Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore KUMPULAN NASKAH COVID-19 MASING2 UNIT

KUMPULAN NASKAH COVID-19 MASING2 UNIT

Published by Ade Rizky Tri Prasojo, 2022-09-23 08:17:12

Description: KUMPULAN NASKAH COVID-19 MASING2 UNIT

Search

Read the Text Version

B. STRUKTUR ORGANISASI DAN TUGAS POKOK RADIOLOGI 1. STRUKTUR ORGANISASI KAINSTAL DOKTER JANGDIAG SPESIALIS RADIOLOGI PAUR RADIOLOGI KA RUANG RADIOGRAFER PETUGAS FISIKAWAN ADMIN PERAWAT PROTEKSI MEDIS RADIOLOGI RADIASI 235

2. TUGAS POKOK RADIOLOGI ⚫ Kepala Instalasi Radiologi ✓ Memimpin, menyusun program, pembinaan pelaksana dan mengkoordinasikan pelaksanaan tugas Radiologi. ✓ Melaksanakan pelayanan teknis medis Radiologi. ⚫ Paur Radiologi ✓ Membantu Ka Instalasi Radiologi dalam hal pelayanan Radiologi ✓ Merencanakan program kerja unit Radiologi ✓ Mengevaluasi kinerja anggota unit Radiologi ⚫Kaur Radiologi ✓ Menyusun Jadwal anggota Radiologi ✓ Mengkoordinasi dengan bagian terkait pelayanan Radiologi ✓ Memelihara ketertiban dan kebersihan ruangan ⚫ Petugas Proteksi Radiologi ✓ Menyelenggarakan proteksi radiasi ✓ Mengevaluasi hasil paparan radiasi anggota Radiologi ✓ Menyelenggarakan administrasi pesawat Radiologi ⚫ Radiografer ✓ Melaksanakan pelayanan teknik Radiografi yang profesional ✓ Memelihara ketertiban dan kebersihan alat-alat Radiologi ✓ Mencatat pasien yang difoto ke dalam buku register ✓ Membuat pencatatan dan pelaporan semua kegiatan di Radiologi ⚫ Dokter Radiologi ✓ Penanggung jawab pelayanan radiologi ✓ Membuat ekspertisi bacaan Hasil radiologi ⚫ Perawat Radiologi ✓ Melakukan tindakan medis yang berhubungan dengan pelayanan radiologi 236

C. PERAN RADIOLOGI DI RUMAH SAKIT BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG Pemeriksaan radiologi berperan sangat penting sebagai pemeriksaan penunjang bagi Rumah Sakit, yang bertujuan untuk membantu klinisi dalam menilai adanya kelainan/lesi patologis yang mencakup seluruh bidang kedokteran, terutama bedah, penyakit dalam, anak/pediatrik, kebidanan & kandungan, pulmonologi, kardiologi, telinga, mata, dan sebagainya. Disamping memastikan diagnosis, radiologi juga bisa memberikan informasi tentang keberhasilan pengobatan. Adapun instrumen/modalitas pemeriksaan radiologi yang tersedia di Rumah Sakit Bhakti Wira Tamtama Semarang meliputi pemeriksaan radiologi konvensional, panoramic, CT-Scan 160 Slice, dan UltraSonoGrafy/USG yang penggunaannya sesuai indikasi dan permintaan dari klinisi. Berikut merupakan jenis-jenis pemeriksaan radiologi yang terdapat di Rumah Sakit Bhakti Wira tamtama Semarang : 1. CT-Scan 160 Slice Merupakan alat canggih dalam bidang radiologi yang digunakan untuk melihat struktur anatomi dalam tubuh manusia. Ct-scan 160 slice juga mampu menghasilkan gambar berresolusi tinggi dengan waktu pemeriksaan yang lebih cepat. Selain bisa mengevaluasi berbagai struktur organ seperti abdomen, thorax/dada, kepala-leher dan tungkai, Alat ini juga dapat digunakan untuk memvisualisasikan pembuluh darah Otak, jantung dan pembuluh darah perifier serta mampu melakukan rekonstruksi secara 3D. 237

2. Radiologi Konvensional dengan teknologi Digital Radiografi (DR) dan Computer Radiografi (CR) Pemeriksaan radiologi konvensional merupakan Pemeriksaan sederhana menggunakan sinar rontgen (sinar X) dengan berbagai posisi pemeriksaan. Pemeriksaan ini dilakukan pada berbagai organ tubuh, antara lain organ-organ dalam rongga dada, rongga perut, serta tulang-tulang pada seluruh bagian tubuh. 238

3. Panoramic Panoramic adalah pemeriksaan yang biasa dilakukan oleh dokter gigi atau dokter spesialis bedah mulut dalam menegakkan diagnosis penyakit pada pasiennya. Pemeriksaan panoramic merupakan pemeriksaan non invasif dan merupakan prosedur ekstraoral sederhana yang menggambarkan daerah rahang atas dan rahang bawah pada satu film. Pemeriksaan ini memberikan informasi pada dokter mengenai sinus maxillary, posisi gigi, dan kelainan tulang di daerah mulut, untuk merancang terapi atau pengobatan pada pasien gigi dan mulut. 4. UltraSonoGrafy/USG Pemeriksaan dengan menggunakan gelombang suara dan tidak mengandung resiko dari paparan sinar X. Pemeriksaan ini terutama dipergunakan untuk memperlihatkan kelainan-kelainan dalam rongga perut/abdomen, testis, payudara, kepala, leher, dan berbagai organ gerak. 239

D. PERAN RADIOLOGI PADA PENANGANAN COVID-19 Pemeriksaan radiologi berperan penting dalam melawan COVID-19. Penggunaan pemeriksaan radiologi sangat membantu dalam menilai dan melihat perkembangan penyakit. Pada beberapa kasus dengan hasil tes virologi yang negatif, pemeriksaan radiologi dapat menunjukkan adanya infeksi paru-paru. Sehingga pemeriksaan radiologi dapat mendeteksi infeksi virus pada tahap awal. Pemeriksaan radiologi thorax berperan penting dalam penegakkan diagnosis dan penilaian pengobatan pada COVID-19. Pemeriksaan dapat dilakukan menggunakan x- ray dada atau CT-Scan dada. Meskipun pemeriksaan foto thorax dianggap tidak sensitif untuk menemukan kelainan paru pada tahap awal penyakit, akan tetapi pemeriksaan foto thorax dalam keadaan darurat saat ini, dapat menjadi alat diagnostik yang berguna untuk memantau perkembangan kelainan paru karena COVID-19, terutama pasien kritis di unit perawatan intensif. Secara klinis, penyakit pernapasan virus corona muncul sebagai pneumonia, sehingga temuan pencitraan yang dominan adalah pneumonia atipikal atau organising pneumonia. Foto thorax memang kurang sensitif dibandingkan CT scan, namun foto thorax dapat digunakan sebagai pendekatan lini pertama karena ketersediaannya dan mudah untuk dibersihkan. Gambaran pada foto thorax mungkin normal pada fase awal penyakit dan mencapai puncaknya pada 10-12 hari setelah timbulnya gejala. Gambaran foto thorax pada pasien COVID-19 Pada gambar diatas terlihat foto thorax pasien pada tahap awal penyakit secara keseluruhan adalah normal dan ada sedikit 240

gambaran konsolidasi yang samar di lobus bawah (gambar 1. a). Lalu pada tahap akhir penyakit menunjukkan gambaran ARDS seperti pan-lobar pattern, konsolidasi multipel, gangguan struktur paru yang membutuhkan alat bantu endotrakeal (gambar 1.b) Pada Gambar diatas tidak ditemukan abnormalitas pada pemeriksaan foto thorax, namun dua hari kemudian ditemukan bayangan patch lokal di paru kiri (Gambar 2 a dan b) Bentuk perhatian pemerintah di masa pandemic covid-19 sangat luar biasa, yaitu dengan memberikan bantuan alat-alat kesehatan terhadap Rumah Sakit yang menanggani pasien covid-19. Rumah Sakit Bhakti Wira Tamtama Semarang mendapatkan bantuan Ct-scan 160 slice dan mobile unit x-ray lengkap beserta bangunannya dari kementrian pertahanan. Dengan bantuan tersebut, sangat membantu dokter untuk menegakkan diagnosis pasien covid-19. Berikut merupakan foto alat-alat bantuan dari Kementerian Pertahanan : 241

Rumah Sakit Bhakti Wiratamtama pertama kali merawat pasien covid-19 pada awal maret 2020 , pasien pertama kali merupakan tn.X yang memiliki riwayat berpergian dari Jakarta. Setelah itu Kepala Rumah Sakit membentuk Satgas Covid- 19 tingkat Rumah Sakit, dan membuat alur pemeriksaan terhadap pasien yang terindikasi terpapar covid-19. Berikut merupakan alur pemeriksaan covid-19 : 242

Keterangan : 1. Petugas Isolasi IGD menghubungi Petugas Radiologi untuk melakukan pemeriksaan di ruang isolasi IGD. 2. Petugas Radiologi menanyakan klinis dan data pasien 3. Petugas radiologi mengenakan APD proteksi radiasi dan APS covid-19 di bagian Radiologi 4. Petugas radiologi menyiapkan sarana dan prasarana untuk pemeriksaan 5. Petugas radiologi mengambil pesawat mobil unit di ruangan Belakang IGD 6. Petugas radiologi melakukan pemeriksaan di ruang isolasi IGD 7. Petugas radiologi memberitahu kepada semua personil yang ada di ruang IGD untuk berlindung 8. Petugas radiologi pada saat melakukan foto mengucapkan “X-RAY”. Setelah selesai memberitahu pemeriksaan telah selesai 9. Setelah selesai pemeriksaan foto petugas radiologi melakukan sterilsasi diri dan alat di sebelah ruang isolasi/ruang secrining covid-19 10. Petugas radiologi mengembalikan sarana prasarana yang di pakai lewat samping informasi 11. Petugas radiologi melakukan proses pencetakan gambar radiografi dan hasil ekspertisi 243

12. Petugas radiologi menyerahkan hasil radiografi dan ekpertisi ke petugas Isolasi IGD ALUR PEMERIKSAAN RADIOLOGI PASIEN SUSPECT COVID-19 DI RUANG ISOLASI RAWAT INAP FLAMBOYAN HASIL RONTGEN RADIOLOGI R. YANMED R. X-RAY FLAMBOYAN MOBILE Keterangan : 1. Petugas ruang isolasi flamboyan menghubungi Petugas Radiologi untuk melakukan pemeriksaan di ruang isolasi Flamboyan. 2. Petugas Radiologi menanyakan klinis dan data pasien 3. Petugas radiologi menyiapkan sarana dan prasarana untuk pemeriksaan 4. Petugas Radiologi menuju ruang yanmed untuk mengambil dan mengunakan APD dan juga melakukan absen 5. Petugas Radiologi membawa Pesawat X-Ray kedalam ruang isolasi flamboyant 6. Petugas Radiologi melakukan pemeriksaan di ruang isolasi flamboyan 7. Petugas radiologi memberitahu kepada semua personil yang ada di ruang igd untuk berlindung 8. Petugas radiologi pada saat melakukan foto mengatakan “ X-RAY” Setelah selesai memberitahu perawat bahwa pemeriksaan telah selesai 9. Setelah selsai pemeriksaan foto petugas radiologi melakukan sterilsasi diri dan alat di belakang ruang isolasi flamboyan 10. Petugas Radiologi mengembalikan alat ke ruang belakang IGD 11. Petugas radiologi melakukan proses pencetakan gambar radiografi dan hasil ekspertisi 12. Petugas radiologi menyerahkan hasil radiografi dan ekpertisi ke petugas Yanmed 244

Berikut merupakan foto petugas radiologi yang akan melakukan pemeriksaan foto thorax di ruang isolasi IGD : Berikut foto petugas radiologi yang akan melakukan pemeriksaan foto thorax di ruang isolasi flamboyan : 245

Sejak awal pandemic covid-19 sampai sekarang unit radiologi sudah melakukan pemeriksaan radiologi dengan data sebagai berikut : NO BULAN TAHUN JUMLAH PASIEN 1 Maret 2020 6 2 April 2020 26 3 Mei 2020 22 4 Juni 2020 41 5 Juli 2020 25 6 Agustus 2020 53 7 September 2020 43 8 Oktober 2020 26 9 November 2020 67 10 Desember 2020 124 11 Januari 2021 105 12 Februari 2021 71 246

13 Maret 2021 28 14 April 2021 28 15 Mei 2021 36 16 Juni 2021 276 17 Juli 2021 217 18 Agustus 2021 49 19 September 2021 14 20 Oktober 2021 7 21 November 2021 0 22 Desember 2021 0 23 Januari 2022 0 24 Februari 2022 168 Berikut merupakan grafik jumlah pasien covid-19 dari awal pandemic hingga sekarang : GRAFIK JUMLAH PASIEN COVID DI RADIOLOGI 247

E. PENUTUP Kesimpulan Unit Radiologi Rumah Sakit Bhakti Wiratamtama Semarang sejak awal pandemic covid-19 sampai sekarang sudah memberikan pelayanan penunjang Radiologi dengan professional. Pemeriksaan radiologi sangat berperan penting pada penegakkan diagnosis covid-19, hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan pemeriksaan foto thorax. Gambaran foto thorax yang paling sering adalah BroncoPneumonia ataupun Pneomonia. Saran Untuk mendukung mutu pelayanan radiologi pasien covid-19 di Rumah Sakit Bhakti Wiratamtama Semarang pada pasien rawat inap , sebaiknya memberikan Alat Pelindung Radiasi di bagian ruang isolasi flamboyan agar petugas yg berada di dalam lebih safety dan aman dari radiasi. Semarang, Maret 2022 Unit Radiologi Supadi Sertu NRP 31980539971279 248

RUMKIT TK. III 04.06.02 BHAKTI WIRA TAMTAMA INSTALASI / UNIT CSSD PERANAN UNIT CSSD DI RUMAH SAKIT TA.2020-2022 249

BAB I PENDAHULUAN Pandemi Covid -19 Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) telah dinyatakan oleh WHO sebagai pandemic dan Indonesia telah menetapkan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) Rumah Sakit Bhakti Wira Tamtama Semarang selama masa pandemic COVID-19 harus mengutamakan keselamatan pasien dan petugas , dengan berupaya mencegah tidak terjadinya risiko infeksi tertular oleh Covid-19. Untuk mencapai keberhasilan tersebut perlu dilakukan pengendalian infeksi di RS dengan melakukan Sterilisasi alat atau bahan tertentu, Kepala Rumah Sakit Bhakti Wira Tamtama Semarang sebagai Rumah Sakit di bawah TNI AD telah mengambil langkah kebijakan dalam penangan Pandemi Covid-19 untuk memberikan pelayanan yang prima dan aman kepada Para Prajurit, PNS dan Keluarganya serta Masyarakat penggunanya untuk mencegah resiko terjadinya penularan/infeksi Covid 19 bagi pasien dan petugas. Salah satu indicator keberhasilan dalam pelayanan rumah sakit adalah rendahnya angka infeksi nosokomial di rumah sakit.Untuk mencapai keberhasilan tersebut maka perlu dilakukan pencegahan dan pengendalian terjadinya penularan infeksi covid 19. Unit CSSD mempunyai peran yg sangat penting dalam upaya memutus mata rantai kehidupan mikroba serta menekan kejadian infeksi Nosokomial di Rumah Sakit. Seiring kemajuan jaman di segala bidang terutama bidang Tehnologi Rumah Sakit juga dituntut untuk dapat memberikan pelayanan prima yang bermutu sesuai dengan standar yang sudah ditentukan. Sterilisasi adalah suatu proses pengolahan alat atau bahan yang bertujuan untuk menghancurkan semua bentuk kehidupan mikroba termasuk endospora dan dapat dilakukan dengan proses kimia atau fisika. Unit CSSD Untuk melaksanakan tugas dan fungsi sterilisasi, sangat bergantung pada unit penunjang medic lain maupun instalasi lain. Apabila terjadi hambatan pada salah satu sub unit akan dapat mengganggu proses sterilisasi dan hasil sterilisasi. Pusat sterilisasi bertugas untuk memberikan pelayanan terhadap semua kebutuhan kondisi steril atau bebas dari mikroorganisme (termasuk endospora) secara tepat , cepat dan professional. Untuk itu diperlukan struktur organisasi sehingga tugas dari unit sterilisasi tercapai dengan tepat 250

BAB II DASAR, MAKSUD DAN TUJUAN A. Dasar 1. Undang undang No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, pasal 10 (1) h. Ruang sterilisasi 2. Pedoman CSSD di Rumah Sakit tahun 2009 3. PMK 24 tahun 2016 Persyaratan Teknis Bangunan dan Prasarana Rumah Sakit Area Resiko Tinggi. 4. PMK No. 27 thn 2017 Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Dekontaminasi) 5. KARS ,Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit (SNARS) edisi 1 . 1 tahun 2019 Survei terfokus sistem pelayanan berisiko tinggi , Sterilsasi Sentral 6.Surat Edaran Kemenkes RI No.HK.02.01/ MENKES/ 303/ 2020 tentang Penyelenggaraan pelayanan kesehatan, Pencegahan penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19). B. Maksud Untuk Memberikan gambaran tentang pelaksanaan kegiatan pelayanan di Unit Sterilisasi/CSSD Rumkit Tk III 04.06.06.02 pada Pandemi Covid 19 C. Tujuan 1. Umum Untuk meningkatkan mutu pelayanan sterilisasi alat dan bahan guna menekan kejadian infeksi di Rumah Sakit Bhakti Wira Tamtama Semarang. 2. Khusus a. Memberi acuan regulasi dan acuan manajemen Pedoman Pengorganisasian Unit Sterilisasi (Central Sterile Supply Department /CSSD) di Rumkit Bhakti Wira Tamtama Semarang pada masa Pandemi Covid 19 b. Memberi acuan tugas pokok dan fungsi serta kompetensi masing – masing tenaga yang terlibat dalam pelayanan Instalasi Pusat Sterilisasi (Central Sterile Supply Department / CSSD) Di Rumah Sakit Bhakti Wira Tamtama Semarang. c. Terselenggara dan berhasilnya semua kegiatan pelayanan Proses Sterlisasi di Unit CSSD Rumah sakit dengan Aman/Safety sesuai dengan Standar Operasional Rumah Sakit pada masa Pandemi Covid 19. 251

BAB III SRUKTUR ORGANISASI A. Struktur Organisasi Rumah Sakit Tk. Iii Bhakti Wira Tamtama 252

B. Struktur Organisasi Unit CSSD di Rumah Sakit Bhakti Wira Tamtama 253

C. Uraian Tugas Dan Kualifikasi 1. IDENTIFIKASI JABATAN Nama Jabatan Ka. CSSD 2. URAIAN JABATAN a) Tujuan Jabatan Mengontrol produk sterilisasi agar terjamin kualitas sterilitasnya , terpenuhi dan terdokumentasinya proses pelayanan sterilisasi instumen secara efektif dan efisien sesuai prosedur yang berlaku. Memberikan masukan dan arahan pada pemakai b) Tugas Pokok di lapangan sehingga dapat menekan angka kejadian infeksi di rumah sakit 1) Membangun dan memelihara kultur yang sesuai tata nilai dan Buku Pedoman Pelayanan. 2) Melakukan staffing ( mengusulkan, mengatur, mengelola serta membina personel ) tenaga di lingkupnya. 3) Menyusun rencana kegiatan dan anggaran 4) Meng-enforce (menjaga dan menegakkan) standart mutu dan prosedur mutu yang relevan dengan bagiannya. 5) Mendorong upaya perbaikan guna peningkatan kinerja dan pencapaian target pada bagian yang dikelola. 6) Meningkatkan cost effectiveness (efektivitas biaya) bagian yang dikelolanya. 7) Mengendalikan dan memonitor pelaksanaan sterilisasi instrumen dan linen. 8) Mengkoordinasikan dengan bagian terkait tentang kalibrasi alat steril (autoclave). c). Wewenang 9) Mempertanggungjawabkan kinerja bagian kepada Ketua Mutu melalui laporan rutin tertulis. 10) Melakukan seleksi untuk calon tenaga di unit sterilisasi. d). Tanggung Jawab 1) Melakukan pembinaan, penilaian, penghargaan dan sanksi kepada anggota di Unitnya. 2) Melakukan modifikasi proses dan prosedur kerja / sistem agar lebih efektif dan efisien. 3) Memberikan usul rencana kebutuhan 254

e). Spesifikasi Jabatan tenaga di lingkupnya. 1) Pendidikan Terpenuhinya standart penunjang pelayanan 2) Pengalaman sterilisasi rumah sakit. 3) Pelatihan 4) Keahlian 1). Minimal S1 di bidang kesehatan. 5) Persyaratan 2). Minimal Diklat Dasar CSSD 3). Leadership skill, Manajemen Pelayanan Sterilisasi. 4). Mampu berbahasa Inggris Aktif / Pasif, Komputer 5). Kemampuan intelektual, kepribadian dan sikap kerja yang baik, mampu memimpin dan mengelola unit/bagian. 1. IDENTIFIKASI JABATAN Nama Jabatan Koordinator CSSD 2. URAIAN JABATAN a). Tujuan Jabatan Terlaksana, terjamin, Mengarahkan semua aktifitas staf yang berkaitan dengan supply alat medis steril bagi perawatan pasien. b). Tugas Pokok 1) Mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, c). Wewenang ketrampilan dan pengembangan diri dan personil lainnya. 2) Menentukan metode yang efektif bagi penyiapan dan penanganan alat/bahan steril 3) Bertanggung jawab agar staf mengerti akan prosedur dan penggunaan mesin sterilisasi secara benar. 4) Memastikan bahwa tehnik aseptik diterapkan pada saat penyiapan dan penanganan alat steril baik yang sekali pakai atau pemakaian ulang. 1) Melaksanakan instruksi atasan langsung yang berhubungan dengan pelaksanaan tugas. 2) Melaporkan kepada atasan apabila terdapat permasalahan yang tak dapat diselesaikan dalam pelaksanaan tugas. 3) Mengusulkan revisi / perkembangan / meningkatkan kinerja bagian. 4) Berkoordinasi tugas baik dilingkungan rumah sakit maupun instansi atau institusi diluar rumah sakit yang berkaitan dengan tugasnya. 5) Melakukan perbaikan sistem & prosedur di 255

d). Spesifikasi Jabatan bagiannya. 1) Pendidikan 1). Minimal D3 di bidang kes / perawatan. 2) Pengalaman 2). Sebagai Perawat Kamar Bedah/ sterilasasi. 3) Pelatihan 3). Pernah mengikuti kursus,seminar tentang sterilisasi. 4) Keahlian 4). Mampu berbahasa Inggris Aktif / Pasif, 5) Persyaratan Komputer. 5).Mempunyai kemampuan yang cukup tentang konsep aktivitas dari instalasi pusat sterilisasi. 1. IDENTIFIKASI JABATAN Nama Jabatan Pelaksana CSSD 2. URAIAN JABATAN a). Tujuan Jabatan Terlaksananya kegiatan pelayanan sterilisasi rumah sakit sehingga mampu mempersiapkan alat-alat kesehatan / instrument secara paripurna baik segi kualitas maupun kuantitas. b). Tugas Pokok 1) Melaksanakan program kerja yang telah ditetapkan c). Wewenang dan Tanggung Jawab 2) Menghitung dan mencatat alat tenun / kasa dan instrumen / alat kesehatan yang akan disteril. 3) Melakukan Packing dan Identitas terhadap alat tenun dan isntrumen 4) Melakukan Sterilisasi pada alat sterilisasi sesuai dengan prosedur. 5) Melakukan penyimpanan alat tenun / kasa pada tempat / lemari tertutup 6) Membuat dokumentasi penyerahan & penggunaan alat tenun/kasa dan instrumen/alat kesehatan yang sudah disteril . 1) Melaksanakan instruksi atasan langsung yang berhubungan langsung dengan tugas 2) Memeriksa alat tenun/kasa dan instrumen/alat kesehatan siap pakai yang akan dikirim kepengguna dalam kondisi baik. 3) Memeriksa jumlah alat tenun dan instrumen/alat kesehatan yang diserahkan dan yang diterima sesuai dengan pencatatan milik rumah sakit 4) Melaksanakan secara langsung kegiatan 256

d). Spesifikasi Jabatan sterilisasi alat tenun dan alat kesehatan 1) Pendidikan rumah sakit dengan melakukan pengawasan 2) Pengalaman kualitas dan kuantitas sesuai dengan standar 3) Pelatihan yang ditetapkan. 4) Keahlian 1). SMU atau sederajat 2). Bidang sterilisasi 3). Teknik pelaporan, Custumer Service, Prosedur Sterilisasi 4). Komputer, Bahasa Inggris ( aktif/ pasif ) Sehat Jasmani dan Rohani 257

BAB IV. UNIT CSSD PADA PENANGANAN PANDEMI COVID 19 A. Fungsi, Peran dan Tanggung jawab CSSD Pada Masa Pendemi Covid 19. 1. Fungsi Unit CSSD pada Masa Pandemi memiliki fungsi penting untuk menyiapkan peralatan yang tercemar atau terkontaminasi pada waktu proses tindakan Operasi ke pasien Covid- 19 dengan melakukan proses a). Dekontaminasi b). Pembersihan c). Desinfeksi d). Sterilisasi e). Mendistribusikan hasil steril ke pengguna untuk kepentingan perawatan pasien di Rumah sakit f). Monitoring mutu dan pendokumentasian di setiap langkah kegiatan. 2. Peran Cssd a). Menyediakan kebutuhan peralatan steril untuk OK dan unit lain b). Menyelenggarakan proses dekontaminasi, alat kesehatan yang terkontaminasi pasien dalam perawatan RS sesuai standar c). Memberi kontribusi terkait dengan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit 3. Tanggung Jawab a). Proses sterilisasi CSSD alat kesehatan terkontaminasi b). Proses sterilisasi BMHP barang bersih : Bahan Medis Habis Pakai c). Menyediakan alat kesehatan steril, BMHP steril dan Linen Steril d). Melakukan uji mutu sesuai standar parameter e). Memperhatikan dan Mencegah risiko infeksi Era covid 19 pada Petugas rumah Sakit. 258

B. Alur Kerja Unit Sterilisasi CSSD (Era Covid-19) 1. Sesuai Standar PPI. 7 . 1  (Standar Pelayanan Era Covid 19 Icra Infection Control Risk Assessment Proses multidisiplin yang berfokus pada pengurangan risiko terinfeksi pada petugas, pasien dan pengunjung di Rumah Sakit). Denah alur pelayanan Unit Strilisasi (CSSD) di masa pandemi Covid 19 adalah area beresiko tinggi sehingga penting untuk : a). Menurunkan angka kejadian infeksi dan mendukung program Patient Safety dan worker safety di rumah sakit. b). Menekan biaya operasional, c). Efisiensi biaya dan tenaga, d). Monitoring dan pengawasan lntens (Memberikan rasa aman buat pasien dan petugas pelayanan kesehatan di Rumah Sakit) e). Menghindarkan Rumah Sakit dari persoalan hukum sebagai akibat pelayanan sterilisasi yang merugikan pasien. 2. Alur Kerja unit CSSD 259

Penanganan Instrumen Bekas operasi Pasien Covid-19 di Unit CSSD INSTRUMEN KOTOR PERENDAMAN PENCUCIAN PACKING SETTING KONTROL,SELEKSI INDIKATORISASI, LABELING STERILISASI DISTRIBUSI KE USER 260

C. Denah Alur Pelayanan CSSD 1. Pelayanan Sterilisasi Sentral Di Era Covid-19 Sesuai standar system pelayanan berisiko tinggi Beberapa hal penting yaitu : a). Kepatuhan Cuci tangan dan Displin APD b). Proses Dekontaminasi alat kesehatan Kritikal dan Semi Kritikal c). Proses reuse Masker N95 Pendokumentasian Monitoring dan Evaluasi. 2. Pembersihan alkes yang terkontaminasi Pasien Covid 19. Instrumen alat kesehatan yang terkontaminasi Pasien Covid 19 dengan proses Dekontaminasi sesuai peraturan perundangan-undangan (Standar PPI 7.2 Proses Dekomentasi alat kesehatan dikatagorikan SPAULDING) meliputi : a) Alat Kritikal, untuk alat kesehatan yang digunakan untuk jaringan Steril atau sistem darah peralatan baik serta menggunakan teknik sterilisasi seperti mengelola dengan instrumen operasi benar. b) Alat Semi kritikal, berkaitan dengan mukosa dengan menggunakan disinfeksi tingkat tinggi (DTT) seperti naso gastric tube(NGT) dan alat endoskopi c) Alat Non kritikal, untuk peralatan yang digunakan pada permukaan tubuh dengan menggunakan disinfeksi tingkat rendah (DTR) seperti Tensi meter, Thermometer, Bahan medis habis pakai (BMHP) yang steril seperti kateter dan benang. 261

DENAH ALUR PELAYANAN CSSD SPOELHOCK ALAT R.DEKONTAMINASI R.PENYIMPANAN R.DISTRIBUSI CLEANING/PRECLEANING BARANG STERIL BARANG STERIL KOTOR KM MASUK INFEKSIUS Utara MESIN 1 R.PENGEMASAN R. DISKUSI STAF HIGHT TEMP INSTRUMEN AUTOCLAVE 1 GUDANG R.LOKER SRTAF MESIN 2 HIGHT TEMP KM BERSIH AUTOCLAVE 2 LOMOWEWSTINEM3P PLASMA LINEN KETERANGAN : BERSIH = ALUR KOTOR : AREA KOTOR/SOILED ZONA MASUK = ALUR BERSIH : AREA BERSIH /CLEAN ZONA = ALUR STERIL : AREA STERIL /STERIL ZONA 262

D. Alur Linen dan APD Re-use 263

Alur Kerja Penanganan Linen Unit CSSD SORTIR, SELEKSI SETTING, SUSUN INDIKATORISASI INTERNAL , LABELING INDIKATORISASI EXSTERNAL PACKING/PENGEMASAN STERILISASI KONTROL,SELEKSI DISTRIBUSI KE USER 264

E. Re-Use Masker N95 pada masa Pandemi covid 19 1. Rekomendasi Pemakaian Masker N95 menurut CDC. Masker N.95 adalah partikulat Respirator memiliki berbagai merk yang direkomendasikan oleh CDC dan WHO jenis ukuran N95 artinya 95 untuk % partikel di udara dapat di melindungi saluran nafas dari filtrasi biohazard yg bersifat aerosol. Aerosol adalah partikel yang berukuran sangat kecil kurang dari 3 mikron yang dapat melayang di udara. Pada masa Covid-19 saat ini dalam kondisi darurat, Masker berpotensi menularkan penyakit infeksi melalui aliran udara (airborne). Penggunaan masker N95 sangat diperlukan bila kita mendapati pasien dengan infeksi saluran pernafasan seperti masa pandemi Covid 19 Terlebih bila terjadi suatu wabah infeksi saluran pernafasan, seperti; flu burung, flu babi. Karena penggunaan masker bedah atau masker biasa tidak direkomendasikan terlebih bila diperuntukkan untuk petugas kesehatan yang terlibat dalam perawatan penyakit infeksi saluran pernafasan seperti Pandemi Covid 19. Mengingat harga dari masker N95 ini yang cukup mahal, maka dalam penggunaannya bukanlah dengan disposibel atau sekali pakai, tetapi dipakai berulang tanpa melakukan pencucian karena akan merusak bahan dari masker N95 itu sendiri yang akan membuat masker ini tidak lagi efektif digunakan dalam rangka pencegahan terjadinya penularan infeksi. Berikut adalah rekomendasi pemakaian Masker N95 menurut CDC: a) Buang masker N95 bila telah digunakan untuk suatu prosedur yang menggunakan dan menghasilkan bahan aerosol. b) Buang masker N95 bila terkontaminasi dengan darah, cairan hidung, atau cairan tubuh lainnya dari pasien. c) Gunakan pelindung wajah yang bersih atau masker bedah sebagai pelapis untuk melindungi masker n95 dari kontaminasi. d) Gunakan kantong penyimpanan berpori yang bersih untuk menyimpan satu masker N95 yang telah digunakan oleh satu pengguna dan diberi label identitas pengguna yang jelas untuk menghindari kontaminasi silang. Kantong penyimpanan harus diganti setelah masker N95 dibuang atau dibersihkan secara teratur. 265

e) Lakukan kebersihan tangan dengan cara handwash atau handrub sebelum dan sesudah menyentuh masker. f) Hindari menyentuh bagian dalam Masker N95. Jika menyentuh bagian dalam masker, maka lakukan kebersihan tangan. g) Gunakan handscoon untuk memasang Masker N95. 2. Menghindari penurunan fungsi filter masker N 95. Untuk menghindari penurunan fungsi filter pada masker N95, maka perhatikan petunjuk penggunaan dari produsen mengenai cara penggunaan atau maksimal pemakaian. Jika tidak ada maka CDC menyaran untuk lima kali pemakaian ulang masker N95 dengan langkah-langkah yang direkomendasikan tersebut di atas, namun pemakaian ulang/ re-use masker N95 ini tetap mempunyai risiko tersendiri. Meskipun penggunaan Masker N95 berulang sangat bermanfaat berkaitan ketersediaan dan cost efektif, hal ini sangat berisiko untuk terjadinya infeksi bagi pengguna. Dibeberapa produsen mencantumkan untuk pemakaian secara disposible (sekali pakai). Kuman-kuman yang terdapat di permukaan luar Masker N95 sangat berpotensi untuk tersentuh oleh tangan pengguna sehingga sangat berisiko untuk terjadi penularan infeksi, yang menurut penelitian bahwa rata-rata perawat 25 kali menyentuh area wajah dalam satu shift jaga. 3. Resiko Re Use Masker N 95. a). Resiko tinggi petugas terkena infeksi b). Risiko kinerja alat tidak cukup atau tidak dapat terjamin sterilitas serta fungsinya. 4. Ketentuan dari Rumah Sakit. Rumah sakit menetapkan ketentuan tentang penggunaan kembali alat sekali pakai sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan standar profesional, termasuk penetapan (Penggunaan ulang peralatan sekali-pakai terkontaminasi pasien Covid 19 Standar PPI7.2.1) meliputi : a). Penentuan alat dan material yang dapat dipakai kembali. b). Penentuan jumlah maksimum pemakaian ulang dari setiap alat secara spesifik; 266

c) Identifikasi kerusakan akibat pemakaian dan keretakan yang menandakan alat tidak dapat dipakai; d) Proses pembersihan setiap alat yang segera dilakukan sesudah pemakaian dan mengikuti protokol yang jelas. e) Dokumentasi bukti pelaksanaan kegiatan pelayanan sterilisasi. 5. BMHP Kasa Merupakan bahan habis pakai ,tidak dapat diproses ulang, digunakan satu kali pemakaian. (Farmakope Indonesia Edisi Iv Tahun 1995 Kasa Pembalut Absorbent Cotton Gauze) 267

6. Alur Kerja Masker N 95 1.Penerimaan Masker 2. Penandaan 3.Pengemasan N 95 Masker N 95 Masker N 95 4.Sterilisasi 5.Kontrol Sterilan 6.Distribusi Masker N 95 Masker N 95 Masker N 95 F.Grafik Profil Indikator Mutu Unit CSSD pada masa Pandemi covid 19 1. Judul Indikator Mutu Judul Indikator Ketepatan waktu pemrosesan sterilisasi set alat instrumen Dimensi Mutu internal Ruang OK/IBS Tujuan Keselamatan, Kelayakan Definisi Operasional Keselamatan pasien Alasan Pemilihan indikator Ketepatan waktu pemrosesan sterilisasi set alat instrumen internal OK/IBS adalah waktu yang diperlukan sejak penerimaan set alat instrumen kotor dari OK/IBS untuk di proses Sterilisasi pada suhu 121 C dalam waktu 30 menit sampai Set alat steril siap untuk didistribusikan ke ruang OK/IBS Tugas pokok dan fungsi Unit CSSD adalah menjamin tersedianya Produk Steril tepat waktu. Ketepatan waktu pemrosesan sterilisasi adalah merupakan komponen mutu yang diharapkan oleh Ruang OK/IBS dan kensumen pengguna layananan cssd. Apabila waktu pemrosesan sterilisasi ≤ 150 Menit maka kegiatan operasi di OK dapat dilaksanakan tepat waktu. 268

Frekuensi pengumpulan Harian, bulanan Data Periode analisis 1 bulan Numerator Denumerator Jumlah set alat Instrument OK/IBS yang di sterilisasi dengan waktu pemrosesan sterilisasi ≤ 150 menit Formula Jumlah semua set alat Instrumen di OK/IBS yang di Sterilisasi Standar Jumlah set alat Instrument OK/IBS yang di sterilisasi dengan waktu pemrosesan sterilisasi ≤ 150 menit pada 1 bulan dibagi Jumlah semua set alat Instrument di OK/IBS yang di Sterilisasi pada bulan tersebut kali 100 % 100 % Penanggungjawab Kepala Unit CSSD 2. Grafik 1 LAPORAN HASIL STERILISASI ALAT KAMAR OPERASI/OK DI UNIT CSSD TA 2020 Hasil Analisa : Hasil pengamatan dari jumlah alat di OK/Kamar operasi yang di Sterilisasi sesuai Standar Unit CSSD pada tahun anggaran 2020 sesuai Standar 100% dengan hasil 100%. 269

Tindak Lanjut: Untuk mencapai hasil yang lebih baik segera membenahi yang masih belum sempurna diantaranya dengan meningkatkan perawatan alat secara rutin, meningkatkan sarana dan prasarana dan meningkatkan komunikasi dengan perawat di OK/Kamar operasi 3. Grafik 2. LAPORAN HASIL STERILISASI ALAT KAMAR OPERASI/OK DI UNIT CSSD TA 2021 Hasil Analisa : Hasil pengamatan dari jumlah alat di OK/Kamar operasi yang di Sterilisasi sesuai Standar Unit CSSD pada tahun anggaran 2021 sesuai Standar 100% dengan hasil 100%. Tindak Lanjut. Untuk mencapai hasil yang lebih baik segera membenahi yang masih belum sempurna diantaranya dengan meningkatkan perawatan alat secara rutin, meningkatkan sarana dan prasarana dan meningkatkan komunikasi dengan perawat di OK/Kamar operasi 270

BAB V KESELAMATAN KERJA MASA PANDEMIC COVID 19 A. Pencegahan Kecelakaan Pada Petugas. Tindakan pencegahan terhadap bahaya yang mengancam keselamatan para petugas di lingkungan pusat Sterilisasi adalah menjadi tanggungjawab seluruh petugas yang berada di pusat sterilisasi. Seluruh Petugas bertanggungjawab untuk melaksanakan semua kegiatan secara aman. Petugas pusat sterilisasi berhak mendapatkan Pelatihan dan Pembekalan tentang bahaya yang mungkin terjadi di lingkungan pusat sterilisasi. Pada dasarnya kecelakaan kerja dapat dihindari dengan mengetahui potensi bahaya yang dapat ditimbulkannya. Dengan memperhatikan secara seksama dan melatih teknik-teknik bekerja secara aman maka resiko terjadi kecelakaan kerja dapat diturunkan secara signifikan. 1. Beberapa tindakan pencegahan dapat dilakukan antara lain : a) Jangan sekali-kali memasukkan tangan ke dalam wadah berisi barang terkontaminasi tanpa dapat melihat secara jelas isi dari wadah tadi b) Tuangkan cairan yang dapat mengganggu pengenalan secara visual alat-alat, lalu pindahkan alat/instrument satu persatu. Pastikan agar bagian yang runcing dari instrument mengarah berlawanan terhadap tubuh kita pada saat transportasi. c) Buang sampah benda tajam (jarum suntik, blide) ke dalam wadah yang tahan tusukan dan tidak dibuang pada tempat sampah biasa d) Pada saat memproses ulang benda tajam pakai ulang, pisahkan dari instrument lain dan posisikan sedemikian sehingga dapat mencegah kemungkinan terjadinya luka pada petugas lain dengan penanganan normal e) Ikuti petunjuk/ rekomendasi pabrik untuk penggunaan zat kimia secara aman, dan gunakan alat pelindung diri untuk mencegah pemaparan zat kimia terhadap kulit dan membrane mukosa yang dapat menyebabkan luka bakar kimia. f) . Berhati-hatilah apabila mendekati daerah dimana air biasa digunakan, periksa kondisi lantai untuk mencegah terjatuh akibat lantai licin, sebaiknya ada rambu-rambu peringatan. 271

g) Pada saat mencuci instrument di dalam bak cuci, perhatikan untuk selalu menggosok dibawah permukaan air untuk mencegah terjadinya aerosol yang dapat terhirup. B. Penerimaan Barang Kotor Dan Daerah Dekontaminasi Wilayah Dekontaminasi sangat beresiko sekali akan bahaya pemaparan terhadap darah dan cairan tubuh lainnya maupun zat-zat kimia dilingkungan pusat sterillisasi. Hal tersebut dapat menyebabkan luka, penyakit dan dalam kondisi yang ekstrim menyebabkan kematian. Upaya pencegahan dapat dilakukan secara efektif dengan menggunakan alat pelindung diri (APD) seperti sarung tangan, penutup kepala, penutup kaki, gaun anti cairan, masker maupun goggle mata. Penyediaan alat pelindung diri menjadi tanggung jawab petugas pusat sterilisasi untuk melindungi dirinya dengan menggunakan alat pelindung diri secara benar. Penerimaan barang kotor harus diikuti administrasi dan pencatatan yang benar Penanganan yang salah terhadap alat-alat tajam terkontaminasi seperti pisau, jarum dan lain-lain dapat menyebabkan rusaknya permukaan kulit yang pada akhirnya dapat memungkinkan masuknya mikroorganisme pathogen ke dalam tubuh sehingga menyebabkan terjadinya penyakit. C. Penyiapan Proses Sterilisasi Pengoperasian mesin sterilisasi hanya boleh dilakukan oleh petugas terlatih yang sudah mendapatkan pelatihan tentang prinsip dasar sterilisasi dan cara menggunakan mesin sterilisasi secara benar. Dengan demikian kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja dapat diperkecil dan upaya untuk menghasilkan barang- barang steril menjadi lebih terjamin. Jenis-jenis luka yang dapat terjadi di daerah ini meliputi luka bakar pada kulit maupun membrane mukosa, akibat kelalaian pada penggunaan zat kimia maupun akibat terlalu dekatnya posisi terhadap sumber panas (sterilisasi uap atau kereta barang yang panas). Luka bakar elektris, akibat penggunaan instrument /alat listrik . luka pada mata akibat cipratan zat kimia sehingga pemakaian alat pelindung mata diperlukan. Saran tindakan aman : 1. Gunakan sarung tangan pada saat menangani kereta mesin sterilisasi atau pada saat berhubungan dengan objek lain bersuhu tinggi. 272

2. Letakkan kereta mesin sterilisasi (troly) di luar daerah lalu lalang petugas pusat sterilisasi lain untuk menghindari petugas lain menyentuh kereta yang panas ini. 3. Hati-hati pada saat menggunakan sealer panas dan pemotongan kantung sterilisasi (pouches). 4. Pengoperasian mesin sterilisasi hanya boleh digunakan oleh petugas terlatih. 5. Pengoperasian dan instalasi mesin sterilisasi etilen oksida harus dilakukan dengan memperhatikan system ventilasi dan system exhaust yang berhubungan langsung dengan udara luar ( ke luar gedung ) 6. Pada saat memindahkan barang ke dalam cabinet aerasi, petugas harus menggunakan sarung tangan dan tidak memegang barang dekat dengan tubuh atau menghisap udara di atas barang yang dipindahkan tersebut. 7. Pada saat memindahkan wadah dari mesin EO ke dalam aerator sebaiknya kereta ditarik dan tidak didorong 8. Setelah barang dimasukkan ke dalam cabinet aerasi dan siklus aerasi sudah dijalankan ,maka fase siklus tersebut tidak boleh dihentikan sampai proses aerasi telah selesai 9. Apabila ada petugas yang terpapar EO segera bawa ke ruang gawat darurat untuk evakuasi lebih lanjut D. Penanganan Zat-Zat Kimia di Unit Sterilisasi Penanganan zat-zat kimia di pusat sterilisasi sangat perlu diperhatikan mengingat banyak zat kimia yang digunakan di pusat sterilisasi bersifat toksik. Apabila penenganannya tidak dilakukan dengan baik maka dapat membahayakan baik petugas pusat sterilisasi itu sendiri maupun pasien. 1. Alcohol. Alcohol dalam bentuk etil atau isopropyl alcohol (60-90%) digunakan sebagai desinfektan menengah dengan kemampuan bakterisidal, tuberkulosidal, fungisidal dan virusidal. Tindakan pertolongan : a) Bawa korban ke ruangan dengan sirkulasi udara yang baik b) Berikan terapi suportif berupa penatalaksanaan jalan nafas, ventilasi dan oksigenasi dan penatalaksanaan sirkulasi. Tindakan pertolongan pada pemaparan mata a) Tengadahkan kepala dan miringkan ke sisi mata yang terkena cairan Alcohol 273

b) Secara perlahan bukalah kelopak mata yang terkena dan lakukan irigasi dengan sejumlah air bersih atau NaCl 0,9% perlahan selama 15-20 menit c) Jika masih belum yakin bersih, cuci kembali selama 10 menit d) Jangan biarkan korban menggosok mata e) Tutuplah mata dengan kain kassa steril lalu segera kirim/konsul ke dokter mata Tindakan pertolongan pada pemaparan kulit a) Bawa pasien segera ke keran terdekat b) Cuci segera bagian kulit yang terkena dengan air mengalir minimal 10 menit c) Jika tidak tersedia air, bersihkan bagian kulit dengan kain atau kertas secara perlahan 2. Formaldehide. Formaldehid adalah gas tidak berwarna dengan bau menyengat. Umumnya digunakan sebagai desinfektan . formalin adalah larutan yang mengandung formaldehid dan methanol dengan kadar bervariasi (biasanya antara 12-15%) Bahaya terhadap kesehatan : a) Dosis toksik, dosis letal pada manusia secara oral 0,5 – 5 g/kg BB b) Akut: 2-3 ppm, rasa gatal pada mata, 4-5 ppm lakrimasi, 10 ppm lakrimasi berat , 10-20 ppm susah bernafas, batuk terasa panas pada hidung dan tenggorokan , 50-100 ppm iritasi akut saluran pernafasan. c) Lambat : iritasi kulit d) Kronik : karsinogenik, gangguan menstruasi dan kesuburan pada wanita, percikan larutan pada mata dapat menyebabkan kerusakan berat sampai dengan menetap, kornea buram dan buta. e) Jika tertelan : menyebabkan luka korosif mukosa gastro intestinal disertai mual, muntah, perdarahan f) Jika terhirup : iritasi saluran nafas, nafas berbunyi, laringospasme g) Kontak kulit : iritasi pada kulit 274

h) Kontak mata : iritasi dan lakrimasi, pada konsentrasi pekat menyebabkan kornea buram dan buta. Tindakan pertolongan : a). Bawa korban ke ruangan dengan sirkulasi udara yang baik b). Berikan terapi suportif berupa penatalaksanaan jalan nafas, ventilasi dan oksigenasi dan penatalaksanaan sirkulasi. Tindakan pertolongan pada pemaparan mata : a). Tengadahkan kepala dan miringkan ke sisi mata yang terkena b). Secara perlahan bukalah kelopak mata yang terkena dan lakukan irigasi dengan sejumlah air bersih atau NaCl 0,9% perlahan selama 15-20 menit c). Jika masih belum yakin bersih, cuci kembali selama 10 menit d). Jangan biarkan korban menggosok mata e). Tutuplah mata dengan kain kassa steril lalu segera kirim/konsul ke dokter mata Tindakan pertolongan pada pemaparan kulit a) Bawa pasien segera ke keran terdekat b) Cuci segera bagian kulit yang terkena dengan air mengalir minimal 10 menit c) Jika tidak tersedia air, bersihkan bagian kulit dengan kain atau kertas secara perlahan d) Lepaskan pakaian, arloji dan sepatu yang terkontaminasi e) Pada saat memberikan pertolongan, gunakan alat pelindung diri seperti sarung tangan, masker, apron. f) Keringkan dengan handuk yang kering dan lembut. Tindakan pertolongan pada pemaparan gastro intestinal Pada keracunan formaldehid ringan perlu dilakukan tindakan berikut : a) Segera beri pasien air atau susu untuk diminum secepat mungkin untuk pengenceran. Untuk orang dewasa maksimal 200 cc sekali minum, untuk anak-anak maksimal 100 cc. b) Kontra indikasi untuk induksi muntah dan pemberian karbon aktif 275

c) Dalam keadaan tertentu, pemasangan pipa lambung yang lembut dan fleksibel dapat dipertimbangkan setelah pengenceran dan pemeriksaan endoskopi. 3. Etilen Oksida. Etilen oksida merupakan zat kimia yang banyak digunakan dalam proses sterilisasi kimia alat-alat kesehatan, pereaksi dalam sintesa kimia organic terutama dalam pembuatan etilen glikol,fungisida, bahan makanan dan tekstil. Bahaya utama terhadap kesehatan : a) Inhalasi : pemaparan jangka pendek : iritasi, daya penciuman menurun, tubuh, sianosis, kongesti paru-paru, kejang dan gangguan kesuburan. Pemaparan jangka panjang : potensial dapat menyebabkan kanker. b) Kontak kulit : pemaparan jangka pendek : reaksi alergi, kulit terasa panas, melepuh, frost bite (luka bakar karena suhu rendah) c) Kontak mata : pemaparan jangka pendek: terasa panas, frostbite, mata berair, pemaparan jangka panjang : dapat menimbulkan katarak d) Tertelan : pemaparan jangka pendek : terasa panas terbakar, sakit tenggorokan, mual,muntah, frostbite, diare, nyeri perut, nyeri dada, nyeri kepala, sianosis. e). Pemaparan jangka panjang : kerusakan hati, potensial karsinogen. Tindakan pertolongan : a) Bawa korban ke ruangan dengan sirkulasi udara yang baik b) Berikan terapi suportif berupa penatalaksanaan jalan nafas, ventilasi dan oksigenasi dan penatalaksanaan sirkulasi. Tindakan pertolongan pada pemaparan mata : a) Tengadahkan kepala dan miringkan ke sisi mata yang terkena b) Secara perlahan bukalah kelopak mata yang terkena dan lakukan irigasi dengan sejumlah air bersih atau NaCl 0,9% perlahan selama 15-20 menit c) Jika masih belum yakin bersih, cuci kembali selama 10 menit d) Jangan biarkan korban menggosok mata e) Tutuplah mata dengan kain kassa steril lalu segera kirim/konsul ke dokter mata 276

Tindakan pertolongan pada pemaparan kulit : a) Bawa pasien segera ke keran terdekat b) Cuci segera bagian kulit yang terkena dengan air mengalir minimal 10 menit c) Jika tidak tersedia air, bersihkan bagian kulit dengan kain atau kertas secara perlahan d) Lepaskan pakaian, arloji dan sepatu yang terkontaminasi e) Pada saat memberikan pertolongan, gunakan alat pelindung diri seperti sarung tangan, masker, apron. f) Keringkan dengan handuk yang kering dan lembut. Tindakan pertolongan pada pemaparan gastrointestinal : a) Induksi muntah tidak dilakukan ( kontra indikasi ) b) Aspirasi dan bilas lambung tidak dianjurkan c) Berikan karbon aktif dosis tunggal 1 gr/kg atau dewasa 30-100 gr dan anak-anak 15-30 gr. Cara pemberian : dicampur rata dengan perbandingan 5-10 gr karbon aktif dengan 100-200 ml air. Dewasa 10 gr tiap 20 menit, anak-anak 5 gr tiap 20 menit. 4. Lisol. Lisol merupakan nama lain dari kelompok zat kimia fenol, asam karbolat, hidroksibenzena, asam fenilat, resul, karbon kreolin, likresol. Lisol banyak digunakan sebagai desinfektan rumah tangga untuk membersihkan lantai, kamar mandi/WC dan untuk menghilangkan bau busuk. Dalam bidang kesehatan digunakan sebagai larutan desinfeksi dengan konsentrasi antara 1-2%. Bahaya utama pada kesehatan : a) Pada kulit dan mukosa ; gatal dan mati rasa pada keadaan berulang atau berat : kemerahan, gatal dan luka bakar. Kronis pada kulit : eritema, vesikel dan akhirnya dapat mengalami dermatitis kontak. b) Pemaparan pada mata : iritasi konjungtiva, kornea berwarna putih, edema palpebra dan iritis c) Pemaparan sistemik : nyeri kepala, nausea, diare, lemah, pusing, dispnea, penglihatan kabur, nyeri abdomen,muntah dan rash. Jika konsentrasi fenol > 5% dapat menyebabkan luka bakar pada mulut dan esophagus 277

d) Efek pada system kardiovaskuler : hipotensi dan syok e) Efek pada ginjal ; urin berwarna gelap karena hemoglobinuri f) Efek pada pernafasan : depresi pernafasan dan gagal nafas Tindakan pertolongan pada pemaparan mata : a) Tengadahkan kepala dan miringkan ke sisi mata yang terkena b) Secara perlahan bukalah kelopak mata yang terkena dan lakukan irigasi dengan sejumlah air bersih atau NaCl 0,9% perlahan selama 15-20 menit c) Jika masih belum yakin bersih, cuci kembali selama 10 menit d) Jangan biarkan korban menggosok mata e) Tutuplah mata dengan kain kassa steril lalu segera kirim/konsul ke dokter mata Tindakan pertolongan pada pemaparan kulit : a) Bawa pasien segera ke keran terdekat b) Cuci segera bagian kulit yang terkena dengan air mengalir minimal 10 menit c) Jika tidak tersedia air, bersihkan bagian kulit dengan kain atau kertas secara perlahan d) Lepaskan pakaian, arloji dan sepatu yang terkontaminasi e) Pada saat memberikan pertolongan, gunakan alat pelindung diri seperti sarung tangan, masker, apron. f) Keringkan dengan handuk yang kering dan lembut Tindakan pertolongan pemaparan gastrointentisnal a) Segera beri pasien air atau susu yang di minum sepatnya,untuk pengenceran pada orang dewasa maksimal 250 cc sekali minum,untuk anak 100 ml. b) Kontra indikasi untuk induksi muntah dan pemberian karbon- aktif c) 3.Dalam keadan tertentu,pemasangan pipa lambung yang lembut dan fleksibel dapat di pertimbangka setelah pengenceran dan pemeriksaan endoskopi 5. Natrium Hipoklorit. Larutan pemutih pakaian yang biasa di gunakan biasanya mengandung bahan aktif Natrium hipoklorit (NaOCI) 5-10 %.Selain digunakan sebagai pemutih juga di gunakan sebagai disinfektan.Pada 278

konsentrsi>20% zat ini bersifat korosif dan bila tertelan akan berbahaya karena jika kontak dengan asam lambung akan melepaskan asam klorat dan gas klor bebas dalam lambung yang apabila terhirup dapat menyebabkan kerusakan paru-paru Bahaya utama terhadap kesehatan : a) Inhalasi : bila terhirup,tenggorokan akan terasa sakit,iritasi saluran pernafasan,batuk,sesak dan edema paru-paru. b) Kontak kulit : terjadi pada permukaan kulit,terasa perih,iritasi local dan erupsi c) Kotak mata : pemerahan mata,korosif,perih penglihat5an jadi kabur. d) Tertelan : pada konsentrasi zat 3-5% mulut dan ternggorokan terasa terbakar,iritasi mulut dan faring,edema faring dan laring serta mual dan muntah.Pada konsentrasi lebih pekat nyeri menelan, salvias,rasa sakit parah pada tenggorokan,dada dan perut.Pemaparan jangka panjang : kerusakan hati, potensial karsinogen. Tindakan pertolongan : a) Bawa korban ke ruangan dengan sirkulasi udara yang baik b) Berikan terapi suportif berupa penatalaksanaan jalan nafas, ventilasi dan oksigenasi dengan oksigen lembab 100% dan penatalaksanaan sirkulasi. Tindakan pertolongan pada pemaparan mata : a) Tengadahkan kepala dan miringkan ke sisi mata yang terkena b) Secara perlahan bukalah kelopak mata yang terkena dan lakukan irigasi dengan sejumlah air bersih atau NaCl 0,9% perlahan selama 15-20 menit c) Jika masih belum yakin bersih, cuci kembali selama 10 menit d) Jangan biarkan korban menggosok mata e) Tutuplah mata dengan kain kassa steril lalu segera kirim/konsul ke dokter mata Tindakan pertolongan pada pemaparan kulit : a) Bawa pasien segera ke keran terdekat 279

b) Cuci segera bagian kulit yang terkena dengan air mengalir minimal 10 menit c) Jika tidak tersedia air, bersihkan bagian kulit dengan kain atau kertas secara perlahan d) Lepaskan pakaian, arloji dan sepatu yang terkontaminasi e) Pada saat memberikan pertolongan, gunakan alat pelindung diri seperti sarung tangan, masker, apron. f) Keringkan dengan handuk yang kering dan lembut. Tindakan pertolongan pemaparan gastrointentisnal : a) segera beri pasien air atau susu yang di minum sepatnya,untuk pengenceran pada orang dewasa maksimal 250 cc sekali minum,untuk anak 100 ml. b) Kontra indikasi untuk induksi muntah dan pemberian karbon- aktif c) Dalam keadan tertentu,pemasangan pipa lambung yang lembut dan fleksibel dapat di pertimbangka setelah pengenceran dan pemeriksaan endoskopi d) Pengenceran dengan demulsen seperti susu atau antacid. 280

BAB VI PENUTUP Rumah Sakit Bhakti Wira Tamtama Semarang sebagai institusi yang memberikan pelayanan kesehatan kepada Prajurit, PNS dan Keluarganya serta seluruh masyarakat memilki peran yang sangat penting dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Pada masa Pandemi Covid 19 ini rumah sakit dituntut untuk dapat memberikan pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar pelayanan. Unit Sterilisasi /Central Sterile Supply Department / CSSD pada masa Pandemi Covid 19 dalam melaksanakan fungsinya sebagai pusat sterilisasi di Rumah Sakit Bhakti Wira Tamtama yang bertujuan meningkatkan mutu pelayanan dengan cara mencegah kontaminasi silang dan menekan infeksi rumah sakit, maka salah satu program yang dilakukan Unit Sterilisasi (Central Sterile Supply Department / CSSD) adalah melakukan orientasi/ sosialisasi / pelatihan-pelatihan baik secara on line/offline, karyawan tetap maupun baru tentang program kerja CSSD, dan program pengendalian dan pencegahan infeksi nosokomial. Setelah mengikuti Diklat, diharapkan petugas mampu mengubah sikap dalam bekerja sehingga dapat melindungi dirinya, pasien, keluarga, pengunjung dan lingkungan tempat bekerja sesuai dengan prinsip kewaspadaan isolasi. Unit sterilisasi bertugas untuk memberikan pelayanan terhadap semua kebutuhan kondisi steril atau bebas dari mikroorganisme (termasuk endospora) secara tepat , cepat dan professional dengan didasari rasa saling menghormati sesuai peran dan fungsinya masing – masing untuk mencapai apa yang menjadi tujuan dan Program Kerja Rumah Sakit Bhakti Wira Tamtama Semarang. Semarang, Maret 2022 Unit CSSD Purwanto PNS III/C NIP. 197009161996031002 281

RUMKIT TK. III 04.06.02 BHAKTI WIRA TAMTAMA INSTALASI/UNIT REKAM MEDIS PERANAN UNIT REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT BAKTI WIRA TAMTAMA TA.2020-2022 282

PERANAN UNIT REKAM MEDIS DALAM PENANGAN BENCANA PANDEMI COVID-19 DI RUMAH SAKIT BHAKTI WIRATAMTAMA A. PENDAHULUAN Coronavirus (Covid-19) merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit infeksi saluran pernapasan, mulai flu biasa hingga penyakit yang serius seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Sindrom Pernapasan Akut Berat/ Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Penyakit ini terutama menyebar di antara orang-orang melalui tetesan pernapasan dari batuk dan bersin. Virus ini dapat tetap bertahan hingga tiga hari dengan plastik dan stainless steel SARS CoV-2 dapat bertahan hingga tiga hari atau dalam aerosol selama tiga jam (Kemendagri, 2020:3). Sesuai hal tersebut, coronavirus hanya bisa berpindah melalui perantara dengan media tangan, baju ataupun lainnya yang terkena tetesan batuk dan bersin. Kasusnya dimulai dengan pneumonia atau radang paru-paru misterius pada Desember 2019. Kasus infeksi pneumonia misterius ini memang banyak ditemukan di pasar hewan tersebut. Virus Corona atau COVID-19 diduga dibawa kelelawar dan hewan lain yang dimakan manusia hingga terjadi penularan. Corona virus sebetulnya tidak asing dalam dunia kesehatan hewan, tapi hanya beberapa jenis yang mampu menginfeksi manusia hingga menjadi penyakit radang paru. Kasus ini diduga berkaitan dengan pasar hewan Huanan di Wuhan yang menjual berbagai jenis daging binatang, termasuk yang tidak biasa dikonsumsi seperti ular, kelelawar, dan berbagai jenis tikus. Dengan latar belakang tersebut, Virus Corona bukan kali ini saja memuat warga dunia panik. Memiliki gejala yang sama-sama mirip Flu, Virus Corona berkembang cepat hingga mengakibatkan infeks yang lebih parah dan gagal organ. Tenaga kesehatan adalah tenaga yang mengabdi dalam bidang kesehatan di rumah sakit, dinkes, puskesmas, klinik. Tenaga kesehatan 283

terdiri dari dokter, perawat, bidan, radiologi, laboraturium, farmasi dan rekam medis. Tenaga rekam medis adalah tenaga yang menangani berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien, yang dimulai dari pembuatan rekam medis pasien, assembling, coding, indexing, dan penyimpanan, serta kemudian pembuatan laporan rekam medis rumah sakit. perekam medis mereka juga adalah pahlawan garda depan. Perekam Medis pada bagian pendaftaran disanalah kontak pertama kali dengan pasien, ditempat itu pula penyebaran virus dari pasien ke petugas sangat mungkin terjadi. Perekam Medis bagian Filing tempat dimana berkas berkas pasien disimpan sangat berisiko pula bagi petugas. Perekam medis tidak tahu mana berkas yang tertempel oleh virus atau berkas mana yang merupakan berkas RM pasien covid-19, yang mereka tahu yang mereka harus lakukan adalah menyimpannya ke dalam rak penyimpanan. Masa hidup virus pada kertaspun juga sangat lama yaitu berkisar selama 4-5 hari. 284


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook