Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore Misteri Kain Kafan Yesus

Misteri Kain Kafan Yesus

Published by haryahutamas, 2016-05-29 05:21:45

Description: Misteri Kain Kafan Yesus

Search

Read the Text Version

Undang-undang Republik lndonesia Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak CiptaLingkup Hak CiptaPasal 2: 1. Hak Cipta merupakan hak eksklusif bagi Pencipta atau Pemegang Hak Cipta untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya, yang timbul secara otomatis setelah suatu ciptaan dilahirkan tanpa mengurangi pem- batasan menurut peraturan perundangan-undangan yang berlaku.Ketentuan Pidana:Pasal 72: 2. Barangsiapa dengan sengaja melanggar dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dsmaksud dalam Pasal 2 Ayat (1) atau Pasal 49 Ayat (1) dan Ayat (2) dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah). 3. Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran hak cipta atau hak terkait sebagai dimaksud pada Ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

Sekedear Berbagi Ilmu & Buku Attention!!! Please respect the author’s copyrightand purchase a legal copy of this book AnesUlarNaga. BlogSpot. COM

misteri kain kafan Jesus Konspirasi, Mayat 'Tanpa Lidah', dan Pencurian di Katedral Turin http://anesularnaga.blogspot.com

MISTERI KAIN KAFAN JESUS Diterjemahkan dari THE BROTHERHOOD OF THE HOLY SHROUD karya Julia Navarro Copyright© 2004, Julia Navarro Hak cipta dilindungi undang-undang All rights reserved Hak terjemahan ke dalam Bahasa Indonesia ada pada UFUK Publishing House Pewajah Sampul: Fahmi Ilmansyah Pewajah Isi: Ahmad BisriPenerjemah: Meda Satrio & Wawan Eko Yulianto Penyunting: Haryati Chaerudin Cetakan I: Desember 2007 ISBN: 979-1238-60-1 UFUK PRESS PT. Cahaya Insan Suci Jl. Warga 23A, Pejaten Barat, Pasar Minggu, Jakarta Selatan 12510, Indonesia Phone: 62-21-7976537, 79192366 Homepage: www.ufukpress.com Blog : http://ufukpress.blogspot.com Email : [email protected]

Untuk Fermin dan Alex...karena terkadang mimpi mewujud kenyataan. PDF Oleh: http://anesularnaga.blogspot.com Ada dunia-dunia lain, tetapi semua ada di dunia yang satu ini. PAUL ELUARD

1 30 Masehi Abgar, Raja Edessa, Kepada Yesus Sang Juru Selamat yang baik, yang hadir di Yerusalem, Salam, Saya telah diberitahu mengenai Anda dan penyembuhan-penyembuhan yang Anda lakukan tanpa menggunakan obat-obatan maupun ramuan tumbuhan. Diberitakan bahwa Anda membuat si buta melihat dan si lumpuh berjalan, bahwa Anda menyembuhkan para penderita kusta, mengusir roh-roh yang tidak bersih dan setan-setan, serta memulihkan kesehatan orang-orang yang sudah lama sakit, dan, lebih jauh lagi, bahwa Anda membangkitkan yang sudah mati. Semua itu, saat sampai di telinga saya, meyakinkan saya akan salah satu dari dua: bahwa Anda adalah Tuhan sendiri yang turun dari surga dan melakukan semua hal ini, atau Anda adalah Putra Tuhan. Oleh karena itulah, saya menulis surat kepada Anda, anda melakukan perjalanan ke sini dan menyembuhkan penyakit yang menimpa saya. Sebab saya dengar orang-orang Yahudi mengolok- olok Anda dan berniat jahat pada Anda. Kota saya memang kecil, namun rapi, dan cukup besar untuk, kita berdua. Raja meletakkan pena dan mengalihkan pandangannya pada seorang pemuda seusianya, yang diam menunggu dengan khidmat di ujung terjauh ruangan itu. \"Kau yakin, Josar?\" Tatapannya benar-benar langsungdan menusuk.

\"Paduka, percayalah padaku...\" Pemuda itu hampir tidakbisa menahan diri ketika berbicara. Dia menghampirinya danberhenti di dekat meja tempat Abgar menulis. \"Aku percaya padamu, Josar, aku percaya. Kau adalahtemanku yang paling setia, dan begitulah adanya sejak kitamasih kanak-kanak. Kau tidak pernah mengecewakanku, Josar, tetapikeajaiban-keajaiban yang dikisahkan tentang orang Yahudi inisangat aneh hingga aku takut keinginanmu untukmenolongku telah mengacaukan akal sehatmu.\" \"Paduka, kau harus memercayaiku, karena hanya merekayang percaya pada orang Yahudi inilah yang akandiselamatkan. Aku sudah melihat seorang laki-laki buta yang,ketika Yesus menyentuhkan jemarinya pada mata laki-laki itu,memperoleh kembali penglihatannya. Aku sudah melihat seorang laki-laki lumpuh, yang keduakakinya tidak bisa bergerak, menyentuh pinggiran tunik Yesusdan kulihat Yesus menatap laki-laki itu dengan ramah danmengajaknya berjalan. Dan yang membuat semua orangtakjub, laki-laki itu berdiri dan kedua kakinya bisa menahanbadannya sebagaimana kedua kakimu, Paduka, menahanbadanmu. Aku sudah melihat seorang perempuan miskinyang menderita kusta mengamati orang Nazaret ini sambilbersembunyi dalam bayang-bayang di jalan, karena semuaorang menghindarinya, namun Yesus menghampirinya danberkata kepadanya, 'Kau sudah sembuh,' dan perempuan itu,masih tidak percaya, berteriak, 'Aku sembuh, aku sembuh!'Karena memang benar wajahnya kembali seperti wajahmanusia lagi, dan keduatangannya, yang sebelumnya diasembunyikan agar tak terlihat, utuh kembali. \"Dan aku sudah melihat dengan dua mataku sendirikeajaiban yang terhebat dari semuanya, karena ketika akusedang mengikuti Yesus dan murid-muridnya dan kamibertemu dengan keluarga yang tengah berkabung ataswafatnya seorang kerabat, Yesus memasuki rumah merekadan memerintahkan laki-laki yang sudah meninggal itu untuk

bangkit. Tuhan pastilah ada dalam suara orang Nazaret ini,karena aku bersumpah kepadamu, Rajaku, bahwa laki-laki itumembuka matanya, dan berdiri, dan terheran-heran dirinyahidup... \" \"Kau benar, Josar, aku harus percaya jika aku inginsembuh. Aku ingin memercayai Yesus dan Nazaret ini, yangtentulah Putra Tuhan jika dia bisa membangkitkan yangsudah mati. Tetapi, maukah dia menyembuhkanseorang rajayang selama ini menjadi budak hawa nafsu?\" \"Abgar, Yesus bukan hanya menyembuhkan tubuhmanusia melainkan juga jiwa mereka. Dia mengajarkan bahwadengan tobat dan keinginan untuk mulai menjalanihidup yangbersih dari dosa, seorang manusia bisa mendapat ampunanTuhan. Para pendosa menemukan penghiburan dalam diriorang Nazaret ini, Tuanku...\" \"Aku sungguh berharap begitu, Josar, meski aku tidakbisa memaafkan diriku sendiri atas hasratku pada Ania.Perempuan itu telah menimpakan kesengsaraan ini pada-ku;dia telah membuatku sakit dalam jiwa dan dalam raga.\" \"Bagaimana mungkin kau tahu, Tuanku, bahwa diaberpenyakit, bahwa hadiah yang dikirim oleh Raja Tyrusuntukmu itu adalah suatu tipu daya? Bagaimanamungkinkau mencurigai bahwa dia menyimpan benihpenyakit dan akan mencemari Anda? Ania adalah perempuantercantik yang pernah kita lihat. Setiap laki-laki akankehilangan akal sehat dan menyerahkan segenap diri untukmemiliki Ania.\" \"Tetapi aku ini seorang raja, Josar, dan tidak seharusnyaaku kehilangan akal sehatku, secantik apapun gadis penariitu... Sekarang Ania menangisi kecantikannya yang sudahhilang karena bercak-bercak penyakit ini muncul di wajahnya,dan warna putih itu mulai menggerogoti wajahnya. Dan aku,Josar, tak henti berkeringat, dan penglihatanku mulai kabur,dan di atas segalanya aku takut bahwa penyakit ini akanmemakan kulitku dan membuatku\"

Abgar terdiam mendengar suara langkah-langkah kakiyang halus. Seorang perempuan yang tersenyum, gemulai denganrambut hitam dan kulit warna zaitun, masuk. Josar mengaguminya. Ya, Josar mengagumikesempurnaan raut perempuan itu serta senyum gembirayang selalu tersungging itu. Lebih dan itu, Josar mengagumikesetiaan perempuan itu kepadanya dan fakta bahwa bibirperempuan itu tidak pernah mengucapkan kecaman sedikitpun kepada pria yang telah dicuri darinya oleh Ania, si gadispenari dari Kaukasus, perempuan yang telah mencemarisuaminya, sang raja, dengan penyakit yang mengerikan. Abgar tidak membolehkan dirinya disentuh oleh siapapunkarena dia takut akan menulari semua orang yangbersentuhan dengannya. Dia semakin jarang muncul di depanumum. Namun, dia tidak sanggup menolak tekad baja sangratu, yang berkeras akan merawatnya sendiri dan, bukanhanya itu, yang juga mendorongnya agar sepenuh hatimeyakini kisah yang dibawa Josar mengenai keajaiban-keajaiban yang dilakukan orang Nazaret itu. Raja menatap istrinya dengan mata menyorotkankesedihan. \"Rupanya kau, Sayangku... Aku tadi sedang berbicaradengan Josar tentang orang Nazaret itu. Josar akanmenyampaikan suratku, mengundangnya untuk datang. Akutelah menawarkan untuk berbagi kerajaan ini dengan Yesus.\" \"Satu regu pengawal harus mendampingi Josar, untukmemastikan bahwa tidak ada gangguan apa punselamaperjalanan dan juga untuk memastikan bahwa diakembalidengan selamat bersama orang Nazaret itu.\" \"Aku akanmembawa tiga atau empat orang; kurasa itu cukup,\" ujarJosar. \"Orang-orang Romawi tidak percaya pada rakyatmereka dan tidak akan berkenan melihat sekelompok tentaramemasuki kota. Begitu pula Yesus. Aku berharap, PadukaRatu, dapat menyelesaikan misiku dan meyakinkan Yesusuntuk kembali bersamaku. Aku akan memakai kuda-kuda

yang gesit dan akan mengirim berita kepadamu dan PadukaRaja bila aku tiba di Yerusalem.\" \"Aku akan menyelesaikan surat ini, Josar.\" \"Dan aku akan berangkat saat fajar, Paduka.\" http://anesularnaga.blogspot.com

2 Api mulai menjilat bangku-bangku jemaat sementaraasap bagian tengah gereja dengan kegelapan. Empat sosokberpakaian hitam bergegas menuju kapel samping. Orangkelima, yang berpakaian sederhana, berjaga di ambang pintudi dekat altar utama sambil meremas-remas kedua tangannya.Di luar, lengkingan sirene semakin keras, truk-truk pemadamkebakaran yang menjawab panggilan alarm. Beberapa detiklagi pasukan pemadam kebakaran akan menerobos memasukikatedral ini, dan itu berarti satu kegagalan lagi. Pria itu cepat turun dari altar, memberi isyarat padasaudara-saudaranya agar kembali kepadanya. Salah seorangdari mereka terus berlari ke arah kapel, sementara yanglainnya beringsut mundur menjauhi api yang mulaimengepung mereka. Waktu sudah habis. Api itu munculentah dari mana dan membesar lebih cepat dari yang merekaperhitungkan. Pria itu berusaha begitu keras untukmenyelesaikan misi mereka sekarang terkungkung lidah-lidahapi. Ia berkelejat ketika api melahap pakaiannya, kulitnya,tetapi entah bagaimana dia menemukan kekuatan untukmelepas kerudung yang menyembunyikan wajahnya. Yang lain berusaha meraihnya, mengalahkan lidah-lidahapi. Tetapi api ada di mana-mana dan pintu-pintu katedralmulai lepas karena para pemadam kebakaran terusmerangsek. Saudara mereka terbakar tanpa mengeluarkansatu jeritan pun, tanpa satu suara pun. Saat itulah mereka mundur dan berlari mengikutipemandu mereka ke sebuah pintu samping, dan menyelinapkeluar tepat ketika air dari selang pemadam kebakaranmengguyur katedral. Mereka tidak pernah melihat pria yangbersembunyi dalam bayang-bayang salah satu mimbar,dengan sepucuk pistol berperedam disisi badannya. Begitu mereka tidak kelihatan, pria itu turun darimimbar, menyentuh sebuah pegas yang tersembunyi didinding, dan menghilang.

Marco Valoni mengisap rokoknya dalam-dalam, dan asapitu bergabung dalam paru-parunya dengan asap darikebakaran. Dia tadi ke luar untuk menghirup udara segarsementara pasukan pemadam kebakaran menyelesaikanmemadamkan bara-bara api yang masih menyala di dalamdan di sekitar sisi kanan altar utama. Piazza itu ditutup dengan blokade polisi, danpasukan carabinieri menghadang orang-orang yang ingintahudan prihatin, yang memanjangkan leher untuk berusahamelihat apa yang terjadi di dalam katedral. Malam hari ini,kota Turin menjadi kerumunan orang yang sangat penasaraningin mengetahui apakah Kafan Suci mengalami kerusakan. Marco sudah meminta para wartawan yang meliput beritakebakaran untuk mencoba menenangkan kerumunan orangitu: Kafan Suci masih utuh. Yang tidak ia beritahukan padamereka adalah bahwa seseorang meninggal dalam kebakaran.Ia masih belum tahu siapa orang itu. Satu kebakaran lagi.Kebakaran sepertinya menjangkiti katedral tua ini. TetapiMarco tidak percaya pada kebetulan, dan di Katedral Turin inisudah terjadi terlalu banyak kecelakaan: percobaan-percobaan pencurian dan, yang masih hangat dalam ingatan,tiga kebakaran. Dalam kebakaran pertama, yang terjadisetelah Perang Dunia II,para penyelidik menemukan mayatdua laki-laki yang hangus oleh api. Otopsi menetapkan bahwakeduanya berusia sekitar dua puluh lima tahun dan bahwa,meski ada kebakaran, mereka tewas oleh tembakan senjata.Dan akhirnya, temuan yang sangat mengerikan: Lidah merekasudah dipotong lewat pembedahan. Tetapi mengapa? Dansiapa yang menembak mereka? Tidak seorangpun berhasilmenemukan jawaban. Kasus ini masih terbuka, tetapi sudahterlupakan. Baik mereka yang mengimani maupun masyarakatumum tidak tahu bahwa Kafan Suci sudah pernah

melewatkan periode-periode waktu yang lama di luar katedralselama seratus tahun terakhir ini. Mungkin itulah sebabnyakain itu selamat dari begitu banyak kecelakaan. Sebuah ruang penyimpanan dari baja di Banco Nazionaletelah menjadi tempat penyimpanan Kafan Suci. Relik inidikeluarkan dari tempatnya hanya jika akan dipajang dalamkesempatan-kesempatan khusus, dan hanya denganpengamanan yang paling ketat. Tetapi, meski dengan semuapengamanan itu, Kafan Suci pernah terpapar pada bahaya-bahaya sungguhan-lebih dari satukali. Baru beberapa hariyang lalu kain ini dibawa kembalike katedral dalam persiapanacara peresmian pemugaran besar-besaran. Marco masih ingat kebakaran pada 12 April 1997.Bagaimana dia bisa lupa jika kebakaran itu terjadi padamalam yang sama-atau esok paginya, ketika dia merayakanhari pensiunnya bersama rekan-rekannya di DivisiKejahatanSeni. Waktu itu usianya lima puluh tahun dan dia baru sajamenjalani operasi jantung terbuka. Dua serangan jantung dansatu operasi hidup-atau-mati akhirnya memaksanyamenyimak ketika Giorgio Marchesi, kardiolog yang juga kakakiparnya, menasihati agar ia mengabdikan diri pada dolce farniente1, atau, paling tidak, mengambil posisi birokratis yangtenang, jenis pekerjaan yang memungkinkannyamenghabiskan waktu dengan membaca koran dan mengambiljeda untuk menikmati cappucano dikafe terdekat. Paola berkeras agar dia pensiun. Istrinya itumemperhalus ancaman dengan mengingatkan bahwa diasudah menaiki tangga karier di Divisi Kejahatan Seni ketempat tertinggi, dia sudah menjadi kepala divisi itu, danbahwa dia bisa mengakhiri kariernya yang gemilang lalumenikmati hidup. Tetapi dia menolak. Dia lebih suka pergi kekantor-kantor apa saja, setiap hari daripada berubah menjadibarang buangan kapal berumur lima puluh tahun yang 1 nikmatnya tidak melakukan apa-apa.

terdampar di pantai antah berantah. Kendati begitu, dia tetapmengundurkan diri dari jabatannya sebagai Kepala DivisiKejahatan Seni dan pada malam sebelum kebakaran itu,meski diprotes oleh Paola dan Giorgio, dia pergi makan malambersama teman-temannya. Ketika fajar merekah, merekamasih minum-minum. Orang-orang ini adalah orang-orangyang sama yang sudah bekerja bersamanya empat belas, limabelas jam sehari selama dua puluh tahun terakhir ini,melacak mafia-mafia yang memperdagangkan karya-karyaseni, membongkar pemalsuan, dan melindungi, sejauh yangbisa dilakukan manusia, warisan artistik Italia. Divisi Kejahatan Seni adalah sebuah badan khususdibawah Kementerian Dalam Negeri dan KementerianKebudayaan, dan merupakan suatu perpaduan yang unikantara petugas-petugas kepolisian dan sejumlah besararkeolog, ahli sejarah, pakar dalam seni abad pertengahan,seni modern, seni religius... Dia sudah menyerahkan tahun-tahun terbaik hidupnya bagi divisi ini. Tidak mudah dia menaiki tangga kesuksesan. Ayahnyadulu bekerja di pompa bensin; ibunya seorang ibu rumahtangga. Mereka hidup pas-pasan dan dia berhasil masukuniversitas berkat beasiswa. Tetapi ibunya memohon agar diamencari pekerjaan yang baik dan aman, bekerja padapemerintah. Dan dia menuruti keinginan ibunya itu. Salahseorang teman ayahnya, seorang polisi yang biasa mengisibensin di pompa bensin ayahnya, membantunya mendapattempat dalam ujian masuk carabinieri. Marco ikut ujian itu dan lulus. Tetapi dia tidak berbakatmenjadi polisi, maka dia meneruskan kuliah di malam hari,sepulang kerja, dan akhirnya berhasil mendapat gelar dalambidang sejarah. Hal pertama yang dia lakukan setelah meraihgelarnya adalah meminta dipindahkan ke Divisi KejahatanSeni. Dia menggabungkan dua keahliannya, sejarah danpekerjaan polisi, dan sedikit demi sedikit, dengan bekerjakeras dan memanfaatkan berbagai peluang yangmenghampirinya, dia menaiki jenjang-jenjang jabatan hingga

ke puncak. Betapa dia menikmati bepergian ke seluruh Italia,merasakan secara langsung keindahan-keindahan negerinya,dan mengenal negeri-negeri lain juga sementara kariernyamelaju! Dia berkenalan dengan Paola di Universitas Roma. Saatitu Paola menekuni seni abad pertengahan. Cinta merekaadalah cinta pada pandangan pertama, dan beberapa bulankemudian mereka menikah. Mereka sudah bersama selama dua puluh lima tahun,mereka punya dua anak, dan mereka sungguh-sungguhbahagia. Paola mengajar di universitas dan tidak pernahmenunjukkan kekesalan karena sedikit sekali waktu yang dialewatkan di rumah. Hanya satu kali mereka pernahbertengkar hebat. Itu terjadi ketika dia kembali dari Turinmusim semi 1997, setelah kebakaran di katedral, danmemberitahu Paola bahwa dia sama sekali belum akanpensiun, tetapi tidak usah cemas karena dia akan meninjaukembali batas-batas pekerjaannya sebagai kepala divisi. Diaakan menangani masalah birokrasi saja. Dia tidak akanbepergian lagi atau keluar ke lapangan melakukan investigasi,dia hanya akan menjadi seorang birokrat. Giorgio, dokternya,menyebutnya gila. Tetapi para laki-laki dan perempuan yangbekerja dengannya gembira. Kebakaran di katedral itulah yang membuatnya berubahpikiran dan memutuskan tetap bekerja. Dia yakin bahwakebakaran itu bukan suatu kecelakaan, tak peduli seseringapa dia mengatakan begitu pada pers. Dan di sinilah dia sekarang, menyelidiki satu kebakaranlagi di Katedral Turin. Belum ada dua tahun yang lalu diadipanggil untuk menyelidiki percobaan pencurian,salah satudari sekian banyak percobaan selama bertahun-tahun ini. Sipencuri tertangkap hampir secara tak sengaja. Walaupunbenar tidak sedang membawa satu pun barang dari katedral,sudah pasti itu karena di atidak sempat menyelesaikanrencananya. Karya-karya seni dan benda-benda lain di dekat

peti kafan semuanya berantakan. Seorang pastor yangkebetulan lewat melihat seorang laki-laki berlari, rupanyakarena ketakutan mendengar suara alarm yang lebih kerasdaripada lonceng katedral. Pastor itu berlari mengejar sambilberteriak,\"Fermati, ladro! Fermati.'\", \"Berhenti, Pencuri!Berhenti!\", dan dua pemuda yang sedang lewat menjegal orangitu dan memeganginya sampai polisi tiba. Pencuri itu tidakpunya lidah; lidahnya sudah dipotong lewat pembedahan. Diajuga tidak punya sidik jari; ujung-ujung jari tangannyahangus terbakar. Pencuri itu, menurut hasil investigasi, tidakpunya negara asal, tidak punya nama, dan sekarang diamembusuk di penjara Turin. Dia tetap keras kepala dan tidaktanggap dalam integorasi demi interogasi.Mereka tidak pernahberhasil mengorek apa pun darinya. Tidak, Marco tidak percaya pada kebetulan. Bukankebetulan bahwa semua \"pencuri\" di Katedral Turin tidakpunya lidah dan sidik jari mereka terbakar. Pola seperti itunyaris kocak kalau saja tidak sedemikian janggal. Sepanjang sejarah, kebakaran selalu membuntuti KafanSuci. Marco tahu bahwa selama dalam kepemilikan KeluargaSavoy, kain itu selamat dari beberapa kali kebakaran. Padamalam dan dini hari tanggal 3 dan 4 Desember 1532, apimulai berkobar di sakristi Sainte Chapelle di Chambery,tempat Keluarga Savoy menyimpan kafan itu. Pada saatkeempat kunci yang menjaga relik ini berhasil dibuka, petiperak tempat menyimpan kafan, yang dibuat sesuai pesananMarguente dan Austria, sudah meleleh, menghanguskankafan. Yang lebih buruk, setetes lelehan perak membolongirelik ini. Pada 1573, Keluarga Savoy menyimpan kafan inidiKatedral Turin, tetapi insiden-insiden terus berlanjut.Seratus tahun setelah kebakaran 1S32, api kembali hampirmencapai tempat penyimpanan Kafan Suci. Dua pria taksengaja terlihat di kapel, dan keduanya, karena tahu merekatertangkap basah, melemparkan diri ke dalam api yangberkobar dan mati terbakar tanpa mengeluarkan suara apa

pun, meski saat-saat menuju kematian mereka penuh siksaanmengerikan. Marco penasaran apakah mereka punya lidah.Dia tidak akan pernah tahu. Sejak saat itu, tak ada abad yang terlalui tanpa adapercobaan pencurian atau kebakaran. Hanya seorang pelakuyang ditangkap hidup-hidup, paling tidak dalam tahun-tahunterakhir ini- si pencuri yang sekarang berdiam di penjara kota. Salah seorang anggota tim Marco memotongrenungannya. \"Bos, Kardinal ada di sini; dia baru saja tiba dari Romadan sangat kesal dengan semua ini. Dia inginmenemuimu.\" \"Kesal? Aku tidak kaget. Dia sedang mengalami masasulit, belum sepuluh tahun yang lalu katedral ini nyaristerbakar habis, dua tahun yang lalu ada percobaan pencurian,dan sekarang kebakaran lagi.\" \"Yah, katanya dia menyesal sudah membiarkan dirinyaterbujuk melakukan pemugaran dan bahwa ini terakhirkalinya-katedral ini sudah berdiri di sini selamaratusantahun, dan sekarang, dengan pekerjaan yangsembarangan dan kecelakaan-kecelakaan ini, bangunan inibisa dibilang hancur.\" Marco memasuki katedral lewat pintu samping yangdipakai lambang kecil untuk menunjukkan bahwa itu adalahkantor gereja. Dua perempuan berumur yang berbagi ruangkantor kelihatan sangat sibuk. Tiga atau empat pastor mondar-mandir dengan langkahcepat, jelas merasa terganggu, sementara para agen yangdibawahi Marco keluar masuk, memeriksa dinding-dinding,mengambil sampel dan foto. Seorang pastor muda, usianyaawal tiga puluhan, mendekati Marco dan mengulurkantangan. Jabatan tangannya erat. \"Saya Padre Yves.\" \"Marco Valoni.\" \"Ya, saya tahu. Silakan ikuti saya, Yang Agung sedangmenunggu ingin bertemu Anda.\"

Pastor itu membuka sebuah pintu berat yang menuju kesebuah kantor yang luas dan mewah dengan dinding berpanelkayu gelap. Lukisan-lukisan di dinding berasal dari masa Renaisans,Madonna, Kristus, orang-orang suci. Di atas meja tulisterletak sebuah salib perak dengan ukiran Kristus di atasnya.Marco sadar umur benda itu paling tidak tiga ratus tahun. Wajah Kardinal yang biasanya ramah sekarang berkabutkekhawatiran. \"Silakan duduk, Signor Valoni.\" \"Terima kasih, Yang Agung.\" \"Ceritakan bagaimana kejadiannya. Apakah kita tahusiapa yang mati itu?\" \"Kami tidak tahu pasti siapa pria itu atau bagaimanakejadiannya, Sir. Sepertinya ada hubungan pendek, akibatpemugaran, dan itulah yang menyulut api.\" \"Lagi!\" \"Ya, Yang Agung, lagi. Dan jika Anda mengizinkan, sayaingin melakukan penyelidikan yang mendalam. Kami akantetap di sini beberapa hari lagi; saya ingin meneliti setiap incikatedral ini, dan saya beserta orang-orang saya akanberbicara dengan semua yang ada dalam katedral ini selamabeberapa jam dan beberapa hari terakhir. Saya mengharapkankerja sama sepenuhnya dari Anda.\" \"Tentu, Signor, tentu. Kami siap menjawab setiappertanyaan yang Anda ingin ajukan, seperti yang sudah kamilakukan sebelumnya. Selidikilah apa pun dan dimanapun yang Anda rasaperlu. Kejadian ini suatu malapetaka, sungguh-satu orangtewas, karya-karya seni yang tak tergantikan terbakar ataurusak tanpa bisa diperbaiki lagi, dan lidah-lidah api ituhampir mencapai Kafan Suci. Saya tidak tahu akan berbuatapa kita semua jika kain itu hancur.\" \"Yang Agung, kafan itu...\" \"Saya tahu, Signor Valoni, saya tahu yang akan Andakatakan-penarikhan dengan radiokarbon sudah menetapkan

bahwa kafan itu tidak mungkin kain yang dipakai menguburTuhan kita. Tetapi bagi jutaan orang yang mengimani, kain ituotentik, tak peduli apa yang dikatakan karbon-14, dan Gerejasudah memperbolehkan kain itu disembah. Dan tentu saja,memang ada beberapa ilmuwan yang tidak bisa menjelaskansosok yang kami yakini sebagai Kristus. Selain itu ..” \"Maafkan saya, Yang Agung, saya tidak bermaksudmempermasalahkan arti penting Kafan Suci dari segi religi.Kesan yang saya rasakan ketika pertama kali melihat relik itusungguh tidak terlupakan, dan sekarang pun masih membuatsaya terkesan.\" \"Oh. Kalau begitu, apa?\" \"Saya tadi ingin bertanya apakah ada yang tidak lazimyang terjadi dalam beberapa hari terakhir, beberapa bulanterakhir ini, apa saja, tak peduli seremeh apa hal itukelihatannya, yang tidak biasa atau yang menarik perhatianAnda untuk alasan tertentu.\" \"Wah, tidak ada, sungguh, tidak ada. Setelah kejadianmenakutkan dua tahun yang lalu itu, sewaktu merekamendobrak masuk dan berusaha mencuri benda-benda danaltar utama, katedral ini sangat tenang.\" \"Berpikirlah keras, Sir.\" \"Apa yang Anda ingin saya pikirkan? Bila saya di Turin,saya menyelenggarakan Misa di katedral setiap pagi pukuldelapan. Hari Minggu pukul dua belas. Saya melewatkansebagian waktu saya di Roma. Tadi, ketika menerima berita kebakaran ini, saya sedangdi Vatikan. Peziarah datang dari seluruh dunia untuk melihat kafanitu-dua minggu yang lalu serombongan ilmuwan dari Prancis,Inggris, dan Amerika Serikat datang untuk melakukanbeberapa pengujian dan...\" \"Siapa saja mereka?\" \"Oh! Sekelompok profesor, semuanya Katolik, yang yakin,terlepas dari semua penelitian dan keputusan absolut dan

penarikhan radiokarbon, bahwa kafan itu benar yangmembalut Kristus saat dikubur.\" \"Apakah ada dari mereka yang menarik perhatian Andadalam hal apa saja?\" \"Tidak, tidak juga. Mereka saya terima di ruangan saya diistana keuskupan, dan kami berbicara sekitar satu jam. Sayaminta disiapkan makan siang ringan. Mereka menyampaikankepada saya beberapa teori mengenai mengapa mereka yakinpenelitian radiokarbon itu tidak sepenuhnya bisadiandalkan... Selain itu hampir tidak ada masalah lain.\" \"Apakah ada dan profesor-profesor ini yang kelihatanberbeda dari yang lainnya? Lebih ingin tahu, lebih agresif... ?\" \" Signor Valoni, sudah bertahun-tahun saya menerimailmuwan yang meneliti kafan itu; Gereja bersikap sangatterbuka dan memberi mereka akses yang sangat luas.Profesor-profesor kemarin itu sangat menyenangkan, sangat'ramah,' boleh dibilang begitu; hanya seorang dari mereka, Dr.Bolard, yang tampak lebih menahan diri, lebih pendiamdibandingkan rekan-rekannya, tetapi saya menghubungkansikapnya itu dengan fakta bahwa dia gugup bila ada pekerjaandi katedral.\" \"Mengapa begitu?\" \"Bukan main pertanyaan Anda ini, Signor Valoni! KarenaProfesor Bolard sudah bertahun-tahun membantu kami dalamkonservasi Kafan Suci dan dia takut, danternyata memangselayaknya dia takut, bahwa kami mungkin memaparkan kainitu pada risiko yang tidak perlu. Sudah lama sayamengenalnya; dia ilmuwan yang serius dan tekun, seorangcendekiawan yang termasyhur keseluruh dunia, dan seorangKatolik yang taat.\" \"Seberapa sering dia ke sini?\" \"Oh, tak terhitung. Seperti yang saya katakan, dia bekerjadengan Gereja dalam konservasi Kafan Suci. Dia sudahmenjadi bagian tak terpisahkan dari upaya kami, sebenarnya,hingga bila ada ilmuwan-ilmuwan lain yang datang untukmempelajari kain itu, sering kali kami memanggilnya supayadia dapat memastikan bahwa kain itu tidak terancam

kerusakan apa pun. Kami juga punya arsip tentang semuailmuwan yang pernah mengunjungi kami, yang sudah menelitikafan itu, orang-orang dari NASA, orang Rusia itu siapa, ya,namanya? Saya lupa...Yah, dari semua ilmuwan terkenal itu,Barnett, Hynek, Tamburelli, Tite, Gonella, semuanya. Oh, danWalter McCrone, ilmuwan pertama yang bersikukuh bahwakafan itu bukan kain yang membungkus Kristus sewaktudikubur. Beliau baru meninggal beberapa bulan yang lalu,semogaTuhan menenangkan arwahnya.\" \"Saya ingin tahu tanggal-tanggal Dr. Bolard ini berada disini dan saya ingin mendapat daftar yang memerinci semuatim ilmuwan yang pernah melakukan penelitian tentang KafanSuci dalam tahun-tahun belakangan, ditambah tanggalmereka berada di Turin. Anda juga boleh memasukkankelompok-kelompok lain yang mungkin layak diperhatikan.\" \"Seberapa jauh kita harus mundur?\" tanya Kardinal. \"Dua puluh tahun terakhir, jika mungkin.\" \"Astaga! Sebenarnya apa yang Anda cari?\" \"Saya tidak tahu, Yang Agung, saya tidak tahu.\" Kardinal menatapnya lekat-lekat. \"Sudah lama Andabersikeras bahwa kafan itu entah bagaimana berkaitandengan semua kecelakaan ini, bahwa kafan itulah sasaran dibalik semuanya, tetapi saya, Signor Valoni yang saya hormati,tidak bisa memercayai itu. Siapa yang ingin menghancurkanKafan Suci? Dan mengapa? Sedangkan percobaan-percobaanpencurian itu, Anda tahu bahwa banyak sekali karya senidalam katedral ini yang tak ternilai harganya, dan ada banyakorang yang tak punya nurani dan tidak punya rasa hormatbahkan untuk rumah Tuhan.\" \"Anda benar, saya yakin itu, Yang Agung, tetapi Andaharus mengakui bahwa semua kejadian ini tidak mungkinhanya peristiwa-peristiwa acak yang tidak berhubungan,mengingat ganjilnya keadaan, berulangnya keterlibatan pria-pria yang termutilasi ini. Ini tentu semacam upaya yangberkesinambungan, dan bagi saya tampaknya hanya suatu

benda yang amat sangat terkenal sajalah, seperti Kafan Suci,yang mungkin berada di titik pusatnya.\" \"Ya, tentu saja itu mengganggu, seperti yang Andakatakan, dan Gereja sangat, sangat, prihatin. Sebenarnya,saya sudah beberapa kali pergi menengok orang malang yangmencoba merampok kami dua tahun yangl alu itu. Dia dudukdi sana di hadapan saya dan tidak memberi respons apa punjuga, seolah dia tidak mengerti sepatah kata pun yang sayaucapkan.\" Marco merasa bahwa tidak akan ada lagi informasikonkret darinya, maka dengan halus ia mencobamembelokkan diskusi itu kembali ke informasi yang diabutuhkan. \"Jadi, Yang Agung, bisakah Anda meminta daftar itudisiapkan untuk saya? Ini hanya prosedur rutin, tetapi sayaharus menindaklanjuti.\" \"Ya, tentu saja, saya akan memberitahu sekretaris saya,pastor muda yang tadi mengantar Anda, untukmengumpulkan bahan-bahan itu secepat mungkin. PadreYves sangat efisien; sudah tujuh bulan dia ikut saya, sejakasisten saya sebelumnya meninggal dunia, dan saya harusmengatakan bahwa kehadirannya sungguh suatu berkah. Diapandai, bijak, mengabdi, dia bisa berbicara dalam beberapabahasa... \" \"Dia orang Prancis?\" \"Ya, benar, tetapi bahasa Italianya, seperti yang sudahAnda lihat, sempurna; dia bisa berbicara dalam bahasaInggris, Jerman, Ibrani, Arab, dia bisa membaca tulisanAramaik... \" \"Dan siapa yang merekomendasikan dia kepada Anda,Yang Agung?\" \"Teman baik saya, asisten penjabat Sekretaris MudaNegara untuk Vatikan, Monsinyur Aubry, seorang pria yangluar biasa.\" Terlintas dalam pikiran Marco bahwa sebagian besarpejabat Gereja yang dikenalnya adalah orang-orangluar biasa,

terutama yang bergerak di Vatikan. Tetapi dia tetap diamsembari memandangi Kardinal, seorang pria yang baik,pikirnya, yang lebih bijak dan lebih pandai daripada yangkadang dia perlihatkan kepada orang-orang, dan sangat lihaiberdiplomasi. Sang kardinal mengangkat telepon dan meminta PadreYves masuk. Hampir seketika itu juga si pastor muda muncul di pintu. \"Masuklah, Padre, masuklah. Kau sudah berkenalandengan teman baik saya, Signor Valoni. Dia meminta kitamenyiapkan daftar semua delegasi ilmiah dan kelompok-kelompok penting lainnya yang pernah mengunjungi KafanSuci dalam dua puluh tahun terakhir dan kapan merekaberada di sini. Bisa kau mulai mengerjakan itu? Dia inginsecepatnya.\" Padre Yves menatap Marco sejenak sebelum bertanya,\"Maafkan saya, Signor Valoni, tetapi bisakah Anda beritahusaya apa sebenarnya yang Anda cari?\" \"Padre Yves, bahkan Signor Valoni pun tidak tahu apayang dia cari, tetapi dia ingin nama semua orangyang punyahubungan apa pun dengan kafan itu sepanjang dua puluhtahun terakhir ini, dan kita akan menyediakan informasi ituuntuknya.\" \"Tentu, Yang Agung. Saya akan berusaha menyiapkansesegera mungkin, meski dengan semua kehebohan ini tentutidak mudah. Saya sendiri yang akan memeriksa arsip-arsip.Jalan kami masih jauh dalam mengomputerisasi arsip-arsipitu.\" \"Jangan khawatir, Padre,\" tanggap Valoni, \"Saya bisamenunggu beberapa hari, tetapi semakin cepat Anda bisamengumpulkan informasi itu semakin baik.\" \"Yang Agung, boleh saya bertanya apa hubungan KafanSuci dengan kebakaran ini?\" \"Ah! Padre Yves, sudah bertahun-tahun sayamenanyakan pertanyaan yang sama kepadaSignor Valoni.

Setiap kali hal seperti ini terjadi, dia bersikeras bahwasasarannya adalah kafan itu.\" \"Oh Tuhan, Kafan Suci!\" Marco memerhatikan Padre Yves. Pastor itu tidakkelihatan seperti seorang pastor, atau paling tidak sebagianbesar pastor yang Marco kenal, dan karena tinggal di Romaberarti banyak yang dia kenal. Padre Yves bertubuh tinggi,cukup tampan, atletis; kemungkinan besar dia bermain olahraga tertentu secara teratur. Tidak ada kesan lembut yangbiasa timbul dari perpaduan antara kesucian dan makananyang baik-perpaduan yang banyak diikuti oleh masyakaratpastor. Seandainya Padre Yves tidak mengenakan kerahpendetanya, penampilannya akan seperti salah seorangeksekutif yang berlatih di gym setiap pagi dan bermain skuasatau tenis setiap akhir pekan. \"Ya, Padre,\" sang kardinal sedang berbicara, \"kafan itu.Tetapi untunglah Tuhan melindungi. Kain itu tidak pernahrusak parah.\" \"Saya hanya berusaha menindaklanjuti apa saja yangmungkin bisa menjelaskan kejadian-kejadian selamaini,\"Marco meyakinkan mereka, \"dan mengejar semua hal yang tidak jelas. Sudah terlalubanyak insiden yang berkaitan dengan katedral ini. Sudahwaktunya semua itu berhenti. Ini kartu nama dan nomor ponsel saya, Padre. Beritahusaya bila Anda sudah memegang daftar itu, dan jika Andateringat apa pun yang bisa membantu kami dalam investigasiini, tolong telepon saya, kapan saja.\" \"Ya, tentu saja, Signor Valoni. Tentu,\" pastor muda itumeyakinkannya. Ponsel Marco berbunyi saat ia meninggalkan kantorkatedral. Keputusan sang koroner singkat saja: Orang yang tewasitu adalah laki-laki berusia sekitar tiga puluh tahun, tinggibadan rata-rata, seratus tujuh puluh, seratus tujuh puluhtiga, kurus. Dan tidak, tidak ada lidah.

\"Kau yakin?\" \"Seyakin yang aku bisa dengan mayat yang sudahberubah jadi arang. Mayat itu tidak punya lidah, dan itubukan karena kebakaran, lidahnya dibuang lewatpembedahan. Jangan tanya kapan, karena dengan keadaanmayat seperti ini hal itu sukar ditentukan.\" \"Ada lagi lainnya?\" \"Laporan lengkapnya akan kukirim. Aku meneleponbegitu selesai otopsi.\" \"Aku akan mampir dan mengambil laporan itu, kalau kautidak berkeberatan.\" \"Datang saja dan ambil. Aku akan ada di sini seharian.\" Kembali di markas besar carabinieri Turin, tempat unitKejahatan Seni membuka sebuah kantor kecil, Marcomenemui salah seorang anak buah seniornya. \"Oke, Giuseppe, sejauh ini apa yang kita punya?\" \"Pertama-tama, tidak ada benda yang hilang. Merekatidak mencuri apa pun. Antonio dan Sofia boleh dibilangsudah melakukan inventarisasi menyeluruh, lukisan, tempatlilin, patung, semua. Semuanya ada di sana, meski beberapabenda rusak oleh asap atau air dengan tingkat kerusakanyang bermacam-macam. Api menghabiskan mimbar di sebelahkanan dan bangku-bangku jemaat, dan yang tersisa danpatung Perawan Maria karya abad ke-enam belas hanyalahabunya. Pietro sedang mewawancarai orang-orang yang saatitu sedang mengerjakan instalasi listrik yang baru; apirupanya dimulai dari hubungan pendek.\" \"Hubungan pendek lagi.\" \"Ya, seperti kebakaran 1997. Dia juga sudah berbicaradengan perusahaan yang bertanggung jawab atas pekerjaanpemugaran, dan dia meminta Minerva untuk memanfaatkankomputernya dan mencari tahu semua yang bisa diketahuitentang para pemilik perusahaan itu, juga tentang parapekerja. Sebagian dari mereka adalah imigran, dan pasti sulitmengorek informasi apa pun dari mereka, tetapi Minerva akanberusaha.\"

Giuseppe berhenti sejenak dan menatap atasannya. \"Dan aku sudah memintanya mencari informasi apakahada sekte tertentu yang memotong lidah para pengikutnya.Aku tahu mungkin ini terlalu jauh, tetapi kita harus mencarike segala arah, bukan? Dan Minervalah yang genius dalamurusan seperti ini.\" Ketika Marco mengangguk setelah beberapa saat,Giuseppe melanjutkan. \"Sedangkan Pietro dan aku sendiri sudah mewawancaraisemua orang dalam staf. Tidak ada seorang pun didalamkatedral waktu api berawal. Pada pukul tiga katedral selaluditutup, karena saat itulah mereka semua makan siang.\" \"Kita punya mayat satu orang. Apa dia bekerjasendirian?\" \"Kami tidak yakin, tetapi kami rasa tidak. Sukar sekalibekerja sendirian mempersiapkan dan melaksanakanpencurian besar di Katedral Turin, kecuali kalau ini pekerjaanbayaran, seseorang membayar pencuri untuk masuk danmengambil benda seni tertentu.\" \"Tetapi kalau dia tidak sendirian, mana yang lainnya?\" Giuseppe tidak menjawab dan Marco terdiam. Dia punyafirasat buruk mengenai kebakaran ini, dan sebaga ibuktinyaadalah perasaan kosong dalam perutnya. Paola pernahberkata bahwa dia terobsesi dengan kafan itu, dan mungkinPaola benar. Dia selalu merasa masih ada lebih banyak lagiyang bisa diungkap dari peristiwa-peristiwa periodik di Turinini daripada yang sudah berhasil mereka ungkap, sesuatu \"dibawah sana\" yang menghubungkan semua peristiwa itu.Faktor janggal adanya orang-orang yang dimutilasi itu hanyapuncak gunung esnya. Dia yakin dia melewatkan sesuatu,bahwa ada seutas benang yang bisa diikuti ke suatu tempat,dan bahwa jika dia bisa menemukan benang itu, dia akanmenemukan jawaban. Dia memutuskan untuk pergi kepenjara kota Turin dan mengunjungi si pelaku kejahatan dariinsiden yang terakhir. Selama ini mereka tidak berhasilmenemukan keterangan apa pun tentang orangitu; mereka

bahkan tidak yakin orang itu orang Italia. Dua tahun yanglalu Marco menyerahkan laki-laki itukepada carabinieri setelah berminggu-minggu melakukaninterogasi yang sia-sia. Tetapi hanya si Bisu itulahpetunjukyang mereka punya, dan seperti orang idiot diasudah mengabaikan orang itu. Sambil menyalakan sebatang rokok lagi, Marcomemutuskan untuk menghubungi John Barry, atasekebudayaan di kedutaan besar Amerika Serikat. Johnsebenarnya anggota CIA, seperti hampir semua atasekebudayaan di kedutaan-kedutaan besar di seluruh dunia.Sepertinya pemerintah tidak punya imajinasi yang luas dalamurusan mencari samaran untuk agen-agen mereka.Betapapun, Barry orang baik. Dia bukan orang lapangan; diabekerja untuk Badan Penilaian Intelijen CIA, menganalisis danmenafsirkan data intelijen yang diterima dari agen-agenlapangan sebelum data itu dikirim ke Washington. Merekaberdua sudah bertahun-tahun berteman, suatu pertemananyang terbentuk melalui pekerjaan, karena banyak benda seniyang dicuri oleh mafia-mafia seni berakhir di tangan orang-orang kaya Amerika yang, kadang karena mereka tergila-gilapada karya tertentu, didasari kecongkakan atau keinginanmemperoleh uang secara cepat, tidak terusik nuraninyadengan membelikarya seni curian. Sungguh suatu wilayahyang gelap dalam perdagangan internasional, tempat banyaksekali kepentingan sering kali bersilangan. Barry tidak sesuai dengan citra stereotipe orang Amerikaatau agen CIA. Usianya lima puluh sekian, seperti Marco, danpunya gelar doktor dalam bidang sejarah seni dan Harvard.Dia mencintai Eropa dan menikahi seorang arkeolog Inggris,Lisa, perempuan yang ramah dan menawan. Tidak cantik,Marco harus mengakui, tetapi sangat penuh semangat hinggamemancarkan antusiasme dan karisma. Lisa langsung cocokdengan Paola, maka mereka berempat sekali-sekali makanmalam bersama dan bahkan menghabiskan akhir pekanbersama di Capri.

Ya, dia akan menelepon John begitu dia kembali keRoma.Tetapi dia juga akan menelepon Santiago Jimenez, wakilEuropol di Italia, orang Spanyol yang efisien dan sangatmenyenangkan yang juga punya hubungan kerja yang sangatbaik dengan Marco. Dia akan mengajak mereka makan siang.Dan mungkin, pikirnya, mereka bisa membantunya dalampencarian ini, meski dia tidak begitu yakin apa yang dia cari. http://anesularnaga.blogspot.com

3 Akhirnya, mata Josar menatap tembok-tembokkotaYerusalem. Cerahnya sinar matahari di kala fajar sertapantulan sinar itu di pasir gurun membuat batu-batu temboktampak berkerlip dalam kabut keemasan. Bersama empat orang pengawalnya, Josar terus berkudake arah Gerbang Damaskus. Sepagi ini orang-orang yangtinggal di dekat kota sudah mulai memasuki kota dankaravan-karavan yang mencari garam mulai bergerak keluarmenuju gurun. Satu peleton tentara Romawi, dengan berjalan kaki,sedang berpatroli mengelilingi tembok kota. Betapa rindunya Josar ingin bertemu Yesus, dengansosoknya yang luar biasa memancarkan kekuatan, kera-mahan, ketegasan, dan kesalehan yang mendalam. Dia percaya pada Yesus, percaya bahwa Yesus adalahPutra Tuhan, bukan hanya karena keajaiban-keajaiban yangsudah dia saksikan tetapi juga karena, ketika mata Yesusmenatapnya, dia bisa merasakan sesuatu yang lebih tinggidaripada manusia di dalam mata itu. Dia tahu bahwa Yesusbisa melihat menembus dirinya, bahwa pikiran yang palingremeh dan paling tersembunyipun tidak mungkin terlewatkan.Tetapi Yesus tidak membuat Josar malu akan keadaandirinya, karena mata orang Nazaret itu sarat denganpengertian dan pengampunan. Josar mencintai Abgar, rajanya, yang selalumemperlakukannya sebagai saudara. Harta dan kekayaannyasemua pemberian sang raja. Namun, Josar sudah memutuskan bahwa jika Yesustidak menerima undangan Abgar untuk datang ke Edessa, diaakan menghadap rajanya dan meminta izin untuk kembali keYerusalem dan mengikuti orang Nazaret ini. Dia sudah siapuntuk melepas rumahnya, kekayaannya, kenyamanan dan

kesejahteraan duniawinya. Dia akan mengikuti Yesus danberusaha hidup sesuai dengan ajaran Yesus. Ya, dia sudahsampai pada keputusan itu. Josar pergi ke rumah Samuel, orang yang denganbayaran beberapa koin bersedia merawat kuda danmenyediakan tempat bermalam bagi Josar danrombongannya. Begitu mereka siap di sana, Josar akanpergike jalan-jalan dan mencari Yesus. Dia akan pergikerumah Markus, atau Lukas, karena mereka tentu bisamemberitahukan di mana Yesus berada. Tentu tidak mudahmeyakinkan Yesus untuk menempuh perjalanan ke Edessa,tetapi Josar akan mengajukan alasan bahwa perjalanan itusingkat, dan begitu rajanya sembuh, Yesus bisa kembaliseandainya Ia memutuskan untuk tidak menetap di Edessa. Setelah meninggalkan rumah Samuel untuk mencariMarkus, Josar membeli dua buah apel dari seorang laki-lakicacat dan menanyakan kabar terbaru di kota kepada laki-lakiitu. \"Bagaimana sangkamu, Orang Asing? Setiap harimatahari terbit di timur dan tenggelam di barat. Orang-orangRomawi, kau bukan orang Romawi, ya? Bukan, kau tidakberpakaian seperti mereka atau berbicara seperti mereka.Orang-orang Romawi sudah menaikkan pajak, demi kejayaansang kaisar, dan sekarang Pilatus sang gubernur takut akanterjadi pemberontakan. Karenanya dia berusaha mencaridukungan imam-imam di kuil.\" \"Apa yang kauketahui tentang Yesus, orang Nazaret itu?\" \"Oh! Kau juga ingin tahu tentang dia! Kau bukan mata-mata, kan?\" \"Bukan, Temanku yang baik, aku bukan mata-mata. Akuhanya seorang pengelana yang tahu tentang keajaiban-keajaiban yang dilakukan orang Nazaret ini.\" \"Kalau kau sakit, dia bisa menyembuhkanmu. Banyakorang yang mengatakan mereka sudah disembuhkan olehsentuhan jari-jari orang Nazaret ini.\" \"Dan kau tidak percaya?\"

\"Aku, Tuan, bekerja sejak matahari terbit hingga terbitlagi, merawat kebunku dan menjual apelku. Aku punyaseorang istri dan dua putri yang harus kuberi makan. Akumematuhi semua aturan yang harus dipatuhi seorang Yahudiyang baik, dan aku percaya pada Tuhan. Apakah orangNazaret ini sang Mesias, seperti yang dikatakan orang-orang,aku tidak tahu, aku tidak bisa mengatakan dialah orangnya,dan aku tidak bisa mengatakan bukan dia orangnya. Tetapiakan kukatakan padamu, Orang Asing, bahwa para imam,juga orang-orang Romawi, memusuhinya, karena Yesus tidaktakut pada kekuasaan mereka dan dia menentang mereka.Tidak ada orang yang bisa melawan orang-orang Romawi danpara imam sambil mengharapkan kebaikan dan perlawananitu. Si Yesus ini, menurutku, akan menyesalikesombongannya.\" Josar berjalan melintasi kota hingga ia tiba di rumahMarkus. Di sana dia diberitahu bahwa dia dapat menemukanYesus di sebelah tembok selatan, sedang berkhotbah kepadasekelompok besar orang. Josar segera menemukannya. Orang Nazaret itu,yangmengenakan jubah linen sederhana, sedang berbicara kepadapengikut-pengikutnya dengan suara yang tegas namun sangatmerdu. Dia merasakan tatapan Yesus singgah padanya. Yesuspernah melihat Josar, dia tersenyum kepada Josar danmelambaikan tangan memanggilnya agar mendekat. Yesus memeluknya dan mempersilakannya duduk disana di sampingnya. Yohanes, yang termuda dari para murid,bergeser agar Josar bisa duduk di sebelah kiri sang Guru. Di sanalah mereka melewatkan pagi itu, dan ketikamatahari mencapai titik tertinggi di langit, Yudas, salahseorang murid, membawakan roti, buah ara, dan air bagikelompok itu. Mereka makan dalam keheningan dankedamaian. Lalu Yesus berdiri untuk pergi. \"Tuanku,\" ujar Josar halus, \"aku membawa suratuntukmu dari rajaku, Abgar dari Edessa.\"

\"Dan apa yang diinginkan Abgar dariku, Josar yangbaik?\" \"Dia sakit, Tuanku, dan memohon agar kaumenolongnya. Aku, pun, meminta kesediaanmu, Tuanku,karena dia orang baik, sungguh, dan seorang raja yang baik,dan rakyatnya tahu bahwa dia adil dan tulus. Edessa adalah sebuah kota kecil tetapi Abgar bersediaberbagi kotanya denganmu.\" Yesus meletakkan tangannya pada lengan Josar selagimereka berjalan. Dan Josar merasa istimewa berada didekatorang yang sungguh dia yakini sebagai Putra Tuhan. \"Aku akan membaca surat ini dan menjawab rajamu.\" Malam itu Josar bersantap bersama Yesus dan murid-muridnya, yang gelisah akibat berita tentang meningkatnyakebencian para imam. Seorang perempuan, Maria Magdalena, mendengar dipasar bahwa para pendeta mendesak orang-orang Romawiuntuk menangkap Yesus, yang mereka tuduh sebagaipenghasut terjadinya gangguan-gangguan tertentu, termasukyang keji, terhadap kekuasaan Roma. Yesus mendengarkan sambil berdiam diri dan makandengan tenang. Tampaknya semua masalah yang dibicarakanitu sudah ia ketahui. Setelah selesai makan, ia mengatakanpada mereka bahwa mereka harus memaafkan orang-orangyang menyakiti mereka atau berbicara menentang mereka,bahwa mereka harus menunjukkan belas kasih kepada orang-orang yang berniat buruk pada mereka. Para murid menjawabbahwa tidaklah mudah memaafkan orang yang menyakitiorang lain, untuk bersika ppasif tanpa membalas keburukandengan keburukan. Yesus mendengarkan, tetapi kembali iamengemukakan bahwa memaafkan adalah obat penyembuhbagi jiwa orang yang disakiti. Di penghujung malam itu, Yesus mencari Josar denganmatanya dan melambai memanggil agar Josar mendekat.Josar melihat bahwa orang Nazaret ini memegang sepucuksurat.

\"Josar, ini jawabanku untuk Abgar.\" \"Apakah kau akan ikut bersamaku, Tuanku?\" \"Tidak, aku tidak akan ikut denganmu. Aku tidak bisa,karena aku harus melaksanakan tugas Bapaku seperti yangtelah diperintahkan kepadaku. Sebagai gantinya, aku akanmengirim salah seorang muridku. Tetapi, dengarkan aku baik-baik, Josar, rajamu akanmelihatku di Edessa, dan jika dia beriman, dia akan sembuh.\" \"Siapa yang akan kau kirim? Dan bagaimana mungkin,Tuanku, bahwa kau tetap di sini tetapi Abgar melihatmu diEdessa?\" Yesus tersenyum dan menatap Josar dengan tenangnamun tajam. \"Apa kau tidak mengerti perkataanku? Apa kau tidakmendengarku? Kau harus pergi, Josar, dan rajamu akan sembuh, diaakan melihatku di Edessa meski di saat aku sudah tidak lagidi dunia ini.\" Josar percaya. Sinar matahari tercurah masuk melalui jendela kecil dikamar tempat Josar duduk, menulis surat untuk Abgar. Sipengurus penginapan sibuk mondar-mandir, menyiapkanmakanan untuk rombongan Josar. Josar kepada Abgar Raja Edessa, Salam, Paduka, pengawal-pengawalku ini membawakan untukmu jawaban si orang Nazaret. Aku memohon kepadamu, Tuanku, agar memiliki keyakinan karena Yesus berkata bahwa kau akan sembuh. Aku tahu dia akan menunjukkan keajaiban itu tetapi jangan tanya aku bagaimana atau kapan dia akan melakukannya. Aku mohon perkenanmu, Rajaku, untukku tetap di Yerusalem dekat dengan Yesus. Hatiku berkata bahwa aku harus tetap di sini. Aku merasa perlu mendengarkan suara-nya mengikutinya sebagai yang paling rendah di antara murid muridnya. Semua yang kumiliki kaulah yang memberikan kepadaku dan karena itu, Paduka, berlakulah

menurut kehendakmu dengan harta milikku, rumahku, budak-budakku, jika kau rasa pantasberikanlah kepada orang-orang yang papa dan membutuhkan. Aku akan tetap di sini dan untuk, mengikuti Yesus. Aku hampir tidak, membutuhkan apa pun. Aku juga merasa bahwa sesuatu akan terjadi karena para imam di kuil menghina Yesus karena dia menyebut diri Putra Tuhan dan karena dia hidup sesuai dengan hukum Yahudi sementara para imam itu sendiri tidak. Aku memohon kepadamu, Paduka, pengertianmu dan perkenanmu untukku melangkah mengikuti takdirku Abgar membaca surat Josar dan dirundung perasaansedih. Orang Yahudi itu tidak akan datang ke EdessadanJosar akan tetap di Yerusalem. Orang-orang yang mendampingi Josar telah menempuhperjalanan tanpa istirahat untuk menyampaikan kedua suratitu kepada sang raja. Mula-mula Abgar membaca surat Josar dan sekarang iaakan membaca surat Yesus, tetapi hatinya sudah melepasseluruh harapan, sekarang dia tidak terlalu peduli lagi apayang ditulis orang Nazaret itu untuknya. Ratu memasuki kamar, matanya penuh kecemasan. \"Aku dengar sudah datang berita dari Josar.\" \"Benar. Orang Yahudi itu tidak akan datang. Josarmeminta izinku untuk tetap di Yerusalem. Dia ingin akumembagi-bagikan hartanya kepada kaum miskin. Dia sudahmenjadi murid Yesus.\" \"Jika demikian, apakah orang itu begitu luar biasanyahingga Josar mau meninggalkan segalanya demimengikutinya? Betapa ingin aku mengenal orang itu!\" \"Kau juga akan meninggalkan aku?\" \"Paduka, kau tahu aku tidak akan begitu, tetapi akusungguh percaya bahwa Yesus adalah Tuhan. Apa yang diatulis dalam suratnya?\" \"Aku belum membuka segel suratnya; tunggu, akankubacakan untukmu.\"

Berkah atasmu, Abgar, karena kau sudah memercayaiku,orang yang belum pernah kautemui. Mengenai diriku sudah tertulis: mereka yang sudahmelihatku tidak akan percaya padaku, agar mereka yangbelum pernah melihatku dapat memercayai, dan terberkati, danhidup. Sedangkan mengenai bantuan yang kauminta dariku, agaraku datang menemuimu untuk berada di sisimu, aku harustetap di sini dan melaksanakan semua hal yang menjadi tujuanaku diutus, supaya setelah selesai nanti aku bisa kembali padaDia yang telah mengutusku. Tetapi setelah kebangkitanku, setelah aku kembalikepada-Nya, aku akan mengutus salah seorang muridku, yangakan menyembuhkan penyakitmu dan memberi kehidupankepada dirimu dan semua yang bersamamu. \"Rajaku, orang Yahudi itu akan menyembuhkanmu.\" \"Bagaimana kau bisa yakin?\" \"Kau harus percaya. Kita harus percaya danberkeyakinan dan menunggu.\" \"Menunggu? Apa kau tidak lihat bagaimana penyakit inimenggerogotiku? Setiap hari aku merasa semakin lemah, dansebentar lagi aku tidak akan sanggup memperlihatkan dirikubahkan kepadamu. Aku tahu rakyatku berbisik-bisik dan bahwa musuh-musuhku sedang menunggu, dan bahkan ada yang membisikiMaanu, putra kita, bahwa dia akan segera jadi raja.\" \"Waktumu belum tiba, Abgar. Aku tahu itu.\" http://anesularnaga.blogspot.com

4 Sofia Galloni, sambil duduk di sebuah meja di kantorkejahatan seni di markas carabinieriturin, sedang berbicara ditelepon dengan spesialis komputer unit itu di Roma. \"Marco sedang tidak di sini, Minerva. Dia tadi berangkatpagi-pagi dan pergi ke katedral. Katanya dia akan di sanahampir sepanjang hari ini.\" \"Ponselnya mati, yang kudapat hanya voice mailnya.\" \"Dia benar-benar tenggelam dalam kasus ini. Kau tahusudah bertahun-tahun dia mengatakan bahwa seseorang inginmenghancurkan kafan itu. Kadang-kadang aku bahkanmerasa dia benar. Dengan semua katedral dan gereja di Italia,sepertinya satu-satunya yang pernah kena musibah hanyakatedral Turin, begitu banyak 'kecelakaan' sampai-sampaisiapa pun bisa curiga. Lalu orang-orang dengan lidah dipotongini. Maksudku, mengerikan,kan?\" \"Giuseppe memintaku mencari informasi tentang sekte-sekte keagamaan, untuk melihat apakah ada yang memangsenang melakukan hal macam itu. Marco juga meneleponkusoal itu. Katakan pada mereka aku belum dapat apa-apa.Satu-satunya yang berhasil kutemukan sejauh ini adalahbahwa perusahaan yang ditunjuk untuk melakukanpemugaran sudah lama beroperasi di Turin lebih dari empatpuluh tahun dan mereka selalu punya banyak pekerjaan.Klien terbesar mereka adalah Gereja. Belum lama ini mereka memperbaiki sistem kelistrikandisebagian besar biara dan gereja di daerah itu, dan merekabahkan merombak tempat kediaman kardinal. Perusahaan iniberbentuk korporasi, tetapi, salah satu pemegang sahamnyaadalah pengusaha besar dia punya beberapa perusahaanpesawat terbang, perusahaan kimia... Untuk dia, bisnispemugaran ini hanya peccato minuto.\"

\"Siapa dia?\" \"Aku yakin kau pernah dengar. Umberto D'Alaqua. Diaselalu muncul di halaman bisnis. Benar-benar orang yangpiawai dalam bidang keuangan yang perhatikan ini jugapemilik sebagian besar saham perusahaan yang memasangkabel listrik dan pipa air, pokoknya urusan saluran air. Tetapiitu belum semua; dia juga pemegang saham di perusahaan-perusahaan lain yang berumur pendek tapi pada suatu saatpernah punya hubungan dengan katedral di Turin. Ingatkebakaran-kebakaran lain sebelum '97, September '83,misalnya, persis sebelum Keluarga Savoy menyerahkan kafanitu ke Vatikan? Musim panas itu Gereja mulai membersihkanbagian muka katedral, dan menara tertutup perancah. Tidakada yang tahu bagaimana kejadiannya, tetapi api mulaiberkobar. D'Alaqua juga pemilik perusahaan yangmengerjakan pembersihan itu. Dan ingat waktu pipa-pipapecah di plaza katedral gara-gara ada pekerjaan perbaikankeramik lantai, dan semua jalan di sekitarnya jadi terendam?Nah, D'Alaqua juga memiliki sebagian besar saham dalamperusahaan keramik itu.\" \"Sebaiknya kita jangan gegabah mengambil kesimpulan,\"ujar Sofia. \"Tidak ada anehnya kalau seseorang memilikisaham di beberapa perusahaan yang mengerjakan proyek diTurin. Mungkin banyak yang seperti dia.\" \"Aku tidak gegabah,\" Minerva protes. \"Akuhanyamembeberkan fakta. Marco ingin mengetahui segalanyadan di dalam 'segalanya' itu nama D'Alaqua muncul beberapakali. Orang ini pasti punya hubungan yang baik sekali dengankardinal di Turin, yang berarti juga dengan Vatikan. Danomong-omong, dia masih lajang. Katakan pada Marco akuakan mengirim semua yang sudah kudapat sejauh ini lewat e-mail. Berapa lama kalian akan di Turin?\" \"Entah. Marco belum bilang. Dia ingin bicara sendiridengan para pekerja katedral dan staf di kantor keuskupan,dan dia juga memutuskan untuk menemui orangdan

pencurian dua tahun yang lalu itu. Kurasa kami akan di sinitiga atau empat hari lagi, tapi kau akan diberitahu.\" Sofia memutuskan untuk pergi ke katedral dan berbicaradengan Marco. Dia sendiri ingin melihat-lihat, untuk lebih merasakanapa yang ada dalam pikiran atasannya itu. Sebenarnya diaingin mengajak Pietro, Giuseppe, atau Antonino, tetapi merekasemua sedang tenggelam dalam tugas mereka sendiri. Merekasudah bekerja dengan Marco selama bertahun-tahun danMarco benar-benar memercayai mereka. Pietro dan Giuseppe adalah anggota kepolisianItalia, carabinieri, yang tidak mempan suap dan seperti anjingpelacak dalam menangani kasus. Mereka, beserta Antoninodan Sofia, yang memegang gelar doktor dalam bidang seni,dan Minerva, si genius komputer, adalah tim inti Marco. Tentusaja masih ada yang lain, tetapi Marco paling memercayai danmengandalkan mereka berlima. Sekian tahun yang dilaluibersama telah membuat mereka semua berteman. Sofia sangat sadar bahwa dia menghabiskan lebih banyakwaktu di pekerjaan daripada di rumah. Dia belum pernahmenikah, dan dia katakan kepada dirinya sendiri bahwa diatidak punya waktu, prioritas pertamanya selama ini adalahkariernya, gelar doktornya, posisinya di Divisi Kejahatan Seni,perjalanan yang menjadi bagian dari pekerjaan itu. Dia baru berulang tahun keempat puluh dan dia tahu,dia tidak membohongi diri bahwa kehidupan cintanya benar-benar kacau. Beberapa tahun ini, mungkin hanya karena sekianlamanya waktu yang mereka lewatkan bersama, dia dan Pietroterhanyut memasuki sesuatu yang lebih dari sekadarpertemanan, mulai diam-diam berbagi kamar bila merekabepergian, pada malam-malam tertentu menghabiskan waktubersama sepulang kerja. Pietro pulang bersamanya, merekaminum-minum, makan malam, pergi tidur, dan sekitar pukuldua atau tiga pagi tanpa banyak suara Pietro bangun danpergi. Tetapi, meski dia dan Pietro sekali-sekali tidur bersama,

Pietro tidak akan pernah meninggalkan istrinya, dan Sofia puntidak begitu yakin dia ingin Pietro mengambil langkah itu.Keadaan seperti ini saja sudah baik. Di kantor, mereka berusaha menyembunyikan segalasesuatunya. Tetapi Antonino, Giuseppe, dan Minerva tahu. Dan Marcoakhirnya mengajak mereka bicara dan tanpa tedeng aling-aling berkata bahwa mereka sudah cukup tua untuk berbuatsesuka mereka, tetapi dia harap kehidupan pribadi merekatidak akan mengganggu pekerjaan atau kelancaran kerja tim. Sofia dan Pietro sepakat bahwa apa pun yang terjadi diantara mereka, itu adalah rahasia mereka dan tidak bisadibicarakan dengan rekan-rekan mereka-mereka tidak bolehmencuci kain bersih atau pun kotor di depan orang-orang.Sejauh ini cara itu berhasil, meski mereka tidak pernahbenar-benar menguji. Mereka jarang sekali bertengkar,kalaupun ada itu hanya pertengkaran kecil, bukan sesuatuyang tidak bisa mereka selesaikan. Mereka sama-sama tahuhubungan ini tidak bisa berlanjut kemana-mana, jadi merekaberdua tidak menyimpan harapan apa pun. Marco sedang tenggelam dalam pikirannya, duduk hanyabeberapa yard dari peti peraga yang menyimpan Kafan Suci.Dia mendongak, kaget, ketika Sofia menyentuh lembutbahunya, lalu tersenyum dan menepuk bangku di sebelahnya. \"Mengesankan, bukan?\" katanya, selagi Sofia mengambiltempat di sampingnya. \"Ya, memang palsu, tetapi tetap saja mengesankan.\" \"Palsu? Aku tidak akan setelak itu memberikan penilaian.Ada sesuatu yang misterius dalam kafan ini, sesuatu yangbelum bisa dijelaskan para ilmuwan. NASA menetapkanbahwa citra pada kain itu tiga dimensi. Ada ilmuwan yangyakin itu adalah hasil radiasi yang belum diketahui ilmuwandan ada lagi ilmuwan lain yang akan bersumpah bahwa yangtercetak itu darah.\" \"Marco, kautahu sebaik aku bahwa penarikhan radio-karbon tidak pernah berbohong. Doktor Tite dan

laboratorium-laboratorium yang melakukan pengujian tidakmungkin membiarkan ada kesalahan apa pun. Kain ini berasal dari abad ketiga belas atau keempatbelas, antara 1260 dan 1390, dan tiga laboratorium yangberbeda menyatakan begitu. Probabilitas kesalahannya sekitar lima persen. DanGereja sudah menerima hasil pengujian karbon keempatbelas.\" \"Tetapi tak seorang pun bisa menjelaskan bagaimanagambaran di kain itu dibuat. Dan kuingatkan kau bahwa foto-foto tiga dimensi menunjukkan ada kata-kata INNECE tertulisdi wajah itu tiga kali.\" \"Ya, sampai mati.\" \"Dan di sisi yang sama, dari atas ke bawah, lebihkedalam, ada beberapa huruf: SN AZARE.\" \"Yang bisa dibaca NEAZARENUS,\" ujar Sofia. Merekasudah pernah melalui jalan ini sebelumnya. \"Di atas, lebih banyak lagi huruf: IBER....\" \"Dan sebagian orang berpendapat huruf-huruf yanghilang membentuk kata TIBERIUS.\" \"Dan koin-koin, lepton-lepton itu?\" \"Pembesaran gambar menunjukkan lingkaran-lingkarandi atas mata, dan khususnya di mata kanan sebagian orangmerasa melihat sebuah koin, yang di masa itu biasa dipakaiuntuk menahan mata orang meninggal agar tetap terpejam.\" \"... yang bisa saja dibaca...\" desak Marco. \"Ada orang yang mengatakan bahwa dengan menyatukanhuruf-huruf itu mereka bisa membaca tulisan TIBEPIOYCAICAPOC, Tiberius Caesar, yaitu inskripsi yang tampak padauang logam yang dibuat pada masa Pontius Pilatus. Koin-koinitu terbuat dari perunggu dan ditengahnya terdapat gambartongkat lengkung sang peramal.\" \"Kau ahli sejarah yang hebat, Dottoressa, yang berartikau sama sekali tidak memperhitungkan iman.\" Sofia tersenyum, lalu bersikap serius lagi. \"Marco, boleh aku menanyakan sesuatu yang pribadi?\"

\"Kalau kau tidak boleh, lalu siapa?\" \"Yah, aku tahu kau beragama Katolik maksudku, kitasemua Katolik, kita ini kan orang Italia, dan setelah sekiantahun yang dilewatkan dengan katekismus dan parabiarawati, pasti ada yang menempel tetapi apakah kaupercaya? Sungguh-sungguh percaya? Karena memiliki iman itu sesungguhnya lebih darisekadar 'beragama Katolik,' dan kurasa kau punya iman itu,kurasa kau yakin bahwa laki-laki di kafan itu adalah Kristus,jadi kau tidak peduli apa yang dikatakan para ilmuwan kaupercaya.\" \"Yah, memang pelik. Aku tidak yakin, sungguh, apa yangkupercayai dan apa yang tidak. Ini tidak erat berkaitandengan apa yang dikatakan Gereja, dengan yang mereka sebut'iman,' dan ada beberapa hal yang menurut logikaku tidaksesuai. Tetapi kain linen satu ini memiliki sesuatu yangistimewa magis, kalau kau mau menyebutnya begitu. Bukansekadar sepotong kain.\" Mereka berdiam diri, merenungkan potongan linendengan cetakan gambar seorang laki-laki yang, jika bukanYesus, sudah mengalami siksaan yang sama seperti Yesus.Seorang laki-laki yang, menurut para cendekiawan danpenelitian antropometrik yang dilakukan oleh GiovanniBattista Judica-Cordiglia, pastilah mempunyai berat badanantara 87 dan 90 kilogram, tinggi badan antara seratus tujuhpuluh dan seratus tujuh puluh lima senti, dan yang rautmukanya tidak khas dari kelompok etnik tertentu. Setelah kebakaran, katedral ini ditutup untuk umum danakan tetap tutup selama beberapa waktu, maka sekali lagikafan ini akan dipindahkan ke ruang penyimpanan di BancoNazionale. Keputusan itu diambil oleh Marco, dan Kardinalsudah setuju. Kafan ini adalah harta yang paling berhargadalam katedral, salah satu relik agama Kristen yang palingpenting, dan melihat situasinya, akan jauh lebih terlindungjika berada jauh di dalam ruang penyimpanan bank.

Sofia meremas lengan Marco. Dia tidak ingin Marcomerasa sendiri; dia ingin Marco tahu bahwa dia percayapadanya. Sofia mengagumi Marco, nyaris memujanya, karenaintegritasnya dan karena, di balik kesan pria yang dingin dantangguh yang ditumbuhkannya, Sofia tahu ada seorang priasensitif yang selalu siap untuk mendengarkan, seorang priabersahaja yang selalu siap mengakui bila orang-orang lainlebih tahu dari dirinya, sekaligus sebagai seorang pria yangcukup yakin akan dirinya sendiri hingga tidak akan pernahmelepaskan wewenangnya. Bila mereka memperdebatkan keotentikan suatu karyaseni, Marco tidak pernah memaksakan pendapat dan selalumembolehkan anggota-anggota tim menyampaikan pendapatmereka, dan Sofia tahu Marco terutama menghormatipendapatnya. Beberapa tahun yang lalu Marco mulaimenyebutnya Dottoressa, untuk menghormati catatanakademisnya: gelar doktor dalam bidang sejarah seni, gelarstrata satu dalam bidang bahasa-bahasa kuno, satu gelardalam filologi Italia. Dia bisa berbicara dalam bahasa Inggris,Prancis, Spanyol, dan Yunani dengan fasih dan juga pernahmempelajari bahasa Arab, yang bisa dia baca dan pakai untukberkomunikasi secara umum. Marco memerhatikan Sofia dari sudut matanya, merasatenang dengan kehadiran perempuan itu. Meski diamenghormati prestasi-prestasi akademis Sofia danmengandalkan keahlian profesional Sofia yang luas itu, tetapsaja dia merasa bahwa sungguh sayang seorang perempuanseperti Sofia belum menemukan pria yang tepat. Sofia sangatmenarik cantik malah. Pirang, bermata biru, ramping, lucu,dan cerdas, sangat cerdas meski Sofia sendiri sepertinya tidaksadar betapa luar biasa dirinya. Paola selalu memasang matamencarikan seseorang untuk Sofia, tetapi sejauh ini semuaupaya Paola gagal; pria-pria itu entah merasa terancam ataukalah oleh kecerdasan Sofia. Marco tidak bisa mengertimengapa seorang perempuan seperti itu bisamempertahankan hubungan yang stabil dengan Pietro, yang

kelihatannya sama sekali bukan kelas Sofia. Tetapi Paolamemintanya untuk tidak ikut campur karena Sofia jelas-jelasmerasa nyaman dengan hubungan itu.Pietro adalah orang yang terakhir masuk tim Marco. Diasudah sepuluh tahun bergabung dengan divisi ini. Dia seorangpenyelidik yang baik, cermat, sangat teliti, dan tidak mudahpercaya yang berarti tidak ada yang dia lewatkan, sekecil apapun dan meski kelihatannya tidak penting. Dia pernah bekerjadi Divisi Pembunuhan selama bertahun-tahun tetapi mintadipindahkan bosan, katanya, melihat darah. Apa punalasannya, dia meninggalkan kesan baik ketika orang-orang diatas mengundangnya untuk wawancara dan membuka satuposisi untuknya dalam tim Marco sebagai jawaban ataskeluhan kronis Marco bahwa divisinya kekurangan tenaga.Marco bangkit dan Sofia mengikuti. Mereka mengitarialtar utama dan memasuki sakristi. Di sana mereka melihatseorang pastor, salah satu pria muda yang bekerja di kantorkeuskupan, sedang masuk dari pintu lain.\"Ah, Signor Valoni, saya sedang mencari-cari Anda!Kardinal ingin bertemu Anda di kantornya. Van lapis bajaakan datang mengambil Kafan Suci sekitar setengah jam lagi.Salah seorang anak buah Anda Antonino, kurasa tadimenelepon untuk memberitahu kami. Kardinal berkata diatidak akan bisa tenang beristirahat sampai dia tahu kafan ituaman di dalam bank, meskipun tak seorang pun bisamelangkah tanpa bertabrakan dengan salahseorang carabinieri yang Anda kirim.\"\"Terima kasih, Padre. Kafan itu akan dikawal sampaimemasuki ruang penyimpanan, dan saya sendiri akan beradadi dalam van lapis baja untuk memastikan Kafan Suci tibadengan selamat.\"\"Yang Agung sudah meminta Padre Yves untukmendampingi Kafan Suci sampai ke bank, sebagai wakilGereja dan untuk memastikan bahwa semua yang mungkindilakukan sudah dilakukan demi keamanan relik itu.\" \"Bolehsaja, Padre, saya tidak berkeberatan.\"

Kardinal terlihat gugup ketika Marco dan Sofia memasukikantornya.\" Signor Valoni! Masuklah, masuklah!Dan Dottoressa Galloni! Mari, silakan duduk.\"\"Yang Agung,\" kata Marco, \" Dottoressa Galloni dan sayaakan mendampingi Kafan Suci ke bank. Saya tahu bahwaPadre Yves akan ikut bersama kami.\"\"Ya, ya, tetapi bukan itu alasannya saya ingin berbicaradengan Anda. Saya ingin Anda tahu bahwa Vatikan sangatprihatin dengan masalah ini, kebakaran ini. Monsinyur Aubrysudah menegaskan bahwa Paus sendiri pun cemas, danMonsinyur meminta saya untuk terus menyampaikankepadanya semua perkembangan baru supaya dia bisalangsung melapor kepada Bapa Suci. Jadi, Signor Valoni, sayaharus bersikeras bahwa Anda selalu memberitahu sayabagaimana kemajuan penyelidikan Anda. Tentu saja Andaboleh mengandalkan kebijakan absolut kami.\"\"Yang Agung, kami masih belum tahu apa-apa satu-satunya yang kami punya adalah sesosok mayat di kamarjenazah. Laki-laki berusia sekitar tiga puluh tahun, belumteridentifikasi, tanpa lidah. Kami tidak tahu apakah dia orangItalia atau Swedia atau mana. Kami bekerja duapuluh empatjam sehari untuk mengembangkan petunjuk-petunjuk lain.\"\"Tentu, tentu... Saya akan memberi Anda nomor pribadisaya, di tempat kediaman saya, dan nomor ponsel saya,supaya Anda bisa menghubungi saya dua puluh empat jamsehari seandainya Anda menemukan apa saja yang penting.Saya ingin tahu setiap langkah yang Anda ambil.\"Kardinal menuliskan nomor-nomor teleponnya di sebuahkartu, yang Marco selipkan ke dalam saku kemejanya. Diatidak punya niat memberitahu Kardinal tentang gang-gangbuntu yang ditunjukkan investigasinya, supaya Kardinalsendiri bisa melapor kepada Monsinyur Aubry, yang akanmelapor pada Sekretaris Muda Negara, yang akan melaporpada Sekretaris Negara, yang akan melapor pada Tuhan tahusiapa-lalu masih ada lagi Paus sendiri.

Tetapi dia tidak mengatakan itu kepadanya. Dia hanyamengangguk. \"Bila Kafan Suci sudah aman di dalam ruangpenyimpanan di bank, Signor Valoni, saya ingin Anda danPadre Yves segera menelepon saya.\" Marco mengangkat alis keheranan. Kardinal inimemperlakukannya seolah dia bekerja untuknya, bukan DivisiKejahatan Seni. Tetapi, dia memutuskan untuk mengabaikankelancangan keuskupan ini. Dia berdiri dan Sofiamengikutinya. \"Kami mohon diri, Yang Agung, mobil lapis baja pastihampir tiba.\" http://anesularnaga.blogspot.com

5 Ketiga laki-laki itu berbaring di pelbet, beristirahatmasing-masing dengan pikirannya sendiri. Mereka telah gagal,dan mereka harus meninggalkan turin beberapa hari lagi.Kota itu sekarang berbahaya bagi mereka. Saudara mereka tewas dalam kebakaran di katedral danotopsi sudah pasti akan mengungkap bahwa dia tidak punyalidah. Sama seperti mereka bertiga. Berusaha kembalimemasuki katedral pada tahap ini sama saja dengan bunuhdiri; kontak mereka sudah memberitahubahwa carabinieri ada di mana-mana, menginterogasi semuaorang, dan bahwa dia tidak akan bisa tenang beristirahatsampai mereka keluar dari kota ini. Mereka pasti pergi, tetapi selama paling tidak dua hari,sampai carabinieri melonggarkan jerat pemeriksaan dan mediapergi menyerbu bencana lain, mereka akan tetap bersembunyidalam tempat perlindungan di bawah tanah ini. Ruang bawah tanah itu lembap, berbau apak, dan nyaristidak ada ruang untuk berjalan. Kontak mereka sudahmenyiapkan makanan dan air untuk tiga atau empat hari. Diamengatakan bahwa dia baru akan kembali setelah yakinbahaya sudah lewat. Dua hari sudah berlalu dan rasanyalama sekali. Ribuan mil dari ruang bawah tanah itu, di New Vork,dalam sebuah menara dan kaca dan baja, di sebuah kantoryang seluruhnya kedap suara dan dilengkapi alat-alatpengaman canggih, tujuh pria berpakaian perlente sedangmerayakan kegagalan kelompok di Turin dengan segelasanggur burgundy kualitas terbaik. Yang melebihi rasa menang itu adalah rasa lega. Merekasudah mengaji ulang secara terperinci informasi yang merekaterima. Peristiwa-peristiwa bergulir hampir menyerempetbencana dan mereka sudah memutuskanuntuk mengambil

tindakan-tindakan lain seandainya ketika kebutuhan itutimbul lagi. Usia ketujuh pria itu berkisar sekitar lima puluh sampaitujuh puluh tahun. Yang tertua mengangkat tangannyasedikit dan yang lain terdiam, menanti. \"Satu-satunya kekhawatiran yang masih tersisa dalampikiranku adalah informasi yang kita terima tentang detektifini, Kepala Divisi Kejahatan Seni. Sepertinya kali ini dia tidakakan cepat-cepat melepas masalah ini dan mungkin akanmemandang melampaui insiden terakhir ini.\" \"Kita akan melipat duakan tindakan pengamanan danmemastikan bahwa orang-orang kita terus membaur dengansempurna ke latar belakang. Aku sudah bicara dengan Paul.Dia akan berusaha mengikuti apa yang dilakukan si Valoniini, tetapi itu tidak akan mudah. Apa pun yang janggal bisamembuat Paul diperiksa. Menurut hemat saya, Guru, kitasebaiknya tetap di belakang, merendah, tidak melakukan apapun hanya mengamati.\" Si pembicara ini bertubuh tinggi,atletis, berusia pertengahan lima puluhan, dengan rambutmulai memutih dan raut wajah yang cocok untuk ukuranseorang kaisar Romawi. Pria yang diajak bicara memerhatikan pria-pria lainnya. \"Ada pendapat lain?\" Semuanya setuju; untuk saat ini mereka hanya akanmengamati dari jauh sementara Valoni melakukanpekerjaannya, dan kontak mereka, Paul, akan diperintahkanuntuk tidak terlalu gigih mencari informasi. Mereka lalu menetapkan tanggal pertemuan berikutnyadan mengubah sandi yang akan mereka pakai sampai tanggalitu. Mereka sudah bersiap pergi ketika salah seorang darimereka, dengan aksen Prancis, menyuarakan pertanyaan yangada dalam benak mereka semua: \"Apakah mereka akan mencoba lagi?\" Sang guru menggeleng. \"Tidak, tidak dalam waktu dekat.Risikonya terlalu besar. Kelompok yang ini akan berusaha

keluar dari Italia, lalu mengontak Addaio. Kalaupun merekaberuntung dan berhasil kembali pada Addaio, mereka perluwaktu. Addaio tidak akan tergesa-gesa mengirim tim baru.\" \"Yang terakhir kali berjarak dua tahun,\" kenang si priayang beraut wajah Romawi. \"Dan kita akan tetap di sana menunggu mereka, sepertiyang selama ini kita lakukan,\" sahut gurunya. http://anesularnaga.blogspot.com

6 Josar mengikuti Yesus ke manapun Yesus pergi. Parapendamping Yesus sudah terbiasa dengan kehadiran Josardan sering mengundangnya untuk ikut meresapkan rasapersaudaraan bersama mereka. Melalui para pendampinginilah Josar mengerti bahwa Yesus sendiri tahu akan mati. Josar juga tahu bahwa, meski para pendampingmenasihati agar orang Nazaret ini melarikan diri, Yesusberkeras akan tetap di Yerusalem, melakukan apa yang telahditugaskan Bapanya. Sulit untuk dipahami mengapa sang Bapa menginginkansang Putra mati, tetapi Yesus membicarakan hal itu dengansangat tenang hingga kelihatannya memang seperti itulahseharusnya. Setiap kali melihat Josar, Yesus menunjukkan sikapbersahabat. Suatu hari, ia berkata kepada Josar: \"Josar, aku harus melakukan yang diperintahkankepadaku. Itulah sebabnya aku diutus ke sini oleh Bapaku.Dan persis seperti itu pulalah kau, Josar, punya misi yangharus kautuntaskan. Itulah sebabnya kau disini, kau akanmewartakan seperti apa aku ini, apa yang sudah kaulihat, danaku akan ada di dekatmu bila aku tidak lagi ada di antarakalian.\" Josar tidak memahami ucapan ini, tetapi tidak punyakeberanian untuk meminta penjelasan atau membantah sangGuru. Dalam hari-hari terakhir ini kabar angin semakin gencar.Para imam menginginkan orang Romawi membereskanmasalah Yesus dan Nazaret, sementara Pilatus, sanggubernur, berusaha menghasut orang-orang Yahudi untukmenghakimi pria yang juga warga mereka. Hanya masalahwaktu saja sebelum salah satu pihak bertindak.


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook