus menyiapkan perangkat yang dibutuhkan untuk membuat e-book, yaitu: bahan e-book/modul, PC/Laptop, Android OS, Kabel Data, Software Ebook Creator (SIGIL), Ebook Reader Apps ( READIUM). Sementara, tahapan pembuatan E- book, antara lain: menyiapkan bahan, mengatur tampilan, membuat dan mengatur judul, membuat dan mengatur paragraf, menyisipkan gambar/multimedia, membuat daftar isi, membuat cover, menyimpan dan mempublish E-book. Kumpulan materi beserta virtual coordinator – VCT Indonesia 230
Aplikasi untuk membuat e-modul berformat epub adalah Sigil. Sementara, untuk membaca e-modul ePub kita memerlukan aplikasi Azardi atau Readium yang merupakan ekstensi dari Google Chrome. Sigil merupakan sebuah software editor untuk epub yang bersifat open source. Untuk mengunduh sigil Anda dapat mengakses websitenya di https://code.google.com/p/sigil/. Mengapa memilihi aplikasi Sigil? Aplikasi sigil gratis dan open source dengan lisensi GPLv3, multiplatform (dapat dijalankan di Windowns, Linux dan Mac), Multiple view : book view, Code View dan Preview, dapat langsung mengedit tampilan epub book di book view, dapat membuat daftar isi, membuat metadata dan support untuk video serta audio. Langkah pertama lakukan instalasi Aplikasi Sigil. Sebelum menggunakan aplikasi Sigil, buka file Anda dalam Microsoft Word. Kemudian, lakukan pengaturan layout gambar dengan cara klik kanan gambar > pilih In Line With Text. Gambar yang tidak Inline With Text akan ditampilkan tidak pada tempatnya atau bahkan menghilang. Kemudian, format gambar sebaiknya adalah JPEG dan equation atau gambar rumus sebaiknya diubah dalam bentuk gambar. Ukuran tabel harus diperhatikan agar terbaca pada semua perangkat lunak. Selanjutnya, lakukan pengaturan tabel dengan cara tempatkan kursor pada sel tabel dan klik kanan. Sebuah jendela Pop Up akan muncul dan pilih tabel properties > preferred width 100%. Pengaturan ini akan memastikan tabel yang ditampilkan selebar layar pada semua perangkat pembaca Epub nantinya. Selanjutnya, menghilangkan formating standar. Formating standar yang dimaksud adalah format text layout pada dokumen harus mengikuti ketentuan-ketentuan layout pada Epub, pastikan pemberian halaman otomatis (page number) pada setiap halaman dihilangkan, dan pastikan dokumen halaman tidak menggunakan header dan footer. Selain itu, audio dan video yang akan disisipkan pada buku digital format Epub harus dalam bentuk mp3 (Audio) dan mp4 (video). Untuk mengubah audio yang selain mp3 menjadi format mp3 dapat menggunakan perangkat lunak format Factory (FF). Caranya pilih audio atau video > all to mp4, add file kemudian pilih video yang ingin diubah menjadi format mp4. Jika hal-hal tersebut sudah dilakukan, maka lakukan konversi file word ke HTML. Cara yang dapat dilakukan adalah dengan klik File > Save as > Web Page, Filtered. Web Page Filtered akan menghasilkan output.html yang memiliki sintaks yang tidak biasa digunakan pada halaman web. Selanjutnya, buka aplikasi Sigil kemudian buka dokumen di word untuk diimpor ke Sigil. Langka awal membuka file html yang telah dikonversi ke dalam aplikasi Sigil. Caranya: Sigil → File → Kemudian pilih HTML yang telah dibuat. Sampul buku dalam buku digital muncul pada tampilan utama perangkat lunak. Untuk membuat sampul buku, Anda harus menyiapkan file gambar. Cara menambahkan sampul buku adalah dengan menu Tools → Add Cover. Selanjutnya, memberi Metadata pada buku digital. Metadata merupakan sebuah informasi yang mendeskripsikan sebuah file. Untuk masuk ke jendela metadata dilakukan dengan cara Sigil > Tools > Metadata Editor. Selanjutnya, memberi daftar isi. Daftar isi akan dibuat untuk membantu pengguna dapat langsung membuka bagian dokumen yang ingin dibaca. Sistem ini sangat mirip dengan hyperlink di halaman web. Caranya dengan menempatkan cursor di kalimat topik/subtopik > header. Jika kita ingin menyisipkan video dapat dilakukan dengan cara klik kanan > insert file > other file > audio/video yang diinginkan. Selanjutnya, dokumen tersebut disimpan sebagai file dengan format Epub. Untuk membaca file EPub dapat digunakan aplikasi Readium. Readium dapat diinstall dari google Chrome dengan membuka halaman http://readium.org dari google chrome, kemudian tekan tombol “instal from chrome web store dan pilih add. SEtelah aplikasi readium terbuka, Klik “Add items to You” > klik tombol “ Choose File From Lokal File”> pilih semua file berekstensi (format file) “.Epub. Silakan klik Icon E-Modul yang akan digunakan. Kumpulan materi beserta virtual coordinator – VCT Indonesia 231
Pembuatan buku digital sangatlah mudah karena sudah tersedia berbagai aplikasi untuk membuatnya. Proses pengembangan buku digital dilakukan dengan cara, yaitu: mengkonversi buku digital menjadi format ePub; memberi identitas buku, dan menyisipkan file multimedia ke dalam ePub. Buku digital format ePub dapat dibaca dengan menggunakan media komputer yaitu Readium plugin pada Google chrome. Demikianlah pemaparan pembuatan buku digital dengan aplikasi Sigil. Semoga tulisan ini dapat memberi manfaat dalam rangka menciptakan pembelajaran berbasis teknologi dalam rangka menyongsong era revolusi industri 4.0. Luh Murniasih, Guru KIMIA SMAN 3 Malang Luh Murniasih, putri pertama dari pasangan Gede Sukadnya dan Kadek Suparni ini lahir pada tanggal 5 September 1989 di Desa Tajun, Kabupaten Buleleng, Bali. Ia menempuh pendidikan dasar dan menengah di SD N 1 Tajun, SMP N 3 Kubutambahan, dan SMA N 1 Singaraja Bali. Selanjutnya, Pendidikan S1 di tempuh di Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja-Bali Jurusan Pendidikan Kimia Lulus tahun 2011, sedangkan S2 di Universitas Pendidikan Ganesaha Jurusan Pendidikan Sains Lulus tahun 2013 dengan predikat Cumlaude (IPK 3,71). Sekarang, penulis merupakan guru kimia dan PKWU di SMA N 3 Malang. Sejak kuliah, penulis sudah mencintai dunia tulis menulis. Tercatat beberapa penghargaan didapatkan saat mengikuti ajang lomba karya tulis ilmiah. Beberapa prestasi yang pernah diraih adalah Juara 1 LKTI tingkat Universitas, Juara 2 LKTI Wilayah Indonesia Timur, Finalis PIMNAS Unisulla dan Peraih medali perunggu PIMNAS Universitas Hassanudin di Makasar dan lain-lainnya. Selama kuliah penulis juga aktif organisasi seperti Senat Mahasiswa dan pengurus Himpunan Mahasiswa Jurusan Kimia dan Ketua PokJa Penalaran FMIPA. Penulis juga merupakan salah satu jebolan program sarjana mendidik di daerah 3T (terdepan, tertinggal dan terluar) selama satu tahun di Desa Tunbaun, Kecamatan Amarasi Barat, Kupang, Nusa Tenggara Timur. Program inilah yang mengantarkan penulis meraih beasiswa PPG Pra Jabatan di Universita Negeri Malang selama 1 Tahun dan lulus dengan predikat lulusan terbaik jurusan pendidikan Kimia di tahun 2015. Komitmen penulis tentang pembelajaran IPA yang kontekstual, menyenangkan, dan menantang dimulai sejak tahun 2017 dengan mengikuti kompetisi INOBEL tingkat nasional dan berhasil terpilih menjadi peserta bimtek inobel (200 besar) dengan karya Peningkatan Kolaborasi Siswa Kelas A-1 dengan Role Playing Berbantuan Media “Kasur- 500”. Pembelajaran yang dilakukan penulis diupayakan menggunakan strategi kombinasi antara kooperasi dan kompetisi sehingga tercipta inovasi pembelajaran, khususnya di bidang kimia. Salah satu inovasi lainnya yang pernah dibuat adalah materi yang disampaikan pada VCI Bacth 3 yaitu model pembelajaran inovatif BARIUM. Karya inovasi ini membawa penulis menjadi pemenang pertama lomba INOBEL Tingkat Nasional tahun 2018 yang diselenggarakan oleh KESHARLINDUNGDIKMEN. Selain itu, penulis juga aktif menulis bebera modul, buku-buku pelajaran kimia yang telah diterima oleh penerbit Mayor. Prinsip hidup penulis adalah kerja ikhlas, cerdas, tuntas, dan berkualitas. Kumpulan materi beserta virtual coordinator – VCT Indonesia 232
Bab 56 pembelajaran INSTAD (INKUIRI – STAD) Pendidikan Nasional di Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Berdasarkan UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pendidikan Nasional memiliki fungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan Nasional memiliki beberapa tujuan. Tujuan ini meliputi tujuan pendidikan nasional, tujuan pendidikan dasar, dan tujuan yang disesuaikan dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, serta satuan pendidikan dan peserta didik. Oleh sebab itu, kurikulum yang disusun oleh satuan pendidikan, memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di daerah. Pembelajaran IPA khususnya mata pelajaran biologi pada kurikulum 2013 adalah pembelajaran kompetensi dengan memperkuat proses pembelajaran biologi dan penilaian autentik untuk mencapai kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan. Penguatan proses pembelajaran dilakukan melalui pendekatan saintifik, yaitu pembelajaran yang mendorong siswa lebih mampu dalam mengamati, menanya, mencoba atau mengumpulkan data, mengasosiasi/menalar, dan mengomunikasikan. Sejalan dengan pemberlakuan pendekatan saintifik, yaitu sebagai alat evaluasi melalui penilaian autentik. Penilaian autentik ini merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai mulai dari masukan (input), proses, dan keluaran (output) pembelajaran, yang meliputi ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Penilaian autentik menilai kesiapan siswa, serta proses dan hasil belajar secara utuh. Keterpaduan penilaian ketiga komponen (input – proses – output) tersebut akan menggambarkan kapasitas, gaya, dan hasil belajar peserta didik, bahkan mampu menghasilkan dampak instruksional (instructional effect) dan dampak pengiring (nurturant effect) dari pembelajaran. Pembelajaran Biologi melalui Pembelajaran Saintifik Pembelajaran saintifik merupakan pembelajaran yang mengadopsi langkah-langkah saintis dalam membangun pengetahuan melalui metode ilmiah. Model pembelajaran yang diperlukan adalah yang memungkinkan terbudayakannya kecakapan berpikir sains, terkembangkannya “sense of inquiry” dan kemampuan berpikir kreatif siswa (Alfred De Vito, 1989 dalam Kemdikbud, 2013:7). Model pembelajaran yang dibutuhkan adalah yang mampu menghasilkan kemampuan untuk belajar (Joice & Weil: 1996 dalam Kemdikbud, 2013:7), bukan saja diperolehnya sejumlah pengetahuan, keterampilan, dan sikap, tetapi yang lebih penting adalah bagaimana pengetahuan, keterampilan, dan sikap itu diperoleh peserta didik (Zamroni, 2000; & Semiawan, 1998 dalam Kemdikbud, 2013:7). Pembelajaran saintifik tidak hanya memandang hasil belajar sebagai muara akhir, namum proses pembelajaran dipandang sangat penting. National Academy of Science (1996:20) Menyatakan bahwa Learning Science Is an active process . Learning science is something students do, not something that is done to them. In learning science, students describe objects and events, ask questions, acquire knowledge, construct explanations of natural phenomena, test those explanations in many different ways, and communicate their ideas to others. In the National Science Education Standards, the term “active process” implies physical and mental activity. Hands-on activities are not enough—students also must have “minds-on” experiences. Kumpulan materi beserta virtual coordinator – VCT Indonesia 233
Pembelajaran saintifik tidak hanya memandang hasil belajar sebagai muara akhir, namum proses pembelajaran dipandang sangat penting. Oleh karena itu pembelajaran saintifik menekankan pada keterampilan proses. Model pembelajaran berbasis peningkatan keterampilan proses sains adalah model pembelajaran yang mengintegrasikan keterampilan proses sains ke dalam sistem penyajian materi secara terpadu (Beyer, 1991 dalam Kemdikbud, 2013:7). Model ini menekankan pada proses pencarian pengetahuan dari pada transfer pengetahuan, peserta didik dipandang sebagai subjek belajar yang perlu dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran, guru hanyalah seorang fasilitator yang membimbing dan mengkoordinasikan kegiatan belajar. Dalam model ini peserta didik diajak untuk melakukan proses pencarian pengetahuan berkenaan dengan materi pelajaran melalui berbagai aktivitas proses sains sebagaimana dilakukan oleh para ilmuwan (scientist) dalam melakukan penyelidikan ilmiah (Nur: 1998 dalam Kemdikbud, 2013:8), dengan demikian peserta didik diarahkan untuk menemukan sendiri berbagai fakta, membangun konsep, dan nilai-nilai baru yang diperlukan untuk kehidupannya. Fokus proses pembelajaran diarahkan pada pengembangan keterampilan siswa dalam memproseskan pengetahuan, menemukan dan mengembangkan sendiri fakta, konsep, dan nilai- nilai yang diperlukan (Semiawan: 1992 dalam Kemdikbud, 2013:8). Model ini juga tercakup penemuan makna (meanings), organisasi, dan struktur dari ide atau gagasan, sehingga secara bertahap siswa belajar bagaimana mengorganisasikan dan melakukan penelitian. Pembelajaran berbasis keterampilan proses sains menekankan pada kemampuan peserta didik dalam menemukan sendiri (discover) pengetahuan yang didasarkan atas pengalaman belajar, hukum-hukum, prinsip-prinsip dan generalisasi, sehingga lebih memberikan kesempatan bagi berkembangnya keterampilan berpikir tingkat tinggi (Houston, 1988 dalam Kemdikbud, 2013:8). A Revision of Bloom's Taxonomy:An Overview (Krathwohl, 2002:214-215), tiga kemampuan kognitif yang merupakan kemampuan berpikir tingkat tinggi meliputi analisis (analysing) yang meliputi membandingkan, menghubungkan, mengorganisasikan, membangun ; evaluasi (evaluating) meliputi mengecek, mengkritik, memutuskan, membuat hipotesis ; dan mencipta (creating being metacognitive) yang meliputi mendesain, membangun, merencanakan, dan memproduksi. Dengan demikian peserta didik lebih diberdayakan sebagai subjek belajar yang harus berperan aktif dalam memburu informasi dari berbagai sumber belajar, dan guru lebih berperan sebagai organisator dan fasilitator pembelajaran. Sesuai dengan karakteristik fisika sebagai bagian dari natural science, pembelajaran fisika harus merefleksikan kompetensi sikap ilmiah, berfikir ilmiah, dan keterampilan kerja ilmiah. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan melalui proses mengamati, menanya, mencoba/mengumpulkan data/informasi, mengasosiasi, dan mengomunikasikan. Kegiatan mengamati bertujuan agar pembelajaran berkaitan erat dengan konteks situasi nyata yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Proses mengamati fakta atau fenomena mencakup mencari informasi, melihat, mendengar, membaca, dan atau menyimak. Kegiatan menanya dilakukan sebagai salah satu proses membangun pengetahuan siswa dalam bentuk konsep, prisnsip, prosedur, hukum dan teori, hingga berpikir metakognitif. Tujuannnya agar siswa memiliki kemapuan berpikir tingkat tinggi (critical thingking skill) secara kritis, logis, dan sistematis. Proses menanya dilakukan melalui kegiatan diksusi dan kerja kelompok serta diskusi kelas. Praktik diskusi kelompok memberi ruang kebebasan mengemukakan ide/gagasan dengan bahasa sendiri, termasuk dengan menggunakan bahasa daerah. Kumpulan materi beserta virtual coordinator – VCT Indonesia 234
Kegiatan mencoba bermanfaat untuk meningkatkan keingintahuan siswa untuk memperkuat pemahaman konsep dan prinsip/prosedur dengan mengumpulkan data, mengembangkan kreatifitas, dan keterampilan kerja ilmiah. Kegiatan ini mencakup merencanakan, merancang, dan melaksanakan eksperimen, serta memperoleh, menyajikan, dan mengolah data. Pemanfaatan sumber belajar termasuk mesin komputasi dan otomasi sangat disarankan dalam kegiatan ini. Kegiatan mengasosiasi bertujuan untuk membangun kemampuan berpikir dan bersikap ilmiah. Data yang diperoleh dibuat klasifikasi, diolah, dan ditemukan hubungan-hubungan yang spesifik. Kegiatan dapat dirancang oleh guru melalui situasi yang direkayasa dalam kegiatan tertentu sehingga siswa melakukan aktifitas antara lain menganalisis data, mengelompokan, membuat kategori, menyimpulkan, dan memprediksi/mengestimasi dengan memanfaatkan lembar kerja diskusi atau praktik. Hasil kegiatan mencoba dan mengasosiasi memungkinkan siswa berpikir kritis tingkat tinggi (higher order thinking skills) hingga berpikir metakognitif. Kegiatan mengomunikasikan adalah sarana untuk menyampaikan hasil konseptualisasi dalam bentuk lisan, tulisan, gambar/sketsa, diagram, atau grafik. Kegiatan ini dilakukan agar siswa mampu mengomunikasikan pengetahuan, keterampilan, dan penerapannya, serta kreasi siswa melalui presentasi, membuat laporan, dan/ atau unjuk karya. Pembelajaran INSTAD (Inkuiri-STAD) Ada banyak strategi dan model pembelajaran yang mampu mengaktifkan siswa dan mengembangkan keterampilan proses dalam pembelajaran salah satunya adalah model pembelajaran berbasis inkuiri dan strategi pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams-Achievement Divisions). Tipe pembelajaran STAD memfokuskan pada bekerja sama dalam kelompok dalam menyelesaikan persoalan atau memahami konsep/materi. Terdapat lima komponen utama STAD (Slavin, 2005:143) yaitu presentasi kelas, tim, kuis, skor kemajuan individual dan rekognisi tim yang terdapat unsur penghargaan tim. Unsur penghargaan ini menunjukkan bahwa kerjasama dalam tim sangat diutamakan dengan tidak melupakan pencapaian individual yang diukur melalui skor kemajuan individual. Tipe kooperatif STAD ini juga merupakan alternatif model yang dapat digunakan untuk meningkatkan prose dan hasil belajar. Sedangkan Sidiq (2012:55) pendekatan inkuiri merupakan salah satu pendekatan alternatif yang dapat digunakan untuk mendukung optimalisasi penerapan STAD. Pendekatan inkuiri menekankan penemuan konsep dalam pembelajaran biologi melalui keterampilan proses sains. Menurut, Jufri (2013:92) bahwa kegiatan pembelajaran dalam pembelajaran inkuiri ditujukan untuk menumbuhkan kemampuan peserta didik dalam menggunakan keterampilan proses dengan merumuskan pertanyaan yang mengarahkan kegiatan investigasi, merumuskan hipotesis, melaksanakan percobaan, mengumpulkan dan mengolah data, mengevaluasi dan mengkomunikasikan hasil temuannya dalam masyarakat belajar. Jufri, 2009:88, kelas dapat terkondisi menjadi masyrakat belajar yang ditandai oleh suasana belajar kooperatif yang bersifat dinamis. Kumpulan materi beserta virtual coordinator – VCT Indonesia 235
Berdasarkan kekuatan dan kelebihan masing-masing metode di atas, kombinasi inuiri dengan STAD merupakan kombinasi yang baik dan saling melengkapi. Jufri, 2007; Santoso, 2007 dalam Jufri, 2013:90 menyatakan bahwa perpaduan langkah-langkah model pembelajaran berbasis inkuiri dengan pembelajaran kooperatif terbukti cukup efektif dalam meningkatkan hasil belajar, sikap serta keterampilan peserta didik. Sehingga perpaduan inkuiri dan STAD sebagai kolaborasi yang cocok. Sidiq (2012:56) menyatakan kombinasi kedua metode antara inkuiri dan STAD dikenal sebagai metode INSTAD. Melalui penerapan strategi INSTAD keterampilan proses sains dan keterampilan sosial dapat terlatihkan, sehingga tujuan perbaikan proses dan hasil belajar dapat tercapai. Menurut, Mumpuni (2012:29) strategi pembelajaran INSTAD merupakan strategi pembelajaran inkuiri terbimbing dipadu dengan kooperatif STAD yang bertujuan untuk menggabungkan kelebihan dan menutupi kekurangan keduanya. Inkuiri mempunyai kelebihan yaitu pembelajaran berbasis investigasi atau praktikum yang membawa ke arah pembelajaran kontektual (Colburn, 2000,Mumpuni 2012:29) dan melatih strategi metakognisi. Hosnan (2014:344) menyatakan pembelajaran inkuiri menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif dan psikomotor secara seimbang. Menurut Suryobroto, 2002, kekurangan inkuiri adalah waktu guru sebagai fasilitator akan habis hanya untuk memancing siswa yang belum faham materi (Syarifah, 2010,Mumpuni 2012:29). Hosnan (2014, 344) menyatakan pembelajaran inkuiri akan sulit dikontrol kegiatan dan keberhasilannya, kadang-kadang memerlukan waktu yang panjang sehingga peserta didik sulit menyesuaikan waktu yang telah ditentukan. Kelemahan Inkuiri ditutupi dengan kelebihan STAD, yaitu penyamarataan pengetahuan melalui scaffolding dalam bentuk tutorial teman sebaya (Slavin, 2005:40). Scaffolding meningkatkan penguasaan materi dan pengetahuan metakognisi melalui peranan siswa dalam tutorial. Kelemahan STAD adalah kurangnya pembentukan keterampilan sains. Inkuiri dan STAD saling mensubstitusi kelemahan. Inkuiri dan STAD dikolaborasikan dalam INSTAD. Sintaks INSTAD mengakomodasi terciptanya kemandirian siswa untuk menemukan konsep melalui interaksi dengan sesama pada proses scaffolding. Strategi gabungan INSTAD melatih kemampuan metakognitif dan ketereampilan proses sains siswa serta diharapkan juga mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Prayitno (2010 dalam Mumpuni 2013:283-284) menyatakan kolaborasi inkuiri dan kooperatif memeiliki dampak positif terhadap hasil belajar. Inkuiri dan kooperatif dirangkum dalam strategi pembelajaran INSTAD merupakan strategi kolaboratif dimana siswa berperan sebagai ilmuwan dengan kemampuan inkuiri dan bekerjasama dengan orang lain. Dalam penelitian, INSTAD terlaksana sesuai tahapan sintaks. Merujuk pada tabel di atas terlihat bahwa sintaks INSTAD berpotensi untuk memberdayakan hasil belajar kognitif. Pada tahap II kerja kelompok, siswa belajar secara konstruktivis yaitu merumuskan masalah, menyusun hipotesis, merancang eksperimen, menguji hipotesis dan menganalisis data serta membuat induksi. Di lain pihak kooperatif STAD memuat proses scaffolding (tutorial teman sebaya) yang akan menyetarakan kemampuan siswa akademik atas dan bawah (slavin, 2005:40). Scaffolding terfasilitasi pada tahap kerja kelompok dalam sintaks STAD. Siswa akademik atas (AA) akan memberika tutorial pada siswa akademik bawah (AB) mengenai materi yang didiskusikan. Siswa AA menuntun AB memahami materi, kemudian setelah paham siswa AA membiarkan AB untuk mengembangkan pemahamannya secara mandiri. Pada akhirnya baik AA maupun AB mampu mengerjakan tes individual dan tidak saling bergantung. Kumpulan materi beserta virtual coordinator – VCT Indonesia 236
Berdasarkan pembahasan di atas, bahwa dapat disimpulkan keterkaitan antara pembelajaran dengan pendekatan saintifik yang diterapkan pada kurkulum 2013 menyatakan kolaborasi inkuiri dan kooperatif memiliki dampak positif terhadap hasil belajar. Inkuiri dan kooperatif dirangkum dalam strategi pembelajaran INSTAD merupakan strategi kolaboratif dimana siswa berperan sebagai ilmuwan dengan kemampuan inkuiri dan bekerjasama dengan orang lain. Kumpulan materi beserta virtual coordinator – VCT Indonesia 237
Luqman Hakim, M.Pd, Guru Biologi SMAN 2 Siak Kecil Kab Bengkalis Riau Nama Lengkap : LUQMAN HAKIM, M.Pd. NIP : 19840116 201102 1 001 Tempat/Tanggal Lahir : Lembang, 16 Januari 1984 Alamat Rumah : Perumahan Griya Betung Persada Blok C-10 Siak Sri Indrapura JL. Bangau Gg. Bangau II Kec. Siak Kab. Siak Prov. Riau 28671 Pekerjaan : PNS-Guru Biologi SMAN 2 Siak Kecil Kabupaten Bengkalis Provinsi Riau. Contact Person : No.HP 081320951884 Email : [email protected] Pendidikan (1990) Sekolah Dasar : SDN Cimindi IV Kota Cimahi Provinsi Jawa Barat (1996) SLTP : SMPN 2 Cimahi Kota Cimahi Provinsi Jawa Barat (1999) SLTA : MAN (MODEL) 1 Bandung Kota Bandung Provinsi Jawa Barat (2002) Sarjana-S1 : Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung. (2013) Pascasarjana : Program Studi Pendidikan Biologi Kerjasama Universitas Riau (UR) dengan Program Pascasarjana (PPs) Universitas Negeri Padang (UNP) Pekerjaan (2006) : Staf Pengajar Lembaga Pendidikan Tridaya Bandung (2008) : Guru Sains dan Matematika SD Sains Tahfizh Islamic Center Madinatul’Ulum Kabupaten Siak Provinsi Riau (2011-sekarang) : Guru Biologi SMAN 2 Siak Kecil Kabupaten Bengkalis Provinsi Riau. Kumpulan materi beserta virtual coordinator – VCT Indonesia 238
Daftar Karya Peningkatan Kualitas Pendidikan melalui Implementasi Prinsip-Prinsip Good Governance dalam Aplikasi Pengembangan Pulau Bengkalis sebagai Pusat Pendidikan (Tahun 2012) Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri-STAD (INSTAD) untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains (KPS) dan Kompetensi Belajar Siswa dalam Pembelajaran Biologi di Kelas X IPA SMAN 2 Siak Kecil Kabupaten Bengkalis Provinsi Riau (Tahun 2017) Integrasi Pendidikan Karakter dan High Order Thinking Skills (HOTS) dalam Pembelajaran Biologi (Tahun 2019) Pengembangan Model Sekolah Siaga Bencana sebagai Upaya Peningkatan Kesiapsiagaan Bencana Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) Gambut di Provinsi Riau Tahun 2019 Daftar Penghargaan 10 Besar Pada Lomba Penelitian Ide Dan Inovasi Penyelenggara Badan Penelitian Dan Pengembangan (Balitbangtik) Tingkat Kab. Bengkalis Provinsi Riau Tahun 2012. Juara 3 Lomba Karya Tulis Ilmiah (Lkti) Siswa Dan Guru Untuk Jenjang Sma Tingkat Provinsi Riau Tahun 2017 Link youtube : https://youtu.be/2f57YV0U62c Kumpulan materi beserta virtual coordinator – VCT Indonesia 239
Bab 57 metode mengingat cerdas dengan lagu FAKTA Banyak lagu yang kita hafal sampai sekarang walaupun lagu itu sejak lama kita tahu. Hal ini dikarenakan lagu dan lirik yang di dengarkan disimpan di dua tempat yang berbeda dalam otak. Saat mendengarkan lagu, otak akan mengenalinya sebagai auditory cortex. Lalu, akan melewati mid superior temporal sulcus atau mid-STS. Lirik lagu tersebut kemudian akan melanjutkan perjalanannya ke anterior temporal sulcus. Dalam proses tersebut, otak akan memahami lirik lagunya. Alasan lainnya ialah terkadang lagu membuat kita merasakan suasana hati tertentu. Sehingga saat mendengarkan lagu tertentu, maka otomatis akan teringat dengan suatu hal. Jika sudah diingat lagunya maka lirik lagu akan dingat, dan ini dapat diterapkan untuk menghafal pelajaran. Banyak materi pelajaran yang penting tidak difahami, tidak mampu diingat dengan metode lagu ini maka siswa akan mudah mengingatnya. Ini, tentu dialami oleh setiap orang termasuk siswa, ternyata setiap orang memiliki daya ingat yang berbeda. Ada ingatan jangka pendek, jangka panjang dan bahkan tidak mampu mencerna informasi yang sampai pada kita kecuali ada sensor yang merangsan. Materi pelajaran, bagi siswa merupakan hal yang asing, siswa dapat menyerap ilmu atau tidaknya tergantung pada beberapa kondisi. Kondisi ingatan siswa antara lain : Sadar – eksplisit – (deklaratif) episodik (penglaman) dan semantik (tidak terkait dengan pengalaman) di lobus temporal. Tidak sadar – implisit –(prosedural) – tidak memerlukan rangsangan – memungkinkan mengingat tanpa berfikir Faktor- - faktor yang mempengaruhi ingatan antara lain : 1) Ingatan jangka pendek (STM) 2) Efek posisi serial (the serial position effect) 3) Ingatan jangka panjang (STM) 4) Keahlian (expertise) 5)Pemberian kode khusus (encoding specificity) 6) Emosi atau afek 7) Very-long-term memory (VLTM) 8) Stres 9) Kondisi fisik yang lelah Kumpulan materi beserta virtual coordinator – VCT Indonesia 240
Pada mata pelajaran kimia ada yang sama dengan pelajaran fisika yaitu materi atom. Ciri-ciri pelajaran ipa secara umum adalah merupakan mata pelajaran eksak dan salah satu pelajaran sains. Secara umum, memiliki sifat materi yang harus dihafal dan di pahami juga di lakukan dengan praktik. Materi hafalan pada kimia pada umumnya menjadi rujukan untuk penguasaan materi yang lebih kongkrit. Misalnya : membedakan istotop, isobar dan isoton. Suatu atom dapat ditulis dengan simbol : A X Z Proton = Elektron = Z = Nomor Atom Netron = A – Z A = Nomor Massa, Z = Nomor Atom, n = jumlah Neutron Contoh : Tentukan proton, elektron dan netron unsur Nitrogen dengan nomor massa 14 dan nomor atom 7. Proton = elektron = NA = 7 Netron = 14 – 7 = 7 Marsuki, Magister Pendidikan Universitas Negeri Malang Saya Marsuki, dilahirkan di Bondowoso Tahun 1976. Sekolah dasar selama 6 tahun di jurang sapi. SMPN 1 Tape. SMAN 1 Tapen. Universitas Jember. Magister Pendidikan Universitas Negeri Malang. Kumpulan materi beserta virtual coordinator – VCT Indonesia 241
Bab 58 pengembangan pendidikan karakter (PPK) A.PENDAHULUAN Pengembangan Pendidikan Karakter (PPK) merupakan program yang telah digulirkan pemerintah khususnya bidang pendidikan berhubungan dengan pencapaian kompetensi di Kurikulum 2013. Kompetensi yang diutamakan yaitu sikap (afektif). Oleh karena itu guru dituntut untuk mengembangkan pembelajaran yang berpusatpada pengembangan sikap siswa terlebih dahulu lalu pengetahuan (kognitif) dan keterampilannya (psikomotorik). Sehubungan hal tersebut Kemdikbud melalui Subdit Kesharlindung Dikmen mengadakan lomba inovasi pendidikan karakter. Lomba ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan guru dalam melakukan pengembangan pendidikan karakter di kelas dengan metode baru (inovasi). Selain itu melalui lomba ini diharapkan dapat pula meningkatkan keterampilan guru dalam membuat karya tulis ilmiah.Penulis harus daftar terlebih dahulu di laman www.kesharlindungdikmen.go.iduntuk dapat mengikuti lomba ini. Selanjutnya penulis mengunggah persyaratan adinistrasi lomba berupa Surat Rekomendasi dari Kepala Sekolah dan Tangkapan Layar NUPTK yang tercatat di Dapodik. Setelah lolos seleksi administrasi, penulis mengunggah proposal inovasi sesuai dengan panduan lomba. Dari seluruh artikel yang telah diunggah peserta, hanya dipilih 200 artikel yang berhak melanjutkan ke tahapan Bimtek (Bimbingan Teknis). Penulis berkesempatan mengikuti lomba ini sejak tahun 2016.Pada tahun 2016, penulis hanya lolos sampai tahapan Bimtek di Bogor. Saat itu penulis mengajukan rumusan inovasi pendidikan karakter dengan judul Peningkatan Karakter Disiplin dan Kerja Keras Siswa Dengan Metode “MAGER SEBLAK” Pada Mata Pelajaran Kimia. Pada tahun 2017, penulis berhasil menjadi finalis bersama 100 orang guruseluruh Indonesia dan mengikuti seleksi pemenang di Jakarta.Rumusan inovasi pendidikan karakter bangsa yang penulis ajukan berjudul Penerapan “Ketapel” Untuk Membangun Integritas Siswa Berkenaan Dengan Kedisiplinan Dan Kerja Keras Pada Pembelajaran Kimia. Pengalaman lomba inovasi pendidikan karakter bangsainilah yang penulis sampaikan saat mengikutipelatihan Virtual Coordinator Training (VCT) Batch III. [AUTHOR NAME]2B.PENGALAMAN SEBAGAI FINALIS LOMBA INOVASI KARAKTER BANGSA 2017Sebagaimana telah dipaparkan pada bagian pendahuluan, penulis berhasil menjadi finalis bersama 100 orang guruseluruh Indonesia pada tahun 2017. Rumusan inovasi pendidikan karakter bangsa yang penulis ajukan berjudul Penerapan “Ketapel” Untuk Membangun Integritas Siswa Berkenaan Dengan Kedisiplinan Dan Kerja Keras Pada Pembelajaran Kimia.Pemberian nama “KETAPEL” yang merupakan kependekan dari “Kesepakatan Pembelajaran”. diharapkan mudah diingat oleh siswa dan memotivasi siswa dalam membangun integritas dalam halkedisiplinan dan kerja keras. Sebagaimana prinsip kerja ketapel yaitu dengan memanfaatkan sifat lentur karet kemudian diberikan gaya tarik, maka benda akan terlontar. Kumpulan materi beserta virtual coordinator – VCT Indonesia 242
Semakin jauh kita menarik karet, maka semakin besar gaya yang kita berikan pada benda, akibatnya benda akan terlontar semakin jauh. Berdasarkan prinsip kerja ketapel tersebut, dapat diartikan bahwa semakin baik kesepakatan pembelajaran yang dibuat, maka akan semakin besar pula pencapaiankedisiplinan dan kerja kerassiswa. Hal itu karena usaha yang diperlukan untuk melaksanakan kesepakatan pembelajaran pun semakin besar. Kesepakatan dibuat oleh guru bersama-sama dengan siswa sehinggakedisiplinan dan kerja kerassiswa selama pembelajaran terbangun atas kesadaran siswa sendiri. Kesepakatan pembelajaran pada mata pelajaran kimia harus menggambarkan proses pembelajaran mulai dari awal hingga akhir. Adanya inovasi pendidikan karakter ini dilatarbelakangi oleh kurang disiplinnya siswa saat mengikuti pembelajaran kimia, yaitu sebanyak 15% siswa terlambat mengikuti pembelajaran. Selain itu rata-rata 30% siswa harus mengikuti remedial pembelajaran kimia.Penulis kemudian menerapkan metode “KETAPEL” dalam pembelajaran kimia selama kurang lebih 6 (enam) bulan. Dengan menggunakan rubrik penilaian afektif, lembar observasi, dan angket siswadiperoleh hasil yang menunjukkan adanya perubahan karakter pada diri siswa menjadi lebih baik. Persentase siswa yang terlambat dan siswa yang mengikuti remedial kimia menjadi berkurang. Hanya saja konsistensi karakter siswa tersebut (integritas) masih harus ditingkatkan. [AUTHOR NAME]3Gambaran yang lebih lengkap mengenai metode “KETAPEL” sebagai inovasi pendidikan karakter dalam mata pelajaran kimia dapat dilihat pada link youtube berikut:https://www.youtube.com/watch?v=FrTCaH5giEU&t=3sGambar 1. Tampilan Video Inovasi Pendidikan Karakter “KETAPEL” di YoutubeC.PENUTUPKonsistensi antara prinsip dengan tindakan itulah yang disebut sebagai integritas. Apabila prinsip yang dibangun bukan atas kesadaran pribadi melainkan suatu paksaan, maka prinsip tersebut tidak akan dilaksanakan dengan baik. Oleh karena itu sangat penting untuk terlebih dahulu membangun prinsip atas dasar kesadaran pribadi tanpa paksaan. Misalnya prinsip kedisiplinan yang ingin penulis bangun dalam diri siswa dan tercermin dalam tindakan siswa selama pembelajaran di kelas. Walaupun hanya suatu proses singkat selama pembelajaran di kelas, apabila dilakukan terus-menerus akan mengimbas pada hal lainnya yang lebih besar.Melalui pelatihan VCT Batch III, penulis berharap metode “KETAPEL” ini dapat diterapkan oleh guru-guru lain pada mata pelajaran apa pun. Selain itu semoga pengalaman penulis mampu menjadi inspirasi bagi guru-guru lain dalam mengembangkan keterampilan menulis dan berkompetisi untuk meraih prestasi. Pemaparan penulis mengenai lomba inovasi pendidikan karakter saat pelatihan VCT Batch 3 dapat dilihat pada link berikut:https://www.youtube.com/watch?v=Z_6OjxAa1nM&t=240sGambar 2. Tampilan Video Pemaparan PertamaVCT Batch IIIdi Youtube [AUTHOR NAME]4Gambar 3. Tampilan-tampilan Saat PemaparanVCT Batch III di YoutubeDAFTAR PUSTAKASugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D. Bandung: Alfabeta.Tim Kerja Pengembangan Pendidikan Karakter Bangsa. (2017). Pedoman Kegiatan Lomba Inovasi Pendidikan Karakter Bangsa Bagi Guru Pendidikan Mengengah. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.https://kbbi.kemdikbud.go.id Kumpulan materi beserta virtual coordinator – VCT Indonesia 243
Meta Indah Agnestia, S.Pd, Guru Kimia SMAN 2 Padalarang Nama : META INDAH AGNESTIA, S.Pd.Nama Sekolah: SMA Negeri 2 PadalarangMata Pelajaran yang Diampu: Kimia dan FisikaJuga sebagai Tutor Online Mata Pelajaran Kimia SMA Terbuka 2 PadalarangPendidikan Terakhir : S1 Pendidikan Kimia UPI, lulus tahun 2006Usia: 34 tahun Prestasi yang Diperoleh: Penulis buku INTISARI KIMIA Untuk SMA Kelas X –XI –XII (Bandung: PustakaSetia) Juara 1 OGN Mata Pelajaran Kimia Tingkat KBB Tahun 2016 Finalis Lomba Inovasi Pendidikan Karakter Bangsa Tahun 2017 Kumpulan materi beserta virtual coordinator – VCT Indonesia 244
Bab 59 membuat soal online dengan EXAMVIEW Prakata Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas berkah, nikmatnya sehingga kegiatan Virtual Coordinator Training (VCT) Indonesia berjalan dengan lancar dengan pengalaman yang sangat luar biasa, dengan bisa bergabung dengan guru-guru hebat dengan segudang prestasi yang sangat menajubkan, pada VCT materi presentasi kami berjudul Membuat soal online dengan software ExamView. Dalam paparan kami menjelasakan bagaimana Membuat soal online dengan software ExamView dengan langkah-langkah yang langsung kami praktekkan serta mudah untuk difahami, dan kami juga merecord yang kemudian kami buat link youtube-nya dan serta modul yang kami berikan link nya di akhir tulisan kami. Terimakasih kepada rekan-rekan guru di group VCT 8 Bacth 2 dan semua pihak yang telah membantu diselesaikannya kegitan ini. Kritik dan saran sangat kami nantikan. Pemaparan Pada Virtual Coordinator Training (VCT) Indonesia 8 Bacth 2, kami mempresentasikan materi pada sesi 7 pada pukul 15.30 – 16.30 dengan Moderator Nino Vinolia dan host ibu Ita Multayati dengan judul materi Membuat soal online dengan software ExamView. Program ExamView sangat membantu dalam membuat tes, baik on line maupun offline. Pengguna dapat dengan mudah membuat soal tes, mengorganisir soal tes, dan mengujinya secara online. Pengguna tidak perlu lagi mengoreksi, karena program ini memiliki fitur untuk menampilkan skor hasil tes. Kenapa Menggunakan ExamView Proses pembelajaran di lembaga pendidikan sekarang tidak terlepas dari pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Salah satunya adalah pelaksanaan Ujian Berbasis Komputer (UBK) atau istilah lainnya Computer Based System (CBT) ExamView adalah aplikasi yang dapat membantu guru untuk membuat bank soal, soal yang dibuat oleh guru dengan menggunakan aplikasi ini dapat langsung dicetak/diprint digunakan untuk ujian berbasis Paper Based Test (PBT) dan juga dapat digunakan untuk ujian berbasis Computer Based Test (CBT) dengan cara diupload ke dalam sistem CBT menggunakan aplikasi Moodle Kumpulan materi beserta virtual coordinator – VCT Indonesia 245
ExamView Test Generator, digunakan untuk: 1. Membuat soal tes dengan berbagai jenis (tes pilihan ganda, tes uraian, dll) 2. Membuat Lembar Kerja Siswa 3. Mencetak (print) soal tes 4. Membuat tes online 5. Meng-upload bank soal dan soal ujian ke Learning Management System, seperti ANGEL, Blackboard, dan WebCT yang dapat terintegrasi dengan program Moodle. 6. Membuat Bank Soal 7. Buka software ExamView Test Generator. 8. Pilih \"Create a new question bank\" 9. Isilah judul bank soal dan subjudulnya, misalnya judulnya dengan \"SOAL Matematika\" dan subjudulnya \"Semester 3\". 10. Halaman untuk membuat bank soal akan ditampilkan 11. Menyimpan Bank Soal 12. Klik \"File\", \"Save as\", simpan bank soal di komputer masing-masing (c:\\Examview\\Banks). 13. Tuliskan nama file pada \"File name\", misalnya dengan PAS 3 Matematika. Kemudian klik tombol \"Save\" untuk menyimpan dalam komputer masing-masing. Bank soal yang telah dibuat akan berektensi *.bnk. Jenis Pertanyaan yang Dapat Dibuat Terdapat 14 jenis pertanyaan yang dapat dibuat dengan ExamView, diantaranya : True/False = soal benar atau salah. Modified True/False = hampir sama dengan soal benar/salah, siswa harus memberikan alasan jika menjawab salah. Multiple Choice = soal pilihan ganda (ada 8 pilihan). Multiple Response = soal pilihan banyak (jawaban yang benar lebih dari satu). Bimodal = soal gabungan antara pilihan ganda dan soal jawaban singkat. Ada tanda titik merah sebelah kiri pertanyaan. Klik ikon \"Toggle Bimodal\" pada menu untuk mengubah dari soal pilihan ganda atau sebaliknya. Yes/No = Yes/No. Numeric Response = soal yang terbatas pada simbol dan angka. Completion = soal melengkapi jawaban yang belum lengkap. Matching = soal menjodohkan. Short Answer, Problem, Essay, Case dan Other Question. Untuk lebih memahami langkah-langkah sampai Membuat soal Online dengan Examview silahkan lihat link video youtube materi presentasi pada sesi 7 VCT 8 bacth dan video yang lainnya. Kumpulan materi beserta virtual coordinator – VCT Indonesia 246
Moh. Hariyadi, S.Si, Guru SMA Tunas Luhur Paiton Purbalingga Moh.Hariyadi,S.Si Dilahirkan Di Banyuwangi tanggal 02 Agustus 1983 adalah Staf Pengajar di Fakultas Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Ibrahimy Genteng Banyuwangi dan Kepala Guru Sekolah Menengah Pertama (SMP) Swasta Di Banyuwangi (2007-2009) dan selain masih mengampu di perguruan tinggi di STAI Ibrahimy Genteng Banyuwangi, sekarang tinggal di Probolinggo Jawa Timur dan mengajar juga Institut Agama Islam (IAI) Nurul Jadid Paiton Probolinggo (2009-2010) dan di SMA Tunas Luhur Paiton Probolinggo (2009 – sekarang). Masa studinya dari madrasah ibtidaiyah sampai perguruan tinggi selalu aktif dalam kegiatan sekolah dan perguruan tinggi. Setelah menyelesaikan studi strata satu (S1) di Universitas Islam Negeri (UIN) Malang pulang kampung dan langsung mengajar di Sekolah tinggi Agama Islam (STAI) Ibrahimy Genteng Banyuwangi sampai tahun 2009 dan sekarang tinggal di Probolinggo dan juga mengajar di Institut Agama Islam (IAI) Nurul Jadid Paiton Probolinggo mata kuliah yang di bina adalah Statistik umum, statistik Pendidikan, Metode Penelitian Pendidikan dan Matematika Dasar dan SMA Tunas Luhur Paiton Probolinggo sebagai guru matematika. Beberapa pengalaman penulis adalah Nominasi Olimpiade Guru Nasional tingkat Propinsi (2017 dan 2018) dan Finalis Olimpiade Guru Matematika 1 dan 2 tingkat nasional 2017 dan 2018. Buku yang pernah diterbitkan ber-ISBN yaitu Statistik Pendidikan tahun 2008. Link Youtube: Materi Presentasi: https://www.youtube.com/watch?v=sGHLnVtw7e0&t=776s Instal Exam View : https://www.youtube.com/watch?v=vut6nZtEEHw Membuat Soal Online dengan Exam View : https://www.youtube.com/watch?v=CBt0h4T0xxI https://www.youtube.com/watch?v=EnvAzHe314M Mengacak Pakek Soal di ExamView Link : https://www.youtube.com/watch?v=EnvAzHe314M Kumpulan materi beserta virtual coordinator – VCT Indonesia 247
Bab 60 Inkuiri Sains Berbantuan Know-Want-Learn (KWL) Untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Pemahaman Dan Menulis Ilmiah Siswa SMAN 1 Kuripan, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur Tentu kita sudah tidak asing lagi dengan model pembelajaran inkuiri. Model pembelajaran inkuiri termasuk dalam salah satu model pembelajaran yang direkomendasikan dalam pembelajaran abad 21 ini, selain discovery learning, problem based learning (PBL), dan project based learning (PjBL). Esensi dari pembelajaran inkuiri adalah merancang lingkungan belajar student center dengan memberikan panduan yang cukup untuk mengarahkan siswa menemukan konsep dan prinsip sains. Inkuiri tidak sekedar menjawab pertanyaan atau mendapatkan jawaban yang tepat. Inkuiri didukung dengan penyelidikan, eksplorasi, pencarian, penelitian, dan studi (Kulthau et al., 2007:2). Inkuiri adalah metode bertanya mengenai dunia alam, menemukan jawaban, belajar dan memahami seperti seorang ilmuwan, melakuka untuk lebih dari sekedar mengetahui (Jack, 2013:11). Pembelajaran inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri dari suatu masalah yang dipertanyakan (Sanjaya, 2006: 196). Itulah definisi inkuiri menurut beberapa ahli. Lalu, apa itu inkuiri sains? Inkuiri sains dikenalkan oleh Dougles Llewellyn. Menurut Llewellyn (2013:15) inkuiri sains merupakan proses eksplorasi aktif dengan menggunakan keterampilan berpikir kritis, logis, dan kreatif untuk memunculkan pertanyaan mengenai ketertarikan seseorang terhadap suatu fenomena. Llewellyn mengenalkan 4 level instruksi dalam inkuiri, yaitu: 1) demonstrated inquiry atau inkuiri demonstrasi, guru memberi pertanyaan untuk mengumpulkan masukan dalam desain demonstrasi. Siswa berperan lebih aktif dari pada sekedar menjadi pengamat yang pasif. 2) structured inquiry atau inkuiri terstruktur, siswa membuat desain diagram atau tabel sendiri untuk mengatur pengumpulan data. 3) guided or teacher-initiated inquiry, disebut juga dengan inkuiri terbimbing. Guru mengusulkan pertanyaan kemudian siswa menyusun desain investigasi, tabel data, analisis, dan mengkomunikasikan hasil. 4) self-directed or student-initiated inquiry atau inkuiri terbuka. Siswa menginisiasi pertanyaan mereka sendiri, mendesain prosedur kerja mereka sendiri, mengorganisasi, dan menganalisis hasilnya sendiri. Membaca pemahaman. Membaca pemahaman dapat diukur dengan menggunakan suatu bacaan atau dapat juga berupa 1 atau 2 paragraf diikuti dengan beberapa pertanyaan pilihan ganda. Pengetahuan topik sebelumnya. Pemahaman ini digunakan untuk menguji suatu pengetahuan atau bisa juga kesalahpahaman (misconception) tentang suatu topik. Inferensi. Inferensi dilakukan dengan meminta siswa menarik simpulan dari dua kalimat. Kumpulan materi beserta virtual coordinator – VCT Indonesia 248
Membaca kosakata. Membaca kosa kata digunakan untuk menguji pengetahuan tentang makna suatu istilah, dengan menghadirkan kalimat pendek dengan satu kata digarisbawahi. Menulis ilmiah adalah seni mempresentasikan ide penelitian secara jelas, mendokumentasikan hasil secara tepat, dan menggambarkan kesimpulan dengan benar (Peat, 2002: 254). Keterampilan menulis ilmiah adalah kecakapan siswa dalam memuat laporan hasil kegiatan laboratorium yang dibuat oleh siswa setelah melakukan percobaan/investigasi. Bagaimana inkuiri sains berbantuan KWL dapat meningkatkan keterampilan membaca pemahaman siswa? Ada korelasi yang baik antara pengetahuan awal dengan membaca pemahaman (Fengjuan, 2010). ketika siswa mengaktifkan dan menggunakan pengetahuan awal mereka, mereka dapat membuat atau menentukan hubungan yang penting antara apa yang mereka ketahui dan informasi baru apa yang ia peroleh (Barton & Jordan, 2001: 3). Riswanto et al., (2014: 228) bahwa ketika siswa menuliskan informasi dengan menggunakan bahasa mereka sendiri, mereka akan menjadi lebih paham mengenai apa yang mereka pahami dan apa yang belum mereka pahami. Hal ini senada dengan hasil penelitian Sinambella et al., (2015: 28) menunjukkan bahwa strategi KWL secara signifikan mempengaruhi membaca pemahaman siswa. Hamdan (2014: 2279) menyatakan bahwa KWL adalah salah satu strategi metakognitif yang membantu siswa memahami teks lebih baik. KWL yang diajar pada konteks kelas memberikan perbedaan yang signifikan pada perkembangan pengetahuan siswa dan kemampuannya dalam menulis (Ogle, 2009: 58). Ekowati et al., (2013) dan Lubis, (2014) melaporkan bahwa pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan keterampilan menulis. Demikian pembahasan mengenai inkuiri sains berbantuan Know-Want-Learn (KWL) semoga dapat diaplikasikan dalam pembelajaran kita sehari-hari. Nanik Nurlaela, Guru SMAN 1 Kuripan Kabupaten Probolinggo Nanik Nurlaela, lahir di Ngawi, pada tanggal 13 April 1985. Pendidikan SD hingga SMA diselesaikan di Ngawi. Tahun 2003 masuk di bangku kuliah jurusan Pendidikan Biologi Universitas Negeri Malang, lulus pada tahun 2007. Menikah dengan Risa Rauzi Shafar pada tahun 2008 dan dikaruniai 3 putra hingga sekarang. Menjadi penulis modul sekaligus tenaga pengajar di BMB Air-Langga tahun 2009-2011. Mengajar di SMA Negeri 1 Kuripan Kabupaten Probolinggo mulai tahun 2009 hingga sekarang. Pada tahun 2015 mendapat beasiswa S2 dari Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur di Jurusan Pendidikan Biologi Universitas Negeri Malang. Pendidikan S2 diselesaikan pada tahun 2017. Pada tahun 2016 berkesempatan mengikuti kegiatan Teacher Training & Career Development di Nanjing Agricultural University (NAU) China selama 1 bulan. link youtube berikut ini https://youtu.be/MueMQFgsOu4 Kumpulan materi beserta virtual coordinator – VCT Indonesia 249
Bab 61 Praktikum Kimia Hijau (Green Chemistry), Solusi Cermat untuk Praktikum Hemat https://greenchemuoft.wordpress.com Kajian ilmu kimia dimulai dari konsep. Konsep memiliki pengertian luas. Konsep dalam kamus besar bahasa Indonesia (2007:588) didefinisikan sebagai (i) gagasan atau pengertian yang diabstrakkan dari peristiwa nyata; (ii) deskripsi mental dari segala sesuatu baik yang digunakan oleh akal budi manusia untuk menjelaskan sesuatu yang lain. Rosser (dalam Dahar, 1989:80) mengartikan bahwa konsep merupakan gagasan siswa berdasarkan pengalaman berupa abstraksi-abstraksi baik objek, kejadian, kegiatan, dan proses yang memiliki atribut sama. Menurut Kean dan Middlecamp (1985:5) ada beberapa ciri khusus yang dimiliki oleh ilmu kimia, antara lain: (i) sebagian besar konsep kimia bersifat abstrak, (ii) bersifat kompleks, berjenjang dari konsep paling sederhana (fundamental) ke konsep dengan tingkatan lebih tinggi. Konsep fundamental merupakan dasar atau pondasi dari konsep yang lebih tinggi. Konsep kimia yang abstrak hanya bisa dipahami jika siswa telah mampu mengembangkan kemampuan berfikir abstrak atau formal, yaitu ditinjau dari teori perkembangan intelektual menurut Piaget (Effendy, 2002:9). Piaget mengemukakan perkembangan intelektual siswa yang meliputi tahap: (i) sensori motorik (0-2 tahun); (ii) pra-operasional (2-7 tahun); (iii) operasional konkret (7-11 tahun); (iv) operasional formal (11-ke atas) (Dimyati dan Mudjiono, 2006:14). Siswa SMA yang berusia antara 15-18 tahun dapat dikatakan sudah berada pada tahap operasional formal. Siswa dianggap telah mampu mengembangkan dan memecahkan berbagai masalah yang dihadapi dengan menggunakan cara berfikir abstrak (Piaget dalam Suparno, 1997:34), sehingga proses berpikir siswa tidak hanya terbatas dan tidak perlu bantuan benda atau hal-hal yang konkret (Arifin, 1995:91). Namun kenyataan di lapangan menunjukkan tidak semua siswa SMA memiliki kemampuan berfikir abstrak. Hal tersebut menjadi salah satu penyebab kesulitan siswa dalam memahami kimia yang sebagian besar konsep bersifat abstrak dan dapat menimbulkan konsep sukar. Salah satu solusi untuk membantu siswa memahami konsep kimia yang bersifat abstrak adalah melalui praktikum/percobaan. Sebagai contoh konsep asam basa. Menurut Svante Arrhenius, asam adalah suatu senyawa yang jika dilarutkan ke dalam air akan memberikan ion hidrogen (H+) dalam suatu larutan, basa adalah senyawa yang jika dilarutkan ke dalam air akan memberikan ion (OH-) dalam suatu larutan. Ion hidrogen (H+) dan ion (OH-) merupakan materi yang tidak nampak, yang susah bagi siswa untuk membayangkan keberadaan materi tersebut tanpa mengalaminya secara langsung. Salah satu cara bagi siswa untuk memperoleh pemahaman secara langsung adalah dengan melaksanakan praktikum, sehingga dengan dilakukannya praktikum identifikasi asam basa dengan menggunakan indikator, maka konsep asam basa akan lebih mudah dipahami. Namun tidak semua sekolah memiliki sarana dan prasarana laboratorium yang mendukung untuk melakukan praktikum. Hal ini disebabkan karena alat dan bahan kimia yang harganya mahal. Sehingga Green chemistry atau praktikum kimia hijau dapat dijadikan alternatif untuk praktikum yang ramah lingkungan, aman, serta ekonomis. Green chemistry cocok diterapkan di sekolah yang memiliki keterbatasan sarana dan prasarana, dengan menggunakan alat dan bahan alami yang ada di sekitar kita. Kumpulan materi beserta virtual coordinator – VCT Indonesia 250
Search
Read the Text Version
- 1
- 2
- 3
- 4
- 5
- 6
- 7
- 8
- 9
- 10
- 11
- 12
- 13
- 14
- 15
- 16
- 17
- 18
- 19
- 20
- 21
- 22
- 23
- 24
- 25
- 26
- 27
- 28
- 29
- 30
- 31
- 32
- 33
- 34
- 35
- 36
- 37
- 38
- 39
- 40
- 41
- 42
- 43
- 44
- 45
- 46
- 47
- 48
- 49
- 50
- 51
- 52
- 53
- 54
- 55
- 56
- 57
- 58
- 59
- 60
- 61
- 62
- 63
- 64
- 65
- 66
- 67
- 68
- 69
- 70
- 71
- 72
- 73
- 74
- 75
- 76
- 77
- 78
- 79
- 80
- 81
- 82
- 83
- 84
- 85
- 86
- 87
- 88
- 89
- 90
- 91
- 92
- 93
- 94
- 95
- 96
- 97
- 98
- 99
- 100
- 101
- 102
- 103
- 104
- 105
- 106
- 107
- 108
- 109
- 110
- 111
- 112
- 113
- 114
- 115
- 116
- 117
- 118
- 119
- 120
- 121
- 122
- 123
- 124
- 125
- 126
- 127
- 128
- 129
- 130
- 131
- 132
- 133
- 134
- 135
- 136
- 137
- 138
- 139
- 140
- 141
- 142
- 143
- 144
- 145
- 146
- 147
- 148
- 149
- 150
- 151
- 152
- 153
- 154
- 155
- 156
- 157
- 158
- 159
- 160
- 161
- 162
- 163
- 164
- 165
- 166
- 167
- 168
- 169
- 170
- 171
- 172
- 173
- 174
- 175
- 176
- 177
- 178
- 179
- 180
- 181
- 182
- 183
- 184
- 185
- 186
- 187
- 188
- 189
- 190
- 191
- 192
- 193
- 194
- 195
- 196
- 197
- 198
- 199
- 200
- 201
- 202
- 203
- 204
- 205
- 206
- 207
- 208
- 209
- 210
- 211
- 212
- 213
- 214
- 215
- 216
- 217
- 218
- 219
- 220
- 221
- 222
- 223
- 224
- 225
- 226
- 227
- 228
- 229
- 230
- 231
- 232
- 233
- 234
- 235
- 236
- 237
- 238
- 239
- 240
- 241
- 242
- 243
- 244
- 245
- 246
- 247
- 248
- 249
- 250
- 251
- 252
- 253
- 254
- 255
- 256
- 257
- 258
- 259
- 260
- 261
- 262
- 263
- 264
- 265
- 266
- 267
- 268
- 269
- 270
- 271
- 272
- 273
- 274
- 275
- 276
- 277
- 278
- 279
- 280
- 281
- 282
- 283
- 284
- 285
- 286
- 287
- 288
- 289
- 290
- 291
- 292
- 293
- 294
- 295
- 296
- 297
- 298
- 299
- 300
- 301
- 302
- 303
- 304
- 305
- 306
- 307
- 308
- 309
- 310
- 311
- 312
- 313
- 314
- 315
- 316
- 317
- 318
- 319
- 320
- 321
- 322
- 323
- 324
- 325
- 326
- 327
- 328
- 329
- 330
- 331
- 332
- 333
- 334
- 335
- 336
- 337
- 338
- 339
- 340
- 341
- 342
- 343
- 344
- 345
- 346
- 347
- 348
- 349
- 350
- 351
- 352
- 353
- 354
- 355
- 356
- 357
- 358
- 359
- 360
- 361
- 362
- 363
- 364
- 365
- 366
- 367
- 368
- 369
- 370
- 371
- 372
- 373