\"Paus Clemen meninggal empat puluh hari kemudian,dan delapan bulan setelah itu Philippe yang Adil meninggal.Kematian mereka sangat mengerikan, sebagaimana sayakatakan sebelumnya. Tuhan menegakkan keadilan-Nya.\" \"Saya senang dengan Jacques de Molay,\" kata Anakepadanya. \"Maaf?\" \"Saya suka dia. Tampaknya dia adalah orang yang baik,dan adil, dan Philippe yang Adil, sebagaimana kalian orang-orang Inggris menyebutnya, sama sekali tidak adil. Andaharus mengakui betapa melegakannya, setidaknya dalam halini, ketika tahu Tuhan menegakkan keadilannya, sebagaimanaAnda menyebutnya. Sayang sekali Dia kurang seringmelakukannya. Tetapi tidakkah Anda beranggapan bahwakesatria Templar ada di balik kedua kematian itu?\" \"Tidak, sama sekali tidak.\" \"Kenapa? Bagaimana Anda bisa begitu yakin?\" \"Ada dokumentasi mendetail mengenai situasi ketika Rajadan Sri Paus meninggal, dan saya berani menjamin bahwaAnda tidak akan menemukan sumber yang mengesankan,bahkan dalam bentuk spekulasi, kemungkinan para kesatriaTemplar menuntut balas. Di samping itu, para kesatriaTemplar tidak hidup dan bertindak dengan cara seperti itu. Dengan segala yang telah Anda baca, Anda harusmenyadarinya.\" \"Kalau saya, pasti akan melakukannya.\" \"Apa?\" \"Memimpin sekelompok kesatria untuk membunuh Pausdan Philippe.\" \"Mungkin begitu. Tetapi para Kesatria Templar tidak akanpernah membiarkan diri mereka melakukan hal itu. Merekamembunuh untuk menjalankan tugas mereka, sebagaimanamenurut mereka. Namun mereka tidak pernah membalasdendam.\" \"Apa kiranya harta karun yang dikejar-kejar Raja ini?Menurut arsip-arsip itu, dia sudah hampir mengambil
segalanya. Namun Philippe bersikukuh agar Jacques deMolaymenyerahkan 'harta karun' itu. Harta karun apa yang diabicarakan? Pasti sesuatu yang konkret, sesuatu yang sangatberharga, kan?\" \"Philippe juga mengetahui betapa besar kekayaan yangtelah dikumpulkan Biara. Dia terobsesi untuk menelanjangiOrdo Templar dan mengira Jacques de Molay telah menipunyadengan menyembunyikan sebagian besar emas ordo tersebut.\" \"Tidak... Saya rasa dia tidak mencari emas lebih banyaklagi.\" \"Tidak? Menarik sekali! Menurutmu apa yang dicarinya?\" \"Well, sesuatu yang konkret, seperti saya bilang, sesuatuyang spesifik. Sebuah benda yang hebat, besar nilainya bagiBiara dan bagi Raja Prancis, mungkin bagi umat Kristiani, adapetunjuk ke sana dalam catatan-catatan ini. Saya pernahmembaca bahwa perdagangan relik-relik Kristen lumayanmarak pada masa itu dan benda-benda itu dianggap samaberharganya dengan emas, atau bahkan lebih berharga.Mengapa pula urusan itu menjadi sedemikian besarnya?\" \"Ah. Baiklah kalau begitu, katakanlah apakah kiranyabenda itu, karena saya berani menjamin bahwa inilah pertamakalinya saya mendengar sesuatu yang sedemikian.. .sedemikian... \" \"Jika Anda tidak ingin bersopan-sopan, Anda akan bilang 'sedemikian omong kosongnya'. Mungkin Anda benar,Anda adalah seorang sejarawan dan saya adalah seorangreporter; Anda mencari fakta-fakta yang bisa diketahui, sayaberspekulasi untuk mendapatkan fakta-fakta yang tidak kitaketahui.\" \"Dan begitulah kita, Nona Jimenez. Kita mendiskusikansejarah, dan sejarah itu tidak tersusun atas spekulasi, NonaManis, sejarah terdiri dari fakta yang bisa dibuktikankebenarannya, yang dikuatkan oleh beberapa sumber.\" Ana melanjutkan seolah dia tidak mendengar sepatahkata pun yang diucapkan Profesor Mc Fadden.
\"Menurut arsip-arsip yang telah saya lihat sejauh ini,pada bulan-bulan sebelum dia ditangkap Raja, Imam Besarmengirimkan kurir-kurir yang membawa surat untukbeberapa Rumah Induk. Banyak kesatria yang pergi dan tidakada yang kembali. Apakah ada salinan surat-surat yangditulis oleh de Molay?\" \"Kami punya beberapa, salinan yang sudah bisa kamijamin sebagai surat otentik. Yang lainnya telah hilang.\" \"Bolehkan saya melihat salinan-salinan yang Andapunya?\" \"Saya akan tanyakan apakah bisa saya tunjukkan kepadaAnda.\" \"Saya sudah ingin melihat surat itu besok, jikamemungkinkan; saya akan berangkat pagi-pagi keesokanharinya.\" \"Oh, Anda berangkat!\" \"Ya, dan kelihatannya Anda senang saya pergi.\" \"Jangan begitu, Nona Jimenez!\" \"Profesor, saya tahu saya merepotkan Anda danmengganggu pekerjaan Anda.\" McFadden berusaha tersenyum. \"Saya akan mencobamenyiapkan dokumen-dokumen itu besok. Apakah Anda akankembali ke Spanyol?\" \"Tidak, ke Paris.\" \"Ah, Paris. Baik sekali, kalau begitu. Pertama-tama,datanglah besok pagi.\" Malam itu Ana Jimenez meninggalkan rumah besartersebut lebih awal. Dia berharap bisa berbicara lagi denganAnthony McGilles, tetapi tampaknya lelaki itu sudah hilangtanpa bekas sejak pertemuan pertama mereka. Dia kelelahan. Dia menghabiskan seharian penuhmembaca tentang bulan-bulan terakhir Biara. Fakta-faktamembosankan, tanggal, dan pengisahan kejadian-kejadianyang tak jelas sumbernya, semua itu membuatnya jenuhsetengah mati.
Tetapi dia mendapat anugerah, atau kutukan, sepertiyang terus-terusan dikatakan abangnya, imajinasi yang hebat,sehingga setiap kali dia membaca, \"Imam Besar Jacques deMolay mengirimkan sepucuk surat pada Rumah Induk diMaguncia bersama Kesatria de Lacey, yang berangkat padapagi hari tanggal 15 Juli ditemani dua pengawalnya,\" diamencoba membayangkan seperti apa tampang de Lacey ini,apakah dia menunggangi kuda hitam atau kuda putih,apakah hari itu panas, apakah suasana hati para pengawaltersebut sedang buruk atau baik. Tetapi dia tahu bahwaimajinasinya tidak pernah memberinya kebenaran tentangorang-orang itu dan dia tidak pernah tahu hal-hal penting apasaja yang ditulis Jacgues de Molay di dalam suratnya kepadapara imam Templar itu. Salinan-salinan yang didapatkannyahanya berisi urusan administrasi yang kering, tidak lebih. Ada daftar mendetail berisi nama-nama kesatria yangdikirimkan bersama surat-surat itu tepat sebelum jatuhnyaBiara, dan bertentangan dengan yang telah dia bayangkan,beberapa di antara mereka dikabarkan telah kembali. Salahsatu dan mereka, Geoffroy de Charney, preseptor Normandia,telah dibakar di kayusula berdampingan dengan tuannya. Segala jejak mengenai yang lain-lain telah hilang untukselamanya, setidaknya sejauh yang bisa dia kumpulkan dariarsip-arsip itu. Dia berangkat ke Paris keesokan paginya, untukmenepati janji bertemu dengan seorang profesor sejarah diSorbonne. Profesor Elianne Marchais, seorang perempuanterhormat berusia enam puluh sekian tahun yang telahmenulis sejumlah buku yang umumnya hanya dibaca parasarjana seperti Marchais sendiri, adalah nama akademisiterbesar mengenai abad ke-14, atau kira-kira begitulah katakontak Ana. Ana langsung balik ke hotel. Harga hotel tersebut lebihtinggi daripada yang seharusnya dia bayarkan, tetapi dia bisamemanjakan dirinya dengan tidur di Dorchester sepertiseorang putri raja. Ditambah lagi, lebih aman baginya berada
di hotel mewah. Nalurinya mulai mengatakan bahwa diasedang dibuntuti. Dia berkata pada dirinya sendiri bahwa halitu konyol, siapa yang akan mengikutinya? Kemudian Anamemutuskan bahwa mungkin mereka adalah para agen dariDivisi Kejahatan Seni yang mencoba mencari tahu apa yangdia ketahui, dan hal itu menenangkan pikirannya. Ataumungkin saja itu hanya karena pengkhianatan dari kematianyang telah dia selidiki. Akhirnya abad ke-14 meracuni pikirannya. Hal itu jelas-jelas telah menyedothidupnya, baik ketika terjaga maupun tertidur. Dia tidak bisamemikirkan yang lain-lain. Dia menelepon layanan kamar untuk meminta sandwichdan salad, ingin segera naik ke peraduan. Orang-orang diDivisi Kejahatan Seni bisa memikirkan apa saja yang merekamau, tetapi dia benar-benar yakin bahwa kesatria Templarlahyang membeli kafan tersebut dan Balduino. Yang tidak masuk akal adalah, kafan tersebut muncul diLirey, di Prancis. Bagaimana kafan itu bisa sampai ke sana? Jika parakesatria Templar tampaknya diam-diam memindahkan segalabarang berharga hingga sejauh mungkin dari cengkeramanPhilippe, mengapa mereka meninggalkan harta karun yangsebegitu berharganya di Prancis? Dia berharap Profesor Marchais bisa menjelaskankepadanya tentang sesuatu yang jelas-jelas disembunyikanProfesor McFadden yang baik itu. Karena setiap kali dia mulaimenyinggung-nyinggung soal apakah para kesatria Templartelah membeli kafan tersebut di Konstantinopel, profesor itusegera menukas agar dia hanya berpegangan pada fakta yangada. Profesor McFadden tidak bisa, atau tidak mau,memahami bahwa tidak ada dokumen, atau sumber, yangmembenarkan teorinya-teori gilanya, begitulah sebutan yangdiberikan profesor itu, dan Profesor McFadden menjelaskanbahwa menurutnya orang-orang misterius yang dianggapsebagai kesatriaTemplar itu hanya fakta yang menjemukan.
Maka Profesor McFadden dan institutnya, sebuah institutyang diyakini bertujuan mempelajari Biara, bahkanmenyangkal kemungkinan bahwa kesatria Templar pernahmemiliki kafan tersebut. Dia juga mati-matian mengingatkanAna bahwa relik yang dipuja di Turin itu berasal dari abad ke-14, bukan abad pertama, sehingga benda itu sendiri punmasih bisa diragukan keasliannya. Dia bisa memahami tahyuldi kalangan orang awam, katanya, tetapi hal itu tidak menarikbaginya. Ana tahu dia melewatkan sesuatu. Sesuatu yang benar didepannya. Perasaan tersebut membuatnya gila seharian itu.Dia mengeluarkan buku agendanya dan mulai membacanyadan membaca catatan-catatan yang telah dia buat, melacakkembali langkah-langkahnya. Dan tiba-tiba terlintas dipikirannya. Ini dia. Bisa-bisanya dia melewatkannya? Api menyala-nyala di depan matanya, menjilat-jilat tinggihingga ke angkasa. Di dalamnya sosok-sosok lelakiberkelonjotan. Apakah mereka berteriak? Ana tidak tahu; diadikuasai panas dan raungan dan deru lautan api yangmemangsa apa saja. Lalu, ada yang lebih terang daripada api,lebih panas daripada sulur-sulur api yang tampaknyamembuat kulitnya melepuh, sepasang mata menatap tajamkepadanya dari tengah-tengah api unggun raksasa danterdengarlah suara yang lebih keras dari suara lainnya. \"Pergilah, jangan cari lagi, atau kau akan binasadihadapan pengadilan Tuhan.\" Sekali lagi dia terduduk danbangun, ngeri, basah kuyup oleh keringat. Dia akan mati jikamelanjutkannya, dia yakin tentang itu. Selama sisa malam itu Ana tidak bisa tidur. Padakenyataannya, sekarang jarang sekali dia melewati malamtanpa diserbu mimpi buruk. Dia pernah, bahkan sering, mengikuti kisah-kisahmengerikan sebelumnya, tetapi dia tidak pernah mengalamisesuatu yang seperti ini. Rasanya seolah-olah ada kekuatan luar yangmenyeretnya sedikit demi sedikit ke dalam adegan-adegan
mematikan dari masa lalu dan membuatnya, seorang reporterabad ke-21, menghadapi kengerian dan transendensi sejati. Entah bagaimana, dia tahu bahwa dia ada di sana, pada19 Maret 1314 itu, di pelataran depan Katedral Notre Dame,hanya beberapa kaki dari unggun raksasa dimana Jacques deMolay dan kesatria-kesatrianya dieksekusi, dan Jacquesmeminta, memerintah, dia agar tidak melanjutkan. Agar tidakmencari kebenaran di balik kafan tersebut. Tetapi nasibnya telah ditentukan, begitu katanya didalamhati, dia tidak akan berhenti betapapun dia takut kepadaJacques de Molay, tak peduli meskipun kebenaran ituterlarang baginya. Dia tidak akan balik kucing. Apalagisekarang dia sudah bisa melihat mata rantai itu dengan jelas. http://anesularnaga.blogspot.com
46 Bakkalbasi, orang yang merupakan pastor Ismet,kemenakan Francesco Turgut, tukang sapu katedral, telahmenempuh perjalanan dengan lelaki muda itu dari Istambulke Turin. Orang-orang lain dalam komunitas tersebut akantiba melalui jalur berbeda-beda, dari Jerman, dari tempat-tempat lain di Italia, bahkan dari Urfa sendiri. Masing-masingorang membawa beberapa ponsel, meskipun Addaiomemerintahkan agar mereka tidak terlalu banyakmenggunakannya dan agar mereka mencoba berkomunikasiantara satu dengan lainnya memakai telepon umum agarsebisa mungkin sulit dilacak. Bakkalbasi menduga Addaio juga akan tiba. Tidak adayang tahu dia di mana, tetapi dia akan mengawasi mereka,mengendalikan gerakan-gerakan mereka, mengarahkanseluruh operasi. Mendib harus mati, dan Turgut harus bisadikendalikan atau dia juga akan mati. Tidak ada alternatiflain. Polisi Turki telah mondar-mandir di sekitar rumah-rumah mereka di Urfa, pertanda yang pasti bahwa DivisiKejahatan Seni sudah tahu lebih banyak daripada yang inginmereka akui. Bakkalbasi telah mengetahui pengawasan itudari seorang sepupunya di markas besar kepolisian Urfa,seorang anggota setia perkumpulan mereka yang telahmenginformasikan bahwa tiba-tiba Interpol menaruh minatkepada orang-orang Turki yang beremigrasi dari Urfa ke Italia.Interpol belum memberitahukan apa yang mereka cari, tetapimereka telah meminta laporan lengkap mengenai keluarga-keluarga tertentu, atau semua orang yang tergabung dalamperkumpulan. Saat itu semua tanda bahaya telah menyala, dan Addaiotelah menunjuk seorang penerus, untuk berjaga-jaga jikasesuatu menimpanya. Dalam perkumpulan tersebut terdapat
sebuah bagian lagi, yang bahkan lebih dirahasiakan.Merekalah yang akan melanjutkan perjuangan jika kelompokutama gagal, dan mereka memang akan gagal; perasaansamar-samar di relung hatinya yang paling dalam mengatakandemikian. Begitu tiba di Turin, dia lalu membawa Ismet ke rumahTurgut. Ketika penjaga pintu itu membuka pintu, dia berteriakkaget. \"Tenangkan dirimu, bung!\" Bakkalbasi mencengkeramlengan penjaga pintu itu dan menggiringnya kedalam.\"Mengapa kamu berteriak? Apakah kamu ingin membuat seluruh katedral tahu?\" Mereka duduk, dan ketika Turgut sudah bisamenenangkan dirinya lagi, dia memberi mereka informasitentang kejadian-kejadian terakhir. Dia tahu dirinya sedang diawasi; dia sudah mengetahuihal itu sejak hari terjadinya kebakaran. Dan cara Padre Yvesmemandangnya ... Oh, ya, dia sangat ramah kepada Turgut,tetapi ada sesuatu di matanya yang memberitahu Turgutuntuk berhati-hati dengannya atau dia akan mati, ya, ya,persis seperti itulah yang dia rasakan. Mereka saling bertukar kabar selama beberapa saat lagisambil ditemani kopi, dan pastor tersebut menginstruksikankepada Ismet supaya terus menemani pamannya. Turgut akanmemperkenalkannya ke kantor-kantor kardinal danmemberitahukan bahwa kemenakannya akan tinggalbersamanya. Pastor tersebut meminta Turgut menunjukkanIsmet pintu rahasia yang mengarah keterowongan bawahtanah-beberapa di antara orang-orang yang akan datang dariUrfa mungkin perlu bersembunyi di sana, dan jika jadibersembunyi, mereka akan membutuhkan makanan yanghanya bisa disediakan olehTurgut. Kemudian Bakkalbasi meninggalkan mereka. Dia harusmenghadiri pertemuan-pertemuan lagi dengan para anggotakomunitas yang lain, di Turin dan di tempat-tempat lain.
\"Apa yang kita lakukan?\" tanya Pietro. \"Mungkin kitaharus membuntutinya.\" Dia dan Giuseppe telah mengelilingi sudut katedral dansedang menuju kamar penjaga pintu tepat ketika seorang laki-laki keluar dan sepertinya bergerak dengan sembunyi-sembunyi ke jalan. Ada sesuatu yang menarik pada diri orangitu; dia menoleh tidak sekali tetapi duakali. \"Kita tidak tahu siapa dia,\" jawab Giuseppe. \"Dia orang Turki, lihat saja.\" \"Baiklah, kalau begitu aku akan membuntutinya.\" \"Aku tidak tahu, mungkin kita akan mendapat lebihbanyak di sini. Dengar, mari kita lakukan menurut rencanadan berbicara dengan si tukang sapu; mungkin kita bisamendapatkan informasi tentang tamunya itu dari dia.\" Ismet membukakan pintu, dia pikir Bakkalbasi telahmelupakan sesuatu. Dia mengernyitkan dahi saat melihatkedua laki-laki itu, pastinya polisi. Polisi, pikirnya, selalubertampang seperti polisi. \"Buon giorn, kami ingin berbicara dengan FrancescoTurgut,\" kata Pietro. Pria muda itu mengangkat bahu danmenggelengkan kepalanya seolah dia tidak yakin apa yangmereka inginkan, dan kemudian menoleh serta berteriak kebagian dalam ruangan dalam bahasa Turki. Turgut muncul dipintu, tidak bisa menahan gemetarnya. \"Buon giorno, Signor Turgut,\" kata Pietro. \"Kami masihmenyelidiki kebakaran tempo hari, dan kami ingin tahu siapatahu Anda sudah ingat sesuatu yang lain, segala detail yangtidak wajar.\" Turgut nyerocos dalam bahasa Turki sambil melambai-lambaikan tangannya kepada mereka. Sepertinya dia nyaristidak bisa menahan tangis. Ismet memegang pundak Turgutdari atas untuk melindunginya dan membantunya menjawabuntuknya dalam bahasa Italia pasaran bercampur Inggris. \"Paman saya orang tua, dan sangat menderita sejakkebakaran. Dia takut, setelah bertahun-tahun di sini, orang-orang akan kira dia tidak baik seperti dulu dan usir dia,
karena dia tidak becus mengawasi. Tolong jangan ganggupaman lagi. Dia sudah cerita semua yang dia ingat.\" \"Dan siapa kamu?\" tanya Pietro. \"Saya Ismet Turgut, keponakan paman ini. Saya datanghari ini. Saya ke Turin cari kerja.\" \"Dari mana asalmu?\" \"Urfa... Dari Urfa.\" \"Tidak ada pekerjaan di sana?\" tanya Giuseppe. \"Di ladang minyak, ada, tetapi saya, yang saya inginkanpekerjaan bagus, menabung, dan pulang ke Urfa untuk bukausaha. Saya... tidak ada istri? Pacar?\" Anak itu kelihatannya cukup menyenangkan, pikir Pietro,bahkan lugu. Mungkin dia memang lugu. \"Baiklah, tidak apa-apa. Apakah pamanmu tetapberhubungan dengan orang-orang lain dari Urfa? Bagaimanadengan orang yang baru saja pergi tadi? Apakah dia dansana?\" tanya Giuseppe. Turgut gemetar. Kini dia yakin polisi tahu segalanya.Sekali lagi Ismet mengatasi keadaan, cepat-cepat menjawab,mengabaikan pertanyaan tentang Bakkalbasi. \"Ya, pasti, dia masih berhubungan, dan saya yakin sayajuga akan coba berteman dengan orang-orang dari kota saya.Paman saya, Anda tahu, separuh Italia, tetapi orang Turkitidak pernah lupa asal-usulnya, ya kan, paman?\" Pria muda itu sepertinya bersikukuh tidak membiarkanFrancesco Turgut berbicara. Pietro bertanya, \"Tuan Turgut,Anda kenal keluarga Bajerai?\" \"Bajerai!\" seru Ismet girang. \"Di sekolah saya dulu adaanak yang bernama Bajerai! Saya rasa di Turin sini adasepupu atau semacam itulah... bukan sepupu sebaya, Andatahu, tetapi ayah mereka sepupu saya.\" \"Aku ingin pamanmu yang menjawab pertanyaanku,\"Pietro ngotot. Francesco Turgut menelan ludah dan bersiap-siapmengatakan sesuatu, dia sudah latihan berulang kali untukmengatakannya.
\"Ya, ya, tentu saya kenal mereka. Mereka adalah keluargaterhormat yang tertimpa aib besar. Anak-anak mereka...begini, anak-anak mereka berbuat salah dan merekamenerima akibatnya. Tetapi mereka orang baik, maksud sayaorang tua mereka. Sangat baik. Tanyakan siapa saja, mereka akan membenarkannya.\" \"Pernahkah Anda mengunjungi keluarga Bajerai akhir-akhir ini?\" \"Tidak, kesehatan saya... kurang bagus. Saya tidakbanyak keluar rumah.\" \"Permisi,\" sela Ismet dengan raut muka tak berdosa. \"Apayang telah diperbuat Bajerai?\" \"Mengapa kau pikir mereka berbuat sesuatu?\" tanyaGiuseppe. \"Karena kalau Anda, polisi, datang kemari danmenanyakan tentang Bajerai, berarti mereka telah melakukansesuatu, kan? Saya pikir, Anda tidak akan bertanya jikamereka tidak berbuat apa-apa.\" Pria muda itu tersenyum, jelas-jelas bangga denganalasan yang dikemukakannya. Giuseppe dan Pietromemandangnya, tidak bisa memutuskan apakah dia benar-benar selugu kelihatannya atau dia ini sangat pandaiberbohong. Giuseppe menoleh ke Turgut. \"Mari kita ingat lagi hariterjadinya kebakaran itu,\" ajaknya. \"Saya sudah ceritakan semua yang saya ingat. Jikasudah ada lagi yang saya ingat, saya pasti sudah menelponAnda,\" jawab orang tua itu, suaranya gemetar. Pietro menyambar lagi. \" Signor Turgut, siapa orang yangbaru saja pergi itu?\" desaknya. \"Apakah dia dari Urfa?\" Penjaga pintu itu menggelengkan kepalanya dengansangat berapi-api. \"Tidak, tidak! Seorang teman, hanyaseorang teman.\" Dia menyandarkan dirinya ke tubuhkemenakannya. \"Saya tidak enak badan,\" katanya geme-tar. \"Saya harus istirahat.\"
\"Saya baru tiba,\" kata Ismet tiba-tiba mengiba. \"Sayabelum sempat tanya paman saya di mana saya tidur, bisakahAnda kembali lain kali?\"Pietro dan Giuseppe saling pandang dan tampaknyasudah memutuskan. \"Hubungi kami begitu Anda sudah agaksehat,\" kata Pietro.\"Saya rasa masih banyak yang harus kita bicarakan.\"Mereka berpamitan dan pergi.\"Bagaimana menurutmu keponakannya?\" tanya Poetrokepada mitranya ketika mereka berjalan menjauh.\"Tidak tahu, sepertinya dia anak baik.\"\"Mereka mungkin mengirimnya untukmengendalikanpamannya.\"\"Oh, sudahlah!\" protes Giuseppe. \"Apa itu tidak terlalumengada-ada?Dengar, kurasa kau benar, Sofia dan Marco terlalumembesar-besarkan kasus ini hingga terlalu berlebihan,meskipun tidak sering membuat kesalahan ... Tetapi kafan ini,benda ini sudah seperti obsesi.\"\"Kalau begitu, terima kasih kemarin sudah membiarkanaku terpojok sendirian saat mengatakan itu. Kenapa waktu itukau tidak bilang apa-apa?\"\"Apa tujuannya? Dan apa yang kita perdebatkansekarang? Kita harus melakukan yang diperintahkan Marco.Dan itu tidak masalah buat aku. Jika dia benar, hebat, kasuskita selesai; jika tidak, nggak apa-apa, setidaknya kita sudahmencoba menemukan jawaban atas kebakaran-kebakarankeparat itu. Lagi pula, kita hanya menjalankan perintah,tetapi kita tidak perlu mengorbankan diri sendiri, tahu kanmaksudku?\"\"Seperti anjuran 'kuatkan dirimu' dan yang semacam itu,kan? Kau lebih pantas jadi orang Inggris daripada jadi orangItalia, Bung.\"\"Masalahnya semuanya kau anggap serius, dan kau ituterlalu cepat emosi. Jika aku bilang langit itu biru kau akanmendebatnya.\"
\"Masalahnya semua sudah tidak seperti dulu lagi. Timkita ini jadi amburadul.\" \"Tentu saja tim kita jadi amburadul. Kau dan Sofia tidakpernah akur seperti anjing dan kucing setiap kali bertemu,dan kau selalu ingin saling beradu mulut. Sumpah, kalianberdua tampak siap berperang mulut sewaktu-waktu. Marcobenar: Jangan campur adukkan antara pekerjaan danpacaran. Kalau boleh jujur kepadamu, Pietro, semuanya jadikacau karena salahmu sendiri.\" \"Siapa yang menyuruh kau jujur kepadaku?\" \"Yeah, bagaimana ya? Sudah lama aku ingin bicaradenganmu soal ini, jadi itu tadi keluar begitu saja.\" \"Jadi bisa dibilang ini semua salahku dan Sofia. Teruskami harus bagaimana?\" \"Tidak ada. Ini akan berlalu, lagi pula, dia akan pergi.Saat kasus ini ditutup dia akan minggat, pergi ke padang yanglebih hijau. Dia ingin melakukan sesuatu yang lebih hebatdaripada sekadar mengejar maling.\" \"Dia benar-benar luar biasa...\" kata Pietro sambilmatanya menatap kosong ke kejauhan. \"Yang aneh adalah kenapa dia dulu pernah pacaran samakamu.\" \"Terima kasih.\" \"Sudahlah! Seseorang tidak bisa diubah, dan lebih baikmereka menerimanya. Kau dan aku adalah polisi. Tidak satupun dari kita yang masuk lingkarannya, ataujuga lingkaranMarco. Dia pernah mengenyam pendidikan,dan kau sendiritahu. Maksudku, aku bahagia menjadi diriku saat ini danpernah menjadi apa yang pernah kujalani. Bekerja diKejahatan Seni adalah tugas yang bagus, dan polisi-polisi lainmenghormatimu.\" \"Dedikasimu membangkitkan semangatku.\" \"Oke, aku akan tutup mulut, tetapi kurasa aku dan kaubisa saling jujur, blak-blakan saja.\" \"Bagus. Seperti katamu. Ayo kita sudahi saja ini dankembali ke markas. Kita akan suruh Interpol meminta orang-
orang Turki itu mengirimkan kepada kita informa siapa sajayang mereka punya tentang keponakan yang telah mendaratdi Turin ini.\" http://anesularnaga.blogspot.com
47 Elianne Marchais adalah seorang perempuan kecil dananggun dengan kejelian yang dahsyat khas orang Prancis. Diamenyambut Ana Jimenez dengan campuran sikap pasrah danpenasaran. Dia tidak suka reporter. Mereka menyederhanakan segalayang mereka dengar sedemikian rupa hingga ujung-ujungnyayang mereka cetak hanya penyimpangan-penyimpangan,karena itulah dia tidak mau diwawancarai. Ketika orang-orangmeminta opininya mengenai sesuatu, jawabannya selalusama: \"Bacalah buku saya. Jangan minta sayamenjelaskannya dengan tiga kata saat saya butuhmenjelaskan dalam tiga ratus halaman.\" Tetapi perempuan muda ini adalah kekecualian. DutaSpanyol untuk UNESCO telah menelponnya tentangperempuan ini, begitu juga dua rektor universitas ternama diSpanyol dan tiga koleganya di Sorbonne. Jika bukan benar-benar orang yang sangat penting, pastiperempuan itu adalah anjing bulldog yang tidak akan mauberhenti sebelum mendapatkan apa yang dia inginkan, dalamkasus ini Marchais mau memberikan kesempatan kepadanyabeberapa menit untuk berbicara dengan Ana, karena profesoritu hanya punya kesabaran selama beberapa menit. Ana telah memutuskan bahwa dalam berurusan denganperempuan seperti Elianne Marchais, tidak boleh ada yangnamanya berdalih. Dia akan segera mengatakan beberapa halsecara blak-blakan, dan satu di antara dua hal akan terjadi:Profesor itu akan mencampakkannya atau membantunya. Dia butuh waktu sedikit lebih lama untuk menjelaskankepada Profesor Marchais bahwa dia ingin menulis sejarahKafan Turin dan bahwa dia butuh bantuanp rofesor itu untukmemisahkan antara fantasi dengan kenyataan dalam sejarahrelik itu.
\"Dan mengapa kamu tertarik dengan kafan itu? Apakahkamu beragama Katolik?\" \"Tidak... maksud saya... saya rasa dalam beberapa halsaya Katolik. Saya pernah dibaptis, namun saya tidak pernahmenghadiri Misa.\" \"Kamu belum menjawab pertanyaanku. Mengapa kamutertarik pada kafan itu?\" \"Karena kafan tersebut adalah benda kontroversial yangtampaknya juga menyebabkan sejumlah tindak kekerasan,kebakaran, perampokan di katedral... \" Profesor marchais mengangkat alisnya. \"MademoiselleJimenez, sayangnya aku tidak bisa membantumu,\" katanyabernada menghina. \"Spesialisasiku bukanlah persoalan-persoalan esoterik.\" Ana tidak meninggalkan kursinya. Dia menatap tajampada profesor tersebut dan mencoba taktik lain danberketetapan akan terus melanjutkan dengan hati-hati. \"Saya rasa saya telah salah bicara, Professor Marchais.Saya tidak tertarik dengan persoalan esoterik, dan jika sayaterkesan demikian maka saya minta maaf. Yang saya cobalakukan adalah menulis sejarah yang terdokumentasi,sesuatu yang sejauh mungkin penafsiran-penafsiran esoterisdan magis. Saya mencari fakta, fakta, hanya fakta, bukanspekulasi. Karena itulah saya datang kepada Anda, agar Andabisa membantu membedakana pa-apa yang benar dalampenafsiran penulis-penulis tertentu yang sedikit banyakdikenal. Anda tahu kejadian-kejadian di Prancis pada abad ke-13 dan abad ke-14 seakan, akan baru terjadi kemarin, danpengetahuan seperti itulah yang saya butuhkan.\" Profesor Marchais ragu-ragu. Penjelasan yang diberikanperempuan muda itu setidaknya serius. \"Aku tidak punya banyak waktu, jadi katakan persisnyaapa yang ingin kamu ketahui.\"
Ana menghembuskan nafas lega. Dia tahu bahwa diatidak boleh melakukan kesalahan sekali lagi atau dia akandicampakkan seperti duri ikan sisa kemarin. \"Baiklah, secara khusus, saya ingin Anda menceritakansegala yang Anda ketahui tentang kemunculan kafan tersebutdi Prancis.\" Dengan gerak-gerik jenuh, sang profesor mulaimenceritakan secara rinci. \"Hikayat terbaik sepanjang masa menyebutkan bahwapada 1349, Geoffroy de Charny, orang berpangkat dari Lirey,memberitahukan bahwa dia memiliki selembar kainpenguburan yang ada berkas-berkas tubuh Yesus, yangsangat diagung-agungkan keluarganya. Geoffroy mengirimsurat kepada Paus dan Raja Prancis, meminta izin pendiriangereja kolese untuk memamerkan kafan tersebut agar bisadisembah oleh orang-orang beriman. Gereja kolese, jikapendidikan agama Katolik yang kamu dapatkan tidakmembuatmu tahu artinya, adalah gereja yang sangat miripkatedral, dengan seorang kepala biara dan sekawananpendeta, dalam hal ini disebut 'kanon.' Dan sekawanan kanoninilah istilah itu diambil. Jadi, saya lanjutkan: Baik Pausmaupun Raja tidak menjawab permintaannya, yang artinyagereja perguruan tinggi itu tidak bisa dibangun. Tetapi denganketerlibatan pendeta Lirey, yang melihat adanya peluanguntuk meningkatkan pengaruh dan arti penting mereka diwilayah tersebut, kafan tersebut mulai menjadi barangpemujaan publik.\" \"Tetapi dari mana asalnya kafan tersebut?\" \"Dalam surat yang de Charny tulis kepada Raja Prancis,yang bisa ditemukan di arsip kerajaan, dia meyakinkan rajabahwa dia merahasiakan kepemilikannya atas kafan tersebutagar tidak memicu perselisihan di antara berbagaipersaudaraan Kristen, sebab muncul kafan-kafan lain ditempat-tempat yang jauh sekali seperti Aixla-Chapelle danMainz di Jerman, Jaen dan Tolosa di Spanyol, dan Roma.
Sebenarnya, di Roma, mulai tahun 1350, terdapatsebuah kafan, yang tentu saja dipercaya keasliannya,dipamerkan di basilika Vatikan. Geoffroy de Charny bersumpah kepada Raja dan Pausdemi kehormatan keluarganya, bahwa kafan yang dia milikiitulah yang asli, tetapi yang tidak pernah dia beritahukankepada kedua orang itu adalah bagaimana kafan tersebutsampa ike tangannya. Apakah ini warisan keluarga? Apakah dia membelinya? Dia tidak pernahmengatakannya, dan dengan begitu kita tetap tidak tahu. \"Dia harus menunggu datangnya perizinan untukmembangun gereja kolese itu selama bertahun-tahun dantidak pernah berkesempatan melihat kafan tersebutdipamerkan, karena dia meninggal di Poitiers ketikamenyelamatkan nyawa Raja Prancis, yang dia tamengi dengantubuhnya sendiri dalam sebuah peperangan. Jandanyamenyumbangkan kafan tersebut ke gereja di Lirey, yangmendatangkan kekayaan kepada kependetaan kota tersebutsekaligus membangkitkan rasa iri para wali gereja di kota-kotalainnya, baik kota besar maupun kecil, dan, tentu saja, hal itumenciptakan konflik yang dahsyat di seluruh Prancis. \"Uskup Troyes memerintahkan penyelidikan tanpa hentiatas kafan Lirey. Bahkan dihadirkan seorang saksi pentinguntuk mendiskreditkan keasliannya, seorang pelukisbersumpah bahwa dia pernah diperintahkan oleh bangsawanLirey untuk melukis gambar itu, dan dengan itu, Uskupmelarang kafan tersebut dipamerkan lagi. \"Adalah seorang Geoffroy lain, Geoffroy de Charny II, yangbertahun-tahun kemudian, tepatnya pada 1389, membujukPaus Clement VII agar memberinya hak untuk memamerkankembali kafan tersebut. Dan sekali lagi, Uskup Troyes turut campur karenamarah melihat gelombang peziarah yang datang untukmenyembah relik tersebut. Selama beberapa bulan dia berhasil memaksa de Charnymenyimpan kafan tersebut di dalam petinya dan tidak benar-
benar memamerkannya, namun sementara itu, de Charneymencapai persetujuan lebih jauh dengan Paus: Diadiperbolehkan memamerkan kafan tersebut dengan syaratkependetaan Lirey diharuskan menjelaskan kepada orang-orang beriman bahwa itu adalah hasil lukisan untuk menirukain penguburan Kristus.\" Dengan nada yang tetap monoton, Profesor Marchaismelanjutkan kisah tersebut sepanjang sejarah, menjelaskanbahwa putri Geoffroy II, Marguente de Charney, memutuskanuntuk menyimpan kafan tersebut disebuah kastil milik suamikeduanya, Comte de la Roche. \"Mengapa?\" tanya Ana. \"Karena pada 1415, selama Perang Seratus Tahun,penjarahan merajalela. Jadi dia pikir relik tersebut akan lebihaman di kastil suaminya, di Saint Hippolyte sur le Doubs. Diaadalah perempuan kreatif, dan ketika suami keduanyameninggal, dia bisa menambah sedikit penghasilanpeninggalan suaminya tersebut dengan cara menarik tarifbeberapa penny dari siapa saja yang ingin melihat kafantersebut dari dekat dan berdoa di depannya. Dan kesulitankeuangan yang dia alami membuatnya menjual relik tersebutbeberapa dasawarsa kemudian kepada Balai Savoy6, tepatnyapada tanggal 22 Maret 1453. Tentu saja pihak kependetaanLirey memprotesnya; mereka menganggap merekalah pemilikkafan tersebut, karena janda Geoffroy de Charny pertama itutelah menyerahkannya kepada mereka. Tetapi Marguente mengabaikannya. Dia tinggal di KastilVarambom dan menikmati sewa dari kawasan Minbel yangdiberikan kepadanya oleh Balai Savoy. Oh ya, ada kontrakyang menjelaskannya, dengan ditandatangani duke penguasaSavoy itu, Louis I. Sejak saat itu, sejarah kafan tersebutmenjadi transparan.\" 6 Kawasan geografis penting; kawasan di bawah pimpinan seorang Duke yang ada di daerah yang kini dikenal sebagai Prancis Barat Daya. Swiss Barat, dan Italia Barat Laut.
\"Saya ingin tanya mungkinkah kafan tersebut sampai kePrancis melalui kesatria Templar.\" \"Ah! Templar! Begitu banyak legenda, begitu tidak adilnyaperlakuan yang mereka terima, dan semuanya karenakebodohan! Omong kosong, literatur gadungan tentang Templar itubenar-benar omong kosong. Banyak organisasi, misalnyabeberapa Ordo Mason, mengaku sebagai penerus Biara.Beberapa di antara mereka, dalam istilah populernya, 'beradadi pihak yang benar,' misalnya selama Revolusi Prancis, tetapiyang lain...\" \"Jadi Biara tidak mati?\" \"Yah, tentu saja ada organisasi-organisasi yang, sepertisaya bilang tadi, mengaku sebagai penerus Biara. Ingatlah, diSkotlandia Biara tidak pernah dibubarkan. Tetapi menurutsaya Biara sudah mati sejak 19 Maret 1314, di api unggungraksasa yang dibuat atas perintah Philippe le Beau untukmembakar Jacques de Molay beserta kesatria-kesatria yangbersama dengannya.\" \"Saya pernah ke London. Saya menemukan pusat studiTemplar.\" \"Sudah kubilang, ada loji-loji dan organisasi-organisasiyang mengklaim sebagai penerus Biara. Saya tidak tertarikdengan mereka.\" \"Mengapa begitu?\" \"Masakan tidak tahu, Mademoiselle Jimenez. Saya inisejarawan.\" \"Ya, saya tahu, tapi \" \"Tidak ada tapi-tapian. Ada lagi yang lain?\" \"Ya, saya ingin tahu apakah keluarga de Charney masihada sampai zaman sekarang, apakah keturunan merekamasih ada?\" \"Keluarga besar itu kawin-mengawini di antara merekasendiri. Kamu harus menanyakannya ke seorang pakargenealogi.\"
\"Maafkan saya jika terlalu mendesak, Profesor, tetapimenurut Anda dari manakah Geoffroy de Charney inimendapatkan kafan tersebut?\" \"Saya tidak tahu. Sudah saya jelaskan kepadamu bahwadia tidak pernah bilang. Begitu pula jandanya atauketurunan-keturunannya sampai kafan tersebut berpindahtangan ke Balai Savoy. Bisa saja kafan tersebut didapat darimembeli atau dari hadiah. Siapa tahu? Selama abad-abad itu,Eropa dipenuhi relik yang telah dibawa kembali dari PerangSalib. Tentu saja kebanyakan di antaranya palsu. Karenaitulah ada banyak 'cawan suci,' kafan suci, tulang-belulangsanto, potongan Salib Asli... \" \"Apakah ada cara mengetahui adanya hubungan antarakeluarga Geoffroy de Charny dengan Perang Salib?\" \"Seperti saya bilang tadi, kamu harus menemui pakargenealogi untuk itu. Tentu saja...\" Profesor Marchais berpikir lebih dalam, sambil mengetuk-ngetukkan ujung penanya ke meja. Ana duduk membisupenuh harap. \"Mungkin, tentu saja, Geoffroy de Charny, yang dalamejaan namanya tidak terdapat e di belakang, barangkali punyaketerkaitan dengan Geoffroy de Charney, dengan e, preseptorBiara di Normandia yang meninggal di kayusulaberdampingan dengan Jacques de Molay yang juga berperangdi Tanah Suci. Ini cuma soal perbedaan ejaan nama, dan-\"\"Ya, ya, itu dia! Mereka berasal dari keluarga yang sama!\" \"Mademoiselle Jimenez, jangan biarkan diri Anda terbawaoleh apa yang Anda harapkan sebagai fakta. Saya cuma bilangkedua nama itu barangkali berasal dari garis keturunan yangsama, sehingga Geoffroy de Charny yang memiliki kafan itu..\" \"...andaikan hal ini karena bertahun-tahun sebelumnyaGeoffroy yang lain membawanya kembali dari TanahSuci danmenyimpannya di rumah keluarga. Kalau itu masihmemungkinkan.\" \"Sebenarnya, tidak. Preseptor Normadia adalah seorangTemplar.
Jika dia memiliki relik tersebut, pasti relik tersebutsudah jadi milik Biara, bukan miliknya atau milikkeluarganya. Kami punya banyak sekali dokumentasimengenai si Geoffroy ini, karena dia tetap setia kepada deMolay dan Biara. Jangan biarkan imajinasi menjerumuskankita.\" \"Tetapi mungkin ada beberapa alasan mengapa dia tidakmenyerahkan kafan tersebut kepada Biara.\" \"Aku menyangsikan itu. Maaf jika membuat mu bingung;menurutku masalahnya bukanlah pada ejaan, tapi keduaGeoffroy itu berasal dari keluarga yang berlainan. Dan bahkanjika mereka punya hubungan, itu tidak akan menjelaskankepemilikan keluarga itu atas kafan suci, sebagaimana telahsaya jelaskan kepadamu.\" \"Saya akan pergi ke Lirey.\" \"Baiklah, boleh saja. Ada lagi yang lain?\" \"Profesor Marchais, terima kasih, Anda boleh tidaksetuju, tetapi saya rasa Anda telah menyibak sebagian darisebuah teka-teki.\" Pada saat Elianne Marchais melihat Ana Jimenez menujupintu, sekali lagi dia menegaskan opininya tentang parareporter: dangkal, kebanyakan tidak berpendidikan, danmudah terbawa fantasi-fantasi yang sangat bodoh. Wajar sajajika banyak sekali sampah yang dicetak disurat kabar. Anatiba di Troyes keesokan hari setelah pertemuannya denganProfessor Marchais. Dia menyewa mobil untuk menempuhperjalanan ke Lirey dan terkejut ketika mendapati sebuahdesa kecil, yang dihuni tak lebih dari limapuluh orang. Dia berkeliling menelusuri sisa-sisa lahan perkebunanseorang tuan tanah zaman dahulu, kedua tangannyamenyentuh bebatuan kuno, dengan sedikit harapanpersentuhan dengan batu-batu itu bisa memberinya ilham.Akhir-akhir ini dia telah membiarkan dirinya sebagianterbawa intuisi, tanpa perencanaan terlebih dahulu.
Dia mendekati seorang perempuan baya berbusanacantik yang mengajak anjingnya jalan-jalan di sepanjang sisijalan. \"Bonjour.\" Perempuan tua itu memerhatikannya dari ujung rambuthingga ujung kaki. \"Bonjour.\" \"Indah sekali tempat ini.\" \"Ya, tetapi menurut anak muda tidak begitu, merekalebih suka kota.\" \"Soalnya di kota terdapat lebih banyak pekerjaan.\" \"Pekerjaan itu ada di mana saja kita inginmenemukannya. Di Lirey sini tanahnya bagus. Dan mana asalAnda?\" \"Saya dan Spanyol.\" \"Ah! Tadi saya juga pikir begitu, dari aksen Anda. Tetapibahasa Prancis Anda sangat bagus.\" \"Terima kasih.\" \"Dan apa yang Anda lakukan di sini? Apakah Andatersesat?\" \"Oh tidak, sema sekali tidak.\" Ana tersenyum. \"Sayadatang secara khusus untuk melihat tempat ini. Saya seorangreporter, dan saya sedang menulis kisah Kafan Turin, dankarena kafan tersebut muncul di sini, di Lirey...\" \"Hmmm! Itu sudah beratus-ratus tahun yang lalu!Sekarang orang-orang bilang kafan tersebut tidak asli, kafanitu palsu, kafan itu dilukis di sini.\" \"Dan menurut Andabagaimana?\" \"Sejujurnya saya tidak begitu peduli, saya seorang atheis,dan saya belum pernah tertarik dengan kisah-kisah parasanto atau relik.\" \"Begitu juga saya, tetapi saya ditugasi menulis kisah inidan pekerjaan adalah pekerjaan.\" \"Tetapi Anda tidak akan menemukan apa-apa di sini.Benteng itu, sisa-sisa benteng itu- yah, Anda lihat sajadisana.\"
\"Dan tidak ada arsip atau dokumen tentang keluarga deCharny?\" \"Mungkin di Troyes ada, meskipun keturunan keluargatersebut sekarang hidup di Paris.\" \"Hidup?\" \"Bagaimana, ya? Keluarga itu punya banyak cabang.\" \"Bagaimana caranya agar bisa menemui mereka?\" \"Saya tidak tahu. Mereka sekarang sudah tidak banyakberhubungan dengan desa ini. Sesekali salah seorang darikeluarga mereka suka datang, tetapi tidak sering. Tiga atautempat tahun yang lalu seorang lelaki muda datang kemari.Dia sungguh pemuda yang ganteng! Kami semua keluarmelihatnya.\" \"Apakah ada orang yang bisa bercerita lebih banyak disini?\" Perempuan itu memberi isyarat ke arah jalan. \"Tanyakandi rumah yang ada di ujung lembah itu. Monsieur Didiertinggal di sana, dia yang menjaga tanah keluarga de Charny.\" Ana berterima kasih kepadanya dan mulai berjalan cepat-cepat menuju rumah yang sudah ditunjukkan perempuan itu,pengharapannya meningkat seiring langkah kakinya. Diayakin bahwa di tempat kecil nan sederhana ini dia akanmenemukan pertalian antara masa lalu dan masa kini, danbukti nyata untuk mendukung rasa penasarannya. Monsteur Didier adalah lelaki berusia sekitar enam puluhtahunan. Lelaki yang tinggi dan bertampang keras dengan rambutabu-abu serta wajah bengis ini menatap Ana penuh curiga. \"Monsteur Didier, saya seorang reporter dan sedangmenulis kisah tentang Kafan Suci,\" Ana mengawali. \"Sayadatang ke Lirey karena di sinilah Kafan Turin itu pertama kalimuncul di Eropa. Saya tahu tanah ini milik keluarga deCharny, dan saya diberitahu bahwa Anda bekerja untukmereka.\" \"Saya tidak punya urusan dengan keperluan Anda,Nona,\"
katanya, tampak jelas kejengkelannya. \"Apa urusan sayadengan yang Anda kerjakan? Anda pikir saya akan berbicaratentang keluarga de Charny karena Anda seorang reporter?\" \"Saya rasa saya tidak meminta Anda melakukan se-suatuyang salah, Pak. Saya tahu Anda pasti bangga karena kafantersebut ditemukan di Lirey sini.\" \"Kami tidak mau berkomentar tentang kafan, Nona Muda,tak satu pun dari kami mau berkomentar. Jika Anda ingintahu tentang keluarga itu, bicaralah dengan mereka di Paris.Kami bukan biang gosip.\" \"Monsteur Didier, saya rasa Anda salah paham. Sayasama sekali tidak menulis gosip, saya hanya ingin menulissebuah kisah di mana kota ini beserta keluarga de Charnymemainkan peran penting. Mereka memiliki kafan tersebut,kafan tersebut pernah dipamerkan di sini, dan... yah, saya yakin Anda bangga dengan itu.\" \"Beberapa dari kami bangga.\" Perempuan Tinggi dantegap yang baru saja bergabung dengan Didier di ambangpintu itu tampak sedikit lebih muda daripada Didier, dan jauhlebih ramah. \"Sayangnya Anda telah membangunkan suami saya daritidur siangnya, dan itu membuatnya uring-uringan,\" katanyakepada Ana dengan senyuman yang hangat. \"Masuklah,masuklah, Anda mau minum teh, kopi?\" Ana melangkahkan kakinya memasuki rumah itusebelum tawaran tersebut ditarik lagi oleh si tua uring-uringan yang akhirnya masuk ke dalam kamar sambilmembelalakkan mata untuk terakhir kalinya ketika istrinyamengajak si reporter ke dapur. Di sana, Ana mengulangi lagi tujuan kedatangannyasementara Madame Didier menuangkan kopi untuk merekaberdua. \"Keluarga de Charny telah menjadi pemilik tanah inisejak dulu sejauh yang bisa diingat penduduk sini,\" kataMadarne Didier saat dia duduk. \"Anda harus pergi ke gereja,
di sana Anda akan mendapat informasi mengenai mereka, dantentu saja di arsip-arsip sejarah Troyes.\" Sebentar kemudian dia meneruskan dengan berceritatentang kehidupan di Lirey, meratapi perginya generasi muda.Kedua putranya tinggal di Troyes; satu menjadi dokter dansatu lagi bekerja di bank. Dia melanjutkan dengan detail-detail pekerjaan seluruh keluarganya sementara Anamendengarkan dengan sabar, membiarkan dia mengoceh. Pada akhirnya, dia berhasil mengarahkan pembicaraanke topik tulisannya. \"Seperti apakah keluarga de Charny itu?\" tanyanyakepada tuan rumah. \"Pasti menyenangkan rasanya saatmereka berkunjung kemari.\" \"Oh, keluarga mereka sudah banyak bercabang sekarang.Kami tidak tahu banyak di antara mereka, dan mereka tidaksering-sering datang kemari, tetapi kami mengawasi tanahmereka dan saham-saham mereka disini. Mereka orangnyaagak kaku, Anda pasti tahu, seperti kebanyakan aristokrat.Beberapa tahun yang lalu seorang kerabat jauh datang, diaadalah pria muda yang sungguh ganteng! Dan begitumemesona, begitu ramah. Sama sekali berbeda dengan yanglain. Dia datang bersama wali gereja. Dia lebih banyakbertemu dengan mereka daripada dengan kami, maksud sayawali gereja itu. Kami berhubungan dengan administrator yangtinggal di Troyes, Monseieur Capell. Saya akan memberi Andaalamatnya agar Anda bisa menelponnya.\" Dua jam kemudian, Ana meninggalkan rumah keluargaDidier dengan informasi yang sedikit lebih banyak daripadaketika dia datang. Dia memutuskan untuk mencoba peruntungannya digereja parisian, dengan harapan wali gereja akanmenemuinya. Catatan-catatan kelahiran di sana mungkinakan memberikan informasi yang perlu dia ketahui. Pendeta parisian bernama Pere Salvaning itu ternyataseorang berumur tujuh puluh tahunan berpembawaan ceria
yang tampaknya sungguh-sungguh bahagia ada yangmengunjungi. \"Keluarga de Charny selalu punya hubungan dengantempat ini,\" katanya kepada Ana. \"Mereka telah melanjutkankepemilikan tanah mereka, meskipun sudah berabad-abadmereka tidak tinggal di sana lagi. \"Apakah Anda kenal keluarga yang sekarang?\" \"Beberapa di antara mereka. Salah satu cabang keluarga,cabang yang punya ikatan paling dekat dengan Lirey, punyabeberapa orang penting. Mereka tinggal diParis.\" \"Apakah mereka sering datang kemari?\" \"Tidak, sungguh tidak. Sudah bertahun-tahun ini tidaksatu pun dari mereka datang kemari.\" \"Madame Didier, di Lirey, memberitahu saya bahwa tigaatau empat tahun yang lalu seorang pemuda yang sangattampan datang kemari, seorang anggota keluarga.\" \"Oh, pendeta itu!\" \"Pendeta?\" \"Ya. Apakah mengherankan jika seseorang menjadipendeta?\" Dia tertawa. \"Tidak, tidak, maksud saya bukan begitu. Hanya saja diLirey, mereka hanya cerita bahwa dia adalah pemuda yangsangat ganteng, mereka tidak bilang bahwa dia adalahpendeta.\" \"Mereka mungkin tidak mengetahuinya; tidak ada alasanbagi mereka untuk mengetahuinya. Sekali-kalinya dia datang,dia tidak mengenakan kerah pendeta dan dia berbusanaseperti layaknya anak muda seumurannya. Dia tidak tampakseperti pendeta, tetapi dia pendeta, dan saya rasapenyamarannya sangat bagus. Maksud saya dia tidak tampakseperti orang yang lama menjadi pendeta gereja parisian.Sebetulnya, saya tahu kedudukannya sedang meningkat dihierarki Gereja. Tetapi dia tidak memberitahukan namanyasebagai de Charny, meskipun jelas-jelas leluhurnya punya
hubungan dengan tanah ini. Dia tidak banyak memberipenjelasan. Mereka menelpon saya dari Paris untukmengatakan bahwa dia akan datang dan meminta sayamembantunya jika saya bisa.\" Ana tak kuasa menahan ketakjubannya. Setelahberminggu-minggu mengejar serpihan-serpihan informasi,petunjuk, dan kebenaran-kebenaran sebagian yang terpendamdi gunung mitos, pada akhirnya dia mendapatkan ujungsebuah jalinan fakta nyata yang hampir bisa dia jangkau, danpembenaran bahwa ikatan yang telah dia lihat dengan begitujelasnya pada tengah malam dalam sebuah kamar hotel diLondon itu sangat nyata. Dan sangat-sangat hidup. Tetapi tidaklah mudah membujuk Pere Salvaingmembiarkannya melihat sertifikat pembaptisan dalam arsip-arsip gereja yang disimpan dalam lemari layaknya berlian. Pendeta itu memanggil penjaga perpustakaan kanon,yang terkesiap ketika mendengar keinginan Ana. \"Jika Andaseorang sarjana, seorang sejarawan, tetapi Anda hanyaseorang reporter, tidak ada yang tahu apa yang Anda cari!\"gerutunya. \"Saya mencoba menulis kisah paling lengkap tentangkafan itu. Saya ingin tahu apakah kesatria Templar abad ke-14,Geoffroy de Charney, dengan e, yang meninggal di kayusulapada 1314, memiliki kafan tersebut dan mungkinmenyembunyikannya di sini, di rumah keluarganya, SehinggaGeoffroy de Charny, tanpa e, bisa muncul sebagai pemiliknyatiga puluh lima tahun kemudian. \"Itulah, Anda ingin membuktikan bahwa kafan tersebutmilik kesatria Templar,\" ucapan Pere Salvaing lebih sepertimenyatakan daripada menanyakan. \"Dan jika yang sebenarnya bukan begitu, dia akanmembuatnya jadi begitu,\" sergah pegawai tersebut. \"Tidak, Pak, saya tidak akan mengarang apa-apa, jikayang sebenarnya tidak begitu, berarti ya tidak begitu. Sayahanya mencoba menjelaskan mengapa kafan tersebut muncul
di sini, dan sepertinya kafan tersebut dibawa seseorang dariTanah Suci, seorang prajurit Perang Salib atau seorangkesatria Templar. Siapa lagi yang mungkin membawanya?Jika Geoffroy de Charny bersumpah bahwa itu adalah kafanyang asli, maka seharusnya dia punya alasan.\" \"Dia tidak pernah membuktikannya,\" kata wali biara yangsudah renta itu. \"Mungkin dia tidak bisa membuktikannya. Tetapi sayaingin tanya dulu, apakah Anda berdua percaya bahwa kafanyang sekarang ada di Turin itu asli?\" \"Nona yang baik,\" kata Salvaing setelah membisu sesaat,\"kafan itu adalah relik yang dicintai jutaan kaum beriman.Keasliannya telah dipertanyakan oleh para ilmuwan, namun... harus saya akui bahwa hati saya berdebar ketikamelihatnya di Katedral Turin. Ada sesuatu yang supranaturaldalam kain tersebut, apa pun hasil uji karbon ke-14 yangdilakukan.\" Selama setengah jam lagi, Ana memohon denganbersungguh-sungguh kepada kedua pendeta itu, mintakeinginannya dikabulkan. Akhirnya, dengan ogah-ogahan mereka setuju diamelanjutkan keinginannya dengan pengawasan si pegawai. Selama sisa sore yang indah itu, mereka memusatkanperhatian menelusuri catatan-catatan kuno. Alhasil, pada saatmatahari sudah tenggelam di kaki langit, dia menemukanyang dia cari-cari. Selain Charny di Lirey, ada juga sebuahkeluarga yang namanya dieja dengan Charney, dengan e, dankedua keluarga itu memiliki ikatan. Pejuang Perang Salib yanghebat, Geoffroy de Charney, pernah pulang- Ana yakin tentangini. Ana kembali ke Troyes dalam keadaan bahagia. Tetapimeskipun dia telah membuktikan keberadaan keluargaGeoffroy de Charney di Lirey, dia hanya menemukan sedikithal menarik tentang kesatria itu sendiri. Dia membuat janjibertemu administrator properti de Charny, Capell, keesokan
harinya. Setelah itu dia akan mencaritahu apa yang bisa diatemukan di arsip besar kota praja Troyes. Ternyata Monsteur Cappel adalah orang yang serius danbicaranya hanya beberapa kata saja, yang dengan sangatsopannya menjelaskan kepada Ana bahwa dia tidak berniatmemberikan informasi apa pun tentang klien-kliennya.Namun, lelaki itu membenarkan bahwa ada puluhan garisketurunan de Charny di Prancis dan klien-kliennya adalahsalah satu dari keluarga itu. Ana meninggalkan kantoradministrator itu dengan kecewa. Pria muda yang memegang kantor arsip kota di Troyespunya tindikan di hidung dan tiga anting di tiap kupingnya.Dia memperkenalkan dirinya sebagai Jean dan mengakubosan setengah mati dengan pekerjaannya, namun mengingathal-hal lain, dia beruntung bisa mendapatkan pekerjaan,karena gelarnya adalah ilmu kepustakaan. Ana menjelaskan yang ingin dia cari dan Jeanmenawarkan diri membantunya. \"Jadi menurutmu preseptor Biara Normandia ini adalahleluhur Geoffroy de Charny ini meskipun namanya berbeda?\" \"Seperti kataku, ada jejak-jejak kedua versi nama itu digereja parisian di luar Lirey. Sekarang aku mencoba mencarihal-hal yang lebih spefisik dan informasi lebih banyak tentangGeoffroy de Charney sendiri, keluarga kandungnya dangerakan-gerakannya sebelum dia dibakar di kayusula bersamapara kesatria Templar lainnya pada 1314.\" \"Baiklah, ini tidak akan mudah. Sekarang aku bisa bilangbahwa kita tidak akan punya banyak informasi, kalaupunmemang ada, tentang kegiatan-kegiatan kesatria Templar.Tetapi jika kamu mau membantu, kita akan cari kira-kira apayang bisa kita temukan.\" Pertama-tama mereka mencari di arsip-arsip yang telahdi komputerisasi, kemudian mulai mencari berkas-berkaslama yang belum diubah ke dalam format digital. Ana terkejutnamun senang atas kecerdasan dan kecakapan Jean dalammencari catatan-catatan itu.
Selain menjadi pustakawan dia juga pernah kuliahfilsafat Prancis, sehingga Prancis abad pertengahan adalahwilayah yang sudah di akrabinya. Mereka bekerja terus-menerus dan berhasilmengeluarkan segala catatan sipil lokal yang tersediamengenai silsilah keluarga de Charny, tetapi keduanya tahubahwa informasi itu masih belum lengkap. Mereka masihbelum tahu apa-apa tentang kehidupan sesungguhnya orang-orang ini, orang-orang yang suka menikah demi menjalinpersekutuan dengan keluarga-keluarga bangsawan lain danyang jejaknya, serta jejak anak-anaknya, nyaris mustahildiikuti. \"Kurasa kamu perlu mencari seorang sejarawan yangpunya pengalaman lebih banyak dalam hal genealogi,\"akhirnya Jean mengatakan itu kepadanya setelah lewat waktumakan malam. Mereka sudah merasa nyaman satu sama lain, bahkandekat, selama melakukan pekerjaan berdua itu, dan Anamemutuskan untuk memercayai lelaki muda yang penuhsemangat ini untuk mendengar seluruh ceritanya, atausetidaknya sebagian besar cerita itu. Dia baru sajamengenalnya, tetapi mereka sudah membentuk ikatan instanyang langka, yang membuat mereka merasa seolah sudahberteman selama bertahun-tahun. Jean adalah orang yangbijaksana, cerdas, dan rasional. Di balik wajahnya yang separuh Gothik itu dia adalahorang yang mengagumkan, orang yang berkepribadian. Ana memberitahunya hampir segala yang dia ketahui,tanpa menyebutkan Divisi Kejahatan Seni atau saudaranya,Santiago, dan menunggu pendapatnya. \"Mungkin kedua Geoffroy itu benar-benar berkaitan,Ana,\" Jean memulainya. \"Aku setuju denganmu. Tetapi kitaberanggapan bahwa kafan tersebut milik Geoffroy yangpertama tanpa bukti sama sekali. Hal ini benar-benar tanpadasar. Jika kafan itu asli, pasti sudah ditangan Biara. Ingatlahbahwa kesatria-kesatria itu bersumpah akan hidup melarat
tanpa memiliki apa pun. Jadi, mustahil saja seorang kesatriaTemplar memiliki benda seperti itu di tangannya ataumewariskan benda itu kepada keluarganya. \"Teorimu menarik, tetapi jangka waktunya ini sangatpanjang, dan kamu tahu itu,\" lanjutnya. \"Kamu harus berhati-hati jika mau menulis tentang ini. Jika tidak, orang-orangakan menganggapnya sebagai cerita khayalan tentang kafanitu, dan kamu tahu berapa banyak cerita-cerita macam itu.\" Ana mulai memprotes, tetapi Jean mengangkattangannya dan melanjutkan. \"Untuk sebuah buku mengenaihal-hal esoterik, hal itu tidak buruk. Tetapi, Ana, sejujurnyayang kamu katakan kepadaku itu 'firasat’,'intuisi’, dan 'perasaan'. Yang kamu ceritakankepadaku, dengan baik itu, bisa menjadi kisah menarik untukmajalah, tetapi tidak satu pun yang kamu ceritakan itudidasarkan pada fakta, semua ini hanya hubungan keluargayang samar-samar. Maaf, sungguh, tapi jika aku menemukankisah seperti ini di surat kabar, aku tidak akanmemercayainya. Aku akan menganggapnya cerita bertele-telekarya salah satu penulis kisah UFO dan melihat gambarPerawan Maria di permukaan pizza peperoni.\" Ana tidak bisa menyembunyikan kekecewaannya, meskidi lubuk hatinya dia tahu Jean benar. Meski begitu, diamengangkat dagunya dan menjawab dengan nada yang samaseriusnya dengan Jean. \"Aku tidak akan menyerah, Jean. Jika ternyata aku tidakmenemukan bukti yang kuat, aku tidak akan menulis satukata pun, itu janji yang kuucapkan pada saat memulai darisekarang kuucapkan lagi. Dengan begitu aku tidak akan mengecewakan orang-orang sepertimu yang telah membantuku. Tetapi akankulanjutkan melacak kisah ini sampai ke pangkalnyameskipun bisa membuatku terbunuh. Aku belum cerita kekamu, sebenarnya aku tahu de Charny yang ada sekarang,semacam 'kesatria' gagah yang aku pernah lihat.\" \"Siapakah dia?\"
\"Seorang lelaki yang sangat ganteng, menarik, danmisterus, yang kebetulan telah mengunjungi rumahkeluarganya di masa lampau dalam beberapa tahun terakhir.Aku akan pergi ke Paris; akan lebih memudahkan akuberhubungan dengan keluarganya di sana, jika itu memangkeluarganya.\" Jean meletakkan tangannya pada tangan Ana diatasmeja. \"Aku mau pergi denganmu jika aku bisa, Ana, tetapi akutidak mendapat liburan saat ini. Tetapi ada lagi hal bagus,aku punya teman di Paris yang mungkin bisa membantumu.Dia asli dari Troyes sini. Kami kuliah di universitas yangsama. Dia pindah ke Paris dan kuliah S3 di Sorbonne. Dia bahkan pernah mengajar di sana. Tetapi dia jatuhcinta dengan seorang reporter Skotlandia, dan dalam waktukurang dari tiga tahun dia banting setir dan kuliah di bidangyang lain lagi, jurnalisme, dan sekarang mereka punyamajalah: Enigmas. Majalah itu bukan seleraku, merekamenerbitkan hal-hal spekulatif mengenai sejarah, misteri-misteri yang tak terpecahkan, kamu tahulah. Mereka punyajajaran pakar genealogi, sejarawan, dan ilmuwan yang menulisuntuk mereka. Sudah bertahun-tahun kami tidak bertemu,tepatnya sejak dia menikah. Istrinya mengalami semacamkecelakaan dan mereka tidak pernah kembali ke sini. Tetapidia adalah teman baikku. Akan kutelepon dia.\" Dia merona ketika Ana membungkuk di atas meja untukmencium pipinya. \"Jean, kamu baik sekali. Terimakasih,\"katanya. \"Setelah Paris, kurasa aku akan meluncur kembalike Turin, tergantung apa yang kudapat di sana. Aku akanmenelponmu dan terus memberimu kabar. Kamu tahu, kamulah satu-satunya orang yang pernahkuajak ngomong jujur tentang ini, dan aku akanmengandalkan akal sehatmu untuk mengendalikan fantasiliarku.\"
48 Kesatria Templar itu memacu kudanya. Baru beberapasaat saja dia sudah bisa melihat Sungai Guadiana dan bagianatas benteng Castro Marim. Dia telah berkuda tanpa hentidari Paris, tempat dia melihat Imam Besar dan saudara-saudaranya dibakar di kayusula. Masih terngiang-ngiang di telinganya bagaimana suaraJacques de Molay yang berat itu meminta pengadilan Tuhanatas Philippe le Beau dan Paus Clement. Sedikitpun dia tidakragu bahwa Tuhan akan menuntut balas atas pembunuhanpara pelayan setianya oleh Raja Prancis dan Paus, dan Tuhantidak akan membiarkan kejahatan busuk tidak mendapatganjaran. Mereka memang telah mengambil nyawa Jacques deMolay tetapi tidak martabatnya, dan begitu tiba di bagianPortugal, dia berkuda cepat-cepat menuju Rumah Induk yangtelah menjadi rumahnya selama tiga tahun terakhir, sejak diakembali dari peperangannya di Mesir dan mempertahankanCyprus. Master Jose Sa Beiro segera menerima Joao de Tomar.Dia meminta agar Joao dipersilakan duduk dan ditawari airdingin untuk melepas dahaga setelah menempuh perjalanan.Kemudian wali biara duduk bersama kesatria tersebut untukmendengarkan kabar yang dia bawa dari Paris. Selama dua jam de Tomar memberikan laporan yang jelastentang hari-hari terakhir Biara dan khususnya tanggal 19Maret, hari yang kelam ketika Jacques de Molay dan kesatria-kesatria Templarnya yang terakhir dibakar di kayusuladisertai tatapan kasar rakyat jelata dan seisi istana di Paris.Ngeri dan ketakutan mendengar laporan tersebut, imam ituharus mengerahkan seluruh martabat kedudukannya untukmenahan agar emosinya tidak tumpah.
Philippe le Beau telah menghukum mati Biara, ataubahkan kesatria-kesatrianya, dan selama beberapa mingguselanjutnya perintah paus untuk menumpas ordo itudilaksanakan tanpa henti di seluruh Eropa. Kesatria-kesatrianya diadili di pengadilan-pengadilan gereja di setiapnegara Kristen. Di beberapa kerajaan, mereka kemudiandibebaskan, sementara di beberapa kerajaan lainnya perintah-perintah paus itu diterjemahkan dengan memperbolehkankesatria-kesatria Templar bergabung dengan ordo-ordokeagamaan lainnya. Jose Sa Beiro tahu bahwa Raja Dinis tidak punyamasalah dengan Biara dan sesungguhnya dia punya niat baikterhadap biara, tapi mampukah raja Portugal itu menentangperintah Paus? Dia perlu tahu, dan untuk mengetahuinya diaakan mengirimkan seorang kesatria yang bisa berbicaradengan Raja atas namanya dan dengan itu juga memperjelaskedudukannya. \"Aku tahu kau letih, tetapi aku harus memintamumenjalankan satu misi baru,\" katanya kepada de Tomar. \"Kauharus pergi ke Lisbon dan membawa sepucuk surat untukRaja. Katakan kepadanya segala yang telah kau lihat, jangansampai ada yang terlewat sedikit pun. Dan tunggulah jawabandarinya. Sekarang aku akan mempersiapkan suratnya;sementara itu, pergi dan beristirahatlah. Jika memungkinkan,kau akan pergi besok.\" Matahari belum lagi terbit ketika de Tornar dipanggil lagike hadapan wali gereja. Sa Beiro menyerahkan surat itu kepadanya dan menepukpundaknya. \"Sekarang pergilah ke Lisbon, Joao. SemogaTuhan menyertaimu.\" Lisbon terlihat indah saat fajar baru saja menyingsing. DeTomar telah menempuh perjalanan selama beberapa hari,karena dia harus berhenti sejenak agar kaki kudanya yangluka-luka karena batu-batu jalanan itu pulih. Kudabangsawan itu adalah kawannya yang paling setia danterpercaya, dan ia telah menyelamatkan nyawanya dalam
pertarungan lebih dan sekali. Dia sendiri memasang plester dikaki kuda itu dan menunggunya selama dua hari sampaikuda itu sembuh. Dia tidak akan menukar kuda itu dengankuda lain apa pun alasannya, meskipun risikonya dia diomeliwali gerejanya karena keterlambatan. Dengan Raja Dinis, Portugal telah menjadi sebuah bangsayang makmur. Kejeniusannya telah memberi negara itusebuah universitas, dan dia sedang mengatur sebuahreformasi penting dalam bidang pertanian, sehingga untukpertama kalinya di Portugal berlimpah ruah gandum danminyak zaitun, juga ada anggur yang bagus untuk diekspor. Dalam waktu kurang dari dua hari raja menerima Joaode Tomar, dan setelah menyerahkan surat Jose Sa Beirokepada Dinis, kesatria Templar Portugal itu sekali lagimenceritakan apa yang telah dia saksikan di Paris. Raja meyakinkan kesatria itu bahwa dia akan segeramemberi jawaban, dia telah menerima kabar tentang niatanPaus untuk membubarkan Ordo. De Tomar tahu tentang hubungan baik Raja dengankependetaan, yang telah menandatangani sebuahkesepahaman dengannya beberapa tahun sebelumnya.Beranikah dia menentang Paus? Baru tiga hari kemudian kesatria Templar itu dipanggilsekali lagi menghadap Raja. Dinis telah membuat sebuahkeputusan bijak, bahkan sebijak Sulaiman. Dia tidak akanmembuat perseteruan dengan Sri Paus, tetapi dia juga tidakakan mengeksekusi Ordo. Dinis dan Portugal telahmemutuskan harus didirikan ordo baru, Ordo Kristus, dansemua kesatria Templar akan menjadi anggotanya, denganhukum dan aturan yang sama, satu-satunya pengecualianadalah bahwasanya ordo baru itu nantinya di bawahkekuasaan seorang raja, bukan paus. Dengan cara ini Raja yang arif itu bisa menjaminkekayaan Templar akan tetap ada di Portugal, tidak jatuh ketangan Gereja ordo-ordo lain.
Dia akan bisa mengandalkan pada rasa syukur, bantuan,dan yang paling penting, emas dari Templar, untukmenjalankan rencana-rencana kerajaannya. Keputusan Raja itu sudah mantap. Dia akanmenginformasikan itu pada para wali gereja dan semuaRumah Induk. Sejak saat itu, Biara di Portugal akan beradadibawah hukum kerajaan. Ketika Imam Jose Sa Beiro mengetahui tentang ordo rajaitu, dia menyadari bahwa meskipun kesatria Templar tidakakan dieksekusi, dikejar-kejar, atau dibakar di kayu-sulasebagaimana terjadi di Prancis, sejak saat itu harta kekayaanmereka akan menjadi milik raja. Dengan begitu, dia harusmembuat keputusan sendiri, karena mungkin saja Lisbonmeminta inventarisasi kekayaan yang disimpan di RumahInduk. Maka, Castro Marim bukan lagi tempat yang aman untukmenyimpan harta karun terbesar Biara, dan Jose sa Beiromenetapkan bahwa dia harus merencanakan pengirimannyake sebuah tempat yang tak bisa dijangkau tangan-tanganpaus atau raja. http://anesularnaga.blogspot.com
49 Aroma dupa memenuhi gereja. Misa baru usai beberapa saat yang lalu. Seorang pendetaberambut hitam, tinggi, dan bertubuh kekar, berjalan ke arahbilik pengakuan dosa yang paling jauh dari altar, terpasang disebuah bilik yang jauh dari mata mereka yang ingin tahu.Buku doa yang dia bawa tampak kecil di tangannya yangbertulang besar itu. Tak seorang pun tahu Addaio berada di Milan, bahkanGuner pun tidak. Dia di sana tanpa sepengetahuan paraanggota perkumpulan, untuk menjalankan rencana-rencananya membayang-bayangi operasi Bakkalbasimengakhiri hidup Mendib. Pertemuan tersebut rencananyaakan digelar pada pukul tujuh; sekarang baru setengah tujuh,tetapi dia lebih memilih datang lebih dulu. Dia telahberkeliling lingkungan tersebut dengan menyamar menjadipendeta selama lebih dari dua jam, mencoba memastikanapakah dia sedang dibuntuti. Orang yang dia tunggu-tunggu adalah seorangpembunuh, seorang pembunuh profesional yang bekerjasendiri dan belum pernah gagal, setidaknya sejauh ini. Addaio mengetahui tentangnya dari seorang lelaki di Urfa,seorang anggota perkumpulan yang beberapa tahunsebelumnya pernah datang ke pastor itu untuk memintapengampunan atas dosa-dosanya. Orang itu telah beremigrasike Jerman dan kemudian ke Amerika Serikat, tetapi tidakmembuahkan hasil, katanya, dia dia pun memilih jalan gelap,menjadi kaya dengan mengedarkan obat bius, membanjirijalan-jalan Eropa dengan heroin. Dia telah berbuat dosa, dosayang amat besar, tetapi dia tidak pernah mengkhianatiperkumpulannya. Dia telah kembali ke Urfa, rumah masamudanya, ketika dia didiagnosis mengidap kanker mematikan,meminta pengampunan dosa, dan menawarkan akan
memberikan sumbangan besar pada perkumpulan untukmenjamin kelangsungannya. Orang kaya selalu mengiramereka bisa memberi keselamatan. Dia memohon bisa membantu pelaksanaan tugas suciperkumpulan, tetapi Addaio menolak bantuannya. Seorangyang tidak bertuhan, meskipun dia anggota perkumpulan,tidak pernah bisa menjadi bagian dan misi, namun tugasAddaio sebagai seorang pastor adalah membimbingnya padahari-hari terakhir hidupnya. Dan dalam perbincanganmerangkap pengakuan dosa itu, si penyesal telah memberiAddaio informasi kontak seorang lelaki yang harus bisadihubungi pastor itu jika dia terpaksa membutuhkanseseorang untuk melakukan sebuah pekerjaan sulit. Kini Addaio duduk di dalam bilik pengakuan dosa,tenggelam dalam pikirannya, menunggu datangnya pembunuhitu. \" Mi benedica, padre, perche ho peccato.\" Suara itu membuatnya terhenyak. Dia tidakmemerhatikan ada seseorang yang masuk ke sisi lain bilikpengakuan dosa dan berlutut seolah akan berdoa. SetelahAddaio buru-buru menggumamkan salam pembuka yang telahdia persiapkan sebelumnya, orang itu melanjutkan. \"Anda perlu lebih berhati-hati. Anda tadi melamun.\" \"Itu bukan urusanmu. Tetapi kau bisa yakin itu tidakakan terjadi lagi,\" sergah pastor tersebut, kemudian berhenti.\"Aku ingin kau membunuh seseorang,\" pada akhirnya diabicara. \"Itu pekerjaan saya. Anda bawa data-data orang itu?\" \"Tidak, tidak ada data-data, tidak ada foto. Kau harusmencarinya sendiri.\" \"Kalau itu biayanya lebih tinggi.\" Selama beberapa saat kemudian, Addaio menjelaskanapa yang harus dilakukan pembunuh itu. Setelah selesai,pembunuh tersebut meninggalkan bilik pengakuan dosa danmenghilang dalam keremangan gereja.
Addaio menuju salah satu bangku gereja di depan altar.Di sana, sambil menutupi wajahnya dengan kedua tangan,tumpahlah air matanya. Bakkalbasi duduk di tepi sofa menunggu yang lain.Rumah di Berlin aman; perkumpulan tidak pernahmenggunakannya. Dia sudah kenal orang-orang ini sejak kanak-kanak. Tigadi antara mereka asli Urfa, anggota-anggota perkumpulanyang bekerja di Jerman. Dua lainnya, juga anggota perkumpulan, datanglangsung dari Urfa melalui jalur yang berbeda-beda. Merekasemua sudah siap menyerahkan nyawa mereka jikadiperlukan, sebagaimana telah dilakukan sanak-saudara dankerabat mereka di masa lampau. Ketika mereka sudah berkumpul, Bakkalbasimenjelaskan apa yang akan mereka lakukan. Merekamenerima perintah itu dengan wajah muram, terguncang olehderita karena membayangkan pembunuhan salah satu darimereka. Tetapi ketika Bakkalbasi melanjutkan, jelaslah bahwatidak ada cara lain untuk memastikan tetap amannyaperkumpulan mereka. Kakek paman Mendib akan diberi kesempatan ataspermintaannya secara sukarela, rencananya adalah sayatanpisau yang mematikan, tetapi kelima orang di dalam kelompokitu akan memastikan bahwa Mendib tewas. Mereka akanmengorganisasi sebuah kelompok untuk mengikuti saudaramuda mereka itu sejak saat keluar dari penjara dan mencaritahu semampu mereka tentang siapayang hampir bisadipastikan menggunakan Mendib sebagai penunjuk jalanmenuju perkumpulan. Lagi pula, mereka tidak inginmengambil risiko ataupun menyerahkan diri mereka padakepolisian. Mereka akan dibantu dua anggota perkumpulan di Turin.Masing-masing orang akan segera menempuh perjalanan kekota itu dengan caranya sendiri-sendiri, kebanyakan memakaimobil. Tidak adanya batasan dalam Uni Eropa memungkinkan
mereka berkendaraan dari satu negara ke negara lain tanpameninggalkan jejak. Kemudian mereka akan menujuPekuburan Bersejarah untuk mencari pusara nomor 117.Sebuah kunci kecil yang tersembunyi di belakang pot hiasandi sebelah pintu mausoleum akan membantu merekamemasuki bangunan itu. Begitu di dalam, mereka akanmencari dan menggerakkan sebuah tuas tersembunyi yangakan membukakan pintu menuju sebuah undak-undakrahasia di bawah sarkofagus, undak-undak itu mengarah kesebuah terowongan, yang selanjutnya mengarah ke katedral,ke rumah tempat Francesco Turgut tinggal. Perkumpulantelahmenggunakan terowongan itu selama berabad-abad dan telahberusaha memastikan bahwa terowongan itu tetap tidakdiketahui, tidak terlacak dalam peta manapun. Tak seorang pun akan menemukan mereka. Mereka akan berlindung di sebuah bilik di terowongan ituhingga berhasil menyelesaikan misi mereka. Pekuburan iturelatif sepi, meskipun beberapa turis yang ingin tahuseringkah pergi ke sana untuk melihat pusara-pusara zamanbarok. Penjaganya adalah seorang anggota komunitas, diaadalah orang yang sudah tua, putra seorang imigran dari Urfadan seorang perempuan Italia, dan lelaki tua itu adalahseorang penganut Kristen, seperti mereka, dan sekutu terbaikmereka dalam misi ini. Turgut dan Ismet telah mempersiapkan kamar bawahtanah. Jika bisa, mereka akan membawa mayat Mendibkembali ke terowongan, untuk ditanam di dindingnya hinggaakhir zaman. http://anesularnaga.blogspot.com
50 Ketika tiba di Paris, Ana langsung pergi ke kantor editor,yang berada di lantai dua sebuah bangunan abad ke-19. PaulBisol benar-benar kebalikan dari Jean. Dengan penampilanrapi memakai setelan berpotongan bagus dan dasi berkelas,dia lebih tampak seperti seorang eksekutif yang memegangperusahaan internasional ketimbang seorang jurnalis. Jeantelah sebaik yang di katakannya dan telah menelpon PaulBisol untuk memberikan bantuan. Bisol menyimak kisah Ana dengan sabar. Tak sekalipundia menyela Ana, itulah yang mengejutkan. \"Kamu tahu kamu berurusan dengan siapa?\" tanyanyasaat Ana telah selesai berbicara. \"Apa maksudmu?\" \"Mademoiselle Jimenez -\" \"Tolong, panggil saja Ana.\" \"Baiklah kalau begitu, Ana, pertama-tama kamu harustahu bahwa kesatria Templar memang masih ada. Tetapimereka bukan cuma para sejarawan elegan yang katamu telahkautemui di London, atau pria-pria baik dikelompok-kelompokyang disebut 'perkumpulan rahasia' yang mengaku dirisebagai pewaris semangat Biara. Sebelum meninggal, Jacquesde Molay memastikan bahwa Ordo Biara akan terus berlanjut. Banyak kesatria menghilang tanpa jejak; mereka berubahmenjadi gerakan yang mungkin kita sebut sebagai pergerakanbawah tanah. Tetapi semuanya terus berhubungan dengan pusat yangbaru, Rumah Induk utama, Biara Skotlandia, sebuah tempatyang telah diputuskan de Molay untuk di jadikan tempatberdirinya pusat ordo yang resmi dan sesungguhnya. OrdoTemplar belajar hidup tanpa terlihat, secara klandestin;mereka memasuki pengadilan-pengadilan Eropa, bahkan
Pemerintahan Kepausan, dan mereka terus hidup dengan caraitu hingga hari ini. Mereka tidak pernah 'mati.'\" Ana terkejut merasakan gelombang kecurigaan dankebencian. Orang ini lebih terdengar seperti seorang illuminati7ketimbang seorang jurnalis serius. Dia sudah keliling Eropamengejar teori-teori gilanya, dan dia telah terbiasa denganpenghinaan 'para pakar' yang memintanya untuk tidakmembiarkan dirinya terseret fantasi. Kini tiba-tiba diabersama seseorang yang setuju dengannya, dan dia tidakmenyukainya. Bisol mengangkat teleponnya dan berbicara kepadasekretarisnya, kemudian meminta Ana mengikutinya. Diamengajak Ana ke sebuah kantor tak jauh dari sana, tempatseorang perempuan berambut gelap dan bermata hijau besarsedang duduk di belakang komputer, mengetik. Perempuan itu tersenyum saat mereka masuk, dan Paulmemperkenalkan perempuan itu sebagai istrinya, Elisabeth. \"Duduklah,\" Elisabeth mempersilakan Ana. \"Jadi kautemannya Jean?\" \"Well, sebenarnya kami belum lama ini bertemu, tetapikurasa kami cocok, dan dia banyak sekali membantuku.\" \"Itulah Jean,\" kata Paul. \"Dia seperti anggota ThreeMusketeer, semua untuk satu dan satu untuk semua,meskipun kurasa dia tidak menyadarinya. Tetapi dia sangatpandai menilai sifat orang. Nah, Ana, aku ingin kaucentakankepada Elisabeth semua yang telah kau ceritakan kepadaku.\" Situasi itu mulai membuat Ana gugup. Tampaknya PaulBison ini orang yang cukup baik, tetapi ada sesuatu yangtidak dia sukai dari orang ini; demikian juga Elisabeth,perempuan itu membuat Ana merasa rikuh, namun dia tidaktahu pasti apa sebabnya. Yang dia tahu adalah, dia inginkeluar dari tempat itu sesegera mungkin. Pengalamannyamenjadi reporter bertahun-tahun telah mengasah nalurinya 7 Kelompok ilmuan yang selalu bentrok dengan pendeta.
akan sesuatu yang meragukan serta bahaya, dan kini diamerasa seperti berlayar ke lautan yang tak terpetakan dengankedua orang ini. Tetapi dia menepis perasaan itu, setidaknyauntuk saat itu, dan diapun membeberkan lagi rasapenasarannya tentang Kafan Suci. Elisabeth juga menyimak tanpa menyela, sebagaimanasuaminya tadi. Ketika Ana selesai, pasangan tersebut salingpandang, jelas-jelas menimbang tanpa berkata-katabagaimana harus melanjutkan. Pada akhirnya, Elisabethmemecah kesunyian yang dalam itu. \"Begini, Ana, menurutku jalur yang kau tempuh sudahbenar. Kami tidak pernah membuat pertalian seperti punyamuini, tetapi jika kau telah menemukan mata rantai antaraTemplar de Charney dengan keluarga pemilik kafan di arsip-arsip Lirey, berarti ya ... sepertinya jelas bahwa keduaGeoffroy itu punya ikatan. Jadi kafan itu benar-benar milikkesatria Templar. Aku tidak terkejut; hal it cocok denganindikasi-indikasi yang telah kami temukan juga, denganpendekataan dari arah-arah yang berlainan. Mengapa kafanitu sampai ke tangan Geoffroy de Charney? Asumsiku yang paling kuat adalah karena Philippe leBeau ingin meraup harta karun Biara untukdirinya sendiri,Imam Besar mungkin telah memutuskan untuk mengirimnyake tempat yang aman. Logis sekali, Jacques de Molaymemerintahkan Geoffroy de Charney untuk membawa pergikafan tersebut ke tempatnya sendiri dan menyimpannya disana, dan bertahun-tahun kemudian kafan tersebut sudahsampai ke tangan seorang kerabat, Geoffroy yang lain itu.Selalu ada perbincangan mengenai harta karun rahasia terkaitdengan Biara, dan pasti kafan inilah yang dimaksud hartakarun itu lagi pula, semua orang menganggapnya asli.\" \"Tetapikafan itu tidak asli,\" jawab Ana, memberikan argumen darisudut pandang lain. \"Dan mereka pasti tahu benda itu tidakasli. Kafan Suci itu berasal dan abad ke-13 atau ke-14, jadi...\" \"Ya, kamu benar, tetapi kafan itu mungkin telahdigambarkan sebagai relik asli kepada para kesatria Templar
di Tanah Suci. Saat itu sangatlah sulit menemukan apakahsebuah relik itu asli atau palsu. Yang jelas mereka percayakafan ini asli ketika mereka mengirimnya untuk dilindungi.Kau benar tentang ini, Ana, aku yakin begitu. Tetapi kauharus berhati-hati; jangan mendekati Templar tanpamengambil risiko. Kami punya pakar genealogi yang bagus,salah satu yang terbaik, dan dia akan membantumumencarinya jika ada bukti-bukti kuat di luar sana. Sedangkan tentang kawan di keluarga itu, beri aku waktusatu dua jam dan aku akan bisa memberimu sedikit lagiinformasi tentang dia. Ketika Ana meninggalkan kantor Elisabeth bersama Paul,dia memberitahu Paul bahwa dia akan kembali sore itu untukbertemu dengan si pakar genealogi. Lalu dia akan melihat apayang telah ditemukan Elisabeth tentang lelaki yang dia yakintelah mengunjungi perkebunan keluarga di Lirey belum lamaini, Padre Yves de Charny, sekretaris Kardinal Turin. Dia berjalan-jalan keliling Paris tanpa tujuan, memutarotaknya untuk memikirkan segala yang dia ketahui dan segalahasil tebakan. Pada tengah hari dia duduk di alcove jendelasebuah bistro dan menyantap makan siang, sambil membacakoran Spanyol yang dia temukan di sebuah kios di jalan.Sudah berhari-hari ini dia tidak mendapat kabar apa puntentang apa yang sedang terjadi di Spanyol atau Italia. Diabahkan belum menghubungi korannya, atau Santiago,meskipun nalurinya berkata investigasi Divisi Kejahatan Senisudah mendekati akhir. Dia yakin kesatria Templar punyaandil dalam urusan kafan ini, bahwa sebagaimana menurutkecurigaan yang merebak selama berabad-abad, merekalahyang telah membawanya kembali dari Konstantinopel. Diaingat malam saat dia menginap di Dorchester London, ketikatiba-tiba dia tersadar, saat membaca buku janji pertemuan,bahwa pendeta asal Prancis yang ganteng, sekaligus sekretarisKardinal di Turin itu bernama de Charny. Hingga kini diabelum punya petunjuk yang kuat, hanya saja sepertinya PadreYves telah mengunjungi Lirey beberapa tahun lalu-jika ada
satu hal yang dia yakini, maka hal itu adalah bahwasanyaPadre Yveslahyang berkunjung itu. Tidaklah banyak pendetayang bukan main tampannya sampai-sampai semua orangyang menceritakan selalu mengatakan betapa gantengnyamereka. Mungkin saja Padre Yves terkait dengan Templar, tetapiapakah itu keterkaitan dengan masa yang benar-benarlampau, dengan kesatria-kesatria yang telah lama mati, ataudengan sesuatu yang terjadi pada saat ini? Dengan orang-orang, kaum Templar, yang hidup sekarang? Tetapi itu tidak akan ada artinya, katanya dalam hati.Ana bisa bayangkan pendeta ganteng tersebut dengan senyumtak berdosa bercerita kepadanya bahwa, ya, leluhurnyabertempur di Perang Salib, dan sesungguhnya keluarganyaberasal dari kawasan Troyes. Dan apa hubungannya? Apayang mungkin bisa dibuktikan dan hal itu? Tidak ada, hal itutidak membuktikan apa-apa. Tentu saja Ana tidak bisamembayangkan dia menyulut kebakaran di katedral itu.Tetapi nalurinya berkata bahwa ada benang yangmembentang ke suatu tempat, seutas benang yangmembentang dari Geoffroy de Charney ke Geoffroy de Charnyyang kemudian melilit-lilit dan melingkar-lingkar selamabeberapa generasi hingga akhirnya mencapai Padre Yves. Dia nyaris tidak bisa makan. Dia menelpon Jean danmerasa lebih baik ketika mendengar suara Jeanmeyakinkannya kembali bahwa, sebenarnya Paul Bisol ituorang baik meskipun agak aneh, dan Ana bisamemercayainya. Pada pukul tiga dia kembali ke kantor Enigmas. Ketikadia tiba, Paul sudah menunggunya di kantor Elisabeth. \"Wah, kami memang menemukan sesuatu,\" kataElisabeth. \"Pendeta yang membuatmu penasaran ini berasal darisebuah keluarga orang-orang berpangkat. Abangnya adalahwakil rakyat di Dewan Nasional Prancis dan sekarang dudukdi kabinet, dan saudara perempuannya menjadi hakim di
Mahkamah Agung. Mereka berasal dari tingkatan bangsawanyang agak rendah, meskipun sejak Revolusi Prancis keluargade Charny, tanpa e, hidup seperti kaum borjuis sejati. Yvespunya pelindung di Vatikan sana, Kardinal Visier, yangbertanggung jawab atas keuangan gereja, hanya itu, yangmerupakan teman abangnya. Yang mengagetkan adalah,Edouard, pakar genealogi kita, yang telah bekerja selama tigajam menelusuri silsilah keluarga itu, hampir bisa memastikanbahwa Yves de Charny ini benar-benar keturunan keluarga deCharney, dengan e, yang berjuang di Perang Salib dan, yanglebih menarik lagi, dia adalah keturunan dekat dari Geoffroyde Charney yang menjadi preseptor di Biara Normandia danmeninggal di kayusula di sisi Jacques deMolay.\" \"Apakah Anda yakin?\" tanya Ana, tidak yakin harusmemercainya atau tidak. \"Seyakin-yakinnya,\" jawab Elisabeth tanpa sedikitpunkeraguan. Paul Bisol melihat keraguan membayang di mata Ana. \"Ana, Edouard adalah seorang sejarawan, seorangprofesor di universitasnya. Aku tahu Jean agak meragukanmajalah kami, tetapi kuyakinkan kamu, kami tidak pernahmenerbitkan apa-apa yang tidak bisa kami buktikan. Enigmasadalah majalah yang menyelidiki teka-teki sejarah danmencoba menemukan jawaban. Jawaban-jawabannya selaludikembangkan dan diberikan para sejarawan, terkadangdibantu tim investigasi yang dibentuk dari para reporter. Kamibelum pernah memuat penarikan tulisan atau ralat. Dan kamitidak pernah memuat apa-apa yang tidak kami yakini denganseyakin-yakinnya. Jika seseorang punya hipotesis, kamimenulis-nya sebagai sebuah hipotesis, tidak pernah jadi fakta. \"Kamu bersikeras bahwa beberapa kecelakaan di katedralTurin berhubungan dengan kejadian-kejadian di masa lalu.Aku tidak tahu, kami tidak pernah menyelidikinya. Kamumengira kesatria-kesatria Templar adalah pemilik kafan itu,dan kau mungkin benar, seperti halnya dugaanmu yang jelas-jelas benar bahwa Padre Yves ini berasal dari keluarga kaum
aristokrat dari Templar di masa lampau. Kau ingin tahuapakah ada keterkaitan antara orang-orang Templar dengankejadian-kejadian di katedral itu. Aku tidak bisa menjawabpertanyaan itu, aku tidak tahu, tetapi aku sangat-sangatmeragukannya. Sejujurnya aku beranggapan orang-orangTemplar tidak punya minat untuk merusak kafan itu, dan adasatu hal yang bisa kuyakinkan kepadamu: jika merekamenginginkan kafan itu untuk mereka sendiri, mereka sudahmendapatkannya. Organisasi mereka itu sangat kuat, lebihkuat dari yang bisa kau bayangkan, betul, Elisabeth?\" Paul memandang Elisabeth, yang kemudian mengangguk.Ana membeku ketika kursi yang diduduki Elisabeth bergerakdari belakang meja dan maju. Sebelumnya dia tidakmemerhatikan, kelihatannya seperti kursi kantor, tetapiternyata kursi itu sudah dipaskan untuk juga menjadi kursiroda. Elisabeth berhenti di depan Ana dan menepiskanselendang dari atas kakinya yang jelas-jelas tidak bisadigunakan. \"Kurasa, kurasa kami, atau kau, tidak punya banyakwaktu. Aku akan memberitahumu bagian kami darikeseluruhan cerita itu, sekarang juga. Aku ini orangSkotlandia, entah Jean sudah bilang kepadamu atau belum.Ayahku adalah Lord McKenny, dan dia kenal Lord McCall.Mungkin kau belum pernah mendengar tentang dia. Diaadalah salah satu orang terkaya di dunia, tetapi kau tidakakan pernah melihatnya di koran atau TV. Dia hidup diduniayang hanya bisa di masuki orang-orang yang berkuasa ataukaya luar biasa. Meski menghabiskan sebagian besarwaktunya di London, dia mempunyai sebuah kastil, bentengTemplar kuno, yang terletak di pesisir barat Skotlandia, dekatSmall Isles. Tetapi tidak satu pun rakyat biasa yang pernahdiundang ke sana, dan para pegawai di kastil itu adalahorang-orang profesional yang selalu tutup mulut dan asalnyadari tempat-tempat lain. Kami orang-orang Skotlandia ini
suka percaya legenda, dan ada sejumlah legenda tentang LordMcCall. Beberapa penduduk desa yang tinggal di dekat kastil itumenyebutnya Kastil Templar, dan mereka bilang bahwa seringada orang yang datang berkunjung dengan helikopter, diantara mereka terdapat anggota keluarga kerajaan Inggrisserta keluarga-keluarga darah biru dan orang-orangberpangkat dari seluruh dunia. \"Suatu hari aku memberitahu Paul tentang Lord Mc-Call,dan terbetiklah suatu gagasan bahwa kami harus membuatberita tentang tanah serta benteng-benteng Templar diseluruh daratan Eropa. Semacam inventarisasilah: mencari tahu mana yangmasih berdiri, siapa yang memilikinya, mana yang sudahhancur seiring bergantinya abad. Kami pikir mungkin akan sangat bagus jika Lord McCallmengizinkan kami mengunjungi kastilnya. Kami mulai bekerjadan pada awalnya kami tidak menemui banyak masalah.Sesungguhnya ada ratusan bentengTemplar, kebanyakansudah tinggal puing-puing. Aku meminta ayahku untukberbicara dengan McCall untuk menanyakan apakah kamiboleh mengunjungi kastilnya dan memotretnya. Tetapi ayahkutidak mendapat kesempatan, McCall orangnya sangat ramah,tetapi dia selalu punya alasan. Aku tidak mau mendapatjawaban tidak, jadi kuputuskan untuk membujuknya sendiri.Aku menelponnya, tetapi dia bahkan tidak mau berbicaradenganku, seorang sekretaris yang sangat ramahmemberitahuku bahwa Lord McCall sedang pergi, ke AmerikaSerikat, jadi dia tidak bisa menerimaku, dan tentu saja sisekretaris tidak berkewenangan mengizinkan aku memotretbenteng itu. Aku bersikeras agar dia membiarkanku datangkekastil tersebut setidaknya sekali, tetapi sekretaris itu tetapbergeming, tanpa izin Lord McCall, tidak seorangpun bolehmenginjakkan kaki di tanahnya. \"Tetapi aku masih belum mau menyerah, jadi aku puntetap pergi ke kastil itu. Aku yakin begitu aku sudah benar-
Search
Read the Text Version
- 1
- 2
- 3
- 4
- 5
- 6
- 7
- 8
- 9
- 10
- 11
- 12
- 13
- 14
- 15
- 16
- 17
- 18
- 19
- 20
- 21
- 22
- 23
- 24
- 25
- 26
- 27
- 28
- 29
- 30
- 31
- 32
- 33
- 34
- 35
- 36
- 37
- 38
- 39
- 40
- 41
- 42
- 43
- 44
- 45
- 46
- 47
- 48
- 49
- 50
- 51
- 52
- 53
- 54
- 55
- 56
- 57
- 58
- 59
- 60
- 61
- 62
- 63
- 64
- 65
- 66
- 67
- 68
- 69
- 70
- 71
- 72
- 73
- 74
- 75
- 76
- 77
- 78
- 79
- 80
- 81
- 82
- 83
- 84
- 85
- 86
- 87
- 88
- 89
- 90
- 91
- 92
- 93
- 94
- 95
- 96
- 97
- 98
- 99
- 100
- 101
- 102
- 103
- 104
- 105
- 106
- 107
- 108
- 109
- 110
- 111
- 112
- 113
- 114
- 115
- 116
- 117
- 118
- 119
- 120
- 121
- 122
- 123
- 124
- 125
- 126
- 127
- 128
- 129
- 130
- 131
- 132
- 133
- 134
- 135
- 136
- 137
- 138
- 139
- 140
- 141
- 142
- 143
- 144
- 145
- 146
- 147
- 148
- 149
- 150
- 151
- 152
- 153
- 154
- 155
- 156
- 157
- 158
- 159
- 160
- 161
- 162
- 163
- 164
- 165
- 166
- 167
- 168
- 169
- 170
- 171
- 172
- 173
- 174
- 175
- 176
- 177
- 178
- 179
- 180
- 181
- 182
- 183
- 184
- 185
- 186
- 187
- 188
- 189
- 190
- 191
- 192
- 193
- 194
- 195
- 196
- 197
- 198
- 199
- 200
- 201
- 202
- 203
- 204
- 205
- 206
- 207
- 208
- 209
- 210
- 211
- 212
- 213
- 214
- 215
- 216
- 217
- 218
- 219
- 220
- 221
- 222
- 223
- 224
- 225
- 226
- 227
- 228
- 229
- 230
- 231
- 232
- 233
- 234
- 235
- 236
- 237
- 238
- 239
- 240
- 241
- 242
- 243
- 244
- 245
- 246
- 247
- 248
- 249
- 250
- 251
- 252
- 253
- 254
- 255
- 256
- 257
- 258
- 259
- 260
- 261
- 262
- 263
- 264
- 265
- 266
- 267
- 268
- 269
- 270
- 271
- 272
- 273
- 274
- 275
- 276
- 277
- 278
- 279
- 280
- 281
- 282
- 283
- 284
- 285
- 286
- 287
- 288
- 289
- 290
- 291
- 292
- 293
- 294
- 295
- 296
- 297
- 298
- 299
- 300
- 301
- 302
- 303
- 304
- 305
- 306
- 307
- 308
- 309
- 310
- 311
- 312
- 313
- 314
- 315
- 316
- 317
- 318
- 319
- 320
- 321
- 322
- 323
- 324
- 325
- 326
- 327
- 328
- 329
- 330
- 331
- 332
- 333
- 334
- 335
- 336
- 337
- 338
- 339
- 340
- 341
- 342
- 343
- 344
- 345
- 346
- 347
- 348
- 349
- 350
- 351
- 352
- 353
- 354
- 355
- 356
- 357
- 358
- 359
- 360
- 361
- 362
- 363
- 364
- 365
- 366
- 367
- 368
- 369
- 370
- 371
- 372
- 373
- 374
- 375
- 376
- 377
- 378
- 379
- 380
- 381
- 382
- 383
- 384
- 385
- 386
- 387
- 388
- 389
- 390
- 391
- 392
- 393
- 394
- 395
- 396
- 397
- 398
- 399
- 400
- 401
- 402
- 403
- 404
- 405
- 406
- 407
- 408
- 409
- 410
- 411
- 412
- 413
- 414
- 415
- 416
- 417
- 418
- 419
- 420
- 421
- 422
- 423
- 424
- 425
- 426
- 427
- 428
- 429
- 430
- 431
- 432
- 433
- 434
- 435
- 436
- 437
- 438
- 439
- 440
- 441
- 442
- 443
- 444
- 445
- 446
- 447
- 448
- 449
- 450
- 451
- 452
- 453
- 454
- 455
- 456
- 457
- 458
- 459
- 460
- 461
- 462
- 463
- 464
- 465
- 466
- 467
- 468
- 469
- 470
- 471
- 472
- 473
- 474
- 475
- 476
- 477
- 478
- 479
- 480
- 481
- 482
- 483
- 484
- 485
- 486
- 487
- 488
- 489
- 490
- 491
- 492
- 493
- 494
- 495
- 496
- 497
- 498
- 499
- 500
- 501
- 502
- 503
- 504
- 505
- 506
- 507
- 508
- 509
- 510
- 511
- 512
- 513
- 514
- 515
- 516
- 517
- 518
- 1 - 50
- 51 - 100
- 101 - 150
- 151 - 200
- 201 - 250
- 251 - 300
- 301 - 350
- 351 - 400
- 401 - 450
- 451 - 500
- 501 - 518
Pages: