Yesus pergi ke gurun, sebagaimana yang biasa ialakukan. Pada kesempatan ini ia sudah berpuasa sebelumnya,menyiapkan diri, katanya, untuk melaksanakan kehendakBapanya. Suatu pagi Josar dibangunkan oleh pemilik rumahtempatnya menginap. \"Orang Nazaret itu sudah ditangkap.\" Josar melompat dari tempat tidur dan menyeka kantukdari matanya. Ia raih bejana air dari sudut bilik dan ia siramwajahnya. Lalu ia mengambil jubah dan bergegas ke kuil. Disana dia mendapati salah seorang pendamping Yesus sedangberdiri di antara kerumunan orang, mendengarkan denganketakutan. \"Apa yang terjadi, Yudas?\" Yudas mulai terisak lalu cepat-cepat menjauhi Josar,tetapi Josar menangkapnya dan memeganginya di bahu. \"Apa yang terjadi? Katakan padaku. Kenapa kau laridariku?\" Yudas, dengan bersimbah air mata, kembali mencobamelarikan diri dari pegangan Josar tetapi tidak sanggup, danakhirnya dia menjawab: \"Dia ditangkap. Orang-orang Romawi membawanya pergi,mereka akan menyalibnya, dan aku...\" Air mata mengalir menuruni wajah Yudas seolah diaanak kecil. Tetapi Josar, anehnya, tidak tergerak oleh kesedihanYudas dan terus memegang Yudas erat-erat agar tidak laridarinya. \"Aku... Josar, aku sudah mengkhianatinya. Aku sudahmengkhianati manusia yang paling mulia ini. Demi tiga puluhkeping perak aku sudah menyerahkannya kepada orang-orangRomawi.\" Dengan penuh kemarahan Josar mendorong Yudasdanmulai berlari kalap, tak yakin harus ke mana. Akhirnya, dihalaman di depan kuil, dia bertemu seorang pria yang sudahbeberapa kali dia lihat mendengarkan khotbah Yesus.
\"Mana dia?\" Josar bertanya, suaranya lemah. \"Orang Nazaret itu? Dia akan disalib. Pilatus akanmelakukan seperti yang diminta para imam.\" \"Tetapi tuduhan apa yang dijatuhkan padanya?\" \"Penghujatan, kata mereka, karena dia menyebut dirinyasang Mesias.\" \"Tetapi Yesus tidak pernah menghujat, tidak pernahmengatakan dirinya adalah sang Mesias. Dia adalah manusiapaling mulia.\" \"Berhati-hatilah, Teman, karena kau salah satu dariorang-orang yang mengikutinya, dan mungkin saja seseorangakan mengadukanmu.\" \"Kau pun mengikutinya.\" \"Benar, dan itulah sebabnya aku menasihatimu.Takseorang pun laki-laki atau perempuan yang mengikutiorang Nazaret ini yang aman.\" \"Katakan, paling tidak, di mana aku bisa melihatnya, kemana dia dibawa.\" \"Mereka menahannya. Kau tidak mungkin menemuinya.Dia akan mati hari Jumat, sebelum matahari tenggelam.\" Di wajah Yesus terlihat sakitnya siksaan. Di ataskepalanya mereka meletakkan sebuah mahkota dari duri, danduri-duri itu menembus kulitnya. Darah mengalir menuruniwajahnya, dan janggutnya basah oleh darah. Josarmenghitung setiap lecutan ketika serdadu-serdadu Romawimencambuk Yesus. Seratus dua puluh. Sekarang, selagiYesus memanggul salib kayu yang berat itu, tempat ia akandisalibkan, di atas punggungnya yang luka-luka, berat salibitu membuatnya tersuruk ke kedua lututnya di atas bebatuanjalanan, seperti yang sudah terjadi sekian kali sepanjangperjalanan yang seakan tak berujung itu. Josar melangkah maju untuk menahannya, untukmenangkapnya, tetapi seorang serdadu mendorong Josar.Yesus menatapnya, menyampaikan rasa terima kasih tanpakata.
Josar mengikuti Yesus hingga ke puncak bukit tempatYesus akan disalib bersama dua orang pencuri. Air matamembutakan pandangan Josar saat melihat seorang serdadumerebahkan Yesus di atas salib dan memegang pergelangantangan kanannya dan memakunya ke kayu. Lalu serdadu itumelakukan hal yang sama dengan tangan kiri, tetapi pakunyatidak langsung menembus pergelangan tangan, tidak sepertiketika dengan tangan kanan. Serdadu itu mencoba dua kalilagi sebelum paku mencapai kayu. Dia memaku kedua kaki Yesus menjadi satu, dengansatu paku, kaki kiri menyilang di atas kaki kanan. Waktu seakan tak bergerak, dan Josar berdoa kepadaTuhan agar Yesus segera wafat. Dia melihat Yesus menderita,bernafas tersengal-sengal. Yohanes, yang paling dicintai di antara para murid,menangis tanpa suara melihat siksaan yang diterima gurunya.Josar pun tidak sanggup menahan air matanya. Ketika harimusim semi itu berganti petang dan awan badai hitammemenuhi langit, seorang serdadu maju kedepan. Iamenusukkan tombaknya ke sisi tubuh Yesus, dan dari lukaitu menyemburlah darah dan air. Yesus telah wafat, dan Josar bersyukur kepada Tuhanatas hal itu. Ketika tubuh Yesus diturunkan dari salib, hanya adasedikit waktu untuk menyiapkan jenazah seperti yangdisyaratkan hukum Yahudi. Josar tahu bahwa semuapekerjaan, bahkan membalut jenazah dalam kafan, harusdihentikan saat matahari terbenam. Dan karena mereka sedang dalam masa perayaanPaskah, jenazah itu harus dikubur hari itu juga. Josar, dengan pandangan kabur oleh air mata, bergemingmengamati ketika jenazah Yesus disiapkan dan Yosef dariArimathea membaringkan tubuh Yesus di atas kafan linenyang halus.
Josar tidak tidur malam itu, dan dia juga tidak bisaberistirahat hari berikutnya. Kepedihan dalam hatinya amatberat terasa. Pada hari ketiga setelah penyaliban Yesus, Josar pergi ketempat jenazah itu disemayamkan. Di sana dia mendapatiMana, ibunda Yesus, dan Yohanes, serta pengikut-pengikutYesus lainnya, dan semuanya berteriak bahwa jasad sangGuru lenyap. Di dalam makam, di atas batu tempat jasad itudibaringkan, tergeletak kafan yang dipakai Yosef dariArimathea untuk membalut jenazah, meski tak seorang pundari yang hadir berani menyentuh kain itu. Hukum Yahudimelarang menyentuh benda-benda yang tidak bersih, dankafan seseorang yang sudah mati tentu tidak bersih. Josar mengambil kain itu. Dia bukan orang Yahudi, diajuga tidak terikat oleh hukum Yahudi. Dia dekap kain itu erat-erat ke dadanya dan dia merasa dirinya dipenuhi kedamaian.Dia merasakan sang Guru; memeluk kain sederhana ituterasa seperti memeluk Yesus sendiri. Pada saat itulah diasadar apa yang harus dia lakukan. Dia akan kembali keEdessa dan mempersembahkan kafan Yesus itu kepadarajanya, Abgar, dan kain itu akan menyembuhkan sang raja.Sekarang dia mengerti perkataan sang Guru. Dia keluar dari makam dan menghirup udara yang sejuk,dan kemudian, dengan kafan terlipat di bawah lengannya, diamelangkah menuju penginapan. Ia akan meninggalkanYerusalem secepat ia bisa. Di Edessa, terik siang hari menggiring penduduk kedalamrumah hingga tibanya kesejukan senja hari. Di istana, Ratumeletakkan kain-kain basah ke dahi Abgar yang panas olehdemam, dan menenangkan Abgar dengan meyakinkannyabahwa penyakitnya belum mulai menggerogoti kulitnya. Ania, si gadis penari, yang hatinya sarat oleh kesedihan,telah diasingkan ke sebuah tempat di luar kota. Tetapi Abgartidak ingin gadis itu ditelantarkan begitu saja, maka iamengirim persediaan makanan ke gua tempat Aniaberlindung. Pagi itu salah seorang pembantu Abgar, sewaktu
meninggalkan sekarung gandum dan sekantung air segar didekat gua, melihat Ania. Dia melapor kepada Raja bahwaparas Ania yang tadinya cantik sekarang mengerikan dan takberbentuk, dagingnya berjatuhan. Abgar tidak inginmendengar apa-apa lagi dan mencari perlindungan dalamkamarnya, dan di sana, dalam cengkeraman rasa takut, diaterkapar terserang demam dan mengigau. Ratu sendiri yang merawatnya. Dia tidak mengizinkansiapa pun mendekatinya. Beberapa musuh Raja sudah mulaibersekongkol untuk menjatuhkannya, dan ketegangansemakin memuncak dengan berlalunya hari. Hal yangterburuk adalah bahwa tidak ada berita apa pun dari Josar,yang masih tinggal bersama orang Nazaret itu. Abgar takutbahwa Josar sudah melupakannya, tetapi Ratu berusahakeras menghidupkan harapan sang Raja, mendorongnyauntuk tidak membiarkan keyakinannya meredup. Namun,saat itu keyakinan sang ratu sendiri pun sudah goyah. \"Paduka Ratu! Paduka Ratu! Josar sudah di sini!\" Seorang gadis budak berlari masuk ke kamar tempatAbgar, yang dikipasi sang ratu, berbaring lemahdiperaduannya. \"Josar? Mana!\" Ratu tergopoh keluar kamar dan berlari cepat melintasiistana, membuat heran tentara dan petinggi istana, sampai iamenemukan Josar. Sahabat yang setia itu, masih ditutupi debu dari jalan,mengulurkan tangan menyambutnya. \"Josar, apakah kau mengajaknya? Mana orang Nazaretitu?\" \"Paduka Ratu, Raja akan sembuh.\" \"Tetapi mana dia, Josar? Katakan di mana orang Yahudiitu.\" Suara sang ratu mengungkapkan keputus asaan yangsudah begitu lama ia tahan-tahan. \"Bawa aku menemui Abgar, Paduka Ratu.\"
Suara Josar tegas dan mantap, dan semua yang melihatperistiwa itu terkesima oleh kekuatannya. Tanpa sepatah katapun lagi, Ratu berbalik dan membimbingnya ke kamar tempatRaja terbaring. Mata sang raja terpaku ke pintu dan ketika melihatJosar, ia menarik nafas dalam-dalam penuh kelegaan. \"Kau telah kembali, Sahabatku.\" \"Ya, Paduka, dan sekarang kau akan sembuh.\" Di pintu kamar, pengawal Raja berdiri menghalangipetinggi-petinggi istana yang mendesak-desak inginmenyaksikan pertemuan kembali sang raja dan sahabatnya. Josar membantu Abgar duduk lalu meletakkan kafanYesus di tangan Abgar. Ia mendekap kain itu erat-erat kedadameski tidak tahu benda apa itu. \"Ini Yesus, dan kalau kau percaya, kau akan sembuh.Yesus sudah mengatakan kepadaku bahwa kau akan kembalisehat, dan dia mengutusku kepadamu dengan kafan ini.\" Ketegasan kata-kata Josar, keyakinannya yang dalam,memberi harapan pada Abgar, yang mendekap kainitusemakin erat ke tubuhnya. \"Aku sungguh percaya,\" ucap Raja. Dan hatinya memangjujur. Dan kemudian keajaiban terjadi. Rona kembalimenghias wajahnya, dan jejak-jejak penyakitnya memudar.Abgar merasakan kekuatan kembali mengaliri darahnya dansuatu perasaan damai merasuki jiwanya. Ratu tersedu lirih, terpukau oleh keajaiban itu,sementara para tentara dan petinggi istana tidak tahubagaimana menjelaskan kesembuhan Raja yang tiba-tiba itu. \"Abgar, Yesus telah menyembuhkanmu sebagaimanayang ia janjikan. Ini adalah kafan yang dipakai membungkusjenazahnya karena kau harus tahu, Paduka, bahwa Pilatus,bersekongkol dengan para imam, telah memerintahkan agarYesus disiksa dan disalib. Tetapi tak perlu bermuram durja,karena ia telah kembali kepada Bapanya, dan dari tempatnyadi surga dia akan membantukita dan menolong seluruh umatmanusia hingga akhir zaman.\"
Berita ajaibnya kesembuhan sang raja menyebar dengancepat ke seluruh kota dan daerah pedesaan disekitarnya.Abgar meminta Josar untuk bercerita tentang Yesus, untukmeneruskan ajaran-ajaran orang Nazaretini. Ia dan Ratu danseluruh rakyatnya, demikian ia bersumpah, akan menganutagama Yesus, dan ia memerintahkan agar kuil-kuil tempatmenyembah dewa-dewa yang lama dirubuhkan dan agar Josarmengajarinya dan rakyatnya dan menjadikan mereka pengikutKristus. \"Apa yang harus kita perbuat dengan kafan ini, Josar?\"Abgar bertanya kepada sahabatnya pada suatu hari. \"Rajaku, kau harus menemukan tempat yang amanuntukbenda itu. Yesus mengirim kain itu kepadamu agar dapatmenyembuhkanmu, dan kita harus melindungi kain itu darisegala bahaya. Banyak rakyatmu yang memintakumengizinkan mereka menyentuh kain itu, dan kusampaikanpadamu, keajaiban-keajaiban terus terjadi.\" \"Aku harus memerintahkan dibangun sebuah kuil,Josar.\" \"Ya, Paduka.\" Setiap hari, ketika matahari terbit di timur, Josar bangkitdan mulai menulis. Niatannya adalah meninggalkan suatutestamen tertulis mengenai keajaiban-keajaiban yangdilakukan Yesus, baik yang ia saksikan sendiri maupun yangdikisahkan kepadanya oleh para pendamping sang Gurusemasa masih hidup di Yerusalem. Selesai menulis, Josarpergi ke istana dan berbicara dengan Abgar, sang ratu, danbanyak lagi lainnya tentang apa saja yang sudah ia pelajaridari ajaran-ajaran orang Nazaret itu. Ia melihat ketakjuban di wajah mereka ketika iamenyampaikan bahwa seorang manusia tidak boleh membencitetangganya atau mendoakan yang buruk bagi musuh-musuhnya. Yesus mengajarkan kepada pengikut-nya untukmenyerahkan pipi yang sebelah lagi.
Josar mendapat dukungan dalam hasratnya menanambenih ajaran Yesus bukan hanya dari sang raja tetapi jugadari sang ratu. Dan dalam waktu singkat Edessa menjadisebuah kota Kristen dan Josar mengirim surat kepadabeberapa pendamping Yesus, dan mereka, seperti dirinya,menyampaikan berita baik itu ke kota-kota dan bangsa-bangsa lain. Ketika Josar telah menyelesaikan tulisannya tentangorang Nazaret itu, Abgar memerintahkan para penulis istanauntuk membuat salinan agar umat manusia tidak akanpernah melupakan kehidupan dari ajaran orang Yahudi yangluar biasa ini yang, bahkan setelah wafat, telahmenyembuhkan seorang raja. http://anesularnaga.blogspot.com
7 Sewaktu memarkir mobilnya di luar penjara, Marcoberpikir mungkin dia hanya membuang waktu saja. Duatahun sebelumnya dia tidak berhasil mengorek apa pun darilaki-laki tak berlidah itu, atau \"si bisu,\" sebutan yang selaludia pakai. Dia pernah mengajak seorang dokter, seorangspesialis, yang memeriksa laki-laki itu dan meyakinkan marcobahwa pendengaran laki-laki itu sempurna, bahwa tidak adaalasan fisik apa pun mengapa si bisu tidak bisa mendengar.Namun, si bisu tetap begitu rapatnya mengunci diri hinggasulit untuk mengetahui apakah dia benar-benar bisamendengar atau, kalau dia bisa, apakah dia memahami yangdikatakan kepadanya. Kemungkinan besar sekarang pun akansama kejadiannya, tetapi Marco tetap merasa harusmenemuinya. Kepala penjara sedang tidak ada tetapi sudahmeninggalkan perintah bahwa Marco harus diizinkanmelakukan apa pun yang ia minta. Yang Marco minta adalah ditinggalkan berdua sajadengan tahanan itu. \"Tidak masalah,\" ujar sipir kepala. \"Dia itu sangatpendiam. Dia tidak pernah bikin masalah-sebenarnya, diaagak-agak mistis, kau mengerti? Dia lebih suka di kapeldaripada di luar di halaman bersama tahanan-tahanan lain.Sisa masa tahanannya sudah hampir habis; merekamemberinya hukuman yang ringan, tiga tahun. Jadi tinggalsatu tahun lagi dan dia bebas. Jika dia punya pengacara, diabisa saja minta bebas lebih awal dengan alasan berkelakuanbaik, tetapi dia tidak punya. Tidak ada pengacara, tidak ada yang mengunjungi, tidakada apa-apa... \" \"Apa dia mengerti kalau orang berbicara dengan dia?\"
\"Ha! Nah, itu baru misteri! Kadang kau merasa begitu,kadang tidak. Tergantung.\" \"Wah, tidak bikin jelas, ya?\" \"Masalahnya dia itu aneh, kau paham? Maksudku, akutidak pernah menganggap dia pencuri; dia jelas tidak bersikapseperti pencuri. Dia menghabiskan seluruh waktunya denganmenatap lurus-lurus ke depan atau duduk di kapel.\" \"Apa dia pernah membaca atau menulis? Dia tidakpernah meminta buku-buku, koran, apa saja?\" \"Tidak, tidak pernah. Dia tidak pernah menonton televisi,dia bahkan tidak tertarik pada Piala Dunia. Dia tidak pernahdapat surat, dan dia tidak menulis untuk siapa pun.\" Ketika si Bisu memasuki ruang wawancara tempat Marcomenunggunya, matanya tidak menampakkan keterkejutanhanya ketidak pedulian. Dia terus berdiri di dekat pintu,tatapannya terarah sedikit ke bawah, sikapnya siaga tetapitidak takut. Marco memberinya isyarat untuk duduk tetapi laki-lakiitu tetap berdiri. \"Aku tidak tahu apakah kau mengerti perkataanku atautidak, tetapi kurasa kau mengerti.\" Si Bisu sedikit menaikkan tatapannya dari lantai dalamsuatu gerakan yang tidak akan diketahui oleh orang yangbukan profesional dalam hal perilaku manusia, tetapiMarcoadalah seorang profesional. \"Teman-temanmu kembali membobol katedral. Kali inimereka menyulut api. Untungnya, kafan itu selamat.\" Laki-laki itu tidak menampakkan reaksi sekecil apapun.Mimiknya tetap diam, sepertinya tak ada upaya apapun daridalam dirinya. Namun, Marco mendapat kesan bahwa usaha-usaha penyelidikannya, lecutannya yang coba-coba itu,mengenai sesuatu. Mungkin, setelah dua tahun di penjara, siBisu ini sudah lebih rentan daripada ketika dia ditangkap. \"Kurasa siapa pun akan putus asa berada di sini. Akutidak akan membuat-buang waktumu, karena aku juga tidakingin membuang waktuku. Tadinya sisa masa tahananmu
tinggal setahun lagi, dan kukatakan 'tadinya' karena kamisudah membuka kembali kasusmu dalam investigasi kamiatas kebakaran di katedral beberapa hari yang lalu itu.Seorang laki-laki tewas terbakar seoranglaki-laki tanpa lidah,seperti dirimu. Jadi kau mungkin harus menunggu lama dipenjara sementara kami melanjutkan pemeriksaan,menuntaskan semua urusan yang belum jelas dua, tiga,empat tahun, sukar dipastikan. Itulah alasanku datang kesini. Jika kau membolehkan aku tahu siapa dirimu dan siapasaja teman-temanmu, kita mungkin bisa mencapai suatukesepakatan. Aku akan berusaha meyakinkan pihak yangberwenang agar membebaskanmu lebih cepat, dan kalau kautakut pada teman-temanmu, kau bisa mengikuti programperlindungan saksi. Itu berarti identitas baru, dan itu berartibahwa teman-temanmu tidak akan pernah bisamenemukanku. Pikirkanlah. Aku mungkin perlu waktu satu minggu ataumungkin sepuluh tahun untuk menutup kasus ini, tetapiselama kasus ini masih terbuka, kau akan tetap dudukdipenjara ini, membusuk.\" Marco mengajukan sehelai kartu dengan nomorteleponnya. \"Kalau kau ingin menghubungiku, tunjukkan kartu inipada sipir; mereka akan meneleponku.\" Tidak ada reaksi. Marco meninggalkan kartunya di meja. \"Ini hidupmu, bukan hidupku.\" Ketika meninggalkan ruang wawancara, Marco menahangodaan untuk menoleh ke belakang. Ia sudah memainkanperan si polisi jahat dan yang tadi terjadi adalah satu dan duahal entah dia sudah membuang sedikit waktunya atau, meskikemungkinannya sangat kecil, dia sudah berhasil menanambenih keraguan dalam benak si Bisu dan mungkin saja laki-laki itu akan bereaksi. Ketika kembali ke selnya, si Bisu menjatuhkan badan kepelbet dan menatap langit-langit. Dia tahu kamera pengawas
memantau setiap inci bilik itu, maka dia harus tetap tidakmenunjukkan emosi. Satu tahun, ia memang sudah berpikir akan bebaskembali satu tahun lagi. Sekarang orang ini mengatakan bisasaja jadi sepuluh tahun. Mungkin itu hanya gertakan, tetapi mungkin juga benar. Karena dia sengaja menjauhi televisi dan sumber-sumberberita lainnya di penjara ini, dia nyaris tidak tahu apa-apamengenai kejadian di dunia luar. Addaio sudahmemerintahkan agar jika mereka tertangkap, mereka harusmengasingkan diri, menyelesaikan masa hukuman, danmencari cara untuk pulang. Sekarang Addaio mengirim tim lain. Addaio sudahmencoba lagi. Kebakaran, seorang saudara tewas, dan polisi sekali lagimencari-cari petunjuk. Selama di penjara dia punya waktu untuk berpikir, dankesimpulannya begitu jelas: Ada pengkhianat diantaramereka. Jika tidak, tidak mungkin setiap kali merekamerencanakan aksi, ada saja yang tidak beres dan seseorangberakhir di penjara atau tewas. Ya, ada pengkhianat di antara mereka, dan memangsudah ada seorang di masa lalu. Dia yakin itu. Dia haruspulang dan membuat Addaio menyadari kenyataan itu,meyakinkan Addaio untuk menyelidiki, menemukan orangyang bertanggung jawab atas begitu banyak kegagalan danatas penderitaannya sendiri, atas tahun-tahun yang harus ialalui di penjara. Tetapi dia harus menunggu, apa pun konsekuensi bagidirinya pribadi. Jika pria tadi menawannya kesepakatan, itukarena pria itu tidak tahu ke mana lagi harus menoleh. Ituhanya gertakan, dan dia tidak akan terjebak. Kekuatannyadatang dari kebisuannya yang penuh tekad, pengasingan yangketat yang ia berlakukan pada dirinya sendiri, sumpah yangsudah ia ikrarkan. Dia sudah dilatih dengan baik untukkeadaan ini.
Tetapi betapa beratnya ia sudah menderita selama duatahun ini tanpa buku, tanpa berita dari dunia luar, tanpaberkomunikasi, bahkan lewat isyarat, dengan tahanan-tahanan lain. Dia sudah meyakinkan para sipir bahwa dia adalahkasus mental yang tidak berbahaya, yang menyesal sudahmencoba mencuri dari katedral, dan itulah sebabnya ia dudukdi kapel dan berdoa. Itulah yang ia dengar ketika merekamembicarakan dirinya. Dia tahu mereka kasihan padanya.Sekarang dia harus terus memainkan peran ini dan berharapmereka akan memercayai dan berbicara didepannya. Merekaselalu begitu, karena bagi mereka dia hanya bagian dariperabotan. Dia sudah sengaja meninggalkan kartu pria itu diatasmeja di ruang wawancara. Dia bahkan tidak menyentuh kartuitu. Sekarang dia harus menunggu-menunggu berlalunya satutahun lagi. \"Dia meninggalkan kartu itu tepat di tempat kaumeletakkan, menyentuh pun tidak.\" Kepala penjaramenelepon Marco untuk melaporkan keadaan tahanannyaseperti yang dijanjikan. \"Dan kau tidak melihat apa pun yang tidak biasabeberapa hari terakhir ini?\" \"Tidak. Dia sama seperti biasa. Dia pergi ke kapelsewaktu keluar dan selnya, dan, bila di dalam sel, dia hanyamenatap langit-langit. Kamera-kamera merekamnya dua puluh empat jamsehari. Jika dia melakukan apa saja yang tidak biasa, kauakan kutelepon.\" \"Trims.\" Marco menutup telepon. Dia mengira sudah berhasilmengusik sesuatu, ternyata dia salah. Investigasi masihbelum beranjak ke mana-mana. Minerva akan tiba sebentar lagi. Marco meminta Minervadatang ke Turin karena dia ingin seluruh tim disini. Mungkin
kalau mereka semua duduk bersama, mereka akan bisamelihat sesuatu. Mereka akan tetap di Turin dua atau tiga hari lagi, tetapisetelah itu mereka harus kembali ke Roma; mereka tidakmungkin hanya mengurusi kasus ini saja itu tidak akan bisaditerima oleh divisi, apalagi kementrian. Dan yang terburuk yang bisa terjadi adalah seseorangmulai mengira dia terobsesi. Orang-orang di atas malah mulaitidak sabar-Kafan Suci selamat, tidak ada kerusakan, tidakada yang diambil dari katedral. Tentu saja ada mayat salahseorang pelaku tetapi tak seorang pun tahu siapa dia, dansepertinya tak ada juga yang peduli. Sofia dan Pietro melangkah memasuki ruangan. Giuseppesudah pergi ke bandara untuk menjemput Minerva. DanAntonino, yang selalu tepat waktu, sudah di sana cukup lama,membaca arsip-arsip. Sofia mengangkat tangan memberi salam. \"Apa kabar, Bos?\" \"Baik sekali. Kepala penjara meyakinkanku si Bisu belummenyambut umpan-seolah aku tidak pernah ke sana.\" \"Kedengarannya seperti yang dia lakukan sedari awal,\"ujar Pietro. \"Yah, kurasa begitu.\" Suara gelak dan keletak-keletuk sepatu hak tinggimengumumkan kedatangan Minerva. Dia dan Giuseppemasuk sambil tertawa. Suasana jadi lebih cerah dengan kedatangan Minerva,seperti yang selalu terjadi. Minerva sudah menikah dan hidupberbahagia dengan seorang insinyur peranti lunak yang,seperti dia sendiri, benar-benar genius komputer. Dansepertinya Minerva selalu bersenang hati. Setelah saling memberi salam, rapat dimulai. \"Baiklah,\" ujar Marco, \"mari kita lihat lagi yang sudahkita punya. Dan setelah itu aku ingin masing-masing dari kalianmenyampaikan pendapat. Pietro, kau dulu.\"
\"Pertama, kebakaran itu. Perusahaan yang melakukanpekerjaan di katedral bernama COCSA. Aku sudah menanyaisemua orang yang mengerjakan sistem kelistrikan semuatidak tahu apa-apa, dan kurasa mereka mengatakan yangsebenarnya. Sebagian besar dari mereka orang Italia, meskiada beberapa imigran: dua orang Turki dan tiga orangAlbania. Surat-surat merekasemuanya lengkap, termasuk izinkerja. \"Menurut mereka, mereka tiba di katedral setiap pagipukul delapan tiga puluh, waktu Misa pertama selesai. Begitupara jemaat pergi, pintu-pintu ditutup dan tidak adakebaktian lagi sampai pukul enam petang, saat para pekerjapulang. Mereka istirahat untuk makan siang dari pukul satutiga puluh sampai pukul empat. Pukul empat tepat merekakembali dan bubar pukul enam. \"Meskipun sistem kelistrikan di sana belum terlalu tua,mereka mencopot semuanya untuk memasang pencahayaanyang lebih baik di beberapa kapel. Mereka juga memperbaikisebagian dinding lembapnya udara membuat serpihan-serpihan stuko lepas dan berjatuhan. Mereka memperkirakanakan selesai dua atau tiga minggu lagi. \"Tak satu pun dan mereka yang ingat ada sesuatu yangjanggal terjadi pada hari kebakaran. Di bagian tempat apimulai berkobar waktu itu ada tiga orang yang sedang bekerja:salah satunya yang dari Turki itu-pria bernama Tariq dan duaorang Italia. Mereka mengakutidak mengerti bagaimana bisaterjadi hubungan pendek. Ketiganya bersumpah bahwamereka meninggalkan kabel-kabel sebagaimana seharusnyaketika mereka pergi makan siang di restoran kecil dekatkatedral. Mereka tidak punya dugaan apa pun bagaimana itubisa terjadi.\" \"Tetapi benar terjadi,\" ujar Sofia. Pietro memelototinya dan melanjutkan: \"Para pekerja senang bekerja pada perusahaan ini;menurut mereka bayarannya baik dan para bosmemperlakukan mereka dengan baik. Mereka memberitahu
bahwa Padre Yves mengawasi pekerjaan di katedral, bahwadia orang yang baik tetapi tidak melewatkan satu hal pun, danbahwa dia sangat jelas menyampaikan bagaimana dia inginpekerjaan itu dilakukan. Mereka selalu melihat Kardinalketika beliau memimpin Misa pukul delapan dan beberapakali ketika beliau meninjau pekerjaan bersama Padre Yves.\" Marco menyalakan sebatang rokok meski Minervamenatap galak. \"Tetapi,\" lanjut Pietro, \"laporan para ahli sudah konklusif.Rupanya beberapa kabel yang menggantung diatas altar diKapel Perawan saling bersentuhan dan menyebabkanhubungan pendek; di situlah api mulai. Suatu kecelakaan? Ketidaksengajaan? Kecerobohan?Sulit dipastikan. Para pekerja bersumpah mereka meninggalkan kabel-kabel dalam keadaan terpisah, dalam kondisi sempurna,tetapi kita harus bertanya kepada diri kitasendiri apakahbenar begitu atau itu hanya alasan pembenaran diri. Akusudah menanyai Padre Yves. Dia meyakinkanku bahwa parapekerja selama ini selalu terlihat sangat profesional, tetapi diayakin bahwa ada seseorang yang ngaco. Eh, yang barusan itubukan kutipan langsung.\" \"Siapa yang ada di dalam katedral waktu kebakaranterjadi?\" tanya Marco. \"Rupanya,\" jawab Pietro, \"hanya si tukang sapu, seoranglaki-laki tua, usia sekitar enam puluh lima. Staf katedral adadi dalam ruang-ruang kantor sampai pukul dua, yaitu saatnyamereka pergi makan siang. Mereka kembali sekitar pukul empat tiga puluh. Apimulai berkobar sekitar pukul tiga, jadi si tukang sapulah yangsatu-satunya ada di sana. Dia sangat terguncang. Sewaktu kuinterogasi, meledaktangisnya; dia ketakutan, kau bisa lihat itu. NamanyaFrancesco Turgut-warga negara Italia, ayah orang Turki, ibuorang Italia. Lahir dan besar di Turin.
Ayahnya bekerja di Fiat, dan ibunya adalah putri tukangsapu di katedral dan suka ikut membantu bersih-bersih.Gereja menyediakan sebuah rumah untuk tukang sapu.Rumah itu sebenarnya menempel langsung pada tembokkatedral. Ketika ibu dan ayah Turgut menikah, mereka pindahke tempat orangtua si ibu, ketempat kediaman tukang sapu. Francesco lahir di sana; katedral ini adalah rumahnya,dan dia berkata dia merasa bersalah karena tidak mampumencegah kebakaran itu.\" \"Apa dia mendengar sesuatu?\" tanya Minerva. \"Tidak, dia sedang menonton TV dan setengah tertidur.Dia selalu bangun pagi-pagi sekali untuk membuka katedraldan ruang-ruang kantor. Menurutnya dia terlompat ketikaseseorang membunyikan bel di pintu. Seorang pria yang lewatdi Piazza memperingatkan bahwa ada asap. Turgut berlarimasuk dan menemukan tempat kebakaran dan segeramembunyikan alarm dan menelepon pemadam kebakaran.Sejak itu dia seperti hilang akal-yang dia lakukan hanyamenangis. Katanya dia sudah berjalan ke seluruh katedralsebelum menutup, dan tidak ada siapa-siapa di sana. Salahsatu tugasnya adalah tepat itu tadi memastikan bahwa tidakada seorang punyang masih di dalam. Dia bersumpah bahwasewaktu dia mematikan lampu-lampu, katedral itu kosong.\" \"Jadi bagaimana menurutmu?\" tanya Marco. \"Apakah apiitu sengaja disulut, atau apakah menurutmu api itudisebabkan oleh kecerobohan atau semacam kecelakaan?\" Pietro bimbang. \"Seandainya kita tidak menemukanmayat, aku akan mengatakan api itu kecelakaan. Tetapi kitapunya mayat seorang pria yang sama sekali tidak kita ketahuijati dirinya, kecuali bahwa dia tidak punya lidah, persisseperti pria yang satu lagi itu. Apa yang sedang dialakukan disana? \"Plus,\" Pietro melanjutkan, \"seseorang, kenyataannya,benar masuk dengan paksa. Pintu samping yang menujukantor dibuka paksa. Kau bisa masuk dari sana ke katedral.
Ada bekas-bekasnya di kusen. Siapa pun orangnya, dia tahujalan masuk dan bagaimana masuk ke dalam katedral. Karena dia melakukannya tanpa menarik perhatian situkang sapu, kami mengasumsikan dia bertindak tanpamenimbulkan banyak suara dan setelah dia tahu tidak adasiapa pun di sana.\" \"Kami yakin,\" Giuseppe menyela, \"bahwa pencuri, ataupencuri-pencuri itu, mengenal seseorang yang bekerja dikatedral atau punya hubungan dengan katedral. Seseorangyang memberitahu mereka bahwa hari itu, pada jam itu, tidakakan ada siapa-siapa di sana.\" \"Kenapa kita yakin begitu?\" tanya Minerva. \"Karena dalam kebakaran ini,\" tutur Giuseppe, \"sepertidalam percobaan pencurian dua tahun yang lalu, sepertidalam kebakaran 1997, seperti dalam semua 'kecelakaan'lainnya, pencuri-pencuri itu tahu tidak ada siapa-siapadidalam. Hanya ada satu jalan masuk selain pintu utamayang terbuka bagi publik, pintu masuk ke kantor. Pintu-pintulainnya sudah ditutup permanen dengan papan. Dan selalupintu samping itu yang dibuka paksa. Pintu itu sudah diberipengaman tambahan, tetapi itu bukan masalah bagi merekayang profesional. Kami menduga ada beberapa orang lagiselain yang tewas itu dan mereka berhasil kabur. Membobol katedral bukanlah sesuatu yang dilakukansendirian. Menurut catatan, semua insiden ini terjadi ketika digereja sedang ada pekerjaan. Siapa pun orang-orang ini, tampaknya merekamemanfaatkan pekerjaan perbaikan untuk memasukkanorang ke dalam selagi tidak ada siapa-siapa, mungkinmengutak-atik beberapa kabel supaya terjadi hubunganpendek atau membanjiri tempat itu atau kalau tidak,menciptakan kerusuhan. Tetapi kali ini, seperti semuakesempatan sebelumnya, mereka tidak mengambil apa-apa.Itulah sebabnya kita terus bertanya pada diri sendiri, apayang mereka cari?\"
\"Kafan Suci,\" ujar Marco. \"Tapi kenapa? Untukmenghancurkan kain itu? Untuk mencuri kain itu? Entahlah.Akubertanya-tanya sendiri apakah membuka paksa pintu ituhanya petunjuk palsu, sesuatu yang mereka lakukanuntukmembingungkan kita. Urusan pintu itu terlalu gamblang... entahlah... Minerva, kau sudah dapat apa?\" \"Yang bisa kusampaikan padamu adalah bahwa salahseorang pemegang saham utama dalam perusahaan yangbertanggung jawab atas pekerjaan pemugaran ini, COCSA,adalah Umberto D'Alaqua. Aku sudah menyinggung masalahini pada Sofia dan mengirimimu sebagian lewat email.Perusahaan ini sangat solid dan bekerja untuk Gereja, bukanhanya di Turin melainkan di seluruh Italia. D'Alaqua sudahdikenal baik oleh Vatikan dan sangat dikagumi. Dia bekerjadengan mereka sebagai konsultan dalam beberapa investasibesar dan yang kumaksud benar-benar besar yang dilakukanVatikan. Dia pernah memberi pinjaman-pinjaman berjumlahbesar pada Gereja untuk operasi-operasi tertentu bila Vatikantidak ingin keterlibatan mereka diketahui khalayak. Diadipercaya oleh orang-orang di jajaran tertinggi dan dia jugaambil bagian dalam misi-misi diplomatis yang renikuntukGereja. Usahanya berkisar dan konstruksi hingga baja,termasuk eksplorasi minyak bumi, dan sebagainya, dansebagainya. Dia memiliki sebagian besar saham COCSA. \"Dan dia pria yang menarik. Lajang, enak dilihat, umurlima puluh tujuh tahun, serius. Tidak pernah memamerkanuang atau kekuasaan yang dia miliki. Dia tidak pernahterlihat di pesta-pesat kaum jetset, tidak diketahuipunyapacar.\" \"Gay?\" tanya Sofia. \"Tidak, sepertinya tidak, tetapi bukan main, dia ini benar-benar mengambil jalan yang lurus dan sempit. Seolah-olah diasudah mengucapkan sumpah kesucian, meski dia bukananggota Opus Dei atau ordo-ordo lainnya yang bisamengindikasikan kecenderungan religius tertentu. Hobinyaadalah arkeologi, dia pernah membiayai ekskavasi di Israel,
Mesir, dan Turki, dan dia sendiri benar-benar bekerja dipenggalian di Israel selama beberapa musim.\" \"Kedengarannya Signor D'Alaqua bukan tertuduh utama,\"komentar Sofia pedas. \"Bukan, tetapi dia sungguh mengesankan,\" Minervaberkeras. \"Seperti juga Profesor Bolard. Dua orang initermasuk kelas berat. Nah, Bos, profesor ini adalah ahli kimiaPrancis yang terkenal, salah seorang penyelidik palingtersohor dalam urusan Kafan Suci. Dia sudah meneliti kainitu selama lebih dan 35 tahun, melakukan berbagaipengujian, menyelisik setiap aspek yang bisa dibayangkan.Setiap tiga atau empat bulan dia datang ke Turin. Dia salahsatu ilmuwan inti yang dipercaya Gereja untuk mengonservasikain itu. Mereka tidak pernah mengambil langkah apa puntanpa berkonsultasi dengan dia.\" \"Benar,\" tambah Giuseppe. \"Sebelum memindahkanKafan Suci ke bank, Padre Yves berbicara dulu dengan Bolard,yang memberi instruksi yang sangat terperinci mengenaibagaimana pemindahan itu harus dilakukan. Bertahun-tahunyang lalu sebuah ruangan kecil dibangun untuk Kafan Suci,benar-benar di dalam ruang penyimpanan bank, dan ruangankecil itu dibangun menurut spesifikasi yang diberikan Bolarddan ilmuwan-ilmuwan lain.\" \"Oke, nah, jadi Bolard,\" lanjut Minerva, \"adalah pemiliksebuah perusahaan kimia besar. Dia masih lajang dan kayaseperti Raja Croesus, persis seperti D'Alaqua, dan tidakpernah diketahui punya hubungan asmara juga.\" \"Jadi... apakah D'Alaqua dan Bolard saling kenal?\" tanyaMarco. \"Menurut yang sudah kuperoleh, tidak, tetapi aku masihmenyelidiki hal itu. Tentu saja, tidak ada anehnya jika merekasaling kenal, Bolard juga sangat meminati dunia purba danmereka sama-sama berhubungan dengan Vatikan. Merekabergerak dalam lingkungan yang sama.\" \"Apa yang sudah kautemukan tentang Padre Yves?\" tanyaMarco.
\"Orang hebat, pastor kita itu. Pria yang sangat cerdas.Dia orang Prancis, keluarganya masih keturunan bangsawan,punya banyak pengaruh di kalangan atas. Ayahnya, yangsudah meninggal, adalah seorang diplomat dan salah satuorang penting di Kementerian Luar Negeri dalampemerintahan Presiden de Gaulle. Kakak laki-laki Yves adalahdelegasi di Parlemen Prancis, belum lagi dia pernah memegangbeberapa jabatan dalam pemerintahan Presiden Chirac. Kakakperempuannya adalah hakim di Mahkamah Agung Prancis,dan Yves sendiri punya karier yang melesat bak meteor diGereja. Orang yang menolong kariernya dengan cara palinglangsung adalah Monsinyur Aubry, asisten Sekretaris MudaNegara Vatikan, tetapi Kardinal Paul Visier, pengelolakeuangan Vatikan, juga membantu Yves Visier adalah temansekamar kakak laki-laki Yves di universitas. Jadilah Yvesmendapat promosi demi promosi, menjalankan tugasnyadalam urusan diplomasi. Dia pernah memegang jabatan dikedutaan besar Vatikan di Brusel, Bonn, Mexico City, danPanama. Dia ditempatkan sebagai sekretaris kardinal di sini diTurin khususnya atas rekomendasi Monsinyur Aubry, danmenurut gosip dia sebentar lagi diangkat menjadi wakil uskupdi dioses. Tidak ada yang istimewa dalam riwayat hidupnyakecuali fakta bahwa dia sepenuhnya mengabdi padakepastoran, dengan keluarga berpengaruh yang mendukungkarier kerohaniwanannya. Catatan akademisnya juga tidakbegitu bersahaja. Selain teologi, dia pernah belajar filsafat, dia punya gelardalam bahasa kuno, bahasa-bahasa yang sudah mati, Latin,Aramaik, dan seterusnya, dan dia fasih berbicara dalambeberapa bahasa yang masih hidup. \"Satu-satunya yang tidak biasa pada dirinya, setidaknyasebagai seorang pastor adalah bahwa dia menyukai seni beladiri. Rupanya semasa kecil badannya lemah, jadi supaya diatidak jadi bulan-bulanan terus, ayahnya memutuskan bahwadia perlu belajar karate. Dia jadi ketagihan dan selainmemiliki ban hitam dengan entah berapa banyak takik atau
apalah di bannya itu, dia juga menguasai tae kwon do,kickboxing, dan aikido. Seni-seni bela diri ini tampaknyamerupakan satu-satunya kegemarannya, tetapi mengingatkegemaran-kegemaran lain yang biasa ditemui di Vatikan,yang tadi itu bukan apa-apa. Oh, dan meski dia sangattampan, aku menilai dari foto-fotonya, dia tidak pernahdiketahui menyimpang dari sumpah kesuciannya, denganperempuan atau pun laki-laki. Pokoknya, benar-benarselibat.\" \"Apa lagi yang kita punya?\" Marco bertanya tanpamenujukan pertanyaannya pada seseorang secara khusus. \"Kita hanya punya secuil, Bos,\" kata Giuseppe. \"Kitamasih di titik nol. Tidak ada petunjuk dan, yang lebih buruklagi, tidak ada motif. Kami akan memeriksa lagi masalah pintuyang dibuka paksa itu kalau menurutmu itu mungkinpancingan untuk membingungkan kita, tetapi kalau begitulewat mana mereka masuk dan keluar? Kami sudahmemeriksa katedral dengan teliti sekali, dan aku bisamenjamin tidak ada pintu atau jalan rahasia. Kardinal tertawawaktu kami menanyakan kemungkinan itu. Dia meyakinkankami bahwa katedral ini tidak punya yang semacam itu. Dankurasa dia benar kita sudah melihat peta terowongan-terowongan yang malang melintang dibawah sebagian besarTurin, dan di daerah katedral itu tidak ada satu pun.Sebenarnya, Turin memperoleh banyak uang denganmengajak wisatawan memasuki terowongan-terowongan itudan menceritakan sejarah pahlawan kota ini, Pietro Micca,tetapi tidak ada tanda-tanda apa pun di bawah katedral ini.\" \"Motifnya adalah Kafan Suci,\" Marco bersikukuh. \"Mereka mengincar kain itu. Aku masih belum yakinapakah mereka ingin mencuri atau menghancurkan, tetapisasarannya adalah Kafan Suci, yang satu itu aku yakin.Baiklah, ada saran?\" Keheningan yang menggelisahkan hadir. Sofiamelemparkan pandangan pada Pietro, tetapi Pietro, yangkepalanya tertunduk, sedang menyibukkan diri dengan
menyalakan sebatang rokok, jadi Sofia memutuskan untuklangsung saja. \"Marco, kalau aku, aku akan membebaskan si Bisu.\" Semua menatapnya. Sofia nekat. \"Maksudku, seandainya kau benar, Marco,dan ini adalah upaya jangka panjang yang terorganisasi untukmengincar Kafan Suci, maka jelas bahwa mutilasi ini adalahbagian dari modus operandi mereka, mereka mengirim orang-orang tak berlidah untuk melaksanakan tugas itu, jadi jikamereka tertangkap, seperti si Bisu di penjara Turin, merekabisa terus membungkam, mengasingkan diri, tidak tergodauntuk berkomunikasi. Dan bukan hanya tak berlidah, bukan?Sidik jari mereka sudah dibakar sehingga tidak ada cara apapun untuk mengetahui jati diri mereka, dan mana merekaberasal. Dan menurut pendapatku, Marco, mengancam orang initidak akan membawamu ke mana-mana. Dia sudahmembiarkan seseorang memotong lidahnya dan membakarsidik jarinya, apa pikirmu kau membuatnya takut? Jadi tidakmungkinlah dia melihat kartumu dan berkata, 'Hmm,bolehjuga kalau aku bincang-bincang dengan polisi ini.’ Dia akan menyelesaikan masa hukumannya- tinggalsetahun lagi yang harus dia jalani. \"Kita bisa melakukan satu dari dua hal: menunggu satutahun, atau berusaha meyakinkan bos-bos di atas untukmenyetujui alur investigasi baru bebaskan si Bisu, dan begitudia di jalan, tugaskan orang untuk membuntutinya. Dia pastiharus pergi ke suatu tempat, menghubungi seseorang. \"Ini benang yang mungkin bisa membawa kitamenelusuri simpul ini, menuntun kita ke dalam konspirasi ini,seperti kuda Troya. Tetapi, kalau kau memutuskan untukmengambil jalan itu, banyak persiapan yang harus dilakukan.Kita tidak bisa membebaskannya begitu saja; kita harusmenunggu paling tidak menurutku dua bulan dan bahkanharus banyak berakting supaya dia tidak curiga kenapa kitamembebaskannya.\"
\"Oh Tuhan, selama ini kita tolol sekali,\" ujar Marcosetelah beberapa lama. Lalu ia menghantamkan tinjunya kemeja. \"Bagaimana kita bisa begitu bodoh! Kita,paracarabinieri, everybody! Kita punya pemecahan tepatdidepan mata, tapi kita menghabiskan dua tahun terakhir inidengan kepala tersembunyi di bokong.\" Kata-kata Marco berikutnya menghapus setiap keraguanyang Sofia rasakan tentang pemikirannya. \"Sofia, kau benar sekali. Itulah yang seharusnya kitalakukan dari awal. Aku akan berbicara dengan menteri-menteri dan menjelaskan kepada mereka kita harus mendesakmereka untuk berbicara dengan para hakim, jaksa, siapa saja,pokoknya mendesak mereka untuk membebaskan si Bisu, dandari sana kita memulai operasi untuk membuntutinya, setiaplangkah yang dia ambil. Siapa pun tidak bisa lagi menyanggahbahwa ini hanya insiden acak. Dan aku akan memastikanbahwa tidak seorang pun ingin berada di pihak yang salahdalam hal mengamankan kafan itu untuk selama-lamanya.Sekaranglah waktunya, meski sudah terlambat sekali, untukmengetahui inti peristiwa-peristiwa ini. Dan mengakhirinya.\" \"Bos,\" sela Pietro, \"kita tidak boleh sembrono. Mari kitapikirkan dulu bagaimana menjual ide kepada si Bisu inibahwa kita akan membebaskannya. Dua bulan, seperti yangdisarankan Sofia, sepertinya tidak cukup mengingat bahwakau baru saja bicara dengannya dan mengatakan kepadanyadia akan membusuk di penjara. Jika kita bebaskan sekarang,dia pasti tahu ini jebakan dan tidak akan melakukan gerakanapa pun.\" Minerva gelisah di kursinya, sedang Giuseppe kelihatanpecah perhatiannya dan Antonino menatap kosong. Merekatahu bahwa Marco ingin mendengar pendapat mereka masing-masing. \"Antonino, kenapa kau belum mengatakan apa-apa?\" Marco bertanya kepada ahli sejarah seni lainnya dalamtim itu.
\"Sejujurnya, Bos, kurasa rencana Sofia itu brilian.Kurasa kita harus melaksanakan rencana itu, tetapi akusependapat dengan Pietro bahwa kita tidak bisamembebaskan si Bisu itu terlalu cepat; aku malah cenderungmembiarkannya menjalani satu tahun sisa masahukumannya.\" \"Dan sementara itu apa? Duduk dan menunggukelompok berikutnya menjajal sesuatu?\" Marco hampirberteriak. \"Kafan itu,\" sahut Antonino, \"sudah berada di ruangpenyimpanannya sendiri di bank, dan bisa tetap di sanaselama satu tahun ke depan. Bukan baru kali ini Kafan Sucimenghabiskan waktu selama itu tanpa diperlihatkan kepadamasyarakat.\" \"Dia benar,\" timpal Minerva, \"dan kau harus akui itu.Maksudku, aku sependapat bahwa susah sekali hanya dudukdan menunggu, tetapi kalau tidak begitu, kita bisa sajakehilangan satu-satunya petunjuk yang kita punya.\" \"Giuseppe?\" \"Aku benci harus menunggu, Bos,\" polisi itu menjawab.\"Tetapi kurasa kita terpaksa menunggu.\" \"Aku tidak mau menunggu,\" kata Marco dengan tegas.\"Tidak satu tahun.\" \"Yah, itulah tindakan yang paling masuk akal,\" sanggahGiuseppe. \"Sebenarnya bisa lebih dari itu.\" Semua mata kembali tertuju pada Sofia. Marcomengangkat alis dan mengembangkan kedua tangan,mempersilakan Sofia melanjutkan. \"Menurut pendapatku kita harus kembali ke para pekerjadan menginterogasi mereka lagi, sampai kita yakin seyakin-yakinnya bahwa hubungan pendek itu memang hanyakecelakaan. Kita juga harus menyelidiki COCSA, yang berartimenanyai D'Alaqua juga. Di balik tampilan yang mengesankanitu mungkin saja ada sesuatu yang selama ini kita lewatkan.\"
Pietro memelototi Sofia. Dialah yang sudahmenginterogasi para pekerja, dan dia melakukan tugas itudengan sangat menyeluruh. Dia punya satu berkas arsipuntuk setiap pekerja, warga Italia maupun imigran, dan diatidak menemukan apa-apa dalam komputer polisi, arsip-arsipEuropol, ataupun pemeriksaan latar belakangyang sudah ialakukan. Mereka semua bersih. \"Menurutmu kita harus menanyai mereka lagi karenamereka orang asing?\" sambarnya. Sofia menoleh kepadanya. \"Kautahu bukan itumasalahnya, dan aku tidak suka tuduhan tidak langsung itu,Pietro. Aku tadi mengatakan persis seperti yang kumaksud;kurasa kita sebaiknya kembali menyelidiki mereka semua,yang orang Italia maupun yang orang asing, dan kalau kaumendesakku aku akan mengatakan Kardinal juga termasuk.\" \"Kita semua akan meneliti lagi yang sudah kita lakukansejauh ini, dan kita tidak menutup alur investigasi manapun,\"Marco menyela, untuk menghentikan perdebatan yangsemakin panas itu. Pietro menggeliat marah di kursinya. \"Ada apa ini. Kitaakan menjadikan semua orang tersangka?\" Marco tidak menyukai nada bicara Pietro. \"Kita akanmeneruskan investigasi kita,\" ulangnya. \"Tapi aku akankembali ke Roma sekarang. Aku ingin berbicara dengan menteri-menteri; kita perlulampu hijau dan mereka untuk rencana kuda Troya kita. Akuakan berusaha memikirkan cara untuk membebaskan si Bisulebih cepat, bukan lebih lambat, tanpa membuat dia curigaada rencana tertentu. Aku ingin dua atau tiga orang darikalian tetap di sini beberapa hari lagi. Yang lainnya akankembali bersamaku, tetapi aku ingin menegaskan bahwasemua orang masih menangani kasus ini. Teliti lagi apa punyang sudah kalian dapat. Baiklah, kalau begitu, siapa yangtinggal?\" \"Aku,\" ujar Sofia.
\"Aku juga,\" kata Giuseppe dan Antonino bersamaan. \"Kurasa,\" kata Minerva, \"aku akan lebih banyakmembantu dengan komputerku di Roma.\" \"Baiklah. Minerva dan Pietro pergi bersamaku. Kurasaada pesawat pukul tiga.\" Sofia dan Pietro duduk membisu. Marco sudah pergiuntuk mampir di kantor kepalacarabinieri Turin sebelumberangkat ke bandara, sementara Minerva, Giuseppe, danAntonino memutuskan untuk pergi ke bar di sudut jalanuntuk minum kopi, untuk memberi keleluasaan bagipasangan ini. Semua orang sudah melihat ketegangandiantara mereka. Sofia menyibukkan diri dengan kertas-kertas, sementara Pietro memandang keluar jendela. \"Kau marah?\" akhirnya Sofia bertanya. \"Tidak. Kau memang tidak perlu memberitahuku semuayang kaupikirkan.\" \"Sudahlah, Pietro, aku tahu kalau kau kesal.\" \"Aku tidak ingin berdebat soal itu. Kau menyodorkanrencana yang baru setengah matang, dan sebenarnya aku bisamembantu seandainya kau membicarakan dulu denganku.Tetapi kau berhasil membujuk Marco, jadi kaulah yang dapatbintang. Dan sekarang kita semua harus berusahamemastikan kuda Troyamu berhasil. Tidak usahmempersoalkan itu terus, atau kita akan terjebak dalampertengkaran bodoh yang tidak akan membawa kitakemanapun selain kemarahan.\" \"Apa kau keberatan dengan rencana itu karena aku yangmengusulkan? Atau kau benar-benar melihat titik-titiklemahnya?\" \"Membebaskan si Bisu itu adalah kesalahan. Dia akansadar bahwa ada sesuatu yang tidak beres dan dia tidak akanmembawa kita ke manapun. Mungkin akhirnya kita malahkehilangan dia. Dan mengenai menyelidiki para pekerja lagi,silakan saja. Beritahu aku kalau kau menemukan sesuatu.\" Sofia tidak mau repot-repot menjawab. Dia lega Pietroakan kembali ke Roma. Jika Pietro tinggal, mereka malah
akan benar-benar bertengkar dan tak seorang pun darimereka memerlukan itu, khususnya sekarang. Belum lagipekerjaan mereka akan terpengaruh, dan walaupun KafanSuci tidak membuatnya terobsesi seperti Marco, dia merasatertantang dan penasaran dengan kasus ini dan sangat inginmencari pemecahan. Dan dia punya firasat bahwa kudaTroyanya bisa membawa pada pemecahan itu. Ya, yang paling tepat adalah Pietro kembali saja ke Roma;beberapa hari akan berlalu dan segalanya akan kembalinormal. Mereka akan berciuman dan berbaikan... http://anesularnaga.blogspot.com
8 Laki-laki itu mengangkat tingkap dan menyorotkan sinarsenternya menembus kegelapan ruang bawah tanah. Tigawajah lesu menatapnya. Dengan susah payah dia menuruni tangga dari kayukasar sambil menahan gigilan. Dia ingin orang-orang yangtidak bisa bicara ini cepat pergi, tetapi dia juga tahu bahwasetiap tindakan yang terburu-buru bisa saja mendaratkanmereka semua di penjara dan, yang lebih buruk, memperbesarrasa malu karena mereka gagal lagi, yang pasti membuatAddaio membenci mereka selamanya bahkan, mungkin,memerintahkan agar mereka dikucilkan. \"Penyelidik-penyelidik dari Roma itu sudah pergi. Hari inimereka mengadakan pertemuan terakhir dengan Kardinal.Dan ketua mereka, Valoni, berbicara lama sekali dengan PadreYves. Kudengar carabinieri sudah menyimpulkan bahwateman kita yang meninggal bekerja sendirian dan bolehdibilang mereka sudah menghentikan upaya investigasi. Jadikurasa keadaan sudah aman bagi kalian untuk memulaiperjalanan pulang. Seperti yang diperintahkan Addaio,masing-masing dari kalian akan mengambil rute yangberlainan.\" Yang tertua dari orang-orang yang tidak berbicara ini,seorang pria berusia pertengahan tiga puluhan yangtampaknya adalah pemimpin mereka, mengangguk sambilmenulis di secarik kertas. Apa kau yakin tidak ada bahaya? \"Seyakin yang aku bisa. Apa kalian perlu sesuatu?\" Pria itu menulis lagi. Kami perlu mandi, peralatanbercukur. Kami tidak, mungkin pergi dengan penampilanseperti ini. Bawakan kami air lebih banyak, sebuah baskomuntuk, kami mandi. Dan bagaimana dengan truk? \"Kau yangpertama pergi. Antara tengah malam dan pukul satu malam
ini aku akan turun menjemputmu, dan aku akanmembawamu melalui terowongan ke pekuburan. Dari sana,kau harus berjalan ke stasiun Merci di Vanchiglia, disisi lain Piazza. Sebuah truk akan menunggumu di sana,tetapi tidak lebih dari lima menit.\" Dia menyerahkan sehelaikertas dengan angka-angka tertulis di atasnya. \"Ini nomorpelat truk itu. Kau akan dibawa ke Genoa. Di sana kau naikke kapal sebagai pelaut di atas Stella di Mare, dan dalamseminggu kau sudah di rumah.\" Si pemimpin mengangguk lagi. Sementara itu, duatemannya duduk penuh harap. Mereka lebih muda, belum lagidua puluh tahun, yang satu bertubuh tinggi, berbahu bidang,berotot, dengan rambut hitam dipangkas pendek gaya militer,yang seorang lagi lebih pendek, lebih kurus, dan tidak terlaluberotot, dengan rambut coklat dan wajah berkerut tegang. Kontak mereka kemudian menoleh pada pemudaberambut hitam itu. \"Trukmu akan datang menjemput besok antara pukulsatu dan dua pagi. Kau dan aku, sekali lagi, akan mengikutiterowongan ke pekuburan. Kalau kau sudah keluar ke jalan, berbeloklah ke kiri kearah sungai; truk itu pasti sudah menunggu. Kau akanmelintasi perbatasan memasuki Swiss dan dari sana kaucarijalan ke Jerman. Seseorang akan sudah menunggumu diBerlin; kau sudah tahu alamat orang-orang yang akanmemastikan bahwa kau sampai ke rumah.\" Yang terakhir dari ketiga orang itu menatap lekat-lekatsang duta, yang tiba-tiba dilanda ketakutan melihatkemarahan dalam mata pemuda itu. \"Kau yang terakhir pergi.Kau harus tetap di sini dua hari lagi. Truk akanmenjemputmu pukul satu atau dua, seperti sebelumnya, dankau akan dibawa langsung kerumah. Aku akan memberikanlebih banyak lagi detail saat aku menjemputmu. Semogakalian semua berhasil. Aku akan membawakan barang-barangyang kalian butuhkan.\"
Si pemimpin mencengkram lengan sang duta danmemberi isyarat bahwa dia punya satu pertanyaan lagi, yangcepat-cepat dia tulis di kertas. \"Mendib?\" kata si perantara. \"Dia di penjara, kau tahuitu. Dulu dia bertingkah seperti orang gila; dia tidak maumenunggu saudara-saudaranya tiba tapi justru pergisendirian memasuki katedral dan mencapai kapel. Aku tidaktahu apa yang dia lakukan di sana, tetapi dia pasti sudahtidak sengaja membuat alarm berbunyi. Dia tertangkapsewaktu berlari dari katedral. Tidak ada lagi yang bisadikatakan. Aku mendapat perintah dari Addaio untuk tidakmengambil risiko apa pun, jadi aku tidak bisa menolongnya.Tak seorang pun dari kita yang bisa. \"Nah, ikuti saja instruksinya dan kalian semua akanselamat, tidak akan ada masalah apa-apa. Tidak ada yangtahu tentang ruangan ini atau tentang terowongan ini.Berhati-hatilah menjaga rahasia ini. Memang ada lusinanterowongan seperti ini malang melintang di bawah kota, tetapitidak semuanya diketahui orang. Celakalah kalau merekasampai menemukan yang satu ini, awal kehancuran bagi kitasemua dan misi suci kita.\" Ketika mereka tinggal bertiga lagi,si pemimpin memberi isyarat agar teman-temannya mendekat.Hanya beberapa jam lagi tahap berikutnya dalam perjalananpanjang mereka akan dimulai. Mereka akan sampai dirumahatau tertangkap atau tewas. Sejauh ini keberuntungan tidakbenar-benar menjauhi mereka; bagaimanapun juga merekamasih hidup. Namun, perjalanan pulang nanti penuh bertaburbahaya. Mereka berharap Tuhan mendengar doa-doa merekadan mengizinkan mereka bertemu lagi dengan Addaio. Air mata mereka bercampur ketika mereka berangkulan. http://anesularnaga.blogspot.com
9 \"Josar! Josar!\" Seorang anak muda berlari memasuki kamar tempatJosar tengah terlelap. Fajar baru saja merekah di cakrawala. Berat rasanya Josar membuka mata, tetapi ketika itu ialakukan, matanya menatap sosok kurus tinggi Izaz,keponakannya, seorang pemuda yang cerdas dan penuhbakat. Izaz sedang belajar menjadi penulis istana. Josar yangmengajarinya, maka mereka menghabiskan banyak waktubersama. Pemuda itu juga mengikuti pelajaran dari filsuf Marcius,yang mengajarinya bahasa Yunani, bahasa Latin, matematika,retorika, dan filsafat. \"Ada karavan datang, dan seorang saudagar mengirimpesan ke istana, menanyakanmu. Katanya di antararombongan pengelana itu ada seorang pria bernama Tadeus,teman Yesus, dan dia membawakan kabar untukmu tentangThomas.\" Josar tersenyum gembira ketika bangkit dan tempattidurnya, dan dia menanyai Izaz sambil cepat-cepatmembasuh diri. \"Apakah kau yakin bahwa Tadeus sudah tiba di Edessa?Kau tidak salah mengartikan pesan itu?\" \"Paduka Ratu menyuruhku mencarimu; beliaulah yangmemberitahu apa yang harus kukatakan padamu!\" \"Oh, Izaz! Aku tidak percaya kebahagiaan seperti inimungkin terjadi. Tadeus adalah salah seorang pengikut Yesus.Dan Thomas... Thomas adalah salah satu dan orang-orang yang palingdipercaya sang Juru Selamat, salah seorang yang paling dekatdari kedua belas murid.
Tadeus tentu membawa berita tentang Yerusalem,tentang Petrus, tentang Yohanes... \" Josar lekas-lekas berpakaian agar bisa segera tibaditempat karavan-karavan beristirahat setelah perjalananyang panjang. Dia akan mengajak serta Izaz agarkeponakannya yang masih muda itu bisa bertemu sang muridYesus. Mereka bergegas keluar dan rumah sederhana tempatJosar tinggal. Sejak kepulangannya dari Yerusalem, Josar menjualharta miliknya, rumahnya yang nyaman berikut semuaperabotan, dan menyerahkan uang hasil penjualan itu kepadakaum miskin di kota. Dia menemukan tempat berlindungdalam rumah yang kecil dan bersahaja ini, yang menampungsemua yang ia miliki dan butuhkan: sebuah tempat tidur,sebuah meja, beberapa bangku, dan perkamen, lusinangulungan perkamen yang sedang ia baca dan banyak lagi yangia gunakan untuk tulisannya sendiri. Josar dan Izaz melangkah cepat melalui jalan-jalanEdessa sampai mereka tiba di pinggiran kota, tempat merekamenemukan karavan- karavan itu. Pada jam sepagi itu, para saudagar sedangmenyiapkan barang dagangan sebelum memasuki kota,sementara budak-budak bergerak sibuk, memberi makan danminum binatang, mengencangkan tali yang mengikat bal-balbarang dagangan, meniup-niup api untuk memasak. \"Josar!\" Suara berat pemimpin pasukan pengawal rajamenghentikan langkah Josar. Dia membalik badan danmelihat Marvuz bersama sekelompok tentara. \"Raja mengutusku untuk mengawalmu ke istana bersamaTadeus yang datang dari Yerusalem.\" \"Terima kasih, Marvuz. Tunggulah di sini sementara akumencarinya, dan kami akan pergi bersamamu ke istana.\" \"Aku sudah menanyakan, dan tenda milik saudagar yangia tumpangi adalah tenda besar di sebelah sana, yang
berwarna kelabu seperti badai. Aku sendiri sedang menuju kesana.\" \"Tunggu, Marvuz, tunggu, izinkan aku menyambuttemanku sendirian.\" Pengawal itu memberi isyarat kepada anak buahnya, danmereka mundur sementara Josar berjalan ke tenda sangsaudagar. Izaz mengikuti dua langkah ke belakang karenatahu bagaimana perasaan pamannya yang akan berjumpa lagidengan murid sang Juru Selamat. Sudah berkali-kali Josarmenceritakan kepadanya tentang para murid ini, Yohanes,kesayangan sang Guru; Petrus, yang dipercaya Yesus meskisebelumnya menolak mengakui Yesus; Markus dan Lukas;Matius dan Thomas; dan begitu banyak lagi yang lainnya,yang nama-namanya hampir tidak bisa diingat Izaz. Josar gemetar ketika menghampiri pintu masuk tenda,tetapi pada saat itu dan sana muncullah seorang priajangkung dengan wajah ramah dan terbuka, yang berpakaiansebagaimana seharusnya saudagar-saudagar kaya Yerusalemberpakaian. \"Kau Josar?\" \"Benar.\" \"Masuklah. Tadeus sedang menunggumu.\" Josar memasuki tenda dan di sanalah Tadeus, duduk diatas sebuah bantal di tanah, sedang menulis di sehelaiperkamen. Mata kedua pria itu bertemu dan merekatersenyum lebar, gembira saling bertemu lagi. Tadeus berdiri dan memeluk Josar. \"Sahabatku, aku bahagia bisa melihatmu,\" katanya. \"Aku tidak pernah membayangkan akan bisa melihatmulagi. Hatiku penuh kegembiraan, betapa seringnya akumenGenarig kalian semua! Memikirkan kalian membuatku merasa dekat denganGuru.\" \"Dia mencintaimu, Josar, dan memercayaimu. Dia tahubahwa hatimu penuh kebaikan dan bahwa kau akan
menyebarkan firmannya ke manapun kau pergi, di manapunkau berada.\" \"Dan itulah yang selama ini kulakukan, Tadeus, meskiaku selalu takut bahwa aku tidak sanggup menyampaikankata-kata Guru sebagaimana seharusnya.\" Tepat saat itu Saudagar masuk. \"Tadeus, aku akan meninggalkanmu di sini bersamatemanmu agar kalian berdua bisa bicara. Pelayan-pelayankuakan membawakan kalian kurma dan keju dan air sejuk dantidak akan mengganggu kalian kecuali kalau kalianmembutuhkan mereka. Sekarang aku harus pergi kekota,tempat barang-barangku menantiku. Aku akan kembalimalam ini.\" \"Josar,\" ujar Tadeus, \"saudagar yang baik ini bernamaJoshua, dan aku menempuh perjalanan dari Yerusalemdibawah perlindungannya. Dia seringkah pergi mendengarkanajaran-ajaran Yesus, tetapi dia selalu bersembunyi karenatakut Guru akan mengusirnya. Namun Yesus, yang bersediamenemui semua orang, pada suatu hari memintanyamendekat dan kata-kata Yesus menjadi obat bagi jiwa Joshua,yang baru saja ditinggal mati istrinya. Dia adalah teman baikyang sudah sangat banyak membantukami. Karavan-karavannya membawakan berita di antara kami, dan diamembantu kami menyebarkan firman Guru dalam setiapperjalanan.\" \"Selamat datang, Joshua,\" balas Josar. \"Di sini kaudiantara teman, dan kau harus mengatakan kepadaku jikakami bisa membantumu dalam hal apa saja.\" \"Terima kasih, temanku yang baik, tetapi aku tidak perluapa-apa, meski aku sangat bersyukur atas tawaranmu. Akutahu kau dulu mengikuti Guru, dan Tadeus dan Thomassangat menghargaimu. Aku akan kembali dari kota malam ini.Nikmatilah pertemuan kalian; pasti banyak yang ingin kalianbicarakan.\" Ketika Joshua meninggalkan mereka, seorang laki-lakiyang sehitam malam meletakkan piring-piring berisi kurma
dan buah-buahan lain serta sekendi air. Sesenyap dia masuk,sesenyap itu pula dia keluar. Izaz memerhatikan adegan itu tanpa bersuara. Dia tidakberani menarik perhatian pada kehadirannya. Pamannyaseperti sudah melupaannya, tetapi Tadeus tersenyum padanyadan memberi isyarat untuk mendekat. \"Dan anak muda ini?\" \"Keponakanku, Izaz. Aku sedang mengajarinya.Pekerjaanku terdahulu adalah penulis istana, dan suatu haridia mungkin akan menduduki posisiku di istana. Dia anakyang baik, pengikut ajaran Yesus.\" Selagi Josar berbicara, Marvuz memasuki tenda. \"Josar, maafkan aku menyela, tetapi Abgar sudahmengutus seorang pelayan dan istana untuk mencari kabartentang dirimu dan pria ini yang baru tiba dari Yerusalem.\" \"Kau benar, Marvuz, kegembiraanku bertemu lagi dengantemanku telah membuatku lupa bahwa Raja menunggu beritadari kami. Dia ingin menemuimu dan menyambutmu, Tadeus,karena Abgar sudah meninggalkan praktik-praktik pagan danpercaya pada satu Tuhan, Bapa dan Juru Selamat kita. DanRatu serta petinggi istana juga mengimani Yesus. Kami sudahmembangun sebuah kuil, kecil saja, tanpa hiasan, tempatkami berkumpul untuk memohon ampunan Tuhan danmembicarakan ajaran-ajaran Yesus. Aku sudah menuliskansemua yang kuingat dan yang pernah kudengar, tetapisekarang karena kau ada di sini bersama kami, kau akan bisamenyampaikan kepada kami ajaran-ajaran Tuhan kita danmenjelaskan dengan lebih baik daripada aku tentang sepertiapa Yesus dan bagaimana dia wafat demi menyelamatkankita.\" \"Kalau begitu, mari kita pergi menemui Raja,\" ujarTadeus, \"dan dalam perjalanan kau bisa menceritakankepadaku kabar itu. Para saudagar membawa kabar keYerusalem bahwa Abgar sembuh dari penyakitnya setelahmenyentuh kafan Yesus. Kau harus menceritakan kepadaku
keajaiban yang dilakukan Juru Selamat kita itu danbagaimana agama kita mulai berakar di kota ini.\" Abgar sudah tidak sabar. Ratu berusahamenenangkannya. Mengapa Josar dan Tadeus lama sekali? Matahari sudahtinggi di atas Edessa dan mereka masih belum tiba. Raja inginsekali mendengarkan murid Yesus, ingin sekali memperdalampengetahuannya tentang sang Juru Selamat. Dia akanmeminta Tadeus tinggal di Edessa selamanya, atau palingtidak beberapa tahun, supaya setiap warganya bisamendengar langsung dari bibir Tadeus kisah-kisah laintentang Yesus selain yang sudah disampaikan Josar. Kadangsulit bagi Abgar, raja kota yang makmur itu, untukmemahami beberapa hal yang dikatakan sang Guru, tetapiimannya pada pria yang bahkan sesudah wafatpun masihmenyembuhkannya membimbingnya untuk menerima semuaperkataan itu. Dia tahu bahwa banyak laki-laki danperempuan dikotanya yang tidak senang dengankeputusannya menyingkirkan dewa-dewa yang sudahdisembah rakyat Edessa sejak awal masa dan menggantidewa-dewa itu dengan Tuhan yang tidak tampak, yangmengutus putra-Nya ke bumi untuk disalib- seorang putrayang, meski dengan segala siksaan yang dia tahu sedangmenanti, mengajarkan untuk memaafkan musuh, yangmengajarkan bahwa lebih mudah bagi seekor unta untukmelewati lubang jarum daripada seorang kaya untukmemasuki kerajaan surga, sementara si miskin bisa masukdengan bebas. Banyak rakyat Abgar yang terus menyembahdewa-dewa leluhur di rumah dan pergi ke gunung, kegua,untuk menuang anggur bagi patung dewa bulan, Syn, dandewa-dewa lain. Dia, Abgar, memperbolehkan mereka melakukan hal itu;ia tahu bahwa ia tidak bisa memaksakan satu Tuhan padarakyatnya, dan bahwa, seperti yang dikatakan Josar, waktuakan meyakinkan mereka yang belum percaya bahwa hanyaada satu Tuhan.
Memang, masalahnya bukanlah bahwa rakyatnya tidakmemercayai keilahian Yesus; masalahnya adalah merekaberkeyakinan bahwa Yesus hanyalah salah satu dari sekianbanyak Tuhan. Dalam pengertian ini, mereka memangmenerima Yesus, meski tanpa melepas dewa-dewa leluhurmereka. Selagi mereka berjalan menuju istana, Josarmenyampaikan kepada Tadeus bagaimana dia dulumerasakan desakan untuk mengambil kafan Yesus, meskitahu bahwa tak satu pun dan orang-orang yang hadir dimakam berani menyentuh kain itu. Tadeus menganggukmendengar penjelasan temannya. Tadeus sebelumnya tidaksadar bahwa kafan itu tidak ada; benar, dia sudah melupakankain itu sampai tiba kabar di telinganya bahwa telah terjadikeajaiban Raja Abgar telah kembali sehat. Berita itu mengejutkannya dan membuatnya takjubwalaupun semua pengikut sudah terbiasa dengan keajaiban-keajaiban yang diciptakan Yesus. Tadeus lalu menjelaskan alasan kedatangannya kepadatemannya: \"Thomas selalu mengingatmu dengan penuh kehangatandan kasih dan menGenarig bagaimana kau memohon kepadaGuru agar menempuh perjalanan ke Edessa untukmenyembuhkan rajamu. Dia juga ingat bahwa Guru berjanjiakan mengutus salah seorang murid.Oleh karena itu, setelahmengetahui bahwa kafan itu sudah menyembuhkan Abgardan bahwa kau menyebarkan ajaran Juru Selamat kita, diamemintaku datang ke sini untuk melayanimu semampukudan menolongmu. Aku akan tetap di sini selama kaumembutuhkanku, dan aku akan menolongmu menyampaikanfirman Yesus kepada bangsa yang baik ini. Tetapi, suatu harinanti aku tentu harus pergi, karena banyak kota dan banyaklaki-laki dan perempuan yang harus diajari tentang kebenarankata-kata Tuhan kita.\" \"Apakah kau ingin melihat kafan itu?\" Josar bertanya.Tadeus ragu.
Dia orang Yahudi, dan hukum adalah hukum-hukum itupula yang diikuti sang Juru Selamat. Tetap saja, helai kainyang dibawa ke makam oleh Yosefdan Arimathea agar jenazahYesus bisa direbahkan dan beristirahat dalam balutannyasepertinya telah diresapi oleh kekuatan-kekuatan yang duludimiliki Yesus. Tadeus tidak yakin harus mengatakan atauberbuat apa. Dia hampir tidak tahu harus berpikir apa. Josar melihat dilema yang dihadapi temannya, dan iameremas lengan Tadeus penuh rasa persahabatan. \"Tidak usah cemas, Tadeus. Aku tahu hukum Yahudi,dan aku menghormati hukum itu. Tetapi bagi kami, wargakota kuno ini, kain kafan bukanlah benda yang kotor yangtidak boleh disentuh. Kau tidak perlu menyentuhnya, ataubahkan melihatnya, tetapi cukuplah kautahu bahwa Abgartelah memerintahkan agar dibuat sebuah peti yang indahuntuk menyimpan kafan itu oleh seniman Edessa yang palingterampil dan bahwa peti itu ada di sebuah tempat yang aman,dijaga oleh anggota pengawal pribadi raja yang palingdipercaya. Kain itu sungguh menghasilkan keajaiban kain itusudah menyembuhkan Abgar dan menyembuhkan lebihbanyak lagi orang yang datang dengan iman. Kau harus tahubahwa darah dan keringat Juru Selamat kita menciptakangambaran wajah dan tubuhnya di kain itu. Percayalahpadaku, Sahabatku, bahwa saat aku menatap kafan itu, akumelihat guru kita serta merasakan siksaan-siksaan yangditimpakan orang-orang Romawi padanya.\" \"Suatu hari kelak aku akan memintamu memperlihatkankafan itu, Josar, tetapi pertama-tama aku harus mencari didalam hatiku untuk mengetahui kapan hari itu.\" Mereka tiba di istana dan Abgar menerima merekadengan hangat. Sang Ratu, di sisinya, tidak sanggup menyembunyikankegembiraan yang dirasakan karena bertemu dengan seorangsahabat Yesus. \"Selamat datang, Sahabat Yesus dan Sahabat kamisendiri,\" Raja menyambut Tadeus. \"Kau boleh tinggal dikota
kami selama yang kau inginkan, di sini kau adalah tamu kamidan tidak akan kekurangan apa pun. Kami hanya memintaagar kau menceritakan kepada kami tentang sang JuruSelamat, agar kau mengingat-ingat kata-kata danperbuatannya, dan aku, atas izinmu, akan memerintahkanpenulis-penulisku untuk menyimak dengan cermat kata-katamu dan menuliskan semuanya agar warga laki-laki danperempuan di kotaku dan kota-kota lain dapat mengetahuikehidupan dan ajaran-ajaran Tuhan kita.\" Tadeus menerima undangan Raja untuk menetap diEdessa. Sepanjang hari itu dan separuh malamnya, dengan Josarselalu di dekatnya, dia mengisahkan kembali kepadanya danpara petinggi istana keajaiban-keajaiban yang diperbuatYesus. Ketika tiba saatnya beristirahat, ia hanya maumenerima sebuah kamar yang kecil dengan satu tempat tidurdi sebuah rumah dekat rumah Josar. Dia juga menolak,sebagaimana Josar menolak sekembalinya dari Yerusalem,mengambil budak untuk membantu-nya. Dan sejalan berlalunya hari dan minggu, ia memintakepada Raja agar Josar menjadi penulisnya dan mencatatsemua hal yang ia ingat tentang kehidupan dan perkataanYesus. http://anesularnaga.blogspot.com
10 New York dibanjiri cahaya matahari musim semi, hari ituadalah salah satu dari hari-hari sempurna yang jarang sekalitiba. Laki-laki tua itu mengalihkan matanya dari cerahnyacahaya pagi yang tercurah melalui jendela ketika ia berbalikuntuk menjawab telepon yang berdering. Sistem komunikasi dalam kantor itu dirancanguntukmenjamin keamanan absolut. \"Ya,\" ujarnya tegas pada gagang penerima. \"Nomor satu bergerak.\" \"Tidak ada masalah?\" \"Mereka masih menggunakan kontak-kontak yang samaseperti sebelumnya dan rute yang sama, dan semua-nyakelihatan aman untuk mereka. Polisi belum muncul.\" \"Bagaimana dengan nomor dua?\" \"Dia berangkat malam ini. Nomor tiga, besok; dia akanlangsung diantar, dalam truk yang mengangkut baut danmur. Dialah yang paling gelisah.\" \"Aku akan bicara dengan orang-orang kita di Urfa hariini. Kita harus tahu bagaimana reaksi Addaio dan apa yangakan dia lakukan.\" \"Mungkin nasib mereka bertiga akan lebih baik jikamereka tidak pulang ke sana.\" \"Biarkan saja semua berjalan. Kita perlu tahu apa yangdilakukan Addaio dan apa keputusannya. Ada yang barutentang orangnya di dalam katedral?\" \"Nyalinya sudah hilang, setidaknya untuk saat ini. Tetapibaik Kardinal Maupun polisi tidak mencurigainya; merekahanya menganggapnya orang baik yang kacau karenakebakaran itu.\" \"Kita harus terus mengawasinya.\" \"Tentu saja. Orang-orang kita di sana yang sekarangmenangani.\"
\"Bagaimana dengan saudara kita?\" \"Mereka sedang menyelidikinya. Siapa dia, kearah manaseleranya, bagaimana dia bisa seperti sekarang. Mereka jugamenyelidikiku dan yang lainnya. Polisi itu, Valoni, sangatpandai dan dia punya tim yang hebat yang membantunya.\" \"Kita harus sangat berhati-hati.\" \"Tentu.\" \"Minggu depan di Boston.\" \"Aku pasti datang.\" Anggota-anggota tim Kejahatan Seni yang tetap di Turinkembali berkumpul keesokan paginya setelah yang lainkembali ke Roma. \"Dan mana kita mulai, Dottoressa?\" \"Oke, Giuseppe, kurasa kita harus berbicara dengan parapekerja lagi dan kita lihat apakah keterangan mereka masihsama seperti yang mereka sampaikan kepada Pietro. Kitaharus terus menggali di mana mereka tinggal, dengan siapamereka tinggal, apa pendapat para tetangga tentang mereka,apakah ada yang tidak biasa dalam hidup mereka...\" \"Itu akan makan waktu,\" Antonino mengingatkan. \"Ya, dan itulah sebabnya Marco memintakepala carabinieri di sini untuk meminjami kita beberapaorang. Mereka lebih mengenal kota ini daripada kita, danmereka pasti tahu jika yang disampaikan kepada kita itu adayang tidak beres. Giuseppe bisa menangani bagian itu, dankau dan aku akan kembali ke katedral, berbicara dengan parapegawai lagi, si tukang sapu, Padre Yves,...\" \"Baik,\" kata Giuseppe, \"tetapi rentetan pertanyaan lagibisa membuat mereka gugup, mereka jadi seperti disadarkanbahwa kita benar-benar menggenjot pemeriksaan ini.\" \"Jika salah seorang dari mereka gugup, kitalah yangdisadarkan. Kurasa kita juga harus menanyai D'Alaqua.\" \"Dia itu orang penting. Mungkin terlalu penting untukditanyai pada tahap ini. Kalau kita menyinggung perasaannya,
Roma bisa-bisa menegur kita,\" Antonino memperingatkanSofia. \"Aku tahu, Antonino, tetapi kita harus mencoba. Akupenasaran dengan dia.\" \"Hati-hati, Dottoressa, jangan biarkan kepenasarananmuitu menjerumuskan kita ke dalam kesulitan!\"Giuseppemenggodanya. Mereka membagi tugas. Antonino akan mewawancaraikembali pegawai-pegawai katedral. Giuseppe akan berbicaradengan para teknisi listrik, dan Sofia akan menyelidiki lebihjauh lagi D'Alaqua serta minat-minatnya dan berusahamembuat janji pertemuan dengannya. Mereka akan mencobamenyelesaikan semuanya dalam satu minggu, lalu merekabisa memutuskan langkah selanjutnya, denganmengasumsikan mereka berhasil menemukan petunjuk. Sofia meyakinkan Marco agar memanfaatkan koneksi-koneksi untuk memastikan bahwa D'Alaqua bersediaberbicara dengan sang Dottoressa. Marco menggerutu sedikit tetapi dia sependapat bahwaD'Alaqua harus ditanyai. Maka Kepala Divisi Kejahatan Senimengajukan permohonan langsung pada Menteri Kebudayaan,yang berkata bahwa Marco pasti gila jika mengira bahwa diaakan membiarkan Marco mengendus-endus ke dalamperusahaan seperti COCSA dan menyelidiki orang sepertiD'Alaqua. Tetapi, akhirnya, Marco meyakinkan Menteri bahwapenting sekali berbicara dengan pria itu danbahwa Dottoressa Galloni, seorang investigator yangberbudaya dan sangat berpendidikan, akan melaksanakanwawancara dengan teramat bijaksana. Menteri membuatkan perjanjian untuk Sofia denganUmberto D'Alaqua untuk keesokan harinya pukul sepuluh.Ketika Marco memberitahu, Sofia tertawa gembira. \"Bos, kau ini luar biasa! Aku tahu apa yang mestikauhadapi.\"
\"Kalau begitu kautahu bahwa kau tidak bolehmengacaukan kesempatan ini atau kita berdua akanmendorong-dorong arsip di Divisi Kearsipan. Aku mohon,Sofia, jangan terburu-buru dan jangan mendesak, oke?D'Alaqua berpengaruh bukan hanya di sini tetapi di seluruhdunia-dia punya investasi di seluruh Eropa, Timur Dekat,Asia...Kau harus menangani orang ini dengan sangat hati-hati.\" \"Aku sependapat dengan Minerva. Aku punya firasattentang D'Alaqua ini.\" \"Kuharap firasatmu tidak menyerang balik.\" \"Percayalah padaku.\" \"Kalau aku tidak memercayaimu, kau tidak bakal pergi.\" Sekretaris Umberto D'Alaqua kelihatan lebih sepertiseorang eksekutif puncak daripada sekretaris, tak pedulisepenting apa majikannya. Dia seorang pria separuh bayayang anggun dan menjaga sikap, yang memperkenalkan dirikepada Sofia sebagai Bruno Moretti dan bertanya apakahSofia mau kopi sementara menunggu Signor D'Alaquamenyelesaikan rapat lain. Ketika ia menolak, Moretti mohon diri danmeninggalkannya sendirian. Ruangan tempatnya menunggusungguh menakjubkan. Di dindingnya tergantung lukisan-lukisan karya Canaletto, Modighani, Braque, dan sebuah yangkecil karya Picasso. Karena asyik memerhatikan Modighani, Sofia terkejutoleh suara di belakangnya. \"Selamat pagi, Dottoressa Galloni.\" Sofia berbalik dan mendapati dirinya menatap pria palingmenarik yang pernah ia temui, yang sedang memerhatikannyadengan tatapan tajam namun ingin tahu. Ia merasa wajahnyamemerah seolah terpergok sedang melakukan sesuatu yangsalah. Umberto D'Alaqua bertubuh tinggi dan berpakaiananggun, usianya mungkin pertengahan lima puluh. Iamemancarkan keyakinan diri dan kekuatan.
\"Selamat pagi. Maafkan saya, saya sedang mengamatiModighani ini. Sungguh menakjubkan.\"D'Alaqua hanya tersenyum tipis. \"Kita akan lebih nyamandi kantor saya, DottoressaGalloni.\"Sofia mengangguk dan mengikutinya ke sederet ruangandi sana.Kantor D'Alaqua benar-benar nyaman, dilengkapiperabotan modern yang menonjolkan karya-karya seni luarbiasa yang menutupi dinding: beberapa gambar karya daVinci, sebuah lukisan Madonna dari abad ke lima belas,sebuah lukisan Kristus karya El Greco,sebuah harlekuinkarya Picasso, sebuah karya Miro ... Diatas sebuah meja kecildi salah satu sudut yang berseberangan dengan meja tulisbesar, kesederhanaan sebuah krusifiks yang diukir dari kayuzaitun menarik perhatiannya.D'Alaqua mempersilakan Sofia duduk di sofa, dan diasendiri duduk di sebuah kursi besar di sebelah Sofia.\"Nah, Dottoressa Galloni, bagaimana saya bisa membantuAnda?\"Sofia menyerangnya tanpa pendahuluan.\" Signor D'Alaqua, kami menduga bahwa kebakaran diKatedral Turin bukan suatu kecelakaan.Sebenarnya, kami yakin bahwa tak satu pun dariperistiwa-peristiwa nahas yang pernah terjadi di KatedralTurin adalah kecelakaan.\"Ekspresi wajah D'Alaqua sedikitpun tidak menunjukkantanda kekhawatiran, atau bahkan keterkejutan. Dia menatapSofia dengan tenang, rupanya menunggu Sofia melanjutkan,seolah yang didengarnya ini tidak ada kaitan apa-apa dengandirinya.\"Apa Anda mengenal orang-orang yang bekerja dikatedral? Dan apakah menurut Anda, Anda bisa memercayaimereka sepenuhnya?\"\" Dottoressa Galloni, COCSA adalah salah satu darisekian banyak perusahaan yang saya miliki atau yang sayaawasi sebagai anggota dewan komisaris. Anda tentu paham
bahwa saya tidak secara pribadi mengenal semua pekerja diperusahaan-perusahaan itu. Dalam bisnis ini, seperti dalambisnis lain manapun, ada bagian sumberdaya manusia, yangsaya yakin akan memberi Anda semua informasi yang Andabutuhkan mengenai orang-orang yang bekerja di katedral.Tetapi, jika Anda perlu lebih dan itu, dengan senang hati sayaakan meminta kepala bagian tersebut untuk menyediakansemua yang Anda butuhkan.\" Dia mengangkat telepon dan minta disambungkandengankepala personalia. \" Signor Lazotti, aku sangat menghargai bila kau bersediamenemui Dottoressa Galloni dari Divisi Kejahatan Seni. Diamemerlukan lebih banyak informasi tentang orang-orang yangbekerja di katedral. Sekretarisku akan mengantarnya ke kantormu beberapamenit lagi... Ya,terima kasih.\" Dia meletakkan gagang telepon danmenatap Sofia dengan tenang; jelaslah dia menganggapwawancara sudah selesai. Sofia merasa sudah menggagalkankesempatan ini. \"Apakah menurut Anda yang saya sampaikan tadi sangatabsurd, Signor D'Alaqua?\" Sofia mencoba lagi. \" Dottoressa Galloni, Anda dan tim Anda adalah orang-orang profesional, dan Anda harus melakukan tugas Anda.Saya tidak punya pendapat apa pun mengenai kecurigaan-kecurigaan Anda atau alur investigasi Anda. Apa ada hal lainyang bisa saya bantu?\" Sofia mengangkat dagu sedikit dan tersenyum. \"Kamimungkin akan punya lebih banyak lagi pertanyaan untukAnda selama penyelidikan kami berlanjut, Signor D'Alaqua.Kami hanya ingin Anda mengetahui pemikiran kami danbahwa karena itu kami akan melakukan investigasi mendalamatas pegawai-pegawai Anda.\" \" Signor Lazotti akan memberi Anda semua bantuan yangAnda perlukan, saya yakin itu.\"
D'Alaqua tidak akan mengatakan apa-apa lagi. Sofiaberdiri dan mengulurkan tangan. \"Terima kasih atas kerja sama Anda.\" \"Senang berkenalan dengan Anda, Dottoressa Galloni.\" Sofia gusar pada dirinya sendiri tetapi tetap sanggupbercakap-cakap ramah dengan Moretti, sekretaris D'Alaqua,ketika Moretti mengantarnya ke kantor Mario Lazotti. Lazotti menyambutnya dengan senyuman. \"Beritahusaya, Dottoressa Galloni, apa yang Anda perlukan?\" \"Saya perlu semua informasi yang Anda punya tentangorang-orang yang bekerja di katedral, termasuk semua detailperorangan yang Anda punya.\" \"Saya sudah memberikan informasi itu pada salahseorang rekan Anda di Divisi Kejahatan Seni dan kepada polisi,tetapi dengan senang hati saya akan memberi Anda salinankeseluruhan arsip. Saya sudah meminta sekretaris sayamenyiapkan untuk Anda. Sedangkan mengenai informasiperorangan, saya rasa kami tidak bisa banyak membantu. COCSA adalah perusahaan besar, dan rasanya sukaruntuk mengenal setiap pegawai. Dalam hal ini, penyelia dikatedral mungkin bisa menjadi sumber terbaik Anda.\" Seorang perempuan muda masuk membawa sebuah maparsip besar, yang oleh Lazotti diserahkan kepada Sofia. Sofia mengucapkan terima kasih dan duduk lebihnyaman di kursi yang ditawarkan Lazotti. \" Signor Lazotti,apakah Anda sering menghadapi kecelakaan seperti yangterjadi di Katedral Turin?\" \"Maksud Anda?\" \"COCSA adalah perusahaan yang menangani banyakpekerjaan untuk Gereja. Kalian pernah melakukan perbaikandan pekerjaan pemeliharaan di hampir setiap katedral diItalia.\" \"Italia dan sebagian besar Eropa. Dan kecelakaan,sayangnya, memang terjadi, meski kami mematuhi dengansaksama semua peraturan keamanan dan keselamatan danmengambil langkah-langkah ketat kami sendiri.\"
\"Bisakah Anda memberi saya daftar semua kecelakaanyang dialami COCSA selama menangani pekerjaan di katedral-katedral?\" \"Saya akan memeriksa hal itu dan melakukan semuayang saya bisa. Tapi tidak akan mudah. Dalam setiappekerjaan tentu ada masalah, insiden dan segala macamjenis-luka, memar, jatuh, lengan patah, hal-hal semacam itu,dan saya tidak yakin kami mencatat semua insiden itu. Tetapi, biasanya, insinyur kepala atau penyeliamemasukkan laporan pada saat kejadian, jadi... Sampaiseberapa jauh ke belakang saya harus memeriksa?\" \"Katakanlah lima puluh tahun terakhir.\" Lazotti memasang muka tidak percaya, tetapi tidakpernah melepas aura efisiennya. \"Saya akan melakukan semampu saya,\" ulangnya. \"Kapan Anda ingin informasi itu dikirim?\" \"Ini kartu saya dan ini nomor ponsel saya. Telepon saya,dan jika saya sedang di Turin, saya akan mampir danmengambil. Jika tidak, Anda bisa kirimkan ke kantor saya diRoma.\" \"Saya harap Anda memaafkan pertanyaansaya, Dottoressa Galloni, tetapi apa sebenarnya yang Andacari?\" Sofia menilainya dengan pandangan sekilas, lalumemutuskan untuk mengatakan yang sebenarnya. \"Saya mencari siapa pun orangnya yang menciptakan'kecelakaan-kecelakaan' di Katedral Turin.\" \"Maaf?\" Lazotti tampak benar-benar bingung. \"Menurut kami, kejadian-kejadian ini bukan kecelakaan.Kami mencari orang atau orang-orang di belakangnya.\" \"Anda sedang bergurau! Tetapi tentu saja tidak. Tapisiapa yang ingin merusak katedral? Anda mencurigai pegawai-pegawai kami?\" \"Itulah yang ingin kami ketahui-siapa dan mengapa.\" \"Tapi apa Anda yakin? Berdasarkan bukti apa? Andasecara langsung menuduh pegawai-pegawai COCSA terlibat?\"
\"Ini bukan tuduhan, melainkan sesuatu yang perlu kamiselidiki.\" \"Baiklah. Tentu saja. Anda boleh mengandalkan kamiuntuk sepenuhnya bekerja sama.\" \"Saya memang mengandalkan Anda, Signor Lazotti.\" Sofia meninggalkan gedung dan kaca dan baja itu,merenung apakah dia sudah memilih strategi yang tepatdengan mengungkapkan kecurigaannya pada kepala bagiansumber daya manusia di COCSA dan juga kepada D'Alagua.Tepat saat itu D'Alagua mungkin sedang menelepon menteriuntuk protes. Atau dia mungkin tidak melakukan apa pun,entah karena dia menganggap remeh kecurigaan itu, ataukarena sebaliknya. Dia harus segera menelepon Marco. Jika D'Alaqua sedangberbicara dengan menteri, dia harus menyiapkan bosnyauntuk menghadapi serangan. Dia juga sudah sampai pada satu keputusan mengenaiPietro. Dia akan melepaskan diri. Hubungan mereka tiba-tibaterasa memuakkan baginya. http://anesularnaga.blogspot.com
11 Pena Izaz mengisi perkamen demi perkamen dengankisah-kisah yang disampaikan Tadeus. Abgar dan sang ratu memuji gulungan-gulunganperkamen yang sudah ia buat dengan begitu cermat, dan iaberkhayal bahwa suatu hari kelak ia pun akan menjadipenulis istana. Tadeus sering memanggilnya untukmendiktekan kenangan-kenangan yang sangat berarti bagiTadeus tentang si orang Nazaret, dan pemuda itu hafal diluarkepala petualangan-petualangan yang dialami Tadeusbersama-sama Yesus. Tadeus biasa memejamkan mata dan tampak sepertimenenggelamkan diri dalam mimpi selagi menuturkan kisah-kisahnya, seperti apa Yesus, hal-hal yang Yesus ucapkan, hal-hal yang Yesus lakukan. Josar juga menulis kenangan-kenangannya sendiri danmeminta tulisannya itu disalin lagi, dan sebuah salinan darisetiap kisah disimpan di ruang arsip istana. Mereka juga akanmembuat salinan kisah-kisah yang dituturkan Tadeus.Begitulah yang diperintahkan Abgar karena sang rajamenginginkan bahwa Edessa mewariskan kepada putra-putrinegeri itu kisah Yesus yang sebenarnya. Waktu berlalu, dan Tadeus tetap di Edessa. Sang ratudan Abgar memang memintanya menetap untuk membantumereka menjadi penganut Kristen yang baik, untuk menolongJosar menyebarkan ajaran-ajaran Yesus, dan untukmenjadikan Edessa tempat berlindung bagi semua orang yangmengimani Yesus. Izaz gembira bahwa Tadeus belum meninggalkan kota.Pamannya merasa tenang karena ada orang lain di Edessayang mengenal orang Nazaret itu, dan Josar selalu memintanasihat Tadeus mengenai apa yang sebaiknya ia sampaikan
Search
Read the Text Version
- 1
- 2
- 3
- 4
- 5
- 6
- 7
- 8
- 9
- 10
- 11
- 12
- 13
- 14
- 15
- 16
- 17
- 18
- 19
- 20
- 21
- 22
- 23
- 24
- 25
- 26
- 27
- 28
- 29
- 30
- 31
- 32
- 33
- 34
- 35
- 36
- 37
- 38
- 39
- 40
- 41
- 42
- 43
- 44
- 45
- 46
- 47
- 48
- 49
- 50
- 51
- 52
- 53
- 54
- 55
- 56
- 57
- 58
- 59
- 60
- 61
- 62
- 63
- 64
- 65
- 66
- 67
- 68
- 69
- 70
- 71
- 72
- 73
- 74
- 75
- 76
- 77
- 78
- 79
- 80
- 81
- 82
- 83
- 84
- 85
- 86
- 87
- 88
- 89
- 90
- 91
- 92
- 93
- 94
- 95
- 96
- 97
- 98
- 99
- 100
- 101
- 102
- 103
- 104
- 105
- 106
- 107
- 108
- 109
- 110
- 111
- 112
- 113
- 114
- 115
- 116
- 117
- 118
- 119
- 120
- 121
- 122
- 123
- 124
- 125
- 126
- 127
- 128
- 129
- 130
- 131
- 132
- 133
- 134
- 135
- 136
- 137
- 138
- 139
- 140
- 141
- 142
- 143
- 144
- 145
- 146
- 147
- 148
- 149
- 150
- 151
- 152
- 153
- 154
- 155
- 156
- 157
- 158
- 159
- 160
- 161
- 162
- 163
- 164
- 165
- 166
- 167
- 168
- 169
- 170
- 171
- 172
- 173
- 174
- 175
- 176
- 177
- 178
- 179
- 180
- 181
- 182
- 183
- 184
- 185
- 186
- 187
- 188
- 189
- 190
- 191
- 192
- 193
- 194
- 195
- 196
- 197
- 198
- 199
- 200
- 201
- 202
- 203
- 204
- 205
- 206
- 207
- 208
- 209
- 210
- 211
- 212
- 213
- 214
- 215
- 216
- 217
- 218
- 219
- 220
- 221
- 222
- 223
- 224
- 225
- 226
- 227
- 228
- 229
- 230
- 231
- 232
- 233
- 234
- 235
- 236
- 237
- 238
- 239
- 240
- 241
- 242
- 243
- 244
- 245
- 246
- 247
- 248
- 249
- 250
- 251
- 252
- 253
- 254
- 255
- 256
- 257
- 258
- 259
- 260
- 261
- 262
- 263
- 264
- 265
- 266
- 267
- 268
- 269
- 270
- 271
- 272
- 273
- 274
- 275
- 276
- 277
- 278
- 279
- 280
- 281
- 282
- 283
- 284
- 285
- 286
- 287
- 288
- 289
- 290
- 291
- 292
- 293
- 294
- 295
- 296
- 297
- 298
- 299
- 300
- 301
- 302
- 303
- 304
- 305
- 306
- 307
- 308
- 309
- 310
- 311
- 312
- 313
- 314
- 315
- 316
- 317
- 318
- 319
- 320
- 321
- 322
- 323
- 324
- 325
- 326
- 327
- 328
- 329
- 330
- 331
- 332
- 333
- 334
- 335
- 336
- 337
- 338
- 339
- 340
- 341
- 342
- 343
- 344
- 345
- 346
- 347
- 348
- 349
- 350
- 351
- 352
- 353
- 354
- 355
- 356
- 357
- 358
- 359
- 360
- 361
- 362
- 363
- 364
- 365
- 366
- 367
- 368
- 369
- 370
- 371
- 372
- 373
- 374
- 375
- 376
- 377
- 378
- 379
- 380
- 381
- 382
- 383
- 384
- 385
- 386
- 387
- 388
- 389
- 390
- 391
- 392
- 393
- 394
- 395
- 396
- 397
- 398
- 399
- 400
- 401
- 402
- 403
- 404
- 405
- 406
- 407
- 408
- 409
- 410
- 411
- 412
- 413
- 414
- 415
- 416
- 417
- 418
- 419
- 420
- 421
- 422
- 423
- 424
- 425
- 426
- 427
- 428
- 429
- 430
- 431
- 432
- 433
- 434
- 435
- 436
- 437
- 438
- 439
- 440
- 441
- 442
- 443
- 444
- 445
- 446
- 447
- 448
- 449
- 450
- 451
- 452
- 453
- 454
- 455
- 456
- 457
- 458
- 459
- 460
- 461
- 462
- 463
- 464
- 465
- 466
- 467
- 468
- 469
- 470
- 471
- 472
- 473
- 474
- 475
- 476
- 477
- 478
- 479
- 480
- 481
- 482
- 483
- 484
- 485
- 486
- 487
- 488
- 489
- 490
- 491
- 492
- 493
- 494
- 495
- 496
- 497
- 498
- 499
- 500
- 501
- 502
- 503
- 504
- 505
- 506
- 507
- 508
- 509
- 510
- 511
- 512
- 513
- 514
- 515
- 516
- 517
- 518
- 1 - 50
- 51 - 100
- 101 - 150
- 151 - 200
- 201 - 250
- 251 - 300
- 301 - 350
- 351 - 400
- 401 - 450
- 451 - 500
- 501 - 518
Pages: