Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore BUKU PUTIH (Indo Pusaka Berau)

BUKU PUTIH (Indo Pusaka Berau)

Published by PT Integra Cipta Kreasi, 2021-09-23 04:07:35

Description: FA---BUKU PUTIH--IPB-FLIPBOOK

Search

Read the Text Version

201

202

203

204

205

206

207

208

209

210

211

212

213

214

215

216

217



Aspek Operasional

Sesuai dengan Anggaran Dasar, ruang lingkup usaha PT Indo Pusaka Berau (IPB) meliputi bidang pengoperasian Pembangkitan Listrik Tenaga Uap yang Berbahan Bakar Batubara, serta penyediaan tenaga listrik yang andal, ekonomis, bermutu tinggi, serta ramah lingkungan. Walaupun bisnis utama perusahaan di pembangkitan tenaga listrik, aktivitas bisnis perusahaan di masa depan dapat mencakup aktivitas bisnis lain diluar pembangkitan tenaga listrik. Dalam Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup perusahaan dapat mencakup aktivitas-aktivitas antara lain: 1. Jasa survei, perancangan, kontruksi, dan pemeliharaan infrastruktur tenaga listrik. 2. Produksi dan Perdagangan peralatan tenaga listrik. 3. Produksi, distribusi, dan perdagangan sumber daya bahan bakar (contoh: batu bara) 4. Cogeneration 5. Aktivitas lainnya yang berhubungan dengan bisnis inti pembangkitan tenaga listrik. Di setiap aktivitas bisnis tersebut, perusahaan dapat mendirikan atau turut mendirikan anak perusahaan atau melakukan kerja sama dengan badan atau pihak lain. Adapun hingga saat ini, IPB telah memiliki pengalaman menyediakan produk dan jasa meliputi: l Jasa survei, investigasi, desain, konstruksi/pemasangan instalasi l Produksi, perbaikan, dan perdagangan peralatan l Produksi, pengolahan, pengangkutan dan perdagangan batubara, gambut, biomas, dan gas alam l Usaha lainnya yang berkaitan dengan kegiatan perorangan dalam rangka memanfaatkan secara maksimal potensi yang dimiliki perusahaan Sebagai Perusahaan Penyediaan Tenaga Listrik, IPB memainkan peranan strategis dalam hal melakukan Penjualan dan Pengamanan pasokan listrik di wilayah Berau pada sistem kelistrikan Isolated Berau - Kalimantan Timur. Operasional Unit PLTU Lati telah beroperasi selama kurang lebih 16 tahun. Perusahaan berkomitmen mengoperasikan PLTU Lati dan tetap menjaga kinerja pembangkit secara maksimal. Selain menyalurkan energi listrik kepada PT Berau Coal, operasional IPB juga telah melayani serta berkontribusi kepada PT PLN dan Pemerintah Kabupaten Berau dalam pemenuhan penyediaan tenaga listrik untuk masyarakat Kabupaten Berau. Agar operasional pembangkit listrik yang dikelola IPB tetap dapat berkontribusi optimal, maka perusahaan berkomitmen untuk memperhatikan dan mengimplementasikan pengelolaan operasional unit pembangkitan yang sistematis, ekonomis, serta memperhatikan mutu dan keandalan. Sehingga operasional perusahaan yang dilakukan dapat membawa peningkatan kinerja dan daya saing, sekaligus menjadikan perusahaan semakin terdepan di bidang pembangkitan listrik. 220

BISNIS MANAGEMENT SYSTEM - OPERATION MANAGEMENT 221

PT. INDO PUSAKA BERAU – PLTU LATI No. Dokumen : PM.BMS.IPB.01 No. Revisi : 00 PEDOMAN PELAKSANAAN Tanggal Effektif : MANAJEMEN OPERASI & PRODUKSI Halaman : 2 dari 16 UNIT PEMBANGKIT Disiapkan oleh, Diperiksa oleh, Disetujui oleh, Tanggal __ / __ / 2015 Tanggal __ / __ / 2015 Tanggal __ / __ / 2015 DM Bidang Operasional Manajer Pembangkit Direktur Utama Yono Purwanto Sutarno Chairuddin Noor Distribusi Dokumen ; 1. Asli : Kantor Pusat PT.IPB 2. Copy : 3. Copy : Status Revisi ; 222

PT. INDO PUSAKA BERAU – PLTU LATI No. Dokumen : PM.BMS.IPB.01 PEDOMAN PELAKSANAAN No. Revisi : 00 Tanggal Effektif : MANAJEMEN OPERASI & PRODUKSI UNIT PEMBANGKIT Halaman : 3 dari 16 PROSES MANAJEMEN OPERASI 1. Tujuan Pedoman proses manajemen operasi ini menguraikan secara singkat tanggung-jawab dan aktivitas utama bidang operasi PLTU Lati - Berau. Sasaran – sasaran utama dari proses operasi adalah : 1.1. Ketersediaan tenaga listrik sesuai dengan : 1.1.1. Batas kemampuan teknis dari pembangkit; 1.1.2. Kebutuhan pelanggan (dalam hal ini : PT. PLN dan PT.Berau Coal); 1.1.3. Untuk meyakinkan keamanan dan kestabilan Sistem, PLN Area Berau meminta kepada pembangkit untuk menyesuaikan dan melakukan perubahan berkelanjutan; 1.1.4. Peraturan pemerintah dan/atau ketentuan PLN. 1.2. Operasi yang aman, andal, efisien dan ramah lingkungan. 2. Ruang Lingkup 2.1. Gambaran dalam uraian proses ini harus diikuti dan/atau didukung sebagai pelaksanaan yang bisa diterapkan oleh semua personil dari PLTU Lati - Berau. 2.2. Ruang lingkup pedoman proses ini meliputi operasi pembangkit untuk real time, jangka pendek dan jangka panjang. 3. Tanggung Jawab 3.1. Manajer Pembangkit dibantu dengan DM Bidang Operasi dan Supervisor Operasi Shift bertanggung jawab secara menyeluruh untuk proses dan instruksi ini serta mengusulkan pembaharuannya. 3.2. Tanggung jawab lain untuk aktivitas utama mencakup proses berada pada klausul 4 dan peta proses pada klausul 5. 4. Tindakan Rangkaian proses input, output, aktivitas dan tanggung jawab utama dari proses berada di bawah dan di dalam proses operasi yang diuraikan dalam peta proses di klausul 5. 4.1. Perencanaan Operasi 4.1.1. Perencanaan Operasi Jangka Panjang Rencana operasi jangka panjang dilaksanakan berdasarkan suatu rencana kebutuhan produksi jangka panjang yang dituangkan kedalam ″Rencana Jangka Panjang Perusahaan″ (RJPP) dilaksanakan untuk periode operasi lima tahunan. Rencana Operasi jangka penjang meliputi : a. Tinjauan ulang kejadian kritis yang telah lalu; b. Tindakan yang diperlukan untuk suatu operasi yang aman, andal, efisien dan ramah lingkungan; c. Perubahan rencana produksi; d. Perubahan didalam aturan yang diwajibkan pelanggan (dalam hal ini : PT. PLN dan PT.Berau Coal); e. Perubahan unjuk kerja pembangkit dan peralatan; f. Kebutuhan investasi. 223

PT. INDO PUSAKA BERAU – PLTU LATI No. Dokumen : PM.BMS.IPB.01 No. Revisi : 00 PEDOMAN PELAKSANAAN Tanggal Effektif : MANAJEMEN OPERASI & PRODUKSI Halaman : 4 dari 16 UNIT PEMBANGKIT Target operasi pembangkit dan syarat pemeliharaan preventif dan outages direncanakan tahunan yang dituangkan kedalam RKAP tahunan. Proses perencanaan meliputi semua kesesuaian tugas yang diperlukan untuk mengidentifikasi sumber daya dan biaya – biaya yang diperlukan untuk : a. Perencanaan dan pengembangan sumber daya manusia yang diperlukan sesuai rencana produksi jangka panjang; b. Pengujian / performance test / audit peralatan; c. Perencanaan pola operasi dan kebutuhan bahan bakar. 4.1.2. Perencanaan Operasi Tahunan Perencanaan operasi tahunan dibuat atas dasar kebutuhan produksi tahunan. Perencanaan sasaran operasional dari pembangkit sudah mempertimbangkan persyaratan pemeliharaan untuk preventif dan outages yang direncanakan. Proses perencanaan meliputi semua tugas yang dibutuhkan untuk mengidentifikasi sumber daya dan biaya-biaya yang diperlukan adalah : a. Pastikan bahwa personil operator sudah memiliki kemampuan yang diperlukan untuk mengoperasikan pembangkit dengan baik dalam situasi operasi normal dan darurat mengacu prosedure/IK yang berlaku; b. Mengatur daftar shift; c. Pelatihan personil baru; d. Pelatihan personil yang ada jika dibutuhkan; e. Penerimaan karyawan; f. Perencanaan rotasi personil operator; g. Mematuhi rencana pemeliharaan tahunan; h. Pengembangan prosedur-prosedur; i. Proyek / pekerjaan khusus. Kebutuhan pelatihan serta proses penerimaan karyawan telah digambarkan secara keseluruhan di dalam dokumen ″Prosedur Pelatihan dan Prosedur Penerimaan Karyawan″ 4.1.3. Perencanaan Operasi Jangka Pendek Rencana Operasi Jangka Pendek adalah merupakan turunan perencanaan operasi tahunan yang diuraikan menjadi bulanan, mingguan dan harian dibawah tanggung jawab Manajer Pembangkit. Rencana operasi harian dan mingguan dilaksanakan berdasarkan keperluan jangka pendek, dan harus sudah mempertimbangkan kebutuhan pemeliharaan untuk preventive dan outages yang direncakanan, seperti : a. Keperluan operasi (Shut-down dan Start Up); b. Management/optimasi pada daftar shift; c. Pelatihan pada personil baru; d. Pelatihan personil yang ada jika dibutuhkan; e. Mematuhi rencana pemeliharaan; f. Proyek / pekerjaan khusus. 224

PT. INDO PUSAKA BERAU – PLTU LATI No. Dokumen : PM.BMS.IPB.01 PEDOMAN PELAKSANAAN No. Revisi : 00 Tanggal Effektif : MANAJEMEN OPERASI & PRODUKSI UNIT PEMBANGKIT Halaman : 5 dari 16 4.2. Kewenangan Manajer pembangkit harus memastikan setiap operator memiliki sertifikat yang sah dan masih berlaku, diantaranya : a. Semua operator wajib mempunyai ″Sertifikat Kompetensi″ yang dikeluarkan oleh lembaga yang berwenang b. Semua analis kimia laboratorium wajib mempunyai \"Sertifikat Kimia Laboratorium\" c. Semua operator alat berat dan angkat-angkut wajib mempunyai \"Sertifikat Operator Alat Angkat dan Angkut\" Pemberian ijin pada personil yang akan melakukan pekerjaaan operasi secara aman telah digambarkan di dalam dokumen \" Ijin Kerja\". 4.3. Operasi pada Kondisi Normal 4.3.1 Operasi Harian Dokumen \"Prosedur Operasi Harian\" menjelaskan tindakan pengoperasian harian pembangkit pada kondisi normal. Operasi Harian terdiri atas : Tindakan pengoperasian harian pembangkit pada kondisi normal Operasi Harian terdiri atas : a. Implementasi Rencana Operasi Harian (ROH); b. Koordinasi dengan Pelanggan (PT.PLN & PT.BC) (Prosedure Komunikasi dengan PLN Area); c. Komunikasi dengan pihak internal dan external; d. Pengaturan daftar tugas shift (Dokumen Pengaturan Kerja Shift); e. Tagging system dan penerbitan ijin kerja (LOTO); f. Pengumpulan dan penyimpanan data operasi (Pengarsipan dokumen laporan Operasi); g. Membantu investigasi kecelakaan kerja (Manajemen Kecelakaan Kerja); h. Laporan Operasi (Dokumen Laporan Operasi); Pelaksanaan pengecekan dan kebersihan oleh operator yang bertugas meliputi kencangkan, lumasi dan bersihkan (First Line Maintenance/FLM). 4.3.2 Pengoperasian Pembangkit Tugas utama dalam pengoperasian pembangkit seperti tertuang dalam dokumen operasi normal adalah sebagai berikut : a. Start Up unit dijelaskan pada ″Prosedur Pengoperasian Pembangkit″; b. Start – stop peralatan pembangkit dijelaskan pada IK Start – Stop Peralatan; c. Pengujian rutin peralatan dijelaskan pada Prosedur Pengujian Rutin Peralatan Pembangkit. d. Pengaturan beban unit pembangkit dijelaskan pada Prosedur Operasi Harian e. Shut-down normal unit pembangkit dijelaskan pada Prosedur Shut-down Unit Pembangkit f. Pembangkit stand-by dijelaskan pada Prosedur Pembangkit Stand-by Semua kegiatan pengoperasian dilakukan berdasarkan rencana produksi dengan memonitor peralatan utama maupun peralatan bantu mengacu pada prosedur kerja, instruksi kerja dan checklist yang ada. 225

PT. INDO PUSAKA BERAU – PLTU LATI No. Dokumen : PM.BMS.IPB.01 No. Revisi : 00 PEDOMAN PELAKSANAAN Tanggal Effektif : MANAJEMEN OPERASI & PRODUKSI Halaman : 6 dari 16 UNIT PEMBANGKIT Petunjuk pengoperasian system lainnya, termasuk didalamnya pemenuhan terhadap peraturan Lingkungan Hidup dan K3 di jelaskan pada masing-masing dokumen berikut : a. Coal handling system dijelaskan pada ″Prosedur Penerimaan dan Pembongkaran Batubara serta Instruksi Kerja Penyaluran / Pengisian Batubara″; b. Sistem Penanganan Abu (Ash Handling System) dijelaskan pada Prosedur Penyaluran Abu serta ″ nstruksi Ker a Pengoperasian s and ing Sistem″; c. Pemenuhan peraturan Lingkungan dijelaskan pada ″Prosedur Penge o aan imba ″ Prosedur Pengelolaan Lingkungan & Prosedur Pengelolaan K3. 4.3.3 Pemantauan dan Evaluasi Kinerja Operasi Pemantauan operasi pembangkit menjadi bagian dari tugas-tugas normal untuk operator yang dituangkan ke dalam logsheet operasional pembangkit pada masing-masing peralatan. Supervisor operasional shift bertanggung jawab atas pemantauan sehari-hari dan pelaksanaan tindak lanjut dari pengukuran-pengukuran. Evaluasi kinerja operasi yang terukur sebagai berikut : a. Sebagai suatu bagian dari kesiapan pembangkit yang dicapai, pengoperasian yang menyebabkan hilangnya kesempatan (waktu dan produksi listrik netto) akan dianalisa dibandingkan dengan target yang telah disepakati. Definisi dan terjemahan menurut Pelaporan dan Pengukuran Kinerja Pembangkit. b. Konsumsi spesifik pembangkit yang actual untuk batubara/bahan bakar minyak/kimia pengolahan air maupun pemakaian spesifik auxiliary jika dibandingkan dengan target yang disetujui. Definisi dan terjemahan menurut Pelaporan dan Pengukuran Kinerja Pembangkit. c. Memenuhi sasaran lingkungan yang ditetapkan selama operasi satu tahun. Definisi dan terjemahan menurut Dokumen UKL – UPL. 4.3.4 Pengujian/Testing Peralatan utama dan peralatan bantu pembangkit dilakukan pengujian sebagai berikut : a. Pengujian rutin (mingguan, 2 mingguan, bulanan); b. Pengujian wajib (bulanan, tahun, selam start up dan shutdown pembangkit); c. Pengujian / performance test setelah perbaikan / over haul; d. Lingkup pengujian meliputi : 1. Semua tombol-tombol start stop dan emergency dapat bekerja dengan baik; 2. Peralatan dapat dioperasikan dan diberhentikan secara manual/local atau Control Room; 3. Tidak terjadi kelainan fungsi dan kebocoran pada instalasi peralatan; 4. Peralatan Uji signal dan Proteksi berfungsi dengan baik; 5. Ketersediaan peralatan cadangan. Jika pelaksanaan pengujian dapat mempengaruhi operasional pembangkit dan/atau keselamatan orang atau peralatan, maka pengujian tersebut harus dikoordinasikan dengan pihak terkait, dalam hal ini bidang Pemeliharaan dan/atau K3. Pengujian rutin (mingguan, 2 mingguan, bulanan) dikendalikan oleh unit kerja bidang operasional shift sesuai daftar uji peralatan dengan berkoordinasi dengan bidang pemeliharaan terkait. Pengujian tahunan (performance test) dilakukan sesuai dengan jadwal Over haul. Semua temuan dicatat dan didokumentasikan. 226

PT. INDO PUSAKA BERAU – PLTU LATI No. Dokumen : PM.BMS.IPB.01 PEDOMAN PELAKSANAAN No. Revisi : 00 Tanggal Effektif : MANAJEMEN OPERASI & PRODUKSI UNIT PEMBANGKIT Halaman : 7 dari 16 4.3.5 Sampling Personil Laboratorium dan/atau operator WTP mempunyai tugas untuk mengambil sampel pada : siklus air-uap, system pengolahan air (WTP), system air pendingin yang selanjutnya dilakukan analisa di laboratorium untuk memastikan kualitas dan memberikan rekomendasi perbaikan apabila terjadi ketidaksesuaian kualitas. Pelaksanaan sampling diatas telah diatur dalam ″Instuksi Kerja Pengujian Sample Air & Uap”. 4.3.6 Operasi Laboratorium Tugas Laboratorium antara lain adalah melakukan analisa dan membuat laporan hasil analisa, dan diinformasikan kepada Supervisor Laboratorium & WTP dan/atau Supervisor opersional shift (yang sedang dinas). Serta melakukan monitoring dan pengendalian atas pemakaian bahan kimia. Lingkup analisa laboratorium antara lain dan tidak terbatas pada : 1. Analisa kualitas air pada system pengolahan air (WTP), system air pendingin; 2. Analisa kualitas siklus air-uap; 3. Analisa limbah cair (Waste Monitoring Point 01 dan 02). Sedangkan untuk sampling dan analisa bahan bakar (batubara & HSD), pelumas (oli turbin & minyak traffo) dan gas buang / emisi dilakukan secara berkala oleh surveyor yang ditunjuk perusahaan. 4.3.7 Patrol Check Dalam melaksanakan kegiatan operasi, khusus operator lokal (elektrik, turbine, boiler, WTP, coal & Ash) melakukan patrol check. Aktifitas Patrol Check dapat meningkatkan kepekaan operator terhadap peralatannya karena secara rutin terus berinteraksi dengan peralatan yang di operasikan. Lingkup pekerjaan Patrol Check setidaknya meliputi kegiatan perabaan / sentuh peralatan, pengukuran temperature & getaran dengan alat sederhana, visual check dan membersihkan peralatan. Aktifitas ini bisa dilakukan pada periode tertentu setiap shiftnya. 4.3.8 First Line Maintenance First Line Maintenance (FLM) adalah serangkaian aktifitas yang dilakukan oleh Operator untuk menjaga dan meningkatkan kehandalan peralatan yang dioperasikannya. Ruang lingkup aktifitas First Line Maintenance meliputi tapi tidak terbatas pada: 1. Menambah pelumas/grease; 2. Pengencangan Baut; 3. Pembersihan Filter; 4. Pembersihan peralatan. Kegiatan FLM sendiri dilaksanakan berdasarkan hasil laporan operator yang melakukan patrol check, laporan pegawai / mitra atau temuan operator dliuar aktifitas patrol check. Mekanisme pelaksanaan FLM diatur didalam Prosedure First Line Maintenance (FLM). 227

PT. INDO PUSAKA BERAU – PLTU LATI No. Dokumen : PM.BMS.IPB.01 PEDOMAN PELAKSANAAN No. Revisi : 00 Tanggal Effektif : MANAJEMEN OPERASI & PRODUKSI UNIT PEMBANGKIT Halaman : 8 dari 16 4.4. Operasi Saat Keadaan Tidak Normal Operasi pada keadaan tidak normal dapat terjadi ketika ada gangguan atau ancaman yang terjadi secara tiba-tiba dan/atau penurunan beban yang tidak direncanakan pada produksi listrik. Hal ini bisa berasal dari : a. Gangguan pada jaringan distribusi (termasuk permintaan PLN); b. Gangguan pada peralatan bantu dan/atau kualitas material (bahan bakar, air atau bahan kimia); c. Pembangkit Black Out; d. Melebihi ambang batas baku mutu lingkungan; e. Pembatasan system pembangkit, gangguan atau kerusakan peralatan; f. Kondisi cuaca / alam. Tindakan yang diperlukan saat keadaan tidak normal, antara lain langkah-langkah sebagai berikut : 1. Tindakan penanganan secepatnya; 2. Komunikasi & koordinasi pihak terkait; 3. Tindakan perbaikan dan pencegahan. 4.5. Operasi Pada Saat Darurat Operasi pada saat kondisi darurat dituangkan di dalam \"Prosedur Operasi Pembangkit dalam kondisi darurat\". Operasi pada saat kondisi darurat dapat terjadi karena hal-hal berikut : a. Bencana alam; b. Huru-hara; c. Kebakaran atau ledakan; d. Pencemaran bahan berbahaya; e. Bocoran uap dan air. Tindakan yang diperlukan dalam keadaan darurat adalah : 1. Melaksanakan prosedur tanggap darurat; 2. Komunikasi dan koordinasi pihak terkait; 3. Menghubungi pihak keamanan dan pihak terkait lainnya; 4. Tindakan pencegahan dan perbaikan. 4.6. Preservasi Jika Pembangkit tidak dioperasikan selama jangka waktu tertentu maka harus dilakukan aktivitas preservasi sesuai “Prosedur Preservasi Peralatan\". 4.7. Pengembangan Proses pengembangan dituangkan di dalam Dokumen Proses Pengembangan dan Perbaikan Prosedur Operasi\". 228

PT. INDO PUSAKA BERAU – PLTU LATI No. Dokumen : PM.BMS.IPB.01 PEDOMAN PELAKSANAAN No. Revisi : 00 Tanggal Effektif : MANAJEMEN OPERASI & PRODUKSI UNIT PEMBANGKIT Halaman : 9 dari 16 4.8. Manajemen Mutu, K3 dan Lingkungan Manajemen Mutu, K3 dan Lingkungan sangat diperlukan untuk kelanjutan operasi pembangkit. Dengan mengikuti system yang ada dalam Manajemen Mutu, K3 dan Lingkungan operasi pembangkitan tidak akan berisiko terhadap keselamatan dan kesehatan kerja karyawan, peralatan pembangkit dan lingkungannya. 5. Peta Proses Peta Proses Manajemen Operasi RJP PT.Indo Pusaka Berau - PLTU Lati Masukan Riwayat peralatan dan pengalaman operasi sebelumnya Penanggung Jawab O&M Manual's dan Instruction's Tujuan dan Sasaran Direksi Kinerja Pembangkit & Keperluan Pemeliharaan & Pengujian Gangguan IPB HO Peralatan Ketersediaan Manajer tenaga listrik Pembangkit Rencana Produksi Pemenuhan Aturan KLH sesui dengan Bulanan kebutuhan DM Bid.Operasi Pelanggan Persetujuan/Pengesahan Spv. Operasi Shift Keandalan Personil O&M Komunikasi Operasional Peralatan Unit Spv. Lab & WTP Spv. K3 & L Rencana Operasi Jangka Operasi Kondisi Normal Pengembangan dan Perbaikan Proses Operasi dengan Panjang,Tahunan dan Mutu, K3 & Lingkungan Aman, Andal, Jangka Pendek Operasi Harian Efisien dan Kompetensi Pengoperasian Pembangkit Operasi pada saat Kondisi Darurat ramah T raining Operasi Pada Saat Kondisi Tidak Normal lingkungan Perencanaan SDM (Pemantauan & evaluasi kinerja operasil) Preservasi Memenuhi Pemeliharaan Pengujian/test, First Line Rencana pemakaian air Maintenance & Patrol Chek baku dan bahan kimia Sampling Laboratori (siklusair-uap, um batubara, Operasi pelumas) Keluaran Rencana Op. Jangka Laporan Operasi, Produksi Usulan Perbaikan Manajer Panjang, Tahunan & dan Kinerja Pembangkit SOP, Lap. Pemantauan Pembangkit Hasil analisa Laborat Lingk., Ijin Kerja dan Ijin Pemilik Jangka Pendek Proses Data Emisi & Limbah Masuk Unit Informasi kesiapan Simulasi & Lap. Kondisi pembangkit ke Pelanggan Darurat Pengaturan Daftar Shift Laporan Gangguan Laporan Hasil Preservasi 229

PT. INDO PUSAKA BERAU – PLTU LATI No. Dokumen : PM.BMS.IPB.01 No. Revisi : 00 PEDOMAN PELAKSANAAN Tanggal Effektif : MANAJEMEN OPERASI & PRODUKSI Halaman : 10 dari 16 UNIT PEMBANGKIT 6. Referensi O&M Manual, Prosedur-prosedur dan Perintah PLN Standards/ Procedures/Guidelines Proses Manajemen Lingkungan Proses Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja 7. Lampiran Tidak ada 8. Formulir Tidak ada 230

PT. INDO PUSAKA BERAU – PLTU LATI No. Dokumen : PM.BMS.IPB.01 PEDOMAN PELAKSANAAN No. Revisi : 00 Tanggal Effektif : MANAJEMEN OPERASI & PRODUKSI UNIT PEMBANGKIT Halaman : 11 dari 16 PROSES MANAJEMEN PRODUKSI 1. Tujuan Secara garis besar proses ini menjelaskan tanggung jawab dan aktivitas utama proses manajemen produksi PT. Indo Pusaka Berau – PLTU Lati. Sasaran utama dari proses produksi adalah manejemen terintegrasi dari : a. Perencanaan pasokan energi dan alokasi sumber daya; b. Produksi listrik, penyaluran dan komunikasi dengan pelanggan; c. Pencatatan pengukuran kWh, rekaman, perhitungan kinerja dan pelaporan; d. Pengendalian hasil proses operasi dan analisa kritikalitas; e. Umpan balik untuk penyesuaian operasi dan proses produksi. 2. Ruang Lingkup Semua proses yang dijelaskan pada proses ini dilakukan oleh personil bidang operasi dan pemeliharaan serta bidang administrasi terkait proses operasional unit PLTU Lati. 3. Tanggung Jawab 3.1. Manajer Pembangkit bertanggung jawab penuh untuk kegiatan proses dan melakukan pembaharuan pada instruksi ini. 3.2. Tanggung jawab lain untuk aktivitas utama ini tercakup pada proses yang akan dijelaskan pada klausul 4 dan pada peta proses di klausul 5. 4. Tindakan Rangkaian proses input, output, aktivitas dan tanggung jawab utama dari proses berada di bawah dan didalam proses produksi diuraikan dalam peta proses di klausul 5. 4.1. Perencanaan Produksi Perencanaan produksi diterapkan sesuai dengan kebutuhan pelanggan (dalam hal ini PT.PLN dan PT.Berau Coal), dan tergantung pada permintaaan beban dari PLN untuk menjamin keselamatan dan stabilitas sistem kelistrikan di Tanjung Redeb, keperluan pemeliharaan dan perkiraan beban sistem dalam pengaturan beban (electricity dispatching). Proses perencanaan produksi merupakan tanggung jawab bidang operasi dan pemeliharaan pembangkit yang diverifikasi oleh Manajer Pembangkit dan disetujui oleh manajemen puncak. Hasil dari proses perencanaan adalah penerapan Produksi Jangka Panjang, Tahunan, Bulanan. Sesuai dengan Dokumen Proses Perencanaan Jangka Panjang, rencana produksi jangka panjang harus mencakup : Rencana produksi jangka panjang mencakup hal-hal sebagai berikut : a. Tinjauan penyimpangan pada rekaman produksi sebelumnya; b. Tindakan yang diperlukan untuk mendapatkan pengoperasian yang andal dan ekonomis dengan pengaruh yang rendah terhadap lingkungan; c. Perubahan dalam rencana produksi, konsumsi daya dan perkiraan beban; d. Perubahan didalam aturan yang diwajibkan PLN; e. Modifikasi pembangkit dan kinerja peralatan; f. Tindakan kedepan yang diperlukan dan/atau koreksi. Target produksi yang dihubungkan dengan kebutuhan pemeliharaan juga dipertimbangkan dalam perencanaan ini. 231

PT. INDO PUSAKA BERAU – PLTU LATI No. Dokumen : PM.BMS.IPB.01 No. Revisi : 00 PEDOMAN PELAKSANAAN Tanggal Effektif : MANAJEMEN OPERASI & PRODUKSI Halaman : 12 dari 16 UNIT PEMBANGKIT Proses perencanaan operasi tahunan tertuang dalam ″RKAP (Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan″ tahunan. Rencana produksi tahunan dilakukan berdasarkan kebutuhan produksi tahunan. Proses perencanaan mencakup seluruh kegiatan yang relevan untuk mengidentifikasi sumber daya yang diperlukan dan biaya yang terdiri atas : material umum, suku cadang, tools, kontrak pihak ketiga, pembelanjaan modal, ketersediaan pembangkit bulanan dan mingguan, sumber daya dan sebagainya. Hasil yang diperoleh pada rencana produksi dan operasi tahunan, dirinci menjadi Rencana produksi dan operasi bulanan, mingguan, harian menjadi tangung jawab dari Manajer Pembangkit. 4.2. Ketersediaan Bahan Bakar (Batubara, HSD/Solar) Pengadaan bahan bakar (batubara dan HSD/Solar) merupakan tanggung jawab dari unit kerja bidang Pengadaan dan Gudang, dengan mengacu pada rencana kebutuhan produksi bulanan, tahunan dan kebutuhan jangka panjang. Untuk mendukung dalam mengoperasikan dan memelihara unit PLTU Lati, bidang pengadaan dan gudang mempunyai tanggung jawab dalam ketersediaan bahan bakar yang meliputi : a. Proses pengadaan, mobilisasi (proses pengiriman) bahan bakar; b. Melakukan monitoring pembongkaran bahan bakar batubara dari dump truk ke stok pile. c. Melakukan monitoring jumlah persediaan batubara di stock pile dan HSD/Solar di storage tank; d. Melakukan komunikasi dengan pihak penyedia bahan bakar dan/atau penyedia transfortasi pengiriman bahan bakar; e. Melakukan pembongkaran bahan bakar HSD dari mobil tangki ke HSD storage tank. Sedangkan bidang operasi mempunyai tanggung jawab sebagai berikut : a. Melakukan pengisian bahan bakar batubara dari stock pile ke coal bunker; b. Melakukan pengendalian terkait penataan batubara di stock pile; c. Melakukan pengisian HSD/Solar dari HSD storage tank ke Daily Tank Genset sesuai kebutuhan bersama-sama dengan pihak gudang. Seluruh aktivitas tersebut dijelaskan secara rinci pada masing-masing prosedur/intruksi kerja terkait. Untuk menjaga stok dan kualitas batubara, Supervisor Operasi selalu melakukan komunikasi dengan Supervisor Gudang untuk menginformasikan secara periodik kondisi batubara antara lain tentang : 1. Jumlah persediaan batubara di stock pile; 2. Kualitas batubara secara visual sedangkan secara parameter seperti: nilai kalor, kekerasan, kadar sulfur, kadar air dan kadar abu bidang kerja gudang dan logistik berkomunikasi dengan penyedia batubara. Penanggungjawab persediaan bahan bakar dan perijinan terkait dengan proses pembongkaran bahan bakar adalah Manajer Administrasi. Penangung jawab pengelolaan pemakaian batu bara dan HSD adalah Manajer Pembangkit. 232

PT. INDO PUSAKA BERAU – PLTU LATI No. Dokumen : PM.BMS.IPB.01 No. Revisi : 00 PEDOMAN PELAKSANAAN Tanggal Effektif : MANAJEMEN OPERASI & PRODUKSI Halaman : 13 dari 16 UNIT PEMBANGKIT 4.3.PPeenngguukukruarnanpBerasheadniaBana,kapre, mPeankaciaatnatabnahdaann bPaeklaapr o(rbaantubara dan HSD) dilakukan secara Pengukuran persediaan, pemakaian bahan bakar (batubara dan HSD) dilakukan secara periodik sesuai dengan prosedur yang berlaku. Manajer Pembangkit melakukan koordinasi internal untuk mempertahankan pasokan energy listrik sesuai ketersediaan bahan bakar. Manajer Administrasi melakukan koordinasi dengan pihak ketiga selaku penyedia bahan bakar dan penyedia jasa transfortasi pengiriman bahan bakar untuk mempertahankan ketersediaan bahan bakar. Catatan yang berkaitan dengan aktivitas pengukuran bahan bakar didokumentasikan. 4.4. Penyediaan Bahan Kimia Untuk menjaga keandalan pembangkit PLTU Lati, perusahaan berkewajiban menyediakan bahan kimia yang akan digunakan sebagai media untuk mempertahankan dan memperbaiki kualitas air dan uap sesuai kebutuhan. Pembuatan rencana kebutuhan bahan kimia, proses pengadaan, pemeriksaan kualitas, penanganan dan penyimpanan bahan kimia diatur sesuai dengan masing-masing prosedur/intruksi kerja. 4.5. Produksi Listrik Untuk menjaga agar rencana operasi harian, minguan dan bulanan dapat tercapai sesuai kontrak ketersediaan listrik, unit kerja bidang operasi dan pemeliharaan dalam melaksanakan tugasnya senantiasa berpedoman pada SOP, Instruksi Kerja dan persyaratan lainnya yang berlaku di PLTU Lati. Bidang operasional shift melakukan komunikasi secara real time dengan pelanggan (PT.PLN dan Berau Coal) untuk menginformasikan kondisi beban/daya yang dibangkitkan agar sesuai dengan kebutuhan atau permintaan. 4.6. Produk Sampingan Produk sampingan dari produksi listrik adalah abu, emisi dan air limbah. Bidang Operasi pembangkit bersama-sama dengan bidang K3L bertugas mengelola produk sampingan ini secara terus-menerus dan menurunkan emisi sesuai peraturan lingkungan hidup. Penanganan produk sampingan tersebut dan pembuangannya merupakan proses operasi yang spesifik senantiasa dilaksanakan berdasarkan peraturan lingkungan hidup dan di tuangkan dalam prosedur operasi yang berbeda. Untuk lebih detail dapat dilihat dalam Prosedur Pengelolaan Produk Sampingan. 4.7. Pengukuran (metering), Pencatatan dan Pelaporan Energy Listrik Proses pengukuran, pencatatan dan pelaporan energy listrik dilakukan untuk memantau kinerja pembangkit dan membuat neraca energy listrik setiap bulannya. 233

PT. INDO PUSAKA BERAU – PLTU LATI No. Dokumen : PM.BMS.IPB.01 PEDOMAN PELAKSANAAN No. Revisi : 00 Tanggal Effektif : MANAJEMEN OPERASI & PRODUKSI UNIT PEMBANGKIT Halaman : 14 dari 16 4.8. Perhitungan Kinerja Perhitungan dan pelaporan kinerja pembangkit dilakukan untuk menghitung kinerja serta pelaporan bulanan terkait dengan kegiatan pengoperasian dan pemeliharaan pembangkit sesuai dengan Standart Indikator Kinerja Pembangkit PLN. Aktivitas tersebut dituangkan dalam laporan kinerja pembangkit bulanan yang dirangkum ke dalam satu semester. 4.9. Analisa Penyimpangan, Pengembangan dan Penyesuaian Proses Berdasarkan perhitungan kinerja dan realisasi kinerja pembangkit dilakukan analisa penyimpangan setiap harinya terhadap kegiatan produksi sebelumnya. Usulan tindakan pengukuran efektif untuk menjamin tindakan perbaikan, mengurangi penyimpangan dan menekan biaya operasi dianalisa pada rapat O&M setiap harinya bersamaan dengan pelaksanaan Daily Meeting. Tindakan perbaikan akan diusulkan pada kegiatan produksi dan pengoperasian harian. Proses pengembangan ini lebih rinci dibahas dalam Dokumen Proses Pengembangan dan Peningkatan/ Engineering Change Management. 4.10. Manajemen Mutu, K3 dan Lingkungan Manajemen Mutu, K3 dan Lingkungan sangat diperlukan untuk kelanjutan produksi pembangkitan. Dengan mengikuti system yang ada dalam Manajemen Mutu, Mutu, K3 dan Lingkungan operasi pembangkitan tidak akan berisiko terhadap keselamatan dan kesehatan kerja karyawan, peralatan pembangkit dan lingkungannya. Penerapannya mengacu pada BMS Manajemen Mutu, K3 dan Lingkungan“. 234

PT. INDO PUSAKA BERAU – PLTU LATI No. Dokumen : PM.BMS.IPB.01 No. Revisi : 00 PEDOMAN PELAKSANAAN Tanggal Effektif : MANAJEMEN OPERASI & PRODUKSI Halaman : 15 dari 16 UNIT PEMBANGKIT 5. Peta Proses Peta Proses Manajemen Produksi Masukan Perjanjian Jual Beli Listrik Kontrak Manajemen (KPI) / RKAP & Peraturan PLN Tanggung Jawab Kebutuhan Rencana Op. Tahunan Kegiatan O&M Tujuan dan Pemeliharaan & jangka Panjang Sasaran Ketidaknormalan Esimasi Beban Kebutuhan Bahan Bakar Program Harian, Mingguan Usulan Kebutuhan Bahan Kimia Pembebanan Direksi (IPB HO) Persetujuan/Pengesahan Perencanaan supply tenaga Manajer Rencana Supply Batubara Produksi Listrik listrik, alokasi Pembangkit, Produksi Supply HSD sumber daya Manajer Administrasi Bidang Kerja Penanganan material Prosedur Operasi Proses Produksi Listrik, Operasi, jaringan Pengembanga Penyaluran, Pemeliharaan, Sampling Analisa Komunikasi Logistik, Gudang Kimia Batubara Prosedur / Instruksi n& dengan Pelanggan dan K3L. Fuel & Oil Kerja Peningkatan Pengukuran, Mitra Kerja OEM pencatatan dan perhitungan kinerja Listrik dan pelaporan Abu Emisi & Limbah Pengendalian hasil Laporan, catatan proses operasi & analisa penyimpangan Keluaran Rencana JP Biaya angkut Usulan perbaikan, Rencana Analisa umpan balik Manajer T ahunan Jadwal pengiriman terhadap proses Pembangkit Surat pengiriman perubahan Pemilik Proses Rencana operasi dan Bulanan produksi 6. Referensi Perjanjian Jual Beli Listrik / Kontrak Niaga Kontrak Manajemen (KPI) / RKAP 7. Lampiran Tidak ada 8. Formulir Tidak ada 235

SISTEM MANAJEMEN TERINTEGRASI (SMT) (MUTU, K3, & LINGKUNGAN) PT. INDO PUSAKA BERAU PLTU LATI – BERAU INSTRUKSI KERJA House Keeping Nomor Dokumen : SOP-OPR-IPB-03 236

PT. INDO PUSAKA BERAU – PLTU LATI INSTRUKSI KERJA No. Dokumen : SOP-OPR-IPB-03 PATROL CHECK No. Revisi : 05 Tanggal Effektif : 02 Jan 2021 SUPERVISOR RENDAL OPERASI Halaman : 2 dari 10 PENGESAHAN DOKUMEN Disusun Oleh Diperiksa Oleh Disahkan Oleh Kurniawan Putro S Rafiullah M Jefry Ade Saputra Sps. Rendal Operasi Manajer Operasi Wakil Direktur Utama DISTRIBUSI DOKUMEN No Identitas Dokumen Terkendali Penerima 1 Asli KS Perencanaan Kinerja & Manajemen Risiko 2 Soft Copy PDF Semua Karyawan RIWAYAT REVISI/PERUBAHAN No Bagian Rincian Perubahan Status Revisi Tanggal 1. Semua Integrasi ISO 9001:2008 dengan ISO 01 01 Desember 14001:2004 dan OHSAS 18001:2007 2015 2. Semua Upgrade ke standard ISO 9001:2015 02 31 Juli 2017 dan ISO 14001:2015 3. Semua Update Struktur Organisasi dan Person 03 30 April 2018 In Charge 4. Klausul Perubahan tanggal pelaksanaan 04 02 Maret 2020 6.2.1 & pencatatan stand meter 6.3.1 237

PT. INDO PUSAKA BERAU – PLTU LATI INSTRUKSI KERJA No. Dokumen : SOP-OPR-IPB-03 PATROL CHECK No. Revisi : 05 Tanggal Effektif : 02 Jan 2021 SUPERVISOR RENDAL OPERASI Halaman : 3 dari 10 5. Semua Upgrade dari OHSAS 18001:2007 ke 05 02 Jan 2021 ISO 45001:2018 & Penyesuaian dengan Perubahan Struktur Organisasi . 238

PT. INDO PUSAKA BERAU – PLTU LATI INSTRUKSI KERJA No. Dokumen : SOP-OPR-IPB-03 PATROL CHECK No. Revisi : 05 Tanggal Effektif : 02 Jan 2021 SUPERVISOR RENDAL OPERASI Halaman : 5 dari 10 1. Tujuan Instruksi Kerja ini bertujuan untuk menangani operasi dalam kondisi tidak normal baik yang disebabkan oleh alam seperti disaster atau bencana alam maupun yang di sebabka oleh huruhara. 2. Ruang Lingkup Instruksi kerja ini mencakup kegiatan dan tanggung jawab dalam proses pengoperasian tenaga listrik dalam kondisi yang tidak normal. 3. Acuan 3.1. ISO 9001:2015 Klausul 8.1 Perencanaan Operasional dan Pengendalian 3.2. ISO 14001:2015 Klausul 8.1 Perencanaan Operasional dan Pengendalian. 3.3. ISO 45001:2018 Klausul 8.1 Perencanaan Operasional dan Pengendalian. 4. Definisi dan Istilah 4.1. Pelanggan adalah organisasi atau perseorangan yang menerima produk / manfaat dari PT.Indo Pusaka Berau, dalam hal ini PT. PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara UP3 Berau dan PT. Berau Coal. 5. Tanggung Jawab dan Wewenang 5.1. Supervisor rendal operasi niaga bertanggung jawab memonitoring laporan produksi harian. 5.2. Supervisor operasi bertanggung jawab memonitoring pembuatan laporan produksi harian. 5.3. Operator bertanggung jawab membuat laporan produksi harian. 6. Uraian Prosedur 6.1. Gangguan Black out . 6.1.1. Operator menginformasikan bahwa tidak ada tegangan di Turbine Generator. 6.1.2. Operator menginformasikan bahwa tidak ada tegangan di pemakaian sendiri ( PS ). 6.2. Penanganan Black out. 6.2.1. Operator mengmankan peralatan masing – masing sesuai dengan job descripsi yang telah diberikan. 6.2.2. Operator melaporkan uptudate kondisi kondisi peralatan kepada atasan. 6.3. Koordinasi Penangan Black Out. 6.3.1. Menyiapkan logsheet atau buku laporan produksi. 6.3.2. Mencatat laporan produksi harian. 239

PT. INDO PUSAKA BERAU – PLTU LATI INSTRUKSI KERJA No. Dokumen : SOP-OPR-IPB-03 PATROL CHECK No. Revisi : 05 Tanggal Effektif : 02 Jan 2021 SUPERVISOR RENDAL OPERASI Halaman : 6 dari 10 6.4. Pelaksanaan Pengamanan. 6.4.1. Menyampaikan data laporan operasi harian kepada supervisor terkait. 6.4.2. Menyampaikan data laporan operasi harian kepada manajer terkait. 6.5. Tindakan Pemulihan. 6.6. Laporan. 6.5.1. Membukukan laporan operasi harian yang telah dibuat dalam bentuk soft copy maupun hard copy guna di jadikan bahan evaluasi dalam proses produksi. 7. Dokumen Terkait 7.1. Perjanjian Kontrak Jual Beli Listrik antara PT. PLN (Persero) dengan PT. Indo Pusaka Berau yang berlaku. 7.2. Perjanjian Kontrak Jual Beli Listrik antara PT. Berau Coal dengan PT. Indo Pusaka Berau yang berlaku. 8. Catatan Terkait Tidak ada. 9. Lampiran Tidak Ada 240

PT. INDO PUSAKA BERAU – PLTU LATI INSTRUKSI KERJA No. Dokumen : SOP-OPR-IPB-03 PATROL CHECK No. Revisi : 05 Tanggal Effektif : 02 Jan 2021 SUPERVISOR RENDAL OPERASI Halaman : 7 dari 10 1. Sasaran : Untuk memonitor kondisi unit pembangkit agar kehandalan unit tetap terjaga. 2. Ruang Lingkup: 1. Persiapan pelaksanaan Patrol Check dengan mempersiapkan diri menggunakan APD dan peralatan al: 1.1 Helm Pengaman, Wear Pack, Ear Plug, Masker, Sarung tangan, Safety Shoes. 1.2 Logsheet, Ballpoint, Lap Majun, Handy Talky (Radio), Senter. 1.3 Persiapan pelaksanaan Patrol check sesuai jadwal yang terdapat pada Logsheet masing-masing unit pembangkit. 1.4 Melakukan Koordinasi bersama team yang akan melaksanakan Patrol Check. 2. Melaksanakan Patrol Check. 2.1 Operator Lokal melaksanakan patrol Check dengan memperhatikan dan mencatat Parameter-parameter yang penting pada peralatan pembangkit setiap 30 menit atau 1 jam sekali sesuai logsheet yang ada. 2.2 Operator Lokal memperhatikan kondisi peralatan pembangkit seperti suara, getaran dan warna gas buang apakah dalam keadaan normal, perhatikan juga apakah ada kekurangan dan kebocoran minyak pelumas atau bahan bakar pada peralatan pembangkit. 2.3 Jika dari hasil pelaksanaan Patrol check ditemukan kelainan pada salah satu peralatan unit pembangkit maka operator melakukan tindakan FLM dan segera melaporkan pada SP Operasi untuk dapat ditindak lanjuti langkah berikutnya. 241

PT. INDO PUSAKA BERAU – PLTU LATI INSTRUKSI KERJA No. Dokumen : SOP-OPR-IPB-03 PATROL CHECK No. Revisi : 05 Tanggal Effektif : 02 Jan 2021 SUPERVISOR RENDAL OPERASI Halaman : 8 dari 10 3. Pasca Pekerjaan. 3.1. Operator mengumpulkan dan membersihkan dan menyimpan kembali peralatan yang telah dipakai saat pelaksanaan Patrol check. 3.2. Operator Melaporkan hasil patrol check pada akhir shift kepada SP operasi dan diserah terimakan dengan shift berikutnya. 3. Definisi : - FLM = Fist Line Maintanance. 4. Dokumen Referensi : - SK Direksi PT INDONESIA POWER No: 57.K/010IP/2011. Tentang sistem management Asset pembangkitan. 242

PT. INDO PUSAKA BERAU – PLTU LATI INSTRUKSI KERJA No. Dokumen : SOP-OPR-IPB-03 PATROL CHECK No. Revisi : 05 Tanggal Effektif : 02 Jan 2021 SUPERVISOR RENDAL OPERASI Halaman : 9 dari 10 6. Catatan CAT. 01 INSTRUKSI KERJA : 1. Persiapan pelaksanaan Patrol Check dengan mempersiapkan diri menggunakan APD dan peralatan al: - Helm Pengaman, Wear Pack, Ear Plug, Masker, Sarung tangan, Safety Shoes. - Logsheet, Ballpoint, Lap Majun, Handy Talky (Radio), Senter. - Persiapan pelaksanaan Patrol check sesuai jadwal yang terdapat pada Logsheet Masing- masing unit pembangkit. - Melakukan Koordinasi bersama team yang akan melaksanakan Patrol Check. CAT. 02 2. Melaksanakan Patrol Check di Areal - Operator melaksanakan Patrol Check dengan memperhatikan dan mencatat Parameter-parameter serta memperhatikan getaran, suara, kebocoran- kebocoran pada system setiap 30 menit atau 1 jam sekali atau sesuai logsheet yang ada. - Jika dari hasil pelaksanaan Patrol check ditemukan kelainan pada salah satu peralatan unit pembangkit maka operator melakukan tindakan FLM dan segera melaporkan pada SP Operasi untuk dapat ditindak lanjuti langkah berikutnya. CAT. 03 2. Pembuatan Laporan Patrol Chek - Pembuatan SR FLM - Hasil dilaporkan sesuai dengan format yang telah ditentukan. - Penyimpangan yang terjadi dicatat dalam laporan sehingga dapat dikonsultasikan kepada bagian yang terlait. 243

SISTEM MANAJEMEN TERINTEGRASI (SMT) (MUTU, K3, & LINGKUNGAN) PT. INDO PUSAKA BERAU PLTU LATI – BERAU INSTRUKSI KERJA KONSERVASI BOILER 244

PT. INDO PUSAKA BERAU – PLTU LATI INSTRUKSI KERJA No. Dokumen : SOP-OPR-IPB-03 No. Revisi : 05 KONSERVASI BOILER Tanggal Effektif : 02 Jan 2021 SUPERVISOR RENDAL OPERASI Halaman : 2 dari 8 Nomor Dokumen : SOP-OPR-IPB-03 PENGESAHAN DOKUMEN Disusun Oleh Diperiksa Oleh Disahkan Oleh Kurniawan Putro S Rafiullah M Jefry Ade Saputra Sps. Rendal Operasi Manajer Operasi Wakil Direktur Utama DISTRIBUSI DOKUMEN No Identitas Dokumen Terkendali Penerima 1 Asli KS Perencanaan Kinerja & Manajemen Risiko 2 Soft Copy PDF Semua Karyawan RIWAYAT REVISI/PERUBAHAN No Bagian Rincian Perubahan Status Revisi Tanggal 1. Semua Integrasi ISO 9001:2008 dengan ISO 01 01 Desember 14001:2004 dan OHSAS 18001:2007 2015 2. Semua Upgrade ke standard ISO 9001:2015 02 31 Juli 2017 dan ISO 14001:2015 3. Semua Update Struktur Organisasi dan 03 30 April 2018 Person In Charge 4. Klausul Perubahan tanggal pelaksanaan 04 02 Maret 2020 6.2.1 & pencatatan stand meter 6.3.1 5. Semua Upgrade dari OHSAS 18001:2007 ke 05 02 Jan 2021 ISO 45001:2018 & Penyesuaian dengan Perubahan Struktur . Organisasi 245

PT. INDO PUSAKA BERAU – PLTU LATI INSTRUKSI KERJA No. Dokumen : SOP-OPR-IPB-03 No. Revisi : 05 KONSERVASI BOILER Tanggal Effektif : 02 Jan 2021 SUPERVISOR RENDAL OPERASI Halaman : 4 dari 8 1. Tujuan Sebagai pedoman untuk Pengamanan Peralatan Utama dan Peralatan pendukung lainnya terkait adanya kondisi emergency (Kebakaran atau gempa yang rnerusak) di area Turbin Floor Unit 2. Ruang Lingkup mencakup petunjuk kegiatan Pengamanan Unit Instruksi Kerja ini Pembangkit pada saat terjadi Kondisi Emergency pada area Turbin Floor 3. Acuan Terlampir sesuai dengan Dokumen Induk Dokumen Referensi (DIDR) 4. Definisi dan Istilah Kondisi Emergency pada area Turbin Floor yang dimaksud adalah adanya kondisi seperti kebakaran besar atau kondisi gempa yang merusak memerlukan tindakan pengamanan khusus menyangkut keberadaan Unit PLTU LATI • MOPN : Manager Operasi dan Niaga • SP.OPR : Supervisor Operasi • OPR : Operator • PMT : Pemutus Tenaga • PMS : Pemisah • CB : Circuit Breaker • DC : Direct Current • DS : Disconecting switch • AOP : Auxialary Oil pump • EOP : Emergency Oil Pump • IK : Instruksi Kerja • PB : Pengatur beban • Operation Manual Book Kamojang Unit 1 - 2 - 3 • Control and Lubricating Oil System Diagram • Flow Diagram of Main Steam System • IK Start up PLTU Lati unit 1 - 2 - 3 • IK Start Stand by diesel generator 5. Tanggung Jawab dan Wewenang 5.1. Supervisor operasi bertanggung jawab mengamankan personil dan peralatan pembangkit. 5.2. Operator bertanggung jawab peralatan pembangkit. 246

PT. INDO PUSAKA BERAU – PLTU LATI INSTRUKSI KERJA No. Dokumen : SOP-OPR-IPB-03 No. Revisi : 05 KONSERVASI BOILER Tanggal Effektif : 02 Jan 2021 SUPERVISOR RENDAL OPERASI Halaman : 5 dari 8 6. Uraian Prosedur Rincian IK PENANGGULANGAN KONDISI EMERGENCY PADA AREA TURBIN FLOOR 247

PT. INDO PUSAKA BERAU – PLTU LATI INSTRUKSI KERJA No. Dokumen : SOP-OPR-IPB-03 No. Revisi : 05 KONSERVASI BOILER Tanggal Effektif : 02 Jan 2021 SUPERVISOR RENDAL OPERASI Halaman : 6 dari 8 248

PT. INDO PUSAKA BERAU – PLTU LATI INSTRUKSI KERJA No. Dokumen : SOP-OPR-IPB-03 No. Revisi : 05 KONSERVASI BOILER Tanggal Effektif : 02 Jan 2021 SUPERVISOR RENDAL OPERASI Halaman : 7 dari 8 249

PT. INDO PUSAKA BERAU – PLTU LATI INSTRUKSI KERJA No. Dokumen : SOP-OPR-IPB-03 No. Revisi : 05 KONSERVASI BOILER Tanggal Effektif : 02 Jan 2021 SUPERVISOR RENDAL OPERASI Halaman : 8 dari 8 Start AOP atau EOP jika kondisi memaksa pembebasan tegangan di seluruh busbar (bila perlu operasikan dengan extreme switch) Cat 2: Stop pompa pelumas turbin setelah putaran turbin 0 rpm (eS1imasi waktu 1 jam) Cat 3: Koordinasikan dengan operator PB PLTD Cat 4 : Rekomendasikan altema1if sesuai hasil pengamatan langsung Utamakan aspek keselamatan jiwa dan peralatan utama pembangklt Cat 5: .Jika keadaan memungkinkan Cat 6 : Mendekati ternperatur ambient Cat 7 : Setelah k.ondisi aman dan memungkinkan untuk pengoperasian kernbali unit pembangkit lakukan langkah-Iangkah penorrnalanmulai dari penormalan tegangan di semua busbar. pengoperasian alat bantu. 250


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook