Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore KUMPULAN NASKAH COVID-19 MASING2 UNIT

KUMPULAN NASKAH COVID-19 MASING2 UNIT

Published by Ade Rizky Tri Prasojo, 2022-09-23 08:17:12

Description: KUMPULAN NASKAH COVID-19 MASING2 UNIT

Search

Read the Text Version

infeksi saluran pernafasan.Pasien asymtomatic carier yang akan dilakukan pembedahan dapat berpotensi menularkan virus selama masa inkubasi. Di Indonesia sendiri,Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia ( PABI ) telah mengeluarkan pedoman kerja bagi seluruh anggota PABI dalam melaksanakan pelayanan bedah diantaranya pembatasan kunjungan ke poliklinik bedah,penundaan operasi seperti hernia tanpa komplikasi sistemik,tumor jinak,tumor ganas resiko rendah dan struma nodosa non toksik / tanpa terapi hormonal. Sedangkan untuk kasus kegawat daruratan atau emergency seperti pasien dengan mengalami luka dengan perdarahanyang banyak, nyeri perut yang memberat,hernia yang disertai nyeri atau tidak bisa flatus/BAB,perdarahan saluran cerna akut dan benda asing di tubuh. Jika operasi emergency dengan gejala klinis pneumonia yang jelas atau rapid test ( + ), pasien diperlakukan PDP dengan penggunaan APD level 3. B. Struktur organisasi KEPALA RUMAH SAKIT dr. MOCH ANDI SpTHT KADEP BEDAH DAN ANASTESI KA.RUANG IBS MAHMUD KATIM I KATIM II KATIM III AHMAD TOTOK S SURYADI ZAENI ANGGOTA ANGGOTA ANGGOTA ANGGOTA ANGGOTA ANGGOTA ANGGOTA ANGGOTA ANGGOTA HAKSARI HERI TRI S ARIASTI R WIRDIYAN NUR W DIAN P NIKEN A TRI SUSANTI ENDANG TI WAHYUNI ANGGOTA SUPATEMI ANGGOTA ANGGOTA ANGGOTA ANGGOTA ANGGOTA ANGGOTA ANGGOTA M HUSNI ENI PUJI A ANGGOTA RICKY JOHAN S GUNADI ADIN E 335

C. Peran Instalasi Bedah Sentral di Rumah Sakit 1. Pelayanan Bedah di Instalasi Bedah Sentral Sebagai instalasi yang melakukan pelayanan pembedahan, Instalasi Bedah Sentral melaksanakan pelayanan pembedahan elektif ( berencana ), pelayanan pembedahan emergency. a. Operasi Gawat Darurat / Cito ( emergency ) Operasi gawat darurat / cito adalah tindakan-tindakan pembedahan yang membutuhkan penanganan cepat dan tidak boleh ditunda karena bisa mengancam jiwa. Pendaftaran operasi gawat darurat dapat dilakukan setiap saat, baik jam kerja atau di luar jam kerja. b. Operasi Berencana ( Elektif ) Operasi berencana (elektif ) adalah layanan tindakan pembedahan yang dijadwalkan ke Intalasi Bedah Sentral maksimal satu hari sebelum pembedahan. Pelayanan Bedah sebagai sarana layanan terpadu untuk tindakan operatif terencana maupun darurat dan diagnostik. Instalasi Kamar Sentral Rumah Sakit Bhakti Wira Tamtama merupakan ruang operasi yang mempunyai 6 kamar operasi, ruang persiapan, dan ruang pulih sadar ( Recovery Room ) yang dapat melayani: a. Tindakan Operasi Bedah Umum b. Tindakan Operasi Bedah Orthopedi c. Tindakan Operasi Bedah Kebidanan d. Tindakan Operasi Bedah THT e. Tindakan Operasi Bedah Mata f. Tindakan Operasi Bedah Mulut g. Tindakan Operasi dengan pasien Covid-19 336

Ruang Persiapan / Pra Induksi Kamar Operasi ( 5 kamar operasi non infeksius / covid-19 dan 1 kamar operasi infeksius /covid - 19 ) Ruang pemulihan ( recovery Room ) 337

2. Pelayanan Anestesi di Instalasi Bedah Sentral Pelayanan ini berlaku seragam bagi semua pasien yang mendapat pelayanan anestesi. Semua tindakan pelayanan peri-anestesi didokumentasikan dalam rekam medis pasien dan ditandatangani oleh dokter anestesi yang bertanggunjawab dalam pelayanan anestesi tersebut. Pelayanan anestesi dapat dilakukan diluar kamar operasi dengan persiapan sesuai standar. a. Sign In Demi peningkatan keamanan pasien, sebelum pelayanan anestesi, dokter anestesi berperan dalam pelaksanaan prosedur “Sign In” yang tatacaranya dijabarkan dalam SPO. b. Pengelolaan Pre Anestesi Seorang Spesialis Anestesi bertanggungjawab untuk menilai dan menentukan status medis pasien pre anestesi, membuat rencana pengelolaan anestesi, asesmen pre anestesi dan memberi informasi ( informed consent ) anastesi kepada pasien dan keluarga. Informasi berisi tentang rencana tindakan anestesi beserta alternatifnya manfaat dan resiko dari tindakan tersebut dan dicatat dalam lembar khusus informed consent anastesi yang disertakan dalam rekam medis pasien. 338

c. Pemantauan Selama Anestesi Umum dan Regional Berlaku pada anestesi umum maupun regional dan standar pemantauan ini dapat berubah dan direvisi seperlunya sesuai dengan perkembangan teknologi dan ilmu anestesi. 1) Tenaga anestesi yang berkualifikasi tetap berada dalam wilayah kamar operasi selama tindakan anestesi umum maupun regional. 2) Selama pemberian anestesi tenaga anestesi yang bertanggung jawab secara kontinu mengevaluasi tanda-tanda vital pasien seperti oksigenasi, ventilasi, sirkulasi suhu dan perfusi jaringan yang semuanya dicatat dalam lembar rekam medis anestesi. Interval waktu pengawasan bisa setiap tiga, lima menit, atau sesuai dengan penilaian dokter penanggung jawab terhadap keadaan pasien. d. Standar Pengelolaan Selama Anestesi 1) Tenaga anestesi yang berkualifikasi ( Dokter Spesialis Anestesi dan atau penata / perawat anestesi ) tetap berada dalam wilayah kamar operasi selama tindakan anestesi umum maupun regional. 2) Bila ada bahaya langsung ( radiasi ) dan diperlukan pemantauan jarak jauh yang intermiten maka harus ada alat pelindung bagi tenaga anestesi. 3) Selama pemberian anestesi tenaga anestesi yang bertanggungjawab harus mengevaluasi tanda-tanda vital pasien e. Pengelolaan Pasca Anestesi 1) Setelah tiba di ruang pulih dilakukan serah terima pasien kepada tenaga anestesi ruang pulih sadar. Kondisi pasien harus dinilai kembali oleh tenaga anestesi yang mendampingi pasien bersama-sama dengan tenaga anestesi ruang pulih sadar. 2) Kondisi tanda vital pasien dimonitor secara kontinu atau dengan interval 35 menit atau sesuai dengan penilaian dokter penanggung jawab terhadap keadaan pasien. 3) Dokter Spesialis Anestesi bertanggung jawab atas pengeluaran pasien dari ruang pulih berdasar kriteria yang ada. 339

D. Peran Instalasi Bedah Sentral dalam penangan Covid – 19 Instalasi Bedah Sentral Rumkit TK.III Bhakti Wira Tamtama Semarang sudah memiliki kamar operasi Covid-19,dengan standart pelayanan meliputi : 1. Sistem ventilasi pada ruang operasi meliputi tekanan udara dalam ruang operasi. Ventilasi ruangan untuk mempertahankan tekanan negatif dan segel yang memadai. 2. Alur masuk dan keluar petugas sudah dibedakan dibedakan. 3. APD yang digunakan petugas di kamar operasi infeksius APD level 3. 4. Pengelolaan ruang post operasi dan alat – alat operasi dilakukan desinfeksasi dengan larutan presept / chlorine. 5. Pengelolaan instrument pasca operasi dimasukkan ke dalam container khusus dan dibawa oleh petugas dengan APD level 2. Kamar Operasi infeksius / Covid – 19 Pelayanan tindakan operasi covid – 19 340

341

E. .Kesimpulan Dari kegiatan yang sudah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa penyelenggaraan Instalasi Bedah Sentral terdiri atas : pelayanan bedah dan pelayanan anestesi ,melaksanakan keselamatan pasien mulai dari pra operasi,pre operasi, intra operasi dan pasca operasi. Dalam penanganan pandemic Covid-19 Instalasi bedah sentral sudah memberikan pelayanan sesuai standart pelayanan dengan mengikuti protokol pembedahan dan memberikan pelayanan terbaik kepada pasien sekaligus melindungi petugas medis di era pandemi COVID-19 ini. F. Penutup Demikian naskah peranan Instalasi Bedah Sentral dalam penanganan bencana pandemi covid-19 di Rumah Sakit Bhakti Wira Tamtama Tahun 2020 – 2022,untuk tahun berikutnya diharapkan Instalasi Bedah Sentral dapat memberikan pelayanan pembedahan, anestesi dan sedasi untuk memenuhi kebutuhan pasien dengan dilakukan lebih baik lagi. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak yang telah membantu penyusunan naskah peranan Instalasi Bedah Sentral dalam penanganan bencana pandemi covid-19 di Rumah Sakit Bhakti Wira Tamtama Tahun 2020 – 2022 ini kami ucapkan terima kasih. Semarang, Mei 2022 Karu Instalasi Bedah Sentral Mahmud Peltu NRP 3910597631071 342

Daftar Pustaka Ni Gusti Ayu Agung M.Y, P. A. (2020). Strategi Pembedahan di Era Pandemi COVID-19. Directory Of Open Accesss Journals, 511-514. Pedoman Pelayanan Instalasi Bedah Kamar Bedah Rumah Sakit TK III Bhakti Wira Tamtama. (2018). Semarang: POKJA PAB Rumah Sakit TK III Bhakti Wira Tamtama. 343

RUMKIT TK. III 04.06.02 BHAKTI WIRA TAMTAMA INSTALASI/UNIT GIZI PERANAN UNIT GIZI DI RUMAH SAKIT TA.2020-2022 344

PERANAN INSTALASI/UNIT GIZI DI RUMAH SAKIT DALAM PENANGANAN COVID-19 BAB I A. PENDAHULUAN Coronavirus (COVID 19) telah menyebabkan pandemi global yang berdampak pada seluruh sektor. Penyakit Coronavirus 2019 merupakan penyakit infeksi severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) yang menjadi permasalahan kesehatan dan kedaruratan bagi semua bangsa, tidak terkecuali Indonesia yang telah memasuki gelombang ketiga. Berdasarkan data dari PHEOC Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, per tanggal 8 Maret 2022 tercatat terdapat 5.564.448 kasus konfirmasi dengan penambahan 25.054 kasus, kasus sembuh 4.861.415 (87,4%), kasus meninggal 148.335 (2,7%), dan kasus aktif 554.698 (10,0%). Data tersebut menunjukkan masih tingginya kasus konfirmasi Covid 19 di Indonesia dengan persebaran yang cukup merata di semua daerah. Coronavirus ini tidak hanya menyerang perempuan saja, tetapi juga lakilaki walaupun bedanya tidak signifikan, hanya sebesar 2,8%. Sedangkan apabila dilihat dari kelompok usia, pada kelompok usia 25-34 diperoleh data kasus paling banyak diantara kelompok usia lain. Walaupun begitu, semua kelompok usia memiliki risiko dan peluang yang sama untuk terinfeksi Covid 19. Sejalan dengan Sonia (2020) dalam Nutrition to fight coronavirus mengemukakan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi kerentanan terhadap infeksi virus adalah usia, disamping genetik, daya tahan tubuh dan kesehatan secara umum. Pencegahan dan penanganan pandemi covid-19 membutuhkan upaya kesehatan yang diselenggarakan dengan berbagai pendekatan, yaitu pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pemulihan kesehatan (rehabilitative) yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan (PDGKI, 2020). Pelayanan medis di Rumah Sakit memegang kendali penting dalam penanganan covid-19. Tatalaksana pelayanan medis yang komprehensif termasuk pelayanan gizi merupakan bagian dari pelayanan medis tidak dapat dipisahkan, terlebih terkait dengan pentingnya intervensi gizi yang baik untuk mencegah dan menangani terjadinya infeksi akibat corona virus. Kegiatan promotif dan preventif 345

dalam pelayanan gizi terutama di rumah sakit meliputi pemberian informasi yang memadai mengenai gizi seimbang dan pola makan yang baik untuk meningkatkan imunitas tubuh. Sedangkan kegiatan kuratif dalam pelayanan gizi di rumah sakit dapat berupa asuhan gizi yang terstandar untuk meminimalkan dampak dari gangguan system imun dan inflamasi yang terjadi serta melalui penyediaan makanan yang tepat sesuai dengan kebutuhan dari pasien dan kualitas makanan yang baik dari penyelenggaraan makan yang dilakukan. “Svastha Harena” merupakan upaya untuk mencapai, mempertahankan dan memperbaiki kesehatan melalui makanan adalah Motto sekaligus Peranan Instalasi gizi rumah sakit Bhakti Wira Tamtama, khususnya dalam upaya pencegahan dan pengendalian covid-19. Malnutrisi memungkinkan dapat dialami oleh pasien covid ketika awal masuk ke rumah sakit maupun selama periode perawatan. Hal tersebut dikaitkan dengan peran gizi dalam system kekebalan tubuh atau imunitas individu. Sinergitas dari seluruh unit baik pelayanan maupun penunjang medis di rumah sakit sangat dibutuhkan untuk mencapai tujuan dari rumah sakit khususnya dalam pencegahan dan pengendalian covid-19. 346

BAB II B. STRUKTUR ORGANISASI DAN TUGAS POKOK 1. Struktur Organisasi a. Struktur Organisasi RS Bhakti Wira Tamtama Gambar 1 Bagan struktur Organisasi RS b. Stuktur Organisasi Unit Gizi Gambar 2 Bagan Struktur Organisasi Unit Gizi 347

2. TUGAS POKOK a. Kepala Instalasi Gizi Kepala Instalasi Gizi adalah penanggung jawab umum organisasi dalam penyelenggaraan makanan rumah sakit. Tugas dan fungsi kepala unit penyelenggaraan makanan yaitu : 1) Menyusun perencanaan penyelenggaraan makanan 2) Menyusun rencana evaluasi penyelenggaraan makanan 3) Melakukan pengawasan dan pengendalian penyelenggaraan makanan 4) Melakukan pengembangan-pengembangan dalam penyelenggaraan makanan b. Ahli Gizi Fungsi utama : Memberikan pelayanan gizi yang berorientasi pada kebutuhan dan kepuasan pasien dalam aspek promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitative untuk meningkatkan kualitas hidup. Tanggung jawab utama : 1) Melakukan skrining gizi 2) Mengidentifikasi masalah gizi pasien 3) Merencanakan intervensi gizi pasien 4) Menghitung kebutuhan gizi pasien 5) Mengimplementasikan intervensi dan terapi gizi sesuai kondisi pasien 6) Melaksanakan monitoring asuhan gizi 7) Melaksanakan evaluasi asuhan gizi 8) Mendokumentasikan asuhan gizi 9) Mengkoordinir kegiatan penelitian dan pengembangan gizi terapan Tugas pokok : 1) Merencanakan, mengembangkan, membina, mengawasi dan menilaikan penyelenggaraan makanan dengan yang tersedia berdasarkan prinsip gizi dalam usaha menunjang pelayanan Rumah Sakit terhadap pasien. 348

2) Mencapai standar kualitas penyelenggaran makanan yang tinggi, dengan menggunakan tenaga dan bahan makanan secara efisien dan efektif. 3) Merencanakan anggaran kebutuhan penyelenggaraan makanan pasien. 4) Merencanakan kebutuhan bahan makanan 5) Melakukan pemesanan bahan makanan 6) Merencanakan menu makanan biasa dan makanan khusus sesuai dengan pola menu yang ditetapkan. 7) Membuat standarisasi pelaporan untuk pengawasan dan perencanaan unit gizi. 8) Membantu melaksanakan pelaporan untuk pengawasan dan perencanaan unit Gizi 9) Membantu melaksanakan pelaporan manajemen keuangan 10)Menjaga dan mengawasi sanitasi penyelenggaraan makanan dan keselamatan pegawai 11)Melakukan pengawasan pada proses penerimaan dan penyimpanan bahan makanan 12)Melakukan pengawasan pada proses produksi dan distribusi makanan di unit gizi 13)Melakukan asuhan gizi pada pasien rawat jalan 14)Melakukan asuhan gizi pada pasien rawat inap : a) Melaksanakan pengkajian pasien (1) Melakukan anamnesa riwayat gizi pasien (asupan makan, pola makan, diit, pengetahuan gizi, dan aktifitas fisik) (2) Melakukan pengkajian data biokimia yang berkaitan dengan status gizi, status metabolic, dan gambaran fungsi organ yang berpengaruh terhadap timbulnya masalah gizi. (3) Melakukan pengukuran antropometri dengan berbagai metode/cara pengukuran sesuai kondisi pasien. (4) Melakukan pengkajian fisik/klinis untuk mentedeksi masalah gizi. (5) Melakukan pengkajian riwayat personal (obat-obatan/suplemen, riwayat penyakit, social budaya dan kondisi umum pasien) 349

(6) Melengkapi data pengkajian di formulir asuhan gizi (7) Mengkomunikasikan hasil pengkajian gizi dengan tim asuhan lain di lembar catatan medis terintegrasi. b) Mengidentifikasi masalah gizi pasien (1) Mengidentifikasi masalah gizi dari data yang terkumpul (2) Menentukan masalah gizi berdasarkan prioritas (3) Membuat diagnosa gizi c) Merencanakan intervensi gizi (1) Menetapkan tujuan intervensi (2) Membuat preskripsi diit (3) Membuat perhitungan kebutuhan gizi (4) Menentukan jenis diit (5) Membuat modifikasi diit (6) Membuat jadwal pemberian diit (7) Membuat route makan (8) Merencanakan edukasi gizi yang akan diberikan (9) Mendokumentasikan rencana asuhan gizi (10) Mengkomunikasikan hasil pengkajian gizi dengan tim asuhan lain di lembar catatan medis terintegrasi. (11) Melaksanakan interaksi dengan pasien dan keluarganya dalam rencana asuhan gizi d) Mengimplementasikan intervensi gizi (1) Memberikan diit pasien sesuai dengan rencana diit dan kebutuhan (2) Melakukan edukasi dan konseling gizi (3) Melakukan kolaborasi dengan pemberi asuhan lain (4) Mengkomunikasikan intervensi gizi dengan tim asuhan lain di lembar catatan medis terintegrasi. 350

e) Melakukan monitoring dan evaluasi (1) Memonitor pemahaman dan kepatuhan diit pasien (2) Memonitor asupan makan pasien (3) Memonitor intervensi yang diberikan sesuai dengan rencana atau preskripsi diit (4) Memonitoring status gizi pasien (5) Memonitoring hasil/respon pasien terhadap intervensi gizi yang diberikan (6) Memonitor perkembangan kondisi pasien (7) Mengkomunikasikan hasil monitoring gizi dengan tim asuhan lain di lembar catatan medis terintegrasi. (8) Melakukan penelitian dan pengembangan di bidang gizi (9) Menelaah seluruh kegiatan Instalasi Gizi termasuk perencanaan dan koordinasi pelayanan gizi (10) Memberikan bimbingan kepada mahasiswa gizi yang praktek di unit gizi c. Pramumasak Tugas pokok : 1) Melakukan penerimaan bahan makanan 2) Membersihkan dan melakukan persiapan bahan makanan yang akan diolah 3) Melakukan pencucian bahan makanan 4) Meracik dan menggiling bumbu 5) Memepersiapkan bahan makanan yang akan diolah 6) Melakukan pengolahan bahan makanan 7) Melakukan pemorsian makanan yang akan disajikan 8) Membersihkan peralatan masak dan tempat kerja Uraian tugas umum : 1) Mempersiapkan APD dan semua peralatan yang akan digunakan 2) Mempersiapkan dan mengecek jumlah bahan makanan yang akan diolah 351

3) Memprosess bahan makanan mentah : sayur, lauk, buah, bumbu, dan lain-lain menjadi makanan sesuai diit dan bentuk makanan 4) Mengecek jumlah seluruh makanan sesuai diit, bentuk makanan, dan jumlah pasien 5) Melakukan pemorsian makanan sesuai diit dan bentuk makanan 6) Mendistribusikan makanan kepada petugas pramusaji ruang rawat inap 7) Membersihkan peralatan masak 8) Membersihkan dan merapikan area kerja sebelum pergantian shift d. Pramusaji Tugas pokok : 1) Menyajikan makanan ke pasien rawat inap 2) Melakukan koordinasi dengan perawat ruangan terkait jumlah pasien dan pergantian diit. Uraian tugas umum : 1) Menyiapkan dan menata peralatan makan pasien 2) Mendistribusikan makanan dan snack untuk pasien 3) Memberikan label jenis diit pasien 4) Membersihkan dan menata peralatan makan pasien 5) Menyiapkan peralatan makan untuk shift berikutnya 6) Membersihkan dan merapikan area kerja 352

BAB III C. PERAN INSTALASI/UNIT GIZI DI RS BHAKTI WIRA TAMTAMA Pelayanan gizi merupakan salah satu bagian dari pelayanan medis yang keberadaannya sangat penting dan memiliki peran untuk mencapai pelayanan yang paripurna. Pelayanan gizi dalam rumah sakit sendiri, merupakan suatu upaya memperbaiki, meningkatkan gizi, makanan dan juga dietetic pasien untuk membantu proses recovery pasien. Pelayanan gizi rumah sakit tidak hanya terbatas pada pemberian asuhan rawat inap maupun rawat jalan saja, tetapi juga meliputi penyelenggarakan makan untuk pasien yang merupakan bentuk dari intervensi atau diet yang diberikan kepada pasien. Berlandaskan visi dan misi Rumah Sakit Bhakti Wira Tamtama yang memiliki visi menjadikan rumah sakit Bhakti Wira Tamtama andalan masyarakat penggunanya dan misi rumah sakit dengan menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara professional, ramah dan nyaman bagi komunitas TNI dan masyarakat pengguna lainnya, dalam pelayanan gizi di rumah sakit ini juga selalu berorientasi pada pasien dengan memberikan pelayanan gizi yang baik dan professional. Pelayanan gizi di RS Bhakti Wira Tamtama meliputi pemberian asuhan rawat inap, asuhan rawat jalan, konsultasi gizi, penyelenggaraan makanan dan melakukan pengembangan dan penelitian untuk mendukung terselenggaranya pelayanan gizi yang prima dan paripurna. Banyaknya permasalahan gizi di rumah sakit seperti malnutrisi membutuhkan peran utama dari ahli gizi. Status gizi kurang atau berlebih dapat berpengaruh terhadap proses penyembuhan pasien, menurunkan lama hari rawat (length of stay), menurunkan re-admis, menurunkan biaya perawatan dan menurunkan risiko terjadinya komplikasi bahkan mortalitas dan morbiditas. Oleh karena itu, proses asuhan gizi yang terstandar (PAGT) atau Nutrition Care Process (NCP) yang tepat, penyelenggaraan makanan yang sesuai standar kebutuhan gizi dan memperhatikan keamanan pangan, pemberian penyuluhan dan konseling gizi serta penyelenggaraan pengembanagan dan penelitian di bidang gizi dan dietetic diperlukan untuk meminimalkan risiko tersebut. 353

Peran ahli gizi di rumah sakit (Saputra, 2022), diantaranya : 1. Pelaku tata laksana/asuhan/pelayanan gizi klinik 2. Pengelola tata laksana/asuhan/pelayanan gizi di rumah sakit 3. Penyuluh/konsultan gizi 4. Pengelola system penyelenggaraan makanan rumah sakit 5. Berpartisipasi bersama tim kesehatan dan lintas sektoral 6. Pelaku praktik kegizian yang bekerja secara professional dan etis 7. Pelaksana penelitian gizi Pelayanan gizi untuk pasien rawat inap diberikan mulai dari pasien masuk ke rumah sakit, yaitu dilakukannya skrining pasien untuk menentukan ada atau tidaknya risiko malnutrisi ketika awal masuk rumah sakit atau risiko yang mungkin dapat terjadi selama proses perawatan. Selanjutnya, proses asuhan gizi terstandar dilakukan kepada pasien yang memiliki risiko kurang gizi. Adapun proses tersebut pertama yaitu assessment atau pengkajian gizi yang dilihat dari antropometri, biokimia, pemeriksaan fisik/klinis, anamnesis riwayat gizi, dan riwayat personal. Kedua, penentuan diagnosis gizi berdasarkan asessement yang telah dilakukan dan kaitannya dengan kemungkinan penyebab (etiologi). Ketiga, memberikan intervensi gizi berupa preskripsi diet yang di dalamnya mengandung informasi perhitungan kebutuhan gizi, jenis diet, modifikasi diet, jadwal pemberian diet dan rute pemberian makanan yang akan diberikan. Keempat adalah monitoring dan evaluasi gizi. Dalam hal pelayanan gizi pasien rawat inap, koordinasi dan komunikasi yang baik dengan professional pemberi asuhan (PPA) terkait seperti dokter, perawat, farmasi dan lainnya sangat dibutuhkan. 354

Gambar 4 Pengkajian Gizi Gambar 3 Edukasi Gizi Pelayanan gizi rawat jalan juga diselenggarakan di rumah sakit sebagai upaya untuk membantu pasien yang memilki permasalahan gizi maupun individu atau kelompok yang ingin mendapatkan informasi mengenai gizi dan pola makan yang baik. Sama halnya dengan pelayanan pasien rawat inap, pada pasien rawat jalan juga akan dilakukan pengkajian gizi untuk mementukan diagnosis dan intervensi yang akan dilakukan serta monitoring dan evaluasi. Bentuk dari asuhan gizi rawat jalan ini berupa penyuluhan maupun konseling gizi. Berkaitan dengan penyuluhan, Instalasi Gizi Rumah Sakit Bhakti Wira Tamtama juga melakukan penyuluhan di masyarakat sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat sekitar dengan harapan dapat meningkatkan pengetahuan gizi dan memberikan solusi atas permasalahan kesehatan khususnya gizi yang ada di masyarakat. Selain itu, Instalasi Gizi bersama dengan tim kesehatan lainnya juga ikut berpartisipasi dalam upaya pembinaan fisik prajurit Kodam IV/Diponegoro melalui pemberian edukasi gizi dan pengukuran status gizi serta komposisi tubuh. 355

Gambar 5 konseling gizi Gambar 6 Penyuluhan Gizi Masyarakat Disamping asuhan gizi klinis, proses yang tidak kalah penting dalam pelayanan gizi di rumah sakit Bhakti Wira Tamtama adalah penyelenggaraan makanan. Melalui penyelenggaraan makanan yang baik diharapkan dapat menyediakan makanan yang berkualitas sesuai kebutuhan gizi pasien, aman dikonsumsi, dan dapat diterima oleh konsumen atau pasien sehingga pasien dapat mencapai status gizi yang optimal. Penyelenggaraan makanan RS merupakan 356

sebuah rangkaian kegiatan mulai dari perencanaan menu, perencanaan kebutuhan bahan makanan, perencanaan anggaran belanja, pengadaan bahan makanan, penerimaan dan penyimpanan, pengolahan bahan makanan, distribusi dan pencatatan, pelaporan serta evaluasi (PGRS, 2013). Bentuk penyelenggaran makanan di Rumah Sakit Bhakti Wira Tamtama adalah swakelola. Gambar 7 Alur Penyelenggaraan Makanan RS Peran Instalasi gizi untuk kemajuan Rumah Sakit Bhakti Wira Tamtama lainnya adalah dengan selalu melakukan pengembangan, baik dari pengembangan kualitas sumber daya manusianya maupun pengembangan menu makanan yang diberikan kepada pasien. Pengembangan sumber daya manusia khususnya ahli gizi juga didukung dari peran ahli gizi dalam memberikan pendidikan melalui bimbingan lapangan kepada mahasiswa praktek. Secara tidak langsung, bimbingan yang diberikan kepada mahasiswa memacu ahli gizi untuk terus melakukan update ilmu gizi, berinovasi dan terus mengikuti perkembangan dari segala hal seperti teknologi. Gambar 8 Bimbingan mahasiswa praktek 357

Gambar 9. Pengembangan Menu Serangkaian pelayanan gizi yang diberikan diharapkan mampu memberikan kepuasan kepada pasien dan mencapai tujuan dan visi dari rumah sakit untuk memberikan pelayanan yang prima dan paripurna sehingga mampu menjadi rumah sakit andalan. 358

BAB IV D. PERAN INSTALASI GIZI PADA PENANGANAN COVID-19 Pandemic Covid-19 telah menyebabkan permasalahan kesehatan dan berdampak di berbagai sector. Pandemic ini juga memberikan pengaruh terhadap perubahan tatanan kehidupan manusia. Keseluruhan rencana strategis kesiapan dan penanggulangan untuk Covid-19 bertujuan untuk mengendalikan Covid-19 dengann cara menekan transmisi virus dan mencegah penyakit serta kematian terkait (WHO, 2020). Dalam konferensi Internasional kesehatan “Role of nutrition amid the Covid-19 pandemic” disampaikan bahwa faktor yang mempengaruhi transmisi penyakit adalah Agen (agent), penjamu (Host), dan lingkungan (Environment). Salah satu faktor predisposisi infeksi Covid-19 adalah gizi (Nutrition). Status gizi berperan penting dalam pengendalian Covid-19. Peran profesi gizi, dikutip dari European federation of The Associations of Dietitians (2020) dalam kegiatan Gizi untuk Bangsa IX FKM UI, selain sebagai garda terdepan dalam perawatan akut, juga berperan besar dalam peningkatan keterampilan serta pelatihan ahli gizi bagian penyakit non-kritis untuk membantu dalam mengelola peningkatan jumlah pasien sakit kritis. Di lain sisi, membantu kelompok rentan melalui program edukasi makanan dan perilaku makan, mengidentifikasi kejadian isolasi social dan membantu otoritas lokal dengan pasokan makanan. Profesi gizi juga berperan dalam menyebarkan pesan kesehatan masyarakat dan berkolaborasi dengan organisasi lain untuk meningkatkan kesadaran tentang masalah kesehatan masyarakat mulai dari menjaga pola makan yang sehat dan berolahraga yang cukup. Virus corona menyebabkan gangguan system imun dan inflamasi. Pasien yang memiliki status gizi kurang atau malnutrisi memiliki risiko yang lebih besar untuk mengalami perburukan kondisi, memperlama penyembuhan bahkan bisa meningkatkan risiko kematian. Oleh karena itu, diperlukan asuhan terpadu yang komprehensif untuk meminimalkan risiko tersebut. Pemenuhan kebutuhan zat gizi baik makronutrien mupun mikro nutrient juga dibutuhkan untuk mendukung asuhan gizi yang diberikan. Kegiatan asuhan gizi pasien Covid-19 di RS Bhakti Wira Tamtama dilakukan sesuai dengan proses asuhan gizi terstandar (PAGT) dengan metode ADIME (Assessment/ pengkajian gizi, diagnose gizi, intervensi, monitoring dan evaluasi). 359

Ahli Gizi melakukan proses tersebut tanpa kontak langsung dengan pasien, melainkan dengan cara berkolaborasi, koordinasi dengan perawat, dokter atau professional pemberi asuhan lainnya dan dengan menggunakan data sekunder catatan perkembangan pasien terintegrasi. APD yang digunakan ketika berada di nurse station adalah masker, faceshield, dan baju APD. Penggunaan APD sesuai area merupakan suatu bentuk perubahan yang terjadi selama pandemic Covid-19. Dalam pelaksanaan pelayanan gizi, ahli gizi tetap mengutamakan keselamatan dan keamanan. Pandemic Covid-19 menyebabkan beberapa perubahan dalam penyelenggaraan makan rumah sakit. Pertama, kebutuhan gizi yang berbeda antara pasien biasa dengan pasein yang terinfeksi covid-19. Handayani (2020) menjelaskan bahwa ada hubungan antara gizi dan penyakit infeksi, yaitu : (1) Efek gizi (makanan) terhadap system imun, (2) Efek makanan dan timbulnya penyakit infeksi, (3) Malnutrisi dan penyakit infeksi, (4) Gizi pada pasien dengan immune deficiency, (5) kelebihan gizi/obesitas dan infeksi. Berkaitan dengan hal tersebut, pemenuhan kebutuhan gizi menjadi bagian penting perawatan pada pasien infeksi yang tidak dapat diabaikan. Zat gizi makro maupun mikro memilki manfaat spesifik yang berperan untuk mencegah perburukan kondisi akibat infeksi dan dapat memberikan manfaat untuk daya tahan tubuh . Instalasi gizi rumah sakit sebagai penyelenggara makanan untuk pasien Covid-19 dituntut untuk melakukan modifikasi dan penyesuaian terhadap makanan yang akan diberikan. Selama pandemic Covid-19, Instalasi gizi Rumah Sakit Bhakti Wira Tamtama menyediakan makanan dalam jumlah besar sesuai dengan perkembangan jumlah covid-19. Pada bulan Desember 2020, instalasi gizi melayani sebanyak 1.516 paseien covid-19 dan ini merupakan jumlah terbanyak yang dilayani selama tahun tersebut. Sedangkan pada januari 2021, Instalasi gizi melayani 1.699 pasien Covid-19 dan jumlah tersebut menurun pada bulan berikutnya. Akan tetapi pada bulan Juni dan Juli, makanan yang disediakan oleh Instalasi gizi rumah sakit Bhakti Wira Tamtama meningkat sekitar 79,0% sejalan dengan puncak kasus Covid-19 di Indonesia yang memasuki gelombang kedua dan dikarenakan pada bulan juni hingga agustus, Rumah Sakit Bhakti Wira Tamtama juga melayani dan memberikan dukungan makanan untuk pasien Covid19 di Rumah Sakit darurat Covid-19 yang berlokasi di Meteseh. 360

Pandemi covid-19 gelombang kedua memberikan dampak terhadap pelayanan gizi di Rumah Sakit Bhakti Wira Tamtama, dikarenakan petugas gizi banyak yang terpapar covid-19 dan salah satu petugas ada yang dirawat di ruang isolasi covid. Hal ini menyebabkan penyelenggaraan makan tidak berjalan secara maksimal. Oleh karena itu, untuk mengatasi hal tersebut, dilakukan penambahan jam kerja petugas gizi yang semula 7 jam/hari menjadi 10-11 jam/hari dan meminta dukungan tambahan tenaga sejumlah 2 orang dari Kesdam selama kurang lebih 2 minggu. Gambar 10 Diagram Jumlah hari rawat pasien Covid yang dilayani Unit Gizi tahun 2020 Gambar 11 Diagram Jumlah hari rawat pasien Covid yang dilayani Unit Gizi tahun 2021 Pemenuhan kebutuhan energy, zat gizi makro, zat gizi mikro dan cairan pada pasien Covid-19 mempertimbangkan status gizi, risiko malnutrisi, respon asupan, hasil pengkajian gizi yang meliputi hasil laboratorium, kondisi fisik klinis, dan penyakit penyerta yang diderita pasien. Pada pasien Covid-19 risiko terjadinya 361

malnutrisi akan lebih besar, oleh karena aitu dibutuhkan intake energy yang adekuat. Konsumsi energy akan meningkat karena beberapa faktor seperti peningkatan suhu tubuh, peningkatan kerja otot-otot pernapasan serta ventilasi mekanik. (PDGKI, 2020). Pasien dengan kondisi stabil total kebutuhan kalorinya adalah 30-35 kkal/kg BB Ideal/ hari ditambah dengan faktor koreksi lain, contohnya demam. Total kebutuhan energy juga akan berbeda pada pasien dengan kondisi critical ill, status gizi berlebih (obesitas) maupun dengan komorbid. Sedangkan karbohidrat yang direkomendasikan pada kasus infeksi adalah 50-60% dari total kebutuhan energy. Rekomendasi protein sekitar 15-25%dari total energy dengan pemilihan protein yang memiliki nilai biologis yang tinggi dan BCAA (Handayani, 2020). Rekomendasi lemak 25-30% dari total energy dengan pemilihan sumber lemak esensial terutama yang mengandung MUFA. Selanjutnya untuk vitamin dan mineral yang direkomendasikan yaitu vitamin A, vitamin C, vitamin E, natrium, kalsium dan zink. Menu makanan yang diberikan kepada pasien Covid-19 berbeda dengan pasein pada umumnya. Pada pasien covid-19, untuk meningkatkan imunitas dan perlawanan terhadap infeksi, makanan yang diberikan mengandung tinggi protein dan vitamin terutama vitamin A, vitamin C dan vitamin E. Implementasinya diwujudkan melalui pemberian porsi protein hewani 2x lebih banyak dalam setiap makan dan pemberian bauh-buahan 2x lebih banyak. Gambar9 Menu makan utama pasien Covid Gambar 13 Makanan selingan pasien Covid Selanjutnya, tidak hanya kuantitas yang menjadi perhatian, namun secara kualitas juga harus diperhatikan, terlebih kepada pasien Covid-19. Dalam system penyelenggaraan makanan yang dilakukan utamanya mengedepankan keamanan 362

pangan baik dari bahan makanan, pengolahan makanan sampai makanan diberikan kepada pasien. Keamanan pangan ditujukan untuk mencegah adanya cemaran baik cemaran fisik, biologis maupun kimia yang dapat membahayakan kesehatan manusia serta mampu menjaga pangan tetap aman, higienis dan bermutu. Setiap makanan yang disajikan harus aman untuk dikonsumsi, apalagi untuk pasien Covid yang sangat rentan untuk terjadinya infeksi yang berulang. Makanan dan minuman yang diberikan kepada pasien Covid-19 menggunakan makanan yang sekali pakai (disposable). Apabila ada peralatan makanan yang tidak disposable maka akan dilakukan disinfeksi. Dalam hal pendistribusian makanan, makanan hanya akan diantar sampai nurse station. Selanjutnya akan disampaikan ke pasien oleh perawat atau TBO. Pemberian makan utama dan selingan dilakukan bersamaan untuk meminimalkan kontak dengan pasien. Sampah sisa makanan dan alat makan pasien covid-19 langsung dibuang ke tempat sampah infeksius. Ketepatan pemberian diet dan keamanan makanan merupakan aspek yang sangat penting dan harus diperhatikan. Gambar 10 . Distribusi makan selingan Gambar 15 Distribusi makan utama 363

Gambar 11 Distribusi makanan ke pasien Pemberian diet pasien Covid-19 didasarkan pada preskripsi awal dari dokter dan kemudian dilakukan penetapan diet kembali oleh ahli gizi berdasarkan pengkajian gizi dan diagnosa gizi serta mempertimbangkan keadaan dan penyakit penyerta. Berikut di bawah ini diagram distribusi diet pasien covid-19 per bulan selama tahun 2020 dan 2021. Gambar 17. Rekap diet pasien Covid Th. 2020-2021 364

Berdasarkan rekap data diet pasien Covid-19 menunjukkan bahwa preskripsi diet terbanyak berupa diet biasa (gizi seimbang) berbentuk nasi yaitu sebesar 72%. Sedangkan diet khusus yang paling banyak diberikan adalah diet diabetes mellitus (DM) dan diet rendah garam (RG) yaitu sebesar 996 prekripsi dan 205 preskripsi. Selain itu, diet khusus yang dipreskripsikan adalah diet rendah lemak, sonde, bubur sum-sum dan bubur halus. Pemberian diet yang tepat dapat membantu pasien dalam proses perawatan dan pemulihan Gambar 18. Diagram proporsi diet pasien Covid-19 Th. 2020-2021 Peran instalasi gizi selama pandemic covid-19 tidak hanya memberikan pelayanan untuk pasien Covid-19 saja, namun juga pemenuhan kecukupan gizi untuk petugas jaga ruang covid. Pemenuhan kecukupan gizi diberikan berdasarkan angka kecukupan gizi yang telah disesuaikan dengan faktor aktivitas dan faktor stress yang tinggi. Makanan yang diberikan bertujuan untuk menjaga status gizi dan daya tahan tubuh petugas agar tetap baik. Implementasi dari perhitunga tersebut diwujudkan dengan pemberian makan utama 3x sehari dan makan selingan 2x sehari. Makanan selingan yang diberikan tinggi kalori dan tinggi protein, serta memiliki kandungan vitamin dan mineral yang baik untuk membantu menjaga daya tahan tubuh. Makanan selingan sumber protein yang diberikan berupa susu UHT, sari kacang hijau dan buah sebagai sumber vitamin dan mineral serta sumber karbohidat yang berupa roti maupun kue. Peran instalasi gizi dalam penanganan dan pengendalian covid-19 sangat besar melalui pelayanan asuhan gizi klinis pasien dan penyelenggaraan makan yang memiliki output berupa makanan yang bergizi, bermutu dan aman. 365

BAB V E. PENUTUP 1. KESIMPULAN a. Pelayanan gizi merupakan salah satu bagian dari pelayanan medis yang keberadaannya sangat penting dan memiliki peran untuk mencapai pelayanan paripurna. b. Unit Gizi berperan dalam pemberian asuhan rawat inap, rawat jalan dan penyelenggaraan makanan untuk pasien yang merupakan bentuk dari intervensi atau diet yang diberikan kepada pasien. c. Pandemi Covid-19 menyebabkan beberapa perubahan dalam pemberian asuhan gizi klinis dan penyelenggaraan makan dan membutuhkan peran dari Instalasi Gizi Rumah Sakit Bhakti Wira Tamtama, diantaranya : 1) Proses asuhan gizi terstandar dilakukan untuk pasien rawat inap dan rawat jalan, namun secara terbatas dengan memperhatikan faktor keamanan untuk meminimalkan risiko penularan covid-19. 2) Pemenuhan kebutuhan gizi yang berbeda untuk pasien yang terinfeksi covid-19 yang diimplementasikan dalam menu makanan utama dan selingan. 3) Penyediaan makanan secara kuantitas dalam jumlah besar sesuai dengan perkembangan kasus covid-19. 4) Pengawasan yang lebih ketat untuk ketepatan diet dan keamanan pangan makanan yang disediakan dari cemaran fisik, kimia maupun biologis. 5) Peralatan makan pasien Covid-19 menggunakan alat makan sekali pakai (disposable). 6) Pendistribusian makanan hanya akan diantar sampai nurse station dan pemberian makan utama dan selingan dilakukan bersamaan untuk meminimalkan kontak dengan pasien. 366

7) Pemenuhan kecukupan gizi untuk petugas jaga ruang covid melalui pemberikan makan utama dan selingan yang bertujuan untuk menjaga status gizi dan daya tahan tubuh. 2. SARAN a. Meningkatkan komunikasi dan koordinasi yang baik dengan perawat dan petugas pembagi makan ruang covid untuk meminimalkan misscomunication dalam penentuan jumlah makanan yang harus disediakan dan ketepatan diet pasein Covid-19. b. Rumah Sakit dapat memfasilitasi Ahli Gizi untuk memberikan asuhan gizi dan pemberian edukasi untuk pasien Covid 19 melalui intercom sehingga kegiatan pengkajian gizi lebih tepat dan akurat, serta kegiatan edukasi dan monitoring dapat dilakukan. Semarang, Maret 2022 Kainstaljangwat Tuti Andiyani, S.I.P Kapten Ckm NRP 575011 367

DAFTAR PUSTAKA Budiman, Dicky. 2020. Role of Nutrition Amid the Covid-19 Pandemic. Makalah dalam seminar gizi. Jakarta : 16 November : PERSAGI FKM UI. 2020. Gizi untuk Bangsa IX : Penanganan Masalah Gizi di Era Pandemi. (https://www.fkm.ui.ac.id/gizi-untuk-bangsa-ix-penanganan-masalah-gizi-diera-pandemi/, diakses 18 Maret 2022) Handayani, Dian. 2020. Asuhan Gizi pada Penyakit Infeksi. Makalah dalam seminar gizi. Jakarta, 16 November : PERSAGI Kementerian Kesehatan. 2013. Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit. Jakarta : Kementerian Kesehatan PDGKI. 2020. Panduan Praktis Penatalaksanaan Nutrisi Covid-19. Jakarta : PDGKI PHEOC Kemenkes RI. 2022. Covid 19 #Update 08 Maret 2022. (https://infeksiemerging.kemkes.go.id/dashboard/covid-19, diakses 08 Maret 2022) Rosdiana, Ana. 2020. Implementasi Pelayanan Gizi pada Pasien Covid-19 dan Petugas yang Bertugas di RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso. Makalah dalam seminar gizi. Jakarta, 16 November : PERSAGI Saputra, Andanu B. 2022. Peran Ahli Gizi Rumah Sakit. (https://id.scribd.com/document/225507612/Peran-Ahli-Gizi-Rumah-Sakit, diakses 08 Maret 2022) Sonia, Steffi. 2020. Nutrition to Fight Coronavirus. Makalah dalam seminar gizi. Jakarta : 16 November : PERSAGI WHO. 2020. Transmisi SARS–CoV-2 : Implikasi terhadap Kewaspadaan Pencegahan Infeksi. Pernyataan Keilmuan 368

RUMKIT TK. III 04.06.02 BHAKTI WIRA TAMTAMA INSTALASI/UNIT LAUNDRY PERANAN UNIT LAUNDRY DI RUMAH SAKIT TA.2020-2022 369

PERANAN UNIT LAUNDRY DI RUMAH SAKIT DALAM PENANGANAN COVID-19 BAB I PENDAHULUAN 1. Umum Rumkit Tk. III 04.06.02 Bhakti Wira Tamtama adalah salah satu rumah sakit jajaran Kesdam IV/Diponegoro yang berkedudukan di jalan dr. Sutomo Semarang yang mempunyai tugas pokok menyelenggarakan dukungan kesehatan dan pelayanan kesehatan bagi prajurit, PNS dan keluarganya serta masyakat umum di wilayah kota Semarang. Dalam melaksanakan kegiatan pelayanan kesehatan terhadap pasien yang berobat jalan dan pasien yang di rawat di ruang perawatan Rumah sakit mempunyai beberapa unit penunjang dalam rangka mendukung operasional Rumah sakit, salah satu diantaranya adalah unit instaljangwat yang membawahi unit laoundry, unit gizi dan unit pemulasaran jenasah. Di masa pandemi covid 19 yang sudah berjalan hampir dua tahun yaitu dari tahun 2020 sampai tahun 2022 saat ini, salah satu unit penunjang di instaljangwat sangat berperan dalam mendukung terselenggaranya penyiapan dan pengelolaan linen untuk pelayanan terhadap pasien dan petugas di rumah sakit yaitu UNIT LOUNDRY . Pada kesempatan yang baik ini perlu kami informasikan tentang tugas dan tanggung jawab unit laundry dalam mendukung operasional rumah sakit.. 2. Maksud dan Tujuan a. Maksud Memberikan gambaran tentang tugas dan tanggung jawab unit laundry rumah sakit. b. Tujuan . Sebagai pedoman unit laundry dalam pelaksanaan tugas pelayanan penunjang perawatan di rumah sakit. 370

3. Ruang Lingkup dan tata urut. Ruang lingkup dan tata urut pelaksanaan kegiatan di unit laundry sebagai berikut : a. Bab I Pendahuluan b. Bab II Struktur organisasi unit laundry c. Bab III Peran unit laundry rumah sakit d. Bab IV Peran unit laundry dalam penanganan covid – 19 e. Bab V Penutup 4. Dasar Surat Keputusan Kepala Rumah Sakit Tk. III 04.06.02 Bhakti WIra Tamtama Nomor : Kep/14/X/2018 tentang kebijakan pencegahan dan pengendalian infeksi Rumah Sakit Bhakti Wira Tamtama Semarang. a. Standar Prosedur Operasional Unit Laundry Nomor : SPO / 292 / XII / 2020 tanggal 31 Desember 2020 tentang Pencucian linen infeksius. b. Standar Prosedur Operasional Unit Laundry Nomor : SPO / 293 / XII / 2020 tanggal 31 Desember 2020 tentang Pencucian linen non infeksius. c. Standar Prosedur Operasional Unit Laundry Nomor : SPO / 353 / XII / 2021 tanggal 31 Desember 2021 tentang pencucian linen infeksius dengan menggunakan mesin Washer Image He 60 Electrical Heating. d. Standar Prosedur Operasional Unit Laundry Nomor : SPO / 354 / XII / 2021 tanggal 31 Desember 2021 tentang pengeringan linen infeksius dan non infeksius dengan menggunakan mesin Image He 60 Electrical Heating 371

BAB II ORGANISASI, TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB UNIT LAUNDRY 1. Organisasi Unit Laundry a. Struktur organisasi KA /WAKA RUMKIT KA INSTALJANGWAT OPERATOR/ ADMIN KARU L AUNDRY PETU GAS PETUGAS PETUGAS PETUGAS PETUGAS INFEKSIUS/ PENGERINGAN / DISTRIBUSI PEMELIHARAAN PEPrNENIMGBE LOLA NON INFEKSIUS PENYETERIKAAN ANGAN LINEN LINEN b. Susunan Organisasi : : Karumkit Tk. III 04.06.02 BWT 1) Kalagiat : Ka Instaljangwat 2) Pengendali : Karu Laundry : 1) Petugas Pengelola Penimbangan 3) Penanggung Jawab 2) Petugas Infeksius/Non Infeksius 3) Petugas pengeringan/Penyetrikaan 4) Pelaksana 4) Petugas Distribusi Linen 5) Petugas Pemeliharaan Linen 6) Operator/Admin 372

2. Tugas dan tanggungjawab c. Karu Laundry mempunyai tugas dan tanggung jawab : 1) Membuat perencanaan kebutuhan linen dan chemical untuk periode 1 tahun 2) Melaksanakan kegiatan pengawasan pencucian mulai dari pengambilan linen kotor dari rawat inap dan penimbangan, pemilahan hingga pencucian. 3) Membuat pencatatan administrasi pengiriman linen bersih ke ruangan rawat inap dan rawat jalan dan unit IBS/CSSD. 4) Merencanakan kebutuhan dan membuat pengajuan BHP loundry (chemical loundry, plastic pengemas linen dan kebutuhan ATK) 5) Melaporkan kegiatan di unit laundry kepada Ka Instal jangwat 6) Membuat jadwal jaga petugas laundry tiap bulan. 7) Mengkoordinir anggota laundry d. Petugas pengelola /penimbangan linen mempunyai tugas dan tanggungjawab. 1) Mengambil linen kotor infeksius dan non infeksius dari ruangan rawat inap untuk dibawa ke unit loundry. 2) Melakukan penimbangan dan pencatatan linen infeksius dan non infeksius yang akan di cuci. 3) Membawa linen infeksius dan non infeksius ke ruang linen kotor e. Petugas pencucian linen infeksius dan non infeksius. 1) Memilah linen infeksius untuk dilakukan pencucian dengan mesin cuci rumah sakit sesuai dengan prosedur pencucian. 2) Petugas menyetel program mesin cuci untuk melaksanakan pencucian linen sesuai jenis kain linen 373

f. Petugas pengeringan / penyeterikaan linen. 1) Memindahkan linen yang sudah dicuci dan dimasukkan ke mesin pengering yang sudah diprogram dengan waktu tertentu sesuai jenis linen . 2) Melakukan penyeterikaan linen yang sudah dikeringkan baik berupa sprai, slup bantal, selimut, linen IBS maupun baju pasien dan baju petugas 3) Melaksanakan pelipatan linen. g. Petugas pemeliharaan linen 1) Memilah linen bersih yang masih layak pakai dah linen yang tidak layak pakai serta linen yang perlu perbaikan . 2) Mengemas linen bersih ke dalam plastik untuk menajaga kebersihan linen 3) Mengontrol hasil linen yang sudah dicuci h. Petugas pendistribusian linen. 1) Melaksanakan pengecekan jumlah linen yg akan didistribusikan sesuai data ruang rawat inap 2) Melaksanakan pencatatan linen yang akan didistribusikan 3) Menyiapkan troly laundry untuk mendistribusikan linen 4) Mengantar linen ke ruang rawat inap sesuai jumlah dari masing –masing ruangan 5) Menyerahkan linen bersih kepada petugas jaga ruangan 374

BAB III PERANAN UNIT LAUNDRY DI RUMAH SAKIT 1. Umum Unit Laundry Rumah Sakit adalah salah satu unit penunjang perawatan di bawah unit instaljangwat mempunyai peran yang tidak kalah pentingnya dengan unit penunjang yang lain. Unit laundry Rumah sakit mempunyai tugas pokok menyelenggarakan ketersediaan dan kesiapan penunjang keperawatan dalam mendukung operasional Rumah sakit di bidang pelayanan kesehatan bagi pasien dan petugas/tenaga kesehatan yaitu berupa penyiapan linen untuk memenuhi kebutuhan ruang perawatan bagi pasien rawat inap dan diruang IBS serta petugas/tenaga kesehatan di Rumah sakit . 2. Peran Unit laundry Unit laundry dirumah sakit mempunyai peran membantu rumah sakit antara lain : a. Membantu penyiapan linen bersih rumah sakit b. Membantu mencegah terjadinya penularan infeksi melalui linen c. Memberikan rasa nyaman bagi pasien yang dirawat di rumah sakit d. Membantu penyiapan linen untuk kebutuhan unit IBS e. Mendukung kebutuhan baju petugas kesehatan Rumah sakit 3. Jenis Linen rumah sakit Linen adalah adalah bahan atau kain yang di gunakan untuk kebutuhan Rumah Sakit dalam memenuhi kebutuhan pelayanan terhadap pasien unit rawat inap , unit IBS , unit rawat jalan, CSSD dan IGD Ada beberapa jenis linen Rumah sakit sesuai peruntukannya terdiri dari a. Linen unit rawat Inap : 1) Sprei 2) Slup bantal 3) Selimut 4) Stik laken 375

5) Perlak 6) Gorden penyekat ruangan 7) Baju pasien b. Linen unit rawat jalan: 1) Baju gown perawat 2) Baju gown dokter c. Linen unit IBS dan CSSD 1) Jas operasi 2) Duk besar 3) Duk sedang 4) Duk kecil 5) Duk lubang besar 6) Duk lubang sedang 7) Duk lubang kecil 8) Baju perawat 9) Baju dokter d. Linen unit IGD : 1) Sprei 2) Slup bantal 3) Selimut 4) Stik laken 5) Perlak 6) Gorden penyekat ruangan 7) Gown perawat/ dokter 376

4. Chemical laundry Dalam pelaksanaan kegiatan pencucian linen agar bersih dpenyiapan laundry aga terbebas dari kuman, bakteri , virus , jamur dan lain-lain maka diperlukan bahan pembersih linen yaitu chemical laundry. Rumah sakit Tk. III 04.06.02 Bhakti Wira Tamtama menggunakan chemical laundry yang terdiri dari 5 macam chemical laundry yang terdiri dari : a. Liquit Detergen yaitu zat kimia Surfaktan Anionic 55 %, Surfaktan Nonionic 4 % yang berfungsi membersihkan noda ringan dan berat pada linen. b. Detergen Boster yatit zat kimia Sodium Hidroxide 50 %, Dexyl Glucoside 5 % yang berfungsi sebagai penghilang noda berat pada kain. c. Oxigen Bleach yaitu zat kimia Hydrogen Peroside 75 % berfungsi sebagi cairan pemutih untuk menghilangkan darah dan fises. d. Softener dan Pewangi yaitu zat kimia Surfactant Cationic 65% berfungai sebagai pelembut dan pewangi linen. e. Penetral/ Sour yaitu zat kimia Sodium Metabisulphite 35 % berfungsi menetralkan sisa-sisa chemical pada linen sehingga tidak menyebabkan iritasi pada kulit. 5. APD adalah Alat pelindung diri yang digunakan agar petugas laundry dapat bekerja dengan tenang dan aman agar dapat melindungi dari resiko kecelakaan kerja dan resiko penularan penyakit. Adapun APD yang digunakan terdiri dari : a. Masker b. Penutup Kepala c. Pakaian Khusus ( Apron ) d. Sarung Tangan Latexs e. Handskun f. Celemek g. Sepatu Bood 377

6. Kegiatan di unit laundry Unit Laundry membuat perencanaan kebutuhan linen dan chemical laundry yang diajukan oleh Ka Instal jangwat untuk rencana satu tahun. Kegiatan yang di laksanakan di unit laundry antara lain : a. Bagi petugas yang dinas pagi/siang : 1) Melaksanakan pengambilan linen kotor dari ruang rawat inap selanjutnya di bawa ke unit loundry ,selanjutnya linen ditimbangdan di bawake tempat linen kotor untuk dipilah sesuai jenis linen. 2) Linen Kotor dimasukan kedalam mesin cuci dengan jumlah linen sesuai dengan kapasitas Mesin cuci yaitu 25 – 27 kg 3) Setelah Linen masuk tutup mesin cuci selanjutnya , mesin dihidupkan untuk melaksanakan proses mencuci,mesin cuci bekerja otomatis setelah program pencucian sesuai jenis linen dihidupkan dengan urutan sbb: a) Mesin hidup mengalirkan air untuk membasahi linen kotor setelah lebih kurang 5 menitmesin membuang air kotor kemudian mesin mengalirkan air panas untuk mencuci linenyang sudah basah kurang lebih 5 menit. b) Mesin mengeluarkan chemical untuk mencuci linen kotor sesuai takaran yang sudah di program sesuai jenis linen lebih kurang 15 menit. c) Mesin membilas linen yang dicuci dengan air bersih 3 kali. d) Setelah lebih kurang 45 menit proses pencucian berlangsung akan terdengar bunyi sirine dari mesin yang mengisyaratkan proses pencucian sudah selesai. e) Petugas membuka mesin cuci selanjutnya memindahkan linen yang sudah bersih ke mesin pengering , sambil memindahkan linen petugas juga meneliti hasil cucian sudah bersih atau belum, apabila cucian masih ada noda dan belum bersih maka akan dilaksanakan pencucian ulang. f) Linen yang sudah dimasukan kedalam mesin pengering selanjutnya dilaksanakan proses pengeringan dengan menghidupkan mesin dan 378

memprogram mesin pengering waktu pengeringan sesuai jenis linen. g) Proses pengeringan selesai, petugas mengambil linen dari mesin pengering selanjutnya dilaksanakan penyetrikaan linen, pelipatan dan memilah linen dan mengemas linen sesuai ruangan. h) Linen yang sudah dikemas selanjutnya di siapkan di troly linen bersih untuk diantar ke ruangan dan dicatat oleh petugas. i) Melaksanakan pengecekan kondisi linen di Ruang Rawat Inap , Ruang IBS, dan Ruang CSSD. j) Menginfentarisir jumlah linen rumah sakit. k) Merencanakn kebututuhan linen setiap tahun sesuai dengan kebutuhan. l) Merencanakn kebutuhan B3 untuk keperluan satu tahun melalui RKA. m) Mengajukan kebutuhan B3 setiap bulan . n) Melaksanakn pemilahan linen yang sudah tidak layak pakai. o) Melaksanakan evaluasi pelaksanaan kegiatan di unit laundry tiap minggu. p) Membuat jadwal jaga petugas unit loundry. q) Melaksanakan Pengawasan kinerja anggota loundry. 7. Sarana dan prasarana Adapun sarana dan prasarana yang di gunakan di unit laundry antara lain a. 1 Unit mesin cuci kapasitas 29 Kg b. 2 Unit mesin pengering kapasitas 29 Kg c. 2 Trolly linen kotor dan 2 troliy linen kotor d. Almari penyimpanan linen bersih e. Tempat meja setrika f. Meja Administrasi g. Buku pencatatan keluar masuk linen. 379

BAB IV PERANAN UNIT LAUNDRY DALAM MENANGANI COVID – 19 1. Diera pandemi seperti ini pelayanan unit laundry rumah sakit menjadi bagian penting untuk mencegah terjadinya penyebaran mikro organisme ( bakteri, virus, jamur ) di lingkungan rumah sakit terutama linen yang digunakan di rumah sakit. Untuk itu unit laundry melakukan pengelolaan linen sesuai dengan standar PPI dan SPO unit laundry guna mencegah terjadinya resiko penularan penyakit termasuk salah satunya virus covid- 19 mengingat cara penularan virus ini dapat menyebar dari mulut atau hidung orang yang terinveksi melalui partikel cairan kecil ketika orang tersebut batuk, bersin, berbicara dan bernafas. 2. Alur pencucian linen infeksius Unit Laundry berperan penting dalam pencegahan penyebaran covid – 19 dimasa pandemi yaitu dengan menjalankan system tata kelola pencucian linen infeksius yang di gunakan oleh pasien yang terpapar covid – 19 maupun petugas di ruang isolasi covid – 19 dengan benar sesuai SPO pencucian linen infeksius dengan alur sebagai berikut : a. Petugas dengan APD lengkap mengambil linen infeksius di ruang isolasi selanjutnya dibawa ke ruang laundry untuk ditimbang dan selanjutnya diproses diruang linen kotor untuk selanutnya diproses di mesin cuci infeksius b. Setelah proses pencucian selesai linen dikeringkan dimesin pengering dengan waktu tertentu . c. Linen kering selanjutnya dilakukan proses penyetrikaan dan pengemasan d. Linen yang sudah dikemas siap di distribusikan kembali ke ruang isolasi Seluruh linen dan perlengkapan yang terlkait pasien covid – 19 maupun baju petugas Ruang isolasi di berlakukan sebagai linen infeksius, mesin cuci yang digunakan di Rumah Sakit saat ini sudah di program dalam proses pencuciannya dengan chemical yang di lengkapi disinfektan sehingga diharapkan dapat membantu menghilangkan virus dan bakteri yang menempel pada linen 380

3. Keterbatasan Personel Personel/petugas unit laundry saat pandemic hanya 5 orang Selama pandemi covid – 19 setiap hari (pagi dan sore) petugas laundry dengan APD lengkap mengambil linen kotor di ruang isolasi untuk di bawa ke ruang laundry dengan jumlah linen yang sangat banyak karena pasien pada saat itu mencapai 100 orang lebih sehingga sehari bisa mencuci sampai dengan 175 Kg. Dengan jumlah personil unit laundry yang terbatas ( 5 orang ) maka karu unit laundry berusaha membagi petugas yang jaga dalam 1 hari dua orang sehingga dalam satu hari ada dua shif jadwalnya (pagi dan siang) Apabila ada yang sakit atau berhalau laundry lapor kepada kainstal jangwat untuk penambahan personel sementara, dan Kainstal minta bantuan petugas jenasah untuk ikut membantu apaila sedang tidak ada jenasah 4. Sarana dan prasarana ruang isolasi yang di cuci unit laundry . Petugas unit laundry melayani pencucian linen yang berasal dari ruang isolasi covid - 19 setiap pagi dan siang, adapun linen yang diambil dan di cuci adalah linen yang digunakan pasien OTG, pasien terconfirmasi, ibu hamil maupun bayi sehingga perlengkapan yang digunakan bermacam – macam sebagai berikut : 1. Sarung Bantal 2. Sprai 3. Selimut 4. Baju Pasien 5. Baju Perawat 6. Stik laken 7. Perlak Selain linen unit laundry Juga menyiapkan bantal untuk pasien mengingat TT sebelumnya hanya 20 TT dengan adanya lonjakan pasien, akhirnya mendadak unit laundry mengaukan kebutuhan bantal untuk pasien covid Juga penambahan seprei dan baju pasien hingga lebih dari 50 pcs. 381

5. APD (Alat Pelindung Diri) petugas Unit Laundry . Zonasi Penggunaan APD berdasarkan resiko covid – 19 adalah zona orange dengan resiko tinggi. Pada masa pandemi saat melaksanakan pengambilan linen di ruang isolasi dan dalam proses pencucian linen infeksius maka petugas laundry wajib menggunakan APD lengkap untuk melindungi diri dari virus covid 19 yaitu menggunakan , APD level 3 yang terdiri : 1. Masker 2. Sepatu Bood 3. Sarung Tangan Lateks 4. Baju apron 5. Tutup kepala. Proses pencucian dilakukan sesuai prosedur infeksius yang sudah lazim kita lakukan dengan menggunakan chemical yang aman, tetapi dalam pelaksanaan pencucian di perlukan tingkat kewaspadaan yang baik sesuai prosedur. Linen infeksius dari ruang isolasi dimasukkan ke dalam plastic kuning dan sebaiknya pencucian segera dilakukan kurang dari 24 jam VISI DAN MISI UNIT LAUNDRY RUMKIT TK. III BWT VISI 1. Menjadikan pusat pengelolaan laundry secara sentral dan konsisten di RS. BWT. 2. Menghasilkan pncucian linen rapi, bersih dan wangi. MISI 1. Mengedepankan kualitas dan hasil yang maksimal. 2. Mengutamakan ketepatan waktu. 382

BAB V PENUTUP 1. KESIMPULAN Unit laundry sudah dapat melaksanakan giat pelayanan penunjang keperawatan rumah sakit sesuai dengan SPO dan berjalan dengan lancar. antara lain : a. Pengambilan linen kotor dari ruangan rawat inap, penimbangan, pemilahan dan pencucian b. Pendistribusian linen bersih ke ruangan rawat inap dan rawat jalan. Pencucian di unit laundry sudah sesuai dengan standar PPI baik petugas menggunakan APD lengkap , chemical yang digunakan sudah sesuai dengan standar mesin cuci rumah sakit yang ada. 2. SARAN a. Mohon dukungan I unit mesin cuci non infeksius karna saat ini rumah sakit masih menggunakan 1 unit mesin cuci. b. Perbaikan saluran IPAL untuk limbah cucian unit laundry agar sesuai dengan standar PPI. 3 Demikian peran unit laundry dimasa pandemic covid 19 tahun 2020 sampai saat ini yang sudah dapat dilalui meskipun dengan personel yang terbatas sebagai tugas dan tanggung jawab unit laundry dalam mendukung penyelenggaraan penunjang perawatan bagii pelayanan pasien dan petugas di rumah sakit Tk. III 04.06.02 Bhakti Wira Tamtama. Semoga apa yang elah dilakukan oleh unit laundry kedepan menjadi lebih baik lagi demi kemauan rumah sakit . Semarang, Maret 2022 Kainstaljangwat Tuti Andiyani, S.I.P Kapten Ckm NRP 575011 383

SARANA DAN PRASARANA UNIT LAUNDRY LEMARI LINEN BERSIH 384


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook