Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore Misteri Kain Kafan Yesus

Misteri Kain Kafan Yesus

Published by haryahutamas, 2016-05-29 05:21:45

Description: Misteri Kain Kafan Yesus

Search

Read the Text Version

membuatku mendapat mimpi buruk ini. Kau ini polisi, ataujuga sejarawan?\" \"Cuma polisi, cukup itu saja. Tetapi aku beruntungditempatkan di Kejahatan Seni, aku banyak belajar selamabekerja dengan Marco tahun-tahun ini.\" \"Memang semua orang memujanya.\" \"Betul. Pasti saudaramu yang cerita tentang dia.\" \"Santiago menaruh hormat yang amat besar kepadanya,dan aku juga suka dia. Aku pernah makan malam dirumahnya, dan selain itu aku sudah ketemu diabeberapakali.\" Sofia memasuki ruang makan dan melihat mereka. \"Ada yang tidak beres, Ana?\" tanyanya saat dia menarikkursi. \"Kurasa tampangku sangat kacau jika kau bisamelihatnya dan seberang ruangan! Apa tampak jelas kalautidurku tidak nyenyak?\" \"Tampangmu seperti orang pulang dan perang.\" \"Ha! Sebenarnya aku ada di tengah-tengah perang,danaku melihat anak-anak dicacah hingga berkeping-keping, ibumereka diperkosa, bahkan aku mencium asap hitam dan apiyang berkobar di segala penjuru kota.Suasananyamengerikan.\" \"Aku bisa membayangkannya.\" \"Sofia, aku tahu mungkin aku terlalu memaksa diri,tetapi jika kau ada waktu luang sebentar hari ini dantidakkeberatan, bisakah kita bicara lagi?\" \"Aku tidak tahu pastinya kapan, tapi tentu, kita bisabicara.\" Marco masuk, membaca sebuah pesan, dan menghampirimeja. \"Selamat pagi semua. Sofia, aku mendapat pesan dariPadre Charny. Bolard menunggu kita di katedral sepuluhmenit lagi.\" \"Siapa itu Padre Charny?\" tanya Ana.

\"Kau baru saja makan malam dengannya. Padre Yves deCharny yang ganteng itu,\" jawab Sofia. \"Jangan suka ikut campur seperti itu, Ana,\" imbuhMarco. \"Itu sudah sifatku,\" jawab reporter tersebut disertaisenyum, lalu mengernyit dan menekankan tangannya kekepala. Marco jelas tidak tertarik untuk tetap di sana. \"Baiklah,aku pergi, semua orang tahu apa yang semestinya merekalakukan. Giuseppe, kau.\" \"Yeah, aku ikut. Aku akan meneleponmu.\" \"Ayo pergi, Sofia. Jika buru-buru kita bisa tiba di sanatepat waktu. Ana, semoga harimu menyenangkan.\" \"Akan kuusahakan.\" Dalam perjalanan ke katedral, Marco menanyakantentang Ana Jimenez kepada Sofia. \"Apa yang dia ketahui?\" \"Aku tidak tahu. Kelihatannya dia agak kerepotan, tetapiaku punya firasat dia memperoleh lebih banyak daripada yangdia katakan, dan dia cerdas. Dia terus bertanya tanpa henti,tetapi dia tidak menunjukkan kartunya, tahu? Kau pastimengira dia tidak tahu apa-apa, tetapi aku tidak yakin.\" \"Dia masih muda.\" \"Tetapi tajam.\" \"Bagus buat dia. Aku sudah bicara dengan Europol,mereka akan membantu kita. Mereka akan mulai denganmengamankan perbatasan, bandara, bea cukai, stasiun keretaapi, pada saat yang tepat. Tidak ada yang bisa lewat tanpapemeriksaan ketat. Kalau urusan kita dengan Bolard sudahkelar pagi ini, kita akan pergi ke markas besar carabinieri, akuingin kau melihat rencana yang telah disusun Giuseppe. Kitatidak akan punya banya korang, tetapi kuharap jumlahnyamencukupi. Hanya sangat sulit memburu orang yang tidakbisa berbicara.\"

\"Kira-kira bagaimana dia berhubungan dengan kawan-kawannya setelah dia keluar?\" \"Aku tidak tahu, tetapi jika dia benar-benar tergabungdalam sebuah organisasi, dia pasti punya alamat kontak,sebuah tempat tujuan, dia harus pergi ke suatu tempat. KudaTroya akan membawa kita ke sana, jangan khawatir. Kaunanti tetap di markas besar untuk mengoordinasi operasi.\" \"Aku? Oh tidak, aku ingin turun ke jalan.\" \"Aku tidak tahu apa yang kita temui, dan kau bukanpolisi. Aku tidak mau melihatmu berlarian di jalan-jalan Turinjika dia kabur.\" \"Kau tidak kenal aku, aku bisa membuntuti,\" protesSofia, sambil tersenyum saat dia mulai ikut memakai\"bahasapolisi\". \"Harus ada yang tinggal di markas besar, dan kaulahorang yang paling tepat untuk memandu kami di sana. Kamiakan terus berhubungan denganmu lewat walkie-talkie. JohnBarry sudah merunding kolega-koleganya di CIA untukmeminjami kita beberapa mikrokamera dan peralatan lain,secara tidak resmi, agar kita bisa memotret si Bisu danmelacaknya ke manapun dia pergi. Kau akan menerimasinyalnya di markas besar, rasanya akan sama saja denganturun ke jalan. Giuseppe telah mengatur dengan kepalapenjara penjara untuk mengambilkan sepatu si Bisu buatkita.\" \"Kau akan memasang alat pelacak di sepatu itu?\" \"Ya. Atau mengusahakannya. Masalahnya dia hanyapunya sepatu tenis, dan sulit memasukkan alat pelacak kesepatu tenis, tetapi orang-orang CIA akan membantu kitamengatasinya.\" \"Apakah izin operasi dari pengadilan sudah keluar?\" \"Paling lambat aku sudah akan mendapatkannya besok.\" Mereka pun tiba di katedral. Padre Yves sudah menunggumereka, mengajak mereka ke ruang besar tempat Bolard dankomite ilmuwan sedang mengamati kafan tersebut. Dia

meninggalkan Sofia dan Marco bersama mereka dan mintadiri, katanya dia punya pekerjaan yang tidak bisa ditinggal. http://anesularnaga.blogspot.com

34 Balduino telah mengenakan jubah terbaiknya. DeMolesmes menasihatkan agar dia tidak membuat orang-orangtahu bahwa dia akan mengunjungi Uskup. Dia juga memilihsendiri prajurit-prajurit yang akan menemani Balduino sertaprajurit yang akan mengepung Gereja St. Mary of Blachernae. Rencananya sederhana. Saat malam tiba, Kaisar akanmuncul di istana Uskup. Dia akan meminta dengan sopanagar Uskup menyerahkan Mandylion; jika Uskup tidak maumemberikannya dengan sukarela, maka para prajurit akanmemasuki Gereja St. Mary of Blachernae dan mengambilkafan tersebut dengan paksa, jika memang perlu. De Molesmes pada akhirnya berhasil meyakinkanBalduino agar tidak takut pada Uskup atau kekuatannya.Vlad si raksasa, seorang pria dari negeri di sebelah utara, jugaakan menemani Kaisar. Kecakapan mentalnya memang tidaktangguh, dan dia akan mematuhi segala perintah yang diaterima tanpa ragu lagi, sifat yang akan berguna jika sampaiperlu memberi tekanan tambahan pada orang-orang gereja. Kegelapan telah melingkupi kota, dan satu-satunya tandakehidupan di rumah-rumah serta istananya adalah cahayalampu minyak yang kekuningan. Terdengarlah derap digerbang istana sang uskup. Pelayan yang buru-buru membukanya langsungtersentak mundur saking kagetnya ketika dia tiba-tibaberhadap-hadapan dengan Kaisar. Para penjaga sang uskup bergegas menuju gerbang demimendengar teriakan itu. Seigneur de Molesmesmemerintahkan agar dia berlutut di hadapan Kaisar. Pihak kekaisaran memasuki istana dengan penuh minatkendati Balduino kian dicekam kengerian. Ketegasanpenasihatnya adalah satu-satunya hal yang mencegah diakabur karena kalut dan meninggalkan pembicaraan yang

akan dia lakukan. Para prajurit istana mengambil posisi disekitar lantai bawah ketika Kaisar, Penasihat, dan Vladmenaiki tangga. Uskup tengah mencicipi segelas anggur Cyprus saat diamenimbang-nimbang surat yang telah datang hari itu dariPaus Innocent. Dia membuka pintu kamarnya, kaget karena suaragaduh yang sampai ke kamarnya melewati tangga, dan jadidiam seribu bahasa saat Balduino, Pascal de Molesmes, dan siraksasa menghadangnya. \"Ada apa ini! Apa yang Paduka lakukan di sini?\" seruUskup. \"Apakah begini caramu menyambut Kaisar?\" sela deMolesmes. \"Tenangkan dirimu, Yang Mulia,\" kata Balduino. \"Akudatang untuk mengunjungimu, seperti yang telah kuniatkansejak lama. Aku menyesal tidak memberitahukan sebelumnyatentang kedatanganku, tetapi urusan negara menghalangiku.\" Senyum Balduino tidak menenangkan sang uskup, yangtetap membisu saat dia mundur dari mereka. \"Bolehkah kami duduk?\" tanya sang kaisar. Akhirnya Uskup pun bisa berbicara. \"Ya, tentu,masuklah, masuklah,\" dia gagap. \"Kedatangan Anda yang takdisangka-sangka mengejutkan saya, Baginda. Saya akanpanggilkan para pelayan untuk mengambilkan kit aanggur.Saya akan menyuruh mereka menyalakan lampu lebihbanyak, dan..\" \"Jangan,\" sela de Molesmes kembali. \"Tidak perlumelakukan apa-apa. Kaisar menghormati Anda dengankedatangan beliau. Dengarkan beliau.\" Dia menoleh kepadapara pelayan yang sekarang berkumpul cemas di aula danmembubarkan mereka dengan kata-kata yang menenangkan.Setelah menyuruh para prajurit berjaga di luar kamar uskup,dia pun kemudian mengikuti Balduino dan si raksasa kedalam, menutup pintu berat di belakang mereka.

Kaisar mengambil tempat duduk di sebuah kursiberlengan yang nyaman dan menghela nafas berat.Konstantinopel harus diselamatkan. Pascal de Molesmes telah meyakinkannya bahwa diatidak punya pilihan lagiselain melanjutkannya. Setelah bisa menguasai diri dari kegusarannya tadi, danmengambil tempat duduk, Uskup berbicara pada Kaisardengan nada yang nyaris tak bisa dibedakan dengankesombongan: \"Apa yang sebegitu pentingnya sampai-sampai Anda perlumengganggu kedamaian rumah ini pada jam selarut ini?Apakah jiwa Anda membutuhkan bantuan, atau adakahkekhawatiran karena masalah istana?\" \"Uskupku yang baik, aku datang sebagai seorang putraGereja untuk meminta nasihatmu dalam kaitannya denganpermasalahan kekaisaran. Tuan, biasanya Anda pedulidengan jiwa-jiwa kami, tetapi mereka yang punya jiwa jugapunya raga, dan yang ingin saya bicarakan dengan Andaadalah ihwal duniawi, karena jika kerajaan menderita,manusianya juga menderita.\" Balduino memandang Pascal de Molesmes untukmeminta persetujuan atas pendekatannya sejauh itu. DeMolesmes, dengan anggukan yang nyaris tak terlihat,mengisyaratkan agar dia melanjutkannya. \"Anda tahu kesulitan mengerikan yang dihadapiKonstantinopel seperti halnya aku. Orang-orang tidak perlumencuri-curi rahasia istana untuk mengetahui bahwa tidakada uang di bendahara dan bahwa serbuan terus menerusdari kerajaan-kerajaan tetangga telah melemahkan kita.Sudah berbulan-bulan prajurit kita tidak mendapat gajisetimpal dengan pekerjaan mereka, dan itu juga berlaku padapara pegawai istana dan para duta besarku. Aku sungguhmenyesal tidak bisa memberi sumbangan pada Gereja,padahal aku adalah putranya yang setia dan beriman.\" Pada titik ini, Balduino membisu, takut sewaktu-waktu siuskup akan membalas dengan kemarahan. Sebaliknya, meski

ketegangan di ruangan tersebut begitu terasa, Uskup hanyamendengar, jelas terlihat dia menimbang-nimbang bagaimanaharus menanggapinya. \"Meski tidak sedang di bilik pengakuan dosa,\" lanjutBalduino, \"Aku ingin berbagi kesengsaraanku. Aku harusmenyelamatkan kekaisaran, dan satu-satunya solusi adalahmenjual Mandylion kepada pamanku Raja Prancis, semogaTuhan melindunginya. Jika aku memberikan Mandylionkepadanya, aku akan bisa menyelamatkan Konstantinopel.Sebab itulah, Yang Agung, sebagai kaisarmu aku memintakau serahkan kafan suci tersebut kepadaku. Kafan itu akanada di tangan orang Kristen yang baik, seperti punya kitasendiri.\" Uskup menatap tajam pada Balduino dan berdehamsebelum bicara. \"Paduka, Anda datang sebagai kaisar untuk memintareliksuci Gereja. Paduka bilang dengan cara ini Paduka bisamenyelamatkan Konstantinopel, tetapi sampai kapan? Sayatidak bisa memberikan kepada Baginda sesuatu yang bukanmilik saya; Mandylion adalah kepunyaan Gereja,yang berartijuga kepunyaan kaum Kristiani. Akan jadi pelanggarannantinya jika saya menyerahkan benda itu pada Paduka agarPaduka bisa menjualnya. Kaum beriman di Konstantinopeltidak akan menyetujuinya, karena mereka memuja gambarKristus yang ajaib itu. Baginda telah menyaksikan sendiri betapa tekun merekaberdoa dihadapan Kafan Suci itu setiap Jumat. Baginda tidakboleh menyamakan benda duniawi dengan benda ilahi.Kepentingan kami adalah kepentingan umat Kristiani. Jemaatsaya tidak akan mengizinkan Paduka menjual relik tersebutatau mengirimkannya ke Prancis seaman apa pun Raja Louismenjaganya. Pahamilah, Paduka, saya tidak berkewenanganmemberikan Kafan Suci sang Juru Selamat kepada Anda.\" \"Aku tidak datang untuk berdebat, Yang Agung, dan akutidak memohon dengan hormat agar kau memberikanMandylion itu. Aku memerintahkanmu untuk melakukannya.\"

Balduino senang telah mengucapkan kalimat terakhir itudengan lantang dan sekali lagi dia minta persetujuan deMolesmes. Tetapi uskup tersebut tidak semudah itu bisadiperintah. \"Saya harus menghormati Anda sebagai kaisar saya,Paduka, namun Anda semestinya patuh kepada saya sebagaiuskup Anda.\" \"Yang Agung, aku tidak akan membiarkan penduduk lainhidup sekarat sampai mati karena kau bersikukuh tetap inginmemiliki sebuah relik suci. Sebagai seorang Kristen akumenyesal harus berpisah dengan Mandylion, tetapi sekarangaku harus menjalankan tugas sebagai kaisar. Aku memintamu menyerahkan Mandylion... denganikhlas.\" Uskup bangkit dari kursinya dan, dengan suara tinggi,dia pun berteriak, \"Anda berani mengancam saya? Sayaperingatkan, jika Anda berani menentang Gereja, PausInnocent akan mengucilkan Baginda!\" \"Dan apakah dia juga akan mengucilkan Raja Pranciskarena membeli Mandylion?\" tanya Kaisar, naik pitam. \"Saya tidak akan memberikan kafan itu. Kafan itukepunyaan Gereja, dan hanya paus yang bisa memberikanrelik yang paling suci itu,\" \"Tidak, relik itu bukan kepunyaan gereja, seperti kauketahui dengan baik. Kaisar Lecapenus yangmenyelamatkannya dan Edessa dan membawanya keKonstantinopel. Relik itu milik kekaisaran; milik Kaisar. Gereja hanyalah penjaga setianya, dan sekarangkekaisaran ingin mengambilnya.\" \"Paduka harus menuruti keputusan Paus, kita akanmenyuratinya. Paduka boleh mengemukakan alasan-alasan Paduka, dansaya akan tunduk pada keputusannya.\" Balduino ragu-ragu. Dia tahu bahwa Uskup mencobamengulur-ulur waktu, tetapi bagaimana mungkin dia menolakkompromi yang terlihat adil itu?

Pascal de Molesmes menghampiri Balduino danmembelalakkan mata pada Uskup. \"Yang Mulia, saya rasa Anda tidak memahami keinginanKaisar.\" \"Seigneur de Molesmes, saya mohon Anda tidak turutcampur!\" teriak wali gereja itu. \"Anda melarang saya berbicara? Apa hak Anda? Saya,seperti halnya Anda, adalah bawahan Kaisar Balduino, dantugas saya adalah melindungi kepentingan kekaisaran.Kembalikan Mandylion kepada pemiliknya yang sah, dan kitabisa menyelesaikan perselisihan ini dengan cara damai.\" \"Berani-beraninya Anda berbicara seperti itu kepadasaya! Paduka, suruh penasihat Anda diam!\" \"Tenanglah kalian berdua,\" perintah Balduino yang kinitelah berhasil mengatasi keraguannya. \"Yang Agung, ucapanSeigneur de Molesmes tadi benar, kami datang untuk memintaAnda mengembalikan milikku. Jangan tunda lebih lama lagi,atau aku akan mengirim prajuritku untuk merebut Mandylionsecara paksa.\" Dengan langkah cepat Uskup berjalan ke pintu kamarnyadan berteriak pada para penjaganya. Ketika merekamendengar teriakannya, datanglah satu peleton penjagasambil berlari. Besar hati karena kedatangan para pasukannya itu,Uskup pun membalikkan badan pada para tamunya yangtidak menguntungkan itu. \"Jika Anda berani menyentuh Kafan Suci, saya akanmenulis surat kepada Paus dan mendesaknya agarmengucilkan Anda sekalian. Sekarang enyahlah!\" raungnya. Balduino tidak beranjak dan kursinya, tetapi Pascal deMolesmes yang sama-sama murka itu melompat kepintu. \"Prajurit!\" teriaknya.

Sebentar saja sepasukan pengawal kekaisaran berlarimenaiki tangga memasuki kamar sang uskup, sementara parapengawal wali gereja terperanjat. \"Anda berani menentang Kaisar? Saya akan menahanAnda karena melakukan makar, dan untuk itu ganjarannyaadalah hukuman mati,\" seru de Molesmes. Badan Uskup tiba-tiba terasa menggigil. Dia memandangprajuritnya dengan tatapan putus asa, menunggu merekamembantu. Tetapi mereka tidak bergerak. Pascal de Molesmes berbicara kepada Balduino yangtercengang. \"Paduka, saya mohon perintahkan kepada Yang Agungagar menemani saya ke St. Mary of Blachernae danmenyerahkan Mandylion, nanti saya antarkan ke Paduka diistana.\" Balduino pun bangkit dan mendekati Uskup sambilberbicara dengan martabat kekaisarannya. \"Seigneur de Molesmes akan mewakili aku. Kau harusmenemaninya ke gereja dan menyerahkan Mandylion. Jikakau tidak mematuhi perintahku, pelayanku yang setia Vladakan membawamu sendiri ke penjara istana, yang tidak akanpernah lagi kau tinggalkan. Saya ingin melihatmu memimpin misa hari Minggu ini,tetapi keputusannya kuserahkan kepadamu.\" Dia tidak berbicara lagi. Tanpa menatap lagi kepadaUskup, dia meninggalkan kamar wali gereja itu dengandikerumuni para prajuritnya dan yakin telah bersikap sebagaiseorang kaisar sejati. Vlad si raksasa memancang tubuhnya di depan Uskup,tenang mematuhi perintah kaisar. Yang Agung sadar tidak adagunanya melawan. Sambil berupaya menyelamatkan sisa-sisakehormatannya yang terinjak-injak, dia menoleh padapenasihat istana.

\"Saya akan menyerahkan Mandylion kepada Anda, tetapisaya akan menyurati Paus.\" Dalam kepungan para prajurit pengawal kaisar dandibawah pengawasan ketat Vlad, Uskup berjalan ke Gereja St.Mary of Blachernae bersama penasihat istana. Disana, dalamsebuah peti jenazah dari perak, terbentang relik suci itu. Uskup membuka peti jenazah dengan kunci yangdibandulkannya pada pita yang dia kalungkan di lehernya,dan, tanpa bisa menahan tangisnya, dia ambil kafan itu danmenyerahkannya kepada de Molesmes. \"Tuhan akan menghukum kalian atas pelanggaran yangkalian lakukan ini!\" Penasihat istana tidak terusik. \"Katakan, hukuman apayang akan Anda terima atas semua relik yang Anda jual tanpaizin Paus dan benar-benar milik Gereja?\" \"Berani-beraninya Anda menuduh saya melakukan halsemacam itu!\" \"Anda adalah Uskup Konstantinopel. Anda harus tahubahwa tidak ada satu kejadian pun yang luput daripandangan istana.\" Dengan hati-hati Pascal de Molesmes mengambil kafanitu dari tangan Uskup yang kemudian berlutut dan menangistak keruan itu. \"Yang Agung, saya sarankan Anda menenangkan diri dangunakan kecerdasan Anda, yang saya tahu sangat hebat,\"kata de Molesmes, saat dia beranjak pergi. \"Cegahlahperseteruan antara kekaisaran dan Roma yang tidak akanmenguntungkan siapa pun. Anda tidak hanya akanmenghadapi Balduino; Anda juga akan melawan Raja Prancis.Pikirkan baik-baik dan renungkan akibatnya di masa datangsebelum Anda bertindak.\" Kaisar berjalan mondar-mandir dari satu sisi ke sisiruangan satunya saat dia menunggu datangnya de Molesmes.Perasaan Balduino berkecamuk antara sakit hati dan takutkarena telah menentang Gereja dengan begitu kerasnya dan

bangga namun gelisah atas keberhasilannya menggunakanwewenang kekaisarannya. Anggur merah Cyprus membantunya melewatkanpenantian itu. Dia telah menyuruh pergi istri serta parapelayannya, dan dia juga telah memerintahkan parapengawalnya agar tidak memperbolehkan siapa pun masuk kekamarnya selain penasihat istana. Begitulah keadaannya ketika tiba-tiba dia mendengarsuara langkah kaki di depan pintu. Dia membukanya cepat-cepat. Dengan dikawal Vlad dan membawa kafan terlipat,Pascal de Molesmes, dengan raut muka puas bukan kepalang,memasuki kamar tidur sang kaisar. \"Apakah kau terpaksa menggunakan kekerasan?\"Balduino bertanya dengan ketakutan. \"Tidak, Baginda. Itu tidak perlu. Yang Agung padaakhirnya paham, dan dia menyerahkan kafan tersebut dengansukarela.\" \"Dengan sukarela? Kurasa tidak. Dia akan menulis suratpada Paus, dan Paus Innocent mungkin akanmengucilkanku.\" \"Paman Anda, Raja Prancis, tidak akan membiarkannya.Apa Paduka pikir Paus Innocent akan berani melawan Louis?Dia tidak akan berani menentang Louis karena Mandylion.Jangan lupa, kafan tersebut diambil untuk Raja atau untuksaat ini relik ini milik Paduka, benda ini tidak pernah menjadimilik gereja. Paduka bisa tenang sekarang.\" De Molesmes menyodorkan kafan tersebut kepadaBalduino. Kaisar ragu-ragu sesaat sebelum akhirnya menadahkain tersebut dengan lengannya. Dia memerhatikannyadengan ketakutan dan keheranan dan kemudian cepat-cepatmembalik badannya untuk meletakkannya di sebuah petikecil berhias indah di samping ranjangnya. Sambil menolehkepada Vlad, dia memerintahkannya untuk tetap berada disamping kotak tersebut dan mempertahankannya, kalau perludengan taruhan nyawanya.

Seisi istana pergi ke Hagia Sophia untuk menghadiri MisaMinggu. Tidak seorang bangsawan pun yang belum tahutentang pertikaian antara Kaisar dan Uskup, bahkan rakyatkecil pun telah mendengar gema dari konfrontasi tersebut. Seperti biasanya, pada hari Jumat kaum beriman pergike Gereja St. Mary of Blachernae untuk berdoa dihadapanKafan Suci, namun mereka mendapati bahwa petinya telahkosong. Kedongkolan terasa menggila di kalangan para jemaatyang bersembahyang, namun karena terbebani olehgentingnya situasi kekaisaran, tak seorang pun beranimenghadapi Kaisar. Para jemaat itu pun tidak maukehilangan kuping dan telinga mereka, tapi betapapunmenyesalnya mereka atas hilangnya kafan tersebut,merekasadar bahwa mereka akan jauh lebih menyesali hilangnyaorgan-organ tubuh tersebut. Di Konstantinopel, judi adalah bagian dari sejarah aslikota. Bagi para penduduknya, segala hal mungkin sajadijadikan bahan taruhan, bahkan perseteruan antara Kaisardengan Uskup. Dampaknya, dengan diketahuinya pertikaianseputar Mandylion tersebut oleh seluruh wargakota, taruhanmengenai hasil akhir perselisihan itu sudah mencapai angka-angka setinggi langit. Beberapa orang meramalkan Uskupakan memimpin Misa, sementara lainnya bertaruh bahwa diatidak akan muncul, dan bahwa dengan penghinaan terhadapkewenangan ini Kaisar akan menyatakan perang terhadapkepausan. Duta besar Venesia mengelus jenggotnya dengan penuhharap, dan utusan dari Genoa tidak pernah berhentimemandang pintu. Bagus jadinya bagi republik kedua orangitu jika Sn Paus mengucilkan Kaisar, tetapi beranikah PausInnocent membangkang Raja Prancis? Balduino memasuki basilika dengan lagak-lagu seorangkaisar sejati. Dengan berbusana merah tua, ditemani istrinya,para bangsawannya yang paling setia, dan sang penasihatistana Pascal de Molesmes, dia duduk di atas singgasana

berukir di sanktuari. Tak satu pun rakyatnya melihat setitikgelagat kekhawatiran pada raut muka Kaisar saatpandangannya menyapu dengan tenang. Sedetik serasa satu jam, tetapi hanya beberapa saatkemudian Yang Mulia Uskup Konstantinopel muncul. Denganmemakai jubah keuskupan, dia melangkah khidmat perlahanmenuju altar. Kaisar duduk tenang di singgasananya,sementara orang-orang berkasak-kusuk di seluruh basilika.De Molesmes telah bersedia menunggu sebentar sebelumUskup datang, tetapi jika dia tidak muncul sesudahnya,penasihat istana itu telah mengatur agar Misa dipimpin olehseorang pendeta yang telah dia bayar mahal untukkesempatan itu. Misa berjalan tanpa aral melintang, dan isi khotbahUskup adalah anjuran untuk rukun di antara sesama dantentang maaf-memaafkan. Kaisar menerima komuni dari Uskup, dan penasihatistana pun maju untuk menerima roti dan anggur. Istanamengetahui pesan itu: Gereja tidak akan membangkangkepada Raja Prancis. Ketika kebaktian sudah kelar, Kaisarmenjamu para tamunya dalam sebuah resepsi dengan sajianmakanan lezat, disertai anggur yang dibawa dan duchy2Athena, sejenis anggur tua yang kuat dan bercitarasa tinggidengan rasa damar pinus yang lama hilangnya. Suasana hatiBalduino sedang bagus-bagusnya. Comte de Dijon mendekati de Molesmes. \"Jadi. Seigneur de Molesmes, apakah kiranya Kaisarsudah membuat keputusan?\" \"Tuanku yang baik, sebentar lagi Kaisar akanmemberikan jawabannya.\" \"Boleh aku tanya, jawaban apa yang akan ku dapatkan?\" \"Masih ada beberapa detail yang merisaukan sangkaisar.\" 2 Kawasan yang ada di bawah kepemimpinan seorang Duke.

\"Detail-detail apa itu?\" \"Sabar, sabar. Nikmatilah makanan dan anggurnya, dantemuilah saya besok pagi-pagi.\" \"Apakah kau berhasil membujuk Kaisar untuk bertatapmuka denganku?\" \"Sebelum Kaisar menerima Anda, kita berdua harusberbicara. Saya yakin kita bisa mencapai persetujuan yangmemuaskan bagi raja Anda dan raja saya.\" \"Aku ingatkan kau bahwa kau orang Prancis, sepertihalnya aku, dan bahwa kau memiliki tugas dan kewajibanterhadap Louis.\" \"Ah, Raja Louisku yang baik! Ketika mengirim saya keKonstantinopel beliau memerintah saya dengan sepenuh hatiagar melayani kemenakannya sama setianya dengan ketikamelayani beliau sendiri.\" Count tersebut memahami pesan de Molesmes. Kesetiaanpertama sang penasihat istana adalah kepada Balduino. \"Kalau begitu besok saja,\" katanya sambilmencondongkan kepala. \"Akan kutunggu.\" Comte de Dijon menyingkir, mencuri perhatian Maria,sepupu Balduino, yang mengerahkan segala daya untukmembuat masa count tersebut di Konstantinopel terasanyaman. Fajar belum menyingsing. Andre de Saint-Remymeninggalkan kapel, diikuti sekelompok kecil kesatria. Merekamenuju ke balai ruang makan, di mana, sebelummelaksanakan pekerjaan, mereka menyantap sepotong rotidibasahi anggur sebagai bekal. Begitu menyelesaikan makansederhana mereka, kesatria Templar Bartolome dos Capelos,Guy de Beaujeu, dan Roger Parker mengarahkan langkah keruang kerja Saint Remy. Meskipun telah tiba di sana beberapa saat sebelum-nya,sang kepala biara menunggu mereka dengan tidak sabaran. \"De Molesmes masih belum mengirimku pesan yangmenegaskan tatap muka kita dengan Kaisar. Kurasa kejadian-

kejadian akhir-akhir ini telah membuatnya sibuk. Mandyliondisimpan Balduino dalam sebuah peti di samping tempattidurnya, dan hari ini juga de Molesmes akan memulainegosiasi dengan Comte de Dijon mengenai hargapenyerahannya. Istana sama sekali tidak tahu tentang nasibRaja Prancis, namun kita bisa memperkirakan tidak lama lagiakan datang seorang duta dari Damietta. Kita tidak boleh menunggu lebih lama lagi panggilanpenasihat istana; saat ini juga kita akan pergi ke istana danaku akan minta bertatap muka dengan Kaisar, untukmemberitahunya bahwa pamannya yang paling agungkiniditahan bangsa Sarasen. Kalian bertiga akanmenemaniku, dan kalian tidak boleh mengatakan kepadasiapa pun tentang apa yang nanti kukatakan kepada sangkaisar.\" Ketiga kesatria itu mengangguk dan, demi mengikutilangkah-langkah kaki si kepala biara yang cepat, merekasegera tiba di penopang di depan benteng, tempat par tukangkuda menunggu bersama kuda-kudanya. Tiga kudaberpenumpang dan tiga bagal bermuatan karung-karung beratjuga sudah ada di sana dan akan menjadi bagian dari delegasiTemplar. Matahari sedang terbit ketika mereka tiba di istanaBlachernae. Para pelayan istana terkejut melihat kepala biara RumahInduk Templar sendiri dan segera paham pentingnyakunjungan yang dilakukan pada jam sepagi itu. Penasihat istana sedang membaca ketika seorang pelayanburu-buru memasuki kamarnya untuk memberitahukedatangan Saint-Remy dan para kesatrianya serta tentangkeinginan kesatria Templar tersebut untuk segera beraudiensidengan Kaisar. Ketidaknyamanan membayangi wajah de Molesmes.Andre de Saint-Remy tidak akan pernah datang ke istanasebelum permohonan tatap mukanya dengan Kaisar disetujui,kecuali terjadi sesuatu yang serius.

De Molesmes buru-buru ke istana untuk menyambutsang kepala biara. \"Kawan, gerangan apa yang membuatmu ada di sini?\" \"Saya harus bertemu Kaisar,\" jawab Saint-Remy kasar. \"Katakan, apa yang telah terjadi?\" Kesatria Templar itumenimbang-nimbang jawabannya. \"Hanya Kaisar yang berkepentingan dengan berita yangsaya bawa. Saya harus bertemu beliau sendiri.\" Penasihat menyadari bahwa dia tidak akan bisamendapat keterangan apa-apa dari kesatria Templar itu. Diamungkin bisa mengorek alasan kunjungan tersebut denganmemberitahunya bahwa Balduino tidak bisa menerimaketerangan singkat seperti itu kecuali dia, de Molesmes,diberitahu dulu tentang pesan tersebut, tetapi dia tahu taktikini tidak akan berhasil pada Saint-Remy dan bahwa, jika diamenunggu lebih lama lagi, dia mungkin akan balik badan danpergi tanpa meninggalkan sepatah kata. \"Tunggu di sini. Saya akan memberitahu beliau tentangkeadaan Anda yang mendesak.\" Keempat kesatria Templar tersebut berdiri dan menunggutanpa berkata-kata. Mereka tahu bahwa mereka sedangdiamati oleh orang-orang yang bisa membaca gerak bibirmereka jika mereka berbicara satu sama lain. Mereka masihmenunggu ketika Comte de Dijon tiba untuk berbincang-bincang dengan de Molesmes, terkejut melihat utusan Biarayang mengesankan itu. Setengah jam berlalu sebelum de Molesmes buru-burumemasuki lagi kamarnya. Dia merengut ketika melihat Comtede Dijon, kendati pertemuan yang telah dia dan perwakilanRaja Prancis tersebut rencanakan amat penting. \"Sekarang Kaisar akan menerima Anda sekalian dikamarpribadinya,\" jelasnya kepada para kesatria Templar. \"Comte deDijon, saya mohon Anda sudi menunggu saya, Kaisar memintasaya berdiri di dekat pintunya untuk berjaga jika sewaktu-waktu beliau membutuhkan saya.\"

Balduino sedang menunggu mereka di sebuah kamarkecil tepat di sebelah ruang singgasana, matanyamenampakkan kekhawatiran atas kunjungan tak terdugaini.Dia bisa merasakan bahwa para kesatria Templar inimembawa kabar yang tidak menyenangkan. \"Katakan, Tuan-tuan, apa yang sebegitu mendesak-nyahingga tidak bisa menunggu tatap muka publik sebagaimanakebiasaan kita?\" Andre de Saint-Remy langsung ke pokok permasa-lahan. \"Paduka, saya datang untuk mengabarkan bahwa pamanPaduka, Louis IX dari Prancis, sedang ditawan di Al-Mansurah. Pada saat ini sedang dilakukan perundinganmengenai syarat-syarat pembebasannya. Situasinya gawat. Saya pikir akan sangat bijak jikaPaduka tahu.\" Wajah Kaisar pucat pasi, seakan darah telah terkurasdari tubuhnya. Selama beberapa detik dia tidak bisa berkata-kata. Dia rasakan jantungnya berdegub kencang dan bibirbawahnya gemetar, persis seperti ketika dia masih kanak-kanak dan harus berjuang menahan tangis, agar ayahnyatidak menghukum dia karena terlihat lemah. Kesatria Templar tersebut melihat kecamuk emosi yangmenguasai Kaisar, dan dia terus berbicara untuk memberinyawaktu menenangkan diri. \"Saya tahu betapa dalam dan tulusrasa sayang Paduka kepada paman Paduka. Saya pastikanbahwa kini sedang diupayakan segala cara yangmemungkinkan untuk dicoba guna membebaskan beliau.\" Saking kacaunya pikiran dan hati Balduino sampai-sampai dia hanya mampu tergagap-gagap mengucapkanbeberapa kata yang tidak nyambung. \"Kapan kau mengetahuinya? Siapa yang bilang?\" Saint-Remy tidak menjawab, tapi melanjutkan pesannya. \"Paduka, saya tahu permasalahan yang membebanikekaisaran dan saya datang untuk menawarkan bantuan.\" \"Bantuan? Katakan... \"

\"Anda akan menjual Mandylion tersebut kepada Louis.Raja mengirim Comte de Dijon untuk bernegosiasi soalpenjualan atau penyewaan kafan itu. Saya tahu bahwa KafanSuci itu kini ada di tangan Paduka dan, begitu dicapaikesepakatan, de Dijon akan membawanya ke Prancis, ke DonaBlanca de Castilla. Anda ditekan oleh para bankir Genoa, danDuta Besar Venesia telah mengirim surat yang memberitahuSignora bahwa sebentar lagi mereka akan mampu membelisisa-sisa kekaisaran dengan harga murah. Jika Baginda tidakmelunasi sebagian utang Baginda kepada orang Venesia danGenoa, maka Baginda akan menjadi kaisar tanpa kekaisaran.Kerajaan Paduka sudah mulai tinggal cerita.\" Sebagaimana diharapkan, kata-kata keras Saint Remymengguncang jiwa Balduino, yang dalam keputus-asaannyameremas-remas tangannya di balik lengan jubah lebar tunikmerah tua yang dikenakannya. Dia tidak pernah merasasesunyi ini. Dia sibuk sendiri mencari penasihatnya, tetapipara kesatria Templar itu telah menjelaskan dengan gamblangbahwa mereka hanya ingin berbicara dengan Kaisar secarapribadi. \"Apa saran Anda, Saudara-saudara?\" begitulah akhirnyadia bertanya. \"Biara siap membeli Mandylion dari Anda,\" jawab Saint-Remy. \"Hari ini juga Paduka bisa mendapatkan emas yangcukup untuk melunasi utang-utang Paduka yang palingmendesak. Genoa dan Venesia akan meninggalkan Padukadengan damai, asalkan Paduka tidak mengambil utang lagi.Permintaan kami ini rahasia. Baginda harus berjanji demikehormatan Baginda bahwa Baginda tidak akanmemberitahukan siapa pun, siapa pun, bahkan penasihatAnda, bahwa Baginda telah menjual kafan kepada Biara.Tidak ada yang boleh tahu tentang ini.\" \"Mengapa kalian minta aku merahasiakannya?\" \"Baginda tahu kami suka bertindak dengan sangatcermat. Jika tidak ada yang tahu di mana tempat Mandyliontersebut, maka tidak akan ada percekcokan atau perseteruan

di antara orang Kristen. Kerahasiaan termasuk dari hargayang kami minta. Kami percaya kepada Paduka, percayasegala ucapan Paduka sebagai seorang lelaki sejati dansebagai kaisar, tetapi akta pembelian akan menyebutkanbahwa Paduka akan berutang pada Biara atas seluruh hargayang kami bawakan hari ini jika Paduka membeberkanseluruh syarat-syarat persetujuan kita. Kami juga akanmeminta Paduka segera melunasi seluruh utang lainnya padaBiara.\" Kaisar nyaris tidak bisa bernafas karena nyeri yangmenusuk-nusuk di dadanya. \"Bagaimana aku bisa yakin Louis benar-benar sedangditawan?\" dia berhasil menanyakannya. \"Paduka tahu sendiri, kami ini orang terhormat dan tidakakan berbohong kepada Paduka tentang permasalahan sepertiitu.\" \"Kapan aku bisa mendapatkan emasnya?\" \"Sekarang juga.\" Saint-Remy tahu bahwa godaan tersebut terlalu beratbagi Balduino, khususnya ketika nasib penyokong utamanya,Raja Prancis, sedang tidak menentu. Hanya denganmengatakan ya, Kaisar bisa membersihkan sebagian besarkekhawatirannya yang mendesak; pagi itu juga dia bisamemanggil Duta Besar Venesia serta Genoa, dan membayarutangnya pada republik mereka. \"Tak seorang pun di istana akan percaya bahwa uang itubegitu saja jatuh dari langit.\" \"Beritahu mereka yang sebenarnya, beritahu merekabahwa Biara memberikannya kepada Paduka. Paduka tidakperlu memberitahukan sebabnya. Biarkan merekamenganggapnya sebagai pinjaman.\" \"Dan jika aku tidak setuju?\" \"Boleh-boleh saja paduka tidak setuju. Kami tidakmengancam kekaisaran ini, atau Paduka sendiri.\"

Mereka berdiri tanpa berkata-kata. Dalam kekalutannyaBalduino mencoba menimbang-nimbang pilihannya yangsemakin kecil itu sementara Saint-Remy tenang menunggu. Pada akhirnya Kaisar menatap tajam pada kesatriaTemplar tersebut dan dengan suara yang nyaris tak terdengarKaisar mengucapkan empat kata: \"Aku bersedia menerimatawaranmu.\" Bartolome dos Capelos menyerahkan sebuah dokumentergulung kepada kepala biaranya, dan Saint Remyselanjutnya membukakannya untuk Kaisar. \"Inilah persetujuannya. Silakan dibaca. Isinya syarat-syarat yang telah saya sampaikan. Tanda-tanganilah dan parapelayan kami akan membawakan emas yang telah kami bawadan akan menaruhnya di manapun sesuai yang Padukaperintahkan.\" \"Berarti kamu begitu yakin aku akan setuju?\" keluhBalduino. Saint-Remy diam saja, meskipun matanya tidak pernahmeninggalkan mata Kaisar. Balduino mengambil sebatangpena bulu, membubuhkan tanda-tangannya, danmengecapnya dengan segel kekaisaran. \"Tunggu di sini,\" katanya kepada kesatria Templartersebut, dan menghembuskan nafas. \"Aku akan mengambilMandylion.\" Kaisar meninggalkan ruangan melalui sebuah pintu yangtersembunyi di balik permadani hias. Beberapa saat kemudiandia kembali membawa sepotong kain terlipat rapi. Para kesatria Templar membukanya sekadar untukmemastikan keaslian Mandylion tersebut. Kemudian merekamelipatnya lagi. Dengan isyarat yang diberikan Saint-Remy, kesatria asalSkotlandia Roger Parker dan kesatria Templar asal Portugaldos Capelos meninggalkan ruangan dan cepat-cepat menujupintu masuk istana, tempat para pelayan mereka sudahmenunggu.

Sambil mondar-mandir di balai tamu, Pascal deMolesmes memerhatikan lalu lalangnya para kesatria Templardan para pelayan mereka yang mengangkut karung-karungberat. Dia tahu sia-sia saja menanyakan apa yang merekabawa, dan dia heran karena belum juga dipanggil Kaisar. Diaterus menimbang-nimbang keinginannya untuk masukruangan tersebut bersama yang lain, tetapi kata hatinyamengatakan itu tidak bijak. Dia takut memancing kemarahanBalduino, sehingga dia pun menunggu dan memerhatikan. Dua jam kemudian, setelah karung-karung emasdisimpan di bilik rahasia yang tersembunyi di balik pintutertutup permadani hias, para kesatria Templar meninggalkanKaisar. Balduino memegang janjinya untuk merahasiakan itu,bukan semata karena dia telah mengucap sumpahnya sebagaiseorang kaisar tetapi juga karena dia takut pada Andre deSaint-Remy. Wali biara Rumah Induk Templar diKonstantinopel itu adalah orang saleh, yang benar-benarmencurahkan hidupnya untuk Tuhan, tetapi matanyamenyorotkan sosok lelaki di dalam dirinya, seorang lelaki yangtangannya tidak akan gemetar jika harus mempertahankankeyakinannya atau sumpah yang telah diucapkannya. Ketika de Molesmes memasuki ruangan Kaisar, diamendapati Balduino tengah termenung namun tenang, seolahada beban yang telah tersingkir dari pikirannya. Sang kaisar memberitahunya tentang nasib menyedihkanyang menimpa Raja Prancis dan juga tentang bagaimana,mengingat peliknya keadaan, dia menerima pinjaman barudari para kesatria Templar. Dia akan melunasi utangnya padaVenesia dan Genoa dan menunggu saat yang tepat hinggaRaja Louis yang baik terbebas kembali. Sang penasihat istana menyimak dengan penuhperhatian. Dia merasa Balduino menyembunyikan sesuatudarinya, tetapi dia tidak mengatakan apa-apa. \"Lalu apa yang akan Paduka lakukan denganMandylion?\"

\"Tidak ada. Aku akan tetap menyimpannya di tempatrahasia dan menunggu Louis dibebaskan. Lalu aku akanmemutuskan akan berbuat apa. Ini mungkin isyarat dariTuhan yang mencegah kita membuat dosa dengan menjualgambar suci-Nya. Panggilkan para duta besar dan beritahumereka bahwa kita akan mengirimkan kepada mereka emasyang kita utang dari kota-kota mereka. Dan suruh Comte deDijon kemari, aku akan menceritakan kepadanya tentangnasib rajanya.\" Di hadapan para kesatria dan Rumah Induk yang telahberkumpul, Andre de Saint-Remy dengan hati-hati membukalipatan kafan suci, mengamati gambaran seluruh tubuhKristus. Para kesatria Templar berlutut dan, dibawah arahansang wali biara, mereka pun mulai berdoa. Mereka belum pernah melihat kafan itu secaramenyeluruh. Dalam peti tempat Mandylion diletakkan di St.Mary de Blachernae, yang bisa dilihat hanyalah wajah Yesus,seolah wajah itu lukisan potret. Namun, sekarang di hadapanmereka terdapat sosok tubuh Kristus dengan berkas-berkasluka karena siksaan yang dia terima. Ketika tenggelam dalamdoa dan meditasi, para kesatria itu tidak sadar betapa cepatwaktu berlalu, tetapi hari telah malam ketika Saint-Remybangkit dan dengan hati-hati melipat kafan tersebut danmembawa relik itu ke kamarnya. Beberapa saat kemudian diamemanggil adiknya Robert dan kesatria muda Francois deCharney. \"Persiapkanlah keberangkatan kalian sesegera mungkin.\" \"Jika engkau izinkan, kami bisa berangkat beberapa jamlagi, saat kelam malam melindungi kami,\" saran Robert. \"Tidakkah itu malah membahayakan?\" tanya si walibiara. \"Tidak, lebih baik kami meninggalkan rumah saat takseorang pun melihat kami dan mata orang-orang yangkebetulan melihat kami sudah dikuasai kantuk. Kami tidakakan memberitahu siapa pun bahwa kami akan berangkat,\"imbuh de Charney.

\"Aku akan mempersiapkan Mandylion untuk menghadapiberatnya medan perjalanan. Ambillah nanti, jam berapa pun.Bawakan juga surat dariku serta dokumen-dokumen lainnya,lalu sampaikanlah kepada Imam Besar Renaud de Vichiers.Apa pun yang terjadi, kalian tidak boleh menyimpang darijalur ke Acre. Aku sarankan agar beberapa bruder menyertaikalian, mungkin Guy de Beaujeu, Bartolome dos Capelos—\" \"Kakak,\" sela Robert, \"kumohon izinkanlah kamiberangkat sendiri. Itu lebih aman. Kami bisa mengambil jalan pintasmenembus hutan dan padang, dan kami juga punyapengawal. Jika pergi sendirian kami tidak akan memunculkankecurigaan, tetapi jika kami pergi dengan sekelompok bruder,maka para mata-mata akan tahu bahwa kami membawasesuatu.\" \"Kalian memang akan membawa relik paling berhargabagi umat Kristiani\" \" .... yang akan kami jaga dengan taruhan nyawa,\" sela deCharney. \"Kalau begitu terserah kalian. Sekarang tinggalkan aku,aku harus mempersiapkan suratnya. Dan berdoalah,berdoalah semoga Tuhan membimbing kalian hingga ketempattujuan. Hanya Dia yang bisa menjamin keberhasilanperjalanan dan misi kalian.\" Malam tiada bulan. Tak satu pun bintang menerangikubah malam. Robert de Saint-Remy dan Francois de Charneymengendap-endap dari kamar mereka dan langsung menujukamar Andre de Saint Remy. Kesunyian membalut malam, dan di dalam gerbang parakesatria lain sedang tidur. Di atas benteng, beberapa kesatriaTemplar, beserta para prajurit yang bertugas, berjaga-jaga. Robert de Saint-Remy pelan-pelan mendorong pintukamar kakak sekaligus wali biaranya. Mereka mendapatinyatengah berdoa sambil berlutut di hadapan salib di dinding.

Ketika mengetahui kehadiran kedua kesatria itu, diabangkit dan, tanpa berkata-kata, dia menyerahkan sebuahkantung kain berukuran sedang kepada Robert. \"Di dalamnya, dalam peti kayu, terdapat Mandylion. Danini dokumen-dokumen yang harus kalian bawa ke Imam Besarserta emas untuk perjalanan. Semoga Tuhanmenyertaikalian.\" Kedua kakak-beradik itu berpelukan. Mereka tidak tahuapakah kiranya mereka akan bisa bertemu lagi. Kesatria muda de Charney dan Robert de Saint-Remymengenakan jubah Sarasen mereka, lalu melebur kedalamkelamnya malam, bergegas menuju kandang kuda, tempatpara pengawal mereka sudah menunggu sambil menenangkankuda-kuda mereka yang tak sabaran. Mereka mengucapkankata sandi pada para prajurit di gerbang dan, meninggalkanamannya gerbang Rumah Induk, mulai menempuh perjalananke Acre.

35 Pelan-pelan, Mendib berjalan mondar-mandir di halamanpenjara yang sempit, menikmati sinar matahari yangmenghangatkan pagi. Dia telah cukup banyak mendengarhingga tahu bahwa dia harus tetap waspada, dan kegugupanpsikolog serta pekerja sosial tersebut kian membangkitkankecurigaannya. Dia telah lolos uji medis, dia telah diperiksa secarapanjang lebar oleh psikolog, dan kepala penjara pun bahkantelah menghadiri salah satu sesi melelahkan saat doktermembuatnya bereaksi terhadap rangsangan konyol yangmereka umpankan kepadanya. Pada akhirnya, dewanpembebasan bersyarat telah menandatangani surat-suratpembebasannya, dan yang kurang hanyalah persetujuanhakim, paling banter sepuluh hari, dan dia akan bebas. Dia tahu apa yang akan dilakukannya. Dia akankeluyuran keliling kota sampai dia yakin tidak ada yangmengikuti, baru kemudian pergi ke Parco Carrara. Dia akanke sana selama beberapa hari, mengamati dari kejauhankontak perkumpulan mereka yang bernama Arslan, dan tidakakan menyampaikan pesan untuk mengadakan pertemuansebelum dia yakin tidak ada yang mengawasinya. Dia mengkhawatirkan nyawanya. Sepertinya polisi yangtelah mengunjunginya itu tidak hanya menggertak, diamengancam akan melakukan apa saja yang dia mampu untukmembuat Mendib menghabiskan sisa hidupnya dipenjara.Lalu, tiba-tiba saja terbuka jalan yang lempang untukkebebasannya. Pikirnya, carabinieri sedang mempersiapkanjebakan. Mereka mungkin mengira, jika aku dibebaskan, akuakan mengantarkan mereka ke kontakku. Itu dia, itulah yangmereka inginkan, dan aku hanyalah umpan. Aku harus berhati-hati. Dia terus mondar-mandir lagi tanpa menyadari bahwadirinya tengah diperhatikan. Dua orang Bajerai bersaudara,tinggi, berkulit hitam, dan tatapan mata kosong dan bodoh

karena terlalu lama di penjara, mengamatinya dengansembunyi-sembunyi melalui jendela-jendela yang menghadapke halaman sambil berbisik-bisik tentang pembunuhan yangakan mereka lakukan. Di kantor kepala penjara, Marco Valoni sedang berdebat. \"Aku tahu kecil kemungkinannya akan terjadi sesuatu,tetapi kita tidak bisa berpangku tangan mengandalkankeberuntungan. Kita harus memastikan keamanannya selamasisa masa tahanannya di sini,\" itulah yang ngotot dia katakankepada kepala penjara dan sipir kepala. \" Signor Valoni, si Bisu ini nyaris dianggap tidak ada olehpenghuni lain, tidak ada yang tertarik kepadanya. Dia tidakbisa bicara, dia tidak punya teman, dia tidak berkomunikasidengan siapa pun. Saya berani jamin, tidak akan ada yangmelukainya,\" jawab si sipir kepala. \"Kita tidak boleh mengambil risiko itu. Pikirkanlah, kitatidak tahu dengan siapa kita berurusan. Dia mungkin orangtolol yang malang, tapi mungkin saja bukan. Kita belumbanyak menggembar-gemborkan pembebasannya, tetapisudah cukup bisa didengar orang-orang yang mungkinmenyimak kita. Harus ada yang menjamin keselamatannya disini.\" \"Tetapi, Marco,\" desak si kepala penjara, \"selamabertahun-tahun kami belum pernah mengalami kasus balasdendam atau pembunuhan di antara napi di sini, tidak adayang seperti itu. Aku tidak mengkhawatirkan itu di sini.\" \"Peduli amat! Akulah yang kuatir. Aku ingin berbicaradengan para capo3 di sini. Signor Genari, sebagai sipir kepala,aku yakin Anda tahu siapa saja mereka.\" Genari mengedikkan bahu. Tidak mungkin meyakinkanorang ini agar tidak dekat-dekat dengan politik penjara. Polisiitu benar-benar mengira dia akan memberitahunya tahananmana yang berkuasa di dalam sini, seakan-akan Genari bisamelakukannya tanpa mempertaruhkan lehernya sendiri. 3 Sebutan bagi kepala (cabang) sindikat kriminal terorganisasi khususnya di Italia.

Marco melihat keraguan Genari dan mengulangi lagipermintaannya. \"Begini, Genari, pasti ada seorang tahanan yangdihormati, dipatuhi, di dalam sini, pasti. Ayo bicara padanya.\" Kepala penjara beringsut dari kursinya sementara Genaribersikeras tetap diam. Akhirnya, dia pun turun tangan.\"Genari, kau yang paling mengenal penjara ini, siapakah diantara mereka yang berkuasa? Suruh dia kemari.\" Genari berdiri dan keluar kantor. Dia tahu dia tidak bisalagi bermasa bodoh tanpa membangkitkan kecurigaan kepalapenjara dan keparat dari Roma ini. Penjaranya berjalan sepertijam tangan Swiss, ada hukum-hukum tak tertulis yangdipatuhi semua tahanan, dan kini Valoni ingin tahu siapayang pegang kendali. Dia menyuruh salah seorang penjaga untuk memanggilsang capo, Frasquello. Pada jam ini biasanya dia sedangberbicara di telepon genggam, memberi instruksi kepadaanak-anaknya untuk menjalankan operasi penyeundupanobat terlarang yang membuatnya masuk penjara, seorangpengadu telah menerima ganjaran yang setimpal karenamenjebloskannya ke penjara, tetapi itu lain lagi ceritanya. Frasquello melenggang memasuki kantor kecil Genari,tampangnya marah. \"Apa maumu? Urusan apa sih yang kayaknya begitupenting?\" \"Ada polisi yang ingin bicara denganmu.\" \"Aku tak sudi bicara dengan polisi.\" \"Pokoknya, kamu harus bicara dengan yang satu ini,karena jika tidak, dia bisa mengobrak-abrik penjara ini.\" \"Tak ada untungnya bagiku bicara dengan polisi keparat.Kalau dia punya masalah, dia bisa menyelesaikannya sendiri.Jangan bawa-bawa aku.\" \"Tidak! Aku harus melibatkankamu!\" teriak Genari. \"Ayo berangkat denganku menemuiorang ini, dan kamu harus berbicara dengannya. Semakin cepat tetek bengek ini tuntas makin baik. Ayopergi.\"

\"Apa maunya? Apa yang dia inginkan dariku? Aku tidakkenal satu pun polisi, dan aku tak ingin kenal. Aku tidak maudiganggu bangsat manapun.\" Capo itu bersiap meninggalkan kantor, tetapi sebelum diabisa membuka pintu Genari mendorongnya ke dinding,tangannya dipelintir di belakang. \"Lepaskan aku, Keparat! Apa kamu gila? Kubunuhkamu!\" Tepat saat itu pintu terbuka. Marco berdiri di sana,menatap tajam kepada mereka berdua. \"Lepaskan dia!\" perintahnya kepada Genari. Genarimelepaskan cengkeramannya atas Frasquello, yang kemudianmenoleh pelan-pelan mengamati orang yang baru datang ini. \"Aku memutuskan akan datang sendiri. Sepertinya akudatang tepat waktu. Duduklah,\" dia menyuruh Frasquello. Capo itu tidak bergerak. Genari menyorongnya ke kursi. \"Aku tidak tahu keparat macam apa kamu ini, tetapi akutahu hak-hakku, dan aku tidak harus berbicara dengan polisibangsat manapun,\" capo itu meludah. \"Aku akan menelponpengacaraku.\" \"Kamu tidak akan menelpon siapa pun, dan kamu harusmendengarkanku dan melakukan perintahku, karena jikatidak kamu akan dipindah ke tempat di mana teman baikmuGenari ini tidak akan merawatmu.\" \"Kamu tidak bisa mengancamku.\" \"Aku tidak mengancammu.\" Selama beberapa saat Frasquello mempertimbangkannya. \"Keparat! Apa maumu?\" \"Begini, karena kamu sudah bisa berpikir jernih, akankuberitahu: di sini, di penjara ini, ada orang yang inginkulindungi.\" \"Bilang sama Genari, dia yang berkuasa. Aku hanyapenghuni.\" \"Aku memberitahumu karena kamulah yang harusmenjamin bahwa dia akan baik-baik saja.\" \"Oh, ya? Terus bagaimana caranya aku melakukan itu?\"

\"Aku tidak tahu, dan aku tidak peduli.\" \"Andaikan aku setuju, apa untungnya bagiku?\" \"Beberapa... keuntungan di penjara ini.\" \"Ha! Itu konyol, Pak Polisi. Temanku si Genari ini sudahmengurusnya. Kamu pikir kamu berurusan dengan siapa?\" \"Baiklah, aku akan membuka lagi berkas-berkasmu danperiksa apa kira-kira ada cara untuk mengurangi masahukumanmu karena mau bekerja sama.\" \"Itu belum cukup, aku butuh jaminan.\" \"Aku tidak memberikan jaminan apa pun. Aku akanbicara dengan kepala penjara dan merekomendasikan agardewan penebusan memperhitungkan prilakumu. Cuma itu.\" \"Tidak sepakat.\" \"Kalau tidak sepakat, berarti kamu akan mulaikehilangan sejumlah akomodasi yang biasanya kamudapatkan. Telepon genggammu akan digeledah setiap hari,dan kamu harus mematuhi peraturan. Genari akan dipindah,dan kemudian kami juga akan memindahkanmu. Ke tempat dimana kamu tidak akan senyaman ini.\" \"Siapa orangnya?\" \"Kamu bersedia melakukannya?\" \"Katakan siapa yang kita bicarakan.\" \"Seseorang yang tidak bisa bicara.\" Frasquello mulai tertawa. \"Kamu ingin aku melindungi sitolol sial itu? Tidak ada yang mau memerhatikannya, PakPolisi, tak seorang pun peduli kepadanya. Tahu sebabnya?Karena dia bukan siapa-siapa.\" \"Aku tidak mau sesuatu terjadi kepadanya selamaminggu depan.\" \"Siapa pula yang mau melukainya?\" \"Aku tidak tahu. Tetapi kamu harus mencegahnya.\" \"Apa pedulimu kepadanya?\" \"Itu bukan urusanmu. Lakukan saja yang haruskaulakukan dan kamu pun bisa terus menikmati liburan kecilyang dibiayai negara ini.\" \"Baiklah. Akan kurawat keparat itu.\"

Marco meninggalkan kantor tersebut, lega. Capo itubukan orang tolol. Dia akan melakukannya. Sekarang sampailah pada bagian yang rumit,mendapatkan sepatu tenis yang dipakai si Bisu ini, satu-satunya sepatu yang dia miliki, dan memasang pemancar.Kepala penjara telah berjanji dia akan mengirim seorangpenjaga untuk mengambil sepatunya beberapa hari lagi. Diatidak yakin apa alasan yang akan dipakainya, tetapi dia akanmembereskannya. John Barry mengirimkan seorang kolegadari Turin, seorang ahli pemancar mikro yang, kata John, bisamenyelipkan mikrofon ke kuku jari. Baiklah, Marco akanmembuktikan apakah dia sehebat yang digembar-gemborkan. http://anesularnaga.blogspot.com

36 Duc de Valant telah meminta bertatap muka denganpenasihat istana. Dia tiba pada jam yang ditentukan denganditemani seorang saudagar muda berpakaian mewah. \"Katakan, Tuanku,\" tanya penasihat istana, \"urusanmendesak apa yang ingin Anda rundingkan dengan Kaisar?\" \"Tuan de Molesmes yang baik, saya mohon Andamengurus saudara yang menghormatiku denganpersahabatannya ini. Dia adalah seorang saudagar terhormatdi kota Edessa.\" Pascal de Molesmes, dengan raut muka bosan namuningin berbaik hati kepada si bangsawan, menyimak perkataansaudagar muda yang tanpa sopan-santun langsungmenjelaskan alasan kedatangannya ke Konstantinopel. \"Aku tahu kesulitan finansial yang menimpa Kaisar, danaku datang membawa tawaran untuk Kaisar.\" \"Anda datang membawa tawaran untuk Kaisar?\" ulangpenasihat istana dengan campuran jengkel dan takjub. \"Dan apakah kiranya tawaran itu?\" \"Aku mewakili para saudagar kaya di Edessa.Sebagaimana Anda tahu, bertahun-tahun yang lalu angkatanbersenjata seorang kaisar Bizantium mengambil sebuah relikyang paling berharga, Mandylion, dari lindungan kotaku. Kamiini kaum yang cinta damai; kami hidup dengan jujur, tetapikami ingin mengembalikan apa yang pernah menjadi milikkota kami namun tercuri. Aku tidak datang untuk memohonAnda mengembalikan apa yangsudah menjadi milik Kaisar,karena khalayak sudah mengetahui bahwa Kaisar memaksaUskup untuk menyerahkan relik itu ke tangannya dan RajaPrancis bersumpah keponakannya tidak menjual kafantersebut kepadanya. Jika Mandylion tersebut ada di tanganBalduino, kami ingin membelinya. Berapa pun harganya, kamiakan membayarnya.\"

\"Masyarakat apa yang Anda bicarakan? Edessa dikuasaiMuslim, bukan?\" \"Kami orang Kristen, tetapi kami menjalin hubungan baikdengan para penguasa Edessa. Mereka tidak pernahmerepotkan kami. Kami membayar sejumlah upeti, dansebagai imbalannya kami bisa menjalankan hidup kamidengan damai. Tidak ada yang perlu kami keluhkan. TetapiMandylion itu milik kami, dan ia harus kembali ke kota kami.\"De Molesmes menatap tajam pada si pemuda kurang ajar yangdengan begitu sembrononya berani menganjurkan agarmenjual Mandylion. \"Dan berapa yang berani Anda bayarkan?\" \"Sepuluh karung emas yang masing-masing seberatorang dewasa.\" Jumlah itu jauh lebih tinggi dari yang dibayangkanpenasihat istana. Kekaisaran berutang sekali lagi, dan Balduino putus asamencari sumber pinjaman, meski pamannya Raja Prancisbelum menelantarkannya. De Molesmes tetap tenang. \"Saya akan menyampaikantawaran Anda kepada Kaisar, dan saya akan mengabari Andajika ada jawaban.\" Balduino mendengar penasihatnya dengan pikirankacau.Dia tahu pasti bahwa jika dia melanggar sumpahnya kepadapara kesatria Templar ia bisa kehilangannyawa. \"Kamu harus memberitahu saudagar ini bahwa akumenolak tawarannya.\" \"Tetapi Paduka, pertimbangkanlah!\" \"Tidak, aku tidak bisa. Dan aku melarangmu lagi untukmemintaku menjual Mandylion! Sampai kapan pun!\" Pascal de Molesmes hilang semangat saat meninggalkanruang singgasana. Dia mencurigai kegelisahan Balduinoketika dia berbicara dengannya tentang Mandylion. Kaintersebut telah dimiliki kaisar selama berbulan-bulan, meskitak seorang pun pernah melihatnya, tak juga dirinya, siPenasihat Kaisar.

Kabar burung menyebutkan bahwa emas dalam jumlahbesar yang dibawa ke istana oleh wali biara kesatriaTemplarKonstantinopel, Andre de Saint Remy, adalah pembayaranatas pembelian Mandylion tersebut. Namun dengan berapi-api Balduino menepis kabarburung itu; dia bersumpah Kafan Suci tersebut dia simpansendiri. Ketika Raja Louis telah dibebaskan dan kembali kePrancis, sekali lagi dia mengirim Comte de Dijon keKonstantinopel membawa tawaran yang lebih besar lagi untukmendapatkan Mandylion. Yang membuat seisi istana terkejutadalah Kaisar tetap teguh dengan keputusannya, dan diamembuat maklumat di hadapan mereka semua bahwa diatidak akan menjual relik tersebut kepada pamannya. Kinisekali lagi dia menolak sebuah tawaran penting. Pascal deMolesmes lebih mengenal Kaisar ketimbang orang lain.Jelaslah baginya bahwa Balduino tidak lagi memilikiMandylion tersebut, bahwa dia memang telah menjualnyakepada para kesatria Templar. Pada malam itu dia memanggil duc de Valant danpemuda didikannya untuk memberitahu mereka tentangkeputusan Kaisar. De Molesmes terkejut ketika saudagar dariEdessa tersebut memberitahunya bahwa dia bersediamenaikkan tawaran hingga dua kali lipat. Tetapi penasihatistana itu tidak mau memberi pemuda tersebut harapanpalsu. \"Berarti yang dikatakan orang-orang di istana benar?\"tanya duc de Valant. \"Dan apakah yang dikatakan orang-orang di istana,Kawanku?\" \"Bahwa kaisar bukan lagi penjaga Mandylion, bahwa diatelah memberikannya kepada kesatria Templar sebagai gantiatas emas yang diberikan kesatria Templar kepadanya untukmembayar orang Venesia dan Genoa. Itulah satu-satunya carakita menjelaskan penolakan Kaisar atas tawaran yang amatbesar ini.\"

\"Saya tidak memedulikan kabar burung atau intrik-intriklain di istana, dan, hemat saya, jangan begitu saja percayasegala yang kaudengar. Saya telah menyampaikan keputusanKaisar kepadamu berdua, dan tak ada lagi yang ingin sayakatakan.\" Pascal de Molesmes pernah melihat orang disiksa danmelihat mereka mati. Tetapi dia tidak pernah melupakan airmuka saudagar muda tersebut ketika dia memberitahu bahwaperjuangannya sia-sia. Ketika melihat para tamunya keluar,dia tahu mereka memiliki kecurigaan yang sama dengannya:kesatria Templar. Kafan Suci Yesus Kristus sang Juru Selamatkini ada di tangan Ordo Kesatria Templar. Benteng kesatria Templar berdiri di tanjung karang dipesisir. Warna keemasan pada karang tempat bangunan tersebutdibangun menyerupai pasir gurun tak jauh dari sana, danposisinya yang tinggi memberinya sudut pandang hinggabermil-mil ke sekeliling. Saint-Jean d'Acre adalah salah satubenteng Kristen terakhir di Tanah Suci. Robert de Saint-Remy mengucek-ucek matanya seolahgambaran benteng tersebut hanya tipuan pandangan belaka.Dia memperhitungkan bahwa dalam beberapa menit sajamereka akan dikepung para kesatria, yang telah mengamatimereka selama dua atau tiga jam. Dia maupun Francois deCharney mirip orang Sarasen sungguhan; bahkan kudamereka, kuda berdarah Arab asli, membantu tetapmenyamarkan mereka. Ali, pengawal mereka, sekali lagi menunjukkan dirimereka sebagai seorang pemandu yang ahli serta seorangkawan yang setia. Sungguh, Robert berutang nyawakepadanya, karena Ali telah menyelamatkannya ketikakeempat pengelana itu diserang sebuah patroli Ayubi. Diabertarung dengan buas mendampingi Robert, dan ketikasepucuk tombak diluncurkan tepat ke jantung Robert, Alimelangkah ke depan kesatria Templar tersebut danmelakukan upaya yang bisa saja mengakibatkan luka

mematikan pada tubuhnya. Tak satu pun orang Ayubi selamatdalam penyerangan itu, namun Ali menggigil dan nyaris tewasselama beberapa hari. Robert tidak pernah meninggalkannya. Nyawa Ali berhasil diselamatkan dengan ramuan obatyang diracik Said, pengawal de Charney, yang telahmempelajari pengobatan khusus dari ahli pengobatan Biaradan juga dan para ahli pengobatan Muslim yang telah diatemui selama berkelana. Saidlah yang menarik tombak daridada Ali dan benar-benar membersihkan luka, selanjutnya diaolesi dengan salep dan tumbuh-tumbuhan yang selalu diabawa-bawa ke manapun dia pergi. Dia juga menyuruh Ahmeminum cairan berbau busuk yang membuat pemuda itutidur lelap. Ketika ditanya akankah Ali selamat, Said selalu memberijawaban yang membuat kedua kesatria Templar itu frustasi,\"Hanya Allah yang tahu.\" Pada hari ketujuh, Ali bangun daritidurnya yang sepulas orang mati. Ada rasa nyeri yang panasdan menusuk di paru-parunya, dan dia sulit bernafas, tetapipada akhirnya Said mengatakan bahwa dia masih bisa hidup,dan demi mendengar hal itu, pikiran para kesatria Templarpun menjadi tenang. Baru tujuh hari kemudian Ali bisa duduk, dan setelahtujuh hari lagi dia baru bisa menunggang kuda jinaknya, yangdia lengkapi tali kulit untuk mengikat tubuhnya sendirisehingga jika dia hilang kesadaran sekali lagi dia tidak akanjatuh. Setelah beberapa hari dan minggu diapun sembuh, dansekarang dia sudah di sini, berdampingan dengan yang lain,dalam perjalanan terakhir ke benteng, tempat mereka tiba-tiba diselimuti debu yang membubung karena derap kakibelasan kuda. Kapten patroli tersebut meneriaki mereka agarberhenti. Ketika Saint Remy dan de Charney menunjukkan dirimereka yang sebenarnya, mereka pun dikawal dan segeradibawa ke hadapan Imam Besar. Renaud de Vichiers, ImamBesar Ordo Biara, menerima mereka dengan hangat. Kendatisangat lelah, Saint Remy dan de Charney duduk menemani de

Vichiers selama satu jam, melaporkan perjalanan merekasecara terperinci dan menyampaikan kepadanya surat dandokumen-dokumen yang telah diberikan Andre de Saint-Remykepada mereka, sekaligus kantong kain wadah Mandylion. Kemudian Imam Besar menyuruh mereka pergiberistirahat dan memberi perintah agar Ali dibebaskan darisegala tugas hingga kesehatannya benar-benar pulih. Ketika sendirian, dengan tangan gemetaran Renaud deVichiers mengambil peti wadah Mandylion dan kantongtersebut. Dia merasakan akal sehatnya dikuasai emosi karenadia akan melihat wajah Yesus, sang Kristus. Dia membuka kain tersebut dan berlutut lalu berdoa,mengucap syukur kepada Tuhan karena telahmengizinkannya menatap keajaiban ini. Petang hari setelahkedatangan Robert de Saint Remy dan Francois de Charney,Imam Besar memanggil semua kesatria Ordo Biara ke balaiagung Rumah Induk. Disana, di atas meja panjang,dibentangkanlah Mandylion sepenuh panjangnya. Satupersatu mereka melintas didepan kafan Kristus tersebut, danbeberapa di antara para kesatria perkasa itu nyaris tidak bisamembendung air mata mereka. Setelah berdoa, Renaud deVichiers menjelaskan kepada para brudernya bahwa kainpemakaman Yesus itu akan diletakkan di dalam peti yangtersembunyi dari mata para pengintip. Relik tersebut adalahpermata paling berharga yang dimiliki ordo Templar, danmereka akan mempertahankannya dengan taruhan nyawamereka. Berkumpul bersama , para kesatria itu mengucapkansumpah suci: Apa pun yang terjadi, hingga kematian atausesudahnya, mereka tidak akan membeberkan di mana kafantersebut disimpan. Kepemilikan mereka atas relik tersebutakan menjadi salah satu rahasia terbesar Ordo KesatriaTemplar.

37 Minerva, Pietro, dan Antonino telah tiba di Turin denganpenerbangan pertama pagi itu, dan Marco mengundang timtersebut untuk makan siang bersama. Mereka baru saja selesai ketika ponsel Sofia berbunyi.Saat dia mengenali suara di seberang sana, wajahnya meronadan dia bangkit lalu meninggalkan ruangan. Tampak jelasketegangan di wajah Pietro ketika Sofia kembali. Perangainyatelah bertambah buruk. Tetapi Sofia tahu bahwa selamabekerja di Divisi Kejahatan Seni, dia harus berhubungandengan Pietro. Sofia sendiri telah menegaskan kembalikeputusannya untuk maju terus begitu kasus ini ditutup. \"Marco, itu tadi D'Alaqua. Dia mengundangku untuk ikutdengannya besok dalam semacam acara makan siangperpisahan untuk Dr. Bolard dan komite ilmiah lainnya.\" \"Dan kuharap kamu bilang ya,\" jawab Marco. \"Tidak,\" balas Sofia. \"Besok adalah gladi resik kita denganseluruh tim, kupikir aku harus mengoordinasisegalanya.\" \"Ya sih, tetapi itu akan menjadi kesempatan emas untukmenyelidiki para ilmuwan itu lagi, khususnya Bolard.\" \"Baiklah, kita menundanya hingga lusa, meskipun parailmuwan itu tidak akan datang.\" Semua orang memandangnya dengan wajah terkejut, danMarco tidak bisa menahan senyumnya. Dia meminta laporan, dan perbincangan pun bergantitema mengenai rincian operasi yang akan mereka gelar. Beberapa kilometer di luar Turin, mobil yang dikirimkanD'Alaqua menuruni jalan kecil yang berujung di depan sebuahpalazzo mengesankan bergaya Renaisans dikelilingi hutan.Sofia berpakaian sederhana, dengan jeans dan jas kasual,rambutnya diikat membentuk ekor kuda. Dia ingin memintakejelasan tentang sifat makan siang ini, tetapi kini dia mulai

menyesal mengapa sebelumnya dia tidak berusaha lebihkeras. Gerbang rumah membuka secara otomatis ketika mobilSofia mendekatinya. Dia tidak bisa menemukan letak kamerakeamanan namun tahu bahwa ada kamera dimana-mana. Umberto D'Alaqua sudah menunggunya di pintu,mengenakan setelan sutera abu-abu gelap yang tampakelegan. Dia menyambut Sofia dengan hangat dan tersenyumketika Sofia memujinya atas kemegahan rumahnya. \"Akumengundangmu kemari karena aku tahu kamuakan sukalukisan,\" katanya saat mengantarkan Sofia melewati balaimasuk yang megah. Palazzo tersebut adalah sebuah musium, musium yangdiubah menjadi rumah. Selama lebih dari satu jam merekamenyusun ruang demi ruang, yang kesemuanya memamerkankarya-karya seni yang digantung dengan cita rasa tinggi dancerdas. Selama makan siang yang panjang itu merekaberbicara penuh semangat mengenai seni, politik, sastra.Waktu berlalu begitu cepatnya hingga Sofia terkejut ketikaD'Alaqua minta diri karena dia harus ke bandara untukmengejar pesawat pukul tujuh ke Prancis. \"Oh, maaf. Aku telah menghambatmu,\" Sofia memintamaaf. \"Tidak sama sekali. Sekarang masih pukul enam kurang,dan andaikan aku tidak harus ke Paris sekarang, pasti akuakan memintamu tinggal sejenak untuk makan malam. Akuakan kembali sepuluh hari lagi. Jika kamu masih di Turin, aku ingin bertemu kamu lagi.\" \"Aku tidak yakin... Pada saat itu mungkin kami sudahselesai atau nyaris selesai.\" \"Selesai?\" \"Urusan investigasi.\" \"Oh, ya! Bagaimana perkembangannya?\" \"Bagus. Kurasa, kami sudah mencapai tahap akhir.\" \"Apakah kalian sudah menyimpulkan sesuatu?\" \"Bagaimana ya...\" Sofia berhenti sejenak agak tidak enak.

\"Jangan khawatir,\" sela D'Alagua, menepis pertanyaan itudengan senyuman. \"Aku paham. Kalau kalian sudahmenyelesaikan pekerjaan kalian dan segalanya sudah beres,kamu bisa beritahu aku.\" Sofia lega. Marco benar-benar melarangnya memberitahuD'Alaqua tentang apa pun, dan meskipun dia tidak lagimemiliki kecurigaan yang sama dengan pimpinannya itutentang D'Alaqua, dia tidak akan pernah melanggar perintahlangsung darinya. Dua mobil menunggu di pintu. Salah satu akanmemulangkan Sofia ke Hotel Alexandra dan satunya akanmengantarkan D'Alaqua ke bandara, tempat pesawatpribadinya sudah menunggu. D'Alaqua menggenggam tanganSofia dengan hangat dan menahannya beberapa saat ketikadia mengantar Sofia ke mobilnya. \"Mengapa mereka ingin membunuhnya?\" tanya capotersebut kepada informannya. \"Aku tidak tahu. Mereka sudah merencanakannya selamaberhari-hari. Mereka mencoba menyuap seorang penjagauntuk membiarkan pintunya terbuka, juga pintu mereka.Rencananya mereka masuk ke kamarnya besok malam-malam, menggorok lehernya, dan kembali ke sel mereka tanpaada yang menyaksikan. Tidak akan ada yang tahu, orang bisutidak bisa berteriak.\" “Apakah penjaga itu mau menerima suap tersebut?\" “Mungkin. Kudengar jumlahnya lima puluh ribu euro.\" “Ya Tuhan! Siapa lagi yang tahu tentang ini?\" “Dua napi lain. Sepertinya mereka orang Turki.\" “Oke, keluarlah.\" “Bagaimana dengan bayaranku?” \"Kamu akan dibayar.\" Frasguello termenung. Mengapa Bajerai bersaudara maumembunuh orang ini? Pasti mereka cuma pembunuh bayaran,siapa yang membayar? Dia memanggil para asistennya, dua mafioso yangmenjalani hukuman seumur hidup karena pembunuhan.

Ketiganya bertemu selama setengah jam. Kemudian diameminta penjaga memanggil Genari. Sipir kepala itu masuk ke sel si capo selewat tengahmalam. Frasquello tengah menonton TV dan tidak bergerak ketikamendengar Genari masuk. \"Duduklah, dan jangan bicara. Katakan kepada Pak Polisitemanmu itu bahwa dia benar. Mereka akan membunuh siBisu.\" \"Siapa?\" \"Bajerai bersaudara.\" \"Tapi kenapa?\" tanya Genari terkejut. \"Bagaimana aku bisa tahu! Dan apa peduliku? Akusudah melakukan tugasku, katakan kepadanya lebih baik diamelakukan ini.\" Capo itu berbicara lirih selama beberapa saat lagi,memberitahukan kepada si sipir kepala apa yang telah diaketahui. Genari meninggalkan sel itu dan bergegas ke kantornya,tempat dia menelpon ke ponsel Marco Valoni. \" Signor Valoni, ini Genari.\" Marco melihat jam, sudah lewat tengah malam. Dia lelah.Kemarin dia melakukan gladi resik operasi yang akandilaksanakan begitu si Bisu dibebaskan dan penjara. Hari inidia telah menginspeksi lagi beberapa terowongan dibawahTurin, dan selama dua jam dia keluyuran, menepuk-nepukdinding, mendengarkan bagian-bagian yang bolong. Denganmenampakkan kesabaran yang amat besar, ComandanteColombana juga ikut, terus bersikukuh bahwa dia tidakmenemukan apa-apa. \"Kau benar, mereka akan mencoba membunuh orang takberlidah itu.\" Sipir kepala tersebut jelas-jelas gelisah. \"Ceritakan semuanya.\" \"Anak buah Frasquello bilang bahwa dua orang Turki,Bajerai bersaudara, akan menghabisinya besok malam.Mereka membagi-bagi uang ke orang-orang. Kami mungkin

mampu menghentikannya kali ini, tetapi kami tidak bisamelindunginya lama-lama kalau uang sudah bermain sepertiitu. Kau perlu mengeluarkannya dari sini sesegera mungkin.\" \"Kami tidak bisa. Dia akan curiga ada yang tidak beres,dan seluruh operasi kita akan sia-sia. Maukah Fransquellomelakukan tugasnya?\" \"Dia sudah melakukan tugasnya, dia bilang kepadakusisanya bagianmu.\" \"Akan kutangani. Apakah kau di penjara?\" \"Ya.\" \"Baiklah. Aku akan menelpon kepala penjara. Aku akantiba di sana satu jam lagi, aku ingin mendapatkan semuainformasi yang kau miliki tentang kedua bersaudaraitu.\" \"Mereka orang Turki. Sebenarnya orang yang baik.Mereka membunuh seseorang dalam sebuah perkelahian,tetapi mereka bukan pembunuh, juga bukan pembunuhprofesional.\" \"Kau bisa menceritakan itu kepadaku kalau aku sudahtiba di sana. Satu jam lagi.\" Marco membangunkan kepala penjara dan menyuruhnyamenemui dia di kantornya di penjara. Lalu dia menelponMinerva. \"Kau sudah tidur?\" \"Sedang baca. Ada apa?\" \"Berpakaianlah. Akan aku tunggu di lobi lantai bawahlima belas menit lagi. Aku ingin kau ke markasbesar carabinieri, bukalah komputer mereka, dan cariketerangan apa saja tentang dua orang yang perlu kitaketahui. Aku akan pergi ke penjara, dan aku akanmeneleponmu dari sana tentang segala informasi yang dimilikipetugas penjara tentang mereka.\" \"Tunggu dulu, tunggu dulu! Apa yang terjadi?\" \"Akan kuceritakan di lantai bawah. Jangan sampai telat.\"

Ketika Marco tiba di penjara, kepala penjara sudahmenunggunya di kantor, setengah terjaga. Genari juga disana,mondar-mandir gugup. \"Aku ingin mendapatkan segala informasi yang kalianmiliki tentang Bajerai bersaudara ini,\" kata Marco tanpaberbasa-basi. \"Bajerai bersaudara?\" rutuk kepala penjara. \"Apa yangtelah mereka perbuat? Kamu percaya cerita Fransquello?Dengar, Genari, kalau kasus ini sudah selesai nanti, kauharus menjelaskan banyak hal tentang keterlibatanmu denganbajingan itu.\" Si kepala penjara mengeluarkan berkas-berkas mengenaiBajerai bersaudara dan menyerahkannya kepada Marco, yanglangsung menghempaskan tubuhnya ke sofa dan mulaimembaca. Saat selesai, dia membicarakan informasi itu secaramenyeluruh dengan kepala penjara dan Genari, kemudian diamenelpon Minerva. \"Aku lelah. Tadi hampir ketiduran di atas kibor,\"katanya. \"Kalau begitu, bangunlah. Cari segala informasi yang bisakau temukan tentang keluarga Turki ini, mereka lahir disini,tetapi orangtua mereka imigran. Aku ingin tahu segalanyatentang mereka dan keluarga-keluarga mereka.\" Diamemberitahu segala yang dia ketahui. \"Tanya Interpol,bicaralah kepada polisi Turki, pokoknya kamu harusmendapatkan laporan penuh dalam tiga jam.\" \"Tiga jam! Mustahil. Beri waktu sampai pagi.\" \"Jam tujuh,\" sergah Marco. \"Oke, lima jam. Itu baru oke.\" Ruang makan hotel dibuka pada pukul tujuh. Minerva,dengan mata merah karena kurang tidur dan berada didepanlayar komputer selama berjam-jam, memasuki ruangandengan keyakinan akan menemui Marco di sana. Bosnya sedang membaca koran dan minum kopi. Sepertihalnya Minerva, tampangnya juga kacau. Minerva melemparkan dua map ke atas meja danmenjatuhkan tubuhnya ke atas kursi.

\"Mau mati saja rasanya!\" \"Kurasa aku juga. Dapat sesuatu yang menarik?\" \"Tergantung kau tertarik dengan apa.\" \"Coba saja ceritakan.\" \"Bajerai bersaudara adalah anak imigran Turki, sepertiyang kautahu. Orang tuanya pertama-tama ke Jerman dandari sana mereka ke Turin. Mereka mendapat pekerjaan diFrankfurt, tetapi ibunya tidak suka Jerman atau orangJerman, jadi mereka memutuskan mencoba peruntunganmereka di Italia karena mereka punya kerabat disini. Anak-anak itu asli Italia, mereka tinggal di Turin sejak lahir.Ayahnya kerja di pabrik Fiat dan ibunya tukang bersih-bersih.Mereka adalah murid biasa-biasa saja di sekolah, tidak lebihbaik atau lebih buruk dibandingkan kebanyakan siswa lain. Sikakak beberapakali terlibat perkelahian, sepertinya agakkeras, tetapi mungkin dia yang lebih pandai di antarakeduanya, nilai pelajarannya lebih tinggi daripada adiknya.Ketika lulus SMA si kakak mulai kerja di Fiat, sepertiayahnya. Si adik bekerja sebagai sopir untuk seorang tokohpenting di pemerintah daerah, seseorang yang bernama Regio,yang mempekerjakannya karena ibu anak itu adalah tukangbersih-bersih di rumahnya. Si kakak bertahan lumayan lamadi Fiat, namun dia tidak suka jam kerja konvesional pukuldelapan pagi sampai lima sore, jadi dia menyewa stan di pasardan mulai berjualan buah-buahan dan sayur-mayur. Merekaberdua baik-baik saja, tidak pernah terlibat dengan polisi atauyang lain-lain. Tidak pernah. Ayahnya pensiunan, begitu jugaibunya. Mereka hidup dari uang pensiun yang diberikannegara dan tabungan mereka. Mereka tidak punya apa-apa,sungguh, selain rumah yang mereka beli lima belas tahunyang lalu; mereka hidup hemat dan menabung. \"Beberapa tahun yang lalu, pada Sabtu malam minggu,kakak-beradik itu pergi ke diskotek dengan pacar mereka.Sejumlah orang mabuk mulai menggoda-goda kedua gadis itu,jelas-jelas salah seorang dan merekamencubit bokong gadis-

gadis itu. Laporan polisi menyebutkan bahwa keduabersaudara ini menghunus pisau dan mereka pun berkelahi. Mereka membunuh satu orang dan membuat seoranglainnya terluka begitu parah hingga harus kehilangantangannya. Mereka diganjar dua puluh tahun, hampir seumurhidup. Pacar mereka menikahi oranglain.\" \"Apa yang kamu ketahui tentang keluarga merekadiTurki?\" \"Hanya orang-orang biasa, miskin, kesusahan. Merekaberasal dari Urfa, dekat perbatasan dengan Irak. MelaluiInterpol, polisi Turki mengirimkan via email semua informasiyang mereka punya tentang keluarganya di sana, yangjumlahnya sangat sedikit, benar-benar tidak menarik.Ayahnya punya adik di Urfa, tapi usianya relatif, dia akanpensiun. Dia bekerja di ladang minyak. Ada juga seorang adikperempuan, yang menikahi seorang guru; mereka punyadelapan anak. Mereka adalah orang-orang baik dan santun, tidakpernah terlibat persoalan. Polisi Turki itu terkejut mengetahuikita menyelidiki mereka. Sebenarnya, mungkin kita telah membuat orang-orang inimendapat masalah, kau tahu sendiri bagaimana pola pikirorang-orang di sana.\" \"Ada lagi lainnya?\" \"Yeah. Di Turin sini ada seorang sepupu ibu mereka,namanya Amin, kelihatannya dia seorang warga teladan. Diaseorang akuntan, dan telah bekerja selama bertahun-tahununtuk sebuah perusahaan periklanan. Dia menikahi seorangperempuan Italia; dia bekerja di sebuah toko pakaian mewah.Mereka punya dua anak. Anak pertama masih kuliah; yangkedua akan lulus SMA. Mereka menghadiri misa pada hariMinggu.\" \"Misa?\" \"Yeah, Misa. Tidak aneh, bukan, ini Italia.\" \"Yeah, tapi saudara sepupu ini, mereka bukan Muslim?\"

\"Aku tidak tahu, kurasa dia Muslim, atau dulunyaMuslim, tetapi dia menikahi seorang perempuan Italia, digereja. Dia pasti sudah pindah agama, meskipun tidak adacatatan pindah agama dalam berkas-berkasnya.\" \"Selidiki dia. Dan cobalah cari apakah keluarga Bajeraianggota perkumpulan masjid di sini.\" \"Masjid?\" tanya Minerva ragu-ragu. \"Oke, ini Italia. Tetapi kita harus tahu apakah merekaMuslim - atau dulunya Muslim. Dan apakah ada orang-oranglain yang berhubungan dengannya. Apakah kau bisamendapat keterangan tentang catatan bank mereka?\" \"Yah, tidak ada yang luar biasa di situ. Sepupu ini punyagaji lumayan besar; begitu pula istrinya. Mereka hiduplumayan makmur, meskipun mereka punya hipotek denganjaminan apartemen mereka. Tidak ada simpanan yang mencurigakan. Mereka adalahkeluarga yang sangat rukun; Setidaknya beberapa di antaramereka mengunjungi kedua bersaudara itu saat harikunjungan, membawakan mereka makanan, permen,tembakau, buku-buku,pakaian, mereka mencoba memberikanyang terbaik buat kakak-beradik itu.\" \"Yah, aku tahu. Aku punya salinan daftar pembesuk.Amin ini telah mengunjunginya dua kali bulan ini, padahalbiasanya dia mengunjungi mereka sekali.\" \"Kurasa mengunjungi mereka lebih satu hari bukansesuatu yang patut dicurigai.\" \"Kita harus menyelidiki semuanya,\" Marcomengingatkannya. \"Yah, pasti, tetapi kita juga tidak boleh gelap mata.\" \"Kau tahu apa yang mengagetkan aku? Ternyata sepupumereka ini menghadiri Misa dan menikah di Gereja. KaumMuslim tidak mungkin begitu saja mengingkari agamamereka.\" \"Dan kau juga akan menyidik semua orang Italia yangtidak pernah menginjakkan kaki di gereja? Dengar, adaseorang kawanku yang jadi pemeluk Yahudi karena dia jatuh

cinta kepada seorang lelaki Israel pada sebuahmusim panassaat dia di sebuah kibbutz4. Ibu lelaki itu adalah seorangYahudi Ortodoks yang tidak akan pernah mengizinkan putrakesayangannya menikahi seorang shiksa5, sehingga temankuitu pindah agama dan setiap Sabtu dia pergi ke sinagog. Diatidak mengimani apa-apa, tapi dia tetap pergi.\" \"Itu temanmu. Di sini ada dua orang Turki yang inginmembunuh seseorang.\" \"Uh-huh, tetapi mereka pembunuh, sementara sepupumereka bukan, dan kau tidak bisa menjadikannya tersangkahanya karena menghadiri Misa.\" Pietro memasuki ruang makan dan langsungmenghampiri mereka. Sesaat kemudian, Antonino danGiuseppe bergabung dengan mereka. Sofia datang palingakhir. Minerva memberitahu perkembangan terakhir yaknitentang yang telah terjadi semalam itu dan atas perintahMarco dia membagikan salinan laporan yang telah dia buat. \"Jadi? Bagaimana pendapatmu?\" tanya Marco ketikamereka semua sudah selesai membaca berkas-berkas itu. \"Mereka bukan pembunuh profesional, jika merekadibayar untuk melakukan pekerjaan itu karena mereka punyaketerkaitan dengan orang kita atau karena seseorang yangmelakukannya memercayai mereka berdua,\" begitulah hasilpengamatan Pietro. Giuseppe menyela. \"Ada orang-orang yang inginmenggorok lehernya tanpa pikir panjang, tetapi orang yangtelah memerintahkan pembunuhan itu mungkin tidak tahubagaimana cara berurusan dengan orang-orang macam itu,yang artinya tidak memiliki ikatan dengan gembong kriminal,atau, seperti kata Pietro, dia memercayai kedua orang ini,karena mereka tidak tampak istimewa. Mereka tidak pernah 4 Lahan pertanian milik bersama di Negara Israel 5 Julukan yang diberikan orang-orang Yahudi kepada perempuan non-Yahudi

terlibat urusan uang kotor, tidak pernah sampai mencuriVespa tetangganya untuk jalan-jalan. Perkelahian bar konyolseperti itu tidak akan memasukkannya ke dalam lingkaranbesar.\" \"Bagus, Giuseppe, tapi ceritakan tentang sesuatu yangtidak kami ketahui,\" desak Marco. \"Tahan dulu, Marco, kurasa Giuseppe dan Pietro sudahbicara banyak,\" sergah Antonino. \"Kini kita tahu bahwa orangkita ini benar-benar terlibat sesuatu, seseorang ingin dia matikarena mereka tahu dia bisa menggiring kita kepada mereka.Artinya ada kebocoran, mereka mengetahui rencana-rencanakita; jika tidak mereka pasti telah menyingkirkannya sejaklama. Tetap itidak, mereka baru ingin membunuhnyasekarang, sekonyong-konyong, tepat ketika dia akan bebas.\" \"Siapa yang benar-benar tahu tentang bagian operasiini?\" tanya Sofia. \"Terlalu banyak yang tahu,\" jawab Marco.\"Dan Antonino benar-benar tepat sasaran. Mereka tahu kitapergi ke mana sebelum tiba di sana. Minerva, Antonino,carilah apa lagi yang bisa kalian dapatkan tentang keluargaBajerai, mereka satu jaringan. Mereka pasti terhubung denganseseorang yang ingin orang kita mati. Tinjaulah kembalisemuanya, selidiki sampai yang sedetail-detailnya. Aku akankembali ke penjara.\" \"Kenapa tidak berbicara dengan orangtua dan sepupunyaitu?\" tanya Pietro. \"Karena kita tidak ingin memperlihatkan operasi kita.Kita tidak boleh terlihat lebih jelas daripada sekarang. Dankita tidak boleh menarik si Bisu ini keluar penjara, karena jikabegitu dia sendiri yang akan curiga. Kita harus menjaganya agar tetap hidup, di luarjangkauan kedua bersaudara ini,\" jawab Marco.\"Bagaimana?\"tanya Sofia. \"Seorang capo mafia obat bius, seorang lelaki bernamaFrasquello.

Aku membuat kesepakatan dengan dia. Baiklah, kawan-kawan, ayo berangkat,\" katanya buru-buru, menepispertanyaan mereka. Mereka berpapasan dengan Jimenez di lobi. Diameninggalkan meja resepsionis, dan membawakemarahannya. \"Kawan-kawan, sepertinya kalian sedang mengurusisesuatu yang besar,\" guraunya. \"Kau mau pergi?\" tanya Sofia. \"Aku akan pergi ke London, dan kemudian ke Prancis.\" \"Urusan pekerjaan?\" desak Sofia. \"Urusan pekerjaan. Mungkin aku akanmeneleponmu, Dottoressa. Mungkin aku butuh nasihatmu.\" Penjaga pintu memberitahu Ana bahwa taksinya sudahmenunggu, dan dia memberi mereka cium jauh ketika diaakan melewati pintu. \"Gadis itu membuatku gugup,\" aku Marco. Sofiamenganggu. \"Yeah, kamu tidak pernah benar-benarmenyukainya.\" \"Tidak, kau salah, aku suka dia, tetapi aku tidak sukadia mengendus-endus kasus kita. Buat apa dia pergi keLondon? Dan Prancis? Mungkinkah dia mengetahui sesuatu yang tidak kitaketahui, ataukah dia akan mengacaukan segala-galanya,membuktikan salah satu teori sintingnya.\" \"Aku terkesan olehnya,\" jawab Sofia, \"dan teori-teorinyatidak terlalu sinting. Semua orang mengira Schliemann tidakwaras, dan dia menemukan Troy.\" \"Dia hanya membutuhkanmu sebagai pembela! Akumasih ingin tahu tujuannya. Aku akan menelpon Santiago.Kau dan aku sama-sama tahu bahwa ini pasti adahubungannya dengan Kafan Suci.\" Penjara sunyi. Malam itu, pintu sel para penghuni telahdikunci dua jam lebih awal. Koridor dan gang-gang penjarahanya diterangi cahaya bohlam sepuluh watt yang kekuningan


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook