Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore BUKU PUTIH (Indo Pusaka Berau)

BUKU PUTIH (Indo Pusaka Berau)

Published by PT Integra Cipta Kreasi, 2021-09-23 04:07:35

Description: FA---BUKU PUTIH--IPB-FLIPBOOK

Search

Read the Text Version

4) Material Isu-isu strategis yang muncul antara lain : Potensi Renewable Energi Masih Berlimpah. Pengembangan energi baru dan terbarukan sudah merupakan kebijakan pemerintah sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Presiden No. 5 tahun 2006 mengenai Kebijakan Energi Nasional. PLN sebagai mana disebutkan dalam RUPTL 2019- 2028 menetapkan kebijakan untuk memprioritaskan pengembangan panas bumi dan tenaga air. Untuk daerah Kabupaten Berau, terdapat potensi tenaga air yang berlimbah, namun masih belum termanfaatkan dengan baik. 5) Keuangan (Money) Isu-isu strategis yang muncul: Kemampuan perusahaan untuk pendanaan investasi terbatas. Saat ini perusahaan masih memiliki tanggungan hutang investasi yang masih harus dibayar hingga tahun 2023 yang membatasi opsi atas pengembangan perusahaan. 651

BAB 4 ASUMSI YANG DIGUNAKAN Dalam menyusun Rencana Jangka Panjang Perusahaan tahun 2021 - 2025 digunakan beberapa asumsi untuk menyusun proyeksi keuangan perusahaan yang meliputi asumsi ekonomi makro, asumsi pertumbuhan sektor tenaga listrik, asumsi penjualan tenaga listrik dan asumsi energi primer, asumsi biaya lain-lain. 4.1 Asumsi yang digunakan dalam penyusunan RJPP 4.1.1 Faktor Internal Faktor Internal yang mempengaruhi penyusunan Rencana Jangka Panjang Perusahaan antara lain : a. Rencana Produksi dan Penjualan Listrik Periode 2021 – 2025 b. Rencana Kinerja Pembangkit Periode 2021 – 2025 1. Rencana Produksi Listrik Pada periode 2021 – 2025 Produksi Listrik PLTU Lati tergantung kepada rencana pemeliharaan pembangkit. Adapun Rencana Produksi Listrik tahun tersebut adalah sebagai berikut : No Uraian Satuan RKAP 2021 TAHUN 2022 TAHUN 2023 TAHUN 2024 TAHUN 2025 1 Produksi Bruto kWh 139.625.319 139.164.480 135.015.642 142.891.554 142.650.455 2 Sales ke PT PLN kWh 99.548.767 98.327.040 88.403.099 105.882.802 104.476.389 3 Sales ke PT Berau Coal kWh 16.823.115 17.841.600 24.109.936 14.867.794 14.465.962 4 Total Sales kWh 116.371.882 116.168.640 112.513.035 120.750.596 118.942.351 5 Pemakaian Sendiri kWh 16.838.696 16.652.160 16.073.291 16.113.474 18.082.452 6 Losses kWh 6.414.741 6.343.680 6.429.316 7 PS dan Losses kWh 23.253.437 22.995.840 22.502.607 6.027.484 5.625.652 22.140.958 23.708.104 Gambar 8 Rencana Produksi dan Penjualan Tahun 2021 - 2025 652

Adapun Asumsi-asumsi yang mendasari Rencana Produksi dan penjualan listrik adalah sebagai berikut: 1) Operasional PT Berau Coal yang akan berakhir pada bulan Juni 2025 menyebabkan penurunan penjualan listrik ke PT Berau Coal sejak Juli 2024 hingga Juni 2025. Setelah Juli 2025 direncanakan PT Berau Coal ( atau penggantinya ) akan beroperasi seperti biasa sehingga dapat mengembalikan penjualan listrik pada semester 2 2025. 2) Efisiensi Pemakaian Sendiri dengan pembangunan Solar Panel untuk menurunkan pemakaian Sendiri pembangkit dengan kapasitas 500 kW pada tahun 2022, sedangkan untuk tahun selanjutnya mengalami peningkatan seiring peningkatan produksi listrik.. 3) Pelaksanaan Co-firing untuk Boiler 2 dan 3 pada tahun 2023 dilaksanakan dalam rangka peningkatan harga jual ke PT PLN, dimana harga listrik PLTU Cofiring diasumsikan setara dengan harga listrik EBT sebagai upaya PT PLN untuk meningkatkan bauran Pembangkit EBT. 4) Harga jual listrik untuk PLTU Cofiring di asumsikan sama dengan pembangkit EBT yang lain dimana untuk pembangkit dibawah 10 MW diasumsikan memiliki harga jual energi listrik sebesar cUS 12 per kWh. 5) Pelaksanaan skema passthrough untuk Penjualan Listrik ke PT Berau Coal. Akibat berakhirnya kontrak batubara PT Beau Coal, untuk menyupai listrik PT Berau Coal perusahaan merencanakan menggunakan skema passthrough dalam penjualan listirk ke PT Berau Coal, mengingat batubara yang akan dipergunakan adalah batubara komersil. 6) Penggunaan cangkang sawit sebagai bahan bakar cofiring untuk Boiler 2 dan 3, sebagai langkah awal untuk meningkatkan keberlangsungan usaha Perusahaan, Boiler 2 dan 3 dimodifikasi agar bisa mempergunakan sumber energi dari Cangkang Sawit. Pada tahun 2023 hingga 2025, Boiler 2 dan 3 mempergunakan cangkang sawit dengan komposisi 10% dari total bahan bakar, sendangkan untuk Boiler 1 mempergunakan batubara. Penggunaan batubara penuh pada boiler 1 disebabkan karena Boiler 1 masih dibutuhkan untuk dapat mengantisipasi beban tambang yang fluktuatif, sehingga diperlukan respon yang cepat yang hanya dapat dilakukan oleh PLTU Batubara. 7) Kelebihan penjualan listrik dari Boiler 1 yang diasumsikan dikhusukan kepada PT Berau Coal akan disalurkan kepada PT PLN dengan skema eksess power dimana harga jual listrik, direncanakan sebesar Rp. 1000 per kWh. 653

Berdasarkan asumsi tersebut diatas, PLTU Lati berencana untuk melakukan perubahan bahan bakar dari batubara menjadi Biomas, dimana proses perubahan ini dilakukan secara bertahap dari tahun 2022 hingga tahun 2025 untuk mengantisipasi rencana penurunan pembelian listrik PLTU Batubara dari PLN. Untuk mewujudkan langkah tersebut, perusahaan berencana untuk bekerja sama dengan perusahaan HTI mantan pemasok kayu ke perusahaan pulp di Berau yang mampu menyediakan kebutuhan biomass, sedangkan untuk cangkang sawit diperkirakan saat ini cukup sulit diperoleh dikarenakan cangkang tersebut dipergunakan sendiri untuk boiler milik mereka sendiri. Meski demikian, penggunaan cangkang sawit masih diutamakan karena masih memungkinkan untuk diperoleh meski sulit. 2. Rencana Kinerja Pembangkit Berdasarkan Rencana Produksi dan Penjualan Listrik Periode Tahun 2021 – 2025, berikut adalah Asumsi Rencana Kinerja Pembangkit pada tahun-tahun tersebut. No Uraian Satuan RKAP 2021 TAHUN 2022 TAHUN 2023 TAHUN 2024 TAHUN 2025 1 Pemakaian Sendiri % 12,06 11,97 11,90 11,28 12,68 2 Losses % 4,59 4,56 4,76 4,22 3,94 3 Persentase PS & Loss % 4 CF % 16,65 16,52 16,67 15,49 16,62 5 EAF % 75,90 75,65 73,39 77,68 77,54 6 EFOR % 91,53 90,52 91,74 91,74 91,74 7 SOF % 8 Effisiensi Thermal % 0,52 0,52 0,49 0,49 0,01 9 Nett Plant Heat Rate Kcal / kWh 8,82 8,82 8,82 8,82 8,82 10 SFC kg/kWh 17,47 16,36 16,36 16,36 16,36 5.597 6.031 6.031 6.031 6.031 0,96 1,00 1,00 1,00 1,00 Gambar 9 Kinerja Pembangkit Tahun 2021 – 2025 Pada tahun 2023 dilakukan upaya peningkatan efisiensi pemakaian sendiri dengan memasang panel surya sebagai upaya penurunan konsumsi listrik dari pemakaian sendiri, dengan kapasitas 500 kW. Upaya ini mampu menurunkan persentase pemakaian sendiri secara signifikan dari 11,917 % menjadi 11,36 %. Pada tahun 2022 terjadi penurunan Efisiensi thermal dan peningkatan Net Plant Heat Rate yang disebabkan dimulainya ujicoba penggunaan cangkang sawit dan bahan biomass lainnya sebagai subtitusi batubara, yang merupakan upaya perusahaan untuk melaksanakan co-firing pembangkit. Uji Coba ini dilakukan untuk mengetahui berapa besar komposisi biomass terhadap batubara yang ideal untuk dapat menggantikan batubara tanpa mempengaruhi secara signifikan proses produksi listriknya. 654

4.1.2 Faktor Eksternal Berdasarkan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero) tahun 2019 - 2028 pemakaian tenaga listrik Indonesia diperkirakan akan meningkat dari 245 TWh pada tahun 2019 menjadi 433 TWh pada tahun 2028 dengan pertumbuhan rata-rata 6,42% per tahun. Jumlah pelanggan juga meningkat dari 75 juta pada tahun 2019 menjadi 88 juta pada tahun 2028 atau bertambah rata-rata 1,4 juta per tahun dengan rasio meningkat dari 85% pada tahun 2018 menjadi 100% Gambar 10: Proyeksi Penjualan Listrik Nasional (GWh), Sumber RUPTL PLN 2019 – 2029 1. Sistem Kalimantan Timur Untuk Regional Kalimantan Timur Proyeksi pertumbuhan listrik digambarkan dalam tabel sebagai berikut Gambar 51: Proyeksi Penjualan Listrik Kalimantan Timur (Gwh), Sumber RUPTL PLN 2019 – 2028 Regional Kalimantan Timur direncanakan untuk mengalami pertumbuhan penjualan listrik rata-rata sebesar 8 % dimana untuk tahun 2021 mengalami lonjakan pertumbuhan sebesar 13,5% yang disebabkan terealisasinya Interkoneksi Kalimantan Timur yang mempercepat pertumbuhan penjualan listrik saat itu, untuk memenuhi kebutuhan daftar tunggu pelanggan yang terkendala ketersediaan pasokan listrik yang layak. 655

Gambar 12 Rencana Pengembagan Sistem Kalimantan Rata-rata pertumbuhan beban puncak di Sistem Kalimantan adalah sebesar 8,9%, dan pertumbuhan paling tinggi diperkirakan terjadi pada tahun 2024 pada saat terjadi proses pemulihan (Revamping) dari Covid-19. Gambar 63 Proyeksi Pertumbuhan Beban Puncak Kalimantan 656

Adapun rencana Pengembangan pembangkit di Kalimantan Timur, berikut adalah rencana yang disajikan dalam RUPTL PLN Gambar 74: Rencana Proyek Pembangkit Baru Kalimantan Timur, Sumber RUPTL PLN 2019 - 2028 Berdasarkan tabel tersebut diatas, untuk area Berau direncanakan untuk menambah PLTBio sebesar 3 MW yang tersebar, yang diperkirakan berasal dari Perusahaan sawit yang berada di Area Berau, selain penambahan PLTU Berau 2 x 7 MW yang saat ini telah beroperasi mendampingi PLTU Lati milik Perusahaan. Selain itu, pada tahun 2028 direncanakan menambah 2 x 7 MW PLTU Berau dari Relokasi Pembangkit Timika. Selain pengembangan Pembangkit, PT PLN berencana untuk melakukan Interkoneksi Sistem Terisolasi Tanjung Redeb dengan Sistem Mahakam dan Sistem Kalimantan Utara. 657

Adapun rencana Pembangunan Interkoneksi tersebut terlihat dalam tabel berikut. Gambar 15: Rencana Pembangunan Jaringan Transmisi Kalimantan Timur, Sumber RUPTL PLN 2019 - 2028 Berdasarkan rencana tersebut, seharusnya Sistem Tanjung Redeb telah tersambung dengan Muara Wahau pada tahun 2020 yang merupakan titik terakhir pada Sistem Mahakam. Akan tetapi hingga saat ini Interkoneksi tersebut masih belum terealisasi, dan direncanakan akan beroperasi pada tahun 2025. 658

2. Sistem Kalimantan Utara Gambar 168: Rencana Pengembangan Kelistrikan Sistem Kalimantan Utara Untuk Sistem Kalimantan Utara, Pembangunan Transmisi dijadwalkan sebagai berikut : Gambar 17: Rencana Pembangunan Interkoneksi Sistem Kalimantan Utara, Sumber RUPTL PLN 2019 - 2028 659

Dari tabel tersebut diatas, Interkoneksi Kaltim dan Kaltara direncanakan untuk selesai dibangun pada 2019. Akan tetapi hingga saat ini kedua sistem ini masih belum tersambung dan diperkirakan baru terealisasi pada tahun 2021. 4.2 Asumsi Penyusunan Proyeksi Keuangan. 4.2.1 Asumsi Perekonomian Asean dan Dunia Akibat dampak Pandemi Covid-19 pada awal tahun 2020, terjadi penurunan pertumbuhan ekonomi dunia pada tahun 2020 sebesar -3,0 %. Akan tetapi diperkirakan pada tahun 2021 perekonomian dunia akan membaik dengan pertumbuhan diperkirakan mencapai 5,8%. Pada negara maju seperti Amerika Serikat, Eropa dan Jepang, mayoritas pertumbuhan pada tahun 2020 berada dibawah -5% dan akan tumbuh kembali pada tahun 2021 pada kisaran 3 – 4%. Untuk China dan India, pada tahun 2020 diperkirakan masih mampu tumbuh pada kisaran 1%, dan pada tahun 2021 membaik dengan pertumbuhan ekonomi pada kisaran 7%. Proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia, disajikan pada tabel berikut. Negara 2020 2021 Dunia -3,0 5,8 Negara Maju -6,1 4,5 - Amerika Serikat -5,9 4,7 - Eropa -7,5 4,7 - Jepang -5,2 3 Negara Berkembang -1,0 6,6 - China 1,2 9,2 - India 1,9 7,4 - Asean-5 -0,6 7,8 Tabel Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Dunia 2020-2021(%,yoy) Sumber : IMF, World Economic Outlook, April 2020: Chapter 1 Pertumbuhan negara-negara Asia Tenggara (Association of South East Asia Nation/ASEAN) pada tahun 2021 diperkirakan akan mencapai 7,8 %, membaik dibandingkan pada tahun 2020 yang relatif stagnan bahkan cenderung menurun pada angka -0,6%. 660

Pulihnya perekonomian dunia pada tahun 2021 setelah tertekan akibat Pandemi Covid-19 pada awal tahun 2020 akan menjadi pendorong pertumbuhan sebagai upaya negara-negara secara global untuk melawan terjadinya Resesi Perekonomian yang lebih besar, yang memunculkan solidaritas kemanusiaan bersama sebagai respon atas bencana pandemi COVID-19 dan meningkatkan berbagai terobosan kerjasama antar negara untuk saling mendukung pemulihan perekonomian dunia. Pada tahun 2021 perdagangan global diperkirakan akan pulih seiring dengan pulihnya perekonomian dunia akibat dampak pandemi COVID-19. Pertumbuhan volume perdagangan global tersebut didorong oleh pulihnya aktivitas ekonomi di negara-negara maju maupun berkembang. Pertumbuhan volume perdagangan global di tahun 2021 diperkirakan akan mencapai 8,4 %, setelah sebelumnya terpuruk pada -11% di tahun 2020. Negara-negara berkembang masih menjadi motor aktivitas perdagangan global dengan pertumbuhan volume ekspor yang meningkat 11 % setelah pada tahun 2020 menurun 9,6%, dan volume impor meningkat menjadi 9,1 % setelah pada tahun sebelumnya menurun -8,2% . Ekspor negara-negara maju juga akan meningkat dari 7,4 % setelah pada tahun 2020 menuruh -12,8%, dan impor meningkat menjadi 7,5 % setelah menurun -11,5% pada tahun 2020. Pulihnya permintaan negara-negara maju dapat menjadi potensi ekspor bagi negara-negara berkembang seiring pulihnya perekonomian dunia. Proyeksi perdagangan dan laju inflasi global, disajikan pada tabel berikut. Indikator 2020 2021 Perdagangan -11 8,4 - Dunia Impor -11,5 7,5 - Negara Maju -8,2 9,1 - Negara Berkembang Ekspor -12,8 7,4 - Negara Maju -9,6 11 - Negara Berkembang Inflasi 0,5 1,5 - Negara Maju 4,6 4,5 - Negara Berkembang Tabel Proyeksi Perdagangan dan Laju Inflasi Global 2020-2021 (%, yoy) Sumber : IMF, World Economic Outlook, April 2020: Chapter 1 661

Perbaikan perekonomian global diperkirakan mendorong perbaikan permintaan global dan intensitas perdagangan internasional. Pertumbuhan volume perdagangan selama 2022 hingga 2025 diperkirakan membaik dengan rata-rata mencapai 4,8 %. Mulai pulihnya daya beli ekonomi di kawasan Eropa dan negara maju berdampak positif bagi kegiatan ekspor negara berkembang yang pada gilirannya menyebabkan peningkatan aktivitas ekspor dan impor global. Pada periode tersebut rata-rata pertumbuhan ekspor dan impor negara berkembang diperkirakan mencapai rata-rata 4,1 dan 5,1 %. Sementara itu, di negara maju pertumbuhan ekspor dan impor diperkirakan masing-masing mencapai 3,3 %. Perbaikan pertumbuhan ekonomi dunia selama periode 2022 hingga 2025 diperkirakan tidak menimbulkan tekanan pada laju inflasi global. Bahkan perkiraan inflasi di ketiga tahun tersebut menunjukkan tren penurunan. Peningkatan kapasitas produksi dan pasokan yang terjadi diperkirakan mampu mencukupi kenaikan permintaan yang terjadi. Penurunan harga di pasar global antara lain terlihat juga pada kelompok harga bahan makanan dan bahan baku hasil pertanian yang pada tahun 2020 menurun hingga -1,1% dan dilanjutkan penurunannya pada tahun 2021 hingga -0,6%. Terkait dengan harga sumber energi, khususnya minyak mentah, pergerakan harga komoditas tersebut diperkirakan menurun namun tetap pada tingkat yang tinggi. Mengenai harga minyak dunia, perlu tetap diwaspadai berbagai faktor non fundamental yang mampu menimbulkan gejolak harga yang tidak diperkirakan sebelumnya, seperti kasus pandemi Covid-19 yang terjadi pada awal 2020 yang menekan harga minyak hingga mencapai -42% pada tahun 2020 namun diperkirakan meningkat sebesar 6,3% pada tahun 2021. Secara umum, laju inflasi pada periode tersebut diperkirakan mencapai rata-rata 4,8 % per tahun. 662

4.2.2 Asumsi Ekonomi Nasional Indonesia Berdasarkan asumsi makro ekonomi APBN 2020, pertumbuhan ekonomi sebesar 5,3 %, inflasi 3,1 %, tingkat suku bunga SPN 3 bulan 5,4 %, nilai tukar Rp 14.400 per dolar AS, harga ICP minyak 63 dolar AS per barel, lifting minyak 755 ribu barel per hari serta lifting gas 1.191 ribu barel per hari setara minyak. Berdasarkan asumsi tersebut, pendapatan negara disepakati sebesar Rp 2.233,2 triliun dan belanja negara sebesar Rp 2.540,4 triliun. Sementara defisit anggaran mencapai Rp 307,2 triliun atau 1,76 % dari PDB. Indikator Ekonomi RAPBN 2020 Jangka Menengah *) a. Pertumbuhan 5,3 2021 2022 2023 ekonomi (%, yoy) b. Inflasi (%, yoy) 3,1 5,4 – 5,7 5,7 – 6,0 6,0 – 6,3 c. Tingkat bunga SPN 5,4 3,0 – 5,0 3,0 – 5,0 3,0 – 5,0 3 bulan (%) 14.400 5,0 – 7,0 5,0 – 7,0 5,0 – 7,0 d. Nilai tukar 63 14.000 – 14.000 – 14.000 – (Rp/USS) 16.000 16.000 16.000 e. Harga Minyak 755 50 - 70 50 - 70 50 – 70 Mentah Indonesia 1.191 700 - 800 700 - 800 700 – 800 (US$/barel) f. Lifting Minyak (ribu 1000 - 1200 1000 - 1200 1000 - 1200 barel per hari) g. Lifting Gas (ribu barel setara minyak per hari) Tabel Asumsi Dasar Ekonomi Makro Tahun 2020 dan Jangka Menengah 2021-2023 *) Sumber Kementerian Keuangan RI 1. Pertumbuhan Ekonomi (%) Perekonomian nasional di tahun 2021 diperkirakan membaik seiring proses normalisasi perekonomian dunia akibat pandemi COVID-19 yang diperkirakan berakhir pada akhir tahun 2020. Di sisi domestik, dengan terjaganya laju inflasi, daya beli masyarakat akan meningkat sehingga konsumsi rumah tangga semakin tumbuh kuat. Meskipun APBN 2020 masih belum mempertimbangkan dampak COVID-19, namun dengan pertimbangan perkiraan berakhirnya pandemi pada akhir tahun 2020, konsumsi pemerintah dan investasi pemerintah direncanakan meningkat pada tahun 2021. 663

Gambar 98: Skenario Pertumbuhan Ekonomi Nasional 2020 – 2024, Sumber Perpres 18 – 2020 : RPJMN 2020-2024 Di sisi eksternal, seiring pemulihan perekonomian global dan volume perdagangan dunia diharapkan akan kembali menjadi faktor pendorong pertumbuhan ekspor impor terutama melalui peningkatan permintaan dari negara-negara mitra dagang utama Indonesia. Dengan mempertimbangkan faktor-faktor tersebut, pertumbuhan ekonomi tahun 2021 diperkirakan akan mencapai sebesar 5,4 - 5,7 %. Pertumbuhan tersebut diperkirakan akan didorong terutama oleh konsumsi dan Investasi. Dari sisi lapangan usaha, sektor industri Informasi dan Komunikasi diperkirakan menjadi pendorong Utama pertumbuhan perekonomian, yang kemudian disusul Jasa Keuangan, Industri Pengolahan, Konstruksi dan Perdanganan. Gambar 109: Rincian Rencana Pertumbuhan Nasional Sektoral, Sumber Perpres 18 – 2020 : RPJMN 2020-2024 664

Uraian Pertumbuhan (%) Pertumbuhan Ekonomi 5,4 – 6,5 Penggunaan 5,4 – 5,6 Konsumsi Rumah Tangga 4,7 – 4,9 6,6 – 7,0 Konsumsi Pemerintah 4,7 – 4,9 Investasi 4,7 – 4,8 Ekspor Barang dan Jasa 6,2 – 6,5 Impor Barang dan Jasa 3,8 – 3,9 6,0 – 6,3 Lapangan Usaha 6,8 – 7,2 Industri Pengolahan 8,3 – 8,9 6,1 – 6,4 Pertanian 1,9 – 2,0 Perdagangan Jasa Keuangan Informasi dan Komunikasi Konstruksi Pertambangan Tabel Perkiraan Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2020-2024 Menurut Lapangan Usaha (%,yoy) Pada tahun 2020, dunia telah memasuki era revolusi industri 4.0. Revolusi tersebut memberikan tantangan dan peluang bagi perkembangan perekonomian ke depan. Di satu sisi, digitalisasi, otomatisasi, dan penggunaan kecerdasan buatan dalam aktivitas ekonomi akan meningkatkan produktivitas dan efisiensi dalam produksi modern, serta memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi konsumen. Teknologi digital juga membantu proses pembangunan di berbagai bidang di antaranya pendidikan melalui pembelajaran jarak jauh (distance learning), pemerintahan melalui e-government, inklusi keuangan melalui financial technology (fin-tech), dan pengembangan UMKM seiring berkembangnya e- commerce. Semenjak terjadinya Pandemi Covid-19 ini, manusia didorong untuk segera mengaplikasikan Revolusi Industri 4.0 yang didukung dengan kebijakan Physical Distancing sehingga masyarakat dipaksa untuk mempergunakan aplikasi dalam kehidupan sehari-hari. Namun di sisi lain, perkembangan revolusi industri 4.0 berpotensi menyebabkan hilangnya pekerjaan di dunia. Diperkirakan 60 persen jabatan pekerjaan di dunia akan tergantikan oleh otomatisasi. Di Indonesia, diperkirakan 51,8 persen potensi pekerjaan yang akan hilang. Di samping itu, tumbuhnya berbagai aktivitas bisnis dan jual beli berbasis online belum dibarengi oleh optimalisasi penerimaan negara dan pengawasan kepatuhan pajak atas transaksi tersebut. 665

Salah satu kunci untuk dapat mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dalam lima tahun ke depan adalah transformasi struktural. Perbaikan transformasi struktural utamanya didorong oleh revitalisasi industri pengolahan dengan tetap mendorong perkembangan sektor lain melalui transformasi pertanian, hilirisasi pertambangan, pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan, dan transformasi sektor jasa. 2. Inflasi (%) Laju inflasi yang rendah dan stabil diharapkan dapat menjaga daya beli dan mendorong konsumsi masyarakat sehingga dapat mendukung akselerasi pertumbuhan ekonomi yang berkualitas. Pemerintah dan Bank Indonesia berkomitmen untuk menjaga laju inflasi rendah dan stabil dalam jangka menengah. Pada APBN 2020, Inflasi ditetapkan pada angka 3,1% dan pada kurun waktu 2020 – 2024, Laju Inflasi diproyeksikan berada pada 2,7 %. Kebijakan pengendalian inflasi diarahkan untuk: (i) meningkatkan ketersediaan komoditas pangan strategis; (ii) memperkuat tata kelola sistem logistik nasional dan konektivitas antarwilayah; (iii) meningkatkan kerjasama antardaerah; (iv) menjangkar ekspektasi inflasi dalam sasaran yang ditetapkan; serta (iv) meningkatkan kualitas data/statistik. 3. Tingkat Bunga SPN 3 Bulan (%) Suku bunga SPN 3 bulan pada tahun 2020 diproyeksikan relatif sedikit lebih rendah bila dibandingkan dengan suku bunga tahun 2019. Perkembangan tersebut didasarkan pada beberapa faktor yang diperkirakan akan bersumber pada respon terhadap risiko kenaikan suku bunga fed fund rate (FFR) di Amerika Serikat. Termasuk upaya menjaga stabilitas Nilai Tukar akibat terjadinya pandemi Covid-19 pada awal tahun 2020. Namun, berbagai strategi kebijakan seperti financial inclusion dan financial deepening akan berdampak positif bagi peningkatan sumber pembiayaan dalam negeri dan selanjutnya menjadi insentif penurunan suku bunga dalam negeri. Dengan memperhatikan faktor-faktor yang ada, rata-rata suku bunga SPN 3 bulan pada tahun 2020 diperkirakan akan bergerak stabil pada kisaran 5,4 %. 666

Terjaganya stabilitas ekonomi makro yang didukung kondisi fiskal yang sehat berdampak positif pada kinerja pasar keuangan domestik dan perbaikan tingkat imbal hasil surat-surat berharga negara. Perbaikan daya dukung pendanaan dalam negeri disertai terjaganya laju inflasi domestik pada tingkat yang rendah, mampu mendorong pergerakan yield Surat Perbendaharaan Negara (SPN) 3 bulan di tingkat yang relatif rendah. Pada periode 2021 hingga 2023, suku bunga SPN 3 bulan diperkirakan berkisar 5,0 % hingga 7,0 %. 4. Nilai Tukar (Rp/USD) Pada APBN 2020, Nilai tukar rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat dicanangkan pada Rp. 14.400 USD/Rp. Pada awal 2020, akibat dampak Pandemi Covid-19, nilai tukar rupiah cenderung melemah hingga menyentuh Rp.16.500 /USD, dan relatif stabil pada kisaran Rp. 15.500 /USD. Diperkirakan apabila pandemi COVID 2019 telah mereda, maka nilai tukar rupiah diperkirakan berada pada kisaran Rp. 15.000 / USD. Sepanjang tahun 2020-2024, nilai tukar stabil pada tingkat fundamentalnya untuk menjaga daya saing ekspor. Hal ini dapat dicapai melalui: (i) pengendalian tingkat inflasi; (ii) optimalisasi suku bunga acuan Bank Indonesia; (iii) kecukupan likuiditas; (iv) pendalaman pasar keuangan; (v) penurunan defisit transaksi berjalan; serta (vi) sinergi kebijakan yang diarahkan untuk penerapan reformasi struktural yang mampu meningkatkan daya saing perekonomian domestik. 667

BAB 5 SASARAN DAN STRATEGI Bab ini menguraikan tentang sasaran yang ingin dicapai oleh Perusahaan dalam rangka menuju Visi Perusahaan yang ditetapkan. Visi Perusahaan merupakan sasaran utama (ultimate goal) dari perusahaan yang harus dipahami dengan jelas, kemudian ditetapkan tahapan untuk pencapaiannya. Visi Perusahaan telah diuraikan dalam Bab I. Pencapaian visi Perusahaan harus terukur, maka ditetapkan sasarannya. Perusahaan telah menetapkan Strategy Objective (SO)yang difokuskan untuk mendukung diterapkannya Indikator Kinerja Utama dan Strategy Initiative. Keberhasilan Strategy Objective akan diukur berdasarkan pencapaian target dari Indikator Kinerja Utama maupun Strategy Initiative yang ditetapkan dalam jangka waktu lima tahun ke depan. Oleh karenanya melalui target RJP 2021 - 2025 diharapkan tahun 2024 visi perusahaan dapat tercapai. Pada periode lima tahun ke depan, diproyeksikan Perusahaan telah memiliki landasan yang cukup baik dalam penciptaan value seperti peningkatan kualitas, efisiensi sehingga mampu mendorong pertumbuhan kapasitas pembangkit dan peningkatan kinerja keuangan perusahaan. RJPP tahun 2021 - 2025 merupakan roll over RJPP tahun 2020 - 2024 yang diperlukan untuk mempertajam strategi perusahaan. Berikut arah dari masing-masing tahapan RJP untuk periode lima tahun ke depan. 5.1 Tujuan yang hendak dicapai pada akhir RJPP Bab ini menguraikan tentang sasaran yang ingin dicapai oleh Perusahaan dalam rangka menuju Visi Perusahaan yang ditetapkan dan Strategi Apa yang diterapkan untuk mencapai Sasaran Perusahaan. Visi Perusahaan merupakan sasaran utama (ultimate goal) dari perusahaan yang harus dipahami dengan jelas, kemudian ditetapkan tahapan untuk pencapaiannya. 668

Visi Perusahaan telah diuraikan dalam Bab I. Pencapaian visi Perusahaan harus terukur, maka ditetapkan sasarannya. Berdasarkan hasil analisis SWOT ditetapkan Strategy Objective (SO). Strategi Objective difokuskan untuk mendukung diterapkannya Indikator Kinerja Utama dan Strategy Initiative. Keberhasilan Strategy Objective akan diukur berdasarkan pencapaian target dari Indikator Kinerja Utama maupun Strategy Initiative yang ditetapkan dalam jangka waktu lima tahun ke depan. Oleh karenanya melalui target RJPP 2021 - 2025 diharapkan tahun 2025 sebagian dari visi perusahaan dapat tercapai. Pada periode lima tahun ke depan, diproyeksikan Perusahaan telah memiliki landasan yang cukup baik dalam penciptaan value seperti peningkatan kualitas, efisiensi sehingga mampu mendorong pertumbuhan kapasitas pembangkit dan peningkatan kinerja keuangan perusahaan. Adapun Tujuan yang hendak dicapai pada akhir RJPP adalah sebagai berikut : Visi Target sampai dengan Tahun 2025 Perusahaan Meningkatkan kuota batubara untuk PLTU Lati dari Pembangkit Listrik 100.000 MT per tahun menjadi 200.000 MT per tahun pada tahun 2021 dengan skema Royalty. Kinerja Handal Memiliki Perpanjangan kontrak batubara pada tahun 2024 Bersahabat dengan Memiliki Kontrak Jangka Panjang dengan PLN pada Lingkungan tahun 2021 Memiliki Perpanjangan Kontrak Penjualan Listrik PT Berau Coal pada tahun 2024 Merintis Kepemilikan Tambang pada tahun 2024 Memiliki pembangkit dengan Energi terbarukan pada tahun 2025. Mengaplikasikan Cofiring pada Boiler 3 pada tahun 2023. EFOR dibawah 0,75 % pada tahun 2021 EAF diatas 85% sejak tahun 2021 hingga 2025 Implementasi Aplikasi Aset Manajemen pada tahun 2021 Comply terhadap seluruh peraturan perundangan terkait Lingkungan Hidup pada tahun 2023 Memiliki TPS untuk Fly Ash dan Bottom Ash pada tahun 2023 Pemanfaatan kembali Limbah Fly Ash dan Bottom Ash pada tahun 2021 669

5.2 Sasaran Perusahaan 5.2.1 Tingkat pertumbuhan tiap tahun Adapun rencana Tingkat pertumbuhan tiap tahun digambarkan dalam tabel berikutnya NO TAHUN Penjualan Listrik Deviasi (+/-) Pertumbuhan (MWh) (%) 2020 118.257 1 2021 116.372 (1.885,12) (1,59) 2 2022 116.169 (203,24) (0,17) 3 2023 112.513 (3.655,61) (3,15) 4 2024 120.751 8.237,56 7,32 5 2025 118.942 (1.808,25) (1,50) Berdasarkan tabel diatas, Terjadi kontraksi Pertumbuhan penjualan listrik pada tahun 2021 hingga tahun 2025, dimana pada tahun 2021 hingga 2023 terjadi penurunan penjualan listrik yang disebabkan beroperasinya PLTU Berau milik PT PLN yang mengurangi penjualan listrik PLTU Lati secara signifikan namun interkoneksi Kaltara yang menyebabkan pada tahun 2024 yang mendukung peningkatan penjualan listrik. Akan tetapi pada tahun 2025 terjadi penurunan penjualan listrik kembali yang diakibatkan mulai beroperasinya interkoneksi di Sistem Kalimantan Timur pada akhir tahun 2025. 5.2.2 Tingkat Kesehatan perusahaan tiap tahun Penilaian Tingkat kesehatan perusahaan tiap tahun digambarkan dalam tabel berikut ; NO INDIKATOR KESEHATAN RKAP 2021 Rencana 2022 Rencana 2023 Rencana 2024 Rencana 2025 Rencana 2026 Kinerja Skor Kinerja Skor Kinerja Skor Kinerja Skor Kinerja Skor Kinerja Skor A ASPEK KEUANGAN 1. Imbalan Kepada Pemegang Saham (ROE) 4,73 6,00 4,79 6,00 2,03 4,00 1,00 3,00 0,84 1,50 0,44 1,50 10,27 6,00 10,42 6,00 7,59 5,00 6,49 3,50 6,33 3,50 6,01 3,50 2. Imbalan kepada Investasi (ROI) 24,62 2,50 18,20 2,50 35,09 2,50 36,14 2,50 43,45 3,00 86,84 3,00 78,28 1,00 69,91 1,00 109,63 1,00 114,54 2,50 120,22 2,50 149,42 3,00 3. Ratio Kas (Cash Ratio) 4,00 137 2,50 29 4,00 29 4 49 4 38 4 11,13 1,60 42 4 4. Ratio Lancar (Current Ratio) 22,19 3,00 19,52 4,00 16,67 4,00 10,57 1,60 137,64 4,00 8,26 1,20 139,21 138,80 3,00 138,12 3,00 149,53 4,00 137,25 4,00 5. Periode Penagihan (Collection Periods) 3,00 139,21 29,50 76,18 4,00 78,33 4,00 79,09 4,25 79,07 4,25 78,74 4,25 6. Perputaran Persediaan (Inventory Turn Over) 30,50 27,50 25,35 22,85 24,45 7. Perputaran Total Asset (Total Asset Turn Over) 91,53 18,98 90,52 18,98 91,52 18,98 91,52 18,98 91,52 18,98 91,52 18,98 8. Rasio Total Modal Sendiri Terhadap Total Asset 0,52 0,52 0,54 0,54 0,54 0,54 10,98 10,98 10,98 10,98 10,98 10,98 JUMLAH SKOR ASPEK KEUANGAN 17,47 8,00 17,10 8,00 5,52 8,00 5,52 8,00 5,52 8,00 5,52 8,00 B. ASPEK OPERASIONAL 16,65 16,52 18,15 18,15 18,15 18,15 8,00 8,00 8,00 8,00 8,00 8,00 1 Perspektif Produk dan Layanan 8,00 5,00 8,00 5,00 8,00 5,00 8,00 5,00 8,00 5,00 8,00 5,00 100,00 3,00 100,00 3,00 100,00 3,00 100,00 3,00 100,00 3,00 100,00 3,00 - Equivalent Availability Factor / EAF (%) - Equivalent Forced Outage Rate / EFOR (% ) 100,00 4,00 100,00 4,00 100,00 4,00 100,00 4,00 100,00 4,00 100,00 4,00 2 Peningkatan Efisiensi Produksi BS 2,00 BS 2,00 BS 2,00 BS 2,00 BS 2,00 BS 2,00 - Efisiensi Termal Netto (%) 2,00 2,00 2,00 2,00 2,00 2,00 - Pemakaian Sendiri & Susut Jaringan (%) 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3 Produktivitas & Kualitas SDM 2,00 2,00 2,00 2,00 2,00 2,00 - Program Pendidikan dan Latihan (HOT) 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 - Sertifikasi Kompetensi Pegawai (% d/ jumlah operator) 33,98 33,98 33,98 33,98 33,98 33,98 4 Kepedulian Terhadap Lingkungan & Masyarakat sekitar 15 5,00 15 5 15 5,00 15 5,00 15 5,00 15 5 - Pelaksanaan AMDAL 80 3,00 80 3 80 3,00 80 3,00 80 3,00 80 3 - Pelaksanaan Community Development (sesuai kriteria) 10 3,00 10 3 10 3,00 10 3,00 10 3,00 10 3 B 4,00 B4 B 4,00 B 4,00 B 4,00 B4 JUMLAH SKOR ASPEK OPERATIONAL 15,00 15,00 15,00 15,00 15,00 15,00 C. ASPEK ADMINISTRASI 1. Laporan Perhitungan Tahunan (penyamapaian Lap. Audit) 78,48 79,48 76,48 74,33 71,83 73,43 2. Rancangan RKAP (penyampaian rancangan RKAP) 3. Laporan Periodik (penyampaian Laporan Periodik) A A A A A A 4. Pelaksanaan Good Corporate Governance (Audit Kepatuhan) JUMLAH SKOR ASPEK ADMINISTRASI SEHAT SEHAT SEHAT SEHAT SEHAT SEHAT TOTAL SKOR (A+B+C) Perolehan score sesuai Permen BUMN No. 100 Tahun 2002 KATEGORI 670

5.3 Strategi yang digunakan setiap tahun 5.3.1 Strategi Korporasi Strategi Korporasi didasarkan pada Strategy Objective yang merupakan hasil pemetaan dari sasaran antara yang dikaji menggunakan analisis SWOT, dimana sasaran antara Perusahaan sebagai hasil rumusan dari visi, misi, dan arahan pemegang saham. Terdapat sembilan Strategy Objective yang ditetapkan guna mencapai sasaran antara Perusahaan, yaitu sebagaimana tabel berikut: Strategy Objective Keterangan 5.3.1.1 SO1 Meningkatkan Merupakan strategi utama dalam 5.3.1.2 keberlanjutan Usaha meningkatkan keberlanjutan usaha Perusahaan perusahaan melalui program program yang sejalan dengan rencana usaha PT PLN. Strategi ini dilakukan melalui upaya pemetaan potensi EBT di Kabupaten Berau, realisasi cofiring pembangkit eksisting, serta kepemilikan pembangkit EBT. SO2 Proses Bisnis Merupakan strategi utama dalam upaya dan Kualitas Produk meningkatkan kualitas produk serta Sesuai Standar pencapaian standarisasi proses bisnis. Strategi ini dilakukan melalui pencapaian EAF, EFOR, serta NPHR secara lebih baik, penguatan Reliability Management, Penguatan Outage Management, implementasi Supply Chain Management, implementasi IT Master Plan Perusahaan, implementasi Sistem Manajemen Terpadu antara lain Sistem Manajamen Keselematan Kesehatan Kerja (SMK3), ISO 14001:2015 tentang Sistem Manajemen Lingkungan, ISO 9001:2015 tentang Sistem Manajemen Mutu dan PASS 99, serta implementasi Sistem Manajemen Anti Penyuapan (SMAP) ISO 37001. 671

Strategy Objective Keterangan 5.3,1.3 SO3 Keamanan Bisnis Merupakan strategi utama dalam mendukung 5.3.1.4 Terjaga keamanan bisnis perusahaan. Strategi ini 5.3.1.5 5.3.1.6 dilakukan melalui upaya pengamanan pasokan batubara, penambahan pasokan batubara, merintis kepemilikan tambang batubara serta perpanjangan kontrak. Dari sisi Penjualan Listrik dilakukan upaya perolehan Kontrak Jangka Panjang baik dari PT PLN maupun pelanggan di Wilayah Usaha. Selain itu juga dilakukan upaya peremajaan pembangkit, pengelolaan Sumber Daya Air dan perbaikan sistem Kontrol DCS PLTU Lati untuk menjamin perolehan pendapatan perusahaan tetap terjaga. SO4 Pengembangan Merupakan strategi utama terkait dengan Bisnis pengembangan bisnis perusahaan antara lain dalam bidang pengembangan bisnis jasa O&M maupun upaya pengembangan pembangkit baru dengan energi baru dan terbarukan (EBT). SO5 Sumber Daya Merupakan strategi utama dalam mengelola Optimal sumber daya yang dimiliki Perusahaan agar tercapai secara optimal. Strategi ini dilakukan melalui peningkatan HCR, OCR, ICR, implementasi sistem manajemen SDM, dan program restrukturisasi Organisasi. SO6 Kinerja Merupakan strategi utama dalam Keuangan Tumbuh meningkatkan kinerja keuangan. Strategi ini Dengan Baik dilakukan melalui upaya antara lain peningkatan pendapatan, ROE, dan dividen bagi pemegang saham, tercapainya kinerja anggaran, Inventory Turn Over material umum, dan efisiensi biaya overhead. 672

Strategy Objective Keterangan 5.3.1.7 SO7 Implementasi Merupakan strategi utama dalam menerapkan Clean, Green, and tata kelola perusahaan yang baik dan Sustainable Program pembangkit yang ramah lingkungan. Strategi ini dilakukan melalui implementasi GCG secara konsisten, IPB bersih, pencapaian Proper Hijau, comply terhadap Peraturan Lingkungan, pemanfaatan limbah produktif, serta penerapan program konservasi lingkungan sekitar pembangkit, mengupayakan kontrak pengadaan Biomass untuk pembangkit EBT dan kepemilikan lahan untuk bahan baku pembangkit EBT 5.3.2 Strategi Bisnis Untuk melaksanakan Strategi Korporasi diperlukan Strategi Bisnis yang meliputi pelaksanaan Strategi Berupa Strategy Initiative. Berikut adalah Strategi Bisnis Perusahaan dalam RJPP 2021 – 2025 5.3.2.1. Strategy Bisnis Pemetaan Potensi EBT di Kabupaten Berau (S1P1) Kabupaten Berau memiliki potensi Energi Baru dan Terbarukan yang dapat dimanfaatkan sebagai Sumber Energi pembangkit listrik EBT. Mengingat besarnya potensi alam di Kabupaten Berau, diperlukan pemetaan potensi- potensi EBT yang dapat dimanfaatkan dan selanjutnya dapat dikembangkan menjadi Pembangkit Listrik. Pada tahun 2019, Perusahaan belum memiliki peta potensi EBT di Kabupaten Berau, tetapi diharapkan pada tahun 2022 perusahaan diharapkan telah memiliki peta potensi EBT yang dapat dikembangkan menjadi Pembangkit Listrik.. 5.3.2.2. Strategy Bisnis Realisasi Cofiring Pembangkit Eksisting (S1P2) Boiler stoker yang dimiliki oleh Perusahaan merupakan boiler yang memiliki fleksibilitas Sumber Energi Primer yang dapat memanfaatkan berbagai sumber energi diluar batubara selama masih memiliki nilai kalori. 673

Sesuai dengan arah kebijakan PT PLN yang berencana untuk mengurangi pasokan suplai dari PLTU Batubara, maka untuk memanfaatkan Pembangkit yang eksisting agar tetap diterima pasokan energinya diperlukan modifikasi Boiler Stoker untuk mempergunakan Biomass sebagai sumber energinya, dengan langkah pertama adalah cofiring, yaitu kombinasi batubara dengan biomass sebagai sumber energi PLTU Lati. Pada tahun 2019, Perusahaan belum melaksanakan Cofiring untuk pembangkit eksisting, namun direncanakan untuk mulai mencoba cofiring pada salah satu pembangkit pada tahun 2025. 5.3.2.3. Strategy Bisnis Kepemilikan Pembangkit EBT (S1P3) PT PLN ( Persero ) secara bertahap sejak tahun 2025 hingga tahun 2060 akan mengurangi pasokan energi dari PLTU Batubara sebagaimana upaya pemerintah untuk menurunkan emisi karbon dunia. Salah satu pembangkit yang terdampak langsung atas program tersebut adalah PLTU Lati. Agar Perusahaan masih tetap memperoleh pendapatan dari konsumen PT PLN, maka perusahaan harus memiliki pembangkit dengan sumber energi terbarukan yang memperoleh prioritas pembelian dari PT PLN, dengan harga yang lebih baik dari harga saat ini. Pada tahun 2019, Perusahaan belum memiliki Pembangkit tetapi diharapkan pada tahun 2025 perusahaan mulai mengupayakan kepemilikan Pembangkit EBT yang memiliki kontrak jangka panjang dengan PT PLN. 5.3.2.4. Strategy Bisnis Kehandalan dan Efisiensi Pembangkit (S2P1) Dalam rangka mempertahankan merit order pembangkit, maka Perusahaan harus menjaga kehandalan dan Efisiensi Pembangkit agar memenuhi ekspektasi dari pelanggan. Parameter EAF dan EFOR, merupakan parameter dari kehandalan pembangkit, sedangkan parameter NPHR merupakan parameter kinerja pembangkit. Ketiga paramter ini merupakan indikasi apakah suatu pembangkit itu handal dan efisien, yang berpengaruh terhadap BPP dari Konsumen, yang dalam hal ini PT PLN. Pada tahun 2019, perusahaan telah memenuhi target parameter pembangkit sebagaimana yang diharapkan konsumen, dan diharapkan dapat mempertahankan target tersebut selama pembangkit beroperasi. 674

5.3.2.5. Strategy Bisnis Penguatan Reliability Management (S2P2) Reliability Management merupakan rangkaian kegiatan yang sistematis untuk meminimalkan terjadinya kegagalan pada seluruh peralatan saat dioperasikan, tidak mengalami derating, biaya optimum, dengan meminimalkan atau menghilangkan kegagalan dan penyebabnya, serta melakukan optimasi. Proses utama reliability management adalah membangun keandalan dan kemampuan dalam perawatan. Pada tahun 2019, Perusahaan belum menetapkan target reliability management, tetapi diharapkan pada tahun 2025 direncanakan dapat mencapai target sebesar 100% atas penerapan Reliability Management. 5.3.2.6. Strategy Bisnis Penguatan Outage Management (S2P3) Outage Management adalah metode tata kelola pembangkit yang mengatur dan mengoptimalkan proses overhaul secara komprehensif mulai dari perencanaan, persiapan, pelaksanaan, pengendalian, monitoring evaluasi dan penyusunan rencana tindak lanjut perbaikan overhaul selanjutnya sehingga terjadi proses perbaikan yang berkelanjutan. Pada tahun 2019, Perusahaan belum menetapkan target outage management, tetapi diharapkan pada tahun 2025 telah mencapai target sebesar 100% penerapan Outage Management. 5.3.2.7 Strategy Bisnis Implementasi Supply Chain Management (S2P4) Supply Chain Management yang akan diimplementasikan terdiri dari Manajemen Inventory, Manajemen Gudang dan Manajemen Pengadaan. Ketiga bagian tersebut akan diintegrasikan dimana pada masing-masing bagian diharapkan mampu memberikan nilai yang jelas dan terukur untuk mendukung penyediaan logistik yang dibutuhkan dengan tepat waktu dan biaya yang efisien. Lingkup manajemen inventory adalah pengelolaan secara sistematis proses inventory meliputi cataloging and labelling, assessment persediaan, optimasi stok gudang, laporan inventory, penerapan target ITO sebagai acuan kebutuhan stok, dan pengelolaan dead stock. Laporan inventory sebagai dasar untuk pengajuan pengadaan barang dan jasa yang dibutuhkan secara tepat waktu. 675

Lingkup manajemen gudang adalah pengelolaan secara sistematis penerimaan, penyimpanan, dan pengeluaran barang sampai dengan proses stock opnam. Penerimaan barang dilakukan dengan proses monitoring, identifikasi, pemeriksaan, pemilahan dan karantina. Lingkup manajemen pengadaan adalah pengeloaan secara sistematis proses pengadaan dan pengendalian, kontrak payung, evaluasi mitra, pembuatan jalur untuk memperoleh sparepart OEM, dan pembuatan angka pengenal impor untuk barang impor. Proses pengedaan dan pengendalian dikelola dengan perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian. Pada tahun 2019, Perusahaan belum menetapkan target implementasi supply chain management, tetapi diharapkan pada tahun 2025 dapat mencapai target sebesar 100% perepana supply chain management. 5.3.2.8 Strategy Bisnis Implementasi IT Master Plan Perusahaan (S2P5) Sistem teknologi informasi dibutuhkan untuk menunjang proses bisnis perusahaan agar mampu berjalan secara efisien dan efektif. Dalam hal ini program yang akan dilakukan adalah menyusun kebijakan dan prosedur teknologi informasi, mengiplementasikan IT master plan meliputi pengembangan infrastruktur, pengembangan aplikasi, pengembangan keamanan serta pengembangan manusia dan proses. Pada tahun 2019, Perusahaan telah menetapkan target implementasi IT master plan perusahaan sebesar 50% diharapkan dalam lima tahun ke depan yaitu pada tahun 2025 mencapai target sebesar 100%. 5.3.2.9 Strategy Bisnis Implementasi Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (S2P6) Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah kebijakan nasional sebagai pedoman perusahaan untuk penerapan K3 yaitu Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang merupakan kegiatan untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja melalui upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang selanjutnya disingkat SMK3 adalah bagian dari sistem manajemen perusahaan secara keseluruhan dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan 676

kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif. Pada tahun 2019, Perusahaan telah menerapkan SMK3, meskipun belum memperoleh sertifikasi SMK3, namun telah mempergunakan OHSAS berbasis ISO 18001, dan direncanakan pada tahun 2021 perusahaan telah memperoleh sertifikasi SMK3. 5.3.2.10 Strategy Bisnis Implementasi Sistem Anti Penyuapan ISO 37001 (S2P7) Sistem Manajemen Anti Penyuapan (SMAP) adalah sebuah tool yang dapat memberikan keyakinan kepada Stake Holder atas transparansi dan efisiensi pada pengelolaan perusahaan. ISO 37001 adalah standar penerapan SMAP yang berlaku internasional yang dapat memberikan keyakinan kepada pemegang Saham dan Konsumen bahwa perusahaan telah dijalankan dengan baik dan melindungi pengurus perusahaan dari permasalahan pidana di masa yang akan datang. Pada tahun 2019, Perusahaan belum menerapkan SMAP ISO 37001 dan direncanakan pada tahun 2022 perusahaan telah memperoleh sertifikasi SMAP ISO 37001. 5.3.2.11. Strategy Bisnis Pengamanan Pasokan Batubara (S3P1) Sebagai upaya melaksanakan sistem pengamanan batubara, beberapa langkah yang dilaksanakan Perusahaan antara lain menyempurnakan kebijakan manajemen stock pile, peningkatan pengendalian pasokan (kualitas dan kuantitas) dari tambang sampai stock pile, menyiapkan teknologi informasi untuk memonitor volume pemakaian, kualitas batubara, pengiriman batubara, menyusun kajian komersil, teknis dan risiko pengadaan batubara, menetapkan alokasi volume pengadaan batubara jangka panjang dan menyusun jadwal pengadaan batubara berdasarkan rencana kebutuhan dan realisasi pasokan berjalan. Selain itu menyiapkan fasilitas coal handling untuk menunjang pelaksanaan FIFO dan menjaga kualitas batubara di stock pile terutama nilai kalor. Pada tahun 2019, Perusahaan belum menetapkan target pengamanan pasokan batubara diharapkan dalam lima tahun ke depan yaitu pada tahun 2025 mencapai target sebesar 100%. 677

5.3.2.11. Strategy Bisnis Penambahan Ketersediaan Batubara (S3P2) Perusahaan berupaya secara berkesinambungan menjaga pasokan batubara demi kelangsungan dan pertumbuhan bisnis dalam jangka panjang. Dalam hal menambah pasokan batubara, kebijakan yang ditempuh yaitu merealisasikan delivery batubara dari kontrak batubara yang telah ada. Disamping itu mencari sumber pasokan batubara untuk memenuhi kebutuhan pembangkit, termasuk melalui perluasan akses sumber pasokan batubara baru. Pada tahun 2019, Perusahaan belum menetapkan target penambahan ketersediaan diharapkan dalam lima tahun ke depan yaitu pada tahun 2025 dapat mencapai target penambahan kuota batubara sebesar 200.000 MT/tahun. 5.3.2.12 Strategy Bisnis Perpanjangan Kontrak (PPA) (S3P3) Perpanjangan kontrak dengan perusahaan penyedia batubara menjadi salah satu yang dapat dilakukan Perusahaan untuk menjaga stabilitas pasokan batubara. Ketersediaan batubara berpengaruh signifikan terhadap operasional Perusahaan karena pembangkit berbahan bakar batubara. Pada tahun 2019, Perusahaan belum menetapkan target perpanjangan kontrak, tetapi diharapkan pada tahun 2025 telah terealisasi perpanjangan kontrak batubara. 5.3.2.13 Strategy Bisnis Kepemilikan Tambang Batubara (S3P4) Kepemilikan tambang merupakan suatu langkah strategis guna mengamankan pasokan energi Primer Untuk PLTU Lati. Mengingat pemegang saham mayoritas perseroan adalah pemerintah kabupaten Berau yang mempunyai peranan dalam mengelola kepemilikan tambang di Kabupaten Berau serta mengingat Kontrak Karya PT Berau Coal akan berakhir pada tahun 2025, maka terdapat potensi bagi perusahaan untuk memiliki tambang sendiri yang dapat memenuhi kebutuhan sumber energi primer bagi PLTU Lati. Pada tahun 2019 Perusahaan masih belum memiliki tambang tetapi diharapkan pada tahun 2024 perusahaan telah mulai merintis kepemilikan Tambang Batubara untuk PLTU Lati. 678

5.3.2.14 Strategy Bisnis Peremajaan Pembangkit (S3P5) PLTU Lati telah beroperasi sejak tahun 2004, dimana mengingat salah satu faktor dominan abu pembakaran batubara adalah kandungan sulfur yang menyebabkan terjadinya korosi di Area Pembangkit, maka setelah 15 tahun beroperasi, banyak terjadi korosi pada strukrut bangunan dan permesinan PLTU Lati. Akan tetapi untuk memperoleh gambaran umum kondisi diperlukan assessment secara menyeluruh kondisi pembangkit dengan mempergunakan metode Remaining Life Assessment (RLA), yang kemudian dilanjutkan dengan program peremajaan pembangkit secara bertahap. Pada tahun 2019 Perusahaan masih belum melaksanakan RLA, akan tetapi direncanakan pada tahun 2020 telah dilaksanakan Assessment dan selanjutnya proses Peremajaan Pembangkit telah mulai dilakukan pada Tahun 2021. 5.3.2.15 Strategy Bisnis Perbaikan Sistem Kontrol Pembangkit (S3P6) Sistem Kontrol DCS Pembangkit merupakan tool utama dari Operator untuk mengoperasikan PLTU Lati. Terdapat 2 Sistem DCS yang saat ini mengalami gangguan yaitu DCS Foxboro, yang merupakan Penghubung antara Operator dengan Mesin Pembangkit dimana salah satu Processor Utamanya mengalami kerusakan, dan DCS Elektrik yang menghubungkan operator dengan Kontrol Sistem Kelistrikan yang saat ini tidak dapat dioperasikan. Perbaikan kedua DCS ini memerlukan biaya besar dan karena keterbatasan anggaran tidak dapat dilaksanakan pada satu tahun anggaran. Selain itu mengingat DCS ini dibangun pada tahun 2002, maka terjadi kendala terhadap teknologi yang saat ini sudah tidak diproduksi kembali. Pada tahun 2019 Perusahaan masih belum melaksanakan perbaikan DCS, dan diharap proses perbaikan DCS dapat mulai dilaksanakan pada tahun 2021. 5.3.2.16 Strategy Bisnis Pengelolaan Sumber Daya Air (S3P7) PLTU Lati berlokasi di tepi Sungai Berau yang memiliki debit air berlimpah namun memiliki karakteristik pasang surut yang cukup tinggi dengan kualitas air yang bervariatif. Pada suatu waktu, ketika kondisi kemarau, terjadi intrusi air laut ke badan Sungai Berau yang mengakibatkan Water Treatment Plant 679

tidak dapat beroperasi, sehingga mengakibatkan PLTU Lati terhenti operasinya. Untuk mengatasi hal tersebut diperlukan modifikasi terhadap sistem pengelolaan Sumber Daya Air untuk mengantisipasi terjadinya Intrusi Air Laut dimasa yang akan datang. Pada tahun 2019 memiliki sistem pengelolaan Air Laut akan tetapi diharapkan Proses Modifikasi Sistem Pengelolaan Air PLTU Lati telah mulai dilakukan pada tahun 2023. 5.3.2.17 Strategy Bisnis Pengembangan Bisnis Jasa O&M (S4P1) Perusahaan telah memiliki pengalaman dalam mengoperasikan pembangkit khususnya pembangkit dengan jenis energi batubara. Hal ini sangat menunjang dalam pengembangan bisnis O&M. Pada tahun 2019, Perusahaan belum menetapkan target pengembangan bisnis jasa O&M, tetapi pada tahun 2022 perusahaan direncanakan untuk memiliki jasa O&M untuk pembangkit baru yang dibangun dari hasil kerjasama bisnis dengan Pihak Ketiga. 5.3.2.18 Strategy Bisnis Perluasan Pangsa pasar (S4P2) Untuk menjamin kelangsungan jangka panjang Perusahaan, diperlukan kebijakan dan tindakan terkait perluasan pasar listrik PLTU Lati. Saat ini pelanggan perusahaan adalah PT PLN (Persero) dan PT Berau Coal. Selain itu, diarea PT Berau Coal, masih terdapat beberapa calon konsumen baru yaitu : PT Smartfren pada 5 titik dengan total beban 20 kW ( 5 x 4kW ). PT MTL di area Binungan dengan beban 250 kW PT BUMA di Area Binungan dengan beban 100 kW PT BUMA di Area Suaran dengan beban 200 kW Selain itu terdapat penambahan pasar baru melalui skema perluasan Wilus yaitu PT Berau Coal Site Sambarata dengan beban sebesar 100 kW. Pada tahun 2019 telah mulai dilaksanakan penambahan pangsa pasar yaitu PT Smartfren, dan direncanakan untuk mulai dipasok pada tahun 2020, dan Pada tahun 2021 direncanakan untuk mulai menyuplai kebutuhan listrik di PT MTL dan PT BUMA. Sedangkan perluasan Wilayah Usaha diperkirakan untuk dapat dilakukan pada tahun 2022 dengan target PT Berau Coal Site Sambarata. 680

5.3.2.19 Strategy Bisnis Meningkatkan Organization Capital Readiness (OCR) (S5P1) OCR adalah ukuran kesiapan organisasi berdasarkan 4 aspek yaitu budaya kerja, kepemimpinan, alignment dan team work. Dalam aspek budaya kerja, Perusahaan dapat melakukan beberapa program diantaranya: Kesempatan Promosi Promosi menjadi salah satu bentuk pengembangan karir karyawan. Dengan adanya promosi, karyawan akan merasa dihargai dan diperhatikan oleh Perusahaan. Mengurangi tingkat turn over karyawan Tingkat turn over karyawan yang tinggi dapat menghambat proses kerja sehingga budaya kerja menjadi rendah. Perusahaan perlu meninjau kembali kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan beban kerja karyawan sebagai upaya untuk mengurangi tingkat turn over karyawan. Kesempatan aktualisasi diri Kesempatan bagi karyawan untuk melakukan aktualisasi diri menjadi sebuah kebutuhan bagi karyawan. Dalam proses ini, karyawan akan mengembangkan potensi yang dimilikinya, bekerja profesional, efektif, dan efisien. Pada tahun 2019, Perusahaan telah menetapkan target OCR sebesar 1,0 dan diharapkan pada tahun 2025 mencapai target maturity level OCR sebesar 3,0. 5.3.2.20 Strategy Bisnis Meningkatkan Information Capital Readiness (ICR) (S5P2) Information Capital Readiness (ICR) menjadi indikator untuk mengetahui peningkatan kualitas pengelolaan sistem informasi yang akan menunjang kontinuitas proses bisnis. Sebagai upaya untuk meningkatkan ICR, Perusahaan perlu melakukan pengembangan infrastruktur dan aplikasi bisnis. Pengembangan infrastruktur diantaranya adalah Disaster Recovery Service, Web Server dan Proxy, serta Cloud Backup. Sedangkan pengembangan aplikasi bisnis diantaranya adalah aplikasi portal untuk Knowledge Management, aplikasi Email Web based Application dan Cloud based Information System, serta pengembangan aplikasi mobile. 681

Pada tahun 2019, Perusahaan telah menetapkan target ICR sebesar 1,0 dan diharapkan pada tahun 2025 mencapai target maturity level OCR sebesar 3,0 5.3.2.21 Strategy Bisinis Restukturisasi Organisasi (S5P3) Optimalisasi Sumber Daya Manusia merupakan langkah penting dalam menciptakan organisasi yang efisien yang mendukung tercapainya sasaran perusahaan jangka panjang. Dengan begitu banyak perubahan lingkungan perusahaan memaksa perusahaan untuk berubah menyesuaikan dengan lingkungan yang ada agar bisa bersaing di masa yang akan datang. Struktur Organisasi perlu diatus sedemikian rupa agar fungsi fungsi yang ada mendukung tercapainya target perusahaan. Dengan mempertimbangkan kompetensi SDM serta kebutuhan organisasi diperlukan perubahan Struktur Organisasi yang Ramping, namun memiliki fungsi yang lengkap mendukung tercapainya Target Perusahaan Pada tahun 2019, Perusahaan belum melakukan Restrukturisasi Organisasi namun direncanakan Restrukturisasi Organisasi talah dilakukan pada tahun 2022 untuk mempersiapkan perusahaan menghadapi tantangan di masa depan. 5.3.2.20 Strategy Bisnis Pensiun Dini (S5P4) Salah satu langkah penting dalam Optimalisasi Sumber Daya Manusia, adalah penurunan / perampingan jumlah tenaga kerja non inti untuk dapat mewujudkan struktur biaya yang dapat bersaing dalam era pasar bebas energi listrik. Mengingat pada tahun 2025 sistem Interkoneksi Kalimantan telah selesai dibangun, maka terjadi penurunan rata-rata HPP di sistem kelistrikan, yang menyebabkan perlunya dilakukan efisiensi biaya. Salah satu langkah mudah efisiensi biaya adalah penurunan biaya pegawai. Untuk dapat menurunkan biaya pegawai, langkah yang dapat dilakukan adalah melakukan program pensiun dini untuk pegawai – pegawai yang memenuhi syarat. Pada tahun 2019, Perusahaan belum memiliki program pensiun dini namun direncanakan perusahaan mulai menjalankan program pensiun dini pada tahun 2025 untuk menghadapi beroperasinya Sistem Kelistrikan Interkoneksi Kalimantan. 682

5.3.2.21 Strategy Bisnis Peningkatan Harga Jual (S6P1) Dalam rangka meningkatkan tingkat pendapatan perusahaan, diperlukan penyesuaian harga jual listrik ke pelanggan, terutama ke PT PLN. Apalagi dengan risiko kontrak batubara PT Berau Coal dengan skema royalty tidak diperpanjang, sehingga terjadi peningkatan biaya bahan bakar yang cukup signifikan. Untuk memperoleh kenaikan harga diperlukan upaya negosiasi yang cukup intensif agar pada saat perusahaan tidak mendapat batubara skema royalty lagi, Harga baru telah dapat langsung diterapkan. Pada tahun 2019, Perusahaan telah memperoleh kenaikan harga listrik, dan direncanakan untuk mengantisipasi kenaikan biaya bahan bakar, maka pada tahun 2022 perusahaan telah memiliki skema harga jual yang mengakomodir kenaikan harga bahan bakar. 5.3.2.22 Strategy Bisnis Peningkatan Pendapatan (S6P2) Sebagai upaya meningkatkan pendapatan, Perusahaan perlu melakukan peningkatan produksi listrik sehingga penjualan listrik juga akan meningkat. Perusahaan telah memiliki berbagai program untuk meningkatkan produksi dan penjualan listrik. Pada tahun 2019, Perusahaan menetapkan target meningkatkan pendapatan sebesar 5%, tetapi dalam lima tahun ke depan yaitu pada tahun 2025 ditargetkan peningkatan pendapatan sebesar 5%. 5.3.2.23 Strategy Bisnis Pencapaian Proper Hijau (S7P1) Dalam mendukung visi perusahaan yaitu bersahabat dengan lingkungan maka lima tahun ke depan ditargetkan perusahaan mampu berstatus Green Power Plant. Upaya yang dilakukan adalah dengan menetapkan kebijakan pengelolaan lingkungan dimana target yang harus dicapai adalah mendapatkan Proper Hijau. Pada tahun 2019, Perusahaan belum menetapkan target Proper hijau, tetapi diharapkan pada tahun 2025 Perusahaan telah mendapatkan proper hijau sehingga target tercapai 100%. 683

5.3.2.24 Strategy Bisnis Pemenuhan terhadap Peraturan Lingkungan (S7P2) Sesuai ketentuan perundang-undangan khususnya Peraturan Pemerintah No 18 Tahun 1999 tentang pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun, maka sebagai PLTU batubara Perusahaan telah menghasilkan limbah dalam kategori B3 terkait hal tersebut maka lima tahun ke depan perusahaan akan terus melanjutkan program antara lain dengan membangun Ash Valley yang sesuai dengan Regulasi sebagai Tempat Penyimpanan Sementara Fly Ash dan Bottom Ash PLTU Lati Pada tahun 2019, Perusahaan belum menetapkan target tercapainya pemenuhan regulasi lingkungan hidup, tetapi diharapkan dalam lima tahun ke depan yaitu pada tahun 2025 pengelolaan perusahaan telah memenuhi regulasi Lingkungan Hidup. 5.3.2.25 Strategy Bisnis Pengelolaan Emisi Udara (S7P4) Pada saat ini Electrostatic Precipitator (ESP) PLTU Lati unit 1, 2 dan 3 telah mengalami kerusakan dan berpotensi untuk menyebabkan emisi yang dihasilkan PLTU Lati tidak memenuhi baku mutu emisi pembangkit, akibat Fly Ash yang dihasilkan oleh pembakaran di Boiler tidak dapat ditangkap oleh ESP dan mencemari lingkungan, yang selanjutnya dapat berakibat pada larangan beroperasinya PLTU Lati. Proses perbaikan ESP memerlukan waktu dan biaya yang cukup besar sehingga untuk pelaksanaannya diperlukan waktu lebih dari 1 tahun anggaran. Pada tahun 2019, Perusahan belum melaksanakan renovasi ESP, karena keterbatasan anggaran, dan direncanakan proses perbaikan dan renovasi ESP telah mulai dilakukan secara bertahap pada tahun 2021. 5.3.2.26 Strategy Bisnis Pemanfaatan limbah produktif (S7P3) Secara ekonomi sistem pembakaran kembali bottom ash dan fly ash dalam fluidized boiler akan meningkatkan produksi steam yang pada akhirnya dapat digunakan untuk menghasilkan listrik dan sekaligus sebagai top up produksi steam atas boiler yang mengalami derating akibat slagging dan fouling. Abu hasil fluidized boiler yaitu fly ash yang terbanyak dapat digunakan sebagai bahan untuk membuat batako atau konblok untuk bahan bangunan atau pada ke depannya dapat digunakan sebagai campuran bahan pembuat semen. 684

Pada tahun 2019, Perusahaan belum menetapkan target pemanfaatan limbah produktif, tetapi diharapkan pada tahun 2025 ditargetkan sebesar 10% dari limbah Fly Ash telah dimanfaatkan sebagai limbah produktif berupa subtitusi bahan bakar boiler. 5.3.2.27 Strategy Bisnis Pengadaan bahan bakar Biomass (S7P4) Mengingat adanya kebutuhan biomass dalam skala besar untuk memenuhi kebutuhan biomass bagi pembangkit listrik, perusahaan berencana untuk mulai bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan di area Berau dalam rangka pengadaan bahan bakar biomas, baik untuk pembangkit sendiri maupun bagi pembangkit lain yang memerlukan. Sesuai dengan target bauran energi dari PT PLN, dalam beberapa waktu yang akan datang, PT PLN juga memerlukan alternatif sumber biomass, untuk melaksanakan cofiring di pembangkitnya. Selanjutnya agar berkelanjutan, maka perusahaan berencana untuk memiliki Hutan Tanaman Energi (HTE) yang dipergunakan untuk menyuplai kebutuhan bahan bakar biomas secara berkelanjutan. Pada tahun 2019, Perusahaan belum memiliki kerjasama pengadaan bahan bakar biomas, dan kepemilikan HTE, tetapi diharapkan pada tahun 2022 perusahaan telah memiliki pasokan sumber biomas untuk keperluan sendiri dan mulai merintis kepemilikan HTE pada tahun 2023 dengan harapan pada tahun 2026 dapat dipanen hasilnya secara berkelanjutan. 685

BAB 6 PROYEKSI KEUANGAN 6.1 Proyeksi Neraca. Proyeksi neraca kuangan direncanakan seperti pada tabel berikut ini: 6.1.1 Aset Secara umum dari tahun 2021 hingga tahun 2025 perseroan senantiasa berupaya meningkatkan aset perseroan. Kas perusahaan senantiasa meningkat setiap tahunnya seiring dengan peningkatan pendapatan perusahaan. URAIAN RKAP 2021 Rencana 2022 Rencana 2023 Rencana 2024 Rencana 2025 Rencana 2026 2 3 4 5 6 7 1 Aset Aset Tetap Aset Tetap (Bruto) 381.906.143.262 402.402.104.823 411.446.563.707 428.426.261.099 445.545.958.491 456.245.655.883 (147.634.828.285) (161.526.184.850) (175.527.153.025) (189.838.902.986) (204.418.155.266) (219.411.398.186) Akumulasi Penyusutan 234.271.314.977 240.875.919.973 235.919.410.682 238.587.358.113 241.127.803.224 236.834.257.696 Aset Tetap Bersih Aset Dalam Pengembangan 4.738.131.834 2.738.131.834 ---- Aset Tetap Dlm Pengambangan 4.738.131.834 2.738.131.834 ---- Total aset dalam pengembangan Aset Lainnya 125.000.000 125.000.000 125.000.000 125.000.000 125.000.000 125.000.000 Material Tidak Operasi 30.293.724.222 30.293.724.222 30.293.724.222 30.293.724.222 30.293.724.222 30.293.724.222 Aset Tetap Tidak Operasi (22.002.811.482) (22.345.296.039) (22.864.835.591) (23.332.972.394) (23.798.822.075) (24.261.717.211) Akumulasi Penyusutan Aset Tidak Berwujud (Bruto) 3.679.354.259 3.679.354.259 3.679.354.259 3.679.354.259 3.829.354.259 3.829.354.259 Akumulasi Amortisasi (2.454.627.574) (2.967.979.626) (3.436.573.852) (3.650.613.241) (3.678.113.241) (3.705.613.241) Total Aset Lainnya 9.640.639.425 8.784.802.816 7.796.669.038 7.114.492.846 6.771.143.165 6.280.748.029 Aset Lancar 6.639.358.817 4.730.981.052 9.155.632.321 8.837.433.999 10.075.917.602 20.651.333.163 Kas dan Setara Kas 7.843.565.936 7.882.486.154 13.757.233.642 13.610.557.184 13.410.310.771 11.677.074.261 Piutang Usaha Piutang Lainnya 312.686.911 - - - - - Piutang Pajak - - 955.462.014 1.635.310.063 1.230.796.735 857.871.739 Persediaan 5.554.169.173 4.740.049.173 3.925.929.173 3.163.829.173 2.349.709.173 6.316.269.173 Total Aset Lancar 18.167.636.379 28.608.377.150 28.009.230.419 27.880.854.280 35.535.988.336 21.111.880.837 Total Aset 269.761.967.073 270.566.491.002 272.324.456.870 273.711.081.378 275.779.800.669 278.650.994.061 Perseroan dalam rangka menjamin keberlangsungan suplai energi primer berencana untuk merintis kepemilikan tambang batubara sendiri guna memenuhi kebutuhan batubara PLTU Lati. Akan tetapi mengingat perusahaan belum memiliki gambaran terkait berapa biaya yang dibutuhkan sehingga untuk saat ini belum dilakukan penyesuaian aset. 686

Secara umum hingga tahun 2025 belum terdapat investasi besar yang merubah secara umum gambaran aset perusahaan, mengingat hingga tahun 2022 perusahaan masih memiliki tanggungan pinjaman kepada bank BNI yang menjaminkan aset pembangkit, sehingga perusahaan tidak memiliki keleluasaan untuk berinvestasi pengembangan pembangkit. Pengembangan pembangkit EBT juga masih memerlukan kajian yang lebih jauh untuk memperoleh gambaran pengembangan pembangkit EBT milik perusahaan di masa yang akan datang. 6.1.2 Ekuitas dan Liabilitas URAIAN RKAP 2021 Rencana 2022 Rencana 2023 Rencana 2024 Rencana 2025 Rencana 2026 2 3 4 5 6 7 1 Ekuitas dan Liabilitas 133.150.000.000 133.150.000.000 133.150.000.000 133.150.000.000 133.150.000.000 133.150.000.000 Ekuitas 2.543.000.000 2.543.000.000 2.543.000.000 2.543.000.000 2.543.000.000 2.543.000.000 1.527.764.235 1.527.764.235 1.527.764.235 1.527.764.235 1.527.764.235 1.527.764.235 Setoran Modal 40.433.139.632 40.433.139.632 40.433.139.632 40.433.139.632 40.433.139.632 40.433.139.632 Tambahan Modal di Setor 24.080.547.847 30.962.524.583 38.167.279.592 41.333.508.551 42.910.631.506 44.255.538.120 Agio Saham 9.427.365.392 9.869.527.410 4.337.299.943 2.160.442.404 1.842.337.828 970.309.587 Saldo Laba Ditahan (2.504.244.165) (2.504.244.165) (2.504.244.165) (2.504.244.165) (2.504.244.165) (2.504.244.165) Cadangan Laba Laba Bersih Periode Berjalan 208.657.572.941 215.981.711.695 217.654.239.237 218.643.610.657 219.902.629.035 220.375.507.409 Pendapatan Komprehensif lainnya 11.122.171.079 10.418.609.673 18.631.724.329 18.280.810.389 17.254.415.732 17.913.332.633 Total ekuitas 7.478.690.311 8.061.947.970 4.815.809.304 5.349.731.674 4.901.379.114 4.844.098.934 2.157.142.206 2.157.142.206 2.157.142.206 Liabilitas Lancar 2.171.791.279 2.344.178.184 - - - Hutang Usaha 4.040.469.219 3.006.406.719 489.941.166 823.676.785 1.036.018.088 1.024.502.702 Biaya Yang Masih Harus Dibayar - Hutang Tugas Karya 26.970.264.094 25.988.284.752 - - - Hutang Pajak 26.094.617.005 Hutang Investasi (BNI) 24.454.218.848 23.191.812.935 23.781.934.269 Total Liabilitas Lancar 1.495.143.528 - - - - - Liabilitas Jangka Panjang 16.845.687.033 19.062.498.323 21.279.309.613 23.429.616.564 25.579.923.516 27.687.224.328 Hutang kepada pemegang saham 7.573.299.801 7.347.147.198 7.296.291.014 7.183.635.308 7.105.435.183 6.806.328.056 Cadangan Uang Jasa Karyawan 3.102.187.500 Kewajiban pajak tangguhan 5.117.812.177 - - - - - Hutang Investasi BNI'46 34.134.130.038 2.186.849.034 - - - - Hutang Royalty Batubara (PT.BC) 28.596.494.555 28.575.600.627 30.613.251.872 32.685.358.698 34.493.552.383 Total Liabilitas jangka panjang 269.761.967.073 270.566.491.002 272.324.456.869 273.711.081.377 275.779.800.669 278.650.994.061 Total Ekuitas dan Kewajiban Pada periode 2021 hingga tahun 2025, terjadi peningkatan ekuitas di sisi peningkatan cadangan laba. Dari sisi liabilitas lancar terjadi penurunan hutang usaha yang disebabkan proses cicilan hutang ke PT Berau Coal yang direncanakan selesai pada tahun 2022 serta penurunan hutang investasi akibat selesainya hutang investasi pada BNI yang direncanakan selesai pada bulan tahun 2022. 687

6.2 Proyeksi Laba Rugi Proyeksi Laba-Rugi perusahaan tahun 2021 - 2025 ditunjukkan pada tabel berikut ini: URAIAN RKAP 2021 Rencana 2022 Rencana 2023 Rencana 2024 Rencana 2025 Rencana 2026 1 2 3 4 5 6 7 139.625 139.164 135.016 142.892 142.650 123.262 A Produksi (Mwh) 795,53 794,38 1.277,95 1.284,36 1.287,12 1.324,06 B BPP (Rp. KWh Netto) 116.372 116.169 112.513 120.751 118.942 100.759 C Penjualan (Mwh) 99.549 98.327 88.403 105.883 104.476 75.042 16.823 17.842 24.110 14.868 14.466 25.717 - PT. PLN (Mwh) : - PT. Berau Coal (Mwh) 104.637.899.278 104.909.400.960 149.320.870.293 157.831.677.701 155.428.720.747 134.629.882.624 Pendapatan 83.272.543.651 82.250.568.960 113.155.966.293 135.529.986.901 133.729.778.347 96.053.985.024 - PT. PLN (Rp.) 21.365.355.627 22.658.832.000 36.164.904.000 22.301.690.800 21.698.942.400 38.575.897.600 - PT. Berau Coal (Rp.) 90.995.948.998 91.237.578.251 143.213.133.854 154.727.925.901 152.662.795.327 133.061.942.128 D Beban Usaha 23.604.227.822 23.801.028.829 85.652.978.749 97.269.940.285 96.376.890.112 75.641.288.976 Bahan Bakar 15.673.396.710 15.946.316.812 14.711.457.586 14.800.532.471 14.988.440.157 15.277.398.242 Beban Pemeliharaan 27.294.575.943 26.767.275.176 19.983.366.138 19.452.268.334 18.287.799.854 18.484.874.342 Beban Kepegawaian 6.975.528.459 Beban Administrasi 8.631.784.834 8.639.762.209 6.783.719.159 6.959.961.272 6.651.061.190 15.483.638.056 Beban Penyusutan 14.255.001.102 14.747.193.174 14.989.101.954 14.993.926.152 15.072.601.962 1.199.214.054 Beban Tanggung Jawab Lingkungan 1.536.962.587 1.336.002.052 1.092.510.267 1.251.297.387 1.286.002.052 1.567.940.496 E Laba (Rugi) Usaha 13.641.950.280 13.671.822.709 6.107.736.440 3.103.751.801 2.765.925.420 F Pendapatan (Beban) di Luar Usaha (1.545.430.547) (1.008.428.594) (313.800.000) (536.941.641) (323.800.000) (393.800.000) G Laba (Rugi) Sebelum Pajak 12.096.519.733 12.663.394.115 1.254.140.496 5.570.794.799 2.779.951.801 2.372.125.420 Pajak Kini & Tangguhan 2.669.154.341 2.793.866.705 283.830.909 H Laba (Rugi) Bersih Tahun Berjalan 9.427.365.392 9.869.527.410 1.233.494.856 619.509.396 529.787.592 970.309.587 4.337.299.943 2.160.442.404 1.842.337.828 ROE 4,73 4,79 0,44 2,03 1,00 0,84 6.2.1 Pendapatan Operasi URAIAN RKAP 2021 Rencana 2022 Rencana 2023 Rencana 2024 Rencana 2025 Rencana 2026 1 2 3 4 5 6 7 139.625 139.164 135.016 142.892 142.650 123.262 A Produksi (Mwh) 16.839 16.652 16.073 1.231 - - PS 795,53 794,38 1.277,95 1.284,36 1.287,12 1.324,06 116.372 116.169 112.513 120.751 118.942 100.759 B BPP (Rp. KWh Netto) 99.549 98.327 88.403 105.883 104.476 75.042 C Penjualan (Mwh) 99.549 98.327 - - - - - - 88.403 105.883 104.476 75.042 - PT. PLN (Mwh) : 16.823 17.842 24.110 14.868 14.466 25.717 - Listrik Batubara 16.823 17.842 24.110 14.868 14.466 25.717 - Listrik Biomas 836,50 836,50 - - - - - PT. Berau Coal (Mwh) - - 1.280,00 1.280,00 1.280,00 1.280,00 - Listrik Batubara 1.500,00 1.500,00 1.270 1.270 1.500 1.500 155.428.720.747 134.629.882.624 Harga Jual PLN Rp/Kwh : 104.637.899.278 104.909.400.960 149.320.870.293 157.831.677.701 - Listrik Batubara 83.272.543.651 82.250.568.960 113.155.966.293 133.729.778.347 96.053.985.024 - Bahan Bakar Cofiring 83.272.543.651 82.250.568.960 135.529.986.901 - - - - Harga Jual Berau Coal Rp/Kwh - - 113.155.966.293 133.729.778.347 96.053.985.024 Pendapatan 21.365.355.627 22.658.832.000 36.164.904.000 135.529.986.901 21.698.942.400 38.575.897.600 - PT. PLN (Rp.) 21.365.355.627 22.658.832.000 36.164.904.000 22.301.690.800 21.698.942.400 38.575.897.600 22.301.690.800 - Listrik Batubara - Listrik Biomas - PT. Berau Coal (Rp.) - Listrik 688

Pendapatan operasi ditargetkan pada tahun 2021 -2025 mengalami peningkatan dari Rp.104,6 Milyar menjadi Rp 134,6 Milyar pada tahun 2025. Peningkatan pendapatan ini disebabkan beberapa hal yaitu : 1. Pada tahun 2021-2023, peningkatan pendapatan perusahaan dipengaruhi oleh peningkatan penjualan listrik ke PT Berau Coal akibat perbedaan harga jual. Akan tetapi penjualan listrik ke PT Berau Coal pada tahun 2024 dan 2025 mengalami penurunan akibat berakhirnya konsesi PT Berau Coal pada Juni tahun 2025 yang mengharuskan PT Berau Coal menurunkan produksi batubaranya. 2. Pada periode 2023 – 2025 perseroan mulai menerapkan Co-Firing untuk Boiler 2 dan 3, yang dinilai sebagai pembangkit EBT. Dengan asumsi harga jual listrik pembangkit EBT yang lebih baik dibanding pembangkit batubara, maka terjadi peningkatan pendapatan perusahaan secara signifikan, yang mengimbangi peningkatan biaya batubara akibat penggunaan batubara komersil sejak tahun 2023. 3. Pada tahun 2023 – 2025, terjadi peningkatan harga jual listrik ke PT PLN yang menyesuaikan kenaikan harga jual listrik ke masyarakat pasca COVID-19, dan peningkatan harga jual listrik ke PT Berau Coal yang menyesuaikan kenaikan biaya batubara akibat penggunaan batubara komersil, dengan skema passthrough 4. Pada bulan Juli – Desember 2025, pemilik konsesi tambang PT Berau Coal mulai beroperasi sehingga dapat mengkompensasi penurunan penjualan listrik ke PT Berau Coal akibat penurunan produksi batubara pada periode Juli 2024 – Juni 2025. 5. Pada tahun 2022 – 2025, sejak beroperasinya interkoneksi Kaltim Kaltara, penjualan listrik ke PT PLN mengalami peningkatan, yang disebabkan kekurangan suplai listrik di daerah kaltara. Secara umum pembangkit di Sistem Kaltara didominasi pembangkit diesel, yang secara biaya relatif lebih mahal dibanding pembangkit batubara, sehingga pasokan listrik dari PLTU Lati masih diperlukan untuk memenuhi kebutuhan listrik di Kalimantan Utara. 689

6.2.2 Beban Operasi URAIAN RKAP 2021 Rencana 2022 Rencana 2023 Rencana 2024 Rencana 2025 Rencana 2026 1 2 3 4 5 6 7 D Beban Usaha 90.995.948.998 91.237.578.251 143.213.133.854 154.727.925.901 152.662.795.327 133.061.942.128 Bahan Bakar 23.604.227.822 23.801.028.829 85.652.978.749 97.269.940.285 96.376.890.112 75.641.288.976 * Batu Bara 12.622.575.645 12.592.825.406 84.978.616.459 89.883.934.482 88.473.220.234 78.716.254.125 * Passthrough Batu Bara (19.247.961.483) (14.068.952.957) (13.725.464.524) (20.950.100.389) * Biomassa - - 9.230.064.168 10.750.347.164 10.600.881.548 8.059.965.771 * Biaya Angkut, Uji Lab. - - 6.483.232.105 6.495.584.094 6.819.225.352 5.606.141.968 * Bahan Lainnya 6.790.990.101 6.999.175.921 4.209.027.502 4.209.027.502 4.209.027.502 4.209.027.502 Beban Pemeliharaan 4.190.662.076 4.209.027.502 14.711.457.586 14.800.532.471 14.988.440.157 15.277.398.242 * Material 15.673.396.710 15.946.316.812 5.040.116.725 5.040.116.725 4.989.591.525 5.040.116.725 * Jasa Borongan 4.807.368.780 4.989.591.525 9.671.340.862 9.760.415.747 9.998.848.632 10.237.281.517 Beban Kepegawaian 10.866.027.930 10.956.725.287 19.983.366.138 19.452.268.334 18.287.799.854 18.484.874.342 Beban Administrasi 27.294.575.943 26.767.275.176 6.783.719.159 6.959.961.272 6.651.061.190 6.975.528.459 Beban Penyusutan 8.631.784.834 8.639.762.209 14.989.101.954 14.993.926.152 15.072.601.962 15.483.638.056 Beban Tanggung Jawab Lingkungan 14.255.001.102 14.747.193.174 1.092.510.267 1.251.297.387 1.286.002.052 1.199.214.054 1.536.962.587 1.336.002.052 Beban operasi mengalami peningkatan yang signifikan pada tahun 2023, yang disebabkan telah habisnya kuota batubara royalty dari PT Berau Coal. Biaya Bahan bakar pada tahun 2023 meningkat secara signifikan dari Rp 12,6 Milyar menjadi Rp 84,9 Milyar yang disebabkan karena pembelian batubara komersil pada tahun 2023 dan tambahan biaya pembelian bahan bakar biomass yang menjadi subtitusi batubara pada tahun 2023 sebesar Rp. 9,2 Milyar. Untuk mengurangi dampak peningkatan biaya, selain upaya penyesuaian harga listrik baik di sisi PT PLN maupun PT Berau Coal, juga dilakukan efisiensi biaya kepegawaian, dengan metode restrukturisasi organisasi yang menyesuaikan dengan perubahan arah dan sasaran perusahaan. 6.2.3 Laba Bersih URAIAN RKAP 2021 Rencana 2022 Rencana 2023 Rencana 2024 Rencana 2025 Rencana 2026 1 2 3 4 5 6 7 139.625 139.164 135.016 142.892 142.650 123.262 A Produksi (Mwh) 795,53 794,38 1.277,95 1.284,36 1.287,12 1.324,06 B BPP (Rp. KWh Netto) 116.372 116.169 112.513 120.751 118.942 100.759 C Penjualan (Mwh) 104.637.899.278 104.909.400.960 149.320.870.293 157.831.677.701 155.428.720.747 134.629.882.624 Pendapatan 90.995.948.998 91.237.578.251 143.213.133.854 154.727.925.901 152.662.795.327 133.061.942.128 D Beban Usaha 13.641.950.280 13.671.822.709 E Laba (Rugi) Usaha (1.545.430.547) (1.008.428.594) 6.107.736.440 3.103.751.801 2.765.925.420 1.567.940.496 F Pendapatan (Beban) di Luar Usaha (536.941.641) (323.800.000) (393.800.000) (313.800.000) 12.096.519.733 12.663.394.115 G Laba (Rugi) Sebelum Pajak 5.570.794.799 2.779.951.801 2.372.125.420 1.254.140.496 2.669.154.341 2.793.866.705 Pajak Kini & Tangguhan 9.427.365.392 9.869.527.410 1.233.494.856 619.509.396 529.787.592 283.830.909 H Laba (Rugi) Bersih Tahun Berjalan 4.337.299.943 2.160.442.404 1.842.337.828 970.309.587 4,73 4,79 ROE 2,03 1,00 0,84 0,44 Laba Bersih diperkirakan pada tahun 2021 hingga tahun 2025 menurun dari sebesar Rp 9,4 Milyar rupiah pada tahun 2021 menjadi Rp 970 Juta pada tahun 2025. Penurunan ini disebabkan karena kenaikan biaya operasi tdak dapat diimbangi dengan kenaikan pendapatan yang disebabkan karena aturan saat ini tidak memungkinkan perusahaan untuk dapat meningkatkan harga jual ke PT PLN akibat 690

Rp 9,4 Milyar rupiah pada tahun 2021 menjadi Rp 970 Juta pada tahun 2025. Penurunan ini disebabkan karena kenaikan biaya operasi tdak dapat diimbangi dengan kenaikan pendapatan yang disebabkan karena aturan saat ini tidak memungkinkan perusahaan untuk dapat meningkatkan harga jual ke PT PLN akibat batas atas harga jual sebesar 85% dari Biaya Pokok Penyediaan Listrik di Kalimantan Timur. Akibat penurunan laba ini, . ROE perusahaan juga menurun dari sebesar 4,73% pada tahun 2021, menjadi 0,44 % pada tahun 2025. 6.3 Proyeksi Arus Kas DESCRIPSI RKAP 2021 Rencana 2022 Rencana 2023 Rencana 2024 Rencana 2025 Rencana 2026 12 3 45 6 7 8 A ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI 28.462.987.920 1 Penerimaan Dari Pelanggan 88.877.301.945 25.253.994.574 16.520.299.079 19.989.712.261 19.091.500.444 21.772.544.167 2 Potongan Pajak 3 Pendapatan Jasa Giro 297.836.091 89.235.323.661 143.446.122.805 157.978.354.160 155.628.967.160 136.363.119.134 4 Penerimaan Lainnya 36.000.000 1.002.683.842 303.956.127 280.113.405 284.690.541 290.655.878 278.609.045 Total Penerimaan 90.213.821.878 5 PEMBAYARAN PEMASOK & KARYAWAN (57.795.913.527) 36.000.000 36.000.000 36.000.000 36.000.000 36.000.000 (8.915.895.847) a. Beban Bahan Bakar (13.807.618.315) 312.686.912 - 955.462.015 1.635.310.063 1.230.796.735 b. Beban Pemeliharaan (20.161.845.834) c. Beban Kepegawaian (7.276.626.112) 89.887.966.700 143.762.236.211 159.254.506.715 157.590.933.101 137.908.524.914 d. Beban Administrasi (2.178.135.037) e. Beban TJSL (906.043.805) (61.392.145.853) (122.710.300.902) (136.794.341.068) (136.432.946.160) (114.258.457.132) f. Pembayaran Utang Usaha (9.339.040.519) (76.157.060.763) (88.132.359.145) (88.333.382.602) (66.910.924.407) g. Sewa Kantor Dibayar Dimuka - g. Pembayaran Utang Beban Akrual : (4.549.748.578) (14.082.256.638) (12.950.302.348) (13.031.954.326) (13.204.203.037) (13.469.081.282) 1) Utang IPK (734.579.500) (21.204.502.370) (16.829.963.854) (17.036.655.906) (15.830.109.973) (15.496.758.709) 2) Utang Bonus (2.408.394.500) 3) Utang tantiem (7.475.604.289) (6.505.386.239) (6.862.577.805) (6.375.452.997) (6.701.347.726) 4) Utang beban akrual lainnya (682.300.500) 6 KAS DIHASILKAN DARI AKTIVITAS OPERASI (724.474.078) (1.884.232.418) (1.542.386.934) (1.604.527.754) (1.709.232.418) (1.542.444.420) 7 Pembayaran Pajak Penghasilan 28.462.987.920 8 Anggaran Pengadaan Operasi (2.754.932.431) (3.674.684.483) (4.416.687.603) (10.442.953.225) (10.092.039.285) (9.065.644.629) B ARUS KAS DARI INVESTASI (1.199.988.000) 1 Perolehan Aset Tetap (19.707.238.013) ----- 2 Perolehan PDP (17.707.238.013) C ARUS KAS DARI PENDANAAN (2.000.000.000) (3.731.825.136) (4.308.513.161) 316.687.092 (888.525.847) (1.072.255.959) 1 SHL (7.885.162.850) 2 Pembayaran Deviden (751.720.102) (736.695.505) 719.787.418 (671.290.569) (632.082.672) 3 Pembayaran Kredit BNI SMK Balikpapan - 4 Pembayaran Bunga BNI SKM Balikpapan (2.882.282.303) (2.331.381.306) (2.282.892.330) - - - D KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH KAS (4.136.250.000) E KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN (475.110.000) (885.825.000) - - - F KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN (866.630.547) 870.587.058 (173.613.728) (403.100.326) (403.100.326) (217.235.277) (440.173.287) 5.768.771.759 6.639.358.817 25.253.994.574 16.520.299.079 19.989.712.261 19.091.500.444 21.772.544.167 (3.241.826.273) (4.531.636.230) (2.470.453.386) (2.066.486.497) (1.877.523.615) ----- (18.495.961.561) (6.306.327.050) (16.979.697.392) (17.269.697.392) (10.699.697.392) (17.495.961.561) (6.306.327.050) (16.979.697.392) (17.269.697.392) (10.699.697.392) (1.000.000.000) - - - - (8.666.410.777) (5.789.320.760) (3.328.213.191) (583.319.449) (497.431.213) - - - - - (4.040.532.184) (2.664.772.401) (3.328.213.191) (583.319.449) (497.431.213) (4.136.250.000) (3.006.406.719) - - - (489.628.594) (118.141.641) - - - (1.908.377.765) 4.424.651.268 (318.198.322) 1.238.483.603 10.575.415.561 6.639.358.817 4.730.981.052 9.155.632.321 8.837.433.999 10.075.917.602 4.730.981.052 9.155.632.321 8.837.433.999 10.075.917.602 20.651.333.163 Kas perusahaan pada tahun 2021 – 2025 juga mengalami peningkatan dari sebesar Rp 6,6 Milyar pada tahun 2021 meningkat menjadi Rp 20,5 Milyar pada tahun 2025. Peningkatan kas ini dilakukan sebagai persiapan investasi pada tahun 2026 pada saat interkoneksi Sistem Kalimantan beroperasi. 691

6.4 Proyeksi Investasi dan Sumber daya Pendanaan. 6.4.1 Investasi Tahun 2021 Harga Satuan RKAP 2021 (Rp.) No. Uraian Qty. Satuan Anggaran Disburse (Rp.) (Rp.) I PROGRAM KEANDALAN PEMBANGKIT 1 Lot 3.455.210.483 3.455.210.483 3.455.210.483 TURBIN, BOILER, BANGUNAN PENDUKUNG 1 Lot 834.228.750 834.228.750 834.228.750 1 MI Boiler Unit #1 (Ganti Grate Bar dan Castable Boiler) 1 Lot 2 MI Turbine & Generator Unit #1 (Ganti Bearing) 2 Lot 2.964.751.040 2.964.751.040 2.964.751.040 3 Rehabilitasi Mekanik, Listrik, Instrumen & Kontrol 1 Lot 2.341.280.000 2.341.280.000 2.341.280.000 4 Rehabilitasi Jaringan 1 Lot 2.635.000.000 2.635.000.000 2.635.000.000 5 Jaringan ke PT MTL Binungan 1 Lot 6 Jaringan ke PT Buma Binungan (Km 1,5) 1 Lot 735.000.000 735.000.000 735.000.000 7 Jaringan ke PT Buma Suaran 1 Lot 935.000.000 935.000.000 935.000.000 8 Rehabilitasi Bangunan Pembangkit 9 Upgrade DCS PNG #1 & Common 65.000.000 65.000.000 65.000.000 Sub Total 1.962.377.500 1.962.377.500 1.962.377.500 II PROGRAM K3L 15.927.847.773 15.927.847.773 A K3 1 Renovasi Ruang Direksi & Meeting Room 1 Lot 40.000.000 40.000.000 40.000.000 2 Perlengkapan K3 (Gas Detektor) 1 Lot 90.000.000 90.000.000 90.000.000 B LINGKUNGAN HIDUP : 21 M³ 2.000.000.000 2.000.000.000 2.000.000.000 1 Pembuatan TPS FABA (Fly Ash&Buttom Ash) Tahap I 2.130.000.000 2.130.000.000 Sub Total 1 Lot 967.390.240 967.390.240 967.390.240 1 Lot 165.000.000 165.000.000 165.000.000 III PROGRAM SARANA PRASARANA PENUNJANG 1 Lot 100.000.000 100.000.000 100.000.000 A. SARANA DAN PRASARANA PEMBANGKIT : 1 Lot 400.000.000 400.000.000 400.000.000 1 Sertifikasi Lahan Lati 2 Sertifikat Laik Operasi (SLO) Pembangkit 1 Unit 17.000.000 17.000.000 17.000.000 3 Sertifikasi SMAP 4 Ijin Operasi Boiler 1.649.390.240 1.649.390.240 B. SARANA DAN PRASARANA KANTOR : 1 Laptop Merk Lenovo 19.707.238.013 19.707.238.013 Sub Total TOTAL Pada tahun 2021, Investasi difokuskan pada peningkatan kehandalan pembangkit, serta melaksanakan pembuatan TPS Faba Tahap pertama. Selain itu terdapat investasi luncuran tahun sebelumnya yaitu Sertifikasi Lahan Lati. 692

6.4.2 Investasi Tahun 2022 Harga Satuan RKAP 2022 (Rp.) No. Uraian Qty. Satuan Anggaran Disburse (Rp.) (Rp.) I PROGRAM KEANDALAN PEMBANGKIT 1 Lot 1.665.000.000 1.665.000.000 1.665.000.000 TURBIN, BOILER, BANGUNAN PENDUKUNG 1 Lot 2.779.984.011 2.779.984.011 2.779.984.011 1 Rehabilitasi Jaringan 1 Lot 2.127.178.750 2.127.178.750 2.127.178.750 2 MI Boiler Unit #3 (Ganti Chain Grate, Grate Bar dan Castable Boiler) 1 Lot 4.253.798.800 4.253.798.800 4.253.798.800 3 MI Turbine & Generator Unit #3 (Ganti Bearing) 1 Lot 1.420.000.000 1.420.000.000 1.420.000.000 4 Rehabilitasi Mekanik, Listrik, Instrumen & Kontrol 1 Lot 1.800.000.000 1.800.000.000 1.800.000.000 5 Rehabilitasi Bangunan Pembangkit 1 Lot 1.400.000.000 1.400.000.000 1.400.000.000 6 Rehabilitasi Bangunan DCS 2 Lot 7 Upgrade DCS Foxboro #2 700.000.000 700.000.000 700.000.000 8 Solar cell Sub Total 16.145.961.561 16.145.961.561 B PROGRAM K3L 1 Lot 40.000.000 40.000.000 40.000.000 A K3 1 TTS Meter B LINGKUNGAN HIDUP : 21 M³ 1.000.000.000 1.000.000.000 1.000.000.000 1 Pembuatan TPS FABA (Fly Ash&Buttom Ash) Tahap II 1.040.000.000 1.040.000.000 Sub Total 1 Lot 500.000.000 500.000.000 500.000.000 1 Lot 110.000.000 110.000.000 110.000.000 II PROGRAM SARANA PRASARANA PENUNJANG 610.000.000 610.000.000 1 Unit A. SARANA DAN PRASARANA PEMBANGKIT : 1 Unit 500.000.000 500.000.000 500.000.000 1 Sertifikasi Lahan Lati Tahap-2, Tapak Tower Tg.Prangat & Gh Bangun 200.000.000 2 Resertifikasi ISO-SMT 200.000.000 200.000.000 Sub Total 700.000.000 700.000.000 III PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA 1 Study kelayakan pembangunan pembangkit EBT 18.495.961.561 18.495.961.561 2 Study kelayakan program cofiring boiler #2 dan #3 Sub Total TOTAL Pada tahun 2022, Investasi difokuskan pada peningkatan kehandalan pembangkit dengan item pekerjaan selain perbaikan unit, juga dilakukan Rehabilitasi DCS unit 1 dan 2. Diluar investasi operasional dilakukan investasi penyusunan studi kelayakan untuk pembangkit EBT sebagai antisipasi perusahaan dalam menghadapi interkoneksi Sistem Kalimantan, dan pemasangan solar cell untuk pembangkit dalam rangka penurunan pemakaian sendiri PLTU Lati. 693

6.4.3 Investasi Tahun 2023 Harga Satuan RKAP 2023 (Rp.) No. Uraian Qty. Satuan Anggaran Disburse (Rp.) (Rp.) I PROGRAM KEANDALAN PEMBANGKIT TURBIN, BOILER, BANGUNAN PENDUKUNG 1 MATERIAL CADANG MESIN #1 1 Lot 554.577.050 554.577.050 554.577.050 1 Lot - - 0 2 MI BOILER UNIT #2 & PENGGANTIAN - 0 PIPA ECONOMIZER 600.000.000 600.000.000 3 MI TURBIN #2 1 Lot - 500.000.000 500.000.000 900.000.000 900.000.000 4 REHABILITASI WTP- REVERSE 1 Lot 600.000.000 250.000.000 250.000.000 OSMOSIS (RD) #1 1 Lot 500.000.000 500.000.000 500.000.000 751.750.000 751.750.000 5 REHABILITASI SISTEM PIPA 4.056.327.050 4.056.327.050 PENDINGIN #1 6 REHABILITASI MIXER BED (SIDE A : CATIO1N, SLIDotE B ANION9)00.000.000 7 REHABILITASI BANGUNAN WTP 1 Lot 250.000.000 8 REHABILITASI COOLING TOWER $2 1 Lot 500.000.000 1 Lot 751.750.000 9 REHABILITASI BANGUNAN PEMBANGKIT 1 Unit 4.500.000.000 Sub Total II PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA 4.500.000.000 2.250.000.000 1 Mesin Pengolah Bahan Baku Biomassa 4.500.000.000 2.250.000.000 Kapasitas 165 ton/hari- Tahap I 8.556.327.050 6.306.327.050 Sub Total GRAND TOTAL Pada tahun 2023, Investasi difokuskan pada peningkatan kehandalan pembangkit dengan item pekejaan berupa rehabilitasi WTP dan fasilitasi pendukungnya Tahap pertama, rehabilitasi bangunan pembangkit, serta melaksanakan overhaul turbun unit 2. Selain itu dalam rangka keberlanjutan perusahaan, direncanakan untuk membangun Mesin pengolahan bahan baku biomass dengan kapasitas 165 MT/hari tahap pertama. 694

6.4.4 Investasi Tahun 2024 Harga Satuan RKAP 2024 (Rp.) No. Uraian Qty. Satuan Anggaran Disburse (Rp.) (Rp.) I PROGRAM KEANDALAN PEMBANGKIT TURBIN, BOILER, BANGUNAN PENDUKUNG 1 Lot 5.647.652.224 5.647.652.224 5.647.652.224 1 MI Boiler #1 1 Lot 3.500.000.000 3.500.000.000 3.500.000.000 2 MI Turbin #1 1 Lot 1.425.675.124 1 Lot 1.653.124.170 1.425.675.124 1.425.675.124 3 Rehabilitasi Mekanikal 1 Lot 1 Lot 450.000.000 1.653.124.170 1.653.124.170 4 Material cadang Boiler #3 1 Lot 720.000.000 450.000.000 450.000.000 1 Lot 180.000.000 720.000.000 720.000.000 5 Rehabilitasi WTP- Penggantian Rverse Osmosis #2 1 Lot 500.000.000 180.000.000 180.000.000 6 Rehabilitasi WTP- Penggantian Ultrafiltration #1 653.245.874 500.000.000 500.000.000 7 Rehabilitasi WTP- Penggantian Ultrafiltration #2 8 Rehabilitasi Cooling Tower #1 653.245.874 653.245.874 9 Rehabilitasi Jaringan Distribusi 14.729.697.392 14.729.697.392 Sub Total -- Sub Total II PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA 1 Unit 4.500.000.000 4.500.000.000 2.250.000.000 1 Mesin Pengolah Bahan Baku Biomassa Kapasitas 165 ton/hari- Tahap II 4.500.000.000 2.250.000.000 Sub Total 19.229.697.392 16.979.697.392 GRAND TOTAL Pada tahun 2024, Investasi difokuskan pada peningkatan kehandalan pembangkit dengan fokus pada Rehabillitasi Water Treatment Plant Tahap kedua dan fasilitas pendukungnya, serta pelaksanaan Overhaul turbin unit 1 dan 3. Diluar itu, dilakukan pembangunan mesin pengolah bahan baku biomas tahap kedua. 6.4.5 Investasi Tahun 2025 Harga Satuan RKAP 2025 (Rp.) No. Uraian Qty. Satuan Anggaran Disburse I PROGRAM KEANDALAN PEMBANGKIT (Rp.) (Rp.) TURBIN, BOILER, BANGUNAN PENDUKUNG 1 MI BOILER #1 1 Lot 3.647.652.224 3.647.652.224 3.647.652.224 2 MI BOILER #3 1 Lot 3.653.124.170 3.653.124.170 3.653.124.170 3 REHABILITASI MEKANIKAL 1 Lot 1.425.675.124 1.425.675.124 1.425.675.124 4 REHABILITASI LISTRIK, KONTROL, INSTRUMENT #1 dan #2 1 Lot 2.240.000.000 5 OVERHAUL #1 (PENGGANTIAN PIPA RISER & CASTABLE) 1 Lot 5.500.000.000 2.240.000.000 2.240.000.000 6 REHABILITASI DISTRIBUSI 1 Lot 5.500.000.000 5.500.000.000 653.245.874 Sub Total 653.245.874 653.245.874 III PROGRAM SARANA PRASARANA PENUNJANG 17.119.697.392 17.119.697.392 A. SARANA DAN PRASARANA PEMBANGKIT : 1 SERTIFIKASI SMT-ISO 1 Lot 150.000.000 150.000.000 150.000.000 Sub Total 150.000.000 150.000.000 TOTAL 17.269.697.392 17.269.697.392 Pada tahun 2025, Investasi difokuskan pada peningkatan kehandalan pembangkit dengan item pekerjaan berupa pelaksanaan Major Inspection dan Rehabilitasi Unit 1, serta Rehabilitasi ESP Unit 1 dan 2 sesuai dengan schedul pemeliharaan pembangkit. Selain itu dilakukan sertifikasi SMT ISO sesuai schedul. 695

6.4.6 Sumber Pendanaan Investasi Pada periode tahun 2021 hingga tahun 2025, Aktivitas investasi perseroan berkisar pada investasi atas program keandalan pembangkit, mengingat pada tahun 2021, pembangkit telah memasuki usia yang ke 17 tahun sehingga memerlukan peremajaan untuk meningkatkan keandalan pembangkit. Sumber dana investasi diperoleh dari aktivitas kas dari pendapatan operasional dan tidak mempergunakan sumber dana investasi dari pihak ketiga sebagaimana tergambarkan dalam Arus Kas di area pendanaan, 696

BAB 7 PENGELOLAAN RISIKO JANGKA PANJANG 7.1 Rincian Risiko Perusahaan dalam beberapa aspek 7.1.1 Aspek Internal 1. Sumber Daya Manusia (SDM) 1) Terjadi Pembajakan Tenaga Kerja Banyaknya pembangkit listrik yang mulai beroperasi akhir-akhir ini memunculkan risiko pembajakan tenaga kerja, mengingat tenaga kerja yang dimiliki perusahaan saat ini merupakan tenaga kerja yang berpengalaman dalam mengoperasikan pembangkit listrik tipe stoker, dan merupakan pelopor pembangkit listrik skala kecil di Indonesia. Dari 29 Tenaga operator yang direkrut pada awal berdirinya perusahaan, saat ini tersisa 15 orang. Belum lagi tenaga- tenaga yang direkrut pada tahun-tahun berikutnya dan telah memperoleh kompetensi namun akhirnya keluar untuk mengabdi pada perusahaan lain. 2) Gap Pengetahuan dan Skill dari karyawan Senior dan Junior terlalu Jauh Mengingat proses pembelajaran karyawan baru mempergunakan metode pembelajaran On the Job, maka karyawan baru hanya memperoleh pengetahuan sebatas apa yang dilaksanakan dalam pekerjaan, sehingga transfer pengetahuan terbatas pada apa yang dilakukan karyawan baru. Apabila Karyawan Senior berhenti bekerja, terdapat kemungkinan karyawan baru tidak dapat menggantikan karyawan senior. 697

2. MESIN 1) Sparepart Critical Pembangkit Tidak tersedia PLTU Lati unit 1 dan 2 telah berumur 15 tahun, dan pada beberapa bagian telah mengalami korosi yang mengharuskan untuk melakukan peremajaan dan penggantian part. Akan tetapi, mengingat teknologi pembangkit yang dimiliki merupakan pembangkit dengan teknologi yang lama, menyebabkan kesulitan untuk mendapatkan penggantian komponen yang sama dan akan menurunkan kehandalan pembangkit. 2) Terjadi kerusakan mesin pembangkit akibat Struktur Bangunan yang mengalami korosi. Kondisi pembangkit yang lebih tua dari usia sebenarnya dikarenakan lingkungan pembakaran batubara dengan kandungan sulphur dan sodium tinggi, potensi lingkungan dan fouling - slagging. Selain itu adanya ash valley yang berada dekat dengan lokasi pembangkit mempercepat terjadinya korosi di struktur pembangkit sehingga dapat membahayakan pengoperasian dan pemeliharaan pembangkit. 3) Kesulitan pengadaan Sparepart akibat Part Number yang belum terstandarisasi. Part-part yang diproduksi oleh china memiliki variasi yang sangat luas, sehingga pada beberapa kasus meski part numbernya telah ditemukan dan diminta kepada suplier, namun barang dengan part number tersebut berbeda dengan yang ada di perusahaan. 4) Biaya Pokok Produksi yang tidak layak akibat Efisiensi pembangkit yang rendah Pengoperasian sistem stoker memiliki efisiensi pembangkit yang rendah. Hal ini bisa dilihat dari sisa pembakaran stoker yang masih memiliki nilai kalori yang cukup besar. Rendahnya Efisiensi pembakaran ini akan berpengaruh terhadap beroperasinya PLTU Lati pada saat batubara PLTU Lati mempergunakan batubara komersial, sedangkan penjualan listriknya masih mempergunakan skema harga saat ini. 5) Munculnya Gangguan Pembangkit yang Tidak Terencana PLTU Lati saat ini telah beroperasi selama 15 tahun, dan belum terdapat data kondisi equipment secara kesulitan sehingga tidak dapat diketahui peralatan mana yang masih beroperasi dengan baik dan peralatan mana yang perlu diperbaiki atau diganti. Hal ini menyebabkan terjadinya Gangguan Pembangkit dan mengingat gangguan ini tidak diprediksi menyebabkan recovery pembangkit akan membutuhkan waktu yang lama untuk mengadakan equipment / part pengganti. 698

6) Pelaksanaan Pemeliharaan Periodik melebihi waktu yang direncanankan Mengingat tidak terdapat kondisi peralatan secara menyeluruh, terdapat potensi pelaksanaan pemeliharaan yang melebihi schedul yang direncanakan dikarenakan ada tambahan Scope of Work pada saat pelaksanaan pemeliharaan. 3. METODE 1) Tata Kelola Pembangkit belum memadai. Tata kelola pembangkit yang sesuai best practice menjadi kunci pencapaian kinerja Perusahaan yang berkelanjutan. Dengan tata kelola pembangkit yang belum memadai menyebabkan pembangkit tidak mendapatkan kinerja yang diharapkan konsumen sehingga menurunkan merit order / prioritas penggunaan energi dari konsumen. 2) Ketiadaan Buku manual pengoperasian dan pemeliharaan pembangkit- pembangkit Pada saat awal pengoperasian, yaitu masa-masa konstruksi dan commisioning pembangkit, sebenarnya manufaktur telah memberikan manual book dalam bahasa china, dan beberapa telah diterjemahkan dalam bahasa inggris atau indonesia. Seiring waktu, manual-manual tersebut telah sulit untuk diketemukan sehingga tata cara pengoperasian dan pemeliharaan disampaikan secara turun temurun. Ketiadaan buku manual tersebut dapat menyebabkan kendala troublesooting permasalahan pembangkit yang berujung pada penurunan kehandalan pembangkit. 4. MATERIAL 1) Terhentinya pasokan Batubara dari PT Berau Coal Dalam kontrak penyediaan batubara saat ini telah mendekati akhir masa kontrak yaitu pada bulan Oktober 2023 dan telah mendekati batas kuota batubara yaitu sebesar 2.000.000 MT. Selain itu, Konsesi tambang PT Berau Coal pun akah berakhir pada tahun 2024-2025. Hal ini menyebabkan ketidakpastian atas ketersediaan energi Primer untuk PLTU Lati di masa yang akan datang. 2) Gangguan Pasokan Air akibat Intrusi Air Laut Meskipun PLTU Lati tidak berada pada dekat muara, namun pada beberapa waktu pernah terjadi intrusi Air Laut yang menyebabkan tingginya salinitas Air Baku PLTU Lati. Pada saat intrusi terjadi, maka produksi air harus dihentikan agar kualitas air tetap memenuhi baku mutu. Selain itu apabila air asin ini sempat 699

masuk ke sistem pendingin, maka akan mempercepat terjadinya korosi pada perpipaan pendingin di PLTU Lati. 5. MONEY 1) Ketergantungan Perusahaan pada Satu Jenis Sumber Revenue Perusahaan saat ini hanya memiliki satu Revenue Stream, yaitu hasil penjualan listrik PLTU Lati. Mengingat tidak terjadi peningkatan kapasitas pembangkit dan penjualan listrik saat ini sudah mencapai titik maksimal dengan harga jual yang sulit untuk ditingkatkan, maka perusahaan akan mengalami perlambatan pertumbuhan pendapatan bahkan terdapat kemungkinan penurunan pendapatan akibat penurunan performa pembangkit akibat usia. 2) Peningkatan Biaya Bahan Bakar akibat berakhirnya kontrak Pembelian Batubara dari PT Berau Coal Harga jual listrik PLTU Lati ke pelanggan sangat dibantu dengan skema batubara gratis dari PT Berau Coal, dimana perusahaan hanya membayar royalty ke pemerintah. Mengingat kontrak batubara akan berakhir pada tahun 2024, dan apabila penyediaan batubara selanjutnya diperlakukan sebagaimana batubara komersil, maka biaya bahan bakar untuk PLTU Lati akan meningkat 7 kali lipat dibanding biaya saat ini. Hal ini menyebabkan Biaya Produksi Listrik melonjak tinggi, dan menurunkan daya saing harga listrik PLTU Lati. Diperkirakan terjadi kenaikan biaya sekitar Rp 700-900 /kWh (tergantung fluktuasi kurs dan harga batubara saat itu) apabila mempergunakan batubara komersil. 3) Terjadinya gagal bayar pinjaman bank BNI Saat ini sebagian cash perusahaan dialokasikan pada pembayaran cicilan pinjaman kepada Bank BNI, dan baru terlunasi pada tahun 2022. Mengingat saat ini telah muncul penyedia listrik untuk sistem Tanjung Redeb yaitu dari PLTU Teluk, maka terjadi penurunan penjualan listrik PLTU Lati ke PT PLN. Seiring dengan penurunan pendapatan llistrik akibat penurunan penjualan listrik, sedangkan biaya produksi listrik tidak menurun, maka terdapat kemungkinan gagal bayar pinjaman di masa yang akan datang. 4) Keterbatasan pendanaan Investasi Pengembangan Usaha Dengan adanya ikatan pinjaman dari PT BNI (aset perusahaan masih sebagai jaminan pinjaman sebelumnya), dan menurunnya alliran kas perusahaan dari penjualan listrik, menyebabkan perusahaan mengalami kesulitan untuk melakukan ivestasi pengembangan usaha. Dengan keterbatasan ini, memperkecil peluang pertumbuhan perusahaan akibat ketiadaan investasi pengembangan usaha perusahaan. 700


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook