Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore LAPORAN OJT DIKLAT CKS 2021 WINA WILANI S.Pd

LAPORAN OJT DIKLAT CKS 2021 WINA WILANI S.Pd

Published by Wina Wilani, 2021-12-02 03:44:05

Description: LAPORAN OJT DIKLAT CKS 2021-WINA WILANI, S.Pd-SD SALMAN AL FARISI BANDUNG

Search

Read the Text Version

b) Membentuk rombongan belajar dengan jumlah siswa sesuai ketentuan, Mengelola kelas sebelum memulai pembelajaran, pembelajaran mendorong siswa mencari tahu, Pembelajaran menuju penguatan penggunaan pendekatan ilmiah, Pembelajaran Berbasis Kompetensi, Pembelajaran Terpadu, Pembelajaran menuju keterampilan aplikatif, metode pembelajaran sesuai karakteristik siswa c) Melakukan penilaian otentik secara komprehensif, Memanfaatkan hasil penilaian otentik, melakukan pemantauan proses pembelajaran, melakukan supervisi proses pembelajaran kepada guru, mengevaluasi proses pembelajaran, Menindaklanjuti hasil pengawasan proses pembelajaran. Sedangkan berdasarkan capaian SNP versi rapor mutu untuk standar proses adalah sebagai berikut : a) Hasil raport mutu untuk standar proses tentang sekolah merencanakan proses pembelajaran sesuai ketentuan masuk kategori menuju SNP 4 dengan nilai 6.99 b) Hasil raport mutu untuk standar proses tentang Proses pembelajaran dilaksanakan dengan tepat masuk kategori menuju SNP 4 dengan nilai 6.98 c) Hasil raport mutu untuk standar proses tentang pengawasan dan penilaian otentik dilakukan dalam proses pembelajaran masuk kategori menuju SNP 5 dengan nilai 6.99 Adapun kondisi nyata dari standar tersebut yang ada di SDIT Al Irsyad Islamiyyah Bandung adalah bahwa pelaksanaan pembelajaran sudah dilaksanakan sesuai dengan perencanaan yang dibuat oleh guru mata pelajaran, namun dalam pelaksanaannya sekolah belum menerapkan sesuai perenanaan secara maksimal. Pelaksanaan pembelajaran semasa pandemi SDIT Al Irsyad Islamiyyah Bandung sebagai satuan pendidikan dasar di tahun pelajaran 2020/2021 menyelenggarakan pembelajaran dengan sistem Belajar Dari Rumah (BDR). Hal ini mengacu pada Surat Edaran Mendikbud No 14 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Pendidikan dalam Masa Darurat Coronavirus Disease (Covid-19) dan diperkuat dengan Surat Edaran Nomor 15 Tahun 2020 tentang Pedoman Penyelenggaraan Belajar Dari Rumah Dalam Masa Darurat Penyebaran Covid-19. Pembelajaran 90

semester 1 dilaksanakan tanpa tatap muka dengan sistem daring. Sementara semester 2 dilaksanakan dengan kombinasi tatap muka dan daring. Kurikulum yang digunakan di SDIT Al Irsyad Islamiyyah Bandung selama BDR adalah kurikulum nasional dengan penyederhanaan secara mandiri, memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa dan menitikberatkan pada kecakapan hidup atau life skills. 1. Tujuan Pelaksanaan BDR sesuai SE Mendikbud No. 4 Tahun 2020 • Memastikan pemenuhan hak anak untuk mendapatkan layanan pendidikan selama darurat COVID-19 • Melindungi warga satuan pendidikan dari dampak buruk COVID-19 • Mencegah penyebaran dan penularan COVID-19 di satuan Pendidikan • Memastikan pemenuhan dukungan psikososial bagi pendidik, peserta didik dan orang tua/wali 2. Prinsip – prinsip Pelaksanaan BDR sesuai SE Mendikbud No. 4 Tahun 2020 • Keselamatan dan kesehatan lahir batin siswa, guru, kepala sekolah dan seluruh warga sekolah menjadi pertimbangan utama dalam pelaksanaan BDR; • Kegiatan BDR dilaksanakan untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa, tanpa terbebani tuntutan menuntaskan seluruh capaian kurikulum; • BDR dapat difokuskan pada pendidikan kecakapan hidup, antara lain mengenai pandemi COVID-19; • Materi pembelajaran bersifat inklusif sesuai dengan usia dan jenjang pendidikan, konteks budaya, karakter dan jenis kekhususan peserta didik; • Aktivitas dan penugasan selama BDR dapat bervariasi antardaerah, sekolah dan Peserta Didik sesuai minat dan kondisi masing-masing, termasuk mempertimbangkan kesenjangan akses terhadap fasilitas BDR; • Hasil belajar peserta didik selama BDR diberi umpan balik yang bersifat kualitatif dan berguna dari guru tanpa diharuskan memberi skor/nilai kuantitatif; 91

• Mengedepankan pola interaksi dan komunikasi yang positif antara guru dengan orang tua/ wali Tantangan yang dihadapi dalam pembelajaran jarak jauh yaitu mulai dari ketersediaan peralatan digital dan jaringan internet, kondisi psikososial peserta didik maupun guru, kompetensi guru hingga rendahnya keterlibatan orang tua/wali peserta didik dalam pembelajaran. Salah satu kompeteni guru yang harus ditingkatkan adalah menggunakan media pembelajaran untuk meningkatkan kaktifan dan keterlibatan siswa saat belajar. Pada bulan September 2021 SDIT Al Irsyad Islamiyyah Bandung telah diizinkan melakasanakan pembelajaran tatap muka terbatas /PTMT dimulai dengan melaksanakan simulasi pembelajaran tatap muka terbatas PTMT dilaksanakan pada 18 kelas terdiri dari kelas 1-6 masing-masing kelas diikuti oleh 6-7 peserta didik dan metode pembelajaranya menggunakan blended learning. Guru-guru mengajar dikelas satu hari PJJ dan hari lainnya PTMT dengan sistem shif. Gambar 3.14. Pembelajaran PJJ dan PTMT SDIT Al Irsyad Islamiyyah Bandung 4) Standar Penilaian Standar Penilaian Pendidikan di SDIT Al Irsyad Islamiyyah Bandung kondisi idealnya adalah sebagai berikut: • Penilaian Mencakup ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan, Bentuk pelaporan penilaian sesuai dengan ranah yang dinilai • Jenis teknik penilaian yang digunakan obyektif dan akuntabel, 92

• Menindaklanjuti hasil pelaporan penilaian, Melakukan pelaporan penilaian secara periodik • Instrumen penilaian aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan, Prosedur penilaian berdasarkan penyelenggara penilaian, ranah yang akan dinilai, Kelulusan siswa berdasarkan pertimbangan yang sesuai Sedangkan berdasarkan capaian SNP versi rapor mutu untuk standar penilaian adalah sebagai berikut : a) Hasil raport mutu untuk standar penilaian tentang aspek penilaian sesuai ranah kompetensi masuk kategori menuju SNP 4 dengan nilai 7 b) Hasil raport mutu untuk standar penilaian tentang Teknik penilaian obyektif dan akuntabel masuk kategori menuju SNP 5 dengan nilai 6.99 c) Hasil raport mutu untuk standar penilaian tentang Penilaian Pendidikan ditindaklanjuti masuk kategori menuju SNP 4 dengan nilai 6.99 d) Hasil raport mutu untuk standar penilaian tentang instrumen penilaian menyesuaikan aspek penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan 6.99 e) Hasil raport mutu untuk standar penilaian tentang instrumen penilaian dilakukan mengikuti prosedur masuk kategori menuju SNP 4 dengan nilai 6.99 Adapun kondisi nyata dari standar tersebut adalah di SDIT Al Irsyad Islamiyyah Bandung perangkat penilaian sudah sangat lengkap dari aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap. Guru menilai 3 aspek (sikap, pengetahuan, dan keterampilan). Semua data nilai terarsipkan dengan baik dan digunakan sebagai bahan untuk tindaklanjut remedial maupun pengayaan. Terdapat kekurangan dalam penilaian sikap yaitu kesulitan dalam mengobservasi sikap siswa ketika belajar dari rumah. Guru memiliki prosedur, instrumen dan teknik penilaian yang sesuai. Sekolah memiliki kriteria kenaikan kelas dan kelulusan sebagai acuan evaluasi hasil pembelajaran. Sekolah menyelenggarakan PH, PTS, PAS dan PAT serta membagikan hasilnya pada orang tua. Pemahaman guru-guru terhadap proses penilaian sudah baik dan pelaksanaan penilaian yang dilakukan sudah memuat soal- soal berbasis HOTS dan kemampuan litersi serta numerasi. 93

Rekomendasi dengan melihat penilaian sikap terhadap peserta didik harus dapat dilaksanakan secara maksimal, terutama dalam kondisi pandemi saat ini, maka perlu direkomendasikan untuk mengadakan workshop, IHT, atau pendampingan di KKG pembuatan soal dan perangkat penilaian HOTS, Literasi dan Numerasi. Gambar 3.15 PTS dan simulasi ANBK di SDIT Al Irsyad Islamiyyah Bandung 5) Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan di SDIT Al Irsyad Islamiyyah Bandung kondisi idealnya adalah sebagai berikut: a) Berkualifikasi minimal SI/D4, Rasio guru kelas dan guru mata pelajaran terhadap rombongan belajar seimbang, Tersedia untuk tiap mata pelajaran, bersertifikat pendidik, Berkompetensi pedagogik minimal baik, berkompetensi kepribadian, profesional dan sosial minimal baik b) Kepala Sekolah berkualifikasi minimal SI/D4, minimal 56 tahun saat pengangkatan, Berpengalaman mengajar selama waktu yang ditetapkan, berpangkat minimal III/c atau setara, Bersertifikat pendidik, bersertifikat kepala sekolah, Berkompetensi kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervisi dan sosial minimal baik c) Tersedia Kepala Tenaga Administrasi berkualifikasi minimal SMK/sederajat serta bersertifikat, tersedia tenaga Pelaksana Urusan Administrasi berpendidikan sesuai ketentuan, Berkompetensi kepribadian, sosial, teknis, manajerial minimal baik 94

d) Tersedia Kepala tenaga laboratorium berkualifikasi sesuai minimal D3, bersertifikat, berpengalaman, tersedia tenaga teknisi laboratorium berpendidikan minimal D2, tersedia tenaga laboran berpendidikan minimal Dl, berkompetensi kepribadian, social, manejerial, profesional minimal baik e) Tersedia Kepala tenaga pustakawan berkualifikasi minimal D4 (Bersertifikat), berpengalaman, tersedia tenaga pustakawan berpendidikan SMA (bersertifikat), berkompetensi manajerial, pengelolaan informasi, kepribadian, sosial minimal baik Sedangkan berdasarkan capaian SNP versi rapor mutu untuk standar pendidik dan tenaga kependidikan adalah sebagai berikut : a) Hasil raport mutu untuk standar PTK tentang ketersediaan dan kompetensi guru sesuai ketentuan masuk kategori SNP 5 dengan nilai 6.40 b) Hasil raport mutu untuk standar PTK tentang Ketersediaan dan kompetensi kepala sekolah sesuai ketentuan masuk kategori SNP 5 dengan nilai 4.55 c) Hasil raport mutu untuk standar PTK tentang ketersediaan dan kompetensi tenaga administrasi sesuai ketentuan masuk kategori SNP 5 dengan nilai 4.20 d) Hasil raport mutu untuk standar PTK tentang ketersediaan dan kompetensi laboran sesuai ketentuan masuk kategori menuju SNP I dengan nilai 0 e) Hasil raport mutu untuk standar PTK tentang ketersediaan dan kompetensi pustakawan sesuai ketentuan masuk kategori menuju SNP 5 dengan nilai 0 Adapun kondisi nyata dari standar tersebut yang ada di SDIT Al Irsyad Islamiyyah Bandung Bandung adalah bahwa keadaan pendidik yang ada sudah memiliki kualifikasi akademik SI dan sesuai dengan latar belakang pendidikan yang dimilikinya. Namun terkait dengan tenaga kependidikan masih belum terpenuhinya tenaga laboran dan pustakawan oleh sekolah. Namun demikian dengan melihat kondisi tenaga kependidikan yang belum maksimal terutama dalam pengelolaan laboratorium, maka perlu direkomendasikan untuk diikutsertakannya tenaga kependidikan sebagai laboran dan pengelola perpustakaan dalam kegiatan diklat pengelolaan laboratorium dan perpustakaan. 95

Gambar 3.16 Pendidik dan Tenaga Kependidikan di SDIT Al Irsyad Islamiyyah Bandung 6) Standar Sarana dan Prasarana Standar Sarana dan Prasarana di SDIT Al Irsyad Islamiyyah Bandung kondisi idealnya adalah sebagai berikut: a) Sekolah memiliki kapasitas rombongan belajar yang sesuai dan memadai, Rasio luas lahan sesuai dengan jumlah siswa, Kondisi lahan sekolah memenuhi persyaratan, Rasio Luas Bangunan Sesuai dengan Jumlah Siswa, Kondisi Bangunan Sekolah Memadai dan Memiliki ragam prasarana sesuai ketentuan b) Sekolah memiliki Ruang Kelas, Lab. IPA, Lab. Komputer, Lab. Bahasa, ruang perpustakaan, tempat bermain/lapangan yang sesuai Standar c) Sekolah memiliki ruang pimpinan, ruang guru, ruang UKS, ruang ibadah, jamban, gudang ruang sirkulasi, ruang TU, ruang konseling, ruang kesiswaan, kantin, parkir, ruang BK yang layak Sedangkan berdasarkan capaian SNP versi rapor mutu untuk standar sarana dan prasarana adalah sebagai berikut a) Hasil raport mutu untuk standar Sarana Prasarana tentang Kapasitas daya tampung sekolah memadai masuk kategori menuju SNP 3 dengan nilai 5.39 b) Hasil raport mutu untuk standar Sarana Prasarana tentang Sekolah memiliki sarana dan prasarana pembelajaran yang lengkap dan layak masuk kategori menuju SNP 2 dengan nilai 4.16 96

c) Hasil raport mutu untuk standar Sarana Prasarana tentang sekolah memiliki sarana dan prasarana pendukung yang lengkap dan layak masuk kategori menuju SNP 4 dengan nilai 5.19 Adapun kondisi nyata dari standar tersebut yang ada di SDIT Al Irsyad Islamiyyah Bandung sekolah memiliki sarana dan prasarana yang memadai seperti ruang pimpinan, tempat ibadah, jamban, kantin dan tempat parkir. Beberapa sarpras (UKS, ruang guru, ruang BK, TU dan ruang sirkulasi) belum memadai kelayakannya. Perpustakaan dan laboraatorium belum tersedia. Rekomendasi sekolah mengadakan pengajuan untuk menyediakan sarana prasarana yang belum terpenuhi seperti perpustakaan, laboratorium dan penghijauan area-area kosong. Gambar 3.17 Gedung SDIT Al Irsyad Islamiyyah Bandung 7) Standar Pengelolaan Pendidikan Standar pengelolaan pendidikan di SDIT Al Irsyad Islamiyyah Bandung kondisi idealnya adalah sebagai berikut: a) Memiliki visi, misi, dan tujuan yang jelas, mengembangkan rencana kerja sekolah dengan ruang lingkup sesuai ketentuap, melibatkan pemangku kepentingan sekolah dalam perencanaan pengelolaan b) Memiliki pedoman pengelolaan sekolah lengkap, menyelenggarakan kegiatan layanan kesiswaan, meningkatkan dayaguna pendidik dan tenaga kependidikan, melaksanakan kegiatan evaluasi diri, membangun kemitraan dan melibatkan peran serta masyarakat serta lembaga lain yang relevan, melaksanakan pengelolaan bidang kurikulum dan kegiatan pembelajaran 97

c) Kepala sekolah berkepribadian dan bersosialisasi dengan baik, berjiwa kepemimpinan, mengembangkan sekolah dengan baik, mengelola sumber daya dengan baik, berjiwa kewirausahaan, melakukan supervisi dengan baik d) Sekolah memiliki sistem informasi manajemen sesuai ketentuan Sedangkan berdasarkan capaian SNP versi rapor mutu untuk standar pengelolaan pendidikan adalah sebagai berikut : a) Hasil raport mutu untuk standar Pengelolaan tentang sekolah melakukan perencanaan pengelolaan masuk kategori SNP 5 dengan nilai 7.00 b) Hasil raport mutu untuk standar Pengelolaan tentang Program pengelolaan dilaksanakan sesuai ketentuan masuk kategori SNP 5 dengan nilai 6.99 c) Hasil raport mutu untuk standar Pengelolaan tentang Kepala sekolah berkinerja baik dalam melaksanakan tugas kepemimpinan masuk kategori SNP 5 dengan nilai 6,30 d) Hasil raport mutu untuk standar Pengelolaan tentang Sekolah mengelola sistem informasi manajemen masuk kategori menuju SNP 4 dengan nilai 7.00 Adapun kondisi nyata dari standar tersebut yang ada di SDIT Al Irsyad Islamiyyah Bandung adalah sekolah sudah memiliki visi, misi dan tujuan yang terukur namun pedoman pelaksaanaanya belum dilaksanakan secara maksimal. Sekolah memiliki program pengelolaan (layanan kesiswaan, melaksanakan EDS, membangun kemitraan, dan melaksanakan pengelolaan bidang kurikulum) dengan baik. Kepala sekolah berkinerja dengan baik memiliki jiwa kepemimpinan dan kompetensi yang mumpuni (kepribadian, sosial, wirausaha, manajerial dan supervisi). Sistem informasi manajemen sudah berjalan dengan baik Rekomendasi sekolah melaksanakan analisis swot sehingga aset yang dimiliki dapat dianalisis dan dikembangkan untuk peningkatan kualitas sekolah. 8) Standar Pembiayaan Pendidikan Standar pembiayaan pendidikan di SDIT Al Irsyad Islamiyyah Bandung kondisi idealnya adalah sebagai berikut: a) Melaksanakan subsidi silang untuk membantu siswa kurang mampu b) Terdapat biaya operasional non personil sesuai ketentuan, Pengaturan alokasi dana yang berasal dari APBD/APBN dan sumber lainnya, 98

c) Terdapat laporan pengelolaan dana, memiliki laporan yang dapat diakses Oleh pemangku kepentingan Sedangkan berdasarkan capaian SNP versi rapor mutu untuk standar pernbiayaan pendidikan adalah sebagai berikut : a) Hasil raport mutu untuk standar Pembiayaan tentang sekolah memberikan layanan subsidi silang masuk kategori SNP 5 dengan nilai 4.90 b) Hasil raport mutu untuk standar Pembiayaan tentang beban operasional sekolah sesuai ketentuan masuk kategori menuju SNP 3 dengan nilai 6.99 c) Hasil raport mutu untuk standar Pembiayaan tentang Sekolah melakukan pengelolaan dana dengan baik masuk kategori menuju SNP 4 dengan nilai 6.99 Adapun kondisi nyata dari standar tersebut yang ada di SDIT Al Irsyad Islamiyyah Bandung adalah sekolah sudah memberikan layanan subsidi silang untuk membantu siswa yang kurang mampu. Beban operasional dan operasional non personil dikelola sesuai ketentuan dan dilaporkan pada pemangku kepentingan contohnya pada Yayasan. Rekomendasi strategi standar pembiayaan sekolah perlu melibatkan orang tua dan perusahaan dalam peningkatan anggaran pembiayaan untuk peningkatan pendidikan di sekolah. Sekolah perlu memiliki arsip latar belakang ekonomi siswa sehingga dapat diakses oleh yang berkepentingan. C. PELAKSANAAN PENIGKATAN KOMPETENSI (PK) Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional tahun 2007 tentang standar Kompetensi Kepala Sekolah adalah sebagai berikut: • Dimensi Kompetensi Kepribadian 1. Berakhlak mulia, mengembangkan budaya dan akhlak mulia, menjadi teladan akhlak mulia bagi komunitas di sekolah. 2. Memiliki integritas kepribadian sebagai pemimpin. 3. Memiliki keinginan yang kuat dalam pengembangan diri sebagai kepala sekolah 4. Memiliki keinginan yang kuat dalam pengembangan diri sebagai kepala sekolah 5. Memiliki keinginan yang kuat dalam pengembangan diri sebagai kepala sekolah 6. Bersikap terbuka dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi. 99

7. Mengendalikan diri dalam menghadapi masalah dalam pekerjaan sebagai kepala sekolah 8. Memiliki bakat dan minat jabatan sebagai pemimpin pendidikan. • Dimensi Kompetensi Manajerial 1. Menyusun perencanaan sekolah untuk berbagai tingkatan perencanaan. 2. Mengembangkan organisasi sekolah sesuai dengan kebutuhan. 3. Memimpin sekolah dalam rangka pendayagunaan sumber daya manusia sekolah secara optimal. 4. Mengelola perubahan dan pengembangan sekolah menuju organisasi pembelajar yang efektif 5. Menciptakan budaya dan iklim sekolah yang kondusif dan inovatif bagi pembelajaran peserta didik. 6. Mengelola guru dan staf dalam rangka pendayagunaan sumber daya manusia secara optimal. 7. Mengelola sarana dan prasarana sekolah dalam rangka pendayagunaan secara optimal 8. Mengelola hubungan sekolah dengan masyarakat dalam rangka pencarian dukungan ide, sumber belajar, dan pembiayaan sekolah 9. Mengelola peserta didik dalam rangka penerimaan peserta didik baru, penempatan, dan pengembangan kapasitas peserta didik. 10. Mengelola pengembangan kurikulum dan kegiatan pembelajaran sesuai dengan arah dan tujuan pendidikan nasional. 11. Mengelola keuangan sekolah sesuai dengan prinsip pengelolaan yang akuntabel, tranparan, dan efisien. 12. Mengelola ketatausahaan sekolah dalam mendukung pencapaian tujuan sekolah. 13. Mengelola unit layanan khusus sekolah dalam mendukung kegiatan pembelajaran dan kegiatan peserta didik di sekolah. Mengelola informasi dalam mendukung penyusunan program dan pengambilan keputusam 100

14. Memanfaatkan kemajuan teknologi informasi bagi peningkatan pembelajaran dan manajemen sekolah- 15. Melakukan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan program kegiatan sekolah dengan prosedur yang tepat, serta merencanakan tindak lanjutnya. • Dimensi Kompetensi Kewirausahaan 1. Menciptakan inovasi yang berguna bagi pengembangan sekolah. 2. Bekerja keras untuk mencapai keberhasilan sekolah sebagai organisasi pernbelajar yang efektif. 3. Memiliki motivasi yang kuat untuk sukses dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai pemimpin sekolah. 4. Pantang menyerah dan selalu mencari solusi terbaik dalam menghadapi kendala yang dihadapi sekolah. 5. Memiliki naluri kewirausahaan dalam mengelola kegiatan sekolah sebagai sumber belajar peserta didik. • Dimensi Kompetensi Supervisi 1. Merencanakan program supervisi akademik dalam rangka peningkatan profesionalisme guru 2. Melaksanakan supervisi akademik terhadap guru dengan pendekatan dan teknik supervisi yang tepat. 3. Menindaklanjuti hasil supervisi akademik terhadap guru dalam rangka peningkatan profesionalisme guru. • Dimensi Kompetensi Sosial 1. Bekerjasama dengan partner untuk kepentingan sekolah. 2. Berpartisipasi dalam kegiatan sosial kemasyarakatan. 3. Memiliki kepekaan sosial terhadap orang atau kelompok lain. Kepala sekolah harus mengetahui dan memiliki lima kompetensi sebagaimana yang telah dijelaskan. Kompetensi kepala sekolah ini mencakup berbagai aspek sikap seorang pemimpin dalam hal menjalankan tugas dan peran kepala sekolah sebagai pendidik dan pengelola pendidikan. Dengan kompetensi-kompetensi tersebut kepala sekolah dapat menjalankan kegiatan di lingkungan sekolah sesuai 101

dengan tujuan sekolah yang telah di tetapkan pemerintah, sehingga mutu pendidikan sekolah tersebut mengalami peningkatan tidak kemunduran. Dari kelima kompetensi tersebut Calon Kepala Sekolah memilih tiga nilai terendah untuk dijadikan bahan peningkatan kompetensi di sekolah magang 1 di SD Salman Al Farisi Bandung dan magang 2 yakni di SDIT Al Irsyad Islamiyyah Bandung. Tiga kompetensi tersebut adalah kompetensi sosial, kewirausahaan dan kepribadian. Berikut hasil AKPK CKS : No Kompetensi Jumlah l. Kepribadian 87.50 2. Manajerial 87.50 3. Kewirausahaan 85,00 4. Supervisi 100 5. Sosial 75,00 Tabel 3.5. Pencapaian Hasil Analisis Kebutuhan Pengembangan Keprofesian AKPK Calon Kepala Sekolah PENINGKATAN KOMPETENSI DI SEKOLAH MAGANG 1 SD SALMAN AL FARISI BANDUNG 1. Persiapan Sebelum pelaksanaan kegiatan Peningkatan Kompetensi (PK) terlebih dahulu diadakan koordinasi dengan kepala sekolah terkait dengan rencana pelaksanaan kegiatan ini, dan selanjutnya diadakan sosialisasi kepada warga sekolah melalui rapat koordinasi yang dipimpin oleh kepala sekolah magang 1 SD Salman Al Farisi Bandung. Selanjutnya, dalam tahap perencanaan ini, Calon Kepala Sekolah menyiapkan instrumen yang akan ditanyakan kepada Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah serta para guru yang ada di SD Salman Al Farisi Bandung terkait dengan program kegiatan sosial, kepribadian, serta berbagai kegiatan kewirausahaan yang telah dilaksanakan di SD Salman Al Farisi Bandung. 102

Gambar 3.18 Koordinasi CKS dengan Kepala Sekolah SD Salman Al Farisi Bandung. 2. Pelaksanaan Untuk mengetahui kegiatan yang dilaksanakan di Salman Al Farisi Bandung Bandung, calon kepala sekolah melakukan wawancara dengan Kepala Sekolah dan mengamati dokumen-dokumen terkait kompetensi kepribadian, sosial dan kewirausahaan yang dilaksanakan di Salman Al Farisi Bandung untuk dipelajari dan dijadikan bahan laporan hasil peningkatan kompetensi kepribadian, sosial dan kewirausahaan. 3. Hasil Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah telah menetapkan bahwa ada lima dimensi kompetensi kepala sekolah/madrasah yaitu: kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervisi dan sosial. Setelah melaksanakan PK di sekolah magang satu melalui wawancara dan analisis dokumen didapatkan hasil sebagai berikut : 1. Kompetensi Kepribadian Kepala sekolah Salman Al Farisi Bandung memiliki kompetensi kepribadian yang sangat baik yaitu berakhlak mulia, mengembangkan budaya dan tradisi akhlak mulia, dan menjadi teladan akhlak mulia bagi komunitas di sekolah/ madrasah, memiliki integritas kepribadian sebagai pemimpin. Menurut beliau seorang kepala sekolah harus memiliki self maturity yang baik hal tersebut dapat terasah dengan terbiasanya kepala sekolah memecahkan masalah dalam kehidupan selain itu kita harus banyak belajar pada orang-orang yang bijak dan berkarakter tenang. Ketika terjadi perbedaan pendapat di sekolah kepala sekolah harus mendengarkan semua 103

pendapat sehingga menjadi pertimbangan bagi kita. Melihat dari berbagai perspektif sehingga saling memahami dan berkomunikasi, dibicarakan secara terbuka akhirnya ada jalan tengah karena sejatinya perbedaan selalu ada tapi kembalikan semua pada tujuan utama. Sebagai upaya meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam melaksanakan tugas-tugas, kepala sekolah sering berdiskusi dengan kepala sekolah lainnya, mengikuti pelatihan-pelatihan pengembangan diri di organisasi-organisasi seperti MKKS. Beliau pun sering melakukan sharing pada guru-guru terkait pengetahuan dan ketererampilan yang beliau miliki termasuk melakukan pengkaderan dengan sistem coaching 3.19. Kegiatan sharing oleh kepala sekolah pada rapat rutin dan hari guru 2. Kompetensi Kewirausahaan Kepala SD Salman Al Farisi Bandung memiliki kompetensi kewirausahaan yang sangat baik pula. Berdasarkan hasil wawancara, kajian dokumen KTSP dan foto- foto kegiatan sekolah didapatkan bahwa beliau merupakan sosok yang selalu menciptakan inovasi-inovasi. Menurut beliau kompetensi kewirausahaan berkaitan erat dengan kemampuan kepala sekolah menciptakan inovasi-inovasi di sekolah. Contohnya di masa pandemi sekolah harus cepat beradaptasi melaksanakan program terobosan yang sesuai dengan keadaan saat ini. Di SD Salman Al Farisi dilaksanakan field trip virtual, pembuatan video pembelajaran oleh guru-guru, dan penggunaan LMS (digitalislamic school). Tahapan dalam membuat program inovasi diantaranya melakukan evaluasi program, merencanakan program yang akan dilaksankan tahun selanjutnya, membuat anggaran, membuat proposal kegiatan, pelaksanaan dan evaluasi. Di SD Salman Al Farisi semua program 104

direncanakan, dilaksanakan dan dievaluasi dengan baik. Sekolah selalu berupaya melakukan inovasi walaupun terdapat hambatan contohnya ketika akan memulai sesuatu yang baru membutuhkan waktu menyamakan persepsi dan kemampuan guru yang berbeda-beda untuk melakukan inovasi tersebut. Cara agar semua tetap berjalan sesuai dengan target adalah selalu memotivasi guru-guru dan memberi kepercayaan untuk melaksanakan program dengan begitu guru akan menjadi pembelajar dan terasah keterampilannya. Sebagai upaya meningkatkan keingintahuan warga sekolah terhadap pengetahuan dan keterampilan melalui kerja keras dan semangat pantang menyerah kepala sekolah menggunakan hasil supervisi untuk mengidentifikasi kebutuhan tiap guru. Setiap guru ada kelebihan dan kekurangan. Di SD Salman Al Farisi juga terdapat penilaian guru salah pointnya adalah penilaian terhadap usaha guru dalam meningkatan kompetensi pofesional, dari kebijakan tersebut biasanya guru selalu termotivasi untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya. ab 3.20. a. Peminjaman laptop dan tab pada siswa untuk menunjang program inovasi digislamic school dan b. program field trip virtual 3. Kompetensi Sosial Sekolah merupakan organisasi pembelajar (learning organization) di mana sekolah selalu berhadapan dengan stake holder. Kemampuan yang diperlukan untuk 105

berhadapan dengan stakeholder adalah kemampun berkomunikasi dan berinteraksi yang efektif. Agar terbina hubungan yang baik antara sekolah dengan orang tua, sekolah dengan kantor/dinas yang membawahinya maka kepala sekolah harus mampu mengkomunikasikannya. Kompetensi sosial dalam Permendiknas No. 13 Tahun 2007 terdiri atas: (1) bekerja sama dengan pihak lain untuk kepentingan sekolah/madrasah; (2) berpartisipasi dalam kegiatan sosial kemasyarakatan; dan (3) memiliki kepekaan sosial terhadap orang atau kelompok lain. Berdasarkan hasil wawancara dan kajian dokumen serta foto kegiatan sekolah, CKS mendapatkan bahwa kepala SD Salman Al Farisi memiliki kompetensi sosial yang mumpuni dan layak diteladani. SD Salman Al Farisi selalu menjalin kemitraan dengan berbagai pihak baik perseorangan, institusi lain, institusi pemerintah atau swasta, untuk mendukung penyelenggaraan Pendidikan. Diantaranya dengan Unpad (UKGS), Puskesmas (imunisasi), pelatihan guru (assembler), temu profesi, buka sahum (dengan komite), dan simulasi bencana. 3.21. Kemitraan dengan dinas Kesehatan (puskesmas, PMI,FKG UNPAD) dan alumni. 3.22. Kemitraan dengan pemerintah kota Bandung, disdik dan pengawas bina 106

PENINGKATAN KOMPETENSI DI SEKOLAH MAGANG 2 SD AL IRSYAD ISLAMIYYAH BANDUNG 1. Persiapan Sebelum pelaksanaan kegiatan Peningkatan Kompetensi (PK) terlebih dahulu diadakan koordinasi dengan kepala sekolah terkait dengan rencana pelaksanaan kegiatan ini, dan selanjutnya diadakan sosialisasi kepada warga sekolah melalui rapat koordinasi yang dipimpin oleh kepala sekolah magang 2 SDIT Al Irsyad Islamiyyah Bandung. Selanjutnya, dalam tahap perencanaan ini, Calon Kepala Sekolah menyiapkan instrumen yang akan ditanyakan kepada Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah serta para guru yang ada di SDIT Al Irsyad Islamiyyah Bandung terkait dengan program kegiatan sosial, kepribadian, serta berbagai kegiatan kewirausahaan yang telah dilaksanakan di SDIT Al Irsyad Islamiyyah Bandung. Setelah instrumen ini selesai dibuat, maka disepakati jadwal kegiatan kunjungan Calon Kepala Sekolah ke SDIT Al Irsyad Islamiyyah Bandung tersebut. Gambar 3.23 Koordinasi CKS dengan Kepala Sekolah SDIT Al Irsyad Islamiyyah Bandung. 4. Pelaksanaan Untuk mengetahui kegiatan yang dilaksanakan di SDIT Al Irsyad Islamiyyah Bandung, calon kepala sekolah melakukan wawancara dengan Kepala Sekolah dan mengamati dokumen-dokumen terkait kompetensi kepribadian, sosial dan kewirausahaan yang dilaksanakan di SDIT Al Irsyad Islamiyyah Bandung untuk dipelajari dan dijadikan bahan laporan hasil peningkatan kompetensi kepribadian, sosial dan kewirausahaan di SDIT Al Irsyad Islamiyyah Bandung. 107

5. Hasil Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah telah menetapkan bahwa ada lima dimensi kompetensi kepala sekolah/madrasah yaitu: kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervisi dan sosial. Setelah melaksanakan PK di sekolah magang dua melalui wawancara dan analisis dokumen didapatkan hasil sebagai berikut : 2. Kompetensi Kepribadian Kepala sekolah SDIT Al Irsyad Islamiyah memiliki kompetensi kepribadian yang sangat baik yaitu berakhlak mulia, mengembangkan budaya dan tradisi akhlak mulia, dan menjadi teladan akhlak mulia bagi komunitas di sekolah/ madrasah, memiliki integritas kepribadian sebagai pemimpin. Hal ini diketahui ketika beliau dipilih menjadi kepala sekolah oleh semua teman sejawat karena penilaian warga sekolah kepada beliau. Menurut beliau untuk membangun kompetensi kepribadian yang baik seorang kepala sekolah harus mengayomi, merangkul dan selalu berkomunikasi dengan siapapun. Kepala Sekolah harus banyak mendengar, memberi keteladanan tentunya semua berawal dari diri sendiri. Kepala sekolah selalu melakukan mutabaah (refleksi) untuk menjadi pribadi yang tangguh. Banyak membaca Al Quran dan amalan lainnya. Cara kepala sekolah mengendalikan diri dalam menghadapi masalah-masalah terutama yang berkaitan dengan perbedaan pendapat adalah melalui aturan (SOP) dalam setiap kegiatan. SOP ini selalu disosialisasikan secara rutin kepada guru baik dalam rapat mingguan atau dalam wa grup sehingga semua guru paham. Jika ada perbedaan/penolakan maka dikembalikan pada SOP. Niat dan cara harus baik, oleh karena itu seorang kepala sekolah harus terampil dalam menyampaikan sesuai pada guru sehingga maksud baik dapat diterima dengan baik pula. Kepala sekolah pun harus mampu memahami karakter-karakter guru sehingga mampu mengadakan pendekatan yang tepat. Fokus kepala sekolah adalah pada pengembangan SDM dan pribadi-pribadi yang berkualitas. Kepala Sekolah SDIT Al Irsyad memiliki keinginan yang kuat dalam pengembangan diri sebagai kepala sekolah/madrasah. Hal ini beliau lakukan dengan banyak berkonsultasi dengan pengawas bina, selalu mencari tahu informasi- 108

informasi dan mengikuti program mengenai pengembangan diri kepala sekolah contohnya beliau aktif mengikuti training pribadi tangguh di pesantren Darut Tauhid. Ketermpilan dan ilmu yang beliau miliki tidak disimpan sendiri tetapi selalu disampaikan kepada warga sekolahnya. Di SDIT Al Irsyad Islamiyyah terdapat program sharing guru, dalam kegiatan tersebut setiap warga sekolah diberi kesempatan menyampaiakan ilmu yang diperoleh seperti hasil seminar, workshop, IHT atau lainnya. Gambar 3.24. Kegiatan untuk membina kompetensi kepribadian 2. Kompetensi Kewirausahaan Kepala sekolah SDIT Al Irsya Islamiyyah memiliki kompetensi kewirausahaan yang sangat baik pula. Berdasarkan hasil wawancara, kajian dokumen KTSP dan foto-foto kegiatan sekolah didapatkan bahwa beliau merupakan sosok yang selalu menciptakan inovasi-inovasi. Menurut beliau kewirausahaan bukan hanya aktifitas jual beli, tetapi lebih pada gebrakan untuk mengembangkan sekolah. Di SD Al Irsyad sedang dikembangkan program e-modul. Guru-guru terlibat dalam pembuatan e-modul atau modul yang dicetak tentunya acuannya harus sejalan dengan program dari yayasan. Mekanisme program kewirausahaan pada tahun pelajaran 2021/2022 adalah dengan menentukan tahap pengembangan pembelajaran ke arah digitalisasi. Sekolah menjalin kerjasama dengan pihak ketiga yaitu LMS dan konsultan untuk pembuatan e-modul dan media-media audio visual untuk pembelajaran. Konsultan akan memvalidasi e-modul yang dibuat oleh guru-guru. E-modul ini sudah mulai digunakan di tahun pembelajaran 2021/2022 pengaruhnya pembelajaran menjadi lebih menyenangkan dan itu tentunya akan menjadi keunggulan sekolah. Di dalam e-modul juga diembangkan soal-soal berbasis HOTS, literasi dan numerasi. 109

Selain program digitalisasi pembelajaran, program unggulan lainnya di SDIT Al Irsyad adalah Tahfidz. Targetan sekolah yaitu siswa kelas 6 sudah menguasai 2 juz Al Quran, setiap hari siswa-siswa selalu dipantau amalan dan target bacaannya melalui program tartili. Untuk melaksanakan inovasi-inovasi di sekolah tentunya kepala sekolah menemui kendala, namun untuk mengatasinya ada satu kunci yaitu selalu menjalin komunikasi dengan semua pihak. Kepala sekolah selalu mengefektifkan komunikasi dengan menyelenggarakan rapat satu minggu sekali (1 atau 2 jam). Di sekolah juga terdapat biro litbang dan KKG elemen-elemen tersebut dapat dilibatkan dalam mendiskusikan ide dari semua warga untuk dijadikan gagasan bersama. Dalam hal meningkatkan keingintahuan warga sekolah terhadap pengetahuan dan keterampilan melalui kerja kelas dan pantang menyerah, kepala sekolah selalu mengevaluasi semua program yang dilaksanakan, menyampaikan skema baru, memanggil/kroscek pada warga sekolah yang menunjukan penurunan, kepala sekolah melakukan pendekatan, crosscek, lalu memberikan teguran terdapat pula reward dan punishment. Semua dilakukan untuk menjaga etos kerja warga sekolah agar menjadi pekerja keras yang pantang menyerah. Selain membangun atmosfer kerja kepala sekolah selalu mendorong guru-guru untuk mengikuti kegiatan- kegiatan pengembangan diri. Semua info tentang pelatihan selalu di sampaikan di grup wa guru. Kepala sekolah juga selalu aktif mengikuti kegiatan-kegiatan pengembangan pengetahuan dan keterampilan diantaranya mengikuti program kepala sekolah penggerak tahap dua. Beberapa program unggulan dan inovasi SDIT Al Irsyad Islamiyyah adalah sebagai berikut : • Pendidikan Agama Islam ( Al Islam, Siroh dan Fiqih ) 4 JP, dan Al Qur’an / tartlili 10 JP untuk level Bawah dan 8 JP untuk level atas • Program pengajaran Al qur’an dengan Metode Tartili ( Target kelas III Selesai 6 Jilid dan dikelas IV s/d VI Fokus Tahsinul Qur’an dan Tahfidzul Qur’an ) • Wisuda Tartili dan Tahfidz Juz 29 dan 30 • Program Tahfidzul Qur’an menyelesaikan 2 Juz ( Juz 29 dan 30 ) 110

• E-learning Surala ( Jepang ) memahami konsep dasar matematika • Team Builiding dan Super Camp • PKAM ( Pekan Kreativitas Anak muslim ) • Hubbul Qur’an • Evaluasi Pemantauan pembiasaan dan ibadah anak • Presentasi Projek dan Pensi • Market Day • Mentoring Kelas atas • Mabit dan Hiking • Ekstrakurikuler ( Pramuka, Panahan, Jurnalistik, Sinemathografy, Robotik, Taekondo, Karate, Pencak Silat, futsal, Get Coloring dan Kidz Lab/ Bahasa Inggris dan Marching Band ) Gambar 3.25. Kegiatan untuk membina kompetensi kewirausahaan 3. Kompetensi Sosial Sekolah merupakan organisasi pembelajar (learning organization) di mana sekolah selalu berhadapan dengan stake holder. Kemampuan yang diperlukan untuk berhadapan dengan stakeholder adalah kemampun berkomunikasi dan berinteraksi yang efektif. Agar terbina hubungan yang baik antara sekolah dengan orang tua, sekolah dengan kantor/dinas yang membawahinya maka kepala sekolah harus mampu mengkomunikasikannya. Kompetensi sosial dalam Permendiknas No. 13 Tahun 2007 terdiri atas: (1) bekerja sama dengan pihak lain untuk kepentingan sekolah/madrasah; (2) berpartisipasi dalam kegiatan sosial kemasyarakatan; dan (3) memiliki kepekaan sosial terhadap orang atau kelompok lain. 111

Berdasarkan hasil wawancara dan kajian dokumen serta foto kegiatan sekolah, CKS mendapatkan bahwa kepala sekolah SDIT Al Irsayad Islamiyyah memiliki kompetensi sosial yang mumpuni dan layak diteladani. Beliau memiliki kepekaan yang baik untuk guru/warga sekolahnya, jika ada warga sekolah yang sakit lebih dari tiga hari, melahirkan, atau terkena musibah selalu ditengok dan diberikan perhatian. Kepala sekolah juga selalu menjalin kerjasama yang baik dengan berbagai pihak untuk kepentingan sekolah/madrasah contohnya melibatkan komite/orang tua siswa dalam kegiatan oprasional ektrakurikuler (pengadaan transportasi dan snack). Melibatkan orang tua dalam program guest teacher, menjadi pembicara dalam kegiatan parenting, mengadakan sharing time untuk berdiskusi dan mencari solusi program pembelajaran pada siswa/anaknya. Dengan masyarakat sekitar kepala sekolah selalu dilibatkan mengelola masjid di sekitar sekolah. Beliau dilibatkan sebagai DKM dan sering mengisi materi/ceramah-ceramah serta menjadi imam salat. Kepala sekolah pun selalu menjalin kemitraan yang baik dengan dinas/instansi pendidikan atau lainnya. Dengan dinas pendidikan contohnya selalu aktif berkonsultasi dengan pengawas bina, review, validasi dan pengesahan KTSP, monitoring kegiatan PTMT dan gladi bersih ANBK, mengikuti MKKS, aktif menjadi kepala sekolah penggerak,. Dengan organisasi lainnya kepala sekolah melibatkan PMI untuk melaksanakan penyemprotan, dan lainnya. Agar kegiatan sosial ini terlaksana dengan baik maka kepala sekolah harus melibatkan semua pihak dalam memajukan program sekolah. 112

Gambar. 3.26. Kegiatan untuk membina kompetensi kewirausahaan Setelah saya selesai melaksanakan Peningkatan Kompetensi di SDIT Al Irsyad Islamiyyah Bandung, dari hasil Penilaian dari Kepala SDIT Al Irsyad Islamiyyah Bandung saya mendapatkan peningkatan pada kelima aspek yang menjadi kajian matriks PK saya. Untuk kesemua aspek tersebut saya mendapatkan penilaian A = 100 dengan predikat “SANGAT BAIK”. Demikian pula untuk penilaian sikap, saya mendapatkan penilaian A=100 dengan predikat “SANGAT BAIK”. Gambar. 3.27. Penilaian Sikap Mentor 2 113

Gambar. 3.27. Penilaian Keterlaksanaan Peningkatan Kompetensi (PK) dari Mentor 2 114

BAB IV PENUTUP A. Simpulan • Setelah melaksanakan rangkaian kegiatan pada periode OJT-2 ini yang meliputi RPK (Rencana Proyek Kepemimpinan) dan Peningkatan Kompetensi (PK), saya sebagai peserta pelatihan calon kepala sekolah mendapatkan pengalaman dan pemahaman yang lebih sistematis, terstruktur dan terpadu mengenai sikap, pengetahuan, dan keterampilan pada 5 (lima) dimensi kompetensi kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervisi, dan sosial sebagai calon kepala sekolah; • Melalui kegiatan pelaksanaan RPK dan PK ini, memberikan peningkatan dan kemampuan saya sebagai calon kepala sekolah dalam mengidentifikasi masalah pembelajaran untuk meningkatkan capaian belajar peserta didik. Hal ini terlihat dari rangkaian perencanaan, pelaksanaan, monitoring, evaluasi dan tindak lanjut pada saat pelaksanaan RPK di SD Salman Al Farisi dalam bentuk kegiatan Workshop Peningkatan Kemampuan Guru dalam memanaatkan Media Pembelajaran Online Whiteboad.fi di SD Salman Al Farisi. Rangkaian kegiatan RPK tersebut memberikan pengalaman kontekstual mengenai dimensi bagaimana perencanaan dilaksankaan dengan baik sebagai penguatan aspek manajerial, bagaimana mengembangkan dan melaksanakan hubungan yang baik dengan semua kolega dan pemangku kepentingan terkait yang memperkuat dimensi sosial, memperkuat dimensi kepribadian dalam melaksanakan pekerjaan di sekolah dan dimensi kewirausahaan yang terbentuk dari serangkaian kegiatan yang menuntut kreativitas, rasa optimis, pantang menyerah, dan berpikir alternatif terbaik untuk mencapai keberhasilan pelaksanaan kegiatan. Hal tersebut semakin dikuatkan pada saat pelaksanaan PK (Peningkatan Kompetensi) di SDIT Al Irsyad islamiyyah Bandung. Rangkaian kegiatan PK telah memberikan pengalaman kontekstual mengenai bagaiman kepala sekolah di sekolah magang 2 melakukan kegiatan-kegiatan 115

wawancara, pengamatan dan telaah dokumen yang berhubungan dengan aspek manajerial, kepribadian, sosial, supervisi dan kewirausahaan; • Pelaksanaan RPK di SD Salman Al Farisi memperlihatkan bagaimana kegiatan RPK tersebut mampu meningkatkan prestasi peserta didik dan mengembangkan kemampuan calon kepala sekolah dalam menentukan strategi penyelesaian masalah sehingga dapat membangun budaya belajar sekolah dalam satu ekosistem persekolahan; dan • Melalui pelaksanaan RPK di sekolah magang 1, calon kepala sekolah mendapatkan kesempatan dan pengalaman untuk mengembangkan kemampuan kepemimpinan calon kepala sekolah dalam menggerakkan warga sekolah untuk membantu penyelesaian masalah pembelajaran di sekolah, yang bermuara pada terwujudnya student wellbeing. Pelaksanaan PK di sekolah magang 2 juga memberikan kesempatan kepada calon kepala sekolah untuk memaknai dan mempelajari lebih jauh hal-hal yang menyangkut penguatan dan pemenuhan aspek-aspek yang berhubungan manajerial, kepribadian, sosial, supervisi dan kewirausahaan. • Berdasarkan pengolahan data instrumen didapatkan hasil : Persiapan dan pelaksanaan Program Kegiatan 100, Peningkatan AKPK Calon Kepala Sekolah 98, Evaluasi Hasil dari Program Kegiatan Siklus 1 = 90 dan siklus 2 = 95, Dampak Pelaksanaan Rencana Proyek Kepemimpinan terhadap Peningkatan Kualitas Pembelajaran bagi Peserta Didik 86 serta Pencapaian Student’s Wellbeing (Kebahagiaan Murid) 87 B. Saran Berdasarkan kesimpulan hasil kajian dan pelaksanaan Rencana Tindak Lanjut (RTL) On The Job Training (OJT), maka penulis dapat mengemukakan saran-saran sebagai berikut: • Pelaksanaan kegiatan RPK dapat menjadi sebuah tahapan yang baik bagi peningkatan kemampuan bagi calon kepala sekolah sehingga seyogyanya kegiatan seperti ini tidak hanya dilaksanakan selama masa pelatihan CKS namun dapat dilaksanakan secara terencana dan periodik saat calon kepala sekolah nantinya mendapatkan penugasan dan amanah sebagai kepala sekolah. 116

• Pelaksanaan PK di sekolah magang 2 memberikan sebuah nuansa kemitraan yang sangat baik sehingga pola-pola seperti ini sebaiknya selalu dikembangkan oleh calon kepala sekolah dalam melaksanakan kegiatan pada saat mendapatkan penugasan sebagai kepala sekolah. • Bagi teman-teman guru yang nantinya mendapatkan kesempatan mengikuti rangkaian kegiatan pelatihan calon kepala sekolah dapat mengembangkan kegiatan RPK yang secara langsung memberikan solusi terhadap permasalahan kualitas pembelajaran di sekolahnya. • Kepada Calon Kepala Sekolah terus mengembangkan pengetahuan, sikap dan keterampilannya terkait dimensi-dimensi yang harus dimiliki sebagai kepala sekolah • Untuk menciptakan proses pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan, maka perlu pelatihan atau pembimbingan aplikasi pembelajaran yang dapat diguakan dalam kegiatan belajar mengajar baik secara daring maupun luring dalam rangka meningkatkan prestasi peserta didik 117

DAFTAR PUSTAKA Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 6 Tahun 2018 tentang Penugasan Guru sebagai Kepala Sekolah Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah Permendikbud No. 17 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah Profil Sekolah SD Salman Al Farisi Bandung Profil Sekolah SDIT Al Irsyad Islamiyyah Bandung Rapor Mutu SD Salman Al Farisi Rapor Mutu SDIT Al Irsyad Islamiyyah Bandung https://salman-alfarisi.sch.id/ https://simdik.bandung.go.id/npsn/20253819 http://www.salman-alfarisi.com/ https://simdik.bandung.go.id/npsn/20253818 http://alirsyadbdg.sch.id/page/88831/sdit.html http://www.laman24.com/2020/02/penjelasan-5-kompetensi-kepala-sekolah.html 118

Kegiatan OJT – 2 1. MATRIK RENCANA PROYEK KEPEMIMPINAN Nama Peserta : Wina Wilani, S. Pd Instansi : SD Salman Al Farisi Bandung 119

Tabel 09-IST 1. Matrik Rencan Nama : Wina Wilani, S. Pd Instansi : SD Salman Al Farisi Bandung Masalah yang dipilih : Rendahnya kemampuan guru d Pemecahan Masalah Hybrid Learning siswa kuran pengetahuan dan keterampilan Judul RPK : Mengadakan workshop Pem meningkaktkan kemampuan online : Workshop peningkatan kema whiteboardfi di SD Salman Al Peningkatan kemampuan guru dalam pemanfaatan media p Tujuan Indikator Program/ Lang Keberhasilan Kegiatan a b c • Meningkatkan • Kemampuan guru Workshop Media Persiapa Kemampuan dalam Pembelajaran guru dalam memanfaatkan Inovatif 120

na Proyek Kepemimpinan (RPK) g dalam memanfaatkan media pembelajaran online sehingga dalam ng aktif, pembelajaran kurang efektif dan capaian kompetensi siswa tidak optimal manfaatan Media Pembelajaran Online Whiteboard.fi untuk guru dalam memanfaatkan/menggunakan media pembelajaran ampuan guru dalam pemanfaatan media pembelajaran online Farisi pembelajaran online whiteboardfi di SD Salman Al Farisi gkah-langkah Sumber Daya Metode Pencapaian Kegiatan Pengumpulan Students Wellbeing Data d ef g an : • Kepala • Kegiatan • Pembelajaran Sekolah workshop : menjadi lebih menyenangkan

memanfaatkan media pembelajaran 1. Meny perenc media online meningkat kegiat pembelajaran • Guru lebih mudah 2. Berko kepala whiteboard.fi dalam 3. Sosial menyampaikan guru-g kegiat materi 4. Memb pembelajaran kepan • Guru lebih mudah 5. Memb Kepan mengukur 6. Meny ketercapaian hasil kegiat pembelajaran 7. Rapat 8. Mene • Meningkatnya narasu keaktifan siswa 9. Memb dalam pembelajaran untuk • Meningkatkan Kompetensi 121 kompetensi Kepribadian : Kepala Sekolah 1. CKS mampu berbagi pengetahuan dan

yusun program • Guru Angket (lembar • Siswa lebih canaan /proposal • Siswa observasi) semangat dalam tan • Foto • Kegiatan belajar oordinasi dengan • Video pembelajaran : a sekolah • Dokumen lembar • Siswa lebih lisasi kepada observasi, aktif dalam guru mengenai lain yang angket (Google belajar tan RPK relevan form) bentuk • Sarana • Pelengkap data • Siswa lebih nitiian Prasarana : wawancara kreatif buat SK (laptop, menyampaikan nitiaan akses ide dan gagasan yusun anggaran internet, tan ATK, • Siswa lebih t bersama panitia banner) mudah entukan • Konsumsi memahami umber materi buat undangan pembelajaran k narasumber dan • Siswa lebih berani bertanya dan

pengalaman mengh kepada teman- narasu teman sejawat 10. Mem berkaitan dengan tugas saya sehari- untu hari. men 2. CKS mampu 11. Men melaksanakan • Span tugas-tugas • Daft dengan • Daft perencanaan yang 12. Men matang dan mate evaluasi maka berkelanjutan. work Kompetensi 13. Men manajerial : pelak 1. CKS mampu work memahami cara 14. Men mengidentifikasi mon 122

hubungi mengemukakan umber pendapat mbuat undangan uk peserta dan nyampaikannya nyiapkan : nduk tar hadir panitia tar hadir Peserta nyiapkan materi- eri dan referensi/ alah untuk kshop nyusun monitoring ksanaan kegiatan kshop nyusun instrumen nitoring

permasalahan Peni yang terkait Kom dengan Seko perencanaan dan Hasi penerimaan 15. Men peserta didik baru. mon 2. CKS memiliki Hasi pengalaman 16. Meny dalam moni menyelesaikan Kebe masalah yang Prog terkait dengan RPK pengelolaan Penin peserta didik Pemb dengan baik. Peser Kompetensi 17. Men kewirausahaan: Penc 1. CKS memahami Well program- program (Keb 123

ingkatan mpetensi Kepala olah Berdasarkan il AKPK nyusun instrumen nitoring Evaluasi il Kegiatan yusun instrumen itoring Dampak erhasilan gram/Kegiatan K terhadap ngkatan Kualitas belajaran Bagi rta Didik nyusun Instrumen capaian Students lbeing bahagiaan Murid)

inovatif yang bisa 18. Men meningkatkan ke work efektifan sekolah 2. CKS mampu Pelaksa melakukan 1. Meng inovasi yang 2. Pemb berguna bagi 3. Meny pengembangan sekolah Indon Kompetensi 4. Samb Supervisi: 5. Peny 1. CKS memahami teknik oleh p dalam melakukan 6. Ice B supervisi akademik 7. Peny 2. CKS memiliki Pengalaman Dalam oleh p Melakukan 8. Prakt Supervisi medi onlin 9. Penu 10. Pend naan 124

nyiapkan tempat kshop anaan gisi Daftar Hadir bukaan dan Doa yanyikan Lagu nesia Raya butan-sambutan yampaian materi pemateri 1 Breaking yampaian materi pemateri 2 tik Pemanfaatan ia pembelajaran ne whiteboardfi utupan dan doa dampingan/pembi n guru yang belum

Akademik mem Terhadap Guru pema Kompetensi Sosial : whit 1. CKS memahami 11. Impl penyusunan work program kerja kegia sama dengan pihak Monev lain, baik 1. Calon perseorangan melak maupun institusi pelak dengan baik, untuk untuk mendukung perke pelaksanaan identi kegiatan apaka pendidikan di peren sekolah 2. Calon 2. CKS memiliki melak pengalaman dalam akhir melakukan kerja kegia 125

mahami anfaatan teboardfi lementasi hasil kshop dalam atan pembelajaran n kepala sekolah kukan monitoring ksanaan kegiatan k mengetahui embangan dan ifikasi kegiatan ah sesuai dengan ncanaan atau tidak n kepala sekolah kukan evaluasi di pelaksanaan atan untuk

sama dengan meng perseorangan dan keterc institusi lain, baik keber institusi 3. Dalam pemerintah atau mone swasta, untuk sekola mendukung memb penyelenggaraan instru pendidikan di kepad sekolah dimana guru- saya bertugas. meng yang Menganalisis 1.Siswa lebih diting dampak semangat mengikuti Refleksi peningkatan pembelajaran 1. Men kualitas yang pembelajaran bagi 2.Pembelajaran 2. Men murid menjadi menarik meng meng 3.Pembelajaran lebih interaktif 126

getahui capaian indikator rhasilan m kegiatan ev, calon kepala ah akan bagikan umen monev da kepala sekolah, -guru untuk getahui hal-hal harus gkatkan i: ncermati tahapan g telah dilakukan ngamati, golah dan ganalisis data

4.Rata-rata nilai hasil ulangan harian terha peserta didik medi meningkat whit khus 5.Pembelajaran lebih masi efektif 3. Men yang dan m reko perb Tindak • Memb untuk meng pemb bimbi intens 127

l evaluasi adap pemanfaatan ia online teboardfi susnya yang ih kurang nganalisis hasil g belum dicapai membuat omendasi baikan lanjut : buat tindaklanjut k siklus kedua, gadakan binaan dan ingan secara sif

Kegiatan OJT – 2 2. JURNAL HARIAN OJT Sekolah Asal : SD Salman Al Farisi Bandung OJT Sekolah Magang : SDIT Al Irsyad Islamiyyah Bandung Nama Peserta : Wina Wilani, S. Pd Instansi : SD Salman Al Farisi Bandung 128

Jurnal Harian Pelaksanaan Rencana Tindak Lanjut (RTL) No. Hari/Tanggal Kegiatan Keterangan ab c d 1. Senin, 4 Oktober 1. Pembimbingan ke-1 : Bukti Fisik : 2021 Topik 1. Notulen dan daftar hadir Diskusi: Pelaksanaan rapat Rencana Proyek 2. Foto kegiatan Kepemimpinan (RPK) di Sekolah Asal : a. Tahap persiapan (sosialisasi dan koordinasi pelaksanaan RPK) b. Arahan tentang dokumen yang perlu dipersiapan untuk penyusunan laporan dan pembuatan video unjuk kerja c. Review instrument monev RPK yang telah disusun pada saat IST 1 2. Koordinasi dengan Kepala Sekolah dan guru mengenai pelaksanaan RPK 3. Membuat Proposal Kegiatan 129

2. Selasa, 5 Oktober 1. Koordinasi dan sosialisasi 2021 kegiatan pada tim inti mengenai proposal kegiatan yang terdiri dari : a. Dasar kegiatan b. Tujuan kegiatan c. Target Kegiatan d. Pelaksanaan kegiatan e. Susunan Panitia f. Susunan Acara g. Anggaran Biaya 3. Rabu, 6 Oktober 1. Bimbingan dengan mentor 2021 1 (kepala sekolah terkait pelaksanaan Workshop) 2. Sosialisasi kepada warga sekolah (Koordinator level dan ketua KKG) 3. Rapat panitia workshop 4. Menentukan narasumber 5. Membuat undangan untuk narasumber 4. Kamis, 7 Oktober 1. Mengundang pembicara : 2 2021 orang ( Ibu Fitria Mulyanti, S. Pd dan Ibu Diah Rosanti, S. Pd) 130

2. Diskusi terkait materi- materi workshop dengan pembicara 3. Koordinasi kembali dengan panitia : Siklus 1 • Pelaksanaan : Jumat, 15 Oktober 2021 • Implementasi workshop di kelas : 18, 21, 22 Oktober Siklus 2 • Pembimbingan : 25 Oktober • Implementasi kembali di kelas : 29 Oktober 2021 • Perangkat yang disiapkan : RPP menggunakan media whiteboardfi 5. Jumat, 8 Oktober 1. Diskusi di LMS mengenai 2021 Progres RTL 2. Review Instrumen Kegiatan yang terdiri dari : • Instrumen monitoring pelaksanaan kegiatan RPK • Instrumen peningkatan kompetensi kepala sekolah (hasil AKPK) dalam RPK • Instrumen evaluasi hasil kegiatan RPK • Instrumen Dampak Keberhasilan 131


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook