3.2 Manajemen Risiko dan Asuransi mendiskusikan beberapa topik lanjutan pada manajemen risiko. Topik yang dibicarakan pada modul ini, meliputi pengertian dari manajemen risiko, tujuan manajemen risiko, langkah-langkah dalam proses manajemen risiko, dan teknik untuk memperlakukan potensi kerugian (loss exposure). Modul ini menarik kesimpulan melalui diskusi mengenai manajemen risiko pribadi. Setelah mempelajari Modul 3 ini, Anda diharapkan mampu: 1. menjelaskan pengertian atau batasan tentang manajemen risiko; 2. menjelaskan sasaran dari manajemen risiko; 3. menjabarkan langkah-langkah dalam proses manajemen risiko; 4. membedakan antara kontrol risiko dan risiko pembiayaan sebagai teknik utama untuk memperlakukan loss exposure (potensi kerugian); 5. menerapkan prinsip-prinsip dari manajemen risiko pada program manajemen risiko pribadi; 6. mengakses situs internet dan memahami topik yang berhubungan dengan manajemen risiko perdagangan (komersial).
ADBI4211/MODUL 3 3.3 Kegiatan Belajar 1 Manajemen Risiko M anajemen risiko adalah proses untuk mengidentifikasi loss exposure (potensi kerugian) yang dihadapi suatu perusahaan dan untuk memilih teknik yang tepat untuk memperlakukan exposure tersebut. Di masa lalu, manajer risiko biasanya hanya mempertimbangkan loss exposure murni yang dihadapi oleh perusahaan. Bagaimanapun, pembaharuan bentuk dari manajemen risiko menimbulkan pertimbangan kepastian risiko spekulatif yang baik. Modul ini hanya mendiskusikan perlakuan terhadap risiko murni atau kerugian murni dari exposure. Manajemen risiko sebaiknya tidak keliru dengan manajemen asuransi. Manajemen risiko adalah konsep yang luas, meliputi seluruh teknik untuk memperlakukan loss exposure sebagai tambahan pada asuransi. Dalam hal ini, banyak manajer risiko termasuk dalam organisasi profesional yang dikenal sebagai Risk and Insurance Management Society (RIMS). RIMS mempromosikan prinsip-prinsip manajemen risiko dan membantu manajer risiko dalam penerapan dari teknik alternatif untuk memperlakukan loss exposure. A. SASARAN MANAJEMEN RISIKO Manajemen risiko memiliki sasaran yang penting. Sasaran tersebut dapat diklasifikasikan dalam (1) preloss objectives, dan (2) postloss objectives. 1. Preloss Objectives (Sasaran Sebelum Terjadi Kerugian) Sasaran penting sebelum terjadinya kerugian, meliputi ekonomi, penurunan kekhawatiran, dan memenuhi kewajiban yang sah. Sasaran yang pertama, yaitu bahwa perusahaan harus mempersiapkan untuk kerugian potensial dalam banyak hal ekonomi. Persiapan ini, meliputi analisis dari biaya program keselamatan, pembayaran premi asuransi, dan biaya yang dihubungkan dengan teknik-teknik yang berbeda untuk menangani risiko. Sasaran yang kedua, yaitu penurunan kekhawatiran. Kepastian loss exposure dapat menyebabkan ketakutan dan kekhawatiran yang besar terhadap manajer risiko dan para eksekutif utama. Sebagai contoh, ancaman
3.4 Manajemen Risiko dan Asuransi dalam perkara hukum yang merupakan bencana besar dari produk yang tidak sempurna dapat menyebabkan kekhawatiran yang besar daripada kerugian kecil dari kebakaran yang kecil. Manajer risiko, bagaimanapun, menginginkan untuk meminimalkan kekhawatiran dan ketakutan yang dihubungkan dengan seluruh loss exposure. Sasaran terakhir adalah untuk memenuhi kewajiban yang sah. Sebagai contoh, peraturan perundangan pemerintah mungkin mewajibkan perusahaan untuk memasang perlengkapan keselamatan (pengaman) untuk melindungi pekerja dari kecelakaan, menempatkan sisa material yang berbahaya secara tepat, dan memberi label produk pada konsumen secara tepat. Manajer risiko harus melihat bahwa kewajiban yang sah ini dipenuhi. 2. Postloss Objectives (Sasaran Setelah Terjadinya Kerugian) Sasaran penting setelah terjadinya kerugian, meliputi kelangsungan hidup, melanjutkan operasi, stabilitas dari pendapatan, pertumbuhan yang berkelanjutan, dan pertanggungjawaban pada masyarakat. Sasaran postloss yang paling penting, yaitu kelangsungan hidup dari perusahaan. Kelangsungan hidup berarti setelah terjadinya kerugian, perusahaan dapat memulai sedikit bagian dari operasinya dalam beberapa periode yang layak. Sasaran postloss yang kedua, yaitu untuk meneruskan operasinya. Bagi beberapa perusahaan, kemampuan untuk beroperasi setelah kerugian sangat penting. Sebagai contoh, fasilitas umum perusahaan harus melanjutkan untuk menyediakan jasa. Bank, toko roti, pabrik susu, dan perusahaan kompetitif harus melanjutkan operasinya setelah terjadi kerugian. Sasaran postloss yang ketiga, yaitu stabilitas pendapatan. Pendapatan tiap bagian dapat dipertahankan apabila perusahaan melanjutkan operasinya. Bagaimanapun, perusahaan mungkin mengeluarkan biaya tambahan yang besar untuk mencapai tujuannya (seperti beroperasi di lokasi yang lain), dan stabilitas pendapatan yang sempurna mungkin tidak bisa tercapai. Sasaran postloss yang lain, yaitu pertumbuhan yang berkelanjutan dari perusahaan. Perusahaan dapat mengembangkan pertumbuhan produk baru dan pasar atau dengan memperoleh atau bergabung dengan perusahaan yang lain. Oleh karena itu, manajer risiko harus mempertimbangkan dampak bahwa kerugian akan memengaruhi kemampuan perusahaan untuk tumbuh. Akhirnya, sasaran dari pertanggungjawaban terhadap masyarakat, yaitu untuk meminimalkan dampak bahwa kerugian akan memengaruhi seseorang
ADBI4211/MODUL 3 3.5 dan masyarakat. Kerugian hebat dapat bersifat merugikan yang memengaruhi tenaga kerja, supplier, kreditor, dan masyarakat pada umumnya. Sebagai contoh, kerugian hebat yang menutup suatu pabrik di kota kecil dalam periode yang lama dapat menyebabkan kesulitan ekonomi yang sangat tinggi dalam kota tersebut. B. LANGKAH-LANGKAH DALAM MANAJEMEN RISIKO Proses manajemen risiko meliputi empat langkah, yaitu (1) identifikasi kerugian potensial, (2) evaluasi kerugian potensial, (3) memilih teknik yang tepat untuk memperlakukan loss exposure, dan (4) menerapkan dan melaksanakan program tersebut (lihat Gambar 3.1; Sumber: Rejda, 2008: 43). Setiap langkah tersebut didiskusikan secara rinci pada bagian selanjutnya. Mengidentifikasi Kerugian Potensial Menganalisis Kerugian Potensial Memilih Teknik yang Tepat untuk Menangani Loss Exposure 1. Pengendalian Risiko Pencegahan Pengendalian kerugian 2. Pembiayaan risiko Retensi Transfer nonasuransi Asuransi perdagangan Penerapan dan Monitoring Program Manajemen Risiko Gambar 3.1. Langkah-langkah dalam Proses Manajemen Risiko
3.6 Manajemen Risiko dan Asuransi C. MENGIDENTIFIKASI POTENSI KERUGIAN Langkah pertama dari proses manajemen risiko, yaitu mengidentifikasi seluruh loss exposure mayor (yang utama) dan minor (yang kecil). Langkah- langkah ini, meliputi analisis yang saksama dari seluruh kerugian potensial. Kerugian exposure yang penting berhubungan dengan hal berikut ini. 1. Loss Exposure dari Harta Benda a. Gedung, pabrik, bangunan lain. b. Furniture, perlengkapan, dan persediaan. c. Perlengkapan Electronic Data Processing (EDP); software komputer. d. Inventaris. e. Rekening penerimaan, arsip, dan dokumen berharga. f. Pesawat terbang, boat (perahu), dan perlengkapan kendaraan perusahaan. 2. Loss Exposure dari Kewajiban (Tanggung Jawab Hukum) a. Produk yang tidak sempurna. b. Polusi lingkungan (tanah, air, udara, dan suara). c. Gangguan seksual dari karyawan, diskriminasi terhadap karyawan, pemberhentian karyawan yang tidak sah (melanggar undang-undang). d. Alasan dan kewajiban umum dari loss exposure. e. Kewajiban yang timbul dari sarana transportasi perusahaan. f. Penyalahgunaan transmisi internet dan e-mail, transmisi bahan yang bersifat pornografi. g. Kewajiban direktur dan pegawai yang relevan. 3. Loss Exposure dari Pendapatan Bisnis a. Kerugian pendapatan. b. Melanjutkan biaya setelah terjadinya kerugian. c. Pengeluaran tambahan. d. Kerugian pendapatan bisnis yang tidak menentu. 4. Loss Exposure dari Sumber Daya Manusia a. Kematian atau kelumpuhan dari karyawan utama. b. Pengunduran diri atau pengangguran. c. Kecelakaan yang berhubungan dengan pekerjaan atau penyakit yang dialami oleh pekerja.
ADBI4211/MODUL 3 3.7 5. Loss Exposure dari Kejahatan a. Pembegalan, perampokan, dan pencurian. b. Pencurian oleh karyawan dan ketidakjujuran. c. Penipuan dan penggelapan. d. Kejahatan exposure internet dan komputer. 6. Loss Exposure dari Kesejahteraan Karyawan a. Kelalaian dalam memenuhi peraturan pemerintah. b. Pelanggaran dari tanggung jawab keuangan. c. Rencana exposure jaminan sosial dan kesehatan serta pensiun. d. Kelalaian dalam membayar keuntungan yang dijanjikan. 7. Loss Exposure dari Luar Negeri a. Pabrik, harta benda perusahaan, dan inventaris. b. Risiko mata uang luar negeri. c. Penculikan personil yang penting. d. Risiko politik. Seorang manajer risiko memiliki beberapa sumber informasi di mana dia (baik perempuan atau laki-laki) dapat menggunakannya untuk meng- identifikasi loss exposure yang terdahulu. Hal tersebut meliputi berikut ini. 1. Daftar pertanyaan analisis risiko. Daftar pertanyaan mengharuskan manajer risiko untuk menjawab sejumlah pertanyaan yang meng- identifikasikan loss exposure yang utama dan loss exposure yang kecil. 2. Pemeriksaan fisik. Suatu pemeriksaan fisik gedung/bangunan perusahaan dan operasinya dapat mengidentifikasi loss exposure yang utama. 3. Flowcharts (grafik aliran). Flowcharts yang menunjukkan aliran produksi dan pengiriman yang dapat memperlihatkan kemacetan produksi di mana kerugian dapat menyebabkan konsekuensi keuangan yang memberatkan perusahaan. 4. Rekening keuangan. Analisis dari rekening keuangan dapat mengidentifikasi modal utama yang harus dilindungi. 5. Kerugian data historis. Data kerugian lembur historis dan departemen dapat menjadi tidak terhingga nilainya untuk mengidentifikasi loss exposure yang utama. Sebagai tambahan, manajer risiko harus mengikuti perkembangan kecenderungan industri dan perubahan pasar yang dapat menciptakan loss exposure yang baru dan memerlukan perhatian. Permasalahan manajemen risiko yang utama, meliputi biaya kompensasi pekerja yang meningkat,
3.8 Manajemen Risiko dan Asuransi dampak dari penggabungan dan konsolidasi oleh asuransi dan perantara, meningkatkan biaya litigasi (perkara), risiko pembiayaan terhadap pasar modal, meningkatkan pergerakan klaim kecelakaan yang berulang, dan banyak persoalan lainnya (lihat Contoh Kasus 3.1). Contoh Kasus 3.1. Apakah yang Merupakan Persoalan Utama yang Dihadapi Manajer Risiko? Perhatian utama dari manajer risiko adalah penggambaran kecenderungan industri dan perubahan pasar, menurut survei tahunan yang dilakukan Risk & Insurance’s terhadap perusahaan yang besar. Sesungguhnya, persoalan yang tidak terlalu penting pada tahun sebelumnya sekarang berada pada puncak kekhawatiran manajer risiko. Dua persoalan utama, yaitu meningkatnya biaya kompensasi tenaga kerja dan dampak dari konsolidasi perusahaan asuransi dan perantara (lihat grafik). Biaya kompensasi tenaga kerja menjadi perhatian utama dari seluruh manajer risiko. Sesungguhnya 74,2% menempatkan persoalan ini sebagai perhatian yang utama. Peningkatan jumlah manajer risiko yang khawatir mengenai biaya kompensasi tenaga kerja meng- gambarkan perhatian tentang putaran kemungkinan dalam pasar yang lunak. Biaya kerugian pada saat enam tahun rendah dan setelah empat tahun tarif yang dikurangi dilanjutkan, faktor modifikasi pengalaman diharapkan meningkat, mendorong ke arah kenaikan premi. Konsolidasi perusahaan asuransi atau perantara juga diduduki sebagian besar di antara manajer risiko, dengan 58% responden yang mengindikasikan bahwa persoalan ini menjadi persoalan utama di antara perhatian mereka Risiko pembiayaan terhadap pasar modal merupakan perhatian utama lainnya dari manajer risiko, yaitu sekitar 51,6%. Sekali lagi, perhatian ini mengikuti kecenderungan industri. Asuransi dan pasar modal bersatu dan peralatan untuk mengubah aset menjadi sekuritas pasar menjadi lebih normal. Risiko dan Asuransi mengundang manajer risiko pada perusahaan-perusahaan besar untuk menilai pentingnya berbagai permasalahan. Responden diminta untuk menilai tujuh belas permasalahan dengan skala 1 hingga 5, dimulai dari biaya kompensasi pekerja sampai perubahan peraturan pengunduran diri.
ADBI4211/MODUL 3 3.9 Top Risk Management Concerns Workers compensation costs 58 74.2 Increasing litigation costs, tort reform 54.8 70 80 Increasing repetitive motion injury claims 51.6 Insurance/reinsurance carrier solvency 51.6 48.4 Product liability legislation/reform 45.2 Environmental liability 45.2 41.9 Availability/high cost of other insurance/reinsurance lines 41.9 Disability management 38.7 38.7 Retirement benefit rule changes 35.5 0 35.5 32.3 22.6 9.7 10 20 30 40 50 60 Percent D. EVALUASI KERUGIAN POTENSIAL Langkah kedua dari proses manajemen risiko adalah mengevaluasi dan mengukur dampak dari kerugian terhadap perusahaan. Langkah ini meliputi perkiraan frekuensi potensial dan nilai kerugian. Frekuensi kerugian mengacu pada kemungkinan jumlah dari kerugian yang mungkin terjadi selama periode waktu tertentu yang diberikan. Nilai kerugian mengacu pada ukuran kemungkinan dari kerugian yang mungkin terjadi. Ketika manajer risiko memperkirakan frekuensi dan nilai dari kerugian untuk setiap tipe dari loss exposure, kerugian exposure yang bermacam- macam dapat dinilai menurut kepentingan relatif. Sebagai contoh, loss exposure dengan potensi kebangkrutan perusahaan jauh lebih penting dalam suatu program manajemen risiko daripada exposure dengan kerugian potensial yang kecil. Sebagai tambahan, frekuensi relatif dan nilai dari setiap loss exposure harus diperkirakan supaya manajer risiko dapat memilih teknik yang paling baik atau mengkombinasikan teknik, untuk menangani setiap exposure. Sebagai contoh, apabila kerugian tertentu terjadi secara teratur dan hampir dapat diramalkan, hal tersebut dapat dianggarkan di luar pendapatan perusahaan dan diperlakukan sebagai pengeluaran operasi yang normal. Jika
3.10 Manajemen Risiko dan Asuransi pengalaman kerugian tahunan dari tipe tertentu dari exposure berfluktuasi secara luas, bagaimanapun pendekatan yang berbeda sepenuhnya diperlukan. Meskipun manajer risiko harus mempertimbangkan baik frekuensi kerugian maupun nilai kerugian, yang lebih penting, yaitu nilai kerugian karena satu kerugian bencana besar dapat memusnahkan perusahaan. Oleh karena itu, manajer risiko juga harus mempertimbangkan seluruh kerugian yang dapat diakibatkan oleh satu peristiwa. Baik kerugian maksimum yang mungkin dan kerugian maksimum yang dapat terjadi harus diperkirakan. Maximum possible loss (kerugian maksimum yang mungkin terjadi), yaitu kerugian terburuk yang mungkin dapat terjadi pada perusahaan selama hidupnya. Maximum probable loss (kerugian maksimum yang berpeluang terjadi), yaitu kerugian terburuk yang sepertinya mungkin terjadi. Sebagai contoh, apabila pabrik dihancurkan secara total oleh banjir, manajer risiko memperkirakan biaya penggantian, pemindahan puing-puing, biaya pemugaran, dan biaya lain yang totalnya sebesar USD10 juta. Jadi, kerugian maksimum yang mungkin terjadi sebesar USD 10 juta. Manajer risiko juga memperkirakan bahwa banjir menyebabkan lebih dari USD 8 juta kerusakan terhadap pabrik sehingga tidak mungkin banjir seperti itu tidak terjadi lebih dari sekali dalam 50 tahun. Manajer risiko mungkin memilih untuk menghindari peristiwa yang jarang terjadi. Jadi, bagi manajer risiko, kerugian maksimum yang berpeluang terjadi sebesar USD8 juta. Kerugian yang merupakan bencana besar sulit untuk diprediksi karena jarang terjadi. Bagaimanapun, kemungkinan besar yang berdampak pada perusahaan harus diberi prioritas yang tinggi, sebaliknya kerugian tertentu, seperti kerugian kerusakan fisik pada mobil dan truk, yang terjadi dengan frekuensi yang lebih besar, biasanya relatif kecil dan dapat diprediksi dengan keakuratan yang lebih besar. E. PEMILIHAN TEKNIK YANG TEPAT UNTUK MEMPERLAKUKAN LOSS EXPOSURE Langkah ketiga dalam proses manajemen risiko adalah memilih teknik yang terbaik untuk memperlakukan loss exposure. Teknik ini dapat diklasifikasikan secara luas baik sebagai pengendalian risiko atau pembiayaan (Head and Horn II, 1997: 34–44; and C. Arthur Williams Jr., et al., 1981:Chapters 2–3).
ADBI4211/MODUL 3 3.11 Pengendalian risiko mengacu pada teknik untuk menurunkan frekuensi dan kehebatan dari kerugian yang terjadi secara kebetulan. Pembiayaan risiko mengacu pada teknik yang menyediakan biaya kerugian yang terjadi secara kebetulan setelah pengendalian. Banyak manajer risiko menggunakan kombinasi dari teknik tersebut untuk memperlakukan setiap loss exposure. LATIHAN Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, kerjakanlah latihan berikut! A. Pertanyaan Review 1) Definisikan manajemen risiko. Bagaimana manajemen risiko berbeda dari manajemen asuransi? 2) Jelaskan tujuan dari program manajemen risiko baik sebelum maupun sesudah terjadinya kerugian! 3) Jelaskan langkah-langkah dalam proses manajemen risiko! 4) Bagaimana manajer risiko mengidentifikasi kerugian potensial? Bagaimana manajer risiko mengevaluasi dan menganalisis setiap kerugian potensial? B. Pertanyaan Aplikasi 1) The High-Rise Corporation membuat dan menjual tangga dan perancah yang digunakan oleh perusahaan konstruksi. Produk ini dijual kepada lebih dari 1000 retailer independen di United States. Manajemen memerhatikan bahwa perusahaan dapat menuntut jika satu dari produknya tidak sempurna dan seseorang terluka. Oleh karena biaya dari asuransi pertanggungjawaban hukum produk meningkat, perusahaan mencari cara untuk mengendalikan loss exposure-nya. a) Jelaskan setiap langkah dalam proses manajemen risiko. b) Untuk setiap teknik manajemen risiko berikut ini, uraikan tindakan spesifik yang menggunakan teknik tersebut yang mungkin membantu dalam memperlakukan kerugian pertanggungjawaban produk pada High-Rise Corporation. (1) Penghindaran. (2) Pencegahan Kerugian. (3) Pengurangan Kerugian. (4) Transfer Nonasuransi.
3.12 Manajemen Risiko dan Asuransi c) Captive insurers merupakan pendekatan populer di mana banyak perusahaan besar menggunakannya untuk membiayai loss exposure yang ditangani sendiri. Jelaskan keuntungan menggunakan captive insurer dalam program manajemen risiko! 2) City Bus Corporation menyediakan transportasi bus sekolah pada Lancaster County. City Bus memiliki 50 bus yang ditempatkan di tiga kota berbeda dalam wilayah tersebut. Perusahaan menghadapi persaingan dari dua perusahaan bus yang besar yang beroperasi di area yang sama. Jajaran sekolah umum dan sekolah pribadi biasanya menyerahkan kontrak pada penawar yang terendah, tetapi tingkat pelayanan dan seluruh penampilannya juga dipertimbangkan. a) Uraikan dengan jelas langkah-langkah dalam proses manajemen risiko yang seharusnya diikuti oleh manajer risiko dari City Bus. b) Identifikasi loss exposure utama yang dihadapi oleh City Bus. c) Untuk setiap loss exposure yang diidentifikasi pada (b), identifikasi teknik manajemen risiko atau kombinasi dari teknik yang dapat digunakan untuk menangani exposure. d) Uraikan beberapa sumber pembiayaan untuk membayar kerugian jika metode retensi digunakan dalam program manajemen risiko. e) Identifikasi departemen lain dari City Bus yang juga dapat dilibatkan pada program manajemen risiko. 3) Jennifer adalah junior perguruan tinggi (mahasiswa tingkat satu) yang mengambil jurusan Administrasi Bisnis. Dia bertempat tinggal di asrama perguruan tinggi dan memiliki teman sekamar Karen. Jennifer memiliki pekerjaan part-time untuk membantu membayar berbagai pengeluaran, tetapi orang tuanya membayar biaya kuliahnya. Kedua orang tuanya harus bekerja untuk membayar biaya kuliahnya. Sebagai tambahan dari lemari pakaiannya yang luas, buku dan persediaan untuk kursus, dan barang pribadinya, Jennifer memiliki stereo yang mahal, television set, dan terompet yang dimainkannya sebagai anggota dari band perguruan tingginya. Dia juga memiliki mobil sport terbaru yang dikemudikannya ke dan dari pekerjaan part-time-nya serta ke pantai dan gunung di mana dia suka berselancar dan bermain ski. Jennifer dan Karen sering mengunjungi bar perguruan tinggi lokal pada hari Jumat malam di mana mereka minum dan bersantai setelah seminggu yang berat dari kuliah dan bekerja. Jennifer kadang-kadang minum secara berlebihan, tetapi dia tidak mengizinkan Karen untuk mengemudi pulang ke asrama.
ADBI4211/MODUL 3 3.13 a) Uraikan secara jelas langkah-langkah dalam proses manajemen risiko personal. b) Identifikasi risiko murni utama atau loss exposure pada Jennifer yang berkaitan dengan setiap hal berikut ini. (1) Risiko personal. (2) Risiko harta benda. (3) Risiko tanggung jawab hukum. c) Berkaitan dengan setiap risiko murni atau loss exposure yang disebutkan pada butir b), identifikasi teknik manajemen risiko personal yang tepat yang dapat digunakan untuk memperlakukan exposure. Petunjuk Jawaban Latihan Untuk dapat menjawab soal-soal latihan di atas, Anda harus mempelajari kembali Kegiatan Belajar 1, tentang Manajemen Risiko. RANGKUMAN Manajemen risiko adalah proses untuk mengidentifikasi loss exposure yang dihadapi oleh organisasi dan untuk memilih teknik yang paling tepat. Manajemen risiko memiliki beberapa tujuan penting. Preloss objectives (sasaran sebelum terjadinya kerugian) termasuk tujuan dari ekonomi, penurunan dari kekhawatiran, dan memenuhi kewajiban yang sah. Postloss objectives (sasaran setelah terjadinya kerugian), meliputi kelangsungan hidup perusahaan, kelanjutan operasi, stabilitas dari pendapatan, pertumbuhan yang berkelanjutan, dan pertanggungjawaban secara sosial. Terdapat empat langkah dalam proses manajemen risiko, yaitu (1) kerugian potensial harus diidentifikasi, (2) kerugian potensial harus dievaluasi dalam kaitannya dengan frekuensi dan kehebatan dari kerugian, (3) metode yang tepat untuk memperlakukan loss exposure harus dipilih, dan (4) program manajemen risiko harus diimplementasi- kan dan dilaksanakan secara baik. Pengendalian risiko mengacu pada teknik yang mengurangi frekuensi dan nilai dari kerugian yang terjadi secara kebetulan. Teknik pengendalian risiko yang utama termasuk penghindaran dan pengendalian risiko.
3.14 Manajemen Risiko dan Asuransi TES FORMATIF 1 Pilihlah satu jawaban yang paling tepat! 1) Salah satu teknik pengendalian risiko adalah penghindaran. Keuntungan utama dari teknik ini adalah .... A. dapat mengurangi biaya kompensasi tenaga kerja B. kesempatan terjadinya kerugian dikurangi sampai nol jika exposure tidak pernah diperoleh C. pemotongan biaya perusahaan di atas 20% D. perusahaan akan mampu menghindari exposure yang berkaitan dengan kematian. 2) Langkah pertama dari proses manajemen risiko adalah mengidentifikasi seluruh kerugian potensial (loss exposure) dari kesejahteraan karyawan, meliputi .... A. kerugian pendapatan B. pengunduran diri atau pengangguran C. pelanggaran dan tanggung jawab keuangan D. penipuan dan penggelapan. Petunjuk: Untuk soal nomor 3) sampai 5) A. Jika (1) dan (2) benar. B. Jika (1) dan (3) benar. C. Jika (2) dan (3) benar. D. Jika (1), (2), dan (3) benar. 3) Sasaran manajemen risiko sebelum terjadi kerugian meliputi .... (1) ekonomi (2) penurunan kekhawatiran (3) pemenuhan kewajiban yang sah 4) Maksud dari manajemen risiko adalah .... (1) pemakaian prinsip-prinsip manajemen risiko dalam penerapan teknik alternatif untuk memperlakukan loss exposure (2) pemilihan teknik yang tepat dalam memperlakukan loss exposure (3) proses untuk mengidentifikasi loss exposure yang dihadapi oleh perusahaan
ADBI4211/MODUL 3 3.15 5) Potensi kerugian (loss exposure) dari pendapatan bisnis, meliputi .... (1) kerugian pendapatan (2) pengeluaran tambahan (3) pengunduran diri atau pengangguran Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 1 yang terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar. Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 1. Tingkat penguasaan = Jumlah Jawaban yang Benar 100% Jumlah Soal Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik sekali 80 - 89% = baik 70 - 79% = cukup < 70% = kurang Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat meneruskan dengan Kegiatan Belajar 2. Bagus! Jika masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 1, terutama bagian yang belum dikuasai.
3.16 Manajemen Risiko dan Asuransi Kegiatan Belajar 2 Pengendalian Risiko P engendalian risiko mengacu pada teknik untuk menurunkan frekuensi kerugian yang terjadi secara kebetulan. Sementara itu, pembiayaan risiko mengacu pada teknik yang menyediakan biaya kerugian yang terjadi secara kebetulan setelah pengendalian. Pada umumnya manajer risiko menggunakan kombinasi dari teknik tersebut untuk memperlakukan setiap potensi kerugian. A. PENGENDALIAN RISIKO Sebagaimana telah diuraikan di muka, pengendalian risiko meliputi teknik yang mencegah kerugian dari terjadinya atau mengurangi kehebatan dari kerugian setelah terjadinya kerugian. Teknik pengendalian risiko yang utama meliputi hal-hal sebagai berikut. 1. Penghindaran Penghindaran, yaitu kerugian terhadap exposure tertentu yang tidak pernah diperoleh atau loss exposure yang ada yang dapat dihindarkan. Sebagai contoh, kerugian bencana banjir dapat dihindari dengan tidak membangun pabrik baru di dataran banjir. Perusahaan yang berkaitan dengan farmasi yang memasarkan obat-obatan dengan sisi dampak yang berbahaya dapat menarik obat tersebut dari pasar. Keuntungan utama dari penghindaran, yaitu bahwa kesempatan terjadinya kerugian dikurangi sampai nol jika loss exposure tidak pernah diperoleh. Sebagai tambahan, apabila loss exposure dihindarkan, kemungkinan terjadinya kerugian berkurang atau tereliminasi karena aktivitas atau produk yang dapat menyebabkan kerugian telah dihindarkan. Penghindaran, mungkin masih meninggalkan perusahaan dengan sisa pertanggungjawaban exposure penjualan dari produk yang terdahulu. Penghindaran, memiliki dua kerugian utama, yaitu pertama, perusahaan mungkin tidak akan mampu untuk menghindari kematian dini dari eksekutif utama. Kedua, hal itu mungkin tidak dapat dikerjakan dengan mudah atau dilaksanakan untuk menghindari exposure. Sebagai contoh, perusahaan cat dapat menghindari meningkatnya kerugian dari produksi cat. Akan tetapi,
ADBI4211/MODUL 3 3.17 tanpa memproduksi cat, bagaimanapun juga, perusahaan tidak dapat berbisnis. 2. Pengendalian Kerugian Pengendalian kerugian memiliki dua dimensi, yaitu pencegahan kerugian dan penurunan kerugian. Pencegahan kerugian mengacu pada tindakan yang mengurangi frekuensi dari kerugian yang khusus. Sebagai contoh, tindakan untuk mengurangi kecelakaan truk termasuk pemeriksaan pengemudi, tidak ada toleransi bagi alkohol, penyalahgunaan obat-obatan dan pelaksanaan yang ketat dari peraturan keamanan. Tindakan untuk mengurangi penuntutan perkara dari produk yang tidak sempurna termasuk pemasangan dari peralatan keselamatan (pengaman) pada produk yang berbahaya, pemasangan label berbahaya pada produk berbahaya, dan institusi untuk memeriksa pengendalian mutu. Penurunan kerugian mengacu pada tindakan untuk mengurangi kehebatan dari kerugian setelah kerugian itu terjadi. Contohnya, termasuk pemasangan dari sistem penyemprotan air otomatis yang dengan segera memadamkan api; pemisahan dari unit exposure sehingga satu kerugian tidak dapat merusak secara bersamaan seluruh unit exposure, seperti memiliki gudang dengan inventaris pada lokasi yang berbeda; rehabilitasi untuk kecelakaan yang berhubungan dengan pekerjaan; dan membatasi sejumlah uang pada tempat kerja. Pengendalian kerugian efektif terutama dalam mengurangi kecelakaan yang berhubungan dengan pekerjaan dan penyakit yang mengakibatkan tagihan kompensasi tenaga kerja menjadi mahal. Penyelidikan oleh perusahaan asuransi menunjukkan bahwa program pengendalian kerugian pada pokoknya dapat mengurangi biaya kompensasi tenaga kerja (lihat Contoh Kasus 3.2.).
3.18 Manajemen Risiko dan Asuransi Contoh Kasus 3.2. Program Pengendalian Kerugian dapat Memotong Biaya Kompensasi Tenaga Kerja Program pengendalian kerugian dapat memotong keseluruhan biaya perusahaan di atas 20 persen, menurut penyelidikan Wausau Ins. Co. The Wausau, Wis. – pusat perusahaan mengatakan sekitar 40 persen atau USD 1 miliar dari bisnis yang dilaporkan dianalisis dengan penyelidikan. Laporan yang menentukan dipisahkan, satu ke dalam pelayanan dengan pengendalian kerugian dan satu lagi tidak. Wausau mengatakan bahwa untuk seluruh tenaga kerja yang memuaskan pelanggan, pengendalian kerugian mengurangi frekuensi klaim 12 persen, jumlah rata-rata kerugian sebesar 9 persen dan keseluruhan biaya sebesar 20 persen. Ketika hanya pelanggan pasar dengan sukarela dimasukkan, keseluruhan penghematan biaya sebesar 40 persen, kata perusahaan. Pelayanan pengendalian kerugian untuk Wausau memasukkan satu atau lebih dari berbagai teknik yang meliputi: 1. Pelayanan keselamatan dan kesehatan. 2. Taksiran ergonomic. 3. Model program keselamatan. 4. Model kesehatan yang berhubungan dengan pekerjaan. 5. Konsultan manajemen yang berhubungan dengan tingkah laku. 6. Kesehatan perindustrian dan sampel udara. 7. Identifikasi dan perlindungan hazard dan analisis kerugian. Dalam mempelajari laporan, perusahaan menyatakan hasilnya per USD1 juta dari dasar daftar gaji. Penelitian menemukan bahwa setiap perusahaan dengan USD1 milion daftar gaji (biasanya sekitar 30 pekerja), jumlah tahunan dari klaim kompensasi tenaga kerja dijumlah sekitar tiga setengah dengan pengendalian kerugian. Jumlah itu juga ditambah untuk rata-rata jumlah klaim, di mana peningkatan dari USD1,881 untuk hal tersebut dengan pengendalian kerugian sampai USD2,062 untuk perusahaan tanpa pengendalian kerugian. Total annual costs untuk kerugian sebesar USD6,627 ketika pengendalian kerugian dilibatkan dan USD8,234 ketika tidak dilibatkan. Dalam membuat analisis, rekening nonservice dibatasi pada hal tersebut pada bagian dan industri yang sama sebagai rekening yang dilayani. Penelitian ini menyatakan bahwa pengaruh dari ukuran polis
ADBI4211/MODUL 3 3.19 belum jelas, tetapi beberapa perbedaan dapat dimasukkan pada ukuran polis yang ditampilkan. Mereka mencatat bahwa ukuran rata- rata untuk rekening yang dilayani sebesar USD 5.7 juta dibandingkan pada USD 1.7 juta untuk rekening nonservice. Rekening yang besar, kata mereka, mungkin memiliki lebih dari yang mereka miliki dalam tindakan pengendalian kerugian rumah. Bagaimanapun, mereka mencatat bahwa rekening sebesar USD 1 juta merupakan probabilita yang lebih tinggi daripada tidak ada klaim rekening yang akan mencapai USD 10 juta. Rekening nonservice mungkin diharapkan untuk mempunyai kecenderungan yang menurun, sedikitnya untuk frekuensi tagihan, kata pelapor. Bill Mech, Wausau’s vice president bagi pelayanan analisis kerugian dan pengendalian kerugian, mengatakan bahwa penelitian dilakukan karena “kami ingin meyakinkan pemegang polis bahwa kami memperoleh cara untuk memperbaiki kerugian yang digambarkan.” Sebelum melakukan penelitian, dia berkata perusahaan sudah mengetahui bahwa pengendalian kerugian membuat perbedaan, tetapi perbedaan itu hanya memiliki cerita kesuksesan individu dan anekdot. Sumber: Diadaptasi dari Daniel Hayes, “Worker’s Comp Loss Control Savings Cited,“, National Underwriter, Property & Casualty/Risk & Benefits Management ed., (April 20, 1998: 28). B. RISIKO KEUANGAN Seperti dinyatakan sebelumnya, risiko keuangan mengacu pada teknik yang menyediakan dana kerugian setelah terjadinya kerugian. Teknik risiko keuangan yang utama, meliputi hal-hal sebagai berikut. 1. Retensi. 2. Transfer nonasuransi. 3. Asuransi perdagangan. 1. Retensi Retensi berarti bahwa perusahaan menahan sebagian atau keseluruhan dari kerugian yang dapat mengakibatkan kerugian yang diderita. Retensi dapat menjadi aktif maupun pasif. Retensi risiko aktif berarti bahwa perusahaan mengetahui loss exposure dan merencanakan untuk menahan sebagian atau keseluruhan dari hal tersebut, seperti kerugian tabrakan kendaraan armada perusahaan. Retensi pasif adalah kegagalan untuk
3.20 Manajemen Risiko dan Asuransi mengidentifikasi loss exposure, kegagalan untuk bertindak atau mengabaikan. Sebagai contoh, manajer risiko mungkin gagal untuk mengidentifikasi seluruh aset perusahaan yang dapat dirusakkan oleh gempa bumi. Retensi dapat digunakan secara efektif dalam program manajemen risiko dengan kondisi (William, et al.;1998:125–126): Pertama, tidak ada metode lain yang tersedia untuk perlakuan. Perusahaan asuransi mungkin tidak mau menutup tipe-tipe risiko tertentu yang dijamin atau perlindungan mungkin terlalu mahal. Transfer nonasuransi mungkin tidak tersedia. Sebagai tambahan meskipun pencegahan kerugian dapat mengurangi frekuensi kerugian, seluruh kerugian tidak dapat dieliminasi. Pada kasus ini, retensi merupakan metode yang tersisa. Jika exposure tidak dapat diasuransikan atau dipindahkan, maka hal itu harus diretensi. Kedua, kemungkinan kerugian yang terburuk tidak serius. Sebagai contoh, kerugian kerusakan fisik pada kendaraan dalam sebuah armada perusahaan besar tidak akan membangkrutkan perusahaan jika kendaraan dipisahkan oleh jarak yang lebar dan kelihatannya tidak akan merusakkan secara keseluruhan. Terakhir, kerugian diprediksikan terlalu tinggi. Retensi dapat digunakan secara efektif bagi klaim kompensasi tenaga kerja, kerugian kerusakan fisik pada kendaraan, dan kerugian pencurian. Berdasarkan pada pengalaman masa lalu, manajer risiko dapat memperkirakan kisaran kemungkinan dari frekuensi dan kehebatan dari kerugian aktual. Jika sebagian kerugian berada di antara kisaran tersebut, mereka dapat menganggarkan di luar pendapatan perusahaan. 2. Menentukan Level Retensi Jika retensi digunakan, manajer risiko harus menentukan level retensi perusahaan, di mana sejumlah kerugian dolar akan ditahan atau ditanggung sendiri oleh perusahaan. Perusahaan yang kuat secara keuangan dapat memiliki level retensi yang tinggi daripada yang memiliki posisi keuangan yang lemah. Meskipun sejumlah metode dapat digunakan untuk menentukan level retensi, hanya dua metode yang diringkas di sini. Pertama, perusahaan dapat menentukan kerugian maksimum yang tidak diasuransikan yang dapat menangkap/menahan tanpa memengaruhi secara merugikan pendapatan perusahaan. Suatu perkiraan peraturan bahwa retensi maksimum dapat diset
ADBI4211/MODUL 3 3.21 sebesar 5% dari pendapatan tahunan perusahaan sebelum pajak dari operasi yang dilakukan sekarang. Kedua, perusahaan dapat menentukan retensi maksimum sebagai persentase dari modal kerja bersih perusahaan, sebagaimana antara 1 dan 5 persen. Meskipun metode ini tidak menggambarkan posisi keuangan perusahaan secara keseluruhan untuk menahan kerugian, hal tersebut merupakan kemampuan tindakan perusahaan untuk membiayai kerugian. 3. Pembayaran Kerugian Jika retensi digunakan, manajer risiko harus memiliki beberapa metode untuk membayar kerugian. Metode yang biasa digunakan, sebagai berikut. a. Pendapatan bersih di waktu sekarang. Perusahaan dapat membayar kerugian di luar pendapatan bersih di waktu sekarang dan memperlakukan kerugian sebagai pengeluaran untuk tahun tersebut. Sejumlah besar dari kerugian dapat melebihi pendapatan di waktu sekarang dan aset lainnya kemudian dapat diuangkan untuk membayar kerugian. b. Cadangan yang tidak terkumpul. Cadangan yang tidak terkumpul, yaitu rekening tata buku yang diisi dengan kerugian aktual atau kerugian yang diharapkan dari exposure yang diberikan. c. Cadangan yang terkumpul. Cadangan yang terkumpul, yaitu penyisihan dana yang cukup untuk membayar kerugian. Cadangan yang terkumpul tidak digunakan secara luas oleh tenaga kerja pribadi karena dana mungkin menghasilkan tingkat pengembalian yang lebih tinggi dengan digunakannya dalam bisnis tersebut. Juga, kontribusi terhadap cadangan yang terkumpul tidak dikurangi pajak pendapatan. Kerugian merupakan pajak yang dikurangi ketika dibayarkan. d. Lini kredit. Lini kredit dapat diadakan oleh bank dan dana yang dipinjamkan mungkin dipergunakan untuk membayar setelah terjadinya kerugian. Bunga harus dibayarkan terhadap pinjaman tersebut, bagaimanapun, pembayaran bunga dapat memperburuk permasalahan cash-flow (aliran uang) yang mungkin dimiliki perusahaan. e. Captive insurer. Captive insurer dapat juga digunakan untuk membayar kerugian. Captive insurer adalah perusahaan asuransi yang dimiliki dan dibentuk oleh perusahaan induk yang bertujuan untuk mengasuransikan loss exposure perusahaan induk. Jika captive insurer hanya dimiliki oleh satu induk perusahaan, seperti korporasi, hal itu disebut pure captive.
3.22 Manajemen Risiko dan Asuransi Jika captive dimiliki oleh beberapa induk perusahaan, disebut association atau group captive. Sebagai contoh, perusahaan yang menjadi asosiasi perdagangan boleh memiliki captive insurer. Banyak captive insurers dilokasikan di Karibia karena adanya iklim teratur yang menyenangkan, persyaratan modal yang rendah, dan pajak yang rendah di daerah tersebut. Captive insurer dibentuk karena beberapa alasan, antara lain sebagai berikut ini. 1) Kesulitan dalam memperoleh asuransi. Perusahaan induk mungkin memiliki kesulitan dalam memperoleh tipe-tipe tertentu asuransi dari bisnis yang dilakukan oleh perusahaan asuransi, sehingga membentuk asuransi sendiri untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Pola ini khususnya tepat bagi perusahaan global yang mungkin tidak mampu untuk mendapatkan perlindungan tertentu dari asuransi, termasuk asuransi pertanggungjawaban hukum dan risiko politik. Pembentukan captive juga dapat mengurangi biaya asuransi karena biaya pengoperasian yang rendah, menghindari komisi untuk agen dan perantara, serta perolehan bunga pada investasi premi dan cadangan yang sebaliknya dapat diterima oleh bisnis yang dilakukan oleh perusahaan asuransi. 2) Stabilitas yang lebih besar dari pendapatan. Captive insurer dapat menyediakan stabilitas yang lebih besar dari pendapatan, hal itu disebabkan karena dampak yang merugikan dari adanya fluktuasi pada pendapatan perusahaan dikurangi. 3) Akses yang lebih mudah untuk reasuransi. Captive insurer memiliki akses yang lebih mudah untuk reasuransi, karena banyak reasuransi akan menyetujui hanya dengan perusahaan asuransi dan tidak dengan yang tertanggung. 4) Pusat laba. Captive asuransi dapat menjadi sumber dari laba jika asuransi kelompok yang lain sama baik dalam menyediakan asuransi terhadap perusahaan induk dan cabangnya. Tabel 3.2 memberikan beberapa contoh bisnis utama dari pemilik captive dan bermacam- macam tipe dari pertanggungan asuransi oleh captive insurers. 5) Perlakuan pajak dari captives. Seperti peraturan yang umum, pembayaran premi terhadap induk - tunggal captive bukan merupakan pengurangan pajak. The Internal Revenue Service memperlihatkan bahwa tidak ada perpindahan risiko yang
ADBI4211/MODUL 3 3.23 substansial terhadap penanggung asuransi yang berlangsung, dan premi yang dibayarkan sama dengan kontribusi pada cadangan self- insurance yang bukan merupakan pengurangan pajak pendapatan. Bagaimanapun terdapat beberapa pengecualian. Di tahun 1991, pengadilan memutuskan sejumlah kasus bahwa premi yang dibayarkan oleh captive merupakan pengurangan pendapatan pajak jika captive juga memiliki jumlah yang signifikan dari bisnis dengan perusahaan yang bukan anggota atau pihak ketiga yang tidak berhubungan. Pada tahun 1992, pertimbangan pengadilan pemerintahan memutuskan bahwa korporasi dapat mengurangi premi yang dibayarkan pada captive asuransi jika captive perusahaan asuransi memperoleh sedikitnya 30% dari bisnisnya dari pihak ketiga yang tidak berhubungan. Pada tahun 1997, rangkaian keputusan membolehkan pengurangan untuk pembayar pajak dalam kondisi tertentu, meliputi perusahaan perseroan; pengurangan yang diperbolehkan oleh keputusan yaitu untuk klaim yang belum dibayar diambil di tahun di mana kerugian terjadi. Perlakuan pajak dari captive tidak sepenuhnya diselesaikan pada waktu sekarang dan merupakan persoalan yang berkelanjutan. Tabel 3.2. Contoh dari Pengendalian Bisnis Captive Pihak Ketiga Bisnis Utama dari Pemilik Captive Tipe-tipe dari Pertanggungjawaban Asuransi Bank dan organisasi keuangan konsumen. Kredit asuransi jiwa, kesehatan dan kelumpuhan, asuransi hipotek (gadai), asuransi title, asuransi Pedagang eceran. harta benda dan kendaraan. Perusahaan telepon selular. Kredit asuransi jiwa, kesehatan dan kelumpuhan, Perusahaan asuransi jiwa. jaminan yang diperpanjang. Pabrik kendaraan. Cell phone (telepon selular), perlindungan. Organisasi franchise. Kesalahan dan kelalaian. Perwakilan asuransi. Pabrik komputer. Saluran pribadi untuk kendaraan, jaminan yang Pabrik. diperpanjang. Organisasi dengan pengeluaran modal Harta benda franchise dan asuransi korban yang signifikan untuk bangunan dan (kecelakaan). Partisipasi dalam bisnis klien. Pemulihan bencana alam. Distributor dan supplier muatan, jaminan yang diperpanjang. Gulungan pembungkus untuk korban (kecelakaan) dan harta benda
3.24 Manajemen Risiko dan Asuransi Bisnis Utama dari Pemilik Captive Tipe-tipe dari Pertanggungjawaban Asuransi membentuk kembali. Penerbit kartu kredit. Kredit asuransi jiwa, kesehatan dan kelumpuhan, kendaraan untuk mobil sewa (pernyataan pelepasan tuntutan kerusakan tabrakan-collision damage waiver), kecelakaan travel, kehilangan bagasi, jaminan yang diperpanjang. Sistem perawatan kesehatan. Kemampuan dokter profesional, Physician professional liability, kemampuan profesional untuk berafiliasi. Rupa-rupa. Joint ventures (usaha patungan). Perusahaan transportasi. Pengemudi yang independen, kecelakaan yang berhubungan dengan pekerjaan, kerusakan fisik, perlindungan muatan konsumen. Kontraktor umum. Perlindungan subkontraktor. Sumber: Arthur Koritzinsky, “Enterprise Risk Management Fuels Captive Surge,” National Underwriter, Risk financing & Insurance Renewal Report (October 26, 1998:s – 21). 4. Self-Insurance Diskusi kita mengenai retensi tidak akan lengkap tanpa laporan singkat dari self-insurance. Ketentuan dari self-insurance biasanya digunakan oleh manajer risiko untuk menguraikan aspek-aspek dari program manajemen risiko. Bagaimanapun, self-insurance merupakan istilah yang tidak cocok karena secara teknis bukan asuransi, dan risiko murni tidak dipindahkan pada perusahaan asuransi. Self-insurance merupakan bentuk yang spesial dari retensi yang direncanakan, di mana sebagian atau keseluruhan dari loss exposure yang diderita diretensi sendiri oleh perusahaan. Nama yang lebih baik untuk self-insurance adalah self-fund (pendanaan bagi diri sendiri), di mana dinyatakan dengan lebih jelas ide dari kerugian yang dikumpulkan dan dibayar oleh perusahaan. Self-insurance digunakan secara luas dalam asuransi kompensasi tenaga kerja. Self-insurance juga digunakan oleh tenaga kerja untuk menyediakan kesehatan kelompok, gigi, mata, dan resep obat yang bermanfaat bagi tenaga kerja. Perusahaan sering menggunakan manfaat asuransi kesehatan diri bagi kelompoknya karena mereka dapat menyimpan uang dan mengendalikan biaya perawatan pengendalian kesehatan (lihat Contoh Kasus 3.3.). Akhirnya, rencana self-insurance biasanya dilindungi oleh beberapa tipe asuransi pencegahan kerugian yang membatasi kelebihan biaya dari saku tenaga kerja terhadap satu kerugian yang melebihi batas tertentu.
ADBI4211/MODUL 3 3.25 Contoh Kasus 3.3. Latar Belakang dari Self-Insurance Selama 25 tahun yang lalu, para atasan di Amerika Serikat meningkat ke arah metode alternatif yang lain dalam menangani risiko keuangan ketika perlindungan asuransi tradisional telah gagal memenuhi kebutuhan mereka. Untuk menyediakan asuransi bagi kelompok perawatan kesehatan, kompensasi tenaga kerja, asuransi harta benda, sejumlah kesatuan dari orang-orang pribadi dan publik yang melindungi keseluruhan atau sebagian dari risiko mereka sendiri; karena itu, mereka melakukan self-insurance atau self-fund (pendanaan bagi dirinya). Sekarang ini, lebih dari perencanaan perawatan kesehatan dibiayai secara langsung oleh atasan daripada oleh perusahaan asuransi tradisional. Peningkatan dramatik dari self-insurance atau self-fund untuk perawatan kesehatan, yaitu diakibatkan oleh kesadaran dari atasan yang mengeliminasi (menyisihkan) perusahaan asuransi dari pihak ketiga untuk perlindungan utama yang mengizinkan mereka untuk memotong biaya tanpa mengurangi manfaat. Lebih jauh, dengan menggunakan peraturan manajemen yang aktif, majikan dapat lebih responsif terhadap kebutuhan perawatan kesehatan karyawan mereka. Keuntungan dari Self-Insurance Beberapa keuntungan dari self-insurance adalah sebagai berikut. 1. Menyimpan uang. 2. Menawarkan fleksibilitas yang lebih besar. 3. Lebih responsif terhadap kebutuhan atasan. 4. Merupakan kebebasan membiayai risiko dari pilihan. 5. Bagi atasan, yang didukung oleh perencanaan keuntungan, menawarkan keseragaman peraturan. 6. Menciptakan pengendalian klaim yang lebih besar. 7. Mengurangi atau mengeliminasi penipuan atau penyalahgunaan. 8. Membantu untuk mengendalikan keseluruhan penggunaan. 9. Permintaan terhadap penyedia mutu. 10. Menyediakan kesempatan untuk mendapat statistik tagihan yang berarti. 11. Menawarkan efisiensi administrasi dan kreatif dalam memproses data tagihan elektronik. Sumber: Dicetak kembali dengan izin dari Self-Insurance Institute of America (SIIA). @SIIA.All right reserved. (1-800-851-7789)
3.26 Manajemen Risiko dan Asuransi 5. Risk Retention Group (Kelompok Retensi Risiko) Di Amerika Serikat, peraturan perundangan pemerintah pusat ditetapkan pada tahun 1981 dan 1986 yang mengizinkan atasan, kelompok perdagangan, unit pemerintahan, dan pihak lain untuk membentuk kelompok retensi risiko bagi kelompok terhadap pertanggungjawaban produk self insurance dan asuransi pertanggungjawaban perdagangan lainnya (kecuali kompensasi tenaga kerja). Risk Retention Group adalah kelompok captive yang menjamin tanggung jawab hukum bisnis dan produk bagi atasan yang memiliki kesulitan untuk mendapatkan perusahaan asuransi yang menjamin risiko semacam itu. Sebagai contoh, sekelompok pengemudi taksi mungkin menemukan asuransi tanggung jawab hukum untuk menjamin kegiatannya, tetapi terlalu mahal untuk biaya polisnya. Mereka dapat mengasuransikan exposure kerugian tanggung jawab hukum mereka secara umum dengan membentuk kelompok retensi terhadap risiko yang dihadapinya. a. Keuntungan dan kerugian dari retensi Teknik retensi memiliki keuntungan dan kerugian dalam program manajemen risiko. Sejumlah keuntungan utamanya, yaitu sebagai berikut (Williams, Jr., et al.:126–133). 1) Menyimpan uang. Perusahaan dapat menyimpan uang dengan jangka waktu yang lama jika kerugian aktual lebih sedikit daripada bagian kerugian dari premi asuransi. 2) Biaya yang rendah. Pelayanan yang disediakan oleh asuransi mungkin disediakan perusahaan dengan biaya yang lebih rendah. Beberapa biaya mungkin dikurangi, termasuk biaya kerugian penyesuaian, biaya administrasi umum, komisi dan biaya perantara, biaya pengendalian kerugian, pajak dan ongkos, dan laba asuransi. 3) Mendorong pencegahan kerugian. Oleh karena exposure ditangani secara retensi, mungkin terdapat insentif yang lebih besar dari pencegahan kerugian. 4) Cash flow (aliran uang) yang meningkat. Aliran uang mungkin meningkat karena perusahaan dapat menggunakan dana yang secara normal akan dibayarkan pada asuransi pada awal periode perlindungan.
ADBI4211/MODUL 3 3.27 Teknik retensi, memiliki beberapa kelemahan, antara lain sebagai berikut. 1) Kemungkinan kerugian yang lebih tinggi. Kerugian yang diderita oleh perusahaan mungkin lebih besar daripada pembayaran premi asuransi. Singkatnya, mungkin terdapat penguapan yang besar dalam pengalaman kerugian perusahaan. 2) Kemungkinan biaya yang lebih tinggi. kemungkinan biaya yang sesungguhnya lebih tinggi. Tenaga ahli dari luar seperti ahli keamanan mungkin harus disewa. Perusahaan asuransi mungkin mampu menyediakan pengendalian kerugian dan pelayanan klaim yang sedikit mahal. 3) Kemungkinan pajak yang tinggi. Pajak pendapatan mungkin juga menjadi lebih tinggi. Premi yang dibayar pada penanggung asuransi merupakan pengurangan pendapatan pajak. Bagaimanapun juga, apabilaretensi digunakan hanya nilai kerugian yang benar-benar dibayarkan, di luar batas kerugian yang ditentukan. Kontribusi terhadap cadangan yang dikumpulkan bukan merupakan pengurangan pajak pendapatan. b. Transfer nonasuransi Transfer nonasuransi merupakan teknik pembiayaan lain untuk risiko. Transfer nonasuransi, yaitu metode yang berbeda dari asuransi di mana risiko murni dan konsekuensi potensial keuangannya dipindahkan ke pihak lain. Sebagai contoh, transfer nonasuransi, meliputi kontrak, leases (sewa menyewa), dan hold-harmless agreements (persetujuan perolehan keamanan). Misalnya, suatu kontrak perusahaan dengan perusahaan konstruksi untuk membangun sebuah pabrik baru dapat menetapkan bahwa perusahaan konstruksi bertanggung jawab terhadap kerusakan apa pun dari pabrik ketika sedang dibangun. Sebuah perusahaan persewaan komputer dapat menetapkan perawatan, perbaikan, dan kerugian kerusakan fisik pada komputer yang merupakan tanggung jawab dari perusahaan komputer. Atau sebuah perusahaan dapat memasukkan ketentuan (jaminan) keamanan dalam kontrak, di mana satu pihak bertanggung jawab terhadap kepentingan pihak lain. Jadi, perusahaan penerbitan dapat memasukkan ketentuan (jaminan) keamanan dalam kontrak, di mana pengarang, dan bukan penerbit, dapat menuntut tanggung jawab jika penerbit digugat atas plagiat.
3.28 Manajemen Risiko dan Asuransi Dalam program manajemen risiko, transfer nonasuransi memiliki beberapa keuntungan (Williams, et al., 1998:103104) antara lain sebagai berikut. 1) Manajer risiko dapat memindahkan suatu kerugian potensial yang secara komersial tidak dapat diasuransikan. 2) Transfer nonasuransi sering kali mengeluarkan biaya yang sedikit daripada asuransi. 3) Kerugian potensial mungkin dipindahkan ke seseorang yang lebih memiliki posisi yang baik untuk melakukan pengendalian kerugian. Bagaimanapun juga, transfer nonasuransi memiliki beberapa kerugian yang apabila diringkas adalah sebagai berikut. 1) Transfer dari kerugian mungkin gagal karena bahasa dalam kontrak bersifat ambigu (mengandung dua arti). Juga, mungkin tidak terdapat pengadilan yang dapat ditiru untuk interpretasi dari kontrak yang dibuat untuk menyesuaikan dengan situasi yang bersangkutan. 2) Jika suatu kelompok di mana kerugian potensial dipindahkan kepadanya tidak mampu untuk membayar kerugian, perusahaan masih bertanggung jawab terhadap klaim. 3) Transfer nonasuransi mungkin tidak selalu menurunkan biaya asuransi, karena asuransi mungkin tidak memberikan kredit untuk transfer tersebut. c. Asuransi perdagangan Asuransi perdagangan juga digunakan dalam program manajemen risiko. Asuransi tepat untuk loss exposure yang memiliki probabilita yang rendah dari kerugian, tetapi memiliki nilai kerugian yang tinggi. Jika manajer risiko menggunakan asuransi untuk memperlakukan loss exposure tertentu, lima bidang utama harus ditekankan, yaitu sebagai berikut (Williams, et al., 1998:107–123, 146–151). 1) Pemilihan perlindungan asuransi. 2) Pemilihan perusahaan asuransi. 3) Negosiasi persyaratan. 4) Penyebaran informasi yang berhubungan dengan kontrak asuransi. 5) Review periodik dari program tersebut.
ADBI4211/MODUL 3 3.29 Pertama, manajer risiko harus memilih perlindungan asuransi yang dibutuhkan. Perlindungan yang dipilih harus tepat untuk mengasuransikan loss exposure utama yang diidentifikasi pada langkah pertama. Untuk menentukan perlindungan yang dibutuhkan, manajer risiko harus memiliki pengetahuan khusus tentang kontrak asuransi tanggung jawab hukum dan harta benda. Manajer risiko juga harus menentukan jika deductible diperlukan dan batas luasnya dari nilai kerugian. Deductible adalah ketentuan di mana jumlah yang spesifik dikurangi dari pembayaran kerugian yang tidak bisa dibayar. Deductible digunakan untuk mengeliminasi tagihan yang kecil dan biaya administrasi yang mengatur klaim ini. Sebagai hasilnya, tabungan premi yang substansial dimungkinkan. Pada intinya, deductible merupakan bentuk dari retensi risiko. Banyak program manajemen risiko mengombinasikan teknik retensi yang didiskusikan sebelumnya dengan asuransi perdagangan. Dalam menentukan ukuran dari deductible, perusahaan mungkin memutuskan retensi hanya sebagian kecil secara relatif dari kemungkinan kerugian maksimum. Penanggung asuransi biasanya menyesuaikan klaim apa pun, dan hanya kerugian yang melebihi deductible yang dibayarkan. Pendekatan lain adalah Excess Insurance. Sebuah perusahaan mungkin kuat keuangannya dan menginginkan menanggung sendiri secara proporsional terhadap kemungkinan kerugian maksimum. Dalam rencana excess insurance, perusahaan asuransi tidak berpartisipasi dalam kerugian sampai sejumlah kelebihan kerugian aktual dari perusahaan diputuskan untuk ditangani sendiri. Batas retensi mungkin diatur pada kerugian maksimum yang berpeluang terjadi (bukan kerugian maksimum yang mungkin terjadi). Sebagai contoh, batas retensi sebesar USD 1 juta yang boleh ditetapkan untuk satu kerugian kebakaran pada pabrik yang bernilai USD 25 juta. USD 1 juta akan dipandang sebagai kerugian maksimum yang berpeluang terjadi. Tidak seperti kejadian pada kerugian total, perusahaan akan menanggung USD 1 juta pertama dari kerugian, dan asuransi perdagangan akan membayar sisanya sebesar USD 24 juta. Kedua, manajer risiko harus memilih asuransi atau beberapa asuransi. Terdapat beberapa faktor yang penting ditentukan di sini, termasuk kekuatan keuangan dari asuransi, pelayanan manajemen risiko yang disediakan oleh asuransi, dan biaya, serta persyaratan perlindungan. Kekuatan keuangan asuransi ditentukan dengan ukuran dari kelebihan pemilik polis, hasil
3.30 Manajemen Risiko dan Asuransi pertanggungjawaban dan investasi, kecukupan cadangan untuk pertanggung- jawaban yang belum terselesaikan, tipe-tipe dari pertanggungjawaban asuransi, dan mutu dari manajemen. Beberapa publikasi perdagangan tersedia bagi manajer risiko untuk menentukan kekuatan keuangan terhadap asuransi yang khusus. Satu dari tingkat perwakilan yang paling penting, yaitu A.M Best Company, di mana penilaiannya terhadap asuransi didasarkan pada kekuatan keuangan mereka secara relatif. Manajer risiko juga harus mempertimbangkan ketersediaan pelayanan manajemen risiko dalam memilih asuransi yang khusus. Seorang agen asuransi atau perantara dapat menyediakan informasi yang diinginkan yang memerhatikan ketersediaan pelayanan manajemen risiko dari asuransi yang berbeda. Pelayanan ini, meliputi pelayanan pengendalian kerugian, bantuan dalam mengidentifikasi loss exposure, dan pelayanan penyesuaian klaim. Biaya dan persyaratan dari perlindungan asuransi harus dipertimbangkan secara baik. Seluruh faktor lain yang tetap sama, manajer risiko akan memilih untuk membeli asuransi dengan harga yang mungkin paling rendah. Banyak manajer risiko akan meminta penawaran premi yang kompetitif dari beberapa asuransi untuk mendapatkan perlindungan yang penting dan pelayanan dengan harga yang paling rendah. Ketiga, setelah satu atau lebih asuransi dipilih, persyaratan dari kontrak asuransi harus dinegosiasikan. Jika polis dicetak, pengesahan dan formulir digunakan, manajer risiko dan asuransi harus menyetujui dokumen yang akan terbentuk dari dasar kontrak. Jika naskah polis yang disusun secara spesifik ditulis oleh perusahaan, bahasa dan arti dari ketentuan kontrak harus jelas bagi kedua belah pihak. Naskah polis adalah salah satu yang didesain secara spesifik bagi perusahaan untuk memenuhi kebutuhan spesifik dan persyaratannya. Dalam banyak kasus, berbagai pelayanan manajemen risiko asuransi harus tersedia secara jelas dinyatakan dalam kontrak. Akhirnya, apabila perusahaan bertambah besar, premi mungkin dinegosiasikan antara perusahaan dan asuransi. Dalam banyak kasus, agen atau perantara akan dilibatkan dalam negosiasi tersebut. Sebagai tambahan, informasi yang memerhatikan perlindungan asuransi harus disebarkan ke bagian lain dari perusahaan. tenaga kerja dan manajer harus diinformasikan mengenai perlindungan asuransi, berbagai dokumen yang harus disimpan, pelayanan manajemen risiko yang akan disediakan oleh penanggung asuransi, dan perubahan dalam hazard yang dapat meng-
ADBI4211/MODUL 3 3.31 akibatkan pengeskoran. Pertanggungjawaban seseorang dalam melaporkan kerugian juga harus diinformasikan. Perusahaan harus mematuhi ketentuan polis yang memerhatikan bagaimana pembentukan klaim yang akan diberikan dan seberapa penting bukti dari kerugian yang harus dipresentasikan. Akhirnya, program asuransi harus direview secara periodik. Review ini penting khususnya ketika perusahaan telah mengubah operasi bisnisnya atau dilibatkan dalam merger dan akuisisi dengan perusahaan lain. Review ini meliputi analisis dari hubungan agen dan perantara, perlindungan yang dibutuhkan, penyediaan pelayanan pengendalian dari kerugian, apakah klaim dibayar tepat pada waktunya, dan sejumlah faktor lain. Termasuk keputusan dasar adalah bahwa kontrak asuransi harus direview secara periodik. 6. Keuntungan dari Asuransi Penggunaan asuransi perdagangan dalam program manajemen risiko memiliki keuntungan tertentu (William, et al., 1981:108–116), antara lain sebagai berikut. a. Perusahaan akan diganti kerugiannya setelah terjadinya kerugian. Perusahaan dapat melanjutkan operasinya dan mungkin mengalami sedikit atau tidak mengalami fluktuasi pendapatan. b. Ketidakpastian berkurang, yang mengizinkan perusahaan untuk memperpanjang perencanaan masa depannya. Kekhawatiran dan ketakutan berkurang bagi manajer dan tenaga kerja, yang diperlukan untuk meningkatkan produktivitas dan prestasi mereka. c. Asuransi dapat menyediakan pelayanan manajemen risiko yang bernilai, seperti pelayanan pengendalian kerugian, analisis exposure untuk mengidentifikasi loss exposure, dan penyesuaian klaim. d. Premi asuransi merupakan pengurangan pajak pendapatan sebagai pengeluaran bisnis. 7. Kerugian dari Asuransi Penggunaan asuransi juga mengandung sejumlah kerugian tertentu dan biaya, antara lain sebagai berikut. a. Pembayaran premi merupakan biaya utama, karena premi terdiri dari komponen untuk membayar kerugian, sejumlah pengeluaran, dan pemberian uang untuk laba dan kemungkinan. Juga, terdapat opportunity cost (biaya kesempatan). Dalam teknik retensi yang telah didiskusikan
3.32 Manajemen Risiko dan Asuransi sebelumnya, premi dapat diinvestasikan atau digunakan dalam bisnis sampai diperlukan untuk membayar tagihan. Jika asuransi digunakan, premi harus dibayar di muka. b. Pertimbangan waktu dan tenaga harus digunakan dalam negosiasi dalam perlindungan asuransi. Satu atau lebih asuransi harus dipilih, masa polis dan premi harus dinegosiasikan, perusahaan harus bekerja sama dengan aktivitas pengendalian kerugian dari asuransi, serta bukti dari kerugian harus diajukan pada asuransi yang mengikuti kerugian. c. Manajer risiko mungkin mempunyai insentif yang kecil untuk mengikuti program pengendalian kerugian karena asuransi akan membayar tagihan jika terjadi kerugian. Seperti sikap lemah terhadap pengendalian kerugian dapat meningkatkan sejumlah kerugian yang tidak diasuransikan. C. METODE YANG HARUS DIGUNAKAN Dalam menentukan metode yang tepat atau metode untuk menangani risiko, matriks dapat digunakan untuk menggolongkan berbagai loss exposure menurut frekuensi dan nilainya. Matriks ini dapat berguna dalam menentukan metode manajemen risiko apa yang harus digunakan. (lihat Tabel 3.3). Potensi kerugian pertama, digolongkan baik dengan frekuensi yang rendah maupun nilai yang rendah dari kerugian. Satu contoh dari tipe exposure ini adalah “akan terjadi pencurian yang potensial dari kamus milik sekretaris”. Tipe dari exposure ini dapat ditangani dengan baik oleh retensi, karena terjadinya kerugian tidak sering dan, ketika kerugian terjadi, hal tersebut jarang menyebabkan bahaya keuangan. Tipe kedua, dari exposure lebih serius. Kerugian sering terjadi, tetapi nilainya relatif rendah. Contoh dari tipe exposure, meliputi kerugian kerusakan fisik dari kendaraan, klaim kompensasi tenaga kerja, pencurian, dan makanan yang busuk. Pengendalian kerugian harus digunakan di sini untuk mengurangi frekuensi kerugian. Sebagai tambahan, kerugian terjadi secara teratur dan dapat diprediksi, teknik retensi juga dapat digunakan. Bagaimanapun juga, kerugian yang kecil pada suatu jumlah yang dapat dicapai oleh level yang cukup besar selama periode satu tahun, kelebihan asuransi dapat dipertimbangkan.
ADBI4211/MODUL 3 3.33 Tipe ketiga, dari exposure dapat dipenuhi oleh asuransi. Seperti sudah dinyatakan sebelumnya, asuransi adalah yang paling cocok untuk frekuensi rendah, nilai kerugian yang tinggi. Nilai kerugian yang tinggi artinya bahwa bencana besar yang potensial dapat terjadi, sementara probabilita yang kecil dari kerugian mengindikasikan bahwa dengan cara asuransi mungkin secara ekonomi dapat dipertimbangkan. Contoh dari tipe exposure ini, meliputi kebakaran, ledakan, bencana alam, dan pertanggungjawaban hukum. Manajer risiko juga dapat mengombinasikan dari retensi dan asuransi perdagangan untuk menangani exposure ini. Tipe keempat, merupakan tipe exposure yang paling serius, yaitu digolongkan baik frekuensi yang besar maupun nilai yang tinggi. Tipe dari exposure ini dapat ditangani dengan baik melalui penghindaran. Sebagai contoh, pengemudi truk yang diyakini mengemudi dengan mabuk mungkin melamar pekerjaan ke perusahaan truk. Jika pengemudi dipekerjakan dan melukai atau membunuh seseorang ketika sedang dalam pengaruh alkohol, perusahaan akan menghadapi penuntutan perkara hukum yang sangat besar. Exposure ini dapat ditangani dengan penghindaran. Pengemudi tersebut seharusnya tidak dipekerjakan. Tabel 3.3. Risk Management Matrix (Matriks Manajemen Risiko) Tipe Kerugian Frekuensi Nilai Kerugian Teknik Manajemen Kerugian Risiko yang Tepat 1 Rendah 2 Rendah Rendah Retensi 3 Tinggi Tinggi Pengawasan kerugian dan retensi 4 Rendah Tinggi Asuransi Tinggi Penghindaran D. PENERAPAN DAN PELAKSANAAN PROGRAM MANAJEMEN RISIKO Pada poin ini, kita telah mendiskusikan tiga dari empat langkah proses manajemen risiko. Langkah keempat yaitu penerapan dan pelaksanaan program manajemen risiko. Langkah ini dimulai dari pernyataan polis. 1. Pernyataan Polis Manajemen Risiko Pernyataan polis manajemen risiko penting untuk memiliki program manajemen risiko yang efektif. Pernyataan ini menguraikan tujuan
3.34 Manajemen Risiko dan Asuransi manajemen risiko dari perusahaan, sebaik pada polis perusahaan dengan memerhatikan perhatian kerugian dari exsposure. Hal itu juga mendidik eksekutif pada level puncak dalam memerhatikan proses manajemen risiko, memberikan kekuasaan lebih besar pada perusahaan, dan menyediakan standar untuk menilai prestasi manajer risiko. Sebagai tambahan, pedoman manajemen risiko mungkin dikembangkan dan digunakan dalam program. Pedoman diuraikan dalam suatu detail program manajemen risiko dari perusahaan dan dapat berguna sekali untuk melatih pekerja baru yang berpartisipasi dalam program. Penulisan dari pedoman juga memaksa manajer risiko untuk menetapkan secara saksama terhadap tanggung jawabnya, tujuannya dan teknik yang tersedia. 2. Kerja Sama dengan Departemen Lain Manajer risiko tidak bekerja sendirian. Departemen fungsional lain dalam perusahaan sangat penting dalam mengidentifikasi loss exposure murni dan metode dalam memperlakukan exposure. Departemen ini dapat bekerja sama dalam proses manajemen risiko dengan cara berikut ini. a. Accounting. Pengendalian pelaporan internal dapat mengurangi penipuan dan pencurian uang oleh karyawan. b. Finance. Informasi dapat disediakan untuk menunjukkan bagaimana kerugian dapat mengacaukan laba dan aliran kas, serta dampaknya kerugian akan terlihat dalam lembar kerja dan laba serta pernyataan kerugian. c. Marketing. Pengemasan yang akurat dapat mencegah pertanggungjawaban perkara hukum. Prosedur distribusi yang aman dapat mencegah kecelakaan. d. Production. Pengendalian mutu dapat mencegah produksi dari barang yang cacat dan pertanggungjawaban perkara hukum. program pengamanan yang efektif dalam pabrik dapat mengurangi luka dan kecelakaan. e. Human resources. Departemen ini mungkin bertanggung jawab pada program keuntungan tenaga kerja, program pensiun, program keamanan, penyewaan perusahaan, promosi dan kebijakan pemecatan. Daftar ini mengindikasikan bagaimana proses manajemen risiko terlibat dalam keseluruhan perusahaan. Memang, tanpa kerja sama yang aktif dari berbagai departemen lain, program manajemen risiko akan gagal.
ADBI4211/MODUL 3 3.35 3. Review Periodik dan Evaluasi Untuk menjadi efektif, program manajemen risiko harus direview dan dievaluasi secara periodik untuk menentukan apakah tujuan sudah dicapai. Khususnya, biaya manajemen risiko, program keamanan dan program pencegahan kerugian harus dimonitor secara hati-hati. Arsip kerugian juga harus diuji untuk menemukan berbagai perubahan dalam frekuensi dan nilai kerugian. Akhirnya, manajer risiko harus menentukan apakah polis manajemen risiko telah dilaksanakan dalam keseluruhan perusahaan, dan apakah manajer risiko menerima kerja sama total dari departemen lain yang menyelesaikan fungsi manajemen risiko. E. MANAJEMEN RISIKO PRIBADI Prinsip-prinsip dari manajemen risiko perusahaan juga dapat digunakan untuk suatu program manajemen risiko pribadi. Manajemen risiko pribadi mengacu pada identifikasi risiko murni yang dihadapi oleh individu atau keluarga dan untuk memilih teknik yang paling tepat untuk memperlakukan risiko tersebut. Manajemen risiko pribadi juga mempertimbangkan metode lain untuk menangani risiko sebagai tambahan terhadap asuransi. Langkah-langkah dalam Manajemen Risiko Pribadi Program manajemen risiko meliputi empat langkah, yaitu (a) identifikasi kerugian potensial, (b) evaluasi kerugian potensial, (c) memilih teknik yang tepat untuk menangani kerugian, dan (d) review program secara periodik. a. Identifikasi kerugian potensial Langkah pertama, yaitu mengidentifikasi seluruh kerugian potensial yang dapat menyebabkan permasalahan keuangan yang serius. Kerugian keuangan yang sangat besar dapat dihasilkan dari hal-hal sebagai berikut. 1) Risiko pribadi (a) Kerugian pendapatan yang diperoleh dari suatu keluarga karena kematian dini dari kepala keluarga. (b) Pendapatan dan aset keuangan yang tidak mencukupi pada waktu pengunduran diri. (c) Rekening pengobatan yang besar dan kerugian pendapatan selama masa kelumpuhan yang diperpanjang. (d) Kerugian pendapatan yang diperoleh dari pengangguran.
3.36 Manajemen Risiko dan Asuransi 2) Risiko harta benda (1) Kerusakan fisik langsung terhadap rumah dan harta benda pribadi yang dikarenakan kebakaran, kilat, angin topan, gempa bumi, dan penyebab lainnya. (2) Kerugian tidak langsung yang dihasilkan dari kerugian kerusakan fisik langsung, termasuk pengeluaran ekstra, perpindahan ke apartemen atau rumah lain selama periode dari rekonstruksi, kerugian dari persewaan, dan kerugian penggunaan gedung atau harta benda. (3) Pencurian harta benda yang bernilai, termasuk uang dan surat-surat berharga, perhiasan dan pakaian dari bulu binatang, karya seni dan lukisan, kamera, peralatan komputer, koin dan koleksi prangko dan barang antik. (4) Kerugian kerusakan fisik langsung terhadap mobil, sepeda motor, dan kendaraan lain dari kerugian tabrakan. (5) Pencurian mobil, sepeda motor atau kendaraan lain. 3) Risiko pertanggungjawaban (1) Pertanggungjawaban yang sah yang timbul dari tindakan pribadi yang menyebabkan luka pada tubuh atau kerusakan harta benda pada orang lain. (2) Pertanggungjawaban yang sah yang timbul dari fitnah, pencemaran nama baik, fitnah terhadap karakter, dan exposure yang serupa. (3) Pertanggungjawaban yang sah yang timbul dari kelalaian pengoperasian dari mobil, perahu, atau kendaraan rekreasi. (4) Pertanggungjawaban yang sah dari bisnis atau aktivitas profesional. (5) Pembayaran dari upah pengacara dan biaya pembela yang sah lainnya. b. Evaluasi kerugian potensial Langkah kedua, yaitu memperkirakan frekuensi dan kehebatan dari kerugian potensial sehingga teknik yang tepat dapat digunakan untuk menangani risiko ini. Sebagai contoh, kemungkinan rumah Anda akan dihancurkan secara total oleh kebakaran, tornado atau angin topan relatif kecil, tetapi nilai dari kerugian dapat menjadi bencana yang besar. Beberapa kerugian sebaiknya diasuransikan karena adanya bencana besar yang potensial. Pada sisi lain, apabila frekuensi kerugian tinggi, tetapi nilai kerugian rendah, beberapa kerugian sebaiknya tidak diasuransikan (seperti
ADBI4211/MODUL 3 3.37 goresan dan penyok kecil pada mobil Anda). Teknik lainnya, seperti retensi lebih tepat untuk menangani tipe kerugian yang kecil ini. Sebagai contoh, kerugian kerusakan fisik kecil pada mobil Anda dapat diretensi dengan asuransi tabrakan yang dapat dikurangi. c. Memilih teknik yang tepat untuk menangani kerugian Langkah ketiga, yaitu memilih teknik yang tepat untuk menangani setiap kerugian potensial. Metode utama untuk menangani kerugian potensial yaitu penghindaran, pengendalian kerugian, retensi, transfer nonasuransi, dan asuransi. 1) Penghindaran Penghindaran merupakan satu metode untuk menangani kerugian potensial. Sebagai contoh, Anda dapat menghindari pembegalan di area yang tingkat kriminalnya tinggi dengan menjauhi area tersebut, dan Anda dapat menghindari kerugian dari penjualan rumah pada pasar real estate yang minus (miskin) dengan menyewakan sebagai ganti membeli. 2) Pengendalian kerugian Pengendalian kerugian mengacu pada aktivitas yang menurunkan baik frekuensi maupun nilai dari kerugian. Sebagai contoh, Anda dapat mengurangi risiko dari kecelakaan dengan mengemudi di bawah batas kecepatan, mengambil kursus mengemudi yang aman, dan mengemudi dengan berhati-hati. Pencurian kendaraan dapat dicegah dengan mengunci mobil, memindahkan kunci dari kontak, dan memasang peralatan anti pencuri. Pengendalian kerugian juga bertujuan untuk mengurangi nilai kerugian. Sebagai contoh, memakai helm untuk mengurangi keparahan dari luka pada kepala akibat kecelakaan sepeda motor. Memakai sabuk pengaman mengurangi keparahan dari luka pada kecelakaan mobil. Memiliki alat pemadam kebakaran sebagai alasan untuk mengurangi kehebatan dari kebakaran. (a) Retensi Retensi berarti bahwa Anda meretensi sebagian atau keseluruhan dari kerugian jika peristiwa itu akan terjadi. Seperti dinyatakan sebelumnya, retensi risiko dapat menjadi aktif atau pasif. Retensi risiko aktif berarti Anda mengetahui risiko dan merencanakan untuk meretensi sebagian atau keseluruhan dari risiko tersebut. Sebagai contoh, Anda dapat meretensi kerugian tabrakan yang kecil terhadap
3.38 Manajemen Risiko dan Asuransi mobil Anda dengan membeli polis asuransi tabrakan dengan cara deductible. Demikian juga, Anda dapat meretensi sebagian dari kerugian terhadap rumah Anda atau harta benda pribadi dengan membeli polis kepemilikan dengan cara deductible. (b) Risiko juga dapat diretensi secara pasif karena ketidaktahuan, sikap acuh tak acuh atau kemalasan Perbuatan ini dapat berbahaya jika retensi risiko dapat menghasilkan kerugian bencana besar. Sebagai contoh, banyak pekerja tidak diasuransikan terhadap risiko dari kelumpuhan jangka panjang, meskipun konsekuensi keuangan yang merugikan dari kelumpuhan permanen jangka panjang biasanya lebih memberatkan daripada konsekuensi keuangan dari kematian dini. Jadi, pekerja yang tidak diasuransikan terhadap risiko ini menggunakan metode retensi yang sangat berbahaya, apalagi dengan cara yang tidak sesuai. (c) Transfer nonasuransi Transfer nonasuransi merupakan metode selain asuransi, di mana risiko murni ditransfer pada pihak lain selain asuransi. Sebagai contoh, risiko dari kerusakan persewaan harta benda dapat ditransfer pada penyewa dengan mengharuskan membayar uang tanggungan kerusakan dan dengan memasukkan ketentuan pertanggungjawaban penyewa terhadap kerusakan dalam kepemilikan sewa menyewa. Demikian juga, risiko dari televisi yang cacat dapat ditransfer pada pengecer dengan membeli kontrak jaminan yang diperpanjang yang membuat pengecer bertanggung jawab terhadap pekerja dan perbaikan setelah jaminan berakhir. (d) Asuransi. Dalam program manajemen risiko pribadi, sebagian besar orang lebih mempercayakan pada asuransi sebagai metode utama dalam menangani risiko. d. Review program secara periodik Langkah terakhir, yaitu review program manajemen risiko pribadi secara periodik. Sedikitnya setiap dua atau tiga tahun, Anda harus menentukan apakah seluruh risiko utama dilindungi secara cukup. Anda juga dapat mereview program Anda pada peristiwa besar dalam hidup Anda, seperti perkawinan, kelahiran anak, membeli rumah, perubahan pekerjaan atau kematian suami/istri dari anggota keluarga.
ADBI4211/MODUL 3 3.39 F. SUMBER-SUMBER INTERNET 1. The Captive Insurance Companies Association adalah organisasi yang menyebarkan informasi ke perusahaan yang menggunakan metode captive untuk memecahkan permasalahan asuransi. Klaim-klaim organisasi yang berupa situs jaringan, memungkinkan manajer risiko, pengusaha, para siswa dan setiap orang yang memiliki ketertarikan dalam alternatif teknik perpindahan risiko untuk menemui rekan sekerja, bertanya tentang segala sesuatu mengenai pengalaman terbaik dalam bidangnya, dan menemukan sumber daya yang dibutuhkan. Kunjungi situs ini di http://www.captive.com. 2. IFIC Risk Watch menyediakan pengantar yang meliputi banyak hal mengenai manajemen risiko keuangan dari The International Finance & Commodities Institute. Situs ini mengajarkan pembaca terhadap dokumen resmi yang paling bernilai dalam subyek ini. Sejalan dengan daftar manajemen risiko, situs ini juga meliputi perpustakaan dokumen secara teratur, kumpulan pembelajaran kasus manajemen risiko, dan istilah-istilah teknik dalam manajemen risiko. Kunjungi situs ini di http://risk.ifci.ch/index.htm. 3. The Nonprofit Risk Management Center adalah organisasi yang mengadakan penelitian dan pendidikan tentang persoalan manajemen risiko dan asuransi yang merupakan perhatian yang khusus terhadap organisasi nonprofit. Organisasi ini menerbitkan surat kabar, publikasi yang mudah dibaca, dan laporan informasi yang singkat (yang disebut riskfacts atau lembar risiko) atas pertanyaan yang sering ditanyakan yang berhubungan dengan manajemen risiko dan asuransi. Organisasi ini juga menawarkan pelayanan konsultasi dan audit risiko. Kunjungi situs ini di http://www.nonprofitrisk.org. 4. The Public Risk Management Association adalah organisasi yang mewakili manajer risiko dari unit pemerintahan negara bagian dan lokal di USA. Organisasi ini menyediakan pelatihan dan pendidikan yang praktis bagi manajer risiko dalam sektor publik, menerbitkan majalah, surat kabar, dan persoalan yang detail -publikasi yang spesifik; serta menyediakan penyuntingan- pembaharuan-pembaharuan pada perundang undangan dan peraturan pemerintah pusat. Kunjungi situs ini di http://wwwprimacentral.org.
3.40 Manajemen Risiko dan Asuransi 5. The Risk and Insurance Management Society (RIMS) adalah asosiasi profesional di United States untuk manajer risiko dan pembeli yang berbadan hukum dari asuransi. RIMS menyediakan forum diskusi mengenai persoalan manajemen risiko yang umum, mendukung aktivitas pencegahan kerugian, dan memberikan pengetahuan pada perusahaan asuransi mengenai kebutuhan asuransi dari anggotanya. RIMS memiliki bagian lokal di kota utama. Kunjungi situs ini di http://www.rims.org. 6. The Self Insurance Institute of America adalah asosiasi nasional yang mempromosikan self-insurance (asuransi jiwa) sebagai alternatif metode untuk kerugian pembiayaan. Organisasi ini menerbitkan artikel - artikel yang bersifat teknis pada self-insurance, mengadakan konferensi pendidikan, dan mempromosikan ke legislatif dan peraturan perundangan dalam industri self-insurance baik pada level pemerintahan maupun negara bagian. Kunjungi situs ini di http://www.siia.org. LATIHAN Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, kerjakanlah latihan berikut ini! A. Pertanyaan Review 1) Bedakan antara pengendalian risiko dan pembiayaan risiko sebagai teknik utama untuk memperlakukan loss exposure. Berikan masing- masing contohnya! 2) Kondisi apa yang harus dipenuhi sebelum retensi digunakan dalam program manajemen risiko? 3) Definisikan captive insurer dan jelaskan mengapa captive insurer dibentuk! 4) Apakah self-insurance sama dengan asuransi? Jelaskan! 5) Berikan beberapa contoh dari transfer nonasuransi. 6) Jelaskan faktor dasar yang harus dipertimbangkan manajer risiko jika asuransi perdagangan digunakan dalam program manajemen risiko. B. Pertanyaan Aplikasi 1) Gem Corporation memiliki sales persons dan karyawan di Amerika Serikat (USA) yang mengemudikan mobil perusahaan. Ben Kimtehe,
ADBI4211/MODUL 3 3.41 manajer risiko dari Gem Corporation, telah merekomendasikan pada manajemen perusahaan bahwa perusahaan sebaiknya menerapkan program retensi sebagian untuk kerugian tabrakan terhadap mobil perusahaan. a) Uraikan faktor yang sebaiknya dipertimbangkan oleh Gem Corporation dalam memutuskan apakah kerugian tabrakan sebaiknya memakai metode retensi sebagian terhadap mobil perusahaan! b) Jika program retensi sebagian diterapkan, jelaskan berbagai metode yang dapat digunakan oleh Gem Corporation untuk membayar kerugian tabrakan apa pun terhadap mobil perusahaan! c) Jelaskan keuntungan dan kerugian dari retensi sebagian pada Gem Corporation! d) Berikan contoh metode transfer nonasuransi yang dapat digunakan oleh perusahaan dalam program manajemen risikonya! 2) Luis baru ditetapkan sebagai kepala departemen manajemen risiko dari Gates Manufacturing. Tindakan pertamanya sebagai manajer risiko, yaitu mempersiapkan pernyataan formal kebijakan manajemen risiko. a) Keuntungan apa yang dapat diharapkan diterima perusahaan dari pernyataan formal kebijakan manajemen risiko yang baik? b) Uraikan teknik yang berbeda yang dapat digunakan oleh Luis untuk mengidentifikasi kerugian risiko murni perusahaan! c) Jelaskan keuntungan dan kerugian dari penggunaan asuransi perdagangan dalam program manajemen risiko perusahaan! Petunjuk Jawaban Latihan Untuk dapat menjawab soal-soal latihan di atas, Anda harus mempelajari kembali Kegiatan Belajar 2, tentang Pengendalian Risiko. RANGKUMAN Pengendalian risiko mengacu pada teknik yang mengurangi frekuensi dan nilai dari kerugian yang terjadi secara kebetulan. Teknik pengendalian risiko yang utama termasuk penghindaran dan pengendalian risiko.
3.42 Manajemen Risiko dan Asuransi Pembiayaan risiko mengacu pada teknik yang menyediakan pembiayaan terhadap kerugian yang terjadi secara kebetulan setelah terjadinya peristiwa. Teknik pembiayaan risiko yang utama termasuk retensi, transfer nonasuransi, dan asuransi perdagangan. Penghindaran adalah bahwa loss exposure tidak pernah diperoleh atau loss exposure yang ada ditinggalkan. Pencegahan kerugian mengacu pada tindakan yang mengurangi frekuensi dari risiko yang khusus. Pengurangan risiko mengacu pada tindakan untuk mengurangi nilai dari kerugian setelah terjadinya kerugian. Retensi artinya bahwa perusahaan menanggung sendiri sebagian atau keseluruhan dari kerugian yang dapat mengakibatkan loss exposure yang diderita. Teknik ini dapat digunakan jika tidak ada metode lain dari perlakuan yang tersedia, kemungkinan kerugian terburuk tidak serius, dan kerugian dapat diprediksi secara baik. Kerugian dapat dibayarkan di luar pendapatan bersih sekarang dari perusahaan; cadangan yang tidak terkumpul atau yang terkumpul dapat disusun untuk membayar kerugian; bermacam kredit dengan bank dapat menyediakan dana untuk membayar kerugian atau perusahaan dapat membentuk captive insurer. Keuntungan dari retensi, yaitu menabung uang terhadap premi asuransi, pembiayaan yang rendah, insentif yang besar untuk pencegahan kerugian, dan peningkatan aliran kas. Kerugian utama mungkin merupakan kerugian yang lebih tinggi yang melebihi komponen kerugian dalam premi asuransi, kemungkinan pengeluaran tinggi jika pengendalian kerugian dan klaim personil harus digaji dan kemungkinan pajak yang tinggi. Captive insurer merupakan asuransi yang dimiliki dan dibentuk oleh perusahaan induk yang bertujuan menjamin loss exposure perusahaan induk. Captive insurers dibentuk karena kesulitan dalam memperoleh asuransi. dia juga dapat menyediakan stabilitas yang besar dari pendapatan; akses terhadap asuransi lebih mudah; dan captive insurers dapat menjadi pusat laba. Self-insurance atau self-fund (pendanaan diri) merupakan bentuk spesial dari retensi yang direncanakan dengan sebagian atau seluruh loss exposure yang diberikan yang ditanggung sendiri oleh perusahaan. Transfer nonasuransi merupakan metode yang berbeda dari asuransi di mana risiko murni dan konsekuensi finansial ditransfer pada pihak lain. Transfer nonasuransi memiliki beberapa keuntungan. Manajer risiko mungkin dapat memindah beberapa exposure yang tidak diasuransikan; transfer nonasuransi mungkin membutuhkan biaya yang lebih sedikit daripada asuransi; dan kerugian potensial mungkin dipindahkan pada seseorang dalam posisi yang lebih baik untuk melakukan pengendalian kerugian. Selain itu juga terdapat beberapa
ADBI4211/MODUL 3 3.43 kerugian. Transfer kerugian potensial mungkin gagal karena bahasa dalam kontrak ambigu; perusahaan masih bertanggung jawab terhadap kerugian jika pihak di mana kerugian potensial dipindahkan padanya tidak mampu untuk membayar kerugian; dan penanggung asuransi mungkin tidak memberikan premi kredit yang cukup untuk perpindahan. Asuransi perdagangan juga dapat digunakan pada program manajemen risiko. Penggunaan dari asuransi melibatkan pilihan dari perlindungan asuransi, penyebaran informasi menyangkut perlindungan asuransi, dan review periodik dari program asuransi. Keuntungan asuransi yang utama, meliputi penggantian kerugian setelah terjadinya kerugian, mengurangi ketidakpastian, ketersediaan dari pelayanan manajemen risiko yang bernilai, dan pajak pendapatan yang dikurangi dari premi. Kerugian utama dari asuransi termasuk biaya dari asuransi, waktu, dan tenaga yang harus dikeluarkan dalam menegosiasikan asuransi, dan sikap lemah yang mungkin terhadap pengendalian risiko karena adanya asuransi. Program manajemen risiko harus diimplementasikan dan dilaksanakan secara tepat. Upaya ini, meliputi persiapan dari pernyataan polis manajemen risiko, kerja sama yang tertutup dengan individu dan departemen lain, serta review periodik dari seluruh program manajemen risiko. Prinsip-prinsip dari manajemen risiko perusahaan juga dapat diterapkan pada program manajemen risiko personal. TES FORMATIF 2 Pilihlah satu jawaban yang paling tepat! 1) Captive insurer adalah .... A. perusahaan asuransi yang dimiliki dan dibentuk oleh perusahaan induk dengan tujuan untuk mengasuransikan loss exposure perusahaan induk B. perusahaan menahan sebagian atau keseluruhan dari kerugian yang dapat terjadi C. sasaran manajemen risiko sebelum dan setelah terjadinya kerugian D. sumber informasi dari manajer risiko yang digunakan untuk mengidentifikasi loss exposure 2) Asuransi perdagangan digunakan dalam program manajemen risiko untuk menutupi loss exposure yang memiliki .... A. probabilita rendah dan nilai kerugian rendah B. probabilita rendah, namun nilai kerugian tinggi
3.44 Manajemen Risiko dan Asuransi C. probabilita tinggi, namun nilai kerugian rendah D. probabilita tinggi dan nilai kerugian tinggi 3) Tindakan pencegahan kerugian dalam teknik pengendalian kerugian mengacu pada tindakan untuk .... A. meminimalisir kerugian terburuk yang mungkin terjadi B. mengurangi frekuensi dari kerugian yang khusus C. mengurangi kehebatan dari kerugian setelah terjadinya kerugian D. menyediakan biaya kerugian yang terjadi secara kebetulan setelah pengendalian Petunjuk: Untuk soal nomor 4) dan 5) A. Jika (1) dan (2) benar. B. Jika (1) dan (3) benar. C. Jika (2) dan (3) benar. D. Jika (1), (2), dan (3) benar. 4) Langkah kedua dari proses manajemen risiko adalah mengevaluasi dan mengukur dampak dari kerugian terhadap perusahaan. Langkah ini, meliputi perkiraan .... (1) biaya kompensasi kerugian (2) frekuensi potensial (3) nilai kerugian 5) Keuntungan dari digunakannya transfer nonasuransi adalah .... (1) biaya yang dikeluarkan lebih sedikit jika dibandingkan dengan penggunaan asuransi (2) kerugian potensial yang secara komersial tidak dapat diasuransikan, dapat dipindahkan ke pihak lain (3) perusahaan tidak lagi memiliki tanggung jawab atas klaim jika kerugian potensial sudah dipindahkan ke pihak lain Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 2 yang terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar. Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 2. Tingkat penguasaan = Jumlah Jawaban yang Benar 100% Jumlah Soal
ADBI4211/MODUL 3 3.45 Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik sekali 80 - 89% = baik 70 - 79% = cukup < 70% = kurang Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat meneruskan dengan modul selanjutnya. Bagus! Jika masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 2, terutama bagian yang belum dikuasai.
3.46 Manajemen Risiko dan Asuransi Tes Formatif 1 Kunci Jawaban Tes Formatif 1) B 2) C Tes Formatif 2 3) D 1) A 4) C 2) B 5) A 3) B 4) C 5) A
ADBI4211/MODUL 3 3.47 Konsep dan Istilah Penting Association atau Group Captive Transfer nonasuransi Penghindaran Manajemen risiko pribadi (personal) Captive insurer Pure captive Nilai dari kerugian Retensi Deductible Tingkatan retensi Excess insurance Pengendalian risiko Loss exposure (potensi kerugian) Pembiayaan risiko Frekuensi kerugian Manajemen risiko Pengendalian kerugian Pedoman manajemen risiko Loss reduction Risk management policy statement Naskah polis Risk retention group Maximum possible loss Self-insurance Maximum probable loss Single parent captive (pure captive)
3.48 Manajemen Risiko dan Asuransi Daftar Pustaka Harrington, Scott E., dan Gregory R. Niehaus. (2004). Risk Management and Insurance. Boston, MA: Irwin/McGraw-Hill. Head, George L., ed. (1995). Essential of Risk Control. 3rd ed. Vols.1 and 2. Malvern, PA: Insurance Institute of America. Head, George L., Michael W. Elliot, dan James D. Blinn. (1996). Essentials of Risk Control. 3rd ed. Malvern, PA: Insurance Institute of America. Head, George L., dan Horn II, Stephen. (1997). Essentials of Risk Management. 3rd ed. Vols. 1 and 2. Malvern, PA: Insurance Institute of America. Mehr Robert I., dan Hedges, Bob A. (1974). Risk Managements: Concepts and Applications. Homewood, IL: Richard D. Irwin, Inc. Rejda, George E. (2008). Principles of Risk Management and Insurance. Boston, MA: Pearson Education, Inc. Wiening, Eric A. (2002). Foundations of Risk Risk Management and Insurance. Malvern, PA: American Institute for Chartered Property Casualty Underwriters/Insurance Institute of America. Williams, C. Arthur Jr., et al. (1981). Principles of Risk Management and Insurance, 2nd ed., Vol. I. Malvern, PA: American Institute for Property and Liability Underwrites. Williams, C. Arthur, Jr., Michael L. Smith, dan Peter C. Young. (1998). Risk Management and Insurance. 8th ed. Boston, MA: Irwin/McGraw-Hill. Vaughan, Emmet J. (1997). Risk Management. New York: John Wiley & Sons, Inc.
Modul 4 Manajemen Risiko Keuangan Drs. Soekarto, M.Si. PENDAHULUAN “Bidang manajemen risiko mengalami perubahan yang sangat besar. Para manajer risiko harus memahami pasar uang dan dapat secara efektif menggabungkan analisis kuantitatif dan teknologi dalam program manajemen risiko mereka.” Millicent W. karyawan, CPCU, Manajer Risiko, Industri Mueller Universal Holdings (UH) adalah suatu kelompok yang terdiri dari 16 perusahaan terpisah. UH telah mengikuti strategi “pertumbuhan melalui akuisisi”, membeli perusahaan di mana para eksekutif UH percaya bahwa mereka belum menyadari potensi mereka yang sebenarnya. Oleh karena perusahaan yang diperoleh adalah besar dan beroperasi di sektor-sektor ekonomi yang berbeda, tiap perusahaan bertanggung jawab pada program manajemen risikonya sendiri. Northeast Petroleum (NP), yang diakuisisi UH yang terakhir, memiliki dan mengoperasikan suatu instalasi penyulingan dan 78 stasiun pusat pelayanan. Perusahaan tersebut juga menjual pemanas minyak kepada lebih dari 40.000 perusahaan dan pelanggan setempat di empat negara bagian di sebelah timur laut. NP belum pernah mempekerjakan “seorang manajer risiko”. Sebagai gantinya, fungsi manajemen risiko telah dilakukan terutama oleh pejabat keuangan perusahaan selama waktu yang diizinkan. Jumlah jaminan asuransi telah diperbarui setiap tahun, dengan sedikit perhatian yang diberikan kepada kerugian perusahaan yang terjadi, tuntutan, lingkup jumlah jaminan asuransi, dan biaya asuransi. Tidak lama setelah pembelian NP oleh UH, Tom Bryan diberi jabatan penuh sebagai manajer risiko perusahaan yang pertama. Tom telah diinstruksikan untuk mengembangkan suatu patokan program manajemen risiko untuk NP. Seperti yang dibahas pada Modul 3 (Ruang Lingkup Manajemen Risiko), tugas Tom sebagai manajer risiko akan melibatkan lebih dari sekedar menutup kontrak asuransi. Ia harus mengidentifikasi kerugian yang terjadi
4.2 Manajemen Risiko dan Asuransi yang dihadapi oleh perusahaan, meneliti kerugian itu, memilih dan menerapkan suatu kombinasi langkah treatment (perlakuan) risiko, dan memonitor hasil dari program manajemen risiko. Fakta bahwa NP belum pernah mempunyai seorang manajer risiko dan sifat alami dari pekerjaan NP bergabung untuk menyediakan suatu kesempatan yang baik sekali bagi Tom untuk menerapkan beberapa kemajuan metode manajemen risiko dalam program yang ia rencanakan. Modul ini berdasar pada diskusi manajemen risiko pada Modul 3. Topik yang dibahas meliputi lingkup yang berubah dari manajemen risiko, ilmu dinamika pasar asuransi, peramalan kerugian, analisis keuangan di dalam pengambilan keputusan manajemen risiko, dan penerapan teknologi dalam program manajemen risiko. Setelah mempelajari modul ini, Anda diharapkan dapat: 1. menjelaskan ruang lingkup yang luas dari manajemen risiko, mencakup manajemen risiko keuangan dan manajemen risiko perusahaan; 2. menguraikan dampak dari pertanggungjawaban konsolidasi dan siklus dalam industri asuransi pada praktik manajemen risiko; 3. menjelaskan metode yang digunakan seorang manajer risiko untuk meramalkan kerugian; 4. menunjukkan bagaimana analisis keuangan dapat diterapkan dalam pengambilan keputusan pada manajemen risiko; 5. menguraikan bagaimana teknologi digunakan dalam program manajemen risiko; 6. mengakses suatu lokasi internet dan memperoleh informasi tentang iklan manajemen risiko.
ADBI4211/MODUL 4 4.3 Kegiatan Belajar 1 Manajemen Risiko Keuangan dan Perusahaan S ecara tradisional, manajemen risiko terbatas dalam lingkup kerugian murni yang terjadi, mencakup risiko hak milik, risiko kewajiban, dan risiko pegawai (personalia). Suatu kecenderungan yang menarik dimunculkan pada tahun 1990, bagaimanapun juga sejumlah perusahaan mulai memperluas lingkup manajemen risiko untuk memasukkan risiko keuangan spekulatif. Akhir-akhir ini beberapa perusahaan sudah berjalan selangkah lebih maju mengembangkan program manajemen risiko mereka untuk mempertimbangkan semua risiko yang dihadapi oleh organisasi tersebut. A. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN Perusahaan menghadapi sejumlah risiko keuangan yang spekulatif. Risiko manajemen keuangan mengacu pada identifikasi, analisis, dan perlakuan risiko keuangan yang spekulatif. Risiko ini meliputi hal-hal berikut ini. 1. Risiko Harga Komoditas Risiko harga komoditas adalah risiko kehilangan uang (kerugian) jika harga suatu komoditas berubah. Para produsen dan para pemakai bahan pokok menghadapi risiko harga komoditas. Sebagai contoh, anggap suatu pekerjaan agrikultur/pertanian yang hendak mempunyai beribu-ribu gantang butir padi pada waktu panen. Pada saat panen, harga dari bahan pokok mungkin telah meningkat atau berkurang, tergantung pada permintaan dan penawaran untuk butir padi. Oleh karena tempat penyimpanan yang kecil tersedia untuk hasil panen, butir padi harus dijual dengan harga pasar yang sekarang sekalipun harganya rendah. Dengan cara yang sama, para pemakai dan distributor bahan-bahan pokok menghadapi risiko harga komoditas. Anggaplah suatu perusahaan gandum telah berjanji untuk mengirimkan 500.000 kotak gandum dengan harga yang disetujui dalam waktu enam bulan dalam hal itu, harga butir padi bahan pokok yang diperlukan untuk
Search
Read the Text Version
- 1
- 2
- 3
- 4
- 5
- 6
- 7
- 8
- 9
- 10
- 11
- 12
- 13
- 14
- 15
- 16
- 17
- 18
- 19
- 20
- 21
- 22
- 23
- 24
- 25
- 26
- 27
- 28
- 29
- 30
- 31
- 32
- 33
- 34
- 35
- 36
- 37
- 38
- 39
- 40
- 41
- 42
- 43
- 44
- 45
- 46
- 47
- 48
- 49
- 50
- 51
- 52
- 53
- 54
- 55
- 56
- 57
- 58
- 59
- 60
- 61
- 62
- 63
- 64
- 65
- 66
- 67
- 68
- 69
- 70
- 71
- 72
- 73
- 74
- 75
- 76
- 77
- 78
- 79
- 80
- 81
- 82
- 83
- 84
- 85
- 86
- 87
- 88
- 89
- 90
- 91
- 92
- 93
- 94
- 95
- 96
- 97
- 98
- 99
- 100
- 101
- 102
- 103
- 104
- 105
- 106
- 107
- 108
- 109
- 110
- 111
- 112
- 113
- 114
- 115
- 116
- 117
- 118
- 119
- 120
- 121
- 122
- 123
- 124
- 125
- 126
- 127
- 128
- 129
- 130
- 131
- 132
- 133
- 134
- 135
- 136
- 137
- 138
- 139
- 140
- 141
- 142
- 143
- 144
- 145
- 146
- 147
- 148
- 149
- 150
- 151
- 152
- 153
- 154
- 155
- 156
- 157
- 158
- 159
- 160
- 161
- 162
- 163
- 164
- 165
- 166
- 167
- 168
- 169
- 170
- 171
- 172
- 173
- 174
- 175
- 176
- 177
- 178
- 179
- 180
- 181
- 182
- 183
- 184
- 185
- 186
- 187
- 188
- 189
- 190
- 191
- 192
- 193
- 194
- 195
- 196
- 197
- 198
- 199
- 200
- 201
- 202
- 203
- 204
- 205
- 206
- 207
- 208
- 209
- 210
- 211
- 212
- 213
- 214
- 215
- 216
- 217
- 218
- 219
- 220
- 221
- 222
- 223
- 224
- 225
- 226
- 227
- 228
- 229
- 230
- 231
- 232
- 233
- 234
- 235
- 236
- 237
- 238
- 239
- 240
- 241
- 242
- 243
- 244
- 245
- 246
- 247
- 248
- 249
- 250
- 251
- 252
- 253
- 254
- 255
- 256
- 257
- 258
- 259
- 260
- 261
- 262
- 263
- 264
- 265
- 266
- 267
- 268
- 269
- 270
- 271
- 272
- 273
- 274
- 275
- 276
- 277
- 278
- 279
- 280
- 281
- 282
- 283
- 284
- 285
- 286
- 287
- 288
- 289
- 290
- 291
- 292
- 293
- 294
- 295
- 296
- 297
- 298
- 299
- 300
- 301
- 302
- 303
- 304
- 305
- 306
- 307
- 308
- 309
- 310
- 311
- 312
- 313
- 314
- 315
- 316
- 317
- 318
- 319
- 320
- 321
- 322
- 323
- 324
- 325
- 326
- 327
- 328
- 329
- 330
- 331
- 332
- 333
- 334
- 335
- 336
- 337
- 338
- 339
- 340
- 341
- 342
- 343
- 344
- 345
- 346
- 347
- 348
- 349
- 350
- 351
- 352
- 353
- 354
- 355
- 356
- 357
- 358
- 359
- 360
- 361
- 362
- 363
- 364
- 365
- 366
- 367
- 368
- 369
- 370
- 371
- 372
- 373
- 374
- 375
- 376
- 377
- 378
- 379
- 380
- 381
- 382
- 383
- 384
- 385
- 386
- 387
- 388
- 389
- 390
- 391
- 392
- 393
- 394
- 395
- 396
- 397
- 398
- 399
- 400
- 401
- 402
- 403
- 404
- 405
- 406
- 407
- 408
- 409
- 410
- 411
- 412
- 413
- 414
- 415
- 416
- 417
- 418
- 419
- 420