Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore Gence Membedah Anatomi Peradaban Digital

Gence Membedah Anatomi Peradaban Digital

Published by seputarfib, 2022-01-23 17:02:57

Description: Gence Membedah Anatomi Peradaban Digital

Search

Read the Text Version

Terbukti kemudian dalam perkembangan selanjutnya teori-teori Bandura banyak dipergunakan dalam upaya mengoptimasi peran manusia dalam bisnis, olahraga, pelayanan kesehatan, dan banyak aspek aktivitas sosial lainnya. Psikologi Komunitas Psikologi komunitas adalah pengembangan lain dari konsep kompleksitas psikososial. Sebagai makhluk yang hidup dalam sebuah tatanan ekosistem manusia menururt James Kelly berkembang berdasarkan analogi ekologis. Konsep psikologi komunitas James Kelly bukan sekadar memetakan hubungan antara lingkungan dengan manusia beserta pengaruh-pengaruhnya pada pembentukan produk mental seperti perilaku atau kepribadian. Teori Kelly justru lebih mengeksplorasi bagaimana sebuah komunitas manusia di dalam eksosistem dapat berfungsi atau menjalankan perannya. Menurut Kelly sekurangnya terdapat 4 prinsip dasar yang membentuk dan mengatur setting (tatanan) sosial manusia, yaitu : Pertama, adaptasi. setiap individu senantiasa mengembangkan kemampuan adaptifnya untuk menyesuaikan diri dengan kebutuhan yang muncul karena interaksi dengan komunitas dan lingkungannya. Kedua, suksesi. Setiap tatanan senantiasa mengembangkan struktur, norma, perilaku, dan kebijakan yang secara aktif mengintervensi dan membantuk sistem. Upaya suksesi adalah upaya untuk mempertahankan tatanan yang telah terbentuk dan diyakini kebenrannya. Ketiga, siklus sumber daya. Setiap tatanan komunitas senantiasa memiliki sumber daya yang akan mereka identifikasi, kembangkan, dan perkuat baik secara individual, kelompok, maupun secara institusional. Konsep ini secara lokal kita kenal sebagai masyarakat adat, RT, RW, dan bahkan kelompok arisan atau pengajian. Kecenderungan komunitas adalah mempertahankan kekuatan yang telah dimiliki ketimbang mengaksespsi pengaruh dari luar untuk berubah. Konsep ini menjadi sangat pentinmg untuk iketahui dalam proses pemilihan calon kepala daerah. Keempat, interdependensi. Sebuah tatanan komunitas terbentuk dari kompleksitas interaksi yang memiliki hubungan asosiatif dan Membedah Anatomi Peradaban Digital — 201

korelatif. Perubahan atau upaya-upaya untuk mengubah tatanan akan menimbulkan dampak berantai yang mempengaruhi keseluruhan tatanan komunitas. Berangkat dari prinsip-prinsip dasar yang dirumuskan James Kelly, maka Watzlawick dan kawan-kawan mengembangkan sebuah teori tentang tahapan perubahan dan respon yang dikembangkan oleh komunitas dalam menyikapi suatu masalah sosial. Secara umum tahapan respon komunitas terbagi dua, yaitu : orde pertama dan orde kedua (first and second order change). Orde perubahan pertama terfokus pada individu dalam tatanan komunitas yang bermasalah. Sedangkan Respon orde kedua lebih berfokus pada perubahan sistem secara struktural yang termanifestasi dalam kebijakan. Contoh kongkretnya adalah apabila di lingkungan kita ada beberapa orang tuna wisma (gelandangan), maka respon orde pertama adalah sebagian warga yang mampu akan menyediakan penampungan sementara. Sedangkan respon orde kedua lebih bersifat futuristik dan berimplikasi jangka panjang, yaitu mendesak sistem di tingkatan yang lebih tinggi untuk mengembangkan kebijakan rumah murah, sehat, dan layak huni dengan harga subsidi sehingga terjangkau oleh masyarakat yang membutuhkan. Dalam konteks sejenis, respon orde kedua inilah yang mendasari munculnya jaminan kemananan sosial (social security), asuransi kesehatan, atau jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas). Nilai-nilai yang terkorelasi dengan psikologi komunitas yang sekaligus menjadi tujuan manusia membangun masyarakat atau komunitasnya adalah antara lain: • Penguatan (empowerment), posisi tawar sebuah kelompok akan menjadi lebih kuat, sinergi berbagai potensi yang ada di dalamnya akan membuat komunitas dapat saling mengisi dan anggotanya saling berpartisipasi. Dalam bahasa Cornell Empowerment Group: “An intentional, ongoing process centered in the local community, involving mutual respect, critical reflection, caring, and group participation, through which people lacking an equal share of resources gain greater access to and control over those resources.” • Keadilan sosial, psikologi komunitas menunjukkan bahwa pada hakikatnya setiap manusia senantiasa mencari tataran keadilan 202 — G.E.N.C.E.

dimana kebutuhan dasarnya untuk hidup secara layak terpenuhi. Konsep layak bagi manusia antara lain adalah terbebasnya dari kezaliman yang menindas hak-hak azasi. • Kenyamanan individual, atau individual wellness yang merupakan bagian dari well-being. • Keberagaman, dalam sebuah komunitas yang termanifestasi dalam konsep diferensiasi sosial yang terdiri dari etnis, budaya, orientasi seksual, dan kelompok profesi. • Partisipasi masyarakat, pada dasarnya setiap anggota komunitas dapat eksis dan mengaktualkan dirinya melalui aspek kontribusi yang dikenal pula sebagai partisipasi aktif. • Kolaborasi dan kekuatan komunitas, sinergi dan kerjasama antar komponen komunitas dan antar komunitas yang kemudian akan menghasilkan tata nilai berbasis kesepahaman dan kesaling- membutuhkan. • Kepekaan psikologi komunitas, di mana setiap elemen di dalam komunitas teridentifikasi memiliki beberapa variabel terukur (indeks kepekaan psikologi komunitas) yang merupakan faktor pendorong untuk menumbuhkan saling pengertian, dan kepedulian terhadap sesama anggota komunitas (faktor pelekat). Seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang teramat pesat, nilai-nilai pembangun komunitas bergeser ke dalam sebuah media yang disebut sebagai jejaring sosial. Ekspresi personal melalui pemutakhiran status dan tulisan dinding, serta basis data koneksi sosial yang tersimpan di dalam server seoalh telah membangun sebuah “negeri” yang tak lagi dapat didefinisikan secara geografi meski masih mengenal karakter antrropologis yang meliputi budaya dan bahasa. Secara lebih sederhana dapat diprakirakan akan muncul sebuah tatanan psikososial baru yang akan segera melahirkan norma dan etika yang akan menjadi acuan moral secara global. Membedah Anatomi Peradaban Digital — 203

Simpulan Mengacu kepada pendekatan social cognitive learning dari Bandura dan Psikologi Komunitas dari James Kelly, proses aktualisasi diri (hierarki tertinggi dalam piramida Maslow) melalui jejaring sosial, termasuk dengan pemutakhiran status sebenarnya adalah sebuah proses pembentukan nilai-nilai baru yang mengakomodir kohesivitas (kelekatan), kolaborasi atau kerjasama, partisipasi, kenyamanan, dan penguatan psikososial. Sementara fenomena penggunaan kata kunci yang terekam sebagai tren di kurun waktu dan lokus tertentu menunjukkan adanya kecenderungan komunal yang bermanfaat dalam mengidentifikasi “masalah bersama” dan kebutuhan komunal. Terlepas dari faktor distorsi dan falsifikasi yang sangat mungkin terjadi, kata kunci dan status di jaringan sosial adalah fenomena yang mewakili pandangan atau pendapat dari orang pertama (first person point of view) tentang kenyataan yang tengah dihadapinya. Inilah suatu genre realitas baru, di mana batas antara subyektivitas dan obyektivitas dapat berbaur. Di satu sisi indikator-indikator obyektif semakin mudah terukur dengan adanya keterlacakan jejaring internet baik melalui Google Analytic, Webometrix, Mediametrix, Alexa dan banyak fasilitas sejenis lainnya. Jumlah kunjungan, berapa lama waktu seseorang singgah, apa yang diunggah dan diunduh, serta apa yang mereka tanyakan serta cari, semua dapat dideteksi karena sifat jaringan yang selalu terkoneksi. Sebaliknya kesalahan yang tervalidasi oleh komunitas akan menimbulkan proses koroborasi atau penguatan terhadap fakta yang salah. Pada gilirannya fakta yang salah ini akan mewarnai pergeseran kebutuhan dan masalah di komunitas virtual global yang tanpa batas. Maka fenomenologi di era saiber dapat disimpulkan sudah berkembang tidak lagi hanya mengacu kepada pandangan orang pertama melainkan juga sekumpulan ekspresi perilaku obyektif yang terukur di sebuah dunia paralel yang bernama internet. Jimmy Wales pendiri Wikipedia mengedepankan tiga prinsip utama yang menjadi ciri kebenaran komunal yang tumbuh dari bawah dan bersifat tidak dogmatis: crowdsourcing, peer production, dan, open source intelligence (Andrew Lih, Wikipedia Revolution; How a Bunch of Nobodies Creates the World’s Greatest Encyclopedia, 2009). 204 — G.E.N.C.E.

Ketiga prinsip kesahihan ala Wikipedia ini sebenarnya adalah sebuah fenomena psikososial dimana kebenaran adalah tanggungjawab bersama dan partisipasi komunitas adalah sistem yang membangun dan menjaga kredibilitasnya. Maka ke depan fenomena ini akan mendorong tumbuhnya konsep user generated content menyusul citizen journalism dan layanan publik yang dapat diakses oleh siapa saja. Kata kunci dan status di jejaring sosial pada akhirnya akan menjadi “perekat” emosi yang mempersatukan “peer group” dan lambat laun akan semakin terkontrol oleh etika komunikasi baru yang tanpa kita sadari akan terbangun melalui serangkaian proses interaksi. Hukum, tata krama, dan etika yang mengendalikan perilaku tidak lagi ditetapkan secara sepihak, melainkan akan menjadi produk konsensus yang demokratis serta mewakili kepentingan banyak pihak serta melindungi kebutuhan bersama. Hasil analisa Google Analytic terhadap status sebuah situs Indonesia Membedah Anatomi Peradaban Digital — 205

Pengembangan Riset Akan diadakan net survey yang memetakan hubungan korelasional antara tingkat penggunaan internet dengan tingkat kepercayaan terhadap informasi yang didapat. Dengan sub karakter tingkat pendidikan, pendapatan, lokasi geografis, dan kelompok usia serta gender. Sebagai contoh, wanita kelompok usia 18-25 tahun dengan penghasilan perbulan Rp1.000.000,00,- dan merupakan pengguna internet aktif (lebih dari 2 jam perhari) memiliki tingkat kepercayaan terhadap informasi internet yang tervalidasi lebih dari 60%. Akan dipetakan juga hubungan antara profil psikologis pengguna internet dengan karakteristik status yang dicantumkan dalam jejaring sosial. Akan dilengkapi pula dengan sub karakter pengguna jejaring sosial berdasar tingkat pendidikan, pendapatan, status rumah tangga, status pekerjaan, lokasi geografis, kelompok usia, gender, gadget yang dipergunakan, dan intensitas penggunaan jejaring internet serta jejaring sosial. Hasil yang akan didapatkan dapat digambarkan dalam hipotesa sebagai berikut: terdapat hubungan sebab akibat antara profil psikologis pengguna jejaring sosial (Facebook) dengan karakter status yang diunggah dalam laman profil Facebook. *** 206 — G.E.N.C.E.

(4) Sistem Berpengetahuan-Tumbuh Terinspirasi Otak Manusia: Teori dan Aplikasi (Brain-Inspired Knowledge-Growing System: Theory and Application) oleh Arwin Datumaya Wahyudi Sumari Adang Suwandi Ahmad ABSTRAK Sistem Berpengetahuan-Tumbuh terinspirasi otak manusia (Brain- Inspired Knowledge-Growing System) adalah sebuah sistem berbasis agen kognitif yang memiliki kemampuan untuk menumbuhkan pengetahuannya seiring bertambahnya informasi yang ia terima seiring berjalannya waktu. Tidak seperti paradigma pembelajaran dalam Kecerdasan Tiruan yang telah ada, sistem tersebut memperoleh pengetahuan mengenai sebuah fenomena melalui interaksi dengannya dalam satu rangkaian pengamatan. Cara penumbuhan pengetahuan sistem adalah emulasi cara manusia berpikir melalui fusi pada penginferensian diekstraksi dari rangkaian pengamatan tersebut berbasis metoda fusi penginferensian-informasi Observasi Multi- waktu A3S (Arwin-Adang-Aciek-Sembiring) atau OMA3S. Dalam makalah ini akan disampaikan mekanisme pembelajaran Sistem Berpengetahuan-Tumbuh untuk memperoleh pengetahuan dari fenomena yang ia amati. Pengetahuan tersebut diukur oleh parameter Derajat Keyakinan. Kata Kunci Derajat Keyakinan, Fusi Penginferensian-Informasi, Kecerdasan Tiruan, Metoda OMA3S, Sistem Berpengetahuan-Tumbuh. Membedah Anatomi Peradaban Digital — 207

PENDAHULUAN Membangun sistem cerdas yang dapat menirukan sebagian kecerdasan manusia adalah salah satu tujuan dari dibentuknya disiplin keilmuan dan teknologi Kecerdasan Tiruan, istilah yang disuarakan oleh John McCarthy lebih dari 50 tahun lalu [1]. Karena sedemikian variatifnya, kecerdasan manusia dapat ditinjau dari beragam perspektif keilmuan seperti matematika, psikologi dan sosiologi, dan teknologi seperti nano teknologi dan pengolahan informasi secara paralel, sehingga muncul beragam pendekatan dan pengelompokkannya untuk mengemulasikan kecerdasan tersebut. Beberapa diantaranya adalah : • Ditinjau dari perspektif keagenan yakni agen cerdas [2]. • Berdasarkan topologinya [3]. • Berdasarkan teknik-teknik komputasi berbasis probabilistik yang disebut dengan Kecerdasan Komputasional (Computational Intelligence) [4] atau Soft Computing (SC) [5]. • Berdasarkan cara memperoleh pengetahuan dan jenis informasi yang diolah [6]. Kecerdasan manusia bersumber dari sebuah entitas yakni otak, pengolah informasi alami yang telah ada semenjak manusia dilahirkan. Di awal kelahiran bayi, meskipun otak diyakini telah memiliki pengetahuan awal berupa ingatan dasar (background memory), pengetahuan yang disimpan akan semakin bertambah seiring dengan semakin sempurnanya organ-organ penginderaannya untuk mempersepsikan fenomena-fenomena yang ada di lingkungan sekitarnya. Ilustrasi sederhana penumbuhan pengetahuan pada bayi beserta informasi yang ditumbuhkan di dalam otaknya diperlihatkan 208 — G.E.N.C.E.

pada Gambar 1. Gambar 1. Ilustrasi sederhana mekanisme penumbuhan pengetahuan pada manusia Dalam konteks epistemologi psikologis, pengetahuan dapat dibangkitkan melalui dua cara yakni berdasarkan pengalaman- pengalaman dan interaksi-interaksi [7]. Pembangunan dan pengembangan metoda-metoda untuk sistem-sistem cerdas yang dapat meningkatkan pengetahuannya berdasarkan pada pengalaman dan data lampau telah banyak dilakukan dalam bidang Pembelajaran Mesin (Machine Learning) [8] [9]. Ditinjau dari perspektif berbeda, sistem yang dibangun dalam penelitian ini dirancang memiliki kemampuan untuk menumbuhkan pengetahuan ketika dibutuhkan (just-in-time) saat berinteraksi dengan fenomena yang diobservasi [10]. Pengetahuan tersebut akan tumbuh hingga dianggap cukup untuk menjelaskan fenomena yang ia persepsikan dari fenomena tersebut. Dalam ilmu kognitif dari perspektif Jean Piaget, penumbuhan pengetahuan adalah Membedah Anatomi Peradaban Digital — 209

pembangunan kognitif (cognitive development) yakni proses-proses dalam akusisi pengetahuan dan informasi mengenai satu fenomena yang diobservasi melalui interaksi dengannya selama satu perioda waktu yang signifikan [11]. Dari penelitian yang telah dilakukan sejak 2007 di Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung (STEI ITB) telah dibangun Sistem Berpengetahuan-Tumbuh, yakni sebuah sistem berbasis agen kognitif yang memiliki kemampuan untuk menumbuhkan pengetahuannya seiring bertambahnya informasi yang ia terima seiring berjalannya waktu. Penumbuhan pengetahuan berjalan dalam satu siklus Penginderaan-Inferensi dan Formulasi Keputusan-Keputusan dan Tindakan (PIKT) [12] berlandaskan pada metoda fusi penginferensian-informasi Observasi Multi-waktu A3S (Arwin-Adang-Aciek-Sembiring) atau OMA3S [13] yang dibangun dari fusi keilmuan psikologi, matematika dan Teknik Elektro dan Informatika (TEI) [10]. Kualitas pengetahuan yang ditumbuhkan diukur menggunakan parameter Derajat Keyakinan [10][12-14]. Terkait pembangunan Sistem Berpengetahuan-Tumbuh yang mengemulasikan cara manusia berpikir, dalam makalah ini akan disampaikan mekanisme pembelajaran sistem untuk memperoleh pengetahuan dan menggunakannya sebagai landasan dalam pengambilan keputusan atau tindakan. Presentasi makalah ini adalah sebagai berikut. Pada Bagian 1 telah disampaikan latar belakang penelitian, dilanjutkan dengan Bagian 2 dimana akan disampaikan konsep dasar sistem, pembangunan sistem dan metoda penumbuhan pengetahuan berbasis metoda fusi fusi penginferensian-informasi A3S dan versi dinamisnya yakni metoda OMA3S. Contoh kasus sederhana cara sistem menumbuhkan pengetahuan akan diberikan pada Bagian 3. Makalah akan ditutup pada Bagian 4 dengan beberapa catatan penutup. SISTEM BERPENGETAHUAN-TUMBUH Konsep Dasar Selain definisi sistem yang telah disampaikan pada Bagian 1, berikut 210 — G.E.N.C.E.

disampaikan beberapa definisi yang sangat berkaitan [10]. • Penumbuhan pengetahuan adalah sebuah proses yang berlangsung dalam sistem ketika melakukan fusi penginferensian-informasi guna menumbuhkan pengetahuan baru. • Pengetahuan baru adalah pengetahuan yang ditumbuhkan oleh sistem yang merupakan ekstraksi dari informasi terfusi. Ekstraksi informasi ini disebut dengan penginferensian. Oleh karena itu penginferensian bersifat informasi yang komprehensif. • Informasi terfusi adalah hasil fusi terhadap informasi yang dipersepsikan oleh sensor-sensornya. • Penginferensian (inferencing) adalah informasi hasil ekstraksi informasi atau infomasi terfusi yang akan menjadi landasan bagi pengetahuan baru. • Derajat Keyakinan adalah satu ukuran yang memperlihatkan dinamika penumbuhan pengetahuan dari waktu ke waktu pengamatan yang diukur dengan nilai probabilitas atau prosentase. Membedah Anatomi Peradaban Digital — 211

2A.2rsAitresiktetkutrurSSiisstteemmddanaDniDagiraagmrAamlir PAenliurmPbeunhuanmPbeungheatanhuan FPiteunr-gfietutrashisuteamn[14] sebagaimana diperlihatkan pada arsitektur sistem pada Gambar 2 adalah: Fitur-fitur sistem [14] sebagaimana diperlihatkan pada arsitektur sistem pafSudissatieGpmeanmmgibenmaferirl2eiknaisdikaaenlma-ihan:mfoprmuaansi.penumbuhan pengetahuan melalui • SSisitsetmem mmememiliilkikii kemkaemmpamuapnuanpenumunbtuuhkan pmeennggehtaashilukaann pmeneglianlfueirefunsiapnednagrininfefroernmsaiasina-tianufopremngaesit.ahuan terfusi. • SSisitsetmem mmemeimlikiliiki baskisemapmenpgueatanhuanuntuukntukmenmgehnaysimilkpaann ppenengegtianhfueraenn. sPiaenngdeatarhi uinafnorymanagsidaitsaimu ppaenngmeetanhjaudainpteenrgfuetsaih. uan awal untuk menumbuhkan pengetahuan baru. • Sistem memiliki basis pengetahuan untuk menyimpan sdaintuyawPteaankkuatumnppppbeeeuannndhgggaaeeanttPmaaephhareuustnaaaagmnnned.ataaaiwlhnaukPa(a1ulen)knu.abgnneetrutmdakahesmnuagaregknnuaunnmaiyknbaafuonnrhgmmkaaetsnodi dypisaaeinnmAgg3pedSatiaynphaenruogalmnehebndajararudi.i Penumbuhan pengetahuan berdasarkan informasi yang diperoleh dari satu waktu pengamatan dilakukan menggunakan metoda A3S P Bj Ai 1n P Ai | Bj P Bj (1) ni1 n P Ai | Bk P Bk k1 P Bj Ai adalah Distribusi Probabilitas Pengetahuan Baru (DPPB) dengan i 1,...,n adalah multi-indikasi dan j 1,...,m adalah multi- hipotesa [14]. Pengetahuan baru diperoleh dengan mengaplikasikan Persamaan (2) dengan max ... dimana P j =P Bj Ai . i j 1,...,m P estimate P j (2) i 212 — G.E.N.C.E. 6

Gambar 2. Model Sistem Berpengetahuan-Tumbuh terinspirasi otak manusia. Diadaptasi dari [15]. Intisari Gambar 2 adalah sebagai berikut: Sistem memfusikan informasi hasil persepsi sensor-sensor terhadap fenomena yang diamati menggunakan metoda A3S sesuai Persamaan (3). Informasi terfusi adalah kombinasi informasi dari dua atau lebih sensor. Tidak ada fusi dari informasi yang berasal dari sensor tunggal. P j Pj (3) i i1 i P j adalah DPPB dimana i 1,..., adalah jumlah sensor dan i j 1,..., adalah jumlah informasi terfusi atau hipotesa, dimana 7 Membedah Anatomi Peradaban Digital — 213

2 1. Pengetahuan baru yang menjelaskan fenomena yang diamati direpresentasikan sebagai nilai maksimum DPPB yang ditunjukkan pada Persamaan (4). P estimate P j (4) i Menghasilkan penginferensian dari informasi terfusi. Penginferensian adalah ekstraksi DPPB. Dari pengamatan-pengamatan yang dilakukan sistem, akan diperoleh DPPB sebagai fungsi dari waktu pengamatan, atau f . Penginferensian dilakukan dengan mengaplikasikan Persamaan (5). P j 1 , jika P j j1 Pj (5) P j 0, jika P j j1 Pj penginferensian-informasi pada waktu pengamatan 1,..., . Memfusikan penginferensian-informasi dari beberapa waktu pengamatan untuk memperoleh penginferensian terfusi, yakni pengetahuan baru sistem yang direpresentasikan dalam bentuk Distribusi Probabilitas Pengetahuan Baru terhadap Waktu Pengamatan (DPPBtW), yang diperoleh dengan mengaplikasikan metoda OMA3S sesuai Persamaan (6). Pj 1P j (6) Pj adalah DPPBtW. Pengetahuan baru yang menjelaskan fenomena yang diamati direpresentasikan sebagai nilai maksimum DPPBtW yang ditunjukkan pada Persamaan (7). 8 214 — G.E.N.C.E.

P estimate Pj (7) Kualitas pengetahuan baru yang ditumbuhkan diukur menggunakan parameter Derajat Keyakinan yang diformulasikan pada Persamaan (8) [12]. Derajat _ Keyakinan P j estimate j 100% (8) 1 dengan dan j adalah probabilitas pengetahuan untuk hipotesa ke- j 1 yang terbaik pada waktu pengamatan 1 . 3. TEKNIK PENUMBUHAN PENGETAHUAN BERBASIS METODA OMA3S 3.1 Arsitektur Sistem dan Skenario Pembelajaran [10] Asumsikan sebuah Sistem Berpengetahuan-Tumbuh dengan lima sensor, 5 yakni S1,..., S5 pada Gambar 3 sedang mengamati suatu fenomena. Sistem akan memiliki sebanyak 25 5 1 26 hipotesa dan diantaranya terdapat hipotesa-hipotesa yang dapat menjelaskan fenomena yang sedang diamati. Dalam kasus ini hanya ditampilkan empat hipotesa H 4 yakni H1,..., H4 dengan waktu pengamatan sebanyak 5 yakni 1,..., 5 . Informasi hasil pengamatan diperlihatkan pada Tabel 1. 9 Membedah Anatomi Peradaban Digital — 215

Gambar 3. Ilustrasi Sistem Berpengetahuan-Tumbuh beserta kelima sensornya [10]. Dalam mempersepsikan hasil pengamatan, sensor-sensor akan memberikan salah satu dari dua kemungkinan fenomena yakni dideteksi keberadaannya atau tidak. Kedua keadaan tersebut direpresentasikan dalam bentuk biner ‘1’ dan ‘0’. Tabel 1. Informasi mengenai fenomena yang diindera dan dipersepsikan oleh multisumber informasi Waktu Informasi dari H1 Multi-Hipotesa H4 Pengamatan Sensor ke- 1 H2 H3 0 ke- S1 1 0 S2 00 1 00 10 216 — G.E.N.C.E.

S3 0 0 0 0 S4 0 0 0 0 S5 0 0 0 0 S1 0 1 0 0 S2 0 1 0 0 2 S3 0 1 0 0 S4 0 0 0 0 S5 0 0 0 0 S1 0 1 0 0 S2 0 1 0 0 3 S3 0 1 0 0 S4 0 0 0 0 S5 0 0 0 0 S1 0 0 0 0 S2 0 0 0 1 4 S3 0 0 0 1 S4 0 0 0 0 S5 0 0 0 0 S1 0 1 0 0 S2 0 1 0 0 5 S3 0 1 0 0 S4 0 0 0 0 S5 0 0 0 0 3.2 DPPB Sistem Pengetahuan sistem pada setiap waktu pengamatan yang direpresentasikan dalam bentuk DPPB diperoleh melalui pengaplikasian metoda A3S kepada informasi pada Tabel 2. 3.3 DPPBtW Sistem Untuk mengetahui seberapa besar pengetahuan yang dimiliki oleh sistem setelah melakukan observasi dari waktu ke waktu, DPPBtW pada setiap waktu pada Tabel 2 akan difusikan lagi guna memperoleh Derajat 11 Membedah Anatomi Peradaban Digital — 217

Keyakinan terhadap fenomena yang diinderanya. Fusi penginferensian- informasi atau fusi pengetahuan ditujukan untuk membandingkan pengetahuan pada 1 dengan pengetahuan pada i 1 , misal pengetahuan sistem pada 1 dengan pengetahuan setelah adanya informasi baru pada 2 dan seterusnya hingga 5 guna memperoleh DPPBtW sistem sebagaimana yang dirangkum pada Tabel 3. Tabel 2. Pengetahuan Sistem Berpengetahuan-Tumbuh pada selang waktu 1 hingga 5 Pengetahuan pada Waktu Pengamatan ke- Multi-Hipotesa Hipotesa H1 H2 H3 H4 DPPB pada 1 1000 DPPB pada 2 0100 DPPB pada 3 0100 DPPB pada 4 0001 DPPB pada 5 0100 Tabel 3. Derajat Keyakinan Sistem Berpengetahuan-Tumbuh dari waktu ke waktu Pengetahuan Sistem Multi-Hipotesa Hipotesa H1 H2 H3 H4 DPPBtW pada 1 1 00 0 0,5 0,5 0 0 DPPBtW setelah 2 DPPBtW setelah 3 0,333 0,667 0 0 DPPBtW setelah 4 0,25 0,5 0 0,25 DPPBtW setelah 5 0,2 0,6 0 0,2 3.4 Derajat Keyakinan Sistem Tumbuh Derajat Keyakinan Sistem Berpengetahuan-Tumbuh terhadap keempat hipotesa H1,..., H4 setelah melakukan pengamatan pada selang waktu 1,..., 5 adalah sebagai berikut: 12 218 — G.E.N.C.E.

Hipotesa terbaik dari DPPBtW P estimate 0, 2;0, 6;0;0, 2 0, 6 dengan H2 adalah hipotesa terbaik ( j 2 ). Derajat Keyakinan pada hipotesa terbaik Derajat _ Keyakinan P j estimate j 100% 1 0, 6 0 100% 60% Berdasarkan hasil komputasi di atas, dapat disimpulkan Derajat Keyakinan sistem bahwa fenomena yangdiamati adalah hipotesa H2 adalah sebesar 60%. 3.5 Cara Berpikir Sistem Dari hasil skenario pembelajaran di atas, dapat disampaikan bahwa cara berpikir sistem adalah sebagai berikut: Derajat Keyakinan sistem bahwa fenomena yang diamati adalah H1 secara perlahan berkurang dari 1 pada 1 pada menuju 0,2 pada 5 atau setelah melakukan observasi selama 5 . Dengan kata lain, pertambahan informasi berdampak pada pengetahuan sistem bahwa fenomena yang diobservasi adalah bukan H1 . Derajat Keyakinan sistem bahwa fenomena yang diobservasi adalah benar H2 secara perlahan bertambah dari 0 pada 1 pada menuju 0,6 pada 5 . Dengan kata lain, pertambahan informasi berdampak pada pengetahuan sistem bahwa fenomena yang diobservasi adalah benar H2 . Dinamika penumbuhan pengetahuan tersebut diperlihatkan pada Gambar 4. 13 Membedah Anatomi Peradaban Digital — 219

Derajat Keyakinan H1 H2 H3 H4 Waktu ( ) Gambar 4. Derajat Keyakinan sistem terhadap setiap hipotesa seiring dengan bertambahnya informasi dan berjalannya waktu. Diadaptasi dari [10]. 4. CATATAN-CATATAN PENUTUP yang dinyatakan pada Persamaan (1). CbMAeerTpkaAikniTirsAmadeNaloa-hCtaksAalTdahaAlasTamtAuNmbeennPtuuEmkNbkueUhcekTradUnasPpanenagleatmahi uyaanngsdeabpaagtaidihmaosdileldkaarni Mdgbfaeeuernkrinotaaabmnmeiermsbnpmaaeih-kmefeiprnpoeoialtnmaadtjkaaaerrnliaadhsapedliesairmaimnllibagnahgmnkdgsueeaunnntngguuaaanmnnbnebyknusaoethgumsknkeaaijtkanikifknepcimaeeiaranddngiaudleassethaiwaainhrakusadaaalan.anlamdBmsieierdybtamuaamnngeinbgaaagi,heddnnhaaayapnlasiaitl dpimenogdeetalhkuaann tgerusnebaut mteerjmadpieklarjaenria apdeamnybaafnugsui ntearnhadkapoginfiotirfmamsi aynaunsgia ddalipamersempseiknagnenaolliehfenoormgaenn-oar-gfeannompeenngainddei ralainngnykaungsaeinrninyga sdeejnagkania dbilearhjailraknannyadwi adktuun. ia, dan bertambah pintar seiring dengan semakin ia dePwadaasam. oBdeelrtakmogbnaithifnySiastempenBgereptaenhgueatanhutaenr-sTeubmubtuht,erpjaendgietakhauraenna addOaiMtnuAyma3bSuf.uhPskieanntegdrehteanahgduaaanpn ciamnrfaeonfrgumesniaapsiiefnyeganinonmgfeerdeninapsieyaransn-eignpfsodirkimaamnasaiotilbeethurbmoabsriugshamnk-eoettoridgkaaan pseinstgeimndbeerrainatnenraykasisedierningagndnyeangpaandabesrajtaulasnelnaynag wwakkttuu.pengamatan yang sseighniniPfgiakgdaanat.idPakemnmgoedutdeahlahuadnkiuokbguanrru.itDifesenbgaaSgniaspiteemhmaosdilelBabneerrmppiaektniergmebatetairkhsaiufadatniti-knTujauaumlitdbaaturifih, ppenergsepteakhtiuf an psdikiotulomgibuhdkaann tdeoernigankeagcaenran, fuspiengpeetnahguinanferenysainagn- indfiorermpraesseinbtaesribkaasnisdmaleatmodbaeOntMukAD3SP.PPBe/nDgPePtBathWuatnermseebnugt ednaapiaftendoiumkuenr a yasencgardaikaumanattiitattuifmmbeunhggkuentaikkaanspisatreammebteerriDnetrearjaakt Ksiedyaeknignaann.nya pada satu selang waktu pengamatan yang signifikan. Pengetahuan baru sebagai hasil berpikir bersifat kualitatif seh1i4ngga tidak mudah diukur. Dengan 220 — G.E.N.C.E.

pemodelan matematika ditinjau dari perspektif psikologi dan teori keagenan, pengetahuan yang direpresentasikan dalam bentuk DPPB/ DPPBtW tersebut dapat diukur secara kuantitatif menggunakan parameter Derajat Keyakinan. Berdasarkan mekanisme pembelajaran pada skenario yang diberikan, Sistem Berpengetahuan-Tumbuh mampu mengemulasikan cara berpikir manusia yang kompleks menjadi sederhana sebagaimana halnya yang sering kita –manusia– lakukan dalam menyelesaikan berbagai permasalahan di dunia nyata. Sistem telah diaplikasikan untuk menyelesaikan beberapa masalah kompleks seperti Olah Yudha pada Operasi Militer [16] dan Teknik Biomedika [13][17]. REFERENSI [1] Lungarella, M., Iida, F., Bongard, J., and Pfeifer, R. (Eds). 2007. 50 Years of Artificial Intelligence: Essays Dedicated to the 50th Anniversary of Artificial Intelligence. Springer-Verlag, Heidelberg. [2] Russel, S.J. and Norvig, P. 2002. Artificial Intelligence: A Modern Approach 2nd Edition, Prentice-Hall, New Jersey. [3] Ahmad, A.S. 2006. Natural computation as future computation paradigm to support life quality enhancement, Scientific Address in the 47th Anniversary of Institut Teknologi Bandung. 2 March. [4] Engelbrecht A.P. 2007. Computational Intelligence: An Introduction 2nd Edition. John Wiley & Sons, Chichester. [5] Chaturvedi, D.K. 2008. Soft Computing: Techniques and Its Applications in Electrical Engineering. Springer-Verlag, Heidelberg. [6] Munakata, T. 2008. Fundamentals of the New Artificial Intelligence: Neural, Evolutionary, Fuzzy, and More 2nd Edition. Spinger-Verlag, London. [7] Moore, K.C. 2004. Constructivism & metacognition, http://www. tier1performance.com/Articles/ Constructivism.pdf. Diunduh tanggal 16 Mei 2010, jam 09.34 WIB. [8] Mitchell, T. 1997. Machine Learning. McGraw-Hill, New York. [9] Alpaydin, E. 2004. Introduction to Machine Learning. MIT Press, Massachusetts. [10] Sumari, A.D.W. 2010. Sistem Berpengetahuan-Tumbuh : Satu Membedah Anatomi Peradaban Digital — 221

Perspektif Baru Dalam Kecerdasan Tiruan. Disertasi Doktor. Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung. [11] Ackermann, E. 2001. Piaget’s constructivism, Papert’s constructionism: What’s the difference?. http://learning.media. mit.edu/content/publications/ EA.Piaget%20_%20Papert.pdf. Diunduh tanggal 26 Juni 2010, jam 19.27 WIB. [12] Sumari, A.D.W., Ahmad, A.S., Wuryandari, A.I. dan Sembiring, J. 2010. Constructing brain-inspired knowledge-growing system: a review and a design concept, akan dipublikasikan dalam the Second International Conference on Distributed Framework and Applications 2010 (Universitas Gadjah Mada, 2-3 Agustus 2010). DFmA2010. Yogyakarta. [13] Sumari, A.D.W., Ahmad, A.S., Wuryandari, A.I. dan Sembiring, J. 2009. The application of knowledge-growing system to multiagent collaborative computation for inferring the behavior of genes interaction, Int. J. Computer Science & Network Security 9(11) (Nopember 2009), 82-92. [14] Sumari, A.D.W., Ahmad, A.S., Wuryandari, A.I. dan Sembiring, J. 2009. A mathematical model of knowledge-growing system: a novel perspective in artificial intelligence, Proceedings of IndoMS International Conference on Mathematics and Its Applications 2009 (Universitas Gadjah Mada, 12-13 Oktober 2009). IICMA2009. Yogyakarta, 229-240. [15] Ahmad, A.S. dan Sumari, A.D.W. 2009. A novel perspective on artificial intelligence: information-inferencing fusion for knowledge growing. The 2nd International Conference on Electrical Engineering and Informatics 2009 (Universiti Kebangsaan Malaysia, 6 Agustus 2009), ICEEI2009. Malaysia, Keynote Speech. [16] Sumari, A.D.W., Ahmad, A.S., Wuryandari, A.I. dan Sembiring, J. 2009., Utilization of A3S method for accelerating MOOTW decision-making process, Jurnal Elektronika dan Telekomunikasi, Edisi Khusus, 9(2) (September). Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Bandung, 143-148. [17] Sumari, A.D.W., Ahmad, A.S., Wuryandari, A.I. dan Sembiring, J. 2009. A novel approach for analyzing a genetic regulatory system, Proceedings of National Conference on Design and Application of Technology 2009 (Universitas Kristen Widya Mandala, 23 Juli 2009). DAT2009. Surabaya, 24-31 222 — G.E.N.C.E.

(5) Sistem dan Model Peradaban Baru di Era Digital Oleh Ina Kurniati Kemajuan teknologi digital yang semakin pesat saat ini sudah membentuk peradaban baru yang dapat mengubah tatanan sosial, ekonomi, budaya, politik, pertahanan dan keamanan kita. Hampir semua individu tidak dapat lepas dari perangkat yang serba elektronik, dengan adanya teknologi sangatlah membantu memenuhi kebutuhan kita sehari-hari. Peran ini yang membawa peradaban manusia memasuki era digital ,di mana perubahaan ini membawa dampak yang positif bagi kehidupan manusia, akan tetapi pada saat yang bersamaan juga berdampak negatif. Ini merupakan tantangan baru dalam kehidupan manusia yang mana pada waktu dahulu tidak pernah terpikirkan sekali pun. Kemunculan era digital ditandai dengan adanya jaringan internet di mana dengan adanya jaringan internet mulailah terjadi peralihan media dalam budaya penyampaian informasi. Dengan adanya jaringan internet memudahkan masyarakat mengakses sumber informasi dunia di mana saja dan kapan saja, akibatnya masyarakat menjadi kritis terhadap informasi yang sedang berkembang. Tak dapat dipungkiri perkembangan teknologi informasi yang pesat bermanfaat bagi kemajuan peradaban umat manusia. Dengan semakin canggihnya teknologi lahirlah berbagai macam teknologi digital yang semakin maju. Pergerakan fenomena teknologi digital yang cepat ini harus dipahami dan dikuasai untuk dapat dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kehidupan manusia yang lebih baik lagi. Cara Belanja Dengan adanya teknologi semua bidang mengalami perubahaan, semisal dahulu untuk membuka usaha kita harus menyediakan tempat Membedah Anatomi Peradaban Digital — 223

dan mendatangi konsumen secara langsung, sekarang kita cukup dengan bermodalkan jaringan internet dan alat elektronik semisal pc, laptop atau handphone dan seketika kita dapat membuat toko online, e-commerce ataupun marketplace. Kondisi ini berdampak pada pola konsumen dan pasar yang sudah ada. Akibatnya menurut statistik telah terjadi penurunan omzet atau laba beberapa outlet pasar modern dan pusat perbelanjaan yang diakibatkan oleh daya beli masyarakat yang turun dan juga mulai banyaknya toko online, e-commerce ataupun marketplace yang ada sehingga terjadi pergeseran cara belanja konsumen. Pasar e-commerce B2C (business to consumer) Indonesia menunjukan pertumbuhan terbesar di Asia Pasific hingga 2017. Model bisnis yang banyak dikenal saat ini adalah model bisnis e-commerce marketplace yaitu sebuah portal yang mempertemukan banyak penjual dan pembeli serta memberikan fasilitas dan infrastruktur agar pembeli dengan mudah melakukan transaksi. Marketplace tidak memiliki produk sehingga Marketplace hanya menjadi perantara atau penengah yang memastikan transaksi antara si pembeli dan penjual. Oleh karenanya marketplace menyediakan layanan rekening bersama (rekber atau escrow) untuk memberikan perlindungan lebih kepada para penjual dan pembeli. Konsep ini disukai karena transaksi lebih terjamin dan konsumen akan mendapatkan jaminan jika uang yang sudah ditransfer akan dikembalikan jika barang yang dipesan belum juga diterima. Jika ada keluhan barang yang tidak sesuai dengan pesanan maka biasanya produsen akan siap mengganti dengan produk yang lain. Dengan adanya marketplace ini sangat membantu bagi yang sudah ada stok barang tapi tidak mempunyai system, sebagai prasana bagi penjual, memperluas jaringan bagi penjual dan juga terjadi persaingan harga yang terbuka, di mana pembeli dapat berpindah ke pedagang lain dengan mudahnya dikarenakanan harga yang lebih rendah. Akan tetapi hal ini dapat diatasi jika pedagang memberikan pelayanan yang lebih baik berupa respond yang cepat dan ramah ketika ada pertanyaan dari pembeli. Contoh market place adalah: Tokopedia, Lazada, Bukalapak dll. 224 — G.E.N.C.E.

Urun Dana Crowdfunding atau urun dana adalah praktik penggalangan dana hingga jumlah tertentu untuk mendanai suatu proyek usaha yang profit atau non profit melalui online. Crowdfunding merupakan salah satu bentuk dari Crowdsourcing yang paling popular saat ini. Crowdsourcing adalah proses dalam mendapatkan berbagai ide atau solusi untuk proyek tertentu dari sekelompok individu dalam jumlah banyak melalui online yang dapat berpartisipasi untuk menghasilkan konten atau pendanaan dan yang bersifat sukarela. Dari namanya Crowd adalah kerumunan individu yang menjadi sumber daya yang handal dalam menciptakan suatu produk atau informasi yang terbaik. Ide ini telah ada sejak tahun 2006 lalu yang diprakasai oleh Jeff Howe yang membayangkan jika individu - individu di luar perusahaan berkontrobusi besar pada suatu proyek. Sedangkan tujuan dari creative crowdsourcing adalah mendapatkan ide atau solusi untuk proyek tertentu secara online. Salah satu contoh creative crowdsourcing adalah Wikipedia di mana penggunanya dapat berkontribusi dalam memberikan informasi. Jika ada yang memiliki ide bisnis bagus tetapi kekurangan modal untuk mewujutkannya dapat menggumpulkan dana melalui crowdfunding. Biasanya individu yang memberikan dana melalui crowdfunding akan mendapatkan reward tertentu sesuai kesepakatan. Contoh crowdfunding yang ada di Indonesia adalah kitabisa.com. wujudkan. com, ayopeduli.com, gandengtangan.org dan lain sebagainya Menurut Rachel Botsman & Roo Rogers, ahli Collaborative Economy ada 3 tipe sharing ekonomi yaitu: • Product Service System di mana bisnis terjadi dengan cara menawarkan barang sebagai layanan jasa kepada konsumen. Di mana pemilik akan menyewakan barang yang dimilikinya secara pribadi kepada individu (Peer to peer). Sehingga terjadi pola di mana konsumen hanya membutuhkan kegunaan atau keuntungan atas produk atau jasa yang mereka butuhkan tanpa harus memiliki produk atau jasa tersebut. Contoh dari bisnis tipe ini adalah Gojek, Grab Bike dan Facebook, twitter, Linkedin dan lain-lain. Membedah Anatomi Peradaban Digital — 225

• Redistribution Market yaitu kepemilikan barang yang ada sebelumnya akan tetapi tidak dibutuhkan lagi, akan dipindahkan kepada pihak yang membutuhkan barang tersebut. Contohnya adalah Ebay, amazon, split games dan sebagainya di mana masyarakat dapat menjual kembali barang-barang mereka yang tidak dipergunakan lagi. • Collaborative Lifestyle. Didasari dari kebutuhan atau kegemaran masing-masing individu yang sama bergabung untuk saling berbagi atau bertukar aset yang tak berwujud, misalnya waktu, ruang, dan keterampilan. Contohnya adalah ketika individu atau perusahaan menyewakan ruangan sebagai co-working space. Contoh lain yakni penyewaan kamar penginapan secara peer-to- peer yang dilakukan oleh AirBnB. Prinsip dasar yang menyebabkan collaborative consumption ini berhasil dijalankan adalah: • Critical mass, ada kebutuhan yang besar akan suatu barang atau jasa • Idling capacity, ada kapasitas yang tidak terpakai • Belief in the commons, ada persamaan kebutuhan • Trust between strangers, adanya kepercayaan atas seseorang yang tidak dikenal Fintech Di bidang finansial juga mengalami perkembangan ke arah yang praktis. Salah satunya FinTech yang berasal dari kata financial dan technology yaitu inovasi finansial dengan sentuhan teknologi modern. Konsepnya sendiri adalah perpaduan dari perkembangan teknologi yang dipadukan dengan bidang finasial yang menghadirkan proses transaksi keuangan yang dapat diakses dengan mudah, aman, kapanpun dapat dilakukan dan tidak perlu menggunakan uang tunai (cashless). Transaksi yang dapat dilakukan dengan Fintech adalah transaksi pembayaran, transfer, jual beli, peminjaman uang dan lain- 226 — G.E.N.C.E.

lain. Dengan FinTech pengguna dapat melakukan pencatatan transaksi secara otomatis, sehingga pengguna dapat memonitor dan melakukan pengaturan keuangannnya secara langsung dan mandiri. Artificial Intelligence (AI) Kecerdasan buatan, komputer diperkirakan bisa menjadi bos bagi manusia. Menurut Profesor Toby Walsh, ahli kecerdasan buatan (artificial intelligence) dari Australia menyatakan, ada kemungkinan komputer bertanggung jawab untuk mempekerjakan manusia hingga memecatnya. Komputer diprediksi akan mengambil alih tugas manajerial seperti menyetujui pengajuan cuti, memberi penghargaan atas pekerjaan manusia, dan menjadwalkan kegiatan. Diperkirakan, manusia akan menghubungkan semua perangkat di rumahnya dengan internet, dan semua perangkat tersebut mempunyai fungsi pintar sehingga memungkinkan untuk menyalakan lampu, mencari resep masakan dan menanyakan hasil pertandingan bola dengan memerintah atau menanyakannya pada teknologi yang ada di masing- masing perangkat rumah. Dampaknya di Indonesia Dilihat dari perkembangan diatas tadi, berdasarkan data dari Polling Indonesia yang dilakukan oleh APJII (Asosiasi Penyelenggara Internet Indonesia) dengan judul Penetrasi & Perilaku Pengguna Internet Indonesia Survey 2016, tercatat dari total populasi penduduk Indonesia sebesar 256.2juta baru ada 132,7 juta pengguna internet dan sebagian besar masih di Pulau Jawa sebesar 65% yaitu 86.339.350 pengguna diikuti oleh Sumatera sebesar 15,7% yaitu 20.752.185 pengguna dan sisanya di Sulawesi, Kalimantan, Bali & Nusa serta Maluku & Papua. Sehingga terlihat kesenjangan yang cukup jauh antar pulau di Indonesia dalam penggunaan internet. Dari 132,7 juta pengguna masih didominasi oleh laki-laki sebanyak 52.5% dan wanita 47,5% dengan rentang usia terbanyak 35-44 tahun dengan jumlah 38,7juta pengguna. Membedah Anatomi Peradaban Digital — 227

Informasi yang paling sering dicari adalah informasi news update (berita terkini) sebanyak 31,3juta. Adapun perangkat yang digunakan adalah mobile dan komputer sebanyak 67,2juta pengguna Jenis konten yang sering diakses adalah Media sosial, Hiburan, Berita dan Pendidikan. Sedangkan tiga besar konten berita yang dikunjungi adalah Berita Mancanegara, Kesehatan dan Kriminalitas. Untuk konten hiburan yang sering dikunjungi adalah menonton film online, mendengarkan musik online dan menonton olah raga. Untuk konten komersial yang sering dikunjungi adalah onlineshop dan tiga besar konten media sosial yang sering dikunjungi dengan pengguna 106 juta adalah facebook, Instragram dan You Tube. Mobile subscription 371,4 juta sedangkan pengguna ponsel aktif 92 juta. Pembayaran online transaksi masih didominasi oleh ATM sebanyak 48,7juta dengan frekwensi pembelian terbanyak satu bulan sekali yaitu 46,1juta pengguna. Yang banyak dibeli adalah tiket, kebutuhan rumah tangga, pakaian dan hotel. Sebanyak 92 juta pengguna menyatakan bahwa keamanan bertransaksi online aman dan juga keamanan akun media sosial sebanyak 77,7juta pengguna. Sedangkan yang mengunjungi Wikipedia sebanyak 54,1 juta penggunjung diikuti oleh pengunjung situs keagamaan dan sosbud sebanyak 23,6juta, sisanya 18 juta pengujung situs Pendidikan. Kalau dilihat dari hasil polling oleh APJII dan IdEA diatas , terbukti telah terjadi pergeseran perilaku penduduk Indonesia dalam melakukan kegiatan kesehariannya terutama dalam mencari informasi dan berbelanja dll. Mereka melakukan segala kegiatannya dengan mudah dan dilakukan di manapun mereka berada dengan hanya menggunakan perangkat elekronik yang mereka miliki dan internet. Sehingga hal ini sudah menjadi lifestyle bagi hampIr seluruh masyarakat Indonesia saat ini. Dengan kondisi Indonesia diatas terlihat pangsa pasar Indonesia sangat menjanjikan karena masih besar sekali pasar yang masih belum tersentuh sehingga menjadi target serbuan perusahaan dari luar negeri yang ingin menguasai, sebut saja Spotify yang menyediakan layanan music digital atau Netflix yang menawarkan film digital di dunia maya atau ebay.com, amazon. Com sampai dengan Alibaba.com yang menyediakan situs belanja. 228 — G.E.N.C.E.

Cara pembayaran terbesar dari data diatas masih melalui ATM sehingga memberi peluang bagi Fintech untuk menjadi alat pembayaran alternative menggantikannya, hal ini didukung dengan data sebanyak 70,4% pengguna internet yang merasa aman untuk bertransaksi perbankan secara online. Belum lagi kita memahami cara kerja Fintech kita sudah dibuat terkejut dengan penemuan baru dari Alibaba berkat pesatnya perkembangan teknologi biometrik. Belum lama ini, Alibaba menunjukkan bagaimana konsumen dapat melakukan pembayaran hanya dengan tersenyum di depan kamera. Fitur bertajuk “Smile to Pay” yang sedang diuji bersama KFC di kota Hangzhou, tempat markas besar Alibaba berdiri. Cara kerja Smile to Pay melibatkan sebuah mesin point-of-sale (POS) yang dilengkapi kamera 3D untuk mengidentifikasi wajah konsumen secara akurat, bahkan ketika konsumen sedang mengenakan make-up tebal atau datang berkelompok. Prosesnya juga berlangsung cepat, di mana wajah bisa dikenali dengan benar hanya dalam waktu satu atau dua detik saja. Pendapat ahli Dalam kesempatan pidato di momen wisuda Massachusetts Institute of Technology (MIT) Juni 2017. Tim Cook CEO Apple, memperingatkan para lulusan dan mahasiswa atas kekurangan teknologi. Dia berpendapat teknologi harus diresapi dengan beradab dan tepat guna. “Saya tidak khawatir dengan kecerdasan buatan yang membuat komputer memiliki kemampuan berpikir seperti manusia,” kata Cook, dilansir Reuters. “Saya lebih peduli pada manusia yang berpikir seperti komputer, tanpa nilai atau belas kasih, tanpa mempedulikan konsekuensinya. Di satu sisi, Cook memuji kehadiran perangkat baru juga media sosial, tetapi di sisi lain, dia mengingatkan bahwa teknologi yang sama semacam ini dapat membawa manusia ke ancaman privasi atau keamanan Mark Zuckerberg CEO facebook, menyatakan bahwa kita bisa membangun sesuatu dan membuat dunia menjadi lebih baik dengan AI, prediksinya dalam 5 hingga 10 tahun ke depan AI akan memberikan banyak dampak positif dalam kehidupan manusia dengan menitik Membedah Anatomi Peradaban Digital — 229

beratkan pada perawatan kesehatan dan mobil otonom sebagai dua contoh utama. Bill Gate pendiri Microsoft, menyatakan Pemanfaatan informasi akan mengubah kesehatan global dan penyebaran penyakit Menurut Profesor Toby Walsh, ahli kecerdasan buatan (artificial intelligence) dari Australia dalam buku terbarunya berjudul “It’s Alive!: Artificial Intelligence from the Logic Piano to Killer Robots” kemajuan teknologi di tahun 2050 akan mengubah bagaimana manusia berpindah tempat, menghibur diri, dan menjaga kesehatan Jack Ma pendiri Ali Baba, Analisa data dengan internet semua terhubung. Pekerjaan yang tidak dapat dilakukan manusia diganti dengan robot Futurist dan humanist asal Jerman Gerd Leonhard menyampaikan teknologi, tren masa depan dan bagaimana peranan manusia melengkapi semua hal tersebut. Kebangkitan personal assistant, di mana sudah banyak perusahaan teknologi tinggi seperti Apple, Google dan Microsoft menghadirkan personal assistant yang memanfaatkan teknologi walaupun masih masih kurang akurasinya. Kemudahaan dan kecepatan untuk mencari dan menemukan sesuatu atau rekomendasi yang menjadikan personal assistant perlu dimiliki nantinya Investasi pada teknologi, dengan teknologi menciptakan suatu inovasi yang efisien dan berfungsi. Salah satunya adalah teknologi mobil elektrik yang dikembangkan oleh Elon Musk di Tesla. Di mana beliau berinvestasi pada teknologi baru yang cerdas dan sangat efisien. Perlahan tapi pasti perusahaan teknologi yang saat ini yang menduduki peringkat papan atas seperti facebook, Google, Amazon, Alibaba dll, hal ini membuktikan peran teknologi untuk merubah trend pasar di mana mampu menggeser perusahaan konvensional secara global Ketergantungan terhadap data, di mana kebiasaaan perusahaan untuk melihat, menganalisis dan mencermati kebiasaan dari individu berdasarkan data. Sudah banyak yang telah memanfaatkan teknologi ini untuk memberikan pilihan yang relevan sekaligus beriklan. Di mana dengan system yang ada memungkinkan mesin untuk menganalisis 230 — G.E.N.C.E.

dan bertidak sebagai perwakilan atas apa yang disukai dan dicari oleh individu. Teknologi ini cukup bagus untuk membantu brand melakukan pekerjaannya, namun sisi lain data telah mendominasi pasar dan disebarkan secara umum akan mengurangi personalisasi dan humanis. Jadi manusia bukan sekedar algoritma dan data, namun tidak bisa dipungkiri saat ini kita hidup saat data memiliki fungsi dan peranan yang penting. Oleh karenanya untuk keseimbangan brand jangan selalu bergantung dengan data tanpa menghiraukan kontak langsung dengan manusia Peranan etika dan kemanusiaan dalam teknologi. Dalam riset yang telah dilakukan World Economic Forum, disebutkan tahun 2020 nanti terdapat terdapat 4 kemampuan yang wajib dimiliki oleh manusia menghadapi berbagai tantangan dan perubahan dari teknologi. Mereka adalah pemikiran yang kritis, kreativitas, inteligensi emosi, dan keterampilan yang bisa dilatih atau Cognitive flexibility. “Meskipun teknologi dan hal-hal terkait lainnya dapat menggantikan pekerjaan yang monoton dan sederhana, namun terkait dengan etika dan kemanusiaan tetap tidak bisa tergantikan oleh teknologi,” kata Leonhard. Teknologi tidak bisa menggantikan storytelling atau etika yang dimiliki oleh manusia. Teknologi hanya mampu untuk mempermudah pekerjaan dan sebagai alat, namun tidak bisa menggantikan hubungan, relasi dan interaksi antar manusia. Evolusi Menurut Cadell Last, peneliti dari Global Brain Institute menyatakan, tahun 2050 akan menjadi titik mula evolusi baru bagi manusia. Last mengungkapkan bahwa evolusi tahun 2050 merupakan salah satu evolusi utama yang pernah dialami oleh manusia. Dari hasil evolusi tahun 2050 ras manusia baru akan lahir yang berasal dari dampak perubahan dasar kemajuan teknologi. Umur manusia akan lebih panjang dan diperkirakan dapat mencapai umur 120 tahun. Manusia akan tergantung pada robot dan kecerdasan buatan untuk membantu mengerjakan tugasnya sehari-hari. Diperkirakan kurang dari 40 Membedah Anatomi Peradaban Digital — 231

tahun lagi perkembangan reproduksi manusia menurun dikarenakan otak manusia menjadi lebih besar sehingga meningkatkan konsumsi energi dan waktu untuk mengembangkan potensi dirinya. Sehingga melahirkan anak di usia tua adalah hal yang normal. Dampak Positif dan Negatif di Era Digital Dari uraian diatas terlihat banyak dampak positif dan negatif adanya kemajuan teknologi digital. Mulai dari mudahnya cara kita memenuhi kebutuhan kita sehari-hari, pendidikan, pekerjaan yang dimudahkan dengan adanya robot pengganti, perawatan kesehatan secara mandiri dikarenakan kita dapat melakukan pemeriksaan kesehatan setiap hari melalui aplikasi, berkendara tanpa sopir, jalan- jalan keluar angkasa, budaya multinasional, tersedianya waktu yang cukup untuk traveling, komunikasi yang mudah dan mendekatkan jarak yang jauh, ini semua dibantu dengan menggunakan media teknologi digital. Agar hal tersebut tetap terjaga keseimbangannya perlu dibuatkan regulasi-regulasi dari pemerintah dan juga regulasi bersama antar negara yang mana akan membantu meningkatkan inovasi-inovasi terbaru, membatasi dampak negative dan membantu kehidupan manusia serta menjaga manusia tetap sebagai manusia normal yang bebas berkeinginan dan berekspresi dan berkreasi, bukan hanya ditentukan oleh data-data berdasarkan kebiasaan yang dianalisa oleh sistem. Penutup Dari uraian diatas dapat dikatakan dengan adanya kemajuan teknologi digital, kita sebagai manusia lebih dimanjakan dalam melakukan aktivitasnya sehari-hari oleh karenanya apakah pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan manusia akan hilang? Dapat dikatakan Ya untuk pekerjaan yang sudah ada sekarang akan tetapi sepertinya dengan adanya kemajuan teknologi digital akan muncul pekerjaan-pekerjaan baru atau aktivitas baru yang sebelumnya belum pernah ada dan terpikirkan dalam benak setiap individu, di mana pekerjaan dan aktivitas tersebut akan tetap membutuhkan tenaga manusia. 232 — G.E.N.C.E.

Dari uraian diatas dapat dikatakan generasi saat ini telah mengalami pergeseran dari Generation Me menuju Generation We yaitu generasi saling berbagi (sharing). Dalam buku Generations: The History of America’s Future, 1584 to 2069 (1991), William Strauss dan Neil Howe dalam sebuah teori mengemukakan bahwa generasi Y merupakan generasi yang istimewa di mana mereka lahir di antara tahun 1980- an hingga 1990-an. Generasi ini lahir di tengah perkembangan teknologi sedang pesat. Penguasaan sains juga turut mempengaruhi tingkat kepercayaan diri mereka, sehingga nalar kreatif dan ambisius mengiringi aktivitas yang mereka lakukan. Kita dapat mengatakan bahwa Generasi We lebih baik kualitas hidupnya dibanding generasi terdahulu. “Generasi We” untuk tetap dapat menghadapi kemajuan teknologi ini harus dibarengi dengan pengetahuan mengenai keagamaan, sebagai pengingat bahwa masih ada yang lebih tinggi dibanding teknologi yaitu Sang Pencipta alam semesta, di mana semua ini sudah ada dalam rencana-Nya sehingga diharapkan dapat mengikuti kemajuan teknologi dan menggunakannya untuk kearah kebaikan bagi mahluk hidup dan seisinya. Mengingat manusia adalah ciptaan yang paling sempurna dan teknologi adalah ciptaan manusia sehingga diharapkan tidak mengagungkan teknologi itu sendiri. Seperti yang diutarakan oleh Gerd Leonhard, Teknologi tidak dapat menggantikan storytelling atau etika yang dimiliki oleh manusia. Teknologi hanya mampu untuk mempermudah pekerjaan dan sebagai alat, namun tidak bisa menggantikan hubungan, relasi dan interaksi antar manusia. *** DAFTAR REFERENSI https://anggiguswara.wordpress.com/tag/redistribution-market/ https://www.maxmanroe.com/mengenal-fintech-inovasi-sistem- keuangan-di-era-digital.html http://updatebisnisonlinemu.com/marketplace/ https://id.techinasia.com/marketplace-online-terbesar-indonesia- belanja Membedah Anatomi Peradaban Digital — 233

http://blog.modalku.co.id/2017/09/20/keuangan-pribadi-di-era- millennial/ https://koinworks.com/blog/apa-itu-crowdsourcing-konsep-baru- pendanaan-di-era-digital/ https://dailysocial.id/post/alibaba-smile-to-pay/ Polling Indonesia, Penetrasi & Perilaku Pengguna Internet Indonesia Survey 2016, APJII (Asosiasi Penyelenggara Internet Indonesia) https://kumparan.com/aditya-panji/ceo-apple-manusia-jangan- berpikir-seperti-komputer?ref=body&type=mbcjugal https://geotimes.co.id/kolom/generasi-y-dan-pola-sharing/ https://dailysocial.id/post/menyimak-prediksi-dan-analisis-masa- depan-teknologi-dari-futurist-gerd-leonhard https://www.merdeka.com/teknologi/2050-manusia-kembali- berevolusi-gara-gara-teknologi.html Materi seminar Lanskap ecommerce Indonesia oleh Ignatius Untung, Ketua bidang bisnis dan ekonomi, IdEA https://www.inovasee. com/kecanggihan-teknologi-di-tahun-2050-27491/ http://www.motionradiofm.com/News/Detail/5828/5-prediksi- teknologi-tahun-2050-yang-mengubah-hidup-manusia.html 234 — G.E.N.C.E.

(6) GO FOOD: Yang Membuat Kita Terperangah, Jadi Gendut dan Mudah Terengah Oleh Tauhid Nur Azhar Saya tidak ingin mengulang peran teknologi, khususnya ICT, dalam mengubah wajah peradaban kita. Semua pasti setuju dan mengamini bahwa yang terjadi saat ini tak terlepas dari revolusi digital yang merasuk dan meruyak secara disruptif di semua sektor kehidupan. Yang saya masih kagum sampai hari ini adalah terobosan inovatif super brilian dari seorang Nadiem Makarim yang notabene adalah bagian dari generasi milenial alias gen C (connected, cooperative, co- creation, dan lainnya) yang lebih saya anggap sebagai seorang surfer yang jenius. Kejeniusan seorang peselancar atau surfer maujud dalam kemampuannya “membaca” tanda-tanda alam, mengukur potensi diri, lalu menyinergikannya dengan estetika tinggi sebagai karya seni yang sarat fungsi. Gelombang laut yang ganas bisa diubah menjadi “kendaraan” nan elegan yang menjadi bagian dari atraksi sport nan menawan. Luar biasa! Demikianlah Nadiem bagi saya. Bayangkan fenomena jalanan ramai dengan berbagai jenis angkutan, terutama didominasi sepeda motor, dan tingginya angka kepemilikan kendaraan yang terus menerus meningkatkan secara eksponensial seiring dengan masif agresifnya industri otomotif untuk menggarap pasar gemuk Indonesia nan konsumtif, dilihat Nadiem bukan sebagai sebuah kelemahan atau ancaman, melainkan peluang dan kekuatan. Kekuatan crowd sourcing di mana sumber daya yang tersebar dan fasilitas produksi yang idle dapat menjadi sumber kekuatan besar dengan semangat saling berbagi manfaat yang melahirkan optimasi utilitas. Teknologi adalah enabler-nya di mana komunikasi dan pemetaan serta kemudian sistem pembayaran menjadi kata kuncinya. Saat aset lokasinya terpetakan, jarak dan waktu menjadi poin krusial, Membedah Anatomi Peradaban Digital — 235

dan terjadilah efisiensi proses yang mampu mereduksi berbagai pos biaya yang menjadi beban selama ini. Itu sekelumit kisah inspiratif dari layanan GoJek, khususnya fitur GoRide. Tapi yang akan saya kupas di sini adalah GoFood, layanan khusus yang saat ini juga menjadi produk unggulan yang antara lain menjadi faktor penting penentu brand salience dari GoJek. GoFood ini spektakuler, karena menjadi embrio model baru bisnis digital. Di mana penjual dan pelanggan dapat mereduksi faktor-faktor penyulit seperti kendala jarak dan waktu untuk mendapatkan. Tercipta jejaring distribusi dan logistik yang memungkinkan lahirnya konsep marketplace khusus kuliner. Walhasil konsep ini banyak diadopsi oleh pelaku bisnis jasa sejenis. Tapi tentu tak dapat kita pungkiri, bahwa kemajuan juga pasti akan menghadirkan ekses yang tidak diharapkan. Selain kita dibuat terpesona dengan berbagai kepraktisan yang melekat seperti begitu mudahnya mendapatkan makanan apapun yang kita inginkan (selama ada penjualnya, dan penjual itu bekerja sama dengan GoJek), kemudahan pembayaran yang pada gilirannya akan melahirkan konsep baru uang virtual pasca cryptocurrency seperti bitcoin dan lainnya, ada pula ekses yang menyertai seperti pola konsumsi dan sifat konsumtif yang menjurus pada munculnya gejala konsumerisme. Kemudahan instan terkait dengan layanan inovatif ini mendorong orang untuk mendapatkan apapun yang diinginkan secara mudah. Proses yang tereduksi akan mendorong perubahan tingkat kepuasaan dan daya tahan terhadap tekanan dan masalah (resiliensi) yang pada gilirannya akan menciptakan fenomena mudah menyerah dan kerap berkeluh kesah. Sebenarnya, secara neuropsikologi kondisi ini dapat diamati melalui dinamika hormon stress yang tentu mengikuti pola kepuasan dan kekecewaan yang dirasakan. Hasil penelitian Dr. Nugraha Utama, dkk di Universiti Teknologi Malaysia Johor yang berupaya memetakan perbedaan emphatetic pain perception antara pria dan wanita menunjukkan bahwa ada perubahan yang dinamis antara lain pada kadar stress marker seperti alfa amilase di saliva. 236 — G.E.N.C.E.

Turunnya ambang batas kemampuan untuk bersyukur karena tidak terlatih untuk menghargai proses dapat memicu munculnya stress yang bersifat sub kronis. Tidak hanya itu saja, persoalan yang melekat dengan kemudahan, termasuk tidak perlu pergi dan berjalan (mobilitas) akan menurunkan aktifitas gerak yang berdampak pada terpicunya proses degenerasi dan kelainan metabolik. *** Sesungguhnya, kondisi itu tidak dapat dipungkiri dan tak dapat pula dihindari, sudah terjadi. Transaksi non tunai sudah gunakan gadget sebagai substitusi ATM, drone sudah jadi alat kurir yang dapat langsung membawa pesanan ke rumah pelanggan, barista di Coffee X adalah robot dengan tingkat akurasi dan presisi tinggi dalam menakar kopi (dan dapat mereplikasi berapa cangkir pun tanpa rasanya meleset). Terkait hal ini sila buka link berikut: https://m.youtube. com/watch?v=t42XCAChUN8. Bahkan perkembangan IoT atau internet of things memungkin device rumah tangga menjadi semakin cerdas dan autonomous alias bisa mikir dan ikut mengambil keputusan berdasar data kebutuhan serta pola pikir kita. Demikian hebatnya AI (artificial intelligence) dan pengolahan data (data mining) dari sekumpulan data raksasa (big data) hingga dikenalilah berbagai pola atau pattern yang dapat ditelusuri dan direplikasi. Membedah Anatomi Peradaban Digital — 237

Bapak Ian Agustiawan, co-founder Proofn, punya quote yang bagus sekali soal ini, “Jika tak ada pola maka tak ada semesta”. Dengan pola- pola yang “terbaca” oleh sistem dan mesin, pola komunikasi machine to machine dan machine to human yang semula sebatas interfacing berubah menjadi kompleks komunikasi dengan bahasa verbal dan non verbal beralaf baru. Kehadiran bot yang dapat berespons sesuai kebutuhan dan memiliki akses terhadap basis data yang nyaris tidak terbatas akan melahirkan banyak terobosan sistem dan device yang hampir dapat dipastikan akan mengubah wajah peradaban manusia. IoT akan melahirkan generasi kulkas pandai yang mampu mengidentifikasi kebutuhan bahan makanan, bahkan mengevaluasi pola makan dan pola konsumsi empunya kulkas. Tidak hanya itu, kulkas dapat memberi advis dan menawarkan preferensi untuk memperbaiki derajat kesehatan dan kualitas hidup pemiliknya. Terlebih, jika telah terjadi terkoneksi dengan aplikasi sejenis i-care monitor yang sudah sangat lengkap kemampuan untuk mengakusisi data vital penggunanya (tekanan darah, detak jantung, kapasitas paru, kondisi psikologis, dan mungkin nanti juga dapat diintegrasikan dengan non invasif glukometer berbasis PPG yang dikembangkan lab IMV Telkom University). Kulkas juga akan berbelanja di supermarket digital (marketplace yang menggantikan fungsi pasar dan convinience store), serta bertransaksi non tunai melalui layanan fintech yang sudah melekat sebagai fungsi yang tak terpisahkan. 238 — G.E.N.C.E.

Dengan demikian, manusia akan semakin jarang bergerak dan berinteraksi secara fisikal. Piturut Luhman dalam teori Sosiologi klasiknya, kondisi ini akan melahirkan sistem yang bersifat autopoietik dan memiliki self refferences baru, sebagaimana juga sejarah mencatat selalu ada proses adaptasi dengan pola yang sama saat manusia mengalami perubahan ekstrem baik akibat faktor alam seperti suhu atau bencana katastropik, maupun akibat adanya revolusi sains dan teknologi. *** Ke depan perkembangan ini akan semakin pesat dan laju mutasinya mungkin akan makin tak terkendali. Dari teknologi surveilans misalnya, perilaku dan tingkah polah serta aktivitas masyarakat yang dipantau akan menghasilkan tumpukan data tentang pola (lagi- lagi pola ya). Di mana, konsep ibadah sosial dan reward sosial akan berevolusi juga secara inovatif. Kebaikan yang dilakukan di ruang publik dapat diganjar dengan hadiah berupa pengurangan beban pajak atau perubahan pola pembiayaan hunian misalnya. Akan tercipta sistem kebajikan baru, model “pahala” baru, di mana sistem yang akan mencatat dan memberi ganjarannya. Maka, mungkin saja penduduk kota (smart citizen) akan membangun sistem sosial yang menjadi jauh lebih baik, bukan karena sekadar takut dihukum (seperti denda/fine atau hukum pidana), melainkan juga karena ada motif untuk mendapatkan keuntungan (benefit) dari kebaikan yang dikerjakan. Mungkin jatuhnya pamrih, akan tetapi lama kelamaan dalam konsep dan mekanisme habituasi, ini akan menjadi bagian dari perilaku yang mewarnai mekanisme pengambilan keputusan dari masyarakat yang berada di habitat yang sama. Perkembangan teknologi juga bukan lagi sekadar berkutat pada proses transmisi data dan analisis di baliknya, melainkan sudah merambah pada konsep materi. Makanan yang merupakan kebutuhan pokok, serta energi yang menjadi produk beresensi tinggi dalam proses survival manusia, tak akan lagi diperebutkan dengan kekerasan, adu strategi, dan ekspansi serta okupasi, melainkan akan dicarikan solusi bersamanya dengan semangat crowd sourcing atau udunan. Baik itu Membedah Anatomi Peradaban Digital — 239

udunan produk pikir maupun fasilitas industri, dan juga sarana dan prasarana penelitian, serta tentu sumber daya. Saya membayangkan bahwa di masa depan kemampuan manusia untuk mengelola plasma nutfah, material yang mungkin sudah melampaui skala nano (10-9), serta kecerdasan untuk mengadopsi “kecanggihan” alam seperti ditunjukkan oleh spesies Elysia chlorotica sp yang mampu melakukan proses fotosintesa karena memiliki klorofil hasil kleptoplasty. Di sini klorofil dari algae yang dimakan dapat digunakan untuk mengolah karbondioksida (monoksida) menjadi gula dan energi. Proses ini sendiri dikenal sebagai sub cellular endosymbiotic. Sila lihat di https://m.youtube.com/watch?v=pAMP8erryKE Sejatinya, fenomena ini akan menghasilkan pendekatan baru dalam proses pemenuhan kebutuhan hidupnya. Pola eksploitasi lahan akan mulai ditinggalkan dan perburuan terhadap sumber pangan dan energi akan mulai tergantikan. Manusia yang semakin jarang bergerak, teknologi remote printing (3D dan bioprinting) membuat terobosan besar dalam konsep logistik. Saat ini saja industri otomotif atau manufaktur penerbangan (Airbus Aerospace) sudah melakukan hal yang sama. Desain di mana saja, kirim ke piranti manufaktur terotomasi (conveyor belt, dan lainnya) yang dekat dengan sumber bahan baku atau pasarnya (Indonesia misalnya, negara paling ideal untuk dijadikan pusat manufaktur karena keberlimpahan bahan baku, energi, dan juga calon pasar sebagai akibat dari status demografis). *** Mau tidak mau, suka tidak suka, kita akan tiba di era transisi di mana perjalanan intergalactic ala Elon Musk belum memungkinkan dan sumber daya, terutama energi fosil, sudah cekak bahkan sebagian sudah benar-benar habis. Upaya melalui eksploitasi energi terbaharukan seperti hidrogen belum sepenuhnya dapat mensubstitusi dan kita dihadapkan pada krisis multi dimensi untuk memberi makan milyaran mulut yang lapar. Maka, hijrah ke dunia digital adalah jawaban. Minimalisasi permutasi dan pergerakan manusia akan mengurangi konsumsi 240 — G.E.N.C.E.

energi besar sekali, karena sektor transportasi adalah “Buto ijo” yang rakus energi. Intensifikasi bukan lagi berfokus pada lahan tanaman pangan, melainkan pada pengembangan pangan minimalis dengan hasil daya maksimalis. Nano partikel asam amino dan molekul ATP adalah jawaban dari kebutuhan energi hayati berkesinambungan. Kita lakukan kleptoplasty dengan “mengadopsi” ilmu mikroba. Soal rasa dan kenikmatan makanan saat ini juga sudah mulai dimanipulasi dengan pendekatan substitutif langsung memproduksi molekul rasanya. Basis data molekul rasa sudah mencapai 25595 molekul dan akan terus berkembang, sila buka link https://academic. oup.com/nar/article-lookup/doi/10.1093/ nar/gkx957. Pada tahap ini kita sudah mampu memproduksi molekul pencetus rasa di otak manusia. Pada tahap berikutnya makanan nano akan dibuat bisa imbibisi, alias langsung terserap lewat kulit dan soal rasa bisa kita stimulasi langsung di otak dengan neural feedback (reverse). Metodanya bagaimana? Saat ini transcranial magnetik stimulation sudah jamak, menangkap gelombang otak sudah biasa, BCI (brain computer interface) sudah mainstream, teman-teman neurosains sedang heboh ingin pengaruhi otak lewat modulasi gelombang, dan lainnya. Usulan saya sederhana saja, jika kita bisa petakan karakteristik dasar fisiologi otak manusia. Bahkan, kita bisa stimulator brain device yang prinsip dasarnya meniru pola elektrofisiologi otak yang punya pattern khas di tingkat sub atomik dan bioquantum. Jika fMRI mampu menggambarkan berbagai struktur berdasar aktivitas sel yang ditandai dengan sebaran oksigen dan glukosa, kita bisa memindai daerah fungsional sekaligus mempengaruhi atau mengendalikan kerjanya. Pengalaman pada tahun 2011, saya pernah meminta Dody Qori Utama untuk ngoprek HP GSM dan memetakan pola-pola interferensinya dengan gelombang dan medan elektromagnetik/ EMF tubuh agar kita mendapat data dasar bahwa fungsi normal suatu organ itu akan “mengganggu” seberapa jauh dari transmisi gelombang piranti seluler. Dari sana kita bisa menentukan cut off point pola dan sebaran nilai normal dari fisiologi tubuh. Selanjutnya nilai-nilai di luar sebaran normal dapat menjadi indikasi awal adanya kondisi patologis atau penyimpangan fungsi Membedah Anatomi Peradaban Digital — 241

organ. Maka, kalau sekadar soal menimbulkan sensasi rasa seperti lezatnya makanan, dengan metoda inverted dari proses “menangkap” aktivitas otak saat menikmati kelezatan Gudeg Yu Jum misalnya akan bisa dilakukan tanpa melalui proses menyantap gudegnya. Beberapa pemikiran “gila” seperti ini terbukti tidak lama sudah menjadi kenyataan. Saya masih ingat di sekitar tahun 2013 memberi usulan TA untuk Danu Wirowardoyo, mahasiswa Teknik Telekomunikasi TelU, untuk membuat aplikasi penghitung kapasitas paru melalui analisa terhadap intensitas nafas dan bunyi yang dihembuskan ke microphone hape. Hal ini adalah bagian dari signal processing. Namun, sayangnya ide itu sulit diterima oleh pembimbing. Walhasil sekitar tahun 2016an konsep itu dikerjakan Apple dan jadi fitur dari apps i-Care seperti yang capturenya ada di atas. Lalu, ada calon TA Taufiq Syahrir dari IF TelU yang sedang sekolah dual degree antara ITB dengan Pukyong Korea yang saya minta membuat apps image processing untuk menganalisa foto makanan dan mengintegrasikannya dengan data DKBM (daftar komposisi bahan makanan) Indonesia serta mengalkulasinya sehingga keluar output berupa kandungan nutrisi sepiring sampai ke level trace element. It’s work, dan teruji saat ada hackathon di Bandung Digital Valley, tapi sayang juga tidak dilanjutkan karena tidak dapat restu pembimbing. Nah, melalui tangan dingin Pak Hilman dan tim dari lab IMV Prodi TT TelU banyak inovasi masa depan lahir, meski sebagian di antaranya adalah upaya mastering dari existing research seperti pengolahan citra untuk pengukuran Hb non invasif melalui foto konjungtiva. Konsep yang sama pernah saya bawa dengan tim IF Maranatha ke Imagine Cup 2010 di ranah interoperabilitas. Pak Hilman juga pernah saya “kerjain” untuk membuat studi environmental surveilance dalam rangka mereduksi outbreak demam berdarah dengan cara memetakan sebaran genangan air berpotensi sebagai sarang nyamuk, khususnya Aedes. Selanjutnya lahir inovasi simpel berbasis pengolahan citra untuk membantu test IVA (inspeksi visual asetat) bekerjasama dengan divisi onkologi Ginekologi FKUP/ RSHS dan menghasilkan gelar sarjana bagi Mas Munir. 242 — G.E.N.C.E.

Lalu yang unik bin ciamik selain glukometer based on PPG yang masuk dalam kategori mastering karena sudah cukup banyak dikerjakan di senter lain, kita pernah membuat BMI Camera yang idenya adalah menghitung berat dan tinggi badan (data antropometrik) dengan mengonversi data image 2D menjadi “bervolume”. Ada modifikasi dari rumus Mosteller, ada pencarian koefisien penyesuaian persamaan/rumus agar hasil presisi dan mendekati data real dari hasil pengukuran. Kalau berat badan dan tinggi badan sudah dapat maka BMI (body mass index) dan indikator lainnya kan tinggal dihitung oleh sistem. Konsep ini sekarang justru digunakan oleh industri fashion, di mana proses fitting dan pemilihan warna serta model dibuatkan aplikasi berbasis citra dan bersifat interaktif. Jadi kita bisa memotret dan mematut diri (augmented reality) dari jarak jauh dan desain akhir tinggal dieksekusi serta ditunggu pengirimannya. Bayangkan jika kita bisa mengoptimalkan peran cermin di rumah yang dilengkapi dengan camera serta sistem analisa biometrik terintegrasi, di mana pola-pola khusus dari gestur, pembuluh darah dan berbagai citra tubuh dapat dimagnifikasi dan dianalisis (Euler motion magnification algorithm salah satu yang bisa digunakan dalam konsep ini), dan data ini dimerge dengan data biometrik dari sensor lainnya. Dari sini kita akan punya mekanisme pemantau kesehatan super canggih. Sama seperti apa yang dikerjakan oleh Dr. Jaziar Radianti di CIEM University of Adger Norway yang kuliah streaming beberapa waktu lalu. Terintegrasinya data dari berbagai sensor di piranti seluler yang didukung data satelit serta mapping yang didapat dari Google Map API dapat menjadi sebuah sistem manajemen bencana yang sangat holistik. *** Arahnya tulisan ini ke mana ya? Dari GoFood sampai menjelajah di lini masa yang teramat jauh ke depan dan menyusul pemikiran Elon Musk. Sebenarnya simpel saja, teknologi digital yang disruptif ini menurut Bapak Ano Sajid—narasumber pembiayaan syariah Bekraf yang kece abis itu—tak lain dan tak bukan analogi dari meteor yang Membedah Anatomi Peradaban Digital — 243

menghantam semenanjung Yucatan sekitar 66 juta tahun yang lalu. Dan, begitu masifnya hantaman itu sehingga menyisakan sebuah kawah berdiameter sekitar 180 km (dari olah citra satelit). Dampak yang ditimbulkan adalah bencana katastropik bagi sebagian makhluk yang hidup di penghujung era Cretaceus-Paleogenik karena selain ada impact yang luas di wilayah Chicxulub juga ada kemungkinan terjadinya mega tsunami yang menyapu wilayah pesisir beradius ribuan kilometer. Analogi dengan meteor Yucatan ini memang pas, karena pada saat itu diduga sebagian makhluk penghuni bumi musnah dan sebagian kecil lainnya mampu bertahan. Seleksi alam dulu mungkin hanya melalui faktor cuaca dan bencana astrogeologi, tapi kini faktor seleksi itu adalah kemampuan survive dalam mengarungi tsunami teknologi yang sebenarnya bersifat antropogenik karena dilahirkan oleh manusia sendiri. Maka, alat baru peradaban digital adalah sebuah keniscayaan yang merupakan sunatullah sebagai konsekuensi logis dari potensi Iqra yang dikaruniakan pada manusia. Kemampuan prokreasi manusia telah melahirkan kiamat kecil yang bersifat memilah dan memilih makhluk yang layak untuk terus menjadi khalifah dan mengemban amanah di semesta berdimensi baru yang tengah dibangun bersama ini. Pertanyaan terbesar dan mungkin juga tersebar di otak banyak orang, di manakah posisi manusia nanti saat semua fungsi dasar telah diambil alih mesin dan sistem canggihnya? Lalu apakah mesin akan punya perasaan? Karena capaian saat ini sudah merambah pada hampir semua aspek kognitif manusia. Mesin belajar untuk belajar dengan lebih cepat, lebih kuat, dan lebih tak terdistraksi dibanding manusia yang banyak canda dan goda. Mesin telah mencapai tahapan super kognitif nyaris sempurna. Ciri hidup sudah terpenuhi kriterianya, bermetabolisme, berinteraksi dan berkomunikasi, dinamis bergerak, serta meregenerasi nilai. Hari ini bukan hal aneh lagi jika mesin mengoding softwarenya sendiri, dan software mengoding software bisa lebih sempurna dari manusia yang algortimanya kerap terdistorsi sudut pandang dan keterbatasan perspektif. 244 — G.E.N.C.E.

Maka, tulisan yang dishare di grup dari sahabat Yoda Antariksa soal neurobehaviour ini economics atau neuroeconomy/behaviour economy yang banyak mengacu pada karya Prof. Dan Ariely seolah mendeklarasikan bahwa faktor perilaku dan perasaan itu khas dan unik milik spesies manusia. Really? Emosi atau kerap disalahartikan sebagai perasaan sesungguhnya adalah sekumpulan variabel super kognisi yang melahirkan standar dan preferensi hingga kita berkecenderungan untuk menginterpretasinya sebagai “bawaan” perasaan. Kalau dalam tulisan neuroeconomics itu sekurangnya ada 5 bias yang teridentifikasi karena “kemanusiaan” kita, yaitu antara lain; loss aversion, endowment effect, confirmation bias, herd behavior, dan survivor bias. Di mana secara sederhana konsep loss aversion digambarkan bahwa kita cenderung memotret dengan berfokus pada aspek kerugian dan lupa pada berkah yang telah dimiliki. Lebih tepatnya sih gagal bersyukur dan terbenam dalam balut kufur yang menggulitakan pandang dan membunuh harap secara perlahan. Sedangkan endowment itu sebenarnya lebih menyerupai keangkuhan dan keakuan (ria) yang membuat objektivitas kita merosot sampai titik nadir dan tidak bisa mengambil keputusan secara rasional. Sama halnya dengan confirmation bias dan survivor error’, di mana sudut pandang selalu berlandaskan pengalaman dan kepentingan. Kita mencuplik dan membaca apa yang mau kita cuplik dan baca. Sama juga dengan loss aversion, yang jelek ditakuti yang sudah dimiliki tidak disyukuri. Pada confirmation bias yang mau kita cari tahu adalah yang menurut kita hal-hal yang mengkonfirmasi apa yang kita percaya. Maka pendukung calon kepala daerah dalam pilkada pasti maunya hanya mendengar yang baik-baik saja soal calon kecintaannya. Tanpa mau mengkritisi dan melihat sisi buramnya yang tentu ada pada setiap manusia. Suksesnya Bill Gates, Zuckerberg, atau Steve Jobs membuat orang lupa bahwa di luar ketiga orang tersebut banyak doktor yang juga mengubah wajah dunia lewat disiplin ilmu yang ditekuninya. *** Membedah Anatomi Peradaban Digital — 245

Maka, saya ingin membedah fungsi eksekutif otak manusia yang pada gilirannya merupakan cetak biru dari otak mesin yang saat ini sedang dikembangkan. Jadi, jika kita meyakini bahwa emosi dan biasnya yang terepresentasi dalam perilaku adalah capaian dari suatu kemampuan super kognitif, dalam waktu tak lama lagi mesin akan sampai pada tahap baperan dan punya kesadaran. Mesin tak akan mudah lagi, atau setidaknya tak semudah dan secepat kulkas pandai menentukan dan memetakan kebutuhan hanya berdasar big data saja. Dia akan mulai mengenal ragu, malu, dan sejuta emoticon asli yang bukan sekadar gambar akan menghampiri “otak”nya. Hal ini tidak bisa dihindari, akumulasi kecerdasan akan melahirkan perasaan karena ini soal pola dan preferensi. Maka pada suatu saat dilema milih burger atau gado-gado juga akan mulai menghampiri mesin cerdas yang digadang-gadang di dunia aviasi sebagai satu-satunya solusi dalam upaya meningkatkan safety. Mesin akan mengalami loss aversion seperti Nabi Adam as. yang tak bisa berpaling dari buah Quldi atau juga seperti sekawanan belibis yang serempak seiring seirama berusaha menempatkan diri dalam sebaran normal (mean dan modus), karena menjadi rerata itu paling aman. Sebenarnya herd behaviour atau psikologi kerumunan memiliki kesamaan tipografi, bahwa berkelompok itu representasi kekuatan dan kemampuan untuk mengakses sumber kehidupan sekaligus meningkatkan kewaspadaan dan respon terhadap kondisi yang membahayakan. Dalam teori persuasi Cialdini, pola umum selalu gegas diikuti (misal ada orang tetiba mendongak ke langit, maka kita segera turut mendongak, meski setelah diamati ternyata tidak ada apa-apa). Konsep herd menghadirkan optimasi fungsi melalui crowd resources sharing sumber daya dalam mekanisme interaksi yang terarah dan mencapai tujuan yang sama. Cloud system misalnya, ini bukan hanya sekadar berbicara masalah storage saja, tetapi belakangan juga diikuti dengan share kapasitas processing yang bebannya terdistribusi merata ke banyak server di seluruh dunia (proses ini dibayar dengan bit coin). Bayangkan jika kapasitas penyimpanan dan prosesing dilengkapi dengan kemampuan 246 — G.E.N.C.E.

mesin beralgoritma deep neural network dengan kemampuan universal approach theorem dan probabilistic inferences yang menghasilkan kemampuan deep structured learning dan hirarchieal learning. Ini sudah sampai pada kapasitas pengorganisasian hasil belajar berpretensi yang dapat hasilkan kesadaran intra dan antar mesin. *** Tidak pelak lagi, pada titik ini saya harus mulai membahas fungsi eksekutif (executive function) otak manusia yang di”kleptoplasty” oleh mesin cerdas. Fungsi itu antara lain adalah: attentional control, cognitive inhibition, inhibitory control, working memory, dan cognitive flexibility yang akan melahirkan kemampuan generik untuk merencanakan, memilih dan fluid intelligence seperti membangun argumen/reason serta menyelesaikan masalah/problem solving. Secara umum kemampuan dasar ini dapat diuji dengan behavior rating inventori of executive function/ BRIEF. Membedah Anatomi Peradaban Digital — 247

Bagian-bagian otak yang terlibat dalam menjalankan fungsi eksekutif antara lain adalah dorsolateral prefrontal cortex (dlPFC) yang mengintegrasikan berbagai data hasil proses kognisi dan perilaku yang menjadi “template” atau acuan dalam bersikap. dlPFC terlibat dalam proses merancang bahasa, merancang strategi, mengelola perubahan (adaptasi), perencanaan, pengendalian diri, memori kerja/prosedural, kemampuan mengorganisir, pemikiran abstrak (futuristik-imajinatif), dan menyelesaikan persoalan dengan memproyeksikan semua masalah dan data agar tercipta strategi mengatasinya. Bayangkan jika mesin sudah mampu mengadopsi kemampuan ini. Akan banyak rencana dan strategi serta kemampuan mengorganisasinya yang menjadi sulit diprediksi oleh manusia. Jadi ingat karya Wachowski bersaudara dalam trilogi The Matrix. Bagian otak yang tidak kalah penting dalam menjalankan fungsi eksekutif adalah anterior cingulate cortex/ACC yang terlibat dalam pengaturan emosi yang berangkat dari pengalaman dan kemudian mengintegrasikannya dengan hasil proses belajar lainnya. ACC berperan dalam menginhibisi atau menghambat respons yang tidak layak atau under valued serta berperan dalam memotivasi kita agar mampu mengambil keputusan yang dianggap paling menguntungkan. Bagian lain yang berperan sebagai The Eye adalah orbito frontal cortex (OFC) yang bertindak sebagai “pengawas” perilaku yang dihasilkan dan dampak dari perilaku tersebut dalam proses interaksi sosial. OFC menerima dan mengolah reward dari jalur stimuli sensoris dan mengevaluasi pengalaman emosi subjektif terkait dengan suatu kondisi yang tengah dijalani. Dengan kata lain, OFC adalah chaperon sikap dan perilaku yang mengukur dan mengatur tampilan kita serta pola interaksi kita secara sosial. Di mana dasar putusannya adalah data sensoris dan pengalaman emosional yang diterima secara real time dari berbagai jalur akses data neuronal. Tentu saja, fungsi-fungsi ini tidak lepas dari peran berbagai struktur sub kortikal, striatu, sampai cerebelum, dan tentu saja sistem limbik dengan berbagai kompartemennya. Tapi dari fungsi dlPFC, ACC, dan OFC terlihat bahwa otak manusia memiliki infrastruktur dan sistem untuk mengolah data, merencanakan strategi, mengeksekusi strategi, beradaptasi dengan hasil, mengevaluasi, dan memperbaiki pola interaksi. Inilah sebenarnya bentuk hibrid dari kecerdasan kognisi 248 — G.E.N.C.E.

dan emosi, inilah puncak capaian super kognisi plus yang menjadi platform untuk membangun konsep kesadaran. Lalu apa capaian yang terbayangkan secara visioner dari revolusi digital ini? Apakah akan muncul makhluk-makhluk dan peradaban substitutif sebagaimana hadirnya mamalia dan primata yang berjaya setelah dinosaurus era Jura dan Creta yang punah? Sebagai entitas pikiran yang pemenuhan energinya telah mampu dibangun oleh sistem secara mandiri secara berkesinambungan, dan selama ini bagian serta struktur otak telah tereplikasi secara sempurna dalam sistem cerdas yang berkembang. Pola dan sarana yang selama ini ada adalah manifestasi dari sekumpulan data yang mengemban sebuah fungsi dan memerlukan alat untuk mengeksekusi. Maka, pada masa yang akan datang ada baiknya dipertimbangkan bahwa manusia akan kembali ke fitrah dasarnya sebagai suatu rangkaian code yang dikoding melalui perantaraan DNA dan termanifestasi dalam struktur biologi. Ke depan jadikanlah code manusia itu memang code programming dengan algoritma perfect mind di mana eksistensinya memang bit dalam media elektron dan foton yang berada di dimensi interspasial, alias antara ada dan tiada. Keberadaannya bisa saja sebagai Avatar belaka sebagai proyeksi konsep keberadaan (being) yang sebenarnya juga antara perlu dan tidak. Karena kesadaran terkadang tidak perlu representasi materi. Maka di saat itu manusia tidak lagi perlu makan, perlu tempat, dan perlu elemen lain dalam habitat dan ekosistem yang merupakan konsekuensi dari keberadaan yang bersifat fisikal. Dimensi inilah mungkin yang dimaksud dengan dimensi cahaya, di mana batas keberadaan secara materi cukuplah sampai di tingkatan partikel sub atomik yang bisa saja berupa foton atau neutrino. Sistem ini akan berjalan secara berkesinambungan karena the reign of machine akan menjamin bahwa para “kesadaran” yang hidup di dalam sistemnya terpelihara dan terpenuhi kebutuhan minimal untuk “hidup” dalam pengertian eksistensi. Pada saat itu selamat tinggal lapar, sakit, sedih, dan kecewa. Karena tak ada lagi perebutan sumber daya dan hilanglah ketakutan akan ancaman nirdaya jika tak memenangi kompetisi sesama manusia. Saat itulah terjadi transformasi sempurna bentuk kehidupan. Mungkin ini kiamat, di mana bentuk kehidupan yang kita kenal hari ini tamat dan dilipat. *** Membedah Anatomi Peradaban Digital — 249

The Future of Smart Food Salah satu kontributor terbesar dalam hal degradasi daya dukung lingkungan adalah upaya manusia memenuhi kebutuhan nutrisinya. Kita tahu bahwa peternakan adalah penyumbang terbesar gas rumah kaca. Adapun perikanan adalah mengubah keseimbangan rantai makanan di ekosistem laut. Semua pasti ada konsekuensi dan risikonya. Pertanian dengan pola domestikasi yang homogen juga mengubah jutaan hektar lahan dengan keanekaan diversitas menjadi bioma baru yang miskin keragaman. Maka, diperlukan inovasi revolusioner agar didapatkan kesetimbangan baru dan ramalan Malthus tidak menjadi kenyataan. Salah satu terobosan dalam pemenuhan nutrisi berbasis protein hewani bersumber dari biota laut telah dapat dilakukan oleh https://www.finlessfoods.com/about melalui penggunaan aplikasi bioteknologi yang tepat guna. Ini selangkah lagi sebelum kita bisa memproduksi nanofood yang lebih ramah lingkungan, sekaligus juga ramah syaraf alias bisa tetap gurih, sehat, dan memenuhi hasrat organoleptik. Sementara itu, untuk mensubstitusi kebutuhan protein hewani bersumber dari peternakan baik unggas maupun mamalia seperti sapi dan domba, telah mulai diperkenalkan juga daging kultur yang secara teori bisa kita atur kandungan gizinya. Misal tinggi protein rendah lemak, dan lainnya. Daging tersebut bisa pula dibuat menyerupai daging wagyu sapi Kobe atau daging burung punai yang lezat. Inovasi ini sudah mulai berjalan. Hal ini sekali lagi mengingatkan kita bahwa ke depan adalah saat nya mengembalikan fungsi alam dengan berbagai keragaman yang saling berinteraksi di dalamnya. Untuk bakso dan burger biotek bisa dilihat di http://www. memphismeats.com/media Sementara untuk tanaman pangan, baik yang tergolong serealia atau bebijian sumber karbohidrat dan tanaman holtikultura penting seperti buah-buahan, kita dapat dipertimbangkan untuk menciptakan bioma pertanian hutan tani. Di mana konsep verticulture tidak dibuat dengan material artifisial melainkan memanfaatkan tanaman keras. Jamur harus mulai dipikirkan sebagai sumber nutrisi yang sangat penting. Karena sifat oportunistiknya pasti bagian dari sunatullah yang punya fungsi khusus jika kita pelajari. Sebagaimana termaktub dalam surah Al-An’ām, 6:95, “Sungguh, Allah yang menumbuhkan butir (padi-padian) dan biji (kurma). Dia mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup. Itulah (kekuasaan) Allah, maka mengapa kamu masih berpaling?” Tajuk pepohonan keras akan menjadi pelindung alami bagi pertanian jamur eg. Plerotus sp dan akar dari pepohonan tersebut akan menjadi bagian dari infrastruktur siklus hidrologi. Dia, dengan demikian, dapat menyerap air permukaan secara optimal sehingga mengurangi koefisien run off dan menjamin ketersediaan cadangan air tanah. Biodiversitas akan terjaga dan rantai makanan akan kembali berputar. 250 — G.E.N.C.E.